Connecting Diversity Laporan Tahunan 2013
Entitas Anak
Daftar Isi 1 2
Pembuka
130
Tinjauan Pendukung Bisnis
Sumber Daya Manusia
374 Profil Dewan Komisaris
yang lebih nyaman untuk
140 Teknologi Informasi
376 Profil Direksi
144 Procurement
380 Pejabat Senior
dengan lebih banyak destinasi di dunia Tentang Garuda
Anak
148
Tata Kelola Perusahaan
388 Struktur Organisasi 390 Perkembangan Armada
Ikhtisar Keuangan &
392 Armada
Operasional 150 Tata Kelola Perusahaan
394 Alamat Kantor Cabang
13
Ikhtisar Saham
16
Peristiwa Penting 2013
Anggota Dewan
26
Penghargaan &
Komisaris dan Direksi
32
Visi, Misi, dan Nilai-nilai Perusahaan
34
Strategi 2013
38
Laporan Dewan Komisaris
44
Laporan Direksi
PT Abacus Distribution Systems Indonesia (Abacus DSI)
386 Pejabat Kantor Cabang
Indonesia
Sertifikasi
Bidang Usaha: Industri pariwisata dan hospitality, antara lain perhotelan, jasa boga, transportasi darat dan keagenan serta tours & travel.
384 Direktur Utama Entitas
Menghubungkan Anda
10
Data Perusahaan
132
Indonesia
6
239
Memberikan perjalanan menikmati keindahan
4
PT Aero Wisata (Aerowisata)
220
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
222 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
400 Surat Pernyataan
Bidang Usaha: Penyedia jasa teknologi informasi meliputi bidang jasa sistem komputerisasi reservasi.
PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA)
Tentang Tanggung Jawab Atas Laporan Tahunan 2013 PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Bidang Usaha: Jasa perbaikan dan perawatan pesawat terbang termasuk engine dan komponennya.
PT Aero Systems Indonesia (Asyst)
53 54
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Industri
234
Laporan Keuangan Konsolidasian
234 Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk
58
Komersial
70
Operasional
82
Layanan
2013 dan 2012 Dan
92
SkyTeam
Laporan Auditor
96
New Passenger Service
Tahun-tahun yang
Bidang Usaha: Jasa konsultasi dan rekayasa sistem teknologi informasi serta jasa pemeliharaan bagi perusahaan penerbangan maupun industri lain.
Berakhir 31 Desember
PT Citilink Indonesia
Independen
System (PSS) 98
SBU & Entitas Anak
120 PT Gapura Angkasa 122
Tinjauan Keuangan
Bidang Usaha: Jasa angkutan udara niaga berbiaya murah (low cost airline).
1
2013
Laporan Tahunan
Connecting Diversity Tahun 2013 merupakan tahun ‘Network Expansion’ dalam strategi ‘Quantum Leap 2011-2015’. Pada tahun tersebut, Garuda Indonesia melakukan investasi berupa penambahan jumlah dan tipe pesawat, serta pembukaan destinasi dan rute baru. Pada akhir tahun 2013, Garuda Indonesia juga telah menyelesaikan persiapan akhir untuk bergabung dengan aliansi global SkyTeam di awal tahun 2014. Strategi yang dilakukan Garuda Indonesia tersebut semakin mengukuhkan langkah untuk terus tumbuh dan mendominasi pasar full service carrier di Indonesia, serta sebagai global player. Dengan memberikan lebih banyak pilihan destinasi kepada penumpang, Garuda Indonesia menghubungkan keanekaragaman potensi budaya, sosial dan ekonomi antara Indonesia dan dunia internasional.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
2 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Memberikan perjalanan yang lebih nyaman untuk menikmati keindahan Indonesia Garuda Indonesia membuka akses untuk menjelajahi beragam keindahan alam dan keunikan budaya yang menjadi daya tarik wisata di kepulauan Indonesia.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
3
Garuda Indonesia mulai mengoperasikan pesawat turboprop ATR72-600 pada tahun 2013 untuk melayani penerbangan rute jarak pendek dan remote area di Indonesia. Pesawat dengan sub-brand “Explore” ini melengkapi pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen sub-brand “Explore-Jet” yang telah dioperasikan sejak tahun 2012. Melalui pengoperasian tipe pesawat ini, Garuda Indonesia terus meningkatkan konektivitas wilayah Indonesia serta mengembangkan jaringan penerbangan ke wilayah-wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan tujuan wisata baru di Indonesia.
44
Destinasi di dalam negeri
5
Hub di Medan, Surabaya, Denpasar Balikpapan, Makassar
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
4 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Menghubungkan Anda dengan lebih banyak destinasi di dunia
Berbagai keunikan di dunia kini menjadi lebih dekat dan mudah dijangkau melalui kerjasama internasional Garuda Indonesia.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
5
Pada Desember 2013, Garuda Indonesia telah terbang ke 20 destinasi internasional di Asia, Australia, Timur Tengah, dan Eropa. Selain itu, Garuda Indonesia juga melayani 26 destinasi internasional melalui kerjasama code share dengan berbagai maskapai dunia, termasuk Etihad Airways. Garuda Indonesia akan bergabung dengan aliansi global SkyTeam sebagai anggota ke-20, pada 5 Maret 2014, yang akan membuka jalan untuk terbang ke 1.064 destinasi SkyTeam di 178 negara. Sebagai persiapan bergabung dengan SkyTeam, Garuda Indonesia sejak Juni 2013 telah berhasil mengimplementasikan Passenger Service System (PSS) ALTEA, yang terintegrasi dengan platform yang digunakan di aliansi maupun mitra code share.
20
Destinasi Internasional
14
Code Share Agreement
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
6 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tentang Garuda Indonesia Seiring semakin meningkatnya permintaan jasa industri penerbangan, Perusahaan terus mengembangkan jaringan penerbangan hingga ke kota-kota pertumbuhan ekonomi dan wisata baru di wilayah Barat dan Timur Indonesia. Sejarah penerbangan komersial Indonesia dimulai saat bangsa Indonesia sedang mempertahankan kemerdekaannya. Penerbangan komersial pertama menggunakan pesawat DC-3 Dakota dengan registrasi RI 001 dari Calcutta ke Rangoon dan diberi nama “Indonesian Airways” dilakukan pada 26 Januari 1949. Pada tahun yang sama, 28 Desember 1949, pesawat tipe Douglas DC-3 Dakota dengan registrasi PK-DPD dan sudah dicat dengan logo “Garuda Indonesian Airways”, terbang dari Jakarta ke Yogyakarta untuk menjemput Presiden Soekarno. Inilah penerbangan yang pertama kali dengan nama Garuda Indonesian Airways. Setahun kemudian, 1950, Garuda Indonesia resmi menjadi Perusahaan Negara. Pada masa itu, Perusahaan memiliki 38 buah pesawat yang terdiri dari 22 jenis DC-3, 8 pesawat laut Catalina, dan 8 pesawat jenis Convair 240. Armada Perusahaan terus berkembang, dimana untuk pertama kalinya Garuda Indonesia membawa penumpang jamaah
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Haji ke Mekkah pada tahun 1956. Perjalanan terbang ke kawasan Eropa dimulai Garuda Indonesia pada tahun 1965 dengan tujuan akhir di Amsterdam. Armada Garuda Indonesia dan kegiatan operasionalnya mengalami revitalisasi dan restrukturisasi besar-besaran di sepanjang tahun 1980-an. Hal ini menuntut Perusahaan merancang pelatihan yang menyeluruh bagi karyawannya dan mendorong Perusahaan mendirikan Pusat Pelatihan Karyawan, Garuda Indonesia Training Center di Jakarta Barat. Selain itu, Garuda Indonesia juga membangun Pusat Perawatan Pesawat di Bandara Internasional SoekarnoHatta pada masa itu. Di awal tahun 1990, strategi jangka panjang Garuda Indonesia disusun hingga tahun 2000. Jumlah armada juga terus ditingkatkan sehingga Garuda Indonesia menjadi salah satu dari 30 besar maskapai penerbangan di dunia.
7
Seiring dengan upaya pengembangan usaha, di awal tahun 2005, Garuda Indonesia memiliki tim manajemen baru, yang kemudian membuat perencanaan baru bagi masa depan Perusahaan. Manajemen baru Garuda Indonesia melakukan evaluasi ulang dan restrukturisasi Perusahaan secara menyeluruh dengan tujuan meningkatkan efisiensi kegiatan operasional, membangun kembali kekuatan keuangan yang mencakup keberhasilan Perusahaan dalam menyelesaikan restrukturisasi utang, menambah tingkat kesadaran para karyawan dalam memahami pelanggan, dan yang terpenting memperbarui dan membangkitkan semangat karyawan Garuda Indonesia.
Penyelesaian seluruh restrukturisasi utang Perusahaan mengantarkan Garuda Indonesia siap untuk mencatatkan sahamnya ke publik pada 11 Februari 2011. Perusahaan resmi menjadi perusahaan publik setelah penawaran umum perdana atas 6.335.738.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 11 Pebruari 2011 dengan kode GIAA. Salah satu tonggak sejarah penting ini dilakukan setelah Perusahaan menyelesaikan transformasi bisnisnya melalui kerja keras serta dedikasi berbagai pihak. Per 31 Desember 2013, struktur kepemilikan saham Garuda Indonesia sebagai Emiten dan Perusahaan publik adalah Negara Republik Indonesia (69,14%), karyawan (0,4%), investor domestik (24,34%), dan investor internasional (6,12%).
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
8 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tentang Garuda Indonesia
Untuk mendukung kegiatan operasionalnya, Garuda Indonesia memiliki 5 (lima) Entitas Anak yang fokus pada produk/jasa pendukung bisnis Perusahaan induk, yaitu PT Abacus Distribution Systems Indonesia, PT Aero Wisata, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia, PT Aero Systems Indonesia, dan PT Citilink Indonesia. Dalam menjalani kegiatan operasionalnya, Perusahaan didukung oleh 7.861 orang karyawan, termasuk 2.010 orang siswa yang tersebar di Kantor Pusat dan Kantor Cabang. Garuda Indonesia group pada 31 Desember 2013 mengoperasikan 140 pesawat yang terdiri dari 2 pesawat Boeing 747-400, 7 pesawat Airbus A330-300, 11 pesawat Airbus A330-200, 7 pesawat Boeing 737 Classic (seri 300/500), 65 pesawat Boeing 737-800NG, 12 pesawat CRJ1000 NextGen, 2 pesawat ATR72-600, 4 pesawat Boeing 777-300ER, dan 30 pesawat Citilink yang terdiri dari 24 pesawat Airbus A320-200, 5 pesawat Boeing 737-300 serta 1 pesawat Boeing 737-400.
Menghadirkan standar baru kualitas layanan dalam industri air travel, Garuda Indonesia saat ini melayani penerbangan ke 64 destinasi pilihan yang terdiri dari 44 kota di area domestik dan 20 kota di area internasional. Seiring dengan semakin meningkatnya permintaan akan jasa industri penerbangan, Garuda Indonesia terus mengembangkan jaringan penerbangannya hingga ke kota-kota pertumbuhan ekonomi dan wisata baru di wilayah Timur Indonesia. Selain melayani penerbangan di rute-rute tujuan yang dioperasikan, saat ini Garuda Indonesia juga melaksanakan perjanjian “code share” dengan 14 maskapai internasional. Selain itu, mulai 5 Maret 2014, Garuda Indonesia resmi bergabung dengan aliansi penerbangan SkyTeam, sebagai bagian dari program pengembangan jaringan internasionalnya. Dengan bergabung dalam SkyTeam, pengguna jasa Garuda Indonesia dapat terhubung ke 1.064 destinasi di 178 negara yang dilayani oleh seluruh maskapai
Armada 2013 Garuda Indonesia Jenis Pesawat
Citilink Jumlah
Jenis Pesawat
Jumlah
Boeing 747- 400
2
Airbus A320-200
24
Airbus A330-300
7
Boeing 737-300
5
Airbus A330-200
11
Boeing 737-400
1
Boeing 737 Classic (seri 300/500)
7
Boeing 737-800 NG Bombadier CRJ1000 NextGen
65 12
ATR72-600
2
Boeing 777-300ER
4
Total
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
110
30
9
penerbangan anggota SkyTeam dengan total lebih dari 15.700 penerbangan per hari. Selain itu, para pengguna jasa Garuda Indonesia juga dapat memperoleh akses ke 564 lounges terbaik SkyTeam terbaik di seluruh dunia. Selain itu dengan masuknya Garuda Indonesia ke dalam SkyTeam juga akan menguatkan Indonesia dalam peta “Air Travel” dunia.
Seiring dengan peningkatan kinerja di berbagai aspek operasional dan layanan yang dilaksanakan, Garuda Indonesia meraih apresiasi dan penghargaan dari berbagai lembaga nasional maupun internasional. Pada tahun 2012, Garuda dinobatkan sebagai “The Best International Airline” oleh lembaga riset Roy Morgan di Australia, serta “The World’s Best Regional Airline” oleh Skytrax, lembaga pemeringkat airline yang berkedudukan di London, dalam ajang pameran kedirgantaraan “Farnborough Airshow”.
Sebagai bagian dari upaya Perusahaan untuk terus meningkatkan layanan kepada pengguna jasa, Garuda Indonesia memperkenalkan layanan khas “Garuda Indonesia Experience”, yang menghadirkan keramahtamahan, budaya, dan segala hal terbaik dari Indonesia melalui kelima panca indera, yaitu sight, sound, taste, scent, dan touch, untuk diimplementasikan dalam layanan pre-journey, pre-flight, in-flight, post-flight, dan post- journey.
Selanjutnya, dalam pameran kedirgantaraan “Paris Air Show” Juni 2013 lalu, Garuda Indonesia juga memperoleh penghargaan “The World’s Best Economy Class” dan “Best Economy Class Airline Seat”, serta masuk dalam jajaran “The World’s Top 10 Airlines”. Selain itu, pada acara “Passenger Choice Award 2013” yang diselenggarakan pada September 2013 di Anaheim, California, Amerika Serikat, oleh “Airline Passenger Experience Association (APEX)”, asosiasi peningkatan layanan penerbangan yang berkedudukan di New York, Garuda Indonesia terpilih sebagai “Airline Terbaik di Kawasan Asia dan Australasia” (“Best in Region: Asia and Australasia”).
Garuda Indonesia juga merupakan salah satu maskapai yang terdaftar sebagai IATA Operational Safety Audit (IOSA) Operator dan menerapkan standar keamanan dan keselamatan yang setara dengan maskapai internasional besar anggota IATA lainnya. Garuda Indonesia menerima sertifikat IOSA pada tahun 2008 lalu.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
10 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Ikhtisar Keuangan & Operasional PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. & Entitas Anak (Dalam USD penuh kecuali dinyatakan lain)
2013
2012
2011*
Jumlah Pendapatan Usaha
3.716.076.586
3.472.468.962
3.096.328.405
Jumlah Beban usaha
3.659.628.311
3.304.396.858
3.003.980.817 92.347.588
Laba Usaha
56.448.275
168.072.104
(47.632.672)
(16.541.550)
4.585.680
8.815.603
151.530.554
96.933.268
Manfaat (Beban) Pajak
2.384.777
(40.687.981)
(32.707.732)
Laba Bersih Tahun Berjalan
11.200.380
110.842.573
64.225.536
(10.634.860)
34.566.735
8.475.080
Jumlah Laba Komprehensif
565.520
145.409.308
72.700.616
Laba (Rugi) Bersih per Saham
0,00049
0,00488
0,00288
Jumlah Pendapatan (Beban) Non-Usaha Lainnya Laba Sebelum Pajak
Laba (Rugi) Komprehensif Lain-lain
Jumlah Aset Lancar Jumlah Aset Tidak Lancar Jumlah Aset
819.133.923
636.566.218
749.951.148
2.134.651.029
1.881.431.548
1.333.055.661
2.953.784.952
2.517.997.766
2.083.006.809
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
983.890.767
754.207.052
645.834.604
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
852.746.068
648.830.636
514.374.429
45.222.668
5.651.251
639.391 194.259.709
Utang Bank dan Lembaga Keuangan Liabilitas Sewa Pembiayaan Pinjaman Jangka Panjang Jumlah Liabilitas Modal Saham (lembar saham) Modal Sebelum Ditempatkan (lembar saham) Modal Ditempatkan dan Disetor Tambahan Modal Disetor Komponen Ekuitas Lainnya Opsi Saham Saldo Laba (Defisit) Kepentingan Non Pengendali Jumlah Ekuitas Jumlah Liabilitas dan Ekuitas Jumlah Investasi
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
191.750.944
206.352.598
604.695.491
400.947.490
266.213.169
1.836.636.835
1.403.037.688
1.160.209.033
30.000.000.000
30.000.000.000
30.000.000.000
7.359.004.000
7.359.004.000
7.359.004.000
1.146.031.889
1.146.031.889
2.291.936.892
4.548.037
4.548.037
113.067.035
(161.593.912)
(149.237.597)
(100.010.418)
2.770.970
1.148.451
2.278.677
123.920.993
110.598.370
(1.385.459.977)
1.470.140
1.870.928
985.567
1.117.148.117
1.114.960.078
922.797.776
2.953.784.952
2.517.997.766
2.083.006.809
203.611.301
207.816.002
109.289.079
11
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. & Entitas Anak (Dalam USD penuh kecuali dinyatakan lain)
2013 Jumlah Investasi pada Entitas lain Modal Kerja Bersih Arus Kas Diperoleh dari Aktivitas Operasi
2012
2011*
17.459.916
16.517.489
14.986.715
(164.756.844)
(117.640.834)
104.116.544
139.025.923
364.685.555
244.265.953
Arus Kas Digunakan untuk Aktivitas Investasi
(382.836.665)
(524.398.946)
(260.726.555)
Arus Kas Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan
432.274.934
75.457.955
292.674.875
Rasio Marjin EBITDA **
5,86%
8,58%
7,30%
Marjin Laba Usaha
1,52%
4,84%
2,98%
Marjin Laba Bersih
0,30%
3,19%
2,07%
Tingkat Pengembalian Aset
0,38%
4,40%
3,08%
Tingkat Pengembalian Ekuitas
1,00%
9,94%
6,96%
Rasio Lancar
83,25%
84,40%
116,12%
164,40%
125,84%
125,73%
62,18%
55,72%
55,70%
0,54x
0,36x
0,29x
Jumlah Penumpang (ribu)
24.965,2
20.415,3
17.074,0
Penumpang Kilometer Diangkut (dalam juta)
31.950,0
27.342,1
24.434,7
Tempat Duduk Kilometer Tersedia (dalam juta)
43.133,0
36.013,8
32.473,7
74,1
75,9
75,2
Kargo (juta kilogram)
345,9
280,3
229,4
Muatan kargo (juta ton-kilometer)
630,7
532,9
465,0
Rasio Liabilitas terhadap Ekuitas Rasio Liabilitas terhadap Jumlah Aset Liabilitas Terbeban Bunga/Ekuitas Informasi terkait Pendapatan Penumpang
Tingkat Isian Penumpang (%) Informasi terkait Pendapatan Kargo
Sebelum kuasi reorganisasi * ** Marjin EBITDA dihitung dengan menjumlahkan Laba (Rugi) Usaha dan beban Penyusutan, dibagi Pendapatan Usaha
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
12 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
3.472
Ikhtisar Keuangan & Operasional
3.716
168
3.096
92
56
Pendapatan Usaha
Laba Usaha
(USD Juta) 2011
2012
(USD Juta) 2011
2013
2012
2013
2.954
111 2.518 2.083 64
11 2011
2012
Laba Bersih Tahun Berjalan
Total Aset
(USD Juta)
2013
(USD Juta) 2011
1.837
2012
2013
1.115
1.117
923
1.403 1.160
Total Liabilitas
Total Ekuitas
(USD Juta) 2011
2012
2013
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
(USD Juta) 2011
2012
2013
13
Ikhtisar Saham Kinerja Saham Garuda Indonesia (GIAA) di Bursa Efek Indonesia Harga (Rp)
Volume
750
300.000.000
600
240.000.000
450
180.000.000
300
120.000.000
250
60.000.000
0
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
Harga
Sumber: Bloomberg Finance L.P.
0
Volume
Harga, Volume Saham - Triwulanan (Rupiah, kecuali disebutkan lain) Q1 2013
Q2 2012
2013
Pembukaan
660
480
660
Q3 2012 620
2013 520
Q4 2012 710
2013
2012
500
620
Tertinggi
690
660
660
740
530
780
510
740
Terendah
610
465
465
600
460
580
470
620
Penutupan
650
620
520
710
500
620
500
660
1.476
1.916
1.016
1.517
419
1.298
306
1.149
22.640
22.640
22.640
22.640
22.640
22.640
22.640
22.640
6.987
6.987
6.987
6.987
6.987
6.987
6.987
6.987
14.716.647
14.037.418
11.773.318
16.075.107
11.320.498
14.037.418
Volume Transaksi (Jutaan Saham) Total Saham (Jutaan Saham) Jumlah Saham Beredar (Jutaan Saham) Kapitalisasi Pasar (Jutaan Rupiah)
11.320.498 14.943.057
Kinerja Saham (Rupiah) 2013
2012
2011
Harga Tertinggi
690
780
700
Harga Terendah
465
465
390
Volume Transaksi (jutaan saham) Total Saham (jutaan saham) Harga pada Akhir Tahun Laba per Saham (USD) Nilai Buku per Saham (USD)
3.217
5.880
4.230
22.640
22.640
22.640
500
660
475
0,00049
0,00488
0,0029
0,0493
0,0492
0,0407
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
14 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Ikhtisar Saham
Komposisi Pemegang Saham (per 31 Desember 2013)
Kepemilikan Pemerintah, Domestik & Internasional
Kepemilikan Saham Domestik & Internasional
6,12%
Jumlah Saham
%
15.653.128.000
69,14%
DOMESTIK Negara Republik Indonesia
24,74%
Ritel
1.027.304.731
4,54%
90.467.044
0,40%
Institusional (Trans Airways)
2.466.965.725
10,90%
Institusional (less than 5%)
2.017.366.235
8,91%
Total Domestik
21.255.231.735
93,88%
Karyawan
2013 69,14%
INTERNASIONAL Ritel
4.241.500
0,02%
Institusional
1.381.522.765
6,10%
Total Internasional
1.385.764.265
6,12%
22.640.996.000
100%
TOTAL
Negara Republik Indonesia Domestik Internasional
Kepemilikan Saham (per 31 Desember 2013)
Credit Suisse AG Singapore Trust A/C Clients
Negara Republik Indonesia
2,04%
Publik
69,14%
PT Trans Airways
17,93%
10,89%
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
99,99% PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia *
99,99% PT Aero Systems Indonesia *
* Kepemilikan langsung dan tidak langsung
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
99,99% PT Aero Wisata
94,27% PT Citilink Indonesia
95,00% PT Abacus Distribution Systems Indonesia
15
Kronologi Pencatatan Obligasi Peringkat: A (idn) PT Fitch Ratings Indonesia Obligasi Berkelanjutan I Garuda Indonesia Tahap I Tahun 2013
Tanggal Pencatatan
Jumlah (Rp)
Bunga / Jangka Waktu
8 Juli 2013
2.000.000.000.000
9,25% p.a. / 5 tahun
Pembayaran Bunga Obligasi Berkelanjutan I Garuda Indonesia Tahap I Tahun 2013 hingga 31 Desember 2013 Keterangan Pembayaran Bunga ke-1
Tanggal Pembayaran
Jumlah (Rp)
5 Oktober 2013
46.250.000.000
Komentar Analyst YingYing Hou - BoA Merrill Lynch
Matthew Wibowo – RHB OSK
Kami memperkirakan pertumbuhan pendapatan akan terus berlanjut di tahun 2013 dan 2014, didorong oleh pencapaian program Quantum Leap, kondisi pricing yang positif, pertumbuhan pesat bandara-bandara sekunder, dan keanggotaan di aliansi global SkyTeam mulai triwulan pertama 2014.
Garuda Indonesia (GIAA) telah bertransformasi menjadi salah satu maskapai terbaik dunia melalui berbagai kerjasama dan aliansi global. Kami memulai cakupan analisa saham Garuda dengan rekomendasi BELI pada Target Price Rp 800, yaitu pada 8 x EV/EBITDAR
Paul Yong CFA - DBS Vickers Securities
Indonesia adalah primadona pasar penerbangan ASEAN. Sebagai negara kepulauan dengan 235 juta penduduk dan segmen kelas menengah yang tumbuh pesat, Indonesia menjadi sasaran utam bagi semua maskapai regional. Kami baru-baru ini mulai meng-cover analisa saham Garuda Indonesia dengan rekomendasi BELI pada Target Price (TP) Rp 650, sejalan dengan pertumbuhan permintan pasar penerbangan di Indonesia.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
16 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Peristiwa Penting 2013
20 Januari Garuda Indonesia Memenangkan “Skyscanner Asia Pacific Airline Food Awards” Situs pencarian perjalanan global terkemuka Skyscanner mengumumkan Garuda Indonesia sebagai pemenang Asia Pacific Airline Food Awards 2012 yaitu maskapai dengan makanan terbaik oleh sejumlah wisatawan internasional. Lebih dari 200 blogger dan wisatawan internasional dari seluruh Asia Pasifik telah dimintai pendapat mengenai makanan yang tersaji dalam penerbangan. Pada kategori penerbangan jarak jauh, Garuda Indonesia keluar sebagai pemenang pertama, menyisihkan beberapa maskapai negara tetangga.
30 Januari GMF Dipercaya Sebagai Pusat Perawatan Produk BE Aerospace GMF AeroAsia, anak Perusahaan Garuda Indonesia bidang Maintenance Repair Overhaul (MRO), mendapat kepercayaan dari BE Aerospace, produsen utama produk-produk interior dan kabin pesawat dari Amerika Serikat, untuk menjadi Approved Service Center (ASC) produk-produk B/E Aerospace. Penunjukan sebagai Approved Service Center akan meningkatkan kapabilitas dan kapasitas GMF AeroAsia dalam perawatan kabin dan interior serta manufacturing seat, galley, dan cabin interior pesawat.
25 Februari Garuda Indonesia Resmikan “Garuda Indonesia and Liverpool FC Experience” Garuda Indonesia dan “Liverpool Football Club (LFC)” meresmikan “Garuda Indonesia and Liverpool Experience” disaksikan pemain legendaris Liverpool era 1989-1990, Ian Rush di Garuda Indonesia Gallery, Senayan City, Jakarta. Peresmian galeri ini merupakan upaya Garuda Indonesia untuk lebih mendekatkan Liverpool FC kepada pencinta sepakbola di Jakarta, dan Indonesia secara umum. Hal ini juga merupakan bagian dari peningkatan layanan kepada pengguna jasa, khususnya masyarakat Indonesia pencinta sepakbola.
7 Maret Garuda Indonesia Terima Penghargaan “Contact Center Service Excellence Award 2013” Berkat berbagai upaya berkelanjutan dalam memberikan pelayanan terbaik, Garuda Indonesia menerima “Contact Center Service Excellence Award 2013” dari Majalah Service Excellence dan Carre Center for Customer Satisfaction and Loyalty (CarreCCSL). Pemenang ditentukan melalui survei ‘Mystery Customer’ yang melakukan komunikasi melalui call center maupun email center. Aspek yang dinilai adalah kepraktisan, kecepatan dalam merespon pelanggan, serta layanan personal kepada pelanggan yang ditunjang dengan teknologi.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
17
14 Februari Garuda Indonesia Raih Penghargaan “The Best Airline” dalam Pelaksanaan Penerbangan Haji Garuda Indonesia meraih penghargaan “The Best Airline” dalam pelaksanaan penerbangan haji dari Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil Arab Saudi (General Authority of Civil Aviation/GACA) dan King Abdul Aziz International Airport, Jeddah, atas kinerja yang baik selama pelaksanaan penerbangan haji tahun 2012. Penghargaan diberikan berdasarkan penilaian terhadap tiga aspek, yaitu “perencanaan penerbangan haji”, “operasional dan pelayanan (service)”, dan “tingkat ketepatan penerbangan (On-Time Performance/ OTP)”.
17 Februari 2013 Garuda Indonesia Perluas Jaringan Penerbangan Menuju 6 Destinasi Code Share Baru Sebagai bagian program perluasan jaringan penerbangan, Garuda Indonesia melalui Code share Agreement dengan Etihad Airways menambah layanan penerbangan menuju 6 destinasi baru di Eropa dan Timur Tengah yaitu Frankfurt, Brussels, Milan, Dusseldorf, Munich, dan Bahrain. Kini total destinasi code share Garuda yang dilayani maskapai Etihad menjadi 13 destinasi, dengan kota tambahan Abu Dhabi, London, Paris, Manchester, Moskow, Athena, dan Muscat. Penerbangan ke-13 destinasi tersebut dilayani melalui hub Abu Dhabi.
15 Maret Garuda Indonesia Luncurkan Layanan “Wheelchair Transporter” Untuk Penumpang Penyandang Difabel dan Pengguna Kursi Roda Garuda Indonesia meresmikan pengoperasian “Wheelchair Transporter” di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng guna meningkatkan layanan khususnya untuk penyandang difabel dan penumpang umum pengguna kursi roda (wheelchair). Mobil khusus kursi roda ini memberi kemudahan dan kenyamanan ketika melakukan boarding khususnya bila pesawat sedang diparkir di daerah remote (tempat parkir pesawat yang jauh dari terminal penumpang).
23 Maret Garuda Indonesia Kembali Dukung Earth Hour 2013 Garuda Indonesia melaksanakan kampanye switch off “Earth Hour 2013” di Gedung Manajemen Garuda Indonesia, Cengkareng, dihadiri Direksi, Direktur Konservasi WWF serta karyawan Garuda Indonesia, yang merupakan salah satu bentuk kepedulian Garuda Indonesia terhadap pelestarian alam dan lingkungan, serta perwujudan komitmen kepada pengurangan dampak perubahan iklim. Tahun 2013 ini merupakan tahun ke-5 keikutsertaan Garuda Indonesia dalam kampanye ini sejak dilaksanakan tahun 2009 lalu.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
18 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
4 April “Garuda Indonesia Gallery” Terbesar dan Terlengkap di Surabaya Garuda Indonesia meresmikan pembukaan ‘Garuda Indonesia Gallery”, fasilitas layanan terbesar dan terlengkap di Indonesia yang berlokasi di lantai satu pusat perbelanjaan Ciputra World, Surabaya. Ini adalah fasilitas layanan terpadu (one stop service) untuk kemudahan penerbangan dengan Garuda meliputi layanan reservasi dan pembelian tiket, city check-in dan self check-in, paket wisata Garuda Indonesia Holiday, layanan ”Garuda Frequent Flyer”, layanan bagi penumpang yang bepergian dengan grup, serta layanan lainnya.
22 April Garuda Indonesia dan ALAFCO Tandatangani Perjanjian Kerjasama Pengadaan 2 Boeing 777-300ER dengan Prinsip Syariah Garuda Indonesia menandatangani perjanjian kerjasama pengadaan 2 pesawat Boeing 777-300ER dengan Perusahaan leasing dan financing asal Kuwait, Aviation Lease and Finance Company (ALAFCO) dengan prinsip syariah. Kerjasama ini adalah salah satu milestones penting mengingat Garuda Indonesia merupakan satu-satunya maskapai di Indonesia yang pertama kali melaksanakan perjanjian kerjasama pengadaan pesawat yang disesuaikan dengan prinsip-prinsip Syariah.
3 Mei Garuda Indonesia Resmikan Medan Sebagai Hub Baru di Indonesia Barat Untuk mendukung “national connectivity” transportasi udara di wilayah Indonesia Barat, Garuda Indonesia meresmikan kota Medan, Sumatera Utara, sebagai Hub ke-4. Penetapan Medan sebagai Hub ke-4 Garuda Indonesia, setelah Jakarta, Denpasar dan Makassar, adalah program pengembangan jaringan penerbangan dan wujud komitmen mendukung program Pemerintah “Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)” guna meningkatkan perekonomian, perdagangan dan bisnis di kota–kota di kawasan.
5 Mei Garuda Indonesia Terapkan “Immigration on Board” Rute Shanghai-Jakarta Garuda Indonesia menerapkan layanan “Immigration on Board” pada rute Shanghai – Jakarta sejalan dengan upaya peningkatan layanan serta menunjang peningkatan kepariwisataan dari China ke Indonesia umumnya dan Shanghai ke Jakarta khususnya. Layanan “Immigration on Board” yang baru di rute Shanghai-Jakarta ini melengkapi layanan yang sama yang telah diterapkan sebelumnya di enam rute lain antara Tokyo (Narita)–Jakarta, Seoul–Jakarta, Sydney–Jakarta, Tokyo (Narita)–Denpasar, Osaka–Denpasar dan Sydney–Denpasar.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
19
25 April Garuda Indonesia Luncurkan Garuda Orient Holidays (GOH) Taiwan Sebagai upaya meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, Garuda Indonesia melalui entitas anaknya, PT Aerowisata, meluncurkan Garuda Orient Holidays (GOH) Taiwan di Taipei, Taiwan. GOH merupakan “inhouse wholeseller” atau unit yang mengembangkan produk paket wisata destinasi Indonesia bagi wisatawan asal negara tersebut. Produk-produk yang akan ditawarkan oleh Garuda Orient Holidays ini nantinya akan saling melengkapi dengan produkproduk paket wisata yang yang sudah ada di pasar Taiwan.
26 April Garuda Indonesia Laksanakan RUPS Tahunan 2013 Garuda Indonesia melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) bertempat di Hotel Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta. RUPST ketiga yang dilaksanakan Garuda sejak melaksanakan IPO pada bulan Februari 2011 menghasilkan beberapa keputusan penting, di antaranya mengesahkan Laporan Tahunan Perseroan tahun 2012, perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi, serta persetujuan Penawaran Umum Terbatas (PUT) melalui Right Issues dan/atau instrumen pinjaman dalam rangka pengembangan usaha.
11 Mei “Garuda Indonesia World Photo Contest (GAWPC) 2013” Setelah mencatat sukses di tahun-tahun lalu, Garuda Indonesia kembali menggelar “Garuda Indonesia World Photo Contest (GAWPC) 2013” yang merupakan event fotografi berskala internasional sejak dimulai tahun 2007 lalu diikuti para fotografer nasional dan internasional dari ASEAN, Australia, China, Jepang, Timur Tengah dan Eropa. Tema GAWPC 2013 adalah “My Enchanting Town” dengan entry 15.000 photo dari 10.000 peserta dan 45 negara.
28 Mei Garuda Indonesia Terima Penghargaan “Indonesia Service Quality Award 2013” dan “Indonesia Most Admired Companies 2013” Berkat berbagai pencapaian yang diraih sejalan dengan program transformasi Perusahaan yang dilaksanakan selama ini, Garuda Indonesia menerima penghargaan sebagai “Indonesia Most Admired Companies” dari Warta Ekonomi serta juga menerima penghargaan di acara “Indonesia Service Quality Award 2013” untuk kategori Domestic Airline dan International Airline – dari Majalah Service Excellence bekerjasama dengan Carre – Center for Customer Satisfaction & Loyalty, sebuah lembaga konsultan bidang service dan customer satisfaction.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
20 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
7 Juni Garuda Indonesia Cargo dan Jan de Rijk Logistics Kerjasama Penyediaan Jasa Road Feeder Service di Eropa Garuda Indonesia melalui Strategic Business Unit (SBU) Garuda Indonesia Cargo menandatangani kerjasama Road Feeder Services (trucking) dengan Perusahaan trucking asal Belanda, Jan de Rijk di Munchen, Jerman. Melalui kerjasama ini, Garuda Cargo dapat melayani pengiriman kargo ke lebih dari 30 kota destinasi di Eropa. Pengiriman kargo akan menggunakan penerbangan rute Jakarta–Amsterdam yang kemudian didistribusikan Jan de Rick ke kota-kota destinasi di wilayah Eropa.
11 Juni Garuda Indonesia Menerbitkan Obligasi Berkelanjutan Tahap I 2013 Garuda Indonesia melaksanakan “Due Dilligence Meeting & Public Expose” dalam rangka “Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan Garuda Indonesia Tahap I Tahun 2013” yang menyerap dana hingga Rp 2 triliun dan ditawarkan dengan jangka waktu (tenor) 5 tahun. Obligasi ini memperoleh rating A (idn) (Single A) dari PT Fitch Ratings Indonesia dan direncanakan agar terlaksana sepenuhnya pada semester kedua tahun 2013.
23 Juni Garuda Indonesia Implementasikan Sistem Layanan Penumpang Baru Sejalan dengan persiapan untuk bergabung dengan aliansi penerbangan global SkyTeam, Garuda Indonesia melaksanakan peningkatan sistem reservasi dan layanan penumpang melalui penerapan “The Altéa Passenger Services System” (PSS) yang dikembangkan oleh Amadeus. Sistem baru tersebut menggantikan sistem reservasi lama Garuda Indonesia, “Automatic Reservation Garuda Indonesia” (ARGA), yang telah dipergunakan sejak tahun 1987 serta mampu menghadirkan pelayanan terbaik untuk kenyamanan pengguna jasa.
2 Juli Garuda Indonesia dan Kementerian Perhubungan Gelar International Green Aviation Conference 2013 Bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Garuda Indonesia menggelar “International Green Aviation Conference 2013” di Benoa, Bali. Mengangkat tema, “Indonesia Green Aviation Initiatives for Sustainable Development of Air Transportation”, konferensi ini merupakan forum pertama yang pernah dilaksanakan di kawasan regional Asia Pasifik yang mengusung tema “Green Aviation Initiatives” dalam kaitan dengan Sustainable Air Transportation. Sejumlah topik terkait perkembangan industri penerbangan akan menjadi fokus pembahasan konferensi tersebut; perkembangan infrastruktur bandara untuk mendukung efisiensi penerbangan, serta upaya pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
21
18 Juni Garuda Indonesia Raih “World’s Best Economy Class 2013” dari Skytrax di Paris Airshow Kinerja Garuda Indonesia semakin diakui di tingkat internasional setelah di ajang Paris Airshow 2013 berhasil meraih predikat “World’s Best Economy Class 2013” dari Skytrax, lembaga pemeringkat penerbangan independen berkedudukan di London. Garuda Indonesia berhasil mengalahkan kandidat maskapai-maskapai lain yaitu Singapore Airlines dan Asiana Airlines. Dalam kesempatan yang sama, Garuda Indonesia juga berhasil meraih award “Best Economy Class Airline Seat 2013” dari Skytrax.
22 Juni Garuda Indonesia Kini Partner Penuh Bali Beach Clean Up Pada tahun 2013, Garuda Indonesia menjadi partner penuh program Bali Beach Clean Up (BBCU) yang diinisiasi Coca-Cola Amatil Indonesia dan Quiksilver guna mendukung berbagai program pelestarian lingkungan dan penghijauan pantaipantai tujuan wisata di Pulau Bali. Melalui kemitraan yang erat dengan Bendesa Adat Kuta, Legian, Seminyak, Jimbaran, dan Kedonganan, BBCU telah berkembang menjadi sebuah program harian, dengan 74 kru pembersih pantai yang setiap hari membersihkan 9,7 km garis pantai yang paling ramai di Bali.
2 Juli Garuda Indonesia Sambut Boeing 777-300ER dan Resmikan Layanan “First Class” PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. meresmikan armada terbaru pesawat state-of-the-art Boeing 777-300ER, sekaligus meluncurkan layanan premium “First Class”, yang dipadukan dengan konsep keramahtamahan Indonesia, “Garuda Indonesia Experience”. Pesawat Boeing 777-300ER dan layanan “First Class” merupakan upaya pengembangan jaringan penerbangan internasional, terutama untuk rute-rute penerbangan jarak jauh, dan sebagai bagian dari langkah Perusahaan untuk menjadi “Global Player”
4 Juli Garuda Indonesia dan Taman Safari Indonesia Resmikan Konservasi dan Pelestarian Jalak Bali Sebagai bagian dari program CSR dan bentuk kepedulian terhadap burung Jalak Bali (Bali Mynah) yang terancam kepunahan, Garuda Indonesia melakukan kerjasama Program Konservasi Burung Jalak Bali dengan Bali Safari & Marine Park. Melalui program ini, Garuda Indonesia berupaya meningkatkan populasi jalak Bali dengan memberikan bantuan pembangunan 1 unit rumah (aviary) dan pelestarian sebanyak 18 ekor Jalak Bali, yang diharapkan membantu pelestarian populasi burung Jalak Bali.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
22 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
19 Juli Garuda Indonesia dan Liverpool FC luncurkan “Garuda Frequen Flyer – Liverpool FC Edition Card” Sebagai bagian dari pelaksanaan “Global Partnership” antara Garuda Indonesia dengan Liverpool Football Club diluncurkan “Garuda Frequent Flyer – Liverpool Football Club (GFF – LFC) Edition Card” yang merupakan kartu berdesain khusus yang diperuntukkan bagi para pelanggan Garuda Indonesia dan fans Liverpool FC. Sebagaimana kartu GFF reguler, kartu ini memiliki empat tingkat keanggotaan, yaitu Blue, Silver, Gold, dan Platinum. Dengan memiliki GFF – LFC Edition Card pemilik kartu akan menikmati berbagai penawaran menarik.
31 Juli Garuda Indonesia Menerima 2 Penghargaan dalam Pelestarian Lingkungan Upaya Garuda Indonesia untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan telah mendapat apresiasi dari masyarakat dengan diterimanya penghargaan “Indonesia Green Company Achievement 2013” serta “Sri Kehati Award” atas komitmen Garuda Indonesia terhadap pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Penghargaan diberikan oleh majalah SWA dan merupakan penyelenggaraan yang pertama kalinya.
11 September Garuda Indonesia Terpilih sebagai Maskapai Terbaik Region Asia dan Australasia dalam Ajang Passengers Choice Awards 2013 di Anaheim, USA Garuda Indonesia terpilih sebagai pemenang kategori “Best in Region: Asia and Australasia” dalam ajang penghargaan “Passenger Choice Awards 2013” yang diselenggarakan oleh “Airline Passenger Experience Association” (APEX) – asosiasi peningkatan layanan penerbangan berkedudukan di New York, Amerika Serikat. Garuda Indonesia berhasil mengungguli 5 maskapai penerbangan lain, yaitu Singapore Airlines, Qantas Airways, Cathay Pacific, Air New Zealand, dan Pakistan Airlines.
13 September Garuda Indonesia Bersama BNI Menggelar Garuda Indonesia Travel Fair 2013 Garuda Indonesia bekerja sama dengan Bank Negara Indonesia sebagai bank partner kembali menggelar “Travel Fair” terbesar di Indonesia, Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) 2013 di Jakarta yang merupakan puncak dari pelaksanaan roadshow GATF di 15 kota besar di Indonesia sepanjang tahun 2013 ini, antara lain di Makassar, Manado, Padang, Surabaya, Yogyakarta, Bandung, Balikpapan, Denpasar, Medan, Semarang, Banjarmasin, Jayapura, Palembang, Pekanbaru dan Pontianak.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
23
3 Agustus Garuda Indonesia Layani Rute Jakarta–Tanjung Pinang (Bintan) Dalam rangka memperluas jaringan penerbangan domestik, Garuda Indonesia mulai melayani rute penerbangan baru Jakarta–Tanjung Pinang (Pulau Bintan). sebanyak satu kali dalam sehari (daily flight), dengan menggunakan armada Boeing 737-500 yang berkapasitas 96 penumpang. Pembukaan rute baru ini diharapkan memudahkan pengguna jasa, khususnya pebisnis dan wisatawan, serta meningkatkan potensi pariwisata serta iklim investasi di kota Tanjung Pinang melalui akses penerbangan langsung dari Jakarta.
9 September Garuda Indonesia Terbangkan 90.108 Calon Jemaah Haji Garuda Indonesia memulai pelaksanaan penerbangan kloter pertama calon jemaah haji Indonesia secara serentak di 7 embarkasi dari 10 embarkasi yang dilayani. Kesepuluh embarkasi yang dilayani adalah Padang, Solo, Balikpapan, Makassar, Lombok, Jakarta Medan, Palembang, Banjarmasin dan Banda Aceh. Pelaksanaan fase keberangkatan adalah 10 September 2013 hingga 9 Oktober 2013, sementara penerbangan fase kepulangan dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2013 hingga 19 November 2013.
2 Oktober Garuda Indonesia Hadirkan Layanan “Inflight Connectivity” di Pesawat B777-300ER Garuda Indonesia menghadirkan layanan “Inflight Connectivity” secara komersial di seluruh penerbangan Boeing 777-300ER sehingga penumpang Garuda Indonesia, baik First Class, Executive Class, maupun Economy Class, dapat terhubung dengan koneksi internet melalui WiFi selama penerbangan. Kehadiran layanan ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi pengguna jasa karena mereka dapat tetap melanjutkan aktivitas bisnis selama penerbangan.
18 Oktober Garuda Indonesia Terpilih sebagai “The Rising Star Carrier of The Year” untuk Layanan Kargo dalam Ajang Payload Asia Award 2013 Garuda Indonesia terpilih sebagai “The Rising Star Carrier of The Year” untuk layanan kargo dalam ajang Payload Asia Award 2013 yang dilaksanakan Contineo Media dari Singapura. Penetapan Garuda Indonesia sebagai pemenang kategori tersebut didasarkan pada survei terhadap pengguna jasa yang memberikan penilaian terhadap aspek “Network Growth and Development Strategy”, “Operational Performance in Year 2012”, “Customer Service Product Innovations” serta “Market Responsiveness/Adaptability”.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
24 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
20 November Garuda Indonesia–Jet Airways Tandatangani Kerjasama Code Share Garuda Indonesia dan maskapai dari India, Jet Airways, menandatangani “Code Share Agreement” dimana Garuda menempati “marketing party” Jet Airways pada rute-rute antara Singapura dengan Mumbai, Delhi, dan Chennai. Sedangkan Jet Airways menempati “marketing party” Garuda Indonesia pada rute Indonesia - Singapura. Kerjasama ini juga mencakup layanan “full fledged” frequent flyer partnership kedua maskapai, yaitu Jet Airways JetPrivilage dan Garuda Indonesia Frequent Flyer (GFF).
20 November Garuda Indonesia Hentikan Pengangkutan Produk Hiu Garuda Indonesia menghentikan layanan pengangkutan produk ikan hiu sebagai wujud kepedulian dan komitmennya menjaga kelestarian alam dan lingkungan, berlaku bagi segala pengiriman dan pengangkutan sirip ikan hiu maupun produk hiu lainnya melalui jasa angkutan kargo berdasarkan kebijakan “Embargo On Shipment All Kind Shark Fin”. Sebelumnya Garuda juga mendukung kampanye anti perdagangan hiu #SOSharks yang diinisiasi oleh WWF-Indonesia serta berkontribusi dalam pengurangan perdagangan sirip ikan hiu di pasar global.
16 Desember Garuda Indonesia Raih Penghargaan “Indonesia Sustainable Business Awards 2013” untuk Kategori Logistik dan Transportasi Garuda Indonesia meraih apresiasi sebagai “Industry Champion Indonesia Sustainable Business Awards 2013” untuk kategori sektor usaha logistik dan transportasi dalam kegiatan End of Year Press Conference Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD). Garuda melaksanakan program mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan, yang dimanifestasikan dalam “CSR and Sustainability Program” mencakup berbagai aspek, seperti ekonomi, pembinaan masyarakat, dan lingkungan hidup secara berkesinambungan.
17 Desember Tingkatkan Layanan, Garuda Luncurkan “Mobile Ticketing Counter” Garuda Indonesia meluncurkan layanan “Mobile Ticketing Counter” (MTC) yaitu fasilitas reservasi dan ticketing “bergerak” yang menggunakan satu unit kendaraan (bus) khusus yang tersedia di lokasi tertentu, untuk melayani para pengguna jasa yang tinggal atau berkantor jauh dari ticketing/sales office Garuda Indonesia. Melalui Mobile Ticketing Counter ini, para pengguna jasa Garuda Indonesia dapat membeli tiket, melakukan Reservasi, dan melakukan city check-in, layanan “Garuda Indonesia Frequent Flyer” (GFF), serta layanan lainnya.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
25
25 November Garuda Indonesia Perkenalkan Sub-Brand “Explore” ATR72600 untuk Melayani Rute-rute Penerbangan di Remote Area Garuda Indonesia memperkenalkan sub-brand “Explore” seiring bergabungnya pesawat turboprop ATR72-600 dalam jajaran armada serta memperkenalkan sub-brand “Explore Jet” melalui armada Bombardier CRJ1000 NextGen untuk melayani penerbangan Garuda Indonesia di wilayah timur dan barat Indonesia. Penggunaan kedua sub-brand tersebut sejalan dengan keunggulan armada ATR72-600 dan Bombardier CRJ1000 NextGen yang mampu melayani rute-rute penerbangan ke wilayah-wilayah baru yang memiliki keterbatasan landasan.
28 November Turnamen Internasional “Garuda Indonesia Tennis Open 2013” dan “Garuda Indonesia Tennis Junior Masters 2013” Dimulai Garuda Indonesia menggelar turnamen internasional “Garuda Indonesia Tennis Open 2013” serta “Garuda Indonesia Tennis Junior Masters” yang merupakan pengembangan dari tournament GITM yang telah dilaksanakan setiap tahun sejak tahun 2008. GITM adalah turnamen internasional yang diikuti 32 petenis putera dan 16 petenis puteri berdasarkan ranking ITF dan PNP dengan total hadiah USD 25.000 untuk pemenang putera dan USD 12.500 untuk pemenang puteri.
19 Desember Garuda Indonesia Kembangkan Layanan “Inflight Connectivity” di Jajaran Armada Airbus A330 Setelah menghadirkan fasilitas “Inflight Connectivity” pada penerbangan Boeing 777-300ER, Garuda Indonesia akan mengembangkan layanan tersebut di armada Airbus A330 baik di Executive Class maupun Economy Class yang memungkinkan penumpang untuk terhubung ke koneksi internet melalui WiFi selama penerbangan. Secara bertahap Garuda Indonesia akan menerapkan layanan ini pada rute-rute penerbangan domestik maupun internasional yang dilayani dengan seluruh pesawat A330-200 dan A330-300.
19 Desember Garuda Indonesia – ANA (All Nippon Airways) Tandatangani MoU Kerjasama Strategis Garuda Indonesia dan ANA (All Nippon Airways) menandatangani MoU kerjasama strategis meliputi code share agreement dan Frequent Flyer program. Dengan kerjasama ini, penumpang ANA yang hendak melakukan penerbangan ke Indonesia melalui Jakarta, dapat melakukan penerbangan lanjutan dengan Garuda ke kota-kota besar di Indonesia. Sementara para penumpang Garuda yang hendak melakukan penerbangan ke Jepang melalui Tokyo (via Narita dan Haneda) dan Osaka (via Kansai), dapat melakukan penerbangan lanjutan dengan ANA ke beberapa kota besar di Jepang.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
26 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Penghargaan & Sertifikasi
PASSENGER CHOICE AWARDS 2013 BEST IN REGION : ASIA AND AUSTRALASIA Top 5 Best Overall Passenger Experience Top 5 Best Ground Experience Top 5 Best Inflight Publication
ASIA PACIFIC AIRLINE FOOD AWARDS 2012 The Best Long-haul Airline Food Top 5 Short-haul Airline Food
SKYTRAX AWARDS 2013 The World’s Best Economy Class Best Economy Class Aırlıne Seat
ASEAN PREMIUM AIRLINE OF THE YEAR dari Frost & Sullivan
CUSTOMER SATISFACTION AWARD Domestic Airline Of The Year 2012 dari Roy Morgan
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
27
No.
Penghargaan & Sertifikat
1
Asia Pacific Airline Food Awards 2012 The Best Long-haul Airline Food Top 5 Short-haul Airline Food
2
Indonesia Inhouse Magazine Award 2013 Gold Winner – The Best of State Owned Enterprise Inhouse Magazine (InMA) 2013 Award for VIEW Edition No.3/2012 Internal Magazine of Garuda Indonesia
3
Top Brand Award 2013 “Category: Airlines”
4–7
2011/2012 Vision Awards Annual Report Competition • First Rank Top 100 Annual Reports Worldwide • First Rank (Platinum Award) category Aerospace & Defense • First Rank (Platinum Award) category Transportation & Logistics • Special Achievement Award : The Most Engaging Annual Report (Platinum) worldwide
Dari
Tanggal
Skyscanner
14 Januari 2013
SPS
8 Februari 2013
Majalah Marketing & Frontier
8 Februari 2013
League of American Communications Professionals (LACP)
25 Februari 2013
8
Indonesia Most Admired CEO 2013
Warta Ekonomi
26 Februari 2013
9
Call Center Award 2013 “Contact Center Service Excellence Award 2013”
Service Excellence, Carre
7 Maret 2013
10
Penghargaan atas partisipasi SBU Garuda Cargo dalam mensukseskan pelaksanaan Sistem National Single Window (NSW) Airportnet Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta untuk mendukung Indonesia National Single Window (INSW)
Menteri Perhubungan RI
13 Maret 2013
11
Indonesia Service To Care Award 2013
Marketeers, MarkPlus Insight
18 Maret 2013
12
Penghargaan Aksi untuk Bumi 2013 Kategori Bisnis
WWF Indonesia & komunitas EARTH HOUR Indonesia
23 Maret 2013
13
ASEAN Premium Airline Of The Year
Frost & Sullivan
28 Maret 2013
14
Customer Satisfaction Award Domestic Airline Of The Year 2012
Roy Morgan
28 Maret 2013
15
CEO Inovatif Untuk Negeri
GATRA
15 April 2013
16
Penghargaan Nasional Hak Kekayaan Intelektual 2013
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual
26 April 2013
17
The 20 Best Airlines In The World Ranking at #7 In-Flight Experience: 80 On-Time Performance: 74
Business Insider
26 April 2013
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
28 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
No.
Penghargaan & Sertifikasi
Penghargaan & Sertifikat
Dari
Tanggal
18
Fortune Most Admired Companies 2013 “The First Winner in Infrastructure, Utilities and Transportation Industry”
Fortune Indonesia
2 Mei 2013
19
Fortune Most Admired Companies 2013 “The Third Winner in Cross–Sector Industry”
Fortune Indonesia
2 Mei 2013
20
The Best CEO 2013 “The 1st Rank of The Best CEO 2013”
SWA, Ipsos and Dunamis Organization Services
13 Mei 2013
21
Penghargaan Atas Pencapaian Kinerja dan Terobosan yang Dilakukan dalam “BUMN Penyambung Nusantara”
Kementerian BUMN
19 Mei 2013
22
Penghargaan Atas Pencapaian Kinerja Dan Terobosan Yang Dilakukan Dalam “Pelaksanaan Program BUMN Peduli”
23
Indonesia Most Admired Companies 2013
Warta Ekonomi
28 Mei 2013
24
Service Quality Award 2013 “Category: International Airline”
Service Excellence, Carre
28 Mei 2013
25 26 27
BUMN Best PR Program
Forum Humas BUMN
5 Juni 2013
BUMN Best PR Officer
Forum Humas BUMN
5 Juni 2013
Web BUMN Awards 2013
BERITASATU.COM
10 Juni 2013
28
Corporate Image Award 2013 “Category: Airlines”
Bloomberg Businessweek, Frontier Consulting Group
12 Juni 2013
Skytrax Awards 2013 “The World’s Best Economy Class” ”Best Economy Class Aırlıne Seat”
Skytrax
18 Juni 2013
Indonesia Green Awards 2013 Category: • Pelestari Hutan • Pelopor Pencegahan Polusi • Pemimpin Pelestari Bumi (for Pak Emirsyah Satar)
The La Tofi School of CSR
25 Juni 2013
34
BUMN Innovation Expo & Award 2013 “Pemenang II Stan Terbaik”
Debindo, Kementerian BUMN RI
30 Juni 2013
35
The 1st Champion of Indonesia Original Brand 2013 “Product Category: Airline Service”
SWA
4 Juli 2013
2012 Vision Awards Annual Report Competition • First Rank (Platinum Award) category Transportation & Logistics • Ranking at #6 Top 100 Annual Reports Worldwide • Ranking at #4 Top 50 Annual Reports In The AsiaPacific Region • Best In-House Annual Report – Platinum – Worldwide
League of American Communications Professionals (LACP)
15 Juli 2013
40
The Indonesia Brand Champion Award 2013
Marketeers, MarkPlus Insight
25 Juli 2013
41
Indonesia Most Favorite Women Brand 2013 “Category: Airline”
Marketeers, MarkPlus Insight
25 Juli 2013
29–30 31-33
36-39
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Kementerian BUMN
19 Mei 2013
29
No.
Penghargaan & Sertifikat
Dari
Tanggal
42
Indonesia Green Company Achievement 2013
SWA
31 Juli 2013
43
A Listed Company In Sustainable Responsible Investment (SRI) Kehati Index
Indonesian Biodiversity Foundation
31 Juli 2013
44
ARC Awards International XXVII SILVER in the category/classification Traditional Annual Report: Airline
45
International Business Awards (IBA) Bronze Stevie Winner Best Annual Report (Print)
46
Senayan City Infinite Merit Award 2013 Presented to Mr. Emirsyah Satar
Senayan City
18 Agustus 2013
47
BUMN Marketing Award 2013 Special Corporate Marketing Recognition Award 2013
BUMN Track
27 Agustus 2013
48
BUMN Marketing Award 2013 Bronze Winner, Category Strategic
BUMN Track
27 Agustus 2013
49
Word of Mouth Marketing Most #1 Recommended Brand First Winner In Flight / Airline Service Category
SWA, onbee
29 Agustus 2013
50
Indonesia’s Top 50 “Company Excellent Achievement”
Koran SINDO
27 Agustus 2013
51
Passenger Choice Awards 2013 “Best in Region : Asia and Australasia” “Top 5 Best Overall Passenger Experience“ “Top 5 Best Ground Experience” “Top 5 Best Inflight Publication”
Airline Passenger Experience Association (APEX)
9 September 2013
52
Indonesia Best Brand Platinum 2013 Product Category: Airline Service
SWA, MARS
20 September 2013
53
Anugerah Business Review 2013 “The Best Corporate Communication of The Year 2013”
Business Review
24 September 2013
GKPM Awards 2013 CSR Best Practice for MDG’s Kategori: MDGs Tujuan-1, MDGs Tujuan-7
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia
2 Oktober 2013
56
Best In Travel 2013 Best Cabin Service
Asia Smart Travel
3 Oktober 2013
57
Payload Asia Award 2013 The Rising Star Carrier of The Year Presented to SBU Garuda Cargo
Contineo Media Pte Ltd
17 Oktober 2013
58
Travel Rave Leaders GALA Travel Business Leader Award in Asia Pacific (TBLA) “The 2013 Travel Business Leader of the Year”
Singapore Tourism Board, CNBC
22 Oktober 2013
59
Indonesia Most Favorite Netizen Brand 2013 Category: Airline
Marketeers, MarkPlus Insight
28 Oktober 2013
54-55
Mercomm
31 Juli 2013
Stevie Awards
14 Agustus 2013
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
30 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Penghargaan
No.
Penghargaan & Sertifikat
60
4th Infobank BUMN Awards 2013 BUMN Kategori Industri Non-Keuangan yang Berpredikat “Sangat Bagus”
Infobank
30 Oktober 2013
61
The 5th IICD Corporate Governance Conference And Awards “Best Right of Shareholders 2013”
The Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD)
30 Oktober 2013
62
Digital Marketing Award 2013 “Great Performing Website” Category: Airlines
Survey One, Majalah Marketing
7 November 2013
63
PR Program & People Of The Year 2013 “Best of the Best Marketing Public Relations Program 2013” Program: Garuda Indonesia & Liverpool FC Experience
MIX
7 November 2013
64
Economic Challenges Awards 2013 Category: Airline Industry Sector
Metro TV
15 November 2013
65
Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA) 2013 “The Best in Achieving Total Customer Satisfaction” Category: Airline
Frontier Consulting Group, SWA
20 November 2013
66
2013 Strategy Into Performance Execution Excellence (SPEX2) Award “The Best in Airline Industry”
GML Consulting, Fortune Indonesia Magazine
25 November 2013
67
Indonesia Sustainable Business Awards 2013 “Logistic & Transportation”
Sustainable Business Awards (SBA)
28 November 2013
Penghargaan Serikat Perusahaan Pers (SPS) Indonesia Public Relations Awards & Summit (IPRAS) 1. Korporasi Pilihan SPS 2013 2. CEO Pilihan SPS 2013 3. Tokoh PR Pilihan SPS 2013
SPS
29 November 2013
71
Piagam Penghargaan “Perusahaan Pemeduli Terhadap Penyandang Disabilitas Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial (UPKS) Dalam Rangka Hari Disabilitas Internasional (HDI) Tingkat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013”
Kepala Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta
5 Desember 2013
72
Anugerah BUMN 2013 “Juara 1 BUMN Jasa Non Keuangan Berdaya Saing Terbaik”
BUMN Track
5 Desember 2013
Indonesia Human Capital Study (IHCS) 2013 1. The Best For Human Capital Initiative - Industrial Relationship 2. The Best For Human Capital Initiative - Culture Development 3. The Best For All Criteria 4. The Best For CEO Commitment
Business Review, Dunamis Human Capital
5 Desember 2013
68-70
73-76
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Dari
Tanggal
31
No.
Penghargaan & Sertifikat
Dari
Tanggal
77
43rd Creativity International Awards 2013 - Gold Magazine Design – Complete Award for Garuda Indonesia In-flight magazine Colours, March 2013 Agency Fish
Creativity International Awards
Desember 2013
78
Akuntan Award 2013 “Akuntan of The Year 2013”
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
12 Desember 2013
79
Good Corporate Governance Award 2013 Most Trusted Company Based on Corporate Governance Perception Index (CGPI)
SWA, IICG
16 Desember 2013
80
Indonesia Travel & Tourism Awards 2013/14 Category: Indonesia Leading International Airline
ITTA Foundation
16 Desember 2013
81
Customer Loyalty Award 2013 Net Promoter Leader The Net Promoter Score (NPS) Leader for Airlines Category
SWA, Net Promoter, Hachiko
18 Desember 2013
82
“The Best Airline” Hajj Season 1434H/2013
General Authority of Civil Aviation (GACA) King Abdul Aziz International Airport
Desember 2013
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
32 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Visi, Misi, dan Nilai-nilai Perusahaan
Visi
Misi
Nilai-nilai Perusahaan
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Menjadi Perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia.
Sebagai Perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa (flag carrier) Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang profesional.
Tata Nilai Perusahaan yang disebut sebagai ‘FLY-HI’ terdiri dari: eFficient & effective, Loyalty, Customer CentricitY, Honesty & openness, dan Integrity.
33
eFficient & effective
Bekerja dengan akurat, hemat dan tepat waktu untuk memberikan hasil yang berkualitas.
Loyalty
Menjalankan tugas dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab.
Customer CentricitY
Melayani dengan tulus dan mengutamakan kepuasan pelanggan.
Honesty & openness
Menjunjung tinggi kejujuran, ketulusan, keterbukaan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.
Integrity
Menjaga harkat dan martabat serta menghindarkan diri dari perbuatan tercela yang dapat merusak citra profesi dan Perusahaan.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
34 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Strategi 2013 Guna memastikan pertumbuhan masa depan, Perusahaan memfokuskan pada strategi pengembangan jaringan, sebagai bagian dari Strategi Quantum Leap 2011-2015.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Garuda Indonesia menyusun Strategi Quantum Leap demi memastikan tercapainya pertumbuhan bisnis Perusahaan secara berkesinambungan, sehingga Perusahaan dapat mencapai kondisi profitabilitas yang berkesinambungan (sustainable profitable growth). Di tahun 2013, Perusahaan memfokuskan strateginya pada pengembangan jaringan (network expansion), yang merupakan bagian dari Strategi Quantum Leap 2011-2015. Selain memfokuskan pada pengembangan jaringan, Perusahaan juga memiliki tiga indikator strategis yang ingin dicapai yaitu pencapaian produktivitas (ASK/Employee) sebesar 5,52 juta, kembali diterapkannya layanan First Class, Right Issue, dan dioperasikannya pesawat tipe baru ATR72-600 Selain itu, Perusahaan mencatat pencapaian lain sebagai berikut: • Pemenuhan minimal 90% persyaratan keanggotaan Aliansi Global SkyTeam. Keseluruhan proses diharapkan dapat selesai di triwulan pertama tahun 2014 sehingga Garuda Indonesia diharapkan akan siap menjadi anggota Aliansi “Global SkyTeam” di triwulan tersebut. Kendati proses belum selesai, Garuda Indonesia telah merasakan peningkatan competitive advantage sebagai kandidat anggota SkyTeam dengan berhasil diselesaikannya berbagai kesepakatan bilateral dengan beberapa airline anggota SkyTeam. • Pembukaan jalur penerbangan ke berbagai propinsi di Indonesia, dengan menggunakan CRJ, yang merupakan pesawat “narrow body” dengan kapasitas < 100 seats, dan mampu melayani “low density market”. Keseriusan Garuda Indonesia dalam mengembangkan jaringan ke wilayah Timur Indonesia dengan menggunakan CRJ ini akan semakin mempertajam eksistensi Garuda Indonesia sebagai flag carrier. • Kedatangan Boeing tipe B777 – 300ER, yang memperkuat jajaran armada Garuda Indonesia untuk armada berbadan lebar (wide body), dan untuk jarak jelajah jauh (long haul), merupakan gambaran komitmen Garuda Indonesia dalam mencapai target Quantum Leap yang telah ditetapkan.
35
Strategic Milestones Quantum Leap 2011-2015
2015 Quantum Leap
2014 Service Excellence
2013 2012 2011
Global Alliance
IPO
• Initial Public Offering (IPO) • Citilink Revitalization
Network Expansion
• Dedicated Terminal • Garuda Sub100 Seater
• ASK/ Employee 5.52 mio • First Class Service • ATR 72-600
Dalam menjalankan strateginya, Perusahaan menggunakan pendekatan Balance Score Card (BSC), dan menetapkan sasaran-sasaran strategis (strategic objectives) yang dikelompokkan kedalam 4 perspektif yaitu perspektif Keuangan/Financial, perspektif Pelanggan/Customer, perspektif Proses Internal/Internal Process dan perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan/Learning & Growth. Keterkaitan seluruh sasaran strategis tersebut, dapat dilihat pada peta strategis (strategic map) dibawah ini. Dengan menggunakan pendekatan ini, Perusahaan memperoleh beberapa keuntungan dalam melakukan pengelolaan strategi, yaitu: 1. Dapat memberikan gambaran utuh bagaimana strategi pencapaian visi/tujuan Perusahaan. 2. Sebagai alat untuk menjamin bahwa visi/tujuan-tujuan Perusahaan didukung oleh setiap individu di Perusahaan (mendukung proses penjabaran strategi), 3. Membantu penyusunan indikator kinerja untuk individu, sehingga mendukung sistem manajemen kinerja Perusahaan. Inisiatif strategis Perusahaan kemudian dijabarkan ke dalam tujuh komponen pendorong Strategi Quantum Leap atau dikenal sebagai 7 Drivers Quantum Leap. Ketujuh komponen tersebut adalah sebagai berikut:
• Best Cabin Crew • SkyTrax 5 Star • Denpasar Dedicated Terminal • Fly to All Province Capital • Member of SkyTeam
• 194 Aircraft • Dedicated Aircrafts for Hajj • First Flight to USA
1. Domestic Perusahaan mencanangkan untuk terus tumbuh dan mendominasi pasar full service carrier di Indonesia. Strategi yang diambil adalah peningkatan layanan sebagai bagian dari upaya pemenuhan target rating Skytrax, yaitu menjadi bintang 5, dan sekaligus mempersiapkan diri menghadapi pasar bebas ASEAN di tahun 2015 serta memperkuat posisi di kelas premium di pasar domestik. Selain itu juga dilakukan peningkatan produk dengan dihadirkannya produk penerbangan dengan menggunakan pesawat tipe ATR 72-600. 2. International Di pasar Internasional, Perusahaan memiliki potensi peningkatan yang besar. Agar dapat terus meningkatkan daya saing terutama dibandingkan dengan pesaing regional di Asia Pasifik, beberapa strategi yang digunakan adalah: • Melakukan kerjasama code share, dengan maskapai penerbangan potensial yang setara, dengan prinsip mutualisme. Beberapa kerjasama code share telah dilakukan, yang terakhir adalah code share dengan Etihad Airways. Kerjasama ini dilakukan dengan prinsip mutualisme, dan sebagai realisasi kerjasama tersebut, di bulan Desember 2012 Garuda Indonesia memindahkan transit point untuk penerbangan
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
36 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Strategi 2013
Financial
Consistent High Quality of Products & Services
Learning & Growth
Internal Business Process
Sustainable Profitable Growth
Customer
Strategy Map
Revenue Enhancement
Product Quality Enhancement
Employer of Choice
ke Eropa dari Dubai ke Abu Dhabi. Dari kerjasama code share ini, keuntungan yang diperoleh adalah perluasan jaringan penerbangan melalui Abu Dhabi, terhubungnya jaringan penerbangan Garuda Indonesia dengan Etihad Airways, dan sebaliknya. • Persiapan untuk bergabung dalam aliansi global SkyTeam. SkyTeam saat ini beranggotakan 19 maskapai penerbangan besar. Manfaat keanggotaan aliansi ini diantaranya adalah terhubungnya Garuda Indonesia ke dalam Jaringan rute yang luas, dengan 15,000 penerbangan per hari, mencakup 1,024 tujuan di 178 negara, dan rata-rata melayani 569 juta penumpang per tahun, serta 530 Airport Lounges di seluruh dunia. LCC 3. Perusahaan mengisi pasar Low Cost Carrier melalui “Citilink”. Keberadaan Citilink di industri akan semakin memperkuat posisi Garuda Indonesia sebagai premium
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Operational Excellence
High Performance Organization
airline. Strategi yang diterapkan untuk Citilink adalah sebagai berikut: • Memisahkan manajemen Perusahaan dari Garuda Indonesia (Spin Off), dengan Corporate Culture Citilink: Simple, On Time, dan Convenient. • Melakukan ekspansi penambahan armada dengan prinsip Simple Fleet (jenis yang sama, dan sesuai untuk market LCC). • Memaksimalkan perawatan pesawat, serta jaminan keselamatan penerbangan. • Berfokus pada rute-rute jarak pendek dan menengah, baik domestik dan internasional. • Memaksimalkan utilisasi pesawat agar mencapai level jam yang tinggi. • Konsep layanan yang efisien dan tanpa layanan tambahan. • Biaya distribusi yang rendah. Perusahaan akan terus mengembangkan Citilink sehingga bisa mandiri dan menguntungkan.
37
4. Fleet Strategi Garuda Indonesia dalam pengembangan armada adalah menyeimbangkan jumlah armada dengan kebutuhan armada yang beragam, sehingga dapat mendukung pertumbuhan bisnis Perusahaan. Dengan demikian, armada yang ada dapat dioperasikan secara efisien dan memiliki fleksibilitas untuk memenuhi kebutuhan jaringan rute Garuda Indonesia yang beragam. Kedatangan armada Boeing 777-300ER di tahun 2013 menambah kekuatan armada Garuda Indonesia dengan armada untuk kategori jarak jauh (long haul), dan akan memungkinkan Perusahaan untuk memperkenalkan produk baru yaitu layanan kabin First Class. Selain itu Perusahaan juga mendatangkan pesawat tipe ATR 72-600 untuk melayani rute-rute perintis di domestik. 5. Brand Seperti halnya di tahun 2012, strategi Garuda Indonesia di tahun 2013 pada aspek pengembangan brand adalah melalui pengembangan lanjutan dari Konsep “The Garuda Experience”. Strategi ini berupaya memberikan proposisi premium untuk produk Garuda Indonesia, yang dicapai melalui pengembangan 4 komponen utama, yaitu: • Keramahan Khas Indonesia • Kualitas Customer Service yang prima • Interior kabin yang modern • Armada baru
6. Cost Discipline Strategi Perusahaan di tahun 2013 untuk aspek cost discipline adalah memfokuskan pada upaya penekanan biaya secara secara berkesinambungan namun tanpa mengabaikan peningkatan kualitas pelayanan. Strategi ini diterapkan melalui dua inisiatif berikut: • Peralihan dari Indirect Sales Model (c/o: agen) menjadi Direct Sales Model (c/o: internet, call center), sehingga dapat menekan biaya penjualan. • Pengoperasian armada baru yang dapat mengurangi biaya perawatan dan biaya bahan bakar. 7. Human Capital Strategi Perusahaan di tahun 2013 untuk aspek pengembangan sumber daya manusia adalah berfokus pada internalisasi Fly-Hi, yang diimplementasikan melalui berbagai inisiatif strategis sebagai berikut: • Pengembangan Organisasi • Meningkatkan Performance Management System • Membangun kapabilitas kepemimpinan • Strategi Sumber Daya Manusia yang sejalan dengan strategi Garuda • Membangun budaya, penjualan, pelayanan, operasional berkinerja tinggi, serta learning culture. Dengan menjalankan strategi tersebut di atas, diharapkan akan terjadi peningkatan produktivitas karyawan yang dapat mendukung peningkatan profitabilitas Perusahaan. Pada akhirnya, hal tersebut juga akan memberikan dampak positif pada peningkatan tingkat pendapatan per karyawan.
7 Drivers 1
2
Domestic Grow and Dominate Full Service Market
International Enormous Upside Potential
7
3
Human Capital Right Quality & Right Quantity
LCC Citilink to Address the LCC Opportunity
Cost Discipline Efficient in Cost Structure Compared to Peers
6
Brand Stronger Brand, Better Product & Services
Fleet Expand, Simplify & Rejuvenate Fleet
4
5
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
38 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Laporan Dewan Komisaris
Pembukaan ruterute domestik baru merupakan dukungan terhadap program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Perekonomian Indonesia menghadapi banyak tantangan di tahun 2013. Tekanan terhadap neraca berjalan dan anggaran pemerintah membuat pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi rata-rata sebesar 33% pada tanggal 21 Juni 2013 yang memicu tingginya inflasi domestik di tahun tersebut. Tekanan terhadap neraca berjalan membuat mata uang Rupiah mengalami depresiasi yang signifikan, yaitu sebesar 23% di tahun 2013, depresiasi terbesar dibandingkan dengan depresiasi mata uang negara-negara ASEAN lainnya.
Di antara komponen-komponen Produk Domestik Bruto, sektor transportasi masih mencatat kenaikan tertinggi pada tahun 2013 yaitu 10,2%, yang antara lain tercermin dari pertumbuhan trafik penumpang domestik dan internasional. Di tahun 2013, trafik penumpang domestik tumbuh sebesar 15% sementara penumpang internasional tumbuh sebesar 5,1%.
Sementara itu, inflasi Indonesia tercatat sebesar 8,4% di tahun 2013, lebih tinggi dibandingkan dengan 4,3% di tahun 2012. Untuk meredam laju inflasi, BI menaikkan suku bunga acuan secara bertahap sejak bulan Juni 2013, dan hal tersebut memicu kenaikan suku bunga perbankan pada umumnya. Tingginya inflasi dan suku bunga pada gilirannya menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Produk Domestik Bruto (PDB) hanya tumbuh sebesar 5,8% di tahun 2013, menurun dibandingkan 6,3% di tahun 2012. Apabila dilihat berdasarkan sektor kegiatan, maka sektor transportasi masih mencatat kenaikan tertinggi
39
Bambang Susantono Komisaris Utama
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
40 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Laporan Dewan Komisaris
yaitu 10,2% yang antara lain tercermin dari pertumbuhan trafik penumpang domestik dan internasional. Data dari Kementerian Perhubungan menunjukkan bahwa jumlah penumpang udara domestik tumbuh sebesar 15% pada tahun 2013. Secara keseluruhan, jumlah penumpang udara pada tahun 2013 mencapai 93,6 juta penumpang, terdiri dari 82,1 juta penumpang domestik dan 11,4 juta penumpang internasional, meningkat dari total 81,3 juta penumpang udara di tahun 2012.
Penilaian Kinerja Direksi atas Hasil Usaha Perusahaan Di tahun 2013, Manajemen Garuda Indonesia melanjutkan pelaksanaan strategi Quantum Leap yang telah dicanangkan sebelumnya, dengan fokus pada ekspansi jaringan penerbangan. Sejalan dengan objektif tersebut, Direksi telah melaksanakan berbagai program dan inisiatif untuk mengembangkan jaringan penerbangan, antara lain melalui penambahan jumlah armada dan menjalin kerjasama “code share” dengan beberapa maskapai penerbangan internasional seperti Jet Airways untuk memperluas jaringan penerbangan internasional. Di samping itu, persiapan untuk bergabung dengan SkyTeam telah mencapai tahap akhir, dan diharapkan Garuda dapat masuk secara resmi menjadi anggota aliansi global SkyTeam pada triwulan pertama tahun 2014. Untuk sektor domestik, Garuda Indonesia telah meluncurkan sub brand “Explore” ATR72-600 dan “Explore-Jet” Bombardier CRJ1000 NextGen untuk melayani penerbangan ke rute-rute remote di seluruh pelosok Nusantara. Kami menilai langkah Perusahaan membuka jalur penerbangan baru ke pusat-pusat eknomi baru tersebut akan semakin memperkuat posisi Garuda Indonesia di wilayah Indonesia bagian Barat dan Timur. Langkah ini juga merupakan dukungan Garuda Indonesia terhadap program “Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025” yang dilaksanakan pemerintah, melalui pengembangan konektivitas antar kota di 6 koridor pengembangan ekonomi di Indonesia. Tidak hanya pada tingkatan induk Perusahaan, investasi juga dilaksanakan pada entitas anak Perusahaan, dalam rangka meningkatkan keunggulan kompetitif Perusahaan anak di bidang industri masing-masing. Investasi ini menimbulkan
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
beban yang cukup besar di tahun 2013, namun hasil yang dicapai akan dapat mendukung pertumbuhan bisnis Garuda Indonesia beserta entitas anak dalam jangka menengah dan jangka panjang. Iklim perekonomian yang kurang kondusif dan persaingan di industri penerbangan yang semakin ketat membuat Perusahaan hanya mencatat pertumbuhan pendapatan usaha sebesar 7,0% di tahun 2013 menjadi USD 3,72 miliar. Sejalan dengan pengembangan armada yang dilaksanakan, beban operasional meningkat secara berarti yaitu 12,6% menjadi USD 3,71 miliar di tahun 2013, meski demikian Perusahaan tetap dapat menghasilkan laba operasional sebesar USD 56,4 juta. Laba bersih mengalami penurunan dari USD 111 juta di tahun 2012 menjadi USD 11 juta di tahun 2013, selain karena faktor-faktor yang telah disebutkan diatas juga diakibatkan oleh kerugian yang dibukukan oleh entitas anak Perusahaan, Citilink. Terlepas dari hal tersebut, Komisaris menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Manajemen atas upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan reputasi Perusahaan di pasar internasional. Upaya dan langkah tersebut telah mendapatkan apresiasi dan “recognition” dari berbagai stakeholders, yang antara lain ditandai dengan keberhasilan Garuda Indonesia memperoleh penghargaan “The World’s Best Economy Class 2013” dan “The Best Economy Class Airline Seat 2013” dari Skytrax dan meraih peringkat ke-8 dalam daftar “The World’s Top 10 Airlines”.
Pandangan atas Prospek Usaha Perusahaan Mengacu pada pencapaian di tahun 2013, khususnya di sisi pengembangan armada dan jaringan, Garuda Indonesia akan memiliki landasan yang lebih kokoh untuk meningkatkan posisinya di industri penerbangan global. Dengan semakin baiknya konektivitas antar daerah dan internasional yang dilayani oleh maskapai Garuda Indonesia, maka Perusahaan akan memiliki peluang yang lebih besar untuk memperbaiki kinerjanya ketika perekonomian domestik menunjukkan perbaikan. Secara umum, tekanan inflasi diproyeksikan akan berkurang di tahun 2014, demikian halnya dengan tekanan terhadap mata uang Rupiah. Dengan demikian, walaupun ketidakpastian
41
politik akan mewarnai tahun 2014 karena adanya pemilihan umum, kinerja sektor transportasi diproyeksikan akan meningkat. Hal ini akan memberikan iklim yang kondusif bagi Garuda Indonesia untuk melanjutkan pertumbuhannya di tahun 2014. Dewan Komisaris berharap Direksi dapat terus melanjutkan program Quantum Leap yang telah ditetapkan sebelumnya di tahun 2014. Dewan Komisaris akan terus meningkatkan pengawasan agar di tahun 2014 Garuda Indonesia dapat meningkatkan kinerja keuangannya. Namun, perhatian khusus tetap perlu diberikan kepada Strategic Business Unit (SBU) serta anak-anak Perusahaan agar kinerjanya dapat terus ditingkatkan sehingga dapat mendukung kinerja Perusahaan secara konsolidasi.
Komite-Komite di Bawah Dewan Komisaris Pada tahun 2013 sebagai tindak lanjut atas peraturan Menteri Negara BUMN dalam meningkatkan pengurusan dan pengawasan BUMN, Dewan Komisaris melakukan perampingan jumlah Komite Komisaris dari yang sebelumnya 3 (tiga) Komite Komisaris menjadi 2 (dua) Komite Komisaris, yaitu Komite Audit, serta Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko. Komite Nominasi Remunerasi dan Tata Kelola Perusahaan, yang sebelumnya menjadi salah satu Komite yang membantu tugas Dewan Komisaris, dilebur tugas-tugasnya ke Komite Audit. Sesuai peraturan-peraturan terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Bapepam-LK) dan kementerian BUMN, pada tahun 2013 Komite Audit telah menyusun Piagam Komite Audit baru yang telah ditandatangani oleh Dewan Komisaris dan berlaku mulai tanggal 25 Juni 2013.
Atas nama pribadi dan Dewan Komisaris, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggitingginya kepada Sonata Halim Yusuf dan Bambang Wahyudi atas sumbangan tenaga dan pikirannya selama masa bakti sebagai anggota Dewan Komisaris. Pada RUPST tersebut telah diangkat Bagus Rumbogo sebagai anggota Dewan Komisaris, dan Chris Kanter sebagai anggota Dewan Komisaris Independen yang baru. Kami menyambut gembira kehadiran Bagus Rumbogo dan Chris Kanter ke dalam Dewan Komisaris yang dengan keahlian dan pengalaman yang dimilikinya akan memperkuat fungsi pengawasan Dewan Komisaris. Pada tanggal 2 Desember 2013, Bagus Rumbogo mengajukan pengunduran diri sebagai anggota Dewan Komisaris, sejalan dengan penugasan barunya yang efektif diberlakukan terhitung tanggal 26 November 2013. Atas nama Dewan Komisaris, saya mengucapkan terima kasih kepada Pemegang Saham atas dukungan yang telah diberikan kepada Garuda Indonesia, dan juga kepada Manajemen serta seluruh karyawan Garuda Indonesia atas upaya dan kerja keras yang telah diberikan, sehingga Perusahaan tetap dapat mencatat kinerja yang baik di tengah perekonomian domestik yang kurang mendukung di tahun 2013. Ucapan terima kasih dan penghargaan juga kami sampaikan kepada seluruh pelanggan, mitra kerja dan mitra usaha Garuda Indonesia atas segenap dukungan yang telah diberikan kepada Garuda Indonesia di tahun 2013, dan kami berharap dukungan serta kerjasama yang baik dapat terus dilanjutkan di masa-masa mendatang.
Perubahan Susunan Dewan Komisaris Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Garuda Indonesia tanggal 26 April 2013 mengukuhkan pemberhentian dengan hormat Sonata Halim Yusuf dan Bambang Wahyudi sebagai anggota Dewan Komisaris.
Bambang Susantono Komisaris Utama
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
42 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Dewan Komisaris
Wendy Aritenang Komisaris
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Chris Kanter
Komisaris Independen
43
Bambang Susantono Komisaris Utama
Betti Setiastuti Alisjahbana Komisaris Independen
Peter F. Gontha
Komisaris Independen
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
44 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Laporan Direksi
Dengan jajaran armada baru yang didukung teknologi mutakhir dan hemat bahan bakar, Garuda Indonesia akan mampu meningkatkan efisiensi secara signifikan di tahun-tahun mendatang.
Tahun 2013 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian Indonesia. Kenaikan harga bahan bakar bersubsidi dipertengahan tahun memicu inflasi domestik hingga mencapai 8,4%, dan defisit neraca berjalan yang meningkat menyebabkan Rupiah terdepresiasi sangat tajam selama tahun 2013. Tingginya inflasi dan melemahnya Rupiah tersebut menyebabkan permintaan terhadap jasa transportasi udara, khususnya pada pasar full service airline seperti Garuda Indonesia mengalami penurunan. Tidak hanya individu yang harus mengalami penyesuaian pola
Pada tahun 2013, Garuda Indonesia mendatangkan 36 pesawat baru, termasuk 10 untuk Citilink, sehingga total pesawat yang dioperasikan selama tahun 2013 menjadi 140 pesawat, termasuk 12 Bombardier CRJ-1000 NextGen dan 2 ATR72-600 yang melayani rute-rute remote di kawasan Indonesia timur dan barat, dengan rata-rata umur pesawat membaik menjadi 5 tahun dari 5,8 tahun pada tahun 2012.
pengeluaran akibat tekanan inflasi dan pelemahan mata uang, namun korporasi juga harus mengurangi anggaran belanja transportasinya. Hal ini memberikan dampak negatif terhadap kinerja Perusahaan di tahun tersebut. Kendati di tahun 2013 jumlah penumpang yang diangkut mengalami peningkatan sebesar 22,3%, namun pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pasar secara keseluruhan, sehingga Perusahaan mencatat penurunan pangsa pasar, baik untuk sektor domestik maupun internasional.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
45
Emirsyah Satar Direktur Utama
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
46 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Laporan Direksi
Sementara itu, dalam rangka mempersiapkan pengembangan bisnis ke depan, di tahun 2013 Garuda Indonesia melakukan investasi yang cukup besar dalam penambahan armada untuk menunjang kegiatan operasional penerbangan. Tidak hanya pada tingkatan induk Perusahaan, investasi juga kami laksanakan pada entitas anak Perusahaan, dalam rangka meningkatkan keunggulan kompetitif Perusahaan anak di bidang industri masing-masing. Investasi ini menimbulkan beban yang cukup besar di tahun tersebut, namun hasil yang dicapai akan dapat mendukung pertumbuhan bisnis Garuda Indonesia beserta entitas anak dalam jangka menengah dan jangka panjang. Dalam situasi dan kondisi tersebut, Garuda Indonesia berupaya secara konsisten melakukan peningkatan efisiensi. Berbagai indikator efisiensi menunjukkan perbaikan, seperti fuel burn/blockhours yang menurun dari 3.981 di tahun 2012 menjadi 3.857 di tahun 2013. Perbaikan juga tercermin dalam Cost per ASK yang mengalami penurunan dari USc 7,9 menjadi USc 7,6. Sejalan dengan strategi Quantum Leap yang telah dicanangkan Perusahaan, di tahun 2013 Perusahaan memfokuskan pada pengembangan network penerbangan dan persiapan yang intensif dalam memenuhi persyaratan menjadi anggota resmi aliansi global SkyTeam di tahun 2014 mendatang untuk menjadikan Garuda Indonesia pemain global (global player).
Kinerja Perusahaan Tahun 2013 Kebijakan Strategis Iklim perekonomian yang kurang kondusif dan persaingan di industri penerbangan yang semakin ketat membuat Perusahaan hanya mencatat pertumbuhan pendapatan usaha sebesar 7,0% di tahun 2013 menjadi USD 3,72 miliar. Dari sisi keuangan, sejalan dengan pengembangan armada yang kami laksanakan, beban operasional meningkat secara berarti yaitu 10,8% menjadi USD 3,66 miliar di tahun 2013, namun Perusahaan dapat tetap mencatat laba operasional sebesar USD 56,4 juta.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Walaupun Perusahaan harus menghadapi beban biaya yang cukup besar terkait dengan ekspansi yang dilakukan serta kerugian besar yang dibukukan oleh entitas anak Citilink, akan tetapi Perusahaan mampu mencatat laba bersih sebesar USD 11,2 juta di tahun 2013, menurun dari USD 110,8 juta di tahun 2012, dan meraih laba komprehensif sebesar USD 565,5 ribu di tahun 2013, menurun dari USD 145,4 juta di tahun 2012. Selain itu, meskipun mengalami penurunan laba, hal penting yang kami laksanakan di tahun 2013 adalah kemampuan kami melakukan pelunasan kredit sindikasi sebesar USD 55 juta dari Citi Club Deal di triwulan kedua tahun 2013 dan USD 75 juta kredit dari Indonesia Exim Bank di triwulan ketiga tahun 2013. Selain itu, Perusahaan juga berhasil menerbitkan obligasi sejumlah Rp 2 triliun di bulan Juli 2013. Dalam aspek operasional, tahun 2013 Garuda Indonesia mendatangkan 36 pesawat baru yang terdiri dari 2 Airbus A330-200, 1 Airbus A330-300, 4 Boeing 777-300ER, 10 Boeing 737-800NG, 7 Bombardier CRJ1000 NextGen, 2 ATR72-600 dan 10 Airbus A320-200 untuk Citilink serta melepaskan 2 pesawat, sehingga total pesawat yang dioperasikan selama tahun 2013 menjadi 140 pesawat, dengan rata-rata umur pesawat membaik menjadi 5,0 tahun dari 5,8 tahun pada tahun 2012. Seiring dengan kedatangan pesawat ATR72-600, dan pengoperasian armada sub 100seater Bombardier CRJ1000 NextGen sejak Oktober 2012, Garuda Indonesia pada November 2013 meluncurkan sub brand “Explore” dan “Explore Jet” yang melayani rute-rute remote di wilayah timur dan barat Indonesia. Dengan jajaran armada baru yang didukung teknologi mutakhir dan hemat bahan bakar, maka Perusahaan akan dapat terus meningkatkan efisiensi di tahun-tahun mendatang.
47
Dalam bidang komersial, kami terus melakukan pengembangan rute dan jaringan (network) penerbangan, baik di pasar domestik maupun internasional. Di tahun 2013, kami membuka 28 rute baru yang terdiri dari 24 rute domestik (1 rute di antaranya adalah re-instate) dan 4 rute internasional. Rute baru tersebut melayani 11 kota tujuan baru, yaitu Bengkulu, Tanjungpinang, Tanjungpandan, Berau, Sorong, Manokwari, Bima, Labuan Bajo, Ende, Penang, dan Brisbane. Selain itu, kami juga meningkatkan kerjasama code share dengan beberapa maskapai internasional, seperti Jet Airways dari india. Dari aspek layanan, kami memperkenalkan “New Service Concept” serta layanan “First Class” yang bisa dinikmati di pesawat baru Boeing 777-300ER, dan juga memperkenalkan layanan “Executive Class” dan “Economy Class” baru yang lebih baik. Peningkatan layanan ini merupakan persiapan kami menuju service excellence di tahun 2014. Sejalan dengan berbagai perbaikan dan pengembangan yang dilaksanakan secara berkelanjutan, Garuda Indonesia memperoleh apresiasi dan penghargaan (award) dari berbagai institusi dalam dan luar negeri. Pada tahun 2013 Perusahaan berhasil memperoleh 82 penghargaan, terdiri dari 23 awards internasional, seperti “The World’s Best Economy Class 2013 ” dan “The Best Economy Class Airline Seat 2013” dari Skytrax dan meraih peringkat ke-8 dalam daftar “The World’s Top 10 Airlines” serta 59 penghargaan dari dalam negeri, mencakup aspek transformasi, manajemen, pelayanan, keuangan, Good Corporate Governance, branding, dan human capital. Melalui penerapan budaya Perusahaan FLYHI yang terus dikembangkan dan dilandasi semangat “One Team, One Spirit, One Goal”, maka produktivitas karyawan secara umum mengalami peningkatan di tahun 2013 yang akan membawa Perusahaan sebagai High Performance Organization di masa datang.
Kinerja Entitas Anak & Strategic Business Unit (SBU) Seiring dengan pertumbuhan kinerja Garuda Indonesia, maka Entitas Anak dan SBU juga terus didorong untuk menjadi entitas bisnis yang mandiri dan menguntungkan. Di tahun 2013, kinerja SBU secara umum mengalami perbaikan, demikian halnya dengan kinerja entitas anak. Namun, Citilink masih membukukan rugi komprehensif sebesar USD 48 juta karena Citilink masih berada dalam tahap pengembangan untuk melayani pasar segmen LCC yang terus berkembang. Kami akan terus meningkatkan kinerja Entitas Anak dan SBU di masa datang sehingga memiliki kemampuan untuk mandiri yang pada gilirannya dapat mendukung pencapaian kinerja keuangan Garuda Indonesia secara konsolidasi. Perbandingan Hasil yang Dicapai dengan yang Ditargetkan Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, kondisi perekonomian domestik yang kurang kondusif dan tingginya persaingan membuat Perusahaan tidak berhasil memenuhi beberapa target yang telah ditetapkan untuk tahun 2013, baik target dari sisi keuangan maupun operasional. Faktor melemahnya Rupiah terhadap US dollar telah pula menyebabkan terjadinya penurunan permintaan secara keseluruhan sehingga mempengaruhi pencapaian pendapatan Perusahaan. Sementara itu, dalam kaitan dengan rencana pengoperasian “dedicated terminal”, maka Garuda Indonesia akan melanjutkan proses penyelesaian dan pengoperasian “dedicated terminal” tersebut yang belum sepenuhnya terselesaikan pada tahun 2013.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
48 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Laporan Direksi
Kendala-Kendala yang Dihadapi Kepadatan bandara dan fasilitas infrastruktur lainnya merupakan salah satu tantangan yang harus dapat kami kelola, mengingat kualitas infrastruktur bandara akan mempengaruhi kualitas layanan kami kepada pelanggan, selain juga sangat mempengaruhi kegiatan operasional penerbangan khususnya terhadap ketepatan jadwal penerbangan (On Time Performance) dan efisiensi bahan bakar. Selain itu sejalan dengan ekspansi usaha Perusahaan, kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang mendapatkan fokus perhatian Perusahaan, sehingga berbagai pelatihan terus kami lakukan untuk meningkatkan kapabilitas karyawan dalam melaksanakan rencana-rencana Perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Prospek Tahun 2014 Dengan harapan terjadinya perbaikan perekonomian Indonesia di tahun 2014 dan terus membaiknya perekonomian global, maka Perusahaan optimis dapat memperbaiki kinerjanya di tahun 2014. Tahun 2014 Perusahaan akan menekankan pada tercapainya service excellence, disamping tentunya terus melanjutkan momentum pertumbuhannya. Garuda Indonesia telah dijadwalkan akan resmi menjadi anggota Sky Team pada tanggal 5 Maret 2014 yang akan semakin mengokohkan posisi Perusahaan sebagai global player. Perusahaan juga akan terus mengembangkan Garuda Indonesia menjadi organisasi yang memiliki “world class process, system and human capital”. Dalam kaitan dengan entitas anak, khususnya Citilink yang memberikan kontribusi negatif kepada Perusahaan di tahun 2013, maka Perusahaan akan terus berupaya memperkuat manajemen Citilink dan melakukan langkah-langkah strategis yang diperlukan untuk memperbaiki kinerja Citilink di tahun 2014.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Ulasan Penerapan Good Corporate Governance Tahun 2013 merupakan tahun terakhir dalam tahapan “Good Garuda Citizen”, guna mewujudkan Perusahaan yang beretika dan bertanggung jawab dengan membangun budaya Good Corporate Governance. Pada tahun 2013 ini Garuda Indonesia menetapkan hasil penilaian praktik penerapan GCG sebagai salah satu Key Performance Indicator (KPI) Perseroan. Tahapan penerapan Good Corporate Governance selanjutnya yaitu tahap “Garuda Group Governance” antara tahun 2014 hingga 2015, dimana Garuda Indonesia akan menerapkan dan membentuk perangkat Good Corporate Governance pada entitas anak. Sehingga diharapkan Garuda Indonesia beserta seluruh entitas anak secara grup berkomitmen dan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Garuda Indonesia melaksanakan GCG Assessment untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2013 yang dilakukan oleh Ernst & Young Indonesia selaku assessor independen.
Assessment dilakukan dengan mengacu kepada indikator/ parameter GCG di dalam surat No. SK-16/S.MBU/2012 dari Kementerian Negara BUMN. Sampai dengan buku Laporan Tahunan ini diterbitkan, pelaksanaan GCG assessment masih berlangsung sehingga Perseroan belum memperoleh skor GCG assessment tahun buku 2013. Pada sisi lain, untuk kelima kalinya Garuda Indonesia di tahun 2013 kembali mengikuti riset pemeringkatan implementasi GCG untuk tahun buku 2012 yang diselenggarakan The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) dengan tema “Good Corporate Governance dalam Perspektif Pengetahuan”. Garuda Indonesia memperoleh skor 85,93 dan termasuk dalam kategori ”Most Trusted Company”.
49
Sementara itu, ASEAN Capital Market Forum telah menetapkan ASEAN GCG Scorecard yang diadopsi dari berbagai international standards and best practices sebagai dasar untuk menilai praktik GCG Perusahaan publik di wilayah ASEAN. The Indonesian Institute Corporate Directorship (IICD) sebagai lembaga independen penilai praktik GCG pada Perusahaan publik di Indonesia, dengan menggunakan ASEAN GCG Scorecard telah menetapkan Garuda Indonesia sebagai Perusahaan BUMN terbaik untuk kategori “Best Rights of Shareholders” pada 30 Oktober 2013.
Apresiasi Sebagai penutup, saya mengucapkan terima kasih kepada para pelanggan, mitra usaha, mitra kerja, dan stakeholders lain atas kerjasama dan dukungan yang telah diberikan kepada Garuda Indonesia selama tahun 2013. Kami juga menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh karyawan atas kerja keras dan dedikasi yang telah diberikan kepada Perusahaan sehingga Garuda Indonesia tetap mencatat kinerja yang positif di tengah berbagai tantangan dalam industri maupun perekonomian domestic dan global. Kami juga menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Pemegang Saham atas segenap dukungan yang diberikan, sehingga Perusahaan dapat terus melakukan pengembangan di tahun 2013 dan melanjutkan momentum pertumbuhannya untuk menjadi global player.
Emirsyah Satar Direktur Utama
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
50 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Direksi
Handrito Hardjono Direktur Keuangan
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Batara Silaban
Direktur Teknik & Pengelolaan Armada
Meijer Frederik Johannes Direktur Pemasaran & Penjualan
Emirsyah Satar Direktur Utama
51
Novianto Herupratomo Direktur Operasi
Faik Fahmi
Direktur Layanan
Judi Rifajantoro
Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis & Manajemen Risiko
Heriyanto Agung Putra Direktur SDM & Umum
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
52 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Pada tahun 2013, Garuda Indonesia Group melayani 25 juta penumpang rute domestik dan internasional, meningkat dari 20,4 juta penumpang pada tahun 2012.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
53
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
54 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Industri Trafik penumpang penerbangan internasional dari Indonesia tercatat meningkat 9,5% sementara jumlah penumpang domestik meningkat 2,1%.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Kondisi Umum Global Pada awal tahun 2013, ancaman krisis ekonomi dunia masih tetap tinggi dengan sumber penyebab utamanya adalah proses pemulihan krisis di Zona Eropa dan melemahnya kapabilitas ekonomi Amerika Serikat akibat program pengetatan belanja publik. Namun pada akhirnya, pemulihan ekonomi global yang sebelumnya tersendat, perlahan mulai melaju dengan tumpuan penggerak utamanya adalah Zona Asia dan AS sendiri. Selain itu, indikasi positif atas pemulihan krisis Eropa dan pertumbuhan negara ekonomi utama Asia, yaitu Jepang, Cina dan India ikut memotori perbaikan ekonomi global. Perbaikan ini akan berlanjut sampai tahun 2014 sehingga dapat menstimulasi kembali kestabilan ekonomi global.
55
Produksi & Trafik (Mainbrand + Citilink) 2013
2012
Tonase Kilometer Diangkut (000)
3.772.759
3.124.107
Tonase Kilometer Tersedia (000)
6.243.907
5.153.394
Penumpang Diangkut
24.965.239
20.415.285
Penumpang Kilometer Diangkut (000)
31.949.989
27.342.093
Tempat Duduk Kilometer Tersedia (000)
43.133.085
36.013.832
74,07
75,92
Tingkat Isian Penumpang (%)
Indikator Penting 2013 Ketepatan Waktu Penerbangan Mainbrand (%)
Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global tahun 2014 akan mencapai 3,2% atau lebih tinggi dibandingkan dengan estimasi pada bulan Juni 2013 yaitu 3%, dan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan selama tahun 2013 sebesar 2,4%. Ekonomi negara berkembang juga diproyeksi tumbuh sekitar 5,3% tahun ini atau meningkat
83,8
2012 84,9
dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 4,8% (sumber: Web Sekretariat Kabinet Republik Indonesia). Adanya indikasi prospek yang cerah ini menjadi momentum bagi Indonesia untuk ikut menjaga pertumbuhan ekonominya, dengan tumpuan utamanya dari jalur perdagangan maupun jalur finansial.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
56 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Industri
Kondisi Umum Domestik Perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5,8%, mengalami penurunan dibandingkan 6,2% di tahun 2012. Pertumbuhan PDB ini terjadi di semua sektor lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi dibukukan oleh sektor pengangkutan dan komunikasi, yaitu sebesar 10,2%. Kondisi ekonomi makro yang kurang stabil di tahun 2013, seperti meningkatnya inflasi, pelemahan nilai tukar Rupiah dan defisit transaksi berjalan telah mempengaruhi kinerja perusahaan selama tahun 2013. Industri penerbangan Indonesia pada tahun 2013 dinilai masih sangat prospektif. Prospek ini tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya beli masyarakat Indonesia. Menggeliatnya permintaan terhadap industri penerbangan membuat semakin banyaknya maskapai penerbangan yang berlomba-lomba meramaikan lalu lintas udara Indonesia. Harga tiket yang semakin terjangkau serta makin bervariasinya pilihan maskapai penerbangan menyulut pertumbuhan pesat masyarakat Indonesia yang memilih untuk mengakses moda transportasi tersebut sebagai pilihan utama. Kementerian Perhubungan Republik Indonesia mencatat persaingan dalam industri penerbangan akan semakin sengit dan akan diimbangi pula dengan peningkatan jumlah penggunanya.
Pada akhir 2013 maskapai penerbangan asing yang masuk ke bandara Soekarno Hatta tercatat berjumlah 37 buah, yaitu Air Asia, Air China, All Nippon, Royal Brunei Airlines, Cathay Pacific Airways, Cebu Pacific, China Airlines, China Southern Airlines, Emirates, Etihad Airways, Eva Air, Japan Airlines, Jetstar, KLM, Korean Air, Kuwait Airways, Mihin Lanka, Malaysia Airlines, Philippines Airlines, Qantas Airways, Qatar Airways, Saudi Arabia Airlines, Sinchuan Airlines, Singapore Airlines, Thai Airways, Tiger Airways, Turkish Airways, Value Air, Vietnam Airlines, Yemenia Airways, Business Air, Malindo Airways, Asiana Airlines, National Air, Xiamen Airlines, China Eastern, Thai Lion Air. (Sumber: Airport Authority)
Pasar Bisnis Penumpang Bisnis penerbangan internasional dunia mengalami pertumbuhan trafik Revenue Passenger Kilometers (RPK) sebesar 5,2%, sebagaimana yang dilaporkan oleh IATA. Pemulihan trafik ini sejalan dengan pemulihan ekonomi global dan ditopang oleh penambahan kapasitas Available Seat Kilometers (ASK) sebesar 4,8%. Seat Load Factor (SLF) rata-rata penerbangan internasional tercatat sebesar 79,5%, meningkat dibandingkan periode tahun lalu sebesar 78,9%. Trafik penumpang penerbangan internasional Asia Pasifik - sebagaimana yang dilaporkan oleh maskapaimaskapai penerbangan anggota Association of Asia Pacific
Tujuan Wisata
Tana Toraja Sesuai dengan arti namanya, Tana Toraja bagaikan tanah para raja. Aman terlindung oleh gunung-gunung tinggi dan tebing-tebing granit, hutan hijau dan persawahan yang membentang indah mewarnai dataran tinggi di utara propinsi Sulawesi Selatan ini. Orang Toraja saat ini masih mematuhi kuno mereka, ritual kepercayaan dan tradisi, walaupun banyak yang telah memeluk agama Kristen. Toraja terkenal dengan upacara pemakaman yang unik, namun sangat rumit, lama dan melibatkan seluruh penduduk desa. Untuk menuju ke sana, Garuda Indonesia menyediakan layanan penerbangan ke Makassar dan dari sana wisatawan dapat memilih untuk melanjutkan perjalanannya melalui jalur udara dengan menggunakan pesawat perintis, atau menggunakan bus melalui jalan darat.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
57
Airlines (AAPA) – mencapai 219 juta orang di tahun 2013, mengalami peningkatan sebesar 6% dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, RPK juga meningkat 5,2% menjadi 813 miliar pada tahun 2013. Peningkatan ini mencerminkan kuatnya permintaan pada rute-rute regional yang dipicu oleh pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Pasifik dan penambahan kapasitas ASK sebesar 4,8%. SLF rata-rata penerbangan internasional Asia Pasifik tercatat sebesar 78,2%.
meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah. Jumlah penumpang domestik meningkat 2,1% dari 54,5 juta orang pada tahun 2012 menjadi 55,7 juta orang (sumber: BPS). Kenaikan ini sebagai hasil dari aktivitas perekonomian nasional yang bertumbuh, meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat Indonesia, penambahan maskapai penerbangan, harga tiket yang terjangkau dan pemenuhan kualitas pelayanan serta keselamatan penerbangan.
Pasar Bisnis Kargo Udara. Pada tahun 2013, Garuda Indonesia melayani 15,85 juta penumpang dalam 65.131 penerbangan di 76 rute domestik, serta 3,77 juta penumpang dalam 13.566 penerbangan di 31 rute internasional yang diterbangi sendiri. Trafik penumpang penerbangan internasional Indonesia yang diangkut dari Indonesia tercatat meningkat 9,5% dari 11,9 juta orang pada tahun 2012 menjadi 13 juta orang pada tahun 2013 (sumber: BPS). Kenaikan penumpang internasional yang berasal dari Indonesia diperkirakan juga dipicu oleh meningkatnya aktivitas ekonomi dan
Bisnis penerbangan kargo udara global mengalami peningkatan Freight Tonne Kilometer (FTK) 1,4% dan Available Freight Tonne Kilometer (AFTK) sebesar 2,6% sebagaimana yang dilaporkan oleh IATA. Sementara tingkat isian kargo rata-rata penerbangan global tercatat sebesar 45,3%. Peningkatan FTK dan AFTK terutama terjadi di area Middle East, yaitu masing-masing sebesar 12,8% dan 11,8%. Namun harga pengiriman kargo secara global mengalami penurunan sebesar 4,9%, yang berdampak pada penurunan pendapatan kargo secara global sebesar 3,2%.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
58 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Komersial Pada tahun 2013, jaringan penerbangan Garuda Indonesia diperluas dengan penambahan 30 rute baru baik rute domestik dan internasional. Garuda Indonesia terus melakukan ekspansi jaringan guna meningkatkan connectivity antar wilayah di Indonesia. Ekspansi jaringan tidak hanya difokuskan pada kota-kota besar di Indonesia, melainkan juga ke pelosok daerah di tanah air. Namun kondisi perekonomian domestik yang kurang mendukung menyebabkan kinerja komersial tidak optimal, sebagaimana tercermin dalam kurang seimbangnya antara produksi dengan pendapatan yang diperoleh di tahun 2013.
Network Management Kebijakan pengembangan jaringan penerbangan di tahun 2013 tetap sejalan dengan kebijakan Quantum Leap 2011 – 2015, dimana di tahun 2013 difokuskan pada network expansion. Selain itu perusahaan juga ikut aktif menyukseskan program Pemerintah MP3EI (Master Plan Percepatan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia) dan berupaya mengoptimalisasikan sumber daya yang semakin bertambah.
Garuda Indonesia 2013 Laporan Laporan Tahunan Tahunan 2013
59
Ekspansi jaringan di tahun 2013 dilakukan dengan menambah 26 pesawat baru, yaitu 4 pesawat Boeing 777300ER, 2 pesawat Airbus A330-200, 1 pesawat Airbus A330300, 10 pesawat Boeing 737-800NG, 7 pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen, 2 pesawat ATR 72-600. Selain itu, Garuda Indonesia juga membuka 28 rute baru yang terdiri dari 24 rute di Domestik (1 rute di antaranya adalah re-instate) dan 4 rute di Internasional. Rute baru tersebut melayani 11 kota tujuan baru, yaitu Bengkulu, Tanjungpinang, Tanjungpandan, Berau, Sorong, Manokwari, Bima, Labuan Bajo, Ende, Penang, dan Brisbane.
Strategi Jaringan Penerbangan Domestik Strategi jaringan penerbangan Domestik difokuskan pada ekspansi melalui pembukaan beberapa rute baru dan kota tujuan baru. Rute Bengkulu, Tanjung Pandan, dan Tanjung Pinang dilayani dengan B737 classic, rute Berau, Sorong, dan Manokwari dilayani dengan CRJ1000, sementara kota tujuan Bima, Labuan Bajo dan Ende dilayani dengan jenis pesawat baru ATR72-600. Pesawat ATR72-600 dengan kapasitas 70 seat berfungsi sebagai feeder rute dari dan ke kota pendukung. Sebanyak 2 unit ATR72-600 mulai dioperasikan pada bulan Desember 2013, dari 25 buah yang sudah dipesan oleh Perusahaan. Pertumbuhan pasar
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
60 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Komersial
domestik selama tahun 2013 tercatat sebesar 13,2% di tahun 2013 yang diakomodasi dengan pertumbuhan produksi ASK sebesar 15,8%. Sejalan dengan program Pemerintah MP3EI, Perusahaan ikut mengembangkan perekonomian melalui pembangunan hub-hub baru, seperti Medan dan Balikpapan melengkapi hub sebelumnya di Cengkareng, Denpasar, Surabaya, dan Makassar. Diharapkan dengan pembangunan lebih banyak hub baru ini, sumber daya Perusahaan dapat digunakan semakin optimal. Dalam upaya menciptakan percepatan eksekusi proses bisnis, terutama untuk mendukung pencapaian target penjualan, Perusahaan membentuk 4 Region Domestik, dengan pusat region di Medan, Jakarta, Surabaya dan Makassar.
Di tahun 2013, perusahaan membuka 2 rute internasional baru, yaitu Penang dan Brisbane. Sementara itu, dalam rangka menciptakan percepatan eksekusi proses bisnis, terutama untuk mendukung pencapaian target penjualan, Perusahaan juga merestrukturisasi region dan membentuknya menjadi 5 Region Internasional, dengan pusat di Singapore, Tokyo, Shanghai, Sydney dan Amsterdam. Ekspansi dan strategi menambah frekuensi yang dilakukan selama tahun 2013 telah meningkatkan jumlah penumpang sebesar 5,1%, dan masih perlu ditingkatkan mengingat produksi ASK (Available Seat Kilometer) yang ditawarkan meningkat sebesar 13,5%. Selain mengatur strategi jaringan penerbangan domestik dan internasional, unit Network Management juga bertanggung jawab terhadap hal berikut:
Strategi Jaringan Penerbangan Internasional Strategi jaringan penerbangan internasional dilakukan dengan memperkuat rute-rute internasional melalui penambahan frekuensi dan pembukaan rute baru. Pertumbuhan pasar Internasional selama tahun 2013 pada rute-rute yang diterbangi Perusahaan mencapai 7,7% yang diakomodasi dengan pertumbuhan produksi ASK sebesar 13,5%.
1. EU-ETS: European Union–Emissions Trading Scheme Tahun 2013 merupakan Trading Period EU ETS yang kedua, namun Garuda Indonesia masuk ke dalam kategori ‘de minimis’, yaitu kategori operator penerbangan yang tidak ikut terlibat dalam skema EU ETS untuk dipantau selama periode tertentu. Adapun kriteria ‘de minimis’ adalah frekuensi penerbangan kurang dari 243 flights dalam periode 4 bulan berturutturut (Januari-April, Mei-Agustus, September-Desember), atau total emisi tahunan kurang dari 10.000 tonnes per tahun.
Tujuan Wisata
Nusa Tenggara Timur Ada dua hal yang membuat NTT dikenal dunia, pertama adalah komodo dan yang kedua adalah danau tiga warna Kelimutu. Akan tetapi sesungguhnya NTT menyimpan ragam pesona alam lainnya, seperti Liang Bua, sebuah goa di bukit batu kapur. NTT juga memiliki desa adat Bena yang unik dengan rumah-rumah yang terbuat dari alang-alang yang ditata dengan rapi. Buat pecinta laut, di NTT ada Taman Laut Maumere dengan keindahan alam bawah laut. Garuda Indonesia mempromosikan Nusa Tenggara Timur (NTT) ke manca negara melalui pembukaan penerbangan ke tiga kabupaten di NTT, yaitu Bandara Komodo Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Ende, dan Kabupaten Sumba Barat
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
61
Total frekuensi penerbangan Garuda di wilayah Eropa pada tahun 2013 adalah sebagai berikut: Januari – April : 148 flights Mei – Agustus : 194 flights September – Desember : 210 flights Karena frekuensi penerbangan perusahaan tidak melebihi 243 flights pada periode empat bulanan di tahun 2013, maka perusahaan tidak terlibat dalam skema EU ETS 2013. Akibatnya, perusahaan tidak perlu mengkompensasi keluaran emisi di tahun tersebut kendati total keluaran emisi Garuda sesungguhnya melebihi 10,000 tonnes.
2. Kerjasama dengan Airline Partners Dalam rangka meningkatkan kinerja melalui kerjasama dengan airline partners, selama tahun 2013 Garuda Indonesia bekerjasama dengan 14 airline, yaitu China Airlines (CI), China Eastern Airlines (MU), China Southern Airlines (CZ), Etihad (EY), Jet Airways (9W), KLM, Kenya Airways (KQ), Korean Air (KE), Philippines Airlines (PR), Singapore Airlines (SQ), Royal Brunei (BI), Silk Air (MI), Turkish Airlines (TK) dan Xiamen Airlines (MF).
Dengan adanya kerjasama tersebut, maka per 31 Desember 2013 perusahaan telah memiliki sekitar 846 penerbangan berjadwal yang dioperasikan oleh Airlines partners ke 26 destinasi baru yang tidak dioperasikan oleh Garuda Indonesia.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
62 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Komersial
Rute Domestik Hub Medan Banda Aceh
Hub Denpasar
Hub Surabaya Banjarmasin
Medan
Semarang Bandung
Surabaya
Pekanbaru
Denpasar
Batam
Padang
Lombok
Kupang
Palembang
Labuan Bajo Bima
Ende
Banda Aceh
Medan Tarakan Pekanbaru Batam
Tanjung Pinang
Padang
Berau
Pontianak
Balikpapan
Pangkal Pinang
Jambi Palembang
Tanjung Pandan
Palangkaraya Banjarmasin
Bengkulu Tanjung Karang
Jakarta
Semarang Bandung Yogyakarta
Surabaya Solo
Mataram Malang
Denpasar Lombok
25
Rute Baru Domestik • Medan–Batam–Medan • Medan–Padang–Medan • Medan–Palembang–Medan • Padang–Pekanbaru–Padang • Batam–Pekanbaru–Batam • Medan–Aceh–Medan • Jakarta–Aceh–Jakarta • Jakarta–Tanjung Pinang–Jakarta • Jakarta–Bengkulu–Jakarta • Jakarta–Tanjung Pandan–Jakarta • Medan–Pekanbaru–Medan • Medan–Batam–Tanjung Karang–Batam–Medan • Denpasar–Bandung–Denpasar • Surabaya–Kupang–Surabaya • Denpasar–Semarang–Denpasar • Denpasar–Kupang–Denpasar • Jakarta–Ternate–Jakarta • Surabaya–Banjarmasin–Surabaya • Balikpapan–Banjarmasin–Balikpapan • Balikpapan–Berau–Balikpapan • Balikpapan–Manado–Balikpapan • Jakarta–Ambon–Jakarta • Makassar–Sorong–Manokwari–Jayapura–Manokwari–Sorong–Makassar
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
63
Hub Balikpapan
Hub Makassar
Berau Sorong
Manado
Manokwari
Jayapura Balikpapan
Makassar
Banjarmasin
Manado
Ternate Manokwari
Gorontalo
Palu
Sorong
Biak Jayapura
Ambon
Kendari
Timika
Makassar
Labuan Bajo Bima Ende
Kupang
Rute Baru ATR72-600 • Denpasar–Bima–Lombok–Denpasar • Denpasar–Labuan Bajo–Ende–Labuan Bajo–Denpasar
5
Hub Medan Surabaya Denpasar Balikpapan Makassar
Destinasi Domestik
44
Destinasi Baru 2013: Bengkulu, Tanjung Pinang, Tanjung Pandan, Berau, Sorong, Manokwari, Bima, Labuan Bajo, Ende.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
64 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Komersial
Rute Internasional Moscow Amsterdam
Manchester London
Paris
Dusseldorf Frankfurt Munich
Brussels
Milan Athena
Bahrain
Abu Dhabi
Jeddah Muscat
Rute 2012 Code Share Rute Baru 2013
5
Rute Baru Internasional • Medan–Penang–Medan • Surabaya–Singapura–Surabaya • Jakarta–Osaka–Jakarta • Jakarta–Brisbane–Jakarta • Jakarta–Perth–Jakarta
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
13
Destinasi Code Share dengan Etihad Frankfurt, Brussels, Milan, Dusseldorf, Munich, Bahrain, Abu Dhabi, London, Paris, Manchester, Moskow, Athena, Muscat.
65
Seoul
Beijing
Tokyo Osaka
Shanghai Guangzhou
Taipei Hong Kong
Bangkok Penang
Kuala Lumpur
Medan Singapore
Balikpapan Surabaya
Jakarta
Makassar
Denpasar
Brisbane Perth
Sydney Melbourne
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
66 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
3. Global Alliance dengan SkyTeam. Sebagai kelanjutan dari program keikutsertaan Garuda Indonesia dalam Aliansi Global SkyTeam telah dibentuk Team yang akan memantau progress milestone keanggotaan perusahaan di SkyTeam: 1. TST (Transition Support Team) yang anggotanya terdiri dari Maskapai Penerbangan yang telah memiliki perjanjian bilateral dengan Garuda Indonesia (Airline Partners Sponsor) dan SkyTeam Office. Tugas dari TST ini adalah Anggota SkyTeam (Airline Partners Sponsor) membantu Garuda Indonesia dalam proses pemenuhan persyaratan keanggotaan untuk menjadi anggota SkyTeam, sedangkan SkyTeam Office lebih melihat kemajuannya (sejauh mana perusahaan telah memenuhi persyaratan keanggotaan). Koordinasi TST untuk memantau kemajuan pemenuhan syarat keanggotaan ini dilakukan setiap 3 bulanan di Jakarta. 2. IT2 (Information IT 2 (Information System Integrated Team) Tugas tim ini akan meliputi: Pelaksanaan conference call minimal sekali setiap bulan dengan seluruh airline partners SkyTeam. Issue: perbedaan waktu antar SkyTeam partners
Tujuannya adalah untuk menyamakan persepsi dan seluruh aktivitas integrasi system Garuda Indonesia dengan sistem masing-masing anggota
Di samping 2 tim di atas, setiap bulannya juga dilakukan “Big Conference Call” dengan beberapa anggota SkyTeam yang mengangkat issue mengenai time difference antar SkyTeam partners. Tujuannya adalah untuk melihat kemajuan perusahaan dari sisi bisnis dan untuk airline partner membantu perusahaan dalam memenuhi persyaratan keanggotaan.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Komersial Adapun persyaratan SkyTeam juga mencakup pengadaan Modul Frequent Flyer. Modul ini berfungsi untuk memperbaiki kinerja GFF agar keluhan/complaint yang selama ini banyak dapat diminimalkan. Kemajuan yang diharapkan dari Project SkyTeam selama tahun 2013 adalah mempersiapkan Garuda Indonesia dalam menghadapi SkyTeam Audit sebagai bagian utama untuk dapat diterima menjadi anggota SkyTeam. Hal ini sangat memerlukan komitmen dan kerjasama dari semua personel perusahaan dan semua pemangku kepentingan untuk dapat memanfaatkan peluang agar Garuda Indonesia dapat menjadi airline terbesar di antara anggota SkyTeam mengingat pertumbuhan pasar Asia dan Indonesia yang sangat pesat. Diharapkan dengan sudah memenuhi semua persyaratan yang diperlukan, maka target untuk menjadi full member di awal tahun 2014 dapat dipenuhi.
Revenue Management Seiring dengan perkembangan bisnis Perusahaan dan adanya tuntutan peningkatan kinerja, Perusahaan telah berhasil menerapkan sistem baru Passenger Service System (PSS), yaitu Altea yang dapat memenuhi tuntutan perkembangan bisnis global. Dengan PSS yang baru ini diharapkan Garuda Indonesia akan dapat memenangkan persaingan yang semakin ketat. Di awal tahun 2013, perusahaan telah mengganti sistem lama Revenue Management System dengan sistem baru, yaitu PROS, yang merupakan sistem pendukung pengambil keputusan Revenue Management yang berfungsi untuk memaksimalkan pendapatan. Perusahaan pun telah menggunakan Fare Management System sebagai deal management dalam penentuan dan distribusi harga, yang sekaligus juga merupakan database harga yang terpusat. Dengan adanya sistem ini selain akan meningkatkan efisiensi juga akan menjamin terlaksananya Good Corporate Governance.
67
Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan terhadap pelanggan, maka pada bulan Januari 2013, Perusahaan telah memasukkan biaya pelayanan jasa penerbangan “Passenger Service Charge” (PSC) pada tiket pesawat karena mekanisme pembayaran PSC sebelumnya dianggap kurang mendukung kelancaran pelayanan penumpang di bandara. Untuk penerbangan domestik, hanya Garuda Indonesia yang telah menerapkan PSC dalam tiket ini, sementara hampir sebagian besar negara di dunia ini telah menerapkan sistem ini. Program-program yang berhasil dan telah berjalan dengan baik pada tahun 2013 akan terus dilakukan dan disempurnakan dalam pelaksanaannya. Program Early Birds, Advanced Purchased, harga khusus melalui direct channel dan harga khusus untuk partnership dan sponshorship akan terus dilakukan. Selain itu pemberian harga khusus untuk corporate yang selama ini telah berjalan juga akan terus dilaksanakan dan disempurnakan. Untuk meningkatkan jaringan penerbangan dan memenuhi kebutuhan pelanggan, Perusahaan telah melakukan kerjasama dengan lebih dari 50 airline partner untuk memperluas tujuan perjalanan dengan harga yang kompetitif dan memasukkan harga tersebut ke dalam sistem sehingga proses auto pricing saat menerbitkan tiket dapat dilakukan. Proses auto pricing memegang peranan yang penting karena dapat meningkatkan efisiensi dan akan mengurangi kesalahan yang ditimbulkan akibat human error.
Dalam upaya mendukung program efisiensi biaya, sepanjang tahun 2013 perusahaan juga telah melakukan negosiasi dengan Global Distribution System (GDS) sebagai penyedia sistem reservasi dan ticketing bagi para travel agent sehingga dapat mendukung peningkatan layanan penjualan melalui indirect channel. Di tahun 2013 perusahaan berhasil melakukan penghematan sebesar 29,30% dari total anggaran untuk biaya GDS.
Passenger Yield – Harga Secara keseluruhan terjadi penurunan yield di tahun 2013 dari USc 9,99 di tahun 2012 menjadi USc 9,1 seiring melemahnya Rupiah terhadap US dollar dan semakin ketatnya persaingan di industri.
Pemasaran Garuda Indonesia aktif melakukan promosi di tahun 2013. Salah satu aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan adalah Garuda Indonesia Travel Fair (GATF). GATF merupakan kegiatan tahunan Garuda Indonesia yang diadakan di berbagai daerah dan puncaknya dilakukan di Jakarta. Untuk pelaksanaan GATF 2013 di daerah, Perusahaan mengadakan secara serentak di 15 kota, yaitu Makassar, Manado, Surabaya, Padang, Yogyakarta, Medan, Denpasar, Balikpapan, Semarang, Bandung, Banjarmasin, Pontianak, Pekanbaru, Palembang dan Jayapura. Selain sebagai strategi pemasaran dan strategi komunikasi korporat Garuda Indonesia, pelaksanaan GATF 2013 ini juga dilatarbelakangi oleh perkembangan produk dan layanan
Tujuan Wisata
Yogyakarta Kombinasi antara berbagai candi kuno berusia ratusan tahun, tempattempat bersejarah lainnya dalam peradaban Jawa, diwarnai dengan berbagai atraksi budaya, dan keindahan alam membuat Yogyakarta sangat menarik untuk dikunjungi baik oleh wisatawan asing maupun wisatawan lokal. Itu sebabnya, Yogyakarta menjadi destinasi wisata di Indonesia yang menduduki posisi tertinggi setelah Bali.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
68 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Komersial
Garuda Indonesia serta Garuda Indonesia Group yang masih dianggap perlu untuk dikomunikasikan kepada mitra usaha maupun masyarakat umum. Selain itu, hubungan baik dengan pihak industri pariwisata di masing-masing kota tersebut serta dengan mitra usaha Garuda Indonesia di ke-15 kota tersebut juga perlu ditingkatkan melalui kegiatan GATF ini yang juga sebagai sarana pembelajaran bagi mitra usaha Garuda Indonesia di daerah dalam kegiatan pameran. Puncak GATF berlangsung di Jakarta pada tanggal 13 hingga 15 September 2013. Tidak kurang dari 50 Travel Agent, 20 Hotel, 8 National Tourism Office (NTO), 19 korporasi, 13 Hotel & Park dan 22 Media Partner serta 15 UKM dan mitra binaan Garuda Indonesia berpartisipasi dalam acara tersebut. Dalam acara tersebut, GATF menampilkan miniatur pesawat Boeing 777-300ER dengan layanan baru First Class. Selain armada dan layanan baru Garuda Indonesia, hal lain yang juga diperkenalkan dalam event GATF 2013 adalah informasi mengenai bergabungnya Garuda Indonesia dengan aliansi global SkyTeam. Kalimat singkat “Joining in March 2014” yang ditempatkan bersama logo Garuda Indonesia pada sebuah wall of fame mewakili informasi tersebut. Untuk tahun 2013, event GATF berhasil menghasilkan penjualan lebih dari Rp 70 miliar, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang Rp 54 miliar.
Distribusi Penjualan Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat di bidang teknologi dan komunikasi, saluran distribusi Garuda Indonesia pun ikut berkembang dan semakin bervariasi. Melalui dua saluran penjualan utama, yaitu saluran langsung (direct channel) dan saluran tidak langsung (indirect channel), Perusahaan berusaha untuk mendekatkan diri dengan pelanggan.
Direct channel terdiri dari Call Center, Sales Office & Ticketing Office, Website, Garuda Online Sales (GOS), Interline Staff Travel Agremeent (ISTA), sementara Indirect Channel terdiri dari Agent IATA-BSP, GSA (General Sales Agent), dan IBCS (IATA BSP Consolidator System). Demi meningkatkan kemudahan akses masyarakat terhadap Garuda Indonesia, Perusahaan telah melakukan penambahan dan pengembangan kantor cabang, kantor penjualan dan pengembangan konsep distribusi baru di seluruh wilayah Indonesia. Di tahun 2013, Perusahaan membangun 9 kantor cabang baru dan 8 kantor penjualan. Selain itu, Garuda Indonesia juga telah menambah jenis saluran penjualan langsung dengan meluncurkan kembali Mobile Ticketing Counter (MTC) pada bulan November 2013. MTC merupakan konsep penyediaan layanan reservasi dan layanan lainnya dengan menggunakan unit kendaraan bergerak. Saat ini terdapat 2 MTC yang beroperasi di wilayah Jakarta, dan direncanakan akan bertambah di wilayah lainnya di seluruh Indonesia.
Tujuan Wisata
Derawan Kepulauan Derawan di Kalimantan Timur, yang terdiri dari beberapa pulau dan beberapa gosong karang, merupakan salah satu surga bagi pecinta wisata alam dan dunia bawah laut. Di sana terdapat beberapa ekosistem pesisir dan pulau kecil yang menjadi tempat perlindungan bagi banyak spesies, seperti penyu hijau, penyu sisik, paus, lumba-lumba, kima, ketam kelapa, duyung, ikan barakuda dan lain-lain. Sebagai bagian dari komitmen Garuda Indonesia untuk membantu mempromosikan tujuan wisata Kepulauan Derawan, selain menambah jumlah penerbangan dari Balikpapan tujuan Berau, juga dengan mengundang jurnalis dan blogger untuk mengunjungi Derawan.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
69
Saluran penjualan lain yang dikembangkan oleh Garuda Indonesia adalah Gerai Counter, yaitu counter penjualan yang bersifat moveable (dapat dipindahkan) dan dikelola oleh pihak ketiga. Umumnya gerai counter berada di lobby hotel, mall, dan gedung perkantoran. Gerai pertama telah diluncurkan di Tangerang City Mall pada September 2012. Di tahun 2013, perusahaan telah bekerja sama dengan pihak ketiga untuk membangun 14 gerai di Wamena, Bulukumba, Maros, Tambolaka, Ende, Labuan Bajo, Bima, Pekanbaru, Tasikmalaya dan Jakarta. Garuda indonesia akan melakukan pengembangan gerai lainnya ke beberapa kota lainnya di Indonesia di masa mendatang. Selama tahun 2013 porsi penjualan melalui travel agent (IATA BSP agent) merupakan penyumbang terbesar di antara seluruh channel distribusi, dengan jumlah agent aktif tercatat sebanyak 673 Agen IATA – BSP Domestik dan 8.306 agen IATA–BSP Internasional. Sedangkan jumlah anggota Garuda Online System (GOS/badan usaha selain travel agent) mencapai 7.829 anggota. Di tahun 2013, terdapat penambahan kantor penjualan General Sales Agent (GSA) di 3 negara, yaitu India, Malaysia (Penang), Srilanka, selain kantor GSA yang telah ada sebelumnya di USA, Canada, Vietnam, Philippines, Qatar, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Brunei, Kuwait, Frankfurt, London, Belgium, dan Abu Dhabi dan Auckland.
Bagi Garuda Indonesia, keuntungan yang diperoleh dari peningkatan corporate sales adalah terciptanya captive market yang berkesinambungan, disamping juga akan mengurangi biaya distribusi dan mendukung perluasan pasar. Di tahun mendatang, Garuda Indonesia akan lebih fokus pada perusahaan besar yang mempunyai banyak cabang dan mempunyai potensi tinggi dalam perjalanan dinas atau untuk keluarganya Untuk pasar luar negeri, perusahaan telah mengembangkan konsep kerjasama “Global Contract“ dengan perusahaan bertaraf multinasional. Kontrak kerjasama tersebut berlaku di semua negara dimana perusahaan tersebut memiliki perwakilan. Kontrak yang sedang berjalan adalah global contract dengan Shell International Ltd., Standard Chartered Bank, Citibank NA, Microsoft, Total, Caterpillar, IBM, UBS, HSBC Selain itu, Perusahaan juga sedang dalam proses dengan beberapa perusahaan lainnya seperti Merck dan World Bank. Sampai dengan akhir tahun 2013 jumlah pelanggan corporate mencapai 1.981 perusahaan, dengan kenaikan pendapatan rata-rata dari tahun 2007 hingga 2013 mencapai 46,8%. Pendapatan di tahun 2013 tercatat sebesar Rp 2,01 triliun.
E-Commerce Corporate Sales Corporate Sales menjadi salah satu prioritas yang dilakukan oleh Perusahaan guna meningkatkan pendapatan mengingat besarnya potensi yang dimiliki oleh segmen ini. Potensi penjualan untuk pasar corporate masih terbuka lebar dan akan terus dikembangkan oleh Perusahaan seiring dengan terus bertambahnya jumlah corporate customers maupun pendapatan yang dihasilkan. Garuda Indonesia secara aktif terus menggarap pasar ini dengan mengadakan kerjasama dengan berbagai Perusahaan, baik dalam negeri maupun luar negeri. Keuntungan yang didapat oleh pelanggan corporate berupa harga khusus korporasi dan manfaat lain yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, seperti pengkreditan PPN, tambahan bagasi 10 kg dan lainnya.
Di tahun 2013, Garuda Indonesia juga terus berupaya untuk meningkatkan kinerja dari jalur distribusi E-Commerce. Total Penumpang (passenger traffic) dari jalur distribusi ini mencapai 4.132.790 penumpang di tahun 2013, atau menyumbang sekitar 16,6% dari total penumpang Garuda Indonesia. Hal ini pada gilirannya meningkatkan penjualan E-Commerce Perusahaan dari USD 308 juta di tahun 2012 menjadi USD 401,3 juta di tahun 2013 atau meningkat sebesar 30,4%. Unit kerja e-commerce (EC) membawahi 5 channel distribusi yaitu: B2C (www.garuda-indonesia.com); B2T (gosga. garuda-indonesia.com); B2B (corga.garuda-indonesia.com); mobile/aps (m.garuda-indonesia.com ) dan call center (08041807807 atau 021-2351999).
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
70 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Operasional Secara keseluruhan, indikator-indikator kinerja operasional berhasil dipertahankan tetap baik di tengah ekspansi jaringan penerbangan dan jumlah armada.
Perekonomian domestik yang kurang kondusif di tahun 2013 turut mempengaruhi kinerja operasional perusahaan. Ekspansi armada yang signifikan di tahun 2013 tidak dapat mencapai hasil yang optimal di tengah tingginya laju inflasi dan pelemahan Rupiah terhadap mata uang global. Namun perusahaan terus berusaha meningkatkan efisiensi demi mendukung pertumbuhan yang berkesinambungan di masa datang. Perusahaan juga terus berupaya meningkatkan daya saingnya guna memperkokoh posisinya di industri penerbangan nasional dan internasional.
Armada Sarana produksi atau pesawat yang digunakan sampai dengan bulan Desember 2013 berjumlah 140 pesawat, mengalami peningkatan dari 106 pesawat di tahun 2012. Selama tahun 2013, perusahaan mendatangkan 36 pesawat baru, yang terdiri dari 2 pesawat Airbus A330-200, 1 pesawat Airbus A330-300, 10 pesawat Boeing 737-800NG, 4 pesawat Boeing 777-300ER, 7 pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen dan 2 pesawat ATR72-600 (untuk melayani penerbangan mainbrand Garuda Indonesia), serta 10 pesawat Airbus A320-200 untuk melayani penerbangan low cost carrier (Citilink).
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
71
Pada bulan Juni 2013, perusahaan mendatangkan pesawat Boeing 777-300ER dan pada bulan November 2013 perusahaan menambah jumlah armadanya dengan pesawat ATR72-600 yang memulai penerbangan perdananya pada tanggal 3 Desember 2013.
Selain melakukan ekspansi rute, Perusahaan juga meningkatkan frekuensi penerbangan, baik di sektor domestik maupun internasional demi memperkokoh posisi Perusahaan di sektor domestik dan mendominasi frequency share di sektor domestik.
Rute dan Jaringan
Selama tahun 2013, total frekuensi meningkat sebesar 21,9% menjadi 78.697 penerbangan. Jumlah frekuensi penerbangan domestik pada tahun 2013 adalah 65.131 penerbangan atau 83% dari total frekuensi penerbangan mainbrand. Peningkatan frekuensi ini merupakan hasil kajian Perusahaan atas permintaan terhadap sarana transportasi udara. Perusahaan senantiasa melakukan studi
Pada tahun 2013 Garuda Indonesia membuka 28 rute baru yang terdiri dari 24 rute di Domestik (juga terdapat 1 rute re-instate) dan 4 rute di Internasional. Rute baru tersebut melayani 11 kota tujuan baru – yaitu Bengkulu, Tanjung Pinang, Tanjung Pandan, Berau, Sorong, Manokwari, Bima, Labuan Bajo, Ende, Penang dan Brisbane.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
72 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
kelayakan sebelum membuka rute baru atau meningkatkan frekuensi untuk memastikan bahwa penambahan rute dan peningkatan frekuensi ini akan berdampak positif terhadap kinerja operasional Perusahaan.
Aircraft Maintenance Management Mengacu pada visi Garuda Indonesia yaitu menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan pelayanan berkualitas kepada masyarakat dunia dengan menggunakan keramahan Indonesia, maka Aircraft Maintenance Management sebagai bagian dari Direktorat Teknik bertanggung jawab dalam mendukung operasional penerbangan Garuda Indonesia, baik domestik maupun internasional melalui penyediaan pesawat yang handal serta kondisi kabin yang prima. Aircraft Maintenance Management memastikan bahwa pengaturan serta pemeliharaan pesawat dilakukan dan dilaksanakan sesuai dengan Company Maintenance Manual (CMM) serta Continuing Airworthiness Maintenance Program (CAMP) yang telah disahkan oleh Authority serta persyaratan keselamatan dan kelaikan udara lainnya untuk masingmasing tipe pesawat. Perawatan pesawat secara terencana dan terkendali perlu dilakukan agar pemenuhan jumlah dan tipe pesawat setiap harinya sesuai dengan rencana penerbangan unit Operasi dan Niaga, baik rute domestik maupun internasional. Kontribusi keterlambatan jadwal penerbangan yang disebabkan oleh kerusakan pesawat atau penyebab teknis lainnya, harus diminimalkan untuk mendukung target ketepatan penerbangan Garuda Indonesia. Ground time yang memadai untuk pemeliharaan dan perawatan sangat diperlukan, guna memastikan dilaksanakan pekerjaannya dengan benar sehingga pesawat selalu berada dalam kondisi layak terbang. Kondisi kabin pesawat berikut penampilan interior dan eksterior pesawat juga harus dijaga dan dirawat agar selalu memberikan kenyamanan kepada penumpang. Peralatan yang ada di dalam pesawat seperti “Seat, Passenger Entertainment System/ PES, Cabin Light, Lavatory, Galley, Luggage Bin” harus dipastikan berfungsi dengan baik agar dapat memberikan kenyamanan kepada penumpang. Kebersihan dan kerapihan kondisi “Carpet, Seat Cover, Curtain, Sidewall, Cabin Partition, Ceiling” juga harus terus dijaga untuk memenuhi standar tampilan interior kabin airline bintang lima. Demikian pula dengan tampilan eksterior atau bagian luar pesawat juga menjadi ukuran
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Operasional dalam upaya menciptakan kenyamanan penumpang. Semua aktivitas yang dilakukan sejalan dengan target Perusahaan untuk mencapai 5 Star Airline dari Skytrax pada tahun 2015. Pencapaian Aircraft Maintenance Management secara umum meliputi pemenuhan pesawat, fungsional kabin dan penampilan interior kabin dan eksterior.
Aircraft Availability Pemenuhan pesawat di tahun 2013 mencapai 99,54%, mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 99,65%. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa kejadian AOG (Aircraft on Ground) di tahun 2013 terutama untuk tipe pesawat Airbus A330-300.
Cabin Functionality Kinerja fungsional kabin rata-rata di tahun 2013 tercatat sebesar 99,81% meningkat dari 99,38% di tahun 2012. Penambahan stok material baik dalam hal jenis maupun jumlah di Cengkareng dan beberapa lokasi diluar Cengkareng, permintaan Free of Charge (FOC) material untuk roll over program dan percepatan pengiriman stok material consignment adalah beberapa strategi yang dilakukan untuk mencapai kinerja ini.
Cabin Interior and Exterior Appearance Pencapaian indikator penampilan interior kabin di tahun 2013 mempunyai nilai rata-rata sebesar 95,01%, meningkat darii 94,83% di tahun 2012. Hal ini terkait erat dengan implementasi penuh Aircraft Interior Maintenance Program (AIMP) yang sudah dimulai pada akhir tahun 2012. Di tahun 2014, Garuda Indonesia juga akan mengembangkan kemampuan perawatan kabin di 5 lokasi besar, yaitu Medan, Balikpapan, Surabaya, Denpasar dan Makassar sebagai upaya menjaga fungsionalitas dan penampilan di area kabin.
Kinerja Operasional Secara umum kinerja operasional mengalami perbaikan di tahun 2013 kecuali indikator On Time Performance yang mengalami penurunan terutama karena faktor fasilitas bandara.
73
On Time Performance
Produktivitas Awak Kokpit dan Awak Kabin
Tingkat ketepatan penerbangan On Time Performance (OTP) Garuda Indonesia tercatat sebesar 83,79%, mengalami penurunan dari 84,9% di tahun 2012. Penyebab penurunan OTP antara lain adalah faktor fasilitas bandara 9,71%, faktor teknik 1,77% dan faktor cuaca 1,16%. Perbaikan tingkat OTP dilakukan dengan peningkatan operational monitoring and control serta dengan station management control. Garuda Indonesia juga terus melakukan program OTP enhancement dan monitoring terhadap 2 faktor penyebab keterlambatan.
Produktivitas awak pesawat yang dihitung berdasarkan total block hours dibandingkan dengan jumlah awak pesawat yang berproduksi mengalami sedikit penurunan di tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Hal tersebut dikarenakan jumlah penambahan awak kabin dan kokpit yang lebih besar dari penambahan jumlah jadwal penerbangan. Penambahan awak pesawat ini dilakukan sebagai persiapan penambahan jadwal penerbangan pada tahun berikutnya mengingat proses training crew yang membutuhkan waktu lama.
Jika memperhatikan OTP pada setiap stasiun pada periode Januari - Desember 2013, maka Perth merupakan bandara dengan OTP tertinggi yaitu 96,5%. Sedangkan Jeddah adalah bandara dengan OTP terendah: 53,08%. Untuk stasiun domestik, OTP tertinggi adalah Banda Aceh yaitu 94,13% dan OTP terendah adalah Sorong, yaitu 46,34%.
Produktivitas Awak Kabin tercatat sebesar 84 jam 34 menit di tahun 2013, menurun dibandingkan dengan 86 jam 39 menit di tahun 2012. Penurunan produktivitas terutama terjadi di bandara Cengkareng dan Jepang. Sementara itu, produktivitas awak kokpit juga menurun dari 67 jam 01
On Time Performance
Penyebab Keterlambatan
2012
2013
2012 9,13
2013
9,71
1,58 1,77
Jan
Feb Mar Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt Nov Des
Utilisasi Pesawat Tingkat utilisasi armada mainbrand secara rata-rata stabil pada 10 jam 44 menit per hari di tahun 2012 maupun di tahun 2013. Kenaikan yang cukup signifikan terjadi pada tipe pesawat Boeing 737-800 dan pesawat berbadan lebar. Sementara tipe pesawat Boeing 737-300 mengalami penurunan akibat pengalihan operasi ke pesawat baru dan kebijakan stand by. Garuda Indonesia akan terus mengembangkan rute dan jaringan penerbangannya ke seluruh propinsi di Indonesia untuk meningkatkan tingkat utilisasi pesawat di masa yang akan datang.
Apt. Fac.
Technic
0,98 0,98 0,81 0,83 1,09 1,16 0,76 0,99 Flops
Comm. Weather
Sta Handl
0,37 0,36 0,23 0,17 System
Other
menit menjadi 66 jam 51 menit. Penurunan produktivitas ini terutama terjadi di tipe pesawat Boeing 737-800 dan Boeing 737. Jumlah Awak Kabin perusahaan tercatat sebanyak 3.332 orang di tahun 2013, meningkat dari 2.376 orang di tahun 2012, seiring dengan peningkatan jumlah armada serta penambahan rute penerbangan.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
74 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Efisiensi Biaya Program Efisiensi Biaya yang dilakukan oleh jajaran Direktorat Operasi pada tahun 2013 merupakan kelanjutan dari apa yang telah diterapkan pada tahun 2012 dengan program tambahan e-Learning DG & AVSEC agar dapat dicapai hasil yang lebih optimal. Program efisiensi yang dijalankan adalah melalui penerapan Economical Tanking, Optimalisasi penggunaan Ground Power Unit (GPU), Flight Fuel Conservation, Centralized Flight Planning, Crew Transport dan Zero Flight Time Training.
Economical Tanking, yaitu program untuk menghemat biaya bahan bakar dengan menerapkan prosedur tankering dengan tujuan memperoleh keuntungan dari perbedaan harga bahan bakar diantara dua stasiun (departure dan arrival). Selama tahun 2013 program ini diterapkan di station Balikpapan, Jakarta, Jayapura, Denpasar, Manado, Medan, Surabaya, Ujung Pandang, Kuala Lumpur, Penang dan Singapura. Optimalisasi Penggunaan GPU merupakan upaya mengoptimalkan penggunaan GPU sebagai pengganti Auxiliary Power Unit (APU) di bandara domestik dan Internasional untuk pesawat yang RON (Remain Over Night; Pesawat yang menginap di bandara hingga melewati hari), pesawat penerbangan pertama setelah selesai RON dan untuk pesawat yang transit lebih dari 2 jam. Station yang melakukan optimalisasi penggunaan GPU selama tahun 2013 adalah stasiun domestik (Ambon, Banjarmasin, Balikpapan, Batam, Jakarta, Denpasar, Yogyakarta, Mataram, Manado, Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Pontianak, Semarang, Surabaya, SOC dan Ujung Padang) dan Internasional (Amsterdam, Guangzhou, Korea, Osaka, Tokyo, Sydney, Beijing dan Shanghai).
Flight Fuel Conservation, merupakan penghematan penggunaan bahan bakar yang diperoleh dari selisih Flight Plan Trip Fuel (yang selanjutnya disebut sebagai Plan Fuel) dengan Fuel Burn (yang selanjutnya disebut sebagai Actual Fuel). Fuel saving terjadi ketika actual fuel lebih kecil dibandingkan plan fuel. Upaya-upaya yang dilakukan untuk memperoleh penghematan tersebut adalah Potable Water Management, Optimum Centre of Gravity, Nearest alternate, Implementasi Cost Index, Peningkatan Koordinasi dengan ATC untuk mendapatkan optimum flight level dan direct routes, CANPA (Constant Angle Non Precision Approach) dan IFP Cat.D, ETOPS untuk pesawat A330, PBN (RNPAR, STAR CGK), Optimasi route Jeddah-Cengkarang dan Conservation yang dilakukan dalam Maintenance Program.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Operasional Zero Flight Time Training merupakan Flight Training yang semula harus menerbangkan pesawat digantikan secara simulator. e-Learning DG and AVSEC, Recurrent Dangerous Good dan AVSEC yang diwajibkan untuk Flight Operation Officer (FOO) sekali setahun dilakukan secara e-learning. Penghematan yang diperoleh meliputi biaya transportasi, akomodasi, SPPD, biaya instruktur dan biaya penggunaan kelas. Efisiensi biaya yang diperoleh pada tahun 2013 mencapai Rp 124 miliar, mengalami peningkatan 41% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 88 miliar. Sementara itu, Flight Fuel Conservation berhasil menghemat penggunaan bahan bakar pada tahun 2013 sebesar 18,5 juta liter, lebih rendah 24% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 24,2 juta liter. Penurunan ini dimungkinkan oleh meningkatnya flight time yang disebabkan oleh meningkatnya kepadatan lalu-lintas udara. Total pemakaian bahan bakar (fuel burn) di tahun 2013 tercatat sebesar 1.371 juta liter, meningkat sebesar 16% dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 1.183 juta liter. Peningkatan ini dipicu oleh peningkatan produksi dimana frekuensi penerbangan mengalami peningkatan sebesar 22% sedangkan Available Tonne Kilometer (ATK) mengalami peningkatan sebesar 16%.
Rencana Tahun 2014 Untuk menjaga konsistensi terhadap kualitas produk dan pelayanan dari sisi operasional, Garuda Indonesia akan tetap menargetkan ketepatan penerbangan (On Time Performance/OTP) sebesar 85%. Target OTP tersebut akan dicapai melalui peningkatan manajemen operasional yaitu dengan pengalihan beberapa rute penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta ke Bandara Halim Perdana Kusuma, penempatan Base Pesawat dan awak pesawat di luar Cengkareng. Hal ini guna menghindari kepadatan arus penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta. Selain itu di Tahun 2014 dilakukan pengoperasian dedicated gate Garuda di beberapa bandara domestik.
75
0,76
2.490
0,72 1.944
Incident Rate
OHR Target vs Achievement
per 1.000 keberangkatan 0,29
2012
1.320 867
0,25
Safety Achievement
Achievement (Reports)
Safety Target
Target (Reports)
2013
Peningkatan manajemen Operasional di bidang tekhologi akan dilakukan dengan melengkapi teknologi terbaru di pesawat dengan pemasangan electronic flight bag (EFB) dan implementasi Centralized Flight Planning/Dispatch (CFP/D). Implementasi CFP/D yang telah dilakukan di Australia akan dilanjutkan di Haneda, Taipei, dan Halim Perdana Kusuma. Peningkatan manajemen operasional juga akan dilakukan untuk domestik Hub yang baru saja dibentuk di Makassar, Balikpapan, dan Medan dan akan dilanjutkan di tahun 2014 di Surabaya dan Denpasar. Efisiensi biaya menjadi perhatian yang sangat besar. Selain melanjutkan program efisiensi yang sudah ada seperti Fuel Conservation Program, Centralized Flight Dispatch Document Service, Zero Flight Time Training dan e-learning DG and AVSEC, Garuda Indonesia bekerjasama dengan General Electric (GE) untuk melakukan kajian terhadap pengelolaan pemakaian
2012
2013
bahan bakar pesawat di perusahaan dan mencari inisiatif baru dalam program penghematan fuel (Fuel conservation program).
Aspek Keselamatan Penerbangan Garuda Indonesia berkomitmen untuk mengutamakan aspek keselamatan dan keamanan, dengan senantiasa mengacu pada SOP maupun standard dan best practices yang berlaku di setiap kegiatan operasionalnya. Garuda Indonesia sebagai IOSA (IATA Operational Safety Audit) Operator mematuhi standar keselamatan IOSA Standards yang merupakan acuan/standar internasional tertinggi dan digunakan oleh maskapai bertaraf internasional lainnya.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
76 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Operasional
Di tahun 2013 Garuda Indonesia telah mempersiapkan diri untuk resertifikasi sebagai IOSA Operator pada tahun 2014 dan mempertahankan standar safety sesuai dengan aturan yang terbaru dengan mengadakan Departmental Audit pada bulan Juli – Desember 2013 di area operasional. Resertifikasi tesebut merupakan resertifikasi ketiga bagi Garuda Indonesia. IOSA Standards merupakan acuan/ standar internasional tertinggi dari IATA untuk aspek Safety & Aviation Security yang harus diaplikasikan oleh Maskapai anggota IATA dan sangat disarankan bagi Maskapai non-anggota IATA lainnya, dimana jika Garuda Indonesia memenuhi standar dalam IOSA tersebut, maka Garuda Indonesia juga mempunyai standar keselamatan dan keamanan bertaraf internasional yang sama dengan Maskapai lainnya, terutama yang menjadi anggota IATA atau yang non-anggota IATA tetapi juga bersertifikasi IOSA. Garuda Indonesia juga secara konsisten menerapkan Safety Management System (SMS) sebagai metode pengelolaan Safety di maskapai penerbangan dalam mengidentifikasi potensi penyebab kecelakaan, memitigasi risiko yang ada pada tingkat yang serendah mungkin yang tujuannya menjaga dan meningkatkan kinerja keselamatan penerbangan pada tingkat yang setinggi mungkin, dan diukur dalam bentuk incident rate. Pencapaian Incident rate per 1.000 keberangkatan di tahun 2013 adalah 0,25 atau lebih rendah dibandingkan dengan incident rate di tahun
2012 sebesar 0,29. Hal tersebut mengindikasikan bahwa unit-unit yang terkait dengan operasional penerbangan Garuda Indonesia sudah lebih konsisten terhadap pengelolaan operasional sehingga dapat mengurangi jumlah insiden yang timbul di tahun 2013 ini. Laporan Operational Hazard, yang merupakan salah satu sarana untuk mengidentifikasi hal-hal yang dapat membahayakan dan menimbulkan risiko terjadinya insiden pada operasional penerbangan, disamping juga menunjukkan konsistensi karyawan untuk peduli terhadap keselamatan dan keamanan operasional penerbangan, tercatat sebanyak 2.490 laporan, lebih tinggi dibandingkan dengan 1.944 laporan pada tahun 2012. Untuk mendukung implementasi dari komitmen Garuda Indonesia terhadap aspek keselamatan penerbangan, maka dilakukan Management Review secara korporat oleh Corporate Safety Committee (CSC) yang diketuai oleh Direktur Utama dan Direktur yang lain sebagai anggota, dan dilaksanakan 2 (dua) kali setahun
Rencana Tahun 2014 Sebagai maskapai penerbangan yang mengutamakan aspek keselamatan dan keamanan, Garuda Indonesia, akan terus melakukan usaha-usaha untuk selalu mematuhi standar keselamatan IOSA Standards, dengan mempertahankan dan mengelola IOSA compliance.
Tujuan Wisata
Bunaken Diresmikan tahun 1991, Taman Taman Nasional Bunaken merupakan salah satu taman laut pertama di dunia dan dinyatakan sebagai “Situs Warisan Dunia” oleh UNESCO. Bunaken memiliki 20 titik penyelaman, dan berhiaskan 13 jenis terumbu karang serta 91 jenis ikan. Pemandangan yang paling sensasional di bawah laut Bunaken adalah terumbu karang vertikal yang menjulang ke bawah sedalam 25-50 meter. Sebagai tempat yang sudah dikenal di dunia internasional, akses ke tempat wisata Taman Laut Bunaken sangat mudah, ada banyak penerbangan menuju Manado. Garuda Indonesia menyediakan jadwal penerbangan dari Jakarta ke Manado dua kali sehari, 7 hari seminggu.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
77
Di tahun 2014 perusahaan akan menurunkan jumlah maximum incident yang dapat diterima per 1.000 departures, meningkatkan jumlah minimum Operational Hazard Report per tahun dan menyelesaikan IOSA Certification Audit di bulan April 2014. Pada Corporate Safety Committee telah ditetapkan bahwa target maksimal incident rate tahun 2014 adalah sebesar 0,72 per 1.000 departures dan target minimal penerimaan Operational Hazard Report (OHR) adalah sebanyak 1.320 laporan.
• Setiap kurun waktu 12 bulan melakukan medical examination untuk memastikan mereka selalu dalam kondisi fit to fly. • Pada saat mereka aktif sebagai Flight Attendant mereka harus mengacu/melaksanakan semua prosedur yang ada pada operation/safety manual mereka, termasuk menjaga keselamatan dan kenyamanan penumpang selama penerbangan.
Program Penerbangan Haji Kesehatan dan keselamatan terhadap penumpang Keselamatan dan kesehatan penumpang, awak pesawat, serta kelayakan pesawat dapat terjaga dengan baik bila keseluruhan operasi penerbangannya berlangsung sesuai peraturan dan standarisasi yang ada. Semua itu dilakukan agar operasi penerbangan dapat berjalan dengan aman, nyaman dan efisien. Standarisasi ini didokumentasikan dalam bentuk Operation Manuals, dengan sumber yang menjadi acuan dalam penetapan standar mengacu kepada ketentuan-ketentuan sebagai berikut: • Annexes (ketentuan-ketentuan yang berasal dari ICAO), • CASR (Civil Aviation Safety Regulation) merupakan ketentuan dari Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara dari Kementrian Perhubungan. • IOSA (praktek terbaik industri penerbangan yang direkomendasikan) • Kebijakan Internal
Peran Flight Attendant menjaga Keselamatan Penumpang Kegiatan yang mencerminkan seorang Flight Attendant tetap menjaga keselamatan penerbangan, antara lain; • Initial Flight Attendant dinyatakan qualified jika telah menyelesaikan ground safety training yang dilanjutkan pada tahapan flight training serta mereka telah lulus medical examination. • Setiap kurun waktu 12 bulan, mereka mendapatkan recurrent safety training untuk menguji ulang kemampuan mereka pada aspek safety, termasuk melakukan penyelamatan penumpang pada saat terjadi keadaan darurat. Bagi mereka yang belum lulus dalam recurrent training harus menyelesaikan specific training yang disebut Requalification Training.
Di tahun 2013, penerbangan haji Garuda Indonesia berhasil mencapai tingkat ketepatan waktu penerbangan (On Time Performance/OTP) sebesar 94%, mengalami peningkatan dibandingkan 85% di tahun 2012. OTP Fase-1 Keberangkatan tercatat sebesar 97%, sementara OTP Fase-2 Kepulangan tercatat sebesar 91%. Perbaikan OTP ini dimungkinkan oleh digunakannya Dedicated Gate di East Terminal bandara King Abdulaziz, Jeddah, Saudi Arabia pada saat pemulangan jamaah haji ke Indonesia. Kegiatan operasional penerbangan haji 1434H/2013M, untuk fase-1 dilaksanakan pada tanggal 10 September hingga 9 Oktober 2013 (khusus Embarkasi Jakarta dan Medan Penerbangan ke Madinah berlangsung tanggal 10 hingga 24 September 2013), sedangkan Fase-2 dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober hingga 19 November 2013 (khusus Embarkasi Jakarta dan Medan, penerbangan dari Madinah menuju tanah air tanggal 4 hingga 19 November 2013). Pada tahun 2013, Garuda Indonesia menerbangkan 89.946 jemaah haji yang tergabung dalam 234 kelompok terbang (kloter) dari 10 embarkasi, yaitu Banda Aceh, Medan, Padang, Palembang, Jakarta, Solo, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar dan Lombok. Jumlah ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya sebagai akibat dari penurunan kuota jamaah haji sebanyak 20% yang diberlakukan kepada setiap negara oleh pemerintah Saudi Arabia karena Masjidil Haram sedang diperluas. Dalam penerbangan haji tahun ini Garuda Indonesia mengoperasikan 12 pesawat yang terdiri dari 9 pesawat Airbus A330, 2 pesawat Boeing 747-400 dan 1 pesawat Boeing 777-300ER. Pesawat tersebut rata-rata berusia muda dan bahkan ada pesawat yang diproduksi tahun 2011.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
78 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Operasional
Sebagai bagian dari pelayanan Garuda kepada para jamaah, khususnya untuk mengatasi kendala komunikasi (bahasa), mengingat sebagian jemaah haji hanya mampu berbahasa daerah, maka perusahaan telah menugaskan 492 orang awak kabin haji, yang mayoritas di antaranya adalah putera/puteri daerah yang berasal dari daerah-daerah embarkasi.
Jumlah Embarkasi, Jemaah & OTP Operasional Haji Jumlah Jamaah
Embarkasi
Pesawat Digunakan
Kapasitas Penumpang
Jumlah Kloter
OTP - Fase 1 (%)
OTP - Fase 2 (%)
Banda Aceh
3.157
B-777
440
15
100
100
Medan
6.613
B-777
440
7
93
93,33
Padang
5.928
A330
374
16
100
81,25
Palembang
5.883
A330
360
17
100
88,24
Jakarta
17.873
B-744
455
40
95
97,5 90,14
26.457
A330
375
71
96
Banjarmasin
Solo
4.182
A330
325
13
100
100
Balikpapan
4.259
A330
360
12
92
91,67
Makassar
11.947
A330
375
32
100
90,63
Lombok
3.647
A330
325
11
100
63,64
234
97*
91*
89.946 * Rata-rata OTP
Pelaksanaan pemulangan WNIO dilakukan dalam 2 kali empty flight pesawat haji fase-1 dengan jumlah yang diangkut sebanyak 716 penumpang termasuk 47 bayi. 1). GA 7119/06 Oktober 2013, total 352 penumpang, termasuk 25 bayi 2). GA 6319/09 Oktober 2013, total 363 penumpang, termasuk 22 bayi.
Pemulangan WNI Overstay Pada saat pelaksanaan operasional haji Fase 1 tahun 1434H/2013M, Garuda Indonesia membantu program Pemerintah untuk memulangkan Warga Negara Indonesia Overstay (WNIO) dari Saudi Arabia dengan menggunakan Empty Flight pesawat haji.
Untuk pemulangan WNIO ini Garuda Indonesia memperoleh tambahan pendapatan sebesar USD 130.002.
WNI Overstay 2013 Kloter
Nomor penerbangan
Tanggal
Dewasa 297
Anak-anak
Bayi
Total
36
24
357
1
7119
6 Oktober
2
6319
9 Oktober
329
12
22
363
3
982/983
9 November
404
49
31
484
4
980/981
16 November
427
26
45
498
5
980/981
24 November
403
50
42
495
6
980/981
27 November
414
38
40
492
7
982/983
1 Desember
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
403
50
40
493
2.677
261
244
3.182
79
Penerbangan Haji Khusus
Service Improvement
• Penerbangan haji khusus untuk fase-1 berlangsung sejak tanggal 22 September hingga 10 Oktober 2013, dengan total frekuensi sebanyak 19 flight dan dilayani oleh 18 regular flight dan 1 extra flight. Jumlah penumpang tercatat sebanyak 4.457 penumpang. Total pendapatan yang diperoleh pada fase-1 adalah sebesar USD 6 juta. Di fase-2, penerbangan haji khusus ini berlangsung sejak tanggal 19 Oktober hingga 4 November 2013 dengan total frekuensi sebanyak 16 flight dan jumlah penumpang sebanyak 4.738 penumpang. Total pendapatan yang diperoleh pada fase-2 adalah sebesar USD 6,2 juta. • Kontribusi Unit Umrah, Hajj Plus & Workers pada operasional penerbangan haji khusus 2013, yaitu : - Fase-1, sebanyak 2.241 penumpang atau sebesar 50% dari total penumpang Fase 1. - Fase-2, sebanyak 2.177 penumpang atau sebesar 46% dari total penumpang Fase 2.
Garuda Indonesia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas layanan kepada para pelanggan. Di tahun 2013, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan kepada para pelanggan adalah sebagai berikut: • Perusahaan menyiapkan website www.haji-ga.com yang dapat diakses oleh masyarakat dan data dari website ini bersifat real-time (on-line) untuk mempermudah masyarakat mendapatkan informasi tentang jadwal keberangkatan dan kepulangan penerbangan haji, • Kegiatan sosialisasi mengenai ketentuan barang bawaan disampaikan kepada jamaah haji, mulai dari penyebaran brosur/booklet, sosialisasi langsung kepada jamaah haji dan PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji), distribusi dan penayangan CD/VCD perihal ketentuan barang bawaan, serta pemasangan standing poster/spanduk di asrama haji embarkasi.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
80 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
• Pelaksanaan body search dan sweeping bagasi yang di luar ketentuan kepada jamaah haji dengan menggunakan hand metal detector oleh petugas haji Garuda Indonesia dilakukan di area Plaza Airport KAIAJeddah sebelum jamaah haji tersebut masuk ke dalam airport. Kegiatan ini dilakukan selain untuk kenyamanan, keselamatan dan keamanan dalam penerbangan juga untuk memperlancar proses security Xray oleh pihak Airport Authority Jeddah. • Program rekrutmen awak kabin haji putera dan puteri daerah terus dilakukan untuk dapat melancarkan komunikasi dalam melayani jamaah haji khususnya pada saat di dalam pesawat (in flight service). • Penyediaan makanan di pesawat yaitu dua (2) kali meal dan satu (1) kali snack selama penerbangan. Menu makanan yang disediakan Garuda Indonesia telah sesuai dengan selera jamaah haji dari masing masing embarkasi dengan persetujuan Gubernur setempat. • Garuda Indonesia memberikan uang santunan asuransi extra cover kepada jamaah haji yang wafat selama dalam layanan penerbangan. Kegiatan ini dilakukan bekerjasama dengan asuransi PT Jasindo dan di tahun 2013 perusahaan telah menyerahkan santunan kepada 8 (delapan) orang ahli waris di beberapa embarkasi. • Pada pelaksanaan program “Continual Improvement” operasional haji tahun 1434H/2013M telah dilakukan serangkaian kegiatan audit sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001-2008. Kegiatan sertifikasi sistem manajemen mutu ini dilakukan oleh Unit Haji, VVIP & Charter sebagai upaya implementasi penjaminan kualitas pelayanan kepada jamaah haji. • Dalam pelaksanaan kegiatan Safety & Security, Unit Haji, VVIP & Charter tetap berkomitmen untuk melakukan implementasi program Safety & Security mengacu kepada program IOSA yang telah dicanangkan oleh perusahaan.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Operasional • Pada kegiatan pelaksanaan program pengukuran tingkat kepuasan jamaah haji, telah dilaksanakan riset kepuasan pelanggan yang dilakukan oleh Unit Marketing Research. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan jemaah haji. Metode yang dilakukan yaitu dengan melakukan distribusi kuesioner kepada jemaah haji di pesawat dan wawancara di asrama haji embarkasi. Hasil Customer Satisfaction Index (CSI) yang dicapai pada pelaksanaan operasional haji tahun 1434H/2013 adalah sebesar 81%, di atas target yang ditetapkan yaitu 79%.
Kinerja Finansial Berdasarkan total jamaah haji yang diangkut, yaitu sebanyak 89.946 orang, maka total pendapatan bersih angkutan haji tahun 1434H/2013M tercatat sebesar Rp 2.144.839.756.458 (USD 195,1 juta). Selain itu, Garuda Indonesia juga memperoleh pendapatan lainnya, yang berasal dari program kerjasama dengan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perhubungan dalam pengangkutan WNIO tahun 2013 (Empty Flight Haji dan Charter Flight WNIO Amnesti dari Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perhubungan) tercatat sebesar Rp 24.260.190.736 (USD 1,9 juta).
Penghargaan Pada pelaksanaan operasional haji tahun 1434H/2013M, General Authority of Civil Aviation (GACA) Saudi Arabia memberikan penghargaan kepada perusahaan penerbangan yang telah berpartisipasi atas suksesnya operasional haji 1434H/2013M di King Abdulaziz International Airport Jeddah. Pada tahun ini Garuda Indonesia kembali mendapat Award dari GACA sebagai “The Best Airline Hajj Operation 2013”, untuk lingkup Planning, Operations, Services & Ontime Performance.
81
Selain itu Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama RI, Bapak Anggito Abimanyu juga telah memberikan apresiasi kepada Perusahaan atas pelaksanaan penerbangan haji tahun ini, khususnya dalam hal pelayanan dan tingkat ketepatan waktu penerbangan Garuda Indonesia.
Rencana Tahun 2014 • Total kuota jamaah yang akan diangkut sebanyak 90.108 jamaah mengacu kepada kuota pemerintah dan menunggu hasil tender Garuda Indonesia di Kementerian Agama RI. • Pesawat yang digunakan 12 pesawat berbadan lebar. • Garuda Indonesia akan memberikan 1 galon air zamzam (isi 10 Liter) kepada jamaah jika pemerintah Saudi Arabia memberikan izin dibawa pada fase-1 empty flight pesawat haji.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
82 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Layanan Garuda Indonesia meluncurkan layanan First Class, serta memperkenalkan ‘New Service Concept’ untuk meningkatkan kualitas pelayanan menuju standar Skytrax 5-Star. ‘New Service Concept’ merupakan pengembangan lebih lanjut dari Garuda Indonesia Experience, konsep layanan yang menyajikan aspek-aspek terbaik dari Indonesia kepada para penumpang yang telah diluncurkan tahun 2009. Melalui Garuda Indonesia Experience, Garuda Indonesia menciptakan ciri khas yang membanggakan yang didasarkan pada 5 panca indra atau “5 senses” (sight, sound, scent, taste, touch) dan mencakup 24 “Customer Touch Points” mulai dari pelayanan pre-journey, pre-flight, in-flight, post-flight dan post-journey.
Garuda Indonesia 2013 Laporan Laporan Tahunan Tahunan 2013
83
Kualitas layanan selama penerbangan (in-flight cabin services) secara konsisten terus meningkat dari tahun ke tahun,
84
Indeks Kepuasan Pelanggan 2013
98,6
Tingkat Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Awak Kabin
Sight
Sound
Konsep sight menawarkan berbagai keindahan Indonesia, termasuk beragam tekstil tradisional yang menyajikan warna cerah, pola indah, serta tekstur unik. Keseluruhan konsep tersebut dapat ditemui pada desain interior yang baru di kabin pesawat Garuda Indonesia, yang memadukan warna-warna alami dan motif tradisional Indonesia yang indah. Konsep sight juga tercermin dalam warna-warna menarik seragam awak kabin Garuda Indonesia.
Musik dan alat musik tradisional Indonesia merupakan cermin keragaman kelompok etnis dan budaya di Indonesia. Para penumpang dapat menikmati kecanggihan perangkat hiburan di penerbangan First Class, kelas Bisnis maupun Ekonomi. Perangkat mutakhir Audio and Video On Demand (AVOD) menawarkan berbagai pilihan untuk menikmati hiburan, termasuk musik tradisional dan kontemporer Indonesia.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
84 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Layanan
Scent Beragam kelopak bunga dan tumbuhan beraroma telah digunakan sejak zaman dahulu. Keharuman ini merupakan perpaduan dari minyak sari dari tumbuhan dan rempahrempah asli Indonesia seperti cengkeh dan pala, demi menciptakan aroma yang menyegarkan sekaligus menenangkan, yang dapat juga dirasakan di kantor penjualan dan di Lounge Garuda.
Taste Seni kuliner Indonesia dipengaruh budaya berbagai negeri yang kini menyatu dalam cita-rasa makanan tradisional. Cita-rasa dan pengalaman khas Indonesia terwujud dalam sajian makanan dan minuman khas Garuda Indonesia seperti aneka sate, nasi kuning dan jus martebe, racikan buah markisa dan terung belanda.
Touch Garuda Indonesia Experience adalah konsep layanan baru yang menyajikan aspek-aspek terbaik dari Indonesia kepada para penumpang. Mulai dari saat reservasi penerbangan hingga tiba di bandara tujuan, para penumpang akan dimanjakan oleh layanan tulus dan bersahabat yang menjadi ciri keramahtamahan Indonesia, dan disimbolkan oleh ‘Salam Garuda Indonesia’ dari para awak kabin. Di tahun 2013, Garuda Indonesia terus melakukan berbagai program layanan yang diharapkan dapat terus memberikan nilai tambah bagi Garuda Indonesia. Berbagai program yang dilaksanakan adalah:
Pre Flight Sejalan dengan penambahan layanan First Class maka salah satu program Garuda Indonesia adalah menghadirkan ‘First Class Lounge’ dimana Garuda Indonesia menjadi satu-satunya maskapai di Indonesia yang memiliki layanan ini. Selain itu, Garuda Indonesia juga menghadirkan New Business Class Lounge untuk meningkatkan konsep layanan kepada penumpang Business Class di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Selanjutnya layanan ini juga akan dihadirkan di bandara yang menjadi Hub utama Garuda
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Indonesia. Hal ini selaras dengan tujuan Garuda Indonesia menuju 5-Star versi SkyTrax. Selain itu, peningkatan layanan ini juga dalam rangka menyongsong bergabungnya Garuda Indonesia dengan aliansi SkyTeam. Fasilitas First Class Lounge Garuda Indonesia menyajikan beragam hidangan bintang lima ala carte dan ruang tunggu penuh kemewahan dengan ciri khas terbaik Indonesia. Sofa yang memanjakan pelanggan First Class lengkap dengan Smart TV, VIP Room, ruang refleksi dan ruang ibadah. New Business Class Lounge juga hadir dengan konsep layanan yang lebih nyaman, modern, penuh kehangatan dan serta menyajikan beragam hidangan buffet. Fasilitas yang disediakan antara lain berupa VIP room serta business center dengan pelayanan yang ramah.
85
Selain layanan lounge Garuda Indonesia, para pelanggan juga dapat merasakan kenyamanan di bandara saat menunggu keberangkatan. Fasilitas lain yang dapat dinikmati yaitu layanan Premium Check-in counter, layanan priority untuk para pelanggan premium, serta Personal Service Assistant.
In Flight Berbagai program yang dilaksanakan di tahun 2013, di antaranya adalah implementasi New Service Concept, sebuah konsep layanan baru yang dikembangkan untuk memberikan pengalaman penerbangan kelas dunia, yang dimulai dengan hadirnya layanan First Class di pesawat Boeing 777-300ER serta penambahan fungsi baru pada standar layanan Awak Kabin, yakni Chef on Board, Manager Cuisine dan Maitre d’Cabin. Termasuk di dalam new service concept tersebut adalah:
• Implementasi layanan baru First Class untuk pesawat Boeing 777-300 ER Penambahan pesawat Boeing 777-300 pada tahun 2013 diimbangi dengan menciptakan layanan baru dengan konsep Intimate, warm, and Luxury. • Implementasi layanan baru Executive Class di pesawat Boeing 777-300ER dan Airbus A330-300. Bersamaan dengan layanan First Class juga dilakukan peningkatan layanan pada Executive Class, untuk di beberapa macam tipe pesawat. Adapun filosofi layanan yang diberikan: Energetic, Authentic, and Dynamic • Implementasi layanan baru Economy Class Selaras dengan program peningkatan layanan di berbagai kelas, maka Economy Class pun diperbarui dalam layanan dengan filosofi: Dynamic, Positive and Warm.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
86 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
• Peralatan baru untuk semua layanan. Sesuai dengan peningkatan layanan baru yang memiliki filosofi berbeda dengan sebelumnya, maka dibuatkan spesifikasi baru untuk semua peralatan pendukung layanan tersebut, seperti crockery, cutleries, pajamas, slipper, dan amenity. • IFE dan IFC untuk pesawat Boeing 777-300ER Adapun fasilitas yang dapat dinikmati adalah: Wifi Broadband, Real time live TV, IP TV. Layanan internet diberikan free of charge untuk pelanggan First Class dan berbayar untuk pelanggan Business dan Economy class • Peningkatan layanan pada pesawat CRJ1000 - Penyajian makanan panas untuk rute-rute tertentu - Layanan iPad untuk penumpang business class. • Food & Beverage Filosofi kuliner Garuda Indonesia adalah Sajian yang disukai secara global yang ditawarkan dalam format yang beragam “Globally Preferred Cuisines offered in a diverse format”. Adapun 3 pilihan yang ditawarkan adalah “an Indonesian regional festival degustation”, “Japanese kaiseki” dan “Modern European”. Selain itu juga ditawarkan berbagai pilihan minuman yang eksklusif serta aneka juice segar berkualitas baik. Semua pelanggan First Class dilayani oleh Chef on Board yang berpengalaman.
Layanan Untuk itu, Perusahaan secara teratur mengukur indeks kepuasan pelanggan melalui survei di dalam pesawat yang disajikan dalam Inflight Magazine. Melalui survei ini penumpang memberikan penilaian terhadap kinerja layanan pada 28 Customer Touch Point. Penumpang juga memberikan pengukuran terhadap tingkat kepentingan dari setiap titik layanan tersebut bagi pelanggan. Berdasarkan hasil pengukuran di tahun 2013 Garuda Indonesia berhasil mempertahankan level kepuasan pelanggan pada Indeks 84, sama dengan pencapaian tahun 2012. Dengan skala pengukuran 100, indeks tersebut menunjukkan bahwa pelanggan Garuda Indonesia berada pada level Satisfaction/Puas terhadap kinerja layanan secara keseluruhan. Customer Satisfaction Index ini kemudian digunakan sebagai informasi untuk menetapkan fokus pengembangan dan strategi Perusahaan ke depannya.
Indeks Kepuasan Pelanggan
81
83
84
84
84
2010
2011
2012
2013
Post Flight Pada tahun 2013, inovasi yang dilakukan oleh Garuda Indonesia dalam upaya meningkatkan layanan kepada pelanggan adalah dengan menciptakan layanan “Premium Arrival Lounge and Baggage Collection” di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Selanjutnya layanan ini juga akan dihadirkan di 6 Hub Domestik Utama Garuda Indonesia. Seiring dengan meningkatnya jumlah pelanggan yang ada, maka Garuda Indonesia berupaya untuk terus dapat meningkatkan layanan kepada semua pelanggan terutama para pelanggan premium. Layanan ini memberikan kenyamanan bagi para pelanggan ketika baru saja mendarat dan menunggu bagasi mereka.
Indeks Kepuasan Pelanggan Salah satu parameter yang digunakan Perusahaan untuk mengukur tingkat keberhasilan berbagai program layanan yang telah diupayakan adalah dengan melakukan pengukuran tingkat kepuasan pelanggan.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
2009
100 75 - 99 50 - 74,99 25 - 49,99
: Very Satisfied : Satisfied : Not Fully Satisfied : Dissatisfied
Berdasarkan hasil pengukuran terhadap layanan Awak Kabin di tahun 2013, Garuda Indonesia berhasil memperoleh level kepuasan pelanggan pada Indeks 98,6, meningkat dibandingkan dengan pencapaian tahun 2012. Dengan skala pengukuran 100, indeks tersebut menunjukkan bahwa pelanggan Garuda Indonesia berada pada level Satisfied/ Puas terhadap kinerja layanan Awak Kabin, yang sekaligus menyatakan bahwa ini merupakan atribut paling penting (The Most Important Attribute). Customer Satisfaction Index ini kemudian digunakan sebagai informasi untuk menetapkan fokus pengembangan layanan Awak Kabin dan strategi Perusahaan ke depannya.
87
Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan guna mendukung implementasi New Service Concept di tahun 2013, Garuda Indonesia memberikan pelatihan uplifting service kepada Awak Kabin. Pelatihan yang dikembangankan khusus ini bertujuan untuk mencetak Awak Kabin dengan pola pikir bintang lima. Garuda Indonesia juga melakukan pembaruan terhadap standar layanan Awak Kabin seperti pengembangan standar bahasa negara asal dan tujuan untuk pemberitahuan di dalam pesawat serta perubahan tata cara layanan dalam rangka pemenuhan SkyTeam Onboard Requirement dan juga dalam rangka pencapaian layanan bintang lima versi Skytrax.
Feedback Performance Komitmen yang tinggi terhadap layanan membuat Perusahaan menerapkan sistem yang memungkinkan diperolehnya feedback dari para pelanggan demi kemajuan
layanan Perusahaan. Dalam rangka membangun komunikasi yang simultan dengan pelanggan, Garuda Indonesia dituntut untuk menemukan metode yang paling kreatif dan efektif untuk menampung aspirasi customer serta memiliki komitmen penuh untuk mengolah feedback menjadi serangkaian langkah perbaikan maupun inovasi baru. Menyediakan berbagai akses yang mudah dijangkau oleh Customer untuk menyampaikan ”Voices” yang merupakan bentuk keterbukaan dan komitmen Perusahaan untuk menjalankan prinsip Customer Centricity. Saat ini Perusahaan menyediakan media untuk mengakomodasi penilaian dari para pelanggan terhadap layanan Perusahaan, penilaian ini disebut Customer Voice, yang dapat disampaikan melalui E-mail, Call Centre, Suggestion Form yang tersedia di Inflight Magazine, ataupun melalui Surat.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
88 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
63%
Layanan
64%
Feedback Performance
21%
Compliment
16%
Complain
16%
21%
2012 2013
Suggestion
Disamping media yang disediakan oleh Perusahaan, Garuda Indonesia juga memantau seluruh feedback yang disampaikan melalui berbagai media online maupun media sosial. Upaya perbaikan dan konsistensi layanan, yang dilaksanakan selama tahun 2013, membuahkan hasil yang positif, sebagaimana tercermin pada peningkatan Compliment dari 63% di tahun 2012 menjadi 64% di tahun 2013. Sementara itu, persentase komplain menurun dari 21% di tahun 2012 menjadi 16%, Suggestion meningkat dari 16% di tahun 2012 menjadi 21% di tahun 2013.
Optimasi Customer Feedback Keseluruhan feedback yang diterima kemudian dikelola dalam database yang up-to-date dan komprehensif. Database ini kemudian dikelola menjadi berbagai laporan manajemen dan program perbaikan: A. Laporan Manajemen Setiap customer feedback diolah menjadi informasi yang disampaikan ke manajemen dan unit terkait pengambil keputusan. Adapun laporan manajemen yang tersedia antara lain adalah: - Monthly Management Report yang ditujukan kepada Direksi dan Unit terkait. B. Reference for Related Department. Laporan ini berfungsi sebagai informasi bagi departemen terkait untuk melakukan bisnis proses lanjutan.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
C. Enhance Customer Intimacy Program Database Customer Voice juga dioptimalkan untuk membangun hubungan dengan para pelanggan. Perusahaan menetapkan program Attentive Customer dengan memberikan apresiasi kepada pelanggan tertentu yang memberikan masukan dengan frekuensi tertentu dalam periode 1 tahun. Program ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Perusahaan serius dalam mencermati dan mengolah setiap masukan yang diberikan. D. Tools to Review Business Process Berbagai masukan yang disampaikan digunakan sebagai review terhadap kelengkapan Standard Operation Procedure (SOP). Sejalan dengan upaya Perusahaan untuk terus melakukan penataan, perbaikan dan pengembangan pelayanan agar selalu dapat memenuhi harapan para pengguna jasa, maka setiap masukan yang berupa “Customer Need and Wants” kemudian dikelola menjadi sebuah informasi dan referensi bagi unit terkait sehingga dapat menjadi acuan dalam menetapkan corrective action maupun improvement program. Berbagai masukan dari pelanggan telah menjadi acuan bagi perbaikan layanan, terutama dalam hal peningkatan titik layanan yang memiliki kesenjangan antara tingkat kepentingan dan kinerja yang dirasakan oleh pelanggan.
Garuda Frequent Flyer Garuda Frequent Flyer (GFF) sebagai program loyalitas pelanggan Garuda Indonesia terus aktif melaksanakan berbagai inisiatif guna mempertahankan serta menambah jumlah pelanggan setia Garuda Indonesia. Anggota GFF pada akhir tahun 2013 tercatat berjumlah 919.607 atau meningkat sebesar 28,5% dibandingkan dengan tahun 2012. Trafik penerbangan dari anggota GFF terhadap penerbangan Garuda Indonesia adalah 30,11%, angka ini mengalami peningkatan dari 29,4% di tahun 2012. Dalam rangka memberikan tambahan manfaat bagi anggota GFF saat menggunakan layanan penerbangan airlines partner, Garuda Indonesia menjalin kerjasama Frequent Flyer Program (FFP) dengan 3 airline partner baru di 2013, yaitu Etihad Airways, Air France/KLM, dan Jet Airways.
89
Memasuki pertengahan tahun 2013, GFF melaksanakan berbagai program akuisisi baru yaitu GFF Instant Membership di Premium Check-in Counter di Bandara Soekarno-Hatta. Penumpang yang belum menjadi anggota GFF akan langsung memperoleh nomor kartu keanggotaan GFF pada saat check in dan penerbangannya akan memperoleh miles. Guna menjaring lebih banyak anggota baru dari segmen khusus, GFF menerbitkan edisi spesial kartu co-branding dengan Liverpool Football Club sejak Juli 2013. Pada bulan Agustus 2013, GFF mempersembahkan layanan baru yaitu Lounge Redemption. Anggota GFF Silver dapat menikmati layanan airport lounge yang telah bekerjasama dengan GFF dengan cara menukarkan mileagenya menjadi
voucher lounge. Selain digunakan sendiri, voucher lounge dapat pula diberikan kepada anggota keluarga dan rekan untuk bersama-sama menikmati layanan airport lounge. Hal ini merupakan perbaikan layanan bagi anggota GFF, dimana sebelumnya hanya penumpang kelas eksekutif, anggota GFF Platinum dan GFF Gold yang dapat menikmati layanan airport lounge. Keberadaan GFF juga menghasilkan kontribusi revenue bagi Garuda Indonesia yang berasal dari penjualan mileage pada kerjasama Co-branding, FFP Partnership airline dan non-airline, Program Buy Mileage, dan keanggotaan ECPlus. Di tahun 2013 total pendapatan GFF mencapai Rp 97.273.056.377, meningkat 32% dibanding tahun sebelumnya.
Jumlah & Pertumbuhan Anggota GFF Jumlah Anggota GFF
Pertumbuhan
1.000.000 900.000 800.000 700.000 600.000 500.000 400.000 300.000 200.000 100.000 0
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
8.794
33.793
61.501
88.447
117.126
126.025
152.274
200.279
271.063
356.000
469.348
568.629
715.646
919.607
24.999
27.708
26.946
28.679
8.899
26.249
48.005
70.784
84.937
113.348
99.281
147.017
203.961
97,27
30,11 28,7 28,4 29,4 24
73,50
26
58,32 47,77 35,22 25,93
GFF Revenue
Kontribusi Trafik GFF
(Miliar Rupiah) 2008 2009 2010 2011 2012 2013
(%) 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
90 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Layanan
Skytrax Cabin Staff Award Di tahun 2013, Garuda Indonesia memperoleh peringkat ke tujuh pada kategori Best Cabin Staff versi Skytrax, mengalami perbaikan dibandingkan posisi tahun 2012. Pencapaian ini menunjukkan adanya peningkatan pada standar serta konsistensi pelayanan Awak Kabin.
The World’s Best Airline Cabin Staff 2012
2013
1
Malaysia Airlines
1
Cathay Pacific Airways
2
Asiana Airlines
2
Asiana Airlines
3
EVA Air
3
Malaysia Airlines
4
Singpore Airlines
4
EVA Airlines
5
ANA All Nippon Airways
5
Singpore Airlines
6
Thai Airways
6
ANA All Nippon Airways
7
Qatar Airways
7
Garuda Indonesia
8
Garuda Indonesia
8
Qatar Airways
9
Cathay Pacific Airways
9
Hainan Airways
10 Hainan AIrways 10 Thai Airways Selain itu, Skytrax menyatakan bahwa terdapat peningkatan terhadap atribut layanan Awak Kabin dibandingkan dengan hasil audit sebelumnya. Di tahun 2013 ini terhadap 86 atribut pada kategori Cabin Staff.
Rencana Tahun 2014 Di tahun 2014, Garuda Indonesia akan terus berupaya meningkatkan layanan demi mendukung peningkatan pangsa pasar Perusahaan, implementasi layanan baru untuk semua kelas akan terus dilanjutkan yang sebelumnya fokus untuk rute International, pada tahun 2014 akan fokus pada rute Domestik, dan juga program peningkatan content In Flight Entertainment, selain itu juga training uplifting service, initial training yang bertaraf international serta pengembangan instruktur akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan serta kualifikasi Awak Kabin yang diharapkan dapat terus memberikan nilai tambah bagi Garuda Indonesia, dan sebagai persiapan mencapai Best Cabin Staff 2014 versi Skytrax.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Selain itu tahun 2014, Garuda Indonesia akan fokus pada peningkatan layanan di Ground, baik dari layanan di pre journey (Call Center, Airport/ City Ticketing Office), pre/ post flight khusus peningkatan Airport dan post journey (layanan Customer Care). Garuda Indonesia akan membuat standarisasi baru mengenai layanan di Ground dalam rangka pencapaian bintang lima versi Skytrax di tahun 2015. Terkait GFF, inisiatif utama yang akan dilakukan adalah rebranding GFF, yang antara lain meliputi perubahan nama produk, desain kartu keanggotaan, dan penambahan tingkat keanggotaan tertinggi. Brand FFP Garuda Indonesia akan menjadi “GarudaMiles” mulai bulan Maret 2014. Tujuan dari rebranding ini adalah untuk meningkatkan brand awareness dan brand equity GFF sehingga GFF dapat berkembang lebih dari sekedar sebuah Frequent Flyer Program. Dengan brand yang baru, Program Frequent Flyer Garuda Indonesia akan bertransformasi menjadi sebuah program loyalitas yang berorientasi pada bisnis dan memberikan keuntungan lebih bagi Garuda Indonesia.
91
Rencana yang tidak kalah pentingnya di tahun 2014 adalah implementasi system FFP yang baru yang tidak saja dapat digunakan untuk program loyalitas pelanggan namun dapat mendukung program-program Customer Relationship Management. Penggunaan sistem baru ini nantinya diharapkan dapat mendukung pelaksanaan inovasi-inovasi GFF dalam jangka panjang. Seiring dengan perkembangan FFP dunia, GFF akan terus mengembangkan program-programnya agar dapat lebih menyetarakan diri dengan FFP terkemuka dunia. Di tahun 2014 GFF merencanakan untuk meluncurkan beberapa produk baru yang akan memberikan kemudahan dan meningkatkan daya tarik bagi anggota, seperti Online Redemption, GFF Mobile, dan Corporate Mileage Program. Disamping itu, seiring dengan rencana bergabungnya Garuda Indonesia dalam aliansi global SkyTeam, maka anggota GFF akan mendapatkan banyak keuntungan baru berupa perolehan mileage di seluruh penerbangan 19 airlines SkyTeam dan juga penukaran mileage dengan award ticket di seluruh penerbangan airlines SkyTeam tersebut. Selain itu, anggota GFF Platinum dan GFF Gold akan dikenali sebagai anggota SkyTeam Elite Plus dan Elite yang akan menikmati berbagai keuntungan ketika menggunakan layanan penerbangan airlines SkyTeam seperti bagasi tambahan, priority reservation, priority check-in dan priority boarding. Selain kerjasama dengan airlines-airlines SkyTeam, GFF juga akan menambah keuntungan bagi anggotanya melalui kerjasama FFP dengan partner airlines terkemuka lainnya. Adapun untuk meningkatkan pendapatan dari kerjasama dengan nonairline partner, GFF akan menambah jumlah non-airline partner dan bekerjasama dengan lebih intensif meluncurkan program-program baru yang menarik minat partner dan pelanggannya untuk bertransaksi dengan GFF.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
92 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
BUFFER SPACE
Penumpang Garuda Indonesia dapat terbang ke berbagai destinasi dunia dalam jaringan penerbangan maskapai SkyTeam dengan kenyamanan dan kemudahan optimal. S K Y T E A M
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Langkah Strategis Memperkuat Pertumbuhan Bergabungnya Garuda Indonesia dengan SkyTeam sebuah keputusan strategis yang dapat menjadi 100 80 0 30 Date : 09/12/10 landasan untuk memperkuat pertumbuhan Perusahaan di Validation DA/DC : masa depan. SKYTEAM BLOCKMARK SLOGAN
merupakan Nº dossier :
Validation Client
Pada tanggal 5 Maret 2014, Garuda Indonesia akan resmi menjadi anggota ke-20 aliansi SkyTeam, sebuah aliansi kerjasama penerbangan antar maskapai penerbangan di dunia. Garuda Indonesia memilih untuk bergabung dengan SkyTeam, satu di antara tiga aliansi maskapai penerbangan dunia, karena jaringan penerbangan SkyTeam dan Garuda Indonesia bisa saling melengkapi. Maskapai-maskapai penerbangan yang menjadi anggota SkyTeam dapat mengembangkan bisnisnya bersama-sama secara terintegrasi. Garuda Indonesia melihat adanya peluang pertumbuhan usaha yang begitu besar dengan bergabung ke SkyTeam.
93
SkyTeam membawa lebih dari seribu destinasi baru di seluruh dunia bagi Garuda Indonesia, dengan demikian jaringan penerbangan yang dapat dinikmati oleh pelanggan Garuda Indonesia menjadi semakin luas. Namun bukan ini saja keuntungan yang dapat diraih Garuda Indonesia dari SkyTeam.
beberapa touch point sebagai berikut: check-in baggage, drop-off baggage, ticket office queueing, passport control, security lines, boarding, transfer desk & baggage handling. Terkait hal tersebut, Garuda Indonesia harus mempertahankan kualitas layanannya pada level terbaik dunia untuk dapat terus berada dalam aliansi SkyTeam.
Di lain pihak, penumpang dari maskapai lain dalam aliansi SkyTeam akan semakin mudah untuk melakukan perjalanan ke berbagai destinasi dalam negeri yang dilayani oleh Garuda Indonesia. Hal ini berarti potensi Garuda Indonesia untuk meraih penumpang dari luar negeri akan semakin besar. Pendapatan Garuda Indonesia diproyeksikan meningkat antara 10 hingga 15 persen setelah Garuda Indonesia bergabung dengan SkyTeam.
Kedua. Maskapai-maskapai yang tergabung dalam SkyTeam dapat saling bertukar pengetahuan dan pengalaman, sehingga secara bersama-sama semua maskapai tersebut dapat mengembangkan layanannya secara maksimal.
Di luar hal-hal tersebut di atas, ada hal-hal lain yang sama pentingnya bagi masa depan Garuda Indonesia. Pertama. Kualitas layanan yang dapat dinikmati pelanggan Garuda Indonesia akan meningkat secara signifikan, antara lain melalui layanan premium SkyPriority. SkyPriority menawarkan kemudahan akses di bandara bagi high value customers yang meliputi penumpang Elite Plus, First Class dan Business Class. Akses tersebut dapat dirasakan oleh high value customers dengan tersedianya priority pada
Ketiga. Sinergi antar maskapai SkyTeam akan menciptakan efisiensi biaya yang signifikan. Sebagai contoh, Garuda Indonesia dapat memanfaatkan fasilitas di bandara secara bersama-sama dengan anggota lainnya. Keempat. Garuda Indonesia juga akan mendapatkan keuntungan intangible yang sangat penting untuk kesinambungan usahanya, yakni Brand Value. Garuda Indonesia sebagai sebuah brand akan semakin kuat di mata dunia. Secara garis besar, bergabung dengan SkyTeam sejalan dengan strategi jangka panjang Garuda Indonesia dan mendukung upayanya untuk mencapai target Quantum Leap 2011-2015.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
94 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
SkyTeam
Kenyamanan Jaringan SkyTeam Dengan bergabung ke SkyTeam, Garuda Indonesia dapat memberi manfaat lebih bagi para penumpangnya dalam bentuk jaringan penerbangan ke seluruh penjuru dunia yang dirancang untuk memberi kenyamanan optimal dalam perjalanan, baik sebelum keberangkatan, saat transit, hingga kedatangan. Salah satu bentuk layanan yang disediakan SkyTeam dan maskapai-maskapai anggotanya adalah proses transfer penumpang dan bagasi dari penerbangan yang satu ke penerbangan berikut dengan cara yang cepat dan nyaman. Selain pilihan jadwal lebih beragam dan jaringan penerbangan yang sangat luas, serta pengelolaan yang profesional, maka kemana pun tujuan penerbangannya,
para penumpang akan mendapatkan layanan proses reservasi antar connecting flight yang dirancang sederhana dan mengutamakan kenyamanan penumpang pesawat. SkyTeam terus menerus meninjau jaringan penerbangan global yang dimilikinya untuk menemukan destinasidestinasi baru dan meningkatkan kualitas dari bandarabandara di destinasi yang sudah ada. SkyTeam mengupayakan proses transfer dan check-in yang cepat dan nyaman di setiap bandara yang disinggahi oleh maskapai-maskapai penerbangan anggotanya. Dengan demikian, penumpang Garuda Indonesia dapat menikmati pengalaman terbang yang menyenangkan dimana pun dan kapan pun mereka terbang.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Semua fasilitas bersama anggota SkyTeam menyediakan layanan check-in, premium customer check-in, transfer desks dan lounge. Untuk memperlancar proses transfer, maskapai anggota SkyTeam membuka layanan transfer kiosk di beberapa bandara. Bila penumpang ketinggalan pesawat, maka transfer kiosk ini dapat membantu memberikan boarding pass baru untuk penerbangan alternatif, serta memberikan layanan lain yang dibutuhkan penumpang sambil menunggu keberangkatan.
SkyTeam Lounge Sejak bergabung dengan SkyTeam ada banyak fasilitas baru yang dapat dinikmati oleh penumpang Garuda Indonesia. Salah satunya adalah SkyTeam Lounge.
Ada lebih dari 530 lounge eksklusif di seluruh penjuru dunia tersedia bagi penumpang Garuda Indonesia. Semua lounge yang dimiliki oleh maskapai-maskapai yang menjadi anggota SkyTeam dirancang untuk memberi standar kenyamanan dan layanan yang konsisten, antara lain suasana lounge yang nyaman dan tenang, staff yang ramah, sopan dan profesional, serta fasilitas yang memenuhi syarat yang diajukan oleh SkyTeam. SkyTeam menyadari bahwa lounge bukan sekedar ruang tunggu keberangkatan namun harus memberi manfaat lebih bagi para calon penumpang, baik untuk sekedar beristirahat, maupun untuk melanjutkan aktivitas bisnis.
95
Oleh sebab itu, selain menyediakan layanan makanan dan minuman, lounge-lounge tersebut harus memiliki layanan yang mendukung keperluan bisnis, seperti koneksi wi-fi yang dapat diandalkan. SkyTeam mensyaratkan seluruh anggotanya untuk saling bekerja sama dalam penggunaan lounge. Dengan demikian, penumpang dari setiap maskapai SkyTeam dapat menggunakan fasilitas lounge dari maskapai anggota SkyTeam lainnya. Penumpang yang berhak menggunakan fasilitas lounge, atau Lounge Access, dari maskapai anggota SkyTeam adalah para pemegang SkyTeam Frequent Flyer Elite Plus, penumpang First Class dan penumpang Business Class.
SkyTeam Lounge Access Fasilitas SkyTeam Lounge Access diberikan kepada penumpang premium pada hari keberangkatan, baik untuk penerbangan transit dari dalam atau ke luar negeri yang menggunakan maskapai anggota SkyTeam. Fasilitas ini dapat dinikmati penumpang mulai dari 24 jam sebelum keberangkatan.
Tentang SkyTeam SkyTeam didirikan oleh empat maskapai penerbangan dunia, yakni Aeromexico, Air France, Delta Air Lines dan Korean Air pada bulan Juni tahun 2000. Pada tahun 2013, SkyTeam tumbuh menjadi sebuah aliansi beranggotakan 19 maskapai penerbangan, yang menawarkan lebih dari 1.000 destinasi, serta frekuensi penerbangan yang lebih tinggi dan konektivitas yang lebih luas. Dalam sepuluh tahun terakhir, di saat dunia penerbangan global sedang menghadapi tantangan, SkyTeam justru berhasil menggandakan jumlah penerbangan dan jumlah destinasinya. Dalam mengembangkan jaringan penerbangannya, sebagaimana yang terlihat dari keragamannya, SkyTeam berfokus pada pertumbuhan jaringan yang tidak hanya semakin luas namun juga saling melengkapi. SkyTeam juga
merancang berbagai program menarik dan kemudahan bagi penumpang maskapai penerbangan anggotanya. Baik untuk perjalanan bisnis maupun perjalanan pribadi, SkyTeam memberikan pilihan yang lebih beragam dan lebih nyaman bagi penumpang pesawat. Di masa mendatang, seiring dengan pertumbuhannya SkyTeam akan meningkatkan kualitas layanan yang diberikan, sambil tetap berpegang pada semboyannya: Caring more about you.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
96 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
New Passenger Service System (PSS)
Amadeus ALTEA Passenger Service System (PSS) adalah salah satu sistem utama sebuah maskapai penerbangan. PSS adalah sistem yang digunakan untuk melayani penumpang mulai dari tahapan penjualan di reservasi, ticketing, hingga tahapan check-in di bandara. Sistem PSS ini juga digunakan untuk pengaturan schedule penerbangan, inventory, alokasi seat di pesawat, pengelolaan fare & pricing, pengelolaan bagasi penumpang, pengelolaan code share dan interline, serta layanan-layanan lainnya. Pada umumnya PSS juga terintegrasi dengan sistem dan aplikasi lain seperti Revenue Management System, Revenue Accounting System, Scheduling System, Data Warehouse, Pricing Engine, Internet Booking Engine, Catering System, dan sistem-sistem lainnya yang saling mendukung untuk memberikan layanan kepada penumpang dan mengoptimalkan pendapatan bagi maskapai. Selain itu, PSS juga terhubung dengan sistem pihak ke-3 seperti Global Distribution System (GDS) untuk penjualan di travel agent dan PSS maskapai lain yang bekerja sama untuk keperluan code share, interline, dan lainnya. Pada tahun 2013, Garuda Indonesia telah berhasil migrasi ke sistem PSS baru bernama Altèa yang dikembangkan oleh Amadeus dan telah digunakan oleh 8 dari 16 maskapai yang tergabung dalam SkyTeam. Sistem Altèa-Amadeus juga digunakan lebih dari 160 maskapai yang ada di seluruh dunia.
Kelebihan New PSS (ALTEA) Sistem PSS Altéa yang dikembangkan oleh Amadeus menggunakan model hosted community system, dimana pengelolaan, pemeliharaan, pengembangan, dan penanganan atas masalah yang terjadi pada sistem dan hal teknis lainnya merupakan tanggung jawab penyedia
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
layanan PSS (Amadeus). Selain itu Amadeus telah memiliki beberapa customer yang tergabung menjadi satu komunitas pengguna layanan PSS. Komunitas inilah yang menjadi pendorong pengembangan dan sumber inisiatif agar sistem bisa mengikuti dan memiliki fungsionalitas terbaik dan best practice PSS. Pada komunitas ini maskapaimaskapai dapat bertukar pikiran dan bekerja sama untuk melakukan pengembangan sistem ke depan agar dapat lebih kompetitif. Oleh karena itu, maskapai tidak perlu lagi berinvestasi untuk keperluan infrastruktur sistem karena penyedia layanan PSS telah memiliki kesadaran dan selalu cepat tanggap untuk memenuhi ketentuan standar industri tepat pada waktunya. Di sisi lain, maskapai dapat lebih fokus untuk melakukan pengembangan bisnis dan kebijakan/prosedur guna meningkatkan pendapatan dan tidak perlu dipusingkan lagi dengan masalah-masalah teknis pengembangan yang menjadi kewajiban penyedia layanan. Maskapai akan mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk berinovasi menggunakan sistem yang sudah siap dari segi fungsionalitas untuk menghadapi kompetisi dengan pesaing-pesaingnya dan memperoleh peningkatan pendapatan. Berada di dalam sistem yang memiliki banyak customer juga berarti bahwa segala bentuk koneksi antar sistem dengan sistem/aplikasi pihak ketiga yang pernah dibuat untuk salah satu maskapai anggota komunitas pengguna layanan PSS (baik sistem milik internal maupun eksternal/partner), dapat digunakan juga oleh anggota komunitas lainnya tanpa harus melakukan pengembangan lagi dari awal. Hal ini memberikan efisiensi yang cukup besar, bukan hanya dari sisi biaya tetapi juga waktu dan sumber daya untuk pengembangan.
97
Keuntungan-keuntungan seperti inilah yang saat ini masih belum dimiliki oleh Garuda yang masih menggunakan model in-house system dan tidak memiliki komunitas. Walaupun ada beberapa maskapai lain yang memiliki platform yang sama dengan Garuda, akan tetapi karena perbedaan dalam model sistem, membuat Garuda harus lebih banyak berusaha sendiri untuk memenuhi standar internasional industri penerbangan, mengikuti best practice, mengusahakan pengembangan fungsionalitas ke depan dan membangun sendiri koneksi dan integrasi dengan sistem/ aplikasi lain, membangun sendiri koneksi dengan sistem PSS maupun aliansi global dari awal, dan harus berinvestasi besar untuk keperluan infrastruktur sistem secara periodik agar dapat terus mengikuti kemajuan teknologi.
Garuda dan bandara yang menjadi tujuan Garuda. Training untuk keperluan peralihan sistem ini dimulai pada Februari 2013 dan meliputi lebih dari 40 instruktur dan 15.000 endusers yang terdiri dari petugas inventory, front-liners, airport staff, call center, dan travel agents.
Kondisi setelah mengimplementasikan ALTEA Dengan terintegrasinya keseluruhan sistem “core” airline dalam satu database, mulai dari inventory, rerservation and ticketing, sampai dengan departure control, maka sinkronisasi data penerbangan dan penumpang menjadi lebih baik dan akurat, sehingga dapat meminimalisir permasalahan ketidaksinkronan data pada sistem. Selain itu, sinkronisasi data dengan sistem GDS dan airline partner pun menjadi lebih baik.
Proses pengimplementasian ALTEA Implementasi PSS ini akan dilakukan dalam dua fase cut over. Pertama, cut over sistem reservasi, ticketing, dan inventory yang akan dilaksanakan selama 1 tahun dan ditargetkan selesai pada Juni 2013. Kedua, cut over sistem Departure Control (DCS). Sistem DCS ini diimplementasikan secara bertahap mulai September 2013 sampai November 2013. Setelah seluruh proses cut over dilaksanakan, Proyek memasuki proses post implementation support, untuk menyediakan dukungan dan help desk pasca cut over. Implementasi ini melibatkan seluruh kantor penjualan
Altea juga mendukung beberapa persyaratan untuk bergabung dengan Aliansi Global SkyTeam pada Maret 2014, di antaranya: • Alliance Display • PNR View • Share Frequent Flyer Profiles • Real-time access to partner airline • Redemption class availability display for all partners • Simple code share & thru check-in
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
98 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
SBU & Entitas Anak
SBU Garuda Sentra Medika (SBU GSM) SBU GSM mendukung pencapaian program Quantum Leap Garuda Indonesia melalui pengelolaan awak pesawat, mulai dari proses rekrutmen calon awak pesawat (pilot dan awak kabin), health monitoring dan health coaching awak pesawat, sampai dengan pelaksanaan case management program untuk awak pesawat yang mengalami kasus long sick atau dinyatakan unfit. Dalam melaksanakan pengelolaan kesehatan awak pesawat, SBU GSM mengikuti aturan yang tertulis dalam ketentuan ICAO Annex 1, Civil Aviation Safety Regulations (CASR) Part 67 dan part 183 tentang pemeliharaan kesehatan oleh operator penerbangan.
SBU dan Entitas Anak mencatat perbaikan kinerja di tahun 2013, kecuali Citilink yang masih mengalami kerugian karena fase investasi yang sedang dijalaninya.
Garuda Indonesia 2013 Laporan Laporan Tahunan Tahunan 2013
Bertindak sebagai pelaksana dalam pengelolaan kesehatan awak pesawat adalah para dokter spesialis kesehatan penerbangan (SpKP) dan dokterdokter penerbangan (Flight Surgeon) yang telah berpengalaman lebih dari 20 tahun serta didukung oleh fasilitas layanan kesehatan yang lengkap. Selain itu, para dokter SBU GSM juga berperan dalam mengajarkan Basic Medical Knowledge untuk awak kabin. Untuk menjamin kontinuitas dan efektivitas pelaksanaan program pemeliharaan kesehatan awak pesawat Garuda Indonesia, SBU GSM selama tahun 2013 telah merekrut dan mengirim beberapa dokternya untuk mengikuti pendidikan dokter penerbangan (Flight Surgeon) di Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Antariksa TNI-AU (Lakespra). Dalam pelaksanaan pengelolaan kesehatan awak pesawat Garuda Indonesia, SBU GSM telah memperoleh kepercayaan dari Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara cq Balai Kesehatan Penerbangan (Hatpen) untuk melakukan Medical Check Up Personil Penerbangan kelas II dan Kelas III (Cabin Crew, Flight Operations Officer dan Air Craft maintenance Engineer),
99
mengacu pada ketentuan ICAO Annex 1 Chapter 6 tentang Medical Provisions for Licensing Standard, Civil Aviation Safety Regulations (CASR) Part 67, Keputusan Menteri Perhubungan No. 25 Tahun 2000 dan peraturan terkait lainnya. Pada tahun 2013 selain di Jakarta, SBU GSM juga telah melakukan Medical Check Up & Licensing di beberapa Hub yaitu Denpasar dan Makassar. SBU GSM juga melakukan koordinasi dengan Hatpen untuk kelancaran kegiatan Medical Check Up awak kokpit sehingga target penyelesaian lisensi kesehatan bagi awak kokpit dapat berjalan dengan lancar dan tepat waktu. SBU GSM melaksanakan Program Pencegahan dan Penyalahgunaan Alkohol dan Narkoba oleh awak pesawat dan personil terkait lainnya, melalui pemeriksaan Alkohol dan Narkoba baik secara rutin maupun random check, sehingga keselamatan (safety) dalam penerbangan terjaga sesuai dengan aturan Civil Aviation Safety Regulations (CASR) Part 120 subpart E Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Klinik-klinik yang dimiliki oleh SBU GSM ditunjuk sebagai provider utama perusahaan asuransi untuk melayani pengobatan awak pesawat Garuda Indonesia berdasarkan Service Level yang disepakati antara Garuda Indonesia dengan perusahaan asuransi. Di samping itu SBU GSM juga tetap menjalankan fungsi promotif dan preventif bagi awak pesawat untuk mengurangi terjadinya loss of work days yang berkepanjangan sehingga produktivitas kerja awak pesawat lebih terjaga. Upaya promotif dan preventif oleh SBU GSM antara lain dilakukan melalui pelaksanaan program health coaching secara individu bagi awak pesawat yang berisiko tinggi sehingga faktor risiko terjadinya sudden in capacity dapat diminimumkan. Sementara bagi awak pesawat yang mengalami kasus long sick, SBU GSM melakukan case management program dengan melakukan health monitoring terhadap penyakit yang diderita oleh awak pesawat, agar kasus dapat cepat diselesaikan dan awak pesawat kembali On-line.
SBU GSM berkoordinasi dengan Hatpen untuk melakukan advokasi terhadap awak kokpit yang dinyatakan unfit (grounded) oleh Hatpen karena masalah kesehatan, bila perlu dengan melakukan medical flight test baik di simulator maupun saat menerbangkan pesawat untuk menilai status aero medis dan kelaikan terbang awak kokpit. Bentuk dukungan SBU GSM dalam operasional penerbangan di luar pelayanan kesehatan adalah penyediaan dan distribusi Aviation Kit yang terdiri dari Emergency Medical Kit, First Aid Kit dan Universal Precaution Kit sesuai dengan ketentuan dari ICAO annex 6 tentang persyaratan pesawat komersial. Selain menyiapkan Kits untuk penerbangan Garuda Indonesia, SBU GSM juga telah bekerjasama dengan beberapa perusahaan penerbangan swasta yang ada di Indonesia maupun perusahaan penerbangan asing yang melakukan perawatan pesawatnya di PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia. Di samping itu SBU GSM berperan dalam melakukan assessment dan approval penumpang sakit, layanan pendampingan terhadap penumpang yang memerlukan penanganan khusus (medical escort) dan pengelolaan terhadap tabung oksigen yang khusus dipergunakan dalam kabin pesawat. Setiap tahunnya SBU GSM menjadi salah satu unit yang mendukung pelaksanaan kegiatan haji Garuda Indonesia meliputi rekrutmen calon awak kabin haji di berbagai area embarkasi, pemeliharaan kesehatan awak kabin dan petugas haji selama musim haji termasuk di Saudi Arabia, melakukan assessment dan approval pemulangan jemaah haji yang sakit, serta penyediaan obat-obatan dan alat kesehatan untuk setiap embarkasi dan armada pesawat Garuda Indonesia yang digunakan dalam operasional haji sesuai dengan persyaratan yang dikeluarkan oleh Departemen Agama RI dan Departemen Kesehatan RI.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
100 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
SBU & Entitas Anak
Sebagai unit kesehatan di Garuda Indonesia, SBU GSM memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan yang terkait dengan kegiatan kesehatan. Kerjasama pelaksanaan CSR dilakukan SBU GSM dengan unit Social Responsibility dan PKBL Garuda Indonesia, dengan melaksanakan kegiatan edukasi kesehatan (health talk), pengobatan massal, khitanan dan donor darah.
211.759
78.827 81.489
67.259 66.266
44.603
KMO
31.109
GSO
20.381 18.030 TGR
BKS
689 4.929 BNT
Walaupun secara total kunjungan pasien selama tahun 2013 mengalami penurunan, jumlah kunjungan pasien asuransi dan umum di Klinik Kemayoran (KMO) dan Klinik Satelit Bintaro (BNT) selama 2013 mengalami peningkatan masingmasing sebesar 3,4% dan 615% bila dibandingkan dengan tahun 2012. Klinik Bintaro didirikan oleh SBU GSM pada bulan Agustus 2012. Sedangkan jumlah kunjungan pasien di Klinik Garuda Sentra Operasi (GSO), Bekasi (BKS) dan Tangerang (TGR) mengalami penurunan masing-masing sebesar 30,3%, 11,5% dan 1,5%.
3,08
2,25
Total
Aspek Keuangan Meskipun jumlah kunjungan pasien SBU GSM selama tahun 2013 mengalami penurunan, pendapatan mengalami peningkatan sebesar 21% menjadi USD 3.08 juta di tahun 2013 dari USD 2,55 juta di tahun 2012. Hal ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan bisnis Health Care sebesar USD 0,83 Juta atau 37% dari USD 2,25 juta di tahun 2012. Kontributor pendapatan Health Care terbesar adalah Farmasi; Laboratorium; Poli Gigi dan Dental Cosmetic; Poli Umum; dan Medical Check Up. Sementara itu, pendapatan usaha Managed Care mengalami penurunan sebesar USD 0,30 Juta. Di tahun 2013 kontributor pendapatan SBU GSM terbesar berasal dari customer peserta asuransi yaitu mencapai 77% dari total keseluruhan pendapatan Health Care. Rencana Spin Off SBU GSM Pada tahun 2013 Garuda Indonesia merencanakan untuk melakukan pemisahan (Spin-Off) terhadap SBU GSM. Perusahaan sudah meminta konsultan hukum untuk melakukan kajian hukum berkenaan dengan rencana pemisahan SBU GSM tersebut.
3,08
2,55
Garuda Sentra Medika Revenues (USD Juta) 2012 2013
0,3 0 Managed Care Health Care
Kunjungan Pasien
2012 2013
Aspek Operasional Jumlah kunjungan pasien selama tahun 2013 tercatat sebanyak 201.823 kunjungan, mengalami penurunan sebesar 4,7% bila dibandingkan dengan jumlah kunjungan di tahun 2012 yang sebanyak 211.759 kunjungan. Menurunnya angka kunjungan ini disebabkan oleh pengalihan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) karyawan Garuda Indonesia dan keluarganya yang sebelumnya dikelola oleh SBU GSM menjadi dikelola oleh pihak asuransi. Hal tersebut sedikit banyak berpengaruh kepada penurunan angka kunjungan ke SBU GSM karena cukup banyak peserta yang memilih provider layanan kesehatan di luar jaringan klinik yang dimiliki oleh SBU GSM.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
201.829
Total
101
Berdasarkan kajian hukum dari konsultan hukum, dalam melakukan pemisahan SBU GSM, selain harus memperhatikan kepentingan pemegang saham minoritas, pihak ketiga dan tenaga kerja, Garuda Indonesia juga harus memenuhi beberapa persyaratan, seperti melakukan penyertaan modal dalam bentuk Aktiva Tetap berupa Tanah dan Bangunan di Kemayoran yang selama ini digunakan untuk operasional SBU GSM. Selain itu, juga perlu dipertimbangkan adanya potensi pembayaran kompensasi atas penggunaan Tanah Hak Pengelolaan Lahan kepada Pusat Pengelola Komplek Kemayoran (PPK Kemayoran) oleh perusahaan jika pemisahan SBU GSM jadi dilakukan. Manajemen Perusahaan telah memutuskan untuk menunda proses pemisahan SBU GSM dan memerintahkan manajemen SBU GSM untuk melakukan program Optimalisasi Aset dan Bisnis SBU GSM ke depan agar semakin mandiri dan berkembang.
Rencana Tahun 2014 Sejalan dengan rencana Perusahaan untuk fokus ke bisnis jasa angkutan udara, di mana Perusahaan akan memperluas jaringan usaha dengan membuka Hub di beberapa kota besar di Indonesia, maka manajemen SBU GSM juga berusaha meningkatkan nilai perusahaan dengan mengembangkan bisnis jaringan klinik di kota-kota di mana terdapat perwakilan Garuda Indonesia sehingga dukungan terhadap operasional Garuda Indonesia bisa optimal, sekaligus bisa meningkatkan nilai pasar SBU GSM melalui pengembangan kompetensi unggulan dan meningkatkan pangsa pasar bisnis layanan kesehatan kepada perusahaanperusahaan asuransi, korporasi dan masyarakat umum di mana SBU GSM beroperasi. Di tahun 2014, Perusahaan berencana akan melakukan program Optimalisasi Aset dan Bisnis SBU GSM antara lain dengan: 1. Mengoptimalkan competitive advantage GSM sebagai satu-satunya Civil Aviation Medical Center di Indonesia yang diakui oleh Ditjen Perhubungan Udara guna mendukung sepenuhnya kegiatan operasional Garuda Indonesia dan memanfaatkan peluang bisnis di Aviation Medical Services 2. Membangun kerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan bahwa optimalisasi aset dan bisnis SBU GSM dapat direalisasikan. 3. Mengingat potensi bisnis yang ada terkait dengan jumlah karyawan dan keluarga yang dimiliki oleh Garuda Indonesia dan Anak Perusahaan ( ± 60.000 jiwa), saat ini sedang dikaji kemungkinan untuk mengembalikan fungsi utama SBU GSM sebagai Airline Medical
Department yang mengelola benefit kesehatan seluruh karyawan dan keluarga Garuda Indonesia Group. Jika SBU GSM difungsikan sebagai pengelola utama benefit kesehatan seluruh Garuda Indonesia Group, maka dengan pengelolaan yang tepat dan profesional SBU GSM dapat mengembangkan bisnisnya dengan cepat dan mandiri.
SBU Cargo SBU Cargo menangani pelayanan jasa angkutan barang melalui transportasi udara dengan menggunakan pesawatpesawat yang dimiliki oleh Garuda Indonesia. Selain melakukan penjualan langsung, SBU Cargo juga menjual layanannya melalui kerjasama dengan para mitra, yaitu Agen atau Freight Forwarder dan GSSA (General Sales and Service Agent), baik untuk tujuan domestik maupun internasional. SBU Cargo melalui Cargo Service Center (CSC) melayani pengiriman barang City to Port ataupun City to City, sehingga proses pengiriman barang semakin dekat dengan pemilik dan juga penerima barang. Di akhir tahun 2013, telah dibangun lebih dari 30 Cargo Service Center di kotakota besar di Indonesia seperti Bandung, Yogyakarta, dan Makassar sebagai tambahan dari CSC yang sudah berdiri di bandara-bandara. Di Jakarta sendiri telah dibangun 9 Kantor CSC, yang tersebar di beberapa wilayah Jakarta. SBU Cargo menjalin kerjasama dengan maskapai seperti Korean Airline, Malaysia Airline, China Airline, untuk memperluas layanan pengiriman barang ke beberapa destinasi mancanegara. Selain itu SBU Cargo juga melakukan self-handled warehouse di Gudang Cengkareng, Soekarno Hatta. Sementara di gudang lainnya, kegiatan pergudangan dilakukan melalui kerjasama dengan pihak ketiga. Sejalan dengan peningkatan lalu lintas barang di bandara Cengkareng, SBU Cargo telah bekerjasama dengan pengelola pergudangan lainnya, yaitu PT Gapura Angkasa dan PT Pos Logistik, dengan tujuan untuk memperluas area pengelolaan pergudangan khususnya untuk pengiriman domestik. Pada akhir tahun 2013, SBU Cargo telah menjalankan pengiriman door to door, bekerjasama dengan pihak ketiga dan memperkenalkan kembali produk GO Express. Dengan adanya produk ini, maka masyarakat dapat melakukan pengiriman yang akan diambil dari tempat pemilik barang dan diantar langsung ke tujuan penerima barang, layaknya pengiriman dengan jasa kurir.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
102 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
SBU & Entitas Anak
Aspek Operasional Pada tahun 2013, Freight Tonne Carried penerbangan mencapai 269.033 tonnes, meningkat sebesar 15,98% dibandingkan tahun 2012, sementara Freight Tonne Kilometres mencapai 570.068, atau meningkat sebesar 15,18%. Cargo Load Factor tercatat sebesar 46,08%, mengalami penurunan dibandingkan 47,51% di tahun 2012 sebagai akibat dari kenaikan kapasitas, terutama di sektor domestik. Aspek Keuangan Selama tahun 2013, jumlah Pendapatan Angkutan Udara Kargo meningkat sebesar 5,51% dari USD 184,8 juta di tahun 2012 menjadi USD 195,0 juta di tahun 2013. Peningkatan ini dipicu oleh penambahan kapasitas Freight Available Tonne Kilometres sebesar 18,75%, dan strategi penerapan harga yang kompetitif yang berdampak pada peningkatan kargo diangkut. Pendapatan barang memberikan kontribusi terbesar terhadap total pendapatan kargo yaitu USD 186,3 juta di tahun 2013, meningkat dari USD 177,8 juta di tahun 2012. Sementara sisanya berasal dari pendapatan pos yang tercatat sebesar USD 8,8 juta, atau naik 24,50% dari tahun sebelumnya. Pendapatan lain SBU Garuda Cargo diperoleh melalui jasa pergudangan di Gudang Cengkareng, Soekarno-Hatta, yang meningkat sebesar 9,93% dari USD 24,3 juta di tahun 2012 menjadi USD 26,7 juta di tahun 2013.
Operational Excellence Untuk menuju Operational Excellence, SBU Cargo telah menerapkan standar internasional dalam kegiatan bisnisnya dengan memiliki sertifikasi IOSA. Selain itu, Garuda Indonesia merupakan satu-satunya maskapai domestik yang memiliki lisensi penanganan DG (Dangerous Good) di Indonesia. Peningkatan layanan juga dilakukan di gudang berkaitan dengan proses pengiriman kargo. Saat ini SBU Cargo telah menyediakan cool room dan cold storage sebagai tempat penyimpanan produk yang mudah rusak (perishable).
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Rencana Tahun 2014 1. Mengembangkan kerjasama SPA dengan maskapai penerbangan lainnya khususnya untuk destinasi Eropa dan Amerika. 2. Menunjuk GSSA di kota – kota luar negeri yang tidak diterbangi oleh Garuda untuk mengembangkan saluran distribusi. 3. Menerapkan strategi harga untuk beberapa penerbangan berdasarkan waktu dan tingkat isian. 4. Melakukan standarisasi layanan operasional dengan menjadi anggota dari Cargo2000. 5. Mengembangkan layanan angkutan udara dengan menggunakan pesawat khusus kargo. 6. Mengembangkan kerjasama operasi dengan pihak ke-3 untuk meningkatkan jumlah gerai dan efisiensi biaya dari kantor penjualan kargo Garuda. 7. Menerapkan kerjasama untuk penanganan kargo umrah dan haji. 8. Pengadaan additional warehouse equipment dan upgrade system untuk memperlancar proses penanganan kargo. 9. Melaksanakan kerjasama untuk Cargo Village. 10. Melakukan persiapan untuk bergabung dengan Cargo SkyTeam. 11. Membentuk perusahaan mandiri dengan melakukan SpinOff dari Garuda Indonesia.
103
Entitas Anak Garuda Indonesia memiliki 5 Entitas Anak, yaitu PT Aero Wisata, PT Abacus Distribution Systems Indonesia, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia, PT Aero Systems Indonesia dan PT Citilink Indonesia.
Kepemilikan Saham di Entitas Anak
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
99,00% PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia
51,00% PT Aero Systems Indonesia
99,99% PT Aero Wisata
94,27%
95,00% PT Abacus Distribution Systems Indonesia
PT Citilink Indonesia
Perseroan memiliki penyertaan saham secara langsung pada 6 Entitas Anak sebagai berikut:
No
Entitas Anak
Bidang Usaha
Kepemilikan
Tahun Penyertaan
Keterangan Operasional
1
PT Abacus Distribution Systems Indonesia
Penyedia jasa sistem komputerisasi reservasi
95,00% kepemilikan langsung oleh Perseroan
1995
Sudah Beroperasi
2
PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia
Perbaikan dan pemeliharaan pesawat terbang
99,00% kepemilikan langsung oleh Perseroan
2002
Sudah Beroperasi
2005
Sudah Beroperasi
2009
Sudah Beroperasi
1,00% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata 3
PT Aero Systems Indonesia
Penyedia jasa teknologi informasi
51,00% kepemilikan langsung oleh Perseroan 49,00% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata
4
PT Citilink Indonesia
Angkutan udara niaga
94,27% kepemilikan langsung oleh Perseroan 5,73% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata
5
Garuda Indonesia Holiday France
Biro perjalanan wisata
100,00% kepemilikan langsung oleh Perseroan
2014
Dalam Tahap Pengembangan
6
PT Aero Wisata
Perhotelan, jasa boga dan agen perjalanan
99,99% kepemilikan langsung oleh Perseroan
1989
Sudah Beroperasi
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
104 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Perseroan memiliki penyertaan saham secara tidak langsung pada 14 Entitas Anak melalui Aerowisata sebagai berikut:
No
Entitas Anak
Bidang Usaha
Kepemilikan
Tahun Penyertaan
Keterangan Operasional
1.
PT Mirtasari Hotel Development
Hotel
99,994% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata
1979
Sudah Beroperasi
2.
PT Aerofood Indonesia (dahulu bernama)
PT Angkasa Citra Sarana Catering Service
Jasa boga pesawat
99,9991% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata
1982
Sudah Beroperasi
3.
PT Aero Globe Indonesia (dahulu bernama) PT Biro Perjalanan Wisata Satriavi
Biro perjalanan wisata
99,9995% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata
1974
Sudah Beroperasi
4.
PT Aerotrans Services Indonesia (dahulu bernama) PT Mandira Erajasa Wahana
Jasa Transportasi
99,998% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata
1988
Sudah Beroperasi
5.
PT Aerojasa Perkasa
Penjualan tiket
99,87% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata
1998
Sudah Beroperasi
6.
PT Aerojasa Cargo
Jasa Pengurusan Transportasi
(Freight Forwarding)
99,91% kepemilikan tidak langsung melalui Aerojasa Perkasa
2003
Sudah Beroperasi
7.
PT Senggigi Pratama Internasional
Hotel
99,993% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata
1997
Sudah Beroperasi
8.
Garuda Orient Holidays, Pty, Limited
Biro perjalanan wisata
100,00% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata
1981
Sudah Beroperasi
9.
Garuda Orient Holidays Korea Co, Limited
Biro perjalanan wisata
60,00% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata
2008
Sudah Beroperasi
10.
Garuda Orient Holidays Japan Co, Ltd
Biro perjalanan wisata
60,00% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata
2009
Sudah Beroperasi
11.
PT GIH Indonesia
Biro perjalanan wisata
60,00% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata
2012
Sudah Beroperasi
12.
PT Bina Inti Dinamika
Hotel
61,89% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata
1987
Sudah Beroperasi
13.
PT Aero Hotel Management
Manajemen Hotel
90,00% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata
2009
Sudah Beroperasi
1992
Dalam tahap pengembangan
10,00% kepemilikan tidak langsung melalui PT Mirtasari Hotel Development 14.
PT Belitung Intipermai
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Hotel
99,999968% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata
105
Perseroan memiliki penyertaan saham baik langsung maupun tidak langsung sebesar kurang dari 50% pada Entitas Asosiasi sebagai berikut:
No
Entitas Anak
Bidang Usaha
Kepemilikan
Tahun Penyertaan
Keterangan Operasional
1.
PT Aeronurti
Jasa Akomodasi
45,00% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata
1996
Sudah Beroperasi
2.
PT Aeroprima
Jasa Akomodasi
40,00% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata
1993
Sudah Beroperasi
3.
PT Bumi Minang Padang
Jasa Akomodasi
10,10% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata
1989
Sudah Beroperasi
4.
PT Nusa Dua Graha Internasional
Jasa Akomodasi
6,06% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata
1988
Sudah Beroperasi
5.
PT Arthaloka Indonesia
Jasa Pengelolaan Properti
2,58% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata
1988
Sudah Beroperasi
6.
PT Gapura Angkasa
Pengelolaan tata operasi darat dan penunjang usaha penerbangan
37,50% kepemilikan langsung oleh Perseroan
1998
Sudah Beroperasi
7.
Pan Asia Pacific Aviation Services Ltd.
Pengelolaan tata operasi darat dan penunjang usaha penerbangan
17,65% kepemilikan langsung oleh Perseroan
1998
Sudah Beroperasi
8.
Abacus International Pte. Ltd.
Sistem Informatika
2,06% kepemilikan langsung oleh Perseroan
1997
Sudah Beroperasi
9.
PT Merpati Nusantara Airlines
Penerbangan
4,21% kepemilikan langsung oleh Perseroan
1978
Sudah Beroperasi
Salah satu Perusahaan Asosiasi yang tidak masuk ke dalam laporan keuangan konsolidasian Perusahaan namun memiliki peran besar terhadap kelancaran operasional Garuda Indonesia adalah PT Gapura Angkasa yang bergerak di bidang ground handling.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
106 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
SBU & Entitas Anak
PT Aero Wisata
PT Aero Wisata didirikan di Jakarta pada tanggal 30 Juni 1973 dengan misi mengembangkan usaha jasa yang berkaitan dengan industri pariwisata dan hospitality. Untuk mendukung misi ini, Aerowisata memiliki sejumlah Entitas Anak yang bergerak di usaha-usaha perhotelan, jasa boga, transportasi darat dan keagenan serta tours & travel. Perusahaan-perusahaan anak dengan kepemilikan hak suara lebih dari 50% adalah PT Bina Inti Dinamika, PT Mirtasari Hotel Development, PT Senggigi Pratama International, PT Aerofood Indonesia, PT Aerotrans Services Indonesia, PT Aero Globe Indonesia, Garuda Orient Holidays Pty. Ltd, Garuda Orient Holidays Korea Co. Ltd. PT Aerojasa Perkasa, Garuda Orient Holidays Japan Co. Ltd, PT Aero Hotel Management dan PT Belitung Inti Permai. Susunan pengurus PT Aero Wisata selengkapnya adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Abdulgani Komisaris : Abdul Anshari Ritonga Komisaris : Agus Priyanto Direksi Direktur Utama Direktur
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
: Alexander M.T. Maneklaran : Doddy Virgianto
107
Ikhtisar Keuangan (IDR Juta) Uraian
2013
Pendapatan Usaha
2.862.093
2.499.347
13,1
2.726.419
2.434.309
12,0
99.674
65.038
53,3
Beban Usaha Laba Usaha Laba Bersih Aset
Perkembangan %
2012
66.103
52.923
24,9
2.460.626
2.013.137
22,2
904.123
683.447
32,3
1.556.503
1.329.689
17,1
Liabilitas Ekuitas
Disajikan sesuai Laporan Keuangan yang diaudit dalam mata uang Rupiah
Selama tahun 2013 pendapatan usaha PT Aerowisata meningkat 13,1% dari tahun lalu menjadi sebesar Rp 2,83 triliun sementara itu beban usaha sebesar Rp 2,73 triliun, meningkat 12,0% dari tahun lalu. Meskipun ada peningkatan biaya usaha sebesar 12,0% pencapaian laba usaha mengalami peningkatan 53,3% dibandingkan tahun lalu menjadi sebesar Rp 99,67 miliar yang berasal dari kenaikan pendapatan usaha sebesar 13,1% terutama akibat peningkatan meal uplift.
Dengan memperhitungkan pendapatan dan biaya lain lain, maka pada tahun 2013 laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk adalah sebesar Rp 66,1 miliar. Total Aset per 31 Desember 2013 tercatat sebesar Rp 2,46 triliun, meningkat 22,2% dari tahun sebelumnya terutama karena piutang usaha dan aset tetap meningkat. Liabilitas per 31 Desember 2013 meningkat sebesar 32,3% menjadi sebesar Rp 904,12 miliar terutama karena peningkatan utang usaha dan utang jangka panjang. Ekuitas per 31 Desember 2013 tercatat sebesar Rp 1,56 triliun, meningkat 17,1% dari tahun 2012 seiring perbaikan kinerja.
Kepemilikan Saham di Entitas Anak
Entitas Anak
Lokasi
PT Aero Wisata dan entitas anak/ and subsidiaries (PT AWS)
Aerowisata Building Jl. Prapatan No. 32 Jakarta Tel. (62-21) 3500012 Fax. (62-21) 2310030
Kegiatan Usaha Utama Hotel, jasa boga, penjualan tiket
Persentase Kepemilikan %
Tahun Operasi Komersial
99,99
1973
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
108 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
SBU & Entitas Anak
PT Abacus Distribution Systems Indonesia
PT Abacus Distribution Systems Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di penyedia jasa teknologi informasi dan komunikasi. Visi perusahaan adalah menjadi salah satu GDS (Global Distribution Systems) dan penyedia jasa teknologi informasi dan komunikasi terdepan di Indonesia. Ruang lingkup kegiatan meliputi bidang jasa sistem komputerisasi reservasi, menyewakan perangkat komputer kepada biro-biro perjalanan, menyediakan fasilitas pelatihan kepada karyawan biro perjalanan dan menyediakan petugas yang dapat membantu mengatasi masalah yang dihadapi oleh biro perjalanan dalam mengoperasikan Computerized Reservation Systems (CRS). Susunan pengurus PT Abacus Distribution Systems Indonesia selengkapnya adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Faik Fahmi Komisaris : Mega Satria Komisaris : Peter John Gammon Direksi Direktur
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
: Iswandi Said
109
Ikhtisar Keuangan (USD) Uraian
Perkembangan %
2013
2012
Pendapatan Usaha
3.082.209
2.840.466
8,5
Beban Usaha
2.684.529
2.744.524
(2,2)
397.680
95.942
314,5
Laba Usaha Laba Bersih
125.115
71.490
75,0
5.565.956
6.228.900
(10,6)
Liabilitas
548.770
995.522
(44,9)
Ekuitas
5.017.187
5.233.378
(4,1)
Aset
Pendapatan usaha yang diperoleh PT Abacus DSI tercatat sebesar USD 3.082.209 di tahun 2013, meningkat 8,5% dibandingkan dengan tahun 2012 terutama karena adanya peningkatan pendapatan komisi. Beban usaha menurun sebesar 2,2% menjadi USD 2.684.529 karena adanya penurunan biaya penjualan sebagai dampak dari adanya sharing biaya dengan Garuda Indonesia dan Abacus International Pte Ltd (AIPL) sehingga laba usaha yang dicapai meningkat secara signifikan menjadi USD 397.680. dan laba bersih meningkat sebesar 75,0% menjadi USD 125.115
Total Aset per 31 Desember 2013 tercatat sebesar USD 5.565.956, menurun 10,6% dari tahun 2012 karena adanya penurunan aset tetap. Liabilitas per 31 Desember 2013 tercatat sebesar USD 548.770, menurun 44,9% dari tahun 2012 karena adanya penurunan utang lain-lain. Ekuitas per 31 Desember 2013 tercatat sebesar USD 5.017.187, menurun 4,1% dari tahun 2012 karena adanya penurunan nilai wajar aset tetap hasil appraisal.
Kepemilikan Saham di Entitas Anak
Entitas Anak PT Abacus Distribution Systems Indonesia (ADSI)
Lokasi
Kegiatan Usaha Utama
Jl. Mampang Prapatan Raya No. 93 Jakarta Tel. (62-21) 27535331, 27535399 Fax. (62-21) 7943517
Penyedia jasa sistem komputerisasi reservasi
Persentase Kepemilikan %
Tahun Operasi Komersial
95,00
1996
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
110 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
SBU & Entitas Anak
PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia
PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMFAA) didirikan pada tanggal 26 April 2002 untuk melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di bidang jasa perbaikan dan perawatan pesawat terbang serta bidang lainnya yang berkaitan dengan jasa perbaikan dan perawatan pesawat terbang, serta memupuk keuntungan bagi Garuda Indonesia dengan menyelenggarakan jasa perbaikan dan perawatan pesawat terbang termasuk engine dan komponennya. Susunan pengurus PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia selengkapnya adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Heriyanto Agung Putra Komisaris : Djoko Murdjatmodjo Komisaris : Batara Silaban Direksi Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
: Richard Budihadianto : Gatot Satriawan : Setijo Awibowo : Harkandri M Dahler : Iwan Joeniarto : Agus Sulistyono
111
Ikhtisar Keuangan (USD) Uraian
2013
Perkembangan %
2012
Pendapatan Usaha
230.294.144
211.637.715
Beban Usaha
212.481.455
197.201.215
7,7
17.812.689
14.436.500
23,4
Laba Usaha Laba Bersih
8,8
19.127.169
11.021.269
73,5
207.854.836
179.673.245
15,7
Liabilitas
119.647.774
110.026.311
8,7
Ekuitas
88.207.062
69.646.934
26,6
Aset
GMFAA mencatat pendapatan usaha sebesar USD 230.294.144 di tahun 2013, meningkat 8,8% dibandingkan tahun 2012. Sementara itu, beban usaha tercatat sebesar USD 212.481.454, meningkat sebesar 7,7% dibandingkan tahun 2012 sehingga laba usaha yang diraih mencapai USD 17.812.689, atau meningkat 23,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini berasal dari kenaikan pendapatan GA-PBTH (Power by the Hour) dan pendapatan non Garuda Indonesia.
Laba bersih tercatat sebesar USD 19.127.169, meningkat 73,5% dibandingkan tahun sebelumnya terutama disebabkan oleh laba selisih kurs. Total Aset per 31 Desember 2013 tercatat sebesar USD 207.854.836, meningkat 15,7% dibandingkan tahun 2012 karena adanya peningkatan aset tetap. Liabilitas per 31 Desember 2013 meningkat sebesar 8,7% menjadi USD 119.647.774 karena adanya peningkatan utang jangka panjang. Ekuitas per 31 Desember 2013 tercatat sebesar USD 88.207.062, meningkat 26,6% dari tahun sebelumnya karena adanya perbaikan kinerja.
Kepemilikan Saham di Entitas Anak
Entitas Anak PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA)
Lokasi
Kegiatan Usaha Utama
Gedung Manajemen GMF Lt. 3 Bandara Soekarno Hatta Cengkareng Tel. (62-21) 5508608 Fax. (62-21) 5502441
Perbaikan dan pemeliharaan pesawat terbang
Persentase Kepemilikan %
Tahun Operasi Komersial
99,00
2002
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
112 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
SBU & Entitas Anak
PT Aero Systems Indonesia
PT Aero Systems Indonesia, sebelumnya dikenal dengan nama PT Lufthansa Systems Indonesia, berdiri sejak tahun 2005. Per akhir Desember 2010, Garuda Indonesia memiliki 51% kepemilikan di perusahaan ini, sementara sisanya sebesar 49% dimiliki oleh PT Aero Wisata. Ruang lingkup kegiatan PT Aero Systems Indonesia meliputi bidang jasa konsultasi dan rekayasa sistem teknologi informasi serta jasa pemeliharaan bagi perusahaan penerbangan maupun industri lain. Susunan pengurus PT Aero Systems Indonesia selengkapnya adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Judi Rifajantoro Komisaris : Heriyanto Komisaris : Jeny Mustopha Direksi Direktur Utama Direktur
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
: Tulus Danardono : Mohammad Ismed Arifin
113
Ikhtisar Keuangan (USD) Uraian
2013
Perkembangan %
2012
Pendapatan Usaha
22.078.793
19.413.420
Beban Usaha
19.653.863
18.176.178
8,1
Laba Usaha
2.424.930
1.237.242
96,0
Laba Bersih
13,7
783.885
510.418
53,6
Aset
29.414.854
29.638.625
(0,8)
Liabilitas
16.284.886
17.293.542
(5,8)
13.129.968
12.346.083
6,3
Ekuitas
Pendapatan Usaha PT Aero Systems Indonesia selama tahun 2013 tercatat sebesar USD 22.078.793 meningkat sebesar 13,7% dari tahun 2012. Biaya usaha meningkat 8,1% menjadi sebesar USD 19.653.863 sehingga laba usaha yang diperoleh tercatat sebesar USD 2.424.930 meningkat signifikan dibandingkan tahun lalu yang sebesar USD 1.237.242. Dengan peningkatan pendapatan usaha yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya usaha, maka PT Aero System Indonesia mampu membukukan peningkatan laba bersih sebesar 53,6% di tahun 2013 menjadi USD 783.885.
Total Aset per 31 Desember 2013 tercatat sebesar USD 29.414.854, menurun sebesar 0,8% dibandingkan tahun 2012 akibat adanya penurunan kas dan setara kas. Liabilitas per 31 Desember 2013 tercatat sebesar USD 16.284.886 menurun 5,8% karena adanya penurunan biaya yang masih harus dibayar dan utang tidak lancar. Ekuitas per 31 Desember 2013 tercatat sebesar USD 13.129.968 atau meningkat 6,3% dari tahun sebelumnya karena adanya peningkatan kinerja.
Kepemilikan Saham di Entitas Anak
Entitas Anak PT Aero Systems Indonesia (dahulu/formerly) PT Lufthansa Systems Indonesia
Lokasi
Kegiatan Usaha Utama
Ratu Plaza (Office Tower) Lt. 28-29 Jl. Jend. Sudirman Kav. 9 Jakarta 10270 Tel. (62-21) 7252350, 7255670, 7255660/ 29356000 jidom 2540 Fax. (62-21) 7256062
Penyedia jasa teknologi informasi
Persentase Kepemilikan %
Tahun Operasi Komersial
51,00
2005
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
114 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
SBU & Entitas Anak
PT Citilink Indonesia
PT Citilink Indonesia didirikan pada tahun 2009 dan menjalankan usaha di bidang jasa angkutan udara niaga berbiaya murah (low cost). Citilink telah memperoleh Surat Izin Usaha Angkutan Udara Niaga Berjadwal No. SIUAU/ NB-027 tanggal 27 Januari 2012 dan Air Operator Certificate (AOC) No. AOC/121-046 tanggal 22 Juni 2012 masing-masing dari Kementerian Perhubungan. Dengan diperolehnya surat izin usaha dan AOC ini, Citilink resmi berdiri sebagai entitas sendiri. Sebagai kelanjutan dari pengembangan usaha low cost carrier (LCC), Citilink mendapat investasi 5 unit pesawat Boeing 737-300 dan aset-aset lainnya dari Garuda Indonesia. Disamping itu terhadap pesawat Airbus A320-200 yang disewa Garuda Indonesia dilakukan sub-lease ke Citilink. Investasi yang besar pada Citilink ini akan membuat perusahaan ini lebih siap bersaing dan memberikan landasan yang kuat untuk pengembangan usaha di masa mendatang. Modal ditempatkan dan disetor Citilink per 31 Desember 2013 adalah Rp 431.710 juta atau setara USD 44.901.104, yang terdiri dari 406.960 lembar saham yang dimiliki oleh PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. dan 24.750 lembar saham yang dimiliki oleh PT Aero Wisata. Persentase kepemilikan oleh PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Aero Wisata per 31 Desember 2012 masing-masing adalah 94,27% dan 5,73%.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
115
Susunan pengurus Citilink selengkapnya adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Handrito Hardjono Komisaris : Meijer Frederik Johannes Komisaris : Daryatmo Direksi Direktur Utama : Muhammad Arif Wibowo Direktur Produksi : Hadinoto Soedigno Direktur Keuangan : Albert Burhan
Operasional Industri penerbangan nasional terus mencatat pertumbuhan, baik dari segi kapasitas maupun jumlah penumpang yang diangkut. Penambahan kapasitas yang berasal dari penambahan armada pesawat dari para operator penerbangan pada gilirannya mendorong peningkatan jumlah penumpang domestik sebesar 2,1% dari 54,5 juta orang pada tahun 2012 menjadi 55,7 juta orang pada tahun 2013 sebagaimana dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS). Sementara itu, kendati perekonomian masih mencatat laju pertumbuhan yang relatif tinggi yaitu 5,78%, pelemahan nilai tukar telah meningkatkan biaya-biaya operasi penerbangan karena sejumlah biaya berbasis US Dollar, seperti sewa dan pemeliharaan pesawat. Di sisi lain, kepadatan (congestion) bandara-bandara utama membatasi optimalisasi penambahan frekuensi dan rute penerbangan dari para operator. Citilink menerapkan strategi yang ditujukan untuk mengembangkan pasar, mengambil pangsa pasar budget traveller yang cukup besar dan mendukung Garuda Indonesia dalam mempertahankan dominasinya di semua segmen. Mengingat Citilink baru berdiri pada tahun 2012, maka strategi ini dijalankan secara bertahap. Citilink menjalankan strategi Network Penetration dengan mengembangkan hub Batam dan membuka rute-rute dan destinasi baru yang didukung oleh penambahan pesawat, peningkatan layanan ground support dan ticketing office di bandara, serta fokus keselamatan dan keamanan penerbangan. Sebagai hasilnya, pangsa pasar Citilink dapat terus ditingkatkan.
Di tahun 2013, Citilink menambah pesawat sebanyak 10 unit Airbus A320-200 dengan cara sewa (leasing). Sementara itu, satu pesawat milik Boeing 737-300 mengalami total loss di Padang. Dengan demikian, jumlah pesawat bertambah dari 21 unit di tahun 2012 menjadi 30 unit di tahun 2013. Per 31 Desember 2013, Citilink mengelola 24 unit Airbus A320-200 sewa, 4 unit Boeing 737-300 milik sendiri, 1 unit Boeing 737400 sewa dan 1 unit Boeing 737-300 sewa. Usia rata-rata pesawat menurun dari 9,0 tahun di tahun 2012 menjadi 6,7 tahun di tahun 2013.
Network penetration diwujudkan dengan menjadikan Batam sebagai hub ketiga sesudah Jakarta dan Surabaya, membuka 14 rute baru, menambah kota yang dilayani dan meningkatkan jumlah frekuensi penerbangan. Frekuensi penerbangan dari Batam ditingkatkan dari 6 kali sehari di tahun 2012 menjadi 13 kali sehari di tahun 2013. Rute-rute baru dari Jakarta menuju Bengkulu, Jambi, Yogyakarta, Malang, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Semarang dan Tanjung Pandan. Rute-rute baru lainnya adalah Batam-Pekanbaru, Batam-Palembang, Balikpapan-Yogyakarta, BalikpapanMakassar, Surabaya-Kupang dan Makassar-Ambon. Jumlah kota dan destinasi baru yang dilayani ada 12 yaitu Bengkulu, Jambi, Yogyakarta, Malang, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Semarang, Tanjung Pandan, Palembang, Kupang, Solo dan Ambon. Jumlah frekuensi penerbangan searah harian pada akhir tahun 2013 meningkat dari 98 kali sehari di akhir tahun 2012 menjadi 134 kali sehari di akhir tahun 2013. Sementara itu, layanan penerbangan rute Balikpapan-Denpasar, Balikpapan-Makassar, BalikpapanSolo, Surabaya-Makassar, Makassar-Ambon dan BandungDenpasar dihentikan karena pertimbangan ekonomis. Ruterute ini dan destinasi Solo dan Ambon tidak ditampilkan dalam Gambar Jaringan Rute karena tidak dilayani pada akhir Desember 2013.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
116 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
SBU & Entitas Anak
Jaringan Rute penerbangan akhir 2013 adalah sebagai berikut:
Jaringan Rute Citilink Desember 2013
medan Batam PEKANBARU PANGKAL PINANG Padang
BaliKpapan
JAMBI TANJUNG PANDAN
BENGKULU
PALEMBANG jakarta
banjarmasin SEMARANG makassar
surabaya MALANG bandung YOGYAKARTA
MATARAM denpasaR KUPANG
Citilink mencatat utilisasi pesawat sebesar 7:23 jam per hari, relatif stabil dibandingkan dengan tahun sebelumnya 7:24 jam per hari. Pencapaian utilisasi ini dipengaruhi oleh struktur rute dengan rata-rata jarak segmen penerbangan (stage length) 789 kilometer dan kepadatan bandarabandara utama.
Dengan skala produksi yang meningkat tajam, jangkauan destinasi yang meluas dan pemenuhan layanan penerbangan yang basic, Citilink menambah sumber daya di segala lini, baik operasional, manajemen maupun administratif. Citilink menambah awak kokpit, awak kabin, personil penjualan dan pemasaran serta profesi lainnya sehingga jumlah personil pada akhir Desember 2013 tercatat sebanyak 951 orang dari 531 orang pada akhir Desember 2012.
Jumlah Pegawai 31 Desember 2013
31 Desember 2012
Perubahan 2012-2013
Penerbang
265
156
69,9%
Awak kabin
382
213
79,3%
Uraian
Teknik
25
17
47,1%
Niaga
100
57
75,4%
14
10
40,0%
Keuangan dan Akuntansi Teknologi informasi Operasi Administrasi & Umum Jumlah
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
8
4
100,0%
138
61
126,2%
19
13
46,2%
951
531
79,1%
117
Selama tahun 2013, beberapa inisiatif yang dilakukan oleh Citilink untuk memperbaiki kinerja operasional adalah: • Penambahan pesawat baru Airbus 320-200 • Penambahan personil cockpit crew, cabin crew dan profesi lainnya; dan pengisian pejabat Vice President, Senior Manager, serta penggantian beberapa District Sales Manager. • Persiapan dari sisi operasional baik berupa peningkatan On Time Performance, persiapan destinasi baru, pembenahan ground support, dan kerjasama maintenance. • Upaya pengurangan biaya dengan dimulainya fuel conservation program, pengurangan biaya RON (Remain Over Night), pengurangan tipe pesawat, pengurangan biaya maintenance & ground handling.
• Payment channel di Alfamart, Alfamidi, dan Lawson (sekitar 7.000 – 8.000 toko) • Payment channel di PT Pos Indonesia bekerja sama dengan Citibank • Mobile application untuk Blackberry, Android, dan iOS. • Ticketing office baru di Terminal 1 C • Wall unit self check-in counter di Terminal 1 C • Peningkatan ancillary revenues berupa fee atas pembayaran dengan kartu kredit/debit, peningkatan tarif excess baggage dan green seat • Kerjasama passenger, cargo dan donasi di web dengan PMI. • Pemberhentian operasional Boeing 737 sejak pertengahan Juli 2013
Perusahaan mencatat kenaikan kapasitas kursi yang tersedia dan ASK sebagai hasil dari penambahan jumlah pesawat dan frekuensi penerbangan. Kursi yang tersedia dalam penerbangan meningkat sebesar 74,0% menjadi 6.896 ribu sementara ASK meningkat sebesar 75,1% menjadi 5.465 juta.
Indikator Penerbangan Citilink
Uraian Jumlah pesawat 31 Des.
2013
2012
Agustus Desember 2012
Perubahan 2012-2013
30
21
42,9%
Rata-rata jumlah pesawat
22,5
13,2
70,5%
Utilisasi armada (jam/hari)
7:23
7:24
(0,2%)
951
531
79,1%
28
19
47,4%
Jumlah pegawai - 31 Des. Jumlah rute Jumlah kota yang dilayani
23
11
109,1%
Jumlah pesawat 31 Des.
30
21
42,9%
Perubahan Agustus Desember 2012-2013
Indikator Keuangan:
Passenger Yield (USc)
6,1
5,8
6,1
5,4%
0,8%
Biaya per ASK (USc)
6,3
6,5
6,3
(1,7%)
(1,7%)
87,4
92,3
92,3
(5,3%)
(5,3%)
Harga avtur per liter (USc)
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
118 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
SBU & Entitas Anak
pakar industri serta Indonesia Leading Low Cost Airline dari program The Indonesian Travel and Tourism Awards (ITTA) pada bulan Desember 2013.
Jumlah penumpang yang diangkut dan volume penjualan revenue passenger kilometres (RPK) meningkat cukup besar sehingga menaikkan pangsa pasar penumpang domestik. Jumlah penumpang meningkat sebesar 86,9% menjadi 5.347 ribu orang dan RPK meningkat sebesar 87,7% menjadi 4.201 juta. Pangsa pasar Citilink dalam pasar domestik meningkat 4,3 percentage point menjadi 9,6%. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan kapasitas dan tingkat isian tempat duduk (seat load factor).
Citilink dapat meningkatkan pendapatan dari penumpang dengan menaikkan harga jual tiket rata-rata per kilometer (passenger yield) dan kenaikan SLF. Harga jual tiket ratarata dinaikkan sebesar 5,4% dari USc 5,8 menjadi USc 6,1 pada 2013. Tingkat isian penumpang meningkat sebesar 5,3 percentage points dari 71,7% pada tahun 2012 menjadi 77% pada tahun 2013. Kenaikan ini didukung oleh network penetration, peningkatan brand awareness dan penerapan revenue management yang dilakukan dalam upaya merebut pangsa pasar dan memasarkan rute-rute baru.
Citilink meraih dua penghargaan dan mencatat ratarata On Time Performance (OTP) tahun 2013 sebesar 80,5%. Penghargaan ini adalah Service to Care Awards yang diterima dari Marketeers pada bulan Maret 2013 berdasarkan survei pembaca MarketPlus Magazine dan
Biaya unit Cost/ASK dapat ditekan sebesar 1,7% dari USc 6,5 pada tahun 2012 menjadi USc 6,3 pada tahun 2013. Penurunan ini terutama dimungkinkan oleh penurunan harga avtur sebesar 5,3% menjadi USc 87,4 per liter, penggunaan jenis pesawat Airbus A320-200 yang berkapasitas 180 kursi dan inisiatif untuk mengurangi biaya.
Statistik Operasional Citilink
Uraian Frekuensi Frekuensi mingguan pada bulan Desember Kursi yang tersedia Tempat duduk-kilometer tersedia (ASK) Rata-rata jarak segmen penerbangan
Unit
Perubahan 2012-2013
Perubahan Agustus Desember 2012FY 2013
12
61,8%
221%
376
620
51,3%
51%
3.964
2.104
2.036
74,0%
239%
5.465
3.121
1,778
1.586
75,1%
244%
789
781
841
772
1,0%
2%
2013
2012
2011
(‘000)
39
24,1
13,9
1
938
620
(‘000)
6.896
(juta) km
Agustus Desember 2012
Jam terbang
(‘000)
60
36
21
18
68,0%
239%
Jumlah penumpang diangkut
(‘000)
5.347
2.861
1.626
1.445
86,9%
270%
(juta)
4.201
2.238
1.354
1.120
87,7%
275%
%
77,0
71,7
76,1
70,6
5,3pp.
6,6pp
Penumpang-kilometer diangkut (RPK) Tingkat isian tempat duduk (SLF) Pangsa pasar penumpang Tonase kargo diangkut Tonase-kilometer diangkut (RTK)
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
%
9,6
5,3
3,2
6,1
4,3pp.
3,5pp
(000 ton)
77
48
28
24
60,2%
216%
(juta)
468
239
145
120
95,7%
291%
119
Tinjauan Keuangan Di tahun 2012 Citilink hanya beroperasi selama 5 bulan, yaitu sejak Agustus 2012 hingga Desember 2012. Sebelum periode tersebut, Citilink menggunakan AOC Garuda Indonesia sehingga dibukukan dalam laporan keuangan Garuda Indonesia. Dengan demikian, angka perbandingan merupakan angka 12 bulan di tahun 2013 dibandingkan dengan 5 bulan di tahun 2012. Citilink membukukan kenaikan jumlah pendapatan usaha sebesar 272% dari sejumlah USD 73 juta di tahun 2012 menjadi USD 273 juta di tahun 2013. Peningkatan ini terutama berasal dari kenaikan kapasitas ASK sebesar 244%, kenaikan SLF sebesar 6,6 percentage points dan kenaikan passenger yield sebesar 0,8%. Sedangkan beban usaha meningkat sebesar 218% dari USD 105 juta menjadi USD 334 juta di tahun 2013. Kenaikan ini berasal dari kenaikan ASK yang sebesar 244%, penambahan pesawat, personil dan infrastruktur operasional untuk pengembangan usaha lebih lanjut.
Kenaikan beban usaha ini mengakibatkan Citilink mencatat peningkatan rugi usaha dan rugi bersih komprehensif dibandingkan tahun sebelumnya menjadi masing-masing sebesar USD 60 juta dan USD 48 juta. Investasi dan penambahan aset yang dilakukan berhasil meningkatkan jumlah aset sebesar 45% dari USD 73 juta pada 31 Desember 2012 menjadi USD 106 juta pada 31 Desember 2013. Aset yang meningkat antara lain adalah dana perawatan pesawat dan uang jaminan, uang muka pembelian pesawat serta aset pajak tangguhan. Liabilitas mengalami peningkatan terutama liabilitas jangka panjang sedangkan Ekuitas menurun karena kerugian yang dialami. Liabilitas jangka pendek per 31 Desember 2013 tercatat sebesar USD 73 juta, meningkat dari USD 45 juta per 31 Desember 2012. Liabilitas jangka panjang per 31 Desember 2013 tercatat sebesar USD 58 juta, meningkat dari USD 5 juta per 31 Desember 2012. Ekuitas menurun dari USD 23 juta menjadi defisit sebesar USD 25 juta.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
120 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
SBU & Entitas Anak
Citilink menggunakan kas untuk aktivitas operasi dan investasi masing-masing sejumlah USD 31 juta dan USD 30 juta. Pendanaan bersih yang diperoleh berjumlah USD 61 juta yang berasal dari induk perusahaan.
Ikhtisar Keuangan (USD ‘000) 2013
2012
273.399
73.398
272%
Jumlah beban usaha
333.604
104.943
218%
Laba (rugi) usaha
(60.205)
(31.545)
(2.818)
308
(63.023)
(31.237)
Jumlah pendapatan usaha
Penghasilan keuangan Laba (rugi) sebelum pajak Manfaat pajak Laba (rugi) bersih periode berjalan Laba komprehensif lain
Perkembangan
14.543
2.827
(48.480)
(28.410)
414%
511
6.315
(47.969)
(22.095)
Jumlah aset lancar
27.005
32.035
Jumlah aset tidak lancar
79.049
41.110
92%
106.055
73.144
45%
Jumlah liabilitas jangka pendek
73.309
45.254
62%
Jumlah liabilitas jangka panjang
57.726
4.901
1.078%
Modal saham
44.901
44.901
0%
Tambahan modal disetor
(3.104)
-
4.543
3.211
(71.320)
(25.124)
Jumlah laba (rugi) bersih komprehensif
Jumlah aset
Komponen ekuitas lainnya Saldo laba (defisit) Jumlah ekuitas
(24.980)
22.989
Jumlah liabilitas dan ekuitas
106.055
73.144
Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi
(31.089)
2.770
Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi
(30.221)
3.223
Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan
60.585
(109)
Rencana Tahun 2014 Di tahun 2014, Citilink akan melanjutkan pengembangan usaha untuk dapat meningkatkan kinerja dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan melalui hal-hal berikut: 1. Menjamin ketersediaan armada pesawat melalui komitmen dengan pabrik pesawat terbang 2. Penambahan armada melalui cara sewa 3. Mengembangkan hub-hub penerbangan domestik, baik pada medium-high density market maupun secondary market
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
-92%
-16%
41%
45%
4. Ekspansi di regional 5. Penetrasi brand di pasar budget traveller 6. Mengembangkan layanan non-penerbangan untuk mendapat ancillary income 7. Penambahan dan peningkatan sumber daya manusia dan infrastruktur 8. Menjalankan beragam inisiatif untuk menurunkan unit cost secara berkelanjutan. 9. Mengembangkan layanan penerbangan carter.
121
Kepemilikan Saham di Entitas Anak
Entitas Anak PT Citilink Indonesia
Lokasi Kantor Pusat Menara Citicon Lt. 16 Jl. S. Parman Kav. 72 Jakarta
Kegiatan Usaha Utama Jasa penerbangan LCC
Persentase Kepemilikan %
Tahun Operasi Komersial
94,27
2012
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
122 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
SBU & Entitas Anak
PT Gapura Angkasa
PT Gapura Angkasa dibentuk berdasarkan perjanjian kerjasama tiga Badan Usaha Milik Negara, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II. Tujuan utama didirikannya Perusahaan ini pada tahun 1998 adalah untuk memenuhi kebutuhan akan bertumbuhnya jasa ground handling yang profesional bagi perusahaan penerbangan domestik maupun internasional yang beroperasi di seluruh bandara-bandara di Indonesia. PT Gapura Angkasa mulai beroperasi pada tanggal 01 April 1998 melayani 11 airlines, dengan total produksi mencapai 42,000 flights per tahun, sebagian besar adalah penerbangan Garuda Indonesia. Sejak itu, Gapura Angkasa terus bertumbuh baik secara organisasi maupun kemampuannya. Komitmen Perusahaan terhadap kualitas, safety & security serta customer satisfaction menjadi faktor-faktor kunci bagi keberhasilan Gapura Angkasa. Keberhasilan itu telah dibuktikan dengan diterimanya beberapa pengakuan maupun penghargaan, diantaranya Sertifikat Operasi, ISO 9001:2000, SNI Award maupun ISAGO.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
123
Saat ini Perusahaan didukung oleh lebih dari 11.000 karyawan yang berdikasi dan berkompetensi di bidangnya dan sejumlah 4.884 unit armada GSE yang terdiri atas 1.061 motorized dan 3.823 non motorized. Perusahaan juga melayani lebih dari 43 airlines dengan total produksi 223.855 flights termasuk di dalamnya Chartered Flights, VVIP Flights dan Military Flights dengan jaringan operasi lebih dari 30 bandara di Indonesia.
Susunan Pengurus PT Gapura Angkasa adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris: Komisaris Utama : Capt. Novianto Herupratomo Komisaris : Rinaldo J. Azis Komisaris : Yushan Sayuti Komisaris : Edie Haryoto Kimisaris : IGN Bambang Tjahjono Direksi: Direktur Utama Direktur Operasi Direktur Komersial Direktur Keuangan
: Agus Priyanto : Heru Legowo : Tharian : Hariyanto
Kepemilikan Saham di Entitas Anak
Entitas Anak PT Gapura Angkasa
Lokasi Jl. Angkasa Kota Baru Bandar Kemayoran Jakarta 10610 Tel. 021 654-5410 012 654-1876 012 654-1877 012 654-1878 012 654-1879
Kegiatan Usaha Utama Ground handling, smart handling, logistics
Persentase Kepemilikan %
Tahun Operasi Komersial
37,5%
1988
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
124 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tinjauan Keuangan
Pendapatan Usaha Perusahaan pada tahun 2013 tercatat USD 3.716 juta, meningkat 7,0% atau USD 244 juta dibandingkan tahun 2012. Im qu
Lingkungan Operasional Perekonomian global mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan di tahun 2013 seiring mulai menguatnya perekonomian Amerika Serikat dan Eropa. Sementara itu, kendati mengalami penurunan, China masih mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi yaitu sebesar 7,7% di tahun 2013. Hal ini memicu permintaan terhadap jasa penerbangan, baik penumpang ataupun kargo untuk mendukung aktivitas perdagangan dunia. Trafik penumpang penerbangan internasional Asia Pacific, sebagaimana yang dilaporkan oleh maskapai-maskapai penerbangan anggota Association of Asia Pacific Airlines (AAPA), mencapai 220 juta orang di tahun 2013, meningkat lebih dari 12 juta orang atau 6,0% dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, Revenue Passenger Kilometers (RPK) juga meningkat sebesar 5,2% menjadi 813 miliar, yang mencerminkan kuatnya permintaan terhadap rute-rute regional yang dipicu oleh pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Pasifik dan penambahan kapasitas Available Seat Kilometers (ASK) sebesar 4,8%. Sementara itu, perekonomian domestik mencatat penurunan pertumbuhan ekonomi menjadi sebesar 5,8% di tahun 2013 dibandingkan dengan 6,2% di tahun 2012. Pertumbuhan tertinggi masih dicatat oleh sektor pengangkutan dan telekomunikasi yaitu sebesar 10,2%. Pertumbuhan ekonomi ini dicapai di tengah laju inflasi yang tinggi, pelemahan nilai tukar rupiah serta defisit transaksi berjalan.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
125
Industri penerbangan di tahun 2013 masih tetap prospektif, seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya beli masyarakat Indonesia. Menggeliatnya permintaan terhadap industri penerbangan membuat persaingan bisnis di industri penerbangan berlangsung ketat. Garuda Indonesia memilih untuk melihat persaingan ini sebagai tantangan untuk memicu Perusahaan menjadi lebih baik dan memberikan yang terbaik bagi seluruh pelanggan dan stakeholder lainnya.
Pendapatan Usaha – Penerbangan Berjadwal Pendapatan dari penerbangan berjadwal meningkat sebesar 9,8% di tahun 2013 menjadi USD 3.170 juta. Pendapatan ini mendominasi pendapatan usaha Perusahaan di tahun 2013, yaitu mencakup 85,3% dari total pendapatan usaha. Peningkatan pendapatan penumpang penerbangan berjadwal antara lain dimungkinkan oleh peningkatan sebesar 22,3% pada jumlah penumpang dari 20,4 juta penumpang di tahun 2012 menjadi 25 juta penumpang di tahun 2013. Hal ini menyebabkan kenaikan pendapatan dari penumpang sebesar 10,0% dari USD 2.688 juta di tahun 2012 menjadi USD 2.955 juta di tahun 2013. Kenaikan penumpang di tahun 2013 antara lain mencerminkan keberhasilan program Garuda Travel Fair (GATF), program early bird promotion, dan perbaikan dalam e-commerce.
Hasil-Hasil Operasional Pencapaian kinerja keuangan Perusahaan di tahun 2013 dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yang mempengaruhi adalah depresiasi mata uang Rupiah, Yen, dan Won terhadap US Dollar, tingkat inflasi yang tinggi, dan kepadatan beberapa bandara utama domestik. Sedangkan faktor internal utama yang mempengaruhi adalah pengembangan rute-rute baru sebagai initial investment bagi Perusahaan.
Sementara itu, pendapatan kargo dari penerbangan berjadwal juga naik sebesar 6,0% menjadi USD 196 juta di tahun 2013. Pendapatan ini menyumbang sekitar 6,2% dari total pendapatan penerbangan berjadwal di tahun 2013. Kenaikan ini dimungkinkan oleh peningkatan muatan kargo diangkut dari 280 juta kg di tahun 2012 menjadi 346 juta kg pada tahun 2013. Peningkatan pendapatan kargo diantaranya disebabkan oleh program reservasi “Sky Chain” dan implementasi Cargo Service Centre di pasar domestik.
Pendapatan Usaha Pendapatan usaha Garuda Indonesia Grup meningkat sebesar USD 243,6 juta atau 7,0% menjadi USD 3.716 juta pada tahun 2013. Peningkatan ini terutama berasal dari kenaikan sebesar 9,8% pada penerbangan berjadwal menjadi USD 3.170 juta dan kenaikan sebesar 4,4% pada pendapatan usaha lainnya menjadi USD 330 juta. Sementara itu pendapatan dari penerbangan tidak terjadwal mengalami penurunan sebesar 19,7% menjadi USD 216 juta di tahun 2013, dari USD 269 juta di tahun 2012 terutama akibat pembatasan kuota haji oleh Pemerintah Arab Saudi.
Pendapatan dari Penumpang Penerbangan Berjadwal (USD Juta) 2013 Penerbangan Mainbrand
2.699
Penerbangan Citilink Total
2012
Perkembangan %
2.557
5,5%
257
130
96,8%
2.955
2.687
10,0%
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
126 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tinjauan Keuangan
Pendapatan Usaha – Penerbangan Tidak Berjadwal Pembatasan kuota Haji sebesar 20% oleh Pemerintah Arab Saudi menyebabkan penurunan pendapatan dari penerbangan tidak berjadwal sebesar 19,7% di tahun 2013, dari USD 269 juta di tahun 2012 menjadi USD 216 juta di tahun 2013. Pendapatan dari penerbangan haji mencakup 90,4% dari total pendapatan dari penerbangan tidak berjadwal. Pendapatan Usaha – Lainnya Pendapatan Usaha Lainnya mengalami peningkatan sebesar 4,4% dari USD 316 juta di tahun 2012 menjadi USD 330 juta di tahun 2013. Peningkatan ini terutama berasal dari peningkatan jasa boga sebesar 20,6%, dari USD 50 juta di tahun 2012 menjadi USD 60 juta di tahun 2013 akibat meningkatnya jumlah meal uplift kepada operator penerbangan lain serta peningkatan industrial catering. Beban Usaha Beban usaha mengalami peningkatan sebesar 10,8% dari USD 3.304 juta di tahun 2012 menjadi USD 3.660 juta di tahun 2013 antara lain dipicu oleh peningkatan sebesar 17,6% pada beban operasional penerbangan. Beban operasional penerbangan menyumbang 61,3% terhadap beban usaha.
•
•
•
•
Kendati beban operasional penerbangan mengalami peningkatan, unit cost layanan penumpang jasa penerbangan berjadwal turun sebesar 3,8% menjadi USc 7,55 di tahun 2013 dari USc 7,85 di tahun 2012. Penurunan ini mencerminkan upaya efisiensi yang dilakukan Perusahaan. • Beban operasional penerbangan tercatat sebesar USD 2.245 juta, atau meningkat 17,6% dari USD 1.909 juta di tahun 2012 seiring dengan kenaikan beban bahan bakar, beban sewa dan charter pesawat. • Beban bahan bakar merupakan penyumbang terbesar dari beban operasional penerbangan, yaitu mencakup 63,3% dari total beban operasional penerbangan di tahun 2013. Beban bahan bakar meningkat sebesar 13,2% dari USD 1.255 juta di tahun 2012 menjadi USD 1.420 juta di tahun 2013, terutama akibat peningkatan jam terbang, dimana Block Hour (BH) meningkat sebesar 23,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, walaupun harga rata-rata avtur mengalami penurunan dari USc 91,0/liter di tahun 2012 menjadi USc 87,6/liter di tahun 2013. Fuel burned/BH mengalami penurunan sebesar 3,1% dari 3.981 liter/BH di tahun 2012 menjadi 3.857 liter/BH di tahun 2013, menunjukkan keberhasilan Perusahaan melakukan efisiensi bahan bakar melalui
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
•
•
•
pemanfaatan armada yang lebih efisien serta keberhasilan pelaksanaan program fuel conservation. Beban sewa dan charter pesawat meningkat 32,0% dari USD 449 juta di tahun 2012 menjadi USD 592 juta di tahun 2013 seiring penambahan armada sewa yang dilakukan selama tahun 2013 untuk mendukung strategi pertumbuhan bisnis Perusahaan melalui pengembangan jaringan rute yang beragam. Melalui pengoperasian armada pesawat baru yang lebih efisien, Perusahaan dapat mengurangi beban perawatan dan penggunaan bahan bakar pesawat. Usaha-usaha lain dalam efisiensi biaya terus dilakukan untuk memperbesar margin keuntungan serta dilakukannya sale and lease back atas armada pesawat baru untuk mengurangi beban keuangan dan beban depresiasi. Beban tiket, penjualan dan promosi yang menyumbang 9,2% dari total beban usaha juga mengalami peningkatan sebesar 5,8% menjadi USD 336 juta. Beban pemeliharaan dan perbaikan tercatat sebesar USD 288 juta, mengalami penurunan sebesar 0,2% dari tahun 2012 seiring dengan semakin rendahnya rata-rata umur pesawat yang dimiliki Perusahaan dan menurunnya beban pemeliharaan dan perbaikan pada pihak ketiga. Beban pelayanan penumpang mengalami peningkatan sebesar 7,4% dari USD 264 juta di tahun 2012 menjadi USD 284 juta di tahun 2013 seiring peningkatan jumlah penumpang dan peningkatan kualitas layanan yang diberikan oleh Perusahaan. Upaya peningkatan kualitas pelayan tetap dibarengi dengan fokus pada pemakaian biaya secara tepat guna dan terus menurus. Hal ini terlihat dari cost/ASK yang mengalami penurunan sebesar 3,8%, dari USc 7,85 pada tahun 2012 menjadi USc 7,55 pada tahun 2013. Beban bandara mengalami peningkatan dari USD 240 juta di tahun 2012 menjadi USD 267 juta di tahun 2013 seiring peningkatan jumlah penerbangan dari 153.266 pada tahun 2012 menjadi 196.403 pada tahun 2013, serta pembukaan kantor cabang dan rute baru di tahun 2013. Beban ini menyumbang 7,3% dari total beban usaha di tahun 2013. Beban administrasi dan umum berjumlah USD 219 juta atau 6,0% dari total beban usaha, mengalami kenaikan sebesar 2,4% yang dipicu oleh kenaikan beban pajak, penyusutan dan asuransi. Beban operasional hotel meningkat 30,8% dari USD 26 juta di tahun 2012 menjadi USD 34 juta di tahun 2013, disebabkan oleh meningkatnya beban operasi dan bahan baku makanan. Beban ini menyumbang 0,9% dari total beban usaha.
127
• Beban operasional transportasi dan operasi jaringan mengalami kenaikan masing-masing sebesar 8,3% dan 6,7%. Adapun porsi beban ini terhadap total beban usaha masing-masing sebesar 0,5%. • Perusahaan memperoleh pendapatan lain-lain sebesar USD 50 juta tahun 2013 yang terutama berasal keuntungan selisih kurs sebesar USD 48 juta, sedangkan untuk tahun 2012 perusahaan mencatat keuntungan selisih kurs sebesar USD 9 juta.
Laba Bersih Laba bersih tercatat sebesar USD 11 juta di tahun 2013, menurun dari USD 111 juta di tahun 2012. Sebagai akibat dari penurunan laba bersih, margin bersih mengalami penurunan dari 3,2% di tahun 2012 menjadi 0,3% di tahun 2013. Laba Komprehensif Lain Perusahaan mencatat rugi komprehensif lain sebesar USD 11 juta di tahun 2013 dibandingkan dengan laba komprehensif
Cost/ASK Penerbangan Berjadwal (USD Cent) 2013
2012
Perkembangan %
Penerbangan Mainbrand Domestik
8,58
Internasional
7,07
7,28
-2,9%
Rata-rata
7,76
7,98
-2,8%
Penerbangan Citilink
6,07
6,46
-6,0%
Rata-Rata Penerbangan Berjadwal
7,55
7,85
-3,8%
Laba Usaha dan EBITDA Perusahaan membukukan laba usaha sebesar USD 56 juta di tahun 2013, mengalami penurunan sebesar 66,4% dari USD 168 juta di tahun sebelumnya. Sebagai akibatnya, EBITDA mengalami penurunan sebesar 26,9% menjadi USD 218 juta di tahun 2013. Penghasilan (Beban) Lain-lain Perusahaan mencatat penghasilan lain-lain yang berasal dari pendapatan keuangan sebesar USD 10 juta di tahun 2013. Selain pendapatan keuangan, penghasilan lain-lain juga berasal dari bagian laba bersih asosiasi yang tercatat sebesar USD 2 juta di tahun 2013. Sementara itu, beban lain-lain berasal dari beban keuangan yang meningkat menjadi USD 60 juta di tahun 2013 dari USD 25 juta di tahun 2012. Peningkatan beban keuangan ini terutama berasal dari beban bunga yang meningkat menjadi USD 44 juta di tahun 2013 akibat penambahan pinjaman jangka panjang dan terkait penambahan armada untuk mendukung ekspansi Perusahaan di tahun 2013. Laba Sebelum Pajak Laba sebelum pajak tercatat sebesar USD 9 juta di tahun 2013, mengalami penurunan sebesar 94,2% dibandingkan tahun 2012 yang tercatat sebesar USD 152 juta.
8,83
-2,8%
lain sebesar USD 35 juta di tahun 2012. Penurunan ini terutama disebabkan oleh selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan sebesar USD 27 juta. Jumlah Laba Komprehensif Jumlah laba komprehensif tercatat sebesar USD 0,6 juta, mengalami penurunan dari USD 145 juta di tahun 2012.
Posisi Keuangan Aset Jumlah aset Perusahaan tercatat sebesar USD 2.954 juta di tahun 2013, mengalami peningkatan dibandingkan dengan USD 2.518 di tahun 2012, terutama dipicu oleh peningkatan sebesar 28,7% dalam aset lancar dan 13,5% dalam aset tidak lancar. Aset Lancar Aset lancar tahun 2013 tercatat sebesar USD 819 juta, meningkat dibandingkan aset lancar di tahun 2012 yang sebesar USD 637 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh: • Peningkatan kas dan setara kas sebesar 45,9% menjadi USD 475 juta di tahun 2013 dari USD 326 juta di tahun 2012, terutama disebabkan oleh penerimaan pengembalian uang muka pembelian pesawat di tahun 2013 serta perolehan pinjaman jangka panjang dan untuk mendukung ekspansi bisnis Perusahaan melalui
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
128 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tinjauan Keuangan
pengoperasian armada baru yang diharapkan dapat mengurangi biaya perawatan dan biaya bahan bakar. • Peningkatan piutang usaha sebesar 8,1% menjadi USD 140 juta di tahun 2013 seiring peningkatan tagihan kepada pihak ketiga. Aset Tidak Lancar Aset tidak lancar mengalami peningkatan sebesar 13,5% dari USD 1.881 juta di tahun 2012 menjadi USD 2.135 juta di tahun 2013. Kenaikan ini antara lain disebabkan oleh: • Kenaikan dana perawatan pesawat dan uang jaminan yang meningkat sebesar 33,7%, dari USD 462 juta di tahun 2012 menjadi USD 618 di tahun 2013. Dana perawatan pesawat meningkat sebesar 134,9% dari USD 351 juta di tahun 2012 menjadi USD 473 juta di tahun 2013 seiring meningkatnya jumlah pesawat yang disewa, dari 84 pesawat di tahun 2012 menjadi 117 pesawat di tahun 2013. • Peningkatan aset tetap-bersih sebesar 8,15%, dari USD 798 juta di tahun 2012 menjadi USD 863 di tahun 2013, terutama disebabkan oleh penambahan aset tetap seperti rotable parts, simulator, aset sewa pembiayaan, dan pengembangan aset sewa seiring ekspansi armada Perusahaan. Liabilitas Liabilitas jangka pendek mengalami peningkatan sebesar 30,5% menjadi USD 984 juta di tahun 2013 antara lain disebabkan oleh kenaikan utang bank dan lembaga keuangan dari USD 6 juta di tahun 2012 menjadi USD 45 juta di tahun 2013. Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun juga mengalami kenaikan dari USD 186 juta di tahun 2012 menjadi USD 348 juta di tahun 2013 seiring dengan jatuh jatuh temponya beberapa pinjaman jangka panjang yang dimiliki oleh Perusahaan. Sementara itu, liabilitas jangka panjang mengalami peningkatan sebesar 31,4% dari USD 649 juta di tahun 2012 menjadi USD 853 di tahun 2013 yang terutama dipicu oleh kenaikan sebesar 110,1% dalam pinjaman jangka panjang di tahun 2013 untuk menunjang pengembangan bisnis Perusahaan, yang terutama ditujukan untuk penambahan armada. Rencana strategis Perusahaan dalam hal penambahan armada baru tersebut adalah untuk menyelesaikan target-target yang Perusahaan telah ditetapkan dalam program ekspansi Quantum Leap. Melalui program Quantum Leap, Perusahaan memiliki target untuk mengoperasikan sekitar 190 armada. Perusahaan menilai bahwa jika program Quntum Leap ini dapat dilakukan dengan baik, Perusahaan akan tumbuh sesuai dengan perkembangan dan permintaan pasar dan pada saat
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
yang bersamaan bersinergi dengan Pemerintah dalam mendukung pembangunan Republik Indonesia, khususnya pelaksanaan program konektivitas MP3EI. Ekuitas Ekuitas mengalami peningkatan dari USD 1.115 juta di tahun 2012 menjadi USD 1.117 juta di tahun 2013 sebagai akibat dari laba bersih yang diperoleh Perusahaan di tahun 2013. Arus Kas Pada tanggal 31 Desember 2013, kas dan setara kas tercatat sebesar USD 475 juta, meningkat sebesar 45,9% dibandingkan posisi pada 31 Desember 2012 yang tercatat sebesar USD 326 juta. 1. Aktivitas Operasional Arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi mencapai USD 139 juta di tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 61,9% dibandingkan dengan USD 365 juta di tahun 2012, terutama berasal dari pengeluaran kas kepada pemasok dan karyawan yang meningkat sebesar 24,7% dari USD 2.911 juta di tahun 2012 menjadi USD 3.630 juta di tahun 2013. 2. Aktivitas Investasi Arus kas yang digunakan untuk kegiatan investasi mencapai USD 383 juta di tahun 2013, mengalami penurunan dibandingkan dengan USD 524 juta di tahun 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh penerimaan pengembalian uang muka pembelian atas pesawat yang delivery tahun 2013 meningkat sebesar 442,5% dari USD 73 juta di tahun 2012 menjadi USD 399 juta di tahun 2013. 3. Aktivitas Pendanaan Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan meningkat sebesar 472,9% dari USD 75 juta di tahun 2012 menjadi USD 432 juta di tahun 2013, terutama berasal dari pinjaman jangka panjang sebesar USD 813 juta, dimana sebesar USD 431 juta dari pinjaman jangka panjang, sebesar USD 182 juta penerimaan uang bank dan lembaga keuangan serta penerimaan obligasi sebesar USD 200 juta. Pada tahun 2013 perusahaan membayar pinjaman jangka panjang dan utang bank dan lembaga keuangan masing-masing sebesar USD 228 juta dan USD 142 juta.
129
Pengungkapan Lain-lain Struktur Permodalan Struktur permodalan Perusahaan dan susunan pemegang saham serta komposisi kepemilikan saham Perusahaan per tanggal 31 Desember 2013 berdasarkan Daftar Pemegang Saham Perusahaan tanggal 16 Januari 2014 yang dikeluarkan oleh PT Datindo Entrycom selaku Biro Administrasi Efek Perusahaan adalah sebagai berikut:
Saham dengan Nilai Nominal Rp 459,- per saham Keterangan
Jumlah Saham
Nilai Nominal
%
Modal Dasar - Saham Seri A Dwiwarna - Saham Biasa Atas Nama Seri B Jumlah Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham Seri A Dwiwarna: Negara Republik Indonesia
1
459
29.999.999.999
13.769.999.999.541
30.000.000.000
13.770.000.000.000
1
459
0,000
Saham Biasa Atas Nama Seri B: - Negara Republik Indonesia
15.653.127.999
7.184.785.751.541
69,1362
- Credit Suisse AG Singapore TR AC CL PT Trans Airways
2.466.965.725
1.132.337.267.775
10,8960
462.691.000
212.375.169.000
2,0436
231.534
106.274.106
1.904.369
874.105.371
0,0084
97.118
44.557.162
0,0004
166.094
76.237.146
0,0007
181.829
83.459.511
0,0008
285.207
130.910.013
0,0013
123.816
56.831.544
0,0005
4.055.221.308
1.861.346.580.372
17,9111
22.640.996.000
10.392.217.164.000
100,0000
7.359.004.000
3.377.782.836.000
- Credit Suisse AG Singapore Trust A/C Clients Dewan Komisaris: - Wendy Aritenang Yazid Direksi: - Emirsyah Satar - Handrito Hardjono - Faik Fahmi - Heriyanto Agung Putra - Batara Silaban - Novijanto Herupratomo Masyarakat dengan kepemilikan di bawah 2% Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham Dalam Portepel
Kemampuan Membayar Utang Debt Financial to Equity Ratio (DER) Perusahaan tahun 2013 adalah sebesar 0,71x atau mengalami kenaikan sebesar 30,9% dibandingkan tahun 2012. Hal ini disebabkan oleh kenaikan total liabilitas terkait dengan program ekspansi dan revitalisasi armada untuk memenuhi pertumbuhan pasar yang pesat. Hingga saat ini pembayaran utang Perusahaan masih dikategorikan lancar. Tingkat solvensi (solvency ratio) Perusahaan, yang dihitung dengan membagi jumlah laba bersih dan penyusutan dengan jumlah liabilitas jangka pendek dan jangka panjang mengalami penurunan dari 17,2% di tahun 2012 menjadi 9,4% di akhir tahun 2013. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan laba bersih yang signifikan di tahun 2013.
Kolektibilitas Piutang Usaha Kolektibilitas adalah pengukuran piutang yang dapat ditagih oleh Perusahaan kepada customer/debitur sebagai akibat dari transaksi penjualan secara kredit dan atau bentuk kerjasama lainnya dimana penyelesaian kewajiban debitur ditentukan dengan jangka waktu jatuh tempo tertentu sesuai kesepakatan. Penggolongan piutang berdasarkan kolektibilitas sebagai aset produktif adalah klasifikasi piutang berdasarkan kelancaran atau ketidaklancaran penyelesaian piutang, dengan penggolongan kolektibilitas sebagai berikut: • Lancar, piutang belum jatuh tempo dan tidak terdapat tunggakan;
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
130 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tinjauan Keuangan
• Kurang Lancar, piutang telah jatuh tempo melampaui 6 bulan dan belum ada pelunasan serta terdapat tunggakan. Upaya penyelesaian piutang masih dilakukan melalui proses negosisasi dengan debitur; • Macet, piutang telah jatuh tempo melampaui jangka waktu 12 bulan dan belum ada pelunasan serta terdapat tunggakan. Upaya penyelesaian diserahkan kepada pihak pengadilan negeri (pihak berwajib lainnya) atau diajukan penggantian ganti rugi kepada perusahaan asuransi. Rata-rata periode kolektibilitas piutang merupakan jumlah piutang usaha dibagi dengan pendapatan dikali 365 hari. Periode kolektitibilitas rata-rata selama tahun 2013 adalah 14 sampai dengan 26 hari. Restrukturisasi Utang Restrukturisasi utang Perusahaan telah selesai ditandatangani pada akhir tahun 2010, tetapi hal tersebut merupakan awal dari babak baru dimana Perusahaan harus tetap membayar cicilan pokok utangnya secara teratur. Dalam tahun 2013, seluruh pembayaran bunga dan pokok utang kepada tiap kreditur dapat dilaksanakan pada waktunya. Pembayaran bunga selama tahun 2013 adalah sebesar USD 5,230,250 dan pokok sebesar USD 85,012,270. Hal ini mengakibatkan saldo pokok utang yang direstrukturisasi berkurang menjadi USD 151,689,143. Sumber dana pembayaran bunga dan utang pokok pada tahun 2013 berasal dari pendapatan operasional Perusahaan. Fasilitas Utang di Tahun 2013 Pada tahun 2013, Perusahaan telah memperoleh fasilitas utang baru dengan total sebesar USD 350 juta dari Sindikasi Citibank, Permata Bank, BRI, Panin Bank dan Sindikasi BCA. Fasilitas ini digunakan untuk membiayai pengembangan armada. Pinjaman ini adalah pinjaman tanpa agunan, dengan bunga cukup rendah, yang sekaligus membuktikan kepercayaan perbankan kepada Perusahaan semakin kuat.
Sale & Lease Back
Pada awal bulan Juli 2013, Perusahaan telah menerbitkan surat utang jangka panjang berbentuk Obligasi sebesar Rp 2 triliun berjangka waktu 5 tahun dengan tingkat bunga kupon 9,25% per tahun. Obligasi ini akan jatuh tempo pada tanggal 5 Juli 2018. Hasil pemeringkatan atas obligasi ini adalah A(idn) (Single A) yang diberikan oleh Lembaga Pemeringkat Efek PT Fitch Ratings Indonesia. Kebijakan Investasi Kebijakan investasi Perusahaan di tahun 2013 adalah menjaga capital expenditure agar tidak melebihi anggaran secara keseluruhan, kendati terdapat kebutuhan untuk melakukan investasi. Kebijakan Dividen Dengan tetap memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku, kondisi keuangan Perusahaan serta kewajiban Perusahaan terhadap para kreditur termasuk kreditur ECA, manajemen Perusahaan merencanakan kebijakan pembagian dividen tunai maksimum 50,0% dari laba bersih Perusahaan untuk setiap tahunnya dengan ketentuan: (i) terdapat kelebihan kas (excess cash) Perusahaan di tahun yang bersangkutan sebagaimana disyaratkan dalam Restrukturisasi Utang tanggal 21 Desember 2010, (ii) tidak ada saldo yang jatuh tempo dan belum dibayar atas perjanjian sewa dan tidak ada saldo lainnya yang jatuh tempo dan belum dibayar atas peminjaman utang lainnya, dan (iii) tidak ada kejadian sehubungan dengan pailit dan ketidakmampuan membayar kewajiban yang ada. Berdasarkan hal tersebut diatas, manajemen Perusahaan berencana untuk membagikan dividen setidaknya sekali setahun kecuali diputuskan lain dalam RUPS. Pendanaan Penambahan Armada Selama tahun 2013 Garuda Indonesia mendatangkan 26 pesawat dan Citilink mendatangkan 10 pesawat. Skema pendanaan untuk penambahan armada ini adalah sebagai berikut:
Operating Lease
EDC Financing
Total
Garuda Indonesia Boeing 777-300ER
4
Airbus A330-300
3
Boeing 737-800NG
1
4 3 9
Bombardier CRJ1000
5
ATR72-600
2
10 2
7 2
Citilink Airbus A320-200
10 Total
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
8
26
10 2
36
131
Asuransi Armada Pesawat Peningkatan exposures Asuransi Pesawat karena pertumbuhan jumlah armada yang cukup besar menimbulkan dampak positif, sehingga pada tahun 2013 Perusahaan berhasil memperoleh penurunan premi yang signifikan. Penurunan premi ini juga disebabkan oleh menurunnya Loss Ratio 5 tahunan secara signifikan. Selain penurunan premi, pada tahun 2013 Perusahaan berhasil mendapat penyelesaian klaim atas pesawat Boeing 737-300 dan Boeing 737-500 dengan registrasi PK-GGN dan PKGGA. Tetap dipertahankannya Sertifikat IOSA juga semakin meningkatkan kepercayaan underwriter di pasar asuransi dunia. Kinerja asuransi di atas telah membawa Perusahaan hampir mendekati rate asuransi maskapai penerbangan lain yang setara di industri penerbangan internasional khususnya Asia Pasifik. Pada tahun-tahun mendatang Perusahaan akan terus berupaya menurunkan rate asuransi agar sejajar dengan perusahaan penerbangan international yang setara. Asuransi Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 77 Tahun 2011 Sepanjang tahun 2013, Perusahaan telah melaksanakan Asuransi Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan Udara sebagai kepatuhan terhadap Peraturan Menteri Perhubungan No. 77 tahun 2011 jo Peraturan Menteri Perhubungan No. 92 tahun 2011. Penanganan kompensasi atas kerugian penumpang akibat kecelakaan, ketidaknyamanan perjalanan, kerugian atas bagasi dan kargo secara baik telah mendudukkan Perusahaan pada posisi yang comply (sangat patuh) pada penerapan Peraturan Menteri dimaksud. Cash Management Untuk mendukung aktivitas Cash Management, Perusahaan telah melakukan sosialisasi dan pelatihan untuk Pooling Operational Bank Account di seluruh kantor cabang domestik yang mendorong kemampuan Finance Manager kantor cabang melakukan internet banking, pembayaran e-tax dan efisiensi rekening di kantor cabang. Selain itu untuk pengelolaan kas dan rekening bank yang optimal telah dikembangkan Sistem Automatisasi Daily Report dan Sistem Proxy Management. Perusahaan juga tetap memonitor pengembangan cash management yang sebelumnya telah dilakukan seperti Virtual Account untuk efisiensi jumlah rekening, Weekly Transfer Fund dengan Branch Office Domestik, Automatic Payment yaitu pembayaran menggunakan data yang telah diposting di SAP langsung ke server Bank serta Automatic Posting MT940 dari Bank ke server SAP.
Kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca Tidak ada kejadian penting yang mempunyai dampak cukup material terhadap keadaan keuangan konsolidasian dan hasil usaha Perusahaan, yang terjadi setelah tanggal Laporan Auditor Independen tertanggal 30 Januari 2014 atas Laporan Keuangan Konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu Limited) dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian. Transaksi Benturan Kepentingan Sepanjang tahun 2013, Perusahaan tidak melakukan transaksi yang dapat digolongkan sebagai transaksi yang mengandung benturan kepentingan. Transaksi dengan Pihak Berelasi Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan entitas anak melakukan transaksi dengan pihak berelasi, yang didefinisikan sebagai pihak atau entitas dimana Pemerintah Republik Indonesia memiliki pengaruh signifikan berdasarkan kepemilikan atau pengendalian manajemen. Pemerintah Republik Indonesia adalah pemegang saham mayoritas di Perusahaan. Nama-nama pihak yang berelasi, serta bentuk dan jumlah transaksi dengan masing-masing pihak berelasi tersebut diungkapkan secara terinci pada Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian. Pengaruh Perubahan Peraturan Pemerintah Tidak ada perubahan peraturan perundangundangan yang berpengaruh signifikan terhadap Perusahaan dan berdampak langsung terhadap laporan keuangan. Pengaruh Perubahan Kebijakan Akuntansi Tidak terdapat perubahan kebijakan akuntansi sampai dengan 31 Desember 2013.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
132 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Peningkatan kualitas pelayanan dalam ‘New Service Concept’ memberikan lebih banyak kenyamanan dan kemudahan bagi penumpang sebelum, selama, dan setelah penerbangan.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
133
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
134 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Sumber Daya Manusia
Perluasan rute dan jaringan penerbangan diimbangi dengan upaya pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia dari sisi jumlah maupun kualitas.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Strategi bisnis yang dilakukan oleh Garuda Indonesia pada tahun 2013 difokuskan pada upaya untuk terus mengembangkan dan memperkuat jaringan penerbangannya baik di pasar domestik maupun pasar internasional melalui pembukaan layanan rute baru penerbangan. Hal ini sejalan dengan dengan upaya Perusahaan dalam mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. Sebagai bagian dari strategi Perusahaan di pasar domestik, pada bulan November 2013 lalu, Garuda Indonesia memperkenalkan sub-brand “Explore” dan “Explore Jet”, yang akan melayani rute penerbangan ke wilayah-wilayah yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru dan tujuan wisata di remote area di Indonesia. “Explore” dan “Explore Jet” akan memanfaatkan pesawat-pesawat baru yang dimiliki Garuda Indonesia, yakni pesawat turboprop ATR 72600 dan pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen. Perluasan jaringan dan penambahan armada dengan pesawat-pesawat baru berteknologi mutakhir ini membutuhkan dukungan kuat dari sisi sumber daya manusia. Oleh sebab itu perencanaan sumber daya manusia yang dilakukan Garuda Indonesia pada tahun 2013 disesuaikan dengan strategi pertumbuhan yang disusun oleh Perusahaan.
Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Rekrutmen Pada dasarnya, perencanaan sumber daya manusia merupakan suatu proses penyediaan tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Agar perencanaan sumber daya manusia ini dapat dilakukan dengan baik, terkait dengan strategi Perusahaan di tahun 2013, maka perlu terlebih dahulu mengidentifikasi dan menganalisa apa yang sesungguhnya menjadi kebutuhan Perusahaan. Dengan demikian perencanaan sumber daya manusia dapat mendukung pelaksanaan strategi dan pencapaian target perusahaan. Untuk mendorong produktivitas pegawai dan menjadikan Garuda Indonesia sebagai organisasi berkinerja tinggi, perencanaan sumber daya manusia di Perusahaan dibangun di atas 3 pilar utama, yakni: 1. Budaya Perusahaan yang akan mendorong terciptanya ‘working environment’ yang kondusif, yang pada akhirnya akan mendorong kinerja yang terbaik dan berkelanjutan;
135
2. Pengelolaan talenta yang akan memastikan tersedianya para pemimpin perusahaan di masa depan; dan 3. Meningkatkan dan mengembangkan peran people manager yang mampu menjadi mentor dan coacher yang kompeten sehingga pegawai dapat mengembangkan kompetensinya serta terjaga produktivitas dan kinerjanya. Tujuan dari proses pengelolaan talent di garuda Indonesia adalah: 1. Mempertahankan talent-talent terbaik yang dimiliki Perusahaan; 2. Mengikuti perubahan yang terjadi pada Perusahaan; 3. Mengembangkan tim unggulan terbaik; 4. Memperoleh calon pengganti untuk posisi-posisi kunci; 5. Mengantisipasi dan memenuhi persyaratan keahlian di masa depan;
6. Membantu perencanaan sumber daya organisasi; 7. Memastikan adanya peluang bagi pegawai yang berpotensi tinggi; serta 8. Membangun budaya yang mendorong pencapaian kinerja yang maksimal. Pada tahun 2013 fokus pengelolaan talent yang dilakukan oleh Perusahaan, antara lain mencakup: • Talent Acquisition baik dari internal ataupun eksternal. Talent acquisition secara internal dilakukan melalui proses review dan evaluasi terhadap talent-talent yang saat ini telah dimiliki oleh Perusahaan. Sedangkan Talent Acquisition secara eksternal dilakukan melalui proses rekrutment untuk mengisi posisi-posisi yang penting guna meningkatkan kompetitivitas perusahaan sesuai dengan perkembangan industri. Pada tahun 2013, Talent Acquisition dari eksternal berfokus pada pemenuhan “Management Trainee”.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
136 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Sumber Daya Manusia
• Pengembangan Talent yang mencakup aspek assignment, mentoring dan leadership development. Program pengembangan talent yang dilakukan di tahun 2013, adalah: - Meningkatkan kerjasama dengan General Electric (GE) guna mengembangkan leadership dan kemampuan manajemen para talent melalui Garuda Indonesia – GE Institute. Training yang dilakukan bersifat massal, regional ataupun global. Selain itu pada tahun 2013 juga dilakukan pelatihan bersama dengan perusahaan lain, dengan tujuan mengembangkan networking para talent. - Melaksanakan Program Management Trainee (MT) sebanyak 3 (tiga) batch dengan fokus pengembangan di bidang Sales & Marketing, Finance, Services dan Flight Operation Officer, sebagai upaya untuk mempersiapkan Future Leaders. Tahun 2013 adalah tahun pertama pelaksanaan Program Management Trainee dengan fokus pengembangan di bidang Services dan Flight Opration Officer, untuk memenuhi kebutuhan SDM Perusahaan terkait dengan peningkatan operasional dan ekspansi layanan perusahaan. - Mengembangkan talent dari Cabin Crew melalui Cabin Crew Development Program (CCDP). Dengan adanya CCDP diharapkan perusahaan akan mendapatkan talent yang siap menjadi pemimpin di unit Cabin Crew dan pemimpin di unit lain. Program ini mempunyai durasi selama satu tahun dan diikuti oleh 20 orang peserta. • Pengembangan peran kepala unit sebagai People Manager yang sejalan dengan perannya sebagai Bisnis Manager yang berkewajiban untuk mengelola dan memastikan kinerja unit yang dipimpinnya sejalan dengan kinerja Perusahaan. • Pengembangan peran sebagai People Manager dilaksanakan dengan mengadakan program yang meningkatkan kemampuan coaching dan mentoring untuk mengembangkan talent yang berada di bawah koordinasinya. Pada tahun 2013, Perusahaan mengadakan Mentors Forum guna meningkatkan kemampuan kepala unit sebagai people manager terutama kemampuan dalam melakukan coaching dan
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
mentoring. Pelaksanaan Mentors Forum juga bertujuan untuk menunjang program-program pengembangan talent seperti Management Trainee dan Cabin Crew Development Program. • Proses dan mekanisme melalui “Talent Review” (meliputi kinerja dan potensi) dilakukan untuk memastikan tersedianya key people dan key position melalui strategi dan metode Talent Management yang terintegrasi dengan strategi perencanaan dan target jangka panjang Perusahaan serta sesuai dengan peraturan perundangan.
Kinerja SDM Performance Management System (PMS) merupakan salah satu sarana bagi People Manager untuk mengelola pegawai di jajarannya serta memastikan pencapaian KPI individu dan unit yang dikelolanya. Siklus PMS terdiri dari Plan, Performance & Development Plan, Tracking dan Review. Dengan melaksanakan siklus ini, people manager dapat menyusun rencana KPI dan target individu, melakukan langkah-langkah pengembangan yang tepat, melakukan coaching dan tracking, dan melakukan review atas pencapaian target. Semua tahapan siklus tersebut diarahkan untuk memastikan pencapaian target. Dengan memperhatikan karakteristik dari setiap kelompok pegawai, Performance Management System diterapkan secara berbeda untuk Fungsi Penerbang, Awak Kabin dan Pegawai Head Office-Branch Office (HOBO). PMS untuk Penerbang difokuskan pada produktivitas, kepatuhan dalam menjalankan tugas yang diberikan, disiplin dan komitmen terhadap Perusahaan. PMS bagi Awak Kabin difokuskan pada perilaku melayani/service dan Produktivitas dari Awak Kabin. Sedangkan bagi pegawai HOBO, PMS difokuskan kepada pencapaian KPI yang dikelola oleh people manager melalui siklus PMS. Pada tahun 2014, PMS bagi pegawai HOBO akan disesuaikan dengan karakter jabatan, terutama untuk pegawai di bagian sales dan layanan. Dengan demikian penerapan PMS akan semakin tajam dan fokus dalam menilai Kinerja Pegawai.
137
Budaya Perusahaan Perubahan lingkungan yang begitu cepat menuntut Perusahaan untuk mengambil langkah strategis agar organisasi dapat terus berkembang dengan baik sesuai dengan perubahan yang terjadi. Salah satu langkah yang diambil Perusahaan adalah melakukan internalisasi budaya perusahaan secara konsisten dan berkesinambungan. Budaya perusahaan dapat menjadi pembeda mengapa suatu strategi dapat diimplementasikan dengan sukses pada suatu perusahaan, namun gagal di perusahaan lain. Karena budaya perusahaan mempunyai pengaruh kuat terhadap perilaku seluruh pegawai, maka budaya perusahaan juga menentukan kemampuan Perusahaan dalam mengubah arah strateginya. Semakin banyak karyawan yang memahami dan melaksanakan budaya perusahaan maka semakin mudah Perusahaan menyesuaikan strateginya dengan dinamika pasar.
Transformasi Budaya Perusahaan Budaya perusahaan Garuda Indonesia Fly-Hi yang terdiri dari nilai-nilai eFficient & effective, Loyalty, customer centricitY, Honesty & openness dan Integrity hingga saat ini terus menjadi panduan/pedoman perilaku Insan Garuda Indonesia. Melalui program internalisasi yang terstruktur dan sistematis, nilai-nilai budaya Fly-Hi menjadi bagian tak terpisahkan dari Strategi Transformasi Budaya untuk mendukung Transformasi Bisnis, yang bertujuan membentuk High Performance People yang menerapkan nilai-nilai budaya perusahaan dalam segala aspek organisasi dan mencapai Result Operational Excellence, sehingga dapat menjadikan Garuda Indonesia sebagai High Performance Organization.
arahan Direktur Utama, pada tahun 2013 telah disusun dan dilakukan berbagai inisiatif program dan internalisasi yang bertujuan untuk terus mendorong implementasi Fly-Hi di seluruh unit kerja dan kantor cabang, serta melakukan standardisasi program implementasi dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Fly-Hi di tingkat perusahaan, dan memperluas unit yang terlibat sehingga mendorong kinerja Perusahaan secara optimal dan berkesinambungan.
Kick Off Program 2013 dan Fly-Hi Expo Sebagai implementasi Fly-Hi, Perusahaan telah menyusun Corporate Program dengan tiga program utamanya, yakni: 1. Innovation Culture; 2. Service Culture; dan 3. Learning Culture. Corporate Program didukung oleh Supporting Program yaitu Risk Culture.
Corporate dan Supporting Program menjadi acuan program budaya di seluruh unit yang ditujukan untuk memberikan dampak positif pada perubahan perilaku, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, serta mendorong pencapaian kinerja dan produktivitas individu, unit dan perusahaan secara menyeluruh. Kick Off Program Fly-Hi 2013 dan Expo dilaksanakan pada tahun 2013 ini dengan melibatkan seluruh Unit Kerja dan Kantor Cabang Domestik, yaitu dengan menghadirkan perwakilan tim implementasi Fly-Hi (TIF) di unit-unit tersebut. Fly-Hi Expo merupakan sarana internal untuk melakukan perbandingan/benchmark dengan unit kerja lain, baik yang sudah mampu secara konsisten dan secara penuh menjalankan program Fly-Hi maupun unit kerja yang belum melaksanakan.
Dengan tujuan tersebut maka program internalisasi dan implementasi budaya Fly-Hi yang sudah berlangsung sejak tahun 2007, terus dijalankan oleh seluruh unsur dalam perusahaan dari berbagai aspek organisasi. Sejalan dengan
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
138 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Sumber Daya Manusia
Sharing Forum Fly-Hi Memasuki tahun ketujuh tahap internalisasi nilainilai perusahaan, dan salah satu titik berat adalah “implementation evidence”, baik dampak Fly-Hi terhadap perubahan perilaku, memberi nilai tambah kepada Unit Kerja dan berdampak kepada kinerja unit; tentunya, untuk terus mendorong proses tersebut diperlukan “media” yang menunjukkan bentuk implementasi Fly-Hi sehingga mampu mendorong unit lain untuk melakukannya. Salah satu media tersebut adalah sharing forum, yaitu sharing untuk berbagi pengalaman dan memberikan inspirasi efektivitas penerapan budaya.
Sharing forum sebagai media internal dan eksternal best practices sharing yang dirasakan penting untuk mendapatkan insight mengenai bagaimana unit menerapkan Fly-Hi (proses), bagaimana hasilnya (result), peran Pimpinan dan Tim Implementasi Fly-Hi (TIF) dalam mendorong implementasi secara konsisten dan selalu walk the talk yang akan mendorong pegawai di jajarannya untuk menerapkannya dalam keseharian kerja. Fly-Hi Acceleration Sharing Forum bertujuan untuk: • Sarana sharing antar TIF di seluruh unit kerja; • Sarana komunikasi mengenai implementasi Fly-Hi di masing-masing unit kerja HO dan BO; • Sarana monitoring progress implementasi Fly-Hi; • Sharing implementasi dari perusahaan yang budaya perusahaannya dianggap kuat.
Induction Program Pada tahun 2013, Perusahaan juga melakukan induction program melalui Workshop Transformasi Budaya yang dilaksanakan secara periodik bagi para karyawan baru. Tujuan dari program ini adalah proses pembelajaran kepada para karyawan baru mengenai nilai-nilai perusahaan, sehingga mereka dapat dengan capat beradaptasi dan berperilaku sesuai nilai-nilai perusahaan, apapun latar belakang mereka.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Workshop yang diikuti oleh karyawan Head Office dan Branch Office, juga awak kabin serta pilot, ini dilaksanakan selama 1 hari dengan metode experiential learning. Peserta menpelajari konsep Fly-Hi dan 10 perilaku utama melaui sekumpulan simulasi, agar peserta dapat melakukan dan mengalaminya sendiri. Selain itu juga dilakukan group discussion terkait dengan perilaku-perilaku yang harus muncul dalam keseharian kerja sesuai dengan nilai-nilai Fly-Hi dan in class method. Materi yang diberikan adalah pesan dari CEO tentang Implementasi Fly-Hi, GA Group CEO Message, pemaparan terkait pentingnya budaya dalam organisasi, diskusi perilaku stop-start-continue, serta presentasi hasil diskusi kelompok. Workshop diakhiri dengan wrap up serta penandatangan komitmen dari seluruh peserta.
Customized Training Program Dalam kaitan dengan upaya memberikan awareness dan reminder di segala lini, telah diselenggarakan sejumlah workshop yang disesuaikan dengan kebutuhan unit, seperti: Workshop Direktorat, Workshop GA dan GA Group
Strategi Remunerasi Strategi Remunerasi Garuda Indonesia disusun dengan mempertimbangkan 3 hal yaitu: Market, Meritocracy dan Company Capability. Untuk tetap kompetitif di pasar tenaga kerja, Garuda Indonesia menerapkan kebijakan dimana nilai suatu kelompok jabatan didasarkan pada beberapa ukuran, antara lain jenis pekerjaan, bobot jabatan dan harga jabatan tersebut di pasar. Garuda Indonesia juga mempertimbangkan kinerja dan produktivitas pegawai dalam menetapkan penghargaan kepada pegawai. Selain itu, untuk menjaga sustainability perusahaan maka pemberian penghargaan tetap mempertimbangkan kemampuan perusahaan baik di tahun berjalan ataupun di masa depan.
139
Pada tahun 2013 Garuda Indonesia mempertajam strategi remunerasi bagi karyawan dengan menerapkan pemberian penghargaan melalui komponen remunerasi kepada Penerbang, Awak Kabin dan Pegawai HOBO yang disesuaikan (customized) dengan karakter pekerjaan.
Marketing & Sales Academy, serta Cargo Academy. Diperuntukan sebagai lembaga yang mampu memberikan solusi pembelajaran serta menghasilkan karyawan yang memiliki kinerja tinggi, seluruh academy dalam Corporate University ini diharapkan dapat turut berkontribusi pada pertumbuhan bisnis Garuda Indonesia.
Pengembangan Kompetensi/Pendidikan Selain yang telah diuraikan di atas, pengembangan kompetensi bagi pegawai secara keseluruhan juga dilakukan melalui sistem Employee Development Program (EDP). EDP dilakukan bersamaan dengan proses Performance Management System. Di awal tahun, People Manager melakukan coaching dengan pegawai untuk menyepakati pengembangan yang akan diberikan kepada pegawai baik melalui training, seminar atau penugasan pekerjaan.
Pengembangan Karir Garuda Indonesia memberi kesempatan mengembangkan karir yang jelas dan terencana tanpa membedakan gender, suku, agama dengan melalui talent review pada setiap jenjang yang dipertimbangkan adalah kemampuan, pengetahuan, prilaku, kinerja serta potensi dari setiap pegawai.
Jumlah Karyawan Corporate University Dalam upaya semakin meningkatkan pengembangan SDM Perusahaan, pada 2013 Perusahaan menyelenggarakan soft launching beberapa academy diantaranya: Pilot Academy, Flight Attendant Academy, Finance Academy, Maintenance & Engineering Academy, Ground Service Academy,
Jumlah karyawan pada tahun 2013 adalah sebanyak 7.861 karyawan meningkat sebesar 12,2% dibandingkan dengan jumlah karyawan pada tahun 2012 yaitu sebanyak 7.008 karyawan. Hal ini untuk mendukung operasional dengan pemenuhan terutama karyawan di sektor yang dipengaruhi secara langsung penambahan jumlah armada dan penambahan kapasitas (operasional).
Jumlah Karyawan Berdasarkan Usia 7%
Kelompok Usia (tahun)
2013
2012
13% 37%
> 50
1.043
938
41 – 50
2.566
2.476
31 – 40
806
946
21 – 30
2.934
2.198
512
450
7.861
7.008
< 21 Total
7%
2013
2012 33%
14%
10%
> 50
13%
31%
41 – 50
31 – 40
35%
21 – 30
< 21
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
140 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Sumber Daya Manusia
Jumlah Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
2013
2012
Pria
4.022
Wanita
3.839
3.271
Total
7.861
7.008
51%
2013
49%
53%
2012
47%
3.737
Pria
Wanita
Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan 4%
Pendidikan
2013
S3
5%
2012
4
4
S2
308
312
S1
2.654
2.356
Diploma
1.656
802
SLTA
3.239
3.534
Total
7.861
7.008
41%
2013
34%
50%
2012 11%
21%
S2
34%
S1
Diploma
SLTA
S3 : 0%
Jumlah Karyawan berdasarkan Profesi Tetap No A.1
Profesi
2013
2012
2013
Kontrak
Siswa
2012
2013
2012
2013
2012
239
Pilot & Copilot Aktif
2
Capeg
774
688
-
-
278
154
251
Diperbantukan
-
-
-
-
-
-
-
-
Cuti Di Luar Tanggunan Perusahaan
-
-
-
-
-
-
-
-
Cuti Gravida
-
-
-
-
-
-
-
-
1.318
1.275
-
-
1.587
908
375
431
40
29
-
-
-
-
-
-
12
9
-
-
-
-
-
-
Cabin Attendant Aktif Cuti Gravida Cuti Di Luar Tanggungan Perusahaan
3
Sales & Promotion
694
669
1
1
50
100
-
-
4
Airport Handling
489
434
-
-
28
109
-
-
5
Maintenance & Engineering
105
110
-
-
17
22
-
-
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
141
Jumlah Karyawan berdasarkan Profesi Tetap No 6
Profesi All Other Personel Cuti Di Luar Tanggungan Perusahaan Pegawai diperbantukan Jumlah Pegawai PT Garuda Indonesia (A)
B.1 2
Capeg
2013
2012
2013
1.327
1.283
2
2
Kontrak
Siswa
2012
2013
2012
2013
2012
2
1
106
169
44
11
-
-
-
-
-
-
22
25
-
-
-
-
-
-
4.783
4.524
3
2
2.066
1.426
670
681
38
38
-
-
27
29
-
-
SBU GARUDA CARGO
264
259
-
-
10
13
-
-
Jumlah SBU (B)
302
297
-
-
37
42
-
-
5.085
4.821
3
2
2.103
1.504
670
681
7.861
7.008
SBU GSM
Total Karyawan (A+B) Total Jumlah Karyawan
Biaya Program Pengembangan SDM Perusahaan berkomitmen untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kompetensi yang dimiliki oleh karyawan Garuda Indonesia. Komitment tersebut diwujudkan melalui program-program training dan learning. Pada tahun 2013, Perusahaan mengeluarkan training investment bagi karyawan sebesar Rp 20,65 juta per orang yang terbagi dalam 4 kategori program training, yaitu: Flight Operation Training, Flight Attendant Training, Airline Business Training dan Flight Operation Officer Training.
Pengelolaan Hubungan Industrial Garuda Indonesia memiliki Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang disusun bersama dengan serikat pekerja dan ditinjau secara periodik setiap dua tahun. Setelah ditandatanganinya PKB pada tahun 2012, maka pada tahun 2013 adalah melaksanakan hal-hal yang tercantum dalam PKB tersebut serta terus meningkatkan hubungan komunikasi di antara Serikat Pekerja dan Manajemen melalui Lembaga Kerjasama Bipartit (LKS Bipartit). LKS Bipartit dilandasi dengan pemahaman akan peran, tugas serta tanggung jawab masing-masing, yang merupakan harapan setiap perusahaan dan karyawan. LKS
Bipartit terdiri dari unsur manajemen dan unsur perwakilan serikat pekerja yang terdiri dari Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga), Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI), dan Asosiasi Pilot Garuda Indonesia (APG). LKS Bipartit merupakan komite karyawan dan manajemen yang dibentuk secara sukarela bertujuan untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang menjadi kepentingan bersama yang umumnya tidak didiskusikan dalam perundingan. LKS Bipartit memberi ruang bagi manajemen dan karyawan untuk membangun komitmen dalam ruang dialog yang egaliter dan dinamis menuju hubungan industrial yang harmonis. LKS Bipartit juga berupaya untuk menumbuhkan komunikasi yang baik antara manajemen dan karyawan, dan memberikan dampak positif terhadap peningkatan kinerja dan produktivitas, sehingga bisa mencapai target dan tujuan bersama. Sepanjang tahun 2013, LKS Bipartit juga banyak membahas mengenai kesejahteraan pegawai, hingga masukan-masukan karyawan terkait operasional perusahaan. Semuanya menjadi masukan untuk meningkatnya kinerja dan produktivitas Perusahaan secara utuh.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
142 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Surat Keputusan No. KEP-044/KM.10/2007 tanggal 26 Maret 2007. Iuran dana pensiun berasal dari kontribusi PT Aero Wisata dan karyawan masingmasing sebesar 11,40% dan 5% dari gaji kotor. Pada masa pensiun, karyawan akan memperoleh manfaat sebesar 2,5% kali masa kerja kali penghasilan dasar pensiun.
Jenis Imbalan Kerja Dan Deskripsi a. Imbalan Pasca-kerja • Program Iuran Pasti Perusahaan dan PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA), entitas anak, menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetapnya. Program pensiun tersebut dikelola oleh Dana Pensiun Garuda Indonesia (DPGA), yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. KEP-403/KM.17/1999 tanggal 15 Nopember 1999. luran dana pensiun masing-masing berjumlah 7,5% dari gaji dasar karyawan dimana sebesar 2% ditanggung karyawan dan sisanya ditanggung entitas anak.
Grup (GMFAA, ADSI, ASI dan AWS) juga memberikan imbalan kepada karyawan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan kebijakan Perusahaan yang didasarkan pada Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan kerja ini.
Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perusahaan tanggal 26 April 2013, di setujui dan ditetapkan perubahan iuran dana pensiun Perusahaan dari yang semula 7,5% dari gaji dasar karyawan menjadi 10% dan perubahan iuran yang ditanggung karyawan dari yang semula 2% menjadi 3% dan sisanya menjadi tanggungan Perusahaan.
b. Imbalan Kerja Jangka Panjang Lain Grup (GMFAA, ADSI, ASI dan AWS) memberikan penghargaan masa bakti kepada karyawan yang telah bekerja selama 20 tahun sesuai dengan kebijakan Perusahaan. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan kerja ini.
PT Abacus Distribution Systems Indonesia (ADSI), entitas anak, menyelenggarakan program penutupan asuransi atas jaminan hari tua untuk semua karyawan yang memenuhi persyaratan. Program jaminan hari tua ini memberikan manfaat jaminan hari tua yang ditentukan berdasarkan penghasilan terakhir peserta. Program jaminan hari tua ini dikelola oleh PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Pendanaan jaminan hari tua berasal dari kontribusi entitas anak tersebut dan karyawannya masingmasing sebesar 7,5% dan 2,5% dari gaji dasar.
• Program Imbalan Pasti PT Aero Wisata, entitas anak, menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk seluruh karyawan tetapnya yang dikelola oleh Dana Pensiun Aero Wisata yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Kebijakan Akuntansi Imbalan Kerja a. Imbalan Pasca-Kerja Perhitungan imbalan pasca-kerja ditentukan dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui menggunakan metode koridor. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari jumlah yang lebih besar diantara nilai kini liabilitas imbalan pasti atau nilai wajar aset program diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung, apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya diakui sebagai beban dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Keuntungan atau kerugian atas kurtailmen atau penyelesaian diakui langsung ketika kurtailmen atau penyelesaian tersebut terjadi.
143
Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasca-kerja di laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasca-kerja disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial belum diakui dan biaya jasa lalu belum diakui, dan dikurangi dengan nilai wajar aset program.
b. Imbalan Kerja Jangka Panjang Lain Perhitungan imbalan kerja jangka panjang ditentukan dengan menggunakan Projected Unit Credit. Biaya jasa lalu dan keuntungan (kerugian) aktuarial diakui langsung pada periode yang bersangkutan. Keuntungan atau kerugian atas kurtailmen atau penyelesaian diakui langsung ketika kurtailmen atau penyelesaian tersebut terjadi.
Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan kerja jangka panjang di laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini liabilitas imbalan kerja pasti.
Employee Engagement Perusahaan mengamati engagement pegawai setiap tahun melalui survei yang selalu dimutahirkan metode dan proses pengukurannya. Hasil survei menjadi materi People Manager untuk meningkatkan engagement pegawai di unitnya. Untuk itu perusahaan telah melakukan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan People Manager dalam melakukan coaching sumber daya manusia. Dengan demikian para People Manager berkewajiban untuk menciptakan suasana engage sehingga timbul kreativitas, inovasi dan peningkatan produktivitas pegawai. Hasil survei juga menjadi masukan unit Human Capital Management dalam memutahirkan kebijakan perusahaan dalam pengelolaan sumber daya manusia. Selain itu, pengukuran engagement pegawai menjadi salah satu unsur penilaian perusahaan berkinerja unggul.yang akhirnya terkait dengan perusahaan sebagai Employer of Choice.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
144 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Teknologi Informasi
Berbagai program pengembangan teknologi informasi yang dilakukan oleh Garuda Indonesia sepanjang tahun 2013 pada dasarnya diarahkan untuk mendukung strategi bisnis yang dijalankan Perusahaan. Kian ketatnya persaingan seiring dengan masuknya maskapai asing dan bertumbuhnya perusahaan penerbangan “low cost carrier”, serta dalam rangka menyongsong Quantum Leap tahun 2014, membuat upaya pengembangan teknologi informasi perusahaan harus bermuara kepada operational excellence.
Kebijakan Masterplan IT Garuda Indonesia telah menyusun dan menerapkan IT Masterplan 2012-2016 untuk mendukung pencapaian target bisnis Perusahaan melalui inisiatif-inisiatif yang terfokus, serta pemilihan teknologi yang realistis dan pragmatis.
Inisiatif TI tahun 2013 difokuskan untuk mendukung migrasi platform PSS ke sistem Amadeus Altea serta bergabungnya Garuda Indonesia ke dalam SkyTeam.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Inisiatif IT Garuda Indonesia dilaksanakan berdasarkan skala prioritas yang difokuskan pada key objective berikut: 1. Mengganti core airline system (PSS); 2. Menyediakan teknologi yang dibutuhkan untuk bergabung dengan SkyTeam. 3. Membangun platform teknologi yang handal untuk semua area bisnis. 4. Memfasilitasi untuk memberikan diferensiasi terfokus pada area bisnis tertentu. 5. Membangun kapabilitas TI sehingga dapat meningkatkan kemampuan Garuda Indonesia secara signifikan dalam mengimplementasi berbagai inisiatif Teknologi Informasi.
145
Masterplan IT Garuda Indonesia dibangun di atas delapan prinsip teknologi yang kesemuanya ditujukan untuk mendukung pencapaian target Perusahaan, serta melakukan diferensiasi bila diperlukan. Ke delapan prinsip tersebut adalah: 1. Memilih sistem standar industri penerbangan, dan menerapkannya untuk fungsi-fungsi yang menawarkan kemampuan bagi Garuda untuk kompetitif. 2. Memilih sistem IT yang dinamis dan mempunyai kemampuan yang terbaik dikelasnya, untuk digunakan pada fungsi-fungsi yang membutuhkan kemampuan diferensiasi kompetitif. Untuk fungsi lainnya difokuskan untuk menggunakan sistem terintegrasi menggunakan platform yang telah terbukti handal dan tidak perlu kustomisasi. 3. Mengembangkan arsitektur IT yang luwes dan dapat digunakan kembali, serta memberikan kemudahan bagi calon penumpang untuk mengakses layanan dan informasi melalui berbagai channel.
4. Mengembangkan arsitektur IT yang dapat menjamin kerahasiaan data pelanggan dan perusahaan, dengan menerapkan kebijakan, proses dan perangkat keamanan yang sesuai. 5. Menerapkan standard best practice di sistem aplikasi. 6. Melakukan integrasi informasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas yang memberikan manfaat untuk pelanggan dan perusahaan. 7. Memanfaatkan infrastruktur dengan menyediakan bandwith yang memadai, keamanan, dan kontinuitas bisnis. 8. Melaksanakan proyek dan menyediakan layanan IT yang sesuai standar industri dengan dukungan mitra IT terpercaya untuk menjamin ketepatan waktu dan efektivitas.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
146 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Pelaksanaan Program di Tahun 2013 Di tahun 2013 telah banyak rencana roadmap inisiatif IT Masterplan Perusahaan yang dilaksanakan dan membawa dampak penting dalam mendukung pertumbuhan Perusahaan menyongsong Quantum Leap Garuda Indonesia. Inisiatif IT pada tahun 2013 difokuskan untuk menyiapkan seluruh IT requirement dalam rangka mendukung diterapkannya sistem baru untuk layanan penumpang, yakni Passenger Services Systems (PSS) Amadeus Altea, dan mendukung bergabungnya Garuda Indonesia ke dalam SkyTeam. Berikut ini adalah berbagai inisiatif IT Masterplan yang dilaksanakan di tahun 2013: • Melakukan peningkatan capacity, reliability, dan security terkait network untuk mendukung kesiapan operasional sistem Amadeus Altea. • Menyelesaikan Implementasi Enterprise Service Bus (ESB) yang meliputi ESB, ODS (Operation Data Stores) dan MQ Server. ESB akan berfungsi untuk mengintegrasikan sistem PSS baru dengan IOCS, IBE, dan seluruh impacted system. • Migrasi Sistem PSS ARGA menjadi Amadeus Altea. Dan di tahun yang sama diselesaikan implementasi Reservation, Inventory, dan Ticketing (RIT) dan Departure Control System (DCS), sehingga seluruh operasional di branch office, airport domestik dan internasional sudah menggunakan sistem Amadeus Altea. • Menyelesaikan Integrated Contact Center untuk mendukung layanan pelanggan sesuai dengan standar SkyTeam • Menyelesaikan integrasi Garuda Frequent Flyer (GFF) dengan FFP seluruh anggota SkyTeam dengan menggunakan aplikasi integrator sesuai dengan platform SkyTeam. • Arsitektur IT Perusahaan (EA) telah selesai penyusunannya, mencakup arsitektur infrastruktur, arsitektur aplikasi dan arsitektur informasi perusahaan. EA ini digunakan sebagai panduan menyusun kebijakan IT yang strategis dan sejalan dengan aspek bisnis. Lingkup awal implementasi EA meliputi Direktorat Operasi (DO), Direktorat Marketing & Sales (DN), dan beberapa unit di bawah Direktorat Service (DC).
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
• Menyelesaikan set-up Disaster Recovery Center (DRC) untuk sistem IOCS, yang ditujukan untuk memastikan business continuity. Akan menyusul set-up DRC untuk core application lainnya yang memiliki critical business impact bagi Garuda Indonesia. • Untuk inisiatif terkait pengembangan kapabilitas IT serta model operasional IT telah dilakukan dalam beberapa inisiatif TI antara lain penyusunan IT Service Catalog, managed service web developer untuk menangani permintaan user akan pembuatan website, set-up PMO IT, dan set-up Tools untuk IT Service Desk. • Kebijakan, standard, dan prosedur terkait IT Security (ISMS) sesuai ISO 27001 sudah disetujui Board of Director (BoD) dan secara bertahap sudah diimplementasikan. Ini merupakan salah satu persyaratan dari SkyTeam, untuk memastikan keamanan data dari member aliansi. • Proyek penyusunan tata kelola TI sudah dimulai dan ditargetkan selesai di tahun 2014. Inisiatif ini dilaksanakan untuk memenuhi target Permen BUMN PER-02/MBU/2013 tentang IT Governance yang mensyaratkan bahwa Tata kelola TI BUMN minimal berada pada maturity level 3 di tahun 2018. • Project IT Maintenance Repair and Overhaul (MRO) sudah memasuki tahap realisasi. yaitu data cleansing di sistem lama yang akan dimigrasikan ke sistem baru. • Implementasi Fare Management System (FMS) selesai dilakukan.
Rencana 2014 Objective Rolling Initiatives IT Master Plan di tahun 2014 adalah build engine for growth. Tema ITMP tersebut dipilih dalam rangka mendukung rencana bisnis untuk meningkatkan kelangsungan kenaikan pendapatan perusahaan melalui peningkatan kualitas produk dan layanan kepada pelanggan pada tahap pertumbuhan. Berdasarkan rencana bisnis Garuda tersebut maka disusun inisiatif IT untuk mendukung pertumbuhan bisnis.
147
Berikut ini adalah inisiatif IT Masterplan yang akan dijalankan di tahun 2014: • Peningkatan fitur di website Garuda Frequent Flyer (GFF) yaitu Interactive Redemption Upgrade (IRU) dan Profile Access Synchronization. Sistem GFF saat ini belum memilki fitur tersebut untuk diintegrasikan dengan PSS Amadeus Altea. • Peningkatan utilisasi Self Service Check In (SSCI) dengan penambahan KIOSK yang akan ditempatkan di Airport Cengkareng. • Konsolidasi enterprise reporting berdasarkan Roadmap Enterprise Data Warehouse. Cakupan awal enterprise reporting adalah Commercial (BLF, SLF, Route Profitability), Treasury (Profit, Revenue, Free Cash Flow), dan PSS Operational Reporting. • Melanjutkan implementasi EITA dengan cakupan di Direktorat Service (DC) dan Direktorat Strategi, Pengembangan Bisnis & Risk Management (DQ). • Implementasi Customer Relationship Management (CRM). • Melakukan kalibrasi untuk sistem commercial planning. • Mengintegrasikan bisnis proses Operations dengan Network Planning, melalui integrasi sistem IOCS dengan sistem Netlineplan. • Mengintegrasikan bisnis proses operations dengan Maintenance Repair Overhaul, melalui integrasi sistem IOCS dengan Sistem MRO. • Inisiatif untuk mendukung single version of truth melalui pelaksanaan project Enterprise Data Warehouse, telah menghasilkan roadmap yang akan diimplementasikan selama 5 tahun ke depan. Inisiatif-inisiatif terebut disusun ke dalam dokumen Information Technology Portfolio (ITPP) tahun 2014. Unit IT berkewajiban untuk melaksanakan inisiatif tersebut dengan manajemen IT berdasarkan standar kerangka kerja IT yaitu COBIT dan ITIL. Oleh karena itu unit IT tetap melakukan improvement terhadap kerangka kerja IT tersebut pada tahun 2014 agar sesuai dengan peraturan pemerintah Indonesia dalam melaksanakan tata kelola IT (IT Governance).
Selain inisiatif IT tersebut di atas untuk mendukung bisnis, IT juga mendukung komunikasi dan koordinasi kerja agar produktivitas karyawan meningkat. Untuk mencapai tujuan tersebut, Garuda telah bekerjasama dengan Microsoft dengan menggunakan Office 365 untuk memberikan layanan yang prima terhadap karyawan. Untuk mencapai layanan yang prima terhadapa bisnis dibutuhkan layanan operasional IT yang prima, oleh karena itu Divisi IT juga memperkuat layanan operasional IT dengan alignment inisiatif dengan Asyst, anak perusahaan yang bergerak dalam bidang IT. Bersama Asyst, Garuda IT juga akan melaksanakan layanan standard IT yaitu ITIL secara bertahap. Pada tahap awal akan dilaksanakan improvement terhadap Service Desk yang mencakup layanan helpdesk dengan aplikasi terbaik untuk layanan ITIL. Tahap selanjutnya adalah peningkatan layanan IT terhadap bisnis dengan memanfaatkan IT Service Catalog yang telah disusun pada tahun 2013 untuk membangun layanan IT problem management dan Incident management sehingga layanan operasional IT dapat mencapai kinerja terbaik. Pada akhirnya, semua inisiatif IT tersebut memerlukan dukungan infrastruktur IT yang prima sebagai fondasi IT untuk mendukung operasional IT. Dengan memanfaatkan teknologi terbaru masa kini maka beberapa inisiatif untuk melakukan improvement adalah: • Bersama dengan Asyst membangun DC berbasis VMWare dan juga DRC untuk aplikasi aplikasi yang kritis terhadap bisnis. • Membangun New IT Backbone dan peningkatan reliability network di airport untuk meningkatkan layanan jaringan guna mendukung aplikasi serta operasional bisnis. • Mengimplementasikan IT Security Policy berdasarkan Manual Keamanan Informasi (MKI) Garuda agar selaras dengan IT Policy SkyTeam untuk menjamin keamanan IT guna bergabung dengan aliansi penerbangan SkyTeam
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
148 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Procurement
Dengan tercapainya tahap ‘Procurement Excellence’, fungsi Pengadaan kini merupakan salah satu elemen strategis dalam meningkatkan kinerja Garuda Indonesia.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Saat ini, pengadaan telah berkembang menjadi salah satu fundamental dalam kesuksesan pencapaian bisnis perusahaan. Hal ini dikarenakan Garuda Indonesia menyadari pentingnya penerapan strategi pengadaan dalam mendukung kinerja perusahaan. Melalui strategi penerapan yang direncanakan dengan matang dan disesuaikan dengan strategi bisnis perusahaan, Perusahaan dapat meningkatkan competitive advantagesnya baik dari sisi efisiensi,efektivitas maupun nilai tambah yang diperoleh dari strategi pengadaan barang dan jasa. Itu sebabnya, Garuda Indonesia menjalankan strategi pengadaan secara konsisten dalam satu rangkaian proses yang terencana sesuai dengan Garuda Indonesia Procurement Roadmap. Garuda Indonesia Procurement Roadmap merupakan rangkaian proses yang terdiri dari empat tahapan. Tahap pertama adalah tahap “Basic Buying”, dimana di awal perjalanannya, pengadaan dilakukan secara desentralisasi, parsial dan belum adanya proses konsolidasi yang berpengaruh pada standarisasi kualitas dan harga atas barang/jasa. Tahap berikutnya adalah tahap “Strategic Buying”, dimana pembelian dilakukan secara terkonsolidasi dengan kontrak jangka panjang, dan melakukan klasifikasi supplier berdasarkan kompetensinya. Pada tahap selanjutnya, atau tahap “Partnership”, fokus Perusahaan beralih dari upaya efisiensi dan jangka pendek ke arah efisiensi biaya dari sisi vendor yang dilakukan dengan strategi kerjasama jangka panjang. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas vendor yang akan berdampak pula pada kinerja Perusahaan. Pada tahap ini, Perusahaan mengembangkan sistem value chain untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pengadaan. Tahap ke empat, dimana Perusahaan berada saat ini, adalah tahap “Procurement Excellence”. Pada tahap ini, Perusahaan melakukan implementasi atas Supply Chain Management secara menyeluruh dengan melibatkan berbagai aspek seperti source quality & risk, supplier’s cost driver, serta customer focus. Pada tahap ini, proses pengadaan di Perusahaan mengarah pada prinsip “buyer focuses on own core competencies”, dimana Perusahaan membangun banyak kemitraan, sehingga proses transaksional dalam pengadaan barang/jasa dapat dikurangi dan Perusahaan dapat memfokuskan upayanya pada core business serta pengembangan strategi ke depan.
149
DRIVES STRATEGY THROUGH PROCUREMENT
Balance Sheet
Bottom Line
Working Capital
Garuda Indonesia Quantum Leap
Supply Chain Procurement System Development Governing Strategic Procurement Culture
Kemitraan yang dibangun oleh Perusahaan diarahkan pada “Continous Joint Performance Improvement”, dimana setiap pihak yang terlibat melakukan penyempurnaan proses dan peningkatan kinerja sehingga dapat mendorong pertumbuhan serta memberikan nilai tambah bagi kedua belah pihak. Perusahaan telah melakukan langkah-langkah pengembangan strategi pengadaan pada tahun 2013 untuk menjawab tantangan bisnis yang pertumbuhannya semakin pesat, khususnya dalam industri penerbangan.
Dalam upaya menerapkan Supply Chain Management Perusahaan yang efektif, efisien, serta dapat memberikan pelayanan prima bagi Customer, di tahun 2013, Perusahaan melakukan beberapa perubahan business process dan strategi pengadaan, antara lain Joint Procurement yang mendukung efektivitas serta menjaga standarisasi kualitas dalam rangka bergabungnya Perusahaan pada Aliansi Global SkyTeam.
Procurement Challenges
Perusahaan juga melakukan pemberdayaan pada Bagian Pengadaan di Branch Office guna mendukung percepatan dan efektivitas penyediaan barang/jasa yang berpengaruh pada peningkatan pelayanan dan efektivitas operasonal. Hal ini juga sejalan dengan strategi Perusahaan yang memfokuskan planning & strategi pengadaan di area pusat dan eksekusi di area Branch Office.
Di samping itu, Perusahaan menerapkan Sourcing Strategy dengan melakukan intensifikasi skema horizontal supply chain (partnership), dimana Perusahaan membangun kolaborasi dan sinergi yang intensif, baik dengan anak perusahaan maupun dengan pihak ketiga lain, sehingga risiko bisnis dan proses transaksional dapat diminimalisasi serta perusahaan dapat fokus pada core business dan pengembangan strategi lebih lanjut.
Sampai dengan saat ini Perusahaan telah mengembangkan kemitraan dengan beberapa pihak antara lain General Electric (GE) dalam kaitannya dengan pengembangan kapabilitas GMF untuk maintenance engine, Accor Hotel Group dalam ruang lingkup penyediaan jasa akomodasi untuk awak pesawat Garuda dan kemitraan lain yang memfokuskan pada peningkatan nilai tambah baik itu bagi Perusahaan maupun pihak ketiga.
1. Supply Chain Integrasi yang efektif dalam suatu supply (Supply Chain Management) akan menjadi faktor kunci bagi Perusahaan dalam mencapai perbaikan-perbaikan yang diperlukan agar perusahaan tetap kompetitif.
Procurement Result
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
150 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
logistik yang handal dan terintegrasi yaitu dengan core sistem Material Management dan Supplier Relationship Management untuk menunjang proses pengadaan dan pengelolaan logistik yang ada di Perusahaan. Ruang lingkup sistem pengadaan tersebut mencakup end to end process pengadaan dimulai dari permintaan pengadaan, interaksi dengan supplier sampai dengan penerimaan barang/jasa serta pengelolaan inventory.
Ruang lingkup Sourcing Strategy juga meliputi evaluasi atas kinerja supplier, baik yang sedang dalam masa pelaksanaan pekerjaan maupun yang telah selesai masa pelaksanaan pekerjaan. Hal ini merupakan instrumen penting bagi Perusahaan dalam upaya menjaga standar kualitas dan performance Perusahaan melalui dukungan pihak ketiga.
2. Procurement & Logistic System Development Sebagai bagian dari strategi pengadaan dimana saat ini kecepatan, akurasi dan transparansi proses pengadaan menjadi tuntutan utama, peran Teknologi Informasi (TI) dalam pengadaan sangat diperlukan. Perusahaan telah melakukan implementasi sistem pengadaan dan
Pada tahun 2013, Perusahaan secara intensif melakukan pengembangan sistem berbasis Material Management & Supplier Relationship Management antara lain sistem konsinyasi, sistem barcode dan pengembangan E-Catalogue untuk meningkatkan efektivitas pengadaan dan pengelolaan logistik untuk menunjang produktivitas dan kinerja Perusahaan.
Garuda Indonesia’s End to End Procurement & Logistic System
Payment
Warehouse Requisition
Invoice Verification
Inventory
Good Receipt
Consumption
Supplier Determination
PO Monitoring Vendor Selection Order Processing
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
151
Di samping itu, Perusahaan juga mengoptimalkan penggunaan Electronic Procurement berbasis web sebagai media penyampaian informasi serta ketentuan Pengadaan di Perusahaan dan juga menampilkan kemudahan kepada supplier untuk mendaftar sebagai rekanan Garuda.
Sepanjang tahun 2013, Forum Pengadaan secara rutin juga dilakukan sebagai salah satu implementasi Knowledge Management dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan proses pengadaan yang sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang berlaku di Perusahaan.
3. Governing Strategic Procurement Culture Penerapan budaya perusahaan merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam implementasi pengadaan. Integritas sebagai salah satu budaya perusahaan merupakan nilai utama yang harus dipegang teguh bagi setiap personil pengadaan dalam setiap aktivitas pengadaan. Untuk itu, sebagai wujud komitmen untuk menjunjung tinggi profesionalisme kerja dalam rangka menunjang pencapaian kinerja perusahaan serta berkaitan dengan implementasi Kode Etik serta Budaya Perusahaan, secara rutin dilaksanakan penandatanganan Pakta Integritas (Conflict of Interest) setiap tahun oleh personil pengadaan.
Langkah-langkah pengembangan pada strategi pengadaan yang dilakukan secara fokus dan konsisten diarahkan untuk memberikan dampak yang positif kepada kinerja Perusahaan, termasuk pada aspek finansial yang nantinya berkembang pula dalam penentuan strategi Perusahaan.
Di samping itu, setiap pegawai yang memiliki fungsi pengadaan harus mempunyai kemampuan dan kompetensi yang standar guna menjalankan strategi pengadaan sesuai dengan arah perkembangan bisnis Perusahaan. Untuk itu, Perusahaan di tahun 2013 menerbitkan Procurement License yang diberikan kepada personil pengadaan melalui serangkaian training dan evaluasi. Procurement License ini memiliki masa berlaku 2 tahun dan dapat dibatalkan/dicabut apabila personil pengadaan terbukti terlibat dengan permasalahan integritas
Rencana tahun 2014 Strategi pengadaan di tahun 2014 adalah melanjutkan ke tahapan pengembangan selanjutnya sebagai upaya menjadi “World Class Procurement” yaitu dengan mengembangkan risk based procurement sebagai strategi pengadaan, pengembangan sistem pengadaan yang berorientasi bisnis, serta membangun iklim yang eksternal fokus untuk optimalisasi sistem pengadaan. Dengan langkah-langkah tersebut diharapkan Perusahaan dapat terus meningkatkan competitive advantage yang berperan dalam penentuan strategi Perusahaan ke depan.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
152 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
Garuda Indonesia memperoleh penghargaan “The Best Airline Hajj Operation” dari General Authority of Civil Aviation Saudi Arabia atas kinerja operasional yang baik selama operasional haji tahun 2013.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
153
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
154 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasi Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
Pada tahun 2013 Garuda Indonesia menetapkan hasil penilaian praktik penerapan GCG sebagai salah satu Key Performance Indicator (KPI) Perseroan
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Kerangka Penerapan GCG Garuda Indonesia senantiasa berkomitmen penuh untuk selalu melaksanakan penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau Good Corporate Governance (GCG) dalam kegiatan usahanya serta selalu berupaya untuk terus meningkatkan dengan melakukan berbagai usaha perbaikan dalam penerapan Good Corporate Governance, guna mewujudkan perusahaan yang dapat dipercaya dari para pemangku kepentingan, berkinerja unggul dan dapat tumbuh secara berkesinambungan. Penerapan Good Corporate Governance Garuda Indonesia mengacu dan berpedoman kepada Peraturan Menteri BUMN No. PER-01/MBU/2011 perihal Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara, Pedoman Umum Good Corporate Governance yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) tahun 2006. Sebagai wujud implementasi Good Corporate Governance, Garuda Indonesia telah menetapkan dan mengesahkan Pedoman Kebijakan Perusahaan, yang merupakan pedoman kebijakan pelaksanaan tata kelola perusahaan; Board Manual, yang merupakan pedoman bagi Direksi dan Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya; Etika Kerja & Etika Bisnis, yang merupakan pedoman perilaku kerja pegawai Garuda Indonesia dan pedoman bagi pegawai Garuda Indonesia
155
dalam melaksanakan kegiatan usaha perusahaan dengan pihak pemangku kepentingan. Garuda Indonesia juga telah menetapkan dan memperbaharui secara terus menerus prosedur-prosedur operasional dan manual-manual teknis pada seluruh lini organisasi sehingga setiap fungsi organisasi dalam melaksanakan tugasnya berpedoman dan tunduk kepada aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan tersebut.
Tahapan Good Corporate Governance Sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2013, Garuda Indonesia menetapkan 3 (tiga) tahapan dalam penerapan Good Corporate Governance. Pada tahap “Good Garuda Governance” antara tahun 2005 hingga 2008, Garuda Indonesia memfokuskan diri pada upaya pemenuhan terhadap peraturan dan perundangundangan. Pada tahap “Good Governed Garuda”, antara tahun 2009 hingga 2010, Garuda Indonesia melakukan proses internalisasi tata nilai budaya kerja baru yang disingkat “Fly-Hi” (eFficient & effective, Loyalty, customer centricitY, Honesty & openness and Integrity). Selanjutnya pada tahap “Good Garuda Citizen”, antara tahun 2011-2013, Garuda Indonesia berusaha mewujudkan praktik bisnis yang bersih, beretika dan bermartabat di semua lapisan manajemen dan pegawai Perusahaan.
Pada tahun 2011, sejalan dengan rencana ”QuantumLeap”, Garuda Indonesia meluncurkan buku pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja Garuda Indonesia yang mengatur mengenai apa yang patut dan tidak patut untuk dilakukan oleh setiap pegawai Garuda Indonesia dalam relasinya dengan semua Pemangku Kepentingan baik dengan pelanggan, pegawai, vendor, agen, pemegang saham dan para pemangku kepentingan lainnya. Peluncuran buku yang telah dilengkapi dengan panduan Whistleblowing System ini diharapkan dapat membentuk mindset dan perilaku bersih disetiap Insan Garuda Indonesia dalam jangka panjang. Tahap “Good Garuda Citizen” memiliki sasaran untuk membangun budaya GCG melalui pendekatan pada 3 (tiga) aspek penting yaitu “Leadership, Systems & Members”. Terkait aspek Leadership telah dilakukan workshop berkaitan dengan fungsi dan peran para leader sebagai ‘role model’ dalam membangun budaya GCG. Komitmen Dewan Komisaris dan Direksi terhadap penerapan GCG di Garuda Indonesia juga ditunjukkan dengan pelaksanakan assessment GCG secara konsisten dan melakukan tindak lanjut atas rekomendasi hasil assessment.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
156 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
Terkait aspek System, Garuda Indonesia memastikan bahwa setiap individu memahami peran, tugas, ukuran kinerja serta target yang harus dicapai.Untuk itu Perusahaan merancang suatu model sistem manajemen kinerja yang terstruktur dan sistematis. Sistem ini memuat kontrak manajemen antara Direksi dan Dewan Komisaris yang memuat Indikator Kinerja Utama (Key Performace Indicators) dan targettarget perusahaan yang harus dicapai, kemudian dijabarkan menjadi KPI dan target unit kerja hingga target individu setiap pegawai. Terkait aspek Members, Garuda Indonesia merancang program pelatihan dengan mengintegrasikan konsep dan prinsip-prinsip GCG dalam silabus program pelatihan. Perusahaan melakukan program komunikasi internal melalui berbagai saluran media perusahaan atau intranet dengan memuat artikel-artikel berkenaan dengan GCG baik konsep maupun implementasinya di Perusahaan. Tahapan penerapan Good Corporate Governance selanjutnya yaitu tahap Garuda Group Governance, antara tahun 2014 hingga 2015, yang mana Garuda Indonesia akan menerapkan dan membentuk perangkat Good Corporate Governance pada anak perusahaannya. Sehingga diharapkan Garuda Indonesia beserta anak perusahaannya secara group berkomitmen dan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
Struktur Tata Kelola Perusahaan Struktur tata kelola perusahaan Garuda Indonesia secara garis besar tunduk dan sesuai pada ketentuan perundangundangan yang berlaku, yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, dan Direksi. Masing-masing organ perusahaan tersebut mempunyai hak dan kewajiban serta peran dalam penerapan Good Corporate Governance sebagaimana yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Garuda Indonesia dan/atau diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. RUPS merupakan organ perusahaan tertinggi yang merupakan wadah bagi para pemegang saham perusahaan dalam mengambil keputusan penting dan material berkaitan dengan perusahaan dan melaksanakan haknya, dengan tetap memperhatikan ketentuan Anggaran Dasar dan perundang-undangan yang berlaku. RUPS tidak dapat
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
melakukan intervensi terhadap tugas, fungsi dan kewenangan dari Dewan Komisaris dan Direksi. Dewan Komisaris merupakan organ perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi atas kebijakan pengurusan perusahaan, termasuk memastikan bahwa perusahaan telah melaksanakan Good Corporate Governance. Penerapan Asas Good Corporate Governance Dalam menjalankan praktik bisnisnya, Perusahaan mengutamakan kelangsungan hidup Perusahaan dan kepentingan stakeholders. Perusahaan juga mengutamakan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai BUMN dan perusahaan terbuka, Perusahaan menerapkan prinsip-prinsip GCG untuk tumbuh, berkembang dan berkelanjutan. Penerapan GCG pada Perusahaan bertujuan untuk: a. Mengoptimalkan nilai Perusahaan agar Perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional, sehingga mampu mempertahankan keberadaannya dan hidup berkelanjutan untuk mencapai maksud dan tujuan Perusahaan; b. Mendorong pengelolaan Perusahaan secara profesional, efisien dan efektif serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian organ Perusahaan; c. Mendorong agar organ Perusahaan dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap pemangku kepentingan (stakeholders) maupun kelestarian lingkungan di sekitar BUMN; d. Meningkatkan kontribusi Perusahaan dalam perekonomian nasional; dan e. Meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi nasional.
157
Perusahaan harus senantiasa memastikan terlaksananya prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan bisnis Perusahaan, yaitu: a. Transparansi (Transparency) Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, Perusahaan menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya. Namun demikian prinsip keterbukaan yang dianut oleh Perusahaan tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi. b. Akuntabilitas (Accountability) Perusahaan berupaya untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar melalui pengelolaan yang benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan Perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan. Perusahaan memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran Perusahaan yang konsisten dengan sasaran usaha Perusahaan, serta memiliki sistem penghargaan dan sanksi (reward and punishment system). c. Tanggung Jawab (Responsibility) Organ Perusahaan (Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi) mematuhi peraturan, perundang-undangan, Anggaran Dasar dan peraturan Perusahaan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan, sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen. d. Independensi (Independency) Untuk melancarkan pelaksanaan asas tata kelola perusahaan yang baik, Perusahaan dikelola secara independen sehingga masing-masing organ Perusahaan
tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. Masing-masing organ Perusahaan tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu, bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan dari segala pengaruh atau tekanan, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara obyektif. e. Kewajaran dan kesetaraan (Fairness) Dalam melaksanakan kegiatannya, Perusahaan senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
Pelaksanaan GCG Tahun 2013 Tahun 2013 merupakan tahun terakhir dalam tahapan “Good Garuda Citizen”, guna mewujudkan perusahaan yang beretika dan bertanggung jawab dengan membangun budaya Good Corporate Governance. Pada tahun 2013 ini Garuda Indonesia menetapkan hasil penilaian praktik penerapan GCG sebagai salah satu Key Performance Indicator (KPI) perusahaan. Proses Penilaian Kinerja Direksi dan Dewan Komisaris 1. Prosedur penetapan remunerasi Pada setiap akhir tahun dan awal tahun buku, Direksi membuat dan menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang dilengkapi dengan Ukuran Kinerja Utama (Key Performance Indicators/KPI) dan target yang harus dicapai.
RKAP, KPI dan target perusahaan, disahkan dan ditandatangani bersama oleh Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan.
Dewan Komisaris melakukan penilaian atas kinerja manajemen berdasarkan pencapaian KPI dan target serta berdasarkan indikator yang digunakan oleh Dewan Komisaris. Hasil penilaian Dewan Komisaris atas kinerja manajemen selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk membuat usulan pemberian remunerasi dan tantiem bagi Direksi dan Dewan Komisaris kepada Kementerian BUMN, selaku Pemegang Saham Seri A Dwiwarna.
Key Performance Indicator (KPI) Komitmen Direksi dalam mencapai Key Performance Indicator (KPI) tahun 2013 dituangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan yang disetujui oleh Dewan Komisaris pada tanggal 29 Januari 2013.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
158 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
Sasaran Strategis, KPI dan Target 2013 Sasaran Strategis Sustainable Profitable Growth
Consistent of High Quality of Products & Services
Revenue Enhancement
Product Quality Enhancement
Operation Excellence
Employee of Choice
High Performance Organization
Key Performance Indicator
Target 2013
• Net Profit
USD 90,6 Mio
• EBITDAR
USD 694,1 Mio
• Margin per ASK
USc 0,52
• Subsidiaries Operating Profit in RKAP
USD 4,5 Mio
• International Route Performance
RR*
• Cost per ASK (CASK)
USc 8,14
• Market Share
28,6% Domestik / 26,5% International
• Internal Audit IQSA
100%
• SKYTRAX rating
4 Star (with 60% of the attribute getting 5 star SKYTRAX rank)
• SLF and CLF
76,7% and 48,10%
• # of FFP Membership
790.000
• % of GFF Traffic Contribution
36%
• % of GFF Membership Contribution in Premium Cabin
51%
• Global Alliances
90% meet the membership requirement
• New Routes Performance Level (with min age of route & months)
CM3 *
• Customer Satisfaction Index
Avg. 80/min index per attribute 75
• # of New Aircraft
2 A332, 1 A333, 4 B773ER, 10 B738, 7 CRJ1000
• Average Age of Fleet
5.20 years
• Aircraft Utilization
10:59 hours/Day
• Reliability Index
99,27
• Number of Pilot
1.221
• Number of Cabin Crew
3.177
• GA B777-300ER (1st delivery)
100% in May 2013
• Percentage of Employee Engagement
62%
• Employee Satisfaction Index
70% with unfavorable criteria <20%
• % of Employee Development Plan
80%
• Rating “Perusahaan Idaman”
Big 5
• ASK/Employee
5,28 Mio
• Strategic Planning Deviation
80%
• KPKU Score
510
• GCG Index
85
• Score of PKBL Program Effectivity
70%
• SBU Spin Off
GA Cargo & GSM
• Information Capital Readiness Index
75%
Evaluasi dan Pencapaian Pada tahun 2013, Perusahaan berhasil mencapai beberapa pencapaian positif di antaranya: • Jumlah penumpang meningkat sebesar 22,3% menjadi 25 juta, dan kargo meningkat sebesar 23,4% menjadi 345.923 ton. • Tingkat isian penumpang mencapai 74,1% dan tingkat utilisasi pesawat dapat kita pertahankan, yaitu 10 jam 44 menit.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
159
• Ditengah kepadatan lalu lintas di bandara–khususnya Soekarno-Hatta, tingkat ketepatan penerbangan dapat kita pertahankan di atas 80%, yaitu 83,8%. • Pendapatan Operasi meningkat sebesar 7% menjadi USD 3,72 miliar dibanding tahun 2012 yang sebesar USD 3,47 miliar, dan pendapatan dari penumpang meningkat 10% menjadi USD 2,96 miliar dibanding tahun 2012 yang sebesar USD 2,69 miliar. Sepanjang tahun 2013, industri penerbangan menghadapi kondisi cukup berat dimana nilai tukar rupiah terhadap USD melemah dan harga bahan bakar juga relatif tinggi. Pada tahun lalu Perusahaan juga harus melakukan serangkaian investasi untuk menunjang peningkatan operasional, dan proses pelepasan Citilink sebagai “low cost carrier”. Kondisi tersebut mempengaruhi kinerja keuangan Perusahaan, dimana pada tahun 2013 perolehan Laba Operasi perusahaan menurun sebesar 66,4% menjadi USD 56,4 juta, dibanding tahun 2012 lalu yang sebesar USD 168,1 juta, Laba Bersih juga menurun dari USD 110,8 juta pada tahun 2012 menjadi USD 11,2 juta tahun ini. Meskipun mengalami penurunan laba, namun pada tahun 2013 Perusahaan berhasil melunasi pinjaman sebesar total USD 130 juta; yang terdiri dari USD 55 juta dari Citi Club Deal-1, dan USD 75 juta dari Indonesia Exim Bank. Selama tahun 2013, Garuda Indonesia Group menerima 36 pesawat baru terdiri dari 4 Boeing 777-300ER, 2 Airbus 330200, 1 Airbus 330-300, 10 Boeing 737-800NG, 7 Bombardier CRJ1000 NextGen, 2 ATR 72-600, dan 10 Airbus A320 untuk Citilink, sehingga total pesawat yang dioperasikan selama tahun 2013 adalah sebanyak 140 pesawat, dengan rata-rata usia pesawat 5 tahun. Ekspansi Operasional dan Peningkatan Layanan yang Kita Laksanakan Tahun 2013: Sejalan dengan peningkatan potensi pasar penerbangan baik pasar domestik maupun internasional, pada tahun 2013 yang lalu perusahaan membuka berbagai rute baru, seperti : • Domestik: Bandung–Denpasar, Batam–Pekanbaru, Balikpapan– Banjarmasin, Balikpapan–Menado, Balikpapan–Berau, Jakarta–Bengkulu, Jakarta–Tanjung Pandan, Jakarta –Tanjung Pinang, Makassar–Sorong–Manokwari– Jayapura. •
Internasional: - Surabaya–Singapura, Denpasar–Brisbane, dan penerbangan langsung Jakarta–Osaka (yang sebelumnya dilayani melalui Denpasar).
-
Melalui kerjasama dengan Etihad Airways, Perusahaan menambah layanan penerbangan ke 6 destinasi baru di Eropa dan Timur Tengah yang dilayani Etihad Airways, yaitu Frankfurt, Brussels, Milan, Dusseldorf, Munich, dan Bahrain.
Untuk melayani penerbangan (konektivitas) di wilayah barat Indonesia, pada bulan Mei 2013, perusahaan membuka “Hub” di Medan, sehingga perusahaan dapat melayani penerbangan langsung dari Medan menuju kota-kota di sekitarnya (Pekanbaru, Batam, Palembang, Padang, Aceh dan Penang) dengan menggunakan pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen. Pada Juli 2013, Perusahaan memperkenalkan “New Service Concept” yang menghadirkan layanan “First Class”–yang pernah dimiliki sebelumnya–di armada baru Boeing 777300ER, dan memperkenalkan layanan “Executive Class” dan “Economy Class” baru yang lebih baik. Guna melayani penerbangan pada rute-rute ke remote area di wilayah timur dan barat Indonesia, pada November 2013 lalu, maka Perusahaan memperkenalkan sub-brand “Explore” yang dilayani dengan armada baru turboprop ATR 72-600, dan sub-brand “Explore Jet” melalui armada Bombardier CRJ1000 NextGen yang dioperasikan sejak Oktober 2012 lalu.
Award dan Apresiasi Tahun 2013 Pada tahun 2013 perusahaan berhasil meraih berbagai apresiasi dan award dari dalam dan luar negeri; dalam bidang pelayanan, operasional, pengembangan SDM, maupun good corporate governance, sebanyak 82 penghargaan–meningkat dibandingkan tahun 2012 yang sebanyak 68 penghargaan. Pada Juni 2013, dalam kesempatan acara “Paris Airshow”, Skytrax mengumumkan Garuda sebagai “World’s Best Economy Class 2013” dan “Best Economy Class Airline Seat 2013”, dan perusahaan juga berhasil meraih posisi nomor 8 dari ’The 10 World’s Best Airline”. Selain itu, sepanjang tahun 2013 Garuda Indonesia juga berhasil meraih beberapa penghargaan internasional lainnya dan berbagai penghargaan di dalam negeri. Sementara itu, sebagai bentuk pengakuan penerapan GCG dari lembaga internasional, Garuda meraih penghargaan “1st Rank Top 100 Annual Reports Worldwide”, dan Annual Report Garuda juga meraih beberapa penghargaan internasional lainnya.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
160 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
Pencapaian KPI Corporate No.
Indikator
Satuan
Target
Realisasi
A. Aspek Operasional 1
Seat Load Factor
%
76,69
73,66
2
Cargo Load Factor
%
48,10
46,08
3
On Time Performance
%
85,00
83,79
4
Market Share International
%
26,50
23,70
5
Market Share Domestic
%
28,60
27,98
6
# of FFP Membership
Member
790.000
919.607
7
Reliability Index
Index
99,27
99,46
8
Fleet Utilization
Hours/day
10.58
10.44
9
Customer Satisfaction Index
Min index factor per attribute 75
80,00
83,80
10
IOSA Certification
% certificated
100
100
11
SKYTRAX rating
Index (star)
4
4
12
# of New Aircraft
A 330-200 (unit)
2
2
A 330 (unit)
1
1
B 777-300ER (unit)
4
4 10
B 737-800 (unit)
10
CRJ-1000 (unit)
7
7
ATR72-600 (unit)
2
2
13
Number of Pilot
Person
1.197
1.052
14
Number of Cabin Crew
Person
3.163
2.905
15
Average Age of Fleet
Years
05.20
05.00
16
GA B777-300ER (1st delivery)
Date
100% in May 2013
100%
17
# of Dedicated Terminal/Gate Implementation (2 terminal/gate in 2013)
%
2 Terminal/gate
2 Terminal/gate
Jumlah Bobot B. Aspek Finansial 1
Net Profit
USD (Million)
90,56
11,04
2
EBITDAR
USD (Million)
803,68
705,78
3
Margin per ASK
Usc
0,52
0,03
4
Cost per ASK
Usc
8,14
7,76
5
% of FFP Member Contribution
%
36,00
30,10
6
% of GFF Contribution in Premium Cabin
%
51,00
49,30
7
Subsidiaries Operating Profit in RKAP 2013
USD (Million)
3,80
(28,20)
8
International Route Performance
RR
RR+
RR-
9
New Routes Performance Level (USD Mio)
CM3
CM3+
CM3-
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
161
Pencapaian KPI Corporate No.
Indikator
Satuan
Target
Realisasi
C. Aspek Dinamis 1
Employee Development Plan
2
Percentage of Employee Satisfaction
3
%
80,00
81,10
a. Satisfaction
%
63,00
71,70
b. Engagement
%
62,00
67,40
ASK/Employee
Juta
5,52
5,30
75,00
75,98
4
Information Capital Readiness Index
Index
5
SBU Spin Off
# of SBU
6
Global Alliance
%
7
Rating “Perusahaan Idaman”
Number
8
GCG Implementation
%
Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”) RUPS mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris, dalam batas yang ditentukan dalam Undang-undang tentang Perseroan Terbatas (UUPT) dan ketentuan Anggaran Dasar (“AD”). Pada tahun 2013, Garuda Indonesia telah melaksanakan RUPS Tahunan Tahun Buku 2012 yang diselenggarakan pada tanggal 26 April 2013 (“RUPS Tahunan”). Prosedur pelaksanaan RUPS Tahunan Prosedur penyelenggaraan RUPS Tahunan telah memenuhi ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundangundangan yang berlaku, termasuk ketentuan peraturan di bidang Pasar Modal. Prosedur tersebut adalah sebagai berikut: • Memberitahukan rencana penyelenggaraan RUPS Tahunan kepada Otoritas Jas Keuangan (OJK) sesuai batas waktu yang dipersyaratkan. • Mengiklankan pengumuman mengenai akan dilaksanakannya RUPS Tahunan dalam 2 harian berbahasa Indonesia dan 1 harian berbahasa Inggris, sesuai batas waktu yang dipersyaratkan. • Mengiklankan panggilan RUPS Tahunan kepada para Pemegang Saham dalam 2 harian berbahasa Indonesia dan 1 harian berbahasa Inggris, sesuai batas waktu yang dipersyaratkan. • Mengumumkan hasil RUPS Tahunan dalam 2 surat kabar berbahasa Indonesia dan 1 surat kabar berbahasa Inggris, sesuai batas waktu yang dipersyaratkan.
2,00
1,00
90,00
96,30
5,00
5,00
85,00
90,91
Pemungutan Suara Perusahaan memiliki 2 jenis saham yang terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham yang terdiri dari: • Saham seri A dwiwarna • Saham seri B Perusahaan memberikan hak-hak istimewa kepada pemegang Saham “Seri A” dan hanya khusus dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. Hak dan batasan yang berlaku pada saham “Seri B” juga berlaku bagi saham “Seri A”. Hak-hak istimewa dimaksud adalah untuk: (i) Menyetujui pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris dan Direksi (ii) Menyetujui perubahan Anggaran Dasar termasuk perubahan modal (iii) Menyetujui penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pemisahan Perseroan, pengajuan permohonan agar Perseroan dinyatakan pailit, dan pembubaran (iv) Meminta laporan dan penjelasan mengenai hal tertentu kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan khususnya peraturan di bidang Pasar Modal. Sesuai dengan Pasal 25 ayat 13 Anggaran Dasar Perseroan, tata cara pemungutan suara yang dilakukan dalam pelaksanaan RUPS adalah secara lisan kecuali apabila Pimpinan Rapat menentukan lain.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
162 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
Pemungutan suara secara lisan dilakukan dengan “Mengangkat Tangan” dengan prosedur sebagai berikut: 1. Mereka yang memberikan suara Tidak Setuju akan diminta untuk mengangkat tangan dan menyerahkan kartu suaranya. 2. Mereka yang tidak memberikan Suara (Abstain) diminta untuk mengangkat tangan dan menyerahkan kartu suaranya. a. Sesuai dengan Pasal 25 ayat 11 Anggaran Dasar Perseroan, Suara Abstain dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas pemegang saham yang mengeluarkan suara. b. Selanjutnya jumlah suara yang tidak setuju akan diperhitungkan dengan suara yang sah dan selisihnya merupakan jumlah suara yang setuju.
Perseroan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012; 2. Persetujuan Laporan Kegiatan Tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perseroan tahun buku 2012, dan Pengesahan Laporan Keuangan PKBL Tahun Buku 2012; 3. Penetapan Penggunaan Laba Bersih Perseroan Tahun Buku 2012; 4. Penunjukkan Kantor Akuntan Publik (KAP) Untuk Memeriksa Laporan Keuangan Perseroan dan Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perseroan Tahun Buku 2013; 5. Penetapan Tantiem Tahun Buku 2012, Gaji/Honorarium berikut Fasilitas dan Tunjangan lainnya bagi Direksi dan Dewan Komisaris Tahun Buku 2013; 6. Perubahan Susunan Kepengurusan Perseroan; 7. Perubahan Nomenklatur anggota-anggota Direksi Perseroan; 8. Pelimpahan Kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk melaksanakan peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan dalam rangka pelaksanaan program Management and Employee Stock Option Plan (MESOP); 9. Pengukuhan Pemberlakuan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-03/MBU/2012 tentang Pedoman Pengangkatan Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris Anak Perusahaan Badan Usaha Milik Negara tanggal 29 Maret 2012 dan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN tanggal 24 Agustus 2012; 10. Persetujuan Perubahan Iuran Program Pensiun; 11. Persetujuan Pendanaan/Pembiayaan Dalam Rangka Pengembangan Usaha, melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dan/atau Instrumen Pinjaman.
Apabila terdapat peserta Rapat yang kehadirannya telah diperhitungkan dalam menentukan kuorum, namun tidak berada di ruangan Rapat pada saat pemungutan suara dilakukan, maka yang bersangkutan dianggap menyetujui segala keputusan yang diambil dalam Rapat. Perseroan memberikan hak yang setara kepada seluruh pemegang saham, tanpa membedakan jumlah, jenis dan kelas saham yang dimiliki. Pelaksanaan RUPS RUPS Tahunan yang dilaksanakan pada tanggal 26 April 2013 dihadiri oleh 83,679% atau seluruhnya berjumlah 18.945.708.289 (delapan belas miliar sembilan ratus empat puluh lima juta tujuh ratus delapan ribu dua ratus delapan puluh sembilan) saham dari seluruh Pemegang Saham. Hal ini berarti telah memenuhi ketentuan AD Pasal 25 mengenai kuorum, hak suara dan keputusan dalam RUPS. RUPS telah memutuskan hal-hal sesuai dengan agenda rapat. Agenda RUPS Tahunan : 1. Persetujuan dan Pengesahan Laporan Tahunan Perseroan Tahun 2012 termasuk di dalamnya Laporan Kegiatan Perseroan, Laporan Pengawasan Dewan Komisaris, serta Pengesahan Laporan Keuangan
Keputusan RUPS Tahunan tanggal 26 April 2013 adalah: Agenda 1 Pengambilan keputusan agenda 1 ini dilakukan dengan pemungutan suara dengan detail sebagai berikut:
Jumlah Suara Yang Hadir
Jumlah Suara Abstain
Jumlah Suara Tidak Setuju
Jumlah Suara Setuju
Total Suara Setuju
(1)
(2)
(3)
(4)
(2)+(4)
18.945.708.289
1.648.000
0
18.944.060.289
18.945.708.289
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
163
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS.
semua hal yang material posisi keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., dan entitas anak tanggal 31 Desember 2012, 1 Januari 2012/31 Desember 2011 dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 sesuai dengan Standar Akuntasi Keuangan Indonesia”. 2. Memberikan pelunasan dan pembebasan sepenuhnya (acquit et de charge) kepada setiap anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama Tahun Buku yang berakhir 31 Desember 2012, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Keuangan konsolidasian untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012 dan 2011.
1. Menyetujui dan mengesahkan: a. Laporan Tahunan Perseroan Tahun Buku 2012, termasuk Laporan Pelaksanaan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris untuk Tahun Buku 2012; b. Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2012 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu sebagaimana dalam laporannya No. GA113/0142/GIA/OS tertanggal 26 Maret 2013, dengan pendapat “wajar tanpa pengecualian dalam
Agenda 2 Pengambilan keputusan agenda 2 ini dilakukan dengan pemungutan suara dengan detail sebagai berikut:
Jumlah Suara Yang Hadir
Jumlah Suara Abstain
Jumlah Suara Tidak Setuju
Jumlah Suara Setuju
Total Suara Setuju
(1)
(2)
(3)
(4)
(2)+(4)
18.945.708.289
1.648.000
0
18.944.060.289
18.945.708.289
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS. 1. Menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan/”PKBL” tahun buku 2012 termasuk Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu sebagaimana dalam Laporannya No. GA113 0208 PKBLGIA OS tertanggal 26 Maret 2013. 2. Memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et de charge) kepada setiap anggota Direksi dan Dewan Komisaris atas tindakan pengurusan dan pengawasan PKBL yang telah dijalankan selama tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 sejauh tindakan tersebut tercermin di Laporan Pelaksanaan PKBL Tahun 2012. Agenda 3 Pengambilan keputusan agenda 3 ini dilakukan dengan pemungutan suara dengan detail sebagai berikut:
Jumlah Suara Yang Hadir
Jumlah Suara Abstain
Jumlah Suara Tidak Setuju
Jumlah Suara Setuju
Total Suara Setuju
(1)
(2)
(3)
(4)
(2)+(4)
18.945.708.289
137.107.500
85.000
18.808.515.789
18.945.623.289
Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
164 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
Menyetujui dan menetapkan penggunaan Laba Yang Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Perseroan tahun buku 2012 sebesar USD 110.598.370,00 sebagai berikut: 1. Dividen sebesar 0%; 2. Sebesar 5% dari Laba Yang Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 atau sebesar USD 5.529.919,00 digunakan untuk Cadangan Wajib Perseroan. 3. Sebesar 95% dari Laba Yang Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2012 atau sebesar USD 105.068.451,00 digunakan untuk Cadangan Lainnya. Untuk Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan ini, Perseroan tidak mengalokasikan Laba Bersih tahun 2012 untuk sumber dana PKBL, tetapi Perseroan akan membentuk cadangan biaya tahun 2013 untuk Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang besarnya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Perseroan Agenda 4 Pengambilan keputusan agenda 4 ini dilakukan dengan pemungutan suara dengan detail sebagai berikut:
Jumlah Suara Yang Hadir
Jumlah Suara Abstain
Jumlah Suara Tidak Setuju
Jumlah Suara Setuju
Total Suara Setuju
(1)
(2)
(3)
(4)
(2)+(4)
18.945.708.289
137.107.500
0
18.808.600.789
18.945.708.289
Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS. Menyetujui pelimpahan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk melakukan pemilihan/seleksi atas Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2013 dan Laporan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perseroan Tahun Buku 2013 dan penetapannya harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari pemegang saham seri A Dwiwarna, dengan ketentuan Dewan Komisaris harus mengajukan usulan Kantor Akuntan Publik tersebut kepada Pemegang Saham Seri A Dwiwarna dalam waktu 2 (dua) bulan setelah ditutupnya Rapat. Agenda 5 Pengambilan keputusan agenda 5 ini dilakukan dengan pemungutan suara dengan detail sebagai berikut:
Jumlah Suara Yang Hadir
Jumlah Suara Abstain
Jumlah Suara Tidak Setuju
Jumlah Suara Setuju
Total Suara Setuju
(1)
(2)
(3)
(4)
(2)+(4)
18.945.708.289
137.107.500
631.835
18.807.968.954
18.945.076.454
Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
165
1. Menetapkan gaji Direktur Utama Perseroan tahun 2013 sebesar Rp 138.500.000,00 per bulan, sedangkan gaji Direktur dan honorarium Dewan Komisaris mengikuti ketentuan sebagai berikut: - Direktur : 90% gaji Direktur Utama - Komisaris Utama : 40% gaji Direktur Utama - Komisaris : 36% gaji Direktur Utama 2. Menetapkan tantiem atas kinerja Perseroan tahun buku 2012 untuk Direksi dan Dewan Komisaris sebesar Rp 18.838.000.000,00, yang dibagi untuk Direktur Utama, anggota Direksi, Komisaris Utama, anggota Dewan Komisaris masing-masing 100%, 90%, 40%, 36% dan dibagikan secara proporsional sesuai dengan masa bakti yang bersangkutan pada tahun 2012. Pajak Penghasilan atas tantiem dibebankan kepada penerima dan tidak boleh dibebankan sebagai biaya Perseroan. 3. Menetapkan tunjangan dan fasilitas Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan tahun 2013 sama dengan tahun sebelumnya sesuai pada ketentuan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-07/MBU/2010 tanggal 27 Desember 2010.
Menteri BUMN No. SR-117/MBU/2013 tanggal 20 Februari 2013 perihal Perubahan Anggota Dewan Komisaris Perseroan terhitung sejak ditutupnya RUPS ini, dengan tidak mengurangi hak dari RUPS untuk sewaktu waktu dapat memberhentikan yang bersangkutan sebelum masa jabatannya berakhir. 3. Memberhentikan dengan hormat Tuan Bambang Wahyudi dari jabatannya sebagai anggota Dewan Komisaris Perseroan sesuai surat Menteri BUMN No. SR-216/MBU/2013 tanggal 8 (delapan) April 2013 perihal Perubahan Anggota Dewan Komisaris Perseroan terhitung sejak ditutupnya RUPS ini, dengan ucapan terima kasih atas sumbangan tenaga dan pikirannya selama masa bakti sebagai anggota Dewan Komisaris. 4. Mengangkat Tuan Chris Kanter sebagai anggota Dewan Komisaris Independen Perseroan sesuai surat Menteri BUMN No. SR-216/MBU/2013 tanggal 8 April 2013 perihal Perubahan Anggota Dewan Komisaris Perseroan, terhitung sejak ditutupnya RUPS ini, dengan tidak mengurangi hak dari RUPS untuk sewaktu-waktu dapat memberhentikan yang bersangkutan sebelum masa jabatannya berakhir.
Agenda 6 Pengambilan keputusan agenda 6 ini dilakukan dengan pemungutan suara dengan detail sebagai berikut:
Jumlah Suara Yang Hadir
Jumlah Suara Abstain
Jumlah Suara Tidak Setuju
Jumlah Suara Setuju
Total Suara Setuju
(1)
(2)
(3)
(4)
(2)+(4)
18.945.708.289
10.819.000
453.112.747
18.481.776.542
18.492.595.542
Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS. A 1. Mengukuhkan pemberhentian dengan hormat Tuan Sonatha Halim Yusuf sebagai anggota Dewan Komisaris Perseroan terhitung sejak tanggal 16 Januari 2013, sehubungan dengan surat Menteri BUMN No. SR-49/MBU/2013 tanggal 28 Januari 2013, perihal Perubahan Anggota Dewan Komisaris Perseroan dengan ucapan terima kasih atas sumbangan tenaga dan pikirannya selama masa bakti sebagai anggota Dewan Komisaris Perseroan. 2. Mengangkat Tuan Bagus Rumbogo, sebagai anggota Dewan Komisaris Perseroan sesuai surat
5. Dengan demikian susunan Dewan Komisaris Perseroan sejak ditutupnya Rapat ini menjadi sebagai berikut: a. Tuan Bambang Susantono sebagai Komisaris Utama; b. Nyonya Betti Setiastuti Alisjahbana sebagai Komisaris Independen; c. Tuan Peter Frans Gontha sebagai Komisaris Independen; d. Tuan Wendy Aritenang sebagai Komisaris; e. Tuan Doktorandus Bagus Rumbogo sebagai Komisaris; f. Tuan Chris Kanter sebagai Komisaris Independen.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
166 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
6. Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan, dengan hak subtitusi untuk menyatakan dalam akta notaris tersendiri mengenai keputusan dalam agenda Rapat ini dan melakukan segala tindakan yang diperlukan berkaitan dengan keputusan ini sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk untuk mendaftarkan susunan anggota Dewan Komisaris Perseroan.
Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS. 1. Mengubah nomenklatur jabatan anggota-anggota Direksi Perseroan menjadi sebagai berikut: - semula Direktur Utama tetap Direktur Utama; - semula Direktur Keuangan menjadi Direktur; - semula Direktur Layanan menjadi Direktur; - semula Direktur Pemasaran dan Penjualan menjadi Direktur - semula Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum menjadi Direktur; - semula Direktur Teknik dan Pengelolaan Armada menjadi Direktur; - semula Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis dan Manajemen Risiko menjadi Direktur; - semula Direktur Operasi menjadi Direktur. 2. Mengalihkan penugasan anggota-anggota Direksi Perseroan yang diangkat berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2011 tanggal 27 April 2012 sehubungan dengan perubahan nomenklatur menjadi sebagai berikut: a. Tuan Handrito Hardjono semula Direktur Keuangan menjadi Direktur; b. Tuan Faik Fahmi semula Direktur Layanan menjadi Direktur; c. Tuan Heriyanto Agung Putra semula Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum menjadi Direktur; d. Tuan Batara Silaban semula Direktur Teknik dan Pengelolaan Armada menjadi Direktur; e. Tuan Judi Rifajantoro semula Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis dan Manajemen Risiko menjadi Direktur; f. Tuan Novianto Herupratomo semula Direktur Operasi menjadi Direktur.
B 1. Memberhentikan dengan hormat Tuan Elisa Lumbantoruan dari jabatannya sebagai anggota Direksi Perseroan sesuai surat Menteri BUMN No. SR-286/MBU/2013 tanggal 23 April 2013 perihal Perubahan susunan kepengurusan dan Nomenklatur Anggota-anggota Direksi Perseroan, terhitung sejak ditutupnya RUPS ini, dengan ucapan terima kasih atas sumbangan tenaga dan pikirannya selama masa bakti sebagai anggota Direksi. 2. Mengangkat Tuan Meijer Frederik Johannes, sebagai Direktur yang merupakan Direktur Tidak Terafiliasi dalam rangka memenuhi ketentuan Pasar Modal, terhitung sejak ditutupnya Rapat ini, dengan tidak mengurangi hak dari Rapat Umum Pemegang Saham untuk sewaktu-waktu dapat memberhentikan yang bersangkutan sebelum masa jabatannya berakhir.
Apabila yang bersangkutan masih menjabat pada jabatan lain yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan untuk dirangkap dengan jabatan Anggota Direksi Badan Usaha Milik Negara, maka yang bersangkutan harus mengundurkan diri dari jabatannya tersebut. Pengangkatan ini berlaku efektif setelah ditetapkannya keputusan tentang pemberhentian yang bersangkutan dari jabatannya saat ini.
Agenda 7 Pengambilan keputusan agenda 7 ini dilakukan dengan pemungutan suara dengan detail sebagai berikut:
Jumlah Suara Yang Hadir
Jumlah Suara Abstain
Jumlah Suara Tidak Setuju
Jumlah Suara Setuju
Total Suara Setuju
(1)
(2)
(3)
(4)
(2)+(4)
18.945.708.289
1.264.000
387.453.500
18.556.990.789
18.558.254.789
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
167
Dengan demikian susunan anggota Direksi Perseroan sejak ditutupnya Rapat ini menjadi sebagai berikut: a. Tuan Emirsyah Satar sebagai Direktur Utama; b. Tuan Handrito Hardjono sebagai Direktur; c. Tuan Faik Fahmi sebagai Direktur; d. Tuan Heriyanto Agung Putra sebagai Direktur; e. Tuan Batara Silaban sebagai Direktur; f. Tuan Judi Rifajantoro sebagai Direktur; g. Tuan Novianto Herupratomo sebagai Direktur; h. Tuan Meijer Frederik Johannes sebagai Direktur.
Adapun pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi sebagaimana dimaksud ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi Perseroan. 3. Masa jabatan Direksi Perseroan yang dialihtugaskan sebagaimana dimaksud pada jangka 2 (dua) diatas meneruskan sisa masa jabatannya sesuai dengan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2011 tanggal 27 April 2012. 4. Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan, dengan hak substitusi untuk menyatakan dalam akta notaris tersendiri mengenai keputusan dalam agenda Rapat ini dan melakukan segala tindakan yang diperlukan berkaitan dengan keputusan ini sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk untuk mendaftarkan susunan anggota Direksi Perseroan. Agenda 8 Pengambilan keputusan agenda 8 ini dilakukan dengan pemungutan suara dengan detail sebagai berikut:
Jumlah Suara Yang Hadir
Jumlah Suara Abstain
Jumlah Suara Tidak Setuju
Jumlah Suara Setuju
Total Suara Setuju
(1)
(2)
(3)
(4)
(2)+(4)
18.945.708.289
9.815.000
4.181.662
18.931.711.627
18.941.526.627
Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS. Menyetujui pelimpahan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menyatakan realisasi peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan sehubungan dengan pelaksanaan Program Management and Employees Stock Option Plan (MESOP) yang telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham pada tanggal 15 November 2010 dan Keputusan Edaran Para Pemegang Saham sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan tanggal 26 Januari 2011, untuk jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak ditutupnya Rapat ini. Agenda 9 Pengambilan keputusan agenda 9 ini dilakukan dengan pemungutan suara dengan detail sebagai berikut:
Jumlah Suara Yang Hadir
Jumlah Suara Abstain
Jumlah Suara Tidak Setuju
Jumlah Suara Setuju
Total Suara Setuju
(1)
(2)
(3)
(4)
(2)+(4)
18.945.708.289
1.264.000
251.994.000
18.692.450.289
18.693.714.289
Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
168 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
Menyetujui pengukuhan pemberlakuan Peraturan Menteri BUMN sebagai berikut: 1. Peraturan Menteri BUMN No. PER-03/MBU/2012 tanggal 29 Maret 2012 tentang Pedoman Pengangkatan Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris Anak Perusahaan BUMN; 2. Peraturan Menteri BUMN No. PER-12/MBU/2012 tanggal 24 Agustus 2012 tentang Organ Pendukung -Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN.
Menyetujui rencana pengembangan usaha Perseroan melalui penambahan armada pesawat, mesin maupun aset lainnya dan penguatan kebutuhan modal Perseroan dengan model pendanaan melalui pinjaman komersial, penerbitan obligasi dan/atau penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT). Terhadap rencana tersebut Direksi perlu menyiapkan kajian dan rencana pelaksanaan secara komprehensif sehingga diperoleh waktu yang tepat untuk pelaksanaan pada
Agenda 10 Pengambilan keputusan agenda 10 ini dilakukan dengan pemungutan suara dengan detail sebagai berikut:
Jumlah Suara Yang Hadir
Jumlah Suara Abstain
Jumlah Suara Tidak Setuju
Jumlah Suara Setuju
Total Suara Setuju
(1)
(2)
(3)
(4)
(2)+(4)
18.945.708.289
146.662.500
304.467.412
18.494.578.377
18.641.240.877
Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS.
harga yang wajar, dengan tetap memperhatikan ketentuan sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam RUPS tersebut Direksi juga menyampaikan laporanlaporan sebagai berikut: 1. Laporan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Saham Perdana.
Menyetujui perubahan Iuran Program Pensiun yaitu (i) Iuran Perusahaan semula 5,5% (lima koma lima persen) menjadi 7% (tujuh persen); (ii) Iuran Pegawai yang semula 2% (dua persen) menjadi 3% (tiga persen). Agenda 11 Pengambilan keputusan agenda 10 ini dilakukan dengan pemungutan suara dengan detail sebagai berikut:
Jumlah Suara Yang Hadir
Jumlah Suara Abstain
Jumlah Suara Tidak Setuju
Jumlah Suara Setuju
Total Suara Setuju
(1)
(2)
(3)
(4)
(2)+(4)
18.945.708.289
10.819.000
140.991.662
18.793.897.627
18.804.716.627
Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Pada awal tahun 2011, Garuda Indonesia telah berhasil mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek. Dari hasil penjualan saham, Garuda Indonesia berhasil memperoleh dana sebesar Rp 3.187.000.000.000,00. Garuda Indonesia berkomitmen untuk memaksimalkan dana hasil Initial Public Offering (IPO), sebesar 80% digunakan untuk ekspansi usaha, pengembangan rute dan armada baru, serta 20% digunakan untuk membiayai belanja modal Perseroan maupun Anak Perusahaan.
169
Penggunaan dana yang telah terpakai sampai dengan tahun 2012 sebesar: a. Rp 2.055.000.000.000,00 untuk pengembangan armada baru yaitu untuk mendanai Pre-Delivery Payment (“PDP”), security deposit dan biaya lain terkait pengembangan armada b. Rp 461.002.000.000,00 untuk belanja modal Perseroan Dengan demikian sisa dana hasil Penawaran Umum yang belum digunakan per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 176.022.000.000,00, yang seluruhnya dialokasikan untuk membiayai belanja modal investasi kepada anak perusahaan. Realisasi Penggunaan Dana IPO per 31 Desember 2012. Rencana penggunaan dana menurut prospektus: a. Pengembangan Armada (80%) - Pre Delivery Payment Rp 2.079.552,00 - Security Deposit dan biaya lain terkait pengembangan armada Rp 470.064,00 Sub Total sebesar Rp 2.549.616,00. b. Belanja modal Perseroan (20%) - Perseroan Rp 461.184,00 - Anak Perusahaan Rp 176.220,00 Sub Total Rp 637.404,00. Sehingga total keseluruhan sebesar Rp 3.187.020,00. Realisasi Penggunaan Dana Menurut Prospektus a. Pengembangan Armada (80%) - Pre Delivery Payment Rp 2.079.552,00 - Security Deposit dan biaya lain terkait pengembangan armada Rp 470.064,00 Sub Total sebesar Rp 2.549.616,00. b. Belanja modal Perseroan (20%) - Perseroan Rp 461.184,00 - Anak Perseroan nihil Sub Total Rp 461.184,00. Sehingga total keseluruhan sebesar Rp 3.010.800,00.
2. Laporan Perkembangan Tambahan Penyertaan Modal Negara.
Pada tanggal 28 Juni 2012, pemegang saham Perseroan telah menyetujui pengeluaran saham baru oleh Perseroan yang akan diambil bagian seluruhnya oleh Negara Republik Indonesia sebagai bagian dari tambahan penyertaan modal negara atas aset berupa unit jet engine test cell eks Protocol Loan Perancis yang pengadaannya melalui DIP Departemen Perhubungan tahun 1982/1983 (sesuai surat Menteri Keuangan Republik Indonesia No. S-124/MK.016/1993 tanggal 28 Januari 1993.
Saat ini, Perseroan, Kementerian BUMN, dan Kementerian Keuangan masih mendiskusikan tambahan penyertaan modal negara tersebut. Laporan ini disampaikan memberikan keterbukaan informasi kepada pemegang saham terkait dengan status tambahan penyertaan modal negara tersebut. Realisasi Keputusan RUPS 1. Pemilihan/seleksi atas Kantor Akuntan Publik Dewan Komisaris Perseroan telah melakukan pemilihan/ seleksi atas Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2013 dan Laporan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perseroan Tahun Buku 2013 dan telah mengajukan usulan Kantor Akuntan Publik tersebut kepada Pemegang Saham Seri A Dwiwarna dalam waktu sebelum 2 (dua) bulan setelah ditutupnya Rapat. 2. Pengangkatan Direksi dan Dewan Komisaris Anak Perusahaan Dengan dikukuhkannya Peraturan Menteri BUMN No. PER-03/MBU/2012 tanggal 29 Maret 2012 tentang Pedoman Pengangkatan Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris Anak Perusahaan BUMN, dalam merencanakan pengangkatan Direksi dan Dewan Komisaris Anak Perusahaan, Perseroan mengacu kepada peraturan tersebut.
Sisa Dana Hasil Penawaran Umum adalah sebagai berikut : - Anak Perseroan Rp 176.220,00 Sehingga sisa total seluruhnya Rp 176.220,00.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
170 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
3. Perubahan Susunan Kepengurusan Perseroan Perseroan telah menyatakan dalam akta notaris tersendiri atas keputusan mengenai perubahan susunan Direksi dan Dewan Komisaris sesuai akta Notaris Aryanti Artisari SH. MKn. No. 129 tanggal 26 April 2013 tentang Pernyataan Keputusan Rapat Perusahaan Perseroan (Persero) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. dan telah diterima pemberitahuannya oleh Menteri Hukum dan HAM sesuai suratnya No. AHU-AH.01.10.25243 tanggal 20 Juni 2013. 4. Organ Pendukung Dewan Komisaris Perseroan telah menindaklanjuti agenda kesembilan keputuasn RUPS mengenai pengukuhan Peraturan Menteri BUMN No. PER-12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas Badan usaha Milik Negara, berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDW/SKEP/062/2013 tanggal 23 September 2013, Perseroan mengubah jumlah Komite Dewan Komisaris dari sebelumnya 3 (tiga) Komite menjadi 2 (dua) Komite, yaitu Komite Audit dan Komite Pengembangan Usaha Dan Pemantauan Risiko. 5. Perubahan Iuran Program Pensiun Perusahaan sebagai Pendiri Dana Pensiun Garuda Indonesia telah menerbitkan Surat Keputusan Direktur Utama No. JKTDZ/SKEP/50023/13 tanggal 10 Juni 2013 dan telah disahkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sesuai Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan No. KEP-467/NB.1/2013 tanggal 21 Agustus 2013 tentang Pengesahan Atas Peraturan Dana Pensiun Garuda Indonesia dari Dana Pensiun Garuda Indonesia, yang mengubah (i) Iuran Perusahaan semula 5,5% (lima koma lima persen) menjadi 7% (tujuh persen); (ii) Iuran Pegawai yang semula 2% (dua persen) menjadi 3% (tiga persen).
Dewan Komisaris Dewan Komisaris adalah organ Perseroan yang bertugas untuk melaksanakan pengawasan atas kebijakan kepengurusan Perseroan dan kegiatan usaha Perseroan serta untuk memberikan nasihat kepada Direksi sebagaimana diminta atau ketika diperlukan dalam rangka memastikan Perseroan dikelola sesuai dengan maksud dan tujuan usahanya, dan tidak dimaksudkan untuk kepentingan pihak atau golongan tertentu. Dewan Komisaris wajib, dengan itikad baik dan tanggung jawab penuh, melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan. Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan dengan Pemegang Saham pengendali dan Direksi Perseroan. Hal ini diatur dalam Pasal 108 UUPT, Pasal 31 UU BUMN, Pasal 15 AD, Pasal 12 Permen BUMN No. 01/2011).
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Tugas, Kewajiban, dan Wewenang Dewan Komisaris Karakteristik mendasar Dewan Komisaris adalah bahwa Dewan Komisaris merupakan suatu majelis, dimana setiap anggota Dewan Komisaris tidak dapat bertindak sendirisendiri melainkan berdasarkan keputusan Dewan Komisaris. Sebagaimana disebutkan di awal, tugas Dewan Komisaris adalah dengan itikad baik dan tanggung jawab penuh melakukan pengawasan dan memberikan nasihat dan pendapat kepada Direksi dalam rangka memastikan bahwa Perseroan dikelola sesuai dengan maksud dan tujuan kegiatan usaha Perseroan. Tugas khusus dapat diberikan kepada Komisaris Independen. Dewan Komisaris membuat pembagian tugas yang diatur oleh anggota Dewan Komisaris itu sendiri. Pelaksanaan Tugas Dewan Komisaris Tahun 2013 1. Pemantauan atas pelaksanaan RJPP 2011-2015 dan RKAP 2013 2. Pemantauan atas implementasi Capital Expenditure (Capex) 3. Pemantauan atas pelaksanaan Enterprise Risk Management (ERM) 4. Pemantauan atas pelaksanaan program implementasi GCG 5. Pemantauan atas pelaksanaan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan 6. Pemantauan atas pelaksanaan audit internal dan eksternal perusahaan, serta tindak lanjutnya 7. Memberikan pendapat dan persetujuan terhadap RKAP 2014. Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris memiliki beberapa kewajiban sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 116 UUPT, Pasal 31 UU BUMN, Pasal 15 (2b) AD Perseroan, Pasal 12 dan 15 Peraturan Menteri No. 01/2011 : a. Pengawasan Mengawasi perkembangan kegiatan dan kinerja kepengurusan Perseroan termasuk menyediakan laporan pendapat dan saran untuk RUPS sehubungan dengan seluruh tugas pengawasan dan tindakan yang dilakukan selama tahun buku sebelumnya. Dewan Komisaris bertanggung jawab dan berwenang melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan dan memberikan nasihat kepada Direksi. Pengawasan dan nasihat yang diberikan dilakukan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai maksud dan tujuan Perseroan, dan tidak dimaksudkan untuk kepentingan pihak atau golongan tertentu.
171
b. Tanggapan atas Laporan Tahunan Direksi Meneliti dan memberikan tanggapan kepada RUPS atas laporan berkala dan Laporan Tahunan yang disiapkan oleh Direksi dan memastikan bahwa Direksi bertanggung-jawab terhadap Laporan Keuangan dengan memberikan sertifikasi terhadap Laporan Keuangan sesuai dengan peraturan OJK (Bapepam-LK) dan menandatangani Laporan Tahunan tersebut. Dewan Komisaris harus memastikan bahwa dalam Laporan Tahunan Perseroan telah memuat informasi mengenai identitas Direksi, pekerjaan-pekerjaan utamanya, jabatan Dewan Komisaris di perusahaan lain, termasuk rapat rapat yang dilakukan dalam satu tahun buku (rapat internal maupun rapat gabungan dengan Direksi), serta honorarium, fasilitas, dan/atau tunjangan lain yang diterima dari Perseroan. c. Rapat Dewan Komisaris dan Risalahnya Menyelenggarakan rapat bulanan Dewan Komisaris dan menyiapkan risalah rapat Dewan Komisaris dan memegang salinan risalah tersebut. Seluruh anggota Dewan Komisaris wajib menandatangani risalah Rapat Dewan Komisaris paling lambat 7 hari kerja setelah dilakukannya Rapat Dewan Komisaris. d. Keterbukaan Kepemilikan Saham Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan saham mereka dan keluarga mereka di Perseroan atau Perusahaan lain. Peraturan Pasal Modal mewajibkan Dewan Komisaris untuk melaporkan kepemilikan sahamnya di dalam Perseroan dalam waktu 10 hari sejak terjadinya transaksi. e. Persetujuan RKAP dan RJPP Memberikan pendapat dan persetujuan terhadap RJPP dan RKAP yang disusun Direksi. Dengan disetujuinya RJPP dan RKAP oleh Dewan Komisaris, maka Direksi berwenang untuk melaksanakan dan mengimplementasikan pelaksanaan RJPP dan RKAP selama periode tahun anggaran tersebut. f. Usulan Akuntan Publik Mengusulkan kepada RUPS mengenai penunjukan Akuntan Publik yang akan melakukan pemeriksaan atas buku-buku Perseroan baik entitas induk maupun anak perusahaan. g. RKAP Tahunan Dewan Komisaris dan Penilaian Kinerja Komisaris Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan Komisaris yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Perseroan. Dewan Komisaris dapat memberikan usulan mengenai Indikator Pencapaian Kinerja/Key
Performance Indicator (KPI) yang merupakan ukuran penilaian atas keberhasilan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pengawasan dan pemberian nasihat oleh Dewan Komisaris, kepada RUPS. Dewan Komisaris dapat memberikan penugasan kepada Komite Nominasi dan Remunerasi berupa penyusunan Key Performance Indicator (KPI) Dewan Komisaris dengan sistem self assessment atau sistem lain untuk kemudian diputuskan dalam rapat Dewan Komisaris. h. Penilaian Kinerja Direksi Dewan Komisaris memberikan penilaian dan evaluasi mengenai kinerja Direksi berdasarkan KPI yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris, baik secara perseorangan maupun kolektif. i. Persetujuan atas Pendayagunaan Aktiva Tetap Perseroan Dewan Komisaris harus memberikan persetujuan atau penolakan selambat lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah menerima permohonan dari Direksi atas Pendayagunaan Aktiva Tetap. Dalam hal Pendayagunaan Aktiva Tetap harus disetujui oleh RUPS, maka Dewan Komisaris juga harus memberikan tanggapan tertulis selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari, yang ditujukan kepada Direksi setelah menerima permohonan dari Direksi mengenai pendayagunaan tersebut. Pendayagunaan Aktiva Tetap (Pasal 32 dan 33 Permen BUMN No. 06/2011). j. Melakukan Pelaporan Kepada RUPS Dewan Komisaris wajib menyampaikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS. k. Memantau Pelaksanaan Good Corporate Governance Pemantauan atas penerapan Good Corporate Governance dilakukan oleh Dewan Komisaris untuk memastikan bahwa Good Corporate Governance di Perseroan telah berjalan secara efektif dan berkelanjutan. l. Melakukan Evaluasi Terhadap Sekretariat Dewan Komisaris Dewan Komisaris melakukan evaluasi atas kinerja Sekretariat Dewan Komisaris setiap 1 tahun dengan menggunakan metode yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris. m. Mengkaji Visi dan Misi Perseroan Dewan Komisaris secara periodik bertanggung jawab untuk mengkaji dan menyetujui penyempurnaan Visi dan Misi Perseroan.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
172 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
n. Memastikan tindak lanjut atas temuan Whistleblowing System Dewan Komisaris dapat mengakses sistem Whistleblowing System untuk melihat atau memonitor laporan yang diterima oleh Whistleblowing System, melalui penanggung jawab yang sebelumnya telah ditetapkan atau ditunjuk dengan menggunakan user login yang telah disampaikan sebelumnya.
Pengawasan dan Pengendalian Internal Fungsi pengawasan dan pengendalian ada pada Dewan Komisaris, mencakup fungsi pengawasan dan pengendalian yang melekat (embedded internal control) pada setiap unit bisnis, termasuk unit-unit pendukung, Audit Internal, audit eksternal, serta fungsi asuransi dan manajemen risiko. Dalam pelaksanaan pengawasan dan pengendalian, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit.
Dalam melakukan tindakan pengawasan atas tindakan pengurusan yang dilakukan oleh Direksi, Dewan Komisaris berwenang untuk: a. memeriksa buku-buku, surat-surat bukti, persediaan barang, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain surat berharga serta mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi; b. memasuki bangunan-bangunan dan halaman-halaman atau tempat-tempat lain yang dipergunakan atau dikuasai oleh Perseroan; c. meminta keterangan/penjelasan dari Direksi atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan Perseroan dan Direksi harus memberikan semua keterangan/penjelasan yang berkenaan dengan Perseroan sebagaimana diperlukan oleh Dewan Komisaris; d. mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan oleh Direksi; e. meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri Rapat Dewan Komisaris; f. mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Dewan Komisaris; g. memberhentikan sementara anggota Direksi; h. membentuk Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi, Komite Pemantau Risiko dan komite lainnya jika dianggap perlu; i. menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan terhadap hal yang dibicarakan; j. melakukan tindakan pengawasan sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan AD.
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan telah memiliki pedoman kerja terkait tata kelola perusahaan (Board Manual) yang disusun sebagai pedoman dan etika bagi Direksi dan Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk kepentingan terbaik bagi Perseroan. Secara garis besar Board Manual memuat pedoman dan ketentuan mencakup 3 bidang, yaitu: 1. Organ Perseroan yaitu Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham 2. Tindakan Perseroan (corporate action) tertentu 3. Hubungan antara Perseroan dengan pemegang saham dan lembaga pemerintah.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Dalam bab Organ Perseroan dimuat ketentuan, antara lain, mengenai tugas, wewenang, larangan, tanggung jawab, masa jabatan, etika binis dan anti korupsi, rapat, serta hubungan antar Organ Perseroan. Di bagian tindakan Perseroan tertentu, diatur mengenai transaksi afiliasi dan benturan kepentingan, transaksi material, serta keterbukaan informasi. Pada bab akhir, dimuat ketentuan tentang hubungan Perseroan dengan pemegang saham Seri A Dwiwarna, serta kementerian dan lembaga Pemerintah sebagai regulator. Pada bulan Oktober 2012, Direksi dan Dewan Komisaris telah mengesahkan Board Manual hasil penyempurnaan Board Manual terbitan tahun 2007. Independensi Dewan Komisaris Anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga, hubungan keuangan dan hubungan afiliasi dengan anggota Direksi, anggota Komisaris lainnya dan Pemegang Saham Pengendali. Hubungan keluarga dan hubungan keuangan secara detil dapat dilihat pada tabel berikut:
173
Hubungan Keluarga Dengan Dewan Komisaris Nama
Ya
Tidak
Direksi Ya
Tidak
Hubungan Keuangan Dengan
Pemegang Saham Pengendali
Dewan Komisaris
Ya
Ya
Tidak
Pemegang Saham Pengendali
Direksi
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Bambang Susantono
√
√
√
√
√
√
Bambang Wahyudi*
√
√
√
√
√
√
Wendy Aritenang
√
√
√
√
√
√
Sonatha H. Yusuf*
√
√
√
√
√
√
Betti Alisjahbana
√
√
√
√
√
√
Peter F. Gontha
√
√
√
√
√
√
Chris Kanter*
√
√
√
√
√
√
Bagus Rumbogo*
√
√
√
√
√
√
*Perubahan susunan Dewan Komisaris pada RUPST tanggal 26 April 2013
Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak memiliki jabatan rangkap pada anak perusahaan Garuda Indonesia. Jabatan rangkap Dewan Komisaris di luar Garuda Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Rangkap Jabatan Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Periode 2013 Nama Komisaris
Posisi di Garuda Indonesia
Posisi di Institusi Lain
Perusahaan/Badan Organisasi
Bidang Usaha
Bambang Susantono
Komisaris Utama
Wakil Menteri Perhubungan
Kementerian Perhubungan
Pemerintah
Bambang Wahyudi*
Komisaris
Komisaris
PT Nusantara Turbin dan Propulsi
Industri
Sonatha Halim Yusuf*
Komisaris
Asisten Deputi Bidang Restrukturisasi
Kementerian BUMN
Pemerintah
Betti S. Alisjahbana
Komisaris Independen
Komisaris
Industri Kreatif
Komisaris
PT Quantum Business International PT Sigma Cipta Caraka
Inspektur Jenderal
Kementerian Perhubungan
Pemerintah
Wendy Aritenang
Komisaris
Jasa Teknologi Informasi
Peter F. Gontha
Komisaris Independen
Group Publisher
Beritasatu Media Holding
Industri Media
Bagus Rumbogo*
Komisaris
Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga
Kementerian BUMN
Pemerintah
Chris Kanter*
Komisaris Independen
Chairman
Sigma Sembada Group
Industri Energi dan Logistik
* Perubahan susunan Dewan Komisaris pada RUPST tanggal 26 April 2013
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
174 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
Rapat Dewan Komisaris Sesuai ketentuan Pasal 16 ayat 7 Anggaran Dasar, Dewan Komisaris mengadakan rapat paling sedikit setiap bulan sekali, dalam Rapat tersebut Dewan Komisaris dapat mengundang Direksi. Sampai dengan Desember 2013, Dewan Komisaris telah melaksanakan rapat sebanyak 18 kali dengan rincian jumlah rapat dan tingkat kehadiran seperti tertuang dalam tabel berikut ini:
Rapat Internal Dewan Komisaris No
Peserta Rapat
Jabatan
Hadir
Jumlah Rapat
Tingkat Kehadiran
1
Bambang Susantono
Komisaris Utama
9
9
100%
2
Bambang Wahyudi*
Komisaris
3
3
100%
3
Wendy Aritenang
Komisaris
8
9
88%
4
Sonatha H. Yusuf*
Komisaris
3
3
100%
5
Betti Alisjahbana
Komisaris Independen
8
9
88%
6
Peter F. Gontha
Komisaris Independen
6
9
66%
7
Chris Kanter*
Komisaris Independen
5
6
88%
8
Bagus Rumbogo*
Komisaris
6
6
100%
Hadir
Jumlah Rapat
Tingkat Kehadiran
*Perubahan susunan Dewan Komisaris pada RUPST tanggal 26 April 2013
Rapat Dewan Komisaris Bersama Direksi No
Peserta Rapat
Jabatan
DEWAN KOMISARIS 1
Bambang Susantono
Komisaris Utama
9
9
100%
2
Bambang Wahyudi*
Komisaris
3
3
100%
3
Wendy Aritenang
Komisaris
8
9
88%
4
Sonatha H. Yusuf*
Komisaris
2
3
66%
5
Betti Alisjahbana
Komisaris Independen
8
9
88%
6
Peter F. Gontha
Komisaris Independen
7
9
77%
7
Chris Kanter*
Komisaris Independen
6
6
100%
8
Bagus Rumbogo*
Komisaris
5
5
100%
DIREKSI 1
Emirsyah Satar
Direktur Utama
8
9
88%
2
Handrito Hardjono
Direktur Keuangan
9
9
100%
3
Faik Fahmi
Direktur Layanan
9
9
100%
4
Elisa Lumbantoruan**
Direktur Pemasaran dan Penjualan
3
3
100%
5
Heriyanto Agung Putra
Direktur SDM & Umum
8
9
88%
6
Batara Silaban
Direktur Teknik dan Pengelolaan Armada
8
9
88%
7
Judi Rifajantoro
Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis & Manajemen Risiko
9
9
100%
8
Novijanto H.
Direktur Operasi
6
9
66%
9
Meijer Frederik Johannes**
Direktur Pemasaran dan Penjualan
5
5
100%
** Perubahan susunan Direksi pada RUPST tanggal 26 April 2013
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
175
Masa Jabatan Komisaris Masa jabatan keanggotaan Dewan Komisaris adalah terhitung sejak tanggal ditetapkan oleh RUPS yang mengangkatnya dan berakhir pada penutupan RUPS Tahunan yang ke-5 setelah tanggal pengangkatannya, namun dengan tidak mengurangi hak dari RUPS untuk sewaktu-waktu dapat memberhentikan para anggota Dewan komisaris sebelum masa jabatannya berakhir. Definisi Komisaris Independen Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang bukan merupakan pegawai atau orang yang berurusan langsung dengan Perseroan dan tidak mewakili pemegang saham. Komisaris Independen yang diangkat baik yang sedang atau pernah menjabat sebagai posisi Presiden Direktur sebuah perusahaan dari sektor industri yang berbeda. Komisaris Independen diangkat karena pengalamannya dianggap berguna bagi Perseroan. Mereka bisa mengawasi bagaimana Perseroan dijalankan. Komisaris Independen dianggap berguna karena mereka bisa bersikap objektif dan memiliki risiko kecil dalam conflict of interest. Program Orientasi Bagi Komisaris Perseroan mengadakan program orientasi bagi Direksi dan Komisaris yang baru bergabung dengan Perseroan melalui pemberian soft copy dan atau hard copy dokumen dan atau data Perseroan yang perlu di ketahui oleh Direksi dan Komisaris serta memberi jawaban atas pertanyaan atau memberi penjelasan apabila diminta. Program Pelatihan bagi Komisaris Perseroan memberikan alokasi anggaran tersendiri bagi Direksi dan Komisaris untuk program pengembangan diri Direksi dan Komisaris dan Perseroan memberi informasi program pelatihan yang akan berlangsung dan mungkin dapat diikuti oleh Direksi dan Komisaris. Perubahan dan Penetapan Organ Pendukung Dewan Komisaris Komite Komisaris Untuk meningkatkan pengurusan dan pengawasan BUMN, Menteri Negara BUMN melalui Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara, menyebutkan bahwa Dewan Pengawas/Dewan Komisaris hanya boleh memiliki Komite Audit dan dapat memiliki 1 Komite lainnya dengan keanggotaan masingmasing Komite berasal dari luar Dewan Komisaris/Dewan Pengawas. Menindaklanjuti Peraturan Menteri Negara
BUMN tersebut, Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk melakukan perampingan jumlah Komite Komisaris dari yang sebelumnya 3 Komite Komisaris menjadi 2 Komite Komisaris, yaitu Komite Audit dan Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko. Komite Nominasi Remunerasi dan Tata Kelola Perusahaan yang baik yang sebelumnya menjadi salah satu Komite yang membantu tugas Dewan Komisaris, dilebur tugas-tugasnya ke dalam Komite Audit. Perubahan Komite Komisaris tersebut ditetapkan melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDW/SKEP/062/2013 tentang Perubahan Kedua Atas Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDW/ SKEP/037/2012 Tentang Pembentukan Organ Pendukung Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Periode jabatan anggota komite yang bukan berasal dari anggota Dewan Komisaris Perusahaan paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan selama 2 (dua) tahun, dengan tidak mengurangi hak Dewan Komisaris untuk memberhentikannya sewaktu waktu. Untuk Komite Audit berdasarkan kepada Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDW/SKEP/063/2013 tentang Perubahan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDW/ SKEP/038/2012 Tentang Penetapan Komite Audit Sebagai Organ Pendukung Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, susunan keanggotaannya ialah sebagai berikut: Komite Audit Ketua Wakil Ketua Anggota Anggota
: Betti S. Alisjahbana : Wendy Aritenang : Prasetyo Suhardi : Chaerul D. Djakman
Susunan keanggotaan Komite Audit tersebut telah diubah sesuai dengan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDW/SKEP/011/2014 tanggal 13 Maret 2014 tentang Perubahan Kedua Surat Keputusan No. JKTDW/ SKEP/038/2012 tentang Penetapan Komite Audit sebagai Organ Pendukung Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. sehingga susunan keanggotaannya menjadi sebagai berikut: Komite Audit Ketua Anggota Anggota
: Betti S. Alisjahbana : Prasetyo Suhardi : Chaerul D. Djakman
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
176 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
Untuk Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko berdasarkan kepada Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDW/SKEP/064/2013 tentang Perubahan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDW/SKEP/062/2012 Tentang Pembentukan Komite Pengembangan Usaha Dan Pemantauan Risiko Sebagai Organ Pendukung Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, susunan keanggotaannya ialah sebagai berikut: Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko Ketua : Peter F. Gontha Wakil Ketua : Chris Kanter Wakil Ketua : Bagus Rumbogo* Anggota : Asril Fitri Syamas Anggota : Ahmad Ridwan Dalimunthe *Bapak Bagus Rumbogo telah menyampaikan pengunduran diri melalui surat tanggal 2 Desember 2013. Pengunduran diri tersebut efektif sejak tanggal 26 November 2013, namun belum dikukuhkan di RUPS. Sekretaris Dewan Komisaris Untuk mendukung pelaksanaan tugas Dewan Komisaris, sesuai ketentuan Pasal 15 ayat 2.a.6 Anggaran Dasar, berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDW/ SKEP/053/2012 Dewan Komisaris telah menunjuk seorang Sekretaris Dewan Komisaris, yaitu Sdr. Achmad Jaka Santos Adiwijaya untuk masa jabatan selama 3 tahun.
Direksi Tugas, Kewajiban, dan Wewenang Direksi Direksi merupakan organ Perseroan yang bertanggung jawab untuk menjalankan pengurusan Perseroan sehari-hari untuk kepentingan terbaik Perseroan, yaitu dalam rangka mencapai maksud dan tujuan Perseroan serta memastikan agar Perseroan melaksanakan tanggung jawab sosialnya serta memperhatikan kepentingan dari berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan AD Perseroan dan Board Manual, Direksi berperan sebagai pengambil keputusan, dimana untuk hal-hal tertentu, dalam mengambil keputusan Direksi harus mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris dan RUPS. Selain melaksanakan kepengurusan Perseroan untuk kepentingan dan tujuan Perseroan, Direksi juga bertindak selaku pimpinan serta mengurus dan memelihara kekayaan Perseroan.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Direksi bertanggung jawab atas tugas dan fungsi untuk melakukan pengurusan dan pengelolaan Perseroan. Sesuai dengan AD Perseroan, dalam hal pembagian tugas dan fungsi Direksi tidak ditentukan oleh RUPS, maka pembagian tugas dan fungsi Direksi diatur dalam Rapat Direksi. Oleh karenanya setiap anggota Direksi bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan fungsinya tersebut masing-masing. Dalam menjalankan tugasnya yang berkaitan dengan pengurusan Perseroan maka Direksi juga bertindak mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan sebagaimana ditentukan dalam AD Perseroan. Direksi berwenang untuk menjalankan pengurusan sesuai dengan kebijakan yang dipandang tepat, dalam batas yang ditentukan UUPT dan/atau AD Perseroan. Dari ketentuan UUPT tersebut terkandung konsep fiduciary duty. Fiduciary duty adalah suatu doktrin yang menunjukkan jalinan hubungan yang terjadi antara Direksi dengan Perseroan terbatas. Tanggung Jawab Direksi sesuai Bidang Kerja Masing-masing Direksi bertanggung jawab atas tugas dan fungsinya sesuai dengan bidang kerjanya masing-masing. • Direktur Utama: Mengendalikan dan menjamin keberlangsungan bisnis Perusahaan yang efektif dan efisien berdasarkan aturan perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. • Direktur Layanan: Menjamin keberlangsungan peningkatan layanan prima, melalui pengelolaan service planning & development, passenger services, dan customer loyalty secara terintegrasi berdasarkan aturan perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. • Direktur Operasi: Menjamin keberlangsungan operasional penerbangan yang handal, melalui pengelolaan Awak Kokpit, Ground Operations, Operation Control, dan dukungan operasional lainnya berdasarkan aturan perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. • Direktur Teknik & Pengelolaan Armada: Menjamin keberlangsungan tersedianya pesawat yang airworthy melalui pengendalian dan pengelolaan fleet acquisition, fleet management, aircraft maintenance, dan airworthiness berdasarkan aturan perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
177
• Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis & Manajemen Risiko: Menjamin keberlangsungan tersedianya strategi dan perencanaan jangka panjang yang efisien dan efektif serta dukungan teknologi informasi yang handal dan pengelolaan risiko berlandaskan aturan perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. • Direktur Keuangan: Memastikan keberlangsungan dan pengendalian keseimbangan cash flow Perusahaan melalui pengelolaan treasury, budget, akuntansi, dan aset, serta memperhatikan kepatuhan terhadap aturan perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. • Direktur SDM & Umum: Menjamin keberlangsungan pelaksanaan pengelolaan Sumber Daya Manusia serta layanan administrasi dan umum yang efektif dan efisien dengan tetap mematuhi aturan perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. • Direktur Pemasaran & Penjualan: Menjamin keberlangsungan pertumbuhan pendapatan dan penjualan, melalui pengelolaan network, marketing, revenue, secara terintegrasi dengan tetap memenuhi aturan perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Kewajiban-Kewajiban Direksi Kewajiban-kewajiban Direksi secara terperinci diatur di dalam AD dan Board Manual Perseroan dengan mengacu kepada ketentuan perundangan yang berlaku. Sebagai perusahaan publik yang terdaftar, maka Direksi juga tunduk pada kewajiban-kewajiban sebagaimana diatur di dalam ketentuan perundangan pasar modal. Diantara kewajibankewajiban Direksi tersebut adalah sebagai berikut. 1. Menyampaikan AD Perseroan dan setiap perubahannya kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk memperoleh persetujuan atau pernyataan pemberitahuan, untuk kemudian didaftarkan pada Daftar Perseroan dan diumumkan dalam Berita Negara oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Pasal 21 (1) - (3), 29, 30 UUPT). 2. Menyampaikan beberapa perubahan tertentu dari AD Perseroan kepada Kementerian Perhubungan. 3. Membuat dan memelihara (atau menunjuk suatu BAE untuk melakukan hal tersebut) daftar pemegang saham yang mencatat: (a) nama dan alamat seluruh pemegang saham; (b) jumlah, nomor, dan tanggal pengambilalihan saham atau sertifikat saham kolektif; (c) nama dan alamat pemegang gadai saham Perseroan; (d) setiap
4.
5.
6.
7.
8.
9.
informasi penting lainnya (Pasal 100 (1) (a) UUPT, Pasal 12 (2.b.4) AD Perseroan). Membuat dan memelihara daftar khusus yang berisi kepemilikan saham setiap anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan keluarga dari masing-masing anggota Direksi dan Dewan Komisaris tersebut dalam Perseroan dan dalam Perseroan lainnya, serta tanggal perolehan saham tersebut (Pasal 100 (1) (a) UUPT, Pasal 12 (2.b.4) AD Perseroan). Menyiapkan dan memelihara seluruh Risalah Rapat Direksi (Pasal 100 (1) UUPT, Pasal 12 (b.4, b.11) AD Perseroan). Memelihara seluruh daftar, dokumen pendaftaran dan dokumen Perseroan, termasuk keputusan, risalah RUPS, Risalah Rapat Direksi, risalah Rapat Dewan Komisaris dan menyimpan di tempat kedudukan Perseroan, serta menyediakan akses bagi pemegang saham atas dokumen-dokumen tersebut (Pasal 100 (1) (c), (d), (2) UUPT, Pasal 12 (2.b.10 dan 2.b.11) AD Perseroan). Menyusun Laporan Keuangan dan memelihara sistem akuntansi Perseroan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dan berdasarkan prinsipprinsip pengendalian intern, terutama pemisahan fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan pengawasan, dan menyerahkan kepada Akuntan Publik untuk diaudit (Pasal 68, 69 UUPT, Pasal 12 (2.b.6 dan 2.b.12) AD Perseroan). Laporan Keuangan yang telah diaudit kemudian disampaikan kepada Bapepam-LK, Kementerian Perdagangan, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan dan Kementerian Perhubungan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Paling lambat dalam 5 bulan setelah tahun fiskal berakhir, menyiapkan, menyerahkan serta memberikan penjelasan mengenai Laporan Tahunan dan dokumen keuangan sebagai wujud pertanggungjawaban atas pengurusan Perseroan kepada RUPS untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan setelah ditelaah dan disetujui oleh Dewan Komisaris (Pasal 66, 67, 100 ayat (1)-(3) UUPT, Pasal 12 (2.b.5), (2.b.7), (2.b.8) AD Perseroan). Menyiapkan Rencana Jangka Panjang Perseroan (RJPP) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP) serta seluruh perubahannya, dan menyampaikannya serta memberikan penjelasan kepada Dewan Komisaris paling lambat 60 hari sebelum tahun buku baru dimulai untuk mendapatkan persetujuan (Pasal 63-65 UUPT, Pasal 12 (2.b.2, 2.b.3) AD Perseroan).
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
178 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
10. Menyampaikan Neraca dan Laporan Laba Rugi (sebagai bagian dari Laporan Keuangan di dalam Laporan Tahunan) yang telah disahkan oleh RUPS kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Menteri Perdagangan dan Menteri Perhubungan (UUPT, UU Penerbangan dan Kepmen Perdagangan). 11. Membangun program manajemen risiko korporasi, menetapkan sistem pengendalian internal dalam rangka mengamankan investasi dan aset Perseroan, mengatur mekanisme pelaporan atas dugaan penyimpangan etika kerja Perseroan, menyelenggarakan pengawasan internal melalui pembentukan Satuan Pengawasan Intern dan menyelenggarakan fungsi Sekretaris Perusahaan (Pasal 25 – 29 Permen BUMN No. 01/2011, Peraturan Bapepam dan LK No. IX.I.7). 12. Menetapkan tata kelola Teknologi Informasi yang efektif serta menyiapkan laporan kepada Dewan Komisaris mengenai pelaksanaan program Teknologi Informasi dan Sumber Daya Manusia tersebut (Pasal 30 Peraturan Menteri Negara BUMN No. 01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara (“Permen BUMN No. 01/2011”)). 13. Melaporkan kepemilikan saham dirinya dan keluarganya kepada Perseroan dan Perseroan lain untuk dicatat di dalam Daftar Khusus. Peraturan Pasar Modal mewajibkan Direksi untuk melaporkan kepemilikan sahamnya di dalam Perseroan dalam waktu 10 hari sejak terjadinya transaksi. 14. Melakukan keterbukaan informasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal, antara lain mengumumkan transaksi material. 15. Direksi dalam setiap pengambilan keputusan/tindakan harus mempertimbangankan risiko usaha serta membangun dan melaksanakan program manajemen risiko korporasi secara terpadu yang merupakan bagian dari pelaksanaan Good Corporate Governance. 16. Direksi wajib menyampaikan laporan profil manajemen risiko dan penanganannya bersamaan dengan laporan berkala perusahaan. (Pasal 25 Permen BUMN No. 01/2011). 17. Direksi wajib bertanggung jawab atas pelaksanaan Pendayagunaan Aktiva Tetap untuk kepentingan Perseroan, serta menjamin pendayagunaan tersebut agar bebas dari tekanan, paksaan dan campur tangan dari pihak lain. Pendayagunaan Aktiva Tetap adalah tindakan Perseroan untuk melakukan optimalisasi
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
pemanfaatan aktiva tetap untuk menciptakan nilai tambah bagi Perseroan dengan tidak mengakibatkan beralihnya kepemilikan Perseroan atas aktiva tetap tersebut, antara lain melalui bangun guna serah, bangun serah guna, kerjasama operasi, kerjasama usaha, sewa, atau pinjam pakai atas aktiva tetap Perseroan (“Pendayagunaan Aktiva Tetap”). 18. Direksi wajib mengevaluasi perjanjian Pendayagunaan Aktiva Tetap yang belum dilaksanakan apabila Direksi berpendapat bahwa perjanjian yang sudah ditandatangani merugikan Perseroan atau belum memberikan keuntungan yang optimal, dengan tetap memperhatikan peraturan perundang-undangan (Pasal 5 butir 12 Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-06/ MBU/2011 tentang Pedoman Pendayagunaan Aktiva Tetap Badan Usaha Milik Negara (“Permen BUMN No. 06/2011”)). 19. Direksi perlu melakukan pelaporan mengenai rencanarencana pengadaan substansial yang akan dilakukan Perseroan. Selain hal tersebut, Direksi wajib melaporkan kepada Dewan Komisaris atas pengadaan substansial barang/jasa yang telah tertuang dalam RJPP/RKAP yang menunjang kegiatan usaha utama Perseroan dengan nilai di atas 5% dari ekuitas Perseroan dalam satu transaksi. Pelaporan atas pengadaan substansial tersebut dilakukan sebelum Direksi melakukan pengikatan atau menandatangani suatu perjanjian dengan pihak vendor. (Surat Dewan Komisaris No. GARUDA/DEKOM-021/2011 tanggal 6 April 2011 tentang Pengadaan Barang & Jasa). Wewenang Direksi Dalam menjalankan tugasnya, selain adanya kewajibankewajiban yang harus dijalankan, Direksi juga memiliki kewenangan dalam melaksanakan tanggung jawab kepengurusan Perseroan. 1. Menetapkan kebijakan kepengurusan Perseroan. 2. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan kepada seseorang atau beberapa orang anggota Direksi yang ditunjuk atau kepada seseorang atau pegawai Perseroan dan mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili Perseroan kepada Kepala Cabang atau kepala perwakilan di dalam maupun di luar negeri. 3. Mengatur ketentuan tentang kepegawaian Perseroan, termasuk penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pegawai Perseroan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
179
4. Mengangkat dan memberhentikan pegawai Perseroan berdasarkan peraturan kepegawaian dan peraturan perundang-undangan. 5. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Perusahaan. 6. Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai pengurusan maupun pemilikan kekayaan Perseroan, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan/ atau pihak lain dengan Perseroan, termasuk namun tidak terbatas pada optimalisasi pemanfaatan aset Perseroan, dengan pembatasan sebagaimana diatur dalam AD Perseroan. Batasan Kewenangan Direksi Sesuai Anggaran Dasar Garuda Indonesia, Pasal 12 ayat 7, terdapat batasan atas perbuatan-perbuatan Direksi yang perlu ditetapkan lebih lanjut oleh Dewan Komisaris. Sehubungan dengan hal tersebut, Dewan Komisaris menerbitkan surat keputusan dengan No. JKTDW/ SKEP/077/2012 tanggal 31 Oktober 2012 mengenai batasan wewenang yang diberikan kepada Direksi untuk melakukan perbuatan-perbuatan tertentu menurut Pasal 12 ayat 7 Anggaran Dasar Perusahaan. Pembatasan Kewenangan Direksi Perseroan tersebut adalah sebagai berikut: Direksi wajib meminta persetujuan Dewan Komisaris sebelum melaksanakan hal-hal sebagai berikut: a. Memindahtangankan dan menghapuskan aktiva tetap milik Perseroan yang melebihi batas nilai Rp 50.000.000.000 (lima puluh miliar Rupiah) atau dalam nilai agregat yang jumlahnya sama dengan atau lebih dari 3% (tiga persen) dari total nilai Aktiva Tetap Perseroan dalam tahun yang sama.
Aktiva Tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasional Perseroan yang tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan, dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun.
Memindahtangankan Aktiva Tetap dapat dilaksanakan dengan cara menjual, tukar menukar atau hibah, yang wajib dilaksanakan oleh Perseroan dengan prinsip kehati-hatian dan berdasarkan ketentuan yang berlaku, termasuk pasar modal. b. Mengadakan kerjasama dengan badan usaha atau pihak lain dalam bentuk kerjasama operasi, kontrak manajemen, kerjasama lisensi Bangun Guna Serah
(Build, Operate, Transfer/BOT), Bangun Guna Milik (Build, Operate and Own/BOO) dan perjanjianperjanjian lain yang memiliki sifat yang sama yang jangka waktunya melebihi dari jangka waktu yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris.
Kerjasama yang dimaksud di atas adalah kerjasama yang: a. Memiliki jangka waktu lebih dari 3 tahun; dan/atau b. Nilai transaksi lebih dari 3% dari Total Nilai Aktiva Tetap; dan/atau c. Menimbulkan kewajiban kontinjen (contingent liabilities) dengan nilai lebih dari 3% dari Total Nilai Aktiva Tetap.
Yang dimaksud dengan perjanjian-perjanjian lain yang memiliki sifat yang sama di atas adalah perjanjianperjanjian yang sifatnya sama dengan bentuk kerjasama operasi, kontrak manajemen, kerjasama lisensi Bangun Guna Serah (Build, Operate, Transfer/BOT), dan Bangun Guna Milik (Build, Operate and Own/BOO).
Berikut adalah penjelasan terkait dengan perjanjian kerjasama di atas:
Kerjasama Operasi (“KSO”) Pengertian KSO adalah kerjasama dengan prinsip bagi hasil yang saling menguntungkan antara Perseroan dengan mitra kerjasama, dimana Perseroan terlibat dalam manajemen pengelolaan kerjasama tersebut.
Pendayagunaan aktiva tetap dengan cara KSO, dilakukan terhadap aktiva tetap Perseroan berupa tanah, bangunan dan/atau aktiva tetap lainnya. Objek KSO yang diberdayagunakan tersebut diperhitungkan sebagai penyertaan Perseroan dalam KSO yang bersangkutan.
Kontrak Manajemen Kontrak Manajemen adalah suatu perjanjian dimana aset, sumber daya, dan dana disediakan oleh Perseroan sedangkan jasa manajemen atau pengelolaan diserahkan kepada mitra.
Bangun Guna Serah (“BOT”) Bangun Guna Serah (Build Operate and Transfer/ BOT) adalah kerjasama pendayagunaan aktiva tetap berupa tanah milik Perseroan oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang disepakati.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
180 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
Selanjutnya, tanah beserta bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya akan diserahkan kepada Perseroan setelah berakhirnya jangka waktu.
Pendayagunaan ini dilakukan terhadap Aktiva Tetap dalam bentuk tanah. Dalam hal terdapat Aktiva Tetap tidak dapat dijadikan sebagai objek kerjasama, maka Aktiva Tetap tersebut dihapusbukukan dan diperhitungkan dalam penetapan kompensasi.
c. Menerima atau memberikan pinjaman jangka menengah/panjang dalam nilai yang melebihi batas yang dari waktu ke waktu ditetapkan oleh Dewan Komisaris dengan ataupun tanpa jaminan, kecuali pinjaman utang atau piutang yang timbul karena transaksi bisnis, dan pinjaman yang diberikan kepada anak perusahaan Perseroan hanya perlu dilaporkan kepada Dewan Komisaris.
Untuk memberikan pinjaman kepada pihak ketiga, batas wewenang Direksi adalah sampai dengan Rp 50.000.000.000 (lima puluh miliar Rupiah) per tahun dan sepanjang terkait dengan kegiatan operasional perusahaan.
Untuk menerima pinjaman dari pihak ketiga batas wewenang Direksi adalah sampai dengan Rp 500.000.000.000 (lima ratus miliar Rupiah) atau dalam tahun yang sama nilai agregat/akumulasi jumlahnya <10% nilai Ekuitas.
Dalam hal pinjaman tersebut memerlukan persetujuan Dewan Komisaris, persetujuan Dewan Komisaris tersebut berlaku selama 12 bulan sejak persetujuan diberikan oleh Dewan Komisaris.
Persetujuan Dewan Komisaris dikecualikan untuk (i) pinjaman utang atau piutang yang timbul karena transaksi bisnis, dan (ii) pinjaman yang diberikan kepada anak perusahaan Perseroan, dengan ketentuan pemberian pinjaman tersebut dilaporkan kepada Dewan Komisaris. d. Menghapuskan dari pembukuan piutang macet dan persediaan barang mati, dalam nilai yang melebihi batas yang dari waktu ke waktu ditetapkan oleh Dewan Komisaris.
Batas wewenang Direksi untuk menghapuskan piutang macet dan persediaan barang mati Perseroan dari
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
pembukuan adalah sampai dengan Rp 50.000.000.000 (lima puluh miliar Rupiah) atau dalam tahun yang sama nilai agregat yang jumlahnya kurang dari 5% (lima persen) dari nilai ekuitas Perseroan.
Tindakan tersebut perlu dilaporkan kepada Dewan Komisaris disertakan dengan data dan informasi mengenai tahapan-tahapan proses penagihan yang telah dilakukan Direksi sebelum melakukan penghapusbukuan sesuai dengan ketentuan Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. e. Menetapkan struktur organisasi sampai dengan 1 tingkat di bawah Direksi. Kecuali ditetapkan lain oleh RUPS, Direksi mendiskusikan dan memperoleh persetujuan dari Dewan Komisaris untuk menetapkan struktur organisasi Direksi dan organisasi satu tingkat di bawah Direksi. Direksi melaporkan kepada Dewan Komisaris Keputusan Direksi atas pembagian kewenangan di antara anggota Direksi dan nama-nama pejabat dalam struktur organisasi satu tingkat di bawah Direksi. f. Membentuk yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan yang dapat berdampak finansial bagi Perseroan. Direksi wajib mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris dalam hal (i) yayasan, organisasi, dan atau perkumpulan tersebut didirikan untuk jangka waktu lebih dari 3 tahun, dan/atau (ii) nilai dari pembentukan yayasan, organisasi dan atau perkumpulan tersebut lebih dari 3% (tiga persen) dari Total Nilai Aktiva Tetap.
Dalam hal tindakan ini tidak memerlukan persetujuan Dewan Komisaris, maka Direksi wajib melaporkan tindakan tersebut kepada Dewan Komisaris.
Untuk memastikan agar yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan dikelola secara profesional, Direksi dapat mengangkat pengurus dari pihak eksternal Perseroan untuk melakukan pengurusan rutin. g. Membebankan biaya Perseroan yang bersifat rutin untuk kegiatan yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan.
Direksi menetapkan anggaran tahunan (apabila ada) untuk kegiatan yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan bersamaan dengan penetapan anggaran (budget) Perseroan.
181
Selain pembebanan biaya yang bersifat rutin dan tetap dari organisasi, kegiatan yayasan, dan atau perkumpulan sebagaimana tersebut di bawah ini, maka perlu mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris: INACA, PATA, IATA, Kadin, Air Promotion Group, Zone Employee Discount Multi Bilateral Agreement (ZED MIBA Forum), Dana Pensiun Garuda, Yayasan At Taqwa, Yayasan Kesehatan Garuda, KOAPGI, KOKARGA, Masyarakat Hukum Udara (MHU), Member of Board of Airline Representative in Netherlands (BARIN), Member Board of Governor PATA BENELUX (Belgium, Netherland & Luxemburg), AOC (Airlines Operator Committee), Member of BARSA (Board of Airlines Representative), BAR (Board of Airlines Representative), KASEC (Korea Airlines Secretary), BARINDO (Board of Airlines Representative Indonesia), Forum Human Capital BUMN, Forum IT BUMN, ICSA (Indonesian Corporate Secretary Association), PERHUMAS, AAPA (Association of Asia Pacific Airlines). h. Mengusulkan wakil Perseroan untuk menjadi calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris pada anak perusahaan Perseroan yang memberikan kontribusi signifikan kepada Perseroan dan/atau bernilai strategis yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris. Direksi mengusulkan nama-nama serta data lengkap dari rekam jejak pihak-pihak yang dinominasikan menjadi anggota Direksi atau Dewan Komisaris pada anak perusahaan. Calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris tersebut harus menjalani proses pemilihan sesuai dengan ketentuan dan tatacara pencalonan anggota Direksi dan Dewan Komisaris anak perusahaan BUMN yang berlaku. i. Tidak lagi menagih piutang macet yang telah dihapusbukukan dalam nilai yang melebihi batas yang dari waktu ke waktu ditetapkan oleh Dewan Komisaris.
j. Menetapkan dan mengubah logo Perseroan Logo Perseroan adalah termasuk logo baru dan logo yang saat ini sudah terdaftar atau sedang dalam proses untuk didaftarkan di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan dan Intelektual. k. Melakukan penyertaan modal dalam Perseroan lain dalam nilai yang melebihi batas dari waktu ke waktu ditetapkan oleh Dewan Komisaris, sepanjang penyertaan modal tersebut tidak memerlukan persetujuan RUPS sesuai dengan peraturan Pasar Modal.
Direksi wajib meminta persetujuan dari Dewan Komisaris untuk melakukan penyertaan modal yang nilainya lebih besar dari 10% (sepuluh persen) dari nilai ekuitas Perseroan.
Perseroan melaksanakan penyertaan modal dalam perusahaan lain dalam rangka mengembangkan kegiatan usaha utamanya, kegiatan usaha pendukung, dan dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, atau pelaksanaan keputusan peraturan yang berlaku. Mendirikan anak perusahaan, sepanjang hal tersebut tidak memerlukan persetujuan RUPS sesuai dengan Peraturan Pasar Modal. Melepaskan penyertaan modal pada anak perusahaan, sepanjang hal tersebut tidak memerlukan persetujuan RUPS sesuai dengan peraturan Pasar Modal. Bahwa pelepasan penyertaan modal pada anak perusahaan termasuk terdilusinya presentase kepemilikan saham Perseroan. Melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan dan pembubaran anak perusahaan, sepanjang hal tersebut tidak memerlukan persetujuan RUPS sesuai dengan peraturan Pasar Modal. Menetapkan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pegawai Perseroan yang melampaui kewajiban yang ditetapkan peraturan perundang-undangan.
l.
m.
n.
o.
Direksi membutuhkan persetujuan dari Dewan Komisaris untuk tidak lagi menagih piutang macet yang telah dihapusbukukan dengan nilai di atas Rp 10.000.000.000 (sepuluh miliar Rupiah).
Tindakan tersebut perlu dilaporkan kepada Dewan Komisaris disertakan dengan data dan informasi mengenai tahapan-tahapan proses penagihan yang telah dilakukan Direksi sebelum melakukan penghapusbukuan sesuai dengan ketentuan Perseroan yang berlaku.
p. Mengikat Perseroan sebagai penjamin (borg atau avalist) yang mempunyai akibat keuangan yang melebihi jumlah tertentu yang ditetapkan peraturan perundangan.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
182 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
Borg menurut Pasal 1820 KUH Perdata adalah suatu persetujuan di mana pihak ketiga demi kepentingan kreditur, mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan debitur, bila debitur itu tidak memenuhi perikatannya. Tindakan pemberian jaminan termasuk juga diantaranya berupa pemberian jaminan ganti rugi (indemnity) dan corporate guarantee.
anggaran tahunan Perseroan untuk tahun anggaran yang akan datang, yang dibuat sebelum tahun anggaran berikutnya tersebut dimulai.
Aval menurut Pasal 129 KUH Dagang adalah perjanjian jaminan (aval) yang dapat diberikan oleh pihak ketiga, atau oleh orang yang tanda tangannya terdapat dalam surat wesel. Pemberi aval (avalist) terikat dengan cara yang sama seperti orang yang diberi aval.
q. Menyusun RJPP dan RKAP termasuk setiap perubahan terhadap RJPP dan RKAP tersebut. RJPP adalah rencana strategis yang memuat sasaran dan tujuan Perseroan yang hendak dicapai dalam jangka waktu 5 tahun. RKAP merupakan penjabaran tahunan dari RJPP yang dipersiapkan oleh Direksi dan disampaikan kepada Dewan Komisaris dan RUPS untuk mendapatkan pengesahan. RKAP memuat antara lain,
Direksi menyiapkan RJPP dan RKAP Perseroan serta seluruh perubahannya, dan menyampaikannya serta memberikan penjelasan kepada Dewan Komisaris paling lambat 60 hari sebelum tahun buku baru dimulai untuk mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris. Rancangan RKAP disetujui oleh Dewan Komisaris paling lambat 30 hari setelah tahun anggaran Perseroan berjalan. Dalam hal rancangan RKAP belum disetujui Dewan Komisaris dalam kurun waktu 30 hari setelah tahun anggaran Perseroan berjalan, maka RKAP yang sebelumnya diberlakukan.
Independensi Direksi Untuk senantiasa menjaga independensi dari anggota Direksi, maka setiap anggota Direksi tidak memiliki hubungan keluarga, hubungan keuangan dan hubungan afiliasi dengan anggota Direksi lainnya, anggota Dewan Komisaris dan Pemegang Saham Pengendali. Hubungan keluarga dan hubungan keuangan secara detil dapat dilihat pada tabel berikut:
Hubungan Keluarga Dengan Dewan Komisaris Nama
Ya
Tidak
Direksi Ya
Tidak
Hubungan Keuangan Dengan
Pemegang Saham Pengendali
Dewan Komisaris
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Pemegang Saham Pengendali
Direksi Ya
Tidak
Ya
Tidak
Emirsyah Satar
√
√
√
√
√
√
Meijer Frederik Johannes
√
√
√
√
√
√
Novianto Herupratomo
√
√
√
√
√
√
Batara Silaban
√
√
√
√
√
√
Heriyanto Agung Putra
√
√
√
√
√
√
Handrito Hardjono
√
√
√
√
√
√
Faik Fahmi
√
√
√
√
√
√
Judi Rifajantoro
√
√
√
√
√
√
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
183
Beberapa anggota Direksi menjabat sebagai Komisaris di anak perusahaan Garuda Indonesia. Jabatan rangkap anggota Direksi di luar Garuda Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut:
Posisi Di Garuda Indonesia
Nama
Posisi Di Institusi Lain
Perusahaan/ Badan Organisasi
Bidang Usaha
Emirsyah Satar
Direktur Utama
Anggota
Dewan Gubernur
IATA (International Air Transport Association)
Transportasi
Meijer Frederik Johannes
Direktur Pemasaran & Penjualan
-
-
-
Novianto Herupratomo
Direktur Operasi
-
-
-
Batara Silaban
Direktur Teknik & Pengelolaan Armada
-
-
-
Heriyanto Agung Putra
Direktur SDM & Umum
-
-
-
Handrito Hardjono
Direktur Keuangan
-
-
-
Faik Fahmi
Direktur Layanan
-
-
-
Judi Rifajantoro
Direktur Strategi, Pengembagan Bisnis & Manajemen Risiko
-
-
-
Rapat Direksi Sesuai ketentuan Pasal 13 Anggaran Dasar, penyelenggaraan Rapat Direksi dapat dilakukan setiap waktu apabila (i) dipandang perlu oleh seorang atau lebih anggota Direksi; (ii) atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris; atau (iii) atas permintaan tertulis dari 1 orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara. Sampai dengan 31 Desember 2013, Direksi telah menyelenggarakan 35 kali rapat Direksi.
Jumlah Rapat Direksi dan Tingkat Kehadiran (1 Januari - 23 April 2013) No
Nama
Jabatan
Jumlah Rapat
Kehadiran
Tingkat Kehadiran
1.
Emirsyah Satar
Direktur Utama
11
11
100%
2.
Batara Silaban
Direktur Teknik & Pengembangan Armada
11
10
90,90%
3.
Elisa Lumbantoruan*
Direktur Pemasaran & Penjualan
11
11
100%
4.
Faik Fahmi
Direktur Layanan
11
9
81,81%
5.
Handrito Hardjono
Direktur Keuangan
11
11
100%
6.
Heriyanto Agung Putra
Direktur SDM & Umum
11
11
100%
7.
Judi Rifajantoro
Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis & Manajemen Risiko
11
11
100%
8.
Novianto Herupratomo
Direktur Operasi
11
11
100%
* Dibebaskan sebagai Direktur melalui RUPS Tahunan Perseroan tanggal 26 April 2013
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
184 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
Jumlah Rapat Direksi dan Tingkat Kehadiran (30 April– 31 Desember 2013) No. No
Nama
Jabatan
Jumlah Rapat
Kehadiran
Tingkat Kehadiran
1.
Emirsyah Satar
Direktur Utama
24
24
100%
2.
Batara Silaban
Direktur Teknik & Pengembangan Armada
24
22
91,67%
3.
Faik Fahmi
Direktur Layanan
24
22
91,67%
4.
Meijer Frederik Johannes*
Direktur Pemasaran & Penjualan
24
23
95,84% 95,84%
5.
Handrito Hardjono
Direktur Keuangan
24
23
6.
Heriyanto Agung Putra
Direktur SDM & Umum
24
21
87,5%
7.
Judi Rifajantoro
Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis & Manajemen Risiko
24
22
91,67%
8.
Novianto Herupratomo
Direktur Operasi
24
20
83,34%
* * Diangkat menjadi Direktur melalui RUPS Tahunan Perseroan pada tanggal 26 April 2013
Penunjukan Direktur yang Bertanggung Jawab Dalam Penerapan dan Pemantauan Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance/”GCG”)
& Umum Perseroan sebagai Direktur yang bertanggung jawab dalam penerapan dan pemantauan GCG di Garuda Indonesia.
Dalam rangka memenuhi ketentuan Pasal 19 Permen BUMN No.1/2011, bahwa salah seorang anggota Direksi ditunjuk oleh Rapat Direksi sebagai penanggung jawab dalam penerapan dan pemantauan GCG di BUMN yang bersangkutan, maka melalui Keputusan Rapat Direksi tanggal 30 April 2013, Direksi telah menunjuk Direktur SDM
Pelatihan dan Pengembangan Direksi Pelatihan dan pengembangan Direksi merupakan salah satu parameter implementasi tata kelola perusahaan yang baik. Selama tahun 2013, Direksi telah melaksanakan pelatihan dan pengembangan diri sesuai dengan bidang kerja dari masing-masing direktoratnya.
Rekap Pelatihan & Pengembangan Direksi Tahun 2013 No.
Seminar
Waktu
Lokasi
Keterangan
EMIRSYAH SATAR - DIREKTUR UTAMA 1.
Rapat Koordinasi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tahun 2013 JASINDO dengan tema TRANSFORMASI
31 Januari 2013
Jakarta
Pembicara
2.
War Game diselenggarakan oleh Garuda Indonesia
13 Februari 2013
Jakarta
Peserta
3.
Indonesia Airline Partnership & Acilliary Revenue Conference (IAPARC) 2013
20 Februari 2013
Jakarta
Opening Remarks
4.
Business Sharing dalam acara yang diselenggarakan oleh KADIN Indonesia Jawa Tengah dengan topic “Menuju World Class UMKM”
11 Maret 2013
Semarang
Pembicara
5.
Institute Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI) “CEO Talks”
2 April 2013
Jakarta
Pembicara
6.
GE Global Leadership Training Business Management Course (BMC)
8 Mei 2013
Jakarta
Peserta
7.
World Bank Workshop: Sharing Session topic “Visioning and Strategic Direction Workshop”
14 Mei 2013
Jakarta
Pembicara
8.
Indonesia Brand Forum (IBF) Talkshow
20 Mei 2013
Jakarta
Narasumber
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
185
Rekap Pelatihan & Pengembangan Direksi Tahun 2013 No.
Seminar
Waktu
Lokasi
Keterangan
9.
Indonesia Aircraft Maintenance Shop Association (IAMSA): Seminar Aviation MRO Indonesia (AMROI) dengan tema “ Building Effective Partnerships in the MRO Sector”
22 Mei 2013
Jakarta
Pembicara
10.
Pertemuan Puncak Pemimpin Redaksi se-Indonesia dibuka oleh Presiden RI
14 Juni 2013
Bali
Pembicara
11.
Pemaparan “Inspirasi Penyelematan Lingkungan dari Garuda Indonesia” dalam acara Indonesia Green Awards 2013
25 Juni 2013
Jakarta
Narasumber
12.
Cargo QBR 2013 topic Business Transformation How to be Global Player
19 Agustus 2013
Jakarta
Keynote Speaker
13.
Asean Business Council (ABAC) ASEAN Conference topic Aviation Industry
23 Agustus 2013
Singapore
Pembicara
14.
Pembekalan Penyambutan dan Pengenalan Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2013/2014 Universitas Pancasila
28 Agustus 2013
Jakarta
Pembicara
15.
2nd Annual South East Asia Airport Expansion Summit topic Developing Airport and Airline Synergies to Improve Passengers Service
29 Agustus 2013
Jakarta
Pembicara
16.
Metro TV: Panelis “International Seminar “How much is your Brand Worth”
17 September 2013
Jakarta
Pembicara
17.
6th Annual Aviation Outlook 2013 Conference topic “Growing Revenue Share in Indonesia’s Busy Skies”
22 Oktober 2013
Singapore
Pembicara
18.
KOMPAS.COM: Officers Forum Topic “ Leadership that Brings Success for Indonesia Future Leaders to Prepare for AFTA (Cross Culture Leadership)
18 November 2013
Jakarta
Pembicara
19.
Hay Group International Conference “Leading Transformation”
27 November 2013
Shanghai
Pembicara
20.
Komite Ekonomi Nasional (KEN): Seminar Prospek Ekonomi Indonesia 2014 “Tantangan Ekonomi di Tengah Tahun Politik”
3 Desember 2013
Jakarta
Peserta
21.
KOMPAS TV: Live Talkshow Kanal KPK “Mencegah dengan Berbuat”
9 Desember 2013
Jakarta
Narasumber
BATARA SILABAN - DIREKTUR TEKNIK & PENGELOLAAN ARMADA 1.
AMROI (Aviation MRO Indonesia) Conference
22 May 2013
Hotel Sultan Jakarta
Pembicara
2.
Workshop Developing JKTDEGA
13 Juni 2013
Garuda Indonesia
Peserta
3.
Human Factors Recurrent Training
11 Oktober 2013
Garuda Indonesia
Peserta
FAIK FAHMI - DIREKTUR LAYANAN 1
Mobiliary Global Luxury Conference 2013
27 Maret 2013
Grand Ballroom, The Dharmawangsa
Pembicara
2
Workshop Capacity Building Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Kebijakan Penyelenggaraan Pelayanan Publik Sektor Transportasi
22 Mei 2013
Hotel Grand Aston, Yogyakarta
Pembicara
3
Pembicara pada Gathering Wartawan
06 September 2013
Lembah Mandiri, Bogor
Pembicara
4
GA Group Corporate Culture Workshop
19 September 2013
Hanggar 3, GMF
Peserta
HANDRITO HARDJONO - DIREKTUR KEUANGAN 1.
16th Credit Suisse Asian Investment Conference (AIC)
20 - 21 Maret 2013
Hongkong
Conference
2.
HSBC’s Inaugural Aviation Conference
10 April 2013
Hongkong
Conference
3.
Boeing Capital Asia Executive Finance Summit
29 - 31 Mei 2013
Bangkok
Conference
4.
APEC 2013 CEO Summit
05 - 07 Oktober 2013
Denpasar, Bali
Conference
5.
Culture GA Group
19 September 2013
Cengkareng
Workshop
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
186 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
Rekap Pelatihan & Pengembangan Direksi Tahun 2013 No.
Seminar
Waktu
Lokasi
Keterangan
6.
Annual General Meeting INACA 2013
07 - 09 November 2013
Surabaya
Conference
7.
Penataan Permodalan BUMN “Restrukturisasi Melalui Penataan Permodalan BUMN”
06 Desember 2013
Denpasar, Bali
Workshop
HERIYANTO AGUNG PUTRA - DIREKTUR SDM & UMUM 1.
Binus Festival of Inovation & Enterprise
Jakarta
Pembicara
2.
Character Building by Telkom & Telkomsel
22 Januari 2013
Bandung
Pembicara
3.
National Marketing Conference Interconnectivity
14 Februari 2013
Jakarta
Pembicara
4.
3rd Asia Corporate University Summit 2013
20 Maret 2013
Jakarta
Pembicara
5.
Indonesia Training & Development Summit 2013
24 April 2013
Yogyakarta
Pembicara
6.
Sharing Session Performance Management PT Astra International
08 Mei 2013
Jakarta
Pembicara
7.
Seminar “Where Are Your Ready Now Leader” by Daya Dimensi Indonesia
31 Mei 2013
Jakarta
Partisipan
8.
HR ASIA Congress
12 Juni 2013
Jakarta
Pembicara
9.
KPK Workshop International “Strengthening Integrity through Public-Private Partnership : Preventing Facilitation Payments and Managing Gratuities”
24 Juni 2013
Medan
Partisipan
10.
Lokakarya Nasional Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Kementerian kelautan dan perikanan)
25 Juni 2013
Jakarta
Pembicara
11.
Corporate Transformation Conference
26 Juni 2013
Jakarta
Pembicara
12.
Asian Workshop on Strengthening Collective Action between Public-Private-Civil Society in Addressing Corruption and Briberry by Transparency International Indonesia
27 Agustus 2013
Jakarta
Partisipan
13.
Reducing Cost of Health Plans
05 September 2013
Jakarta
Pembicara
14.
3rd Nasional HRD Conference “Talent War untuk Profesi Pilot”
10 September 2013
Jakarta
15.
HR Workshop “Strategic HCM” PT Tiga Raksa
26 September 2013
Jakarta
Pembicara
16.
Seminar “Rehearse Your Best Performers to Present Perfect Harmony” by Daya Dimensi Indonesia
08 November 2013
Jakarta
Partisipan
17.
Seminar OJK “Garuda Indonesia Transformation”
14 November 2013
Jakarta
Pembicara
18.
Seminar Peran HR sebagai Strategic Partner
17 November 2013
Jakarta
Pembicara
19.
Human Capital Sharing by IHCS
05 Desember 2013
Jakarta
Pembicara
20.
Pekan Anti Korupsi Seminar by KPK
09 Desember 2013
Jakarta
Pembicara
JUDI RIFAJANTORO - DIREKTUR STRATEGI, PENGEMBANGAN BISNIS & MANAJEMEN RISIKO 1.
Asia Pacific Satellite Communication System International Conference – ASPAT 2013
12-13 Juni 2013
Jakarta
Peserta
2.
Global Customer Summit (GCS)
12-15 Agustus 2013
Crotonville, USA
Peserta
3.
Indonesia Risk Management Summit
11-12 September 2013
Jakarta
Pembicara
4.
Winning Competition Through Product Management
9-11 Oktober 2013
Jakarta
Pembicara
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
187
Rekap Pelatihan & Pengembangan Direksi Tahun 2013 No.
Seminar
Waktu
Lokasi
Keterangan
NOVIANTO HERUPRATOMO – DIREKTUR OPERASI 1
Asean Aviation Training & Education Summit (AATES)
22 sd 23 Januari 2013
Jakarta (The Sultan Hotel)
Pembicara
2
Sky War Team Garuda Indonesia
13 Februari 2013
Jakarta (Borobudur Hotel)
Partisipan
3
Seminar Health, Safety Environment oleh Universitas Indonesia
26 Maret 2013
Depok (Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia)
Pembicara
4
IATA Operational Conference 2013
12 - 21 April 2013
Vienna - Austria
Pembicara
5
52nd IFATCA Annual Conference
24 – 28 April 2013
Denpasar - Bali
Pembicara
6
Seminar Nasional Keselamatan Perkeretaapian Indonesia
14 Mei 2013
Jakarta (Borobudur Hotel)
Pembicara
7
Seminar Shell’s Safety Day
18 - 20 Juni 2013
Singapura
Pembicara
8
Indonesia Green Aviation Conference
2 Juli 2013
Nusa Dua - Bali
Pembicara
9
GE Global Customer Summit ASEAN Executive Program
10 - 18 Agustus 2013
Crotonville – New York
Partisipan
10
ICAO/Mc Gill Pre Assembly Symposium “ Regulatory Response to Customer Concerns”
1 – 22 September 2013
Montreal - Canada
Pembicara
11
Seminar Manajemen Transportasi
09 Desember 2013
Depok (Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia)
Pembicara
Kebijakan Penetapan Remunerasi bagi Direksi dan Dewan Komisaris Penetapan remunerasi bagi Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan mengacu kepada ketentuan sebagaimana termuat dalam Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-07/MBU/2010 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara dan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-04/Mbu/2013 Tentang Perubahan AtAs Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: Per- 07/Mbu/2010 Tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, Dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara. Berdasarkan Peraturan Menteri tersebut, prinsip penetapan penghasilan bagi Direksi dan Dewan Komisaris ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Penghasilan Direksi dan Dewan Komisaris dapat terdiri dari: a. Imbalan kerja jangka pendek b. Imbalan kerja pasca kerja c. Pembayaran berbasis saham.
Sedangkan penetapan tantiem bagi Direksi dan Dewan Komisaris sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri tersebut antara lain: a. Pemberian tantiem kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris diberikan dalam hal BUMN memperoleh keuntungan dalam tahun buku yang bersangkutan. b. Anggota Direksi dan Dewan Komisaris dapat diberikan tantiem apabila pencapaian ukuran Kinerja Utama (KPI) lebih dari 70% dan tingkat kesehatan dengan nilai lebih dari 70. c. Pencapaian ukuran kinerja utama yang diperhitungkan dalam tantiem maksimal sebesar 150% d. Komposisi besarnya tantiem ditetapkan sebagai berikut: • Direktur Utama 100% • Anggota Direksi 90% dari Direktur Utama • Komisaris Utama 40% dari Direktur Utama • Anggota Dewan Komisaris 36% dari Direktur Utama Perusahaan dapat memberikan tantiem kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris dalam hal Perusahaan mengalami peningkatan kinerja walaupun Perusahaan masih mengalami kerugian dalam tahun buku yang bersangkutan, atau akumulasi kerugian dari tahun buku sebelumnya.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
188 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
RUPS Tahunan yang dilaksanakan pada tanggal 26 April 2013 telah menetapkan besarnya tantiem yang diberikan kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun buku 2012 serta menetapkan besarnya gaji anggota Direksi dan honorarium Dewan Komisaris serta tunjangan dan fasilitas bagi Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun 2013.
Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi No.
Keterangan
Per 31 Desember 2013 Direksi
Komisaris
1
Imbalan kerja jangka pendek
26.232.192.131.00
7.671.427.160.00
2
Imbalan kerja pasca kerja
3.138.600.000.00
647.130.000.00
3
Pesangon pemutusan kontrak kerja
-
-
4
Pembayaran berbasis saham Total IDR Total (dalam USD: kurs 12.189) Desember 2013
Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko Ketua : Bapak Peter F. Gontha Wakil Ketua : Bapak Chris Kanter Wakil Ketua : Bapak Bagus Rumbogo* Anggota : Bapak Asril Fitri Syamas Anggota : Bapak Ahmad Ridwan Dalimunthe * mengundurkan diri pada 26 November 2013 Tugas dan tanggung Jawab Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDW/SKEP/062/2012 tanggal 4 Agustus 2012 tentang Pembentukan Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko, KPUPR mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk: A. Tugas terkait dengan Pengembangan Usaha: 1. Membantu Dewan Komisaris dalam melakukan monitoring dan evaluasi terhadap realisasi rencana bisnis perusahaan. 2. Membantu Dewan Komisaris dalam mengevaluasi rencana pengembangan/ekspansi bisnis perusahaan. B. Tugas terkait dengan Pemantauan Risiko: 1. Mendapatkan pemahaman atas manajemen risiko perusahaan yang mencakup berbagai risiko yang dihadapi perusahaan, strategi, sistem dan kebijakan manajemen risiko perusahaan, pengendalian intern perusahaan, termasuk kebijakan, metodologi dan infrastruktur.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
-
-
29.370.792.131.00
8.318.557.160.00
2.409.614.58
682.464.28
2. Melakukan evaluasi terhadap berbagai model pengukuran risiko yang digunakan perusahaan dan memberikan rekomendasi penyempurnaan lebih lanjut. 3. Memantau kesesuaian berbagai kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko Perusahaan dan memantau berbagai potensi risiko yang dihadapi perusahaan. 4. Mengevaluasi berbagai kebijakan manajemen risiko perusahaan. 5. Melakukan koordinasi implementasi dan pengawasan keberadaan dan tingkat efektivitas masing-masing komponen dan Enterprise Risk Management (ERM) dalam perusahaan. 6. Mengukur efektivitas masing-masing komponen dari ERM yang telah diterapkan di perusahaan. 7. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Dewan Komisaris berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Biografi Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko Biografi singkat Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko dapat dilihat pada bagian Data Perusahaan dalam buku laporan tahunan ini. Indepedensi Anggota Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko diketuai oleh Komisaris Independen dan wakil ketua oleh salah seorang Komisaris, dengan dua anggota yang
189
profesional yang berasal dari luar perusahaan yang memiliki kemampuan dan pengalaman dalam pengelolaan perusahaan serta pengetahuan tentang manajemen risiko. Masa jabatan komite adalah 3 (tiga) tahun dan hanya dapat diperpanjang satu kali. Kegiatan Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko 1. Kajian Tantangan dan Risiko 2013 2. Evaluasi kinerja profitability routes 3. Evaluasi kinerja CRJ 1000 4. Pemantauan dan evaluasi kinerja Citilink 5. Review rencana perubahan (revisi) RKAP 2013 6. Review rencana penerbitan obligasi 7. Review persiapan peralihan (cut over) ke PSS Amadeus Altea 8. Review implementasi ERM (Enterprise Risk Management) dan BCM (Business Continuity Management) 1. Kajian Tantangan dan Risiko 2013 Kajian dilakukan dalam rangka memberikan gambaran prospek Perseroan pada tahun 2013 yang meliputi perkiraan situasi dan kondisi perekonomian, baik perekonomian di dalam negeri maupun perekonomian global, serta persaingan di dalam usaha jasa penerbangan yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.
Kajian ini menyoroti strategi pengembangan usaha yang diarahkan pada peningkatan pangsa pasar dan pengembangan rute baru. Pengoperasian pesawat CRJ1000 yang telah dimulai pada akhir 2012 dan akan ditingkatkan jumlahnya pada tahun 2013 dimaksudkan sebagai pengembangan usaha kepada pasar yang lebih luas, khususnya pasar yang masuk dalam kategori “high yield-low density”. Untuk kapasitas yang lebih kecil dan jarak terbang yang lebih pendek akan dilayani dengan pesawat ATR-72-600. Dalam hal rute internasional, upaya difokuskan pada peningkatan kinerja pada ruterute yang masih menghasilkan kinerja negatif. Untuk pangsa pasar LCC (Low Cost Carier), Citilink masih harus meningkatkan kinerjanya. Di samping strategi pengembangan usaha, strategi pendanaan menjadi hal penting lainnya, mengingat pengembangan usaha yang sedang dilaksanakan memerlukan pendanaan yang jadwal pemenuhannya diupayakan tidak terganggu.
2. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Citilink Secara keseluruhan kinerja operasi route result tahun 2013 menghasilkan nilai positif. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa rute seperti rute internasional yang beberapa di antaranya masih belum mampu menghasilkan route result yang positif, meskipun beberapa di antaranya sudah membaik jika dibandingkan dengan kinerja tahun lalu. Selain itu, rute-rute yang diterbangi oleh CRJ 1000 juga menghasilkan kinerja negative. Atas peningkatan kinerja terhadap rute-rute tersebut Direksi telah menyiapkan langkah-langkah strategis yang diharapkan mampu meningkatkan kinerjanya pada tahun 2014. Demikian halnya terhadap pembukaan rute-rute internasional baru, yang akan dilaksanakan pada tahun 2014 seiring dengan datangnya pesawat-pesawat baru. 3. Evaluasi kinerja CRJ 1000 Perbaikan kinerja CRJ 1000 diupayakan secara terus menerus melalui program kegiatan sebagai berikut: • Peningkatan utilisasi: - Menambah Hub di Denpasar - Membuka rute dengan jam terbang yang lebih panjang • Efisiensi Operasi: - Restrukturisasi rute (pengurangan frekuensi) yang memberikan negative result cukup tinggi. - Menerapkan aircraft RON di MDC untuk bisa menggarap pasar lebih optimal (earlier flight) • Peningkatan Pemasaran: - Penyesuaian Jadwal penerbangan pada beberapa rute disesuaikan dengan market time preference - Campaign harga via Web - Intensive brand awareness and media communication - Menggarap Small Shipment Cargo 4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Citilink Keterbatasan dukungan infrastruktur bandara Soekarno Hatta dalam kapasitas slot penerbangan telah menyulitkan Citilink dalam melakukan pengembangan usahanya. Hal ini meyebabkan utilisasi pesawat yang dimiliki menjadi belum optimal. Langkah-langkah yang telah dilaksanakan manajemen Citilink untuk meningkatkan kinerja antara lain:
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
190 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
• Efisiensi biaya operasi: - Penghentian operasional Boeing 737-500 yang dinilai sudah tidak efisien lagi - Pengurangan biaya melalui dimulainya fuel conservation program, pengurangan biaya RON, pengurangan tipe pesawat, efisiensi biaya maintenance & ground handling. • Peningkatan utilisasi pesawat: - Menambah slot penerbangan dari/ke Jakarta melalui bandara Halim Perdanakusuma - Penambahan rute-rute baru di luar dari/ke Jakarta, termasuk rute potensial di Indonesia bagian Timur, serta penerbangan regional di kawasan negara ASEAN. 5. Review Rencana Perubahan (Revisi) RKAP 2013 Berkenaan dengan dinamika usaha yang cepat, baik di dalam Perseroan maupun pada anak perusahaan, dan dalam rangka peningkatan kinerja Perseroan direncanakan untuk melaksanakan beberapa kegiatan (corporate action) yang belum tercantum di dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2013, maka pada bulan Juli 2013 dipandang perlu untuk melakukan perubahan RKAP 2013. Selanjutnya setelah melalui pembahasan ditetapkan RKAP perubahan tahun 2013 menjadi acuan kerja manajemen. 6. Review Rencana Penerbitan Obligasi Penerbitan obligasi merupakan salah satu sumber pendanaan yang direncanakan pada tahun 2013 untuk memenuhi kebutuhan pendanaan antara lain pembayaran uang muka pengadaan pesawat dan mesin. Penerbitan obligasi sebesar Rp 4 triliun dilaksanakan dalam 2 tahap. Tahap I dilaksanakan tahun 2013 dengan target nilai sebesar Rp 2 triliun. Hasil penerbitan tahap I tersebut adalah terjadinya over subscribed dari Rp 2 triliun dan dengan tingkat bunga 9,25% per tahun dan tenor 5 tahun. 7. Review Persiapan Peralihan (Cut Over) ke PSS Amadeus Altea. Penggantian PSS (Passenger Service System) selain dimaksudkan untuk bergabung dengan aliansi global SkyTeam, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas layanan IT (information technology) yang selama ini merupakan salah satu corporate risk profile yang perlu mendapat penanganan secara serius. Keberhasilan
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
peralihan PSS lama ke PSS baru (Amadeus Altea) ditentukan oleh 4 area yaitu people, process, technology and information. Ketidaksiapan (kegagalan) salah satu dari proses di antara keempat area tersebut berpotensi risiko terhambatnya/tertundanya proses cutover PSS. Mitigasi risiko atas kegagalan operasi atas PSS baru dilakukan dengan memposisikan PSS lama sebagai backup dan dalam kondisi standby pada saat pelaksanaan Cut Over. Dengan persiapan yang matang dan menyeluruh, pengalihan sistem dapat berjalan tanpa adanya hambatan yang berarti. 8. Evaluasi Implementasi ERM (Enterprise Risk Management) Dalam rangka peningkatan efektivitas penerapan ERM di perusahaan yang pengembangan sistemnya sudah dimulai sejak tahun 2009, maka perlu dilakukan evaluasi secara menyeluruh. Evaluasi meliputi antara lain: • Efektivitas Penerapan ERM Evaluasi atas praktik ERM di perusahaan selama ini. Dari evaluasi ini akan dihasilkan rekomendasi peningkatan efektivitas implementasi ERM termasuk ERM roadmap serta implementasi selected ERM quick-win initiatives di antaranya peningkatan kualitas Enterpise Risk Profile Report. • Integrasi ERM System Integrasi ERM System yang ada saat ini dengan Safety and Security Management System, Treasury Risk Management dan ERM System pada anak perusahaan. • ERM Communication Pengembangan ERM communication program dalam rangka peningkatan ERM awareness pada perusahaan dan pada anak perusahaan. Dalam kegiatan evaluasi tersebut, Unit ERM dibantu oleh konsultan Ernst and Young (EY). EY telah melakukan analisis dan pengukuran tingkat maturitas penerapan ERM dan ERM Improvement Roadmap. Pengukuran tingkat maturitas penerapan ERM di perusahaan meliputi 6 area: Governance & Organization, Risk Management Strategy, Risk Management Activities, Report & Communication, Tools & Technology dan Culture & Capabilities. Dari hasil pengukuran tingkat maturitas penerapan ERM dapat disimpulkan bahwa Sistem Manajemen Risiko (ERM) dan penerapannya di Perusahaan masih dalam tingkat pengembangan yang perlu ditingkatkan pengembangan sistem dan penerapannya.
191
Rapat Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko (Januari – April 2013) No
Peserta Rapat
Jabatan
Hadir
Jumlah Rapat
Tingkat Kehadiran
1
Peter F. Gontha
Ketua
14
19
73%
2
Bambang Wahyudi *)
Wakil Ketua
17
19
89%
3
Asril F Syamas
Anggota
19
19
100%
4
Ahmad Ridwan Dalimunthe
Anggota
19
19
100%
Hadir
Jumlah Rapat
Tingkat Kehadiran
*) Berdasarkan RUPST tanggal 26 April 2013 tidak menjabat lagi sebagai Komisaris
Rapat Komite Pengembangan Usaha dan Pemantau Risiko (Mei – Desember 2013) No
Peserta Rapat
Jabatan
1
Peter F. Gontha
Ketua
20
26
76%
2
Bagus Rumbogo*
Wakil Ketua
13
26
50%
3
Chris Kanter*
Wakil Ketua
12
26
46%
4
Asril F Syamas
Anggota
23
26
88%
6
Ahmad Ridwan Dalimunthe
Anggota
25
26
96%
*) Berdasarkan RUPST tanggal 26 April 2013 diangkat sebagai sebagai Komisaris. Selanjutnya diangkat menjadi Wakil Ketua Komite Pengembangan Usaha Dan Pemantauan Risiko Sebagai Organ Pendukung Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDW/SKEP/064/2013 tertanggal 23 September 2013 dan berlaku surut sejak tanggal 1 Mei 2013
Komite Audit Perseroan membentuk Komite Audit PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk untuk mendorong Good Corporate Governance yang dilaksanakan secara konsisten dan patuh terhadap perundangan-undangan dan peraturan-peraturan yang terkait dan berlaku. Komite Audit melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara profesional dan independen sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam rangka membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan tugas dan fungsi pengawasan (oversight) atas akuntansi dan proses pelaporan keuangan, pelaksanaan audit, pengendalian internal, dan implementasi dari Corporate Governance yang dijalankan oleh Direksi dalam mengelola perusahaan Komite Audit telah menyusun Piagam Komite Audit baru pada tahun 2013 sesuai peraturan-peraturan terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Bapepam-LK) dan kementerian BUMN. Dewan Komisaris menanda tangani Piagam Komite Audit yang baru dan berlaku 25 Juni 2013. Menerapkan peraturan Kementerian Negara BUMN, maka ruang lingkup tugas Komite Audit diperluas dengan tugas terkait Nominasi dan Remunerasi per 23 September 2013
Komite Audit mempunyai tanggung jawab dan telah melaksanakan tanggung jawab sebagai berikut: A. Pengendalian Internal 1. Menelaah tingkat kecukupan dan efektivitas pengendalian internal Perseroan, melalui: - Auditor Internal - Auditor Eksternal - Observasi langsung 2. Menelaah tingkat kecukupan upaya manajemen dalam menindaklanjuti rekomendasi auditor internal dan eksternal. - Memantau penyelesaian temuan-temuan KAP dan BPK 3. Mengevaluasi tingkat kecukupan upaya manajemen dalam mengembangkan arti penting budaya pengawasan (control culture). - Mendukung sosialisasi budaya pengawasan 4. Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Dewan Komisaris atas pengaduan yang berkaitan dengan Perseroan, melalui: - Internal Auditor - Audiensi langsung dengan pelapor - Whistle Blowing System
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
192 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
5. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian manajemen dan pelaksanaannya. - Terkait Sistem dan Teknologi Informasi - Terkait dengan sistem pengadaan barang dan jasa dari induk dan anak perusahaan - Terkait konsolidasi keuangan perusahaan 6. Memastikan terdapat prosedur review terhadap informasi signifikan yang dikeluarkan Perseroan. 7. Melakukan penelahaan atas informasi mengenai Perseroan, Rencana Jangka Panjang, Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan, Laporan Manajemen dan informasi lainnya. B. Laporan Keuangan 1. Menelaah laporan keuangan tahunan dan memastikan apakah laporan tersebut telah lengkap dan konsisten dengan informasi-informasi keuangan sebelumnya, melakukan review ikhtisar laporan keuangan (financial highlight), laporan Direksi dan laporan Dewan Komisaris, termasuk memastikan data-data keuangan yang disajikan dalam laporan tahunan telah diaudit/review oleh auditor eksternal. 2. Mereview hasil pemeriksaan laporan keuangan oleh auditor eksternal. 3. Mereview laporan keuangan dan mendiskusikannya dengan Direksi, auditor internal dan atau auditor eksternal sebelum laporan tersebut akan dikeluarkan/dipublikasikan Perseroan untuk pihak pemerintah (regulator) maupun pihak-pihak lainnya. 4. Memastikan Perseroan melakukan evaluasi terhadap proses pelaporan keuangan 5. Menelaah kecukupan batasan rasio keuangan C. Audit Internal 1. Komite Audit mengevaluasi kecukupan Piagam Internal Audit dan memberikan masukan untuk penyempurnaan 2. Menelaah perencanaan, pelaksanaan, hasil dan efektivitas tindak lanjut hasil audit internal yang dilakukan 3. Menelaah laporan audit internal yang disampaikan kepada Dewan Komisaris. 4. Meningkatkan keterlibatan auditor internal dalam fungsi pengawasan D. Audit Eksternal 1. Menyeleksi dan mengusulkan calon auditor eksternal yang independen untuk audit umum atas laporan keuangan konsolidasian Perseroan, mengusulkan imbalan jasa audit.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
2. Menelaah ruang lingkup dan pendekataan audit yang digunakan auditor eksternal yang independen, dan memastikan bahwa tidak terdapat pembatasan ruang lingkup yang dapat mengaburkan atau membiaskan hasil audit. 3. Menelaah hasil audit dan kecukupan pihak manajemen dalam menindaklanjuti hasil audit eksternal. 4. Menilai kualitas kinerja auditor eksternal dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris berkaitan dengan penunjukan auditor eksternal. 5. Mengkaji kecukupan cakupan pelaksanaan audit eksternal, termasuk di dalamnya perencanaan audit. 6. Memberi masukan kepada anak perusahaan untuk menilai independensi calon auditor eksternal untuk anak perusahaan 7. Melakukan koordinasi dengan Komite Audit anak perusahaan untuk melaksanakan supervisi audit E. Peraturan dan Perundangan Memberikan arahan kepada Perseroan untuk mematuhi peraturan perundang-undangan di bidang terkait dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan Perseroan. F. Kode Etik Perseroan Memberi masukan kepada Perseroan untuk upaya mensosialisasikan dan mengefektifkan kode etik tersebut kepada seluruh komponen Perseroan. G. Nominasi Mengevaluasi kriteria dan usulan direksi anak-anak perusahaan Lain-lain 1. Melakukan kunjungan kerja ke perwakilan Perseroan 2. Evaluasi implementasi Data Recovery 3. Berkoordinasi dengan Komite lain seperti Komite Persaingan Usaha dan Kebijakan Risiko untuk memperkuat implemetansi tatakelola perusahaan 4. Melaksanakan tugas kajian dari Dewan Komisaris atas rencana Corporate Action perusahaan Biografi Komite Audit Biografi singkat Komite Audit dapat dilihat pada bagian Data Perusahaan dalam buku laporan tahunan ini. Independensi Anggota Komite Audit Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen, dengan anggota dua orang profesional yang berasal dari luar perusahaan dan memiliki kemampuan di bidang akuntansi dan keuangan.
193
Anggota Komite Audit tidak memiliki usaha atau memiliki saham pada perusahaan yang mempunyai hubungan bisnis dengan Perusahaan. Masa jabatan komite adalah 2 tahun dan hanya dapat diperpanjang satu kali. Komite Audit melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional dan independen.
Rekapitulasi Kehadiran Rapat Anggota Komite Audit Tahun 2013 Tingkat Kehadiran Rapat No
Nama
Rapat Internal
Rapat Manajemen
Rapat Lain
Jumlah 44
1
Betti S. Alisjahbana
6
28
10
2
Wendy Aritenang
0
2
2
4
3
Chaerul D. Djakman
6
27
9
42
4
Prasetyo Suhardi
6
21
13
40
Jumlah Seluruh Rapat Komite Audit tahun 2013 : 48 kali
Sekretaris Perusahaan Tugas Pokok Fungsi Sekretaris Perusahaan Pada intinya, tanggung jawab utama dari Sekretaris Perusahaan adalah untuk memastikan kepatuhan Perusahaan terbuka terhadap seluruh peraturan perundangundangan yang berlaku dan terkait dengan kegiatan usaha Perusahaan. Khususnya, Sekretaris Perusahaan bertugas untuk memberikan pendapat kepada Direksi Perusahaan dalam memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan di bidang pasar modal. Dalam rangka melakukan tugas tersebut, Sekretaris Perusahaan wajib terus mengikuti setiap perkembangan hukum, khususnya dalam sektor pasar modal (Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.4). Di sisi lain, Sekretaris Perusahaan wajib juga bertindak sebagai penghubung antara Perusahaan terbuka, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan masyarakat pemodal atau investor. Selain itu, Sekretaris Perusahaan wajib menyediakan seluruh informasi sehubungan dengan status dan kondisi Perusahaan yang diperlukan oleh investor. Untuk tujuan ini, Peraturan BEI No. I-A mewajibkan perusahaan terbuka yang terdaftar pada papan bursa BEI untuk mengangkat Sekretaris Perusahaan dan menyediakan akses terhadap seluruh informasi material tentang perusahaan terbuka terkait sesuai dengan prinsip keterbukaan informasi dan transparansi. Untuk maksud dan tujuan yang sama, kewajiban untuk membentuk fungsi Sekretaris Perusahaan ini juga berlaku bagi perusahaan sebagai BUMN sebagaimana diatur dalam Permen BUMNNo. 01/2011. Peranan dan tanggung jawab ini tidak hanya berlaku bagi Perusahaan tetapi juga bagi seluruh Entitas Anaknya.
Biografi VP Sekretaris Perusahaan Ike Andriani menjabat sebagai VP Corporate Secretary sejak Oktober 2009 berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama No. JKTDZ/ SKEP/50056/09. Masa jabatan struktural Perusahaan sesuai ketentuan yang berlaku dibatasi selamalamanya 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selamalamanya 3 (tiga) tahun. Beliau sebelumnya bekerja di PT XL Axiata, Tbk. (dahulu PT Exelcomindo Pratama, Tbk.) sejak tahun 2005 dengan posisi terakhir sebagai Corporate Secretary dan Kepala Divisi Hukum & Manajemen Tata Kelola. Ike Andriani lahir 9 Juli 1971. Meraih gelar Sarjana di bidang Hukum dari Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, tahun 1994. Tanggung Jawab Sekretaris Perusahaan Tanggung jawab khusus Sekretaris Perusahaan pada Perusahaan berdasarkan Peraturan BEI No. I-A dan Permen BUMN No. 01/2011 adalah sebagai berikut: 1. Memastikan bahwa Perusahaan mematuhi peraturan tentang persyaratan keterbukaan sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG; 2. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Direksi dan Dewan Komisaris secara berkala dan/atau sewaktuwaktu apabila diminta; 3. Menyiapkan daftar khusus sehubungan dengan kepemilikan saham dan hubungan usaha dari Direksi, Dewan Komisaris dan anggota keluarga mereka masingmasing dalam Perusahaan, yang dapat menimbulkan benturan kepentingan; 4. Menyiapkan buku Daftar Pemegang Saham Perusahaan, yang wajib memuat seluruh pihak yang memiliki 5% atau lebih saham Perusahaan; 5. Sebagai penghubung (liaison officer) antara Perusahaan dengan masyarakat; 6. Menghadiri rapat Direksi;
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
194 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
7. Bertanggung jawab untuk pelaksanaan RUPS Perusahaan; dan 8. Menatausahakan serta menyimpan dokumen perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus dan Risalah Rapat Direksi, rapat Dewan Komisaris dan RUPS. Sekretaris Perusahaan diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama berdasarkan mekanisme internal Perusahaan dengan persetujuan Dewan Komisaris (Pasal 29 (3) Permen BUMN No. 01/2011). Berdasarkan ketentuan AD, Direksi berwenang untuk menunjuk dan mengangkat Sekretaris Perusahaan. Organisasi Sekretaris Perusahaan terakhir dibentuk melalui Surat Keputusan Direktur SDM & Umum No.JKTDI/SKEP/50030/13 tanggal 24 Mei 2013. Kinerja Sekretaris Perusahaan Tahun 2013 1. Memastikan Perusahaan mematuhi peraturan tentang persyaratan keterbukaan sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG Sekretaris Perusahaan telah mempersiapkan dan menyampaikan informasi material yang dipersyaratkan oleh Pasar Modal kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan serta melakukan disclosure kepada publik atas informasi material yang dibutuhkandalam kerangka kepatuhan kepada pasar modal sesuai dengan batas waktu yang dipersyaratkan. 2. Bertanggung jawab untuk pelaksanaan RUPS Perusahaan Sekretaris Perusahaan telah mempersiapkan dan mengkoordinasikan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan 2013. Pelaksanaan RUPS telah dilakukan sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Anggaran Dasar Perusahaan. 3. Menghadiri Rapat Direksi Pada tahun 2013, Sekretaris Perusahaan telah menyelesaikan sebanyak 35 risalah rapat Direksi. Sekretaris Perusahaan memastikan adanya dokumentasi Risalah Rapat Direksi, Risalah rapat Direksi & Komisaris serta risalah RUPS. 4. Sebagai penghubung (liaison officer) antara Perusahaan dengan masyarakat, regulator dan Pemegang Saham Sekretaris Perusahaan membina hubungan dengan Kantor Kementerian BUMN (sebagai Pemegang Saham Seri A Dwi Warna), Kantor Kementerian Perhubungan dan Kantor Kementerian Keuangan.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
5. Menatausahakan serta menyimpan dokumen perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus dan Risalah Rapat Direksi, rapat Dewan Komisaris dan RUPS. Pada tahun 2013, Sekretaris Perusahaan telah melakukan hal-hal sebagai berikut : a. Melakukan langkah-langkah compliance terhadap Corporate Action meliputi pasar modal, anggaran dasar, Board Manual. b. Reorganisasi Corporate Secretary c. Penyelesaian pendirian anak perusahaan di Perancis terkait sewa pesawat d. Dalam rangka fairness opinion, telah menunjuk KJPP untuk melakukan penilaian saham Gapura & akuisisi AWS. e. Memberikan opini serta alternatif terkait pengalihan pengoperasian pesawat Turbo Propeller dari Citilink ke Garuda f. Melakukan kajian internal terkait strategic partnership Citilink Kinerja Sekretaris Perusahaan tahun 2013 sesuai tugas dan fungsi yang ditetapkan Perusahaan 1. Surat Keputusan Direksi Sekretaris Perusahaan telah memastikan bahwa penerbitan surat keputusan Direksi dilakukan sesuai dengan mekanisme Perusahaan serta memastikan bahwa materi keputusan sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan. Pada tahun 2013 ini, Sekretaris Perusahaan telah memeriksa dan melegalisasi sebanyak 100 surat keputusan Direksi. 2. Perjanjian/Kontrak Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab pula atas legalisasi seluruh perjanjian Perusahaan yang diterima oleh Sekretaris Perusahaan. Pada tahun 2013 jumlah perjanjian yang dilegalisasi sebanyak 1290 buah perjanjian, meningkat 14% dibandingkan dengan tahun 2012. Adapun cakupan perjanjian sebagai berikut: a. Pesawat Udara Perjanjian terkait dengan pesawat udara (aircraft) baik perjanjian pembelian pesawat (aircraft purchase agreements), perjanjian sewa pesawat (aircraft lease agreements) dan perjanjian wet lease untuk penerbangan haji b. Mesin Pesawat Udara c. Perjanjian terkait dengan mesin pesawat (aircraft engine) mencakup perjanjian sewa mesin pesawat (engine lease agreements), perjanjian perawatan pesawat (engine maintenance agreements).
195
d. Teknologi Informasi Perjanjian teknologi informasi mencakup perjanjian terkait aplikasi teknologi (software), penyediaan hardware, jaringan sistem informasi dan komunikasi serta konsultasi. e. Keuangan Perjanjian keuangan mencakup perjanjian terkait kerjasama bank, perjanjian pinjaman (loan), asuransi dan Perjanjian dengan Internasional Swap & Derivatives Association Inc. f. Niaga Perjanjian niaga mencakup perjanjian terkait ground handling, corporate sales, co-branding, Frequent Flier Program dan airport facility. g. Umum Perjanjian Umum mencakup perjanjian terkait dengan fuel, sewa kantor, outsourcing, pembangunan gedung, sewa kendaraan, akomodasi hotel Crew dan Pilot.
Sesuai ketentuan Peraturan Menteri BUMN No. PER-01/ MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara Pasal 28, bahwa Direksi BUMN wajib menyelenggarakan pengawasan intern yang dilakukan dengan: a. Membentuk Satuan Pengawasan Intern; b. Membuat Piagam Pengawasan Intern.
Dalam rangka untuk memenuhi ketentuan di atas Perusahaan telah membentuk Satuan Pengawasan Intern dengan nama Unit Internal Audit.
Jumlah perjanjian yang dilegalisasi mengalami peningkatan jumlah yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, sejalan dengan meningkatnya jumlah transaksi bisnis dan operasional yang dilakukan oleh Perusahaan, antara lain terkait dengan pengadaan pesawat udara, kerjasama dengan para airline member aliansi (+/18 airlines) mengenai code share, airport lounge, frequent flyer, dan perjanjian¬perjanjian bilateral lainnya dalam rangka SkyTeam, beberapa perjanjian lainnya sejalan dengan program Quantum Leap, serta perjanjian sublease perjanjian sewa pesawat udara
Audit Internal (tahun 2013) Berdasarkan pasal 67 Undang-Undang No. 19 tanggal 19 Juni 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-496/ BL/2008 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal, yang dimaksud Audit Internal adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan (assurance) dan konsultasi yang bersifat independen dan obyektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan, melalui pendekatan yang sistematis, dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian internal, dan proses tata kelola perusahaan.
Fungsi pengawasan intern sebagaimana dimaksud butir a di atas, antara lain meliputi: a. Evaluasi atas efektivitas pelaksanaan pengendalian intern, manajemen risiko, dan proses tata kelola perusahaan, sesuai dengan peraturan perundangundangan dan kebijakan perusahaan. b. Pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, operasional, sumber daya manusia, pengamanan aset perusahaan, teknologi informasi, dan kegiatan lainnya.
VP Internal Audit Berdasarkan ketentuan Peraturan BUMN dan juga Peraturan Bapepam-LK, Unit Internal Audit dipimpin oleh seorang Kepala Unit Internal Audit (Vice President Internal Audit) yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama atas persetujuan Dewan Komisaris, dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Setiap pengangkatan, penggantian, atau pemberhentian VP Internal Audit harus segera diberitahukan kepada Bapepam-LK. Setiap tahun VP Internal Audit menetapkan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Perusahaan dan Anggaran Pemeriksaan Tahunan. Dalam melaksanakan tugasnya, VP Internal Audit memiliki akses untuk memeriksa dokumen, pencatatan, personal, dan fisik kekayaan perusahaan di seluruh unit kerja guna mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas audit. Di samping itu VP Internal Audit juga berkewajiban menerapkan nilai-nilai budaya perusahaan dalam setiap aktivitas di lingkungan kerjanya dan konsisten melakukan pembinaan serta pengawasan terhadap implementasinya pada seluruh SDM di unit kerjanya.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
196 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
Biografi VP Internal Audit Sri Mulyati menjabat sebagai VP Internal Audit sejak Mei 2000. Beliau sebelumnya merintis karir di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sejak 1984 dengan posisi terakhir sebagai Kepala Seksi Pengawasan Kontraktor Minyak Asing. Sri Mulyati lahir 2 Juni 1956, lulusan Universitas Airlangga Surabaya, jurusan Ekonomi Akuntansi pada tahun 1982 ini telah mengikuti berbagai kursus dan pelatihan di bidang akuntansi dan audit dari berbagai institusi di dalam dan luar negeri. Piagam Pengawasan Intern Perusahaan telah memiliki Piagam Pengawasan Intern (Internal Audit Charter) yang memuat mengenai: a. Struktur dan kedudukan Unit Internal Audit. b. Tugas, Lingkup, Wewenang dan tanggung jawab Unit Internal Audit. c. Ketentuan Kerja Unit Internal Audit. d. Persyaratan auditor yang duduk dalam Unit Internal Audit. e. Pertanggungjawaban Unit Internal Audit. f. Pengendalian Mutu g. Kode etik Unit Internal Audit
Uraian Pelaksanaan Tugas • Melakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa pengendalian internal, manajemen risiko, dan proses tata kelola perusahaan telah berjalan & sesuai dengan aturan yang berlaku; • Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, pengamanan aset, teknologi informasi dan kegiatan lainnya; • Berfungsi sebagai konsultan, Fasilitator dan katalisator untuk membantu Manajemen dan Auditee dalam mencapai tujuan Perusahaan sekaligus menjadi mitra kerja bagi Eksternal Auditor (BPK, BPKP, KAP) dan Komite Audit dalam menjalankan fungsi pengawasan; • Memberikan saran perbaikan yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa, membuat laporan hasil pemeriksaan dan menyampaikan laporan tersebut kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris/Komite Audit.
Struktur Organisasi Internal Audit President & CEO
Vice President Internal Audit
Senior Manager Planning, Analysis, Evaluation & Investigation
Senior Manager Production & Financial Audit
Jumlah Pegawai Kekuatan pegawai unit internal audit pada Desember 2013 adalah 34 pegawai terdiri dari 1 pejabat Vice President, 4 pejabat Senior Manager dan 27 auditor serta 2 pegawai sekretariat.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Senior Manager Commercial & General Audit
Senior Manager EDP & SBU Audit
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Internal Audit a. Kepala Unit Audit Internal diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama atas persetujuan Dewan Komisaris. b. Direktur Utama dapat memberhentikan kepala Unit Audit Internal, setelah mendapat persetujuan dewan komisaris, jika kepala Unit Audit Internal tidak memenuhi persyaratan sebagai auditor Unit Audit Internal sebagaimana diatur dalam peraturan ini dan atau gagal atau tidak cakap menjalankan tugas.
197
c. Setiap Pengangkatan, penggantian, atau pemberhentian kepala Unit Audit Internal diberitahukan kepada Bapepam dan LK. Sertifikasi Dalam rangka meningkatkan keahlian profesi auditor internal perusahaan telah mengirimkan pegawainya untuk mengikuti pelatihan keahlian auditor bersertifikasi/keahlian profesi Internasional dan Nasional meliputi CFE, CISA, CIA, dan QIA serta secara bertahap auditor yang ada diwajibkan mengikuti pelatihan keahlian/sertifikasi. Aktivitas Unit Internal Audit Dalam rangka melaksanakan fungsi pemeriksaan unit internal audit memastikan bahwa pengendalian internal, manajemen risiko dan proses tata kelola perusahaan telah sesuai dengan aturan yang berlaku. Di samping itu juga fungsi unit audit internal memberikan nilai tambah bagi Perusahaan dengan cara membantu manajemen dan auditee dalam mencapai tujuan perusahaan sekaligus menjadi mitra kerja untuk Komite Audit dan Eksternal Auditor dalam rangka memperlancar proses pemeriksaan termasuk menindaklanjuti adanya laporan/pengaduan masyarakat. Selama tahun 2013 Internal Audit Perusahaan telah merealisasikan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) sebanyak 43 program pemeriksaan dan 14 pemeriksaan dalam rangka menindaklanjuti laporan pengaduan yang berasal dari Whistle Blowing System dan media laporan lainnya yang merupakan sarana yang disediakan perusahaan untuk menerima laporan dan pengaduan dari karyawan serta masyarakat. Aplikasi IT • Evaluasi Aplikasi Skychain • Evaluasi atas Implementasi IT Master Plan • Evaluasi Implementasi aplikasi Pricing Strategy • Evaluasi Aplikasi KMS & LMS • Evaluasi Aplikasi ISMS • Evaluasi Aplikasi New PSS Operasi • Evaluasi atas pencapaian RPP & Fleet Plan 2012-2013 • Pemeriksaan Optimalisasi Rute Internasional • Pemeriksaan Pengelolaan Crew • Pemeriksaan Optimalisasi utilisasi Pesawat CRJ
Teknik • Pemeriksaan Operasional pemenuhan SLA perawatan pesawat oleh GMFAA • Pemeriksaan Pengelolaan Inventory Teknik & Rotable Part • Pemeriksaan MR Claim • Pemeriksaan Pengelolaan Fixed Asset non Pesawat • Evaluasi kontrak MRO • Evaluasi Repair dan Maintenance cost Commercial • Pemeriksaan Channel Distribution • Pemeriksaan Pengelolaan Promosi & Marketing Program • Evaluasi atas Pemenuhan Sky Team Member • Evaluasi Pre Flight Services • Pemeriksaan Pengadaan PT Aero Food Catering Services. • Pemeriksaan Pengelolaan Corporate Account • Pemeriksaan Pengadaan barang & Jasa Financial • Pemeriksaan Utang Usaha • Pemeriksaan Asuransi • Pemeriksaan Program Kemitraan & Bina Lingkungan (PKBL) • Pemeriksaan Biaya IT • Pertanggungjawaban Uang Muka Branch Office • Pemeriksaan Branch Office sebanyak 10 pemeriksaan SBU & Entitas Anak • Pemeriksaan Citilink • Pemeriksaan PT ABACUS Personalia • Pemeriksaan Pengelolaan Human Capital Management Pemeriksan Khusus • Pemeriksaan Garuda CSC Bandara Soetta • Pemeriksaan Penggunaan Kartu Kredit Perusahaan • Pemeriksaan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku di Citilink • Pemeriksaan perjalanan non dinas unit JKTCL • Pemeriksaan dugaan adanya Pungli di cargo Garuda Indonesia • Pemeriksaan komplain Penumpang GA 410 • Pemeriksaan pemanfaatan mobil dinas operasional perusahaan
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
198 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
• • • •
Pemeriksaan Penerbangan Idul Fitri Pemeriksaan penyalahgunaan jabatan di BO Gorontalo Pemeriksaan Penyimpangan pengeluaran obat di GSM Pemeriksaan atas Permasalahan Renovasi kantor BO Kendari • Pemeriksaan Pemanfaat fasilitas mobil dinas di BO Jakarta • Pemeriksaan Harga Konsorsium rute JKT- HKG pp • Pemeriksaan Penempatan FSM Homebase UPG Disamping menjalankan program kerja pemeriksaan tersebut, unit audit internal juga melaksanakan program kerja lainnya, meliputi kegiatan sebagai berikut: a. Melaksanakan Sharing session atas pengalaman yang didapat selama proses pelaksanaan audit maupun pengetahuan yang didapat selama mengikuti pendidikan/pelatihan, selama tahun 2013 telah dilakukan sebanyak 15 sharing session meliputi; • 12 sharing session dilaksanakan dengan peserta jajaran unit internal audit • 3 sharing session terhadap pengelolaan unit internal audit dan pengelolaan audit khusus atas laporan melalui WBS telah dilaksanakan bersama instansi Inspektorat Dirjen Pajak, PT Semen Padang dan PT Pupuk Kaltim b. Melakukan review terhadap Internal Audit Charter dengan mengacu kepada Surat Keputusan Ketua Bapepam & LK, No. KEP-496/BL/2008 tanggal 28 November 2008 serta melakukan review terhadap standar profesi audit internal dan SOP lainnya sesuai standar dokumen perusahaan. c. Berkoordinasi secara rutin dengan Komite Audit dalam rangka menyelaraskan program kerja, mengevaluasi pelaksanaannya termasuk membahas current issue yang berkembang di perusahaan serta membahas laporan kinerja perusahaan. d. Merealisasikan program pendidikan berkelanjutan (PPL) dan program sertifikasi auditor baik lingkup Nasional (QIA) maupun Internasional (CIA, CISA, CFE) serta beberapa workshop & diklat lainnya. e. Sebagai mitra auditor eksternal yaitu KAP, BPK dan BPKP dalam rangka membantu kelancaran pemeriksaan yang dilakukan. f. Melakukan koordinasi secara rutin dengan unit kerja di perusahaan dalam rangka menindaklanjut rekomendasi atas hasil audit eksternal auditor dan audit internal (SPI).
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Sistem Pengendalian Interen (SPI) Sistem pengendalian bertujuan untuk mencapai keseimbangan optimum atas kualitas, delivery dan biaya dalam upaya pencapaian tujuan Perusahaan dan mempertahankan serta meningkatkan kepuasan pengguna jasa intern meliputi aspek-aspek keuangan, non keuangan, kualitatif maupun kuantitatif. dalam rangka mencapai tujuan organisasi, yaitu mencakup: • Dalam pelaksanaannya, fungsi pengendalian intern harus selalu memperhatikan kepentingan-kepentingan Perusahaan, Pemegang Saham dan stakeholders terkait (pengguna jasa, Pegawai, masyarakat, dan negara) sesuai dengan kerangka yang digariskan dalam visi, misi dan tujuan Perusahaan. • Pengawasan dan pengendalian intern pada tingkat Komisaris dibantu oleh Komite Audit. Fungsi pengawasan dan pengendalian juga mencakup fungsi pengawasan dan pengendalian yang melekat pada setiap unit bisnis termasuk unit-unit pendukung (embedded internal control), Audit Internal dan Manajemen Risiko Pengendalian internal atau internal control adalah suatu proses yang melibatkan seluruh personil yang ada dalam organisasi mulai dari Dewan Komisaris, Direksi, manajemen, hingga karyawan tingkat bawah, yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance) dalam rangka mencapai tujuan organisasi, yaitu mencakup: • efektivitas dan efisiensi operasi, • keandalan pelaporan keuangan, dan • kepatuhan terhadap hukum, peraturan perundangan dan ketentuan yang berlaku. Pengendalian bukanlah sesuatu yang ditambahkan dalam proses manajemen tersebut, akan tetapi merupakan bagian integral dalam proses tersebut. Terdapat 5 komponen yang menunjang efektivitas internal control, yaitu: 1. Lingkungan pengendalian (Control Environment) 2. Penilaian Risiko (Risk Assessment) 3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities) 4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) 5. Monitoring
199
Di dalam tahun 2013, telah dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan efektivitas pengendalian intern perusahaan dan operasionalnya dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Perusahaan dalam penerapan lingkungan pengendalian telah melakukan melalui: a. Perusahaan telah melaksanakan penegakan integritas (fakta integritas), penerapan nilai-nilai budaya Perusahaan (FLYHI) dan Etika Bisnis & Etika Kerja. b. Pembentukan struktur organisasi perusahaan beserta penjabarannya disesuaikan dengan kebutuhan Perusahaan. c. Adanya pembagian tugas dan wewenang pada tingkat Direksi, unsur pelaksana, unsur pendukung dan Strategi Bisnis Unit termasuk implementasi standar operating prosedur pada setiap proses bisnis mperusahaan. d. Perusahaan telah menetapkan system Manajemen Kinerja dengan menetapkan KPI Perusahaan (Corporate), unit kerja dan individu. e. Perusahaan telah mengimplementasikan Enterprise Risk Management (ERM). f. Penggunaan sistem Teknologi Informasi untuk menunjang kegiatan operasional Perusahaan dan Perusahaan juga telah memiliki Policy terkait IT di antaranya IT Governance dll. g. Perusahaan telah menjalankan sistim keterbukaan informasi kepada pelanggan maupun karyawan diantaranya melalui Whistleblowing System (WBS) dan pelaporan Gratifikasi. h. Pelaksanakan Perjanjian Kerja Bersama (PKB). i. Rekruitmenn karyawan dilakukan secara online dan melibatkan konsultan independen 2. Perusahaan telah membentuk unit ERM dengan tujuan untuk melakukan Kegiatan identifikasi, mengukur, dan menetapkan prioritas risiko perusahaan yang berkaitan dengan operasional Perusahaan dan operasional unit serta penilaian dilaksanakan secara periodik baik oleh unit intern Perusahaan maupun pihak independen. 3. Komunikasi terhadap kebijakan Perusahaan disampaikan melalui web intranet, secara tertulis, secara langsung melalui pimpinan dan juga melalui pedoman manual. Sedangkan komunikasi bagi pihak eksternal seperti pengaduan dan lainnya melalui web yang disediakan Perusahaan 4. Monitoring dan Evaluasi terhadap efektitifitas pelaksanaan pengendalian intern secara keseluruhan baik pada tingkat Komisaris, Direksi, Pimpinan dan unit pelaksanaan dilakukan secara periodik baik tahunan, quarterly, bulanan, mingguan serta harian setidaknya meliputi aspek:
a. Laporan untuk memastikan optimalisasi dan efisiensi dalam perencanaan dan realisasi anggaran (budget) yang telah ditetapkan kepada setiap fungsi b. Laporan pencapaian KPI Perusahaan dan unit meliputi aspek-aspek keuangan, non keuangan. c. Laporan tingkat kepatuhan atas seluruh halhal termasuk aspek-aspek yang dipersyaratkan (mandatory items) oleh standar Perusahaan dan standar internasional; di antaranya meliputi standar teknis penerbangan (technical standard) dan standar keselamatan penerbangan (flight aviation safety standard).
Akuntan Publik Fungsi pengawasan independen terhadap aspek keuangan Perusahaan dilakukan dengan melaksanakan jasa audit umum yang dilakukan oleh Audit Eksternal yaitu: Kantor Akuntan Publik (KAP) Osman Bing Satrio & Eny (Member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited), beralamat di The Plaza Office Tower 32nd Floor, Jl. MH Thamrin Kav. 2830, Jakarta 10350, ditunjuk sebagai Auditor Independen Perusahaan yang akan melakukan jasa audit umum atas laporan keuangan Perseroan dan laporan keuangan PKBL Perseroan untuk periode 31 Desember 2013 dengan biaya Rp 1.784.000.000 dan jasa review atas laporan keuangan konsolidasian 6 (enam) bulanan untuk periode 30 Juni 2013 sebesar Rp 1.625.000.000. Osman Bing Satrio & Eny telah melakukan jasa audit umum atas laporan keuangan konsolidasian Garuda Indonesia sebanyak 2(dua) tahun buku berturut-turut yaitu tahun buku 2013 dan 2012, sedangkan KAP Osman Bing Satrio & Rekan telah melakukan jasa audit umum atas laporan keuangan konsolidasian Garuda Indonesia sebanyak 3 (tiga) tahun buku berturut-turut sejak tahun 2009, 2010 dan 2011. Untuk Akuntan Publik Drs. Osman Sitorus dari KAP Osman Bing Satrio dan Eny telah melakukan jasa audit umum atas laporan keuangan konsolidasian Garuda Indonesia sebanyak 1 (satu) periode tahun buku yaitu 31 Desember 2012, sedangkan Akuntan Publik Muhammad Irfan dari KAP Osman Bing Satrio & Rekan telah melakukan jasa audit umum atas laporan keuangan konsolidasian sebanyak 3 (tiga) tahun buku 2009, 2010 dan 2011, serta Akuntan Publik Muhammad Irfan dari KAP Osman Bing Satrio & Eny sebanyak 1 (satu) tahun buku 2013. Selain melakukan jasa audit umum atas laporan keuangan Perseroan dan laporan keuangan PKBL, KAP Osman Bing Satrio dan Eny juga melakukan jasa review atas laporan keuangan konsolidasian untuk periode buku 30 Juni 2013.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
200 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
Biro Administrasi Efek Pencatatan, penerbitan serta penyampaian daftar pemegang saham, baik kepada Perusahaan maupun kepada Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) tentang sahamsaham yang telah dicatat dalam daftar pemegang saham atas nama KSEI, dilakukan oleh PT Datindo Entrycom beralamat di Jl. Jend. Sudirman Kav 34-35, Jakarta 10220, dengan total biaya Rp 33.000.000 untuk periode Maret 2013 sampai dengan Februari 2014.
Manajemen Risiko Industri penerbangan di Indonesia semakin berkembang pesat dari tahun ke tahun dan telah diklaim sebagai yang terbesar ketiga di dunia pada tahun 2012. Perkembangan pesat ini juga diikuti oleh adanya potensi risiko misalnya yang berasal dari perubahan faktor lingkungan makro seperti fluktuasi harga bahan bakar dan keterbatasan infrastruktur yang berkontribusi dalam meningkatkan biaya operasional. Selain itu, persaingan usaha juga menjadi hambatan tambahan yang harus dihadapi oleh perusahaan penerbangan. Secara keseluruhan, risiko yang terjadi pada perusahaan penerbangan akan berdampak pada operasional, pelanggan, nilai perusahaan, keamanan dan keselamatan. Munculnya ketidakpastian (risiko) yang dihadapi oleh perusahaan penerbangan adalah salah satu alasan utama semakin pentingnya implementasi Enterprise Risk Management (ERM) dalam membangun perusahaan penerbangan yang unggul di seluruh dunia. Dengan adanya implementasi manajemen risiko di setiap bagian Perusahaan, maka diharapkan risiko-risiko dapat dikelola dan dikendalikan secara efektif dan efisien agar tidak mengganggu dalam pencapaian target Perusahaan. Integrasi Manajemen Risiko dengan Corporate Strategy Pengintegrasian dan otomasi proses pengendalian dan pengelolaan risiko ke dalam proses optimisasi kinerja menjadi program untuk peningkatan tingkat kematangan dalam mengelola risiko perusahaan. Pencapaian proses integrasi tersebut dilakukan dengan cara menerapkan manajemen risiko di setiap corporate strategy yang diambil oleh perusahaan sehingga setiap pengambilan keputusan perusahaan mempertimbangkan dan menanggapi ketidakpastian dalam bisnis. Sepanjang tahun 2013, implementasi manajemen risiko telah dilakukan terhadap inisiatif strategis Perusahaan. Implementasi tersebut dilakukan dengan tujuan memberikan gambaran mengenai risiko-risiko yang mungkin terjadi sehingga tindakan mitigasi terhadap risiko
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
tersebut dapat dilaksanakan dengan baik sebagai upaya untuk menjaga pencapaian sasaran yang diharapkan oleh perusahaan. Integrasi Manajemen Risiko dengan Anak Perusahaan Untuk mendukung penerapan manajemen risiko sampai dengan anak perusahaan, Perusahaan melakukan beberapa upaya seperti integrasi kerangka manajemen risiko dan profil risiko perusahaan secara keseluruhan baik induk maupun anak perusahaan. Dalam upaya untuk mengakomodasi integrasi tersebut, perusahaan membuat suatu forum manajemen risiko dengan anak perusahaan selama tahun 2013. Risiko Utama yang Dihadapi dan Mitigasi Risiko Perusahaan di Tahun 2013 Besarnya peluang ketidakpastian yang mungkin dihadapi oleh Perusahaan telah mendorong Manajemen untuk melakukan upaya pengelolaan dan pengendalian atas risiko-risiko utama yang telah diidentifikasi sepanjang tahun 2013, diantaranya sebagai berikut: 1. Fluktuasi Harga Bahan Bakar Pesawat Pasokan dan harga bahan bakar pesawat berdampak signifikan terhadap beban operasional dan hasil usaha perusahaan. Secara umum fluktuasi harga dipengaruhi oleh isu-isu geopolitik serta penawaran dan permintaan. Ketersediaan bahan bakar juga bergantung kepada periode ketika pasar surplus dan defisit dan dapat dipengaruhi oleh permintaan seperti bensin.
Perusahaan telah melakukan lindung nilai untuk bahan bakar selama tahun 2013, baik untuk bahan bakar haji maupun penerbangan reguler. Total bahan bakar yang dilakukan lindung nilai sebesar 97% untuk haji dan 9% untuk penerbangan reguler. Lindung nilai tersebut telah berhasil menekan biaya fuel hingga mencapai 2% lebih rendah dari harga pasar. Selain lindung nilai perusahaan juga melakukan Fuel Conservation Program guna menghemat biaya penggunaan bahan bakar.
2. Kegagalan Sistem Teknologi Informasi terhadap Pencapaian Bisnis Perusahaan Pada tahun 2013, perusahaan telah mengimplementasikan sistem teknologi informasi baru, yaitu New PSS Altea untuk reservasi, inventori, dan ticketing serta integrasinya dengan DCS. Adanya sistem baru ini diharapkan dapat membantu operasional perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien.
Saat ini, sebagian besar kegiatan operasional perusahaan sangat bergantung pada keandalan
201
teknologi informasi, baik dari sisi aplikasi, jaringan maupun infrastruktur. Ketergantungan ini menimbulkan potensi risiko yang besar terhadap kemungkinan kegagalan sistem teknologi informasi guna mendukung pencapaian bisnis perusahaan. Selain mengganggu operasional perusahaan secara langsung, risiko ini juga berdampak pada terganggunya reputasi perusahaan di mata publik.
Beberapa upaya yang telah dilakukan Perusahaan dalam menjaga keandalan dan ketersediaan sistem teknologi informasi antara lain: • Melakukan perbaikan infrastruktur sesuai kebutuhan new PSS baik terhadap bandwidth, reliability dan security. • Melaksanakan Join Planning Session antara Unit IT Strategy dan Asyst untuk meningkatkan kerjasama dan membuat rencana ke depan untuk produk IT yang akan disampaikan ke Unit.
kompetitor. Perusahaan telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi keterbatasan perusahaan dalam merekrut, melatih dan mempertahankan pilot dan awak kabin, yaitu dengan melakukan pioritas pelaksanaan training dari Chief Pilot untuk mempercepat kualifikasi pilot, merekrut ab initio sesuai jadwal, merekrut hire expat (licence crew), dan meningkatan kontrol terhadap assignment pilot untuk mengoptimalkan kegiatan operasional dan training. 5. Kompetisi Industri Penerbangan Kompetisi dalam industri penerbangan sangat erat kaitannya dengan proporsi pangsa pasar yang dimiliki oleh Perusahaan. Hal ini dikarenakan pergerakan pangsa pasar berkorelasi terhadap pergerakan nilai keuntungan Perusahaan. Selain itu, kondisi ekonomi dan kebijakan dari regulator juga memiliki pengaruh yang besar terhadap peningkatan pangsa pasar.
3. Likuiditas Tidak tercapainya target perencana terkait dengan arus kas masuk dan arus kas keluar dapat mengakibatkan adanya gangguan terhadap pembiayaan kegiatan operasional perusahaan. Hal tersebut bisa disebabkan oleh penjualan yang tidak mencapai target atau adanya pengeluaran signifikan yang tidak direncanakan.
Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk tetap mempertahankan likuiditas perusahaan, antara lain: • Meningkatkan kontrol atas performance Perusahaan dan Anak Perusahaan • Melakukan pinjaman komersil • Penerbitan obligasi
4. Keterbatasan Merekrut, Melatih dan Mempertahankan Pilot dan Awak Kabin Kapasitas produksi Perusahaan di tahun 2013 meningkat seiring dengan penambahan armada di tahun ini. Peningkatan tersebut dilakukan guna mengikuti pertumbuhan usaha dan kebutuhan pasar. Namun, Perusahaan mengalami kendala yang cukup besar khususnya dalam hal pemenuhan sumber daya manusia, yaitu pilot dan awak kabin, guna mendukung peningkatan operasional.
Risiko ini mungkin timbul dikarenakan beberapa hal seperti tidak seimbangnya demand dan supply untuk pilot dan awak kabin, keterbatasan jumlah instruktur, standar kualifikasi perusahaan yang cukup tinggi, serta persaingan dalam mendapatkan pilot dengan
Posisi Perusahaan saat ini sangat rentan terhadap munculnya pesaing baru ataupun lama yang melakukan ekspansi sebagai sebuah langkah untuk meningkatkan dominasi pasar mereka. Oleh karena itu, Perusahaan telah menjalankan beberapa langkah efektif guna menghadapi kemungkinan risiko persaingan usaha antara lain: • Mengintensifkan program marketing pada area domestik dengan tujuan value proposition (TV, radio, billboard, print advertisement) • Penambahan armada dan frekuensi penerbangan • Memfokuskan beberapa program marketing kepada First Class (untuk rute-rute tertentu) • Mengintensifkan loyalty program dengan cara redesign semua kartu (design, benefit, procedure, dan lain-lain) dan promotion melalui bonus mileage • Menentukan strategi kebijakan penetapan harga • Implementasi New PSS (RIT) di awal Juli 2013 dan DCS mulai September 2013
6. Keterbatasan Infrastruktur Bandara Kemajuan industri penerbangan saat ini telah berakibat pada semakin terbatasnya infrastruktur bandara yang tersedia. Beberapa kondisi infrastruktur bandara di Indonesia dapat dikatakan sudah tidak memadai kapasitasnya bila dibandingkan dengan kebutuhan. Hal ini berdampak pada terganggunya pencapaian target operasional Perusahaan seperti On-Time Performance, perluasan rute, peningkatan layanan, maupun gangguan keamanan dan keselamatan.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
202 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
Dalam hal mengurangi kemungkinan dan dampak dari risiko ini, Perusahaan telah melakukan beberapa langkah antara lain: • Dedicated Gate di Makassar, Surabaya, Balikpapan, dan Denpasar • Penandatanganan MoU dengan Angkasa Pura II terkait dedicated terminal untuk Perusahaan
7. Hambatan dalam Perluasan Jangkauan Destinasi Perluasan jangkauan destinasi baik di wilayah domestik maupun internasional yang dilakukan oleh Perusahaan dalam upaya meningkatkan performa memiliki kendala tersendiri yang harus dihadapi oleh perusahaan. Salah satu kendalanya adalah dari sisi produk. Hal ini berkaitan dengan kesiapan infrastruktur dari destinasi baru yang akan dituju, ketersediaan personil baik darat maupun udara yang akan melayani destinasi tersebut, serta kesiapan dari segi slot dan perizinan.
Kendala lainnya dapat dilihat dari sisi pasar dan segmentasi. Kendala dari sisi pasar meliputi hal-hal yang berkaitan dengan kesiapan program pemasaran, promosi dan distribusi. Sedangkan kendala dari sisi segmentasi meliputi proyeksi pasar, jumlah dan proyeksi pertumbuhan traffic serta jumlah kompetitor. Perusahaan telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi hambatan dalam perluasan jangkauan destinasi, meliputi: • Menyiapkan studi kelayakan dengan akurat. • Membuat rolling forecast untuk mengurangi gap antara actual dengan Budget • Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti Kementrian Perhubungan perihal masalah perizinan. • Melakukan persiapan operasional, teknis, dan komersil. • Menerapkan penambahan frekuensi iso rute baru.
8. Fluktuasi Suku Bunga dan Nilai Tukar Fluktuasi suku bunga dan nilai tukar mata uang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Besarnya fluktuasi nilai tukar mata uang asing mempengaruhi pendapatan dan beban perusahaan serta utang yang harus ditanggung. Besarnya eksposur tersebut disebabkan oleh sebagian besar penerimaan perusahaan diperoleh dalam mata uang rupiah sedangkan mayoritas pengeluaran perusahaan dikeluarkan dalam mata uang asing.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Peningkatan eksposur fluktuasi nilai tukar juga mempengaruhi besarnya beban suku bunga yang harus dilunasi khususnya jika menggunakan tingkat suku bunga mengambang.
Dengan penuh prinsip kehati-hatian perusahaan telah melakukan pengelolaan risiko fluktuasi suku bunga dan nilai tukar melalui mekanisme seperti: • Hedging • Penggunaan skema fixed rate
9. Biaya Modal dan Operasional di atas Perkiraan (Capex & Opex Overrun) Besarnya ekspansi yang dilakukan perusahaan tentunya membutuhkan biaya Capex yang cukup tinggi. Peningkatan utama biaya tersebut berasal dari kenaikan investasi pada bangunan serta peralatan yang dapat menunjang kinerja perusahaan. Semakin tinggi nilai dan tingkat kompleksitas suatu investasi makan semakin besar pula eksposur risiko tersebut.
Selain itu besarnya Opex yang dihasilkan berbanding lurus dengan kegiatan operasional perusahaan, namun hal tersebut terkadang tidak sesuai dengan besarnya pendapatan yang diraih sehingga menyebabkan adanya gap yang dapat memberikan tekanan yang cukup tinggi.
Untuk mengurangi besarnya eksposur akibat pengeluaraan yang berlebihan maka dilakukan beberapa upaya seperti: • Persetujuan realisasi anggaran difokuskan pada aktivitas yang mendukung program strategis perusahaan • Memperketat pengawasan terhadap persetujuan realisasi biaya-biaya terkait dengan pencapaian pendapatan • Persetujuan Capex/Opex mengacu pada anggaran yang telah disetujui • Melakukan koordinasi dengan unit terkait dalam memonitor ketersediaan arus kas perusahaan
10. Kegagalan dalam Menyediakan Pesawat Sesuai dengan Jadwal Kompleksitas pengadaan pesawat baik dari sisi dokumentasi, permasalahan teknik, dan hal lainnya yang memiliki keterkaitan dapat mengganggu perusahaan dalam menyediakan pesawat sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya. Keterlambatan tersebut dapat mempengaruhi perusahaan dalam perencanaan pengembangan network dan peningkatan pendapatan.
203
Perusahaan telah meningkatkan antisipasi terhadap potensi adanya kegagalan dalam menyediakan pesawat tepat waktu antara lain melalui : • Menjadikan fleet plan sebagai acuan dalam penentuan perencanaan kedatangan pesawat • Meningkatkan koordinasi dengan semua unit terkait dalam proses pengadaan pesawat
Selain review pengelolaan risiko secara rutin, Unit ERM bersama dengan PRO Team juga melakukan review terkait kemungkinan munculnya risiko-risiko baru yang belum diidentifikasi sebelumnya serta memastikan kecukupan dari tindakan mitigasi yang akan dilakukan.
2. Tahapan Implementasi ERM Untuk mendukung pencapaian tujuan Perusahaan melalui implementasi ERM yang semakin baik ke depan, diperlukan adanya tahapan yang jelas sebagai arahan implementasi ERM di setiap tahunnya. Tahapan tersebut digambarkan melalui Snapshot of ERM Roadmap sebagai berikut:
Aktivitas Guna Meningkatkan Pengelolaan Risiko 1. Review Risiko Tahunan Selama tahun 2013, efektivitas pengelolaan risiko telah di-review secara rutin (per kuartal) melalui Unit Enterprise Risk Management (ERM). Review ini dilakukan dengan kontribusi dari setiap PIC unit yang disebut dengan PRO Team (Performance and Risk Officer Team) melalui media workshop, focus group discussion, maupun sharing session.
Perbaikan keenam pilar sesuai ERM Roadmap di atas (meliputi risk governance & organization, risk management strategy, risk management activities, reporting & communication, tools & technology, culture & capabilities) diharapkan dapat meningkatkan tingkat maturitas implementasi manajemen risiko.
Snapshot of ERM Roadmap ERM Maturity
Stage4
LEADING
Risk Simulation Tools (RMI 8) Risk Management Information System
Stage 3
ADVANCED
RM KPI Early Warning System
Proactive Business Development and Risk Monitoring Committees Success Measurement for ERM Activities
Stage 2
ERM Internet
RBIA
Update ERM Manual
Enterprise-wide RACM
Stage 1
Intensive Done from the Top
Risk Governance & Organization
RM Recruitment Requirement
Key Risk Indicator
Risk Management Delegation of Authority Matrix
Defined ERM Roles & Responsibilities
RM Capabilities Assessment Report
Risk Interrelationship Analysis Risk Templates
Risk Dashboard
DEVELOPING
Risk Escalation Procedure Enterprise Risk Profile
Risk Awareness Program
ERM Communication Plan
ESTABLISHED
Risk Capacity
RM Strategy
RM Activities
Reporting & Communication
Tools & Technology
Culture & Capabilities
Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) Uraian tentang aktivitas pelestarian lingkungan; ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja; serta pengembangan sosial kemasyarakatan disajikan pada bab khusus Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di buku Laporan Tahunan ini.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
204 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan putusan PK No. 267 PK/PDT/2011 tanggal 20 Maret 2013 yang memutuskan menolak permohonan PK dari Perusahaan.
Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Dari waktu ke waktu, Perusahaan berupaya terus untuk menyelesaikan tuntutan dari pihak ketiga yang terkait dengan kegiatan operasional dan bisnis Perusahaan melalui cara-cara yang terbaik bagi kedua belah pihak. Selama tahun 2013, perkara-perkara penting yang dihadapi Perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Pada tanggal 6 Agustus 2004, Perusahaan dan PT World Simulator Technology (WST) menandatangani Perjanjian Sewa Ruang Simulator beserta Fasilitas Pendukung dimana Perusahaan setuju untuk menyewakan ruang simulator beserta fasilitas pendukungnya di lokasi SBU Garuda Indonesia Training Center untuk digunakan sebagai tempat pemasangan Full Flight Simulator B 737200 Level D Six Axis milik WST. Karena Perusahaan dianggap tidak melaksanakan perjanjian, pada tanggal 19 Desember 2006, WST mengajukan gugatan perdata di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas dasar wanprestasi terhadap perjanjian tersebut dan perbuatan melawan hukum. Pada tanggal 4 Juni 2007, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengeluarkan putusan yang mengabulkan gugatan WST dan memerintahkan Perusahaan membayar ganti rugi kepada WST sebesar USD 1.360.800 dan Rp 1.590.000.000. Pada tanggal 21 Agustus 2008, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta memutuskan menguatkan putusan Pengadilan Jakarta Pusat tersebut dan menghukum Perusahaan membayar ganti rugi sebesar USD 1.984.500 dan Rp 1.590.000.000.
Perusahaan mengajukan permohonan kasasi tanggal 7 November 2008. Pada tanggal 4 Maret 2010, Mahkamah Agung mengeluarkan putusan dalam perkara menolak permohonan kasasi yang diajukan oleh Perusahaan. Sehingga pada tanggal 28 Januari 2011 Perusahaan melakukan pembayaran ganti rugi kepada WST sebesar Rp 590.000.000 dan USD 1.984.500, dan berdasarkan kesepakatan antara Perusahaan dengan WST. Pada tanggal 15 Juli 2011 Perusahaan telah melakukan pembayaran sisa kewajiban ganti rugi sebesar Rp 1.000.000.000. Meskipun Perusahaan telah melaksanakan sebagian kewajibannya berdasarkan putusan kasasi Mahkamah Agung tersebut, Perusahaan tetap mengajukan peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung sebagaimana telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 19 November 2010. Pada tanggal 20 Maret 2013, Perusahaan telah menerima
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
2. Pada tanggal 17 Desember 2007, Perusahaan telah menerima Notice to Fursnish Information and Produce Document dari Australian Competition and Commerce Commission (“ACCC”) terkait dugaan kartel bersama maskapai penerbangan internasional lain dalam penetapan harga Fuel Surcharge Kargo. Saat ini, perkara masih dalam proses pemeriksaan oleh Pengadilan Federal Australia. 3. Pada tanggal 16 November 2009, Perusahaan telah menerima Pemberitahuan Pemeriksaan Lanjutan Perkara dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (“KPPU”) terkait dugaan kartel penetapan harga Fuel Surcharge tiket domestik.
Pada tanggal 4 Mei 2010, KPPU telah memutus perkara ini dan menyatakan Perusahaan bersalah serta menghukum untuk membayar denda sebesar Rp 25 miliar dan ganti rugi sebesar Rp 162 miliar.
Pada tanggal 17 Juni 2010 ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Pada tanggal 28 Februari 2011, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengabulkan permohonan keberatan yang diajukan oleh Perusahaan dan membatalkan putusan KPPU tanggal 4 Mei 2010 serta menghukum KPPU untuk membayar biaya perkara.
KPPU telah mengajukan upaya Kasasi atas Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut ke Mahkamah Agung Republik Indonesia. Perusahaan juga telah mengajukan kontra memori kasasi pada tanggal 27 April 2011. Sehubungan dengan upaya kasasi yang dilakukan oleh KPPU terkait dugaan kartel penetapan harga fuel surcharge tiket domestik, Perusahaan, pada tanggal 29 Mei 2013 telah menerima turunan Putusan No. 613 K/pdt. Sus/2011 tanggal 27 Februari 2012, yang menyatakan bahwa Mahkamah Agung Republik Indonesia menolak permohonan kasasi dari KPPU. Putusan ini telah mengikat dan berkekuatan hukum tetap.
4. Pada tanggal 8 Agustus 2008, GMFAA, entitas anak, Perusahaan dan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara menghadapi gugatan ganti rugi dari PT Metro Batavia (MB) untuk: (1) siklus tidak terpakai sebesar USD 73.215.579 (atau setara Rp 673.583.333.330) (2) kerugian material sebesar Rp 500.000.000 setiap hari dan USD 50.000 (atau setara Rp 460.000.000) setiap
205
bulan sejak tanggal 23 Oktober 2007 sampai pesawat dapat beroperasi (3) kerugian imaterial sebesar USD 10 juta (atau setara Rp 92 miliar) dan (4) memperbaiki mesin yang rusak. Tuntutan ganti rugi timbul karena GMFAA dinyatakan melanggar kontrak terkait dengan garansi yang diberikan GMFAA atas penggantian dan pemasangan 5 mesin pesawat ESN 857854 yang dimiliki MB.
Sehubungan dengan kasus ini, GMFAA mengajukan gugatan balik kepada MB karena MB tidak memenuhi kewajiban pembayaran utang kepada GMFAA atas jasa penggantian dan perbaikan mesin tersebut sebesar USD 256.266 ditambah bunga sebesar 6% per tahun sejak tanggal 15 Juli 2008 sampai dengan keputusan ditetapkan.
Pada tanggal 11 Maret 2009, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memutuskan untuk menolak tuntutan MB kepada GMFAA dan menerima gugatan balik GMFAA sebesar USD 256.266 dan bunga 6% per tahun terhitung sejak tanggal 17 November 2007.
Pada tanggal 18 Mei 2009, MB mengajukan memori banding ke Pengadilan Tinggi Jakarta Pusat. Sebagai respon, pada tanggal 16 Juli 2009 GMFAA mengajukan kontra memori banding. Pada tanggal 15 Januari 2010 Pengadilan Tinggi menolak banding yang diajukan oleh MB. MB kemudian mengajukan upaya kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia pada tanggal 25 Maret 2010. GMFAA mengajukan kontra kasasi pada tanggal 17 Mei 2010. Pada tanggal 22 Februari 2013, GMFAA telah menerima pemberitahuan isi putusan kasasi Mahkamah Agung Republik Indonesia yang memutuskan menolak permohonan kasasi MB. Salinan putusan kasasi tersebut diterima oleh GMFAA pada tanggal 15 April 2013.
Manajemen berpendapat bahwa tuntutan ganti tersebut tidak berpengaruh material terhadap laporan keuangan dan kegiatan usaha GMFAA.
5. Pada tanggal 25 September 2008, GMFAA menuntut ganti rugi kepada MB atas (1) pembayaran utang MB kepada GMFAA sebesar USD 1.191.615, (2) bunga utang MB sebesar 6% per tahun sejak tanggal 15 Juli 2008 sampai dengan keputusan ditetapkan dan (3) membayar kerugian sebesar USD 200 juta.
Pada tanggal 22 April 2009, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memutuskan menerima gugatan GMFAA terhadap
MB sebesar USD 1.191.615 dan bunga 6% per tahun terhitung sejak tanggal 15 Juli 2008 serta kerugian GMFAA sebesar USD 500.000. Pengadilan juga menyatakan sita jaminan terhadap 4 pesawat MB.
Pada tanggal 28 April 2009, MB mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi Jakarta Pusat. Selanjutnya, pada tanggal 19 Agustus 2009 GMFAA mengajukan kontra banding.Pada tanggal 30 Oktober 2009, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta mengeluarkan putusan yang menolak permohonan banding MB.
Pada tanggal 25 Maret 2010, MB mengajukan Memori Kasasi ke Mahakamah Agung Republik Indonesia atas Perkara Banding No. 504, Sebagai tanggapan, pada tanggal 29 Juli 2010 GMFAA mengajukan kontra memori kasasi. Perkara ini telah diputus oleh Mahkamah Agung yang menolak permohonan kasasi MB. Perusahaan telah menerima pemberitahuan putusan Mahkamah Agung tersebut pada tanggal 15 April 2013.
6. Pada tanggal 4 Agustus 2010, Hutomo Mandala Putera (“Tommy Suharto”) menyampaikan gugatan atas beberapa Tergugat, termasuk Perusahaan, sehubungan dengan artikel yang dipublikasikan oleh in-flight magazine, Majalah Garuda edisi Desember 2009.
Tommy Suharto menyampaikan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan menuntut ganti rugi material dan imaterial, serta permintaan maaf dari Pihak Tergugat yang dipublikasikan di Majalah Garuda dan beberapa media nasional lainnya. Perusahaan telah mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta pada tanggal 1 Juni 2011 dan menyerahkan memori banding melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 19 Agustus 2011.
Pada tanggal 11 Maret 2013, Perusahaan menerima Surat Pemberitahuan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta tanggal 24 Oktober 2012 yang menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang mengabulkan gugatan Tommy Suharto kepada Perusahaan sebesar Rp.12.500.000.000,- (dua belas miliar lima ratus juta rupiah).
Pada tanggal 22 Maret 2013, Perusahaan telah menyatakan permohonan kasasi kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan telah juga menyampaikan memori kasasi pada tanggal 3 April 2013. Saat ini Perkara dalam
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
206 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
proses pemeriksaan di tingkat Mahkamah Agung Republik Indonesia. 7. Pada bulan Januari 2012, Hotel Al Azhar mengajukan perubahan atas gugatan kepada Perusahaan yang telah diajukan sebelumnya pada tanggal 14 Juni 2009 di Pengadilan Negeri Jeddah, Arab Saudi terkait dugaan cidera janji atas Perjanjian yang telah dibuat berkenaan dengan akomodasi penginapan jamaah haji dalam hal terjadi irregular penerbangan. Al Azhar menuntut pembayaran tagihan dan ganti rugi kepada Perusahaan sebesar SAR 750.040 ditambah biaya pengacara sebesar SAR 100.000.
Dalam perubahan gugatan yang diajukan, Hotel Al-Azhar merubah jumlah tuntutan menjadi sebesar SAR 10.905.355 ditambah biaya pengacara sebesar SAR 100.000. Saat ini perkara masih dalam proses di Pengadilan Negeri Jeddah, Arab Saudi.
Pengaruh Perkara Penting terhadap Keuangan Perusahaan Tidak ada dari perkara-perkara penting tersebut di atas yang memiliki dampak material terhadap keuangan Perusahaan.
Keterbukaan Informasi Sebagai Perusahaan Terbuka yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Garuda Indonesia wajib untuk menyampaikan Keterbukaan Informasi kepada Publik sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam No. X.K.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-86/ Pm/1996 tentang Keterbukaan Informasi Yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik dan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta No. Kep-306/BEJ/07-2004 tentang Peraturan No. I-E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi. Sampai dengan akhir Desember 2012, Direksi telah menyampaikan 67 laporan keterbukaan informasi kepada BEI.
Berita Pers Tahun 2013 No
Tanggal
Berita
1
Minggu, 13 Januari
GA Wisuda Pilot BIFA Angkatan 9 dan 10
2
Kamis, 17 Januari
Operasional Penerbangan Garuda Indonesia Pada Situasi Banjir di Jakarta
3
Jumat, 18 Januari
Garuda memperpanjang Kebijakan pembebasan cancellation fee
4
Minggu, 20 Januari
Garuda Indonesia Memenangkan “Skyscanner Asia Pacific Airline Food Awards”
5
Minggu, 20 Januari
Asia Pacific Airline Food Awards 2012 (ENG)
6
Rabu, 30 Januari
GMF Dipercaya Sebagai Pusat Perawatan Produk B/E Aerospace
7
Rabu, 30 Januari
Ekspansi Kapasitas, GMF Bangun Hangar Baru
8
3 February 2013
Garuda Indonesia Operasikan Penerbangan Langsung Jakarta-London mulai Q4-2013
9
4 February 2013
Miss Universe 2012 Olivia Culpo Kunjungi Garuda Indonesia Dan Laksanakan Penanaman Pohon
10
Kamis, 14 Februari
Garuda Indonesia Raih Penghargaan “The Best Airline” dalam Pelaksanaan Penerbangan Haji Garuda Indonesia Perluas Jaringan Penerbangan ke 6 Destinasi Baru
11
Minggu, 17 Februari
12
Senin, 25 Februari
Garuda Indonesia Resmikan “Garuda Indonesia and Liverpool FC Experience”
13
Jumat, 01 Maret
Mobile Ticketing Counter Garuda Hadir di Java Jazz 2013
14
Kamis, 07 Maret
Garuda Indonesia Terima Penghargaan “Contact Center Service Excellence Award 2013”
15
Rabu, 13 Maret
Penjelasan Garuda Indonesia tentang penumpang Disabilitas
16
Jumat, 15 Maret
“Garuda Indonesia Luncurkan Layanan “Wheelchair Transporter” Untuk Penumpang Penyandang Difabel dan Pengguna Kursi Roda”
17
Jumat, 22 Maret
Garuda Indonesia Laksanakan Garuda Indonesia Bike Tour - Solo 2013
18
Sabtu, 23 Maret
Garuda Indonesia Kembali Dukung Earth Hour 2013
19
Kamis, 04 April
“Garuda Indonesia Gallery” Terbesar dan Terlengkap di Surabaya
20
Sabtu, 13 April
Garuda Indonesia selenggarakan seminar disabilitas
21
Senin, 15 April
Garuda Indonesia Perluas Jaringan Penerbangan Domestik dengan Membuka Rute Baru
22
Kamis, 18 April
Garuda Indonesia, Cita Tenun Indonesia (CTI) dan METRO Dept. Store Kembangkan Masyarakat Tenun
23
Senin, 22 April
“Garuda Indonesia dan ALAFCO Tandatangani Perjanjian Kerjasama Pengadaan 2 Boeing 777-300ER dengan Prinsip Syariah”
24
Rabu, 24 April
Garuda Indonesia Laksanakan “Golf Loyalty Tournament Series 2013”
25
Kamis, 25 April
Garuda Indonesia Luncurkan Garuda Orient Holidays (GOH) Taiwan
26
Jumat, 26 April
Garuda Indonesia Laksanakan RUPS Tahunan 2013
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
207
Berita Pers Tahun 2013 No
Tanggal
Berita
27
Jumat, 26 April
28
Selasa, 30 April
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Laksanakan RUPS Tahunan 2013 (ENG) Kinerja GA Q1 2013
29
Selasa, 30 April
Kinerja GA Q1 2013 (ENG)
30
Rabu, 01 Mei
GA-GE Medical Drive (IND)
31
Rabu, 01 Mei
GA-GE Medical Drive (ENG)
32
Jumat, 03 Mei
Garuda Indonesia Resmikan Medan Sebagai Hub Baru di Indonesia Barat
33
Jumat, 03 Mei
Garuda Indonesia Resmikan Hub Medan (ENG)
34
Minggu, 05 Mei
Garuda Indonesia Terapkan “Immigration on Board” Rute Shanghai-Jakarta
35
Minggu, 05 Mei
Garuda Indonesia Terapkan Layanan “Immigration on Board” Pada Rute Shanghai – Jakarta (ENG)
36
Jumat, 10 Mei
Garuda Indonesia Resmikan “Crew Center” Denpasar
37
Sabtu, 11 Mei
Pergelaran “Garuda Indonesia World Photo Contest (GAWPC) 2013”
38
Senin, 13 Mei
Garuda Indonesia Siap Terbangkan 112.688 Calon Jemaah Haji Indonesia Mulai 10 September 2013
39
Rabu, 15 Mei
Garuda Indonesia Operasikan Rute Jakarta – Tanjung Pandan (Belitung) dan Jakarta – Bengkulu
40
Rabu, 15 Mei
Coca-Cola Amatil Indonesia, Quiksilver dan Garuda Indonesia Tandatangani MoU
41
Kamis, 16 Mei
Garuda Indonesia Resmikan Cargo Service Center (CSC) Tangerang
42
Jumat, 17 Mei
Garuda Indonesia Resmikan Rute Penerbangan Bandung - Denpasar (vv) Mulai 18 Mei 2013
43
Kamis, 23 Mei
Garuda Indonesia Wisuda Pilot Baru Batch 11 & 12 dari BIFA
44
Selasa, 28 Mei
“Garuda Indonesia Terima Penghargaan “Indonesia Service Quality Award 2013” dan “Indonesia Most Admired Companies 2013””
45
Sabtu, 01 Juni
Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Medan-Penang
46
Sabtu, 01 Juni
Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Medan-Penang (ENG)
47
Jumat, 07 Juni
“Garuda Indonesia Cargo dan Jan de Rijk Logistics Kerjasama Penyediaan Jasa Road Feeder Service di Eropa”
48
Jumat, 07 Juni
Garuda Indonesia Cargo dan Jan de Rijk Logistics Tandatangani Kerjasama Road Feeder Service di Eropa (ENG)
49
Senin, 10 Juni
SBU Garuda Indonesia Cargo dan “Jan de Rijk Logistics“ Tandatangani Kerjasama Penyediaan Road Feeder Service di Eropa
50
Selasa, 11 Juni
Garuda Indonesia Menerbitkan Obligasi Berkelanjutan Tahap I 2013
51
Selasa, 18 Juni
Garuda Indonesia Raih “World’s Best Economy Class 2013” dari SkyTrax di Paris Airshow
52
Kamis, 20 Juni
Garuda Indonesia Lunasi Pinjaman Sindikasi Citi Club Deal Senilai US$ 55 juta
53
Sabtu, 22 Juni
Cocal Cola, Quick Silver, GA Bali Beach
54
Minggu, 23 Juni
Garuda Indonesia Implementasikan Sistem Layanan Penumpang Baru
55
Kamis, 27 Juni
GA Bersama Pemerintah Resmikan Pendidikan dan Pelatihan Awak Kabin di Makassar
56
Jumat, 28 Juni
Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Langsung Jakarta – Perth
57
Jumat, 28 Juni
Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Langsung Jakarta – Perth (ENG)
58
Senin, 01 Juli
Garuda Indonesia Tanda Tangani PKS Bersama Bank Muamalat Indonesia
59
Senin, 01 Juli
Garuda Indonesia Tandatangani MoU Bersama Bank Syariah Mandiri
60
Selasa, 02 Juli
“Garuda Indonesia dan Kementerian Perhubungan Gelar International Green Aviation Conference 2013”
61
Selasa, 02 Juli
Garuda Indonesia Sambut Boeing 777-300ER dan Resmikan Layanan “First Class”
62
Kamis, 04 Juli
Garuda Indonesia dan Taman Safari Indonesia Resmikan Konservasi dan Pelestarian Jalak Bali
63
Senin, 08 Juli
Garuda Indonesia Laksanakan “Berbagi Sembako”
64
Selasa, 09 Juli
Garuda Indonesia Mulai Operasikan Armada B777-300ER untuk rute Jakarta – Jeddah
65
Minggu, 14 Juli
Garuda Indonesia Siapkan 88 Penerbangan Ekstra untuk angkutan Lebaran 2013
66
Rabu, 17 Juli
Liverpool Tiba di Jakarta Menggunakan Pesawat Khusus Garuda Indonesia
67
Rabu, 17 Juli
Liverpool Tiba di Jakarta Menggunakan Pesawat Khusus Garuda Indonesia (ENG)
68
Jumat, 19 Juli
Garuda Indonesia dan Liverpool FC luncurkan “Garuda Frequent Flyer – Liverpool FC Edition Card”
69
Senin, 22 Juli
Mulai 25 Juli, Garuda Layani Penerbangan Medan melalui Bandara Kuala Namu
70
Rabu, 24 Juli
Garuda Indonesia Mulai Operasikan Penerbangan Dari dan Menuju Medan dari Kuala Namu International Airport
71
Kamis, 25 Juli
Penerbangan GA181 Menandai Operasional Kuala Namu International Airport
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
208 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
Berita Pers Tahun 2013 No
Tanggal
Berita
72
Rabu, 31 Juli
Garuda Indonesia Terpaksa Menunda Penerbangan ke London Sebagai Akibat dari Keterbatasan Kemampuan Landasan Bandara Soekarno Hatta
73
Rabu, 31 Juli
Garuda Indonesia Layani Kembali Rute Penerbangan Denpasar - Brisbane (vv) (ENG)
74
Kamis, 01 Agustus
“Garuda Indonesia Layani Tiga Rute Baru Dari Balikpapan Menuju Berau Banjarmasin Manado dan Garuda Indonesia Layani Kembali Rute Penerbangan Denpasar - Brisbane (vv)” Garuda Indonesia Layani Rute Jakarta - Tanjung Pinang (vv)
75
Sabtu, 03 Agustus
76
Rabu, 07 Agustus
Kopilot Garuda Indonesia Tidak Terbukti Terkena Psikotropika
77
Kamis, 08 Agustus
Garuda Indonesia Bukukan Pendapatan Operasi Sebesar USD 1.725,4 juta Sepanjang Semester I 2013
78
Jumat, 09 Agustus
Dua Penerbangan Garuda Indonesia Sore Ini Berangkat Menuju Gorontalo, Setelah Bandara Sultan Jalaluddin Dinyatakan Dibuka Kembali
79
Jumat, 23 Agustus
“Garuda Indonesia Wisuda 21 Pilot Baru dari Bali International Flight Academy (BIFA)”
80
Selasa, 27 Agustus
Garuda Indonesia, PMI dan KADIN Tandatangani Nota Kesepahaman
81
Rabu, 28 Agustus
Garuda Indonesia Kembali Menggelar Garuda Indonesia Travel Fair 2013
82
Jumat, 30 Agustus
Garuda Indonesia Bukukan Pendapatan Operasi Sebesar USD 1.725,4 juta Sepanjang Semester I 2013
83
Jumat, 30 Agustus
Garuda Indonesia Bukukan Pendapatan Operasi Sebesar USD 1.725,4 juta Sepanjang Semester I 2013 (ENG)
84
Sabtu, 31 Agustus
Grand Final Garuda Indonesia World Photo Contest (GAWPC) 2013
85
Senin, 09 September
Garuda Indonesia Layani Rute Jakarta – Tanjung Pinang (Bintan)
86
Rabu, 11 September
Garuda Indonesia Terbangkan 90.108 Calon Jemaah Haji Mulai Hari Ini
87
Rabu, 11 September
“Garuda Indonesia Terpilih sebagai Maskapai Terbaik Region Asia dan Australasia dalam Ajang Passengers Choice Awards 2013 di Anaheim, USA”
88
Jumat, 13 September
Garuda Indonesia Bersama BNI Menggelar Garuda Indonesia Travel Fair 2013
89
Minggu, 15 September
Garuda Indonesia : Pembukaan Penerbangan Langsung Jakarta – Ambon
90
Minggu, 15 September
“Garuda Indonesia Sesuaikan Jadwal Penerbangan Ke Denpasar, Bali, Selama Pelaksanaan APEC CEO Summit 2013”
91
Minggu, 15 September
Garuda Indonesia Sesuaikan Jadwal Penerbangan Ke Denpasar, Bali, Selama Pelaksanaan “APEC CEO Summit 2013” (ENG)
92
Minggu, 15 September
Garuda Indonesia : Pembukaan Penerbangan Langsung Jakarta - Ambon
93
Jumat, 27 September
Garuda Indonesia: Garuda Sambut Pesawat A330s Ketujuh Belas
94
Jumat, 27 September
Garuda Sambut Pesawat A330s Ketujuh Belas (ENG)
95
Selasa, 01 Oktober
Garuda Indonesia Kembangkan Wilayah Ekonomi Baru dengan Pesawat ATR72-600
96
Selasa, 01 Oktober
Garuda Indonesia Kembangkan Wilayah Ekonomi Baru dengan Pesawat ATR72-600 (ENG)
97
Rabu, 02 Oktober
Garuda Indonesia Hadirkan Layanan “Inflight Connectivity” di Pesawat B777-300ER
98
Rabu, 02 Oktober
Garuda Indonesia Hadirkan Layanan “Inflight Connectivity” di Pesawat B777-300ER (ENG)
99
Kamis, 03 Oktober
Garuda Indonesia dan ICBC Limited Tandatangani Perjanjian Kerjasama Pendanaan Pesawat
100
Kamis, 03 Oktober
Garuda Indonesia Gelar Turnamen Internasional “Garuda Indonesia Tennis Open 2013” dan “Garuda Indonesia Tennis Junior Masters 2013” (Press Conference)
101
Rabu, 09 Oktober
Garuda Indonesia Telah Terbangkan 90.108 Calon Jemaah Haji Ke Tanah Suci Dengan Ketepatan Penerbangan Mencapai 97 Persen
102
Rabu, 16 Oktober
Garuda Jalin Kerjasama dengan Prefektur Yamanashi
103
Jumat, 18 Oktober
“Garuda Indonesia Terpilih sebagai “The Rising Star Carrier of The Year” untuk Layanan Kargo dalam Ajang Payload Asia Award 2013”
104
Rabu, 23 Oktober
President & CEO Garuda Indonesia Emirsyah Satar Terpilih Sebagai “The 2013 Travel Business Leader of The Year”
105
6 November 2013
Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Langsung Semarang – Denpasar dan Batam – Bandar Lampung
106
8 November 2013
Garuda Indonesia Resmikan Penerbangan Langsung Jakarta - Osaka
107
19 November 2013
Garuda Indonesia Telah Selesaikan Penerbangan Haji Tahun 2013/1434 H
108
Rabu, 20 November
Garuda Indonesia–Jet Airways Tandatangani Kerjasama Code Share
109
Rabu, 20 November
Garuda Indonesia Hentikan Pengangkutan Produk Hiu
110
21 November 2013
Garuda Layani Rute Baru - Makassar Manokwari Sorong Jayapura Final
111
25 November 2013
Garuda Indonesia Perkenalkan Sub-Brand “Explore” ATR72-600 untuk Melayani Rute-rute Penerbangan di Remote Area
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
209
Berita Pers Tahun 2013 No
Tanggal
Berita
112
25 November 2013
Garuda Indonesia Perkenalkan Sub-Brand “Explore” ATR72-600 untuk Melayani Rute-rute Penerbangan di Remote Area (ENG)
113
Kamis, 28 November
“Turnamen Internasional “Garuda Indonesia Tennis Open 2013” dan “Garuda Indonesia Tennis Junior Masters 2013””
114
Minggu, 01 Desember
Hendrawan Susanto dan Deria Nurhaliza Juarai “Garuda Indonesia Junior Tennis Masters 2013”
115
Senin, 02 Desember
Garuda Indonesia Mulai Turnamen “Garuda Indonesia Tennis Open 2013
116
Minggu, 08 Desember
Petenis Australia Juarai Garuda Indonesia Tennis Open 2013
117
Senin, 16 Desember
“Garuda Indonesia Raih Penghargaan “Indonesia Sustainable Business Awards 2013” untuk Kategori Logistik dan Transportasi”
118
Selasa, 17 Desember
Tingkatkan Layanan, Garuda Luncurkan “Mobile Ticketing Counter”
119
Rabu, 18 Desember
SkyTeam Umumkan Bergabungnya Garuda Indonesia sebagai Anggota ke -20
120
Rabu, 18 Desember
SkyTeam Umumkan Bergabungnya Garuda Indonesia sebagai Anggota ke -20 (ENG)
121
Kamis, 19 Desember
Garuda Indonesia Kembangkan Layanan “Inflight Connectivity” di Jajaran Armada Airbus A330
122
Kamis, 19 Desember
Garuda Indonesia – ANA (All Nippon Airways) Tandatangani MoU Kerjasama Strategis
123
Kamis, 19 Desember
Garuda Indonesia – ANA (All Nippon Airways) Tandatangani MoU Kerjasama Strategis (ENG)
Keterbukaan Informasi ke IDX Net Tahun 2013 No.
Tanggal
No. Surat
Perihal
Keterangan
1.
2 Januari 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20001/2013
Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik
Keterbukaan Informasi Sehubungan Dengan Kuasi Reorganisasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
2.
10 Januari 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20002/2013
Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum
Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik periode Oktober Desember 2012
3.
20 Februari 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20003/2013
Perubahan Komite Audit
Perubahan Susunan Komite Audit
4.
20 Februari 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20004/2013
Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik
Penandatanganan Perjanjian Pinjaman antara PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Bank Permata Tbk.,
5.
20 Maret 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20005/2013
Pemberitahuan Rencana Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
Pemberitahuan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham pada Jumat 26 April 2013
6.
27 Maret 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20006/2013
Penyampaian Bukti Pemberitahuan RUPS
Iklan Bukti iklan tentang Pemberitahuan RUPS di koran Kompas, Bisnis Indonesia, The Jakarta Post terbit 27 Maret 2013
7.
27 Maret 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20007/2013
Penyampaian Bukti Iklan Informasi Laporan Keuangan Tahunan
Bukti iklan tentang Informasi Laporan Keuangan Tahunan di Koran Kompas dan Bisnis Indonesia 27 Maret 2013
8.
27 Maret 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20008/2013
Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan
Laporan keuangan untuk Tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012
9.
10 April 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20009/2013
Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik Penyampaian Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Penyampaian Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
10.
11 April 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20010/2013
Panggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
Ranggilan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham pada 26 April 2013
11.
11 April 2013
GARUDA/IDX/JKTDS-2001 1 /201 3
Penyampaian Bukti Iklan Panggilan RUPS
Bukti iklan tentang Panggilan RUPS yang telah diiklankan di media cetak Kompas, Bisnis Indonesia, The Jakarta Post terbit pada tanggal 11 April 2013
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
210 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
Keterbukaan Informasi ke IDX Net Tahun 2013 No.
Tanggal
No. Surat
Perihal
Keterangan
12.
11 April 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20012/2013
Penyampaian Laporan Tahunan
Laporan Tahunan tahun 2012 dengan periode tahun buku dari 01 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2012.
13.
12 April 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20013/2013
Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik Peringkat PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Peringkat PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
14.
16 April 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20014/2013
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek yang berakhir pada Mei 2013
15.
23 April 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20015/2013
Penyampaian Bukti Iklan Lainnya
Keterbukaan Informasi Sehubungan Dengan Transaksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., pada Media Cetak Bisnis Indonesia tanggal 23 April 2013
16.
23 April 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20016/2013
Rencana Transaksi Afiliasi
Perolehan fasilitas kredit dari BNI dalam jumlah sebesar USD 40,000,000.
17.
29 April 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20017/2013
Penyampaian Bukti Iklan Hasil RUPS
Bukti iklan tentang Hasil RUPS di media cetak Bisnis Indonesia, The Jakarta Post, Kompas terbit 29 April 2013
18.
29 April 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20018/2013
Rencana Penyelenggaraan Public Expose Tahunan.
Rencana Penyelenggaraan Expose Tahunan, Kamis 2 Mei 2013
19.
29 April 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20019/2013
Penyampaian Materi Public Expose Tahunan
Materi public expose
20.
30 April 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20020/2013
Penyampaian Laporan Keuangan Interim
Laporan keuangan untuk Periode 3 bulan yang berakhir pada 31 Maret 2013
21.
30 April 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20021/2013
Penyampaian Materi Public Expose— Tahunan (KOREKSI)
Materi public expose
22.
30 April 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20022/2013
Hasil Rapat Umum Para Pemegang Saham Tahunan
Hasil RUPST
23.
7 Mei 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20024/2013
Laporan Hasil Public Expose Tahunan
Hasil Public Expose Tahunan
24.
13 Mei 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20025/2013
Laporan Bulanan Registerasi Pemegang Efek
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek yang berakhir pada Bulan 30 April 2013
25.
31 Mei 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20026/2013
Penyampaian Bukti Iklan lainnya
Keterbukaan Informasi Sehubungan Dengan Transaksi Afiliasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., di media Cetak Bisnis Indonesia 31 Mei 2013
26.
31 Mei 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20027/2013
Rencana Transaksi Afiliasi
Perolehan fasilitas kredit dari BRI dalam jumlah sebesar US$ 40,000,000.
27.
17 Juni 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20028/2013
Laporan Bulanan Registerasi Pemegang Efek
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek yang berakhir pada Bulan 30 Mei 2013
28.
4 Juli 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20029/2013
Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik Penyampaian Laporan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Penyampaian Laporan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
29.
17 Juli 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20030/2013
Laporan Bulanan Registerasi Pemegang Efek
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek yang berakhir pada Bulan 30 Juni 2013
30.
29 Juli 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20031/2013
PenyampaianLaporan Tahunan (KOREKSI)
Laporan Tahunan tahun 2012 dengan periode tahun buku dari 01 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2012
31.
31 Juli 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20032/2013
Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik Pemberitahuan bahwa PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., akan melakukan penelaahan terbatas atas Laporan Tahunan/Semester I Tahun 2013.
Pemberitahuan bahwa PT GarudaIndonesia(Persero)Tbk., akan melakukan penelaahan terbatas atas Laporan Keuangan Tengah Tahunan/ Semester I Tahun 2013.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Public
211
Keterbukaan Informasi ke IDX Net Tahun 2013 No.
Tanggal
No. Surat
Perihal
Keterangan
32.
13 Agustus 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20033/2013
Laporan Bulanan Registerasi Pemegang Efek
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek yang berakhir pada Bulan 31 Juli 2013
33.
30 Agustus 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20034/2013
Penyampaian Laporan Keuangan Interim
Laporan keuangan untuk Periode 6 bulan yang berakhir pada 30 Juni 2013
34.
3 September 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20035/2013
Penyampaian Bukti Iklan Informasi Laporan Keuangan Interim
Bukti iklan tentang Informasi Laporan Keuangan Interim di Koran Sinar Harapan 31 Agustus 2013
35.
6 September 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20036/2013
Penjelasan atas Pemberitaan Media Massa
Penjelasan atas berita “Garuda Indonesia Digugat Penumpang” pada Koran Kontan 6 Sept 2013
36.
10 September 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20037/2013
Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik Penandatanganan Perjanjian Pengadaan Pesawat ATR
Penandatanganan Perjanjian Pengadaan Pesawat ATR
37.
11 September 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20038/2013
Laporan Bulanan Registerasi Pemegan Efek
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek yang berakhir pada Bulan 31 Agustus 2013
38.
2 Oktober 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20039/2013
Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik Berita Pers - Garuda Indonesia Kembangkan Wilayah Ekonomi Baru dengan Pesawat ATR72-600
BeritaPers -Garuda Indonesia Kembangkan Wilayah Ekonomi Baru dengan Pesawat ATR72- 600
39.
4 Oktober 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20040/2013
Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik Berita Pers-Garuda Indonesia dan ICBC Tandatangani Kerjasama Pendanaan Pesawat
Berita Pers -Garuda Indonesia dan ICBC Tandatangani Kerjasama Pendanaan Pesawat
40.
7 Oktober 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20041/2013
Laporan Bulanan Registerasi Pemegan Efek
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek yang berakhir pada Bulan 30 September 2013
41.
8 Oktober 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20042/2013
Laporan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum
Laporan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum per Juli – Agustus 2013
42.
31 Oktober 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20043/2013
Penyampaian Laporan Keuangan Interim
Laporan keuangan untuk Periode 9 bulan yang berakhir pada 30 September 2013
43.
11 November 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20044/2013
Laporan Bulanan Registerasi Pemegang Efek
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek yang berakhir pada Bulan 31 Oktober 2013
44.
3 Desember 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20045/2013
Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik
Penandatangan Perjanjian Fasilitas Kredit Sindikasi
45.
5 Desember 2013
GARUDA/IDX/JKTDS20046/2013
Rencana Transaksi Afiliasi
PT Garuda Indonesia (Persero)Tbk. sebagai pemberi pinjaman dan PT Citilink Indonesia sebagai penerima pinjaman.
46.
13 Desember 201 3
GARUDA/IDX/JKTDS20047/2013
Laporan Bulanan Registerasi Pemegang Efek
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek yang berakhir pada Bulan 30 November 2013
Kegiatan Hubungan Investor di Tahun 2013 Sebagai upaya membangun kredibilitas pasca IPO melalui keterbukaan informasi yang seimbang, konsisten dan tepat waktu, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. membentuk Unit Hubungan Investor pada bulan Maret 2011. Aktivitas utamanya adalah menjadi jembatan antara manajemen Garuda Indonesia dengan investor dan analis dengan cara melakukan komunikasi dengan analis dan investor yang ingin memperoleh informasi yang komprehensif tentang
Garuda Indonesia. Penyampaian dan keterbukaan informasi yang seimbang, konsisten dan tepat waktu, dilakukan melalui berbagai sarana komunikasi, seperti email, situs Perseroan, pemuatan artikel di majalah, conference call. Selain itu juga dengan menghadiri berbagai pertemuan langsung dengan analis atau investor melalui sarana paparan publik, temu analis reguler secara kuartalan, kunjungan analis, kunjungan lapangan, partisipasi dalam berbagai konferensi dalam dan luar negeri serta melakukan non deal roadshow.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
212 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
Sepanjang tahun 2013, Garuda Indonesia menghadiri 13 konferensi yang diselenggarakan oleh CIMB, Citi, Credit Suisse, Daiwa, HSBC, JP Morgan, Macquarie, Mandiri Sekuritas, RHB-OSK, dan UBS, serta telah bertemu dengan lebih dari 130 investor dari dalam dan luar negeri. Selain itu GIAA juga berpartisipasi dalam kegiatan Investor Day yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia serta kegiatan Indonesia Investment Summit 2013. Untuk lebih meningkatkan pemahaman tentang perusahaan serta industri penerbangan di Indonesia, pada tahun 2013 ini kami mengadakan kunjungan lapangan dan diskusi bersama bagi para analis ke Angkasa Pura I di Sultan Hasanuddin International Airport Makassar dan Angkasa Pura II di Soekarno-Hatta International Airport Cengkareng serta mengadakan analyst gathering dengan tema “One hour closer with Indonesian airlines industry & Garuda Indonesia”. Detail dari kegiatan Hubungan Investor sepanjang tahun 2013 ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Keterangan
Frekuensi 2011
2012
2013
Non-Deal Roadshow dan Conference
8X
13X
13X
Kunjungan Analis
30X
52X
41X
Analyst Meeting
4X
4X
4X
Conference Call
2X
7X
19X
Site Visit
-
5X
2X
RUPS
1X
1X
1X
Public Expose
1X
1X
1X
Investor Day
-
1X
1X
Annual Report
1X
1X
1X
Pencapaian dari kegiatan sepanjang tahun 2013 telah meningkatkan jumlah analis yang membuat laporan riset tentang Garuda Indonesia dari 11 analis di 2012 menjadi 18 analis, serta meningkatkan persentase (dari free float) kepemilikan saham investor asing dari sekitar 16% menjadi sekitar 31%.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Rencana Hubungan Investor di Tahun 2014 PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. secara konsisten akan senantiasa mengimplementasikan prinsip transparansi dan pengungkapan untuk menyesuaikan dengan pemenuhan kewajiban sebagai Perusahaan Terbuka. Selain melanjutkan kegiatan yang telah dilakukan selama tahun 2013, Hubungan Investor juga akan meningkatkan pertemuan dengan para investor dan analis pasar modal, serta meningkatkan kualitas laporan. Hal ini dilakukan untuk lebih meningkatkan pemahaman masyarakat keuangan atas bisnis penerbangan yang dijalankan oleh Garuda Indonesia.
Akses Informasi dan Komunikasi Internal Komunikasi karyawan diselenggarakan melalui penerapan strategi komunikasi internal yang efektif guna mendukung peningkatan produktivitas karyawan, image dan reputasi Perusahaan sesuai prinsip Good Corporate Governance. Tanggung jawab komunikasi karyawan adalah memastikan optimalisasi media internal untuk kepentingan Perusahaan, dengan tujuan meningkatkan pemahaman karyawan dan menunjang produktivitas karyawan, yang dilaksanakan dengan mengembangkan efektivitas komunikasi berbasis teknologi informasi. Akses informasi internal dan data Perusahaan diselenggarakan dalam format: 1. Message Management, terbagi ke dalam: a. Sambutan Direksi merupakan pesan manajemen yang disiapkan bagi Jajaran Direksi (atau yang mewakili), yang dapat menjadi ‘arahan’ bagi pihak internal (karyawan), dan menjadi ‘pesan perusahaan’ bagi pihak eksternal. b. Memo Direktur Utama merupakan media bagi pimpinan perusahaan (terutama direktur utama) untuk menyampaikan pernyataan (statement) dan atau arahan manajemen, yang dikeluarkan dan ditanda tangani oleh Direktur Utama. Memo Direktur Utama diterbitkan pada awal atau akhir tahun, atau pada saat terdapat arahan manajemen yang baru dan perlu diketahui oleh seluruh karyawan. 2. INFO GA merupakan media komunikasi internal yang mengandung ulasan mengenai kebijakan dan atau kegiatan perusahaan yang bersifat korporat, dengan pendekatan penulisan yang memberikan masukan kepada karyawan.
213
3. Corporate Info merupakan media komunikasi internal melalui email (broadcast message/email blast) yang dikirim ke seluruh karyawan (yang memiliki alamat email Garuda). Diperuntukkan bagi penyebarluasan informasi kegiatan yang bersifat korporat dan aktivitas yang dilaksanakan oleh unit kerja/kantor cabang/ serta komunitas di lingkungan perusahaan, dan memiliki kemanfaatan bagi mayoritas karyawan, dan atau kepentingan dalam mendukung program perusahaan. 4. Corporate Portal merupakan media komunikasi internal (berbasis Internet) yang disediakan perusahaan bagi seluruh unit kerja/Branch Offices untuk menampilkan kinerja/aktivitas unit kerja. 5. Dynamic Digital Signage (DDS) merupakan medium broadcast, melalui televisi yang ditempatkan di beberapa sentra kerja karyawan, bagi Perusahaan dalam mempublikasikan informasi mengenai event, kegiatan, dan kejadian yang melibatkan perusahaan. 6. Public Announce merupakan fasilitas yang terdapat di Ged. Manajemen – Garuda City, Cengkareng dan Crew Center – GSO yang dapat dipergunakan untuk menyampaikan informasi yang bersifat ‘situasional’ bagi kepentingan karyawan yang berkantor/bekerja di dalam gedung tersebut. 7. Newsletter/Buletin merupakan medium bagi sosialisasi implementasi budaya perusahaan dan/atau programprogram perusahaan yang sedang dijalankan. 8. Majalah Internal (Garuda VIEW) merupakan majalah internal perusahaan yang ditujukan bagi karyawan beserta keluarganya. 9. Forum CEO Brief merupakan wadah komunikasi bersifat dua arah bagi manajemen dengan people managers (level Vice Presidents dan Senior Managers).
Akses Informasi dan Komunikasi Eksternal Kegiatan yang dilaksanakan perusahaan untuk memastikan penyelenggaraan komunikasi eksternal yang efektif guna mendukung peningkatan image/reputasi perusahaan sesuai prinsip Good Corporate Governance.
Akses informasi dan data mengenai Garuda Indonesia dapat diakses publik melalui medium sebagai berikut: Website Garuda Indonesia Website resmi perusahaan (www.garuda-indonesia.com), yang berisikan informasi terkait kegiatan komersial, industri, operasional, keuangan, Good Corporate Governance (GCG), maupun Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan.
Inflight Magazine (Colours) Majalah khusus yang didistribusikan di seluruh penerbangan Garuda Indonesia, baik domestik maupun internasional. Darksite Website khusus perusahaan yang hanya diaktivasi dalam situasi emergency atau krisis, seperti kecelakaan pesawat. Website tersebut ditujukan sebagai pusat informasi kepada media maupun publik berkaitan dengan perkembangan situasi emergency yang terjadi. Media Sosial 1. Twitter (www.twitter.com/IndonesiaGaruda) 2. Facebook (www.facebook.com/ PT.GarudaIndonesia) 3. YouTube Media Massa 1. Berita pers/Press Release Informasi tertulis yang disampaikan kepada media berkaitan dengan perkembangan terbaru perusahaan, mencakup kinerja perusahaan, aksi dan rencana perusahaan, kinerja keuangan, kinerja operasional penerbangan, pengembangan jaringan penerbangan (pembukaan rute maupun destinasi penerbangan baru, penetapan hub baru, kerjasama code share agreement dengan airline partners, dan lainnya), maupun layanan terbaru Perusahaan.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
214 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
2. Wawancara khusus/Media interviews Sesi wawancara khusus antara media elektronik, online, maupun cetak dengan Direksi perusahaan berkaitan dengan perkembangan terbaru perusahaan, mencakup kinerja perusahaan, aksi dan rencana perusahaan, kinerja keuangan, kinerja operasional penerbangan, pengembangan jaringan penerbangan (pembukaan rute maupun destinasi penerbangan baru, penetapan hub baru, kerjasama code share agreement dengan airline partners, dan lainnya), maupun layanan terbaru Perusahaan. 3. Advertorial Pembuatan laporan khusus berkaitan perkembangan perusahaan di media massa cetak maupun elektronik, yang mencakup kinerja perusahaan, aksi dan rencana perusahaan, kinerja keuangan, kinerja operasional penerbangan, pengembangan jaringan penerbangan (pembukaan rute maupun destinasi penerbangan baru, penetapan hub baru, kerjasama code share agreement dengan airline partners, dan lainnya), maupun layanan terbaru Perusahaan. 4. Corporate Ad Sebagai perusahaan terbuka dan sesuai dengan prinsip Good Corporate Governance, Perusahaan mempublikasikan iklan kinerja keuangan di media cetak secara berkala sebanyak 4 kali setahun, serta iklan pengadaan di media massa cetak nasional dan internasional. Press Conference Forum pertemuan antara manajemen dengan media yang diselenggarakan perusahaan berkaitan dengan perkembangan terbaru perusahaan, mencakup kinerja perusahaan, aksi dan rencana perusahaan, kinerja keuangan, kinerja operasional penerbangan, pengembangan jaringan penerbangan (pembukaan rute maupun destinasi penerbangan baru, penetapan hub baru, kerjasama code share agreement dengan airline partners, dan lainnya), dan layanan terbaru Perusahaan.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Analyst Meeting Forum pertemuan antara manajemen dengan para analyst keuangan yang diselenggarakan perusahaan secara berkala untuk menginformasikan kinerja perusahaan per periode tertentu. Annual Report Laporan perusahaan tahunan yang berisi informasi berkaitan dengan seluruh kegiatan komersial, industri, operasional, keuangan, Good Corporate Governance (GCG), Corporate Social Responsibility (CSR), dan anak perusahaan.
Assessment Implementasi Good Corporate Governance Tahun Buku 2013 Garuda Indonesia telah meratifikasi Peraturan Menteri BUMN No. PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance/ GCG) Pada BUMN (“Permen BUMN”). Pasal 44 Permen BUMN tersebut mewajibkan setiap BUMN melakukan evaluasi (review) yang dilakukan sendiri oleh BUMN yang bersangkutan (self assessment) untuk mendeskripsikan tindak lanjut pelaksanaan dan penerapan GCG di Perusahaan yang dilakukan tahun berikutnya setelah assessment dengan maksud mengevaluasi hasil penilaian dan tindak lanjut atas rekomendasi perbaikan tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 ini, Garuda Indonesia melaksanakan assessment GCG untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2013 yang dilakukan oleh Ernst & Young Indonesia selaku assessor independent.
Assessment dilakukan dengan mengacu kepada Indikator/ Parameter GCG yang ditetapkan oleh Sekretaris Menteri Negara BUMN melalui Surat Keputusan No. SK-16/S. MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara. Sampai dengan laporan tahunan ini diterbitkan, pelaksanaan GCG assessment masih berlangsung sehingga perusahaan belum memperoleh skor nilai GCG assessment tahun buku 2013.
215
Hasil Assessment GCG lainnya Penilaian Menggunakan ASEAN GCG Scorecard ASEAN Capital Market Forum telah menetapkan ASEAN GCG Scorecard yang diadopsi dari berbagai standard dan best practices Internasional yang digunakan untuk menilai praktik GCG dari perusahaan publik yang ada di Negara ASEAN. Ada 2 tingkat (level) penilaian, untuk level 1 penilaian dilakukan pada aspek: (1) rights of shareholders, (2) equitable treatment of shareholders, (3) role of stakeholders, (4) disclosure & transparency dan (5) responsibilities of the boards. Level 2 berkaitan dengan bonus dan penalti. Bonus akan diberikan kepada perusahaan yang mempraktikkan GCG melebihi standar minimum dan penalti berupa pengurangan skor diberikan pada perusahaan yang mempraktikkan bad governance. Jumlah total parameter pada level 1 sebanyak 196 dan untuk level 2 sebanyak 9 parameter. The Indonesian Institute Corporate Directorship (IICD) sebagai lembaga independen untuk menilai praktik GCG pada perusahaan publik di Indonesia dan dengan menggunakan ASEAN GCG scorecard telah menetapkan Garuda Indonesia sebagai Perusahaan BUMN terbaik untuk kategori “Best Rights of Shareholder”. Corporate Governance Perception Index (CGPI) Award Garuda Indonesia pada tahun 2013 mengikuti riset pemeringkatan implementasi GCG untuk tahun buku 2012 yang diselenggarakan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) dengan tema “Good Corporate Governance dalam Perspektif Pengetahuan”. Keikutsertaan Garuda Indonesia kali ini merupakan yang ke-lima kalinya. Garuda Indonesia memperoleh skor 85,93 dan masuk dalam kategori ”Most Trusted Company”. Kebijakan Pelaksanaan GCG di Garuda Indonesia Berbagai kebijakan untuk mendukung pelaksanaan GCG telah dilakukan oleh Garuda Indonesia, antara lain: Etika Bisnis dan Etika Kerja Etika Bisnis dan Etika Kerja Garuda Indonesia yang diresmikan pada tanggal 10 Februari 2011 ditandai dengan penandatanganan Komitmen oleh Direksi, Dewan Komisaris, Pejabat Vice President, dan Senior GM Branch Office. Buku Etika Bisnis dan Etika Kerja Perseroan telah disahkan dengan Surat Keputusan Direktur Utama Perseroan No. JKTDZ/SKEP/50023/11 tanggal 11 Maret 2011.
Etika Bisnis dan Etika Kerja berisi: • Jati Diri Perusahaan, yang berisi mengenai Visi dan Misi Perseroan, Tata Nilai Perseroan serta Perilaku Utama yang harus ditampilkan oleh pegawai Perseroan • Perilaku Terpuji yang menjelaskan mengenai hubungan dengan Insan Perseroan, hubungan dengan Pelanggan, hubungan dengan Mitra Kerja, hubungan dengan Pemegang Saham, dan hubungan dengan Pesaing • Kepatuhan dalam bekerja yang menjelaskan mengenai bagaimana transparansi komunikasi dan informasi keuangan, penanganan benturan kepentingan, pengendalian gratifikasi, perlindungan terhadap aset Perseroan dan perlindungan terhadap rahasia Perseroan. • Tanggung jawab Insan Perseroan yang menjelaskan mengenai tanggung jawab kepada masyarakat, tanggung jawab kepada Pemerintah dan tanggung jawab kepada Lingkungan, • Penegakan Etika Bisnis dan Etika Kerja yang menjelaskan mengenai pelaporan pelanggaran whistle blowing system (WBS), sanksi atas pelanggaran, sosialisasi Etika Bisnis dan Etika Kerja, penandatanganan Pakta Integritas oleh seluruh Insan Perseroan Pemberlakuan Etika Bisnis dan Etika Kerja Etika Bisnis dan Etika Kerja berlaku bagi setiap level organisasi di Perseroan mulai dari Dewan Komisaris, Direksi, Pejabat struktural dan seluruh staf non struktural. Etika bisnis dan Etika Kerja di sosialisasikan kepada seluruh level organisasi melalui acara tatap muka secara langsung atau melalui tulisan-tulisan pada media intra pegawai maupun di upload pada web/laman Perusahaan. Penerapan dan Penegakan Etika bisnis dan Etika Kerja Nilai-nilai budaya perusahaan Fly-Hi telah mendasari penerapan dan penegakan etika kerja dan etika bisnis di Garuda Indonesia. Perusahaan secara intensif melakukan upaya sosialisasi, internalisasi, dan monitoring secara sistematis agar Panduan Etika Kerja dan Etika Bisnis yang dimiliki setiap pegawai benar-benar mendasari sikap dan perilaku kerja sehari-hari. Untuk mengukur implementasinya, secara periodik dilaksanakan survei dan evaluasi atas penerapan kode etik di seluruh unit kerja dan branch office.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
216 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
People Manager berperan sebagai role model dalam penegakan dan penerapan kode etik. Hasil penilaian kinerja individu juga dilihat dari aspek perilaku kerja melalui metode 360° Assessment pada saat Employee Performance Tracking setiap semester. Monitoring implementasi kode etik juga dilakukan secara “on-site” melalui observasi di seluruh unit dan branch office (domestik). Sistem pelaporan dalam penegakan etika bisnis juga dibangun agar Insan Garuda Indonesia selalu menghindarkan diri dari hal-hal yang terkait gratifikasi melalui penerapan Whistleblowing System. Program Pengendalian Gratifikasi Sebagai tindak lanjut dari ditandatanganinya Nota Kesepahaman antara Perseroan dengan Komisi Pemberantas Korupsi (“KPK”) pada tanggal 10 Februari 2011, Perseroan mencanangkan dan mulai melaksanakan Program Pengendalian Gratifikasi (“PPG”). Program pengendalian gratifikasi merupakan inisiatif program dalam rangka mengimplementasikan tata nilai perusahaan Fly Hi, terutama nilai-nilai kejujuran (honesty) dan integritas (integrity) serta implementasi dari prinsipprinsip Good Corporate Governance terutama prinsip transparansi, responsibilitas dan independen. Kebijakan pengendalian gratifikasi Perusahaan adalah bahwa setiap karyawan Garuda Indonesia tidak diperbolehkan menerima gratifikasi dan harus membuat laporan (disclose) kepada perusahaan apabila menerima gratifikasi karena dihadapkan pada kondisi yang sulit untuk melakukan penolakan. Perusahaan telah menerbitkan ketentuan detail mengenai penerimaan gratifikasi sebagai mana diatur dalam Surat Keputusan Direktur Utama No. JKTDZ/SKEP/50001/2013 tanggal 09 Januari 2013, sebagai berikut: (1). Pegawai Perseroan dan anggota keluarganya dilarang menerima gratifikasi dari Pihak lain. (2). Setiap penerimaan gratifikasi oleh pegawai Perseroan wajib dilaporkan kepada Unit Pengendali Gratifikasi. (3). Gratifikasi yang tidak wajib dilaporkan adalah: a) Diperoleh dari keluarga baik sedarah atau semenda dalam garis lurus ke atas dan atau ke bawah. b) Diperoleh dari pihak lain sebagai hadiah perkawinan, ulang tahun, khitanan anak, atau terkait dengan tradisi, musibah/bencana, atau sakit yang nilainya paling besar Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah) dari masing-masing pemberi pada setiap kegiatan atau peristiwa tersebut.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
c) Diperoleh dari atasan dan tidak bertentangan dengan pelaksanaan tugas. d) Diperoleh dari Panitia Penyelenggara, berupa fasilitas akomodasi/transportasi, hidangan, seminar kits, sertifikat yang secara umum diterima oleh peserta training, seminar, workshop, konferensi, sepanjang gratifikasi yang diterima tersebut biayanya tidak ditanggung oleh Perseroan. Perusahaan menjalin kerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam membangun pengendalian gratifikasi di Garuda Indonesia. KPK memberikan bantuan teknis dalam bentuk assessment atas kesiapan Garuda Indonesia untuk menjalankan program pengendalian gratifikasi serta pelatihan bagi Tim Program Pengendalian Gratifikasi (PPG) yang dibentuk Perusahaan. Penandatanganan komitmen antara Garuda Indonesia dengan KPK dilaksanakan pada tanggal 10 Februari 2011. Perusahaan melakukan sosialisasi program pengendalian gratifikasi secara intensif dan konsisten ke seluruh pegawai Garuda Indonesia melalui media komunikasi Perusahaan baik cetak maupun elektronik, seperti email dan intranet serta buletin dan majalah. Sosialisasi juga dilakukan melalui tatap muka dan diskusi dengan para pegawai. Sebagai media komunikasi dalam menyampaikan laporan gratifikasi, perusahaan menyediakan email khusus dengan alamat:
[email protected] Sosialisasi kepada pemangku kepentingan lainnya dilakukan dengan mengadakan pertemuan dengan para pemasok (vendor gathering) dan agen penjualan baik penumpang maupun kargo serta dengan memuat etika bisnis dan etika kerja Perusahaan pada website agar dapat diakses oleh para pemangku kepentingan. Perusahaan juga sedang melakukan proses sistem automasi untuk pengelolaan laporan penerimaan gratifikasi yang disampaikan oleh seluruh pegawai Garuda Indonesia dimana pelapor dapat melaporkan penerimaan gratifikasi dan mengupload dokumen pendukungnya secara online system, namun tetap bukti gratifikasi disampaikan kepada Perusahaan melalui unit Corporate Secretary. Sistem ini sekaligus merupakan sarana bagi perusahaan untuk melakukan sosialisasi program pengendalian gratifikasi kepada seluruh pegawai.
217
Program sosialisasi yang intensif atas prinsip dan kebijakan pengendalian gratifikasi Perusahaan bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman bagi pegawai maupun para pemangku kepentingan bahwa pengendalian gratifikasi merupakan salah satu aspek penting yang diupayakan oleh Perusahaan dalam membangun dan menumbuhkembangkan lingkungan kerja yang bersih dan berintegritas.
atau tindakan melawan hukum lainnya. Jadi sejatinya pengendalian gratifikasi adalah untuk melindungi pegawai dan meningkatkan harkat dan martabat para pegawai. Bagi perusahaan, pengendalian gratifikasi dapat meningkatkan efisiensi perusahaan dan yang paling utama adalah meningkatkan reputasi perusahaan karena berhasil mempraktikkan bisnis yang bersih, beretika dan bermartabat.
Pengendalian gratifikasi tidak hanya berdampak positif kepada Perusahaan, tetapi juga bagi pegawai maupun pemangku kepentingan lainnya. Bagi pegawai penolakan atas pemberian gratifikasi dapat menghindari perasaan untuk melakukan “balas budi” yang dapat mendorong terjadinya benturan kepentingan sehingga tidak lagi menjadi independen dalam pengambilan keputusan. Gratifikasi merupakan bahaya “laten” yang dapat mendorong pegawai menjadi “kecanduan” dan bila tidak terpenuhi maka dapat mendorong pegawai untuk melakukan tindakan melanggar prosedur dan pemerasan
Laporan Penerimaan Gratifikasi Hingga 30 Desember 2013 jumlah laporan penerimaan gratifikasi yang disampaikan oleh pelapor kepada perusahaan melalui unit Corporate Secretary sebanyak 102 laporan, dengan rincian 25 gratifikasi dalam bentuk uang tunai, 4 gratifikasi dalam bentuk check/voucher belanja dan 73 gratifikasi dalam bentuk barang dan atau makanan dengan status kepemilikan 17 laporan milik negara 71 laporan dikelola perusahaan dan 14 laporan telah disumbang kepada Panti Sosial.
Rekapitulasi Laporan Penerimaan Gratifikasi sampai dengan bulan Desember 2013 Jenis Gratifikasi
Jumlah Laporan
Uang Tunai Rp 17.982.500,-
5
Voucher Belanja senilai Rp 5.900.000,-
3
2 set Ball Point Mont Blanc
2
1 set Jam tangan Calvin Klein
1
2 buah Gelas dan Frame Foto
1
1 set Belt Salvatore Ferragamo
2
1 set Card Holder dan Ball Point
1
2 set Jaket Kulit
2
Cek Tunai Rp 5.000.000,-
1
Uang Tunai Rp 21.658.000,-
19
Barang-barang lainnya
41
Makanan dan/atau Minuman
14
Total Laporan
102
Tindak Lanjut
Ditetapkan menjadi milik Negara dan telah diserahkan melalui KPK
Dikelola perusahaan dan akan disumbangkan kepada Panti Sosial Telah disumbangkan kepada Panti Sosial
Jumlah laporan penerimaan gratifikasi pada tahun 2013 sebanyak 102 laporan, menurun jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang berjumlah sebanyak 128 laporan. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa kemungkinan antara lain keberhasilan program sosialisasi yang telah diadakan oleh Perusahaan sehingga pemberian gratifikasi oleh stakeholder menurun atau adanya keberanian dari Pegawai dalam menolak pemberian yang ditawarkan oleh stakeholder.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
218 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
Tindak Lanjut Laporan Gratifikasi Tahun 2013 Unit Corporate Secretary sebagai unit pengendali gratifikasi (UPG) menerima laporan penerimaan gratifikasi yang disampaikan oleh pegawai dan UPG merekapitulasi laporan dan menyampaikan kepada KPK secara berkala. KPK akan menetapkan status kepemilikan atas laporan gratifikasi dan menyampaikannya kepada Perusahaan. Data selengkapnya atas laporan dan penanganannya seperti termuat dalam tabel berikut ini.
No.
Tanggal Pelaporan
Surat dan Tanggal Tanggapan KPK
Jumlah Laporan
Catatan KPK
1
17 Januari 2013
11 laporan
-
Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001
2
18 Februari 2013
15 laporan
B-920/10-13/04/2013 10 April 2013
Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001
3
02 April 2013
3 Laporan
-
Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001
4
02 April 2013
3 Laporan
KEP-335/01-13/05/2013 KEP-336/01-13/05/2013 KEP-337/01-13/05/2013 10 Mei 2013
Milik Negara, memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001
5
01 Mei 2013
4 laporan
B. 1444/10-13/06/2013 07 Juni 2013
Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001
6
04 Juni 2013
1 laporan
KEP-739/01-13/10/2013 24 Oktober 2013
Milik Negara, memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001
7
04 Juni 2013
5 laporan
B-3094/10-13/10/2031 24 Oktober 2013
Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001
8
02 Juli 2013
10 laporan
B-1979/10-13/08/2013 15 Agustus 2013
Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001
9
12 Agustus 2013
9 laporan
B-2782/10-13/10/2013 02 Oktober 2013
Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001
10
12 Agustus 2013
1 laporan
KEP-697/01-13/09/2013 30 September 2013
Milik Negara, memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001
11
30 Agustus 2013
7 laporan
B-2899/10/13/10/2013 17 Oktober 2013
Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001
12
30 Agustus 2013
3 laporan
KEP-729/10-13/10/2013 KEP-730/10-13/10/2013 KEP-730/10-13/10/2013 16 Oktober 2013
Milik Negara, memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001
13
27 September 2013
1 laporan
KEP-874 A/01-13/11/2013 29 November 2013
Milik Negara, memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001
14
27 September 2013
6 laporan
B-3474/10-13/12/2013 04 Desember 2013
Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001
15
23 Oktober 2013
3 laporan
KEP-901/10-13/12/2013 KEP-902/10-13/12/2013 KEP-903/10-13/12/2013 12 Desember 2013
Milik Negara, memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001
16
23 Oktober 2013
1 laporan
B-3596/10/13/12/2013 16 Desember 2013
Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001
17
29 November 2013
3 laporan
KEP-65/10-13/01/2014 KEP-66/10-13/01/2014 KEP-67/10-13/01/2014 21 Januari 2014
Milik Negara, memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001
18
29 November 2013
5 laporan
B-167/10-13/01/2014 24 Januari 2014
Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
219
No.
Tanggal Pelaporan
Surat dan Tanggal Tanggapan KPK
Jumlah Laporan
KEP-107/01-13/02/2014 KEP-108/01-13/02/2014 06 Februari 2014
Catatan KPK
19
10 Desember 2013
2 laporan
20
10 Desember 2013
1 laporan
Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001
21
31 Desember
3 laporan
Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001
Penyaluran gratifikasi yang ditetapkan menjadi milik perusahaan Sebagai bagian dari warga industri yang baik (good corporate citizen), Perusahaan memiliki tanggung jawab sosial kepada masyarakat yang diwujudkan dengan menyalurkan gratifikasi kepada Yayasan Sosial. Pada tahun 2013 perusahaan telah menyalurkan gratifikasi dalam bentuk makanan dan minuman kepada Yayasan Sosial Marfati Tangerang (Graha Lansia, Rehabilitasi eks Kusta dan Balai Pengobatan) dan Rumah Yatim Piatu Putera Asih keduanya di Tangerang. Perusahaan juga telah menyalurkan sebagian gratifikasi dalam bentuk barang yang dapat dimanfaatkan kepada Panti Sosial Asuhan Anak di Babakan Ciamis, Bandung, dengan rincian:
No. 1
Jenis Barang
Banyaknya
Kaos
5 helai
2
Handuk
2 helai
3
Kemeja Batik
2 helai
4
Buku Agenda
31 buku
5
Ballpoint
6 buah
6
Memo pad
8 buku
7
Buku cerita anak
1 buku
8
Parfum berbagai merk
6 botol
Evaluasi Program Pengendalian Gratifikasi Garuda Indonesia bersama KPK melakukan evaluasi atas kebijakan dan implementasi program pengendalian gratifikasi. Hasil evaluasi bersama tersebut menghasilkan beberapa rekomendasi yang perlu dilakukan untuk perbaikan dan penyempurnaan sistem pengendalian gratifikasi di Perusahaan. Rekomendasi hasil evaluasi berupa rencana aksi sebagai berikut:
Milik Negara, memenuhi unsur Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001
1. Garuda Indonesia akan membuat kebijakan dan ketentuan yang lebih ketat mengenai batasan gratifikasi yang dikelola perusahaan terutama gratifikasi dalam bentuk honor pembicara. 2. Lebih memberdayakan Unit Pengendali Gratifikasi (UPG) Perusahaan untuk melakukan analisa dan membuat keputusan status kepemilikan atas laporan gratifikasi.
Rencana PPG di tahun 2014 Berdasarkan rekomendasi hasil evaluasi Garuda Indonesia dan KPK serta evaluasi internal perusahaan, maka untuk meningkatkan efektivitas sistem pengendalian gratifikasi, maka program kerja pengendalian gratifikasi tahun 2014 adalah sebagai berikut: 1. Melakukan sosialisasi kebijakan dan ketentuan baru mengenai gratifikasi kepada pegawai dan seluruh stakeholder Perusahaan. 2. Merencanakan dan mengadakan program pelatihan dan pengembangan pegawai yang bertanggung jawab atas program pengendalian gratifikasi 3. Melakukan sosialisasi atas sistem online laporan penerimaan gratifikasi.
Whistleblowing System Prinsip dan Kebijakan Sejak tahun 2010 Perusahaan telah mulai membangun sistem pelaporan pelanggaran berbasis web yang dikenal dengan nama Whistleblowing System (WBS). Penerapan WBS Garuda Indonesia telah disahkan berdasarkan melalui Surat Keputusan Direktur Utama No. JKTDZ/SKEP/50032/12 tanggal 13 Agustus 2012 dan disempurnakan dengan Surat Keputusan Direktur Utama No. JKTDZ/SKEP/50001/14 tanggal 30 Januari 2014.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
220 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
Whistleblowing System di Perusahaan merupakan penyempurnaan dari sistem penanganan laporan dugaan korupsi, kolusi dan nepotisme yang dijalankan sejak tahun 2006 dan disesuaikan dengan Pedoman Whistleblowing System yang diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). Pengembangan Whistleblowing System ini merupakan salah satu upaya untuk penegakan etika bisnis, etika kerja, serta upaya pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme. Sebagai Perusahaan yang berkomitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) penerapan Whistleblowing System menjadi salah satu sarana untuk mengawasi penegakan etika bisnis dan etika kerja di Perusahaan, karena memungkinkan seluruh unsur Perusahaan dan para pemangku kepentingan lainnya untuk menyampaikan laporan dugaan pelanggaran dan kecurangan (fraud) dan bentuk pelanggaran etika lainnya yang terjadi di Perusahaan. Pelapor dapat melaporkan secara online melalu sistem berbasis web dengan alamat www.ga-whistleblower.com. Dalam penerapan Whistleblowing System, Perusahaan memiliki kebijakan yang menjamin perlindungan atas identitas dari pelapor dan akan menggunakan berbagai cara untuk menjaga kerahasiaan identitas pelapor. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong pelaporan pelanggaran yang terjadi di Perusahaan dan menjamin keamanan pelapor maupun keluarganya. Program Kerja Keberhasilan penggunaan Whistleblowing System sebagai sarana untuk penegakkan etika bisnis dan etika kerja Perusahaan, harus didukung juga oleh perencanaan yang memberikan pedoman pada arah pengembangan Whistleblowing System. Untuk itu diperlukan adanya penyusunan program kerja untuk pengembangan Whistleblowing System setiap tahunnya. Setelah melakukan pencanangan WBS bersamaan dengan pencanangan etika Perusahaan dan Program Pengendalian Gratifikasi (PPG) pada tahun 2011, dan selanjutnya pada tahun 2012 Perusahaan melanjutkan program sosialisasi secara intensif kepada pegawai serta ke beberapa Mitra, Pemasok Perusahaan dan pemangku kepentingan lainnya, dan pada tahun 2013, untuk meningkatkan efektivitas dan penyempurnaan pengelolaan Whistleblowing
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
System Perusahaan menunjuk pihak independen yang bukan merupakan ensure Perusahaan untuk mengelola Whistleblowing System. Dengan adanya pihak independen ini penanganan laporan yang masuk ke Whistleblowing System akan terjaga independennya karena meminimalisir adanya risiko benturan kepentingan yang dapat terjadi apabila Whistleblowing System dikelola oleh pihak internal Perusahaan. Laporan WBS Selama tahun 2013 tercatat terdapat 63 laporan yang masuk ke website Whistleblower System www.ga-whistleblower. com. Laporan tersebut disampaikan oleh berbagai pihak, diantaranya oleh pegawai, pelanggan dan para pemangku kepentingan lainnya. Laporan yang masuk ke website Whistleblower System tersebut selanjutnya dianalisa untuk menentukan ada atau tidaknya indikasi pelanggaran etika bisnis dan etika kerja dari laporan yang disampaikan tersebut. Dari hasil analisa tersebut, pada tahun 2013 laporan yang masuk dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. 29 laporan kosong (46%) 2. 19 laporan terkait keluhan pelayanan/operasional (tidak terkait pelanggaran kecurangan & pelanggaran etika perusahaan) (30%) 3. 15 laporan terkait pelanggaran kecurangan dan etika perusahaan (24%) Selanjutnya, terhadap 15 laporan yang terkait Whistleblowing System, 9 laporan dilanjutkan prosesnya dengan investigasi oleh investigator yang ditunjuk. Dari proses investigasi yang dilakukan, 1 laporan terbukti kebenarannya dan 1 laporan tidak terbukti. Berdasarkan data-data tersebut tingkat prosentase laporan yang terbukti kebenarannya mencapai 7% dari total jumlah laporan terkait Whistleblowing System yang masuk. Pengelolaan Laporan WBS 2013 Pengelolaan sistem Whistleblowing System di Perusahaan dilakukan sesuai tata cara dan prosedur pelaporan yang telah ditetapkan oleh Perseroan. Pengelolaan Whistleblowing System meliputi kegiatan penanganan laporan, investigasi laporan, hingga penindakan terhadap terlapor apabila terbukti terjadi pelanggaran etika bisnis dan etika kerja. Pihak yang melakukan pengelolaan Whistleblowing System sejak pertengahan tahun 2013 telah dilakukan oleh pihak independen.
221
Dalam penanganan laporan yang masuk ke website Whistleblower System, ditangani oleh Whistleblowing System Office (WBS Officer) yang akan melakukan analisis mengenai ada atau tidaknya indikasi pelanggaran etika bisnis maupun etika kerja. Selanjutnya apabila laporan tersebut terindikasi adanya pelanggaran, maka selanjutnya akan dilakukan investigasi atas laporan yang masuk tersebut. Namun apabila tidak ada indikasi pelanggaran dan laporan tersebut merupakan laporan keluhan pelanggan maka WBS Officer akan menyampaikan laporan tersebut kepada unit yang bertanggung jawab terhadap penanganan keluhan pelanggan. Dalam menangani laporan tentang dugaan kecurangan yang tidak disertai dengan informasi yang jelas dan lengkap, maka WBS Officer akan berupaya untuk mendapatkan informasi tambahan dari pelapor. Namun apabila upaya ini tidak berhasil, maka laporan tersebut tidak dapat ditindaklanjuti dengan proses investigasi. Selain itu, untuk laporan yang sifatnya masukan maupun keluhan pelanggan, Perusahaan juga tidak melanjutkan prosesnya ke tahap investigasi melainkan akan diteruskan ke unit terkait di Perusahaan untuk ditindaklanjuti. Untuk laporan yang telah dianalisis dan terindikasi pelanggaran, maka selanjutnya akan dilakukan proses investigasi. Dalam proses investigasi, dilakukan
pengumpulan data dan informasi untuk dapat menemukan bukti-bukti yang cukup atas laporan yang berindikasi pelanggaran. Dari pengumpulan data dan informasi tersebut, nantinya akan dapat diketahui kebenaran suatu laporan yang disampaikan oleh pelapor. Apabila laporan dugaan kecurangan dan pelanggaran etika terbukti, maka investigator akan menyampaikan hasil investigasinya kepada Perusahaan untuk ditindaklanjuti. Evaluasi Pengelolaan Whistleblowing System Sejak awal dicanangkan pada tahun 2010 hingga saat ini, perbaikan terhadap penerapan dan pengelolaan Whistleblowing System terus dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan terus melakukan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman dan awareness Perusahaan maupaun para pemangku kepentingan, melakukan penyempurnaan peraturan, penggunaan pihak independen sampai dengan perbaikan sistem informasi teknologi yang digunakan untuk Whistleblowing System. Dari tahun ke tahun, terlihat adanya tren yang semakin meningkat untuk pelaporan melalui Whistleblowing System ini. Apabila dibandingkan jumlah laporan dugaan kecurangan dan pelanggaran etika yang disampaikan tahun 2012 melalui WBS, laporan di tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 200% dibandingkan dengan jumlah laporan tahun 2012.
Perbandingan Pencapaian Pengelolaan WBS
No
Jenis Laporan
2011
2012
2013
1
Laporan Kosong (Testing)/tidak terkait WBS
9
27
48
2
Laporan terkait WBS
7
5
15*
a. Laporan terkait WBS yang terbukti
4
4
1
b. Laporan terkait WBS yang tidak terbukti
3
1
1
Total Laporan Masuk
16
32
63
* sebagian besar laporan masih dalam proses investigasi
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
222 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
Program Kepemilikan Saham oleh Karyawan dan/atau Manajemen Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 15 November 2010 Perseroan telah memperoleh persetujuan untuk melaksanakan Management and Employee Stock Option Program (MESOP). Jumlah Saham yang dapat dibeli oleh peserta MESOP adalah sebanyak-banyaknya 219.617.660 saham. Perseroan telah mengumumkan pelaksanaan program MESOP sebagai berikut:
Tahapan
Masa Laku Hak Opsi
Harga Pelaksanaan
Keterangan Jumlah Hak Opsi
Hak Opsi Tahap I
10 Februari 2016
Rp 500
87.847.064
Hak Opsi Tahap II
30 November 2016
Rp 500
65.885.298
Hak Opsi Tahap III
30 November 2017
Rp 500
65.885.298
Periode pelaksanaan adalah 2 kali setiap tahun sesuai dengan Peraturan Pencatatan Efek No. I-A Lampiran Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta No. Kep-305/BEJ/072004 tanggal 19 Juli 2004 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta No. Kep-00001/ BEI/01-2014 tanggal 20 Januari 2014. Harga pelaksanaan opsi tersebut sudah sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku sebagaimana dikonfirmasikan oleh BEI dalam surat No. S-02342/BEI.PPJ/04-2011 tanggal 12 April 2011 perihal Persetujuan Pencatatam Saham Dalam Rangka Pelaksanaan Management Employee Stock Option Plan dan Employee Stock Option Plan (MSOP/ESOP). Perseroan telah menetapkan Periode Pelaksanaan baik untuk Tahap I, II dan III sesuai dengan Surat No. GARUDA/JKTDI/2006/12, tanggal 30 November 2012, perihal Perubahan Periode Pelaksanaan Management Employee Stock Option Plan. Periode Pelaksanaan adalah 30 Hari Bursa. Periode Pelaksanaan Pertama terhitung sejak tanggal 15 Mei 2013 dan untuk Periode Pelaksanaan Kedua dimulai 1 November setiap tahunnya sampai dengan masa laku Hak Opsi setiap tahap berakhir. Adapun persyaratan program MESA dan MESOP Tahap I adalah sebagai berikut: 1. Dewan Komisaris selain Komisaris Independen pada saat IPO dilaksanakan. 2. Direksi yang menjabat pada saat IPO dilaksanakan. 3. Pegawai tetap Perusahaan yang tercatat pada data Perusahaan pada tanggal 15 Januari 2011. 4. Pegawai yang tidak mendapat alokasi Program MESA adalah Pegawai yang pada tanggal 15 Januari 2011 berstatus:
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
a. Pegawai dalam status Cuti Luar Tanggungan Perseroan; b. Pegawai dalam status pembinaan; c. Pegawai yang ditempatkan di anak perusahaan/ instansi lain. Peserta Program MESOP tahap selanjutnya adalah: 1. Dewan Komisaris yang menjabat pada selambatlambatnya 14 hari sebelum penerbitan hak opsi, kecuali komisaris independen. 2. Direksi yang menjabat pada selambat-lambatnya 14 hari sebelum penerbitan hak opsi. 3. Pegawai tetap Perusahaan yang tercatat pada data Perusahaan selambat-lambatnya 14 hari sebelum penerbitan hak opsi. 4. Pegawai yang tidak mendapat alokasi Program MESOP adalah Pegawai yang pada 14 hari sebelum penerbitan Hak Opsi berstatus: a. Pegawai dalam status Cuti Luar Tanggungan Perseroan; b. Pegawai dalam status pembinaan; c. Pegawai yang ditempatkan di anak perusahaan/ instansi lain; d. Local Staff
223
Komitmen Terhadap Perlindungan Konsumen
1. Website GA
Prinsip dan Kebijakan Pelanggan merupakan stakeholders utama Perusahaan, oleh karena itu Perusahaan senantiasa meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan dan perlindungan yang optimal bagi para pelanggan. Peningkatan kualitas layanan dilakukan pada semua rantai perjalanan mulai dari tahap sebelum perjalanan (pre journey), selama perjalanan (in journey) dan setelah perjalanan (pre journey). Perusahaan telah menemukenali 28 titik (28 touch points) penting yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan secara signifikan. Pada titik titik inilah sumber daya Perusahaan dikerahkan untuk ditingkatkan kapabilitasnya, terutama melalui intervensi teknologi informasi dan komunikasi. Sebagai stakeholders utama, Perusahaan memberikan kesempatan dan melibatkan pelanggan untuk berperan dan memberikan kontribusi untuk kemajuan bersama. Pada era kolaborasi saat ini, dimana “keterbukaan” menjadi prinsip dasar yang sangat penting dalam membangun hubungan jangka panjang, Garuda Indonesia berupaya untuk menjalin hubungan pelanggan berdasarkan prinsip ”keterbukaan”. Untuk itu Perusahaan menyediakan berbagai saluran komunikasi interaktif yang mudah diakses oleh pelanggan, sehingga Perusahaan dapat mendengar keluhan, apresiasi maupun saran pelanggan. Berbagai feedback yang diterima baik berupa Keluhan (complaint), saran (suggestion) dan apresiasi (compliment) yang kemudian disebut sebagai Customer Voice. Kemudahan Akses Perusahaan menyediakan beberapa akses untuk menyampaikan Customer Voice baik berupa Compliment, Suggestion dan Complaint. Beberapa akses dimaksud adalah:
2. Suggestion Form Salah satu akses Customer Voice yang tersedia di Inflight magazine Garuda Indonesia, yaitu suggestion form. Merupakan media yang secara bersama digunakan untuk survei kepuasan pelanggan Garuda.
3. Call Centre Salah satu akses Customer Voice Garuda melalui Call Centre Garuda Indonesia: Contact Number: 23519999 atau 08041807807 pilih fitur Bahasa, Fitur: 2 Informasi dan Pengaduan.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
224 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
4. Surat elektronik (email): customer@garuda-indonesia. com Akses lain Customer Voice adalah melalui alamat email: customer @garuda-indonesia. Com
5. Media Massa Selain dari beberapa akses yang secara resmi disediakan perusahaan untuk menerima Feedback dari pelanggan, Perusahaan juga memantau masukan yang disampaikan pelanggan melalui berbagai media masa baik cetak maupun elektronik. Prosedur dan Instruksi Kerja Keseriusan Garuda Indonesia dalam menangani Customer Voices ditunjukkan dengan mengembangkan dan mengimplementasikan Standard Operating Procedures (SOP) dan Working Instruction yang diperlukan, di antaranya adalah: • SOP Penanganan Complaint Penumpang dan Bagasi • SOP Penanganan Bagasi Rusak • SOP Penanganan Temuan Barang Eks Kabin • SOP Penanganan Keluhan melalui berbagai Akses • SOP Penanganan Feedback melalui Email • SOP Penanganan Feedback melalui CCOL • SOP Penanganan Feedback melalui Suggestion Form • SOP Penanganan Feedback melalui Media Sosial • SOP Pemutakhiran dan Input Database Customer Voice • SOP Penyelesaian Customer Feedback System Irregularities Apresiasi dan Penghargaan Pelanggan Sebagai wujud komitmen Perusahaan dalam meningkatkan keterlibatan dan partisipasi pelanggan, Garuda Indonesia memberikan apresiasi dan penghargaan kepada pelanggan yang aktif memberikan masukan dan saran perbaikan kepada Perusahaan. Apresiasi dan penghargaan ini merupakan bagian dari program customer intimacy, yaitu bagi pelanggan yang setia menyampaikan masukan ke Garuda Indonesia baik berupa Compliment, Complaint dan Suggestion dalam kurun waktu satu tahun melalui berbagai akses yang disediakan akan mendapatkan apresiasi, yaitu:
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
• Best Month Compliment, Setiap bulan akan dipilih 3 Compliment terbaik yang akan dimuat dalam Inflight Magazine GA • End Year Gift, pemberian cindera mata akhir tahun • GA Birthday Gift, pemberian cindera mata pada momentum Ulang Tahun Garuda Indonesia. Berdasarkan Customer Voice yang disampaikan melalui berbagai saluran yang disediakan serta program apresiasi kepada pelanggan, kinerja layanan Perusahaan tahun 2013 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2012. Jumlah customer voice yang masuk meningkat 8%, Compliment dari penumpang meningkat sebesar 1% sementara Complaint turun sebesar 5%. Tindak Lanjut Customer voice yang diterima Perusahaan, merupakan informasi yang sangat berharga dan perlu ditindaklanjuti untuk perbaikan dan penyempurnaan proses di sepanjang rantai “28 Touch Points”. Setiap complaint pelanggan akan langsung ditangani untuk diselesaikan (pendekatan reaktif) sebagai upaya melakukan recovery service terhadap kegagalan/ketidaksempurnaan produk/ layanan. Perusahaan juga menggunakan data customer voices untuk merencanakan program perbaikan secara komprehensif sebagai upaya Perusahaan untuk melakukan tindakan preventif, agar Customer tidak dikecewakan oleh hal yang sama berulang kali (repeated complaint) Berbagai penyempurnaan program yang telah dan akan dilakukan: • Program Training bagi Frontliner untuk meningkatkan sikap pelayanan yang berbasis Indonesian Hospitality • Program Remain & Monitoring • Evaluasi dan penyederhanaan proses/prosedur yang terkait dengan pelayanan pelanggan • Customer Intimacy Program --> melakukan berbagai upaya komunikasi/membina keeratan dengan pelanggan lewat berbagai event momentum • Strategic Program – Evaluasi SLA dengan Ground Handling Agent khususnya untuk peningkatan pelayanan Pre Flight (Check In Service, Boarding Process) dan Post Flight (Baggage Handling).
225
Perusahaan menempatkan Unit Customer Service di setiap bandara yang disinggahi untuk membantu menangani pelanggan yang menghadapi masalah serta untuk memastikan adanya tindakan korektif yang harus segera dilakukan apabila layanan yang diberikan tidak sesuai harapan pelanggan. Hasil-Hasil yang Dicapai Melalui pengelolaan data customer voice, tindakan korektif dan preventif yang dilakukan secara konsisten memberikan hasil yang positif. Tingkat indeks kepuasan pelanggan dapat dipertahankan pada kisaran indeks 84 di tahun 2013. Dengan skala pengukuran 100, indeks tersebut menunjukkan bahwa pelanggan Garuda Indonesia berada pada level Satisfaction/ Puas terhadap kinerja layanan secara keseluruhan. Customer Satisfaction Index ini kemudian digunakan sebagai informasi untuk menetapkan fokus pengembangan dan strategi Perusahaan ke depannya.
Rencana Program GCG Tahun 2014 Untuk meningkatkan penerapan GCG pada tahun 2014 Garuda Indonesia memiliki rencana kerja terkait penerapan GCG sebagai berikut: 1. Penyesuaian dan perubahan Anggaran Dasar, Pedoman Kebijakan Perusahaan dan Board Manual. 2. Pembuatan Board of Director Policy. 3. Keikutsertaan dalam Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2013 yang diselenggarakan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) dengan tema “Corporate Governance dalam Perspektif Organisasi Pembelajaran”. 4. Sosialisasi Etika Bisnis & Etika Kerja dan perubahan sistem Program Pengendalian Gratifikasi, serta Whistleblowing Systems kepada jajaran internal Garuda Indonesia dan pemangku kepentingan.
Asuransi Penumpang Sebagai wujud tanggung jawab Perusahaan atas keselamatan dan keamanan penumpang, Perusahaan mengasuransikan semua penumpang. Pada tahun 2013, Perusahaan telah membayarkan premi asuransi (Liability Insurance) bagi penumpang sebesar USD 7.168.404. Hal ini merupakan bukti komitmen Perusahaan untuk memberikan perlindungan bagi para pelanggan dan keluarganya, sehingga pelanggan yang terbang bersama Garuda Indonesia senantiasa merasa aman, nyaman dan selamat sampai tujuan. Sehubungan dengan mulai berlakunya Peraturan Menteri Perhubungan No. 77 tahun 2011 dan Peraturan Menteri Perhubungan No. 92 tahun 2011 pada tanggal 1 Januari 2012, yang mengatur mengenai tanggung jawab pengangkut angkutan udara terhadap kejadian kecelakaan dan ketidaknyamanan perjalanan, Garuda sudah melakukan persiapan terkait asuransi penumpang yang wajib dimiliki oleh seluruh pengangkut domestik.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
226 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasi Data Perusahaan
Profil Komite-Komite Komite Audit
Betti Setiastuti Alisjahbana Ketua
Chaerul Djusman Djakman Anggota
Prasetyo Suhardi Anggota
Wendy Aritenang Wakil Ketua
Menjadi anggota Komite Audit sejak Oktober 2012. Beliau saat ini juga menjabat sebagai Anggota Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI) dan staf pengajar dan peneliti Departemen Akuntansi FEUI. Beliau memiliki sertifikasi dalam bidang akuntansi dan CSR, sertifikasi dosen dan sertifikasi sebagai asesor program studi. Sebelumnya, beliau adalah Ketua Pusat Pengembangan Akuntansi Universitas Indonesia (PPA UI) dan Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI). Beliau pernah menjabat sebagai asesor Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi untuk program studi Akuntansi dan Manajemen universitas seluruh Indonesia, asesor tatakelola perusahaan, spesialis teknis industri perbankan, membantu penilaian manajemen mutu perusahaan berdasarkan ISO 9001/2008, dan juri dalam berbagai perlombaan dan award. Beliau terlibat aktif dalam kegiatan asosiasi profesi seperti Ikatan Akuntan Indonesia, Institut Akuntan Publik Indonesia, ikatan akuntan yang peduli terhadap masalah sosial dan lingkungan (National Center for Sustainability of Reporting (NCSR)), dan Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Pendidik.
Menjadi anggota Komite Audit sejak Januari 2013. Beliau saat ini juga menjabat sebagai anggota Advisory Board Institut Teknologi Bandung, Partner TASS Consulting. Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Associate Director di Price Waterhouse Indonesia Konsultan, Manager di SGV Utomo/Andersen Consulting, mengelola pelaksanaan manajemen proyek konstruksi di Sarana Metropolitan/ Stopha Corporation, pengelolaan manajemen proyek pembangunan Pertamina LNG Arun.
Profil lengkap dapat dilihat pada bagian Profil Dewan Komisaris.
Chaerul Djusman Djakman lahir 28 Januari 1962, meraih gelar Doktor bidang akuntansi di Universitas Indonesia (UI), Master in Business Administration dari University of Colorado at Boulder, USA dan Sarjana Ekonomi dan akuntan dari Universitas Indonesia.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Prasetyo Suhardi lahir 6 Februari 1951, meraih gelar Sarjana Teknik Industri di Institut Teknologi Bandung (ITB), menempuh pendidikan Business Management Process Program di Asian Institute Management.
227
Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko
Peter F. Gontha Ketua
Asril Fitri Syamas Anggota
Ahmad Ridwan Dalimunthe Anggota
Chris Kanter Wakil Ketua
Menjadi anggota Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko sejak Mei 2012. Sebelumnya pernah menjabat sebagai anggota Komite Kebijakan Risiko sejak November 2008. Sejak Mei 2013, beliau telah menyelesaikan tugasnya untuk selama 31 tahun di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan juga sebagai Chairman of Board of Director pada IPTN North America Inc. Seattle, USA pada bulan Nopember 2013 Saat ini beliau menjabat Ketua Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI), suatu lembaga intermediasi yang memiliki kompetensi dalam penumbuhkembangan wirausaha baru berbasis inovasi.
Menjadi anggota Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko sejak Oktober 2012. Beliau saat ini juga menjabat sebagai Head of BOC Secretariat PT First Media Tbk., Direktur PT Sidiq Indonesia di Yogyakarta, Pendiri dan Direktur CV Momentum Anak Negeri di Yogyakarta, Pendiri dan Direktur CV Yakin Usaha Sampai di Yogyakarta.
Profil lengkap dapat dilihat pada bagian Profil Dewan Komisaris.
Ahmad Ridwan Dalimunthe lahir 25 Juli 1970, meraih gelar Sarjana di bidang Sosiologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Magister Manajemen Bisnis Internasional dari UGM.
Sebelumnya pernah menjabat Sebagai Presiden Komisaris PT Nusantara System International, Direktur Keuangan dan Komisaris pada PTIndustri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) Asril Fitri Syamas lahir 30 April 1957, meraih gelar Sarjana Teknik Elektro dari Universitas Indonesia, Master di bidang Technological Economics dari University of Stirling, Inggris. Tahun 2009, memperoleh Sertifikat Profesional Manajemen Risiko dari Lembaga Sertifikasi Profesi Manajemen Risiko (LSPMR).
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
228 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasi Data Perusahaan
Profil Internal Audit, Sekretaris Perusahaan, dan Komunikasi Perusahaan
Sri Mulyati Vice President Internal Audit
Ike Andriani Vice President Corporate Secretary
Pujobroto Vice President Corporate Communications
Menjabat sebagai VP Internal Audit sejak Mei 2000. Sebelumnya, beliau merintis karir di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sejak tahun 1984, dengan posisi terakhir sebagai Kepala Seksi Pengawasan Kontraktor Minyak Asing.
Menjabat sebagai VP Corporate Secretary sejak Oktober 2009. Sebelumnya, beliau bekerja di PT XL Axiata Tbk. (dahulu PT Exelcomindo Pratama Tbk.) sejak tahun 2005 dengan posisi terakhir sebagai Corporate Secretary dan Kepala Divisi Hukum & Manajemen Tata Kelola.
Menjabat sebagai VP Corporate Communications sejak tahun 2009. Sebelumnya, beliau menjabat VP Corporate Secretary sejak tahun 2007, dan berbagai posisi lain di Garuda Indonesia. Karir sebelumnya adalah di Indo PR, konsultan public relations.
Sri Mulyati lahir 2 Juni 1956. Meraih gelar Sarjana di bidang Ekonomi Akuntansi dari Universitas Airlangga, Surabaya, tahun 1982.
Ike Andriani lahir 9 Juli 1971. Meraih gelar Sarjana di bidang Hukum dari Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, tahun 1994.
Pujobroto lahir 12 September 1958. Meraih gelar Sarjana di bidang Ilmu Sosial dan Politik dari Universitas Indonesia, tahun 1987, dan kemudian gelar Master di bidang Public Relations dari Pittsburgh University, AS.
Garuda Indonesia 2013 Laporan Tahunan
229
Profil Sekretaris Dewan Komisaris
Achmad Jaka Santos Adiwijaya Sekretaris Dewan Komisaris Menjadi Sekretaris Dewan Komisaris sejak Mei 2012. Beliau saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama di PT Tjahaja Elektrik, Dosen Tamu di Fakultas Teknik Sipil Magister Infrastruktur Universitas Indonesia, Dosen di Fakultas Hukum, Magister Hukum Universitas Djuanda. Sebelumnya, beliau adalah Senior Partner di Simbolon and Partners, Partner di AZP Legal Consultant, Kepala Unit Hukum PT Elnusa Tbk, Group Head, Vice President di Asset Management Investment (AMI), Divisi Penyelesaian Kewajiban Pemegang Saham 2, Badan Penyehatan Perbankan Indonesia (BPPN). Achmad Jaka Santos Adiwijaya lahir 7 Juli 1969, meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Padjadjaran, lalu meraih Doktor bidang hukum di Universitas Padjadjaran, Master of Laws di Corporate and Commercial Law, Law School, the University of Technology Sydney Australia.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Rencana pengoperasian dedicated terminal Garuda Indonesia di sejumlah bandara domestik mulai tahun 2014 diharapkan mendukung peningkatan aspek pelayanan dalam kemudahan dan kenyamanan penumpang.
232 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Bagi Garuda Indonesia, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) merupakan salah satu sarana untuk mengakar dan berkembang bersama masyarakat. Komitmen yang dimiliki Garuda Indonesia dalam melaksanakan tanggung jawab sosial diwujudkan melalui berbagai kegiatan yang direncanakan secara matang dan dilakukan secara berkesinambungan. Tujuannya adalah untuk menciptakan dampak positif yang maksimal, dalam arti memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi karyawan, konsumen, pemegang saham, serta masyarakat luas dan manfaat tersebut dapat dirasakan dalam jangka panjang. Pelaksanaan CSR di Garuda Indonesia sangat erat hubungannya dengan pembangunan berkelanjutan, dimana kegiatan perusahaan tidak semata-mata berdasarkan faktor keuangan namun juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun jangka panjang.
A. VISI DAN MISI PELAKSANAAN CSR
Seiring dengan pengembangan rute dan jaringan penerbangan, maka jangkauan program CSR Garuda Indonesia semakin berkembang dan meluas ke berbagai wilayah Nusantara.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Visi dan misi merupakan kunci utama dalam menjalankan segala kegiatan Perusahaan, termasuk dalam membuat perencanaan kegiatan CSR. Komitmen Garuda Indonesia tersebut tertuang dalam visi dan misi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan berikut: Visi Menjadi pengelola Corporate Social Responsibility yang efektif dan tepat guna sehingga memberikan dampak positif terhadap masyarakat, lingkungan, dan Perusahaan. Misi Berkomitmen dalam pemberdayaan ekonomi, sosial, dan lingkungan masyarakat di Indonesia melalui program berkelanjutan yang inovatif.
233
18,47
Rp
Nilai bantuan pelaksanaan program “Garuda Indonesia Peduli” selama tahun 2013.
Miliar
B. GARUDA INDONESIA PEDULI Garuda Indonesia menyadari bahwa setiap kemajuan yang diraih oleh Perusahaan selayaknya harus dapat dinikmati pula oleh masyarakat. Untuk tujuan tersebut, Garuda Indonesia menyusun berbagai program kerjasama yang dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan lingkungan. Program-program tersebut berada di bawah payung program yang dinamakan “Garuda Indonesia Peduli”. Melalui Garuda Indonesia Peduli, berbagai kegiatan CSR yang dilakukan oleh Garuda Indonesia dilaksanakan secara terintegrasi untuk memberi hasil yang lebih efektif, berdampak luas, dan berkelanjutan.
4.881 Mitra Binaan
Jumlah Usaha Kecil Menegah (UKM) di Indonesia yang telah menjadi Mitra Binaan melalui program “Garuda Indonesia Peduli”.
Program-program “Garuda Indonesia Peduli” merupakan bentuk penerapan konsep Triple Bottom Line (Economic, Environment and Social) yang diwujudkan oleh Perusahaan melalui upaya menyeimbangkan kesinambungan profitabilitas (economic) dengan kesejahteraan masyarakat (social) dan pelestarian lingkungan (environment). Pada tahun 2013, seiring dengan pengembangan rute dan jaringan penerbangan, maka jangkauan program CSR Garuda Indonesia semakin berkembang dan meluas ke berbagai wilayah Nusantara.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
234 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Secara keseluruhan, pada tahun 2013 Garuda Indonesia telah mengalokasikan Rp 18,47 miliar untuk melaksanakan programprogram “Garuda Indonesia Peduli” dengan jangkauan program hingga ke titik-titik luar wilayah Indonesia, seperti provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Papua. Hal ini menggambarkan upaya Perusahaan dalam pemerataan pelaksanaan program CSR di Indonesia.
Penyaluran Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 2013 (Rp) Kegiatan “Garuda Indonesia Peduli”
Jumlah 2013
Akumulasi s.d. 2013
CSR
13.557.790.112
27.030.302.554
Pinjaman Kemitraan
955.000.000
50.826.188.543
Pembinaan Kemitraan
264.447.595
12.507.603.165
3.698.209.479
30.274.521.381
Bina Lingkungan BUMN Pembina Bina Lingkungan BUMN Peduli Total
Sebagai BUMN, pelaksanaan program “Garuda Indonesia Peduli” turut mengacu pada Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-05/MBU/2007 dan PER-08/MBU/2013 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan program Bina Lingkungan.
Melalui Program Pinjaman dan Program Pembinaan Kemitraan, Garuda Indonesia menyalurkan pinjaman modal untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) yang tersebar di seluruh Indonesia. Program Kemitraan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Bantuan permodalan itu diberikan kepada UKM mitra binaan untuk mendukung
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
4.458.289.860 125.096.905.503
pengelolaan usaha yang baik dan mendorong potensi pertumbuhan bisnis yang mereka miliki. Penyaluran dana kemitraan diberikan melalui sinergi antar BUMN, LSM atau lembaga lain yang berkompeten.
Program Kemitraan yang dijalankan Garuda Indonesia terdiri dari dua komponen, yakni: 1. Pemberian pinjaman lunak untuk modal kerja dan atau pembelian aktiva tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan, 2. Pembinaan yang bersifat hibah dan diperuntukkan bagi pendidikan, pelatihan, pemagangan, promosi dan hal-hal lain yang menyangkut peningkatan produktivitas Mitra Binaan.
Hingga akhir tahun 2013, secara keseluruhan Garuda Indonesia telah memiliki 4.881 mitra binaan yang terdiri atas 4.157 mitra binaan yang dibina melalui sinergi antar BUMN dan lembaga lainnya, seperti PT Permodalan Madani (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero), dan PT Perkebunan Nusantara X (Persero) dan 724 mitra binaan yang dibina secara langsung oleh Perusahaan.
1. Garuda Indonesia Peduli Perekonomian Kemajuan perekonomian masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah operasional Perusahaan merupakan salah satu indikator keberhasilan program CSR yang dijalankan Perusahaan. Garuda Indonesia sebagai BUMN Pembina telah melaksanakan Program Kemitraan melalui penyaluran dana program kemitraan dan membina serta memantau perkembangan usaha kecil atau Mitra Binaan.
0 18.475.447.186
235
Mitra Binaan sampai dengan Tahun 2013 Provinsi
Penyaluran Dana Program Kemitraan Langsung & Sinergi BUMN/Lembaga Penyalur (Rp) Mitra Binaan
Bali
117
Banten
143
Daerah Istimewa Yogyakarta
115
DKI Jakarta
Sektor Industri
13
Gorontalo *
2.542
Jawa Barat Jawa Tengah
154
Jawa Timur
363
Kalimantan Barat
351
Kalimantan Selatan Nanggroe Aceh Darussalam
30
Nusa Tenggara Barat
417
Nusa Tenggara Timur
23
Sulawesi Barat
25
Sulawesi Selatan
153
Sumatera Barat
243
Timor Timur **
3
Total
Industri Jasa Total
805.000.000
Komposisi 84%
150.000.000
16%
955.000.000
100%
3.941.500.000
7,75%
940.000.000
1,85%
Sektor Perkebunan
2.030.000.000
3,99%
Sektor Pertanian
29.114.383.543
57,28%
687.180.000
1,35%
50.826.788.543
100%
Garuda Indonesia juga melakukan pembinaan terhadap mitra binaan melalui kegiatan pendidikan, pelatihan, pemagangan, dan promosi. Pada tahun 2013, Garuda Indonesia telah menyalurkan dana untuk pembinaan sebesar Rp 264 Juta. Garuda Indonesia juga membantu mitra binaan untuk melakukan promosi, antara lain melalui kegiatan pameran yang diikuti oleh mitra binaan selama tahun 2013, seperti: 1. Adiwastra Indonesia ke-6 2013 2. Bazar Ramadhan 2013 3. Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) 2013 4. Pameran APEC di Bali 5. Pameran HUT IIP-BUMN dan Hari Ibu
Garuda Indonesia juga memberikan kesempatan pada mitra binaan untuk mempromosikan produknya pada katalog penjualan di pesawat, dan menggunakan produk mitra binaan (kerajinan perak) sebagai salah satu atribut seragam awak kabin.
Pada tahun 2013, Perusahaan menyalurkan dana pinjaman kemitraan sebesar Rp 955 Juta melalui penyaluran secara langsung kepada 11 mitra binaan yang tersebar di wilayah Jawa Barat (4 Mitra Binaan), Bali (6 Mitra Binaan), dan Lombok (1 Mitra Binaan). Tabel berikut ini menunjukkan penyaluran pinjaman kemitraan pada tahun 2013 berdasarkan sektor bisnis.
Jumlah 2013
Sektor Perdagangan
Penyaluran pinjaman kemitraan yang telah berlangsung dari tahun ke tahun telah membantu sejumlah usaha kecil-menengah dalam mengembangkan usaha mereka dan pada akhirnya membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.
4.881
Penyaluran Dana Kemitraan Tahun 2013 (Rp)
3,30%
*) Sesuai instruksi Kementrian BUMN terkait Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K) melalui sinergi BUMN. **) Sudah tidak aktif sejak tahun 1999
24,47%
1.676.500.000
Total
3
Sulawesi Utara
12.437.225.000
Sektor Peternakan
5
Komposisi
Sektor Jasa Sektor Perikanan
181
Akumulasi s.d. 2013
Hingga akhir tahun 2013, total penyaluran dana kemitraan Garuda Indonesia mencapai Rp50.826.788.543 baik melalui penyaluran langsung maupun sinergi BUMN/Lembaga Penyalur.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
236 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Untuk memastikan efektivitas penggunaan dana bantuan kemitraan, serta sebagai salah satu upaya mempertahankan kualitas usaha mitra binaan, Garuda Indonesia selalu melakukan pemantauan dan supervisi terhadap perkembangan mitra binaan. Tingkat efektivitas penyaluran dana kemitraan Garuda Indonesia tercatat sebesar 20,09% atau skor 3 dan kinerja kolektabilitas piutang pinjaman mitra binaan di tahun 2013 juga meraih skor 3, dengan pencapaian sebesar 77,96%.
Penyaluran dana kemitraan ditangguhkan pada awal tahun 2013 sesuai dengan Surat Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategi BUMN nomor S-92/05.MBU/2013 tanggal 3 April 2013 tentang peniadaan sementara penyaluran program kemitraan di tahun 2013. Sementara itu, berdasarkan surat edaran Kementrian BUMN BUMN No. S-723/MBU/2013 tanggal 3 Desember 2013 terkait tidak optimalnya program kemitraan akibat beberapa perubahan kebijakan, maka penilaian indikator skor efektivitas penyaluran pada tahun 2013 dapat diberikan penyesuaian skor 3.
bertanggung jawab untuk meminimalkan dampak negatif. Aspek lingkungan yang telah menjadi pilar CSR merupakan bagian dari komitmen Garuda Indonesia untuk menjadi Green Airline dan dalam membantu mencegah atau meminimalkan dampak pada pelestarian lingkungan.
Upaya tersebut diterapkan oleh Perusahaan melalui pengoperasian bisnis berwawasan lingkungan yang bertujuan untuk menurunkan tingkat emisi dan limbah serta menghemat penggunaan energi dan sumber daya alam lainnya. Hal ini sejalan dengan visi IATA yang menargetkan efisiensi penggunaan bahan bakar sebesar 1,5% setiap tahun mulai 2009 hingga 2020, pertumbuhan 0% karbon pada tahun 2020, dan penurunan tingkat emisi hingga 50% pada tahun 2050.
Komitmen Garuda Indonesia untuk meminimalkan dampak aktivitas bisnis terhadap kelestarian lingkungan hidup terwujud melalui program-program Garuda Indonesia Peduli Lingkungan yang diantaranya adalah:
Efektivitas Penyaluran Dana Kemitraan
92,77
80,35
77,96
3
3
Kolektibilitas Piutang Pinjaman Kemitraan
68,92 3
65,23
3 2
17,95
20,09
0
0
10
11
12
13
Efektivitas Penyaluran Dana Kemitraan (%) Skor
2. Garuda Indonesia Peduli Lingkungan
Garuda Indonesia menyadari, bisnis apapun dapat berjalan dengan baik di tengah lingkungan yang sehat. Itu sebabnya, setiap perusahaan harus mempertimbangkan efek yang ditimbulkan oleh kegiatan bisnisnya terhadap lingkungan dan
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
13,09 1 10
11
12
13
Kolektibilitas Piutang Pinjaman Kemitraan (%) Skor
1. Program Earth Hour 2009-2013 Sejak tahun 2009, bersama dengan seluruh masyarakat dunia, Garuda Indonesia berpartisipasi dalam program Earth Hour, dengan cara melakukan pemadaman lampu selama 1 jam setiap hari Sabtu di minggu terakhir bulan maret setiap tahunnya.
237
Pencapaian Garuda Indonesia Group dalam Program Earth Hour 2009
2010
2011
2012
2013
160 Pegawai
130 Pegawai
179 Pegawai
350 Pegawai
225 Pegawai
21 Branch Office (BO)
25 BO
6 BO, 2 SBU & Subsidiaries
31 BO, 8 SBU & Subsidiaries
12 BO, 8 SBU & Subsidiaries
Menghemat: 572.000 Watt
Menghemat: 430.000 Watt
Menghemat: 2.158.527 Watt
Menghemat: 3.117.328 Watt
Menghemat: 4.821.312 Watt
Garuda Indonesia Group mampu mencegah lepasnya gas rumah kaca ke atmosfer sebesar 0,51 ton CO2
Garuda Indonesia Group mampu mencegah lepasnya gas rumah kaca ke atmosfer sebesar 0,38 ton CO2
Garuda Indonesia Group mampu mencegah lepasnya gas rumah kaca ke atmosfer sebesar 1,92 ton CO2
Garuda Indonesia Group mampu mencegah lepasnya gas rumah kaca ke atmosfer sebesar 2,43 ton CO2
Garuda Indonesia Group mampu mencegah lepasnya gas rumah kaca ke atmosfer sebesar 3,77 ton CO2
2. Fuel Conservation Program Emisi gas buang memiliki korelasi erat dengan penggunaan bahan bakar, sehingga penghematan bahan bakar atau fuel conservation dapat mengurangi jumlah emisi gas buang. Fuel conservation merupakan program penghematan pemakaian bahan bakar akan terus dijalankan oleh Garuda Indonesia, melalui penerapan beberapa langkah strategis berikut: • Potable Water Management • Optimum center of gravity • Nearest Alternate • Cost Index • ATC Coordination (Direct Routes & Optimum Flight Level) • Pilot Flight Technique • Maintenance Program 3. Pembuatan Buku Daur Ulang Garuda Indonesia melakukan program daur ulang kertas bekas yang berasal dari kertas bekas kertas karbon tiket dan dokumen yang tidak digunakan kembali untuk menjadi buku tulis, notes dan memopad. Program ini merupakan program berkelanjutan yang dirintis sejak tahun 2010. Notes dan memopad tersebut digunakan oleh unit Training and Development Garuda Indonesia sebagai training kit baik untuk kebutuhan pelatihan internal maupun dengan pihak eksternal. Buku tulis daur ulang yang dihasilkan kemudian dibagikan ke sekolah-sekolah dan meningkatkan kampanye Peduli Lingkungan & Peduli Pendidikan kepada masyarakat bekerja sama dengan berbagai pihak. Pada tahun 2013 saja, produksi buku tulis mencapai kurang lebih 500.000, dan secara keseluruhan program ini telah menghasilkan lebih dari 1.500.000 buku daur ulang.
4. Penggunaan Paper Cup Garuda Indonesia menerapkan penggunaan paper cup untuk penyajian minuman panas dan dingin pada in-flight service baik untuk penerbangan domestik dan internasional. Paper cup adalah produk yang ramah lingkungan ini karena terbuat dari bahan dasar alami yang bebas bahan beracun dan dapat terurai secara alami dalam waktu singkat ketika sudah tidak dipakai lagi dan bercampur dengan tanah. 5. Embargo Kargo Sirip Hiu Pada tanggal 7 Oktober 2013, SBU Cargo Garuda Indonesia mengeluarkan Cargo Information Notice yang berisikan informasi mengenai penolakan untuk mengangkut kargo sirip hiu baik untuk rute domestik maupun internasional. SBU Cargo menolak semua jenis pengiriman sirip hiu, dan akan mengembalikan sirip hiu kepada pemilik kargo jika sudah terlanjur diterima. Hal ini mulai diberlakukan terhitung tanggal 8 Oktober 2013. 6. Garuda Indonesia Eco Office Garuda Indonesia memahami bahwa bangunan merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap pemanasan global. Itu sebabnya, Kantor Pusat Garuda Indonesia dibangun dengan konsep eco-building, antara lain dengan mengurangi penggunaan cahaya lampu melalui pemasangan dinding kaca dan penataan lampu sesuai letak untuk mendapatkan pencahayaan yang optimal namun efisien. Selain itu, pengelola gedung juga mematikan pendingin ruangan setelah jam kerja untuk areaarea non operasional. Upaya penghematan air dilakukan melalui aspek pengelolaan sumber daya air di seluruh area kerja Garuda Indonesia dengan mengurangi tingkat debit air dan penggunaan hand wash detector. Garuda Indonesia juga membuat
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
238 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
lubang resapan biopori untuk mengurangi bencana banjir, meningkatkan cadangan air tanah, serta mempercepat terjadinya penyerapan air hujan. Garuda Indonesia terus memaksimalkan lahan hijau yang ada di area perkantoran sebagai daerah penghijauan dan resapan air dengan meningkatkan jumlah penanaman pohon pelindung baru. 7. Program “More Passengers More Trees” Program “More Passengers More Trees” menjadi bagian komitmen Garuda Indonesia untuk mengiringi laju kenaikan penumpang dengan pertambahan jumlah pohon sebagai langkah nyata untuk mengurangi emisi karbon. Melalui “More Passengers More Trees”, Peseroan telah melaksanakan penanaman 19.100 pohon pada tahun 2013 dengan detil pelaksanaan sebagai berikut: • Penanaman 10.000 Pohon Tumbuhan Asli Kawasan Jawa-Bali di Ecopark Cibinong Science Centre-LIPI Program yang sudah dimulai sejak tahun 2010 ini sudah memasuki tahap kedua. Program yang terselenggara atas kerjasama Garuda Indonesia, Yayasan KEHATI, dan LIPI tersebut secara keseluruhan telah menanam 20.000 pohon di Kawasan Jawa-Bali, Ecopark Cibinong Science Centre-LIPI. • Penanaman 8.000 Pohon Mahoni di Agam, Sumatera Barat Kegiatan penanaman pohon di Jorong, Kab. Agam, Sumatera Barat tersebut merupakan bagian dari kegiatan bantuan bencana alam longsor yang menimpa wilayah yang sama pada bulan Februari 2013. Penanaman 8.000 pohon tersebut tidak hanya berfungsi sebagai penghijauan namun juga dapat membantu memulihkan kondisi tanah dan daya serap air demi mencegah longsor di kemudian hari. • Penanaman 1.100 Pohon di Bali dan DKI Jakarta Kegiatan penanaman pohon di Bali merupakan bagian dari kegiatan “Bali’s Big Eco weekend” yaitu kegiatan yang mengajak komunitas dan turis untuk berpartisipasi menjaga kebersihan pulau Bali. Jenis pohon yang ditanam pada kegiatan tersebut adalah Kelapa, Ketapang dan Waru dengan total mencapai 500 pohon. Sementara itu, kegiatan penanaman pohon di Jakarta merupakan bagian dari kegiatan CSR Garuda Indonesia bersama Ikatan Isteri Pimpinan BUMN (IIP BUMN) untuk penghijauan di wilayah yang terkena banjir di DKI Jakarta pada bulan Januari 2013.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
8. Program “Bali Beach Clean Up” Program “Bali Beach Clean Up” yang merupakan kerjasama antara Garuda Indonesia, Coca Cola Amatil dan Quick Silver Indonesia berupaya mengembalikan Bali sebagai salah satu wajah pariwisata Indonesia sejak bergabung dalam program tersebut di tahun 2012. Melalui program kerjasama “Bali Beach Clean Up” antara ketiga perusahaan tersebut, Garuda Indonesia telah menyumbangkan dua mesin pembersih pantai Barber Surf Rake untuk menyapu berbagai jenis sampah dari atas pasir dengan instan. Kedua unit mesin itu digunakan untuk membersihkan garis pantai sejauh 9,6 km dari pantai Kuta, Seminyak, Jimbaran, Legian, dan Kedonganan. Sementara itu kerjasama ini juga menghasilkan kegiatan “Bali’s Big Eco Weekend” yaitu sebuah kegiatan yang melibatkan wisatawan asing maupun lokal di Bali untuk ikut menjaga kebersihan pantai melalaui tantangan pengumpulan sampah terbanyak. 9. Indonesia Business Council for Sustainable Development Garuda Indonesia bersama-sama dengan beberapa perusahaan lain terus mempromosikan pembangunan berkelanjutan melalui Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) yang berdiri sejak tahun 2011. 3. Garuda Indonesia Peduli Pembinaan Masyarakat
Program Pembinaan Masyarakat Garuda Indonesia adalah wujud kepedulian dan komitmen Perusahaan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan dan program Pembinaan Masyarakat pada sektor-sektor Pendidikan dan Olahraga, Kesehatan, Bantuan Bencana Alam, Sarana dan Prasarana Umum serta Sarana Ibadah. a. Pendidikan, Pelatihan dan Olahraga • Program Pengembangan dan Pelatihan Masyarakat Perajin Tenun Garuda indonesia berpartisipasi dalam upaya pelestarian warisan budaya Indonesia, salah satunya tenun. Upaya melestarikan tenun tersebut antara lain dilakukan dengan melakukan peremajaan dan pengenalan teknik dan motif-motif terbaru, sehingga tradisi tenun tidak hanya dilestarikan namun juga diperkaya keragamannya dan mampu bertahan di tengah perubahan jaman.
239
Sejak tahun 2009, Garuda Indonesia berkolaborasi dengan Cita Tenun Indonesia dalam menjalankan program Pengembangan dan Pelatihan Masyarakat Perajin Tenun. Program yang dimulai di daerah Sidemen, Klungkung, Seraya dan Singaraja-Bali ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi tenun, memberikan nuansa baru sehingga dapat mengikuti trend pasar, bahkan dapat dibawa ke pasar mode internasional.
Program Pengembangan dan Pelatihan tersebut mencakup pelatihan teknik pewarnaan natural yang modern, pelatihan pengembangan pola atau motif yang sesuai selera pasar, pendidikan tentang manajemen dan pemasaran, pengendalian mutu, hingga pengelolaan limbah yang ramah lingkungan. Pelatihan diberikan oleh para instruktur ahli dan desainer tekstil dan fashion.
Program ini kemudian dilanjutkan di beberapa masyarakat perajin tenun wilayah SambasKalimantan Barat, dan Lombok-Nusa Tenggara Barat dan pada tahun 2013, program tersebut merambah ke masyarakat perajin tenun di Nagari Halaban-Sumatera Barat. Kedepannya, Garuda Indonesia akan memperluas program ke Nusa Tenggara Timur.
Sejak tahun 2011 Garuda Indonesia bersama Metro Department Store telah melaksanakan program Pelestarian Tenun Lokal Nusantara yang mencakup pelatihan tentang kewirausahaan, pemasaran kepada 18 orang perajin tenun binaan Garuda Indonesia.
• Program Renovasi Sekolah dan Bantuan Fasilitas Belajar Mengajar Dalam rangka meningkatkan kualitas belajar mengajar, pada tahun 2013 Garuda Indonesia telah membantu perbaikan dan atau renovasi fasilitas belajar mengajar di berbagai sekolah baik dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menegah Atas, di wilayah Jawa Barat, Sumatra Barat, Banten, dan Riau. Bantuan yang diberikan berupa renovasi bangunan, fasilitas belajarmengajar, dan buku-buku pelajaran. Selain itu,
Perusahaan juga memberikan 376.440 buku tulis daur ulang yang berasal dari “Program Pembuatan Buku Daur Ulang” kepada sekolah dasar dan menengah dan yayasan panti asuhan yang tersebar di lebih dari 12 provinsi di Indonesia. • Perhatian Garuda Indonesia terhadap Olahraga Tenis melalui “Garuda Indonesia Tennis Open” Sebagai bagian dari program CSR dan perwujudan komitmen Perusahaan untuk mengembangkan olahraga nasional, Garuda Indonesia turut mendukung dan berperan serta dalam pengembangan olahraga nasional, antara lain dilaksanakan melalui penyelenggaraan turnamen tenis tahunan “Garuda Indonesia Tennis Open” yang bertujuan untuk menyaring dan membina atlet muda berbakat di Indonesia hingga dapat berkembang menjadi pemain tenis yang berprestasi di kancah internasional. Turnamen tersebut sebelumnya dikenal sebagai “Garuda Indonesia Tennis Master” dan telah dilaksanakan sejak tahun 2008.
Pada tahun 2013, untuk pertama kalinya Garuda Indonesia melaksanakan “Garuda Indonesia Tennis Master Junior” yang diikuti oleh delapan pemain terbaik putra dan delapan pemain terbaik putri nasional berusia di bawah 16 tahun. Kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadi ajang pembinaan para pemain muda untuk menjadi pemain tenis profesional yang dapat mengharumkan nama bangsa di pentas internasional.
b. Kesehatan • Kepedulian terhadap Kanker Serviks dan AIDS di Wilayah Indonesia Timur Perusahaan menunjukkan kepeduliannya pada upaya untuk menumbuhkan kesadaran terhadap risiko Kanker Serviks dan upaya mencegah penyebaran AIDS melalui kegiatan “Garuda Indonesia Peduli Kanker Serviks dan AIDS” yang diadakan di Jayapura, Manado, dan Ambon bekerja sama dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKI). Kegiatan ini mencakup penyuluhan, pelatihan dan pelayanan deteksi dini Kanker Serviks serta pengobatan melalui Krioterapi.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
240 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
•
•
c.
d.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Program ini juga ditujukan untuk memberikan sertifikasi pada dokter umum dan bidan agar dapat memberikan pelatihan pelayanan deteksi dini Kanker Serviks pada tenaga medis lainnya (Train of Trainers). Hal ini diharapkan dapat menurunkan angka kasus kanker serviks di Papua melalui deteksi dan pengobatan dini. Program Garuda Indonesia Peduli Kesehatan Masyarakat Kapuk Muara Garuda Indonesia bekerja sama dengan Ikatan Isteri Pimpinan BUMN (IIP BUMN) dan Perusahaan Gas Negara (PGN) mengadakan kegiatan pelayanan kesehatan gratis kepada Ibu dan Anak di wilayah Kapuk Muara, Jakarta sebagai bagian dari bantuan kesehatan pasca banjir. Sebanyak 1.000 orang telah menerima pelayanan kesehatan dan paket peningkatan gizi untuk balita. Program Garuda Indonesia Peduli Kesehatan Masyarakat Sekitar Embarkasi Haji Dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di sekitar embarkasi haji, Perusahaan melaksanakan program “Garuda Indonesia Peduli Kesehatan Masyarakat Sekitar Embarkasi Haji” dalam bentuk khitanan masal di wilayah embarkasi haji di Jakarta (Halim Perdanakusuma) dan Solo (Asrama haji Donohudan, Boyolali). Penerima manfaat adalah anak yatim – piatu dan dhuafa yang bertempat tinggal di sekitar embarkasi haji sebanyak 413 orang. Prasarana dan Sarana Umum serta Sarana Ibadah Untuk meningkatkan kualitas sarana dan prasarana umum di bawah kondisi layak pakai, Garuda Indonesia memberikan bantuan perbaikan maupun pembangunan. Garuda Indonesia juga telah membantu perbaikan sarana ibadah di beberapa wilayah di Indonesia seperti di NTB, Bali, Sumatera Barat, Banten, Jawa Barat dan DKI Jakarta. Bencana Alam Garuda Indonesia menunjukkan kepeduliannya kepada masyarakat yang menjadi korban bencana alam di Indonesia melalu pemberian bantuan yaitu bantuan sembako, bantuan barang tepat guna dan bantuan pelayanan kesehatan. Masyarakat yang memperoleh bantuan bencana alam pada tahun 2013 mencakup korban bencana banjir Jakarta dan Makassar, bencana longsor di Agam-Sumatera Barat, dan bencana gempa di Aceh Tengah-Naggroe Aceh Darussalam (NAD).
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
C. KETENAGAKERJAAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SDM yang berkualitas merupakan modal utama bagi Perusahaan untuk mencapai peningkatan kinerja yang berkelanjutan sehingga setiap karyawan diharapkan mampu memberikan kontribusi yang positif untuk menjadikan Garuda Indonesia sebagai sebuah organisasi yang berkinerja tinggi. Di lain pihak, Perusahaan juga menyadari dan berkomitmen untuk melaksanakan tanggungjawabnya terhadap karyawan sebaik mungkin. Garuda Indonesia berupaya menciptakan iklim kerja yang kondusif yang membuat karyawan merasa nyaman di tempat kerja dan mampu mencurahkan kemampuan terbaiknya. Salah satu cara yang ditempuh Perusahaan adalah dengan membangun suatu sistem manajemen kinerja yang berorientasi pada pencapaian produktivitas, yang diterapkan bagi individu, unit dan karyawan, Dengan demikian karyawan akan memahami bahwa mereka secara individu dan secara kolegial dibutuhkan oleh Perusahaan. Bagi karyawan yang mempunyai keahlian, kompetensi, bakat dan minat di luar kompetensinya sebagai karyawan, Garuda Indonesia memberikan mereka kesempatan untuk mengaktualisasikan hal tersebut, antara lain dengan membangun sport dan art center bagi peminat olah raga dan kesenian, mendukung perkumpulan atau komunitas di lingkungan kantor, seperti komunitas fotografi, karawitan, kolintang, dan lain sebagainya. Untuk karyawan yang ingin menyampaikan keluhan atau keresahan seputar pekerjaan dan situasi pekerjaan, Garuda Indonesia menyediakan saluran komunikasi. Salah satunya adalah employee services (saluran telepon maupun ruangan bagi kebutungan karyawan). Berbagai hal, mulai dari keluhan karyawan sampai dengan konseling dapat dijadwalkan. Garuda Indonesia memberi kesempatan mengembangkan karir yang jelas dan terencana tanpa membedakan gender, suku, agama dengan melalui talent review pada setiap jenjang yang dipertimbangkan adalah kemampuan, pengetahuan, prilaku, kinerja serta potensi dari setiap karyawan. Garuda Indonesia juga menyediakan program kompensasi dan benefit yang kompetitif, yang mencakup fasilitas kesehatan yang komprehensif, baik preventif maupun kuratif, antara lain fasilitas rawat inap, rawat jalan,
241
persalinan, kacamata, perawatan gigi, pemeriksaan laboratorium hingga medical check up dan lain sebagainya, dengan menggunakan pihak ketiga. Khusus pengawasan kesehatan kru pesawat (baik Penerbang maupun Awak Kabin), Garuda Indonesia menyediakan dokter khusus penerbangan agar kesehatan kru pesawat dapat dikelola dengan baik. Pada tahun 2013, Garuda Indonesia menjalankan program yang ditujukan untuk menjaga kesejahteraan atau kesehatan karyawan, seperti misalnya: seminar kesehatan, donor darah, pemeriksaan kesehatan rutin tahunan bagi pegawai. Garuda Indonesia menyediakan asuransi kecelakaan kerja, kematian, hari tua bagi karyawan. Dalam rangka mengupayakan tempat kerja dan komunitas yang sehat, aman, dan berwawasan lingkungan secara berkesinambungan, sejak tahun 2012 Garuda Indonesia telah memberlakukan Occupational Safety, Health, and Environment Management System (OSH&EMS). OSH&EMS Manual memuat satu set ekspektasi dan persyaratan yang harus dipatuhi atau dijadikan persyaratan minimum oleh semua personel Perusahaan, para rekan bisnis, para kontraktor, para pemasok, dan semua pihak lain yang terlibat dalam proses bisnis Garuda Indonesia. Sistem ini jugalah yang digunakan untuk memastikan ketersediaan fasilitas, ruang kerja, peralatan, dan jasa pendukung, serta lingkungan kerja yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan operasional keselamatan dan keamanan.
Persyaratan yang tercakup di dalam manual mengacu pada regulasi/standar-standar internasional dan pemerintah, yang disesuaikan dengan bisnis proses di Garuda Indonesia. Di bulan Oktober dan November 2013, untuk pertama kalinya perusahaan mengadakan pelatihan dasar untuk petugas evakuasi darurat atau Emergency Response Team (ERT), yang terdiri dari petugas Floor Warden, Fire Warden, dan First Aider. Pelatihan ini bertujuan untuk membekali ERT dengan pengetahuan dan keterampilan terkait prosedur tanggap darurat di perkantoran Garuda Indonesia. Pelatihan ini kemudian dilanjutkan dengan Emergency Evacuation Drill yang bertujuan agar seluruh karyawan gedung, para tamu, dan ERT memahami prosedur dan tanggung jawabnya masing-masing sehingga apabila terjadi satu kondisi darurat, evakuasi darurat dapat dijalankan dengan sebagaimana mestinya.
D. RENCANA TAHUN 2014 Di tahun 2014, Garuda Indonesia akan meningkatkan kuantitas dan kualitas program CSR yang berkesinambungan, serta memeratakan program di wilayah Indonesia yang belum tersentuh melalui sinergi program dengan kantor cabang Perusahaan. Dari sisi kemitraan, Perusahaan akan terus melakukan pemantuan kondisi usaha mitra binaan secara intensif melalui penyampaian laporan perkembangan usaha dari mitra binaan, dan memperluas pasar mitra binaan baik di pasar domestik maupun internasional
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
242 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasian Dengan mengoperasikan pesawat tipe ATR72-600 dan Bombardier CRJ1000 NextGen, Garuda Indonesia kini mampu mengantarkan wisatawan mancanegara langsung ke destinasi wisata unik di berbagai penjuru Indonesia.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
243
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
244
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Dan Entitas Anak
Laporan Keuangan Konsolidasian Dan Informasi Tambahan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2013 Dan Laporan Auditor Independen
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
248 PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013
Catatan/ Notes
PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENT OF FINANCIAL POSITION DECEMBER 31, 2013
31 Desember/ December 31, 2013 USD
31 Desember/ December 31, 2012 USD
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha Pihak berelasi Pihak ketiga - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar USD 2.968.386 pada 31 Desember 2013 dan USD 1.503.631 pada 31 Desember 2012 Piutang lain-lain Persediaan - bersih Uang muka dan biaya dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka
ASSETS
475.260.630
325.784.942
6,45
4.034.966
5.085.143
135.946.397 8.745.081 90.328.457 89.243.446 15.574.946
124.385.955 7.877.613 83.443.877 84.809.542 5.179.146
Related parties Third parties - net of allowance for impairment loss of USD 2,968,386 in December 31, 2013 and USD 1,503,631 in December 31, 2012 Other receivables Inventories - net Advances and prepaid expenses Prepaid taxes
819.133.923
636.566.218
Total Current Assets
7 8 9 10
Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Dana perawatan pesawat dan uang jaminan Uang muka pembelian pesawat Investasi pada entitas asosiasi Aset pajak tangguhan Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar USD 1.026.833.500 pada 31 Desember 2013 dan USD 948.246.186 pada 31 Desember 2012 Properti investasi Aset takberwujud - bersih Beban tangguhan - bersih Aset lain-lain - bersih
CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents Trade accounts receivables
5,45
NON CURRENT ASSETS Maintenance reserve fund and security deposits Advances for purchase of aircraft Investments in associates Deferred tax assets Property and equipment net of accumulated depreciation of USD 1,026,833,500 in December 31, 2013 and USD 948,246,186 in December 31, 2012 Investment properties Intangible assets - net Deferred charges - net Other assets - net
11,47,48 12 13 10
617.623.057 500.366.436 17.459.916 26.209.085
461.933.812 497.157.419 16.517.489 11.462.857
14 15 16
863.098.897 22.020.790 6.822.881 7.219.535 73.830.432
798.079.135 18.912.898 7.217.106 1.319.027 68.831.805
Jumlah Aset Tidak Lancar
2.134.651.029
1.881.431.548
Total Non Current Assets
JUMLAH ASET
2.953.784.952
2.517.997.766
TOTAL ASSETS
17,45
Lihat catatan laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-3-
249 PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 - Lanjutan
Catatan/ Notes
PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENT OF FINANCIAL POSITION DECEMBER 31, 2013 - Continued 31 Desember/ December 31, 2013 USD
31 Desember/ December 31, 2012 USD
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank dan lembaga keuangan Utang usaha Pihak-pihak berelasi Pihak ketiga Utang lain-lain Utang pajak Beban akrual Pendapatan diterima dimuka Uang muka diterima Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun: Pinjaman jangka panjang Liabilitas sewa pembiayaan Liabilitas estimasi biaya pengembalian dan pemeliharaan pesawat
LIABILITIES AND EQUITY 18,45
45.222.668
5.651.251
19,45
122.293.726 83.892.550 16.271.886 17.037.776 160.967.081 169.265.396 20.534.373
83.773.489 89.696.142 16.669.543 20.407.652 169.268.165 162.270.578 20.417.066
23,45 24
280.075.641 53.268.680
106.125.048 58.132.590
25
15.060.990
21.795.528
983.890.767
754.207.052
20 10 21 22
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun: Pinjaman jangka panjang Liabilitas sewa pembiayaan Liabilitas estimasi biaya pengembalian dan pemeliharaan pesawat Utang obligasi Liabilitas pajak tangguhan Liabilitas imbalan kerja Liabilitas tidak lancar lainnya
Total Current Liabilities
23,45 24
324.619.850 138.482.264
294.822.442 148.220.008
25 26 10 28 26
55.191.260 162.850.383 16.987.753 128.743.051 25.871.507
30.536.262 15.019.898 152.987.113 7.244.913
NON CURRENT LIABILITIES Non current maturities of long-term liabilities: Long-term loans Lease liabilities Estimated liability for aircraft return and maintenance cost Bonds payable Deferred tax liabilities Employment benefits obligation Other non current liabilities
852.746.068
648.830.636
Total Non Current Liabilities
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang EKUITAS Modal saham Nilai nominal Rp 459 per saham masing-masing untuk saham Seri A Dwiwarna dan saham Seri B Modal dasar - 1 saham seri A Dwiwarna dan 29.999.999.999 saham Seri B Modal ditempatkan dan disetor - 1 saham Seri A Dwiwarna dan 22.640.995.999 saham Seri B Tambahan modal disetor Opsi saham Saldo laba Defisit sebesar USD 1.385.459.977 pada tanggal 1 Januari 2012 telah dieliminasi dalam rangka kuasi-reorganisasi (Catatan 52) - Dicadangkan - Belum dicadangkan Komponen ekuitas lainnya Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik Kepentingan non pengendali
CURRENT LIABILITIES Loan from banks and financial institution Trade accounts payables Related parties Third parties Other payables Taxes payable Accrued expenses Unearned revenues Advances received Current maturities of long term liabilities Long-term loans Lease liabilities Estimated liability for aircraft return and maintenance cost
29 30 32
1.146.031.889 4.548.037 2.770.970
1.146.031.889 4.548.037 1.148.451
32
5.529.919 118.391.074 (161.593.912) 1.115.677.977 1.470.140
110.598.370 (149.237.597) 1.113.089.150 1.870.928
EQUITY Capital stock Rp 459 par value per share for Series A Dwiwarna share and Series B shares Authorized - 1 of Series A Dwiwarna share and 29,999,999,999 Series B shares Issued and paid-up capital - 1 Series A Dwiwarna shares and 22,640,995,999 Series B Additional paid-in capital Stock option Retained earnings Deficit amounting to USD 1,385,459,977 as of January 1, 2012 was eliminated in connection with quasi reorganization (Note 52) - Appropriated - Unappropriated Other component of equity Equity attributable to owners of the company Non controlling interest
Jumlah Ekuitas
1.117.148.117
1.114.960.078
Total Equity
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
2.953.784.952
2.517.997.766
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
14,31 33
Lihat catatan laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-4-
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
250 PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 Catatan/ Notes PENDAPATAN USAHA Penerbangan berjadwal Penerbangan tidak berjadwal Lainnya Jumlah Pendapatan Usaha BEBAN USAHA Operasional penerbangan Tiket, penjualan dan promosi Pemeliharaan dan perbaikan Pelayanan penumpang Bandara Administrasi dan umum Operasional hotel Operasional transportasi Operasional jaringan Jumlah Beban Usaha BEBAN (PENDAPATAN) LAIN-LAIN Keuntungan selisih kurs Lain-lain Bersih
2.887.250.744 269.091.577 316.126.641 3.472.468.962
OPERATING REVENUES Scheduled airline services Non-scheduled airline services Others Total Operating Revenues
36 37 41 38 39 40
2.244.840.144 335.842.135 288.213.715 283.500.861 266.998.356 218.772.364 33.758.910 19.816.371 18.007.374 3.709.750.230
1.908.975.113 317.443.935 288.853.664 263.949.418 240.479.502 213.737.827 25.809.070 18.290.868 16.883.310 3.294.422.707
OPERATING EXPENSES Flight operations Ticketing, sales and promotion Maintenance and overhaul Passenger services User charges and station General and administrative Hotel operation Transportation operation Network operation Total Operating Expenses
(47.928.641) (2.193.278) (50.121.919)
(9.449.819) 19.423.970 9.974.151
56.448.275
168.072.104
1.860.416 10.347.000 (59.840.088)
1.927.546 6.755.823 (25.224.919)
8.815.603
151.530.554
INCOME BEFORE TAX
2.384.777
(40.687.981)
TAX BENEFITS (EXPENSE)
11.200.380
110.842.573
NET INCOME FOR THE YEAR
42
13 43
10
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN LABA KOMPREHENSIF LAIN Peningkatan revaluasi aset tetap - bersih Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Pajak penghasilan terkait Jumlah laba (rugi) komprehensif lain-lain JUMLAH LABA KOMPREHENSIF LABA YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik entitas induk Kepentingan non pengendali LABA BERSIH TAHUN BERJALAN JUMLAH LABA KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik entitas induk Kepentingan non pengendali
33
33
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF LABA PER SAHAM DASAR diatribusikan kepada pemilik entitas induk
2012 USD
3.170.086.191 215.965.887 330.024.508 3.716.076.586
LABA SEBELUM PAJAK MANFAAT (BEBAN) PAJAK
2013 USD
35 35 35
LABA USAHA Bagian laba bersih asosiasi Pendapatan keuangan Beban keuangan
PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2013
44
INCOME FROM OPERATIONS Equity in net income of associates Finance income Finance cost
OTHER COMPREHENSIVE INCOME Gain on revaluation of property and equipment - net Exchange differences on translating foreign operations Related income tax
14.647.651
46.729.409
(26.863.018) 1.580.507
(3.845.700) (8.316.974)
(10.634.860)
34.566.735
565.520
145.409.308
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME
11.038.843 161.537 11.200.380
110.598.370 244.203 110.842.573
NET INCOME ATTRIBUTABLE TO: Owners of the Company Non controlling interest NET INCOME FOR THE YEAR
966.308 (400.788)
144.523.947 885.361
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME ATRIBUTABLE TO: Owners of the Company Non controlling interest
565.520
145.409.308
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME
0,00049
0,00488
Lihat catatan laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
OTHER (INCOME) CHARGES Gain on foreign exchange Others Net
Total other comprehensive income (loss)
EARNING PER SHARE - BASIC attributable to owner of the parent company
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-5-
33
14,31
Cadangan wajib perusahaan
Dipindahkan ke laba ditahan
1.146.031.889
-
-
-
-
1.146.031.889
-
-
1.146.031.889
(1.145.905.003)
2.291.936.892
Modal saham/ Capital stock USD
Lihat catatan laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
Saldo 31 Desember 2013
Jumlah pendapatan komprehensif
32
32
52
Opsi saham manajemen dan karyawan (MESOP)
Saldo 31 Desember 2012
Jumlah pendapatan komprehensif
Opsi saham manajemen dan karyawan (MESOP)
Saldo 1 Januari 2012 setelah kuasi-reorganisasi
Eliminasi defisit dalam rangka kuasi-reorganisasi
Saldo 1 Januari 2012 sebelum kuasi-reorganisasi
Catatan/ Notes
PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013
4.548.037
-
-
-
-
4.548.037
-
-
4.548.037
(108.518.998)
113.067.035
Tambahan modal disetor/ Additional paid-up capital USD
2.770.970
-
-
-
1.622.519
1.148.451
-
1.148.451
-
(2.278.677)
2.278.677
Opsi saham/ Stock option USD
5.529.919
-
-
5.529.919
-
-
-
-
-
-
-
118.391.074
11.038.843
2.283.780
(5.529.919)
-
110.598.370
110.598.370
-
1.385.459.977
(1.385.459.977)
Saldo laba/ Retained Earning Belum Dicadangkan/ dicadangkan/ Appropriated Unappropriated USD USD
-6-
52.373.880
16.245.224
(2.283.780)
-
-
38.412.435
38.412.435
-
(83.793.914)
83.793.914
(213.967.790)
(26.317.758)
-
-
-
(187.650.032)
(3.845.700)
(183.804.332)
-
(183.804.332)
(161.593.912)
(10.072.535)
(2.283.780)
-
-
(149.237.597)
34.566.735
(183.804.332)
(83.793.914)
(100.010.418)
Komponen ekuitas lainnya/Other component equity Total Selisih pendapatan Penjabaran komprehensif Surplus laporan lainnya/ revaluasi/ keuangan/ Total other Revaluation Translation comprehensive Surplus adjustments income USD USD USD
1.115.677.976
966.308
-
-
1.622.519
1.113.089.150
145.165.105
1.148.451
966.775.594
44.963.385
921.812.209
Sub jumlah/ Sub total USD
1.117.148.116
565.520
-
-
1.622.519
1.114.960.078
146.050.466
1.148.451
967.761.161
44.963.385
922.797.776
Jumlah ekuitas/ Total equity USD
Balance as of December 31, 2013
Total comprehensive income
Transferred to retained earning
The Company's mandatory reserve
Management and employee stock option (MESOP)
Balance as of December 31, 2012
Total comprehensive income
Management and employee stock option (MESOP)
Balance as of January 1, 2012 after quasi-reorganization
Elimination of deficit in connection with quasi-reorganization
Balance as of January 1, 2012 prior to quasi-reorganization
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
1.470.140
(400.788)
-
-
-
1.870.928
885.361
985.567
-
985.567
Kepentingan non pengendali/ Non controlling interest USD
PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGE IN EQUITY FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2013
251
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
252 PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013
PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2013
2013 USD ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pengeluaran kas kepada pemasok Pengeluaran kas kepada karyawan Kas dihasilkan dari operasi Pembayaran bunga dan beban keuangan Pembayaran pajak penghasilan Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan bunga Penerimaan dividen Hasil pelepasan aset tetap Penerimaan pengembalian uang muka pembelian pesawat Penerimaan pengembalian dana pemeliharaan pesawat Penerimaan uang jaminan Pengeluaran untuk dana pemeliharaan pesawat Uang muka pembelian pesawat Uang muka perolehan aset tetap Pengeluaran untuk perolehan aset pemeliharaan dan aset sewa pesawat Pengeluaran untuk perolehan aset tetap Pembayaran uang jaminan Kenaikan (penurunan) lainnya dari aktivitas investasi Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi
3.828.013.062 (3.204.353.979) (425.242.885) 198.416.198 (35.040.542) (24.349.733)
2012 USD 3.303.464.135 (2.520.504.898) (390.157.600) 392.801.638 (13.655.445) (14.460.638)
139.025.923
364.685.555
9.892.089 1.739.459 10.314.619
7.003.496 1.897.701 3.893.794
398.739.049
73.495.873
41.931.995 1.101.734 (235.312.053) (442.858.026) (14.259.993)
17.143.158 3.974.307 (180.440.276) (373.812.834) (27.265.181)
(55.864.432) (54.121.268) (43.814.936)
(3.096.135) (29.335.992) (18.183.897)
(324.902)
327.042
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash receipts from customers Cash paid to suppliers Cash paid to employees Cash generated from operations Interest and financial charges paid Income taxes paid Net Cash Provided from Operating Activities CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Interest received Dividend received Proceeds from disposal of property and equipment Refund of advance payments for purchase of aircraft Receipts of aircraft maintenance reimbursements Receipts of security deposit Payments for aircraft maintenance reserve fund Advance payments for aircrafts Advance payments for property and equipment Payments for aircraft maintenance and aircraft leased asset Acquisition of property and equipment Payments for security deposit Increased (decreased) other investment Net Cash Used in Investing Activities
(382.836.665)
(524.398.946)
431.112.338 181.946.307 200.259.361 (6.677.864) (228.479.260) (142.398.200) (1.710.965) (1.776.784)
206.260.009 39.759.949 (6.559.941) (124.540.535) (37.336.500) (933.748) (1.191.279)
432.274.934
75.457.955
PENINGKATAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
188.464.192
(84.255.436)
NET INCREASE (DECREASE) IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
325.784.942
417.252.577
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF THE YEAR
Efek perubahan kurs mata uang asing
(38.988.504)
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
475.260.630
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan pinjaman jangka panjang Penerimaan utang bank dan lembaga keuangan Penerimaan obligasi - bersih Pembayaran biaya pengembalian pesawat Pembayaran pinjaman jangka panjang Pembayaran utang bank dan lembaga keuangan Kenaikan kas yang dibatasi penggunaannya Pembayaran untuk aktivitas pendanaan lainnya Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan
(7.212.199) 325.784.942
Lihat catatan laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Proceeds of long-term loan Proceeds of bank loans and financial institution Proceeds of bonds - net Payment for aircraft return and maintenance Payments of long-term loan Payments of bank loans and financial institution Increase in restricted cash Payments for other financing activities Net Cash Provided from Financing Activities
Effect of foreign exchange rate changes CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF THE YEAR
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-7-
253 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT 1.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
UMUM a.
1.
Pendirian dan Informasi Umum
GENERAL a.
Establishment and General Information
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan akta No. 137 tanggal 31 Maret 1950 dari notaris Raden Kadiman. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. J.A.5/12/10 tanggal 31 Maret 1950 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Serikat No. 30 tanggal 12 Mei 1950, tambahan No. 136. Perusahaan yang awalnya berbentuk Perusahaan Negara, berubah menjadi Persero berdasarkan Akta No. 8 tanggal 4 Maret 1975 dari Notaris Soeleman Ardjasasmita, S.H., sebagai realisasi Peraturan Pemerintah No. 67 tahun 1971. Perubahan ini telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 68 tanggal 26 Agustus 1975, tambahan No. 434.
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (“the Company”) was established based on Notarial Deed No. 137 dated March 31, 1950 of Raden Kadiman. The deed was approved by the Minister of Law of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. J.A.5/12/10 dated March 31, 1950 and published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 30 dated May 12, 1950, Supplement No. 136. The Company was previously a State Company, based on Deed No. 8 dated March 4, 1975 of Notary Soeleman Ardjasasmita, S.H., and has changed into a state-owned limited liability company pursuant to Government Regulation No. 67 in 1971. This change was published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 68 dated August 26, 1975, supplement No. 434.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 1 tanggal 26 Juli 2012 dari Aulia Taufani, S.H, notaris di Tangerang, mengenai perubahan nilai nominal saham. Perubahan ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU66159.AH.01.02. Tahun 2012 tanggal 27 Desember 2012.
The Company’s Articles of Association has been amended several times, most recently by Deed No. 1 dated July 26, 2012 of Aulia Taufani, S.H, notary in Tangerang, concerning the change in par value of capital stock. The amendment deed was approved by the Ministry of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia in its Decision Letter No. AHU-66159.AH.01.02. Tahun 2012 dated December 27, 2012.
Perusahaan berkantor pusat di Jl. Kebon Sirih No. 44, Jakarta.
The Company’s head office is located at Jl. Kebon Sirih No. 44, Jakarta.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama adalah sebagai berikut:
In accordance with article 3 of the Company's Articles of Association, the scope of its activities comprises of the following:
1.
Angkutan udara niaga berjadwal untuk penumpang, barang dan pos dalam negeri dan luar negeri;
1.
Undertaking scheduled commercial air transportation of domestic or international passengers, cargoes and mails;
2.
Angkutan udara niaga tidak berjadwal untuk penumpang, barang dan pos dalam negeri dan luar negeri;
2.
Undertaking non-scheduled commercial air transportation of domestic or international passengers, cargoes and mails;
3.
Reparasi dan pemeliharaan pesawat udara, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga;
3.
Providing aircraft repair and maintenance, to satisfy own needs and the needs of third party;
4.
Jasa penunjang operasional angkutan udara niaga, meliputi catering dan ground handling baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga;
4.
Rendering support services for commercial air transportation operation, such as catering services and ground handling services, to satisfy own needs and the needs of third party;
5.
Jasa layanan sistem informasi yang berkaitan dengan industri penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga;
5.
Providing information systems services relating to aviation industry, to satisfy own needs and the needs of third party;
-8Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
254 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
b.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
6.
Jasa layanan konsultasi yang berkaitan dengan industri penerbangan;
6.
Providing consultating services relating to aviation industry;
7.
Jasa layanan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan industri penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga;
7.
Providing education and training services relating to aviation industry, to satisfy own needs and the needs of third party;
8.
Jasa layanan kesehatan personil penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun pihak ketiga.
8.
Providing health care services for aircrew to satisfy own needs and the needs of third party.
Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 1950. Jumlah karyawan Perusahaan dan entitas anak (“Grup”) per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing adalah 14.592 dan 13.314 orang.
The Company started commercial operations in 1950. The Company and subsidiaries (the “Group”) total employees as of December 31, 2013 and 2012 were 14,592 and 13,314, respectively.
Pembukuan Perusahaan sejak tahun 2012 telah menggunakan bahasa Inggris dan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat (USD) dan telah disetujui oleh Direktorat Jendral Pajak dengan keputusan No. KEP-289/WPJ.19/2012.
Starting in 2012, the Company has maintained their accounting records in English language and in United States Dollar (USD) which have been approved by the Directorate General of Tax No. KEP-289/WPJ.19/2012.
Dewan Komisaris dan Direksi
b.
Susunan pengurus Perusahaan per 31 Desember 2013 adalah berdasarkan Akta No. 129 tanggal 26 April 2013 dari Aryanti Artisari, S.H., M.Kn. notaris di Jakarta, sedangkan susunan pengurus Perusahaan per 31 Desember 2012 adalah berdasarkan akta No. 2 tanggal 28 Juni 2012 dari Aulia Taufani, S.H., notaris di Serpong – Kabupaten Tangerang. Susunan pengurus Perusahaan per 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
The Company's management at December 31, 2013 as stated in Deed No. 129 dated April 26, 2013 of Aryanti Artisari, SH, M.Kn., notary in Jakarta, and that of December 31, 2012 as stated in Deed No. 2 dated June 28, 2012 of Aulia Taufani, S.H., notary in SerpongTangerang District, is as follows:
2013 Komisaris Utama Komisaris
Komisaris Independen
Direktur Utama Direktur Keuangan Direktur Pemasaran & Penjualan Direktur Teknik & Pengelolaan Armada Direktur Layanan Direktur Operasi Direktur Strategi, Pengembangan, Bisnis & Manajemen Resiko Direktur Sumber Daya Manusia & Umum
Board of Commissioners and Directors
2012
Bambang Susantono Bagus Rumbogo *) Wendy Aritenang Yazid Peter F. Gontha Betti S. Alisjahbana Chris Kanter Emirsyah Satar Handrito Hardjono Frederik Johannes Erik Meijer
Bambang Susantono Bambang Wahyudi Wendy Aritenang Yazid Sonatha Halim Jusuf Peter F. Gontha Betti S. Alisjahbana Emirsyah Satar Handrito Hardjono Elisa Lumbantoruan
Batara Silaban Faik Fahmi Novijanto Herupratomo
Batara Silaban Faik Fahmi Novijanto Herupratomo
Judi Rifajantoro
Judi Rifajantoro
Heriyanto Agung Putra
Heriyanto Agung Putra
*) Mengundurkan diri sejak 26 Nopember 2013/ Resigned since November 26, 2013
-9Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
President Commissioner Commissioners
Independent Commissioners
President & CEO EVP Finance EVP Marketing & Sales EVP Maintenance & Fleet Management EVP Services EVP Operations EVP Strategy, Business Development & Risk Management EVP Human Capital & Corporate Affairs
255 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan c.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Komite Audit, Sekretaris Perusahaan dan Audit Internal
c.
Audit Committee, Corporate Secretary and Internal Audit
Susunan Komite Audit, Sekretaris Perusahaan dan Audit Internal pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
The Company’s Audit Committee, Corporate Secretary and Internal Audit as of December 31, 2013 and 2012 are the following:
2013 Komite Audit Ketua Wakil Ketua Anggota
Sekretaris Perusahaan Audit Internal
d.
e.
2012
Betti S. Alisjahbana Wendy Aritenang Yazid Chaerul D Djakman Prasetyo Suhardi
Betti S. Alisjahbana Chaerul D Djakman Lily Sihombing
Ike Andriani Sri Mulyati
Ike Andriani Sri Mulyati
Penawaran Umum Efek Grup
d.
Audit Committee Chairman Vice Chairman Members
Corporate Secretary Internal Audit
Initial Public Offering of Share of the Group
Pada tanggal 1 Pebruari 2011, Perusahaan memperoleh surat pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) melalui Surat No. S-325/BL/2011 untuk penawaran umum perdana atas 6.335.738.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 11 Pebruari 2011.
On February 1, 2011, the Company obtained the Notice of Effectivity from the Capital Market and Financial Institutions Supervisory Board (BAPEPAM-LK) in its Letter No. S-325 /BL/2011 for the offering to the public of 6,335,738,000 shares. On February 11, 2011, all of these shares are listed on the Indonesia Stock Exchange.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 22.640.996.000 lembar saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
As of December 31, 2013 and 2012, all of the Company’s outstanding share or 22,640,996,000 shares have been listed on the Indonesia Stock Exchange.
Entitas Anak
e.
Perusahaan memiliki, baik langsung maupun tidak langsung, lebih dari 50% saham entitas anak berikut:
Entitas anak/ Subsidiary
Lokasi/ Domicile
Consolidated Subsidiaries The Company has ownership interest of more than 50%, directly or indirectly, in the following subsidiaries:
Kegiatan usaha
Persentase
Tahun operasi
utama/
kepemilikan/
komersial/ Start
Jumlah aset sebelum eliminasi/
Main business activities
Percentage of ownership
of commercial operations
Total assets before elimination 2013 2012
% PT Abacus Distribution Systems Indonesia (ADSI) **)
Jakarta
Penyedia jasa sistem komputerisasi reservasi/ Computerize
USD
USD
95,00
1996
5.565.956
6.228.900
99,99
2002
207.854.836
179.673.245
reservation system services provider PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA) **)
Jakarta
Perbaikan dan pemeliharaan pesawat terbang/ Aircraft maintenance and overhaul
- 10 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
256 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
Kegiatan usaha utama/ Main business activities
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership %
Tahun operasi komersial/ Start of commercial operations
Penyedia jasa teknologi informasi/ Information technology services Jasa transportasi udara/ Air transportation services Hotel, jasa boga, penjualan tiket/ Hotel, catering, ticketing services Hotel Jasa boga pesawat/ Aircraft catering services Biro perjalanan wisata/ Travel agent Jasa transportasi/ Transportation services Penjualan tiket/ Ticketing Hotel
99,99
2005
21.414.854
99,99
2012
106.054.602
99,99
1973
201.872.697
99,99 99,99
1974 1974
23.728.302 85.322.228
24.873.148 81.107.028
99,99
1967
6.234.920
6.074.522 24.028.648
Lokasi/ Domicile
Entitas anak/ Subsidiary PT Aero Systems Indonesia (ASI) **)
Jakarta
PT Citilink Indonesia (CT)**)
Jakarta
PT Aero Wisata dan entitas anak/ and subsidiaries (AWS)
Jakarta
PT Mirtasari Hotel Development (MHD)*) PT Aerofood ACS (d/h PT Angkasa Citra Sarana Catering Services (ACS)) *)
Denpasar Jakarta
PT Aero Globe (d/h PT Biro Perjalanan Wisata Satriavi (BPWS)) *) PT Aerotrans Services Indonesia *) (d/h PT Mandira Erajasa Wahana (MEW)) *) PT Aerojasa Perkasa (AJP) *)
Jakarta
PT Senggigi Pratama Internasional (SPI) *) Garuda Orient Holidays, Pty, Limited (GOHA) *) Garuda Orient Holidays Korea Co, Limited (GOHK) *) Garuda Orient Holidays Japan Co, Ltd (GOHJ) *) PT Bina Inti Dinamika (BID) *) PT Aero Hotel Management (AHM) *)
Lombok
Jakarta Jakarta
Sydney Korea Jepang/ Japan Bandung Jakarta
PT GIH Indonesia *)
Jakarta
PT Belitung Intipermai (BIP)
Jakarta
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Biro perjalanan wisata/ Travel agent Biro perjalanan wisata/ Travel agent Biro perjalanan wisata/ Travel agent Hotel Manajemen hotel/ Hotel management Biro perjalanan wisata/ Travel agent Hotel
a.
Standar yang berjalan
berlaku
efektif
pada
Penyesuaian PSAK 60, Keuangan: Pengungkapan
tahun
a.
208.183.724
99,99
1989
23.566.931
1989
2.593.986
2.057.862
99,99
1988
9.617.591
11.339.060
99,99
1981
5.776.356
7.320.389
60,00
2008
809.865
817.289
60,00
2010
6.157.663
7.387.490
61,89 99,99
1989 2010
4.567.831 689.108
5.376.083 741.640
60.00
2012
1.484.367
563.541
99,99
Dalam tahap pengembangan/ Under development stage
2.125.849
2.319.217
Standards effective in the current year In the current year, the Group adopted the new and revised standards issued by the Financial Accounting Standard Board of the Indonesian Institute of Accountants that are effective for accounting period beginning on January 1, 2013.
Instrumen
Standar ini mensyaratkan pengungkapan antara lain deskripsi agunan yang dimiliki entitas sebagai jaminan, dan peningkatan kualitas kredit lain, dan dampak keuangannya (misalnya kuantifikasi sejauh mana agunan dan peningkatan kualitas kredit lain dalam memitigasi risiko kredit) dengan mengacu pada jumlah terbaik yang mencerminkan eksposur maksimum terhadap risiko kredit.
Amendment to PSAK Instruments: Disclosure
60,
Financial
Among other things, the standard requires the disclosures of the description of collateral held as security and of other credit enhancements, and their financial effect (e.g., quantification of the extent to which collateral and other credit enhancements mitigate credit risk) in respect of the amount that best represents the maximum exposure to credit risk. - 11 -
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
73.144.319
2. ADOPTION OF NEW AND REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (PSAK) AND INTERPRETATIONS OF PSAK (ISAK)
Dalam tahun berjalan, Grup telah menerapkan semua standar baru dan revisi serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2013.
29.638.625
99,87
*) Kepemilikan tidak langsung/ Indirect ownership **) Kepemilikan langsung dan tidak langsung / Direct and Indirect ownership
2. PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (PSAK) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK)
Jumlah aset sebelum eliminasi/ Total assets before elimination 2013 2012 USD USD
257 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan b.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan
b.
Standards and interpretation in issue not yet adopted
(i) Efektif untuk periode yang dimulai pada
(i) Effective for periods beginning on or after
atau setelah 1 Januari 2014 adalah:
January 1, 2014:
ISAK 27, Pengalihan Aset dari Pelanggan ISAK 28, Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas ISAK 29, Biaya Pengupasan Lapisan Tanah Tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka PPSAK 12, Pencabutan PSAK 33: Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum
The initial adoption of the above PSAK and ISAK has no effect on the disclosure or amounts recognized in the consolidated financial statements.
(ii) Efektif untuk periode yang dimulai pada
(ii) Effective for periods beginning on or after
January 1, 2015:
PSAK 1 (revisi 2013), Penyajian Laporan Keuangan PSAK 4 (revisi 2013), Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 15 (revisi 2013), Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama PSAK 24 (revisi 2013), Imbalan Kerja
PSAK 65, Laporan Keuangan Konsolidasian PSAK 66, Pengaturan Bersama PSAK 67, Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain PSAK 68, Pengukuran Nilai Wajar
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar laporan keuangan konsolidasian.
PSAK 1 (revised 2013), Presentation of Financial Statements PSAK 4 (revised 2013), Separate Financial Statements PSAK 15 (revised 2013), Investments in Associates and Joint Ventures PSAK 24 (revised 2013), Employee Benefits PSAK 65, Consolidated Financial Statements PSAK 66, Joint Arrangements PSAK 67, Disclosures of Interests in Other Entities PSAK 68, Fair Value Measurements
As of the issuance date of the consolidated financial statements, the effect of adoption of the above standards is still being evaluated by management.
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN a.
PPSAK 12, Withdrawal of PSAK 33, Stripping Cost Activity and Environmental Management in the Public Mining
Penerapan awal terhadap PSAK dan ISAK tidak berdampak terhadap pelaporan atau perhitungan nilai dalam laporan keuangan konsolidasian. atau setelah 1 Januari 2015 adalah:
3.
ISAK 27, Transfers of Assets from Customers ISAK 28, Extinguishing Financial Liabilities with Equity Instruments ISAK 29, Stripping Cost in the Production Phase of a Surface Mine
3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
Pernyataan Kepatuhan
a.
Laporan keuangan konsolidasian disusun menggunakan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Statement of Compliance The consolidated financial statements have been prepared in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards. These financial statements are not intended to present the financial position, results of operations and cash flows in accordance with accounting principles and reporting practices generally accepted in other countries and jurisdictions.
- 12 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
258 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan b.
c.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Dasar Penyusunan
b.
Basis of Preparation
Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Dolar Amerika Serikat (USD), dan Iaporan keuangan konsolidasian tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
The consolidated financial statements, except for the consolidated statements of cash flows, are prepared under the accrual basis of accounting. The presentation currency used in the preparation of the consolidated financial statements is the United States Dollar (USD), while the measurement basis is the historical cost, except for certain accounts which are measured on the bases described in the related accounting policies.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
The consolidated statements of cash flows are prepared using the direct method with classification of cash flows into operating, investing and financing activities.
Prinsip-Prinsip Konsolidasian
c.
Principles of Consolidation
Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan (entitas anak). Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional suatu entitas untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya.
The consolidated financial statements incorporate the financial statements of the Company and entities controlled by the Company (its subsidiaries). Control is achieved where the Company has the power to govern the financial and operating policies of an entity so as to obtain benefits from its activities.
Hasil dari entitas anak yang diakuisisi atau dijual selama tahun berjalan termasuk dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sejak tanggal efektif akuisisi dan sampai dengan tanggal efektif penjualan.
Income and expenses of subsidiaries acquired or disposed of during the year are included in the consolidated statements of comprehensive income from the effective date of acquisition and up to the effective date of disposal, as appropriate.
Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan entitas anak agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Grup.
Where necessary, adjustments are made to the financial statements of the subsidiaries to bring the accounting policies used in line with those used by the Group.
Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasian.
All intra-group transactions, balances, income and expenses are eliminated on consolidation.
Kepentingan nonpengendali pada entitas anak diidentifikasi secara terpisah dan disajikan dalam ekuitas. Kepentingan nonpengendali pemegang saham awalnya diukur baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi pemilikan kepentingan nonpengendali dari nilai wajar aset neto yang dapat diidentifikasi dari pihak yang diakuisisi. Pilihan pengukuran dilakukan pada akuisisi dengan dasar akuisisi. Setelah akuisisi, jumlah tercatat kepentingan nonpengendali adalah jumlah kepemilikan pada pengakuan awal ditambah bagian kepentingan nonpengendali dari perubahan selanjutnya dalam ekuitas. Seluruh laba rugi komprehensif diatribusikan pada kepentingan nonpengendali bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan nonpengendali mempunyai saldo defisit.
Non-controlling interests in subsidiaries are identified separately and presented within equity. The interest of non-controlling shareholders maybe initially measured either at fair value or at the non-controlling interests’ proportionate share of the recognized amounts of the fair value of the acquiree’s identifiable net asset. The choice of measurement is made on acquisition by acquisition basis. Subsequent to acquisition, the carrying amount of noncontrolling interests is the amount of those interests at initial recognition plus noncontrolling interests’ share of subsequent changes in equity. Total comprehensive income of subsidiaries is attributed to the owners of the Company and to the non-controlling interests even if this results in the non-controlling interests having deficit balance.
- 13 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
259 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
d.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Perubahan dalam bagian kepemilikan Grup pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Nilai tercatat kepentingan entitas anak dan kepentingan nonpengendali disesuaikan untuk mencerminkan perubahan bagian kepemilikannya atas entitas anak. Setiap perbedaan antara jumlah kepentingan non pengendali disesuaikan dan nilai wajar imbalan yang diberikan atau diterima diakui secara langsung dalam ekuitas dan diatribusikan pada pemilik entitas induk.
Changes in the Group’s interests in subsidiaries that do not result in a loss of control are accounted for as equity transactions. The carrying amounts of the Group interests and the non-controlling interests are adjusted to reflect the changes in their relative interests in the subsidiaries. Any difference between the amount by which the non-controlling interests are adjusted and the fair value of the consideration paid or received is recognised directly in equity and attributed to owners of the Company.
Ketika Grup kehilangan pengendalian atas entitas anak, keuntungan dan kerugian diakui didalam laba rugi dan dihitung sebagai perbedaan antara (i) keseluruhan nilai wajar yang diterima dan nilai wajar dari setiap sisa investasi dan (ii) nilai tercatat sebelumnya dari aset (termasuk goodwill) dan liabilitas dari entitas anak dan setiap kepentingan non pengendali. Ketika aset dari entitas anak dinyatakan sebesar nilai revaluasi atau nilai wajar dan akumulasi keuntungan atau kerugian yang telah diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya dan terakumulasi dalam ekuitas, jumlah yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya dan akumulasi ekuitas dicatat seolah-olah Grup telah melepas secara langsung aset yang relevan (yaitu direklasifikasi ke laba rugi atau ditransfer langsung ke saldo laba sebagaimana ditentukan oleh PSAK yang berlaku). Nilai wajar setiap sisa investasi pada entitas anak terdahulu pada tanggal hilangnya pengendalian dianggap sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal aset keuangan sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran atau, jika sesuai, biaya perolehan saat pengakuan awal investasi pada entitas asosiasi atau pengendalian bersama entitas.
When the Group loses control of a subsidiary, a gain or loss is recognized in profit or loss and is calculated as the difference between (i) the aggregate of the fair value of the consideration received and the fair value of any retained interest and (ii) the previous carrying amount of the assets (including goodwill), and liabilities of the subsidiary and any non-controlling interest. When assets of the subsidiary are carried at revalued amount or fair values and the related cumulative gain or loss has been recognized in other comprehensive income and accumulated in equity, the amounts previously recognized in other comprehensive income and accumulated in equity are accounted for as if the Group had directly disposed of the relevant assets (i.e. reclassified to profit or loss or transferred directly to retained earnings as specified by applicable accounting standards). The fair value of any investment retained in the former subsidiary at the date when control is lost is regarded as the fair value on initial recognition for subsequent accounting under PSAK 55 (revised 2011), Financial Instruments: Recognition and Measurement or, when applicable, the cost on initial recognition of an investment in an associate or a jointly controlled entity.
Kombinasi Bisnis
d.
Business Combinations
Akuisisi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada nilai wajar, yang dihitung sebagai hasil penjumlahan dari nilai wajar tanggal akuisisi atas seluruh aset yang dialihkan oleh Grup, liabilitas yang diakui oleh Grup kepada pemilik sebelumnya dari pihak yang diakuisisi dan kepentingan ekuitas yang diterbitkan oleh Grup dalam pertukaran pengendalian dari pihak yang diakuisisi. Biayabiaya terkait akuisisi diakui di dalam laba rugi pada saat terjadinya.
Acquisitions of businesses are accounted for using the acquisition method. The consideration transferred in a business combination is measured at fair value, which is calculated as the sum of the acquisition-date fair values of the assets transferred by the Group, liabilities incurred by the Group to the former owners of the acquiree, and the equity interests issued by the Group in exchange for control of the acquiree. Acquisition-related costs are recognized in profit or loss as incurred.
Pada tanggal akuisisi, aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih diakui pada nilai wajar kecuali untuk aset dan liabilitas tertentu yang diukur sesuai dengan standar yang relevan.
At the acquisition date, the identifiable assets acquired and the liabilities assumed are recognized at their fair value except for certain assets and liabilities that are measured in accordance with the relevant standards. - 14 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
260 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Kepentingan non pengendali diukur baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan kepentingan non pengendali atas aset neto teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi.
Non-controlling interests are measured either at fair value or at the non-controlling interests’ proportionate share of the acquiree’s identifiable net assets.
Bila imbalan yang dialihkan oleh Grup dalam suatu kombinasi bisnis termasuk aset atau liabilitas yang berasal dari pengaturan imbalan kontinjen (contingent consideration arrangement), imbalan kontinjen tersebut diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan termasuk sebagai bagian dari imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis. Perubahan dalam nilai wajar atas imbalan kontinjen yang memenuhi syarat sebagai penyesuaian periode pengukuran disesuaikan secara retrospektif, dengan penyesuaian terkait terhadap goodwill. Penyesuaian periode pengukuran adalah penyesuaian yang berasal dari informasi tambahan yang diperoleh selama periode pengukuran (yang tidak melebihi satu tahun sejak tanggal akuisisi) tentang fakta-fakta dan kondisi yang ada pada tanggal akuisisi.
When the consideration transferred by the Group in a business combination includes assets or liabilities resulting from a contingent consideration arrangement, the contingent consideration is measured at its acquisitiondate fair value and included as part of the consideration transferred in a business combination. Changes in the fair value of the contingent consideration that qualify as measurement period adjustments are adjusted retrospectively, with corresponding adjustments against goodwill. Measurement period adjustments are adjustments that arise from additional information obtained during the measurement period (which cannot exceed one year from the acquisition date) about facts and circumstances that existed at the acquisition date.
Perubahan selanjutnya dalam nilai wajar atas imbalan kontinjen yang tidak memenuhi syarat sebagai penyesuaian periode pengukuran tergantung pada bagaimana imbalan kontinjen tersebut diklasifikasikan. Imbalan kontinjen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas tidak diukur kembali pada tanggal sesudah tanggal pelaporan dan penyelesaian selanjutnya dicatat dalam ekuitas. Imbalan kontinjen yang diklasifikasikan sebagai asset atau liabilitas diukur setelah tanggal pelaporan sesuai dengan standar akuntansi yang relevan dengan mengakui keuntungan atau kerugian terkait dalam laba rugi atau dalam pendapatan komprehensif lain (OCI).
The subsequent accounting for changes in the fair value of the contingent consideration that do not qualify as measurement period adjustments depends on how the contingent consideration is classified. Contingent consideration that is classified as equity is not remeasured at subsequent reporting dates and its subsequent settlement is accounted for within equity. Contingent consideration that is classified as an asset or liability is remeasured subsequent to reporting dates in accordance with the relevant accounting standards, as appropriate, with the corresponding gain or loss being recognized in profit or loss or in other comprehensive income.
Bila suatu kombinasi bisnis dilakukan secara bertahap, kepemilikan terdahulu Grup atas pihak terakuisisi diukur kembali ke nilai wajar pada tanggal akuisisi dan keuntungan atau kerugian nya, jika ada, diakui dalam laba rugi. Jumlah yang berasal dari kepemilikan sebelum tanggal akuisisi yang sebelumnya telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain direklasifikasi ke laba rugi dimana perlakuan tersebut akan sesuai jika kepemilikannya dilepas/dijual.
When a business combination is achieved in stages, the Group’s previously held equity interest in the acquiree is remeasured to fair value at the acquisition date and the resulting gain or loss, if any, is recognized in profit or loss. Amounts arising from interests in the acquiree prior to the acquisition date that have previously been recognized in other comprehensive income are reclassified to profit or loss where such treatment would be appropriate if that interests were disposed of.
Jika akuntansi awal untuk kombinasi bisnis belum selesai pada akhir periode pelaporan saat kombinasi terjadi, Grup melaporkan jumlah sementara untuk pos-pos yang proses akuntansinya belum selesai dalam laporan keuangannya. Selama periode pengukuran, pihak pengakuisisi menyesuaikan, aset atau liabilitas tambahan yang diakui, untuk mencerminkan informasi baru yang diperoleh tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi dan, jika diketahui, akan berdampak pada jumlah yang diakui pada tanggal tersebut.
If the initial accounting for a business combination is incomplete by the end of the reporting period in which the combination occurs, the Group reports provisional amounts for the items for which the accounting is incomplete. Those provisional amounts are adjusted during the measurement period, or additional assets or liabilities are recognized, to reflect new information obtained about facts and circumstances that existed as of the acquisition date that, if known, would have affected the amount recognized as of that date. - 15 -
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
261 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan e.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing
e.
Transactions
and
Pembukuan pada masing-masing entitas di dalam Grup, kecuali AWS dan entitas anak diselenggarakan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat (USD), mata uang dari lingkungan ekonomi utama di mana entitas beroperasi (mata uang fungsional). Transaksitransaksi selama periode berjalan dalam mata uang non-fungsional dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang non fungsional disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi.
The books of accounts of each entity in the Group, except AWS and its subsidiaries are maintained in U.S. Dollar (USD), the currency of the primary economic environment in which the entity operates (its functional currency). Transactions during the period involving nonfunctional currencies are recorded at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At reporting date, monetary assets and liabilities denominated in non-functional currency are adjusted to reflect the rates of exchange prevailing at that date. The resulting gains or losses are credited or charged to profit and loss.
Pembukuan AWS dan entitas anak selain GOHA, GOHK dan GOHJ diselenggarakan dalam Rupiah, sedangkan GOHA dalam Dolar Australia, GOHK dalam Won Korea dan GOHJ dalam Yen Jepang. Untuk tujuan penyajian laporan keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas entitas anak tersebut pada tanggal pelaporan dijabarkan masing-masing ke dalam mata uang USD dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut, sedangkan pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata. Selisih kurs yang terjadi disajikan sebagai bagian dari pendapatan komprehensif lain.
The books of accounts of AWS and its subsidiaries except GOHA, GOHK and GOHJ are maintained in Rupiah, while GOHA in Australian Dollars, GOHK in Korean Won and GOHJ in Japan Yen. For consolidation purposes, assets and liabilities of these subsidiaries at reporting date are translated into USD using the exchange rates at reporting date, while revenues and expenses are translated using the average rates of exchange for the year. Resulting translation adjustments are shown as part of other comprehensive income.
Kurs utama yang digunakan, berdasarkan kurs tengah yang diterbitkan Bank Indonesia adalah sebagai berikut (dalam satuan USD):
The main exchange rates used, based on the mid rates published by Bank Indonesia are as follows (in full USD): 2013 USD
Mata uang/ Currencies IDR 1 EURO 1 YEN 1 SGD 1 AUD 1 GBP 1
f.
Foreign Currency Translations
2012 USD 0,0001 1,3801 0,9531 0,7899 0,8923 1,6488
Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi
0,0001 1,3247 1,1579 0,8177 1,0368 1,6111
f.
Group melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7 “Pengungkapan pihak-pihak berelasi”. Seluruh transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik dilakukan dengan kondisi dan persyaratan yang sama dengan pihak ketiga maupun tidak, diungkapkan pada laporan keuangan konsolidasian.
Transactions with Related Parties The Group enters into transactions with related parties as defined in PSAK No. 7 “Related Party Disclosures”. All transactions with related parties, whether or not made at similar terms and conditions as those done with third parties, are disclosed in the consolidated financial statements.
- 16 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
262 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan g.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Kas dan Setara Kas
g.
Untuk tujuan penyajian arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. h.
Cash and Cash Equivalents For cash flows presentation purposes, cash and cash equivalents comprise of cash on hand, cash in bank and all unrestricted investments with maturities of three months or less from the date of placement.
Aset Keuangan
h.
Financial Assets
Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, yang awalnya diukur sebesar nilai wajar.
All financial assets are recognized and derecognized on trade date where the purchase or sale of a financial asset is under a contract whose terms require delivery of the financial asset within the timeframe established by the market concerned, and are initially measured at fair value plus transaction costs, except for those financial assets classified as at fair value through profit or loss, which are initially measured at fair value.
Aset keuangan Grup diklasifikasikan sebagai berikut:
The Group financial assets are classified as follows:
Nilai wajar pada laporan laba rugi (FVTPL)
Derivatif keuangan diklasifikasikan dalam kategori ini kecuali ditujukan sebagai derivatif lindung nilai. Keuntungan atau kerugian dari derivatif non lindung nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Financial derivatives are classified in this category unless designated as hedging derivatives. Gain or loss on non-hedging derivative is recognized in profit or loss.
Nilai wajar yang ditentukan dinyatakan pada Catatan 46.
Fair value is determined in the manner described in Note 46.
Tersedia untuk dijual (AFS)
Investasi jangka panjang dalam bentuk saham, kecuali investasi pada perusahaan asosiasi, diklasifikasikan dalam kategori ini. Bila tidak ada pasar aktif untuk investasi tersebut dan nilai wajar tidak dapat diukur dengan andal, investasi ini diukur sebesar biaya perolehan, dikurangi penurunan nilai.
Fair value through profit or loss (FVTPL)
Long-term investments in shares, except investments in associates, are classified in this category. As there is no active market for these investments and the fair value cannot be reliably measured, these investments are measured at cost, less impairment.
Dividen atas instrumen ekuitas AFS, jika ada, diakui pada laba rugi pada saat hak Grup untuk memperoleh pembayaran dividen ditetapkan.
Pinjaman dan piutang
Kas dan setara kas, dana pemeliharaan pesawat dan uang jaminan atas sewa operasi, piutang usaha dan piutang lain-lain yang mempunyai jangka waktu pembayaran yang tetap dan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, diklasifikasikan sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang”, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi penurunan nilai.
Dividends on AFS equity instruments, if any, are recognised in profit or loss when the Group’s right to receive the dividends is established.
Loans and receivables Cash and cash equivalents, maintenance reserve funds and security deposits on operating leases, trade and other receivables that have fixed or determinable payments that are not quoted in active market, are classified as “loans and receivables”. Loans and receivables are measured at amortized cost using the effective interest method, less impairment.
- 17 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Available for sale (AFS)
263 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali untuk piutang jangka pendek di mana pengakuan bunga tidak material.
Interest is recognized by applying the effective interest method, except for short term receivable where the recognition or interest would be immaterial.
Metode bunga efektif
Effective interest method
Metode bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan yang diamortisasi dari instrumen keuangan dan mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode terkait.
The effective interest method is a method of calculating the amortized cost of a financial instrument and of allocating interest income over the relevant period.
Tingkat bunga efektif adalah tingkat bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan atau pembayaran kas masa depan (termasuk semua biaya yang dibayar atau diterima yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium atau diskonto lainnya), selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih pendek atas nilai tercatat bersih pada pengakuan awal.
The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash receipts or payments (including all fees and points paid or received that form an integral part of the effective interest rate, transaction costs and other premiums or discounts) through the expected life of the financial instrument, or, where appropriate, a shorter period to the net carrying amount on initial recognition.
Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain instrumen keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Income is recognized on an effective interest basis for financial instruments other than those financial instruments assessed as at fair value through profit or loss.
Penurunan nilai aset keuangan
Impairment of financial assets
Aset keuangan, selain yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL), dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti yang objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, yang berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
Financial assets, other than those at fair value through profit and loss (FVTPL), are assessed for indicators of impairment at each reporting date. Financial assets are impaired where there is objective evidence that, as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the financial asset, the estimated future cash flows of the investment have been affected.
Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang dalam nilai wajar dari instrumen ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif terjadinya penurunan nilai.
For listed and unlisted equity investments classified as AFS, a significant or prolonged decline in the value of the security below its cost is considererd to be objective evidence of impairment.
Untuk aset keuangan lainnya, bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:
For all other financial assets, objective evidence of impairment could include:
kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan
significant financial difficulty of the issuer or counterparty; or default or delinquency in interest or principal payments; or
it becoming probable that the borrower will enter bankruptcy or financial re-organisation
- 18 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
264 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, aset yang dinilai tidak akan diturunkan secara individual akan dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Grup atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang
For certain categories of financial asset, such as receivables, assets that are assessed not to be impaired individuallu are, in addition, assessed for impairment on a collective basis. Objective evidence of impairment for a portfolio of receivables could include the Group’s past experiences of collecting payments, an increase in the number of delayed payments in the portfolio past the average credit period, as well as observable changes in national or local economic conditions that correlate with default on receivables.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, penurunan nilai adalah sebesar perbedaan antara nilai tercatat dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang, didiskonto dengan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut.
For financial assets carried at amortized cost, the amount of the impairment is the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows, discounted at the financial assets original effective interest rate.
Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan, jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara jumlah tercatat aset keuangan dan nilai kini estimasi arus kas masa depan.
For financial asset carried at cost, the amount of the impairment loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of the estimated future.
Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laba rugi. Kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laba rugi tidak boleh dibalik melalui laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke pendapatan komprehensif lain.
When an AFS financial asset is considered to be impaired, cumulative gains or losses previously recognized in equity are reclassified to profit or loss. Impairment losses previously recognized in profit and loss are not reversed through profit or loss. Any increase in fair value subsequent to an impairment loss is recognized directly in other comprehensive income.
Penghentian pengakuan aset keuangan
Derecognition of financial assets
Grup menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan berakhir, atau Grup mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Grup tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Grup mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Grup memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Grup masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.
The Group derecognises a financial asset only when the contractual rights to the cash flows from the asset expire, or when it transfers the financial asset and substantially all the risks and rewards of ownership of the asset to another entity. If the Group neither transfers nor retains substantially all the risks and rewards of ownership and continues to control the transferred asset, the Group recognises its retained interest in the asset and an associated liability for amounts it may have to pay. If the Group retain substantially all the risks and rewards of ownership of a transferred financial asset, the Group continues to recognise the financial asset and also recognises a collateralised borrowing for the proceeds received.
- 19 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
265 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Saling hapus Aset dan Liabilitas Keuangan
Netting of Financial Assets and Financial Liabilities
Aset dan liabilitas keuangan Grup saling hapus dan menyajikan nilai bersih pada laporan posisi keuangan jika dan hanya jika:
The Group only offsets financial assets and liabilities and presents the net amount in the statement of financial position where it:
i.
j.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
saat ini memiliki hak hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang diakui; dan berniat untuk menyelesaikan secara bersih, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.
Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas
i.
currently has a legal enforceable right to set off the recognized amount; and
intends either to settle on a net basis, or to realize the asset and settle the liability simultaneously.
Financial Liabilities and Equity Instruments
Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas
Classification as debt or equity
Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Grup diklasifikasikan sesuai substansi perjanjian kontrak dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas.
Financial liabilities and equity instruments issued by the Group are classified according to the substance of the contractual arrangements entered into and the definitions of a financial liability and an equity instrument.
Instrumen ekuitas
Equity instruments
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang membuktikan hak residual atas aset Grup setelah dikurangi seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil yang diterima, setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.
An equity instruments is any contract that evidences a residual interest in the assets of the Group after deducting all of its liabilities. Equity instruments are recorded at the proceeds received, net of direct issue costs.
Liabilitas keuangan
Financial liabilities
Utang bank dan lembaga keuangan, utang jangka panjang, utang obligasi, utang usaha dan utang lainnya pada awalnya dinilai berdasarkan nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya dinilai berdasarkan biaya perolehan yang diamortisasi, dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dan beban bunga diakui berdasarkan suku bunga efektif.
Bank loans and financial institution, long-term loans, bonds payable and trade and other payables are initially measured at fair value, net of transaction costs, and are subsequently measured at amortized cost, using the effective interest rate method, with interest expense recognized on an effective yield basis.
Penghentian pengakuan liabilitas keuangan
Derecognition of financial liabilities
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika, dan hanya jika, liabilitas Grup telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa. Selisih antara jumlah tercatat liabilitas keuangan yang dihentikan pengakuannya dan imbalan yang dibayarkan dan utang diakui dalam laba rugi.
The Group derecognized financial liabilities when, and only when, their obligations are discharged, cancelled or expired. The difference between the carrying amount of the financial liability derecognized and the consideration paid and payable is recognized in profit or loss.
Persediaan
j.
Persediaan dinyatakan berdasarkan jumlah terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Nilai realisasi bersih merupakan taksiran harga jual persediaan dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan biaya yang diperlukan untuk menjual.
Inventories Inventories are stated at the lower of cost and net realizable value. Cost is determined using the weighted average method. Net realizable value is the estimated selling price in the ordinary course of business less all estimated costs of completion and costs necessary to make the sale.
- 20 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
266 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan k.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Biaya Dibayar Dimuka
k.
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan metode garis lurus. l.
Prepaid Expenses Prepaid expenses are amortized over their beneficial periods using the straight-line method.
Investasi Pada Entitas Asosiasi
l.
Investments in Associates
Entitas asosiasi adalah suatu entitas dimana Grup mempunyai pengaruh yang signifikan dan bukan merupakan entitas anak ataupun bagian partisipasi dalam ventura bersama. Pengaruh signifikan adalah kekuasaan untuk berpartipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional investee tetapi tidak mengendalikan atau mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut.
An associate is an entity over which the Group has significant influence and that is neither a subsidiary nor an interest in a joint venture. Significat influence is the power to participate in the financial and operating policy decisions of the investee but is not control or joint control over those policies.
Penghasilan dan aset dan liabilitas dari entitas asosiasi digabungkan dalam laporan keuangan konsolidasian dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, kecuali ketika investasi diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, sesuai dengan PSAK 58 (revisi) 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan. Investasi pada entitas asosiasi dicatat di laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian kepemilikan Grup atas aset bersih entitas asosiasi yang terjadi setelah perolehan, dikurangi dengan penurunan nilai yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu. Bagian Grup atas kerugian entitas asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari investasi (yang mencakup semua kepentingan jangka panjang, secara substansi, merupakan bagian dari Grup dan nilai investasi bersih entitas anak dalam entitas asosiasi) diakui hanya sebatas bahwa Grup telah mempunyai kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif atau melakukan pembayaran atas kewajiban entitas asosiasi.
The results of operations and assets and liabilities of associates are incorporated in these consolidated financial statements using the equity method of accounting, except when the investment is classified as held for sale, in which case, it is accounted for in accordance with PSAK 58 (Revised 2009), Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations. Under the equity method, an investment in an associate is initially recognized in the consolidated statement of financial position at cost and adjusted thereafter to recognized the Group’s share of the profit or loss and other comprehensive income of the associate. When the Group’s share of losses of an associate exceeds the Group’s interest in that associate (which includes any long-term interests that, in substance, form part of the Group’s net investment in the associate) the Group discontinues recognizing its share of further losses. Additional losses are recognized only to the extent that the Group has incurred legal or constructive obligations or made payments on behalf of the associate.
Setiap kelebihan biaya perolehan investasi atas bagian Grup atas nilai wajar bersih dari aset yang teridentifikasi, liabilitas dan liabilitas kontinjensi dari entitas asosiasi yang diakui pada tanggal akuisisi, diakui sebagai goodwill, yang termasuk dalam jumlah tercatat investasi. Setiap kelebihan dari kepemilikan Grup dari nilai wajar bersih dari aset yang teridentifikasi, liabilitas dan liabilitas kontinjensi atas biaya perolehan investasi, sesudah pengujian kembali segera diakui di dalam laporan laba rugi.
Any excess of the cost of acquisition over the Groups’ share of the net fair value of identifiable assets, liabilities and contingent liabilities of the associate recognized at the date of acquisition, is recognized as goodwill, which is included within the carrying amount of the investment. Any excess of the Groups’ share of the net fair value of the identifiable assets, liabilities and contingent liabilities over the cost of acquisition, after reassessment, are recognised immediately in profit or loss.
Persyaratan dalam PSAK 55 (revisi 2011) Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, diterapkan untuk menentukan apakah perlu untuk mengakui setiap penurunan nilai sehubungan dengan investasi pada entitas asosiasi Grup. Jika perlu, jumlah tercatat investasi yang tersisa (termasuk goodwill) diuji penurunan nilai sesuai dengan PSAK 48
The requirements of PSAK 55 (revised 2011), Financial Instruments: Recognition and Measurement, are applied to determine whether it is necessary to recognize any impairment loss with respect to the Group’s investment in an associate. When necessary, the entire carrying amount of the investment (including goodwill) is tested for impairment in accordance with PSAK - 21 -
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
267 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
(Revisi 2009), Penurunan Nilai Aset, sebagai suatu aset tunggal dengan membandingkan antara jumlah terpulihkan (mana yang lebih tinggi antara nilai pakai dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual) dengan jumlah tercatatnya. Rugi penurunan nilai yang diakui pada keadaan tersebut tidak dialokasikan pada setiap aset yang membentuk bagian dari nilai tercatat investasi pada entitas asosiasi. Setap pembalikan dari penurunan nilai diakui sesuai dengan PSAK 48 sepanjang jumlah terpulihkan dari investasi tersebut kemudian meningkat.
48 (Revised 2009), Impairment of Assets, as a single asset by comparing its recoverable amount (higher of value in use and fair value less costs to sell) with its carrying amount. Any impairment loss recognized forms part of the carrying amount of the investment. Any reversal of that impairment loss is recognized in accordance with PSAK 48 to the extent that the recoverable amount of the investment subsequently increases.
Pada saat pelepasan suatu entitas asosiasi yang mengakibatkan Grup kehilangan pengaruh signifikan atas entitas asosiasi, investasi yang tersisa diukur pada nilai wajar pada tanggal tersebut dan nilai wajarnya dianggap sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal sebagai suatu aset keuangan sesuai dengan PSAK 55. Selisih antara jumlah tercatat sebelumnya atas entitas asosiasi diatribusikan ke sisa kepemilikan dan nilai wajar termasuk dalam penentuan keuntungan atau kerugian atas pelepasan entitas asosiasi. Selanjutnya, Grup memperhitungkan seluruh jumlah yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain yang terkait dengan entitas asosiasi tersebut dengan menggunakan dasar yang sama dengan yang diperlukan jika entitas asosiasi telah melepaskan secara langsung aset dan liabilitas yang terkait. Oleh karena itu, jika keuntungan atau kerugian yang sebelumnya telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain oleh entitas asosiasi akan direklasifikasi ke laba rugi atas pelepasan aset atau liabilitas yang terkait, maka Grup mereklasifikasi keuntungan atau kerugian dari ekuitas ke laba rugi (sebagai penyesuaian reklasifikasi) sejak Grup kehilangan pengaruh signifikan atas entitas asosiasi
Upon disposal of an associate that results in the Group losing significant influence over that associate, any retained investment is measured at fair value at that date and the fair value is regarded as its fair value on initial recognition as a financial asset in accordance with PSAK 55. The difference between the previous carrying amount of the associate attributable to the retained interest and the fair value is included in the determination of the gain or loss on disposal of the associate. In addition, the Group accounts for all amounts previously recognized in other comprehensive income in relation to that associate on the same basis as would be required if that associate had directly disposed of the related assets or liabilities. Therefore, if a gain or loss previously recognized in other comprehensive income by that associate would be reclassified to profit or loss on the disposal of the related assets or liabilities, the Group reclassifies the gain or loss from equity to profit or loss (as a reclassification adjustment) when it loses significant influence over that associate.
Ketika Grup melakukan transaksi dengan entitas asosiasi, keuntungan dan kerugian yang timbul dari transaksi dengan entitas asosiasi diakui dalam laporan keuangan konsolidasian Grup hanya sepanjang kepemilikan dalam entitas asosiasi yang tidak terkait dengan Grup.
When a group entity transacts with its associate, profits and losses resulting from the transaction with the associate are recognized in the Group’s consolidated financial statements only to the extent of its interest in the associate that are not related to the Group.
m. Properti Investasi
m. Investment Properties
Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau keduanya) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau keduanya.
Investment properties are properties (land or a building – or part of a building – or both) held to earn rentals or for capital appreciation or both.
Properti investasi awalnya dinilai sebesar biaya perolehan. Selanjutnya setelah penilaian awal, properti investasi dinilai dengan menggunakan nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi pada saat terjadinya.
Investment properties are recorded initially at cost. Subsequent to initial recognition, investment properties are measured at fair value. Gains and losses arising from changes in fair value are recognized in profit or loss in the period in which they arise.
- 22 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
268 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Properti investasi diberikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomi masa depan yang diperkirakan dari pelepasannya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi ditentukan dari selisih antara hasil neto pelepasan dan jumlah tercatat aset dan diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya penghentian atau pelepasan n.
Investment properties shall be derecognized upon disposal or when the investment property is permanently withdrawn from use and no future economic benefits are expected from its disposal. Any gain or loss arising on derecognition of the property (calculated as the difference between the net disposal proceeds and the carrying amount of the asset) is included in profit or loss in the period in which the property is derecognized.
Aset Tetap
n.
Property and Equipment
Pesawat, tanah dan bangunan dinyatakan berdasarkan nilai revaluasi yang merupakan nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang memadai untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal laporan posisi keuangan.
Aircraft, land and buildings are stated at their revalued amounts, being the fair value at the date of revaluation, less any subsequent accumulated depreciation and subsequent accumulated impairment losses. Revaluation is made with sufficient regularity to ensure that the carrying amount does not differ materially from that which would be determined using fair value at the reporting date.
Kenaikan yang berasal dari revaluasi pesawat, tanah dan bangunan diakui pada pendapatan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasian, kecuali sebelumnya penurunan revaluasi atas aset yang sama pernah diakui dalam laporan laba rugi komprehensif, dalam hal ini kenaikan revaluasi hingga sebesar penurunan nilai aset akibat revaluasi tersebut, dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif. Penurunan jumlah tercatat yang berasal dari revaluasi pesawat, tanah dan bangunan dibebankan dalam laporan laba rugi apabila penurunan tersebut melebihi saldo surplus revaluasi aset yang bersangkutan, jika ada.
Any revaluation increase arising on the revaluation of such aircraft, land and buildings is recognized in other comprehensive income and accumulated in equity under the heading of revaluation surplus, except to the extent that it reverses a revaluation decrease, for the same asset which was previously recognized in profit or loss, in which case the increase is credited to profit and loss to the extent of the decrease previously charged. A decrease in carrying amount arising on the revaluation of such aircraft, land and buildings is charged to profit or loss to the extent that it exceeds the balance, if any, held in the properties revaluation reserve relating to a previous revaluation of such aircraft, land and buildings.
Surplus revaluasi pesawat, tanah dan bangunan yang telah disajikan dalam ekuitas dipindahkan langsung ke saldo laba pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya.
The revaluation surplus in respect of aircrafts, land and buildings is directly transferred to retained earnings when the asset is derecognized.
Aset tetap pesawat disusutkan hingga ke estimasi nilai residu dengan menggunakan metode garis lurus selama taksiran masa manfaat, sebagai berikut:
Aircraft assets are depreciated using the straight-line method to an estimated residual value based on their estimated useful lives, as follows:
Rangka Pesaw at Mesin Simulator Rotable parts Aset pemeliharaan Inspeksi rangka pesaw at Overhaul mesin
2013 Tahun/ Years
2012 Tahun/ Years
18 - 22 18 - 22 10 12
18 - 20 18 - 20 10 12
Periode inspeksi berikut/ Next inspection period Periode overhaul berikut/ Next overhaul period
- 23 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Airframe Engine Simulator Rotable parts Maintenance assets Airframe inspection Engine overhaul
269 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Pada tahun 2013, Perusahaan merubah umur masa manfaat untuk jenis pesawat Boeing 747400 dari 20 tahun menjadi 22 tahun. Perubahan tersebut diperlakukan secara prospektif yang menyebabkan penurunkan beban penyusutan sebesar USD 3.214.148 ditahun 2013.
In 2013, the Company changed the estimated useful life of Boeing 747-400 aircraft from 20 to 22 years. Such change in estimate was accounted prospectively resulting to reduction in depreciation expense by USD 3,214,148 in 2013.
Aset tetap non pesawat kecuali tanah dan bangunan dicatat berdasarkan harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai, jika ada dan disusutkan dengan metode garis lurus selama masa manfaat aset tesebut, sebagai berikut:
Non aircraft assets except land and buildings, are stated at cost less accumulated depreciation and impairment, if any, and are depreciated using the straight-line method based on the estimated useful lives of the asset, as follows:
Tahun/ Years Bangunan dan prasarana Kendaraan Aset tetap lainnya (perlengkapan, perangkat keras dan instalasi)
40 3-5 2 - 10
Buildings and infrastructure Vehicles Other fixed assets (office equipment, hardw are and installation)
Tanah tidak disusutkan.
Land is not depreciated.
Aset sewaan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset tetap yang dimiliki sendiri atau disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode sewa dan umur manfaatnya.
Assets held under finance lease are depreciated based on the same estimated useful life with owned assets or over the lease period which ever is shorter.
Taksiran masa manfaat, nilai residu dan metode penyusutan direviu minimum setiap akhir tahun buku, dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi akuntansi diterapkan secara prospektif.
The estimated useful lives, residual values and depreciation method are reviewed at least each year end and the effect of any changes in estimate is accounted for on a prospective basis.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dikeluarkan dari laporan keuangan konsolidasian dan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan diakui dalam laporan laba rugi.
The cost of maintenance and repairs is charged to operations as incurred. Other costs incurred subsequently to add to, replace part of, or service an item of property, and equipment, are recognized as asset if, and only if it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the entity and the cost of the item can be measured reliably. When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying amount is removed from the consolidated financial statement and the resulting gains or losses are recognized in profit or loss.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan tersebut termasuk biaya pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari utang yang digunakan untuk pembangunan aset tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.
Construction in progress is stated at cost which includes borrowing costs during construction on debts incurred to finance the construction. Construction in progress is transferred to the respective property and equipment account when complete and ready to use.
- 24 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
270 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
o.
p.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Pinjaman yang tidak spesifik digunakan untuk perolehan aset tertentu, jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi tertentu terhadap jumlah pengeluaran untuk perolehan aset tersebut. Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang dari biaya pinjaman terhadap saldo pinjaman terkait selama periode tersebut, tidak termasuk jumlah pinjaman yang spesifik digunakan untuk perolehan aset tertentu lainnya.
For borrowings that are not specific to the acquisition of a qualifying asset, the amount capitalized is determined by applying a capitalization rate to the expenditures on qualifying asset. The capitalization rate is the weighted average of the borrowing costs applicable to the total borrowings outstanding during the period, excluding borrowings directly attributable to financing other qualifying assets.
Aset tetap dalam rangka bangun, kelola dan alih dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama 20 - 30 tahun.
Properties under BOT (build, operate and transfer) are stated at cost, less accumulated depreciation. Depreciation is computed using the straight-line method over 20 - 30 years.
Aset Tidak Lancar Tersedia Untuk Dijual
o.
Non Current Assets Held For Sale
Aset tidak lancar dan kelompok yang akan dijual harus diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual jika jumlah tercatatnya akan dipulihkan terutama melalui transaksi penjualan daripada melalui penggunaan yang berkelanjutan. Kondisi ini dapat terpenuhi hanya ketika penjualan sangat mungkin dan aset tidak lancar (atau kelompok yang akan dijual) tersedia untuk dijual segera dalam kondisi sekarang. Manajemen harus berkomitmen terhadap penjualan tersebut, yang diharapkan untuk memenuhi syarat untuk pengakuan sebagai penjualan dalam satu tahun dari tanggal klasifikasi.
Noncurrent assets and disposal groups are classified as held for sale if their carrying amount will be recovered principally through a sale transaction rather than through continuing use. This condition is regarded as met only when the sale is highly probable and the noncurrent asset (or disposal group) is available for immediate sale in its present condition. Management must be committed to the sale, which should be expected to qualify for recognition as a completed sale within one year from the date of classification.
Aset tidak lancar (dan kelompok yang akan dijual) diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual diukur sebesar jumlah terendah dari jumlah tercatat sebelumnya dan nilai wajar dikurangi biaya penjualannya.
Non current assets (and disposal groups) classified as held for sale are measured at the lower of their previous carrying amount and fair value less costs to sell.
Penurunan Nilai Aset Non Keuangan
p.
Impairment of Non-Financial Asset
Pada tanggal pelaporan, Grup menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Grup mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.
At reporting dates, the Group reviews the carrying amount of non-financial assets to determine whether there is any indication that those assets have suffered an impairment loss. If any such indication exists, the recoverable amount of the asset is estimated in order to determine the extent of the impairment loss (if any). Where it is not possible to estimate the recoverable amount of an individual asset, the Group estimates the recoverable amount of the cash generating unit to which the asset belongs.
Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi dengan biaya untuk menjual atau nilai pakai. Dalam menilai nilai pakai, estimasi arus kas masa depan didiskontokan ke nilai kini menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset yang mana estimasi arus kas masa depan belum disesuaikan. Jika jumlah yang dapat
Estimated recoverable amount is the higher of fair value less cost to sell or value in use. In assessing value in use, the estimated future cash flows are discounted to their present value using a pre-tax discount rate that reflects current market assessments of the time value of money and the risks specific to the asset for which the estimates of future cash flows have not been adjusted. If the recoverable amount of a non-financial asset (cash generating unit) is - 25 -
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
271 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
q.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi kecuali aset tersebut dicatat sebesar nilai revaluasi, dimana kerugian penurunan nilai diperlakukan sebagai penurunan revaluasi.
less than its carrying amount, the carrying amount of the asset (cash generating unit) is reduced to its recoverable amount and an impairment loss is recognized immediately against earnings unless the relevant asset is carried at revaluation amount, in which the impairment loss is treated as revaluation decrease.
Kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan diungkapkan dalam Catatan 3h.
Accounting policy for impairment of financial assets is disclosed in Note 3h.
Sewa
q.
Leases
Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
Leases are classified as finance leases whenever the terms of the lease transfer substantially all the risks and rewards of ownership to the lessee. All other leases, which do not meet these criteria, are classified as operating leases.
Sebagai Lessee
As Lessee
Aset yang diperoleh melalui sewa pembiayaan dicatat pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan Grup yang ditentukan pada awal kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Liabilitas kepada lessor disajikan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasi sebagai liabilitas sewa pembiayaan.
Assets held under finance leases are initially recognized as assets of the Group at their fair value at the inception of the lease or, if lower, at the present value of the minimum lease payments. The corresponding liability to the lessor is included in the consolidated statement of financial position as a finance lease obligation.
Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pengurangan dari liabilitas sewa sehingga mencapai suatu tingkat bunga yang konstan (tetap) atas saldo liabilitas. Beban keuangan dibebankan langsung ke laba rugi. Rental kontijensi dibebankan pada periode terjadinya.
Lease payments are apportioned between finance charges and reduction of the lease obligation so as to achieve a constant rate of interest on the remaining balance of the liability. Finance charges are charged directly to profit or loss. Contingent rentals are recognized as expenses in the periods in which they are incurred.
Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontijensi diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya.
Operating lease payments are recognized as an expense on a straight-line basis over the lease term, except where another systematic basis is more representative of the time pattern in which economic benefits from the leased asset are consumed. Contingent rentals arising under operating leases are recognized as an expense in the period in which they are incurred.
Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai liabilitas. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.
In the event that lease incentives are received to enter into operating leases, such incentives are recognized as a liability. The aggregate amount of incentives is recognized as a reduction of rental expense on a straight-line basis, except where another systematic basis is more representative of the time pattern in which economic benefits from the leased asset are consumed.
- 26 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
272 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
r.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Jual dan Sewa–Balik
Sale and Leaseback
Aset yang dijual berdasarkan transaksi jual dan sewa-balik diperlakukan sebagai berikut:
Assets sold under a sale and leaseback transaction are accounted for as follows:
Jika suatu transaksi jual dan sewa-balik merupakan sewa pembiayaan, selisih lebih hasil penjualan diatas nilai tercatat, tidak segera diakui sebagai pendapatan tetapi ditangguhkan dan diamortisasi selama masa sewa.
If the sale and leaseback transaction results in a finance lease, any excess of sales proceeds over the carrying amount of the asset is deferred and amortized over the lease term.
Jika transaksi jual dan sewa-balik merupakan sewa operasi dan transaksi tersebut dilakukan pada nilai wajar, maka laba atau rugi diakui segera. Jika harga jual dibawah nilai wajar, maka laba atau rugi diakui segera, kecuali rugi tersebut dikompensasikan dengan pembayaran sewa masa depan yang lebih rendah dari harga pasar, maka rugi tersebut ditangguhkan dan diamortisasi secara proporsional dengan pembayaran sewa selama periode penggunaan aset. Jika harga jual diatas nilai wajar, selisih lebih diatas nilai wajar tersebut ditangguhkan dan diamortisasi selama periode penggunaan aset.
If the sale and leaseback transaction results in an operating lease and the transaction is established at fair value, any profit or loss is recognized immediately. If the sale price is below fair value, any profit or loss is recognized immediately except that, if the loss is compensated by future lease payments at below market price, it is deferred and amortized in proportion to the lease payments over the period for which the asset is expected to be used. If the sale price is above fair value, the excess over fair value is deferred and amortized over the period for which the asset is expected to be used.
Untuk sewa operasi, jika nilai wajar aset pada saat transaksi jual dan sewa-balik lebih rendah daripada nilai tercatatnya, maka rugi sebesar selisih antara nilai tercatat dan nilai wajar diakui segera.
For operating leases, if the fair value at the time of a sale and leaseback transaction is less than the carrying amount of the asset, a loss equal to the amount of the difference between the carrying amount and fair value is recognized immediately.
Untuk sewa pembiayaan, tidak diperlukan penyesuaian kecuali jika telah terjadi penurunan nilai. Dalam hal ini, nilai tercatat diturunkan ke jumlah yang dapat dipulihkan.
For finance leases, no such adjustment is necessary unless there has been impairment in value, in which case the carrying amount is reduced to recoverable amount.
Biaya Pemeliharaan Pesawat
r.
Heavy Maintenance Costs of Aircraft
Biaya inspeksi besar rangka pesawat dan perbaikan besar mesin pesawat milik sendiri dan sewa pembiayaan dikapitalisasi dan disusutkan selama periode sampai dengan inspeksi atau perbaikan besar berikutnya.
Major airframe inspection cost relating to heavy maintenance visit and engine overhauls for owned aircraft and those held on finance lease is capitalized and amortized over the period until the next expected major inspection or overhaul.
Bila terdapat komitmen untuk perawatan pesawat sesuai yang diatur dalam perjanjian sewa operasi, penyisihan diakui selama jangka waktu sewa atas liabilitas pengembalian sesuai yang dipersyaratkan dalam perjanjian tersebut. Penyisihan dibuat berdasarkan pengalaman historis, petunjuk pabrik dan, jika relevan, liabilitas kontrak untuk menentukan nilai sekarang dari perkiraan biaya masa depan dari inspeksi rangka pesawat dan perbaikan mesin.
If there is a commitment related to maintenance of aircraft held under operating lease arrangements, a provision is made during the lease term for the lease return obligations specified within those lease agreements. The provision is made based on historical experience, manufacturers’ advice and if relevant, contractual obligations, to determine the present value of the estimated future major airframe inspections cost and engine overhauls.
Biaya perbaikan dan pemeliharaan lainnya dibebankan pada saat terjadinya.
All other repair and maintenance costs are expensed as incurred. - 27 -
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
273 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan s.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Beban Tangguhan
s.
Biaya-biaya lain yang memenuhi kriteria pengakuan aset akan ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus berdasarkan masa manfaatnya. t.
u.
Deferred Charges Other charges that meet the asset recognition criteria are deferred and amortized using the straight-line method over their beneficial periods.
Pengakuan Pendapatan dan Beban
t.
Revenue and Expense Recognition
Penjualan tiket penumpang dan jasa kargo awalnya diakui sebagai pendapatan diterima dimuka transportasi. Pendapatan operasional diakui pada saat penerbangan telah dilakukan. Penjualan didalamnya termasuk juga atas pemulihan surcharges selama periode berjalan.
Passenger ticket and cargo waybill sales are initially recorded as unearned transportation revenue. Revenue is recognized when transportation service is rendered. Revenue also includes recoveries from surcharges during the period.
Pendapatan jasa perbaikan dan pemeliharaan pesawat atas kontrak jangka pendek diakui pada saat jasa diserahkan kepada langganan. Pendapatan jasa perbaikan dan pemeliharaan pesawat atas kontrak jangka panjang diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian.
Revenue from short-term aircraft maintenance and overhaul contract is recognized when the service is rendered. Revenue from long-term aircraft maintenance and overhaul contracts is recognized using the percentage-of-completion method.
Pendapatan atas jasa perhotelan, jasa boga, biro perjalanan dan jasa sistem reservasi serta jasa lain yang berhubungan dengan penerbangan diakui sebagai pendapatan pada saat jasa diserahkan.
Revenues from hotels, catering, travel agency services, reservation system services and other services related to flight operations are recognized when the services are rendered.
Pendapatan bunga di-akru berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah pokok terhutang dan tingkat bunga yang berlaku.
Interest revenue is accrued on time basis, by reference to the principal outstanding and at the applicable interest rate.
Penghasilan dividen dari investasi saham diakui pada saat hak menerima dividen telah ditetapkan.
Dividend income from investment in shares is recognized when the shareholders’ rights to receive such dividend have been established.
Beban diakui pada saat terjadi.
Expenses are recognized when incurred.
Frequent Flyer Program
u.
Perusahaan menyelenggarakan program “Garuda Frequent Flyer” yang menyediakan penghargaan perjalanan kepada anggotanya berdasarkan akumulasi jarak tempuh. Sebagian pendapatan penumpang diatribusikan terhadap penghargaan perjalanan yang diestimasi dan dihitung berdasarkan ekpektasi penggunaan penghargaan tersebut, ditangguhkan sampai penghargaan digunakan dan dicatat sebagai pendapatan diterima dimuka. Penghargaan yang tidak digunakan diakui sebagai pendapatan pada saat masa berlaku habis.
Frequent Flyer Program The Company operates a frequent flyer program called “Garuda Frequent Flyer” that provides travel awards to its members based on accumulated mileage. A portion of passenger revenue attributable to the award of frequent flyer benefits, estimated based on expected utilization of these benefits, is deferred until they are utilized. These deferments of revenue are recorded as unearned revenue. Any remaining unutilized benefits are recognized as revenue upon expiry.
- 28 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
274 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan v.
w.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Imbalan Pasca-kerja dan Imbalan Kerja Jangka Panjang
v.
Post-Employment Benefits
Benefits
and
Long-Term
Imbalan Pasca-Kerja
Post-Employment Benefits
Perhitungan imbalan pasca-kerja ditentukan dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari jumlah yang lebih besar diantara nilai kini liabilitas imbalan pasti atau nilai wajar aset program diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung, apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya diakui sebagai beban dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
Post-employment benefits are determined using the Projected Unit Credit Method. The accumulated unrecognized actuarial gains and losses that exceed 10% of the greater of the present value of the defined benefit obligations and the fair value of plan assets, is recognized on straight-line basis over the expected average remaining service years of the participating employees. Past service cost is recognized immediately to the extent that the benefits are already vested, and otherwise is amortized on a straight-line basis over the average period until the benefits become vested.
Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasca-kerja di laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasca-kerja disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial belum diakui dan biaya jasa lalu belum diakui, dan dikurangi dengan nilai wajar aset program.
The employee benefits obligation recognized in the consolidated statements of financial position represents the present value of the defined benefit obligation as adjusted for unrecognized actuarial gains and losses and unrecognized past service cost, and reduced by the fair value of plan assets.
Imbalan Kerja Jangka Panjang
Long-Term Benefits
Perhitungan imbalan kerja jangka panjang ditentukan dengan menggunakan Projected Unit Credit. Biaya jasa lalu dan keuntungan (kerugian) aktuarial diakui langsung pada periode yang bersangkutan.
Long-term benefits are determined using the Projected Unit Credit Method. Past service cost and actuarial gains (losses) are recognized immediately in the current operations.
Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan kerja jangka panjang di laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini liabilitas imbalan kerja pasti.
The long-term employee benefit obligation recognized in the consolidated statement of financial position represents the present value of the defined benefit obligation.
Provisi
w.
Provision
Provisi diakui bila Grup memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu dan besar kemungkinan Grup diharuskan menyelesaikan kewajiban serta jumlah kewajiban tersebut dapat diestimasi secara andal.
Provisions are recognized when the Group has a present obligation (legal or constructive) as a result of a past event, it is probable that the Group will be required to settle the obligation, and a reliable estimate can be made of the amount of the obligation.
Jumlah diakui sebagai provisi merupakan taksiran terbaik yang diharuskan menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan, dengan memperhatikan unsur risiko dan ketidakpastian yang melekat pada kewajiban tersebut. Provisi diukur menggunakan estimasi arus kas untuk menyelesaikan kewajiban kini dengan jumlah tercatatnya sebesar nilai kini dari arus kas tersebut.
The amount recognized as a provision is the best estimate of the consideration required to settle the obligation at the end of the reporting period, taking into account the risks and uncertainties surrounding the obligation. Where a provision is measured using the cash flows estimated to settle the present obligation, its carrying amount is the present value of those cash flows.
- 29 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
275 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Bila beberapa atau keseluruhan dari manfaat ekonomis mengharuskan penyelesaian provisi diharapkan dapat dipulihkan dari pihak ketiga, piutang diakui sebagai aset apabila terdapat kepastian tagihan dapat diterima dan jumlah piutang dapat diukur secara andal. x.
When some or all of the economic benefits required to settle a provision are expected to be recovered from a third party, the receivable is recognized as an asset if it is virtually certain that reimbursement will be received and the amount of the receivable can be measured reliably.
Pajak Penghasilan
x.
Income Tax
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Current tax expense is determined based on the taxable income for the year computed using the prevailing tax rates.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan rugi fiskal, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Deferred tax assets and liabilities are recognized for the future tax consequences attributable to differences between the financial statement carrying amounts of assets and liabilities and their respective tax bases. Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences and deferred tax assets are recognized for deductible temporary differences to the extent that it is probable that taxable income will be available in future periods against which the deductible temporary differences and fiscal losses can be utilized.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan berlaku dalam periode ketika liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan.
Deferred tax assets and liabilities are measured at the tax rates that are expected to apply in the period in which the liability is settled or the asset realized, based on the tax rates (and tax laws) that have been enacted, or substantively enacted, by the end of the reporting period.
Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Grup ekspektasikan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tercatat aset dan liabilitasnya.
The measurement of deferred tax assets and liabilities reflects the consequences that would follow from the manner in which the Group expects, at the end of the reporting period, to recover or settle the carrying amount of its assets and liabilities.
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah tercatatnya jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut.
The carrying amount of deferred tax asset is reviewed at the end of each reporting period and reduced to the extent that it is no longer probable that sufficient taxable profits will be available to allow all or part of the asset to be recovered.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika entitas memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan ketika aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan serta Grup yang bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto.
Deferred tax assets and liabilities are offset when there is legally enforceable right to set off current tax assets against current tax liabilities and when they relate to income taxes levied by the same taxation authority and the Group intends to settle their current tax assets and current tax liabilities on a net basis.
- 30 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
276 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba atau rugi, kecuali sepanjang pajak penghasilan yang berasal dari transaksi atau kejadian yang diakui, diluar laba atau rugi (baik dalam pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas), dalam hal tersebut pajak juga diakui di luar laba atau rugi. y.
z.
Current and deferred tax are recognized as an expense or income in profit or loss, except when they relate to items that are recognized outside of profit or loss (whether in other comprehensive income or directly in equity), in which case the tax is also recognized outside of profit or loss.
Instrumen Keuangan Derivatif
y.
Derivative Financial Instruments
Instrumen keuangan derivatif awalnya dinilai berdasarkan nilai wajar pada saat tanggal kontrak dibuat, dan selanjutnya dinilai kembali berdasarkan nilai wajar pada tanggal pelaporan keuangan. Perlakuan akuntansi atas perubahan kemudian dalam nilai wajar tergantung apakah derivatif tersebut ditujukan untuk instrumen lindung nilai, dan jika benar, sifat dari obyek yang dilindungi nilainya.
Derivatives are initially recognized at fair value at the date the derivative contract is entered into and are subsequently measured to their fair value at each reporting date. The accounting for subsequent changes in fair value depends on whether the derivative is designated as a hedging instrument, and if so, the nature of the item being hedged.
Perubahan nilai wajar instrumen derivatif keuangan yang ditujukan untuk lindung arus kas masa depan yang efektif diakui sebagai bagian dari pendapatan komprehensif lain dan bagian yang tidak efektif langsung diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Jika transaksi lindung nilai mengakibatkan pengakuan aset atau liabilitas, akumulasi keuntungan dan kerugian dalam pendapatan komprehensif lain direklasfikasi ke laporan laba rugi komprehensif dalam periode yang sama selama aset atau liabilitas yang terkait mempengaruhi laba rugi. Untuk lindung nilai yang tidak mengakibatkan pengakuan aset atau liabilitas, jumlah yang ditangguhkan dalam pendapatan komprehensif lain diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada periode yang sama dimana item yang dilindung nilai mempengaruhi laba atau rugi bersih.
Changes in fair value of derivative financial instruments that are designated as effective hedges of future cash flows are recognized as part of other comprehensive income and the ineffective portion is recognized immediately in earnings. If the hedged transaction results in the recognition of an asset or liability, the accumulated gains and losses under other comprehensive income are reclassified into earnings in the same period in which the related asset or liability affects earnings. For hedges that do not result in the recognition of an asset or liability, amounts deferred in other comprehensive income are recognized in earnings in the same period in which the hedged item affects profit or loss.
Untuk lindung nilai efektif terhadap eksposur perubahan nilai wajar, item yang dilindung nilai disesuaikan dengan perubahan nilai wajar yang dapat diatribusikan terhadap risiko yang dilindung nilai dan perubahan tersebut langsung diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
For an effective hedge of an exposure to changes in the fair value, the hedged item is adjusted for changes in fair value attributable to the risk being hedged and such changes are recognized immediately in earnings.
Laba per Saham
z.
Earnings per Share
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode yang bersangkutan.
Basic earnings per share is computed by dividing net income attributable to owners of the Company by the weighted average number of shares outstanding during the period.
Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik Perusahaan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.
Diluted earnings per share is computed by dividing net income attributable to owners of the Company by the weighted average number of shares outstanding as adjusted for the effects of all dilutive potential ordinary shares.
- 31 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
277 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
aa. Informasi Segmen
aa. Segment Information
Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Grup yang secara regular direviu oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi.
Operating segments are identified on the basis of internal reports about components of the Group that are regularly reviewed by the chief operating decision maker in order to allocate resources to the segments and to assess their performances.
Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:
An operating segment is a component of an entity:
a)
yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);
a)
that engages in business activities from which it may earn revenue and incur expenses (including revenue and expenses relating to the transaction with other components of the same entity);
b)
yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan
b)
whose operating results are reviewed regularly by the entity’s chief operating decision maker to make decision about resources to be allocated to the segments and assess its performance; and
c)
dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
c)
for which discrete financial information is available.
Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya dan penillaian kinerja mereka terfokus pada kategori dari setiap produk.
Information reported to the chief operating decision maker for the purpose of resource allocation and assessment of their performance is more specifically focused on the category of each product.
bb. Aset Takberwujud
bb. Intangible Assets
Lisensi dan perangkat lunak yang diperoleh dikapitalisasi berdasarkan biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh dan menpersiapkannya hingga siap digunakan. Biaya-biaya ini diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi manfaat 3 – 8 tahun.
Software and licenses are capitalized on the basis of the cost incurred to acquire and to prepare the assets for intended use. These costs are amortized using the straight-line method over the estimated useful life of 3 – 8 years.
cc. Manufacturer’s Incentive
cc. Manufacturer’s Incentive
Perusahaan mendapatkan kredit dari vendor sehubungan dengan perolehan atas peralatan udara tertentu. Berdasarkan sifatnya, kredit ini akan dicatat sebagai pengurang biaya perolehan atas peralatan udara tersebut. Kredit ini akan diselesaikan baik dengan pengembalian uang untuk pembelian selanjutnya atau saling hapus dengan tagihan dari vendor tersebut.
The Company receives credits from vendors in connection with the acquisition of certain avionic equipments. Depending on their nature, these credits are recorded as a reduction to the cost of the related avionic equipments. The credits are either settled as cash back on subsequent purchases or net-off with payable to vendors.
- 32 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
278 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan dd. Program Opsi Karyawan
Saham
Manajemen
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
dan
dd. Management and Employee Stock Option Program
Perusahaan menyediakan program opsi saham untuk anggota manajemen serta karyawan tetap (MESOP). Program ini terdiri dari program opsi saham bahwa setelah diselesaikan melalui penerbitan saham (pengaturan pembayaran saham yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas) dicatat sebagai transaksi ekuitas.
The Company provides stock option program to its members of management and eligible employees (MESOP). The program consists of stock option plan that upon exercise is settled through issuance of shares (equity-settled share based payment arrangement) which is accounted as equity transaction.
Pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas kepada karyawan dan layanan sejenis lainnya diukur pada nilai wajar instrumen ekuitas pada tanggal pemberian opsi. Nilai wajar yang ditentukan pada tanggal pemberian opsi pembayaran saham yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas dicatat sebagai beban dengan metode garis lurus sepanjang periode vesting, berdasarkan estimasi instrumen ekuitas Perusahaan yang akhirnya akan diberikan, dengan peningkatan yang sesuai pada ekuitas. Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan mengubah estimasi dari jumlah instrumen ekuitas yang diharapkan akan diberikan. Dampak dari perubahan atas estimasi awal, jika ada, diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai biaya kumulatif yang mencerminkan perubahan estimasi, dengan penyesuaian berdasarkan cadangan imbalan kerja yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas.
Equity-settled share-based payments to employees and others providing similar services are measured at the fair value of the equity instruments at the grant date. The fair value determined at the grant date of the equitysettled share-based payments is expensed on a straight-line basis over the vesting period, based on the Company’s estimate of equity instruments that will eventually vest, with a corresponding increase in equity. At the end of each reporting period, the Company revises its estimate of the number of equity instruments expected to vest. The impact of the revision of the original estimates, if any, is recognised in consolidated statements of comprehensive income such that the cumulative expense reflects the revised estimate, with a corresponding adjustment to the equity-settled employee benefits reserve.
ee. Kuasi-Reorganisasi
ee. Quasi-Reorganization
Pada tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan melakukan kuasi-reorganisasi dengan mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 51 (revisi 2003) “Akuntansi KuasiReorganisasi”.
As of January 1, 2012, the Company carried out a quasi-reorganization in accordance with the Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) No. 51 (revised 2003), “Accounting for Quasi-Reorganization”.
Kuasi-reorganisasi dilakukan dengan metode reorganisasi akuntansi dimana aset dan liabilitas dinilai kembali sebesar nilai wajarnya yang dihitung dengan metode nilai pasar dan arus kas yang didiskontokan. Selisih hasil revaluasi aset dan liabilitas disajikan dalam saldo selisih revaluasi aset dan liabilitas yang digunakan untuk mengeliminasi defisit. Rincian dari saldo defisit yang dieliminasi dijelaskan pada Catatan 52. Sebagai tambahan, nilai wajar dari aset dan liabilitas yang digunakan dalam kuasi-reorganisasi menjadi saldo awal di dalam laporan keuangan yang dimulai tanggal 1 Januari 2012 dan selanjutnya diukur menggunakan kebijakan akuntansi yang relevan.
The quasi-reorganization was carried out using the accounting reorganization method, wherein assets and liabilities are revalued at their fair values using market value and discounted cash flows model. The revaluation surplus of asset and liabilities is recognized as difference in revaluation of assets and liabilities and used for eliminating deficit. Details of the elimination of deficit are discussed in Note 52. In addition, the fair value of those assets and liabilities as used in the quasi-reorganization becomes their initial carrying amount in the consolidated financial statements commencing January 1, 2012 and are subsequently measured using the relevant accounting policies.
- 33 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
279 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan 4.
PERTIMBANGAN KRITIS AKUNTANSI ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
DAN
4.
CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES
JUDGMENTS
AND
Pertimbangan Kritis dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi
Critical Judgments in Applying Accounting Policies
Berikut ini adalah pertimbangan kritis, selain dari pertimbangan yang melibatkan estimasi (lihat di bawah) yang telah dibuat oleh manajemen dalam proses penerapan kebijakan akuntansi dan yang memiliki dampak yang paling signifikan pada jumlah yang dicatat dalam laporan keuangan konsolidasian:
The following are the critical judgments, apart from those involving estimation (see below) that management has made in the process of applying the accounting policies and that have the most significant impact on the amounts recognized in the consolidated financial statements:
i.
i.
Komitmen Sewa Operasi – Sebagai Lessee Perusahaan mengadakan perjanjian sewa operasi untuk pesawat. Perusahaan menetapkan berdasarkan evaluasi atas syarat dan kondisi yang ada dalam perjanjian, pihak lessor menanggung seluruh resiko secara signifikan dan manfaat kepemilikan atas pesawat sehingga diakui sebagai sewa operasi. Komitmen sewa operasi telah diungkapkan dalam Catatan 47.
ii.
Operating Lease Commitments – As Lessee The Company has entered into commercial leases on its aircraft. The Company has determined, based on an evaluation of the substance of the terms and conditions of the arrangements, that the lessor retains all the significant risks and rewards of ownership of these aircrafts and so accounts for the contracts as operating leases. The operating lease commitments are disclosed in Note 47.
Jual dan Sewa-Balik
ii.
Perusahaan mengadakan perjanjian jual dan sewa balik untuk pesawat. Perusahaan menetapkan berdasarkan evaluasi atas syarat dan kondisi yang ada dalam perjanjian, transaksi jual dan sewa-balik merupakan sewa operasi dan transaksi tersebut dilakukan pada nilai wajar. Transaksi jual dan sewa-balik telah diungkapkan dalam Catatan 47.
Sale and Leaseback The Company has entered into sale and leaseback of certain newly acquired aircrafts. The Company has determined, based on an evaluation of the substance of the terms and conditions of the arrangements, that sale and leaseback transaction results in an operating lease, and the transaction is established at fair value. Sale and leaseback transactions are disclosed in Note 47.
Sumber Estimasi Ketidakpastian
Key Sources of Estimation Uncertainty
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah tercatat aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
The preparation of consolidated financial statements in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards requires management to make estimates and assumptions that has an effect to the carrying amount of assets and liabilities and disclosure of contingent and liabilities at the date of consolidated financial statements and the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period. Actual results could be different from those estimates.
Informasi tentang asumsi utama yang dibuat mengenai masa depan dan sumber utama dari estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini.
The key assumptions concerning future and other key sources of estimation at the end of the reporting period, that have the significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are discussed below.
- 34 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
280 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan i.
ii.
iii.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Estimasi Masa Manfaat Atas Aset Tetap
i. Estimated Useful Equipment
Lives
Of
Property
and
Manajemen mengestimasi masa manfaat aset tetap berdasarkan penggunaan dari aset yang diharapkan dapat didukung dengan rencana dan strategi usaha yang juga mempertimbangkan perkembangan teknologi dimasa depan dan perilaku pasar. Estimasi dari masa manfaat aset tetap adalah berdasarkan penelaahan Grup secara kolektif terhadap praktek industri, evaluasi teknis internal dan pengalaman untuk aset yang sama. Estimasi masa manfaat ditelaah paling sedikit setiap akhir periode pelaporan dan diperbaharui jika ekspektasi berbeda dari estimasi sebelumnya dikarenakan pemakaian dan kerusakan fisik, keusangan secara teknis atau komersial dan hukum atau pembatasan lain atas penggunaan dari aset. Tetapi, adalah mungkin, hasil dimasa depan dari operasi dapat dipengaruhi secara material oleh perubahan-perubahan dalam estimasi yang diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor yang disebutkan diatas.
Management has estimated the useful lives of property and equipment based on expected asset utilization based on business plans and strategies that also consider expected future technological developments and market behavior. The estimation of the useful lives of property and equipment is based on the Group’s collective assessment of industry practice, internal technical evaluation and experience with similar assets. The estimated useful lives are reviewed at least each financial period-end and are updated if expectations differ from previous estimates due to physical wear and tear, technical or commercial obsolescence and legal or other limitations on the use of the assets. It is possible, however, that future results of operations could be materially affected by changes in the estimates brought about by changes in the factors mentioned above.
Nilai tercatat aset tetap telah diungkapkan dalam Catatan 14.
The carrying amount of property and equipment is disclosed in Note 14.
Provisi Biaya Pengembalian dan Pemeliharaan Pesawat
ii. Provision For Aircraft Return and Maintenance Cost
Dimana ada suatu komitmen untuk mempertahankan pesawat yang disewa dalam perjanjian sewa operasi, suatu penyisihan dibuat selama masa sewa untuk kewajiban pengembalian sewa yang telah ditetapkan dalam perjanjian sewa. Suatu penyisihan ini didasarkan pada pengalaman yang telah terjadi, saran pabrikan dan, mana yang lebih tepat, kewajiban konstruktif dalam menentukan nilai sekarang dari biaya masa yang akan datang diperkirakan atas inspeksi yang signifikan kerangka badan pesawat besar dan overhaul mesin. Perkiraan ini harus dibuat sehubungan dengan waktu pemeliharaan. Nilai tercatat liabilitas estimasi telah diungkapkan dalam Catatan 25.
Whenever there is a commitment to maintain aircraft held under operating lease arrangements, a provision is made during the lease term for the lease return obligations specified within those lease agreements. The provision is based upon historical experience, manufacturers' advice and, where appropriate, contractual obligations in determining the present value of the estimated future costs of major airframe inspections and engine overhauls. Estimates are required to be made in respect of the timing of maintenance. The carrying amount of estimated liability is disclosed in Note 25.
Liabilitas Imbalan Pasca-Kerja
iii. Post-Employment Benefits Obligation
Beban dari program pensiun manfaat pasti dan nilai kini dari kewajiban pensiun ditentukan oleh penilaian aktuaris dengan menggunakan beberapa asumsi diantaranya tingkat diskonto, tingkat pengembalian dana yang diharapkan, tingkat kenaikan kompensasi dan tingkat kematian. Kewajiban manfaat pasti sangat sensitif terhadap perubahan asumsi. Nilai tercatat liabilitas telah diungkapkan dalam Catatan 28.
The cost of defined benefit plan and present value of the pension obligation are determined based on actuarial valuation which makes use of various assumptions such as discount rates, expected rates of return on plan assets, rates of compensation increases and mortality rates. The defined benefit obligation is highly sensitive to changes in the assumptions. The carrying amount of the obligation is disclosed in Note 28.
- 35 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
281 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan iv.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Pajak Penghasilan
iv.
Dalam situasi tertentu, Perusahaan tidak dapat menentukan secara pasti jumlah liabilitas pajak mereka pada saat ini atau masa depan karena proses pemeriksaan, atau negosiasi dengan otoritas perpajakan. Ketidakpastian timbul terkait dengan interpretasi dari peraturan perpajakan yang kompleks dan jumlah dan waktu dari penghasilan kena pajak di masa depan. Dalam menentukan jumlah yang harus diakui terkait dengan liabilitas pajak yang tidak pasti, Perusahaan menerapkan pertimbangan yang sama yang akan mereka gunakan dalam menentukan jumlah cadangan yang harus diakui sesuai dengan PSAK 57, “Provisi, Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi”. Pajak penghasilan telah diungkapkan dalam Catatan 10c. v.
In certain circumstances, the Company may not be able to determine the exact amount of its current or future tax liabilities due to ongoing investigations by, or negotiations with, the taxation authority. Uncertainties exist with respect to the interpretation of complex tax regulations and the amount and timing of future taxable income. In determining the amount to be recognized in respect of an uncertain tax liability, the Company applies similar considerations as it would use in determining the amount of a provision to be recognized in accordance with PSAK 57, “Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Asset. Income tax is disclosed in Note 10c.
Rugi Penurunan Nilai Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
v.
Grup menilai penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang pada setiap tanggal pelaporan. Dalam menentukan apakah rugi penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi, manajemen membuat penilaian, apakah terdapat bukti objektif bahwa kerugian telah terjadi. Manajemen juga membuat penilaian atas metodologi dan asumsi untuk memperkirakan jumlah dan waktu arus kas masa depan yang direviu secara berkala untuk mengurangi perbedaan antara estimasi kerugian dan kerugian aktualnya. Nilai tercatat pinjaman yang diberikan dan piutang telah diungkapkan dalam Catatan 6 dan 7. vi.
Income Tax
Impairment Loss on Loans and Receivables The Group assesses its loans and receivables for impairment at each reporting date. In determining whether an impairment loss should be recorded in profit or loss, management makes judgment as to whether there is an objective evidence that loss event has occurred. Management also makes judgment as to the methodology and assumptions for estimating the amount and timing of future cash flows which are reviewed regularly to reduce any difference between loss estimate and actual loss. The carrying amount of loans and receivables are disclosed in Notes 6 and 7.
Penyisihan Penurunan Nilai Persediaan
vi.
Grup membuat penyisihan penurunan nilai persediaan berdasarkan estimasi persediaan yang digunakan pada masa mendatang. Walaupun asumsi yang digunakan dalam mengestimasi penyisihan penurunan nilai persediaan telah sesuai dan wajar, namun perubahan signifikan atas asumsi ini akan berdampak material terhadap penyisihan penurunan nilai persediaan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil usaha Grup. Nilai tercatat persediaan diungkapkan dalam Catatan 8.
Allowance for Decline in Value of Inventories The Group provides allowance for decline in value of inventories based on estimated future usage of such inventories. While it is believed that the assumptions used in the estimation of the allowance for decline in value of inventories are appropriate and reasonable, significant changes in these assumptions may materially affect the assessment of the allowance for decline in value of inventories, which ultimately will impact the result of the Groups’ operations. The carrying amount of inventories is disclosed in Note 8.
- 36 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
282 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan 5.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
KAS DAN SETARA KAS
5. 2013 USD
Kas Rupiah Dolar Amerika Serikat Mata uang asing lainnya Jumlah Kas Bank Pihak berelasi (Catatan 45) Bank Negara Indonesia Bank Mandiri Bank Rakyat Indonesia Pihak ketiga Citibank N.A. Commonw ealth Bank of Australia Standard Chartered Bank Bank of China Korean Exchange Bank Industrial Commercial Bank of China The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Saudi Arabian Bank Bank Central Asia California Bank Mizuho Bank Bank Muamalat National Australian Bank Bank Permata CIMB Niaga Llyods Bank Ltd Lain-lain (masing-masing dibaw ah USD 300.000) Jumlah bank
CASH AND CASH EQUIVALENTS 2012 USD
1.225.762 604.239 299.599 2.129.600
1.520.553 782.993 327.039 2.630.585
50.236.939 37.336.951 20.265.546
48.328.934 56.299.467 591.024
83.987.787 11.106.813 9.705.890 7.236.135 4.210.023 3.414.822 2.548.135 2.453.385 2.438.407 1.418.562 1.227.895 1.152.822 728.974 566.309 -
110.837.674 8.559.451 1.908.893 4.858.298 2.898.684 878.558 3.162.125 1.820.696 3.269.558 2.494.161 1.746.946 351.891 1.977.850 2.648.768 2.618.884 1.012.035
4.691.830 244.727.225
2.621.427 258.885.324
Deposito berjangka Pihak berelasi (Catatan 45) Bank Rakyat Indonesia Bank Syariah Mandiri Bank Rakyat Indonesia Syariah Bank Negara Indonesia Pihak ketiga Bank Muamalat Bank Permata Bank Mega Bank Bukopin Bank Artha Graha Bank Mega Syariah Bank CIMB Niaga Bank Jatim Bank Himpunan Saudara Jumlah deposito berjangka
33.913.915 8.204.118 6.563.295 5.579.582
14.361.489 4.472.251
86.388.793 66.714.415 19.256.002 666.175 506.174 365.212 246.124 228.403.805
33.609.100 1.240.951 1.282.187 242.622 433.133 8.368.769 103.412 155.119 64.269.033
Jumlah
475.260.630
325.784.942
Tingkat bunga deposito berjangka per tahun: Rupiah Dolar Amerika Serikat
5,00% - 11,00% 0,10% - 3,75%
- 37 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
3,80% - 8,00% 0,25% - 3,35%
Cash on hand Rupiah U.S. Dollar Other foreign currencies Total Cash on hand Banks Related parties (Note 45) Bank Negara Indonesia Bank Mandiri Bank Rakyat Indonesia Third parties Citibank N.A. Commonw ealth Bank of Australia Standard Chartered Bank Bank of China Korean Exchange Bank Industrial Commercial Bank of China The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Saudi Arabian Bank Bank Central Asia California Bank Mizuho Bank Bank Muamalat National Australian Bank Bank Permata CIMB Niaga Llyods Bank Ltd Other banks (each below USD 300,000) Total bank Time deposits Related parties (Note 45) Bank Rakyat Indonesia Bank Syariah Mandiri Bank Rakyat Indonesia Syariah Bank Negara Indonesia Third parties Bank Muamalat Bank Permata Bank Mega Bank Bukopin Bank Artha Graha Bank Mega Syariah Bank CIMB Niaga Bank Jatim Bank Himpunan Saudara Total time deposits Total Interest rate per annum on time deposit Rupiah U.S. Dollar
283 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Kas dan setara kas berdasarkan mata uang:
Cash and cash equivalent by currency: 2013 USD
6.
2012 USD
Rupiah Dolar Amerika Serikat Renmimbi China Dolar Australia Yen Jepang Euro Won Korea Dolar Singapura Dolar Hongkong Riyal Saudi Arabia Poundsterling Inggris Baht Thailand Dirham Uni Emirat Arab Dolar Taiw an Mata uang lainnya (masing-masing dibaw ah USD 300.000)
265.099.069 130.010.406 21.088.383 18.827.232 12.644.695 7.085.143 4.841.640 3.068.188 2.616.116 2.507.521 2.469.824 1.663.453 466.000 461.976
74.446.068 190.235.436 14.552.907 13.678.402 13.593.379 4.652.488 3.851.437 2.064.078 1.461.584 1.921.528 1.026.833 1.458.975 510.192 329.620
2.410.984
2.002.015
Jumlah
475.260.630
325.784.942
PIUTANG USAHA
6.
a. Berdasarkan Debitur
Pihak berelasi (Catatan 45) PT Jiw asraya PT Gapura Angkasa PT POS Indonesia Abacus International Ltd PT Bukit Asam (Persero) Tbk Kementrian Agama RI Lain-lain Jumlah
Rupiah U.S. Dollar Chinese Renmimbi Australian Dollar Japanese Yen Euro Korean Won Singapore Dollar Hongkong Dollar Saudi Arabian Riyal Great Britain Poundsterling Thailand Bath United Arab Emirates Dirham Taiw an Dollar Other currencies (each under USD 300,000) Total
TRADE ACCOUNTS RECEIVABLES a. By Debtors
2013 USD
2012 USD
1.966.795 920.503 532.813 410.871 113.915 26.672 63.397 4.034.966
2.479.139 934.252 843.371 478.751 198.306 102.417 48.907 5.085.143
Pihak ketiga Jasa penerbangan Agen penumpang Agen kargo Kartu kredit Perusahaan penerbangan Lain-lain Sub jumlah Non jasa penerbangan Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah
59.210.984 15.051.367 3.494.044 1.819.882 3.605.040 83.181.317 55.733.466 138.914.783
54.550.046 14.588.829 5.732.009 1.626.701 4.731.557 81.229.142 44.660.444 125.889.586
(2.968.386) 135.946.397
(1.503.631) 124.385.955
Jumlah Piutang Usaha
139.981.363
129.471.098
Related parties (Note 45) PT Jiw asraya PT Gapura Angkasa PT POS Indonesia Abacus International Ltd PT Bukit Asam (Persero) Tbk Ministry of Religious Affairs Others Total Third parties Airlines services Passenger agents Cargo agents Credit cards Airlines Others Sub total Non airlines services Total Allow ance for impairment loss Total Total Trade Accounts Receivable
- 38 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
284 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
b. Berdasarkan Mata Uang
b. By Currency 2013 USD
Rupiah Dolar Amerika Serikat Yen Jepang Euro Dolar Australia Won Korea Renmimbi China Riyal Saudi Arabia Ringgit Malaysia Dolar Singapura Mata uang lainnya Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah bersih
2012 USD
54.672.498 53.552.044 8.816.761 4.157.581 4.062.138 2.673.552 2.037.590 1.749.217 1.303.554 759.599 9.165.215 142.949.749
79.688.200 20.804.844 11.064.385 2.476.335 3.081.409 4.385.212 1.343.965 622.233 1.303.023 193.838 6.011.285 130.974.729
Rupiah U.S. Dollar Japanese Yen Euro Australian Dollar Korean Won Chinese Renmimbi Saudi Arabian Riyal Malaysian Ringgit Singapore Dollar Other currencies Total
(2.968.386) 139.981.363
(1.503.631) 129.471.098
Allow ance for impairment loss Total - net
c. Berdasarkan Umur Piutang Usaha Tetapi Tidak Mengalami Penurunan Nilai
c. Aging of Impaired
2013 USD Belum jatuh tempo Jatuh tempo 1- 60 hari 61 - 180 hari 181 - 360 hari > 360 hari Jumlah
Trade
Accounts
Receivable
Not
2012 USD
21.070.158
17.398.954
104.171.808 5.849.245 3.885.956 5.004.196 139.981.363
90.708.666 7.222.480 6.143.162 7.997.836 129.471.098
Not yet due Past due 1- 60 days 61 - 180 days 181 - 360 days > 360 days Total
Jangka waktu rata-rata kredit penjualan adalah 30 60 hari untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012. Bunga tidak dikenakan kepada pelanggan yang umur piutang usaha telah jatuh tempo.
The average credit term is 30 - 60 days for the year ended December 31, 2013 and 2012. No interest is charged on the overdue trade accounts receivables.
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai:
Changes in the allowance for impairment loss:
Saldo aw al Penambahan Pemulihan Jumlah
2013 USD
2012 USD
1.503.631 1.777.925 (313.170) 2.968.386
1.503.631 1.503.631
Beginning balance Addition Recovery Ending balance
Umur piutang usaha yang mengalami penurunan nilai adalah umur piutang diatas 360 hari.
The age of impaired trade accounts receivables is above 360 days.
Beban cadangan kerugian penurunan nilai secara individual dan kolektif adalah sebagai berikut:
Allowance for impairment loss from individual and collective impairment are as follows:
Penilaian Individu Penilaian kolektif Jumlah
2013 USD
2012 USD
348.023 1.429.902 1.777.925
810.614 693.017 1.503.631
- 39 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Individual assessments Collective assessments Total
285 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
7.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Dalam menentukan pemulihan dari piutang usaha, Grup mempertimbangkan setiap perubahan dalam kualitas kredit dari piutang usaha dari tanggal awalnya kredit diberikan sampai dengan akhir periode pelaporan. Konsentrasi risiko kredit terbatas pada basis pelanggan adalah besar dan tidak saling berhubungan.
In determining the recoverability of a trade account receivable, the Group considers any change in the credit quality of the trade receivable from the date credit was initially granted up to the end of the reporting period. The concentration of credit risk is limited as the customer base is large and unrelated.
Berdasarkan penelahaan yang dilakukan oleh manajemen atas piutang usaha yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai, manajemen beranggapan bahwa piutang usaha tersebut masih dapat dipulihkan karena tidak terdapat perubahan yang signifikan atas kualitas kredit dari pelanggan tersebut. Untuk piutang usaha yang berasal dari jasa non-penerbangan, Grup tidak memiliki jaminan atau peningkatan kredit lainnya atas piutang usaha dan juga tidak memiliki hak hukum yang saling hapus dengan setiap jumlah yang terhutang oleh Grup kepada pihak lawan. Untuk piutang dari penjualan tiket pesawat, lebih lanjut akan dibahas dalam Catatan 46 tentang risiko kredit.
Based on management’s identification for trade accounts receivables that are past due but not impaired, management considers that those receivables are still realizable because based on its assessment there is no significant change in credit quality from those customers. For accounts receivables from non-airlines services, the Group does no maintain any collateral or credit enhancement over those accounts receivable and doesn’t have any legal right of offset against any amounts owed by the Group to the counterparty. For receivable from sales of airline ticket, further discussion about credit policy is set forth in Note 46 about credit risk.
Penurunan nilai piutang usaha secara individu terdiri atas beberapa rekening yang dianggap oleh manajemen tidak terpulihkan berdasarkan penilaian atas kualitas kredit dan kondisi keuangan pelanggan tersebut. Grup tidak memiliki jaminan atas saldo tersebut.
Individually impaired trades receivables consist of accounts which management considers are no longer recoverable based on its assessment of credit quality and financial condition of the customers. The Group doesn’t have any collateral over those balances.
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang kepada pihak ketiga adalah cukup. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga. Tidak diadakan pencadangan kerugian penurunan nilai atas piutang kepada pihak berelasi karena manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih.
Management believes that the allowance for impairment losses from third parties is adequate. Management also believes that there are no significant concentrations of credit risk in third party receivable. No allowance for impairment loss was provided on receivables from related parties, as management believes that all such receivables are collectible.
PIUTANG LAIN-LAIN
Pendapatan masih harus diterima Piutang pegaw ai Lain-lain Jumlah
7.
OTHER RECEIVABLES
2013 USD
2012 USD
3.946.418 2.702.460 2.096.203 8.745.081
3.530.753 2.790.444 1.556.416 7.877.613
Manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih sehingga cadangan kerugian penurunan nilai tidak dibentuk.
Accrued revenues Employee receivables Others Total
Management believes that all such receivables are collectible thus allowance for impairment losses was not provided.
- 40 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
286 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan 8.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
PERSEDIAAN
8.
INVENTORIES
2013 USD Suku cadang Jasa boga Dokumen tiket Lain-lain Jumlah Penyisihan penurunan nilai persediaan Jumlah bersih
Mutasi penyisihan penurunan adalah sebagai berikut:
nilai
2012 USD
66.955.494 18.372.071 1.105.954 4.339.773 90.773.292
56.345.654 23.386.819 617.816 3.592.215 83.942.504
(444.835) 90.328.457
(498.627) 83.443.877
persediaan
Changes in the allowance for decline in value of inventories are as follows:
2013 USD Saldo aw al Penambahan Pemulihan Saldo akhir
9.
Spare parts Catering Ticketing document Others Total Allow ance for decline in value Net amount
2012 USD
498.627 (53.792) 444.835
498.627 498.627
Beginning balance Additions Recovery Ending balance
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan penurunan nilai persediaan tersebut cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari penurunan nilai persediaan.
Management believes that the allowance for decline in value of inventories is adequate to cover possible losses on the decline in inventory value.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, persediaan Perusahaan telah diasuransikan kepada PT Asuransi Jasa Indonesia terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis dengan nilai pertanggungan masingmasing USD 207.224.954 dan USD 250.000.000 Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan.
At December 31, 2013 and 2012, the inventories of the Company were insured with PT Asuransi Jasa Indonesia against fire and other risks under pool policies with total sum insured of USD 207,224,954 and USD 250,000,000 respectively. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the inventories insured.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, tidak terdapat persediaan yang digunakan sebagai jaminan.
As of December 31, 2013 and 2012, no inventories were used as collateral.
UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA
9.
2013 USD
ADVANCES AND PREPAID EXPENSES 2012 USD
Sew a dibayar dimuka Sew a pesaw at Bahan bakar Sew a gedung Suku cadang Perjalanan dinas Perbaikan pesaw at Asuransi Lain-lain
41.152.438 21.527.352 6.520.618 3.664.789 3.460.239 2.010.476 1.520.335 1.127.983 8.259.216
27.022.376 12.502.839 6.822.858 2.161.665 13.122.596 2.904.595 7.962.428 2.952.388 9.357.797
Prepaid rent Aircraft rental Fuel Building rental Spare parts Duty trip Aircraft maintenance Insurance Others
Jumlah
89.243.446
84.809.542
Total
- 41 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
287 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
10. PERPAJAKAN a.
10. TAXATION
Pajak Dibayar Dimuka
a. 2013 USD
Perusahaan Taksiran Pajak Penghasilan Badan Lebih Bayar Tahun 2013 Entitas Anak Taksiran Pajak Penghasilan Badan Lebih Bayar Tahun 2013 Tahun 2012 Tahun 2011 Tahun 2010 Tahun 2009 Tahun 2008 Pajak Pertambahan Nilai Sub jumlah Jumlah
b.
2012 USD
7.521.917
-
The Company Estimated Overpayment of Corporate Income Tax Year 2013
1.667.804 1.637.000 55.282 782.504 136.930 462.011 3.311.498 8.053.029
1.752.097 129.100 1.057.826 136.930 462.065 1.641.128 5.179.146
Subsidiaries Estimated Overpayment of Corporate Income Tax Year 2013 Year 2012 Year 2011 Year 2010 Year 2009 Year 2008 Value Added Tax Sub total
15.574.946
5.179.146
Total
Utang Pajak
b. 2013 USD
Perusahaan Pajak penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 22 Pasal 26 Pasal 4 (2) PPh badan Pajak Pertambahan Nilai Pajak lain-lain Sub jumlah
Prepaid Taxes
1.367.488 962.182 10.371 9.883 56.641 4.201.956 83.241 6.691.762
Taxes Payable 2012 USD
1.385.438 729.491 40.575 28.716 7.138.584 4.607.733 107.739 14.038.276
Entitas anak Pajak penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 4 (2) PPh badan Pajak Pertambahan Nilai Pajak Pembangunan 1 Pajak lain-lain Sub jumlah
2.374.541 305.027 260.079 27.206 289.592 2.845.844 1.516.576 2.158.841 568.308 10.346.014
1.459.122 260.168 226.079 9.673 56.934 1.223.596 165.581 1.966.280 1.001.943 6.369.376
Jumlah
17.037.776
20.407.652
The Company Income taxes Article 21 Article 23 Article 22 Article 26 Article 4 (2) Income tax article 29 Value Added Taxes Other taxes Sub total Subsidiaries Income taxes Article 21 Article 23 Article 25 Article 26 Article 4 (2) Income tax article 29 Value Added Taxes Local Government Taxes 1 Other taxes Sub total Total
- 42 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
288 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan c.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Manfaat (Beban) Pajak
c. 2013 USD
Tax Benefit (Expense) 2012 USD
Pajak kini Perusahaan Entitas anak Jumlah pajak kini
(9.350.882) (9.350.882)
(14.691.874) (7.210.035) (21.901.909)
Current tax The Company Subsidiaries Total current tax
Pajak tangguhan Perusahaan Entitas anak Jumlah pajak tangguhan
(2.731.077) 14.466.736 11.735.659
(21.814.137) 3.047.606 (18.766.531)
Deferred tax The Company Subsidiaries Total deferred tax
Beban pajak Perusahaan dan entitas anak sehubungan dengan SKP dan SPT pembetulan
-
Jumlah
2.384.777
(19.541) (40.687.981)
Tax expense of Company and its subsidiaries related to tax assessment letter and revised annual tax return Total
Pajak Kini
Current Tax
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan laba (rugi) fiskal Perusahaan adalah sebagai berikut:
A reconciliation between profit before tax per consolidated statements of comprehensive income and taxable income (fiscal loss) of the Company is as follows:
Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Eliminiasi dan penyesuian Laba sebelum pajak penghasilan Perusahaan Perbedaan temporer: Cadangan kerugian penurunan nilai piutang Penyisihan penurunan nilai persediaan Beban penyusutan Penurunan nilai aset Perbedaan perlakuan aset pemeliharaan Imbalan pasca kerja Beban akrual Beban emisi saham Sub jumlah Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal: Sew a pembiayaan Penghasilan yang dikenakan pajak final Beban yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal Pinjaman sindikasi Opsi saham Biaya bergabung pilot Sub jumlah Laba kena pajak (rugi fiskal) Perusahaan
2013 USD
8.815.603 34.113.477 42.929.080
151.530.554 18.204.299 169.734.853
316.420
(64.381)
(28.567) 5.573.535 5.093.951 (37.314.909) (19.559.059) (3.118.571) (49.037.200)
(17.247) (34.933.900) 6.790.884 (66.991.037) (6.070.505) 1.079.153 (3.118.571) (103.325.604)
(66.042.949)
(58.503.068)
(15.325.404)
(11.186.962)
55.561.776 (6.208.877) (32.015.454)
65.599.283 (2.550.927) (1.130.226) 130.144 (7.641.756)
(38.123.574)
58.767.493
- 43 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
2012 USD
Profit before tax per consolidated statements of comprehensive income Elimination and adjustments Income before tax of the Company Temporary differences: Allow ance for impairment losses of accounts receivable Allow ance for decline in value of inventories Depreciation expense Impairment of assets Maintenance assets Post employment benefits Accrued expense Stock issuance cost Sub total Nondeductible expenses/ Non taxable income Lease liabilities Income subjected to final tax Expenses that are not deductible for tax purposes Syndicated loan Stock option Pilot joining fee Sub total Taxable income (fiscal loss) of the Company
289 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Laba kena pajak (rugi fiskal) dalam laporan keuangan konsolidasi ini menjadi dasar dalam pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT).
Taxable income (fiscal loss) in this consolidated financial statement will be the basis for filling Annual Tax Return (SPT).
Laba kena pajak tahun 2012 berbeda dengan SPT yang dilaporkan disebabkan karena adanya perubahan atas perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal.
Taxable income in 2012 was different with SPT that has been reported due to a change on difference that cannot be calculated based on fiscal.
Rincian beban pajak dan utang (lebih bayar) pajak kini adalah sebagai berikut:
The details of current tax expense and tax payable (overpayment) are as follows: 2013 USD
2012 USD
-
14.691.874
The Company Current tax expense
Dikurangi pajak dibayar dimuka Pajak penghasilan - Pasal 25 Pajak penghasilan - Pasal 22 Pajak penghasilan - Pasal 23 Pajak penghasilan - Pasal 15 Sub jumlah
(4.900.895) (1.775.610) (524.942) (320.470) (7.521.917)
(5.029.049) (1.705.395) (427.974) (390.872) (7.553.290)
Less prepaid taxes Income tax - Article 25 Income tax - Article 22 Income tax - Article 23 Income tax - Article 15 Sub total
Kurang (lebih) bayar pajak kini
(7.521.917)
7.138.584
Current tax under (over) payment
5.716.637
4.066.920
Subsidiaries Current tax expense PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia
3.229.494 404.751 9.350.882
2.948.154 194.961 7.210.035
(8.172.842)
(7.738.536)
1.178.040
(528.501)
(1.667.804) 2.845.844 1.178.040
(1.752.097) 1.223.596 (528.501)
Perusahaan Beban pajak kini
Entitas anak Beban pajak kini PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia PT Aero Wisata dan entitas anak PT Aero Systems Indonesia Jumlah Dikurangi pajak dibayar dimuka Jumlah Disajikan sebagai: Pajak dibayar dimuka Utang Pajak Bersih
PT Aero Wisata and subsidiaries PT Aero Systems Indonesia Total Less prepaid taxes Total Presented as: Prepaid tax Tax payable Net
- 44 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
290 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Pajak Tangguhan
Deferred Tax
Rincian dari aset dan liabilitas pajak tangguhan adalah sebagai berikut:
Details of deferred tax assets and liabilities are as follows:
1 Januari/ January 1, 2013 USD Aset pajak tangguhan Entitas anak PT Citilink Indonesia PT Abacus Distribution Sy stems Indonesia PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia PT Aero Wisata dan entitas anak Jumlah aset pajak tangguhan - bersih Liabilitas pajak tangguhan Perusahaan Cadangan kerugian penurunan nilai piutang Peny isihan penurunan nilai persediaan Aset tetap Penurunan nilai aset Cadang piutang jangka panjang Aset pemeliharaan Liabilitas estimasi biay a pengembalian dan pemeliharaan pesawat Imbalan pasca kerja Beban akrual Biay a emisi saham Akumulasi rugi f iskal Jumlah Entitas anak PT Aero Sy stems Indonesia PT Aero Wisata dan entitas anak Jumlah liabilitas pajak tangguhan - bersih
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi/ Credited (charged) to income for the year USD
Dicatat di pendapatan komprehensif lain/ Recognized in other comprehensive income USD
31 Desember/ December 31, 2013 USD
721.959
14.542.774
590.854
-
15.855.587
141.138
(72.423)
15.993
-
84.708
8.755.666
(79.706)
5.326
-
8.681.286
1.450.319
94.989
42.196
-
1.587.504
14.485.634
654.369
-
26.209.085
11.069.083
7.068.822
79.105
-
-
7.147.927
117.132 (27.907.056) (1.106.789)
(21.362) (1.372.972) 66.498
303.944 -
-
95.770 (28.976.084) (1.040.291)
4.225.574 (34.440.639)
(5.621.770)
-
-
4.225.574 (40.062.409)
12.374.024 25.830.357 1.096.872 1.559.286 (11.182.417)
1.374.809 (4.889.765) (1.096.872) (779.643) 9.530.895 (2.731.077)
303.944
-
13.748.833 20.940.592 779.643 9.530.895 (13.609.550)
-
(108.154)
393.774
(501.928)
-
(3.837.481)
483.030
621.116
(536.714)
(3.270.049)
(14.626.124)
(2.749.975)
925.060
(536.714)
(16.987.753)
- 45 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Penjabaran laporan Keuangan/ Translation Adjustments USD
Def erred tax assets Subsidiaries PT Citilink Indonesia PT Abacus Distribution Sy stems Indonesia PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia PT Aero Wisata and its subsidiaries Total def erred tax asset - net Def erred tax liabilities The Company Allowance f or impairment loss of account receiv able Allowance f or decline in v alue of inv entories Property and equipment Impairment of asset Prov ision f or long term receiv able Maintenance assets Estimated liabilities f or aircraf t return and maintenance cost Employ ment benef its obligation Accrued expense Share issuance cost Tax loss carry f orwad Total Subsidiaries PT Aero Sy stems Indonesia PT Aero Wisata and its subsidiaries Total def erred tax liabilities - net
291 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi/ Credited (charged) to income for the year USD
1 Januari/ January 1, 2012 USD Aset pajak tangguhan Entitas anak PT Citilink Indonesia PT Abacus Distribution Sy stems Indonesia PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia PT Aero Wisata dan entitas anak PT Aero Sy stems Indonesia Jumlah aset pajak tangguhan - bersih Liabilitas pajak tangguhan Perusahaan Cadangan kerugian penurunan nilai piutang Peny isihan penurunan nilai persediaan Aset tetap Penurunan nilai aset Cadang piutang jangka panjang Aset pemeliharaan Liabilitas estimasi biay a pengembalian dan pemeliharaan pesawat Imbalan pasca kerja Beban akrual Biay a emisi saham Jumlah
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Dicatat di pendapatan komprehensif lain/ Recognized in other comprehensive income USD
Penjabaran laporan Keuangan/ Translation Adjustments USD
31 Desember / December 31, 2012 USD
-
2.827.021
(2.105.062)
-
721.959
156.165
(8.000)
(7.027)
-
141.138
8.898.361
(134.329)
(8.366)
-
8.755.666
1.187.463 312.084
(411.071) 81.690
-
673.927 -
1.450.319 393.774
10.554.073
2.355.311
(2.120.455)
673.927
11.462.857
6.465.465
603.357
1.875.810 (13.850.705) (1.148.966)
(1.758.678) (7.982.000) 42.177
4.224.648 (25.231.261)
926 (9.209.378)
13.857.084 27.347.983 827.084 2.338.929 16.706.071
(1.483.060) (1.517.626) 269.788 (779.643) (21.814.137)
(6.074.351) -
(6.074.351)
-
7.068.822
-
117.132 (27.907.056) (1.106.789)
-
4.225.574 (34.440.639)
-
12.374.024 25.830.357 1.096.872 1.559.286 (11.182.417)
Entitas anak PT Aero Wisata dan entitas anak
(3.559.838)
692.295
(122.168)
(847.770)
(3.837.481)
Jumlah liabilitas pajak tangguhan - bersih
13.146.233
(21.121.842)
(6.196.519)
(847.770)
(15.019.898)
Def erred tax assets Subsidiaries PT Citilink Indonesia PT Abacus Distribution Sy stems Indonesia PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia PT Aero Wisata and its subsidiaries PT Aero Sy stems Indonesia Total def erred tax asset - net Def erred tax liabilities The Company Allowance f or impairment loss of account receiv able Allowance f or decline in v alue of inv entories Property and equipment Impairment of asset Prov ision f or long term receiv able Maintenance assets Estimated liabilities f or aircraf t return and maintenance cost Employ ment benef its obligation Accrued expense Share issuance cost Total Subsidiaries PT Aero Wisata and its subsidiaries Total def erred tax liabilities - net
- 46 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
292 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Rekonsiliasi laba pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak penghasilan dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
A reconciliation total taxable income and the amounts computed by applying the effective tax rate to profit before income tax is as follows:
2013 USD Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Manfaat (beban) pajak dengan tarif yang berlaku Dampak pajak atas perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal Perusahaan Entitas anak Penyesuaian yang diketahui pada tahun berjalan terkait pajak tangguhan tahun sebelumnya entitas anak Beban pajak Perusahaan dan entitas anak sehubungan dengan SKP dan SPT Pembetulan Rugi fiskal yang tidak diakui pada entitas anak Beban pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
2012 USD
8.815.603
151.530.554
Income before tax per consolidated statements of comprehensive income
(2.203.901)
(37.882.639)
Tax benefit (expense) at effective tax rates
8.003.864 (1.528.548)
1.910.438 (3.615.945)
(1.280.163)
3.811.978
-
(19.541)
(606.475)
(4.892.272)
2.384.777
(40.687.981)
11. DANA PERAWATAN PESAWAT DAN UANG JAMINAN
Jumlah
2012 USD
473.179.589
350.678.928
144.443.468
111.254.884
Aircraft maintenance reserve funds (Note 47) Operating lease security deposits (Note 47)
617.623.057
461.933.812
Total
12. UANG MUKA PEMBELIAN PESAWAT
12. ADVANCES FOR PURCHASE OF AIRCRAFT
Akun ini merupakan uang muka pembelian pesawat Boeing 777-300ER, Boeing 737-800, Airbus A-330200, Airbus A320-200, Bombardier CRJ1000, dan ATR 72-600 serta peralatan simulator. Rincian atas perjanjian tersebut telah dijelaskan dalam Catatan 48.
This account represents advances for the purchase of Boeing 777-300ER, Boeing 737-800, Airbus A-330200, Airbus A320-200, Bombardier CRJ1000, and ATR 72-600 and simulator equipment. Details of related agreements have been disclosed in Note 48.
- 47 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Unrecognized tax loss in subsidiaries Tax expense per consolidated statements of comprehensive income
11. MAINTENANCE RESERVE FUND AND SECURITY DEPOSITS 2013 USD
Dana peraw atan pesaw at (Catatan 47) Uang jaminan sew a operasi (Catatan 47)
Tax effects of non deductible expenses: The Company Subsidiaries Adjustment recognized in current year in relation to the prior year deferred tax of subsidiaries Tax expenses of the Company and its subsidiaries related to SKP and SPT correction
293 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Berikut dengan rincian uang muka pembelian pesawat:
Below are the details of advances for purchase of aircraft:
2013 USD A330 Saldo Aw al Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
151.389.855 158.692.055 (120.208.103) 189.873.807
A320 Saldo Aw al Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
2012 USD
61.815.277 124.912.043 (35.337.465) 151.389.855
A330 Beginning balance Additions Deductions Ending balance
44.217.895 35.308.620 (6.253.227) 73.273.288
24.248.967 19.968.928 44.217.895
A320 Beginning balance Additions Deductions Ending balance
B777-300ER Saldo Aw al Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
279.424.180 203.653.739 (263.780.419) 219.297.500
81.032.560 198.391.620 279.424.180
B777-300ER Beginning balance Additions Deductions Ending balance
B737-800 Saldo Aw al Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
14.771.356 8.351.064 (13.457.700) 9.664.720
60.057.488 6.728.850 (52.014.982) 14.771.356
B737-800 Beginning balance Additions Deductions Ending balance
CRJ1000 NextGen Saldo Aw al Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
7.354.133 8.525.699 (11.412.461) 4.467.371
300.000 23.811.393 (16.757.260) 7.354.133
CRJ1000 NextGen Beginning balance Additions Deductions Ending balance
ATR 72-600 Saldo Aw al Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
2.418.000 2.418.000
-
ATR 72-600 Beginning balance Additions Deductions Ending balance
Peralatan Simulator Pesaw at Saldo Aw al Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
1.371.750 1.371.750
-
Flight Simulator Equipment Beginning balance Additions Deductions Ending balance
500.366.436
497.157.419
Jumlah
Total
- 48 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
294 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
13. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI
PT Gapura Angkasa PT Aeroprima PT Aeronurti Catering Services
13. INVESTMENT IN ASSOCIATES Tempat kedudukan/ Domicile
Persentase kepemilikan/ Percentage of Ownership %
Jakarta Jakarta Jakarta
37,50 40,00 45,00
Jumlah/Total
2013 USD
2012 USD
16.487.829 846.645 125.442
15.337.925 1.005.469 174.095
17.459.916
16.517.489
Entitas asosiasi yang dimiliki oleh Grup seluruhnya beroperasi di Indonesia.
The associates of the exclusively in Indonesia.
Mutasi investasi pada entitas asosiasi:
Changes in investments in associates:
PT Gapura Angkasa Saldo aw al tahun Bagian laba bersih Dividen Saldo akhir tahun PT Aeroprima Saldo aw al tahun Bagian laba bersih Dividen Selisih kurs penjabaran Saldo akhir tahun PT Aeronurti Catering Services Saldo aw al tahun Bagian laba (rugi) bersih Selisih kurs penjabaran Saldo akhir tahun
2013 PT Gapura Angkasa PT Aeroprima PT Aeronurti Catering Services
are
2013 USD
2012 USD
15.337.925 1.833.870 (683.966) 16.487.829
14.477.200 1.651.197 (790.472) 15.337.925
PT Gapura Angkasa Balance at beginning of year Equity in net income Dividends Balance at end of year
1.005.469 56.463 (215.287) 846.645
852.798 273.203 (69.702) (50.830) 1.005.469
PT Aeroprima Balance at beginning of year Equity in net income Dividends Translation adjustment Balance at end of year
174.095 (29.917) (18.736) 125.442
179.393 3.146 (8.444) 174.095
PT Aeronurti Catering Services Balance at beginning of year Equity in net income (loss) Translation adjustment Balance at end of year
Ringkasan informasi keuangan dari entitas asosiasi yang dipertanggung jawabkan dengan metode ekuitas adalah sebagai berikut: Aset/ Assets USD
Group
operating
Summarized financial information in respect of associates is set out below:
Liabilitas/ Liabilities USD
Pendapatan/ Revenue USD
Laba (rugi)/ Profit (loss) USD
58.472.120 4.026.270 682.529
24.732.914 1.920.626 503.798
92.965.047 3.762.142 893.767
4.890.320 141.158 (66.482)
2013 PT Gapura Angkasa PT Aeroprima PT Aeronurti Catering Services
Jumlah
63.180.919
27.157.338
97.620.956
4.964.996
Total
2012 PT Gapura Angkasa PT Aeroprima PT Aeronurti Catering Services
61.796.936 5.003.254 658.699
22.415.061 2.518.434 371.850
88.839.886 5.270.071 1.098.394
4.403.192 683.008 6.989
2012 PT Gapura Angkasa PT Aeroprima PT Aeronurti Catering Services
Jumlah
67.458.889
25.305.345
95.208.351
5.093.189
Total
- 49 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
-
3.852.142
68.419.311
133.106.348
Pengembangan aset sewa
87.673.267
Tanah
1.746.325.320
472.561
Instalasi
Jumlah
317.223
2.267.475
5.428.036
Mesin
Bangunan dan prasarana
Bangun, kelola, alih
Bangunan
Pengembangan aset sewa
99.638
10.413.266
Aset dalam penyelesaian
Aset sewa kendaraan
96.717.485
Bangunan dan prasarana
62.202
6.021.825
Instalasi
Hak atas tanah
9.013.648
91.577.808
4.477.522
140.545.088
72.016.988
Mesin
Kendaraan
Perangkat keras
Peralatan
Pemilikan langsung
Aset non-pesawat
50.777.728
154.869.506
Mesin
Pemugaran kabin pesawat
574.631.029
Rangka pesawat
Aset sewa pembiayaan
3.047.465
95.015.073
Mesin sewa
Aset dalam penyelesaian
22.886.865
Rangka pesawat
Aset pemeliharaan
Rotable parts
324.715.116
-
-
-
898.324
-
38.456.346
87.763.663
-
111.667
629.829
1.666.848
7.741.366
75.466
17.169.075
2.303.648
778.207
39.017.372
39.748.632
10.452.454
30.252.344
11.595.417
28.486.940
84.175.232
Mesin
Simulator
3.715.377
32.292.731
USD
(35.854.135)
-
(249)
-
-
-
-
(48.736)
-
(13.832)
(56.907)
(223.206)
(3.729.739)
-
(259.148)
-
(681.761)
(6.576.695)
(3.123.333)
-
(12.292.463)
(190.155)
(28.176)
(2.129.356)
(3.705.028)
(2.795.352)
USD
(39.050.779)
-
-
-
1.400.132
(100.173)
(11.640.202)
(835.991)
-
670.285
845.609
1.730.528
189.755
-
1.751.378
-
-
(1.087.273)
3.371.294
(13.499.919)
(4.414.800)
4.064.541
-
-
(16.177.369)
(5.318.576)
USD
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(115.250.264)
(32.017)
(31.662)
(226.773)
-
534
(803.657)
(90.779.237)
-
(10.668.524)
(1.466.318)
(2.091.280)
(5.351.286)
-
(3.800.044)
USD
conversion
USD
Reclassification
Additions
2013
Deductions
Currency
Reklasifikasi/
Penambahan/
January 1,
Pengurangan/
penjabaran/
Selisih kurs
1 Januari/
Rangka pesawat
Pemilikan langsung
Aset pesawat
Biaya Perolehan/revaluasi:
14. ASET TETAP
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
- 50 -
1.880.885.259
440.544
285.312
2.040.703
7.726.491
-
36.425.753
92.817.184
62.202
77.772.864
5.974.038
10.096.539
90.427.904
4.552.988
155.406.350
74.320.636
50.874.174
186.222.911
614.627.621
-
108.560.154
38.356.668
136.930.314
94.776.895
68.008.212
24.178.803
USD
adjustment
revaluation
Total before
revaluasi/
penyesuaian
sebelum
Jumlah
9.047.138
-
-
-
-
-
-
(6.902.079)
-
15.629.294
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(168.846)
488.769
USD
surplus
Revaluations
revaluasi/
Surplus
1.889.932.397
440.544
285.312
2.040.703
7.726.491
-
36.425.753
85.915.105
62.202
93.402.158
5.974.038
10.096.539
90.427.904
4.552.988
155.406.350
74.320.636
50.874.174
186.222.911
614.627.621
-
108.560.154
38.356.668
136.930.314
94.776.895
67.839.366
24.667.572
USD
2013
December 31,
31 Desember/
14. PROPERTY AND EQUIPMENT
-
-
1.618.108.196
440.544
285.312
2.040.703
7.726.491
-
36.425.753
-
62.202
-
5.974.038
10.096.539
90.427.904
4.552.988
155.406.350
74.320.636
50.874.174
186.222.911
614.627.621
-
108.560.154
38.356.668
136.930.314
94.776.895
USD
Cost
Biaya perolehan/
271.824.201
-
-
-
-
-
-
85.915.105
-
93.402.158
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
67.839.366
24.667.572
USD
Revaluation
Revaluasi/
31 Desember/December 31, 2013
Total
Installation
Engines
Buildings and infrastructure
Building, operate, transfer
Buildings
Leasehold improvement
Lease assets vehicles
Assets under construction
Buildings and infrastructure
Land right
Land
Installation
Engines
Vehicles
Hardware
Equipment
Direct Acquisition
Non aircraft assets
Leasehold improvement
Cabin refurbrishment
Engines
Airframes
Leased assets
Assets in progress
Engines
Airframes
Maintenance assets
Rotable parts
Simulators
Engines
Airframes
Direct Acquisition
Aircraft assets
Acquisition Cost/Revaluation:
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
295
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013 3.583.985
948.246.186
798.079.135
Nilai tercatat
433.275
Instalasi
Jumlah
340.343
2.281.961
2.130.388
109.252
Mesin
Bangunan dan prasarana
Bangun, kelola, alih
Bangunan
Pengembangan aset sewa
Kendaraan
Aset sewa
-
6.660.780
Bangunan dan prasarana
4.290.127
Instalasi
72.045.978
5.044.881
Mesin
Kendaraan
Perangkat keras
Peralatan
Pemilikan langsung
114.642.354
6.602.778
14.358.445
Leasehold Improvement
153.913.655
-
-
4.498
1.615.193
6.502
6.896.241
483.533
765.965
8.164.616
300.069
10.423.256
-
-
12.203.408
34.714.279
Refurbishment Cabin
Aset non pesawat
21.284.917
14.579.720
73.884.923
387.516.906
-
Mesin
Rangka pesawat
Aset sewa pembiayaan
24.468.664
3.263.016
61.284.529
Rangka pesawat
Mesin sewa
-
Aset pemeliharaan
8.822.792
1.922.801
48.713.890
110.971.083
Rotable parts
Simulator
27.918.717
-
Mesin
9.425.776
-
Rangka pesawat
Pemilikan langsung
Asset pesawat
Akumulasi penyusutan:
USD
(28.662.812)
-
(249)
-
-
-
(362)
(56.907)
(222.723)
(2.239.612)
-
(259.674)
-
-
-
(681.761)
(6.576.695)
(3.123.333)
-
(11.954.708)
(190.155)
-
(22.416)
(1.597.017)
(1.399.077)
(338.124)
USD
(39.050.780)
-
-
-
-
(106.850)
(5.690.611)
(74.229)
(24.505)
17.750
-
(110.235)
-
-
-
-
(108.727)
(308.806)
-
(1.042.953)
239.446
-
-
-
(24.458.382)
(7.382.679)
USD
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
- 51 -
(7.612.748)
(32.017)
(31.662)
(224.807)
-
27.244
(701.058)
(941.475)
(989.661)
(1.793.176)
-
(2.926.137)
USD
conversion
USD
Reclassification
Additions
2013 Deductions
Currency
Reklasifikasi/
Penambahan/
January 1,
Pengurangan/
penjabaran/
Selisih kurs
1 Januari/
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Jumlah
1.026.833.500
401.257
308.432
2.061.652
3.745.581
36.149
504.210
6.071.703
3.819.204
76.195.556
5.344.950
121.769.564
20.961.223
46.235.926
88.484.418
398.664.487
72.755.532
12.135.100
114.532.652
49.039.675
2.061.258
1.704.973
USD
adjustment
revaluation
Total before
revaluasi/
penyesuaian
sebelum
USD
surplus
Revaluation
revaluasi/
Surplus
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
863.098.897
1.026.833.500
401.257
308.432
2.061.652
3.745.581
36.149
504.210
6.071.703
3.819.204
76.195.556
5.344.950
121.769.564
20.961.223
46.235.926
88.484.418
398.664.487
72.755.532
12.135.100
114.532.652
49.039.675
2.061.258
1.704.973
USD
2013
December 31,
31 Desember/
Net carrying value
T otal
Installation
Engine
Buildings & Infrastructure
Buildings, operate, transfer
Buildings
Leasehold improvement
Vehicles
Leased assets
Buildings & Infrastructure
Installation
Engine
Vehicles
Hardware
Equipment
Direct Acquisition
Non aircraft assets
Leasehold improvement
Cabin refurbishment
Engines
Airframes
Leased assets
Engines
Airframes
Maintenance assets
Rotable parts
Simulators
Engines
Airframes
Direct Acquisition
Aircraft assets
Accumulated depreciation:
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
296
USD
USD
(439.290)
62.234.571
124.262.526
Simulator
Rotable parts
Pengurangan/
-
Reklasifikasi/
2.216.261
-
Pengembangan aset sewa
6.780.133
6.024.612
71.430.150
Mesin
Instalasi
Tanah
1.488.534.513
482.846
Instalasi
Jumlah
327.415
2.340.323
3.234.574
Mesin
Bangunan dan prasarana
Bangun, kelola, alih
Bangunan
Pengembangan aset sewa
130.359
3.970.937
Aset dalam penyelesaian
Aset sewa kendaraan
93.246.798
Bangunan dan prasarana
-
80.151.505
Kendaraan
Hak atas tanah
3.141.516
125.247.065
56.686.518
Perangkat keras
Peralatan
Pemilikan langsung
Aset non-pesawat
23.989.249
-
-
-
(33.343)
-
(101.779)
-
-
-
(76.952)
239.557
10.865.697
638.771
6.709.011
-
-
1.513.189.000
482.846
327.415
2.340.323
3.201.231
130.359
3.869.158
93.246.798
648.909
71.430.150
5.947.660
7.019.690
91.033.531
3.780.287
131.956.076
56.686.518
50.777.728
232.481.704
-
-
-
2.222.118
-
8.459.473
2.831.433
-
360.315
197.803
918.954
6.946.195
697.235
9.304.051
15.330.470
-
(6.858.441)
-
-
-
-
-
(22.003)
-
(586.707)
-
-
(1.600)
(5.736.157)
-
(511.974)
-
-
-
- 52 -
(28.977.092)
-
-
-
4.687
-
(1.571.553)
(7.355.118)
-
1.085.506
272.088
935.116
486.177
-
718.635
-
-
4.330.558
161.541
(10.285)
(10.192)
(72.848)
-
(30.721)
(321.809)
1.353.424
-
1.581.848
(395.726)
141.488
(1.151.938)
-
(921.700)
-
-
-
1.709.996.712
472.561
317.223
2.267.475
5.428.036
99.638
10.413.266
90.076.537
62.202
74.457.819
6.021.825
9.013.648
91.577.808
4.477.522
140.545.088
72.016.988
50.777.728
154.869.506
574.631.029
3.047.465
95.015.073
22.886.865
36.328.608
-
-
-
-
-
-
6.640.948
-
13.215.448
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
12.221.641
1.746.325.320
472.561
317.223
2.267.475
5.428.036
99.638
10.413.266
96.717.485
62.202
87.673.267
6.021.825
9.013.648
91.577.808
4.477.522
140.545.088
72.016.988
50.777.728
154.869.506
574.631.029
3.047.465
95.015.073
22.886.865
133.106.348
68.419.311
84.175.232
32.292.731
USD
2012
-
-
1.445.466.605
472.561
317.223
2.267.475
5.428.036
99.638
10.413.266
-
62.202
-
6.021.825
9.013.648
91.577.808
4.477.522
140.545.088
72.016.988
50.777.728
154.869.506
574.631.029
3.047.465
95.015.073
22.886.865
133.106.348
68.419.311
USD
Cost
Revaluasi/
-
-
-
-
-
84.175.232
32.292.731
USD
Revaluation
Assets in progress
Engines
Airframes
Maintenance assets
Rotable parts
Simulators
Engines
Airframes
Direct Acquisition
Aircraft assets
Acquisition Cost/Revaluation:
300.858.715
-
-
-
-
-
-
96.717.485
-
87.673.267
-
-
-
-
-
-
-
-
Total
Installation
Engines
Buildings and infrastructure
Building, operate, transfer
Buildings
Leasehold improvement
Leased assets vehicles
Assets under construction
Buildings and infrastructure
Land Right
Land
Installation
Engines
Vehicles
Hardware
Equipment
Direct Acquisition
Non aircrat assets
Leasehold improvement
Cabin refurbishment
Engines
50.777.728
55.247.777
-
-
-
-
133.106.348
68.419.311
71.953.591
4.250.571
USD
surplus
Pemugaran kabin pesawat
95.291.171
-
-
-
-
-
-
-
28.042.160
USD
adjustment
31 Desember/December 31, 2012 Biaya perolehan/
Airframes
-
-
-
-
-
-
-
(21.309.973)
USD
conversion
31 Desember/ December 31,
95.291.171
64.021.012
595.808
36.269.482
-
-
-
(6.573.215)
USD
Reclassifications
Revaluations
Mesin
510.610.017
2.451.657
58.745.591
20.670.604
USD
Deductions
revaluation
Leased assets
-
-
-
9.283.112
-
15.850.162
1.730.043
USD
Additions
Currency
510.610.017
2.451.657
Aset dalam penyelesaian
Penambahan/
Surplus revaluasi/
Rangka pesawat
58.745.591
Mesin sewa
123.823.236
68.419.311
77.413.402
32.885.332
USD
2012
January 1,
Total before
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Aset sewa pembiayaan
20.670.604
Rangka pesawat
-
6.184.740
77.413.402
Mesin
Aset pemeliharaan
-
32.882.495
2.837
reorganization
2011
Rangka pesawat
Pemilikan langsung
Aset pesawat
Biaya Perolehan/revaluasi:
due to quasi
December 31,
penjabaran/
revaluasi/
Elimination
31 Desember/
penyesuaian 1 Januari/
Selisih kurs
kuasi
reorganisasi/
Jumlah sebelum
Eliminasi
dalam rangka
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
297
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013 -
845.526.138
643.008.375
Nilai tercatat
443.560
Instalasi
Jumlah
350.535
2.349.296
1.127.031
69.286
Mesin
Bangunan dan prasarana
Bangun, kelola, alih
Bangunan
Pengembangan aset sewa
Kendaraan
Aset sewa
-
3.902.585
Instalasi
Bangunan dan prasarana
3.813.010
62.406.735
1.259.099
Mesin
Kendaraan
Perangkat keras
Perlengkapan dan Peralatan
Pemilikan langsung
Aset non pesawat
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
8.163.117
104.625.909
-
22.229.219
Refurbishment Cabin
Leasehold Improvement
-
-
-
62.902.738
375.849.499
36.397.140
Mesin
Rangka pesawat
Aset sewa pembiayaan
Mesin sewa
Rangka pesawat
Aset pemeliharaan -
-
107.050.861
Rotable parts
6.090.123
-
46.496.395
Simulator
-
-
USD
USD
Mesin
recognization
2011
-
due to quasi
December 31,
-
Pengurangan/
-
Reklasifikasi/
-
667.662.863
845.526.138
443.560
350.535
2.349.296
1.127.031
69.286
-
3.902.585
3.813.010
62.406.735
1.259.099
104.625.909
8.163.117
22.229.219
62.902.738
375.849.499
36.397.140
6.090.123
107.050.861
46.496.395
USD
129.956.634
-
-
4.388
1.003.357
31.932
4.519.814
319.261
600.571
9.683.525
937.353
7.787.438
6.195.328
12.485.060
10.982.185
11.667.407
24.887.389
2.732.669
3.920.222
2.217.495
22.267.942
7.713.298
USD
Additions
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(23.197.011)
-
-
-
-
6.955
(3.861.210)
2.698.241
130.811
2.109.173
2.848.429
2.851.830
-
-
-
-
-
-
-
-
(22.267.942)
(7.713.298)
USD
Reclassification
- 53 -
(5.191.406)
-
-
-
-
-
-
-
(1.067)
(4.078.435)
-
(1.111.904)
USD
Deductions
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.151.831
(10.285)
(10.192)
(71.723)
-
1.079
(658.604)
(259.307)
(253.198)
1.924.980
-
489.081
USD
conversion
Currency
January 1, 2012
penjabaran/
1 Januari/
-
-
948.246.186
433.275
340.343
2.281.961
2.130.388
109.252
-
6.660.780
4.290.127
72.045.978
5.044.881
114.642.354
14.358.445
34.714.279
73.884.923
387.516.906
61.284.529
8.822.792
110.971.083
48.713.890
USD
adjusments
revaluation
Total before
revaluasi/
Elimination
31 Desember/
penyesuaian
Rangka pesawat
Pemilikan langsung
Asset pesawat
Akumulasi penyusutan:
Penambahan/
Selisih kurs
kuasi
reorganisasi/
Jumlah sebelum
Eliminasi
USD
surplus
Revaluations
revaluasi/
Surplus
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
798.079.135
948.246.186
433.275
340.343
2.281.961
2.130.388
109.252
-
6.660.780
4.290.127
72.045.978
5.044.881
114.642.354
14.358.445
34.714.279
73.884.923
387.516.906
61.284.529
8.822.792
110.971.083
48.713.890
USD
2012
December 31,
31 Desember/
Net carrying value
Total
Installation
Engines
Buildings and infrastructure
Buildings, operate, transfer
Buildings
Leasehold improvement
Vehicles
Leased assets
Buildings and infrastructure
Installation
Engines
Vehicles
Hardware
Supplies and equipment
Direct Acquisition
Non aircraft assets
Leasehold improvement
Cabin refurbishment
Engines
Airframes
Leased assets
Engines
Airframes
Maintenance assets
Rotable parts
Simulators
Engines
Airframes
Direct Acquisition
Aircraft assets
Accumulated depreciation:
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
dalam rangka
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
298
299 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Beban penyusutan yang dibebankan dalam beban operasional untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar USD 153.913.595 dan USD 129.956.634.
Depreciation expense charged to operations for the year ended December 31, 2013 and 2012 amounted to USD 153,913,595 and USD 129,956,634, respectively.
Pelepasan aset tetap adalah sebagai berikut:
Disposal of property and equipment are as follows: 2013 USD
2012 USD
Nilai tercatat Hasil penjualan setelah dikurangi biaya penjualan
7.191.323
1.667.035
10.314.619
3.893.794
Keuntungan penjualan aset tetap
3.123.296
2.226.759
Net carrying value Proceeds net of the selling expenses Gain on sale of property and equipment
Pada bulan April 2013, satu pesawat register PKGGN milik PT Citilink Indonesia, entitas anak, mengalami kerusakan akibat “hard landing” di Bandara Internasional Minangkabau, Padang. Entitas anak telah mengajukan klaim asuransi kepada PT Asuransi Jasa Indonesia sebesar USD 8.715.000 dan telah diterima oleh entitas anak. Nilai buku pesawat tersebut sebesar USD 4.763.179. Selisih antara klaim yang disetujui dengan nilai buku asset sebesar USD 3.951.821 dicatat sebagai pendapatan lain-lain (Catatan 42).
In April 2013, one aircraft registered as PK-GGN owned by PT Citilink Indonesia, a subsidiary, was damaged from a "hard landing" at the Minangkabau International Airport, Padang. The subsidiary claimed and received the insurance coverage from PT Asuransi Jasa Indonesia amounting to USD 8,715,000. The book value of the aircraft amounted to USD 4,763,179. The difference of USD 3,951,821 between the agreed claim and the book value of the aircraft is recorded as other income (Note 42).
Penilaian atas nilai wajar aset tetap berupa tanah, bangunan dan pesawat dilakukan oleh penilai independen yang telah teregistrasi di Bapepam, KJPP Fuadah, Rudi & Rekan tahun 2013 dan 2012.
The revaluation of land, buildings and aircrafts was performed by independent appraisers registered in Bapepam, KJPP Fuadah, Rudi & Rekan in 2013 and 2012.
Berdasarkan laporannya penilaian tersebut dilakukan sesuai dengan Standar Penilaian Indonesia (SPI) yang ditentukan berdasarkan transaksi terkini dalam ketentuan yang wajar. Metode penilaian yang digunakan adalah pendekatan nilai pasar dan biaya.
Based on the appraisal reports the valuation was determined in accordance with the Indonesian Appraisal Standards (SPI), referring to recent arm’s length market transaction. Appraisal method used is the market value approach and cost approach.
Selisih nilai wajar asset dengan nilai tercatat dikurangi dengan penghasilan pajak tangguhan, dibukukan pada pendapatan komprehensif lainnya dan akumulasi dalam ekuitas pada bagian “Cadangan Revaluasi Aset”.
The difference between the fair value and carrying amount of the assets net of tax, was recorded in other comprehensive income and accumulated in equity as “Revaluation Surplus Reserve”.
Jika aset tetap berupa pesawat, tanah, bangunan dan prasarana dicatat sebesar biaya perolehan, nilai tercatatnya adalah sebagai berikut:
If property and equipment, aircraft, land, building and improvements were stated at the historical cost basis, the carrying amount would be as follows:
2013 USD Pesaw at Tanah Bangunan dan prasarana Jumlah
2012 USD
78.386.414 38.679.620 29.944.840
119.746.530 29.714.970 42.069.930
Aircraft Land Building and improvements
147.010.874
191.531.430
Total
- 54 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
300 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Manajemen berpendapat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai wajar dan nilai tercatat aset, jika aset lainnya selain pesawat, tanah, bangunan dan prasarana diukur menggunakan nilai wajar.
Management believes that there is no significant difference between the fair value and carrying value of property and equipment, if those assets (excluding aircraft, land, building and infrastructure) have been measured at fair value basis.
Pada tanggal 31 Desember 2013, aset dalam penyelesaian terdiri dari:
As of December 31, 2013, assets under construction consisted of the following:
Nilai tercatat/ Carrying amount USD Perangkat lunak/ Software Instalasi mesin/ Machinery construction Kontruksi bangunan/ Building construction
1.178.537 27.289 35.219.927 36.425.753
31 Desember/ December 31, 2013 Persentase penyelesaian/ Jumlah kontrak/ Percentage of Total contract completion USD % 3.463.846 35.628 50.137.752 53.637.226
30%-94% 77% 68%-90%
Estimasi Penyelesaian/ Estimated completion
2014 2014 2014
Jumlah tercatat bruto dari setiap aset tetap yang telah disusutkan penuh dan masih digunakan per 31 Desember 2013 sebesar USD 29.000.549.
Gross carrying amount of property that have been fully depreciated and still in use as of December 31, 2013 amounted to USD 29,000,549.
Aset tetap Grup digunakan sebagai jaminan utang bank, jaminan pinjaman jangka panjang dan utang sewa pembiayaan (Catatan 18, 23 dan 24).
Property and equipment of the Group are used as collateral for bank loan, long-term loans and lease liabilities (Notes 18, 23 and 24).
Pada tanggal 31 Desember 2013, empat pesawat Boeing 737-300 yang dimiliki PT Citilink Indonesia, entitas anak, tidak digunakan untuk sementara dengan nilai tercatat sebesar USD 16.928.140.
As of December 31, 2013, four Boeing 737-300 aircraft owned by PT Citilink Indonesia, a subsidiary, are temporarily idle with carrying amount of USD 16,928,140.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, aset tetap kecuali tanah, telah diasuransikan kepada perusahaan asuransi terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya sebagai berikut:
As of December 31, 2013 and 2012, property and equipment except land, were insured with insurance companies against fire, theft and other possible risk as follows:
Tahun/ Year
2013
2012
Nilai pertanggungan/ Sum insured USD Rupiah
Perusahaan asuransi/ Insurance company
PT Asuransi Jasa Indonesia, PT Tugu Pratama Indonesia, PT Asuransi Central Asia dan/ and PT Himalaya Pelindung PT Asuransi Jasa Indonesia, PT Tugu Pratama Indonesia, dan/and PT Asuransi Takaful Umum
Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
1.826.624.232.028
103.850.000
2.868.594.809.125
Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured.
- 55 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
261.088.683
301 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
15. PROPERTI INVESTASI
15. INVESTMENT PROPERTIES 2013 USD
2012 USD
Saldo aw al Keuntungan atas revaluasi
18.912.898 3.107.892
18.230.877 682.021
Beginning balance Gain on revaluation
Jumlah
22.020.790
18.912.898
Ending balance
Grup mempunyai properti investasi berupa tanah dan bangunan.
The Group has investment properties in land and building.
Penilaian atas nilai wajar properti investasi dilakukan oleh penilai independen yang telah teregistrasi di Bapepam, KJPP Fuadah, Rudi & Rekan tahun 2013 dan 2012.
The revaluation of investment properties was performed by independent appraisers registered with Bapepam, KJPP Fuadah, Rudi & Rekan in 2013 and 2012.
Berdasarkan laporannya penilaian tersebut dilakukan sesuai dengan standar penilaian Standar Penilaian Indonesia (SPI) yang ditentukan berdasarkan transaksi terkini dalam ketentuan yang wajar. Metode penilaian yang digunakan adalah nilai pasar dan biaya.
Based on the appraisal reports the valuation was determined in accordance with the Indonesian Appraisal Standards (SPI) valuation standards, with reference to recent arm’s length term market transactions. Appraisal method used is the market value and cost approach.
Selisih nilai wajar aset dengan nilai tercatat, dibukukan sebagai keuntungan atas revaluasi properti investasi.
The difference between the fair value and carrying amount of the asset is recorded as gain on revaluation of investment properties.
16. ASET TAKBERWUJUD - BERSIH
16. INTANGIBLE ASSETS– NET
1 Januari/ January 1, 2013 USD Biay a perolehan: Pemilikan langsung Perangkat lunak Lisensi Aset sewa pembiay aan Perangkat lunak Lisensi Perangkat lunak dalam peny elesaian Jumlah Akumulasi peny usutan: Pemilikan langsung Perangkat lunak Lisensi Aset sewa pembiay aan Perangkat lunak Lisensi Jumlah Nilai buku
Penambahan/ Additions USD
Reklasif ikasi/ Reclassifications USD
31 Desember/ December 31, 2013 USD
619.335 10.721.677
19.275 574.162
1.551.520
638.610 12.847.359
1.073.866 175.042
352.000 -
-
1.425.866 175.042
1.606.018 14.195.938
5.250 950.687
(1.551.520) -
59.748 15.146.625
Acquisition cost: Direct acquisitions Sof tware License Leased assets Sof tware License Sof tware still under installation Total
468.284 6.249.365
32.625 1.081.607
-
500.909 7.330.972
197.240 63.943 6.978.832
214.810 15.870 1.344.912
-
412.050 79.813 8.323.744
Accumulated amortization: Direct acquisitions Sof tware License Leased assets Sof tware License Total
6.822.881
Net carry ing v alue
7.217.106
- 56 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
302 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan 1 Januari/ January 1, 2012 USD Biay a perolehan: Pemilikan langsung Perangkat lunak Lisensi Aset sewa pembiay aan Perangkat lunak Lisensi Perangkat lunak dalam peny elesaian Jumlah Akumulasi peny usutan: Pemilikan langsung Perangkat lunak Lisensi Aset sewa pembiay aan Perangkat lunak Lisensi Jumlah Nilai buku
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Penambahan/ Additions USD
Reklasif ikasi/ Reclassifications USD
31 Desember/ December 31, 2012 USD
553.880 6.122.081
7.017 -
58.438 4.599.596
619.335 10.721.677
438.942 175.042
634.924 -
-
1.073.866 175.042
2.872.457 10.162.402
3.391.595 4.033.536
(4.658.034) -
1.606.018 14.195.938
Acquisition cost: Direct acquisitions Sof tware License Leased assets Sof tware License Sof tware still under installation Total
443.081 5.692.332
25.203 557.033
-
468.284 6.249.365
99.852 40.788 6.276.053
97.388 23.155 702.779
-
197.240 63.943 6.978.832
Accumulated amortization: Direct acquisitions Sof tware License Leased assets Sof tware License Total
7.217.106
Net carry ing v alue
3.886.349
Aset takberwujud merupakan sistem COMPASS ARGA, pembelian lisensi yang berkaitan dengan jasa sistem teknologi informasi Perusahaan berupa Profitline Yield, Netline Shed, Netline Plan, Profitline Price yang dibeli dari Lufthansa Systems Asia Pasific, Pte, Ltd., Fare Management Systems (FMS), Revenue Management Systems (RMS), dan juga pembelian lisensi oracle dari PT Oracle Indonesia dan Internet Booking Engine (IBE).
Intangible assets represent COMPASS ARGA system, purchase of licenses from Lufthansa Systems Asia Pasific Pte, Ltd., in relation to the Company’s information technology service, such as Profitline Yield, Netline Shed, Netline Plan, Profitline Price, Fare Management Systems (FMS), Revenue Management Systems (RMS), and purchase of oracle license from PT Oracle Indonesia and Internet Booking Engine (IBE).
Beban amortisasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar USD 1.344.912 dan USD 702.779 disajikan sebagai beban operasional jaringan.
Amortization expense for the year ended December 31, 2013 and 2012 amounted to USD 1,344,912 and USD 702,779, respectively, which are presented as network operation expenses.
Perangkat lunak dalam penyelesaian merupakan beban ditangguhkan atas implementasi system aplikasi ERP.
Software still under installation consists of deferred expenses for the implementation of ERP application.
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai aset takberwujud pada tanggal pelaporan.
Management believes that there are no events or changes in circumstances which may indicate impairment of intangible assets as of reporting date.
Pada 31 Desember 2013 dan 2012 tidak terdapat aset takberwujud yang dijaminkan.
On December 31, 2013 and 2012, there were no intangible assets used as collateral.
- 57 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
303 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
17. ASET LAIN-LAIN– BERSIH
17. OTHER ASSETS– NET 2013 USD
2012 USD
Piutang lain-lain - bersih Aset program (Catatan 28) Uang jaminan ECA (Catatan 24) Manufacturer's incentive Aset keuangan lainnya tersedia untuk dijual Uang jaminan - non aircraft Aset tidak digunakan Kas yang dibatasi penggunaannya Lain-lain
16.845.647 10.722.622 9.845.339 9.039.498
16.886.623 9.625.374 9.627.083 5.572.643
8.800.031 6.486.194 4.161.164 3.876.173 4.053.764
9.201.350 6.694.547 4.427.155 2.286.799 4.510.231
Jumlah
73.830.432
68.831.805
Others receivables - net Plan assets (Note 28) Security deposits - ECA (Note 24) Manufacturer's incentive Other financial assets available for sale Security deposits - non aircraft Non productive assets Restricted cash Others Total
Piutang lain-lain – bersih
Other receivables – net
Perusahaan memiliki piutang jangka panjang kepada PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) atas jasa perawatan pesawat. MNA merupakan entitas afiliasi karena kepemilikan pemerintah. Berdasarkan Perjanjian tanggal 10 Maret 1999, MNA setuju untuk melunasi dalam jangka waktu 8 tahun dengan tingkat bunga 7% per tahun untuk tagihan dalam USD dan 15% per tahun untuk tagihan dalam Rupiah.
The Company has long term receivables from PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) which arose from the maintenance of aircrafts. MNA is an affiliated entity due to government ownership. Based on the agreement dated March 10, 1999, MNA agreed to settle its payables within 8 years with interest rate of 7% per annum for receivable denominated in USD and 15% per annum for receivable denominated in Rupiah.
Pada tahun 2003, manajemen Perusahaan dan MNA telah sepakat mengkonversi piutang tersebut menjadi Obligasi Wajib Konversi (MCB) sebesar USD 30.502.683 dan Rp 999.003.673, sementara piutang sebesar USD 2.770.572 diselesaikan secara terpisah. Menteri Negara BUMN telah menyetujui penerbitan MCB tersebut dengan jangka waktu 5 tahun, bunga 3% per tahun dan imbal hasil sampai jatuh tempo 18%. Namun, MNA tidak dapat menyetujui beberapa klausal yang ingin ditambahkan Perusahaan dalam draft perjanjian tersebut.
In 2003, the Company’s management and MNA agreed to convert the accounts receivable into Mandatory Convertible Bonds (MCB) amounting to USD 30,502,683 and Rp 999,003,673, while the remaining balance of USD 2,770,572 will be settled separately. The Minister of State-Owned Enterprise had approved the issuance of MCB with a term of 5 years at interest rate of 3% per annum and yield to maturity of 18%. However, MNA did not agree with several clauses that the Company added in the agreement.
Pada tahun 2004, MNA membatalkan proses MCB dan mengusulkan untuk dikonversi menjadi saham. Hal ini diperkuat dengan surat Menteri Negara BUMN No. S-89/MBU/2005 tanggal 25 Pebruari 2005. Menanggapi surat tersebut, MNA telah mengirimkan surat kepada Menteri Negara BUMN No. DF-2108/05 tanggal 15 April 2005 yang menyatakan bahwa MNA sedang melaksanakan program restrukturisasi utang hingga tahun 2010 dan selama melaksanakan program tersebut MNA harus tunduk pada batasan yang telah ditetapkan masing-masing kreditur sesuai komitmen dalam perjanjian restrukturisasi utang, termasuk keputusan investasi MNA.
In 2004, MNA has cancelled the MCB process and proposed the conversion into shares. This proposal was confirmed by the Minister of State-Owned Enterprise in his letter No. S-89/MBU/2005 dated February 25, 2005. In response to the letter, MNA sent a letter to the Minister of State-Owned Enterprise No. DF-2108/05 dated April 15, 2005 which stated that MNA is still conducting the restructuring program until year 2010 and during the restructuring program; MNA should comply with the covenants determined by each creditor in accordance with the commitment stated in the loan restructuring agreement, including MNA’s investment decision.
- 58 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
304 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Pada bulan Maret 2009, Perusahaan dan MNA telah menandatangani Nota Kesepahaman dimana kedua belah pihak setuju bahwa MNA akan memenuhi liabilitasnya kepada Perusahaan sebesar USD 33.273.256 dan Rp 999.003.673 dalam jangka waktu 13 (tiga belas) tahun terhitung sejak ditandatanganinya perjanjian Restrukturisasi Utang. Pada tanggal 28 Pebruari 2012, nota kesepahaman ini telah diperpanjang sampai dengan 11 Maret 2013. Di samping itu, pada tanggal 10 Januari 2012, Perusahaan juga memperoleh surat dari Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang menyatakan bahwa utang Merpati kepada Perusahaan akan dilakukan penjadualan kembali pembayaran secara cicilan dimulai pada tahun 2016.
In March 2009, the Company and MNA have signed a Memorandum of Understanding where both parties agreed that MNA will settle its liabilities to the Company of USD 33,273,256 and Rp 999,003,673 in 13 (thirteen) years since the signing of Debt Restructuring Agreement. On February 28, 2012, this memorandum of understanding has been extended until March 11, 2013. Moreover on January 10, 2012, the Company received a letter from The Ministry of State Owned Enterprise, which stated that the loan owed by Merpati to the Company will be rescheduled with installment payment to start by 2016.
Pada tanggal 18 November 2013 Perusahaan dan MNA menandatangani Nota Kesepahaman untuk melakukan perpanjangan jangka waktu MOU sampai dengan 11 Maret 2014.
On November 18, 2013, the Company and MNA signed a Memorandum of Understanding to reschedule the term of MOU until March 11, 2014.
Sejak 2009 sampai tanggal 31 Desember 2013, Perusahaan memiliki cadangan penurunan nilai sebesar USD 16.898.932. Atas piutang tersebut, manajemen berpendapat bahwa cadangan penurunan nilai cukup untuk menutupi kerugian piutang tersebut.
In 2009 until December 31, 2013, the Company has an impairment reserve amounting to USD 16,898,932. The management believes that the impairment reserve is adequate to cover possible losses on this receivable.
Manufacturer’s Incentive
Manufacturer’s Incentive
Mutasi manufacturer’s berikut:
incentive adalah sebagai
Movements of manufacturer’s follows:
2013 USD Saldo aw al Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
2012 USD
5.572.643 31.641.634 (28.174.779) 9.039.498
- 59 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
7.980.258 3.642.940 (6.050.555) 5.572.643
Beginning balance Additions Deductions Ending balance
incentive are as
305 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Aset keuangan lainnya - tersedia untuk dijual
Other financial assets - available for sale
Saldo investasi tersedia untuk dijual Grup adalah sebagai berikut:
The Group available for sale investments are as follows:
Tempat kedudukan/ Domicile Investasi saham - sebesar biaya/ Investments in shares - at cost PT Merpati Nusantara Airlines Papas Limited Abacus International Holdings Ltd PT Nusa Dua Graha International PT Arthaloka Indonesia PT Bumi Minang Padang Plaza Jumlah Aset Keuangan Lainnya/ Total Other Financial Assets
Persentase kepemilikan/ Percentage of Ownership %
2013 USD
2012 USD
Jakarta Hongkong Singapura/
4,21 17,65
4.588.112 1.243.019
4.588.112 1.243.019
Singapore Bali Jakarta Padang
2,06 8,00 3,00 10,00
1.730.948 1.067.603 94.168 76.181
1.730.948 1.326.421 118.698 194.152
8.800.031
9.201.350
Grup memiliki saham-saham tersebut dimaksudkan untuk memperoleh potensi keuntungan dalam jangka panjang karena Perusahaan tersebut bergerak dalam industry sama dengan Grup. Perusahaan tersebut tidak terdaftar di bursa efek sehingga tidak tersedia nilai wajar dari sahamnya, oleh karena itu investasi tersebut dinyatakan sebesar biaya perolehan.
The Group owns shares held primarily for long-term growth potential since such companies are engaged in the same industry similar to the Group. Those companies are non-listed and there is no readily available measure of fair value of shares thus the investment is stated at cost.
Aset tidak digunakan
Non productive assets
Aset tidak digunakan terdiri dari bangunan gedung Garuda Indonesia Training Center (GITC) dan rotable.
Non productive assets consist of Garuda Indonesia Training Center (GITC) building and rotables.
2013 USD Nilai buku - sebelum penurunan Penyisihan penurunan nilai aset Bersih
Mutasi penyisihan sebagai berikut: Saldo aw al Perubahan bersih tahun berjalan Saldo akhir
2012 USD
4.667.323 (506.199) 4.161.124
(240.208) (265.991) (506.199)
4.667.323 (240.208) 4.427.115
Net carrying amount - before impairment Provision for impairment of assets Net
(240.208) (240.208)
The movement of the provision is follow s: Beginning balance Net changes for the year Ending balance
Uang jaminan – non aircraft
Security deposits – non aircraft
Akun ini merupakan uang jaminan atas sewa gedung kantor cabang dan biaya utilitas.
This account represents security deposits for branch office buildings and utilities.
Kas yang dibatasi penggunaannya
Restricted cash
Akun ini merupakan kas yang dibatasi penggunaannya sehubungan dengan pinjaman sindikasi II dan III serta BCA Club Deal (Pinjaman Sindikasi).
This account represents restricted cash related to syndicated loan II and III and BCA Club Deal (Syndicated Loan).
- 60 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
306 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
18. UTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN
Bank Negara Indonesia Indonesia Infrastructure Finance Jumlah
18. LOANS FROM INSTITUTION 2013 USD
2012 USD
40.222.668 5.000.000 45.222.668
5.651.251 5.651.251
Bank Negara Indonesia
BANKS
AND
FINANCIAL
Bank Negara Indonesia Indonesia Infrastructure Finance Total
Bank Negara Indonesia
Perusahaan
The Company
Pada tanggal 28 September 2012, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dari Bank Negara Indonesia yang selanjutnya disebut sebagai Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (“SKBDN”) Bank Negara Indonesia (“BNI”). Berdasarkan perjanjian kredit antara Perusahaan dan BNI dengan jumlah plafon maksimal yang dapat digunakan oleh Perusahaan adalah USD 15 juta.
On June 28, 2012, the Company obtained credit facility from Bank Negara Indonesia, herein referred to as Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (“SKBDN”) Bank Negara Indonesia (“BNI”). Under the credit facility, the maximum credit limit is USD 15 million.
Fasilitas BNI SKBDN hanya khusus digunakan untuk pembelian bahan bakar avtur dari PT Pertamina (Persero) dan Perusahaan diwajibkan untuk memelihara saldo deposito atau rekening giro di BNI pada saat 2 hari kerja sebelum tanggal jatuh tempo pelunasan pokok sebesar nilai pokok ditambah dengan bunga.
The purpose of the BNI SKBDN is for purchase of fuel from PT Pertamina (Persero). The Company is required to maintain deposits or checking account balances with BNI during the 2 working days before the due date of repayment amounting to the principal amount plus interest.
Pada tanggal 19 April 2013 sesuai dengan akte No 16 dari Wenda Taurista Anindya, S.H. Fasilitas ini diamandemen dari USD 15 juta menjadi USD 40 juta dengan tingkat bunga 3.5% per tahun. Fasilitas tersebut digunakan untuk pembelian bahan bakar pesawat dan kebutuhan operasi.
On April 19, 2013, in accordance with deed No. 16 by Wenda Taurista Anindya, S.H., the maximum credit has been amended from USD 15 million to USD 40 million with interest rate at 3,5% per annum. The facility is to be used for jet fuel purchase and operating activities.
Jumlah saldo utang bank per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing adalah sebesar USD 39.618.118 dan USD 4.957.664.
The outstanding balance as of December 31, 2013 and 2012 amounted to USD 39,618,118 and USD 4,957,664, respectively.
PT Aerotrans Services Indonesia (ATS)
PT Aerotrans Services Indonesia (ATS)
Pada tanggal 29 Nopember 2012, ATS memperoleh pinjaman Kredit Modal Kerja (KMK) BNI dengan maksimum kredit Rp 7.500.000.000, tingkat bunga efektif 11% per tahun, dengan jatuh tempo berakhir tanggal 28 Nopember 2014. Pinjaman ini di jamin dengan seluruh piutang ATS kepada GMFAA.
In November 29, 2012, ATS obtained Working Capital Loans (KMK) BNI with maximum limit of Rp 7,500,000,000, effective interest rate of 11% per annum, and with last maturity date on November 28, 2014. This loan is guaranteed with all ATS’s receivable from GMFAA.
Jumlah saldo utang bank per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing adalah sebesar Rp 7.368.853.033 (setara dengan USD 604.550) dan Rp 6.706.994.303 (setara dengan USD 693.587).
The outstanding balance as of December 31, 2013 and 2012 amounted to Rp 7,368,853,033 (equivalent to USD 604,550) and Rp 6,706,994,303 (equivalent to USD 693,587), respectively.
- 61 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
307 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Indonesia Infrastructure Finance (IIF)
Indonesia Infrastructure Finance (IIF)
PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA)
PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA)
Pada 23 Desember 2013, GMFAA, entitas anak menandatangani perjanjian fasilitas modal kerja dengan PT Indonesia Infrastructure Finance sebesar USD 5.000.000 dengan tingkat bunga Libor 3 bulan + margin 3.5%. Fasilitas ini berlaku 1 tahun sejak ditandatanganinya perjanjian tersebut. Pinjaman ini digunakan untuk melaksanakan pembangunan, penyelesaian dan pengoperasian hangar baru di pulau Batam/Bintan dan atau untuk pengadaan peralatan mesin.
On December 23, 2013, GMFAA, a subsidiary entered a working capital facility agreement with PT Indonesia Infrastructure Finance amounting to USD 5,000,000 with interest rate Libor 3 months + margin at 3,5%. This facility is valid for 1 year from the date of signing of the agreement. This loan is used to finance the development of a new hangar in Batam/Bintan, and/or the procurement of machine and equipment.
Per 31 Desember 2013, jumlah saldo pinjaman sebesar USD 5.000.000.
As of December 31, 2013, outstanding balance amounted to USD 5,000,000.
19. UTANG USAHA
19. TRADE ACCOUNTS PAYABLE
a. Berdasarkan Pemasok
a. By Creditor 2013 USD
Pihak-pihak berelasi (Catatan 45) PT Pertamina (Persero) PT Gapura Angkasa Perum LPPNI PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura I (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk PT Abacus International Pte Ltd Subjumlah Pihak ketiga Jasa penerbangan Bahan bakar Administrasi dan umum Bandara Pemeliharaan dan perbaikan Jasa boga Maskapai penerbangan Sew a pesaw at Sub jumlah Non jasa penerbangan Subjumlah Jumlah
2012 USD
108.911.066 3.706.367 3.568.602 3.133.425 2.279.948
72.434.320 4.680.787 3.526.065 1.561.545
694.318 122.293.726
903.361 667.411 83.773.489
Related parties (Note 45) PT Pertamina (Persero) PT Gapura Angkasa Perum LPPNI PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura I (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk PT Abacus International Pte Ltd Subtotal
21.865.753 10.281.904 7.432.440 1.574.181 1.438.306 498.079 43.090.663 40.801.887 83.892.550
15.326.642 6.462.056 7.912.975 1.874.477 1.249.977 61.873 462.284 33.350.284 56.345.858 89.696.142
Third parties Airline services Fuel General and administrative User charges and station Maintenance and overhaul Catering Airline Aircrafts leasing Sub total Non airline services Subtotal
206.186.276
173.469.631
Total
- 62 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
308 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
b. Berdasarkan Mata Uang
b. By Currency 2013 USD
2012 USD
Rupiah Dolar Amerika Serikat Yen Jepang Dolar Singapura Riyal Saudi Arabia Euro Dolar Australia Won Korea Mata uang lainnya
111.253.893 76.983.171 3.444.371 2.847.791 1.066.898 1.030.500 891.930 543.720 8.124.002
112.024.897 42.022.833 2.467.767 3.958.654 2.293.078 2.521.003 78.267 2.128.585 5.974.547
Rupiah U.S. Dollar Japanese Yen Singapore Dollar Arabian Riyal Euro Australian Dollar Korean Won Other currencies
Jumlah
206.186.276
173.469.631
Total
20. UTANG LAIN-LAIN
20. OTHER PAYABLES 2013 USD
2012 USD
Retribusi bandara luar negeri Asuransi tiket penumpang Asuransi dan kesehatan Lain-lain
13.374.631 677.884 56.208 2.163.163
12.307.071 1.766.890 134.503 2.461.079
Foreign airport retribution Passenger ticket insurance Insurance and healthcare Others
Jumlah
16.271.886
16.669.543
Total
21. BEBAN AKRUAL
21. ACCRUED EXPENSES 2013 USD
Administrasi dan umum Pemeliharaan dan perbaikan Bandara Operasional penerbangan Tiket penjualan dan promosi Pelayanan penumpang Bunga Pembangunan hangar IV Lain-lain Jumlah
2012 USD
56.701.745 25.210.421 19.969.586 18.357.595 17.634.954 5.743.449 5.560.750 3.790.416 7.998.165
72.446.326 30.652.214 26.779.234 10.571.908 10.049.695 5.876.600 2.349.056 10.543.132
160.967.081
169.268.165
22. PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA
General and administrative Maintenance and overhaul User charges and station Flight operations Ticketing sales and promotion Passenger services Interest Hangar IV construction Others Total
22. UNEARNED REVENUES 2013 USD
2012 USD
Jasa penerbangan berjadw al Lain-lain
168.012.509 1.252.887
160.582.183 1.688.395
Traffic scheduled flight Others
Jumlah
169.265.396
162.270.578
Total
- 63 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
309 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
23. PINJAMAN JANGKA PANJANG
23. LONG-TERM LOANS
Rincian pinjaman jangka panjang Grup pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 setelah memperhitungkan biaya transaksi sebelum diamortisasi.
Details of long-term loans at December 31, 2013 and 2012 net of unamortized transaction cost.
2013 USD
2012 USD
42.803.615 43.137.490 40.198.427 16.104.859 5.798.472 -
14.885.592 57.516.654 16.104.859 7.308.953 100.000.000
Related Parties (Note 45) Bank Negara Indonesia PT Pertamina (Persero) Bank Rakyat Indonesia PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura I (Persero) Indonesia Eximbank
148.042.863
195.816.058
Sub total
119.708.057 74.105.017 73.488.690 69.591.334
117.635.644 -
45.640.043 34.620.710
-
30.418.159 3.385.111 4.542.238 1.099.859 53.409 456.652.628
44.719.965 6.495.698 5.880.542 2.890.818 168.483 27.319.373 20.909 205.131.432
Third parties Syndicated loan II Bank Pan Indonesia BCA Club Deal - Syndicated loan Bank Permata Syndicated loan III U.S. Dollar Rupiah Floating Rate Notes U.S. Dollar Rupiah Bank CIMB Niaga PT Mandiri Tunas Finance Bringin Indotama Sejatera Syndicated loan National Australia Bank Limited Sub total
Jumlah pinjaman jangka panjang
604.695.491
400.947.490
Total long term liabilities
Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
280.075.641
106.125.048
Less current maturities
Bagian jangka panjang
324.619.850
294.822.442
Long term loans portion
Pihak Berelasi (Catatan 45) Bank Negara Indonesia PT Pertamina (Persero) Bank Rakyat Indonesia PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura I (Persero) Indonesia Eximbank Sub jumlah Pihak ketiga Pinjaman sindikasi II Bank Pan Indonesia Pinjaman sindikasi - BCA Club Deal Bank Permata Pinjaman sindikasi III Dolar Amerika Serikat Rupiah Wesel bayar bunga mengambang Dolar Amerika Serikat Rupiah Bank CIMB Niaga PT Mandiri Tunas Finance Bringin Indotama Sejatera Pinjaman sindikasi National Australia Bank Limited Sub jumlah
- 64 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
310 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Detail pembayaran untuk 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Payment details at December 31, 2013 and 2012 are as follows:
2013 USD
2012 USD
Indonesia Eximbank Pinjaman sindikasi Wesel bayar bunga mengambang Dolar Amerika Serikat Rupiah PT Pertamina (Persero) Bank Negara Indonesia Bank CIMB Niaga PT Mandiri Tunas Finance PT Bank Rakyat Indonesia Bringin Indotama Sejatera St. George Bank Australia dan National Australia Bank Limited PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura I (Persero) Bank Jabar Banten
100.000.000 27.500.000
15.000.000 27.500.000
14.545.479 2.209.363 14.379.163 2.731.464 2.258.280 1.566.474 1.558.143 39.642
14.545.479 2.055.198 1.843.689 3.135.001 1.486.029 38.382
21.043 -
39.200 2.105.210 921.586 1.541.375
Jumlah
166.809.051
70.211.149
Rata-rata tingkat suku bunga sebagai berikut:
Dolar Amerika Serikat Rupiah
Indonesia Eximbank Syndicated loan Floating Rate Notes U.S. Dollar Rupiah PT Pertamina (Persero) Bank Negara Indonesia Bank CIMB Niaga PT Mandiri Tunas Finance PT Bank Rakyat Indonesia Bringin Indotama Sejatera St. George Bank Australia and National Australia Bank Limited PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura I (Persero) Bank Jabar Banten Total
The average interest rate are as follows: 2013 USD
2012 USD
1,159% - 4,750% 6,500% - 11,152%
1.325% - 5.173% 6.500% - 7.580%
U.S. Dollar Rupiah
PT Bank Negara Indonesia
PT Bank Negara Indonesia
a.
a.
GMFAA
GMFAA
Pada tanggal 31 Maret 2010, GMFAA, entitas anak, memperoleh fasilitas kredit investasi sebesar Rp 100 miliar, jatuh tempo tanggal 30 Desember 2015 dan suku bunga mengambang dari Bank Negara Indonesia. Fasilitas kredit berjangka waktu 5 tahun 9 bulan ini ditujukan untuk pembiayaan pengembangan usaha berupa sarana dan prasarana baru serta pengadaan mesin dan peralatan sebesar 52,32% dari nilai pembiayaan aset. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan aset yang dibiayai melalui fasilitas ini.
On March 31, 2010, GMFAA, a subsidiary, obtained a Rp 100 billion loan facility which will mature on December 30, 2015 and subject to floating interest rate from Bank Negara Indonesia. The term of credit facility is 5 years and 9 months the purpose of which is for business development financing of new facilities and infrastructure and also for machine and equipment procurement of 52.32% from value of asset financing. This credit facility is secured by assets financed by the facility.
Pada tanggal 25 Juni 2012, GMFAA memperoleh tambahan fasilitas kredit investasi sebesar Rp 55 miliar, jatuh tempo tanggal 25 Mei 2018 dengan tingkat suku bunga mengambang. Fasilitas kredit berjangka waktu 6 tahun ini ditujukan untuk pembiayaan pengembangan kemampuan dan penambahan kapasitas perawatan pesawat.
On June 25, 2012, GMFAA obtained an additional investment credit facility with maximum amount of Rp 55 billion, due on May 25, 2018 at a floating interest rate. The facility has a term of 6 years and is intended to finance the capability development and increased capacity for aircraft maintenance.
- 65 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
311 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
b.
c.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Pada tanggal 31 Mei 2013, GMFAA memperoleh tambahan fasilitas kredit investasi dengan plafon maksimal sebesar Rp 490 milyar dan USD 6 juta, jatuh tempo pada tanggal 30 Nopember 2025 dan suku bunga mengambang dari Bank Negara Indonesia. Fasilitas kredit berjangka waktu 12 tahun ini ditujukan untuk pembiayaan pembangunan hanggar IV dan pengadaan peralatan hanggar dengan jaminan aset yang dibiayai.
On May 31, 2013, GMFAA obtained additional investment credit facility with maximum plafond of Rp 490 billion and USD 6 million, due on November 30, 2025 at a floating interest rate from Bank Negara Indonesia. The facility has a term of 12 years and intended to finance the building of hangar IV and hangar equipment. The loan facility is secured with assets financed by this facility.
Perusahaan akan membayar bunga pada tanggal 25 setiap bulannya yang terhitung mulai bulan Juni 2013. Pembayaran pokok atas fasilitas ini akan dibayar setiap triwulan sebesar Rp 11.112.500.000 yang terhitung mulai tanggal 25 Agustus 2014.
Interest is payable on the 25 of each month starting on June 2013. The loan principal of this facility is payable in quarterly installment of Rp 11,112,500,000 starting on August 25, 2014.
Pembatasan penting dalam perjanjian fasilitas pinjaman ini adalah:
The major covenant of this facility include the following:
th
a. b.
Current ratio minimum 1 kali Debt to equity ratio maksimal 2,5 kali
a. b.
c.
Debt service coverage ratio minimal 100%
c.
Minimum Current ratio is 1 time Debt to equity ratio is maximum of 2.5 times Debt service coverage ratio is minimum of 100%
Pada tanggal 31 Desember 2013, GMFAA telah memenuhi seluruh rasio keuangan yang dipersyaratkan.
On December 31, 2013, GMFAA has met the financial ratio requirement based on the agreement.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo pinjaman masing-masing sebesar Rp 403.285.640.026 (setara dengan USD 33.086.032) dan Rp 103.912.736.960 (setara dengan USD 10.745.888).
As of December 31, 2013 and 2012, outstanding balance amounted to Rp 403,285,640,026 (equivalent to USD 33,086,032) and Rp 103,912,736,960 (equivalent to USD 10,745,888), respectively.
PT Aerofood ACS
b.
PT Aerofood ACS
Pada tanggal 20 Juni 2012, PT Aerofood ACS, entitas anak, memperoleh pinjaman dari Bank Negara Indonesia dengan jumlah maksimum sebesar Rp 110 milyar dan jatuh tempo pada tanggal 19 Juni 2018. Pinjaman ini digunakan untuk pembiayaan pembangunan fasilitas dapur di Denpasar, Medan dan Balikpapan. Pinjaman ini dijamin secara fidusia dengan fasilitas kitchen yang dibiayai.
On June 20, 2012, PT Aerofood ACS, a subsidiary, obtained loan from Bank Negara Indonesa with maximum credit of Rp 110 billion and will be due on June 19, 2018. This loan is used for project development of kitchen facilities in Denpasar, Medan and Balikpapan. The loan is secured by fiduciary right over the related kitchen facility.
Per 31 Desember 2013 dan 2012, jumlah outstanding pinjaman adalah masing-masing sebesar Rp 90.302.457.964 (setara dengan USD 7.408.521) dan Rp 40.030.930.664 (setara dengan USD 4.139.704).
As of December 31, 2013 and 2012, the outstanding balance of the loan amounted to Rp 90,302,457,964 (equivalent to USD 7,408,521) and Rp 40,030,930,664 (equivalent to USD 4,139,704).
PT Aerowisata
c.
Pada bulan Maret 2013, PT Aerowisata memperoleh pinjaman dari Bank Negara Indonesia dengan jumlah maksimum sebesar Rp 18 milyar dan jatuh tempo pada tanggal 19 Juni 2018. Fasilitas ini digunakan untuk biaya renovasi Hotel Grand Preanger.
PT Aerowisata In March 2013, PT Aerowisata obtained loan from Bank Negara Indonesia with maximum amount of Rp 18 billion and maturity date on June 19, 2018. The loan is used to finance the renovation of Hotel Grand Preanger.
- 66 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
312 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Per 31 Desember 2013, jumlah outstanding pinjaman sebesar Rp 28.145.161.200 (setara dengan USD 2.309.062).
As of December 31, 2013, the outstanding balance of the loan amounted to Rp 28,145,161,200 (equivalent to USD 2,309,062).
PT Pertamina (Persero)
PT Pertamina (Persero)
Berdasarkan perjanjian pada tanggal 19 Oktober 2009, PT Pertamina (Persero) setuju untuk mengkonversikan utang usaha Perusahaan atas pembelian avtur sejumlah USD 76.484.911 menjadi pinjaman jangka panjang dengan pembayaran cicilan. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2015.
Based on agreement dated October 19, 2009, PT Pertamina (Persero) agreed to convert the Company’s trade payable for fuel purchase transactions amounting to USD 76,484,911 into a long-term loan payable with installment terms. This loan is due on December 31, 2015.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo pinjaman masing-masing berjumlah USD 43.137.490 dan USD 57.516.654.
As of December 31, 2013 and 2012, outstanding loan balance amounted to USD 43,137,490 and USD 57,516,654, respectively.
Bank Rakyat Indonesia
Bank Rakyat Indonesia
a.
a.
Perusahaan Pada tanggal 29 Mei 2013, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerja dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan jumlah fasilitas sebesar USD 40.000.000 dengan jangka waktu 24 Bulan sejak ditanda tangani perjanjian ini. Pinjaman tersebut digunakan untuk pembiayaan general purpose termasuk pembiayaan pra-pengiriman pesawat 2013.
On May 29, 2013, the Company has signed a Credit Facility with PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk with a total facility of USD 40,000,000 and term of 24 months. This facility is used for general purposes including pre-delivery financing of aircraft purchases in 2013.
Pada tanggal 31 Desember 2013 Perusahaan telah memenuhi pembatasan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian ini. Pembatasan penting dalam perjanjian diantaranya adalah debt to equity ratio tidak melebihi 5 kali.
As of December 31, 2013 the Company has complied with the financial covenant stipulated in the agreement. Major covenant of the agreement includes, among other the debt-toequity ratio not to exceed 5 times.
Pada tanggal 31 Desember 2013, pinjaman berjumlah USD 39.870.262. b.
The Company
saldo
As of December 31, 2013, the outstanding loan amounted to USD 39,870,262.
PT Aerofood ACS
b.
PT Aerofood ACS
ACS entitas anak AWS memperoleh pinjaman dari Bank Rakyat Indonesia dengan jumlah plafon maksimum sebesar Rp 40 Milyar yang jatuh tempo pada tanggal 28 Juni 2014. Pinjaman ini dijamin dengan hak fidusia atas persediaan dan piutang usaha milik ACS.
ACS, a subsidiary of AWS, obtained loan from Bank Rakyat Indonesia with maximum plafond of Rp 40 billion, due in June 28, 2014. This loan is secured by inventory and account receivables of ACS.
Jumlah saldo pinjaman per 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 4 milyar (setara dengan USD 328.165).
The outstanding balance on December 31, 2013 amounted to Rp 4 billion (equivalent to USD 328,165).
- 67 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
313 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
PT Angkasa Pura II (Persero)
PT Angkasa Pura II (Persero)
Berdasarkan perjanjian tanggal 27 Mei 2009, PT Angkasa Pura II (Persero) setuju untuk mengkonversikan utang usaha Perusahaan sejumlah Rp 195.910.872.304 atau setara dengan USD 21.052.103 menjadi pinjaman jangka panjang dengan pembayaran cicilan. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 30 Desember 2015. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo pinjaman masing-masing berjumlah USD 16.104.859.
Based on agreement dated May 27, 2009, PT Angkasa Pura II (Persero) agreed to convert the Company’s trade payable of Rp 195,910,872,304 or equivalent to USD 21,052,103 into a long-term loan payable with installment terms. This loan will fall due on December 30, 2015 and as of December 31, 2013 and 2012, the outstanding loan balance amounted to USD 16,104,859, respectively.
PT Angkasa Pura I (Persero)
PT Angkasa Pura I (Persero)
Berdasarkan perjanjian tanggal 27 Mei 2009, PT Angkasa Pura I (Persero) setuju untuk mengkonversikan utang usaha Perusahaan sejumlah Rp 91.465.097.646 atau setara dengan USD 8.872.465 menjadi pinjaman jangka panjang dengan pembayaran cicilan. Pinjaman ini jatuh tempo tanggal 30 Desember 2015 masing-masing berjumlah Rp 70.677.575.510 (atau setara dengan USD 5.798.472) dan Rp 70.677.575.510 (atau setara dengan USD 7.308.953).
Based on agreement dated May 27, 2009, PT Angkasa Pura I (Persero) agreed to convert the Company’s trade payable amounting to Rp 91,465,097,646 or equivalent to USD 8,872,465 into a long-term loan payable with installment terms. This loan will fall due on December 30, 2015. As of December 31, 2013 and 2012, the outstanding loan balance amounted to Rp 70,677,575,510 (equivalent to USD 5,798,472) and Rp 70,677,575,510 (equivalent to USD 7,308,953) respectively.
Indonesia Eximbank
Indonesia Eximbank
Pada tanggal 12 Pebruari 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit fasilitas Pembiayaan Tranche A dengan plafon USD 15 juta dengan tingkat bunga LIBOR (6 bulan) + 3,5% per tahun, dimana tingkat bunga LIBOR akan di-reviu setiap 6 bulan dan akan jatuh tempo dalam jangka waktu 2 tahun. Pinjaman ini digunakan untuk pembiayaan dan pembiayaan kembali Pre-Delivery Payment (PDP) pesawat Boeing 737-800 NG yang telah memperoleh komitmen pembiayaan melalui perjanjian jual dan sewa balik dengan lessor. Pinjaman ini dijamin dengan saham Perusahaan di GMFAA, entitas anak.
On February 12, 2010, the Company signed a Credit Agreement for Financing Tranche A with a credit limit of USD 15 million due in 2 years and interest rate of LIBOR (6 months) + 3.5% per year. The LIBOR rate will be reviewed every 6 months. This loan is used to finance and refinance the PreDelivery Payment (PDP) for Boeing 737-800 NG aircraft, which is already subject to financing commitment through sale and leaseback agreement with a lessor company and collateralized with the Company’s shares in GMFAA, a subsidiary.
Perjanjian kredit telah diamandemen pada tanggal 29 Oktober 2010 dan 28 Juni 2011, dengan menambahkan PDP pesawat Boeing B777-300 ER dan fasilitas pembiayaan Tranche B dengan plafon USD 27 juta sehingga total plafon fasilitas menjadi USD 42 juta. Pada tanggal 10 Pebruari 2012, perjanjian tersebut diamandemen kembali menjadi kredit modal kerja transaksional (KMK) dengan plafon USD 42 juta yang akan jatuh tempo dalam waktu 4 tahun. Selanjutnya, pada tanggal 15 Agustus 2012, Perusahaan dan Indonesia Eximbank setuju untuk mengamandemen fasilitas plafon USD 42 juta menjadi USD 25 juta.
The credit agreement was amended on October 29, 2010 and again on June 28, 2011, by adding a PDP for Boeing B777-300 ER and Tranche B financing facility with a plafond of USD 27 million; thus the total facility limit amounted to USD 42 million. On February 10, 2012, the facilities were amended to transactional working capital facilities (KMK) with a plafond of USD 42 million due in 4 years. Furthermore, on August 15, 2012, the Company and Indonesia Eximbank approved to amend the maximum plafond from USD 42 million to USD 25 million.
- 68 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
314 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Pada tanggal 15 Agustus 2012 Perusahaan dan Lembaga Pembiayaan Expor Impor Indonesia menandatangi perjanjian kredit dengan nilai total sebesar USD 75 juta yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu tranche A sebesar USD 25 juta dan tranche B sebesar USD 50 juta yang dipergunakan untuk pembayaran pre-delivery payment (PDP) untuk pembelian seluruh pesawat dari Boeing, Airbus, Embraer dan Bombardier yang memperoleh komitmen pembiayaan dalam bentuk sale and leaseback agreement dari lessor. Jangka waktu perjanjian ini adalah 24 bulan terhitung sejak ditandatanganinya perjanjian. Pembayaran bunga dilakukan per 3 bulan.
On August 15, 2012, the Company and Indonesia Exim Bank signed a credit agreement with a total value of USD 75 million which is divided into two tranches: tranche A with credit limit of USD 25 million and tranche B with credit limit of USD 50 million used for the payment of pre-delivery payment (PDP) of the entire aircrafts purchase from Boeing, Airbus, Embraer and Bombardier which are covered by financing commitments in the form of sale and leaseback agreement of the lessor. The term of this agreement is 24 months from the signing. Interest payments are made every 3 months.
Jaminan atas perjanjian kredit adalah akta gadai saham Perusahaan ke PT GMFAA, entitas anak, sebesar USD 100 juta.
The loan is collateralized by a deed of pledge over the Company’s shares in PT GMFAA, subsidiary, for USD 100 million.
Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah masing-masing sebesar nihil dan USD 100 juta.
The outstanding loan at December 31, 2013 and 2012 amounted to nil and USD 100 million respectively.
Pinjaman Sindikasi II
Syndicated loan II
Pada tanggal 6 Nopember 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman sindikasi yang difasilitasi oleh Citicorp International Limited dan secara sirkuler dengan delapan bank : Citigroup global markets Singapore Pte Ltd, PT Bank Panin Tbk, PT Bank ICBC Indonesia, First Gulf Bank PJSC, Cabang Singapura, Korea Development Bank, KDB Asia Limited, Standard Chartered Bank, Cabang Jakarta dan Bank of China limited, Cabang Jakarta. Plafon fasilitas sebesar USD 120 juta dalam jangka waktu 24 bulan. Pembayaran pokok akan dilakukan pada bulan ke 15, 18, 21 dan 24 setelah periode tutup buku dengan jumlah yang sama, yaitu sebesar USD 30 juta. Pinjaman ini digunakan untuk tujuan yang umum (general purposes). Pinjaman ini dijaminkan dengan saldo rekening USD di Citibank NA Cabang Jakarta dengan rekening No. 0100193574.
On November 6, 2012, the Company entered into a Syndicated Loan Facility which was facilitated by Citicorp International Limited and circularly with eight banks: Citigroup global markets Singapore Pte Ltd, PT Bank Panin Tbk, PT Bank ICBC Indonesia, First Gulf Bank PJSC, Singapore Branch, Korea Development Bank, KDB Asia Limited, Standard Chartered Bank, Jakarta Branch and Bank of China Limited, Jakarta Branch. The maximum credit facility is USD 120 million with term of 24 months. Principal payments will be made at month 15, 18, 21 and 24 by the same amount of USD 30 million. This facility is used for general purposes. The loan is secured by an existing USD bank account held with Citibank NA Jakarta Branch No. 0100193574.
Perusahaan mencairkan seluruh plafon fasilitas pada tanggal 31 Desember 2012 dengan rincian sebagai berikut:
The Company has used all the facility as of December 31, 2012 with details as follow: Jumlah/Total USD
Agen fasilitas/ Facility agents Citigroup global markets Singapore Pte Ltd PT Bank Panin Tbk PT Bank ICBC Indonesia First Gulf Bank PJSC, Singapore Branch Korea Development Bank *) Standard Chartered Bank, Jakarta Branch Bank of China Limited, Jakarta branch
15.000.000 25.000.000 24.000.000 20.000.000 15.000.000 15.000.000 6.000.000 120.000.000
*) Komitmen senilai USD 15.000.000 akan dipisahkan antara Korea Development Bank dan KDB Asia Limited/ USD 15,000,000 commitment to b e split b etween Korea Development Bank and KDB Asia Limited
- 69 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
315 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Pembatasan penting dalam perjanjian diantaranya adalah:
The major covenants of the agreement include the following:
Coverage ratio tidak kurang dari 1,05. Debt ratio tidak melebihi 5,75 kali. Persentase kas minimum 5 persen.
Coverage ratio not less than 1.05. Debt ratio not to exceed 5.75 times. The minimum cash percentage of the Group shall not be less than 5 percent.
Pada tanggal 31 Desember 2013 Perusahaan telah memenuhi pembatasan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian ini.
As of December 31, 2013 the Company has complied with the financial covenants in the agrement.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo pinjaman berjumlah masing-masing USD 119.708.057 dan USD 117.635.644.
As of December 31, 2013 and 2012, the outstanding loan amounted to USD 119,708,057 and USD 117,635,644, respectively.
Pinjaman Sindikasi III
Syndicated Loan III
Pada tanggal 21 Pebruari 2013, Perusahaan menerima pinjaman sindikasi III yang difasilitasi oleh Citibank dengan nilai total pinjaman sebesar USD 90 juta. Pinjaman sindikasi tersebut dihimpun dari beberapa bank yaitu: PT Bank Panin Tbk sebesar USD 20 juta dan Rp 213.378.000.000 (setara dengan USD 24 juta), PT Bank ICBC Indonesia sebesar USD 6 juta, PT Bank Central Asia Tbk sebesar Rp 213.378.000.000 (setara dengan USD 24 juta), dan Emirates NBD PJSC, Singapore Branch sebesar USD 20 juta.
On February 21, 2013, the Company entered into a USD 90 million syndicated loan III facilitated by Citibank. This syndicated loan is raised from several banks, namely: PT Bank Panin Tbk amounting to USD 20 million and Rp 213,378,000,000 (equivalent to USD 24 million), PT Bank ICBC Indonesia amounting to USD 6 million, PT Bank Central Asia Tbk amounting to Rp 213,378,000,000 (equivalent to USD 24 million), and Emirates NBD PJSC, Singapore Branch for USD 20 million.
Jangka waktu pinjaman adalah 24 bulan terhitung mulai tanggal 7 Nopember 2012 dengan pembayaran pokok pinjaman pada bulan ke 15, 18, 21 dan 24.
The loan has a term of 24 months from November 7, 2012 with principal payments at month 15, 18, 21 and 24.
Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar USD 45.640.043 untuk pinjaman Sindikasi III dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dan Rp 421.991.834.190 (atau setara dengan USD 34.620.710) untuk pinjaman Sindikasi III dalam Rupiah.
The outstanding loan at December 31, 2013 amounted to USD 45,640,043 for Syndicated loan III in U.S Dollar currency and Rp 421,991,834,190 (equivalent to USD 34,620,710) for syndicated loan III in Rupiah.
PT Bank Pan Indonesia
PT Bank Pan Indonesia
Pada tanggal 2 Agustus 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman komersial dengan PT Bank Pan Indonesia. Jumlah fasilitas pinjaman yang diberikan kepada Perusahaan sebesar USD 75 juta dengan jangka waktu 36 bulan.
On August 2, 2013, the Company entered into a commercial loan agreement with PT Bank Pan Indonesia Tbk. The total loan facility amounted to USD 75 million with term of 36 months.
Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar USD 74.105.017.
The outstanding loan at December 31, 2013 amounted to USD 74,105,017.
BCA Club Deal- Pinjaman Sindikasi
BCA Club Deal – Syndicated Loan
Pada tanggal 2 Desember 2013, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Sindikasi yang difasilitasi oleh PT Bank Central Asia Tbk., dan secara sirkuler dengan lima bank:
On December 2, 2013, the Company entered into a Syndicated Loan Agreement facilitated by PT Bank Central Asia, Tbk., and in circular with five banks:
-
-
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia PT Bank Central Asia, Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank CTBC Indonesia Bank of China Limited
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia PT Bank Central Asia, Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank CTBC Indonesia Bank of China Limited
- 70 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
316 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Pinjaman Sindikasi ini berjumlah USD 100 juta dan Rp 1.193.000.000.000 untuk kebutuhan pendanaan Perusahaan secara umum.
The syndicated loan facility amounted to USD 100 million and Rp 1,193,000,000,000 for general purpose of the Company.
Fasilitas Pinjaman Sindikasi ini memiliki jangka waktu selama 36 (tiga puluh enam) bulan dan akan jatuh tempo pada tanggal 2 Desember 2016. Pembayaran pokok dilakukan secara mencicil setiap 3 (tiga) bulan dimulai pada bulan ke 12 (dua belas) semenjak tanggal penandatanganan Perjanjian.
The loan has a term of 36 (thirty six) months due on December 2, 2016. The principal will be repaid every 3 (three) months in which the first repayment will be made 12 (twelve) months from the signing date.
Pinjaman ini dijamin dengan rekening penampungan untuk pembayaran bunga selama 3 (tiga) bulan ke depan di PT Bank Central Asia, Tbk selaku Agen Fasilitas dan Agen Jaminan.
The loan is secured by an interest reserve account in which the balance is to be kept sufficient for 3 (three) months of interest payments. The account is held with PT Bank Central Asia, Tbk as the Facility Agent as well as the Security Agent.
Pada tanggal 31 Desember 2013, fasilitas yang telah digunakan Perusahaan adalah sebesar USD 75 juta.
As of December 31, 2013, the Company has utilized USD 75 million of the loan facility.
Pembatasan-pembatasan penting dalam perjanjian ini antara lain menjaga rasio keuangan sebagai berikut:
The major covenants include maintaining certain financial covenants as follow:
-
-
Debt ratio maksimum 5,75 kali Coverage ratio minimum 1,00 Persentase kas minimum 5,00%
Debt ratio not to exceed 5.75 times Coverage ratio not less than 1.00 The minimum cash percentage of the Group shall not be less than 5.00%
Pada tanggal 31 Desember 2013 Perusahaan telah memenuhi pembatasan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian ini.
As of December 31, 2013, the Company has complied with the financial covenants in the agreement.
Pada tanggal 31 Desember 2013, saldo pinjaman berjumlah USD 73.488.690.
As of December 31, 2013 the outstanding loan amounted to USD 73,488,690.
PT Bank Permata
PT Bank Permata
Pada tanggal 18 Pebruari 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman komersial dengan PT Bank Permata Tbk. Jumlah fasilitas pinjaman yang diberikan kepada Perusahaan sebesar USD 70 juta dengan jangka waktu 24 bulan dan bunga tetap 4,5% per tahun. Seluruh pembayaran pokok di bulan ke 24 yaitu pada bulan 18 Pebruari 2015.
On February 18, 2013, the Company entered into a commercial loan agreement with PT Bank Permata Tbk. The total loan facility amounted to USD 70 million with term of 24 months and fixed interest rate at 4.5% per annum. The loan principal will be paid on the 24th month which on February 18, 2015.
Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar USD 69.591.334.
The outstanding loan at December 31, 2013 amounted to USD 69,591,334.
Wesel Bayar Bunga Mengambang
Floating Rate Note Payable
Perusahaan menerbitkan Wesel Bayar Bunga Mengambang (Floating Rate Note (FRN)) dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dan Rupiah. Dalam penerbitan FRN ini, The Chase Manhattan Bank - London Branch bertindak sebagai Trustee. FRN tersebut jatuh tempo tahun 2007.
The Company issued Floating Rate Notes payable (FRN) in U.S. Dollar and Rupiah currencies. The Chase Manhattan Bank - London Branch acted as Trustee in the issuance of the FRN. The FRN matured in 2007.
Sesuai dengan akta perubahan dan perjanjian kembali tertanggal 21 Januari 2010, FRN yang belum dilunasi masing-masing sebesar USD 75 juta dan Rp 108 miliar direstrukturisasi dan akan jatuh tempo pada tahun 2018.
R Based on deed of changes and buyback agreement dated p January 21, 2010, the remaining unsettled FRN _ which amounted to USD 75 million and Rp 108 billion _ respectively, was restructured and will be due in 2018. - 71 -
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
317 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Saldo FRN per tanggal 31 Desember 2013 berjumlah sebesar USD 30.418.159 dan Rp 41.261.123.098 (setara USD 3.385.111) dan per 31 Desember 2012 sebesar USD 44.719.965 dan Rp 62.813.399.660 (setara dengan USD 6.495.698).
Outstanding balance of FRN at December 31, 2013 amounted to USD 30,418,159 and Rp 41,261,123,098 (equivalent to USD 3,385,111) and at December 31, 2012 amounted to USD 44,719,965 and Rp 62,813,399,660 (equivalent to USD 6,495,698).
Bank CIMB Niaga
Bank CIMB Niaga
a.
a.
b.
PT Aerowisata
PT Aerowisata
Pada 6 Oktober 2009, PT Aerowisata, entitas anak, memperoleh fasilitas pinjaman khusus investasi dari Bank CIMB Niaga dengan jumlah kredit maksimum sebesar Rp 20 miliar. Fasilitas ini digunakan untuk biaya renovasi Hotel Irian Biak. Jangka waktu pinjaman adalah 8 tahun, termasuk didalamnya grace period 18 bulan, dan akan berakhir pada 6 Oktober 2017. Pinjaman ini dijaminkan dengan tiga sertifikat kepemilikan tanah dimana hotel tersebut berdiri (Catatan 14).
On October 6, 2009, PT Aerowisata, a subsidiary, obtained on investment credit loan facility from Bank CIMB Niaga with maximum credit of Rp 20 billion. The loan is used to finance the renovation of Irian Biak Hotel. The term of the loan is 8 years, which includes a grace period of 18 months and will mature on October 6, 2017. The loan is secured by three landright certificates on the land area where the hotel is located (Note 14).
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo pinjaman masing-masing berjumlah Rp 9.499.000.022 (setara dengan USD 779.309) dan Rp 12.421.769.246 (setara dengan USD 1.284.568).
As of December 31, 2013 and 2012, outstanding loan balance amounted Rp 9,499,000,022 (equivalent to USD 779,309) and Rp 12,421,769,246 (equivalent to USD 1,284,568).
PT Aerotrans Service
b.
PT Aerotrans Service
PT Aerotrans Services Indonesia memperoleh fasilitas pinjaman dari Bank CIMB Niaga yang digunakan sebagai pembiayaan dalam pengadaan kendaraan baru untuk kegiatan operasional dengan jangka waktu 3-4 tahun.
PT Aerotrans Services Indonesia obtained investment loan facility from Bank CIMB Niaga to finance the purchase of new vehicle for operations with term of 3 to 4 years per annum.
Perjanjian pinjaman tersebut mencakup persyaratan jangka waktu dan kondisi tertentu untuk membatasi PT Aerotrans Services Indonesia dalam melakukan pembagian dividen dan merubah struktur organisasi tanpa ada pemberitahuan secara tertulis kepada pihak bank.
Such loan agreement includes certain terms and conditions that restrict PT Aerotrans Services Indonesia to distribute dividends and change its organizational structure without written notification to the bank.
PT Aerotrans Services Indonesia memperoleh pinjaman khusus untuk pendanaan talangan atas kekurangan likuiditas yang timbul akibat kegiatan investasi. Pinjaman ini berjangka waktu maksimum satu tahun atau selama masa perjanjian sewa, dengan tingkat bunga per tahun sebesar 1,25% diatas bunga deposito dijamin Pemerintah. Pinjaman ini dijamin dengan deposito berjangka.
PT Aerotrans Services Indonesia obtained a loan facility to be used as bridging financing for liquidity gap arising from investment activities. This loan has a maximum term of one year or the period of leased agreement whichever is shorter, with interest rate per annum at 1.25% plus the interest rate of time deposits guaranteed by the government. This loan is secured by time deposit.
Pada tanggal 24 Juni 2010, PT Aerotrans Services Indonesia telah melakukan restrukturisasi atas pinjaman tersebut. Hal-hal yang direstrukturisasi adalah sebagai berikut:
On June 24, 2010, PT Aerotrans Services Indonesia restructured its loan. The agreed restructured terms are as follows:
a.
a.
Mengurangi tingkat bunga dari 13% - 16% per tahun menjadi 11% - 12,25% per tahun.
Reduce interest rate from 13% - 16% per annum to 11% - 12.25% per annum.
- 72 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
318 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan b.
Mengubah alokasi dari fasilitas pinjaman sebagai berikut:
c.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued b.
Pinjaman Transaksi Khusus (PTK) Investasi No. 2 dan Novasi sebagian dari pinjaman tetap back to back senilai Rp 7 miliar digabungkan menjadi PTK Investasi No. 5. PTK Investasi No. 3 dan Novasi sebagian dari pinjaman tetap back to back sebesar Rp 4 miliar digabungkan menjadi PTK Investasi No. 6.
Change in allocation of loan facility as follows:
Investment loan transaction (PTK) No. 2 and partial Novation from fixed back to back loan amount of Rp 7 billion was combined into PTK investment No. 5.
PTK investment No. 3 and partial Novation from fixed back to back loan amount of Rp 4 billion was combined into PTK investment No. 6.
Fasilitas ini memiliki jangka waktu 36 bulan sampai 42 bulan.
These facilities have a term of 36 months to 42 months.
Utang yang telah direstrukturisasi dijamin dan diikat secara fidusia dengan kendaraan bermotor yang dibeli dengan total nilai minimum sebesar Rp 175.124.150.000, piutang yang timbul dari kontrak sewa kendaraan dengan total nilai minimum sebesar Rp 10.504.404.158 dan penyerahan/ pengelolaan escrow account serta comfort letter dari PT Aerowisata.
The restructured loan is secured by related vehicles purchased with a minimum amount of Rp 175,124,150,000, accounts receivable from rental of vehicles with minimum amount of Rp 10,504,404,158 and opening of escrow account and a comfort letter from PT Aerowisata.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo pinjaman masing-masing berjumlah Rp 40.199.683.876 (atau setara dengan USD 3.298.030) dan Rp 36.776.406.852 (atau setara dengan USD 3.803.144).
As of December 31, 2013 and 2012, outstanding loan balances amounted Rp 40,199,683,876 (equivalent with USD 3,298,030) and Rp 36,776,406,852 (equivalent to USD 3,803,144), respectively.
PT Aerofoods ACS
c.
PT Aerofoods ACS
Pada bulan Oktober 2011, ACS entitas anak AWS memperoleh pinjaman dari CIMB Niaga dengan jumlah plafon maksimum Rp 10 milyar yang jatuh tempo pada tanggal 24 Oktober 2016. Pinjaman ini dijamin dengan hak fidusia kendaraan Hi Lift Truck dengan nilai pinjaman sebesar Rp. 12,5 miliar.
On October 2011, ACS , subsidiary of AWS obtained loan from CIMB Niaga with maximim limit of 10 billion which maturity date on October 24, 2016. The loan is pledged by fiduciary right of Hi Lift Truck amounting to Rp 12.5 billion.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo pinjaman masing-masing berjumlah Rp 5.666.666.673 (setara dengan USD 464.900) dan Rp 7.666.666.665 (setara dengan USD 792.830).
As of December 31, 2013 and 2012, oustanding loan balance amounted to Rp 5,666,666,673 (equivalent to USD 464,900) and Rp 7,666,666,665 (equivalent to USD 792,830).
PT Mandiri Tunas Finance
PT Mandiri Tunas Finance
Merupakan pinjaman PT Aerotrans Services Indonesia, entitas anak, atas pembelian 27 unit kendaraan dengan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman ini dijamin secara fidusia dengan kendaraan bermotor yang dibiayai.
This loan was obtained by PT Aerotrans Services Indonesia, a subsidiary, for the purchase of 27 vehicles with term of 36 months. This loan is secured by the financed vehicles.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 saldo pinjaman masing-masing berjumlah Rp 13.406.183.732 (setara dengan USD 1.099.859) dan Rp 27.954.210.586 (setara dengan USD 2.890.818).
As of December 31, 2013 and 2012, the outstanding loan balance amounted to Rp 13,406,183,732 (equivalent to USD 1,099,859) and Rp 27,954,210,586 (equivalent to USD 2,890,818), respectively.
- 73 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
319 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Bringin Indotama Sejahtera
Bringin Indotama Sejahtera
Pada tahun 2012, ATS melakukan kerjasama pembiayaan pembelian kendaraan dengan Bringin Indotama Sejahtera untuk pembelian kendaraan. Jangka waktu pinjaman 3 tahun dengan tingkat bunga pinjaman tetap sebesar 12,25% per tahun.
In 2012, ATS entered into vehicle purchase financing with Bringin Indotama Sejahtera for the purchase of vehicles. The finance lease has a term of 3 years and a fixed interest rate of 12.25% per annum.
Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp 651.008.040 (atau setara dengan USD 53.409) dan Rp 1.629.233.440 (setara dengan USD 168.483).
The outstanding balance of this loan as of December 31, 2013 and 2012 amounted to Rp 651,008,040 (equivalent to USD 53,409) and Rp 1,629,233,440 (equivalent to USD 168,483), respectively.
Pinjaman Sindikasi
Syndicated Loan
Pada tanggal 24 Juni 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Club Deal secara sirkuler dengan tujuh bank : Citibank, UBS AG, PT Bank Central Asia, PT Bank ICBC Indonesia, PT Bank International Indonesia,PT Bank Permata Tbk dan Bank of China Limited. Plafon fasilitas sebesar USD 55 juta dalam jangka waktu 24 bulan. Pembayaran pokok akan dilakukan pada bulan ke 15, 18, 21 dan 24 dengan jumlah yang sama, yaitu sebesar USD 13,75 juta. Pinjaman ini digunakan untuk tujuan yang umum (general purposes). Pinjaman ini dijaminkan dengan 3 bulan pembayaran bunga yang disimpan pada rekening perusahaan di Citibank (interest reserve account). Saldo jaminan ini akan dijaga mengikuti fluktuasi LIBOR 1 bulan serta tidak akan diambil sampai pinjaman dilunasi. Perusahaan mencairkan seluruh plafon fasilitas pada tanggal 31 Desember 2011 dengan rincian sebagai berikut:
On June 24, 2011, the Company entered into a Loan Facility Deal Club circularly with seven banks: Citibank, UBS AG, PT Bank Central Asia, PT Bank ICBC Indonesia, PT Bank International Indonesia, PT Bank Permata Tbk and Bank of China Limited. Maximum credit facility is USD 55 million with term of 24 months. Principal payments will be made at month 15, 18, 21 and 24 by the same amount, amounting to USD 13.75 million. This facility is used for general purposes. The loan is secured by 3 months of interest payments that are deposited on a Company account in Citibank (interest reserve account). The balance of this collateral will be adjusted for fluctuations of 1-month LIBOR and will not be taken until the loan is settled. The Company has used all the facility as of December 31, 2011 with details as follow: Jumlah/Total USD
Facility Agents Citibank N.A. Jakarta Branch PT Bank Central Asia PT Bank ICBC Indonesia PT Bank International Indonesia Tbk PT Bank Permata Tbk Bank of China Limited, Jakarta Branch
8.500.000 8.500.000 8.500.000 17.000.000 8.500.000 4.000.000 55.000.000
Nilai komitmen PT Bank International Indonesia Tbk (BII) USD 17 juta terdiri dari komitmen dua bank yaitu BII dan UBS AG, cabang Singapura masingmasing senilai USD 8,5 juta. Pada saat perjanjian kredit ini disetujui, Perusahaan belum memiliki ijin PKLN (Persetujuan Kredit Luar Negeri) dari Kementerian BUMN sehingga UBS AG, Cabang Singapura tidak bisa memberikan pinjaman langsung ke Perusahaan dan melakukan fronting ke BII.
The commitment value of PT Bank International Indonesia Tbk (BII) of USD 17 million consists of two banks, i.e. BII and UBS AG, Singapore Branch amounting to USD 8.5 million, respectively. The Company does not have permission for PKLN (Persetujuan Kredit Luar Negeri) from the Ministry of SOEs, thus UBS AG, Singapore branch can not provide loans directly to the Company and used BII as front.
Pembatasan penting dalam perjanjian diantaranya adalah:
The major covenants of the agreement include the following:
Coverage ratio tidak kurang dari 1,05. Debt ratio tidak melebihi 5,75 kali. Persentase kas minimum 5 persen.
Coverage ratio not less than 1.05. Debt ratio not to exceed 5.75 times. The minimum cash percentage of the Group shall not be less than 5 percent.
- 74 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
320 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Pada tanggal 31 Desember 2013 seluruh pinjaman ini telah dilunasi dan tanggal 31 Desember 2012 jumlah saldo pinjaman sindikasi adalah sebesar USD 27.319.373.
On December 31, 2013, all the outstanding loan has been settled and at December 31, 2012, the outstanding loan amounted to USD 27,319,373.
National Australia Bank Limited
National Australia Bank Limited
Pada 9 Agustus 2010, GOH Australia, entitas anak PT Aerowisata, memperoleh utang sewa pembiayaan aset dari National Australia Bank Limited. Jangka waktu perjanjian sewa pembiayaan adalah 3 tahun dan telah dilunasi pada 9 Juli 2013.
On August 9, 2010, GOH Australia, a subsidiary of PT Aerowisata, obtained finance lease for purchase of assets from National Australia Bank Limited. The term of finance lease is 3 years and settled on July 9, 2013.
24. LIABILITAS SEWA PEMBIAYAAN
24. LEASE LIABILITIES
Grup melakukan transaksi sewa pesawat Airbus tipe A-330 yang dibiayai oleh Lloyd (ECA) dengan masa sewa sejak tahun 1996 – 2016, Export Development Canada (EDC) untuk sewa pesawat CRJ1000 dengan masa sewa 2012 – 2022.
The Group entered into lease transaction for the lease of aircraft Airbus type A-330 which were financed by Lloyd (ECA), with lease period of 1996 – 2016 and Export Development Canada (EDC) for lease of aircraft CRJ1000 with lease period of 2012 – 2022.
Grup juga melakukan transaksi sewa dengan PT Hewlett-Packard Finance Indonesia dan PT Orix Indonesia atas transaksi sewa perangkat keras dan lunak dengan masa sewa 3 tahun.
The Group also entered into lease agreement with PT Hewlett-Packard Finance Indonesia and PT Orix Indonesia for the lease of software and hardware with lease period of 3 years.
Pembayaran minimum sewa berdasarkan perjanjian sewa adalah sebagai berikut:
The minimum lease payments based on the lease agreements are as follows:
2013 USD Dalam satu tahun Lebih dari satu tahun tapi tidak lebih dari lima tahun Lebih dari lima tahun Jumlah pembayaran sew a masa depan Dikurangi beban keuangan di masa depan Nilai kini pembayaran minimum sew a
2012 USD
58.814.443
65.127.902
98.416.610 58.290.805
123.360.688 41.545.655
215.521.858
230.034.245
23.770.914
23.681.647
191.750.944
206.352.598
Disajikan di laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai: Jatuh tempo dalam satu tahun Jangka panjang
53.268.680 138.482.264
58.132.590 148.220.008
Jumlah
191.750.944
206.352.598
Within one year Over one year but not longer than five years Over five years Total future lease payment Less future finance charges Present value of minimum lease payments Presented in consolidated statement of financial position as: Current maturities Non current maturities Total
Export Credit Agency (ECA)
Export Credit Agency (ECA)
Pada tanggal 21 Desember 2010, Perusahaan telah selesai melaksanakan restrukturisasi atas utang ECA. Dalam restrukturisasi tersebut dijelaskan halhal sebagai berikut:
On December 21, 2010, the Company completed the restructuring of the ECA debt. The restructuring clarified the following matters:
- 75 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
321 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Saldo utang ECA pada tanggal 21 Desember 2010 yang terdiri dari utang kepada Commercial Lender sebesar USD 78.782.738 dan kepada ECA sebesar USD 175.461.456 dijadwal ulang dan jatuh tempo setiap bulan sampai dengan Desember 2016. Tingkat bunga atas pinjaman ECA sebesar LIBOR + 0,9/0,95%, sedangkan tingkat bunga atas pinjaman Commercial Lender sebesar LIBOR + 1,75%. Utang ECA dan Commercial Lender dijamin dengan 6 (enam) pesawat Airbus A330-300 dan 3 (tiga) mesin Rolls Royce model Trent 768 engines. Tambahan jaminan untuk sebagian dari utang ECA (Tranche A dan B1) sebesar USD 50 juta adalah 7 pesawat Boeing 737-400. Jaminan ini telah dilepaskan sesuai Deed of Release tanggal 2 Maret 2011.
The outstanding ECA debt balance as of December 21, 2010 consisting of debt to Commercial Lenders amounting to USD 78,782,738 and ECA amounting to USD 175,461,456 was rescheduled and will now fall due each month until December 2016. The interest on the ECA loan is LIBOR + 0.9/0.95%, while the interest rate on loans to Commercial Lenders is LIBOR+1.75%. The debt with ECA and Commercial Lenders is secured by 6 (six) Airbus A330-300 aircraft and three 3 (three) Rolls Royce model Trent 768 engines. Additional collateral for a portion of ECA debt (Tranche A and B1) amounting to USD 50 million is 7 Boeing 737-400 aircraft. All collateral has been released based on Deed of Release dated March 2, 2011.
Pada tanggal 21 Desember 2010, Perusahaan membeli kembali pinjamannya melalui proses reverse dutch auction sebesar USD 15.546.270 dengan nilai USD 11 juta, sehingga memperoleh keuntungan sebesar USD 4.546.270.
On December 21, 2010, the Company repurchased USD 15,546,270 of its loan through reverse dutch auction process, for USD 11 million, generating a gain of USD 4,546,270.
Pembatasan penting dalam perjanjian pembiayaan diantaranya adalah:
sewa
The major covenants in the finance lease agreement include the following:
Perusahaan tidak akan dan akan menjaga bahwa tidak terdapat perusahaan dalam Garuda grup yang memiliki liabilitas keuangan kecuali untuk:
The Company will not, and will ensure that no companies in the Garuda group, have any financial liabilities except for:
- Liabilitas keuangan yang terjadi berdasarkan perjanjian ini, perjanjian sewa tambahan, dokumen-dokumen sewa lain dan liabilitas kepada kreditur yang terdapat pada tanggal efektif dan diungkapkan dalam Deed Poll.
- Financial liabilities arising from this agreement, supplementary rental agreements, other rental documents, and liabilities to creditors already existing on the effective date and disclosed in the Deed Poll.
- Liabilitas keuangan yang timbul akibat sewa operasi dimana penyewa adalah perusahaan dalam Garuda grup.
- Financial liabilities incurred from operating leases in which the lessee is a company in the Garuda group.
- Sejak tanggal efektif sampai dengan 30 Juni 2011, total liabilitas keuangan Garuda grup tidak boleh melebihi USD 80 juta, setelahnya (sejak tanggal 1 Juli 2011) sampai berakhirnya perjanjian, pembatasan ini telah dihapuskan.
- From the effective date of the agreement until June 30, 2011, the total financial liabilities incurred by the companies in the Garuda group may not exceed USD 80 million, thereafter (starting from July 1, 2011) until the termination of the agreement such restriction has been waived.
- Garuda grup harus memenuhi pembatasan financial covenant yang dipersyaratkan dalam perjanjian, antara lain:
- Garuda group shall meet the financial covenant restrictions required in the agreement, such as:
Coverage ratio tidak kurang dari 1,3. Debt ratio tidak melebihi 5 kali. Tahun 2010 – 2016 maksimum belanja modal tiap tahun adalah 2,5% dari total penerimaan operasional.
Perusahaan juga menyetujui untuk melakukan pembayaran kembali kepada para kreditur dengan dana dari kelebihan kas Perusahaan sebagaimana diatur dalam Cash Sweep Deed of Covenant.
Coverage ratio not less than 1.3. Debt ratio not to exceed 5 times. For the years 2010 – 2016 the maximum capital expenditure each year shall be 2.5% of the total operating revenue.
The Company also agreed to settle the abovementioned loans to the creditors using the excess cash of the Company as stipulated in the Cash Sweep Deed of Covenant. - 76 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
322 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Dalam perjanjian restrukturisasi ECA tersebut terdapat negative covenant yaitu Perusahaan tidak diperkenankan untuk membayar atau mengumumkan dividen atau distribusi lainnya kecuali:
In the ECA debt restructuring agreement, there is a negative covenant that does not allow the Company to pay or announce any dividend or other distribution, except:
a)
Dividen tersebut tidak melebihi: (i) 10% dari laba bersih Perusahaan sebelum IPO atau (ii) 50% dari laba bersih Perusahaan setelah IPO.
a)
The dividend does not exceed: (i) 10% of the distributable profit for such financial year prior to an IPO or (ii) 50% of the distributable profit for such financial year after an IPO.
b)
Dividen dibagikan jika terdapat kelebihan kas (excess cash Perusahaan) seperti yang didefinisikan dalam perjanjian pada tahun bersangkutan.
b)
Dividend is distributed if the Company has excess cash in the year concerned as defined in the agreement.
c)
Diperbolehkan berdasarkan hukum bagi Perusahaan untuk melakukan pembayaran atau pengumuman.
c)
It is allowed by law for the Company to make payment or announcement.
d)
Tidak ada saldo yang jatuh tempo dan belum dibayar atas perjanjian sewa dan tidak ada saldo lainnya yang jatuh tempo dan belum dibayar atas peminjaman utang lainnya.
d)
There is no outstanding balance that has fallen due and has not been paid for any rental agreement and no other balances that have fallen due and not been paid for other debt borrowings.
e)
Tidak ada kejadian sehubungan dengan pailit dan ketidakmampuan membayar liabilitas yang ada.
e)
There are no occurrences relating to continuing inability to pay.
Pada tanggal 15 Desember 2010, Perusahaan telah melakukan pembayaran atas tax security deposit tranche A dan security deposit tranche B masingmasing sebesar EUR 7 juta dan EUR 1 juta, sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi Perusahaan dalam restrukturisasi utang ECA (Catatan 17).
On December 15, 2010, the Company has paid the tax security deposit tranche A and security deposit tranche B, of EUR 7 million and EUR 1 million, respectively, as one of the conditions to be met by the Company in the ECA debt restructuring process (Note 17).
Pada tanggal 31 Desember 2013, Coverage ratio Perusahaan sebesar 1,13 dan Debt Ratio sebesar 6,28 kali. Manajemen telah mereviu perjanjian ECA dan menyimpulkan bahwa terlampauinya batasanbatasan financial covenants tidak menyebabkan pinjaman Perusahaan menjadi jatuh tempo seketika dan terutang.
At December 31, 2013, the Company’s coverage ratio is 1.13 and Debt Ratio is 6.28 times. Management has reviewed the terms of the ECA agreement and concluded that exceeding the limit of such financial covenant does not make the loan to become immediately due and payable.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo utang sewa pembiayaan ECA sebesar USD 83.743.135 dan USD 137.089.080.
As of December 31, 2013 and 2012, the outstanding balance of ECA finance lease obligation amounted to USD 83,743,135 and USD 137,089,080, respectively.
Export Development Canada (EDC)
Export Development Canada (EDC)
Pada 27 Juli 2012 Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan dari EDC terkait sewa pesawat CRJ1000 Next Generation sebesar plafon maksimal USD 135 juta sampai dengan 31 Desember 2012, dan Perusahaan telah menggunakjan, Pada 31 Desember 2013, fasilitas yang digunakan sebesar USD 112.678.853 dari maksimum plafon yang ditentukan.
On July 27, 2012, the Company obtained financing from EDC facility related to CRJ1000 NextGeneration with a maximum credit of USD 135 million. Until December 31, 2012, the Company has used USD 67,029,003 of the maximum credit. At December 31, 2013, used facility amounted to USD 112,678,853 from the maximum plafond available.
Terdapat dua tingkat bunga yang diaplikasikan untuk pinjaman ini: Bunga Tetap dan Bunga Mengambang.
There are two interest rates applicable to these financing: Fixed Rate and Floating Rate.
-
-
-
Bunga tetap yang berlaku adalah Semi-annual 6-years swap rate + Margin + Premium. Bunga mengambang yang berlaku adalah: 3months LIBOR + Margin + Premium.
-
- 77 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Fixed interest rate is computed using the semiannual 6-year swap rate + margin + premium. Floating interest rate is computed using the 3month LIBOR + margin + premium.
323 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Perusahaan diminta untuk memberikan konfirmasi terlebih dahulu mengenai jenis tingkat bunga yang akan diaplikasikan pada saat pengiriman pesawat.
The Company is required to confirm in advance the applicable interest rate to be used upon delivery of the aircraft.
Pada saat eksekusi Pinjaman, tingkat suku bunga yang direalisasikan adalah:
Upon execution of financing agreement, the interest rate is realized as follows:
1.
Perusahaan memilih pembayaran bunga tetap untuk pembiayaan atas PK-GRA. Pembayaran dilakukan setiap kuartal dimulai pada tanggal 7 Januari 2013.
1. The Company elected fixed interest payment for the loan tied to PK-GRA. Payments are made each quarter beginning on January 7, 2013.
2.
Perusahaan memilih pembayaran bunga tetap untuk pembiayaan atas PK-GRC. Pembayaran dilakukan setiap kuartal dimulai pada tanggal 30 Januari 2013.
2. The Company elected fixed interest payment for the loan tied to PK-GRC. Payments are made each quarter beginning on January 30, 2013.
3.
Perusahaan memilih pembayaran bunga tetap untuk pembiayaan atas PK-GRE. Pembayaran dilakukan setiap kuartal dimulai pada tanggal 9 Pebruari 2013.
3. The Company elected fixed interest payment for the loan tied to PK-GRE. Payments are made each quarter beginning on February 9, 2013.
4.
Perusahaan memilih pembayaran bunga tetap untuk pembiayaan atas PK-GRM. Pembayaran dilakukan setiap kuartal dimulai pada tanggal 25 September 2013.
4. The Company elected fixed interest payment for the loan tied to PK-GRM. Payments are made each quarter beginning on September 25, 2013.
5.
Perusahaan memilih pembayaran bunga mengambang untuk pembiayaan atas PK-GRN. Pembayaran dilakukan setiap kuartal dimulai pada tanggal 29 Nopember 2013.
5. The Company elected floating interest payment for the loan tied to PK-GRM. Payments are made each quarter beginning on November 29, 2013.
Pembatasan-pembatasan penting dalam fasilitas pinjaman ini adalah:
Significant covenants of the financing facility are as follow:
1.
Debt Ratio Grup tidak lebih atau sama dengan 7.25 kali.
1.
Debt ratio of the Group shall not be equal to or more than 7.25 times.
2.
Coverage Ratio Grup tidak boleh sama atau kurang dari (i) 1.3 kali pada tanggal yang lebih awal antara tanggal 20 April 2015 atau tanggal di mana Pembiayaan tersebut dibayar lunas dan (ii) 1.1 kali setelahnya.
2.
Coverage ratio of the Group shall not be equal to or less than (i) 1.3 times on the earlier of April 20, 2015 or the date on which the Relevant Financing is fully repaid and (ii) 1.1 times thereafter.
3.
Prosentase kas minimum tidak harus sama dengan atau kurang dari 5% selama lebih dari dua (2) kuartal berturut-turut.
3.
Minimum cash percentage of the Group shall not be equal to or less than 5% for more than two (2) consecutive quarters.
Pada tanggal 31 Desember 2013, Perusahaan memenuhi seluruh covenant yang disyaratkan.
At December 31, 2013, the Company compliance with the required covenants.
is
in
Jangka waktu pembiayaan adalah 10 tahun dengan tanggal jatuh tempo sebagai berikut:
Financing period is 10 years with maturity as follows:
1.
CRJ1000 PK-GRA jatuh tempo tanggal 5 tiap bulan. Pembayaran pertama tanggal 5 Januari 2013, sedangkan jatuh tempo terakhir pada tanggal 5 Oktober 2022.
1.
CRJ1000 PK-GRA will be due every 5th of each month. The first payment date is on January 5, 2013, with final maturity on October 5, 2022.
2.
CRJ1000 PK-GRC jatuh tempo tanggal 30 tiap bulan. Pembayaran pertama tanggal 30 Januari 2013, sedangkan jatuh tempo terakhir pada tanggal 30 Oktober 2022.
2.
CRJ1000PK-GRC will be due every 30th of each month. The first payment date is on January 30, 2013, with final maturity on October 30, 2022.
- 78 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
324 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued th
3.
CRJ1000 PK-GRE jatuh tempo tanggal 9 tiap bulan. Pembayaran pertama tanggal 5 Pebruari 2013, sedangkan jatuh tempo terakhir pada tanggal 9 Nopember 2022.
3.
CRJ1000PK-GRE will be due on 9 of each month. The first payment date is on February 5, 2013, with final maturity on November 9, 2022.
4.
CRJ1000 PK-GRM jatuh tempo setiap tanggal 25 pada bulan ketiga. Pembayaran pertama tanggal 25 September 2013, sedangkan jatuh tempo terakhir pada tanggal 25 Juni 2023.
4.
CRJ1000PK-GRM will be due on 25th of each quarter. The first payment date is on September 25, 2013, with final maturity on June 25, 2023.
5.
CRJ1000 PK-GRN jatuh tempo setiap tanggal 29 pada bulan ketiga. Pembayaran pertama tanggal 29 Nopember 2013, sedangkan jatuh tempo terakhir pada tanggal 29 Agustus 2023.
5.
CRJ1000PK-GRN will be due on 29th of each quarter. The first payment date is on November 29, 2013, with final maturity on August 29, 2023.
Tidak ada uang jaminan atas pembiayaan ini. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo utang sewa pembiayaan EDC masing-masing sebesar USD 105.784.435 dan USD 67.029.003.
No security deposit is issued for this financing. At December 31, 2013 and 2012, the outstanding balance of EDC financing amounted to USD 105,784,435 and USD 67,029,003, respectively.
PT Hewlett-Packard Finance Indonesia dan PT Orix Indonesia
PT Hewlett-Packard Finance Indonesia and PT Orix Indonesia
Merupakan utang pembelian perangkat keras dan perangkat lunak dengan jangka waktu sewa 36 bulan dengan tingkat bunga efektif sebesar 7% dan 8% tahun 2013 dan 2012.
The loan is related to the purchase of hardware and software with lease term of 36 months and effective interest rate per annum of 7% and 8% in 2013 and 2012, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 saldo utang sewa pembiayaan masing-masing sebesar USD 2.223.374 dan USD 2.234.515.
As of December 31, 2013 and 2012, the outstanding balance amounted to USD 2,223,374 and USD 2,234,515, respectively.
25. LIABILITAS ESTIMASI BIAYA PENGEMBALIAN DAN PEMELIHARAAN PESAWAT
25. ESTIMATED LIABILITY FOR AIRCRAFT RETURN AND MAINTENANCE COST
2013 USD Saldo aw al tahun Penambahan tahun berjalan Jumlah digunakan Amortisasi diskonto Saldo akhir tahun Penyajian Jatuh tempo dalam satu tahun Jangka panjang Jumlah
2012 USD
52.331.790 33.946.760 (19.509.300) 3.483.000 70.252.250
55.428.337 19.052.718 (24.578.223) 2.428.958 52.331.790
15.060.990 55.191.260 70.252.250
21.795.528 30.536.262 52.331.790
- 79 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Balance at beginning of year Provision during the year Amount utilised Amortized discount Balance at end of year Presentation Current maturities Non current maturities Total
325 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
26. UTANG OBLIGASI
26. BONDS PAYABLE
Di Juli 2013, Perusahan melakukan penawaran efek grup bernama “Obligasi Garuda Indonesia Berkelanjutan 1”. Perusahaan menargetkan untuk meraih Rp 4,000,000,000,000 dari penawaran tersebut. Pada fase pertama Bond yang ditawarkan sebesar Rp 2,000,000,000,000 (setara dengan USD 200,724,972). 80% dari hasil yang diperoleh akan digunakan sebagai uang muka untuk pembelian pesawat dan 20% sisanya akan digunakan sebagai capital untuk pembayaran sewa pesawat.
In July 2013, the Company carried out a sustainable public offering called “Garuda Indonesia Sustainable Bond 1”. The Company is aiming to raise Rp 4,000,000,000,000 from the offering. In the first phase, the Company offered Sustainable Bond Garuda Indonesia 2013 amounting to Rp 2,000,000,000,000 (equivalent to USD 200,724,972). About 80% of the proceeds will be used as advance payment for the purchase of aircrafts and the remaining 20% will be used as working capital to pay for aircraft lease rentals.
Pembayaran obligasi dilakukan secara penuh (bullet payment) saat jatuh tempo. Tingkat bunga sebesar 9,25% per tahun dan dibayar setiap 3 bulanan, dimulai 5 Oktober 2013 sampai 5 Juli 2018. Pembelian kembali obligasi dapat dilakukan setelah satu tahun dari tanggal penjatahan berdasarkan harga pasar.
The bond principal is to be settled at bullet payment on maturity. Interest is fixed at 9.25% per annum, payable every three months starting on October 5, 2013 to July 5, 2018. Buy-back of bond can be made one year after allotment date at market price.
PT CIMB Niaga Tbk bertindak sebagai wali amanat. Obligasi tersebut mendapatkan IdA fitch rating dan tercatat pada Bursa Efek Indonesia pada 8 Juli 2013. Obligasi tidak dijamin oleh apapun atau siapapun.
The Trustee for the bonds is PT CIMB Niaga Tbk. The bond received Fitch rating of IdA, and listed in the Indonesian Stock Exchange on July 8, 2013. The bond is not secured by any collateral and not guaranteed by any party.
Saldo per 31 USD 162.850.383.
Balance at December 31, 2013 amounted to USD 162,850,383.
December
2013
sebesar
27. LIABILITAS TIDAK LANCAR LAINNYA
27. OTHER NONCURRENT LIABILITIES 2013 USD
2012 USD
Pendapatan ditangguhkan atas jual dan sew a balik (Catatan 47) Uang muka agen Lain-lain
22.720.707 2.742.732 408.068
5.014.143 2.116.789 113.981
Deferred income from sale and leaseback (Note 47) Advances from agent Others
Jumlah
25.871.507
7.244.913
Total
28. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA a.
28. POST-EMPLOYMENT BENEFITS OBLIGATION
Imbalan Pasca-kerja
a.
Post-employment Benefits
Program Iuran Pasti
Defined Contribution Plan
Perusahaan dan PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA), entitas anak, menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetapnya. Program pensiun tersebut dikelola oleh Dana Pensiun Garuda Indonesia (DPGA), yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. KEP-403/KM.17/1999 tanggal 15 Nopember 1999. luran dana pensiun masingmasing berjumlah 7,5% dari gaji dasar karyawan dimana sebesar 2% ditanggung karyawan dan sisanya ditanggung Perusahaan dan GMFAA.
The Company and PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA), a subsidiary, established a defined contribution pension plan for all their permanent employees. The pension plan is managed by Dana Pensiun Garuda Indonesia (DPGA), whose deed of establishment was approved by the Minister of Finance of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. KEP-403/KM.17/1999 dated November 15, 1999. The pension fund contributions are equivalent to 7.5% of employees’ basic salaries wherein 2% are assumed by the employees and the difference is assumed by the Company and GMFAA. - 80 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
326 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
b.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perusahaan tanggal 26 April 2013, di setujui dan ditetapkan perubahan iuran dana pensiun Perusahaan dari yang semula 7,5% dari gaji dasar karyawan menjadi 10% dan perubahan iuran yang ditanggung karyawan dari yang semula 2% menjadi 3% dan sisanya menjadi tanggungan Perusahaan.
Based on the Company’s Annual General Shareholder Meeting (RUPST) dated April 26, 2013, RUPST agreed and approved the changes in pension funding from 7,5% of employee basic salary to become 10%, while the contribution ratio as borne by an employees was changed from 2% to become 3% with the remaining portion is borne by the Company.
PT Abacus Distribution Systems Indonesia (ADSI), entitas anak, menyelenggarakan program penutupan asuransi atas jaminan hari tua untuk semua karyawan yang memenuhi persyaratan. Program jaminan hari tua ini memberikan manfaat jaminan hari tua yang ditentukan berdasarkan penghasilan terakhir peserta. Program jaminan hari tua ini dikelola oleh PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Pendanaan jaminan hari tua berasal dari kontribusi entitas anak tersebut dan karyawannya masing-masing sebesar 7,5% dan 2,5% dari gaji dasar.
PT Abacus Distribution Systems Indonesia (ADSI), a subsidiary, established an insurance program covering post-retirement benefits for all qualified permanent employees. This program provides post-retirement benefits based on the participants latest salaries. This program is managed by PT Asuransi Jiwasraya (Persero). The program is funded by contributions from the subsidiary and its employees at 7.5% and 2.5%, of the employees' basic salaries, respectively.
Beban iuran pasti untuk berakhir 31 Desember 2013 masing sebesar USD USD 7.581.136 dicatat operasional.
Pension expense was recorded as part of operating expense for the years ended December 31, 2013 and 2012 amounting to USD 7,432,668 and USD 7,581,136, respectively.
tahun-tahun yang dan 2012 masing7.432.668 dan sebagai beban
Program Imbalan Pasti
Defined Benefit Plan
PT Aero Wisata, entitas anak, menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk seluruh karyawan tetapnya yang dikelola oleh Dana Pensiun Aero Wisata yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. KEP-044/KM.10/2007 tanggal 26 Maret 2007. Iuran dana pensiun berasal dari kontribusi PT Aero Wisata dan karyawan masing-masing sebesar 11,40% dan 5% dari gaji kotor. Pada masa pensiun, karyawan akan memperoleh manfaat sebesar 2,5% kali masa kerja kali penghasilan dasar pensiun.
PT Aero Wisata, a subsidiary, established a defined benefit pension plan for all its permanent employees. The plan is managed by Dana Pensiun Aero Wisata whose deed of establishment was approved by the Minister of Finance of Republic of Indonesia in his Decision Letter No. KEP-044/KM.10/2007 dated March 26, 2007. The pension fund is funded by contribution from PT Aero Wisata and its employees at 11.40% and 5%, respectively, of the employees gross salaries. At retirement age, the employees will obtain benefit of 2.5% times working period times basic pension income.
GMFAA, ADSI, ASI dan AWS juga memberikan imbalan kepada karyawan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan kebijakan Perusahaan yang didasarkan pada Undangundang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan kerja ini.
The GMFAA, ADSI, ASI and AWS also provide benefits to their qualifying employees in accordance with the Company’s policies based on Labor Law No. 13 Year 2003. No funding has been made to this defined benefit plan.
Imbalan Kerja Jangka Panjang Lain
b.
GMFAA, ADSI, ASI dan AWS memberikan penghargaan masa bakti kepada karyawan yang telah bekerja selama 20 tahun sesuai dengan kebijakan Perusahaan. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan kerja ini.
The GMFAA, ADSI, ASI and AWS provide long service awards to their employees who have already rendered 20 years of service in accordance with their policies. No funding has been made to this long-term benefit.
- 81 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Other Long-term Benefit
327 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Pada 31 Desember 2013 dan 2012, perhitungan imbalan kerja program imbalan pasti dan imbalan kerja jangka panjang lainnya dihitung oleh PT Padma Radya Aktuaria, aktuaris independen, dengan menggunakan asumsi utama sebagai berikut:
At December 31, 2013 and 2012, the cost of providing defined benefit plan and other longterm benefits is calculated by PT Padma Radya Aktuaria, an independent actuary, using the following key assumptions:
2013 Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Tingkat kematian Tingkat cacat Tingkat pengunduran diri
2012
8,6% - 9% 5,75% - 6,5% 3% - 8% 6% - 8% TMII TMII 10% dari tingkat kematian/ 10% of mortality rate 5% usia 25 tahun menurun secara garis lurus sampai 0% usia 56 tahun/ 5% at age 25 and decreasing linearly to 0% at age 56 56 tahun/56 years 56 tahun/56 years
Tingkat pensiun normal Tingkat kenaikan biaya kesehatan - untuk kesehatan
6,1% sampai tahun 2017 kemudian flat 5%/ 6,1% until year 2017 then 5% flat rate
Jumlah yang dibebankan atas imbalan pasca-kerja program imbalan pasti dan jangka panjang lain adalah sebagai berikut:
7,2% sampai tahun 2014 kemudian flat 5%/ 7.2% until year 2014 then 5% flat rate
9.765.992 876.504 9.972.893 4.964.403 (402.973)
Biay a jasa kini Biay a jasa lalu Beban bunga Keuntungan (kerugian) aktuaria Dampak kurtailmen
-
Hasil aset program diharapkan
-
-
(2.587.857)
-
Jumlah
-
25.176.819
(3.743.743)
1.444.862
39.130 2.806.779 (4.001.795) -
1.512.637 46.688 1.203.702 (1.261.908) (56.257)
2012 Imbalan pasca-kerja/ Post-employment benefit Program Pensiun Penghargaan imbalan pasti/ kesehatan/ masa bakti/ Defined benefit Health Long service plan care award USD USD USD
Imbalan kesehatan/ Healthcare plan USD Biay a jasa kini Biay a jasa lalu Beban bunga Keuntungan (kerugian) aktuaria Dampak kurtailmen
283.586 -
Hasil aset program diharapkan
-
-
(4.592.518)
-
283.586
30.030.381
(2.466.950)
2.689.452
Jumlah
10.220.571 1.424.644 13.699.527 5.969.097 (1.283.458)
Normal retirement rate Medical cost increment rate for healthcare
The amounts recognized in profit or loss arising from the post-employment defined benefits plan and other long-term benefits, are as follows:
2013 Imbalan pasca-kerja/ Post-employment benefit Program Pensiun Penghargaan imbalan pasti/ kesehatan/ masa bakti/ Defined benefit Health Long service plan care award USD USD USD
Imbalan kesehatan/ Healthcare plan USD
Discount rate Future salary increment rate Mortality rate Disability rate Resignation rate
71.723 2.375.776 (321.931) -
1.576.454 1.488.273 (35.981) (339.294)
Jumlah/ Total USD 11.317.759 923.192 13.983.374 (299.300) (459.230) (2.587.857)
Current serv ice cost Past serv ice cost Interest costs Actuarial gain (losses) Ef f ect of curtailment Expected return on plan assets
22.877.938
Total
Jumlah/ Total USD 11.868.748 1.424.644 17.847.162 5.611.185 (1.622.752) (4.592.518)
Current serv ice cost Past serv ice cost Interest costs Actuarial gain (losses) Ef f ect of curtailment Expected return on plan assets
30.536.469
Total
- 82 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
328 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Liabilitas imbalan kerja pasca-kerja program imbalan pasti dan jangka panjang lain yang termasuk dalam laporan keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:
The amounts included in the consolidated statements of financial position arising from the postemployment defined benefits plan and other longterm benefit are as follows:
2013 Liabilitas imbalan pasca kerja/ Employee benefit obligations Program Pensiun Penghargaan imbalan pasti/ kesehatan/ masa bakti/ Defined benefit Health Long service plan care award USD USD USD
Imbalan kesehatan/ Healthcare plan USD Nilai tunai kewajiban Biay a jasa lalu y ang masih akan diakui dimasa mendatang Keuntungan (kerugian) aktuaria belum diakui Nilai wajar aset program Selisih Kurs
-
Jumlah/ Total USD
29.756.445 (40.479.066) -
15.969.303 -
201.497.359
-
155.771.612 (1.421.066) (52.777.586) 11.200.788
(52.777.586) (40.479.066) 11.200.788
Present v alue of obligation Unrecognized past serv ice cost Unrecognized actuarial gains (losses) Fair v alue of plan assets Foreign exchange dif f erential
Kewajiban bersih
-
112.773.748
(10.722.622)
15.969.303
118.020.429
Net liability
Liabilitas imbalan kerja
-
112.773.748
15.969.303
128.743.051
Employ ee benef it obligations
Surplus imbalan kerja
-
-
(10.722.622)
Plan assets
-
72.380
203.147.676
-
-
(1.345.156)
-
(74.170.473) (58.890.645) 3.623.165
-
(75.847.250) 3.727.551
1.676.777 (58.890.645) (104.386) (9.625.374)
72.380
129.682.821
72.380
129.682.821
-
-
(9.625.374)
Mutasi nilai kini kewajiban adalah sebagai berikut:
Present v alue of obligation Unrecognized past serv ice cost Unrecognized actuarial gains (losses) Fair v alue of plan assets Foreign exchange dif f erential
23.231.912
143.361.739
Net liability
152.987.113
Employ ee benef it obligations
-
(9.625.374)
Plan assets
Movements in the present value obligation are as follows:
Jumlah/ Total USD
72.380 (66.263)
203.147.676 9.765.992 9.972.893 37.025 (497.965) (12.488.528)
47.692.880 39.130 2.806.779 (1.873.308)
23.231.912 1.512.637 1.203.702 46.688 (56.257) (4.208.901)
274.144.848 11.317.759 13.983.374 83.713 (554.222) (18.637.000)
(6.117)
(13.739.548) (40.425.933)
(11.247.374) (7.661.663)
(1.261.908) (4.498.570)
(26.248.830) (52.592.283)
Present v alue obligation - beginning balance Current serv ice cost Interest expense Past serv ice cost Curtailment and settlement Benef it pay ment Actuarial gain/loss and data correction Foreign exchage dif f erential
155.771.612
29.756.444
15.969.303
201.497.359
Present v alue obligation - ending balance
-
- 83 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
274.144.848
23.231.912
2013 Liabilitas imbalan pasca kerja/ Employee benefit obligations Program Pensiun Penghargaan imbalan pasti/ kesehatan/ masa bakti/ Defined benefit Health Long service plan care award USD USD USD
Imbalan kesehatan/ Healthcare plan USD
Nilai kini kewajiban Imbalan pasti - akhir tahun
Jumlah/ Total USD
23.231.912
(1.345.156)
Kewajiban bersih
Nilai kini kewajiban imbalan pasti - awal tahun Biay a jasa kini Biay a bunga Biay a jasa lalu Kurtailment dan peny elesaian Imbalan y ang dibay arkan (Keuntungan) kerugian aktuaria dan koreksi data Perubahan kurs v aluta asing
-
47.692.880
-
Kewajiban imbalan kerja Surplus imbalan kerja
(10.722.622)
2012 Liabilitas imbalan pasca kerja/ Employee benefit obligations Program Pensiun Penghargaan imbalan pasti/ kesehatan/ masa bakti/ Defined benefit Health Long service plan care award USD USD USD
Imbalan kesehatan/ Healthcare plan USD Nilai tunai kewajiban Biay a jasa lalu y ang masih akan diakui dimasa mendatang Keuntungan (kerugian) aktuaria belum diakui Nilai wajar aset program Selisih kurs
-
(1.421.066)
329 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
Imbalan kesehatan/ Healthcare plan USD Nilai kini kewajiban imbalan pasti - awal tahun Biay a jasa kini Biay a bunga Biay a jasa lalu Kurtailmen dan peny elesaian Imbalan y ang dibay arkan (Keuntungan) kerugian aktuaria dan data koreksi Perubahan kurs v aluta asing Nilai kini kewajiban Imbalan pasti - saldo akhir
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
2012 Liabilitas imbalan pasca kerja/ Employee benefit obligations Program Pensiun Penghargaan imbalan pasti/ kesehatan/ masa bakti/ Defined benefit Health Long service plan care award USD USD USD
13.628.718 283.586 (13.330.107)
220.262.982 10.220.571 13.699.527 7.937 (2.775.969) (10.290.100)
50.616.726 71.723 2.375.776 (1.895.528)
24.862.307 1.576.454 1.488.273 (343.855) (2.793.355)
309.370.733 11.868.748 17.847.162 7.937 (3.119.824) (28.309.090)
(509.817)
(14.927.375) (13.049.897)
330.869 (3.806.686)
(39.597) (1.518.315)
(14.636.103) (18.884.715)
Present v alue obligation - beginning of the y ear Current serv ice cost Interest expense Past serv ice cost Curtailment and settlement Benef it pay ment Actuarial gain/loss and data correction Foreign exchange dif f erential
72.380
203.147.676
47.692.880
23.231.912
274.144.848
Present v alue obligation - end of the y ear
Mutasi liabilitas imbalan kerja pasca-kerja program imbalan pasti dan jangka panjang lain adalah sebagai berikut:
Imbalan kesehatan/ Healthcare plan USD Saldo awal tahun Beban tahun berjalan Selisih kurs Pembay aran imbalan Saldo akhir tahun
72.380 (6.117) (66.263) -
Imbalan kesehatan/ Healthcare plan USD Saldo awal tahun Beban tahun berjalan Selisih kurs Pembay aran imbalan Saldo akhir tahun
Jumlah/ Total USD
13.628.718 283.586 (509.817) (13.330.107) 72.380
Movements in the net liability of the post-employment defined benefits plan and other long-tern benefit are as follows:
2013 Imbalan pasca-kerja/ Post-employment benefit Program Pensiun Penghargaan imbalan pasti/ kesehatan/ masa bakti/ Defined benefit Health Long service plan care award USD USD USD 129.682.821 25.176.819 (29.597.364) (12.488.528) 112.773.748
(9.625.374) (3.743.743) 2.715.443 (68.948) (10.722.622)
23.231.912 1.444.862 (4.498.570) (4.208.901) 15.969.303
2012 Imbalan pasca-kerja/ Post-employment benefit Program Pensiun Penghargaan imbalan pasti/ kesehatan/ masa bakti/ Defined benefit Health Long service plan care award USD USD USD 117.745.460 30.030.381 (7.802.920) (10.290.100) 129.682.821
(7.553.118) (2.466.950) 538.076 (143.382) (9.625.374)
Perusahaan telah menghentikan imbalan kesehatan atas karyawan yang pensiun pada periode tertentu.
24.862.307 2.689.452 (1.526.492) (2.793.355) 23.231.912
Jumlah/ Total USD 143.361.739 22.877.938 (31.386.608) (16.832.640) 118.020.429
Balance of beginning of y ear Expense f or the y ear Foreign exchange dif f erential Pay ments of benef its Balance at end of y ear
Jumlah/ Total USD 148.683.367 30.536.469 (9.301.153) (26.556.944) 143.361.739
Balance of beginning of y ear Expense f or the y ear Foreign exchange dif f erential Pay ments of benef its Balance at end of y ear
The Company has discontinued the healthcare plan program for the employee who retired for certain period.
- 84 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
330 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Mutasi nilai wajar aset program kesehatan adalah sebagai berikut:
Movements in the present value of health care plan assets are as follows:
2013 USD
2012 USD
Nilai w ajar aset program
Fair value of plan assets
- aw al tahun
58.890.645
58.606.534
2.587.857
4.592.518
(8.097.324)
1.197.306
- beginning balance
Imbal hasil ekspektasian aset program (Keuntungan) kerugian aktuaria
Actuarial gain/loss
dan koreksi data Kontribusi pemberi kerja
68.948
Pembayaran manfaat Perubahan kurs valuta asing
143.382
(1.873.308)
(1.895.528)
Benefit payment
(3.753.567)
Foreign exchange differential
40.479.066
58.890.645
Fair value of plan assets
- akhir tahun
Pengaruh kenaikan/penurunan 1% dalam tingkat tren biaya kesehatan yang diasumsikan atas:
Biaya jasa kini agregat dan biaya bunga Akumulasi kew ajiban imbalan pasca kerja untuk biaya kesehatan
- ending balance
The effect of an increase/decrease of 1% in the assumed medical cost trend rate on:
2013 USD
2012 USD
3.225.401
2.448.539
33.063.368
48.986.796
Kategori utama aset program, dan tingkat imbal hasil ekspektasian pada akhir periode pelaporan untuk setiap kategori, adalah sebagai berikut:
The aggregate of the current service cost and interest cost The accumulated post-employment benefit for medical costs.
The major category of plan assets, and the expected rate of return at the end of the reporting period for each category, are as follows:
Tingkat imbal hasil ekspektasian/ Expected return 2013 2012 % %
Nilai w ajar aset program - akhir tahun
and data correction The Company contribution
(11.097.752)
Nilai w ajar aset program
Instrumen ekuitas Deposito dan lainnya Imbalan hasil ekspektasian rata-rata
Expected return on plan assets
Nilai w ajar aset program/ Fair value of plan assets 2013 2012 USD USD
85,18% 8,42%
52,06% 47,94%
34.481.000 3.410.209
27.990.837 25.770.825
6,39%
8,71%
2.587.857
5.128.983
Equity instruments Time deposits and others Investment result expected average
100%
109%
40.479.066
58.890.645
Fair value of plan assets - ending balance
Tingkat imbal hasil ekspektasian keseluruhan adalah rata-rata tertimbang dari imbal hasil ekspektasian dari berbagai kategori aset program yang diselenggarakan. Penilaian direksi atas imbal hasil ekspektasian didasarkan pada tren pengembalian historis dan analis prediksi pasar untuk aset selama masa kewajiban tersebut.
The overall expected rate of return is a weighted average of the expected returns of the various categories of plan assets held. The directors’ assessment of the expected return is based on historical return trends and analysis’ predictions of the market for the assets over the life of the related obligation.
Imbalan hasil aset program adalah USD 2.587.857 dan USD 4.592.518 masing-masing pada tahuntahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012.
The actual return on plan assets was USD 2,587,857 and USD 4,592,518 in the years ended December 31, 2013 and 2012, respectively.
- 85 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
331 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Riwayat penyesuaian pengalaman adalah sebagai berikut: 2013 USD
2012 USD
The history of experience adjustment is as follows:
2011 USD
2010 USD
2009 USD
Nilai kini kewajiban imbalan pasti Nilai wajar aset progam
201.497.359 (40.479.066)
274.144.848 (58.890.645)
309.370.733 (58.606.534)
281.707.923 (53.825.294)
230.842.134 (35.444.768)
Present v alue of def ined benef it obligation Fair v alue of plan assets
Def isit
161.018.293
215.254.203
250.764.199
227.882.629
195.397.366
Def icit
Peny esuaian pengalaman liabilitas program
22.241.577
(11.107.613)
8.973.931
4.645.283
23.041.304
Experience adjustment on plan liabilities
Peny esuaian pengalaman aset program
(6.920.093)
1.166.177
85.610
1.989.757
766.357
Experience adjustment on plan assets
29. MODAL SAHAM
29. CAPITAL STOCK 2013 Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership %
Jumlah saham/ Number of shares Saham seri A Dw iw arna: Pemerintah Negara Republik Indonesia Saham biasa seri B: Pemerintah Negara Republik Indonesia Credit Suisse AG Singapore TC AR CL PT Trans Airw ays Credit Suisse AG Singapore Trust A/C Clients Komisaris: Wendy Aritenang Yazid Direktur: Emirsyah Satar Batara Silaban Heriyanto Agung Putra Faik Fahmi Novijanto Herupratomo Handrito Hardjono Masyarakat (kepemilikan di baw ah 2%) Jumlah
1
0,0000%
Jumlah modal disetor/ Total paid-up capital USD
0,10
15.653.127.999
69,1362%
792.323.085
2.466.965.725
10,8960%
124.871.776
462.691.000
2,0436%
23.420.288
231.534
0,0010%
11.720
1.904.369 285.207 181.829 166.094 123.816 97.118
0,0084% 0,0013% 0,0008% 0,0007% 0,0005% 0,0004%
96.395 14.436 9.204 8.407 6.267 4.916
4.055.221.308 22.640.996.000
17,9110% 100,0000%
205.265.396 1.146.031.889
Series A Dw iw arna share: Government of the Republic of Indonesia Series B share: Government of the Republic of Indonesia Credit Suisse AG Singapore TC AR CL PT Trans Airw ays Credit Suisse AG Singapore Trust A/C Clients Commisioners: Wendy Aritenang Yazid Directors: Emirsyah Satar Batara Silaban Heriyanto Agung Putra Faik Fahmi Novijanto Herupratomo Handrito Hardjono Public (each holding below 2%) Total
- 86 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
332 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
2012 Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership %
Jumlah saham/ Number of shares Saham seri A Dw iw arna: Pemerintah Negara Republik Indonesia Saham biasa seri B: Pemerintah Negara Republik Indonesia Credit Suisse AG Singapore TC AR CL PT Trans Airw ays PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura I (Persero) Komisaris: Wendy Aritenang Yazid Direktur: Emirsyah Satar Elisa Lumbantoruan Batara Silaban Heriyanto Agung Putra Novijanto Herupratomo Faik Fahmi Handrito Hardjono Masyarakat (kepemilikan di baw ah 2%) Jumlah
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
1
Jumlah modal disetor/ Total paid-up capital USD
0,0000%
0,10
15.653.127.999
69,1362%
792.323.087
2.466.965.725 403.634.000 248.496.000
10,8960% 1,7828% 1,0975%
124.871.776 20.430.967 12.578.260
231.534
0,0010%
11.720
1.904.369 968.835 285.207 181.829 123.816 116.094 97.118
0,0084% 0,0043% 0,0013% 0,0008% 0,0005% 0,0005% 0,0004%
96.395 49.040 14.436 9.204 6.267 5.876 4.916
3.864.863.473 22.640.996.000
17,0702% 100,0000%
195.629.945 1.146.031.889
Series A Dw iw arna share: Government of the Republic of Indonesia Series B share: Government of the Republic of Indonesia Credit Suisse AG Singapore TC AR CL PT Trans Airw ays PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura I (Persero) Commisioners: Wendy Aritenang Yazid Directors: Emirsyah Satar Elisa Lumbantoruan Batara Silaban Heriyanto Agung Putra Novijanto Herupratomo Faik Fahmi Handrito Hardjono Public (each holding below 2%) Total
Saham “Seri A” adalah saham khusus yang dimiliki oleh Pemerintah dan mempunyai hak suara khusus. Hak dan batasan yang berlaku pada saham “Seri B” juga berlaku bagi saham “Seri A”, kecuali bahwa Pemerintah tidak dapat mengalihkan saham “Seri A”, dan mempunyai hak veto sehubungan dengan (i) perubahan maksud dan tujuan Perusahaan; (ii) penambahan modal tanpa hak memesan terlebih dahulu; (iii) penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pemisahan; (iv) perubahan atas ketentuan-ketentuan yang mengatur hak-hak saham “Seri A” sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar; dan (v) pembubaran, kepailitan dan likuidasi Perusahaan. Saham “Seri A” juga memiliki hak untuk menunjuk satu orang Direktur dan satu orang Komisaris Perusahaan.
“Series A” share is a special share owned by the Government that has special voting rights. The rights and restrictions in effect on "Series B" share also applies to "Series A" share, except that the Government cannot transfer the "Series A" share, and has a veto in connection with (i) changes in scope of the Company, (ii) capital increase without rights issue in advance, (iii) a merger, consolidation, acquisition and separation, (iv) changes of the provisions governing the rights of shares of "Series A" as stipulated in the Articles of Association, and (v) the dissolution, bankruptcy and liquidation of the Company. "Series A" share also has the right to appoint one director and one commissioner.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 28 Juni 2012, pemegang saham menyetujui pelaksanaan kuasireorganisasi sesuai dengan ketentuan yang tertuang di PSAK 51 (Revisi 2003) dan Peraturan Bapepam No. IX.L1 tentang tata cara pelaksanaan KuasiReorganisasi, lampiran keputusan ketua Bapepam No. Kep-16/PM/2004 tanggal 13 April 2004. Kuasireorganisasi dilakukan berdasarkan laporan keuangan per 1 Januari 2012 yang telah disajikan dalam mata uang US Dolar sebagai mata uang penyajian.
Based on Extraordinary Shareholder Meeting (RUPSLB) dated June 28, 2012, the shareholders agreed to carry out a quasi-reorganization in accordance with PSAK 51 (Revised 2003) and Bapepam rules No. IX.L1 related to quasireorganization procedures, supplementary to the Bapepam Chairman Decision Letter No. Kep16/PM/2004 dated April 13, 2004. The Company performed the procedures of quasi-reorganization based on the opening consolidated financial statement as of January 1, 2012, as remeasured in U.S. Dollar which is the Company’s functional and presentation currency.
- 87 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
333 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Sehubungan dengan kuasi-reorganisasi, RUPSLB menyetujui pengurangan modal Perusahaan dengan cara menurunkan nilai nominal saham Perusahaan dari semula sebesar Rp 500 menjadi sebesar Rp 459 yang akan dilaksanakan setelah Peraturan Pemerintah terkait pengurangan modal tersebut diterbitkan. Setelah tanggal efektif, struktur modal Perusahaan akan menjadi:
In connection with quasi-reorganization, the RUPSLB approved the capital reduction by lowering the nominal value of shares from the original amount of Rp 500 to Rp 459 to be carried out after the government regulation related with new capital structure is issued. After the effective date, the capital structure of the Company will be:
1.
Modal dasar, semula Rp 15.000.000.000.000 menjadi sebesar Rp 13.770.000.000.000.
1. Authorized capital reduced from Rp 15,000,000,000,000 to Rp 13,770,000,000,000.
2.
Modal ditempatkan dan disetor Rp 11.320.498.000.000 Rp 10.392.217.164.000.
semula menjadi
2. Issued and paid-up capital reduced from Rp 11,320,498,000,000 to Rp 10,392,217,164,000.
Pada tanggal 27 Desember 2012, Pemerintah Republik Indonesia menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 114 tahun 2012 sehubungan dengan pengurangan penyertaan modal Pemerintah pada Perusahaan sebesar Rp 641.778.248.000. Perusahaan juga menerima Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-66159.AH.01.02.tahun 2012 tentang Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan terkait proses Kuasi-reorganisasi. Dikarenakan komponen ekuitas selain modal saham tidak mencukupi untuk mengeliminasi saldo defisit yang ada, maka dilakukan penurunan modal saham sebesar USD 1.145.905.003 sehingga saldo modal saham setelah Kuasi-reorganisasi menjadi USD 1.146.031.889.
On December 27, 2012, the Government or Republic of Indonesia issued Government Regulation No. 114 year 2012 related to the decrease of the Government Equity participation in the Company amounting to Rp 641,778,248,000. The Company also received the Decision Letter from Minister of Law and Human Rights of the Republic Indonesia No. AHU66159.AH.01.02.tahun 2012 related with the amendment of the Company, articles of association in connection with quasi-reorganization. Because the component of equity other than the capital stock is not sufficient to eliminate the deficit balance, the Company reduced its capital stock by USD 1,145,905,003. The capital stock after quasireorganization amounted to USD 1,146,031,889.
30. TAMBAHAN MODAL DISETOR
30. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL 2013 USD
Cadangan modal PMP atas 2 pesaw at Boeing 747-400 dan 7 pesaw at Boeing 737-400 sesuai PP No. 70 tahun 2000 PMP atas jet engine test cell berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. S-124/MK.016/1998 Pengeluaran saham melalui penaw aran umum perdana kepada masyarakat Biaya Emisi Efek Eliminasi defisit dalam rangka kuasi reorganisasi Jumlah
2012 USD 106
106
10
10
4.088.185
4.088.185
121.453.020 (12.474.286)
121.453.020 (12.474.286)
(108.518.998) 4.548.037
(108.518.998) 4.548.037
Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) sebesar Rp 8.401.219.715 atau setara dengan USD 4.088.185 dicatat sebagai tambahan modal disetor karena Perusahaan belum melakukan peningkatan modal disetor.
Capital reserve GEP on 2 boeing 747-400 aircrafts and 7 boeing 737-400 aircrafts based on Government Regulation No. 70/2000 GEP on jet engine test cell based on the Decision Letter of Ministry of Finance of the Republic of Indonesia No. S-124/MK.016/1998 Issuance of shares through public offering Share issuance cost Elimination of deficit in connection w ith quasi-reorganization Total
The Government Equity Participation (GEP) of Rp 8,401,219,715 or equivalent with USD 4,088,185 was presented as additional paid-in capital since the Company has not yet increased its paid-up capital.
- 88 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
334 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Agio saham berasal dari selisih nilai par sebesar Rp 750 per saham dan nilai nominal sebesar Rp 500 per saham pada saat penawaran umum perdana Perusahaan pada tahun 2011. Total agio saham sebelum biaya emisi efek sebesar Rp 1.100.000.000.000 setara dengan USD 121.453.020.
Share premium arose from the market value of Rp 750 per share and nominal value of Rp 500 per share at initial public offering in 2011. Total share premium recorded before stock issuance cost amounted Rp 1,100,000,000,000 equivalent with USD 121,453,020.
Penyesuian atas tambahan modal disetor sebesar USD 108.518.998 merupakan penyesuaian terkait dengan kuasi-reorganisasi untuk menghapus saldo defisit Perusahaan pada tanggal 1 Januari 2012.
The adjustment in additional paid in capital of USD 108,518,998 was made in connection with quasi-reorganization to eliminate opening deficit balance as of January 1, 2012.
31. KOMPONEN EKUITAS LAINNYA
31. OTHER COMPONENT OF EQUITY 2013 USD
Surplus revaluasi Saldo aw al Peningkatan Penurunan Dipindahkan ke laba ditahan Pembalikan pajak tangguhan Dampak pajak tangguhan Kepentingan non pengendali Sub jumlah
2012 USD
38.412.435 18.993.491 (4.345.839) (2.283.780) 2.327.626 (747.118) 17.066 52.373.880
46.699.641 (8.316.974) 29.768 38.412.435
Revaluation surplus Beginning Balance Additions Deductions Transferred to retained earning Deferred tax realization Deferred tax effect Non controlling interest Sub total
Akumulasi selisih kurs penjabaran laporan keuangan Pemilik entitas induk Kepentingan non pengendali Sub jumlah
(213.967.790) (213.967.790)
(188.261.422) 611.390 (187.650.032)
Cumulative translation adjustments Ow ner of the parent company Non controlling interest Sub total
Jumlah
(161.593.910)
(149.237.597)
Total
32. OPSI SAHAM
32. STOCK OPTION
Pada tahun 2011, Perusahaan memberikan opsi saham kepada komisaris, direksi dan karyawan dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Biaya kompensasi saham pada tanggal penerbitan dihitung berdasarkan nilai wajar dari opsi saham tersebut dan diakui dalam beban kompensasi. Berdasarkan program hak yang diakui pada tahun berjalan (cliff-vesting) dengan metode garis lurus selama masa tunggu. Akumulasi biaya kompensasi saham diakui sebagai Opsi saham dalam bagian ekuitas pada tahun 2011 sebesar Rp 19.740.236.981 atau setara dengan USD 2.278.677, yang terdiri dari 87.847.064 saham untuk opsi tahap 1 dan 65.885.298 saham untuk opsi tahap 2.
In 2011, the Company granted stock options to qualifying commissioners, directors and employees. Stock compensation expense is calculated based on the fair value of stock options granted and recognized as compensation expense. Based on the program, compensation expenses are recognized (cliff-vesting) using straight-line method during the vesting period. The accumulated costs are recognized as stock options in equity in 2011 which amounted to Rp 19,740,236,981 or equivalent with USD 2,278,677, consisting of 87,847,064 shares for phase 1 and 65,885,298 shares for phase 2.
Nilai wajar dari opsi saham tersebut dinilai oleh appraisal independen Towers Watson Purbajaga dalam laporannya tertanggal 19 Mei 2011 untuk tahap 1 dan 29 Pebruari 2012 untuk tahap 2 dengan menggunakan model penentuan harga opsi BlackScholes.
The fair value of stock options are valued by Towers Watson an independent appraisal, in its report dated May 19, 2011 for phase 1 and February 29, 2012 for phase 2 which used Black-Scholes model to measure the option price.
- 89 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
335 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Pelaksanaan program MESOP dilakukan dengan cara sebagai berikut:
The implementation of MESOP program is carried out through the following:
a)
Hak opsi pembelian saham diberikan kepada seluruh peserta yang memenuhi persyaratan yang ditentukan.
a)
Share purchase option rights granted to all participants who meet the specified requirements.
b)
Hak opsi pembelian saham yang dibagikan dalam program MESOP dapat digunakan oleh Peserta untuk membeli saham baru Perusahaan dengan harga yang akan ditetapkan dengan memperhatikan peraturan dan perundangan yang berlaku.
b)
Share purchase option rights that were distributed in MESOP program can be used by participants to purchase the Company's new shares at a price to be determined with due regard to rules and regulations.
c)
Hak Opsi pembelian saham akan diterbitkan oleh Perusahaan dalam tiga tahapan selama periode dua tahun setelah tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia.
c)
Right to purchase stock options will be issued by the Company in three stages over a period of two years after the date of listing on the Indonesia Stock Exchange.
d)
Hak Opsi, tahap pertama diberikan bersamaan dengan tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia. Tahap kedua diberikan selambat-lambatnya pada Bulan Desember 2011. Tahap ketiga diberikan selambatlambatnya pada bulan Desember 2012.
d)
Stock option on first stage is given on the date of listing of shares on the Indonesia Stock Exchange. The second stage is given not later than December 2011. The third stage is given not later than December 2012.
e)
Hak Opsi yang diterbitkan dalam setiap tahap akan dikenakan masa tunggu selama 1 tahun atau 12 bulan sejak tanggal penerbitannya yaitu periode transaksi yang diperkenankan untuk mengkonversi hak opsi menjadi saham.
e)
Stock option issued in each stage will be subject to the vesting period of one year or 12 months from the date of issuance within the transaction period allowed to convert into stock option rights.
f)
Harga pelaksanaan hak opsi akan ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku, peserta yang akan menggunakan hak opsi untuk membeli saham, wajib membayar secara penuh harga pelaksanaan dan biaya-biaya lainnya yang timbul dalam rangka pelaksanaan hak opsi tersebut.
f)
Right to exercise the option will be determined based on state laws, participants will use the option to purchase stock, must pay the full price of implementation and cost incurred in implementation of the option rights.
g)
Vesting period selama 12 bulan
g)
Vesting period within 12 months
h)
Option life selama 5 tahun
h)
Option life in 5 years
Pada tahun 2012, Perusahaan memberikan opsi saham Tahap ke 3 dengan jumlah lembar saham 65.885.298. Akumulasi biaya kompensasi saham diakui sebagai opsi saham dalam bagian ekuitas per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar USD 2.770.970 dan USD 1.148.451
In 2012, the Company granted stock option phase 3 of 65,885,298 shares. The accumulated cost recognized as stock option in equity as of December 31, 2013 and 2012 amounted USD 2,770,970 and USD 1,148,451, respectively.
Nilai wajar dari opsi saham tersebut dinilai oleh appraisal independen Towers Watson Purbajaga dalam laporannya tertanggal 26 Pebruari 2013 untuk tahap 3 dengan menggunakan model penentuan harga opsi Black-Scholes.
The fair values of stock options are valued by Towers Watson an independent appraisal, in its report dated February 26, 2013 for phase 3 which used Black-Scholes model to measure the option price.
- 90 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
336 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
33. SALDO LABA DICADANGKAN
33. APPROPRIATED RETAINED EARNINGS
Berdasarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas, Perusahaan wajib menyisihkan jumlah tertentu dari Laba Bersih setiap tahun untuk cadangan apabila Perusahaan mempunyai saldo laba positif. Penyisihan Laba Bersih tersebut dilakukan sampai cadangan wajib mencapai paling sedikit 20% dari jumlah modal yang ditempatkan disetor penuh.
Under Indonesian Company Law, companies are obliged to allocate certain amount from the net earnings of each accounting year to reserve fund if the Company has a positive profit balance. The allocation of net earnings shall be performed up to an amount of 20% of the company’s issued and paid up capital.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tanggal 26 April 2013 yang dinyatakan dalam akta No. 128 yang dibuat oleh Aryanti Artisari, S.H., M.Kn Notaris di Jakarta menyebutkan bahwa RUPST menyetujui dan menetapkan penggunaaan Laba Yang Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk untuk tahun buku 2012 sebesar USD 110.598.370 adalah sebagai berikut:
At the Annual General Meeting of Shareholders (RUPST) dated April 26, 2013 as stated in Deed No. 128 of Aryanti Artisari, S.H, M.Kn, notary in Jakarta the RUPST approved and stipulated the use of Net Income Attributable to Owners of the Parent Company for the fiscal year 2012 amounting to USD 110,598,370 with details as follows:
1.
Dividen sebesar 0%.
1.
Dividend of 0%.
2.
Sebesar 5% dari Laba Yang Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk berdasarkan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 atau sebesar USD 5.529.919 digunakan untuk Cadangan Wajib Perusahaan.
2.
5% of the Net Income Attributable to Owners of the Parent Company based on the consolidated financial statements for the year ended December 31, 2012 or in the amount of USD 5,529,919 shall be used as the Company’s Mandatory Reserve.
3.
Sebesar 95% dari laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk berdasarkan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 atau sebesar USD 105.068.451 digunakan untuk cadangan lainnya.
3.
95% of the net income attributable to owners of the Parent Company based on the consolidated financial statements for the year ended December 31, 2012 or in the amount of USD 105,068,451 shall be used as other reserves.
Saldo laba dicadangkan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar USD 5.529.919 atau sebesar 0,48% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
The balance of the Company’s appropriated retained earnings as of December 31, 2013 amounted USD 5,529,919 or 0.48% of the Company’s issued and paid up capital.
34. KEPENTINGAN NON PENGENDALI
34. NON CONTROLLING INTEREST
Kepentingan non pengendali atas aset bersih/ Non controlling interests in net assets 2013 2012 USD USD
Kepentingan non pengendali atas atas laba (rugi) bersih/ Net income attributable to non controlling interests 2013 2012 USD USD
PT Abacus Distribution Systems Indonesia PT Aero Wisata dan entitas anak/ and its subsidiaries
250.859
261.669
6.256
3.575
1.219.281
1.609.259
155.281
240.628
Jumlah/ Total
1.470.140
1.870.928
161.537
244.203
- 91 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
337 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
35. PENDAPATAN USAHA
35. OPERATING REVENUE 2013 USD
Penerbangan berjadw al Penumpang Kargo Kelebihan bagasi Surat dan dokumen Sub jumlah Penerbangan tidak berjadw al Haji Charter Sub jumlah Lain-lain Biro perjalanan Pemeliharaan dan perbaikan pesaw at Jasa boga Pelayanan penerbangan Fasilitas Hotel Transportasi Teknologi informasi Kesehatan Pelatihan Lain-lain Sub jumlah Jumlah
2012 USD
2.955.288.708 195.952.040 10.081.118 8.764.325 3.170.086.191
2.687.450.057 184.889.000 7.029.768 7.881.919 2.887.250.744
195.192.932 20.772.955 215.965.887
247.262.921 21.828.656 269.091.577
81.964.385
79.878.710
68.308.243 60.461.986 47.393.619 22.873.959 22.218.301 5.818.113 4.869.580 2.874.851 499.477 12.741.994 330.024.508
67.362.378 50.136.002 47.575.662 21.204.424 21.357.575 5.874.813 3.892.417 2.409.227 898.822 15.536.611 316.126.641
3.716.076.586
3.472.468.962
Tidak terdapat pendapatan dari pelanggan individu yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha.
Non-scheduled airline services Hajj Charter Sub total Others Travel agent Aircraft maintenance and overhaul Catering Airline related Facilities Hotel Transportation Information technology Healthcare service Training service Others Sub total Total
No revenue earned from individual customers exceeded 10% of total operating revenue.
36. BEBAN OPERASIONAL PENERBANGAN
36. FLIGHT OPERATIONS EXPENSES 2013 USD
Bahan bakar Sew a dan charter pesaw at Gaji dan tunjangan Beban penyusutan Asuransi Beban imbalan pasca kerja Lain-lain Jumlah
Scheduled airline services Passenger Cargo Excess baggage Mail and document Sub total
2012 USD
1.420.139.208 592.251.660 144.911.938 62.155.939 16.691.989 6.950.541 1.738.869 2.244.840.144
72% tahun 2013 dan 63% tahun 2012 dari total biaya operasi penerbangan yang berkaitan dengan pembelian bahan bakar dilakukan dengan pihak berelasi (Catatan 45),
1.255.126.779 448.601.352 116.443.700 51.501.031 24.561.135 10.438.528 2.302.588 1.908.975.113
Fuel Aircraft rental and charter Salaries and allow ances Depreciation expenses Insurance Employee benefit expenses Others Total
72% in 2013 and 63% in 2012 of total flight operations expenses pertains to purchases of fuel from related party (Note 45).
- 92 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
338 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
37. BEBAN TIKET, PENJUALAN DAN PROMOSI
37. TICKETING, SALES AND PROMOTION EXPENSES 2013 USD
Komisi Reservasi Gaji dan tunjangan Promosi Sew a Jasa profesional dan pelatihan Beban imbalan pasca kerja Lain-lain Jumlah
2012 USD
117.819.462 111.457.234 47.532.130 41.504.898 9.289.844 2.401.356 1.348.838 4.488.373 335.842.135
119.288.145 96.216.046 42.678.492 41.566.759 9.064.071 950.897 1.969.508 5.710.017 317.443.935
38. BEBAN PELAYANAN PENUMPANG
38. PASSENGER SERVICE EXPENSES 2013 USD
Pelayanan penumpang Gaji dan tunjangan Pemakaian persediaan umum Beban imbalan pasca kerja Jasa profesional dan pelatihan Lain-lain Jumlah
2012 USD
175.481.145 100.908.081 2.225.273 1.676.588 1.624.865 1.584.909 283.500.861
39. BEBAN BANDARA
Passenger services Salaries and allow ances General inventories consumption Employee benefit expenses Professional services and training Others Total
2012 USD
229.242.835 20.231.807 12.951.822 851.859 1.961.552 1.758.481 266.998.356
- 93 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
157.351.404 97.371.195 2.088.304 2.519.680 1.693.605 2.925.230 263.949.418
39. USER CHARGE AND STATION EXPENSES 2013 USD
Pelayanan pesaw at dan penerbangan Gaji dan tunjangan Sew a Beban imbalan pasca kerja Beban penyusutan Lain-lain Jumlah
Commissions Reservations Salaries and allow ances Promotions Rental Professional services and training Employee benefit expenses Others Total
200.761.647 23.782.036 10.923.247 1.483.712 2.310.306 1.218.554 240.479.502
Aircraft and flight services Salaries and allow ances Rental Employee benefit expenses Depreciation expenses Others Total
339 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
40. BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM
40. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES 2013 USD
Gaji dan tunjangan Beban penyusutan Pajak Sew a Utilitas Pemeliharaan dan perbaikan Jasa profesional dan pelatihan Asuransi Beban imbalan pasca kerja Perlengkapan kantor Kesehatan Iuran keanggotaan Lain-lain Jumlah
2012 USD
85.236.646 23.405.558 19.794.132 18.953.719 14.754.097 12.995.228 10.786.536 8.982.388 6.013.391 3.423.127 1.294.699 1.265.750 11.867.093 218.772.364
41. BEBAN PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN
Salaries and allow ances Depreciation expenses Taxes Rental Utilities Maintenance and repairs Professional services and training Insurances Employee benefit expenses Office supplies Healthcare services Membership dues and subscription Others Total
41. MAINTENANCE AND OVERHAUL EXPENSES 2013 USD
Pemeliharaan dan perbaikan Beban penyusutan Suku cadang Gaji dan tunjangan Beban imbalan pasca kerja Sew a Bahan bakar Asuransi Lain-lain Jumlah
2012 USD
91.000.588 67.952.167 59.914.151 55.022.379 6.189.182 5.116.843 1.467.728 1.220.779 329.898 288.213.715
42. PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN – BERSIH
104.868.442 56.396.134 60.142.618 52.469.171 6.941.855 5.042.888 1.527.369 508.342 956.845 288.853.664
Maintenance and overhaul Depreciation expenses Spareparts Salaries and allow ances Employee benefit expenses Rental Fuel Insurances Others Total
42. OTHER INCOME (CHARGES) – NET 2013 USD
Klaim asuransi Keuntungan revaluasi properti investasi Pendapatan dividen Keuntungan (kerugian) sale and leaseback Penurunan nilai aset Premium kontrak Keuntungan penjualan aset tetap dan aset tidak produktif (Catatan 14) Lain-lain - bersih Jumlah
91.045.462 19.765.763 16.241.432 17.322.651 14.689.277 12.739.440 9.844.897 5.361.438 7.870.581 3.590.454 3.523.752 1.566.588 10.176.092 213.737.827
2012 USD
11.726.217
-
3.107.892 1.130.000 846.147 (10.649.525) (6.528.600)
682.021 1.044.636 (6.732.412) (10.371.034) (5.361.580)
3.123.296 (562.149) 2.193.278
2.226.759 (912.360) (19.423.970)
Gain on insurance claim Gain on revaluation of investment property Dividend income Income (loss) on sale and leaseback Impairment loss on property and equipment Contract premium Gain on sale of property and equipment and non productive assets (Note 14) Others - net Total
- 94 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
340 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
43. BEBAN KEUANGAN
Beban bunga Pinjaman jangka panjang Utang obligasi Sew a pembiayaan Utang bank Lain-lain Sub jumlah Beban keuangan lainnya Jumlah beban bunga
43. FINANCE COST 2013 USD
2012 USD
24.394.888 7.896.630 7.048.681 1.224.877 3.883.989 44.449.065
13.088.380 7.018.031 479.062 1.438.194 22.023.667
Interest expense Long-term loans Bonds payable Leases Bank loans Others Sub total
15.391.023
3.201.252
Other finance cost
59.840.088
44. LABA PER SAHAM
25.224.919
Total finance cost
44. EARNINGS PER SHARE
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada periode yang bersangkutan.
Basic earnings per share is calculated by dividing income atributable to parent company owners by the weighted average number of ordinary shares outstanding during the period.
Berikut ini data yang digunakan untuk perhitungan laba per saham dasar:
Below is the data used for the computation of basic earnings per share:
2013 USD Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Jumlah rata-rata tertimbang saham untuk tujuan perhitungan laba per saham dasar
2012 USD
11.038.843
110.598.370
22.640.996.000
22.640.996.000
0,00049
0,00488
Laba per saham - dasar
Perusahaan tidak menghitung laba per saham dilusian karena potensi saham biasa (seperti opsi) bersifat anti-dilusian.
ii)
Earnings per share - basic
The Company did not compute diluted earnings per share because the potential ordinary shares (i.e. options) are anti-dilutive.
45. SIFAT HUBUNGAN DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI i)
Net income atributable to ow ner of the parent Weighted average number of share for calculation of basic earning per share
45. NATURE OF RELATIONSHIP AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES
Sifat hubungan berelasi
i)
Nature of relationship
Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Keuangan adalah pemegang saham utama Perusahaan.
The Government of the Republic of Indonesia represented by Ministry of Finance, is the majority stockholder of the Company.
Seluruh entitas yang dimiliki dan dikendalikan oleh Kementerian Keuangan Pemerintah Republik Indonesia serta entitas dimana Kementerian Keuangan Pemerintah Republik Indonesia memiliki pengaruh signifikan.
All entities that are owned and controlled by the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia and also entities where the Ministry of Finance Republic of Indonesia have significant influence.
Komisaris dan direksi merupakan manajemen kunci.
Commissioners and directors management personnel.
Transaksi dengan Pihak Berelasi
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
- 95 -
ii)
Transactions with Related Parties
are
key
341 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Dalam kegiatan usahanya, Grup melakukan transaksi tertentu dengan pihak berelasi.
In the normal course of business, the Group entered into certain transactions with related parties.
a. Rincian akun signifikan dengan pihak-pihak berelasi (pemerintah, entitas pemerintah atau dinyatakan lain) adalah sebagai berikut:
a. Details of significant accounts with related parties (government - owned entities unless otherwise indicated) are as follows:
Jumlah/ Total 2013 USD Kas dan setara kas (Catatan 5)/ Cash and Cash Equivalents (Note 5) Bank Negara Indonesia Bank Mandiri Bank Rakyat Indonesia Bank Syariah Mandiri Bank Rakyat Indonesia Syariah
2012 USD
55.816.521 37.336.951 54.179.461 8.204.118 6.563.295 162.100.346
52.801.185 56.299.467 14.952.513 124.053.165
1.966.795 410.871 920.503 532.813 113.915
2.479.139 478.751 934.252 843.371 198.306
26.672 63.397 4.034.966
Aset lain-lain (Catatan 17)/ Other assets (Note 17) PT Merpati Nusantara Utang bank (Catatan 18)/ Bank Loans (Note 18) Bank Negara Indonesia
Piutang usaha (Catatan 6)/ Trade Accounts Receivable (Note 6) PT Jiw asraya PT Abacus International Ltd PT Gapura Angkasa PT POS Indonesia PT Bukit Asam (Persero) Tbk Kementerian Agama/Ministry of Religious Affairs Lain-lain/ Others
Utang usaha (Catatan 19)/ Trade Accounts Payable (Note 19) PT Pertamina (Persero) PT Gapura Angkasa Perum LPPNPI PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura I (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk PT Abacus International Pte. Ltd. Pinjaman Jangka Panjang (Catatan 23)/ Long term liabilities (Note 23) Bank Negara Indonesia PT Pertamina (Persero) Bank Rakyat Indonesia PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura I (Persero) Indonesia Eximbank
% terhadap Aset/ Liabilitas % to Assets/ Liabilities 2013 2012 % %
5,49%
4,93%
102.417 48.907 5.085.143
0,14%
0,28%
16.845.647
16.886.623
0,57%
0,67%
40.222.668
5.651.251
2,19%
0,40%
108.911.066 3.706.367 3.568.602 3.133.425 2.279.948 694.318 122.293.726
72.434.320 4.680.787 3.526.065 1.561.545 903.361 667.411 83.773.489
6,66%
5.97%
42.803.615 43.137.490 40.198.427 16.104.859 5.798.472 148.042.863
14.885.592 57.516.654 16.104.859 7.308.953 100.000.000 195.816.058
8,06%
13,96%
- 96 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
342 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
b. 30,03% dan 26,29% dari jumlah beban usaha masing-masing pada tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012, merupakan beban usaha dari pihak berelasi. Pada tanggal pelaporan, utang atas beban tersebut dicatat sebagai bagian dari utang usaha, yang meliputi 6,66% dan 5.97% dari jumlah liabilitas masing-masing pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012. Rincian beban usaha dari sebagai berikut:
b. Operating expenses from related parties constituted 30,03% and 26.29% of the total operating expenses for the years ended December 31, 2013 and 2012, respectively. At reporting date, the liabilities for these expenses were presented as trade accounts payable which constituted 6.66% and 5.97%, respectively, of the total liabilities as of December 31, 2013 and 2012.
pihak berelasi
The details of operating expenses from related parties are as follows:
2013 USD PT Pertamina (Persero) PT Gapura Angkasa PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura I (Persero) Perum LPPNPI Jumlah
2012 USD
1.020.854.735 52.843.455 23.765.076 12.718.756 3.748.853 1.113.930.875
Prosentase terhadap: Total beban usaha
784.715.722 48.246.437 21.038.109 14.626.959 868.627.227
30,03%
26,29%
PT Pertamina (Persero) PT Gapura Angkasa PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura I (Persero) Perum LPPNPI Total Percentage of: Total operating expense
c. Transaksi perusahaan dengan PT Pertamina (Persero) berupa transaksi pembelian bahan bakar pesawat khususnya rute domestik dan beberapa rute internasional sedangkan PT Gapura Angkasa, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) berkaitan dengan jasa kebandaraan.
c. The transactions with PT Pertamina (Persero) were related to aircraft fuel purchase mainly for domestic route and certain international route while the transactions, with PT Gapura Angkasa, PT Angkasa Pura I (Persero) and PT Angkasa Pura II (Persero) are related to airport operation and ground handling.
d. Kompensasi Komisaris dan Direksi
d. Renumeration Directors 2013 USD
Komisaris Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja pasca kerja Pesangon pemutusan kontrak kerja
Direksi Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja pasca kerja Pesangon pemutusan kontrak kerja
Commissioners
2012 USD
629.373 53.091
831.689 198.591
682.464
97.449 1.127.729
2.152.120 257.494
2.826.033 701.412
2.409.614
342.946 3.870.391
- 97 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
of
Commisioners Short term benefits Post employment benefits Termination benefits
Directors Short term benefits Post employment benefits Termination benefits
and
343 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
46. INSTRUMEN KEUANGAN, MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL A.
46. FINANCIAL INSTRUMENTS, FINANCIAL RISK AND CAPITAL RISK MANAGEMENT
Manajemen permodalan
A.
Capital management
Grup berupaya untuk mencapai struktur modal yang optimal dalam mencapai tujuan usaha, termasuk mempertahankan rasio modal yang sehat dan peringkat kredit yang kuat, guna memaksimalkan nilai pemegang saham dan kelangsungan usaha Grup.
The Group strives to achieve an optimum capital structure in achieving the business goals, including maintaining a sound capital ratio and a strong credit rating, in order to maximize shareholder value and ensure the Group’s business continuity.
Struktur modal Grup terdiri dari pinjaman seperti diungkapkan dalam Catatan 18, 23 dan 24, kas dan setara kas, dan ekuitas yang terdiri dari modal saham, tambahan modal disetor, laba ditahan dan kepentingan non pengendali.
The capital structure of the Group consists of debt as disclosed in Notes 18, 23 and 24, cash and cash equivalents, and total equity comprising issued capital, additional paid-in capital, retained earnings and non-controlling interest.
Gearing ratio pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
The gearing ratio as of December 31, 2013 and 2012 are as follows: 2013 USD
2012 USD
Pinjaman Utang bank dan lembaga keuangan Pinjaman jangka panjang Obligasi Liabilitas sew a pembiayaan Jumlah pinjaman Kas dan setara kas Pinjaman bersih Ekuitas
45.222.668 604.695.491 162.850.383 191.750.944 1.004.519.486 475.260.630 529.258.856 1.117.148.117
Rasio pinjaman bersih terhadap modal
5.651.251 400.947.490 206.352.598 612.951.339 325.784.942 287.166.397 1.114.960.078
47%
26%
Dewan Komisaris dan Direksi secara berkala melakukan reviu performa keuangan Grup. Sebagai bagian dari reviu ini, Dewan Komisaris dan Direksi mempertimbangkan eksposur risiko keuangan. B.
B.
Klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan Grup adalah sebagai berikut:
Jumlah
Categories of financial instruments Classification of the Groups’ financial assets and liabilities are as follows:
2013 USD
Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain Dana peraw atan pesaw at dan uang jaminan Aset lain-lain
Net debt to equity ratio
The Boards of Commissioners and Directors periodically review the Groups’ financial performance. As part of this review, the Board of Commissioners and Directors consider the Groups’ financial risk exposure.
Kategori instrumen keuangan
Tersedia untuk dijual Aset keuangan lainnya
Debt Loan from banks and financial institution Long-term loans Bonds payable Lease liabilities Total debt Cash and cash equivalents Net debt Equity
2012 USD Available-for-sale Other financial assets
8.800.031
9.201.350
475.260.630 139.981.363 8.745.081
325.784.942 129.471.098 7.877.613
617.623.057 33.164.537
461.933.812 31.874.533
Loan and receivables Cash and cash equivalents Trade accounts receivables Other receivables Maintenance reserve fund and security deposits Other assets
1.283.574.699
966.143.348
Total
- 98 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
344 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
2013 USD Liabilitas keuangan - amortized cost Utang bank dan lembaga keuangan Utang usaha Utang lain-lain Beban akrual Pinjaman jangka panjang Liabilitas sew a Utang obligasi Jumlah
2012 USD
45.222.668 206.186.276 16.271.886 160.967.081 604.695.491 191.750.944 162.850.383
5.651.251 173.469.631 16.669.543 169.268.165 400.947.490 206.352.598 -
Financial liabilities - amortized cost Bank loans and financial institution Trade payables Other payable Accrued expenses Long-term loans Lease liabilities Bonds payable
1.387.944.729
972.358.678
Total
Grup tidak memiliki instrumen keuangan yang diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo. C.
Kebijakan keuangan
dan
tujuan
manajemen
The Group does not have financial assets classified as Held-to-Maturity.
risiko
C.
Financial risk objectives
management
policies
and
Sebagai Perusahaan yang bergerak di bidang industri penerbangan domestik dan internasional, Grup dihadapkan dan banyak dipengaruhi oleh risiko keuangan seperti risiko pasar, risiko likuiditas dan risiko kredit. Secara keseluruhan pendekatan manajemen risiko bertujuan untuk meminimalkan efek dari setiap risiko kinerja keuangan pada Grup. Kebijakan Grup menggunakan derivatif hanya untuk tujuan lindung nilai.
As a Group of companies that operates in the domestic and international aviation industry and other related areas, the Group faces and is strongly affected by various financial risks such as market risk, liquidity risk, and credit risk. The overall risk management approach is to minimize the effect of such risks on the Group’s financial performance. The Group’s policy is to use derivatives only for hedging purposes.
Setiap kebijakan manajemen risiko keuangan yang dibuat harus senantiasa diarahkan kepada tujuan:
All financial risk management policies must constantly adhere to the following objectives:
Melindungi pendapatan bersih Grup dari
To protect the Group’s net revenue against price changes, and when possible to make use of such price changes as an opportunity to increase profits;
Mencapai atau bahkan lebih baik dari
To achieve or do better than the Group’s budget plan;
Membatasi
To limit to a tolerable level the negative impact of price movements on cash flow and profitability.
Direksi telah menelaah kebijakan manajemen risiko keuangan secara berkala.
The Directors review the financial management policies periodically.
Manajemen risiko pasar
Market risk management
Grup memiliki eksposur terhadap risiko pasar yaitu diantaranya risiko harga bahan bakar pesawat, risiko nilai tukar mata uang, dan risiko tingkat bunga.
The Group is exposed to market risk in particular aircraft fuel price risk, currency exchange rate risk and interest rate.
Perusahaan melakukan transaksi lindung nilai atas Fuel Call Option untuk mengelola risiko harga bahan bakar pesawat khusus untuk penerbangan haji. Tidak terdapat saldo transaksi lindung nilai pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
The Company entered into Fuel Call Option derivative financial instruments to manage its exposure to aircraft fuel price risk for hajj flight. There are no derivatives outstanding as of December 31, 2013 and 2012.
pengaruh perubahan harga keuangan bahkan mampu memanfaatkan perubahan harga tersebut sebagai suatu kesempatan untuk meningkatkan laba; anggaran Grup;
tingkat dampak negatif pergerakan harga terhadap arus kas dan profitabilitas sampai pada tingkat yang dapat ditolerir.
- 99 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
risk
345 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan (i)
Risiko harga bahan bakar pesawat
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued (i)
Aircraft fuel price risk
Risiko harga bahan bakar pesawat didefinisikan sebagai penurunan nilai aset/pendapatan atau peningkatan nilai liabilitas/pengeluaran yang disebabkan perubahan harga komoditi bahan bakar.
Aircraft fuel price risk is defined as decline in the value of assets/revenue or increase in the value of liabilities/expenditures caused by changes in the prices of fuel commodities.
Paparan risiko dan strategi
Risk exposure and strategy
Paparan risiko Perusahaan dari harga bahan bakar pesawat adalah menggunakan referensi pasar dengan 100% harga mengambang, sehingga fluktuasi kenaikan harga akan sangat berdampak signifikan terhadap pencapaian target perusahaan. Biaya harga bahan bakar pesawat merupakan komponen biaya yang cukup besar dalam struktur biaya Perusahaan selain biaya sewa dan perawatan pesawat. Komposisi biaya bahan bakar untuk saat ini di kisaran 30% 40% dari rata-rata biaya operasional Perusahaan.
The Company’s exposure to aircraft fuel price risk uses market references with 100% floating prices, with the result that any upward price fluctuations will have a significant impact on achievement of the Company’s targets. Aircraft fuel expenditure is a major cost component of the Company’s cost structure, as well as the costs of aircraft leasing and maintenance. Fuel cost accounts for around 30% to 40% of the Company’s overall operational expense.
Strategi untuk meminimalisir risiko fluktuasi kenaikan harga yang dilakukan oleh Perusahaan pada saat ini adalah dengan melakukan lindung nilai arus kas dengan instrumen lindung nilai “plain vanila call option”, khusus untuk penerbangan haji. Risiko tersebut diantisipasi dengan mengukur harga Mark to Market yang dihasilkan setiap bulan saat jatuh tempo transaksi.
Strategy implemented by the Company to minimize the risk of fluctuations in the price increase in the current year is to use cash flow hedge with a hedge instruments “plain vanilla call option”, especially for hajj flight. Such risk is anticipated by monitoring the monthly Mark to Market at maturity date.
Selain upaya mengurangi risiko pergerakan harga melalui transaksi lindung nilai, Perusahaan juga terus melakukan upaya pengelolaan pemakaian bahan bakar secara operasional yaitu penghematan biaya dengan penggunaan alternatif pesawat secara efektif dan efisien, termasuk juga melakukan evaluasi untuk kontrak-kontrak berjalan. Upaya efisiensi ini dituangkan dalam program kinerja Perusahaan.
Apart from these efforts to reduce price fluctuation risk through hedging transactions, the Company also constantly strives to ensure that costs are controlled by using fuel efficiently in all flight operations through effective and efficient use of alternative aircraft and evaluation of current contracts. These efficiency efforts are set forth in the Company’s work programs.
Analisa sensitivitas risiko harga bahan bakar pesawat berdasarkan asumsi bahwa semua faktor tetap termasuk biaya-biaya lain dan uplifted volume, yang dianalisa berdasarkan kontrak yang masih outstanding pada periode pelaporan atas penggunaan bahan bakar penerbangan regular dan haji.
The aircraft fuel price risk sensitivity analysis is based on the assumption that all other factors, such as uplifted volume and other costs, remain constant. The aircraft price risk analysis is based on regular and hajj flight contracts that are still outstanding at reporting date.
Jika terjadi kenaikan (penurunan) harga sebesar 1 Dolar Amerika Serikat per barel, sebagai akibat perubahan harga bahan bakar, maka laba setelah pajak Perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012, akan mengalami kenaikan (penurunan) sebesar USD 5.780.348 dan USD 6.030.750.
If the aircraft fuel price had increased (decreased) in price of USD 1 per barrel, as the result of change in price of fuel, the profit after tax for years ended December 31, 2013 and 2012 would increased (decreased) by USD 5,780,348 and USD 6,030,750.
- 100 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
346 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan (ii) Risiko nilai tukar mata uang non-fungsional
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued (ii) Non-functional currency exchange rate risk
Risiko nilai tukar mata uang non-fungsional didefinisikan sebagai penurunan nilai aset/pendapatan atau peningkatan nilai liabilitas/pengeluaran yang disebabkan fluktuasi nilai tukar mata uang nonfungsional tersebut.
Non-functional currency exchange rate risk is defined as decline in the value of assets/revenue or increase in the value of liabilities/expenditures caused by fluctuation in non-functional currency exchange rates.
Paparan risiko dan strategi
Risk exposure and strategy
Sebagai perusahaan jasa penerbangan kelas internasional, Grup memerlukan dana serta biaya dan investasi yang cukup besar dengan melibatkan pelanggan ataupun kreditur baik dalam maupun luar negeri dengan kondisi dimana transaksi dicatat berdasarkan satuan mata uang (transaction by currency). Pergerakan nilai tukar nonfungsional terhadap mata uang lainnya sangat mempengaruhi laporan keuangan konsolidasian.
As a world-class airline, the Group requires significant amounts of funds, expenses and investment, involving both domestic and foreign customers and creditors, with situations in which transactions are denominated in certain currencies (transactions per currency). Movements in the non-functional exchange rate against other currencies strongly affect the consolidated financial statements.
Kebijakan berkaitan dengan risiko nilai tukar yang saat ini dijalankan adalah secara natural (tanpa lindung nilai) yaitu:
The policy currently applied in connection with exchange rate risk is natural (i.e. without hedging), as follows:
Grup memanfaatkan peluang harga pasar nilai tukar mata uang lainnya (multi currency) untuk menutup kemungkinan risiko melemahnya nilai tukar fungsional dan begitu sebaliknya, sehingga secara natural risiko adanya pergerakan nilai tukar mata uang nonfungsional bisa saling menghilangkan. Transaksi valuta mata uang bisa dilakukan dengan selalu mempertimbangkan kurs yang menguntungkan Grup.
The Group takes advantage of opportunities in the market prices of other currencies (multi currency) to cover possible risk of weakening value of the functional currency, and vice versa; thus, in a natural way, the risks of nonfunctional currency exchange rate movements will be mutually eliminated/ reduced. Currency transactions are always done with consideration to the exchange rate favorable to the Group.
Grup mengatur risiko dengan berusaha menyelaraskan penerimaan dan pembayaran untuk setiap jenis mata uang.
The Group helps manage the risk by matching receipt and payment in each individual currency.
Rincian aset dan liabilitas yang terexpose terhadap resiko nilai tukar diungkapkan pada Catatan 50.
Details of monetary assets and liabilities exposed to foreign exchange risk are set forth in Note 50.
Berikut ini sensitivitas untuk perubahan 100 basis point nilai tukar mata uang Dolar Amerika Serikat terhadap saldo mata uang non-fungsional lainnya yang signifikan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, dengan variabel lain konstan terhadap laba setelah pajak Grup. 100 basis point adalah tingkat sensitivitas yang digunakan ketika melaporkan secara internal risiko mata uang asing kepada para karyawan kunci, dan merupakan penilaian manajemen terhadap perubahan yang mungkin terjadi pada nilai tukar valuta asing. Analisis sensitivitas hanya mencakup item mata uang asing moneter yang ada dan menyesuaikan translasinya pada akhir periode untuk perubahan 100 basis point dalam nilai tukar mata uang asing.
Following is the sensitivity to a 100 basis point change in exchange rate of functional currency of U.S. Dollar against significant outstanding non-functional currency as of December 31, 2013 and 2012, with other variables held constant, of the Group’s profit after tax. The 100 basis point is the sensitivity rate used when reporting foreign currency risk internally to key management personnel and represents management's assessment of the reasonably possible change in foreign exchange rates. The sensitivity analysis includes only outstanding foreign currency denominated monetary items and adjusts their translation at the period end for a 100 basis point change in foreign currency rates.
- 101 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
347 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
Perubahan kurs/ Changes in currency rate
Mata uang selain fungsional Penguatan (pelemahan) Rupiah Yen AUD
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued Dampak terhadap laba setelah pajak/ Effect on profit after tax 2013 2012 USD USD
100 bp 100 bp 100 bp
732.783 (95.067) (165.325)
(iii) Risiko suku bunga
595.163 (159.116) (372.042)
Other functional currency rates Strenghthening (w eakening) Rupiah Yen AUD
(iii) Interest rate risk
Risiko suku bunga didefinisikan sebagai penurunan nilai aset/pendapatan atau peningkatan nilai liabilitas/pengeluaran yang disebabkan perubahan tingkat suku bunga.
Interest rate risk is defined as decline in value of assets/revenue or increase in value of liabilities/expenditures caused by changes in interest rates.
Paparan risiko dan strategi
Risk exposure and strategy
Pendapatan Grup dipengaruhi oleh beban bunga yang berdampak terhadap perubahan tingkat bunga dari pinjaman jangka pendek maupun jangka panjang termasuk juga pembayaran bunga untuk sewa pesawat.
The Group earnings are affected by changes in interest rate, such as changes on interest of short-term and long-term borrowings, including interest payments for aircraft leasing.
Acuan tingkat suku bunga yang digunakan adalah mengambang yaitu LIBOR untuk pinjaman USD dan rata-rata tingkat suku bunga Bank Pemerintah untuk pinjaman dalam mata uang Rupiah. Pergerakan tingkat suku bunga sangat berpengaruh terhadap beban bunga yang harus dibayar oleh Grup.
The interest rate references used are floating, i.e. LIBOR for USD loans and the average interest of government banks for loans in Rupiah. Interest rate movements strongly affect the total amount of interest expense that must be paid by the Group.
Kebijakan Grup terkait risiko suku bunga adalah dengan mengelola eksposur pada pinjaman bersuku bunga mengambang dengan strategi lindung nilai tingkat suku bunga. Kontrak transaksi lindung nilai sampai dengan 31 Desember 2013 belum berjalan meskipun kebijakan lindung nilai risiko tingkat suku bunga sudah disetujui oleh manajemen Grup. Hal ini disebabkan selama periode 2013 tingkat suku bunga LIBOR di pasar sangat rendah sebagai dampak dari melemahnya perekonomian dunia. Dengan demikian Grup dapat memanfaatkan tingkat suku bunga yang rendah sehingga dapat menekan beban bunga.
The Group’s policy regarding interest rate risk is to manage exposure in loans with floating interest rates through an interest rate hedging strategy. As of December 31, 2013, no hedging transaction contract is yet in effect, although the interest rate risk hedging policy has been approved by the Group’s management. This is because in 2013, the rate of LIBOR market is very low as a result of the weakening world economy. Thus, the Group can take advantage of low interest rates that reduce the burden of interest charges.
Instrumen keuangan Grup tersebut yang terekspos terhadap risiko tingkat bunga seperti diungkapkan pada table likuiditas seksi iv dibawah ini.
The Group’s financial liabilities that are exposed to interest rate risk are included in the liquidity table in section iv below.
- 102 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
348 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Berikut ini analisis sensitivitas, ditentukan berdasarkan eksposur suku bunga terhadap liabilitas keuangan yang menggunakan suku bunga mengambang pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012. Analisis ini disajikan dengan asumsi liabilitas keuangan pada akhir periode pelaporan masih beredar sepanjang periode, dengan variabel lain konstan terhadap laba setelah pajak Grup. Perubahan tingkat suku bunga/ Changes in interest rate
Suku bunga Penguatan (pelemahan) LIBOR SBI
The sensitivity analysis below had been determined based on the exposure of the financial liabilities to floating interest rates as of December 31, 2013 and 2012. The analysis is prepared assuming the amount of the liability outstanding at the end of the reporting period was outstanding for the whole period, with other variables held constant, of the Group’s profit after tax. Dampak terhadap laba setelah pajak/ Effect on profit after tax 2013 2012 USD USD
1% 0,5%
423.821 9.220
(iv) Risiko Likuiditas
563.919 11.089
Interest rate Strenghthening (w eakening) LIBOR SBI
(iv) Liquidity risk
Risiko Likuiditas didefinisikan sebagai ketidakmampuan Grup untuk memenuhi liabilitas keuangannya yang selanjutnya mengakibatkan Grup tidak dapat memanfaatkan peluang investasi atau tidak dapat memenuhi liabilitas keuangan jangka pendek yang pada akhirnya mengakibatkan default, peminjaman yang berlebihan atau tingkat suku bunga yang buruk.
Liquidity risk is defined as the Group’s inability to fulfill its financial liabilities, which in turn makes the Group unable to take advantage of investment opportunities or unable to meet its short-term financial liabilities, ultimately leading to default, excessive borrowing, or unfavorable interest rates.
Dalam mengelola risiko likuiditas, Grup memantau dan menjaga tingkat kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Grup dan untuk mengatasi dampak dari fluktuasi arus kas.
To manage liquidity risk, the Group monitors and maintains a level of cash and cash equivalents that is considered adequate to finance the Group’s operations and to overcome the impact of cash flow fluctuations.
Grup juga secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo pinjaman jangka panjang, dan terus menelaah kondisi pasar keuangan untuk mengambil inisiatif mencari dana sebagai modal kerja. Aktivitas tersebut dapat meliputi penerbitan utang bank.
The Group also routinely evaluates the projected and actual cash flow, including scheduled maturity of long-term debts, and continually reviews conditions in the financial markets to take initiatives to seek funds for working capital. This activity may include obtaining bank loans.
Tabel berikut ini merupakan analisis likuiditas instrumen keuangan pada 31 Desember 2013 dan 2012 berdasarkan jatuh tempo atas liabilitas keuangan Grup dalam rentang waktu yang menunjukkan kontraktual tidak terdiskonto untuk semua aset dan liabilitas keuangan non-derivatif. Jatuh tempo didasarkan pada tanggal yang paling awal dimana Grup dapat diminta untuk membayar:
The following table represents the liquidity analysis of financial instruments as of December 31, 2013 and 2012 based on exposure on due date on undiscounted contractual maturities for all non-derivative financial assets and liabilities. The contractual maturity is based on the earliest date on which the Group may be required to pay:
- 103 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
349 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Tingkat bunga ef ektif rata-rata tertimbang/ Weighted average effective interest rate % Tanpa bunga Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain Dana perawatan pesawat dan uang jaminan Tingkat bunga v ariable Kas dan setara kas Piutang lain-lain Kas y ang dibatasi penggunaanny a Tingkat bunga tetap Kas dan setara kas Jumlah Tanpa bunga Utang usaha Utang lain-lain Beban akrual Tingkat bunga v ariabel Pinjaman jangka panjang Liabilitas sewa Tingkat bunga tetap Pinjaman jangka panjang Liabilitas sewa Utang bank dan lembaga keuangan Jumlah
Dalam satu tahun/ Within one year USD
-
Tanpa bunga Utang usaha Utang lain-lain Beban akrual Tingkat bunga v ariabel Pinjaman jangka panjang Liabilitas sewa Tingkat bunga tetap Pinjaman jangka panjang Liabilitas sewa Utang bank dan lembaga keuangan Jumlah
2013 Lebih dari satu tahun tetapi tidak lebih dari lima tahun/ Over one year but longer than five years USD
Lebih dari lima tahun/ Over than five years USD
Jumlah/ Total USD
2.129.600 139.981.363 7.873.547
-
-
2.129.600 139.981.363 7.873.547
225.007.400
228.469.390
202.157.359
655.634.149
0,1% - 11% 0,1% - 11% 0,51% - 4,25%
258.309.586 919.904 3.836.528
62.513
-
258.309.586 919.904 3.899.041
0,1% - 11%
241.080.216 879.138.144
228.531.903
202.157.359
241.080.216 1.309.827.406
-
206.186.276 16.010.192 160.967.081
-
-
206.186.276 16.010.192 160.967.081
1,15% - 11,15% 1,13% - 8%
308.507.800 42.311.559
252.332.921 41.431.576
5.193.217 -
566.033.938 83.743.135
1,15% - 11,15% 1,13% - 8%
6.237.669 10.957.121
74.906.143 43.632.984
255.369.571 53.417.704
336.513.383 108.007.809
1,15% - 11,15%
41.774.848 792.952.546
412.303.624
313.980.492
41.774.848 1.519.236.662
Tingkat bunga ef ektif rata-rata tertimbang/ Weighted average effective interest rate % Tanpa bunga Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain Tingkat bunga v ariable Kas dan setara kas Piutang lain-lain Kas y ang dibatasi penggunaanny a Tingkat bunga tetap Kas dan setara kas Dana perawatan pesawat dan uang jaminan Jumlah
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Dalam satu tahun/ Within one year USD
2012 Lebih dari satu tahun tetapi tidak lebih dari lima tahun/ Over one year but longer than five years USD
Lebih dari lima tahun/ Over than five years USD
Non-interest bearing Cash and cash equiv alents Account receiv ables Others receiv ables Maintenance reserv ed f und and security deposits Variable interest rate Cash and cash equiv alents Others receiv ables Restricted cash Fixed interest rate Cash and cash equiv alents
Non-interest bearing Trade pay ables Other pay ables Accrued expenses Variable interest rate Long-term loans Lease liabilities Fixed interest rate Long-term loans Lease liabilities Loans f rom banks and f inancial institution Total
Jumlah/ Total USD
-
2.630.585 129.471.098 3.122.588
-
-
2.630.585 129.471.098 3.122.588
0,25% -8% 0,25% - 8% 0,51% - 4,25%
269.564.344 220.719 254.147
2.085.806
-
269.564.344 220.719 2.339.953
0,25% - 8%
66.920.131
-
-
66.920.131
0,59%
193.344.404 665.528.016
137.945.159 140.030.965
143.760.966 143.760.966
475.050.529 949.319.947
-
174.469.631 16.669.543 169.268.165
-
-
174.469.631 16.669.543 169.268.165
1,32% - 7,58% 1,13% - 8%
136.247.869 53.111.845
325.549.359 86.211.750
-
461.797.228 139.323.595
1,32% - 7,58% 1,13% - 8%
3.116.693 5.469.908
14.474.476 24.418.675
37.140.420
17.591.169 67.029.003
1,32% - 7,58%
5.913.458 564.267.112
450.654.260
37.140.420
5.913.458 1.052.061.792
Non-interest bearing Cash and cash equiv alents Account receiv ables Others receiv ables Variable interest rate Cash and cash equiv alents Others receiv ables Restricted cash Fixed interest rate Cash and cash equiv alents Maintenance reserv ed f und and security deposits Total Non-interest bearing Trade pay ables Other pay ables Accrued expenses Variable interest rate Long-term loans Lease liabilities Fixed interest rate Long-term loans Lease liabilities Loans f rom banks and f inancial institution Total
- 104 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
350 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Fasilitas pembiayaan
Financing facilities
Grup memperoleh pembiayaan dari bank dan lembaga keuangan lainnya untuk menunjang operasional dan modal kerja Grup seperti diungkapkan di Catatan 18, 23 dan 24.
The Group obtained financing facilities from banks and other financial institution for the Group’s operational and working capital activities as described in Notes 18, 23 and 24.
Berikut Grup:
Below is the Group’s composition of financing facilities as follows:
komposisi
fasilitas
pembiayaan 2013 USD
Fasilitas pembiayaan tanpa jaminan: - Jumlah yang digunakan - Jumlah yang tidak digunakan Jumlah Fasilitas utang dengan jaminan dan tanggal jatuh tempo yang berbeda mulai tahun 2013 yang diperpanjang dengan perjanjian bersama: - Jumlah yang digunakan - Jumlah yang tidak digunakan Jumlah
526.527.409 152.438.281 678.965.690
49.431.837 51.161.649 100.593.486
(v) Risiko kredit
2012 USD 285.017.444 77.096.852 362.114.296
Unsecured financing facilities: - Amount used - Amount unused Total
128.679.634 26.482.923 155.162.557
Secured bank facilities w ith various maturity dated through 2013 and w hich maybe extended: - Amount used - Amount unused Total
(v) Credit risk
Risiko kredit yang dihadapi Grup adalah risiko ketidakmampuan dari pihak-pihak yang berhutang (debitur) untuk memenuhi liabilitas keuangan mereka sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang telah disepakati bersama.
The credit risk faced by the Group is the risk of inability of debtors to fulfill their financial obligations in accordance with the terms of the agreement.
Eksposur tersebut terutama berasal dari:
This exposure derives mainly from:
risiko pelanggan akan gagal memenuhi liabilitasnya,
risk of customers failing to fulfill their obligations,
risiko dana atau instrumen keuangan tidak diserahkan oleh rekanan sebagaimana yang diharapkan.
risk that funds or financial instruments are not transferred by counterparties.
Dalam sebagian besar kasus, penjualan pasasi dan kargo ditangani melalui agen yang berada dalam pengaruh dan naungan IATA. Agen-agen ini terhubung dengan sistem kliring untuk setiap negara untuk penyelesaian penjualan pasasi atau kargo. Agen individual diperiksa oleh clearing house tertentu.
In most cases, sales of passenger ticket and cargo are handled by agents under the influence and auspices of IATA. These agents are connected with a clearing system for every country for settlement of passage or cargo sales. Individual agents are audited by certain clearing houses.
Risiko kredit dari agen penjualan relatif rendah. Kecuali perjanjian yang menjadi dasar pembayaran tidak menyatakan lain, klaim dan liabilitas yang timbul antar maskapai penerbangan biasanya diselesaikan secara bilateral atau melalui IATA Clearing House. Penyelesaian dilakukan terutama dengan cara menandingkan piutang dan liabilitas secara berkala, yang menyebabkan berkurangnya risiko gagal bayar secara signifikan.
The credit risk from sales agents is relatively low. Except when the contract that serves as the basis for payment stipulates otherwise, claims and liabilities incurred between airlines are normally settled bilaterally or through the IATA Clearing House. Settlement is mainly done by periodically offsetting payables and receivables, which significantly reduces the risk of failure to pay. - 105 -
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
351 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Risiko kredit transaksi dari investasi dan instrumen keuangan derivatif dengan pihak ketiga yang timbul dari tidak dilakukannya pembayaran sesuai kontrak, relatif rendah karena transaksi hanya dilakukan dengan pihak yang memiliki peringkat kredit yang tinggi.
Transaction counterpart credit risk from investments and derivative financial instruments, arising from failure to make payments as per the contract, is relatively low because such transactions are only conducted with parties with a high credit rating.
Grup melakukan hubungan usaha hanya dengan pihak ketiga yang kredibel. Semua lawan transaksi harus mendapat persetujuan sebelumnya dari manajemen sebelum kesepakatan dilakukan. Batasan lawan transaksi (jumlah dan waktu kredit) harus ditetapkan terhadap masing-masing lawan transaksi dan ditelaah secara tahunan oleh manajemen. Di samping itu, saldo piutang dimonitor secara berkelanjutan untuk mengurangi eksposur piutang bermasalah.
The Group enters into business relationships only with credible third parties. All transaction counterparts must be approved in advance by the management before an agreement is made. Restrictions on transaction counterparts (amounts and periods of loans) must be stipulated for each transaction counterpart and are reviewed annually by the management. In addition, the outstanding receivables are continually monitored to reduce exposure to bad debts.
Nilai tercatat aset keuangan pada laporan keuangan konsolidasian dikurangi dengan pencadangan kerugian penurunan nilai yang mencerminkan eksposur maksimum risiko kredit pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:
The carrying amount of financial assets recorded in the consolidated financial statements, net any of allowance for losses represents the maximum credit risk exposure at the reporting date as follows:
2013 USD
Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain Dana peraw atan pesaw at dan uang jaminan Aset lain-lain Jumlah
2012 USD
475.260.630 139.981.363 8.745.081
325.784.942 129.471.098 7.877.613
617.623.057 33.164.537
461.933.812 31.874.533
Cash and cash equivalents Trade receivable Other receivable Maintenance reserve fund and security deposits Other assets
1.274.774.668
956.941.998
Total
Resiko kredit pada dana likuid terbatas karena counterparty adalah bank dengan peringkat kredit tinggi yang dinilai oleh lembaga pemeringkat kredit. D.
The credit risk on liquid funds is limited because the counterparties are banks with high credit-ratings assigned by credit-rating agencies.
Estimasi Nilai Wajar Instrumen Keuangan
D.
Fair Value Estimation of Financial Instruments
Nilai wajar instrumen keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi
Fair value of financial instruments recorded as amortized cost
Kecuali sebagaimana tercantum dalam tabel berikut, direksi menganggap bahwa nilai tercatat aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui dalam laporan keuangan konsolidasian mendekati nilai wajarnya.
Except as detailed in the table below, management considers that the carrying amount of financial assets and liabilities recorded in consolidated financial statements approximately agreed the fair value.
2013 Nilai tercatat/ Carrying amount USD Dana peraw atan pesaw at dan uang jaminan Pinjaman jangka panjang Liabilitas sew a pembiayaan Utang obligasi
617.623.057 604.695.491 191.750.944 162.850.383
Nilai w ajar/ Fair value USD 601.450.216 601.555.736 184.361.683 139.452.393
2012 Nilai tercatat/ Nilai w ajar/ Carrying amount Fair value USD USD 461.933.812 400.947.490 206.352.598 -
468.028.816 401.518.540 194.935.133 -
Maintenance reserve fund and security deposit Long-term loans Lease liabilities Bond payable
- 106 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
352 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Teknik penilaian dan asumsi yang diterapkan untuk tujuan pengukuran nilai wajar
Valuation techniques and assumptions applied for the purposes of measuring fair value
Nilai wajar aset keuangan dan keuangan ditentukan sebagai berikut:
The fair values of financial assets and financial liabilities are determined as follows:
liabilitas
Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan syarat dan kondisi standar dan diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan mengacu pada harga pasar.
The fair values of financial assets and financial liabilities with standard terms and conditions and traded on active liquid markets are determined with reference to quoted market prices.
Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan lainnya (tidak termasuk yang dijelaskan di atas) ditentukan sesuai dengan model penentuan harga yang berlaku umum berdasarkan analisis discounted cash flow menggunakan harga dari transaksi pasar yang dapat diamati saat ini dan kutipan dealer untuk instrumen sejenis
The fair values of other financial assets and financial liabilities (excluding those described above) are determined in accordance with generally accepted pricing models based on discounted cash flow analysis using prices from observable current market transactions and dealer quotes for similar instruments.
Secara khusus, asumsi signifikan yang digunakan dalam menentukan nilai wajar dari liabilitas keuangan ditetapkan di bawah ini:
Specifically, significant assumptions used in determining the fair value of the following financial liabilities are set out below:
Pinjaman jangka panjang
Long-term loan
Nilai wajar dari pinjaman jangka panjang untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 diperkirakan masing-masing sebesar USD 601.555.736 dan USD 401.518.540, dengan tingkat suku bunga diskonto tahun 2013 sebesar 1,159% - 4,750% untuk USD dan 6,5% - 11,15% untuk Rupiah.
The fair value of long-term loan as at December 31, 2013 and 2012 are estimated to be USD 601,555,736 and USD 401,518,540 with discount rate in 2013 are estimated to 1.159% - 4.750% in USD and 6.5% - 11.15% in Rupiah.
Liabilitas sewa pembiayaan
Lease liabilities
Nilai wajar dari liabilitas sewa pembiayaan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 diperkirakan masing-masing sebesar USD 184.361.683 dan USD 194.935.133, dengan tingkat diskonto 7,33% - 8,59% dan berdasarkan tingkat bunga Libor 3 bulan.
The fair value of lease liabilities as at December 31, 2013 and 2012 are estimated to be USD 184,361,683 and USD 194,935,133 using 7.33% - 8.59% discount rates and interest Libor 3 months.
Utang obligasi
Bond payable
Nilai wajar dari utang obligasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 diperkirakan USD 139.452.393 dengan menggunakan tingkat bunga pasar 11,15% berdasarkan Indonesia Government Bond Yield Curve.
The fair value of bond payable as at December 31, 2013 estimated to be USD 139,452,393 million using the market interest rate of 11.15% by Indonesian Government Bond Yield Curve.
- 107 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
353 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
47. PERJANJIAN SEWA OPERASI
47. OPERATING LEASE AGREEMENTS
Grup mengadakan perjanjian sewa operasi antara lain:
The Group entered into the following operating lease agreements:
1.
1.
Pesawat Perusahaan sewa operasi/ Lessors Pesawat/ Airline GECAS (FRANCE) SARL
AABS Aviation 1 France S.A.R.L GY Aviation Lease (France) SARL Int'l Lease Finance Corporation (ILFC)
Nice Location SARL AerCo France S.A.R.L ALS France S.A.R.L. SARL MASA FRANCE SARL MASB FRANCE SARL MASC FRANCE MSN 30151 Leasing France SARL MSN 30155 Leasing France SARL MSN 30156 Leasing France SARL MSN 30157 Leasing France SARL MSN 30140 Leasing France SARL MSN 30141 Leasing France SARL MSN 30142 Leasing France SARL MSN 30143 Leasing France SARL Biarritz Location S.A.R.L BANK OF UTAH BBAM Aircraft Holding 121 SARL BBAM Aircraft Holding 122 SARL CIT Aerospace International (France) SARL Trojan Aircraft Leasing (France) SARL
Aircraft
Aset Sewaan/ Leased Assets
Jatuh Tempo/ Year of Maturity
1 Boeing 737-800 3 Boeing 737-800 4 Boeing 737-800 3 Boeing 737-800 2 Boeing 737-800 2 Boeing 737-800 2 Airbus 330-200 2 Boeing 737-800 1 Boeing 737-800 1 Airbus 330-200 1 Boeing 737-300 1 Boeing 737-300 1 Boeing 737-800 1 Boeing 737-800 1 Boeing 737-800 1 Boeing 737-800 1 Boeing 737-800 1 Boeing 737-800 1 Boeing 737-800 1 Boeing 737-800 1 Boeing 737-800 1 Boeing 737-800 1 Boeing 737-800 1 Boeing 737-800 1 Airbus 330-200 2 Boeing 737-800 1 Boeing 737-800 1 Boeing 737-800 1 Boeing 737-800 1 Airbus 330-200 2 Boeing 737-800
2016 2022 2023 2025 2016 2022 2016 2016 2021 2016 2014 2014 2015 2014 2014 2016 2021 2021 2021 2021 2021 2022 2022 2022 2016 2020 2020 2020 2022 2025 2017
- 108 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
354 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Perusahaan sewa operasi/ Lessors Pesawat/ Airline La Victoire 3 Holding SARL Centennial Aviation (France) 2, SARL MITSUBISHI France S.A.S PEMBROKE LEASE FRANCE SAS
ICIL Paris (A Limited Liability Company) BBAM Aircraft Holding 129 SARL BBAM Aircraft Holding 130 SARL AWAS 1214 S.A.R.L. AWAS 29928 SARL AWAS 29929 SARL AWAS (France) Two SARL ALC A332 1288, LCC Java Aircraft Leasing (France) SARL NAC Aviation France 1 SAS SMBC Aviation Capital Paris Leasing 1 SARL ACG Acquisition 38884 LLC ACG Acquisition 38885 LLC Salwa Aircraft Leasing (One) Limited Gold Coast Aircraft Leasing Sailes 4, LLC NAC Aviation France 2 SAS ALC B738 41310, LLC ALC B738 41312, LLC Sumatra Aircraft Leasing (France) SARL Wells Fargo Bank Northwest ACG Acquisition XX LLC ILFC France SARL ILFC France SARL ALS France SARL Whitney France Leasing SARL BOC Aviation (France) SARL SMBC Aviation Capital Limited SMBC Aviation Capital Limited Centennial Aviation (France) 2 SARL Gecas France
2.
Aset Sewaan/ Leased Assets
Jatuh Tempo/ Year of Maturity
1 Boeing 737-800 1 Airbus 330-200 1 Airbus 330-200 3 Boeing 737-800 1 Boeing 737-800 4 Boeing 737-800 4 Boeing 737-800 1 Boeing 737-800 1 Boeing 737-800 1 Boeing 737-800 1 Boeing 737-800 1 Boeing 737-800 1 Airbus 330-200 1 Boeing 737-800 1 Boeing 737-800 2 Boeing 737-800 1 Airbus 330-200 1 Airbus 330-200 2 Bombardier CRJ-1000 5 Bombardier CRJ-1000 2 Boeing 737-800 1 Boeing 737-800 1 Boeing 737-800 2 Boeing 777-300 1 Airbus 330-300 2 Boeing 777-300 2 ATR 72-600 1 Boeing 737-800 1 Boeing 737-800 1 Airbus 330-200
2017 2020 2021 2022 2023 2022 2020 2021 2019 2018 2022 2022 2021 2017 2017 2023 2024 2024 2024 2025 2025 2025 2025 2025 2025 2025 2025 2025 2025 2025
1 Airbus 1 Airbus 1 Airbus 1 Airbus 3 Airbus 1 Airbus 1 Airbus 2 Airbus 2 Airbus 3 Airbus 6 Airbus
Mesin
2. Perusahaan sewa operasi/ Lessors
Mesin / Engine Aviation Lease Finance Engine Lease Finance Corp. GECAS (France) S.A.R.L
Willis Lease Finance
1 1 2 1 1 2 1
Mesin Mesin Mesin Mesin Mesin Mesin Mesin
2018 2018 2018 2019 2016 2019 2018 2024 2025 2024 2025
Engine
Aset Sewaan/ Leased Assets
- 109 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
320-200 320-200 320-200 320-200 320-200 320-200 320-200 320-200 320-200 320-200 320-200
Boeing Boeing Boeing Boeing Boeing Boeing Boeing
B747-400 B737-800 B737-800 B737-800 B777-300 B737-300 B747-400
Jatuh Tempo/ Year of Maturity 2014 2017 2021 2022 2020 2014 2014
355 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Pembayaran Sewa Operasi
Operating Rental Payments
Total komitmen sewa adalah sebagai berikut:
Total rental commitments are as follows:
Pembayaran sew a operasi masa depan/ Future lease payments 2013 2012 USD USD Dalam satu tahun Lebih dari satu tahun tapi tidak lebih dari lima tahun Lebih dari lima tahun
581.065.537
374.493.616
2.108.428.274 2.333.773.641
1.318.832.678 1.131.273.419
Within one year Over one year but not longer than five years Over five years
Jumlah
5.023.267.452
2.824.599.713
Total
Uang Jaminan
Security Deposits
Grup diharuskan untuk membayar uang jaminan atas kewajiban Perusahaan terhadap pembayaran sewa. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo uang jaminan masingmasing sebesar USD 144.443.468 dan USD 111.254.884 (Catatan 11).
The Group is required to pay security deposits that will serve as guarantee for the payment of the Company’s obligations. As of December 31, 2013 and 2012, the balance of the security deposits amounted to USD 144,443,468 and USD 111,254,884, respectively (Note 11).
Dana Perawatan Pesawat
Maintenance Reserve Funds
Sesuai dengan perjanjian sewa operasi untuk pesawat, Perusahaan diharuskan untuk membayar dana perbaikan dan pemeliharaan untuk pesawat yang disewa kepada lessor.
Based on operating lease arrangements for aircrafts, the Company is required to pay maintenance and repair reserve funds for the leased aircraft to the lessors.
Dana perbaikan didasarkan atas penggunaan pesawat selama periode sewa yang mencakup dana perbaikan untuk rangka pesawat, pengembalian kinerja mesin, dan suku cadang mesin, serta alat pendaratan dan Auxiliary Power Unit (APU).
Maintenance reserve funds are based on the use of the aircraft during the lease term consisting of reserves funds for airframe structure maintenance, engine performance restoration maintenance, engine life limited parts maintenance, landing gear maintenance and Auxiliary Power Unit (APU) maintenance.
Selama masa sewa, Perusahaan diwajibkan untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan rangka pesawat, mesin, APU dan seluruh suku cadang sesuai dengan standar yang disetujui. Pekerjaan perbaikan dan perawatan rangka pesawat, mesin dan bagian lainnya secara teratur dikerjakan oleh perusahaan perbaikan pesawat yang telah ditunjuk (MRO) yang telah memenuhi standar. Berdasarkan Perjanjian sewa, Perusahaan akan mengajukan biaya penggantian sesuai dengan yang diperbolehkan dalam perjanjian, setelah pekerjaan selesai dan setelah perbaikan rangka pesawat, mesin, alat pendaratan atau APU keluar dari bengkel, dengan melampirkan faktur dan dokumen terkait beberapa hari setelah pekerjaan selesai.
During the lease term, the Company is obliged to maintain and repair the airframes, engines, APU and all the parts in accordance with agreed standard. The maintenance and repair work on the airframes, engines and other part, or engines will be regularly performed by authorized maintenance repair and overhaul companies (MRO). Based on the lease agreement, the Company will be entitled to its reimbursement of applicable maintenance and repair reserve funds after the work is completed and the workshop company releases the airframe, engine, landing gear or APU, by submitting invoices and proper documentation within certain days after the completion of the work.
Sampai tanggal berakhirnya perjanjian, Perusahaan berkewajiban untuk membayar dana cadangan, dan klaim biaya penggantian akan dikaji dan dibayarkan, sepanjang tidak terjadi gagal bayar. Mengacu kepada masingmasing perjanjian, lessor dapat menguasai atau mengembalikan sisa dana perawatan.
Up to the termination date, the Company shall have the obligation to pay contribution into the reserve funds, and any outstanding reimbursable expenses shall be reviewed and disbursed, provided no default occurred. Depending on the specific agreements, the lessor may or may not retain the remaining balance of the maintenance reserve funds. - 110 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
356 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
3.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo dana perawatan pesawat masing-masing sebesar USD 473.179.589 dan USD 350.678.928.
On December 31, 2013 and 2012, aircraft maintenance reserve funds amounted to USD 473,179,589 and USD 350,678,928, respectively.
Jual dan sewa kembali
Sale and leaseback
Perusahaan mencatat pendapatan ditangguhkan atas transaksi jual dan sewa kembali pesawat. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, jumlah pendapatan ditangguhkan setelah dikurangi nilai amortisasi masing-masing sebesar USD 22.720.707 dan USD 5.014.143.
The Company recognized deferred income from sale and leaseback of aircrafts. As of December 31, 2013 and 2012, the outstanding deferred income net of the related amortization amounted to USD 22,720,707 and USD 5,014,143, respectively.
Sewa Operasi Non Pesawat
3.
Non Aircraft Operating Lease
a.
Pada tanggal 25 Januari 2008, GMFAA mengadakan Perjanjian Pemanfaatan Tanah dan Konsesi Usaha dengan PT Angkasa Pura II (Persero) sehubungan dengan pemanfaatan tanah seluas 2 ± 900.000 m untuk digunakan dalam kegiatan usaha pemeliharaan pesawat di Bandara Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang. Perjanjian ini berlaku sampai dengan 31 Desember 2011 dengan kompensasi dan konsesi sesuai dengan tarif yang disepakati. GMFAA wajib memberikan jaminan bank yang diterbitkan oleh bank umum untuk menjamin pembayaran kompensasi tersebut. Masa berlaku jaminan tersebut selama 1 tahun dan diperpanjang setiap tahunnya sampai berakhirnya perjanjian ini.
a.
On January 25, 2008, GMFAA entered into Land Utilization and Business Concession Agreements with PT Angkasa Pura II (Persero) in relation to land utilization measuring approximately 900,000 square meters used for aircraft maintenance business activities in Soekarno-Hatta Airport, Cengkareng, Tangerang. The term of this agreement is effective until December 31, 2011, with compensation and concession based on agreed tariffs. GMFAA is obliged to provide bank guarantee issued by general bank to secure the payment of such compensation. The term of such guarantee is 1 year and renewable annually until the expiration of the agreement.
b.
GMFAA juga mengadakan perjanjian sewa operasi peralatan operasional, koneksi internet, dan lainnya dengan beberapa pihak.
b.
GMFAA also entered into operating lease agreements of operational equipment, internet connection, and others with several parties.
c.
Perusahaan mengadakan perjanjian pemanfaatan tanah di Bandara Soekarno2 Hatta seluas 6.246 m dengan PT Angkasa Pura II (Persero), untuk jangka waktu 30 tahun yang berakhir 30 September 2021. Tanah tersebut digunakan Perusahaan untuk lokasi gedung perkantoran kargo. Kompensasi atas tanah tersebut sebesar 2 Rp 800 per m per bulan atau seluruhnya Rp 1.798.848.000 dan dapat ditinjau kembali setiap 5 tahun. Uang muka sebesar 10% atau Rp 179.884.800. Pembayaran dilakukan setiap tahun sebesar Rp 53.965.440.
c.
The Company entered into an agreement for utilization of 6,246 square meters of land at the Soekarno-Hatta Airport with PT Angkasa Pura II (Persero), for 30-year period until September 30, 2021. The land is used for the purpose of cargo office building. The compensation for the use of the land is Rp 800 per square meter per month or a total of Rp 1,798,848,000, which is subject for review every 5 years. A deposit of 10% or Rp 179,884,800 was also paid. Payment of Rp 53,965,440 is made annually.
Pada akhir periode perjanjian, tanah beserta seluruh fasilitas diatasnya diserahkan kepada PT Angkasa Pura II.
At the expiration of the agreement, the Company will return the land and all the facilities to PT Angkasa Pura II.
- 111 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
357 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Perusahaan juga mengadakan perjanjian pemanfaatan tanah di Bandara Soekarno2 Hatta seluas 164.742 m dengan PT Angkasa Pura II (Persero), untuk jangka waktu 20 tahun yang berakhir 31 Desember 2011. Perusahaan membangun gedung perkantoran di atas tanah tersebut. Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian, perpanjangan perjanjian tersebut masih dalam proses finalisasi.
The Company also entered into an agreement with PT Angkasa Pura II (Persero) for the use of another parcel of land with an area of 164,742 square meters at the Soekarno-Hatta Airport, for a period of 20 years until December 31, 2011. The Company constructed on such land the office building. As of the issuance date of the consolidated financial statements, the extension agreement is under finalization process.
Dalam perjanjian sewa operasi tersebut terdapat opsi perpanjangan masa sewa. Perusahaan tidak memiliki hak opsi untuk membeli aset sewaan pada akhir masa sewa. Perjanjian tersebut juga memuat ketentuan yang dapat mengakibatkan pengakhiran perjanjian sebelum masa sewa berakhir.
The operating lease agreements contain option to renew the lease term. The Company does not have an option to purchase the lease asset at the expiry of the lease term. The lease agreements include certain conditions that may cause the leases to be terminated prior to the expiry of the lease terms.
Jumlah komitmen sewa lainnya adalah sebagai berikut:
Total of other lease commitments is as follows:
Dalam satu tahun Lebih dari satu tahun tapi tidak lebih dari lima tahun Lebih dari lima tahun Jumlah
2013 USD
2012 USD
1.940.614
2.460.575
4.997.221 7.583.167 14.521.002
6.356.732 9.616.307 18.433.614
48. IKATAN a.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Within one year Longer than one year not longer than five years Over five year Total
48. COMMITMENTS
Pembelian Pesawat
a. Purchase of Aircrafts
(i). Pesawat Boeing 777-300ER
(i). Boeing 777-300ER Aircraft
Sesuai dengan Purchase Agreement No. 1938 tanggal 4 Juni 1996 yang terakhir diamandemen melalui Supplemental Agreement No. 4 tanggal 29 Desember 2005, Perusahaan mengadakan kontrak pembelian pesawat Boeing 777-200ER sebanyak 6 pesawat dengan harga dasar (aircraft basic price) USD 198.192.610. Harga pesawat akan ditetapkan pada saat penyerahan dengan penyesuaian harga sesuai perjanjian. Penyerahan direncanakan pada bulan Juni 2010 sampai dengan Agustus 2011.
Based on Purchase Agreement No. 1938 dated June 4, 1996, which had been amended several times, most recently by Supplemental Agreement No. 4 dated December 29, 2005, the Company entered into a contract to purchase 6 Boeing 777200ER with basic price of USD 198,192,610. The price of the aircrafts will be determined at the time of delivery by calculating the price adjustments in accordance with the agreement. Delivery was scheduled within the period of June 2010 up to August 2011.
Berdasarkan konfirmasi dari The Boeing Company No. 6-1176-DJH-1049R-1 tanggal 30 Maret 2007, pembelian 6 pesawat tipe Boeing 777–200ER diubah menjadi pembelian 10 pesawat tipe Boeing 787 dengan jadwal pengiriman April 2014 sampai dengan Juli 2015. Konfirmasi tersebut kemudian dilanjutkan dengan adanya penawaran pembaharuan Purchase Agreement No. 1938 oleh Boeing menjadi sepuluh pesawat jenis B 777200ER/ 300ER/200LR.
However, based on confirmation from The Boeing Company No. 6-1176-DJH-1049R1, dated March 30, 2007, the purchase of 6 Boeing 777-200ER was replaced with purchase of 10 Boeing 787 and will be delivered April 2014 up to July 2015. The confirmation is preceded by the Boeing’s offering to renew the Purchase Agreement No. 1938 into purchase of ten B 777200ER/300ER/200LR aircrafts. - 112 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
358 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Menanggapi penawaran tersebut, Perusahaan merencanakan menambah pembelian pesawat B 777 dari 6 pesawat B 777-200 menjadi 10 pesawat B 777300ER, melalui Supplemental Agreement No. 5 atas Purchase Agreement No. 1938. Melalui Supplemental Agreement No. 9 atas Purchase Agreement No. 1938 jadwal pengiriman pesawat telah diubah dari mulai Agustus 2012 menjadi mulai Mei 2013 sampai dengan Januari 2016. Harga dasar pesawat (aircraft basic price) untuk sepuluh (10) pesawat B 777-300 ER adalah USD 251.397.000.
In response to the offer, the Company plans to increase the number of units purchased from 6 aircrafts B777-200 into 10 aircrafts B777-300ER by submitting Supplemental Agreement No. 5 to Purchase Agreement No. 1938. Through Supplemental Agreement No. 9 to Purchase Agreement No. 1938, the schedule for aircraft delivery was revised from an original date starting August 2012 and changed to May 2013 until January 2016. The aircraft basic price for ten (10) B777-300 ER aircraft is USD 251,397,000.
Sehubungan dengan penambahan row pada First Class seat pada pesawat B777 yang mengakibatkan perubahan jadwal pengiriman pesawat pertama B777 dari bulan Mei 2013 menjadi bulan Juni 2013. Pada 23 April 2012, Perusahaan telah menandatangani Supplemental Agreement No. 10 atas Purchase Agreement No. 1938 dengan The Boeing Company.
In relation with the addition of additional rows in First Class seat on B777 aircrafts which caused a change in delivery schedule of the first B777 aircraft from May 2013 to June 2013. On April 23, 2012, the Company signed Supplemental Agreement No. 10 to Purchase Agreement No. 1938 with The Boeing Company.
Pada tanggal 23 Mei 2012, Perusahaan dan The Boeing Company menandatangani Supplemental Agreement No. 11 atas Purchase Agreement No. 1938 sehubungan dengan finalisasi konfigurasi pesawat B777.
On May 23, 2012, the Company and The Boeing Company executed Supplemental Agreement No. 11 to Purchase Agreement No. 1938 with regard to the finalisation of B777 aircraft configuration.
Pada tanggal 6 Juli 2012, Perusahaan dan The Boeing Company menandatangani Supplemental Agreement No. 12 atas Purchase Agreement No. 1938 sehubungan dengan percepatan pengiriman pesawat B777 dari Januari 2014 menjadi Oktober 2013, perubahan tabel harga serta perubahan formula penghitungan. Perusahaan mengadakan perjanjian jual dan sewa balik dengan Alafco dan Gugenheim atas 4 pesawat. Harga jual ditentukan pada saat kedatangan pesawat.
On July 6, 2012, the Company and The Boeing Company executed Supplemental Agreement No. 12 to Purchase Agreement No. 1938 with regard to the acceleration of the delivery of B777 aircraft from January 2014 to October 2013, revision of the pricing table and the change of calculation formula. The Company entered into a sale and leaseback with Alafco and Gugenheim for 4 aircrafts. The selling price is determined at the time of arrival of aircraft.
Pada tahun 2013, sebanyak 4 pesawat Boeing 777-300ER yang telah diikat dengan perjanjian jual dan sewa balik telah dikirim, dengan jangka waktu sewa 12 tahun dan diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
In 2013, 4 Boeing 777-300ER aircraft under sale and leaseback agreement has been delivered, with 12 years lease period and classified as operating lease.
Pembayaran uang muka untuk pembelian pesawat dilakukan secara bertahap mulai dari saat penandatanganan nota kesepahaman penandatanganan perjanjian, yaitu 30 atau 24 bulan sampai dengan 6 bulan sebelum pengiriman. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, jumlah uang muka pembelian pesawat yang telah dibayarkan masing-masing berjumlah USD 219.297.500 dan USD 279.424.180.
Advance payments for acquisition of aircrafts were made in stages starting from the signing of the memorandum of understanding until the signing of the agreement, ie. 30 or 24 months up to 6 months prior to aircraft delivery. At December 31, 2013 and 2012, the amount of advances for purchase of aircrafts that has been paid amounted to USD 219,297,500 and USD 279,424,180, respectively. - 113 -
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
359 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan (ii). Pesawat Boeing 737-800
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued (ii). Boeing 737-800 Aircraft
Perusahaan juga melakukan Purchase Agreement No. 2158 tanggal 19 Juni 1998 untuk pembelian 18 pesawat Boeing 737800, yang terakhir diamandemen melalui Supplemental Agreement No. 8 tanggal 18 Januari 2010, di mana Perusahaan menambah jumlah pesawat menjadi 25 pesawat tipe B 737-800 dengan harga dasar (aircraft basic price) USD 67.518.600. Harga pesawat ditetapkan pada saat penyerahan dengan penyesuaian harga sesuai perjanjian. Jadwal pengiriman pesawat adalah dari Juni 2009 sampai dengan Pebruari 2016. Selanjutnya pada tahun 2009 dan 2010, Perusahaan mengadakan perjanjian jual dan sewa balik dengan Dubai Aerospace Enterprise (DAE) atas 8 pesawat dan MCAP atas 3 pesawat dan Pembroke Lease France SAS atas 9 Pesawat. Harga jual ditentukan pada saat kedatangan pesawat.
The Company also entered into Purchase Agreement No. 2158 dated June 19, 1998 for the purchase of 18 Boeing 737-800, which had been amended several times, most recently by Supplemental Agreement No. 8 dated January 18, 2010, whereby the Company increased the number of units purchased into 25 Boeing 737-800 aircrafts with basic price of USD 67,518,600. The price of the aircraft will be determined at the time of delivery by calculating the price adjustments in accordance with the agreement. Delivery of the aircrafts is within the period of June 2009 up to February 2016. In relation to these scheduled deliveries, during 2009 and 2010, the Company entered into a sale and leaseback with Dubai Aerospace Enterprise (DAE) for 8 aircrafts and MCAP for 3 aircrafts and Pembroke Lease Finance SAS for 9 aircrafts. The selling price is determined at the time of arrival of aircraft.
Pada tahun 2013, sebanyak 1 pesawat Boeing 737-800 yang telah diikat dengan perjanjian jual dan sewa balik telah dikirim, dengan jangka waktu sewa 10 tahun dan diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
In 2013, 1 aircraft of Boeing 737-800 under sale and leaseback agreement has been delivered, with 10 years lease period and classified as operating lease.
Pada tahun 2012, sebanyak 4 unit pesawat Boeing 737-800 yang telah diikat dengan perjanjian jual dan sewa balik telah dikirim, dengan jangka waktu sewa 10 tahun dan diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
In 2012, 4 units of Boeing 737-800 aircraft under sale and leaseback agreement has been delivered, with 10 years lease period and classified as operating lease.
Pembayaran uang muka untuk pembelian pesawat dilakukan secara bertahap mulai dari saat penandatanganan nota kesepahaman penandatanganan perjanjian, yaitu 30 atau 24 bulan sampai dengan 6 bulan sebelum pengiriman. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, jumlah uang muka pembelian pesawat yang telah dibayarkan masing-masing berjumlah USD 9.664.720 dan USD 14.771.356.
Advance payment for the purchase of aircrafts were made in stages starting from the signing of a memorandum of understanding until signing of the agreement, ie. 30 or 24 months up to 6 months prior to aircraft delivery. At December 31, 2013 and 2012, the amount of advance for purchase of aircrafts that has been paid amounted to USD 9,664,720 and USD 14,771,356, respectively.
(iii). Pesawat Airbus A-330-300
(iii). Airbus A-330-300 Aircraft
Pada tanggal 4 Nopember 1989, Perusahaan melakukan Purchase Agreement dengan Airbus untuk pembelian dan pengiriman 9 pesawat Airbus A-330300. Perusahaan telah menerima pengiriman 6 pesawat, akan tetapi berupaya melakukan perpanjangan waktu atas pengiriman 3 pesawat sisanya, yang berdasarkan Side Letter tanggal 21 Desember 1995 dinyatakan bahwa penyerahan 3 pesawat terakhir dijadwalkan bulan Juli 1998, Agustus 1998 dan Januari 1999.
On November 4, 1989, the Company entered into a Purchase Agreement with Airbus for the purchase and delivery of 9 Airbus A-330-300 aircrafts. The Company has received 6 of the aircrafts but has sought rolling extension for the delivery of the final 3 aircrafts, in which based on a Side Letter dated December 21, 1995, the final delivery of 3 aircrafts was scheduled in July 1998, August 1998 and January 1999.
- 114 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
360 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Pengiriman pesawat tersebut belum dapat dilakukan karena Perusahaan belum mencapai kesepakatan formal dengan Airbus sehubungan dengan kewajiban dalam Purchase Agreement untuk pengiriman 3 pesawat Airbus A-330-300 sisanya. Berdasarkan side letter tanggal 9 Nopember 2009, pengiriman sisa 3 pesawat Airbus A-330-300 digantikan dengan pemesanan 6 pesawat Airbus A330-200 dengan jadwal pengiriman mulai Oktober 2012 sampai dengan Oktober 2014. Harga dasar pesawat (aircraft basic price) untuk 6 pesawat A-330-200 sebesar USD 173.949.317.
These deliveries have not taken place because the Company has not reached any subsequent formal agreement with Airbus in relation to its obligation under the Purchase Agreement for the delivery of the remaining 3 Airbus A-330-300 aircrafts. Based on side letter dated November 9, 2009, delivery of the remaining 3 Airbus A-330-300 was replaced with 6 Airbus A330-200 with delivery schedule starting in October 2012 until October 2014. The aircraft basic price for 6 aircraft A-330-200 amounted to USD 173,949,317.
Pada bulan Juli 2011 Perusahaan dan Airbus menandatangani Amendment No. 3 atas Perjanjian Pembelian pesawat sebelumnya Melalui Perjanjian tersebut Perusahaan menggantikan 3 dari pemesanan 6 pesawat Airbus A330-200 menjadi Airbus A330-300 dan membeli tambahan 4 pesawat Airbus A330-300.
On July 2011 the Company and Airbus signed Amendment No. 3 related to Purchase Agreement. Under this agreement, the Company replaced 3 of remaining 6 Airbus A330-200 into A330-300 and purchased additional 4 Airbus A330300.
Pada tanggal 19 Desember 2011, Perusahaan dan Airbus menandatangani Amendment No. 4, 5 dan 6 atas Purchase Agreement dimana Perusahaan melakukan pembelian 11 (sebelas) Airbus tipe A330300 dan 3 (tiga) Airbus tipe A330-200F.
On December 19, 2011, the Company and Airbus signed Amendment No. 4, 5 and 6 to the Purchase Agreement. Under those agreement the Company purchase 11 (eleven) Airbus aircraft type A330-300 and 3 (three) aircraft type A330-200F.
Perusahaan mengadakan perjanjian jual dan sewa balik dengan Aircastle atas 4 pesawat. Harga jual ditentukan pada saat kedatangan pesawat.
The Company entered into a sale and leaseback with Aircastle for 4 aircrafts. The selling price is determined at the time of arrival of aircraft.
Pada tahun 2013, sebanyak 2 pesawat Airbus A-330-200 dan 1 pesawat Airbus A330-300 yang telah diikat dengan perjanjian jual dan sewa balik telah dikirim, dengan jangka waktu sewa 12 tahun dan diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
In 2013, 2 aircraft Airbus A-330-200 and 1 aircraft Airbus A-330-300 has been delivered which is under sale and leaseback agreements, with a lease term of 12 years and are classified as operating leases.
Pembayaran uang muka untuk pembelian pesawat dilakukan secara bertahap mulai dari saat penandatanganan nota kesepahaman penandatanganan perjanjian, yaitu 30 atau 24 bulan sampai dengan 6 bulan sebelum pengiriman. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, jumlah uang muka pembelian pesawat yang telah dibayarkan masing-masing berjumlah USD 189.873.807 dan USD 151.389.855.
Advance payment for purchase of aircrafts were made in stages starting from the signing of the memorandum of understanding until the signing of the agreement, ie. 30 or 24 months up to 6 months prior to aircraft delivery. At December 31, 2013 and 2012, the amount of advance for purchase of aircrafts that has been paid amounted to USD 189,873,807 and USD 151,389,855, respectively.
- 115 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
361 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan (iv). Pembelian Pesawat Airbus A320-200
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued (iv). Purchase of Airbus A320-200 Aircrafts
Pada tanggal 2 Agustus 2011 Perusahaan dan Airbus menandatangani Perjanjian Pembelian pesawat A320-200 untuk pembelian 25 pesawat Airbus tipe A320200. Jadwal pengiriman mulai 2014 sampai dengan 2018. Harga dasar pesawat masing-masing adalah USD 83.041.000. Terkait dengan pembelian pesawat ini Perusahaan juga menandatangani Perjanjian dengan CFM International untuk pengadaan mesin tipe CFM56-5B4 untuk 15 (lima belas) pesawat A320-200 dan mesin tipe Leap-X1A26 untuk 10 (sepuluh) A320 NEO aircraft.
On August 2, 2011 the Company and Airbus signed an Agreement for the purchase of 25 Airbus Aircraft type A320200. Delivery schedule begins in 2014 until 2018. The base price of each aircraft is USD 83,041,000. Related to this aircraft purchase, the Company also signed an agreement with CFM International for the procurement of engine type CFM56-5B4 for 15 (fifteen) A320-200 aircrafts and engine type Leap-X1A26 for 10 (ten) A320 NEO aircrafts.
Pada Juli 2012, Perusahaan dan Airbus SAS menandatangani Amendment No. 1 to the Purchase Agreement A320 tentang pelaksanaan opsi untuk menambah jumlah pesawat yang dibeli yaitu sebanyak 25 pesawat.
In July 2012, the Company and Airbus SAS signed Amendment No. 1 to the Purchase Agreement of A320 with regards to exercise of an option to increase the number of aircrafts purchased to 25 aircrafts.
Pembayaran uang muka untuk pembelian pesawat dilakukan secara bertahap mulai dari saat penandatanganan nota kesepahaman penandatanganan perjanjian, yaitu 30 atau 24 bulan sampai dengan 6 bulan sebelum pengiriman. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, jumlah uang muka pembelian pesawat yang telah dibayarkan masing-masing berjumlah USD 73.273.288 dan USD 44.217.895.
Advance payment for the purchase of aircrafts were made in stages starting from the signing of the memorandum of understanding until the signing of the agreement, ie. 30 or 24 months up to 6 months prior to aircraft delivery. At December 31, 2013 and 2012, the amount of advance for purchase of aircrafts that has been paid amounted to USD 73,273,288 and USD 44,217,895, respectively.
(v). Pembelian Pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen Series Aircraft
(v). Purchase of Bombardier CRJ1000NextGen Series Aircraft
Pada tanggal 18 Desember 2011, Perusahaan dan Bombardier Aerospace telah menandatangani Proposal untuk pembelian pasti (firm) atas 6 (enam) pesawat dan memiliki opsi membeli sebanyak 18 (delapan belas) CRJ1000 NextGen Series.
On December 18, 2011, the Company and Bombardier Aerospace signed a proposal for a firm commitment to purchase 6 (six) aircrafts and option to purchase 18 (eighteen) CRJ1000 NextGen Series.
Pada tanggal 13 Pebruari 2012 Perusahaan dan Nordic Aviation Capital A/S telah menandatangani “Letter of Intent” sehubungan dengan sewa 12 (dua belas) pesawat CRJ1000 NextGen.
On February 13, 2012, the Company and Nordic Aviation Capital A/S signed “Letter of Intent” regarding lease of 12 (twelve) CRJ1000 NextGen aircrafts.
Aircraft Lease Agreement sebagai dasar pelaksanaan sewa 12 (dua belas) pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen dimaksud tandatangani Perusahaan dan Nordic Aviation Capital A/S pada tanggal 19 Juni dan 25 Juni 2012.
Aircraft Lease Agreement as a basis of the implementation of such 12 (twelve) Bombardier CRJ1000 NextGen aircrafts lease was signed between the Company and Nordic Aviation Capital A/S on June 19 and June 25, 2012.
- 116 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
362 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Pembayaran uang muka untuk pembelian pesawat dilakukan secara bertahap mulai dari saat penandatanganan nota kesepahaman penandatanganan perjanjian, yaitu 30 atau 24 bulan sampai dengan 6 bulan sebelum pengiriman. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, jumlah uang muka pembelian pesawat yang telah dibayarkan masing-masing berjumlah USD 4.467.371 dan USD 7.354.133.
Advance for purchase of aircraft were made in stages starting from the signing of the memorandum of understanding, i.e. 30 or 24 months up to 6 months prior to aircraft delivery. At December 31, 2013 and 2012, the amount of advance for purchase of aircrafts that has been paid amounted to USD 4,467,371 and USD 7,354,133, respectively.
(vi). Pembelian Pesawat ATR 72-600
b.
(vi). Purchase of ATR 72-600 Aircrafts
Pada tanggal 7 Pebruari 2013, CI dan Avions De Transport Regional G.I.E. (“ATR”) menandatangani Letter Of Intent (“LOI”) sehubungan dengan pembelian 25 (dua puluh lima) pesawat New ATR 72-600 dan opsi membeli sampai dengan 25 (dua puluh lima) Pesawat New ATR 72-600. Jadual pengiriman mulai September 2013 sampai dengan Desember 2015 untuk pesawat yang dibeli, dan Pebruari 2016 sampai dengan Agustus 2018 untuk pesawat opsi. Harga dasar masing-masing pesawat adalah USD 19.180.000. Pada tanggal 15 Pebruari 2013, CI telah melakukan pembayaran uang Muka Pembelian Pesawat sebesar USD 2.418.000.
On February 7, 2013, CI and Avions De Transport Regional G.I.E (“ATR”) signed Letter of Intent (“LOI”) regarding the purchase of 25 (twenty five) New ATR 72600 aircrafts and option to purchase up to 25 (twenty five) New ATR 72-600 aircrafts. Delivery schedule will begin in September 2013 until December 2015 for purchased aircrafts, and February 2016 until August 2018 for option aircrafts. The base price of each aircraft is USD 19,180,000. On February 15, 2013, CI has paid USD 2,418,000 as pre-delivery payment.
Pada tanggal 6 September 2013 telah dilakukan pengalihan kepemilikan atas pembelian tersebut kepada PT Garuda Indonesia.
On September 6, 2013, the ownership of the aircraft purchase agreement has been transferred to PT Garuda Indonesia.
Perjanjian Pooling Komponen dengan Technics Switzerland ("SR Technics")
SR
b.
Component Pooling Agreement with Technics Switzerland ("SR Technics")
SR
Perusahaan mengadakan perjanjian component pooling A-330 dengan SR Technics. Perusahaan berpartisipasi sebagai anggota pool A-330 untuk menggunakan persediaan komponen A-330 yang berada di penyimpanan persediaan induk Zurich. Perusahaan juga berhak meminta SR Technics untuk memberikan temporary services, tim asistensi lapangan atau pelayanan khusus lainnya serta memberikan pelatihan teknik dan administrasi kepada personil Perusahaan pada tempat perawatan pesawat Perusahaan di Jakarta atau pada line station-nya.
The Company entered into a component pooling agreement for A-330 with SR Technics. As a participant to the A-330 pool, the Company is allowed to use A-330 components which are available in the main storage at Zurich. The Company also has the right to ask SR Technics to provide temporary services, field assistance team or other special services, as well as technical and administrative training in the Company's maintenance facility in Jakarta or in any other line stations of SR Technics.
Perjanjian ini telah diperpanjang beberapa kali dengan amendemen terakhir. Setelah tanggal tersebut, salah satu pihak dapat mengakhiri perjanjian dengan syarat pemberitahuan 6 bulan sebelumnya kepada pihak lainnya. Biaya pooling ditentukan dengan menggunakan tarif sesuai dengan komponen yang digunakan.
This agreement has been extended several times with the latest amendment, relating to each party may cancel the agreement by giving to the other party 6 months notice. The corresponding pooling expense is determined according to the tarif applied to the components used.
- 117 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
363 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
c.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Perusahaan juga melakukan perjanjian critical spare untuk jenis pesawat Boeing 737-800 dengan SR Technics melalui memorandum of understanding tanggal 25 Pebruary 2011.
The Company also entered into a critical spare component agreement for Boeing 737-800 aircraft component with SR Technics with memorandum of Understanding dated February 25, 2011.
Perusahaan juga berhak meminta SR Technic untuk melakukan pengujian, perbaikan, overhaul dan modifikasi atas komponenkomponen tersebut.
The Company also has the right to ask SR Technics to perform test repair, overhaul and modification of the component.
Perjanjian Sistem Layanan Penumpang
c.
Pada tanggal 20 April 2012, Perusahaan dan Amadeus IT Group, S.A, menandatangani Service Agreement for Passenger Service Systems, untuk sistem layanan penumpang (Passenger Services Systems (PSS)) “Amadeus Altéa”. Sistem ini merupakan platform sistem yang digunakan oleh maskapaimaskapai penerbangan di aliansi global “Sky Team”, sehingga sistem Garuda akan terhubung (connected) dengan maskapai penerbangan anggota SkyTeam lainnya. d.
d.
Pada bulan Juli 2012, Perusahaan dan Rolls Royce menandatangani beberapa perjanjian yaitu:
(ii).
(iii). (iv).
for
Passenger
Service
On April 20, 2012, the Company and Amadeus IT Group, S.A, signed Service Agreement for Passenger Service Systems, for “Amadeus Altéa” Passenger Services Systems (PSS). This system is a platform system which is used by airlines which are members of “Sky Team” global alliance, so that Garuda system shall be connected with other Sky Team members.
Perjanjian dengan Rolls Royce.
(i).
Service Agreement Systems
Agreements with Rolls Royce. In July 2012, the Company and Rolls Royce executed the following agreements:
Product Agreement sehubungan dengan Trent 772B dan Trent 772C engines DEG 6159. Supplementary Financial Assistance Agreement dengan Rolls Royce terkait Trent 772B dan Trent 772C engines DEG 6734. Total Care Service Agreement relating to Trent 772B engines DEG 6584. Thrust Upgrade Offer for Garuda Indonesia sehubungan dengan penawaran upgrade thrust.
(i).
Product Agreement relating to Trent 772B and Trent 772C engines DEG 6159.
(ii).
Supplementary Financial Assistance Agreement relating to Trent 772B and Trent 772C engines DEG 6734.
(iii). Total Care Service Agreement relating to Trent 772B engines DEG 6584. (iv). Thrust Upgrade Offer agreement with regards to Airbus offer on thrust upgrade.
Perjanjian tersebut diatas terkait dengan perawatan engine dengan konsep prognostic maintenance untuk engine tipe TRENT 700 (engine Airbus A330), dimana metode perawatan engine yang dimaksud dilakukan secara keseluruhan dari mulai pemantauan engine selama beroperasi (On-wing Health Monitoring) hingga perencanaan overhaul engine dan pengerjaan overhaul.
The above-mentioned agreements are related to engine maintenance with prognostic maintenance concept for TRENT 700 engine type (engine Airbus A330), where the engine treatment method is performed in its entirety from start of monitoring engine during operation (on-wing Health Monitoring) to engine overhaul planning and execution overhaul.
- 118 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
364 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan e.
Perjanjian pemasangan galley pada A330-200
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued e.
Perusahaan menandatangani perjanjian dengan BE Aerospace sehubungan dengan pemasangan galley pada pesawat Airbus 330200. Perusahaan juga menandatangani General Terms Agreement For The Purchase Of Aircraft Galley Insert For 3 X A330 BFE Program dengan Driessen Aircraft Interiors Systems (Europe) BV sehubungan dengan pembelian galley untuk 3 (tiga) pesawat Airbus 330 dengan nilai EUR 938.050 per pesawat. Jangka waktu pemasangan galley A330-200 adalah sampai dengan sebelum on dock date seperti yang telah ditetapkan oleh Airbus yaitu tahun 2013. f.
The Company entered into an agreement with BE Aerospace with regards to galley installation on Airbus 330-200 aircraft. The Company also entered into General Terms Agreement For The Purchase Of Aircraft Galley Installation For 3 X A330 BFE Program with Driessen Aircraft Interiors Systems (Europe) BV regarding the purchase of aircraft galley for 3 (three) Airbus 330 aircrafts with a value of EUR 938,050 per aircraft. Installation period of galley for A330-200 is up to before on dock date as specified by Airbus in 2013.
Perjanjian dengan General Electric (GE)
f.
Pada bulan Juni 2012, Perusahaan menandatangani General Terms Agreement dengan GE terkait dengan suku cadang, peralatan/tooling, publikasi dan pelatihan sehubungan dengan mesin pesawat jenis GE90-115B dan CF34-8C. g.
Perjanjian Sub-distribution International Pte., Ltd
dengan
Agreement for installing galley in A330-200
Agreement with General Electric (GE). In June 2012, the Company executed General Terms Agreement with GE related to spare part, tooling, publication, training regarding engine model GE90-115B and CF34-8C.
Abacus
g.
The Sub-distribution Agreement with Abacus International Pte., Ltd
ADSI, entitas anak, mengadakan perjanjian sub-distribution dengan Abacus International Pte., Ltd (dahulu Abacus Distribution Systems Pte., Ltd), Singapura, (AIPL) yang efektif sejak tanggal 11 April 1995. Dalam perjanjian ini, AIPL memberikan hak sub-lisensi eksklusif kepada ADSI untuk memasarkan dan mendistribusikan sendiri sistem reservasi komputer (Sistem Abacus) di wilayah Indonesia. Sistem ini memadukan suatu paket perangkat lunak yang melakukan berbagai fungsi termasuk reservasi seketika tempat duduk pesawat, jadwal pemesanan pelayanan udara, mobil dan hotel, pembelian tiket otomatis serta tampilan ongkos. Perjanjian ini akan berlanjut kecuali diakhiri lebih awal sebagaimana ditentukan dalam perjanjian.
ADSI, a subsidiary, entered into the subdistribution agreement with Abacus International Pte., Ltd (formerly Abacus Distribution Systems Pte., Ltd), Singapore (AIPL) effective since April 11, 1995. Under this agreement, AIPL grants ADSI an exclusive sub-license to operate its own marketing and distribution of computer reservation systems (Abacus Systems) in Indonesia teritory. This system incorporate a software package which performs various function, including real-time air line seat reservation, schedules/booking for a variety of air, car and hotel service, automated ticketing and fare display. The agreement shall remain valid, except for early termination as stipulated in the agreements.
Sebagai imbalan atas pemesanan bersih yang dilakukan pelanggan melalui sistem Abacus atas jasa penyedia produk perjalanan yang ditawarkan berdasarkan sistem Abacus. AIPL diwajibkan membayar imbalan jasa tertentu kepada ADSI sebagaimana ditentukan dalam perjanjian.
In return for each net booking made by a subscriber through the Abacus Systems for any travel product offered in the system, AIPL shall pay a certain fee to ADSI as stipulated in the agreement.
Efektif tanggal 1 Pebruari 2009, imbalan tersebut diubah menjadi sebesar 25% dari tarif dasar tahun 2009 yang dikenakan pada pesawat udara per segmen pemesanan bersih yang dilakukan pelanggan setelah dikurangi biaya-biaya tertentu sebagaimana ditentukan dalam perjanjian.
Effective from February 1, 2009, such fee is at 25% of the 2009 basic rates payable by airline per net segment for air bookings made by subscribers after deducting certain expenses as stipulated in the agreement.
- 119 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
365 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan h.
GMFAA melakukan perjanjian jangka panjang untuk pemeliharaan dan perbaikan dengan beberapa airline
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued h.
GMFAA melakukan perjanjian jangka panjang untuk pemeliharaan dan perbaikan pesawat dengan PT Sriwijaya Air, Hellenic Imperial Airways, Yemen Airways, International Air Parts Pty Ltd, Gatewick Aviation Service, dan Southern Air. GMFAA memperoleh pendapatan atas jasa ini sesuai tarif yang disepakati dalam perjanjian.
GMFAA entered into a long-term contract for maintenance and repair of aircrafts GMFAA entered into a long-term contract for maintenance and repair of aircraft with PT Sriwijaya Air, Hellenic Imperial Airways, Yemen Airways, International Air Parts Pty Ltd, Gatewick Aviation Service, and Southern Air. GMFAA earns revenue for these services according to rates agreed in the contract.
i.
Pada tanggal 16 Desember 2013, GMFAA mengadakan perjanjian dengan PT Bank Syariah Mandiri mengenai pemberian fasilitas Ijarah Muntahia Bit-Tamlik dengan jangka waktu 8 tahun. Fasilitas ini ditujukan untuk penyewaan peralatan test cell untuk perawatan dan perbaikan besar Industrial Gas Turbine Engine (IGTE) Oil Company. GMFAA mendapatkan fasilitas maksimal sebesar USD 9.562.955.
i.
On December 16, 2013, GMFAA entered into an agreement with PT Bank Syariah Mandiri regarding Ijarah Muntahia Bit - Tamlik facility with terms of 8 years. This facility is used for the rental of test cell equipment for maintenance and overhaul of Industrial Gas Turbine Engine (IGTE) Oil Company. GMFAA obtained a facility with maximum credit of USD 9,562,955.
j.
Commodity Call option atas bahan bakar untuk penerbangan
j.
Commodity call option for flight fuel
Perusahaan melakukan transaksi lindung nilai untuk meminimalkan risiko kenaikan harga bahan bakar penerbangan regular dan penerbangan haji 2013 dengan tujuan dan strategi manajemen risiko untuk mengantisipasi adanya risiko kenaikan harga bahan bakar pesawat (jet fuel) pada penerbangan regular dan penerbangan haji tahun 2013.
The Company uses hedging in minimizing the risk of upward fuel price for regular flight and hajj flight in 2013 consistent with the risk management objective and strategy to protect highly probable purchase of jet fuel for regular flight and Hajj flight in 2013 against unfavorable movements in jet fuel price.
Tipe dari transaksi lindung nilai yang dilakukan adalah lindung nilai arus kas dengan sifat risiko yang dilindung nilai adalah lindung nilai harga bahan bakar sebesar USD 121-122 untuk penerbangan regular dan sebesar USD 115119 untuk penerbangan haji.
The type of hedge relationship is cash flow hedge with the nature of risk being hedge is for regular flight and Hajj fuel price hedge, by setting fuel price of USD 121-122 for regular flight and for USD 115-119 for hajj flight.
Item yang dilindungi adalah pemakaian biaya bahan bakar penerbangan regular flight untuk periode April sampai dengan Desember 2013 dan untuk penerbangan haji untuk periode September sampai dengan Nopember 2013.
The hedge items are regular flight for the period April to December 2013 and hajj flight costs for the period September to November 2013.
Instrumen lindung nilai yang digunakan oleh Perusahaan adalah Platts Jet/Kero Sing – Asian Close.
Hedge instrument used by the Company is Platts Jet/Kero Sing – Asian Close.
Perusahaan mengakui beban premi instrument derivative sebesar USD 6.528.600 untuk tahun 2013 dan USD 5.361.580 untuk tahun 2012.
For entering into the contract, the Company paid a premium of USD 6,528,600 in 2013 and USD 5,361,580 in 2012.
- 120 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
366 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan 49. KONTINJENSI a.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 49. CONTINGENCIES
Pada tanggal 6 Agustus 2004, Perusahaan dan PT World Simulator Technology (WST) menandatangani Perjanjian Sewa Ruang Simulator beserta Fasilitas Pendukung dimana Perusahaan setuju untuk menyewakan ruang simulator beserta fasilitas pendukungnya di lokasi SBU Garuda Indonesia Training Center untuk digunakan sebagai tempat pemasangan Full Flight Simulator B 737-200 Level D Six Axis milik WST.
a.
On August 6, 2004, the Company and PT World Simulator Technology (WST) entered into Rental Agreement on Area for Simulator and Support Facilities whereby the Company agreed to rent its simulator area and support facilities located at SBU Garuda Indonesia Training Center to be used as space for Full Flight Simulator B 737200 Level D Six Axis owned by WST.
Karena Perusahaan dianggap tidak melaksanakan perjanjian, pada tanggal 19 Desember 2006, WST mengajukan gugatan perdata di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas dasar wanprestasi terhadap perjanjian tersebut dan perbuatan melawan hukum.
As the Company is considered not in compliance with the agreement, on December 19, 2006, WST filed a lawsuit with the Central Jakarta District Court against the Company for breach of contract and for committing illegal act.
Pada tanggal 4 Juni 2007, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengeluarkan putusan yang mengabulkan gugatan WST dan memerintahkan Perusahaan membayar ganti rugi kepada WST sebesar USD 1.360.800 dan Rp 1.590.000.000. Pada tanggal 21 Agustus 2008, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta memutuskan menguatkan putusan Pengadilan Jakarta Pusat tersebut dan menghukum Perusahaan membayar ganti rugi sebesar USD 1.984.500 dan Rp 1.590.000.000.
On June 4, 2007, the Central Jakarta District Court issued a verdict accepting claim of WST and ordered the Company to pay to WST the amount of USD 1,360,800 and Rp 1,590,000,000. On August 21, 2008, the High Court of DKI Jakarta decided to uphold the verdict of the District Court of Central Jakarta and ordered the Company to pay USD 1,984,500 and Rp 1,590,000,000.
Perusahaan mengajukan permohonan kasasi tanggal 7 Nopember 2008. Pada tanggal 4 Maret 2010, Mahkamah Agung mengeluarkan putusan dalam perkara menolak permohonan kasasi yang diajukan oleh Perusahaan. Sehingga pada tanggal 28 Januari 2011 Perusahaan melakukan pembayaran ganti rugi kepada WST sebesar Rp 590.000.000 dan USD 1.984.500, dan berdasarkan kesepakatan antara Perusahaan dengan WST. Pada tanggal 15 Juli 2011 Perusahaan telah melakukan pembayaran sisa kewajiban ganti rugi sebesar Rp 1.000.000.000.
The Company filed cassation dated November 7, 2008. On March 4, 2010, the Supreme Court issued a decision rejecting the request for cassation filed by the Company. Thus on January 28, 2011, the Company has paid to WST Rp 590,000,000 and USD 1,984,500, based on agreement between the Company and WST. On July 15, 2011, the Company paid the remaining claim amounted to Rp 1,000,000,000.
Meskipun Perusahaan telah melaksanakan sebagian kewajibannya berdasarkan putusan kasasi Mahkamah Agung tersebut, Perusahaan tetap mengajukan peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung sebagaimana telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 19 Nopember 2010. Pada tanggal 20 Maret 2013, Perusahaan telah menerima putusan PK No. 267 PK/PDT/2011 tanggal 20 Maret 2013 yang memutuskan menolak permohonan peninjauan kembali dari Perusahaan.
Although the Company has complied with some of the obligations under the decision of the Supreme Court, the Company still filed a judicial review to the Supreme Court that was registered with the Central Jakarta District Court on November 19, 2010. On March 20, 2013, the Company received the judicial review Decision No. 267 PK/PDT/2011 dated March 20, 2013 under which the judicial review from the Company was rejected.
- 121 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
367 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
b.
Pada tanggal 17 Desember 2007, Perusahaan telah menerima Notice to Fursnish Information and Produce Document dari Australian Competition and Commerce Commission (“ACCC”) terkait dugaan kartel bersama maskapai penerbangan internasional lain dalam penetapan harga Fuel Surcharge Kargo. Saat ini, perkara masih dalam proses pemeriksaan oleh Pengadilan Federal Australia.
b.
On December 17, 2007, the Company has received a Notice to Furnish Information and Produce Document from Australian Competition and Commerce Commission (“ACCC”) related to allegation of price fixing cartel on Cargo Fuel Surcharge with other international carriers. Currently, the case is still under examination by Federal Court of Australia.
c.
Pada tanggal 16 Nopember 2009, Perusahaan telah menerima Pemberitahuan Pemeriksaan Lanjutan Perkara dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (“KPPU”) terkait dugaan kartel penetapan harga Fuel Surcharge tiket domestik.
c.
On November 16, 2009, the Company has received Notice of Advance Proceeding (Commercial List) from The Supervision of Business Competition Committee (“KPPU”) related to allegations of price fixing cartel on Fuel Surcharge of Domestic tickets.
d.
Pada tanggal 4 Mei 2010, KPPU telah memutus perkara ini dan menyatakan Perusahaan bersalah serta menghukum untuk membayar denda sebesar Rp 25 miliar dan ganti rugi sebesar Rp 162 miliar.
On May 4, 2010, KPPU has issued a verdict and ordered the Company to pay the fine amounting to Rp 25 billion and the claim of Rp 162 billion.
Pada tanggal 17 Juni 2010 ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Pada tanggal 28 Pebruari 2011, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengabulkan permohonan keberatan yang diajukan oleh Perusahaan dan membatalkan putusan KPPU tanggal 4 Mei 2010 serta menghukum KPPU untuk membayar biaya perkara.
On June 17, 2010, the Company filed an objection to Central Jakarta District Court. On February 28, 2011, the Central Jakarta District Court accepted the request for an objection by the Company and canceled KPPU decision dated May 4, 2010 and ordered KPPU to pay for legal cost.
KPPU telah mengajukan upaya Kasasi atas Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut ke Mahkamah Agung Republik Indonesia. Perusahaan juga telah mengajukan kontra memori kasasi pada tanggal 27 April 2011. Pada tanggal 29 Mei 2013 telah menerima turunan Putusan No. 613 K/pdt. Sus/2011 tanggal 27 Pebruari 2012, yang menyatakan bahwa Mahkamah Agung Republik Indonesia menolak permohonan kasasi dari KPPU. Putusan ini telah mengikat dan berkekuatan hukum tetap.
The KPPU has filed Cassation of the verdict to the Supreme Court of the Republic of Indonesia. The Company has also filed a statement of counter cassation on April 27, 2011. On May 29, 2013, the Company received decision No. 613 K/pdt. Sus/2011 dated February 27, 2012, under which the Supreme Court of the Republic of Indonesia rejected the KPPU cassation. This decision is binding and have permanent legal effect.
Pada tanggal 8 Agustus 2008, GMFAA, entitas anak, Perusahaan dan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara menghadapi gugatan ganti rugi dari PT Metro Batavia (MB) untuk: (1) siklus tidak terpakai sebesar USD 73.215.579 (atau setara Rp 673.583.333.330) (2) kerugian material sebesar Rp 500.000.000 setiap hari dan USD 50,000 (atau setara Rp 460.000.000) setiap bulan sejak tanggal 23 Oktober 2007 sampai pesawat dapat beroperasi (3) kerugian imaterial sebesar USD 10 juta (atau setara Rp 92 miliar) dan (4) memperbaiki mesin yang rusak. Tuntutan ganti rugi timbul karena GMFAA dinyatakan melanggar kontrak terkait dengan garansi yang diberikan GMFAA atas penggantian dan pemasangan 5 mesin pesawat ESN 857854 yang dimiliki MB.
d.
On August 8, 2008, GMFAA, subsidiary, the Company and State Minister of State-owned Enterprise faced a lawsuit claim from PT Metro Batavia (MB) for: (1) unused cycles amounting to USD 73,215,579 (or equivalent to Rp 673,583,333,330) (2) material loss amounting to Rp 500,000,000 each day and USD 50,000 (or equivalent to Rp 460,000,000) every month starting October 23, 2007 until the aircraft is able to be operated (3) immaterial loss amounting to USD 10 million (or equivalent to Rp 92 billion) and (4) repairs on engine failure. The lawsuit claims arise from the declaration that GMFAA has conducted a breach of contract in relation to the warranty given by GMFAA regarding the replacement and installation of bearing in 5 engine ESN 857854 owned by MB.
- 122 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
368 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
e.
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Sehubungan dengan kasus ini, GMFAA mengajukan gugatan balik kepada MB karena MB tidak memenuhi kewajiban pembayaran utang kepada GMFAA atas jasa penggantian dan perbaikan mesin tersebut sebesar USD 256.266 ditambah bunga sebesar 6% per tahun sejak tanggal 15 Juli 2008 sampai dengan keputusan ditetapkan.
In relation to this case, GMFAA has filed counterclaims lawsuit against MB for failure to fulfill the obligation to pay GMFAA for such engine replacement and installation services of USD 256,266 and interest amounting to 6% per annum starting July 15, 2008 until the judgment is final and binding.
Pada tanggal 11 Maret 2009, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memutuskan untuk menolak tuntutan MB kepada GMFAA dan menerima gugatan balik GMFAA sebesar USD 256.266 dan bunga 6% per tahun terhitung sejak tanggal 17 Nopember 2007.
On March 11, 2009, the District Court of Central Jakarta has decided to reject MB’s claims against GMFAA and accepted the counterclaim from the GMFAA amounting to USD 256,266 with interest 6% per annum calculated from November 17, 2007.
Pada tanggal 18 Mei 2009, MB mengajukan memori banding ke Pengadilan Tinggi Jakarta Pusat. Sebagai respon, pada tanggal 16 Juli 2009 GMFAA mengajukan kontra memori banding. Pada tanggal 15 Januari 2010 Pengadilan Tinggi menolak banding yang diajukan oleh MB. MB kemudian mengajukan upaya kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia pada tanggal 25 Maret 2010. GMFAA mengajukan kontra kasasi pada tanggal 17 Mei 2010. Pada tanggal 15 April 2013, GMFAA telah menerima pemberitahuan isi putusan kasasi tertanggal 22 Pebruari 2013 dari Mahkamah Agung Republik Indonesia yang memutuskan menolak permohonan kasasi MB.
On May 18, 2009, MB filed a statement of appeal to the High Court of Central Jakarta. As a response on July 16, 2009, GMFAA filed a statement of counter appeal. On January 15, 2010, the High Court rejected MB’s appeal. MB then filed an appeal to the Supreme Court of the Republic of Indonesia dated March 25, 2010. GMFAA filed a counter appeal dated May 17, 2010. On April 15, 2013, GMFAA received the decision letter dated February 22, 2013 under which the Supreme Court of the Republic of Indonesia rejected MB’s appeals.
Manajemen berpendapat bahwa tuntutan ganti tersebut tidak berpengaruh material terhadap laporan keuangan dan kegiatan usaha GMFAA.
Management believes that the demand for compensation does not materially affect the financial statements and activities of GMFAA.
Pada tanggal 25 September 2008, GMFAA menuntut ganti rugi kepada MB atas (1) pembayaran utang MB kepada GMFAA sebesar USD 1.191.615, (2) bunga hutang MB sebesar 6% per tahun sejak tanggal 15 Juli 2008 sampai dengan keputusan ditetapkan dan (3) membayar kerugian sebesar USD 200 juta.
e.
On September 25, 2008, GMFAA has filed claims against MB for: (1) payment of MB’s debt to GMFAA amounting to USD 1,191,615, (2) interest on MB’s debt amounting to 6% per annum on debts starting July 15, 2008 until the judgment is final and binding and (3) payment of loss amounting to USD 200 million.
Pada tanggal 22 April 2009, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memutuskan menerima gugatan GMFAA terhadap MB sebesar USD 1.191.615 dan bunga 6% per tahun terhitung sejak tanggal 15 Juli 2008 serta kerugian GMFAA sebesar USD 500.000. Pengadilan juga menyatakan sita jaminan terhadap 4 pesawat MB.
On April 22, 2009, the District Court of Central Jakarta decided to accept the claim from GMFAA amounting to USD 1,191,615 with interest of 6% per annum, calculated since July 15, 2008 and GMFAA loss amounting to USD 500,000. The Court also declared the security of attachment of 4 airplanes owned by MB.
Pada tanggal 28 April 2009, MB mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi Jakarta Pusat. Selanjutnya, pada tanggal 19 Agustus 2009 GMFAA mengajukan kontra banding. Pada tanggal 30 Oktober 2009, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta mengeluarkan putusan yang menolak permohonan banding MB.
On April 28, 2009, MB has filed a statement of appeal to High Court of Central Jakarta. As a response, on August 19, 2009, GMFAA filed a statement of counter appeal. On October 30, 2009, the High Court rejected MB’s appeal.
- 123 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
369 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Pada tanggal 25 Maret 2010, MB mengajukan Memori Kasasi ke Mahakamah Agung Republik Indonesia atas Perkara Banding No. 504, Sebagai tanggapan, pada tanggal 29 Juli 2010 GMFAA mengajukan kontra memori kasasi. Perkara ini telah dihapus oleh Mahkamah Agung yang menolak permohonan kasasi MB. GMFAA telah menerima pemberitahuan putusan Mahkamah Agung tersebut pada tanggal 15 April 2013. f.
g.
On March 25, 2010, MB has filed a statement of Cassation to the Supreme Court of the Republic of Indonesia for the Appeal Verdict No. 504. As a response, GMFAA filed a statement of counter cassation on July 29, 2010. This case has been decided by Supreme Court in favor of MB’s. GMFAA has received the notification on April 15, 2013.
Pada tanggal 4 Agustus 2010, Hutomo Mandala Putera ("Tommy Suharto") menyampaikan gugatan atas beberapa Tergugat, termasuk Perusahaan, sehubungan dengan artikel yang dipublikasikan oleh in-flight magazine, Majalah Garuda edisi Desember 2009.
f.
On August 4, 2010, Hutomo Mandala Putera ("Tommy Suharto") submitted a claim against several defendants, including the Company, in relation to the article published by in-flight magazine, Majalah Garuda, December 2009 edition.
Tommy Suharto menyampaikan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan menuntut ganti rugi material dan imaterial, serta permintaan maaf dari Pihak Tergugat yang dipublikasikan di Majalah Garuda dan beberapa media nasional lainnya. Perusahaan telah mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta pada tanggal 1 Juni 2011 dan menyerahkan memori banding melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 19 Agustus 2011.
Tommy Suharto submitted a claim to the South Jakarta District Court and demanded payment for material and immaterial damages, as well as an apology from the Defendants, published in Majalah Garuda and several other national media. The Company has filed an objection to High Court of DKI Jakarta on June 1, 2011. The Company has also filed an objection memory to South Jakarta District Court on August 19, 2011.
Pada tanggal 11 Maret 2013, Perusahaan menerima Surat Pemberitahuan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta tanggal 24 Oktober 2012 yang menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang mengabulkan gugatan Tommy Suharto kepada Perusahaan.
On March 11, 2013, the Company received a notice of DKI Jakarta High Court dated October 24, 2012 which upheld the verdict from South Jakarta District Court which was in favor of Tommy Suharto over the Company.
Pada tanggal 22 Maret 2013, Perusahaan telah menyatakan permohonan kasasi kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan telah juga menyampaikan memori kasasi pada tanggal 3 April 2013. Saat ini Perkara dalam proses pemeriksaan di tingkat Mahkamah Agung Republik Indonesia.
On March 22, 2013, the Company has declared an appeal to the Supreme Court of the Republic of Indonesia through the South Jakarta District Court and has also submitted cassation on April 3, 2013. The case is currently in the review process at the level of the Supreme Court of the Republic of Indonesia.
Pada bulan Januari 2012, Hotel Al-Azhar mengajukan perubahan atas gugatan kepada Perusahaan yang telah diajukan sebelumnya pada tanggal 14 Juni 2009 di Pengadilan Negeri Jeddah, Arab Saudi terkait dugaan cidera janji atas Perjanjian yang telah dibuat berkenaan dengan akomodasi penginapan jamaah haji dalam hal terjadi irregular penerbangan. Al-Azhar menuntut pembayaran tagihan dan ganti rugi kepada Perusahaan sebesar SAR 750.040 ditambah biaya pengacara sebesar SAR 100.000.
g.
On January 2012, Al-Azhar Hotel submitted an amended statement of claim against the Company which had been filed on June 14, 2009 at Jeddah District Court, Saudi Arabia in relation to the allegation of breaching the contract on hajj pilgrims accommodation in the event of irregular flight. Al-Azhar Hotel claimed the payment of its invoice together with the loss against the Company in the amount of SAR 750,040 plus the legal cost in the amount of SAR 100,000.
- 124 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
370 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan Dalam perubahan gugatan yang diajukan, Hotel Al-Azhar merubah jumlah tuntutan menjadi sebesar SAR 10.905.355 ditambah biaya pengacara sebesar SAR 100.000. Saat ini perkara masih dalam proses di Pengadilan Negeri Jeddah, Arab Saudi.
In its amended statement of claim, Al-Azhar Hotel amended the amount of the claim to SAR 10,905,355 plus the legal cost in the amount of SAR 100,000. Currently, the case is still under examination by Jeddah District Court, Saudi Arabia.
50. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING
50. MONETARY ASSETS FOREIGN CURRENCY
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Grup mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing (mata uang selain USD dinyatakan dalam setara USD) sebagai berikut:
LIABILITIES
IN
31 Desember/ December 31, 2012 Mata uang selain USD/ Setara dengan/ Currencies Equivalent other than USD in USD
3.231.292.547.897 128.573.616 21.100.810 1.326.743.392 5.133.972 5.111.714.507 3.884.316 20.285.983 9.404.316 1.008.917 5.737.320
265.099.069 21.088.383 18.827.232 12.644.695 7.085.143 4.841.640 3.068.188 2.616.116 2.507.521 1.663.453 5.737.320
719.893.472.822 91.531.884 13.192.903 1.173.991.125 3.512.104 4.124.406.743 2.524.249 11.329.654 7.206.210 637.349 4.300.803
74.446.068 14.552.907 13.678.402 13.593.379 4.652.488 3.851.437 2.064.078 1.461.584 1.921.528 1.026.833 4.300.803
666.403.077.878 925.097.821 3.012.629 4.552.683 2.822.687.445 12.422.966 6.560.341 4.285.423 961.651 6.196.828
54.672.498 8.816.761 4.157.581 4.062.138 2.673.552 2.037.590 1.749.217 1.303.554 759.599 6.196.828
770.584.890.809 955.574.778 1.869.355 2.972.038 4.696.012.961 8.452.992 2.333.959 3.987.888 237.054 4.507.655
79.688.200 11.064.385 2.476.335 3.081.409 4.385.212 1.343.965 622.233 1.303.023 193.838 4.507.655
40.622.003.488 141.585
3.332.677 141.585
39.326.263.796 152.047
4.066.832 152.047
189.843.027.033
15.574.947
50.082.341.820
5.179.146
7.963.654 21.935.209.702 1.590.813 243.586 1.963.439
10.990.248 1.799.591 1.419.406 192.406 1.963.439 467.022.377
7.267.368 32.375.036.647 1.272.332 245.096 2.942.272
9.627.083 3.347.987 1.319.154 200.415 2.942.272 271.050.697
- 125 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
AND
At December 31, 2013 and 2012, the Group had monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies (currencies other than USD are stated at the equivalent USD) as follows:
31 Desember/ December 31, 2013 Mata uang selain USD/ Setara dengan/ Currencies Equivalent other than USD in USD ASET Kas dan setara kas IDR CNY AUD JPY EUR KRW SGD HKD SAR GBP Mata uang asing lainnya*) Piutang usaha IDR JPY EUR AUD KRW CNY SAR MYR SGD Mata uang asing lainnya*) Piutang lain-lain IDR Mata uang asing lainnya*) Pajak dibayar dimuka IDR Aset Lain-lain EUR IDR AUD SGD Mata uang asing lainnya*) Jumlah aset
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
ASSETS Cash and cash equivalents IDR CNY AUD JPY EUR KRW SGD HKD SAR GBP Other foreign currencies *) Trade account receivable IDR JPY EUR AUD KRW CNY SAR MYR SGD Other foreign currencies *) Other accounts receivable IDR Other foreign currencies *) Prepaid taxes IDR Other assets EUR IDR AUD SGD Other foreign currencies *) Total Assets
371 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
31 Desember/ December 31, 2013 Mata uang selain USD/ Setara dengan/ Currencies Equivalent other than USD in USD LIABILITAS Utang bank dan lembaga keuangan IDR Utang usaha IDR JPY SGD SAR EUR AUD KRW Mata uang asing lainnya*) Utang lain-lain EUR IDR Mata uang asing lainnya*) Beban akrual IDR JPY AUD EUR SGD MYR Mata uang asing lainnya*) Pinjaman jangka panjang IDR AUD Utang obligasi IDR Liabilitas Imbalan Pasca Kerja IDR Liabilitas tidak lancar lainnya IDR CNY SGD Mata uang asing lainnya*) Jumlah Liabilitas Liabilitas - bersih
31 Desember/ December 31, 2012 Mata uang selain USD/ Setara dengan/ Currencies Equivalent other than USD in USD
(7.368.853.002)
(604.549)
(6.706.986.290)
(693.587)
(1.356.073.695.683) (361.400.270) (3.605.295) (4.001.340) (746.711) (999.639) (574.049.407) (8.124.003)
(111.253.893) (3.444.371) (2.847.791) (1.066.898) (1.030.500) (891.930) (543.720) (8.124.003)
(1.083.280.753.990) (213.128.485) (4.841.206) (8.601.193) (1.903.075) (75.489) (2.279.448.692) (5.974.547)
(112.024.897) (2.467.767) (3.958.654) (2.293.078) (2.521.003) (78.267) (2.128.585) (5.974.547)
(2.278.469) (5.846.115.727) (9.890.367)
(3.144.403) (479.622) (9.890.367)
(2.915.781) (4.557.809.450) (4.466.488)
(3.862.535) (471.335) (4.466.488)
(729.088.584.802) (598.981.329) (4.221.017) (1.067.748) (645.040) (763.927) (10.035.319)
(59.815.291) (5.708.667) (3.766.210) (1.473.547) (509.512) (232.374) (10.035.319)
(806.287.336.610) (333.993.094) (3.367.246) (2.369.438) (489.349) (2.606.930) (14.514.212)
(83.380.283) (3.874.320) (3.491.161) (3.138.794) (400.141) (851.684) (14.514.212)
(1.324.997.201.092) -
(108.704.340) -
(519.616.914.490) (20.167)
(53.734.945) (20.909)
(1.984.983.313.024)
(162.850.383)
(1.569.249.044.373)
(128.743.051)
(1.479.385.382.710)
(152.987.113)
(15.415.250.584) (7.380.000) (170.000) (62.062)
(1.264.685) (1.210.453) (134.281) (62.062) (627.832.221)
(8.989.480.360) (6.750.000) (160.000) (10.320)
(929.629) (1.073.202) (130.831) (10.320) (459.478.287)
LIABILITIES Loans from banks and financial institution IDR Trade accounts payable IDR JPY SGD SAR EUR AUD KRW Other foreign currency *) Other accounts payable EUR IDR Other foreign currency *) Accrued expenses IDR JPY AUD EUR SGD MYR Other foreign currency *) Long term loans IDR AUD Bond IDR Employment benefit obligation IDR Other non-current liabilities IDR CNY SGD Other foreign currency *) Total Liabilities
(188.427.574)
Liabilities - net
(160.809.845)
-
-
*) Aset dan liabilitas dalam mata uang lainnya disajikan dalam jumlah setara USD, menggunakan kurs tanggal laporan posisi keuangan.
*) Assets and liabilities denominated in other currencies are presented into its USD equivalent using the exchange rate prevailing at end of reporting date.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, kurs konversi yang digunakan Grup adalah:
The conversion rates used by the Group on December 31, 2013 and 2012, were as follows:
31 Desember/ December 31, 2013 USD Mata uang/ Currencies IDR 1 EURO 1 YEN 1 SGD 1 AUD 1 GBP 1
0,0001 1,3801 0,9531 0,7899 0,8923 1,6488
31 Desember/ December 31, 2012 USD
0,0001 1,3247 1,1579 0,8177 1,0368 1,6111
- 126 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
372 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
51. INFORMASI SEGMEN
51. SEGMENT INFORMATION
Grup melaporkan segmen-segmen berdasarkan PSAK 5 (revisi 2009) berdasarkan divisi-divisi operasi yaitu operasi penerbangan dan jasa pemeliharaan pesawat. Segmen operasi penerbangan menyediakan jasa penerbangan domestik dan internasional. Segmen pemeliharaan pesawat menyediakan jasa pemeliharaan pesawat baik itu milik Perusahaan dan umum. Segmen usaha yang secara individu tidak melebihi 10% dari pendapatan usaha perusahaan disajikan sebagai lain-lain.
The Group’s reportable segments under PSAK 5 (revised 2009) are based on their operating divisions namely flight operations and aircraft maintenance services. Flight operations segment provides domestic and international flight services. Aircraft maintenance segment provides aircraft maintenance services of both for the Company aircraft and others. Business segments that individually do not exceed 10% of the Company's operating revenues are presented as others.
Pendapatan dan beban segmen meliputi transaksi antar segmen usaha.
Income and expenses include the inter segment transaction. 2013
Operasi penerbangan/
Jasa pemeliharaan pesawat/ Aircraft maintenance
Flight operation USD
services USD
Operasi lain-lain/
Jumlah sebelum eliminasi/ Total before
Eliminasi/
Jumlah/
Other operations USD
elimination USD
Elimination USD
Total USD
Hasil Segmen/ Segment Result Pendapatan Eksternal/ External Pendapatan Antar Segmen/ Intersegment Revenue
3.459.634.057
68.308.243
188.134.286
3.716.076.586
-
3.716.076.586
4.898.444
161.985.900
201.032.997
367.917.341
(367.917.341)
-
Jumlah Pendapatan/ Net Revenue
3.464.532.501
230.294.143
389.167.283
4.083.993.927
(367.917.341)
3.716.076.586
Beban Eksternal/ External
3.147.218.069
192.364.204
320.046.038
3.659.628.311
Beban Antar Segmen/ Intersegment Expense Jumlah Beban/ Net Expense Hasil Segmen/ Segment Result
-
3.659.628.311
298.403.411
10.710.752
58.803.178
367.917.341
(367.917.341)
-
3.445.621.480
203.074.956
378.849.216
4.027.545.652
(367.917.341)
3.659.628.311
18.911.021
27.219.187
10.318.067
56.448.275
-
56.448.275
Pendapatan (Beban) yang tidak dapat dialokasikan/ Unallocated income (expenses) Bagian laba bersih asosiasi/ Equity in net income of associates
1.860.416
Pendapatan keuangan/ Finance income
10.347.000
Beban keuangan/ Finance cost
(59.840.088)
Laba sebelum pajak/ Income before tax
8.815.603
Manfaat pajak/Tax benefits
2.384.777
Laba bersih tahun berjalan/Net income for the year
11.200.380
Jumlah rugi komprehensif lain-lain/ Total other comprehensive loss Jumlah laba komprehensif/
(10.634.860)
Total comprehensive income
565.520
POSISI KEUANGAN/FINANCIAL POSITION Aset segmen/ Segment assets
2.905.588.278
192.023.929
360.136.620
3.457.748.827
(503.963.875)
2.953.784.952
Liabilitas segmen/ Segment liabilities
1.811.945.935
99.401.935
114.233.170
2.025.581.040
(188.944.205)
1.836.636.835
140.787.926
5.113.537
15.383.571
161.285.034
Penyusutan dan amortisasi segmen/ Segment depreciation and amortization
- 127 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
-
161.285.034
373 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued 2012
Operasi penerbangan/ Flight operation USD Hasil Segmen/ Segment Result Pendapatan Eksternal/ External Pendapatan Antar Segmen/ Intersegment Revenue Jumlah Pendapatan/ Net Revenue Beban Eksternal/ External Beban Antar Segmen/ Intersegment Expense Jumlah Beban/ Net Expense Hasil Segmen/ Segment Result
Jasa pemeliharaan pesawat/ Aircraft maintenance services USD
Operasi lain-lain/ Other operations USD
Jumlah sebelum eliminasi/ Total before elimination USD
3.228.377.846
56.837.495
187.253.621
3.472.468.962
2.970.216 3.231.348.062
154.800.219 211.637.714
174.213.295 361.466.916
331.983.730 3.804.452.692
2.823.243.238
188.903.585
292.250.035
3.304.396.858
266.669.642 3.089.912.880
5.463.011 194.366.597
59.851.077 352.101.112
331.983.730 3.636.380.588
141.435.183
17.271.117
9.365.804
168.072.104
Eliminasi/ Elimination USD
Jumlah/ Total USD
(331.983.730) (331.983.730) (331.983.730) (331.983.730) -
3.472.468.962 3.472.468.962 3.304.396.858 3.304.396.858 168.072.104
Pendapatan (Beban) yang tidak dapat dialokasikan/ Unallocated income (expenses) Bagian laba bersih asosiasi/ Equity in net income of association Pendapatan keuangan/ Finance income Beban keuangan/ Finance cost
1.927.546 6.755.823 (25.224.919)
Laba sebelum pajak/ Income before tax Beban pajak/ Tax expense
151.530.554 (40.687.981)
Laba bersih tahun berjalan/ Income for the period
110.842.573
Jumlah pendapatan komprehensif lainnya/ Total other comprehensive income Jumlah laba komprehensif Total Comprehensive Income POSISI KEUANGAN/FINANCIAL POSITION Aset segmen/ Segment assets Liabilitas segmen/ Segment liabilities Penyusutan dan amortisasi segmen/ Segment depreciation and amortization
34.566.735 145.409.308 2.466.798.331
167.483.388 97.836.455
399.074.367
1.346.572.609
132.876.443
3.033.356.086 1.577.285.507
63.739.015
41.329.981
24.887.638
129.956.634
(515.358.320) (174.247.819) -
2.517.997.766 1.403.037.688 129.956.634
Pada bulan September 2013, Perusahaan melakukan penyesuaian organisasi induk Garuda Indonesia, terutama terhadap pembagian wilayah domestik dan internasional, agar "Region" atau "Area" ke depan dapat lebih fokus dalam melaksanakan pengelolaan dan peningkatan penjualan.
In September 2013, the Company made adjustments to its organizational structure mainly the division of domestic and international region, in order for “Region” or “Area” to be more focused to manage and increase sales in the future.
Perubahan terhadap "Organisasi Induk Perusahaan" tersebut adalah dengan membentuk 4 (empat) region domestik dan 5 (lima) region internasional.
Changes to “Organizational Structure of Parent Company” established four (4) domestic regions and five (5) international regions.
Berikut merupakan pendapatan segmen usaha tiap region berdasarkan pusat region:
The following is the total operating revenue of each region based on its Central Region:
2013 USD Pendapatan berdasarkan geografis Domestik Jakarta Surabaya Makassar Medan Internasional Tokyo Sydney Amsterdam Shanghai Singapore Jumlah
2012 USD
2.103.500.564 359.680.298 244.148.350 212.353.570
1.836.305.501 368.672.074 271.599.353 199.765.665
383.075.384 163.148.281 95.429.002 80.227.194 74.513.943 3.716.076.586
389.705.145 180.078.582 83.710.929 74.546.305 68.085.408 3.472.468.962
Total revenue based on geographical segment Domestic Jakarta Surabaya Makassar Medan International Tokyo Sydney Amsterdam Shanghai Singapore TOTAL
- 128 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
374 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
52. KUASI REORGANISASI
52. QUASI-REORGANIZATION
Sebagai dampak memburuknya kondisi ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 dan dampak negatif lainnya, Perusahaan memiliki akumulasi defisit sebesar USD 1.385.459.977 per 1 January. Para pemegang saham Perusahaan menyetujui dilakukannya kuasi reorganisasi pada tanggal 1 Januari 2012, dalam rangka mengeliminasi akumulasi kerugian mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 51 (revisi 2003). Selanjutnya, Perusahaan mengajukan pengurangan nilai nominal per saham dari Rp 500 menjadi Rp 459, tanpa mengurangi jumlah saham yang beredar. Penurunan nilai nominal saham tersebut menghasilkan tambahan modal disetor sebesar USD 459.852 pada tanggal 1 Januari 2012.
As a result of adverse economic condition in Indonesia since in the middle of 1997 and other negative factors, the Company has accumulated deficit totaling to USD 1,385,459,977. The Company stockholders’ had approved to carry out quasi-reorganization in order to eliminate the accumulated losses as of January 1, 2012, in accordance with PSAK No. 51 (revised 2003). Moreover, the Company proposed a reduction of par value per share from 500 to 459, without reducing the number of shares; thereby creating additional paid-in capital of USD 459,852 as of January 1, 2012.
Sesuai dengan peraturan yang berlaku, pelaksanaan kuasi-reorganisasi dan penurunan nilai nominal saham Perusahaan harus mendapat persetujuan dari para pemegang saham Perusahaan dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sebelum hal tersebut berlaku. Berdasarkan akta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) No. 1 tanggal 28 Juni 2012 dari Aulia Taufani, SH., para pemegang saham, telah menyetujui pelaksanaan kuasi-reorganisasi per tanggal 1 Januari 2012 dan penurunan modal saham. Akta ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-66159.AH.01.02. Tahun 2012 tanggal 27 Desember 2012. Lebih lanjut, Perusahaan telah memperoleh persetujuan dari Presiden Republik Indonesia yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 114 Tahun 2012 tanggal 27 Desember 2012, yang diumumkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia No. 287 tahun 2012.
In accordance with regulation, both the quasireorganization and reduction of par value of shares of the Company should be approved by the Company’s stockholders and Minister of Justice and Human Rights before they became effective. Based on the Shareholders’ Extraordinary General Meeting Deed No. 1 dated June 28, 2012 of Aulia Taufani, SH., the stockholders’ approved the quasi-reorganization as of January 1, 2012 and the reduction of par value per share to effect the quasi-reorganization. This deed was approved by the Ministry of Justice and Human Rights in his decision letter No. AHU-66159.AH.01.02. Tahun 2012 dated December 27, 2012. Further, the Company had obtained approval from the President of the Republic of Indonesia as stated in the Indonesia Government Regulation No. 114 Year 2012 dated December 27, 2012, which is published in State Gazette of the Republic of Indonesia No, 287 in 2012.
Selanjutnya, Grup melakukan penilaian kembali laporan keuangan konsolidasian per tanggal 1 Januari 2012, ke nilai wajar yang dilakukan oleh penilai independen. Dampak penyesuaian atas nilai wajar aset tersebut, menyebabkan kenaikan aset sebesar USD 44.963.385. Berikut daftar aset yang mengalami penyesuaian atas nilai wajarnya:
Accordingly, the Group revalued its opening consolidated statement of financial position at January 1, 2012, to fair value which was determined by an independent appraiser. The fair value adjustment resulted in USD 44,963,385 revaluation increase of assets. The assets principally affected by the fair value adjustments and the amount of such adjustments are as follows:
Penilai/ Appraisal Persediaan Dana peraw atan pesaw at dan uang jaminan Investasi pada entitas assosiasi Aset keuangan lain Aset Tetap Aset lain-lain bersih Jumlah
KJPP Doli Siregar & Rekan
7.315.622
KJPP Doli Siregar & Rekan KJPP Doli Siregar & Rekan KJPP Doli Siregar & Rekan KJPP Doli Siregar & Rekan KJPP Doli Siregar & Rekan
11.923.653 522.676 1.141.984 23.989.249 70.201 44.963.385
- 129 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Kenaikan revaluasi/ Revaluation increase USD Inventories Maintenance reserve funds and securities deposits Investment in associates Other financial assets Property and equipment Other assets - net Total
375 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
Tidak terdapat penyesuaian atas nilai liabilitas pada tanggal 1 Januari 2012, karena jumlah tercatat sebelum kuasi-reorganisasi telah mencerminkan nilai wajarnya.
No adjustment was made to the value of liabilities as of January 1, 2012, because the carrying amount prior to quasi-reorganization has already reflected their fair value.
Dengan kuasi-reorganisasi tersebut, Perusahaan mengeliminasi defisit per tanggal 1 Januari 2012 sebesar USD 1.385.459.977, dengan komponen ekuitas sebagai berikut:
Through the quasi-reorganization, the Company eliminated the balance of its accumulated losses as of January 1, 2012 of USD 1,385,459,977, against the following equity components: USD
Defisit Selisih penilaian kembali aset dan liabilitas Opsi saham Komponen ekuitas lainnya - surplus revaluasi Tambahan modal disetor Modal ditempatkan dan disetor Jumlah
(1.385.459.977) 44.963.385 2.278.677 83.793.914 108.518.998 1.145.905.003 -
Kuasi-reorganisasi diatas merupakan yang tahap pertama dari serangkaian tahapan yang akan diambil oleh Perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya sekaligus mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Manajemen dan pemegang saham Perusahaan berkeyakinan dan senantiasa berkeyakinan bahwa Perusahaan memiliki prospek usaha yang baik dimasa depan seperti tercantum pada rencana usaha jangka panjang Perusahaan. 53. INFORMASI TAMBAHAN
Accumulated losses Difference on revaluation assets and liabilities Share option Other component of equity revaluation surplus Additional paid-in capital Issued and paid-up capital Total
The above quasi-reorganization is the first of a series of steps which the Company will take in its effort to sustain its ability to continue as a going concern while also achieving sustainable longterm growth. The management and shareholders of the Company believed and continue to believe that the Company has good future business prospects, as outlined in the long-term business plan of the Company.
53. SUPPLEMENTARY INFORMATION
Informasi keuangan tersendiri entitas induk dari halaman 132 sampai 137 menyajikan laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, perubahan ekuitas dan laporan arus kas dimana investasi saham pada entitas anak dan asosiasi dicatat menggunakan metode biaya.
The supplementary information the parent company only on pages 132 to 137 presented the statements of financial position, statements of comprehensive income, statements of changes in equity, and statements of cash flows in which investments in subsidiaries and associates were accounted for using cost method.
- 130 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
376 PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED - Continued
54. TRANSAKSI NON KAS
54. NON CASH TRANSACTIONS
Pada tahun-tahun yang berakhir 31 Dseember 2013 dan 2012, Grup melakukan transaksi investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas dan setara kas dan tidak termasuk dalam laporan arus kas konsolidasian dengan rincian sebagai berikut:
For the years ended December 31, 2013 and 2012, the Group have investment and financing transactions that did not affect cash and cash equivalents and hence not included in the consolidated statements of cash flows with details as follows:
2013 USD AKTIVITAS INVESTASI DAN PENDANAAN YANG TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS Kenaikan aset tetap melalui liabilitas estimasi pengembalian dan pemeliharaan pesaw at (Catatan 25) Penambahan (penurunan) aset tetap atas surplus revaluasi (Catatan 14) Kenaikan (penurunan) aset tetap atas selisih kurs penjabaran (Catatan 14) Penambahan aset tetap melalui utang usaha Penambahan aset tetap melalui utang sew a Penambahan aset tetap melalui uang muka pembelian pesaw at
55. TANGGUNG JAWAB PERSETUJUAN ATAS KONSOLIDASIAN
2012 USD
33.946.760
19.052.718
9.047.138
36.328.608
(115.250.264)
161.541
99.016.609
2.601.855
1.374.707
-
28.466.000
-
NONCASH INVESTING AND FINANCING ACTIVITIES Increase in property and equipment through estimated liability for aircraft return and maintenance cost (Note 25) Increase (decrease) of property and equipment through revaluation surplus (Note 14) Increase (decrease) in property and equipment due to transaction adjustment (Note 14) Increase in property and equipment through accounts payable Increase in property and equipment through lease liabilities Increase in property and equipment through advance payment for purchase aircrafts
MANAJEMEN DAN LAPORAN KEUANGAN
55. MANAGEMENT RESPONSIBILITY AND APPROVAL OF CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian dari halaman 3 sampai 131 merupakan tanggung jawab manejemen, dan telah disetujui oleh Direksi untuk diterbitkan pada tanggal 30 Januari 2014.
The preparation and fair presentation of the consolidated financial statements on pages 3 to 131 were the responsibilities of the management, and were approved by the Directors and authorized for issuance on January 30, 2014. *****
- 131 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
377 PT GARUDA INDONESIA (PERSERO)Tbk DAFTAR I - INFORMASI TAMBAHAN TERSENDIRI ENTITAS INDUK *) LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2013
31 Desember/ December 31, 2013 USD
PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk SCHEDULE I - SUPPLEMENTARY INFORMATION OF PARENT ONLY *) STATEMENT OF FINANCIAL POSITION DECEMBER 31, 2013
31 Desember/ December 31, 2012 USD ASSETS
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha - bersih Pihak berelasi Pihak ketiga Piutang lain-lain Persediaan - bersih Uang muka dan biaya dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka Jumlah Aset Lancar
418.054.048
264.313.750
32.926.123 90.401.863 9.403.387 10.914.250 76.318.300 7.521.917 645.539.888
33.151.121 82.175.392 18.429.632 9.301.007 70.970.228 478.341.130
CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents Trade accounts receivables - net Related parties Third parties Other receivables Inventories - net Advances and prepaid expenses Prepaid taxes Total Current Assets
ASET TIDAK LANCAR Dana perawatan pesawat dan uang jaminan Uang muka pembelian pesawat Investasi pada entitas asosiasi Aset keuangan lain Aset pajak tangguhan Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar USD 1.020.712.277 tahun 2013 dan USD 948.246.186 tahun 2012 Properti investasi Beban tangguhan - bersih Aset lain-lain - bersih Jumlah Aset Tidak Lancar
587.056.701 493.866.436 279.797.239
456.319.321 497.157.419 279.797.239
668.494.713 22.020.790 7.489.929 148.842.379 2.207.568.187
620.008.601 18.902.557 480.291 72.925.810 1.945.591.238
NON CURRENT ASSETS Maintenance reserve fund and security deposits Advances for purchase of aircraft Investments in associates Other financial assets Deferred tax assets Property and equipment net of accumulated depreciation USD 1,020,712,277 in 2013 and USD 948,246,186 in 2012 Investment properties Deferred charges - net Other assets - net Total Non Current Assets
JUMLAH ASET
2.853.108.075
2.423.932.368
TOTAL ASSETS
*) Disajikan menggunakan metode biaya/ Presented using cost method.
- 132 -
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
378 PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAFTAR I - INFORMASI TAMBAHAN TERSENDIRI ENTITAS INDUK *) LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 - Lanjutan
31 Desember/ December 31, 2013 USD
PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk SCHEDULE I - SUPPLEMENTARY INFORMATION OF PARENT ONLY *) STATEMENT OF FINANCIAL POSITION DECEMBER 31, 2013 - Continued
31 Desember/ December 31, 2012 USD
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank Utang usaha Pihak-pihak berelasi Pihak ketiga Utang lain-lain Utang pajak Beban akrual Pendapatan diterima dimuka Uang muka diterima Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun: Pinjaman jangka panjang Liabilitas sewa pembiayaan Liabilitas estimasi biaya pengembalian dan pemeliharaan pesawat Jumlah Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun: Pinjaman jangka panjang Liabilitas sewa pembiayaan Liabilitas estimasi biaya pengembalian dan pemeliharaan pesawat Obligasi Liabilitas pajak tangguhan Liabilitas imbalan kerja Liabilitas tidak lancar lainnya Jumlah Liabilitas Jangka Panjang EKUITAS Modal saham Nilai nominal Rp 459 saham masing-masing untuk saham Seri A Dwiwarna dan saham Seri B Modal dasar - 1 saham seri A Dwiwarna dan 29.999.999.999 saham Seri B Modal ditempatkan dan disetor - 1 saham Seri A Dwiwarna dan 22.640.995.999 saham Seri B Tambahan modal disetor
LIABILITIES AND EQUITY 39.618.119
4.957.664
132.061.315 41.474.708 15.205.391 6.691.761 176.511.069 156.262.842 15.843.695
103.114.549 38.136.429 15.821.512 14.038.277 192.923.543 157.088.942 16.666.023
272.679.600 51.969.186
98.731.783 57.502.617
8.729.964 917.047.650
20.017.495 718.998.834
283.516.768 137.558.384
278.793.509 146.615.461
46.265.369 162.850.383 13.609.552 94.484.987 25.373.076 763.658.519
25.634.794 11.182.414 112.946.798 2.179.742 577.352.718
CURRENT LIABILITIES Bank loans Trade accounts payables Related parties Third parties Other payables Taxes payable Accrued expenses Unearned revenues Advances received Current maturity of long term liabilities Long-term loans Lease liabilities Estimated liability for aircraft return and maintenance cost Total Current Liabilities NON CURRENT LIABILITIES Non current maturities of long-term liabilities: Long-term loans Lease liabilities Estimated liability for aircraft return and maintenance cost Bonds payable Deferred tax liabilities Employment benefits obligation Other non current liabilities Total Non Current Liabilities EQUITY Capital stock Rp 459 par value per share for Series A Dwiwarna share and Series B shares Authorized - 1 of Series A Dwiwarna share and 29,999,999,999 Series B shares Issued and paid-up capital - 1 Series A Dwiwarna shares and 22,640,995,999 Series B Additional paid-in capital Difference in the value of restructuring transactions between entities under common control Other component of equity Stock option Retained earnings Deficit amounting USD 1,391,302,073 as of January 1, 2012 was eliminated in connection with quasi reorganization
1.146.031.889 7.651.835
1.146.031.889 4.548.037
26.324.697 2.770.970
3.103.798 23.324.131 1.148.451
(10.377.485)
(50.575.490)
Jumlah Ekuitas
1.172.401.906
1.127.580.816
Total Equity
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
2.853.108.075
2.423.932.368
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Selisih restrukturisasi entitas anak Komponen ekuitas lainnya Opsi saham Saldo laba Defisit sebesar USD 1.391.302.073 pada tanggal 1 Januari 2012 telah dieliminasi dalam rangka kuasi-reorganisasi
*) Disajikan menggunakan metode biaya/ Presented using cost method.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
- 133 -
379 PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAFTAR II - INFORMASI TAMBAHAN TERSENDIRI ENTITAS INDUK *) LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013
PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk SCHEDULE II - SUPPLEMENTARY INFORMATION OF PARENT ONLY *) STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2013
2013 USD
2012 USD
PENDAPATAN USAHA Penerbangan berjadwal Penerbangan tidak berjadwal Lainnya Jumlah Pendapatan Usaha
2.902.890.291 215.335.887 72.907.494 3.191.133.672
2.815.533.449 269.091.577 73.325.082 3.157.950.108
OPERATING REVENUES Scheduled airline services Non-scheduled airline services Others Total Operating Revenues
BEBAN USAHA Operasional penerbangan Tiket, penjualan dan promosi Pelayanan penumpang Bandara Administrasi dan umum Pemeliharaan dan perbaikan Jumlah Beban Usaha
1.995.978.968 235.661.339 267.553.968 260.482.678 146.643.798 232.801.374 3.139.122.125
1.841.761.095 230.638.708 253.983.602 242.104.913 151.396.563 247.935.585 2.967.820.466
OPERATING EXPENSES Flight operations Ticketing, sales and promotion Passenger services User charges and station General and administrative Maintenance and overhaul Total Operating Expenses
BEBAN (PENDAPATAN) LAIN-LAIN Keuntungan selisih kurs Lain-lain Bersih
31.959.293 1.639.490 33.598.783
8.223.213 (13.035.743) (4.812.530)
OTHER (INCOME) CHARGES Gain on foreign exchange Others Net
LABA USAHA
85.610.330
185.317.112
INCOME FROM OPERATIONS
(42.681.250)
(15.582.258)
Finance cost
LABA SEBELUM PAJAK
42.929.080
169.734.854
PROFIT BEFORE TAX
BEBAN PAJAK
(2.731.077)
(36.506.011)
TAX EXPENSE
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN
40.198.003
133.228.843
NET INCOME FOR THE YEAR
Beban keuangan
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN Peningkatan revaluasi aset tetap - bersih Pajak penghasilan terkait
2.696.627 303.939
29.398.482 (6.074.351)
Jumlah pendapatan komprehensif lain-lain - bersih
3.000.566
23.324.131
43.198.569
156.552.974
0,001908
0,006915
JUMLAH PENDAPATAN KOMPREHENSIF LABA PER SAHAM - DASAR
OTHER COMPREHENSIVE INCOME Gain on revaluation of property and equipment Related income tax Total other comprehensive income - net TOTAL COMPREHENSIVE INCOME EARNING PER SHARE - BASIC
*) Disajikan menggunakan metode biaya/ Presented using cost method.
- 134 -
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
-
-
-
Opsi saham manajemen dan karyawan (MESOP)
Selisih restrukturisasi entitas anak
Jumlah pendapatan komprehensif
-
Jumlah pendapatan komprehensif 7.651.835
-
3.103.798
-
4.548.037
-
-
-
4.548.037
(108.518.998)
-
113.067.035
*) Disajikan menggunakan metode biaya/ Presented using cost method.
1.146.031.889
-
Penerapan PSAK 38
Saldo 31 Desember 2013
-
Opsi saham manajemen dan karyawan (MESOP)
1.146.031.889
1.146.031.889
Saldo 1 Januari 2012 Setelah kuasi-reorganisasi
Saldo 31 Desember 2012
(1.145.905.003)
-
2.291.936.892
Eliminasi defisit dalam rangka kuasi-reorganisasi
Selisih penilaian aset dan liabilitas dalam rangka kuasi-reorganisasi
Saldo 31 Desember 2011 Sebelum kuasi-reorganisasi
Modal saham/ Capital stock USD
Tambahan modal disetor/ Additional paid-up capital USD
PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAFTAR III - INFORMASI TAMBAHAN TERSENDIRI ENTITAS INDUK *) LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013
2.770.970
-
-
1.622.519
1.148.451
-
-
1.148.451
-
(2.278.677)
-
2.278.677
Opsi saham/ Stock option USD
-
-
-
-
-
(3.103.798)
-
3.103.798
-
3.103.798
Selisih restrukturisasi entitas anak/ Difference arising from restructuring of entities under common control USD
- 135 -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(10.377.485)
40.198.004
-
-
(50.575.489)
133.228.842
-
-
(183.804.331)
1.391.302.073
-
(1.575.106.404)
Saldo laba/ Retained Earning Belum dicadangkan/ Dicadangkan/ Appropriated Unappropriated USD
26.324.697
3.000.566
-
-
23.324.131
23.324.131
-
-
-
(40.784.571)
-
40.784.571
Pendapatan komprehensif lainnya/ Other comprehensive income USD
1.172.401.906
43.198.570
-
1.622.519
1.127.580.817
156.552.973
3.103.798
1.148.451
966.775.595
93.814.824
44.963.385
872.960.771
Jumlah ekuitas/ Total equity USD
Balance as of December 31, 2013
Total comprehensive income
Adoption of PSAK 38
Management and employee stock option (MESOP)
Balance as of December 31, 2012
Total comprehensive income
Management and employee stock option (MESOP) Difference in the value of restructuring transactions between entities under common control
Balance as of January 1, 2012 After to quasi-reorganization
Elimination of deficit in connection with quasi-reorganization
Revaluation increment on assets and liabilities in connection with quasi-reorganization
Balance as of December 31, 2011 Prior to quasi-reorganization
PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES SCHEDULE III - SUPPLEMENTARY INFORMATION OF PARENT ONLY *) STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2013
380
381 PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk INFORMASI TAMBAHAN DAFTAR IV - LAPORAN ARUS KAS ENTITAS INDUK *) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pengeluaran kas kepada pemasok Pengeluaran kas kepada karyawan Kas dihasilkan dari operasi Pembayaran bunga dan beban keuangan Pembayaran pajak penghasilan Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi
PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk SUPLEMENTARY INFORMATION SCHEDULE IV - STATEMENTS OF CASH FLOWS THE PARENT *) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2013 2013 USD
2012 USD
3.246.811.422 (2.724.615.212) (294.462.468) 227.733.742 (32.120.290) (14.156.397)
3.049.733.505 (2.376.608.356) (291.508.074) 381.617.075 (10.919.859) (5.125.669)
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash receipts from customers Cash paid to suppliers Cash paid to employees Cash generated from operations Interest and financial charges paid Income taxes paid Net Cash Provided from Operating Activities
181.457.055
365.571.547
11.541.183 2.530.431
5.844.782 3.582.726
398.739.049
73.495.873
41.931.995 1.022.569 7.450.000
17.143.158 3.805.137 -
Pengeluaran untuk dana pemeliharaan pesawat Uang muka pembelian pesawat Uang muka perolehan aset tetap Pengeluaran untuk perolehan aset pemeliharaan pesawat Pengeluaran untuk perolehan aset tetap Pembayaran uang jaminan Kenaikan lainnya dari aktivitas investasi Pengeluaran untuk pinjaman ke entitas anak
(216.300.740) (436.358.026) (22.486.100)
(183.078.763) (373.812.834) (38.379.538)
(60.459.595) (5.889.146) (41.055.835) (684.725) (70.306.515)
(7.324.733) (5.065.426) (17.059.972) -
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi
(390.325.455)
(520.849.590)
Net Cash Used in Investing Activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan pinjaman jangka panjang Penerimaan utang bank dan lembaga keuangan Penerimaan Surat berharga yang diterbitkan - bersih Pembayaran pinjaman jangka panjang Pembayaran utang bank dan lembaga keuangan Pembayaran biaya pengembalian pesawat Kenaikan kas yang dibatasi penggunaannya Pembayaran untuk aktivitas pendanaan lainnya
391.158.634 174.156.889 200.259.361 (218.889.887) (139.496.434) (6.677.864) (1.601.369) (1.776.784)
192.449.073 38.618.847 (124.907.160) (33.749.466) (6.559.941) (1.317.411) (1.391.753)
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Proceeds of long-term loan Proceeds of bank loans and finance institutions Proceeds of Debt securities in issue - net Payments of long-term loan Payments of bank loans and finance institutions Payment for aircraft return and maintenance Decrease (increase) in restricted cash Payments for other financing activities
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan
397.132.546
63.142.189
KENAIKAN/(PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
188.264.146
(92.135.854)
NET INCREASE (DECREASE) IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
264.313.750
360.626.859
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF THE YEAR
Efek perubahan kurs mata uang asing
(34.523.848)
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
418.054.048
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan bunga Penerimaan dividen Penerimaan pengembalian uang muka pembelian pesawat Penerimaan pengembalian dana pemeliharaan pesawat Penerimaan uang jaminan Pengembalian pinjaman dari entitas anak
(4.177.255) 264.313.750
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Interest received Dividend received Refund of advance payments for purchase of aircraft Receipts of aircraft maintenance reimbursements Receipts of security deposit Loan repayment from subsidiaries Payments for aircraft maintenance reserve fund Advance payments for aircrafts Advance payments for fixed assets Payments for aircraft maintenance asset Acquisition of property and equipment Payments for security deposit Increase in other investment Financing to subsidiaries
Net Cash Provide from Financing Activities
Effect of foreign exchange rate changes CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF THE YEAR
*) Disajikan menggunakan metode biaya/ Presented using cost method.
- 136 -
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
382 PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk INFORMASI TAMBAHAN DAFTAR V - CATATAN ATAS INVESTASI PADA ENTITAS ANAK DAN ASOSIASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013
PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk SUPLEMENTARY INFORMATION SCHEDULE V - NOTES TO INVESTMENT IN SUBSIDIARIES AND ASSOCIATE FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2013
Rincian investasi dalam entitas anak dan asosiasi adalah sebagai berikut:/ Detail of investments in subsidiaries and associates as follows:
Entitas anak/ Subsidiaries
Lokasi/ Domicile
Kegiatan usaha utama/ Main business activities
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership 2013 2012 % %
Kepemilikan langsung dan tidak langsung/ Direct and non direct investment PT Abacus Distribution Systems Indonesia (ADSI)**)
Jakarta
PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA) **)
Jakarta
PT Aero Systems Indonesia (ASI) **)
Jakarta
PT Citilink Indonesia (CI)**)
Jakarta
PT Aero Wisata dan entitas anak/ and subsidiaries (AWS)**)
Jakarta
PT Mirtasari Hotel Development (MHD)*) PT Aerofood Indonesia*)
Denpasar Jakarta
PT Aero Globe*)
Jakarta
PT Aerotrans Services Indonesia(ATS)*)
Jakarta
PT Aerojasa Perkasa (AJP) *) PT Senggigi Pratama Internasional (SPI) *) Garuda Orient Holidays, Pty, Limited (GOHA) *)
Jakarta Lombok Sydney
Garuda Orient Holidays Korea Co, Limited (GOHK) *) Garuda Orient Holidays Japan Co, Ltd (GOHJ) *) PT Bina Inti Dinamika (BID) *) PT Aero Hotel Management (AHM) *)
Korea Jepang/ Japan Bandung Jakarta
PT GIH Indonesia *)
Jakarta
PT Belitung Intipermai (BIP)*)
Jakarta
Penyedia jasa sistem komputerisasi reservasi/ Computerize reservation system services provider Perbaikan dan pemeliharaan pesawat terbang/ Aircraft maintenance and overhaul Penyedia jasa teknologi informasi/ Information technology services Jasa transportasi udara/ Air transportation services Hotel, jasa boga, penjualan tiket/ Hotel, catering, ticketing services Hotel Jasa boga pesawat/ Aircraft catering services Biro perjalanan wisata/ Travel agent Jasa transportasi/ Transportation services Penjualan tiket/ Ticketing Hotel Biro perjalanan wisata/ Travel agent Biro perjalanan wisata/ Travel agent Biro perjalanan wisata/ Travel agent Hotel Manajemen hotel/ Hotel management Biro perjalanan wisata/ Travel agent Hotel
95,00
95,00
99,99
99,99
99,99
99,99
99,99
99,99
99,99
99,99
99,99 99,99
99,99 99,99
99,99
99,99
99,99
99,99
99,87 99,99 99,99
99,87 99,99 99,99
60,00
60,00
60,00
60,00
61,89 99,99
61,89 99,99
60,00
60,00
99,99
99,99
37,50
37,50
Entitas asosiasi/ Associate PT Gapura Indonesia
Jakarta
*) Kepemilikan tidak langsung / Indirect ownership **) Kepemilikan langsung dan tidak langsung / Direct and indirect ownership
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
- 137 -
Jasa pengelolaan ground handling pesawat terbang/ Management services , aircraft ground handling
383
Data Perusahaan
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
384 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Profil Dewan Komisaris
Bambang Susantono
Betti Setiastuti Alisjahbana
Chris Kanter
Menjabat sebagai Komisaris Utama sejak 27 April 2012. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Wakil Menteri Perhubungan Republik Indonesia.
Menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak 6 Februari 2012. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Pendiri dan Komisaris PT Quantum Business International, Komisaris PT Sigma Cipta Caraka, Wakil Ketua Dewan Riset Nasional, Anggota Komite Inovasi Nasional (KIN), Anggota Advisory Board Insitut Teknologi Bandung, Ketua Asosiasi Open Source Indonesia, Ketua Komite Tetap Bidang Perangkat Lunak KADIN Indonesia.
Menjabat sebagai Komisaris Independen sejak 26 April 2013. Selain itu beliau juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Apindo, Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional, Dewan Komisaris PT Bank BNP Paribas Indonesia, Tim Pakar “Joint Study Group on Long Term Vision for Trade and Investment Cooperation Indonesia “European Union” Departemen Perdagangan, Komite Ekonomi Nasional Perpres No.31/2010, Komite Penanaman Modal Bidang Hubungan Dunia Usaha BKPM, Dewan Komisaris PT Indosat Tbk, Founder dan Chairman Sigma Sembada Group, Founder and Chairman di Swis German University.
Komisaris Utama
Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Staf Ahli Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Persaingan Usaha, Sekretaris Komite Kebijakan Percepatan Pembangunan Infrastruktur (KKPPI), Wakil Ketua Tim Teknis Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional (BKTRN), dan Wakil Ketua Tim Pelaksana Tim Nasional Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus. Bambang Susantono yang lahir di Yogyakarta, 4 November 1963, meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung (ITB), gelar MCP (City & Regional Planning), MSCE (Transportation Engineering), dan PhD (Infrastructure Planning), seluruhnya dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat. Beliau masih mengajar dan membimbing skripsi, tesis dan disertasi di Program Pasca Sarjana Bidang llmu Teknik Universitas Indonesia (UI) dan di Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD), merupakan Koordinator Kelompok Keahlian Manajemen Infrastruktur di UI serta dipercaya menjadi Presiden Intelligent Transportation System (ITS) di Indonesia.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Komisaris Independen
Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Presiden Direktur PT IBM Indonesia, Direktur Operasi PT IBM Indonesia, General Manager e-Business and Cross Industry Solutions IBM untuk Kawasan Regional ASEAN dan Asia Selatan, General Manager General Business IBM untuk Kawasan Regional ASEAN dan Asia Selatan. Betti Setiastuti Alisjahbana yang lahir di Bandung, 2 Agustus 1960, meraih gelar Sarjana Arsitektur dari Institut Teknologi Bandung.
Komisaris Independen
Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Investasi dan Transportasi, Anggota MPR-RI, Ketua Organising Committee Asia-Africa Summit 2005, Tim Koordinasi Peningkatan Kelancaran Arus Barang Ekspor dan Impor Pemerintah Indonesia. Chris Kanter yang lahir di Manado, 25 April 1952 meraih gelar Sarjana dari Fakultas Teknik, Universitas Trisakti.
385
Peter F. Gontha
Wendy Aritenang
Menjabat sebagai Komisaris Independen sejak 28 Juni 2012. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Executive Chairman PT First Media Tbk., Komisaris Utama PT Linknet, Direktur Utama Persada Giri Abadi, Pendiri dan Komisaris Utama PT Java Festival Production, Presiden Sun Yen Engineering Singapore, Publisher The Jakarta Globe, Suara Pembaruan, Investor Daily dan Berita Satu Media Holding, Anggota Komisi Ekonomi Nasional, Anggota Komite Investasi BKPM dan Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia bidang Investasi.
Menjabat sebagai Komisaris sejak 4 Juni 2007. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Perhubungan.
Komisaris Independen
Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai, Assistant Vice President Citibank N.A., Regional Head Vice President American Express Bank Asia; Komisaris Star Motor/Mercedes Benz, Komisaris German Motors/Star Engine Manufacturing, Pendiri dan Direktur Osprey Maritime Singapore, Komisaris Karimun Granite Singapore, Komisaris PT Nestle Indonesia, Pendiri dan Direktur PT Jasa Angkasa Semesta, Komisaris PT Cardig Air, Direktur PT Indonesia Air Transport, Pendiri dan Direktur Utama/ CEO PT Chandra Astri Petrochemical, Direktur APP Singapore, Pendiri dan Direktur PT Tri Polyta Indonesia Tbk., Pendiri Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), Pendiri dan Anggota Direksi PT Surya Citra Televisi (SCTV), Pendiri PT Datakom/ Indovision, Pendiri Java Festival Production dan Pendiri PT First Media.
Komisaris
Sebelumnya menjabat sebagai Direktur Jenderal Perkeretaapian, Sekretaris Jenderal Departemen Perhubungan, Deputi Menteri Riset dan Teknologi, Komisaris PT PLN Batam, Komisaris PT Adyatirta Batam, Deputi Ketua Otorita Batam, Kepala Biro Perencanaan - BPP Teknologi. Wendy Aritenang yang lahir di Jakarta pada tanggal 15 Desember 1954, meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1979 dan memperoleh gelar Master of Science& Diploma tahun 1986 dan meraih gelar Doktor (PhD) dalam bidang Structural Engineering dari University of London at Imperial College of Science & Technology tahun 1989.
Peter F. Gontha yang lahir di Semarang, 4 Mei 1948, menempuh pendidikan Computer Design dan Operation di Shell Benelux Computing Center, Finance Accounting and Business Administration di Praep Institute, The Netherlands. Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
386 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Profil Direksi
Emirsyah Satar Direktur Utama
Batara Silaban Direktur Teknik & Pengelolaan Armada
Menjabat sebagai Direktur Utama sejak 16 Maret 2005. Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Wakil Direktur Utama Bank Danamon, Direktur Keuangan Garuda Indonesia, CEO/Managing Director Niaga Finance di Hong Kong, CEO/Managing Director PT Niaga Leasing Corporation di Jakarta, Presiden Direktur/CEO PT Niaga Factoring Corporation di Jakarta, General ManagerCorporate Finance Jan Darmadi Group, Assistant VP Corporate Banking Group Citibank NA, Auditor untuk Coopers & Lybrand Audit Firm.
Menjabat sebagai Direktur Teknik & Pengelolaan Armada sejak 27 April 2012. Sebelumnya beliau menjabat sebagai VP Aircraft Maintenance Management, VP Asset & Counter Trade Management, Vice President Material, GM Technical System Development, GM Aircraft Maintenance Planning & Control, Senior Manager Maintenance Planning, Manager Maintenance Planning & Method.
Saat ini, beliau juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Bidang Hubungan Kerjasama Ekonomi Internasional, Anggota Board of Governors the International Air Transport Association (IATA) dan Anggota Executive Committee Association of Asia Pacific Airlines (AAPA).
Batara Silaban lahir di Mataram 24 Juni 1963, meraih gelar Sarjana Teknik Mesin dari Institut Teknologi Bandung, lalu meraih gelar Magister Manajemen Jalur Profesi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Pada tahun 2013 Emirsyah Satar meraih penghargaan “Indonesia Most Admired CEO 2013” dari Warta Ekonomi, “CEO Inovatif untuk Negeri” dari GATRA, “The 1st Rank of The Best CEO 2013” dari SWA, “Pemimpin Pelestari Bumi” dari The La Tofi School of CSR, “Senayan City Infinite Merit Award 2013” dari Senayan City, “The 2013 Travel Business Leader of the Year” dari Singapore Tourism Board dan CNBC, “CEO Pilihan SPS” dari SPS, “Akuntan of The Year 2013” dari IAI. Emirsyah Satar lahir di Jakarta 28 Juni 1959, meraih gelar Sarjana Ekonomi di bidang Akuntansi dari Universitas Indonesia dan menyelesaikan program Diploma di Sorbonne University, Paris.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
387
Faik Fahmi Direktur Layanan
Handrito Hardjono Direktur Keuangan
Menjabat sebagai Direktur Layanan pada 27 April 2012. Sebelumnya, Ia memegang beberapa jabatan seperti Presiden Direktur Garuda Orient Holidays Japan Co, Ltd (perusahaan dengan komisi kemitraan atau joint venture di Jepang bersama firma lokal Jepang dan PT Aero Wisata), VP wilayah Jepang-Korea-China, General Manager Tokyo, General Manager Osaka, General Manager Pekanbaru, Manager Corporate Service Line Replenishment dan Manager Procurement.
Menjabat sebagai Direktur Keuangan sejak 27 April 2012. Sebelumnya beliau menjabat sebagai EVP Finance and Human Capital PT Aero Wisata, dan beberapa jabatan di lingkungan Garuda Indonesia yaitu EPM Initial Public Offering Perseroan, EPM Debt Restructuring, VP Treasury Management, VP Controlling, VP Material, VP Operations Suport, GM Operations Planning, GM Economic Planning, GM Tech. Research & Development dan GM Shop Sup. Aircraft System Development.
Faik Fahmi lahir di Purbalingga 12 Desember 1967, meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Handrito Hardjono lahir di Malang 18 Juli 1955, meraih gelar Sarjana Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung di tahun 1981, lalu meraih gelar Magister Manajemen dari Universitas Indonesia, Jakarta. Beliau juga meraih gelar Master of Public Administration dari Harvard University, Amerika Serikat dan Master of Science in Management dari Sloan School MIT, Amerika Serikat, pada tahun 1993.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
388 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Heriyanto Agung Putra Direktur SDM & Umum Menjabat sebagai Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum sejak 27 April 2012. Sebelumnya beliau menjabat sebagai VP Human Capital Management, VP Business Support, GM General Strategic Sourcing, General Manager Corporate Services dan General Manager Cost Controlling. Heriyanto Agung Putra lahir di Bandung 23 November 1965, meraih gelar Sarjana Manajemen Keuangan dari STIM YPLG Jakarta, lalu meraih gelar Magister Kebijakan Bisnis dari Universitas Indonesia Jakarta.
Profil Direksi
Judi Rifajantoro Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis & Manajemen Risiko Menjabat sebagai Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis & Manajemen Risiko sejak 27 April 2012. Sebelumnya beliau menjabat sebagai VP IT Strategy and Governance - Dit ITSS Bandung PT Telkom, Head of Information System Center - ISC Bandung PT Telkom, Head of Business Unit - Kandatel Semarang PT Telkom, Deputy Head of Business Unit - Kandatel Jakarta Timur PT Telkom, Deputy Head of Business Unit - Kandatel Tangerang PT Telkom, IT General Manager - SISFO Divre2 Jakarta PT Telkom, IT Senior Manager - SISFO Divre5 Surabaya PT Telkom. Judi Rifajantoro lahir di Bandung 27 November 1959, meraih gelar Sarjana Teknik Telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung, lalu meraih gelar Magister Telekomunikasi Bisnis dari TUDelft Belanda.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
389
Meijer Frederik Johannes Direktur Pemasaran dan Penjualan
Novianto Herupratomo
Direktur Operasi
Menjabat sebagai Direktur Pemasaran dan Penjualan sejak 19 Juli 2013. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Director & Chief Commercial Officer PT Indosat Tbk, President Director PT Bakrie Connectivity, Deputy President Director PT Bakrie Telecom, Tbk, CEO PT Vivanews Indonesia, CEO PT Visi Media Asia (VIVA), Vice President Telkomsel, Manager Koninklijke PTT Nederland (KPN) Royal Dutch Telecom.
Menjabat sebagai Direktur Operasi sejak 27 April 2012. Sebelumnya beliau menjabat sebagai VP Corporate Quality, Safety & Environment Management, VP Flight Safety, Aviation Security & Environment, GM Incident Management, GM Incident Investigation, Company Check Pilot B-737 Strata III, GM Flight Standard, Manager Company Operating Procedure, Manager Technical, Pilot B-737, Simulator Instructor B-737, Captain Narrow Body, Senior Flight Officer Wide Body, Copilot DC-9 dan Junior Copilot DC-9. Memulai karir sebagai penerbang di Garuda Indonesia sejak 27 November 1981.
Meijer Frederik Johannes lahir di Hoogezand-Sappemeer Belanda 6 September 1970, lulus dari Internasional Business Studies, Hanzehogeschool Groningen Netherland; International Marketing, Middlesex Poly University London.
Novianto Herupratomo lahir di Malang 25 November 1959, lulusan Lembaga Pendidikan Perhubungan Udara (LPPU) Curug.
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
390 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Pejabat Senior Sudiman Riyanto Noto
Pujobroto
VP Corporate Quality, Safety & Environment Management
Muhammad Nur
VP Corporate Security
Edward Okky Avianto VP Business Support & General Affairs
VP Corporate Communications
Friatma Mahmud
VP Strategic Management Office
M. Fajar Siddik
VP Learning & Development
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Ike Andriani
VP Corporate Secretary
Jenny Mustopha VP IT Strategy
Esther Siahaan
VP Financial Analysis
Sri Mulyati
VP Internal Audit
Boedi Soeharto VP Enterprise Risk Management
Mega Satria
VP Treasury Management
Heriyanto
VP CEO Office
Lukman
VP Human Capital Management
Insan Nur Cahyo
VP Financial Accounting
391
Nuzirman Nurdin
VP Investor Relations
Adrian Azhar
VP Fleet Acquisition
Lou D’Allessio
VP Inflight Services
Suhasril Samad
VP Flight Operation
Enny Kristiani
VP Fleet Management
Grace Purukan VP Cabin Services
Triyanto Moeharsono VP Operation Planning & Control
Jaka Ari Triyoga
VP Aircraft Maintenance Management
Tenten Wardaya
VP Network Management
Puji Nur Handayani VP Operation Support
Sakib Nasution VP Airworthiness Management
VP HAJJ, VVIP & Charter
Prijastono Purwanto VP Ground Services
Djunadi Putra Satrio VP Marketing
Hady Syahrean
Vera Yunita
VP Revenue Management
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
392 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Devi Yanti
VP Account & Sales Management EPM Proyek Implementasi New PSS
Dony Widojoko
VP Domestic Region 1
Sentot Mujiono
VP International Region 1
Pejabat Senior
Amelia Nasution
Ichwan Zulhidzaan
VP Customer Relationship Management
Nicodemus P. Lampe VP Domestic Region 2
Risnandi
VP International Region 2
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
VP SBU Garuda Sentra Medika
Ari Suryanta
VP Domestic Region 3
I Wayan Subagja
VP International Region 3
Rosyinah
VP Domestic Region 4
Uun Setiawan
VP International Region 4
Rajendra Kartawiria VP SBU Garuda Cargo
393
Suranto
Head of SkyTeam Alliance & Interline Cooperation Management
M. Iksan
EPM Cost Effectivenes
Daniel Simeon Tumiwa Head of Digital Business
Andi Rivai
EPM Dedicated Terminal
A. Wahyudo
EPM Delivery Pesawat
Kokoh Ritonga
Budiyanto
EPM SkyTeam Project
EPM Proyek Pembangunan Kantor
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
394 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Direktur Utama Entitas Anak Alexander M.T. Maneklaran Direktur Utama PT Aero Wisata (Aerowisata)
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
M. Arif Wibowo
Direktur Utama PT Citilink Indonesia (Citilink)
Iswandi Said
Direktur PT Abacus Distribution System Indonesia (Abacus DSI)
395
Tulus Danardono
Direktur Utama PT Aero Systems Indonesia (Asyst)
Richard Budihadianto
Direktur Utama PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF AA)
Agus Priyanto
Direktur Utama PT Gapura Angkasa
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
396 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Pejabat Kantor Cabang No
Jabatan
Nama
VP Domestic Region - 1
Dony Widojoko
1
DM Banda Aceh
Nano Setiawan
2
DM Batam
IDN Gede Dewa Suastika
3
DM Jambi
Henny Nurcahyani
4
DM Medan
Dony Widojoko
5
DM Padang
Ryanto Adi Winarso
6
DM Palembang
Syamsuddin Jusuf Souib
7
BM Pangkal Pinang
Triatmodjo S
8
DM Pekanbaru
Suyatno
9
DM Tanjung Karang/Lampung
Hendra Soemarno
VP Domestic Region - 2
Nicodemus P Lampe
1
DM Bandung
Dwi Hendratno
1
DM Jakarta Raya
Nicodemus P Lampe
VP Domestic Region - 3
Ari Suryanta
1
DM Denpasar
Taufik Hidayat
2
DM Jogyakarta
Muhammad Anshori
3
BM Kupang
Micky Arfandi A. S.
4
BM Malang
Agung Prabowo
5
DM Mataram
Sudarmadi
6
DM Semarang
Husein Sjarif P
7
DM Solo
Flora Izza
8
DM Surabaya
Ari Suryanta
VP Domestik Region - 4
Rosyinah
1
BM Ambon
Sonny Pongoh
2
DM Balikpapan
Joseph A Saul
3
DM Banjarmasin
Harry Agung
4
DM Biak
Andreas Firdaus
5
DM Gorontalo
Antony Zulkarnain
6
DM Jayapura
Supriyono
7
BM Kendari
Boydike Kussudiarso
8
DM Makassar
Rosyinah
9
DM Manado
Piktor Sitohang
10
BM Palu
M. Yunus
11
BM Palangkaraya
Siswo Pudjo Hadiwibowo
12
DM Pontianak
Donald Jerry Rieuwpassa
13
DM Ternate
Wahyudi Kresna
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
397
No
Jabatan
Nama
VP International Region-1
Sentot Mujiono
1
DM Bangkok
Sudiarto Sugito
2
DM Kuala Lumpur
Dasep Mansyursyah S
3
DM Singapore
Sentot Mujiono
VP International Region-2
Risnandi
1
DM Osaka
Nandung Wijaya
2
DM Seoul
Dewa Kadek Rai
3
DM Tokyo
Risnandi
VP International Region-3
I Wayan Subagia
1
DM Beijing
Asa Perkasa
2
DM Guangzhou
Dharmawan Yuliardy H
3
DM Hongkong
Dedy Irawan
4
DM Shanghai
I Wayan Subagia
5
DM Taipei
Joseph Tendean
VP International Region-4
Uun Setiawan
1
DM Brisbane
Aryo Wijoseno
2
DM Melbourne
Bobby Rosyandi
3
DM Perth
Ronald L. Tobing
4
DM Sydney
Uun Setiawan
International Region-5 1
DM Amsterdam
Dian Ediono
2
DM Jeddah
Fikdanel Taufik
3
BM London
Jubi Prasetyo
Catatan: * DM : District Manager * BM : Branch Manager * LM : Line Manager
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
398 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Struktur Organisasi VP CORP. QUALITY SAFETY & ENVIRONMENT MANAGEMENT Sudiman Riyanto Noto VP CORPORATE COMMUNICATIONS Pujobroto
Direktur Utama Emirsyah Satar
VP CORPORATE SECRETARY Ike Andriani
VP INTERNAL AUDIT Sri Mulyati
VP CEO OFFICE Heriyanto
Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis & Manajemen Risiko Judi Rifajantoro
Direktur SDM & Umum
Heriyanto Agung Putra
Direktur Keuangan
Handrito Hardjono
Direktur Operasi
Novianto Herupratomo
VP CORPORATE SECURITY Muhammad Nur
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
VP STRATEGIC MANAGEMENT OFFICE Friatma Mahmud
VP HUMAN CAPITAL MANAGEMENT Lukman
VP FINANCIAL ANALYSIS Esther Siahaan
VP FLIGHT OPERATION Suhasril Samad
VP IT STRATEGY Jenny Mustopha
VP BUSINESS SUPPORT & GENERAL AFFAIRS Edwar Okky Avianto
VP TREASURY MANAGEMENT Mega Satria
VP OPERATIONS PLANNING & CONTROL Triyanto Moeharsono
VP ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Boedi Soeharto
VP LEARNING & DEVELOPMENT M. Fajar Siddik
VP FINANCIAL ACCOUNTING Insan Nurcahyo
VP OPERATION SUPPORT Puji Nur Handayani
VP INVESTOR RELATIONS Nuzirman Nurdin
VP HAJJ, VVIP & CHARTER Hadi Syahrean
399
Direksi
SUBSIDIARIES
VP SBU GARUDA SENTRA MEDIKA Ichwan Zulhidzaan
VP SBU GARUDA CARGO Rajendra Kartawiria
Direktur Teknik & Pengelolaan Armada Batara Silaban
Direktur LAYANAN Faik Fahmi
Direktur Pemasaran & Penjualan Meijer Frederik Johannes
VP FLEET ACQUISITION Adrian Azhar
VP GROUND SERVICES Prijastono Purwanto
VP NETWORK MANAGEMENT Tenten Wardaya
VP DOMESTIC REGION - 1 Dony Widojoko
VP INTERNATIONAL REGION - 1 Sentot Mujiono
VP FLEET MANAGEMENT Elisabeth Enny K.
VP INFLIGHT SERVICES Luigi John D’alessio
VP MARKETING Djunadi Putra Satrio
VP DOMESTIC REGION - 2 Nicodemus P. Lampe
VP INTERNATIONAL REGION - 2 Risnandi
VP AIRCRAFT MAINTENANCE MANAGEMENT Jaka Ari Triyoga
VP CABIN SERVICES Grace Purukan
VP REVENUE MANAGEMENT Vera Yunita
VP DOMESTIC REGION - 3 Ari Suryanta
VP INTERNATIONAL REGION - 3 I Wayan Subagja
VP ACCOUNT & SALES MANAGEMENT Devi Yanti
VP DOMESTIC REGION - 4 Rosyinah
VP INTERNATIONAL REGION - 4 Uun Setiawan
VP AIRWORTHINESS MANAGEMENT Sakib Nasution
VP CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT Amelia Nasution
DOMESTIC REGION VP INTERNATIONAL REGION - 5
INTERNATIONAL REGION Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
400 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Perkembangan Armada DC 3 Dakota
Dioperasikan pada tahun 1949.
DC 8
Dioperasikan pada tahun 1965.
Airbus A300-B4
Dioperasikan pada tahun 1982-2000.
Airbus A330-300
Dioperasikan pada tahun 1996sekarang. Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
DH-HERON
CV-340
Dioperasikan pada tahun 1950-1956.
Fokker 27
Fokker 28
Dioperasikan pada tahun 1969.
Boeing 737-300
Dioperasikan pada tahun 2005sekarang.
Dioperasikan pada tahun 1971-2001.
Boeing 737-400
Dioperasikan pada tahun 1989sekarang.
Boeing 737-800NG
Dioperasikan pada tahun 1950-1966.
Dioperasikan pada tahun 1989-2011.
Airbus A330-200
Dioperasikan pada tahun 2009sekarang.
Boeing 737-800NG (New Livery)
Dioperasikan pada tahun 2009sekarang.
401
CV-440
Lockheed L-118 Electra
Dioperasikan pada tahun 1956-1966.
DC 9
DC 10
Dioperasikan pada tahun 1969-1989.
Boeing 737-500
Dioperasikan pada tahun 2012 sekarang.
Dioperasikan pada tahun 1976-2004.
Dioperasikan pada tahun 2013 sekarang.
Dioperasikan pada tahun 1980-2000.
Boeing 747-400
Dioperasikan pada tahun 1991-1998.
Boeing 777-300ER
Dioperasikan pada tahun 1963.
Boeing 747-200
MD 11
Dioperasikan pada tahun 1989sekarang.
Bombardier CRJ1000 NextGen
Dioperasikan pada tahun 1961.
Convair 990 A
ATR72-600
Dioperasikan pada tahun 2013 sekarang.
Dioperasikan pada tahun 1994sekarang.
Airbus A320-200 Citilink
Dioperasikan pada tahun 2011 sekarang. Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
402 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Armada BOEING 777-300ER
Jumlah Mesin Kecepatan Maksimum Jangkauan Kapasitas Kursi Kru
: 4 Pesawat : GE 90-115B : 944 kph : 14.490 km : 8 First Class + 38 * + 268 ** = 314 : 2 Cockpit, 14 Cabin
AIRBUS A330-300
Jumlah Mesin Kecepatan Maksimum Jangkauan Kapasitas Kursi Kru
: 7 Pesawat : RR Trent 772 : 880 kph : 7.242 km : 42* + 215** = 257 36* + 215** = 251 : 2 Cockpit, 12 Cabin
BOEING 737-800NG
Jumlah Mesin Kecepatan Maksimum Jangkauan Kapasitas Kursi Kru
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
: 65 Pesawat : CFM56-7 B : 853 kph : 5.425 km : 12* + 150** = 162 : 2 Cockpit, 6 Cabin
BOEING 747-400
Jumlah Mesin Kecepatan Maksimum Jangkauan Kapasitas Kursi Kru
: 2 Pesawat : GE CF6-80C2B1F : 990 kph : 14.180 km : 42* + 386** = 428 : 2 Cockpit, 16 Cabin
AIRBUS A330-200
Jumlah Mesin Kecepatan Maksimum Jangkauan Kapasitas Kursi Kru
: 11 Pesawat : RR Trent 772 : 880 kph : 12.500 km : 36* + 186** = 222 : 2 Cockpit, 12 Cabin
BOEING 737-300
Jumlah Mesin Kecepatan Maksimum Jangkauan Kapasitas Kursi Kru
: 3 Pesawat : CFM56-3C1 : 840 kph : 3.515 km : 16* + 94** = 110 : 2 Cockpit, 5 Cabin
403
BOEING 737-500
Jumlah Mesin Kecepatan Maksimum Jangkauan Kapasitas Kursi Kru
: 4 Pesawat : CFM56-3C1 : 840 kph : 3.515 km : 12* + 84** = 96 : 2 Cockpit, 5 Cabin
BOMBARDIER CRJ1000 NextGen
Jumlah Mesin Kecepatan Maksimum Jangkauan Kapasitas Kursi Kru
: 12 Pesawat : GE CF34-8C5A1 : 871 kph : 2.639 km : 12* + 84** = 96 : 2 Cockpit, 2 Cabin
ATR 72-600
Jumlah Mesin Kecepatan Maksimum Jangkauan Kapasitas Kursi Kru
: 2 Pesawat : PW127M : 508 kph : 926 Km : 70** : 2 Cockpit, 2 Cabin
AIRBUS 320-200 CITILINK
Jumlah Mesin Kecepatan Maksimum Jangkauan Kapasitas Kursi Kru
: 24 Pesawat : IAE V2527-A5 dan CFM56-5B/4 : 871 kph : 6.150 km : 180** : 2 Cockpit, 4 Cabin
BOEING 737-400 CITILINK
Jumlah Mesin Kecepatan Maksimum Jangkauan Kapasitas Kursi Kru
: 1 Pesawat : CFM56-3C1 : 840 kph : 3.515 km : 170** : 2 Cockpit, 4 Cabin
BOEING 737-300 CITILINK
Jumlah Mesin Kecepatan Maksimum Jangkauan Kapasitas Kursi Kru
: 5 Pesawat : CFM56-3C1 : 840 kph : 3.515 km : 142** : 2 Cockpit, 3 Cabin
* Kelas eksekutif ** Kelas ekonomi
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
404 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Alamat Kantor Cabang No 1
Negara
ALamat
Telepon
Faksimili
Brisbane
Level 1, G73, Brisbane International Terminal, Mailbox 69, Brisbane Airport QLD 4007, Australia, www. garuda-indonesia.net.au
(61 7) 3622 6888
(61 7) 3860 6412
2
Darwin
1A/10 Mc Lachlan Street, Darwin NT 0800 , www. garuda-indonesia.net-au
1 300 365 330, (61-8) 89811103
(61-8) 89815408
3
Melbourne
Level 1, 30 Collins Street Melbourne VIC 3000, www. garuda-indonesia.net-au
1 300 365 331, (61-3) 8663 0222
(61-3) 96501731
4
Perth
Ground Floor, 16 St Georges Terrace, Perth WA 6000, PO.Box Z5240, Pert WA 6831, www.garuda-indonesia. net-au
1 300 365 331, (61-8) 9214 5100
(60-8) 9221 2005
5
Sydney
Level 6,55 Hunter Street Sydney NSW 2000 GPO, PO.Box 3836 Sydney NSW 2001, www.garudaindonesia.net-au
1 300 365331, (61-2) 9334 9900
(61-2) 9223 2216
Beijing
RM 209-210, 2F China Life Tower 16 Chaoyang, District Beijing, PRC, www.garuda-indonesia.com.cn
(86-10) 8525 3339
(86-10) 8525 3770
Shanghai
Unit G-H, 17F Huamin Empire Plaza, 726, Yan Anh Road(W) Shanghai, PRC
(86-21) 5239 1000
0086-21-6885504
Room B1-M14 Terminal Two , Pudong International Airport Shanghai, China
0086-21-6885504
00086-21-68855042
Rm 1101-1102, Asia Int’L Hotel 326, Section 1, Huanshi East Road, Guangzhou
(86-20) 61206555, (86-20) 61206777
(86-20) 61206333, (86-20) 61206222
Unit 903-904, Main Tower Guang Dong Int’l Building, Huangshi, Dong Lu, Guangzhou ,PR China 510060
(86-20) 83343088
(86-20) 83346222
Room VIP 6 , East Wing, Pullman Hotel Guangzhou Baiyun International Airport
(86-20) 36067491/ 36067493
(86-20) 36067492
6
AUSTRALIA
CHINA
7
9
Guangzhou
10
HONGKONG
Hong Kong
Unit 10, 10/F, 68 Yee Woo Street Causeway Bay,Hong Kong
(85-2) 28400000
(85-2) 28455021
11
JAPAN
Osaka
OCAT Building 3F, 1-4-1 Minatomachi, Naniwa-ku, Osaka-shi , www.garuda-indonesia.co.jp
(81-6) 66353222
(81-6) 66353198
Tokyo
Shin Tokyo Bldg. 1F 3-3-1 Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0005
(81-3) 32406161
(81-3) 32406180
12 13
KOREA
Seoul
7F, YG TOWER 155 Da-dong, Jung-gu Seoul Korea, Zip Code 100-180
14
MALAYSIA
Kuala Lumpur
Ground Floor, Menara Park, Megan Avenue II, Block, D, No. 12 Jl. Yap Kwan Seng 50450 Kuala Lumpur Lot S23 – S24 , Level 4, KLIA main terminal Building, 64000 Sepang Selangor
(82-2) 7732092 (603) 21622811 (603) 87766054
(82-2) 7756191 (603) 21624360 (603) 87874068
15
THE NETHERANDS
Amsterdam
WTC Tower B-8th Floor, Schiphol Boulevard 177, 1118, BG Schiphol Airport , www.garuda-indonesia.nl
(31-20) 5502600
(31-20) 5502666
16
SAUDI ARABIA
Jeddah
City Center First Floor, no.25-26, Madina Road, PO.Box 13541 Jeddah 21414
(966-2) 6656121, (966-2) 2830378
(966-2) 6605180
17
SINGAPORE
Singapore
101 Thomson Road #12-03 United Square Singapore, www.garudaindonesia.com.sg
(65) 62502888
(65) 62536196
18
TAIWAN
Taipei
5F-2, No 90, Jian Guo North Road Section 1, Taipei, 104, Taiwan, www.garudaindonesia.com.tw
(88-62) 25073037
(88-62) 25072349
19
THAILAND
Bangkok
1168/77 Lumpini Tower, 27th floor, Rama IV RD, Thungmahamek, Sathorn, Bangkok 10210
(66-2) 2856470, 0830-1730
(66-2) 2856474
20
UNITED KINGDOM
London
Marble Arch Tower, 55 Bryanston Street, London W1H 7 AA
(44) 2078598242
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
405
No
Negara
ALamat
Telepon
Faksimili
DOMESTIC 21
22
INDONESIA
Ambon
The Orchid Hotel, Lt Dasar, Jl. Raya Pattimura No. 5, Ambon
(62-911) 355796, (62-911) 355517
(62-911) 355797
Bandara Pattimura, Jl.Dr.Leimana Laha Ambon
(62-911) 322999
(62-911) 322999
Balikpapan
Komplek Balikpapan, Permai Blok H 1 No 23-24, Balikpapan 76114
(62-542) 422300/1
(62-542) 734891
Jl. Marsma R.Iswahyudi Sepinggan International Airport
62-542) 766844, (62-542) 76886 - 852
(62-542) 764361
Jl.Teuku Imum Lueng Bata No.78 Banda Aceh
(62-651) 33666
(62-651) 31666
23
Banda Aceh
24
Bandung
25
Banjarmasin
Bandara Sultan Iskandar Muda
(62-651) 21419
(62-651) 33639
Gd. Annex, Graha Bumiputera, Jl. Asia Afrika No.141-149
(62-22) 4209468/ 4217747
(62-22) 4209467
Bandara Husein Sastranegara, Jl. Pajajaran No. 156 Bandung
(62-22) 6047182
(62-22) 6046509
Hotel Grand Tryas, Jl. Tentara Pelajar No. 103 – 107, Cirebon
(62-231) 238811
(62-231) 238812
Jl. MH Hasanuddin No. 31
(62-511) 3366747/ 58747
(62-511) 3359063
Bandara Syamsudin Noor
(62-511) 470 5277 Ext. 610
(62-511) 4706115
(62-778) 6000737
(62-778) 452515
26
Batam
I-Hotel Jl. Teuku Umar, Bukit Nagoya Hang Nadim Int’l Airport
(62-778) 761502
(62-778) 761600
27
Bengkulu
Splash Hotel, Jl.Jend, Sudirman No. 48
(62-736) 345678
(62-736) 347208
Bandara Fatmawati Soekarno, Jl. Padang Kemiling
(62-736) 5500990
(62-736)5500991
28
Berau
Hotel Derawan Indah, Jln Panglima Batur no. 396 , Tanjung Redeb Berau Kaltim ,
29
Biak
Jl. Jend. Sudirman No. 3
(62-981) 25737/47
(62-981) 98777
Bandara Frans Kaisepo, Jl.Muh.Yamin no.2 Biak – Papua
(62-981) 25767
Jl. Sugianyar No 5, Denpasar
(62-361) 232400
(62-361) 232700
Rukan Golf Arcade Sanur, Jl. By Pass Ngurah Rai No 126
(62-361) 287915 / 270370
(62-361) 283354
Kuta Paradiso Hotel, level 1, Jln Kartika Plaza, Kuta
(62-361) 761414 Ext 7807
(62-361) 751179
Bali Collection Nusa Dua Bali
(62-361) 770747
(62-361) 770174
Domestic Arrival Terminal, Ngurah Rai Airport
(62-361) 9351011 Ext. 5216
(62-361) 9359764
Benoa Square, Jl. By Pass Ngurah Rai No. 12 A, Kedonganan
(62-361) 8342777
nil
Swissbell Hotel, Jl. Sun Set, Seminyak
(62-361) 8468393
nil
Gorontalo Business Park, Jl. Sultan Botutihe blok A-9
(62-435) 830444
(62-435) 826444
Airport Office, Djalaluddin Airport , terminal
(62-435) 890333
(62-435) 890333
Panin Tower (Senayan City) Lt. 7, Jl. Asia Afrika Lot. 19 Jakarta 10270
(62-21) 2924 2020
(62-21) 7279 0586
Gd. Kementerian BUMN, Jl. Merdeka Selatan No. 13 Jakarta
(62-21) 2310082
(62-21) 2311679
Gd. Garuda Indonesia, Jl. Gunung Sahari Raya No. 52
(62-21) 4223721
(62-21) 4226722
Intiland Tower, Jl. Jendral Sudirman Kav.32
(62-21) 2512288
(62-21) 2512236
Bandara Kalimarau Berau Jl. Silo, Tanjung Redeb
30
31 32
Denpasar
Gorontalo Jakarta
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
406 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
No
Negara
33
Jambi
34
Jayapura
35 36
Alamat Kantor Cabang
Kendari Kupang
ALamat
Telepon
Faksimili
Graha Rekso Building, Ground Floor, Jl. Boulevard Artha Gading Kav.A1, Artha Gading
(62-21) 45856233
(62-21) 45856232
Botani Square, Ground Floor No.12 , Jl.Raya Pajajaran Bogor 32, Bogor 16717
(62-251) 8324259
(62-251) 8356737
Hotel Horison Jl.KH Nur Ali, Bekasi
(62-21) 8866928
(62-21) 8866929
Dharmawangsa Square, The City Walk Ground, Floor Blok 57, Jl. Darmawangsa VI & IX No. 64 Jakarta
(62-21) 7278 8364
(62-21) 7278 8317
Menara Bidakara, Jl. Gatot Subroto, Kav.70-73, Pancoran
(62-21) 83700820
(62-21) 83700823
Puskopal Mabes AL, Jl. Raya Hankam Cilangkap
(62-21) 8723899
(62-21) 8712686
Emporium Pluit Mall No. UG-36 dan UG-37,Jl. Pluit Selatan Raya Jakarta Utara
(62-21) 6667 6644
(62-21) 6667 6641
SPBU Kuningan, Jl. Rasuna Said Kav. X2/2, Jakarta
(62-21) 5292 2188
(62-21) 5292 2179
Margo City, Ground Floor 12 C, Jl. Margonda Raya No.358, Depok
(62-21) 7887 0957
(62-21)7887 0947
Panin Tower (Senayan City) Lantai 2, Jl. Asia Afrika Lot. 19 Jakarta
(62-21) 2924 1000/ 2924 1001
(62-21) 7279 0755 / 72790733
Puri Indah Mall Lt.Dasar Unit KC 10 Jl. Puri Agung, Jakarta Barat
(62-21) 5822748
(62-21) 5822714
Pondok Indah Mall I, Jl. Metro Duta Niaga Blok V, Lt.Dasar 60 B, Pondok Indah, Jakarta
(62-21) 7506880
(62-21) 7506784
Le Dien Hotel Jl.Jend. Sudirman No.88, Serang
(62-21) 210777
(62-21) 210778
Bandara Halim Perdana Kusuma Lt.1, Jakarta
(62-21) 8088 5207
(62-21) 8088 5217
Soekarno Hatta Airport, Lt.2, Terminal 2E/2F
(62-21) 5506575
Living World Alam Sutera Lt. 1, Unit I - 02, Jalan Alam Sutera Boulevard Kav.21, Tangerang Selatan
(62-21) 29211509/ 29211533
(021) 29211550
Abadi Suite Hotel & Tower, Jl. Prof. HMO Bafadhal No.111
(62-741) 7550888/ 0868
(62-741) 7550877
Bandara Sultan Thaha
(62-741) 573377
Kompleks Ruko Pasifik Permai Blok G11-12 Matoa Square Lt.2, Jl.Abepura
(62-967) 522222
(62-967) 522225
Bandara Sentani, Jayapura,
(62-967) 592305
(62-967) 585245
Jl. Safri Darwin No. 2, Wamena
(62-0969) 32900
(62-0969) 32600
Ahmad Yani Square, Jl. Ahmad Yani, Kendari
(62-401) 3129777
(62-401) 3126778
Haluoleo Airport
(62-401) 3126107
Jalan WJ. Lalamentik No 75E, Kupang - Nusa Tenggara Timur
(62-0380) 827333
(62-0380) 827234
Bandara El Tari Kupang
(62-380) 881644
(62-380) 881870
Jl. Jend. Gatot Subroto No. 100, Ende
(62-381) 23600
(62-381) 22020
Bandara H. Hasan Aroeboesman, Ende
(62-381) 23500
Jl. Pius papu Langka Kabe Ruko No. 3, Waekelambu, Komodo, Manggarai Barat
37
Lampung
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Jl. Radamata, Waitabula, Tambolaka
(62-0387) 2524080/ 2524083
(62-0387)2524081
Jl. Jend. Sudirman No. 17 A-B, Bandar Lampung
(62-721) 260264/ 242737
(62-721) 262846
Bandara Raden Inten II Jl.Branti Raya Tromol Pos no.1, Tanjung Karang
(62-721) 7697250
(62-721) 7697222
407
No 38
39
40 41
42 43
Negara Makassar
Malang
Manado Mataram
Medan Padang
ALamat
Telepon
Faksimili
Jl. Slamet Riyadi No.6
(62-411) 3654747
Bandara Internasional Sultan Hasanuddin
(62-411) 3656061
(62-411) 315719
Gedung Baruga, Telkomsel Lt. 1, Jl. AP. Pettarani No. 3 A Makassar
(62-411) 8120845
Jl. Poros Makassar - Maros Km. 21 No. 6 Bulu-Bulu, Maros Sulawesi Selatan
(62-411) 555158
Jl. Gajah Mada No. 13 Bulukumba 92511
(62-413) 84146
Hotel Savana, Jl. Let. Jend. Sutoyo No. 32 – 34 Malang
(62-341) 419494/ 402215
Bandara Abdurrahman Saleh, Jl. Lettu Suwoto
(62-341) 2993366/ 2993388
Jl. Sam Ratulangi No. 212
(62-431) 814355
Bandara Sam Ratulangi
(62-431) 814355
(62-431) 814355
Jl. Majapahit No. 1
(62-370) 649100/ 9999
(62-370) 637951
Lombok International Airport, Jl. Raya By Pass Tanak Awu – Praya
(62-370) -6157200
(62-370) -6157200 (62-374) - 42304
(62-411) 8120846
(62-341)419656/402213
(62-431) 814355
Jl. Soekarno Hatta No. 1 F, Bima, NTB
(62-374) - 42926
Jl Dr. Wolter Monginsidi No. 34 A
(62-61) 4516084
(62-61) 4516110
Departure Hall Kualanamo Int’l Airport
(62-61) 91172757
(62-61) 4567084
Jl. Jend. Sudirman no. 343
(62-751) 30737 Ext.11/13
(62-751) 30174
Hotel Grand Rocky, Jl. Yos Sudarso No. 29, Bukit Tinggi
(62-752) 627737
(62-752) 627747
Bandara Int’l Minangkabau, Lantai Dasar
(62-751) 819122
Palangkaraya Mall, Jl. Kinibalu No.1 Blok D1-D2
(62-751) 30737 Ext.11/13
44
Palangkaraya
Tjilik Riwut Airport, Palangkaraya
(62-536)3232900
45
Palembang
Jl. Kapten A. Rivai No. 35
(62-711) 315333 Ext.110/105
(62-711) 310842/ 352224
Bandar Udara Int’L Sultan Mahmud Badaruddin II
(62-711) 385047
(62-711) 385047
46
Palu
Jl. Moh. Hatta No.6
(62-451) 428135/ 454888
Bandara Mutiara, Jl.Abdul Rahman Saleh Palu
(62-451) 486886
47
Pangkal Pinang
Hotel Novotel, Jl. Soekarno Hatta Km 5, Pangkal Pinang
(62-717) 438737
Departure Hall Depati Amir Airport Pangkal Pinang
(62-717) 434509
48
Pekanbaru
Jl. Jend. Sudirman No. 343, Pekanbaru
(62-761) 29115/116, 43903/45063
(62-761) 33995
Bandara Kasim II, Jl.Perhubungan, Simpang Tiga
(62-761) 674815
(62-761) 673599
Mona Plaza Hotel , Annex Building, JL. HR. Soebrantas No.18 Pekanbaru (Panam)
(62-0761)-64837
(62-0761)-64837
Jl. Rahadi Usman No. 8A
(62-561) 734986, 741441
(62-561) 749895
Bandara Supadio, Pontianak
(62-561) 723433
Mercure Hotel, Lt.1 Jl.Ahmad Yani no.91
(62-561) 581152/ 577888
Aston Hotel, Lt.1 Jl.Gajah Mada no.21
(62-561) 748079/ 761118
Jl. S. Parman, Komplek Mall Lembuswana, Blok L-10
(62-541) 747200/ 739800
49
50
Pontianak
Samarinda
(62-751) 30174
(62-451) 428666 (62-451) 486369 (62-717) 436264
(62-541) 747500
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
408 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
No
Alamat Kantor Cabang
Negara
51
Semarang
52
Solo
53
Surabaya
54
Tanjung Pandan
55
Tanjung Pinang
ALamat
Telepon
Faksimili
Gedung BPD Jateng Lt.3, Jl.Pemuda no.142
(62-24) 3517007
(62-24) 3512525
Ahmad Yani Airport
(62-24) 7613737
Dafam Hotel, Jl.Urip Simoharjo No.53 Pekalongan
(62-285) 420777
Dafam Hotel, Jl.Urip Simoharjo No.53 Pekalongan
(62-291) 443747/737
(62-291) 442848
(62-285)436737
Hotel Riyadi Palace,Lt.4 Jl. Slamet Riyadi No. 335
(62-271) 737500
(62-271) 731807
Bandara Adi Sumarno
(62-271) 781018
Jl. Tunjungan 29
(62-31) 5345886
(62-31) 5340460
Graha Bumi Modern Lt. 1, Jl. Basuki Rachmat 126-128
(62-31) 5468505, 5344999
(62-31) 5321525
City of Tomorrow GE 3, Jl. Achmad Yani 288, Bundaran Waru
(62-31) 58251400
(62-31) 58251414
Juanda International Airport
(62-31) 8688666
Service Center Surabaya, Mall Ciputra World 1st floor Unit 15-16, Jl. Mayjend Sungkono No. 89 Surabaya
(62-31) 51200373
(62-31)5120037
Billiton Hotel & Club, JL. Depati Gegedek, Tanjung Pandan, Belitung 33411
(62-719)23408 / 23390
(62-719)23425
Bandara H.A.S. Hananjudin
(62-719) 233371
Jl Ahmad Yani Ruko Bisnis Metro No 6, Sungai Jang, Bukit Bestari
(61-771) 27000, 28330, 29737
(62-771) 27370
Bandara Raja Ali Haji Fisabilllah
(61-771) 7335577, 7335537
(62-771) 7335530
56
Tarakan
Bandar Udara International Juwata, Jl. Mulawarman No. 1
(62-551) 31154
(62-551)33015
57
Ternate
Ruko Jatiland Business Center, Jl. Boelevard Raya No. 43, Ternate
(62-921) 3128030/ 3123707
(62-921) 3128616
Bandara Sultan Babullah
(62-921) 3125654
(62-921) 3125654
58
Timika
JL. Budi Utomo No. 652-653, Inauga, Mimika Baru
62-901) 324200/ 3126780
(62-901) 324090
Mosses Kilangin Airport Jl.Freeport Timikia(62-901) 323767
(62-901) 323757
(62-901) 323757
Royal Ambarukmo Hotel Lt. 1, Jl. Laksda Adi Sucipto No. 81
(62-274) 488488
(62-274) 488789
Hotel Inna Garuda, Jl. Malioboro No.60
(62-274) 558470
(62-274) 558489
Bandara Adi Sudjipto, Jl.Solo Km 9
(62-274) 484261 Ext.32
59
Yogyakarta
0 804 1 807 807(6221) 23519999
CALL CENTER GENERAL SALES AGENT (GSA) 60
CANADA
Toronto
AIR WORLD INC. 1234 Bay Street Suite 601 Toronto, ON M5R 3K4, yyz@ garudana.com
(416) 972-1534 / 1 800 3 GARUDA
(416) 972-0815
Vancouver
1167 Alberni Street, Suite 1406, Vancouver, BC Canada V6E 3Z3,
[email protected]
1 800 342-7832 / 1 800 3 GARUDA
(604) 681-8953
ABU DHABI TRAVEL BUREAU (ADTB) (971-2) 6338700
(971-2) 6346020
(64-9) 3661855
(64-9) 9697474
(63-2) 4005978/ 4005979
(63-2) 4005989
(974) 4622122
(974) 4620015
61
UNI EMIRATE ARAB
Abu Dhabi
62
NEW ZEALAND
Auckland
63
PHILIPPINES
Manila
Maidan Al Itihad Street, Abu Dhabi, Uni Arab Emirate AIRLINE MARKETING NEW ZEALAND LTD. Level 10, Westpac, Trust Tower, 120 Albert Street AIRESOURCES, INC. Lower Lobby, Century Park Hotel P, Ocampo Sr. Cor Adriatico Sts Malate
64
QATAR
Doha
CONTINENTAL Building Office No 3 Thani Bin Abdulla, Commercial Complex C Ring Road-VIP, or clock round about DohaQatar
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
409
No 65
66
Negara U.S.A
SAUDI ARABIA
ALamat
Telepon
16250 Venture Boulevard - Suite 115 Encino, CA. 91436,
[email protected]
(818) 9907083 / 1 800 3 GARUDA
(818) 5012098
Chicago
101 North Wacker Drive, Suite 350 Chicago, Illinois 60606,
[email protected]
(312) 269 - 9333 / 1 800 3 GARUDA
(312) 269-0222
Houston
3050 Post Oak Boulevard- Suite 350, Houston TX 77056,
[email protected]
(713) 626-6134 / 1 800 3 GARUDA
(713) 626-1905
New York
One Penn Plaza, Suite 1416 New York, NY. 10119, nyc@ garudana.com
(212) 279-0756 / 1 800 3 GARUDA
(212) 279-6602
Makkah Al Mukkaramah
Al Mansoor Commercial Centre, Ground Floor, Mansoor Street
(966-2) 5444740
(966-2) 5446628
Dammam
King Abdul Azis Road, 19th Cross Street, Al Khobar
(96-63) 8644527 / 45638 / 48847
(99-63) 8645710
Jeddah
Al Nakheel Center, Madinah Road, (Near NCB Bank), PO.Box 13541 Jeddah 21414
(966-2) 6656875
(966-2) 2843382
Riyadh
Al Fawzan Building, Olaya Main Road, Near to Ministry of Interior, PO.Box 58458, Riyadh, 11594
(966-1) 2160855 / 2160856
(966-1) 2168335
California
Faksimili
AIR WORLD INC.
67
SULTAN OF OMAN
Muscat
SHARAF Travel 309 MGM Building, 3rd floor, Ruwi Roundabout, JIBROO0
(968-2) 4702820
(968-2) 4702821
68
VIETNAM
Ho Chi Minh City
TRANSVIET TRAVEL GROUP 2nd Floor, Travel House Building, 170 – 172, Nam Ky Khoi Nghia Street, District 3,
[email protected]
(84-8) 39302949
(84-8) 39302948
Hanoi
4th Floor, Dao Duy Anh Tower, 9 Dao Duy Anh Street, Dong Da District, Hanoi
(84-8) 35747002
(84-8) 37552357
69
BRUNEI DARUSSALAM
Bandar Seri Begawan
ADATC Sales Bandar Seri Begawan No. 1 Lot 20171, Jl. Laksamana Abdul Razak, Km. 2 Bandar Seri Begawan,
+673 2227965/66
+673 2244515
70
KUWAIT
Kuwait
Caesar International Company W.L.L Al -Jawhara Tower, Ground Floor, Al- Salhiya, Ali AlSalem Street, P.B# 28229 Safat Code 13056, Kuwait
+965 22261027
+965 22261032
71
GERMANY
Frankfurt
AVIAREPS Kaisertrabe 77, 60329 Frankfurt / Main Germany
+49 0 69 770673276
+49 0 69 770 673 235
72
ENGLAND
London
FLIGHT DIRECTORS SCHEDULED SERVICES LTD Flighthouse Fernhill Road Horley Surrey, RH6 9 SY, United Kingdom
+44 0 1293 874985
+44 0 1293 824096
73
BELGIUM
Belgium
APG AIR AGENCIES Bosstraat 13 – 1930 Zaventum, Belgium
+32 0 27126447
+32 0 27214585
74
MALAYSIA
Penang
MAPLE TRAVEL (M) SDN BHD G-03 Penang Plaza, Burma Road
+60 4 263 1100
+60 4 263 1405
75
INDIA
+91 11 41517121
+91 11 23412312
76
SRI LANKA
BIRD TRAVELS PRIVATE LIMITED New Delhi
E-9, Connaught House Ground Floor, Connaught Place (Middle Circle), New Delhi 110001
Hyderabad
H. No. 6-3-1093, 101, 1st Floor , V.V. Vintage Boulevard Somajiguda, Rajbhivan Road Hyderarab, India 500082
Calcuta
Room 606 Krishna Building 224, AJC Bose Road Ccalcuta, W. Bengal India 700 017
+91 33 39592569
Chennai
105, 1ST Floor Prince Center, 248 Pathari Road Anna Salai, Chennai 600 006
+91 44 52634014
Mumbai
14, Nirman Kendra, DR. E. Moses Road, Near Famous Studio Mahalaxmi, West Mumbai 400 011
+91 22 66156273
Bangalore
138A Brigade Gardens, Church Street, Bangalore
+91 80 5112291
Colombo
11 York Street, Colombo 01, Sri Lanka
+94 112475300
+91 22 66156274
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
410 Profil Perusahaan Strategi Perusahaan Laporan Manajemen Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris Tentang Tanggung Jawab Atas Laporan Tahunan 2013 PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam laporan tahunan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. tahun 2013 telah dimuat secara lengkap, dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan perusahaan. Jakarta, Maret 2014
Dewan Komisaris
Bambang Susantono
Betti Setiastuti Alisjahbana
Chris Kanter
Peter F. Gontha
Komisaris Utama
Komisaris Independen
Wendy Aritenang Komisaris
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
Komisaris Independen
Komisaris Independen
411
Surat Pernyataan Anggota Direksi Tentang Tanggung Jawab Atas Laporan Tahunan 2013 PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam laporan tahunan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. tahun 2013 telah dimuat secara lengkap, dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan perusahaan. Jakarta, Maret 2014
Direksi
Emirsyah Satar
Batara Silaban
Faik Fahmi
Handrito Hardjono
Heriyanto Agung Putra
Judi Rifajantoro
Direktur SDM & Umum
Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis & Manajemen Risiko
Meijer Frederik Johannes
Novianto Herupratomo
Direktur Utama
Direktur Layanan
Direktur Pemasaran & Penjualan
Direktur Teknik & Pengelolaan Armada
Direktur Keuangan
Direktur Operasi
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013
412
Catatan:
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013