PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2013 (Tidak Diaudit) DAN 31 Desember 2012 ( Diaudit) 31 MARET 2013 DAN 2012 (Tidak Diaudit)
DAFTAR ISI Halaman
1.
LAPORAN POSISI KEUANGAN
2-3
2.
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
4
3.
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
5
4.
LAPORAN ARUS KAS
6
5.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
7-36
Halaman 2
PT INTANWIJAYA INTERNASIONAL,Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 MARET 2013 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2012 ( DIAUDIT)
ASET
Catatan
31 Maret 2013 Rp
2012 Rp
ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha Pihak ketiga (Setelah dikurangi cadangan penurunan nilai per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 sebesar Rp 2,883,109,548 ) Pihak berelasi Piutang lain-lain - Pihak berelasi Persediaan Pajak Dibayar di Muka Uang muka dan biaya dibayar di muka Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Aset Pajak Tangguhan Aset Tetap (Setelah dikurangi akumulasi penyusutan per 31 Maret 2013 dan Desember 2012 masing-masing sebesar Rp. 106.629.045.190 dan Rp 106,052,045,278 ) Dana yang dibatasi penggunaannya Aset Lain-lain Jumlah Aset Tidak Lancar JUMLAH ASET
2.b, 2.c, 4, 25,26
55,441,273,842
55,044,575,611
12,254,657,096 14,951,848,772 38,730,100 4,881,471,057 559,974,000 692,438,940 88,820,393,807
12,177,658,428 15,723,645,567 49,818,800 12,059,989,982 1,158,508,689 526,787,758 96,740,984,835
4,287,354,260
4,309,686,449
26,766,898,801 5,188,147,572 132,820,000 36,375,220,633
23,343,960,988 7,751,386,807 132,820,000 35,537,854,244
125,195,614,440
132,278,839,079
2d,5,25,26
2p,5,25,26 2p,26,28 2e,6 2n,8a 2f,7,25
2k,8c 2h,9
11,25,26 2i,10
Catatan atas laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini
Halaman 3
PT INTANWIJAYA INTERNASIONAL,Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 MARET 2013 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2012 ( DIAUDIT)
LIABILITAS DAN EKUITAS
Catatan
LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang usaha - pihak ketiga Utang pajak Biaya yang massih harus dibayar Bagian jangka pendek dari sewa pembiayaan Liabilitas jangka pendek lainnya Jumlah Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang sewa pembiayaan, setelah dikurangi bagian jangka pendek Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
2012 Rp
12,25,26 2n,8d
2,104,763,277 552,071,312 52,352,000
10,805,702,881 95,719,327 52,352,000
2j,13,26 14,25,26
390,710,838 572,965,547 3,672,862,974
353,750,838 1,238,494,845 12,546,019,891
2j,13,26 2.k, 15
259,612,350 3,694,607,333 3,954,219,683
278,333,715 3,694,607,333 3,972,941,048
7,627,082,657
16,518,960,939
90,517,778,000 803,458,000 26,247,295,783 117,568,531,783
90,517,778,000 803,458,000 24,438,642,140 115,759,878,140
125,195,614,440
132,278,839,079
JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Perusahaan Modal saham Modal Dasar 220,000,000 lembar dengan nilai nominal Rp 500 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 181,035,556 lembar saham Agio saham Saldo laba JUMLAH EKUITAS
31 Maret 2013 Rp
16
17
Catatan atas laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini
Halaman 4 PT INTANWIJAYA INTERNASIONAL,Tbk LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2013 DAN 2012 (TIDAK DIAUDIT)
Catatan/ Note
31 Maret 2013 Rp
31 Maret 2012 Rp
PENDAPATAN USAHA - BERSIH
2m,18
20,254,248,771
15,408,981,322
BEBAN POKOK PENJUALAN
2m,19
(16,508,211,886)
(13,781,620,645)
3,746,036,885
1,627,360,677
(728,183,304) (1,832,140,030) 449,380,456 (400,961) 236,553,476 (40,260,689)
(562,327,130) (1,507,669,334) 443,999,232 (607,397) 845,575,527 (35,296,144)
1,830,985,833
811,035,431
-22,332,190 22,332,190 1,808,653,643
-(171,184,250) (171,184,250) 982,219,681
LABA BRUTO Beban Penjualan Beban umum dan administrasi Penghailan operasi lain-lain Beban operasi lain-lain Penghasilan Keuangan Biaya Keuangan
2m,21a 2m,21b 2m,22a 2m,22b 2m,23 2m,24
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN MANFAAT PAJAK PENGHASILAN Pajak Kini Pajak Tangguhan Jumlah Beban Pajak Penghasilan LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN
2n,8b 2n,8b
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF
--
--
1,808,653,643
982,219,681
LABA (RUGI) YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA Pemilik Perusahaan
1,808,653,643
982,219,681
JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA Pemilik Perusahaan
1,808,653,643
982,219,681
10
5
Laba Rugi Per Saham Dasar Dasar
2o,30
Catatan atas laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini
Halaman 5
PT INTANWIJAYA INTERNASIONAL,Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2013 DAN 2012 (TIDAK DIAUDIT)
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Rp SALDO PER 1 JANUARI 2012 Jumlah rugi komprehensif di tahun berjalan
Agio Saham
Saldo Laba
Jumlah Ekuitas
Rp
Rp
Rp
90,517,778,000
803,458,000
19,994,801,276
111,316,037,276
--
--
982,219,681
982,219,681
SALDO PER 31 MARET 2012
90,517,778,000
803,458,000
20,977,020,957
112,298,256,957
SALDO PER 31 DESEMBER 2012
90,517,778,000
803,458,000
24,438,642,140
115,759,878,140
Jumlah Laba komprehensif di tahun berjalan SALDO PER 31 MARET 2013
-90,517,778,000
-803,458,000
1,808,653,643 26,247,295,783
1,808,653,643 117,568,531,783
Catatan atas laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini
Halaman 6
PT INTANWIJAYA INTERNASIONAL,Tbk LAPORAN ARUS KAS UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2013 DAN 2012 (TIDAK DIAUDIT) 31 Maret 2013 Rp Arus kas dari aktivitas operasi Penerimaan dari pelanggan Pembayaran kepada pemasok Pembayaran kepada karyawan dan direksi Pembayaran kas untuk beban pabrik dan beban usaha Pembayaran uang muka Pembayaran pajak Pembayaran beban bunga Pembayaran beban bank/ (impor) Penerimaan pendapatan lain-lain Penerimaan/ (pembayaran) pinjaman karyawan Arus kas bersih yang (digunakan untuk) diperoleh dari aktivitas operasi Arus kas dari aktivitas investasi Penambahan aset tetap Penerimaan/ (pembayaran) deposito jangka pendek Penerimaan bunga deposito dan jasa giro Arus kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi Arus kas dari aktivitas pendanaan Penerimaan/ (pembayaran)pinjaman jangka panjang Pembayaran Utang sewa pembiayaan Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan (Penurunan)/ kenaikan bersih kas dan setara kas Dampak perubahan selisih kurs terhadap kas dan setara kas Kas dan setara kas pada awal tahun Kas dan setara kas pada akhir periode
31 Maret 2012 Rp
22,964,764,967 (16,278,980,218) (1,887,195,229)
15,641,946,579 (11,005,730,493) (1,188,126,603)
(3,283,770,811) (165,651,182) (400,961) (10,332,635) (29,928,054) 259,010,000 11,088,700
(3,413,657,559) (1,872,752,145) (17,244,104) (18,052,040) 200,000,000 6,218,000
1,578,604,577
(1,667,398,365)
(3,999,937,692)
(1,064,438,280)
2,563,239,235 236,553,476
(167,559,716) 845,575,527
(1,200,144,981)
(386,422,469)
117,600,000 (99,361,365)
649,445,335 (52,208,331)
18,238,635
597,237,004
396,698,231 55,044,575,611
(1,456,583,830) 20,390,019 58,314,507,899
55,441,273,842
56,878,314,088
Catatan atas laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini
Halaman 7
PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2013 (Tidak Diaudit) DAN 31 Desember 2012 ( Diaudit) 31 MARET 2013 DAN 2012 (Tidak Diaudit) 1.
UMUM
1.a Latar Belakang Perusahaan PT Intanwijaya Internsional Tbk (selanjutnya disebut “Perusahaan”), sebelumnya bernama PT Intan Wijaya Chemical Industry Tbk, didirikan di Banjarmasin berdasarkan Akta Notaris Jony Frederik Berthold Tumbelaka Sinjal, S.H., No. 64 tanggal 14 Nopember 1981. Akta ini telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C2-3185HT.01.01.Th 82 tanggal 24 Desember 1982. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan akta No. 69 tanggal 17 Juni 2011 yang dibuat dan disampaikan oleh Notaris Linda Kenari, S.H.M.H., tentang perubahan susunan pengurus. Sampai dengan tanggal laporan keuangan, pengurusan pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia masih dalam proses. Sesuai dengan pasal 2 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama dalam bidang manufaktur formaldehyde. Perusahaan berkedudukan di Jakarta dengan kegiatan utama industri formaldehyde resin (perekat kayu). Lokasi pabrik berada di kota Banjarmasin. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1987. 1.b
Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan Susunan pengurus Perusahaan adalah sebagai berikut : a. Komisaris Utama b. Komisaris c. Komisaris Independen
31 MARET 2013 : Tn. Tamzil Tanmizi : Tn. Trenggono Nugroho : Tn. I. Nyoman Sudjana
31 Desember 2012 Tn. Tamzil Tanmizi Tn. Trenggono Nugroho Tn. I. Nyoman Sudjana
d. Direktur Utama e. Direktur f. Direktur
: Tn. Recsonlye Sitorus : Tn. Tazran Tanmizi : Tn. David Bingei
Tn. Recsonlye Sitorus Tn. Tazran Tanmizi Tn. David Bingei
Jumlah kompensasi yang diterima oleh Direksi dan Komisaris pada 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 masing-masing sebesar Rp 1,181.424.000 dan Rp 1,201.508.000. Jumlah karyawan Perusahaan pada 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 rata-rata 74 orang (dalam jumlah penuh) 1.c Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada tanggal 1 Juni 1990, berdasarkan Surat Izin Emisi Saham No. SI-115/SHM/MK.10/1990 Perusahaan telah memperoleh izin untuk menawarkan saham kepada masyarakat melalui pasar modal sejumlah 4,000,000 lembar saham dengan nilai nominal Rp. 1.000,2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI Laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam-LK”) Indonesia No. VIII. G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik yang terlampir dalam surat keputusan No. KEP- 347/BL/2012. 2.a. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep biaya perolehan dan dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas. Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokan arus kas ke dalam aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
Halaman 8 Untuk keperluan penyajian atas laporan arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari saat perolehan, selama tidak dijaminkan dan dibatasi penggunaannya. Pada 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010, kas dan setara kas hanya terdiri dari kas dan bank. Untuk penyajian komparatif, laporan arus kas telah disajikan kembali (lihat Catatan 31). Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah Rupiah. Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Hasil yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi. Pada 1 Januari 2012, Perusahan melakukan penerapan PSAK dan ISAK baru dan revisi yang efektif sejak tanggal tersebut. Perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan telah dibuat seperti yang disyaratkan, sesuai dengan ketentuan transisi dalam masingmasing standar dan interpretasi. Penerapan dari standar dan interpretasi baru dan revisi berikut, relevan dengan operasi Perusahaan, terdiri dari: 1.
PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”. PSAK 10 memberikan pedoman bagaimana memasukkan transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan Perusahaan dan bagaimana menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian. Standar ini juga menyaratkan entitas untuk mengukur aset, liabilitas, pendapatan dan biaya dalam mata uang fungsional, yang didefinisikan sebagai mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana entitas beroperasi.
2.
PSAK 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” Standar yang baru menggabungkan dan memperluas sejumlah persyaratan pengungkapan yang telah ada sebelumnya dan menambahkan beberapa pengungkapan baru. Prinsip utama dari standar ini adalah untuk mengungkapan informasi yang memadai yang membuat pengguna laporan keuangan mampu mengevaluasi kineja dan posisi keuangan instrumen keuangan yang signifikan milik Grup. PSAK 60 berisi pengungkapanpengungkapan baru atas risiko- risiko dan manajemen risiko dan mensyaratkan entitas pelaporan untuk melaporkan sensitivitas instrumen keuangannya terhadap pergerakan risiko-risiko tersebut. Beberapa peraturan baru yang penting antara lain: (1) Pengungkapan kualitatif dan kuantitatif atas dampak dari risiko-risiko, antara lain risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas; Penambahan pengungkapan untuk item- item yang mempengaruhi jumlah laba komprehensif, dimana keuntungan dan kerugian dipisahkan berdasarkan kategori instrumen keuangan; dan (3) Pengungkapan nilai wajar untuk setiap kelas aset dan liabilitas keuangan, serta pengungkapan hirarki nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diukur dengan nilai wajar pada tanggal pelaporan. (2)
Perusahaan telah menyertakan pengungkapan yang dipersyaratkan PSAK 60 untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Penerapan dari standar dan interpretasi baru atau revisi yang relevan dengan operasi Perusahaan namun tidak menimbulkan perubahan besar terhadap kebijakan akuntansi Perusahaan dan tidak menimbulkan efek material terhadap laporan keuangan adalah: -
PSAK/SFAS No. 13 (Revisi 2011) PSAK/SFAS No. 16 (Revisi 2011) PSAK/SFAS No. 18 (Revisi 2010) PSAK/SFAS No. 24 (Revisi 2010) PSAK/SFAS No. 26 (Revisi 2011) PSAK/SFAS No. 30 (Revisi 2011) PSAK/SFAS No. 33 (Revisi 2011)
-
PSAK/SFAS No. 34 (Revisi 2010) PSAK/SFAS No. 46 (Revisi 2010) PSAK/SFAS No. 50 (Revisi 2010) PSAK/SFAS No. 53 (Revisi 2010) PSAK/SFAS No. 55 (Revisi 2011) PSAK/SFAS No. 56 (Revisi 2011) PSAK/SFAS No. 61
- PSAK/SFAS No. 63 - PSAK/SFAS No. 64
- Properti Investasi - Aset tetap - Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya - Imbalan Kerja I - Biaya pinjaman B - Sewa S - Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum - Kontrak Konstruksi K - Pajak Penghasilan P - Instrumen Keuangan: Penyajian - Pembayaran Berbasis Saham - Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran - Laba per Saham L - Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah - Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi - Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral
Halaman 9
- ISAK/IFAS No. 9
- Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purna Operasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa - ISAK/IFAS No. 13 - Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri - ISAK/IFAS No. 15 - PSAK/SFAS No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya - ISAK/IFAS No. 16 - Perjanjian Konsesi Jasa - ISAK/IFAS No. 18 - Bantuan Pemerintah - Tidak Berelasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi - ISAK/IFAS No. 20 - Pajak Penghasilan - Perubahan Status Pajak Entitas atau Pemegang Saham Entitas - ISAK/IFAS No. 23 - Sewa Operasi- Insentif - ISAK/IFAS No. 24 - Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa - ISAK/IFAS No. 25 - Hak Atas Tanah H Pencabutan standar dan interpretasi ini tidak menyebabkan perubahan signifikan terhadap kebijakan akuntansi Perusahaan dan tidak berdampak material atas jumlah yang dilaporkan untuk periode berjalan atau periode sebelumnya - PSAK/SFAS No. 11 - Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing - PSAK/SFAS No. 27 - Akuntansi Koperasi A - PSAK/SFAS No. 29 - Akuntansi Minyak dan A - PSAK/SFAS No. 44 - Akuntansi Aktivitas Pengembangan real Estate - PSAK/SFAS No. 47 - Akuntansi Tanah A - PSAK/SFAS No. 52 - Akuntansi Mata Uang A - ISAK/IFAS No. 4 - Alternatif Perlakuan yang Diijinkan atas Selisih Kurs - ISAK/IFAS No. 5 - Pelaporan Perubahan Nilai Wajar Investasi Efek dalam Kelompok Tersedia untuk Dijual Standar akuntansi baru yang telah dipublikasikan dan akan efektif sejak 1 Januari 2013 adalah: - PSAK No. 38, “Kombinasi Bisnis pada Entitas sepengendali” - PPSAK No. 10 (Pencabutan atas PSAK No. 51), “Akuntansi Kuasi Reorganisasi” - Penyempurnaan tahunan atas PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” Perusahaan sedang mengevaluasi dampak yang mungkin ditimbulkan dari penerbitan standar akuntansi keuangan tersebut. 2.b. Kas dan Setara Kas Perusahaan mengelompokkan sebagai kas dan setara kas untuk semua kas dan bank serta deposito berjangka dengan masa jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang dan tidak dijaminkan. 2.c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada akhir periode pelaporan. Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari penyelesaian transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif, kecuali jika ditangguhkan di dalam ekuitas sebagai lindung nilai arus kas. Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang berhubungan dengan pinjaman, serta kas dan setara kas disajikan pada laporan laba rugi sebagai “pendapatan keuangan atau biaya keuangan”. Keuntungan atau kerugian neto selisih kurs lainnya disajikan pada laporan laba rugi komprehensif sebagai “penghasilan lain- lain atau beban lain-lain”. Selisih penjabaran aset dan liabilitas keuangan non-moneter yang dicatat pada nilai wajar diakui sebagai bagian keuntungan atau kerugian perubahan nilai wajar. Sebagai contoh, selisih penjabaran aset dan liabilitas keuangan seperti ekuitas yang dimiliki dan dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif diakui pada laporan laba rugi komprehensif sebagai bagian keuntungan atau kerugian nilai wajar dan selisih penjabaran pada aset non-moneter seperti ekuitas yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual diakui dalam pendapatan komprehensif lain-lain Kurs utama yang digunakan, berdasarkan kurs tengah yang diterbitkan Bank Indonesia adalah sebagai berikut: 31 Maret 2013 2012 Rp. Rp. 1 Dollar Amerika Serikat ( USD ) 9,717.00 9,670.00 1 Dollar Australia ( AUD ) 10,129.64 10,205.00
Halaman 10
2.d. Piutang Usaha Piutang usaha adalah jumlah dari pelanggan untuk pengakuan pendapatan pada penjualan barang dan jasa dalam kegiatan usaha normal. Piutang usaha pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode bunga efektif, kecuali efek diskontonya tidak material, maka dinyatakan pada biaya, setelah dikurangi provisi atas penurunan nilai piutang. Provisi atas penurunan nilai piutang dibentuk pada saat terdapat bukti obyektif bahwa saldo piutang tidak dapat ditagih. Perhitungan piutang ragu-ragu berdasarkan penilaian individual dan kolektif. Piutang ragu-ragu dihapuskan pada saat piutang tersebut tidak tertagih. Jumlah provisi atas penurunan nilai adalah selisih antara nilai tercatat aset dan nilai kini arus kas estimasian , didiskontokan pada suku bunga efektif awal 2.e. Persediaan Persediaan dinyatakan menurut nilai yang terendah antara harga perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasikan. Harga perolehan meliputi biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh persediaan tersebut serta membawanya ke lokasi dan kondisinya yang sekarang. Nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah taksiran harga jual yang wajar setelah dikurangi dengan taksiran biaya untuk menyelesaikan dan menjual persediaan barang jadi yang dihasilkan. Harga perolehan dihitung dengan menggunakan metode ratarata. 2.f. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi sesuai masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus. 2.g. Instrumen Keuangan Aset Keuangan Perusahaan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo serta (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya. · Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi (FVTPL) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan kecuali telah ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. · Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Aset keuangan yang dikategorikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang adalah kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain pihak berelasi dan pihak ketiga, dan uang jaminan yang dicatat sebagai bagian dari aset tidak lancar lainnya. · Investasi yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (HTM) Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, selain: a) Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; b) Investasi yang ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan c) Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
Halaman 11
Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Perusahaan tidak memiliki investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo. · Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual (AFS) Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki selama periode tertentu, dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba rugi yang sebelumnya diakui pada bagian laporan perubahan ekuitas akan diakui pada laporan laba rugi. Sedangkan penghasilan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi. Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas. Instrumen Ekuitas Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung. Perolehan kembali modal saham yang telah diterbitkan oleh Perusahaan dicatat dengan menggunakan metode biaya. Saham yang dibeli kembali dicatat sesuai dengan harga perolehan kembali dan disajikan sebagai pengurang modal saham. Perusahaan tidak memiliki instrumen ekuitas. Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. · Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi Nilai wajar liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah liabilitas keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Pada saat pengakuan awal seluruh liabilitas keuangan diakui pada nilai wajarnya setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. · Liabilitas Keuangan yang Diukur dengan Biaya Perolehan Diamortisasi Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi adalah pinjaman bank jangka pendek dan jangka panjang, hutang usaha - pihak ketiga, dan biaya yang masih harus dibayar.
Halaman 12
Penurunan Nilai Aset Keuangan Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal laporan posisi keuangan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif penurunan nilai. Beberapa bukti objektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut: · kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau · pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau · terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan. Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, penurunan nilai aset dievaluasi secara individual. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang. Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi. Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laporan laba rugi dalam periode yang bersangkutan. Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laporan laba rugi hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan. Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke ekuitas. Reklasifikasi Aset Keuangan Reklasifikasi hanya diperkenankan dalam situasi yang jarang terjadi dan dimana aset tidak lagi dimiliki untuk tujuan dijual dalam jangka pendek. Dalam semua hal, reklasifikasi aset keuangan hanya terbatas pada instrumen hutang. Reklasifikasi dicatat sebesar nilai wajar aset keuangan pada tanggal reklasifikasi. Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima. Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.
Halaman 13
Metode Suku Bunga Efektif Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrument keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal. Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL. Estimasi Nilai Wajar Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal neraca. Investasi pada efek ekuitas yang nilai wajarnya tidak tersedia dicatat sebesar biaya perolehan. Nilai wajar untuk instrumen keuangan lain yang tidak diperdagangkan di pasar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Perusahaan menggunakan metode discounted cash flows dengan menggunakan asumsi-asumsi berdasarkan kondisi pasar yang ada pada saat tanggal neraca untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan lainnya. 2.h. Aset Tetap Aset tetap dinyatakan berdasarkan model biaya yang dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutannya. Aset tetap disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method). Taksiran masa manfaat ekonomis untuk masing-masing aset tetap adalah sebagai berikut:
Bangunan dan parasarana Mesin dan peralatan Peralatan pengangkutan Peralatan kantor
Tahun 20 10 5 – 10 5
Biaya perbaikan dan perawatan dibebankan langsung ke laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya biaya-biaya tersebut. Biaya-biaya yang sifatnya meningkatkan kondisi aset secara signifikan dikapitalisasi. Apabila suatu aset tetap tidak lagi digunakan atau dijual, harga perolehan berikut akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diperhitungkan dalam laporan laba rugi komprehensif untuk periode/ tahun bersangkutan. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap, akumulasi biaya perolehan akan direklasifikasi ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan. 2.i. Aset Lain-lain Jaminan disajikan dalam kelompok aset lain-lain. 2.j. Sewa Pembiayaan Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewa. Sewa tersebut dikapitalisasi sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas, sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Beban keuangan dibebankan langsung sebagai laba atau rugi. Jika terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, aset sewaan disusutkan selama masa penggunaan aset yang diestimasi berdasarkan umur manfaat aset tersebut. Jika tidak terdapat kepastian tersebut, maka aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan atau masa sewa.
Halaman 14 2.k. Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah tak terdiskonto ketika karyawan telah memberikan jasanya kepada perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Imbalan pasca kerja diakui sebesar jumlah yang diukur dengan menggunakan dasar diskonto ketika karyawan telah memberikan jasanya kepada perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Liabilitas dan beban diukur dengan menggunakan teknik aktuaria yang mencakup pula liabilitas konstruktif yang timbul dari praktik kebiasaan perusahaan. Dalam perhitungan liabilitas, imbalan harus didiskontokan dengan menggunakan metode projected unit credit . Pesangon pemutusan kontrak kerja diakui jika, dan hanya jika, Perusahaan berkomitmen untuk: (i) memberhentikan seorang atau sekelompok karyawan sebelum tanggal pensiun normal; atau (ii) menyediakan pesangon bagi karyawan yang menerima penawaran mengundurkan diri secara sukarela. 2.l. Biaya Emisi Saham Biaya emisi saham yang mencakup fee dan komisi yang dibayarkan kepada penjamin emisi, lembaga dan profesi penunjang pasar modal dan biaya pencetakan dokumen pernyataan pendaftaran, biaya pencatatan saham di bursa efek serta biaya promosi dikurangkan dari hasil penerimaan emisi saham dan disajikan di sisi ekuitas. 2.m. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan dari penjualan barang diakui pada saat risiko dan manfaat kepemilikan barang telah berpindah kepada pelanggan. Pendapatan dari penjualan dalam negeri diakui pada saat barang diserahkan kepada pelanggan, sedangkan penjualan ekspor diakui sesuai dengan persyaratan penjualan (FOB shipping point atau destination ). Beban diakui pada saat terjadinya (basis akrual). 2.n. Pajak Penghasilan Seluruh perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan metode liabilitas. Pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang berlaku saat ini. Saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi diakui sebagai aset pajak tangguhan apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal dimasa mendatang akan memadai untuk dikompensasi. Manajemen memperkirakan pajak tangguhan yang berasal dari rugi fiskal tersebut memiliki masa manfaat selama 5 (lima) tahun. Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan. Pajak kini diakui berdasarkan laba kena pajak untuk tahun/periode yang bersangkutan, yang dihitung sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. 2.o. Laba Per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam tahun yang bersangkutan. Laba per saham dilusian mempertimbangkan pula instrumen keuangan lain yang diterbitkan bagi semua efek berpotensi saham biasa yang sifatnya dilutif yang beredar sepanjang periode pelaporan. 2.p. Transaksi dengan pihak-pihak Berelasi Pihak-pihak berelasi adalah orang atau perusahaan yang terkait dengan Perusahaan yang menyiapkan laporan keuangannya (“Perusahaan pelapor”): *· Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan Perusahaan pelapor jika orang tersebut: a)
memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perusahaan pelapor,
b)
memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan pelapor, atau
c)
personal manajemen kunci Perusahaan pelapor atau perusahaan induk Perusahaan pelapor.
·* Suatu perusahaan berelasi dengan Perusahaan pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: a} Perusahaan dan Perusahaan pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya perusahaan induk, entitas anak dan entitas anak berikutnya terkait dengan perusahaan lain).
Halaman 15
b) Satu perusahaan adalah perusahaan asosiasi atau ventura bersama dari perusahaan lain (atau perusahaan asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, dimana perusahaan lain tersebut adalah anggotanya). c) Kedua perusahaan tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. d} Satu perusahaan adalah ventura bersama dari perusahaan ketiga dan perusahaan yang lain adalah perusahaan asosiasi dari perusahaan ketiga. e} Perusahaan tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu Perusahaan pelapor atau f} perusahaan yang terkait dengan Perusahaan pelapor. Jika Perusahaan pelapor adalah perusahaan yang menyelenggarakan program tersebut, perusahaan sponsor juga berelasi dengan Perusahaan pelapor. g} Perusahaan yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam butir (a). Orang yang diidentifikasi dalam butir (a) (i) memiliki pengaruh signifikan terhadap perusahaan atau personil manajemen kunci perusahaan (atau perusahaan induk dari perusahaan). 2.q Informasi Segmen Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang diberikan kepada pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya, menilai kinerja segmen operasi dan membuat keputusan operasional. Pengambil keputusan oeprasional bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya, menilai kinerja segmen operasi dan membuat keputusan strategis. 3.
Estimasi dan Pertimbangan Akuntansi Yang Penting Penyusunan laporan keuangan Perusahaan mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas yang terpengaruh pada periode pelaporan berikutnya. Estimasi dan asumsi Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya. Penyisihan atas Penurunan Nilai Piutang Usaha Evaluasi individual Perusahaan mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan mempertimbangkan berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan factor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat penyisihan spesifk atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan. Penyisihan spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tamnbahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan atas penurunan nilai piutang usaha. Evaluasi kolektif Bila Perusahaan memutuskan bahwa tidak terdapat bukti obyektif atas penurunan nilai pada evaluasi individual atas piutang usaha, baik yang nilainya signifikan maupun tidak, Perusahaan menyertakannya dalam kelompok piutang usaha dengan risiko kredit yang serupa karakteristiknya dan melakukan evaluasi kolektif atas penurunan nilai. Karakteristik yang dipilih mempengaruhi estimasi arus kas masa depan atas kelompok piutang usaha tersebut karena merupakan indikasi bagi kemampuan pelanggan untuk melunasi jumlah terutang. Arus kas masa depan pada kelompok piutang usaha yang dievaluasi secara kolektif untuk penurunan nilai diestimasi berdasarkan pengalaman kerugian historis bagi piutang usaha dengan karakteristik risiko kredit yang serupa dengan pituang usaha pada kelompok tersebut. Nilai tercatat dari piutang usaha Perusahaan sebelum penyisihan untuk penurunan nilai pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 masing-masing sebesar Rp. 30.089.615.416 dan Rp 30.784.413.543 (lihat Catatan 5).
Halaman 16
Pensiun dan imbalan kerja Pengukuran kewajiban dan biaya pensiun dan liabilitas imbalan kerja Perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Keuntungan atau kerugian actuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsi-asumsi actuarial diakui sebagai pendapatan atau beban menggunakan “Pendekatan Koridor”. Sementara Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil actual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perusahaan dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto. Nilai tercatat neto liabilitas imbalan pasca kerja Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 masing-masing sebesar Rp 3.694.607.721 dan Rp 3,694,607,721 (lihat Catatan 15). Penyusutan Aset Tetap Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 5 sampai dengan 30 tahun, yang merupakan umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Perusahaan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai tercatat neto atas aset tetap Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2013 dan Desember 2012 masing masing sebesar Rp. 26.766.898.801 dan Rp. 23,343,960,988.- ( Lihat Catatan 9) Penurunan nilai aset Penelaahan aset lain-lain untuk penurunan nilai dilakukan apabila terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa jumlah tercatata aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset atau unit penghasil kas ditentukan berdasarkan yang lebih tinggi antara harga jual bersih dan nilai pakai, dihitung berdasarkan asumsi dan estimasi manajemen. Perubahan asumsi penting, termasuk asumsi tingkat diskonto atau tingkat pertumbuhan dalam proyeksi arus kas, dapat mempengaruhi perhitungan nilai pakai. Instrumen Keuangan Perusahaan mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu yang berasal dari kontrak komoditas berjangka berdasarkan harga kuotasi pasar dari komoditas terkait. Perusahaan juga pada awalnya mengakui sebagian dari piutang usaha dan piutang karyawan yang tidak dikenakan bunga pada nilai wajar berdasarkan nilai kini masing-masing, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti objektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Perusahaan menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Perusahaan. Perpajakan Ketidakpastian atas interpretasi dari peraturan pajak yang kompleks, perubahan peraturan pajak dan jumlah dan timbulnya pendapatan kena pajak di masa depan, dapat menyebabkan penyesuaian di masa depan atas pendapatan dan beban pajak yang telah dicatat. Estimasi juga dilakukan dalam menentukan penyisihan atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan (lihat Catatan 8). 4.
KAS DAN SETARA KAS
Kas Jumlah kas Bank Rupiah PT Bank Artha Graha Internasional Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Industrial and Commencial Bank of China Jumlah
31 Maret 2013 Rp 368,683,022 368,683,022
2012 Rp 158,138,841 158,138,841
754,220,474 154,359,347 132,442,376 613,770,663 4,744,716 1,659,537,576
400,901,740 469,424,436 108,353,841 84,747,974 4,769,369 1,068,197,360
Halaman 17 Dollar Amerika Serikat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (31 Maret 2013 : USD 71.951,09 Desember 2012: USD 58,782,11) PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (31 Maret 2013: USD 633.800,75 Desember 2012: USD 3,878,071.53) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (31 Maret 2013: USD 132.979,87; Desember 2012 : USD 48,981.47) PT Bank Central Asia Tbk (31 Maret 2013: USD 26.833,52; Desember 2012: USD 10,776,34) Jumlah Jumlah bank
699,148,742
568,423,004
6,158,641,868
37,500,951,695
1,292,165,397
473,650,815
260,741,323 8,410,697,330 10,070,234,906
104,207,208 38,647,232,722 39,715,430,082
Deposito Berjangka Rupiah PT Bank Artha Graha Internasional Tbk Jumlah
11,925,216,002 11,925,216,002
14,176,882,145 14,176,882,145
Dollar Amerika Serikat PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (31 Maret 2013: USD 3.300.000 ) Jumlah
32,066,100,000 32,066,100,000
---
Dollar Australia PT ANZ Panin Bank (31 Maret 2013 : AUD 99.810.05;Desember 2012: AUD 99,164.54) Jumlah Jumlah deposito
1,011,039,912 1,011,039,912 45,002,355,914
994,124,543 994,124,543 15,171,006,688
Jumlah Kas dan Setara Kas
55,441,273,842
55,044,575,611
Tingkat suku bunga Rupiah Dollar Amerika Serikat Dollar Australia
6.00% 2.25% - 2.50% 3,35% - 5.00%
6.00% 2.25% - 2.50% 3,35% - 5.00%
Perusahaan tidak memiliki relasi dengan bank dimana kas dan deposito berjangka tersebut ditempatkan. 5.
Piutang Usaha – Pihak Ketiga Rincian piutang usaha berdasarkan pelanggan adalah sebagai berikut: 31 Maret 2013 Rp Pihak Ketiga PT Unggul Summit Particle Board Industry PT Gunung Meranti Raya Plywood PT Tunggal Yudhi Samwill Plywood PT Darma Putra PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk PT Superchemie PT Excelgracia Young Way Trading Company Limited PT Gelora Cipta Kimia PT Goutama Sinar Batuah (Masing-masing di bawah Rp 100 juta) Jumlah
9,137,586,179 2,360,054,606 1,828,919,856 673,123,641 523,049,960 241,337,027 121,305,395 97,338,881 78,453,646 47,022,096 29,575,357 15,137,766,644
2012 Rp 9,137,586,179 2,360,054,606 1,828,919,856 668,631,529 523,049,960 --463,272,778 --79,253,068 15,060,767,976
Halaman 18
Pihak Berelasi Cadangan penurunan nilai Piutang usaha - bersih
14,951,848,772 (2,883,109,548) 27,206,505,868
15,723,645,567 (2,883,109,548) 27,901,303,995
Rincian umur piutang usaha berdasarkan tanggal faktur adalah sebagai berikut: 31 Maret 2013 Rp
2012 Rp
Tanpa Provisi
Jatuh tempo > 30 hari Jatuh tempo > 31-90 hari Jatuh tempo > 90 hari Dengan Provisi Jatuh tempo > 16-90 hari Jatuh tempo > 90 hari Dikurangi Penyisihan penurunan nilai piutang Jumlah
6,934,426,268 9,270,127,641 35,450,906 16,240,004,815
6,243,131,884 10,691,671,058 -16,934,802,942
13,849,610,601 13,849,610,601
13,849,610,601 13,849,610,601
(2,883,109,548) 10,966,501,053 27,206,505,868
(2,883,109,548) 10,966,501,053 27,901,303,995
Rincian piutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:
Dollar Amerika Serikat (Maret 2013: USD 1.587.938,69 Desember 2012: USD 1,683,265,10)
31 Maret 2013 Rp 11,776,504,430
2012 Rp 11,624,130,478
15,430,001,438 27,206,505,868
16,277,173,517 26,475,789,269
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap adanya penurunan pada nilai akhir tahun, manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan atas penurunan nilai piutang usaha di atas cukup untuk menutup kerugian atas penurunan nilai piutang tersebut. Lihat Catatan 26 mengenai risiko kredit piutang usaha untuk memahami bagaimana Kelompok Usaha mengelola dan mengukur kualitas kredit piutang usaha yang lancar dan tidak mengalami penurunan nilai. Perusahaan telah mengakui rugi penurunan nilai piutang usaha sebesar Rp. 2,883,109,548 ,-) berdasarkan estimasi manajemen terhadap bukti objektif adanya penurunan nilai. Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang yang dibentuk telah cukup. Perusahaan tidak menjamin piutang kepada pihak lain dan tidak terdapat piutang yang dijual secara with course. 6.
Persediaan
Barang jadi dan barang setengah jadi Bahan baku dan bahan pembantu Lain-lain Jumlah
31 Maret 2013 Rp 1,537,903,988 2,587,502,157 756,064,912 4,881,471,057
2012 Rp 1,597,550,507 9,826,022,439 636,417,036 12,059,989,982
Perusahaan telah mengasuransikan persediaan dan aset tetap terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya sesuai dengan banker clause berdasrkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar USD 50,000 Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan asuransi cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko kebakaran dan risiko lainnya yang mungkin dialami oleh Perusahaan.
Halaman 19
Seluruh persediaan bahan baku yang ada digunakan dalam proses produksi dengan jangka waktu dibawah satu tahun sehingga diyakini tidak ada penurunan nilai persediaan. Seluruh persediaan tidak terdapat kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan. Persediaan tidak terdapat penghapusan persediaan rusak dan usang Tidak terdapat persediaan yang dijadikan jaminan dan tidak terdapat kerugian persedian yang jumlahnya material. 7.
Uang Muka dan Biaya Dibayar di Muka 2012 Rp
31 Maret 2013 Rp a. Uang muka Bangunan aset dalam penyelesaian Pembelian bahan baku Lain-lain Subjumlah uang muka b. Biaya dibayar di muka Asuransi Lain-lain Subjumlah biaya dibayar di muka
491,610,000 41,250,000 532,860,000
346,772,790 87,995,000 434,767,790
97,512,274 62,066,666 159,578,940 692,438,940
79,884,968 12,135,000 92,019,968 526,787,758
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pembelian 1 unit Coal Fired Fluidized Bed Thermal Oil Heater sebesar US$ 678,523.35 kepada PT Basuki Pratama Engireeng dan telah membayarkan uang muka sebesar USD 610,391.02 atau 90 % dan pada bulan September 2012 uang muka pembelian aset tetap telah dilunasi dan direklasifikasi ke aset tetap Lain-lain diatas adalah uang muka pada EDI, KSEI, BEI dan Depnaker untuk per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 20112 8. PERPAJAKAN a.
Pajak Dibayar Dimuka Pajak dibayar dimuka terdiri dari :
Pajak pertambahan nilai Pajak Penghasilan : PPh Pasal 22- tahun 2012 PPh Pasal 22- tahun 2011 Jumlah b.
31 Maret 2013 Rp 225,052,000 334,922,000 559,974,000
2012 Rp 598,534,689 225,052,000 334,922,000 1,158,508,689
Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan Manfaat (beban) pajak penghasilan Perusahaan terdiri dari: 31 Maret 2013 Rp Pajak Kini Pajak Tangguhan Jumlah
-(22,332,190) (22,332,190)
31 MARET 2012 Rp -171,184,250 171,184,250
Halaman 20
Pajak Kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif dengan laba kena pajak 31 Maret 2013 31 Maret 2012 Rp Rp Laba Rugi sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif 1,830,982,230 811,035,431 Beda Waktu Penyusutan 65,232,606 736,945,691 Pembayaran sewa guna usaha (154,561,365) (52,208,331) Jumlah (89,328,760) 684,737,360 Beda Tetap Pajak lain-lain dan denda pajak 400,961 607,397 Pendapatan Bunga (236,553,476) (845,575,528) Jumlah (236,152,515) (844,968,131) Laba Rugi fiskal sebelum kompensasi laba rugi fiskal 1,505,500,956 650,804,660 Rugi Fiskal Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Laba Fiskal Tahun 2013 Akumulasi rugi fiskal Taksiran Pajak Penghasilan Badan Pajak Dibayar Dimuka Pajak Penghasilan pasal 25 Pajak Penghasilan pasal 22 Jumlah Pajak Lebih Bayar
5,422,149,720 18,324,753,586 17,752,557,036 (4,443,840,864)
5,422,149,720 18,324,753,586 17,752,557,036
(1,505,500,956) 35,550,118,523 --
(650,947,134) 40,848,513,208 --
---
695,504,000 695,504,000 (695,504,000)
Rekonsiliasi antara manfaat (beban) pajak dan hasil perkalian laba (rugi) akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut: 31 Maret 2013 31 Maret 2012 Rp Rp Laba Rugi sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif 1,830,982,230 811,035,431 Rugi Perusahaan sebelum Pajak Penghasilan (pembulatan) 1,830,982,050 811,035,431 Pajak Dihitung pada Tarif yang Berlaku Pajak Lain-lain dan denda pajak Pendapatan bunga Laba (rugi) fiskal tahun berjalan Pajak Tangguhan dari Perbedaan Temporer
(457,745,603) (100,240) 59,138,369 376,375,239 (22,332,235)
(202,758,948) (151,849) 211,393,882 162,701,165 171,184,250
(22,332,190)
171,184,250
Halaman 21
c.
Aset Pajak Tangguhan Pajak tangguhan dihitung berdasarkan pengaruh dari perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan laba rugi komersial dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Berdasarkan Undang-Undang Pajak No. 36/2008 pengganti dari Undang-Undang Pajak No. 7/1983, tarif pajak badan adalah sebesar 28% yang berlaku efektif 1 Januari 2009 dan sebesar 25% yang berlaku efektif 1 Januari 2010. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disesuaikan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode ketika aset direalisasikan dan liabilitas diselesaikan berdasarkan tarif pajak yang telah ditetapkan. Rincian dari aset pajak tangguhan adalah sebagai berikut : 31 Desember 2011
Dibebankan ke
31-Dec-12
Dibebankan ke
Laporan Laba Rugi Rp
31 MARET 2013
Laporan Laba Rugi
Rp
Rp
Rp
Laba penjualan aset tetap
(29,400,000)
--
(29,400,000)
Beban manfaat karyawan
1,358,033,296
(317,456,132)
1,040,577,164
Depresiasi
2,704,401,992
65,232,606
2,769,634,598
Rp
--
(29,400,000) 1,040,577,164
16,308,151
2,785,942,749
Penyisihan penurunan nilai piutang usaha
1,080,827,201
130,763,736
1,211,590,937
Sewa guna usaha
(669,664,166)
(13,052,083)
(682,716,249)
(38,640,341)
1,211,590,937 (721,356,590)
Jumlah
4,444,198,323
(134,511,873)
4,309,686,449
(22,332,190)
4,287,354,260
Penggunaan aset pajak tangguhan yang diakui perusahaaan bergantung pada apakah laba fiskal yang dapat dihasilkan pada periode mendatang melebihi laba dari realisasi perbedaan temporer kena pajak yang telah ada. Penyisihan penilaian aset pajak tangguhan yang berasal dari rugi fiskal dibentuk karena karena tidak terdapat keyakinan yang cukup atas realisasi dari aset pajak tangguhan tersebut di masa yang akan datang. d.
Hutang Pajak
Pajak pertambahan nilai Pajak Penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 4 (2) Jumlah
31 Maret 2013 Rp. 501,301,789 47,798,968 2,970,555 552,071,312
2012 Rp. 78,713,882 14,880,445 2,125,000 95,719,327
Pada tanggal 25 April 2012, Perusahaan menerima hasil pemeriksaan pajak untuk masa pajak 2010 yang terdiri dari: a. b.
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak Penghasilan pasal 25/29 No. 00068/406/10/054/12 sebesar Rp 360.582.000; Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan pasal 15 No. 002-013/241/10/054/12 sebesar Rp 16.999.116;
c. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan pasal 21 No. 00023/201/10/054/12 sebesar Rp 18.303.511,d. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan pasal 23 No. 00041-0052/203/10/054/12 sebesar Rp 39.396.245,Pada tanggal 20 April 2011, Perusahaan menerima hasil pemeriksaan pajak untuk masa pajak 2009 yang terdiri dari: a.
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak Penghasilan pasal 25/29 No. 00080/406/09/054/11 sebesar Rp 574,468,993;
b. c. d.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan pasal 26 No. 00012/204/09/054/11 sebesar Rp 512,864; Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan pasal 21 No. 00022/201/09/054/11 sebesar Rp 17,314,825; Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan pasal 23 No. 00058/203/09/054/11 sebesar Rp 20,024,115;
e. f.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai No. 00142/207/09/054/11 sebesar Rp 9,844,003; Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai No. 00143/207/09/054/11 sebesar Rp 2,952,000.
Seluruh tagihan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar PPh dan PPN diatas telah dilunasi Perusahaan dengan kompensasi dari Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar.
Halaman 22
9. ASET TETAP 2013 2012 Rp Nilai Tercatat Pemilikan Langsung Hak atas tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Peralatan transportasi Inventaris
Bangunan Dalam Proses Bangunan Aset Sewa Guna Usaha Peralatan transportasi
Akumulasi Penyusutan Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Peralatan transportasi Inventaris Aset Sewa Guna Usaha Peralatan transportasi
Nilai Buku
Tambah/Reklas Rp
9,031,829,486 8,815,374,835 96,946,310,571 9,464,246,129 2,289,885,638 126,547,646,659
203,385,000 18,500,773 16,725,000 238,610,773
1,855,675,063
3,607,027,724
992,684,545 129,396,006,267
154,299,227 3,999,937,724
6,720,072,710 87,799,490,636 9,221,920,289 2,212,387,220 105,953,870,855
49,240,410 413,545,997 47,740,227 147,937,344 658,463,978
98,174,424 106,052,045,279
95,105,804 753,569,782
Kurang/Reklas Rp
Koreksi/Reklas Rp
31 Maret 2012 Rp
-
-
-
-
9,235,214,486 8,815,374,835 96,946,310,571 9,482,746,902 2,306,610,638 126,786,257,432
5,462,702,787
-
1,146,983,772 133,395,943,991
176,569,870 176,569,870
-
6,769,313,120 88,213,036,633 9,093,090,645 2,360,324,564 106,435,764,962
176,569,870
-
193,280,228 106,629,045,190
-
23,343,960,988
26,766,898,801
2012 2011 Rp Nilai Tercatat Pemilikan Langsung Hak atas tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Peralatan transportasi Inventaris
Bangunan Dalam Proses Fondasi Thermal Heater Aset Sewa Guna Usaha Peralatan transportasi
Akumulasi Penyusutan Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Peralatan transportasi Inventaris Aset Sewa Guna Usaha Peralatan transportasi
Nilai Buku
Tambah Rp
1,057,939,486 7,585,540,520 90,445,469,030 9,977,500,811 2,240,832,538 111,307,282,385
835,000,000 6,541,200 841,541,200
477,969,646
222,897,080
895,000,000 112,680,252,031
1,064,438,280
6,610,504,106 86,772,873,946 9,877,508,209 2,192,609,866 105,453,496,127
40,502,945 519,201,015 30,292,362 3,796,833 593,793,155
492,250,000 105,945,746,127
44,750,000 638,543,155
6,734,505,904
Kurang Rp
Koreksi/Reklas Rp
-
(69,207,208) -
-
(69,207,208)
31 Maret 2012 Rp
1,057,939,486 7,516,333,312 90,445,469,030 10,812,500,811 2,247,373,738 112,079,616,377
700,866,726
-
(69,207,208)
(69,207,208)
-
-
895,000,000 113,675,483,103
(69,207,208)
6,581,799,843 87,292,074,961 9,907,800,571 2,196,406,699 105,978,082,074
(69,207,208)
537,000,000 106,515,082,074 7,160,401,029
Halaman 23
Di tahun 2012, berdasarkan akta jual beli nomor 213/2012 tanggal 12 September 2012 yang dibuat oleh Dini Handanayatie, SH. selaku PPAT di Semarang, Perusahaan melakukan pembelian tanah seluas 11.908 meter persegi di Semarang senilai Rp 7.958.890.000 dan telah didaftarkan di Badan Pertanahan Nasional dengan sertifikat nomor 11.01.12.11.3.00543. Pada tahun 2012 Pengurangan aset tetap karena penjualan bangunan dan prasarana, mesin dan peralatan dan peralatan transportasi sebagai berikut: 31 Maret 2013 31 Maret 2012 Rp Rp Harga perolehan 69,207,208 Akumulasi penyusutan (69,207,208) Nilai buku Penjualan aset tetap 200,000,000 Keuntungan dari penjualan aset tetap 200,000,000 Persentase penyelesaian dari aset tetap dalam penyelesaian adalah sebagai berikut: Nilai tercatat 2013 Rp Bangunan Jumlah
5,462,702,787 5,462,702,787
Perkiraan persentase penyelesaian 2012 Rp 1,855,675,063 1,855,675,063
2013 %
2012 % 80.00 80.00
40.00 40.00
Aset dalam penyelesaian di tahun 2012, merupakan pekerjaan bangunan Kantor di Semarang serta aset dalam penyelesaian di tahun 2011 merupakan pekerjaan bangunan atas mesin Thermal Oil Heater yang telah selesai sepenuhnya pada bulan Juli 2012. Pembebanan penyusutan pada per 31 Maret 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut : 31 Maret 2013 Rp Beban tidak langsung (lihat catatan 19) Umum dan administrasi (lihat catatan 20) Jumlah
31 Maret 2012 Rp
464,000,358 112,999,521 576,999,879
558,544,540 79,998,615 638,543,155
Pada tanggal 31 Desember 2012, aset tetap Perusahaan telah diasuransikan kepada PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Bintang, PT Asuransi Raksa Pratikara, dan PT Asuransi Jaya Proteksi dengan nilai pertanggungan sebesar USD 50,000 untuk bangunan persediaan dan Rp 3,263,930,000 untuk kendaraan yang menurut pendapat manajemen cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko tersebut. Semua kendaraan yang diperoleh melalui pinjaman sewa pembiayaan dijaminkan terhadap masing- masing fasilitas kredit terkait. Pada tanggal 31 Desember 2011, aset tetap Perusahaan telah diasuransikan kepada PT Kurnia Insurance Indonesia, Asuransi Sinar Mas, Asuransi Raksa Pratikara, PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) dan PT Asuransi Adira Dinamika dengan nilai pertanggungan sebesar USD 10,250,000 untuk bangunan pabrik berikut mesin, persediaan dan peralatan dan Rp. 2,161,725,000 untuk kendaraan 10. ASET LAIN-LAIN 31 Maret 2013 Rp Uang jaminan Jumlah
132,820,000 132,820,000
Aset lain-lain ini terdiri dari jaminan keanggotaan klub golf, listrik dan tabung gas adalah sebagai jaminan atas sewa tersebut.
2012 Rp 132,820,000 132,820,000
Halaman 24
11. Dana yang Dibatasi Penggunaannya 31 Maret 2013 Rp Dollar Amerika Serikat PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (Maret 2013: USD 533.924,83; Desember 2012: USD 801,591.19)
5,188,147,572 5,188,147,572
2012 Rp
7,751,386,807 7,751,386,807
Dana yang dibatasi penggunaannya merupakan deposito berjangka terkait dengan jaminan terhadap fasilitas kredit L/C dari PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (lihat Catatan 27). 12. Utang Usaha - Pihak Ketiga Rincian utang usaha berdasarkan pemasok adalah sebagai berikut: 31 Maret 2013 Rp PT Agro Afiat CV Jaya Indah PT Goatama Sinar batuah PT Gaya Bhakti CV. Indra Purna Adi susanto Superin Chemical Pte., Ltd PT Atlantic Intraco
1,749,210,375 261,786,175 63,624,000 15,823,427 14,319,300 2,104,763,277
2012 Rp 2,857,239,000 118,457,500 16,170,000 15,295,500 9,091,500 663,485 7,736,975,896 51,810,000 10,805,702,881
Rincian utang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut: 31 Maret 2013 Rp
2012 Rp
Rupiah Subjumlah utang dalam Rupiah
1,866,696,777 1,866,696,777
2,950,269,485 2,950,269,485
Mata uang asing Dollar Amerika Serikat ( 31 Maret 2013 : USD 24.800, 31 Desember 2012: USD 812.350,92) Sub jumlah utang dalam mata uang asing Jumlah hutang usaha
238,066,500 238,066,500 2,104,763,277
7,855,433,396 7,855,433,396 10,805,702,881
Analisa umur hutang usaha adalah sebagai berikut: 31 Maret 2013 Rp
2012 Rp
Lancar
.> 1 bulan - 3 bulan
2,104,763,277 2,104,763,277
10,805,702,881 10,805,702,881
Utang usaha tidak dijamin, tidak dikenakan bunga dan umumnya dikenakan syarat pembayaran antara 7 hari sampai dengan 60 hari.
Halaman 25
13. Utang Sewa Pembiayaan Utang sewa pembiayaan terdiri dari :
PT B I I Finance PT CIMB Niaga Auto Finance K K B Bank Central Asia Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang Jaminan sewa pembayaan Bagian jangka panjang
31 Maret 2013 Rp 87,389,244 445,333,944 117,600,000 (390,710,838) 259,612,350 259,612,350
2012 Rp 131,083,866 501,000,687 (353,750,838) 278,333,715 278,333,715
Pada tahun 2012, Perusahaan melakukan perjanjian pembiayaan untuk pembelian kendaraan dengan fasilitas sewa pembiayaan sebagai a. b. c.
PT Bank BII Finance dengan angsuran termasuk bunga sebesar Rp 15,130,000 per bulan mulai Oktober 2012 sampai dengan Oktober 2013. PT CIMB Niaga Auto Finance dengan angsuran termasuk bunga sebesar Rp 21,312,000 per bulan mulai April 2012 sampai dengan Maret 2015 PT Bank Central Asia dengan angsuran termasuk bunga sebesar Rp 3.728.000 per bulan mulai Maret 2013 sampai dengan Februari 2016
Kewajiban sewa pembiayaan dijamin dengan aset sewa guna usaha yang bersangkutan. Perjanjian membatasi Perusahaan untuk menjual dan memindahkan hak aset sewa pembiayaan. Pembayaran minimum masa datang (future minimum lease payment) dalam perjanjian sewa pembiayaan per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut : 31 Maret 2013 Rp 2013 2014 2015 2016 Jumlah Dikurangi bunga Bersih Dikurangi jangka pendek Liabilitas jangka panjang
316,140,000 300,480,000 108,672,000 7,456,000 732,748,000 (82,424,812) 650,323,188 (390,710,838) 259,612,350
2012 Rp 391,914,000 255,744,000 63,936,000 -711,594,000 (79,509,447) 632,084,553 (353,750,838) 278,333,715
Halaman 26
14. Liabilitas Jangka Pendek Lainnya 31 Maret 2013 Rp. PT. Muria Agung UD. Jaya Diesel PT. Logo Makmur UD. Sinar Teknik CV. Mitra Sejati UD Banjar Raya PT. Karya Diesel UD. Gaya Bhakti CV. Sinar Kencana PT Dharma Bhakti PT. Caraka UD. Baja Karya CV. Tirta Dewi PT. Sumber Logam PT Goutama Batuah PT. Basuki Pratama Jumlah Utang dividen Jumlah
117,506,760 47,599,482 34,047,800 25,710,500 20,226,350 13,699,155 8,201,000 7,542,500 5,543,579 2,200,000 1,034,748 983,486 735,000 275,900 285,306,260 287,659,287 572,965,547
2012 Rp. 90,379,810 37,975,292 15,757,750 750,000 10,375,680 10,099,000 8,991,000 16,100,500 7,339,829 1,034,748 1,003,976 4,810,000 1,875,000 20,361,000 723,981,973 950,835,558 287,659,287 1,238,494,845
15. Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja Perusahaan menghitung dan membukukan beban imbalan tenaga kerja berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 tahun 2003. Liabilitas diestimasi atas imbalan kerja Perusahaan pada 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing dihitung oleh aktuaris independen PT KAIA Magna Consulting dan PT Quattro Asia Consulting Sejahtera dengan laporan masing-masing tanggal 18 Maret 2013 dan 17 maret 2012. Liabilitas imbalan pasca kerja di neraca adalah sebagai berikut: 31 Maret 2013 Rp. Saldo awal tahun Beban yang diakui pada tahun berjalan Saldo akhir tahun
4,964,431,862 (1,269,824,529) 3,694,607,333
2012 Rp. 4,964,431,862 (1,269,824,529) 3,694,607,333
Perubahan pada liabilitas yang diakui pada laporan posisi keuangan: 31 Maret 2013 Rp. Nilai kini kewajiban Biaya jasa lalu belum diakui Keuntungan aktuaria belum diakui Saldo akhir tahun
3,585,297,169 1,666,495,163 (1,557,184,611) 3,694,607,721
2012 Rp. 3,585,297,169 1,666,495,163 (1,557,184,611) 3,694,607,721
Halaman 27
Rincian beban imbalan kerja tahun berjalan adalah sebagai berikut: 31 Maret 2013 Rp. Beban jasa kini Beban bunga Biaya jasa lalu-non vested benefit Amortisasi kerugian aktuaria Pengurangan pada nilai kini kewajiban imbalan pasca kerja Jumlah
207,967,591 270,773,000 263,023,000 (147,278,996) (1,864,309,124) (1,269,824,529)
2012 Rp. 207,967,591 270,773,000 263,023,000 (147,278,996) (1,864,309,124) (1,269,824,529)
Asumsi utama yang digunakan oleh PT Quattro Asia Consulting (2010: PT Konsul Penata Manfaat Sejahtera), aktuaris independen adalah sebagai berikut: 2013 2012 Rp. Rp. 55 55 Usia pensiun normal 5.39% 5.39% Tingka diskonto (per tahun) Tabel mortalita Tabel Mortalita Indonesia (TMI) 5.00% 5.00% Tingkat proyeksi kenaikan gaji (per tahun) Tingkat cacat 5% dari tingkat asumsi mortalita Tingkat pengunduran diri 1% dari tingkat asumsi mortalita hingga usia 40 tahun dengan degradasi linier menurun hingga 0.05% pada usia 50 tahun/ 1% Metode Projected Unit Credit 16. Modal Saham Rincian pemegang saham Berdasarkan laporan PT Electronic Data Interchange Indonesia, Biro Administrasi Efek, susunan pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: 31 Maret 2013 Lembar saham Kepemilikan Jumlah Pemegang Saham % Rp Syamsinar Ngaisah 37,660,000 20.80 18,830,000,000 Robert Tanmizi 16,175,506 8.93 8,087,753,000 Tazran Tanmizi 15,169,776 8.38 7,584,888,000 Marzuki Tanmizi 15,005,707 8.29 7,500,853,500 Recsonlye Sitorus 237 0.00 118,500 Lain-lain (kepemilikan di bawah 5%) 97,024,330 53.59 48,512,165,000 Jumlah 181,035,556 100.00 90,515,778,000
Lembar saham Syamsinar Ngaisah Robert Tanmizi Tazran Tanmizi Marzuki Tanmizi Recsonlye Sitorus Lain-lain (kepemilikan di bawah 5%) Jumlah
37,660,000 16,175,506 15,169,776 15,005,707 237 97,024,330 181,035,556
31 Desember 2012 Kepemilikan % 20.80 8.93 8.38 8.29 0.00 53.59 100.00
Jumlah Rp 18,830,000,000 8,087,753,000 7,584,888,000 7,500,853,500 118,500 48,512,165,000 90,515,778,000
Halaman 28
17. AGIO SAHAM Agio saham sejumlah Rp 803,458,000 berasal dari saldo agio saham saat penawaran umum perdana dikurangi dengan pembagian saham bonus ditahun 2004 dengan perbandingan setiap 25 (dua puluh lima) saham lama mendapatkan 1 (satu) saham baru. Jumlah saham baru tersebut adalah 6,746,667 lembar saham dengan nilai nominal Rp 500 per lembar saham sebagai berikut: Rp 4,176,791,500
Penawaran umum perdana Dikurangi penggunaan tahun 2004 Pembagian saham bonus dari agio saham dengan perbandingan setiap 25 saham lama akan mendapat satu (1) saham baru sejumlah 6.746.667 lembar saham senilai
3,373,333,500
Jumlah Agio Saham
803,458,000
18. PENJUALAN BERSIH 31 Maret 2013 Rp. Urea Formaldehyde Resin Melamine Formaldehyde Resin Formaline Urea Formaldehyde Hardener Glue Powder Resin One Step Hexamine Lain-lain Jumlah
15,643,467,885 2,658,020,517 1,097,931,978 509,845,000 216,124,273 119,514,006 9,345,112 20,254,248,771
31 Maret 2012 Rp. 12,759,608,230 686,100,580 967,930,394 319,956,440 438,919,642 200,069,886 21,873,600 14,522,550 15,408,981,322
Penjualan kepada pihak berelasi pada tanggal 31 Maret 2013 dan 2012 adalah sebesar Rp. 16.973.068.350,- dan Rp. 13.328.817.050,mewakili 88.24 % dan 86.50% dari penjualan bersih secara keseluruhan. Kebijakan harga dan syarat transaksi kepada pihak berelasi sama dengan kebijakan harga dan syarat transaksi kepada pihak ketiga. Rincian pembeli dengan nilai bersih melebihi 10% dari penjualan Perusahaan adalah sebagai berikut : Persentase dari Total Penjualan
Jumlah Pembeli
PT. Wijaya Triutama Plywood Jumlah
2013 Rp
16,973,068,350 16,973,068,350
2012 Rp
13,328,817,050 13,328,817,050
2013 %
2012 %
88.24 88.24
86.50 86.50
Halaman 29
Rincian penjualan dalam satuan unit produksi adalah sebagai berikut: Persentase dari Total Penjualan
Jumlah Pihak berelasi PT. Wijaya Triutama Plywood Pihak Ketiga PT Dharma Putra Kalimantan PT Supercheme Indonesia PT Kharisma Amboraya Perdana PT Iodine Sepakat Orbit PT Ariasiatek Indonesia PT Seijin Lestari PT Trisukses Gemilang Prima PT Excel Gracia Young Way Trading Company PT Goautama Sinar Batuah PT Gelora Cipta Kimia Abadi PT IDS Elite Timber PT Revitalindo Otopart PT Bibit Unggul Prima Sejati PT Basirih Industrial PT Lantera Karya Aditama PT Falcata Makmur Gemilang Penjualan Kas Jumlah Penjualan
2013 Kg
2012 KG
2013 %
2012 %
3,631,479
3,432,365
88.53
89.41
202,712 48,000 46,200 37,400 22,000 15,400 10,000 10,000 8,670 6,000 5,796 2,400 1,200 1,000 125 -
50,379 64,000 45,000 36,600 10,000 46,010 6,000 6,625 1,200 20 5,350 64,660
53,575 470,478 4,101,957
70,675 406,519 3,838,884
4.94 1.17 1.13 0.91 0.54 0.38 0.24 0.24 0.21 0.15 0.14 0.06 0.03 0.02 0.00 1.31 11.47 100
1.31 1.67 1.17 0.95 0.26 1.20 0.16 0.17 0.03 0.00 0.14 1.68 1.84 11 100
19. BEBAN POKOK PENJUALAN 31 Maret 2013 Rp. Biaya Langsung Bahan baku Tenaga Kerja Biaya tidak langsung Biaya manufaktur Barang jadi Saldo awal Saldo akhir Beban Pokok Penjualan Jadi
31 Maret 2012 Rp.
13,840,677,948 315,743,818 2,292,143,601 16,448,565,367
10,648,922,026 258,230,926 2,073,435,848 12,980,588,800
1,597,550,507 (1,537,903,988) 16,508,211,886
3,083,365,535 (2,282,333,690) 13,781,620,645
Rincian Pemasok yang melebihi 10% dari pembelian Perusahaan adalah sebagai berikut : Persentase dari Total Pembelian
Jumlah Pemasok
PT Argo Afiat PT. Humpuss Jumlah
2013 Rp 4,922,500,000 4,922,500,000
2012 Rp 3,649,406,455 1,770,785,000 5,420,191,455
2013 %
2012 % 35.57 35.57
34.27 16.63 50.90
Halaman 30
Rincian pembelian dalam satuan unit produksi adalah sebagai berikut: Persentase dari Total Pembelian
Jumlah 2013 Ton
2012 Ton
2013 %
2012 %
Pihak Ketiga PT Argo Afiat PT. Oci Melamine PT Kartika Cemerlang PT Jaya Indah PT Wijaya PT. Humpuss PT Atlantic Intraco Jumlah
1,000 84 20 15 12 1,131
832 21 10 500 20 1,383
88.42 7.43 1.77 1.33 1.06 100.00
60.15 1.52 0.72 36.16 1.45 100.00
20. Beban Tidak Langsung 31 Maret 2013 Rp. Listrik dan air Penyusutan Perbaikan dan pemeliharaan Bahan bakar dan pelumas Gaji, upah dan tunjangan lainnya Bahan pembantu Pengangkutan dan transportasi Assuransi Perlengkapan Obat-obatan Telekomunikasi
506,364,080 464,000,358 393,928,529 305,827,698 218,751,206 176,160,000 130,231,014 45,650,933 40,163,324 6,067,050 4,999,409 2,292,143,601
31 Maret 2012 Rp. 500,869,120 558,544,540 56,347,500 362,539,767 91,831,523 221,649,100 230,072,994 29,873,958 18,181,296 648,000 2,878,050 2,073,435,848
21. Beban Penjualan dan Pemasaran, Umum dan administrasi
a.
Beban Penjualan dan Pemasaran Perbaikan dan pemeliharaan Pengangkutan Gaji, upah dan tunjangan lainnya Perjalanan dan transportasi Telekomunikasi Export Pajak dan perijinan Alat-alat tulis Representasi Iklan dan promosi Penyusutan Listrik dan air Lain-lain Jumlah
31 Maret 2013 Rp. 301,438,698 192,052,148 167,169,318 17,630,000 15,323,471 7,973,000 7,050,000 4,041,939 3,585,600 3,071,520 437,500 8,410,110 728,183,304
31 Maret 2012 Rp. 324,054,162 148,044,032 22,659,298 8,835,000 12,315,705 22,925,100 2,875,000 3,327,747 3,837,600 5,524,766 7,928,720 562,327,130
Halaman 31
31 Maret 2013 Rp. b.
Beban Umum dan Administrasi Gaji, upah dan tunjangan lainnya Perjalanan dan transportasi Penyusutan aktiva tetap Alat-alat tulis Sewa kantor Representasi Asuransi Listrik dan Air Perbaikan dan pemeliharaan Administrasi saham Telekomunikasi Pajak dan perijinan Keamanan dan Kebersihan Tenaga ahli Jumlah
1,185,530,887 195,121,505 112,562,020 74,286,808 63,750,000 49,353,624 38,511,578 37,451,056 27,470,003 19,208,334 15,889,215 8,685,000 4,320,000 1,832,140,030
31 Maret 2012 Rp. 815,404,856 106,028,593 79,998,615 61,553,246 122,070,000 38,201,337 37,106,468 74,621,924 32,183,145 17,875,001 19,188,649 10,572,500 66,865,000 26,000,000 1,507,669,334
22 Penghasilan (Beban Lain-lain) a.
Penghasilan Lain-lain 31 Maret 2013 Rp. Pendapatan penyewaan tongkang Keuntungan neto nilai tukar mata uang asing Keuntungan atas penjualan aset tetap Jumlah
b.
259,010,000 190,370,456 449,380,456
31 Maret 2012 Rp. 243,999,232 200,000,000 443,999,232
Beban Lain-lain 31 Maret 2013 Rp. Denda Pajak Jumlah
400,961 400,961
31 Maret 2012 Rp. 607,397 607,397
23. Penghasilan Keuangan 31 Maret 2013 Rp. Pendapatan bunga Jumlah
236,553,476 236,553,476
31 Maret 2012 Rp. 845,575,527 845,575,527
24. Biaya Keuangan 31 Maret 2013 Rp. Biaya bunga Provisi dan administrasi bank
10,332,635 29,928,054 40,260,689
31 Maret 2012 Rp. 17,244,104 18,052,040 35,296,144
Halaman 32
25. Aset dan Liabilitas Dalam Mata Uang Asing Pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012, Perusahaan mempunyai aset dan liabilitas dalam mata uang asing sebagai berikut: 31 Maret 2013 USD Aset Kas dan setara kas Piutang usaha Pihak ketiga Pihak berelasi Dana yang dibatasi penggunaannya Jumlah aset Liabilitas Hutang usaha - pihak ketiga Jumlah liabilitas Jumlah aset bersih
Equivalent Rp
AUD
4,165,565.23
99,810.05
41,487,837,242
49,207.85 1,538,730.96 533,924.83 6,287,428.87
---99,810.05
478,152,666 14,951,848,772 5,188,147,572 62,105,986,252
24,500.00 24,500.00 6,262,928.87
--99,810.05
238,066,500 238,066,500 61,867,919,752
31 DESEMBER 2012 USD Aset Kas dan setara kas Piutang usaha Pihak ketiga Pihak berelasi Uang muka Dana yang dibatasi penggunaannya Jumlah aset Liabilitas Hutang usaha - pihak ketiga Hutang lain-lain Jumlah liabilitas Jumlah aset bersih
Equivalent Rp
AUD
3,996,611
99,165
39,659,206,882
110,779 1,572,486 35,490 801,591 6,516,957
----99,165
1,071,105,189 15,205,939,620 343,188,300 7,751,386,807 64,030,826,798
812,351 74,869 887,220 5,629,737
--99,165
7,855,433,396 723,981,973 8,579,415,369 55,451,411,429
Kebijakan manajemen Perusahaan atas aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing adalah menyimpan uang dalam bentuk mata uang asing untuk mengelola eksposur risiko pasar. Aset dalam mata uang asing jauh lebih besar dibandingkan dengan kewajiban dalam mata uang asing, sehingga tidak ada risiko kewajiban financial yang mengancam. Piutang Perusahaan dalam mata uang asing per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 dibukukan dengan Kurs Tengah Bank Indonesia (lihat Catatan 2.c) 26. Instrumen Keuangan: Informasi Risiko Keuangan a.
Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk operasi dan pengembangan bisnis, serta untuk mengelola risiko mata uang asing, tingkat bunga, kredit dan risiko likuiditas. Perusahaan beroperasi dengan pedoman yang telah ditentukan oleh Dewan Direksi.
Halaman 33
Bisnis Perusahaan mencakup aktivitas pengambilan risiko dengan sasaran tertentu dengan pengelolaan yang profesional. Fungsi utama dari manajemen risiko Perusahaan adalah untuk mengidentifikasi seluruh risiko kunci, mengukur risiko-risiko ini dan mengelola posisi risiko. Perusahaan secara rutin menelaah kebijakan dan sistem manajemen risiko untuk menyesuaikan dengan perubahan di pasar dan praktek pasar terbaik. Tujuan Perusahaan dalam mengelola risiko keuangan adalah untuk mencapai keseimbangan yang sesuai antara risiko dan tingkat pengembalian dan meminimalisasi potensi efek memburuknya kinerja keuangan Perusahaan. Dalam menjalankan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan Perusahaan menghadapi risiko keuangan yaitu risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar dan mendefinisikan risiko-risiko sebagai berikut: Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko bahwa perusahaan akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan atau pihak lawan akibat gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya. Manajemen berpendapat bahwa risiko kredit yang dihadapinya adalah piutang yang tak tertagih dari tahun-tahun sebelumnya dikarenakan pelanggan sudah menghentikan produksinya, pergantian kepemilikan, atau pailit. Pada saat ini Manajemen berharap dapat mengendalikan risiko kredit dengan cara melakukan hubungan usaha dengan pihak hubungan istimewa dan pihak yang memiliki kredibilitas, menetapkan kebijaksanaan verifikasi dan otorisasi kredit serta memantau kolektibitas piutang secara berkala untuk mengurangi jumlah piutang tak tertagih. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perusahaan tidak bisa memenuhi liabilitas pada saat jatuh tempo. Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiaya operasional perusahaan dan untuk mengatsi dampak fluktuasi arus kas. Manajemen juga melakukan evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas actual, termasuk jadwal jatuh tempo hutang dan terus menerus melakukan penelaahan pasar keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal. Pada saat ini perusahaan tidak mempunyai risiko likuiditas dikarenakan tidak mempunyai hutang jangka panjang. Perusahaan hanya mempunyai hutang jangka pendek atas kepemilikan kendaraan bermotor yaitu hutang guna sewa usaha dan hutang usaha pembelian bahan baku, sedang hutang dividen yang telah melebihi 5 tahun dikarenakan pemegang saham tidak mengambilnya pada Bank Mandiri. Risiko Pasar Perusahaan tidak memiliki eksposur terhadap risiko pasar, yaitu risiko suku bunga dan risiko mata uang asing. Risiko Tingkat Bunga Risiko tingkat bunga arus kas adalah risiko dimana arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Pada saat ini Perusahaan tidak memiliki risiko tingkat bunga dikarenakan tidak ada jumlah pinjaman yang signifikan. Risiko Mata Uang Asing Pada saat ini Perusahaan tidak memiliki risiko mata uang asing karena memiliki jumlah kas dan setara kas dalam mata uang asing yang cukup untuk kegiatan operasionalnya. b.
Nilai Wajar Instrumen Keuangan Pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 Perusahaan berpendapat bahwa nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan yang dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi dalam laporan keuangan mendekati nilai wajarnya baik yang jatuh tempo untuk yang jangka pendek maupun yang dibawa berdasarkan tingkat suku bunga pasar.
Halaman 34
Tabel dibawah ini menggambarkan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan: 31 Maret 2013 Nilai tercatat Nilai wajar Rp Rp Aset Kas dan setara kas Piutang usaha Pihak ketiga Pihak berelasi Piutang lain-lain - Pihak berelasi Dana dibatasi penggunaannya Uang jaminan Jumlah Aset Liabilitas Hutang usaha - Pihak ketiga Hutang sewa guna usaha Jatuh tempo dalam satu tahun Jangka Panjang Jumlah liabilitas
c.
31 Desember 2012 Nilai tercatat Nilai wajar Rp Rp
55,441,273,842
55,441,273,842
55,044,575,611
55,044,575,611
15,137,766,644 14,951,848,772 38,730,100 5,188,147,572 132,820,000 90,890,586,930
12,254,657,096 14,951,848,772 38,730,100 5,188,147,572 132,820,000 88,007,477,382
15,060,767,976 15,723,645,567 49,818,800 7,751,386,807 132,820,000 93,763,014,761
12,177,658,428 15,723,645,567 49,818,800 7,751,386,807 132,820,000 90,879,905,213
10,805,702,881
10,805,702,881
353,750,838 278,333,715 11,437,787,434
353,750,838 278,333,715 11,437,787,434
2,104,763,277 390,710,838 259,612,350 2,495,474,115
2,104,763,277 390,710,838 259,612,350 2,495,474,115
Pengelolaan Permodalan Perusahaan mengelola risiko modal untuk memastikan Perusahaan mampu melanjutkan kelangsungan usaha sehingga memaksimalkan imbal hasil pada pemegang saham dan memelihara optimalisasi saldo hutang dan ekuitas. Kebijakan Perusahaan adalah untuk menjaga dasar modal yang kuat sehingga menjaga kepercayaan investor, kreditor dan pasar dan juga untuk mempertahankan perkembangan masa depan dari bisnis Perusahaan. Dalam usaha untuk menjaga struktur modal yang optimal, manajemen dapat menyesuaikan jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham. Tidak ada perubahan di dalam pendekatan Perusahaan untuk pengelolaan modal selama
27. Perjanjian Penting Pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 , Perusahaan memiliki fasilitas kredit L/C dari PT Bank Artha Graha Internasional Tbk sejumlah USD 500,000 Perjanjian ini terakhir kali diperpanjang dengan surat perjanjian No SB/ADD-LC/049/XI/2012 tanggal 7 November 2012 28. Informasi mengenai Pihak Berelasi a.
Sifat hubungan dan transaksi dengan pihak-pihak berelasi Pihak-pihak berelasi
Sifat relasi dengan Perusahaan/
Transaksi/Transactions
Karyawan
Manajemen
Pemakaian Untuk Kegiatan Operasional
Kesamaan Manajemen
Pemakaian Untuk Kegiatan Operasional
PT Wijaya Triutama Plywood Pemegang saham
Memliki pengendalian bersama
Pembagian dividen
Halaman 35
b.
Ikhtisar saldo hasil transaksi dengan pihak-pihak berelasi pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Jumlah Persentase dari aset dan liabilitas 31 Maret 2013 Rp. Aset Piutang usaha PT Wijaya Triutama Plywood Piutang lain-lain Karyawan Jumlah aset Liabilitas Kewajiban lancar lainnya Hutang dividen - pemegang saham Jumlah liabilitas
2012 Rp.
31 Maret 2013 %
2012 %
14,951,848,772
15,723,645,567
11.94
11.89
38,730,100 14,990,578,872
49,818,800 15,773,464,367
0.03 11.97
0.04 11.92
287,659,287 287,659,287
287,659,287 287,659,287
3.77 3.77
1.74 1.74
29. Informasi Segmen Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang diberikan kepada pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya, menilai kinerja segmen operasi dan membuat keputusan strategis. a. Aktivitas Pada dasarnya Perusahaan hanya memiliki 1 (satu) segmen usaha yaitu bidang usaha manufaktur formaldehyde sebagai segmen yang dilaporkan yang disediakan kepada pengambil keputusan operasional pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada 31 Maret 2013dan 2012, adalah sebagai berikut: Informasi Segmen
Penjualan bersih Laba bruto Laba Rugi Komprehensif Jumlah asset
Formaldehyde Resin 31 Maret 2013 2012 Rp. Rp 20,254,248,771 15,408,981,322 3,746,036,885 1,627,360,677 1,808,653,643 982,219,681 125,195,614,440 132,278,839,079
Seluruh pendapatan bersih merupakan penjualan kepada pelanggan pihak ketiga dan pihak berelasi dan dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional yang diukur dengan cara yang konsisten dengan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif. Jumlah yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional sehubungan dengan jumlah aset dan liabilitas diukur dengan cara yang konsisten dengan yang dilaporkan dalam laporan posisi keuangan. b. Daerah geografis Berikut ini adalah informasi kegiatan Perusahaan berdasarkan wilayah geografis pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 , sebagai berikut: 31 Maret 2013 2012 Rp. Rp Penjualan Lokal Penjualan Export Tidak teralokasi : Laba Bruto Jumlah Aset Pengeluaran barang modal
20,157,180,359 97,068,412
14,918,413,940 490,567,382
3,746,036,885 125,195,614,440 3,999,937,692
1,627,360,677 132,278,839,079 19,542,637,567
Halaman 36
30. Laba per Saham Rincian perhitungan laba per saham adalah sebagai berikut:
Laba bersih Laba per saham dasar
1,808,653,643 1,808,653,643
Laba bersih 982,219,681 982,219,681
Laba per saham dasar
*************
31 Maret 2013 Jumlah rata-rata tertimbang saham 181,035,556 181,035,556 31 Maret 2012 Jumlah rata-rata tertimbang saham 181,035,556 181,035,556
Laba per saham 10 10
Rugi per saham 5 5