DAFTAR ISI
Kata pengantar ............................................................................................................... Daftar Isi ........................................................................................................................
Judul Makalah
i ii
Hal
Literasi Kimia untuk Mendukung Penerapan Kurikulum Sekolah Menengah dalam Pembelajaran Kimia. Muhamad A. Martoprawiro
1 - 24
Intergrasi Nilai- nilai Islam dalam Pembelajaran Sains. Yusny Saby
25 - 33
Penerapan Metode Eksperimen Titrasi Asam Basa Berbasis Kontekstual Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 7 Banda Aceh. Adlim, Latifah Hanum, dan Anugrah Didin Mustofa
34 – 45
Pengembangan Media Interaktif Berbasis Microsoft Excel Pada Materi Elektrolisis. Ibnu Khaldun, Rusman, dan Rara Gustiana
46 – 53
Pemberian Ekstrak Lidah Buaya (Alo Vera. L) Untuk Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Hiperglikemik. Safrida, Abdullah, Mustafa Sabri, dan Irdalisa Perancangan Media Chemopoly Game Pada Materi Koloid. Sri Adelila Sari, M. Hasan dan Farah Meutia
54 – 57
Analisis Hasil Ujian Nasional Mata Pelajaran Kimia Berdasarkan Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar Di Kabupaten Pidie. M. Nasir
64 – 80
Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Saintifik Pada Materi Hukum-Hukum Dasar Kimia Di Sma Kotamadia Banda Aceh. Zarlaida Fitri, Ade Ismayani, dan Candra Rahmat Sanjaya
81 – 101
Hubungan Antara Kemampuan Memori Siswa Dengan Hasil Belajar Pada Materi Senyawa Hidrokarbon (Studi Kasus Di Kelas X-3 MAN Model Banda Aceh Tahun Ajaran 2013-2014). Asmaul Istiqomah, Rusman, dan Muhammad Nazar
102 – 107
Penerapan Media Powerpoint Berbasis Joyful Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Hidrolisis Garam Kelas Xi Sman 2 Banda Aceh. Erlidawati, Sri Adelila Sari, dan Syarifah Asyura
108 – 113
Isolasi Dan Identifikasi Kadar Kafein Beberapa Varietas Kopi Arabika (Coffea Arabica) Yang Tumbuh Di Aceh Tengah. Muhammad Nazar dan Anugrah Didin Mustofa
115 – 119
Pengembangan LKS Berbasis Inkuiri Materi Laju Reaksi Pada Siswa Sman 10 Fajar Harapan Dan Bimbel Alumni Aceh. Habibati dan Tikarahayu Putri Pengembangan Media Simulasi Laboratorium Virtual Pada Materi High Performance Liquid Cromatogrphy (HPLC). Ade Ismayani
120 – 131
ii
58 – 63
132 – 134
Pengembangan Media Audio Visual Tentang Karakteristik Dan Klasifikasi Koloid Sebagai Media Pembelajaran Mandiri Bagi Siswa SMA/MA Kelas XI Semester 2. Anjar Purba Asmara, Heru Pratomo Al, dan Suwardi
135 - 142
Pengaruh Diameter Pipa Dan Perbandingan Panjang Pipa Yang Tercelup Di Dalam Fluida Pada Sifon Menggunakan Single Fluid Volume Element (SFVE). Nurhayati, S. Viridi, F. P. Zen, F. D. E. Latief, Novitrian dan W. Hi dayat
143 - 152
Penerapan Model Pembelajaran Quantum Tipe VAK (Visual Audiotory Kinesthetic) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Xi Ia4 Sma Negeri 8 Banda Aceh Pada Materi Hidrolisis Garam. Sitti Hasnidar
153- 162
Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Microsoft Excel Pada Materi Titrasi Asam Basa Untuk Meningkatkan Ketrampilan Proses Siswa Sman 2 Banda Aceh. Nilawati, Ibnu Khaldun, dan M. Hasan
163 - 171
Penerapan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Microsoft Excel Pada Materi Titrasi Asam Basa Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMAN 2 Banda Aceh. Nurhafidhah, Ibnu Khaldun, dan Marlina
172- 180
Pemahaman Konseptual Dan Algoritmik Siswa Kelas XII-IPA Akselerasi Dengan Kelas XII-IPA Reguler Di SMAN Modal Bangsa Aceh Besar Pada Materi Stoikiometri Tahun Pelajaran 2013/2014. Rahmad Rizki Fazli, Sri Adelila Sari, dan Rusman
181- 184
Analisis Butir Soal Ujian Tengah Semester Mata Pelajaran Kimia Di Kelas XI Sma Negeri 2 Banda Aceh. Mellya Ernita, M. Nasir Mara, dan Zarlaida Fitri
185 - 192
Penerapan Metode Mind Mapping Berbasis Media Mindjet Mindmanager Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Hidrolisis Garam Di SMA Negeri 4 Kota Banda Aceh. Annisa Istiqamah, Sri Adelila Sari, dan Muhammad Nazar
193 - 198
iii
ANALISIS BUTIR SOALUJIAN TENGAH SEMESTER MATA PELAJARAN KIMIA DI KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDA ACEH Mellya Ernita, M. Nasir Mara, Zarlaida Fitri, Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh 23111
ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai analisis butir soal UTS Kimia secara kualitatif dan kuantitatif di SMAN 2 Banda Aceh yang bertujuan untuk memperoleh butir soal yang bermutu. Metode yang digunakan adalah deskriptif. Analisis soal secara kualitatif dilakukan sebelum soal diberikan, yaitu dilakukan oleh dua validator yang mencakup tiga aspek, yakni: materi, konstruk, dan bahasa. Sedangkan analisis soal secara kuantitatif mencakup 5 aspek, yaitu : validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda dan fungsi pengecoh. Butir soal yang telah valid diberikan pada UTS kelas XI IPA 5, sedangkan soal yang tidak valid diberikan di kelas XI IPA 6 untuk mengetahui perbedaan hasil analisis secara kuantitatif dari kedua kelas. Hasil analisis secara kualitatif menunjukkan terdapat beberapa soal yang harus diperbaiki dari segi materi, konstruk, dan bahasa. Hasil analisis butir soal secara kuantitatif terhadap soal tanpa validasi diperoleh 16,66% soal bermutu baik, dengan rincian sebagai berikut: (a) Terdapat 43,33% soal valid, (b) Koefisien reliabilitas tes sebesar 0,73, memiliki reliabilitas yang tinggi, (c) Tingkat kesukaran soal dengan kriteria sukar, sedang, dan terlalu mudah berturut-turut adalah 53,33%, 36,67%, dan 10,00%, (d) Persentase soal berdaya beda baik yaitu sebesar 60,00%, dan (e) Terdapat 68,33% pengecoh yang berfungsi. Sedangkan hasil pada kelas XI IPA 5 diperoleh soal bermutu baik sebesar 23,33%, dengan rincian sebagai berikut: (a) Terdapat 36,66% soal valid, (b) Koefisien reliabilitas tes 0,63, cukup reliabel, (c) Tingkat kesukaran soal dengan kriteria sukar, sedang, dan terlalu mudah berturut-turut adalah 40,00%, 46,67%, dan 13,33%, (d) Persentase soal berdaya beda baik yaitu sebesar 63,33%, dan (e) Terdapat 65,00% pengecoh yang berfungsi. Analisis nilai UTS menunjukkan tidak terdapat perbedaan nilai yang signifikan antara kedua kelas. Hasil uji t (uji kesamaan dua rata-rata) diperoleh kesimpulan terima H0 tolak Ha, yaitu tidak terdapat perbedaan nilai hasil UTS yang signifikan pada kedua kelas. Kata kunci: analisis butir soal, validitas soal
PENDAHULUAN Proses belajar mengajar pada dasarnya adalah suatu interaksi yang terjadi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Guru sebagai tenaga pendidik dituntut untuk memiliki kompetensi dalam bidangnya. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen dinyatakan bahwa “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Menurut Sukardi (2008:1), “Evaluasi hasil belajar merupakan salah satu proses yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, keberhasilan suatu proses pembelajaran dinilai melalui evaluasi. Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi, di mana suatu tujuan telah dapat dicapai”. Sebuah tes dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur bila memenuhi persyaratan tes sehingga perlu dilakukan analisis butir soal secara kualitatif dan kuantitatif. Menurut Arikunto (2009:206-207), “Analisis butir soal antara lain bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek. Dengan analisis soal dapat diperoleh informasi tentang kelayakan sebuah soal dan “petunjuk” untuk mengadakan perbaikan”. Selanjutnya Wahidmurni dkk. (2010:117) mengatakan, “Ada dua cara yang dapat digunakan untuk penelaahan butir soal yaitu penelaahan soal secara kualitatif dan kuantitatif”.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kimia dan Sains Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Unsyiah 2014
185
Wahidmurni dkk. (2010:120-121) mengatakan, “Aspek yang diperhatikan di dalam penelaahan secara kualitatif adalah setiap soal ditelaah dari segi materi, konstruksi, bahasa/budaya, dan kunci jawaban/pedoman penskoran”. Selanjutnya Nurkancana (1981:122) mengatakan “Baik buruknya suatu tes atau evaluasi dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda”. Berdasarkan pengamatan selama melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL), soal tes yang diberikan pada Ujian Tengah Semester (UTS) di SMA Negeri 2 Banda Aceh tidak dilakukan analisis baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Berdasarkan data dokumentasi sekolah, banyak siswa yang tidak lulus Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) bidang studi kimia yaitu 75, termasuk pada kelas XI IPA 5 dan XI IPA 6. Hal ini bisa disebabkan karena butir soal yang diberikan pada UTS tidak memenuhi standar yang diakibatkan karena tidak ada kesesuaian antara soal yang diberikan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui hasil analisis butir soal secara kualitatif dan kuantitatif terhadap soal UTS Kimiadanpengaruhnyaterhadapnilai UTS siswa.
METODE PENELITIAN 1. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakankelas XI IPA 5dan XI IPA 6di SMA Negeri 2 Banda Acehpada semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014. Sampel adalah seluruhsiswakelas XI IPA 5 dan XI IPA 6 SMA Negeri 2 Banda Aceh dengan jumlah siswa tiap kelas yaitu 24 orang. Analisis butir soal secara kualitatif adalah soal objektif bentuk pilihan ganda yang terdiri dari 30 butir soal, sedangkan pada analisis butir soal secara kuantitatif menggunakan lembar jawaban siswa setelah mengikuti UTS. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Butir soal yang diambil merupakan soal yang menyangkut materi pelajaran kimia kelas XI semester genap yang telah dipelajari siswa sebelum UTS genap diberikan yaitu SK 4 yang meliputi KD 4.1, 4.2, 4.3, dan 4.4 yaitu mencakup materi teori asam basa, perhitungan pH larutan, stoikiometri larutan, titrasi asam dan basa, indikator asam dan basa, dan larutan penyangga. Sedangkan lembar jawaban yang diambil 2. Teknik Pengumpulan Data a. Analisis Butir Soal Secara Kualitatif Data berupa soal tes objektif bentuk pilihan ganda yang telah disusun oleh peneliti bersama guru mata pelajaran kimia di SMA Negeri 2 Banda Aceh yang bersumber dari beberapa buku Kimia SMA kelas XI, UN kimia dan SMNPTN kimia sebanyak 30 butir dianalisis secara kualitatif oleh tim ahli terhadap isi/materi, konstruk, dan bahasa/budaya yang terkandung dalam butir soal tersebut menggunakan teknik panel. Pengumpulan data analisis butir soal secara kualitatif diperoleh dari hasil telaah setiap butir soal oleh validator terhadap ketiga aspek tersebut melalui angket. Butir soal disusun sesuai dengan silabus dan penyebaran soal sesuai dengan SK dan KD. b. Analisis Butir Soal Secara Kuantitatif Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara diberikan soal tes objektif bentuk soal pilihan ganda sebanyak 30 butir. Soal yang diberikan berbeda pada kedua kelas, pada kelas XI IPA 6 diberikan soal sebelum dianalisis dan diperbaiki sedangkan di kelas XI IPA 5 diberikan soal setelah dianalisis dan diperbaiki. Data yang dikumpulkan berupa lembar jawaban siswa kelas XI IPA 5 dan XI IPA 6 SMA Negeri 2 Banda Aceh pada UTS semester genap yang berasal dari data dokumentasi sekolah. Selanjutnya dilihat apakah terdapat pengaruh penggunaan soal tersebut terhadap nilai yang diperoleh siswa di kedua kelas. c. Analisis Nilai Hasil UTS Kimia Soal ujian yang diberikan pada UTS Kimia di kelas XI IPA 5 merupakan soal yang telah dianalisis oleh validator dan diperbaiki, sedangkan soal yang diberikan di kelas XI IPA 6 merupakan soal tanpa validasi dan perbaikan, hal ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan kedua jenis soal tersebut. Pengumpulan data berupa nilai UTS Kimia setiap siswa pada masing-masing kelas diperoleh setelah siswa mengikuti UTS, yaitu berasal Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kimia dan Sains Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Unsyiah 2014
186
dari lembar jawaban siswa yang nantinya diolah untuk mengetahui apakah nilai tersebut memenuhi nilai KKM kimia yaitu 75 dan untuk mengetahui apakah nilai yang diperoleh siswa dari kedua kelas tersebut memiliki kesamaan varian dan kesamaan rata-rata. 3. Teknik Analisis Data a. Analisis Butir Soal Secara Kualitatif Data hasil penelaahan butir soal secara kualitatif oleh tim ahli dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
di mana: P = persentase F = frekuensi skor N = jumlah skor keseluruhan.
b. Analisis Butir Soal Secara Kuantitatif 1). Validitas Validitas yang dihitung pada penelitian ini adalah validitas item dari setiap butir soaldengan menggunakan teknik korelasi point biserial seperti yang dikemukakan oleh Sudijono (2005:185), yaitu sebagai berikut:
di mana: rpbi = koefisien korelasi point biserial. Mp = skor rata-rata hitung yang dimiliki oleh testee, yang telah dijawab dengan betul. Mt = skor rata-rata dari skor total. SDt = deviasi standar dari skor total. p = proporsi testee yang menjawab betul item yang sedang diuji validitas itemnya. q = proporsi testee yang menjawab salah item yang sedang diuji validitas itemnya.
Untuk pemberian interpretasi terhadap rpbi digunakan db sebesar (N-nr) yaitu jumlah butir soal dikurangi nr (2). Derajat kebebasan (hasil yang diperoleh) lalu dikonsultasikan kepada tabel nilai “r” product moment, pada taraf signifikan 5% dan taraf signifikan 1% (Sudijono, 2005:190). 2). Reliabilitas Untuk menghitung reliabilitas suatu tes dalam penelitian ini digunakan pendekatan single tessingle trial dengan formula Kuder-Richardson dengan rumus KR20 yaitu sebagai berikut:
di mana: r11 n 1 St2 pi qi piqi
= koefisien reliabilitas tes = banyaknya butir soal = bilangan konstan = varian total = proporsi testee yang menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan = proporsi testee yang menjawab dengan salah butir item yang bersangkutan = jumlah dari hasil perkalian antara pi dan qi
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kimia dan Sains Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Unsyiah 2014
187
Penafsiran reliabilitas dapat dilakukan dengan menghitung harga r11 yang diperoleh dengan r tabel. Interpretasi nilai reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.1. Koefisien Korelasi 0,91 – 1,00 0,71 – 0,90 0,41 – 0,70 0,21 – 0,40 Negatif – 0,20
Tabel 1. Interpretasi Reliabilitas Kualifikasi Sangat tinggi Tinggi Cukup Sedang Sangat rendah (Sumber: Arikunto, 2009:60).
3). Tingkat Kesukaran Untuk mengetahui tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan rumus Dubois, seperti yang dikemukakan oleh Sudijono (2005:372) yaitu sebagai berikut:
di mana: P = angka indeks kesukaran item Np = banyaknya siswa yang dapat menjawab betul butir soal yang bersangkutan Tabel 2. Interpretasi Indeks Kesukaran Item Besarnya P Interpretasi Kurang dari 0,30 Terlalu sukar 0,30 – 0,70 Cukup (sedang) Lebih dari 0,70 Terlalu mudah (Sumber: Sudijono, 2005:372).
4). Daya Beda Daya beda setiap item tes dapat diketahui dengan menghitung besar kecilnya angka indeks diskriminasi item dengan menggunakan rumus di bawah ini.
di mana: D = angka indeks diskriminasi item PH = proporsi testee kelompok atas yang dapat menjawab betul item butir item.
Tabel 3. Interpretasi Daya Beda Item Banyanya angka indeks Diskriminasi Item (D) Kurang dari 0,20 0,20 – 0,40 0,40 – 0,70 0,70 – 1,00 Bertanda negatif
Klasifikasi
Interpretasi
Jelek
Butir item yang bersangkutan daya pembedanya lemah sekali (jelek) Sedang Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang cukup (sedang) Baik Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik Sangat Baik Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik sekali Butir item yang bersangkutan daya pembedanya negatif (jelek sekali) (Sumber: Sudijono, 2005:389)
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kimia dan Sains Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Unsyiah 2014
188
5). Fungsi Pengecoh Untuk mengetahui apakah pengecoh telah dapat menjalankan tugasnya maka setiap jumlah jawaban yang dipilih oleh siswa baik kelompok atas maupun kelompok bawah dari setiap butir soal dibagikan dengan jumlah testee dan dikalikan 100% dengan menggunakan rumus berikut.
di mana: P = pilihan (option) jawaban (a,b,c,d dan e) dari setiap butir soal. A = jumlah testee yang memilih option jawaban (a,b,c,d dan e) N = jumlah testee
Distraktor dinyatakan telah dapat menjalankan fungsinya dengan baik apabila distraktor tersebut sekurang-kurangnya telah dipilih oleh 5% dari seluruh peserta tes (Sudijono, 2005:411). c. Analisis Nilai Hasil UTS Kimia Nilai hasil UTS setiap siswa dari kedua kelas dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai :
di mana: P = jumlah skor f = jumlah soal yang dijawab benar N = jumlah soal keseluruhan Selanjutnya untuk mengetahui apakah nilai hasil UTS siswa tersebut di kedua kelas mempunyai kesamaan dua rata-rata atau tidak , maka dilakukan uji t tidak berkorelasi dan uji homogenitas.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1.
Hasil Analisis Butir Soal secara Kualitatif Dari 30 butir soal pilihan ganda yang dianalisis secara kualitatif oleh kedua validator, diperoleh hasil terdapat 22 soal yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan butir soal pilihan ganda yang baik dan benar baik pada aspek materi, konstruk, dan bahasa. Kesalahan yang terdapat pada aspek materi berjumlah 15 soal, kesalahan yang terjadi yaitu soal yang telah disusun tidak sesuai dengan indikator dikarenakan penggunaan kata-kata pada rumusan indikator tidak menggunakan kalimat operasional. Kesalahan pada aspek konstruk berjumlah 6 soal, yaitu tabel dan grafik yang digunakan kurang jelas dan membingungkan, sedangkan pada segi bahasa berjumlah 3 soal, yaitu bahasa yang digunakan tidak komunikatif yang disebabkan penggunaan tanda baca yang tidak tepat dan terdapat pernyataan negatif ganda sehingga membingungkan siswa dalam menjawab soal. Soal-soal yang tidak sesuai dengan aspek yang ditelaah selanjutnya diperbaiki hingga hasil analisis diperoleh 100% kemudian digunakan pada UTS pada kelas XI IPA 5,sedangkan soal tanpa perbaikan digunakan di kelas XI IPA 6 untuk mengetahui perbandingan hasil analisis butir soal secara kuantitatif pada kedua kelas tersebut dan perbandingan nilai hasil UTS siswa. 2.
Hasil Analisis Butir Soal Secara Kuantitatif Berdasarkan hasil analisis butir soal secara kuantitatif pada kedua kelas yaitu kelas yang menggunakan soal tanpa validasi dan soal setelah divalidasi oleh validator dan diperbaiki, diperoleh
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kimia dan Sains Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Unsyiah 2014
189
hasil yang berbeda pada kelima aspek, yaitu seperti terdapat pada tabel rekapitulasi hasil analisis butir soal secara kualitatif dan kuantitatif berikut. Tabel 4. Rekaputilasi Perbandingan Hasil Analisis Soal Secara Kualitatif No
Aspek Analisis Kuantitatif
1 2 3 4 5
Validitas Reliabilitas Tingkat Kesukaran Daya Beda Fungsi Pengecoh
Persentase Soal Sebelum Divalidasi
Persentase Soal Setelah Divalidasi
36,67 0,625 46,67 60,00 65,00
46,33 0,726 53,33 63,33 68,33
Berdasarkan data tabel di atas, diketahui bahwa terjadi peningkatan persentase soal setelah butir soal tersebut divalidasi dan diperbaiki dengan soal tanpa validasi dan perbaikan. Dari hasil analisis butir soal secara kuantitatif pada kelima aspek tersebut, diperoleh butir soal-soal yang bermutu baik yaitu soal yang tergolong valid, memiliki daya beda yang baik, bertingkat kesukaran sedang dan pengecoh yang berfungsi dengan baik dan soal-soal yang bermutu rendah dari kedua kelas yaitu seperti terdapat pada Tabel 5 berikut. Tabel 5. Rekapitulasi Pernyataan Butir Soal Hasil Analisis Butir Soal secara Kualitatif dan Kuantitatif Kelas XI IPA 6 Kelas XI IPA 5 No Pernyataan Butir Soal Jumlah Jumlah Soal Persentase Persentase Soal 1 Butir Soal Diterima (Baik) 5 16,66 7 23,33 Butir Soal Ditolak (Tidak 2 25 83,33 23 67,77 Baik)
Dari data Tabel 5, diketahui bahwa hanya terdapat sedikit butir soal yang baik atau diterima pada kedua kelas, hal ini disebabkan karena baik tidaknya suatu butir soal dipengaruhi oleh validitas soal, tingkat kesukaran soal, daya beda soal dan fungsi pengecoh serta reliabilitas tes. Tabel 6 memuat persentase penyebab butir soal ditolak atau gugur dari kelima aspek tersebut.
No 1 2 3 4
Tabel 6. Rekapitulasi Persentase Penyebab Butir Soal Ditolak XI IPA 6 XI IPA 5 Kriteria Jumlah Jumlah Soal Persentase Persentase Soal Validitas Butir Soal 19 63,33 17 56,67 Tingkat Kesukaran 16 53,33 14 46,67 Daya Beda Soal 12 40,00 11 36,67 Fungsi Pengecoh 42 35,00 38 31,66
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa validitas butir soal merupakan faktor yang paling besar yang menyebabkan soal tes pada kedua kelas tersebut gugur, diikuti oleh tingkat kesukaran soal, daya beda soal dan fungsi pengecoh. Dari hasil analisis butir soal secara kuantitatif pada kedua kelas, diketahui bahwa hanya terdapat sedikit peningkatan persentase hasil analisis butir soal secara kuantitatif pada kelima aspek terhadap soal yang telah dianalisis secara kualitatif oleh validator dan diperbaiki dibandingkan soal tanpa analisis kualitatif sebelumnya, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat peningkatan mutu soal yang signifikan antara soal tes yang telah dianalisis secara kualitatif dengan yang tidak dilakukan analisis secara kualitatif.Menurut Amalia (2012:11), “Butir soal yang tidak valid sebaiknya diperbaiki dengan cara meningkatkan penguasaan teknis tentang penyusunan butir-butir soal. Soal dapat menjadi valid karena telah mencakup materi yang telah mewakili sasaran ukurnya”.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kimia dan Sains Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Unsyiah 2014
190
3.
AnalisisHasil UTS Siswa Berdasarkan hasil UTS yang diikuti oleh siswa pada kedua kelas yang menggunakan soal sebelum dan sesudah dianalisis secara kualitatif oleh validator, rekaputilasinilaiUTSKimiasiswadi kelas XI IPA 6 dan XI IPA 5 yaitu sebagai berikut. Tabel 7. RekaputilasiNilaiHasil UTS Siswa di Kelas XI IPA 6 dan XI IPA 5 Kelas XI IPA 6 Kelas XI IPA 5 Nilai Rata-rata Persentase Ketuntasan Nilai Rata-rata Persentase Ketuntasan 42,08 0,00 42,58 4,17
Hanya terdapat 1 (4,17% ) siswa yang lulus KKM di kelas XI IPA 5 dan tidak ada siswa yang lulus KKM di kelas XI IPA 6. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai hasil UTS yang menggunakan soal yang telah dianalisis secara kualitatif oleh validator dan diperbaiki dengan soal tanpa analisis dan perbaikan. Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaran soal pada kedua kelas menunjukkan banyak terdapat soal bertaraf sukar dan hanya sedikit soal yang berkategori mudah, hal ini menjadi salah satu penyebab rendahnya nilai hasil UTS siswa karena tingkat kesukaran soal yang terdapat pada tes tersebut tidak proporsional. Menurut Sudjana (2009:136), sebaiknya sebuah paket soal yang diberikan kepada siswa memiliki keseimbangan antara sukar : sedang : mudah dengan perbandingan 3 : 4: 3 atau 2 : 5 : 3. Berdasarkan pendapat tersebut, diketahui hanya proporsi soal dengan tingkat kesukaran sedang pada kelas XI IPA 5 yang memenuhi ketentuan yaitu terdapat 16 soal bertaraf kesukaran sedang, sedangkan yang lainnya tidak sesuai dengan ketentuan, sedangkan soal dengan tingkat kesukaran terlalu sukar lebih banyak dari pada soal bertingkat kesukaran mudah pada kedua kelas. Banyaknya soal dengan tingkat kesukaran terlalu sukar dari kedua jenis soal tersebut dapat disebabkan karena siswa kurang memahami materi yang diujikan serta kurangnya ketelitian siswa dalam menjawab soal. Bagi siswa yang tidak lulus KKM selanjutnya harus mengikuti kegiatan remedial dan bagi siswa yang telah lulus dilakukan kegiatan pengayaan. Kegiatan remedial yang diberikan berdasarkan hasil diagnosis kesulitan belajar siswa, dari data hasil analisis butir soal secara kuantitatif diperoleh materi-materi yang tergolong sukar yang menyebabkan banyak siswa tidak dapat menjawab dengan benar soal yang bersangkutan siswa sehingga materi tersebut dijelaskan kembali dan kemudian diberikan tes ulang. Kegiatan remedial dilakukan oleh guru mata pelajaran berdasarkan hasil penelitian yang telah diberikan oleh peneliti setelah dilakukannya penelitian. Untuk mengetahui apakah data hasil UTS siswa di kelas XI IPA 5 dan XI IPA 6 mempunyai kesamaan dua rata-rata maka dilakukan uji t, dengan kesimpulan yang diperoleh yaitu: Ho yang berbunyi“Tidak terdapat perbedaan hasil UTS Kimia siswa kelas XI IPA 6 yang menggunakan soal tanpa analisis secara kualitatif dengan kelas XI IPA 5 yang menggunakan soal hasil analisis kualitatif”, diterima. Hasil uji kesamaan dua rata-rata menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara nilai hasil UTS siswa kelas XI IPA 6 yang menggunakan soal tanpa analisis secara kualitatif dengan hasil UTS kelas XI IPA 5 yang menggunakan soal setelah dianalisis secara kualitatif.
KESIMPULAN DAN SARAN 1.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis butir soal kimia pada UTS semester genap di Kelas XI SMA Negeri 2 Banda Aceh secara kualitatif dan kuantitatif, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Hasil analisis butir soal pilihan ganda sebanyak 30 butir oleh validator diperoleh hasil bahwa terdapat beberapa kesalahan pada ketiga aspek yaitu materi, konstruk, dan bahasa. Setelah diperbaiki soal tersebut digunakan di kelas XI IPA 5 dan soal tanpa perbaikan digunakan di kelas XI IPA 6. 2) Hasil analisis butir soal secara kuantitatif terhadap soal tanpa validasi diperoleh 16,66% soal bermutu baik, dengan rincian sebagai berikut: (a) Berdasarkan hasil validasi soal terdapat
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kimia dan Sains Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Unsyiah 2014
191
3)
4)
36,66% valid dan 63,33% soal tidak valid, (b)Berdasarkan reliabilitas tes, diperoleh koefisien reliabilitas tes sebesar 0,625 sehingga dikatakan soal tes tersebut cukup reliabel, (c) Berdasarkan tingkat kesukaran soal, soal dengan tingkat kesukaran terlalu sukar, sedang dan terlalu mudah berturut-turut adalah 40,00%, 46,67%, dan 13,33%, (d) Berdasarkan daya beda soal, persentasesoal yang dapat membedakan siswa kelas atas dan kelas bawah sebesar 60,00% dan(e) Berdasarkan fungsi pengecoh, terdapat 65,00% pengecoh yang dapat menjalankan fungsinya. Hasil analisis soal secara kuantitatif terhadap soal setelah divalidasidiperoleh 23,33% soal bermutu baik, dengan rincian sebagai berikut: (a)Berdasarkan validitas soal terdapat43,33% soal valid dan 56,66% soal tidak valid, (b) Berdasarkan reliabilitas tes,diperoleh koefisien reliabilitas tes sebesar 0,726 sehingga dapat dikatakan tes tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi, (c) Berdasarkan tingkat kesukaran soal, soal dengan tingkat kesukaran terlalu sukar, sedang dan terlalu mudah berturut-turut adalah53,33%, 36,67%, dan 10,00% terlalu mudah, (d) Berdasarkan daya beda soal, persentase soal yang dapat membedakan siswa kelas atas dan kelas bawah sebesar 63,33%dan(e) memiliki 68,33% pengecoh yang berfungsi. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari kedua nilai hasil UTS siswa kelas XI IPA 5 dan XI IPA 6 dengan menggunakan soal setelah divalidasi dan diperbaiki dengan tanpa validasi dan perbaikan. Hasil uji t menunjukkan terima H0 tolak Ha.
2. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan , dikemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat dalam proses pembuatan soal kimia untuk tes-tes selanjutnya. Adapun saran-saran sebagai berikut: 1) Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penyebab valid-tidaknya suatu butir soal, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda serta fungsi distraktor dari setiap butir soal yang digunakan pada penelitian ini. 2) Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi dalam pembuatan soal-soal untuk evaluasi pada penelitian selanjutnya. 3) Diharapkan guru bidang studi kimia dapat melakukan analisis soal baik secara kualitatif maupun kuantitatif sehingga soal yang dibuat memiliki kualitas yang baik. 4) Soal-soal yang yang bermutu berdasarkan hasil analisis secara kualitatif dan kuantitatif dapat dicatatdi bank soal dan digunakan sebagai instrumen tes selanjutnya. Sedangkan soal yang tidak bermutu dapat dianalisis ulang dan diperbaiki untuk selanjutnya digunakan.
REFERENSI Amalia, A.T dan Widayati, A. 2012. Analisis Butir Soa lTes Kendali Mutu Kelas XII SMA Mata Pelajaran Ekonomi Akutansi di Kota Yogyakarta Tahun 2012. Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia Volume X (1): 1-26. Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Nurkancana, W. 1981. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Nusmowati, M., Binadja, A., Soeprodjo., Ifada, KEN. 2010. Pengaruh Validasi dan Reliabilitas Butir Soal Ulangan Akhir Semester Bidang Studi Kimia Terhadap Pencapaian Kompetensi. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia Volume 4 (1): 566-573. Ratnaningsih, D.J., Isfarudi., Sulaiman, N., 2011. Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Ujian Akhir Semester Mahasiswa di Universitas Terbuka dengan Pendekatan Teori Tes Klasik. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh Volume 12 (2): 92-99. Sudijono. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sukardi. 2009. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara. Wahidmurni, dkk. 2010. Evaluasi Pembelajaran Kompetensi dan Praktik. Yogyakarta: Nuha Litera.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kimia dan Sains Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Unsyiah 2014
192