PDN/MJL/51/VII/2015
Daftar isi
PENGARAH : Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Srie Agustina PENANGGUNG JAWAB : Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Jimmy Bella REDAKTUR : Yasir Nussa EDITOR : Ni Made Kusuma Dewi
04
LIPUTAN UTAMA I
Potret Selera Konsumen Indonesia: Peluang dan Tantangan Produk Dalam Negeri
LIPUTAN UTAMA II » 10 PPN & PPDNR 2015: Kian Bergengsi Untuk Promosi Produk-Produk Dalam Negeri
KHAZANAH PASAR RAKYAT » 16 Pasar 10 Ulu, Palembang: Pengawal Denyut Ekonomi di Tepian Sungai Musi
REFERENSIA » 19 Mengintip Kiat-Kiat Paris Menjadi Kota Terkuat City Brand-nya Sedunia
TREN BISNIS » 22 Jelang Liburan dan Lebaran, Travel Bag Laris Jadi Buruan
INFO LOGISTIK » 30 Gerai Maritim: Terobosan Solusi untuk Menekan Disparitas Harga
KOLOM ANDA » 34 Ritel dan Pusat Perbelanjaan Modern: Simpul Kekuatan Distribusi Produk-Produk Dalam Negeri
INFO SEMBAKO » 36 Permendag 21 Tahun 2015 Tentang Minyak Goreng Wajib Kemasan: Menjaga Harga Minyak Goreng Tetap Terjangkau
KILAS TRANSAKSI » 39 Transaksi PPN & PPDNR Makin Spektakuler
DAERAH UNGGULAN » 40 Sukoharjo: Siap Bersaing dengan Puluhan Produk Ekspor Unggulan
PRODUK UNGGULAN » 44 Mengintip Potensi Tumpukan Untung dari Produk Ekstrak Tanaman
2 Info PDN
DITERBITKAN OLEH : Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri ALAMAT : Gedung Utama Lt. 8 Jl. M. I. Ridwan Rais No. 5 Jakarta 10110 Email:
[email protected] [email protected] Dalam rangka memperkaya informasi dan memperkuat data potensi perdagangan dalam negeri, Tim Redaksi Info PDN mengundang seluruh jajaran dinas di daerah untuk berpartisipasi mengirimkan naskah atau artikel terkait perkembangan, potensi, dan peluang-peluang perdagangan di daerah. Naskah ditulis dalam MS Word dan dikirim ke email :
[email protected] Atas partisipasinya kami sampaikan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya.
FOTO: AGUS BACHTIAR
Redaksi
T
ak bisa dipungkiri betapa besarnya potensi pasar Indonesia. 250 juta penduduk dengan jumlah kelas menengah sekitar 150 juta orang agaknya cukup menjadi alasan masuk akal mengapa banyak negara yang melakukan ekspansi bisnisnya ke negeri “Zamrud Khatulistiwa” ini. Apalagi di tengah perkembangan dunia Teknologi Informasi (TI) seperti sekarang, pemasaran atau penjualan produk menjadi lebih mudah. Kondisi ini harusnya bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para pelaku usaha dalam negeri. Tentu saja, pemanfaatan itu harus diiringi dengan pemahaman akan selera pasar itu sendiri. Kira-kira seperti itulah tema besar Info PDN edisi kali ini: “Membaca Selera Pasar Dalam Negeri, Upaya Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri”. Dalam artikel yang bisa Anda baca pada rubrik Liputan Utama I ini, redaksi bakal mengulas mengenai seperti apa kecenderungan masyarakat Indonesia dalam berbelanja. Lalu produk-produk seperti apa saja yang saat ini sedang menjadi tren atau paling diminati. Tulisan itu, bakal redaksi lengkapi dengan laporan penyelenggaraan Pameran Pangan Nusa (PPN) dan Produk Dalam Negeri Regional (PPDNR) 2015 di Gorontalo, akhir Mei lalu. Berita ini, bisa Anda nikmati pada rubrik Liputan Utama II. Selain kedua artikel tersebut, redaksi juga menyuguhkan berita revitalisasi Pasar 10 Ulu di Palembang yang baru beberapa pekan lalu diresmikan oleh Mendag Rachmat Gobel. Tak ketinggalan, informasiinformasi lainnya yang kami yakini sudah ditunggutunggu pembaca dalam rubrik Referensia, Tren Bisnis, Daerah Unggulan, Info Sembako, dan Produk Unggulan. Pembaca, setelahnya, sempatkan juga untuk membaca artikel Inspirasi Usaha yang akan mengulas profil pengusaha kacamata kayu asal Jakarta, Taru Wood. Akhir sapa, redaksi mengucapkan selamat membaca. Semoga, apa yang redaksi Majalah Info PDN sajikan di setiap edisinya bisa memacu semangat kerja dan menjadi inspirasi pembaca dalam berkarya. Salam hangat.
TARU WOOD
Produsen Kacamata Kayu Kebanggaan Indonesia INSPIRASI USAHA
26
Tabik Redaksi
3 Info PDN
Di tengah booming-nya kacamata kayu di belantika gaya hidup tanah air dan dunia, ada kabar yang cukup membuat kita harus bangga. Taru wood, salah satu produsen kacamata kayu asal Indonesia sukses memproduksi dan memasarkan kacamata kayu hingga ke Singapura dengan harga jutaan rupiah per bijinya.
LIPUTAN UTAMA I
POTRET SELERA KONSUMEN INDONESIA
Peluang dan Tantangan Produk Dalam Negeri Konsumen Indonesia memiliki karakter yang berbeda dengan karakter konsumen luar negeri dalam menentukan keputusannnya untuk membeli sebuah produk atau menggunakan sebuah jasa. Memahami selera konsumen pasar domestik kian menjadi penting bagi para produsen dan pelaku usaha nasional agar bisa memenangkan kompetisi yang makin sengit di tengah-tengah tumbuh pesatnya potensi pasar domestik dewasa ini.
D
i atas kertas, pasar domestik akan menjadi sangat menarik dan penuh peluang. Perdagangan dalam negeri juga akan makin bergairah dan penuh kompetisi. Proyeksi McKinsey Global Institute dalam laporannya tahun 2013 lalu bisa menjadi landasan optimisme ini. Lihat saja, menurut lemba ga riset dan konsultan pemasaran internasional tersebut Indonesia pada tahun 2030 nanti akan melejit menjadi negara dengan perekonomian ke-7 dunia. Potensi pasarnya adalah 135 juta konsumen dengan nilai USD 1,8 triliun. Nah, akankah potensi pasar dan konsumen domestik itu bisa dimanfaatkan sepenuhnya oleh pengusaha dan perusahaan lokal Indonesia? Mampukah para pemain industri atau produsen dalam negeri bersaing dengan produsen-produsen global dari berbagai negara? Ataukah peluang besar itu nantinya akan dimonopoli oleh produkproduk asing alias komoditas-komoditas impor? Untuk menjawab peluang dan tantangan di balik pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka salah satu pesan pertama Presiden Joko Widodo kepada Menteri Perdagangan di awal pengangkatannya dulu adalah agar Mendag mengamankan pasar dalam negeri dari gempuran barang-barang impor dan memperkuat pasar dalam negeri dengan meningkatkan daya saing.
Itulah yang menjadikan Kemendag RI hingga saat ini memiliki berbagai kebijakan dan program untuk mendorong terbangunnya pasar domestik yang kokoh. “Kita harus memperkuat pasar domestik. Modal besar kita adalah pasar dan kita harus mengamankannya,” tandas Menteri Perdagangan Rachmat Gobel seusai melakukan rapat konsolidasi di bidang perdagangan bersama seluruh Kepala Dinas Perdagangan dan Kepala Bidang yang menangani standardisasi dan perlindungan konsumen nusantara di Gedung Kementerian Perdagangan, bulan Maret 2015 lalu. Ya, kapasitas pasar domestik me-
mang besar. Harus diakui pula bah wa besarnya potensi pasar domestik ke depan adalah dipengaruhi oleh pertumbuhan konsumen kelas
4 Info PDN
Sesungguhnya para produsen dalam negeri lebih memiliki peluang besar untuk memenangkan persaingan dalam upaya merebut kue-kue pasar domestik yang gemuk tadi. Sebab, para produsen dalam negeri tentunya akan lebih mudah memahami dan membaca selera serta kebutuhan konsumen pasar domestik.
menengah perkotaan di Indonesia yang terus meningkat. Mereka ini ke depan diyakini para pengamat ekonomi sebagai cikal bakal pasar domestik yang lebih dinamis dan demanding dengan karakter lebih mementingkan desain, kualitas, dan keragaman produk yang ditawarkan daripada harga produk. Namun, sejumlah pengamat pemasaran mengingatkan bahwa untuk membidik pasar domestik tersebut secara tepat dibutuhkan suatu analisis yang matang te r hadap selera konsumen Indonesia pada suatu produk. Pasalnya, konsumen Indonesia memiliki selera yang unik, spesifik, dan dinamis. Untuk produk-produk otomotif misalnya, dalam banyak kasus terlihat bahwa orang Indonesia menginginkan kendaraan yang murah tapi tidak murahan, irit bahan bakar, cocok dengan medan alam Indon e s i a dan pas dipakai untuk keluarga kecil. Namun, di sisi lain tampak adanya selera yang tinggi pula di tengah-tengah konsumen Indonesia terhadap mobilmobil bermerek mewah semisal BMW, Mercedes Benz, Volvo, dan sejenisnya. Bahkan, sering terjadi tipe tertinggi
dari suatu varian justru menjadi model yang paling laku. Fakta-fakta seperti itulah yang pada era persaingan saat dipahap e -
ini per lu mi oleh pa ra laku usaha dalam negeri. Hal itu juga berulangkali di lontarkan oleh Dirjen Perdagangan Dalam Ne geri (PDN) Srie Agustina. Menurutnya, para pelaku pasar di Indonesia harus memiliki pemahaman terhadap selera yang diinginkan oleh pasar. “Mereka juga harus peka terhadap selera pasar yang sangat dipengaruhi oleh gaya hidup, ekonomi, sosial, dan budaya,” tuturnya.
Pandangan senada dilontarkan oleh pakar komunikasi pemasaran Janoe Arijanto. “Para pengusaha harus mengenal dan memahami karakter konsumen Indonesia agar bisa membaca selera mereka dengan tepat,” paparnya kepada Info PDN di kantornya Selasa, (30/06) lalu. Sebab, kata dia, selera merupakan kegiatan seseorang untuk membeli suatu barang atau jasa. “Nah, dengan pemahaman dan kepekaan tersebut para pelaku usaha akan mampu menyediakan produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan konsumen serta memasarkan produk lebih mudah,” imbuhnya. Lantas, seperti apakah selera konsumen Indonesia itu? Seperti apa pula karakterkarakter konsumen pasar domestik yang mempengaruhi dinamika selera mereka terhadap suatu produk atau jasa tersebut?
5 Info PDN
Yang pasti, dalam banyak hal terbukti bila karakt e r orang Indonesia dalam membeli sebuah produk dan menggunakan jasa berbeda dengan karakter konsumen di luar negeri. “Ada produk yang laku di luar negeri justru tidak diminati oleh pasar Indonesia. Namun, adapula produk yang laku keras di Indonesia ternyata tidak laku di luar negeri,” imbuhnya. Sebagai contoh, dalam pemasaran kain batik misalnya, perbedaan se lera konsumen pa sar dalam negeri dan luar negeri tersebut juga dirasakan oleh para produsen batik. Setidaknya itulah yang dirasakan oleh produsen batik bermerek Alleira Batik yang sudah memiliki beberapa gerai di luar negeri, semisal di Malaysia, Singapura, dan Australia. “Pasar luar negeri tidak terlalu berminat dengan motif batik yang warna-warni dan cerah. Mereka lebih suka yang cenderung plain (sederhana),” ungkap Creative Director Alleira Batik, Anita Asmaya Sanin, di hadapan media pada peluncuran koleksi Alleira Batik edisi Imlek, Dynasty Daze, di Jakarta, beberapa waktu lalu. Sementara itu, kata Anita, pasar di Indonesia justru lebih senang dengan motif
Batik: Memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi berbagai macam produk yang layak mengisi dan meramaikan pasar fesyen dalam negeri.
FOTO: OKEZONE.COM
Pasar luar negeri tidak terlalu berminat dengan motif batik yang warna-warni dan cerah. Mereka lebih suka yang cenderung plain (sederhana).
FOTO-FOTO: AGUS BACHTIAR
LIPUTAN UTAMA I
Mobil dan aneka rupa telepon genggam memiliki pangsa pasar dalam negeri dengan beragam karakter dan selera.
batik yang menonjol dengan warna-warna cerah. Melihat perbedaan tersebut, Alleira Batik selalu membedakan detail, warna, desain motif, dan siluetnya untuk pasar di Indonesia dan di luar negeri. “Kami selalu membedakan koleksi untuk pasar di luar negeri dan di dalam negeri,” imbuh Anita. Perbedaan selera pasar luar dan dalam negeri ini juga terjadi untuk produk-produk telekomunikasi.
6 Info PDN
Mungkin Anda pernah ingat dengan fenomena best-seller-nya ponsel Nokia 9500 di Indonesia pada awal tahun 2000-an lalu. Produk ini di pasar Indonesia sangat laris dan nilai transaksinya tercatat pada urutan ketiga dalam penjualan ponsel Nokia 9500 di dunia. Padahal, ponsel jenis ini kurang begitu laku di Amerika Serikat. Nah, usut punya usut, menurut beberapa ahli bidang pemasaran ternyata fenomena itu terjadi
PROYEKSI PASAR 2014 - 2015* 14.000.000
1.400.000
12.000.000
Trendline Automobile
Trendline Motorcycle
10.000.000
1.200.000 1.000.000
8.000.000
800.000
6.000.000
600.000
4.000.000
400.000
2.000.000
200.000
0
0 2005
2006 2007 2008 2009 2010
2011 2012 2013 2014* 2015*
Sumber: GAIKINDO & AISI
*Proyeksi
PASAR SEPEDA MOTOR 2013 - 2014 HONDA
Total 2013 4.700.871
Total 2014 5.055.510
YAMAHA
Total 2013 2.495.796
Total 2014 2.390.902
SUZUKI
Total 2013 400.675
Total 2014 275.184
KAWASAKI
Total 2013 153.807
Total 2014 165.231
TVS
Total 2013 19.865
Total 2014 22.114
Total 2013 7.771.014
Total 2014 7.908.941
Sumber: AISI
1,8T
SKUTIK
Total 2014 1.477.682 BEBEK
Market Share 18,68%
Total 2014 1.106.267
SPORT
Market Share 13,99%
40,9%
9,6%
7,5%
6,7%
6,5%
6,4%
3,8%
3,7%
3,1%
2,4%
INDONESIA'S SMARTPHONE MARKET, TOP MESSAGING APPS Samsung is the largest smartphone vendor in Indonesia with 32 percent market share as of Q4 2013 MARKET SHARE, TOP VENDORS Percent
TOP FIVE MESSAGING APPS As of March 7, 2013
lebih karena faktor prestise atau gengsi. Meski demikian, soal besarnya gengsi konsumen Indonesia itu pun pada beberapa produk juga tidak berlaku. Seperti kita maklumi, opini umum sering mengatakan bahwa setiap produk dan jasa yang beraroma asing, impor atau made in luar negeri selalu laris di negeri kita ini. Untuk
Market Share 67,33%
10 SMARTPHONE YANG PALING DIMINATI DI INDONESIA
USD
Menurut lem ba ga riset dan konsultan pemasaran internasional tersebut Indonesia pada tahun 2030 nanti akan melejit menjadi negara dengan perekonomian ke-7 dunia. Potensi pasarnya adalah 135 juta konsumen dengan nilai USD 1,8 triliun.
Total 2014 5.324.992
GOOGLE PLAY STORE Communication category
n Q4 2012 n Q4 2013
0
10
20
7 Info PDN
30
40
APPLE IOS STORE Social networking category
Blackberry Messenger Blackberry
Blackberry Messenger Blackberry
Whatsapp Messenger Whatsapp Inc.
Line Naver
Line Naver
Whatsapp Messenger Whatsapp Inc.
Wechat Tencent Technology
Wechat Tencent Technology
Q4 2012 data for Lenovo and OPPO is not available. Rankings exclude other social networking/ communication apps such as Skype, Twitter.
Facebook Messenger Facebook
Kakao Talk Messenger Kakao Corp.
Source: IDC; AppAnnte
LIPUTAN UTAMA I
beberapa produk dan segmen pasar, opini ini bisa jadi benar. Sebab, hingga saat ini masih ada pandangan bahwa kualitas produk dalam negeri kurang bagus. Ini pula yang kemudian membuat sejumlah produsen lokal Indonesia terdorong menggunakan merek-merek yang bernada kebarat-baratan semisal JCO, Sophie Martin, Edward Forrer, dan lain sebagainya.
Dengan pemahaman dan kepekaan tersebut para pelaku usaha akan mampu menyediakan produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan konsumen serta memasarkan produk lebih mudah.
Namun, menurut laporan hasil riset Frontier Consulting Group, sebuah lembaga riset pemasaran internasional dalam salah satu rilisnya, opini tersebut tidak sepenuhnya benar dan berlaku untuk sejumah produk.
“Banyak produk kelas dunia yang tidak sukses di pasar Indonesia,” kata lembaga itu dalam salah satu laporan analisisnya.
SELA EKSKLUSIF
Satria Hamid Ahmadi
Pasalnya, ungkap lembaga itu, karena mereka gagal menaklukkan lidah orang lokal atau memenuhi selera konsumen Indonesia. Singkat cerita, bicara soal tantangan potret selera konsumen Indonesia tadi, sesungguhnya para produsen dalam negeri lebih memiliki peluang besar untuk memenangkan persaingan dalam upaya merebut kue-kue pasar domestik yang gemuk tadi. Sebab, para produsen dalam negeri tentunya akan lebih mudah memahami dan membaca selera serta kebutuhan konsumen pasar domestik. [amf]
(Corporate Communications GM Transmart Carrefour)
“Baru 30% UKM Bisa Menjadi Pemimpin Pasar” POTENSI pasar dalam negeri terus mengalami perkembangan. Karenanya, para pengusaha baik mikro, kecil, maupun menengah harus bisa memanfaatkan peluang besar ini. Akan tetapi, menurut Corporate Communications GM Transmart Carrefour, Satria Hamid Ahmadi, pelaku usaha dalam negeri juga mengalami beberapa kendala serius untuk bisa menguasai pasar ini.
T: Seberapa besar kesempatan UKM untuk masuk ritel? J: Menurut saya, ini yang menjadi tantangan produk UKM. Di Indonesia juga banyak UKM yang potensial. Hanya saja semua tergantung bagaimana mereka bisa melakukan penetrasi, menguasai pasar dalam negeri itu sendiri, termasuk melalui jejaring ritel. Kesempatan jelas terbuka lebar. Namun perlu diingat, semuanya harus mereka siapkan. Tidak hanya untuk kelengkapan produk, melainkan kontinuitas produk tersebut untuk bisa sustain memasok ke toko itu penting. Intinya dari segi pemasaran dan persiapan barang.
“Faktor perlambatan ekonomi dunia berimbas juga pada pelemahan ekonomi kita. Jadi, tantangannya adalah bagaimana kita bisa memaksimalkan potensi yang ada,” kata dia saat ditemui di kantor Kemendag, Jakarta, Kamis (25/6) lalu. Menurutnya, itu bisa diatasi dengan sejumlah program yang digagas oleh Pemerintahan sekarang. “Antara lain adalah kampanye penggunaan produk dalam negeri oleh Kemendag dan perbaikan infrastruktur. Itu bisa menjadi solusi. Jadi, wacana pembuatan tol laut dan beberapa program Pemerintah lainnya bisa mendukung itu,” ucap Satria. Kepada Info PDN, pria yang juga merupakan pengurus Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) ini, menjelaskan mengenai kondisi pelaku usaha UKM di Indonesia saat ini dan bagaimana langkah Pemerintah untuk bisa membantu UKM agar bisa memenangi pasar dalam negeri. Berikut adalah petikannya. T: Bagaimana Anda melihat potensi pasar dalam negeri? J: Potensinya jelas sangat besar dan terus mengalami perkembangan. Dan ini harus
bisa dimanfaatkan oleh siapa saja pengusaha di Indonesia. T: Seperti apa perkembangan selera pasar saat ini? J: Kalau selera pasar memang kita mengarah pada perdagangan global. Tingkat konsumen untuk menerima suatu produk juga sangat berbeda. Jadi ada evolusi di situ. Konsumen sekarang adalah konsumen yang melihat merek. T: Apakah pasar di daerah juga sama? J: Iya, di daerah juga sama. Performanya seperti itu. Makanya, sasarannya itu bagaimana merek dalam negeri bisa berkompetisi dengan merek dari luar. Ini juga menjadi tantangan untuk ritel, bagaimana kita bisa memberikan produk yang bagus dengan kualitas yang mumpuni.
8 Info PDN
T: Bagaimana Anda melihat UKM di Indonesia saat ini? J: UKM ini tulang punggung ekonomi nasional. Tetapi saya lihat, pelaku UKM yang benar-benar siap menjadi pemimpin pasar memang masih relatif berkembang. Jika dihitung mungkin baru sekitar 30%-an saja UKM yang siap untuk bisa menjadi pemimpin pasar. T: Pemimpin pasar seperti apa? J: Contohnyanya untuk pelaku UKM yang bisa memproduksi produk sejenis baik kategorinya. Misal, produk kerupuk, hanya beberapa merek saja yang bisa menjadi pemasok skala nasional. Sisanya hanya bisa memasok di lokalan saja. Ini yang perlu didorong terus, karena maksud kami adalah kita bisa mendorong bagaimana pengusaha mikro bisa menjadi pengusaha menengah untuk selanjutnya bisa menjadi pengusaha besar.
P
E
R
S
P
E
K
T
I
F
Memenuhi Selera Lokal, Membidik Selera Global Pasar dalam negeri dan juga luar negeri harus digarap secara bersamaan. Keduanya memiliki potensi yang sama-sama penting untuk diberdayakan guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Para pelaku industri dalam negeri harus jeli menangkap setiap peluang dan membaca ancaman yang datang.
D
i saat pasar-pasar di negara maju masih diliputi oleh ke tidakpastian, potensi pasar dalam negeri justru menjadi sangat mena rik dan makin menggoda. Karenanya tak mengherankan bila produk-produk dari mancanegara mulai berduyun-duyun merayu konsumen pasar domestik dengan beragam cara dan rupa.
baru yang bisa mendorong tumbuhnya kesejahteraan masyarakat. Singkat kata, kalangan produsen dan pengusaha nasional bukan hanya dituntut untuk mampu memenuhi selera lokal, namun juga harus mampu membidik selera pasar global. Apakah itu selera? Selera adalah kegiatan seseorang untuk membeli suatu barang atau jasa. Selera konsumen pada umumnya berubah dari waktu ke waktu. Setiap konsumen memiliki pribadi masingmasing yang unik. Karakter dan perilakunya juga berbeda-beda. Satu lagi, beda negara juga dipastikan beda seleranya secara umum.
Aroma persaingan di pasaran juga kian terasa memanas. Pasar domestik kita ke depan dipastikan akan menjadi ajang kompetisi yang melibatkan produsen berbagai macam produk dan juga penyedia jasa dari dalam maupun luar negeri. Fakta tersebut merupakan sebuah peluang sekaligus tantangan bagi segenap pengusaha dan produsen produk-produk dalam negeri. Mereka harus mampu bersaing dengan produsen-produsen asing dalam memenuhi selera dan kebutuhan barang dan jasa konsumen di pasar domestik.
Karena itu para produsen dan pengusaha nasional harus selalu terbuka untuk selalu berinovasi dan meningkatkan kualitas produk-produk atau jasa yang ditawarkannya agar menjadi raja di negeri sendiri dan juga diterima oleh pasar global. “Mereka harus peka terhadap selera pasar yang sangat dipengaruhi oleh gaya hidup, ekonomi, sosial, dan budaya. Penguasaan dan pemanfaatan teknologi untuk menghasilkan produk yang berkualitas juga sangat diperlukan untuk memperbesar kemungkinan produk tersebut dapat diterima konsumen global,” papar Dirjen PDN Srie Agustina dalam sebuah acara. (red)
Meski demikian, bukan berarti kita harus mengabaikan konsumen internasional atau pasar ekspor. Kegiatan ekspor sangat penting untuk terus ditingkatkan. Majunya kegiatan ekspor ini bukan hanya akan menambah devisa negara tapi juga akan berdampak bagi kemajuan industri-industri tanah air dan terciptanya lapangan-lapangan pekerjaan
9 Info PDN
LIPUTAN UTAMA II
PPN & PPDNR 2015
Kian Bergengsi FOTO-FOTO: AGUS BACHTIAR
Untuk Promosi Produk-Produk Dalam Negeri
PPN dan PPDNR terus menunjukkan kelasnya sebagai ajang pameran bergengsi bagi para pelaku UKM di negeri ini. Aneka rupa produk-produk baru hasil karya para UKM dari berbagai daerah di Indonesia pun terus bermunculan. Animo pengunjungnya juga terus meningkat dan meluas hingga dari luar negeri.
P
uluhan spanduk, umbul-umbul, dan banner Pameran Pangan Nusa (PPN) dan Pameran Produk Dalam Negeri Regional (PPDNR) 2015 terjajar rapi menghiasi sepanjang jalan menuju lokasi berlangsungnya acara pembukaan PPN dan PPDNR 2015, di Lapangan Taruna Remaja, Kota Gorontalo, Minggu (31/5) lalu. Jarum jam masih menunjukan pukul 7 pagi. Acara juga belum ada tanda-tanda akan
dimulai. Waktu kunjungan untuk umum juga belum secara resmi dibuka. Namun, dari pantauan Info PDN yang ada di lokasi saat itu terlihat kerumunan ratusan warga di depan pintu masuk venue yang ingin segera memasuki area pameran.
menghabiskan waktu dengan bercengkrama bersama keluarga, duduk-duduk di pinggiran trotoar jalan, dan ada pula pula anak-anak muda yang asyik ber-selfie ria dengan background spanduk PPN dan PPDNR.
Beruntung para petugas keamanan pun dengan sigap bisa mengendalikan kondisi tersebut. Alhasil, sambil menunggu dibukanya pameran, para pengunjung
Sementara itu, pada saat yang hampir bersamaan di jagat maya ternyata juga ada kemeriahan tersendiri menyambut even pameran produk-produk dalam ne-
10 Info PDN
15
A 0 ART er 2 JAK Oktob 1 1 8 0
ap R dm Roa PPDN & PPN 2015
GI r ING ITT tembe K U p e B 5S 12-1 RTA AKA tus SUR 6 Agus 13-1
LO NTA uni RO GO ei-03 J 31 M
geri yang tambah bergengsi tersebut. Di sosial media seperti facebook dan twitter, hastag (tanda tagar) #punyaindonesia, #PNPDN2015, #Kemendag, #Pameran dan #pakaiprodukdalamnegeri, kerap menghiasi tagline (TL) beberapa akun. Gemerlap penyelenggaraan PPN dan PPDNR di sosial media juga diwarnai oleh postingan-postingan berita sejumlah media masa dan beberapa akun resmi milik Pemerintah Daerah (Pemda). Postingan tersebut beberapa kali mendapatkan retweet, like, favorit dan dibagikan oleh follower-follower-nya. Tak pelak, ulasan mengenai agenda tahunan Kementerian Perdagangan (Kemendag) ini pun diganjar 3,8 dari 5 bintang oleh para pengguna media sosial (medsos).
Maluku. Demi meraih sukses di hajatan besar Kemendag itu, Pemprov Maluku memamerkan kreasi bunga hias yang terbuat dari limbah buah nira. “Ini produk potensial dari daerah kami. Dan mudah-mudahan akses pasar UKM binaan Pemprov Maluku menjadi lebih terbuka melalui pameran ini,” ujar salah satu staf kepegawaian Disperindag Maluku, Mira, beberapa saat setelah pameran dibuka. Kata Mira, para UKM di Maluku mulai membuat kerajinan tangan dari buah nira ini kurang lebih sejak tiga tahun belakangan. “Ternyata, tak sedikit orang yang menyukai. Termasuk seperti saat ini, warga Gorontalo juga tertarik dengan hasil karya kerajinan tangan ini. Lihat saja, banyaknya produk bunga hias yang laku terjual,” ucapnya senang.
Berbeda dengan Maluku, pihak tuan rumah nampak memamerkan kopi sebagai produk unggulan mereka. Adalah seorang pengusaha muda Gorontalo, Milan Amrullah (26), tertangkap kamera jurnalis Info PDN sedang merapikan produk kopi tradisional daerah itu yang bernama Goraka. Goraka adalah kopi yang dicampur dengan jahe (dalam bahasa Gorontalo disebut “goraka”) disajikan dan dikemas layaknya kopi di kafe-kafe. Di pameran, Milan membanderolnya dengan harga cukup murah, Rp10 ribu per cangkir. “Gorontalo punya banyak jenis kopi kampung seperti kopi goraka ini. Masing-masing punya rasa yang sangat khas. Saya juga ingin kopi ini mendapat tempat dan bersaing dengan kopi lainnya,” kata dia sambil menyodorkan secangkir kopi kepada jurnalis Info PDN.
Seiring dengan itu, di arena penyelenggaraan PPN dan PPDNR juga terlihat kesibukan panitia yang makin padat. Persiapan final ‘di balik panggung’ tengah dilakukan oleh panitia. Di sisi lainnya, para peserta juga nampak sibuk merapikan stan-stan mereka. Dari sini, dapat terlihat kesungguhan Pemda dan pelaku UKM yang sebagian besar merupakan binaan Disperindag untuk mengikuti pameran. Tampak pula Pemerintah Daerah memang tak mau mainmain di ajang sebesar PPN dan PPDNR ini. Pasalnya, dari beberapa stan UKM yang dikunjungi Info PDN, produk-produk yang ditampilkan pun merupakan produk unggulan daerah setempat. Para pesertanya juga dipilih melalui pertimbangan dan pemilihan yang cukup selektif. Sebagai contoh adalah stan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Stan Jamu Tradisional di arena Pameran Pangan Nusa: Mengangkat citra minuman tradisional khas Indonesia di pasar nasional dan global.
11 Info PDN
LIPUTAN UTAMA II
Semua produk lokal harus bisa dipromosikan dan dikonsumsi oleh masyarakat secara nasional. Sehingga nantinya dapat menjadi produk internasional yang berdaya saing tinggi.
Mendag RI Rachmat Gobel mengunjungi salah satu stan makanan khas daerah di arena Pameran Pangan Nusa 2015.
Selain menampilkan Goraka, Pemkot Gorontalo juga mendorong UKM yang lainnya, yakni pengrajin miniatur patung yang terbuat dari karung goni. Siapa sangka, produk kerajinan besutan Taufik Latama ini langsung menarik perhatian pengunjung. Hal tak kalah menarik juga ditampilkan oleh peserta asal Solo, Jawa Tengah. Salah satu kerajinan tangan kreatif, yakni kacamata yang terbuat dari kayu jati dengan brand Taru Wood berjajar di salah satu stan tematik pada pameran ini. Indah, salah seorang penjaga stan Taru Wood mengatakan, bahwa produk unik itu kini tengah digandrungi oleh warga Singapura. “Padahal hanya dijual melalui online,” imbuhnya singkat. Kata dia, kacamata made in Solo itu hanya dihargai kisaran Rp425 ribu-Rp1,5 jutaan saja. “Dijamin, mampu mendongkrak penampilan si pemakai,” tambah Indah sambil terkekeh.
antaranya buah dan sayur lokal, sambal nusantara, jamu tradisional khas nusantara, serta produkproduk kreasi anak negeri. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Srie Agustina, memaparkan bahwa produk-produk tersebut memiliki keunggulan. “Yakni sudah merambah pasar lokal hingga internasional,” ungkapnya di sela-sela acara. Srie menjabarkan, pada kesempatan pameran ini Kemendag menyediakan dua stan tematik. Pertama adalah stan tematik secara mini. “Yaitu untuk Pameran Pangan Nusa. Di stan inilah produk-produk sayur dan buah-buahan lokal, aneka sambal, serta jamu tradisional nusantara dipamerkan,” jelasnya.
STAN TEMATIK JADI DAYA TARIK
Kedua, adalah stan mini tematik untuk Produk Kreasi Anak Indonesia atau Pameran Produk Dalam Negeri. Kata Srie, di antara produk Indonesia yang sudah mendunia itu, ada nama-nama tenar semisal produk spa Wangsa Jelita, Dowa Bag, Artistian New York, dan Sritex.
Banyak hal menarik tersaji pada penyelenggaraan PPN dan PPDNR di Gorontalo ini. Salah satunya adalah stan tematik yang sepanjang hari selama pelaksanaan selalu memikat para pengunjung pameran. Stan tersebut berisikan aneka produk, di
Tentu bukan sembarang produk yang dipamerkan. Sebut saja Artistian New York. Brand yang satu ini dirancang oleh salah seorang desainer Indonesia dan sudah terkenal di Amerika Serikat. Kemudian Wangsa Jelita, sebuah produk spa dan perawatan
12 Info PDN
kulit yang radius pemasarannya sudah menembus hingga ke beberapa negara di Asia Tenggara. Tak ketinggalan adalah Sritex. Produk garmen satu ini merupakan kebanggaan Indonesia. “Perusahaan ini telah mampu memproduksi seragam tentara dan dipergunakan oleh Pasukan NATO dan tentara di 30 negara,” ujar Srie. Nah, uniknya lagi, selain menampilkan stan-stan tematik itu Kemendag juga memberikan ruang untuk area khusus batu akik. Tak ayal, lokasi ini juga menjadi salah satu yang paling ramai dikunjungi pembeli.
dakan kegiatan PPN dan PPDNR 2015 dengan kegiatan serupa beberapa tahun sebelumnya, adalah bahwa pameran seperti ini biasanya hanya dilaksanakan di Jakarta saja.
nyak sekali pengusaha-pengusaha baru dengan produk yang jauh lebih berkualitas. Para pengusaha itu pun kini sudah mampu menjadi pemasok tetap di berbagai ritel modern.
“Tetapi, sejak beberapa tahun terakhir ini kami lakukan secara safari di seluruh Kabupaten atau Kota. Dan Kota Gorontalo ini merupakan kota ke-17 yang menjadi tuan rumah pameran secara safari di seluruh nusantara,” papar Srie.
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, berpendapat bahwa akan banyak sekali manfaat yang bisa didapat dari pelaksanaan PPN dan PPDNR ini. Ia berujar, jika sektor UKM ini bisa dikembangkan maka kekuatan ekonomi nasional akan lebih baik dan makin berkualitas. Terlebih lagi, bisa mendorong penyerapan tenaga kerja baru.
Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2006 lalu, berbagai perbaikan dan inovasi terus dilakukan oleh jajaran Ditjen PDN sebagai penyelenggara PPN dan PPDNR.
Dari segi transaksi juga mengalami peningkatan. Jika pada tahun 2010 lalu total transaksi PPN dan PPDNR sebesar Rp2,9 miliar, tahun 2014 meningkat mencapai Rp5,1 miliar. “Seiring berjalannya waktu, kami banyak melakukan evaluasi. Sasarannya, bukan pada nilai omzet saat pameran, melainkan bagaimana efek bagi UKM setelah pameran itu berlangsung,” kata Dir. Dagang Kecil, Menengah dan Produk Dalam Negeri Suhanto.
Menurut Dirjen PDN Srie Agustina, salah satu hal mendasar yang paling membe-
Karena itu, jika ditarik ke hulunya, kegiatan PPN dan PPDNR ini sudah melahirkan ba-
CIKAL BAKAL PENGUSAHA BERDAYA SAING GLOBAL
“Semua produk lokal harus bisa dipromosikan dan dikonsumsi oleh masyarakat secara nasional. Sehingga nantinya dapat menjadi produk internasional yang berdaya saing tinggi,” lugas Mendag Rachmat. Mendag berkeyakinan bahwa harapannya itu sangat mungkin menjadi kenyataan. “Sebab, masing-masing daerah mempunyai ciri khas pangan dan produknya sendiri. Itu yang harus kita gali untuk kita promosikan,” tandasnya.*
PPN & PPDNR 2015
Pameran Safari Sebagai Langkah Promosi “Pameran ini dimaksudkan sebagai ajang promosi serta membuka akses pasar produk UKM. Selain itu, untuk membangun jejaring pemasaran kepada pelaku usaha mikro kecil, agar mampu menstimulasi ekonomi lokal di seluruh nusantara,” ujar Ditjen PDN Srie Agustina dalam sambutannya.
dan 69 UKM peserta Pameran Produk Dalam Negeri (PPDNR).
PPN dan PPDNR yang berlangsung pada 31 Mei-3 Juni 2015 di Gorontalo ini, diakui Srie merupakan bentuk dukungan dan fasilitasi dari Kementerian Perdagangan kepada pelaku usaha mikro agar bisa tumbuh dan berkembang, serta berkontribusi nyata dalam pembukaan lapangan kerja.
Berdasarkan laporan Dirjen PDN Srie Agustina, PPN diisi sebanyak 65 stan yang terdiri dari 21 stan untuk 9 provinsi dan 44 stan lagi untuk tuan rumah. Sedangkan untuk PPDNR sendiri akan diisi 69 stan, 22 stan untuk 9 provinsi peserta dan 47 stan untuk tuan rumah Provinsi Gorontalo.
Sebagai informasi, kegiatan pameran di Gorontalo tersebut diikuti lebih dari 134 UKM, yang terdiri dari 65 UKM peserta Pameran Pangan Nusa (PPN)
Tercatat, ada 9 Provinsi yang turut berpartisipasi, yakni Maluku Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Maluku, Banten, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
Agenda PPN dan PPDNR tahun 2015 ini diselenggarakan secara safari. Setelah Gorontalo, Surakarta bakal menjadi tuan rumah selanjutnya pada 5-8 Agustus 2015. Disusul Bukit Tinggi pada 12-15 September
13 Info PDN
2015, serta di Lapangan Monas, Jakarta, 8-11 Oktober 2015 sebagai puncak acaranya. Selain memamerkan produk, dalam kegiatan PPN dan PPDNR juga ada ajang lomba memasak untuk mendorong pengembangan produk kuliner nasional. Lomba memasak diikuti oleh 16 Kabupaten, Kota. “Jadi, ada 16 tim yang berasal dari empat provinsi: Gorontalo, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur,” beber Srie. Tentu saja bukan hanya lomba memasak. Di setiap lokasi kegiatan akan diadakan pula demo memasak dan hi buran rakyat. Sekedar pengingat, un tuk pelaksanaan demo masak di Gorontalo dilakukan oleh Chef Brian dan dipungkasi penampilan band ternama Ibukota, Armada.*
REVIEW KEBIJAKAN
POKOK-POKOK KEBIJAKAN
Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana Perdagangan Tahun Anggaran 2015 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 91/M-Dag/Per/12/2014 Memutuskan Menetapkan: Peraturan Menteri Perdagangan Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana Perdagangan Tahun Anggaran 2015. Pasal 1 (1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai Pedoman bagi Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dalam melaksanakan kegiatan perdagangan yang dibiayai melalui Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana Perdagangan Tahun Anggaran 2015. (2) Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana Perdagangan diarahkan membantu daerah untuk meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana perdagangan dalam rangka: a. Menunjang kelancaran distribusi barang; b. Menjaga kestabilan harga; c. Memberikan alternatif pembiayaan; dan d. Meningkatkan tertib ukur (3) Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana Perdagangan terdiri dari 3 (tiga) sub bidang, yaitu: a. Sub bidang pembangunan dan pengembangan sarana distribusi perdagangan (Pasar Rakyat dan gudang non sistem resi gudang); b. Sub bidang pembangunan gudang komoditas pertanian berikut fasilitas, peralatan dan sarana penunjangnya dalam kerangka penerapan sistem resi gudang; dan c. Sub bidang pembangunan dan peningkatan sarana Metrologi Legal. (4) Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana Perdagangan untuk sub bidang pembangunan dan pengembangan sarana distribusi perdagangan (Pasar Rakyat dan gudang non sistem resi gudang) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a bertujuan meningkatkan pelayanan dan ketersediaan sarana distribusi dalam rangka menjaga kelancaran, ketersediaan, dan kestabilan barang kebutuhan pokok dan/atau barang penting di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. (5) Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana Perdagangan untuk sub bidang pembangunan gudang komoditas pertanian berikut fasilitas, peralatan dan sarana penunjangnya dalam kerangka penerapan sistem resi gudang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b bertujuan membantu pemerintah menjaga ketersediaan stok pangan nasional, dan memberikan alternatif pembiayaan bagi para petani dan usaha mikro, kecil dan menengah di daerah untuk menyimpan barang kebutuhan pokok di gudang untuk mendapatkan harga terbaik. (6) Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana Perdagangan untuk sub bidang pembangunan dan peningkatan sarana Metrologi Legal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c. bertujuan meningkatkan dan mengoptimalkan upaya perlindungan konsumen dan tertib ukur melalui pengawasan terhadap Alat-alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya (UTTP) yang digunakan dalam transaksi perdagangan Barang Dalam Keadaan Terbungkus, serta pelayanan tera dan tera ulang UTTP. I. KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG SARANA PERDAGANGAN 2. Kebijakan Khusus a. Pembangunan dan Pengembangan Sarana Distribusi Perdagangan 1. Pasar Diprioritaskan bagi kabupaten/kota yang memiliki pasar tanpa bangunan, kabupaten/kota dengan jumlah desa yang tidak memiliki pasar permanen/ semi permanen, dan kabupaten/kota dengan jumlah persentase pasar yang rusak, serta dengan memperhatikan densitas penduduk. 2. Gudang Non SRG Dipriotaskan bagi kabupaten/kota yang masuk dalam kategori daerah kepulauan terpencil, terluar, perbatasan dan tertinggal dengan memperhatikan keberadaan Gudang Non SRG milik Pemerintah maupun Swasta serta densitas penduduk. II. PENGALOKASIAN DAN PENYALURAN 1. Pengalokasian Mekanisme pengalokasian DAK berpedoman pada Peraturan Pemerintah
Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan. Indeks Teknis (IT) diperoleh melalui penghitungan dana teknis tertentu, yaitu berasal dari Kriteria Teknis sebagai berikut : a. Pembangunan dan Pengembangan Sarana Distribusi Perdagangan (Pasar) 1) Kabupaten/kota dengan densitas penduduk yang relatif besar; 2) Kabupaten/kota yang memiliki pasar rusak yang cukup banyak; 3) Kabupaten/kota yang memiliki pasar tanpa bangunan; 4) Kabupaten/kota dengan jumlah desa yang tidak memiliki pasar permanen/semi permanen pada jarak kurang dari 3 kilometer; Pembangunan dan Pengembangan Sarana Distribusi Perdagangan (Gudang Non SRG) 1) Kabupaten/kota dengan densitas penduduk yang relatif besar; 2) Kabupaten/kota yang masuk dalam kategori terdepan, terluar (perbatasan) dan tertinggal; 3) Keberadaan Gudang Non SRG milik Pemerintah maupun Swasta. 2. Penyaluran Penyaluran DAK Bidang Sarana Perdagangan Tahun Anggaran 2015 dilakukan dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara (Pemerintah Pusat) c.q. Kementerian Keuangan ke Rekening Kas Umum Daerah (provinsi/kabupaten/kota) yang diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan dan ketentuan perundangan yang berlaku lainnya. III. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN TEKNIS DAK BIDANG SARANA PERDAGANGAN 1. Perencanaan SKPD yang menerima DAK Bidang Sarana Perdagangan Tahun Anggaran 2015 dalam menyusun perencanaan kegiatan dan monitoring dalam APBD kabupaten/kota agar berkoordinasi dengan SKPD Provinsi yang membidangi Perdagangan. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) yang disusun mengacu kepada Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Sarana Perdagangan Tahun Anggaran 2015. Rencana penggunaan DAK Bidang Sarana Perdagangan Tahun Anggaran 2015 disusun sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1.1 Petunjuk Teknis ini. Rencana Penggunaan DAK Bidang Sarana Perdagangan Tahun Anggaran 2015 dan salinan RKA dikirimkan kepada: a. Kepala SKPD Provinsi yang membidangi Perdagangan Tahun Anggaran awal koordinasi. b. Menteri Perdagangan c.q. Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan sebagai bahan untuk melakukan monitoring dan evaluasi. 2. Pelaksanaan Teknis a. Pelaksanaan Pelaksanaan DAK Bidang Sarana Perdagangan Tahun Anggaran 2015 harus mengacu pada petunjuk teknis DAK Bidang Sarana Perdagangan Tahun 2015. b. Revisi 1) Perubahan menu dari alokasi DAK antar Sub Bidang (sub bidang pembangunan dan pengembangan sarana distribusi perdagangan (pasar dan gudang non SRG), sub bidang pembangunan gudang, fasilitas dan peralatan penunjangnya dalam kerangka SRG, dan sub bidang peningkatan sarana metrologi legal)), hanya dapat dilakukan apabila di daerah tersebut terjadi kondisi force majeur. 2) Perubahan lokasi pelaksanaan DAK Bidang Sarana Perdagangan yang ditetapkan dalam RKA dapat dilakukan dengan memberikan surat pemberitahuan dari Kepala Daerag dan dengan tetap memenuhi persyaratan lokasi sebagaimana diatur dalam Petunjuk Teknis ini. 3) Mekanisme pengajuan revisi DAK Bidang Sarana Perdagangan Tahun Anggaran 2015 sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1.2 Petunjuk Teknis ini. IV. PENGGUNAAN DAK BIDANG SARANA PERDAGANGAN 1. Pembangunan dan Pengembangan Sarana Distribusi Perdagangan
14 Info PDN
a. Pasar Petunjuk teknis ini memberikan beberapa acuan umum dalam merencanakan kegiatan pembangunan dan pengembangan sarana distribusi perdagangan berupa pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah, berupa Bangunan Utama Pasar, Sarana Pendukung Lainnya, dan kios yang dimanfaatkan oleh pedagang kecil, menengah, swadaya, masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli dagangan melalui tawar menawar yang meliputi: 1) Penentuan Lokasi Penentuan lokasi dalam pembangunan baru dan revitalisasi Pasar (perluasan/renovasi) adalah sebagai berikut: a) Telah memiliki embrio pasar, yang merupakan tempat interaksi jual beli barang dagangan secara terus menerus pada satu area/ tempat yang tetap dan tidak berpindah-pindah di suatu bangunan belum dalam bentuk permanen atau dalam bentuk semi permanen; b) Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten/kota setempat; c) Lahan pasar merupakan lahan matang, siap bangun dan tidak memerlukan pengurugan tanah; d) Lahan merupakan milik/aset Pemerintah Daerah kabupaten/ kota yang dibuktikan dengan sertifikat kepemilikan yang sah dan tidak dalam keadaan sengketa; e) Dalam hal lahan merupakan milik masyarakat adat harus sudah ada penyerahan hak dari masyarakat adat kepada pemerintah daerah untuk dimanfaatkan bagi kepentingan umum (sarana distribusi perdagangan) dan tidak dalam sengketa; f) Tersedianya akses jalan menuju pasar dan didukung sarana transportasi umum; g) Adanya surat jaminan dari pengelola pasar bahwa pedagang yang direlokasi (pedagang lama) berhak mendapatkan prioritas untuk menempati bangunan pasar yang baru; h) Berada di lokasi yang strategos dan dekat pemukiman penduduk atau pusat kegiatan ekonomi masyarakat. 2) Batasan dan Karakteristik Pasar Pembangunan dan pengembangan pasar tradisional/rakyat harus berpedoman pada petunjuk teknis pelaksanaan DAK Bidang Sarana Perdagangan. Agar petunjuk teknis ini dapat tepat guna dan sesuai dengan pencapaian indikator kinerja kegiatan DAK Bidang Sarana Perdagangan Tahun Anggaran 2015, maka karakteristik pasar yang diharapkan dalam petunjuk teknis ini adalah pada pasar yang memiliki karakteristik sebagai berikut: a) Cakupan wilayah. Pembangunan atau pengembangan pasar berada dekat wilayah pemukiman yang diutamakan pada tingkat kecamatan maupun pedesaan. Adapun untuk mendukung pembangunan kawasan perbatasan, lokasi pembangunan pasar diprioritaskan pada Lokasi Prioritas yang tercantum pada Lampiran 1.3 petunjuk teknis ini. Namun demikian, lokasi pembangunan pasar tetap memperhatikan kriteria penentuan lokasi di atas; b) Waktu beroperasi secara reguler atau rutin atau minimal beroperasi 2 (dua) sampai 3 (tiga) kali dalam seminggu; c) Pasar heterogen yang utamanya menjual komoditi bahan kebutuhan pokok yang dijual secara eceran. 3) Lingkup Kegiatan Kegiatan pembangunan dan pengembangan sarana distribusi perdagangan (pasar) terdiri dari: a) Pembangunan baru Pembangunan baru hanya diperbolehkan untuk Bangunan Utama Pasar dan Sarana Pendukung Lainnya. (1) Bangunan Utama Pasar Bangunan Utama Pasar, yang meliputi Los (terdiri dari beberapa lapak), Selasar/Koridor/Gang, hanya dipergunakan untuk 1 (satu) lantai, di 1 (satu) lokasi utama dan paling banyak di 3 (tiga) lokasi berbeda;
(2) Sarana Pendukung Lainnya, yang meliputi: (a) Kantor Pengelola, (b) Toilet/WC, (c) Tempat Ibadah (Musholla), (d) Drainase (ditutup dengan Grill), (e) Tempat Penampungan Sampah Sementara, (f) Tempat Parkir, (g) Area Penghijauan, (h) Instalasi/Sarana Air Bersih dan Jaringan/Instalasi Listrik. Hal-hal yang tidak diperbolehkan dalam pembangunan baru adalah sebagai berikut: (1) Hanya membangun sarana pendukung lainnya; (2) Pengurugan tanah dan pengaspalan jalan; (3) Hanya membangun pagar; (4) Hanya membangun taman; (5) Hanya melakukan pengecatan; (6) Hanya perbaikan atap; (7) Hanya perbaikan/ pembuatan lantai. b) Revitalisasi Pasar Revitalisasi Pasar dapat berupa perluasan bangunan pasar dan/atau renovasi. (1) Perluasan Pasar Perluasan pasar hanya dapat dilakukan terhadap pasar yang tidak dapat lagi menampung pedagang pada bangunan utama pasar lama. Perluasan pasar hanya diperbolehkan untuk Bangunan Utama Pasar dan bila dana masih tersedia dapat dipergunakan untuk membangun sarana pendukung lainnya : (a) Bangunan Utama Pasar Bangunan Utama Pasar yang meliputi Los (terdiri dari beberapa lapak), Selasar/Koridor/Gang, hanya dipergunakan untuk 1 (satu) lantai, di 1 (satu) lokasi utama dan paling banyak di 3 (tiga) lokasi berbeda; (b) Sarana Pendukung Lainnya meliputi: i. Kantor Pengelola, ii. Toilet/WC, iii. Tempat Ibadah (Musholla), iv. Drainase (ditutup dengan Grill), v. Tempat Penampungan Sampah Sementara, vi. Tempat Parkir, vii. Area Penghijauan, viii. Instalasi/Sarana Air Bersih dan Jaringan Instalasi/ Listrik. Hal-hal yang tidak diperbolehkan dalam pembangunan baru adalah sebagai berikut: (a) Hanya membangun sarana pendukung lainnya; (b) Pengurugan tanah dan pengaspalan jalan; (c) Hanya membangun pagar; (d) Hanya membangun taman; (e) Hanya melakukan pengecatan; (f) Hanya perbaikan atap; (g) Hanya perbaikan/ pembuatan lantai. (2) Renovasi Pasar: Renovasi adalah melakukan perbaikan yang diprioritaskan terhadap bangunan utama pasar yang meliputi Los (terdiri dari beberapa lapak), Selasar/Koridor/Gang yang sudah tidak layak, sehingga dapat meningkatkan nilai aset fisik terhadap pasar, tanpa mengubah lokasi tempat kedudukan bangunan pasar, tanpa mengubah lokasi tempat kedudukan bangunan pasar (pasar berada pada lokasi lama), bila dana masih tersedia dapat dipergunakan untuk membangun Sarana Pendukung Lainnya dan kemudian renovasi kios. Syarat renovasi didasarkan atas rekomendasi dari instansi yang membidangi pekerjaan umum dan dibuktikan melalui foto terakhir, di mana bangunan utama pasar sudah tidak dapat berfungsi secara optimal. Renovasi pasar dapat dilakukan untuk 1 (satu) di satu lokasi uatama atau paling banyak di 3 (tiga) lokasi berbeda, dengan terlebih dahulu menyiapkan tempat penampungan sementara bagi para pedagang yang menjalankan aktivitas di lokasi pasar tersebut dan memberikan prioritas kepada pedagang lama. Sarana Pendukung Lainnya meliputi: a) Kantor Pengelola, b) Toilet/WC, c) Tempat Ibadah (Musholla), d) Drainase (ditutup dengan Grill), e) Tempat Penampungan Sampah Sementara, f) Tempat Parkir, g) Area Penghijauan, h) Instalasi/Sarana Air Bersih dan Jaringan Instalasi/Listrik.
4) Perencanaan Bangunan Pasar Beberapa aspek utama yang perlu diperhatikan dalam kegiatan Perencanaan Bangunan Pasar, yaitu: a) Kebutuhan Ruang, yaitu terkait dengan ketersediaan fasilitas ruang bagi pedagang, pengelola, pengunjung pasar, dan sarana pendukung; b) Aksesibilitas Pasar, yaitu terkait dengan pengaturan kemudahan pencapaian pengunjung ke tempat komoditi yang dibutuhkan; c) Sirkulasi Pedagang, yaitu terkait dengan pengaturan kemudahan keluar masuk barang milik pedagang dari area bongkar muat ke tempat los pasar; d) Drainase ditutup dengan Grill; e) Pemasangan listrik sesuai dengan SNI 04-0225-1987 Peraturan Umum Instalasi Listrik 1987 (PUIL1987); f) Sirkulasi Kendaraan, yaitu terkait dengan pengaturan kemudahan keluar masuk kendaraan pedagang, pengunjung dan pelayanan bongkar muat dan pengangkutan sampah, dan; g) Terdapat area penghijauan di lahan pasar. b) Papan Nama Pasar Pembuatan atau pemasangan papan nama pasar yang didanai melalui Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana Perdagangan sebagaimana contoh tercantum dalam Gambar 4, senantiasa berpedoman pada kriteria dan ketentuan sebagai berikut: (1) Setiap unit pasar yang dibangun, harus dibuatkan papan nama pasar dengan mencantumkan logo Kementerian Perdagangan, nama pasar dan logo Pemerintah Daerah Setempat. (2) Papan nama pasa tersebut dapat berbentuk: (a) Papan nama/plank; (b) Prasasti; atau (c) Gapura. (3) Adapun tata desain papan nama pasar dengan penjelasan sebagai berikut : (a) Ukuran papan nama, prasasti atau gapura, dibuat secara proporsional, disesuaikan dengan bangunan fisik pasar; (b) Ukuran logo Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, dibuat secara proporsional dan ditempatkan pada sisi sebelah kiri papan nama pasar; (c) Nama pasar dibuat dan ditempatkan secara simetris di bagian atas papan nama. Di bawah tulisan nama pasar ditambah kalimat “DIBANGUN ATAS KERJASAMA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN PEMDA…..(diisi nama pemda setempat) MELALUI DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG SARANA PERDAGANGAN TAHUN 2015”. (d) Ukuran logo Pemerintah Daerah (Pemda) dibuat secara proporsional dan ditempatkan pada sisi sebelah kanan papan nama pasar; dan (e) Papan nama pasar ditempatkan di depan akses masuk pasar agar dapat dengan mudah dilihat oleh masyarakat. c) Sarana Pendukung Lainnya Penataan Sarana Pendukung Lainnya yang baik, meliputi hal-hal sebagai berikut: (1) Toilet/MCK Pemisahan toilet laki-laki dan perempuan dengan papan penanda identitas (sign board). (2) Tempat Penampungan Sampah Sementara Tempat penampungan sampah sementara memiliki volume yang dapat menampung seluruh sampah pasar per hari. (3) Sarana Ibadah (Musholla) Sarana ibadah atau Musholla ditempatkan di salah satu sudut pasar yang strategis dan apabila memungkinkan lokasinya berjauhan dengan aktivitas jual beli namun masih berada dalam lokasi pasar. (4) Sirkulasi Udara dan Pencahayaan Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengatur pasar terkait dengan sirkulasi udara dan pencahayaan adalah sebagai berikut: (a) Posisi bangunan los dalam pasar apaibila memungkinkan disesuaikan dengan arah mata angin yang bertiup sehingga dapat membuat udara di sekitar pasar dapat mengalir dengan baik. (b) Pencahayaan dalam bangunan pasar hendaknya dapat mengoptimalkan pemanfaatan intensitas
15 Info PDN
sinar matahari sebagai sumber pencahayaan dari ruang-ruang dalam pasar. (c) Aspek pencahayaan selain memperhatikan kenyamanan pengunjung sebaiknya juga menghemat energi dengan tidakhanya bergantung pada pasokan energi listrik. b. Gudang Non SRG Petunjuk teknis ini memberikan beberapa acuan umum dalam merencanakan kegiatan pembangunan dan pengembangan sarana distribusi perdagangan berupa gudang yang merupakan suatu ruangan tidak bergerak yang tertutup dan atau terbuka dengan tujuan tidak untuk dikunjungi oleh umum, tetapi untuk dipakai khusus sebagai tempat penyimpanan barang yang dapat diperdagangkan dan tidak untuk kebutuhan sendiri. 1) Lokasi Gudang a) Luas lahan paling sedikit 2.000 m2; b) Lokasi pembangunan Gudang Non SRG merupakan lahan matang siap bangun dan tidak memerlukan pengurugan tanah; c) Lahan merupakan milik/aset Pemerintah Daerah kabupaten/kota yang dibuktikan dengan sertifikat kepemilikan kabupaten/kota; d) Di dekat atau di pinggir jalan kelas I untuk memudahkan keluar dan masuk area Gudang Non SRG sehingga menjamin kelancaran kegiatan bongkar muat dan distribusi barang; e) Di daerah yang aman dari banjir dan longsor; f) Jauh dari pabrik atau gudang bahan kimia berbahaya, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum dan atau tempat pembuangan sampah/limbah kimia; g) Terpisah dengan bangunan lain di sekitarnya sehingga keamanan dan keselamatan barang yang disimpan lebih terjamin dan tidak menganggu keselamatan penduduk di sekitarnya; h) Memiliki jaringan listrik dan sumber air. 2) Konstruksi Bangunan Gudang a) Pembangunan gudang mengacu pada SNI 7331:2007; b) Kerangka bangunan gudang harus kokoh guna menjaga mutu barang dan keselamatan manusia; c) Atap gudang dapat dilengkapi dengan pencahayaan, terbuat dari bahan yang cukup kuat dan tidak bocor; d) Dinding bangunan gudang harus kokoh; e) Lantai gudang terbuat dari beton atau bahan lain yang kuat untuk menahan berat barang yang disimpan sesuai dengan kapasitas maksimal gudang dan bebas dari resapan air tanah; f) Talang air terbuat dari bahan yang kuat, menjamin air mengalir dengan lancar; g) Pintu harus terbuat dari bahan yang kuat, tahan lama dan dilengkapi dengan kunci yang kuat, serta berkanopi guna menjamin kelancaran pemasukan dan pengeluaran barang; h) Ventilasi harus ditutup dengan jaring kawat penghalang untuk menghindari gangguan burung, tikus dan gangguan lainnya; i) Pemasangan listrik sesuai SNI 04-0225-1987 Peraturan Umum Instalasi Listrik 1987 (PUIL 1987); j) Bangunan gudang mempunyai teritis dengan lebar yang memadai sehingga air hujan tidak mengenai dinding gudang. 3) Papan Nama Gudang Pembuatan atau pemasangan papan nama gudang yang didanai melalui Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana Perdagangan sebagaimana tercantum dalam Gambar * berpedoman pada kriteria dan ketentuan sebagai berikut: a) Setiap unit gudang yang dibangun harus dibuatkan papan nama gudang dengan mencantumkan Logo Kementerian Perdagangan, nama gudang dan Logo Pemda setempat. b) Papan nama gudang tersebut dapat berbentuk papan nama/ plank, prasasti atau gapura. c) Adapun tata desain papan nama gudang adalah sebagai berikut: (1) Ukuran papan nama, prasasti atau gapura dibuat secara proporsional, disesuaikan dengan bangunan fisik gudang. (2) Ukuran logo Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dibuat secara proporsional dan ditempatkan pada sisi sebelah kiri papan nama gudang. (3) Nama gudang dibuat dan ditempatkan secara simetris di bagian atas papan nama. Di bawah tulisan nama pasar ditambah kalimat “DIBANGUN ATAS KERJASAMA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN PEMDA….. (diisi nama pemda setempat) MELALUI DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG SARANA PERDAGANGAN TAHUN 2015”. (4) Ukuran logo Pemerintah Daerah (Pemda) dibuat secara proporsional dan ditempatkan pada sisi sebelah kanan papan nama gudang; dan (5) Papan nama pasar ditempatkan di depan akses masuk gudang agar dapat dengan mudah dilihat oleh masyarakat.
KHAZANAH PASAR RAKYAT
PASAR 10 ULU, PALEMBANG
Pengawal Denyut Ekonomi di Tepian Sungai Musi
P
amor Pasar 10 Ulu tak kalah dengan pasar-pasar lainnya di Palembang, seperti Pasar 16 Ilir dan Pasar 5 KM. Bahkan, pasar yang terletak di Jalan KH. Azhari, Kelurahan 10 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Kota Palembang, Sumatera Selatan ini memiliki peran historis yang cukup penting dalam sejarah pertumbuhan Kota Palembang. Menurut beberapa literatur, pasar yang persis bersebelahan dengan Sungai Musi ini sejak kerajaan Sriwijaya dahulu memang sudah populer sebagai salah satu pusat perniagaan antarwilayah di Sumatera Selatan. Fakta ini tentu bukan tanpa alasan. Salah satunya adalah karena faktor lokasinya yang begitu strategis, yaitu tak
jauh dari Sungai Musi, sungai terpanjang di Sumatera. Posisinya yang begitu strategis itulah yang membuat mobilitas perdagangan dari dan ke Pasar 10 Ulu menjadi lebih mudah. Karenanya, tak mengherankan bila dahulu kala banyak saudagar dari China, Persia, dan Arab yang ikut berjualan di pasar ini. Konon, waktu itu para saudagarsaudagar tersebut tinggal di rumah-rumah rakit (terapung) sebelum akhirnya mereka menetap dan hidup berkelompok dengan membentuk perkampungan-perkampungan di pinggiran Sungai Musi. Soal komoditas yang dijual olah para pedagang pasar ini pun beragam. Bukan
FOTO-FOTO: AGUS BACHTIAR
Pasar 10 Ulu bukan hanya menjadi bagian penting dari pertumbuhan ekonomi, tapi juga memiliki sejarah tersendiri bagi perkembangan budaya dan sosial Kota Palembang sejak zaman Kerajaan Sriwijaya dulu. Untuk mempertahankan perannya tersebut, Pemkot Palembang dan Kemendag RI pun membesutnya sebagai salah satu pasar rakyat bebas formalin dan barang berbahaya di Palembang.
16 Info PDN
Revitalisasi Pasar 10 Ulu adalah penjabaran Nawacita untuk merevitalisasi 5 ribu unit pasar rakyat. Maka, melalui pasar ini ada tiga harapan dari Pemerintah Pusat. Pertama, agar Pasar 10 Ulu bisa menjadi stabilisator harga. hanya kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat saja yang dijajakan oleh para pedagang Pasar 10 Ulu ini, namun ada juga berbagai macam produk unggulan khas Palembang semisal produk kerajinan tangan dan makanan-makanan khas daerah lainnya. Karena itu, bagi para pelancong yang berkunjung ke Palembang tak akan sempurna bila belum sempat membeli buah tangan di Pasar 10 Ulu ini. Memang sebelum tersentuh program revitalisasi, Pasar 10 Ulu ini nampak begitu semrawut. Kesan becek, kotor, dan bau, jadi amat melekat di pasar ini. Bangunan gedung pasar dinilai sudah tak lagi layak untuk menampung sekitar 600-an lebih pedagang. Alhasil, banyak pedagang pasar yang berjualan hingga meluber ke jalan dan membuat macet lalu lintas kota. Itulah beberapa hal yang membuat Kementerian Perdagangan (Kemendag) tak berpikir panjang lagi untuk menggelontorkan bantuannya demi merevitalisasi pasar ini. Sebagaimana diinformasikan ke berbagai pihak, anggaran APBN dari Tugas Pembantuan Kemendag yang diperuntukkan untuk merevitalisasi pasar ini sejak tahun 2014 lalu adalah sekitar Rp12 miliar. Perlu diketahui, Pasar 10 Ulu mulai direvitalisasi pada tahun 2014 lalu. Dari luas lahan pasar sebesar 2500 m2, lahan yang dipergunakan untuk pembangunan gedung pasar hanya 1100 m2 (di luar lahan parkir-red). Berdasarkan informasi yang diterima Info PDN, selama proses revitalisasi berlangsung, para pedagang Pasar 10 Ulu yang terdiri dari 600 pedagang petak dan los, serta 300 pedagang kaki lima (PKL), direlokasi ke tempat penampungan sementara di dekat Kelenteng 10 Ulu.
Mendag RI Rachmat Gobel menandatangani prasasti peresmian Pasar 10 Ulu, Palembang, Minggu (14/06) lalu.
“Harapan saya kepada para pedagang agar bisa menjaga kerapihan, kebersihan, keteraturan, dan kedisiplinan di pasar ini,” pesan Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel saat acara peresmian Pasar 10 Ulu pasca revitalisasi, Minggu (14/6). Karena itu, jelas Mendag, ke depannya Pasar 10 Ulu harus menjadi pasar rakyat yang higienis, bebas dari formalin dan barang berbahaya lainnya. Ia pun berpesan kepada pengelola pasar untuk selalu melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap para pedagang. “Hanya dengan cara inilah pedagang di pasar bisa bertahan dan bersaing,” tandasnya. Mendag Rachmat Gobel menekankan, bahwa Kemendag pun akan terus melakukan pemantauan terhadap setiap perkembangan program revitalisasi Pasar 10 Ulu. Meski demikian, ia tetap mengingatkan bahwasanya keberhasilan pelaksanaan
17 Info PDN
program revitalisasi ini tak lepas dari peran dan kerja sama yang sinergis seluruh pemangku kepentingan, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dalam mengelola pasar. Sementara menurut Plt. Walikota Palembang Harnojoyo, revitalisasi Pasar 10 Ulu terasa spesial bagi warga Palembang, khususnya para pedagang. “Sebab, tiga hari lagi Kota Palembang ulang tahun yang ke-1332 atau peringatan yang ke-44. Ini seolah menjadi kado yang manis bagi kami,” ucapnya siang itu.
PENJABARAN NAWACITA Menurut Mendag, revitalisasi Pasar 10 Ulu adalah penjabaran Nawacita untuk merevitalisasi 5 ribu unit pasar rakyat. Maka, kata Mendag, melalui pasar ini ada tiga harapan dari Pemerintah Pusat. Pertama, agar Pasar 10 Ulu bisa menjadi stabilisator harga.
KHAZANAH PASAR RAKYAT
Kedepannya Pasar 10 Ulu harus menjadi pasar rakyat yang higienis, bebas dari formalin dan barang berbahaya lainnya.
Suasana bagian dalam Pasar 10 Ulu, Palembang tampak bersih dan tertata rapi.
Kedua, stabilisator suplai bahan pokok. Ketiga, bagaimana supaya pasar bisa dijadikan sarana mempromosikan produk unggulan lokal setempat. “Sebab, dari produk lokal kelak bisa menjadi produk nasional dan produk global,” jelas Mendag Rachmat Gobel. Sekedar informasi, dalam acara persemian itu Menteri Perdagangan Rachmat Gobel didampingi oleh Ketua Komisi VI DPR RI Achmad Hafisz Tohir, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Dodi Alex Nurdin,
Plt. Walikota Palembang Harnojoyo, Dirjen PDN Srie Agustina, Staf Khusus Bidang Penguatan Perdagangan Nasional Adriansyah Parman, serta jajaran pejabat Kemendag lainnya. “Izinkan saya berpantun sebelum mengakhiri sambutan. Bukan kentang sembarang kentang, kentang datang dari Gunung Depo. Bukan datang sembarang datang, kami datang karena cinto sama wong kito,” pungkas Mendag Rachmat Gobel yang langsung ditimpali tepuk tangan meriah para tetamu.*
KAWASAN SEBERANG ULU
Jejak Kawasan Niaga Kerajaan Sriwijaya KOTA Palembang merupakan salah satu kota multietnis yang ada di Sumatera. Nuansa ini tentu mengherakan. Apalagi, kota ini pada zaman Kerajaan Sriwijaya dahulu memang menjadi kota niaga bertaraf internasional yang cukup disegani, baik oleh para pedagang nusantara maupun dari mancanegara. Dinamisnya perdagangan di kota tersebut kala itu, setidaknya masih bisa dilacak jejaknya dari banyaknya jumlah
pasar yang ada di Kawasan Seberang Ulu yang kabarnya membuat Sriwijaya dahulu kepincut menjadikannya sebagai salah satu kekuatan ekonomi Kerajaan pada abad ke-9 lalu. Menurut Plt. Walikota Palembang Harnojoyo, geliat perekonomian warga dari pasar rakyat hingga kini terus mengalami perkembangan, seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk kota yang sebesar 1,02% per tahunnya. Kepada Info PDN,
18 Info PDN
Harnojoyo menjelaskan, bahwa jumlah pasar di Palembang saat ini mencapai 35 unit pasar, terdiri dari 20 unit pasar milik Pemerintah dan 15 unitnya lagi swasta. “Namun pasar yang ada tidak cukup menampung, sehingga banyak pasar-pasar yang tumbuh. Jika dihitung, jumlahnya sekitar 50 unit pasar saat ini. Angka itu, termasuk pasar-pasar dadakan yang tersebar di sepanjang Sungai Musi dekat dengan Pasar 10 Ulu,” ujarnya.
REFERENSIA
FOTO: HUFFINGTONPOST.COM
Mengintip Kiat-Kiat Paris Menjadi Kota Terkuat City Brand-nya Sedunia
Di kota inilah sejumlah merek produk ternama berkelas dunia lahir dan tumbuh besar. Cara kota ini mengelola potensi dan membangun citranya sebagai kota terelit dunia dan destinasi wisata idaman manusia dari berbagai belahan bumi pun patut dipelajari rahasianya. Karena setiap tahun ada belasan juta wisatawan bermuhibah ke kota ini dengan membawa ribuan dolar untuk menikmati prestise kota ini dan berbelanja produk-produk jualannya.
M
enara Eifell, parfum, dan aneka merek produk ternama dunia, dan lalu lalang gadis-gadis cantik bak model di atas cat walk di jalanan adalah ikon yang sudah melekat pada kota Paris. Kota ini juga dikenal oleh seluruh dunia bukan hanya karena pesona keindahannya, tapi juga perannya sebagai pusat pembelajaran
dan pengetahuan Eropa dalam sejarah kebangkitan Eropa. Kabarnya, fakta itulah yang membuat kota tereksotis di dunia pada masa Perang Dunia II ini menjadi rebutan dan termasuk target penghancuran oleh tentara Nazi Jerman. Namun, di sisi lain, kekuatan itu pula yang membuat jutaan penghuni
19 Info PDN
dunia ingin mengunjunginya. Padahal, saat pertama kali ditemukan pada tahun 250 SM, kawasan yang saat ini disebut kota Paris disebut Loukteih yang bermakna kawasan rawa dan selama perjalanannya mengalami banyak dinamika. Lika-liku sejarah di kota Paris itu sangat terlihat dari bangunan-bangunan kuno dan
FOTO: TRAVELFEATURED.COM
REFERENSIA
beberapa warisan maha karya para seniman yang masih terjaga dan terpelihara dengan baik di kota ini. Dan soal ini, banyak orang bilang tidak ada negara lain yang bisa menjaga bangunan-bangunan arsitektur kuno itu sebaik Paris kini.
sebenarnya kota ini juga memiliki kelemahan. Yakni, sikap penduduknya yang bagi sementara orang dipandang kurang ramah. Hal ini terlihat manakala mereka ditanya dengan bahasa Inggris dan selalu menjawabnya dengan bahasa Prancis.
dikelola, kota ini menjadi magnet dan kekuatan yang membius hasrat setiap orang untuk tetap menyapa dan mengunjunginya. Salah satu kekuatan itu adalah kemampuan kota Paris mengintegrasikan aroma masa lalu dan masa kini.
Salah satu bangunan terkenal di Paris yang menjadi impian banyak manusia adalah Museum Louvre. Di antara 85 museum lainnya yang menjadi ikon Paris, Museum Louvre merupakan museum seni terbesar di dunia dengan koleksi 35.000 benda dari zaman prasejarah hingga abad ke-19. Benda-benda koleksi bersejarah itu dipamerkan di area seluas 60.600 m2 dengan penataan yang sangat menawan mata.
Memang, faktor ini membuat Paris kurang kuat nilainya dari sisi keramahan penduduk. Walaupun demikian, gelombang wisatawan yang datang ke Paris tetaplah ramai. Bahkan, meskipun pada beberapa sudut kota ini ada yang tampak kurang bersih dan ada juga pengemis serta pencopet berkeliaran, kota ini pun tetap menjadi tujuan wisata idaman orang dari pelbagai penjuru dunia.
Terbukti, dengan segala kerumunan dan kemacetannya, Paris masih merupakan kota yang dikenal akan keindahan dan gayanya yang sublim—menampakkan cita rasa keindahan yang tinggi. Selain itu, dengan segudang kelebihan yang dimilikinya, Paris juga tetap berupaya memperkuat brandingnya sebagai pusat budaya, perdagangan, dan komunikasi Eropa.
Sejurus dengan kekurangan di atas, Paris pun ternyata tetap mengundang pe so na dengan moto terkenalnya “Fluctuatnecmergitur” bahasa Latin yang bermakna “Dia terhempas gelombang, tetapi dia tidak tenggelam”. Berbagai julukan pun disematkan pada kota ini, yaitu “The City of Lights” dan “The City of Romance” yang membuatnya semakin terkenal, termasuk juga potensi kulinernya yang begitu populer.
Untuk diingat, Paris terutama tercatat sebagai motor dalam industri fesyen dan manufaktur barang-barang mewah berdaya jual tinggi. Sebut saja misalnya namanama merek ternama dunia untuk produk fesyen seperti Louis Vuitton, Yves Saint Laurent, Adidas, Hermes, Lacoste, dan Chanel sebagai merek-merek dambaan para pecinta penampilan kelas tinggi. Ada juga produk kecantikan L’oreal, produk alat tulis Mont Blanc, dan St. Dupont untuk produk tas, pena, rokok, korek api, dan parfum.
Selain itu, terdapat atraksi budaya dan arsitektural yang sangat banyak. Atraksiatraksi tersebut di antaranya Arc de Triomphe, Menara Eiffel, Notre Dame, SteChapelle, Sacre Coeur, Louvre, Opera, Hotel des Invalides (dulu merupakan Rumah Sakit Tentara, sekarang museum tentara dan tempat Napoleon dimakamkan), Museum Rodin, Place de la Concorde, dan di pinggiran kota terdapat Versailles, tempat tinggal Louis XIV, sang Raja matahari. Yang menarik, di balik semua suguhan penuh pesona dan eksotisme tersebut
Mengapa bisa demikian? Patut dicatat bahwa dibalik semua kelemahan itu, kota ini memiliki berbagai potensi yang berhasil
20 Info PDN
Di bisnis ritel kita pun mengenal kiprah Carrefour. Dalam bisnis otomotif, nama
Peugeuot dan Renault sudah sangat kuat dan mendunia. Sementara di sektor industri percetakan dan penerbitan buku, pusat kota Paris juga dikenal sebagai sentra aktivitas utama kegiatan-kegiatan industri percetakan tersebut. Ada yang mengatakan kota ini memang memiliki brand yang begitu kuat sehingga tidak perlu banyak melakukan upaya branding sebagaimana kota-kota lain. Branding lokasi saja sudah cukup baik untuk mempromosikan Paris. Kedekatannya dengan wilayah Eropa yang lain serta kemudahan perjalanan masuk dan keluar Paris juga membuat Paris menjadi kota yang strategis serta nyaman untuk disinggahi. Karena itu, tidak heran jika kota ini beberapa kali menduduki peringkat nomor satu kota tujuan wisata dunia.
Berdasarkan riset Saffron, kekuatan branding Paris ditentukan oleh tiga faktor, yaitu 1) budaya (tamasya dan atraksi sejarah); 2) masakan dan restoran; 3) surga belanja. Faktor tersebut didukung oleh beberapa kenyamanan, yaitu biaya rendah untuk beberapa hal, cuaca yang baik, dan kemudahan berjalan kaki mengitari kota dengan transportasi publik. Riset terbaru tahun 2014 yang dilakukan Saffron bermitra dengan The Guardian menempatkan Paris dalam empat besar kota yang memenuhi indikator global untuk pariwisata, kelayakan hidup, melakukan bisnis, dan menarik investasi asing langsung. Paris dalam hal ini menempati urutan teratas bersama dengan Los Angeles, New York, dan London. Keempat kota ini dalam riset Saffron dianggap mampu memanfaatkan objek wisata terkenal di dunia mereka, infrastruktur dan kesejahteraan ekonomi, serta memperkuat diri sebagai kota terkemuka dunia.
9
● Singapore
● Shanghai ● Tokyo ● Beijing
● Los Angeles ● Seoul York City ● New London ● ● ● San Francisco ● ● Paris ● Barcelona ● Vienna Bangkok ● Mexico City Rio De Janeiro ● Lisbon/Washington Milan/Berlin ● ● Venice ● ● Chicago Buenos ● Aires ● ● Las Vegas ● Macau Rome ● Delhi Atlanta ● ● Copenhagen Seattle ● ● Melbourne ● Tel Aviv Doha ● ● Vancouver● Abu Dhabi ● Mumbai ● Istanbul/Dubai ● Sao Paulo ● Riyadh ● Mecca ● Oslo ● Marrakech ● Lumpur ● Kuala Santiago ● Bangalore ● Krakow ● Salvador● ● Sofia ● Lima ● Hanoi ● Chittagong ● Cape Town ● Lagos ● Algiers ● Nairobi
8
Sydney
7
6
5
4
Asset Strength →
Diperkirakan ada sekitar 30 juta pengunjung kota ini setiap tahunnya, meskipun jumlah tersebut mulai berkurang. Tahun 2015 berdasarkan MasterCard Global Destination Cities Index, peringkat Paris sebagai kota tujuan wisata paling popular melorot ke peringkat ketiga dengan 16,06 juta kunjungan turis per tahun. Peringkat pertama diduduki London 18,82 juta kunjungan turis per tahun dan kedua Bangkok dengan 18,24 juta kunjungan turis.
10
3
2
Madrid
1
0 0
2
4
Buzz Strength →
6
● ● Top 4
Challengers
●
8 Ones to Watch
●
10 Developing Cities
●
12 Underperformers
Paris masuk empat besar kota dengan city brand terkuat. (Sumber: Saffron City Brand Barometer)
Saffron melakukan riset dengan cara mengevaluasi aset kota dan melihat segi infrastruktur, keamanan, atraksi, iklim dan kinerja ekonomi. Selain itu, dinilai juga gebrakan global yang dilakukan sebuah kota dengan mengukur dari penyebutan gabungan di media serta media sosial.
istilah Saffron, agar menjadi merek yang patut ditiru, sebuah kota harus membuat sebuah cerita yang menarik. Cerita yang mengungkap esensi dari apa yang membuat kota itu istimewa dan yang terpenting cerita itu tersampaikan kepada dunia.
Riset Saffron juga memberi pelajaran berharga bahwa betapa pun kuatnya aset sebuah kota seperti yang ditunjukkan Shanghai, Tokyo, Beijing, Melbourne, dan Sydney, tetapi karena tidak mampu melakukan gebrakan untuk memberitahu dunia, kota-kota itu peformanya menjadi terbawah. Artinya, Paris sebagai kota dengan kekuatan aset tinggi juga mampu menginformasikan kelebihannya. Dalam
Memang jika melihat situs http:// en.parisinfo.com, kita boleh iri dengan kelengkapan informasi untuk berpesiar di kota ini. Ya, begitu jelas dan begitu informatif untuk segala hal yang hendak ditanyakan. Karenanya, wajar bila informasi itu berhasil mengundang banyak orang untuk terus datang dan merogoh koceknya untuk berbelanja atau menikmati 50 atraksi di kota romantis ini. [BT]
21 Info PDN
TREN BISNIS
FOTO-FOTO: AGUS BACHTIAR
Jelang Liburan dan Lebaran, Travel Bag Laris Jadi Buruan 22 Info PDN
Libur Lebaran dan sekolah tahun ini berlangsung bersamaan. Kondisi ini tak pelak menjadi masa panen bagi penjualan produk aneka jenis dan model tas perjalanan (travel bag). Tebaran diskon atau potongan harga di berbagai sentra penjualan tas dan mal-mal pun menjadikan pasar tas di dalam negeri selama bulan puasa lalu nampak meriah dan penuh persaingan.
M
udik selalu identik dengan perjalanan jauh. Lazimnya perjalanan jauh maka akan banyak barang yang dibawa oleh para pemudik, baik untuk wadah pakaian maupun untuk tempat barang lainnya, termasuk oleh-oleh. Agar barang-barang tersebut aman sekaligus nyaman dibawa diperlukan travel bag yang tepat. Alhasil, jelang Lebaran tahun ini pun travel bag menjadi salah satu produk perlengkapan perjalanan yang banyak diburu orang seperti tahun-tahun sebelumnya. Boleh dikata, naiknya permintaan travel bag di pasaran ini merupakan peluang tahunan yang selalu mendatangkan berkah bagi para pedagang tas. Lihat saja, jika Anda pergi ke mal atau pasar swalayan, produk travel bag akan tampak mencolok dipajangkan. Hal itu tak lain karena para pedagang memang sudah maklum bahwa momen lebaran seperti ini adalah saat yang tepat untuk meraih omzet tinggi dalam penjualan tas untuk perjalanan jauh, baik tas untuk memuat banyak barang ataupun sekadar tas tentengan. Apalagi, tahun ini lebaran bersamaan dengan libur panjang sekolahan. Serunya, tingginya permintaan tersebut tak hanya terlihat di mal-mal besar atau pusat perbelanjaan namun juga di toko-toko dan sentra-sentra penjualan tas atau koper di sejumlah kota besar, terutama di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan juga Denpasar.
hari-hari besar keagamaan serta momenmomen tertentu, selalu identik dengan naiknya permintaan travel bag. Adapun di Jakarta, dari pantauan Info PDN di di Pusat Grosir Senen Jaya pada pertengahan bulan puasa terlihat bahwa salah satu produk yang paling banyak dicari orang adalah tas perjalanan yang populer dengan sebutan tas mudik, yaitu berupa tas jinjing berukuran besar yang biasa digunakan menaruh pakaian saat bepergian atau mudik. Harga tas jenis ini memang murah-meriah. Meski demikian kualitasnya tetap kuat dan cocok un tuk mem bawa beban berat untuk sebuah perjalanan. Karenanya tak mengherankan bila tas mudik ini pun menurut beberapa pe dagang di pasar Senen Jaya sudah laris terjual sejak beberapa pekan sebelum bulan Ramadan. “Tas mudik seperti ini memang sudah laku sejak sebelum puasa. Umumnya para konsumen membeli untuk persiapan mudik,” ungkap Tono, salah satu penjaga toko di Pusat Gro sir Senen Jaya, k e p a d a Info PDN
Kondisi itu dibenarkan oleh Sadikin, seorang penjual tas di kom plek pertokoan Gajah Mada Denpasar. Kepada Info PDN, bahkan Sadikin mengaku s udah menambah stok beberapa jenis travel bag ini jauh-jauh hari sebelum bulan puasa tiba. Pasalnya, kata dia, setiap menjelang
23 Info PDN
sambil menunjukkan beberapa model tas mudik yang dijual di tokonya. Untuk harga, Tono menyebutkan sesuai motif dan ukuran besar kecilnya. “Kisaran nya ya antara Rp70.000-Rp100.000 per tas untuk harga grosiran,” tuturnya. Adapun untuk harga eceran, kata dia, biasanya akan lebih mahal 30%-40% dari harga grosiran itu. Dengan harga tersebut, selama bulan puasa setiap pedagang bisa meraup kenaikan omzet sebesar 50% dari hari-hari biasanya. “Ya se kitar lima ratusan juta lah mas,” imbuh Tono. Dan kenai kan ter sebut, biasanya juga terbantu karena adanya pembelian dalam jumlah besar dari para pedagang luar daerah yang sengaja memborong untuk dijual lagi di daerah-daerah me reka. Umumnya mereka berasal dari Surabaya, Makassar, atau daerah Sumatera.
BANYAK PILIHAN, PERSAINGAN PUN KETAT Satu tra vel bag seperti koper atau pun tas jinjing memang tidak akan pernah cukup, apalagi untuk keluarga besar. Bicara soal model, saat ini banyak sekali pilihan travel bag tersedia di pasaran.
TREN BISNIS
Kini travel bag bukan hanya dituntut memenuhi fungsinya sebagai penyimpan barang bawaan namun juga harus memberikan jaminan keamanan barang yang dimuat dan juga gengsi pembawanya.
Ada dari jenis koper dengan aneka bahan seperti kain atau pun plastik fiber. Semua koper umumnya kini sudah menggunakan roda dan bahkan dapat berputar 360 derajat sehingga memudahkan pembawanya. Jenis lain adalah tas jinjing dari aneka bahan kain, termasuk yang kedap air. Lalu, jenis yang popular bagi back pack yaitu ransel atau tas punggung. Nah, itulah yang membuat bentuk travel bag makin variatif dan harganya di pasaran penuh persaingan. Bahkan, pemain produksinya pun tak hanya melibatkan kalangan pabrikan besar tapi juga industri skala rumahan yang membidik pangsa pasar menengah ke bawah dengan harga yang relatif lebih murah dan terjangkau. Kabar baiknya, mereka semua memiliki pangsa pasar sendiri yang juga terus tumbuh dan bertambah setiap saat. Karenanya tak mengherankan bila sejumlah produsen tas dalam negeri bisa terus maju dan berkembang pesat. Tengok saja misalnya produsen tas bermerek Elizabeth di Bandung yang perusahaannya sudah berusia lebih dari setengah abad. Perusahaan tersebut dirintis oleh pasangan Handoko Subali dan Elizabeth Halim pada tahun 1963 dengan label Elizabeth. Waktu itu ia hanya mempekerjakan satu orang penjahit dan menjajakan dagangannya dari toko ke toko. Namun kini, pasangan tersebut sudah memiliki 45 gerai yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. Adapun produknya rata-rata dijual dengan antara Rp150.000 hingga Rp1 jutaan, tergantung pada ukuran, model, dan juga dari sisi durability-nya (daya tahan). Selain Elizabeth, ada juga produsen tas travel bag dari dalam negeri yang sudah mendunia dan produknya dipakai traveler mancanegara. Mungkin Anda tidak asing dengan merek, seperti Eiger, Export, Neosack, Bodypack, dan Nordwand. Itulah produsen tas asal Indonesia yang tidak hanya memproduksi tas, tetapi juga produk-produk untuk para petualang atau pecinta alam. Produknya dikenal inovatif dan tahan lama. Kekuatan pengembangan bisnis travel bag memang terletak pada keunggulan produk, yaitu dalam hal desain, kualitas bahan baku, durability, dan fungsional. Rancaknya desain yang sesuai dengan selera serta fungsinya bisa memunculkan ketertarikan konsumen, terutama kalangan kelas menengah atas. Apalagi dewasa ini travel bag juga dianggap menjadi penampilan penting bagi mereka yang bepergian, terutama yang hendak menunjukkan selera dan kelas pemiliknya.
24 Info PDN
Beberapa travel bag kalangan atas dibuat dari bahan kulit yang mahal atau bahan sintetis yang bermutu tinggi. Salah satu pelaku bisnis tas perjalanan untuk kelas menengah ke atas ini adalah Samsonite, salah satu merek kelas dunia untuk produk travel bag yang juga memba wahi merek High Sierra, Hartmann, dan American Tourister. Menurut Frantz Braha, Vice President South East Asia Samsonite, untuk menarik hati konsumen ka la ngan menengah atas, Samsonite selalu berinovasi dalam menampilkan desain, sisi fungsional, serta durabilitynya (daya tahan). Dengan demikian, se lain kon sumen mendapatkan kesan nya man, ada kesan elegan yang akan mereka bawa. Dengan kekuatan tersebut, Samsonite mampu meraup profit pada kisaran 30%-40%, dengan total penjualan USD 50 juta–80 juta per tahunnya. Begitulah, kini travel bag bukan hanya dituntut memenuhi fungsinya sebagai penyimpan barang bawaan namun juga harus memberikan jaminan keamanan barang yang dimuat dan juga gengsi pembawanya. Hal penting lain yang juga menjadi salah satu tuntutan konsumen tas adalah faktor kemudahan dan kenyamanan membawanya, seperti adanya tambahan roda dan tambahan gagang untuk menarik atau mendorong tas, terutama pada jenis koper. [BT]
FAKTOR UNGGUL PRODUK TRAVEL BAG Daya Tahan Fungsional Desain/Model Kisaran harga bersaing Rp200.000-Rp500.000 untuk pasar kelas menengah
25 Info PDN
INSPIRASI USAHA
TARU WOOD
FOTO-FOTO: AGUS BACHTIAR
Produsen Kacamata Kayu Kebanggaan Indonesia
Frame kacamata dari kayu tampak unik dan klasik.
Di tengah booming-nya kacamata kayu di belantika life style tanah air dan dunia, ada kabar yang cukup membuat kita harus bangga. Taru wood, salah satu produsen kacamata kayu asal Indonesia sukses memproduksi dan memasarkan kacamata kayu hingga ke Singapura dengan harga jutaan rupiah per bijinya.
K
ini kacamata bukan lagi sekedar barang atau alat kesehatan mata, namun sudah menjadi salah satu produk life style yang digandrungi banyak orang dari berbagai
macam usia. Inovasi desain dan model barunya pun terus bermunculan demi memenuhi selera pasar fesyen dan life style dunia yang makin dinamis di berbagai negara.
26 Info PDN
Salah satu inovasi dan tren terbaru industri kacamata dewasa ini adalah munculnya kacamata berbahan kayu. Produk ini tak hanya digemari kaum muda di perkotaan, tetapi juga sudah menembus komunitas
Dunia fesyen memang terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Di setiap zamannya, selalu saja muncul orang-orang di dunia fesyen yang menampilkan produk dengan desain berbeda dan cepat memikat perhatian.
pecinta barang etnik yang dikenal tak pernah mempersoalkan harga. Kabar menarik lagi, kacamata kayu ini pun begitu cepat menjadi fenomena dan kian membengkak pangsa pasarnya. Mungkin masih segar dalam ingatan kita tentang fenomena larisnya radio kayu Magno yang beberapa tahun lalu sempat menghebohkan jagat kreativitas Indonesia
karena mampu menembus pasar Eropa dan Timur Tengah dalam waktu yang terbilang tak terlalu lama.
konsep etnik modern bertema “back to nature” yang diusung oleh para produsen kedua produk tersebut.
Agaknya, fenomena itulah yang saat ini tengah dialami oleh produk kacamata kayu yang saat ini tengah menjadi tren di pasar kacamata. Hal yang membuat kedua produk itu digandrungi orang, dari penelusuran Info PDN adalah karena
Di luar negeri sendiri, sejatinya kacamata kayu sudah lebih dahulu populer dan menjadi barang yang lumrah dipakai. Namun, tetap saja terkesan mewah. Keunikan dan proses produksinya yang tak mudah dan butuh keahlian merupakan
27 Info PDN
INSPIRASI USAHA
Kacamata kayu juga bisa dimodifikasi warna dan desainnya sesuai dengan aneka selera konsumennya.
Kesan ekslusif yang melekat, membuat kacamata Taru Wood ini bisa dikatakan sebanding dengan brand-brand kacamata ternama semisal Oakley dan Raybin.
nilai plusnya. Pasalnya, mulai bagian frame sampai engsel kacamata semuanya terbuat dari bahan material kayu, sehingga satu buah kacamata kayu bisa dibanderol di atas harga rata-rata. Adapun di Indonesia, kacamata kayu baru mulai menjadi fenomena sekitar dua tahun belakangan. Hingga kini, tercatat baru sedikit nama pelaku usaha kacamata kayu di dalam negeri yang muncul ke permukaan, di antaranya adalah Eastwood, Taru Wood, dan Kabau. Ketiga produsen kacamata kayu tersebut berasal dari berbagai kota besar seperti Jakarta, Solo, dan DI Yogyakarta. Menariknya, pembeli kacamata kayu produksi pengusaha-pengusaha muda ini justru berasal dari negara luar. Padahal, hanya dibuat terbatas dan dijual secara online. Info PDN mendapati Bambang Kartono dari Taru Wood, salah satu pengusaha kacamata kayu, saat menyambangi Pameran Pangan Nusa (PPN) dan Pameran Produk Dalam Negeri Regional (PPDNR)
28 Info PDN
Kemendag di Gorontalo, Minggu (31/5) lalu. Menurutnya, masyarakat Indonesia lebih mengapresiasi produk bermerek dari luar negeri yang diimpor ketimbang produk hasil kerajinan dalam negeri. Kenyataan itulah yang mendorong ia dan seorang temannya, Nur Anreza, justru lebih fokus menjual kacamata kayu di pasar luar negeri. “Ternyata, banyak orang Indonesia yang membeli kacamata kayu Taru Wood di Singapura. Produk kami baru booming di tanah air setelah itu,” ucapnya. Ia pun tak menampik jika sebagian besar konsumennya berasal dari kalangan kelas menengah. Tentu bukan sembarang kacamata kayu yang dijual. Apalagi menyandingkan produk Taru Wood dengan kacamata “gocengan” yang biasa dijajakan di pasar-pasar malam. “Bahannya saja dari kayu jati Jepara asli yang didrop dari pengrajin Ruma Japara,” katanya. Karena itu, jangan heran jika kacamata made in Taru Wood
ini dibanderol dengan harga cukup tinggi, berkisar Rp 1 juta-1,5 juta per buah. Kesan ekslusif yang melekat, membuat kacamata Taru Wood ini bisa dikatakan sebanding dengan brand-brand kacamata ternama semisal Oakley dan Raybin.
BERKACA PADA BRAND TERNAMA Dunia fesyen memang terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Di setiap zamannya, selalu saja muncul orangorang di dunia fesyen yang menampilkan produk dengan desain berbeda dan cepat memikat perhatian. Taru Wood mungkin salah satunya. Produsen kacamata kayu asal Jakarta ini, bisa disebut sebagai pelopor kacamata berbahan baku kayu di Indonesia. Setelahnya, mulailah bermunculan brand-brand kacamata kayu yang menawarkan produk dengan segala keunikan serta kelebihan masing-masing. Kepada Info PDN, Bambang Kartono dan Nur Anreza, mengaku mulai menggawangi Taru Wood sejak tahun 2013 lalu bersama dua temannya lagi. Pada mulanya, mereka hanyalah seorang pegawai di sebuah toko ritel yang menjual produk-produk impor. Siapa yang bisa menyangka, gagasan untuk membuat usaha justru lahir dari tempat mereka bekerja itu. “Banyak produk yang dijual sebenarnya bukanlah merek terkenal tetapi bisa dibanderol dengan harga yang tinggi,” ungkap Anreza saat dikonfirmasi melalui telepon, Jumat pekan lalu. “Dari situ saya melihat peluang,” imbuhnya singkat.
salah seorang pengrajin di Jepara.Tentu saja, awalnya, banyak pengrajin Jepara yang malah menertawakan mereka. Sebab, papar Reza, belum pernah ada pengrajin yang mendapat pesanan membuat bingkai kacamata. Ia menuturkan, sebagian besar bahan baku yang dipergunakan adalah kayu limbah sisa-sisa pembuatan furnitur. Meski demikian, ia menjamin kualitas produknya, karena jenis kayu yang dipakai adalah kayu jati Jepara. Selain itu, untuk menguatkan image ramah lingkungan, Reza juga mendaur ulang kayu yang sudah tidak digunakan untuk dijadikan bingkai kacamata.
PENTINGNYA STRATEGI PEMASARAN Dalam hal pemasaran, Reza lebih memilih melalui jalur dunia maya. Awalnya, ia memanfaatkan jejaring sosial seperti facebook dan instagram, sebagai media penjualannya. Sayangnya, pasar belum berpihak kepada mereka ketika itu. Bayangkan, dalam dua bulan, Reza hanya mampu menjual sebanyak 4 buah kacamata saja. Akan tetapi, lambat laun permintaan malah datang dari konsumen luar negeri. Perlahan namun pasti, permintaan kacamata kayu Taru Woodpun meningkat dengan sendiriSeniman dan budayawan Butet Kartaredjasa dengan kacamata kayunya.
Reza, sapaan akrabnya, berpendapat bahwa di Indonesia pasarnya begitu besar. Sehingga setiap produk yang dilempar ke pasaran selalu saja ada yang membeli. Lantas, kenapa kacamata yang dipilih? “Sederhana, karena kami memakai kacamata. Jadi akan lebih mudah mengutak-atik barang sendiri,” ujarnya santai. Ide empat sekawan ini semakin liar, tatkala menyadari bahwa di antara mereka ada yang berasal dari Jepara. Sebuah daerah yang memang tersohor dengan produksi kayu dan kerajinan ukiran berbahan kayu jati. Singkat cerita, konsep kacamata berbahan baku kayu pun dibuat dan diboyong ke
29 Info PDN
nya. Melihat potensi tersebut, ia mulai bekerja sama dengan salah seorang reseller di Singapura dan sejumlah perusahaan retail di Jakarta. Hingga kini, Taru Wood bisa menjual sebanyak 150 buah kacamata dalam setiap bulannya. “Kedepan, kami juga akan segera memasarkan produk di Jerman, Bali, dan Surabaya,” ujarnya. Sampai dengan saat ini, Taru Wood baru memproduksi tiga jenis desain frame kacamata yang ia namai Bradbury, Ginsberg dan Huxley. Adapun masing-masing model kacamata tersebut bisa dibedakan dari bentuk lensa serta frame-nya. Dalam perkembangannya, Reza mengaku terus melakukan berbagai inovasi. Sehingga tidak hanya membuat kacamata, tetapi juga produk-produk berbahan kayu lainnya, seperti kotak kartu nama dan dasi kupukupu. Kendatipun sudah bekerja sama dengan peritel, Taru tetap melakukan penjualan secara during (online) melalui website: www. taruwood.com. Hingga kini, sudah cukup banyak pesohor negeri yang menggunakan produk Taru Wood. Di antaranya adalah seniman Butet Kertarajasa dan para personel band beraliran retro, White Shoes and The Couples Company. [ccp/amf]
INFO LOGISTIK
GERAI MARITIM
Terobosan Solusi untuk Menekan Disparitas Harga Di balik potensi belasan ribu pulau yang dimiliki Indonesia, ada beberapa persoalan penting bagi pembangunan perdagangan dalam negeri yang perlu segera dibenahi. Salah satunya adalah masalah distribusi barang antarpulau yang selama ini telah menyebabkan terjadinya disparitas harga yang terlalu besar. Soal itu, tahun ini Kemendag RI menggandeng beberapa instansi lain untuk bersinergi meluncurkan pilot project Gerai Maritim sebagai sebuah terobosan solusi.
B
erpikir, bekerja, dan terus menggagas solusi. Itulah komitmen pemerintah untuk membangun dan memperkuat perdagangan dalam negeri. Kabar terbarunya, Kemendag RI bulan Juni lalu meluncurkan pilot project Gerai Maritim guna mengatasi berbagai persoalan dan hambatan distribusi barang kebutuhan pokok antarpulau yang selama ini telah menyebabkan terjadinya lonjakan harga dan juga disparitas harga yang tinggi antar berbagai pulau. Dalam proyek tersebut, Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Pemerintah Daerah, PT. PELNI, serta Aprindo. Pe luncuran pilot project ini dilakukan oleh Men teri Perdagangan (Mendag), Rachmat Gobel, di atas KM Gunung Dempo, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat, 19 Juni 2015. Hadir dalam kesempatan itu Menteri Perhubungan (Menhub), Ignasius Jonan dan Direktur Utama PT Pelni, Sulistyo Wimbo Hardjito. Dalam sambutannya Mendag Rachmat Gobel, menjelaskan bahwa Gerai Maritim adalah salah satu upaya memperlancar arus barang dan memperkecil perbedaan (disparitas) harga barang antarpulau, terutama di wilayah Indonesia Barat, Tengah,
dan Timur, termasuk pulau-pulau terpencil dan pulau terluar. Sampai kini disparitas harga antarpulau yang terjadi rata-rata 35% sehingga masih jauh dari target pemerintah yaitu sekitar 13,5%. “Sebagaimana diketahui, Kementerian Perdagangan dalam upaya penguatan pasar dalam negeri dengan target inflasi kurang dari 5%, maka harus didukung oleh stabilitas harga barang kebutuhan pokok dan barang penting dengan target fluktuasi harga kurang dari 9% per tahun dan disparitas harga kurang dari 13,5%,” ungkap Mendag, Rachmat Gobel. Peluncuran atau kick off Gerai Maritim ditandai dengan pelepasan KM Gunung Dempo menuju Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua. Serui sendiri merupakan daerah terpencil yang jarang didatangi kapal pengangkut barang dan di sana telah dipersiapkan berdirinya Gerai Maritim yang akan menampung barang, lalu dijual kepada konsumen. Harga barang kebutuhan pokok dan barang penting lainnya diharapkan tidak terpaut jauh dengan harga barang di Jakarta atau wilayah barat Indonesia. Gerai Maritim juga menjadi penjabaran langsung visi Presiden Joko Widodo tentang Tol Laut sesuai dengan Pasal 23 Undang-Undang Nomor 7 tahun 2014 yang
30 Info PDN
FOTO-FOTO: AGUS BACHTIAR
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel bersama Menteri Perhubungan Ignatius Jonan meluncurkan program Gerai Maritim di Dermaga 107 Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (19/6/2015).
31 Info PDN
Dirjen PDN Srie Agustina saat memberikan sambutan dan laporan dalam acara seremonial peresmian Gerai Maritim di Pelabuhan Tanjung Priok.
Mekanismenya, para produsen itu menjual kepada pemerintah dengan harga pabrik. Jadi, dengan ongkos angkut yang dapat potongan 50%, selain itu sudah murah dari pabrik karena tidak melalui grosir.
mengatur arah kebijakan perdagangan antarpulau. Tol Laut adalah gagasan Presiden Jokowi dalam rangka menjamin ketersediaan dan stabilisasi harga barang kebutuhan pokok dan barang penting dan mengurangi disparitas harga antardaerah. Ada 13 kontainer (dry dan refrigerated container) barang kebutuhan pokok terdiri atas beras, tepung terigu, gula, minyak goreng, daging ayam, telur ayam, dan barang penting lainnya yang diberangkatkan langsung dari Tanjung Priok saat peluncuran pilot project Gerai Maritim. Diperkirakan barang akan tiba H15 sebelum lebaran. Dalam pengadaan barang, Gerai Maritim didukung oleh Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) yang salah satu anggotanya Hypermart (PT. Matahari Putra Prima) kali pertama terlibat. Aprindo sendiri melalui ketua umumnya, Roy Nicolas, menyambut baik program ini karena dinilai bisa meningkatkan produktivitas pengusaha retail yang selama kuartal I menurun. Selain mengirim sembako agar bisa dinikmati masyarakat selama Ramadan, pihaknya juga akan mengirimkan barang lainnya.
32 Info PDN
Aprindo juga mengapresiasi kebijakan pemerintah yang memberikan subsidi biaya pengangkutan kepada pengusaha. “Kita dapat subsidi biaya pengangkutan dari pemerintah, dalam hal ini (Kementerian) Perdagangan dan Perhubungan. Per kontainer kita hanya bayar 45%, diskonnya 55%. Rp43 juta-Rp45 juta harga resmi per kontainernya,” jelas Roy.
DUKUNGAN KEMENHUB Dengan telah ditandatanganinya Peraturan Presiden Tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting barubaru ini maka Kementerian Perhubungan dapat menyusun program kebijakan berkaitan dengan program Gerai Maritim yang diluncurkan, seperti fasilitas angkutan barang kebutuhan pokok. Karena itu, Kemendag memang berharap dukungan yang kuat dari Kemenhub. Strategi pelaksanaan Gerai Maritim adalah mengoptimalkan kapal penumpang perintis yang telah beroperasi dan sejalan dengan rencana
PT Pelni untuk mengoperasikan kapal barang perintis yang akan melayani wilayah-wilayah terpencil dan terluar Indonesia. Ada 30 titik wilayah yang menjadi target pengadaan Gerai Maritim. Karena itu, setelah Serui, Kemendag menargetkan 29 titik lagi akan disinggahi melalui enam jalur pelayaran. Menhub, Jonan, menyebutkan bahwa Kementerian Perhubungan akan menetapkan dan memberikan perintis angkutan barang yang terjadwal di enam titik. Langkah konkret yang dilakukan adalah menyiapkan enam kapal yang akan melayani enam rute tujuan.
pabrik karena tidak melalui grosir,” jelas Srie di tengah-tengah seremoni peresmian pilot project Gerai Maritim. Barang yang telah dikirim akan disalurkan oleh pengusaha lokal, salah satunya perusahaan daerah, PT Yapen Mandiri Sejahtera. Dengan demikian, dari produsen akan langsung ke pengusaha lokal untuk menjualnya. Srie Agustina menjelaskan lebih lanjut bahwa Gerai Maritim di Serui akan menggunakan bangunan milik Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen dengan luas
40 x 9 meter di atas tanah seluas 400 m2 yang terletak di Kota Serui. Rencananya, Gerai Maritim akan dibuka pada 1 Juli 2015 dan diperkirakan barang akan tiba pada 26 Juni 2015. Gudang Gerai Maritim di Serui akan dikelola oleh Hypermart dan diharapkan Hypermart hanya mengambil biaya operasional untuk menekan harga. Ke depan, peritel lain juga diharapkan dapat berperan dalam operasional Gerai Maritim karena Kemendag terbuka untuk kerja sama, terutama bagi mereka yang memiliki kemampuan dalam manajemen stok. [BT]
“Enam kapal ini paling lambat setelah Lebaran bisa jalan secara reguler. Kita harapkan harga barang pokok di beberapa tempat tujuan di Indonesia Timur, Barat, Tengah (harga) sama, perbedaan hanya ada di ongkos kirim saja,” ujar Jonan. Jonan menambahkan bahwa yang diadakan memang kapal-kapal perintis dulu dan ke depan mudah-mudahan bisa menjadi reguler. Selain itu, ia berpandangan bahwa pelayaran angkutan barang yang terjadwal, akan dapat menormalkan harga barang di seluruh pelosok nusantara. Hal itu dikuatkan pula komitmen PT Pelni untuk menyediakan angkutan barang menuju pulau-pulau terpencil dan terluar di seluruh Indonesia. Direktur Utama PT Pelni, Sulistyo Wimbo Hardjito, mengatakan, dengan adanya program itu maka diharapkan setiap dua minggu sekali akan ada kapal yang mengangkut barang kebutuhan pokok dari Jawa ke wilayah lain seperti Papua.
PENGATURAN HARGA DI GERAI MARITIM Tentu akan ada pertanyaan bagaimana harga dapat ditekan dalam pengoperasian Gerai Maritim. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Srie Agustina, mengatakan konsep Gerai Maritim akan membuat produsen menjual barang secara langsung kepada pemerintah dengan harga pabrik sehingga harganya bisa murah dibandingkan harga pasar. “Mekanismenya, para produsen itu menjual kepada pemerintah dengan harga pabrik. Jadi, dengan ongkos angkut yang dapat potongan 50%, selain itu sudah murah dari
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gula Pasir Beras Tepung Terigu Segitiga Biru Indomie Mie Sedap Minyak Goreng Cemara Minyak Goreng Bimoli Minyak Goreng Tropical Coca Cola Kaleng Sembako Telur Ayam Daging Ayam
33 Info PDN
2 kontainer 1 kontainer 1 kontainer 1 kontainer 1 kontainer 1 kontainer 1 kontainer 1 kontainer 1 kontainer 1 kontainer 1 kontainer 1 kontainer
PT. Angel Product PIBC PT. Bogasari PT. Indofood PT. Wings Indonesia PT. Panca Nabati Perkasa PT. Salim Ivomas Pratama PT. Matahari Putra Prima PT. Matahari Putra Prima PT. Matahari Putra Prima PT. POKPHAND PT. POKPHAND
KOLOM ANDA
RITEL DAN PUSAT PERBELANJAAN MODERN:
Simpul Kekuatan Distribusi Produk-Produk Dalam Negeri Oleh: Ir. Fetnayeti, MM (Direktur Bina Usaha Perdagangan)
Pesatnya pertumbuhan ritel dan pusat perbelanjaan modern menjadi fenomena yang sulit dihindari di era liberalisasi perdagangan. Pemerintah terus merumuskan dan meluncurkan berbagai kebijakan dan program agar pesatnya pertumbuhan ritel ini menjadi simpul kekuatan jaringan pemasaran produkproduk dalam negeri di arena persaingan pasar domestik.
G
ong era liberalisasi perdagangan kian nyaring terdengar di tengah-tengah lesunya pertumbuhan perekonomian global. Inilah salah satu penyebab kian ketatnya persaingan yang terjadi di arena perdagangan global. Sebab setiap negara mencoba mengintip celah-celah pasar di negara lainnya demi mendorong penetrasi pemasaran produk-produk buatannya. Dan Indonesia pun seolah tampil menjadi bintang kejora yang diidam-idamkan oleh banyak produsen dari berbagai negara. Pasalnya, hampir semua lembaga riset pemasaran dunia optimis negeri kita ini akan menjadi ceruk pasar yang gemuk, potensial dan sangat menguntunkan di era-era yang akan datang. Adalah fakta bahwa Indonesia memiliki sekitar 250 juta penduduk yang tersebar dari Sabang-Merauke. Dari angka tersebut terdapat kelas menengah yang jumlahnya saat ini sudah masuk kategori terbesar di dunia dan bakal terus bertambah seiring dengan kuatnya pertahanan ekonomi Indonesia. Menurut Bank Dunia, jumlah kelas menengah di Indonesia mengalami perkembangan pesat setelah krisis moneter 1997/1998. Lihat saja, pada tahun 1999 pertumbuhan kelas menengah masih di angka nol persen. Namun setelah itu terus mengalami pertumbuhan yang mencengangkan. Dilaporkan, tahun 2011 lalu jumlah kelas menengah Indonesia sudah tumbuh sebesar 6,5% atau menjadi sekitar 130 juta jiwa dan terus menanjak pada tahuntahun berikutnya. Bahkan, menurut perkiraan Founder IndoSterling Capital William Henley, jumlah tersebut bakal meningkat menjadi 141 juta pada 2030 mendatang. Begitu potensialnya pasar domestik yang diproyeksikan itu tak pelak membuat investasi di sektor ritel dan pusat belanja modern makin menggiurkan. Banyak pengusaha optimis akan mendapatkan keuntungan besar dengan berinvestasi di sektor ini. Sebab, ritel maupun pusat perbelanjaan modern ini ke depan berpotensi menjadi saluran-saluran distribusi dan ujung tombak pemasaran berbagai macam kebutuhan masyarakat, baik yang primer, sekunder maupun tersier di pasar Indonesia yang sangat menjanjikan. Mencermati kondisi tersebut, pemerintah tak ingin berbagai produk dan komoditas dalam negeri yang notabene hasil produksi UMKM tersingkir dari ajang persaingan. Pemerintah menghendaki agar berbagai produk dan komoditas lokal tersebut memiliki daya saing dan mampu menjadi raja di negerinya sendiri. Dengan bahasa lain, sesungguhnya pemerintah memiliki komitmen yang kuat untuk memberikan landasan bagi pelaku usaha dalam negeri agar terus bisa berkembang dan berdaya saing.
34 Info PDN
Pameran Pangan Nusa (PPN) dan Pameran Produk Dalam Negeri Regional (PPDNR), yang diselenggarakan sejak tahun 2006 lalu pun berhasil membukukan berbagai capaian positif, dan ikut mendorong tujuan peningkatan penggunaan produk dalam negeri. Berbagai kebijakan dan program strategis pun diterbitkan untuk mendorong pemasaran produk dalam negeri terutama produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) hingga ke toko modern dan pusat perbelanjaan. Ada beberapa kebijakan strategis yang telah dikeluarkan oleh pemerintah untuk menjadi keran bagi produk-produk lokal agar bisa masuk ke ritel modern dan melakukan penetrasi pasar lebih luas ke seluruh celah pasar domestik.
tersebut dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan investor terhadap iklim investasi dan kepastian berusaha di Indonesia, tanpa harus merubah semangat awal rancangan Permendag itu. Lebih jauh lagi, dapat dimaknai bahwa semua kebijakan tersebut merupakan salah satu kebijakan strategis pemerintah untuk menjadikan ritel-ritel dan pusat perbelanjaan modern sebagai basis kekuatan jaringan distribusi dan pemasaran produk-produk dalam negeri, bukan hanya sebagai saluran produk-produk dari luar negeri.
Di Kementerian Perdagangan RI misalnya, kebijakan-kebijakan pro produk-produk dalam negeri tersebut tertuang dengan jelas Permendag Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, Permendag No. 70/M-DAG/PER/12/2013 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, dan Permendag No. 56/M-DAG/PER/9/2014.
PEMBINAAN UMKM DAN FASILITASI PAMERAN Seperti yang sudah diungkapkan di atas, selain melalui pemanfaatan terhadap instrumen kebijakan, pemerintah juga memiliki berbagai langkah pembinaan terhadap UKM dan serangkaian kegiatan pameran dalam rangka membuka akses pasar produk-produk UKM. Beberapa pameran itu yang saat ini terus menunjukkan performa positif dan efektif adalah Pameran Pangan Nusa (PPN) dan Pameran Produk Dalam Negeri Regional (PPDNR) yang digelar secara rutin oleh Kemendag RI setiap tahun.
Sebagai gambaran akan jelasnya keberpihakan pemerintah pada produk dalam negeri dan pengusaha kecil ini setidaknya terlihat pada Pasal 14 sampai dengan pasal 17 Permendag No. 70/M-DAG/PER/12/2013. Substansi dari kesemua pasal ini tak lain adalah agar pelaku UMKM dapat mengambil peran yang lebih besar dalam sektor perdagangan domestik. Selain itu, adalah untuk menggerakkan pertumbuhan dan daya saing ekonomi nasional.
PPN dan PPDNR yang diselenggarakan sejak tahun 2006 lalu pun berhasil membukukan berbagai capaian positif, dan ikut mendorong tujuan peningkatan penggunaan produk dalam negeri.
Memang, ada pasal-pasal yang direvisi dalam Permendag 70/2013 pada Permendag 56/2014. Namun perubahan itu hanya pada tataran memperjelas dan mempertegas mengenai mekanisme pengecualian bagi pelaku usaha yang karena kondisi tertentu, belum dapat memenuhi kewajiban untuk memenuhi batas minimal barang dagangan hasil produksi dalam negeri.
Dari catatan Kemendag, sudah cukup banyak pelaku usaha kecil dan menengah yang berhasil menjadi pemasok tetap di ritel-ritel modern. Bukan cuma itu, beberapa di antaranya juga malah ada yang sukses memasarkan produk-produknya hingga ke berbagai negara.
Perlu dicatat pula, bahwa penerbitan kebijakan ini pun terbukti mampu mendorong peningkatan penggunaan produk dalam negeri. Sebab, meskipun sempat menimbulkan pro dan kontra, toh pada kenyataannya, sudah banyak ritel modern yang menaati ketentuan dalam beleid ini.
Pada tahun ini, PPN dan PPDNR juga kembali diselenggarakan. Kali ini, rangkaian pameran dimulai di Kota Gorontalo pada 31 Mei 2015 lalu. Pameran yang diselenggarakan secara safari ini, nantinya akan berakhir di Jakarta pada 8-11 Oktober 2015 mendatang.
Jadi pada intinya, perlu kembali ditegaskan bahwa perubahan
35 Info PDN
INFO SEMBAKO
PERMENDAG 21 TAHUN 2015 TENTANG MINYAK GORENG WAJIB KEMASAN
Menjaga Harga Minyak Goreng Tetap Terjangkau moditas pokok masyarakat pada saat itu relatif masih cukup stabil. Hal itu dibenarkan oleh Direktur Corporate Affair PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk. Solihin. Menurutnya, akselerasi harga barang kebutuhan pokok (saat itu) di pasaran terpantau stabil. “Minyak goreng pun sama, trennya sedang mengalami penurunan. Harganya sekarang sudah di bawah Rp11.000-an per kilogram. Stoknya juga melimpah,” ucap Robert. Fakta tersebut, otomatis membantah anggapan yang memprediksi harga minyak goreng akan naik pasca diterbitkannya Permendag No. 80/2014 Tentang Minyak Goreng Wajib Kemasan dan Permendag No. 21/2015 Tentang Perubahan Atas Permendag No. 80/2014.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mengeluarkan Permendag 80 Tahun 2014 mengenai minyak goreng wajib kemasan. Ada beberapa Pasal dalam beleid itu yang direvisi dan tertuang di Permendag 21 Tahun 2015, termasuk salah satunya memperpanjang masa berlaku peraturan hingga Maret 2016. Benarkah kebijakan ini akan memicu lonjakan harga minyak goreng di pasaran?
H
ari masih pagi ketika ratusan orang dari 12 Kelurahan di sekitaran kantor Kemendag RI berduyun-duyun mendatangi pasar murah Kemendag RI yang digelar di Lapangan Parkir Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kamis (25/6) lalu. Menurut Direktur Bahan Pokok dan Barang Strategis Ditjen Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kemendag, Robert James Bintaryo, Pasar Murah sejatinya merupakan kewajiban Pemerintah dan kalangan pengusaha untuk memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Yakni, sebagai salah satu cara untuk mengontrol laju perkembangan
Seperti dimaklumi, sebelumnya sempat diberitakan bila implementasi beleid yang menggantikan Permendag No. 2/2009 Tentang Minyak Goreng Sawit Kemasan Sederhana, ini bakal memberatkan lapisan konsumen kelas bawah.
Dan sudah bisa diduga, animo pengunjung pasar murah tersebut luar biasa. Sebab, dalam suasana Ramadan Pasar Murah selalu menjadi pilihan warga untuk mendapatkan barang kebutuhan pokok dengan harga miring.
Terkait implikasi penerapan kebijakan tersebut, Direktur Bahan Pokok dan Barang Stra tegis Ditjen Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kemendag, Robert James Bintaryo, menjelaskan bahwa implementasi Peraturan Menteri Perdagangan ini tidak akan memicu harga minyak goreng secara drastis. Sebab, kata dia, pemberlakuan Permendag ini semata-mata bertujuan untuk melindungi dan memberikan rasa aman terhadap konsumen.
Untuk diketahui, larisnya beberapa produk tersebut ternyata bukan karena harganya tengah naik di pasaran, namun karena panitia memberikan diskon besar-besaran hingga 50% bagi para pengunjung yang berbelanja. Pasalnya harga beberapa ko-
Seiring dengan itu, ia pun tak menampik akan adanya peningkatan biaya produksi bagi pengusaha minyak goreng yang selama ini belum berkemasan label. Kata dia, setiap kali ada komoditas yang dikenakan standar, pasti ada cost yang harus dibayar. Kendati
harga kebutuhan pokok di pasaran agar tidak dimainkan oleh oknum-oknum spekulan.
36 Info PDN
FOTO-FOTO: AGUS BACHTIAR
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengunjungi stan minyakita dalam acara pasar murah yang digelar oleh Kemendag RI beberapa waktu lalu.
demikian, kenaikan cost itu sebenarnya tidak seberapa bila bandingkan dengan besarnya biaya kesehatan, keamanan, dan keselamatan masyarakat. “Intinya, tidak ada masalah. Para pelaku usaha minyak goreng sudah berkomitmen untuk menerapkan regulasi itu,” lugasnya. Kepada Info PDN, Robert memaparkan bila penerapan standar kemasan diperkirakan bakal mendongkrak harga jual minyak goreng senilai Rp300 per liter. Pasalnya, produsen harus menanggung biaya penambahan vitamin A sebesar Rp50 per liter dan biaya tambahan untuk kemasan mencapai Rp250 per liternya. Robert menegaskan, untuk minyak goreng dengan ukuran di atas 1 kg sebagian besarnya saat ini sudah dalam kemasan. Artinya, hanya minyak goreng dalam kemasan kecil saja yang masih dalam bentuk curah. “Hal itu tidak akan berpengaruh besar terhadap daya beli konsumen, walaupun kontribusi
minyak goreng terhadap Indeks Harga Konsumen (IHK) berkisar 1,3%-an,” jelas Robert.
hitungan, harga baru akan naik jika pasokan berkurang,” tandas Srie.
KENAIKAN KONSUMSI MINYAK GORENG
Lebih jauh lagi, berdasarkan pantauan Ditjen PDN, konsumsi minyak goreng di dalam negeri terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Sebagai perbandingan, pada 2010 angka konsumsi minyak goreng masih sebanyak 3,4 juta ton, dan pada tahun 2014 sudah meningkat menjadi 4,5-4,8 juta ton.
Ditemui secara terpisah, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Srie Agustina, mengatakan hanya Indonesia dan Bangladesh saja yang saat ini warganya masih mengkonsumsi minyak goreng curah. Fakta itu seiring dengan masih rendahnya daya konsumsi minyak goreng masyarakat Indonesia. “Padahal, surplus produksi minyak goreng kemasan Indonesia cukup besar. Produksi minyak goreng kemasan mencapai 21,9 juta ton per tahun, sedang konsumsinya hanya 4,8 juta ton dan sisanya diekspor,” kata Srie. Sekedar informasi saja, produksi minyak goreng Indonesia didapat dari dua bahan baku utama pembuat minyak goreng, yakni CPO dan kopra. “Jadi, tak ada celah untuk menaikkan harga minyak goreng. Secara per-
37 Info PDN
Sementara pada 2015 ini, konsumsi minyak goreng masyarakat di tanah air diperkirakan Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (Gimni) bakal kembali naik menjadi sekitar 5,4 juta ton. Menurut Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (Gimni), Se hat Sinaga, umumnya masyarakat mengkonsumsi minyak goreng berada dikisaran 100 ml-1.000 ml. Akan tetapi rata-rata ukuran konsumsi minyak goreng masyarakat Indonesia sekitar 300 ml saja.
INFO SEMBAKO
Perkembangan Konsumsi Minyak Goreng Masyarakat Indonesia
BUTIR KEBIJAKAN DALAM PERMENDAG MINYAK GORENG WAJIB KEMASAN Permendag 80 Tahun 2014 Pasal 2
(1) Kemasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 wajib menggunakan bahan yang tara pangan dan tidak membahayakan manusia serta dilengkapi dengan label sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Label sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat:
2015
5,4 juta ton
2014
4,5-4,8 juta ton
Pasal 3
2010
3,4 juta ton
Ia menjelaskan, bahwa saat ini, ada sebanyak 69 perusahaan minyak goreng kemasan di Indonesia, baik dalam skala kecil maupun skala besar yang tersebar di Jawa, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Sulawesi. Langkah Kemendag mengkonversi minyak goreng curah menjadi kemasan ini juga diiringi dengan peluncuran minyak goreng kemasan dengan merek MinyaKita sebagai solusi bagi perusahaan yang belum memiliki merk dagang sendiri. Untuk diketahui, hak merek dagang MinyaKita ini merupakan milik Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri. Menurut data Ditjen PDN, hingga saat ini sudah ada sebanyak 30 perusahaan yang memakai merek tersebut.
Produsen, Pengemas, Pelaku Usaha yang memperdagangkan Minyak Goreng kepada konsumen wajib menggunakan Kemasan.
a. b. c. d. e. f. g. h.
nama barang; merek dagang; kode produksi; berat isi bersih atau netto; tanggal kadaluarsa; logo tara pangan dan kode daur ulang; nama dan alamat Produsen, Importir dan atau Pengemas; dan keterangan lain untuk penggunaan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib dicantumkan.
Pasal 9
Produsen, Pengemas, Pelaku Usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin usaha oleh pejabat yang berwenang.
Pasal 12
(1) Produsen, pengemas, pelaku usaha dalam memperdagangkan minyak goreng yang: a. berbahan baku sawit harus memenuhi ketentuan pasal 2 dan pasal 3 Peraturan Menteri ini mulai tanggal 27 Maret 2016; dan b. Berbahan baku nabati lainnya harus memenuhi ketentuan Pasal 2 dan Pasal 3 Peraturan Menteri ini mulai tanggal 1 Januari 2017. (2) Khusus untuk produsen skala kecil menengah/rumah tangga yang memperdagangkan minyak goreng berbahan baku nabati lainnya, harus memenuhi ketentuan Pasal 2 dan Pasal 3 Peraturan Menteri ini mulai tanggal 1 Januari 2018.
Permendag 21 Tahun 2015
PERMENDAG NO. 80/2014 (1) Produsen, pengemas, pelaku usaha dalam memperdagangkan minyak goreng yang: a. berbahan baku sawit harus memenuhi ketentuan dalam Peraturan Menteri ini mulai tanggal 27 Maret 2015; dan b. Berbahan baku nabati lainnya harus memenuhi ketentuan dalam Peraturan Menteri ini mulai tanggal 1 Januari 2016.
PERMENDAG NO. 21/2015 (1) Produsen, pengemas, pelaku usaha dalam memperdagangkan minyak goreng yang: a. berbahan baku sawit harus memenuhi ketentuan pasal 2 dan pasal 3 Peraturan Menteri ini mulai tanggal 27 Maret 2016; dan b. Berbahan baku nabati lainnya harus memenuhi ketentuan Pasal 2 dan Pasal 3 Peraturan Menteri ini mulai tanggal 1 Januari 2017.
SOSIALISASI PERMENDAG OLEH PEMDA Regulasi mengenai minyak goreng wajib kemasan yang dikeluarkan oleh Kemendag mulai men dapat beragam reaksi dari banyak kalangan. Di sisi lain, sosialisasi atas Peraturan Menteri ini tengah gencargencarnya dilakukan oleh Pemerintah Daerah (Pemda). Sosialisasi dilakukan sejak memasuki 2015 ini. Beberapa contoh di antaranya adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Banggai yang melakukan sosialisasi dengan mengundang seluruh produsen dan distributor minyak goreng curah pada bulan Maret lalu. Menurut Kepala Bidang Perdagangan Disperindag, Mulsandi, sosialisasi selanjutnya akan dilakukan terhadap pedagang. “Untuk tingkat pedagang kami bakal mela-
kukan pembinaan. Jika tak diikuti kami akan sodorkan surat teguran,” kata dia. Sama halnya dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Pariwisata (Disperindagkoppar) Kota Madiun. Kepala Disperindagkoppar Kota Madiun, Totok Sugiharto, memastikan pihaknya akan semaksimal mungkin melakukan pemantauan dan sosialisasi. Ia menyadari kalau minyak goreng curah tidak aman dikonsumsi. Sebab kata dia, vitamin A di dalamnya sudah hilang saat proses pemindahan minyak goreng dari drum ke jeriken atau ke plastik kemasan. “Pemantauan dan sosialisasi akan melibatkan SKPD lainnya, seperti Dinas Pasar, Camat sampai Lurah,” imbuh Totok. Tetapi dari hasil pantauan, di beberapa
38 Info PDN
pasar rakyat di Kota Madiun masih banyak ditemukan pedagang yang menjual minyak goreng curah, seperti di Pasar Besar Madiun (PBM), Pasar Sleko Baru, dan Pasar Srijaya. Kepada wartawan, pedagang mengaku sosialisasi belum sampai menyentuh mereka. Namun, sejumlah pedagang menuturkan bakal menaati peraturan itu ke depannya. Para produsen, distributor, dan pedagang masih memiliki cukup waktu untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan mengenai minyak goreng wajib kemasan ini. Sebab, masa berlaku dalam Permendag No. 80/2014 Tentang Minyak Goreng Wajib Kemasan, yang sebelumnya secara efektif pada 27 Maret 2015, dalam Permendag No. 21/2015 Tentang Perubahan Atas Permendag No. 80/2014, diperpanjang menjadi 27 Maret 2016 mendatang.*
KILAS TRANSAKSI
Transaksi PPN & PPDNR
Makin Spektakuler Untuk mendorong promosi dan pemasaran produk-produk dalam negeri serta berbagai produk kuliner nusantara, Kemendag RI selama beberapa tahun terakhir ini terus mengaktifkan sejumlah kegiatan pameran. Di antaranya adalah Pameran Pangan Nusa (PPN) & Pameran Produk Dalam Negeri Regional (PPDNR). Catatan transaksi kedua pameran ini pun terus menunjukkan kenaikan yang sangat positif.
P
erkembangan wirausaha skala usaha kecil dan menengah di Indonesia kian menunjukkan gairah dan tren perkembangan yang positif. Setidaknya hal ini bisa dilihat dari makin beragamnya produk potensial yang dipamerkan di ajang Pameran Pangan Nusa (PPN) & Pameran Produk Dalam Negeri Regional (PPDNR) Kementerian Perdagangan RI. Kabar baiknya lagi, angka transaksi penjualan dari kedua ajang tersebut juga menunjukkan tren kenaikan yang cukup progresif. Bahkan, ada yang menyebutnya cukup fenomenal. Sedikit kilas balik misalnya, Pameran Pangan Nusa (PPN) 2007 yang hanya berlangsung 4 hari berhasil membukukan angka transaksi penjualan sebesar Rp1,408 miliar, alias meningkat 116,5% dari tahun sebelumnya. Lalu, pada tahun berikutnya angka tersebut naik lagi sebesar 9% menjadi Rp1,77 miliar dengan jumlah pengunjung sebanyak 17.827. Kenaikan seperti itu terus berulang setiap tahunnya. Bahkan, di tahun 2010 angka transaksi Pameran Pangan Nusa 2010 langsung melejit menjadi Rp2,9 miliar. Angka ini, menurut Direktur Dagang Kecil Menengah dan Produk Dalam Negeri (DKMPD) Ditjen Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag, Suhanto waktu itu melampaui target yang direncanakan di awal, yakni Rp2 miliar yang mengacu pada total transaksi tahun sebelumnya yang menembus angka Rp1,9 miliar.
Transaksi Pameran Pangan Nusa dan Pameran Produk Dalam Negeri Regional
771,494,610
2015 2014 2013 2012 2011 2010 2009
2,348,185,489
2,753,303,500
2,942,077,000 124,767,900 1,560,600,000.
PPN Tahun 2015 sampai dengan palaksanaan di Gorontalo 31 Mei - 3 Juni 2015
Dan tahun-tahun berikutnya kenaikan transaksi pameran itu pun makin spektakuler setelah digabung dengan penyelenggaraannya bersamaan dengan Pameran Produk Dalam Negeri Nasional (PPDN). Tahun 2014 lalu kedua ajang ini membukukan transaksi senilai Rp123,7 miliar dengan total pengunjung sekitar 297.000 orang.
39 Info PDN
5,157,684,550
PPN + PPDNR
DAERAH UNGGULAN
SUKOHARJO:
Siap Bersaing dengan Puluhan Produk Ekspor Unggulan Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah memiliki aneka komoditas perdagangan yang cukup potensial, terutama dari sektor industri dan UMKM. Industri-industri kecil menyebar hingga ke desa-desa dan menghasilkan beberapa produk unggulan. Tak cuma itu, daerah ini juga memiliki beberapa industri besar kelas dunia yang menyumbang nilai ekspor sangat tinggi bagi negara.
A
lun-alun Satya Negara Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah dipadati 10.000 pelajar pada awal April 2015 lalu. Mereka tidak sedang berdemonstrasi menyuarakan aspirasi untuk perbaikan dunia pendidikan. Para pelajar itu berkumpul untuk bersama-sama menjaga kesehatan. Namun, mereka juga tidak sedang berolahraga. Siswa-siswi dari berbagai sekolah itu bareng-bareng menjaga kesehatan dengan meminum jamu.
Yang menarik, acara minum jamu berjamaah ini tak hanya diikuti para pelajar. Ada deretan pejabat tinggi negara yang menyertai mereka. Tampak hadir di situ Menteri Koordinator Bidang Pem bangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, Menteri Hukum dan
40 Info PDN
Hak Asasi Manusia (HAM) Yasonna H Laoly, dan Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya. Pada kesempatan tersebut, Puan menyematkan gelar baru bagi Sukoharjo sebagai Kabupaten Jamu. Puan mendeklarasikan gelar ini dan menyelenggarakan kegiatan ini terkait upaya pemerintah melalui upaya koordinasi dan sinergi di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, yakni, Gerakan
Masyarakat Usaha Berbasis Budaya (Gema Berbudaya). “Ini adalah gerakan bersama antara pemerintah dan rakyat dalam membangun usaha rakyat berbasiskan produk budaya,” kata Puan setelah dengan semangat menghabiskan jamu miliknya hingga tak tersisa. Bagi Sukoharjo, penahbisan dari pemerintah sebagai Kabupaten Jamu ini bukan sekadar gagah-gagahan. Sukoharjo menyimpan potensi produksi dan perdagangan yang luar biasa. Daerah ini tercatat sebagai penghasil jamu terbesar di Indonesia. Sentra industri jamu banyak terdapat di Kecamatan Nguter dan Kecamatan Sukoharjo. Terdapat 112 unit usaha dengan jumlah produksi 35.200 kg per tahun yang menyerap sekitar 400 orang tenaga kerja. Aktivitas produksi dan perdagangan ini bisa menghasilkan putaran duit ratusan miliar rupiah setiap tahunnya.
BERAGAM KOMODITAS UNGGULAN LAIN Tidak hanya jamu yang membuat Sukoharjo istimewa. Dalam catatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sukoharjo, ada 13 jenis komoditas unggulan di luar jamu yang dimiliki Sukoharjo. Ketiga belas komoditas itu adalah mebel kayu, mebel rotan, batik, tekstil dan produk tekstil, kaca grafir, kerajinan kulit/tatah sungging (wayang kulit), kerajinan gitar, kerajinan gamelan, shuttlecock, emping melinjo, sarung goyor, beras, dan alkohol.
Dari berbagai komoditas tersebut, tekstil dan produk tekstil/ garmen adalah yang terbesar nilai ekspornya, mencapai 86,06% dari total nilai ekspor nonmigas yang disumbang PT Sritex, PT Tyfountex Indonesia, dan PT Dan Liris sebagai eksportir utama.
Dari sisi ekspor, produk industri seperti tekstil dan farmasi dari Kabupaten Sukoharjo menyumbang nilai ekspor yang sangat besar. Berdasarkan data Disperindag Kabupaten Sukoharjo, tercatat pada 2012 lalu nilai ekspor Sukoharjo mencapai USD 196,15 juta. Nilai tersebut diperoleh dari 52 eksportir yang tersebar di 12 Kecamatan.
FOTO-FOTO: AGUS BACHTIAR
Industri jamu dikerjakan para UKM dan bahan pasokan jamu diperoleh dari pemasok dalam bentuk kering. Di Pasar Nguter Sukoharjo, Anda akan menemukan pedagang kios jamu tradisional dalam jumlah banyak. Dari 250 pedagang yang ada, 33 di antaranya khusus berjualan jamu tradisional. Para pedagang ini juga menerima pesanan dari luar kota. Rata-rata para pedagang menjual 10 -30 jenis jamu, bahkan ada juga yang menjual hingga 75 jenis jamu.
Hal unik lain adalah industri jamu jamur lingzhi yang berada di Desa Kudu, Kecamatan Baki. Industri ini menghasilkan jamu tradisional jamur lingzhi berbentuk sirop, tablet, dan kapsul untuk pengobatan berbagai penyakit. Jamur berbentuk kipas dan berwarna merah hati itu dikenal sejak zaman dahulu memiliki khasiat pengobatan. Di sekitar desa terdapat UKM jamu ini yang mempekerjakan 1-10 tenaga kerja hingga mampu menghasilkan 4.800 kg jamu setiap tahun.
Truk-truk kontainer siap mengangkut produk tekstil Sukoharjo untuk diekspor ke berbagai negara.
41 Info PDN
DAERAH UNGGULAN
Kampung Jamu Nguter merupakan salah satu andalan dan kebanggaan perekonomian Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Ini adalah gerakan bersama antara pemerintah dan rakyat dalam membangun usaha rakyat berbasiskan produk budaya.
Komoditas Kabupaten Sukoharjo telah diekspor ke 66 negara tujuan ekspor yang tersebar, baik di Eropa, Amerika, Australia, maupun Asia. Komoditas ekspor nonmigas Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2012 tercatat berupa mebel kayu, mebel rotan, plywood, tekstil, produk tekstil/garmen, obat-obatan, permen, kaca grafir, tas kertas, bahan kimia (sodium silicate cair), dan karung plastik. Dari berbagai komoditas tersebut, tekstil dan produk tekstil/garmen adalah yang terbesar nilai ekspornya, mencapai 86,06% dari total nilai ekspor nonmigas yang disumbang PT Sritex, PT Tyfountex Indonesia, dan PT Dan Liris sebagai eksportir utama. Produk dari ketiga industri ini telah diekspor ke berbagai negara, antara lain ke Jerman, China, Australia, Inggris, Belgia, Turki, USA, dan Malaysia. Nilai ekspor terbesar setelah tekstil dan produk tekstil adalah mebel kayu, yakni mencapai 12,12%. Komoditas unggul lain yang membuat Sukoharjo terkenal adalah industri shuttlecock. Olah raga
42 Info PDN
bulutangkis yang sangat populer di Indonesia membuat permintaan akan shuttlecock terus naik. Hal ini diakui oleh salah satu produsennya yaitu Marjoko Kompas & Domas (MKD). Menurut perusahaan yang memproduksi tiga merek berbeda ini, yakni Kompas Merah, Kompas Coklat, dan Domas ini, permintaan yang masuk ke dirinya terus meningkat. Namun, perusahaan ini mengaku sengaja membatasi produksi shuttlecock-nya di angka 7.000 buah dalam sebulan demi menjaga kualitas. Adapun sentra industri shuttlecock Sukoharjo terdapat di Desa Gadingan dan Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban, serta Desa Kwarasan di Kecamatan Grogol. Setidaknya ada 104 unit usaha di bidang ini dengan kapasitas produksi sekitar 409.720 dozen (lusin) shuttlecocks per tahun. Proses produksi industri ini umumnya dilakukan secara manual dengan bahan baku yang diperoleh dari bulu ayam serta bulu entok terpilih. Industri ini mampu memberdayakan masyarakat sekitar dan mampu menyerap 522 tenaga kerja.
FOTO: DPRICELIST.CO.ID
Geliat ekonomi yang terus menguat menempatkan Sukoharjo juga beranjak menjadi sebuah kota modern. Hal ini dapat terlihat dari kawasan yang disebut Solo Baru. Di kawasan ini akan tampak bangunan-bangunan modern, seperti mal, hotel berbintang, hingga kompleks perumahan elit. Pada malam hari, kawasan Solo Baru juga tampak tidak kalah berdenyut dibandingkan tetangganya, kota Surakarta (Solo).
Untuk memudahkan akses informasi terkait potensi daerah Sukoharjo dan membuka peluang para UKM mempromosikan usahanya, Disperindag Kabupaten Sukoharjo telah mendirikan Gedung Pusat Promosi Potensi Daerah (GPPPD) Graha Wijaya yang diresmikan Menko PMK, Puan Maharani pada April 2015 lalu. Di gedung ini para pelaku usaha kuliner dan nonkuliner dapat menyewa toko-toko yang tersedia. Terdapat 28 unit toko kuliner dan 36 unit toko nonkuliner yang bisa ditempati
FOTO: BERITADAERAH.CO.ID
Meskipun sudah terkesan modern dengan aneka industri dari kecil hingga raksasa, Sukoharjo juga tetap ditopang oleh komoditas pertanian yang tersebar di beberapa desa. Beras termasuk yang menjadi andalan Sukoharjo disamping tanaman hortikultura buah melon. Selain itu, terdapat pula potensi peternakan sapi, peternakan kambing, dan peternakan ayam.
Aneka produk dari Sukoharjo yang sudah mendunia.
pelaku usaha. Biaya sewa toko pun dibuat sangat terjangkau sehingga peminatnya pun sempat membludak. Direncanakan gedung ini menjadi ajang pameran dan promosi produk unggulan
daerah Sukoharjo. Keberadaan gedung ini tampaknya semakin menguatkan komitmen pemerintah daerah Kabupaten Sukoharjo untuk mendukung pengembangan potensi daerah, khususnya perdagangan komoditas unggulan daerah Sukoharjo. (BT)
Hebat, Seragam Militer Nato dari Sritex HARUS diakui PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) membuat nama Sukoharjo terangkat di Indonesia, bahkan dunia. Salah satu pabrik tekstil terbesar di Asia Tenggara ini tak hanya memproduksi tekstil untuk keperluan umum, tetapi juga untuk keperluan militer. Bahkan, tak hanya seragam TNI yang dipasok Sritex, namun juga untuk seragam militer ke 29 negara lainnya. Seperti diungkapkan Direktur Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto bahwa negara-negara seperti Jerman, Australia, Inggris, Belanda, Arab Saudi, Timor Leste, dan 24 negara asing lainnya, telah mengisi daftar pemesan seragam untuk pasukan militer mereka. Negara-
negara tersebut mengakui keunggulan produk Sritex karena nyaman dipakai dan bertahan lama. Produksi seragam militer di Sritex mencapai porsi setengah dari produksi tekstilnya secara keseluruhan atau dalam angka delapan juta potong setiap tahun. Nilai penjualannya juga terus meningkat menjadi USD166,74 juta pada akhir Maret 2015, atau naik 7,81% dari posisi penjualan sebesar USD154,66 juta dikuartal I-2014. Sejarah Sritex bermula pada tahun 1966 yang didirikan oleh pengusaha setempat Muhammad Lukminto. Ia dulunya hanya seorang pedagang di Pasar Klewer, Solo,
43 Info PDN
Jawa Tengah. Kini Sritex menjadi salah satu perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara yang memiliki tiga pabrik tenun, sembilan pabrik pemintalan, tiga pabrik percetakan, dan tujuh pabrik garmen dengan mempekerjakan 16.000 orang. Sritex memasok pakaian militer ke 29 negara dan telah ditunjuk sebagai mitra resmi untuk negara-negara NATO dalam produksi seragam militer. Tak hanya pakaian militer, Sritex juga berjaya mengembangkan produk fesyen dengan merek-merek yang sudah mendunia, yaitu Zara, Guess, dan Timberland. Produk fesyen ini setiap minggu bisa berganti modelnya demi mengikuti selera pasar.
PRODUK UNGGULAN
Mengintip Potensi Tumpukan Untung dari Produk Ekstrak Tanaman 44 Info PDN
FOTO: JAVAPLANT
Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang luar biasa untuk memproduksi berbagai jenis ekstrak buah-buahan maupun tanaman obat-obatan yang tengah menjadi tren di pasaran dunia. Selain itu, sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan tentang kandungan obat dalam tanaman dan buah-buahan dan cara mengekstraknya pun sudah mencukupi. Perlu digarap serius untuk mengoptimalkan potensi ekonominya.
Produk ekstrak merupakan produk setengah jadi atau bahan baku untuk aneka produk jadi, seperti obat-obatan, jamu, kosmetik, makanan, dan juga minuman. Selain kulit manggis, alam Indonesia juga masih menyediakan segudang potensi tumbuhan yang dapat disarikan atau diekstraksi bagian-bagiannya mulai dari akar, daun, bunga, buah, bahkan kulitnya.
Produk ekstrak biasa terbagi dalam tiga bentuk, yaitu 1) Cair: ekstrak cair, tingtur, maserat minyak (extracta fluida liquida); 2) Semisolid: ekstrak kental (extracta spissa); 3) kering: ekstrak kering (extracta sicca). Ekstraksi umumnya dilakukan melalui proses kimiawi pada bahan tumbuhan (simplisia) menggunakan pelarut, lalu kemudian pelarut dan zat diuapkan sehingga tersisa massa atau serbuk sebagai ekstrak. Walaupun demikan, ada ekstrak alami atau ekstrak murni (Native Herbal Drugs Preparation) tanpa menggunakan bahan
pelarut atau bahan tambahan lain. Adapun produk ekstrak yang ditambahkan serbuk pengisi atau pelarut pengental seperti gliserin, propilenglikol, atau pelarut cair lain (etanol, air)disebut ekstrak non-alami (Nonnative Herbal Drugs Preparation). Menilik proses ekstraksi yang bias dilakukan secara sederhana, produk bahan baku ini sejatinya dapat dilakukan mulai skala industri kecil (rumahan), menengah, hingga skala industri besar. Kalau mau ditelusuri lebih dalam, potensi pasar ekstrak herbal FOTO-FOTO: AGUS BACHTIAR
M
ungkin Anda termasuk orang yang sering menonton iklan produk ekstrak kulit manggis yang cukup populer dari sebuah produsen farmasi di layar televisi Anda. Itulah salah satu produk ekstrak nabati yang bisa dikembangkan di Indonesia.
Ya, boleh dibilang alam Indonesia memang terlalu kaya untuk menghasilkan produkproduk ekstrak, terutama ekstrak tumbuhan. Untuk jenis tanaman obat sendiri, Indonesia memiliki 30.000 jenis. Di antara tanaman obat tersebut memang ada yang sudah sangat popular digunakan dan kerap diekstraksi, yaitu jahe, kunyit, temulawak, pasakbumi, dan purwaceng yang sangat khas Indonesia. Selain itu, kita juga mengenal ekstrak untuk industri makanan serta minuman, seperti daun mint, jeruk, lemon, vanila, dan cengkih. Dan begitulah, Indonesia benar-benar berpotensi menjadi negara juara dalam soal produksi ekstrak herbal jika industri ini diberi peluang tumbuh dan berkembang.
45 Info PDN
PRODUK UNGGULAN
Total ekspor dari Javaplant ke INI mencapai 70 juta-80 juta ton setahun seperti disebutkan Junius Rahardjo, COO Javaplant.
atau tumbuhan ini memang sangatlah besar dan menawarkan keuntungan berlipat. Meskipun dapat dilakukan dalam skala industri rumahan, pengolahan ekstrak harus menjadi perhatian untuk menghasilkan mutu ekstrak yang memenuhi standar industri, baik itu farmasi, kosmetik, maupun makanan-minuman. Faktor kualitas tumbuhan yang menjadi bahan (simplisia) sangat memengaruhi di samping juga faktor proses ekstraksi sendiri yang harus benar-benar terkontrol dengan baik. Proses ekstraksi dengan mesin menggunakan teknologi tinggi pun akhirnya menjadi pilihan untuk menghasilkan ekstrak yang berkualitas tinggi. Alhasil, pemenuhan standar mutu ekstrak untuk industri memang menyebabkan besarnya investasi, terutama peralatan untuk industri ini. Memang dengan peluang dan keuntungan yang berlipat menjadi wajar dengan penyerapan dana investasi yang besar. Ekstrak tumbuhan dibutuhkan banyak industri sebagai bahan baku. Contohnya ekstrak tumbuhan
46 Info PDN
yang digunakan sebagai bahan dasar makanan atau minuman, seperti daun teh, kopi, pandan, dan bunga matahari (chrysanthum). Tren produksi farmasi serta kosmetik (kecantikan) berbahan dasar herbal juga mendorong larisnya produk-produk ekstrak ini digunakan untuk memunculkan keunggulan tersendiri. Slogan back to nature juga menguatkan citra ekstrak tumbuhan ini. Anda bisa melihat bagaimana iklan-iklan produk, seperti sabun, sampo, ataupun pasta gigi kerap menonjolkan kandungan ekstrak tumbuhan untuk menarik hati konsumen. Kampanye back to nature memang sangat berpengaruh pada tren gaya hidup untuk kembali ke alam sebagai pilihan yang lebih sehat. Usaha ekstrak menjadi model usaha yang dilakukan secara B to B yaitu dari industri ke industri. Karena itu, tampaknya industri ekstrak herbal atau nabati ini lebih serius dilakoni pemain-pemain besar untuk memasok bahan baku juga bag industri-industri skala besar. Ada Javaplant yang berlokasi di Tawangmangu, Jawa Tengah, yang berinvestasi puluhan hingga ratusan miliar. Sebelum
50 M Adalah Purwanto Rahardjo, Mulyo Rahardjo, dan Junius Rahardjo, yang memutuskan untuk mendirikan pabrik ekstrak herbal. Tiga bersaudara ini berinvestasi senilai Rp50 miliar di Tawangmangu, Solo, untuk mendirikan Javaplant pada tahun 2000.
itu, tercatat juga industri besar di bidang ekstraksi tumbuhan, seperti Jamu Borobudur, Fitakemindo, Natura, Indoplant, Haldin, dan Indesso. Hal ini membuktikan menariknya usaha menjual bahan baku ekstrak nabati tersebut bukan sekadar untuk pasar lokal, melainkan juga pasar ekspor dunia.
MLM dan juga industri herbal rumahan. Karena itu, Javaplant mengalihkan target pasarnya ke luar negeri. Beruntung pada 2006, mereka mendapat pesanan dari Integrity Nutraceuthicals International (INI). Sebuah perusahaan ekstrak herbal yang berlokasi di AS.
INDUSTRI BESAR EKSTRAK HERBAL
INI memesan ekstrak kayu manis dalam jumlah cukup besar. Ekstrak itu untuk keperluan uji klinis. Hasil uji klinis tersebut nantinya akan dijual kembali ke berbagai peritel maupun perusahaan herbal di Amerika Serikat dan beberapa negara lain di seluruh dunia. Total ekspor dari Javaplant ke INI mencapai 70 juta-80 juta ton setahun seperti disebutkan Junius Rahardjo, COO Javaplant. Selain itu, Javaplant juga mengekspor 100 ton ekstrak buah kopi ke AS.
Adalah Purwanto Rahardjo, Mulyo Rahardjo, dan Junius Rahardjo, yang memutuskan untuk mendirikan pabrik ekstrak herbal. Tiga bersaudara ini berinvestasi senilai Rp50 miliar di Tawangmangu, Solo, untuk mendirikan Javaplant pada tahun 2000. Keluarga Rahardjo sebelumnya dikenal sebagai pemegang merek jamu kuat Pilkita. Perusahaan ini memproduksi 60 jenis ekstrak herbal kering, lalu memasarkan produknya ke berbagai produsen jamu. Namun, ternyata respons pasar dalam negeri masih minim. Jumlah permintaan minim itu diperoleh dari pesanan perusahaan
Tiap bulan, Javaplant mampu memproduksi sekitar 120 ton ekstrak produk herbal kering. Ekstrak lain yang diekspor Javaplant, yaitu tongkat ali (pasakbumi), green coffee, dan kunyit ke Jepang, lalu menyusul ne-
47 Info PDN
gara-negara seperti Korea, Australia, dan Malaysia. Tahun 2015 menjadi momentum Javaplant memproduksi ekstrak temulawak dan purwaceng sebagai produk andalan terbaru. Selain khasiatnya, kedua bahan herbal ini dipilih lantaran merupakan bahan asli dari Indonesia dan tidak didapatkan di negara lain. Berkorelasi dengan industri ekstrak herbal tentulah juga budi daya tanaman herbal itu sendiri harus mendapat perhatian karena untuk menghasilkan bahan atau simplisia herbal yang bermutu baik harus diperoleh dari tanaman yang juga sehat. Industriindustri ekstrak herbal dapat membina kemitraan dengan para petani pemilik perkebunan untuk memasok bahan baku utama atau juga mengadakan perkebunan sendiri dengan penanganan yang intensif dalam proses budi daya. Dengan sebaran tempat subur di Indonesia, terutama daerah-daerah pegunungan, budi daya tanaman untuk produk ekstrak membuka peluang sangat besar. [BT]
FOTO: AGUS BACHTIAR
AGENDA
Launching Revitalisasi 1000 Pasar Rakyat
Bukti Komitmen Pemerintah Implementasikan Nawacita SALAH satu poin penting visi-misi pemerintah dalam Nawacita adalah revitalisasi sebanyak 5.000 unit pasar rakyat. Tujuan itu diwujudkan dalam agenda launching revitalisasi 1.000 pasar rakyat di Banyumas, Selasa (30/6) lalu. Selasa, 30 Juni 2015 lalu, merupakan hari bersejarah bagi sebagian besar pedagang Pasar Manis dan umumnya warga Banyumas. Pasalnya, Presiden RI Joko Widodo dengan didampingi sejumlah Menteri dari Kabinet Kerja hari itu melakukan penekanan tombol sebagai pertanda Launching Revitalisasi 1000 Pasar Rakyat Tahun 2015 ini. Selain itu, Presiden Jokowi juga melakukan peletakan batu pertama pembangunan atau revitalisasi Pasar Manis. “Revitalisasi pasar rakyat merupakan penjabaran dari visi dan misi Bapak Presiden dan Wakil Presiden dalam Nawacita, yang memprogramkan pembangunan atau revitalisasi 5.000 pasar rakyat selama 5 tahun,” ucap Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dalam laporannya kepada Presiden Joko Widodo. Mendag Rachmat Gobel menjelaskan, bahwa dari program 1.000 unit pasar rakyat tahun 2015 ini, pembangunannya akan dilaksanakan melalui mekanisme; Tugas Pembantuan sebanyak 182 pasar yang langsung
di bawah koordinasi Kemendag, Dana Alokasi Khusuis (DAK) sebanyak 770 pasar yang dialokasikan langsung oleh Kementerian Keuangan ke Kabupaten/Kota, selanjutnya Kementerian Koperasi dan UKM sebanyak 65 pasar melalui mekanisme APBN Pusat. Adapun lokasi revitalisasi pasar rakyat diprioritaskan untuk pasar-pasar yang telah berumur lebih dari 25 tahun, pasar yang mengalami kebakaran, pasca bencana alam dan konflik sosial, daerah tertinggal, perbatasan. “Ataupun daerah yang minim sarana perdagangan serta daerah yang memiliki potensi perdagangan besar,” kata Mendag Rachmat Gobel menambahkan. Kata Mendag Rachmat, pembangunan atau revitalisasi pasar rakyat ini nantinya harus berpedoman pada “Standar Nasional Indonesia (SNI) 8152:2015” yang telah ditetapkan untuk Pasar Rakyat oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN). “Revitalisasi ini difokuskan pada 4 aspek. Pertama, revitalisasi fisik, sebagai upaya perbaikan dan peningkatan fisik pasar agar lebih bersih, sehat dan nyaman,” ujar Mendag. Kedua, ucapnya lagi, Revitalisasi Manajemen, yang ditujukan agar para pengelola dan pedagang dapat mengikuti standar operasional prosedur pelayanan dan pengelolaan pasar yang lebih profesional. Ketiga, Revitalisasi Ekonomi, sebagai upaya peningkatan pendapatan serta akses pedagang terhadap pembiayaan dan sumber produk yang diperdagangkan. Dalam revitalisasi ekonomi, pasar rakyat juga menjadi sarana perdagangan dan titik distribusi yang strategis dalam kaitannya mengawal harga serta menjaga inflasi. “Keempat, Revitalisasi Sosial. Ini diharapkan dapat menjadikan pasar sebagai pusat interaksi dan wadah sosial masyarakat sekitar,” paparnya.
48 Info PDN
Dalam kesempatan itu, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel juga melakukan video conference dengan para Bupati, Walikota, Kepala Dinas, serta pengurus dan pedagang pasar di masing-masing daerah itu disaksikan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo di lokasi pembangunan Pasar Manis di Kabupaten Banyumas. Perlu diketahui pula, video conference peluncuran pasar rakyat ini secara langsung diikuti oleh beberapa daerah di lokasi masing-masing, seperti Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam yang dilaksanakan di Pasar Seutui; Denpasar, Bali terdapat di Pasar Desa Pakraman Pohgading; dan Bantaeng, Sulawesi Selatan di Pasar Terminal Agro Loka. Berdasarkan pantauan Info PDN, selain Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, nampak pula Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Koperasi dan UKM AA Gede Ngurah Puspayoga, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Bupati Banyumas Ahmad Husein, beserta Dirjen PDN Srie Agustina dan seluruh jajaran pejabat Ditjen PDN lainnya. Kegiatan Presiden Jokowi dan Mendag Rachmat Gobel, di Banyumas pun tak sampai di situ. Setelah melakukan launching revitalisasi pasar rakyat, Presiden Jokowi bersama Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, Bupati Banyumas Ahmad Husein, meninjau Pasar Murah Barang Kebutuhan Pokok. Sekedar informasi, dalam kegiatan Pasar Murah itu, Kemendag bekerja sama dengan Pemda Kabupaten Banyumas serta para produsen barang kebutuhan pokok, untuk menggelar pasar murah yang melayani 3.500 warga sekitar. Dari informasi yang diterima Info PDN, pada pasar murah ini disediakan barang kebutuhan pokok, yaitu 5 ton minyak goreng, 5 ton gula pasir, dan 3.500 paket sembako murah. (agus)
MENDAG RESMIKAN PAMERAN SAYUR DAN BUAH MALL TO MALL
MENTERI Perdagangan RI, Rachmat Gobel; bersama Wakil Walikota Tangerang, H Sachrudin; Sekretaris Jenderal Kemendag, Gunaryo; Inspektur Jenderal Kemendag, Karyanto Suprih; Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN), Srie Agustina; dan Staf Khusus Mendag, Ardiansyah Parman, membuka secara resmi Gelar Sayur dan Buah Mall to Mall, di Mall @ Alam Sutera, Tangerang, Banten, Jumat (12/6). Pameran ini merupakan inisiasi Kemendag untuk memfasilitasi para petani lokal, dengan memangkas jalur distribusi sehingga komoditas mereka dapat langsung dijual kepada para pengunjung mal atau pusat perbelanjaan dengan harga yang lebih terjangkau. Kegiatan strategis ini akan dilaksanakan Kemendag secara berkelanjutan, dari mall to mall, pada Mall @ Alam Sutera ini sendiri, pameran ini akan berlangsung dari tanggal 12-14 Juni 2015. Pameran yang terselenggara berkat kerja sama Kemendag dengan Kementerian Pertanian dan Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan, Yayasan Kedaulatan Pangan Nasional–LEPEK Pangan, serta Asosiasi Pengusaha Jasaboga ini menampilkan Beraneka ragam sayur-mayur dan buah-buahan lokal, seperti sayuran dari Lembang, Cianjur, dan Sukabumi.
WORKSHOP HKI DAN HALAL
Timur. Acara ini dibuka oleh Direktur Dagang Kecil Menengah dan Produk Dalam Negeri, Suhanto. Dalam sambutannya, Direktur Dagang Kecil Menengah dan Produk Dalam Negeri menekankan bahwa para peserta harus bangga karena tidak semua UMKM di Kota Surabaya terpilih untuk mengikuti workshop ini. Para peserta akan dimasukkan dalam database UMKM binaan Kementerian Perdagangan yang selanjutnya akan diprioritaskan untuk mendapatkan program pembinaan lanjutan. Workshop diikuti oleh 60 UMKM Kota Surabaya dan sekitarnya yang telah diseleksi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur dengan narasumber yang terdiri dari Kementerian Hukum dan HAM Kanwil Jawa Timur, LP-POM MUI Jawa Timur, dan praktisi.
MUNAS DEKRANAS 2015
RAPAT PERSIAPAN DALAM RANGKA DISTRIBUSI BARANG MENYAMBUT LEBARAN 2015
KETUA Bidang Pameran dan Kerjasama Luar Negeri Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Retno Damayanti Gobel memberikan paparannya dalam penutupan Musyawarah Nasional Dekranas yang berlangsung di Convention Hall, Gedung Smesco Tower Jakarta, Jumat (03/08). Dekranas adalah sebuah organisasi yang didirikan pada tanggal 3 Maret 1980 sebagai wadah berhimpunnya segenap pemangku kepentingan seni kerajinan di Indonesia. Dekranas berpusat di ibukota negara Indonesia, dan memiliki perwakilan di setiap provinsi daerah di Indonesia yaitu Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) yang dibentuk di setiap kabupaten/kota.
SEMINAR APPBI OLEH DIRJEN PDN
DALAM rangka pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Direktorat Dagang Kecil Menengah dan Produk Dalam Negeri menyelenggarakan Workshop HKI dan Halal pada 10-11 Juni 2015 di Pusat Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya-Jawa
Seminar Interaktif Kebijakan Publik yang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (DPP APPBI) di Pre Function The Hall Senayan City, Kamis, (28/05). Hadir pada kesempatan tersebut Handaka Sentosa Ketua Umum APPBI dan seluruh pengurus APPBI, Ketua Masyarakat Anti Pembajakan, Dirjen HAKI Kemenkum dan HAM, Divisi Niaga PLN, Ahli Hukum dan Kebijakan Publik Lambock V. Nahattands yang menjadi pembicara dalam seminar serta Direktur Bina Usaha Perdagangan, Fetnayeti. Dalam sambutannya, Dirjen PDN mengharapkan APPBI beserta seluruh anggotanya dapat menjadi penghela transaksi ritel domestik dan membuka akses yang luas bagi produksi usaha industri Indonesia. Menurut Dirjen PDN, pada Januari-Pebruari 2015, sektor ritel sempat tumbuh 15-16% dan menurun menjadi 2% pada Maret 2015. Diharapkan dengan dimulai kick off proyek-proyek Pemerintah, sektor ritel agar tumbuh lebih baik lagi yang ditandai sejak April 2015 lalu.
DIREKTUR Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Srie Agustina menghadiri dan membuka Acara
49 Info PDN
SEKRETARIS Jenderal Gunaryo dan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Srie Agustina mengadakan rapat koordinasi persiapan lanjutan dalam rangka Rapat Koordinasi dengan para pelaku usaha dalam rangka Stabilisasi Harga, Ketersediaan dan Distribusi Barang Menyambut Puasa dan Lebaran Tahun 2015, yang berlangsung di Auditorium Kantor Kemendag Jakarta, Selasa (09). Rapat persiapan dihadiri Direktur Jenderal Perhubungan Laut Bobby R. Mamahit, perwakilan Mabes Polri Edy Tambunan, Sekretaris Ditjen PDN Jimmy Bella, dan perwakilan dari instansi terkait. Pada rapat persiapan ini masing-masing instansi melaporkan langkah-langkah yang sudah ditempuh dalam rangka distribusi, stabilisasi, dan ketersediaan bahan pokok menjelang puasa dan Lebaran 2015. Pada kesempatan tersebut Dirjen PDN menyampaikan kondisi harga dan stok barang kebutuhan pokok masyarakat menjelang puasa dan Lebaran 2015. (apn)
FRAME
Semarak Optimisme di Ajang PPN & PPDNR 2015 INILAH potret salah satu ajang bergengsi di Indonesia, Pameran Pangan Nusa dan Pameran Produk Dalam Negeri Regional. Sebuah ajang di mana para pelaku UKM dari berbagai belahan nusantara dipertemukan dengan optimisme dan kenyataan betapa beratnya upaya yang harus dilakukan untuk menuju produk berdaya saing global. Semua peserta yang berlaga di ajang ini seolah berlomba, berkarya, berinovasi, untuk menghasilkan produk-produk yang bisa diterima oleh berbagai kalangan. PPN dan PPDNR memang bukan sekedar media memamerkan barang guna mendongkrak daya jual. Lebih dari itu, pameran yang diselenggarakan sejak tahun 2006 lalu ini juga bernilai dan memberi kesempatan bagi pelaku UKM untuk memperkaya wawasan, serta memperluas akses pasar. Seolah menjadi sebuah momentum dari kebangkitan demi kebangkitan produk lokal. Lihat saja, penyelenggaraan pameran di Gorontalo. Betapa semangat serta gegap gempitanya dirasakan bukan hanya oleh para peserta, melainkan juga para warga. Semarak optimisme PPN dan PPDNR ini pun nampak tergambar dari raut wajah Mendag Rachmat Gobel dan Menkop-UKM AA Gede Puspayoga, saat menyerahkan penghargaan kepada para UKM pemenang lomba dan ketika mengunjungi satu per satu stan yang ada. Dalam setiap pelaksanaannya, PPN dan PPDNR juga telah menghasilkan banyak capaian yang membanggakan. Bukan sekedar soal berapa besaran transaksi yang dibukukan, tetapi seberapa jauh ajang tahunan ini bisa berdampak bagi para pesertanya. Inilah PPN dan PPDNR, meski masih memerlukan evaluasi dan banyak pembenahan di sana sini. Namun, bukan hal yang mustahil bila dari ajang ini nantinya akan lebih banyak lagi pengusaha Indonesia yang lahir. Pengusaha-pengusaha yang tangguh dan mampu memberikan kontribusi terhadap perkembangan ekonomi bangsa. Semoga.
TEKS | FOTO : AMF | Agus Bachtiar
NAN
TIKAN Info P EDISI D poten N edisi be BERIK s i, UTNY dalam serta ko rikutnya ak A an me ntribu Globa bakal l Supply C si kompon mbahas te meny e h ajikan ain. Selain n (produk) ntang tema lo lain, d itu, redaks kal i anta i juga Ragam LIPUTA ra n N UTA ya: Kun ke Be ker Mendag MA II: rbaga i Pabri Rachmat G k Otom o otif bel Batu A TREN B ISNIS kik da : n Efek Multip lier-ny Pengu INSPIRA a S saha Knalp I USAHA: Jet Ho ot Asal Purb t Mufl alingg ler a, S samp alam hang at dan ai ber temu kemb ali...
[ 50 ] Info PDN
[ 51 ] Info PDN