MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
1
Daftar Isi
29 I Mission INSIDE
Mukjizat Itu Harus Diperjuangkan 3 I shalom 60 I Monumen keluarga 62 I Surat 66 I Mission fokus
7 I MissionTRIP Pdt Peter Tjondro: Menjadi Gantang di Atas Meja Kalimantan Barat boleh dibilang sebagai kampung halaman kedua bagi Pendeta Peter Tjondro. Pendeta kelahiran Semarang, Jawa Tengah ini mengungkap, dari pelayanannya di pedalaman Kalbar, menjadi cikal-bakal lahirnya MissionCare.
12 I Mission trip
20 I Mission testimoni
26 I Missioninside
Eliana & Andri Setiono Diberkati untuk Memberkati
PDT. Ajoy Sumardi dan Ni Nyoman Yuliawati Cerita dari Panti Asuhan Seberkat
MOVE ON yang kreatif
MissionCare Pusat 2
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
Majalah MissionCare
@pmmipusat
www.mitramisi.org
SHALOM
T
Ikan Hidup Karena Hadapi Arus
okoh Kristiani paling popular di Indonesia saat ini, siapa lagi kalau bukan Basuki Tjahaja Poernama atau Ahok, Gubernur DKI Jakarta. Kehadirannya selalu menjadi pusat pusat perhatian.Ketika berkunjung ke Belanda pada 21/9 tahun lalu, Ahok dieluk-elukkan warga Indonesia sejak ia tiba di Bandara hingga di ruang Nusantara KBRI Den Haag dijejali pengunjung yang ingin melihatnya dari dekat. Begitu pula ketika ia bertandang ke gereja Anak Domba Yohannes Maria Vianney di Bambu Wulung, Jakarta Timur, 24 Desember 2015. Di dalam Terang, Tidak Ada Kegelapan Ahok dikenal dengan berbagai kebijakan yang kerap kontroversional, terkesan mencari gara-gara dan menambah koleksi musuh baru baginya. Namun Ahok tetap berprinsip, asal keputusannya bermanfaat bagi masyarakat banyak. Dalam memutuskan kebijakan, Ahok mengaku mempertimbangkan besaran manfaat serta mudaratnya. Ia mengibaratkan sikap yang harus dijalankan, saat menghadapi arus deras. “Kalau ada arus deras, harus menyeberang atau berdiri di situ saja? Kalau saya nyeberang, kalau berdiri, sudah tidak sampai tujuan, terus bisa jatuh pula, karena tidak tahan. Jangan cuma bertahan, Anda harus menyerang, hadapi arus dan lawan arus. Ikan mati itu ikuti arus, ikan hidup itu yang terus maju menghadapi arus,” kata Basuki. Dalam sebuah diskusi di news room, saat mempersiapkan majalah MissionCare edisi Januari 2016, Tony Yudianto, Ketua Umum MissionCare mengutip kisah Rasul Paulus di atas
kapal saat berlayar di tengah laut. Di dalam kapal itu, Paulus dikelilingi orang-orang berdosa. Awalnya saling berbantah, akhirnya mereka mengikuti semua apa yang dikatakan Rasul Paulus, hingga semua selamat bersandar di dermaga tujuan.
Gubernur Ahok di altar gereja Anak Domba
Tony yang memimpin MissionCare untuk periode tahun 2017 ini yakin, MissionCare bisa terus tumbuh hingga merayakan ulang tahun ke-20 pada, 20 November 2015, adalah karena semua pegurusnya dianugerahi hati yang dijamah Tuhan. Karena semua sayang dengan MissionCare. Dan kunci utama berikutnya, tinggal diikat dengan kebersamaan dan satu hati. Ia bercerita, tatkala diangkat jadi ketua umum oleh pengurus MissionCare, ia minta kejelasan apa dan
sampai dimana wewenangnya, karena ia tahu, tantangan yang dihadapi tidak ringan. Dan ia tak mau menjadi pemimpin boneka. Seperti seruan gubernur Ahok tadi, menjadi pemimpin tak cukup bertahan saat menghadapi arus, justru terus bergerak maju. Dalam perjalanan organisasi gerakan moral MissionCare ini, tentulah tidak selalu mulus. Namun saat menghadapi arus yang menghadang kuat, tentu tidak harus membuat langkah para pengurus terhenti . “ Sebelum Tuhan menyuruh kita berhenti, maka kita wajib terus berjuang, maju dengan modal keadilan dan kebenaran,”tegas Tony. Puji Tuhan majalah MissionCare kembali hadir mulai Januari 2016. Kerinduan kami, majalah MissionCare ini boleh menjadi berkat bagi seluruh organisasi misi dan pembaca, khususnya anak-anak Tuhan. Beragam artikel dan feautures tentang aneka gerakan pelayanan yang sarat dengan nilainilai kehidupan Kristiani, ditulis secara kreatif dan mendalam . Tentu dengan harapan, pembaca bisa menerima sesuatu, mendapatkan passion dan wawasan tentang misi, sehingga mendapat berkat dari kesaksian-kesaksian yang ditampilkan dalam majalah. “Tuhan itu baik, firman itu selalu muncul. Maka saya selalu katakan, di dalam terang tidak ada kegelapan. Kita ini hamba, selayaknya hanya Tuhan yang utama kita tonjolkan Manajemen MissionCare dan redaksional majalah MissionCare, tidak ada yang ditutupi, transparan, agar di hadapan Tuhan kita berkenan, karena pekerjaan kita ini adalah milik Tuhan.,”ucap Tony. Andri Setiono-CSL
MissionCare Penasihat : Pdt Peter Tjondro, Penanggungjawab : Tony Yudianto, Pemimpin Redaksi : Andri Setiono Tim Redaksi : Christina Salomita Lomon, Ayik Teteki, Yehuda Rennati, Lasdo Lubis Iklan &Bendahara : Dyah Noor Arini, Tata Letak : Ciko, Yehuda Korespondensi : Chapter MissionCARE, Distribusi : Sukri, Lasdo Lubis Penerbit : Perhimpunan Mitra Misi Indonesia (MissionCARE) SK Menteri Hukum dan HAM RI No C22-HT.01.03.TH.2006 Alamat Redaksi : Komplek Ruko Plaza Pasifik Blok B1 No 18, Kelapa Gading, Jakarta Utara 14240 Telp (021)454843481 Fax.(021) 45843521, email :
[email protected] MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
3
4
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
MissionTrip
Pdt Peter Tjondro
Menjadi Gantang di Atas Meja
Penulis : Christina Salomita Lomon
Kalimantan Barat boleh di bilang sebagai kampung hala man kedua bagi Pendeta Peter Tjondro. Pendeta kelahiran Semarang, Jawa Tengah ini mengungkap, dari pelayanan nya di pedalaman Kalbar, menjadi cikal-bakal lahirnya MissionCare.
“S
uatu kali, pada tahun 1993, saya dipaksa staf untuk ikut pelayanan di pedalaman Kalimantan Barat. Tujuan kami waktu itu, desa Kelampai, kecamatan Darit, dekat kota Ngabang. Waktu itu, jalan ke Darit, belum sebaik sekarang,”kenang Pdt. Peter. Bertemu Hamba Tuhan di Pedalaman Jalan raya menuju ke Darit, 22 tahun lalu tentulah belum semulus saat ini. Melaju melintas jalan berkelok-kelok bukit Seha’, cukup menguras tenaga. Staf yang mengemudi mobil, kerap membunyikan klakson, setiap akan memasuki tikungan yang tajam. Jika fisik tidak kuat, perjalanan cukup memabukkan.Namun hijaunya pohon karet dan pohon liar yang masih memiliki MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
5
M i s s i o n trip diameter cukup besar, yang tumbuh di kanan dan kiri jalan, memberikan pemandangan yang cukup menyejukkan mata. Mengingatkan Pdt Peter pada hutan alas roban, jalur pantai utara di Kabupaten Batang, Jawa Tengah “Tepat jika banyak yang mengatakan jika Kalimantan identik dengan kebudayaan eksotis dengan hutan rimba yang lebat. Saat itu, kehidupan masyarakat pun jauh berbeda dengan di Jawa. Babi dan anjing mudah ditemukan di pinggir bahkan melintas di jalan raya,”cerita Pdt Peter.
Beberapa anak berseragam sekolah dengan tanpa memakai sandal, berjalan mendaki dan menuruni bukit berhutan lebat. Ada pula ibu-ibu menggendong keranjang khas, mereka sebut jarai, berisi beragam sayuran, tampak tangguh menyisir jalan raya. Rasa lelah di perjalanan seketika sirna ketika tiba di desa Kelampai, kecamatan Darit. “Itulah kali pertama pelayanan penginjilan di Kalimantan Barat. Saat itu hati saya terenyuh, karena melihat perjalanan misi yang berat karena
Pdt Peter, Kadis PU Kab. Landak Ir Erani dan hamba-hamba Tuhan di Mandor Kalbar
Santap malam usai seminar di GKKB Tebas, Kalbar
6
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
medan atau daerah yang begitu sulit transportasi dan minim fasilitas,” kenang Pdt Peter yang saat itu menjadi Ketua Departemen Penginjilan di salah satu gereja terbesar di Semarang. Di desa itu, tim MissionCare bertemu dengan seorang hamba Tuhan, pendeta Martin Moiseni, namanya. Seorang perantau dari Kupang, Nusa Tenggara Timur yang bekerja sebagai guru agama di sekolah dasar di Kelampai. “Di desa itu juga ada sebuah gereja, tapi tidak ada gembala. Akhirnya pak Martin ini mengelola sekolah dan gereja itu,”ujar Pdt Peter. Bertemu tim MissionCare,bagi Martin seakan oase di tengah padang pasir. Ia pun mengajak pdt Peter melihat sendiri, bagaimana kebaktian di sana. “Satu desa seluruhnya ada 600 jemaat.Sungguh membuat miris, saat persembahan terkumpul Rp 37.000,-. Ribu. Tapi saya tak melihat cahaya kesedihan di wajah pendeta Martin. Meski kurang, tapi ia tetap suka cita, auranya tulus, itu yang saya rasakan, dia melayani dengan tulus,”ucap Pdt Peter. Berawal dari Perpuluhan Pribadi Di Kelampai itu, Pdt Martin juga menampung hamba Tuhan dari desa lain. “Saya melihat wajah mereka memelas. Ada pak Gayus, setiap hari ia harus berjalan kaki 6 jam ke sekolah tempat ia mengajar. Beratnya medan, sampai-sampai istrinya pernah dua kali keguguran. Waktu itu tahun 1994, saya menyumbang dari perpuluhan pribadi saya Rp 75 ribu,” cerita Pdt Peter. Semakin membuat miris hatinya, tatkala melihat kondisi bangunan gereja yang jauh dari memadai. Hatinya semakin nelangsa ketika melihat kehidupan para hamba Tuhan yang serba kekurangan. Saat itu pula, ia merasa pundaknya ditepuk Tuhan, menyadarkannya pada sebuah keadaan yang begitu kontras dengan peri kehidupannya sebagai sosok yang terbiasa melayani di gereja-gereja di kota besar di pulau Jawa. “Sungguh saya terpana melihat
M i s s i o n trip
Pedalaman Kalbar
sebuah jurang kesenjangan yang sangat dalam dan lebar antara kehidupan hamba Tuhan maupun jemaat di pedalaman dengan para pelayan Tuhan di kota-kota besar,”ucap Pdt.Peter. Namun membuatnya berbesar hati, ketika ia melihat hamba Tuhan dan jemaat yang ia kunjungi saat itu di kawasan Ngabang, kabupaten Landak itu, tetap memperlihatkan antusiasme yang tinggi dan penuh suka cita dalam beribadah. “Sejak saat itu saya berkomitmen untuk mendukung dana melalui perpuluhan pribadi saya untuk hamba Tuhan di pedalaman,”ujar Pdt.Peter Kembali ke Jakarta dengan hati yang mengharu-biru, Pdt Peter Tjondro terus terbayang nasib para hamba Tuhan di pedalaman Kalimantan Barat itu. Dalam sebuah persekutuan doa di
Surabaya, Pdt Peter pun mengungkap pengalamannya itu. “Saat kita share kan pada temanteman di Surabaya, mereka terketuk untuk membantu. Saat itu, kita bisa memberikan motor pada para hamba Tuhan di Kelampai ini. Setiap kali diadakan persekutuan doa di Surabaya, persembahannya kita kirim ke Pak Martin, tiap bulan Rp 75 ribu,” tutur pdt Peter. Melayani dengan Hati yang Peduli Pengalaman berikutnya, ketika ia melakukan pelayanan di pedalaman Kalimantan Timur. Saat itu pdt Peter melihat pemandangan yang tak kalah menggenaskan. “Ada hamba Tuhan dari desa Mantar di Kaltim, ibu Maria namanya. Ia cerita gajinya dari gereja Rp 100 ribu
per bulan. Ia ambil setiap 3 bulan sekali ke ibukota kecamatan. Ia harus naik kleting atau klotok (perahu motor), lalu sambung jalan kaki. Praktis 3 hari 4 malam, baru bisa sampai kota. Kembali ke dusun Mantar, jalan kaki lewat hutan belantara 12 jam lagi. Uang di tangan biasanya tinggal Rp 100 ribu, karena habis untuk ongkos. Bu Maria cerita, yang penting dia bisa sesekali ke kota, belanja keperluan,” kenang Pdt Peter. Pengalaman ini juga ia share-kan pada sahabat-sahabatnya, pengusaha-pengusaha Kristen di Bandung. Gayung bersambut. “Mereka bilang, pak di lembagakan saja, supaya enak kita sumbang atas nama lembaga,”tutur Pdt Peter. Maka terbentuklah Perhimpunan Mitra Misi Indonesia atau Mission Care MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
7
M i s s i o n trip pada 29 Agustus 1995 di Bandung. Hingga kini telah dibentuk di 26 tempat yang disebut dengan istilah chapter, mulai dari Yogyakarta, Purwokerto, Surabaya, Balikpapan, Samarinda, Ma kassar, Medan, Batam, Lampung dan Jakarta yang kemudian menjadi markas pusat. “Prinsipnya melayani dengan hati yang peduli, menjangkau yang tak terjangkau. Tidak urusan doktrinnya apa, dari gereja mana, Kristen atau Katolik, yang menjadi pusat perhatian kita adalah banyak sekolah-sekolah di pedalaman tak punya guru, karena kendala transportasi. Banyak orang pedalaman mau sekolah Alkitab tak punya biaya, kita beri beasiswa. Pelayanan utama kita itu men-support untuk para hamba Tuhan di pedalaman, guru agama di sekolah dan anakanak muda yang mau sekolah alkitab kita beri beasiswa,”papar Pdt Peter. MissionCare juga memberikan ban tuan untuk pembangunan gereja, renovasi rumah, dan tunjangan bagi pendeta yang sakit.
Pdt. Peter bersama Ibu dan keluarga besarnya.
8
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
Saat seminar dengan tema Move On di Tebas.
“Selain itu juga menggelar seminar bagi hamba-hamba Tuhan, dan meng adakan Kebaktian Kebangunan Rohani di berbagai desa, lewat Mission Trip,”ujar Pdt Peter. Selain di pedalaman. MissionCare juga kerap menggelar KKR di kota-kota besar. “Desember 2015 kita mengadakan KKR di Kediri, Lampung, dan Batam, untuk memberikan dampak pada
mereka. Bukan show of force, Walikota menyediakan fasilitas gedung untuk KKR di Kediri. MissionCare ingin menjadi organisasi yang berdampak. Kita jangan seperti gantang yang ditutupi, diletakkan di bawah meja, sehingga terangnya tak berfungsi. Maka gantang ini harus kita taruh di atas, agar terangnya berfungsi, menyinari semua,” ujar Peter bijak.n
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
9
M i s s i o n trip
Bersama putera-puteri: Feby, Giovani, Angga, dan Kezia.
Eliana & Andri Setiono
Diberkati untuk Memberkati Oleh: Christina Salomita Lomon
Dengan kruk yang menyangga kaki kanannya Andri Setiono, Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Pusat Mission Care, tetap setia dalam berbagai kegiatan pelayanan. Seperti ketika untuk kesekian kali, ia bersama Pendeta Peter Tjondro dan tim MissionCare melakukan pelayanan di Kali mantan Barat, awal November 2015 lalu.
D
uduk di bangku empuk mobil Kijang Innova yang dikemudi Hisar Butar-Butar, staf MissionCare, melaju membelah jalan Sungai Raya melintas jembatan Kapuas 2, kabupaten Kubu Raya. Pdt Peter Tjondro
Tim MC saat berkunjung ke Kalbar.
10
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
duduk di depan, pasangan Andri dan Eliana, duduk di baris kedua, bersama Christina Lomon, jurnalis majalah MissionCare. “Saya paling sering melakukan pelayanan di Kalbar, karena saya lahir di sini, ini kampung halaman saya,”ujar
M i s s i o n trip Andri, dalam perjalanan dari Bandara Supadio Pontianak menuju Kabupaten Sambas, Minggu 1 November 2015, siang itu. Mobil melintas jembatan Landak, mendekati kawasan Siantan, Pontianak Utara, Andri mengungkap kenangannya di masa muda bertahun lalu. “Dulu,agama Kristen sulit berkembangdi Kalbar ini. Karena di wilayah ini, sebagian besar masih menganut agama Konghucu yang merupakan tradisi dan budaya Tionghoa, asal nenek moyang mereka di China,”ungkap pria kelahiran 29 Juni 1965 ini. Doa Bapa Kami di Dalam Hati Andri lahir di sebuah desa kecil, di pinggiran kota Singkawang. “Sejak kecil saya tidak tahu apa itu agama, yang saya tahu, setiap tahun baru Imlek, kami diwajibkan untuk sembahyang di Kelenteng atau Taopekong.Atau jika ada keluarga yang
sakit, kami pergi ke Loya atau Tatung,” kenang Andri. Ada sebuah sekolah yang berjarak sekitar 5 km dari rumah Andri.Dan Andri biasa berjalan kaki, 30 menit ke sekolah yang dikelola sebuah Yayasan Kristen ini. “Di SD Kristen ini, saya diajari berdoa setiap hari, waktu masuk sekolah dan pulang sekolah. Dan masa-masa itulah saya jadi tahu sedikit demi sedikit tentang Kristus, meski apa yang kami pahami mengenai Kristus ini hanya kulitnya saja dan belum berarti apa-apa di masa kecil saya dulu,”tutur Andri. Pada usia kanak-kanak yang sering disebut golden age inilah, memori terekam kuat dalam benak Andri. Ia jadi hapal betul dengan Doa Bapa Kami. Begitupun lagu-lagu rohani atau pujipujian yang diajarkan guru di sekolah. Maka, walau tidak dibaptis, Andri menjadi terbiasa memulai sesuatu kegiatan dengan berdoa di dalam hati.
“ Begitu pula sebelum makan dan tidur, saya berdoa seperti yang diajarkan guru di sekolah,”kata Andri. Tamat SD, Andri melanjutkan ke SMP Negeri di Singkawang. Cukup jauh dari desanya, dan harus ia tempuh dengan bersepeda sekitar dua jam perjalanan. Andri ingat betul, di SMP negeri ini yang diajarkan di sekolah adalah pelajaran agama Islam. Bagi yang beragama Kristen, diberi kesempatan untuk mengambil pelajaran se telah jam sekolah berakhir. “Saya sendiri pilih pelajaran agama Islam karena lebih praktis, tidak perlu mengganggu jam pulang sekolah,”ujar Andri. Memasuki masa remaja itulah, untuk pertama kalinya Andri pergi ke mesjid bersama teman-teman SMP nya. “Saya juga masih ingat, kami diwajibkan ke mesjid untuk mendengarkan kotbah pada hari Isra’ Mi’raj. Saya ikuti saja, bukan karena saya
Berkunjung ke Panti Asuhan di Tebas, Kalbar
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
11
M i s s i o n trip
Andri Setiono dan Peter Tjandra di antara anak-anak Panti Asuhan Seberkat.
masuk Islam, tapi semata-mata demi mendapat nilai tinggi dalam pelajaran agama,”katanya. Tamat SMP, Andri diterima di SMA Negeri 1 Singkawang .Seperti pengalaman sebelumnya, tak ada pengalaman rohani yang berkesan dialami Andri. Ia kembali mengikuti pelajaran agama Islam, karena tidak mengganggu jam pulang sekolah. Tangan-tangan Tersembunyi Andri hobi membaca.Selain komik silat Kho Ping Ho favoritnya, diamdiam ia sering menerima buletin yang disebar sebuah Lembaga Kristen kepada warga desa. Tak hanya sekadar membaca, Andri pun rajin menjawab lembar pertanyaan yang diajukan buletin tersebut, kemudian mengirimkannya kembali. “Saya selalu mengisi dan mengirim12
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
nya kembali. Dari situ saya banyak menerima sertifikat atau tanda lulus
Pasangan yang menjadi teladan.
dari yayasan itu. Motivasi awal saya ikut kursus ini bukan karena ingin mempelajari agama Kristen atau memperdalam Alkitab, tapi semata karena hobi membaca dan menulis.Tapi, boleh jadi mungkin ada tangan-tangan tersembunyi yang membimbing saya, yang tanpa saya sadari, menimbulkan kerin duan dalam diri saya untuk mengenal Kristus lebih dekat, sesuatu yang tidak saya dapatkan dari keluarga dan lingkungan saya,” ungkap Andri. Ada satu ayat di Alkitab yang dihapalnya luar kepala, karena begitu sering dibacanya dalam kursus Alkitab itu , yaitu Yohanes 3:16; Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga dikaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Tamat SMA Negeri 1 di Singkawang
M i s s i o n trip pada 1984, Andri kuliah di Fakultas Ekonomi, Universitas Pancabakti, Pontianak. Bungsu dari 4 bersaudara ini sadar benar jika orang tuanya bukanlah dari keluarga berpunya. Maka, setelah mempersiapkan diri dengan matang, ia pun berangkat ke kota Pontianak dengan tekad yang bulat dan semangat untuk mengubah nasib. “Baru pertama kali saya ke Pontianak, sungguh tempat yang asing bagi saya. Dengan bekal uang yang pas-pasan dari orang tua, saya harus pintar-pintar mengelolanya, salah sa-
Saya selalu mengisi dan mengirimnya kembali. Dari situ saya banyak menerima sertifikat atau tanda lulus dari yayasan itu. Motivasi awal saya ikut kursus ini bukan karena ingin mempela jari agama Kristen atau memperdalam Alkitab, tapi semata karena hobi membaca dan menulis.
Andri mengungkap, selama tinggal di Vihara, ia jadi terbiasa makan ala vegetarian. “Dan dari situ pula saya mengenal lebih banyak lagi tentang ajaran Tridharma yaitu Budha, Taoisme dan Konghucu, dan tentunya membuat pergaulan saya juga banyak dikelilingi oleh penganut ketiga ajaran ini, yang akhirnya membawa saya terpilih menjadi Ketua Matakin (Majelis Tinggi Agama Konghucu di Indonesia),” ungkap Andri. Masuk semester 2, Andri dipanggil seorang dosennya, dan ditawari bekerja sambil kuliah. Kesempatan itu langsung ia sambut. Ia diterima bekerja sebagai staf accounting di salah satu grup perusahaan kayu terbesar di Kalimantan Barat saat itu. Selesai D3 Akutansi, karier Andri pun menanjak. Ia diterima di perusahaan kayu raksasa, Barito Pacific Timber dan ditempatkan di kota Samarinda, Kalimantan Timur. Mengepalai Tiga Organisasi Kristen Andri bertemu jodohnya di Sa-
janji menjadi pasangan suami istri pada 19 September 1991, di kampung halaman mereka di Singkawang. “Kami menikah secara adat Tionghoa, karena pada waktu itu saya belum selesai mengikuti katekisasi di gereja. Saya dibaptis pas Natal, 25 Desember 1991 di Samarinda,”lanjut Andri. Saat menjabat sebagai Direktur Keuangan di perusahaan kayu raksasa ini, Andri mulai terlibat dalam berbagai pelayanan. Ia pun membuka toko Haleluyah pada tahun 1999, sebuah toko yang menyediakan berbagai buku dan kebutuhan rohani Kristen yang perkembangannya cukup pesat di Samarinda. Hingga suatu ketika, sebuah pameran bertema “Bursa Missi” yang diselenggarakan Yayasan Mission Care di gedung Panin Bank di Jalan Sudriman, Jakarta, menarik perhatiannya. “Saya langsung tertarik dengan misi dari Mission Care ini, dengan moto melayani yang tak terjangkau. Saya jadi ingat para hamba-hamba Tuhan di pedalaman Kalimantan Timur, tempat
Andri bersama pengurus Yamari
tunya dengan mencari tempat tinggal gratis,”kenang Andri. Pilihan pertama Andri adalah me numpang tinggal di Kelenteng atau Vihara. Sesekali ia menumpang di rumah teman, sepulang dari kampus. “Biasanya, kalau ada tugas kuliah, kami kerjakan bersama.Nah, ada saja teman yang mengajak saya menginap, untuk mengerjakan tugas kuliah ini,”cerita Andri.
marinda. Eliana Theresia, gadis asal Tebas, kota kecamatan di dekat Singkawang itu adalah rekannya saat bekerja di Barito Pacific. “Saya baru tahu dia sudah dibaptis, dan pernah menjadi aktivis gereja dan guru sekolah Minggu di desanya, sebelum kerja di Samarinda,”cerita Andri. Seperti pepatah Jawa, witing tresno jalaran suko kulino, jatuh cinta karena kerap bertemu, keduanya mengikat
saya bertugas,”kenang Andri. Lewat pameran Bursa Missi inilah Andri berkenalan dengan pengurus DPP Mission Care pusat, di antaranya pendeta Peter Tjondro dan Tony Yudianto, yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Mission Care. Sekembali ke Samarinda, Andri pun langsung mendirikan Mission Care chapter Samarinda pada tahun 1999. Selain itu, ia menjadi Ketua Yamari MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
13
M i s s i o n trip
Rombongan tim MissionCare, usai seminar dan ibadah di gereja Kalbar.
(Yayasan Martuari Imanuel) Samarinda yang ia bangun pada tahun 2001. Di tahun yang sama, ia juga menjadi Ketua pada Yayasan Gideon di Samarinda. Pada September 2003, Andri mengundurkan diri dari Barito Pacific. Namun tak mengurangi semangat Andri dan istrinya semakin aktif di bidang pelayananan. Toko Haleluyah pun se-
makin berkembang, sebagai salah satu pusat kebutuhan rohani Kristen terbesar di Kalimantan Timur. Dan pada tahun 2010, Andri membuka radio rohani Oneway di Samarinda. Andri dan Eliana tak kenal lelah, aktif dalam pelayanan bersama Hamba Tuhan ke berbagai daerah yang tergolong tak tersentuh di pedalaman.
Saat ulang tahun toko Haleluyah ke-16 pada November 2015.
14
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
Mereka pernah membawa puluhan hamba-hamba Tuhan melalukan perjalanan rohani ke Israel, Hongkong dan China. “Tiap minggu saya dan istri pelayanan.Pelayanan itu bukan beban, pelayanan itu suatu kehormatan dari Tuhan. Hati kita harus semata-mata untuk Tuhan. Selain itu, saya berprinsip, tak boleh mengambil apalagi mencuri dari organisasi. Saya bekerja dengan hati, bekerja untuk organisasi. Semua bisa maju, karena saya menafkahi organisasi itu, bukanmengambil dari organisasi itu .Organisasi selalu berhasil, kalau kita menafkahi dengan hati. Semua saya lakukan untuk Tuhan,”ujar pengusaha yang low profile, dan sedang menulis buku autobiografi, sebuah perjalanan kehidupan yang ia harapkan bisa menjadi berkat bagi banyak orang. Hidup Lebih Tenang dengan Pelayanan Sementara, Eliana, sang Istri, selalu
M i s s i o n trip setia menemani Andri dalam berbagai kegiatan pelayanan. Ia mengungkap “hobi”nya ikut melayani di panti-panti jompo, rumah sakit jiwa, dan berbagi kasih untuk anak-anak jalanan. “Ada kepuasan dan sukacita tersendiri. Tuhan yang meletakkan hati kita di situ. Pengorbanan Tuhan Yesus sudah luar biasa, masa kita tak bisa berkorban buat Dia. Saya ingin hidup menjadi berkat buat orang sekitar kita.Karena jika Tuhan mau berbuat sesuatu itu gampang banget, sebentar banget sudah selesai.Pak Peter Tjondro banyak mengajari supaya kita percaya Tuhan, berharap pada Dia yang punya kuasa.Kita kalau ada waktu pelayanan.Sebulan sekali pelayanan, bawa hamba-hamba Tuhan, pelayanan keliling,”ujar Eliana. Ia merasakan kehidupan keluarganya lebih tenang, dengan sering mengkuti pelayanan. “Hidup tanpa Tuhan, kita tak sanggup. Puji Tuhan, pertolongannya selalu datang. Waktu di Amerika Serikat, kita
Kami menikah secara adat Tionghoa, karena pada waktu itu saya be lum selesai mengikuti katekisasi di gereja.Saya dibaptis pas Natal, 25 Desember 1991 di Sa marinda
juga adakan persekutuan di rumah, pendeta-pendeta datang. Selama
masih ada waktu, kita lakukan yang terbaik.saya sering ajak anak, punya hati, mengasihi menjadi berkat buat orang, takut Tuhan, jaga kekudusan, apalagi kita jauh, mata Tuhan selalu melihat,”ujar Eliana. Sebulan sekali, Eliana ke Samarinda, melihat toko Haleluyah yang pada 15 November lalu berulang tahun ke16. Sesuai motonya, Diberkati untuk Memberkati, toko Haleluya berada di dua buah ruko gandeng.Lantai 3 untuk beribadah. Putri sulung mereka,Feby Inerika baru saja diwisuda di Drexel University di Philadelphia, Amerika Serikat. “Sekarang baru mulai bekerja di bidang marketing di Philadelphia juga. Adiknya nomor dua, Giovani Anggasta, masih kuliah jurusan desain di Universitas yang sama. Anak yang nomor 3, cowok,Angga Prawira, kuliah Kedokteran di Universitas Pelita Harapan, dan yang bontot, KeizaUnike, masih Sekolah Dasar,” tutur Eliana.n
Andri bersama hamba-hamba Tuhan di Mandor.
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
15
M i s s i o n trip
Lompatan Iman, Usai Ditegur Tuhan
B
isnis sukses, rumah tangga harmonis, sungguh kebahagiaan yang diidamkan banyak orang. Namun Andri pernah ditegur oleh Tuhan, lewat sebuah peristiwa yang menegangkan, putri bungsunya diculik. Peristiwa 6 tahun lalu itu masih membekas di benak Andri dan istrinya. Pagi itu , 29 Mei 2009. Seperti biasa, putra-putri Andri dan Liana berangkat ke sekolah di antar supir.Termasuk si bungsu, Kezia, 5 tahun yang sekolah di TK II Dian Harapan, Taman Himalaya, Lippo Karawaci. Tak terlalu jauh dari rumah mereka di Taman Beverly Golf . “Hingga waktunya jam pulang, kok mereka nggak ada kabar. Lalu saya telepon babysitternya Kezia, diangkat oleh orang lain yang mengatakan Kezia diculik, dan harus ditebus Rp 500 juta,” cerita Andri. Doa untuk Keiza di Hari Pantekosta Dalam kepanikannya, Andri langsung menghubungi Polda Metro Jaya. Dan Satuan Kejahatan dengan Kekerasan (Jatanras) langsung bergerak cepat. “Tadinya Kezia akan dibawa ke Merak, tapi karena sudah terdeteksi lewat sinyal telepon, maka mereka langsung alihkan ke arah Bogor,”tutur Andri. Meski sudah melapor polisi, Andri tetap memenuhi keinginan si penculik, mentransfer uang yang diminta. Saat mentransfer dana lewat E-Banking ini, tertera nama Akiat Setiawan, pemilik rekening yang tak lain adalah supir pribadi khusus untuk mengantar anak-anaknya sekolah. Unit Jatanras Polda Metro Jaya sebelumnya sudah menjalin kerjasama dengan pihak Halo BCA. Maka, tatkala
16
Akiat hendak mengambil uang, kartu silver debit BCAnya langsung tertelan mesin ATM. “Dia langsung menelepon saya, marah-marah dan mengancam, lalu minta tambahan transfer Rp 150 juta,” ujar Andri. Kembali Andri turuti.Uang itu ditransfer ke rekening seorang wanita, istri Akiat yang cukup dikenal baik oleh keluarga Andri. Dan kali ini Akiat bergerilya dengan mengambil uang di minimarket yang menyediakan jasa tarik tunai. “Jadi di beberapa minimarket itu, dia belanja
MAJALAH MISSION MissionCARE CAREJANUARI JANUARI2016 2016
Andri Setiono: Keluarga yang utama.
sambil tarik tunai Rp 500 ribu,”ujar Andri. Namun, langkah Akiat kalah cepat. Keesokan harinya, 30/5, ia ditangkap saat sedang antre di kasir minimarket Alfamidi Parung Panjang, Bogor, untuk kembali mengambil uang tebusan melalui debit BCA. Selain Akiat, menyusul ditangkap Didi dan Karsidi. Mereka ditangkap, saat sedang mengawasi Kezia dan baby sitternya yang disembunyikan di kamar Semeru, di hotel Pendopo, kawasan Jampang, Bogor. “Pak Akiat ini, setahun mengantar anak-anak ke sekolah.Seorang pekerja bangunan di rumah yang mengenalkannya pada saya.Saya lihat dia rajin baca firman, kalau kami ke gereja dia ikut.Belakangan dia agak nakal, sering ganggu pembantu rumah tangga tetangga, bahkan kawin lagi. Sementara dia sudah punya istri, pas saat itu sedang hamil, tinggal di Gunung Sindur, Bogor,” cerita Andri. Melihat kehidupan majikannya yang berpunya, dan didesak keuangan istri yang sedang hamil tua, punya istri muda pula, si supir pun berpikir pendek, menculik putri sang Maji-
M i s s i o n trip kan.Dalam 2 hari yang menegangkan itu, Andri benar-benar berharap pertolongan Tuhan. “Pas 28 Mei hari Pantekosta, menjadi intensi doa di gereja-gereja, mohon keselamatan Kezia dan babysitter yang diculik,”kata Andri. Keluarga yang Utama Pendeta Peter Tjondro dari Mission Care, setia menemani dan menenangkan Andri, selama peristiwa itu terjadi. Termasuk ketika menemui pelaku penculikan di Polda Metro Jaya pada 30/5. Begitu pula sahabatnya, Pdt Bambang Suweno dari Yamari yang memberi penghiburan pada keluarga Andri dan Eliana di rumah, saat peristiwa itu terjadi. “Jadi selama 2 hari 2 malam itu, kami tidak pulang ke rumah dan menunggu proses pencarian Kezia itu di Polda Metro Jaya. Pak Bambang dan beberapa rekan-rekan pendeta, memberikan penghiburan pada kakak-kakak Kezia di rumah. Berdoa bersama mohon keselamatan Kezia,”kenang Andri. Hingga akhirnya Kezia tim Polda Metro Jaya berhasil membekuk Akiat dan membawa Kezia kembali ke pangkuan ayah dan bundanya. “Jadi waktu pak Akiat ini sudah terima duit, dia bingung mau buat apa. Dia mau kembalikan Kezia, takut ketahuan,”kata Andri. Akiat ditangkap di Alfamidi Parung Panjang, saat menarik sebagian uang tebusan melalui Debit BCA. Didi dan Karsidi ditangkap di Hotel Pendopo, Kamar Semeru, jampang Bogor, saat mengawasi korban dan baby sisternya. Sedangkan satu pelaku lagi, Joko, berhasil melarikan diri. Saat itu, hari Pantekosta, 28 Mei 2009 baru dirayakan di gereja mereka, Church Chatedral di Tangerang, provinsi Banten. Dari peristiwa 2 hari yang me negangkan itu, Andri merasa ditegur Tuhan. “Menurut saya itu suatu teguran, karena kita banyak meninggalkan keluarga, anak-anak,”katanya. Sejak membeli rumah di Lippo Kara-
Pasangan yang saling melengkapi.
waci pada tahun 2002, 4 putra-putrinya lah yang setiap hari di sana. Sementara Andri dan Eliana lebih sering berada di rumah mereka di Samarinda. “Peristiwa itu membuat iman saya makin bertumbuh, membuat saya makin kuat berbuat untuk Tuhan.Peristiwa itu membuat saya terhenyak. Ada sesuatu yang kurang sehingga terjadi kejadian seperti itu.Saya banyak meninggalkan keluarga, hanya untuk bisnis.Ternyata yang paling penting itu adalah keluarga,” ungkap Andri. Maka Andri mengubah ritme hidupnya. Jika sebelumnya lebih banyak waktu dihabiskan di Samarinda, setelah itu sebaliknya. “Kita lebih sering di Karawaci, dan ke Samarinda hanya 1-2 minggu dalam sebulan,”ucap Andri. Imannya kembali diuji ketika ia
didera penyakit langka. Betis kanannya tiba-tiba sakit luar biasa, karena diserang bakteri pemakan daging. “Dua peristiwa ini yang membuat lompatan iman saya semakin menguat.Pandangan terhadap Tuhan itu berubah sejak kejadian itu.Ketika kaki saya dioperasi, saya merasakan benar keterbatasan kita sebagai manusia. Kita hanya isa bergantung pada kuasa Tuhan. Ada kekuatan lain yang bisa mempengaruhi kehidupan kita,” papar Andri. Dari peristiwa-peristiwa dahsyat yang terjadi pada dirinya, Andri merasakan mukjizat Tuhan terjadi dalam kehidupan saya. “Berbagai peristiwa ini, membuat iman saya makin bertumbuh, membuat saya makin kuat dekat dengan Tuhan,”ucap Andri. n
MAJALAH MAJALAHMISSION MissionCARE CARE JANUARI 2016
17
MissionTestimoni
PDT. Ajoy Sumardi DAN Ni Nyoman Yuliawati
Cerita dari Panti Asuhan Seberkat
S
etiap pulang kampung, pasangan Eliana dan Andri Setiono tak pernah melewatkan kesempatan untuk bertandang ke Panti Asuhan Eben Haezer di desa Sebetung, Seberkat, kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Di sana ada pendeta Ajoy Sumardi dan istrinya, Ni Nyoman Yuliawati, ‘orang tua rohani’ Eliana A Setiono. Rumah dengan pekarangan yang ditata bak taman bunga itu sungguh menyejukkan mata. Di sampingnya, berdiri bangunan Panti Asuhan yan juga tertata apik. Seorang wanita berdarah Bali, Nyoman Yuliawati yang menatanya dengan asri. Panti asuhan yang saat ini dihuni 55 anak-anak yatim piatu rata-rata dari etnis Dayak di kec. Sambas ini beberapa kali mencatat prestasi sebagai yang terbaik. Di antaranya menjadi Juara 1 Panti Asuhan se-Kalimantan Barat pada 2009, dan Juara harapan pada tingkat nasional tahun 2010. “Puji Tuhan, panti asuhan Eben Haezer ini dinilai baik dari berbagai segi, di antaranya lingkungan dan pendidikan yang diterapkan,”ujar
18
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
Pdt. Ajoy dan Yuliawati pasangan Dayak Bali yang kompak.
Yuliawati, ibu panti. Berkat dari Singapura Ni Nyoman Yuliawati, 61 berjodoh dengan Ajoy Sumardi, 63 ketika mereka sama-sama menuntut ilmu di STT Jefry di Makassar, Sulawesi Selatan. Ajoy, putra Dayak Kendayan desa Darit itu mengajak sang istri mengelola sebuah panti asuhan yang
sudah dibangun seorang pedenta, sejak tahun 1973 di desa Sebetung, kecamatan Tebas. “Sebagai hamba-hambat Tuhan, menjadi tugas kita mengadakan perintisan gereja di daerah-daerah terpencil,” ujar Ajoy Sumardi yang menikah dengan Yuliawati tahun 1978. Yuliawati pun dengan senang hati mengikuti kemana suaminya bertugas. Mental wanita Bali perkasa yang dimiliki Yuliawati, sungguh mendukung keberadaan sang suami. Pasangan ini saling bahu-membahu mengelola panti asuhan. Selain itu mereka juga mengelola Sekolah Dasar, SMP. Gereja dan sebuah rumah sakit yang lebih dikenal dengan nama Balai Pengobatan Seberkat. “Saat ini yang masih ada SD dan gereja. Kalau SMP Bukit Hermon, sudah ditutup sejak SMP negeri sudah dibuka di kecamatan. Karena itu tadi, sifat dari misi kan perintisan. Begitu pun rumah sakit, ditutup karena tidak ada tenaga dokter dan proses prijinannya pun cukup sulit, “ujar Ajoy Sumardi yang sudah 37 tahun menjadi
M i s s i o n t e s tim o n i gembala di gerejanya di Seberkat. Pasangan Dayak – Bali mengungkap begitu banyak berkat yang dirasakan Panti Asuhan Eben Haezer yang gaungnya hingga ke Singapura. “Pada tahun 1996, panti asuhan ini bisa dibangun megah hingga saat ini berkat bantuan dari sebuah keluarga di Singapura. Saat orang tua mereka meninggal, Lim Ko Tek namanya, uang duka yang mereka peroleh Rp 90 juta, disumbangkan untuk membangun panti asuhan Eben Haezer ini. Menurut anak-anaknya, ibu mereka semasa hidup, suka melayani dip anti-panti jompo,”cerita Yuliawati. Gedung panti yang tadinya sederhana, bisa dibangun permanen. Gedung utama lantai 1 untuk pertemuan, ibadah dan tempat belajar anak-anak. Lantai atas, asrama putri dengan 7 kamar. Bangunan di sebelahnya untuk asrama putra, 5 kamar yang besarbesar. Nama Lim Ko Tek ini terpampang di pintu masuk Panti Asuhan. “Saat ini kami mohon bantu doa, awal Januari 2016 ini akan membangun dapur. Karena dapur yang dibangun sejak tahun 1973 itu sudah hancur,”ucap Yuliawati. Ada sepasang suami istri yang menjadi pengasuh di panti asuhan dengan 8 orang pengurus. Ketua Panti Yuliawati, dan Ajoy Sumardi sebagai ketua bidang kerohanian. Orang Tua Rohani Pasangan Eliana dan Andri Setiono, disebut Ajoy dan Yuliawati, banyak membantu Panti Asuhan Seberkat. Ternyata, Eliana tak lain adalah “anak rohani” dari pendeta Ajoy Sumardi. “Bu Eliana dulu siswa Bapak saat di SMA Pancasila, Tebas,”ujar Nyoman Yuliawati. Di mata Ajoy, sosok Eliana adalah anak yang cerdas dan taat pada Tuhan. “Kami masih ingat bagaimana Eliana mau berkunjung ke gereja kami di tahun 80-an. Karena untuk datang ke tempat kami waktu itu tidak mudah, harus melewati jalan berlumpur. Eliana pun sempat menginap di rumah
kami yang waktu itu masih gubuk,” cerita Yuliawati. Eliana biasa memanggil Mama pada Yuliawati dan Papa pada pendeta Ajoy Sumardi. “Maka kami pun menyebut Andri Setiono adalah menantu kami,”ujar Yuliawati yang dekat pula dengan ke-4 putra-putri Eliana dan Andri. Ketika Eliana bekerja di Samarinda dan bertemu Andri yang menjadi jodohnya, mereka tidak lagi sering kontak. Namun Eliana sering mengirim berkat untuk panti asuhan Seberkat. Yuliawati dan Sumardi juga pernah diundang Andri Setiono untuk ikut melayani sebuah gereja di Samarinda. “Bapak dibawakan oleh-oleh baju kependetaan yang dibeli di Roma, saat Eliana dan Andri pulang dari Yerusalem tahun 1987. Sampai saat
ini mereka berdua sangat membantu kami untuk pelayanan. Kalau kami ke Jakarta, selalu menginap di Karawaci, rumah Bu Eliana dan Pak Andri. Mereka sungguh pasangan yang terberkati,” ujar Yuliawati. Anak-anak Panti Asuhan ini sudah banyak yang menjadi ‘orang’. Ada yang menjadi anggota DPRD Kalbar, ada yang menjadi guru, dan banyak yang menjadi hamba-hamba Tuhan melayani di berbagai gereja di pedalaman Kalbar. Dan mereka tak pernah lupa dengan panti yang membesarkan, sehingga menjadi sosok yang berguna. Empat anak pasangan ini sudah mentas. Putu Yayan Charles, 37, hamba Tuhan di singkwang, Made Paulus Beni, 36, Dokter Spesiali Bedah, Nyoman Hendra, 34, Jaksa di Poso, Ketut Frans Gideon, Dinas PU Kabupaten Bengkayang, Kalbar. n
Tim MissionCare dan anak-anak panti asuhan.
Hamba Tuhan Yuliawati dan Verawati Suwito, di depan gerbang panti asuhan di desa Seberkat.
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
19
A Dv e rt o ria l
Ariston Thermo Group
SLIM Series Andalan Baru
A
riston Thermo Group merupakan pelopor dalamproduk pemanasan air yang telah dikenal lebihdari 30 tahundi Indonesia dan 85 tahun di dunia. Menyadari kehadirannya yang telah mendunia ini, Ariston Thermo senantiasa berinovasi untukmemberikan produk terbaik guna terus memenuhi kebutuhan konsumen. Lebih dari itu, Ariston ingin meningkatkan kesadaran konsumen akan pentingnya memperhatikan umur pakai, keamanan dan kenyamanan dalam memilih pemanas air demi kualitas terbaik. Kali ini, Ariston Thermo Group meluncurkan SLIM Series, pemanas air pertama dengan daya yang lebih rendah namun kapasitas air lebih besar. Hanya
20
dengan daya 350 watt konsumen bisa mendapatkan 20 dan 30 liter air panas yang dapat digunakan hingga 5 orang. SLIM Series adalah produk pemanas air yang diluncurkanmenyusul kesuksesan besar dari produk sebelumnya (ANDRIS Series), terinspirasi dari gayahidup modern konsumen Indonesia dimana pemanas air telah menjadi salah satu kebutuhan rumah tangga. Sebagai langkah untuk terjun kepasar Indonesia, SLIM Series yang ditampilkan dengan menggabungkan unsur seni danteknologi, hadir dengan tampilan yang elegan dan futuristik rancangan desainer ternama Itali, Umberto Palermo yang terkenal sebagai desainer otomotif. Dengan kemajuan teknologi dari Italia, SLIM Series adalah pemanas air unggulan yang menawarkan 4 keunggulan : (1) tampilan baru dan modern, (2) desain minimalis yang hemat ruang, (3) indikator air panas, (4) hemat waktudan listrik. Dirancang dengan tampilan horisontal, SLIM Series menampilkan penampilan modern dan edgy, menjadi acuan untuk standar baru gaya hidup yang nyaman.
MAJALAH MISSIONCARE MissionCARE JANUARI JANUARI2016 2016
SLIM hadir dengan dua model yaitu SLIM 20 dan 30 dan keduanya dilengkapidengan kemudahan untuk perawatan serta sistem yang sederhana sehingga membuat pemeriksaan yang mudah. Indikator air panas juga tersedia untuk memungkinkan pengguna menyesuaikan suhu air yang diinginkan sebagai pilihan. SLIM 30 dilengkapi dengan tangki ganda dengan sistem pemanas yang terpisah yang mempercepat proses pemanasan hanya dengan mengkonsumsi 350 watt listrik. Selain itu, lampu indikator biru yang menyala dapat menunjukkan bahwa tangki diisi dengan air panas dan siap untuk digunakan sebagai penghematan energi. Menjadi pemanas air pertama di Indonesia dengan kemampuan memproduksi hingga 30 liter air panas dengan hanya menggunakan 350 watt daya listrik, produk SLIM Series adalah produk pemanas air pilihan. SLIM menjanjikan kenyamanan maksimal untuk kualitas terbaik. Informasi lebih lanjut mengenai produk pemanas air Ariston ini, dapat dilihat di www.ariston.com. Ariston, comfort always on.n
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
21
M i s s i o n t e s tim o n i
Pdt. Dike dan Ny. Eliana Andri Suwito.
Dike Mokodazer
Dipersatukan oleh Kasih Kristus
D
alam kesempatan berbeda, Dike Mokodazer, pendeta dari Samarinda yang ikut dalam rombongan MissionTrip ke Kalbar ini turut bersaksi bagaimana akhirnya Andri Setiono mengenal Yesus. “Pak Andri lahir dan tumbuh besar di kota yang dijuluki negeri 1000 kelenteng ini, dalam komunitas yang tidak mengenal Tuhan.Beruntung, di sekolah, diwajibkan mengikuti pelajaran agama. Pertama ia ikut pelajaran agama Kristen. Ia merasakan hal yang membingungkan, kok keselamatan begitu murahnya. Ia berpikir kritis , tidak setuju karena tak masuk akal,”ungkap Pdt. Dike. Dalam kebimbangan itu, Andri diajak teman-temannya mengikuti pelajaran agama Islam. “Maka ia pindah pelajaran agama Islam, malah nilai ujiannya lebih tinggi,”lanjut Dike. Tak berhenti sampai di situ, Di sela
22
kegiatannya membantu membersihkan kelenteng, Andri suka membaca. Sayang di sana tak ada buku, hanya ada Alkitab yang ia temukan di gu-
“Membaca dan terus membaca, hingga ha tinya tergugah dan menerima Yesus.Al kitab itu sendiri yang menggugah hatinya.Ini sungguh pekerjaan Roh Kudus, karena campur tangan Tuhan,” dang. Dan Alkitab itulah yang terus ia baca, bab demi bab, ayat demi ayat. “Membaca dan terus membaca, hingga hatinya tergugah dan menerima Yesus.Alkitab itu sendiri yang menggugah hatinya.Ini sungguh pekerjaan Roh Kudus, karena campur tangan Tuhan.Menurut Alkitab Allah
MAJALAH MISSIONCARE MissionCARE JANUARI JANUARI2016 2016
punya rencana dalam hidup kita. Kadang kita tidak paham bagaimana kita harus melayani Tuhan. Tidak mungkin dia berubah hatinya itu kalau bukan pekerjaan Tuhan,”ujar Pdt Dike. “Di mata saya, Pak Andri itu secara khusus orangnya keras, jauh lebih keras dari pada Ibu Liana.Saya angkat topi pada beliau, panggilan melayani luar biasa dalam hidupnya. Tak menghitung lagi biaya-biaya untuk pelayanan, sejak dulu ia memiliki prinsip hidup yang luar biasa untuk melayani Tuhan,”ungkap Pdt Dike. Dosen Psikologi Kristen di Universitas .ini menilai keluarga Andri Setiono ini menjadi contoh bagi banyak orang. “Bukan karena mereka dua orang yang berdampingan tanpa pernah menghadapi benturan, tapi karena kasih Kristus yang mempersatukan. Luar biasa, Tuhan bekerja dalam diri mereka,sehingga keduanya boleh melayani Tuhan, boleh jadi berkat bagi banyak orang,”ucap Dike, bangga.n
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
23
24
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
25
26
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
Missioninside
Pdt. Peter saat memimpin KKR di Mandor, Kalbar.
Mukjizat Itu Harus Diperjuangkan T Desa Mandor tempat dilak sanakannya Kebaktian Keban gunan Rohani tim MissionCare pada Rabu, 4 November 2015.
erik mentari di kota juang Mandor itu berganti deras hujan hingga sore menjelang. Dengan kekuatan doa bersama, hujan berhenti satu jam sebelum KKR dimulai. “Puji Tuhan, hujan diberikan Tuhan sebelum KKR malam itu, supaya kita tidak kepanasan. Padahal saya sudah sedia kaos ganti. Sehari sebelumnya, saat seminar di Tebas, di ruang AC, sempat kepanasan, karena listrik byarpet. KKR di Mandor, sejuk seperti di Puncak, Tuhan mengerti setiap usaha kita,”ujar Pdt Peter Tjondro saat KKR di
Mandor, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat . Di atas tanah berpasir, warga Mandor berduyun-duyun memenuhi lapangan mengikuti KKR yang dipimpin Pdt Peter Tjondro. Dengan antusias, jemaat yang rata-rata membawa Kitab Suci mengikuti kebaktian dengan khusuk. Pdt Peter mengawali KKR malam itu dengan mengutip Kitab Markus 2:1-10 : Yesus mengampuni dosa dan menyembuhkan seorang lumpuh Beberapa hari kemudian Yesus kembali ke Kapernaum. Ketika tersiar
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
27
Missioninside kabar bahwa Ia ada di rumah, banyak orang datang dan berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak. Sementara ia mewartakan Sabda kepada mereka, beberapa orang membawa kepadaNya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Mereka tidak bisa mendekati Yesus sebab orang terlalu banyak, lalu mereka membuka atap di atas kamar tempat Yesus berada, dan setelah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu berbaring. Ketika Yesus melihat iman orang-orang itu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu,”Hai anak-Ku, dosamu diampuni.” Saat itu, beberapa ahli Taurat duduk di situ dan mereka berpikir dalam hati. “Bagaimana ia berkata seperti ini?Ia menghujat Allah. Siapakah yang dapat mengampuni dosa kecuali Allah sendiri?” Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya apa yang mereka pikirkan dan Ia bertanya,”Mengapa kamu berpikir demikian dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini:”Dosa-dosamu diampuni”, atau mengatakan,”Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah!” Tetapi sekarang kamu tahun bahwa Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa di bumi ini. Sering kali kita berdoa ; sering kita sadar Tuhan itu baik, tapi banyak orang Kristen tidak merasakan kebaikan Tuhan. Banyak orang Kristen tahu, Yesus itu sumber mukjizat, namun banyak orang Kristen tidak merasakan keajaiban.Miskin, susah terus,dari dulu hingga selama-lamanya. Mengapa ? Banyak orang tidak mengerti tentang kehidupan kita, banyak orang tidak tahu kunci mukjizat. Pertama, mukjizat dan berkat tak pernah datang secara otomatis. Berkat itu harus diperjuangkan. Suatu saat 4 orang bawa pasien lumpuh, mereka berupaya lewat atap. Mungkin orang lain ada yang malas dan bilang, sudahlah lain kali saja. Atau berkomentar, sudahlah selesai, dia akan 28
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
Para remaja peserta seminar antusias dalam pertobatan.
tetap sakit dan tidak akan mengalami penyembuhan. Sudahlah ngapain kita berdesak-desakan, toh dia tak akan mengalami penyembuhanan. Tapi dia mengikuti kata kunci : tidak putus asa. Dia tetap berusaha berjumpa dengan Yesus. Mukjizat itu harus diperjuangkan. Mukjizat itu tidak datang tiba-tiba. Jangan mimpi kalau anda berdoa di rumah, berpuasa, lalu turun uang 1 milyar. Semua perlu kerja, perjuangan. Perlu action, mukjizat akan terjadi. Bagaimana cara berjumpa dengan Yesus, yok kita jebol atapnya, dan pelan-pelan menurunkan si cacat ini di depan Yesus. Tak bisa lewat depan, coba lewat atas.
Kedua, iman itu memerlukan kreativititas Desa yang maju, gereja yang maju umatnya kreatif. Ayo anak muda, kreatif dong. Dulu saya anak miskin, tak bisa les, papa saya pelatih badminton, saya jualan buku. Hasil pekerjaan rumah (PR) saya fotokopi, lalu saya jual, meski akhirnya teman-teman jadi malas, tinggal saya pintar sendiri, teman-teman saya tambah bodoh. Saya SMP juara kelas, karena jual PR. Saya pergi ke Israel gratis. Caranya, dengan mencari orang, menawari mereka untuk ke Israel. Terkumpul 20 orang, saya dapat jatah gratis satu. Itu namanyak cerdik seperti ular, kreatif. Mukjizat dapat terjadi jika anda kreatif.
Missioninside Ayo, menciptakan sesuatu, inovatif untuk menjadi orang yang hebat. Jangan menyerah. Bagi yang pintar menyanyi, ayo bikin vocal group, siapa tahu nanti bertemu dengan seseorang yang memberi jalan untuk masuk dapur rekaman lagu rohani. Gunakan peranti teknologi untnk kreatifitas. Bagi orang yang kreatif tidak ada yang mustahil. Kreatif, jangan putus asa, ayo berjuang..berjuang.. berjuang! Iman Butuh Kesepakatan Pada kitab Markus ayat 5 itu dikatakan pula: Ketika Yesus melihat iman orang-orang itu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu,”Hai anak-Ku, dosamu diampuni.”
Jika gagal A, pakai cara B, gagal pakai cara C. Siapa tahu Tuhan berkati. Jika anda kreatif, mujizat akan terjadi. Contoh usaha kreatif lain, handphone android jangan hanya untuk Face Book, mari berdayakan, browsing untuk mencari beasiswa. Ada anak pendeta di Purwokerto, ia ingin sekali bisa sekolah di luar negeri, ia pun browsing mencari beasiswa di internet. Hingga akhirnya ia menemukan sebuah yayasan Them Asek di Singapura, mencari 1000 pemuda untuk diberi beasiswa. Dia apply dan diterima, dia kemudian dikuliahkan di Amerika. Untuk orang yang tidak putus asa, bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, asal kreatif.
Ada pula seorang peternak sapi, memelihara sapinya dengan memberikan terapi musik lagu-lagu rohani, Hasilnya sapinya gemuk-gemuk. Ada juga seorang pengelola Mall di Kelapa Gading, Jakarta. Lalu dia memasang music instrumentalia gereja 24 jam. Ia bilang, untuk mengusir kuasakuasa jahat, terhindar dari kebakaran. Sungguh usaha yang kreatif.Gereja yang diberkati Tuhan, kreatif, jangan menyerah dengan satu metode. Banyak kesaksian dari orang-orang hebat, dimulai dari usaha yang kreatif. Penginjil pun harus kreatif. Jangan cuma pasif, pasrah, dan hanya berucap terserah Tuhan mau apa. Seperti ijin gereja susah, tak usah putus asa.
Yesus juga melihat iman orangorang yang mengusung. Iman mereka sepakat. Tuhan memperhatikan iman mereka. Begitu pula kita.Seperti KKR di Mandor malam itu, ada pendeta yang tidak datang karena alasan hujan, dan berpikir mungkin KKR batal. Padahal, kehadiranmu tidak akan siasia, karena Tuhan memperhitungkan usahamu. Tidak ada orang tiba-tiba berhasil, semua perlu perjuangan. Allah membutuhkan orang-orang yang berjuang. Sebab itu orang-orang ini diberkati Tuhan, karena ia tidak putus asa.Tidak ada yang mutahil. Gereja dengan pendeta jangan gontok-gontokan. Soal tetek bengek jadi masalah, harus bersatu. Saya percaya Mandor akan penuh dengan kemuliaan Tuhan. Anak-anak buat persekutuan doa, meski sekolahmu di desa, imanmu sepakat. Iman gembala bersatu, siapa tahu di sini akan ada industri yang besar, akan ada investasi yang besar. Saya KKR di sini seperti di Puncak, karena iman yang sepakat. Yuk kita sepakat, supaya Mandor ada mukjizat. Kita berdoa seperti gubernur DKI Jakarta, Ahok, Basuki T Purnama yang menjalankan tugasnya dengan iman yang sepakat. Doa orang benar, didengarkan Tuhan. Maka, malam itu KKR diakhiri dengan berdoa bersama sambil bergandengan tangan. n MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
29
Missioninside
MENJADI THE SPECIAL ONE Menjadi penutup rangkaian MissionTrip di Kalbar, digelar semi nar dengan tema The Special One, Pdt. Peter Tjondro mengajak jemaat gereja di kecamatan Mandor membuka Kitab Suci 2 Raja-raja 2:1-15 : Elia diangkat ke Surga.
Y
ahweh mengangkat Elia ke surga dalam sebuah angin puting beliung. Ini terjadi demikian: Elia dan Elisa meninggalkan Galilea dan Elia berkata kepada Elisa.”Aku mohon kepadamu untuk tinggal di sini, karena Yahweh mengutus aku ke Betel. Kata Elisa,”Aku bersumpah demi Yahweh dan demi hidupmu, bahwa aku tidak akan pernah meninggalkan engkau. Lalu mereka turun ke Betel bersamasama. Rekan-rekan nabi di Betel
keluar menyalami Elisa dan berkata kepadanya,”tidakkah engkau tahu bahwa hari ini Yahweh akan mengambil tuanmu dari padamu?” Jawabnya kepada mereka,”Ya, aku tahu itu, karena itu diamlah.” Elia berkata kepada Elisa,”Silahkan tinggal di sini, karena Yahweh hanya menyuruh aku ke Yerikho.” Kata Elisa,”Aku bersumpah demi Yahweh dan demi hidupmu bahwa aku tidak akan pernah meninggalkan engkau.” Lalu mereka pergi ke Yerikho. Rekan-rekan nabi di Yerikho
Pdt. Pater dan seorang partner saat HUT ke-20 MissionCare.
30
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
menghampiri Elisa dan berkata kepadanya,”Tidakkah kau tahu bahwa Yahweh akan mengambil tuanmu hari ini?”jawab Elisa,”Ya aku tahu itu. Diamlah.” Elia berkata sekali lagi kepada Elisa,”Tinggal di sini, aku mohon, karena Yahweh hanya menyusuh aku ke sungai Yordan.” Tetapi Elisa menjawab,”Aku bersumpah demi Yahweh dan demi hidupmu bahwa aku tidak akan pernah meninggalkan engkau.” Dan ketika mereka melanjutkan perjalanan mereka, lima puluh orang rekan nabi di Yerikho mengikuti mereka dari jauh. Ketika Elia dan Elisa pergi di tepi sungai Yordan, Elia mengambil mantelnya, menggulungnya lalu memukulkannya ke air. Air tebelah menjadi dua dan mereka menyeberang di atas tanah kering. Setelah mereka menyeberang, Elia berkata kepada Elisa,”Apa ayang akan kulakukan untukmu sebelum aku diambil dari padamu? Mintalah.” Elisa berkata,”Berilah agar aku boleh memiliki yang terbaik dari rohmu.” Jawab Elia,”Permintaanmu terlalu sulit. Namun demikian jika engkau melihat aku sementara aku diambil dari padamu, maka engkau akan memilikinya. Jika tidak, engkau tidak akan memilikinya.” Ketika mereka sedang bercakapcakap dalam perjalanan, sebuah kereta berapi dengan kuda-kuda berapi berdiri di antara mereka, dan Elia diangkat ke seurga dalam sebuah angin putting beliung. Elisa melihatnya dan menjerit,”Bapa-bapa, keretakereta Israel dan para penunggang kudanya!” Ketika Elisa tidak melihatnya lagi, ia mengambil pakaiannya lalu merobeknya. Ia kemudian memungut mantel yang jatuh dari Elia dan kembali ke tepi sungai Yordan. Di sana ia memukul air dnegan mantel itu, tetapi air tidak terbelah. Maka ia pun
Missioninside bertanya,”Di manakah Yahweh Allah Elia/ Ia kembali memukul dan air itu terbagi dua.”Elisa pun menyeberang. Rekan-rekan nabi dari Yerikho melihatnya dari tepi yang lain dan berkata, roh Elia ada pada Elisa. Integritas dan Komitmen Elisa yang dipilih untuk menggantikan Elia. Karena ia dipilih Tuhan secara khusus. Mengapa Tuhan memilih Elisa dan bukan nabi-nabi yang lain ? Karena ia seorang pengikut yang memiliki integritas, memiliki komitmen pada pemimpin. Siapakah pemimpin ? Orang yang bisa dipimpin. Ciri Pemimpin itu adalah orang yang berpengalaman dipimpin. Maka, carilah pemimpin yang bisa dipimpin. Pemimpin itu orang yang lulus karena tulus saat ia dipimpin. Carilah pendeta yang bisa dipimpin, kalau tak bisa dipimpin, dia tak bisa jadi pemimpin. Kalau belum apaapa berontak, jangan sekali-kali jadi pemimpin. Jangan dipilih jadi majelis.
Orang yang banyak omong, biasanya supaya kelihatan pintar. Aktif, setia, bisa dipimpin, inilah integritas, sebuah komitmen yang luar biasa. Ada Gembala yang gelarnya Doktor, namun kotbahnya membingungkan jemaat. Orang pintar adalah yang menyederhanakan yang rumit, bukan sebaliknya. Apakah saat ia menjadi jadi anggota, ia sosok yang setia ? Biasanya orang pilih pemimpin yang sosoknya menonjol, yang omongnya banyak. Sementara orang yang potensial itu, amemilik integritas, seperti Elisa yang kesetiaannya pada Elia teruji. Pemimpin itu mau melayani manusia, juga melayani Tuhan. Seperti ketika orang diminta mengambilkan minum, langsung berkilah,”Ah saya bukan jongos.” Apapun yang kamu kerjakan , anggaplah untuk melayani Tuhan. Maka, pemimpin adalah orang yang punya komitmen tinggi dengan Tuhan. Seperti Elia, melayani manusia seperti melayani Tuhan.
The Special One, pemimpin punya prioritas Mana yang premier, sekunder, tersier dan mana yang tak perlu. Orang yang punya integritas tinggi atas panggilan hidupnya. SEPERTI ELISA MENDAMPINGI ELIA. Seperti saat ini saya diculik 4 hari, ini rekor saya, tak pernah sebelumnya pelayanan selama ini. Tapi di sini, kalau menjalankan tugas, saya punya prioritas. Saya harus menjaga keseimbangan, karena saya hamba Tuhan. Saya tidak ingin hanya jadi pendeta kota, habis kotbah selfie-selfie, makan, duduk di kafe, ngemall, Peter Tjondro masih punya daging. Di sini minum kopi keringatan, di kafe AC. Tapi saya punya prioritas, tahu panggilan saya, tugas utama saya. Hamba Tuhan The special one, punya intergitas tinggi atas panggilan hidupnya. Elisa tahu tugasnya mendampingi Elia. Dia menyelesaikan tugas sampai tuntas. Sampai diberi wewenang oleh pemimpin. Ia orang
Pdt. Pater dan putranya Emerson.
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
31
Missioninside yang tidak mengutamakan diri sendiri, kebutuhannya sendiri, Kerjakan tugas sampai tuntas. Sosok yang tidak mengutamakan keinginan atau kebutuhan tapi rancangan Tuhan yang indah dan besar. Sosok yang belajar tunduk pada otoritas kepemimpinan. Saya pernah diberi beasiswa di luar negeri, namun ditolak karena saya mendapat panggilan untuk menggantikan gembala yang meninggal. Saya diminta membantu gereja, karena lahir di gereja itu. Seorang pendeta baru meminta saya membantu dia. Setiap orang punya panggilan khusus. Suatu saat saya dipanggil gembala saya. “Peter, tugas kamu selama 7 tahun ini pimpin doa semalam suntuk setiap Kamis malam. Dihadiri 1000-1200 jemaat. Doa dimulai setiap jam 10 malam sampai jam 5 pagi. Padahal, saya ini suka tidur. Maka kalau berdoa saya berteriak, supaya tidak mengantuk. Saya belajar tunduk pada pemimpin. Saya belajar tunduk pada otoritas. Walau ngedumel ya tak lakoni. Sampai kita dipindahkan oleh pemimpinnya. Tidak ada kata tidak berhasil bagi orang yang setia, berintegritas plus
Tanah Suci Yerusalem.
32
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
kreatif. Di sebuah gereja di Korea, ada nenek-nenek 70 tahun selama 3 bulan kursus saxophone untuk dia bawakan di kebaktian hari Minggu. Ada juga jemat lansia yang les biola. Saat kebaktian Minggu, anak cucunya semua ke gereja karena neneknya yang main biola atau saxophone. Lagunya sederhana, tapi mengharukan. Jemaat jadi bertumpuk. Kini berjumlah 4 ribu orang dengan 40 misionaris. Seperti MissionCare ini, sebuah gerakan moral. Saya yang merintis,dan saya harus menciptakan sesuatu, kreatif, saya ciptakan World Care, kebun di atas tanah 40 ha, bangun tempat pelatihan, theology pertanian, 40 : 60, tiap 3 bulan diutus. Sekarang sudah buat Universitas Terbuka. Sabtu Minggu kuliah, Senin-Jumat bercocok tanam, gratis semua, tapi harus jadi petani, tanam cabe, jagung, survive. Hingga suatu saat MC boleh berhenti karena kehendak Tuhan. Sehingga suatu saat tidak tergantung apda jemaat karena Tuhan sudah mencukupi. Lalu penuhi syarat berikutnya. Mintalah apa yang hendak kuberikan padamu. Ini ujian paling berat.Apa yang kamu perlukan? Kita diuji dari
kebutuhan. Ujian paling berat, ketika ditanya apa yang kamu minta supaya aku perbuat. Karena di situ akan menunjukkan kualitas saudara. Apa yang jadi prioritas saudara. Apa yang mau aku perbuat bagi kamu? Itu menunjukkan kualitas, prioritas kita. Kita diuji oleh kehidupan, permintaan terbesar dari kehidupan itu adalah ujian. Hal ini yang sering membuat kita jatuh dalam dosa, jatuh dalam dosa ketidakjujuran. Jatuh dalam dosa ketika ditantang tentang kebutuhan. Kejatuhan seseorang terletak pada kebutuhannya. “Mumpungisme”. Permintaan anda itu bobot anda. Kita diuji oleh kehidupan. Kita sering membuat yang tidak perlu jadi perlu, karena mumpung.Jatuh justru ketika diberkati.Jangan jatuh pada kemewahan, kebutuhan. Jadilah bijaksana. Harus punya prioritas, tak semua yang baik, harus anda ambil. Seperti Elisa,”Berikan padaku 2 kali urapan.” Berikan kuasamu, supaya aku bisa melakukan mukjizat. Urapan ganda. Tuhan berikan 2 kali rohmu padaku, supaya aku bisa melakukan sesuatu yang besar.n (CSL - Dirangkum dari Kotbah Pendeta Peter Tjondro)
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
33
MissionInspiring
Harry Widjaja& Uni Papua
Daud yang Mencari Goliat Oleh : Christina Salomita Lomon 34
MAJALAH MISSIONCARE MissionCARE JANUARI JANUARI2016 2016
S
elama 10 tahun, ia menjelajah pedalaman Tanah Papua baik gunung, lembah, pantai, hingga pulau-pulau kecil di 27 kabupaten di Provinsi Papua dan Papua Barat. Bermula dari kegiatan pelayanan, dengan misi menjadikan anak-anak Papua lebih baik, hingga berbuah ide kreatif, mengentaskan formula Uni Papua Football Community. Pria kelahiran Cirebon, Jawa Barat, 16 Desember 1972 ini, baru kembali dari persiapan membuka cabang Uni Papua FC USA di Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat. Rupanya, baru sehari lewat dari hari ulang tahunnya yang ke 43. Menu singkong goreng bertabur keju, menjadi kue ulang tahun Harry pagi itu, seakan menegaskan, ia memang dekat dengan hal yang merakyat. Sambil sarapan pagi, di salah satu Mall di Jakarta Barat, medio Desember 2015, Harry berbagi pengalamannya, melayani di gereja, hingga menembus lintas agama membawa misi membangun karakter anak bangsa. “Pada tahun 1999 saya membantu pendeta Daniel Alexander menjalankan misi ke Papua. Jika pembangunan fisik, infrastruktur itu tugas pemerintah,kita bisa membantu dengan membangun manusianya, itu yang penting untuk Papua,”ujar Harry Widjaja, kepada Christina S Lomon dan Pdt Tony Yudianto dari Mission Care. Berawal dari Pelayanan di Papua Sepanjang ikut pelayanan, sekaligus menulis buku biografi sang Pendeta berjudulThe Climber,Harry yang kritis ini bertemu banyak organisasi yang membawa beragam misi di Papua. “Berbagai organisasi besar maupun kecil, begitu banyak gerakan di Papua. Tetapi, menurut saya sedikit yang memuaskan, dalam arti memang benarbenar terjadi perubahan,”kenang Harry. Dari pengamatannya, Sarjana Manajemen Sistem Informasi Komputer, alumnus Sekolah Tinggi Bina
M i s s i o n i n s piri n g Nusantara Jakarta ini menyimpulkan, banyak organisasi yang membawa konsep dan cara dari luar Papua, namun bukan yang diperlukan Papua berdasarkan apa yang mereka miliki. “Yang dimiliki Papua itu salah satunya sepak bola. Anak Papua itu, dalam kandungan juga sudah main bola istilahnya.Apalagi kalau sudah lahir, modal anak Papua itu kalau tidak olahraga, main sepakbola atau kesenian. Anak Papua memang seperti
dititipkan suatu karunia atau ‘gift’. Nah, yang popular di negeri kita itu kan sepakbola profesional. Sementara kita belum mengenal konsep sepakbola sosial,” ujar Harry. Harry juga melihat fakta begitu tingginya angka HIV di Papua, begitu juga kebiasaan mengkonsumsi minuman keras. Tak kalah menggenaskan adalah epidemic malaria. Dan di pulau kepala burung ujung timur Nusantara itu, dihuni lebih dari 300 sub suku
Hari Widjaya dengan isteri dan putri tunggalnya.
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
35
M i s s i o n i n s piri n g
Harry dan Tony Yudianto, Ketua Umum MissionCare
Papua.Mereka butuh interaksi untuk diikatkan dalam tali persaudaraan. “Apalagi karena partai sudah bedabeda, pemekaran kabupaten, mereka pun seolah dipecah. Perlu mainstream untuk mempersatukan dengan sesuatu yang menjadi milik mereka bersama, sepakbola. Bersatu itu baik dan indah kan?” ujar Harry. Selama ini, banyak pertandingan sepakbola berbuah konflik kekerasan. Keadaan itu, justru dibalik dengan konsep sepakbola sosial yang digerakkan para volunteer, relawan yang berjuang untuk perubahan sosial, demi menyelamatkan generasi muda bangsa ini. Maka, Harry pun mengumpulkan para tokoh muda di Papua untuk membentuk sebuah komunitas 36
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
Uni Papua dalam berbagai Aktivitas.
M i s s i o n i n s piri n g sepak bola, Uni Papua.Yan F. Pepuho adalah anak Papua yang pertama kali memberikan insiprasi dan mendorong Harry untuk melihat sepakbola secara khusus bagi anak-anak Papua. “Saya menjalin koresponden dengan FIFA (Federasi International Football Asociation). Mereka ada CSR (Corporate Social Responsibility) dengan nama Program Football for Hope. Mereka bekerjasama dengan organisasi Street Football World yang menangani social football. Dari situ saya belajar, dan wawasan saya lebih terbuka, ternyata sepakbola ini bisa dibangun untuk misi sosial,”tutur Harry yang tak pandai menggocek bola, namun penggemar klub sepakbola Inggris, Manchester United, khususnya penjaga gawang, David De Gea. Ia pun mendirikan perkumpulan sepakbola Uni Papua pertama kali di Biak, dengan sasaran anak-anak usia 6 tahun, remaja hingga usia 21 tahun. “Dengan harapan anak-anak ini bisa diwadahi, setelah pulang sekolah, istirahat di rumah, lalu setelah itu mereka bisa main bola. Kita tidak punya fasilitas, seminggu 2-3 kali sekitar 25 anak-anak dan remaja latihan sepakbola bersama, memanfaatkan lapangan milik TNI, polisi, pokoknya asal ada tanah datar, boleh main bola. Pelatihnya, teman-teman kita ada yang mantan pemain bola yang sudah jadi PNS, pemain-pemain di klub sepakbola, semuanya bermodal karakter untuk membangun SDM jangka panjang, tanpa dibayar. Ada pengurus, sekretariat dan komunitas yang sama-sama latihan di lapangan. Kelas kadang-kadang, berinteraksi lebih banyak di outdoor,”papar Harry. Pemilik tinggi 172 cm dan berat 70 kg ini memilih Biak sebagai markas pertama Uni Papua, karena terletak di pulau kecil yang strategis sebagai tempat transit. “Pulau yang gampang dijangkau untukmenjadi pilot project. Dari situ berkembang cabang, seorang teman, dokter Jefry bikin UPFC di Mulia di Puncak Jaya. Lalu Elisabeth Nauw di Maybrat, 3 jam dari kota Sorong, MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
37
M i s s i o n i n s piri n g
kemudian di Sentani. Sekarang ada 12 cabang di Papua dan Papua Barat,”tutur Harry. Gaung UPFC bergema cepat. Harry kemudian diminta membuka cabang UPFC ini di Kupang, Lembata dan Soe, kabupaten Timor Tengah Selatan. Dan sekarang sudah ada 29 cabang UPFC, mulai dari Tentena Poso, Sulawesi Tengah, Banda Aceh, Salatiga, Jawa Tengah, Bali, Landak Kalimantan Barat, dan satu cabang di luar negeri, di Helsinki, Finlandia.
Harry dan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
38
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
Debut di Lapangan Sepakbola Singapura Uni Papua FC, memulai debutnya ketika sukses mengalahkan Akademi sepakbola milik bintang legendaris Singapura, Fandi Ahmad pada 2012. Waktu itu nama klub sepakbola mereka Emsyk Uni Papua. Semua itu tidak lepas dari peran Harry, sang founder dan CEO UPFC. “Waktu itu saya ke kedubes RI di Singapura, tidak kenal siapa-siapa. Bertemu dengan seorang diplomat,
M i s s i o n i n s piri n g akhirnya dari bincang-bincang, bisa bertemu pak Duta besarnya, Bapak Andri Hamid.Kebetulan ketika berkenalan ternyata kami sekampung dari Cirebon,”cerita Harry. Bertemu rekan senegara di luar negeri, apalagi satu kampung, tentu melahirkan rasa sentimental tersendiri. Harry pun leluasa berbincang dengan orang nomor satu di KBRI Singapura itu dengan bahasa Sunda Cirebonan yang jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia begini bunyinya,“Kang, saya ini tersinggung lho, kenapa Indonesia ini sepakbolanya dilecehkan terus oleh negara kecil seperti Singapura ini. Tolong carikan akademi sepakbola, atau klub yang paling hebat di Singapura, saya akan bawakan anak-anak kampung dari Papua untuk melawan mereka.” Gayung bersambung. Harry berhasil menggaet Pertamina dan BNI sebagai sponsor untuk memberang-
katkan tim sepakbola Uni Papua ke Singapura. “Setelah susah payah, kami datang di Singapura bersama Petrus Beny Pepuho dan 20 anak Papua yang rata-rata baru pertama kali ke luar negeri. Pertandingan yang ketat dan disaksikan beberapa pejabat tinggi dan masyarakat Indonesia di Singapur. Dan menang pula.Di situlah muncul istilah, kami ini seperti Daud yang mencari Goliat. Tim Uni Papua pun dijuluki To Liong To, Pedang pembunuh Naga,”ujar Harry sumringah. Namun kerikil tajam pun pernah menghadang langkah UPFC, di awal kemunculannya. “Ada teman yang menyarankan, ganti nama Papua karena sangat sensitif di politik. Bahkan kami sempat dianggap separatis, apalagi logonya bintang. Lebih kacau lagi ketika kami membuka cabang di Helsinki dan Banda Aceh, yang menimbulkan
macam-macam persepsi negatif,” kata Harry. Ia tak patah arang, dan terus melawan stigma negatif tentang Papua. “ Di sepakbola itu nama daerah asalnya selalu diangkat.Boleh dibilang 3 tahun pertama itu kita berjuang melawan mainstream stigma negatif. Hingga kita mendapat jalur di FIFA dan bisa eksis sebagai komunitas sepakbola sosial. Setelah kita dapat positioning dan awareness, stigmanya terlewati, baru kita berani go public, disinilah saya menemukan istilah Papua Bisa ! Dan digunakan sebagai yel..yel anggota Uni Papua. Saya sangat optimis masa depan Papua sangat cerah, apabila anak-anak ini dipersiapkan dan dibina mental dan karakternya”, ujar Harry. Harry memang giat bergerilya, sudah membawa UPFC ke berbagai kota di Indonesia dan luar negeri. Pada 14 Desember 2014, mereka mendapat-
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
39
M i s s i o n i n s piri n g kan Global Family Award dari Asosiasi Liikkukaa ry, sebuah asosiasi gabungan Non Government Organization (NGO) di Finlandia. Sejak Agustus 2014, Uni Papua sudah dibuka di Helsinki, Finland. Tak kurang Dubes Indonesia di Finland, Elias Ginting, sangat serius mendorong aktivitas UPFC ini “Ketua UPFC di Helsinki, pak Janik Wayan. Mereka aktif membuat kegiatan sepakbola di sana. Pengungsi Timur Tengah kan banyak yang ke Eropa, termasuk keFinlandia.Pengungsipengungsi ini ikut bermain. Jadi ada sebuah kegiatan untuk merekasehingga mulai membaur, membuat mereka
40
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
nyaman. Melalui sepakbola ini ada pendekatan-pendekatan value, untuk perdamaian,kemanusiaan, membangun karakter dari sisi social,”tutur Harry. Siapkan Summer Camp di Amerika Serikat UPFC sudah menggurita ke manca negara. Harry mencatat Rekor Muri pada Oktober 2014, sebagai tokoh Creative Sport Award di Uni Emirate Arab. Gerakan UPFC ini pun sudah menarik perhatian sebuah Yayasan Prince Albert di Monaco. November 2015 lalu Harry diundang sebagai nominator penerima Event of The Year Award dari kategori Sport for Peace.
“Awal Desember 2015, kita juga baru rapat pembentukan pengurus UPFC di Philadelphia. Ini inisiatif orang Indonesia untuk gerakan sosial melalui sepakbola. Seorang teman saya, Ibu Hany, staf dari gubernur Penysilvania, akan menjadi Ketua UPFC di Amerika. Juga Febby, sekretaris Permias (Persatuan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat), terlibat di UPFC ini,”ujar Harry yang mengagumi Bung Karno sebagi sosok yang visioner, leadership dan inspirasional. Febby Irenika, BSBA (Bachelor of Science in Business Administration) alumnus Drexel University ini, sekretaris Permias Nasional.Putri sulung dari pengurus inti MissionCare, Andri Setiono ini sekaligus sekretaris dan Project Manager Uni Papua USA. “Karena Uni Papua USA ini masih baru terbentuk, kita belum ada banyak kegiatan. Tapi rencana kita untuk tahun 2016 ini, akan bikin summer camp dan sport tournament,” ujar Febby lewat Whatsap dengan MissionCare. Harry menyambut antusias rencana yang digulir UPFC USA. “Kita mengumpulkan orang-orang yang ingin mendedikasikan dirinya sebagai relawan untuk membentuk komunitas Indonesia, tapi menjangkau semua orang tanpa memandang bangsa, suku, agama,”ujar Harry Apalagi, Harry melihat di Philadelpia, banyak migrant dari Burma, Vietnam dan Mexico yang rata-rata suka bermain sepak bola. “Gaung Uni Papua tidak hanya di Penyselvania state, tapi juga sudah sampai di Washington DC, Boston, dan komunitas ikatan Kawanua di Atlanta pun sudah mulai kontak kita untuk buka cabang di sana. Saya melihat ini suatu gerakan sosial kemanusian orang Indonesia menggunakan sepakbola. Supaya sepakbola kita juga bisa bagus. Ini voluntary, mereka buka cabang,kita kasih aturan dan bekali dengan program kurikulum, support dengan program network partnership dan harus bisa cari sponsorship dan survive sendiri,”tutur Harry antusias. n
M i s s i o n i n s piri n g
Seperti Orang Samaria yang Baik Hati
D
ari ujung timur, UPFC pun bertandang ke ujung barat Indonesia, Banda Aceh. Sasaran mereka saat itu adalah kamp pengungsi Rohingya, dari Vietnam di Aceh Timur. Bekerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal, UPFC membuat kegiatan dengan membawa seorang pelatih sepakbola dari Brazil. “Kita buat trauma healing untuk anak-anak pengungsi, setelah mereka 3 bulan terombang-ambing di lautan. Kita menginisiasi sebuah tim kecil untuk proyek kemanusiaan, di situ kita 1 minggu,” ujar Harry. Ia menegaskan, UPFC murni organisasi lintas agama dengan misi menjadikan anak-anak Indonesia orang baik.Harry kemudian mencontohkan lewat Injil Lukas 10, tentang seorang Samaria yang baik hati. Ia melihat orang yang tergeletak jatuh, dirampok tergeletak di tembok Yerusalem. Ia menolong, merawat,menjamin, memelihara sampai si korban pulih kembali sehat. “Jadi kita mau bicara, bahwa perbuatan baik kita itu adalah garam dan terang untuk bangsa ini. Dimulai dari tempat-tempat nun jauh di pedesaan, pedalaman. Saya ke Indonesia timur, karena sedikit yang melakukan gera-
kan moral di sana, dengan banyak alasan seperti jauh dan repot. Nah, kita justru mencari kerepotan,kesusahan, mencari tantangan dan masalah untuk perbaikan. Kita optimis,anak-anak dan generasi kita masa depannya lebih baik,”tandas Harry. Pria yang hobi menulis, membaca dan kreatif ini yakin, kehadiran organisasi sepakbola sosial di Indonesia, akan sangat membantu pemerintah dalam mengatasi persoalan sosial yang cukup kompleks di tanah air. Dengan program utama, yakni membentuk karakter anak Indonesia, agar mampu membentengi dari dari bahaya narkotika, minuman keras, rokok, dan ancaman HIV/Aids, UPFC juga mengusung isu resolusi
konflik perdamaian dengan menyelesaikan konflik lewat dialog melalui caracara yang cerdas, peduli lingkungan, pendidikan kesehatan dan persamaan gender. “Sepakbola inikan olahraga rakyat, kebanyakan yang di akar rumput, grassroot.Bagaimana agar bangsa ini mendapatkan pembangunan mental dan karakter dari sepakbola sosial ini.Presiden kita bagus sekarang, harus didukung sepenuhnya. Mari kita membuktikan, dengan semakin banyak cabang UPFC ini, akan banyak orang baik di negeri kita ini yang muncul dan ikut aktif dalam gerakan untuk perubahan ini,” tandas Harry optimis.
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
41
UPFC terus mengembangkan sayap. Pada 17/12 lalu, UPFC cabang Salatiga bersama masyarakat dan organisasi setempat melakukan gerakan menanam ribuan pohon di di kaki gunung Merbabu yang baru mengalami bencana kebakaran hutan. “Awal tahun 2016, UPFC akan menggelar Indonesia tribes football festival. Recananya akan diundang 20
Sepakbola inikan olahraga rakyat, ke banyakan yang di akar rumput, grassroot. Bagaimana agar bangsa ini mendapatkan pem bangunan mental dan karakter dari sepakbola sosial ini.Presiden kita bagus sekarang, harus didukung sepenuhnya
Festival Olahraga Tradisional Indonesia Sejak membidani UPFC 3 tahun silam, Harry mengakui tidak sedikit anggota yang awalnya bersemangat, setelah terjun langsung menjadi lemas. “ Kita sepakbola sosial, pertama karena kita relawan. Terus bergabung dengan Uni Papua ini sulit, makanya saya selalu bilang jangan buru-buru gabung, karena kitakan benar-benar dibina, aturannya banyak. Seperti selama 6 bulan dalam program pembinaan, pemain tidak bisa ikut turnamen. Salah satu kurikulum, seminggu sekali belajar bahasa Inggris. Ada absensi laporan bulanan, tidak boleh 42
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
merokok dan minuman keras, baik pelatih maupun murid, orang tuaberkumpul sebulan sekali, anak-anak juga aktif ikut kegiatan social,”papar Harry. Karena disiplin yang super ketat itu, banyak yang mundur. Karena banyak yang ingin segera ikut turnamen. Banyak pula orangtua yang ingin anaknya langsung dipromosikan menjadi pemain. “Banyak di antara mereka yang susah diatur, semaunya sendiri. Cita-citanya bagus, tapi tidak mau ikut prosesnya,”ujar Harry yang juga memperkenalkan sepakbola sosial ke Jakarta dengan membantu Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama atau Pak Ahok, menggelar Rusun Cup 2014.
suku pedalaman untuk melakukan eksibisi olahraga tradisional seluruh Indonesia. Kita akan pertemukan dalam festival olahraga sosial. Di antaranya saya akan undang Dayak Iban atau Punan di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Kami pernah ke sana, bagibagi bola dan mendapat sambutan yang sangat positif dari anak-anak dan tokoh adat di sana. Begitu pula yang kami lalukan di banyak desa di segala pelosok Indonesia,” ujar Harry. Ia optimis, akan lebih banyak orang tahu, mengenal dan bekerjasama dengan UPFC. “ Target kita, 10 tahun lagi kita punya akademi sekolah sepakbola berasrama,”ucapnya penuh harap.n
M i s s i o n i n s piri n g
Menjadi Terang dan Garam Tanpa Menonjolkan Jubah
H
arry Widjaja, bungsu dari 3 putra pasangan Alm Herlina dan Sukamdani ini mengabdikan diri sepenuhnya dalam pelayanan gereja pada Juli 1998 – Desember 2002. “Saya 2 tahun menggembala, akhirnya mundur. Saya mungkin sosok yang kurang sabar dalam menghadapi jemaat, saya lebih cocok ke lapangan, blusukan,”ujar suami dari Joanny A Wirjanto ini. Setiap Orang Dipanggil Sesuai Rencana-Nya Ia merasa panggilannya utuk berbagi kasih pada sesama, tidak hanya bisa dilakukan dengan menjadi gembala gereja saja. “Saya aktif menulis sejak usia 10 tahun, untuk media-media gereja saja. Pada tahun 2000-2005 itu, mungkin karena saya aktif pelayanan di gereja, turut membantu media gereja, ditunjuklah saya menjadi gembala. Dan 10 tahun terakhir banyak bekerja dengan pemerintah, dimana saya merasa menemukan tempat dan kegiatan lebih real, terjun langsung ke masyarakat. Tetap menyebar kasih untuk menjadi terang dan garam, walau pun tidak jalur gereja langsung,”ujar Harry. Ia menjadi staf khusus di bidang investasi dan ekonomi untuk gubernur Provinsi Papua, Barnabas Suebu pada 2006. Harry menikmati pekerjaan barunya sebagai penghubung dan perwakilan dengan pihak China dan Hongkong dalam Kerjasama Pengelolaan Carbon Trading. Berlanjut pada 2010, menjadi konsultan Perusahaan Daerah untuk Abraham Atuturi, gubernur Provinsi Papua Barat. Ia menjadi insiator, perancang draft Perda, penghubung dengan mitra di dalam dan luar negeri untuk investasi. Dan pada 2011, ia menjadi staf khusus H Thaib Armaiym, gubernur provinsi Maluku Utara, sebagai perancang konsep perusahaan daerah dan tim
persiapan Sail Morotai. “Sejak 2006-2012, hampir sebulan 1-2 kali ke Papua. Dan 2012 – sekarang ke Kalimantan. Puji Tuhan, anak istri mendukung,”ujar Harry. Putrinya semata wayang, Jocelyn N Wijaya, sejak usia 10 tahun sudah menulis buku cerita fiksi dalam bahasa Ingris. Sekarang, Joy, demikian panggilanya, usia 15 tahun sedang menyelesaikan buku ke 2, cerita fiksi dalam bahasa Inggris juga. “Koleksi buku Jocelyn 3 kali lebih
nesia di Kemayoran, Jakarta Pusat dengan gembala pendeta Stephen Tong ini memiliki ayat favorit yaitu Injil Roma 8:28 : Kita tahu bahwa dalam segala sesuatu Allah bekerja untuk kebaikan orang yang mengasihi-Nya, yaitu mereka yang telah dipanggilNya sesuai dengan rencana-Nya.Di sini, Rasul Paulus menjelaskan karya Allah ada di dalam diri kita oleh RohNya. Dan sesungguhnya, penyelenggaraan Allah meliputi semua kejadian di dalam hidup kita.Tidak ada yang terjadi di dalam dunia, di dalam keluarga kita, di dalam hidup kita masingmasing secara kebetulan saja atau karena hal itu sudah ditentukan lebih dahulu. Dan Kerajaan Allah lebih luas
banyak dari saya dan bahasa Inggris semua,”ucap Harry yang pada 2006, mendirikan Perkumpulan Papua Pusaka Bangsa dengan program Papuapreneur yang bertujuan membina, mentraining anak-anak Papua untuk menjadi wirausahawan “ Sejak Agustus 2013, saya aktif membantu di perusahaan daerah BUMD Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Juga sebagai konsultan proyek resort Raja Ampat, Papua,” jelas Harry yang telah menulis 14 buku, 4 di antaranya biografi.Selain buku Pdt Daniel Alexander, juga biografi Julius Ishak Abraham, pendeta senior GBI dari Tasikmalaya. Jemaat Gereja Reform Injili Indo-
daripada Gereja. Tony Yudianto, Ketua Umum MissionCare memberi apresiasi yang tinggi terhadap Harry Widjaja. “Uni Papua ini sesuatu yang menarik. Saya sangat respect dengan Bung Harry yang berhasil mengemas program kerjanya, tanpa harus menonjolkan kita berasal dari satu kalangan atau aliran. Tanpa harus menonjolkan jubah kita. Intinya, siapa yang bertemu dengan kasih, itu pasti welcome.Pergerakan itu harus real, perbuatan kasih itu harus nyata, tidak hanya teoritis. Kita memang perlu beri materi kotbah yang berisikan motivasi, namun kalau perlu 30 persen saja, dan 70 persennya karya nyata,”tegas Tony. n
MAJALAH MAJALAHMISSION MissionCARE CARE JANUARI 2016
43
44
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
45
MissionAmazing
Seminar Sehari MissionCARE cHAPTER Batam
“JADILAH TELADAN” Penulis : Ayik Teteki
Hari Libur tidak menjadi halangan bagi para Hamba Tuhan di Kota Batam dan sekitarnya untuk menyediakan waktu guna mengikuti acara seminar sehari yang diadakan oleh MissionCARE Chapter Batam. Ratusan peserta hadir memenuhi Unique Ballroom Harris Hotel Batam Center pada hari Rabu tanggal 14 Oktober 2015. Inilah gebrakan baru yang dilakukan oleh MissionCARE Chapter Batam yang berkoordinasi dengan MissionCARE Pusat untuk mengaktifkan kembali kegiatan MissionCARE di Batam dan Kepulauan Riau. Tanggal 2 September 2002 menjadi sejarah berdirinya MissionCARE Chapter Batam yang diawali dengan presentasi
46
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
oleh tim MissionCARE Pusat dalam acara jamuan makan malam bersama di sebuah restoran di Batam. Acara tersebut dihadiri oleh ratusan Anak Tuhan. Gayung bersambut, hari berikutnya tanggal 3 September 2002, dibentuklah tim formatur untuk menentukan kepengurusan MissionCARE Chapter Batam. Selanjutnya, pada tanggal 17 September 2002, kepengurusan MissionCARE Chapter Batam terbentuk dengan Ketua Chapter terpilih Sabar P Hasibuan yang menjabat ketua chapter sampai sekarang. Namun, dalam perjalanannya, Chapter Batam tidak terlalu aktif bahkan cukup lama tidak ada kegiatan. Maka
sebagai upaya untuk menghidupkan kembali bara api semangat misi bagi MissionCARE Chapter Batam pada hari itu diadakan seminar sehari bagi Hamba-Hamba Tuhan di kota Batam dan sekitarnya. Pertemuan singkat diadakan untuk membentuk tim kecil sebagai panitia seminar yang terdiri dari pengurus MissionCARE Chapter Batam dan beberapa Hamba Tuhan di Batam satu bulan sebelum pelaksanaan acara seminar. Seminar yang diadakan di Harris Hotel Batam Center di hadiri lebih dari 350 peserta yang terdiri dari Hamba Tuhan, pengusaha dan pengerja gereja. Mereka datang dari berbagai daerah, bah-
M i s s i o n ama z i n g kan ada beberapa Hamba Tuhan yang khusus menyeberang dari Kepulauan Riau demi menghadiri seminar yang dilakukan oleh Pdt. Krisman Sihombing. Pdt. Erastus Sabdono, pembicara tunggal dalam acara seminar ini, terkenal sebagai hamba Tuhan yang rendah hati, pengajarannya mudah dimengerti serta penyampaiannya yang santai namun serius. Beliau bukan kali ini saja melayani Hamba Tuhan bersama MissionCARE. Sosok beliaulah yang menjadi salah satu daya tarik bagi orangorang untuk mengikuti seminar ini. Pdt. Makmur Butar-Butar selaku ketua panitia pelaksana, dalam sambutannya menyampaikan permintaan maaf karena tidak bisa memenuhi semua permintaan Hamba Tuhan dan pengerja gereja, serta tamu-tamu lain untuk ikut dalam seminar ini karena terbatasnya tempat. Peserta yang hadir diluar perkiraan. Seminar yang diselenggarakan dalam 2 sesi ini tidak dikenakan biaya sepeser pun untuk para pesertanya. Demi menjaga semangat para peserta
seminar sampai acara selesai, di setiap pergantian sesi, panitia selain mengajak peserta melantunkan lagu pujian juga meneriakkan yel-yel “Menjadi teladan gaya hidupku, gaya hidupku menjadi teladan!”. Yel-yel yang dibuat menyesuaikan tema seminar kali ini yaitu ‘Menjadi Teladan’ yang disarikan dari nats Alkitab 1 Tim 1: 15 – 17. Sasaran peserta dari seminar ini utamanya adalah bagi para Hamba Tuhan, maka tema yang dipilih pun adalah untuk memotivasi Hamba Tuhan untuk makin meneladan Tuhan Yesus Kristus. Sebagaimana Pdt. Erastus tekankan kepada para peserta seminar bahwa seorang Hamba Tuhan harus menjadi teladan. “Perbedaan Hanba Tuhan dengan jemaat dalam hal etika terletak pada kualitas atau tingkat kesucian atau kesalehannya. Seorang Hamba Tuhan harus memiliki kesucian yang lebih tinggi, sebab seorang Hamba Tuhan harus menjadi teladan.” Jelas beliau. Lebih jauh lagi beliau katakan, “Seorang Hamba Tuhan harus menun-
jukkan perilakunya seperti Tuhan Yesus. Kalimat tepatnya adalah memperagakan kehidupan tuhan Yesus. Dengan demikian jemaat memiliki panduan harus menjadi seperti siapa mereka di abad millennium ini.” Peserta seminar sangat antusias dan sungguh-sungguh menyimak apa yang disampaikan oleh Pdt. Erastus Sabdono karena itu mereka tetap bertahan untuk mengikuti seminar dari pagi sampai sore selesai acara. Melihat antusiasme peserta, MissionCARE Pusat yang kehadirannya diwakili oleh Tony Yudianto selaku Ketua Umum dan Rianto Chandra selaku Ketua I, mempertimbangkan untuk mengadakan acara semacam ini lagi di Batam. Keinginan yang sama diungkapkan oleh Pdt. Apul Simanjuntak yang juga merupakan panitia agar acara semacam seminar ini diadakan lagi. Seminar ditutup dengan doa oleh Rianto Chandra dan para peserta kembali ke rumah masing-masing dengan membawa souvenir buku dan CD dari Pdt. Erastus Sabdono. (at)
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
47
M i s s i o n ama z i n g
Carilah tuhan selagi dia dapat ditemui YESAYA 55:1-13
A
yat yang sering dikutip atau dihafalkan dalamYesaya 55 ini adalah ayat 8, “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.” Namun, tema pasal ini adalah himbauan pada ayat 6, yakni agar bangsa-bangsa dapat memasuki perjanjian kekal Allah, yaitu keselamatan yang disediakan oleh-Nya. Dalam konteks yang lebih jauh, yaitu Kitab Yesaya 54-57, firman ini membicarakan keselamatan datangdari Hamba yang disebut dalam pasal sebelumnya, yaitu Hamba yang menderita (lihatpasal 53). Keselamatan dari karya Hamba ini datang kepada Israel (54),dan bangsa-bangsa lain (55:1-56:8) serta hukuman akan datang bagi orang jahat (59:9-57:21). Padaakhirnya, Hamba itu akan mendirikankerjaan millennium. Rencanabagi Israel tetapberlaku. Berita tentang keselematanbagi bangsa-bangsa dimulai dengan undangan yang gratis untuk datangkepadaNya (Undangan ini diserukan empat kali dalam ayat 1): Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang
48
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susutan pabayaran! Dengan memenuhi undangan berarti mereka percaya kepada Dia dan menyandarkan hidupnya kepada-Nya untuk keselamatannya serta setuju akan peraturan-peraturan-Nya. Berkat-berkat Allah yang disediakanbagi mereka tanpa bayar, alias gratis. Keselamatan adalah pemberian cuma-cuma, baik berupa penebusanrohani maupun pembebasan fisik. Allah mengingatkan supaya mereka tidak tergiur pada halhal lain di luar diri Allah sendiri, Allah yang Esa. Sepanjang sejarah manusia telah terjadi upaya untuk lebih mencari kepuasan dari banyak hal dunia luar dari pada diri Allah. Allah sendiri telahmengikatperjanjian abadi dengan bangsa Israel. Dengan kedatangan-Nya, umat akan memiliki hidup dan memperoleh perjanjian kekal (bdk. 2Sam 11b-16). Perjanjian yang didasari pada kasih setia-Nya. Kasih setia(khesed) adalah ungkapan kasih yang utamanya berkaitan dengan hubungan. Kata inipenting bagi keyaki-
nan kita karena kata ini sering digunakan untuk mengungkapkan sikap dan tindakan Allah.Kasih Allah yang dalam menggerakkan diri-Nya untuk membuat perjanjian dengan manusia sebagai hal yang utama. Tindakan dari khesed ini muncul dari kasih-Nya sendiri. Sebagai contoh: Ketika Dia menyatakan diri kepada Musa, TUHAN berkata, “Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: “TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpahkasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekalikali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat.”(Kel.34:6-7). Jadi, bila kita membaca tentang kasih setia Allah (khesed), maka hal itu berbicaraketeguhan dan pengampunan Allah, sedangkan hukuman terjadi oleh karena keselahan manusia yang tidak menerima undangannya. Jika undangan itu cuma-cuma, mengapa ada seruan untuk “mencari
M i s s i o n ama z i n g Dia”? Dan, apakah arti mencari Tuhan? Bahasa Ibrani baqash dan darash diterjemahkandengan kata yang sama dalam bahasa Indonesia: “mencari.” Tetapi ada sedikit perbedaan pengertiannya dalam “mencari Allah” Baqash bisa berarti “mencari” lokasi di hadapan Tuhan, misalnya berdoa di bait suci dan mencari berkat-Nya, tetapi juga bisa berarti pernyataan pikiran atau jiwa kitaseperti yang dikatakan Allah melalui Nabi Musa demikian, “Dan baru di sana engkau mencari TUHAN, Allahmu, dan menemukan-Nya, asal engkau menanyakan Diadengansegenap hatimu dan dengan segenap jiwamu” (bdk. Ams. 1:28). Sedangkan kata darash sering digunakan untukmenjelaskan “mencari” Allah dalampengertian masuk kedalam hubungan perjanjian dengan Dia. Inilah yang dimaksud olehNabi Yesaya ketika diamenyerukan agar manusia mengubah sikap dan pikirannya secara penuh untuk “mencari TUHAN selagi Ia dapat ditemui.” Tindakan seseorang untuk berbalik dan percaya kepada Allah menunjukkan iman untuk memasuki hubungan perjanjian dengan Allah. Karena orang yang mencari Dia sudah yakin bahwa tidak ada jalan lain yang menjaminnya. Jalan yang dicari itu adalah satu-satunya kemungkinan yang menjamin. Seruan sang Nabi agar bangsa-bangsa mencari Dia didasari atas anugerah Allah yang disediakan. Gagasan itu terungkap dalam bagian yang mengatakan “selagi Dia dapat ditemui dan dekat”Akar kata matsa’ (ditemui) ini digunakan kira-kira 310- 450 kali, artinya ditemukan, disergap, ditangkap, ditawan, dipahami, dipegang. Bila dibandingkan dengan bahasa Aram, artinya “menjangkau, mencapai,” dalam bahasa Ethiopia, artinya “sampai, atau tiba,” dan bahasa Ugaritik menyebutnya “mencapai, menjangkau”Jadi, matsa’ artinya bukan saja “menemukan’ tetapi “sampai, berjumpa, dan mencapai”. Bangsa-bangsa dipersilakanmencari Allah yang hidup, dan mereka pasti akan berjumpa dengan Dia serta memperoleh berkat perjanjian-Nya yang kekal.
Dalam hal itu, Yesaya menyebutkan bukti perjanjian kekal yang Allah buat dengan Daud. Dia berjanji akan terus melakukan yang baik padaDaud, sehingga Dia pun menjamin kepada setiap orang yang datang kepada-Nya, Dia tidak akan pernah menarik lagi perbuatan tangan-Nya yang baik (berkat) itu dari mereka. Allah akan selalu menyertai dan memperhatikan umat-Nya. Hamba, sang Mesias itu akan menjadi pemimpin bangsa-bangsa. Penggenapan janji setia Allah itu digenapi dalam Yesus Kristus, anak Daud (Mat. 1:1). Yesus sendiri menjadi pemimpin dan panglima bagi bansa-bangsa (55:4-5). Kata bangsa-bangsa mulai disebut dalambagian ini. Dan, ayat 5 disebutkan kata engkau (tunggal) mengacu pada Israel yang dipakai Allah untuk membawabanyak bangsa datang menyembah TUHAN. Bangsa-bangsa itu akan mengenal Allah yang Mahakudus.
Jaminanya adalah Firman-Nya yang akan terwujud sebagaimana hujan dan salju yang turun kebumi yang akan bekerja secara ajaib untuk menumbuhkan tanaman dan mengasilkan makanan buat kita. Tanah Timur Tengah yang kering dapat dengan cepat menumbuhkan tanaman setelah mendapat siraman hujan pertama musim hujan (10-11). Demikian pula firman dari mulut Allah akan menumbuhkan buah-buahkehidupanrohani. Disitulah tujuan Allah digenapi.
Bagi yang mencari dan berseru kepada Tuhan dijamin mendapat keselamatan. Karenaitu, “ “Carilah Dia, selagi dapat ditemui; berserulah kepada-Nya selagi Dia dekat.” Sebab jika hukuman sudah tiba, kita terlambat. Belas kasihan Allah bagi mereka yang berbalikkepada-Nya datang karena pikiran dan jalan-Nya melampui pikiran dan jalan manusia (Ay. 7). Ditegaskan dalam Kitab Perjanjian Baru bahwa barangsiapa mencari Dia mendapat pahala.“ Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberiupah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.”
Inilah rancangan Allah yang sudah dijanjikan bagi mereka yang masuk kedalam hubungan perjanjian kekal dengan Allah: “Sungguh, kamu akan berangkat dengan sukacita dan akan dihantarkan dengan damai; gunung-gunung serta bukit-bukit akan bergembira dan bersorak-sorai di depanmu, dan segala pohon-pohonan di padang akan bertepuk tangan. Sebagai ganti semak duri akan tumbuh pohon sanobar, dan sebagai ganti kecubung akan tumbuhpohon murad, dan itu akan terjadi sebagai kemasyhuran bagi TUHAN, sebagai tanda abadi yang tidak akan lenyap.”(Yes. 55:12-13). Pada masa yang akan datang alam pun akan bersoraksorak. Gunung-gunung, bukit-bukit, pohon-pohon akan bergembira dan bersorak. Tanaman yang tidak berguna akan diganti dengan tanaman yang bermanfaat. Para penafsir menyatakanbahwa keadaan itu menggambarkan orang yang berada dalam keselamatan. Hal itu benar, karena Allah mengubah pribadi. Tetapi juga benar bahwa bumi akan menjadi subur makmur selamakerajaan seribu tahun. Keadaan yang jauh dari impian dan manusia.
Rancangan Allah yang akanberlaku bagi mereka yang masuk dalam janji Allah. Rancangan itu jauh dari jangkauan impian manusia. Dikatakan oleh Yesaya demikian, “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmubukanlah jalan-Ku, demikianlah Firman TUHAN.Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” (Yes. 55:8-9)
Bagaimana bangsa-bangsa dapatmasuk kedalam perjanjian kekal Allah, jika tidak ada yang memberitahukannya, dan bagaimana merekadapatmemberitahukannya jika tidakada yang mengutus? Kehadiran pelayanan MissionCARE tepat karena ia masuk dalam rancangan Allah untuk mengutus agar bangsabangsa dapat memasuki perjanjian Allah yang berkatnya jauh dari jangkuan pikiran manusia.(NHS)
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
49
M i s s i o n ama z i n g
50
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
M i s s i o n ama z i n g
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
51
Alamat Email/Telp/Fax MissionCARE di Indonesia No MissionCARE Alamat dan Email
No MissionCARE Alamat dan Email
1 Jakarta 2 Bandung 3 Surabaya 4 Purwokerto 5 Solo 6 Lampung
Komp. Ruko Plaza Pasifik (samping makro) Blok B1/18 Jl. Boulevard Barat Raya, Kelapa Gading, Jakarta Utara Telp. (021 4584 3481 Fax. (021) 4584 3521
12 Samarinda
Toko Halleluyah Mal Lembuswana Blok J 3-5, Samarinda 75117 Telp. (0541) 206 637
13 Batam
Komp. Pertokoan Seruni Blok A-25 Sei panas batam, Kepulauan Riau Telp. (0778) 453 082
14 Balikpapan 15 Manado
Jl. Jend. Sudirman, Komp. Ruko BSB Blok A-15 Stall Kuda Balikpapan, Kalimantan Timur Telp. (0542) 765 575
Jl. Gatot Subroto Timur No. 99X/6 Denpasar, Bali 80235 Telp/Fax. (0361) 262 120
7 Magelang 8 Tarakan
Jl. Delima Selatan V A No. 28/32 Kramat Utara-Magelang Telp. (0293) 558 5188
9 Semarang 10 Tegal 11 Madiun
Jl. Cakrawala Utara II No. 23 Semarang 50144 Telp. (024) 760 2954
16 Denpasar 17 Yogyakarta 18 Gombong 19 Malang 20 Palembang 21 Palu 22 Makasar 23 Medan 24 Waingapu
Jl. Baumasepe No.17 Makasar Telp. (0411) 503 7173
52
Jl. Mekar Sederhana No.31 Komp. Istana Mekarwangi Bandung Telp/Fax. (022) 522 7487 Komp. Ruko Rungkut Megah Raya Blok H-22 Jl. Raya Kali Rungkut No. 5 Surabaya Telp. (031) 8711186 Fax. (031) 8711204 Jl. Kol. Sugiono No. 15 Purwokerto Telp/Fax. (0281) 628 654 Ruko Pasar Legi, Jalan Nias No. 12 A Pasar Legi, Banjarsari, Solo Telp/Fax. (0271) 661 023/644 639 Jl. Alam Lembayung No. 18 BTN II Way Halim Permai Bandar Lampung Telp/Fax. (0721) 709 482
Jl. W.R Supratman Rt. 21 Blok L No.4 Tarakan, Kalimantan Timur Telp. (0551) 51652
Jl. Hang Tuah No. 3 Tegal 52111 Telp. (0283) 355714 Jl. Condro Manis No. 25, Perumnas Manis Rejo I, Madiun Telp/Fax. (0351) 482500
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
Jl. Hasanuddin 16 No. 19 Karangria, Manado Telp. (0431) 862 902
Jl. Ringrod Utara No. 272 Gorongan Condongcatur Sleman - Yogyakarta Telp. 0274-561241/7002535 Gg. Mangga 21 RT 05 RW 06 /917 Wonokriyo, Gombong PBI B3/3 Malang Telp. (0341) 326 215 Jl. Letnan Yasin No. 2952 Palembang 30129 Telp. (0711) 367 716 Jl. Maluku No. 70-72 Palu (Masagung Motor) Sulawesi Tengah Telp. (0451) 456 513
Jl. Perbatasan No. 16 STM Kampung Baru MEDAN Telp/Fax. 061-7864032 Jl. Ikan Hiu No. 26 Blok D/1, Waingapu - Sumba Timur Telp/Fax. (0387) 62586
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
53
Missionnews
Mulat Pitajeng
Di Balik Sukses KKR di Kediri
K
esuksesan berlangsungnya acara KKR MissionCare di Kediri, awal Desember 2015, tak lepas dari peran penting seorang wanita hamba Tuhan, Pdt Mulat Pitajeng, koordinator Partner MissionCare untuk Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Ia lahir Situbondo, 13 Februari 1970. Namanya unik, Mulat berarti melihat, dan Pitajeng berarti kekuatan. Dan ia memang melihat kekuatan Tuhan mengantarnya menjadi seorang Pendeta. “Saya sebenarnya tidak mengerti tentang pelayanan, saya hanya jemaat biasa,”ujar sulung dari 4 anak petani ini Tatkala masih kanak-kanak, ia masih kelas 2 SD saat itu, bapaknya meninggal dunia. “Bapak saya anak tunggal, demikian juga ibu saya, anak tunggal. Jadi sejak bapak saya meninggal, ekonomi kami sulit. Akhirnya ibu saya men-
54
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
girim saya ke panti asuhan Kresiten di Surabaya,”tutur Pitajeng, Koordinator MC dibawah cabang Surabaya. Dipaksa Masuk Sekolah Theologia Saat usia remaja, ia tinggal bersama orang tua angkat dari Sangir Talaud,
Sulawesi Utara, keluarga Nathan Ponga. Dan ia beruntung ia mendapatkan orang tua asuh yang mengarahkannya kepada masa depan. “Ibu angkat saya yang punya kerinduan untuk saya masuk menjadi hamba Tuhan, dan saya dimasukkan ke STTII. Itu STT yang sangat sulit buat saya. Selain saya dipaksa dan terpaksa harus mengerti, bahkan harus melayani di pedesaan. Mana kuliah full nya Selasa sampai Jumat. Setelah itu, Jumat siang sampai Senin wajib praktek di pedesaan, melayani di desa-desa”kenangnya. Praktik kuliahnya itu berupa program pendekatan terhadap lingkungan, untuk pendirian jemaat baru/perintisan, yang akhirnya ia gembalakan sendiri. Saat itu tempat pelayanannya berpindah-pindah. “Dan itu kesulitan saya, sebab saya sejak tahun 1980an sudah tinggal di Surabaya, tidak pernah pergi ke desa-desa. Sedangkan masuk STT
Missionnews harus ke desa-desa. Makanya, saya merasa berat dipaksa ibu angkat saya. Tapi justru dari situ pembentukan karakter saya dan sekarang saya tahu, Tuhan yang maksa saya hahahahaha…,”ujar Pita riang. Ia praktik pelayanan di kecamatan Pare, kabupaten Kediri Pitajeng lulus STTII Surabaya angkatan 1990.Ia pun menjadi hamba Tuhan dan merintis beberapa tempat di kab Kediri. “Akhirnya saya kerja tim dalam perintisan dan penggembalaan. Dan akhirnya kami juga melakukan perintisan di daerah kab. Jombang yang sering kami pakai sebagai tempat pertemuan skala besar untuk kurang lebih 250 pendeta,”jelas Pitajeng. Ia menyebut nama-nama Pitajeng dan adiknya Pdt Ngluri Sukma Sakti .Th rekan seperjuangannya yang suPelemahan kab. Kediri,”kenangnya. dah dipanggil lebih dulu menghadap Bapa di Surga, yaitu Alm Pdt Edyanto Hanya Satu Keluarga Darmadji, alm Pdt Cornelius SimatuPercaya Tuhan Yesus pang Tentu ada masalah dan sering ada “Jadi awal saya merintis sendiri Febtantangan dalam pelayanan. Karena ruari 1990, , sekitar tahun 1996 kami memang daerah tersebut baru ada satu perintisan sama mereka. Awal perintikeluarga yang baru percaya Tuhan. san saya itu di dusun Sidowarek, desa
“Keluarga dari Surabaya ini yang kami pakai untuk awal perintisan saya. Waktu itu sangat sulit dan belum ada listrik,”kenangnya lagi. Setelah bertemu tim, tahun 1996 baru ia pindah ke kota Pare kabupaten Kediri. “Kurang lebih 10 km dari tempat pelayanan saya semula. Jadi home base agak ke kota supaya mudah transportasi dan lainnya.Partner dalam tim saya sekarang sekitar 20 pendeta, setiap bulan kami pertemuannya kurang lebih 100 orang,”tuturnya. Pitajeng pernah keIsrael tahun 2005 diajak seorang anak Tuhan dari Kediri. “Bisa menginjakkan kaki saya di tanah perjanjian itu pengalaman rohani saya. Sangat senang karena baru pertama kali saya ke luar negeri langsung ke Israel. Mukjizat. Karena selama ini yang diberangkat pendeta-pendeta besar. Sedangkan saya pendeta perintisan hahahha,”ujar Pita yang berprinsip melayani sampai garis akhir, dalam jalur illahi. Alamat Pdt Mulat Pitajeng L Jl Gajah Mada no 45, Semanding Pare- Kediri 64211
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
55
Doa Gubernur AHOK di Gereja Anak Domba Oleh : Christina S Lomon
G
ubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama mengunjungi beberapa gereja pada perayaan hari raya Natal 24-25 Desember 2015, yaitu Gereja Yohanes Maria Vianneydi Cipayung, Jakarta Timur, Gereja GPIB Paulus di Menteng, Jakarta Pusat, dan Gereja Katedral di Jakarta Pusat, serta Gereja GPIB Immanuel, Jakarta Pusat. Ahok beserta rombongan tiba di Gereja Anak Domba, Cipayung, sekitar pukul 16.00 WIB. Setibanya di lokasi, Gubernur yang popular disapa Ahok ini langsung disambut Pastor Paroki, Romo Rohadi Widagdo dan Romo Angga, serta umat Katolik yang ber-
56
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
siap merayakan malam Natal. “Kalau di gereja, yang no 1 Romo, Walikota, Bu Camat, Lurah dan jajarannya, yang saya hormati, serta segenap umat gereja Yohannes Maria Vianney. Syalom, saya mampir ke sini, karena tahu gerejanya baru. Sebelum ke sini, saya diberitahu ibadah mulai jam 5, dan saya bilang akan datang 1 jam lebih awal. Saya tahu kalau umat Katolik itu datang 2 jam sebelumnya,”ujar gubernur Ahok membuka sambutannya di altar gereja. Hidup untuk Menjadi Saksi Kristus Gubernur Ahok mengungkap rasa syukurnya, melihat gereja di pinggiran kota Jakarta Timur dengan simbol Anak Domba di kubah gereja itu berdiri megah. Mantan bupati
Belitung Timur ini juga mengungkap rasa prihatinnya karena ada beberapa lo kasi yang menolak pembangunan gereja, karena ada SKB 2 menteri. “Buat saya pribadi, saya tidak heran kalau ada sebagian orang di dunia ini tidak suka ada gereja. Karena sejak Yesus lahir saja, sejak dalam kandungan, Yusuf dan Maria harus berpindah-pindah, karena diuber-uber orang. Yesus kecil yang tidak ada salahnya mau dibunuh Herodes. Maka, jika pengikut Kristus di bagian dunia lain dauberuber, tidak usah heran. Yang penting saat ini kita masih bisa berbakti. Dan mari kita mendoakan jemaat lain yang masih belum punya kesempatan untuk leluasa berbakti,” ucap Ahok. Ia menyinggung, seharusnya di
Missionnews negara kita yang berazaskan Pansasila, dan UUD 45 menjamin warganya memiliki hak menjalankan agamanya masing-masing. “Saya mendengar akan ada bahaya penyerangan pada bulan-bulan tertentu. Namun saya percaya ini ini pemeliharaan Tuhan, aparat telah bekerja dengan baik. Kita percaya tuhan akan memelihara kita. Natal kali ini, saya keliling Jakarta, untuk mengatakan, hidup kita di tangan Tuhan, hidup kita untuk menjadi saksi bagi Kristus. Umat Kristus, harus menjadi saksi oleh kemuliaan namanya,” ujar Ahok. Untuk itu, ia mengajak umat Kristiani untuk tidak heran dan sedih, kalau ada orang yang tidak suka dengan keberadaan gereja. “Yesus kecil saja sudah mau dibunuh karena Herodes takut kekuasaannya diambil. Saya yakin orang yang takut kepada gereja, adalah orang yang ketakutan kekuasaannya akan diambil, padahal kekuasaan tak bisa diambil. Ini yang saya katakan orang Kristen untuk menjadi saksi yang baik,”lanjut Ahok. Tekankan 5 Tertib Gubernur Ahok menegaskan, ia selalu menekankan jajarannya di Pemprov DKI untuk selalu tertib. “Umat Kristen itu jangan tidak tertib lalu lintas, jangan tidak tertib buang sampah, jangan tidak tertib berjualan, dan jangan tidak tertib hunian dengan tinggal di sembarang tempat, dan kalau demo harus tertib. Dengan 5 tertib inilah kita harapkan, umat Kristus bisa menjadi saksi Kristus,” ujarnya. Pada umat gerej, Ahok juga meminta untuk didoakan supaya tetap teguh menjadi saksi bagi kemuliaan nama Tuhan. “Doakan saya agar tetap menjadi pejabat yang tak korupsi tetap bekerja keras untuk mendatangkan berkat dan kesejahteraan di kota Jakarta, membawa kemulian untuk masyarakat Jakarta. Saya atas nama pemprov DKI mengucapkan Selamat
Natal, Tuhan memberkati kita semua. Saya juga mengcapkan selamam Maulid, pada saudara-saudara kita umat Muslim. Ini adalah suatu hal yang sangat baik untuk menjadi model di Indonesia,”ucap Ahok menutup sambutannya.. Romo Angga yang menjadi Master of Ceremony sore itu kemudian mempersilahkan gubernur Ahok untuk berfoto bersama Romo Rohadi dan anak-anak gereja pemain angklung. Ahok sempat menjawab pertanyaan jurnalis Mission Care, tentang gebrakan apalagi yang akan dilakukannya jika menang dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 nanti. “Rumah susun akan semakin tertib, tidak ada lagi rumah kumum, transportasi beres, proyek MRT berjalan,
man gereja Anak Domba. Gerakan Komunitas untuk Pembangunan Gereja Kepala Paroki, Romo Rohadi mengucap ita syukur dengan kehadiran Gubernur yang berkenan di gereja yang baru pertama kali digunakan untuk Natal. “Ini kunjungan silaturahmi yang luar biasa. Perhatian dari para pemimpin yang sungguh menjadi kebahagaian tersendiri bagi kita di pinggiran Jakarta ini,”ujar Rohadi. Gubernur Ahok menyatakan keheranannya melihat gereja Anak Domba dengan desain artitektur mirip gereja di Roma ini, sementara umatnya banyak yang berasal dari kalangan menengah ke bawah. “Semua karena gotong royong, dari
tanggul selesai, dan Jakarta tidak banjir lagi,”tegas Ahok. Ia sempat pula mengungkap rasa prihatinnya pada para hamba Tuhan di pedalaman dan daerah-daerah rawan konflik yang terus berjuang untuk gereja dan umatnya, meski dalam keprihatinan. “Kita haru s dukung tak hanya dengan doa, tapi juga dengan materi. Seperti gerakan moral yang dilakukan Mission Care ini, saya tahu dan sangat mendukung. Tetap semangat,” ujar Ahok sebelum masuk ke mobil Innova yang sudah menunggunya di hala-
kolekte 1000-2000 untuk membangun gereja, dan banyak juga yang menyumbangkan material,” kata Romo Rohadi. Ia menyebut kunci keberhasilan pembangunan gereja ini, pada gerakan komunitas. “Banyak komunitas kecil yang aktif bergerak mengambil simpati pada masyarakat sekitar dengan membagibagikan sembako sebagai hadiah Natal. Umat mewujudkan kasih dan syukur mereka, berbagi kasih kepada masyarakat terutama yang hidup berkekurangan,” ujar Romo Rohadi.n MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
57
Monumen Keluarga Gereja Iman Padangsidimpuan Kerapatan Gereja Baptis Indonesia (KGBI) Jermaat Iman Padang sidimpuan Shalom, Bersama ini kami datang memohon kepada Bapak/ Ibu, kiranya dapat mengulurkan tangan untuk membantu kami dalam pembangunan gedung gereja KGBI Jemaat Iman Padangsidimpuan yang hingga saat ini belum dapat dibangun dengan seutuhnya berhubung kami kekurangan dana. Adapun dana yang kami butuhkan untuk penyelesaian pembangunan tersebut sebesar Rp 46.730.000,(empat puluh enam juta tujuh ratus tiga puluh ribu rupiah). Rincian dana terlampir dalam proposal ini. Besa rharapan kami, Bapak/ Ibu sudi kiranya membantu kami demi pemgembangan pembangunan iman warga jemaat. Atas hal ini, kami panita pembangunan gereja KGBI Jemaat Iman Padadngsidimpuan mengucapkan terimakasih. Tuhan Yesus Kristus membalaskan dan memberkati kebaikan hati Bapak/ Ibu. Panitia Pembangunan Gereja KGBI Jemaat Iman Padangsidimpuan
Gereja Penyebaran Injil (GPI) Dusun VI Desa Punti Kayu Serangge II Pabrik Shalom, Dengan penuh suka cita, untuk pembangunan gedung gereja Penyebaran Injil Dususn VI Desa Punti Kayu Serangge II Parik RT 07 RW 04 Batang Peranap 29354 Indragiri Hulu, kami panitia pembangunan gereja datang ke hadapan Bapak/ Ibu/ Sdr/ i. Untuk memohon bantuan dana pembangunan gereja yang dimaksud serta menyatakan buah iman yang telah teresap dalam kehidupan sebagai umat kristiani yang baik dengan menyatakan secara 58
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
m o n u m e n k e l u arga Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Hilinamoza’ua Kec. Teluk Dalam Kab. Nias Selatan, Sumatera Utara Salam Damai Sejahtera Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, Puji syukur kami naikan kepada Bapa di surga yaitu Tuhan Yesus Kristus Kepala Gereja. Ia berkata, “di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” Mat 16:18 Maka kami pengurus Gereja dan Jemaat mengadakan pertemuan doa untuk mendirikan sebuah bangunan Gereja Sidang Jemaat Allah Hilinamoza’ua di Kabupaten Nias Selatan. Kami anggota jemaat sangat merindukan adanya lanjutan pembangunan gedung gereja demi menggenapi Amanat Agung dari Yesus Kristus, “Jadikanlah semua bangsa muridKu,” termasuk desa Hilinamoza’ua. Kami sangat membutuhkan bantuan dan uluran tanganBapak/ Ibu/ Saudara/ i. seiman untukmenolong dan meringankan beban dalam pembangunan gedung gereja kami, baik doa maupun usaha sehingga dapat menjadi pergumulandari pihak perhimpunan MissionCARE sebagai anggota Tubuh Kristus. Karena itu selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kawankawan kita seiman (Gal 6: 10). Panitia Pembangunan Gedung GSJA Hilinmoza’ua
rela berpartisiasi dalam pembangunan jasmani dengan berbagi harta kekayaan yang telah diberikan Tuhan kepada umatNya. Dalam hal ini, panitia telah melaksanakan berbagai kegiatan untuk membangun rumah ibadah yang dananya bersumber warga jemaat sendiri, donatur, dengan rincian anggaran sebesar Rp 142.470.000,- (seratus empat puluh dua juta empat ratus tujuh puluh ribu rupiah).
Melalui surat ini kami mohon, uluran tangan Bapak/ Ibu/ Sdra/ i. untuk berkenan memberikan bantuan pembangunan gereja tersebut, baik berupa bahan maupun dalam bentuk uang tunai sekaligus mendorong warga jemaat khususnya dan umat Kristiani pada umumnya. Demikian permohonan ini disampaikan dihadapan Bapak/ Ibu/ Sdr/ i. sebelum kami menerimanya terlebih dahulu kami ucapkan terima kasih, Tuhan Yesus memberkati.
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
59
SURAT HAMBA TUHAN
Surat-surat dari Hamba Tuhan kami terima setiap hari, baik surat dari Hamba Tuhan yang sedang MissionCAREs ubsidi maupun surat dari Hamba Tuhan yang membutuhkan uluran kasih untuk pelayanan mereka. Surat-surat ini datang dari berbagai pelosok Tanah Air dengan berbagai macam isi : ucapan terima kasih, kesaksian, pergumulan doa, permohonan bantuan, atau perkembangan pelayanan.
Salam Dalam Kasih Tuhan Yesus, Kami sangat senang dapat berkirim kabar kepada Bapak/ Ibu donator MissionCARE. Puji Tuhan, kami sekeluarga dalam keadaan baik dan sehat, demikian juga jemaat yang kami layani, semuanya dalam keadaan sehat. Kami berdoa kiranya Bapak/ Ibu donatur MissionCAREselalu sehatdan berhasil dalam segala hal. Puji Tuhan, kami sekeluarga sudah menerima berkat Tuhan melalui Bapa/ Ibu donatur MissionCARE. Berkat yang kami terima untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan juga untuk keperluan pelayanan. Pada tanggal 31 Oktober 2015 ini kami telah membuka 60
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
pelayanan baru di Ambarawa. Mohon doanya agar kami dapat melayani dengan baik dan benar di mata Tuhan. Saat ini kami sedang bergumul untuk alat musik keyboard atau organ karena alat musik kami sudah rusak. Mohon juga dukungan doanya untuk penyelesaian kamar mandi dan WC di gereja, serta dana pemasangan air bersih/ PAM. Kami yakin dan percaya Tuhan memberkati pelayanan kami melalui Bapak/ Ibu donatur MissionCARE yang telah dipakai Tuhan untuk menjadi saluran berkat. Doa kami, kepada Bapak/ Ibu donatur selalu diberkati Tuhan dan selalu menjadi berkat bagi pekerjaan Tuhan. Amin Dari : Pdt. Lukas Sujarwo GKKI NgaglikSelokaton
Salam sejahteradalamkasihKristus, Segala puji syukur hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, yang atas segala kasih dan anugerahNya kita tetapbisa menikmati berkat-berkatNya. kami bersyukur dan berterima kasih karena subsidi untuk bulan Oktober 2015 sudah kami terima denganbaik dan dapat kami gunakan untuk menunjang kelancaran kami dalam pelayanan pendidikan di TK Cahaya Bangsa.
Besar harapan kami, kiranya MissionCARE tetap menjadi mitra kami yang setia. Terus doakan kami agar misi kami, TK Cahaya Bangsabisa mencetak anak-anak yang berprestasi, berkarakter Illahi dan takut akan Tuhan bisa terwujud sesuai dengan pimpinan Tuhan. Demikianlah pemberitahuan dan ucapan syukur kami atas segala bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih. Tuhan memberkati. Dari : Ibu Sri Sumarsih TK CahayaBangsa Bhakti Negara Baradatu, Way Kanan – Lampung
tahun 2015. Saya mengucapkan Selamat Natal dan Tahun Baru 2016. Kiranya Tuhan terus pakai MissionCARE untuk menjadi saluran berkat bagi Hamba-Hamba Tuhan. Tak lupa saya juga mengucapkan kepada MissionCARE selamat ulang tahun yang ke-20. Kiranya di usia ini MissionCARE tetap dipakai Tuhan untuk memberkati HambaHambaNya yang sangat membutuhkan perhatianseperti MissionCARE. Demikian surat ini sayatulis, teriring salamdan doa saya. Dari : Sdr. Agus GKRI Sitalom Salam sejahtera dalam kasih Kristus, Puji Tuhan kami sekeluarga dalam keadaan baik, walaupun salah seorang keluarga kami mengalami sakit, namun kami tetap dalam lindungan Tuhan, yang telah menolong dan menyembuhkan isteri saya yang sakit. Kami sangat berterimakasih atas berkat subsidi dari MissionCARE yang selalu setia memperhatikan kami setiap bulan. Pada bulan Oktober ini sudah menerima berkat dengan baik. Berkat di bulan Oktober ini membantu perjalanan kami dalam rangka rapat kerja dalam pelayanan pekerjaan Tuhan di tingkat wilayah kami. Adapun yang mejadi pokok doa kami saat ini adalah, (1) partumbuhan pekerjaan Tuhan, (2) jiwa-jiwa di daerah kami, (3) pelayanan kami, (4) Jemaat yang belum bertobat, (5)Acara perayaan Natal dan syukuran tempat ibadah. Demikian surat ini kami sampaikan, doa kami, kiranya Tuhan Yesus selalu memberkati donatur dan MissionCARE. Dari : Pdt. Christian Makasar GPdI Bukit ZaitunPu’an Desa Bokong, Kec. Taebenu Kupang – NTT
Shalom, Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus karena kasih dan rahmat Nyalah saya masih bisa melayanai dan menjangkau jiwa-jiwa yang hilang. Saya mengucapkan terimakasih karena sampai saat ini saya masih menerima bantuan subsidi buat menopang palayanan saya. Tak terasa waktu sudah sekian lama perjalanan tak terasa kita sudah memasuki di penghujung bulan terakhir di MAJALAH MAJALAHMISSIONCARE MissionCARE JANUARI 2016
61
MissionFokus
Tony Yudianto, Ketua Umum MissionCare
Ajaib Bisa Berjalan Sampai hari Ini
D
ua malam bersama mera yakan ulang tahun ke-20 MissionCare pada 19-20 November 2015, sungguh berkesan. Dihadiri 200 pengurus (members) dan 350 hamba Tuhan (partners) dari desadesa, perayaan ulang tahun menjadi marak dalam suasana nan akrab. Di depan member yang hadir di malam Kebaktian di Restoran Golden Leaf, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 19/11. Tony Yudianto,Ketua Umum MissionCare penuh sukacita mengungkap rasa syukurnya. Tuhan yang Memilih Kita Tuhan yang memilih kita untuk bisa hadir di tempat ini, karena ada sesuatu yang luar biasa yang ingin Tuhan sampaikan pada kita. Sepanjang 20 tahun usia MissionCare, banyak suka dan duka yang dialami semua pengurus. Maka kalau hari ini kita bisa berkumpul, kita harus bersyukur. Karena kita sehati, sepikir, satu tujuan, untuk kemuliaan nama Tuhan melalui MissionCare. Sebagai sebuah organisasi gerakan
62
moral, MissionCare sudah memiliki 27 chapter di berbagai kota di Indonesia. Namun begitu, organisasi kita ini kecil, karena dana kas tidak ada. Kalau disebut besar secara dunia, pasti sudah terkumpul banyak uang. Sejak saya bergabung dengan MissionCare pada tahun 1998 di Jakarta, hingga kini bisa tetap setia bukan
Pdt. Tony Yudianto dan isteri serta Pdt. Febe.
MAJALAH MISSION MissionCARE CAREJANUARI JANUARI2016 2016
kekuatan saya, sungguh karena Tuhan. Saya ingat awal pertama berkenalan dengan Pendeta Peter Tjondro. Saya mengamati pak Peter aktif mendampingi hamba-hamba Tuhan melayani di berbagai gereja. Waktu itu kita juga membuat seminar dengan tema Akhir Jaman. Di situlah Pak Peter meminta saya untuk membantunya melayani di MissionCare. Saat itu saya sendiri aktif melakukan pelayanan di sebuah gereja. Harapan Peter Tjondro mengetuk hati saya. Saya berkata, di gereja saya juga melayani Tuhan. Tapi pak Peter terus berharap agar membantunya. Saya berdoa, mana yang harus saya fokus. Tuhan bicara pada saya,”Mana yang lebih membutuhkan kamu.” Akhirnya saya pertimbangkan, di gereja kalau saya tinggalkan, akan banyak penggantinya. Tapi di MissionCare tidak ada. Saya kemudian mulai aktif, giat mengedarkan brosur-brosur ke berbagai gereja mengenai MissionCare ini. Puji Tuhan, setelah masuk MissionCare, iman saya bertumbuh. Di MissionCare ini saya melihat kasih dan kuasa Tuhan terjadi. Kalau bukan karena Tuhan, bagaimana kita bisa menggelar seminar di berbagai kota. Mulai di Bandung, Lampung, Semarang, dan Batam.
Missionfokus Setelah 20 Tahun Sama-sama Berjuang Setelah dua dasawarsa, 20 tahun sama-sama berjuang di MissionCare, satu kata dari saya, jangan pernah tinggalkan Mission Care, jangan mundur. Kalau hari ini dalam pelayanan Bapak Ibu, kita belum mengalami kasih Tuhan, mari sungguh-sungguh libatkan diri dalam MissionCare. Tantangan boleh ada, member datang dan pergi. Kadang kita tak ingat satu per satu yang pernah membantu Mission Care. Pikiran kita pun belum sepenuhnya untuk MissionCare, begitu pun tenaga dan uang kita pun tak sepenuhnya kita beri. Tapi MissionCare tetap berdiri sampai hari ini. Karena berawal ada satu pribadi yang mendengarkan cerita dari hamba-hamba Tuhan di pedalaman. Kalau hamba Tuhan tak menjerit, MissionCare ini tak akan berjalan selama 20 tahun. Ajaib bisa berjalan sampai hari ini. Saya tak pernah tanya rekening MC ada berapa. Saya hanya tanya kalau ada event saja, sudah terkumpul berapa. O…masih jauh, berdoalah. Saya hanya BBM ke teman-teman dekat dan member-member. Itu saja yang bisa saya lakukan. Kuasa Tuhan ajaib, dana selalu ada. Patut kita cermati, ada pekerjaan besar yang sedang terjadi di Indonesia. Dengan perubahan pemerintah di Indonesia, daerah-daerah tambang Kristen di wilayah Timur dimanapun mengalami gelombang yang luar biasa. Saya berkata pada anak-anak Tuhan yang diberkati Tuhan, hari ini mari investasikan di wilayah Timur. Mari, setelah 20 tahun ini kita bangkit, jangan seperti yang lalu-lalu. Kalau tidak cepat bergerak, kita akan gigit jari. Kita harus buat gerakan yang besar, jangan pasif. Roh tuhan beserta kita. Ayo..kita harus bikin gerakan besar. Harus membara. Sungguh hari ini kita bisa berkumpul, luar biasa. Kita bisa bergandengan Tangan, bersama-sama berjuang, melayani bersama-sama. Awal Januari kita akan Rakernas di Waingapu,Sumba. Mari kita datang bersama-sama, mission trip di sana.
Kue ulang tahun untuk Pdt. Tony Yudianto
Pdt. Tony Yudianto dan Andri Setiono
Persiapkan waktu, ayo kita bangkit bersama-sama. Malam ini adalah momentum. Tuhan kiranya bakar kami dengan api roh Mu kembali. Tuhan berikan
kekuatan, semangat yang baru, biarlah kuasa roh kudus Mu bekerja atas kami, untuk kami mau bergerak, sehingga rencana Mu di atas bumi ini boleh dikenang. Amin n MAJALAH MAJALAHMISSION MissionCARE CARE JANUARI 2016
63
Missionfokus
PETER TJONDRO
Mission Care Lahir baru
D
ua puluh tahun lalu, Pendeta muda Peter Tjondro mendeklarasikan berdirinya organisasi gerakan moral Mission Care (MC). Setelah 5 tahun “cuti” dari aktivitas MC, Dewan Pembina MC ini khusus meminta pada Dewan Pimpinan Pusat MC untuk dipercaya menjadi Ketua Panitia hari ulang tahun MissionCare yang ke 20. “Mei 2015, saya ajukan pada DPP tentang hal ini. Saya harus kembali, nggak kuat hanya jadi penonton. Tuhan sudah memberi saya misi, apa yang sudah dikaruniakan Tuhan, tak bisa dicabut lagi. Beri kesempatan saya jadi Ketua Panitia pada HUT ke 20 ini,” ujar Pdt Peter di restoran Golden
64
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
Leaf, Kelapa Gading, 19 November 2015. Di depan para member yang datang dari berbagai kota di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur itu, Pdt Peter Tjondro menyampaikan program-program terbarunya. Juga hadir para petinggi MC seperti Ketua Umum Tony Yudianto, Pdt Ruyandi Hutasoit, Pdt Greg. “Ada misi Tuhan yang besar untuk MissionCare ini. Cita-cita yang sudah lama terpendam, setiap chapter MC akan ada kantor. Setiap chapter dengan minimal 5 orang pengurus berhak untuk memiliki kantor representative di ruko (rumah dan kantor) 3 lantai. Lantai 1 untuk kantor, lantai
2 untuk persekutuan doa, dan lantai 3 untuk guest house. Para pendeta boleh tinggal jika sedang melayani di kota itu dan pengurus bisa rapat dan beraktivitas di sana. Setiap kota di Indonesia, akan ada gereja untuk melayani Tuhan. Setiap chapter, bisa mengajukan ke ke DPP untuk rencana ini,”ujar Pdt Peter. Sang Pendeta yang terkenal dengan kedahsyatan pengurapannya ini juga bertutur tentang Double Power yang menjadi tema ulang tahun MC kali ini. “Saya ingin total melayani. Mohon dukungan doa untuk rencana 200 pengurus akan pergi ke Israel padaOktober 2016. Syaratnya, mendaftar
Missionfokus mulai Desember 200 dollar, dan mulai Januari 100 dollar setiap bulan hingga Oktober tahun depan. Biaya ini dicicil pada ketua Chapternya masing-masing, dan dilaporkan pada DPP,”kata Pdt Peter. Selama 10 hari tour religius ke Tanah Suci itu, tim akan berdoa di rumah doa di Israel untuk minta double power diberikan untuk Indonesia. “Ini untuk yang percaya. Saya sudah booking untuk 200 orang, untuk hotel, makan. Yang nggak percaya jangan ikut, karena nggak akan terima yang bayar 1200 dollar pada Oktober 2016,” ujar Pdt Peter. Natal Desember 2015, Pendeta Peter khusus mengajak putranya semata wayang, Emerson, 7 tahun untuk berziarah dan diurapi di Yerusalem. Pengujung Januari dan April 2015, Pdt Peter akan memimpin rombongan para hamba Tuhan yang berziarah ke Yerusalem. “ Januari – oktober akan bawa 20 pendeta tiap bulan gratis. Sponsor sudah ada,” katanya. Program lainnya adalah, setiap chapter akan membuat 3 program, KKR, member meeting dan on going seminar. “Kediri sudah mulai KKR 2000 orang awal Desember 2015. April kembali akan KKR di Kalbar. Member meeting minimal 200 orang,dan on going seminar, akan dimulai April 2016, setelah perjalanan dari Israel,” ucap Pdt Peter. Antusias Pdt Peter mengungkap, jika selama ini MC selalu selalu defisit, maka setelah 20 tahun hal itu tak akan lagi terjadi. Mission Care seperti bayi yang kembali lahir setelah melewati usia 20 tahunnya. “Karena Tuhan bekerja dengan double power. Mulai Januari satu orang partner akan mensponsori 200 orang hamba Tuhan, mahasiswa, dan guru agama, asal beres laporan keuangannya. Partner ini akan kontrak 3 tahun. Ini waktunya menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Selama 1 tahun saya ingin mengurapi, dengan double power kita akan mengalami kekuasaan Tuhan,” ungkap Pdt Peter.
DOUBLE POWER Oleh : Pdt Peter Tjondro (Dan sesudah mereka sampai di seberang, berkatalah Elia kepada Elisa: “Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dari padamu.” Jawab Elisa: “Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari rohmu.”) - 2 Raja-raja 2:9 Dalam kehidupan ini, setiap generasi memiliki sejarah dan tantangan sendiri. Generasi kini, kerap disebut generasi millennium, diberi banyak kemudahan, serba ada dan praktis. Pada waktu kecil, Mama saya selalu menyiapkan makan dengan menu setengah potong telur. Saya tidak pernah protes, karena bagi saya pada saat itu, makan dengan menu telur itu saja sudah keren. Beda dengan sekarang. Anak saya tak cukup dengan sajian 2 telur. Masih perlu tambahan menu lainnya seperti chicken nugget dan lainnya. Tongkat Estafet Kepemimpinan Demikianlah, setiap generasi memiliki tantangan tersendiri. Kita tidak mungkin bisa menyamakan, masa kita dengan masa-masa yang lain. Masa dimana Elia menjadi Nabi, tentu memiliki pengalaman yang berbeda dibandingkan dengan Elia, sang penggantinya. Kesetiaan Elisa teruji, ketika ia mendapat kesempatan meminta apa saja yang ia inginkan. Elisa sadar nama besar Elia sulit untuk disamai. Elia dikenal sebagai nabi serba bisa, sosok pahlawan bagi masyarakat Israel, karena pernah mengalahkan nabi-nabi Baal dan mendatangkan hujan. Namun, Elisa tak menyia-nyiakan kesempatan dan tantangan yang diberikan padanya. Ketika kita dihadapkan pada posisi, menggantikan seorang pemimpin
yang legendaris, kerap membutuhkan waktu yang lama untuk masyarakat dapat menerima pola baru yang kita terapkan. Sebab itu, pergantian generasi biasanya menimbulkan friksi atau masalah besar. Seperti halnya kepemimpinan gereja, kerap dihadapkan dengan berbagai tantangan dan perlu sosialiasi cukup lama. Pergantian antara Daud dan Absalom, menimbulkan pemberontakan yang berujung dihukumnya Absalom oleh Allah. Oleh sebab itu, sebagai nabi yang cerdas, Elisa menyadari tidak mudah bagi masyarakat Israel untuk langsung menerimanya begitu saja. Ekspektasi mereka begitu besar terhadap penerus tongkat estafet dari Elia, ditengah kian besarnya masalah yang dihadapi masyarakat Israel. Menyadari keadaan itu, ketika kesempatan diberikan padanya, Elisa meminta dua kali dari Roh Elia, dua kali wibawa Elia, dua kali Kuasa Mukjizat, dua kali kepekaan Elia. Elisa minta Double Power, karena ia menyadari tantangan di hadapannya. Jangan sampai kematian Elia, membuat bangsa Israel kembali pada berhala, atau kehidupan amoralitas. Kelabilan bangsa Israel menjadi kekuatiran Elisa. Karena mereka hidup di tengah aneka berhala yang menyajikan segala macam daya tarik. Dan semua itu telah dikalahkan oleh Elia dengan kuasa Tuhan. Elisa sebagai penerus, sadar betul, membutuhkan kuasa double untuk sanggup melayani lebih besar lagi. Double Power yang diminta oleh Elisa, bukan sesuatu yang akan dipakai untuk kesombongan. Namun justru agar nama Tuhan ditegakkan di tengah-tengah bangsa Israel. Maka, MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
65
Missionfokus sekalipun Elia berkata permintaan Elisa sukar, tetapi tak menyurutkan niat Elisa untuk berulang memintanya demi meneruskan pelayanan dan pekerjaan Tuhan. Mission Care untuk Indonesia Telah 20 tahun MissionCare berdiri, dan sudah menjadi berkat bagi ribuan hamba-hamba Tuhan di Indonesia. Tantangan 2015-2025 tentulah jauh lebih berat dibandingkan 1995-2015. Kalau sampai hari ini MissionCare
kita bekerjasama dengan lebaga-lembaga membangun rumah sakit di Aceh, membangun puskesmas di Klaten, mendirikan puast air bersih di Nias. MissionCare juga berperan membantu beberapa pembangunan gereja di Nias dan Mentawai. Bahkan beberapa ambulance MissionCare tak henti berkeliling, menolong pasienpasien yang membutuhkan. Kita pun ada ketika warga Wasior, Papua mengalami bencana banjir. Begitu pula banjir yang selalu melanda Jakarta
sekolah-sekolah Alkitab. Dan mereka pun telah banyak membantu berbagai pelayanan di gereja-gereja dimana mereka diutus. Melihat pencapaian ini, kita merasa bahagia. Namun kita belum boleh berpuas diri. Karena tantangan 10 tahun ke depan, tidak lah kecil, bahkan jauh lebih besar. Masalah ekonomi bangsa kita belum selesai. MissionCare pun harus ikut memikirkan kesejahteraan para pelayan Tuhan, sarana dan prasarana Tuhan untuk pelayanan
Pdt. Peter dan Ny. Herawati pada ibadah HUT ke-20 MissionCare.
masih ada, itu amazing.Sebab ketika didirikan, melewati berbagai macam keadaan yang sangat mengerikan. Di antaranya krisis Indonesia 1997-2000, dimana ekonomi bangsa kita dicabikcabik, namun MissionCare tetap dapat melewati masa-masa sulit tersebut, dan tetap menjadi berkat bagi ribuan hamba-hamba Tuhan. Masih terkenang di benak kita, pada era 2004-2006, terjadi peristiwa Tsunami, gempa bumi di Aceh, Mentawai, Yogyakarta, Klaten yang memporakporandakan Indonesia. Puji Tuhan, MissionCare bisa aktif, tidak tinggal diam dan tampil bak Pahlawan Tuhan ketika 66
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
dan beberapa daerah, MissionCare selalu menjadi sahabat bagi pengungsi, menolong dengan membagikan nasi bungkus dan sembako. Begitu pula ketika terjadi bencana banjir bandang di Manado pada 2014 lalu, kita pun ikut megirimkan tim MissionCare untuk menolong para korban banjir. Selain itu, MissionCare telah berperan pada banyak pembangunan gedung gereja di Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur hingga Bali dan Kupang. Beberapa pemuda di desa-desa, telah mendapatkan beasiswa bagi masa depan mereka dengan melanjutkan ke
di pedesaan. Puji Tuhan, berbagai seminar yang diadakan MissionCare selalu direspon dengan positif melalui program OGS (On Going Seminar), sehingga kita dapat meningkatkan dasar pelayanan, karakter, serta pengertian-pengertian yang baru. Sebab itu, untuk meneruskan karya-karya MissionCare sejak 20 tahun lalu, kita berdoa meminta Double Power, demi dapat meneruskan program kerja ke depan lebih efektif lagi. Meminta agar Tuhan menganugerahkan visi-visiNya yang lebih tajam, untuk dapat segera menyelesaikan tuhas Ilahi. Amin. n
Asmirandah & Jonas Rivanno
Tuhan Tak Pernah Mengecewakan
Pasangan Asmirandah, 26 dan Jonas Rivanno Wattimena, 28, selalu tampil mempesona. Seperti saat keduanya hadir di malam ulang tahun ke-20 Mission Care. Malam itu, Andah dan Vano, demikian keduanya biasa disapa, menjadi bintang tamu bersama artis lainnya yang mengisi acara dan bersaksi di panggung MissionCare Anniversary. “Bagi ibu-ibu yang suka nonton infotainment, tentu sering mendengar bagaimana kami berdua sering dira-
malkan sebagai salah satu pasangan yang akan bercerai di tahun 2015. Di awal pernikahan, bahkan ada yang meramalkan pernikahan kami berdua hanya akan 3 bulan. Katanya orang pinter,terbukti nggak pinter-pinter banget ya. Kami tetap bersama, puji Tuhan,”ujar Vano di atas panggung. Vanno mengungkap sedikit pengalaman mereka, selama 2 tahun bersama-sama aktif dalam pelayanan. “Kami pernah mau dibunuh saat
sedang pelayanan. Namun, Tuhan lah penolong kami,”ungkap Vano. Malam itu, duet Andah – Vanno menyanyikan satu pujian, yang pernah mereka nyanyikan saat mengikat janji bersatu dalam bahtera pernikahan yang kudus. “Kami dulu, sebelum bertobat untuk Yesus Kristus adalah orang-orang yang berdosa. Malam ini kami boleh menjadi saksi bagi orang di luar sana, bahwa Tuhan tak pernah mengecewakan. Puji Tuhan kami punya Tuhan yang masih menganggap kami biji matanya,”kata Vano sebelum melantunkan lagu pujian berjudul Kasih Setia Mu Saat itu, Vanno menyampaikan harapannya agar hamba-hamba Tuhan dalam Yayasan Mission Care tetap kuat dalam melayani Tuhan. “Kalau kami boleh sharing, ini harapan kami berdua. Bagi orang Kristen di Indonesia, orang pintar itu nomor dua, dan yang lebih kita butuhkan adalah orang yang benar-benar tulus melayani Tuhan,”ujar Vano. Usai acara, malam itu Vano dan Andah menjual DVD album single Asmirandah yang laris manis diserbu para members dan hamba Tuhan yang datang dari berbagai kota di Indonesia.
Ruyandi Hutasoit
Ada Suatu Terobosan Besar Menampung anak-anak dari desadesa di seluruh pelosok Indonesia, dan memberi mereka kesempatan untuk menuntut ilmu di Jakarta, sudah dilakukan Ruyandi Hutasoit lewat Yayasan Doulos. Meski gedung asrama dan sekolah milik Yayasan itu dibakar massa pada tahun 1998, tak menyurutkan semangat pemiliknya, Dr.Ruyandi Hutasoit untuk tetap menjalankan misi sosialnya bagi generasi muda di pedalaman. Pendiri Partai Damai Sejahtera (PDS) ini mengajak jemaat untuk turut mendoakan Pendeta Peter Tjondro, agar terus dikarunia keseha-
tan yang prima. Agar beliau tetap dapat mendorong, menggerakkan, dan memotivasi Mission Care dan memberi pengurapan dari Tuhan. “Kami percaya akan ada suatu gerakan besar, kami sudah mendengar ada 2 kali kelipatan besar. Jumlah orang yang melayani kian bertambah. Akan ada terobosan besar, dan mereka yang menjadi mitra MC akan diberi kelipatan besar. Gerakan ini akan menjadi terobosan Indonesia penuh kemulian Tuhan. Semua akan mengalami keberhasilan di tahun depan. Karena gerakan ini adalah gerakan Tuhan sendiri,”ujar Ruyandi Hutasoit.
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
67
68
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
69
MissionInside
MOVE ON yang kreatif
T
ebas, Kabupaten Sambas dan Mandor, Kabupaten Landak, menjadi tujuan MissionTrip tim MissionCare pada 1-6 November 2015. Tak ada jeruk Tebas yang terkenal dengan rasa manis yang khas itu. Namun siraman rohani yang diberikan Pdt Peter Tjondro kepada jemaat GKKB, sungguh menyegarkan. Temanya, Move On. Dimulai dengan puji-pujian dari berbagai kelompok remaja gereja GKKB Tebas, Pendeta Peter Tjondro, mengajak jemaat membuka Kitab Lukas 18 : 35-43 : Yesus menyembuhkan seorang buta dekat Yerikho. Waktu Yesus hampir tiba di kota Yerikho, ada seorang buta yang duduk di pinggir jalan dan mengemis. Ketika orang itu mendengar orang banyak lewat, ia bertanya apakah itu, dan mereka berkata kepadanya bahwa Yesus dari Nazaret sedang lewat. Lalu ia berseru,”Yesus Anak
70
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
Daud, kasihanilah aku!” Orang banyak yang berjalan di depan menghardik dia supaya ia diam, tetapi ia berteriak semakin keras:”Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Maka mereka yang berjalan di depan menegur dia supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru:”Anak Daud, kasihanilah aku!” Yesus berhenti dan menyuruh agar orang buta itu dibawa kepada-Nya, dan ketika ia telah berada di dekatNya, Yesus bertanya kepadanya.”Apa yang kau kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab ornag itu,”Tuhan, semoga aku dapat melihat!” Kata Yesus,”Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau”. Seketika itu juga orang itu dapat melihat, dan ia mengikuti Yesus sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat melihat hal itu dan memujimuji Allah. Ayat ini memberi inspirasi saya tentang Move On : sudah miskin, buta, peminta-minta lagi, mengemis. Ban-
yak orang bernasib malang di Yericho, cacat dan lain-lain,sampai saat ini. Di sana ada kebiasaan menyembah dewa-dewa. Dari bayi sudah dipersembahkan pada dewa-dewa. Sehingga mereka menjadi suku yang terkutuk. Maka kota itu semakin hancur dan didiami orang Palestina, sudah diserahkan Israel pada Palestina. Banyak orang yang menyerah pada keadaan itu, karena ada yang menganggap itu sebagai takdir atau nasib. Baiklah saya bercerita tentang pengalaman pribadi. Mama saya mengontrak rumah selama 33 tahun. Mulai dari kontrak rumah yang besar, hingga akhirnya hanya bisa mengontrak rumah dengan dua kamar. Itu pun di lokasi yang banjir di Semarang. Banyak orang pasrah, bahkan menyalahkan diri sendiri, menyalahkan orang tua, ada yang bilang karena orang tuanya bercerai. Padahal itu bukan alasan. Banyak yang menyalahkan orang lain, atau dirinya sendiri.Namun ada pula
Missioninside yang tidak mau menerima keadaan dirinya begitu saja. Seperti si buta ini. Ia bertanya pada dirinya sendiri, karena dia ingin Move On. Semangat ini yang sering tidak kita dapatkan dalam diri kita, menerima keadaan kita dan menyalahkan orang lain. Menerima itu baik, tapi belum tentu itu kehendak Tuhan. Ada semangat pada diri kita untuk berubah. Kita ingin berubah atau puas dengan diri sendiri ? Kenapa saya ke sini, naik mobil 5 jam, ingin memuliakan Tuhan. Menolong pendeta-pendeta, para hamba Tuhan, Mission care. Pada tahun 1995, saya keluar sebagai staf dari sebuah gereja besar di Semarang. Saat itu saya menjadi ketua dari 38 gereja misi. Saya ingin mengembangkan talenta-talenta. Tuhan yang memanggil saya. Tuhan yang akan mencukupi diri saya. Saya ingin lebih. Mukjizat itu dimulai pada setiap kegiatan kita, bergerak,aktif mencari. Semangat untuk Berubah “Setelah saya dengar kotbah bapak, saya ingin move on,” ujar seorang pemuda pada saya. Ia bercerita, segera aktif mencari bea siswa dan menemukan jalur, seorang pengusaha raksasa di Singapura, Them Asek sedang 1000 orang dicari untuk diberikan beasiswa di Amerika Serikat. Kini ia menjadi bos Siemen Indonesia. Setamat SMA dulu, saya diterima di Universitas Gajah Mada tanpa tes. Saya pun bergegas datang ke UGM, namun saya diminta membayar Rp 225 ribu. Saya tak punya uang sebanyak itu. Maka saya pun tidur di gereja. Di situ saya menemukan selembar formulir, Sekolah Alkitab. Biaya pendaftaran Rp 20 ribu, saya pikir daripada menganggur, lebih baik saya mendaftar di Sekolah Alkitab ini. Jadi panggilan menjadi Pendeta ini karena kepepet, tidak punya duit. Uang Rp 20 ribu itu pun dikembalikan dengan sekolah gratis, dan dapat makan pula. Setelah itu saya bekerja di kampus, menjaga perpustakaan dan mendapat gaji Rp 20 ribu per bulan. Kesempatan itu membuat saya
belajar lebih dari yang lain. Saya bosan dengan kemiskinan, saya bekerja sejak usia 14 tahun, mengantar susu dari u\rumah ke rumah. Setelah itu menemani Papa main badminton. Tugas saya memungut shuttle cock. Saya sempat juara badminton, saat SMP, masih kurus belum seperti sekarang beratnya sudah 110 kg hahaha. Saya orang yang memberontak. Saya tak mau diperlakukan sebagai anak yang miskin. Saya pernah bekerja di percetakan membuat kartu nama dengan hand press. Satu-satu huruf-huruf disusun dengan posisi terbalik. Maka saya paling jago membaca huruf terbalik. Saya ingin jadi orang kaya. You are What You Think. Kamu akan menjadi seperti apa yang kamu pikirkan. Tuhan tidak pernah pentakdirkan anda semaunya Dia. Tuhan bukan otoriter,dan anda bukan robot. Tuhan memberikan Choice, apa yang kamu mau akan kamu dapatkan.
Imanmu yang akan Menyelamatkanmu Saya punya tiga pokok doa saat itu : ingin punya mobil, ingin ke Amerika Serikat, ingin naik pesawat.Mimpi itu karunia. Hati dan iman yang besar, berdoa minta yang besar. Andri Wongso mengatakan,”Orang yang punya mimpi besar belum tentu sukses. Tapi ornag sukses pasti pernah punya mimpi besar”. Yang membatasi Tuhan itu diri anda sendiri. Karena Tuhan menawarkan sebuah perubahan. You are what you think you are. Anda mau berubah? Anda mau berusaha? Maka beranilah bermimpi, mimpi yang besar. Hari ini Peter Tjondro sudah berkunjung ke 47 negara di dunia di 5 benua, 97 kali ke Israel. Saya mengkuduskan cita-cita, karena hidupmu, tergantung apa yang kamu mau. “Apa yang kamu mau, Aku perbuat bagimu”. n (Dirngkum oleh Christina S Lomon dari kotbah Pdt Peter Tjondro)
Pdt. Peter dan Ny. Herawati, salah satu pendiri MissionCare.
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016
71
72
MAJALAH MissionCARE JANUARI 2016