DARI REDAKSI
Tim Redaksi Buletin Bapelkes Provinsi Kalimantan Selatan Pembina : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel Penanggung Jawab : Kepala BAPELKES Prov. Kalsel Drs.A.Murjani, M.Kes,SH.MH
Pemimpin Redaksi: Slamet Pudji Basuki, SE, M.kes
Wakil Pemimpin Redaksi: Nur Ihsanty, SKM
Dewan Redaksi: Hj. Siti Jamilah, MK, S.Ab
Dewan Redaksi: Yudhi Musransyah, S.Psi
Dewan Redaksi: Muhammad Fauzi, S.Sos
Sekretariat Redaksi: Mudzalifah,S. Sos
Salam Pembaca, Semangat , kata inilah yang perlu kita tanamkan untuk memulai awal tahun 2013.. Kegiatan Januari – Maret 2013 meliputi Diklat Akreditasi Pelatihan,Diklat Basic trauma Cardiac Life support (BTCLS) dan PPGD, Diklat Akreditasi Puskesmas, Diklat Peningkatan serta Kapasitas Kompetensi Bidan 2013 Dan Buletin Edisi kali ini menyajikan foto-foto kegiatan tersebut . Pembaca yang budiman, Setiap orang menginginkan kehidupan yang sehat dan bahagia, tetapi manusia sebagai makhluk biososiospritual tentunya tidak lepas dari yang namanya penyakit, bisa berupa gejala ataupun yang sudak kelihatan secara kasat mata. Untuk itulah sebagai makhluk yang beriman wajib berusaha, melalui doa plus pencegahan atau Preventif, yakni mencegah sebelum datangnya penyakit. Dengan fokus terhadap Preventif , maka anggaran kuratif ke depannya dapat seminimal mungkin terealisasi. Nah, disinilah peran Petugas Kesehatan sebagai promotor dibidang kesehatan melalui usaha Promotif, yakni menebarkan visi Indonesia Sehat agar masyarakat sehat , mandiri sehingga Rakyat Sejahtera… semoga !
Sekretariat Redaksi: Heni Setiawati, ST
DAFTAR ISI Sekretariat Redaksi: Sri Nourmawati
COVE R STORY
Tata Usaha: Sukanto, S.Sos
ii
Kegiatan Bapelkes Provinsi Kalimantan Selatan 01 Jamu Yang Aman 03 Perawatan Miss V 04 Lingkungan Akuntabilitas 07 Memberantas Penyakit Jenuh 09 Membangun Olah Pikir PNS 11 Akreditasi Pelatihan 13 Pentingnya Personal Hygine bagi penjamah makanan 15 Penanganan Serangan Jantung 16 Wabah Penyakit di dunia 18 Dellution 20 Ancaman dan Intervensi
Dellution Masakan bersantan dan dampaknya Diabetes ECT Tips membaca efektif Proses Pengendalian manajemen Sanitarian Public Speaking Gizi Buruk Belajar Bahasa Inggris siapa takut?
22 24 26 38 29 31 33 34
36
Media Informasi Balai Pelatihan Kesehatan
LIPUTAN KEGIATAN BIDAN
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
Media Informasi Balai Pelatihan Kesehatan
LIPUTAN KEGIATAN BIDAN
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
“Ayo Minum Jamu Yang Aman dan Tidak Ber-BKO” - Gusti Maulita Indriyana,S.Si,Apt -
P
Kesehatan merupakan kebutuhan terpenting bagi manusia sehingga berbagai usaha dilakukan untuk memperoleh tubuh yang sehat, mulai dari berolahraga, hidup secara teratur, diet yang seimbang, istirahat yang cukup, sampai dengan mengkonsumsi vitamin atau suplemen tertentu. Bagi mereka yang mengalami gangguan kesehatan atau sakit, usaha penyembuhan akan dilakukan agar dapat kembali sehat, baik dengan menggunakan obat konvesional maupun obat yang berasal dari bahan alam. Dewasa ini penggunaan obat bahan alam cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun, baik yang digunakan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan, maupun untuk pengobatan suatu penyakit. Dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, makin banyak hasil penelitian obat bahan alam dapat diakses dengan mudah melalui berbagai media elektronik, sehingga dengan banyaknya info ini semakin menumbuhkan keinginan penggunaan obat bahan alam. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam menggunakan jamu, yaitu aspek keamanan. Keamanan merupakan persyaratan
mutlak yang harus dipenuhi oleh sediaan jamu. Bagaimana suatu obat bahan alam atau jamu dapat dikatakan aman? Obat bahan alam atau jamu dapat dikatakan aman apabila telah digunakan secara turun temurun atau telah diuji toksisitasnya menggunakan hewan uji terbukti aman. Suatu obat bahan alam yang dahulu digunakan dalam pengobatan tapi kemudian dilaporkan dapat memberikan efek yang tidak diinginkan maka sekarang ini tidak digunakan lagi. Contohnya adalah daun Piper methysticum atau kava-kava yang terbukti dapat menyebabkan kerusakan hati. Beberapa obat bahan alam juga mengandung senyawa berkhasiat yang sangat toksik atau beracun, tanaman ini dikembangkan menjadi obat dan digolongkan sebagai obat keras yang tidak dijual bebas dan penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter, seperti Atropa belladonna, Digitalis sp, dan Ephedra sp. Hal ini umumnya tidak diketahui sebagian besar masyarakat sehingga timbul anggapan bahwa semua bahan obat alam aman dikonsumsi. Bahaya Jamu yang
Mengandung Bahan Kimia Obat (BKO) Masyarakat perlu menyadari bahwa penggunaan jamu secara umum tidak dapat memberikan efek penyembuhan seketika atau ‘cespleng’, tetapi memerlukan selang waktu tertentu untuk dapat menunjukkan efek yang diinginkan. Kenyataan ini sering tidak dimengerti oleh masyarakat dan kemudian dimanfaatkan oleh industri yang tidak bertanggungjawab dengan cara mencampurkan BKO ke dalam jamu untuk mendapatkan efek yang ‘cespleng’. Hal ini melanggar peraturan yang mempersyaratkan bahwa jamu tidak diperbolehkan mengandung BKO. Hal ini sangat berbahaya, karena jamu seringkali digunakan dalam jangka waktu lama dan dengan takaran dosis yang tidak dapat dipastikan. Walaupun efek penyembuhannya segera terasa, tetapi akibat penggunaan BKO yang tidak terkontrol, dapat menimbulkan efek samping yang serius, mulai dari mual, diare, pusing, gangguan penglihatan, nyeri dada sampai kerusakan organ tubuh yang parah, seperti kerusakan hati, gagal
03
ginjal, jantung bahkan sampai menyebabkan kematian. Untuk melindungi masyarakat dari penggunaan jamu ber-BKO, Badan POM telah mengeluarkan beberapa Public Warning yang berisi daftar jamu yang berbahaya dan dilarang
untuk dikonsumsi. Public Warning terbaru yang dikeluarkan memuat 29 jenis jamu mengandung BKO dan 20 diantaranya tidak terdaftar di Badan POM dan merupakan produk OT yang tidak sesuai dengan persetujuan pendaftaran. Untuk itu Badan POM
mengeluarkan peringatan/public warning sebagaimana terlampir, dengan tujuan agar masyarakat tidak mengkonsumsi OT-BKO karena dapat membahayakan kesehatan.
Berikut tabel daftar jamu ber-BKO tahun 2012 : PERINGATAN/PUBLIC WARNING No. HM.03.05.1.43.09.12.6081 Tanggal 9 September 2012 TENTANG OBAT TRADISIONAL MENGANDUNG BAHAN KIMIA OBAT TAHUN 2012
04
Dalam hal melindungi masyarakat dari jamu yang mengandung bahan kimia obat (BKO), berikut “Tips Dalam Memilih dan Menggunakan Obat Bahan Alam atau Jamu dengan Baik dan Benar” : 1. Konsultasikan masalah kesehatan kepada dokter atau ahli medis sebelum mengkonsumsi jamu, terutama bagi yang memiliki penyakit serius 2. Ingatlah bahwa jamu secara umum tidak dapat memberikan efek penyembuhan yang ‘cespleng’, oleh karena itu untuk penyakit-penyakit yang membutuhkan penganan secara cepat, segera hubungi ahli medis 3. Gunakanlah jamu yang sudah jelas terbukti keamanannya
4.
5.
6. 7.
atau telah memiliki izin edar dari Badan POM yang ditandai dengan tulisan POM TR atau TI diikuti dengan 9 digit angka Jangan menggunakan jamu yang dipromosikan dapat mengobati segala jenis penyakit, karena produk demikian tidak terdaftar di Badan POM Jangan menggunakan jamu yang telah ditarik dari peredaran dan dilarang oleh Badan POM. Daftar jamu yang dilarang dapat dilihat di website Badan POM : www. pom.go.id Bacalah petunjuk penggunaan dan keterangan sebelum mengkonsumsi jamu Periksalah kemasan produk apakah tidak rusak : bau, warna dan rasa serta tidak berjamur.
Jika jamu serbuk, apakah tidak basah atau menggumpal 8. Apabila anda sedang menggunakan obat dari dokter, berikan selang waktu 2 – 3 jam sebelum mengkonsumsi jamu 9. Segera hentikan penggunaan jamu apabila terjadi efek yang tidak diinginkan 10. Jika meragukan apakah suatu jamu sudah terdaftar atau belum, hubungi Unit Layanan Pengaduan Konsumen(ULPK) BBPOM di Banjarmasin, Jl. Brigjend. H. Hasan Basri No. 40 Banjarmasin (Telp/Fax : 0511-3302162, e-mail :
[email protected]
05
Media Informasi Balai Pelatihan Kesehatan
Perawatan “Miss V” Pasca Melahirkan - Dr.Pribakti,Sp.Og -
T
Kebahagiaan sudah pasti membahana ke setiap ibu dan keluarga yang baru saja melewati proses melahirkan dengan kehadiran bayi yang sehat dan selamat. Kini saatnya ibu untuk merawat segala sesuatunya pasca melahirkan, termasuk alat kelamin (kita panggil “miss V”). Selama proses melahirkan berlangsung tentu saja, “Miss V” mendapatkan tugas yang berat sebagai pintu bagi keluarnya bayi dengan ratarata berat badan 3-4 kg. Bagi yang elastis atau telah berulangkali menjalani proses melahirkan normal, mungkin kondisi ini telah menjadi “biasa”, sehingga kondisi “Miss V” tidak sampai mengalami pengguntingan atau episiotomi, namun tidak sedikit pula ibu memerlukan bantuan bidan atau dokter untuk memperlebar jalan lahir dengan cara menggunting di area perineum (area antara “Miss V” dan dubur), kemudian setelah itu, dokter atau bidan akan menjahit kembali bekas guntingan tersebut. Bagi ibu yang melahirkan tanpa episiotomi, perawatan “Miss V” cukup dilakukan dengan cebok dengan air hangat atau larutan antiseptik. Sedangkan bagi ibu melahirkan yang mengalami episiotomi, perawatan “Miss V” pasca melahirkan dapat dilakukan dengan cara: • Untuk mengurangi rasa sakit atau menenangkan luka, ibu dapat menggunakan kompress pada luka jahitan. Ibu bisa menggunakan es yang dibungkus kain bersih dan
06
•
•
•
•
menempelkannya pada bekas jahitan. Ibu harus selalu memastikan bahwa luka bekas jahitan selalu bersih. Membersihkan luka ini bisa dilakukan dengan menggunakan botol semprot yang diisi air untuk membersihkan area perineum setelah ibu buang air kecil atau besar. Selain itu, untuk membersihkan bekas jahitan ibu juga bisa menggunakan waslap yang dibasahi dan sabun. Buatlah busa di waslap tersebut. Bersihkan seluruh luka dengan waslap tersebut, pastikan daerah bekas jahitan benar-benar bersih. Siramlah dengan air dingin “Miss V” saat ibu sedang buang air kecil. Kemudian lakukan cebok dari arah depan ke belakang dengan air bersih (jangan sebaliknya, karena jika terbalik cara ceboknya, justru akan mengumpulkan bakteri dari anus ke “Miss V”), dan lakukan dengan hati-hati atau menggunakan botol semprot yang berisi air tadi. Saat buang air besar, kemungkinan akan terasa sakit pada area bekas jahitan. Gunakan bantalan lembut dan bersih pada luka bekas jahitan, dan tekan ke bagian atas pada bekas luka untuk menghindarkan tekanan atau menghindari robek kembali. Hindari aktivitas berlebih saat minggu-minggu pertama pasca melahirkan. Seringlah
berbaring atau duduk, dan hindarkan sering berjalan. Saat duduk lakukan dengan hati-hati, kalo bisa usahakan mencari bantalan duduk berbentuk donat untuk menghindari tekanan pada daerah bekas luka. • Perbanyaklah konsumsi makanan yang banyak mengandung serat seperti sayuran dan buah-buahan. Dengan demikian diharapkan, tinja yang dikeluarkan saat BAB tidak keras dan hal ini menghindarkan sakit berlebih saat BAB. • Lakukan latihan senam kegel untuk mengencangkan bagian sekitar panggul. Lakukan senam kegel ini beberapa hari pasca melahirkan. • Seringlah ibu melakukan pergantian celana dalam dan usahakan menggunakan bahan yang mampu menyerap keringat. Ibu bisa menggunakan panty liner untuk membantu “Miss V” agar terhindar dari kelembaban yang berlebih. Selain itu, mencukur rambut “Miss V” juga dapat membantu mengurangi kelembaban. Semoga bermanfaat. * Dokter Spesialis Kandungan RSUD Ulin.
LINGKUNGAN AKUNTABILITAS - Syahriani Noor,SKM -
Berbicara tentang akuntabilitas, tidak hanya individu ataupun laporan yang ter’akuntable’ ternyata Lingkungan dalam kinerja pemerintahan pun harus diciptakan agar menjadi lingkungan yang ber-akuntabilitas.
K
Akuntabilitas berasal dari bahasa Latin:accomptare yang berarti mempertanggungjawabkan, bentuk kata dasarnya computare yang artinya memperhitungkan, yang berasal dari kata putare/mengadakan perhitungan(wikipedia). Akuntabilitas bisa juga dikaitkan dengan berbagai istilah dan ungkapan seperti keterbukaan/ openness, transparansi/ transparency, aksesibilitas / accessibility. Lingkungan akuntabilitas mengacu pada kondisi dimana didalamnya akuntabilitas dapat berjalan dengan baik. Secara khusus, suatu lingkungan yang memiliki akuntabilitas adalah adanya kondisi dimana didalamnya individu, tim dan organisasi merasa : termotivasi untuk melaksanakan
wewenang mereka dan memenuhi tanggungjawab, mendorong untuk melaksanakan kerja mereka untuk ,mencapai hasil yang diinginkan, memberikan inspirasi untuk membagi(melaporkan)hasil mereka serta berkemauan untuk menerima kewajiban atas hasil tersebut. Lingkungan akuntabilitas yang optimal merupakan salah satu akuntabilitas yang proaktif dimana didalam individu, tim, dan organisasi memiliki focus pada pencapaian hasil yang besar daripada sekedar menggambarkan cara-cara untuk menjelaskan hasil yang buruk yang telah didapatkan. Didalam buku Pengukuran Kinerja sektor public (Mohamad Mahsun) menyebutkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menyusun lingkungan akuntabilitas yang baik, antara
lain : leadership, reciprocation, equity, trust, transparency, clarity, balance, ownership, consequences, consistency dan follow-up. Berikut sebelas persyaratan tersebut : 1. Leadership Leadership [kepemimpinan] menjadi hal yang penting dalam suatu lingkungan.kepemimpinan diacu sebagai individu atau group dalam suatu posisi yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan dan mengarahkan pekerjaan orang lain. 2. Reciprocation Reciprocation accountability memastikan “two wayness” hubungan akuntabilitas berjalan dengan baik, hal itu menjamin keterbukaan dan mendorong baik transparancy maupun kejelasan(clarity). Dengan menggunakan konsep Reciprocation accountability,
07
seseorang atau group atau organisasi dengan yang menerima wewenang dengan seseorang atau group atau organisasi yang menerima delegasi tanggungjawab akan dapat melaksanakan apa yang dimaksud dengan quo pro quo relationship. Yakni yang memiliki wewenang yang bertanggungjawab untuk memberikan kecukupan arahan, pedoman, dan sumber daya begitu juga usaha untuk menghilangkan atau mengurangi kinerja. 3. Equity Equity of fairness(kewajaran) merupakan pusat perhatian dari konsep akuntabillitas. Asumsi terhadap keterbukaan akuntabilitas harus selalu dipelihara dan didukung oleh kepemimpinan organisasi. Ketidakwajaran seharusnya dihindari karena hal itu akan merusak kepercayaan dan kredibillitas organisasi. Sebagai akibatnya kinerja organisasi kurang optimal. 4. Trust Kewajaran akan mengarah pada trust/kepercayaan, dan kepercayaan menunjukkan adanya kewajaran. Tidak akan dapat dibangun hubungan akuntabilitas tanpa adanya kepercayaan. Jika satu atau dua bagian/pihak saling tidak percaya satu sama lain maka ada kemungkinan kelemahan transparansi, dan hubungan yang demikian akan mengalami kegagalan. Dengan kata lain,
08
akuntabilitas tidak berlangsung dalam lingkungan yang tidak ada saling kepercayaan. 5. Transparancy/ transparansi Transparancy/transparansi merupakan kondisi adanya keterbukaan secara penuh, juga merupakan salah satu elemen penopang akuntabilitas. Dalam istilah yang sederhana transparansi berarti “seluruh pemain meletakkan kartu mereka diatas meja”. Lingkungan tanpa transparansi berarti ada suatu agenda tersembuyi, dan bisa dikatakan lingkungan yang tidak memiliki kepercayaan dan memiliki akuntabilitas yang rusak. 6. Clarity Agar individu atau group melaksanakan wewenang atau memenuhi tanggungjawab, mereka perlu gambaran yang jelas mengenai apa saja yang dilaksanakan/dipenuhi serta hasil apa yang diharapkan. Dengan demikian focus yang menjadi kunci kejelasan adalah Otoritas/ wewenang. Otoritas adalah hak untuk bertindak tanpa persetujuan awal dari manajemen yang lebih tinggi dan tanpa tantangan dari sesama manajemen. Dan bagi mereka yang menerima wewenang agar dapat memahami apa yang seharusnya mereka kerjakan. 7. Balance Balance/keseimbangan adalah keseimbangan antara akuntabilitas dan otoritas, antara ekspektasi dan kapasitas, serta antara upah dan kinerja. Keseimbangan ini harus terpenuhi agar akuntabilitas dapat berjalan dengan baik. 8. Ownership
Kinerja yang Optimal dapat dicapai dengan memberikan ownership(rasa kepemilikan) atas setiap tindakan pada individu-individu dan group. Rasa kepemilikan ini dapat memberikan suatu kepentingan atas outcomes dan dengan demikian akan mengarahkan mereka untuk bertindak dalam bisnis secara hati-hati untuk memenuhi tanggunngjawab. 9. Consequence Akuntabilitas akan kurang bermakna tanpa adanya consequency/konsekuensi. Akuntabilitas lahir bersama dengan kewajiban. Dan kewajiban lahir bersama dengan konsekuensi. Konsekuensi dapat berupa penghargaan(baik) dan sanksi (buruk). 10. Consistency Consistency/konsistensi akan menjamin stabilitas. Penerapan inkonsistensi terhadap kebijakan, prosedur , sumber daya, dan konsekuensi dalam organisasi akan menurunkan atau melemahkan lingkungan akuntabilitas dan kredibilitas. Hal itu cenderung menurunkan moral karyawan dan mendorong sinisme. Rasa memiliki akan hilang dan kinerja melemah. 11. Follow-Up Follow Up/ Tindak lanjut Jika ekspektasi tidak sesuai maka perlu tindakan koreksi dan kemungkinan penyesuaian untuk penyusunan akuntabilitas yang dibuat dan memberikan catatan atas usaha pembelajaran. Hubungan akuntabilitas tanpa follow up merupakan hasil yang jelas tidak lengkap dan tidak efektif. Demikian informasi tentang perlunya Lingkungan pemerintahan yang Akuntabilitas, bagaimana dengan lingkungan anda ? *Widyaiswara muda
MEMBERANTAS PENYAKIT JENUH KERJA APARATUR - Dr.H.Suyanto kehidupan hanya menawarkan 2 alternatif dasar. Keadaan sejahtera aman sentausa atau keadaan penuh tantangan dan resiko. Keadaan pertama membuat orang sepanjang waktu merasa jemu sedangkan keadaan kedua membuat orang merasa takut. Hidup terlalu mudah tidak ada gairah, untuk itu harus menghadapi sedikit resiko. Pendahuluan Ungkapan lama yang berbunyi “pikir itu Pelita Hati” nampaknya masih relevan untuk dibicarakan , terutama bila dikaitkan dengan “kejenuhan”. Tanpa pelita berarti gelap, membuat diri kita jalan di tempat. Lama-kelamaan kita berputus asa, akhirnya. Pikir sebagai anugerah sang pencipta harus digunakan karena erat kaitannya dengan hidup dan kehidupan manusia. “ saya berfikir karena saya ada”, ungkapan Socrates, salah satu tokoh aliran filsafat Priarisme. Socrates menyatakan bahwa sejak lahir manusia dikarunia akal. Dengan akal itulah manusia membuat pertimbangan –pertimbangan dan pilihan-pilihan untuk mencapai kebahagiaan. Orang merasa bahagia bila fisik dan pikirannya selalu sibuk artinya mempunyai tantangan hidup. Menurut Henry P. Ward (Psikiater) dikatakan bahwa
Rasa Jenuh Melanda Siapa Saja Rasa jenuh dan bosan saat melakukan pekerjaaan dikantor dapat melanda siapa saja. Biar dia pegawai pelaksanaan golongan satu, pejabat non eselon dan bahkan mungkin sampai dengan pejabat eselon satu, sama sifatnya, sekali waktu akan merasakannya. Akan tetapi dihinggapi rasa jenuh dan bosan itu sebetulnya wajar dan lumrah. Rasa jenuh dan bosan dapat melanda siapa saja mengingat tubuh manusia bukanlah terdiri dari komponen-komponen mesin yang bisa di genjot terus menerus untuk mengejar target produksi yang telah ditetapkan oleh kantor maupun perusahaan. Tubuh manusia terdiri dari jasmani dan rohani yang tidak lepas dari factor-faktor daya tahan tubuh, keseimbangan emosi dan kesegaran pikiran. Apalagi jika dalam keseharian bekerja yang berlangsung terus menerus hari lepas hari , bulan berlalu dan
tahun berganti, jenis pekerjaan yang dihadapi dan ditangani bersifat tetap penuh rutinitas dan monoton. Maka pasti rasa bosan dan jenuh datang tak terhindari. Ciri lain pada manusia adalah memilliki jiwa yang labil dan selalu ingin berubah. Mereka selain ingin dan senang menghadapi hal-hal yang baru. Karena itu beruntunglah mereka yang kebetulan menduduki posisi yang memungkinkannya memperoleh materi yang berlebih. Untuk melepas rasa jenuhnya ia bisa mencari hiburan apa saja yang sifatnya baru dan menyenangkan, berolahraga, petualangan misalnya, menyalurkan hobby otomotif, mengutak-atik elektronik dan sebagainya. Apapun yang dicari dan dikerjakannya adalah selalu berusaha memperoleh apa saja yang baru sifatnya dan cukup menantang. Tidak heran kalau akhirnya mereka membeli rumah baru, mobil baru dan mungkin pula istri baru (mudah-mudahan saja yang terakhir ini tidak sebab terkena PP 10). Yang hobbynya berburu, terus merambah daerah perburuannya yang baru yang belum pernah dijelajahinya. Mereka akan senang bila menghadapi hutan-hutan yang masih perawan yang hewannya masih lincah-lincah, liar dan buas. Akan tetapi sebagai warga kehormatan dari organisasi Korpri sungguh tidak terpuji kalau mengatasi rasa jenuh dan bosan itu mengambil kompensasi dalam tindakan tidak terpuji. Mangkir dan bolos, misalnya adalah bentuk ekstrem dari pelarian untuk mengatasi rasa jenuh dan bosan
09
tersebut. Untuk sesaat mungkin berhasil tapi toh tidak bisa terus menerus mangkir, kalau tidak mau kena PP 30. Lantas bagaimana sebaiknya. Gejala-gejala Kejenuhan Untuk mendeteksi kapan gejala-gejala kebosanan dan kejenuhan mulai menghinggapi sseorang termasuk anda sendiri, sebenarnya cukup mudah. Mark H. Mc. Cormack dalam bukunya “what They Don’t Teach You At Hervard Bussines Scholl” mengatakan bahwa kejenuhan akan terjadi bila kurva belajar mulai mendatar. Hal ini ditandai dengan beberapa ciri antara lain saat kita mulai mengetahui benar apa pekerjaan kita, apa tugas kita, apa yang dimau kantor dari kita, termasuk pula apa yang dimaui oleh pemimpin saat itu. Saat kita merasa mengetahui segala sesuatunya saat itulah kita dikuasai oleh rasa jenuh. Mengapa? Karena sama artinya kita telah terjebak ke dalam rutinitas. Pekerjaan jadi terasa membosankan sebab segala sesuatunya menjadi bersifat mekanis konomis. Unsur seni dan daya tarik menjadi hilang sehingga kita tidak bisa lagi menemukan sisi menarik dan menyenangkan dari pekerjaan tersebut. Akibat lainnya, kita tidak mampu lagi menciptakan tantangan yang baru. Maka tidak heran kalau akhirnya kita jenuh. Syukur kalau tidak sampai strees. Apalagi kalau kita tidak lagi menemukan sesuatu yang mungkin memberi harapan untuk kemajuan karir dan masa depan, maka kita mulai tidak menyukainya. Dan yang terparah adalah kita tidak lagi berfikir positif sehingga akhirnya gagal menemukan korelasi antara kerja dan ibadah . Padahal kerja dan ibadah merupakan benteng dan kiat yang jitu dalam mengatasi diri dari kejenuhan dan kebosanan serta mampu menghindarkan diri dari perbuatan tercela yang
10
menodai hasil kerja kita. Selain itu, saat kita merasa tidak lagi disukai, merasa tidak dihargai oleh rekan-rekan sekerja maupun pimpinan maka saat itu pula rasa jenuh dan bosan itu hadir . kita menjadi merasa terisolisir dan terasing. Sunyi, sepi sendiri… kata Diah Iskandar dalam lagunyaberjudul “Sahabat Karib”. Solusi Kejeuhan Sebelum kejenuhan menghinggapi diri seseorang, sebaiknya sedia payung sebelum hujan, artinya melakukan langkah-langkah agar terhidar dari kejenuhan yang sangat menakutkan itu. Bagi para pegawai yang sudah purna bakti, terutama mantan pejabat, janganlah terlena atau bernotalgia pada masa jayanya sehingga hidup terlalu santai dengan uang pensiun atau depositonya, apalagi menarik diri/ tidak mau terlibat dengan aktivitas lingkungan dan social jadilah manusia sebagaimana adanya yakni melakukan hubungan dengan sang pencipta dan manusia lainnya. Untuk menghindari kejenuhan, cukup banyak dan bervariasi, namun sekedar memberi gambaran langkah-langkah apa yang perlu dilakukan, antara lain : 1. Untuk menghindari kejenuhan menurut Bulbridge :duduk dan buatlah lima hal yang selama ini ingin anda lakukan, pilih salah satu dan lakukan. Tanpa berbuat tidak ada artinya. Pergilah dan melakukannya. Kunci utama adalah salah satu dan lakukan. Tanpa berbuat tidak ada artinya. Pergilah dan melakukannya. Kunci utama adalah selalu terlibat dalam urusan dunia, apa itu untuk mencapai keindahan, memecahkan problema kesedihan orang lain, ikut gembira bersama-sama yang lain, membuka diri sepenuhnya bterhadap apa yang terjadi.
2. Berilah devirsifikasi perhatian artinya perhatian janganlah difokuskan terhadap halhal yang pesimis sehingga mencekam, tapi juga hendaknya perhatian dicurahkan ke berbagai hal yang dapat menimbulkan tantangan atau ikut berbuat sesuatu 3. Membuat komitmen materi gagasan artinya setelah kita menentukan gagasan untuk mencapai sesuatu hendaklah dilaksanakan sepenuh hati jadi adakan target untuk mencapainya. 4. Menemukan tantangan baru dalam mengarungi kehidupan janganlah merasa puas secara total tetapi perlu adanya tantangan yang harus dihadapi. 5. Melibatkan diri dengan perkumpulan social seperti pengumpulan dana panti asuhan, ikut mengelola yayasan pendidikan masyarakat untuk pengentasan kemiskinan berdakwah untuk member nasehat kepada umat yang memerlukan dan sebagainya. 6. Melakukan pekerjaan fisik sebagai selingan misalnya kerja bakti, olahraga, membersihkan rumah, memperbaiki perabotan yang sudah rusak dan sebagainya 7. Bagi seseorang majikan atau pimpinan kantor/ perusahaan, hendaklah memperhatikan karyawannya agar tidak jenuh misalnya menciptakan pekerjaan yang dapat merangsang kemauan kerja dari pegawainya atas dasar rasa saling menghargai, medengarkan saransaran, melakukan control sacara efektif dan memberi kesempatan/peluang untuk berkreasi yang cukup. Dengan bahasa ini diharapkan kita semua dapat mempersiapkan diri sebelum jebakan kjenuhan menghampiri dan mendekati kita.*Widyaiswara Bandiklatda Kalsel
MEMBANGUN OLAH PIKIR PNS - M. Ridwan Japeri Pendahuluan Olah pikir pada prinsipnya adalah aktivitas transformasional,aktivitas untuk mencari segala sesuatunya yang lebih baik dengan manfaat yang lebih banyak. Jadi olah pikir lebih berhubungan dengan benda benda,baik nyata maupun abstnak. Tujuannya untuk menyehatkan pikiran. Kesehatan pikiran didapat hanya bila pikiran itu optimal. Kanena itu aktivitas utama olah pikir adalah aktivitas untuk
mengkonsumsi, memproduksi dan mendistribusi ilmu, ide, pengetahuan dan pengalaman. Olah Pikir PNS Ada 5 macam olah pikir yang perlu dipahami dan diterapkan di lingkungan PNS dimanapun juga ia melaksanakan tugas, yaitu : 1. Membaca Ayat pertama dalam Al-Qur’an dimulai dengan Iqra’(bacalah) ini
menunjukkan betapa pentingnya membaca, dalam olah pikir , membaca tidak hanya terbatas pada aktivitas memaknai huruf demi huruf , kata demi kata atau kalimat. Tetapi Iebih dari itu harus sampai apa yang ada dibalik yang dibaca itu, apa kaitanya denga hal hal yang lainnya. Membaca buku adalah aktivitas baca yang paling utama. Dari buku ,kita
bisa mengetahui banyak hal lebih cepat. Buku juga menawarkan rangkaian makna yang terbentang sejak manusia diciptakan hingga sekarang, dari hal speritual sampai hal hal teknis praktikal. Buku adalah gudang ilmu pengetahuan, dan membaca adalah kuncinya.Membaca adalah aktivitas konsumsi pikiran dengan
membaca kita mendapat apa yang kita suka atau benci. .Ketika membaca orang memang tidak digurui, tidak disalahkan, tidak dituntut juga tidak dikritik. Oleh karena itu perbaikan diri bisa dimulai dari membaca. 2. Menulis Menulis adalah pasangan aktivitas membaca, bila membaca kita mengkonsumsi, dengan menulis kita memproduksi .Tingkatan menulis lebih tinggi daripada membaca karena menulis adalah aktivitas membuat bahan bacaan .Bila membaca aktivitas berfikimya lebih
rendah,sedangkan menulis harus berfikir lebih keras dan cerdas untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas, bermanfaat terutama bagi kita pribadi dan orang lain. Menulis mempunyai banyak tujuan .Dalam olah pikir tujuan utama menulis adalah berekspresi, memang membaca dan menulis jangan dipisahkan, keduanya saling mengisi .Olah pikir dengan melakukan keduanya membuat
11
pikiran lebih sehat, dari pada hanya melakukan salah satu saja. 3. Diskusi Diskusi adalah aktivitas olah pikir yang lengkap disana ada konsumsi,distribusi dan produksi. Mendengarkan pendapat adalah konsumsi, berpendapat adalah produksi dan distribusi. Dengan diskusi olah pikir yang kita lakukan mempunyai aspek yang beragam, tergantung banyaknya peserta diskusi dan banyaknya sudut pandang satu persoalan. Diskusi juga memacu proses konsumsi, distribusi dan produksi pendapat agar berproses lebih cepat. bila dengan membaca, maka pada diskusi hal itu tidak bisa. Artinya kita mesti sangat konsentrasi menyimak pendapat orang lain. Bila dalam menulis , kita bisa menyunting hasil tulisan, tetapi dalam diskusi tidak dapat dilakukan penyuntingan. Diskusi juga melatih kita mengendalikan emosi,karena dalam diskusi mungkin sekali terjadi perbedaan pendapat, karena bila kita tidak dapat mengendalikan emosi maka pendapat kita tidak rasional,dengan demikian diskusi bisa berobah menjadi perang ego bukan aktivitas olah pikir. 4. Berpikir Berpikir berarti memproduksi pendapat, ide, kritik, keputusan, solusi, kesimpulan dan analisa. Bila kita membaca maka secara otomatis kita menyimpulkan apa
12
yang kita baca, benar atau salah, setuju atau tidak. Bila kita menulis, kita memberikan pendapat tentang suatu masalah yang menjadi pokok bahasan. Bila kita menghadapi masalah, kita memberika Alternative solusi dan memutuskan solusi mana yang yang akan kita lakukan. Cara berpikir dalam olah pikir sangat sederhana,perhatikan suatu hal. Pikirkan apa yang bisa diperbaiki atau ditingkatkan dari hal itu, meskipun perbaikan atau peningkatan itu kecil tampaknya, tapi itu sudah sangat berarti. Misalnya,perhatikan kamar kita bertanyalah”apa yang bisa dibuat lebih enak ya? Jawablah sekenanya, Bebas saja. Mungkin akan muncul jawaban bahwa kamar kita bisa lebih bersih dan rapi, setelah itu lakukanlah. Berfikir juga bertujuan untuk mengevaluasi diri. Bagaimana hari ini dibandirigkan dengan kemarin? Lebih baik~sama saja atau lebih buruk ? bila lebih baik , bersyukurlah, bila sama saja atau lebih buruk minta ampun kepada Allah. Kita telah menyia nyiakan waktu yang diberikanNya. Lalu pikirkan pula cara memperbaikinya. 5. Mengajar Mengajar tidak selalu berarti formal seperti Widayaiswara,tetapi mengajar kepada rekan kerja, isteri, suami, orang tua, anak, tetangga bahkan kepada orang kita kenal. Dengan mengajar kita dipacu untuk terus mengakses pengetahuan. Olah pikir yang kita lakukan mesti dapat mencegah kita dari hal hal negatif, seperti panjang angan angan, pikiran tertutup dan berpuas diri. Bila panjang angan angan maka pikiran hanya digunakan untuk berangan angan
tentang kesenangan, kesenangan tanpa ada usaha nyata demikian juga dengan pikiran tertutup menganggap diri sendirilah yang benar dan paling tahu, orang lain tidak pantas mengajari atau mengingatkan, orang yang berpuas diri adalah orang gagal dia berhenti berusaha mendapatkan yang lebih baik Kesimpulan Olah pikir adalah aktivitas transformasional dan aktivitas untuk mencari sesuatu yang lebih baik dan bermanfaat lebih banyak. Olah pikir berhubungan dengan benda-benda baik nyata maupun abstrak. Tujuannya untuk menyehatkan pikiran. Aktivitas utama olah pikir adalah aktivitas untuk mengkonsumsi, memproduksi dan mendistribusi ilmu, ide, pengetahuan dan pengalaman. Ada 5 macam olah pikir PNS yaitu membaca, menulis, diskusi, berfikir dan mengajar. Kelima macam olah pikir tersebut harus di laksanakan secara seimbang sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya. *Widyaiswara Utama(Alex Sobur, Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah, Penerbit Pustaka Setia, Bandung, 2003.Adi W Gunawan, Bom to be a Genius, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2003. Agus Ngemanto Quantum Qotient, Cara Praktis Melecitkan Kecerdasan IQ, EQ dan SQ yang Harmonis . Bandung 2001. Fedler, Borgoyne. Boydel. Jakarta 2001, Kiat Pengembangan Diri. Lawrence E Shapiro. PhD. Motional Intelligence, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 1997).
Akreditasi Pelatihan - Rijal Riyadi -
T
erwujudnya pelayanan kesehatan yang profesional akan sangat tergantung dari kompetensi yang dimiliki oleh petugas kesehatan dalam melaksanakan kinerjanya. Kompetensi dapat dimiliki melalui pengalaman, proses pendidikan dan pelatihan. Hal ini juga tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor: 101 tahun 2000 tentang pendidikan dan pelatihan jabatan pegawai negeri sipil (PNS), pada pasal 8 yang menjelaskan bahwa pendidikan dan pelatihan (diklat) dalam jabatan dilaksanakan untuk mengembangkan pengetahuan, dan sikap PNS agar dapat melaksanakan tugas – tugas pemerintahan & pembangunan dengan sebaik – baiknya. Program diklat yang diselenggarakan dikelompokkan menjadi dua, yakni Pertama Program pelatihan berdasarkan karakteristik peserta latih,yang meliputi : Pelatihan Teknis Bagi Aparatur, Pelatihan Manajemen Bagi Aparatur dan Pelatihan Teknis Bagi Nakes serta Pelatihan Bidang Kesehatan bagi Masyarakat. Dan yang kedua Program pelatihan berdasarkan pelatihan unggulan. Akreditasi Pelatihan Akreditasi pelatihan erat kaitannya dalam menjaga mutu produk pelatihan berupa lulusan pelatihan. Akreditasi pelatihan adalah pengakuan yang diberikan pemerintah atau badan akreditasi yang berwenang kepada suatu pelatihan yang telah memenuhi standar yang telah ditetapkan, berdasarkan hasil penilaian terhadap komponen yang di akreditasi. Akreditasi pelatihan secara umum bertujuan untuk mengendalikan dan meningkatkan mutu pelatihan bidang kesehatan.
Sedangkan secara khusus bertujuan untuk mengendalikan dan meningkatkan mutu dari komponen pelatihan itu sendiri. Komponen tersebut terdiri dari: kurikulum, peserta, pelatih/fasilitator, dan penyelenggara pelatihan serta tempat pelatihan itu dilaksanakan. Untuk menjaga mutu pelatihan maka setiap pelatihan harus berpedoman pada komponen Akreditasi Pelatihan, yang secara rinci dijelaskan sebagai berikut: 1. Komponen Kurikulum Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan dalam belajar mengajar. Untuk mendapatkan dokumen kurikulum yang sesuai dengan tujuan pelatihan dan kesesuaian antara proses dan tujuan maka perlu menyesuaikan antara komponen dan variable dalam pelatihan yang akan dilaksanakan 2. Komponen Peserta Sasaran pelatihan adalah aparatur dan non aparatur tenaga kesehatan. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan, keterampilan/ pendidikan di bidang kesehatan. 3. Komponen Pelatih/ Fasilitator Pelatih/fasilitator adalah orang yang memiliki pengakuan dan kompetensi dalam memberikan serta memfasilitasi proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kinerja profesionalisme dan/ atau untuk menunjang pengembangan karier
bagi tenaga kesehatan untuk melaksanakan tugasnya. 4. Komponen Penyelenggara Pelatihan Penyelenggara pelatihan adalah Unit Pelaksana Teknis adalah satuan/ unit kerja yang memiliki tugas dan fungsi melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan pada Kementerian Kesehatan atau swasta. 5. Komponen Tempat Pelatihan Tempat pelatihan adalah tempat dimana pelatihan dilaksanakan seperti Balai Pelatihan Kesehatan. Balai Pelatihan Kesehatan adalah sarana kesehatan yang mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan. Proses Akreditasi Pelatihan Proses akreditasi pelatihan yang dilaksanakan bukan sesuatu proses yang mudah, mengingat pelatihan yang dilaksanakan adalah pelatihan teknis. Pelatihan teknis ini bertujuan dalam pencapaian kompetensi klinis sehingga dokumen yang terkait dengan kelengkapan akreditasi pelatihan ini harus mewakili bagaimana proses pelatihan akan diselenggarakan secara efektif dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Maka disimpulkan bahwa sebagai penyelenggara diklat diharapkan mengajukan akreditasi pelatihan yang akan dilaksanakan
13
kepada Badan Akreditasi yang terkait dengan pelatihan yang akan dilaksanakan. Sehingga pelaksanaan pelatihan mulai dari input sampai dengan output dapat dikendalikan sesuai dengan pedoman pelatihan yang telah diakreditasi. Implikasi dari mekanisme ini yaitu penyediaan sumber daya
manusia yang professional dalam kegiatan pengembangan SDM khususnya SDM Kesehatan untuk menciptakan public protection dan service excellent sebagai perwujudan Good Governance dalam mencapai pembangunan kesehatan yang optimal. *Widyaiswara Bapelkes Prov.Kalsel (Ref : Juklak Akreditasi Pelatihan
Di Bidang Kesehatan, Kemenkes RI, Badan PPSDM Kesehatan 2012,Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI, 2011,DepKes RI, 2009 Pedoman Sertifikasi Peserta dan Pelatih Pada Pelatihan Di Bidang Kesehatan, Badan PPSDM Jakarta).
rutin minimal enam bulan sekali dengan tujuan apakah penjamah makanan potensial dalam menularkan penyakit melalui makanan ataupun tidak sehingga penularan penyakit melalui makanan dapat dicegah.
dari beberapa penyakit menular seperti :infeksi kulit, infeksi telinga; infeksi mata yang berat, infeksi pernapasan berat, infeksi saluran cerna serta penyakit infeksi lainnya yang dapat ditularkan melalui makanan.Untuk keperluan ini maka seorang penjamah makanan harus selalu menjalani pemeriksaan kesehatan (medical check up) berkala, setiap 6 bulan sekali.
- Gusti Muliani Rahmah -
PENTINGNYA PERSONAL HYGIENE BAGI PENJAMAH MAKANAN
P
enjamah makanan adalah seseorang yang mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam penyiapan dan penyajian makanan kepada orang lain. Makanan yang aman dalam mencukupi kebutuhan kehidupan kita ketika pengolahan dan penyajian sangatlah penting. Sebab, penanganan makanan yang kurang bahkan tidak baik dapat menimbulkan penyakit, kecacatan dan kematian. Perlindungan konsumen, perusahaan dan diri sendiri dapat dilakukan dengan mempelajari dan menerapkan penanganan makanan yang aman. Setiap penjamah makanan yang melayani konsumen harus terlebih dahulu melakukan pemeriksaan kesehatan dengan tujuan agar dapat diketahui bahwa penjamah makanan bebas dari penyakit menular. Pemeriksaan kesehatan harus dilakukan secara
14
Personal higiene penjamah makanan sangatlah perlu dipelajari dan diterapkan dalam pengolahan makanan untuk mencegah penularan penyakit melalui makanan. Beberapa hal yang harus dilakukan oleh setiap penjamah makanan ketika mengolah dan menyajikan makanan untuk mencegah penularan penyakit. Sumber utama penularan penyakit bawaan makanan adalah pencemaran bahan makanan, dimana peran manusia sebagai vector pembawa kuman sangat tinggi, untuk itu seorang Penjamah Makanan harus bebas
Dalam keseharian, maka seorang penjamah makanan harus berpenampilan bersih dan rapi, mengikat dan menutup rambutnya, memotong kuku hingga pendek dan rapi, melepas semua perhiasan tangan termasuk jam tangan, memakai APD yang sesuai (celemek, sarung tangan, dan sepatu kerja yang kedap air). Seorang penjamah makanan tidak boleh merokok di tempat penyimpanan, pengolahan, dan
penyajian makanan, meludah, bersin, atau batuk-batuk di depan makanan,makan, minum, atau mengunyah permen di tempat kerja,memakai kuku palsu, pewarna kuku, riasan yang terlalu berlebih.
Dikarenakan personal hygiene adalah hal utama dalam masalah pencegahan penyakit bawaan makanan sehingga mencuci tangan secara baik dan benar akan membunuh lebih dari 80% kuman di tangan. Cara mencuci tangan yang benar tidak hanya ditujukan untuk penjamah makanan tetapi dapat digunakan untuk semua orang , yaitu dengan air mengalir basahi tangan hingga setidaknya pergelangan tangan, kemudian gunakan sabun cuci tangan dan ratakan di seluruh tangan, telapak tangan, sela-sela jari dan ujung kuku-kuku. Gosok tangan dengan sabun ini kurang lebih 15-20 detik, kemudian bilas dengan air mengalir sampai bersih dan keringkan tangan pengering tangan atau tisu sekali pakai. Terakhir tutup kran dengan
tisu yang tadi sudah dipakai. Penjamah makanan wajib mencuci tangan ketika memulai pekerjaannya, setelah keluar dari kamar kecil, memegang bahan mentah,membuang sampah,memegang bahanbahan non-makanan termasuk uang,membersihkan ingus, batuk, merapikan rambut, dan kegiatan lainnya yang memungkinkan pencemaran,cuci tangan sesering dan sesegera mungkin untuk mencegah terjadinya pencemaran dan infeksi silang. Ada kalanya juga seorang penjamah makanan tidak boleh bekerja dalam kondisi tertentu, hal ini dilakukan agar faktor risiko yang mungkin timbul tidak terjadi. Seorang penjamah makanan tidak boleh bekerja pada saat : menderita gejala flu seperti demam, hidung meler atau tenggorokan serak,menderita penyakit saluran pencernaan seperti diare,menderita penyakit Hepatitis A, dan terinfeksi Salmonella Thypi, Shigella atau E.coli,terdapat luka infeksi (terpotong, terbakar atau tersayat) pada tangan. Apabila luka tidak terinfeksi diharuskan menggunakan sarung tangan untuk melindungi luka setelah mencuci tangan terlebih dahulu. Dan jika di rumah seorang penjamah makanan terdapat orang yang sakit, pastikan mencuci tangan sesering mungkin untuk membantu mencegah penularan penyakit Penjamah makanan harus bertanggung jawab terhadap kesehatan pribadinya dan kebersihan dirinya. Perusahaan/ Instansi harus bertanggung jawab agar masyarakat terhindar dari praktek yang tidak higienis yang dapat menyebabkan penyakit di masyarakat. Oleh karena itu, personal hygiene perlu diterapkan
agar kesehatan masyarakat terjaga. Aturan personal hygiene antara lain : 1. Kesehatan fisik harus dijaga dan dilindungi dengan gizi yang baik dan kebersihan diri 2. Penyakit harus dilaporkan kepada perusahaan/instansi sebelum bekerja, sehingga kontak antara karyawan sakit dan makanan dapat dicegah 3. Kebiasaan kerja yang higienis harus dikembangkan untuk menghilangkan pencemaran pangan yang potensial 4. Selama kerja, tangan harus dicuci setelah menggunakan toilet, menangani sampah atau bahanbahan yang kotor, menangani daging mentah, produk telur atau produk susu, memegang uang, merokok, batuk atau bersin 5. Kebersihan diri harus dipelihara dengan mandi setiap hari dan menggunakan deodoran, keramas minimum 2 kali seminggu.Jangan lupa membersihkan kuku setiap hari dan menggunakan penutup kepala (hair net) selama menangani makanan serta mengenakan pakaian yang bersih 6. Tangan karyawan dilarang menyentuh peralatan dan fasilitas untuk makanan, sarung tangan sekali pakai perlu digunakan apabila bersentuhan dengan makanan Demikian informasi tentang pentingnya personal hygiene bagi penjamah makanan, semoga bermanfaat.*Staf Bapelkes Prov. Kalsel (Materi Kuliah di STIKES Dharma Husada Bandung, Gumilar Adam SKM, M.Kes)
15
PENANGANAN SERANGAN JANTUNG - Rijal Riyadi -
S
erangan jantung atau yang dalam bahasa medis disebut infark miokard/ infark miokard akut, terjadi ketika darah yang mengalir ke bagian otot jantung tersumbat. Jika aliran darah terputus lebih dari beberapa menit, sel-sel otot jantung (miokardium) akan mulai rusak/mati (infark) karena kekurangan oksigen. Gejala Gejala khas serangan jantung akut adalah nyeri dada tiba-tiba (biasanya menjalar lengan kiri atau sisi kiri leher), sesak napas (dada terasa seperti “diinjak gajah”), mual, muntah, jantung berdebar, berkeringat, dan gelisah. Serangan jantung pada perempuan memiliki lebih banyak gejala dan tidak selalu khas. Sekitar seperempat kasus infark miokard terjadi “diamdiam”, tanpa nyeri dada atau gejala lainnya. Serangan jantung diamdiam tersebut terutama terjadi pada orang tua, pada pasien diabetes mellitus dan setelah transplantasi jantung. Penyebab Penyebab serangan jantung paling umum adalah penyumbatan (oklusi) arteri koroner setelah pecahnya plak aterosklerotik, yaitu tumpukan lipid (asam lemak) dan
16
sel-sel darah putih pada dinding arteri koroner yang memasok darah ke jantung. Plak yang pecah menciptakan gumpalan-gumpalan bekuan darah. Jika bekuan cukup besar maka dapat menutup sebagian atau seluruh arteri, yang mengakibatkan serangan jantung. Diagnosis Tes untuk mendiagnosis serangan jantung meliputi: • Elektrokardiogram (ECG): pembacaan impuls listrik jantung. Kadang-kadang tes ini dilakukan ketika berolahraga dengan sepeda statis atau treadmill. • Tes darah: untuk mengukur tingkat zat dilepaskan ke dalam darah ketika otot jantung rusak. • Angiogram (atau kateterisasi jantung): rontgen khusus arteri koroner Anda. Pengobatan Pengobatan serangan jantung adalah dengan: • Obat untuk melarutkan gumpalan darah yang memblokir arteri koroner. • Angioplasty dan implantasi stent: prosedur untuk membuka arteri koroner yang tersumbat dengan menggunakan balon di titik penyempitan. Setelah arteri terbuka, tabung logam khusus
yang dapat menggelembung (stent) ditempatkan agar tetap terbuka. • Operasi bypass: operasi di mana aliran darah dialihkan dari area penyempitan di arteri koroner Anda. • Penggunaan obat jangka panjang : untuk menurunkan risiko gangguan jantung lebih lanjut. Obat-obatan ini mungkin mencakup dosis kecil aspirin reguler, obat penurun kolesterol, beta-blocker dan penghambat ACE (angiotensin-converting enzyme). • Defibrilator implan jantung (ICD): perangkat kecil yang kadangkadang ditanam di dekat jantung untuk mengelola irama jantung abnormal (aritmia) yang mungkin terjadi setelah serangan jantung. • Golden Apialli adalah kombinasi beberapa ekstrak tanaman obat yang berkhasiat mengendalikan tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu: akar alang-alang (imperata cylindrica), tempuyung (sonchus arvensis), seledri (apium graviolens), jagung (zeamays) dan cangkudu (alium album) yang dikomposisi secara seimbang.*Widyaiswara(Ref : BT & CLS Modul 2013; Buku Pedoman pengobatan penyakit Jantung)
DELLUSION (WAHAM) - Khaidir Ansyari -
D
ellusion atau waham adalah keyakinan yang salah yang tidak sesuai dengan kenyataan / realita dan tidak bisa dibantah / digoyahkan. Klien schizophrenia biasanya memakai waham / delusi sebagai usaha memenuhi kebutuhan psikologisnya yang tidak terpenuhi oleh kenyataan didalam hidupnya ; misalnya harga diri, rasa aman, ketenangan, atau hukuman yang berkaitan dengan perasaan bersalah atau perasaan takut. Klien sering tidak menyadari wahamnya, dan waham yang dimiliki aneh, kadang-kadang lebih dari satu hal / aspek. Tidak jarang klien menyadari bahwa pikiran atau ide-idenya tidak benar, tetapi dia tidak bisa atau tidak sanggup untuk merubah ide-ide atau pikiran tersebut. Isi waham yang
dimilikinya sering bertentangan dengan keadaan hidup yang dialami atau dirasakan oleh klien, misalnya klien yang merasa dirinya tidak berguna, merasa hina, atau klien yang miskin dan tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya akan mengembangkan waham kebesaran seperti yakin bahwa dia sebagai Nabi, Raja, atau seorang yang kaya raya. Jangka waktu terjadinya waham tidak sama antara klien yang satu dengan klien yang lain, misalnya ada klien yang mengalami waham yang sifatnya sementara dan akan hilang apabila keadaan penyakitnya membaik, tapi ada juga yang mempunyai waham yang menetap dan dipertahankan selama hidupnya. Ada 3 (tiga) hal yang perlu diperhatikan dalam
mengidentifikasikan waham perilaku klien, yaitu 1. Klien cukup puas hanya dengan membicarakan wahamnya tanpa menunjukan perilaku yang sesuai dengan wahamnya. 2. Klien hidup dengan wahamnya akan tetapi perilakunya tidak terpengaruh oleh wahamnya, ini biasanya terdapat pada waham yang menetap (fixed dellusion). 3. Klien benar-benar terlibat dengan wahamnya sehingga perilakunya sesuai dengan isi wahamnya (waham yang sistematik). Dalam merawat klien yang mempunyai waham, perlu diperhatikan / dipertimbangkan halhal sebagai berikut : 1. Waham atau delusi adalah merupakan perlindungan bagi
17
klien dan hanya akan hilang jika klien merasa dirinya aman dan selamat, oleh karena itu memenuhi kebutuhan akan rasa aman merupakan faktor yang penting dalan asuhan keperawatannya. 2. Waham tidak berada dibawah kontrol kesadaran klien, sehingga memperdebatkan waham dengan klien tersebut merupakan tindakan yang sia-sia. Karakteristik Ada beberapa perilaku yang sering kita jumpai pada klien yang mempunyai waham, bermacammacam sesuai dengan isi wahamnya : • Klien cenderung melakukan percobaan bunuh diri. • Klien cenderung melakukan tindakan agresif, destruktif. • Menolak makan, • Tidak ada perhatian pada personal
18
hygine • G elisah, tidak bisa diam • Ada gangguan eliminasi. • Merasa cemas, takut, kadangkadang panik. • Yakin bahwa dirinya / perilakunya dikontrol oleh kekuatan dari luar (alien control). • Yakin bahwa dia mempunyai kelebihan dan keistimewaan dibandingkan dengan orang lain (waham kebesaran). • Merasa dirinya dikejar-kejar atau dimusuhi (waham kejar) • Tidak percaya terhadap lingkungannya. • Cemburu yang berlebihan pada waham curiga. • Curiga atau yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi dilingkungannya mempunyai arti khusus bagi dirinya (ideas of reference). • Merasa dirinya kaya raya,
walaupun sebenarnya dia miskin. • M erasa dirinya tidak mampu / miskin (waham kemiskinan) • Merasa dirinya sangat kotor • Yakin bahwa dia menderita penyakit yang serius (hipocondriac) • Pikiran yang aneh terhadap dirinya atau tubuhnya (waham somatic) • Perasaan bahwa lingkungan atau dirinya telah berubah (pada klien depersonalisasi) • Perasaan bahwa dirinya sudah mati (waham nihilistic) • Tidak mau bekerja sama dalam usaha perawatan dan pengobatan • Merasa dirinya sebagai Tuhan, Nabi (waham kebesaran) • Yakin bahwa dilahirkan oleh Tuhan atau kehadirannya di dunia bukan dilahirkan oleh ibunya, dan sebagainya.*Widyaiswara Muda
Wabah Penyakit di dunia - Rijal Riyadi -
B
anyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang rentan terhadap penyakit , diantaranya perubahan musim , pola makan dan minum serta personal hygiene yang tidak terjaga dengan baik. Berikut ini 7 Jenis Penyakit yang membahayakan dan masih menjadi wabah dunia: 1. Demam Kuning Demam kuning adalah penyakit virus mematikan yang ditularkan oleh nyamuk. Pemberian nama ini karena pasien yang terinfeksi bisa tampak kuning. Belum ada obat untuk menyembuhkan demam kuning ini. Pengobatan yang dilakukan hanya bertujuan mengurangi gejala-gejala pasien, seperti demam, sakit perut, muntah, serta pendarahan dari mulut, hidung dan mata. Ada 30.000 kematian akibat demam kuning setiap tahunnya, biasanya
paling banyak di daerah tropis. Saat ini, vaksinasi adalah tindakan pencegahan paling penting terhadap demam kuning. 2. Tifus Tifus masih lazim di negaranegara berkembang, sehingga para wisatawan asing harus divaksinasi terhadapnya. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri salmonella typhi yang dibawa ke aliran darah dan saluran pencernaan. Gejalagejala tifus seperti demam yang berkelanjutan, lemah, sakit perut, sakit kepala dan hilangnya nafsu makan. Pada beberapa kasus, terdapat ruam dan bintik-bintik merah pada pasein. Demam tifus biasanya diobati dengan antibiotik yang dapat menghilang infeksi selama 2-3 hari. 3. Flu Spanyol Antara tahun 1918 dan 1919, flu Spanyol telah membunuh
20 hingga 40 juta orang. Flu mematikan ini menyerang orang pada usia 20 sampai 40 tahun, dan menginfeksi 28 persen penduduk Amerika. Gejala flu Spanyol lebih parah daripada flu musiman biasanya. Pasien akan menggigil dan mengalami kelelahan ekstrim, serta terdapat cairan di paruparunya. Wajah pasien terlihat coklat dan ungu, dan kakinya akan menjadi hitam. 4. Cacar Cacar muncul dari virus variola ribuan tahun yang lalu, World Health Organization (WHO) baru mengeluarkan sertifikat untuk pemberantasan penyakit ini pada tahun 1979, dan sukses melalui kampanye vaksinasi. Namun penyakit cacar ini telah membunuh sekitar 60 juta orang di Eropa pada abad ke-18. Dan diperkirakan 300-500 juta kematian di seluruh dunia pada abad ke-20 diakibatkan
19
Media Informasi Balai Pelatihan Kesehatan
oleh penyakit ini juga. Efek jangka panjangnya adalah cacat pada kulit, infertilitas, dan kadangkadang kebutaan. Gejala lainnya seperti demam, sakit kepala, nyeri tubuh dan ruam. 5. Malaria Malaria telah membunuh 2 juta orang per tahun dan menyebabkan 400 hingga 900 juta kasus demam setiap tahunnya. Parasit malaria ditularkan oleh nyamuk, dan mereka berkembang biak di sel darah merah. Gejalanya seperti anemia, demam, mual, dan pada beberapa kasus ekstrim dapat menyebabkan koma hingga kematian. Malaria merupakan permasalahan terbesar di daerah
tropik dan subtropik di dunia. 6. Kolera Kolera dimulai pada tahun 1817, penyakit ini berasal dari air kotor Sungai Gangga di India dan meledak selama festival di Calcutta. Penyakit ini berpindah ke bagian India lainnya, dan akhirnya menyebar ke seluruh dunia melalui air yang terkontaminasi serta melalui kotoran korban. Wabah terbaru pada tahun 1947 menyerang 20.500 orang di Mesir. 7. Pes Penyakit pes yang lebih dikenal dengan “Black Death”, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri
Yersinia pesti, paling sering dibawa oleh hewan pengerat dan kutu. Pada abad pertengahan, jutaan orang di seluruh Eropa meninggal karena wabah yang diakibatkan oleh kutu tikus yang banyak terdapat di rumah-rumah dan perkantoran. Sekarang telah ada antibiotik yang efisien mengobati penyakit ini jika terdeteksi secara dini. Namun jika seseorang telah terinfeksi dan tidak segera diobati, cenderung menyebabkan kematian. Wabah pes ini terkadang masih terjadi pada masyarakat di pedesaan.*Widyaiswara (Ref :Soedarto 2013, Buku penyakit menular Depkes (2013), penyakit tropis yang sering terjadi di Indonesia)
Ancaman dan Intervensi Dellusion - Khaidir Ansyari -
D
ellusion atau waham adalah keyakinan yang salah yang tidak sesuai dengan kenyataan dan tidak bisa dibantah / digoyahkan. Klien schizophrenia biasanya memakai waham / delusi sebagai usaha memenuhi kebutuhan psikologisnya yang tidak terpenuhi oleh kenyataan didalam hidupnya ; misalnya harga diri, rasa aman, ketenangan, atau hukuman yang berkaitan dengan perasaan bersalah atau perasaan takut. Beberapa hal yang mungkin bisa menjadi ancaman bagi klien maupun orang disekitarnya antara lain : 1. Resiko melakukan tindakan agresif, destruktif 2. Resiko melakukan percobaan
20
bunuh diri 3. Resiko menolak kerjasama dalam usaha perawatan dan pengobatan 4. Gangguan pemenuhan gizi, cairan, atau gangguan eliminasi 5. Harga diri rendah 6. Ansietas atau kecemasan Intervensi 1. Membina hubungan saling percaya (interpersonal) : a. Jangan mengemukakan alasan, berdebat, atau menentang waham b. Yakinkan bahwa klien berada dalam lingkungan yang aman dan tidak berbahaya c. Jangan tinggalkan klien sendiri, gunakan keterbukaan dan kejujuran setiap saat
d. Sarankan klien untuk mengungkapkan perasaan ansietas, takut, atau tidak aman, tawarkan kepedulian dan perlindungan untuk mencegah cedera pada diri sendiri dan orang lain e. Tunjukan perhatian, membicarakan tentang delusi ketika mengalaminya akan mengaburkan realitas, lebih baik membicarakan pengalaman yang dapat memicu delusinya f. Tetap tenang. 2. Identifikasi jenis / isi wahamnya : a. Bantu klien dalam pemahaman dan manfaat delusi
b. Klarifikasi kerancuan tentang verbalisasi dengan menanyakan apa yang sedang dikatakan klien, kalau tidak diklarifikasi akan meningkatkan kecemasan klien dan lebih menguatkan wahamnya c. Identifikasi adanya topik sentral d. Identifikasi adanya nada perasaan sentral 3. Selidiki arti delusi : a. Kaji area dalam kehidupan klien yang tidak dapat diatur, kendalikan, atau ikut serta b. Kaji cara konkrit delusi mengganggu fungsi atau mungkin menjelaskan malfungsi terhadap klien c. Tanyakan apakah klien sudah melakukan sesuatu berdasarkan delusinya d. Tanpa menyetujui atau mendebat, tanyakan alasan atau logika yang melatar belakangi delusi 4. Kaji intensitas, frekuensi, dan lama delusi : a. Delusi sekilas dapat diatasi dalam waktu singkat b. Delusi campuran yang telah dialami dalam waktu yang lama dapat dihindari secara sementara untuk mencegah terhambatnya hubungan c. Jika klien tidak dapat menghentikan pembicaraan tentang delusinya, Tanya dengan ramah apakah dia masih ingat dengan apa yang sedang dilakukannya dan inilah saatnya untuk melakukan aktivitas tersebut. d. Jika klien sangat bersemangat untuk bercerita tentang delusinya, dengarkan saja sampai tidak ada kebutuhan lagi untuk mendiskusikannya. Sangat bermanfaat jika diyakinkan bahwa sebagai manusia klien adalah orang yang baik. 5. Identifikasi pemicu delusi : a. Kaji kemampuan klien untuk mengelola aktivitas kehidupannya, karena delusi dapat dipicu oleh perubahan kecil seperti perubahan jadwal
kehidupan b. Segala sesuatu yang potensial mengganggu klien dapat memicu delusi 6. Identifikasi stressor yang baru terjadi : a. Kaji apakah klien sedang dalam stress berat, seperti kesulitan finansial, keluarga, atau pekerjaan b. Bantu klien menghubungkan keyakinan yang salah dengan waktu / saat dia mengalami peningkatan stress, apabila klien mampu memutuskan ansietas maka pikiran delusinya akan dapat dicegah 7. Jika klien bertanya secara langsung apakah anda percaya dengan delusinya, hargai pertanyaannya dengan mengatakan bahwa ini adalah pengalaman klien a. Selalu sajikan realitas pada klien yang sedang mengalami delusi, tanpa mendengarkan atau menentang persepsinya b. Kuatkan dan pusatkan pada relitas c. Bicarakan tentang kejadian nyata dan orang-orang yang nyata dengan menggunakan situasi nyata untuk mengalihkan perhatian dan pembicaraan klien 8. Identifikasi kebutuhan emosional yang mungkin dapat dipenuhi oleh delusi : a. Respon terhadap perasaan yang mendasar daripada terhadap sifat delusi yang tidak logis ; ini akan merangsang diskusi tentang rasa takut, ansietas, atau marah tanpa menganggap bahwa delusinya benar b. Pada umumnya klien terikat pada nuansa emosional dari pengalaman delusi pertamanya sampai pada setiap pengalaman berikut dengan delusi tertentu c. Gunakan proses pembicaraan daripada isi, dengan mereflesikan kembali perasaan klien
a. Tingkatkan aktivitas yang memerlukan perhatian, keterampilan fisik, atau tindakan. b. Jika tenaga klien dialihkan, maka pemikiran yang patologik dapat dihentikan c. Aktivitas yang memuaskan akan membantu klien untuk tidak menggunakan waktunya dengan pikiran yang berdelusi d. Mengenal aspek yang sehat dari kepribadian klien, hal ini akan membantu klien untuk meragukan persepsi delusinya e. Atur situasi sehingga sulit bagi klien untuk menggunakan waktu dalam system delusinya; keadaan ini memicu digunakannya metode alternatif untuk memenuhi kebutuhannya 10. Begitu delusi dipahami, hindarkan dan jangan membicarakan secara berulang tentang delusinya : a. Dorong klien untuk bertanggung jawab terhadap perilakunya b. Beri cara pengendalian aktivitas hidup sehari-hari dan pengambilan keputusan Yang sangat penting diantara intervensi diatas adalah dengan menyertakan keluarga klien sebagai pendamping, sehingga klien memiliki rasa aman serta keyakinan bahwa apa yang dipikirkan, dilihat serta dirasakan hanyalah sebuah delusi bukan kenyataan, karena dukungan keluarga sebagai orang terdekatnya akan sangat membantu proses penyembuhan klien.*Widyaiswara muda (Maramis, WF. : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Ailangga University Press, Surabaya, 1994esiden Bagian psikiatri UCLA : Buku Saku Psikiatri, EGC, Jakarta, 1997; Maslim, Rusdi : Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ – III, Jakarta, 1997;Ingram, et al : Catatan Kuliah Psiakiatri, ed 6, EGC, Jakarta, 1995;Stuart and Sundeen : Buku Saku Keperawatan Jiwa, ed 3, EGC, Jakarta, 1998;Direktorat Kesehatan Jiwa, Dirjen Yanmed, Depkes RI : Petunjuk Teknis Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Skizofrenia, Jakarta, 1989
9. Penuhi kebutuhan yang dipenuhi oleh delusi :
21
Masakan Santan Dan Dampaknya - Eka Yulida Rahma -
M
eningkatnya kasus penyakit jantung dan kolesterol di Kalimantan Selatan ternyata sangat berhubungan erat dengan pola makan yang sangat sulit diubah. Menurut Widjaja Lukito, dokter spesialis gizi klinik yang juga sekretaris anggota Dewan Pertimbangan Presiden bidang pola makan orang Indonesia yang sangat berhubungan erat dengan etnik, factor tradisional, cara penyajian, dan segi ekonomi membuat makanan yang dikonsumsi minim serat dan tidak sehat. Khususnya di Kalimantan Selatan, suku banjar contohnya. Berbagai masakannya banyak mengandung santan dan lemak. Seperti ketupat kandangan, sayur manis pakai santan,sayur paliat, opor tua, itik panggang pakai santan,dll. Padahal efeknya kurang baik untuk tubuh kita, tetapi untuk menghilangkan tradisi ini tentu sangat sulit. Ini menyangkut daya santap dan keadaan lingkungan yang memang suka dengan masakan khas banjar. Menurut Muslim salah satu warga suku banjar mengatakan, “Amunnya kada pakai santan, kada mamak rasanya”. Ini terbukti bahwa suku banjar senang santap masakan yang mengandung banyak santan dan lemak. Hal yang harus diperhatikan oleh suku banjar adalah kurangi konsumsi masakan bersantan dan berlemak. Santan pekat mengandung
22
kolesterol yang sangat tinggi. Kolesterol tidak hanya di alami orang yang bertubuh gemuk. Apabila kolesterol berlebihan didalam tubuh maka akan sangat berbahaya yaitu dapat menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi), stroke, serangan jantung .dan tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan kematian kepada kita. Pertanyaannya, apakah resiko ini dapat kita hindari dengan pola hidup sehat dan mengurangi makanan yang bersantan dan berlemak ? ya, benar kondisi tubuh akan semakin baik dan sehat serta mencegah resiko hipertensi, serangan jantung, stroke dan kematian. Mungkin pada awalnya sulit
sekali menerapkan pola hidup sehat, namun semakin anda menunda menerepkannya maka semakin dekat kematian menjemput anda. Pola hidup sehat yang harus kita lakukan, pertama mengkonsumsi masakan yang bergizi sesuai dengan 4 sehat 5 sempurna. Jauhkan mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak santan dan lemak. Kedua, berolaraga secara teratur. Ketiga miliki waktu istirahat yang cukup serta menjaga kebersihan lingkungan. * Mahasiswi Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru (Ref:thesecretalert. wordpress.com/2008/06/06/ bahaya-dari-kolesterol-tinggi/)
HERBAL UNTUK PENDERITA DIABETES - Muhammad Rafli -
D
iabetes mellitus(DM) atau penyakit kencing manis merupakan penyakit yang terjadi karena adanya suatu masalah pada proses metabolisme karbohidrat yang menyebabkan glukosa dalam darah tidak dapat diserap tubuh dengan sempurna, sehingga kadar gula dalam darah tinggi. Namun penyakit DM juga bisa terjadi karena pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin seperti yang di butuhkan tubuh. Sulit bagi penderita yang sudah menderita DM untuk tidak mengkonsumsi Insulin serta obat-obatan lainnya, tetapi ada bahan-bahan alami/herbal yang bisa dikonsumsumsi untuk penderita diabetes. Berikut Tips bagi penderita DM dan obat-obat herbal : Cara Ampuh Mengobati Diabetes: 1. Minum Air putih Minimal 8 gelas sehari dengan menggunakan gelas berukuran besar. 2. Jika anda masih mengkonsumsi nasi, segeralah kurangi porsi makan anda, kalau bisa ganti nasi yang anda makan dengan umbi-umbian, seperti keladi yang rendah karbohidrat. 3. Jika anda tidak suka dengan sayur buncis, maka beralihlah untuk menyukai buncis, karen buncis dapat merangsang pankreas untuk memproduksi hormon insulin lebih banyak. 4. Kulit kayu raru, raru merupakan kulit kayu yang biasa digunakan untuk membuat air nira, khasiat rebusan dapat mengurangi kadar gula didalam darah, rebusan kulit raru ini sudah di percaya untuk mengobati diabetes sejak lama, terutama diwilayah sumatera utara. 5. Jangan konsumsi makanan yang berminyak dan mengandung gula. Banyak herbal yang dapat digunakan sebagai sediaan untuk mengobati diabetes, yakni mimba, lidah buaya, ciplukan, daun sendok, tapak liman, mengkudu, buncis, pare, bungur, duwet, kacang panjang, taiga, sambiloto, daun anting-anting dan beberapa tanaman lainnya. Herbal tersebut dapat bermanfaat untuk
penderita diabetes mulai fase penurunan kadar gula, pengganti insulin, penyembuh luka ( gangrene), ataupun untuk memperbaiki fungsi pancreas. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengonsumsi herbal adalah : 1. Cuci simplisia tanaman obat (herbal) dengan air mengalir sampai bersih. 2. Segera gunakan herbal segar yang telah bersih untuk pengibatan. Jika bahannya besar atau tebal, sebaiknya potong-potong tipis agar saat perebusan zat-zat yang terkandung di dalamnya mudah keluar dan meresap dalam air rebusan. Untuk herbal yang disimpan, keringkan lebih dahulu setelah dicuci agar tahan lama dan mencegah pembusukan oleh bakteri dan jamur. * Mahasiswa Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru (Sumber:www.slideshare,. com/2007/02/08/pengobatan- diabetes/)
23
ECT - Khaidir Ansyari -
P
enatalaksanaan penderita gangguan jiwa tidak terlepas dari peranan segi keperawatan yaitu tentang hal-hal yang mendasari terjadinya perubahan perilaku serta keterlibatan emosional dan kemampuan komunikasi efektif perawat itu sendiri. Pada dasarnya manusia dilahirkan sebagai makhluk biologis yang dikaruniai kemampuan yang lebih tinggi dari makhluk biologis lainnya. Untuk itu dalam menghadapi klien, harus diingat bahwa yang kita hadapi adalah manusianya, bukan hanya penyakitnya. Bahkan bukan saja menghadapi kliennya saja, tapi juga keluarganya, atau orang-orang yang berhubungan dengannya. Peran perawat dalam proses penanganan klien sangat besar. Untuk dapat melaksanakan tugas sebaik mungkin perlu kiranya perawat juga mengetahui berbagai aspek simptomatologi, pemeriksaan, diagnostik dan terapi. Terapi biologik / fisik adalah suatu usaha untuk mengubah atau memperbaiki tingkah laku, pikiran, atau alam perasaan (afek) yang fatologik, dengan menggunakan cara-cara bilogik / fisik.Salah Satu jenis terapi biologik/fisik adalah Electro Konvulsivetherapy atau Terapi Kejang Listrik. Terapi kejang listrik adalah suatu prosedur yang menggunakan aliran listrik untuk menimbulkan bangkitan kejang umum yang berlangsung 25 – 150 detik dengan tujuan terapeutik. Pada prosedur tradisional, aliran listrik diberikan pada otak melalui 2 elektrode yang ditempatkan dibagian temporal kepala (pelipis kiri dan kanan). Kuat arus yang digunakan anatara 100 – 140 volt dan lamanya 0,5 – 10 detik dalam dosis yang sudah ditentukan. Kejang-kejang yang timbul mirip dengan kejang epileptik tonik – klonik umum. Tapi sebetulnya yang memegang peranan penting bukanlah kejang yang ditampilkan secara motorik, melainkan respon bangkitan listriknya diotak yang menyebabkan terjadinya perubahan faali dan biokimia otak. ECT biasanya diberikan dalam satu seri yang terdiri dari 6 – 12 kali (kadang diperlukan sampai 30 kali) pemberian dengan dosis 2 –3 kali perminggu. Dalam pelaksanaan ECT konvensional terdapat 4(empat) fase yakni :Fase kejang (tik, tonik, dan klonik), Fase gelisah (kesadaran berkabut); Fase tidur / relaksasi; serta Fase sadar penuh. Ada beberapa Indikasi ECT yaitu; 1)Depresi berat, dengan retardasi motorik, waham (somatic dan bersalah, tidak ada perhatian lagi terhadap dunia sekelilingnya. Ada ide
24
bunuh diri yang menetap dan kehilangan berat badan yang berlebihan; 2)Schizophrenia, terutama yang akut, katatonik atau mempunyai gejala afektif yang menonjol. 3)Mania. Kontra indikasi dari ECT adalah adanya tumor intracranial/ hematome intracranial, infark miokardiak akut, hipertensi berat, fraktur tulang, serta penyakit paru berat. Disamping itu ECT juga memiliki efek samping diantaranya adalah aritmia jantung, apnea berkepanjangan serta reaksi toksik atau alergi terhadap obat-obatan yang digunakan untuk ECT. Berikut yang perlu diperhatikan sebelum ECT diberikan : 1. Persiapan : a. Kelengkapan surat / informed consent. b. Alat-alat yang diperlukan adalah tempat tidur beralas papan , alat ECT lengkap, kassa basah untuk lapisan electrode, alat untuk mengganjal gigi; tabung oksigen dan perlengkapannya; alat pengisap lender; alat suntik dan obatobat untuk persiapan kondisi emergensi c. Tindakan perawat pada tahap persiapan sesuai dengan peran sebagai pelaksana dan pendidik ; 1) Melakukan pemeriksaan fisik klien secara menyeluruh sebelum diputuskan untuk melakukan ECT (walaupun tidak ada kontra indikasi);Fungsi vital, EKG, Rontgen kepala dan rontgen thorax serta rontgen tulang belakang, EEG, CT Scan, Pemeriksaan darah dan urine; 2) Menjelaskan kepada klien untuk puasa (tidak makan dan minum) minimal 6 jam sebelum tidur; 3) Menjelaskan kepada klien akan diberikan premedikasi.; 4) Mengobservasi keadaan klien dan menjelaskan tentang ECT agar klien tidak cemas.; 5) Menanyakan dan menjelaskan kepada klien untuk tidak memakai gigi palsu, perhiasan, ikat rambut, dan ikat pinggang. d. Tenaga perawat pelaksana yang membantu sebanyak 3 – 4 orang. 2. Pelaksanaan : a. Klien ditidurkan dalam posisi terlentang tanpa bantal dan pakaian longgar. b. Bantalan gigi dipasang dan ditahan oleh seorang perawat pada rahang bawah, perawat yang lain menahan bagian bahu, pinggul dan lutut secara fleksibel agar tidak terjadi gerakan yang mungkin menimbulkan dislokasi atau fraktur akibat terjadinya kejang klonik. c. Aliran listrik diberikan melalui electrode dipelipis
kiri dan kanan yang telah dilapisi dengan kassa basah. Sebelumnya dokter / psikiater telah mengatur waktu dan besarnya aliran listrik yang diberikan. d. Sesaat setelah aliran listrik diberikan, akan terjadi kejang yang didahului oleh fase kejang tonik – klonik, dan timbul apneu beberapa saat, baru terjadi kembali pernafasan spontan. e. Saat menunggu pernafasan kembali merupakan saat yang penting, bila apneu berlangsung terlalu lama perlu dibantu dengan pemberian oksigen dan pernafasan buatan, atau tindakan yang lain diperlukan. 3. Observasi paska ECT Pada fase ini perawat harus mengobservasi dan mengantisipasi tindakan yang harus dilakukan karena kesadaran klien belum pulih walaupun kondisi vital telah berfungsi normal kembali. Juga harus tetap berada disamping klien agar klien merasa aman dan nyaman. TERAPI ECT DENGAN PREMEDIKASI ECT premedikasi adalah upaya pemberian terapi kejang listrik dengan menggunaknan arus listrik dan terapi premedikasi dengan anaesthesi sehingga kejang yang muncul karena terapi listrik tidak tampak nyata. Ada dua persiapan yang dilakukan sebelum pemberian terapi ECT yaitu Persiapan klien dan persiapan alat . Persiapan klien ECT premedikasi sama dengan persiapan klien ECT konvensional, sedangkan untuk alat yang dipersiapkan adalah; 1)ECT bermonitor (premedikasi dan anaesthesi), tabung oksigen dan perlengkapannya, tensimeter, slym zuiger dan respirator, spatel karet, guidel, endotrakeal tube, bengkok, gunting verban, plester, bantal pasir, stetoskop, standar infus, perlak, laringoscop;2) Obat – obat untuk pelaksanaan ECT ( phenthotal atau dormicum injeksi, succinylcholine injeksi, sulfas atrofin, larutan NaCl, aquabidest, kapas alcohol, kassa, abocate, infus set, dan disposible );3) Obat – obat untuk keperluan emergensi ( Kalmethasone injeksi, bicarbonas natricus, aminophylin injeksi, epinepryne, depinhydramin, cairan infus D 5 % atau D 10 % dan Na Cl ). Pelaksanaan ECT premedikasi : 1. Klien disiapkan ; Baringkan ditempat tidur dengan posisi dagu kearah atas dan leher diganjal selimut,beri dukungan moril dan jelaskan tindakan yang akan dilakukan dengan ramah. 2. Klien diberi premedikasi injeksi sulfas atrofin 1 – 2 cc kurang lebih ½ - 1 jam sebelum dilakukan anaesthesi. 3. Pasang INT ( IV line ) dan tensimeter. 4. Longgarkan pakaian yang ketat. 5. Pasang electrode untuk EKG, EEG, dan ECT. 6. Monitor dicoba dulu (self test) bila pemasangan elekrode sudah betul akan terlihat dilayar monitor berhasil (self test passed), bila gagal (failed) letak electrode harus diperbaiki
sampai berhasil. 7. Masukan obat anaesthesi 2 cc dormicum atau phentotal 4 – 6 cc (disesuaikan dengan BB) melalui INT, aspirasi dulu untuk mengetahui INT buntu atau tidak. Apabila memakai Phentotal maka memasukan cairan harus pelan-pelan setiap masuk 1 cc, aspirasi dulu betul masuk vena atau tidak, kemudian baru diteruskan sampai selesai, karena kalau tidak masuk vena akan menyebabkan nekrose jaringan. 8. Naikan tensimeter diantara 180 – 200 (paling sedikit 10 – 20 diatas systole) ini dimaksudkan agar obat pelemas otot succinylcholine tidak masuk kebagian distal lengan, sehingga lengan akan tetap kontraksi sebagai kontrol kejang. 9. Masukan succinylcholine 3 – 4 cc (disesuaikan dengan BB) secara cepat. Perhatikan fasikulasi yang terjadi, beri nafas buatan dengan respirator selama kurang lebih 1 – 2 menit sampai fasikulasi hilang. 10. Pasang spatel agar lidah tidak tergigit. 11. Klien dilepaskan sama sekali, jangan dipegang. 12. Lakukan ECT, biarkan sampai kejang pada lengan berhenti, setelah kejang berhenti tensimeter diturunkan lagi tetapi jangan dilepaskan. 13. Beri nafas buatan kembali sampai klien dapat bernafas sendiri secara adekuat, ini dapat dilihat melalui tekanan pada pompa respirator tidak boleh terlalu cepat atau lambat, frekuensi antara 12 –20 kali permenit. 14. Setelah klien sadar, tensimeter, electrode, INT dapat dilepaskan. Yang perlu diperhatikan : Dosis SA 0,01 mg / kg BB dan 1cc = 0,25 mg; Dosis Phentotal 3 –4 mg / kg BB dan 1 cc = 50 mg; Dosis Succinylcholine 1,5 mg / kg BB dan 1 cc = 20 mg, dan Dosis Dormicum 0,2 mg / kg BB dan 1 cc = 5 mg. 15. Hal-hal yang perlu di observasi: vital sign; Observasi dan antisivasi efek samping yang mungkin timbul setelah tindakan ECT seperti aspirasi pneumonia, apneu, alergi obat, bradi kardi pasca kejang, kemungkinan hemaptoe, fraktur dan panas; Jaga klien sampai sadar penuh; Jika berespon, klien di orientasikan; Lakukan perawatan post anaesthesi. Berbagai cara telah dicoba dan diperkenalkan, ada yang sudah ditinggalkan karena dianggap tidak berguna, atau ditinggalkan karena prosedurnya mengandung resiko tinggi, namun ada juga yang masih digunakan sampai sekarang. Yang paling umum dan banyak digunakan sampai sekarang adalah terapi obat dan ECT.*widyaiswara muda (Ref. Stuart G, Sundeen S : Principles and Practice of Psychiatric Nursing, ed 5, St Louis, 1995, mosby;Stuart G, Sundeen S : Buku saku Keperawatan Jiwa, ed 3, Jakarta, 1998, EGC (terjemahan);Ingram I.M. et al : Catatan Kuliah Psikiatri, ed 6 , Jakarta, 1995, EGC (terjemahan);Team Akreditasi : Standar IV Kebijakan dan Prosedur, Banjarmasin, 1999, RSJP Banjarmasin).
25
TIPS MEMBACA EFEKTIF - Musdalifah -
M
embaca adalah kunci ke gudang ilmu. Ilmu yang tersimpan dalam buku harus digali dan dicari melalui kegiatan membaca. Keterampilan membaca menentukan hasil penggalian ilmu itu. Karena itu dapat dikatakan keterampilan membaca sangat diperlukan dalam dunia modern. Dan banyak orang mengatakan bahwa Buku adalah Jendela Dunia. Didalam membaca, agar apa yang kita baca tak hanya “menguap” atau “hilang” begitu saja, maka ada beberapa strategi yang harus kita terapkan. Dengan menerapkan sejumlah panduan dalam membaca, kita akan mendapatkan sesuatu dari buku yang kita baca. Ada beberapa cara berikut ini bisa membuat cara membaca lebih efektif diataranya : 1. Scanning
26
Scanning atau membaca sepintas lalu, bertujuan untuk mendapatkan informasi, menjawab pertanyaan atau menyelesaikan masalah yang spesifik. Misalnya, kita ingin mengetahui tentang perjuangan wanita dalam revolusi Indonesia di sebuah buku sejarah. Bacalah dahulu daftar isi, abstraksi, kesimpulan akhir, ringkasan, dan tabel-tabel di dalam buku tersebut. Cara ini memungkinkan kita untuk menemukan bagian yang relevan dengan apa yang kita cari, dan kita dapat hanya membaca informasiinformasi yang kita butuhkan saja. 2. Skimming Skimming adalah membaca bagian awal sebuah bacaan secara cepat untuk memperoleh gambaran umum atau inti dari buku tersebut. Cari dan surveilah isi buku tersebut dengan membaca cepat bagian awal setiap babnya
hingga kita menemukan bagian yang kita cari. 3. Membaca kalimat topik Lakukan ini sebelum kita membaca lebih dalam. Membaca kalimat-kalimat topik akan berguna ketika kita mendapatkan bacaan yang padat atau konten yang benar-benar asing/baru bagi kita. Bacalah kalimat topik atau kalimat inti dari setiap paragrafnya. Dengan ini, kita akan mendapatkan overview atau gambaran dari bab tersebut : 4. Baca secara detil Setelah kita melakukan 3 hal di atas, bacalah bagian utama atau bagian yang padat dari bacaan tersebut untuk menyaring bukti-bukti pendukung atau mendapatkan isi dari apa yang kita cari. Bacalah perlahan, berikan perhatian pada hal-hal yang detil. Analisalah isi bacaan dengan
menghubungkan ide-ide yang terkait, mempertimbangkan berbagai sudut pandang, mengidentifikasi prinsip-prinsip kunci dari bacaan tersebut, menerapkan ide atau mentransfer pengetahuan dari bacaan tersebut, serta mengevaluasi argumen sang penulis terhadap bukti-bukti yang dipaparkan. 5. Membaca untuk meningkatkan kemampuan menulis kita Setelah membaca, mungkin kita tertarik untuk menulis tentang apa yang kita cari tersebut. Untuk meningkatkan kemampuan menulis kita dengan memperhatikan struktur dan teknik yang digunakan dalam bacaan kita. Perhatikanlah struktur keseluruhan bacaan tersebut, struktur dan
panjang paragraf, konstruksi argumen penulis, penggunaan bukti-bukti untuk penulisan, analisis literaturnya, transisi serta diskursus penulisan (hubungan antara tulisan satu dengan lainnya, serta alur (flow) tulisan tersebut), serta penggunaan bahasa dan gaya tulisan buku tersebut. Selain beberapa manfaat diatas menurut Dr.’Aidh bin Abdullah al-Qarni, MA - - dalam best seller book “DONT BE SAD” ) manfaat lainnya diantaranya : 1. Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan. 2. Ketika sibuk membaca, sesorang terhalang masuk dalam
kebodohan. 3.
Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan orang2 malas dan tidak mau bekerja. 4. Dengan sering membaca, seseorang bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata. 5. Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir. 6. Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman. 7. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengambil manfaat dari pengalama orang lain, seperti mencontoh kearifan orang bijaksana dan kecerdasan para sarjana. 8. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengembangkan kemampuannya baik untuk mendapat dan merespon ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari disiplin ilmu dan aplikasi didalam hidup. 9. Keyakinan seseorang akan bertambah ketika dia membaca buku2 yang bermanfaat, terutama buku2 yang ditulis oleh penulis2 muslim yag saleh. Buku itu adalah penyampai ceramah terbaik dan ia mempunyai pengaruh kuat untuk menuntun seseorang menuju kebaikan dan menjauhkan dari kejahatan. 10. Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia2. 11. Dengan sering membaca, seseorang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai model kalimat, lebih lanjut lagi ia bisa meningkatkan kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis “diantara baris demi baris” (memahami apa yang tersirat)*Pustakawan
27
PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN - Nur Ihsanty -
S
ecara umum Proses Pengendalian Manajemen sektor Swasta dan sektor Publik adalah sama, namun antara sektor swasta dan sektor public memiliki perbedaan jika dilihat dari tujuannya. Sektor swasta merupakan provit oriented sedangkan sektor publik berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Disisi lain pengaruh politik di sektor publik sangat significant. Proses Manajemen merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan antara proses satu dengan lainnya. Kelima proses tersebut terdiri dari perencanaan(planning), pengorganisasian(organizing), penyusunan personalia(staffing), pengarahan(leading), dan pengawasan(controlling). Perencanaan adalah pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi serta penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Sedangkan Pengorganisasian adalah perancangan suatu kelompok kerja, penentuan sumber daya dan kegiatan, penugasan tanggungjawab, serta pendelegasian wewenang kepada setiap anggota organisasi. Tahapan proses manajemen yang ketiga adalah penyusunan personalia yakni perekrutan, pelatihan, dan penempatan pegawai pada bidang yang
28
sesuai dengan kompetensinya. Tahapan berikutnya adalah pengarahan. Pengarahan merupakan penugasan untuk para pegawai dalam melakukan aktivitas sebagaimana diinginkan organisasi. Dan tahapan terakhir dari proses manajemen adalah pengawasan, yaitu segala aktivitas bertujuan untuk menjamin bahwa rencana telah dilakukan sebagaimana yang ditetapkan. Kelima Proses utama manajemen tersebut terjadi diberbagai tingkat dalam suatu organisasi dari tingkat manajemen puncak sampai dengan unit operasional terkecil. Sistem Pengendalian manajemen merupakan sistem organisasi menyeluruh yang mencakup semua aspek operasional organisasi untuk membantu manajemen menjaga keseimbangan atas semua bagian dan mengoperasikan organisasi sebagai suatu kesatuan yang terkoordinasi. Jadi sebuah sistem pengendalian manajemen terdiri dari beberapa sub sistem, namun masing-masing sub sistem tersebut tetap terkoordinasi dan terintegrasi untuk memberikan informasi kepada manajemen tentang pencapaian tujuan. Organisasi memerlukan sistem pengendalian manajemen untuk memberikan jaminan dilaksanakannya strategi organisasi
secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Suatu sistem pengendalian formal terdiri dari struktur pengendalian manajemen dan proses pengendalian manajemen. Struktur pengendalian manajemen merupakan bentuk pusat pertanggungjawaban yang didesain pada unit organisasi tertentu. Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas unit yang dipimpinnya. Sedangkan proses pengendalian manajemen merupakan kumpulan aktivitas manajer yang secara umum meliputi penyusunan program(programming), penyusunan anggaran(budgeting), implementasi dan pengukuran, serta pelaporan dan analisis. Proses pengendalian manajemen memiliki beberapa tipe yang diklasifikasikan menjadi tiga yaitu : Pengendalian Preventif, Pengendalian operasional dan Pengendalian Kinerja. Pengendalian preventif berkaitan dengan perumusan strategi dan perencanaan strategi
yang dijabarkan dalam bentuk program-program. Kemudian pengendalian operasional berhubungan dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui anggaran. Sedangkan pengendalian kinerja terkait dengan evaluasi kinerja berdasarkan tolak ukur kinerja yang telah ditetapkan. Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan melalui saluran komunikasi formal maupun informal. Saluran komunikasi formal mencakup aktivitas formal organisasi yang meliputi :Perumusan Strategi, Perencanaan Strategik, Penganggaran, Pelaksanaan anggaran dan Evaluasi Kinerja. Perumusan strategi meliputi proses penentuan visi, misi, tujuan,sasaran,target dan kebijakan serta strategi organisasi. Sedangkan perumusan strateginya merupakan tugas dan tanggung jawab dari manajemen puncak. Dalam perumusan strategi ini menghasilkan strategi global atau disebut dengan corporate level strategy. Salah satu metode penentuan strateginya dinamakan analisis SWOT. Perencanaan strategik merupakan proses penentuan
program-program aktivitas atau proyek yang akan dilakukan oleh suatu organisasi dan penentuan jumlah alokasi sumber daya yang akan dibutuhkan. Hasil dari perencanaan strategik disebut dengan perencanaan Strategik(strategic plan). Perencanaan strategik ini sangat bermanfaat bagi sebuah organisasi antara lain : 1) Memfasilitasi terciptanya anggaran yang efektif, 2) Memfokuskan manajer pada pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan,3) memfasilitasi dilakukannya alokasi sumber daya yang efektif dan efisien, 4)Sebagai kerangka pelaksanaan tindakan jangka pendek, 5) sarana bagi manajemen untuk memahami strategi organisasi secara lebih jelas, 6)Sebagai alat untuk memperkecil rentang alternative strategi. Saluran komunikasi formal dalam pengendalian manajemen selanjutnya adalah penganggaran. Ini merupakan tahapan yang dominan. Proses
penganggaran ini memiliki karakteristik yang agak berbeda dengan penganggaran yang ada pada sektor swasta. Perbedaan tersebut terutama dikarenakan pengaruh politik dalam proses penganggaran. Saluran komunikasi terakhir dari pengendalian manajemen sektor publik adalah Penilaian Kinerja. Penilaian kinerja merupakan bagian dari proses manajemen yang dapat digunakan sebagai alat pengendali, yakni dengan cara menciptakan mekanisme reward dan punishment. Pemberian reward dapat berupa financial dan non financial.*Widyaiswara Muda(Ref. :Pengukuran Kinerja sektor publik,M.Mahsun)
29
Media Informasi Balai Pelatihan Kesehatan
S A N I TA R I A N
DALAM PEMBANGUNAN
S
anitarian adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pengamatan, pengawasan, dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka perbaikan kualitas kesehatan lingkungan untuk dapat memelihara, melindungi, dan meningkatkan cara-cara hidup bersih dan sehat. Upaya kesehatan lingkungan adalah pengendalian faktor-faktor lingkungan fisik, biologis, sosial yang dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan kesehatan dan daya tahan hidup manusia. Tugas pokok Sanitarian adalah melaksanakan pengamatan kesehatan lingkungan, pengawasan kesehatan lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka perbaikan kualitas kesehatan lingkungan untuk dapat memelihara, melindungi dan meningkatkan cara-cara hidup bersih dan sehat. Kegiatan tenaga sanitarian adalah kegiatan yang dilakukan oleh tenaga sanitarian berupa upaya-upaya peningkatan derajat kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit berbasis lingkungan yang meliputi kegiatan penyusunan perencanaan, pengamatan dan pengawasan kesehatan lingkungan,
30
pemberdayaan masyarakat dan kegiatan penunjang lainnya untuk meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan. Pengawasan kesehatan lingkungan adalah kegiatan yang terdiri dari pemeriksaan, pengambilan sampel/spesimen, menentukan kunjungan/ supervisi dan penilaian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) termasuk pelacakan dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB), cemaran lingkungan serta kejadian bencana. Pemeriksaan adalah kegiatan mendatangi, mengukur, mencatat dan melaporkan kondisi lingkungan obyek kelompok I dan kelompok II. Obyek kelompok I adalah tempat-tempat umum, tempat pengolahan makanan, tempat pengolahan pestisida, industri kecil, limbah, pemandian umum, lingkungan pelabuhan, perumahan, jamban dan sampah yang membutuhkan penanganan secara sederhana. Obyek kelompok II adalah tempat-tempat umum, tempat pengolahan makanan, tempat Pengolahan pestisida, industri limbah, air minum, air bersih, air kolam renang, kebisingan, pembuangan sampah yang membutuhkan penanganan lebih canggih. Pengamatan kesehatan lingkungan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus-
- Gusti Muliani Rahmah -
menerus terhadap kualitas kesehatan lingkungan, dengan mengumpulkan, mengolah dan menganalisis, menyajikan serta menyebarluaskan hasilnya untuk proses pengambilan keputusan. Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK) merupakan blanko yang berisi keterangan perorangan Sanitarian dan butir kegiatan yang dinilai dan harus diisi oleh Sanitarian dalam rangka penetapan angka kredit. Penetapan Angka Kredit (PAK) adalah blanko yang berisi keterangan perorangan Sanitarian dan satuan nilai dari hasil penilaian butir kegiatan dan atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang telah dicapai oleh Sanitarian yang telah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit. Angka kredit adalah angka yang diberikan berdasarkan penilaian atas prestasi yang telah dicapai oleh seorang tenaga fungsional sanitarian dalam mengerjakan butir rincian kegiatan, yang dipergunakan sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan, kenaikan pangkat/ jabatan fungsional sanitarian. Penilaian prestasi kerja sanitarian dinilai oleh tim penilai angka kredit. Tim penilai ini dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang yang bertugas menilai prestasi kerja Sanitarian.
yang Sanitarian dalam Pembangunan Indonesia merupakan negara berkembang yang membutuhkan pembangunan infrastruktur yang tidak sedikit, termasuk Provinsi Kalimantan Selatan. Perencanaan Kota sebaiknya direncanakan dengan sebaik-baiknya, khususnya berkenaan dengan sistem drainage kota. Memang kelihatan sepele, tapi berdampak jangka panjang. Permasalahan akan timbul beberapa tahun kemudian apabila sistem drainage kota tidak direncanakan. Termasuk pembangunan perumahan individu secara mandiri , perkantoran pemerintah dan swasta ataupun bangunan lainnya yang membutuhkan perencanaan yang matang. Tidak sedikit terdengar complain dari masyarakat. Keluhan ini terkait dengan bangunan yang telah berdiri dengan megah, semua saling menyalahkan. Diantara dampak dari pembangunan tersebut adalah banjir. Masyarakat menyalahkan si empunya bangunan, sementara si empunya bangunan merasa sudah
mendapatkan ijin dari pemerintah dalam membangunnya. Lantas, siapa yang salah ? ………………..Tidak perlu memikirkan siapa yang salah, yang perlu dipikirkan bagaimana pemecahan masalah tersebut serta apa yang dilakukan agar masalah tersebut tidak terjadi lagi. Berbicara tentang sanitarian, seorang sanitarian tidak hanya dibutuhkan dalam instansi kesehatan, tetapi seluruh instansi termasuk swasta serta penataan kota memerlukan sanitarian. Selama ini sanitarian hanya memiliki locus pekerjaan pada Instansi kesehatan, padahal peranan sanitarian dalam setiap perencanaan pembangunan kota sangatlah diperlukan. Pembangunan tanpa perencanaan
matang akan berakibat dikemudian hari . Hal ini disebabkan permasalahan kecil yang tidak bisa diatasi oleh pihak yang terkait, tidak hanya satu atau dua orang yang terkena dampaknya tetapi bisa saja satu daerah yang mengalami kerugian. Untuk itulah diperlukan ‘jemput bola’ dari pemerintah yang terkait dengan proses pembangunan kota . Pemerintah harus melakukan pendekatan efektif kepada masyarakat , khususnya yang terkait dengan sanitasi lingkungan, termasuk jeli dalam mengobservasi pembangunan gedung, perumahan beserta sistem drainagenya. Tentunya sistem tersebut disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah masing-masing. Sudah saatnya inisiatif digalakkan dalam menuju kebaikan, karena tanpa adanya keaktifan dari semua pihak yakni bagaimana merencanakan lingkungan yang sehat, maka pembangunan menjadi tidak beraturan, bencana pun menunggu .. go to inisiatif !
31
Media Informasi Balai Pelatihan Kesehatan
PUBLIC SPEAKING - Nur Ihsanty -
P
ublic Speaking merupakan seni berbicara didepan orang banyak. Sering kita menemui seseorang ketika berbicara secara satu arah atau dengan hanya dengan beberapa orang mampu menjelaskan dengan baik, tetapi ketika dihadapkan pada orang banyak atau massa justru tidak bisa mengucapkan secara jelas apa yang menjadi tujuannya dalam pembicaaraan tersebut. Demikian pula sebaliknya, terkadang ada orang yang berbicara tidak beraturan dan terkesan konyol, tetapi ketika berbicara dihadapan orang banyak atau massa ternyata apa yang disampaikannya justru mudah dipahami dan sangat menyenangkan,
32
Salah satu bentuk public speaking adalah Pidato. Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Pidato umumnya memiliki tujuan yakni mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela, dan memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain, membuat senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan. Pidato memiliki 4 jenis metode dalam penyajiannya (Oli,2008)) yakni : metode naskah(manuskrip), metode hapalan, metode spontanitas serta
metode menjabarkan kerangka (ekstemporer). 1. Metode Naskah(manuskrip) Naskahnya dibuat tertulis secara lengkap sesuai dengan apa yang akan disampaikan kepada publik. Pembicara mengembangkan gagasan-gagasannya dalam kalimatkalimat atau alenia-alenia. Metode ini dipergunakan pada pembicaraan yang membutuhkan ketelitian, misalkan pada pidato resi mengenai persoalan politik, pengumuman, atau ulasan teknik. Mungkin pendengar menghargai yang di bicarakan, tetapi tidak merasa diajak berbicara secara langsung. Membaca naskah menjadi monoton dan suara bergerak dalam tangga
Media Informasi Balai Pelatihan Kesehatan
nada yang sama. Apabila tidak menguasai apa yang dibaca,maka tidak dapat memandang pendengar. Kekuatan metode ini adalah semua keinginan pembicara terungkap dengan lancar. Sehingga kemungkinan terjadi pengulangan sangat kecil, karena rangkaian gagasan dari awal sampai akhir sudah tercatat. Pembuatan naskah yang diucapkan cocok untuk pembicara pemula. Kelemahan dari metode ini adalah kurang komunikatif karena pembicara jarang memandang pendengar bahkan terkesan kaku, tidak menarik dan tanpa penghayatan. 2. Metode Hapalan Metode ini sebenarnya lanjutan dari cara membaca dengan naskah. Naskah yang sudah disiapkan, tidak dibacakan tetapi dihapalkan lebih dahulu, kemudian diucapkan dalam kesempatan berpidato. Berpidato dengan cara menghapalkan naskah, hanya bisa dilakukan kalau naskahnya pendek. Walaupun naskah tersebut pendek, tetapi jika naskah itu dibaca secara berulangulang, maka akan mudah diingat dan bukan khusus dihapalkan. Dengan membaca berulangulang, isinya pun dapat anda kuasai. Dalam pelaksanaannya dapat disampaikan secara bebas. Artinya kumpulan kalimat tersebut tidak perlu sama dengan naskah tetapi intinya sama. Kekuatan naskah hapalan adalah kelancaran dalam penyampaian. Kalau benar-benar hapal maka tidak akan menemui kesalahan. Jika naskah tersebut telah dihapalkan dengan baik maka pembicara dapat memandang pendengar secara konsisten. Disisi lain metode
ini memiliki kelemahan yakni pembicara cenderung berbicara cepat tanpa penghayatan, serta tidak dapat menyesuaikan dengan situasi dan reaksi pendengar, jika lupa beberapa kalimat dalam hapalan naskahnya maka pidato kemungkinan besar mengalami kegagalan. 3. Metode Spontanitas Metode ini berbeda dengan sebelumnya, pembicara tidak menyiapkan naskah, atau tidak membaca naskah. Pembicara hanya memikirkan masalah apa
yang akan dikemukakan. Pidatonya benar-benar tidak dipersiapkan, karena secara mendadak ditunjuk untuk berbicara di depan umum. Metode ini memiliki kekuatan jika kalimat yang disampaikan sesuai dengan perasaan dan kenyataan yang ada sehingga tampak menarik, apalagi jika dibarengi dengan “improvisasi”. Kelemahan dari metode ini adalah kemungkinan tidak lancar dalam penyampaiannya, bahkan bisa
berakibat fatal bagi pembicara pemula, terkadang keluar suara ee, ee dst… , serta diam seribu bahasa karena tidak pernah terpikirkan sebelumnya apa yang akan disampaikan. 4. Metode Menjabarkan Kerangka(ekstemporer) Pembicara menyiapkan pokok-pokok isi pidato, kemudian menyusun dalam bentuk kerangka pidato. Selain itu pembicara membuat catatan khusus yang diperlukan dalam berpidato, misalnya berupa ayat-ayat, undang-undang, data, ataupun angka-angka yang sulit diingat. Saat sedang berpidato kerangka itu bisa dikembangkan secara langsung. Disamping itu pokok-pokok pidato bisa dilihat melalui catatan jika diperlukan. Berpidato dengan metode ini sangat dianjurkan karena sifatnya fleksibel. Isi pidato disampaikan secara runtut dan tak ada yang terlupakan. Sementara itu, pembicara bebas memandang pendengar untuk membina kontak batin. Kekuatan metode ekstemporer terletak pada pokok-pokok isi pidato yang tak terlupakan, penyampaian isi pidato berurut serta kemungkinan salah kecil serta komunikatif. Tetapi kelemahan dari metode ekstemporer ini mengakibatkan tangan kurang bebas karena memegang kertas dan terkesan kurang siap, karena sering melihat catatan. Yang Jelas metode apapun yang digunakan dalam pidato, tetaplah bersemangat dan memiliki pengetahuan akan pokok pembicaraan yang akan disampaikan, serta berlatihlah disetiap kesempatan,… Oke, selamat berpidato
33
Gizi Buruk dan Masa Depan Bangsa - Supriyono -
B
erita tentang gizi buruk kembali merebak ditayangkan di berbagai media elektronik televisi baik TV pemerintah maupun swasta serta terbitan media cetak berbagai harian baik lokal maupun nasional. Tragis memang, tercengang, trenyuh, sedih seakan tidak percaya melihat dan membaca berita tersebut karena hampir di semua wilayah di negeri tercinta ini mempunyai anak balita yang menderita gizi buruk. Akar persoalannya membentang dari masalah ekonomi, rendahnya tingkat pendidikan, pola asuh, life style, hingga sulitnya akses pada kesehatan sehubungan dengan lokasi tempat tinggal penduduk yang terpencil dan sulit dijangkau. Anak balita yang sehat atau kurang gizi secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umur atau berat badan menurut
34
tinggi, apabila sesuai dengan standar anak disebut Gizi Baik. Kalau sedikit dibawah standar disebut Gizi Kurang, sedangkan jika jauh dibawah standar disebut Gizi Buruk. Bila gizi buruk disertai dengan tanda-tanda klinis seperti, wajah sangat kurus, muka seperti orang tua, perut cekung, kulit keriput disebut Marasmus, dan bila terjadi odema terutama pada kaki, wajah membulat dan sembab, kulit sekujur tubuh kering maka keadaan ini disebut Kwashiorkor. Marasmus dan Kwashiorkor atau Marasmus Kwashiorkor dikenal di masyarakat sebagai ”busung lapar” Arti Gizi Buruk Gizi buruk adalah suatu istilah teknis yang umumnya dipakai oleh kalangan gizi, kesehatan dan kedokteran. Dunia pers lebih suka pakai istilah “busung lapar”, meskipun anak yang gizi buruk belum tentu
kelaparan. Yang tepat sebenarnya kelaparan tidak kentara (“hidden hunger”), karena mereka hanya kenyang karbohidrat, tetap “lapar” banyak zat gizi lainnya. Gizi buruk adalah bentuk terparah (akut) dari proses terjadinya kekurangan gizi. Anak Balita sehat atau kurang gizi dapat diketahui dari pertambahan berat badannya tiap bulan sampai usia minimal dua tahun (baduta). Apabila pertambahan berat badan sesuai dengan pertambahan umur menurut suatu standar WHO , dia bergizi baik. Kalau sedikit dibawah standar disebut bergizi kurang yang bersifat kronis Apabila jauh dibawah standar dikatakan bergizi buruk. Jadi istilah gizi buruk adalah salah satu bentuk kekurangan gizi tingkat berat atau akut. Kelompok Rawan Kekurangan gizi ini dapat terjadi mulai dari tingkat ringan sampai tingkat berat dan terjadi
secara perlahan-lahan dalam kurun waktu yang cukup lama. Anak yang kurang gizi akan menurun daya tahan tubuhnya, sehingga mudah terkena penyakit infeksi, sebaliknya anak yang menderita penyakit infeksi akan mengalami gangguan nafsu makan dan penyerapan zat-zat gizi sehingga menyebabkan kurang gizi. Anak yang sering terkena infeksi dan gizi kurang akan mengalami gangguan tumbuh kembang yang akan mempengaruhi tingkat kesehatan, kecerdasan dan produktifitas di masa dewasa. Jika pada suatu wilayah terdapat satu atau beberapa balita dengan malnutrisi berat atau gizi buruk, maka kemungkinan besar akan banyak terdapat malnutrisi berat pada komunitas tersebut (WHO, 2000). Hal ini perlu diwaspadai oleh berbagai pihak, karena timbulnya masalah gizi dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, masalah gizi disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama dan anak menderita penyakit infeksi. Pada anak yang sakit, asupan zat gizi tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh secara optimal karena adanya gangguan penyerapan akibat penyakit infeksi. Sedangkan secara tidak langsung, gizi buruk dapat terjadi akibat tidak cukupmya persediaan pangan di tingkat rumah tangga, pola asuh yang kurang memadai dan sanitasi/kesehatan lingkungan yang kurang baik serta akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan juga terbatas. Penanganan harus lebih serius Melihat kenyataan diatas, maka sudah selayaknyalah bila kita membuka mata dan telinga kita lebar-lebar, bagaimana cara
menanggulangi gizi buruk yang terjadi sepanjang masa ini. Sebagaimana kita ketahui bahwa gizi buruk merupakan kejadian kronis dan bukan kejadian yang tiba-tiba. Penanganan balita gizi buruk di rumah sakit dan Puskesmas bukan satu-satunya jalan keluar dalam mencegah dan menangani gizi buruk ini. Apakah ada jaminan anak yang sudah keluar dari perawatan rumah sakit dan Puskesmas tidak akan jatuh ke kondisi gizi buruk lagi ? Tentu saja tidak ada jaminan, kecuali ketersediaan pangan di rumah tangga cukup dan pengetahuan orang tua tentang masalah gizi memadai. Untuk adanya jaminan tersebut sudah jelas ada sektor non-kesehatan yang ber-tanggungjawab. Sekarang sudah saatnya masalah gizi anak balita ini ditangani dengan lebih terintegrasi, melibatkan unsur masyarakat dan organisasi setempat, dengan meningkatkan kesadaran pentingnya penimbangan bulanan untuk mendeteksi kemungkinan adanya gangguan pertumbuhan yang akan menjadi tanda awal terjadinya masalah gizi. Bila hal ini dapat dilasanakan dengan baik, maka gangguan pertumbuhan dapat diatasi lebih dini dan masalah gizi buruk tidak akan muncul. Harus disadari bahwa anak balita merupakan calon generasi penerus bangsa, yang
akan menjadi pemimpinpemimpin bangsa di masa depan. Oleh karenanya, penanggulangan masalah gizi pada umumnya dan masalah gizi buruk khususnya, merupakan tanggung jawab bersama yang melibatkan banyak sektor yang terkait dengan segi pelayanan kesehatan, pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, maupun pertanian yang menyangkut ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga. Sudah tentu pemerintah (Pusat maupun Daerah) bertanggung jawab secara keseluruhan dalam upaya menyiapkan seluruh sumberdaya yang ada, baik berupa sumberdaya alam, manusia, maupun biaya yang dapat menanggulangi masalah tersebut lebih dini. Pengerahan sumberdaya sektor kesehatan saja, hanya akan menjadikan upaya penanggulangan masalah seperti pemadam kebakaran, bukan mempersiapkan agar tidak terjadi kebakaran.Bila gizi buruk sudah menimpa pada anak-anak bangsa, apa yang mesti kita perbuat untuk mereka ? Siapa yang mesti lebih bertanggung jawab ? Tentunya semua elemen bangsa ini yang bertanggung jawab.* Widyaiswara Batam Kepulauan Riau / Pengamat Masalah Gizi Masyarakat
Media Informasi Balai Pelatihan Kesehatan
BELAJAR BAHASA INGGRIS, SIAPA TAKUT ? - Erminawati, M.Pd -
B
agi sebagian orang bahasa Inggris merupakan momok yang membuat mereka merasa tertekan dan terbebani. Mendengar mata pelajaran bahasa Inggris yang terlintas di pikiran adalah sulit ..... sulit ....... dan sulit. Padahal sejak di bangku SMP ( bahkan sekarang mulai di tingkat sekolah dasar /SD) para siswa sudah diperkenalkan dengan pelajaran bahasa Inggris. Sampai ke tingkat pendidikan lanjutanpun mahasiswa akan bertemu dengan mata kuliah bahasa Inggris. Tidak bisa dipungkiri bahwa bahasa Inggris memang penting untuk di pahami oleh karenanya mata pelajaran ataupun mata kuliah Bahasa Inggris tidak hanya terdapat dalam kurikulum inti tetapi juga ada dalam kurikulum institusional. Nah pertanyaannya adalah setelah sekian lama kita belajar bahasa Inggris apakah kita sudah bisa menggunakan bahasa inggris dan mampu menerapkannya dalam percakapan sehari-hari?? ( jawab sendiri ya.........). Meskipun ada juga sebagian orang/ siswa/ mahasiswa yang menyukai bahasa Inggris namun persentasinya lebih kecil dibanding dengan yang menganggap bahasa Inggris itu sulit. Bahkan karena tidak menyukai pelajarannya sampai sampai tidak menyukai gurunya, he he ....... pengalaman kali ya?? Hampir semua bidang ilmu
36
dari berbagai jurusan selalu menyediakan bobot sks untuk mata kuliah bahasa Inggris. Hal ini dimaksudkan untuk menunjang kompetensi mahasiswa yang bersangkutan sesuai dengan bidang yang ditekuninya. Berbagai macam keterampilan berbahasa disampaikan pada mata pelajaran maupun mata kuliah Bahasa Inggris seperti listening, speaking, reading, writing sampai dengan membekali mahasiswa untuk memahami serta untuk memanfaatkan sumbersumber kepustakaan. Anggapan bahwa bahasa Inggris itu sulit sepertinya sudah mendarah daging. Karena dianggap sulit dan menakutkan sehingga mereka malas mempelajarinya. Mereka juga merasa bahwa bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang dipaksakan pada mereka karena harus memenuhi standar kelulusan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu motif sebagian orang belajar bahasa Inggris hanya untuk lulus saja dan tidak untuk benar-benar menguasai bahasa tersebut. Padahal sama seperti mata pelajaran lainnya, bahasa Inggris dapat ditaklukkan. Tentu saja dengan adanya rumusrumus (pola) yang akan sangat membantu kita dalam mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Mungkin selama ini kita menganggap kehadiran rumusrumus (pola) dalam bahasa inggris
sangat membebani kita. Persepsi negatif inilah yang perlu diluruskan. Sebagai bahasa asing, tentunya ada perbedaan perbedaan struktur atau tata bahasa bila di bandingkan dengan bahasa Indonesia. Disinilah peran rumus atau pola yang akan sangat membantu kita dalam memahami bahasa inggris. Kenalilah bahasa inggris secara utuh, tidak sepotong-sepotong. Belajarlah secara bertahap ( step by step) dari materi yang paling sederhana sampai bertingkat. Jangan lanjutkan pelajaran kalau materi sebelumnya tidak dipahami. Bagi seseorang yang ingin mengembangkan kemampuan berbahasa inggris (kecuali masih sekolah lho ya...... nggak bisa pilihpilih) maka sebaiknya tentukan terlebih dahulu tujuan (goal) yang ingin dicapai. Apakah dia ingin mengembangkan speaking ability (kalau mau jadi guide) ataukah ingin menjadi penerjemah (translater) atau bahkan mau menjadi penulis (writer). Dengan ditetapkannya tujuan maka materi yang disampaikan akan lebih fokus mengarah pada keterampilan yang hendak dicapai. Namun demikian setiap orang yang belajar bahasa Inggris juga harus mempelajari materi-materi yang sifatnya mendasar dan wajib untuk dikuasai seperti penguasaan tentang unsurunsur pokok bahasa Inggris (part of speech) dan struktur dalam
Media Informasi Balai Pelatihan Kesehatan
membuat kalimat. Selanjutnya penekanan disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Peranan pengajar juga memegang peranan penting untuk kesuksesan belajar seseorang. Karena bahasa Inggris sifatnya keterampilan (skill) maka metode yang digunakan adalah student active learning. Artinya dalam proses belajar mengajar yang aktif tidak hanya pengajarnya saja melainkan semua peserta juga dituntut untuk aktif sehingga terdapat semacam take and give antara pengajar dan peserta didiknya. Selain itu semua pembelajar perlu dilatih untuk keberanian dalam berbahasa Inggris walaupun dengan bahasa campuran (Inggris-Indonesia) bagi pemula. Untuk melatih keberanian dalam berbahasa Inggris perlu dibentuk grup diskusi maupun dialog dengan tema yang sederhana. Karena yang terpenting dalam kegiatan tersebut bukan tentang tema yang di angkat, melainkan bagaimana penggunaan bahasa Inggris yang baik dan benar dalam berargumentasi.
Meskipun belajar bahasa Inggris penekanannya pada praktik namun tidak bisa dipungkiri bahwa kita juga memerlukan teoriteori struktur bahasa untuk mempermudah pemahaman. Dalam hal ini teori sangat membantu kita untuk membangun struktur kalimat yang betul dan sesuai kaidah agar kita lebih percaya diri dalam menggunakan bahasa Inggris. Untuk bisa bercakap-cakap dalam bahasa Inggris ada 2 hal yang harus kita penuhi. Pertama kita harus menguasai tata bahasa (grammar) secara praktis atau sederhana dan yang kedua kita harus memiliki kosa kata yang cukup. Untuk masalah yang pertama bisa dibantu oleh guru maupun pengajar tetapi kalau menyangkut kosa kata maka akan menjadi tanggung jawab yang bersangkutan. Kurangnya kosa kata yang dimiliki seseorang akan sangat menghambat kecepatan dalam belajar bahasa Inggris. Bagaimana tidak, hanya untuk bercakap-cakap topik yang sederhana saja dia kesulitan untuk mencari kata-kata
yang dimaksud. Oleh karena itu disamping mempelajari teori juga kumpulkan kosa kata sebanyakbanyaknya, the more the better (lebih banyak lebih baik). Tetapi perlu di ingat juga bahwa belajar bahasa asing diperlukan keinginan, kesabaran, dan berlatih secara terusmenerus. Untuk lebih memantapkan langkah dalam belajar bahasa Inggris, berikut syarat yang harus dipenuhi : 1. Study hard..... ! Belajarlah yang giat, sediakan waktu walaupun hanya setengah jam perhari khusus untuk belajar. Sedikit waktu untuk belajar secara serius itu lebih baik daripada belajar banyak waktu sambil melamun, he he ..... 2. Practice ........! Berlatihlah bicara dengan siapapun untuk melincahkan lidah anda. Pepatah mengatakan “Language is a habit. Practice it everyday if you want to be able to use it well”. Bahasa itu kebiasaan , berlatihlah tiap hari jika anda ingin dapat menggunakannya dengan baik. 3. Don’t be afraid .............! Tidak ada sanksi bagi anda bila anda membuat kesalahan dalam berbahasa Inggris. Oleh karena itu jangan takut. Keberanian adalah modal utama untuk melangkah. Misalkan anda baru bisa Hello ..... maka katakan itu bila anda berjumpa dengan teman atau siapapun. Selamat mencoba *Dosen Politeknik Kesehatan Banjarmasin
37