2015
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
DAFTAR ISI Hal Daftar Isi ..................................................................................................................................................i Ikhtisar Keuangan ............................................................................................................................. 1 Informasi Harga Saham ................................................................................................................... 4 Komposisi Pemegang Saham ......................................................................................................... 6 Laporan Dewan Komisaris.............................................................................................................. 9 Laporan Direksi ................................................................................................................................ 11 Profil Perusahaan ........................................................................................................................... 15 Struktur Perseroan ......................................................................................................................... 23 Struktur Organisasi ........................................................................................................................ 24 Susunan Manajemen ....................................................................................................................... 25 Riwayat Hidup Singkat Dewan Komisaris dan Direksi ...................................................... 26 Sumber Daya Manusia .................................................................................................................... 30 Analisis dan Pembahasan Manajemen ..................................................................................... 33 Tata Kelola Perusahaan ................................................................................................................. 42 Laporan Keuangan Audit ............................................................................................................... 63
ANNUAL REPORT 2015
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING 1
Annual Report 2015
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENJELASAN Penjualan Bersih
2015
Dalam Jutaan Rupiah
2014
2013
16.970
49.251
20.545
7.731
24.117
12.061
Laba Rugi Usaha
(3.253)
7.088
(99)
Laba (Rugi) Neto Tahun Berjalan Laba (Rugi) Komprehensif Tahun Berjalan yang distribusikan kepada : Pemilik Entitas Induk
(3.086)
3.007
(13.991)
34.618
5.947
(14.185)
(321)
(454)
251
(3.085)
3.007
(13.991)
(0,3)
(0,4)
(0,3)
Kas & Setara Kas
32.745
43.156
46.507
Aset Real Estat
75.242
62.315
66.454
1.110
972
1.327
65.360
96.621
85.458
182.264
155.997
159.067
Kewajiban Lancar
12.583
20.727
28.175
Kewajiban
14.046
22.397
31.414
168.217
133.594
127.646
6
6
7
168.217
133.600
127.653
326.722.500
326.722.500
326.722.500
(9,44)
9,20
(42,80)
Modal Kerja Bersih
52.777
75.894
57.283
Jumlah Investasi
67.653
42.245
37.197
Laba (Rugi) bersih/ Jumlah Aktiva
(1,69%)
1,93%
(8,80%)
Laba (Rugi) bersih/ Ekuitas
(1,83%)
2,25%
(10,96/%)
Laba (Rugi) bersih/ Penjualan Bersih
(18,18%)
6,11%
(68,10%)
Lancar (Aktiva Lancar / Kewajiban Lancar)
519,42%
466,16%
303,31%
Kewajiban / Ekuitas
8,35%
16,76%
24,61%
Kewajiban / Jumlah Aktiva
7,71%
14,36%
19,75%
Laba (Rugi) Kotor terhadap Penjualan Bersih
45,56%
48,97%
58,71%
Laba (Rugi) Usaha terhadap Penjualan Bersih
(19,17%)
14,39%
(0,48%)
(203,99%)
12,07%
(69,04%)
Laba Kotor
Kepentingan Non - Pengendali Laba (Rugi) Tahun Berjalan yang distribusikan kepada : Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non - Pengendali
Aset Tetap Aktiva Lancar Aktiva
Ekuitas yang dapat Distribusikan kepada : Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non – Pengendali Jumlah Ekuitas Jumlah Saham yang beredar (lembar) Laba (Rugi) Bersih Per Saham
Laba (Rugi) Komprehensif terhadap Penjualan Bersih
2
Annual Report 2015
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
PENJUALAN BERSIH
AKTIVA
(dalam juta Rp)
(dalam juta Rp)
49.251
182.264 159.067
20.545 155.997 16.970
2015
2014
2013
2015
2013
EKUITAS
KEWAJIBAN
(dalam juta Rp)
(dalam juta Rp)
31.414
2014
168.217 133.600
127.653
22.397 14.046
2015
2014
2013
2015
2014
2013
3
Annual Report 2015
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
INFORMASI HARGA SAHAM PERSEROAN Tahun 2015
TRIWULAN 2015
JUMLAH SAHAM YANG BEREDAR
KAPITALISASI PASAR (Rp)
TERTINGGI (Rp)
TERENDAH (Rp)
PENUTUPAN (Rp)
VOLUME PERDAGANGAN SAHAM
I
326.722.500
28.424.857.500
111
75
87
102.316.000
II
326.722.500
27.444.690.000
93
65
84
7.880.300
III
326.722.500
20.256.795.000
92
57
62
16.617.600
IV
326.722.500
20.583.517.500
70
50
63
2.105.200
120
100
80
60 Tertinggi Terendah 40
Penutupan
20
0 Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
2015
4
Annual Report 2015
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Tahun 2014 TRIWULAN 2014
JUMLAH SAHAM YANG BEREDAR
KAPITALISASI PASAR (Rp)
TERTINGGI (Rp)
TERENDAH (Rp)
PENUTUPAN (Rp)
VOLUME PERDAGANGAN SAHAM
I
326.722.500
29.078.302.500
107
86
89
7.196.700
II
326.722.500
27.444.690.000
109
65
84
25.659.800
III
326.722.500
27.771.412.500
105
76
85
2.063.900
IV
326.722.500
28.751.580.000
104
73
88
44.208.400
120
100
80
60 Tertinggi Terendah 40
Penutupan
20
0 Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
2014
5
Annual Report 2015
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
KOMPOSISI PEMEGANG SAHAM Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham yang ditempatkan dan disetor penuh:
NO
NAMA
JUMLAH SAHAM
PRESENTASE SAHAM
1.
Richard R. Wiriahardja
119.247.200
36,50
2.
PT Artha Era Primayasa
62.663.875
19,18
3.
Michella Ristiadewi
27.500.000
8,42
4.
Siaw Yunus Subandi
21.464.700
6,57
5.
Maria Florentina Tulolo
18.336.125
5,61
6.
Masyarakat
77.510.600
23,72
Kepemilikan saham oleh Komisaris dan Direksi:
NO
NAMA
1.
Richard R. Wiriahardja
2. 3.
JUMLAH SAHAM
PRESENTASE SAHAM
119.247.200
36,50
Michella Ristiadewi
27.500.000
8,42
Maria Florentina Tulolo
18.336.125
5,61
Struktur Pemegang Saham Perseroan:
NO
NAMA
JUMLAH SAHAM
PRESENTASE SAHAM
1.
Institusi Domestik
65.808.775
20,14%
2.
Individu Domestik
258.453.025
79,10%
3.
Institusi Asing
426.400
0,13%
4.
Individu Asing
1.161.300
0,36%
6
Annual Report 2015
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
PEMEGANG SAHAM UTAMA DAN PENGENDALI BAIK LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG
RICHARD RICHARDWIRIAHARDJA WIRIAHARDJA 99,23%
36,50%
PT PTARTHA ARTHAERA ERAPRIMAYASA PRIMAYASA
58,57% 19,18% PT PTRISTIA RISTIABINTANG BINTANGMAHKOTASEJATI MAHKOTASEJATITBK. TBK.
40%
PT PTTIARA TIARARAYA RAYABALI BALIINTERNATIONAL INTERNATIONAL (Hotel) Hotel) (Hotel)
99,93%
PT PTBHASKARA BHASKARAMUTU MUTUSENTOSA SENTOSA (Properti) (Properti)
7
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
Nama Entitas Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi : PT Bhaskara Mutu Sentosa merupakan Anak Perusahaan yang dimiliki Perseroan. PT Bhaskara Mutu Sentosa bergerak di bidang properti yang berlokasi di Jalan Raya Cipondoh, Tangerang. PT Tiara Raya Bali International merupakan Perusahaan Asosiasi dari Perseroan yang bergerak di bidang perhotelan. Saat ini PT Tiara Raya Bali International telah membangun hotel bintang lima dengan brand Hotel Le Meridien Bali Jimbaran yang resmi beroperasi pada tanggal 9 Mei 2013. Kronologis Pencatatan Saham Perseroan Pada tanggal 19 Desember 1997, Perseroan mencatatkan sahamnya yang seluruhnya berjumlah 260.000.000 lembar pada Bursa Efek Jakarta. Dalam penawaran Umum saham perdananya (IPO), Perseroan menawarkan 70.000.000 lembar saham kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp 500 setiap sahamnya, beserta dikonversikannya Obligasi Konversi Mandatori menjadi saham sejumlah 40.000.000 lembar saham pada saat pertama kali saham dicatatkan di Bursa Efek Jakarta. Penawaran saham perdana tersebut disertai waran dengan perbandingan 4 : 1 (4 lembar saham berhak atas 1 lembar waran secara cuma-cuma), sehingga jumlah waran yang diterbitkan sebanyak 27.500.000 waran. Pada bulan September 2000, Perseroan melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dengan menerbitkan 190.000.000 saham seri A dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan 66.722.500 saham seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 200 per lembar sahamnya. Pada triwulan akhir tahun 2013, Perseroan telah melakukan pembelian kembali atas 359.500 saham Seri A dengan jumlah biaya perolehan sebesar Rp 36.023.050. Pelaksanaan pembelian kembali saham tersebut telah sesuai dengan Peraturan OJK No. 2/POJK.04/2013 tentang “Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik dalam Kondisi Pasar yang Berfluktuatif Secara Signifikan” dan Surat Edaran OJK No. I/SEOJK.04/2013 tentang “Kondisi Lain sebagai Kondisi Pasar yang Berfluktuatif secara Signifikan” dalam Pelaksanaan Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Emiten dan Perusahaan Publik.
8
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
LAPORAN DEWAN KOMISARIS Para Pemegang Saham yang Terhormat, Kami mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan segala rahmat dan kuasa-Nya maka Perseroan telah melampaui tahun 2015 dengan baik dan memasuki tahun yang baru yaitu tahun 2016. Dewan Komisaris berpendapat bahwa dalam tahun buku 2015 seluruh jajaran Direksi, Staf dan Karyawan Perseroan telah menunjukkan kinerja usaha sebagaimana diharapkan oleh seluruh manajemen Perseroan dan harapan kami selaku Dewan Komisaris Perseroan. Dewan Komisaris menilai hasil Laporan Keuangan Konsolidasian Tahun Buku 2015 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Anwar & Rekan. Dewan Komisaris menyakini bahwa laporan keuangan Perseroan dalam penyajiannya merupakan tanggung jawab Direksi Perseroan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia dan menyakini bahwa laporan keuangan tersebut telah memuat semua informasi secara lengkap dan benar. Perseroan membukukan rugi bersih selama tahun 2015 sebesar Rp 3.086 juta atau terdapat penurunan sebesar 202,62% dibandingkan tahun 2014 dimana Perseroan mencatat laba bersih sebesar Rp 3.007 juta. Berdasarkan hasil laporan suplemen terbaru Bank Pembangunan Asia mengenai angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir tahun 2015 mencapai 4,8%, melambat dibandingkan tahun 2014 sebesar 5,02%. Seiring melambatnya perekonomian, permintaan terhadap properti juga melemah, serta harga properti tidak naik signifikan. Hal ini tercemin dari Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan IV-2015 yang hanya tumbuh 0,73%, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan III-2015 yang tercatat sebesar 0,99%. Melambatnya kenaikan harga diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan I-2016. Selama tahun 2015 Dewan Komisaris telah senantiasa mengawasi pengelolaan Perseroan yang dilakukan oleh Direksi Perseroan. Dewan Komisaris juga telah memberikan masukan-masukan yang diperlukan Direksi Perseroan.
9
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
Dewan Komisaris juga telah mempelajari rencana kerja yang disusun Direksi Perseroan dan memberikan dukungan penuh atas program kerja dan kebijakan untuk tahun buku 2016, serta memahami prospek usaha yang telah dipaparkan Direksi Perseroan guna terus meningkatkan kinerja Perseroan secara keseluruhan di tahun 2016. Semua hasil yang telah dicapai Perseroan hingga kini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Pada tahun 2015 susunan komposisi Dewan Komisaris terjadi perubahan, dikarenakan Direktur Utama Perseroan telah meninggal dunia pada tanggal 29 Desember 2014, sehingga dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan yang diselenggarakan pada tanggal 12 Juni 2016, susunan komposisi Dewan Komisaris menjadi sebagai berikut: Komisaris Utama
: Michella Ristiadewi
Komisaris
: Maria Florentina Tulolo
Komisaris Independen
: Rosa Lestari Putri Tiomagda
Sebagai penutup, dalam kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Direksi beserta seluruh staf dan karyawan Perseroan, yang telah berusaha dengan sebaikbaiknya dan kami juga menyampaikan pula terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah menunjukkan kerjasamanya, termasuk kepada para pemegang saham Perseroan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membimbing dan melimpahkan rahmat-Nya bagi kita semua.
10
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
LAPORAN DIREKSI Para Pemegang Saham yang Terhormat, Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih dan karuniaNya sehingga Perseroan mampu melewati pertumbuhan perekonomian Indonesia yang kurang kondusif selama tahun 2015. Kondisi ekonomi yang lesu sepanjang tahun 2015 berimbas pada berbagai banyak sektor. Salah satu bisnis yang paling terkena imbasnya adalah sektor properti. Penjualan rumah tahun 2015 tidak sesuai dengan harapan para pengembang. Dari Laporan Keuangan Konsolidasian Tahun Buku 2015 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Anwar & Rekan, dapat dilihat bahwa pada tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 Perseroan membukukan penjualan bersih sebesar Rp 16.970 juta sedangkan ditahun 2014 tercatat Perseroan membukukan penjualan bersih sebesar Rp 49.251 juta, atau mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 66%. Demikian juga halnya dengan beban pokok penjualan di tahun 2015 dan 2014 masing-masing membukukan sebesar Rp 9.239 juta dan Rp 25.134 juta sehingga laba kotor yang diperoleh Perseroan di tahun 2015 tercatat sebesar Rp 7.731 juta dan Rp 24.117 juta di tahun 2014. Perseroan membukukan rugi usaha untuk tahun 2015 sebesar Rp 3.253 juta atau mengalami penurunan dibandingkan thun 2014 yang membukukan laba usaha sebesar Rp 7.088 juta. Sehingga tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 Perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp 3.086 juta dibandingkan tahun 2014 Perseroan mencatat laba bersih sebesar Rp 3.007 juta.
Pada tahun 2015 terdapat beberapa peraturan pemerintah yang membuat kondisi ekonomi berubah, yang sangat berpengaruh pada penjualan properti yang ikut menurun drastis. Hal ini diungkapkan oleh ketua umum DPP Real Estate Indonesia bahwa penjualan properti anjlok hingga 25% jika dibanding tahun 2014. Anjloknya trend properti sebenarnya sudah dirasakan oleh pelaku pasar mulai tahun 2013 hingga tahun 2015 yang di nilai semakin menurun.
11
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
Terjadinya penurunan penjualan properti juga dipengaruhi peraturan yang diterapkan oleh pemerintah, seperti kebijakan Loan to Value (LTV) oleh Bank Indonesia yang berlaku secara nasional dimana kebijakan ini mengatur besaran batas uang muka pembayaran kredit kepemilikan rumah kepada konsumen. Selain itu, beberapa kondisi pasar juga sangat mempengaruhi penurunan atau mulai lesunya pasar properti di tahun 2015 seperti terjadinya kenaikan Bahan Bakar Minyak, rupiah yang melemah terhadap dolar sehingga mempertinggi biaya produksi sebuah rumah hingga hasil akhirnya harga yang ditawarkan oleh pengembang semakin mahal. Menghadapi kondisi industri yang masih melemah, Perseroan mengambil langkah kebijakan strategis dengan melakukan rencana ekspansi dengan membuka lahan pengembangan baru di lokasi yang strategis dan terjangkau serta memiliki target pemasaran untuk lapisan masyarakat tingkat ekonomi menengah-menengah dan menengah ke bawah, mengadakan kunjungan ke berbagai instansi pemerintahan dan perusahaan milik Negara serta perusahaan-perusahaan/ pabrik-pabrik di sekitar lokasi perumahan Perseroan, mengikutsertakan semua proyek yang sedang dikembangkan dalam setiap pameran properti dan perumahan secara teratur, melaksanakan promosi berupa pemasangan spanduk-spanduk dan penyebaran brosur-brosur perumahan ditempat – tempat yang dianggap strategis di sekitar lokasi proyek perumahan yang sedang dikembangkan, meningkatkan penjualan melalui jaringan pemasaran yang lebih luas, mengupayakan teknik dan terobosan baru guna meningkatkan pengawasan pemakaian bahan bagunan, mengusahakan program-program pembangunan rumah dengan konsep hemat biaya dan efisiensi, menyesuaikan rancang bangun rumah dengan type rumah yang diminati pasar, dan ikut serta mendukung program pembangunan satu juta unit rumah. Hasil yang dicapai atas pendapatan dan laba Perseroan hanya sekitar 50% dari target atau proyeksi pada awal tahun buku. Perseroan berencana di tahun 2016 untuk melakukan akuisisi terhadap PT Alam Indah Selaras yang akan meningkatkan penjualan sehingga kinerja Perseroan semakin meningkat. Perusahaan yang diakuisisi tersebut merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama dengan Perseroan yaitu real estat dan pengembang serta yang mendukung usaha Perseroan dalam hal pengembangan perumahan, sehingga akuisisi ini akan menjadi suatu sinergi yang mendukung pertumbuhan penjualan yang akan meningkatkan kinerja Perseroan nantinya. PT Alam Indah Selaras ini berlokasi di Jalan Desa Margasari dan Desa Pasirjengkol, Kecamatan Karawang Timur 12
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
dan Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. PT Alam Indah Selaras memiliki prospek yang sanggat baik, dikarenakan kawasan Karawang yang cukup menonjol akan pertumbuhan properti untuk segmen lahan industri. Selain itu Perseroan juga memiliki proyek Saung Riung yang berlokasi di Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat dengan lahan yang telah dibebaskan seluas 74.383 m2. Dengan demikian Perseroan akan melanjutkan pengembangan usahanya di kawasan Karawang yang memiliki prospek usaha yang sangat baik. Managemen percaya bahwa Tata Kelola Perseroan Yang Baik (Good Corporate Governance) merupakan instrumen penting dalam pertumbuhan Perseroan. Oleh karenanya pelaksanaan dan penerapan Tata Kelola Perseroan Yang Baik menjadi perhatian utama Manajemen. Perbaikan penerapan Tata Kelola Perseroan Yang Baik merupakan salah satu perjuangan yang membutuhkan perubahan sikap dan budaya kerja seluruh karyawan. Itu sebabnya kami berkomitmen untuk terus mengupayakan peningkatan dan menunjukkan keseriusan dalam melaksanakan prinsip-prinsip Tata Kelola Perseroan Yang Baik . Dalam pelaksanaannya, Unit Internal Audit juga turut berperan dalam melakukan pengawasan dan evaluasi implementasi sehingga pencapaian efektivitas manajemen resiko dan pengendalian internal menjadi lebih maksimal. Dewan Komisaris beserta Komite Audit turut serta dalam memberikan ide-ide positif
yang berguna untuk meningkatkan kinerja Perseroan. Hal ini
dilakukan melalui pertemuan rutin antara Direksi dan Komisaris, juga Direksi dengan seluruh jajaran staff dan karyawan yang membahas permasalahan yang ada sehingga dapat segera diselesaikan dan ditindaklanjuti. Pada tahun 2015 susunan komposisi anggota Direksi terjadi perubahan, dikarenakan Direktur Utama Perseroan telah meninggal dunia pada tanggal 29 Desember 2014, sehingga dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan yang diselenggarakan pada tanggal 12 Juni 2016, susunan komposisi anggota Direksi menjadi sebagai berikut: Direktur Utama
: Richard Rachmadi Wiriahardja
Direktur tidak terafiliasi
: Suhsih Boentoro
13
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
Akhir kata, Dewan Direksi mengucapkan terima kasih kepada Dewan Komisaris yang senantiasa memberikan pengarahan dan masukan yang berharga, kepada seluruh karyawan atas kerja keras dan profesionalisme serta kepada mitra usaha atas kerjasama yang baik yang terjalin selama ini. Semoga di tahun mendatang kami tetap mampu memberikan yang terbaik dalam mewujudkan rencana dan target Perseroan.
14
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
PROFIL PERSEROAN 15
Annual Report 2015
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
PROFIL PERSEROAN Nama Perseroan
: PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk.
Alamat
: Gedung Ribens/ Abarth Jl. RS. Fatmawati No. 188 Jakarta 12.420
Telpon/ Fax
: (021) 7511441, 7505000 / (021) 7511025
Email
:
[email protected]
Website
: www.ristiagroup.co.id
VISI PERSEROAN
Menjadi pemain utama dan terdepan di bidang penyediaan dan pengembangan perumahan yang terjangkau dan berkualitas bagi golongan masyarakat berpendapat menengah ke bawah.
MISI PERSEROAN
Memaksimalkan seluruh sumber daya Perseroan yang ada demi tersedianya perumahan yang berkualitas dengan harga terjangkau.
16
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
Perseroan didirikan di Jakarta pada tanggal 22 Mei 1985. Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan dan pengembangan perumahan bagi golongan masyarakat berpendapatan menengah, Perseroan mulai mengimplikasikan visi dan misinya melalui pembangunan komersialnya dengan membangun proyek perumahan pertamanya yaitu Perumahan Bintang Metropol. Perumahan yang berlokasi di Bekasi dibangun diatas lahan seluas 20 Ha. Perumahan ini memiliki akses public yang baik karena jaraknya yang hanya 3 km dari pusat kota Bekasi serta sangat dekat dengan pusat perbelanjaan, stasiun kereta api dan serta gerbang tol Bekasi. Dengan telah diresmikannya penggunaan jembatan layang yang menghubungkan antara Bekasi Utara dan Bekasi Selatan, maka akses menuju ke perumahan Bintang Metropole menjadi lebih mudah dan cepat. Proyek perumahan kedua Perseroan yang berlokasi di kawasan Ciledug yang dikenal dengan Perumahan Mahkota Simprug pertama kali dibuka pada tahun 1995. Proyek perumahan ini dikembangkan di atas lahan seluas 45 Ha dan hingga kini masih terus dilakukan pengembangannya oleh Perseroan dengan menghadirkan konsep dan type perumahan yang inovatif. Pada tanggal 19 Desember 1997, Perseroan melakukan pencatatan saham yang seluruhnya berjumlah 260.000.000 lembar di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) dimana saat penawaran perdananya, ditawarkan sebanyak 70.000.000 lembar saham kepada masyarakat dengan harga Rp 500 setiap sahamnya, serta dikoversikannya obligasi konversi mandatory menjadi saham sejumlah 40.000.000 lembar pada saat pertama kali saham dicatat di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia). Bulan Januari 1998, Perseroan melakukan penambahan saham dalam PT Bhaskara Mutu Sentosa dari sebelumnya 20% menjadi 99,93% yang mana Anak Perusahaan ini memiliki lokasi yang nantinya akan dikembangkan di wilayah Cipondoh - Tangerang seluas 15 hektar. Pada bulan April 2010, Perseroan telah memperoleh ijin lokasi tanah seluas 15 hektar yang berlokasi Kerawang Timur. Pada tanggal 5 Desember 2011, Perseroan melakukan penyertaan saham sebanyak 28.000 saham atau mencerminkan kepemilikan sebesar 40% di PT Tiara Raya Bali International (TRBI), sebagaimana yang tertuang dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Tiara Raya Bali International tertanggal 5 Desember 2011. Atas transaksi penyertaan ini, Perseroan telah menyampaikan keterbukaan informasi kepada pemegang saham sebagaimana diatur di dalam Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.E.1, lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM -LK No. Kep-412/BL/2009 tanggal 25 November 2009 tentang “Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu” dan Peraturan No. IX.E.2, Lampiran Ketua BAPEPAM -LK No. Kep-614/BL/2011 tanggal 28 November 2011 tentang “Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama”.
17
Annual Report 2015
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
PT TRBI ini memiliki hotel dengan Brand International berbintang 5 dan beroperasi di bawah Manajemen Starwood Hotel & Resort, yang memiliki beberapa Brand kuat seperti St. Regis, W, Westin, Sheraton, Luxury Collection dan Le Meridien. Dan untuk hotel di Bali ini, diberikan Brand Le Meridien Bali Jimbaran lahan di Jimbaran Bali yang diatas lahan tersebut telah didirikan Hotel Le Meridien yang beroperasi secara resmi mulai tanggal 9 Mei 2013.
VISI Menghadirkan
MISI pengalaman
Untuk melebihi impian para tamu setia kami
keindahan,
setiap saat dengan keramahan, kehangatan
kehangatan dan kenyamanan Hotel berkelas
dan keperdulian serta pelayanan professional
International.
dengan standard International.
keramahan
kepada Bali
dunia dengan
18
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
LOKASI KANTOR PUSAT & PEMASARAN
PERUMAHAN Bintang Metropol Alamat : Jl. KH Mochtar Tabrani Perjuangan, Bekasi Telepon : (021) 887-1006 Fax : (021) 887-1007
19
Annual Report 2015
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
PERUMAHAN
MAHKOTA SIMPRUG
Alamat : Jl. Dr. Ciptomangunkusumo d/h Jl. Dr. H. Mencong, Ciledug, Tangerang Telepon : (021) 732-6983 Fax : (021) 7305980
20
Annual Report 2015
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
PERUMAHAN Saung
Riung
Alamat : Jl. Klari Raya - Kondang Jaya Klari, Karawang Telepon : (0267) 432851/52
21
Annual Report 2015
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
BALI JIMBARAN Alamat : Jl. Bukit Permai, Jimbaran Bali Telepon : (0361) 846-6888 Fax : (0361) 894-8777
22
Annual Report 2015
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
STRUKTUR PERSEROAN PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK. Perumahan Bintang Metropol Perumahan Mahkota Simprug Perumahan Saung Riung
99,93%
PT BHASKARA MUTU SENTOSA Pengembangan Tanah
40,00%
PT TIARA RAYA BALI INTERNATIONAL Bergerak di bidang Perhotelan
23
Annual Report 2015
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
STRUKTUR ORGANISASI DEWAN KOMISARIS Michella Ristiadewi - Komisaris Utama Maria Florentina Tulolo - Komisaris Rosa L. Putri - Komisaris Independen KOMITE AUDIT
Rosa L. Putri - Ketua Anita P. Putri - Anggota Caesarika - Anggota
COORPORATE SECRETARY Suhsih M. Boentoro
DEWAN DIREKSI Richard Wiriahardja - Direktur Utama Suhsih M. Boentoro - Direktur
UNIT AUDIT INTERNAL
Anitasari - Ketua Deddy Indra - Anggota
MANAGER SALES & MARKETING
MANAGER TEHNIK
MANAGER KEUANGAN & ADMIN
Deddy Setiawan
Adang
Herny Widjaja
SUPERVISOR
SUPERVISOR
SUPERVISOR
STAFF
STAFF
STAFF
PELAKSANA
24
Annual Report 2015
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
SUSUNAN PENGURUS PERSEROAN Untuk Tahun 2015 adalah sebagai berikut :
DEWAN KOMISARIS
DEWAN DIREKSI
MICHELLA RISTIADEWI - Komisaris Utama
RICHARD WIRIAHARDJA - Direktur Utama
MARIA FLORENTINA TULOLO - Komisaris
SUHSIH M. BOENTORO - Direktur
ROSA L. PUTRI - Komisaris Independen
NAMA LEMBAGA PENUNJANG & PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL : AUDITOR INDEPENDEN K A P. A N W A R & R E K A N Member of DFK International Gedung Permata Kuningan Lt. 5 Jl. Kuningan Mulia Kav 9C, Setiabudi, Jakarta Telepon: 021-83780750
BADAN ADMINISTRASI EFEK PT SINARTAMA GUNITA Plaza BII, Tower I, Lt. 9 Jl. MH. Thamrin No. 51, Jakarta Telepon: 021-3922332
KANTOR NOTARIS M A R C I V I A R A H M A N I S H. M K N., Jl. Senopati No. 96 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telepon: 021-7205889
25
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
RIWAYAT HIDUP DEWAN KOMISARIS & DIREKSI MICHELLA RISTIADEWI – Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1984. Lulus pada tahun 2008 dengan gelar BASc (HONS) dari University of British Colombia, Canada. Memulai karirnya di perusahaan konsultan infrastruktur terkemuka di Vancouver, Canada, Hatch Mott MacDonald sejak tahun 2007 - 2010 dengan jabatan terakhir sebagai Structural Engineer. Sejak tahun 2010 hingga tahun 2014 menjabat sebagai Direktur Perseroan, berdasarkan Akta Petikan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham No. 12 tanggal 4 Juni 2010 dihadapan Notaris Henny Singgih. kemudian pada tahun 2015 diangkat sebagai Komisaris Utama Perseroan, berdasarkan Pengangkatan terakhir Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 12 Juni 2016 sesuai dengan Akta No. 5 tanggal 12 Juni 2015 dihadapan Notaris Firdhonal. Mempunyai hubungan afiliasi dengan Direksi Perseroan dan dengan Pemegang Saham Perseroan yaitu Richard Wiriahardja, juga dengan Dewan Komisaris lainnya dan Pemegang Saham Perseroan yaitu Maria Florentina Tulolo.
MARIA FLORENTINA TULOLO - Komisaris Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1956. Lulus dengan gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Trisakti tahun 1984. Dari tahun 1980 - 1996 menjabat sebagai Komisaris PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk dan dengan jabatan yang sama juga di PT Bhaskara Mutu Sentosa dari tahun 1992 - 1996. Pada tahun 1985 – 1996, menjabat sebagai Direktur PT Ristia Bintang Mahkota. Pada tahun 1992 hingga tahun 2001, menjabat sebagai Komisaris PT Roda Panggon Harapan Tbk. Pada sejak tahun 1997 sampai dengan saat ini menjabat sebagai Komisaris Perseroan berdasarkan Akta No. 356 tanggal 30 Juni 1997 dihadapan Notaris Rachmat Santoso. Mempunyai hubungan afiliasi dengan Direksi Perseroan dan dengan Pemegang Saham Perseroan yaitu Richard Wiriahardja, juga dengan Dewan Komisaris lainnya dan Pemegang Saham Perseroan yaitu Michella Ristiadewi.
26
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
ROSA L. PUTRI - Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1974. Menyelesaikan studi di Australia pada tahun 1997 dan pada tahun 2002 memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Universitas Tarumanegara. Memulai karir di Sinar Mas Group mulai dari tahun 1997 sampai tahun 2000. Sejak tahun 2000 - 2007 menjabat sebagai Corporate Secretary PT Roda Panggon Harapan Tbk. Pada tahun 2005, menjabat sebagai Direktur PT Ribens Autocars dan pada tahun 2000 – 2007 menjabat sebagai Direktur Perseroan berdasarkan Akta No. 75 tanggal 30 Juni 2000. Pada tahun 2008 - 2009 menjabat sebagai Direktur tidak terafiliasi Perseroan berdasarkan Akta No. 4 tanggal 2 Juni 2008 dihadapan Notaris Henny Singgih. Sejak tahun 2010 sampai dengan saat ini menjabat sebagai Komisaris Independent Perseroan berdasarkan Akta No. 12 tanggal 4 Juni 2010 dihadapan Notaris Henny Singgih.
RICHARD WIRIAHARDJA - Direktur Utama Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1953. Lulus tahun 1981 dengan gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia dan memulai kariernya sebagai Sales Engineer PT Metrodata Indonesia 1978 - 1979. Kemudian menjabat sebagai Asisten General Manager Grup Harapan 1979 -1982, Direktur Utama PT Hidayat Utama Sejahtera 1982 - 1990, Direktur PT Bintang Mitra Semestaraya 1989 - 1999, Direktur PT Cahaya Kharisma Teguhmandiri 1991 -1998, Komisaris Utama PT Roda Panggon Harapan Tbk. 1992 - 1993, Direktur PT Alvita Sunta 1992 - 1996, Komisaris Utama PT Erses Sejahtera 1992 - 1996, Direktur Utama PT Sinar Slipi Sejahtera 1992 - 1997, Direktur PT Bhaskara Mutu Sentosa 1992 - 1996, Direktur Utama PT Laksayudha Abadi 1993 - 1999, Komisaris Utama PT Sinar Kompas Utama 1992 - 2004, Direktur Utama PT Suryagajah Maspertiwi 1995 - 1997, Komisaris Utama 1997-2004, Komisaris PT Maxima Perdana Finance 1997 - 1998, Direktur Utama PT Ristia Bintang Mahkota untuk periode 1985 – 1994. Sejak tahun 1997 – 1999 menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan berdasarkan Akta No. 356 tanggal 30 Juni 1997 dihadapan Notaris Rachmat Santoso. Pada tahun 2000 – 2007 menjabat sebagai Komisaris Perseroan berdasarkan Akta No. 76 tanggal 30 Juni 2000 dihadapan Notaris Fathiah Helmi. Komisaris PT Citra Kebun Raya Agri (d/h PT Ciptojaya Kontrindoreksa Tbk) 1997 - 2009, Komisaris Utama PT Muribens Otograha 2001 2002, Komisaris Utama PT Roda Panggon Harapan Tbk 1998 - 2001, Direktur Utama PT Roda Panggon Harapan Tbk 2001 - 2007, Komisaris PT Citra Kebun Raya Agri Tbk 2007 - 2009, 27
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
Komisaris PT Royal Oak Development Asia Tbk 2007 - 2010, Direktur PT Tiara Bali International 2008 - 2010. Hingga saat ini memegang jabatan antara lain: sebagai Direktur PT Bumi Mahligai Sejahtera sejak tahun 1989, Komisaris PT First Asia Capital (d/h PT Panin Capital) sejak tahun 1991, Komisaris PT Artha Era Primayasa sejak tahun 1999, Komisaris Utama PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk sejak tahun 1999 hingga tahun 2013, Komisaris Utama PT Ribens Autocars sejak tahun 2002, Komisaris PT Sinar Kompas Utama sejak tahun 2004. Pada tahun 2008 – 2014 menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan berdasarkan Akta No. 02 tanggal 2 Juni 2008 dihadapan Notaris Henny Singgih. Pada tahun 2010 hingga kini menjabat sebagai Komisaris PT Tiara Raya Bali International. Sejak tahun 2015 menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan, berdasarkan Pengangkatan terakhir Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 12 Juni 2016. Mempunyai hubungan afiliasi dengan Dewan Komisaris Perseroan dan dengan Pemegang Saham Perseroan yaitu Maria Florentina Tulolo dan Michella Ristiadewi.
SUHSIH MAS BOENTORO – Direktur Tidak Terafiliasi Warga Negara Indonesia, lahir di Pangkal Pinang pada tanggal 16 September 1970. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi dibidang Akuntansi dari Universitas Atmajaya pada tahun 1994. Memulai karirnya di Arthur Andersen - Prasetio, Untomo & Co. Registered Public Accountants 1994 - 1999. Kemudian menjabat sebagai Direktur PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk 1999 – 2005 berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham No. 34 tanggal 21 Juni 1999 dihadapan Notaris Henny Singgih, Direktur Utama PT Artha Era Primayasa sejak tahun 1999 sampai dengan Juni 2014 dan Direktur PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk sejak tahun 1999 sampai dengan Juni 2014. Sejak Juni 2014 hingga saat ini kembali memegang jabatan sebagai Direktur tidak terafiliasi Perseroan berdasarkan pengangkatan terakhir berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 12 Juni 2016 sesuai dengan Akta No. 14 tanggal 6 Juni 2014 dihadapan Notaris Lies Herminingsih.
28
Annual Report 2015
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Rincian Profesi Penunjang Pasar Modal :
PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL
PERIODE JASA YANG DIBERIKAN
FEE
PENUGASA N
Mengaudit laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 2015, serta laporan laba rugi
Kantor Akuntan Publik
Anwar & Rekan
komprenhensif, laporan perubahan ekuitas dan laporan
Rp
130.000.000
31/12/2015
10.000.000
31/12/2015
Rp 20.000.000
31/12/2015
Rp
31/12/2015
arus kas konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015. Melaksanakan
administrasi
efek dalam penitipan kolektif
Badan
PT
Administrasi
Sinartama
Efek
Gunita
Menyampaikan
konfirmasi
tiap hari kepada KSEI
Rp
Bertanggung jawab tiap bulan untuk menyerahkan Daftar Pemegang Saham
Kantor Notaris
Marcivia Rahmani SH. MKn.,
Persiapan dan pelaksanaan RUPS Menghitung kewajiban dan
Kantor
PT Quattro
beban perusahaan atas imbalan
Aktuaris
Asia
kerja sesuai dengan ketentuan
Independen
Consulting
2.500.000
UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003
29
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
SUMBER DAYA MANUSIA Sumber Daya Manusia merupakan mitra kerja Perseroan yang merupakan faktor penentu dari keberhasilan Perseroan dalam mencapai tujuannnya. Oleh karena itu, peningkatan kemampuan dan profesionalisme Sumber Daya Manusia, serta pendayagunaannya secara optimal senantiasa menjadi perhatian Perseroan. Pada tanggal 31 Desember 2015 Perseroan memperkerjakan sejumlah 28 (dua puluh delapan) karyawan. Adapun komposisi karyawan Perseroan menurut jenjang manajemen dan pendidikan dapat dilihat sebagaimana di bawah ini : Komposisi karyawan tetap Perseroan menurut jenjang manajemen : 30
25
20
15
10
5
0
30
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
Komposisi karyawan tetap Perseroan menurut jenjang pendidikan :
Pengembangan dan peningkatan kemampuan profesionalisme Sumber Daya Manusia ini dilakukan melalui suatu program pendidikan dan pelatihan, baik dilakukan secara internal maupun yang dilakukan diluar lingkungan Perseroan serta Perseroan mengirimkan karyawankaryawannya untuk mengikuti seminar maupun workshop khususnya di bidang sales dan marketing. Di masa mendatang, penambahan jenis seminar akan dilakukan guna menambah nilai kompetensi karyawan Perseroan. Pada tahun 2015 Perseroan mengikuti pelatihan yaitu Emotional Spiritual Quotient (ESQ) untuk bagian Manager Teknik, Administrasi, Sales, Teknik, Legal dan IT. Pelatihan ESQ adalah sebuah pelatihan pengembangan sumber daya manusia yang mampu membentuk karakter tangguh yang memadukan konsep kecerdasan intelektual yang berfungsi 31
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
untuk mengelola fisik atau materi, kecerdasan emosional yang berfungsi untuk mengelola kekayaan sosial dan kecerdasan spiritual yang berfungsi untuk mengelola kekayaan spiritual secara terintegrasi dan transcendental. Fungsi karyawan mengikuti pelatihan ESQ yaitu lebih menyadari siapa diri kita, menumbuhkan rasa empati, memiliki kasih sayang yang tulus, memiliki visi hidup, senantiasa memiliki memotivasi diri, lebih terbuka dan fleksibel, bisa menerima kekurangan orang lain, selalu berpikir positif, mudah berintropeksi diri, ikhlas menerima dan memberi, berprilaku jujur dan maju, siap menghadapi tantangan hidup, menghargai perasaan dan kepentingan orang lain, serta mengikis rasa egois dan matrialistis. Selain itu karyawan Perseroan juga secara rutin menjalani evaluasi berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya yang disesuaikan dengan indikator kinerja utama mereka masing-masing. Manajemen juga mendorong pengembangan pribadi bagi masing-masing karyawan. Atas dasar itulah Perseroan memastikan bahwa setiap karyawan diberi kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka dengan mengadakan pelatihan regular dan lokakarya, baik secara internal dan eksternal.
32
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
ANALISIS & PEMBAHASAN MANAJEMEN
33
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
ANALISIS & PEMBAHASAN MANAJEMEN TINJAUAN USAHA DAN ANALISIS KINERJA KEUANGAN Perlambatan ekonomi yang menimpa Indonesia turut berimbas kepada sektor properti. Rendahnya pertumbuhan properti membuat indeks harga saham sektor properti juga turun. Awal tahun 2015 indeks saham properti pada Bursa Efek Indonesia berada pada level 532,96, dikarenakan kinerja sektor properti yang kurang baik membuat indeks sahamnya turun mencapai 496,91 pada akhir tahun 2015. Ketua Umum Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia mengatakan perlambatan di sektor properti terjadi karena rendahnya daya beli masyarakat, imbas dari kondisi ekonomi saat ini. Selain itu, dampak dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar. Untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, informasi segmen usaha properti Perseroan dan Anak Perusahaan adalah sebagai berikut : Presentase(%) Penjualan Bersih PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk
100.00
Laba (Rugi) Usaha PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk PT Bhaskara Mutu Sentosa Jumlah
102.09 (2.09) 100.00
Jumlah Aktiva PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk
88.14
PT Bhaskara Mutu Sentosa
11.86
Jumlah
100.00
34
Annual Report 2015
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, Perseroan membukukan penjualan bersih sebesar Rp 16.970 juta atau mengalami penurunan sebesar Rp 32.281 juta atau 66% jika dibandingkan dengan yang dibukukan Perseroan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp 49.251 juta. Penurunan penjualan bersih disebabkan karena proses splitsing sertifikat atas Perumahan Bintang Metropole yang menjadi persyaratan jual beli oleh Badan Pertanahan Nasional belum selesai. Adapun jumlah penjualan unit rumah di tahun 2015, sebanyak 35 unit dengan luas tanah yang terjual 4.359 meter persegi, yang mana terdapat penurunan sebanyak 235 unit bangunan jika dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu sebanyak 270 unit dengan luas tanah yang terjual 19.325 meter persegi. Selama tahun 2015, penjualan terbesar di Perumahan Bintang Metropole untuk type 36/120 sebanyak 20 unit, sedangkan tahun 2014 penjualan terbesar di Perumahan Saung Riung untuk type 21/60 tersebut terjual sebanyak 204 unit. Berikut ini adalah proforma penjualan dan laba (rugi) usaha untuk tahun 2015 dan 2014 dengan menerapkan dampak peningkatan harga tanah yang terjadi sampai triwulan I tahun 2016. Dalam jutaan rupiah, kecuali perubahan harga PROYEK
TAHUN
PERUBAHAN
PENJUALAN
LABA (RUGI) USAHA
HARGA
HISTORIS
PROFORMA
HISTORIS
PROFORMA
2015
3.000.000
16.970
18.667
(233.500)
1.464
2014
2.000.000
49.251
54.176
11.441
16.366
Bintang Metropole, Mahkota Simprug, Saung Riung Bintang Metropole, Mahkota Simprug
Pada tanggal 31 Desember 2015, Perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp 3.086 juta atau mengalami penurunan sebesar Rp 6.092 juta atau 203% dibandingkan dengan tahun 2014 dimana Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 3.007 juta. Hal ini disebabkan karena terdapat penurunan penjualan. Jumlah Aset lancar Perseroan berjumlah Rp 65.360 juta pada tanggal 31 Desember 2015, menurun sebesar 32,35% dibanding dengan Rp 96.621 juta pada tanggal 31 Desember 2014. 35
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
Penurunan ini terutama disebabkan penurunan pada aset keuangan yang tersedia untuk di jual, kas dan setara kas, persediaan real estat, piutang usaha dan biaya dibayar di muka. Jumlah aset tidak lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp 116.903 juta naik sebesar 96,89% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp 59.375 juta. Kenaikan ini didorong peningkatan pada uang muka pembelian tanah, penyertaan saham pada entitas asosiasi dan aktiva tetap. Dari Total Aset, Perseroan tercatat pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp 182.264 juta atau mengalami peningkatan sebesar Rp 26.267 juta atau 16,84% dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar Rp 155.997 juta. Hal ini terutama disebabkan adanya peningkatan pada penyertaan saham pada entitas asosiasi, uang muka pembelian tanah dan aset tetap bersih. Liabilitas jangka pendek Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 berjumlah Rp 12.583 juta, mengalami penurunan sebesar 39,29% bila dibandingkan dengan Rp 20.726 juta pada tanggal 31 Desember 2014. Penurunan ini terutama disebabkan uang muka penjualan, hutang usaha, hutang pajak, hutang lain-lain dan beban masih harus dibayar. Liabilitas jangka panjang Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 berjumlah 1.462 juta, mengalami penurunan sebesar 12,41% bila dibandingkan dengan Rp 1.670 juta pada tanggal 31 Desember 2014. Penurunan ini disebabkan penurunan pada liabilitas imbalan pasca kerja. Dari Total Liabilitas, Perseroan tercatat pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar 14.046 juta mengalami penurunan menjadi 37,29% dibandingkan pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar 22.397 juta. Penurunan ini terutama disebabkan penurunan pada uang muka, hutang usaha, hutang pajak, hutang lain-lain, beban masih harus dibayar dan liabilitas imbalan pasca kerja. Ekuitas tercatat pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar 168.217 juta mengalami kenaikan sebesar 25,91% dibandingkan pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp 133.600 juta. Kenaikan ini terutama disebabkan keuntungan revaluasi aset tetap.
36
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
Dari sisi kewajiban, Perseroan mencatat pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp 14.046 juta atau menurun sebesar Rp 8.351 juta atau 37% dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 22.397 juta. Hal ini terutama disebabkan adanya penurunan pada hutang usaha, hutang lain-lain, hutang pajak, beban masih harus dibayar, uang muka penjualan dan liabilitas imbalan pasca kerja. Untuk beban usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 7.963 juta, terdapat penurunan sebesar Rp 4.995 juta dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp 12.957 juta. Hal ini terutama disebabkan adanya penurunan atas komisi penjualan, iuran dan perizinan, keperluan kantor, jasa professional serta sumbangan. KEMAMPUAN MEMBAYAR HUTANG DENGAN MENYAJIKAN PERHITUNGAN RASIO YANG RELEVAN Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, rasio kewajiban terhadap ekuitas adalah 8,35% dan 16,76%, rasio kewajiban terhadap jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah 7,71% dan 14,36%, rasio kewajiban jangka pendek terhadap ekuitas pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah 7,48% dan 15,51%, rasio kewajiban jangka pendek terhadap aset pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah 6,90% dan 13,29%, rasio kewajiban jangka panjang terhadap ekuitas pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah 0,87% dan 1,25%, rasio kewajiban jangka panjang terhadap aset pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah 0,80% dan 1,07%. Rasio Solvabilitas pada tahun 2015 – 2014 menurun disebabkan oleh peningkatan pada total aset terutama penyertaan saham pada entitas asosiasi, uang muka pembelian tanah dan aset tetap bersih. Rasio solvabilitas Perseroan mencerminkan jumlah aset yang memadai untuk memenuhi jumlah kewajiban. Untuk tingkat kolektibilitas piutang Perseroan pada tahun 2015 adalah 134 hari, dimana perputaran umur piutang Perseroan masuk kisaran cepat. Arus kas yang diperoleh Perseroan selama tahun 2015 mengalami penurunan bersih sebesar Rp 10.411 juta, sedangkan arus kas Perseroan selama tahun 2014 mengalami penurunan bersih sebesar Rp 3.411 juta. Penurunan arus kas selama tahun 2015 dab 2014 terutama disebabkan dari penurunan atas penerimaan kas dari pelanggan.
37
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
STRUKTUR MODAL DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN ATAS STRUKTUR MODAL Kebijakan manajemen adalah mempertahankan secara konsisten struktur permodalan yang sehat dalam jangka panjang guna mengamankan akses terhadap berbagai alternative pendanaan pada biaya pendanaan (cost of fund) yang wajar. Perseroan mengevaluasi struktur permodalan melalui rasio hutang terhadap modal (gearing ratio) yang dihitung melalui pembagian antara hutang neto dengan modal. IKATAN PENTING Perseroan telah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 12 Juni 2015 sesuai akta No. 5 yang dibuat di hadapan Notaris Firdhonal, S.H., dengan hasil antara lain menyetujui atas rencana akuisisi dan/ atau penyertaan dalam saham Portepel terhadap PT Alam Indah Selaras, yang dibiayai oleh dana Perseroan. INFORMASI DAN FAKTA MATERIAL SETELAH TANGGAL LAPORAN KEUANGAN AKUNTAN PUBLIK Tidak ada informasi dan fakta material yang harus dilaporkan Perseroan setelah tanggal laporan keuangan akuntan publik. TARGET DAN REALISASI Pada tahun 2015 hasil yang dicapai atas pendapatan dan laba Perseroan terhadap target proyeksi pada awal tahun buku sekitar 50%. Struktur permodalan Perseroan seluruhnya direalisasikan melalui modal sendiri. Target atau proyeksi pendapatan dan laba bersih yang ingin dicapai Perseroan untuk tahun 2016 mendatang masing-masing meningkat sebesar 10% dibandingkan dengan tahun 2015. Struktur permodalan Perseroan melalui modal sendiri, apabila diperlukan juga dibiayai oleh pihak perbankan. Kebijakan dividen tidak terdapat perubahan.
38
Annual Report 2015
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
INFORMASI MATERIAL ANTARA LAIN MENGENAI INVESTASI, EKSPANSI, DIVESTASI, PENGGABUNGAN/ PELEBURAN USAHA, AKUISISI, RESTRUKTURISASI UTANG/ MODAL, TRANSAKSI AFILIASI DAN TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN Pada tahun 2015, tidak terdapat Infomasi material yang mengandung Investasi, Ekspansi, Divestasi, Penggabungan/ Peleburan Usaha, Akuisisi, Restrukturisasi Utang/ Modal, Transaksi Afiliasi dan Transaksi yang mengandung benturan kepentingan, baik dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi maupun pihak-pihak lainnya. PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERPENGARUH SIGNIFIKAN TERHADAP PERSEROAN Pada tahun 2015, tidak terdapat perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap Perseroan. PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI Pada tahun 2015, tidak terdapat perubahan kebijakan akuntansi yang berpengaruh terhadap laporan keuangan. PROSPEK USAHA Tahun 2015, bagi sektor properti tahun tersulit dikarenakan lesunya ekonomi di Indonesia, termasuk juga pasar properti mengalami perlambatan. Perlambatan ekonomi di sepanjang tahun 2015
memberikan
pertumbuhan
pengaruh
beberapa
sektor
terhadap industri
dalam negeri, terutama bagi sektor properti. Menurunnya
daya
beli
masyarakat
ini
menjadi salah satu penyebab utama terhadap sektor properti menurun tajam. Direktur Utama Synthesis Square, Julius Warouw, memiliki optimisme bahwa tahun 2016 berpotensi menjadi titik balik bisnis properti dalam negeri untuk kembali menggeliatkan industri 39
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
tanah air. Menurutnya ada beberapa faktor timbulnya rasa optimisme tersebut. Salah satunya, adalah data realisasi investasi domestik maupun asing yang masuk di akhir tahun 2015. Berdasarkan catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal, investasi asing untuk sektor properti di akhir kuartal IV-2015 justru meningkat cukup tajam. Setidaknya ada 246 proyek asing dengan nilai investasi sebesar US$ 952,3 triliun. Sementara dari sisi investasi dalam negeri untuk sektor properti mencapai 108 proyek dengan nilai investasi US$621,9 triliun. Artinya, hampir 50% penanaman modal luar negeri lebih besar dibandingkan penanaman modal yang berasal dari dalam negeri di bidang properti. Melihat kondisi maraknya investasi di bidang properti pada akhir kuartal IV-2015, menghimbau kepada seluruh pembeli bahwa tahun ini merupakan saat yang tepat apabila ingin berbisnis di sektor properti. Para pembeli juga diminta untuk memilih bisnis properti yang memiliki nilai tambah yang jelas seperti lokasi yang strategis, serta keunikan yang ditawarkan kepada konsumen. Sementara bagi developer, menghimbau agar para developer memiliki model bisnis baru. Pengembang juga harus berhati-hati, jangan sampai terkena dengan euforia. Karena yang terjadi dalam penjualan properti dalam dua tahun terakhir, itu belum tentu merefleksikan kebiasaan pasar yang sesungguhnya. Kemudian harus fokus ke nilai-nilai yang memberikan nilai tambah. STRATEGI PEMASARAN & PANGSA PASAR Ditengah kondisi ekonomi yang masih melemah, para pengembang properti berlomba-lomba untuk memasarkan penjualan demi memenuhi target market sales, dengan memberikan berbagai macam diskon dan promo penjualan. Dengan adanya promo dan diskon diharapkan dapat menarik minat calon pembeli. Melihat kondisi ekonomi sekarang ini dilakukan pemasaran yang aktif melakukan berbagai macam kegiatan promosi seperti : pameran, kanvasing, dan buyer get buyer. Untuk itu, kreativitas dan inovasi dalam strategi pemasaran sangat diperlukan. Pasalnya konsumen saat ini sangat hati-hati dan selektif menggunakan dananya.
40
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
Pengamat property dari Indonesia Property Watch mengatakan kreativitas dan inovasi marketing sangat dibutuhkan bagi para pengembang jika ingin mendobrak pasar properti nasional yang saat ini telah berkembang sangat dinamis dan membuat persaingan semakin ketat. Hal ini mutlak dilakukan para developer, karena produk sebagus apapun, jika dipasarkan dengan strategi marketing yang masih bergaya konvensional, tentu tidak akan bisa menjaring konsumen dengan maksimal dan dalam waktu cepat, apalagi di saat pasar melemah seperti saat ini. DIVIDEN Pembagian dividen Perseroan kepada Pemegang Saham ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dengan mempertimbangkan posisi keuangan atau tingkat kesehatan Perseroan dan Anak Perusahaan. Adapun rumusan pembagian dividen Perseroan adalah sebagai berikut : Laba Bersih
Persentase Dividen Tunai terhadap Laba Bersih
Sampai dengan Rp 15milyar
10% sampai 15%
Di atas Rp 15 milyar
16% sampai 20%
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 12 Juni 2015 telah memutuskan tidak adanya pembagian dividen untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014. Namun demikian, Perseroan juga menyadari akan pentingnya pembagian dividen kepada pemegang saham pada masa-masa mendatang, akan tergantung pada pendapatan yang diterima Perseroan dan peluang investasi atas aset-aset properti yang ada.
41
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
TATA KELOLA PERUSAHAAN
42
Annual Report 2015
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
TATA KELOLA PERUSAHAAN
P
elaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance)
tidak semata-mata tercemin dari visi, misi dan
nilai-nilai
bagaimana
perusahaan,
suatu perusahaan
tetapi
juga
mematuhi
peraturan yang berlaku untuk mencapai visi, misi dan nilai-nilai tersebut. Perseroan menyadari bahwa peraturan diperlukan tidak
semata-mata
hubungan
eksternal
untuk
mengatur
Perseroan
dengan
masyarakat, namun juga peraturan yang mengatur dengan
hubungan organ
internal
perusahaan
Perseroan dan
para
karyawan. Tata Kelola Perseroan Yang Baik (Good Corporate Governance) memiliki arti dan peranan penting untuk diterapkan di Perusahaan. Tata Kelola Perseroan Yang Baik (Good Corporate Governance) merupakan salah satu kunci sukses Perusahaan untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karenanya, Perseroan memastikan bahwa pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) tetap menjadi perhatian utama Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan. Untuk mencapai penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) diperlukan kerjasama yang baik diantara fungsi pengurusan dan pengawasan di dalam perusahaan yang mencakup Komisaris, Direksi Komite Audit, Sekretaris Korporasi dan Internal Audit. Hal ini diwujudkan dalam pengawasan dan pemenuhan terhadap berbagai peraturan perundang-undangan baik yang dikeluarkan oleh Pemerintah maupun Regulasi terkait lainnya seperti Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia.
43
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
Sepanjang tahun 2015, Perseroan memastikan bahwa penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) telah dilakukan mulai tingkat atas hingga bawah yang tugas dan tanggung jawabnya meliputi antara lain : DEWAN KOMISARIS
Prosedur pengangkatan Dewan Komisaris Perseroan mengacu pada ketentuan yang terdapat dalam Pasal 18 Anggaran Dasar Perseroan dan juga ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 TAHUN 2014 yang secara khusus diatur dalam BAB III mengenai Dewan Komisaris. Dewan Komisaris paling tidak terdiri dari 2 orang dan salah satu diantaranya atau minimal 30% dari jumlah seluruh anggota Dewan Komisaris merupakan Komisaris Independen. Dewan komisaris yang diangkat oleh Perseroan merupakan perseorangan yang berkompeten dibidangnya sehingga dapat menjalankan fungsi pengawasan selaku Dewan komisaris yang merupakan tugas pokok utamanya. Perseroan juga mengacu pada ketentuan Pasal 21 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 TAHUN 2014, dimana syarat utama menjadi Dewan Komisaris adalah : 1.
perseorangan yang memiliki akhlak, moral dan integritas yang baik
2. cakap melakukan perbuatan hukum 3. dalam 5 tahun sebelum pengangkatan dan selama menjabat : a. tidak pernah dinyatakan pailit b. tidak pernah diangkat menjadi Anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit. c. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana Dewan Komisaris memiliki tanggung jawab diantaranya adalah melakukan pengawasan terhadap kebijakan yang diambil oleh Direksi dalam menjalankan perusahaan. Di samping itu, Dewan Komisaris juga bertanggung jawab di dalam memberikan nasehat atau masukan kepada Dewan Direksi sehubungan dengan permasalahan yang berhubungan dengan pengembangan Perseroan, anggaran dan rencana kerja tahunan dan pelaksanaan hal - hal yang telah diatur dalam Anggaran Dasar Perusahaan. Dewan Komisaris juga memiliki akses penuh terhadap informasi maupun laporan yang ada dalam Perusahaan dan dapat meminta penjelasan dari Direksi terkait informasi dan laporan tersebut. Dalam menjalankan tugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit yang bertanggung jawab langsung kepada Dewan Komisaris. Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris ditentukan dalam Rapat Umum 44
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
Pemegang Saham. Untuk saat ini Dewan Komisaris Perseroan memiliki 3 anggota yang terdiri dari Komisaris Utama, Komisaris dan Komisaris Independen. Para anggota Dewan Komisaris Perseroan diangkat sejak Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan pada tanggal 12 Juni 2015 dengan dilakukan melalui proses pencalonan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Anggaran Dasar Perseroan. Sesuai dengan Akta Petikan Acara RUPSLB No. 5 tanggal 12 Juni 2016 dibuat oleh Firdhonal, SH Notaris di Jakarta, susunan anggota Dewan Komisaris saat ini adalah sebagai berikut : Komisaris Utama
: Michella Ristiadewi
Komisaris
: Maria Florentina Tulolo
Komisaris Independen
: Rosa Lestari Putri Tiomagda
Penetapan jumlah remunerasi tersebut berdasarkan prosedur remunerasi yang telah ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dan kewenangan pembagiannya diserahkan kepada Komite Remunerasi. Besarnya remunerasi yang diterima oleh Dewan Komisaris dan Direksi untuk tahun 2015 adalah sebesar Rp 749.100.000. Pertemuan antara Dewan Komisaris dilakukan minimal satu kali dalam dalam dua bulan dengan tingkat kehadiran antara 90% - 100%, sedangkan dengan Dewan Direksi dilakukan sedikitnya satu kali dalam empat bulan dengan tingkat kehadiran antara 90% - 100%. Pertemuan antara Dewan Komisaris dan Komite Audit sedikitnya dua kali setiap bulan. Manakala diperlukan, maka rapat dengan Komite Audit dapat diadakan secepatnya tanpa harus menunggu jadwal rapat selanjutnya. DIREKSI
Prosedur pengangkatan Direksi Perseroan mengacu pada ketentuan yang terdapat dalam Pasal 18 Anggaran Dasar Perseroan dan juga ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 TAHUN 2014 yang secara khusus diatur dalam BAB II mengenai Direksi. Direksi paling tidak terdiri dari 2 orang dan salah satu diantaranya anggota Direksi diangkat menjadi Direktur Utama atau President Direktur. Dalam 1 (satu) periode masa jabatan anggota Direksi paling lama 5 (lima) tahun atau sampai dengan penutupan RUPS Tahunan.
45
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
Perseroan juga mengacu pada ketentuan Pasal 21 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 TAHUN 2014, dimana syarat utama menjadi Direksi adalah : 1.
perseorangan yang memiliki akhlak, moral dan integritas yang baik
2. cakap melakukan perbuatan hukum 3. dalam 5 tahun sebelum pengangkatan dan selama menjabat : a. tidak pernah dinyatakan pailit b. tidak pernah diangkat menjadi Anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit. c. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana Direksi memiliki kewajiban menjalankan tugas utamanya dengan penuh tanggung jawab. Tugas dan Tanggung jawab Direksi Perseroan meliputi penetapan seluruh kebijakan, strategi usaha, dan program-program strategis yang diperlukan dalam rangka menjalankan usaha Perseroan. Disamping itu, Direksi bertanggung jawab atas tercapainya integrasi dan sinergi kebijakan dan penggunaan sumber daya guna mencapai sasaran dan tujuan Perseroan, serta Direksi juga bertanggung jawab terhadap penyusunan perangkat kebijakan, penyelenggara administrasi, supervisi dan pengembangan Perseroan. Rapat Umum Pemegang Saham berwenang untuk mengangkat dan memberhentikan anggota Direksi. Para anggota Direksi Perseroan diangkat sejak Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan pada tanggal 12 Juni 2015, melalui proses pencalonan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Anggaran Dasar Perusahaan. Sesuai dengan Akta Petikan Acara RUPSLB No. 5 tanggal 12 Juni 2016 dibuat oleh Firdhonal, SH Notaris di Jakarta, susunan anggota Direksi saat ini adalah sebagai berikut : Direktur Utama
: Richard Rachmadi Wiriahardja
Direktur tidak terafiliasi
: Suhsih Boentoro
Besarnya remunerasi yang diterima oleh Dewan Komisaris dan Direksi untuk tahun 2015 adalah sebesar Rp 749.100.000. Pembagian tugas dan wewenang setiap Direksi diatur oleh Rapat Direksi antara lain : 1.
Direktur Utama memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melakukan koordinasi diantara anggota Direksi sehingga seluruh kegiatan bisnis Perseroan dan program kerja berjalan dengan baik sesuai dengan visi, misi Perseroan.
46
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
2. Direktur Teknik dan Marketing memiliki tugas dan tanggung jawab di bidang teknik dan penjualan. 3. Direktur Keuangan memiliki tugas dan tanggung jawab di bidang keuangan, anggaran dan akutansi. Untuk jadwal pertemuan antara Dewan Komisaris dan Direksi diadakan sedikitnya satu kali dalam empat bulan dengan tingkat kehadiran 100%. Sedangkan pertemuan antara anggota Direksi diadakan satu kali setiap bulan dengan tingkat kehadiran 100%. Guna mengikuti perkembangan industri properti, maka Dewan Direksi secara berkala mengikuti berbagai seminar maupun pelatihan yang berkaitan dengan industri properti yang diselenggarakan baik di dalam maupun diluar negeri. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan diselenggarakan pada tanggal 12 Juni 2015 yang secara musyawarah untuk mufakat telah memutuskan hal - hal sebagai berikut : 1.
Menyetujui Laporan Tahunan Direksi serta Laporan pengawasan Dewan Komisaris untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014; dan mengesahkan Laporan Keuangan Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik “HENDRAWINATA EDDY SIDDHARTA & TANZIL” sebagaimana tercantum dalam laporannya No. 040/01/DPL/I/RBM-1/15 tanggal 6 Februari 2015 dengan pendapat “Wajar Tanpa Pengecualian”. Dengan demikian membebaskan Direksi dan Komisaris Perseroan dari tanggung jawab dan segala tanggungan (acquit et de charge) atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah mereka jalankan selama tahun buku 2014, sepanjang tindakan-tindakan mereka tercantum dalam neraca dan perhitungan laba rugi tahun buku 2014.
2. Menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan untuk tahun 2014 sebesar Rp 3.001.250.377 untuk dipergunakan sebagai laba ditahan guna cadangan Perseroan sebagaimana diwajibkan dalam UU PT sampai dengan Perseroan mempunyai saldo laba yang positif. 3. Menyetujui memberi wewenang kepada Direksi dengan persetujuan Komisaris untuk menunjuk Akuntan Publik yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai Kantor Akuntan Publik Perseroan untuk mengaudit buku perseroan untuk tahun buku yang 47
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan memberi wewenang kepada Direksi Perseroan untuk menetapkan jumlah honorarium Akuntan Publik dan persyaratan-persyaratan lainnya. 4. Menyetujui a) Pemberian gaji kepada Dewan komisaris seluruhnya paling sedikit sebesar Rp 749.100.000 pertahun atau sesuai dengan kondisi Perseroan dan pembagiannya diatur di dalam Rapat Komisaris. b) Memberikan pelimpahan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menetapkan gaji dan tunjangan lainnya anggota Direksi melalui keputusan rapat Dewan Komisaris. KOMITE AUDIT Pembentukan Komite Audit Perseroan dilakukan sejak tanggal 15 Juni 2001. Perubahan susunan Komite Audit dilakukan pada tanggal 24 April 2012 dimana Ketua Komite Audit tetap dijabat oleh Rosa Lestari Putri (Komisaris Independen), sedangkan anggota Komite Audit saat ini adalah sebagai berikut: a. Anita Pranowo Putri Warga Negara Indonesia, lahir di Sragen pada tahun 1986. Lulus tahun 2010 dengan gelar Sarjana Matematika dari Universitas Muhamadiyah Surakarta. Memulai kariernya di Perseroan sejak tahun 2010 sampai sekarang. b. Caesarika Dwi Sekar Palupi Warga Negara Indonesia, lahir di Bogor pada tahun 1989. Lulus tahun 2011 dengan gelar Sarjana Hukum dari Universitas Trisakti Jakarta. Memulai kariernya di PT Asian Mining Resources pada tahun 2012 dan PT GLC Consulting pada tahun 2014. Bergabung dengan Perseroan sejak awal tahun 2015 sampai sekarang. Semua anggota komite audit adalah independen, tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan pemegang saham pengendali Perseroan, direktur dan/atau komisaris lainnya, dan tidak bekerja rangkap sebagai direktur di perusahaan lain yang terafiliasi dengan Perseroan.
48
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
Tugas pokok Komite Audit antara lain adalah memberikan pendapat atau masukan secara profesional yang independen kepada Dewan Komisaris atas laporan yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris serta mengidentifikasikan hal -hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris, antara lain melalui kajian atas program audit serta tindak lanjutnya. Pertemuan rutin antara Komite Audit diadakan satu kali dalam tiga bulan dengan tingkat kehadiran 90% - 100%, sedangkan pertemuan Komite Audit dengan Dewan Komisaris diadakan dua kali dalam sebulan dengan tingkat kehadiran 90%-100%. Manakala diperlukan, maka rapat tersebut dapat diadakan secepatnya tanpa harus menunggu jadwal rapat selanjutnya. Sepanjang tahun 2015, Komite Audit Perseroan melakukan fungsi pengawasannya dengan mengkaji laporan keuangan bulanan, triwulan, enam bulan dan tahunan Perseroan serta memastikan bahwa laporan keuangan tersebut telah mengikuti prinsip akutansi yang berlaku umum dan peraturan yang diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan serta Bursa Efek Indonesia. Komite Audit juga turut memberikan rekomendasi atas penunjukkan auditor independent, melakukan tindak lanjut atas temuan yang diperoleh Manajemen dan melakukan penelaahan atas rencana kerja tahunan. Untuk tahun buku 2015, uraian singkat pelaksanaan tugas Komite Audit antara lain : 1.
Melakukan penelaahan dan mengevaluasi hasil audit informasi keuangan Perseroan yang mencakup laporan keuangan, proyeksi keuangan dan kinerja keuangan Perseroan.
2. Mengevaluasi independensi dan objektivitas perusahaan akuntan publik. 3. Menilai kinerja dan efisiensi dari Internal Audit. 4. Menilai kepatuhan Perseroan atas peraturan yang berlaku. 5. Menyampaikan laporan kepada Dewan Komisaris perihal risiko yang dihadapi Perseroan dan pelaksanaan pengelolaan risiko oleh Direksi serta hal lainnya yang memerlukan perhatian dari Dewan Komisaris.
KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI
Komite Remunerasi sudah diterapkan dalam Perseroan sejak tahun 2013, yang kemudian disempurnakan dengan dikeluarkannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 34/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Komite Nominasi dan Remunerasi Emiten atau Perusahaan Publik. 49
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
Komite Nominasi dan Remunerasi adalah Komite yang dibentuk oleh Perseroan untuk bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris Perseroan dalam membantu melaksanakan fungsi dan tugas Dewan Komisaris terkait Nominasi dan Remunerasi terhadap anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang seluruh anggotanya merupakan pihak independen. Dimana Ketua Komite Nominasi dan Remunerasi dijabat oleh Rosa Lestari Putri (Komisaris Independen), sedangkan anggota Komite Nominasi dan Remunerasi Perseroan adalah sebagai berikut: 1.
Cicih Sukaesih, Warga Negara Indonesia, lahir di Kuningan Jawa Barat pada tahun 1984. Lulus SMA tahun 2001. Memulai kariernya pada tahun 2005 di PT Ribens Autocars sampai tahun 2006. Pada tahun 2007 bergabung dengan Perseroan sampai dengan saat ini.
2. Risky Wahyuni, Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1991. Lulus tahun 2014 dengan gelar Sarjana Seni di Universitas Indraprasta PGRI. Memulai kariernya di Perseroan pada tahun 2012 sampai dengan saat ini. Komite Nominasi dan Remunerasi dibentuk di bawah pengawasan Dewan Komisaris dengan uraian tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: 1.
Terkait dengan fungsi Nominasi : a. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai komposisi jabatan anggota DIreksi dan/ atau anggota Dewan Komisaris, kebijakan dan kriteria yang dibutuhkan dalam proses Nominasi, kebijakan evaluasi kinerja bagi anggota Direksi dan/ atau anggota Dewan Komisaris b. Membantu Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja anggota Direksi dan/ atau anggota Dewan Komisaris berdasarkan tolok ukur yang telah disusun sebagai bahan evaluasi. c. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai program pengembangan kemampuan anggota Direksi dan/ atau anggota Dewan Komisaris; dan d. Memberikan usulan calon yang memenuhi syarat sebagai anggota Direksi dan/ atau anggota Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS.
2. Terkait dengan fungsi Remunerasi : a. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai struktur remunerasi, kebijakan atas remunerasi dan besaran atas remunerasi. 50
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
b. Membantu Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja dengan kesesuaian remunerasi yang diterima masing-masing anggota Direksi dan/ atau anggota Dewan Komisaris. Untuk jadwal pertemuan antara Rapat Komite Nominasi dan Remunerasi diadakan sedikitnya satu kali dalam empat bulan dengan tingkat kehadiran 90% - 100%. Komite Nominasi dan Remunerasi memiliki pedoman yang bersifat mengikat bagi setiap anggota Komite Nominasi dan Remunerasi. Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi Perseroan memuat tugas dan tanggung jawab, komposisi dan struktur keanggotaan, tata cara dan prosedur kerja, penyelenggaraan rapat, sistem pelaporan kegiatan, tata cara penggantian anggota dan, masa jabatan. Terkait dengan pelaksanaan kegiatan komite nominasi untuk tahun buku 2015 salah satunya adalah membantu memberikan rekomendasi calon kepada Anggota Direksi dan Dewan Komisaris terkait dengan perubahan susunan pengurus Perseroan. Untuk pelaksanaan kegiatan Komite Remunerasi, membantu memberikan pemilaian kerja anggota Dewan Komisaris dan Anggota Direksi atas kinerja yang telah dilakukan, sehinga remunerasi yang diberikan sesuai dengan kinerja yang dilakukan dengan tetap memperhatikan kemampuan Perseroan. SEKRETARIS PERUSAHAAN Sekretaris Perusahaan dirangkap oleh Direktur Perseroan adalah Suhsih M. Boentoro. Periode jabatan sekretaris Perusahaan efektif sejak tanggal 18 Juni 2014 sampai dengan saat ini. Salah satu cakupan tugas yang dijalankan oleh Sekretaris Perusahaan adalah bertanggung jawab atas pelaksanaan komunikasi Perseroan ke pihak luar termasuk pendistribusian informasi yang berhubungan dengan keuangan dan kinerja usaha kepada para Pemegang Saham, pasar modal dan masyarakat umum. Di samping mengikuti perkembangan pasar modal, sekretaris perusahaan juga memberikan pelayanan informasi bagi masyarakat sebagai contact person dan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan RUPS. Untuk tahun buku 2015, uraian singkat pelaksanaan tugas Sekretaris Perusahaan antara lain adalah: 1.
Telah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan.
2.
Telah mengadakan acara Public Expose Perseroan. 51
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
3.
Annual Report 2015
Mengikuti dan turut berpartisipasi dalam memberikan masukan dalam setiap pertemuan Rapat Dewan Komisaris dan Rapat Direksi
4.
Melakukan penyampaikan informasi terkait operasional Perseroan dalam rangka keterbukaan informasi kepada OJK, BEI dan KSEI.
UNIT AUDIT INTERNAL Unit Audit Internal adalah Unit kerja dalam Perseroan yang menjalankan fungsi Audit Internal, bertujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional Perseroan, melalui pendekatan yang sistematis, dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas manajemen risiko, pengendalian, proses tata kelola perusahaan, sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 56/POJK.04/2015 tentang Pembentukan dan Pedoman penyusunan piagam Unit Audit Internal. Pembentukan Unit Audit Internal dilakukan dalam rangka membantu tugas Direksi dalam melakukan evaluasi internal yang obyektif terhadap kegiatan usaha Perseroan secara keseluruhan. Hasil yang diperoleh akan dibawakan kepada Dewan Direksi untuk menjadi salah satu dasar pembentukan kebijakan dan strategi yang akan ditetapkan oleh Dewan Direksi sehingga tetap mengikuti prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik. Pengangkatan dan pemberhentian Unit Audit Internal Perseroan dilakukan oleh Direktur Utama atas persetujuan dari Dewan Komisaris. Dalam menjalankan tugasnya , Unit Internal Audit bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Unit Internal Audit Perseroan adalah sebagai berikut: a. Ketua Anitasari SE, Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1978. Lulus tahun 2000 dengan gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi Universitas Gunadarma. Memulai kariernya di Bank IFI sejak tahun 2001 sampai dengan 2002. Bergabung dengan Perseroan sejak tahun 2002 sampai sekarang. b. Anggota Deddy Indra SE, Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1977. Lulus tahun 2005 Dengan gelar Sarjana Ekonomi Universitas Indonesia, memulai kariernya di PT Selamat Sempurna Tbk sejak tahun 2000 sampai tahun 2002, dari 2002 – 2004 di PT Astra Autoparts Tbk Bergabung dengan Perseroan sejak tahun 2013 sampai sekarang.
52
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
Kualifikasi minimum audit internal adalah Sarjana Akuntansi. Setiap audit internal adalah independen dan dilarang merangkap tugas dan jabatan dengan kegiatan operasional Perseroan dan Anak Perusahaan, dan juga harus menunjukkan profesionalisme pada saat melakukan penilaian, bebas dari pengaruh dan pendapat dari pihak manapun atas segala hal, dan tidak terlibat dalam kegiatan dengan pihak yang dapat mempengaruhi penilaian yang tidak netral. Berdasarkan Piagam Audit Internal, tugas dan tanggung jawab Audit Internal Perseroan adalah sebagai berikut: 1.
Menyusun dan melaksanakan rencana audit internal tahunan.
2. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal dan sistem manajemen risiko sesuai dengan kebijakan Perseroan. 3. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektifitas kegiatan operasional Perseroan. 4. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen. 5. Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Presiden DIrektur dan Dewan Komisaris. 6. Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan. 7. Bekerja sama dengan Komite Audit. 8. Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilaksanakan; dan 9. Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan. Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Unit Audit Internal mengacu kepada Piagam Unit Audit Internal yang telah disahkan pada tanggal 5 Februari 2010. Piagam ini secara garis besar memuat tujuan, struktur organisasi, tanggung jawab, wewenang, kode etik dan persyaratan serta profesionalisme auditor. Uraian singkat pelaksanaan tugas unit internal audit selama tahun buku 2015 sebagaimana yang tercantum dalam Piagam antara lain meliputi penyusunan dan pelaksanaan rencana audit internal tahunan, melakukan pengujian dan evaluasi atas pelaksanaan pengendalian internal, melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas kinerja di setiap departemen dan memberikan rekomendasi atas hal yang memerlukan perbaikan atau 53
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
improvement, membuat laporan hasil audit untuk diserahkan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris, memantau dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut dari penerapan rekomendasi yang telah diberikan. SISTEM PENGENDALIAN INTEREN PERSEROAN Sistem pengendalian internal Perseroan salah satunya dilakukan melalui pembuatan serangkaian kebijakan dan prosedur standar di dalam menjalankan kegiatan operasional Perseroan. Sistem ini terus dimonitor pelaksanaannya dan telah mengalami penyempurnaan untuk mencapai tingkat efektifitas dan efisiensi yang baik di dalam meminimalkan risiko yang dapat timbul. Perseroan secara rutin mengadakan tinjauan manajemen sebagai sarana pengendalian dan sebagai alat peringatan dini jika ada hal-hal yang menyimpang sehingga langkah-langkah antisipasi dapat segera diambil. Seiring dengan berjalannya waktu dimana tingkat risiko yang dihadapi juga terus mengalami perubahan, maka Unit Audit Internal dituntut untuk terus meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya. Unit Audit Internal yang dalam hal ini merupakan mitra Management memiliki peran untuk dapat meningkatkan kualitas pengendalian internal melalui penyediaan informasi yang cepat dan akurat guna pengambilan keputusan Management dalam pencapaian target Perseroan. Bentuk lain pengendalian interen juga dilakukan dengan cara melakukan pertemuan rutin dengan divisi yang ada di Perseroan guna membahas progres pekerjaan dan masalah yang dihadapi baik secara internal maupun eksternal. Pihak Unit Audit Internal akan membahas semua permasalahan termasuk memberikan rekomendasi kepada pihak Management sehingga progres pekerjaan dapat berjalan sesuai rencana dan permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat dan baik. Selain itu, Unit Audit Internal akan menilai tingkat kepatuhan terhadap sistem, prosedur dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan di tingkat operasional. Sistem pengendalian interen yang ada akan ditelah secara periodik untuk mengetahui apakah masih cukup efektif dalam menangani risiko yang mungkin timbul.
54
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
Di lain sisi, Dewan Komisaris dibantu Komite Audit juga berperan aktif dalam mengawasi pelaksanaan kebijakan yang telah diputuskan Direksi dalam mengelola Perseroan dimana Dewan Komisaris bertanggung jawab dalam memberikan nasehat atau masukan kepada Direksi. SISTEM MANAJEMEN RISIKO
Manajemen Risiko bertujuan mengidentifikasi dan menganalisis risiko-risiko yang dihadapi Perseroan, menetapkan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai, serta mengawasi kepatuhan terhadap batasan yang telah ditetapkan tanpa terlalu mempengaruhi daya saing dan fleksibilitas Perseroan. Manajemen risiko yang andal yang didukung oleh sumber daya dan teknologi informasi, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan dan memperkecil potensi kerugian. Inisiatif pengelolaan risiko Perseroan mengupayakan informasi terkini dan menyeluruh bagi Direksi dan jajaran manajemen agar dapat mengantisipasi sedini mungkin kemungkinan timbulnya risiko dan memitigasi risiko yang timbul. Dalam hal ini, fungsi pengelolaan risiko di Perseroan dan Entitas Anak dilakukan oleh setiap divisi baik kegiatan operasional maupun non operasional. Pengelolaan risiko di Entitas Anak mencangkup identifikasi, penilaian, pengelolaan, dan pemantauan risiko secara terkoordinasi dan terintegrasi. Perseroan sebagai perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan perumahan memiliki risikorisiko usaha yang dapat mempengaruhi tingkat kinerja Perseroan. Perseroan telah mengidentifikasi risiko-risiko utama yang harus dikelola dengan baik agar tidak berdampak negatif dan material terhadap kegiatan usaha , kondisi keuangan, kinerja dan prospek usaha Perseroan. Risiko-risiko tersebut adalah: Risiko Ekonomi Naik turunnya kondisi perekonomian nasional khususnya akan sangat mempengaruhi tingkat suku bunga, laju inflasi dan nilai tukar mata uang asing. Kondisi perekonomian yang tidak stabil akan berakibat kepada kenaikan harga bahan baku dan sangat mempengaruhi kemampuan daya beli masyarakat yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat penjualan Perseroan. Oleh karenanya, Management akan selalu mencermati indikasi perekonomian dan menyesuaikan kebijakan Perseroan sehingga mampu beradaptasi dengan perubahanperubahan yang terjadi. Direksi dan manajemen Perseroan secara berkala mengevaluasi 55
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
struktur permodalan. Sebagai bagian dari eveluasi tersebut, Direksi dan manajemen mempertimbangkan biaya permodalan dan risiko yang berhubungan. Risiko Pasar Risiko pasar adalah risiko yang terjadi karena adanya perubahan yang merugikan pada harga pasar, termasuk tingkat suku bunga dan kurs nilai tukar nilai tukar dari instrument keuangan. Risiko pasar utama bagi Perseroan adalah risiko nilai tukar mata uang asing yang terkait perubahan kurs nilai tukar dari utang yang didenominasi dalam mata uang asing, risiko likuiditas dan kredit serta risiko harga komoditas. Risiko nilai tukar mata uang asing timbul ketika transaksi dalam mata uang selain mata uang fungsional dari Perseroan dan Entitas Anak yang terutama disebabkan oleh volatilitas atau fluktuasi nilai tukar mata uang asing tersebut. Volatilitas ini menghasilkan pendapatan dan beban Perseroan dan Entitas Anak. Risiko Modal Perseroan mengelola risiko modal untuk memastikan kemampuan untuk melanjutkan keberlangsungan usaha dan operasional perusahaan, selain memaksimalkan keuntungan para pemegang saham melalui optimalisasi saldo utang dan ekuitas. Struktur modal Perseroan terdiri dari kas serta ekuitas pemegang saham induk dan kepentingan non pengendali. Risiko lainnya Risiko lainnya adalah persaingan usaha dengan perusahan properti lainnya khususnya yang berada di wilayah pengembangan yang sama dengan Perseroan. Guna menghadapi permasalahan ini, Perseroan menyadari bahwa perumahan yang ditawarkan harus memberikan mutu dan kualitas perumahan serta pelayanan yang lebih baik. Oleh karenanya, Perseroan selalu berupaya untuk memberikan yang lebih kepada kepada konsumen hal ini menjadi faktor yang signifikan dalam menghadapi persaingan. Evaluasi Efektivitas Manajemen Risiko Sistem pengendalian internal di masing-masing bagian merupakan faktor utama yang langsung berperan dalam manajemen risiko. Sedangkan Audit Internal merupakan bagian yang menilai dan mengevaluasi efektivitas penerapan manajemen risiko tersebut.
56
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
Audit Internal juga melakukan evaluasi dan penilaian risiko dari sudut pandang audit ( internal
audit risk assessment) yaitu menyangkut tingkat risiko dan tingkat pengendalian. Hasil penilaian ini dijadikan acuan untuk tindak lanjut perbaikan pengendalian internal dan manajemen risiko. Evaluasi efektivitas sistem manajemen risiko yang telah/ akan dilakukan oleh bagian Audit Internal adalah sebagai berikut: 1. Melakukan monitoring, review dan evaluasi terhadap manajemen risiko yang telah diterapkan. 2. Melakukan koordinasi dan pembahasan manajemen risiko dengan bagian terkait. 3. Menyampaikan laporan analisis risiko dan kepatuhan secara berkala kepala Direksi.
PERKARA PENTING
Sesuai Peraturan Daerah Kota Tangerang No. 6 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang 2012-2013 bahwa tanah yang belum dikembangkan PT Bhaskara Mutu Sentosa, anak Perusahaan termasuk dalam wilayah ruang terbuka hijau (jalur hijau). Karena masih minimnya data yang kami ketahui tentang hal tersebut, maka PT Bhaskara Mutu Sentosa melakukan langkah-langkah klarifikasi kepada Pemda Kota Tangerang atas status tanah tersebut yang mana PT Bhaskara Mutu Sentosa telah mengajukan permohonan izin lokasi untuk pembangunan perumahan di kawasan seluas ±150.000 M2 yang terletak di Desa Cipondoh, Kecamatan Cipondoh, Kotamadya Tangerang, dan pemberian izin lokasi tersebut telah dikabulkan oleh Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Tangerang melalui suratnya Nomor 595.1/SK.04-Pem/1993 yang diterbitkan pada tanggal 4 Agustus 1993. Bahwa atas pemberian izin lokasi tersebut telah dilakukan perpanjangan dengan dikeluarkannya perpanjangan izin lokasi melalui Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Tangerang Nomor 460.05-SK.106.P tanggal 9 Agustus 1994. Bahwa terhadap pemberian izin lokasi tersebut, PT Bhaskara Mutu Sentosa telah melakukan pembebasan tanah seluas 127.093 M2, sebagaimana dinyatakan pada Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 6342/Cipondoh dan Nomor 6343/Cipondoh yang diterbitkan Kantor Pertanahan Kotamadya Tangerang bahwa PT Bhaskara Mutu Sentosa adalah pemegang Hak Guna Bangunan atas lokasi yang dimaksud pada Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Tangerang, bahwa selanjutnya dalam Lampiran 1 Peraturan Daerah Kota Tangerang No. 6 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang 2012-2013 tanah tersebut diatas dinyatakan sebagai kawasan hijau. Karena tiadanya jawaban atas surat permintaan penjelasan mengenai status tanah dari Pemerintah Daerah Kotamadya Tangerang maka PT Bhaskara Mutu Sentosa mengirimkan 57
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
somasi pertama tertanggal 25 Februari 2014 dengan Nomor 01/Dir.BMS/XII/14 guna menanyakan kejelasan status tanah tersebut kepada Walikota Tangerang. Karena tidak mendapatkan jawaban, maka PT Bhaskara Mutu Sentosa kembali mengirimkan somasi kedua dengan Nomor 002/Dir.BMS/III/14 tanggal 10 Maret 2014 yang masih tidak mendapat tanggapan, lalu PT Bhaskara Mutu Sentosa kembali mengirimkan somasi ketiga
pada tanggal
17 April 2014.
Kemudian pada tanggal 25 Juli 2014 Walikota Tangerang mengirimkan Surat Tanggapan Nomor 180/2705-Bag.Hukum/2014 yang menyatakan bahwa Hak Guna Bangunan tersebut ditetapkan sebagai Ruang Terbuka Hijau. Berdasarkan Surat Tanggapan tersebut, PT Bhaskara Mutu Sentosa mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara melalui Kantor Hukum William Soerjonegoro & Partners yang diterima pada tanggal 21 Oktober 2014 di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Serang dengan Nomor Perkara 46/G/2014/PTUN.SRG. Pada tanggal 26 Februari 2015 Pengadilan Tata Usaha Negara memutuskan bahwa gugatan yang diajukan oleh PT Bhaskara Mutu Sentosa tidak diterima. Berdasarkan hasil tersebut, PT Bhaskara Mutu Sentosa kembali melakukan upaya hukum selanjutnya yaitu Banding. Sampai dengan saat ini memori Banding atas Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara dengan Nomor Perkara 46/G/2014/PTUN.SRG antara PT Bhaskara Mutu Sentosa sebagai Pembanding melawan Walikota Tangerang sebagai Terbanding telah diterima oleh Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Serang pada tanggal 17 April 2015. Pada tanggal 15 Juli 2015, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta mengeluarkan Putusan atas perkara No. 46/G/2014/PTUN-SR G jo 131/B/2015/PT.TUN.JKT yang amar putusannya menyatakan untuk menguatkan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Serang No. 46/G/2014/PTUN-SRG tanggal 26 Februari 2015. Pada tanggal 23 Februari 2016 PT Bhaskara Mutu Sentosa juga melakukan upaya hukum lainnya yaitu Judicial Review dengan Nomor Register 11 P/HUM/2016. Sampai dengan saat ini statusnya sedang dalam tahap pemeriksaan. SANKSI ADMINISTRATIF
Selama tahun 2015, Perseroan tidak pernah dikenakan sanksi administrasi oleh otoritas pasar modal dan otoritas lainnya. KODE ETIK DAN BUDAYA PERSEROAN Budaya Perseroan merupakan suatu pola mendasar yang dimiliki oleh seluruh anggota Perseroan yang berisi nilai-nilai dan norma-norma serta kebiasaan yang dapat mempengaruhi pemikiran, perilaku serta metode kerja karyawan. 58
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
Kode etik Perseroan merupakan aturan guna mengatur perilaku etika dan menetapkan larangan yang berlaku dalam ruang lingkup Perseroan, di mana mewajibkan dan berlaku bagi dewan komisaris dan direksi serta seluruh karyawan untuk mematuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku. Pokok-pokok ketentuan dalam kode etik ini meliputi komisi, jamuan, hadiah, pembayaran tidak resmi, kepatuhan terhadap hukum yang berlaku, hubungan antar karyawan, terjadi pertentangan kepentingan antar pihak, mempekerjakan anggota keluarga dan pejabat atau pegawai pemerintah, kegiatan dan sumbangan politik serta sumbangan kemanusiaan.
Pokok-pokok budaya Perseroan memiliki fungsi di dalam suatu organisasi antara lain memiliki suatu peran dalam batas-batas tertentu yaitu menciptakan perbedaan antara satu organisasi dengan organisasi yang lain. Selain itu, budaya digunakan untuk menyampaikan indentitas bagi anggota-anggotanya, apabila setiap orang dalam perusahaan mampu menyelaraskan budaya dengan strategi organisasi, maka tujuan perusahaan akan lebih efektif untuk dicapai. Bentuk sosialisasi kode etik dan budaya Perseroan tersebut, kode etik ini disampaikan dan dijelaskan secara langsung kepada seluruh pihak-pihak terkait termasuk pihak-pihak lain yang melakukan hubungan bisnis atas nama Perseroan.
SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN Perseroan memiliki pedoman sitem pelaporan dan penyelidikan pelanggaran atas suatu sistem dan prosedur dalam melakukan pengawasan kegiatan bisnis Perseroan yang terus semakin berkembang dari waktu ke waktu, sehingga dapat mencegah segala kemungkinan terjadinya segala pelanggaran yang dapat terjadi. Setiap pelanggaraan dapat segera dilaporkan kepada masing-masing anggota komite audit investigasi yang dibentuk Perseroan guna melakukan penyelidikan jika ada laporan dugaan pelanggaran, baik lisan maupun tertulis atas permasalahan yang terjadi, setelah itu komite audit investigasi dapat memahami dan menindak-lanjuti permasalahan yang terjadi serta melakukan langkah-langkah penanganan yang tepat.
59
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
Dalam pelaksanaan penyelidikan, komite audit investigasi akan melindungi kerahasiaan pelapor dan Perseroan menjamin atas keamanan pihak pelapor dan tidak ada tanggapan dalam bentuk apapun yang ditujukan kepada pihak pelapor yang berkaitan dengan masalah yang dilaporkannya. Komite audit investigasi akan menyimpan setiap laporan yang diterima dan catatan penyelidikan dalam waktu tidak kurang dari seminggu sejak laporan diterima, serta membuat laporan berkala mengenai langkah-langkah yang diambil untuk menindak-lanjuti setiap laporan yang masuk dan penyelidikan yang dilakukan. Selama tahun 2015, komite audit investigasi tidak menerima laporan dugaan pelanggaran yang signifikan yang dapat merugikan Perseroan. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Dalam menjalankan usahanya, Perseroan tidak hanya berjalan sendiri melainkan juga memiliki tanggung jawab baik kepada lingkungan sekitar, karyawan maupun konsumen Perseroan. Tanggung jawab dalam lingkungan hidup terwujud salah satunya dalam bentuk menjaga kelestarian di tempat kegiatan usaha berlangsung. Hal ini dilakukan melalui kegiatan penanaman pohon guna mengurangi emisi gas karbon dan memastikan saluran air selalu bersih dari sampah sehingga lingkungan sekitar menjadi bersih dan sehat. Dari segi praktik ketenagakerjaan, Perseroan tidak memberlakukan perbedaan status antara pihak pria maupun wanita. Prestasi merupakan kunci penting di dalam menjalankan pekerjaan dan kesempatan selalu terbuka bagi pihak yang ingin maju dan terus meraih prestasi di bidangnya masing - masing karena Perseroan menyadari bahwa sumber daya manusia merupakan salah satu aset yang penting bagi pertumbuhan Perseroan ke depannya. Tingkat perpindahan karyawan juga sangat kecil, demikian juga dengan tingkat kecelakaan kerja nyaris tidak pernah terjadi. Mempekerjakan tenaga kerja yang berasal dari lingkungan sekitar perumahan yang dikembangkan Perseroan sudah sejak dulu dilakukan. Demikian juga dengan perbaikan sarana umum dan turut berpartisipasi dalam kegiatan yang bersifat sosial maupun keagamaan.
60
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Annual Report 2015
Perseroan menyadari bahwa konsumen juga merupakan aset yang penting bagi Perseroan. Oleh karenanya, Perseroan akan selalu berusaha meningkatkan pelayanan kepada konsumen. Tanggung jawab produk yang diberikan kepada konsumen adalah dengan menyediakan perumahan dengan mutu dan kualitas yang baik dengan harga yang terjangkau. Dalam hal terjadi pengaduan dari konsumen, maka sedapat mungkin pengaduan tersebut diselesaikan dalam waktu yang singkat dan dicarikan pemecahannya secepatnya sehingga kasus serupa tidak kembali berulang di masa mendatang. Selama tahun 2015, Perseroan baru dapat meluangkan dana sebesar Rp. 45 juta berkaitan dengan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat sekitar. Ke depannya, diharapkan partisipasi Perseroan dapat lebih meningkat dan berpartisipasi dalam bidang yang lebih luas lagi.
61
Annual Report 2015
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
SURAT PERNYATAAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI TENTANG TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN TAHUNAN 2015 PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk.
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam laporan tahunan PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. Tahun 2015 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan Perseroan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. Jakarta, 30 April 2016 DEWAN KOMISARIS
62
Annual Report 2015
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
LAPORAN AUDITOR & LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
63
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2015 Dan 2014 Dan 1 Januari 2014/31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2015
31 Desember 2014 (Disajikan Kembali)
1 Januari 2014/ 31 Desember 2013 (Disajikan Kembali)
32.745.135.084
43.155.850.124
46.566.633.747
5.435.117.423
7.226.161.277
7.514.477.584
218.350.000 26.883.692.290 77.842.000 65.360.136.797
11.510.000.000 34.645.518.130 83.875.000 96.621.404.531
217.500.000 31.152.493.350 6.875.000 85.457.979.681
2l,8
67.434.528.011
30.734.547.575
36.979.633.947
2k,2n,9 10
25.505.164.726 22.853.522.523
27.668.992.973 -
35.301.972.748 -
1.110.365.873 116.903.581.133
971.828.937 59.375.369.485
1.327.127.663 73.608.734.358
182.263.717.930
155.996.774.016
159.066.714.039
Catatan ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha - pihak ketiga Aset keuangan yang tersedia untuk dijual Persediaan real estat Biaya dibayar di muka Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Penyertaan saham pada entitas asosiasi Tanah yang belum dikembangkan Uang muka pembelian tanah Aset tetap – setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 2.475.630.292 pada tahun 2015, Rp 2.130.031.577 pada tahun 2014 dan Rp 1.877.622.067 pada tahun 2013 Jumlah Aset Tidak Lancar JUMLAH ASET
2h,2j,3 4,27,28 2h,3,5, 27,28 2h,3,6, 27,28 2k,7
2m,2n, 3,11
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
1
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) 31 Desember 2015 Dan 2014 Dan 1 Januari 2014/31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
31 Desember 2015
31 Desember 2014 (Disajikan Kembali)
1 Januari 2014/ 31 Desember 2013 (Disajikan Kembali)
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Hutang usaha – pihak ketiga Hutang lain-lain – pihak ketiga Hutang pajak Beban masih harus dibayar Uang muka penjualan – pihak ketiga Jumlah Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas imbalan pasca kerja JUMLAH LIABILITAS
2h,3 12,27,28 2h,3 27,28 2r,3,13 2h,3, 14,27,28 2p,15
2o,3,16
-
2.490.600.220
2.239.577.700
817.756.322 1.279.719.723
1.426.237.881 3.346.291.987
673.109.950 1.385.774.356
192.165.054
648.489.092
125.990.225
10.293.612.380
12.815.344.907
23.750.847.834
12.583.253.479
20.726.964.087
28.175.300.065
1.462.535.613
1.669.723.248
3.238.372.520
14.045.789.092
22.396.687.335
31.413.672.585
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
2
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) 31 Desember 2015 Dan 2014 Dan 1 Januari 2014/31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan EKUITAS Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Modal saham - Nilai nominal saham Seri A Rp 500 dan saham seri B Rp 200 Modal dasar – 1.013.311.000 saham seri A dan 66.722.500 saham seri B Modal ditempatkan dan disetor penuh – 260.000.000 saham seri A dan 66.722.500 saham seri B Tambahan modal disetor Saham treasuri Keuntungan revaluasi aset tetap Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual Saldo laba (defisit) Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
17 18 2s,17 2m,11
6
143.344.500.000 143.344.500.000 (1.767.134.491) (1.767.134.491 ) (36.023.050) (36.023.050 ) 39.067.341.672
(159.900.000)
-
1.268.750.000
143.344.500.000 (1.767.134.491 ) (36.023.050 ) -
(63.750.000 )
2.300.000.000
2.300.000.000
2.300.000.000
(14.536.883.494)
(11.516.355.078 )
(16.131.354.375 )
168.211.900.637 6.028.201
133.593.737.381 6.349.300
127.646.238.084 6.803.370
JUMLAH EKUITAS
168.217.928.838
133.600.086.681
127.653.041.454
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
182.263.717.930
155.996.774.016
159.066.714.039
Sub-jumlah Kepentingan nonpengendali
19
31 Desember 2015
31 Desember 2014 (Disajikan Kembali)
1 Januari 2014/ 31 Desember 2013 (Disajikan Kembali)
20
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
3
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2015
2014 (Disajikan Kembali)
PENJUALAN BERSIH
2p,21
16.970.149.091
49.251.127.287
BEBAN POKOK PENJUALAN
2p,22
(9.238.808.304)
(25.133.759.481)
7.731.340.787
24.117.367.806
(968.794.681) (6.993.829.902) (966.861.929) (2.054.451.259)
(1.980.803.054) (10.976.363.996) (2.462.556.364) (1.609.741.567)
(3.252.596.984)
7.087.902.825
2.207.090.991 (2.040.132.167)
2.068.090.725 (6.149.153.421)
(3.085.638.160)
3.006.840.129
64.788.645 39.067.341.672
1.607.705.098 -
LABA KOTOR Beban penjualan Beban umum dan administrasi Beban pajak final Beban usaha lainnya - bersih
2p,23 2p,24 2r,3,13 2n,2p,25
LABA (RUGI) USAHA Penghasilan bunga - bersih Bagian atas rugi dari entitas asosiasi
2p 2l,8
LABA (RUGI) NETO TAHUN BERJALAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi Pengukuran kembali atas imbalan pasca kerja Keuntungan revaluasi aset tetap Pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi Aset keuangan tersedia untuk dijual
8,16 8,11
6
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
(1.428.650.000)
34.617.842.157
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
4
1.332.500.000
5.947.045.227
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN YANG DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali
2d,20
JUMLAH
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN YANG DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali
2d,20
JUMLAH
LABA (RUGI) PER SAHAM YANG DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK
2t,26
2014 (Disajikan Kembali)
2015
(3.085.317.061) (321.099)
3.007.294.199 (454.070)
(3.085.638.160 )
3.006.840.129
34.618.163.256 (321.099)
5.947.499.297 (454.070)
34.617.842.157
5.947.045.227
(9,44)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
5
9,20
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Modal Saham
Tambahan Modal Disetor
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk Keuntungan (kerugian) yang Belum Direalisasi Atas Saldo Laba (Defisit) Perubahan Nilai Wajar Aset Keuangan Telah Belum Saham Surplus yang Tersedia Ditentukan Ditentukan Treasuri Revaluasi Untuk Dijual Penggunaannya Penggunaannya
Saldo 1 Januari 2014
143.344.500.000
(1.767.134.491 )
(36.023.050 )
Dampak adopsi PSAK No. 24
-
Saldo per 1 Januari 2014 (disajikan kembali)
143.344.500.000
-
(1.767.134.491 )
-
(36.023.050 )
-
(63.750.000 )
-
-
-
(63.750.000 )
2.300.000.000
(15.950.235.316 )
-
(181.119.059 )
2.300.000.000
(16.131.354.375 )
Jumlah 127.827.357.143
(181.119.059 )
127.646.238.084
Kepentingan Nonpengendali
Jumlah Ekuitas
6.803.370
127.834.160.513
-
(181.119.059)
6.803.370
127.653.041.454
Laba neto tahun berjalan
-
-
-
-
-
-
3.007.294.199
3.007.294.199
Penghasilan komprehensif lain
-
-
-
-
1.332.500.000
-
1.607.705.098
2.940.205.098
-
2.940.205.098
Saldo 31 Desember 2014 (disajikan kembali)
143.344.500.000
(36.023.050 )
-
1.268.750.000
2.300.000.000
(11.516.355.078 )
133.593.737.381
6.349.300
133.600.086.681
-
-
(3.085.317.061 )
(1.767.134.491 )
Rugi neto tahun berjalan
-
-
-
-
Penghasilan komprehensif lain
-
-
-
39.067.341.672
(1.428.650.000 )
-
Saldo 31 Desember 2015
143.344.500.000
39.067.341.672
(159.900.000 )
2.300.000.000
(1.767.134.491 )
(36.023.050 )
64.788.645
(14.536.883.494 )
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
6
(3.085.317.061 )
(454.070 )
(321.099 )
3.006.840.129
(3.085.638.160)
37.703.480.317
-
37.703.480.317
168.211.900.637
6.028.201
168.217.928.838
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2015 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada: Pemasok Kontraktor Gaji dan tunjangan Beban operasi
2014
16.239.460.424
38.603.940.666
(1.476.982.464) (2.490.600.220) (2.643.862.957) (9.566.892.346)
(28.626.784.261) (251.022.520) (2.787.359.238) (13.846.712.764)
61.122.437 2.207.090.991 (3.033.434.193)
(6.907.938.117) 2.068.090.725 (2.462.556.364)
(765.220.765)
(7.302.403.756)
(168.800.000) (22.853.522.523) 2.163.828.248 11.213.000.000
(14.160.000) 7.632.979.775 (3.727.199.642 )
(9.645.494.275)
3.891.620.133
PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
(10.410.715.040)
(3.410.783.623)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
43.155.850.124
46.566.633.747
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
32.745.135.084
43.155.850.124
Kas yang dihasilkan dari (digunakan untuk) operasi Penghasilan bunga - bersih Pembayaran pajak Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan aset tetap Uang muka pembelian tanah Tanah yang belum dikembangkan Aset keuangan tersedia untuk dijual Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
7
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta No. 114 tanggal 22 Mei 1985 yang dibuat di hadapan Notaris Lieke Lianadevi Tukgali, S.H., yang kemudian diubah berdasarkan Akta No. 30 tanggal 14 Oktober 1985 dari notaris yang sama mengenai perubahan maksud dan tujuan Perusahaan. Akta Pendirian dan perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-31.HT.01.01.Th.86 tanggal 4 Januari 1986 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 70, Tambahan No. 3745 tanggal 2 September 1997. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 5 tanggal 12 Juni 2015 yang dibuat di hadapan Notaris Firdhonal, S.H., antara lain sehubungan dengan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan (pasal 4 sampai 28) untuk menyesuaikan dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 32/POJK.04/2014 dan No. 33/POJK.04/2014 dan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan. Perubahan tersebut telah diterima dan dicatat dalam Database Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.03-0950865 tanggal 11 Juli 2015. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang real estat dan kontraktor. Pada saat ini kegiatan utama Perusahaan adalah sebagai pengembang (developer) untuk perumahan Bintang Metropol, Mahkota Simprug dan Saung Riung yang masing-masing berlokasi di Bekasi, Tangerang dan Karawang. Perusahaan berkedudukan di Gedung Ribens Autocars, Jln. R.S. Fatmawati No. 188, Jakarta Selatan dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Februari 1994. Perusahaan tidak memiliki entitas induk (ultimate parent) oleh karena tidak terdapat entitas yang memiliki saham Perusahaan lebih dari 50%. b. Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada tanggal 4 Desember 1997, Perusahaan telah memperoleh Surat Pernyataan Efektif No. S-2786/PM/1997 dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana sejumlah 70.000.000 saham biasa atas nama kepada masyarakat dengan nilai nominal dan harga penawaran masing-masing sebesar Rp 500 per saham yang disertai dengan penerbitan 27.500.000 waran yang melekat pada saham dengan harga pelaksanaan Rp 500 untuk setiap waran. Waran tersebut berlaku sampai dengan tanggal 18 Desember 2000 dan sampai dengan tanggal tersebut tidak ada hak waran yang dilaksanakan. Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) [dahulu Bursa Efek Jakarta (BEJ)] pada tanggal 19 Desember 1997. Pada tanggal 30 September 2000, Perusahaan menerbitkan 190.000.000 saham Seri A dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan 66.722.500 saham Seri B dengan nilai nominal Rp 200 per saham. Penerbitan saham tersebut berasal dari penambahan modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) yang telah disetujui oleh Direksi BEJ melalui Pengumuman No. PENG140/BEJ.EEM/09-2000 tanggal 19 September 2000.
8
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN (lanjutan) c. Entitas Anak Ringkasan informasi mengenai Entitas Anak yang dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Nama Entitas Anak PT Bhaskara Mutu Sentosa (BMS)
Tempat Kedudukan
Persentase Kepemilikan
Jakarta
99,93%
Bidang Usaha
Tahun Awal Kegiatan Komersial
Pengembangan Belum beroperasi tanah di Tangerang
Jumlah Aset Sebelum Konsolidasi 2015 2014 19.925.951.657
18.704.839.111
d. Komisaris, Direksi, Komite Audit serta Karyawan Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: 2015
2014
Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen
: : :
Michella Ristiadewi Maria Florentina Tulolo Rosa Lestari Putri
Richard Rachmadi Wiriahardja Maria Florentina Tulolo Rosa Lestari Putri
Dewan Direksi Direktur Utama Direktur
: :
Richard Rachmadi Wiriahardja Suhsih Boentoro
(Alm.) Parningotan Okto Luther Michella Ristiadewi Suhsih Boentoro
Adapun susunan komite audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: 2015 Ketua Anggota
: :
Rosa Lestari Putri Anita Pranowo Putri Caesarika Dwi Sekar Palupi
2014 Rosa Lestari Putri Meina Mutya Anita Pranowo Putri
Dewan Komisaris (selain Komisaris Independen) dan Dewan Direksi adalah personil manajemen kunci Perusahaan. Manajemen kunci tersebut memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan aktivitas Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, jumlah keseluruhan karyawan tetap Perusahaan dan Entitas Anak masing-masing adalah sebanyak 28 dan 40 orang (tidak diaudit). e. Penerbitan Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian ini telah diotorisasi untuk diterbitkan oleh Dewan Direksi Perusahaan, selaku pihak yang bertanggung jawab atas penyusunan dan penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, pada tanggal 17 Maret 2016.
9
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN a. Kepatuhan terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Laporan keuangan konsolidasian telah disusun dan disajikan sesuai dengan SAK di Indonesia yang meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK - IAI) serta peraturan terkait yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (dahulu Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan), khususnya Peraturan No. VIII.G.7, Lampiran dari Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. Kep 347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”. b. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan telah disusun dan disajikan sesuai dengan PSAK No. 1 (Revisi 2013) tentang “Penyajian Laporan Keuangan”. Dasar pengukuran yang digunakan adalah berdasarkan biaya historis, kecuali untuk akun tertentu yang diukur berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi terkait. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsisten dengan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2014, kecuali untuk penerapan beberapa PSAK dan ISAK baru ataupun revisi yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2015 seperti yang diungkapkan dalam Catatan ini. Laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 2014 dan 1 Januari 2014/31 Desember 2013 telah disajikan dalam laporan keuangan karena penerapan restropektif kebijakan akuntansi tertentu. Laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian, disusun dengan dasar akrual. Laporan arus kas konsolidasian disusun berdasarkan metode langsung dengan mengelompokan arus kas atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang dilaporkan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik dan pertimbangan atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi. Hal-hal yang melibatkan pertimbangan atau kompleksitas yang lebih tinggi atau hal-hal di mana asumsi dan estimasi adalah signifikan terhadap laporan keuangan diungkapkan dalam Catatan 3 atas laporan keuangan. c. Penerapan PSAK dan ISAK Baru dan Revisi Perusahaan telah menerapkan pertama kali atas PSAK dan ISAK, baik baru ataupun revisi, yang berlaku efektif 1 Januari 2015. Perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan telah dibuat seperti yang disyaratkan sesuai dengan ketentuan transisi dalam standar dan interpretasi masing-masing. Perusahaan telah menerapkan perubahan PSAK No. 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”. PSAK No. 1 (Revisi 2013) menjelaskan pengelompokan pos-pos yang disajikan dalam penghasilan komprehensif lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi pada titik masa depan harus disajikan secara terpisah dari pos-pos yang tidak direklasifikasi. Perubahan mempengaruhi penyajian dan tidak memiliki dampak pada posisi keuangan dan kinerja Grup.
10
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) c. Penerapan PSAK dan ISAK Baru dan Revisi (lanjutan) Di antara PSAK dan ISAK baru dan revisi, PSAK No. 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja” memiliki dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup terkait dengan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan imbalan pasca kerja. Perubahan kebijakan akuntansi Grup adalah sebagai berikut: (1) Seluruh keuntungan dan kerugian aktuaria diakui langsung melalui penghasilan komprehensif lain, maka eliminasi „pendekatan koridor‟ diizinkan versi PSAK No. 24 sebelumnya. (2) Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laba rugi. (3) Biaya bunga dan pengembalian yang diharapkan dari aset program diganti dengan jumlah bunga neto yang dihitung dengan menggunakan tarif diskon pada liabilitas/aset imbalan pasti. Grup telah menerapkan secara retrospektif amandemen PSAK No. 46 (Revisi 2014) tentang "Pajak Penghasilan". PSAK No. 46 (Revisi 2014) telah menjelaskan bahwa standar yang harus diterapkan untuk menghitung pajak penghasilan yang didasarkan pada laba fiskal. Standar ini telah diubah untuk memberikan pengecualian terhadap prinsip yang ada untuk pengukuran aset atau liabilitas pajak tangguhan yang timbul dari properti investasi diukur sebagai nilai wajar. Karena penghapusan pajak penghasilan final sebagai bagian dari beban pajak penghasilan, Grup telah memutuskan untuk menyajikan semua pajak penghasilan final sebagai bagian dari beban operasi. Grup telah menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2013) secara retrospektif pada periode berjalan sesuai dengan ketentuan transisi yang ditetapkan dalam standar revisi. Laporan posisi keuangan konsolidasian periode komparatif yang disajikan, 1 Januari 2014/31 Desember 2013, dan angka perbandingan 31 Desember 2014 telah disajikan kembali. Penyesuaian yang dihasilkan dari perubahan kebijakan akuntansi di atas dirangkum dalam tabel berikut: 1 Januari 2014/ 31 Desember 2013 (Disajikan sebelumnya)
Penyesuaian
1 Januari 2014/ 31 Desember 2013 (Disajikan kembali)
Laporan Posisi Keuangan Aset Penyertaan saham pada entitas asosiasi Liabilitas Liabilitas imbalan pasca kerja Ekuitas Saldo laba (defisit) Belum ditentukan penggunaannya
11
36.910.459.451
69.174.496
36.979.633.947
2.988.078.964
250.293.556
3.238.372.520
(15.950.235.316 )
(181.119.059 )
(16.131.354.375)
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) c. Penerapan PSAK dan ISAK Baru dan Revisi (lanjutan) 31 Desember 2014 (Disajikan sebelumnya)
Penyesuaian
31 Desember 2014 (Disajikan kembali)
Laporan Posisi Keuangan Aset Penyertaan saham pada entitas asosiasi
30.677.659.093
Liabilitas Liabilitas imbalan pasca kerja Ekuitas Saldo laba (defisit) Belum ditentukan penggunaannya Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain Beban umum dan administrasi Bagian atas rugi dari entitas asosiasi Penghasilan komprehensif lain keuntungan atas liabilitas imbalan pasca kerja
56.888.482
30.734.547.575
3.045.215.141
(1.375.491.893 )
1.669.723.248
(12.948.501.808 )
1.432.146.730
(11.516.355.078)
(10.983.274.994 ) (6.148.036.758 )
6.910.998 1.116.663
( 10.976.363.996) (6.149.153.421)
-
(1.607.705.098 )
(1.607.705.098)
Laba (rugi) tahun berjalan yang diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali
3.001.733.508 (483.131 )
5.560.691 29.061
3.007.294.199 (454.070)
Jumlah laba (rugi) komprehensif tahun berjalan yang diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali
4.334.448.009 (697.632 )
1.613.051.288 243.562
5.947.499.297 (454.070)
PSAK No. 65, “Laporan Keuangan Konsolidasian” menggantikan PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri” dan ISAK No. 7, “Konsolidasian Entitas Bertujuan Khusus”. PSAK No. 65 merubah definisi pengendalian tersebut sehingga investor memiliki kontrol atas investee, (a) kekuasaan atas investee, (b) eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee, dan (c) kemampuan untuk menggunakan kekuasannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil investor. Panduan tambahan telah dimasukkan dalam PSAK No. 65 menjelaskan ketika seorang investor memiliki kontrol atas investee. Perubahan tersebut mempengaruhi kebijakan akuntansi Perusahaan dan entitas anaknya dalam kaitannya dengan definisi kontrol dan tidak memiliki dampak pada posisi keuangan konsolidasian Perusahaan dan entitas anaknya atau kinerja. Selain itu, penerapan standar dan interpretasi baru dan revisi berikut tidak menimbulkan perubahan yang mendasar terhadap kebijakan akuntansi Grup dan tidak memiliki dampak material terhadap jumlah yang dilaporkan untuk periode keuangan berjalan atau sebelumnya: • • •
PSAK No. 4 (Revisi 2013), "Laporan Keuangan Tersendiri" PSAK No. 15 (Revisi 2013), "Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama" PSAK No. 46 (Revisi 2014), “Pajak Penghasilan”
12
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) c. Penerapan PSAK dan ISAK Baru dan Revisi (lanjutan) • • • • • • • •
PSAK No. 48 (Revisi 2014), “Penurunan Nilai Aset” PSAK No. 50 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Penyajian” PSAK No. 55 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” PSAK No. 60 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” PSAK No. 66, “Pengaturan Bersama” PSAK No. 67, “Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain” PSAK No. 68, “Pengukuran Nilai Wajar” ISAK No. 26, “Pengukuran Kembali Derivatif Melekat”.
d. Prinsip-prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan, selaku entitas induk, dan entitas anak (lihat Catatan 1c) sebagai suatu entitas ekonomi tunggal. Entitas anak adalah entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki, baik secara langsung atapun tidak langsung, lebih dari setengah (50%) kekuasaan suara pada entitas anak. Entitas anak dikonsolidasikan sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal ketika Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal ketika Perusahaan kehilangan pengendalian atas entitas anak. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk tiap transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa, kecuali dinyatakan lain. Seluruh saldo, penghasilan dan beban intra Perusahaan dan Entitas Anak yang material, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari transaksi intra Perusahaan dan Entitas Anak dan dividen, dieliminasi secara penuh. Kepentingan Nonpengendali (KNP) adalah bagian dari ekuitas Entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan baik secara langsung ataupun tidak langsung kepada Perusahaan. KNP disajikan pada bagian ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian ekuitas yang dapat diatribusikan kepada Perusahaan, selaku entitas induk. Seluruh laba rugi komprehensif konsolidasian diatribusikan kepada Perusahaan dan KNP, bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP memiliki saldo defisit. Perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan atas Entitas Anak namun tanpa kehilangan pengendalian, dicatat sebagai transaksi ekuitas. Jika Perusahaan kehilangan pengendalian atas entitas anak maka Perusahaan pada tanggal hilangnya pengendalian tersebut: - menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas Entitas Anak pada jumlah tercatatnya; - menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP; - mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima dan distribusi saham (jika ada); - mengakui setiap sisa investasi pada Entitas Anak pada nilai wajarnya; - mereklasifikasi bagian Perusahaan atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai penghasilan komprehensif lain ke laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba dan; - mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laba rugi.
13
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) e. Kombinasi Bisnis Grup menerapkan metode akuisisi untuk mencatat kombinasi bisnis. Imbalan yang dialihkan untuk akuisisi suatu entitas anak adalah sebesar nilai wajar aset yang dialihkan, liabilitas yang diambil alih dan kepentingan ekuitas yang diterbitkan oleh Grup. Imbalan yang dialihkan termasuk nilai wajar aset atau liabilitas yang timbul dari kesepakatan kontinjensi. Beban akuisisi terkait dibebankan pada saat terjadinya. Aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas serta liabilitas kontinjensi yang diambil alih dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada awalnya sebesar nilai wajar pada tanggal akuisisi. Pada akuisisi bertahap, Grup mengakui kepentingan nonpengendali sebesar nilai wajar atau sebesar bagian proporsional kepentingan nonpengendali atas aset neto pihak yang diakuisisi. Selisih imbalan yang dialihkan, jumlah kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi dan nilai wajar pada tanggal akuisisi dari kepentingan ekuitas sebelumnya pada pihak yang diakuisisi yang melebihi nilai wajar bagian Grup atas aset bersih yang dapat diidentifikasi yang diakuisisi dicatat sebagai goodwill. Jika jumlah ini lebih rendah dari nilai wajar aset neto Entitas Anak yang diakuisisi dalam kasus pembelian dengan diskon, selisihnya diakui langsung dalam laba rugi. f.
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing (a) Mata Uang Fungsional dan Penyajian Laporan keuangan konsolidasian disajikan dalam Rupiah yang merupakan mata uang fungsional Grup. (b) Transaksi dan Saldo Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku saat itu. Pos non-moneter dalam mata uang asing yang diukur berdasarkan nilai historis tidak dijabarkan kembali. Selisih kurs yang timbul atas penyelesaian pos-pos moneter dan penjabaran kembali pos-pos moneter diakui pada laba rugi.
g. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”, suatu pihak dianggap berelasi jika salah satu pihak memiliki kemampuan untuk mengendalikan (dengan cara kepemilikan, secara langsung atau tidak langsung) atau mempunyai pengaruh signifikan (dengan cara partisipasi dalam kebijakan keuangan dan operasional) atas pihak lain dalam mengambil keputusan keuangan dan operasional. Seluruh transaksi signifikan dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan 29 atas laporan keuangan konsolidasian.
14
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) h. Instrumen Keuangan Aset Keuangan Aset keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2014) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual, yang sesuai. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal tergantung pada tujuan perolehan aset keuangan dan jika diperbolehkan dan sesuai, serta mengevaluasinya pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan diakui apabila Grup memiliki hak kontraktual untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya dari entitas lain. Seluruh pembelian atau penjualan aset keuangan secara reguler diakui dengan menggunakan akuntansi tanggal transaksi yaitu tanggal di mana Grup berketetapan untuk membeli atau menjual suatu aset keuangan. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (fair value through profit or loss) (FVTPL). Adapun aset keuangan yang diukur pada FVTPL pada saat pengakuan awal juga diukur sebesar nilai wajar namun biaya transaksi yang timbul seluruhnya langsung dibebankan ke laba rugi. Setelah pengakuan awal, pengukuran aset keuangan tergantung pada bagaimana aset keuangan tersebut dikelompokkan. Aset keuangan dapat diklasifikasikan dalam empat kategori berikut: (a) Aset keuangan yang diukur pada FVTPL merupakan aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan (held for trading) atau pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh manajemen (apabila memenuhi kriteria-kriteria tertentu seperti mempertimbangkan bahwa aset keuangan atau liabilitas keuangan atau keduanya dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar sebagaimana didokumentasikan di dalam manajemen risiko atau strategi investasi Grup) untuk diukur pada kelompok ini. Aset keuangan dalam kelompok ini diukur pada nilai wajarnya dan seluruh keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar tersebut (termasuk bunga dan dividen) diakui pada laba rugi. Grup tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok ini. (b) Pinjaman yang diberikan dan piutang (loan and receivable) merupakan aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak memiliki kuotasi di pasar aktif. Kelompok aset keuangan ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai (jika ada). Kelompok aset keuangan ini meliputi akun kas dan setara kas dan piutang usaha.
15
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) h. Instrumen Keuangan (lanjutan) Aset Keuangan (lanjutan) (c) Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity) yaitu aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan serta Grup mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Kelompok aset ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai (jika ada). Grup tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok ini. (d) Aset keuangan yang tersedia untuk dijual (available-for-sale) adalah aset keuangan non-derivatif yang tidak dikelompokkan ke dalam tiga kategori di atas. Aset keuangan yang tersedia untuk dijual selanjutnya diukur pada nilai wajar. Perubahan nilai wajar aset keuangan ini diakui sebagai pendapatan komprehensif kecuali kerugian akibat penurunan nilai atau perubahan nilai tukar dan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif, sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat penghentian pengakuan, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain harus disajikan sebagai penyesuaian reklasifikasi dan diakui pada laba rugi. Kelompok aset keuangan ini adalah efek ekuitas. Pengakuan aset keuangan dihentikan, jika dan hanya jika, hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut telah berakhir atau Grup telah, secara substansial, mengalihkan aset keuangan tersebut berikut dengan seluruh risiko dan manfaat yang terkait kepada entitas lain. Liabilitas Keuangan Grup mengakui liabilitas keuangan pada saat timbulnya liabilitas kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya kepada entitas lain. Pada saat pengakuan awal, dalam hal liabilitas keuangan tidak diukur pada FVTPL, liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah pengakuan awal, Grup mengukur seluruh liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Ketika liabilitas keuangan yang ada saat ini diganti atau dimodifikasi oleh pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, perubahan atau modifikasi tersebut diakui sebagai penghentian pengakuan liabilitas lama dan pengakuan liabilitas baru di mana selisih yang timbul antara jumlah tercatat dari masing-masing liabilitas diakui di dalam laba rugi. Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya, jika dan hanya jika, liabilitas kontraktual telah dilepaskan atau dibatalkan atau kedaluarsa. Liabilitas keuangan Grup terdiri dari hutang usaha, hutang lain-lain dan beban masih harus dibayar.
16
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) h. Instrumen Keuangan (lanjutan) Saling Hapus antar Instrumen Keuangan Aset dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, jika dan hanya jika, 1) Grup saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan 2) berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan kuotasi harga penawaran pasar untuk aset dan harga yang ditawarkan atas liabilitas yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian menggunakan harga yang dipublikasikan secara rutin dan berasal dari sumber yang terpercaya tanpa dikurangi biaya transaksi. Apabila pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, Grup dapat menetapkan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian yang meliputi penggunaan transaksi pasar wajar terkini antar pihak-pihak yang memiliki pengetahuan memadai dan berkeinginan, referensi nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisis arus kas yang didiskonto atau model penetapan harga opsi. i.
Penurunan Nilai Aset Keuangan Seluruh aset keuangan, kecuali yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, dievaluasi terhadap kemungkinan penurunan nilai. Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, manajemen mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai dan kerugian penurunan nilai diakui, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai. (a) Untuk kelompok aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, kerugian penurunan nilai diukur sebagai selisih antara jumlah tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif pada saat pengakuan awal dari aset tersebut. Jumlah tercatat aset keuangan tersebut, disajikan setelah dikurangi baik secara langsung maupun menggunakan pos penyisihan. Kerugian yang terjadi diakui pada laba rugi. Manajemen awalnya menentukan apakah terdapat bukti objektif penurunan nilai individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual. Jika manajemen menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai aset keuangan individual, terlepas aset tersebut signifikan ataupun tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan dengan risiko kredit yang serupa dan menentukan penurunan nilai secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya diakui secara individual, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
17
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) i.
Penurunan Nilai Aset Keuangan (lanjutan) (b) Untuk kelompok aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan, investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal dicatat pada biaya perolehan. Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan tersebut diukur berdasarkan selisih antara jumlah tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan dengan tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa. Kerugian penurunan tersebut tidak dapat dipulihkan. (c) Untuk kelompok aset keuangan yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual yang sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain harus diakui ke laba rugi meskipun aset keuangan tersebut belum dihentikan pengakuannya. Jumlah kerugian kumulatif yang direklasifikasikan dari ekuitas ke laba rugi merupakan selisih antara biaya perolehan (setelah dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi) dan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui dalam laba rugi.
j.
Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak dipergunakan sebagai jaminan serta tidak dibatasi penggunaannya.
k. Aset Real Estat Aset real estat meliputi 1) persediaan real estat yaitu bangunan rumah dalam penyelesaian, kavling tanah dan bangunan rumah yang tersedia untuk dijual serta 2) tanah yang sedang dan/atau belum dikembangkan di mana seluruhnya dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan tanah yang sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah prapengembangan ditambah dengan biaya pengembangan langsung, kapitalisasi biaya pinjaman dan biaya tidak langsung lainnya yang dapat diatribusikan pada pengembangan aset real estat. Biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan meliputi biaya pra-perolehan dan perolehan tanah ditambah kapitalisasi biaya pinjaman dan biaya lainnya sehubungan dengan biaya perolehan tanah. Akumulasi biaya tersebut akan dipindahkan ke tanah yang sedang dikembangkan pada saat pengembangan tanah dimulai. Biaya perolehan bangunan rumah yang sedang dikonstruksi meliputi biaya yang secara langsung berhubungan dengan proyek, biaya tidak langsung lainnya yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan proyek dan kapitalisasi biaya pinjaman.
18
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) l.
Investasi Pada Entitas Asosiasi Investasi Perusahaan pada entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metode ekuitas. Entitas asosiasi adalah suatu entitas di mana Perusahaan atau Entitas Anak mempunyai pengaruh signifikan, biasanya mempunyai kepemilikan saham 20% atau lebih dari hak suara entitas. Sesuai dengan metode ekuitas, nilai perolehan investasi termasuk goodwill yang teridentifikasi ditambah atau dikurang dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih, penerimaan dividen dari investee dan dikurangi dengan kerugian penurunan nilai sejak tanggal perolehan. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian mencerminkan bagian atas hasil operasi dari entitas asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi, Perusahaan mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika diterapkan, dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasian. Laba atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara Perusahaan dengan entitas asosiasi di eliminasi sesuai dengan jumlah kepentingan Perusahaan dalam entitas asosiasi. Kebijakan akuntansi entitas asosiasi, disesuaikan jika diperlukan, untuk menjamin konsistensi kebijakan akuntansi dengan yang digunakan oleh Grup.
m. Aset Tetap Aset tetap pada awalnya dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan aset terdiri dari harga pembelian dan biaya lainnya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya aset siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen. Setelah pengakuan awal, aset tetap, kecuali tanah, diukur sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Biaya pengurusan legal awal untuk hak atas tanah diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah dan biaya ini tidak disusutkan. Biaya yang berkaitan dengan perpanjangan hak atas tanah diakui sebagai beban ditangguhkan dan diamortisasi selama periode hak atas tanah atau manfaat ekonomi tanah, mana yang lebih pendek. Biaya setelah perolehan awal termasuk dalam jumlah tercatat aset atau diakui sebagai aset yang terpisah, mana yang lebih tepat, ketika terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke Grup dan biaya tersebut dapat diukur secara andal. Jumlah tercatat komponen yang diganti dihentikan pengakuannya pada tahun di mana pada saat penggantian tersebut terjadi. Seluruh biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laba rugi. Pada tanggal 31 Desember 2015, Perusahaan memilih menggunakan model revaluasi untuk tanah dan bangunan agar aset tetap mencerminkan nilai wajar mengingat aset tetap adalah merupakan komponen utama dari aset Perusahaan. Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut langsung dikreditkan ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Namun, kenaikan tersebut harus diakui dalam laba rugi hingga sebesar jumlah penurunan nilai aset akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam laba rugi.
19
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) m. Aset Tetap (lanjutan) Jika jumlah tercatat aset turun akibat revaluasi, penurunan tersebut diakui dalam penghasilan komprehensif lain. Namun, penurunan nilai akibat revaluasi tersebut langsung didebit ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi selama penurunan tersebut tidak melebihi saldo kredit surplus revaluasi aset tetap tersebut. Penurunan diakui sebagai penghasilan komprehensif lain mengurangi jumlah akumulasi dalam ekuitas di bawah dari surplus revaluasi. Penyusutan dihitung menggunakan metode garis lurus untuk mencatat jumlah penyusutan selama estimasi manfaat ekonomi sebagai berikut: Tahun Bangunan Peralatan dan perabot kantor Kendaraan
20 5 5
Nilai residu, masa manfaat ekonomi dan metode penyusutan aset tetap ditelaah setiap akhir tahun keuangan atas pengaruh dari setiap perubahan estimasi akuntansi yang berlaku prospektif. Jumlah tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali jika jumlah tercatat aset lebih besar dari jumlah yang dapat terpulihkan tersebut. Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai selisih antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset tetap) diakui dalam laba rugi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya. n. Penurunan Nilai Aset Non-keuangan Aset yang diamortisasi ditelaah untuk penurunan nilai apabila terjadi kondisi atau perubahan yang mengindikasikan bahwa jumlah tercatat aset tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian penurunan nilai diakui sebesar selisih jumlah tercatat aset terhadap jumlah terpulihkannya. Jumlah terpulihkan adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset dikurangi biaya penjualan dengan nilai pakai. Untuk tujuan menguji penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah teridentifikasi (unit penghasil kas). Aset non-keuangan yang mengalami penurunan nilai ditelaah untuk kemungkinan pembalikkan atas penurunan nilai tersebut pada setiap tanggal pelaporan. o. Liabilitas Imbalan Pasca Kerja Grup menyediakan imbalan pasca kerja pasti kepada karyawannya sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan Indonesia No. 13/2003. Liabilitas neto Grup atas program imbalan pasti dihitung dari nilai kini liabilitas imbalan pasca kerja pasti pada akhir periode pelaporan dikurangi nilai wajar aset program, jika ada. Perhitungan liabilitas imbalan pasca kerja dilakukan dengan menggunakan metode Projected Unit Credit dalam perhitungan aktuaria yang dilakukan setiap akhir periode pelaporan.
20
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) o. Liabilitas Imbalan Pasca Kerja (lanjutan) Pengukuran kembali liabilitas imbalan pasca kerja, meliputi a) keuntungan dan kerugian aktuarial, b) imbal hasil atas aset program, tidak termasuk bunga, dan c) setiap perubahan dampak batas atas aset, tidak termasuk bunga, diakui di penghasilan komprehensif lain pada saat terjadinya. Pengukuran kembali tidak direklasifikasi ke laba rugi pada periode berikutnya. Ketika program imbalan berubah atau terdapat kurtailmen atas program, bagian imbalan yang berubah terkait biaya jasa lalu, atau keuntungan atau kerugian kurtailmen, diakui di laba rugi pada saat terdapat perubahan atau kurtailmen atas program. Grup menentukan (penghasilan) beban bunga neto atas (aset) liabilitas imbalan pasca kerja neto dengan menerapkan tingkat bunga diskonto pada awal periode pelaporan tahunan untuk mengukur liabilitas imbalan pasca kerja selama periode berjalan. Grup mengakui keuntungan dan kerugian atas penyelesaian liabilitas imbalan pasca kerja pada saat penyelesaian terjadi. Keuntungan atau kerugian atas penyelesaian merupakan selisih antara nilai kini liabilitas imbalan pasca kerja yang ditetapkan pada tanggal penyelesaian dengan harga penyelesaian, termasuk setiap aset program yang dialihkan dan setiap pembayaran yang dilakukan secara langsung oleh Grup sehubungan dengan penyelesaian tersebut. Grup mengakui (1) biaya jasa, yang terdiri dari biaya jasa kini, biaya jasa lalu, dan setiap keuntungan atau kerugian atas penyelesaian, dan (2) penghasilan atau beban bunga neto di laba rugi pada saat terjadinya. p. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan dari penjualan real estat diakui berdasarkan PSAK No. 44 tentang “Akuntansi Pengembangan Real Estat”. Berdasarkan PSAK tersebut maka: 1. Penjualan bangunan rumah, ruko, bangunan sejenis lain beserta kavling tanahnya diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method) apabila telah memenuhi seluruh kriteria berikut: a. Proses penjualan telah selesai. b. Harga jual akan tertagih. c. Tagihan Perusahaan dan Entitas Anak tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli. d. Perusahaan dan Entitas Anak telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansial adalah penjualan serta Perusahaan dan Entitas Anak tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut. 2. Penjualan kavling tanah tanpa bangunan diakui dengan metode akrual penuh apabila pada saat pengikatan jual beli seluruh kriteria berikut ini telah terpenuhi: a. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli. b. Harga jual akan tertagih. c. Tagihan Perusahaan dan Entitas Anak tidak akan bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang.
21
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) p. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan) d. Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga Perusahaan dan Entitas Anak tidak berkewajiban lagi untuk menyelesaikan kavling tanah yang dijual, seperti kewajiban untuk mematangkan kavling tanah atau kewajiban untuk membangun fasilitas-fasilitas pokok yang dijanjikan oleh atau yang menjadi kewajiban Perusahaan dan Entitas Anak, sesuai dengan pengikatan jual beli atau ketentuan peraturan perundang-undangan. e. Hanya kavling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan Perusahaan dan Entitas Anak dalam pendirian bangunan di atas kavling tanah tersebut. Seluruh penerimaan hasil penjualan bangunan rumah dan kavling tanah yang belum memenuhi persyaratan di atas, ditangguhkan dan transaksi tersebut diakui dengan metode deposit serta dikelompokkan sebagai akun “Uang Muka Penjualan” pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Penerimaan dari tanda jadi untuk pembelian yang batal, biaya administrasi, penghasilan bunga dari para pembeli, biaya perbaikan (yang tidak ditanggung oleh kontraktor), biaya pemeliharaan sebelum penyerahan dan beban usaha lainnya diakui pada saat terjadinya (basis akrual). q. Kapitalisasi dan Metode Alokasi Biaya Proyek Pengembangan Real Estate Beban Aktivitas pengembangan real estate yang dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estate adalah: 1. 2. 3. 4. 5.
Beban pra-perolehan tanah Beban perolehan tanah Beban yang secara langsung berhubungan dengan proyek Beban yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estate Beban pinjaman
Beban yang dialokasikan sebagai beban proyek adalah: 1. Beban pra-perolehan tanah atas tanah yang tidak berhasil diperoleh 2. Kelebihan beban dari hasil yang diperoleh atas pembangunan sarana umum yang dikomersialkan, yang dijual atau dialihkan sehubungan dengan penjualan unit. Apabila akumulasi biaya ke proyek pengembangan lebih rendah dari realisasi pendapatan pada masa depan maka selisihnya akan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Atas perbedaan yang terjadi manajemen akan melakukan penyisihan secara periodik. Jumlah penyisihan tersebut akan mengurangi jumlah tercatat proyek dan dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Beban yang telah dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat dialokasikan ke setiap unit real estat dengan metode identifikasi khusus (Specific Identification Method). Pengkajian atas estimasi dan alokasi biaya dilakukan pada setiap akhir tahun pelaporan sampai proyek selesai secara substansial. Jika terjadi perubahan mendasar, manajemen akan melakukan revisi dan realokasi biaya. Metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian aktivitas pengembangan adalah berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan dibandingkan dengan jumlah biaya yang harus dikeluarkan (cost to cost basis).
22
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) q. Kapitalisasi dan Metode Alokasi Biaya Proyek Pengembangan Real Estate (lanjutan) Beban yang diakui pada saat terjadinya adalah biaya yang tidak berhubungan dengan proyek real estat. Biaya pengembangan tanah, termasuk tanah yang digunakan sebagai jalan dan prasarana atau area yang tidak dijual lainnya, dialokasikan ke proyek berdasarkan luas area yang dapat dijual. r.
Pajak Penghasilan Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 71/2008 yang ditetapkan pada tanggal 4 November 2008, penghasilan dari penjualan atau pengalihan tanah dan/atau bangunan untuk pengembang real estat dikenakan pajak final sebesar 5% yang dihitung dari nilai penjualan atau pengalihan, dan beban yang berhubungan dengan kegiatan tersebut tidak dapat dikurangkan untuk tujuan perhitungan pajak penghasilan badan. Perbedaan antara jumlah tercatat aset atau liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajaknya tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak tangguhan. Beban pajak kini sehubungan dengan penghasilan yang menjadi subjek pajak penghasilan final diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada tahun berjalan. Selisih antara jumlah pajak penghasilan final yang telah dibayar dengan jumlah yang dibebankan sebagai beban pajak penghasilan pada laba rugi diakui sebagai pajak dibayar di muka atau hutang pajak.
s. Saham Treasuri Saham treasuri merupakan saham yang diperoleh kembali dan dimiliki oleh Perusahaan. Saham tersebut diakui sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai pengurang dari ekuitas. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari pembelian, penjualan atau pembatalan saham treasuri diakui langsung ke ekuitas. t.
Laba (Rugi) per Saham Laba (rugi) per saham dihitung dengan membagi laba (rugi) yang dapat diatribusikan kepada Perusahaan selaku entitas induk selama tahun berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama tahun yang bersangkutan.
u. Segmen Operasi Segmen operasi disajikan dengan cara yang sesuai dengan pelaporan internal yang diberikan oleh para manajer segmen kepada pembuat keputusan operasional. Segmen operasi tersebut dikelola secara independen oleh tiap-tiap manajer yang bertanggungjawab atas kinerja dari masing-masing segmen operasi yang ada dalam lingkup wewenangnya. Sedangkan pembuat keputusan operasional adalah pihak yang melakukan penelaahan terhadap laporan segmen di mana laporan tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen.
23
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PERTIMBANGAN, ASUMSI DAN SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN Penyusunan laporan keuangan konsolidasian Grup mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah-jumlah pendapatan, beban, aset dan liabilitas yang dilaporkan serta pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada setiap akhir periode pelaporan. Namun, hasil aktual dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi, ketidakpastian atas asumsi serta estimasi tersebut dapat menimbulkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas pada tahun berikutnya. Pertimbangan yang dibuat dalam penerapan kebijakan akuntansi Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Grup, manajemen telah membuat pertimbangan berikut, selain yang telah tercakup dalam estimasi, yang memiliki dampak signifikan atas jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian: Penentuan Mata Uang Fungsional Mata uang fungsional dari masing-masing entitas dalam Grup adalah mata uang dari lingkungan ekonomi utama di mana entitas tersebut beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan biaya dari masing-masing entitas. Penentuan mata uang fungsional mungkin memerlukan pertimbangan karena berbagai kompleksitas, antara lain, entitas dapat bertransaksi di lebih dari satu mata uang dalam kegiatan usahanya sehari-hari. Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Grup menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan apakah definisi yang ditetapkan dalam PSAK No. 55 (Revisi 2014) telah terpenuhi. Aset dan liabilitas keuangan diakui dan dikelompokkan sesuai dengan kebijakan akuntansi Grup seperti diungkapkan pada Catatan 27 atas laporan keuangan konsolidasian. Sumber Estimasi Ketidakpastian Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas untuk tahun/periode berikutnya diungkapkan di bawah ini. Grup mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Grup. Perubahan tersebut tercermin dalam asumsi terkait pada saat terjadinya. Masa Manfaat Aset Tetap Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 5 sampai dengan 20 tahun, suatu kisaran yang umumnya diperkirakan dalam industri sejenis. Perubahan dalam pola pemakaian dan tingkat perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis serta nilai sisa aset dan karenanya biaya penyusutan masa depan memiliki kemungkinan untuk diubah/direvisi. Jumlah tercatat aset tetap Grup pada tanggal laporan keuangan konsolidasian diungkapkan di dalam Catatan 11 atas laporan keuangan konsolidasian.
24
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PERTIMBANGAN, ASUMSI DAN SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan) Sumber Estimasi Ketidakpastian (lanjutan) Pajak Penghasilan Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan penyisihan atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan pajak tertentu yang penentuan akhirnya adalah tidak pasti dalam kegiatan usaha normal. Grup mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Ketika hasil pajak yang dikeluarkan berbeda dengan jumlah yang awalnya diakui, perbedaan tersebut akan berdampak pada pajak penghasilan dan penyisihan pajak tangguhan pada periode di mana penentuan tersebut dilakukan. Jumlah tercatat hutang pajak penghasilan Grup diungkapkan di dalam Catatan 13 atas laporan keuangan konsolidasian. Liabilitas Imbalan Pasca Kerja Penentuan liabilitas imbalan kerja dan beban imbalan kerja Grup bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dengan jumlah yang diestimasi diperlakukan sesuai dengan kebijakan sebagaimana diatur dalam Catatan 2 atas laporan keuangan konsolidasian. Sementara manajemen Grup berpendapat bahwa asumsi yang digunakan adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan dari hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan secara material dapat mempengaruhi perkiraan jumlah liabilitas imbalan pasca kerja dan beban imbalan kerja karyawan. Jumlah tercatat liabilitas imbalan pasca kerja Grup diungkapkan pada Catatan 16 atas laporan keuangan konsolidasian. 4. KAS DAN SETARA KAS Akun ini seluruhnya dalam mata uang Rupiah dan terdiri dari: 2015 Bank PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia Syariah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank DKI PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank Sinarmas Tbk
2014
8.394.371.956 465.789.357 334.912.857 283.897.534 226.055.650 201.116.082 168.488.533 71.784.143 30.538.953 3.027.643
9.749.158.137 460.370.387 2.471.942.383 186.283.248 1.157.509.219 258.373.799 28.423.734 72.671.722 15.573.652 3.431.143
Sub-jumlah - Bank
10.179.982.708
14.403.737.424
Deposito berjangka PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
22.565.152.376
28.752.112.700
Jumlah
32.745.135.084
43.155.850.124
25
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) Tingkat suku bunga deposito berjangka pada tahun 2015 dan 2014 adalah 8,5% per tahun dengan jangka waktu penempatan 1 bulan dan dapat diperpanjang secara otomatis (automated roll over). Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tidak terdapat pembatasan terhadap penggunaan kas dan setara kas, penempatan kas dan setara kas pada pihak-pihak berelasi, ataupun kas dan setara kas yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman.
5. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA Rincian akun piutang usaha berdasarkan tipe bangunan rumah dan kavling tanah yang dijual adalah sebagai berikut: 2015 2014 Tipe 36/120 Tipe 21/60 Tipe 38/90 Tipe 33/72 Tipe 39/120 Tipe 51/135 Tipe 39/108 Tipe 39/90 Tipe 32,5/69 Tipe 38/75 Tipe 33/78 Tipe 33/84 Tipe 38/78 Tipe 45/105 Tipe 36/69 Tipe 32/75 Tipe 33/90 Tipe 44/105 Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 100.000.000)
1.256.730.000 994.647.491 507.365.840 372.099.300 283.240.000 266.268.763 120.772.944 119.308.613 118.771.988 117.130.002 107.712.000 102.650.000 81.127.377 76.196.656 64.305.500 50.025.565 35.395.000 10.250.000 751.120.384
403.930.000 1.683.385.717 713.649.123 976.806.300 399.920.000 253.568.763 172.822.944 251.054.098 206.731.988 198.960.002 163.812.000 344.550.000 121.582.377 112.601.956 83.605.500 72.483.005 168.695.000 10.250.000 887.752.504
Jumlah
5.435.117.423
7.226.161.277
Saldo piutang usaha di atas seluruhnya dalam mata uang Rupiah di mana meliputi: -
piutang kepada pihak bank atas transaksi penjualan real estat melalui fasilitas kredit kepemilikan rumah (KPR) atas rumah-rumah inden dan, sisa tagihan retensi yang masih belum dibayarkan oleh pihak bank terkait dengan fasilitas KPR di atas.
26
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA (lanjutan) Adapun rincian akun piutang usaha berdasarkan nama bank pemberi fasilitas KPR adalah sebagai berikut: 2015
2014
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk PT Bank DKI PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
1.915.373.279 1.897.838.537 692.678.803 504.588.551 424.638.253
2.077.091.260 2.799.387.638 1.115.838.804 809.425.328 424.418.247
Jumlah
5.435.117.423
7.226.161.277
Rincian umur piutang usaha berdasarkan tanggal akta jual beli/akad kredit adalah sebagai berikut: 2015
2014
Kurang dari 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari 91 - 360 hari Lebih dari 360 hari
550.000.000 482.350.501 4.402.766.922
613.828.006 1.141.047.710 17.200.000 1.017.316.377 4.436.769.184
Jumlah
5.435.117.423
7.226.161.277
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan masing-masing akun piutang pada akhir tahun, manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat adanya bukti objektif atas penurunan nilai piutang dan seluruh saldo piutang usaha tersebut dapat tertagih, sehingga tidak diperlukan adanya penyisihan penurunan nilai atas piutang. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tidak terdapat piutang usaha yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman.
6. ASET KEUANGAN YANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL Rincian aset keuangan yang tersedia untuk dijual adalah sebagai berikut: 2015
2014
PT Golden Energy Mines Tbk PT PP Property Tbk PT Bumi Resources Tbk PT Blue Bird Tbk
140.000.000 35.600.000 25.000.000 17.750.000
200.000.000 11.310.000.000
Jumlah
218.350.000
11.510.000.000
27
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6. ASET KEUANGAN YANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL (lanjutan) Mutasi keuntungan (kerugian) aset keuangan yang tersedia untuk dijual yang belum direalisasi adalah sebagai berikut: 2015 Saldo awal Laba (rugi) yang belum direalisasi yang diakui di ekuitas Jumlah yang direalisasi ke laba rugi Saldo akhir
1.268.750.000 (78.650.000) (1.350.000.000) (159.900.000)
2014 (63.750.000) 1.278.400.000 54.100.000 1.268.750.000
Laba (rugi) penjualan aset keuangan yang tersedia untuk dijual adalah sebagai berikut: 2015 Harga perolehan Harga pelepasan Laba (rugi)
7.
2014
9.960.000.000 (11.310.000.000)
899.919.000 (954.019.000)
1.350.000.000
(54.100.000)
PERSEDIAAN REAL ESTAT Akun ini terdiri dari: 2015
2014
Tanah matang (kavling tanah) Bangunan rumah tersedia untuk dijual
22.919.462.594 3.964.229.696
27.317.340.431 7.328.177.699
Jumlah
26.883.692.290
34.645.518.130
Perusahaan tidak mengasuransikan persediaannya karena manajemen berkeyakinan bahwa risiko kerugian yang mungkin timbul atas persediaan tersebut tidak signifikan. Sepanjang tahun 2015 dan 2014, jumlah persediaan yang diakui sebagai beban pokok penjualan masing-masing adalah sebesar Rp 9.238.808.304 dan Rp 25.133.759.481. Manajemen berkeyakinan bahwa pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tidak terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai atas persediaan ataupun indikasi bahwa jumlah tercatat persediaan tersebut melampaui nilai realisasi netonya. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tidak terdapat persediaan yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman.
28
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8.
PENYERTAAN SAHAM PADA ENTITAS ASOSIASI Akun ini seluruhnya merupakan penyertaan saham pada PT Tiara Raya Bali International (TRBI) dengan kepemilikan sebesar 40%. Ringkasan data keuangan TRBI adalah sebagai berikut: 2015 Jumlah aset Jumlah liabilitas Pendapatan bersih Rugi neto Penghasilan komprehensif lain - neto
309.674.319.034 93.487.999.008 66.275.220.979 (5.100.330.417) 96.850.281.508
2014 233.473.201.140 109.036.832.205 61.390.280.140 (15.372.883.553) (27.923.378 )
Saham TRBI tidak memiliki kuotasi harga di pasar dan nilai wajarnya tidak dapat ditentukan secara andal. Seluruh penyertaan ini dicatat dengan menggunakan metode ekuitas dengan rincian sebagai berikut: 2015
9.
2014
2013
Saldo awal Bagian atas rugi neto tahun berjalan Penghasilan komprehensif lain Perubahan investasi
30.734.547.575
36.979.633.947
51.543.220.544
(2.040.132.167 ) 38.740.112.603 -
(6.149.153.421 ) (11.169.351 ) (84.763.600 )
(14.632.761.093 ) 69.174.496 -
Saldo akhir
67.434.528.011
30.734.547.575
36.979.633.947
TANAH YANG BELUM DIKEMBANGKAN Akun ini terdiri dari: 2015
2014
Tanah yang belum dikembangkan Penghapusan (lihat Catatan 25)
28.845.642.240 (3.340.477.514)
27.668.992.973 -
Jumlah
25.505.164.726
27.668.992.973
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, akun ini seluruhnya merupakan tanah yang akan dikembangkan pada masa mendatang masing-masing seluas 170.285 m2 dan 207.928 m2 yang berada di Tangerang. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 6 Tahun 2012 tanggal 13 Juli 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang, bagian tanah yang belum dikembangkan atas nama BMS, Entitas Anak, seluas 127.093 m2 yang terletak di kawasan Cipondoh, Tangerang merupakan kawasan ruang terbuka hijau.
29
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9.
TANAH YANG BELUM DIKEMBANGKAN (lanjutan) Terkait hal di atas, BMS melalui surat Nomor 001/Dir-BMS/II/14 tanggal 25 Februari 2014 dan No. 002/Dir-BMS/III/14 tanggal 10 Maret 2014, mengajukan somasi 1 dan 2 kepada Walikota Tangerang perihal kejelasan status tanah tersebut. Pada tanggal 25 Juli 2014, BMS menerima surat yang diterbitkan oleh Walikota Tangerang No. 180/2705-Bag.Hukum/2014, yang menetapkan Hak Guna Bangunan Nomor 6342/Cipondoh dan 6343/Cipondoh sebagai ruang terbuka hijau. Pada tanggal 21 Oktober 2014, BMS mengajukan gugatan melalui Kantor Hukum Wiliam Soerjonegoro & Partners dan telah diterima oleh Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara Serang Nomor Perkara 46/G/2014/PTUN.SRG. Pada tanggal 26 Februari 2015, BMS menerima surat Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Serang Nomor 46/G/2014/PTUN.SRG yang menyatakan gugatan tidak diterima. Pada tanggal 11 Maret 2015, BMS mengajukan permohonan banding di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Serang. Pada tanggal 17 April 2015, memori banding atas putusan Pengadilan Tata Usaha Negara dengan gugatan Nomor 46/G/2014/PTUN.SRG telah diterima oleh Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Serang. Pada tanggal 15 Juli 2015, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta mengeluarkan putusan atas perkara No. 46/G/2014/PTUN.SRG Jo 131/B/2015/PT.TUN.JKT yang amar putusannya menyatakan bahwa menguatkan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Serang tanggal 26 Februari 2015.
10. UANG MUKA PEMBELIAN TANAH Pada tanggal 31 Desember 2015, akun ini seluruhnya merupakan uang muka pembelian tanah di Karawang seluas 76.705 m2 11. ASET TETAP Rincian dan mutasi akun aset tetap adalah sebagai berikut: 2015 Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Revaluasi
Saldo Akhir
Biaya Perolehan Tanah Bangunan Peralatan dan perabot kantor Kendaraan
34.032.000 70.400.000
-
20.000.000 50.400.000
281.899.000 103.836.651
295.931.000 123.836.651
409.443.516 2.587.984.998
168.800.000
-
-
409.443.516 2.756.784.998
Jumlah Biaya Perolehan
3.101.860.514
168.800.000
70.400.000
385.735.651
3.585.996.165
30
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. ASET TETAP (lanjutan) 2015 (lanjutan) Saldo Awal Akumulasi Penyusutan Bangunan Peralatan dan perabot kantor Kendaraan Jumlah Akumulasi Penyusutan Nilai Buku
Penambahan
Pengurangan
Revaluasi
Saldo Akhir
64.826.651
3.520.000
49.140.000
-
19.206.651
344.235.019 1.720.969.907
24.565.400 366.653.315
-
-
368.800.419 2.087.623.222
2.130.031.577
394.738.715
49.140.000
-
2.475.630.292
971.828.937
1.110.365.873
2014 Saldo Awal Biaya Perolehan Tanah Bangunan Peralatan dan perabot kantor Kendaraan Jumlah Biaya Perolehan
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir
34.032.000 70.400.000
-
-
34.032.000 70.400.000
481.959.732 2.618.357.998
14.160.000 -
86.676.216 30.373.000
409.443.516 2.587.984.998
3.204.749.730
14.160.000
117.049.216
3.101.860.514
Akumulasi Penyusutan Bangunan Peralatan dan perabot kantor Kendaraan
61.306.655
3.519.996
-
64.826.651
403.492.505 1.412.822.907
27.418.732 338.520.000
86.676.218 30.373.000
344.235.019 1.720.969.907
Jumlah Akumulasi Penyusutan
1.877.622.067
369.458.728
117.049.218
2.130.031.577
Nilai Buku
1.327.127.663
971.828.937
Beban penyusutan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing adalah sebesar Rp 394.738.715 dan Rp 369.458.728 yang seluruhnya dialokasikan ke beban umum dan administrasi (lihat Catatan 23). Pada tanggal 31 Desember 2015, Perusahaan melakukan penilaian kembali atas tanah dan bangunan senilai Rp 400.561.000. Penilaian kembali aset tetap tersebut berdasarkan atas laporan No ID&R/PA/040316-01 tanggal 4 Maret 2016 dari Kantor Jasa Penilai Publik Ihot Dollar & Raymond. Pada tanggal 31 Desember 2014, aset tetap berupa kendaraan dengan jumlah tercatat sebesar Rp 625.000.000 telah diasuransikan terhadap seluruh risiko (all risk) dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 540.000.000. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tidak terdapat aset tetap yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman, aset tetap yang tidak digunakan sementara ataupun aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif. Pada tanggal yang sama, jumlah tercatat bruto dari aset tetap yang telah disusutkan penuh namun masih digunakan masing-masing adalah sebesar Rp 1.901.226.512 dan Rp 1.113.456.541.
31
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. ASET TETAP (lanjutan) Manajemen berkeyakinan bahwa pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tidak terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai atas aset tetap.
12. HUTANG USAHA - PIHAK KETIGA Pada tanggal 31 Desember 2014, akun ini seluruhnya merupakan hutang dalam mata uang Rupiah kepada para kontraktor dan pemasok dengan saldo sebesar Rp 2.490.600.220. Rincian umur hutang usaha berdasarkan tanggal tagihan adalah sebagai berikut: 2014 Kurang dari 30 hari 31 - 90 hari 91 - 180 hari 181 - 360 hari Lebih dari 360 hari
2.490.600.220 -
Jumlah
2.490.600.220
Tidak ada jaminan yang secara khusus diberikan oleh Perusahaan atas hutang usaha.
13. PERPAJAKAN Rincian hutang pajak adalah sebagai berikut: 2015 Perusahaan Pajak penghasilan (PPh) Pasal 4 (2) Pasal 21 Pasal 23 Pajak penjualan final Pajak bumi dan bangunan Pajak pertambahan nilai (PPN) Jumlah
32
2014
29.155.890 89.889.173 989.685.842 170.988.818
94.426.532 38.461.280 166.301 250.448.545 577.502.056 2.385.287.273
1.279.719.723
3.346.291.987
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. PERPAJAKAN (lanjutan) Perhitungan beban pajak penjualan final dan hutang pajak penjualan final untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: 2015
2014
Penjualan bersih menurut laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian Uang muka penjualan
16.970.149.091 2.367.089.487
49.251.127.287 -
Objek pajak penjualan final
19.337.238.578
49.251.127.287
Beban pajak penjualan final (5%) Dikurangi pajak penjualan final yang telah disetorkan
966.861.929 (876.972.756)
Jumlah hutang pajak penjualan final
89.889.173
2.462.556.364 (2.212.107.819) 250.448.545
Sesuai dengan PP No. 71/2008 (lihat Catatan 2r) nilai penjualan yang menjadi dasar pengenaan pajak penjualan final adalah nilai yang tertinggi antara 1) nilai berdasarkan akta pengalihan hak atau 2) nilai jual objek pajak tanah dan/atau bangunan yang bersangkutan. Perhitungan pajak di atas menjadi dasar dalam penyusunan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) yang disampaikan kepada Kantor Pajak. Pada tanggal 6 Januari 2014, Perusahaan menerima beberapa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dengan rincian sebagai berikut: No. SKP
Objek Pajak
Jumlah
00004/201/11/054/14
SKPKB PPh Pasal 21 untuk Januari sampai dengan Desember 2011
55.947.570
00003/201/12/054/14
SKPKB PPh Pasal 21 untuk Januari sampai dengan Desember 2012
41.232.394
00001/240/12/054/14
SKPKB PPh Pasal 4 (2) untuk Januari sampai dengan Desember 2012
51.323.681
00008/203/12/054/14
SKPKB PPh Pasal 23 untuk Januari sampai dengan Desember 2012
00018/207/11/054/14
SKPKB PPN untuk Juni 2011
00019/207/11/054/14
SKPKB PPN untuk Desember 2011
00002/207/12/054/14
SKPKB PPN untuk Mei 2012
00003/207/12/054/14 00001/240/11/054/14
SKPKB PPN untuk Desember 2012 SKPKB PPh Pasal 4 (2) untuk Januari sampai dengan Desember 2011
00003/206/11/054/14
SKPKB PPh untuk tahun 2011
7.537.643 26.196.000 114.274.224 254.600 211.537.001 15.008.885 60.794.011
Jumlah
584.106.009
33
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. PERPAJAKAN (lanjutan) Pada tanggal yang sama, Perusahaan juga menerima beberapa Surat Tagihan Pajak (STP) dengan rincian sebagai berikut: No. STP
Objek Pajak
Jumlah
00017/107/11/054/14STP STP PPN untuk Januari sampai dengan Desember 2011
134.290.660
00002/107/12/054/14
120.465.410
STP PPN untuk Januari sampai dengan Desember 2012
Jumlah
254.756.070
Pada tahun 2014, Perusahaan telah melunasi seluruh Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dan Surat Tagihan Pajak (STP) tersebut. 14. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR Akun ini meliputi beban yang masih harus dibayarkan atas: 2015
2014
Komisi Lain-lain
174.165.054 18.000.000
636.489.092 12.000.000
Jumlah
192.165.054
648.489.092
15. UANG MUKA PENJUALAN - PIHAK KETIGA Rincian akun ini (berdasarkan tipe bangunan rumah dan kavling tanah yang dijual) adalah sebagai berikut: 2015 2014 Kavling tanah Tipe 51/135 Tipe 36/135 Tipe 36/120 Tipe 78/75 Tipe 38/90 Tipe 33/72 Tipe 45/114 Tipe 39/120 Tipe 43/120 Tipe 36/78 Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 100.000.000) Jumlah
3.792.720.084 1.568.854.087 1.471.664.541 1.282.921.806 877.487.728 502.249.075 323.563.645 171.796.385 119.436.363 182.918.666
4.062.647.356 2.495.287.726 2.339.673.584 877.487.728 502.249.075 349.906.371 171.796.385 1.188.545.455 323.913.728 291.636.363 212.201.136
10.293.612.380
12.815.344.907
Seluruh saldo uang muka penjualan di atas adalah dalam mata uang Rupiah.
34
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA Perusahaan memiliki program pensiun manfaat pasti yang sepenuhnya tidak didanai untuk mencakup seluruh karyawan tetap. Perusahaan mencadangkan liabilitas imbalan pasca kerja sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 tanggal 25 Maret 2003. Penyisihan liabilitas imbalan pasca kerja untuk tahun 2015 dan 2014 berdasarkan pada laporan aktuaris independen, PT Quattro Asia Consulting berdasarkan Laporan No. 0000/LA-QAC/I/2016 tanggal 18 Januari 2016. Liabilitas tersebut dihitung menggunakan metode “Projected Unit Credit”, dengan asumsi-asumsi utama sebagai berikut: 2015 Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Usia pensiun Tingkat mortalitas Tingkat pensiun dini/pengunduran diri
9,03% per tahun 7% per tahun 55 tahun TMI III tahun 2011 10%
2014 8,30% per tahun 7% per tahun 55 tahun TMI II tahun 2011 10%
Jumlah yang diakui dalam pendapatan komprehensif dari program imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut: 2015
2014
Beban jasa kini Beban bunga Dampak kurtailmen
209.362.398 138.587.030 -
189.452.867 283.681.432 (422.909.122)
Biaya imbalan pasti yang diakui pada laba rugi
347.949.428
50.225.177
Pendapatan komprehensif lain periode berjalan Keuntungan aktuaria atas penyesuaian
(6.282.063) -
(1.584.507.488) (34.366.961)
Biaya imbalan pasti yang diakui pada pendapatan komprehensif lain
(6.282.063)
(1.618.874.449)
Jumlah
341.667.365
(1.568.649.272)
Mutasi nilai kini liabilitas imbalan pasti adalah sebagai berikut: 2015 Saldo awal liabilitas imbalan pasti Biaya jasa kini Beban bunga Dampak kurtailmen Pembayaran liabilitas imbalan pasti Pengukuran kembali atas liabilitas imbalan pasca kerja Saldo akhir pasti
liabilitas
2014
2013
1.669.723.248 209.362.398 138.587.030 (548.855.000 )
3.238.372.520 189.452.867 283.681.432 (422.909.122 ) -
2.602.276.037 392.713.927 -
(6.282.063 )
(1.618.874.449 )
243.382.556
imbalan 1.462.535.613
35
1.669.723.248
3.238.372.520
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. LIABILITAS IMBALAN KERJA JANGKA PANJANG (lanjutan) Sensitivitas keseluruhan liabilitas pensiun terhadap perubahan tertimbang asumsi dasar adalah sebagai berikut: 2015 Tingkat bunga diskonto Tingkat kenaikan gaji
Perubahan asumsi Penurunan menjadi 8,03% Kenaikan menjadi 10,03% Penurunan menjadi 6,0% Kenaikan menjadi 8,0%
Dampak pada liabilitas Kenaikan menjadi 86.909.238 Penurunan menjadi 74.794.571 Penurunan menjadi 76.774.989 Kenaikan menjadi 87.803.813 2014
Tingkat bunga diskonto Tingkat kenaikan gaji
Perubahan asumsi Penurunan menjadi 7,30% Kenaikan menjadi 9,30% Penurunan menjadi 6,0% Kenaikan menjadi 8,0%
Dampak pada liabilitas Kenaikan menjadi 108.840.651 Penurunan menjadi 93.721.199 Penurunan menjadi 5.921.815 Kenaikan menjadi 6.567.517
Jatuh tempo yang tidak didiskontokan, manfaat program manfaat pasti pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: Manfaat Jatuh Tempo 2015 1 sampai dengan 2 tahun 2 sampai dengan 5 tahun Diatas 5 tahun Jumlah
2014
780.776.400 69.783.611 12.129.096.584 12.979.656.595
708.227.500 797.596.105 15.886.677.450 17.392.501.055
17. MODAL SAHAM Susunan pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 berdasarkan Daftar Pemegang Saham yang diterbitkan oleh PT Sinartama Gunita, Biro Administrasi Efek, adalah sebagai berikut: 2015 Modal Saham – Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham Seri A (lembar) Richard Rachmadi Wiriahardja (Direktur Utama) PT Artha Era Primayasa Michella Ristiadewi (Komisaris Utama) Siaw Yunus Subandi Maria Florentina Tulolo (Komisaris) Masyarakat (masing-masing kurang dari 5%) Sub-jumlah Saham treasuri Jumlah
Saham Seri B (lembar)
Persentase Kepemilikan
Jumlah
52.724.700 62.663.875 27.500.000 21.464.700 18.336.125 76.951.100
66.522.500 200.000
36,50% 19,18% 8,42% 6,57% 5,61% 23,61%
39.666.850.000 31.331.937.500 13.750.000.000 10.732.350.000 9.168.062.500 38.515.550.000
259.640.500
66.722.500
99,89%
143.164.750.000
359.500
-
0,11%
179.750.000
260.000.000
66.722.500
100,00%
143.344.500.000
36
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. MODAL SAHAM (lanjutan) 2014 Modal Saham – Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham Seri A (lembar) Richard Rachmadi Wiriahardja (Komisaris Utama) PT Artha Era Primayasa Michella Ristiadewi (Direktur) Siaw Yunus Subandi Maria Florentina Tulolo (Komisaris) Masyarakat (masing-masing kurang dari 5%) Sub-jumlah Saham treasuri Jumlah
Saham Seri B (lembar)
Persentase Kepemilikan
Jumlah
52.006.500 62.663.875 27.500.000 21.464.700 18.336.125 77.669.300
66.522.500 200.000
36,28% 19,18% 8,42% 6,57% 5,61% 23,83%
39.307.750.000 31.331.937.500 13.750.000.000 10.732.350.000 9.168.062.500 38.874.650.000
259.640.500
66.722.500
99,89%
143.164.750.000
359.500
-
0,11%
179.750.000
260.000.000
66.722.500
100,00%
143.344.500.000
Perusahaan telah melakukan pembelian kembali atas 359.500 saham Seri A dengan jumlah biaya perolehan sebesar Rp 36.023.050. Pelaksanaan pembelian kembali saham tersebut telah sesuai dengan Peraturan OJK No. 2/POJK.04/2013 tentang “Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik dalam Kondisi Pasar yang Berfluktuasi Secara Signifikan” dan Surat Edaran OJK No. I/SEOJK.04/2013 tentang “Kondisi Lain sebagai Kondisi Pasar yang Berfluktuasi secara Signifikan dalam Pelaksanaan Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Emiten dan Perusahaan Publik”. Pengelolaan Modal Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat antara jumlah liabilitas dan ekuitas guna mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham. Perusahaan mengelola dan melakukan penyesuaian terhadap struktur permodalan berdasarkan perubahan kondisi ekonomi dan kebutuhan bisnis. Dalam rangka memelihara dan mengelola struktur permodalan, Perusahaan dapat menyesuaikan atau menunda besaran pembagian dividen kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru, membeli kembali saham yang beredar, mengusahakan pendanaan melalui pinjaman ataupun menjual aset untuk mengurangi pinjaman. Kebijakan manajemen adalah mempertahankan secara konsisten struktur permodalan yang sehat dalam jangka panjang guna mengamankan akses terhadap berbagai alternatif pendanaan pada biaya pendanaan (cost of fund) yang wajar. Tidak ada ketentuan atau peraturan khusus yang ditetapkan bagi Perusahaan mengenai jumlah permodalan selain dari yang diatur di dalam Undang-undang No. 1/1995 tanggal 7 Maret 1995 mengenai Perseroan Terbatas yang kemudian diubah dengan Undang-undang No. 40/2007 tanggal 16 Agustus 2007. Sebagaimana praktik yang berlaku umum, Perusahaan mengevaluasi struktur permodalan melalui rasio hutang terhadap modal (gearing ratio) yang dihitung melalui pembagian antara hutang neto dengan modal. Hutang neto adalah jumlah liabilitas sebagaimana disajikan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dikurangi dengan jumlah kas dan setara kas. Sedangkan modal meliputi seluruh komponen ekuitas, termasuk KNP. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, ringkasan perhitungan rasio tersebut adalah sebagai berikut: 37
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. MODAL SAHAM (lanjutan) 2015
2014
Jumlah liabilitas Dikurangi kas dan setara kas
14.045.789.092 (32.745.135.084)
22.396.687.335 (43.155.850.124)
Liabilitas neto
(18.699.345.992)
(20.759.162.789)
Jumlah ekuitas
168.217.928.842
133.600.086.681
Rasio hutang terhadap modal
(0,111)
(0,155)
18. TAMBAHAN MODAL DISETOR Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, akun ini terdiri dari: Biaya emisi saham (lihat Catatan 1b) Selisih nilai transaksi dengan entitas sepengendali
(1.611.076.661) (156.057.830)
Jumlah
(1.767.134.491 )
Saldo selisih nilai transaksi dengan entitas sepengendali timbul dari transaksi akuisisi 99,93% saham BMS, Entitas Anak, dari entitas sepengendali pada tanggal 14 Januari 1998 dengan rincian sebagai berikut: Bagian atas jumlah tercatat ekuitas bersih BMS pada saat akuisisi Imbalan yang dibayarkan
15.033.942.170 (15.190.000.000 )
Selisih
(156.057.830 )
19. SALDO LABA TELAH DITENTUKAN PENGGUNAANNYA Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2002, Perusahaan mengalokasikan pembentukan cadangan umum sebesar Rp 2.300.000.000 dari saldo laba. Pencadangan ini dibentuk sesuai dengan Undang-undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas yang kemudian diubah dengan Undang-undang No. 40 Tahun 2007. 20. KEPENTINGAN NONPENGENDALI Rincian akun ini adalah sebagai berikut: 2015 Saldo awal Bagian kepentingan nonpengendali atas rugi tahun berjalan
6.349.300
Saldo akhir
6.028.201
(321.099)
38
2014 6.803.370 (454.070) 6.349.300
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21. PENJUALAN BERSIH Akun ini seluruhnya merupakan penjualan real estat dengan rincian (berdasarkan tipe bangunan rumah dan kavling tanah) sebagai berikut: 2015
2014
Bangunan rumah: Tipe 36/120 Tipe 51/135 Tipe 39/120 Tipe 36.135 Tipe 21/60 Tipe 33/78 Tipe 43/120 Tipe 33/72 Tipe 33/84 Tipe 33/90 Tipe 38/90 Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 100.000.000)
11.802.320.000 1.421.470.000 1.013.200.000 643.000.000 493.181.818 329.600.000 304.650.000 279.000.000
542.000.000 1.939.690.000 23.852.872.731 355.000.000 11.174.450.000 5.727.000.000 4.570.000.000 256.110.750 186.003.806
Sub-jumlah
16.286.421.818
48.603.127.287
683.727.273
648.000.000
16.970.149.091
49.251.127.287
Kavling tanah Jumlah
Sepanjang tahun berjalan, tidak terdapat pelanggan individual yang nilai transaksinya melebihi 10% dari penjualan bersih kumulatif ataupun penjualan yang dilakukan kepada pihak-pihak berelasi.
22. BEBAN POKOK PENJUALAN Rincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut: 2015
2014
Kavling tanah Bangunan rumah
5.777.263.304 3.461.545.000
14.244.605.401 10.889.154.080
Jumlah
9.238.808.304
25.133.759.481
39
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
23. BEBAN PENJUALAN Rincian beban penjualan adalah sebagai berikut: 2015
2014
Komisi penjualan Iklan dan promosi
968.794.681 -
1.959.923.382 20.879.672
Jumlah
968.794.681
1.980.803.054
24. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Rincian beban umum dan administrasi adalah sebagai berikut: 2015
2014
Gaji, upah dan tunjangan Iuran dan perizinan Pajak bumi dan bangunan Penyusutan (lihat Catatan 11) Listrik, air, telepon dan fax Jasa profesional Imbalan kerja karyawan (lihat Catatan 16) Asuransi karyawan Keperluan kantor Sumbangan Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 100.000.000)
2.643.862.957 1.665.701.130 662.110.789 394.738.715 365.682.542 358.125.544 347.949.428 146.729.708 129.491.288 44.840.000 234.597.801
2.787.359.238 4.709.921.952 625.762.303 369.458.728 319.864.610 370.790.000 50.225.177 109.569.032 1.125.029.378 164.881.000 343.502.578
Jumlah
6.993.829.902
10.976.363.996
25. BEBAN USAHA LAINNYA - BERSIH Rincian beban usaha lainnya - bersih adalah sebagai berikut: 2015
2014
Laba penjualan saham Biaya administrasi bank Rugi penghapusan tanah yang belum dikembangkan Lain-lain
1.350.000.000 (38.271.344) (3.340.477.514) (25.702.401)
54.100.000 (10.050.000) (1.653.791.567)
Jumlah
(2.054.451.259)
(1.609.741.567)
40
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. LABA (RUGI) PER SAHAM Perhitungan laba atau rugi per saham sebagaimana disajikan di dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian adalah sebagai berikut: 2015 Laba (rugi) yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama tahun berjalan
2014
(3.085.317.061)
3.007.294.199
326.722.500
326.722.500
(9,44)
9,20
Laba (rugi) per Saham
27. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN Perbandingan antara jumlah tercatat dan nilai wajar dari tiap kelompok aset dan liabilitas keuangan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: 2015 Jumlah Tercatat Aset Keuangan Kas dan setara kas Piutang usaha - pihak ketiga Aset keuangan yang tersedia untuk dijual Jumlah Liabilitas Keuangan Hutang usaha - pihak ketiga Hutang lain-lain - pihak ketiga Beban masih harus dibayar Jumlah
2014 Nilai Wajar
Jumlah Tercatat
Nilai Wajar
32.745.135.084 5.435.117.423
32.745.135.084 5.435.117.423
43.155.850.124 7.226.161.277
43.155.850.124 7.226.161.277
218.350.000
218.350.000
11.510.000.000
11.510.000.000
38.398.602.507
38.398.602.507
61.892.011.401
61.892.011.401
817.756.322 192.165.054
817.756.322 192.165.054
2.490.600.220 1.426.237.881 648.489.092
2.490.600.220 1.426.237.881 648.489.092
1.009.921.376
1.009.921.376
4.565.327.193
4.565.327.193
Metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai wajar aset dan liabilitas keuangan di atas adalah sebagai berikut: a. Nilai wajar dari aset keuangan yang tersedia untuk dijual (lihat Catatan 6) ditentukan berdasarkan harga kuotasi di pasar aktif (hirarki nilai wajar Tingkat 1). Nilai wajar tersebut mengacu kepada harga penutupan (closing price) pada hari perdagangan terakhir di BEI. b. Jumlah tercatat untuk kelompok aset dan liabilitas keuangan lainnya yang meliputi akun-akun kas dan setara kas, piutang usaha, hutang usaha, hutang lain-lain dan beban masih harus dibayar telah mendekati nilai wajarnya. Hal ini karena seluruh aset dan liabilitas keuangan tersebut berjangka pendek.
41
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Grup memiliki eksposur risiko dalam bentuk risiko kredit dan risiko harga serta risiko likuiditas. Manajemen terus memantau proses manajemen risiko Grup untuk memastikan keseimbangan yang sesuai antara risiko dan pengendalian yang dicapai. Kebijakan dan sistem manajemen risiko dipantau secara berkala untuk mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar dan kegiatan Grup. a. Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko di mana salah satu pihak atas instrumen keuangan atau kontrak pelanggan akan gagal memenuhi liabilitasnya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan. Tujuan Grup adalah untuk mencari pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan dan meminimalkan kerugian yang terjadi karena peningkatan eksposur risiko kredit. Grup melakukan transaksi hanya dengan pihak ketiga yang memiliki reputasi dan kredibilitas yang baik. Ini adalah kebijakan Grup bahwa semua pelanggan yang akan melakukan transaksi secara kredit harus melalui prosedur verifikasi kredit. Selain itu, saldo piutang dipantau secara terus menerus dengan tujuan bahwa eksposur Grup terhadap piutang tak tertagih tidak signifikan. Guna meminimumkan eksposur yang ada atas simpanan dana di bank, Perusahaan hanya menempatkan dana pada bank yang memiliki reputasi dan kredibilitas yang baik. Manajemen juga senantiasa memantau kesehatan bank serta mempertimbangkan keikutsertaan bank dalam Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS). Terhadap eksposur yang terkait dengan dengan piutang, Perusahaan menerapkan manajemen kredit dengan prinsip kehati-hatian di mana mencakup prosedur verifikasi kredit, pertimbangan atas kredibilitas konsumen dan penetapan jaminan kredit dalam bentuk sertifikat kepemilikan tanah/rumah. Manajemen juga senantiasa memantau kolektibilitas penagihan dan mengupayakan secara maksimum pencapaian zero bad debt. Selain dari itu dalam transaksi penjualan real estat, manajemen juga melakukan kerjasama dengan pihak bank dalam bentuk penyediaan fasilitas KPR sehingga dapat meminimumkan risiko kredit. Tabel di bawah menunjukkan analisis umur aset keuangan Grup yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014: 2015 Telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai Kas dan setara kas Piutang usaha – pihak ketiga Aset keuangan yang tersedia untuk dijual Jumlah
> 3 bulan dan < 1 tahun
<3 bulan
Mengalami penurunan nilai
> 1 tahun
Penyisihan penurunan nilai
Jumlah
32.745.135.084
-
-
-
-
-
32.745.135.084
550.000.000
-
482.350.501
4.402.766.922
-
-
5.435.117.423
218.350.000 33.513.485.084
-
482.350.501
4.402.766.922
-
-
218.350.000 38.398.602.507
42
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) a. Risiko Kredit (lanjutan) 2014 Telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai Kas dan setara kas Piutang usaha – pihak ketiga Aset keuangan yang tersedia untuk dijual Jumlah
> 3 bulan dan < 1 tahun
<3 bulan
Mengalami penurunan nilai
> 1 tahun
Penyisihan penurunan nilai
Jumlah
43.155.850.124
-
-
-
-
-
43.155.850.124
613.828.006
-
2.175.564.087
4.436.769.184
-
-
7.226.161.277
11.510.000.000 55.279.678.130
-
2.175.564.087
4.436.769.184
-
-
11.510.000.000 61.892.011.401
b. Risiko Harga Risiko harga pasar dalam hal ini adalah risiko di mana nilai wajar atau arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan harga pasar (selain risiko yang timbul dari risiko suku bunga atau risiko mata uang). Eksposur bagi Perusahaan atas risiko ini timbul dari investasi pada saham yang diperdagangkan di BEI (risiko harga efek ekuitas) yang seluruhnya dikelompokkan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual (lihat Catatan 6). Apabila pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, harga efek ekuitas tersebut bergerak naik atau turun masing-masing sebesar +8,95% dan +5,17% dan variabel lain diasumsikan konstan, maka jumlah laba dan ekuitas konsolidasian akan bergerak naik atau turun sebesar Rp 19.548.846 dan Rp 595.582.293. Analisis sensitivitas atas pergerakan efek ekuitas tersebut didasarkan pada ratarata perubahan harga penutupan saham yang bersangkutan selama tahun 2015 dan 2014. Manajemen menggabungkan antara kecenderungan pasar, kondisi fundamental saham dan bauran portofolio dalam mengelola risiko ini dengan tujuan untuk mengoptimalkan imbal hasil (return on investment) pada biaya dan risiko yang masih dapat diterima. c. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko di mana Grup akan mengalami kesulitan dalam memperoleh dana guna memenuhi komitmennya atas liabilitas keuangan yang jatuh tempo dalam waktu singkat. Grup memiliki eksposur terhadap risiko likuiditas yang timbul terutama dari ketidaksesuaian jatuh tempo antara aset dan liabilitas keuangan. Grup memantau kebutuhan likuiditasnya dengan memonitor jadwal pembayaran liabilitas keuangan dan arus kas keluar terkait dengan operasi sehari-hari, guna memastikan ketersediaan pendanaan yang cukup melalui fasilitas kredit, baik mengikat dan tidak mengikat. Tabel di bawah merangkum profil jatuh tempo liabilitas keuangan Grup berdasarkan pembayaran kontraktual yang tidak didiskontokan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
43
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) c. Risiko Likuiditas (lanjutan) 2015
Kurang dari 1 bulan Hutang lain-lain pihak ketiga Beban masih harus dibayar Jumlah
Biaya transaksi/ biaya keuangan mendatang
1 s/d 3 bulan
3 s/d 12 bulan
-
54.245.352
763.510.970
-
817.756.322
-
817.756.322
-
192.165.054 246.410.406
763.510.970
-
192.165.054 1.009.921.376
-
192.165.054 1.009.921.376
1 s/d 5 tahun
Jumlah
Seperti yang dilaporkan
2014
Kurang dari 1 bulan Hutang usaha pihak ketiga Hutang lain-lain pihak ketiga Beban masih harus dibayar Jumlah
1 s/d 3 bulan
-
3 s/d 12 bulan
1 s/d 5 tahun
Biaya transaksi/ biaya keuangan mendatang
Jumlah
Seperti yang dilaporkan
2.490.600.220
-
-
2.490.600.220
-
2.490.600.220
-
-
876.531.915
549.705.966
1.426.237.881
-
1.426.237.881
-
648.489.092 3.139.089.312
876.531.915
549.705.966
648.489.092 4.565.327.193
-
648.489.092 4.565.327.193
29. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI Rangkuman transaksi yang dilakukan dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut: Persentase Terhadap Jumlah Beban Usaha 2015
2014
2015
2014
Imbalan Kerja Manajemen Kunci Imbalan jangka pendek Imbalan pasca kerja jangka panjang
756.000.000 167.730.071
1.014.000.000 269.429.933
8,47% 1,88%
6,58% 1,75%
Jumlah
923.730.071
1.283.429.933
10,35%
8,33%
30. INFORMASI SEGMEN Perusahaan beroperasi hanya dalam satu segmen usaha yaitu pengembang real estat. Tidak ada komponen dari Perusahan yang terlibat secara terpisah dalam aktivitas bisnis ataupun yang informasi keuangannya dapat dipisahkan. 31. IKATAN PENTING Perusahaan telah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 12 Juni 2015 sesuai akta No. 5 yang dibuat di hadapan Notaris Firdhonal, S.H., dengan hasil antara lain menyetujui atas rencana akuisisi dan/ atau penyertaan dalam saham Portepel terhadap PT Alam Indah Selaras. 44
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32. REKLASIFIKASI AKUN Akun-akun tertentu dalam laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2014 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2015 dengan rincian sebagai berikut: Sebelum reklasifikasi Beban usaha - pajak final Beban pajak penghasilan
2.462.556.364
Setelah reklasifikasi 2.462.556.364 -
33. AKTIVITAS YANG TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS 2015 Penambahan revaluasi aset tetap
385.735.651
34. PENERBITAN AMANDEMEN DAN PENYESUAIAN PERNYATAAN STANDAR KEUANGAN BARU DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU
2014 -
AKUNTANSI
DSAK-IAI telah menerbitkan amandemen standar akuntansi keuangan baru dan interpretasi standar akuntansi keuangan baru yang akan berlaku efektif atas laporan keuangan untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal sebagai berikut: 1) 1 Januari 2016 Amandemen PSAK No. 4, “Laporan Keuangan Tersendiri tentang Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri” Amandemen PSAK No. 15, “Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi” Amandemen PSAK No. 16, “Aset Tetap tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi” Amandemen PSAK No. 19, “Aset Takberwujud tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi” Amandemen PSAK No. 24, “Imbalan Kerja tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja” Amandemen PSAK No. 65, “Laporan Keuangan Konsolidasian tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi” Amandemen PSAK No. 66, “Pengaturan Bersama tentang Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalam Operasi Bersama” Amandemen PSAK No. 67, “Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi” ISAK No. 30, “Pungutan” PSAK No. 5 (Penyesuaian 2015), “Segmen Operasi” PSAK No. 7 (Penyesuaian 2015), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi” PSAK No. 13 (Penyesuaian 2015), “Properti Investasi” PSAK No. 16 (Penyesuaian 2015), “Aset Tetap”
45
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34. PENERBITAN AMANDEMEN DAN PENYESUAIAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU (lanjutan) 1) 1 Januari 2016 (lanjutan) PSAK No. 19 (Penyesuaian 2015), “Aset Takberwujud” PSAK No. 22 (Penyesuaian 2015), “Kombinasi Bisnis” PSAK No. 25 (Penyesuaian 2015), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan” PSAK No. 53 (Penyesuaian 2015), “Pembayaran Berbasis Saham” PSAK No. 68 (Penyesuaian 2015), “Pengukuran Nilai Wajar” 2) 1 Januari 2017 Amandemen PSAK No. 1, “Penyajian Laporan Keuangan tentang Prakarsa Pengungkapan” ISAK No. 31, “Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti Investasi” 3) 1 Januari 2018 Amandemen PSAK No. 16, “Aset Tetap: Agrikultur - Tanaman Produktif” PSAK No. 69, “Agrikultur” Grup masih mengevaluasi dampak dari amandemen dan penyesuaian pernyataan standar akuntansi keuangan baru dan interpretasi standar akuntansi keuangan baru di atas dan belum dapat menentukan dampak yang timbul terkait dengan hal tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
46
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK Gedung Ribens/ Abarth Jl. RS Fatmawati No. 188 Jakarta 12420