No. 13/02/XVII/I, 05 Februari 2015
Indeks Kebahagiaan Bengkulu Tahun 2014 INDEKS KEBAHAGIAAN BENGKULU TAHUN 2014 SEBESAR 67,43 PADA SKALA 0 – 100
1.
Indeks Kebahagiaan Bengkulu tahun 2014 sebesar 67,43 pada skala 0 - 100. Indeks kebahagiaan merupakan rata-rata dari angka indeks yang dimiliki oleh setiap individu di Bengkulu pada tahun 2014. Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan tingkat kehidupan yang semakin bahagia, demikian pula sebaliknya, semakin rendah nilai indeks maka penduduk semakin tidak bahagia.
Indeks Kebahagiaan merupakan indeks komposit yang disusun oleh tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan yang esensial. Kesepuluh aspek tersebut secara substansi dan bersama-sama merefleksikan tingkat kebahagiaan yang meliputi kepuasan terhadap: 1) kesehatan, 2) pendidikan, 3) pekerjaan, 4) pendapatan rumah tangga, 5) keharmonisan keluarga, 6) ketersediaan waktu luang, 7) hubungan sosial, 8) kondisi rumah dan aset, 9) keadaan lingkungan, dan 10) kondisi keamanan. Pendahuluan
Keterbatasan indikator ekonomi dalam merepresentasikan tingkat kesejahteraan masyarakat telah meningkatkan perhatian dunia terhadap aspek sosial dalam pembangunan. Kemajuan pembangunan yang selama ini lebih banyak dilihat dari indikator ekonomi, seperti: pertumbuhan ekonomi dan penurunan kemiskinan dinilai belum cukup untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan yang sesungguhnya. Indikator ekonomi tersebut pada umumnya diukur secara obyektif dengan pendekatan berbasis uang (monetary-based indicators). Tingkat kesejahteraan masyarakat sebenarnya dapat diukur dengan dua cara, yaitu 1) menggunakan standar yang sama (indikator obyektif) dan 2) menggunakan standar yang tidak sama (indikator subyektif). Salah satu indikator kesejahteraan yang mengukur capaian berdasarkan standar yang tidak sama untuk masing-masing individu adalah indeks kebahagiaan. Pengukuran indeks kebahagiaan dikenal sebagai pengukuran yang bersifat ‘beyond GDP’. Kebahagiaan merupakan suatu hal yang dirasakan dan dipersepsikan secara berbeda oleh setiap orang, karena itu pengukuran kebahagiaan merupakan hal yang subyektif. Dalam hal ini, kebahagiaan menggambarkan indikator kesejahteraan subyektif yang digunakan untuk melengkapi indikator obyektif. Berbagai penelitian tentang indeks kebahagiaan mengaitkan kebahagiaan sebagai bagian dari kesejahteraan subyektif dengan komponen kepuasan hidup dan emosi positif. Dalam konteks pemanfaatan indeks kebahagiaan sebagai salah satu bahan pengambilan kebijakan publik, maka komponen kebahagiaan yang digunakan adalah kepuasan hidup. Pengembangan indikator untuk mengukur tingkat kebahagiaan penduduk Indonesia telah dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. Indeks Kebahagiaan Indonesia dirilis pertama kali pada tahun 2013 berdasarkan hasil studi dengan representasi estimasi tingkat nasional. Pada tahun 2014, BPS kembali melaksanakan pengukuran tingkat kebahagiaan penduduk Indonesia melalui Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014 dengan cakupan sampel yang dapat digunakan untuk estimasi tingkat nasional maupun provinsi.
Berita Resmi Statistik No.13/02/XVII/I, 05 Februari 2015
1
Responden SPTK 2014 adalah kepala rumah tangga atau pasangannya. Untuk provinsi Bengkulu, jumlah sampel sebesar 1.178 rumah tangga yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Menurut wilayah, komposisi responden di perdesaan lebih besar dibanding perkotaan, masing-masing 72,16 persen dan 27,84 persen. Sebanyak 65,28 persen responden adalah kepala rumah tangga, sedangkan lainnya adalah pasangan kepala rumah tangga (istri/suami). Berdasarkan jenis kelamin, responden laki-laki lebih banyak dibanding responden perempuan, yaitu masing-masing 54,24 persen dan 45,76 persen. Selain itu, sebagian besar responden berpendidikan tamat SD/MI ke bawah (48,72 %) dan hanya sekitar 9,77 persen responden yang tamat Diploma I - perguruan tinggi. SPTK 2014 dilaksanakan untuk menghasilkan indikator kebahagiaan penduduk Indonesia dengan pendekatan kepuasan hidup. Indeks kebahagiaan merupakan indeks komposit yang disusun oleh tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan yang esensial. Kesepuluh aspek kehidupan tersebut secara substansi dan bersama-sama merefleksikan tingkat kebahagiaan meliputi kepuasan terhadap: 1) kesehatan, 2) pendidikan, 3) pekerjaan, 4) pendapatan rumah tangga, 5) keharmonisan keluarga, 6) ketersediaan waktu luang, 7) hubungan sosial, 8) kondisi rumah dan aset, 9) keadaan lingkungan, dan 10) kondisi keamanan. Penilaian terhadap tingkat kepuasan hidup didasarkan pada evaluasi terhadap kondisi obyektif (faktual) yang dialami oleh responden. 2.
Indeks Kebahagiaan Bengkulu Tahun 2014
Indeks kebahagiaan Bengkulu tahun 2014 sebesar 67,43 pada skala 0 – 100. Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan tingkat kehidupan yang semakin bahagia, demikian pula sebaliknya, semakin rendah nilai indeks maka penduduk semakin tidak bahagia. Indeks kebahagiaan merupakan indeks komposit yang disusun oleh tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan yang esensial. Setiap aspek kehidupan memiliki besaran kontribusi yang berbeda-beda terhadap indeks kebahagiaan. Hal ini terjadi karena perbedaan penilaian mengenai derajat pentingnya setiap aspek kehidupan terhadap tingkat kebahagiaan secara keseluruhan. Semakin besar kontribusi suatu aspek kehidupan, menunjukkan semakin penting aspek tersebut bagi indeks kebahagiaan. Tiga aspek kehidupan yang memiliki kontribusi paling tinggi adalah pendapatan rumah tangga (13,06%), kondisi rumah dan aset (12,49%), serta pendidikan (12,20%). Tingkat kepuasan penduduk Bengkulu terhadap keharmonisan keluarga adalah paling tinggi (80,64). Sementara itu, tingkat kepuasan yang paling rendah terjadi pada aspek pendidikan (56,36). Secara lengkap, tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan disajikan pada Gambar 1.
Pekerjaan 100.00 Pendapatan rumah Kondisi keamanan 80.00 63.20 tangga 78.01 58.18 60.00 Kondisi rumah dan 40.00 Keadaan lingkungan 60.43 aset 75.15 20.00 0.00 Ketersediaan waktu 71.17 56.36 Pendidikan luang Hubungan sosial 75.31
67.74 Kesehatan
80.64 Keharmonisan keluarga Gambar 1. Tingkat Kepuasan Hidup Terhadap 10 Aspek Kehidupan, 2014 Berita Resmi Statistik No.13/02/XVII/I, 05 Februari 2015
2
3.
Indeks Kebahagiaan Menurut Karakteristik Demografi dan Ekonomi
Beberapa temuan menarik yang dihasilkan dari indeks kebahagiaan Bengkulu berdasarkan karakteristik demografi dan ekonomi, yaitu: a. Indeks kebahagaian penduduk di perkotaan relatif lebih tinggi dibandingkan di perdesaan (71,53 banding 65,61). b. Penduduk berstatus belum menikah dan menikah indeks kebahagiaannya, masing-masing 69,09 dan 67,82. Mereka yang berstatus cerai lebih rendah indeks kebahagiaannya, yaitu cerai hidup (63,86) dan cerai mati (64,14). c. Penduduk umur dibawah 24 tahun memiliki indeks kebahagiaan tertinggi (69,59), sementara, penduduk lansia (kelompok umur 65+) mempunyai indeks kebahagiaan paling rendah (64,40). d. Banyak anggota rumah tangga 1 orang memiliki indeks kebahagiaan terendah 65,39, kemudian diikuti banyaknya 3 orang anggota rumah tangga dengan 66,36, sedangkan banyaknya anggota rumah tangga 6 orang memiliki indeks kebahagiaan tertinggi dengan 68,99. Namun hal ini tidak berarti semakin tinggi jumlah anggota rumah tangga semakin bahagia. e. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula indeks kebahagiaan. Penduduk yang tidak/belum pernah sekolah mempunyai indeks kebahagiaan paling rendah (59,56), sementara indeks kebahagiaan tertinggi pada penduduk dengan tingkat pendidikan S2 atau S3 (82,83). f.
Semakin tinggi rata-rata pendapatan rumah tangga, semakin tinggi pula indeks kebahagiaannya. Pada tingkat pendapatan lebih dari 7,2 juta rupiah per bulan, indeks kebahagiaannya mencapai 78,14, sementara pada tingkat pendapatan 1,8 juta rupiah ke bawah maka indeks kebahagiannya hanya 61,88. Tabel 1. Indeks Kebahagiaan Menurut Karakteristik Demografi dan Ekonomi, 2014 Karakteristik Demografi dan Ekonomi
2014
Klasifikasi Wilayah: Perkotaan
71,53
Perdesaan
65,61
Jenis Kelamin: Laki-Laki Perempuan
67,40 67,46
Status Perkawinan: Belum Menikah
69,09
Menikah
67,82
Cerai Hidup
63,86
Cerai Mati
64,14
Kelompok Umur: 17 – 24 Tahun 25 – 40 Tahun
69,59 67,19
41 – 64 Tahun 65 Tahun Ke Atas
67,87 64,40
Kedudukan Dalam Rumah Tangga: Kepala Rumah Tangga
66,87
Pasangan Kepala Rumah Tangga
68,50
Berita Resmi Statistik No.13/02/XVII/I, 05 Februari 2015
3
Karakteristik Demografi dan Ekonomi Banyaknya Anggota Rumah Tangga: 1 Orang
2014 65,39
2 Orang
67,37
3 Orang
66,36
4 Orang 5 Orang
67,90 68,12
6 Orang 7 Orang Atau Lebih
68,99 67,22
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan: Tidak/Belum Pernah Sekolah
59,56
Tidak Tamat SD/MI/SDLB/Paket A SD/MI/SDLB/Paket A
62,90 66,22
SMP/MTs/SMPLB/Paket B SMA/SMK/MA/SMALB/Paket C
66,56 70,31
Diploma I/II/III Diploma IV/S1
74,06 75,86
S2 Atau S3
82,83
Pendapatan Rumah Tangga: Hingga Rp 1.800.000 Rp 1.800.001 - Rp 3.000.000
61,88 69,13
Rp 3.000.001 - Rp 4.800.000 Rp 4.800.001 - Rp 7.200.000
71,02 75,12
Lebih Dari Rp. 7.200.000
78,14
Bengkulu
67,43
Berita Resmi Statistik No.13/02/XVII/I, 05 Februari 2015
4
BPS PROVINSI BENGKULU Informasi lebih lanjut hubungi: Kepala Bidang Statistik Sosial
Drs. Timbul P Silitonga, M.Si Telepon: 0736-349117 e-mail:
[email protected]
Berita Resmi Statistik No.13/02/XVII/I, 05 Februari 2015
5