No. 13/02/71/Th. IX, 5 Februari 2015
INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI UTARA TAHUN 2014 INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI UTARA TAHUN 2014 SEBESAR 70,79 PADA SKALA 0 – 100
1.
Indeks Kebahagiaan Sulawesi Utara tahun 2014 sebesar 70,79 pada skala 0 - 100. Indeks kebahagiaan merupakan rata-rata dari angka indeks yang dimiliki oleh setiap individu di Sulawesi Utara pada tahun 2014. Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan tingkat kehidupan yang semakin bahagia, demikian pula sebaliknya, semakin rendah nilai indeks maka penduduk semakin tidak bahagia.
Indeks Kebahagiaan merupakan indeks komposit yang disusun oleh tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan yang esensial. Kesepuluh aspek tersebut secara substansi dan bersama-sama merefleksikan tingkat kebahagiaan yang meliputi kepuasan terhadap: 1) kesehatan, 2) pendidikan, 3) pekerjaan, 4) pendapatan rumah tangga, 5) keharmonisan keluarga, 6) ketersediaan waktu luang, 7) hubungan sosial, 8) kondisi rumah dan aset, 9) keadaan lingkungan, dan 10) kondisi keamanan.
Pendahuluan
Keterbatasan indikator ekonomi dalam merepresentasikan tingkat kesejahteraan masyarakat telah meningkatkan perhatian dunia terhadap aspek sosial dalam pembangunan. Kemajuan pembangunan yang selama ini lebih banyak dilihat dari indikator ekonomi, seperti: pertumbuhan ekonomi dan penurunan kemiskinan dinilai belum cukup untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan yang sesungguhnya. Indikator ekonomi tersebut pada umumnya diukur secara obyektif dengan pendekatan berbasis uang (monetary-based indicators). Tingkat kesejahteraan masyarakat sebenarnya dapat diukur dengan dua cara, yaitu 1) menggunakan standar yang sama (indikator obyektif) dan 2) menggunakan standar yang tidak sama (indikator subyektif). Salah satu indikator kesejahteraan yang mengukur capaian berdasarkan standar yang tidak sama untuk masing-masing individu adalah indeks kebahagiaan. Pengukuran indeks kebahagiaan dikenal sebagai pengukuran yang bersifat ‘beyond GDP’. Kebahagiaan merupakan suatu hal yang dirasakan dan dipersepsikan secara berbeda oleh setiap orang, karena itu pengukuran kebahagiaan merupakan hal yang subyektif. Dalam hal ini, kebahagiaan menggambarkan indikator kesejahteraan subyektif yang digunakan untuk melengkapi indikator obyektif. Berbagai penelitian tentang indeks kebahagiaan mengaitkan kebahagiaan sebagai bagian dari kesejahteraan subyektif dengan komponen kepuasan hidup dan emosi positif. Dalam konteks pemanfaatan indeks kebahagiaan sebagai salah satu bahan pengambilan kebijakan publik, maka komponen kebahagiaan yang digunakan adalah kepuasan hidup. Pengembangan indikator untuk mengukur tingkat kebahagiaan penduduk Indonesia telah dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. Indeks Kebahagiaan Indonesia dirilis pertama kali pada tahun 2013 berdasarkan hasil studi dengan representasi estimasi tingkat nasional. Pada tahun 2014, BPS kembali melaksanakan pengukuran tingkat kebahagiaan penduduk Indonesia melalui Survei Pengukuran
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Utara No. 13/02/71/Th. IX, 2 Februari 2015
1
Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014 dengan cakupan sampel yang dapat digunakan untuk estimasi tingkat nasional maupun provinsi. Responden SPTK 2014 adalah kepala rumah tangga atau pasangannya. Untuk Provinsi Sulawesi Utara, jumlah sampel sebesar 1.690 rumah tangga yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Menurut wilayah, komposisi responden di perdesaan lebih besar dibanding perkotaan, masing-masing 60,89 persen dan 39,11 persen. Sebanyak 58,70 persen responden adalah kepala rumah tangga, sedangkan lainnya adalah pasangan kepala rumah tangga (istri/suami). Berdasarkan jenis kelamin, responden perempuan lebih banyak dibanding responden laki-laki, yaitu masing-masing 53,61 persen dan 46,39 persen. Selain itu, sebagian besar responden berpendidikan tamat SMA/MA (28,76%) dan hanya sekitar 8,64 persen responden yang tamat perguruan tinggi (D I ke atas). SPTK 2014 dilaksanakan untuk menghasilkan indikator kebahagiaan penduduk Indonesia dengan pendekatan kepuasan hidup. Indeks kebahagiaan merupakan indeks komposit yang disusun oleh tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan yang esensial. Kesepuluh aspek kehidupan tersebut secara substansi dan bersama-sama merefleksikan tingkat kebahagiaan meliputi kepuasan terhadap: 1) kesehatan, 2) pendidikan, 3) pekerjaan, 4) pendapatan rumah tangga, 5) keharmonisan keluarga, 6) ketersediaan waktu luang, 7) hubungan sosial, 8) kondisi rumah dan aset, 9) keadaan lingkungan, dan 10) kondisi keamanan. Penilaian terhadap tingkat kepuasan hidup didasarkan pada evaluasi terhadap kondisi obyektif (faktual) yang dialami oleh responden.
2.
Indeks Kebahagiaan Sulawesi Utara Tahun 2014
Indeks kebahagiaan Sulawesi Utara tahun 2014 sebesar 70,79 pada skala 0 – 100. Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan tingkat kehidupan yang semakin bahagia, demikian pula sebaliknya, semakin rendah nilai indeks maka penduduk semakin tidak bahagia. Indeks kebahagiaan merupakan indeks komposit yang disusun oleh tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan yang esensial. Setiap aspek kehidupan memiliki besaran kontribusi yang berbeda-beda terhadap indeks kebahagiaan. Hal ini terjadi karena perbedaan penilaian mengenai derajat pentingnya setiap aspek kehidupan terhadap tingkat kebahagiaan secara keseluruhan. Semakin besar kontribusi suatu aspek kehidupan, menunjukkan semakin penting aspek tersebut bagi indeks kebahagiaan. Tiga aspek kehidupan yang memiliki kontribusi paling tinggi adalah pendidikan (14,29%), pendapatan rumah tangga (14,17%), serta kondisi rumah dan aset (12,33%). Tingkat kepuasan penduduk Sulawesi Utara terhadap keharmonisan keluarga adalah paling tinggi (80,28). Sementara itu, tingkat kepuasan yang paling rendah terjadi pada aspek pendidikan (63,33). Secara lengkap, tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan disajikan pada Gambar 1. Gambar 1. Tingkat Kepuasan Hidup Terhadap 10 Aspek Kehidupan, 2014 Kesehatan 100.00 70.74 Kondisi Kamanan 76.93 80.00 60.00
Pendidikan 63.33
40.00
Keadaan Lingkungan 76.11
70.71Pekerjaan
20.00 0.00
66.20 Pendapatan Rumah Tangga
Kondisi Rumah dan Aset 68.12
76.07 Hubungan Sosial
72.51
80.28 Keharmonisan Keluarga
Ketersediaan Waktu Luang
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Utara No. 13/02/71/Th. IX, 2 Februari 2015
2
3.
Indeks Kebahagiaan Menurut Karakteristik Demografi dan Ekonomi
Beberapa temuan menarik yang dihasilkan dari indeks kebahagiaan Sulawesi Utara berdasarkan karakteristik demografi dan ekonomi, yaitu: a. Indeks kebahagiaan penduduk di perkotaan relatif lebih tinggi dibandingkan di perdesaan (73,34 banding 68,68). b. Penduduk berstatus menikah memiliki indeks kebahagiaan tertinggi, yakni sebesar 71,30. Sementara mereka yang berstatus belum menikah memiliki indeks kebahagiaan terendah, yaitu sebesar 65,58. c. Penduduk umur 25 - 40 tahun memiliki indeks kebahagiaan tertinggi (71,80), sementara penduduk umur di bawah 25 tahun mempunyai indeks kebahagiaan paling rendah (69,48). d. Indeks kebahagiaan rumah tangga yang memiliki lebih dari satu anggota rumah tangga (di atas 70,00) lebih tinggi daripada yang hidup menyendiri (68,48). e. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula indeks kebahagiaan. Penduduk yang tidak/belum pernah sekolah mempunyai indeks kebahagiaan paling rendah (61,62), sementara indeks kebahagiaan tertinggi pada penduduk dengan tingkat pendidikan S2 atau S3 (79,38). f.
Semakin tinggi rata-rata pendapatan rumah tangga, semakin tinggi pula indeks kebahagiaannya. Pada tingkat pendapatan lebih dari 7,2 juta rupiah per bulan, indeks kebahagiaannya mencapai 78,06, sementara pada tingkat pendapatan 1,8 juta rupiah ke bawah maka indeks kebahagiannya hanya 67,13. Tabel 1. Indeks Kebahagiaan Menurut Karakteristik Demografi dan Ekonomi, 2014 Karakteristik Demografi dan Ekonomi Klasifikasi Wilayah: Perkotaan Perdesaan Jenis Kelamin: Laki-Laki Perempuan Status Perkawinan: Belum Menikah Menikah Cerai Hidup Cerai Mati Kelompok Umur: 17 – 24 Tahun 25 – 40 Tahun 41 – 64 Tahun 65 Tahun Ke Atas Kedudukan Dalam Rumah Tangga: Kepala Rumah Tangga Pasangan Kepala Rumah Tangga Banyaknya Anggota Rumah Tangga: 1 Orang 2 Orang 3 Orang 4 Orang 5 Orang 6 Orang 7 Orang Atau Lebih
2014 73,34 68,68 69,82 71,49 65,58 71,30 67,88 69,12 69,48 71,80 70,56 69,71 69,83 71,95 68,48 71,18 70,66 71,49 70,03 70,00 72,02
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Utara No. 13/02/71/Th. IX, 2 Februari 2015
3
Karakteristik Demografi dan Ekonomi
2014
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan: Tidak/Belum Pernah Sekolah Tidak Tamat SD/MI/SDLB/Paket A SD/MI/SDLB/Paket A SMP/MTs/SMPLB/Paket B SMA/SMK/MA/SMALB/Paket C Diploma I/II/III Diploma IV/S1 S2 Atau S3 Pendapatan Rumah Tangga: Hingga Rp 1.800.000 Rp 1.800.001 - Rp 3.000.000 Rp 3.000.001 - Rp 4.800.000 Rp 4.800.001 - Rp 7.200.000 Lebih Dari Rp. 7.200.000 Sulawesi Utara
4.
61,62 65,91 68,20 71,32 72,40 78,28 78,61 79,38 67,13 70,48 73,62 77,28 78,06 70,79
Perbandingan Secara Nasional dan di Wilayah Pulau Sulawesi
Secara Nasional indeks kebahagiaan Sulawesi Utara berada pada urutan ke-5 tertinggi setelah Kepulauan Riau (72,42), Maluku (72,12), Kalimantan Timur (71,45) dan Jambi (71,10). Nilai indeks kebahagiaan Sulawesi Utara berada di atas Indonesia yang sebesar 68,28. Sementara itu jika dilihat dari seluruh nilai indeks kebahagiaan yang ada di wilayah Pulau Sulawesi, indeks kebahagiaan Sulawesi Utara berada di posisi tertinggi. Secara berurut indeks kebahagiaan di wilayah Pulau Sulawesi ditampilkan dalam Gambar 2. Gambar 2. Indeks Kebahagiaan Wilayah Pulau Sulawesi, 2014 Sulut
70.79
Sulsel
69.80
Gorontalo
69.28
Sultra Indonesia
68.66 68.28
Sulteng
67.92
Sulbar
67.86
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Utara No. 13/02/71/Th. IX, 2 Februari 2015
4
BPS PROVINSI SULAWESI UTARA
Informasi lebih lanjut hubungi: Dadang Hardiwan, S.Si, M.Si Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Sulawesi Utara Telepon: 0431-847044 Fax.: 0431-862204 E-mail:
[email protected] Homepage : http://sulut.bps.go.id
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Utara No. 13/02/71/Th. IX, 2 Februari 2015
5