DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BAGIAN I • • •
Jomblo !, Ih..asyik ! STMJ… Sudah Semester Tujuh Masih Jomblo
BAGIAN II • • • • •
Aku Bebas Kemanapun Pergi Pusing? Ah…Tak Perlu Gaul Dengan Anak Sholeh. Alhamdulillah, Ngirit Biaya Hidup Biar bokek yang penting happy
BAGIAN III • • • • •
Suer Lho, Allah Lebih Mencintaiku Agama Membimbingku, Dalil-Dalilnya Mana ? Tak Perlu Takut Dikatain Kuper Alias Kurang Pergaulan Orang tua tambah sayang dong…
BAGIAN IV • • • • •
Tak Ada Yang Menfitnah Aku Tambah Dihormatin Sama Orang Lain Namaku Harum Di Mata Calon Mertuaku Selalu Bisa Buat Janji On- Time Lagi..lagi Banyak yang Nge-lamar
BAGIAN V • • • •
Mudah Kok Jadi Jomblo Jangan Terpengaruh Temen So what gitu loh..Tebalkan Telingamu I Want To Be Jomblo Now
BAGIAN VI • • • • •
Isteriku Kok Mengecewakan ya..? Tak seindah dulu Andai.. Aku Bisa Kembali Kenangan Itu Tak Mungkin Kembali Tak Seperti Harapanku
BAGIAN VII • • • • • •
Wuih..tak Disangka Dia Secantik Bidadari Aku tentram bersamanya Laki-laki Baik Berjodoh Dengan Wanita Baik-baik Bagai Rumah Di Surga Oh Bidadari, Aku Ingin Dia Seperti Engkau Memang Allah Maha Adil
KATA PENGANTAR
egala puji bagi Allah SWT yang menguasai sekalian alam. Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT, yang telah menciptakan sekalian alam beserta makhlukmakhluk-Nya. Allah Yang Maha Esa yang tiada sekutu bagi-Nya. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad SAW adalah utusan Allah. Semoga Allah SWT memberikan salam kesejahteraan kepada beliau, keluarga dan para sahabat-sahabatnya serta para pengikutnya.
S
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi petunjuk pada sekalian hamba-hamba-Nya terkasih. Dzat yang tiada henti melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada segenap makhluk-makhluk-Nya. Amma ba’du Tak ada keinginan apapun yang terlintas saat saya menulis buku ini, tapi yang pasti saya hanya ingin menulis saja. Tema yang saya ambil mengalir begitu saja. Saya ambil pulpen, kemudian saya tulis pada selembar kertas, corat-coret tak tahu apa yang harus ditulis. Mendadak sebuah inspirasi datang yang menggerakkan tangan ini untuk menulis kata jomblo. Ya kata jomblo. Kata inilah yang menjadi starting point terpenting dalam menulis buku ini. Memang sebelumnya saya sudah terinpsirasi dari buku yang dikarang oleh Salim A Fillah, “NIKMAT PACARAN SETELAH PERNIKA-HAN”. Buku inilah yang menggugah saya untuk mendukung dan memantapkan hati mereka yang risau dengan statusnya sebagai jomblo di masa remaja. Begitu banyak remaja yang takut dikatakan jomblo, seakan-akan mereka makhluk asing yang tak mampu menghadapi perubahan zaman yang serba digital ini. Serasa makhluk yang tidak bisa mengikuti mode modern yang selalu berkembang pesat. Tersingkirkan, itulah kata yang paling menohok mereka. Seseorang pernah sakit dan kecewa hatinya, gara-gara dikatakin STMJ alias Sudah Semester Tujuh Masih Jomblo atau Sarjana Tahan Menun-da Jodoh dan julukan lainnya. Mereka bahkan merasa minder dengan teman sebayanya yang sudah bergandengan tangan yang diharamkan untuk disentuh. Ketika diajak kumpul tak jarang hampir selalu menolak. (kasihan ya…). Nah, antum bisa membaca buku ini. Buku ini ditulis untuk antum semua yang masih ngejomblo dan juga untuk kaum anti jomblo yang udah gandengin tangan-tangan lembut mi-lik perusahaan keluarga lain, dan tentunya yang pada mau merubah statusnya menjadi jomblo abis. Agar dapat merubah sebuah pandangan keliru terhadap hubungan lawan jenis, saat masih dalam masa remaja, masa belajar, belum mampu merawat cinta, belum cukup umur atau haram dalam mengikuti pergaulan bebas. So,buku ini saya tulis untuk antum semua, for you together. Amin ya robbal ’alami.
BAGIAN I Jomblo !, Ih..asyik !
S
aya tak habis pikir, mengapa sebagian remaja selalu takut dikatakain jomblo (memang belum diteliti sih..tapi survei membuktikan ini benar lho !). Mereka terkadang mengaku-ngaku sudah memiliki “doi” walaupun itu fiktif belaka. Berimajinasi sudah menggandeng cowok gan-teng, tajir, rumah dikawasan orang elit, bokap-nya pejabat teras, mobilnya keluaran terba-ru.(glegek,uhhh.. sok khayal).
Wah tambah kacau kalau semua remaja terbuai dengan khayalan seperti ini. Saya sih nggak larang bayangin yang enak-enak. Semoga Allah mengijabahinya. Namun orang yang hanya membayangkan tanpa ada aksi, sama aja bohong. Semua orang butuh sebuah kenyataan dan kenyataan itu tak akan pernah terwujud jika tak menggunakan seluruh potensi manusia; tenaga, pikiran, kesem-patan untuk mewujudkannya. Andaikata seorang akhwat1 menginginkan calon suami yang baik, maka ia harus berusaha menggapainya. Caranya, perbaiki diri dahulu menjadi pasangan yang dianggap ideal, kemudian bilang ke bokap untuk mencarikan jodoh yang tepat baginya, atau kalau sudah memiliki calonnya, cobalah sholat istikharah mohon kepada Allah Swt agar diberi petunjuk menemukan suami yang tepat. Menyerahkan semuanya disertai sikap tawakal dan bersabar serta berkenyakinan bahwa Allah Swt pasti akan memberikan yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya. Jika seorang ikhwan2 menginginkan se-orang isteri, maka usaha dan tenaga harus bertambah untuk dikeluarkan. Menyiapkan tenaga, biaya, mental, pikiran terutama calon isteri sehingga proses pernikahan itu bisa berjalan lancar. Semua butuh tenaga untuk mewujudkannya dan tentunya semua itu terjadi atas kehen-dak Allah Swt. Ini hanya sekedar contoh bahwa jangan menjadikan impian sekedar impian tanpa mau mewujukannya. Wah, kapan bicara masalah jomblonya nih !. Sabar sedikit dong. Masih ada kaitannya kok. Setiap orang apalagi bagi remaja, wajib menyiap-kan semua tenaga untuk meraihnya. Menggapai cita-cita dan impian itu mahal lho. Nah cita-cita menjadi jomblo juga mahal. Di dalam setiap pergaulan remaja, pasti akan terjadi gesekan,(awas jangan sampe’ keluar apinya, ya…). Baik interaksi positif maupun negatif dengan sesamanya. Tak bisa dielakkan, semua hal itu pasti terjadi. Sehingga menjadi jomblo jika tak kuat godaan bisa terbawa arus.
1
Akhwat : wanita, perempuan, muslimah.
2
Ikhwan : laki-laki, muslim
Eh, ya.. antum khan tentunya tahu jomblo itu apa?. Saya kasih gambarannya, jomblo itu kata sebagian ABG; orang yang nggak punya gandengan. Ini boleh-boleh aja. Tapi menurut saya jomblo itu; orang yang nggak kena dosa maksiat berhubungan dengan seorang yang ter-golong non muhrim. Jadi menjaga diri dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah Swt, yang berkenaan dengan hubungan lawan jenis. Mem-batasi diri dari pergaulan bebas yang tak karuan aturannya. Dan menjadi jomblo ternyata asyik lho…!. Mau tahu buktinya. Kalau antum lihat remajaremaja yang menganut gaya pacaran. Awalnya memang merasa bahagia, selalu diiringi dengan canda tawa, senyuman yang tersebar kemanapun ia berada dan kesenangan-kesenangan lainnya. Itu awal lho. Kemana-mana selalu berdua, jalan bareng, nge-date bareng, ma-kan bareng, berangkat sekolah bareng, pulang sekolah bareng. Pokoknya, ada dia pasti ada dirinya. Dan waktu terus berjalan. Kesenangan berlaku untuk sementara saja. Nah jangan dikira mereka akan bahagia terus. Hingga di pertengahan jalan, tanyalah pada mereka yang terlihat murung dan sedih. Kalau boleh diprosentase, diperkirakan 99,9% (wah,kayak petugas sensus aja, pakai prosen-prosenan) marahan dengan doinya, ngambek nggak diturutin kemauannya, dan lain-lain. Wuih pokonya dijamin susah deh ngurusin anak orang. Kalau ndak percaya lihat matanya yang memerah habis nangis, wajah cemberut habis dicuekin doi, mulut mencibir habis diomelin. So guys, memang pacaran itu “tak enak”. Kalau menurut mereka enak, itu tak seberapa lama. Paling hanya saat jadian doang. Setelah itu, wajib nraktir makan mingguan, wajib bayar SPP (Siomay, Pangsit, Pentol), bayarin nonton, main game zone, beliin sepatu, beliin pakaian, kado, bando, tas, nraktir hari jadi,..dll. wuih, pokoknya dijamin uang jajan bulanan habis sebelum waktunya. Maka, lebih baik jomblo aja…? Di waktu antum3 belum boleh merasakan indahnya seorang akhwat/ikhwan untuk bersanding di sisi antum. Daripada terbebani dengan semua hal yang justru memberatkan antum menikmati hidup ini. Betapa keindahan hidup akan ternikmati jikalau diri ini merasakan setiap detik nafas yang bebas tanpa adanya tekanan, intimidasi, serta rasa penyesalan. Meraih hidup sebebas mungkin bagaikan burung camar terbang tanpa batas ca-krawala. Sekuat dan semampunya. Maka jika antum memilih status jomblo, dimana tidak diperbolehkan ‘mendekati’ seseorang yang bukan muhrimnya, pasti akan mem-bawa antum pada keindahan hidup secara bebas.
3
Antum : kamu
Ngejomblo disaat masih menempuh studi, kuliah, belum baligh dan diharamkan untuk mendekati zina, akan bisa menghapus kesedi-han. Ngejomblo memang mengasyikan. Sahabat-sahabat Rasulullah pun pada ma-sa mudanya tak pernah mengenal dengan akrab dan dekat wanita yang bukan muhrimnya. Mereka sangat menjaga harga diri dan kesucian-nya. Sebagaimana juga dengan pernikahan saha-bat Ali bin Abi Thalib yang menikahi Fatimah, puteri Rasulullah dengan pernikahan yang suci. Jadi, apakah kita tidak mau mencontoh mereka?. Padahal mereka adalah sebaik-baik umat Nabi Muhammad, yang pada generasi me-reka islam mengalami puncak kejayaan. So, antum tak ada salahnya ngejomblo. Toh tak akan ada yang mengebom antum. Setiap orang khan, berhak atas apa yang dia perbuat. Dan tentu saja, berhak mendapatkan balasannya. Baik ataupun buruk. Sebetulnya saya sangat kesulitan menjelas-kan maksud asli dari kata jomblo ini. Karena di kamus pun belum saya coba temukan. Sehingga pembahasannya hanya datar-datar saja, tak turun naik, menghujam, apalagi menukik. Tapi siapapun yang membacanya, saya kira akan lebih paham dari saya. Sejujurnya, bagi saya menjadi jomblo itu memang mengasyikan. (pengalaman nih..!). Semenjak bangku sekolah hingga selesai kuliah pun belum ada teman akhwat spesial yang nantinya saya nikahi. (memang belum ketemu yang cocok, sih). Di dalam islam pun tidak ada yang namanya pacaran. Kalau mau lebih lengkap bisa baca buku, PACARAN ISLAMI, ADAKAH ? karya Abu Al-Gifari. Jadi perasaan apapun, bagaimanapun, ka-panpun tak ada yang mempengaruhinya khususnya dari seorang akhwat. Kalau yang selain itu ya..seabrek, karena memang nggak ada perasaan disakitin, marahan, dikhianati, dihina, disia-siakan. Pokoknya happy saja. Mau kemana, dengan siapa, pulang jam berapa, tak ada yang mencari, kecuali yang pasti bokap dan nyokap.
…dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)… ( QS.An-Nur ayat 26).
Bukan berarti saya sudah menjadi orang baik dan ‘alim. Saya masih harus banyak belajar meskipun dengan segala keterbatasan yang saya miliki. Tapi dengan terus belajar untuk menjadi lebih baik, kita semua bisa menggapai yang terbaik di sisi Allah Swt. Maka, bagi kaum jomblo tak ada salah-nya antum mempertahankan status jomblo sampai menuggu waktunya yang tepat. Nik-mati saja keindahan alam raya desainan Allah
Swt ini dengan tetap bertahan di jalan-Nya. Menjaga kehormatan dan kesucian diri. Itu lebih mulia. Ingatlah bahwa orang yang nantinya menjadi mulia, semenjak masa mudanya telah menjaga keutuhan pribadinya untuk tetap mulia dengan tidak mudah menjalin hubungan dengan lawan jenis. Dan satu lagi, jangan me-rasa jomblo itu sebagai penyakit. Ada sebagain yang menganggapnya se-perti ini, sehingga dengan segenap tenaga mengorbankan kesucian dirinya mencari pacar agar tidak dikatakan jomblo. Tak usah lah!. Biarkan anjing menggonggong kafilah pun tetap berlalu. Biar anjing menggonggong, kita tetap bisa lewat pagar. Khan anjingnya udah diikat. Jadi tetap aman dong... Sudah biarkan saja mereka menganggap kita kurang pergaulan alias kuper. Tapi yang penting tingkatkan diri memahami agama le-bih dalam lagi. Kita akan melesat bak meteor, meninggi dengan tingkat ruhani yang melebihi mereka yang masih dipenuhi syahwat. Tenang saja. Allah Swt Maha Adil bagi hamba-hamba-Nya yang dalam menjalani hidup ini istiqo-mah. Berbuat baik tentulah yang balasannya dengan kebaikan pula. Berbuat buruk ya kebu-rukan pula yang akan datang. Sesuai dengan ayat Allah swt, “Hanya milik Allah asmaulhusna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaaulhusna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”. [QS. Al A'raaf : 180]
STMJ… Sudah Semester Tujuh Masih Jomblo
D
i kalangan mahasiswa ada sebuah istilah yang sering dilontarkan bagi mereka yang anti-pacaran dan di-khususkan bagi yang akan lulus namun belum menemukan pasangannya, dengan istilah STMJ alias Sudah Semester Tujuh Masih Jomblo.(Wah kebangeten ya, masak disamain ama minuman ‘Susu Telor Madu Jahe’ ditambah gingseng lagi. hi..hi).