No. 11/ 02/ 94/ Th. I, 5 Februari 2014
Indeks Kebahagiaan Papua Tahun 2014 INDEKS KEBAHAGIAAN PAPUA TAHUN 2014 SEBESAR 60,97 PADA SKALA 0 – 100
Indeks Kebahagiaan Papua tahun 2014 sebesar 60,97 pada skala 0 - 100. Indeks kebahagiaan merupakan rata-rata dari angka indeks yang dimiliki oleh setiap individu di Papua pada tahun 2014. Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan tingkat kehidupan yang semakin bahagia, demikian pula sebaliknya, semakin rendah nilai indeks maka penduduk semakin tidak bahagia.
Indeks Kebahagiaan merupakan indeks komposit yang disusun oleh tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan yang esensial. Kesepuluh aspek tersebut secara substansi dan bersama-sama merefleksikan tingkat kebahagiaan yang meliputi kepuasan terhadap: 1) kesehatan, 2) pendidikan,
3) pekerjaan, 4)
pendapatan rumah tangga, 5) keharmonisan keluarga, 6) ketersediaan waktu luang, 7) hubungan sosial, 8) kondisi rumah dan aset, 9) keadaan lingkungan, dan 10) kondisi keamanan. 1.
Pendahuluan Keterbatasan indikator ekonomi dalam merepresentasikan tingkat kesejahteraan
masyarakat
telah
meningkatkan
perhatian dunia
terhadap
aspek sosial
dalam
pembangunan. Kemajuan pembangunan yang selama ini lebih banyak dilihat dari indikator ekonomi, seperti: pertumbuhan ekonomi dan penurunan kemiskinan dinilai belum cukup untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan yang sesungguhnya. Indikator ekonomi tersebut pada umumnya diukur secara obyektif dengan pendekatan berbasis uang (monetary-based indicators). Tingkat kesejahteraan masyarakat sebenarnya dapat diukur dengan dua cara, yaitu 1) menggunakan standar yang sama (indikator obyektif) dan 2) menggunakan standar yang tidak sama (indikator subyektif). Salah satu indikator kesejahteraan yang mengukur capaian berdasarkan standar yang tidak sama untuk masing-
No. 11/ 02/ 94/ Th. I, 5 Februari 2014
1
masing individu adalah indeks kebahagiaan. Pengukuran indeks kebahagiaan dikenal sebagai pengukuran yang bersifat ‘beyond GDP’. Kebahagiaan merupakan suatu hal yang dirasakan dan dipersepsikan secara berbeda oleh setiap orang, karena itu pengukuran kebahagiaan merupakan hal yang subyektif. Dalam hal ini, kebahagiaan menggambarkan indikator kesejahteraan subyektif yang digunakan untuk melengkapi indikator obyektif. Berbagai penelitian tentang indeks kebahagiaan mengaitkan kebahagiaan sebagai bagian dari kesejahteraan subyektif dengan komponen kepuasan hidup dan emosi positif. Dalam konteks pemanfaatan indeks kebahagiaan sebagai salah satu bahan pengambilan kebijakan publik, maka komponen kebahagiaan yang digunakan adalah kepuasan hidup. Pengembangan indikator untuk mengukur tingkat kebahagiaan penduduk Indonesia telah dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. Indeks Kebahagiaan Indonesia dirilis pertama kali pada tahun 2013 berdasarkan hasil studi dengan representasi estimasi tingkat nasional. Pada tahun 2014, BPS kembali melaksanakan pengukuran tingkat kebahagiaan penduduk Indonesia melalui Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014 dengan cakupan sampel yang dapat digunakan untuk estimasi tingkat nasional maupun provinsi. Responden SPTK 2014 adalah kepala rumah tangga atau pasangannya. Untuk Provinsi Papua, jumlah sampel sebesar 2.803 rumah tangga yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Menurut wilayah, komposisi responden di perdesaan lebih besar dibanding perkotaan, masing-masing 81,63 persen dan 18,37 persen. Sebanyak 86.91 persen responden adalah kepala rumah tangga, sedangkan lainnya adalah pasangan kepala rumah tangga (istri/suami). Berdasarkan jenis kelamin, responden laki-laki lebih banyak dibanding responden perempuan, yaitu masing-masing 79,56 persen dan 20,44 persen. Selain itu, sebagian besar responden berpendidikan SD kebawah (61,04%) dan hanya sekitar 7,06 persen responden yang tamat perguruan tinggi. SPTK 2014 dilaksanakan untuk menghasilkan indikator kebahagiaan penduduk Indonesia dengan pendekatan kepuasan hidup. Indeks kebahagiaan merupakan indeks komposit yang disusun oleh tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan yang esensial. Kesepuluh aspek kehidupan tersebut secara substansi dan bersama-sama merefleksikan tingkat kebahagiaan meliputi kepuasan terhadap: 1) kesehatan, 2) pendidikan, 3) pekerjaan, 4) pendapatan rumah tangga, 5) keharmonisan keluarga, 6) ketersediaan waktu luang, 7) hubungan sosial, 8) kondisi rumah dan aset, 9) keadaan
lingkungan, dan 10) kondisi
No. 11/ 02/ 94/ Th. I, 5 Februari 2014
2
keamanan. Penilaian terhadap tingkat kepuasan hidup didasarkan pada evaluasi terhadap kondisi obyektif (faktual) yang dialami oleh responden. 2.
Indeks Kebahagiaan Papua Tahun 2014 Indeks kebahagiaan Papua tahun 2014 sebesar 60,97 pada skala 0 – 100. Semakin
tinggi nilai indeks menunjukkan tingkat kehidupan yang semakin bahagia, demikian pula sebaliknya, semakin rendah nilai indeks maka penduduk semakin tidak bahagia. Indeks kebahagiaan merupakan indeks komposit yang disusun oleh tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan yang esensial. Setiap aspek kehidupan memiliki besaran kontribusi yang berbeda-beda terhadap indeks kebahagiaan. Hal ini terjadi karena perbedaan penilaian mengenai derajat pentingnya setiap aspek kehidupan terhadap tingkat kebahagiaan secara keseluruhan. Semakin besar kontribusi suatu aspek kehidupan, menunjukkan semakin penting aspek tersebut bagi indeks kebahagiaan. Tiga aspek kehidupan yang memiliki kontribusi paling tinggi adalah Pekerjaan (16,81%), pendapatan rumah tangga (17,57%), serta kondisi rumah dan aset (17,45%). Tingkat kepuasan penduduk Papua terhadap keharmonisan keluarga adalah paling tinggi (71,48). Sementara itu, tingkat kepuasan yang paling rendah terjadi pada aspek pendidikan (50,91). Secara lengkap, tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Tingkat Kepuasan Hidup Terhadap 10 Aspek Kehidupan, 2014
Kesehatan 100.00
67.06
Kondisi keamanan
69.48
60.00 Keadaan lingkungan
Pendidikan
80.00
50.91
40.00
69.75
61.66
20.00
Pekerjaan
0.00 Kondisi rumah dan aset
56.01
60.48
68.91 Hubungan sosial
Pendapatan rumah tangga
71.48
Keharmonisan keluarga
67.37 Ketersediaan waktu luang
No. 11/ 02/ 94/ Th. I, 5 Februari 2014
3
3.
Indeks Kebahagiaan Menurut Karakteristik Demografi dan Ekonomi Beberapa temuan menarik yang dihasilkan dari indeks kebahagiaan Papua
berdasarkan karakteristik demografi dan ekonomi, yaitu: a. Indeks kebahagaian penduduk di perkotaan relatif lebih tinggi dibandingkan di perdesaan (71,86 banding 57,36). b. Penduduk berstatus belum menikah memiliki indeks kebahagiaan lebih tinggi dari penduduk yang sudah menikah (65,61 dan 61,53). Mereka yang berstatus cerai lebih rendah indeks kebahagiaannya, yaitu cerai mati (55,26) dan cerai hidup (54,01). c. Penduduk umur 41 – 64
tahun memiliki indeks kebahagiaan tertinggi (61,89),
sementara, penduduk usia muda (kelompok umur 17 – 24 tahun) mempunyai indeks kebahagiaan paling rendah (56,20). d. Ada kecenderungan dengan makin banyak anggota rumah tangga, maka indeks kebahagiaan cenderung semakin tinggi. Namun hal ini hanya berlaku pada jumlah anggota rumah tangga 2 -4 orang, indeks kebahagiaan tertinggi ada pada jumlah anggota rumah tangga 4 orang, sedang indeks kebahagiaan terendah ada pada jumlah anggota rumah tangga 2 orang. e. Namun hal ini hanya berlaku hingga anggota rumah tangga sebanyak 3 orang. Ketika jumlah anggota rumah tangga meningkat menjadi 4 atau lebih, maka indeks kebahagiaan cenderung menurun. f. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula indeks kebahagiaan. Penduduk yang tidak/belum pernah sekolah mempunyai indeks kebahagiaan paling rendah (55,01), sementara indeks kebahagiaan tertinggi pada penduduk dengan tingkat pendidikan S2 atau S3 (79,47). g. Semakin tinggi rata-rata pendapatan rumah tangga, semakin tinggi pula indeks kebahagiaannya. Pada tingkat pendapatan lebih dari 7,2 juta rupiah per bulan, indeks kebahagiaannya mencapai 79,25, sementara pada tingkat pendapatan 1,8 juta rupiah ke bawah maka indeks kebahagiannya hanya 55,59.
No. 11/ 02/ 94/ Th. I, 5 Februari 2014
4
Tabel 1. Indeks Kebahagiaan Menurut Karakteristik Demografi dan Ekonomi, 2014 Karakteristik Demografi dan Ekonomi
2014
Klasifikasi Wilayah: Perkotaan
71,86
Perdesaan
57,36
Jenis Kelamin: Laki-Laki
59,58
Perempuan
65,10
Status Perkawinan: Belum Menikah
65,61
Menikah
61,53
Cerai Hidup
54,01
Cerai Mati
55,26
Kelompok Umur: 17 – 24 Tahun
56,20
25 – 40 Tahun
60,78
41 – 64 Tahun
61,89
65 Tahun Ke Atas
58,88
Kedudukan Dalam Rumah Tangga: Kepala Rumah Tangga
59,72
Pasangan Kepala Rumah Tangga
67,24
Banyaknya Anggota Rumah Tangga: 1 Orang
62,66
2 Orang
58,50
3 Orang
61,16
4 Orang
62,74
5 Orang
60,42
6 Orang
59,56
7 Orang Atau Lebih
61,16
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan: Tidak/Belum Pernah Sekolah
55,01
Tidak Tamat SD/MI/SDLB/Paket A
55,36
SD/MI/SDLB/Paket A
57,36
SMP/MTs/SMPLB/Paket B
61,52
SMA/SMK/MA/SMALB/Paket C
68,77
Diploma I/II/III
72,05
Diploma IV/S1
74,93
S2 Atau S3
79,47
Pendapatan Rumah Tangga: Hingga Rp 1.800.000
55,59
Rp 1.800.001 - Rp 3.000.000
59,06
Rp 3.000.001 - Rp 4.800.000
69,50
Rp 4.800.001 - Rp 7.200.000
72,45
Lebih Dari Rp. 7.200.000
79,25 Papua
60,97
No. 11/ 02/ 94/ Th. I, 5 Februari 2014
5