BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA
LAPORAN HASIL PENGAWASAN ATAS AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA/DAERAH PADA PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
Nomor: LHPP-021/PW18/1/2015 Tanggal 15 JANUARI 2015
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanah Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara, BPKP berperan melakukan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih. Sebagai implementasi atas amanah tersebut, BPKP melakukan kegiatan pengawasan dalam bentuk audit, evaluasi, reviu, investigasi, bimbingan teknis, dan asistensi kepada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Hasil pengawasan dan pembinaan tersebut diharapkan dapat memberikan informasi yang berharga kepada para stakeholder serta memberikan keyakinan yang memadai atas kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah dan penyelenggaraan SPIP pada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara pada Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 berisi rangkuman informasi secara menyeluruh atas hasil pengawasan dan pembinaan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara dan juga sebagai media pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara terhadap satker Kementerian/Lembaga (K/L) dan unit kerja di lingkungan Pemda di Provinsi Sulawesi Utara. Laporan disajikan secara sistematis dengan mengelompokkan hasil pengawasan BPKP ke dalam empat perspektif, yaitu: (i) akuntabilitas pelaporan keuangan; (ii) akuntabilitas kebendaharaan umum negara dan pengelolaan aset; (iii) akuntabilitas pewujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih; dan (iv) akuntabilitas pengawasan atas pelaksanaan program lintas sektoral. BPKP selaku auditor pemerintah telah dan akan terus berkomitmen untuk mendukung tugas-tugas pemerintahan melalui pemberian jasa assurance dan consulting yang berorientasi pada peningkatan akuntabilitas keuangan negara/daerah, mendukung pencapaian program prioritas nasional yang pro-job, propoor, dan pro-growth dengan menekankan pada pencapaian efektivitas, efisiensi, dan kehematan serta penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan (debottlenecking), menuju Wilayah Tertib Administrasi dan Wilayah Bebas Korupsi di Provinsi Sulawesi Utara. Akhir kata, semoga laporan hasil pengawasan ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi Gubernur untuk pengambilan keputusan strategis, khususnya dalam peningkatan kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah, serta pembangunan daerah pada umumnya. Manado, 15 Januari 2015 Kepala Perwakilan,
Adil Hamonangan Pangihutan NIP 19610605 198703 1 001
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
ii
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
RINGKASAN EKSEKUTIF Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebagai pengawas internal pemerintah dengan jasa assurance dan consulting diharapkan dapat memberikan perbaikan dan nilai tambah dalam proses penyelenggaraan pemerintahan dan membantu pemerintah mencapai tujuannya. Dalam melaksanakan peranan sebagai assurance dan consulting di wilayah Provinsi Sulawesi Utara, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara berhasil merangkum informasi komprehensif hasil pengawasan berkaitan dengan akuntabilitas keuangan negara pada satuan kerja K/L (instansi vertikal) dan unit kerja di lingkungan pemerintah daerah di wilayah Provinsi Sulawesi Utara dalam suatu Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara pada Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014. Laporan ini menyajikan secara sistematis kelompok hasil pengawasan BPKP dalam empat perspektif, yaitu: (i) akuntabilitas pelaporan keuangan; (ii) akuntabilitas kebendaharaan umum negara dan pengelolaan aset; (iii) akuntabilitas pewujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih; dan (iv) akuntabilitas pengawasan atas pelaksanaan program lintas sektoral, dengan hasil sebagai berikut: 1. Hasil Pengawasan dari Perspektif Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Akuntabilitas pelaporan keuangan negara di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2014 menunjukkan arah perbaikan yang signifikan, ditandai dengan peningkatan opini BPK RI atas LKPD tahun 2013 apabila dibandingkan dengan opini BPK RI atas LKPD tahun 2012, yaitu sebesar 150%. Pada tahun 2012 pemda yang meraih opini WTP sebanyak 2 pemda, dan pada tahun 2013 sebanyak 5 pemda. Belum diperolehnya opini WTP dari BPK RI untuk pemda yang belum meraih WTP,
disebabkan
antara
lain
adanya
kelemahan
sistem
pengendalian intern, belum tertatanya barang milik daerah dengan tertib, tidak sesuainya pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
dengan
ketentuan yang berlaku, penyajian laporan keuangan yang belum sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), kelemahan dalam sistem penyusunan laporan keuangan, serta kurang memadainya kompetensi SDM pengelola keuangan pada Pemda. PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
iii
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
Selain kegiatan pendampingan dalam rangka peningkatan opini LKPD, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara juga melakukan audit keuangan bersifat
dukungan
atas
proyek/kegiatan
yang
didanai
dengan
Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN). Berdasarkan hasil audit atas PHLN sampai dengan Tahun 2014, pada umumnya dengan opini menyajikan secara wajar semua hal yang material mengenai penerimaan dan pengeluaran selama tahun berjalan. Kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan juga dapat dilihat dari Laporan Akuntabiltas
Kinerja
Instansi
Pemerintah
(LAKIP).
Hasil
evaluasi
Kemenpan & RB, BPKP dan Inspektorat Provinsi Sulawesi Utara atas LAKIP tahun 2013, tidak terdapat pemda yang memperoleh peringkat “Baik”. Terhadap laporan keuangan BUMD tahun buku 2013 dan 2012 di Provinsi Sulawesi Utara, hanya satu BUMD yang diberikan opini oleh eksternal auditor, yaitu PT Bank Sulut, dengan opini WTP. Untuk laporan keuangan tahun 2012 dan 2011, terdapat 1 BUMD yang memperoleh opini WTP, 3 BUMD yang memperoleh opini WDP, dan 1 BUMD yang memperoleh opini Disclaimer. Dari hasil kompilasi dan analisis terhadap LKPD seluruh Pemda di wilayah Provinsi Sulawesi Utara tahun anggaran 2012 dan 2013 diketahui bahwa rasio pertumbuhan dan rasio keuangan selama dua tahun terakhir, menunjukkan hal sebagai berikut: Total aset mengalami kenaikan sebesar 18,68% dan terjadi penurunan total kewajiban sebesar 36,27%. SILPA tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar Rp271.514 juta atau 27,95%. Kenaikan SILPA terbesar terdapat pada Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara. Hal ini terjadi umumnya disebabkan, kegiatan pengadaan barang dan jasa yang tidak terselesaikan dan realisasi PAD yang melebihi rencana. PAD mengalami kenaikan sebesar 24,96%. PAD dibandingkan dengan Jumlah Pendapatan diperoleh rasio sebesar 12,22%; Pendapatan Transfer dibandingkan dengan Jumlah Pendapatan PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
iv
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
diperoleh rasio sebesar 87,85%. Hal ini menunjukkan bahwa dana pembiayaan
pembangunan
di
wilayah
Sulawesi
Utara
masih
tergantung dari Pendapatan Transfer. 2. Hasil Pengawasan dari Perspektif Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara dan Pengelolaan Aset Pengawasan atas belanja negara (K/L) yang dilaksanakan pada Tahun 2014 diantaranya berupa kegiatan audit operasional/keuangan, monitoring dan evaluasi. Sedangkan dalam rangka menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor
4 Tahun
2011
tentang
Percepatan
Peningkatan
Kualitas
Akuntabilitas Keuangan Negara, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara
telah
melakukan
monitoring
atas
rencana
aksi
prioritas
pembangunan nasional pada 121 satuan kerja K/L pada Kementerian Kesehatan, Pertanian, Agama Pendidikan dan Kebudayaan. Dari hasil monitoring atas rencana aksi prioritas pembangunan nasional tersebut, dijumpai
empat
belas
satuan
kerja
dengan
permasalahan
yang
memerlukan perhatian khusus, yang terdapat dalam Program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang tersebar di Kabupaten Minahasa Tenggara, Mongondow,
Kabupaten dan
Kota
Minahasa
Selatan,
Kotamobagu
serta
Kabupaten Program
Bolaang
Kementerian
Kesehatan yang berada di Kabupaten Bolaang Mongondow dan
Kota
Kotamobagu. 3. Hasil
Pengawasan
atas
Akuntabilitas
Perwujudan
Iklim
bagi
Kepemerintahan yang Baik dan Bersih Pengawasan oleh BPKP terhadap akuntabilitas pewujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih dilaksanakan melalui: (i) strategi preventif; (ii) strategi represif; dan (iii) solusi kesisteman. Strategi preventif berupa penerapan Fraud Control Plan (FCP) sebagai sistem cegah dini dan perbaikan tatakelola, sedangkan strategi represif dilakukan dalam rangka penyelamatan keuangan negara melalui pengungkapan kasus dugaan Tindak Pidana Korupsi. Adapun solusi kesisteman dilakukan melalui
kegiatan
pengawasan
peningkatan kapasitas APIP.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
peningkatan
tatakelola
BUMD
dan
v
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
Secara umum akuntabilitas pewujudan iklim bagi Kepemerintahan yang baik dan bersih di wilayah Provinsi Sulawesi Utara tercermin dengan telah ditandatanganinya dokumen Pakta Integritas dalam rangka pencanangan zona integritas yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan pemerintah kabupaten / kota seluruh Sulawesi Utara, namun dalam rangka penanganan tindak lanjut pengaduan masyarakat diperlukan adanya audit investigatif yang diprakarsai oleh pemerintah daerah baik yang dilaksanakan APIP pemerintah daerah yang bersangkutan atau dengan meminta bantuan BPKP, sebagai respon/tindak lanjut atas pengaduan masyarakat. 4. Hasil Pengawasan dari Perspektif Akuntabilitas Pengawasan atas Pelaksanaan Program Lintas Sektoral Berdasarkan hasil audit, nilai total saldo Pinjaman Program PNPM Mandiri
adalah
sebesar
Rp. 129.080.392.500,00
dengan
total
tunggakan sebesar Rp.61.645.246.979,00, termasuk di dalamnya tunggakan dengan kolektibilitas macet senilai Rp.7.647.704.450,00. Terdapat aset pekerjaan konstruksi PNPM Mandiri Perdesaan yang tersebar
pada
Rp.460.818.109.681,00
sebelas yang
kabupaten belum
senilai
diadministrasikan
senilai secara
memadai sebagai aset desa. Kondisi tersebut perlu penanganan khusus mengingat telah terbitnya UU No. 06 Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014. Cakupan rata-rata Millenium Development Goals (MDGs) Layanan Air Bersih sampai tahun 2013 adalah 36,11% pada sembilan PDAM di wilayah Provinsi Sulawesi Utara.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
vi
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
Capaian tersebut masih dibawah target RPJMN 2013 yang mensyaratkan MDGs sampai tahun 2015 sebesar 68,83%. Kepala Perwakilan,
Adil Hamonangan Pangihutan NIP 19610605 198703 1 001
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
vii
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
viii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR …………………………………………………………..
Halaman ii
RINGKASAN EKSEKUTIF ……………………………………………………
iii
DAFTAR ISI ………………………………………………….…………………
viii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….
ix
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………
xi
BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI …………………………………...
1
A. AKUNTABILITAS PELAPORAN KEUANGAN ………………………
1
B. AKUNTABILITAS KEBENDAHARAAN UMUM NEGARA DAN PENGELOLAAN ASET ……………………………………………......
3
C. AKUNTABILITAS PERWUJUDAN IKLIM KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH ……………………………………………. D. AKUNTABILITAS PENGELOLAAN PROGRAM LINTAS SEKTORAL.......................................................................................
7 9
BAB II URAIAN HASIL PENGAWASAN ……………………………………
12
A. RUANG LINGKUP DAN BATASAN TANGGUNG JAWAB ……….
12
B. GAMBARAN UMUM …………………………………………………..
13
C. URAIAN HASIL PENGAWASAN …………………………………….
16
1. AKUNTABILITAS PELAPORAN KEUANGAN ………………….
16
2. AKUNTABILITAS KEBENDAHARAAN UMUM NEGARA DAN PENGELOLAAN ASET …………………………………………...
36
3. AKUNTABILITAS PERWUJUDAN IKLIM KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH ………………………………………..
47
4. AKUNTABILITAS PENGELOLAAN PROGRAM LINTAS SEKTORAL ……........................................................................
56
LAMPIRAN I
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
DAFTAR TABEL Tabel 1
Halaman
Perkembangan Keuangan
Opini
BPK
Pemerintah
atas
Daerah
di
Laporan Wilayah
Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2011 – 2013....... Tabel 2
Perkembangan
Opini
BPK
atas
17
Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah per Pemda di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2011 – 2013 dan Target Opini 2014 ................................ Tabel 3
18
Perkembangan Opini Eksternal Auditor atas Laporan Keuangan BUMD di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara ....................................................
Tabel 4
Perkembangan Evaluasi
LAKIP di Wilayah
Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2011 – 2013 ..... Tabel 5
22
Kompilasi LRA Pemda di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 – 2013 ....................
Tabel 7
21
Kompilasi Neraca Pemda di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 – 2013 ....................
Tabel 6
20
24
Hasil Pemetaan SDM Pengelola Keuangan dan APIP pada Pemda di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 ................................................
Tabel 8
26
Perkembangan Kegiatan Pembinaan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara atas Upaya Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Pemda Tahun 2012– 2014 ................
Tabel 9
Cakupan
Layanan
Pengawasan
27
BPKP
Terhadap BUMD dan RSUD di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2009– 2012 ..................... Tabel 10
Kegiatan
Pengawasan
Dalam
29
Rangka
Peningkatan Tatakelola BUMD/BLUD di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 -2014 ........ Tabel 11
Perkembangan Kegiatan Pembinaan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara atas Upaya
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
30
ix
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Satuan Kerja K/L di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 .................... Tabel 12
34
Permasalahan Hasil Monitoring Atas Rencana Aksi Prioritas Pembangunan Nasional ................
Tabel 13
39
Gambaran Permasalahan dari Hasil Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 – 2014 ......
Tabel 14
42
Perkembangan Kegiatan Penerapan Strategi Preventif terhadap KKN di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 ................................
Tabel 15
Perkembangan Kegiatan korsup pencegahan di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 ....
Tabel 16
50
Hasil Audit Investigatif di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 ................................
Tabel 17
49
53
Hasil Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 .........................................................
Tabel 18
53
Pemberian Keterangan Ahli Kasus Berindikasi Tindak Pidana Korupsi di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 ...............................
Tabel 19
Kegiatan
Peningkatan
Kapasitas
APIP
54
di
Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013 – 2014 .....................................................................
55
Tabel 20
Jenis Program PPIP Tahun 2009 - 2013..............
63
Tabel 21
Nilai
Pekerjaan
Konstruksi
PNPM
Mandiri
Perdesaan 2009 – 2013 ......................................
65
Tabel 22
Jenis Aset PNPM Mandiri Perkotaan ..................
66
Tabel 23
Jenis Pinjaman PNPM Mandiri beserta Saldo dan Tunggakan ...................................................
Tabel 24
Saldo
Pinjaman
PNPM
Mandiri
Perkotaan
(Pinjaman KSM) .................................................. Tabel 25
Saldo Pinjaman PNPM Mandiri Perdesaan-
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
67
68
x
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
Simpan Pinjam Untuk Perempuan (SPP) Per 31 Mei 2014 .............................................................. Tabel 26
69
Saldo Pinjaman PNPM Mandiri Perdesaan Pinjaman Usaha Ekonomi Produktif (UEP) Per 30 Juni 2014 ........................................................
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
69
xi
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
DAFTAR GAMBAR Gambar 1
Perspektif Informasi (Accountability 4.0)
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
Halaman Hasil
Pengawasan
12
xii
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
LAMPIRAN Lampiran I
Permasalahan Hasil Monitoring atas Rencana Aksi Prioritas Pembangunan Nasional per Kabupaten/Kota
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
xiii
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. AKUNTABILITAS PELAPORAN KEUANGAN Dalam rangka peningkatan akuntabilitias pelaporan keuangan, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara melaksanakan sejumlah kerjasama dengan pemerintah daerah serta BUMD/RSUD di wilayah Provinsi Sulawesi Utara, berupa penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU), yaitu : 1. MoU dengan 16 pemerintah daerah 2. Mou dengan 12 BUMD/RSUD Berdasarkan Mou tersebut Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara telah melakukan kegiatan asistensi dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan pendampingan dalam penyelesaian tindak lanjut hasil audit BPK RI. Akuntabilitas pelaporan keuangan di wilayah Provinsi Sulawesi Utara dalam tiga tahun terakhir menunjukkan tren positif, hal tersebut ditandai dengan diraihnya opini WTP oleh lima pemda pada tahun 2013. Apabila dibandingkan dengan opini BPK RI tahun 2012 , hanya dua pemda yang meraih opini WTP , maka terdapat kenaikan sebesar 150%. Secara umum, berdasarkan hasil audit BPK RI, permasalahan dalam pengelolaan dan pelaporan keuangan di wilayah Provinsi Sulawesi Utara berkaitan dengan: 1. Kelemahan sistem pengendalian intern, meliputi pengelolaan anggaran dan barang milik negara/daerah belum dilaksanakan dengan tertib, penatausahaan pendapatan pajak dan retribusi daerah yang tidak tertib dan belanja hibah serta bansos yang belum didukung dengan laporan pertanggungjawabannya. 2. Ketidaktaatan terhadap ketentuan meliputi pelaksanaan pengadaan barang dan jasa, serta pengelolaan anggaran yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta pertanggungjawaban belanja yang tidak didukung dengan bukti yang memadai. 3. Penyajian laporan keuangan yang belum sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan
(SAP),
kelemahan
dalam
sistem
penyusunan laporan keuangan, kurang memadainya kompetensi SDM pengelola keuangan pada pemda, serta kurangnya persiapan PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
1
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
pemda dalam rangka penyusunan laporan keuangan berbasis akrual. Selain dari opini BPK RI terhadap laporan keuangan pemda, kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan juga dapat dilihat dari Laporan Akuntabiltas
Kinerja
Instansi
Pemerintah
(LAKIP).Hasil
evaluasi
Kemenpan & RB, BPKP dan Inspektorat Provinsi Sulawesi Utara atas LAKIP tahun 2013, tidak terdapat pemda yang memperoleh peringkat “Baik”. BUMD di Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2014 berjumlah 15 unit, terdiri dari 1 unit BUMD Perbankan, 10 unit PDAM, dan 4 unit Perusahaan Daerah. Terhadap laporan keuangan BUMD tahun buku 2013 dan 2012 di Provinsi Sulawesi Utara, hanya satu BUMD yang diberikan opini oleh eksternal auditor, yaitu PT Bank Sulut, dengan opini WTP. Untuk laporan keuangan tahun 2011 dan 2012, terdapat 1 BUMD yang memperoleh opini WTP, 3 BUMD yang memperoleh opini WDP, dan 1 BUMD yang memperoleh opini Disclaimer. Dalam tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara
telah
melakukan kerjasama dengan BUMD/BLUD di Sulawesi Utara dengan lingkup kegiatan pembinaan terhadap BUMD/BLUD, antara lain dalam bentuk kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis manajemen pengelolaan keuangan, Good Corporate Governace (GCG), penyusunan Laporan Keuangan, Key Performance Indikator (KPI), bimbingan teknis persyaratan administratif
Badan
Layanan
Umum
Daerah
(BLUD),
dan
audit/reviu/evaluasi pada BUMD dan RSUD yang berada pada masingmasing pemda. Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara juga melakukan audit keuangan bersifat dukungan atas audit keuangan yang dilakukan BPKP Pusat atas Proyek/Kegiatan yang didanai dengan Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN). Berdasarkan hasil audit keuangan dukungan atas LK PHLN semester I tahun 2014, pada umumnya opini menyajikan secara wajar semua hal yang material mengenai penerimaan dan pengeluaran selama tahun berjalan.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
2
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
B. AKUNTABILITAS
KEBENDAHARAAN
UMUM
NEGARA
DAN
PENGELOLAAN ASET Kegiatan Pengawasan atas akuntabilitas kegiatan kebendaharaan umum negara / daerah dilaksanakan melalui berbagai kegiatan
pengawasan
berupa audit, evaluasi, monitoring, pemetaan,Quality Assurance dan sebagainya, yang menghasilkan koreksi penerimaan negara/daerah dan koreksi atas pengeluaran (belanja). 1. Pengawasan atas Belanja Negara Kegiatan pengawasan atas belanja negara yang telah dilaksanakan pada tahun 2014 berupa audit operasional, yaitu : Audit atas Tunggakan Tunjangan Profesi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah di Provinsi Sulawesi Utara. Audit atas Tunggakan Jamkesmas sampai 31 Desember 2013 pada Rumah Sakit (PPK Lanjutan) di Provinsi Sulawesi Utara. Audit atas Tunggakan Tunjangan Profesi Guru Kementerian Agama di Provinsi Sulawesi Utara. Audit Dalam Rangka Pengajuan Perpanjangan Ijin Kontrak Tahun Jamak (Multiyears) Paket Pembagunan Jembatan DR. IR. Soekarno Manado Provinsi Sulawesi Utara. Audit Keuangan atas PNPM Mandiri Perdesaan Tahun 2013 di Provinsi Sulawesi Utara. Audit Operasional atas Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Dana Siap Pakai (DSP) dan Dana Bantuan Sosial Berpola Hibah Kegitan Rehabiitasi dan Rekonstruksi (DRR) pada BPBD di Provinsi Sulawesi Utara. Audit atas Klaim Dana Pelayanan Dasar Jamkesmas dan Jampersal Tahun 2013 pada Seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara. Audit Operasional atas Program Beras Miskin (RASKIN) Tahun Anggaran 2014. Audit Kinerja atas Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) Tahun 2013 dan Audit Interim atas
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
3
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
Program
Pembangunan
Infrastruktur
Perdesaan
(PPIP)
Tahun 2014. 2. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara telah melakukan monitoring atas rencana aksi prioritas pembangunan nasional pada satuan kerja sebagai berikut: a. Pelaksanaan Pembangunan Tahun 2014 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2. Kementerian Agama 3. Kementerian Kesehatan 4. Kementerian Pertanian b. Monitoring terkait kesiapan Rumah Sakit dan Puskesmas terhadap Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sampai dengan Maret 2014. Terdapat empat belas satuan kerja dengan permasalahan yang memerlukan
perhatian
khusus,
yang
terdapat
dalam
Program
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang tersebar di Kabupaten Minahasa Bolaang
Tenggara,
Kabupaten
Mongondow,
Kementerian
Kesehatan
dan
Minahasa
Kota
yang
Selatan,
Kotamobagu
berada
di
Kabupaten
serta
Program
Kabupaten
Bolaang
Mongondow dan Kota Kotamobagu. Permasalahan yang memerlukan perhatian khusus tersebut adalah : a. Bidang Pendidikan 1. Satker tidak memiliki data mengenai penetapan siswa penerima Bantuan Siswa Miskin (BSM). 2. Penyaluran BSM dilaksanakan oleh lembaga penyalur (Kantor Pos untuk dana APBN dan Bank Sulut untuk dana APBN-P) tanpa melibatkan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga. 3. Tidak ada monitoring yang dilakukan dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga terkait penyaluran BSM. 4. Dalam distribusi buku Kurikulum 2013, tidak terdapat personil
yang
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
ditugaskan
untuk
melakukan
4
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
monitoring pemesanan dan distribusi buku kurikulum 2013
oleh
Kepala
Dinas
Pendidikan
Provinsi
Kabupaten/Kota dan oleh Kepala Sekolah; 5. Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kota Manado
tidak
menyelenggarakan
dokumen
pendukung pelaksanaan distribusi buku Kurikulum 2013. 6. Masih dijumpai hasil kegiatan dari Dana Alokasi Khusus
(DAK)
Pendidikan
yang
tidak
bisa
dimanfaatkan dan penggunaan yang tidak tepat sasaran. 7. Terdapat dana DAK Pendidikan yang belum terserap semuanya sehingga menjadi SILPA. b. Bidang Kesehatan Permasalahan Puskesmas
utama
adalah
Rumah
dimaksud
masih
belum
pelaksanaan
BPJS
Kesehatan
Sakit siap
dan dalam
karena kurangnya
informasi dan sosialisasi. 3. Quality Assurance Kegiatan Quality Assurance dilakukan terhadap Audit Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan dan PNPM Mandiri Perkotaan yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah, yaitu : QA atas Audit PNPM Mandiri Perkotaan dilaksanakan pada Inspektorat Daerah Kota Bitung QA atas Audit PNPM Mandiri Perdesaan dilaksanakan pada 7 Inspektorat daerah, yaitu: Inspektorat Daerah Kabupaten Minahasa Utara, Inspektorat Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe,
Inspektorat
Daerah
Kabupaten
Bolaang
Mongondow Selatan, Inspektorat Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow
Timur,
Inspektorat
Daerah
Kabupaten
Minahasa, Inspektorat Daerah Kabupaten Minahasa Selatan, Inspektorat Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
5
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
Dari hasil Quality Assurance tersebut, permasalahan-permasalahan yang masih ditemui antara lain: Pelaksanaan audit tidak sesuai ketentuan, seperti kurangnya jumlah uji petik dan terlambatnya pelaksanaan audit. Pelaporan yang tidak sesuai petunjuk teknis audit, seperti tidak dilaksanakannya proses review berjenjang dan tidak lengkapnya informasi yang disajikan dalam lampiran laporan. Tidak lengkapnya dokumen pendukung kertas kerja seperti Program Kerja Audit (PKA), Surat Independensi Auditor dan Berita Acara Temuan Hasil Audit. 4. Pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD) Secara
umum
permasalahan
utama
yang
ditemukan
dalam
pengelolaan BMD yaitu: Peralatan dan Mesin yang ada pada SKPD belum diketahui status keberadaannya, dalam kondisi rusak dan beberapa diantaranya dinyatakan hilang. Aset Tetap Jalan, Irigasi dan Jaringan tidak didukung dengan data identitas jalan seperti panjang lebar, dan luas jalan, letak lokasi alamat serta dokumen pengadaan; Aset Tetap Lainnya berupa buku dan binatang ternak tidak didukung dengan data judul, spesifikasi buku, jenis serta ukuran ternak; Aset tetap dari hibah dan kapitalisasi belum dicatat dan penghapusan aset tanpa Surat Keputusan Kepala Daerah; Terdapat perbedaaan aset tetap yang disajikan pada Neraca dengan nilai yang tercatat pada Laporan Barang Milik Daerah (BMD) bidang aset maupun SKPD; Aset yang dikuasai pihak lain, tidak diketahui keberadaannya sehingga tercatat pada Buku Inventaris tanpa rincian jumlah unit yang sebenarnya.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
6
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
C. AKUNTABILITAS PEWUJUDAN IKLIM KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH Secara umum akuntabilitas pewujudan iklim bagi Kepemerintahan yang baik dan bersih di wilayah Provinsi Sulawesi Utara tercermin dengan telah ditandatanganinya dokumen Pakta Integritas dalam rangka pencanangan zona integritas yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan pemerintah kabupaten / kota seluruh Sulawesi Utara. Upaya BPKP dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih adalah melalui pengawasan yang bersifat preventif, represif, dan bersifat kesisteman. Pengawasan yang bersifat preventif yang telah dilaksanakan BPKP adalah dengan kegiatan sosialisasi Program Anti Korupsi pada berbagai elemen masyarakat/lembaga pemerintah/BUMD, sosialisasi Fraud Control Plan (FCP) dan Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi (Korsupgah) . Peran Fraud Control Plan (FCP) harus dimaksimalkan guna mencegah terjadinya fraud. FCP memungkinkan manajemen fokus terhadap fraud melalui: a. Penciptaan Lingkungan yang kondusif untuk mencegah dan mendeteksi fraud b. Penilaian risiko yang secara khusus ditujukan untuk mencegah dan mendeteksi fraud c. Aktivitas Pengendalian khusus ditujukan untuk mencegah dan mendeteksi fraud d. Informasi dan Komunikasi internal dan eksternal untuk membangun kepedulian untuk mencegah fraud. Pelaksanaan sosialisasi program anti korupsi (Sospak) dan FCP yang secara kuantitatif belum dapat diukur dampaknya, namun sudah dapat dirasakan manfaatnya. Keinginan masyarakat untuk membangun tanpa korupsi dapat terlihat dari antusiasme masyarakat pada saat mengikuti acara sosialisasi. Dari beberapa kasus yang ditangani oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara, baik audit investigatif maupun audit perhitungan kerugian keuangan negara (PKKN), penyimpangan yang terjadi disebabkan karena Fraud Control Plan (FCP) tidak diterapkan atau tidak dilaksanakan PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
7
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
sebagaimana mestinya, serta fraud umumnya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki peran dan tanggung jawab dalam mengelola keuangan negara/daerah, seperti panitia pelaksana kegiatan, pejabat pembuat komitmen, kuasa pengguna anggaran hingga pihak-pihak pengambil keputusan. BPKP juga bekerjasama dengan KPK melakukan Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi (Korsupgah) . Tujuan dilakukannya kegiatan korsup pencegahan, adalah : a. Evaluasi perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan APBD untuk memastikan APBD Pro Rakyat dan bebas dari korupsi; b. Melakukan pengamatan atas bidang pertambangan dan Ketahanan Pangan; c. Melakukan
identifikasi risiko
atas
kegiatan-kegiatan
sesuai dengan ruang lingkup korsup. Pada tahun 2014, kegiatan korsup pencegahan dilakukan terhadap dua pemda yaitu Kabupaten Minahasa Utara dan Minahasa Selatan. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara dalam rangka penerapan strategi solusi kesisteman adalah meliputi peningkatan kapasitas APIP, penyelenggaraan ujian sertifikasi JFA, Diklat SPIP, serta Sosialisasi dan Evaluasi Tata Kelola APIP dengan sasaran K/L dan pemda. Dalam upaya meningkatkan kualitas akuntabilitas pewujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih beberapa hal yang menjadi fokus rencana tindak ke depan adalah sebagai berikut: a. Perlu
menyediakan
sistem
dan
sarana
pengaduan
masyarakat pada pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. b. Perlu upaya perbaikan/peningkatan kualitas pelayanan publik
dengan
mengoptimalkan
pemanfaatan teknologi
informasi dalam rangka menciptakan pelayanan yang transparan dan cepat bagi pengguna layanan.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
8
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
c. Perlu adanya audit investigatif yang diprakarsai oleh pemerintah daerah baik yang dilaksanakan APIP pemerintah daerah yang bersangkutan atau dengan meminta bantuan BPKP, sebagai tindak lanjut atas pengaduan masyarakat. d. Mendorong pemerintah daerah untuk menerapkan atau melaksanakan Fraud Control Plan (FCP), sebagai upaya membangun cegah dini apabila terjadi kecurangan. e. Melalui Badan Kepegawian Daerah (BKD) agar memberikan kemudahan bagi pengangkatan pegawai Inspektorat ke dalam Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dan mendukung upaya peningkatan kapabilitas APIP ke level 2. D. AKUNTABILITAS PENGELOLAAN PROGRAM LINTAS SEKTORAL Dalam rangka mendukung program Pemerintah yang pro job, pro poor, dan pro growth, BPKP secara konsisten pada tahun 2014 merencanakan pengawasan pada pelaksanaan program-program strategis. Programprogram strategis ini adalah program yang tercantum dalam prioritas nasional, prioritas bidang, prioritas kewilayahan, dan prioritas pemda. Dalam laporan ini, program strategis adalah program nasional yang berada atau berkaitan dengan wilayah Provinsi Sulawesi Utara serta program strategis daerah sebagaimana tercantum pada RPJMD Provinsi Sulawesi Utara periode 2010 - 2014. Dalam melaksanakan pengawasan, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara selain melakukan audit mandiri, juga melakukan sinergi (quality assurance)dengan APIP di Provinsi Sulawesi Utara. Audit mandiri dilakukan terhadap Program PNPM Mandiri Pedesaan, PNPM Mandiri Generasi Sehat Cerdas dan Program PNPM Mandiri Perkotaan, sedangkan audit secara bersinergi dilakukan bersama Inspektorat Kota Bitung terhadap Program PNPM Mandiri Perkotaan
Kota Bitung serta
Inspektorat Kabupaten Minahasa Utara dan Inspektorat Kabupaten Sangihe terhadap Program PNPM Mandiri Perdesaan. Permasalahan
yang
dijumpai
terkait
dengan
pengawasan
akuntabilitas pengelolaan program lintas sektor, antara lain:
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
atas
9
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
1) Berdasarkan hasil audit, masih terdapat saldo Pinjaman Program PNPM Mandiri
sebesar Rp.129.080.392.500,00
dengan
sebesar
total
tunggakan
Rp.61.645.246.979,00,
termasuk di dalamnya tunggakan dengan kolektibilitas macet senilai Rp.7.647.704.450,00. 2) Database Penduduk Miskin, sebagai target sasaran program yang
digunakan
dalam
program-program
penanggulangan
belum di update oleh instansi yang berwenang, yaitu BPS. 3) Masih terdapat penerima program Penanggulangan Kemiskinan yang belum memiliki Kartu Perlindungan Sosial (KPS) . 4) Masih terdapat pemegang Kartu Perlindungan Sosial (KPS) yang
belum
menerima
seluruh
program
penanggulangan
kemiskinan yang bersifat perlindungan sosial. 5) Infrastruktur yang telah dibangun melalui program PPIP dan PNPM-Mandiri
Perdesaan
menggunakan
dana
Bantuan
Langsung Mandiri (BLM) yang bersifat hibah. Karena hibah bukan belanja modal, satker pengelola tidak mencatatnya sebagai asset Negara/BMN/BMD (Pemerintah/ Pemerintah Provinsi/ Pemerintah Kabupaten) sebagaimana yang tercantum dalam UU RI Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Kekayaan Desa, sehingga
menyebabkan
aset-
aset hasil Program PPIP dan PNPM Mandiri Perdesaan tidak dilakukan pemeliharaan dengan baik oleh pemerintah Desa sebagai penanggung jawab aset setelah pelaksanaan program. Adapun nilai aset eks PNPM-Mandiri Perdesaan yang belum tercatat (tahun 2009-2013) senilai Rp.460.818.109.681,00 yang tersebar pada sebelas kabupaten. 6) Dari hasil audit kinerja pada sembilan PDAM di Provinsi Sulawesi Utara diperoleh informasi bahwa cakupan rata-rata Millenium Development Goals (MDGs) Layanan Air Bersih sampai tahun 2013 adalah 36,11%. Capaian tersebut masih PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
10
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
dibawah target RPJMN 2013 yang mensyaratkan MDGs sampai tahun 2015 sebesar 68,83%. BPKP menyarankan kepada Gubernur Provinsi Sulawesi Utara agar mendorong para Kepala Daerah untuk melakukan langkah perbaikan dalam rangka meningkatkan capaian MDG’s sebagai berikut : a. Melakukan pemantauan kinerja seluruh PDAM termasuk PDAM Kota Manado yang bekerja sama dengan PT. Air secara berkala dan menetapkan
peraturan penerapan
prinsip-prinsip good corporate governance pada pengelolaan PDAM. b. Mengupayakan pemberian tambahan dana investasi kepada PDAM yang dinilai berkinerja baik dengan suatu rumusan yang dibuat secara akuntabel, fair dan dengan formula yang jelas. c. Meningkatkan pengawasan terhadap kelola PDAM.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
pelaksanaan tata
11
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
BAB II URAIAN HASIL PENGAWASAN A.
RUANG LINGKUP DAN BATASAN TANGGUNG JAWAB Laporan Hasil Pengawasan ini menyajikan informasi keseluruhan kualitas akuntabilitas keuangan negara di wilayah Provinsi Sulawesi Utara dengan menggunakan data eksternal dan internal hasil pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara serta mengacu pada empat dimensi (perspektif) sebagaimana diikhtisarkan pada Gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Perspektif Informasi Hasil Pengawasan (Accountability 4.0) Data internal hasil pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara adalah data yang diperoleh dari kegiatan pengawasan dan pembinaan (assurance dan consulting) yang dilakukan langsung atas satuan kerja K/L
12
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
lain yang sah yang dapat digunakan untuk memberikan gambaran keseluruhan kualitas akuntabilitas keuangan pada satuan kerja K/L dan satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah, seperti data opini dari BPK dan auditor eksternal lainnya, data penyerapan anggaran dari Kementerian Keuangan/Biro Keuangan/Badan Pengelola Keuangan Daerah, data pencapaian
kinerja
program
nasional/bidang/kewilayahan
dari
yang
menjadi
Kementerian
prioritas Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, data penegakan hukum terkait pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dari penegak hukum, dan sumber lain yang sah. Penyajian informasi kualitas akuntabilitas keuangan negara satuan kerja K/L dan satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah di wilayah Provinsi Sulawesi Utara yang berasal dari berbagai sumber tersebut, dimaksudkan untuk memberikan informasi yang komprehensif dan obyektif, sehingga persepsi/simpulan yang diperoleh oleh pengguna informasi (users) tidak bias (misleading) yang disebabkan oleh faktor risiko uji petik (sampling) pengawasan. Namun demikian, para pengguna informasi atas laporan ini dianggap memahami bahwa hasil pengawasan yang terkait dengan satuan kerja K/L dan satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah belum tentu mewakili keseluruhan populasi untuk mengukur kualitas akuntabilitas keuangan negara pada satuan kerja K/L dan satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah di wilayah Provinsi Sulawesi Utara.
B.
GAMBARAN UMUM Provinsi Sulawesi Utara terdiri atas 1 provinsi dan 15 kabupaten/kota dipimpin oleh Gubernur Dr. S. H. Sarundajang dan Wakil Gubernur Dr. Djouhari Kansil, MPd, sesuai pilkada tahun 2010 lalu mempunyai visi “MEWUJUDKAN SULAWESI UTARA YANG BERBUDAYA, BERDAYA SAING, DAN SEJAHTERA” dan misi untuk mewujudkan visi sebagai berikut: 1. Mengembangkan suasana kondusif dalam mempraktekkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari hari.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
13
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
2. Menerapkan clean government dan good governance yang bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme. 3. Mewujudkan kondisi aman, damai, nyaman, tertib, dan disiplin. 4. Menegakkan prinsip-prinsip demokrasi, supremasi dan kepastian hukum, dan hak azasi manusia. 5. Memberdayakan
dan
meningkatkan
peran
perempuan
dan
perlindungan anak. 6. Mewujudkan masyarakat yang cerdas dan berdaya saing tinggi. 7. Mewujudkan masyarakat yang sehat dengan harapan hidup yang panjang. 8. Mengelola secara optimal sumberdaya alam Sulawesi Utara secara berkelanjutan dan pelestarian lingkungan hidup. 9. Memberdayakan ekonomi lokal dan regional berbasis kerakyatan. 10. Meningkatkan peran pelaku bisnis dalam kegiatan ekonomi lokal, regional dan global. 11. Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, dan menjamin kebebasan pers yang bertanggung jawab. 12. Meningkatkan pembangunan di kawasan perbatasan. 13. Menurunkan pengangguran, kemiskinan, dan mengurangi masalahmasalah sosial. Dalam mewujudkan visi dan misi Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara tersebut, BPKP dengan paradigmanya sebagai pengawas internal pemerintah, sesuai dengan Pasal 52, 53 dan 54 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013, mempunyai tugas melaksanakan tugas Pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas, BPKP menyelenggarakan fungsi : a.
pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan;
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
14
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
b.
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan;
c.
koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPKP;
d.
pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan pengawasan keuangan dan pembangunan;
e.
penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang
perencanaan
umum,
ketatausahaan,
organisasi
dan
tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga. Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, BPKP mempunyai kewenangan : a. penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya; b. perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro; c. penetapan sistem informasi di bidangnya; d. pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan, dan supervisi di bidangnya; e. penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidangnya; f. kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku, yaitu: 1. memasuki semua kantor, bengkel, gudang, bangunan, tempattempat penimbunan, dan sebagainya; 2. meneliti
semua
catatan,
data
elektronik,
dokumen,
buku
perhitungan, surat-surat bukti, notulen rapat panitia dan sejenisnya, hasil survei laporan-laporan pengelolaan, dan surat-surat lainnya yang diperlukan dalam pengawasan; 3. pengawasan kas, surat-surat berharga, gudang persediaan dan lain-lain; 4. meminta keterangan tentang tindak lanjut hasil pengawasan, baik hasil pengawasan BPKP sendiri maupun hasil pengawasan Badan Pemeriksa Keuangan, dan lembaga pengawasan lainnya. PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
15
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
C. URAIAN HASIL PENGAWASAN 1. AKUNTABILITAS PELAPORAN KEUANGAN Salah
satu
upaya
konkret
untuk
mewujudkan
transparansi
dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip-prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintah yang telah diterima secara umum. Laporan keuangan disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD oleh Presiden selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara, menteri keuangan selaku pemegang sebagian kekuasaan pengelolaan keuangan negara, para menteri/pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran, dan para gubernur/bupati/walikota selaku pengelola keuangan daerah (Pasal 30, 31, dan 32 serta Penjelasan UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara). Adapun indikator kualitas akuntabilitas keuangan ditunjukkan dari opini auditor eksternal (BPK) atas penyajian laporan keuangan pemerintah, yang terdiri dari Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP), Laporan Keuangan
Kementerian/Lembaga
(LKKL),
dan
Laporan
Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) yang komponennya meliputi neraca, laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Opini BPK secara bertingkat terdiri dari Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Wajar Dengan Pengecualian (WDP), Tidak Wajar (TW), dan Tidak Memberikan Pendapat (TMP). Dampak dari diperolehnya opini selain WTP dari hasil audit BPK atas laporan keuangan pemerintah antara lain: a. Kurangnya dukungan dan partisipasi masyarakat dalam menunjang keberhasilan program kerja pemerintah b. Timbulnya
konotasi
atau
persepsi
publik
akan
adanya
penyimpangan dalam pengelolaan keuangan negara/daerah. c. Timbulnya konotasi atau persepsi publik akan masih rendahnya kompetensi SDM pemda dalam pengelolaan keuangan daerah.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
16
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
d. Timbulnya
konotasi
atau
persepsi
publik
bahwa
sistem
perencanaan anggaran yang belum baik atau belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Selain dari opini BPK terhadap laporan keuangan pemda, kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan juga dapat dilihat dari Laporan Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), serta hasil audit eksternal auditor terhadap kewajaran penyajian informasi keuangan pada laporan keuangan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD yang menjadi salah satu faktor penting dalam mengukur good corporate governance (GCG) BUMD.
1.1.
Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dari hasil audit BPK atas LKPD tahun 2013 di wilayah Provinsi Sulawesi Utara, terdapat 5 LKPD yang memperoleh opini WTP, 7 LKPD memperoleh opini WDP, dan 4 LKPD memperoleh opini TW. Persentase
jumlah
LKPD
yang
memperoleh
opini
WTP
dibandingkan dengan seluruh LKPD yang diaudit BPK pada LKPD tahun 2013 masih kecil, yaitu sebesar 31,25. Perkembangan opini BPK atas LKPD Tahun 2011-2013 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Perkembangan Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2011 – 2013 Jumlah Pemda No.
Jenis Opini
1.
WTP
1
6,25%
2
12,50%
5
31,25%
2.
WDP
3
18,75%
8
50,00%
7
43,75%
3.
TW
2
12,50%
2
12,50%
4
25,00%
4.
TMP
10
62,50%
4
25,00%
0
0,00%
16
100%
16
100%
16
100%
Jumlah Sumber Keterangan
2011
2012
2013
: Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK tahun buku 2011, 2012 dan 2013. : WTP: Wajar Tanpa Pengecualian; WDP: Wajar Dengan Pengecualian; TMP: Tidak Memberikan Pendapat; dan TW: Tidak Wajar
Dilihat dari tren perkembangan opini BPK setiap Pemda, dapat disimpulkan bahwa sampai dengan LKPD tahun 2013, sesuai PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
17
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
kualitas opini BPK maka sepuluh pemda mengalami peningkatan (Kab. Minahasa dari TW menjadi WDP, Kota Tomohon dari WDP menjadi WTP, Kab. Minahasa Selatan dari TMP menjadi TW, Kab. Minahasa Tenggara dari TMP menjadi TW, Kab. Bolaang Mongondow dari TMP menjadi TW, Kota Kotamobagu dari WDP ke WTP, Kab. Bolaang Mongondow Utara dari TMP menjadi WDP dan Kab. Sangihe dari TMP menjadi WDP, Kab. Bolaang Mongondow Timur dari WDP menjadi WTP, Kab. Kepulauan Sangihe dari TMP menjadi WDP, Kab. Kepulauan Siao Tagulandang Biaro dari WDP menjadi WTP), 5 pemda memperoleh opini yang sama (tetap), dan hanya 1 pemda mengalami penurunan. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2 Perkembangan Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Per Pemda di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2011 – 2013 dan Target Opini 2014 Opini BPK No.
Nama Pemda
2012
2013
TARGET 2014
1.
Prov. Sulut
WTP
Naik
WDP
Turun
WDP
Tetap
2.
Kota Manado
WDP
Naik
WDP
Tetap
WDP
Tetap
3.
Kab. Minahasa
TW
Turun
WDP
Naik
WDP
Tetap
4.
Kota Bitung
WTP
Tetap
WTP
Tetap
WTP
Tetap
5.
Kota Tomohon
WDP
Naik
WTP
Naik
WTP
Tetap
6.
Kab. Minut
WDP
Naik
WDP
Tetap
WDP
Tetap
7.
Kab. Minsel
TMP
Tetap
TW
Naik
TW
Tetap
8.
Kab. Mitra
TMP
Tetap
TW
Naik
WDP
Naik
TMP
Turun
TW
Naik
TW
Tetap Tetap
9.
Kab. Bolmong
10.
Kota Kotamobagu
WDP
Naik
WTP
Naik
WTP
11.
Kab. Bolmut
TMP
Tetap
WDP
Naik
WDP
Tetap
12.
Kab. Bolsel
WDP
Naik
WDP
Tetap
WTP
Naik
13.
Kab. Boltim
WDP
Naik
WTP
Naik
WTP
Tetap
14.
Kab. Kep. Talaud
TW
Naik
TW
Tetap
WDP
Naik
15.
Kab. Kep. Sangihe
TMP
Tetap
WDP
Naik
WTP
Naik
16.
Kab. Kep. Sitaro
Naik 100%
WTP
Tetap
16
100%
WDP
Jumlah Sumber Keterangan
16
Tetap 100%
WTP 16
: Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK tahun buku 2011, 2012 dan 2013. : WTP: Wajar Tanpa Pengecualian; WDP: Wajar Dengan Pengecualian; TMP: Tidak Memberikan Pendapat; dan TW: Tidak Wajar.
Dilihat dari kondisi dan kesiapan pemda selama tahun 2014, untuk LKPD
Tahun
Anggaran
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
2014,
ditargetkan
4
pemda
18
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
memperolehpeningkatan opini LKPD (Kab. Minahasa Tenggara dari TW menjadi WDP, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Bolsel dari WDP menjadi WTP, Kab. Kepulauan Talaud dari TW menjadi WDP dan Kab. Kepulauan Sangihe dari WDP menjadi WTP), dan untuk 12 pemda yang lain opini LKPD-nya masih tetap. Belum diperolehnya opini WTP dari BPK menunjukkan bahwa pelaporan keuangan pemda masih belum sepenuhnya dapat diyakini kewajarannya oleh BPK RI, disebabkan adanya: a. Kelemahan sistem pengendalian intern, meliputi pengelolaan anggaran dan barang milik negara/daerah belum dilaksanakan dengan tertib, penatausahaan pendapatan pajak dan retribusi daerah yang tidak tertib dan belanja hibah serta bansos yang belum didukung dengan laporan pertanggungjawabannya. b. Ketidaktaatan
terhadap
ketentuan
meliputi
pelaksanaan
pengadaan barang dan jasa, serta pengelolaan anggaran yang tidak
sesuai
dengan
ketentuan
yang
berlaku,
serta
pertanggungjawaban belanja yang tidak didukung bukti yang memadai. c. Penyajian laporan keuangan yang belum sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), kelemahan dalam sistem penyusunan laporan keuangan, kurang memadainya kompetensi SDM pengelola keuangan pada pemda, serta kurangnya persiapan pemda dalam rangka penyusunan laporan keuangan berbasis akrual. 1.2.
Akuntabilitas Pelaporan Keuangan BUMD BUMD di Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2014 berjumlah 15 unit, terdiri dari 1 unit BUMD Perbankan, 10 unit PDAM, dan 4 unit Perusahaan Daerah. Terhadap laporan keuangan BUMD tahun buku 2013 dan 2012 di Provinsi Sulawesi Utara, hanya satu BUMD yang diberikan opini oleh eksternal auditor, yaitu PT Bank Sulut, dengan opini WTP.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
19
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
Untuk laporan keuangan tahun 2011 dan 2012, terdapat 1 BUMD yang memperoleh opini WTP, 3 BUMD yang memperoleh opini WDP,
dan
1
BUMD
yang
memperoleh
opini
Disclaimer.
Perkembangan opini eksternal auditor atas laporan keuangan BUMD tahun 2010 sd 2013 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Perkembangan Opini Eksternal Auditor atas Laporan Keuangan BUMD di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara
Nama BUMD No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
PT Bank Sulut PDAM Kota Tomohon PDAM Duasudara Bitung PDAM Kab Minahasa PDAM Kab Minahasa Utara PDAM Kab Minahasa Selatan PDAM Kab Bolaang Mangondow PDAM Kab Kepulauan Sangihe PDAM Kab Siau Tagulandang Biaro PDAM Kab Talaud PDAM Kota Manado PD Pasar Manado PD Pembangunan Kota Manado PD Klabat PD Pasar Kota Tomohon
Opini Terhadap Laporan Keuangan Tahun 2011 dan 2012 dan 2013 dan 2010 2011 2012 WTP TA WDP WDP TA TA Disc
WTP TA WDP Disc TA TA WDP
WTP TA BA TA TA TA BA
WDP TA
WDP TA
BA TA
TA TA TA TA
TA TA TA TA
TA TA TA TA
TA TA
TA TA
TA TA
Keterangan: diolah dari berbagai sumber Catatan : WTP : Wajar Tanpa Pengecualian WDP : Wajar Dengan Pengecualian Disc : Disclaimer BA : Belum Diaudit (BUMD meminta audit namun instansi audit belum melakukan audit) TA : Tidak Diaudit
Data
pada Tabel 3 menunjukkan penurunan akuntabilitas
pelaporan keuangan BUMD di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2013.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
20
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
1.3.
21
Evaluasi LAKIP Dari hasil evaluasi Kemenpan & RB, BPKP dan Inspektorat Provinsi Sulawesi Utara atas LAKIP tahun 2013, tidak terdapat pemda yang memperoleh peringkat “Baik”. Secara umum hasil evaluasi pelaporan kinerja Pemda tahun 2013 menunjukkan belum tedapat kemajuan dibandingkan dengan tahun 2012. Untuk itu perlu dilakukan upaya peningkatan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) khususnya untuk pemda dengan kategori LAKIP kurang dan sangat kurang. Perkembangan hasil evaluasi pelaporan kinerja pemda oleh Kemenpan & RB, BPKP dan Inspektorat Provinsi Sulawesi Utara tahun 2011- 2013 dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Perkembangan Evaluasi LAKIP di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2011 – 2013 Jumlah Pemda No.
Hasil 2011
2012
2013
1.
Memuaskan
-
-
-
-
-
-
2.
Sangat Baik
-
-
-
-
-
-
3.
Baik
-
-
-
-
-
-
4.
Cukup
1
6,25%
-
-
2
12,50%
5.
Kurang
2
12,50%
2
12,50%
6
37,50%
6.
Sangat Kurang
7
43,75%
1
6,25%
1
6,25%
7.
Belum Diterima Hasilnya
-
-
10
62,2%
7
43,75%
8.
Tidak dievaluasi
6
37,5%
3
18,75%
-
-
Jumlah
16
100%
16
100%
16
100%
Sumber : Laporan Bulanan Bidang APD Tahun 2014 & Laporan Evaluasi LAKIP Inspektorat Prov. Sulut 2014 Catatan : Tahun 2011, 2012, dan 2013 adalah tahun LAKIP.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
1.4.
Kompilasi dan Analisis LKPD Dalam rangka menyediakan informasi mengenai akuntabilitas keuangan daerah, kekayaan daerah, dan kinerja keuangan seluruh Pemda di wilayah Provinsi Sulawesi Utara, BPKP melakukan kompilasi dan analisis LKPD untuk mengetahui rasio pertumbuhan dan rasio keuangan selama dua tahun terakhir. Perkembangan hasil kompilasi Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran Pemda di wilayah Provinsi Sulawesi Utara tahun anggaran 2012 dan 2013 dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6. Tabel 5 Kompilasi Neraca Pemda di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012– 2013 Uraian
2012(Rp Juta)
2013(Rp Juta)
Rasio Pertumbuhan
1.260.665
1.458.653
15,71
494.238
578.875
17,12
14.144.698
16.166.396
14,29
-
-
0,00
Aset Lainnya
412.998
1.141.864
176,48
Total Aset
16.316.522
19.345.659
18,56
238.277
205.556
-13,73
8.300
5.300
-36,14
246.558
210.856
-14,48
1.021.375
1.253.074
22,69
15.043.635
17.891.735
18,93
Ekuitas Dana Cadangan
-
-
0,00
Total Ekuitas Dana
16.069.455
19.135.802
19,08
Total Kewajiban dan Ekuitas
16.315.168
19.345.659
18,57
971.384
1.242.898
27,95
Aset lancar Investasi Jangka Panjang Aset Tetap Dana Cadangan
Kewajiban Jangka Pendek Kewajiban Jangka Panjang Total Kewajiban Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana Investasi
SILPA Sumber
: Laporan Kompilasi dan Analisa Kinerja Keuangan Daerah
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
22
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
Dari tabel 5 dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Secara umum, total aset seluruh Pemda di wilayah Provinsi Sulawesi Utara mengalami kenaikan sebesar 18,56% dan terjadi penurunan total kewajiban rata-rata sebesar 14,48%. b. Rasio aset lancar dibandingkan dengan kewajiban jangka pendek. (Aset lancar Rp1.260.665 juta/Hutang Jangka Pendek Rp238.277 juta) tahun 2012 sebesar 529,07%, sedangkan tahun 2013 sebesar 709,61%. Dengan demikian dari tahun 2012 ke tahun 2013 menunjukkan adanya kenaikan. c.
SILPA tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 terdapat kenaikan sebesar Rp271.514 juta atau 27,95%. Hal ini menunjukan secara total,seluruh Pemda di wilayah Provinsi Sulawesi Utara terdapat kenaikan sisa uang pada akhir tahun. Kenaikan SILPA terbesar dari tahun 2012 ke tahun 2013 terdapat pada Kabupaten Minahasa Tenggara sebanyak 174,96%, yang nilainya dari Rp13.062 juta menjadi Rp35.918 juta.Dan rasio penurunan SILPA yang terbesar dari tahun 2012 ke tahun 2013 terdapat pada Kabupaten Bolaang Mongondow Timur sebanyak 44,03%, yang nilainya dari Rp34.410 juta menjadi Rp19.258 juta.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
23
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
Tabel 6 Kompilasi LRA Pemda di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012–2013 2012 (Rp Juta)
Uraian
2013 (Rp Juta)
PAD 1.027.981 1.284.523 Pendapatan Transfer 8.151.057 9.237.116 Lain-lain Pendapatan yang Sah 13.806 6.024 Jumlah Pendapatan 9.192.845 10.515.206 Belanja Operasi 6.830.471 7.642.489 Belanja Modal 1.973.262 2.271.343 Belanja Tak Terduga 24.793 12.715 Jumlah Belanja 8.828.527 9.926.948 Jumlah Transfer ke 198.825 256.501 Kab/Kota/Desa Jumlah Belanja dan Transfer 9.027.352 10.183.450 Penerimaan Pembiayaan 834.749 968.784 Pengeluaran Pembiayaan 30.783 88.593 Pembiayaan Netto 805.793 893.638 Belanja Pegawai 4.531.523 4.829.675 Sumber :Laporan Kompilasi dan Analisa Kinerja Keuangan Daerah
Rasio Kenaikan/ (Penurunan) 24,96 13,32 -56,36 14,38 11,89 15,11 -48,71 12,44 29,01 12,81 16,06 187,80 10,90 6,58
Dari tabel di atas, dapat diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut: a.
Secara umum, PAD seluruh Pemda di wilayah Provinsi Sulawesi Utara mengalami kenaikan yang signifikan yakni sebesar 24,96%, namun demikian jika PAD sebesar Rp1.284.523
juta
dibandingkan
dengan
Jumlah
Pendapatan sebesar Rp10.515.206 juta, diperoleh rasio sebesar
12,22%.
Rp9.237.116
juta
Pendapatan dibandingkan
Transfer dengan
sebesar Jumlah
Pendapatan sebesar Rp10.515.206 juta diperoleh rasio sebesar 87,85%. Hal ini menunjukkan bahwa dana pembiayaan pembangunan di wilayah Sulawesi Utara masih tergantung dari Pendapatan Transfer. Kenaikan PAD terbesar dari tahun 2012 ke tahun 2013 terdapat pada Kabupaten Minahasa Tenggara sebesar 84,15%, yang nilainya dari Rp4.844 juta menjadi Rp8.920 juta. b.
Belanja Modal sebesar Rp2.271.343 juta dibandingkan dengan Jumlah Belanja sebesar Rp9.926.948 juta di tahun 2013 menunjukkan rasio yang masih kecil yaitu sebesar 22,88%.Apabila dibandingkan dengan rasio tahun 2012
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
24
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
sebesar 22,35% (Belanja Modal Rp1.973.262 juta/Jumlah Belanja Rp8.828.527 juta) trennya menunjukkan perubahan yang tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa realisasi belanja pemda di wilayah Sulawesi Utara untuk investasi infrastruktur dan aset lainnya masih rendah. Sementara itu, rasio Belanja Operasi sebesar Rp7.642.489 juta
dibandingkan
dengan
Jumlah
Belanja
sebesar
Rp9.926.948 juta menunjukkan rasio sebesar 76,99% pada tahun 2013 dan menunjukkan tren penurunan dibandingkan dengan rasio tahun 2012 (Belanja Operasi Rp6.830.471 juta/Jumlah Belanja Rp8.828.527 juta) sebesar 77,37%. c.
Belanja Tak Terduga tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami penurunan sebesar Rp12.077 juta atau 48,71%.
d.
Pembiayaan netto tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar Rp87.845 juta atau 10,90%.
1.5.
Kapasitas SDM APIP Proses pelaporan keuangan daerah memerlukan kapasitas SDM yang kompeten di bidang akuntansi pemerintah dan/atau sistem pengelolaan keuangan daerah serta Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP). Pada kenyataannya, hal tersebut masih menjadi kendala di beberapa pemda, dimana kuantitas dan kualitas SDM pengelola keuangan dan APIP yang kompeten masih sangat kurang, sebagaimana disajikan pada Tabel 7.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
25
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
Tabel 7 Hasil Pemetaan SDM Pengelola Keuangan dan APIP pada Pemda di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014
No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
1.6.
Pemda
Jumlah SDM Pengelola Keuangan dan APIP Tahun 2014 Pengelola Keuangan APIP D3 S1/D4 D3 S1/D4 Akuntansi/M Akuntansi/M Akuntansi/ Akuntansi/M anajemen anajemen Manajemen anajemen
Prov. Sulut Kota Manado Kab. Minahasa
64 3
43 39
-
-
1
6
-
9
Kota Bitung 4 64 Kota Tomohon 71 108 Kab. Minut 1 Kab. Minsel 38 26 Kab. Mitra 25 1 Kab. Bolmong 7 23 Kota Kotamobagu 11 54 Kab. Bolmut 16 12 Kab. Bolsel 7 23 Kab. Boltim 15 1 Kab. Kep. Talaud 1 15 1 Kab. Kep. Sangihe 4 21 Kab. Kep. Sitaro 8 26 1 Jumlah 235 500 5 Sumber: Keterangan Kepala Dinas PPKAD/Bagian Keuangan dan BKD
20 16 8 7 12 4 7 7 90
Pembinaan BPKP Dalam Meningkatkan Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas pelaporan keuangan Pemda, pada tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara secara proaktif telah bekerja sama dengan pemda dalam upaya menuju opini WTP yang didasarkan pada 16 Memorandum of Understanding (MoU)pada masing-masing pemda di wilayah Sulawesi Utara. Upaya tersebut menjadi prioritas penugasan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara, mengingat sampai dengan LKPD tahun 2013 masih banyak Pemda yang belum memperoleh opini WTP dari BPK RI. Lingkup kegiatan pembinaan terhadap Pemda, antara lain dalam bentuk:
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
26
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
a.
Asistensi
Penerapan
Sistem
Pengendalian
27
Intern
Pemerintah (SPIP) b.
Asistensi Penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
c.
Asistensi
Penyusunan
APBD
(RAPBD)
termasuk
perubahan anggaran (RAPBD-P) d.
Asistensi Penatausahaan Keuangan Daerah
e.
Asistensi Penerapan SIMDA (Keuangan, BMD, Gaji dan Pendapatan)
f.
Asistensi/Bimtek
pendampingan
penyusunan
laporan
keuangan g.
Asistensi reviu laporan keuangan pemerintah daerah dengan inspektorat kabupaten/kota.
Kegiatan pembinaan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara
tersebut
apabila
dibandingkan
dengan
tahun-tahun
sebelumnya telah mengalami kenaikan. Kegiatan BPKP tersebut tersaji seperti pada Tabel 8. Tabel 8 Perkembangan Kegiatan Pembinaan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara atas atas Upaya Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Pemda Tahun 2012– 2014 No.
Jumlah Penugasan
Kegiatan
2012
2013
2014
1.
Asistensi Penerapan SPIP
8
10,81%
21
21,43%
10
9,35
2.
Asistensi Penerapan SAKIP
1
1,35%
2
2,04%
6
5,61
3.
Asistensi Penyusunan Anggaran
7
9,46%
10
10,20%
11
10,28
4.
Asistensi Penatausahaan Keuangan Daerah
26
35,14%
16
16,33%
9
8,41
5.
Asistensi Penerapan SAKD
1
1,35%
0
0,00%
16
14,95
6.
Asistensi Penerapan SIMDA
25
33,78%
41
41,84%
46
42,99
7.
Asistensi Reviu LKPD
6
8,11%
8
8,16%
9
8,41
Jumlah 74 Sumber: Buku Monitoring Penugasan Bidang APD
100%
98
100%
107
100%
Pendampingan
BPKP
terhadap
pemerintah
daerah
dalam
menjalankan Rencana Tindak Pengendalian (RTP) Tahun 2013, yaitu pada Pemerintah Kota Bitung, Kota Tomohon,
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
Kota
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
Kotamobagu,
Kabupaten
Bolaang
Mongondow
Timur
dan
Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, berdampak pada peningkatan opini dari WDP di tahun 2012 menjadi WTP di Tahun 2013, termasuk Kota Bitung yang dapat mempertahankan opini WTP sejak tahun 2011. Namun pada beberapa pemda,antara lainPemerintah Kabupaten Minahasa Utara dan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan masih terdapat Rencana Tindak Pengendalian (RTP) di tahun 2013 yang belum ditindaklanjuti,
sehingga berdampak opini yang
diberikan oleh BPK tidak meningkat, dan berdampak langsung pada timbulnya beberapa permasalahan di tahun 2013. 1.7.
Pembinaan BPKP Dalam Meningkatkan Akuntabilitas Pelaporan Keuangan BUMD / RSUD Pembinaan BPKP kepada BUMD/RSUD didasarkan pada MOU dengan 12 BUMD/RSUD dari total 25 BUMD/RSUD. MoU dengan BUMD dan RSUD mencakup kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis
manajemen
pengelolaan
Governance
(GCG),
Performance
Indikator
administratif
Badan
keuangan,
penyusunan (KPI),
Layanan
Good
Laporan
bimbingan Umum
Keuangan,
teknis
Daerah
audit/reviu/evaluasi pada BUMD dan RSUD
Corporate Key
persyaratan (BLUD),
dan
yang berada pada
masing-masing pemda. Rincian kerjasama BPKP dan BUMD/RSUD selengkapnya pada Tabel 9 dan Tabel 10.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
28
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
Tabel 9 Cakupan Layanan Pengawasan BPKP Terhadap BUMD dan RSUD di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2009– 2012 Nama BUMD
Sudah MoU (SM)/Belum MoU (BM)
No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
PT Bank Sulut (BPD) PDAM Kota Tomohon PDAM Dua Sudara Bitung PDAM Kab Minahasa PDAM Kab Minahasa Utara PDAM Kab Minahasa Selatan PDAM Kab Bolaang Mangondow PDAM Kab Kepulauan Sangihe PDAM Kab Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) PDAM Kab Talaud PDAM Kota Manado PD Pasar Manado PD Pembangunan Kota Manado PD Klabat PD Pasar Kota Tomohon RSUD Bitung RSJ Prof Dr Ratumbuysang Manado RSUD DR Sam Ratulangi Tondano RSUD Liunkendage Tahuna RSUD Datoe Binangkang Bolaang Mangondow RSUD Walanda Maramis Kab Minahasa Utara RSUD Noongan Provinsi Sulut RUSD Tagulandang Kab Sitaro RSUD Minahasa Selatan RSUD Kabupaten Talaud
SM SM SM SM SM SM SM SM SM
Lingkup Kegiatan Dalam MoU Audit, Reviu Sosialisasi Bimtek dan dan Bimtek PPK Evaluasi Manajemen BLUD Pengelolaan Keuangan, GCG, LK, KPI, dll √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
SM SM BM BM BM BM SM BM BM BM BM
√ √
-
-
-
√ √ √ √ √
BM
-
-
-
BM BM BM BM
-
-
-
√ √
-
√
Saat ini, BPKP sedang mengupayakan MoU penguatan tata kelola dan penyiapan persyaratan administratif PPK-BLUD pada RSJ Prof. Dr. Ratumbuysang, RSUD DR. Sam Ratulangi Tondano, dan RSUD Noongan Provinsi Sulawesi Utara.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
29
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
No. 1. 2. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 7.
Tabel 10 Kegiatan Pengawasan Dalam Rangka Peningkatan Tatakelola BUMD/BLUD di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 -2014 Frekuensi (kali) Kegiatan 2012 2013 Sosialisasi dan Bimtek PPK BLUD pada RSUD Bimtek SAK-ETAP Pengembangan Sistem Akuntansi Pendampingan Penyusunan RKAP Sosialisasi GCG Diagnostic Assessment GCG Penyusunan KPI Pendampingan Penyusunan LK Bimtek Penyusunan Business Plan PDAM Jumlah Sumber : Laporan Bulanan Bidang AN
2014
3
7
6
4 3 1 1 3 16
4 2 1 4 1 1 20
9 4 1 1 1 1 23
Pelaksanaan bimbingan teknis Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan
Entitas
Tanpa
Akuntabilitas
Publik
(SAK-ETAP),
dilakukan tersebar pada pada 9 (sembilan) PDAM yaitu: PDAM Duasudara Bitung, PDAM Kab Bolaang Mongondow, PDAM Kab Minahasa, PDAM Kab Minahasa Utara, PDAM Kab Kepulauan Talaud, PDAM Kota Tomohon, PDAM Kab Minahasa Selatan, PDAM Kab Kepulauan Sangihe dan PDAM Kab Siau Tagulandang Biaro. Output dari bimtek tersebut yaitu tersusunnya Laporan Keuangan PDAM tahun buku 2013 berdasarkan SAK-ETAP. Sedangkan kegiatan sosialisasi KPI, sosialisasi GCG, dan bimtek penyusunan Business Plan
dilaksanakan hanya pada PDAM
Bitung. Output kegiatan adalah meningkatnya kemampuan dan pemahaman personil PDAM serta tersusunnya dokumen Business Plan. Pelaksanaan
sosialisasi
persyaratan administratif
dan
bimbingan
teknis
penyusunan
PPK BLUD dilakukan pada 6 (enam)
RSUD atau 60% dari 10 RSUD di Provinsi Sulawesi Utara, yaitu RSUD Bitung, RSUD Kabupaten Kepulauan Talaud, RSUD Liunkendage Tahuna, RSJ Prof. Dr. Ratumbuysang Manado, RSUD Datoe Binangkang Bolaang Mangondow, dan RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano. Adapun RSUD yang masih belum dilakukan PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
30
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
sosialisasi dan bimtek penyusunan persyaratan administratif PPK BLUD yaitu RSUD Minahasa Selatan, RSUD Walanda Maramis, RSUD Sitaro, dan RSUD Noongan Provinsi Sulawesi Utara. Output
kegiatan
bimtek
adalah
tersusunnya
persyaratan
administratif PPK BLUD pada enam RSUD berupa Rencana Strategis Bisnis, Tata Kelola, dan Standar Pelayanan Minimum. Persyaratan Administratif PPK BLUD akan menjadi bahan penilaian dalam
rangka
penetapan
status
RSUD
menjadi
BLUD,
sebagaimana dipersyaratkan dalam Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009, PP Nomor 23 Tahun 2005, dan Permendagri Nomor 61 Tahun 2006, dan SE Mendagri Nomor 900/2759/SJ Tahun 2008. Dari sepuluh RSUD di Provinsi Sulawesi Utara, baru satu RSUD yang ditetapkan sebagai BLUD, yaitu RSUD Bitung. Namun demikian, Pemerintah Kota Bitung belum menerbitkan Peraturan Daerah untuk mengoperasikan RSUD Bitung sebagai BLUD. Hal ini tidak sesuai dengan UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, pasal 64 ayat 1 yang mensyaratkan bahwa semua Rumah Sakit Pemerintah harus menyesuaikan dengan ketentuan yang berlaku dalam UU ini paling lambat dalam jangka waktu 2 tahun setelah UU tentang Rumah Sakit diundangkan. Keterlambatan penerapan PPK BLUD pada RSUD di Provinsi Sulawesi Utara antara lain disebabkan : 1)
Peraturan perundang-undangan terkait tidak mensyaratkan sanksi kepada Pemerintah Daerah/Pemangku Kepentingan terkait apabila RSUD tidak menerapkan PPK BLUD sesuai batas waktu yang ditentukan;
2)
Kurangnya dukungan dari Pemerintah Daerah setempat karena menganggap bahwa Retribusi RS merupakan penyumbang
utama
PAD
di
Wilayahnya,
padahal
pembentukan BLUD merupakan salah satu perwujudan dari
peningkatan
kesejahteraan
umum
sebagaimana
disyaratkan dalam UU; 3)
Kekurangpemahaman para pihak terkait tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
31
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
4)
Adanya keraguan Pemerintah Daerah setempat bahwa penerapan PPK BLUD akan mengakibatkan peningkatan beban anggaran Daerah;
5)
Adanya kendala operasional dan pengelolaan aset RSUD yang terjadi akibat pemekaran wilayah, yaitu RSUD Kabupaten Mangondow
Datoe yang
Binangkang berkedudukan
Kabupaten di
Lolak
Bolaang namun
beroperasi di Kota Kotamobagu. Hal tersebut diatas mengakibatkan kurang maksimalnya pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dapat menghambat perkembangan RSUD dan pencapaian Millenium Development Goals, serta kalah bersaing dari rumah sakit Swasta . Direkomendasikan kepada Gubernur Provinsi Sulawesi Utara agar : 1)
Mendorong para kepala daerah untuk mempercepat proses penerapan PPK BLUD RSUD di Provinsi Sulawesi Utama
2)
Melakukan koordinasi kepada seluruh pemerintah daerah terkait dengan penataan aset dalam rangka percepatan penerapan PPK BLUD pada RSUD.
1.8.
Kegiatan BPKP dalam Audit Keuangan pada Proyek/Kegiatan Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN) Berdasarkan Loan Agreement dengan pihak lender BPKP ditunjuk untuk melakukan audit keuangan dengan memberikan opini kepada Proyek/Kegiatan Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN). Selama Tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara melakukan audit dukungan atas laporan keuangan proyek/kegiatan antara lain atas: PAUD, EINRIP, Coastal Community Development Project Internasional Fund For Agricultural Development (CCDP-IFND), PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, dan PNPM Mandiri Generasi Sehat Cerdas. Berdasarkan hasil audit dukungan atas laporan keuangan tahun anggaran 2014, pada umumnya opini kegiatan/program PHLN
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
32
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
menyajikan secara wajar semua hal yang material mengenai penerimaan dan pengeluaran selama tahun berjalan. 1.9.
Pembinaan BPKP kepada Satuan Kerja K/L Kegiatan pembinaan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara terhadap satuan-satuan kerja K/L di wilayah Provinsi Sulawesi Utara, meliputi: a.
Kegiatan
Bimtek/Asistensi
penyusunan
LKKL
Bidang
Perekonomian, antara lain pada Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pertanian, Badan Pertanahan Nasional, dan Badan Pusat Statistik. b.
Kegiatan
Bimtek/Asistensi
penyusunan
LKKL
Bidang
Perekonomian, antara lain pada Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pertanian, Badan Pertanahan Nasional, dan Badan Pusat Statistik. Gambaran hasil pembinaan peningkatan akuntabilitas laporan keuangan tersebut tampak pada Tabel 11.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
33
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
Tabel 11 Perkembangan Kegiatan Pembinaan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara atas Upaya Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Satuan Kerja K/L di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 No.
Kementerian/ Lembaga
Jumlah Satuan Kerja K/L
Bidang Perekonomian 1.
Pekerjaan Umum
5
Satker K/L
2.
Tenaga Kerja dan Transmigrasi
1
Satker K/L
3.
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
1
Satker K/L
4.
Pertanian
1
Satker K/L
5.
Badan Pertanahan Nasional
1
Satker K/L
6.
Badan Pusat Statistik
1
Satker K/L
Bidang Polsoskam 1.
Hukum dan HAM
1
Satker K/L
2.
Kepolisian
1
Satker K/L
3.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
7
Satker K/L
4.
Komisi Pemilihan Umum
1
Satker K/L
5.
Kejaksaan
1
Satker K/L
6.
Kesehatan
4
Satker K/L
7.
Badan Pengawas Pemilu
1
Satker K/L
26
Satker K/L
Jumlah Sumber: Buku Monitoring Penugasan Bidang IPP
1.10. Kendala dan Hambatan dalam Peningkatan Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Dalam pelaksanaan kerjasama antara Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara dengan satuan-satuan kerja K/L dan pemda di wilayah Provinsi Sulawesi Utara terdapat beberapa kendala atau hambatan antara lain: a.
Komitmen Kepala Daerah seperti yang tertuang dalam MoU belum didukung sepenuhnya oleh para kepala dinas dan pejabat di bawahnya, seperti adanya ketidakpatuhan kepada ketentuan yang berkaitan dengan penggunaan pendapatan secara langsung dan masih berlarutnya penyelesaian
masalah
pemekaran.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
BMD
pada
kabupaten
hasil
34
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
b.
Kualitas
SDM
pada
beberapa
pemda
masih
perlu
ditingkatkan terutama yang berkaitan dengan kompetensi di bidang keuangan dan pengawasan internal. c.
Pola
mutasi
dan
rotasi
SDM
di
pemda
kurang
mempertimbangkan faktor ketersediaan kompetensi yang dibutuhkan oleh bidang-bidang terkait. d.
Satgas SPIP yang ada di setiap Pemda belum bekerja secara maksimal dalam penyelenggaraan SPIP di masingmasing pemda.
1.11. Rencana Tindak dalam Peningkatan Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Sehubungan dengan kondisi kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, maka beberapa hal yang menjadi fokus rencana tindak ke depan adalah sebagai berikut: a.
Memberikan reward dan punishment kepada SKPD untuk meningkatkan dukungan kepala SKPD terhadap komitmen kepala daerah dalam upaya mewujudkan good governance dan clean government.
b.
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota menganggarkan dana pendamping atas APBN/Loan sesuai kesepakatan yang telah diatur (DDUB), sehingga penyaluran dana dari Pusat tidak terhambat, termonitor dengan baik dan tujuan program dapat tercapai.
c.
Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota menganggarkan dana untuk monitoring dan evaluasi, sehingga kegiatan pusat di daerahnya dapat terpantau secara optimal.
d.
SKPD-SKPD yang mengelola dana pusat (dekonsentrasi, tugas pembantuan dan DUB) agar lebih aktif bekerja sama dengan satker pusat di wilayah Provinsi Sulawesi Utara yang
ditunjuk
sebagai
koordinator
berkoordinasi dengan K/L terkait.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
dan
lebih
aktif
35
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
e.
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota melakukan koordinasi dengan UAPPA/B Wilayah masing-masing Kementerian/ Lembaga di Sulawesi Utara untuk ikut memantau danadana Pusat, sehingga Laporan Keuangan wilayah secara lengkap dapat diketahui.
f.
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dalam melakukan mutasi dan rotasi SDM harus mempertimbangkan faktor ketersediaan kompetensi yang dibutuhkan oleh bidangbidang terkait.
g.
Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota
mengoptimalkan
peran Satgas SPIP. h.
Peningkatan kualitas SAKIP Pemda melalui pendampingan penyusunan LAKIP pemda.
2. AKUNTABILITAS KEBENDAHARAAN UMUM NEGARA/DAERAH DAN PENGELOLAAN ASET Perbendaharaan negara adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD berdasarkan landasan hukum di bidang administrasi keuangan negara, yaitu Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara yang menganut asas kesatuan, asas universalitas, asas tahunan, dan asas spesialitas serta mendorong profesionalitas dan menjamin keterbukaan dan akuntabilitas dalam pelaksanaan anggaran. Pengawasan atas akuntabilitas kegiatan kebendaharaan umum negara ditetapkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, sedangkan
lingkup
pengawasan
atas
akuntabilitas
kegiatan
kebendaharaan umum daerah adalah atas permintaan pimpinan daerah dan/atau pejabat pengelola keuangan daerah. Kegiatan Pengawasan atas akuntabilitas kegiatan kebendaharaan umum negara / daerah tersebut dilaksanakan melalui berbagai kegiatan pengawasan berupa audit, evaluasi, monitoring pemetaan, Quality Assurance dan sebagainya, yang menghasilkan koreksi penerimaan negara/daerah dan koreksi atas pengeluaran (belanja). PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
36
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
2.1.
Pengawasan atas Belanja Negara Kegiatan pengawasan atas belanja negara yang telah dilaksanakan pada tahun 2014 berupa audit operasional, yaitu :
Audit atas Tunggakan Tunjangan Profesi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah di Provinsi Sulawesi Utara.
Audit atas Tunggakan Jamkesmas sampai 31 Desember 2013 pada Rumah Sakit (PPK Lanjutan) di Provinsi Sulawesi Utara.
Audit atas Tunggakan Tunjangan Profesi Guru Kementerian Agama di Provinsi Sulawesi Utara.
Audit Dalam Rangka Pengajuan Perpanjangan Ijin Kontrak Tahun Jamak (Multiyears) Paket Pembangunan Jembatan DR. IR. Soekarno Manado Provinsi Sulawesi Utara.
Audit Keuangan atas PNPM Mandiri Perdesaan Tahun 2013 di Provinsi Sulawesi Utara.
Audit
Operasional
atas
Pengelolaan
dan
Pertanggungjawaban Dana Siap Pakai (DSP) dan Dana Bantuan Sosial Berpola Hibah Kegitan Rehabiitasi dan Rekonstruksi (DRR) pada BPBD di Provinsi Sulawesi Utara.
Audit atas Klaim Dana Pelayanan Dasar Jamkesmas dan Jampersal Tahun 2013 pada Seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara.
Audit Operasional atas Program Beras Miskin (RASKIN) Tahun Anggaran 2014.
Audit Kinerja atas Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) Tahun 2013 dan Audit Interim atas Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) Tahun 2014.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
37
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
2.2.
Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Kegiatan monitoring dan Evaluasi pada tahun 2014 yang telah dilaksanakan adalah :
Kajian Ease of Doing Business Tahun 2014 pada Dinas Tenaga Kerja, Perusahaan Listrik Negara dan Badan Pertanahan Nasional di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara.
Monitoring Kegiatan UKP-PPP
Monitoring Distribusi Buku Kurikulum Tahun 2013 di Provinsi Sulawesi Utara
Evaluasi Penyerapan Anggaran pada Satuan Kerja K/L
Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD
Monitoring Pengelolaan Dana Alokasi Khusus (DAK)
2.2.1. Monitoring Kegiatan UKP-PPP Dalam rangka menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara telah melakukan monitoring atas rencana aksi prioritas pembangunan nasional pada satuan kerja sebagai berikut: 1) Pelaksanaan Pembangunan Tahun 2014 a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan b. Kementerian Agama c. Kementerian Kesehatan d. Kementerian Pertanian 2) Monitoring terkait kesiapan Rumah Sakit dan Puskesmas terhadap Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sampai dengan Maret 2014. Berdasarkan hasil monitoring diketahui bahwa dari 121 Satuan Kerja yang dimonitor, terdapat 14 satuan kerja dengan permasalahan yang memerlukan perhatian khusus. Hasil monitoring selengkapnya disajikan pada Tabel 12. PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
38
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
Tabel 12 Permasalahan Hasil Monitoring Atas Rencana Aksi Prioritas Pembangunan Nasional Nama Kementerian
No.
Tingkat Permasalahan
Jumlah Satker yang Dimonitor
Tidak Masalah
Perlu Perhatian
Perlu Perhatian Khusus
1
Pendidikan dan Kebudayaan
30
18
4
8
2
Agama
24
18
6
-
3
Kesehatan
56
17
33
6
4
Pertanian
12
9
3
-
5
Sosial
1
1
-
-
123
67
46
14
Jumlah Sumber: Laporan Monitoring
Rincian per Kabupaten/Kota pada Lampiran I.
Empat belas Satker dan permasalahan yang memerlukan perhatian khusus adalah sebagai berikut: 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pada
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan,
terdapat sembilan satker yaitu : a. Kabupaten Minahasa Tenggara terdapat tiga satker pada tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). b. Kabupaten Minahasa Selatan terdapat tiga satker pada tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). c. Kabupaten Bolaang Mongondow terdapat satu satker yaitu di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga. d. Kota Kotamobagu terdapat dua satker pada tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
39
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
Permasalahan utama untuk sembilan satker tersebut adalah : a. Satker
tidak
memiliki
data
mengenai
penetapan siswa penerima Bantuan Siswa Miskin (BSM). b. Penyaluran
BSM
dilaksanakan
oleh
lembaga penyalur (Kantor Pos untuk dana APBN dan Bank Sulut untuk dana APBN-P) tanpa
melibatkan
Dinas
Pendidikan,
Pemuda dan Olahraga. c. Tidak ada monitoring yang dilakukan dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga terkait penyaluran BSM. 2. Kementerian Kesehatan Pada Kementerian Kesehatan, terdapat lima Satker di dua Kabupaten/Kota, yaitu: a. Kabupaten Bolaang Mongondow terdapat dua satker atau dua Puskesmas. b. Kota Kotamobagu terdapat tiga satker yaitu pada satu Rumah Sakit dan dua Puskesmas. Permasalahan Puskesmas
utama
adalah
Rumah
dimaksud
masih
belum
pelaksanaan
BPJS
Kesehatan
Sakit siap
dan dalam
karena kurangnya
informasi dan sosialisasi. 2.2.2. Monitoring Distribusi Buku Kurikulum Tahun 2013 di Provinsi Sulawesi Utara Monitoring dilaksanakan pada Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Utara dengan sampel enam sekolah di Kota Manado. Adapun permasalahan yang dijumpai antara lain:
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
40
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
a) Tidak terdapat personil yang ditugaskan untuk melakukan monitoring pemesanan dan distribusi buku kurikulum 2013 oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kabupaten/Kota dan oleh Kepala Sekolah; b) Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kota Manado tidak menyelenggarakan dokumen pendukung pelaksanaan distribusi. Atas Hasil Monitoring Distribusi Buku Kurikulum 2013, telah direkomendasikan kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Utara agar: a) Memerintahkan Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah Dinas Pendidikan Provinsi dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Manado menyelenggarakan dokumen pendukung pelaksanaan distribusi. b) Masing - masing sekolah melakukan penghitungan buku yang telah diterima , dan membuat laporan kekurangan jumlah buku
untuk selanjutnya disampaikan ke Dinas
Pendidikan Kabupaten / Kota dan disampaikan ke Penyedia Buku Kurikulum 2013. 2.2.3. Evaluasi Penyerapan Anggaran pada Satuan Kerja K/L Pada tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara melakukan Evaluasi Penyerapan Anggaran terhadap 13 Kementerian/ Lembaga pada 33 Satker, yaitu: Kementerian Hukum dan HAM
2 Satker
Kementerian Sosial
1 Satker
Kementerian Agama
8 Satker
Kementerian Perhubungan
4 Satker
Kementerian Kelautan dan Perikanan
1 Satker
Kejaksaan Agung
2 Satker
Mahkamah Agung
2 Satker
Badan Pertanahan Nasional
2 Satker
Badan Pengawas Pemilu
1 Satker
Komisi Pemilihan Umum
3 Satker
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
41
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
Kepolisian Republik Indonesia
4 Satker
Badan Pusat Statistik
3 Satker
Dari
hasil
penyerapan
evaluasi
tersebut, diperoleh nilai rata-rata
anggaran
pada
Kementerian/Lembaga
di
Wilayah Provinsi Sulawesi Utara per 30 Juni 2014 sebesar 26,91%. Rendahnya
penyerapan
anggaran
pada
dikarenakan
terlambatnya
pelaksanaan
umumnya
kegiatan
serta
anggaran yang masih diblokir/ bertanda bintang.
2.2.4. Evaluasi penyusunan dan penetapan APBD Hasil
evaluasi
penyusunan
dan
penetapan
APBD
menunjukkan proses penyusunan dan penetapan APBD pada tahun 2012 dan 2013 tidak tepat waktu sesuai tahapan yang telah diatur dalam Permendagri No. 13 tahun 2006, namun Secara umum untuk tahun anggaran 2014 telah dilaksanakan secara tepat waktu, seperti disajikan pada Tabel 13. Tabel 13 Gambaran Permasalahan dari Hasil Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 – 2014 No. 1 2 3
4 5
6
Tahapan Penyusunan dan Penetapan APBD dalam Permendagri 13 Tahun 2006 Penyusunan dan penetapan RKPD Penyusunan dan penetapan KUA dan PPAS Penyusunan RKA-SKPD dan penyampaian Raperda APBD Pembahasan Raperda APBD di DPRD Evaluasi dan penetapan Raperda APBD serta Raperkada Penjabaran APBD oleh Gubernur Penyusunan dan penetapan DPA-SKPD Jumlah
Jumlah Kejadian Keterlambatan APBD 2012
APBD 2013
APBD 2014
-
-
1
14,29%
-
-
3
15,80%
1
14,29%
-
-
4
21,05%
1
14,29%
-
-
4
21,05%
2
28,56%
-
-
4
21,05%
2
28,56%
-
-
4
21,05%
-
-
-
-
15
100%
7
100%
-
-
Sumber:Laporan Hasil Evaluasi
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
42
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
2.2.5. Monitoring Pengelolaan Pendidikan Kegiatan
Pengelolaan
Dana
Dana
Alokasi
Khusus
(DAK)
Alokasi
Khusus
(DAK)
adalahkegiatan pengawasan berupa monitoring pengelolaan DAK pada pemprov/pemkab/ pemkot, yang didasarkan atas permintaan Menteri Keuangan kepada BPKP. Monitoring dilakukan terhadap pengelolaan DAK Tahun Anggaran 2012, 2013, dan 2014
pada pemerintah
kabupaten/kota yaitu: Kota Tomohon Kota Bitung Kabupaten Minahasa Kabupaten Minahasa Selatan Kabupaten Bolaang Mongondow. Kabupaten Kepulauan Talaud Kabupaten Kepulauan Sangihe Kabupaten Kepulauan Siao Tagulandang Biaro Gambaran hasil monitoring DAK, adalah sebagai berikut. 2.2.5.1. Hasil pekerjaan diantaranya berupa pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB), Rehab Ruang Kelas, Pengadaan Buku dan Pengadaan Alat Peraga Pendidikan senilai Rp8.529.132.516,00, tidak bisa dimanfaatkan karena : a. Fasilitas atau sarana pendukung belum tersedia pada tahun 2012 senilai Rp1.231.930.165,00. b. Tidak
didukung
SDM
yang
mampu
memanfaatkan hasil pekerjaan pada tahun 2013 senilai Rp433.441.782,00, c. Fasilitas atau sarana pendukung belum tersedia senilai Rp6.863.760.569,00
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
43
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
2.2.5.2. Kelebihan pembayaran,Kelebihan Volume RAB, dan Pekerjaan Kurang a. Kelebihan pembayaran karena tidak adanya mekanisme
pengendalian/
nomor,
tanggal,
pelaksana dan nilai kontrak tidak diinput pada SIMDA
Keuangan
terhadap
pembayaran
kontrak tahun 2013 sebesar Rp306.836.060,00. b. Kelebihan Volume RAB Kontrak/Mark Up karena dalam
penyusunan
RAB,
sekolah
tidak
menyesuaikan dengan kondisi di lapangan tahun 2013 sebesar Rp128.133.861,00. c. Pekerjaan kurang karena Panitia Penerima (PPHP)
tidak
cermat
pemeriksaan/pengujian barang/jasa
tahun
dalammelakukan hasil
pengadaan
2013
sebesar
Rp293.442.106,00. d. Pekerjaan kurang karena lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh pihak Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga tahun 2013 sebesar Rp86.855.494,00. 2.2.5.3. Keterlambatan pekerjaan Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan berupa pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB), Rehab Ruang Kelas, Pengadaan Buku dan Pengadaan Alat Peraga Pendidikan,karena kurang cermatnya perencanaan oleh
Panitia Pelaksana Sekolah
Tahun 2014 sebesar Rp1.090.000.000,00 . 2.2.5.4. Ketidaktepatan sasaran atas penggunaan DAK a. Hasil Pekerjaan tidak tepat sasaran karena kegiatan fisik tidak sesuai dengan Petunjuk Teknis tahun 2012 sebesar Rp29.513.128,00. b. Hasil pekerjaan tidak tepat sasaran karena kegiatan fisik tidak sesuai dengan Petunjuk
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
44
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
Teknis
tahun
2013dengannilaisebesar
Rp481.379.328,00 2.2.5.5. Dana tidak terserap dan menjadi SILPA a. Sisa
DAK
Pendidikan
tahun
2012
Rp.17.339.896.782, nilai sisa DAK tahun 2012 yang dianggarkan kembali tahun 2013 sebesar Rp.16.313.578.211,00. b. Sisa
DAK
Pendidikantahun
2013
Rp.13.353.832.409,00 , nilai sisa DAK tahun 2013 yang dianggarkan kembali tahun 2014 sebesar Rp.12.120.079.900,00. 2.2.5.6. Pengadaan buku kurikulum 2013 belum terealisasi Prioritas utama DAK Bidang Pendidikan tahun 2014 adalah pengadaan buku kurikulum 2013. Sampai dengan saat monitoring, masih banyak pemda
yang
belum
dapat
merealisasikan
pengadaan karena disebabkan belum adanya penetapan HET buku kurikulum 13 oleh instansi terkait. 2.3.
Quality Assurance Pada tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara melakukan Quality Assurance atas Audit Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan dan PNPM Mandiri Perkotaan yang dilaksanakan oleh Inspektorat Daerah, yaitu : QA atas Audit PNPM Mandiri Perkotaan dilaksanakan oleh Inspektorat Daerah Kota Bitung QA atas Audit PNPM Mandiri Perdesaan dilaksanakan oleh7 Inspektorat daerah, yaitu: Inspektorat Daerah Kabupaten Minahasa Utara, Inspektorat Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe,
Inspektorat
Daerah
Kabupaten
Bolaang
Mongondow Selatan, Inspektorat Daerah Kabupaten Boaang Mongondow
Timur,
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
Inspektorat
Daerah
Kabupaten
45
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
Minahasa, Inspektorat Daerah Kabupaten Minahasa Selatan, Inspektorat Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara. Dari hasil Quality Assurance tersebut, permasalahan-permasalahan yang masih ditemui antara lain: Pelaksanaan audit tidak sesuai ketentuan, seperti kurangnya jumlah uji petik dan terlambatnya pelaksanaan audit. Pelaporan yang tidak sesuai petunjuk teknis audit, seperti tidak dilaksanakannya proses review berjenjang dan tidak lengkapnya informasi yang disajikan dalam lampiran laporan. Tidak lengkapnya dokumen pendukung kertas kerja seperti Program Kerja Audit (PKA), Surat Independensi Auditor dan Berita Acara Temuan Hasil Audit. 2.4.
Asistensi Pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD) Bimbingan Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah yang dilakukan pada tahun 2014 adalah pada Pemerintah Kota Manado, Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dan Kabupaten Kepulauan Talaud. Berdasarkan hasil audit BPK RI, permasalahan utama yang ditemukan dalam pengelolaan BMD yaitu: Peralatan dan Mesin yang ada pada SKPD belum diketahui status keberadaannya, dalam kondisi rusak dan beberapa diantaranya dinyatakan hilang. Aset Tetap Jalan, Irigasi dan Jaringan tidak didukung dengan data identitas jalan seperti panjang lebar, dan luas jalan, letak lokasi alamat serta dokumen pengadaan; Aset Tetap Lainnya berupa buku dan binatang ternak tidak didukung dengan data judul, spesifikasi buku, jenis serta ukuran ternak; Aset tetap dari hibah dan kapitalisasi belum dicatat dan penghapusan aset tanpa Surat Keputusan Kepala Daerah; Terdapat perbedaaan aset tetap yang disajikan pada Neraca dengan nilai yang tercatat padaLaporan Barang Milik Daerah (BMD) bidang aset maupun SKPD;
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
46
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
Aset yang dikuasai pihak lain, tidak diketahui keberadaannya sehingga tercatat pada Buku Inventaris tanpa rincian jumlah unit yang sebenarnya dan barang-barang inventaris exrumah dinas jabatan Walikota , Wakil Walikota dan Sekretaris
Daerah
yang
tidak
diketahui
nilai
dan
keberadaannya.
3. AKUNTABILITAS PEWUJUDAN IKLIM BAGI KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH Dalam upaya menuju pemerintahan yang baik dan bersih, berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia no. 20 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju wilayah bebas dari korupsi, Pemerintah Daerah yang telah mencanangkan kesiapan/kesanggupan menjadi Pemerintah Daerah yang berpredikat Zona Integritas (ZI) harus mewujudkan
komitmen
pencegahan
korupsi
melalui
pelaksanaan
kegiatan–kegiatan pencegahan korupsi yang nyata (konkret). Kegiatan pencegahan korupsi yang nyata (konkret) antara lain penyediaan sistem dan sarana pengaduan masyarakat atau Wishtle Blower System. Pengaduan tersebut terkait pengaduan dugaan tindak Pidana Korupi (TPK) dilingkungan kerja masing-masing, dan harus ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah yang bersangkutan. Tindak lanjut pengaduan tersebut sebaiknya dengan audit investigasi oleh pemda yang bersangkutan, atau pemda dapat meminta bantuan BPKP untuk melakukan audit investigasi. Di lain pihak, pemda memiliki pandangan atau pendapat bahwa pengaduan dapat direspon dalam bentuk melaksanakan audit operasional dan diselesaikan melalui Majelis Pertimbangan Ganti Rugi, serta memiliki rasa sungkan apabila melakukan audit investigasi kepada teman sejawat. Mengenai kewajiban pemerintah daerah dinyatakan/diatur dalam Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 08/MPAN-RB/06/2012 tanggal 29 Juni 2012.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
47
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
Secara umum akuntabilitas pewujudan iklim bagi Kepemerintahan yang baik dan bersih di wilayah Provinsi Sulawesi Utara tercermin dengan telah ditandatanganinya dokumen Pakta Integritas dalam rangka pencanangan zona integritas yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan pemerintah kabupaten / kota seluruh Sulawesi Utara. Upaya BPKP dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih adalah melalui pengawasan yang bersifat preventif, represif, dan bersifat solusi kesisteman. 3.1.
Pengawasan Bersifat Preventif. Pengawasan yang bersifat preventif yang telah dilaksanakan BPKP adalah melakukan sosialisasi Program Anti Korupsi pada berbagai elemen masyarakat/lembaga pemerintah/BUMD dan sosialisasi Fraud Control Plan (FCP). Sosialisasi Program Anti Korupsi adalah sosialisasi yang ditujukan kepada masyarakat mereka dapat mengenali, memahami dan mulai memerangi korupsi. Fraud Control Plan (FCP) adalah Pengembangan pengendalian yang dirancang secara spesifik untuk mencegah, menangkal, dan memudahkan pengungkapan kejadian berindikasi fraud. Program tersebut dirancang untuk melindungi organisasi dari kemungkinan kejadian fraud. Peran Fraud Control Plan (FCP) harus dimaksimalkan guna mencegah terjadinya fraud. FCP memungkinkan manajemen fokus terhadap fraud melalui: a. Penciptaan Lingkungan yang kondusif untuk mencegah dan mendeteksi fraud b. Penilaian risiko yang secara khusus ditujukan untuk mencegah dan mendeteksi fraud c. Aktivitas Pengendalian khusus ditujukan untuk mencegah dan mendeteksi fraud d. Informasi dan Komunikasi internal dan eksternal untuk membangun kepedulian untuk mencegah fraud.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
48
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
Kegiatan BPKP terkait sosialisasi anti korupsi dan Fraud Control Plan (FCP) selama tahun 2014 tersebut dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 Perkembangan Kegiatan Penerapan Strategi Preventif terhadap KKN di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 No.
Satuan Kerja K/L
Kegiatan
Output
Dan Pemda 1.
Sosialisasi
Focus Group Discussion yaitu
Program Anti
pelajar
4
Korupsi 2.
Sosialisasi FCP
Dinas Pendidikan, Pemuda, dan
3
Olahraga Kabupaten Minahasa Utara 3.
4.
Diagnostic
Pemerintah
Assessment FCP
Minahasa Utara
Bimbingan
Bank Sulawesi Utara
Kabupaten
1
1
Teknis FCP Jumlah
9
Sumber : Laporan Bulanan Bidang Investigasi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara
Selain kegiatan tersebut di atas , BPKP juga bekerjasama dengan KPK melakukan Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi (Korsupgah) . Tujuan dilakukannya kegiatan korsup pencegahan, adalah : a) Evaluasi perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan APBD untuk memastikan APBD Pro Rakyat dan bebas dari korupsi; b) Melakukan pengamatan atas bidang pertambangan dan Ketahanan Pangan; c) Melakukan identifikasi risiko atas kegiatan-kegiatan sesuai dengan ruang lingkup korsup Pada tahun 2014, kegiatan korsup pencegahan dilakukan terhadap 2 (dua) pemda yaitu Kabupaten Minahasa Utara dan Minahasa Selatan, dengan ruang lingkup sebagai berikut : a) Pengelolaan APBD tahun anggaran 2013-2014. PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
49
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
50
b) Pengamatan terhadap SKPD yang terkait dengan National Interest Bidang Pertambangan; c) Untuk
Pemerintah
Kabupaten
Minahasa
Selatan
Pengamatan juga dilakukan terhadap SKPD yang terkait dengan National Interest Bidang Ketahanan Pangan. Hasil kegiatan BPKP terkait korsup pencegahan selama tahun 2014 tersebut dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Perkembangan Kegiatan korsup pencegahan di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 No.
Permasalahan
Bidang Pengamatan
Kabupaten Minahasa Selatan 1.
Pengelolaan APBD tahun anggaran 2013-2014
- Proses
penyusunan
RKPD
Kabupaten Minahasa Utara - RPJMD/Renstra SKPD tidak
Tahun 2014 belum sesuai
dijadikan
ketentuan
menyusun RKPD/Renja SKPD
- Keterlambatan
Penetapan
APBD Tahun 2014 - Perencanaan, dan
Pelaksanaan
belanja Hibah dan Bansos sesuai
dengan
ketentuan - Anggaran
dalam
- Penyusunan Anggaran belum sepenuhnya berdasarkan pada
Pertanggungjawaban
tidak
acuan
Standar Satuan Harga (SSH) dan
Standar
Pelayanan
Minimal (SPM) serta Analisa Standar Belanja (ASB) - Penempatan
Belanja
Modal
tahun 2010 s.d 2013 masih dibawah 30%
komponen
belanja tidak sesuai kegiatan yang akan dilaksanakan - Jumlah pagu anggaran SKPD melebihi
PPAS
yang
telah
disepakati antara DPRD dan Pemerintah Daerah - Perencanaan,
Pelaksanaan
dan
Pertanggungjawaban
belanja
Hibah
dan
Bansos
tidak sesuai dengan ketentuan 2.
National Interest Bidang Pertambangan
- Belum ada peraturan pokok
- Lokasi Wilayah Izin Usaha
penyelenggaraan
Pertambangan
(WIUP)
pertambangan
tumpang
dengan
- Sudah PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
disusun
Penetapan
peruntukan
tindih usaha
lainnya
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
Peta Wilayah Pertambangan,
(misal,
namun
penetapan
usaha perkebunan dll)
tidak
berdasarkan
tersebut hasil
inventarisasi
potensi
pertambangan
melalui
kegiatan
penyelidikan
dan
penelitian pertambangan - Inspektur
usaha
51
kehutanan,
- Lokasi Tambang tidak Sesuai dengan
koordinat
Wilayah
Izin
pada Usaha
Pertambangan (WIUP)
yang
ditetapkan
Pertambangan
belum pernah mengikuti diklat pengawasan
- Pelaksana
Izin
Pertambangan
Usaha
(IUP)
bukan
Pihak yang ditetapkan dalam
penyelenggaraan
IUP
pertambangan - Pemegang - Terdapat
kegiatan
penambangan
liar
yang
dilakukan oelh sekelompok masyarakat tanpa adanya Izin
Izin
Usaha
Pertambangan
(IUP)
Eksplorasi melakukan usaha pertambangan
Operasi
Produksi
Pertambangan Rakyat (IPR) dari Pemerintah Kabupaten
- Jenis Mineral yang di produksi tidak
Minahasa Selatan.
sesuai
mineral - Tidak
adanya
jaminan
kesungguhan,
dengan
dalam
Izin
jenis Usaha
Pertambangan (IUP)
jaminan
reklamasi dan jaminan pasca
- Ketidak
tepatan
laporan
dari pemegang IUP Operasi
produksi dari pemegang Izin
Produksi
Usaha
Pertambangan
(IUP)
Operasi Produksi - Terdapat
3
pemegang yang
IUP
telah
tahun
perusahaan Eksplorasi
berakhir
2013
mengajukan
dan
pada
Eksplorasi
tidak
- Pemegang
permohonan
perpanjangan - Terdapat
perusahaan
melunasi iuran tetap (pokok dan denda) IUP Eksplorasi 2012
sebesar
$99.998,98 tahun 2013/2014 sampai dengan bulan April 2014 sebesar $108.669,03 - Perusahaan pemegang IUP yang belum melunasi iuran tetap (pokok dan denda) IUP Produksi tahun 2012 sebesar
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
data
hasil
IUP
tidak
membayar Iuran Tetap dan Iuran produksi
pemegang IUP yang belum
tahun
- Manipulasi
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
$
65,78
tahun
52
2013/2014
sampai dengan bulan April 2014 sebesar $1.828,27. 3.
National Interest Bidang Ketahanan Pangan
- Dewan
Ketahanan
Belum
Pangan
Tidak dilakukan pengamatan
Melaksanakan
Fungsinya secara Optimal - Belum adanya SPM Bidang Ketahanan Pangan - Terdapat Kekurangan Volume Pekerjaan
Senilai
Rp14.869.510,34 - Terdapat Kemahalan Harga pada
Dua
SPK
Senilai
Rp5.105.087,23 Sumber : Laporan Bulanan Bidang APD Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara
3.2.
Pengawasan Bersifat Represif. Pengawasan yang bersifat represif yang dilaksanakan BPKP adalah meliputi audit investigatif yang berindikasi Tindak Pidana Korupsi, audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN) pada berbagai satuan kerja K/L dan pemda, dan Pemberian Keterangan Ahli (PKA). Rangkuman hasil kegiatan pengawasan dimaksud selama tahun 2014 adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 16 sampai dengan Tabel 18 berikut:
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
Tabel 16 Hasil Audit Investigatif di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 No.
Instansi
Jumlah Kasus
1.
Satuan Kerja K/L
-
2.
Pemprov
-
3.
Pemkab
3
4.
Pemkot
-
5.
BUMN
-
6.
BUMD
Jumlah
3
Sumber: Laporan Bulanan Bidang Investigasi 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara
Tabel 17 Hasil Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 No.
Instansi
Jumlah Kasus
1.
Satuan Kerja K/L
-
2.
Pemprov
1
3.
Pemkab
11
4.
Pemkot
2
5.
BUMN
-
6.
BUMD
Jumlah
14
Sumber:Laporan Bulanan Bidang Investigasi 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
53
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
Tabel 18 Pemberian Keterangan Ahli Kasus Berindikasi Tindak Pidana Korupsi di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 No.
Instansi
Jumlah Kasus 2014
1.
Kejaksaan
7
2.
Kepolisian
4
3.
KPK
-
4.
Pengadilan Negeri
18
Jumlah
29
Sumber: Laporan Bulanan Bidang Investigasi 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara
Dari beberapa kasus yang ditangani oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara, baik audit investigatif maupun audit perhitungan kerugian keuangan negara (PKKN), diketahui penyimpangan yang terjadi disebabkan karena Fraud Control Plan (FCP) tidak diterapkan atau tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya, serta fraud umumnya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki peran dan tanggung jawab dalam mengelola keuangan negara/daerah, seperti panitia pelaksana kegitan, pejabatpembuat komitmen, kuasa pengguna anggaran hingga pihak-pihak pengambil keputusan. Selain kegiatan-kegiatan diatas, BPKP juga melaksanakan kegiatan evaluasi
hambatan
kelancaran
pembangunan,
laporan
audit
penyesuaian harga, dan laporan audit atas klaim.Laporan hasil kegiatan tersebut diharapkan dapat digunakan oleh Pimpinan Objek Penugasan
sebagai
keputusan
untuk
salah
satu
bahan
menyelesaikan
dalam
pengambilan
hambatan
kelancaran
pembangunan dan keputusan yang menyangkut pengamanan dan pencegahan terhadap kebocoran pembayaran yang menjadi beban keuangan negara. 3.3.
Pengawasan Bersifat Solusi Kesisteman. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara dalam rangka penerapan strategi solusi
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
54
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
kesisteman
adalah
meliputi
peningkatan
kapasitas
55
APIP,
penyelenggaraan ujian sertifikasi JFA, Diklat SPIP, serta Sosialisasi dan Evaluasi Tata Kelola APIPdengan sasaran K/L dan pemda. K/L dan instansi yang telah dilakukan Bimbingan Teknis, Asistensi dan Sosialisasi SPIP adalah sebagai berikut: a. Balai Besar POM Manado; b. Kejaksaan Tinggi; c. Universitas Sam Ratulangi; d. RS Kandou Manado; e. Kanwil Kementerian Hukum dan HAM; f. Balai Jalan Wilayah XI; Adapun kegiatan yang terkait peningkatan kapasitas APIP disajikan pada Tabel 19. Tabel 19 Kegiatan Peningkatan Kapasitas APIP di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013 - 2014 2013 Kegiatan Jumlah Kegiatan
No.
2014 Jumlah
Kegiatan
1.
Ujian sertifikasi JFA
5 kali
93 orang
-
-
2.
Pendidikan dan latihan SPIP
1 kali
34 orang
1 kali
30 Orang
3.
Monitoring Hasil Diklat SPIP
5 kali
5 pemda
4.
Sosialisasi dan Bimtek Penerapan JFA APIP
10 kali
10 pemda
4 kali
4 pemda
5.
Sosialisasi Tata Kelola APIP
2 kali
2 pemda
9 kali
9 pemda
6.
Evaluasi tata kelola APIP
2 kali
2 pemda
6 kali
6 pemda
7.
Quality Assurance Audit PNPM
1 kali
1 pemda
8 kali
8 pemda
8.
Pendampingan Probity Audit
5 kali
5 pemda
3 kali
3 pemda
9.
Bimtek Reviu LKPD
-
-
1 kali
1 pemda
Bimtek Reviu LAKIP
-
-
1 kali
1 pemda
10.
Sumber : Data Simonev RKT 2013 dan 2014
3.4.
Rencana Tindak Perwujudan Iklim bagi Kepemerintahan yang Baik dan Bersih Sehubungan dengan kondisi kualitas akuntabilitas pewujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih yang telah diuraikan di
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
atas, maka beberapa hal yang menjadi fokus rencana tindak ke depan adalah sebagai berikut: a. Perlu disediakan/dirancang sistem dan sarana pengaduan masyarakat pada pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. b. Perlu adanya audit investigatif yang diprakarsai oleh pemerintah daerah baik yang dilaksanakan APIP pemerintah daerah yang bersangkutan atau dengan meminta bantuan BPKP, sebagai tindak lanjut atas pengaduan masyarakat. c. Perluupaya perbaikan/peningkatan kualitas pelayanan publik dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dalam rangka menciptakan pelayanan yang transparan dan cepat bagi pengguna layanan. d. Mendorong pemerintah daerah untuk menerapkan atau melaksanakan Fraud Control Plan (FCP), sebagai upaya membangun cegah dini apabila terjadi kecurangan. e. Memberikan
kemudahan
bagi
pengangkatan
pegawai
Inspektorat ke dalam Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dan mendukung upaya peningkatan kapabilitas APIP ke level 2.
4. AKUNTABILITAS PENGELOLAAN PROGRAM LINTAS SEKTORAL Akuntabilitas pengelolaan program lintas sektoral ditekankan pada keberhasilan pencapaian efektivitas, efisiensi, dan kehematan program tersebut. Walaupun keberhasilan suatu program sulit diukur dengan obyektif, namun suatu pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan. Beberapa program strategis harus dapat dinilai tingkat capaiannya, sebagai pengukur keberhasilan, disamping sebagai alat pengendalian kebijakan.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
56
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
Dalam rangka mendukung program Pemerintah yang pro job, pro poor, dan pro growth, BPKP secara konsisten pada tahun 2014 merencanakan pengawasan pada pelaksanaan program-program strategis. Programprogram strategis ini adalah program yang tercantum dalam prioritas nasional, prioritas bidang, prioritas kewilayahan, dan prioritas pemda. Dalam laporan ini, program strategis adalah program nasional yang berada atau berkaitan dengan wilayah Provinsi Sulawesi Utara serta program strategis daerah sebagaimana tercantum pada RPJMD Provinsi Sulawesi Utara periode 2010 - 2014. Program lintas sektoral pada Tahun 2014 yang dilakukan pengawasannya oleh BPKP meliputi: Program Pendidikan Program Kesehatan dan Kependudukan Program Penanggulangan Kemiskinan
Program Ketahanan Pangan
Program Infrastruktur Program Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana Audit Kinerja PDAM dalam rangka pencapaian MDG’s Evaluasi
atas
Pengelolaan
Lahan
Pertanian
Pangan
Berkelanjutan (LPPB). Program Pengawasan Lainnya 4.1.
Pengawasan Program Pendidikan Pengawasan BPKP pada Program Pendidikan, antara lain : a. Audit Keuangan atas Laporan Keuangan Program Pendidikan Anak Usia Dini (PPAUD) b. Audit atas Tunggakan Tunjangan Profesi Guru PNSD di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara. c. Audit atas Tunggakan Tunjangan Profesi Guru pada Lingkungan Kementerian Agama di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara.
4.2.
Pengawasan Program Kesehatan dan Kependudukan Pengawasan BPKP pada Program Kesehatan dan Kependudukan, antara lain : a. Audit atas Tunggakan Jamkesmas sampai 31 Desember 2013 pada Rumah Sakit (PPK Lanjutan) di Provinsi Sulawesi Utara.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
57
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
b. Audit atas Klaim Dana Pelayanan Dasar Jamkesmas dan Jampersal
Tahun
2013
pada
Seluruh
Dinas
Kesehatan
Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara c. Audit Operasional atas Program Beras Miskin (RASKIN) Tahun Anggaran 2014 4.3.
Pengawasan Program Penanggulangan Kemiskinan Pengawasan BPKP pada Program Penanggulangan Kemiskinan, antara lain : a. Audit atas program PNPM Mandiri Perkotaan pada Provinsi Sulawesi Utara dan 5 (lima) Kota/Kabupaten, yaitu: Kota Bitung, Kota Kotamobagu, Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa. b. Audit atas program PNPM Mandiri Perdesaan pada Provinsi Sulawesi Utara dan 7 (tujuh) Kota/Kabupaten, yaitu: Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. c. Audit atas program PNPM Mandiri Generasi Sehat Cerdas (GSC) pada Kabupaten Kepulauan Talaud dan Kabupaten Kepulauan Sangihe. d. Audit atas Program RASKIN pada Kota Bitung, Kota Tomohon, Kabupaten
Minahasa,
Kabupaten
Minahasa
Selatan
dan
Kabupaten Minahasa Utara. 4.4.
Pengawasan Program Ketahanan Pangan Dalam tahun 2014, BPKP melakukan evaluasi dan verifikasi atas peran BUMN yang bergerak dalam industri bidang pangan di Provinsi Sulawesi Utara, yaitu PT Pertani, PT Sang Hyang Seri dan PT Pupuk Kaltim. Evaluasi terkait dengan program BUMN dalam mendukung program ketahanan pangan nasional berbentuk Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K). Tujuan evaluasi dan verifikasi adalah menilai penyediaan benih dan pupuk apakah sudah sesuai permintaan konsumen baik kualitas,
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
58
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
kuantitas, tepat waktu dan tepat sasaran dan serta efektivitas pelaksanaan Public Service obligation (PSO) berupa subsidi benih dan subsidi pupuk. Berdasarkan hasil evaluasi dan verifikasi ditemukan bahwa : a. Data Produktifitas Benih Padi dan Jagung tidak tersedia dan pencatatan/pengadministrasian Kelompok Tani, tidak tertib b. Proses Penyusunan Proposal Daftar Petani Peserta GP3K Tahun 2013 masih belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku c. Pengajuan Dana Program Kemitraan (PK) GP3K Tahun 2013 melalui pengajuan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) hanya bersifat formalitas, karena tidak sesuai dengan kebutuhan
Kelompok
Tani
Padi
Sawah
serta
terdapat
penggunaan dana Program Kemitraan GP3K Tahun 2013 yang
tidak
sesuai
peruntukannya
sebesar
Rp4.525.000.000,00. 4.5.
Pengawasan Program Infrastruktur Pengawasan BPKP pada Program Infrastruktur, antara lain : a. Audit atas Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP)
pada
Provinsi
Sulawesi
Utara
dan
6
(enam)
Kota/Kabupaten, yaitu: Kota Kotamobagu, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dan Kabupaten Bolaang Mongondow. b. Interim
Audit
atas
Program
Pembangunan
Infrastruktur
Pedesaan (PPIP) pada Provinsi Sulawesi Utara dan 5 (lima) Kabupaten
Kepulauan
Talaud,
Kabupaten
Kotamobagu,
Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Minahasa Selatan dan Kabupaten Bolaang Mongondow. c. Audit Keuangan atas Laporan Keuangan Eastern Indonesia National Road Improvement Project (EINRIP) pada SNUT Pelaksana Jalan Nasional II Sulawesi Utara.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
59
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
4.6.
Pengawasan Program Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana Pengawasan
BPKP
pada
Program
Lingkungan
Hidup
dan
Pengelolaan Bencana Audit Pengelolaan Dana Siap Pakai dan Dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi pada Provinsi Sulawesi Utara dan dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Kepulauan Sitaro. 4.7.
Audit Kinerja PDAM dalam rangka pencapaian MDG’s Hasil audit kinerja pada 9 (Sembilan) PDAM di Provinsi Sulawesi Utara diperoleh informasi bahwa cakupan rata-rata Millenium Development Goals (MDGs) Layanan Air Bersih sampai tahun 2013 adalah 36,11% atau masih jauh dari cakupan rata-rata yang ditargetkan dalam RPJMN 2013 sebesar 68,83%. Kondisi yang mempengaruhi hal tersebut adalah sebagai berikut : a. Dari sepuluh PDAM di wilayah Provinsi Sulawesi Utara terdapat satu PDAM (PDAM Kota Manado) dikelola dengan bekerja sama dengan pihak swasta. b. Kondisi kesehatan sembilan PDAM tidak ada yang berkinerja baik dan cukup baik. c. Kapasitas produksi terpasang di sembilan
PDAM belum
seluruhnya dapat dimanfaatkan. d. Pemanfaatan sumber air baku belum optimal. e. Non Revenue Water pada seluruh PDAM diatas standard yang disebabkan
pengukuran
produksi
air
belum
akurat
dan
kebocoran pipa f. Sebagian besar PDAM belum dapat memenuhi kepastian kualitas air dan kontiniunitas layanan selama 24 jam. g. Tidak
tersedianya
dana
investasi
yang
cukup
untuk
meningkatkan/ memasarkan sambungan baru, meningkatkan kualitas air dan penggantian meter air yang rusak. h. Pemekaran wilayah yang diikuti dengan pendirian PDAM baru yang terpisah dari induk, berdampak pada pengelolaan PDAM yang lama dan PDAM yang baru.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
60
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
i. Masih adanya kelemahan yang signifkan dalam
tata kelola
manajemen PDAM.
BPKP menyarankan kepada Gubernur Provinsi Sulawesi Utara agar mendorong para Kepala Daerah
untuk
melakukan langkah
perbaikan dalam rangka meningkatkan capaian MDG’s sebagai berikut : a. Melakukan pemantauan kinerja seluruh PDAM termasuk PDAM Kota Manado yang bekerja sama dengan PT. Air secara berkala dan menetapkan
peraturan penerapan prinsip-prinsip good
corporate governance pada pengelolaan PDAM. b. Mengupayakan pemberian tambahan dana investasi kepada PDAM yang dinilai berkinerja baik dengan suatu rumusan yang dibuat secara akuntabel, fair dan dengan formula yang jelas. c. Meningkatkan pengawasan terhadap
pelaksanaan tata kelola
PDAM.
4.8.
Program Pengawasan Lintas Sektoral Lainnya Perwakilan BPKP Sulawesi Utara juga melakukan kegiatan pengawasan lintas sektoral lainnya yaitu : a. Audit Dalam Rangka Pengajuan Perpanjangan Ijin Kontrak Tahun Jamak (Multiyears) Paket Pembangunan Jembatan DR. IR. Soekarno Manado Provinsi Sulawesi Utara. b. Evaluasi Lintas Sektoral atas Prioritas Pembangunan Program Penanggulangan Kemiskinan pada Provinsi Sulawesi Utara. c. Perumusan Strategic Recommendation untuk Peningkatan Kualitas Perencanaan/ Pelaksanaan APBN pada Pengelolaan Dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan dan PNPM Mandiri Perkotaan di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
61
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
Selain hal di atas, hal-hal lain yang perlu diinformasikan pada Pengelolaan Program Lintas Sektoral antara lain yaitu: 1) RKPJMD
dan
RKPD
Provinsi/Kabupaten/Kota
belum
mencantumkan keterlibatan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam rangka penanggulangan kemiskinan secara detail. 2) Implementasi Program lintas sektoral prioritas Penanggulangan Kemiskinan di daerah belum dikoordinasikan dengan baik. 3) Belum dilakukan koordinasi pengelolaan data base target program di tingkat pelaksana program (SKPD ataupun UPT Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota di daerah) antara data target APBN dengan APBD Provinsi. 4) Dalam pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di tingkat provinsi
dan
kabupaten/kota,
sudah
dibuat
mekanisme
pemantauan dan pelaporan, namun belum diterapkan secara menyeluruh untuk seluruh SKPD pelaksana program di tingkat Provinsi, dan Kabupaten/Kota. 5) Database Penduduk Miskin, sebagai target sasaran program yang digunakan dalam program-program penanggulangan belum di update oleh instansi yang berwenang, yaitu BPS. 6) Masih
terdapat
penerima
program
Penanggulangan
Kemiskinan yang belum memiliki KPS. 7) Masih terdapat pemegang KPS yang belum menerima seluruh program
penanggulangan
kemiskinan
yang
bersifat
perlindungan sosial. 8) Infrastruktur yang telah dibangun melalui program PPIP dan PNPM-Mandiri
Perdesaan
menggunakan
dana
Bantuan
Langsung Mandiri (BLM) yang bersifat hibah. Karena hibah bukan belanja modal, satker pengelola tidak mencatatnya sebagai asset Negara/BMN/BMD (Pemerintah/ Pemerintah Provinsi/ Pemerintah Kabupaten). Jenis-jenis asetprogram PPIP yang sudah dibangun di Provinsi Sulawesi Utara sejak tahun 2009 sampai dengan 2013 tersebar di 12 kabupaten/kota seperti yang tersaji dalam Tabel 20. PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
62
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
Tabel 20 Jenis Aset Program PPIP Tahun 2009 – 2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama/Jenis Aset Jalan Jembatan Jembatan gantung Jembatan kayu Plat duicker, gorong-gorong Talud Drainase Bronjong Jaringan air bersih Bendungan Hidran umum Sumur bor Profil tank Sumur gali MCK Jaringan irigasi Tambatan perahu Bak penangkap, penampung
Satuan Meter Unit Unit Unit Unit Meter Meter Unit Meter Unit Unit Unit Unit Unit Unit Meter Unit Unit
Jumlah Kuantitas 810.262 146 3 8 1.387 33.966 67.745 42 232.316 1 544 4 48 21 238 12.179 34 69
Aset yang sudah terbangun (pekerjaan konstruksi) melalui PNPM-Mandiri Perdesaan sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 tersebar pada sebelas kabupaten dengan nilai sebesar Rp.460.818.109.681,00 sebagaimana diuraikan pada Tabel 21.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
63
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
64
Tabel 21 Nilai Pekerjaan Konstruksi PNPM Mandiri Perdesaan 2009 - 2013 TAHUN NO 1 1
Kabupaten 2 Bolaang Mongondow
TOTAL 2009
2010
2011
2012
2013
3
4
5
6
7
9.689.873.900
13.024.895.229
9.726.874.465
7.140.457.830
6.315.768.025
45.897.869.449
7.175.526.207
7.183.368.069
15.760.947.555
13.383.947.371
14.795.038.180
58.298.827.382
10.983.176.882
16.195.170.541
12.605.372.180
9.931.724.361
15.356.977.343
65.072.421.307
8
2
Minahasa
3
Minahasa Selatan
4
Minahasa Utara
6.977.218.549
9.266.578.134
8.246.374.174
10.018.953.306
6.669.055.193
41.178.179.356
5
Kep. Sangihe
8.925.253.273
16.262.184.764
14.889.017.969
15.544.586;712
4.364.799.400
59.985.842.118
6
Kep. Talaud
-
-
-
-
8.532.575.920
8.532.575.920
4.508.160.525
6.803.965.271
7.913.291.563
6.658.784.527
15.757.611.575
41.641.813.461
7.727.682.508
7.243.389.790
15.171.723.408
14.200.490.300
7.757.221.000
52.100.507.006
5.732.201.942
5.668.026.200
5.923.189.750
7.768.820.275
6.201.076.950
31.293.315.117
1.492.157.900
8.010.052.000
4.964.881.550
7.805.149.422
15.356.977.343
37.629.218.215
5.035.370.175
4.195.771.600
3.446.094.950
3.079.043.100
3.431.260.525
19.187.540.350
68.246.621.861
93.853.401.598
98.647.767.564
95.531.957.204
104.538.361.454
460.818.109.681
7 8 9 10 11
Minahasa Tenggara Kep. Siau Tagulandang Biaro Bolaang Mongodow Utara Bolaang Mongodow Selatan Bolaang Mongodow Timur JUMLAH
Sumber: Laporan Koordinator Provinsi PNPM Mandiri Perdesaan Tahun 2013
Sedangkan aset-aset yang sudah dibangun melalui PNPMMandiri Perkotaan sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 22.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
65
Tabel 22 Jenis Aset PNPM Mandiri Perkotaan Jumlah No
Nama/Jenis Aset Satuan
Kuantitas
Rp.
1
Fasilitas Air Bersih
Unit
5463
2
Fasilitas Drainase
Meter
24343,9
6.920.007.080
3
Fasilitas Jalan
Meter
49366,47
12.856.911.020
4
Fasilitas Jembatan
Meter
153
267.461.100
5
Fasilitas MCK/Sanitasi
Unit
434
3.746.189.000
6
Fasilitas Penerangan Umum
Unit
127
162.810.600
7
Perumahan
Unit
47
986.738.800
8
Saluran Pembuangan Limbah
Meter
250
44.367.000
Fasilitas Lain-lain
Unit/ Meter
994
367.341.500
9
728.494.000
Total
26.80.320.100
9) Lokasi infrastruktur yang telah dibangun berlokasi di desa-desa penerima bantuan dan terintegrasi dengan tata pemerintahan desa. Namun terhadap aset-aset tersebut belum teradministrasi dan
dicatat
dalam
aset
negara/BMN/BMD
(Pemerintah/
Pemerintah Provinsi/ Pemerintah Kabupaten/ Pemerintah Desa) sebagaimana yang tercantum dalam UU RI Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Kekayaan Desa, sehingga menyebabkan aset-aset hasil Program PPIP dan PNPM Mandiri Perdesaan tidak dilakukan pemeliharaan dengan baik oleh pemerintah Desa sebagai penanggung jawab aset setelah pelaksanaan program. 10) Dari sisi manfaat, output PPIP dan PNPM-Mandiri Perdesaan infrastruktur lebih banyak memberikan dampak positif terhadap perputaran perekonomian di desa dibandingkan dengan di Kabupaten/Kota, antara lain terbukanya kesempatan kerja di desa,
memperlancar
distribusi
hasil-hasil
ketersediaan sarana/prasarana umum di desa.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
pertanian,
dan
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
66
11) Masih terdapat saldo Pinjaman dan Tunggakan Pinjaman Program
PNPM
Rp.129.080.392.500,00
Mandiri
masing-masing
sebesar
dan
Rp.61.645.246.979,00
seperti
terlihat pada Tabel 23 berikut : Tabel 23 Jenis Pinjaman PNPM Mandiri beserta Saldo dan Tunggakan No 1 2 3
Jenis Pinjaman Pinjaman KSM-Perkotaan (terdapat pada 7 kabupaten/kota) Pinjaman SPP-Perdesaan (terdapat pada 11 kabupaten/kota) Pinjaman UEP-Perdesaan (terdapat pada 7 kabupaten/kota) Total
Saldo Pinjaman
Tunggakan
14.691.656.375,00
7.647.704.450
112.721.172.465,00
52.398.178.869,00
1.667.563.660,00
1.599.363.660,00
129.080.392.500,00
61.645.246.979,00
Tunggakan Pinjaman KSM-Perkotaan senilai Rp.7.647.704.450,00 seperti terlihat dalam di atas berumur lebih dari enam bulan dengan kolektibilitas macet. Rincian per kabupaten/kota disajikan pada Tabel 24 hingga Tabel 26.
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
67
Tabel 24 Saldo Pinjaman PNPM Mandiri Perkotaan (Pinjaman KSM) Saldo Pinjaman
Kota/Kab
Jumlah Saldo Pinjaman
Kab. Minahasa
1.682.783.100
Kab. Sangihe
Kab.Minut
Kota Manado
Kota Bitung
Kota Tomohon
766.149.000
5.604.867.725
2.518.578.900
1.965.962.600
Kotamobagu
Jumlah
624.109.350
1.529.205.700 14.691.656.375
Persentase
Saldo Pinj Yg mengandung tunggakan < 3 bln/kali angsuran
Saldo Pinj Yg mengandung Tungggakan 3 s/d 6 bln/kali angsuran
Saldo Pinj Yg mengandung tunggakan 6 s/d 9 bln/kali angsuran
Saldo Pinj Yg mengandung tunggakan > 9 bln/kali angsuran
538.767.000
636.007.100
291.707.000
72.194.500
144.107.500
32,02%
37,79%
17,33%
4,29%
8,56%
Saldo Pinjaman Lancar
136.258.100
-
-
-
487.851.250
21,83%
0,00%
0,00%
0,00%
78,17%
480.190.000
98.936.000
29.280.000
-
157.743.000
62,68%
12,91%
3,82%
0,00%
20,59%
1.345.530.800
255.972.375
150.406.800
143.081.000
3.709.876.750
24,01%
4,57%
2,68%
2,55%
66,19%
736.405.000
269.407.000
209.904.500
112.633.500
1.190.228.900
29,24%
10,70%
8,33%
4,47%
47,26%
322.679.250
122.155.500
21.560.000
7.450.000
1.492.117.850
16,41%
6,21%
1,10%
0,38%
75,90%
473.939.500
641.472.000
283.374.000
91.695.000
38.725.200
30,99%
41,95%
18,53%
6,00%
2,53%
4.033.769.650
2.023.949.975
986.232.300
427.054.000
7.220.650.450
27,46%
13,78%
6,71%
2,91%
49,15%
Sumber: Laporan Konsultan Manajemen PNPM Perkotaan Tahun 2014 (unaudited)
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
Laporan Hasil Pengawasan atas Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014
68
Tabel 25 Saldo Pinjaman PNPM Mandiri Perdesaan-Simpan Pinjam Untuk Perempuan (SPP) Per 31 Mei 2014
No
Kabupaten
1
Alokasi Pinjaman
2
3
Pinjaman Jatuh Tempo
Realisasi Pengembalian
Saldo Pinjaman
4
5
6
Pengem balian (%)
Tunggakan Pokok
Tung gakan (%)
7
8
9
1
Bolaang Mongondow
50.338.490.076
44.963.716.292
36.284.115.747
14.054.374.329
80,70
8.679.600.545
17,24
2
Minahasa
77.467.383.631
67.464.048.766
60.857.571.808
16.609.811.823
90,21
6.606.476.958
8,53
3
Sangihe
57.048.230.000
48.994.329.581
42.917.291.997
14.130.938.003
87,60
6.077.037.584
10,65
4
Talaud
46.953.141.209
41.400.699.536
32.731.457.404
14.221.683.805
79,06
8.669.242.132
18,46
5
Minahasa Selatan
35.726.052.877
28.165.607.337
22.890.655.505
12.835.397.372
81,27
5.274.951.832
14,77
6
Minahasa Utara
38.194.312.262
34.751.647.707
28.500.615.446
9.693.696.816
82,01
6.251.032.261
16,37
7
Bolaang Mongondow Utara
21.997.835.700
19.071.839.863
16.646.152.529
5.351.683.171
87,28
2.425.687.334
11,03
8
Sitaro
39.043.340.150
33.600.638.700
29.845.462.663
9.197.877.487
88,82
3.755.176.037
9,62
55.689.306.088
47.154.178.985
44.680.013.067
11.009.293.021
94,75
2.474.165.918
4,44
14.939.094.987
12.417.811.615
11.144.204.957
3.794.890.030
89,74
1.273.606.658
8,53
8.545.251.848
7.634.926.850
6.723.725.240
1.821.526.608
88,07
911.201.610
10,66
445.942.438.828
385.619.445.232
333.221.266.363
112.721.172.465
86,41
52.398.178.869
11,75
Minahasa Tenggara Bolaang 10 Mongondow Selatan Bolaang 11 Mongondow Timur Provinsi Sulawesi Utara 9
Sumber: Laporan Koordinator Provinsi Per 31 Mei 2014 (unaudited)
Tabel 26 Saldo Pinjaman PNPM Mandiri Perdesaan-Pinjaman Usaha Ekonomi Produktif (UEP) Per 30Juni 2014
No
Kabupaten
Alokasi Pinjaman
Target Pengembalian
Realisasi Pengembalian
Saldo Pinjaman
Pengem balian (%)
Tunggakan Pengembalian
Tungga kan (%)
1
2
3
4
5
6 = (3 - 5)
7= (5/4)
8 = (4 - 5)
9=(8/4)
1
Minahasa
2
Kepl. Sangihe
3
423.906.000
423.906.000
227.151.606
196.754.394
53,59
196.754.394
46,41
1.345.540.009
1.345.540.009
989.624.268
355.915.741
73,55
355.915.741
26,45
Minahasa Selatan
183.695.110
183.695.110
106.045.164
77.649.946
57,73
77.649.946
42,27
4
Minahasa Utara
251.516.111
251.516.111
166.721.233
84.794.878
66,29
84.794.878
33,71
5
Bolaang Mongondow Utara
702.608.000
702.608.000
369.565.883
333.042.117
52,60
333.042.117
47,40
6
Kepl. SITARO
2.441.877.500
2.433.877.500
1.973.605.916
468.271.584
81,09
460.271.584
18,91
7
Minahasa Tenggara
1.135.336.000
1.075.136.000
984.201.000
151.135.000
91,54
90.935.000
8,46
6.484.478.730
6.416.278.730
4.816.915.070
1.667.563.660
75,07
1.599.363.660
24,93
Provinsi Sulawesi Utara
Sumber: Laporan Koordinator Provinsi Semester 1 Tahun 2014
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DEPUTI PENGAWASAN BIDANG PENYELENGGARAAN KEUANGAN DAERAH
Jalan Pramuka Nomor 33 Jakarta Timur - 13120 Telepon (021) 8584867, Faximile (021) 85906404 Nomor Lampiran Hal
: : :
SPM/K.D4/PW18/2015 Satu Laporan Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014
Januari 2015
Yth. Gubernur Sulawesi Utara di Manado
Bersama ini terlampir kami sampaikan Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Dareah pada Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014, meliputi kegiatan yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara sebagai implementasi atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara, yang telah dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara pada Provinsi Sulawesi Utara. Selama Tahun 2014, Perwakilan BPKP Sulawesi Utara melakukan kegiatan pengawasan dalam bentuk audit, evaluasi, reviu, investigasi, bimbingan teknis, dan asistensi kepada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Hasil pengawasan dan pembinaan tersebut diharapkan dapat memberikan informasi yang berharga kepada Gubernur dan para stakeholder serta memberikan keyakinan yang memadai atas kualitas akuntabilitas keuangan negara dan penyelenggaraan SPIP pada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. BPKP selaku auditor pemerintah telah dan akan terus berkomitmen untuk mendukung tugas-tugas pemerintahan melalui pemberian jasa assurance dan consulting kepada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah yang berorientasi pada peningkatan akuntabilitas keuangan negara/daerah, mendukung pencapaian prioritas pembangunan nasional yang pro-job, pro-poor, dan pro-growth dengan menekankan pada pencapaian efektivitas, efisiensi, dan kehematan serta penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan (debottlenecking) menuju Wilayah Tertib Administrasi dan Wilayah Bebas Korupsi di Provinsi Sulawesi Utara, dengan hasil sebagai berikut: 1. Hasil Pengawasan dari Perspektif Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Akuntabilitas pelaporan keuangan negara di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2014 menunjukkan arah perbaikan yang signifikan, ditandai dengan peningkatan opini BPK RI atas LKPD tahun 2013 apabila dibandingkan dengan opini BPK RI atas LKPD tahun 2012, yaitu sebesar 150%. Pada tahun 2012 pemda yang meraih opini WTP sebanyak 2 pemda, dan pada tahun 2013 sebanyak 5 pemda.
Belum diperolehnya opini WTP dari BPK RI untuk pemda yang belum meraih WTP, disebabkan antara lain adanya kelemahan sistem pengendalian intern, belum tertatanya barang milik daerah dengan tertib, tidak sesuainya pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dengan ketentuan yang berlaku, penyajian laporan keuangan yang belum sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), kelemahan dalam sistem penyusunan laporan keuangan, serta kurang memadainya kompetensi SDM pengelola keuangan pada Pemda. Selain kegiatan pendampingan dalam rangka peningkatan opini LKPD, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara juga melakukan audit keuangan bersifat dukungan atas proyek/kegiatan yang didanai dengan Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN). Berdasarkan hasil audit atas PHLN sampai dengan Tahun 2014, pada umumnya dengan opini menyajikan secara wajar semua hal yang material mengenai penerimaan dan pengeluaran selama tahun berjalan. Kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan juga dapat dilihat dari Laporan Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Hasil evaluasi Kemenpan & RB, BPKP dan Inspektorat Provinsi Sulawesi Utara atas LAKIP tahun 2013, tidak terdapat pemda yang memperoleh peringkat “Baik”. Terhadap laporan keuangan BUMD tahun buku 2013 dan 2012 di Provinsi Sulawesi Utara, hanya satu BUMD yang diberikan opini oleh eksternal auditor, yaitu PT Bank Sulut, dengan opini WTP. Untuk laporan keuangan tahun 2011 dan 2012, terdapat 1 BUMD yang memperoleh opini WTP, 3 BUMD yang memperoleh opini WDP, dan 1 BUMD yang memperoleh opini Disclaimer. Dari hasil kompilasi dan analisis terhadap LKPD seluruh Pemda di wilayah Provinsi Sulawesi Utara tahun anggaran 2012 dan 2013 diketahui bahwa rasio pertumbuhan dan rasio keuangan selama dua tahun terakhir, menunjukkan hal sebagai berikut: Total aset mengalami kenaikan sebesar 18,68% dan terjadi penurunan total kewajiban sebesar 36,27%. SILPA tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar Rp271.514 juta atau 27,95%. Kenaikan SILPA terbesar terdapat pada Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara. Hal ini terjadi umumnya disebabkan, kegiatan pengadaan barang dan jasa yang tidak terselesaikan dan realisasi PAD yang melebihi rencana. PAD mengalami kenaikan sebesar 24,96%. PAD dibandingkan dengan Jumlah Pendapatan diperoleh rasio sebesar 12,22%; Pendapatan Transfer dibandingkan dengan Jumlah Pendapatan diperoleh rasio sebesar 87,85%. Hal ini menunjukkan bahwa dana pembiayaan pembangunan di wilayah Sulawesi Utara masih tergantung dari Pendapatan Transfer.
2
2. Hasil Pengawasan dari Perspektif Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara dan Pengelolaan Aset Pengawasan atas belanja negara (K/L) yang dilaksanakan pada Tahun 2014 diantaranya berupa kegiatan audit operasional/keuangan, monitoring dan evaluasi. Sedangkan dalam rangka menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara telah melakukan monitoring atas rencana aksi prioritas pembangunan nasional pada 121 satuan kerja K/L pada Kementerian Kesehatan, Pertanian, Agama Pendidikan dan Kebudayaan. Dari hasil monitoring atas rencana aksi prioritas pembangunan nasional tersebut, dijumpai empat belas satuan kerja dengan permasalahan yang memerlukan perhatian khusus, yang terdapat dalam Program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang tersebar di Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow, dan Kota Kotamobagu serta Program Kementerian Kesehatan yang berada di Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kota Kotamobagu. 3. Hasil Pengawasan dari Perspektif Akuntabilitas Pewujudan Iklim bagi Kepemerintahan yang Baik dan Bersih Pengawasan oleh BPKP terhadap akuntabilitas pewujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih dilaksanakan melalui: (i) strategi preventif; (ii) strategi represif; dan (iii) solusi kesisteman. Strategi preventif berupa penerapan Fraud Control Plan (FCP) sebagai sistem cegah dini dan perbaikan tatakelola, sedangkan strategi represif dilakukan dalam rangka penyelamatan keuangan negara melalui pengungkapan kasus dugaan Tindak Pidana Korupsi. Adapun solusi kesisteman dilakukan melalui kegiatan pengawasan peningkatan tatakelola BUMD dan peningkatan kapasitas APIP. Secara umum akuntabilitas pewujudan iklim bagi Kepemerintahan yang baik dan bersih di wilayah Provinsi Sulawesi Utara tercermin dengan telah ditandatanganinya dokumen Pakta Integritas dalam rangka pencanangan zona integritas yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan pemerintah kabupaten / kota seluruh Sulawesi Utara, namun dalam rangka penanganan tindak lanjut pengaduan masyarakat diperlukan adanya audit investigatif yang diprakarsai oleh pemerintah daerah baik yang dilaksanakan APIP pemerintah daerah yang bersangkutan atau dengan meminta bantuan BPKP, sebagai tindak lanjut atas pengaduan masyarakat. 4. Hasil Pengawasan dari Perspektif Akuntabilitas Pengawasan atas Pelaksanaan Program Lintas Sektoral Berdasarkan hasil audit, nilai total saldo Pinjaman Program PNPM Mandiri adalah sebesar Rp. 129.080.392.500,00 dengan total tunggakan sebesar Rp.61.645.246.979,00, termasuk
di
dalamnya
tunggakan
Rp.7.647.704.450,00.
3
dengan
kolektibilitas
macet
senilai
Terdapat aset pekerjaan konstruksi PNPM Mandiri Perdesaan yang tersebar pada sebelas kabupaten senilai Rp.460.818.109.681,00 yang belum diadministrasikan secara memadai sebagai aset desa. Kondisi tersebut perlu penanganan khusus mengingat telah terbitnya UU No. 06 Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014. Dari hasil audit kinerja pada sembilan PDAM di Provinsi Sulawesi Utara diperoleh informasi bahwa cakupan rata-rata Millenium Development Goals (MDGs) Layanan Air Bersih sampai tahun 2013 adalah 36,11%. Capaian tersebut masih
dibawah target
RPJMN 2013 yang mensyaratkan MDGs sampai tahun 2015 sebesar 68,83%. Laporan Hasil Pengawasan selengkapnya kami sampaikan sebagaimana terlampir. Atas perhatian dan perkenan Bapak, kami mengucapkan terima kasih. a.n. Kepala BPKP, Deputi Kepala BPKP
Dadang Kurnia NIP 19610930 198203 1 001 Tembusan: 1. Kepala BPKP 2. Inspektur Provinsi Sulawesi Utara 3. Kepala Pusat Informasi Pengawasan BPKP
4
Lampiran I MATRIKS PELAKSANAAN KEGIATAN FISIK PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN (PPIP) Provinsi Sulawesi Utara TAHUN ANGGARAN DAN USULAN KEGIATAN TA. 2009 1 Jalan (m) 2 Jembatan (unit) 3 Jembatan Gantung 4 Jembatan Kayu 5 Plat Duicker, Gorong-gorong (unit) 6 Talud (m) 7 Drainase (m) 8 Bronjong 9 Jaringan Air Bersih (m) 10 Bendungan 11 Hidran Umum (unit) 12 Sumur bor (pompa mesin) 13 Profil tank 14 Sumur Gali 15 MCK (unit) 16 Jaringan Irigasi (m) 17 Tambatan Perahu (m) 18 Bak Penangkap, Penampung (unit) TA. 2010 1 Jalan (m) 2 Jembatan (unit) 3 Jembatan Gantung 4 Jembatan Kayu 5 Plat Duicker, Gorong-gorong (unit) 6 Talud (m) 7 Drainase (m) 8 Bronjong 9 Jaringan Air Bersih (m) 10 Bendungan 11 Hidran Umum (unit) 12 Sumur bor (pompa mesin) 13 Profil tank 14 Sumur Gali 15 MCK (unit) 16 Jaringan Irigasi (m) 17 Tambatan Perahu (m) 18 Bak Penangkap, Penampung (unit) TA. 2011 1 Jalan 2 Jembatan 3 Jembatan Gantung 4 Jembatan Kayu 5 Plat Duicker, Gorong-gorong 6 Talud 7 Drainase 8 Bronjong 9 Jaringan Air Bersih 10 Bendungan 11 Hidran Umum 12 Sumur bor (pompa mesin) 13 Profil tank 14 Sumur Gali 15 MCK 16 Jaringan Irigasi 17 Tambatan Perahu 18 Bak Penangkap, Penampung TA. 2012 1 Jalan 2 Jembatan 3 Jembatan Gantung 4 Jembatan Kayu 5 Plat Duicker, Gorong-gorong 6 Talud 7 Drainase 8 Bronjong
Bolmong
Bolsel
Bolmut
Boltim
Kotamobagu
Minahasa
Minsel Unit/m/m2 2,940,000,000 11,120 -
Minut
Mitra
Talaud
Sangihe
Sitaro
Jumlah
3,396,001,117 11,006 3
-
5,401 3 -
6,336,001,117 27,527 6 -
32 330 3,219
-
7 1,913 900
2 100 -
41 2,343 4,119
-
-
-
13,645
13,645
-
-
24
40
64
1,225,063,436 6,165 1
-
2 2,940,060,800 30,200 -
4 2 11,025,124,236 58,497 1 1
3,500 -
735,000,000 1,300 -
1,715,000,000 3,900 1
490,000,000 1,000 -
4 3,920,000,000 12,432 -
1 2,300
-
-
600
-
400 -
9 -
10 400 2,900
-
15,000
3,000
-
-
7,300
4,062
29,362
-
-
-
-
-
-
20
20
33,680 17 1
-
5,700 3,789,800,000 9,250 5 -
10 -
11,200 -
2,500 1,960,000,000 2,100 -
900 -
2,813,000,000 12,418 15 -
17 2,205,000,000 11,730 -
27 8,200 10,767,800,000 81,278 37 1
70 -
15 60 575
-
7 1,059 2,350
2 -
2 545 -
9 50 -
105 1,714 2,925
-
11,400
13,300
5,200
-
-
3,000
32,900
-
60
-
-
-
-
-
60
4 500 397,380,000 77,473 13 -
7 -
650 -
31,148 7 61 1,192 4,105 -
51,041 2 107 140 1,396 -
37 490,000,000 27,106 7 49 1,113 3,898 -
245,000,000 9,539 6 28 850 550 -
1,470,001,420 6,185 2 2 248 524 42
2,878,348,869 30,342 16 72 347 -
48 1,150 8,397,635,326 248,386 30 1 7 446 6,773.8 20,873 42
170 3,158.8 9,264 -
1,446,800,486 9,542 1 4 789
1,470,104,551 6,010 9 -
MATRIKS PELAKSANAAN KEGIATAN FISIK PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN (PPIP) Provinsi Sulawesi Utara TAHUN ANGGARAN DAN USULAN KEGIATAN 9 Jaringan Air Bersih 10 Bendungan 11 Hidran Umum 12 Sumur bor (pompa mesin) 13 Profil tank 14 Sumur Gali 15 MCK 16 Jaringan Irigasi 17 Tambatan Perahu 18 Bak Penangkap, Penampung TA. 2013 1 Jalan 2 Jembatan 3 Jembatan Gantung 4 Jembatan Kayu 5 Plat Duicker, Gorong-gorong 6 Talud 7 Drainase 8 Bronjong 9 Jaringan Air Bersih 10 Bendungan 11 Hidran Umum 12 Sumur bor (pompa mesin) 13 Profil tank 14 Sumur gali 15 MCK 16 Jaringan Irigasi 17 Tambatan Perahu 18 Bak Penangkap, Penampung
Bolmong
Bolsel
Bolmut
Boltim
Kotamobagu
Minahasa
Minut
Mitra
Talaud
Sangihe
Sitaro
Jumlah
1,850
-
57,626
1
-
-
162
23,467,429,812 60,802 20
2 20,488,781,761 64,498 3
8 19,086,938,976 50,975 5
1 17,335,531,326
133 4,558 9,114 26,649 1 26 8 2,629 -
124 3,270 9,363 8,254 5 1 8 7
60 11,186 6,808 28,566 55 1 48 19 30 2
7,257
30,979
11,500
4,000
-
-
34
-
117
10
-
-
2 37 2 7 85,835 10
36 1 16,338 3
14 11 15,306,282 43,723 2
32 13 16,145 2
12 200 2,695,270,561 7,735 -
1 209 4,337 3 -
31 1,181 2,832 16,738 75 9
102 1,233 718 11,030 55 1 14
20 45 1,962 -
17 835 344 -
Nilai Total
Minsel Unit/m/m2 2,040
4,800,038,825 9,709 3
5,971,097,154 19,534 16
7,400,780,581 19,280 8
2 139 200 4 33 101,261,175,278 394,574 72
14 317 1
35 570 2,646 1 -
40 427 563 4,900 22 1 1
1 785 22,735 36,928 98,783 1 238 4 48 19 20 2,629 30 34
137,787,735,957