DAFTAR ISI 0 1 . Pendahuluan 006 Ikhtisar Keuangan 007 Ikhtisar Saham 008 Laporan Dewan Komisaris 014 Laporan Direktur Utama
02. Profil Perusahaan 022 Informasi Umum 023 Riwayat Singkat Perusahaan 024 Bidang Usaha 027 Struktur Organisasi 028 Visi dan Misi Perusahaan 029 Tata Nilai Perusahaan 030 Budaya Perusahaan 032 Tonggak Keberhasilan 036 Profil Dewan Komisaris 038 Profil Direksi 039 Jajaran Dewan Komisaris dan Direksi Anak Perusahaan 040 Sumber Daya Manusia 042 Struktur Grup Perusahaan 042 » Fortune Indonesia 046 » Fortune Pramana Rancang 048 » Pelita Alembana 050 » Fortune Adwicipta 052 Struktur dan Komposisi Pemegang Saham/ Pemegang Saham Utama 052 Struktur Grup Perusahaan 053 Kronologis Pencatatan Saham 054 Kronologis Pencatatan Efek Lainnya 055 Nama dan Alamat Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal 056 Penghargaan 058 Peristiwa Penting
03. Analisis dan Pembahasan Manajemen 065 Tinjauan Industri 066 Rencana dan Dinamika Tahun 2014 068 Tinjauan Usaha 070 Tinjauan Keuangan 076 Potensi dan Proyeksi 077 Sumber Daya Manusia 081 Teknologi Informasi
04. Tata Kelola Perusahaan 084 Pendahuluan 086 Budaya Perusahaan 087 Struktur Tata Kelola Perusahaan 107 Organ Pendukung Dewan Komisaris 113 Transparansi Tata Kelola Perusahaan 116 Laporan Kepatuhan 126 Audit Internal 129 Manajemen Risiko 132 Penerapan Self Assessment
05. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 136 Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 143 Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi
GO THE
extra mile Tumbuh di tengah ketatnya persaingan industri komunikasi dan pemasaran tentu mengharuskan pelaku usaha merumuskan strategi yang jitu. Terutama ketika kreativitas—yang penuh dengan ide-ide subjektif—harus diukur dengan tolok ukur keberhasilan dan kesuksesan, sebuah pekerjaan yang tentu bukanlah hal yang mudah. Bagi FORU, strategi mencapai keberhasilan bukanlah sekedar menghasilkan ide kreatif. Proses di hulu, dimana ide kreatif akan dapat bermunculan dengan baik, harus dikelola untuk mengoptimalkan seluruh proses yang ada. Pengelolaan organisasi yang kuat; pemetaan industri dan market yang terstruktur; pembacaan perkembangan teknologi dan media yang terus mengalami transformasi; pengembangan kompetensi Sumber Daya Manusia dan pembentukan lingkungan kerja yang kondusif; hingga pengembangan aplikasi dan infrastruktur teknologi informasi yang dapat membantu pelanggan untuk mengukur efektivitas strategi komunikasi yang dilakukannya.
Di luar itu semua, FORU justru melihat hubungan baik dengan pengguna jasa kreatif menjadi penentu keberhasilan sebuah program kampanye. Go The Extra Mile, atau memberikan lebih daripada yang diharapkan adalah kunci dari bagaimana FORU membangun sebuah hubungan bisnis yang harmonis berjangka panjang. Memberikan output kreatif yang lebih dari yang dibayangkan, dan memberikan layanan plus yang lebih dari yang diinginkan, akan memberikan nilai tambah FORU di mata pengguna jasa. Bagaimanapun, akan jauh lebih efisien dan efektif memelihara hubungan bisnis berjangka panjang dibandingkan membangun hubungan bisnis baru. Dengan strategi ini, FORU percaya, pengembangan bisnis industri kreatif akan memiliki aspek berkelanjutan, yang tentunya akan dapat memberikan kesempatan besar bagi FORU untuk terus tumbuh hingga 100 tahun ke depan.
01
pendahuluan
PENDAHULUAN
Ikhtisar Keuangan
2014 Laba (Rugi) Pendapatan Usaha
2013
2012
(dalam jutaan rupiah) 404.324,18
407.406,72
480.147,07
(322.568,45)
(326.394,83)
(394.323,41)
81.755,73
81.011,89
85.823,66
(72.400,52)
(66.523,63)
(69.312,00)
Laba Usaha
9.355,21
14.488,26
16.511,66
Penghasilan (Beban) Lain-lain
(3.174,17)
(678,66)
506,55
Laba Sebelum Beban Pajak Penghasilan
6.181,04
13.809,60
17.018,21
(2.292,33)
(3.228,31)
(4.359,60)
3.888,71
10.581,29
12.658,61
-
-
-
Jumlah Laba Komprehensif
3.888,71
10.581,29
12.658,61
Jumlah Laba Komprehensif yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk
3.855,78
10.534,73
12.585,00
32,93
46,56
73,61
8
23
27
Beban Langsung Laba Kotor Beban Usaha
Beban Pajak Penghasilan Laba Bersih Tahun Berjalan Pendapatan Komprehensif Lain
Jumlah Laba Komprehensif yang dapat diatribusikan kepada Kepentingan Non pengendali Laba Bersih per Saham Dasar yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Posisi Keuangan Aset Lancar
(dalam jutaan rupiah) 228.471,26
226.617,68
224.695,50
Aset Tidak Lancar
32.713,86
36.899,88
32.557,09
Jumlah Aset
261.185,12
263.517,56
257.252,59
Liabilitas Jangka Pendek
116.251,94
118.697,29
121.397,19
Liabilitas Jangka Panjang
12.722,54
11.846,10
10.205,95
Jumlah Liabilitas
128.974,48
130.543,39
131.603,14
Jumlah Ekuitas
132.210,64
132.974,17
125.649,45
261.185,12
263.517,56
257.252,59
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
006
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05 Ikhtisar Saham
2014
2013
2012
Rasio Laba Komprehensif terhadap Ekuitas (Return On Equity)
2,9%
8,0%
10,1%
Rasio Laba Komprehensif terhadap Aset (Return On Asset)
1,5%
4,0%
4,9%
Rasio Pertumbuhan Laba Komprehensif (Net Profit Ratio)
(63,2%)
(16,4%)
(2,3%)
Rasio Aset Lancar terhadap Liabilitas Lancar (Current Ratio)
2,0
1,9
1,9
Rasio Liabilitas terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio)
1,0
1,0
1,0
Rasio Liabilitas terhadap Aset (Debt to Asset Ratio)
0,5
0,5
0,5
Rasio-rasio Keuangan
2014
Informasi Harga saham (dalam rupiah) PEREDARAN SAHAM DI PASAR REGULER
KURS ( RG ) No.
Bulan
TTG
TRD
Akhir
Volume
Nilai
Frek.
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Unit)
(Rp)
(X)
IHSI
JUMLAH SAHAM TERCATAT
KAPITALISASI PASAR
VOLUME PERDAGANGAN DI PASAR NEGOSIASI (UNIT)
1
JANUARI
257
167
221
21.543.900
4.730.360.200
1.092
170.000
465.224.000
102.814.504.000
0
2
FEBRUARI
268
221
265
8.689.000
2.103.550.000
463
203.846
465.224.000
123.284.360.000
7.000.000
3
MARET
460
265
303
15.366.500
5.344.118.100
3.132
233.077
465.224.000
140.962.872.000
54.000
4
APRIL
690
290
620
21.890.300
11.054.884.100
2.409
476.923
465.224.000
288.438.880.000
300.000
5
MEI
780
610
760
8.196.000
5.672.799.500
1.452
584.615
465.224.000
353.570.240.000
50.000
6
JUNI
930
700
815
12.633.400
10.364.483.500
2.983
626.923
465.224.000
379.157.560.000
110.971.600
7
JULI
1.170
815
965
8.831.100
8.849.988.000
2.609
742.308
465.224.000
448.941.160.000
413.969.500
8
AGUSTUS
1.100
890
975
3.332.200
3.253.116.000
1.020
750.000
465.224.000
453.593.400.000
10.000
9
SEPTEMBER
1.000
740
840
3.529.200
3.157.462.500
987
646.154
465.224.000
390.788.160.000
1.261.000
10
OKTOBER
890
525
680
3.776.100
2.870.084.000
616
523.077
465.224.000
316.352.320.000
0
11
NOVEMBER
695
625
630
2.702.100
1.841.325.500
95
484.615
465.224.000
293.091.120.000
139
12
DESEMBER
840
520
700
436.900
298.572.000
120
538.462
465.224.000
325.656.800.000
58.474.230
1.170
167
700 110.926.700
59.540.743.400
16.978
Kurs Akhir Jumlah
PT Fortune Indonesia Tbk
007
PENDAHULUAN
Laporan Dewan Komisaris
Transformasi Menuju FORU yang Baru Mengawinkan antara dunia kreativitas dan pengukuran keuangan adalah tantangan di era transformasi FORU yang baru. Dengan hadirnya permodalan yang kuat, manajemen berkeyakinan mampu membangun struktur Perusahaan yang kuat dengan landasan kreatif yang mengerti kebutuhan pengguna jasa.
Dedi Sjahrir Panigoro Komisaris Utama Merangkap Komisaris Independen
008
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
Para pemegang saham yang terhormat, Sebagai perusahaan pengembang komunikasi terpadu berstatus perusahaan terbuka, FORU menjadi sebuah entitas yang memiliki keunikan tersendiri. Industri komunikasi dan pemasaran sangat bergantung dengan dunia kreativitas sebagai konten, dan media sebagai saluran komunikasi yang akan menyampaikan pesan kepada khalayak. Tugas pertama dan yang utama dari sebuah iklan adalah menarik minat khalayak penikmat iklan, dengan tujuan akhir mampu membentuk perilaku dan tindakan khalayak penikmat iklan atas pesan yang ditawarkan. Komunikasi dan pemasaran menjadi kegiatan utama dari industri komunikasi dan pemasaran. Apa yang dikomunikasikan, dan apa yang ditawarkan, sangat bergantung pada bagaimana proses kreatif menelaah, mencari, menemukan, memposisikan dan membentuk ulang dari apa yang akan ditawarkan dalam konten kreatif kepada khalayak. Hasil keluaran yang dipublikasikan harus dapat menjelaskan maksud dan tujuan strategi komunikasi dalam bahasa yang mudah, efektif dan mengena. Para pengguna jasa perusahaan komunikasi dan pemasaran memahami keuntungan yang diberikan dari sebuah strategi komunikasi, baik terhadap pencitraan maupun perebutan market konsumen. Keunikan justru muncul ketika dunia kreatif yang cenderung berargumentasi subjektif harus berhadapan dengan target dan pencapaian yang objektif. Di titik inilah tantangan berada di tingkat yang berbeda, dimana perusahaan komunikasi dan pemasaran harus dapat mengelola
PT Fortune Indonesia Tbk
04
05
prinsip dasar usaha bersamaan dengan subjektivitas dunia kreatif. Sebuah perusahaan komunikasi dan pemasaran harus dapat menjelaskan bagaimana strategi komunikasi bekerja menyentuh kesadaran khalayak untuk kemudian dapat mencapai apa yang diharapkan oleh pengguna jasa. Dengan kekuatan 44 tahun pengalaman dalam dunia komunikasi dan pemasaran Indonesia, FORU telah memiliki beragam kisah akan jatuh bangunnya industri komunikasi dan pemasaran di Indonesia. Bagaimana lini dan bentuk media bertransformasi, bagaimana industri komunikasi dan pemasaran tumbuh bersama perekonomian Indonesia, bagaimana krisis perekonomian 1997-1998 menjadi awal dari perubahan ekonomi dan industri Indonesia, hingga new wave dari era digital yang memberikan begitu banyak perubahan sosial dalam masyarakat Indonesia. FORU bukan hanya menjadi saksi, namun turut mengambil peran sebagai pelaku atas sejarah perekonomian di Indonesia. 2014, Tahun Politik Tahun 2014 menjadi tahun yang ditunggutunggu oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Pesta demokrasi melalui Pemilihan Umum (Pemilu), Pemilihan Legislatif (Pileg), dan Pemilihan Presiden (Pilpres) menjadi momen sentrifugal yang menghisap hampir seluruh konsentrasi bangsa. Berbahagialah kita, seluruh proses telah berhasil dijalankan dengan aman, dimana Presiden terpilih Joko Widodo dan Wakilnya Jusuf Kalla mendapatkan daulat rakyat untuk memimpin dan mengelola pemerintahan selama lima tahun ke depan. Atas terpilihnya beliau berdua, Dewan Komisaris dan seluruh warga FORU mengucapkan selamat berkarya.
009
PENDAHULUAN
Bagi industri komunikasi dan pemasaran, politik memiliki asumsi dan model yang dapat disejajarkan dengan asumsi dan model pengelolaan strategi komunikasi pemasaran produk. Menciptakan pencitraan, sosialisasi visi dan program, pemanfaatan lini media sebagai saluran, hingga pengukuran keberhasilan strategi komunikasi yang mampu membentuk khalayak untuk memilih; model alur yang sebangun dengan strategi komunikasi pemasaran produk. Fenomena keterlibatan industri komunikasi dan pemasaran mulai terlihat saat pertama kali digelarnya Pilpres langsung oleh rakyat di tahun 2004. Dengan persaingan yang terbuka—yang jauh berbeda ketika Presiden dipillih melalui mekanisme Parlemen— keterlibatan strategi komunikasi yang profesional tentu sangat dibutuhkan. Namun, apa yang terjadi pada tahun politik 2014 merupakan momen yang sungguh menarik. Persaingan Calon Presiden (Capres) telah membayangi seluruh spektrum tahun 2014, bahkan sejak akhir tahun 2013. 12 Partai Politik sebagai peserta Pileg turut mendorong wacana Capres sebagai metode strategi komunikasi yang efektif. Fenomena tak terduga justru muncul pada Pilpres, dimana hanya muncul dua kandidat Capres sebagai hasil aliansi taktis dari ke-12 Partai Politik peserta Pileg. Kondisi ini bukanlah hal yang membahagiakan bagi industri komunikasi dan pemasaran. Persaingan yang mengerucut pada dua kandidat memperkecil kemungkinan lebih banyaknya peran perusahaan komunikasi dan pemasaran untuk ikut terlibat sebagai konsultan.
010
Bagi dunia usaha, tahun politik menjadi momen untuk menunggu perubahan yang akan dihasilkan oleh Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden. Stabilitas politik dan iklim usaha yang kondusif menjadi prasyarat bagi dunia usaha dan segala bentuk investasi, yang kemudian berimbas pada belanja iklan dari dunia usaha. Di samping itu, perlambatan perekonomian Indonesia pada tiga tahun terakhir dan kecenderungan kebijakan Bank Indonesia untuk menekan angka inflasi turut membentuk perilaku dunia usaha dalam melakukan aktivitas pembelanjaan iklannya. Dengan tahun politik sebagai isu sentral di sepanjang tahun 2014, FORU mencatatkan Pendapatan Usaha sebesar Rp404,32 miliar, selisih 0,8% dari Pendapatan Usaha yang dicatatkan pada tahun 2013 yang sebesar Rp407,41 miliar. Laba Komprehensif memiliki selisih 63,2%, dari Rp10,58 miliar di tahun 2013 menjadi Rp3,89 miliar di tahun 2014. Laba Bersih per Saham Dasar yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk mencapai Rp8 per saham, selisih 65,2% dari tahun 2013 yang sebesar Rp23 per saham. Membangun FORU Untuk 100 Tahun ke Depan Kepatuhan atas peraturan dan perundangundangan menjadi syarat utama pengelolaan organisasi dari sebuah perusahaan terbuka. Akuntabilitas dan profesionalisme merupakan prinsip dasar pelaku usaha untuk dapat menciptakan nilai tambah secara berkesinambungan, yang akan memberikan aspek keberlanjutan Perusahaan hingga ke masa yang akan datang.
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
Demikian pula dengan FORU. Komitmen pengelolaan organisasi Perusahaan berbasis Tata Kelola Perusahaan yang Baik, atau Good Corporate Governance (GCG) dilaksanakan dengan membangun hubungan yang harmonis antar elemen organ tata kelola perusahaan. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dilakukan satu tahun sekali, dengan fungsi sebagai forum pengambilan keputusan strategis organisasi. Dewan Komisaris, dibantu oleh Komite Audit melaksanakan fungsi kemitraan dan pengawasan atas peran Direksi dalam mengelola proses bisnis dari FORU.
04
05
Dengan 44 tahun pengalaman dalam dunia komunikasi dan pemasaran Indonesia, FORU telah memiliki beragam kisah akan jatuh bangunnya perekonomian dan industri di Indonesia. FORU bukan hanya menjadi saksi, namun turut mengambil peran sebagai pelaku atas sejarah perekonomian di Indonesia.
Dewan Komisaris telah melaksanakan fungsi kemitraan dan pengawasannya melalui Komite Audit dan rapat Dewan Komisaris serta Rapat Koordinasi dengan Direksi. Masuknya Grup Rajawali melalui anak usahanya, PT Karya Citra Prima sebagai pemegang saham pengendali dari FORU pada pertengahan tahun 2014 akan memberikan warna baru atas pengelolaan proses bisnis FORU. Dengan kehadiran Grup Rajawali, faktor pendanaan dan pembiayaan akan menjadi kekuatan tersendiri bagi FORU dalam mengembangkan strategi bisnis dunia kreatif. RUPS tahun 2015 akan menjadi RUPS pertama bagi Grup Rajawali untuk terlibat dalam menelaah lingkungan dunia kreatif dan memproyeksikan potensi-potensi yang dimiliki FORU sebagai pelaku bisnis industri komunikasi dan pemasaran Indonesia. Dengan kemampuan FORU dalam menjaga tingkat kesehatan usahanya, dan pelaksanaan pengelolaan organisasi usaha berbasis GCG, serta masuknya Grup Rajawali sebagai pemegang saham, Dewan Komisaris memiliki optimisme yang tinggi akan tumbuhnya
PT Fortune Indonesia Tbk
011
PENDAHULUAN
FORU di masa depan. Bukan tak mungkin, cita-cita sebagai pelaku industri komunikasi dan pemasaran lokal berstatus perusahaan terbuka akan mampu terus diwujudkan bahkan hingga 100 tahun ke depan. Menuju FORU yang Baru Selain faktor pendanaan, bergabungnya Grup Rajawali sebagai pemegang saham akan memberikan dampak positif terhadap kinerja FORU ke depan. Aliansi strategis dalam kelompok usaha Grup Rajawali akan memberikan dorongan yang besar, terutama ketika disandingkan dengan rekam jejak FORU yang telah memiliki begitu banyak pengalaman dalam industri komunikasi dan pemasaran Indonesia. Munculnya pemerintahan baru yang memiliki komitmen kuat dalam meningkatkan perekonomian Indonesia juga menjadi potensi bagi industri komunikasi dan pemasaran untuk tumbuh bersama. Pencanangan percepatan infrastruktur kepada daerahdaerah yang membutuhkan peningkatan perekonomian; visi kemaritiman yang baru; hingga perhatian pemerintah pada industri kreatif mengindikasikan kesempatan industri komunikasi dan pemasaran untuk dapat memainkan perannya dengan lebih optimal.
012
Tantangan justru muncul dari iklim usaha dan kebijakan dari pemerintah. Untuk mempersiapkan diri menyambut diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), pemerintah memutuskan untuk membuka keran investasi asing pada beberapa cakupan industri. Melalui penerbitan Peraturan Presiden No. 39 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal, Daftar Negatif Investasi (DNI) mengizinkan kepemilikan asing atas perusahaan komunikasi dan pemasaran mencapai maksimal 51%. Dalam sudut pandang tertentu, motif pemerintah untuk meningkatkan investasi asing pada perekonomian Indonesia merupakan hal yang patut diapresiasi; di samping tentunya konsep perekonomian yang tanpa batas akan menciptakan daya saing yang tinggi. Namun, keputusan ini akan membawa dampak yang besar terhadap sistem dan model belanja iklan dari pelaku usaha asing di Indonesia, dimana perlakuan konten dan pesan iklan tidak akan menyentuh konsep kreatif berbasis budaya Indonesia. Perang budaya akan terjadi, yang justru akan menjadikan kekalahan budaya Indonesia jika tidak ada komitmen dan kesungguhan dari seluruh pihak untuk berjuang mempertahankannya. FORU sungguh berharap, pemerintah dan seluruh pihak akan dapat merumuskan strategi yang jitu untuk menghadapi persoalan yang akan mendera generasi masa depan Indonesia.
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
Apresiasi dan Penutup Atas seluruh pencapaian kinerja yang telah ditorehkan oleh FORU, Dewan Komisaris menyampaikan apresiasi atas komitmen dan kepemimpinan Direksi dalam menjalankan proses bisnis dan pengelolaan organisasi FORU. Dewan Komisaris juga menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan seluruh pemegang saham, dan mengucapkan selamat datang kepada Grup Rajawali sebagai pemegang saham untuk dapat bersama-sama membangun FORU. Kepada pemangku kepentingan industri komunikasi dan pemasaran, Dewan Komisaris menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian dan kerjasama untuk mengembangkan industri komunikasi dan pemasaran Indonesia menggapai masa depan yang lebih baik. Dan kepada seluruh warga FORU, Dewan Komisaris menghaturkan rasa syukur dan bangga atas segala dedikasi yang ditunjukkan. Semoga komitmen dan kebersamaan yang telah tercipta akan dapat terus menjadi modal bagi FORU untuk dapat berkreasi hingga 100 tahun ke depan.
Dedi Sjahrir Panigoro Komisaris Utama Merangkap Komisaris Independen
PT Fortune Indonesia Tbk
013
PENDAHULUAN
Laporan Direktur Utama
Kreativitas yang Terukur Industri komunikasi dan pemasaran bukanlah sekedar seni dan kreativitas yang ambigu. Strategi dan sasaran yang terukur menjadi dasar bagi seluruh proses bangunan kreativitas, dimana keberhasilan harus dipatok dengan target yang telah diperhitungkan.
Indra Abidin Direktur Utama
014
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
Para pemegang saham yang terhormat, Industri komunikasi dan pemasaran saat ini telah memberikan makna baru akan lanskap perekonomian. Iklan menawarkan fungsi komunikasi yang efektif dan sesuai dengan target pemasaran dari pelaku usaha. Perubahan bentuk media menjadi begitu besar, khususnya ketika karakteristik media dapat menjangkau khalayak yang lebih luas dan mengena. FORU merupakan salah satu pelaku industri komunikasi dan pemasaran yang menawarkan pengembangan komunikasi terpadu bagi kebutuhan pengiklan. Dengan tiga pilar usaha yang saling bersinergi; jasa periklanan, jasa kehumasan dan jasa desain grafis; FORU memberikan layanan strategi komunikasi dari hulu hingga ke hilir. Mulai dari bagaimana menemukan poin keunikan yang dapat dijadikan tema besar pesan; merumuskan strategi komunikasi dengan memanfaatkan lini dan bentuk media yang jitu; produksi dan output iklan; hingga pengukuran akan efektivitas strategi yang telah dijalankan. FORU bukan sekedar eksekutor untuk kebutuhan output iklan. Dengan Sumber Daya Manusia (SDM) kreatif yang memiliki komitmen untuk terus melakukan inovasi, FORU telah menjadi mitra bagi pengguna jasa komunikasi dan pemasaran untuk dapat menyampaikan pesan yang efektif kepada publik. Kegiatan usaha FORU mencakup brand consulting, advertising campaign, political marketing dan social marketing; kemudian brand activation, sports marketing and entertainment, trade marketing, dan Customer Relations Management (CRM); serta media planning dan media investment beserta digital communication. Secara garis besar kegiatan usaha FORU mencakup brand management, strategic planning,
PT Fortune Indonesia Tbk
04
05
brand auditing dan brand development, pemanfaatan lini dan bentuk media yang efektif, kegiatan hubungan masyarakat serta program aktivasi dan loyalty untuk pemakaian produk dan jasa dari klien. Di samping pesan kreatif dan saluran media, industri komunikasi dan pemasaran sangat dipengaruhi oleh tren perubahan teknologi, baik transformasi bentuk maupun kebiasaan dari pengguna. Teknologi digital yang telah berkembang pesat sejak tahun 1990-an semakin menemukan bentuk terbaiknya. Internet dan telepon genggam pintar terus berkembang, secara perlahan menggantikan media cetak seperti surat kabar dan majalah. Demikian pula dengan audio visual dan iklan komersial televisi; inovasi teknologi terus memperbaiki kekurangan-kekurangan teknisnya hingga mampu memproduksi visualisasi yang artifisial dan mampu terus menambah jangkauan khalayak yang lebih luas. Dengan kondisi geografis nusantara sebagai kepulauan yang tersebar, inovasi teknologi menjawab kemungkinan alternatif infrastruktur yang dapat menghubungkan antar lokasi dan antar manusia. Iklan sebagai konten kreatif berperan aktif mengisi konten kreatif yang sesuai dengan tujuan pengiklan, tentunya dengan mengedepankan pertanggungjawaban etika dan estetika. Tak terkecuali FORU yang memanfaatkan perkembangan lini dan bentuk media sebagai infrastruktur alternatif yang menjembatani jarak antara pusat dan daerah. 2014, Go The Extra Mile Tahun 2014 menjadi siklus tahun politik lima tahunan Indonesia. Pemilihan Umum (Pemilu) melalui Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) menjadi agenda utama di sepanjang tahun yang melibatkan hampir seluruh lapisan
015
PENDAHULUAN
masyarakat. Manajemen FORU telah memperhitungkan kondisi tersebut, dan merumuskan serangkaian strategi untuk dapat berperan dalam pesta demokrasi yang menguras konsentrasi seluruh pihak. Strategi ini kemudian menuai hasil. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), salah satu dari 12 Partai Politik peserta Pemilu memilih FORU sebagai mitra untuk merumuskan dan mengeksekusi strategi komunikasi untuk dapat meraih jumlah konstituen yang lebih besar. Hasil Pileg 2014 mencatat kenaikan perolehan suara PKB mencapai hampir 200% dari perolehan Pileg 2009. Pada Pileg 2009, PKB berada di posisi ketujuh dengan perolehan suara 5,15 juta, atau 4,94% dari keseluruhan suara pemilih tingkat nasional. Sementara pada Pileg 2014, PKB berhasil naik di posisi kelima dengan perolehan suara 11,3 juta, atau 9,04% dari keseluruhan suara pemilih tingkat nasional. Hasil ini menjadi cermin akan strategi komunikasi yang jitu yang memberikan dampak yang positif terhadap pencapaian target yang diharapkan. Di luar dugaan banyak pihak, Pilpres 2014 justru hanya menempatkan dua kandidat sebagai kontestan. Dengan minimnya jumlah kandidat, praktis pangsa pasar jasa komunikasi dan pemasaran dalam persaingan Pilpres menjadi sangat terkerucut dan tidak sebanding dengan jumlah perusahaan periklanan yang ada. Sementara bagi dunia usaha, tahun politik merupakan tahun dimana dunia usaha menunggu hasil persaingan politik yang akan membawa stabilitas kebijakan dan perekonomian. Di samping konstelasi dan stabilitas politik sebagai dasar bagi iklim usaha yang kondusif, dunia usaha menunggu figur kepemimpinan nasional yang memiliki komitmen untuk tumbuh bersama dengan dunia swasta. Sebelum akhirnya seluruh proses Pemilu menobatkan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih, pergerakan belanja iklan dari dunia usaha terbilang cukup minim. Hal ini wajar, mengingat belanja iklan dari dunia swasta akan mengalami kesia-siaan di saat gaung pesta demokrasi yang berbunyi begitu besar.
016
Tren belanja iklan dari dunia swasta baru bergerak naik dengan cepat pada kuartal keempat tahun 2014, dimana “Jokowi Effect” memberikan stimulan yang besar. Menghadapi tahun 2014 yang penuh dinamika politik, FORU tetap mempertahankan integrasi dan sinergi ketiga pilar usaha sebagai full service campaign. Dengan jasa komunikasi yang strategis dan efektif sebagai kekuatan utamanya, manajemen mengupayakan formalisasi Standard Operating Procedure (SOP) ke dalam proses bisnis kreatif dari FORU. Formax, formulasi strategi komunikasi yang dikembangkan FORU, dibukukan sebagai dasar acuan pengembangan proses bisnis dan layanan yang diberikan kepada pengguna jasa iklan. Standarisasi menyeluruh ini diharapkan mampu memberikan kesamaan bagi seluruh warga FORU atas bingkai berpikir dan pengembangan kreativitas sebagai bagian dari proses bisnis yang dijalankan. FORU juga mengembangkan strategi pemasaran melalui ikon olahraga, khususnya sepakbola yang memiliki pangsa pasar yang begitu besar. Strategi ini muncul dari tren anak muda Indonesia yang begitu dekat dengan dunia sepakbola, dimana FORU bekerjasama dengan dunia sepakbola untuk memanfaatkan ikon-ikonnya sebagai model komunikasi yang mengena. Hasil kreatif ini dapat dilihat pada kerjasama Asuransi Jiwasraya sebagai official insurance partner dari Manchester City FC (MCFC) dan berhak menggunakan logo MCFC untuk segala jenis bentuk promosi. Selain itu, pemasaran melalui media digital juga menjadi fokus strategi FORU. Pertumbuhan pengguna internet melalui telepon genggam pintar yang signifikan dalam beberapa tahun memberikan kesempatan bisnis bagi perusahaan periklanan untuk menggunakan media digital sebagai bentuk media baru. Dengan tingkat penyebaran yang luas dan merata, FORU mampu mengoptimalkan pertumbuhan atas media ini dengan peningkatan persentase pada pendapatan.
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
Untuk dapat melengkapi akuntabilitas data pada media digital, FORU mengembangkan aplikasi monitoring and analytics tools untuk media digital, sebuah program aplikasi yang mampu menghadirkan data secara real time tentang tren yang sedang terjadi dalam pergerakan media sosial. Isu-isu kekinian, jumlah dan area, hingga profil pengguna media sosial dapat dimonitor secara langsung melalui perangkat telepon genggam. Aplikasi ini menjadi bentuk komitmen FORU dalam memberikan layanan kreatif yang terukur, yang dapat menjadi indikator bagi rumusan strategi pada tahapan berikutnya.
Go The Extra Mile, atau memberikan yang terbaik dan lebih daripada yang diharapkan menjadi kunci keberhasilan FORU dalam mempertahankan kinerjanya. Manajemen sangat memahami, industri komunikasi dan pemasaran yang kreatif harus ditopang dengan hubungan yang baik dengan pengguna jasa. FORU mengupayakan layanan terbaik yang lebih dari yang diharapkan klien, dengan tujuan menciptakan hubungan bisnis yang harmonis berjangka panjang. Di samping itu, manajemen juga menyadari, jauh lebih efisien dan efektif memelihara hubungan bisnis berjangka panjang dibandingkan membangun hubungan bisnis baru—walaupun FORU akan terus melakukan upaya pengembangan pengguna jasa di luar yang telah ada. Hubungan dengan Djarum, Campina, Agung Podomoro dan Tupperware yang mencapai lebih dari 10 tahun kemitraan menunjukkan kemampuan FORU dalam menjalin hubungan yang harmonis dan komitmen besar FORU untuk terus memberikan layanan plus kepada pengguna jasa. Dengan tema besar tahun politik pada 2014, segmen usaha Jasa Kehumasan FORU tumbuh secara signifikan. Pencapaian dari segmen usaha ini adalah Rp25,92 miliar yaitu 118,6% dibandingkan pendapatan tahun 2013 yang sebesar Rp21,87 miliar; dengan kontribusi terhadap total Pendapatan FORU meningkat dari 5,4% di tahun 2013 menjadi 6,4% di tahun 2014. Peningkatan ini terjadi sebagai dampak situasi tahun
PT Fortune Indonesia Tbk
04
05
politik, dimana pengguna jasa iklan dari pelaku politik lebih banyak menggunakan bentuk kehumasan. Sementara segmen usaha Jasa Periklanan sebagai kontributor terbesar bagi total Pendapatan FORU mengalami selisih 1,3% dari Rp373,69 miliar di tahun 2013 menjadi Rp368,81 miliar di tahun 2014. Segmen usaha ini dipengaruhi belanja iklan media TV dan media digital yang meningkat; sementara produksi iklan, belanja media cetak dan radio justru mengalami hal yang berbeda. Begitu pula dengan segmen usaha Jasa Desain Grafis, yang memperoleh pencapaian 80,9% yaitu senilai Rp9,59 miliar ditahun 2014, bila dibandingkan tahun 2013 senilai Rp11,85 miliar. Hal ini terjadi sebagai akibat dari tren “wait and see” dari dunia usaha yang berpengaruh terhadap pola belanja iklan di tahun 2014. Melalui pencapaian tersebut, FORU mampu membukukan Pendapatan Usaha tahun 2014 sebesar Rp404,32 miliar, selisih 0,8% dari Pendapatan Usaha tahun 2013 yang sebesar Rp407,41 miliar. Beban Usaha mengalami selisih 8,8%, dari Rp66,52 miliar di tahun 2013 menjadi Rp72,4 miliar di tahun 2014, dimana hal ini terjadi sebagai wujud komitmen FORU dalam membayarkan kewajibannya kepada warga FORU. Sementara Laba Komprehensif tahun 2014 Rp3,89 miliar, memiliki selisih 63,2% dari Laba Komprehensif tahun 2013 yang sebesar Rp10,58 miliar. Total Aset tahun 2014 mencapai Rp261,18 miliar, selisih 0,9% dari Aset tahun 2013 yang sebesar Rp263,52 miliar. Tahun 2014 menjadi tahun yang membanggakan bagi FORU, dimana pada tahun tersebut FORU mampu meraih 13 penghargaan baik di ajang nasional maupun forum-forum internasional. Sebuah hal yang belum pernah dicapai pada tahun-tahun sebelumnya, yang menunjukkan kapasitas dan kapabilitas FORU sebagai perusahaan pengembang komunikasi terpadu yang memiliki dedikasi yang kuat untuk terus tumbuh sebagai pelaku industri komunikasi dan periklanan Indonesia.
017
PENDAHULUAN
Pengelolaan Organisasi Kreatif yang Sehat dan Terukur Menjalankan proses bisnis dengan prinsip kehatihatian menjadi prioritas utama FORU. Transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, kemandirian dan kesetaraan sebagai prinsip dasar Tata Kelola Perusahaan yang Baik, atau Good Corporate Governance (GCG) dilaksanakan sebagai bentuk keinginan FORU untuk dapat terus tumbuh hingga 100 tahun ke depan. Kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan juga menjadi kunci pelaksanaan FORU untuk mewujudkan keberlanjutan. Hubungan organisasi antar elemen berjalan dengan baik, baik antara Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, dan Direksi. Dalam menjalankan peran tata kelola organisasi, Direksi dibantu oleh fungsi pengawasan oleh Divisi Audit Internal; Divisi Corporate yang membawahi hukum dan komunikasi; serta Divisi Sistem Informasi yang membawahi pengelolaan dan peningkatan kompetensi warga FORU. Fungsi pengawasan juga telah dijalankan Audit Internal. Bersama-sama dengan Komite Audit, Audit Internal juga melakukan supervisi atas proses audit eksternal, dengan hasil audit yang dapat dilihat pada lampiran Laporan Keuangan Tahun 2014. Manajemen FORU juga melakukan penguatan sistem internal melalui penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) yang diberlakukan bagi seluruh warga FORU. Manajemen menyadari, dunia kreatif sangat bergantung dengan pola pengelolaan SDM, dimana pergantian SDM yang cepat akan dapat mengganggu tata organisasi dan proses bisnis secara keseluruhan. Selain dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas SDM, SOP ini diharapkan dapat menyamakan pola berpikir seluruh warga FORU akan lini dan proses bisnis serta tata kelola organisasi. Hal ini menjadi terobosan, khususnya ketika FORU menjadi satu-satunya perusahaan pengembang komunikasi terpadu yang menjalankan
018
penguatan sistem internal melalui pembukuan SOP. Di tahun 2014, FORU mengalami perubahan komposisi pemegang saham. Grup Rajawali melalui anak usahanya, PT Karya Citra Prima menjadi pemegang saham mayoritas. Pergantian kepemilikan saham tidak merubah komposisi Direksi, dimana keanggotaan Direksi per 31 Desember 2014 masih sama dengan periode per 31 Desember 2013. Masa Depan, Antara Potensi dan Tantangan Memasuki tahun 2015, FORU memiliki optimisme yang tinggi akan pertumbuhan usaha yang signifikan. Beberapa kampanye iklan yang tertunda pada tahun 2014 akan terealisasi pada tahun 2015. Di samping itu, pesatnya peningkatan volume penggunaan media digital akan memberikan kesempatan bisnis yang lebih besar bagi FORU, selain tentunya proyeksi pertumbuhan belanja iklan pada media televisi akan terus mengalami peningkatan, sejalan dengan peningkatan belanja iklan di tahun 2015 yang tertahan di sepanjang tahun 2014 akibat situasi politik. Hadirnya Grup Rajawali sebagai pemegang saham yang baru diharapkan akan membawa FORU mencapai hasil yang lebih optimal. Melalui pendanaan yang kuat, Grup Rajawali akan berkontribusi besar terhadap peningkatan performa keuangan FORU. Selain itu, kekuatan jaringan Grup Rajawali akan menjadi modal besar bagi FORU untuk dapat bersinergi dan berkreasi untuk menciptakan kesempatan-kesempatan bisnis baru yang menjanjikan. Manajemen percaya, hadirnya Grup Rajawali akan mampu mendorong FORU untuk lebih lagi mengoptimalkan seluruh potensi yang ada dan siap bertarung dengan perusahaan periklanan asing yang beroperasi di Indonesia. Terkait Peraturan Presiden No. 39 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal yang mengizinkan kepemilikan asing atas perusahaan periklanan mencapai maksimal
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
Memberikan yang terbaik dan lebih daripada yang diharapkan menjadi kunci keberhasilan FORU dalam mempertahankan kinerjanya, dengan tujuan menciptakan hubungan bisnis yang harmonis dan jangka panjang. Hubungan dengan beberapa klien yang mencapai 10 tahun kemitraan menunjukkan keberhasilan atas strategi tersebut.
51%, manajemen memandang hal ini sebagai tantangan dalam menciptakan daya saing yang kompetitif. Walaupun sistem dan cara belanja iklan dari perusahaan periklanan asing akan mempengaruhi konten kreatif periklanan Indonesia, FORU telah mempersiapkan diri dengan penguatan pada permodalan, sistem internal, SOP dan inovasi-inovasi yang akan memberikan nilai tambah dalam keseluruhan proses bisnis. Namun demikian, sebagai pelaku usaha yang memiliki perhatian yang besar terhadap industri komunikasi dan pemasaran Indonesia, manajemen FORU berharap komitmen kuat dari pemerintah dan seluruh pihak untuk dapat menciptakan iklim usaha industri komunikasi dan pemasaran yang mengedepankan kesetaraan dan kewajaran. Akhir Kata Menutup laporan manajemen yang disampaikan dalam laporan tahunan FORU
tahun 2014, Direksi mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dewan Komisaris atas kemitraan dan hubungan kerja yang saling melengkapi. Ucapan terima kasih juga diberikan kepada pemegang saham, khususnya kepada Grup Rajawali sebagai pemegang saham mayoritas baru yang memberikan kepercayaannya. Kepada seluruh pengguna jasa yang telah memberikan kepercayaan kepada FORU, Direksi menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya. Demikian pula kepada rekanan dan mitra kerja lainnya, Direksi tak lupa menyampaikan rasa terima kasih. Dan kepada seluruh warga FORU yang telah menunjukkan kerja cerdas dan kreatifnya, Direksi memberikan apresiasi setinggitingginya atas seluruh dedikasi yang telah diberikan. Semoga pencapaian tahun 2014 dapat menjadi pijakan bagi FORU dan seluruh pihak untuk dapat bersama-sama tumbuh hingga masa-masa yang akan datang.
Indra Abidin Direktur Utama
PT Fortune Indonesia Tbk
019
02 profil perusahaan
PROFIL PERUSAHAAN
Informasi Umum
Nama Perusahaan
PT Fortune Indonesia Tbk Jasa Periklanan
Bidang Usaha
Jasa Kehumasan Jasa Desain Grafis
022
Direktur Utama
Indra Abidin
Alamat Perusahaan
Gedung Galatika, Jl. Harsono R.M No.2 Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12550
No. Telepon & No. Fax
021 782 7989 / 021 7884 7524
Email Address
[email protected]
Anggota Asosiasi Industri Periklanan
DKI-AA-73-020
Akte Pendirian Perusahaan – No. & Tanggal
5 Mei 1970
No. SIUP
04981-04/PB/P/1.824.271
No. TDP
09.03.1.73.24518
No. NPWP
01.303.912.8-054.000
No. Pengukuhan PKP-(PPN)
PEM-00242/WPJ.07/KP.0803/2008
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
Riwayat Singkat Perusahaan
Sekilas FORU FORU merupakan grup perusahaan pengembang komunikasi terpadu yang didirikan pada 5 Mei 1970 dengan nama PT Fortune Indonesia Advertising Company. Tonggak kelahiran FORU ditandai ketika Mochtar Lubis – seorang novelis dan tokoh jurnalistik Indonesia – mendirikan Fortune Advertising and Management Consultants berafiliasi dengan Fortune International Australia. Pada tanggal 2 Januari 2002, FORU bertransformasi menjadi perusahaan publik dan berganti nama menjadi PT Fortune Indonesia Tbk. Kelahiran FORU juga sekaligus merintis hadirnya biro periklanan modern di Indonesia yang memiliki peran penting dalam pembangunan nasional. Kehadiran FORU selama hampir 45 tahun di tengahtengah masyarakat Indonesia telah memberikan keunggulan kompetitif dalam kegiatan usaha FORU. Jangkauan layanan FORU kini meliputi advertising, public relations, brand activation, digital solution, media planning and investment, exhibition, sports marketing, brand consulting hingga marketing insight. Sejak awal kiprah FORU, komitmen teguh telah ditanamkan ke dalam jantung FORU untuk memberikan layanan periklanan dan komunikasi pemasaran terbaik terhadap klien. Selama lebih dari empat dekade, FORU berbagi semangat dan hasrat dengan ribuan klien serta menangani puluhan ribu kampanye inspiratif. Seiring perjalanan FORU untuk menjadi yang terdepan dalam industri kreatif, pilar-pilar pendukung usaha pun lahir dan turut menopang komitmen dalam menghadirkan solusi komprehensif dan terintegrasi serta menjawab segala tantangan dari industri kreatif.
PT Fortune Indonesia Tbk
023
PROFIL PERUSAHAAN
Bidang Usaha
JASA PERIKLANAN
Jasa Periklanan Jasa Periklanan dalam lingkup usaha FORU merupakan kegiatan usaha yang secara khusus meliputi jasa content, communications, dan channel. Jasa layanan channel merupakan segmen yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan usaha FORU secara keseluruhan. Di tahun 2014, FORU berhasil membukukan pendapatan usaha dari jasa periklanan mencapai Rp368,81 miliar. Angka ini mengalami selisih 1,3% jika dibandingkan dengan pencapaian di tahun sebelumnya sebesar Rp373,69 miliar. Salah satu faktor yang mempengaruhi iklim usaha di segmen ini adalah situasi politik nasional di tahun 2014 yang memiliki korelasi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Seperti diketahui, di tahun 2014, iklim usaha Nasional dihadapkan dengan peristiwa besar di sektor politik yaitu Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden RI. Di tahun 2015 ini, FORU berharap dapat membukukan pendapatan dari jasa periklanan yang lebih agresif sesuai dengan RKAP Perusahaan dan target yang telah ditetapkan, yaitu meningkat sebesar 10% dari tahun 2014.
024
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
JASA KEHUMASAN
Jasa Kehumasan dalam lingkup usaha FORU merupakan kegiatan yang meliputi corporate communications dan marketing communications. Sepanjang tahun 2014, FORU berhasil mencatatkan prestasi yang gemilang dengan sukses memenuhi target Perusahaan yang ditetapkan. Pendapatan usaha yang berhasil dibukukan dari jasa kehumasan adalah Rp25,93 miliar. Pencapaian tersebut meningkat 18,6% jika dibandingkan dengan pencapaian dengan tahun sebelumnya sebesar Rp21,87 miliar. Beberapa hal yang mendorong peningkatan pendapatan pada segmen ini adalah tumbuhnya permintaan klien untuk jasa kehumasan dibandingkan tahuntahun sebelumnya.
Di tahun 2015 ini, FORU berharap dapat membukukan pendapatan dari jasa kehumasan yang lebih agresif sesuai dengan RKAP Perusahaan dan target yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 10% dari tahun 2014.
PT Fortune Indonesia Tbk
025
PROFIL PERUSAHAAN
JASA DESAIN GRAFIS
Jasa Desain Grafis dalam lingkup usaha FORU merupakan kegiatan yang meliputi konsep kreatif, aktivasi, dan event. Sepanjang tahun 2014, FORU berhasil membukukan pendapatan usaha dari segmen ini sebesar Rp9,59 miliar. Angka ini mengalami selisih 19% jika dibandingkan dengan pencapaian di tahun sebelumnya sebesar Rp11,85 miliar. Kondisi politik di Indonesia pada tahun 2014 yang cenderung memanas memberikan kontribusi negatif terhadap iklim usaha. Sementara itu, faktor administrasi perizinan dalam penyelenggaraan pameran juga mengalami penyesuaian. Semakin ketatnya perizinan pameran juga memberikan sentimen negatif terhadap pertumbuhan usaha. Di tahun 2015 ini, FORU berharap dapat membukukan pendapatan dari jasa Desain Grafis yang lebih agresif sesuai dengan RKAP Perusahaan dan target yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 10% dari tahun 2014.
026
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
Struktur Organisasi
Pemangku Kepentingan
Dewan Komisaris Komisaris Utama Merangkap Komisaris Independen Dedi Sjahrir Panigoro Komisaris Kasman Ardan Miranty Abidin Lucia Novenna Budiono
Komite Audit Ketua Dedi Sjahrir Panigoro Anggota Alexander Ronald Sindhika Dharmawan Susanto
Direksi Direktur Utama Indra Abidin Direktur Herman Muljadi Sulaeman
Divisi Pemasaran Periklanan Public Relations Aktivasi E-Service
Divisi Keuangan Finance Accounting & Pajak
Divisi Umum dan Pembelian Divisi Kreatif Kreatif Komputer Grafis Desain Web Traffic
Divisi Media Perencanaan Pembelanjaan Monitoring
Divisi Sumber Daya Manusia Sistem Manajemen Kesejahteraan dan Penggajian
Divisi Sistem Informasi
Divisi Audit Internal
Divisi Corporate Hukum Komunikasi
PT Fortune Indonesia Tbk
027
PROFIL PERUSAHAAN
Visi dan Misi Perusahaan
Visi
Jaringan komunikasi dunia yang unggul JARINGAN KOMUNIKASI Jaringan dengan fokus bisnis. DUNIA Keinginan untuk melayani dunia. UNGGUL Selalu disebut-sebut secara positif dan memberikan nilai tambah.
Misi Membangun nilai tambah untuk pertumbuhan yang lebih cepat, sebagai daya tarik bagi stakeholders Membuktikan dan menciptakan kisah sukses yang lebih baik bagi masyarakat, mitra, klien, dan bangsa Menjadi nomor 5 di industri
028
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
Tata Nilai Perusahaan
Tata Nilai Perusahaan
4P + 1I “Nilai-nilai yang menentukan pola pikir, sikap, proses dan pada akhirnya hasil yang diharapkan.”
CARA PANDANG – POSITIF Selalu optimis Membuka mata untuk berbagai kemungkinan SIKAP – BERSEMANGAT (PASSIONATE) Membakar untuk berkreasi Bekerja dengan hati PROSES – PRO AKTIF Mengungguli layanan standar pada umumnya Inisiatif yang kuat HASIL – PROGRESIF Menciptakan keberhasilan lebih dari ekspektasi Selalu meningkatkan standar acuan industri KEPRIBADIAN – INTEGRITAS Integritas sebagai prasyarat standar
PT Fortune Indonesia Tbk
029
PROFIL PERUSAHAAN
Budaya Perusahaan
FANTASTIS/FENOMENAL Fantastis/fenomenal dalam berfikir Fantastis/fenomenal dalam bekerja
LONCATAN KREATIVITAS Lompatan sikap Lompatan inovasi Lompatan penghargaan
YAKIN AKAN HASIL YANG GEMILANG Pengembangan bisnis untuk maksimalisasi keuntungan dan manfaat
030
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
PARADIGMA BISNIS Kami melihat dunia sebagai kesempatan tumbuh kembang Kami melihat perubahan sebagai kesempatan perbaikan Kami melihat persaingan sebagai kesempatan berkinerja
PT Fortune Indonesia Tbk
031
PROFIL PERUSAHAAN
Tonggak Keberhasilan
Empat dekade sudah FORU berdiri dengan mengusung semangat kreativitas. Selama itu pula, FORU terus tumbuh dan mengukir prestasi demi prestasi di sepanjang perjalanan. Berikut ini adalah beberapa momen gemilang yang terukir dengan baik dalam prasasti pencapaian FORU.
1970
1978
Berafiliasi dengan Fortune International Australia, Mochtar Lubis mendirikan sebuah perusahaan periklanan terpadu lokal dengan nama PT Fortune Indonesia Advertising Company. Peristiwa ini menjadi tonggak kelahiran FORU di Indonesia.
Salah satu pijakan awal FORU dalam meretas langkah-langkah bersejarahnya di Indonesia. Kala itu, FORU sukses mempromosikan Susu Bubuk Instan dari Nestlé dan produk rokok kretek filter dari Sampoerna. Melalui dua produk tersebut, cita rasa dan perilaku konsumen tanah air berubah selamanya. Keberhasilan promosi di pasaran ini menjadi ukiran prestasi gemilang dalam rekam jejak perjalanan FORU.
1985
1986
Kali pertama FORU menerapkan dan melaksanakan kampanye pemasaran sosial untuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan mempromosikan alat kontrasepsi ‘Kondom 25’ sebagai bagian dari program keluarga berencana nasional. Melalui strateginya, FORU berhasil membongkar tabu di kalangan masyarakat untuk membeli kondom dengan memperkenalkan isyarat jari 2-5.
Indra Abidin mengambil alih kepemilikan FORU. Dengan itikad menjadikan FORU sebagai pemberi sumbangsih bagi kemajuan bangsa dan negara, perusahaan terus dikembangkan menjadi full-service agency dengan berlandaskan konsep kekeluargaan, profesionalisme universal, serta etos kerja yang tinggi.
032
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
1987
1990
Mengembangkan dan melaksanakan sebuah kampanye pemasaran sosial terpadu untuk Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan mempromosikan program ‘Lingkaran Biru Keluarga Berencana’. Kampanye ini memberikan kontribusi besar terhadap sejarah pembangunan sosial di Indonesia dan hingga kini dikenang oleh masyarakat sebagai salah satu kisah sukses paling menonjol dan pembangunan sosial tanah air.
Di awal tahun 1990-an, FORU mengembangkan sebuah program komunikasi terpadu untuk Dancow Instant, Nestlé, dengan jingle dan tagline “Aku dan Kau Suka Dancow”, yang terus digunakan hingga saat ini. Upaya-upaya strategis besutan FORU tersebut sukses membawa Dancow mengungguli kompetitornya dan menjadi market leader.
1998
2002
Diakui sebagai ahli di bidang pemasaran sosial dan terlibat dalam penyelamatan dan program pemulihan untuk mengurangi dampak krisis moneter yang melanda Asia saat itu. Sebagai upaya pemulihan, FORU mencanangkan program bertema sosial serta kampanye yang mendorong penggunaan produkproduk Indonesia dengan tekanan pada membangun semangat, kepercayaan, juga apresiasi pada kekuatan bangsa sendiri.
FORU kembali mengukir sejarah sebagai perusahaan periklanan pertama di Indonesia yang sahamnya menjadi milik publik dengan mencatatkan diri di Bursa Efek Jakarta (kini Bursa Efek Indonesia). FORU pun terus membuktikan diri sebagai konsultan pengembang komunikasi terpadu utama pilihan klien dan rekan terbaik bagi masyarakat.
PT Fortune Indonesia Tbk
033
PROFIL PERUSAHAAN
2003
2008
Dipercaya oleh United Nations Development Programme (UNDP) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mengelola Kampanye Informasi Pemilih selama periode pra-pemilu. Di tahun berikutnya, FORU kembali dipercaya sebagai agen UNDP dan KPU untuk Pemilihan Umum 2004 dan Pemilihan Presiden sesudahnya. Keberhasilan FORU dalam merancang dan melaksanakan kampanye informasi pemilih untuk Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden 2004 ini bahkan diakui dalam laporan evaluasi UNDP yang terbit di tahun selanjutnya.
Meredefinisikan visi untuk menjadi kelompok komunikasi pemasaran terbaik di Indonesia dengan inovasi dan kreativitas yang akan membawa FORU terus bertahan hingga 100 tahun ke depan.
2010
2011
FORU merayakan ulang tahun ke40 dengan semangat “Better & Younger” serta harapan menjadi perusahaan yang terus bertambah matang, dewasa, profesional, dan tak berhenti berkreasi dan melakukan berbagai penyegaran. Dengan modal pengalaman yang kokoh ini, FORU terus memposisikan diri sebagai kontributor penting pembangunan nasional dengan beragam karyanya yang mengukir sejarah dan berdampak besar bagi masyakarat Indonesia.
Melahirkan dua unit usaha baru, yaitu PlanB dan F Sports untuk meningkatkan keunggulan kompetitif. PlanB didirikan sebagai upaya FORU untuk menegaskan diri di bidang brand activation sedangkan F Sports, sesuai namanya, diperuntukkan bagi klien yang membutuhkan jasa sports marketing.
034
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
2012
2013
FORU meredefinisikan visi untuk menjadi jaringan komunikasi dunia yang unggul. Langkah awal yang diambil, FORU melepas pengendalian mayoritas di usaha jasa perjalanan yang selama ini dijalankan oleh salah satu anak perusahannya, PT Fortune Travindo (Travindo). Dengan langkah ini, FORU semakin memantapkan diri sebagai pengembang bisnis jasa komunikasi pemasaran terpadu dengan usaha jasa periklanan, kehumasan, spesialis media dan digital, pameran, desain, sports marketing, serta marketing insight.
Setelah menggunakan logo khas bulatan merah dengan tulisan hitam selama lebih dari sepuluh tahun, FORU melakukan ‘penyegaran’ dengan meluncurkan dua logo baru. Logo pertama adalah logo resmi perusahaan sebagai perusahaan publik (Tbk) yang mengambil inspirasi dari nama kode saham perusahaan di Bursa Efek Indonesia, yakni FORU. Sementara itu, logo kedua akan menjadi representasi dari Fortune Indonesia dengan icon “bubble talk” yang berarti dialog dan interaksi sebagai refleksi perusahaan komunikasi.
2014 FORU berhasil meraih 13 penghargaan sepanjang tahun, serta berhasil masuk 5 besar di jajaran Advertising Agency of The Year 2014 di Citra Pariwara. FORU di tahun ini juga dipercaya menjadi bagian dari PT Rajawali Corpora melalui PT Karya Citra Prima.
PT Fortune Indonesia Tbk
035
PROFIL PERUSAHAAN
Profil Dewan Komisaris
Dedi Sjahrir Panigoro Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, lahir di Sumedang pada tanggal 18 Maret 1947. Beliau adalah lulusan Sarjana Teknik Telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Menjabat sebagai Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen di FORU sejak 2007. Beliau menjabat kembali untuk periode berikutnya sampai dengan tahun 2016 berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan FORU yang dilaksanakan tahun 2011. Beliau memulai karirnya sebagai pemegang saham dan pendiri Medco Group termasuk PT Martel. Saat ini, beliau menjabat sebagai Komisaris Utama Medco Holding dan PT Meta Archipelago Hotels, juga sebagai Komisaris PT Graha Niaga Tata Utama. Beliau aktif dalam mengikuti berbagai pelatihan di dalam dan luar negeri termasuk diantaranya SGV Utomo dan LPPM.
Kasman Ardan Komisaris Warga Negara Indonesia, lahir di Banjar pada tanggal 15 Agustus 1947. Beliau adalah lulusan Sarjana dari jurusan Desain Grafis, Institut Teknologi Bandung (ITB). Menjabat sebagai Komisaris di FORU sejak 1987 berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham FORU. Jabatan beliau berlanjut sampai dengan tahun 2016, terakhir berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham FORU yang dilaksanakan pada tahun 2011. Beliau juga menjabat sebagai Komisaris Utama Fortune Adwicipta dan Komisaris di Fortune Pramana Rancang. Beliau pertama kali bergabung dengan FORU sebagai Creative Manager di tahun 1974 kemudian pindah ke PT Kenrose Indonesia dan PT Faritex Farmasi sebagai General Manager (1974-1976). Selanjutnya beliau menjabat sebagai General Manager di PT Marcon Indonesia (1976-1980) hingga kembali ke Fortune Indonesia pada tahun 1980 dan menjabat sebagai Direktur. Beliau juga menjabat sebagai Direktur PT Setya Persada dan Presiden Direktur PT Sumber Alam Nusantara sejak tahun 1997 hingga sekarang.
036
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
Miranty Abidin Komisaris Warga Negara Indonesia, lahir di Subang pada tanggal 29 Maret 1946. Beliau adalah lulusan Sarjana Biologi dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung (ITB) dan juga lulus dari Frank Jefkins School of Public Relations, London, Inggris. Menjabat sebagai Komisaris di FORU sejak 2001 berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham FORU. Jabatan beliau berlanjut sampai dengan tahun 2016, terakhir berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham FORU yang dilaksanakan tahun 2011. Saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama Fortune Pramana Rancang dan Komisaris Fortune Adwicipta. Beliau mengawali karir sebagai penulis di beberapa jurnal ternama seperti Cakrawala dan ASEAN Trade Journal sebagai Pemimpin Redaksi untuk peredaran Indonesia. Selain itu beliau juga pernah menjabat sebagai General Manager PT Kreasi Dinamika hingga kemudian menjabat sebagai Direktur di PT Adwitiya Alembana. Sebagai salah satu pendiri Social Marketing Circle, beliau terlibat aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan masyarakat.
Lucia Novenna Budiono Komisaris Warga Negara Indonesia, lahir pada tanggal 26 November 1948. Beliau merupakan lulusan dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung-English Literature 3rd years, Jakarta Institute of Finance, dan Institut Manajemen Prasetya Mulya. Menjabat sebagai Komisaris di FORU sejak tahun 2011 berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham FORU yang dilaksanakan tahun 2011. Beliau bergabung dengan FORU sejak tahun 1978. Beliau mengawali karir di Astra International pada tahun 1974 sebelum kemudian bergabung dengan Panorama Travel. Ketika bergabung dengan FORU, beliau sempat menjabat sebagai Media Director pada tahun 1983 kemudian memegang jabatan Direktur di Pelita Alembana (1986-2000), Direktur Utama Fortune Travindo (1992-sekarang).
Farida Eva Rianti Hutapea* Komisaris Independen * Pada Juni 2014, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan FORU menyetujui pengunduran diri Farida Eva Rianti Hutapea sebagai komisaris independen yang diangkat sejak 2011 karena alasan kesehatan.
PT Fortune Indonesia Tbk
037
PROFIL PERUSAHAAN
Profil Direksi
Indra Abidin Direktur Utama Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tanggal 9 Juli 1947. Beliau adalah lulusan Sarjana Desain Grafis dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Menjabat sebagai Direktur Utama sejak 2002 berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham. Jabatan beliau berlanjut sampai dengan tahun 2016, terakhir berdasarkan keputusan Rapat Umum pemegang Saham Tahunan FORU yang dilaksanakan tahun 2011. Beliau merintis karir di FORU sejak tahun 1973 dengan posisi Account Executive. Beliau aktif di industri kreatif sebagai pendiri Asian Federation of Advertising Associations (AFAA) dan menjabat sebagai Presiden Dunia dan Ketua International Advertising Association (IAA) (2008-2010). Penghargaan yang telah diperoleh antara lain adalah Doktor Kehormatan dari University of Newcastle, Australia, atas kontribusinya dalam pengembangan pendidikan di Indonesia (2009), serta Ernst & Young Special Award for Corporate Social Responsibility ditahun 2005. Pada tahun 2013, Indra Abidin masuk dalam daftar Indonesia Best CEO 2013 dari salah satu majalah bisnis terkemuka tanah air SWA dan mendapatkan penghargaan Special Achievement of Leadership 2013.
Herman Muljadi Sulaeman Direktur Warga Negara Indonesia, lahir di Bandung pada tanggal 13 Februari 1952. Beliau merupakan lulusan Akademi Akuntansi Jayabaya dan Senior Executive Program di INSEAD, Perancis. Bergabung dengan FORU sejak tahun 1971, beliau memulai karirnya di FORU dari tim Akunting kemudian menjadi Media Buyer, Manajer Produksi, Manajer Keuangan, hingga menjadi Direktur Keuangan dan Administrasi pada tahun 1991. Beliau kembali ditunjuk sebagai Direktur menyusul keberhasilan Perusahaan melakukan IPO di tahun 2002 berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham FORU. Jabatan beliau berlanjut sampai dengan tahun 2016, terakhir berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan FORU yang dilaksanakan tahun 2011.
038
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
Jajaran Dewan Komisaris dan Direksi Anak Perusahaan
Indra Abidin
Herman Muljadi Sulaeman
Kasman Ardan
Miranty Abidin
Yuliana Leonarda
Aris Boediharjo
Indira Ratna Dewi Abidin
Ati Muziati Muchtar
Dewi Swadesi
PT Fortune Indonesia Tbk
039
PROFIL PERUSAHAAN
Sumber Daya Manusia
Komposisi Warga FORU berdasarkan Jabatan
3%
2%
10%
4 Orang
9%
1 Orang
15 Orang
5 Orang
17%
18%
25 Orang
10 Orang FORTUNE PRAMANA RANCANG
FORTUNE INDONESIA
70%
72%
105 Orang
41 Orang
10%
27%
1 Orang
4 Orang
20% 2 Orang FORTUNE ADWICIPTA
PELITA ALEMBANA
70%
040
Division / Unit Head (5-7)
1 Orang
67%
7 Orang
Director (8-9)
7%
10 Orang
Manager (4)
Staff (2-3)
Non Staff (1)
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
Komposisi Warga FORU berdasarkan usia
77
31 21 30
24
18 3 FORTUNE INDONESIA
2
FORTUNE PRAMANA RANCANG
7
7
7
3 1 FORTUNE ADWICIPTA Diatas 51
PELITA ALEMBANA
Usia 41-50
Usia 21-30
Usia 31-40
Komposisi Warga FORU Group berdasarkan pendidikan
99
51 43
4
3 FORTUNE INDONESIA
1
8
FORTUNE PRAMANA RANCANG
4
1
FORTUNE ADWICIPTA
Dibawah SMA
SMA/Diploma
PT Fortune Indonesia Tbk
5
1
11
PELITA ALEMBANA
S1
S2
041
PROFIL PERUSAHAAN
Struktur Grup Perusahaan
Fortune Indonesia Fortune yang dijalankan oleh FORU membagi kegiatan usahanya menjadi 3 kategori utama yakni communications, content, dan channel. Pada kategori communications, segmen kegiatan usaha kami mencakup brand consulting, advertising campaign, political marketing, dan social marketing. Sedangkan kategori content mencakup brand activation, sports marketing and entertainment, trade marketing, dan Customer Relations Management (CRM). Lalu pada kategori channel, kegiatan usaha kami dibagi menjadi media planning and media investment beserta digital communication. Secara garis besar kegiatan usaha Fortune mencakup brand management, strategic planning, brand auditing dan brand development, pemilihan media massa yang tepat (efisien dan efektif), kegiatan hubungan masyarakat serta program aktivasi dan loyalitas pemakaian produk dan jasa klien. Kinerja Fortune tiap tahunnya selalu menunjukkan pertumbuhan yang sangat baik. Hal ini berkaitan dengan strategi bisnis yang menitikberatkan pada percepatan pertumbuhan khususnya melalui upaya investasi untuk pengembangan bisnis baru. Melalui upaya ini Fortune berharap untuk dapat meraih pertumbuhan yang signifikan di tahun mendatang. Selain fokus pada investasi yang ditujukan untuk mengembangkan bisnis baru, strategi utama lain yang Fortune implementasikan adalah dengan memperkuat beberapa bidang usaha khususnya di sektor digital. Dengan memperkuat bidang usaha dan mengembangkan bisnis baru Fortune yakin untuk meraih pertumbuhan yang lebih besar lagi di tahun-tahun mendatang. Terlebih lagi dengan didukung oleh kondisi perekonomian Indonesia yang diprediksi akan semakin membaik, Fortune akan senantiasa meningkatkan semangat untuk terus berinovasi dan berkembang.
042
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
PT Fortune Indonesia Tbk
03
04
05
043
PROFIL PERUSAHAAN
Fortune Indonesia
044
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
PT Fortune Indonesia Tbk
03
04
05
045
PROFIL PERUSAHAAN
A n a k P e r u s a h aa n
Fortune Pramana Rancang PT Fortune Pramana Rancang (Fortune PR) merupakan anak perusahaan yang menyajikan layanan Solusi Komunikasi Terintegrasi berbasiskan Public Relations (PR) sebagai layanan utamanya. Sebagai pionir dalam industri PR di Indonesia, Fortune PR telah berhasil membangun ekuitas merek (brand equity) yang kuat di pasar Indonesia dengan prestasi pencapaian yang gemilang di tiap tahunnya. Pertumbuhan perekonomian yang pesat di Indonesia, peralihan minat konsumen ke ranah digital, serta tuntutan konsumen agar brand mampu membangun kepercayaan dan kredibilitasnya, menjadikan layanan PR meningkat pesat di tahun ini. Pangsa pasar yang cukup besar di Indonesia menjadikan para pemilik merek mancanegara berbondong-bondong datang ke Indonesia, dan Fortune PR adalah rekanan yang selalu berada dalam daftar teratas di lingkup kerjasama layanan PR. Mitra-mitra kerja Fortune PR di berbagai negara banyak menghubungi Fortune PR untuk mendukung kebutuhan mereka akan layanan PR di Indonesia. Fortune PR mempertajam layanannya dengan membangun unit usaha-unit usaha, yaitu: • Fortune Technology, dengan spesialisasi di industri teknologi • Fortune Healthcare, Consumer and Beauty, dengan spesialisasi di industri kesehatan, konsumen dan kecantikan
046
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
A n a k P e r u s a h aa n
•
•
• •
•
•
Fortune Investor Relations and Finance, dengan spesialisasi di industri keuangan Headline, dengan spesialisasi pembangunan hubungan media dan pelatihan hubungan media (media relations) Dibe, dengan spesialisasi komunikasi digital Prodev, dengan spesialisasi pemasaran sosial dan komunikasi pembangunan Mocca, dengan spesialisasi periklanan dan kegiatan bawah garis Verbrand, dengan spesialisasi riset, pembangunan strategi merek dan identitas merek
Selain pembangunan spesialisasi dalam pembentukan unit-unit usaha di atas, Fortune PR juga membangun kepakaran dalam bidang komunikasi pariwisata dan berinvestasi dalam layanan pemantauan dan analisa media, mencakup media tradisional dan media sosial. Layanan ini dirasakan sangat dibutuhkan dalam memperkuat layanan PR yang inovatif dan mampu menjawab tuntutan era digital yang makin meluas di Indonesia dan Asia Pasifik secara umum.
Direktur Utama Direktur Komisaris Utama Komisaris
: : : :
Indira Ratna Dewi Abidin Ati Muziati Muchtar Miranty Abidin Kasman Ardan
Gedung Galaktika Jl. Harsono R.M. No. 2 Ragunan Jakarta Selatan T. 0217658506 | E.
[email protected] | www.fortunepr.com
PT Fortune Indonesia Tbk
047
PROFIL PERUSAHAAN
A n a k P e r u s a h aa n
Pelita Alembana PT Pelita Alembana (Pelita) menghadirkan serangkaian layanan pemasaran terpadu serta periklanan pada klien korporasi maupun komersial. Kegiatan usaha Pelita dibagi menjadi tiga lini bisnis antara lain media specialist, creative agency, serta sports marketing. Sedangkan secara khusus kegiatan Pelita mencakup perencanaan, pembelian, dan penempatan ruang iklan di media massa. Pertumbuhan iklim bisnis Pelita menunjukkan performa yang agresif dan berhasil membukukan kontribusi pendapatan yang cukup besar. Peningkatan kontribusi pendapatan usaha ini sebagian besar didukung dari perolehan di sektor media specialist yang selalu berhasil melampaui target. Misalnya F Sports, yang baru berumur 3 tahun telah menunjukkan pertumbuhan positif serta dipercaya menjadi perwakilan ESPN di Indonesia. Pencapaian-pencapaian tersebut seolah menjadi pemacu semangat untuk terus berinovasi dan memberikan yang terbaik. Dengan performa yang agresif dan didukung oleh tim yang kuat, Pelita yakin mampu menghadapi tantangan bisnis ke depan. Manajemen Perusahaan optimis bahwa prospek bisnis di tahun-tahun mendatang akan semakin baik. Pasalnya, ketiga ujung tombak dari Pelita yakni media specialist, creative agency, dan sports marketing sudah aktif secara optimal. Tentunya keyakinan Pelita juga didukung oleh komitmen untuk terus bertumbuh dan berkembang secara kreatif dan inovatif.
048
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
A n a k P e r u s a h aa n
Direktur Utama Direktur Komisaris Utama Komisaris
: : : :
Aris Boediharjo Dewi Swadesi Indra Abidin Herman Muljadi Sulaeman
Gedung Galaktika Jl. Harsono R.M. No. 2 Ragunan Jakarta Selatan T. 0217827989 | E.
[email protected] | www.fortuneindo.com
PT Fortune Indonesia Tbk
049
PROFIL PERUSAHAAN
A n a k P e r u s a h aa n Fortune Adwicipta PT Fortune Adwicipta (FACT) berdedikasi pada penyelenggaraan event management yang meliputi proses mengembangkan, merancang, membangun, menyelesaikan, dan mengelola event secara keseluruhan. Kegiatan usaha Fortune Adwicipta dalam industri kreatif juga mencakup layanan brand activation, sports marketing and entertainment, trade activation dan Customer Relations Management (CRM). Dengan mengusung nama FACT sebagai trading brand nya yang baru dan merupakan singkatan dari For Action atau bisa juga berarti FAC Team, upaya rebranding ini berhasil mengantarkan sebuah semangat baru dalam iklim bisnis Perusahaan. Seiring dengan upaya ini tentunya strategi utama FACT juga difokuskan pada proses reorganisasi dengan tujuan untuk membangun kinerja yang optimal. Ditiap tahunnya, kinerja FACT secara keseluruhan selalu menunjukkan kemajuan yang positif. Dengan kekuatan tim yang solid, FACT selalu siap dengan semua tantangan yang ada, meliputi kekuatan infrastruktur dan sumber daya manusia. Reorganisasi yang dilakukan melahirkan insan-insan FACT yang berhasil dikaderisasi demi optimalnya kinerja Perusahaan. Tantangan ini berhasil diatasi dengan fokus pada tugas utama pencarian sosok pemimpin yang mampu membawa tim baru ini menuju kesuksesan. FACT memandang bahwa prospek bisnis di tahuntahun mendatang akan jauh lebih menjanjikan. Untuk itu, FACT berkomitmen kuat untuk mengembangkan layanannya dan optimis untuk menjadi kontributor laba terbesar bagi FORU.
050
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
A n a k P e r u s a h aa n
Direktur Utama Direktur Komisaris Utama Komisaris
: : : :
Aris Boediharjo Yuliana Leonarda Kasman Ardan Miranty Abidin
Gedung Galaktika Jl. Harsono R.M. No. 2 Ragunan Jakarta Selatan T. 0217890491 | E.
[email protected] | www.fortuneindo.com
PT Fortune Indonesia Tbk
051
PROFIL PERUSAHAAN
Struktur dan Komposisi Pemegang Saham/ Pemegang Saham Utama
Perseroan memiliki Efek berupa penyertaan saham di perusahaan-perusahaan yang dikategorikan terkendali dan terkonsolidasi sebagai berikut:
Badan Hukum
Jumlah Saham
Total Nilai
Presentasi
PT Fortune Pramana Rancang
2.250.000 saham
Rp2.250.000.000
99%
PT Fortune Adwicipta
2.049.000 saham
Rp2.049.000.000
99%
PT Pelita Alembana
1.022.000 saham
Rp1.022.000.000
99%
Struktur Grup Perusahaan
PT Rajawali Corpora
PT Danaswara Utama
99,99%
0,01%
PT Karya Citra Prima 92,75%
Publik 7,25%
PT Fortune Indonesia Tbk
99%
PT Fortune Pramana Rancang
052
99%
PT Fortune Adwicipta
99%
PT Pelita Alembana
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
Kronologis Pencatatan Saham
Perseroan didirikan dengan akta No. 5 tanggal 5 Mei 1970 dibuat oleh Dian Paramita Tamzil pengganti Djojo Muljadi SH Notaris di Jakarta, dengan nama PT Fortune Indonesia Advertising Company dan disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. J.A.5/67/21 tanggal 12 September 1970 dan didaftarkan di register kantor Pengadilan Negeri Jakarta No. 2857 tanggal 23 September 1970 dan telah diumumkan dalam Berita Negara No. 83 Tambahan No. 389 tanggal 17 Oktober 1972. Perubahan seluruh anggaran dasar termasuk status menjadi perusahaan publik dan nama menjadi PT Fortune Indonesia Tbk adalah sebagaimana telah diumumkan dalam Berita Negara No. 1 Tambahan No. 54 tanggal 2 Januari 2002 dan selanjutnya perubahan anggaran dasar terakhir adalah sebagaimana telah diumumkan dalam Berita Negara No. 28 Tambahan No. 9716 tanggal 7 April 2009.
PT Fortune Indonesia Tbk
053
PROFIL PERUSAHAAN
Kronologis Pencatatan Efek Lainnya
Efek Perseroan dengan kode perdagangan FORU yang dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia (d/h PT Bursa Efek Jakarta) pada tanggal 17 Januari 2002 adalah berjumlah 455.000.000 (empat ratus lima puluh lima juta) lembar saham dengan total nilai Rp45.500.000.000 (empat puluh lima milyar lima ratus juta rupiah). Bersamaan dengan pencatatan saham FORU tersebut di atas, Perseroan juga mengeluarkan efek berupa Waran Seri I sejumlah 102.500.000 (seratus dua juta lima ratus ribu) lembar Waran Seri I, dengan periode pelaksanaan sampai dengan 14 Januari 2005. Tercatat bahwa setelah lewatnya tanggal pelaksanaan, Waran Seri I yang dikonversi menjadi Saham adalah berjumlah 10.224.000 (sepuluh juta dua ratus dua puluh empat ribu) lembar sehingga jumlah saham Perseroan yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia sampai dengan 31 Desember 2014 adalah berjumlah 465.224.000 (empat ratus enam puluh lima juta dua ratus dua puluh empat ribu) lembar saham. Selain Waran Seri I di atas, Perseroan tidak memiliki atau mengeluarkan efek lainnya.
054
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
Nama dan Alamat Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal
Pencatatan Efek
PT Bursa Efek Indonesia Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower 1 Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190 Tel: +62 21 515 0515 Fax: +62 21 515 0220
Biro Administrasi Efek PT Sinartama Gunita Sinar Mas Land Plaza, Menara I, Lt. 9 Jl. M.H. Thamrin No. 51, Jakarta 10350 Tel: +62 21 392 2332 Fax: +62 21 392 3003
Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Gedung Jaya, 1st Floor Suite L01-A3 Jl. M.H. Thamrin No. 12, Jakarta 10340 Tel: +62 21 319 28000 Fax: +62 21 319 28151
Notaris
Leolin Jayayanti SH. Jl. Pulo Raya VI No. 1, Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12170 Tel: +62 21 727 87232 Fax: +62 21 723 4607
Pemeringkat Efek
PT Pemeringkat Efek Indonesia Panin Tower Senayan City, Lt. 17 Jl. Asia Afrika Lot. 19, Jakarta 10270 Tel: +62 21 727 82380 Fax: +62 21 727 8237
Penitipan Kolektif Efek
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower 1, Lt. 5 Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190 Tel: +62 21 529 91099 Fax: +62 21 529 91199
PT Fortune Indonesia Tbk
055
PROFIL PERUSAHAAN
Penghargaan
Pada 7 Februari 2014, PT Fortune Indonesia Tbk. (IDX: FORU) berhasil menyabet penghargaan The Best Creative and Innovative Company of The Year dalam ajang Indonesian Creativity and Best Leader Award 2014. Ajang ini diselenggarakan oleh Majalah Indonesian Inspire! bersama PT Sembilan Bersama Media dan diseleksi oleh berbagai pihak termasuk jajaran pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan swasta.
FORU memperoleh penghargaan Rekor Bisnis (ReBi) sebagai Perusahaan Periklanan Nasional yang Pertama Tercatat di Bursa Saham Indonesia pada 7 Mei 2014. Penghargaan ini diselenggarakan oleh Yayasan TERA bekerjasama dengan Harian Seputar Indonesia (SINDO). Malam penghargaan digelar di Hotel Mulia, Jakarta.
Pada 20 Mei 2014, Chief Happiness Officer Fortune Pramana Rancang Indira Abidin dianugerahi gelar Indonesian Wonder Woman 2014 oleh Program Vokasi Universitas Indonesia (UI). Gelar ini diberikan atas dedikasi Indira dalam mengembangkan dan memajukan ilmu kehumasan dan komunikasi di Indonesia. Penghargaan diserahkan di Aula Terapung UI, Jawa Barat.
056
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
FORU melalui Fortune PR memboyong dua penghargaan sekaligus pada ajang bergengsi SABRE Award yang dihelat di Tiongkok, 18 September 2014. Dua penghargaan tersebut antara lain: Asia Pacific's Best Corporate Social Responsibility (CSR) Campaign of The Year bersama klien Kaercher Indonesia dan Asia Pacific's Best Public Education Campaign of The Year bersama klien PT Tupperware Indonesia.
Pada 1 November 2014, Fortune Indonesia dianugerahi dua penghargaan dalam ajang Pinasthika Creative Festival 2014, yakni: piala perunggu pada kategori konvensional komersil untuk radio Tupperware berjudul Mix Carrot Juice, dan piala perunggu pada kategori Craftmanship untuk poster Tupperware versi Crab.
Pada 20 November 2014, FORU berhasil meraih penghargaan Rekor Bisnis (ReBi) sebagai Pionir dalam Program Komunikasi Terpadu & Terbanyak Kerjasama dengan Klub-klub Sepakbola Internasional. Penghargaan yang diprakarsai oleh Yayasan TERA dan bekerjasama dengan Harian Seputar Indonesia (SINDO) ini digelar di Hotel Mulia Senayan, Jakarta.
FORU melalui Fortune Indonesia berhasil masuk jajaran 5 besar Advertising Agency of The Year 2014 di Citra Pariwara Advertising Festival yang digelar pada 28 November 2014. Fortune Indonesia juga berhasil meraih sebuah piala emas untuk Serial Campaign Iklan Radio Tupperware dengan versi Mango-ChocolateCarrot. Dan tiga piala perak untuk iklan Radio kategori Single Campaign dari produk Tupperware versi Chocolate Milkshake, Mango Smoothies, serta Mix Carrot Juice.
PT Fortune Indonesia Tbk
057
PROFIL PERUSAHAAN
Peristiwa Penting
Januari »» Pada tanggal 9 Januari 2014, FORU menyelenggarakan Kick Off 2014 di Omah Pawon Jakarta dengan mengusung tema “Go The Extra Mile”. Kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan FORU sebagai sebuah mission statement perusahaan untuk mencapai target-target usaha di sepanjang tahun.
Februari »» Pada 5 Februari 2014, FORU melalui organisasi sosial Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyerahkan bantuan kepada korban banjir di daerah Jagakarsa, Jakarta. Bantuan yang diberikan berupa uang tunai, makanan, pakaian, perlengkapan balita, alat ibadah, dan perlengkapan pribadi. »» Rombongan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sanggar Fortune binaan program Corporate Social Responsibility (CSR) FORU memberikan santunan berupa makanan bergizi dan alat-alat permainan edukatif kepada para murid PAUD Baitul Uyun di daerah Kapuk Cengkarang, Jakarta Pada 15 Februari 2014.
Maret »» Pada 26 Maret 2014, FORU melalui Sanggar Fortune memberikan donasi uang tunai kepada Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) di Jalan Percetakan Negara XI No 10A Jakarta.
058
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
April »» Untuk menambah pengetahuan tentang kesehatan, pada 15 April 2014 FORU menggelar seminar kesehatan yang bekerjasama dengan asuransi Central Asia Raya (CAR). Seminar yang bertempat di Gedung Galaktika di Jalan Harsono R.M, Jakarta ini ditujukan untuk seluruh warga FORU. »» Melengkapi seminar kesehatan sebelumnya, pada 17 April 2014 FORU menggelar tes kesehatan bagi seluruh warga. Tes kesehatan ini meliputi tes urine untuk mengetahui kondisi kandung kemih dan kadar glukosa dalam tubuh, serta tes darah untuk mengetahui kondisi kolesterol dan asam urat.
Mei »» FORU melalui Sanggar Fortune meluncurkan program baru untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yaitu Aksi Kelompok Anak Cinta Lingkungan (Si Kancil). Seluruh murid PAUD binaan Sanggar Fortune menanam bibit pohon trembesi dan mahoni di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta.
Juni »» Pada 17 Juni 2014, FORU resmi menetapkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ragunan sebagai PAUD mandiri setelah selama dua tahun dibina dan dikontrol oleh FORU.
PT Fortune Indonesia Tbk
059
PROFIL PERUSAHAAN
Juni »» Pada 25 Juni 2014, FORU menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Paparan Publik di Hotel Royal Kuningan, Jakarta. Hasil RUPS memutuskan antara lain pembagian deviden sebesar Rp10 per saham dan perubahan komposisi dewan komisaris.
Juli »» Pada 24 Juli 2014, kepemilikan saham mayoritas PT Fortune Indonesia Tbk. (FORU) dikuasai oleh PT Karya Citra Prima yang merupakan bagian dari PT Rajawali Corpora.
Agustus »» FORU melalui Sanggar Fortune menggelar silaturahmi dengan seluruh guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) binaannya dan Yayasan Asih. Silaturahmi yang dilaksanakan pada 14 Agustus 2014 ini digelar di Gedung Galaktika Jalan Harsono R.M, Jakarta. »» FORU melalui Fortune Public Relations menjalin kemitraan sebagai rekan PR resmi untuk Enterprise Asia dalam penyelenggaraan malam penghargaan Asia Pacific Entreprenurship Award (APEA) 2014. Penghargaan yang berlangsung pada 15 Agustus 2015 ini digelar di Hotel J.W. Marriot, Jakarta. »» Pada 28 Agsutus 2014, FORU meresmikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sanggar Fortune keempat, kelima, dan keenam di daerah Cilandak Timur, Jakarta.
060
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
Oktober »» FORU menyumbang dan menyembelih 5 ekor kambing untuk Panti Asuhan Darul Rahman, Mesjid Al Falah, dan masyarakat sekitarnya. Kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan dalam rangka memperingati hari raya Idul Adha. »» Pada 30 Oktober 2014, PT Karya Citra Prima sebagai pemegang saham mayoritas dan pengendali PT Fortune Indonesia Tbk. melakukan tender offer terhadap saham publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
November »» Perjuangan warga FORU mengubah ‘Kesulitan menjadi Kesempatan’ diwujudkan dalam sebuah film dokumenter berjudul Hajar!!. Penayangan perdana Film Hajar!!: Karena Kesulitan Adalah Kesempatan digelar di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, pada Kamis 20 November 2014.
Desember »» Penayangan perdana film Hajar!!: Karena Kesulitan adalah Kesempatan kepada seluruh warga FORU pada 4 Desember 2014 di Gedung Galaktika Jalan Harsono R.M, Jakarta. Dan penayangan perdana kepada masyarakat umum di ajang Caraka Festival pada 20 Desember 2014.
PT Fortune Indonesia Tbk
061
03 analisis dan pembahasan manajemen
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Berkembang secara agresif dan menjadi trendsetter di segmennya adalah platform dasar FORU dalam mempertahankan eksistensi usahanya.
064
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
Tinjauan Industri Mengapa Iklan Iklan menawarkan sejumlah gagasan tentang unique selling point dari sebuah produk dan atau program kepada khalayak yang lebih luas, dengan berbagai tingkatan agenda dan tujuan. Sebagian kalangan berpendapat, iklan merupakan bentuk yang paling lembut dari model propaganda, sebuah bentuk kampanye negatif terhadap oposisi yang kerap dilakukan dalam dunia perang. Keberhasilan sebuah iklan sangat bergantung pada tingkatan agenda dan tujuan yang ingin dicapai. Pada level paling permukaan, iklan menjadi media perkenalan sebuah produk dan atau program kepada khalayak luas. Sementara pada tingkatan yang paling tinggi, iklan harus mampu membentuk perilaku penikmat iklan, dan bukan lagi sekedar iklan yang deskriptif fungsional. Teknik penyajian sebuah iklan membutuhkan bantuan sebuah media; dalam hal ini ukuran media cetak atau air time untuk media penyiaran. Agar mampu mencapai tujuannya, teknik penyajian harus dapat menarik perhatian dan membawa penikmat iklan untuk melakukan tindakan seperti yang diharapkan pengiklan. Hal terpenting dalam penyusunan elemen iklan adalah perhatian calon pembeli harus diklaim dalam keseluruhan format iklan. Industri Periklanan dan Pertumbuhan Perekonomian Indonesia Periklanan telah menjadi bagian terpenting dalam mendorong pertumbuhan industri, perdagangan, konsumsi, dan pertumbuhan perekonomian sebuah negara. Dengan kemampuannya mempengaruhi persepsi dan tindakan masyarakat, industri periklanan menjadi salah satu tulang punggung pembentukan korporasi, model pengembangan komunikasi antar korporasi dan masyarakat, serta menjadi tolok ukur akan kemampuan sebuah korporasi dalam mengelola komunikasi dengan pemangku kepentingannya.
Dengan besarnya jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 250 juta jiwa, serta karakteristik kepulauan yang dimilikinya, Indonesia membutuhkan sebuah pengembangan metode soft infrastructure yang menghubungkan antara satu tempat dan tempat lainnya. Periklanan mampu mengisi kebutuhan tersebut, khususnya terkait penyebaran komunikasi yang masif yang ditunjang dengan lini dan bentuk media yang telah ada. Media penyiaran televisi masih menjadi figuritas yang dominan. Dengan adanya televisi cakupan nasional dan cakupan regional/daerah menjadikan media televisi berperan penting dalam mendistribusikan pesan komunikasi dan pemasaran kepada jangkauan penerima pesan yang lebih luas. Di samping itu, media penyiaran radio, media cetak—baik surat kabar maupun majalah, serta media digital, memiliki peran dan kesesuaian terhadap karakteristik pembaca dari masing-masing lini bentukan media. Tingkat Pendapatan Media Tahun 2014
27,317
MNC Group
15,616
Emtek JPNN
12,999
Viva
12,605
Trans Corp
11,150
KKG
10,082
Media Group
4,072
MRA Media
217
Femina
181
Trinaya Media
Televisi
84,7
Koran
Majalah
*dalam miliar rupiah
PT Fortune Indonesia Tbk
065
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Rencana dan Dinamika Tahun 2014 Dinamika 2014 Namun demikian, tahun politik menjadi kesempatan bagi FORU untuk dapat bersinergi dengan pelaku politik dalam mengkampanyekan agenda dan program yang ditawarkan kepada publik. Sinergi ini sejalan dengan kesadaran dunia politik akan kebutuhan terhadap industri periklanan dalam meraih perhatian publik yang lebih luas. Tren belanja iklan pun tidak mengalami penurunan; justru terlihat tumbuh dengan kecenderungan peningkatan signifikan pada lini media digital.
Bagi Indonesia, tahun 2014 merupakan tahun politik. Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif dan Pemilihan Presiden menjadi agenda utama di sepanjang tahun. Bagi dunia usaha, tahun politik menjadi tahun “wait and see”, dimana stabilitas politik akan mampu menciptakan iklim usaha yang kondusif. Industri periklanan kemudian mengalami imbasnya, dimana korporasi pelaku usaha menjadi lebih berhati-hati dalam melakukan belanja iklan. Selain stabilitas politik seperti yang telah disebutkan sebelumnya, hingar-bingar politik di sepanjang tahun 2014 akan menutup seluruh upaya pengiklan untuk dapat meraih perhatian masyarakat.
Tren Belanja Iklan 2003 - 2014
180 160 140 120
TELEVISI
KORAN
MAJALAH
DIGITAL
100 80 60 40 20
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
* dalam triliun rupiah * sumber: Nielsen Ad Quest 2014, redwing
066
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
2014
01
02
03
04
05
Di samping itu, belanja iklan dalam kategori industri mengalami peningkatan. Industri perlengkapan mandi & perawatan kecantikan, dan minuman masih berperan besar dalam keseluruhan belanja iklan, dengan masing-masing mencapai Rp15 triliun.
Belanja Iklan Berdasarkan Kategori Industri
* dalam triliun rupiah * sumber: Nielsen Ad Quest 2014, redwing
Rencana dan Strategi 2014 Dalam menghadapi situasi politik di tahun 2014, FORU menempatkan strategi Jasa Kehumasan dan sinergi dengan unsur-unsur yang ikut dalam persaingan politik untuk dapat meningkatkan kinerja dan pendapatan. Hal ini terkait dengan kesempatan FORU sebagai pelaku industri periklanan dalam mengkampanyekan agenda dan program kontestan politik kepada khalayak yang lebih luas. Strategi ini secara khusus mampu dijalankan FORU dengan baik, dimana Jasa Kehumasan tumbuh
PT Fortune Indonesia Tbk
secara signifikan. Hal yang tidak diduga-duga oleh FORU dan hampir seluruh kalangan adalah persaingan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) yang langsung mengerucut pada dua kontestan. Hal ini berdampak terhadap kesempatan FORU untuk ikut berpartisipasi dalam program kampanye kontestan, dimana FORU tidak memiliki kesempatan untuk membuktikan kemampuannya. Di samping itu, kondisi ini memberikan dampak yang besar terhadap kinerja keuangan FORU secara keseluruhan.
067
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Tinjauan Usaha FORU mengklasifikasikan usahanya menjadi 3 (tiga) segmen usaha, yaitu: 1. Jasa Periklanan, meliputi layanan perencanaan dan belanja media iklan serta pengelolaan komunikasi pemasaran terpadu. 2. Jasa Kehumasan yang mengkhususkan pada kehumasan korporat (corporate public relations), penyidikan (litigation public relations), dan manajemen krisis (crisis management.). 3. Jasa Desain Grafis, meliputi produksi dan desain grafis yang mencakup logo, identitas korporat, identitas merek dan produk, kemasan dan iklan layanan masyarakat, jasa pameran, dan jasa audio visual atau multi media. Ketiga segmen usaha ini merupakan bagian dari strategi FORU untuk memberikan layanan full service campaign kepada klien melalui sistem one stop shopping; mulai dari strategi perencanaan komunikasi, pola kehumasan, produksi konten iklan, hingga media placement, dan media buyer. Sesuai dengan PSAK 5 (revisi 2009) tentang “Segmen Operasi”, informasi setiap segmen dilaporkan berdasarkan informasi yang digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi kinerja setiap segmen dan menentukan alokasi sumber daya. Segmen Usaha Jasa Periklanan Jasa Periklanan dari FORU meliputi jasa content, communications strategy, dan channel. Jasa layanan
channel merupakan segmen yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan usaha FORU secara keseluruhan, dimana aktivitas channel dalam Jasa Periklanan merupakan belanja media iklan dari klien ke dalam channel-channel media massa. Di tahun 2014, pembukuan Pendapatan Usaha dari Jasa Periklanan mencapai Rp368,81 miliar, selisih 1,3% atau Rp4,88 miliar dari pencapaian tahun 2013 yang sebesar Rp373,69 miliar. Hal ini terjadi sebagai akibat dari penurunan belanja iklan oleh klien akibat pola “wait and see” atas tahun politik 2014. Belanja iklan pada media televisi masih mendominasi segmen usaha ini; seperti halnya belanja iklan pada umumnya yang memanfaatkan besaran cakupan dari karakteristik media. Pendapatan dari belanja iklan media televisi tumbuh 13,6% atau Rp26,33 miliar, dari Rp192,99 miliar di tahun 2013 menjadi Rp219,32 miliar di tahun 2014. Di samping itu, media digital yang mengalami peningkatan penggunaan oleh masyarakat pada beberapa tahun belakangan menunjukkan kenaikan kinerja yang signifikan. Belanja iklan media digital tumbuh mencapai 27,2% atau Rp3,06 miliar, dari Rp11,26 miliar di tahun 2013 menjadi Rp14,32 miliar di tahun 2014. FORU melihat, potensi media digital akan terus mengalami pertumbuhan seiring dengan peningkatan akses internet oleh masyarakat, khususnya kelas menengah yang mengalami pertumbuhan jumlah.
Pendapatan Segmen Usaha Jasa Periklanan (dalam jutaan rupiah)
2014
2013
Pencapaian Tahun 2014 dibandingkan Tahun 2013
Produksi Iklan
98.140,94
119.963,70
81,8%
Media Televisi
219.318,97
192.992,31
113,6%
Media Cetak
33.034,96
44.507,30
74,2%
Media Digital
14.321,69
11.261,84
127,2%
Media Radio
3.992,88
4.961,05
80,5%
368.809,44
373.686,20
98,7%
Jumlah Pendapatan Segmen Usaha Jasa Periklanan
Perbandingan Kontribusi Pendapatan Segmen Usaha Jasa Periklanan Terhadap Total Pendapatan FORU 2014
2013
Produksi Iklan
24,3%
29,4%
Media Televisi
54,2%
47,4%
Media Cetak
8,2%
10,9%
Media Digital
3,5%
2,8%
Media Radio
1,0%
1,2%
Kontribusi Jumlah Pendapatan Segmen Usaha Jasa Periklanan terhadap Pendapatan Keseluruhan
91,2%
91,7%
068
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
Segmen Usaha Jasa Kehumasan Jasa Kehumasan dari FORU meliputi corporate communications dan marketing communications; termasuk di dalamnya kehumasan korporasi, litigasi dan pengolahan data kehumasan, serta manajemen krisis. Pendapatan dari segmen usaha Jasa Kehumasan di tahun 2014 meningkat 18,6% atau Rp4,06 miliar, dari Rp21,87 miliar di tahun 2013 menjadi Rp25,93 miliar di tahun 2014. Peningkatan ini terjadi sebagai dampak terkait situasi tahun
politik, dimana terdapat perubahan pola mekanisme pengiklan dalam memanfaatkan lini dan bentuk komunikasi kepada publik melalui kehumasan. Dengan peningkatan performanya, kontribusi segmen usaha Jasa Kehumasan terhadap total pendapatan FORU meningkat, dari 5,4% di tahun 2013 menjadi 6,4% di tahun 2014.
Pendapatan Segmen Usaha Jasa Kehumasan (dalam jutaan rupiah) Kehumasan
2014
2013
Pencapaian Tahun 2014 dibandingkan Tahun 2013
25.925,50
21.868,78
118,6%
Perbandingan Kontribusi Pendapatan Segmen Usaha Jasa Kehumasan terhadap Total Pendapatan FORU 2014 Kehumasan
2013
6,4%
5,4%
Segmen Usaha Jasa Desain Grafis Jasa Desain Grafis dari FORU meliputi konsep dan pengembangan kreatif melalui desain grafis, kegiatan aktivasi iklan, pameran, dan audio visual serta multimedia. Pendapatan dari segmen usaha Jasa Desain Grafis di tahun 2014 yang sebesar Rp9,59 miliar mendapatkan selisih 19,1% dari tahun 2013 yang sebesar Rp11,85 miliar. Pendapatan Segmen Usaha Jasa Desain Grafis (dalam jutaan rupiah) Desain Grafis
2014
2013
Pencapaian Tahun 2014 dibandingkan Tahun 2013
9.589,23
11.851,74
80,9%
Perbandingan Kontribusi Pendapatan Segmen Usaha Jasa Desain Grafis terhadap Total Pendapatan FORU Desain Grafis
2014
2013
2,4%
2,9%
PT Fortune Indonesia Tbk
069
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Tinjauan Keuangan
standar penyajian laporan keuangan LK” yang fungsinya dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak tanggal 1 Januari 2013 No. VIIG.7 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik” yang terdapat dalam lampiran keputusan ketua Bapepam dan LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2013.
Laporan keuangan konsolidasian telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan “Bapepam dan laba (rugi) (dalam jutaan rupiah)
2013
404.324,18
407.406,72
(322.568,45)
(326.394,83)
98,8%
81.755,73
81.011,89
100,9%
Pendapatan Usaha Beban Langsung Laba Kotor Beban Usaha
Pencapaian Tahun 2014 dibandingkan Tahun 2013
2014
99,2%
(72.400,52)
(66.523,63)
108,8%
Laba Usaha
9.355,21
14.488,26
64,6%
Penghasilan (Beban) Lain-lain
(3.174,17)
(678,66)
467,7%
Laba Sebelum Beban Pajak Penghasilan Beban Pajak Penghasilan Laba Bersih Tahun Berjalan Pendapatan Komperhensif Lain Laba Komperhensif
Pendapatan Usaha Tahun 2014, FORU mencatat Pendapatan Usaha Rp404,32 miliar, dengan pencapaian 99,2% dari Pendapatan Usaha di tahun 2013 yang sebesar Rp407,41 miliar. Hal ini terutama disebabkan selisih Pendapatan dari Produksi Iklan, Media Cetak, Media Radio, serta Desain Grafis, dengan persentase selisih dari tahun 2013 masing-masing sebesar 18,2%, 25,8%, 19,5% dan 19,1%. Pendapatan Usaha tahun 2014 mengalami peningkatan pada Media Televisi, Media Digital, dan Kehumasan, masing-masing dengan persentase peningkatan dibandingkan tahun 2013 sebesar 13,6%, 27,2% dan 18,6%. Beban dan Laba Usaha Beban Langsung dari seluruh segmen usaha pada tahun 2014 mencapai 98,8%, dari Beban Langsung di tahun 2013 sebesar Rp326,39 miliar menjadi Rp322,57
070
6.181,04
13.809,60
44,8%
(2.292,33)
(3.228,31)
71,0%
3.888,71
10.581,29
36,8%
-
-
3.888,71
10.581,29
36,8%
miliar. Beban Langsung dari Produksi Iklan, Media Cetak, Media Radio, serta Desain Grafis memberikan kontribusi terhadap penurunan sementara Media Televisi, Media Digital, dan Kehumasan mengalami peningkatan sejalan dengan meningkatnya pendapatan dari ketiga pos aktivitas usaha tersebut. Laba Kotor yang dibukukan memiliki selisih 0,9% atau Rp743,84 juta, dari Rp81,01 miliar di tahun 2013 menjadi Rp81,76 miliar di tahun 2014. Sementara Beban Usaha memiliki selisih 8,8% atau Rp5,88 miliar, dari Rp66,52 miliar di tahun 2013 menjadi Rp72,40 miliar di tahun 2014. Hal ini disebabkan komitmen FORU dalam hal pembayaran gaji, upah dan kesejahteraan warga FORU yang mengalami peningkatan Rp3,02 miliar atau 5,8% dari tahun 2013. Dengan selisih atas Beban Usaha tersebut, Laba Usaha di tahun 2014 mengalami pencapaian 64,6%, dari Rp14,49 miliar di tahun 2013 menjadi Rp9,36 miliar di tahun 2014.
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
Laba Bersih Tahun Berjalan dan Laba Komprehensif Beban Lain-lain memiliki selisih Rp2,50 miliar atau 367,7%, dari Rp678,66 juta di tahun 2013 menjadi Rp3,17 miliar. Penghasilan Bunga dan Pendapatan Lain-lain memberikan kontribusi peningkatan, dengan persentase peningkatan terhadap pencapaian tahun 2013 masing-masing sebesar 105,1% dan 132,8%. Namun, Rugi Selisih Kurs, Beban Keuangan, dan Rugi Entitas Asosiasi memberikan dampak yang besar, dengan persentase selisih terhadap pencapaian tahun 2013 masingmasing sebesar 108,6%, 18,9% dan 184,5%.
04
05
Laba Sebelum Beban Pajak Penghasilan tahun 2014 memiliki selisih 55,2% atau Rp7,63 miliar dibandingkan tahun 2013, sementara Beban Pajak Penghasilan memiliki selisih 29% atau Rp935,98 juta dari tahun 2013. Laba Bersih Tahun Berjalan tahun 2014 memiliki selisih 63,2% atau Rp6,69 miliar dibandingkan tahun 2013. Dengan tidak terdapatnya Pendapatan Komprehensif Lainnya, Laba Komprehensif yang mampu dibukukan FORU di tahun 2014 sebesar Rp3,89 miliar, selisih 63,2% dari Laba Komprehensif di tahun 2013 yang mencapai Rp10,58 miliar.
Neraca (dalam jutaan rupiah)
2014
Pencapaian Tahun 2014 dibandingkan Tahun 2013
2013
Aset 228.471,26
226.617,68
100,8%
Aset Tidak Lancar
Aset Lancar
32.713,86
36.899,88
88,7%
Jumlah Aset
261.185,12
263.517,56
99,1%
Liabilitas Jangka Pendek
116.251,94
118.697,29
97,9%
Liabilitas Jangka Panjang
12.722,54
11.846,10
107,4%
Jumlah Liabilitas
128.974,48
130.543,39
98,8%
Ekuitas
132.210,64
132.974,17
99,4%
261.185,12
263.517,56
99,1%
Liabilitas dan Ekuitas Liabilitas
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
Aset Total Aset FORU di tahun 2014 mengalami selisih 0,9% atau Rp2,33 miliar, dari Rp263,52 miliar di tahun 2013 menjadi Rp261,19 miliar. Hal ini terutama disebabkan pencapaian Aset Tidak Lancar tahun 2014 sebesar 88,7% dibandingkan tahun 2013, dimana Pinjaman Warga dan Aset Tetap memberikan kontribusi selisih dibandingkan tahun 2013 dengan persentase masing-masing sebesar 32,2% dan 10,8%. Sementara Piutang Pihak Berelasi meningkat 12,8% dibandingkan tahun 2013. Aset Lancar meningkat 0,8% atau Rp1,85 miliar, dari Rp226,62 miliar di tahun 2013 menjadi Rp228,47 miliar di tahun 2014. Peningkatan ini khususnya disebabkan Kas dan Setara Kas serta Jasa Dalam Pelaksanaan
PT Fortune Indonesia Tbk
yang masing-masing meningkat Rp4,43 miliar dan Rp1,41 miliar. Sementara Piutang Lain-lain dari Pihak Ketiga serta Uang muka dan Aset Lancar lainnya mengalami selisih dibandingkan tahun 2013 dengan persentase masing-masing sebesar 28,5% dan 17%. Liabilitas dan Ekuitas Jumlah Liabilitas di tahun 2014 Rp128,97 miliar, selisih 1,2% atau Rp1,57 miliar dari tahun 2013 sebesar Rp130,54 miliar. Liabilitas Jangka Panjang memberikan kontribusi peningkatan sebesar Rp876,44 juta atau 7,4%, dari Rp11,85 miliar di tahun 2013 menjadi Rp12,72 miliar di tahun 2014. Kenaikan Liabilitas Jangka Panjang dipengaruhi oleh Liabilitas Imbalan Kerja kepada warga FORU dengan persentase peningkatan 9,1% dibandingkan tahun 2013. Sementara Liabilitas Jangka
071
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Pendek turun 2,1% atau Rp2,44 miliar, dari Rp118,7 miliar di tahun 2013 menjadi Rp116,25 miliar, sejalan dengan kemampuan FORU menyelesaikan kewajiban utangnya.
miliar di tahun 2014. Dengan demikian, jumlah Liabilitas dan Ekuitas yang mampu dibukukan di tahun 2014 sebesar Rp261,19 miliar, selisih 0,9% dari tahun 2013 sebesar Rp263,52 miliar.
Ekuitas memiliki selisih 0,6% atau Rp763,53 juta, dari Rp132,97 miliar di tahun 2013 menjadi Rp132,21 arus kas (dalam jutaan rupiah)
2014
Pencapaian Tahun 2014 dibandingkan Tahun 2013
2013
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
8.736,85
28.732,29
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
1.371,01
(100,56)
(5.674,29)
(19.461,23)
29,2%
4.433,57
9.170,50
48,3%
Kas dan Setara Kas Awal Tahun
33.959,41
24.788,91
137%
Kas dan Setara Kas Akhir Tahun
38.392,98
33.959,41
113,1%
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Kenaikan Bersih Kas dan Setara Kas
Arus Kas bersih yang diperoleh dari Aktivitas Operasi tahun 2014 sebesar Rp8,74 miliar, selisih 69,6% dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp28,73 miliar. Hal ini sejalan dengan penurunan aktivitas belanja iklan dari pengguna jasa, dimana Penerimaan Kas dari Pelanggan mengalami selisih 5,2% atau Rp22,29 miliar dibandingkan tahun 2013. Di samping itu, kewajiban FORU dalam hal Pajak Penghasilan di tahun 2014 memberikan kontribusi yang besar, dengan selisih Rp8,44 miliar dibandingkan Pajak Penghasilan di tahun 2013. Namun demikian, manajemen FORU mampu menjaga Arus Kas dari Aktivitas Operasi melalui penurunan Pembayaran Kas kepada Pemasok dan Warga serta Penghasilan Bunga, masing-masing selisih sebesar Rp9,49 miliar dan Rp1,06 miliar dibandingkan tahun 2013. Arus Kas bersih yang digunakan untuk Aktivitas Investasi meningkat 1.463,4%, dari negatif Rp100,56 juta di tahun 2013 menjadi Rp1,37 miliar di tahun 2014. Peningkatan ini disebabkan Penerimaan Penjualan Entitas Asosiasi mencapai Rp2,25 miliar.
30,4% 1.463,4%
Sementara Penambahan Piutang Pihak Berelasi dan Pembayaran Utang Pembelian Aset Tetap mengalami selisih dibandingkan tahun 2013 dengan masingmasing persentase sebesar 83,8% dan 60,4%. Dengan perhitungan Arus Kas pada Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi dan Aktivitas Pendanaan, Kenaikan Bersih Kas dan Setara Kas mengalami selisih 51,7% dibandingkan tahun 2013. Kas dan Setara Kas Awal Tahun meningkat 37%, sementara Kas dan Setara Kas Akhir Tahun meningkat 13,1%. kemampuan membayar utang Solvabilitas FORU, atau kemampuan FORU untuk memenuhi semua kewajibannya terhitung cukup baik. Hal ini terlihat dari rasio Liabilitas terhadap Ekuitas FORU tahun 2014 tercatat 1,0 kali, setara dengan tahun 2013 yang juga sebesar 1,0 kali. Sementara rasio Liabilitas terhadap Aset tercatat 0,5 kali, setara dengan tahun 2013 yang juga sebesar 0,5 kali. TinGKAT KOLEKTIBILITAS PIUTANG
Sementara Arus Kas bersih yang digunakan untuk Aktivitas Pendanaan tahun 2014 sebesar Rp5,67 miliar, selisih 70,8% dari tahun 2013 yang sebesar Rp19,46 miliar. Pembayaran Dividen Tunai memberikan kontribusi terbesar, dengan peningkatan mencapai 42,9% dibandingkan tahun 2013.
072
Sampai dengan akhir 2014, collection period FORU relatif stabil. Hal ini disebabkan oleh komitmen FORU dan pihak ketiga terhadap FORU.
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
Struktur modal dan kebijakan manajemen atas struktur modal Struktur Modal Perusahaan Rincian pemegang saham FORU berikut dengan kepemilikannya pada tanggal 31 Desember 2013 berdasarkan catatan yang dikelola oleh PT Sinartama Gunita, Biro Administrasi Efek, adalah sebagai berikut:
Pemegang Saham
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
PT Grhaadhika Fortune PT Fortune Daksa Pariwara
Persentase Pemilikan Jumlah Modal Saham
(Rp)
(%)
(Rp)
180.600.000
38,82
18.060.000.000
29.400.000
6,32
2.940.000.000
Masyarakat (pemilikan di bawah 5%)
255.224.000
54,86
25.522.400.000
Jumlah
465.224.000
100,00
46.522.400.000
Sementara perubahan rincian pemegang saham FORU berikut dengan kepemilikannya pada tanggal 31 Desember 2014 berdasarkan catatan yang dikelola oleh PT Sinartama Gunita, Biro Administrasi Efek, adalah sebagai berikut:
Pemegang Saham
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh (Rp)
PT Karya Citra Prima Masyarakat (pemilikan di bawah 5%) Jumlah
Persentase Pemilikan Jumlah Modal Saham (%)
(Rp)
431.474.200
92,75
43.147.420.000
33.749.800
7,25
3.374.980.000
465.224.000
100,00
46.522.400.000
Tambahan Modal Disetor Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, rincian tambahan Modal Disetor - Bersih adalah sebagai berikut: (dalam rupiah)
2014
2013
6.150.000.000
6.150.000.000
613.440.000
613.440.000
Beban emisi efek ekuitas
(3.167.567.104)
(3.167.567.104)
Sub Jumlah
3.595.872.896
3.595.872.896
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
3.553.096.441
3.553.096.441
Jumlah
7.148.969.337
7.148.969.337
Agio saham Penawaran umum perdana Agio saham yang berasal dari penambahan modal saham atas pelaksanaan Waran Seri I
KebiJAKAN DIVIDEN Perjanjian dalam prospektus FORU menyebutkan, apabila Pendapatan Bersih pertahun kurang dari Rp15 milyar, maka dividen yang dibagikan sebesar 15% dari Laba Bersih. Apabila Pendapatan Bersih per tahun lebih dari Rp15 milyar, maka dividen yang dibagikan sebesar 20% dari Laba Bersih. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada tanggal 25 Juni 2014 dan telah dinyatakan dengan Akta Notaris Leolin Jayayanti, S.H., No. 68 pada tanggal yang sama, para pemegang saham Entitas Induk telah menyetujui untuk membentuk tambahan cadangan umum sebesar Rp1.587.275.000 atau 15% dari laba bersih tahun 2013 dan melakukan pembagian dividen sebesar Rp10 per lembar saham atau total sebesar Rp4.652.240.000.
PT Fortune Indonesia Tbk
073
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Pembagian dividen tahun buku 2013 yang dibagikan pada tahun 2014 sebagai berikut: Jumlah Laba Bersih Tahun Buku 2013
Rp10.581.287.564
Jumlah Saham
465.224.000 lembar
Dividen per lembar saham
Rp10
Dividen tunai yang dibagikan
Rp4.652.240.000
Rasio pembagian Dividen
43,97%
Pembagian dan pembayaran dividen tahun buku 2009 hingga 2013 sebagai berikut: Tahun Buku
2009
Laba Bersih
Jumlah Saham
Dividen per Lembar Saham
Dividen Kas yang Dibagikan
Rasio Pembagian Dividen
(Rp)
(lembar)
(Rp)
(Rp)
(%)
4
1.860.895.998
28,28
4
1.860.895.998
19,29
7
3.256.568.000
25,14
6.579.909.457
2010
9.648. 825.265
2011
12.953.959.994
2012
12.658.611.833
7
3.256.568.000
25,73
2013
10.581.287.564
10
4.652.240.000
43,97
465.224.000
Ikatan Material dan realisasi untuk Investasi ASET TETAP Di sepanjang tahun 2014, FORU melakukan investasi perolehan aset tetap senilai Rp914 juta.
Informasi dan Fakta Material yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan Akuntan Pada laporan keuangan tahun 2014, tidak ada informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan.
Program kepemilikan saham oleh warga dan atau manajemen Hingga akhir tahun 2014, FORU tidak memiliki program kepemilikan saham oleh warga dan atau manajemen.
Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Dana hasil penawaran umum telah digunakan FORU dan telah disampaikan kepada otoritas dan lembaga terkait. Pada tahun 2014, tidak lagi terdapat sisa dana hasil penawaran umum.
074
Informasi Mengenai Investasi, Ekspansi, Divestasi, Penggabungan/Peleburan Usaha, Akuisisi atau Restrukturisasi Utang/Modal Informasi Mengenai Investasi Selama tahun 2014, tidak ada informasi terkait investasi. Informasi Mengenai Divestasi Pada tahun 2014, FORU melepaskan saham pada entitas asosiasi, PT Fortune Travindo (Travindo) melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Travindo yang diaktakan oleh Notaris Leolin Jayayanti, S.H. akta No. 67 pada tanggal yang sama, mengenai perubahan susunan kepemilikan saham Fortune Travindo. Hasil RUPSLB tersebut menegaskan bahwa FORU menjual seluruh kepemilikannya pada Fortune Travindo kepada PT Grahaadhika Fortune, pihak berelasi, sebesar Rp2,25 miliar. Kerugian atas penjualan mutasi saham tersebut sebesar Rp1,81 miliar dicatat dalam akun “Rugi penjualan investasi pada Entitas Asosiasi” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun 2014. Informasi Mengenai Penggabungan/ Peleburan Usaha Di sepanjang tahun 2014, FORU tidak melakukan penggabungan/peleburan usaha. Informasi Mengenai Restrukturisasi Utang/Modal Tidak ada informasi terkait restrukturisasi utang/modal selama tahun 2014.
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
memenuhi salah satu hal berikut: i. Entitas dan FORU adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya Perusahaan, Entitas Anak, dan Entitas Anak berikutnya terkait dengan entitas lain). ii. Satu entitas adalah Entitas Asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau Entitas Asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang entitas lain tersebut adalah anggotanya). iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah Entitas Asosiasi dari entitas ketiga.
Informasi Transaksi dengan Pihak berelasi FORU melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi seperti yang didefinisikan dalam PSAK 7 (revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. Transaksi tersebut dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak. Beberapa persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan persyaratan yang dilakukan dengan pihakpihak yang tidak berelasi. Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan FORU: a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan FORU jika orang tersebut; i. Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas FORU; ii. Memiliki pengaruh signifikan atas FORU; atau, iii. Personil manajemen kunci FORU. b. Suatu entitas berelasi dengan FORU, jika Sifat Pihak Berelasi Pihak-pihak Berelasi
Sifat Hubungan
Sifat Transaksi
PT Prima Rancang Buana
Manajemen yang sama dengan Entitas Induk
Piutang pihak berelasi dan utang usaha
PT Fortune Travindo
Manajemen yang sama dengan Entitas Induk
Piutang pihak berelasi, utang usaha dan utang pihak berelasi
Fortune PR Singapore Pte., Ltd
Manajemen yang sama dengan Entitas Induk
Piutang pihak berelasi
PT Teknografika Nusantara
Manajemen yang sama dengan Entitas Induk
Piutang pihak berelasi
Tentang keseluruhan transaksi pihak berelasi dapat dilihat pada lampiran Laporan Keuangan Konsolidasian Tahun 2014, poin 9 pada hal. 25 dan 26. dampak Perubahan Peraturan Perundang-undangan Pemberlakuan Peraturan Presiden No. 39 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal sebagai revisi atas Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2010 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal memberikan perubahan pada klasifikasi industri dan besaran kepemilikan asing dalam setiap industri. Pada Perpres No. 36 Tahun 2010, Periklanan sebagai bidang usaha FORU ditempatkan dalam klasifikasi bidang Kebudayaan dan Pariwisata, dengan tidak adanya kepemilikan asing pada usaha Periklanan. Sementara Perpres No. 39 Tahun 2014 menempatkan Periklanan dalam klasifikasi bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
PT Fortune Indonesia Tbk
dengan izin kepemilikan asing mencapai maksimal 51%. Atas perubahan peraturan perundangundangan tersebut, persaingan dalam bidang periklanan akan sangat terbuka, dimana FORU akan berhadapan langsung dengan perusahaan periklanan berkepemilikan asing. Perubahan Kebijakan Akuntansi Tidak ada perubahan kebijakan akuntansi dalam penyajian laporan keuangan FORU tahun 2014.
075
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Potensi dan Proyeksi Tahun 2015 menjadi tahun yang optimis bagi FORU. Selain beberapa program kampanye iklan yang tertunda di tahun 2014 menjadi investasi di tahun 2015, kondisi politik yang stabil pasca Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden akan mendorong belanja iklan dari pelaku usaha untuk gencar mengkampanyekan produk dan atau program yang dimilikinya. Di samping itu, tren media digital akan menjadi fokus utama FORU dalam memanfaatkan lini dan bentuk media yang dapat menyentuh lebih banyak khalayak dan memberikan nilai tambah baru bagi klien/pengiklan.
Proyeksi 2015 - 2016 180 160 140 120 100 80 60 40 20
2015 TELEVISI
2016
KORAN
MAJALAH
DIGITAL
* dalam triliun rupiah * sumber: Nielsen Ad Quest 2014, redwing Tren Kinerja Keuangan FORU 2012 – 2016 2012 (telah diaudit) Pendapatan Usaha
2013 (telah diaudit)
(dalam jutaan rupiah) 2014 (telah diaudit)
2015 (proyeksi)
2016 (proyeksi)
480.147,07
407.406,72
404.324,18
583.000,00
700.000,00
Laba Sebelum Beban Pajak Penghasilan
17.018,21
13.809,60
6.181,04
15.500,00
21.967,75
Laba Bersih Tahun Berjalan
12.658,61
10.581,29
3.888,71
11.625,00
16.475,81
Satu hal yang menjadi perhatian FORU adalah diberlakukannya Peraturan Presiden (Perpres) No. 39 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal sebagai revisi atas Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2010 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal. Perpres ini membuka kemungkinan kepemilikan asing terhadap investasi dalam industri periklanan Indonesia mencapai 51%. Selain mendorong
076
persaingan yang sangat terbuka, peraturan ini justru tidak menciptakan penyerapan produk luar negeri ke dalam industri periklanan dalam negeri. Produk luar negeri akan memanfaatkan jaringan internasional dan perusahaan periklanan yang berafiliasi untuk melakukan aktivitas dan belanja iklan di Indonesia.
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
Sumber Daya Manusia Jumlah sumber daya manusia FORU sampai dengan 31 Desember 2014 adalah 231 orang. Berikut ini adalah perbandingan jumlah dan komposisi sumber daya manusia FORU berdasarkan pembagian usia, tingkat pendidikan, serta status jabatan.
Salah satu aspek penting yang memiliki kontribusi besar dalam perkembangan FORU mencapai posisinya sekarang ini adalah aspek sumber daya manusia. Kreativitas sumber daya manusia merupakan kunci utama dalam penciptaan solusi kreatif di bidang komunikasi pemasaran selain tentunya client services kepada pengguna jasa FORU.
Perbandingan SDM FORU Tahun 2013 dan 2014
Dengan melihat peran kunci sumber daya manusia dalam sebuah organisasi usaha, maka FORU senantiasa memberikan perhatian yang besar terhadap pengembangan dan pemanfaatan sumber daya manusianya secara efektif sesuai dengan misi usaha yang diemban Perusahaan. Karena tanpa sumber daya manusia yang berkualitas, sulit bagi FORU untuk terus mendorong peningkatan keunggulan kompetitif Perusahaan.
2013
2014
Fortune Indonesia
153
149
Fortune Pramana Rancang
75
57
Fortune Adwicipta
12
10
Pelita Alembana Total Warga
17
15
257
231
Komposisi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Fortune Indonesia
Fortune Pramana Rancang
Fortune Adwicipta
Pelita Alembana
Total FORU
Di bawah SMA
4
-
-
-
4
SMA/Diploma
43
1
1
4
49
S1
99
51
8
11
169
S2
3
5
1
-
9
149
57
10
15
231
Tingkat Pendidikan
Total Warga
Perbandingan Disajikan Dalam Infografis Tingkat Pendidikan (Total FORU)
2013
2014
7
4
Di bawah SMA SMA/Diploma
84
49
S1
161
169
S2
5
9
Komposisi Berdasarkan Status Jabatan Fortune Indonesia
Fortune Pramana Rancang
Fortune Adwicipta
Pelita Alembana
Total FORU
Director ( 8- 9)
4
1
-
-
5
Division/ Unit Head ( 5-7 )
15
5
1
4
25
Manager ( 4 )
25
10
2
1
38
Staff ( 2-3 )
105
41
7
10
163
Level
Non-Staff ( I ) Total Warga
PT Fortune Indonesia Tbk
0
0
0
0
0
149
57
10
15
231
077
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Perbandingan Disajikan Dalam Infografis Level (Total FORU)
Director ( 8- 9)
2013
2014
9
5
Division/ Unit Head ( 5-7 )
40
25
Manager ( 4 )
27
38
Staff ( 2-3 )
161
163
Non Staff ( I )
14
0
Komposisi Berdasarkan Usia Fortune Indonesia
Fortune Pramana Rancang
Fortune Adwicipta
Pelita Alembana
Total FORU
21-30
77
31
3
7
118
31-40
30
21
7
7
65
41-50
24
3
-
1
28
di atas 51
18
2
-
-
20
149
57
10
15
231
Kelompok Usia
Total Warga
Perbandingan Disajikan Dalam Infografis Kelompok Usia (Total FORU) 21-30
2013
2014
121
118
31-40
76
65
41-50
39
28
di atas 51
21
20
Pendidikan dan Pelatihan FORU memiliki tradisi dan budaya knowledge sharing yang kuat dan panjang. Sebuah tradisi yang terbangun dari keinginan dan kesadaran untuk terus memelihara dan mengembangkan sumber daya manusia. Hal ini tidak hanya membuat FORU menjadi tempat bekerja semata tetapi juga sebagai tempat untuk menambah pengetahuan dan kompetensi di bidang komunikasi pemasaran. Salah satu aktivitas pembelajaran di FORU adalah memperbaharui informasi tentang perkembangan dunia kreatif yang penting diketahui oleh warga FORU Unit Knowledge Management dibentuk oleh FORU untuk menyebarluaskan informasi ini dan memfasilitasi knowledge sharing seluruh warga FORU. Pemanfaatan teknologi informasi dalam proses pendidikan warga FORU mencakup pengoperasian sebuah portal online yang disebut Galaktika yang didesain menjadi sebuah media sosial bagi warga
078
FORU. Galaktika memungkinkan warga FORU bertukar dan mendapatkan informasi baik yang bersifat umum (informasi mengenai tren dunia komunikasi pemasaran, referensi, visual kreatif, dan lain-lain) dan juga yang bersifat internal perusahaan seperti peraturan Perusahaan, buku-buku digital yang berkaitan dengan anak-anak, usaha dan dunia kreatif, serta masih banyak lagi yang lainnya. FORU juga mendorong partisipasi warga FORU dalam penyelenggaraan program pengembangan yang mencakup kursus/pelatihan dan seminar. Untuk tahun 2014, FORU menganggarkan dana sebesar Rp323.485.259 untuk program pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia. Program pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia FORU dilakukan secara mandiri maupun melibatkan pihak ketiga. Berikut ini adalah daftar pelatihan yang telah diadakan dan diikuti di sepanjang tahun 2014.
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
Program Pengembangan Kompetensi SDM FORU
Fortune Indonesia Tanggal
Nama Acara
Tempat
Nama Warga
Tim
Level
23 Januari
HR Competencies in the New World
Jakarta
Wardiah Fitriani
HCD
Assistant Manager
1 Februari
Retaintion & Development Program
Jakarta
Jessica Carla
Activator
Senior Manager
18 Februari
Digital Strategy Masterclass "Transformation Work"
Jakarta
Vega Pattiasina
Digital
Planning Director
4 Maret
Overview of Video Advertising
Jakarta
Eka Diah Sugiarti, Andi Primaretha, Citra Diamante, Indah Rufiati, Luddy Gilang, Septian Trio, Tri Budhi Santoso
Digital
Staff – Senior Staff
Google Overview of Video Advertising
Jakarta
Vega Pattiasina
Digital
Planning Director
5-9 Maret
ADFEST 2014
Thailand
Muhamad Arif Budiman K, Seto Hendrianto
Kreatif, Activator
Specialist, Account Manager
14 Maret
Google Analytics – Beginner
Jakarta
Eka Diah Sugiarti
Digital
Staff
27 Maret
Google Agency Business Model
Jakarta
Firzi Syailendra Abidin
Digital
Unit Director
Soft-Skill: Google Agency Business Model
Jakarta
Diana Marsilia Renata
Digital
Account Director
2 April
Leveraging Emotional Intelligence to Retain & Win
Jakarta
Wimala Sukma Djafar
Communication
Manager
23 April
Strategic Planning
Jakarta
Tri Budhi Santoso
Digital
Senior Staff
Media, Digital
Unit Director – staff
25 April
Pitch to Win
Jakarta
Ahmad Bahtiar Rifai, Firzi Abidin, Reza Ardiansyah
5 Mei
Strategic Thinking Framework In Media
Jakarta
Indah Rufiati
Digital
Staff
15-16 Mei
Mini Workshop & Outbond
Puncak, Bogor
Nur Rochim Achmad Anwari, Wardiah Fitriani, Erica Camilla Nasution
HCD
Assistant Director – staff
Digital
Planning Director – staff
5 Juni
Effective Contect Marketing
Jakarta
Adinda Avrilya, Arius Arif, Clarinda Winza, Firzi, Reni Kurniawan, Reza Ardiansyah, Vega Pattiasina, Wulan Ramdhani
3 Juli
HR: Strategi Human Capital Menghadapi AFTA 2015
Jakarta
Wardiah Fitriani, Hary Murti
HCD
Senior Specialist, Assistant Manager
17 Juli
Event KPI's Measurement
Jakarta
Windhy Widias Mundhy
Activator
Account Director
10 September
Super Communication Skills to Sell Your Ideas
Jakarta
Adinda Avrilya
Digital
Account Manager
11 September
Empowerment and Delegation
Jakarta
Jessica Carla
Activator
Senior Manager
18-21 September
APMF 2014
Bali
Maria Antoinette Wetik
Media
Unit Director
23 September
Spikes Asia
Singapura
Kartika Putri
Activator
Staff
PT Fortune Indonesia Tbk
079
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Tanggal
Nama Acara
Tempat
Nama Warga
Tim
Level
31 September
How to Set KPI to Your Digital Campaign
Jakarta
Septian Rio Renaldo
Digital
Specialist
30 Oktober
Basic Compensation & Benefit
Jakarta
Erica Camilla Nasution
HCD
Staff
27 November
IHCS (Indonesia Human Capital Study)
Jakarta
Nur Rochim Achmad Anwari, Wardiah Fitriani
HCD
Assistant Director – Assistant Manager
28 November
Copywriting is Dead
Jakarta
Gery Airlangga Adrianto
Digital
Staff
Fortune Pramana Rancang Tanggal
Nama Acara
Tempat
Nama Warga
Tim
Level
22 Februari 2 Maret
ICF Accredited Training Program The Art and Science of Coaching batch 2 Batch 1
Jakarta
Indira Ratna Dewi Abidin
BOD
Chief Happiness Officer
23 Mei - 4Jun
ACC Preparation Program Erickson International
Jakarta
Indira Ratna Dewi Abidin
BOD
Chief Happiness Officer
26 Okt - 3Nov
ICF Accredited Training Program The Art and Science of Coaching batch 2
Bali
Indira Ratna Dewi Abidin
BOD
Chief Happiness Officer
19 November
Pelatihan MBP
27 November
Seminar Indonesia Economic Outlook 2015
Jakarta
Ati Muziati Muchtar
19 Nov-20 Nov
MBP Auk Murat
Jakarta
Ayu Meganingrum
19 November
PR Measurement Conference Indonesia
Jakarta
Sarma Dahita Silalahi
FHC
Staff
6 Mar – 5 Apr
Klinik Menulis Tempo
Jakarta
Ivan Christianto
FTECH
Staff
Jakarta
Ati Muziati Muchtar
Management
Managing Director
Management
Managing Director
Management
Senior Associate Director
Pelita Alembana Tanggal 1 Agustus 2014
Nama Acara
Leveraging Emotional Intelligence
Tempat Jakarta
Non Diskriminatif FORU memberikan perlakuan yang sama dan setara kepada para warga untuk mendapatkan kesempatan tumbuh dan berkembang di dalam Perusahaan. Hal ini berlaku untuk jenjang karir dan kesempatan mengikuti program pelatihan dan pendidikan yang dijalankan oleh FORU.
080
Nama Warga Wimala Sukma Djafar
Tim Communication
Level Manager
Prinsip kesetaraan ini dijalankan untuk memberikan kesempatan kepada warga FORU agar memberikan yang terbaik bagi FORU dalam upayanya menghasilkan solusi yang terbaik kepada pengguna jasa FORU.
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
Kegiatan Warga Komitmen FORU lainnya dalam konteks pembinaan sumber daya manusianya adalah dengan memberikan dukungan kepada kegiatan warga baik yang bersifat olahraga, rekreasional maupun spiritual. Dalam bidang keagamaan, warga FORU secara rutin mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti pengajian dan persekutuan doa. Warga FORU juga aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan klub olahraga internal seperti klub olahraga futsal (Komunitas Futsal Fortune/Kosaltun), bola basket (Komunitas Basket Fortune/Kobatun), serta bulu tangkis (Persatuan Bulu Tangkis Fortune/PB Fortune). Klub-klub tersebut merupakan media bagi warga FORU untuk berekreasi setelah terlibat dalam rutinitas dan tenggat waktu. Disamping itu, kegiatan-kegiatan tersebut juga merupakan medium strategis untuk meningkatkan kolaborasi di antara warga FORU terkait dengan pekerjaan rutin mereka di kantor.
Teknologi Informasi Teknologi Informasi merupakan salah satu penopang operasional yang sangat vital bagi bisnis FORU. Oleh karenanya FORU selalu memberikan perhatian yang lebih terhadap implementasi Teknologi Informasi di setiap aspek operasionalnya. Sistem Teknologi Informasi FORU dijalankan oleh tenaga-tenaga profesional yang memiliki kompetensi baik di bidangnya. Sistem Teknologi Informasi telah diterapkan di setiap aspek operasional FORU seperti finansial, pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM), dan pemasaran. Dukungan ini pada akhirnya akan berdampak kepada peningkatan kualitas layanan FORU. Tugas dan Tanggung Jawab Divisi Teknologi Informasi bertugas memberikan dukungan sistem teknologi informasi yang andal dan mampu menopang operasional bisnis FORU secara efektif. Oleh karenanya Divisi Teknologi Informasi bertanggung jawab penuh atas kinerja tools, equipment, dan jaringan komputer di lingkungan FORU. Selain itu Divisi Teknologi Informasi juga bertanggung jawab terhadap keamanan data dan jaringan di lingkungan FORU. Selain tugas operasional tersebut, Divisi Teknologi Informasi juga melakukan pengelolaan terhadap portal internal dan website FORU agar berjalan sesuai dengan kebutuhan bisnis FORU.
PT Fortune Indonesia Tbk
Di bidang pengelolaan SDM, sistem pengelolaan kinerja warga FORU serta Komunikasi Internal sepenuhnya dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi, sehingga akuntabilitasnya lebih dapat dipertanggungjawabkan. Setiap Warga FORU dapat saling berkomunikasi dan bertukar informasi melalui portal GALAKTIKA, yaitu portal internal yang berfungsi tidak hanya untuk saling berkomunikasi tetapi juga untuk sosialisasi kebijakan-kebijakan Perusahaan serta pendistribusian informasi terbaru dan penting terkait dengan persoalan kepegawaian, Standard Operating Procedure, pemasaran, progress report dari setiap program kampanye yang sedang dijalankan, serta kalender kegiatan. Untuk keamanan jaringan FORU juga telah memiliki sistem Disaster Recovery System yang didukung oleh pihak ketiga yang memiliki kompetensi di bidangnya. Selain itu, back up data di server dilakukan setiap hari untuk melindungi setiap data penting Perusahaan. Peran dan Teknologi Informasi dalam Kualitas Layanan Selain dukungan operasional tersebut di atas, teknologi informasi berperan dalam menentukan kualitas layanan yang diberikan FORU kepada para pemangku kepentingan. Implementasi teknologi informasi yang baik, termasuk keamanan jaringan dan data, pada akhirnya akan menentukan hasil akhir dari produk yang dihasilkan FORU.
081
04 tata kelola perusahaan
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Pendahuluan
FORU menyadari bahwa praktek tata kelola perusahaan merupakan salah satu sumber penggerak penting yang mendorong Perusahaan untuk mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, dan membangun kepercayaan dari para pemegang saham dan pemangku kepentingan. Dengan menerapkan tata kelola yang baik niscaya dapat mendorong kinerja Perusahaan untuk berfungsi secara efisien guna menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar. Adapun tujuan penerapan tata kelola perusahaan di lingkungan Perusahaan adalah untuk: »» Mengendalikan dan mengarahkan hubungan antara pemegang saham, Dewan Komisaris, Direksi, warga, klien, mitra kerja, serta masyarakat dan lingkungan. »» Mendorong dan mendukung perkembangan Perusahaan. »» Mengelola sumber daya secara lebih baik. »» Mengelola risiko secara lebih baik. »» Meningkatkan pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan. »» Mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan Perusahaan. »» Meningkatkan citra Perusahaan menjadi lebih baik.
084
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
FORU melalui jajaran Dewan Komisaris, Direksi, dan segenap warga FORU mempunyai komitmen untuk melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan berlandaskan pada nilai-nilai pokok yang tertuang pada budaya kerja Perusahaan.
Manfaat mendasar bagi perusahaan yang menerapkan tata kelola perusahaan adalah terjaminnya kelangsungan hidup perusahaan (perpetually sustainable). Dengan kata lain manfaat dari penerapan tata kelola perusahaan ini sebenarnya akan tampak dalam jangka panjang dalam bentuk tren kinerja perusahaan yang tinggi (high performance) serta citra perusahaan yang baik (good corporate image).
Accountability (Akuntabilitas)
FORU mengimplementasikan prinsipprinsip tata kelola perusahaan yang dikenal dengan sebutan TARIF, yaitu: Transparency (transparansi), Accountability (akuntabilitas), Responsibility (tanggung Jawab), Independence (independen), dan Fairness (kesetaraan) dalam setiap aktivitas unit dan lini bisnis agar selalu bertumbuh kembang dalam menghadapi berbagai perubahan. Berikut penjelasannya:
Melaksanakan tanggung jawabnya dengan berpedoman pada asa kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku demi memberikan perhatian lebih kepada masyarakat dan lingkungan
Transparency (Transparansi)
Fairness (Kesetaraan dan Kewajaran)
Senantiasa menyediakan informasi laporan keuangan, laporan tahunan serta informasi lain yang relevan dengan akurat, jelas, dan tepat waktu secara terbuka kepada pemegang saham dan juga pemangku kepentingan.
Memberikan porsi yang adil dan sama rata dalam hal memenuhi setiap hak para pemangku kepentingan.
PT Fortune Indonesia Tbk
Memastikan bahwa semua keputusan yang dituangkan dalam tindakan strategis yang dijalankan dapat dipertanggungjawabkan secara jelas dan tertuang dalam laporan pengukuran kinerja, laporan pertanggungjawaban, dan laporan pengendalian internal sebagai bentuk akuntabilitas nyata.
Responsibility (Pertanggungjawaban)
Independence (Kemandirian) Menjalankan kegiatannya secara mandiri, tanpa paksaan atau pun tekanan dari pihak mana pun.
085
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Budaya Perusahaan
FANTASTIS/FENOMENAL Fantastis/fenomenal dalam berfikir Fantastis/fenomenal dalam bekerja
LONCATAN KREATIVITAS Lompatan sikap Lompatan inovasi Lompatan penghargaan
YAKIN AKAN HASIL YANG GEMILANG Pengembangan bisnis untuk maksimalisasi keuntungan dan manfaat
086
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
Struktur Tata Kelola Perusahaan
Rapat Umum Pemegang Saham Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) merupakan hak dan wewenang Pemegang Saham dalam mengendalikan kinerja perusahaan di bawahnya dalam batas yang ditentukan oleh undang-undang atau anggaran dasar. Keputusan yang diambil dalam RUPST dan RUPSLB dilakukan secara transparan dengan memperhatikan kepentingan usaha Perusahaan. RUPS merupakan organ perusahaan yang berfungsi sebagai wadah para pemegang saham dalam mengambil keputusan penting berkaitan dengan modal yang ditanam pada perusahaan, dengan memperhatikan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan. Sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan, RUPST diselenggarakan secara rutin setiap tahun dan RUPSLB dapat dilaksanakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pada tahun 2014, Perusahaan telah melaksanakan RUPS sebanyak 1 (satu) kali yaitu RUPST. Perincian penyelenggaraan dan keputusan RUPS PT Fortune Indonesia Tbk. yang diselenggarakan pada tanggal 25 Juni 2014, adalah sebagai berikut:
PT Fortune Indonesia Tbk
1. Laporan Tahunan »» Laporan Keuangan yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca akhir tahun buku mengenai kinerja keuangan Perusahaan di tahun yang baru dalam perbandingan dengan tahun buku sebelumnya. »» Laporan mengenai kegiatan Perusahaan dan pencapaiannya. »» Nama anggota Direksi dan anggota Komisaris (termasuk jika ada pergantian). »» Laporan pelaksanaan tata kelola Perusahaan. »» Laporan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. 2. Pemberian pelunasan dan pembebasan tanggung jawab (acquit et decharge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris. 3. Penggunaan laba Perusahaan tahun buku 2013. 4. Penetapan Tantiem Direksi dan Dewan Komisaris tahun buku 2013. 5. Penetapan Gaji Direksi, Honorarium Dewan Komisaris dan Tunjangan serta fasilitas tahun 2014.
087
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Hasil Keputusan RUPST 1. a. Menerima baik dan memberikan persetujuan atas Laporan tahunan Direksi untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 serta Rencana Kerja 2014. b. Menerima baik laporan Dewan Komisaris untuk tahun buku 2013. 2. Mengesahkan Laporan Keuangan Audit untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 yang terdiri dari Neraca per 31 desember 2013 dan perhitungan Laba Rugi Perseroan untuk tahun buku 2013, maka dengan demikian memberikan pelunasan dan pembebasan (acquit et de charge) kepada para anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan kepengurusan dan pengawasan yang mereka jalankan selama tahun buku 2013 sejauh tindakantindakan kepengurusan dan pengawasan tercermin dalam Neraca dan Perhitungan Laba Rugi Perseroan. 3. a. Menetapkan penggunaan laba bersih Perseroan untuk tahun buku 2013 digunakan sebagai berikut: »» Sebesar Rp4.652.240.000 akan dibagikan sebagai dividen tunai kepada para pemegang saham atau setara dengan Rp10 untuk setiap saham.
088
»»
Sebesar 15% keuntungan yang diperoleh akan digunakan sebagai cicilan untuk dana cadangan Perseroan.
»»
Sisa keuntungan yang diperoleh Perseroan setelah dikurangi dengan dividen dan dana cadangan sebesar 15% akan dicatatkan sebagai laba ditahan untuk keperluan modal kerja dan pengembangan usaha Perseroan di masa yang akan datang.
b. Memberi kuasa kepada Direksi Perseroan untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan sehubungan dengan pembagian dividen. 4. Memberi kewenangan kepada Direksi Perseroan untuk memilih dan menunjuk Akuntan Publik Perseroan yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan, yang akan mengaudit keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berjalan dan berakhir pada 31 Desember 2014, termasuk melakukan penetapan honorariumnya serta prasyarat penunjukkan lainnya. a. Menyetujui pengunduran diri Farida Eva Rianty Hutapea terhitung sejak tanggal rapat, dan memberikan pembebasan sepenuhnya (acquit et de charge) untuk melaksanakan kewajiban pengawasan selama menjabat.
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
b. Menetapkan susunan anggota Dewan Komisaris Perseroan dari tanggal rapat sampai masa jabatannya berakhir pada tahun 2016 menjadi sebagai berikut: »» Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen : Dedi Sjahrir Panigoro »» Komisaris : Kasman Ardan »» Komisaris : Miranty Abidin »» Komisaris : Lucia Novenna Budiono c. Tidak mengubah susunan Direksi Perseroan dan selanjutnya menegaskan susunan anggota Direksi sampai dengan masa jabatan berakhir di tahun 2016 adalah sebagai berikut: »» Direktur Utama : Indra Abidin »» Direktur : Herman Muljadi Sulaeman
04
05
f. Menetapkan kenaikan remunerasi seluruh anggota Dewan Komisaris untuk periode 1 tahun berikutnya, berlaku terhitung sejak bulan Juli 2014 sampai dengan Juni 2015 sebesar 10%. Seluruh hasil keputusan RUPST telah dilaksanakan oleh perseroan termasuk pembagian dividen, penunjukan kantor akuntan publik, dan perubahan susunan Dewan Komisaris. Hasil Keputusan RUPSLB 2014 Pada tahun 2014, FORU tidak mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa.
d. Menyetujui memberi kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan untuk melakukan segala tindakan yang berhubungan dengan perubahan susunan anggota Dewan Komisaris Perseroan tersebut, sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. e. Menyetujui memberi kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan untuk dan atas nama Rapat Umum Pemegang Saham, untuk menetapkan remunerasi serta tugas dan wewenang Direksi Perseroan untuk sisa masa jabatan terhitung sejak rapat.
PT Fortune Indonesia Tbk
089
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Dewan Komisaris Jumlah, Komposisi, dan Masa Jabatan Dewan Komisaris Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, maka Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham. Nama
Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, maka susunan Dewan Komisaris FORU tahun 2014 mengalami perubahan, karena pengunduran diri Farida Eva Rianti Hutapea resmi disetujui. Dengan demikian komposisi Dewan Komisaris FORU per 2014 adalah sebagai berikut :
Jabatan
Mulai
Berakhir
Dedi Sjahrir Panigoro
Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen
Juni 2011
Juni 2016
Kasman Ardan
Komisaris
Juni 2011
Juni 2016
Miranty Abidin
Komisaris
Juni 2011
Juni 2016
Lucia Novenna Budiono
Komisaris
Juni 2011
Juni 2016
Farida Eva Rianti Hutapea*
Komisaris Independen
Juni 2011
Juni 2014
* Pada Juni 2014, pengunduran diri Farida Eva Rianti Hutapea disetujui pada RUPS Tahunan 2014
Fungsi dan Wewenang Dewan Komisaris Dewan Komisaris terdiri dari 4 (empat) orang anggota, yaitu 1 (satu) orang Komisaris Utama yang merangkap sebagai Komisaris Independen dan 3 (tiga) orang Komisaris yang memiliki tugas dan tanggung jawab sesuai bidang yang dikuasai. Kegiatan Dewan Komisaris yaitu mengadakan rapat internal rutin yang dihadiri oleh Anggota Dewan Komisaris dan Komite Audit. Profil Anggota Komisaris dimuat dalam bab tersendiri dalam Laporan Tahunan ini (baca halaman 36-37).
090
Secara garis besar Dewan Komisaris telah melaksanakan fungsi pengawasan terhadap kelangsungan usaha, termasuk melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi, serta memberikan nasihat kepada Direksi, mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Perusahaan. Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris dibantu organ Komisaris yaitu Komite Audit.
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Dewan Komisaris memiliki tugas melakukan pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi atas pengelolaan Perusahaan. Pengawasan yang dilakukan Dewan Komisaris antara lain dimaksudkan agar tercipta kesesuaian dan konsistensi pelaksanaan kegiatan usaha Perusahaan dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2014, implementasi prinsip tata kelola perusahaan dan manajemen risiko pada seluruh unit organisasi dapat berjalan dengan baik. Berikut adalah pembagian tugas dari masingmasing komisaris FORU: 1. Dedi Sjahrir Panigoro (Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen) Melaksanakan tugas dan wewenang Komisaris khususnya di bidang operasional dan new business development. 2. Kasman Ardan (Komisaris) Melaksanakan tugas dan wewenang Komisaris khususnya di bidang keuangan dan operasional. 3. Miranty Abidin (Komisaris) Melaksanakan tugas dan wewenang Komisaris khususnya di bidang new business development.
04
05
Pengawasan yang dilakukan Dewan Komisaris bertujuan untuk mengetahui secara berkala atas pencapaian kinerja selama tahun 2014, sebagai sarana early warning system, dan memastikan bahwa sistem pengendalian intern telah mendukung pencapaian kinerja Perusahaan. Sementara itu, pembagian tugas tersebut dimaksudkan agar seluruh tugas yang dilakukan oleh Direksi dapat diawasi secara lebih baik dan fokus oleh Dewan Komisaris. Meski demikian, dalam memutuskan dan membahas suatu masalah, Dewan Komisaris senantiasa secara bersama-sama membicarakan dan mendiskusikannya dengan komprehensif dalam suatu rapat Dewan Komisaris. Pengawasan oleh Dewan Komisaris dilakukan antara lain dengan cara: 1. Meminta keterangan secara tertulis kepada Direksi tentang suatu permasalahan di Perusahaan. 2. Melakukan kunjungan ke unit kerja/ kantor cabang/proyek tertentu, baik dengan (atau tanpa) pemberitahuan kepada Direksi sebelumnya. 3. Memberikan tanggapan atas laporan berkala dari Direksi. 4. Menugaskan Komite untuk melakukan tugas-tugas pengawasan sebagaimana yang tercantum dalam Piagam Komite.
4. Lucia Novenna Budiono (Komisaris) Melaksanakan tugas dan wewenang Komisaris khususnya di bidang new business development.
PT Fortune Indonesia Tbk
091
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Penilaian Kinerja Komisaris »» Komisaris melakukan penilaian sendiri atas kinerjanya, antara lain mencakup kehadiran dalam rapat, pengetahuan bisnis, identifikasi risiko usaha, ketajaman pengawasan, dan implementasi tata kelola perusahaan. »» Komisaris harus menetapkan indikatorindikator yang akan digunakan dalam melakukan penilaian kinerjanya. »» Komisaris Utama menetapkan uraian tugas masing-masing Anggota Komisaris. Kriteria Seluruh anggota Dewan Komisaris: »» Memiliki integritas, kompetensi, dan reputasi keuangan yang memadai. »» Tidak pernah dinyatakan pailit dan atau dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perusahaan dinyatakan pailit. »» Tidak pernah melakukan tindakan tercela dan tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan. Dewan Komisaris memiliki Pedoman dan Etika Kerja yang mengikat bagi setiap anggotanya. Sesuai peraturan yang berlaku, dewan komisaris wajib memiliki 30% anggota yang independen. Perseroan telah memenuhi ketentuan tersebut termasuk persyaratan independensi dari anggota dewan komisaris tersebut.
092
Independensi Dewan Komisaris melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen dan tidak mendapat intervensi dari pemegang saham ataupun pihak lain. Dewan Komisaris dalam memandang dan menyelesaikan masalah selalu menjauhkan kepentingan pribadi dan menghindari benturan kepentingan. Ketentuan Jabatan Komisaris »» Komposisi Komisaris harus efektif sehingga memungkinkan pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan efektif, tepat, cepat, dan independen. »» Anggota Komisaris tidak diperkenankan merangkap jabatan lain pada badan usaha swasta/milik negara lainnya yang dapat menimbulkan benturan kepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan kepentingan Perusahaan dan tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan. »» Sesama anggota Komisaris dan sesama anggota Direksi serta antara anggota Komisaris dengan anggota Direksi tidak boleh ada hubungan darah keluarga. »» Masa Jabatan : a. Anggota Komisaris diangkat oleh RUPS untuk masa jabatan selama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali. Jika sebelum masa jabatan Komisaris berakhir terdapat penggantian anggota Komisaris, maka anggota Komisaris baru tersebut mempunyai jabatan selama sisa masa jabatan Komisaris yang digantikannya.
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
»»
»»
»»
03
b. Jabatan anggota Komisaris berakhir apabila masa jabatannya berakhir, mengundurkan diri, tidak lagi memenuhi persyaratan perundangundangan, meninggal dunia, atau diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS. Sistem Remunerasi Remunerasi anggota Komisaris ditetapkan oleh RUPS termasuk pemberian uang jasa dan tunjangan purna jabatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Komisaris, maka pengisian jabatan tersebut dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan. Anggota Komisaris dapat diberhentikan untuk sementara oleh RUPS jika melakukan tindakan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar atau melalaikan kewajibannya, atau terdapat alasan yang kuat.
Pedoman Perilaku Komisaris Jajaran komisaris hendaknya menjadi panutan sebagai contoh perilaku bagi warga. Komisaris harus menghindari segala bentuk timbulnya benturan kepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung serta menjaga keamanan dan kerahasiaan informasi Perusahaan. Interaksi antara Komisaris dengan pemegang saham harus harmonis dengan mengacu kepada pedoman sebagai berikut:
PT Fortune Indonesia Tbk
04
»»
»»
»»
05
Memberikan pendapat serta saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang diusulkan Direksi. Mengikuti perkembangan kegiatan perusahaan, memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi kepengurusan perusahaan. Melaporkan dengan segera kepada Rapat Umum Pemegang Saham apabila terjadi gejala menurunnya kinerja Perusahaan.
Sementara itu, kewajiban Komisaris dalam rangka harmonisasi visi dengan Direksi sebagai berikut: »»
»» »» »»
Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani laporan tahunan. Melakukan pengawasan dan memberikan saran atas pengelolaan perusahaan. Melakukan penilaian atas kinerja Direksi. Komisaris dilarang melakukan transaksi yang mempunyai benturan kepentingan dan mengambil keuntungan pribadi dari kegiatan perusahaan, selain gaji dan fasilitas yang diterimanya sebagai Komisaris, yang ditentukan oleh RUPS/ Pemegang Saham.
093
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Prosedur Penetapan Remunerasi Dewan Komisaris Berdasarkan keputusan RUPS kinerja tahun 2014 yang diselenggarakan pada tanggal 25 Juni 2014, Komisaris memperoleh peningkatan remunerasi sebesar 10% dari jumlah yang diterima di periode sebelumnya. Dewan Komisaris juga berhak mendapatkan Tunjangan Hari Raya sebanyak 1 (satu) kali remunerasi per tahun. Bagan Prosedur Penetapan Remunerasi dan Nominasi Komisaris Dewan Komisaris (Fungsi Remunerasi dan Nominasi) Membahas usulan berdasarkan kajian konsultan independen serta mengusulkan kepada RUPS remunerasi dan nominasi bagi anggota Komisaris.
RUPS Menetapkan remunerasi dan Nominasi anggota Dewan Komisaris
Pengesahan Remunerasi Komisaris & Nominasi anggota Dewan Komisaris
Remunerasi Dewan Komisaris Total remunerasi dewan komisaris selama 2014 adalah sebesar Rp1.899.200.000. Rapat Dewan Komisaris Rapat Dewan Komisaris diselenggarakan minimal 1 (satu) kali dalam sebulan, untuk tahun 2014 telah diselenggarakan sebanyak 12 kali. Hasil Rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam Risalah Rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk jika terdapat perbedaan pendapat yang terjadi di dalam rapat.
094
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
Agenda Rapat dan Pokok Bahasan Dewan Komisaris Dewan Komisaris Tanggal
Agenda
Dedi S Panigoro
Kasman Ardan
Miranty Abidin
Lucia Novenna Budiono
Farida Eva Riyanti Hutapea *
23 Januari
Strategic & Business Plan 2014
Hadir
Hadir
Hadir
Hadir
Hadir
26 Februari
Laporan Keuangan 2013
Hadir
Hadir
Absen
Hadir
Hadir
26 Maret
Kinerja Perseroan 2 Bulan
Hadir
Hadir
Hadir
Absen
Hadir
23 April
Laporan Keuangan 3 Bulan Ke 1 2014
Hadir
Hadir
Hadir
Hadir
Hadir
21 Mei
Persiapan RUPS Tahunan
Hadir
Hadir
Absen
Hadir
Hadir
18 Juni
Kinerja Perseroan 5 Bulan
Hadir
Hadir
Hadir
Hadir
Hadir
16 Juli
Laporan Keuangan 3 Bulan Ke 2 2014
Hadir
Hadir
Hadir
Absen
N/A
27 Agustus
Evaluasi Tengah Tahun 2013
Hadir
Absen
Hadir
Hadir
N/A
24 September
Kinerja Perseroan 8 Bulan
Hadir
Hadir
Hadir
Hadir
N/A
22 Oktober
Laporan Keuangan 3 Bulan Ke 3 2014
Hadir
Hadir
Hadir
Hadir
N/A
19 November
Kinerja Perseroan 10 Bulan
Hadir
Absen
Hadir
Hadir
N/A
22 Desember
Evaluasi Kinerja Dan Rencana Kerja 2015
Hadir
Absen
Hadir
Hadir
N/A
* Pada Juni 2014, pengunduran diri Farida Eva Rianti Hutapea disetujui pada RUPS Tahunan 2014
PT Fortune Indonesia Tbk
095
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Rapat Gabungan Dewan Komisaris dengan Direksi Selama tahun 2014 Dewan Komisaris dan Direksi telah mengadakan rapat sebanyak 4 (empat) kali pertemuan. Topik dibahas dalam pertemuan tersebut antara lain hasil kinerja Perusahaan, Pengembangan Usaha, dan berbagai permasalahan yang lain. Rincian kehadiran sebagai berikut: Nama
Jumlah Rapat
Jumlah Hadir
Persentase
Dedi Sjahrir Panigoro
4
100%
Kasman Ardan
4
100%
Miranty Abidin
4
100%
3
75%
Farida Eva Rianti Hutapea*
2
50%
Indra Abidin
4
100%
Herman Muljadi Sulaeman
4
100%
Lucia Novenna Budiono 4
* Disetujui mengundurkan diri per Juni 2014
Program Pengembangan Dewan Komisaris Selama tahun 2014 Dewan Komisaris mengikuti berbagai program pelatihan, konferensi, seminar, atau workshop, yang diselenggarakan oleh OJK, BEI, IAI, AEI dsb. Hubungan Kerja Antara Dewan Komisaris dan Direksi »» Dewan Komisaris dan Direksi saling menghormati mengenai fungsi dan peranan masing-masing dalam
096
»»
mengurus Perusahaan sebagaimana telah diatur dalam peraturan perundang-undangan maupun Anggaran Dasar Perusahaan. Dewan Komisaris berhak memperoleh akses atas informasi Perusahaan secara tepat waktu dan lengkap, dan Direksi bertanggungjawab untuk memastikan bahwa informasi mengenai Perusahaan diberikan kepada Dewan Komisaris secara tepat waktu dan lengkap.
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
»»
03
Direksi bertanggungjawab untuk menyampaikan laporan-laporan yang diperlukan oleh Dewan Komisaris secara berkala sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Rekomendasi Dewan Komisaris Selama 2014 »» Mengarahkan Direksi dan segenap Manajemen FORU untuk bertindak strategis terkait iklim politik Indonesia. »» Agar Direksi meningkatkan kinerja Perusahaan di sektor jasa periklanan. »» Meminta Direksi menyiapkan strategi khusus terkait ketatnya perizinan di bidang pameran. »» Meminta Direksi meningkatkan pendapatan dari jasa Desain Grafis yang lebih agresif.
04
05
Direksi Jumlah, Komposisi, dan Masa Jabatan Direksi Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan Anggota Direksi diangkat oleh RUPS untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan sewaktu-waktu dengan menyebutkan alasannya. Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan kepengurusan Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan, serta mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan tentang hal dan segala kejadian dengan pembatasan sebagaimana diatur di dalam peraturan perundang–undangan, Anggaran Dasar dan atau Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham. Direksi FORU terdiri dari 2 (dua) orang anggota Direksi yang salah satunya sebagai Direktur Utama. Direksi mengadakan rapat internal setiap kali diperlukan, dihadiri seluruh Anggota Direksi, dan Sekretaris Korporasi yang bertugas menyusun Risalah Rapat Direksi.
PT Fortune Indonesia Tbk
097
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Sepanjang tahun 2014, komposisi Direksi FORU tidak mengalami perubahan. Terhitung hingga tanggal 31 Desember 2014, komposisi Direksi FORU adalah sebagai berikut: Nama
Jabatan
Mulai
Berakhir
Indra Abidin
Direktur Utama
Juni 2011
Juni 2016
Herman Muljadi Sulaeman
Direktur
Juni 2011
Juni 2016
Fungsi, Tugas, dan Wewenang Direksi Komposisi Direksi ditentukan dan diangkat dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan untuk masa kerja 5 (lima) tahun dan Pemegang Saham berhak untuk memberhentikan sewaktu-waktu melalui RUPS. Direksi mengemban amanah untuk menjalankan pengelolaan Perusahaan seperti menyusun dan melaksanakan Rencana Bisnis Perusahaan, termasuk menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit internal, auditor eksternal, menjalankan kebijakan strategis terkait segmen usaha Perusahaan, serta mengelola reputasi Perusahaan. Tugas utama Direksi adalah memimpin dan mengelola perusahaan yang sesuai dengan ketentuan anggaran dasar perusahaan, RUPS, serta undang-undang yang berlaku dengan tanggung jawab serta fungsi-fungsi sebagai berikut:
098
1.
Mengarahkan strategi operasional Perusahaan dalam menjalankan usahanya. 2. Memimpin, mengurus, dan mengendalikan Perusahaan sesuai dengan tujuan Perusahaan serta senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas. 3. Menguasai, memelihara, dan mengurus aset Perusahaan. 4. Menyusun rencana kerja tahunan, yang memuat anggaran tahunan Perusahaan, dan wajib menyampaikan kepada Dewan Komisaris untuk memperoleh persetujuan Dewan, sebelum tahun buku yang akan datang dimulai. Berdasarkan jabatan dan kompetensi khusus masing-masing anggota Direksi, setiap anggota Direksi FORU memiliki perincian tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
Indra Abidin Direktur Utama 1. Mewakili Perusahaan dalam menciptakan hubungan yang harmonis dengan pemangku kepentingan. 2. Memimpin, mengendalikan, dan mengkoordinasikan semua kegiatan di seluruh divisi. 3. Menetapkan kebijakan korporasi yang mencakup seluruh aktivitas perusahaan. 4. Menetapkan kebijakan manajemen risiko; Menyetujui perencanaan manajemen risiko. 5. Bertanggung jawab mengawasi tindak lanjut hasil pelaksanaan audit. 6. Melakukan pengawasan secara menyeluruh terhadap pelaksanaan kinerja Perusahaan. 7. Memastikan pencapaian kinerja Perusahaan sesuai dengan target. 8. Menyampaikan Laporan Perusahaan kepada pemangku kepentingan.
04
05
Herman Muljadi Sulaeman Direktur 1. Bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan Perusahaan secara keseluruhan. 2. Melakukan kebijakan terkait pengendalian biaya, waktu, maupun kualitas dalam kegiatan usaha sesuai strategi yang ditetapkan Direksi. 3. Mengelola struktur modal usaha, memastikan kecukupan likuiditas, solvabilitas serta fleksibilitas struktur keuangan Perusahaan. 4. Mengkoordinasikan dan mengawasi semua pelaksanaan proyek yang berada dalam kewenangannya. 5. Mengelola aset Perusahaan meliputi Sumber Daya Manusia (SDM) dan pengembangannya. 6. Mengembangkan bisnis Perusahaan termasuk kampanye baru serta menjaga kualitas mutu layanan dan produk Perusahaan
Kriteria »» Mayoritas anggota Direksi telah memiliki pengalaman lebih dari 5 (lima) tahun di bidang operasional sebagai Pejabat Eksekutif Perusahaan. »» Seluruh anggota Direksi berdomisili di Indonesia. »» Seluruh anggota Direksi: »» Tidak pernah dinyatakan pailit dan atau dinyatakan bersalah yang menyebabkan suatu Perusahaan dinyatakan pailit. »» Tidak pernah melakukan tindakan tercela dan tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan. »» Tidak memiliki jabatan rangkap sebagai Komisaris, Direksi, atau Pejabat Eksekutif pada Perusahaan sejenis, dan atau lembaga lain. »» Tidak memiliki hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi lain dan atau pemegang saham Perusahaan.
PT Fortune Indonesia Tbk
099
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Pedoman Perilaku Direksi Dalam menjalankan tugasnya, Direksi berkewajiban untuk mencapai target sesuai visi dan misi perusahaan. Kewajiban Direksi adalah sebagai berikut: »» Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya. »» Menyiapkan pada waktunya Rencana Jangka Panjang perusahaan, Rencana Kerja, dan Anggaran perusahaan, termasuk rencana-rencana lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan usaha dan kegiatan perusahaan serta menyampaikannya kepada Komisaris dan Pemegang Saham untuk mendapatkan pengesahan Rapat Umum Pemegang Saham. »» Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian intern, terutama fungsi pengelolaan, pencatatan, penyimpanan dan pengawasan. »» Memberikan pertanggungjawaban dan segala keterangan tentang keadaan dan jalannya perusahaan berupa laporan tahunan termasuk perhitungan tahunan dan laporan manajemen kepada Rapat Umum Pemegang Saham. »» Memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh Pemegang Saham.
100
»»
»»
Menyiapkan susunan organisasi pengelolaan perusahaan lengkap dengan perincian tugasnya. Menjalankan kewajiban–kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan– ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan yang diterapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan peraturan perundang–undangan yang berlaku.
Direksi harus menjaga hubungan yang harmonis dengan pemegang saham dengan memenuhi kewajibannya sebagai berikut: »»
»»
»»
Direksi harus memberikan informasi material yang lengkap dan akurat mengenai perusahaan kepada Pemegang Saham. Direksi harus menyiapkan mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham yang memungkinkan Pemegang Saham dapat hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Direksi harus menjamin agar Pemegang Saham mendapatkan hak–haknya sesuai ketentuan Anggaran Dasar, semua keputusan yang diambil secara sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham serta peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
»»
03
Direksi tidak diperkenankan memiliki rangkap jabatan sebagai Direksi pada perusahaan lain sejenis dan tidak diperkenankan memiliki kepemilikan saham pada perusahaan pesaing ataupun perusahaan yang bertindak sebagai Pemasok.
Independensi Direktur Utama Direktur Utama adalah pihak yang independen dari Pemegang Saham Pengendali (PSP). Independensi Direktur Utama dinilai berdasarkan keterkaitan yang bersangkutan pada kepengurusan, hubungan keuangan serta hubungan keluarga dengan PSP.
PT Fortune Indonesia Tbk
04
05
Penilaian Kinerja Direksi Penilaian Kinerja Direksi dilakukan oleh Pemegang Saham setiap tahunnya dalam rangka memenuhi target-target yang ditetapkan untuk tahun 2014 beserta realisasinya. Barometer kinerja Direksi juga dilihat dari pencapaian Key Performance Indicator (KPI) di tahun berjalan. Hal tersebut di atas juga ditunjang keaktifan dari Direksi yang selalu cepat dalam menanggapi setiap permasalahan melalui rapat-rapat yang bersifat rutin ataupun insidentil.
101
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Bagan Prosedur Penetapan Remunerasi Direksi
(Fungsi) Komite Remunerasi dan Nominasi Fungsi Komite Remunerasi dan Nominasi adalah melakukan kajian remunerasi, selanjutnya menyusun rekomendasi & mengusulkan remunerasi serta nominasi anggota Direksi. Dewan Komisaris mengusulkan kepada RUPS hasil kajian. RUPS dapat mendelegasikan kewenangan penetapan kepada Dewan Komisaris
RUPS membahas usulan berdasarkan kajian Komite Remunerasi dan Nominasi bagi anggota Direksi
Rapat Dewan Komisaris
Penetapan dan Pengesahan Remunerasi dan Nominasi anggota Direksi
102
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
Penetapan remunerasi Direksi ditetapkan oleh RUPS dan kewenangan tersebut dapat diserahkan kepada Dewan Komisaris. Untuk tahun 2014, penetapan remunerasi Direksi diserahkan kepada Dewan Komisaris, dan diputuskan tidak ada perubahan pada remunerasi Direksi tahun 2014. 1. Penghasilan Direksi, terdiri dari: a. Gaji/ Honorarium per bulan. b. Tunjangan; »» Tunjangan Hari Raya Keagamaan, maksimal 1 (satu) kali Gaji/ Honorarium dengan memperhatikan kemampuan Perusahaan. »» Tunjangan Komunikasi bagi Direksi sebesar pemakaian (at cost). c. Fasilitas; »» Diberikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan keuangan Perusahaan. »» Fasilitas Kendaraan bagi Direksi sebanyak 1 (satu) unit kendaraan dinas beserta pemeliharaan dan operasionalnya. »» Fasilitas Kesehatan sesuai ketentuan yang berlaku di Perusahaan. »» Fasilitas bantuan hukum dalam hal terjadi tindakan/ perbuatan untuk dan atas nama jabatan yang berkaitan dengan kegiatan usaha Perusahaan. d. Tantiem/ Insentif Kinerja, jumlahnya ditetapkan sesuai dengan pencapaian KPI dan tingkat kesehatan Perusahaan.
PT Fortune Indonesia Tbk
04
05
e. Faktor Pajak atas Gaji/ Honorarium, Tunjangan, Fasilitas dan tantiem Direksi ditanggung dan menjadi beban Perusahaan. 2. Di luar hal-hal yang diatur dalam ketetapan ini, Direksi tidak diperkenankan untuk membebankan biaya kepada Perusahaan untuk kepentingan pribadi. Ketetapan mengenai gaji/ honorarium, fasilitas Direksi ini dimulai tanggal 1 Juli 2014. Remunerasi Direksi Total remunerasi Direksi selama 2014 adalah sebesar Rp8.131.588.093. Rapat Direksi »» Setiap keputusan dan kebijakan strategis ditetapkan melalui Rapat Direksi, pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat. »» Hasil Rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat dan diadministrasikan dengan baik termasuk jika terdapat perbedaan pendapat yang terjadi di dalam rapat. »» Setiap keputusan rapat yang diambil Direksi diimplementasikan dan keputusannya tidak bertentangan dengan ketentuan yang berlaku dan tata tertib kerja.
103
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Rekapitulasi Agenda Rapat dan Pokok Bahasan Direksi Peserta Tanggal
Agenda Indra Abidin
Herman Muljadi Sulaeman
20 Januari
Strategic & Business Plan 2015
Hadir
Hadir
17 Februari
Performa Januari
Hadir
Hadir
17 Maret
Performa Februari
Hadir
Hadir
23 April
Performa Maret
Hadir
Hadir
19 Mei
Performa April
Hadir
Hadir
16 Juni
Performa Mei
Hadir
Hadir
16 Juli
Performa Juni
Hadir
Hadir
18 Agustus
Performa Juli
Hadir
Hadir
Performa Agustus
Hadir
Hadir
Performa September
Hadir
Hadir
17 November
Performa Oktober
Hadir
Hadir
22 Desember
Performa November dan Desember
Hadir
Hadir
12 / 100%
12 / 100%
15 September 22 Oktober
Total Kehadiran / Persentase
104
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
Dari rekap rapat Direksi dapat dilihat agendaagenda yang menjadi topik pembahasan di dalam rapat tersebut, sehingga menunjukkan tingkat kesiapan, kesigapan, dan keaktifan masing-masing Direksi untuk membawa FORU menuju Perusahaan berbasis komunikasi yang unggul di masa depan.
04
05
Program Pengembangan Direksi Selama tahun 2014 Dewan Komisaris mengikuti berbagai program pelatihan, konferensi, seminar, atau workshop, yang diselenggarakan oleh OJK, BEI, IAI, AEI, dan lainnya.
Sekretaris Perusahaan Indira Ratna Abidin Diangkat sebagai Sekretaris Perusahaan sejak tahun 2002. Lahir di Bandung, 29 Oktober 1969 dan berhasil menyelesaikan gelar Master (S-2) Pendidikan dari Universitas Boston (2001), sementara gelar S-1 Ekonomi berhasil diraihnya dari Universitas Indonesia (1995). Beliau juga dipercaya untuk menjabat sebagai Managing Director Fortune PR pada tahun 2007 dan saat ini beliau dipercaya sebagai Chief Executive Officer Fortune PR. Jabatan lain yang pernah diembannya selama berkarir di FORU antara lain adalah sebagai PR Consultant (2002-2004) serta asisten CEO untuk pengembangan bisnis baru (1996-1998). Sebelumnya beliau juga pernah menjabat sebagai Asisten Peneliti di Boston Medical Center (1999-2001) serta koordinator di HarborCov Women Empowerment Center (1999). Beliau aktif terlibat dalam Asosiasi Sekretaris Perseroan Indonesia sejak 2002 dan pernah bergabung dengan AIESEC Indonesia (1989-1993). Selain aktif mengikuti berbagai pelatihan dan seminar beliau juga aktif sebagai pengajar dan pembicara.
Sesuai dengan peraturan No. IX.I.4 dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-63/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996, FORU mengangkat Sekretaris Perusahaan yang berfungsi untuk menjembatani komunikasi antara pihak Perusahaan dengan publik serta menjaga keterbukaan informasi. Sekretaris Perusahaan juga berperan penting untuk memastikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris atau pemangku kepentingan lainnya bahwa Perusahaan telah mematuhi prinsip tata kelola perusahaan. Atas dasar ini FORU telah menunjuk dan mengangkat Indira Ratna Dewi Abidin sebagai Sekretaris Perusahaan sejak tahun 2002, yang tertuang dalam Surat Keputusan Direksi Perusahaan No.01/DIR/KEP/2001.
PT Fortune Indonesia Tbk
105
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Fungsi, Tugas, dan Tanggung Jawab Dalam menjalankan tugasnya, Sekretaris Perusahaan dalam Divisi Sekretaris Korporasi didukung oleh Departemen Hukum Korporasi dan Departemen Komunikasi Korporasi dengan tanggung jawab sebagai berikut: »» Memastikan pelaksanaan keterbukaan informasi keuangan dalam laporan keuangan yang dipublikasikan maupun keterangan lain yang dibutuhkan pasar modal. »» Memastikan transparansi hasil RUPS Tahunan telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan mencapai seluruh pemangku kepentingan. »» Memastikan pemenuhan tata kelola perusahaan telah dilaksanakan oleh Perusahaan. »» Memastikan Perusahaan telah memenuhi seluruh peraturan pasar modal serta peraturan dan perundang-undangan yang terkait dengan Perusahaan. »» Menerima dan menindaklanjuti keluhan dari eksternal Perusahaan maupun keluhan atau masukan dari pihak internal yang bertindak sebagai whistleblower. »» Mengikuti perkembangan pasar modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang pasar modal. »» Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal yang berkaitan dengan kondisi Perusahaan. »» Memberikan masukan kepada Direksi untuk mematuhi ketentuan Undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal dan peraturan pelaksanaannya.
106
Program kerja 2014 Dalam struktur organisasi perusahaan, Divisi Sekretaris Korporasi, Departemen Hukum Korporasi, dan Komunikasi Korporasi yang difungsikan sebagai Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab langsung kepada Direksi. Kegiatan yang telah dijalankan selama ini meliputi antara lain: »» Laporan Keuangan Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan yang diaudit, Laporan Keuangan Triwulan I dan Triwulan III serta Laporan Keuangan Tengah Tahun periode 2014 dilakukan tepat waktu. Pemasangan iklan untuk Laporan Keuangan Tahunan Audit dan Lampiran Keuangan Tengah tahun di surat kabar dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku. »»
RUPS Pelaksanaan RUPS di tahun 2014 dilakukan sesuai dengan rencana dan ketentuan yang berlaku termasuk persyaratan mengenai materi, iklan (pemberitahuan dan pemanggilan RUPS serta pengumuman hasil RUPS) dan pelaporan hal tersebut pada instansi yang berwenang.
»»
Paparan Publik Kewajiban minimal 1 kali setiap tahun telah dilakukan setelah pelaksanaan RUPS Tahunan dan seluruh syarat mengenai pemberitahuan materi dan pengumuman serta pelaporan hasil Paparan publik telah dilaksanakan sesuai ketentuan.
Divisi Sekretaris Korporasi juga mengikuti perkembangan pasar modal dengan mengikuti berbagai program pelatihan, konferensi, seminar, atau workshop, yang diselenggarakan oleh OJK, BEI, IAI, AEI, dan ICSA.
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
Organ Pendukung Komisaris
Dalam melakukan fungsi pengawasan, Dewan Komisaris dibantu oleh 1 (satu) Komite, yaitu Komite Audit, dan 1 (satu) fungsi Komite Remunerasi dan Nominasi. Keberadaan Komite-komite di bawah Dewan Komisaris tersebut telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan serta ditujukan untuk menyempurnakan implementasi prinsip Tata Kelola Perusahaan dalam kegiatan operasional FORU
Komite Audit Komite Audit merupakan komite yang berada di bawah Dewan Komisaris dan memiliki fungsi utama untuk membantu dan mengevaluasi tugas pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris, meliputi pengendalian intern dan kualitas pelaporan Perusahaan. Pembentukan dan pelaksanaan tugas Komite Audit FORU berpedoman pada Keputusan BAPEPAM No. 29/PM/2004 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Masa jabatan keanggotaan dalam Komite Audit adalah 5 (lima) tahun, dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan, dengan tidak mengurangi kewenangan. Komite Audit juga memberikan masukan kepada Dewan Komisaris terhadap fokus kerja tahunan. Fokus utama Komite Audit adalah meyakinkan bahwa manajemen risiko bisnis dan pengawasan internal telah dilaksanakan dengan benar dan efektif oleh Perusahaan. Piagam Komite Audit Dewan Komisaris juga telah menetapkan Piagam Komite Audit (Audit Committee Charter) sebagai panduan bagi Komite Audit dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara transparan, kompeten, objektif, dan independen, sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan diterima oleh semua pihak yang berkepentingan. Adapun Piagam Komite Audit telah dituangkan dalam bentuk buku panduan dan dimuat di website FORU. Pengangkatan dan Pemberhentian Komite Audit Pengangkatan dan pemberhentian para anggota Komite Audit dilakukan oleh Dewan Komisaris, terakhir berdasarkan surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Dewan Komisaris Nomor 01/KA-FL/DK/VI/2011 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota Komite Audit PT Fortune Indonesia Tbk. periode 2011-2016. Independensi Komite Audit
PT Fortune Indonesia Tbk
107
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Peraturan OJK tentang Komite Audit mensyaratkan bahwa Komite Audit sedikit nya terdiri dari tiga orang anggota, satu diantaranya adalah Komisaris, dalam hal ini Dedi Sjahrir Panigoro, yang tidak terafiliasi dan berperan sebagai ketua. Sementara itu dua anggota lainnya harus merupakan pihak yang independen, minimal salah satu diantaranya harus memiliki keahlian dalam bidang akuntansi dan atau keuangan. Untuk memenuhi syarat independensi sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia, anggota Komite Audit tidak ditunjuk dari pejabat eksekutif Kantor Akuntan Publik yang memberikan jasa audit dan atau jasa nonaudit kepada Perusahaan dalam jangka waktu enam bulan terakhir. Atas dasar ini, FORU menunjuk tiga anggota Komite Audit yang memenuhi syarat independensi/tidak berbenturan kepentingan dengan Perusahaan terutama dalam hal ini tidak memiliki hubungan keluarga, keuangan, kepengurusan, dan kepemilikan terhadap Perusahaan.
Kriteria Komite Audit Untuk menjamin kualitas kerja Komite Audit, FORU menetapkan serangkaian kriteria yang harus dipenuhi oleh anggota Komite Audit, yaitu: »» Memiliki integritas yang baik dan pengetahuan serta pengalaman kerja yang cukup di bidang pengawasan/pemeriksaan. »» Tidak memiliki kepentingan/keterkaitan pribadi yang dapat menimbulkan dampak negatif dan benturan kepentingan terhadap Perusahaan. »» Dapat menyediakan waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugasnya. »» Salah seorang dari anggota Komite Audit harus memiliki latar belakang pendidikan atau memiliki keahlian di bidang akuntansi atau keuangan, dan salah seorang harus memahami industri/ bisnis Perusahaan.
Komposisi dan Masa Jabatan Komite Audit Komite Audit FORU telah diangkat oleh Dewan Komisaris untuk jangka waktu 5 (lima) tahun sampai dengan tahun 2016 mendatang. Masa jabatan masing-masing anggota Komite Audit sebagaimana tabel di bawah ini: Nama
Jabatan
Mulai
Berakhir
Dedi Sjahrir Panigoro
Ketua
Juni 2011
Juni 2016
Alexander Ronald Sindhika
Anggota
Juni 2011
Juni 2016
Dharmawan Sutanto
Anggota
Juni 2011
Juni 2016
108
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
Tugas dan Tanggung Jawab Merujuk kepada piagam Komite Audit, tugas dan tanggung jawab Komite Audit adalah sebagai berikut: »» Melakukan pengawasan terhadap kinerja Perusahaan. »» Menyiapkan sejumlah prosedur dan administrasi lainnya termasuk pelaporan yang harus dipersiapkan guna berjalannya kegiatan Komite Audit secara efektif. »» Mengawasi semua pelaporan informasi keuangan, selain itu, Komite Audit juga berfungsi untuk menyelesaikan segala perselisihan antara manajemen, auditor eksternal dan atau auditor internal tentang pelaporan keuangan. »» Mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan pengendalian internal Perusahaan, mengawasi jalannya pelaksanaan manajemen risiko. »» Ikut menunjuk dan atau memberhentikan, serta mengawasi pekerjaan, Kepala Divisi Audit Internal dan Unit Audit Internal, menjadi penghubung utama dan menyediakan forum yang tepat untuk menangani semua hal yang berkaitan dengan audit atau pemeriksaan dari pihak regulator, apabila ada. »» Ikut menunjuk dan atau memberhentikan serta mengawasi pekerjaan Kantor Akuntan Publik dalam melakukan audit atau tugas audit lainnya di luar audit Laporan Keuangan sesuai dengan kesepakatan yang ada, pernyataan opini terhadap Laporan Keuangan
PT Fortune Indonesia Tbk
04
»»
»»
05
dan audit lainnya yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik perlu mendapat persetujuan Komite Audit. Memastikan ketaatan Perusahaan terhadap perundang-undangan yang berlaku sehingga tercapai Good Corporate Governance. Menerima secara langsung, maupun melalui laporan manajemen, keluhan/ pengaduan dari pihak internal dan eksternal Perusahaan; membangun dan memelihara mekanisme penyampaian keluhan/pengaduan seperti adanya penggelapan uang, kecurangan lainnya serta kegiatan lain yang tidak pantas.
Selain tugas-tugas di atas, Komite Audit juga menerima tugas khusus dari Dewan Komisaris, tugas ini diselesaikan sesuai dengan tujuan yang diminta oleh Dewan Komisaris. Kode Etik Komite Audit Komite Audit dan setiap anggota dalam Komite Audit, menjalankan tugas pokok dan fungsinya secara; jujur, objektif/independen dan profesional, dengan secara sungguhsungguh memanfaatkan semaksimal mungkin keahliannya untuk kepentingan Perusahaan.
109
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Kode etik sebagaimana diatur dalam Charter Komite Audit adalah sebagai berikut: 1. Komite Audit dan setiap anggota dalam Komite Audit, dengan sungguh-sungguh dan konsisten, patuh terhadap peraturan perundang-undangan dan ketentuan lainnya, terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Komite Audit. 2. Komite Audit dan setiap anggota dalam Komite Audit, secara bertanggung jawab menjaga kerahasiaan segala informasi yang diperoleh terkait Perusahaan, baik selama menjabat dalam Komite maupun setelah tidak menjabat dalam Komite. 3. Setiap anggota Komite Audit, tidak
memberikan jasa apapun terhadap Perusahaan baik secara langsung (individu) maupun tidak langsung (melalui kelembagaan), karena dapat mempengaruhi independensi anggota Komite maupun objektivitas sikap anggota Komite. 4. Apabila dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Komite Audit ternyata terdapat situasi “terjadi benturan kepentingan”, anggota yang bersangkutan tidak dilibatkan dalam proses/kegiatan tersebut. 5. Setiap anggota Komite Audit, tidak menerima apapun pemberian dari Perusahaan diluar yang diizinkan peraturan dan perundangundangan.
Frekuensi Rapat dan Tingkat Kehadiran Komite Audit Sepanjang tahun 2014, Komite Audit telah menggelar rapat dalam rangka mengemban amanah pemangku kepentingan, dan fungsinya sebagai komite independen yang bertanggung jawab langsung ke Dewan Komisaris dengan agenda sebagai berikut: Peserta Tgl
Agenda
Dedi Sjahrir Panigoro
Alexander Ronald Sindhika
Dharmawan Sutanto
23 Januari
Pembahasan Laporan Keuangan Tahunan 2013
Hadir
Hadir
Hadir
23 April
Pembahasan Laporan Keuangan Q1 2014
Hadir
Hadir
Hadir
16 Juli
Pembahasan Laporan Keuangan Q2 2014
Hadir
Hadir
Hadir
22 Oktober
Pembahasan Laporan Keuangan Q3 2014
Hadir
Hadir
Hadir
4 / 100%
4 / 100%
4 / 100%
Total Kehadiran / Persentase
110
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
Kebijakan Remunerasi Komite Audit Merujuk kepada kebijakan PT Fortune Indonesia Tbk, Komite Audit FORU memperoleh remunerasi sesuai keputusan Direksi. Program Kerja Komite Audit tahun 2014 Komite Audit telah mencanangkan program kegiatan diantaranya adalah: »» Meninjau RKAP FORU tahun 2014. »» Meninjau Program Internalisasi dan Evaluasi tata kelola perusahaan. »» Meninjau Laporan Manajemen Bulanan, Triwulanan, Semesteran, dan Tahunan, termasuk tinjauan atas kinerja investasinya. »» Meninjau Kinerja KAP dan Usulan. Program kerja Komite Audit tahun 2014 telah dilakukan sesuai dengan target dan rencana kerja dengan realisasi pencapaian 100%. Laporan Pelaksanaan Tugas Komite Audit 2014 Sepanjang tahun 2014, Komite Audit telah melakukan berbagai aktivitas untuk membantu Dewan Komisaris dalam fungsi pengawasan atas aktivitas dan operasional Perusahaan. Laporan singkat kegiatan Komite Audit selama tahun 2014 adalah sebagai berikut: a. Melakukan evaluasi terhadap penyusunan Laporan Keuangan Tahunan Interim Perusahaan Tahun 2013 untuk selanjutnya diaudit oleh Auditor Independen, dengan hasil baik dan sesuai ketentuan yang berlaku. b. Melakukan evaluasi terhadap penyusunan Laporan Keuangan Interim Triwulan I Tahun 2014, dengan hasil baik dan sesuai ketentuan yang berlaku. c. Melakukan evaluasi terhadap penyusunan Laporan Keuangan Interim Triwulan III Tahun 2014, dengan hasil baik dan sesuai ketentuan yang berlaku.
PT Fortune Indonesia Tbk
04
05
d. Melakukan evaluasi terhadap penyusunan Laporan Keuangan Interim Tengah Tahun 2014, dengan hasil baik dan sesuai ketentuan yang berlaku. e. Melakukan evaluasi terhadap penyusunan Rencana Kerja Perusahaan Tahun 2015, dengan hasil baik.
Komite Remunerasi Dan Nominasi FORU tidak memisahkan fungsi komite remunerasi & nominasi dari tugas dewan komisaris sehingga semua tugas komite remunerasi & nominasi diemban langsung oleh Dewan Komisaris. Tugas dan Tanggung Jawab 1. Fungsi Nominasi a. Menganalisa, menyusun, dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan dan atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris; b. Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan atau Direksi kepada Dewan Komisaris; c. Memantau pelaksanaan dan menganalisa kriteria dan prosedur seleksi bagi calon Pejabat satu tingkat di bawah Direksi; d. Menyusun sistem penilaian kinerja Dewan Komisaris dan Direksi; e. Memberikan rekomendasi tentang jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi; f. Memberikan pendapat atau nasehat kepada Direksi atas keputusan Direksi untuk mutasi dan atau pengangkatan non pekerja Perusahaan menjadi pejabat satu tingkat di bawah Direksi; g. Menganalisa data pejabat satu tingkat di bawah Direksi yang disampaikan oleh Direksi secara triwulanan dan setiap waktu jika ada perubahan;
111
TATA KELOLA PERUSAHAAN
h. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai Pihak Independen yang akan menjadi anggota Komite Audit. 2. Fungsi Remunerasi a. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi yang berlaku bagi Dewan Komisaris, Direksi dan Warga Perusahaan; b. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai : »» Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi; »» Kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pekerja Perusahaan secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi. c. Memberikan rekomendasi tentang pemberian opsi kepada Dewan Komisaris, Direksi dan pekerja Perusahaan, antara lain opsi saham; d. Memberikan rekomendasi tentang sistem pensiun bagi pekerja Perusahaan; e. Memberikan rekomendasi tentang sistem kompensasi serta manfaat lainnya dalam pengurangan pekerja Perusahaan.
112
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
Transparansi Tata Kelola Perusahaan
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan yang Belum Diungkap dalam Laporan Lainnya Perusahaan telah menyusun dan menyajikan secara transparan informasi keuangan dan non keuangan kepada stakeholders, dan lembaga lain yang dipersyaratkan, secara tepat waktu, lengkap, akurat, terkini, utuh, dan memadai sesuai dengan tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur dalam ketentuan tentang Transparansi Kondisi
Keuangan Perusahaan. Informasi tersebut antara lain berupa: »» Laporan Tahunan. »» Laporan Keuangan Publikasi 3 bulanan untuk dipublikasikan di media massa. »» Laporan Keuangan Bulanan untuk dipublikasikan dalam website Perusahaan. »» Laporan-laporan dan informasi lainnya.
Daftar Korespondensi Terkait Keterbukaan Informasi Tahun 2014 No
Tanggal
Perihal
1
28 Maret
Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan FORU
2
28 Maret
Pemberitahuan Rencana RUPS Tahunan FORU
3
28 Maret
Penyampaian Bukti Iklan Informasi Laporan Keuangan Tahunan FORU
4
28 Maret
Penjelasan Atas Volatilitas FORU
5
14 April
Pemberitahuan Pembatalan RUPS Tahunan FORU
6
30 April
Penyampaian Laporan Tahunan FORU
7
30 April
Penyampaian Laporan Keuangan Interim FORU
8
26 Mei
Penyampaian Bukti Iklan Pemberitahuan RUPS
9
26 Mei
Pemberitahuan Rencana RUPS Tahunan FORU
10
10 Juni
Penyampaian Bukti Iklan Panggilan RUPS FORU
11
10 Juni
Panggilan RUPS Tahunan FORU
12
13 Juni
Rencana Penyelenggaraan Public Expose Tahunan FORU
13
13 Juni
Penyampaian Materi Public Expose Tahunan FORU
PT Fortune Indonesia Tbk
113
TATA KELOLA PERUSAHAAN
No
Tanggal
Perihal
14
26 Juni
Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu FORU
15
27 Juni
Jadwal Dividen Tunai FORU
16
27 Juni
Laporan Hasil Public Expose – Tahunan FORU
17
27 Juni
Hasil RUPS Tahunan FORU
18
27 Juni
Penyampaian Bukti Iklan Hasil RUPS FORU
19
14 Juli
Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu FORU
20
15 Juli
Keterbukaan Informasi yang Perlu Diketahui Publik Pemberitahauan Rencana Pembelian Saham FORU oleh PT Karya Citra Prima
21
18 Juli
Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu FORU
22
24 Juli
Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu FORU
23
25 Juli
Penyampaian Bukti Iklan informasi Laporan Keuangan Interim FORU
24
25 Juli
Penyampaian Laporan Keuangan Interim FORU
25
5 September
Keterbukaan Informasi yang Perlu Diketahui Publik Atas Penjelasan mengenai Pemegang Saham Pengendali, Utama, dan Kepemilikan Saham FORU
26
31 Oktober
Penyampaian Laporan Keuangan Interim FORU
27
31 Oktober
Keterbukaan Informasi Tentang Penawaran Tender FORU
28
6 November
Keterbukaan Informasi yang Perlu Diketahui Publik Penjelasan Perseroan Atas Permintaan Informasi dari BEI FORU
29
26 November
Penjelasan Atas Volatilitas FORU
30
16 Desember
Keterbukaan Informasi yang Perlu Diketahui Publik Perubahan Kepemilikan Saham di atas 5% FORU
31
16 Desember
Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu FORU
114
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Kepemilikan saham yang mencapai 5% atau lebih / 5% Share Ownership or more Nama Dewan Komisaris
Jabatan
Jumlah FORU
Anak Perusahaan
Nihil
Nihil
Dedi Sjahrir Panigoro
Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen
Kasman Ardan
Komisaris
Nihil
Nihil
Miranty Abidin
Komisaris
Nihil
Nihil
Lucia Novenna Budiono
Komisaris
Nihil
Nihil
Kepemilikan saham yang mencapai 5% atau lebih / 5% Share Ownership or more Nama Direksi
Jabatan
Jumlah FORU
Anak Perusahaan
Indra Abidin
Direktur Utama
Nihil
Nihil
Herman Muljadi Sulaeman
Direktur
Nihil
Nihil
Perseroan saat ini belum memiliki kebijakan mengenai program kepemilikan saham oleh warga.
PT Fortune Indonesia Tbk
115
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Laporan Kepatuhan
Fungsi Kepatuhan Direksi dan staf Perusahaan telah memahami peran dan tanggung jawab masing-masing dalam melaksanakan fungsi kepatuhan, merupakan rangkaian tindakan atau langkahlangkah yang bersifat mencegah untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Perusahaan telah sesuai dengan ketentuan Perusahaan Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pedoman Kerja Perusahaan Dalam rangka meningkatkan implementasi tata kelola perusahaan, FORU telah merumuskan pedoman kerja dan etika yang disebut dengan Pedoman Warga Fortune sebagai landasan bagi setiap warga dalam berinteraksi dengan pemangku kepentingan dan sesama warga.
dipatuhi oleh setiap warga FORU yang mencakup segenap Dewan Komisaris, Direksi, serta warga. Pedoman Warga FORU terdiri dari 9 butir yang antara lain mencakup: 1. Prakarsa – Jangan tunggu perintah – Ambil inisiatif kerja sendiri. 2. Rencana – Laksanakan, Sekali dimulai pekerjaan, selesaikan. 3. Ideast – Jadilah lumbung gagasan. 4. Pekerjasama – Bangunlah kerja sama dengan sesama. 5. Terbuka – Pendengar yang siap menemukan cara yang lebih baik. 6. Berprinsip – Bersedia adu pendapat mencari yang paling benar. 7. Pimpinlah – Ambillah posisi terdepan. 8. Ambil tugas yang sulit – Suka pada tantangan. 9. Integritas – Ucapannya benar dapat dipegang.
FORU yakin bahwa dengan penerapan tata kelola perusahaan secara bertahap dan konsisten dapat meningkatkan dan mempengaruhi pola pikir, sikap, dan perilaku setiap warga FORU. Pedoman Warga FORU diberlakukan sejak 2002. Demi mewujudkan implementasi tata kelola perusahaan yang berkelanjutan maka pedoman ini harus
116
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
Penyimpangan Internal Berikut adalah tabel jumlah penyimpangan internal yang terjadi dan upaya penyelesaiannya. Jumlah kasus yang dilakukan oleh Penyimpangan Internal dalam 1 tahun
Pengurus
Warga Tetap
Warga Tidak Tetap
Tahun Sebelumnya
Tahun Berjalan
Tahun Sebelumnya
Tahun Berjalan
Total Fraud
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Telah Diselesaikan
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Dalam proses penyelesaian internal
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Belum diupayakan penyelesaiannya
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Telah ditindaklanjuti melalui proses hukum
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
PT Fortune Indonesia Tbk
Tahun Tahun Sebelumnya Berjalan
117
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Sistem Pelaporan Pelanggaran Kebijakan whistleblowing merupakan sistem yang mengelola pengaduan/pengungkapan mengenai perilaku melawan hukum sekaligus wujud komitmen yang tinggi untuk menerapkan tata kelola perusahaan sesuai dengan prinsip-prinsipnya. Sebagai perusahaan terbuka, FORU melindungi seluruh pihak baik internal maupun eksternal yang berkeinginan untuk menyampaikan keluhan kepada Komite Audit atas segala informasi perusahaan yang dianggap tidak layak atau tidak akurat. Terutama, pengungkapan informasi terkait wilayah-wilayah penting perusahaan seperti laporan tahunan ataupun keuangan, siaran pers, dan sebagainya. Kebijakan ini juga dibuat agar segala pelanggaran yang ditemukan pihak eksternal atau internal dapat segera ditindaklanjuti tanpa mengganggu kestabilan bisnis yang sedang berjalan, memengaruhi citra dan reputasi perusahaan, sekaligus menciptakan iklim keterbukaan pada seluruh sumber daya perusahaan namun tetap memastikan bahwa pelapor dengan aduan benar tidak akan mengalami kerugian seiring dengan komitmen FORU untuk menjunjung tinggi etika, moral, dan hukum.
118
Tata Cara Penyampaian 1. Melalui surat berisi uraian pengaduan yang ditujukan kepada: Komite Audit, Gedung Galaktika lantai 2, Jalan Harsono RM No.2, Ragunan, Jakarta Selatan 12550. 2. Melalui email berisi uraian pengaduan yang dikirimkan ke:
[email protected]. Penerimaan Laporan 1. Seluruh aduan yang masuk ke Komite Audit dalam bentuk surat wajib dibuka oleh minimal dua anggota Komite Audit, sedangkan aduan melalui email dapat dilakukan oleh seluruh anggota Komite Audit. Surat yang sudah dibuka wajib dilaporkan ke anggota Komite Audit lainnya. 2. Setelah surat masuk, anggota Komite Audit yang ditunjuk membuat daftar pengaduan yang berisi: »» Uraian aduan. »» Tindakan yang dilakukan berkaitan dengan aduan tersebut sebagai hasil penyelidikan pihak khusus yang ditunjuk. »» Hasil pengkajian. »» Keputusan yang diambil oleh Komite Audit berdasarkan tapi tidak terbatas pada rekomendasi Dewan Komisaris, dan lain-lain. 3. Akses terhadap Daftar Pengaduan dan berkas-berkas terkait terbatas pada anggota Komite Audit dan pihak-pihak lain yang ditunjuk atau disepakati oleh Komite Audit.
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
4. Pihak-pihak internal atau eksternal yang bermaksud untuk mengirimkan aduan dapat mengikuti tata cara yang telah disebutkan dengan: »» Menyebutkan nama tanpa permintaan khusus »» Menyebutkan nama tetapi disertai dengan permintaan khusus untuk merahasiakan identitas »» Tanpa menyebutkan nama Seluruh pengaduan yang masuk, baik dengan atau tanpa nama, akan tetap diproses dengan mempertimbangkan isi dan buktibukti pengaduan. Pelapor disarankan untuk mencantumkan identitas demi kemudahan proses penyelidikan. Pelapor tidak diwajibkan membuktikan tuduhannya namun wajib menyampaikan alasan-alasan yang meyakinkan. Penanganan dan Tanggapan atas Pengaduan 1. Setelah aduan diterima, Komite Audit dalam rapat bersama Internal Audit akan menetapkan cara penanganan. Komite Audit dapat mendelegasikan penanganan atas aduan kepada tim khusus yang ditunjuk. 2. Pelapor akan mendapat informasi berupa tindak lanjut dari aduan yang dikirimkan, kecuali pelapor tanpa identitas atau pelapor yang tidak menginginkan informasi tindak lanjut. Informasi tindak lanjut ini berupa:
PT Fortune Indonesia Tbk
04
05
»» »»
Pemberitahuan penerimaan aduan Indikasi langkah yang diambil untuk menangani aduan »» Pemberitahuan soal sudah atau belum dilakukannya penyelidikan awal »» Pemberitahuan soal dilaksanakan atau tidaknya penyelidikan lebih lanjut beserta alasannya 3. Pelapor akan mendapatkan informasi berupa hasil penyelidikan dengan mempertimbangkan aspek hukum. 4. Tim khusus yang ditunjuk oleh Komite Audit untuk melakukan penyelidikan harus melaporkan status penyelidikan beserta seluruh langkah yang telah diambil di rapat berkala Komite Audit. 5. Seluruh berkas yang berkaitan dengan proses penyelidikan akan diperlakukan rahasia dan disimpan oleh Komite Audit atau pihak lain yang ditunjuk oleh Komite Audit selama lima tahun. Larangan Pembalasan Perusahaan dan seluruh warganya tidak diperkenankan mengambil langkah merugikan atas pihak yang telah beritikad baik menyampaikan aduannya sesuai prosedur ini, seperti melecehkan, mengancam, menskors, memberhentikan, atau tindakantindakan diskriminatif lainnya.
119
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Tuduhan yang Tidak Mempunyai Dasar Segala pengaduan atau tuduhan yang tidak mempunyai dasar, terutama yang dapat merusak reputasi perusahaan atau warga tertentu, akan dianggap sebagai pelanggaran serius serta dapat dikenai sanksi sampai dengan dan termasuk pemutusan hubungan kerja. Perlindungan bagi pelapor seperti yang dijelaskan pada “Larangan Pembalasan” tidak berlaku bagi pelapor dengan pengaduan maupun bukti yang telah diketahuinya salah atau tidak dilandasi keyakinan akan kebenarannya.
Permasalahan Hukum Pada tahun 2014, Perusahaan memiliki satu kasus FACT dengan Pahala Kencana. Saat ini kasus tersebut berada di tingkat kasasi. Kendati demikian, kasus permasalahan hukum tersebut tidak mempengaruhi kinerja usaha FORU karena Perusahaan telah melakukan upaya pencegahan untuk mengurangi risiko terkait kendala yang dihadapi.
Informasi Keuangan yang Mengandung Kejadian Luar Biasa Selama tahun 2014, tidak terdapat kejadian luar biasa yang mempengaruhi keuangan Perusahaan secara signifikan, karena sudah dilakukan strategi mitigasi yang tepat.
120
Laporan atas Aktivitas Perusahaan yang Mencemari Lingkungan Dalam aktivitasnya, Perusahaan tidak pernah memberikan dampak negatif bagi lingkungan terutama dalam hal pencemaran lingkungan. Terkait dengan AMDAL, FORU dalam kegiatan operasionalnya selalu memegang teguh peraturan yang berlaku.
Perkara Penting yang Dihadapi Selama tahun 2014, tidak ada perkara penting yang dihadapi Perusahaan kecuali yang telah disebutkan di atas, Dewan Komisaris atau Direksi yang tidak diungkapkan dalam Laporan Keuangan, baik yang mempengaruhi atau tidak mempengaruhi Objektif Perusahaan. Dari perkara hukum yang dihadapi oleh Perusahaan selama tahun 2014, apabila keputusan pengadilan mengalahkan Perusahaan, maka tidak berdampak negatif bagi kondisi keuangan dan kelanjutan usaha Perusahaan, karena sudah dicadangkan dalam Cadangan Klaim sesuai dengan liability Perusahaan.
Pemenuhan Kewajiban Pajak Perusahaan selalu melaksanakan kewajiban perpajakan untuk PPh maupun dalam pembayaran kewajiban Pajak lainnya.
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
Ketidaksesuaian dengan PSAK
Etika Penyebaran Informasi Non Publik
Sesuai dengan laporan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan per tanggal 25 Maret 2015, menyatakan bahwa Perusahaan telah memenuhi aspek kepatuhan Perusahaan terhadap ketentuan beberapa pasal dalam Undang-undang, Peraturan Pemerintah (PP), Keputusan Menteri (Kepmen) dan Peraturan Pemerintah lain.
Seluruh warga FORU diwajibkan untuk menjaga kerahasiaan semua informasi non-publik mengenai Perusahaan serta yang berkaitan dengan pelanggan, provider, maupun pihak lainnya yang diperoleh selama bekerja di Perusahaan. Pengungkapan informasi rahasia tersebut kepada pihakpihak yang tidak berkepentingan dilarang dilakukan baik pada masa bakti sebagai warga maupun masa purna bakti.
Share Option Tidak ada kebijakan share option yang dimiliki oleh Dewan Komisaris, Direksi, dan Pejabat Eksekutif Perusahaan terhadap kepemilikan saham PT Fortune Indonesia Tbk.
Benturan Kepentingan Benturan kepentingan adalah keadaan dimana terdapat konflik antara kepentingan ekonomis Perusahaan dan kepentingan ekonomis pribadi pemegang saham, angggota Dewan Komisaris dan Direksi, serta warga. Maka, segenap elemen Perusahaan harus menjaga integritas bisnis dan mendukung prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apabila terdapat potensi benturan kepentingan oleh pejabat pemutus, maka unit kerja pemrakarsa mengikutsertakan unit kerja yang independen untuk melakukan pembahasan bersama sehingga transaksi yang merugikan dapat dihindari.
PT Fortune Indonesia Tbk
Pemberian Dana untuk Kepentingan Politik Perusahaan tidak pernah memberikan dana dalam bentuk apapun untuk kepentingan politik.
Aktivitas Politik Seluruh warga FORU dilarang melakukan kegiatan politik meliputi menjadi anggota ataupun pengurus partai politik yang menggunakan dana atau sumber daya Perusahaan untuk menyumbang kandidat partai dan non partai politik atau membuat kontribusi politik Perusahaan dan menghimpun kontribusi politik, menggunakan fasilitas atau sumber daya Perusahaan untuk kampanye, penggalangan dana atau tujuan partisipasi politik, secara pribadi melakukan pelayanan sukarela selama jam kerja atas nama kampanye kandidat untuk kantor publik, komite partai politik atau komite politik.
121
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Penyalahgunaan Narkotika, Obat Terlarang, & Minuman Keras
Komitmen Perusahaan Terhadap Layanan Kepada Konsumen.
FORU harus menjaga lingkungan kerja yang sehat dan produktif. Setiap warga FORU diharapkan untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan cara yang aman, bebas dari pengaruh alkohol dan obat-obatan terlarang.
Untuk meningkatkan hubungan baik yang selama ini telah terbina dan mendapatkan umpan balik serta masukan dari stakeholders di samping melalui media website, Perusahaan juga telah menyediakan media untuk pemantauan kepuasan pelanggan, pengaduan pelanggan baik secara tertulis maupun lisan.
Suap Anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta warga Perusahaan dilarang menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan atau keuntungan pribadi, keluarga dan pihak-pihak lain dengan cara menerima sejumlah imbalan yang bersifat material.
Hadiah Pejabat Perusahaan dilarang untuk menerima hadiah dari bawahan, rekan kerja dan atau mitra kerja/pengusaha dalam bentuk apapun, baik berupa karangan bunga, bingkisan makanan maupun barang berharga lainnya. Pejabat Perusahaan juga dilarang melakukan pemberian atau menjanjikan sesuatu kepada siapapun dalam rangka mengharapkan imbalan agar mendapatkan perlakuan khusus.
122
Perusahaan sudah memiliki ketentuan mengenai prosedur penerimaan, penanganaan, dan penyelesaian pengaduan Pelanggan sesuai dengan undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik maka Perusahaan membuka buku tamu yang dapat diakses pada website www.foru.co.id ataupun juga melalui Bursa Efek Indonesia yang tersedia di www.IDX.co.id dan www.ojk.go.id
Media Penyebaran Informasi Salah satu dari prinsip-prinsip tata kelola perusahaan adalah transparansi. Bentuk transparansi antara lain adalah keterbukaan dalam menyampaikan informasi perusahaan yang akurat, tercatat, diolah, dan dirangkum menjadi sebuah laporan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan keterbukaan informasi yang berlaku.
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
FORU memaparkan sejumlah informasi penting yang dapat digunakan oleh para pemangku kepentingan untuk menganalisis kinerja Perusahaan seperti posisi, kondisi, kinerja, dan prospek keuangan yang tersedia dalam Laporan Tahunan, Laporan Berkala Keuangan, dan Interim serta siaran pers dan pengungkapan informasi lainnya kepada publik. Informasi tersebut juga terus diperbaharui secara berkala agar publik selalu menerima informasi terbaru mengenai FORU. Di samping itu, Perusahaan juga menyampaikan informasi untuk seluruh warga berupa siaran pers melalui majalah dinding, memo internal, dan email internal. Hal ini dilaksanakan untuk menjamin kesetaraan dalam penyebaran informasi kepada seluruh stakeholders. Selain itu dalam mengumumkan informasi, perusahaan juga menggunakan media atau sarana lain seperti employee gathering, rapat kerja tengah tahun dan akhir tahun dan rapat koordinasi bulanan.
04
05
Media Relations/Hubungan Media Fungsi hubungan media lebih difokuskan pada upaya mengelola dan membangun hubungan baik dengan pihak media massa. Tugas pokoknya meliputi penyediaan informasi yang akurat lewat beragam aktivitas pemberitaan, seperti siaran pers, konferensi pers, maupun melalui program pertemuan wartawan. Sepanjang tahun 2014, Perusahaan berhasil meningkatkan kualitas dan kuantitas penyampaian informasi ke publik melalui peliputan media dengan rincian sebagai berikut: »» 7 siaran pers »» Konferensi pers sebanyak 1 kali »» Pertemuan media sebanyak 4 kali »» 3 kali kunjungan ke kantor media
Siaran Pers No
Tanggal
Judul
1
10 Februari
PT Fortune Indonesia Tbk Sabet Penghargaan The Best Creative And Innovative Company of The Year
2
8 Mei
Pertama Tercatat di BEI, PT Fortune Indonesia Tbk Raih Rekor Bisnis
3
12 Mei
Penjelasan FORU Terkait Suspensi Saham di BEI
4
25 Juni
FORU Bagikan 44% Laba sebagai Dividen
5
3 September
Dukung Pendidikan Usia Emas, FORU Membuka Tiga PAUD Baru
PT Fortune Indonesia Tbk
123
TATA KELOLA PERUSAHAAN
No
Tanggal
Judul
6
20 November
Hajar!!, Kesulitan adalah Kesempatan bagi Fortune Indonesia Berkarya di Industri Komunikasi
7
21 November
Bekerja dengan Tim Sepakbola Internasional, Fortune Indonesia Raih Penghargaan ReBi
Pengelolaan Informasi FORU memastikan sifat data, informasi, dan pengetahuan organisasi sebagai berikut : »» Untuk memastikan keakuratan data dan informasi, Perusahaan menggunakan software aplikasi dan penunjukan penanggung jawab-penanggung jawab unit yang bertugas menjaga keakuratan data dan informasi di unit masingmasing. »» Untuk memastikan integritas dan reliabilitas berdasarkan hasil verifikasi yang dilakukan oleh setiap unit kerja Perusahaan.
»»
»»
Untuk memastikan data dan informasi tepat waktu, dilakukan dengan cara bagian keuangan meninjau ketepatan data informasi dan juga dilakukan internal assessment dan audit IT setiap tahunnya. Untuk memastikan keamanan dan kerahasiaan data dan informasi, maka di buat username, password, dan anti virus di jaringan dalam mengakses ke jaringan LAN Perusahaan.
Ketersediaan Data dan Informasi FORU membuat ketersediaan data dan informasi berdasarkan data center yang dapat diakses oleh setiap warga. FORU juga menyediakan data dan informasi melalui website, webmail yang dapat diakses oleh pihak-pihak terkait misalnya pelanggan, mitra, umum.
124
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
Media dan mekanisme yang digunakan dalam akses data dan informasi adalah sebagai berikut : Pengguna
Media
Konten yang tersedia
Warga
Website, Intranet, Email, Surat, Fax, Telepon
Jaringan, Data Center, Visi Misi, Tata Nilai, Struktur Organisasi, Profil Perusahaan, Bidang Usaha
Partner
Website, Rapat, Email, Surat, Fax, Telepon
Contact Us / Customer Service, Struktur Organisasi, Profil Perusahaan, Produk dan Jasa, Bidang Usaha
Klien / Customer
Website, Rapat, Email, Surat, Fax, Telepon
Contact Us / Customer Service, Struktur Organisasi, Profil Perusahaan, Produk dan Jasa, Bidang Usaha
Supplier
Website, Rapat, Email, Surat, Fax, Telepon
Contact Us / Customer Service, Struktur Organisasi, Profil Perusahaan, Produk dan Jasa, Bidang Usaha
PT Fortune Indonesia Tbk
125
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Audit Internal
Divisi Audit Internal dibentuk sejak tahun 2010 untuk memastikan bahwa penerapan tata kelola perusahaan telah dijalankan dengan baik dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Dalam struktur organisasi, Audit Internal ditempatkan secara independen dan bertanggung jawab untuk melaporkan kegiatannya kepada Direksi. Divisi Audit Internal bertugas untuk memastikan bahwa pelaksanaan operasional perusahaan dilakukan sesuai dengan prinsip operasional perusahaan yang berlaku umum, audit operasional serta audit kepatuhan untuk memastikan bahwa standar operasi telah dipatuhi oleh seluruh sendi operasi, serta audit investigatif bila perlu.
Komposisi Audit Internal Sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Bapepam-LK No. IX.I.7 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal (Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-496/BL/2008 tertanggal 28 November 2008), Direksi mengangkat M.M Lanasastri Setiadi sebagai ketua Unit Audit Internal berdasarkan persetujuan Dewan Komisaris pada tanggal 26 Juli 2011.
Piagam Audit Unit Audit Internal Audit Internal menjalankan fungsinya dalam melakukan proses audit terhadap pemastian berjalannya sistem operasional perusahaan berdasarkan Piagam Audit Internal yang telah dibentuk pada tahun 2011.Piagam Audit Internal dibuat sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Bapepam dan LK No. IX.I.7 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal (Surat Keputusan Ketua Bapepam dan LK No.Kep-496/BL/2008 tertanggal 28 November 2008). Piagam Unit Audit Internal ditetapkan oleh Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris FORU pada tanggal 26 Juli 2011. Piagam Audit Internal yang mengatur tentang pedoman kerja Unit Audit Internal telah dibuat dalam buku panduan perusahaan dan dimuat di website FORU.
Tugas dan Tanggung Jawab Audit Internal »»
»» »»
Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pengawasan dan pemeriksaan atas seluruh unit kerja. Mengkoordinasikan penyusunan dan pelaksanaan Program Kerja. Pemeriksaan Tahunan (PKPT) pada seluruh unit kerja yang ada di perusahaan.
Dalam melaksanakan tugas pengawasan internalnya, Kepala Unit Internal Audit didukung oleh 3 (tiga) orang pegawai pada unit audit internal yang terdiri atas 3 (tiga) orang jabatan struktural dan 3 (tiga) orang jabatan fungsional.
126
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
»»
»»
»»
»» »»
03
Mengkoordinasikan kegiatan audit dan menilai penerapan peraturanperaturan, prosedur-prosedur, kebijakan-kebijakan, standarstandar dan hal lainnya (termasuk sistem-sistem manajemen dan standar manajemen) yang dilaksanakan oleh unit kerja. Mengkoordinasikan audit eksternal dan melakukan pengawasan fungsional, serta menyediakan data dan informasi perusahaan untuk kebutuhan tersebut. Memberikan pendapat, rekomendasi, dan saran-saran perbaikan kepada Direksi dan para Manajer Unit Kerja yang diperiksa, baik diminta maupun yang tidak diminta, dalam hal mengamankan harta dan kekayaan perusahaan terkait perbuatan melanggar hukum. Melaksanakan pemantauan tindak lanjut hasil audit internal. Mengembangkan sistem pengawasan dan pemeriksaan sesuai ketentuan Pemerintah dan perkembangan bisnis Perusahaan.
Laporan hasil audit internal 2014 telah disampaikan oleh direksi dan telah menjadi panduan atau pedoman untuk melakukan kegiatan lanjutan.
PT Fortune Indonesia Tbk
04
05
Auditor Eksternal Auditor eksternal ditunjuk untuk melakukan audit finansial serta untuk memberikan pendapat yang independen dan objektif mengenai kewajaran, ketaatasasan dan kesesuaian laporan keuangan perusahaan dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam rangka keperluan audit tahun buku 2014, Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris dibantu dengan Komite Audit telah menunjuk secara langsung Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo, & Rekan untuk menjadi auditor eksternal terhadap pelaporan kinerja keuangan untuk tahun buku 2014. Tahun 2014 merupakan tahun kedua bagi auditor eksternal yang ditunjuk untuk melakukan audit laporan keuangan tahunan Perusahaan. Hasil audit tahun buku 2014 menyatakan bahwa laporan keuangan perusahaan telah disajikan secara wajar berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
127
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Audit Laporan Keuangan Laporan keuangan Perusahaan periode 31 Desember 2014 diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo, & Rekan. Berikut adalah Kantor Akuntan Publik yang melakukan audit Laporan Keuangan Perusahaan selama 3 (tiga) tahun terakhir: Tahun Buku
Akuntan
Kantor Akuntan Publik
Ruang Lingkup Audit Keuangan
Opini Audit
2012
Drs. Emanuel Handojo Pranadjaja, Ak.,CPA
Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo, & Rekan
Laporan Keuangan Perusahaan (Konsolidasian)
Wajar Tanpa Pengecualian
2013
Drs. Emanuel Handojo Pranadjaja, Ak.,CPA
Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo, & Rekan
Laporan Keuangan Perusahaan (Konsolidasian)
Wajar Tanpa Pengecualian
Juninho Widjaja, CPA
Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo, & Rekan
Laporan Keuangan Perusahaan (Konsolidasian)
Wajar Tanpa Pengecualian
2014
128
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
Manajemen Risiko
Penerapan manajemen risiko menjadi kebutuhan mutlak untuk mengurangi dan mencegah terjadinya kerugian yang mengganggu kelangsungan usaha, akibat banyaknya ketidakpastian dan cepatnya perubahan lingkungan usaha, baik internal maupun eksternal
PT Fortune Indonesia Tbk
Dalam menghadapi situasi industri komunikasi dan pemasaran yang penuh dengan tantangan, FORU mengutamakan prinsip pengelolaan manajemen risiko yang berasaskan penghindaran risiko, pemindahan risiko, pengurangan efek negatif risiko, dan penampungan sebagian atau seluruh konsekuensi atas risiko tertentu. Pengelolaan manajemen risiko dilaksanakan melalui tata cara pengelolaan yang sistematis, terintegrasi, optimal, dan berkesinambungan. Prosedur pelaksanaan manajemen risiko diawali dari proses identifikasi risiko yang bertujuan untuk mengenali berbagai faktor risiko yang mungkin muncul dan menghambat proses operasional dan manajerial perusahaan. Langkah berikutnya adalah pengendalian risiko yang tercermin dalam implementasi manajemen risiko.
FORU melakukan berbagai upaya yang diperlukan untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya risiko sekaligus usaha perbaikan untuk menanggulangi implikasi negatif dari risiko tersebut. Upaya pengendalian risiko akan dilakukan secara berkesinambungan untuk mencegah penurunan nilai perusahaan yang signifikan sekaligus mempertahankan daya saing di tengah industri komunikasi dan pemasaran.
Identifikasi Risiko Usaha Untuk dapat mengelola risiko usaha dengan baik, Kebijakan Manajemen Risiko harus dilaksanakan di setiap unit kerja dengan kegiatan sebagai berikut: 1.
Mendeteksi / mengidentifikasi risiko sedini mungkin pada setiap aktivitas. 2. Melakukan pengukuran tingkat / besarnya setiap risiko, dengan memperhitungkan besarnya dampak dan kemungkinan terjadinya peluang risiko.
129
TATA KELOLA PERUSAHAAN
3. Melakukan evaluasi terhadap sumber risiko dan penyebab terjadinya risiko, sebagai dasar untuk memetakan dan mengendalikan risiko yang signifikan. 4. Menyusun rencana strategi pengendalian terhadap risiko yang mempunyai prioritas tinggi / risiko signifikan. 5. Melaksanakan kegiatan pengendalian risiko yang membahayakan kelangsungan hidup perusahaan. 6. Melakukan pemantauan risiko secara berkesinambungan khususnya yang memiliki dampak cukup signifikan terhadap kondisi perusahaan.
Jenis dan Pengelolaan Risiko Usaha Dalam rapat Direksi dengan Dewan Komisaris maupun Divisi Audit Internal dan Komite Audit selalu dilakukan pembahasan mengenai risiko usaha dan mitigasi risiko yang dapat dilaksanakan. Risiko-risiko tersebut merupakan risiko usaha yang bersifat material dan berdampak terhadap kinerja perusahaan.
Setiap pimpinan unit kerja bertanggung jawab atas dilaksanakannya kebijakan manajemen risiko di unit kerjanya masingmasing, guna mewujudkan terciptanya suatu sistem pengelolaan risiko yang akurat dan komprehensif untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Risiko kredit adalah risiko jika pihak debitur tidak memenuhi liabilitasnya dalam kontrak konsumen, yang menyebabkan kerugian keuangan. FORU mengelola risiko kredit dari pelanggan dengan melakukan analisa dan persetujuan kredit yang hati-hati, dan juga pengawasan terhadap saldo piutang dilakukan secara berkesinambungan untuk meminimalisasi piutang tak tertagih.
Profil Risiko digunakan sebagai dasar penyusunan Rencana Audit Tahunan oleh Audit Internal dalam pelaksanaan kegiatan Risk Based Audit (RBA) yang dimaksudkan untuk memastikan bahwa rencana pengendalian risiko telah dilaksanakan dengan baik dan efektif. Hasil dari pelaksanaan RBA ini diharapkan dapat menjadi tolok ukur efektivitas pengelolaan risiko dan akan dilaporkan ke Manajemen serta Komite Audit dalam rangka penerapan tata kelola perusahaan.
130
Adapun beberapa risiko yang telah teridentifikasi di sepanjang tahun 2014 adalah sebagai berikut:
Risiko Kredit
FORU melakukan hubungan usaha hanya dengan pihak ketiga yang diakui dan kredibel. Perusahaan memiliki kebijakan untuk semua pelanggan yang akan melakukan perdagangan secara kredit harus melakukan prosedur verifikasi kredit. Sebagai tambahan jumlah piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi risiko penurunan nilai piutang.
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
Risiko Pasar
Risiko Likuiditas
Risiko pasar adalah risiko di mana nilai wajar dari arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan harga pasar. Perusahaan dipengaruhi oleh risiko pasar, terutama risiko tingkat suku bunga.
Risiko likuiditas adalah risiko dalam hal FORU tidak bisa memenuhi liabilitas pada saat jatuh tempo. Manajemen melakukan evaluasi dan pengawasan atas arus kas masuk (cash in) dan kas keluar (cash out) untuk memastikan tersedianya dana untuk memenuhi kebutuhan pembayaran liabilitas yang jatuh tempo. Secara umum, kebutuhan dana untuk pelunasan liabilitas jangka pendek maupun jangka panjang yang jatuh tempo diperoleh dari penjualan kepada pelanggan.
a. Risiko Nilai Mata Uang Asing Risiko nilai mata uang asing adalah risiko dalam hal nilai wajar atau arus kas masa mendatang dari suatu instrumen keuangan karena perubahan dari nilai tukar mata uang asing. Grup terekspos risiko nilai tukar mata uang asing yang terutama timbul dari aset/ liabilitas moneter bersih yang berbeda dengan mata uang fungsional FORU. FORU memonitor secara ketat fluktuasi dari nilai tukar mata uang asing sehingga dapat mengambil langkah-langkah yang paling menguntungkan pada waktu yang tepat. b. Risiko Tingkat Suku Bunga Risiko tingkat suku bunga adalah risiko dalam hal nilai wajar atau arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Pengaruh dari risiko perubahan suku bunga pasar berhubungan dengan pinjaman dari FORU yang dikenakan suku bunga mengambang. FORU memonitor secara ketat fluktuasi suku bunga pasar dan ekspektasi pasar sehingga dapat mengambil langkah-langkah yang paling menguntungkan secara tepat waktu. Manajemen tidak menganggap perlunya melakukan swap suku bunga pada saat ini.
PT Fortune Indonesia Tbk
Risiko Pengelolaan Modal FORU dihadapkan pada risiko modal untuk memastikan bahwa akan mampu melanjutkan kelangsungan usahanya, selain memaksimalkan keuntungan para pemegang saham, melalui optimalisasi saldo utang dan ekuitas. Struktur modal FORU terdiri dari utang, yang mencakup pinjaman dan ekuitas pemilik induk, yang terdiri dari modal yang ditempatkan, saldo laba, dan komponen ekuitas lainnya. Direksi FORU secara berkala melakukan tinjauan struktur permodalan FORU. Sebagai bagian dari tinjauan ini, Direksi mempertimbangkan biaya permodalan dan risiko yang berhubungan. FORU selaku entitas induk mengelola risiko ini dengan memonitor rasio utang terhadap ekuitas. FORU mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian berdasarkan perubahan kondisi ekonomi untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan. FORU dapat menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham, imbalan modal kepada pemegang saham atau menerbitkan saham baru.
131
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Penerapan Self Assessement
Latar belakang kegiatan self assessment penerapan tata kelola perusahaan pada FORU tahun buku 2014 adalah dalam rangka menciptakan Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) sebagai perusahaan publik yang terpercaya.
Tujuan Self Assessment Self Assessment penerapan praktik tata kelola perusahaan tahun buku 2014 pada FORU, bertujuan untuk : 1. Menyajikan gambaran (potret) kondisi penerapan tata kelola perusahaan di Perusahaan 2. Mengidentifikasi bidang penerapan tata kelola perusahaan yang mendekati atau telah mencapai praktik terbaik (best practices) maupun bidang yang belum mendekati atau mencapai best practices sehingga masih memerlukan peningkatan dan perbaikan (areas of improvement / AOI). 3. Memberikan rekomendasi perbaikan atas AOI, guna lebih meningkatkan pelaksanaan tata kelola perusahaan. 4. Sebagai salah satu bentuk implementasi tata kelola perusahaan terkait dengan fungsi pengawasan internal pada FORU.
132
Prosedur dan Tahapan Self Assessment Kegiatan self assessment dilakukan dengan menerapkan prosedur sebagai berikut: a. Melakukan kajian atas kondisi penerapan prinsip tata kelola perusahaan tahun buku 2014, pada lingkup lima tata kelola perusahaan. b. Membandingkan gambaran praktik governance di atas dengan best practices. c. Memberikan penilaian (scoring) berdasarkan indikator dan parameter tata kelola perusahaan yang digunakan. d. Menyampaikan hasil kajian self assessment tata kelola perusahaan kepada Direksi FORU e. Menuangkan hasil self assessment ke dalam laporan.
Laporan Hasil Self Assessment Mengungkapkan tentang penerapan praktik tata kelola perusahaan selama tahun buku 2014 dan bidang penerapan tata kelola perusahaan yang masih memerlukan upaya perbaikan (areas of improvement) termasuk usulan langkah perbaikannya.
Batasan Tanggung Jawab Perancangan dan penerapan aspek tata kelola perusahaan, serta kebenaran atas data yang berkaitan dengan penerapan tata kelola perusahaan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab Tim Self Assessment terletak pada kesimpulan hasil self assessment berdasarkan penilaian yang dilakukan (tinjauan dokumen, kuesioner, wawancara), dengan batasan sebagai berikut : 1. Tidak melakukan penilaian atas kebijakan atau peraturan yang dikeluarkan oleh instansi eksternal perusahaan, kecuali dalam kaitan untuk melihat dampaknya terhadap penerapan tata kelola perusahaan pada perusahaan.
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
2. Tidak melakukan penilaian atas beban kerja (workload) masing-masing organ perusahaan yang diperlukan untuk memastikan keseimbangan alokasi tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya. 3. Assessment dilakukan sebatas data yang diperoleh Tim selama proses assessment,
04
05
dan usulan langkah perbaikan didasarkan pada kesimpulan hasil analisis terhadap data yang diperoleh. 4. Assessment yang dilakukan tidak mencakup evaluasi terhadap dampak penerapan tata kelola perusahaan pada kinerja perusahaan.
Kesimpulan Hasil Self Assesment FORU telah melakukan Self Assessment Pelaksanaan tata kelola perusahaan tahun 2014, dengan hasil Self Assessment kualifikasi BAIK. Adapun kesimpulan dari self assessment tersebut adalah sebagai berikut : Ringkasan Perhitungan Nilai Komposit Self Assessment Tata Kelola Perusahaan Aspek Yang Dinilai
Bobot (A)
Peringkat (B)
Nilai (A) X (B)
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung jawab Dewan Komisaris
15%
2
0.3
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung jawab Direksi
30%
1.75
0.5
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite Audit
10%
2.5
0.25
Penanganan Benturan Kepentingan
5%
2
0.1
Penerapan Fungsi Audit Internal
5%
2
0.1
Penerapan Fungsi Audit Eksternal
5%
1.75
0.008
Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Internal
10%
1.75
0.17
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan, Laporan Pelaksanaan GCG dan Laporan Internal
20%
2
0.4
Nilai
100%
1.9
Penjelasan Nilai Hasil Komposit Nilai Komposit Nilai Komposit < 1.5
Predikat Komposit Sangat Baik
1.5 = Nilai Komposit < 2.5
Baik
2.5 = Nilai Komposit < 3.5
Cukup Baik
3.5 = Nilai Komposit < 4.5
Kurang Baik
4.5 = Nilai Komposit < 5
PT Fortune Indonesia Tbk
Tidak Baik
133
05 tanggung jawab sosial perusahaan
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
PENGANTAR Visi FORU adalah menjadi jaringan komunikasi dunia yang unggul dan terintegrasi melalui pemanfaatan teknologi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pasar. Tujuan mulia itu harus didukung dengan harmonisasi elemen penting perusahaan, yaitu masyarakat di daerah operasional perusahaan. FORU menyadari bahwa keberlanjutan perusahaan tidak dapat dipisahkan dari faktor eksternal seperti sosial dan lingkungan hidup. Atas dasar ini, FORU juga berkomitmen untuk memenuhi tanggung jawab sosialnya terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Beberapa hal yang melandasi komitmen ini adalah: • Tanggung Jawab Sosial Perusahaan merupakan bagian dari pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik.
136
•
•
•
Tuntutan global terhadap penerapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang baik dan merata. Meningkatnya perhatian masyarakat luas terhadap etika dan akuntabilitas bisnis. Harapan bahwa Perusahaan dan lingkungan sekitarnya dapat tumbuh bersama secara berdampingan.
LANDASAN HUKUM FORU menerapkan kebijakan strategis dalam hal implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/ CSR) dalam rangka menumbuhkan iklim usaha yang kondusif dan berkelanjutan. Penerapan kewajiban Tanggung Jawab Sosial Perusahaan sebagaimana diatur dalam UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Pasal 15 huruf b menyebutkan ”Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.”
Pelaksanaan kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan bagi perusahaan publik juga telah diatur oleh Bapepam-LK melalui Peraturan Bapepam Nomor X.K.6 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik. Regulasi ini menjadi landasan sekaligus pedoman bagi FORU untuk menyelenggarakan wujud tanggung jawab sosial yang baik dan merata di seluruh aspek. Sesuai dengan Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: Kep-431/ BL/2012 tertanggal 1 Agustus 2012, pelaksanaan tanggung jawab sosial bagi perusahaan publik meliputi aspek-aspek sebagai berikut: • Pengembangan sosial dan kemasyarakatan. • Lingkungan hidup. • Praktik ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja. • Tanggung jawab terhadap produk.
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di FORU lebih menitikberatkan pada pembangunan berkelanjutan dan memiliki dampak konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang. Selain peraturan perundang-undangan, FORU juga memiliki pondasi dasar kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang tertuang dalam: • Surat Keputusan Direksi Nomor 01/CSR-FI/CSR/I/2014 tentang Pedoman Program Kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. • Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atas penyisihan laba yang diperuntukan dalam rangka pembinaan kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
03
KOMITMEN TERHADAP PENDIDIKAN FORU menilai bahwa pendidikan adalah salah satu elemen penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan yang mumpuni merupakan fondasi yang kuat dalam membentuk karakter sebagai bangsa yang bermartabat. FORU telah memiliki Roadmap di bidang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan sektor pendidikan dengan melakukan berbagai program kegiatan sebagai berikut: a. Sanggar Fortune Melalui Sanggar Fortune, pendidikan dan pengembangan masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan dapat tercipta sebuah masyarakat
04
05
yang lebih baik. FORU fokus pada pendidikan anak usia dini dimana usia 2-4 tahun adalah usia emas anak yang akan membentuknya menjadi manusia masa depan yang cemerlang. b. Peringatan Hari Besar FORU senantiasa ambil bagian dalam merayakan hari besar yang bersifat nasional maupun religi. Seperti; perayaan Hari Kartini di Sanggar Fortune 2 dimana putra-putri PAUD mengenakan pakaian nasional, menggelar lomba ketangkasan dalam rangka merayakan Hari Kemerdekaan RI, merayakan hari raya Idul Adha bersama murid PAUD.
FORU menilai bahwa pendidikan adalah salah satu elemen penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan yang mumpuni merupakan fondasi yang kuat dalam membentuk karakter sebagai bangsa yang bermartabat.
PT Fortune Indonesia Tbk
137
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
c. Peresmian Sanggar Fortune 4,5,6 Cilandak Timur Setiap tahun FORU meresmikan Sanggar Fortune baru untuk dibina. Pada tahun 2014 FORU memutuskan untuk meresmikan 3 (tiga) Sanggar Fortune sekaligus. Sanggar Fortune 1 berdiri sejak tahun 2008 di Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Seiring perjalanan waktu Sanggar Fortune 2 kemudian resmi berdiri di tahun 2012 dan berlokasi di Ragunan, Jakarta Selatan.
Di tahun 2013, Sanggar Fortune 3 resmi berdiri di Lenteng Agung, Jakarta Selatan. d. Pendidikan dan Pelatihan Bagi Guru PAUD Sanggar Fortune FORU secara berkala memberikan pelatihanpelatihan kepada guru berkaitan dengan kurikulum dan keterampilan mengajar. FORU pun memberikan beasiswa pendidikan S1 PAUD kepada 2 (orang) guru PAUD Sanggar Fortune.
Warga Mengajar Di tahun 2014, FORU menggelar program bertajuk “Warga Mengajar” yaitu sebuah program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang melibatkan warga FORU untuk menjadi guru di PAUD binaan yang dilaksanakan 1 (satu) bulan sekali dan berbagi ilmu pengetahuan serta pengalaman kepada mahasiswa dari berbagai Universitas di Indonesia. Berikut adalah kegiatan program Warga Mengajar sepanjang tahun 2014: Tabel Kegiatan Warga Mengajar di PAUD No
Pelaksanaan
Tema Mengajar
1
Rabu, 29 Januari 2014
Mengenal Bunga
2
Selasa, 18 Februari 2014
Mengenal Transportasi
3
Selasa, 18 Maret 2014
Mengenal Transportasi
4
Selasa, 18 Maret 2014
Kebersihan Berpakaian
5
Selasa, 20 Mei 2014
Alam Semesta
6
Selasa, 23 September 2014
Mengenal Anggota Tubuh
7
Senin, 21 Oktober 2014
Mengenal Transportasi
8
Selasa, 9 Desember 2014
Mengenal Hewan
Tabel Warga Mengajar di Kunjungan Mahasiswa No
Bulan
Institusi
Pemateri
1
Januari
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Muhamad Syarifullah (Fortune PR)
2
Maret
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
Rezki Jatianing Warni (Fortune PR)
3
Maret
Universitas Semarang
Najib Rasyid (Fortune Indonesia)
4
April
Universitas Nasional
Hany Nurahmawati (Fortune Indonesia)
138
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
No
02
04
Bulan
Institusi
Pemateri
5
April
Finalis Pekan Komunikasi Indonesia Universitas Indonesia
Ayu Meganingrum (Fortune PR)
6
Juni
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)
Aldy Dewandhana (Fortune Indonesia)
7
Agustus
STIKOM Surabaya
Luddy Gilang (Fortune Indonesia)
8
September
Universitas Brawijaya Kediri
Muhammad Arif (Fortune PR)
9
November
Universitas Negeri Sebelas Maret
Dwi Jatmiko (Fortune Indonesia)
10
November
Universitas Negeri Sebelas Maret
Quinta Binar ( Fortune PR )
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu hal yang jadi perhatian Perusahaan. FORU berupaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman untuk mendukung terciptanya kinerja Perusahaan yang optimal. Untuk itu, FORU bertekad menciptakan lingkungan kerja yang sehat, bebas cedera, dan melakukan kegiatan operasional sesuai kaidah yang berlaku. •
03
Kesehatan Kesehatan warga merupakan salah satu kunci utama dari tercapainya kinerja warga secara individu dan Perusahaan secara keseluruhan. Oleh karenanya, upaya menjaga kesehatan warga menjadi tanggung jawab bersama. Perusahaan memfasilitasi warga dengan beberapa kegiatan yang diharapkan dapat membangkitkan kesadaran dan motivasi dalam menjaga kesehatan masing-masing.
PT Fortune Indonesia Tbk
Fasilitas kesehatan yang diselenggarakan Perusahaan adalah: 1. Fasilitas kesehatan berkala meliputi fasilitas Medical Check Up 2. Fasilitas pengobatan yaitu jaminan penggantian biaya rawat inap di rumah sakit, rawat jalan setelah keluar dari rumah sakit, bantuan biaya persalinan, biaya perawatan gigi, penggantian kaca mata, alat bantu dengar, pemeriksaan laboratorium dan pengobatan medis lainnya yang direkomendasikan dokter pasca rawat inap. Disamping memfasilitasi warga untuk menjaga kesehatan, Perusahaan mengikutsertakan warga dan keluarganya dengan asuransi kesehatan yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang pelaksanaannya dilakukan secara bertahap. Fasilitas ini bertujuan untuk memberikan proteksi dan biaya pertanggungan asuransi saat menjalani pemeriksaan kesehatan atau perawatan di rumah sakit termasuk jaminan
05
bagi warga dan istri warga yang menjalani persalinan. •
Keselamatan Kerja Untuk efektivitas penerapan K3, Perusahaan telah melengkapi seluruh kantor operasionalnya dengan berbagai perangkat keselamatan kerja seperti: Apar, Diesel Pump, dan Tangga Darurat. Inspeksi keselamatan kebakaran dilakukan secara berkala terhadap alat-alat kebakaran sebagaimana tersebut di atas. Perusahaan juga telah memiliki rencana situasi kebakaran, peletakan prosedur operasional keselamatan kebakaran berada di ruang warga dan setiap lantai gedung sehingga seluruh warga teredukasi dengan baik. Fasilitas keselamatan di gedung perusahaan tersebut telah sesuai dengan standar alat keselamatan kebakaran berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
139
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
LINGKUNGAN
HAK ASASI MANUSIA
Kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan merupakan peluang bagi Perusahaan untuk menyatukan diri dengan masyarakat sekitar. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan memang erat kaitannya dengan program yang dijalankan secara berkelanjutan, di mana FORU dituntut untuk memperhatikan faktor sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun jangka panjang. FORU memegang teguh terhadap implementasi kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dengan aktif melakukan evaluasi terhadap efektivitas program dalam rangka menyiasati tantangan yang ada. Segenap elemen FORU percaya bahwa kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan harus dapat dilakukan secara sinergis, yaitu kemanfaatan bersama, baik untuk FORU maupun penerima manfaat.
Dalam menjalankan operasi bisnisnya, FORU selalu menghargai hak asasi warga dan menghargai segala bentuk perbedaan tanpa melihat budaya, kebangsaan, keimanan, suku, jenis kelamin, usia, atau kategori yang dilindungi lainnya. Perusahaan berkomitmen untuk mengakomodir segala bentuk perbedaan dan menyatukan kemampuan mereka, individualitas dan nilai pandang mereka yang beragam ke dalam kekuatan kolektif Perusahaan.
Kegiatan yang Dilakukan • Murid Sanggar Fortune 2 dan 3 bersama Guru, Perwakilan Asih Foundation, serta FORU melakukan penanaman pohon trembesi sebagai Aksi Si Kelompok Anak Cinta Lingkungan (Kancil). • Donasi Banjir Jakarta. • Beasiswa Pendidikan FORU yang diberikan kepada putra putri dari warga outsourcing dan non staff. Perseroan tidak melakukan kegiatan yang memerlukan analisis mengenai dampak lingkungan, sehingga tidak memiliki sertifikasi terkait hal tersebut.
140
Perusahaan memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang, baik pria dan wanita, tanpa memandang perbedaan etnik, agama, ras, kelas, jenis kelamin, ataupun kondisi fisik untuk mengikuti program rekrutmen pekerja. Pengangkatan calon pekerja didasarkan atas hasil seleksi, hasil evaluasi pada masa percobaan dan orientasi pekerja. Perusahaan memberikan penilaian kepada masing-masing individu secara adil, sesuai dengan peran, tugas, dan kinerjanya dalam mengembangkan karirnya sehingga mereka dapat menghadapi serta mengatasi semua bentuk kesulitan secara pro aktif. FORU menghargai martabat dan nilai setiap individu dalam mengembangkan kemitraan yang setara sebagai bagian dari tim. Sementara itu, Perusahaan tidak memberikan toleransi sedikit pun terhadap perilaku menyimpang antar rekan kerja maupun di luar rekan kerja. Dalam kesehariannya, warga tidak boleh menggunakan
kata-kata atau perilaku yang menghina, mendiskriminasikan atau melanggar hak asasi manusia atau merendahkan nilai spiritual seseorang. Perusahaan juga berkomitmen untuk tidak mempekerjakan anak di bawah umur atau memaksa warga bekerja dengan upah minim yang membahayakan perkembangan fisik, mental, moral warga. Jika terjadi diskriminasi atau pelecehan, Perusahaan telah memiliki standar baku yang tepat dan cepat, dengan melakukan tindakan sesuai norma dan perundangan yang berlaku, serta membuat skema preventif agar hal tersebut tidak terjadi lagi di kemudian hari. Jika terjadi kasus pelecehan, Perusahaan berkomitmen untuk melindungi kerahasiaan semua pihak, termasuk korban, terduga pelaku, dan pemberi informasi. REALISASI KEGIATAN & PENYALURAN DANA Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat. Komitmen FORU untuk menjalankan program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang meliputi aspek terkait dibuktikan dengan berbagai kegiatan di tahun 2014.
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
Sebagai bentuk pertanggungjawaban FORU terhadap kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, berikut adalah realisasi kegiatan dan penggunaan dana kegiatan di tahun 2014: No
Perihal
Jumlah
1
Sanggar Fortune
2
Warga Mengajar di PAUD
3
Warga Mengajar di Kunjungan Mahasiswa
Rp10.000.000
4
Beasiswa Pendidikan FORU
Rp25.000.000
Jumlah Keseluruhan
Rp148.320.000 Rp1.680.000
Rp185.000.000
Sepanjang tahun 2014, jumlah dana yang disalurkan dan atau digunakan FORU untuk kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah sebesar Rp185.000.000. Kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang FORU lakukan tidak sebatas pemberian sumbangan atau kegiatan sosial semata. Namun objektif utamanya adalah keterkaitan harmonisasi dengan kegiatan usaha yang bisa memberi manfaat bagi perusahaan, lingkungan, dan pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar Perusahaan.
Tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.
PT Fortune Indonesia Tbk
141
142
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi
Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi perihal pertanggungjawaban atas Laporan Tahunan PT Fortune Indonesia Tbk periode tahun 2014. Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan PT Fortune Indonesia Tbk ini, berikut laporan keuangan dan informasi lain yang terkait telah dimuat secara lengkap dan merupakan tanggung jawab Manajemen PT Fortune Indonesia Tbk. Laporan Tahunan ini telah disetujui oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang menjabat pada tanggal 31 Desember 2014 dengan membubuhkan tandatangannya masing-masing di bawah ini. Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 30 April 2015 PT Fortune Indonesia Tbk.
Dewan Komisaris
Dedi Sjahrir Panigoro Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen
Kasman Ardan
Miranty Abidin
Komisaris
Komisaris
Lucia Novenna Budiono Komisaris
Direksi
Indra Abidin
Herman Muljadi Sulaeman
Direktur Utama
Direktur
PT Fortune Indonesia Tbk
143
PT FORTUNE INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TANGGAL 31 DESEMBER 2014 SERTA TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
144
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
PT FORTUNE INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TANGGAl 31 DESEMBER 2014 SERTA TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Daftar Isi Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian ........................................................................................
1-3
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian ............................................................................
4
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian .....................................................................................
5
Laporan Arus Kas Konsolidasian .....................................................................................................
6
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian .............................................................................
7 - 52
PT Fortune Indonesia Tbk
145
146
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
PT Fortune Indonesia Tbk
03
04
05
147
148
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan ASET Aset Lancar Kas dan setara kas Piutang usaha - pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai piutang sebesar Rp 7.639.293.539 pada tahun 2014 dan Rp 6.481.908.612 pada tahun 2013 Piutang lain-lain - pihak ketiga Jasa dalam pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai dibayar di muka
2c, 2d, 4, 32 2c, 5, 13, 26, 32
33.959.407.363
111.646.285.061 3.825.143.939 53.205.159.659 2.143.180.676 19.258.508.773
112.300.906.283 5.351.969.997 51.797.737.769 -
228.471.260.416
226.617.680.439
2c, 2d, 8, 13, 32 2c, 2g, 9a, 32 2c, 2g, 9b, 32 2h, 10 2i, 11
12.000.530.000 1.155.829.432 6.377.065.163 500.000.000
12.000.530.000 1.705.819.098 5.652.494.980 4.117.552.758 500.000.000
2j, 2k, 2l, 12, 15, 16, 26 2c, 32 2q, 17d 2q, 17c
7.063.875.171 5.000.000 5.517.648.863 93.907.935
7.920.702.341 18.000.000 4.890.867.890 93.907.935
32.713.856.564
36.899.875.002
261.185.116.980
263.517.555.441
2c, 32 2e, 6 2f, 7
Jumlah Aset Lancar
Pinjaman karyawan Piutang pihak berelasi Investasi pada Entitas Asosiasi Investasi jangka panjang lain-lain Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 14.768.658.920 pada tahun 2014 dan Rp 13.179.715.305 pada tahun 2013 Uang jaminan Aset pajak tangguhan Tagihan restitusi pajak penghasilan
2013
38.392.982.308
Uang muka dan aset lancar lainnya
Aset Tidak Lancar Deposito yang dibatasi penggunaannya
2014
Jumlah Aset Tidak Lancar JUMLAH ASET
23.207.659.027
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.
1 PT Fortune Indonesia Tbk
149
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Liabilitas Jangka Pendek Utang bank jangka pendek
2c,13, 32
Utang usaha
2c, 14, 32
Utang sewa pembiayaan Jumlah Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang Utang pihak berelasi Liabilitas imbalan kerja karyawan Utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Utang pembelian aset tetap Utang sewa pembiayaan Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
2013
30.000.200.000
30.000.200.000
80.728.625.138 406.176.498 1.357.541.598 3.397.437.569 197.478.310
76.544.339.056 349.823.903 1.689.829.457 9.627.868.206 187.745.897
133.000.000
266.000.000
31.481.344 116.251.940.457
31.481.328 118.697.287.847
2c, 2g, 9d, 32 2m, 18, 26
200.000.000 12.522.538.170
200.000.000 11.481.618.000
2c, 15, 28, 32 2c, 2l, 16, 28, 32
-
133.000.000
12.722.538.170
31.481.344 11.846.099.344
128.974.478.627
130.543.387.191
Pihak ketiga Pihak berelasi Utang lain-lain - pihak ketiga Utang pajak Beban masih harus dibayar Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun Utang pembelian aset tetap
2014
2g, 9c 2c, 32 2q, 17a 2c, 32
2c, 15, 28, 32 2c, 2l, 16, 28, 32
JUMLAH LIABILITAS
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.
2
150
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan EKUITAS Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar - 1.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 465.224.000 saham Tambahan modal disetor - bersih Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya Jumlah Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk Kepentingan Nonpengendali
2014
2013
19 2n, 20
46.522.400.000 7.148.969.337
46.522.400.000 7.148.969.337
21
12.497.346.061 65.662.230.340 ¤
10.910.071.061 68.045.966.646
131.830.945.738 379.692.615
132.627.407.044 346.761.206
JUMLAH EKUITAS
132.210.638.353
132.974.168.250
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
261.185.116.980
263.517.555.441
2b, 22
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.
3 PT Fortune Indonesia Tbk
151
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2014
2013
PENDAPATAN USAHA
2o, 24, 33
404.324.184.368
407.406.719.849
BEBAN LANGSUNG
2o, 9c, 25
322.568.452.857
326.394.831.677
81.755.731.511
81.011.888.172
72.400.519.410
66.523.632.643
9.355.212.101
14.488.255.529
LABA KOTOR BEBAN USAHA
2o, 5, 12, 18, 26
LABA USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Penghasilan bunga Laba penjualan aset tetap Beban keuangan Rugi penjualan investasi pada Entitas Asosiasi Laba (rugi) selisih kurs - bersih Bagian laba (rugi) Entitas Asosiasi Lain-lain
2o, 33 27 2j, 12 15, 16, 28 2h, 10 2p 2h, 10 12, 29
Jumlah Beban Lain-lain - Bersih LABA SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN
2q, 17b, 33
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN JUMLAH LABA KOMPREHENSIF
2b, 22
JUMLAH LABA BERSIH PER SAHAM DASAR YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK
1.012.024.011 69.375.000 (3.391.167.536 )
(1.813.715.507 ) (108.123.031 ) (53.837.248 ) 723.306.597 (3.174.170.510 )
1.256.732.459 63.745.168 310.634.681 (678.656.217 )
6.181.041.591
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik Entitas Induk Kepentingan Nonpengendali
2.075.220.933 34.817.917 (4.031.840.171 )
2r, 23
(2.292.331.488 )
13.809.599.312 (3.228.311.748 )
3.888.710.103
10.581.287.564
-
-
3.888.710.103
10.581.287.564
3.855.778.694 32.931.409
10.534.726.962 46.560.602
3.888.710.103
10.581.287.564
8
23
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.
4
152
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
PT Fortune Indonesia Tbk
7.148.969.337
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(3.553.096.441 )
3.553.096.441
12.497.346.061
-
-
1.587.275.000
10.910.071.061
-
-
1.887.750.307
-
9.022.320.754
65.662.230.340
3.855.778.694
(4.652.240.000 )
(1.587.275.000 )
68.045.966.646
10.534.726.962
(3.256.568.000 )
(1.887.750.307 )
-
62.655.557.991
131.830.945.738
3.855.778.694
(4.652.240.000 )
153
5
-
132.627.407.044
10.534.726.962
(3.256.568.000 )
-
-
125.349.248.082
379.692.615
32.931.409
-
-
346.761.206
46.560.602
-
-
-
300.200.604
132.210.638.353
3.888.710.103
(4.652.240.000 )
-
132.974.168.250
10.581.287.564
(3.256.568.000 )
-
-
125.649.448.686
Jumlah Ekuitas
04
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.
46.522.400.000
Saldo 31 Desember 2014
-
-
-
21
Dividen
7.148.969.337
-
-
-
3.553.096.441
3.595.872.896
Kepentingan Nonpengendali
03
Laba komprehensif tahun 2014
21
Cadangan umum
46.522.400.000
-
Saldo 31 Desember 2013
21
Dividen
-
-
-
21
Cadangan umum
46.522.400.000
Tambahan Modal Disetor - Bersih
Jumlah Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk
02
Laba komprehensif tahun 2013
2n
Reklasifikasi dampak penerapan PSAK 38 (revisi 2012) "Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali"
Saldo 1 Januari 2013
Catatan
Modal Saham
Selisih Nilai Saldo Laba Transaksi Restrukturisasi Telah Belum Entitas Ditentukan Ditentukan Sepengendali Penggunaannya Penggunaannya
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
01 05
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2014 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan Penerimaan dari (pembayaran untuk): Penghasilan bunga Pajak penghasilan Beban keuangan Kegiatan usaha lainnya
2013
404.978.805.592 427.270.769.843 (374.025.201.618 ) (383.513.175.165 ) 2.075.220.933 (13.843.631.280 ) (4.031.840.171 ) (6.416.497.555 )
1.012.024.011 (5.404.730.630 ) (3.391.167.536 ) (7.241.435.108 )
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi
8.736.855.901
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan penjualan Entitas Asosiasi Hasil penjualan aset tetap Perolehan aset tetap Penerimaan dari klaim asuransi
2.250.000.000 35.000.000 (913.989.445 ) -
630.000.000 (780.044.495 ) 49.482.784
Arus kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi
1.371.010.555
(100.561.711 )
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran dividen tunai Penambahan piutang pihak berelasi Pembayaran utang pembelian aset tetap Pembayaran utang sewa pembiayaan Pembayaran utang bank Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan
28.732.285.415
(4.652.240.000 ) (724.570.183 ) (266.000.000 ) (31.481.328 ) -
(3.256.568.000 ) (4.484.487.070 ) (672.558.092 ) (28.857.884 ) (11.018.757.787 )
(5.674.291.511 )
(19.461.228.833 )
4.433.574.945
9.170.494.871
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
33.959.407.363
24.788.912.492
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
38.392.982.308
33.959.407.363
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.
6
154
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. GAMBARAN UMUM a.
Pendirian Entitas Induk PT Fortune Indonesia Tbk (“Entitas Induk”), didirikan di Indonesia pada tanggal 5 Mei 1970 berdasarkan akta Dian Paramita Tamzil, S.H., pengganti Notaris Djojo Muljadi S.H., No. 5 dengan nama PT Fortune Indonesia Advertising Company. Akta pendirian tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. JA-5/67/21 tanggal 12 September 1970 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 83, Tambahan No. 389 tanggal 17 Oktober 1972. Nama Entitas Induk dari PT Fortune Indonesia Advertising Company telah berubah menjadi PT Fortune Indonesia sesuai dengan akta perubahan anggaran dasar Entitas Induk No. 51 dari Notaris Ny. Toety Juniarto, S.H., tanggal 21 September 2001 dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C-08991.HT.01.04.TH.2001 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 98, Tambahan No. 8029 tanggal 7 Desember 2001. Anggaran dasar Entitas Induk telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir diaktakan dengan akta Notaris Leolin Jayayanti, S.H., No. 10 tanggal 31 Oktober 2008, antara lain mengenai penyesuaian Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU98038.HT.01.02.Tahun 2008 pada tanggal 18 Desember 2008 diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 28, Tambahan No. 9716 tanggal 7 April 2009. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Entitas Induk, ruang lingkup kegiatan Entitas Induk adalah penjualan jasa komunikasi pemasaran yang antara lain meliputi jasa periklanan, kehumasan (public relations), dan multimedia. Entitas Induk berkedudukan di Gedung Galaktika, Jl. Harsono R.M. No. 2 Ragunan, Jakarta Selatan. Entitas Induk beroperasi secara komersial sejak tahun 1970. Entitas induk langsung Entitas Induk adalah PT Karya Cipta Prima, sedangkan entitas induk utama Entitas Induk adalah PT Rajawali Corpora.
b. Penawaran Umum Saham Entitas Induk Pada tanggal 27 Desember 2001, Entitas Induk telah menerima pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) melalui suratnya No. S-4067/PM/2001 untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham Entitas Induk kepada masyarakat sejumlah 205.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham pada harga penawaran Rp 130 per saham, disertai dengan penerbitan 102.500.000 Waran Seri I. Pada tanggal 17 Januari 2002, Entitas Induk telah mencatatkan seluruh saham dan warannya di Bursa Efek Indonesia. c.
Entitas Anak yang Dikonsolidasi Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Entitas Induk memiliki penyertaan saham secara langsung pada beberapa Entitas Anak yaitu sebagai berikut: Entitas Anak PT Pelita Alembana (PA) PT Fortune Pramana Rancang (FPR) PT Fortune Adwicipta (FAC)
Domisili
Tahun Persentase Beroperasi Kepemilikan
Jumlah Aset (Rp 000) 2014 2013
Aktivitas Utama
Jakarta
1981
99%
51.855.991
48.458.776
Jasa Periklanan
Jakarta
1980
99%
25.237.938
22.710.950
Jasa Kehumasan
Jakarta
1985
99%
8.331.827
15.075.515
Jasa Desain Grafis
7 PT Fortune Indonesia Tbk
155
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. GAMBARAN UMUM (lanjutan) d. Susunan Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite Audit, serta Jumlah Karyawan Pada tanggal 31 Desember 2014, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Entitas Induk berdasarkan akta Notaris Leolin Jayayanti, S.H., No. 60 tanggal 18 Juli 2014 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama dan Independen Komisaris Komisaris Komisaris
: : : :
Dedi Sjahrir Panigoro Kasman Ardan Miranty Abidin Lucia Novenna Budiono
: :
Indra Abidin Herman Muljadi Sulaeman
Direksi Direktur Utama Direktur
Pada tanggal 31 Desember 2013, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Entitas Induk berdasarkan akta Notaris Leolin Jayayanti, S.H., No. 16 tanggal 21 Juli 2011 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama dan Independen Komisaris Independen Komisaris Komisaris Komisaris
: : : : :
Dedi Sjahrir Panigoro Farida Eva Rianty Hutapea Kasman Ardan Miranty Abidin Lucia Novenna Budiono
: :
Indra Abidin Herman Muljadi Sulaeman
Direksi Direktur Utama Direktur
Susunan komite audit Entitas Induk, pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, adalah sebagai berikut : Komite Audit Ketua Anggota Anggota
: : :
Dedi Sjahrir Panigoro Alexander Ronald Sindhika Dharmawandi Sutanto
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Sekretaris Entitas Induk adalah Indira Ratna Dewi Abidin. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Grup memiliki karyawan tetap masing-masing sebanyak 354 dan 353 orang (tidak diaudit). e. Penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasian Manajemen Entitas Induk bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini, yang telah diselesaikan dan diotorisasi untuk diterbitkan pada tanggal 25 Maret 2015.
8
156
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN a.
Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam dan LK” yang fungsinya dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) sejak tanggal 1 Januari 2013) No. VIIG.7 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik” yang terdapat dalam lampiran keputusan ketua Bapepam dan LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2013. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah konsisten dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Grup menyajikan laporan laba rugi komprehensif dalam satu laporan dan menyajikan tambahan pengungkapan sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan pada Catatan 3 serta pengelolaan permodalan pada Catatan 31. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah dasar akrual menggunakan konsep biaya historis, kecuali untuk beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung, menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Grup.
b. Prinsip-prinsip Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan PA, FPR dan FAC, Entitas Anak, seperti yang disebutkan pada Catatan 1c, yang dimiliki oleh Entitas Induk dan dengan kepemilikan saham lebih dari 50% secara langsung. Semua saldo dan transaksi antar Entitas yang material, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, jika ada, dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil operasi Grup sebagai satu kesatuan usaha. Entitas-entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Entitas Induk memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Entitas Induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Entitas Induk memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas Anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas, dapat menentukan kebijakan dan operasi Entitas Anak, atau mengangkat mayoritas Direksi Entitas Anak, atau mampu menguasai suara mayoritas dalam rapat pengurus. Laporan keuangan Entitas Anak disusun dengan periode pelaporan yang sama dengan Entitas Induk. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian telah diterapkan secara konsisten oleh Grup, kecuali dinyatakan lain.
- 8 -4 PT Fortune Indonesia Tbk
9
157
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) b. Prinsip-prinsip Konsolidasian (lanjutan) Kepentingan Nonpengendali mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset bersih dari Entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Entitas Induk, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk. c. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Klasifikasi i.
Aset Keuangan Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual, jika sesuai. Grup menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal. Aset keuangan Grup terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha - pihak ketiga, piutang lainlain - pihak ketiga, deposito yang dibatasi penggunaannya, pinjaman karyawan, piutang pihak berelasi, dan uang jaminan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
ii. Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi. Grup menentukan klasifikasi atas liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal. Liabilitas keuangan Grup terdiri dari utang bank jangka pendek, utang usaha pihak ketiga dan pihak berelasi, utang lain-lain - pihak ketiga, beban masih harus dibayar, utang pembelian aset tetap, utang sewa pembiayaan, dan utang pihak berelasi, yang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi. Pengakuan dan pengukuran i.
Aset Keuangan Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal investasi yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi komprehensif konsolidasian, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset. Seluruh pembelian dan penjualan yang lazim pada aset keuangan diakui atau dihentikan pengakuannya pada tanggal perdagangan - yaitu tanggal pada saat Grup berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Pembelian atau penjualan yang lazim adalah pembelian atau penjualan aset keuangan yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu umumnya ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar.
10
158
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) c.
Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) Pengakuan dan pengukuran (lanjutan) i.
Aset Keuangan (lanjutan) •
Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif kecuali jika dampak diskonto tidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian ketika aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, dan melalui proses amortisasi.
ii. Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan, dalam hal utang dan pinjaman, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. •
Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, selanjutnya setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, menggunakan suku bunga efektif kecuali jika dampak diskonto tidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan. Beban bunga diakui dalam “Beban keuangan” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian ketika liabilitas keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan melalui proses amortisasi.
Saling Hapus Instrumen Keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat maksud untuk menyelesaikan secara bersih, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan. Nilai Wajar Instrumen Keuangan Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi, jika ada, ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga di pasar aktif pada penutupan bisnis pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut mencakup penggunaan transaksitransaksi pasar yang wajar antara pihak-pihak yang mengerti dan berkeinginan (arm’s length market transactions); referensi atas nilai wajar terkini instrumen lain yang secara substansial sama; analisa arus kas yang didiskonto; atau model penilaian lain.
- 10 -4 PT Fortune Indonesia Tbk
11
159
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) c. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) Biaya Perolehan Diamortisasi dari Instrumen Keuangan Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif. Penurunan Nilai Aset Keuangan Setiap akhir periode pelaporan, Grup mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Bukti penurunan nilai dapat meliputi indikasi pihak peminjam atau kelompok pihak peminjam mengalami kesulitan keuangan signifikan, wanprestasi atau tunggakan pembayaran bunga atau pokok, kemungkinan bahwa mereka akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan di mana data yang dapat diobservasi mengindikasikan bahwa ada terukur penurunan arus kas estimasi masa mendatang, seperti perubahan tunggakan atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi. i.
Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Grup pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai adanya penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual atau untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual terdapat bukti penurunan nilai secara kolektif. Jika Grup menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Grup memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kasa masa datang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan dan piutang memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini. Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Ketika aset tidak tertagih, nilai tercatat atas aset keuangan yang telah diturunkan nilainya dikurangi secara langsung atau jika ada suatu jumlah telah dibebankan ke akun cadangan penurunan nilai jumlah tersebut dihapusbukukan terhadap nilai tercatat aset keuangan tersebut. 12
160
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) c. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) Penurunan Nilai Aset Keuangan (lanjutan) i.
Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi (lanjutan) Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan penurunan nilai tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan, sepanjang nilai tercatat aset tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Penerimaan kemudian atas piutang yang telah dihapusbukukan sebelumnya, jika pada periode berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun cadangan penurunan nilai, sedangkan jika setelah akhir periode pelaporan dikreditkan sebagai pendapatan operasional lainnya.
Penghentian Pengakuan i. Aset Keuangan Grup menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Grup mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung liabilitas untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga di bawah kesepakatan pelepasan (pass through arrangement); dan (a) Grup telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) Grup tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer pengendalian atas aset. Ketika Grup telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari aset atau telah menandatangani kesepakatan pelepasan (pass through arrangement), dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, maupun mentransfer pengendalian atas aset, aset tersebut diakui sejauh keterlibatan berkelanjutan Grup terhadap aset keuangan tersebut. Dalam hal itu Grup juga mengakui liabilitas terkait. Aset yang ditransfer dan liabilitas terkait diukur dengan dasar yang mencerminkan hak dan liabilitas yang masih dimiliki Grup. Keterlibatan berkelanjutan yang berbentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur sebesar jumlah terendah dari jumlah tercatat aset dan jumlah maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali. ii. Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluarsa. Ketika liabilitas keuangan saat ini digantikan dengan yang lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. - 12 -4 PT Fortune Indonesia Tbk
13
161
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) d. Kas dan Setara Kas dan Deposito Yang Dibatasi Penggunaannya Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal penempatan dan tidak dijaminkan atas utang serta tidak dibatasi penggunaannya. Deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari 3 (tiga) bulan sejak tanggal penempatan, dijaminkan dan dibatasi penggunaannya dicatat sebagai ”Deposito yang dibatasi penggunaannya” sebagai bagian aset tidak lancar dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. e.
Jasa Dalam Pelaksanaan Biaya-biaya untuk mengerjakan proyek jasa pembuatan iklan, jasa desain grafis dan jasa program tertentu lainnya diakumulasi dan dibebankan sebagai beban langsung pada saat penjualan diakui, yaitu pada saat pekerjaan telah diselesaikan dan mendapat persetujuan dari pemberi kerja. Sedangkan biaya-biaya untuk mengerjakan proyek yang berkaitan dengan jasa hubungan masyarakat dan jasa pameran diakumulasi dan dibebankan sebagai beban langsung pada saat penjualan diakui, yaitu berdasarkan persentase tingkat penyelesaian pekerjaan.
f.
Beban Dibayar di Muka Beban dibayar di muka dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sesuai dengan masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).
g.
Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Grup melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi seperti yang didefinisikan dalam PSAK 7 (revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. Transaksi tersebut dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak. Beberapa persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan persyaratan yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi. Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Grup: a.
Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan Grup jika orang tersebut; (i)
b.
Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Grup;
(ii) Memiliki pengaruh signifikan atas Grup; atau, (iii) Personil manajemen kunci Grup. Suatu entitas berelasi dengan Grup, jika memenuhi salah satu hal berikut: (i)
Entitas dan Grup adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya Perusahaan, Entitas Anak, dan Entitas Anak berikutnya terkait dengan entitas lain).
(ii)
Satu entitas adalah Entitas Asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau Entitas Asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang entitas lain tersebut adalah anggotanya).
(iii) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. (iv) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah Entitas Asosiasi dari entitas ketiga. h.
Investasi Pada Entitas Asosiasi Investasi Grup pada Entitas Asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. Entitas Asosiasi adalah entitas dalam hal Grup mempunyai pengaruh signifikan. Dalam metode ekuitas, biaya investasi ditambah atau dikurangi dengan bagian Grup atas laba atau rugi bersih, dan dividen yang diterima dari investee sejak tanggal perolehan.
14
162
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) h.
Investasi Pada Entitas Asosiasi (lanjutan) Laporan laba rugi komprehensif konsolidasian mencerminkan bagian atas hasil operasi dari Entitas Asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari Entitas Asosiasi, Grup mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika berkaitan, dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasian. Laba atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara Grup dengan Entitas Asosiasi, jika ada, dieliminasi pada jumlah sesuai dengan kepentingan Grup pada Entitas Asosiasi. Laporan keuangan Entitas Asosiasi disusun dengan menggunakan periode pelaporan yang sama dengan Grup. Ketika kehilangan pengaruh yang signifikan terhadap Entitas Asosiasi, Grup mengukur dan mengakui setiap investasi yang tersisa pada nilai wajar. Selisih antara nilai tercatat asosiasi setelah hilangnya pengaruh signifikan dan nilai wajar dari investasi yang tersisa dan hasil dari penjualan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
i.
Investasi Jangka Panjang Lain-lain Investasi dalam bentuk saham dengan kepemilikan kurang dari 20% yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal, diukur pada biaya perolehan. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan langsung pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
j.
Aset Tetap Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (“carrying amount”) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya perbaikan dan pemeliharaan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut: Tahun 20 10 5 - 10 5 - 10 4
Bangunan dan prasarana Mesin dan instalasi Peralatan studio Peralatan dan perlengkapan kantor Kendaraan
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya. Nilai residu, estimasi masa manfaat dan metode penyusutan direview dan disesuaikan, setiap akhir tahun, bila diperlukan.
- 14 -4 PT Fortune Indonesia Tbk
15
163
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) k.
Penurunan Nilai Aset Nonkeuangan Pada setiap akhir periode pelaporan, Grup menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Grup membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut. Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar dari pada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan nilai dari operasi yang dilanjutkan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai rugi penurunan nilai. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan bersih didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar terkini atas nilai waktu dari uang dan risiko spesifik dari aset. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Grup menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikasi nilai wajar yang tersedia. Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Kerugian penurunan nilai dari operasi yang dilanjutkan, jika ada, diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sesuai dengan kategori beban yang konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya. Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk suat aset mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk suatu aset dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya.Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, setelah dikurangi penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi atas penurunan nilai aset nonkeuangan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.
l.
Transaksi Sewa Grup mengklasifikasikan sewa berdasarkan sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee, dan substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya.
16
164
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) l.
Transaksi Sewa (lanjutan) Sewa Pembiayaan - sebagai Lessee Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansi seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan. Sewa tersebut dikapitalisasi sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas, sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Beban keuangan dibebankan langsung ke operasi tahun berjalan. Jika terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, aset sewaan disusutkan selama estimasi masa manfaat aset tersebut. Jika tidak terdapat kepastian tersebut, maka aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan atau masa sewa. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi jual dan sewa-balik kembali ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa sewa. Sewa Operasi - sebagai Lessee Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansi seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Dengan demikian, pembayaran sewa diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.
m. Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual. Imbalan pascakerja seperti pensiun, uang pisah, dan uang penghargaan masa kerja dihitung berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (“UU 13/2003”). Grup harus menyediakan program pensiun dengan imbalan minimal tertentu sesuai dengan UU 13/2003. Program pensiun Grup berdasarkan perhitungan imbalan pensiun yang dilakukan oleh aktuaris menunjukkan bahwa perkiraan imbalan yang disediakan oleh program pensiun Grup akan melebihi imbalan pensiun minimal yang ditentukan oleh UU 13/2003. Perhitungan imbalan pascakerja ditentukan dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial yang melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada awal periode pelaporan diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang berpartisipasi. Keuntungan atau kerugian aktuaria dari penyesuaian dan perubahan asumsi aktuaria sebagai kelebihan atas nilai yang lebih tinggi antara 10% dari nilai wajar aset program atau 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada awal periode diamortisasi dan diakui sebagai biaya atau keuntungan selama perkiraan rata-rata sisa periode jasa pegawai yang masuk program pensiun. Biaya jasa lalu diakui sebagai beban dengan metode garis lurus sepanjang periode sampai imbalan tersebut menjadi vested. Jika manfaat telah menjadi hak atau vested, segera setelah pengenalan program, atau perubahan program pensiun, biaya jasa lalu diakui secara langsung. Grup mengakui keuntungan atau kerugian atas kurtailmen atau penyelesaian suatu program imbalan pasti ketika kurtailmen atau penyelesaian tersebut terjadi. Keuntungan atau kerugian atas kurtailmen atau penyelesaian terdiri dari perubahan yang terjadi dalam nilai kini liabilitas imbalan pasti dan keuntungan dan kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui sebelumnya. - 16 -4 PT Fortune Indonesia Tbk
17
165
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) n. Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Sejak tanggal 1 Januari 2013, Entitas Induk menerapkan PSAK 38 (revisi 2012), "Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali”. Kebijakan akuntansi tertentu Entitas Induk telah diubah seperti yang disyaratkan, sesuai dengan ketentuan standar tersebut. Standar ini menyatakan bahwa selisih antara jumlah imbalan yang dialihkan dan jumlah tercatat dari setiap kombinasi bisnis entitas sepengendali diakui di ekuitas dan disajikan dalam akun “Tambahan Modal Disetor”. Entitas Induk telah menyesuaikan pencatatan transaksi restrukturisasi entitas sepengendali yang terjadi sesuai dengan PSAK 38 (revisi 2012), "Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali”. o. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh Grup dan jumlahnya dapat diukur secara handal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Pendapatan usaha berasal dari jasa berikut: -
Produksi iklan dan desain grafis, diakui pada saat pekerjaan diselesaikan dan telah memperoleh persetujuan dari pemberi kerja.
-
Media, diakui pada saat iklan telah ditayangkan dan penayangan tersebut telah memperoleh persetujuan dari pemberi kerja.
-
Hubungan masyarakat dan pameran, diakui berdasarkan persentase tingkat penyelesaian pekerjaan atau sesuai dengan persyaratan yang disebutkan dalam kontrak.
Beban diakui pada saat terjadinya atau sesuai dengan masa manfaatnya (metode akrual). p.
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Pembukuan Grup diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada akhir periode pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tengah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs mata uang asing dan penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing ke dalam mata uang Rupiah diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, kurs yang digunakan adalah sebagai berikut: 2014 12.440 9.422 1.603
1 Dolar Amerika Serikat (USD) 1 Dolar Singapura (SGD) 1 Dolar Hongkong (HKD) q.
2013 12.189 9.628 1.572
Perpajakan Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan laba kena pajak tahun berjalan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer dari aset dan liabilitas antara pelaporan komersial dan pajak pada setiap tanggal laporan. Manfaat pajak masa mendatang, seperti rugi fiskal yang dapat dikompensasi, diakui sepanjang besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasikan.
18
166
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) q.
Perpajakan (lanjutan) Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan akumulasi rugi fiskal yang belum digunakan, sepanjang besar kemungkinan beda temporer yang boleh dikurangkan dan akumulasi rugi fiskal tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa mendatang, kecuali aset pajak tangguhan yang terkait dengan perbedaan permanen yang dapat dikurangkan timbul dari pengakuan awal aset dan liabilitas dalam transaksi yang bukan merupakan kombinasi bisnis dan, pada saat transaksi, dampaknya tidak mempengaruhi laba akuntansi maupun laba kena pajak atau rugi; namun untuk perbedaan temporer dapat dikurangkan yang terkait dengan investasi pada Entitas Anak, aset pajak tangguhan diakui hanya sepanjang kemungkinan besar perbedaan temporer akan dibalik di masa depan yang dapat diperkirakan dan laba kena pajak akan tersedia dalam jumlah yang memadai sehingga perbedaan temporer dapat dimanfaatkan. Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan, dan mengurangi jumlah tercatat jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasi sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan yang belum diakui dinilai kembali pada setiap akhir periode pelaporan dan diakui sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak mendatang akan memungkinkan aset pajak tangguhan tersedia untuk dipulihkan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan dihitung berdasarkan tarif yang akan dikenakan pada periode saat aset direalisasikan atau liabilitas tersebut diselesaikan, berdasarkan undang-undang pajak yang berlaku atau berlaku secara substantif pada akhir periode laporan keuangan konsolidasian. Pengaruh pajak terkait dengan penyisihan dan/atau pemulihan semua perbedaan temporer selama tahun berjalan, termasuk pengaruh perubahan tarif pajak, diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan secara saling hapus saat hak yang dapat dipaksakan secara hukum ada untuk saling hapus aset pajak kini dan liabilitas pajak kini, atau aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan berkaitan dengan entitas kena pajak yang sama, atau Grup bermaksud untuk menyelesaikan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto. Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima atau, jika Grup mengajukan keberatan pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
r.
Laba Bersih Per Saham Dasar Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih pada tahun berjalan dengan rata-rata tertimbang jumlah saham ditempatkan dan disetor selama tahun yang bersangkutan. Jumlah rata-rata tertimbang saham pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebesar 465.224.000 saham.
s.
Informasi Segmen Segmen adalah bagian khusus dari Grup yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya. Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Grup dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasian. Segmen geografis tidak disajikan karena aktivitas penjualan Grup seluruhnya dilakukan di Jakarta.
- 18 -4 PT Fortune Indonesia Tbk
19
167
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) t.
Provisi Provisi diakui jika entitas memiliki liabilitas kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) jika, sebagai akibat peristiwa masa lalu, besar kemungkinan penyelesaian liabilitas tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah liabilitas tersebut dapat dibuat. Jika entitas mengharapkan sebagian atau seluruh provisi diganti, maka penggantian tersebut diakui sebagai aset yang terpisah tetapi hanya pada saat timbul keyakinan pengantian pasti diterima. Beban yang terkait dengan provisi disajikan secara neto setelah dikurangi jumlah yang diakui sebagai penggantiannya. Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika kemungkinan besar tidak terjadi arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan liabilitas tersebut, maka provisi dibatalkan.
3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI Penyusunan laporan keuangan konsolidasian Grup mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dan pengungkapan terkait pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya. Pertimbangan Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Grup yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian: Klasifikasi Instrumen Keuangan Grup menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK 55 (revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Grup seperti diungkapkan pada Catatan 2c. Penyisihan Penurunan Nilai Piutang Usaha Grup mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Grup mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi yang spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Grup. Provisi yang spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan penurunan untuk piutang usaha. Nilai tercatat dari piutang usaha Grup sebelum penyisihan untuk penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 diungkapkan dalam Catatan 5. Penentuan Mata Uang Fungsional Mata uang fungsional Grup adalah mata uang lingkungan ekonomi primer tempat Grup beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan beban pokok penjualan. Manajemen Grup menentukan mata uang fungsional Grup adalah Rupiah. Estimasi dan Asumsi Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Grup mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Grup. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya. 20
168
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI (lanjutan) Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Instrumen Keuangan Grup mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Grup menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langung laba atau rugi Grup. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 32. Penyusutan Aset Tetap Beban perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 4 sampai dengan 20 tahun. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya beban penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai tercatat aset tetap bersih Grup 31 Desember 2014 dan 2013 diungkapkan dalam Catatan 12. Aset Pajak Tangguhan Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh rugi fiskal yang belum digunakan sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga rugi fiskal tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak dan strategi perencanaan pajak masa depan. Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan Penentuan liabilitas imbalan kerja karyawan Grup bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dan manajemen Grup dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat mortalitas dan usia pensiun. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Grup yang memiliki pengaruh lebih dari 10% liabilitas imbalan kerja pasti, ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Sementara Grup berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Grup dapat mempengaruhi secara material liabilitas imbalan kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 yang diungkapkan dalam Catatan 18. Pajak Penghasilan Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Grup mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan. 4. KAS DAN SETARA KAS Terdiri atas:
Kas
- 20 -4 PT Fortune Indonesia Tbk
2014
2013
49.535.200
51.627.007
21
169
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4.
KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) Bank Mata uang Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Permata Tbk PT CIMB Niaga Tbk Lain-lain (di bawah Rp 30 juta) Mata uang Dolar Amerika Serikat Standard Chartered Bank, Jakarta (USD 159.793 pada tahun 2014 dan USD 176.194 pada tahun 2013) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (USD 157.639 pada tahun 2014 dan USD 134.643 pada tahun 2013) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (USD 33.569 pada tahun 2014 dan USD 107.424 pada tahun 2013) Mata uang Dolar Singapura PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (SGD 38.305 pada tahun 2014 dan SGD 38.309 pada tahun 2013) Mata uang Dolar Hongkong PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (HKD 82.407 pada tahun 2014 dan HKD 83.015 pada tahun 2013) Subjumlah bank Setara kas - Deposito berjangka Mata uang Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk Subjumlah setara kas Jumlah
2014
2013
13.413.217.816 1.625.758.565 1.040.182.777 1.038.245.855 632.662.422 352.603.717 261.227.321 107.053.852 63.883.654 57.245.238 3.482.402
17.495.794.652 1.589.333.391 3.695.248.245 392.690.170 4.059.315.582 259.963.207 106.631.250 64.711.126 58.237.980 4.376.698
1.987.824.920
2.147.632.323
1.961.023.313
1.641.167.306
417.602.714
1.309.391.745
360.917.787
368.841.557
132.154.378 23.455.086.731
130.492.174 33.323.827.406
12.800.000.000 2.000.000.000 88.360.377
500.000.000 83.952.950
14.888.360.377
583.952.950
38.392.982.308
33.959.407.363
Suku bunga per tahun masing-masing deposito berjangka dalam mata uang Rupiah yaitu antara 5,50% sampai dengan 9,50% untuk tahun 2014 dan 4,25% sampai dengan 5,00% untuk tahun 2013. Tidak terdapat saldo kas dan setara kas yang dibatasi penggunannya atau ditempatkan pada pihakpihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.
22
170
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA Rincian piutang usaha - pihak ketiga adalah sebagai berikut: 2014
Pihak ketiga PT Asuransi Jiwasraya Persero PT Campina Ice Cream Industry PT Nutrisains PT Nutrindo Jaya Abadi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) PT Taman Impian Jaya Ancol PT Lenovo Indonesia PT Astra Daihatsu Motor PT Muara Wisesa Samudra PT Astra Honda Motor PT Pharos Indonesia PT Sarihusada Generasi Mahardhika PT Mowilex Indonesia PT Dimas Pratama Indah PT Tupperware Indonesia PT Multimedia Prasetyakarya PT Agung Podomoro Land Tbk PT Calpis Indonesia PT Seven Sunday Films PT Ici Paints Indonesia PT Kalbe Farma Tbk PT Takeda Indonesia PT Jaya Real Property Tbk PT Changhong Electronic Indonesia PT Ultra Jaya Milk Industry Tbk Lain-lain (di bawah Rp 1 milyar) Jumlah Dikurangi penyisihan penurunan nilai piutang Bersih
2013
18.487.871.485 12.779.154.887 10.547.184.023 8.777.659.921 7.122.558.560 5.406.399.512 5.225.656.656 4.375.440.211 3.276.093.446 2.946.503.394 2.199.297.262 1.795.200.000 1.609.828.059 1.607.910.700 1.582.282.932 1.472.193.038 1.382.929.960 1.320.395.061 1.294.599.137 1.234.693.878 1.037.487.214 931.918.552 543.082.100 82.505.048 713.357 22.246.020.207 119.285.578.600 (7.639.293.539 )
11.056.313.862 3.117.765.562 1.009.360.210 13.368.162.096 3.142.658.040 3.379.192.575 6.466.570.143 2.049.097.827 5.912.234.086 1.009.048.478 66.591.250 3.299.546.226 916.204.080 3.364.333.773 1.382.929.960 1.969.546.378 1.772.964.445 1.706.608.625 1.511.300.992 1.260.754.617 1.604.553.735 27.116.636.285 22.300.441.650 118.782.814.895 (6.481.908.612 )
111.646.285.061
112.300.906.283
Rincian piutang usaha pihak ketiga berdasarkan umurnya (aging schedule) adalah sebagai berikut: 2014 Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo: 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 91 hari Lebih dari 90 hari
2013
53.245.765.382
63.607.712.108
32.859.003.471 13.158.505.005 7.284.572.983 12.737.731.759
32.098.758.404 5.964.426.284 3.982.218.634 13.129.699.465
Subjumlah Dikurangi penyisihan penurunan nilai piutang
119.285.578.600 (7.639.293.539 )
118.782.814.895 (6.481.908.612 )
Bersih
111.646.285.061
112.300.906.283
- 22 -4 PT Fortune Indonesia Tbk
23
171
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA (lanjutan) Mutasi penyisihan penurunan nilai piutang adalah sebagai berikut: Saldo awal Penambahan penyisihan pada tahun berjalan (Catatan 26) Realisasi tahun berjalan Saldo akhir
2014 6.481.908.612
2013 5.526.088.713
1.164.300.892 (6.915.965 ) 7.639.293.539
955.819.899 6.481.908.612
Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah penyisihan penurunan nilai piutang tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul atas tidak tertagihnya piutang. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang usaha pihak ketiga. Piutang usaha Entitas Induk sebesar Rp 40.000.000.000 dijadikan jaminan untuk utang bank yang diperoleh Entitas Induk dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Catatan 13). 6. JASA DALAM PELAKSANAAN Akun ini merupakan akumulasi biaya yang dikeluarkan untuk membiayai suatu proyek pekerjaan. Pada saat proyek telah selesai, maka pekerjaan dalam pelaksanaan ini akan dibebankan sebagai beban langsung. Rincian pekerjaan dalam pelaksanaan berdasarkan jenis dan proses pekerjaan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 2014 Program televisi Bahan cetak Perlengkapan ruang pameran Bahan seni Program studio Promosi dan pemasaran Jasa lainnya Jumlah
2013
18.533.573.245 8.424.285.253 5.755.759.885 5.529.986.118 5.172.098.207 4.893.162.237 4.896.294.714
14.460.771.630 10.250.287.858 6.112.494.435 6.549.445.127 3.198.089.372 4.821.616.804 6.405.032.543
53.205.159.659
51.797.737.769
7. UANG MUKA DAN ASET LANCAR LAINNYA Terdiri atas: Uang muka: Media Produksi Aset lancar lainnya: Perlengkapan Beban dibayar di muka Perlengkapan kantor Jumlah
2014
2013
12.505.685.635 3.985.878.441
16.023.267.244 4.684.753.032
1.716.635.692 880.464.907 169.844.098 19.258.508.773
1.771.707.107 551.150.858 176.780.786 23.207.659.027
Uang muka media merupakan uang muka yang dibayarkan kepada para pemasok dari media cetak dan elektronik dalam rangka pemesanan penayangan iklan.
24
172
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. UANG MUKA DAN ASET LANCAR LAINNYA (lanjutan) Uang muka produksi merupakan uang muka yang dibayarkan terlebih dahulu untuk berbagai keperluan yang berkaitan dengan pembuatan iklan dan program pada media elektronik. Beban dibayar di muka merupakan pembayaran di muka untuk sewa gedung dan asuransi atas aset tetap Grup. 8. DEPOSITO YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA Akun ini merupakan deposito berjangka Entitas Induk dalam mata uang Rupiah yang ditempatkan pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 12.000.530.000 pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, dengan tingkat suku bunga 5,50% - 8,00% per tahun untuk tahun 2014 dan 5,50% - 7,50% per tahun untuk tahun 2013. Deposito berjangka tersebut dijaminkan untuk utang bank jangka pendek yang diperoleh Entitas Induk dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Catatan 13). 9. SIFAT, TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK BERELASI Sifat pihak berelasi Pihak-pihak Berelasi PT Prima Rancang Buana PT Fortune Travindo Fortune PR Singapore Pte., Ltd PT Teknogarfika Nusantara
Sifat Hubungan Manajemen yang sama dengan Entitas Induk Manajemen yang sama dengan Entitas Induk Manajemen yang sama dengan Entitas Induk Manajemen yang sama dengan Entitas Induk
Sifat Transaksi Piutang pihak berelasi dan utang usaha. Piutang pihak berelasi, utang usaha dan utang pihak berelasi. Piutang pihak berelasi Piutang pihak berelasi
Transaksi pihak berelasi a.
Pinjaman karyawan Grup memberikan pinjaman tanpa bunga kepada karyawan yang akan dilunasi melalui pemotongan gaji setiap bulan. Jumlah pinjaman karyawan masing-masing sebesar 0,44% dan 0,65% dari jumlah aset konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.
b.
Piutang pihak berelasi Terdiri atas: 2014 3.664.231.585 1.170.009.640 981.487.932 561.336.006 6.377.065.163
PT Prima Rancang Buana PT Fortune Travindo Fortune PR Singapore Pte., Ltd PT Teknografika Nusantara Jumlah
2013 3.072.000.000 1.170.009.641 860.485.339 550.000.000 5.652.494.980
Akun ini merupakan pinjaman tanpa bunga, tanpa jaminan dan tanpa jangka waktu pengembalian yang pasti yang diberikan oleh Grup. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, saldo piutang tersebut adalah masing-masing sebesar 2,44% dan 2,15% dari jumlah aset konsolidasian.
- 24 -4 PT Fortune Indonesia Tbk
25
173
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9. SIFAT, TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan) c.
Utang usaha Pembelian Grup dari pihak berelasi yaitu : 2014 PT Fortune Travindo PT Prima Rancang Buana Jumlah
Jumlah 1.211.406.228 260.572.081 1.471.978.309
2013
*)
%
0,38 0,08 0,46
Jumlah 1.044.463.461 235.476.382 1.279.939.843
%*) 0,32 0,07 0,39
*) Persentase dari jumlah beban langsung
Utang usaha Grup kepada pihak berelasi yaitu : 2014 PT Fortune Travindo PT Prima Rancang Buana Jumlah
Jumlah 138.061.310 268.115.188 406.176.498
2013
*)
%
0,11 0,21 0,32
Jumlah 92.591.097 257.232.806 349.823.903
%*) 0,07 0,20 0,27
*) Persentase dari jumlah liabilitas konsolidasian
d.
Utang pihak berelasi PT Fortune Adwicipta, Entitas Anak, memberikan pinjaman tanpa bunga, tanpa jaminan, dan jatuh tempo yang pasti kepada PT Fortune Travindo, Entitas Asosiasi sebesar Rp 200.000.000 pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, saldo utang tersebut adalah masing-masing sebesar 0,16% dan 0,15% dari jumlah liabilitas konsolidasian.
e.
Kompensasi Dewan Komisaris dan Direksi Jumlah kompensasi yang diberikan kepada Dewan Komisaris sebesar masing-masing Rp 1.899.200.000 dan Rp 2.110.000.000 atau 3,47% dan 4,08% dari jumlah gaji, upah dan kesejahteraan karyawan dari beban usaha pada tahun 2014 dan 2013 Jumlah kompensasi yang diberikan kepada Direksi masing-masing sebesar Rp 8.131.588.093 dan Rp 6.694.958.000 atau 14,86% dan 12,95% dari jumlah gaji, upah dan kesejahteraan karyawan dari beban usaha pada tahun 2014 dan 2013.
10. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI Akun ini merupakan penyertaan saham pada PT Fortune Travindo (FT) sebesar 20% atau sebanyak 2.272.000 lembar saham dengan nilai investasi sebesar Rp 4.117.552.758. Mutasi investasi pada FT pada tahun 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut : 2014 4.117.552.758 (53.837.248 ) (4.063.715.510 ) -
Awal tahun Bagian laba (rugi) bersih tahun berjalan Penjualan Entitas Asosiasi Akhir tahun
26
174
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
2013 4.053.807.590 63.745.168 4.117.552.758
01
02
03
04
05
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI (lanjutan) Pada tahun 2014 dan 2013, Entitas Induk mencatat bagian rugi dan laba bersih FT masing-masing sebesar Rp 53.837.248 dan Rp 63.745.168, disajikan pada akun “Bagian laba (rugi) Entitas Asosiasi” sebagai bagian dari “Penghasilan (beban) lain-lain” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pada setiap akhir periode pelaporan, Entitas Induk mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa investasi pada Entitas Asosiasi mengalami penurunan nilai. FT berkedudukan di Jakarta dan bergerak dalam bidang jasa perjalanan. Pada tanggal 30 September 2014 telah diadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) FT yang diaktakan oleh Notaris Leolin Jayayanti, S.H. akta No. 67 pada tanggal yang sama, mengenai perubahan susunan kepemilikan saham FT. Hasil RUPSLB tersebut menegaskan bahwa Entitas Induk menjual seluruh kepemilikannya pada FT kepada PT Grhaadhika Fortune, pihak berelasi, sebesar Rp 2.250.000.000. Kerugian atas penjualan mutasi saham tersebut sebesar Rp 1.813.715.507, dicatat dalam akun “Rugi penjualan investasi pada Entitas Asosiasi” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun 2014. 11. INVESTASI JANGKA PANJANG LAIN-LAIN Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, akun ini merupakan penyertaan satu (1) lembar saham pada PT Usaha Kita Makmur Indonesia (UKMI) dengan persentase kepemilikan sebesar 2,38% dengan nilai nominal sebesar Rp 500.000.000 per lembar. Instrumen ekuitas ini tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan tidak dapat diukur secara andal, sehingga nilai wajar instrumen tersebut dicatat pada biaya perolehan. UKMI didirikan berdasarkan akta Notaris Singgih Susilo S.H., No. 71 tanggal 28 Juni 2004 yang kemudian diubah dengan akta No. 20 tanggal 5 November 2004 oleh notaris yang sama, berkedudukan di Jakarta dan bergerak dalam perdagangan umum dengan misi membantu mitra usaha dan/atau usaha kecil menengah, antara lain dalam memperluas dan mengembangkan pasar, meningkatkan produktivitas, efisiensi dan sinergi serta melakukan inovasi. 12. ASET TETAP Aset tetap terdiri atas: 2014
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir
Biaya Perolehan Kepemilikan langsung : Bangunan dan prasarana Mesin dan instalasi Peralatan studio Peralatan dan perlengkapan kantor Kendaraan Biaya Perolehan Aset sewa pembiayaan: Peralatan dan perlengkapan kantor Jumlah
- 26 -4 PT Fortune Indonesia Tbk
8.533.058.092 15.899.768 138.738.436
231.749.000 -
-
8.764.807.092 15.899.768 138.738.436
8.103.169.453 4.174.631.897
682.240.445 -
68.213.000 113.660.000
8.717.196.898 4.060.971.897
-
181.873.000
134.920.000 21.832.534.091
134.920.000 21.100.417.646
913.989.445
27
175
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. ASET TETAP (lanjutan) 2014 Akumulasi Penyusutan Kepemilikan langsung : Bangunan dan prasarana Mesin dan instalasi Peralatan studio Peralatan dan perlengkapan kantor Kendaraan Aset sewa pembiayaan: Peralatan dan perlengkapan Kantor Jumlah Nilai Buku
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
5.261.773.095 8.824.400 124.054.993
486.550.120 2.675.000 1.154.100
6.126.094.690 1.625.238.127
764.708.883 488.562.429
33.730.000 13.179.715.305
26.984.000 1.770.634.532
Saldo Akhir
68.030.917 113.660.000
6.822.772.656 2.000.140.556
181.690.917
7.920.702.341
2013
5.748.323.215 11.499.400 125.209.093
60.714.000 14.768.658.920 7.063.875.171
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir
Biaya Perolehan Kepemilikan langsung : Bangunan dan prasarana Mesin dan instalasi Peralatan studio Peralatan dan perlengkapan kantor Kendaraan Aset sewa pembiayaan: Peralatan dan perlengkapan kantor Jumlah Akumulasi Penyusutan Kepemilikan langsung : Bangunan dan prasarana Mesin dan instalasi Peralatan studio Peralatan dan perlengkapan kantor Kendaraan Aset sewa pembiayaan: Peralatan dan perlengkapan kantor Jumlah Nilai Buku
8.533.058.092 15.899.768 138.738.436
-
7.402.694.958 4.259.631.897
780.044.495 760.000.000
-
8.533.058.092 15.899.768 138.738.436
79.570.000 845.000.000
8.103.169.453 4.174.631.897
134.920.000 20.484.943.151
1.540.044.495
924.570.000
134.920.000 21.100.417.646
4.785.284.188 6.149.400 122.900.893
476.488.907 2.675.000 1.154.100
-
5.261.773.095 8.824.400 124.054.993
5.376.763.900 1.387.509.031
784.818.757 522.104.096
35.487.967 284.375.000
6.126.094.690 1.625.238.127
6.746.000 11.685.353.412
26.984.000 1.814.224.860
319.862.967
33.730.000 13.179.715.305
8.799.589.739
7.920.702.341
Rincian laba penjualan aset tetap pada tahun 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut: Biaya perolehan Akumulasi penyusutan Nilai buku aset tetap Hasil penjualan aset tetap Laba penjualan aset tetap
2014 181.873.000 181.690.917 182.083 35.000.000
2013 845.000.000 284.375.000 560.625.000 630.000.000
34.817.917
69.375.000
28
176
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. ASET TETAP (lanjutan) Pendapatan atas penggantian aset tetap - peralatan kantor yang hilang oleh pihak asuransi PT Zurich Insurance Indonesia, pihak ketiga, pada tahun 2013 adalah sebagai berikut: 2013 79.570.000 35.487.967 44.082.033 49.482.784
Biaya perolehan Akumulasi penyusutan Nilai buku aset tetap Penggantian dari asuransi Laba klaim asuransi
5.400.751
Penyusutan yang dibebankan pada beban usaha masing-masing sebesar Rp 1.770.634.532 dan Rp 1.814.224.860 untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Catatan 26). Kendaraan senilai Rp 1.912.642.500 yang dimiliki oleh Entitas Induk, yang diperoleh melalui fasilitas kredit dari PT Pan Indonesia Tbk, PT BII Finance Center dan PT Bank Jasa Jakarta, dijaminkan untuk liabilitas yang terkait. Liabilitas terkait disajikan sebagai “Utang Pembelian Aset Tetap” dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Catatan 15). Peralatan kantor sebesar Rp 134.920.000 yang dimiliki oleh FPR, Entitas Anak, yang diperoleh melalui fasilitas sewa pembiayaan dari PT Orix Indonesia Finance dijaminkan untuk liabilitas yang terkait. Liabilitas terkait disajikan sebagai “Utang Sewa Pembiayaan” dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Catatan 16). Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, aset tetap Grup telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, risiko huru-hara, risiko kerusakan, dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 4.967.644.000 dan Rp 6.624.868.000. Manajemen Grup berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul atas aset tetap yang dipertanggungkan tersebut. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap, manajemen Grup berkeyakinan bahwa tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013. 13. UTANG BANK JANGKA PENDEK Terdiri atas fasilitas yang diterima Entitas Induk dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dengan rincian sebagai berikut : 2014 25.000.000.000 5.000.200.000 30.000.200.000
Kredit modal kerja non revolving Kredit modal kerja revolving Jumlah
2013 25.000.000.000 5.000.200.000 30.000.200.000
Sebagaimana dinyatakan dalam Surat Perjanjian Kredit No. CBG.CB3/SPPK/MN1.179/2011 tanggal 13 Juni 2011, Entitas Induk memperoleh fasilitas pinjaman kredit modal kerja dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang digunakan untuk modal kerja dengan jumlah maksimum Rp 20 miliar dan jatuh tempo pada tanggal 14 Juli 2012. Selanjutnya, berdasarkan Surat Perjanjian Kredit No. CRO.KP/205/KMK/11 pada tanggal 22 November 2012, Entitas Induk mendapat tambahan fasilitas kredit modal kerja sebesar maksimum Rp 20 miliar sehingga jumlah fasilitas menjadi Rp 40 miliar dan akan jatuh tempo pada tanggal 14 Juli 2013. Fasilitas pinjaman ini dikenai bunga sebesar 9,25% per tahun.
- 28 -4 PT Fortune Indonesia Tbk
29
177
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. UTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) Lebih lanjut, berdasarkan Surat Perjanjian Kredit No. CBC.JIS/SPPK/1279/2013 pada tanggal 8 Juli 2013, fasilitas kredit modal kerja dikonversi menjadi: 1. Kredit modal kerja non revolving sebesar Rp 25.000.000.000 2. Kredit modal kerja revolving sebesar Rp 15.000.000.000 Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 14 Agustus 2014 dan dikenai bunga sebesar 11,5% per tahun. Fasilitas tersebut kemudian diperpanjang kembali sampai tanggal 14 Agustus 2015 berdasarkan Surat Penawaran Pemberian Kredit No. CBC.JIS/SPPK/1319/2014 tanggal 23 Juli 2014, serta dikenai bunga sebesar 11,75% per tahun. Suku bunga ini mengalami penyesuaian menjadi 12,25% per tahun sesuai dengan surat No. CBC.JIS/1406/2014 tanggal 18 Agustus 2014. Seluruh fasilitas pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha sebesar Rp 40.000.000.000 (Catatan 5) dan deposito berjangka atas nama Entitas Induk yang ditempatkan di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 12.000.530.000 (Catatan 8). 14. UTANG USAHA Akun ini merupakan liabilitas kepada para pemasok untuk pembelian barang dan jasa dengan rincian sebagai berikut: 2014
Pihak ketiga PT Rajawali Citra Televisi Indonesia PT Surya Citra Televisi Tbk PT Cakrawala Andalas Televisi PT Lativi Mediakarya PT Indosiar Visual Mandiri PT Sebelas April Lian Mipro PT Kompas Media Nusantara PT Televisi Transformasi Indonesia PT Global Informasi Bermutu PT Karin Disni Jaya PT MNC Sky Vision Tbk PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh PT Media Nusantara Citra Tbk PT Sentra Mega Kreasi PT Magentha Prima Lain-lain (di bawah Rp 1 miliar) Jumlah pihak ketiga Pihak berelasi (Catatan 9c) PT Prima Rancang Buana PT Fortune Travindo Jumlah pihak berelasi Jumlah
15.911.864.272 9.254.960.000 7.681.520.001 5.671.644.000 2.668.644.000 2.445.847.960 2.402.239.840 1.991.700.000 1.836.912.000 1.705.440.000 1.627.810.381 976.250.000 860.112.000 5.249.999 25.688.430.685 80.728.625.138
12.849.316.001 10.686.900.000 601.920.001 812.900.000 222.956.800 2.344.908.923 4.463.913.740 2.709.294.339 3.594.580.000 1.659.312.017 1.764.664.000 1.832.886.000 2.437.577.546 1.297.920.001 29.265.289.688 76.544.339.056
268.115.188 138.061.310 406.176.498
257.232.806 92.591.097 349.823.903
81.134.801.636
76.894.162.959
30
178
2013
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 14. UTANG USAHA (lanjutan) Rincian umur utang usaha dihitung sejak tanggal faktur (invoice) adalah sebagai berikut: 2014
Pihak ketiga Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo: 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari Lebih dari 90 hari Subjumlah Pihak berelasi Belum Jatuh tempo Lewat jatuh tempo: 1 - 30 hari 31 - 60 hari Lebih dari 90 hari Subjumlah Jumlah
2013
56.504.907.714
40.860.147.214
7.281.801.260 2.730.361.976 2.019.220.423 12.192.333.765 80.728.625.138
9.330.518.137 3.759.515.242 7.490.568.547 15.103.589.916 76.544.339.056
182.779.424
39.692.759
60.926.475 121.852.949 40.617.650
34.130.625 276.000.519
406.176.498 81.134.801.636
349.823.903 76.894.162.959
Saldo utang usaha pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah dalam mata uang Rupiah. 15. UTANG PEMBELIAN ASET TETAP Akun ini merupakan utang pembelian aset tetap dengan jaminan fidusia Entitas Induk dari PT Pan Indonesia Tbk, PT BII Finance Center dan PT Bank Jasa Jakarta sehubungan dengan pembelian kendaraan dengan rincian sebagai berikut: ` Utang pembelian aset tetap Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Jumlah Jangka Panjang - Bersih
2014 133.000.000 133.000.000 -
2013 399.000.000 266.000.000 133.000.000
Utang pembelian aset tetap dijamin dengan aset yang bersangkutan (Catatan 12). Utang pembelian aset tetap ini dikenai tingkat suku bunga sebesar 3,58% per tahun. Beban bunga atas utang pembelian aset tetap tersebut masing-masing sebesar Rp 19.045.596 dan Rp 26.553.343 (Catatan 28) untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013. 16. UTANG SEWA PEMBIAYAAN Pada tahun 2014 dan 2013, FPR, Entitas Anak, memperoleh fasilitas sewa pembiayaan dari PT Orix Indonesia Finance untuk pembelian peralatan kantor yang akan berakhir pada tahun 2015, dengan rincian adalah sebagai berikut: 2014 2013 2014 39.750.000 2015 39.750.000 39.750.000 Jumlah sewa minimum 39.750.000 79.500.000 Dikurangi beban bunga 8.268.656 16.537.328 Nilai sekarang dari pembayaran sewa minimal 31.481.344 62.962.672 Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 31.481.344 31.481.328 Bagian jangka panjang - 30 -4 PT Fortune Indonesia Tbk
-
31.481.344
31
179
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 16. UTANG SEWA PEMBIAYAAN (lanjutan) Utang sewa pembiayaan dijamin dengan aset yang bersangkutan (Catatan 12). Utang sewa pembiayaan ini dikenai tingkat suku bunga sebesar 8,75% per tahun. Beban bunga atas utang sewa pembiayaan tersebut masing-masing sebesar Rp 4.956.172 dan Rp 7.579.616 (Catatan 28) untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013. 17. PERPAJAKAN a. Utang Pajak Utang pajak terdiri atas: 2014
Entitas Induk: Pajak Penghasilan: Pasal 21 Pasal 23 Pasal 29 Pajak Pertambahan Nilai Jumlah Entitas Induk
2013
755.741.188 426.445.709 1.125.615 891.093.733 2.074.406.245
1.197.976.765 1.071.917.286 8.841.386 3.584.493.735 5.863.229.172
Jumlah Entitas Anak
446.021.964 224.427.875 116.029.637 152.508.606 169.226.783 214.816.459 1.323.031.324
600.468.488 606.999.359 283.875.667 307.206.934 1.751.272.127 214.816.459 3.764.639.034
Jumlah
3.397.437.569
9.627.868.206
Entitas Anak: Pajak Penghasilan: Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 29 Pajak Pertambahan Nilai STP/SKPKB/SP (Catatan 17e)
b. Pajak Penghasilan 2014 Entitas Induk: Beban pajak kini Manfaat pajak tangguhan Entitas Anak: Beban pajak kini Manfaat (beban) pajak tangguhan Jumlah
2013
(1.027.038.500) 1.425.089.443
(1.999.153.600) 559.094.817
(1.892.073.961) (798.308.470) (2.292.331.488)
(1.840.167.636) 51.914.671 (3.228.311.748)
c. Pajak Kini Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak penghasilan seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan penghasilan kena pajak Entitas Induk untuk tahuntahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013:
32
180
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17. PERPAJAKAN (lanjutan) c. Pajak Kini (lanjutan) 2014 Laba sebelum beban pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Laba bersih Entitas Anak sebelum beban pajak penghasilan Bagian rugi (laba) Entitas Asosiasi Laba sebelum beban pajak penghasilan Entitas Induk Beda waktu: Imbalan kerja karyawan Penyusutan aset tetap Penyisihan penurunan nilai piutang Beda permanen: Pajak dan denda Kesejahteraan karyawan Jamuan dan sumbangan Telepon Penghasilan bunga yang telah dikenai pajak final Penghasilan kena pajak - Entitas Induk
6.181.041.591 (5.983.523.340 ) 53.837.248
2013 13.809.599.312 (6.444.313.173 ) (63.745.168 )
251.355.499
7.301.540.971
840.670.000 236.372.160 26.688.706
1.759.777.651 272.948.502 203.653.113
2.993.410.820 1.128.913.520 287.753.664 132.043.753
180.294.360 652.828.663 321.948.101 105.118.300
(1.789.053.226 ) 4.108.154.896
(802.340.893 ) 9.995.768.768
Perhitungan beban pajak kini, utang pajak penghasilan badan dan tagihan pajak penghasilan Grup adalah sebagai berikut: 2014
2013
Taksiran penghasilan kena pajak (dibulatkan): Entitas Induk Entitas Anak
4.108.154.000 7.913.084.000
9.995.768.000 7.540.563.000
Beban pajak kini Entitas Induk Entitas Anak Jumlah beban pajak kini
1.027.038.500 1.892.073.961 2.919.112.461
1.999.153.600 1.840.167.636 3.839.321.236
984.270.885 41.642.000
1.870.357.214 119.955.000
383.512.258 1.356.053.096 2.765.478.239
346.028.102 1.186.932.600 3.523.272.916
1.125.615 152.508.606 153.634.221
8.841.386 307.206.934 316.048.320
Dikurangi pajak penghasilan dibayar di muka: Entitas Induk Pasal 23 Pasal 25 Entitas Anak Pasal 23 Pasal 25 Jumlah Utang pajak penghasilan badan: Entitas Induk Entitas Anak Jumlah utang pajak penghasilan badan
- 32 -4 PT Fortune Indonesia Tbk
33
181
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17. PERPAJAKAN (lanjutan) c. Pajak Kini (lanjutan) 2014 Tagihan restitusi pajak penghasilan (Catatan 17e) Entitas Anak Pasal 23 Pasal 25 Jumlah tagihan pajak penghasilan
2013
51.030.735 42.877.200
51.030.735 42.877.200
93.907.935
93.907.935
Entitas Induk dan Entitas Anak akan melaporkan penghasilan kena pajak tahun 2014 seperti yang disebutkan di atas dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Badan (SPT) yang dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Penghasilan kena pajak tahun 2013 seperti tersebut di atas adalah sesuai dengan yang tercantum dalam SPT yang dilaporkan Entitas Induk dan Entitas Anak kepada KPP. d. Pajak Tangguhan Rincian manfaat (beban) pajak penghasilan tangguhan atas beda temporer antara pelaporan komersial dan pajak dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku pada tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut : Manfaat pajak tangguhan 2014 Entitas Induk Imbalan kerja karyawan Penyusutan aset tetap Penyisihan penurunan nilai piutang Manfaat pajak tangguhan - Entitas Induk Entitas Anak Penyisihan penurunan nilai piutang Penyusutan aset tetap Imbalan kerja karyawan Sewa pembiayaan Rugi fiskal Manfaat pajak tangguhan - Entitas Anak Jumlah manfaat pajak tangguhan
2013
1.359.324.227 59.093.040 6.672.176 1.425.089.443
439.944.413 68.237.126 50.913.278 559.094.817
284.403.047 17.507.042 (1.099.094.227 ) (1.124.332 ) (798.308.470 )
188.041.697 (2.023.962 ) (55.940.913 ) (468.471 ) (77.693.680 ) 51.914.671
626.780.973
611.009.488
Aset pajak tangguhan 2014
Entitas Induk Imbalan kerja karyawan Penyisihan penurunan nilai piutang Penyusutan aset tetap Aset pajak tangguhan - Entitas Induk
2.773.984.042 790.143.864 120.991.410 3.685.119.316
34
182
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
2013 1.414.659.815 783.471.688 61.898.370 2.260.029.873
01
02
03
04
05
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17. PERPAJAKAN (lanjutan) d. Pajak Tangguhan (lanjutan) Manfaat pajak tangguhan (lanjutan) 2014
2013
Entitas Anak Penyisihan penurunan nilai piutang Imbalan kerja karyawan Penyusutan aset tetap Sewa pembiayaan Aset pajak tangguhan - Entitas Anak
1.121.408.513 356.650.457 355.032.740 (562.163) 1.832.529.547
837.005.466 1.455.744.684 337.525.698 562.169 2.630.838.017
Jumlah
5.517.648.863
4.890.867.890
e. Tagihan dan Pemeriksaan Pajak Entitas Induk Pada tanggal 28 Maret 2014, Entitas Induk menerima hasil pemeriksaan pajak tahun 2010 yang menetapkan kurang bayar sejumlah Rp 819.970.431, dengan rincian sebagai berikut : 1. Pajak Penghasilan badan masa 2010 sebesar Rp 201.211.920 2. Pajak Penghasilan pasal 4 ayat 2 masa 2010 sebesar Rp 1.036.000 3. Pajak Penghasilan pasal 23 masa 2010 sebesar Rp 27.347.901 4. Pajak Penghasilan pasal 21 masa 2010 sebesar Rp 5.468.320 5. Pajak Pertambahan Nilai masa Januari - Desember 2010 sebesar Rp 584.906.290 Selama tahun 2014, Entitas Induk juga menerima beberapa Surat Tagihan Pajak sebesar Rp 1.333.453.243 dengan rincian sebagai berikut : 1. Pajak Penghasilan pasal 23 masa Maret 2010 sebesar Rp 6.291.854 2. Pajak Penghasilan pasal 21 masa Maret 2010 sebesar Rp 8.656.285 3. Pajak Penghasilan badan masa 2013 sebesar Rp 1.099.430 4. Pajak Pertambahan Nilai masa 2010 sebesar Rp 1.317.405.674 Jumlah seluruh kurang bayar dan tagihan pajak tersebut sebesar Rp 2.153.423.674 dibebankan ke dalam akun “Pajak dan Denda” sebagai bagian dari “Beban Usaha” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun 2014. Tagihan tersebut telah dibayar tunai seluruhnya oleh Entitas Induk pada tahun 2014. PT Fortune Pramana Rancang (FPR) Pada tanggal 14 Januari 2013, FPR, Entitas Anak, menerima hasil pemeriksaan pajak untuk tagihan pajak penghasilan tahun 2010 sebesar Rp 93.907.935. Hasil pemeriksaan pajak yang diterima FPR menetapkan lebih bayar sebesar Rp 110.838.365. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2014, FPR belum menerima restitusi pajak lebih bayar tersebut. Pada tahun 2013, FPR, mendapat beberapa STP atas Pajak Penghasilan pasal 4 ayat 2, Pajak Penghasilan pasal 21, Pajak Penghasilan pasal 23, dan Pajak Pertambahan Nilai untuk tahun 2010 sampai 2012 dengan jumlah sebesar Rp 273.485.395 dan membebankan tagihan pajak tersebut sebagai bagian dari akun “Pajak dan denda” sebagai bagian dari “Beban Usaha” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun 2013. Tagihan tersebut telah dibayar tunai seluruhnya oleh FPR pada tahun 2013.
- 34 -4 PT Fortune Indonesia Tbk
35
183
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17. PERPAJAKAN (lanjutan) e. Tagihan dan Pemeriksaan Pajak (lanjutan) PT Fortune Adwicipta (FAC) Pada tahun 2013, FAC, Entitas Anak, menerima beberapa STP atas Pajak Penghasilan pasal 21 dan Pajak Penghasilan Final dan Fiskal Luar Negeri serta beberapa Surat Paksa (SP) atas Pajak Penghasilan pasal 21, Pajak Penghasilan pasal 23, dan Pajak Penghasilan Nilai untuk masa pajak tahun 2007 sampai dengan 2010 dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 102.349.476. Atas tagihan pajak tersebut, FAC membebankan sebagai bagian dari akun “Pajak dan denda” sebagai bagian dari “Beban Usaha” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun 2013. Jumlah tersebut masih terutang hingga tanggal 31 Desember 2014. Pada tanggal 21 November 2011, FAC menerima hasil pemeriksaan pajak untuk tagihan pajak penghasilan tahun 2009 sebesar Rp 279.258.403. Hasil pemeriksaan pajak yang diterima FAC menetapkan lebih bayar sebesar Rp 279.258.402 dan kurang bayar atas Pajak Penghasilan pasal 4 ayat 2 sebesar Rp 100.875.419, Pajak Penghasilan pasal 21 sebesar Rp 20.187.499, Pajak Penghasilan pasal 23 sebesar Rp 118.779.468 dan Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp 15.165.000 dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 255.007.386. Atas hasil pemeriksaan tersebut, FAC membebankan tagihan pajak penghasilan tahun 2009 sebesar Rp 255.007.386 sebagai bagian dari akun “Pajak dan denda” sebagai bagian dari “Beban Usaha” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun 2011. Sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP00093.PPH/WPJ.04/ KP.1003/2011 tentang pengembalian kelebihan pembayaran pajak kepada FAC, yang menetapkan untuk mengkompensansi lebih bayar sebesar Rp 279.258.402 dengan jumlah kurang bayar sebesar Rp 190.824.906 dari tagihan pajak penghasilan tahun 2009, Rp 44.955.907 dari tagihan pajak penghasilan tahun 2008, Rp 41.677.589 dari tagihan pajak penghasilan tahun 2007 dan Rp 1.800.000 dari tagihan pajak penghasilan tahun 2010, sehingga jumlah pajak yang harus disetor FAC atas tagihan pajak penghasilan tahun 2009 sebesar Rp 64.182.480 pada tanggal 31 Desember 2012. Jumlah tersebut masih terutang sampai dengan tanggal 31 Desember 2014. Pada tanggal 20 Juli 2010, FAC, menerima hasil pemeriksaan pajak untuk tagihan pajak penghasilan tahun 2008 sebesar Rp 252.506.449. Hasil pemeriksaan pajak yang diterima FAC menetapkan lebih bayar sebesar Rp 252.506.449 dan kurang bayar atas Pajak Penghasilan pasal 4 ayat 2 sebesar Rp 72.210.116, Pajak Penghasilan pasal 21 sebesar Rp 45.685.057, Pajak Penghasilan pasal 23 sebesar Rp 253.368.629 dan Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp 21.103.262 dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 392.367.064. Sesuai dengan Surat Ketetapan Pajak (SKP) KPPPMB No. 00022/406/08/017/10, FAC mengkompensansi lebih bayar sebesar Rp 252.506.449 dengan jumlah kurang bayar sebesar Rp 392.367.064 sehingga jumlah pajak yang harus disetor FAC sebesar Rp 139.860.615 pada tanggal 31 Desember 2010. Atas hasil pemeriksaan tersebut, FAC membebankan tagihan pajak penghasilan tahun 2008 dan kekurangan bayar pajak atas Pajak Penghasilan pasal 4 ayat 2, Pajak Penghasilan pasal 21, Pajak Penghasilan pasal 23 dan Pajak Pertambahan Nilai diatas sebesar Rp 392.367.064 dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun 2010. Kemudian pada tahun 2011, FAC membayar kurang bayar pajak penghasilan tahun 2008 sebesar Rp 46.620.205 dan mengkompensasikan lebih bayar pajak penghasilan tahun 2009 dengan kurang bayar pajak penghasilan tahun 2008 sebesar Rp 44.955.907, sehingga jumlah pajak yang masih harus disetor FAC sebesar Rp 48.284.503 pada tanggal 31 Desember 2012. Jumlah tersebut masih terutang sampai dengan tanggal 31 Desember 2014. Jumlah pajak terutang oleh FAC pada tanggal 31 Desember 2014 untuk seluruh tagihan pajak tersebut adalah sebesar Rp 214.816.459.
36
184
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17. PERPAJAKAN (lanjutan) f. Administrasi dan Perubahan Peraturan Perpajakan Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Wajib Pajak menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang. Direktur Jenderal Pajak (DJP) dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak saat terutangnya pajak, atau akhir tahun 2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya menentukan bahwa DJP dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak tersebut dalam batas waktu lima tahun sejak saat terutangnya pajak. 18. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN Grup mencatat liabilitas imbalan kerja karyawan pada tahun 2014 dan 2013 berdasarkan hasil perhitungan aktuarial yang dilakukan PT Dayamandiri Dharmakonsilindo, aktuaris independen, berdasarkan laporannya tanggal 12 Maret 2015 dan 15 Maret 2014, dengan menggunakan metode "Projected Unit Credit". Asumsi utama yang digunakan untuk perhitungan aktuarial tersebut adalah sebagai berikut : 2014
Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji tahunan Tingkat mortalita Tingkat catat Usia pensiun Tingkat pengunduran diri
7,85% 10 % per tahun TMI 2011 10% dari TMI 2011 55 20% pada usia 20 tahun, kemudian menurun secara linier sampai dengan 3% pada usia 45 tahun
2013
8,00% 10% per tahun CSO 1980 10% dari CSO 1980 55 20% pada usia 20 tahun, kemudian menurun secara linier sampai dengan 3% pada usia 45 tahun
Jumlah liabilitas imbalan kerja karyawan yang harus diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut: 2014 Nilai kini manfaat karyawan Beban jasa lalu yang tidak diakui yang belum menjadi hak Kerugian aktuarial yang tidak diakui Jumlah
2013
14.896.122.000
13.259.190.000
(34.863.000) (2.338.720.830) 12.522.538.170
(65.259.000) (1.712.313.000) 11.481.618.000
Mutasi pada liabilitas bersih yang diakui pada laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut: 2014 Saldo awal tahun Beban periode berjalan yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Pembayaran imbalan kerja aktual Saldo akhir tahun
- 36 -4 PT Fortune Indonesia Tbk
2013
11.481.618.000
9.945.604.000
2.357.229.170 (1.316.309.000) 12.522.538.170
2.678.397.000 (1.142.383.000) 11.481.618.000
37
185
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 18. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan) Rincian beban penyisihan imbalan kerja karyawan yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian adalah sebagai berikut: 2014 Biaya jasa kini Biaya bunga Amortisasi atas kerugian aktuarial Pembayaran pesangon pemutusan hubungan kerja Jumlah
2013
915.843.170 902.473.000 97.478.000 441.435.000 2.357.229.170
1.022.442.000 669.123.000 558.046.000 428.786.000 2.678.397.000
Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah liabilitas imbalan kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 cukup untuk memenuhi persyaratan UU No.13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Beban imbalan kerja karyawan dicatat dalam akun “Beban Usaha” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian (Catatan 26). Liabilitas imbalan kerja dicatat dalam akun “Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan” pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Informasi historis atas nilai kini liabilitas imbalan pasti, nilai wajar aset program dan penyesuaian adalah sebagai berikut: 2014 Nilai kini liabilitas imbalan pasti Nilai wajar aset program
2013
2011
2010
15.054.005.000
18.453.306.000
-
-
-
14.896.122.000 13.259.190.000 14.621.853.000
15.054.005.000
18.453.306.000
14.896.122.000 13.259.190.000 14.621.853.000 -
Surplus Penyesuaian berdasarkan pengalaman liabilitas program
2012
(809.503.000 )
-
(25.277.000 )
(226.819.000 )
(3.117.927.000 )
943.264.000
19. MODAL SAHAM Rincian pemegang saham Entitas Induk berikut dengan kepemilikannya pada tanggal 31 Desember 2014 berdasarkan catatan yang dikelola oleh PT Sinartama Gunita, Biro Administrasi Efek, adalah sebagai berikut : Pemegang Saham
PT Karya Cipta Prima Masyarakat (pemilikan di bawah 5%) Jumlah
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 431.474.200 33.749.800 465.224.000
Persentase Pemilikan (%) 92,75 7,25 100,00
Jumlah Modal Saham
43.147.420.000 3.374.980.000 46.522.400.000
38
186
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. MODAL SAHAM (lanjutan) Rincian pemegang saham Entitas Induk berikut dengan kepemilikannya pada tanggal 31 Desember 2013 berdasarkan catatan yang dikelola oleh PT Sinartama Gunita, Biro Administrasi Efek, adalah sebagai berikut : Pemegang Saham
PT Grhaadhika Fortune PT Fortune Daksa Pariwara Masyarakat (pemilikan di bawah 5%) Jumlah
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Persentase Pemilikan (%)
180.600.000 29.400.000 255.224.000 465.224.000
38,82 6,32 54,86 100,00
Jumlah Modal Saham
18.060.000.000 2.940.000.000 25.522.400.000 46.522.400.000
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, tidak terdapat saham Entitas Induk yang dimiliki oleh Dewan Komisaris dan Direksi Entitas Induk. 20. TAMBAHAN MODAL DISETOR - BERSIH Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, rincian akun ini adalah sebagai berikut: Agio saham Penawaran umum perdana Agio saham yang berasal dari penambahan modal saham atas pelaksanaan Waran Seri I Beban emisi efek ekuitas
2014
2013
6.150.000.000
6.150.000.000
613.440.000 (3.167.567.104) 3.595.872.896
613.440.000 (3.167.567.104) 3.595.872.896
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
3.553.096.441
3.553.096.441
Jumlah
7.148.969.337
7.148.969.337
Agio saham sebesar Rp 613.440.000 merupakan agio yang berasal dari Waran Seri I yang telah dieksekusi sebanyak 10.224.000 saham sampai dengan akhir periode pelaksanaan waran tanggal 14 Januari 2005 dengan harga pelaksanaan awal waran sebesar Rp 160 per saham. 21. PEMBENTUKAN CADANGAN UMUM DAN DIVIDEN Dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada tanggal 25 Juni 2014 dan telah dinyatakan dengan Akta Notaris Leolin Jayayanti, S.H., No. 68 pada tanggal yang sama, para pemegang saham Entitas Induk telah menyetujui untuk membentuk tambahan cadangan umum sebesar Rp 1.587.275.000 atau 15% dari laba bersih tahun 2013 dan melakukan pembagian dividen sebesar Rp 10 per lembar saham atau total sebesar Rp 4.652.240.000. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada tanggal 21 Mei 2013 dan telah dinyatakan dengan Akta Notaris Leolin Jayayanti, S.H., No. 32 pada tanggal yang sama, para pemegang saham Entitas Induk telah menyetujui untuk membentuk tambahan cadangan umum sebesar Rp 1.887.750.307 atau 15% dari laba bersih tahun 2012 dan melakukan pembagian dividen sebesar Rp 7 per lembar saham atau total sebesar Rp 3.256.568.000.
- 38 -4 PT Fortune Indonesia Tbk
39
187
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 22. KEPENTINGAN NONPENGENDALI Rincian kepentingan pemegang saham nonpengendali atas ekuitas dan bagian hasil bersih Entitas Anak yang dikonsolidasi adalah sebagai berikut: 2014 Awal Tahun
Bagian Laba (rugi) Bersih
Akhir Tahun
PT Pelita Alembana PT Fortune Pramana Rancang PT Fortune Adwicipta
224.559.026 147.351.686 (25.149.506 )
32.729.993 13.078.829 (12.877.413 )
257.289.019 160.430.515 (38.026.919)
Jumlah
346.761.206
32.931.409
379.692.615
` 2013 Awal Tahun PT Pelita Alembana PT Fortune Pramana Rancang PT Fortune Adwicipta Jumlah
189.454.984 136.792.663 (26.047.043 ) 300.200.604
Bagian Laba Bersih
Akhir Tahun
35.104.042 10.559.023 897.537 46.560.602
224.559.026 147.351.686 (25.149.506) 346.761.206
23. LABA BERSIH PER SAHAM DASAR Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama periode yang bersangkutan: 2014 Laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar
2013
3.855.778.694 465.224.000
10.534.726.962 465.224.000
8
23
Laba bersih per saham dasar 24. PENDAPATAN USAHA 2014
2013
Media: Televisi Cetak Digital Radio Produksi iklan Hubungan masyarakat Desain grafis dan pameran
219.318.970.698 33.034.963.649 14.321.686.028 3.992.883.781 98.140.942.108 25.925.503.697 9.589.234.407
192.992.308.419 44.507.296.268 11.261.837.303 4.961.051.776 119.963.702.959 21.868.783.927 11.851.739.197
Jumlah
404.324.184.368
407.406.719.849
40
188
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 24. PENDAPATAN USAHA (lanjutan) Pada tahun 2014, pelanggan dengan nilai pendapatan yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha selama tahun 2014 adalah Partai Kebangkitan Nasional, PT Campina Ice Cream Industry, PT Asuransi Jiwasraya Persero, dan PT Tupperware Indonesia dengan jumlah sekitar Rp 140 miliar. Pada tahun 2013, pelanggan dengan nilai pendapatan yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha selama tahun 2013 adalah PT Tupperware Indonesia dan PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk dengan jumlah sekitar Rp 115 miliar. Pada tahun 2014 dan 2013, tidak terdapat penjualan kepada pihak berelasi. 25. BEBAN LANGSUNG 2014
2013
Media: Televisi Cetak Digital Radio Produksi iklan Hubungan masyarakat Desain grafis dan pameran
202.479.862.234 30.025.883.554 7.508.848.227 3.799.359.799 60.199.723.415 11.868.972.078 6.685.803.550
178.962.064.290 34.924.303.170 6.503.960.006 4.762.594.024 82.602.055.056 10.068.482.115 8.571.373.016
Jumlah
322.568.452.857
326.394.831.677
Pemasok dengan nilai pembelian yang melebihi 10% dari jumlah pembelian selama tahun 2014 adalah PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh dengan jumlah sebesar Rp 57 miliar. Pemasok dengan nilai pembelian yang melebihi 10% dari jumlah pembelian selama tahun 2013 adalah PT Rajawali Citra Televisi Indonesia dan PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh dengan jumlah sebesar Rp 107 miliar. Pada tahun 2014, terdapat pembelian kepada pihak berelasi yaitu PT Fortune Travindo, Entitas Asosiasi, dan PT Prima Rancang Buana, Entitas Asosiasi, dengan jumlah masing-masing sebesar Rp 1,2 miliar dan Rp 260 juta. Pada tahun 2013, terdapat pembelian kepada pihak berelasi yaitu PT Fortune Travindo, Entitas Asosiasi, dan PT Prima Rancang Buana, Entitas Asosiasi, dengan jumlah masing-masing sebesar Rp 1 miliar dan Rp 235 juta (Catatan 9c). 26. BEBAN USAHA Rincian beban usaha adalah sebagai berikut: 2014 Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Pajak dan denda (Catatan 17) Sewa Imbalan kerja karyawan (Catatan 18) Penyusutan (Catatan 12) Jamuan dan sumbangan Perjalanan dan transportasi Administrasi kantor Penyisihan penurunan nilai piutang (Catatan 5) Honorarium tenaga ahli Telepon, faksimile, listrik dan internet Lain-lain (di bawah Rp 100 juta) Jumlah
- 40 -4 PT Fortune Indonesia Tbk
54.739.503.630 3.177.688.482 2.378.020.124 2.357.229.170 1.770.634.532 1.575.858.534 1.461.172.943 1.440.429.846 1.164.300.892 1.087.611.571 1.062.102.035 185.967.651 72.400.519.410
2013 51.715.006.855 822.061.887 2.379.490.755 2.678.397.000 1.814.224.860 1.134.243.882 1.837.396.892 1.041.047.384 955.819.899 933.283.824 1.084.515.209 128.144.196 66.523.632.643
41
189
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. PENGHASILAN BUNGA Terdiri atas: 2014 1.765.120.481 310.100.452 2.075.220.933
Deposito berjangka Jasa giro Jumlah
2013 577.472.867 434.551.144 1.012.024.011
28. BEBAN KEUANGAN Terdiri atas: 2014 Beban bunga: Utang bank Utang pembelian aset tetap (Catatan 15) Utang sewa pembiayaan (Catatan 16) Beban administrasi dan provisi bank Jumlah
2013
3.613.357.422 19.045.596 4.956.172 394.480.981 4.031.840.171
2.828.147.917 26.553.343 7.579.616 528.886.660 3.391.167.536
29. PENGHASILAN LAIN-LAIN Terdiri atas: 2014 Laba dari klaim asuransi (Catatan 12) Lain-lain - bersih Jumlah
2013
723.306.597 723.306.597
5.400.751 305.233.930 310.634.681
30. ASET MONETER DALAM MATA UANG ASING Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Grup memiliki aset moneter dalam mata uang asing dengan rincian sebagai berikut:
Aset Bank
Mata Uang Asing
USD 351.001 SGD 38.305 HKD 82.407 Jumlah aset moneter dalam mata uang asing
2014
Ekuivalen Rupiah
4.366.450.947 360.917.787 132.154.378 4.859.523.112
Mata Uang Asing
2013
418.261 38.309 83.015
Ekuivalen Rupiah 5.098.191.374 368.841.557 130.492.174 5.597.525.105
Apabila aset moneter dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2014 dijabarkan kedalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah pada tanggal 25 Maret 2015, maka jumlah aset moneter dalam mata uang asing di atas akan naik sebesar Rp 179.562.143.
42
190
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN MANAJEMEN RISIKO Dalam aktivitas usaha sehari-hari, Grup dihadapkan pada berbagai risiko. Risiko utama yang dihadapi Grup yang timbul dari instrumen keuangan adalah risiko kredit, risiko pasar (yaitu nilai mata uang asing dan tingkat suku bunga), risiko likuiditas, dan risiko pengelolaan modal. Fungsi utama dari manajemen risiko Grup adalah untuk mengidentifikasi seluruh risiko kunci, mengukur risiko-risiko ini dan mengelola posisi risiko sesuai dengan kebijakan. Grup secara rutin menelaah kebijakan dan sistem manajemen risiko untuk menyesuaikan dengan perubahan di pasar, produk, dan praktik pasar terbaik. a. Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko jika pihak debitur tidak memenuhi liabilitasnya dalam kontrak konsumen, yang menyebabkan kerugian keuangan. Grup mengelola risiko kredit dari pelanggan dengan melakukan analisa dan persetujuan kredit yang hati-hati, dan juga pengawasan terhadap saldo piutang dilakukan secara berkesinambungan untuk meminimalisasi piutang tak tertagih. Pengungkapan kuantitatif atas eksposur risiko kredit sehubungan dengan aset keuangan adalah sebagai berikut: 2014 Belum Jatuh Tempo Dan Tidak Ada Penurunan Nilainya
Telah Jatuh Tempo Tetapi Belum Diturunkan Nilainya
1 - 30 hari
31 - 60 hari
Telah Jatuh Tempo Dan Diturunkan Nilainya
61 - 90 hari
Jumlah
Bank dan setara kas
38.343.447.108
-
-
-
-
38.343.447.108
Piutang usaha
53.245.765.382
32.859.003.471
13.158.505.005
7.284.572.983
5.098.438.220
111.646.285.061
3.825.143.939
-
-
-
-
3.825.143.939
Deposito yang dibatasi penggunaannya
12.000.530.000
-
-
-
-
12.000.530.000
Pinjaman karyawan
1.155.829.432
-
-
-
-
1.155.829.432
Piutang lain-lain
Piutang pihak berelasi Jumlah
6.377.065.163
-
-
-
-
6.377.065.163
114.947.781.024
32.859.003.471
13.158.505.005
7.284.572.983
5.098.438.220
173.348.300.703
2013 Belum Jatuh Tempo Dan Tidak Ada Penurunan Nilainya
Telah Jatuh Tempo Tetapi Belum Diturunkan Nilainya
1 - 30 hari
31 - 60 hari
Telah Jatuh Tempo Dan Diturunkan Nilainya
61 - 90 hari
Jumlah
Bank dan setara kas
33.907.780.356
-
-
-
-
33.907.780.356
Piutang usaha
63.607.712.108
32.098.758.404
5.964.426.284
3.982.218.634
6.647.790.853
112.300.906.283
Piutang lain-lain
5.351.969.997
-
-
-
-
5.351.969.997
Deposito yang dibatasi penggunaannya
12.000.530.000
-
-
-
-
12.000.530.000
Pinjaman karyawan
1.705.819.098
-
-
-
-
1.705.819.098
Piutang pihak berelasi Jumlah
5.652.494.980
-
-
-
-
5.652.494.980
122.226.306.539
32.098.758.404
5.964.426.284
3.982.218.634
6.647.790.853
170.919.500.714
- 42 -4 PT Fortune Indonesia Tbk
43
191
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN (lanjutan) MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) a. Risiko Kredit (lanjutan) Grup melakukan hubungan usaha hanya dengan pihak ketiga yang diakui dan kredibel. Grup memiliki kebijakan untuk semua pelanggan yang akan melakukan perdagangan secara kredit harus melakukan prosedur verifikasi kredit. Sebagai tambahan jumlah piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi risiko penurunan nilai piutang. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, piutang usaha diturunkan nilainya dan dibuat penyisihannya dengan rincian sebagai berikut : 2014 Penurunan Nilai Individual
Penurunan Nilai Kolektif
Jumlah
Per 1 Januari 2014 Penyisihan penurunan nilai
106.547.846.841 -
12.737.731.759 (7.639.293.539 )
119.285.578.600 (7.639.293.539 )
Per 31 Desember 2014
106.547.846.841
5.098.438.220
111.646.285.061
2013 Penurunan Nilai Individual
Penurunan Nilai Kolektif
Jumlah
Per 1 Januari 2013 Penyisihan penurunan nilai
105.653.115.430 -
13.129.699.465 (6.481.908.612 )
118.782.814.895 (6.481.908.612 )
Per 31 Desember 2013
105.653.115.430
6.647.790.853
112.300.906.283
b. Risiko Pasar Risiko pasar adalah risiko dalam hal nilai wajar dari arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan harga pasar. Grup dipengaruhi oleh risiko pasar, terutama risiko tingkat suku bunga. Risiko Nilai Mata Uang Asing Risiko nilai mata uang asing adalah risiko dalam hal nilai wajar atau arus kas masa mendatang dari suatu instrumen keuangan karena perubahan dari nilai tukar mata uang asing. Grup terekspos risiko nilai tukar mata uang asing yang terutama timbul dari aset moneter bersih yang berbeda dengan mata uang fungsional Grup. Grup memonitor secara ketat fluktuasi dari nilai tukar mata uang asing sehingga dapat mengambil langkah-langkah yang paling menguntungkan Grup pada waktu yang tepat. Tabel berikut menunjukkan sensitivitas terhadap perubahan yang mungkin terjadi pada nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing, dengan semua variabel lainnya tetap konstan, dengan pendapatan sebelum pajak yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013: Kenaikan (Penurunan) Mata Uang Asing
31 Desember 2014
USD SGD HKD
Pengaruh Pada Laba Sebelum Pajak
5% -5% 5% -5%
218.322.547 (218.322.547) 18.045.889 (18.045.889)
5% -5%
6.607.719 (6.607.719)
44
192
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN (lanjutan) MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) b. Risiko Pasar (lanjutan) Risiko Nilai Mata Uang Asing (lanjutan) Kenaikan (Penurunan) Mata Uang Asing USD 5% -5% SGD 5% -5%
31 Desember 2013
HKD
Pengaruh Pada Laba Sebelum Pajak 254.909.569 (254.909.569) 18.442.078 (18.442.078)
5% -5%
6.524.609 (6.524.609)
Grup memiliki aset moneter dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 dan disajikan dalam Catatan 30. Risiko Tingkat Suku Bunga Risiko tingkat suku bunga adalah risiko dalam hal nilai wajar atau arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Pengaruh dari risiko perubahan suku bunga pasar berhubungan dengan pinjaman dari Grup yang dikenakan suku bunga mengambang. Grup memonitor secara ketat fluktuasi suku bunga pasar dan ekspektasi pasar sehingga dapat mengambil langkah-langkah yang paling menguntungkan Grup secara tepat waktu. Manajemen tidak menganggap perlunya melakukan swap suku bunga pada saat ini. Tabel berikut adalah nilai tercatat, berdasarkan jatuh temponya, atas aset dan liabilitas keuangan Grup yang terkait risiko tingkat suku bunga: 2014
Suku Bunga Efektif Asetf Bunga Tetap Bank dan setara kas Deposito yang dibatasi penggunaannya
Jatuh Tempo Dalam Satu (1) Tahun
Jatuh Tempo Pada Tahun ke - 2
Jatuh Tempo Pada Tahun ke - 3
Jatuh Tempo Pada Tahun ke - 4
Jumlah
5,50% - 9,50%
38.343.447.108
-
-
-
38.343.447.108
5,50% - 8,00%
12.000.530.000
-
-
-
12.000.530.000
11,75%
30.000.200.000
-
-
-
30.000.200.000
3,58%
133.000.000
-
-
-
133.000.000
8,75%
31.481.344
-
-
-
31.481.344
Jatuh Tempo Pada Tahun ke - 3
Jatuh Tempo Pada Tahun ke - 4
Liabilitas Bunga Tetap Utang bank jangka pendek Utang pembelian aset tetap Utang sewa pembiayaan
2013
Suku Bunga Efektif Aset Bunga Tetap Bank dan setara kas Deposito yang dibatasi penggunaannya
Jatuh Tempo Dalam Satu (1) Tahun
Jatuh Tempo Pada Tahun ke – 2
Jumlah
4,25% - 5,00%
33.907.780.356
-
-
-
33.907.780.356
5,50% - 7,50%
12.000.530.000
-
-
-
12.000.530.000
- 44 -4 PT Fortune Indonesia Tbk
45
193
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN (lanjutan) MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) b. Risiko Pasar (lanjutan) Risiko Tingkat Suku Bunga (lanjutan) 2013
Suku Bunga Efektif Liabilitas Bunga Tetap Utang bank jangka pendek Utang pembelian aset tetap Utang sewa pembiayaan
Jatuh Tempo Dalam Satu (1) Tahun
Jatuh Tempo Pada Tahun ke – 2
Jatuh Tempo Pada Tahun ke - 3
Jatuh Tempo Pada Tahun ke - 4
Jumlah
11,50%
30.000.200.000
-
-
-
30.000.200.000
3,58%
266.000.000
133.000.000
-
-
399.000.000
8,75%
31.481.328
31.481.344
-
-
62.962.672
c. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko dalam hal Grup tidak bisa memenuhi liabilitas pada saat jatuh tempo. Manajemen melakukan evaluasi dan pengawasan atas arus kas masuk (cash-in) dan kas keluar (cash-out) untuk memastikan tersedianya dana untuk memenuhi kebutuhan pembayaran liabilitas yang jatuh tempo. Secara umum, kebutuhan dana untuk pelunasan liabilitas jangka pendek maupun jangka panjang yang jatuh tempo diperoleh dari penjualan kepada pelanggan. Tabel di bawah merupakan profil liabilitas keuangan Grup berdasarkan kontrak pembayaran tanpa diskonto pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013: 2014 < 1 bulan
1 - 3 bulan
3 - 12 bulan
> 12 bulan
Jumlah
Liabilitas Keuangan Utang bank jangka pendek Utang usaha
-
-
30.000.200.000
-
30.000.200.000
Pihak ketiga Pihak berelasi Utang lain-lain pihak ketiga Beban masih harus dibayar Utang pembelian aset tetap Utang sewa pembiayaan Utang pihak berelasi
55.520.001.933 197.582.268 27.500.000 22.000.000 -
13.229.751.312 318.606.031 169.978.310 66.000.000 7.870.332 -
3.501.172.963 45.817.859 45.000.000 23.611.012 -
8.477.698.930 406.176.498 795.535.440 200.000.000
80.728.625.138 406.176.498 1.357.541.598 197.478.310 133.000.000 31.481.344 200.000.000
Jumlah Liabilitas Keuangan
55.767.084.201
13.792.205.985
33.615.801.834
9.879.410.868
113.054.502.888
-
2013 < 1 bulan Liabilitas Keuangan Utang bank jangka pendek Utang usaha
1 - 3 bulan
3 - 12 bulan
> 12 bulan
-
5.000.000.000
7.559.655.282
17.440.544.718
30.000.200.000
Pihak ketiga Pihak berelasi Utang lain-lain - pihak ketiga Beban masih harus dibayar Utang pembelian aset tetap Utang sewa pembiayaan Utang pihak berelasi
56.205.969.104 349.823.903 607.714.156 187.745.897 -
7.913.260.304 197.878.730 66.500.000 7.870.332 -
3.537.739.498 202.782.291 199.500.000 23.610.996 -
8.887.370.150 681.454.280 133.000.000 31.481.344 200.000.000
76.544.339.056 349.823.903 1.689.829.457 187.745.897 399.000.000 62.962.672 200.000.000
Jumlah Liabilitas Keuangan
57.351.253.060
13.185.509.366
11.523.288.067
27.373.850.492
109.433.900.985
46
194
Jumlah
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN (lanjutan) MANAJEMEN MODAL Tujuan utama pengelolaan modal Grup adalah untuk memastikan pemeliharaan peringkat kredit yang tinggi dan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham. Grup mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, berdasarkan perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan, Grup dapat menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru atau mengusahakan pendanaan melalui pinjaman. Tidak ada perubahan yang dibuat dalam tujuan, kebijakan atau proses selama periode penyajian. Kebijakan Grup adalah untuk menjaga rasio modal yang sehat dalam rangka untuk mengamankan pembiayaan pada biaya yang wajar. Sebagaimana praktik yang berlaku umum, Grup mengevaluasi struktur permodalan melalui rasio utang terhadap modal (gearing ratio) yang dihitung melalui pembagian antara utang bersih dengan modal. Utang bersih adalah jumlah liabilitas sebagaimana disajikan di dalam laporan posisi keuangan dikurangi dengan jumlah kas dan setara kas. Sedangkan modal meliputi seluruh komponen ekuitas dalam laporan posisi keuangan. Pada tanggal tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, perhitungan rasio tersebut adalah sebagai berikut: 2014 128.974.478.627 (38.392.982.308) 90.581.496.319 132.210.638.353 0,69
Jumlah liabilitas Dikurangi kas dan setara kas Utang bersih Jumlah ekuitas Rasio utang terhadap modal
2013 130.543.387.191 (33.959.407.363) 96.583.979.828 132.974.168.250 0,73 )
32. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan didefinisikan sebagai jumlah dalam hal instrumen tersebut dapat ditukar di dalam transaksi antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai melalui suatu transaksi yang wajar, selain di dalam penjualan terpaksa atau penjualan likuidasi. Grup menggunakan hierarki berikut ini untuk menentukan nilai wajar instrumen keuangan: - Tingkat 1: Nilai wajar diukur berdasarkan pada harga kuotasi (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas sejenis. - Tingkat 2: Nilai wajar diukur berdasarkan teknik-teknik valuasi, di mana seluruh input yang mempunyai efek yang signifikan atas nilai wajar dapat diobservasi baik secara langsung maupun tidak langsung. - Tingkat 3: Nilai wajar diukur berdasarkan teknik-teknik valuasi, di mana seluruh input yang mempunyai efek yang signifikan atas nilai wajar tidak dapat diobservasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Grup memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman dan piutang dan dan liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi yang nilai wajarnya diukur berdasarkan teknik-teknik valuasi, di mana seluruh input yang mempunyai efek yang signifikan atas nilai wajar tidak dapat diobservasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen keuangan Grup yang tercatat dalam laporan keuangan konsolidasian pada tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013: - 46 -4 PT Fortune Indonesia Tbk
47
195
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan) 2014 Nilai Tercatat
Nilai Wajar
Aset Keuangan Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas dan setara kas Piutang usaha - pihak ketiga Piutang lain-lain - pihak ketiga Deposito yang dibatasi penggunaannya Pinjaman karyawan Piutang pihak berelasi Uang jaminan
38.362.982.308 111.646.285.061 3.825.143.939 12.000.530.000 1.155.829.432 6.377.065.163 5.000.000
38.362.982.308 111.646.285.061 3.825.143.939 12.000.530.000 1.155.829.432 6.377.065.163 5.000.000
Jumlah
173.372.835.903
173.372.835.903
Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi Utang bank jangka pendek Utang usaha Pihak ketiga Pihak berelasi Utang lain-lain - pihak ketiga Beban masih harus dibayar Utang pembelian aset tetap Utang sewa pembiayaan Utang pihak berelasi Jumlah
30.000.200.000
30.000.200.000
80.728.625.138 406.176.498 1.357.541.598 197.478.310 133.000.000 31.481.344 200.000.000
80.728.625.138 406.176.498 1.357.541.598 197.478.310 133.000.000 31.481.344 200.000.000
113.054.502.888
113.054.502.888
2013 Nilai Tercatat
Nilai Wajar
Aset Keuangan Pinjaman yang diberikan dan piutang: Kas dan setara kas Piutang usaha - pihak ketiga Piutang lain-lain - pihak ketiga Deposito yang dibatasi penggunaannya Pinjaman karyawan Piutang pihak berelasi Uang jaminan
33.959.407.363 112.300.906.283 5.351.969.997 12.000.530.000 1.705.819.098 5.652.494.980 18.000.000
33.959.407.363 112.300.906.283 5.351.969.997 12.000.530.000 1.705.819.098 5.652.494.980 18.000.000
Jumlah
170.989.127.721
170.989.127.721
48
196
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan) 2013 Nilai Tercatat Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi Utang bank jangka pendek Utang usaha Pihak ketiga Pihak berelasi Utang lain-lain - pihak ketiga Beban masih harus dibayar Utang pembelian aset tetap Utang sewa pembiayaan Utang pihak berelasi Jumlah
Nilai Wajar
30.000.200.000
30.000.200.000
76.544.339.056 349.823.903 1.689.829.457 187.745.897 399.000.000 62.962.672 200.000.000
76.544.339.056 349.823.903 1.689.829.457 187.745.897 399.000.000 62.962.672 200.000.000
109.433.900.985
109.433.900.985
Berikut ini adalah metode dan asumsi yang digunakan untuk menentukan nilai wajar masing-masing kelompok dari instrumen keuangan Grup: 1. Kas dan setara kas, piutang usaha - pihak ketiga, piutang lain-lain dari pihak ketiga, utang bank jangka pendek, utang usaha kepada pihak ketiga dan pihak berelasi, utang lain-lain - pihak ketiga, dan beban masih harus dibayar mendekati nilai tercatatnya karena bersifat jangka pendek. 2. Nilai tercatat dari utang jangka panjang berupa utang pembelian aset tetap dan sewa pembiayaan mendekati nilai wajarnya karena suku bunga mengambang dari instrumen keuangan ini tergantung penyesuaian oleh pihak bank atau entitas pembiayaan. 3. Nilai wajar deposito yang dibatasi penggunaannya, pinjaman karyawan, piutang pihak berelasi, uang jaminan dan utang pihak berelasi dicatat sebesar biaya historis karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal. Tidak praktis untuk mengestimasi nilai wajar dari piutang tersebut karena tidak ada jangka waktu pembayaran yang pasti walaupun tidak diharapkan untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. 33. INFORMASI SEGMEN USAHA Pada tahun 2014 dan 2013, Grup mengklasifikasikan usahanya menjadi tiga (3) segmen usaha yaitu: Jasa periklanan meliputi layanan perencanaan dan belanja media iklan serta pengelolaan komunikasi pemasaran terpadu. Jasa kehumasan mengkhususkan pada kehumasan korporat (corporate public relation), penyidikan (litigation public relation) dan manajemen krisis. Jasa desain grafis meliputi produksi dan desain grafis yang mencakup logo, identitas korporat, identitas merek dan produk, kemasan dan iklan layanan masyarakat, jasa pameran dan jasa audio visual atau multi media. Sesuai dengan PSAK 5 (revisi 2009), “Segmen Operasi”, informasi segmen berikut ini dilaporkan berdasarkan informasi yang digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi kinerja setiap segmen dan menentukan alokasi sumber daya.
- 48 -4 PT Fortune Indonesia Tbk
49
197
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33. INFORMASI SEGMEN USAHA (lanjutan) Jasa 2014
Jasa Periklanan
Kehumasan (Public relations)
Jasa Desain Grafis
Eliminasi
Jumlah
Informasi Segmen Pedapatan usaha Penjualan eksternal Penjualan antar segmen
366.269.068.818 2.620.000.000
27.368.035.094 2.837.425.262
10.687.080.456 1.097.846.050
- 404.324.184.368 (6.555.271.312 ) -
Jumlah pendapatan usaha
368.889.068.818
30.205.460.356
11.784.926.506
(6.555.271.312 ) 404.324.184.368
Laba usaha Penghasilan bunga Beban keuangan Penghasilan lain-lain Laba sebelum beban pajak penghasilan Beban pajak penghasilan Laba komprehensif Aset segmen Liabilitas segmen Pembelanjaan modal Penyusutan
8.399.415.261 2.012.756.876 (3.983.870.436 ) 1.625.104.578
1.503.944.646 33.308.658 (43.530.974 ) 330.619.960
(548.147.806 ) 29.155.399 (4.438.761 ) 86.933.689
(3.260.209.499 )
9.355.212.101 2.075.220.933 (4.031.840.171 ) (1.217.551.272 )
8.053.406.279 (924.628.335 )
1.824.342.290 (516.459.294 )
(436.497.479 ) (851.243.859 )
(3.260.209.499 ) -
6.181.041.591 (2.292.331.488 )
(3.260.209.499 )
3.888.710.103
7.128.777.944
1.307.882.996
298.054.543.551 140.492.395.970 483.169.270 1.445.322.070
25.237.938.510 9.192.186.898 430.820.175 284.147.788
(1.287.741.338 ) 8.331.827.621 12.134.319.546 41.164.674
(70.439.192.702 ) 261.185.116.980 (32.844.423.787 ) 128.974.478.627 913.989.445 1.770.634.532
Jasa 2013
Jasa Periklanan
Kehumasan (Public relations)
Jasa Desain Grafis
Eliminasi
Jumlah
Informasi Segmen Pedapatan usaha Penjualan eksternal Penjualan antar segmen
367.826.448.429 3.885.645.270
27.791.458.113 1.170.665.187
11.788.813.307 1.151.698.017
- 407.406.719.849 (6.208.008.474 ) -
Jumlah pendapatan usaha
371.712.093.699
28.962.123.300
12.940.511.324
(6.208.008.474 ) 407.406.719.849
Laba usaha Penghasilan bunga Beban keuangan Penghasilan lain-lain
13.616.509.575 951.446.075 (3.246.088.289 ) 5.313.927.903
790.179.531 44.276.014 (139.719.057 ) 830.474.134
81.566.423 16.301.922 (5.360.190 ) 165.584.877
(4.609.499.606 )
14.488.255.529 1.012.024.011 (3.391.167.536 ) 1.700.487.308
Laba sebelum beban pajak penghasilan Beban pajak penghasilan
16.635.795.264 (2.590.664.068 )
1.525.210.622 (469.308.301 )
258.093.032 (168.339.379 )
(4.609.499.606 ) -
13.809.599.312 (3.228.311.748 )
(4.609.499.606 )
10.581.287.564
Laba komprehensif Aset segmen Liabilitas segmen Pembelanjaan modal Penyusutan
14.045.131.196
1.055.902.321
89.753.653
278.943.427.504 123.857.817.868 1.412.268.240 1.501.752.264
22.710.949.873 7.973.081.256 56.946.350 278.875.126
15.075.515.213 17.590.265.802 70.829.905 33.597.470
(53.212.337.149 ) 263.517.555.441 (18.877.777.735 ) 130.543.387.191 1.540.044.495 1.814.224.860
34. KONTINJENSI PT Fortune Adwicipta (FAC), Entitas Anak, menjadi tergugat pada perkara No. 140/Pdt.G/2012/PN.Jkt.Sel yang diajukan PT Pahala Kencana (penggugat) pada tanggal 8 Maret 2012 ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, mengenai permasalahan biaya pengiriman cetakan/brosur dan spanduk promo produk Fastron dari PT Pertamina (Persero) di seluruh wilayah Indonesia sebanyak 4.151 titik/tempat dengan tujuan pengiriman ke SPBU PT Pertamina (Persero). Pada tanggal 4 Maret 2013, atas perkara No. 140/Pdt.G/2012/PN.Jkt.Sel terhadap FAC Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah memberikan putusan sebagai berikut : 1. Mengabulkan gugatan pengugat untuk sebagian. 2. Menyatakan tergugat telah melakukan wanprestasi (ingkar janji). 3. Membatalkan perjanjian kerjasama pengiriman paket antara pengugat dan tergugat tanggal 16 Mei 2011. 4. Menghukum tergugat untuk membayar biaya pengiriman paket pertamina kepada penggugat sebesar Rp 311.000.000. 5. Menghukum tergugat untuk membayar ganti rugi kepada penggugat sebesar Rp 100.000.000. 6. Menolak gugatan penggugat untuk selain dan selebihnya. 50
198
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 34. KONTINJENSI (lanjutan) Pada tanggal 7 Oktober 2013, melalui Maqdir Ismail & Partners selaku kuasa hukum FAC, FAC mengajukan memori banding terhadap keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tertanggal 4 Maret 2013. Permohonan banding tersebut menyatakan bahwa FAC keberatan dan menolak seluruh keputusan dan pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Jakarta Selatan. Atas proses banding tersebut Pengadilan Tinggi DKI Jakarta telah mengambil keputusan dengan surat No: 532/PDT/2013/PT.DKI pada tanggal 24 Januari 2014, yaitu : 1. Menerima permohonan banding dari pembanding (FAC), 2. Menguatkan putusan pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 140/Pdt.G/202/PN.,Jkt.Sel tanggal 4 Maret 2013, 3. Menghukum pembanding (FAC) untuk membayar biaya perkara pada kedua tingkat pengadilan, sebesar Rp 150.000. Pada tanggal 21 Mei 2014 dengan surat kuasa No. 008/FAC-FortuneLegal/DIR/V/2014, FAC yang diwakili oleh Maqdir Ismail & Partners menyatakan kasasi terhadap keputusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Tanggal 24 Januari 2014 No. 532/PDT/2013/PT/DKI.jo dan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Tanggal 4 Maret 2013, No. 140/Pdt.G/202/PN.Jkt.Sel kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia melalui Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, FAC belum mendapat keputusan dari Mahkamah Agung Republik Indonesia terkait dengan pengajuan kasasi tersebut. 35. TRANSAKSI YANG TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS DAN SETARA KAS Aktivitas investasi yang tidak mempengaruhi arus kas dan setara kas adalah sebagai berikut : 2014 Penambahan aset tetap melalui utang pembelian aset tetap
2013 -
760.000.000
36. PENERBITAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISIAN Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menerbitkan PSAK dan interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) baru dan revisian. Standar berikut ini berlaku untuk laporan keuangan yang periodenya dimulai pada atau setelah 1 Januari 2015: - PSAK 1 (Revisi 2013) - “Penyajian Laporan Keuangan”; - PSAK 4 (Revisi 2013) - “Laporan Keuangan Tersendiri”; - PSAK 15 (Revisi 2013) - “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”; - PSAK 24 (Revisi 2013) - “Imbalan Kerja”; - PSAK 46 (Revisi 2014) - “Pajak Penghasilan”; - PSAK 48 (Revisi 2014) - “Penurunan Nilai Aset”; - PSAK 50 (Revisi 2014) - “Instrumen Keuangan: Penyajian”; - PSAK 55 (Revisi 2014) - “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”; - PSAK 60 (Revisi 2014) - “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”; - PSAK 65 - “Laporan Keuangan Konsolidasian”; - PSAK 66 - “Pengaturan Bersama”; - PSAK 67 - “Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain”; - PSAK 68 - “Pengukuran Nilai Wajar”; - ISAK 26 (Revisi 2014), “ Penilaian Kembali Derivatif Melekat”.
- 50 -4 PT Fortune Indonesia Tbk
51
199
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 36. PENERBITAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISIAN (lanjutan) Pencabutan standar berikut ini penerapannya disyaratkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2015: - ISAK 7 - “Entitas Bertujuan Khusus”; - ISAK 12 - “Pengendalian Bersama Entitas - Kontribusi Aset Nonmoneter oleh Venturer”. Grup sedang menganalisa dampak penerapan standar akuntansi revisi/ baru dan interpretasi tersebut di atas terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup.
52
200
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
03
04
05
Indeks Bapepam-LK No. X.K.6 KATEGORI A.
1.
2.
PENJELASAN
HAL.
KETENTUAN UMUM DAN BENTUK LAPORAN TAHUNAN Bahwa laporan tahunan Perusahaan merupakan sumber informasi penting tentang kinerja dan prospek Perusahaan bagi pemegang saham sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. Oleh karena itu, laporan tahunan wajib memuat informasi menyeluruh tentang kinerja Perusahaan.
Laporan tahunan wajib disajikan dalam bahasa Indonesia yang baik, dan dianjurkan menyajikan pula dalam bahasa Inggris.
Laporan tahunan wajib memuat: a. Ikhtisar data keuangan penting; b. Laporan Dewan Komisaris; c. Laporan Direksi; d. Profil perusahaan; e. Analisis dan pembahasan manajemen; f. Tata kelola perusahaan; g. Tanggung jawab sosial perusahaan; h. Laporan keuangan tahunan yang telah diaudit; dan i. Surat pernyataan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi atas kebenaran isi laporan tahunan. Dalam hal laporan tahunan juga dibuat selain dalam bahasa Indonesia, baik dalam dokumen yang sama maupun terpisah, maka laporan tahunan dimaksud harus memuat informasi yang sama. Seluruh aspek grafis seperti gambar, grafik, tabel, dan diagram disajikan dengan mencantumkan judul dan/atau keterangan yang jelas.
3.
Laporan tahunan wajib dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dibaca.
4.
Laporan tahunan wajib dicetak pada kertas Laporan tahunan disampaikan dalam bentuk dokumen fisik berwarna terang yang berkualitas baik, (hardcopy) dan disertai dengan laporan dalam bentuk dokumen berukuran A4, dijilid, dan dimungkinkan elektronik (softcopy). untuk direproduksi dengan fotokopi.
5.
Nama Perusahaan dan tahun buku laporan tahunan ditampilkan di: 1. Sampul muka; Laporan tahunan mencantumkan identitas 2. Samping; Perusahaan dengan jelas. 3. Sampul belakang; dan 4. Setiap halaman.
6.
Laporan tahunan bersifat terbuka kepada pemegang saham.
B.
ISI LAPORAN TAHUNAN
I.
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Laporan tahunan wajib tersedia bagi para pemegang saham pada saat panggilan RUPS Tahunan, dan wajib dimuat dalam laman (website) Perusahaan yang dapat diakses setiap saat.
1.
Ikhtisar data keuangan penting disajikan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika Perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun.
Ikhtisar memuat diantaranya: a. Penjualan/pendapatan; b. Laba (rugi); c. Total laba (rugi) komprehensif; dan Laba (rugi) per saham.
6
2.
Informasi posisi neraca keuangan disajikan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika Perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun.
Informasi memuat diantaranya: a. Jumlah aset; b. Jumlah liabilitas; c. Jumlah ekuitas.
6
Rasio keuangan disajikan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika Perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun.
Informasi memuat rasio keuangan umum dan relevan dengan Perusahaan dan jenis industrinya, diantaranya: a. Rasio laba (rugi) terhadap total aset; b. Rasio laba (rugi) terhadap ekuitas; c. Rasio laba (rugi) terhadap investasi; d. Rasio marjin laba (rugi) operasi; e. Rasio marjin laba (rugi) bersih; f. Rasio kas; g. Rasio lancar; h. Rasio kolektabilitas piutang; i. Rasio perputaran persediaan; j. Rasio perputaran aset; k. Rasio ekuitas terhadap aset; l. Rasio saat perolehan bunga.
7
3.
- 52 -4 PT Fortune Indonesia Tbk
i
KATEGORI
PENJELASAN
HAL.
4.
Informasi mengenai saham yang diterbitkan untuk setiap masa triwulan dalam 2 (dua) tahun buku terakhir.
Informasi paling kurang meliputi: a. Jumlah saham yang beredar; b. Kapitalisasi pasar; c. Harga saham tertinggi, terendah, dan penutupan; d. Volume perdagangan.
5.
Informasi harga saham apabila terjadi aksi korporasi, seperti pemecahan saham (stock split), penggabungan saham (reverse stock), dividen saham, saham bonus, dan penurunan nilai nominal saham..
Penjelasan antara lain mengenai: a. Tanggal pelaksanaan aksi korporasi; b. Rasio stock split, reverse stock, dividen saham, saham bonus, dan penurunan nilai saham; c. Jumlah saham beredar sebelum dan sesudah aksi korporasi; d. Harga saham sebelum dan sesudah aksi korporasi.
53-54
Laporan Dewan Komisaris.
Laporan Dewan Komisaris paling kurang memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Penilaian terhadap kinerja Direksi mengenai pengelolaan Perusahaan; 2. Pandangan atas prospek usaha Perusahaan yang disusun oleh Direksi; dan 3. Perubahan komposisi anggota Dewan Komisaris dan alasan perubahannya.
8-13
Laporan Direksi.
Laporan Direksi paling kurang memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Kinerja Perusahaan, yang mencakup antara lain kebijakan strategis, perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan kendala-kendala yang dihadapi Perusahaan; 2. Gambaran tentang prospek usaha; 3. Penerapan tata kelola Perusahaan; dan 4. Perubahan komposisi anggota Direksi dan alasan perubahannya.
14-19
22
II.
7
Laporan Dewan Komisaris dan Direksi
1.
2.
III.
Profil Perusahaan
1.
Identitas Perusahaan.
Memuat nama, alamat, nomor telepon, nomor faksimile, alamat surat eletronik (e-mail), dan laman (website) dari: • Perusahaan; dan/atau • Kantor cabang atau kantor perwakilan.
2.
Riwayat singkat.
Mencakup sejarah Perusahaan, tanggal pendirian, nama dan perubahan nama Perusahaan (jika ada).
23
3.
Bidang usaha.
Kegiatan usaha Perusahaan menurut Anggaran Dasar terakhir, serta jenis produk dan/atau jasa yang dihasilkan.
24-26
4.
Struktur organisasi.
Dalam bentuk bagan, paling kurang sampai dengan struktur satu tingkat di bawah Direksi, disertai dengan nama dan jabatan.
27
5.
Visi dan misi.
Mencakup di dalamnya: 1. Visi dan misi Perusahaan yang telah disetujui oleh Direksi; dan 2. Budaya Perusahaan.
28-31
Profil Dewan Komisaris.
Termasuk di dalamnya: a. Nama; b. Riwayat jabatan, pengalaman kerja yang dimiliki, dan dasar hukum penunjukkan pertama kali pada Perusahaan, sebagaimana dicantumkan dalam berita acara keputusan RUPS; c. Riwayat pendidikan; d. Penjelasan singkat mengenai jenis pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Dewan Komisaris yang telah diikuti dalam tahun buku (jika ada); dan e. Pengungkapan hubungan afiliasi dengan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris lainnya, serta pemegang saham (jika ada);
36-37
6.
ii
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
KATEGORI
03
04
05
PENJELASAN
HAL.
Termasuk di dalamnya: a. Nama dan uraian singkat tentang tugas dan fungsi yang dilaksanakan; b. Riwayat jabatan, pengalaman kerja yang dimiliki, dan dasar hukum penunjukkan pertama kali pada Perusahaan, sebagaimana dicantumkan dalam berita acara keputusan RUPS; c. Riwayat pendidikan; d. Penjelasan singkat mengenai jenis pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Direksi yang telah diikuti dalam tahun buku (jika ada); dan e. Pengungkapan hubungan afiliasi dengan anggota Direksi lainnya dan pemegang saham (jika ada);
38-39
7.
Profil Direksi.
8.
Pencantuman perubahan susunan Dewan Komisaris dan/atau Direksi yang terjadi Susunan yang dicantumkan adalah susunan Dewan Komisaris dan/ setelah tahun buku berakhir sampai atau Direksi yang terakhir dan sebelumnya. dengan batas waktu penyampaian laporan tahunan.
9.
Uraian tentang kekaryawanan Perusahaan.
Jumlah karyawan dan deskripsi pengembangan kompetensinya dalam tahun buku; misalnya, aspek pendidikan dan pelatihan karyawan yang telah dilakukan.
18, 27, 3638, 74, 90, 98 40-41, 77-81
Informasi terdiri dari: a. Pemegang saham yang memiliki 5% (lima perseratus) atau lebih; Uraian tentang nama pemegang saham 10 dan persentase kepemilikannya pada akhir b. Kepemilikan saham oleh Komisaris dan Direktur; dan tahun buku. c. Kelompok pemegang saham yang masing-masing memiliki kurang dari 5% (lima perseratus).
52
Informasi mengenai pemegang saham utama dan pengendali yang disajikan dalam bentuk skema atau diagram.
• Baik langsung maupun tidak langsung; • Sampai kepada pemilik individu.
Daftar entitas anak, entitas asosiasi dan atau entitas ventura.
Termasuk di dalamnya: • Nama entitas anak, perusahaan asosiasi, perusahaan ventura bersama dimana Perusahaan memiliki pengendalian bersama entitas. Untuk entitas anak, agar ditambahkan informasi mengenai alamat; • Persentase kepemilikan saham; • Bidang usaha; dan • Status operasi perusahaan tersebut (jika ada).
42-51
13. Kronologis pencatatan saham.
Informasi meliputi: • Kronologis pencatatan saham; • Perubahan jumlah saham dari awal pencatatan hingga akhir tahun buku; serta • Nama Bursa Efek dimana saham Perusahaan dicatatkan (jika ada).
53
14. Kronologis pencatatan Efek lainnya.
Informasi meliputi: • Kronologis pencatatan Efek lainnya; dan • Peringkat Efek.
54
15. Lembaga pemeringkat Efek.
Nama dan alamat perusahaan pemeringkat Efek (jika ada).
55
16. Lembaga profesi penunjang pasar modal.
Informasi meliputi: • Nama dan alamat lembaga dan/atau profesi penunjang pasar modal; • Pengungkapan informasi mengenai jasa yang diberikan; • Biaya atas jasa yang diberikan; • Periode penugasan yang telah dilakukan.
55
11.
12.
Informasi memuat antara lain: Penghargaan dan sertifikasi yang diterima 1. Nama penghargaan dan atau sertifikat; Perusahaan baik yang berskala nasional 17. 2. Tahun perolehan; maupun internasional dalam tahun buku 3. Badan pemberi penghargaan dan atau sertifikat; dan terakhir. 4. Masa berlaku (untuk sertifikasi).
PT Fortune Indonesia Tbk
52
56-57
iii
KATEGORI
PENJELASAN
HAL.
Tinjauan operasi per segmen operasi.
Informasi penting terkait operasi perusahaan sesuai dengan jenis industri Perusahaan, paling kurang mencakup: a. Produksi, yang meliputi proses, kapasitas, dan perkembangannya; b. Pendapatan; dan c. Profitabilitas.
68-69
2.
Pemaparan kinerja keuangan Perusahaan.
Analisis kinerja keuangan komprehensif yang mencakup perbandingan kinerja keuangan dalam 2 (dua) tahun buku terakhir, penjelasan tentang penyebab adanya perubahan dan dampak perubahan tersebut, antara lain mengenai: a. Aset lancar, aset tidak lancar, dan total aset; b. Liabilitas jangka pendek, liabilitas jangka panjang, dan total liabilitas; c. Ekuitas; d. Pendapatan, beban, laba (rugi), pendapatan komprehensif lain, dan total laba (rugi) komprehensif; serta e. Arus kas.
70-72
3.
Kemampuan membayar utang.
Informasi kemampuan membayar utang dengan menyajikan perhitungan rasio yang relevan.
72
4.
Tingkat kolektibilitas piutang.
Informasi tingkat kolektibilitas piutang Perusahaan dengan menyajikan perhitungan rasio yang relevan.
72
5.
Struktur permodalan dan kebijakan manajemen atas struktur permodalan tersebut.
Informasi mencakup: f. Struktur permodalan; dan g. Kebijakan manajemen atas struktur permodalan.
73
6.
Informasi tentang ikatan yang material untuk investasi barang modal.
Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal dengan penjelasan antara lain: a. Tujuan dari ikatan tersebut; b. Sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi ikatan tersebut; c. Mata uang yang menjadi denominasi; dan d. Langkah-langkah yang direncanakan Perusahaan untuk melindungi risiko dari posisi mata uang asing yang terkait.
74
7.
Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan.
Informasi kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan, termasuk dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha di masa mendatang.
74
8.
Prospek usaha.
Prospek usaha dari Perusahaan dikaitkan dengan kondisi industri, ekonomi secara umum dan pasar internasional serta dapat disertai data pendukung kuantitatif dari sumber data yang layak dipercaya.
65-67
Perbandingan antara RKAP dengan pencapaian.
Bahasan tentang perbandingan antara target/proyeksi pada awal tahun buku dengan hasil yang dicapai (realisasi), mengenai: • Pendapatan, laba; • Struktur permodalan; atau • Hal lainnya yang dianggap penting bagi Perusahaan.
76
10 Target RKAP 1 (satu) tahun mendatang.
Informasi tentang target/proyeksi yang ingin dicapai Perusahaan paling lama untuk satu tahun mendatang, mengenai: • Pendapatan; • Laba (rugi); • Struktur modal; • Kebijakan dividen; atau • Hal lainnya yang dianggap penting bagi perusahaan..
-
11.
Pembahasan aspek pemasaran atas produk dan jasa Perusahaan, antara lain: a. Strategi pemasaran; dan b. Pangsa pasar.
65-67
IV.
1.
9.
iv
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Aspek pemasaran.
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
01
02
KATEGORI
03
04
05
PENJELASAN
HAL.
Uraian tentang kebijakan dividen dan tanggal serta jumlah dividen per saham (kas dan/atau non kas) dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau dibayar selama 2 (dua) tahun buku terakhir.
73-74
Termasuk di dalamnya: a. Dalam hal selama tahun buku, Perusahaan memiliki kewajiban menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana, maka wajib diungkapkan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum secara kumulatif sampai dengan akhir tahun buku; dan b. Dalam hal terdapat perubahan penggunaan dana sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor X.K.4, maka Perusahaan wajib menjelaskan perubahan tersebut.
74
Informasi mengenai transaksi afiliasi, dan 14. transaksi yang mengandung benturan kepentingan.
Antara lain memuat: a. Tanggal, nilai, dan obyek transaksi; b. Nama pihak yang bertransaksi; c. Sifat hubungan afiliasi (jika ada); d. Penjelasan mengenai kewajaran transaksi; dan e. Pemenuhan ketentuan terkait.
75
Perubahan peraturan perundang15. undangan yang berpengaruh signifikan terhadap Perusahaan
Informasi tentang perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh terhadap Perusahaan dan dampaknya terhadap laporan keuangan (jika ada).
75
Informasi tentang perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya terhadap laporan keuangan (jika ada).
75
Uraian tentang perangkat Dewan Komisaris.
Meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Uraian pelaksanaan tugas Dewan Komisaris; b. Pengungkapan prosedur, dasar penetapan, dan besarnya remunerasi anggota Dewan Komisaris; dan c. Pengungkapan kebijakan Perusahaan dan pelaksanaannya, tentang frekuensi rapat Dewan Komisaris, termasuk rapat gabungan dengan Direksi, dan tingkat kehadiran anggota Dewan Komisaris dalam rapat tersebut.
90-97
Uraian tentang perangkat Direksi.
Mencakup antara lain: a. Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing anggota Direksi; b. Pengungkapan prosedur, dasar penetapan, dan besarnya remunerasi anggota Direksi, serta hubungan antara remunerasi dengan kinerja Perusahaan; c. Pengungkapan kebijakan Perusahaan dan pelaksanaannya, tentang frekuensi rapat Direksi, termasuk rapat gabungan dengan Dewan Komisaris, dan tingkat kehadiran anggota Direksi dalam rapat tersebut; d. Keputusan RUPS tahun sebelumnya dan realisasinya pada tahun buku, serta alasan dalam hal terdapat keputusan yang belum direalisasikan; dan e. Pengungkapan kebijakan Perusahaan tentang penilaian terhadap kinerja anggota Direksi (jika ada).
98-105
12. Kebijakan pembagian dividen.
13.
Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum.
16.
Perubahan kebijakan akuntansi yang berpengaruh terhadap laporan keuangan.
V.
Tata Kelola Perusahaan
1.
2.
PT Fortune Indonesia Tbk
v
KATEGORI
PENJELASAN
HAL.
Uraian tentang perangkat Komite Audit.
Mencakup antara lain: a. Nama; b. Riwayat jabatan, pengalaman kerja, dan dasar hukum penunjukkan; c. Riwayat pendidikan; d. Periode jabatan anggota Komite Audit; e. Pengungkapan independensi Komite Audit; f. Pengungkapan kebijakan Perusahaan dan pelaksanaannya, tentang frekuensi rapat Komite Audit dan tingkat kehadiran anggota Komite Audit dalam rapat tersebut; g. Uraian singkat pelaksanaan kegiatan Komite Audit pada tahun buku sesuai dengan yang dicantumkan dalam piagam (charter) Komite Audit.
107-111
Komite lain yang dimiliki Perusahaan dalam rangka mendukung fungsi dan tugas Direksi dan/atau Dewan Komisaris, seperti komite nominasi dan remunerasi.
Mencakup antara lain: a. Nama; b. Riwayat jabatan, pengalaman kerja yang dimiliki, dan dasar hukum penunjukkan; c. Riwayat pendidikan. d. Periode jabatan anggota komite; e. Pengungkapan kebijakan perusahaan mengenai independensi komite; f. Uraian tugas dan tanggung jawab; g. Pengungkapan kebijakan Perusahaan dan pelaksanaannya, tentang frekuensi rapat komite dan tingkat kehadiran anggota komite dalam rapat tersebut; dan h. Uraian singkat pelaksanaan kegiatan komite pada tahun buku.
111-112
Uraian tentang perangkat Sekretaris Perusahaan.
Uraian tugas dan fungsi Sekretaris Perusahaan: a. Nama; b. Riwayat jabatan, pengalaman kerja yang dimiliki, dan dasar hukum penunjukkan; c. Riwayat pendidikan; d. Periode jabatan sekretaris perusahaan; e. Uraian singkat pelaksanaan tugas Sekretaris Perusahaan pada tahun buku.
105-106
6.
Uraian tentang perangkat unit audit internal.
Meliputi: a. Nama; b. Riwayat jabatan, pengalaman kerja yang dimiliki, dan dasar hukum penunjukkan; c. Kualifikasi atau sertifikasi sebagai profesi audit internal (jika ada); d. Struktur dan kedudukan unit audit internal; e. Tugas dan tanggung jawab unit audit internal sesuai dengan yang dicantumkan dalam piagam (charter) unit audit internal; dan f. Uraian singkat pelaksanaan tugas unit audit internal pada tahun buku.
126-128
7.
Uraian mengenai sistem pengendalian interen (internal control) yang diterapkan oleh Perusahaan.
Paling kurang mengenai: a. Pengendalian keuangan dan operasional, serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan lainnya; dan b. Reviu atas efektivitas sistem pengendalian interen.
-
8.
Sistem manajemen risiko yang diterapkan oleh Perusahaan.
Paling kurang mengenai: a. Gambaran umum mengenai sistem manajemen risiko Perusahaan; b. Jenis risiko dan cara pengelolaannya; dan c. Reviu atas efektivitas sistem manajemen risiko Perusahaan.
129-131
9.
Perkara penting yang dihadapi oleh Perusahaan, entitas anak, anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang sedang menjabat.
Antara lain meliputi: a. Pokok perkara/gugatan; b. Status penyelesaian perkara/gugatan; dan c. Pengaruhnya terhadap kondisi Perusahaan.
3.
4.
5.
vi
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
120
01
02
KATEGORI
03
04
05
PENJELASAN
HAL.
Informasi tentang sanksi administratif yang dikenakan kepada Emiten atau Perusahaan Publik, anggota Dewan Komisaris dan Direksi, oleh otoritas pasar modal dan otoritas lainnya pada tahun buku terakhir (jika ada).
120
Meliputi antara lain: a. Pokok-pokok kode etik; b. Pokok-pokok budaya perusahaan (corporate culture); c. Bentuk sosialisasi kode etik dan upaya penegakannya; dan d. Pengungkapan bahwa kode etik berlaku bagi Dewan Komisaris, Direksi, dan karyawan Perusahaan.
116
Uraian mengenai program kepemilikan 12. saham oleh karyawan dan/atau manajemen.
Uraian mengenai program kepemilikan saham oleh karyawan dan/ atau manajemen yang dilaksanakan Perusahaan, antara lain mengenai: a. Jumlah kepemilikan saham; b. Jangka waktu kepemilikan saham; c. Persyaratan karyawan dan/atau manajemen yang berhak, serta d. Harga exercise (jika ada).
121
13. Sistem pelaporan pelanggaran
Uraian mengenai sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system) di Perusahaan yang dapat merugikan perusahaan maupun pemangku kepentingan (jika ada), antara lain meliputi: a. Cara penyampaian laporan pelanggaran; b. Perlindungan bagi pelapor; c. Penanganan pengaduan; d. Pihak yang mengelola pengaduan; dan e. Hasil dari penanganan pengaduan.
118-119
Pembahasan tanggung jawab sosial Perusahaan dalam aspek lingkungan hidup.
Uraian seperti penggunaan material dan energi yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang, sistem pengolahan limbah Perusahaan, sertifikasi di bidang lingkungan yang dimiliki, dan lain-lain, meliputi: a. Kebijakan; b. Jenis program; dan c. Biaya yang dikeluarkan.
140
Pembahasan tanggung jawab Perusahaan dalam aspek praktik ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja.
Uraian seperti kesetaraan gender dan kesempatan kerja, sarana dan keselamatan kerja, tingkat perpindahan (turnover) karyawan, tingkat kecelakaan kerja, pelatihan, dan lain-lain, meliputi: a. Kebijakan; b. Jenis program; dan c. Biaya yang dikeluarkan.
139-140
Pembahasan tanggung jawab sosial Perusahaan dalam aspek pengembangan sosial dan kemasyarakatan.
Uraian seperti penggunaan tenaga kerja lokal, pemberdayaan masyarakat sekitar Perusahaan, perbaikan sarana dan prasarana sosial, bentuk donasi lainnya, dan lain-lain, meliputi: a. Kebijakan; b. Jenis program; dan c. Biaya yang dikeluarkan.
137-138, 141
Pembahasan tanggung jawab Perusahaan terhadap produk.
Uraian seperti kesehatan dan keselamatan konsumen, informasi produk, sarana, jumlah dan penanggulangan atas pengaduan konsumen, dan lain-lain, meliputi: a. Kebijakan; b. Jenis program; dan c. Biaya yang dikeluarkan.
-
Pengungkapan informasi tanggung jawab sosial Perusahaan.
Perusahaan dapat mengungkapkan informasi pada laporan tahunan atau laporan tersendiri yang disampaikan bersamaan dengan laporan tahunan kepada Bapepam dan LK, seperti laporan keberlanjutan (sustainability report) atau laporan tanggung jawab sosial Perusahaan (corporate social responsibility report).
-
Sanksi administratif oleh otoritas pasar 10 modal dan otoritas lainnya.
11.
VI.
1.
2.
3.
4.
5.
Informasi mengenai kode etik dan budaya Perusahaan.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
PT Fortune Indonesia Tbk
vii
KATEGORI
PENJELASAN
HAL.
Laporan keuangan dimaksud wajib memuat pernyataan mengenai pertanggungjawaban atas Laporan Keuangan sebagaimana diatur pada Peraturan Nomor VIII.G.11 atau Peraturan Nomor X.E.1.
lampiran
Lembar pengesahan dengan pembubuhan tanda tangan dimaksudkan untuk memenuhi kaidah-kaidah berikut: 1. Laporan tahunan wajib ditandatangani oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang sedang menjabat. 2. Tanda tangan sebagaimana dimaksud di atas dibubuhkan pada lembaran tersendiri dalam laporan tahunan dimana dalam lembaran dimaksud wajib mencantumkan pernyataan bahwa anggota Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan, sesuai dengan Formulir Nomor X.K.6-1 Lampiran Peraturan Bapepam-LK No. X.K.6. 3. Dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris atau Direksi yang tidak menandatangani laporan tahunan, maka yang bersangkutan wajib menyebutkan alasannya secara tertulis dalam surat tersendiri yang dilekatkan pada laporan tahunan. 4. Dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris atau Direksi yang tidak menandatangani laporan tahunan dan tidak memberi alasan secara tertulis, maka anggota Dewan Komisaris atau Direksi yang menandatangani laporan tahunan wajib menyatakan secara tertulis dalam surat tersendiri yang dilekatkan pada laporan tahunan.
143
VII. Laporan Keuangan Tahunan yang Telah Diaudit
1.
Laporan Keuangan Tahunan yang dimuat dalam laporan tahunan wajib disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang telah diaudit oleh Akuntan.
VIII. Tanda Tangan Dewan Komisaris dan Direksi
1.
Laporan tahunan dalam bentuk asli dimaksud adalah laporan tahunan yang wajib dibubuhi tanda tangan secara langsung oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi.
viii
L a p o r a n Ta h u n a n 2 014
Laporan Tahunan 2014
Gedung Galaktika Jl. Harsono R.M. No 2, Ragunan, Jakarta Selatan Indonesia 12550 Telepon: +62 21 7827989 Fax: +62 21 78847524 Email:
[email protected]