perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Efektivitas a. Pengertian Efektivitas Kata efektif berasal dari bahasa inggris yaitu effective yang diartikan sesuatu yang dilakukan dengan baik atau berhasil. Sedangkan menurut kamus ilmiah populer mendefinisikan efektivitas sebagai penggunaan yang tepat, hasil guna dan menunjang tujuan
(Widodo, 2014). Efektivitas merupakan unsur yang tidak boleh lepas dalam pencapaian tujuan atau sasaran dalam sebuah organisasi, kegiatan ataupun sebuah program. Suatu organisasi, kegiatan atau sebuah
program bisa disebut efektif jika tercapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan di awal (Widodo, 2014). Sebagaimana yang disampaikan Agung Kurniawan (2005)
dalam
buku
Transformasi
Pelayanan
Publik
mendefinisikan
melaksanakan tugas, fungsi dari suatu organisasi atau sejenisnya tanpa
diambil sebuah kesimpulan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran
commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
yang menilai pencapaian manajemen terhadap terget (kualitas,
kuantitas dan waktu) yang telah ditetapkan sebelum pelaksanaan dalam sebuah organisasi, program atau kegiatan (Widodo, 2014). b. Indikator Efektivitas Menurut pendapat Gibson Ivancevich Donelly dalam bukunya
Prilaki, Struktur, Proses sebagaimana telah dikutip oleh Fauzi (2010), bahwa ukuran efektivitas dapat dilihat dari kemampuan sebuah program dalam pemenuhan keperluan (informasi dan pelayanan), output yang didapat sesuai dengan rencana yang ditetapkan, pengaruh yang diciptakan bertahan terhadap perubahan lingkungan serta terjadi
peningkatan kualitas pelayanan. Dengan berdasar hal yang dikemukakan di atas, maka ukuran efektivitas mengacu pada tercapainya sasaran atau tujuan dari sebuah
kegiatan, program atau organisasi dengan fungsi yang optimal (Fauzi, 2010). Maka jika dikaitkan dengan tujuan penyuluhan kesehatan reproduksi remaja, indikator keberhasilan sebuah program penyuluhan bisa dilihat dari peningkatan pengetahuan serta tumbuhnya motivasi
untuk belajar lebih jauh tentang topik kesehatan reproduksi remaja (Handayani et al, 2009).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
2. Penyuluhan Kesehatan a. Pengertian Penyuluhan Kesehatan WHO (2015b) mendefinisikan promosi kesehatan sebagai sebuah upaya untuk meningkatkan kemapuan individu atau kelompok
dalam pengendalian faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan sehingga tercapai peningkatan derajat kesehatan. Sedangkan Depkes RI (2006), mendefinisikan Promosi Kesehatan sebagai upaya untuk meningkatkan kemapuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri yang dilakukan oleh, untuk dan dari masyarakat, serta dapat terjadinya
perkembangan kegiatan yang bersumber dari masyarakat sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dengan didukung oleh
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Sebagaimana halnya definisi yang dikutip oleh Purnama (2013),
Notoatmodjo mendefinisikan Promosi Kesehatan sebagai upaya mempengaruhi masyarakat sehingga masyarakat berhenti dari perilaku beresiko tinggi dan beralih kepada perilaku yang beresiko rendah. Dan
yang efektif program promosi kesehatan harus dirancang berdasar realita kehidupan yang
terjadi di dalam masyarakat. Penyuluhan merupakan salah satu contoh cara pendidikan kesehatan. Dalam proses penyuluhan hal yang diperlukan adalah
adanya komunikasi, informasi dan edukasi (Benita,2012). Komunikasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
adalah proses pengoperasian rangsangan dalam bentuk verbal atau non verbal dengan tujuan mempengaruhi perilaku orang lain. Untuk tercapai sebuah komunikasi yang efektif terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan, yaitu komunikator atau penyampai pesan, komunikan, pesan, dan media penyalur pesan (Notoatmodjo, 2003). Komunikasi kesehatan didefinisikan sebagai strategi untuk memberikan informasi dan memberikan mempengaruhi keputusan
individu dan kelompok untuk meningkatkan kesehatan. Manfaat yang ada dalam komunikasi kesehatan adalah dapat meningkatkan kesadaran
masyaraat
tentang
isu
kesehatan,
meningkatkan
pengetahuan, memepengaruhi sikap hidup masyarakat, mempengaruhi
persepsi
tentang
memperagakan meningkatnya
kemampuan
suatu
seseorang
ketrampilan,
permintaan
dan
motivasi
dukungan
untuk
berperilaku,
untuk
bertindak,
layanan
kesehatan,
memperkuat perilaku baik yang sudah ada dan bembentukkan nilai
dan norma (Bensley dan Brookins, 2008). b. Metode Penyuluhan Kesehatan Informasi atau pesan adalah salah satu unsur dari proses komunikasi dan pendidikan. Untuk meyampaikan sebuah pesan atau informasi, diperlukan metode dan media yang tepat. Metode yang digunakan pada pendidikan kesehatan perlu disesuaikan dengan
sasaran (Notoatmodjo, 2003). Metode dan teknik penyuluhan adalah serangkaian cara proses yang dapat diterapkan dalam sebuah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
penyuluhan sehingga tercapai sebuah penyuluhan yang efektif dan efisien. Pemilihan metode dan teknik penyuluhan didasarkan pada
permasalahan, situasi dan kondisi yang ada pada sasaran penyuluhan (Kemsos, 2012). Penyuluhan memiliki berbagai macam tujuan yang ingin dicapai, dapat berupa penerapan teknologi, pembentukan pola pikir,
penyampaian cara kerja ataupun tujuan-tujuan yang lain. Untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan diawal maka perlu sebuah penyuluhan yang teratur dan terarah. Oleh karena itu, memerlukan pendekatan, metode dan teknik yang tepat dalam proses mendidik, membimbing atau menerapkan sebuah materi penyuluhan sehingga
terjadi perubahan pola perilaku dan pola pikir kelompok sasaran penyuluhan (Kemsos, 2012). Dalam kegiatan penyuluhan terdapat tiga jenis pendekatan, yaitu pendekatan
penyuluhan
individu,
pendekatan
kelompok
dan
pendekatan masal. Adapun secara garis besar pendekatan tersebut dapat dijelaskan sebagai beriku: 1.
Pendekatan Penyuluhan a. Pendekatan perorangan atau individu. Pendekatan
individu
merupakan
pendekatan
dengan hubungan langsung antara penyuluh dan
individu sasaran. Dalam hal ini penyuluh memberikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
langsung informasi kepada individu sasaran, dalam pendekatan ini biasanya individu sasaran berkedudukan sebagai tokoh yang berpengaruh dalam masyarakat. Setelah informasi
disampaikan kepada individu
sasaran, selanjutnya individu sasaran menyampaikan
informasi tersebut kepada masyarakat (Kemsos, 2012). b. Pendekatan kelompok Pendekatan kelompok adalaha sebuah pendekatan penyuluhan yang menempatkan kelompok sebagai sebuah alat bantu dalam proses penyuluhan yang dilakukan. Dalam pendekatan ini penyuluh dapat
memberikan
langsung
informasi
yang
akan
disampaiakn kepada masyarakat. Pendekatan ini dapat dilakukan
dalam
bentuk
ceramah,
diskusi
dan
kelompencapir (Kemsos, 2012). c. Pendekatan masal/umum Pendekatan pendekatan
masal/umum
penyuluhan
yang
adalah
sebuah
dilakukan
dalam
masyarakat dengan cakupan yang besar. Biasanya pendekatan ini digunakan untuk materi yang bersifat
umum dan informasi diharapkan bisa tersebar dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
cepat dalam masyarakat. Dalam pendekatan ini hanya berlaku komunikasi satu arah (Kemsos, 2012). 2.
Metode Penyuluhan a. Surat menyurat Metode surat menyurat adalah sebuah metode
penyampaian informasi menggunakan barang-barang cetakan yang dikirim langsung pada kelompok sasaran,
misalnya leaflet, brosur, booklet, bulletin, majalah, gambar-gambar dan lain-lain. Materi yang disampaikan dengan
metode
ini
biasanya
berkaitan
dengan
kebutuhan dan permasalahan yang terjadi dalam
kelompok sasaran (Kemsos, 2012). b. Kunjungan Kunjungan dalam metode penyuluhan dibagi menjadi
dua,
yaitu
kunjungan
anjangsana
dan
kunjungan anjangkarya. Kunjungan anjangsana adalah kunjungan yang dilakukan oleh penyuluh kepada kelompok sasaran di tempat tinggal/rumah kelompok
sasaran, sedangkan anjangkarya adalah kunjungan yang dilakukan oleh penyuluh ke tempat aktivitas kelompok sasaran.
Kedua
jenis
kunjungan
ini
tetaplah
sebagaimana konsep awal penyuluhan, yaitu untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
menyampaikan sebuah materi yang bisa diterima dan
direspon posistif sehingga tujuan penyuluhan tercapai (Kemsos, 2012). c. Karyawisata/ Studi banding. Metode ini sering juga disebut sebagai studi banding atau kunjungan lapangan.
Metode ini
sebenarnya tidak beda jau dengan metode anjangsana, bedanya dalam metode ini penyuluh diajak melihat dan
mengunjungi objek yang dijadikan sasaran penyuluhan (Kemsos, 2012). d. Demonstrasi/ Eksposisi Metode ini merupakan metode dengan cara memberikan sebuah materi penyuluhan dengan menarik perhatian kelompok sasaran. Metode ini menitik
beratkan pada bukti yang bisa dilihat secara langsung oleh kelompok sasaran, maka ada yang berpendapat
bahwa metode ini adalah metode yang paling efektif (Kemsos, 2012). e. Diskusi Diskusi adalah suatu bentuk pertemuan yang
terdiri dari beberapa orang yang memiliki tujuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
membahas sebuah topik tertentu untuk mendapatkan sebuah kejelasan dari topik yang disajikan. Metode ini
merupakan metode yang lebih terbuka bagi peserta untuk
menyampaikan
informasi
dan
bertanya
dibandingkan dengan metode ceramah. Focus group discussion (FGD) merupakan bagian dari metode ini (Kemsos, 2012). 3. Kesehatan Reproduksi Remaja Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009, kesehatan yaitu suatu kondisi sejahtera pada seseorang yang mencakup badan, jiwa dan sosial sehingga menciptakan sebuah hidup yang
produktif secara sosial dan ekonomi (RI, 2009). Sedangkan definisi yang diambil dari World Health Organization (WHO) kesehatan adalah terpenuhinya kebutuhan fisik, mental dan sosial, bukan hanya terfokus
pada tidak adanya penyakit dan kelemahan (WHO, 2015a). Hal tersebut menunjukkan bahwa kesehatan tidak hanya diukur dengan kelengkapan anggota badan, mental, dan sosial saja, namun lebih terfokus pada kesatuan dari kelengkapan anggota badan, mental dan sosial yang
sejahtera menjadikan kehidupan seseorang menjadi produktif sehingga menopang kegiatan hidup yang dijalani (Benita, 2012). Kesehatan Reproduksi dalam ICPD (international Conference on Population
Development)
didefinisikan
sebagai
suatu
kondisi
kesejahteraan fisik, mental, dan sosial secara utuh dan meyeluruh terkait
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi (BKKBN, 2012b). Sebagaimana telah dikutip oleh Balen dan Crawshaw (2006) menurut Mace, Bannerman, dan Burton, kesehatan reproduksi adalah kemampuan
untuk mengontrol dan menikmati perilaku seksual dan reproduksi selaras dengan etika sosial dan personal; tanpa rasa takut, rasa bersalah, prasangka, rasa malu serta factor psikologis lain yang menghambat atau menghalangi respon seksual dan membangun relasi; serta terhindar dari
masalah kelainan organic, penyakit ataupun masalah lain terkait dengan fungsi reproduksi. Sedangkan menurut Depkes RI (2000), kesehatan reproduksi adalah suatu kondisi sehat secara menyeluruh dalam hal fisik, mental dan
sosial terkait dengan alat, fungsi dan proses reproduksi sehingga tercapai kehidupan seksual yang aman sejak sebelum menikah hingga setelah
menikah. Kesehatan reproduksi merupakan yang yang perlu mendapat perhatian, khusus nya adalah kesehatan reproduksi remaja. Dengan
menjaga kesehatan reproduksi remaja maka akan tercipta penurunan angka kematian dan kesakitan yang dialami remaja sebagai tujuan jangka pendek, selanjutnya juga akan mengurangi beban penyakit di masa yang akan dating sebagai tujuang jangka panjang. Dengan tercapainya
kesehatan reproduksi remaja akan berdampak juga pada pembentukan generasi yang sehat baik pada saat ini maupun di masa depan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
pemenuhan hak manusia untuk sehat, serta melindungi produktivitas
remaja (WHO, 2002). Terdapat faktor- faktor yang baik langsung ataupun tidak langsung berpengaruh
terhadap
kesehatan
reproduksi
remaja.
Kepantasan
hubungan seksual di kalangan remaja, pemenuhan kebutuhan seksual, serta informasi terkait kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi remaja, perilaku terkait pengetahuan dan pemahaman, pengaruh
lingkungan masyarakat dan teman sekaligus budaya yang meliputi, serta pengendalian kesuburan yang efektif (Kusmiran, 2011). 4. Tumbuh Kembang Remaja Remaja menurut definisi dari WHO adalah sebuah populasi dengan
periode usia 10-19 tahun dengan kriteria biologik, psikologik dan sosial ekonomi yang menonjol. Kriteria tersebut antara lain: a. Remaja adalah suatu masa yang dialami seorang individu dari saat pertama kali muncul tanda-tanda seksual sekunder hingga mencapai kematangan seksual secara penuh. b. Remaja adalah suatu masa dimana individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari masa
kanak-kanak menjadi dewasa. c. Remaja adalah suatu masa dimana seorang individu mengalami perubahan sosial-ekonomi menuju arah kemandirian (Sarwono, 2006).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
Sedangkan menurut Kementerian Kesehatan, definisi remaja dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang. Secara kronologis, remaja
merupakan semua individu yang berusia 10-19 tahun. Secara fisik, remaja ditandai dengan adanya perbahan tampilan dan fungsi fisiologis
yang terjadi, terutama yang berhubungan dengan organ reproduksi, sedangkan dari sisi psikologis, masa remaja ditandai dengan perubahan dalam aspek kognitif, emosi, dan moral yang terus berlangsung hingga
tercapai kedewasaan (Kusmiran, 2011). Fisik dan Perkembangan Intelek Usia (2013) mengatakan, bahwa masa remaja secara umum
dibagi atas tiga periode: 1. Masa remaja awal (12-15 tahun). Remaja awal disebut juga tahap pubertas, pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan remaja sangat di pengaruhi
oleh faktor dari luar, seperti media massa dan peer group, sehingga
remaja
awal
yang
kurang
stabil
memiliki
kecenderungan melakukan kesalahan dalam proses penyesuaian diri. Pada masa ini juga banyak muncul perubahan awal pada fisik, seperti pertumbuhan badan yang lebih mengarah pada kematangan organ reproduksi dan pembentukan postur sesuai
dengan jenis kelamin.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
2. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun). Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanakkanakan tetapi pada masa ini sudah mulai muncul kesadaran
atas kepribadian. Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan
etis. Pada masa ini akan timbul kemantapan diri dan rasa percaya diri yang berujung pada penemuan jati diri oleh
seorang remaja. 3. Masa remaja akhir (18-22 tahun). Pada masa ini remaja sudah mulai memasuki pola psikologik
kedewasaan.
pemikiran
yang
Remaja
berbeda
mulai
dengan
bisa
menerima
pemikiran
yang
diungkapkannya. Pada masa ini juga secara fisik perkembangan fisiologik dan anatomi organ reproduksi telah setara dengan manusia dewasa, meskipun secara psikologik masih perlu
mendapatkan bimbingan dari pihak yang lebih dewasa sehingga remaja benar-benar bisa masuk pada masa dewasa dengan kesiapan fisik dan psikologis. Remaja atau Adolescent merupakan sebuah periode kehidupan peralihan dari anak menjadi dewasa (Kartono, 1990). Pada masa ini terjadi
perubahan hormonal, fisik dan psikologi maupun sosial yang berlangsung sekuensial (Purwanto et al, 2000). Perubahan yang dialami biasanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
berjalan cepat sehingga banyak yang tidak menyadari. Dari begitu banyak perubahan yang terjadi, perubahan fisik yang cukup menonjol adalah
perkembangan tanda-tanda seks sekunder, pertumbuhan yang terpacu lebih cepat, serta perubahan sosial dan perilaku dengan lingkungannya
(Bhramitasari, 2011). Menurut Suryoputro et al (2006), Perkembangan dan perubahan ini jika tidak diperhatikan bisa mengakibatkan ganggua n atau masalah baik dalam bentuk penyakit ataupun gangguan bagi remaja yang bersangkutan. Proses maturasi sesksual yang dialami harusnya
mengalami sebuah tahapan-tahapan yang teratur sehingga anak siap dengan fungsi fertilitasnya, spermatogenesis bagi laki-laki yang sudah dewasa, dan ovulasi bagi perempuan yang sudah dewasa (Batubara dan Jose, 2010). Tiga hal yang paling menonjol dalam tumbuh kembang remaja adalah adanya perubahan fisik, kognitif, dan psikososial (Batubara dan Jose, 2010). Perubahan fisik yang terjadi pada remaja merupakan sebuah
rangkaian yang diinisiasi oleh aktivitas hormonal yang meningkat pesat ketika masuk periode remaja. Beberapa hormon yang terkait dengan
serangkaian proses tersebut adalah growth hormone (GH), gonadotropic hormones yang terdiri dari luteinizing hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH), estrogen, progesteron dan juga hormon testosteron. Perubahan hormonal inilah yang memberikan pengaruh yang besar terhadap perubahan fisik yang dialami remaja, misalnya percepatan
berat dan tinggi badan. Selain itu terjadi pula perkembangan seksual
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
sekunder, pada laki-laki ditandai dengan pertumbuhan penis, pembesaran skrotum, perubahan suara, pertumbuhan rambut (wajah, ketiak dan kemaluan), sementara pada wanita meliputi pertumbuhan rambut pubis dan ketiak, serta terjadi menarche atau menstruasi pertama kalinya yang
dialami wanita. Perubahan bentuk tubuh dan perkembangan otak jelas akan terjadi jika serangkaian proses diatas berjalan normal tanpa ada
gangguan (Kartono, 1990; Batubara dan Jose, 2010). Perubahan yang fundamental remaja bersifat universal namun
akibatnya pada tiap-tiap individu sangat berbeda. Jadi, akibat yang muncul tidak dapat digeneralisasi menjadi hal yang sama, karena banyak pengaruh yang didapat dari lingkungan sosialnya tempat remaja berada.
Masa remaja dikenal sebagai periode hidup manusia yang unik karena merupakan sebuah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa pada hidup seseorang. Banyak perubahan yang dialami ketika seseorang masuk dalam periode remaja, seperti perubahan fisik
(peningkatan pertumbuhan tubuh), perubahan emosional (meliputi penyesuaian, pengaturan dan pengendalian diri akibat perubahan hormonal yang terjadi, biasanya diwujudkan dengan perilaku dan sikap kepada orang terdekat atau lingkungan tempat remaja berada), perubahan
kognitif yang sering digambarkan dengan peningkatan kemampuan berfikir logis, sistematis dan berkelanjutan (memikirkan masa depan), dan implikasi psikososial yang digambarkan dengan pencarian identitas
diri sebagai pribadi maupun bagian dari kelompok (Huda, 2013).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
Dalam masa remaja, setiap individu memiliki tugas pencapaian yang harus dicapai hingga masuk pada batas masa dewasa. Tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan remaja tersebut adalah sebagai berikut: a. Tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan remaja secara individual, yaitu pertumbuhan fisik, perkembangan mental, emosional dan spiritual. b. Tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan remaja secara sosial. Oleh Bank Dunia, masa transisi kehidupan remaja dibagi
menjadi 5 transisi kehidupan (Youth Five Transitions), antara lain: 1) Melanjutkan sekolah (continue learning). 2) Mencari pekerjaan (start working) 3) Memulai kehidupan berkeluarga (form families) 4) Menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship) 5) Mempraktikkan hidup sehat (practice healthy life) (BKKBN, 2012a). 5. Materi Kesehatan Reproduksi Kesehatan reproduksi yang optimal bisa tercapai jika didukung dengan pengetahuan yang komprehensif. Kesehatan reproduksi memiliki cakupan yang luas dan saling berkaitan, seperti pemahaman organ reproduksi
dan proses
yang
terjadi didalamnya, upaya
dalam
pemeliharaan kesehatan reproduksi, pubertas dan seksualitas, kehamilan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
dan aborsi, serta penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS (Benita, 2012). Berikut akan dibahas beberapa materi terkait dengan pengetahuan
kesehatan
reproduksi,
khususnya
adalah
pengetahuan
kesehatan
reproduksi remaja. a. Anatomi dan Fisiologi Organ Reproduksi Remaja perlu memahami bahwa pria dan wanita meniliki organ reproduksi yang berbeda, baik dalam struktur anatomi taupun pada
fungsinya. Alat reproduksi pria terdiri dari testis dan penis sedangkan pada wanita terdiri dari ovarium, uterus dan vagina (Batubara dan Jose, 2010). Struktur organ dan fungsi harusnya bisa dipahami bagi
remaja, sebagaimana penjelasan berikut: 1. Testis Pria normal memiliki dua buah testis (sepasang) yang
terbungkus kantong yang berlapis kulit yang disebut skrotum. Testis berbentuk ovoid berukuran 4 x 3 x 2,5 cm, dengan
volume 15-25 ml (Purnomo, 2011). Letak normal dari testis adalah tergantung di luar rongga abdomen (perut) dan berada
di sudut antara kedua tungkai. Organ ini juga sebagai tempat sekresi hormo testosterone sekaligus berperan penting dalam proses spermatogenesis (Sherwood, 2011 dan Faiz dan Moffat, 2002).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
2. Penis Penis adalah organ reproduksi pria yang berfungsi untuk
meletakkan semen dan sperma pada wanita. Saluran yang digunakan untuk menyalurkan semen kedalam tubuh wanita adalah uretra. Uretra merupakan saluran untuk sperma dan semen serta untuk saluran urin ketika berkemih (Sherwood, 2011). Penis terdiri dari 3buah korpora berbentuk silindris,
sebuah korpus spongiosum dan dua buah korpora kavernosa. Pada korpus-korpus tersebut terdapat jaringan erektil yang dapat menampung darah untuk menciptakan ketegangan
batang penis (Purnomo, 2011). 3. Ovarium Ovarium dan saluran reproduksi wanita terletak pada
rongga panggul. Saluran reproduksi wanita tersebut terdiri dari, dua oviduct (tuba uterina erat dengan oavriumatau fallopii) yang berkaitan erat dengan ovarium dan berperan besar meyalurkan ovum ketika proses ovulasi dan memiliki
peran
penting
sebagai
tempat
pembuahan
(Sherwood,
2011).Setiap wanita sepasang ovarium. Ovarium secara umum berfungsi sebagai tempat pembentukan ovum (sel telur) serta sebagai tempat sekresi hormon estrogen dan progesteron
(Benita, 2012).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
4. Uterus Uterus atau rahim adalah tempat menempelnya sel telur yang telah dibuahi oleh sperma dan kemudian akan tumbuh menjadi janin. Jika tidak terjadi pembuahan maka dinding bagian dalam dari uterus yang disebut sebagai endometrium akan meluruh dan mengelupas, hal inilah yang disebut sebagai
menstruasi atau datang bulan (Benita, 2012). 5. Vagina Vagina adalah sebuah saluran yang menghubungkan uterus dengan alat reproduksi bagian luar dengan panjang
sekitar 8-12 cm dari orificium vagina (Faiz dan Moffat, 2004). Vagina dimulai dari servik uteri sampai ke introitus pada vestibulum, yang merupakan batas antara struktur genitalia interna dan eksterna. Dengan demikian ada hubungan langsung antar bagian luar tubuh dengan rongga peritoneal melalui
struktur sistem reproduksi (Hillegas, 2005). 6. Pemeliharaan Kesehatan Organ Reproduksi Pemeliharaan kesehatan organ reproduksi merupakan bagian dari kesehatan reproduksi remaja sekaligus bagian dari kesehatan remaja secara penuh. Cara memelihara kesehatan organ reproduksi secara garis
besar adalah menjaga kondisi normal organ-organ reproduksi dan terhindar dari kelaianan dan penyakit. Pada wanita, cara memlihara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
kesehatan organ reproduksi yang dianjurkan adalah dengan tidak memasukkan benda asing ke dalam vagina, menggunakan celana dalam
yang menyarap keringat dan tidak terlalu ketat, serta tidak menggunakan zat pembersih dan pengharum vagina tanpa ada pengawasan dari dokter (Kusmiran, 2011). Selain itu, salah satu upaya yang harus dilakukan dalam menjaga kesehatan organ reproduksi adalah dengan menjaga
kebersihan vagina yang bertujuan menjaga kebersihan vagina, menjaga kondisi normal vagina, dan menjaga vagina dari penyakit yang bisa terjadi. Adapun cara yang bisa dilakukan untuk perawatan pribadi
terhadap vagina sebagiama yang disampaikan Anurogo dan Wulandari (2011) adalah: a. Membersihkan vagina dengan cara membasuh bagian antara bibir vagina (vulva) secara hati-hati dan perlahan. b. Membasuh vagina dari arah depan (vagina) ke belakang (anus). c. Menghindari penggunaan pengharum dan antiseptik secara terus menerus. d. Mengganti celana dalam 2-3 kali sehari. e. Memilih bahan celana dalam yang menyerap keringat dan ukuran yang tidak terlalu kecil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
f. Mencuci tangan sebelum menyentuh vagina, serta hindari penggunaan handuk secara bersama-sama terutama untuk vagina. g. Membersihkan dan rapikan rambut kemaluan 7 hari sekali atau maksimal 40 hari sekali. h. Memilih pembalut yang nyaman dan aman ketika haid. Pada pria, pemeliharaan kesehatan organ reproduksi tidaklah jauh berbeda dengan wanita hanya saja, pria perlu melakukan sirkumsisi
untuk menjaga kebersihan penis. Tak jauh berbeda dengan kebersihan organ reproduksi wanita, pria juga disarankan untuk membasuk penis
setalah buang air dan dilakukan dengan hati-hati dan lembut, serta menjaga kelembaban daerah organ reproduksi dengan mengatur
penggunaan pakaian dalam (pemilihan bahan, periode pakai, pemilihan ukuran) dan mencukur atau merapikan rambut kemaluan secara rutin sehingga terhindar dari resiko pertumbuhan jamur dan parasit (Kusmiran,
2011). 7. Pubertas Pubertas merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju remaja, yang di awali dengan aktivitas hormonal sehingga timbul perubahan dan karakter seksual pada manusia. Pada populasi yang sehat
dan normal, pubertas wanita dimulai usia 10-13 tahun dan berakhir sekitar rata-rata 16 tahun, sedangkan pubertas pada pria dimulai sekitar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
usia 12-15 tahun dan berakhir pada kisaran usia 18 tahun (Kartono, 1990). Skala visual Tanner merupakan sebuah skala yang digunakan untuk menulai maturitas seksual. Dalam skala ini, untuk menilai maturitas
seksual wanita terdapat dua kategori yang masing-masing terdiri atas lima tahapan maturasi, yaitu bentuk payudara (B1-B5) dan distribusi rambut pubis (P1-P5), dalam skala ini tahap 1 menunjukkan sebuah kondisi prapubertas dan tahap 5 sebgai gambaran ukuran dan bentuk
dewasa (VDH, 1999). Karakteristik pubertas secara umum dibagi menjadi dua, yaitu karakteristik primer yang merupakan ciri-ciri tubuh yang terlihat langsung terkait dengan fungsi dan proses reproduksi, sedangkan
karakteristik sekunder adalah ciri-ciri yang tidak berkaitan secara langsung dengan fungsi reproduksi. Menstruasi yang diawali menarche pada wanita dan pematangan sel spermatozoa yang ditandai dengan spermarche atau mimpi basah merupakan karakteristik primer yang bisa
diamati. Karakteristik sekunder berupa peningkatan tinggi badan terutama pada ekstremitas, pertumbuhan rambut sekitar pubis dan ketiak, kulit yang mengalami penghalusan, peninggian nada suara, pembesaran payudara, serta feminisasi bentuk tubuh pada pinggul, pinggang dan paha
yang lazim muncul pada wanita (Kusmiran, 2011).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
Sedangkan pada pria, pertumbuhan rambut pada sekitar pubis, tangan, kaki, ketiak, dada dan wajah, perubahan suara menjadi rendah, peningkatan massa otot tubuh, peningkatan tinggi dan berat badan, serta
pembesaran testis (Kusmiran, 2011). Pubertas merupakan sebuah periode kehidupan yang didalam nya banyak terjadi perubahan biologis baik pada
maupun pada laki-laki. Mentruasi atau haid adalah proses pelepasan endometrium dan perdarahan yang terjadi secara teratur, periodik dan
berupa siklus. Perdarahan pertama kali dialami wanita disebut menarche, yang biasanya terjadi sekitar usia 10-13 tahun, dengan rata-rata 12,8 tahun (Badriyah, 2004 dan Benita, 2012). Siklus hait secara umum berputar selama kurang lebih 28 hari, dan
setiap siklus ini dihitung dari jarak antara tanggal mulai haid yang lalu kepada haid selanjutnya. Terdapat beberapa fase dalam siklus haid, yaitu: 1. Fase menstruasi Fase ini berjalan selama 2-6 hari. Pada fase ini endometrium mengalami peluruhan sehingga timbul perdarahan. 2. Fase proliferasi Fase ini dimulai tepat setelah fase mentruasi berakhir sampai nanti terjadi ovulasi sebagai batasan terhadap fase selanjutnya. Dalam fase ini terjadi dua aktivitas biologik, yaitu pertumbuhan endometrium untuk menerima ovum yang dibuahi dan pematangan
folikel sel telur di ovarium.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
3. Fase sekresi Dalam fase ini terbentuk korpus luteum dan juga penebalan
kelenjar endometrium. Fase ini berjalan sekitar 11-13 hari, dalam fase ini apabila tidak terjadi pembuahan sel telur yang matang
maka korpus luteum tidak akan berkembang dan tingginya hormon estradiol serta progesteron menyebabkan iskemia endometrium
sehingga berujung pada lepasnya endometrium (Afra dan Hadiy, 2004). Dalam kondisi haid, perawatan organ reproduksi sangat penting.
Dalam kondisi haid sangat mudah seorang wanita mengalami infeksi pada organ reproduksinya. Maka kebersihan harus dijaga karena kuman bisa masuk dan menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi. Penggantian pembalut secara rutin merupakan salah satu upaya yang
perlu diperhatikan (Prasetyaningtyas, 2007). Pada pria yang berada pada fase pubertas ditandai dengan terjadinya pengeluaran sel psermatozoa pertama kali pada spesimen urin
pagi hari. Dalam istilah sering disebut sebagai spermarche, yang secara umum biasanya terjadi pada usia kurang lebih 13 tahun. Spermaturia adalah tanda awal yang muncul sebelum masuk pada masa remajatengah
dan akhir berupa ejakulasi (Benita, 2012).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
8. Kelainan anatomi dan fisiologi organ reproduksi a. Wanita Kelainan anatomi atau fisiologis yang muncul pada wanita bisa berupa Amenore, yaitu suatu kondisi dimana seorang wanita tidak mendapati menarke sampai usia 17 tahun , kelianan ini bisa muncul meskipun perkembangan seksual sekunder telah muncul (Hillegas,
2005). Kelianan lain yang bisa muncul pada wanita terkait dengan fisiologi menstruasi dalah dismenore dan sindrom pramenstruasi, secara sederhana sindrom pramenstruasi dijelaskan sebagai kumpulan gejala yang bisa muncul sebelum menstruasi fase sekresi terjadi,
sedangkan dismenore adalah keluahan yang terjadi selama menstruasi berupa nyeri haid yang disebabkan adanya kejang pada otot uterus. Kelainan lain yang bisa muncul pada sistem organ genitalia interna
perempuana
dapat
berupa
leiomioma,
karsinoma
endometrium, dan karsinoma servik. Leiomioma adalah suatu tumor jinak uterus yang umumnya tersusun dari jaringan otot polos dan juga jaringan fibrosa. Karsinoma endometrium adalh keganasan pelvis perempuan yang paling sering dari seluruh kanker pada perempuan.
Karsinoma serviks merupakan karsinoma sel skuamosa (90%) dan sel adenokarsinoma (10%) pada servik (Hillegas, 2005). Karsinoma yang terjadi pada ovarium merupakan salah satu kanker ginekologi yang paling sering dan penyebab kematian kelima
akibat kanker pada perempuan. Sedangkan pada organ lain yaitu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
payudara, kanker payudara yang digambarkan proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau lobus payudara (Hillegas,
2005). b. Pria Kelainan anatomi bisa terjadi pada berbagai organ reproduksi
pria, seperti kriptokidisme, torsio testis, hidrokel ataupun varikokel. Kriptokidisme merupakan kelainan yang terjadi jika salah satu atau kedua testis mengalami kegagalan untuk turun dari rongga abdomen
menuju skrotum (Wilson, 2005). Terdapat tiga macam kelaina yang banyak terjadi pada testis
pria, yaitu torsio testis, hidrokel dan varikokel. Torsio testis merupakan kondisi terpelintirnya testis dalam kantung skrotum akibat perkembangan abnormal dari tunika vaginalis dan funikulus spermatikus dalam masa perkembangan janin skrotum (Wilson, 2005).
Torsio testis banyak terjadi pada remaja dengan rentang usia antara 12 tahun sampai 20 tahun (Purnomo, 2011). Hidrokel adalah kumpulan cairan di dalam ruang potensial antara kedua lapisan membran tunika vaginalis skrotum (Wilson, 2005). Gambaran klinis yang sering
muncul adalah adanya benjolan tidak nyeri pada kantong skrotum dengan hasil pemeriksaan transiluminasi postif (Purnomo, 2011). Dan yang terakhir varikokel adalah pelebaran abnormal (varises) dari
pleksus pampiniformis vena yang mengalirkan darah ke setiap testis,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
namun lebih sering terjadi pada sisi kiri dibandingkan sisi kanan skrotum (Wilson, 2005). Peradangan pada sistem organ reproduksi pria dapat terjadi mulai dari saluran kemih sampai menjalar pada organ genitalia interna
(Purnomo, 2011). Kelainan yang paling luar terjadi dapat berupa Balanitis.Balanitis adalah peradangan glans, sedangkan balanopoptisis adalah peradangan glans dan preputium pada pria yang tidak sirkumsisi. Peradangan dapat disebabkan oleh gonore, trikomiasis, sifilis, candida albican atau organisme koliform (Wilson, 2005). Prostatitis adalah peradangan prostat, yang bisa disebabkan karena agen bakteri ataupun non bakteri. Peradangan yang terjadi bisa bersifat akut maupun kronis (Wilson, 2005). Pasien dengan prostatitis
biasanya muncul gejala akut berupa demam, rasa sakit pada perineal, menggigil dan gangguan miksi (Purnomo, 2011). Terkait dengan saluran kemih, infeksi yang bisa timbul adalah Uretritis. Uretritis adalah peradngan uretra oleh berbagai penyebab
dan merupakan sindrom yang sering terjadi pada pria (Wilson, 2005). Sedangkan pada epididimis kelainan berupa Epididimitis. Epididimitis adalah respon peradangan epididimis akibat infeksi atau trauma. Orkitis adalah perdangan testis, yang jika bersama dengan epididimis
menjadi epididimoorkitis dan merupakan komplikasi dari epididimitis (Wilson, 2005 dan Purnomo, 2011).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Kegananasan yang banyak terjadi pada pria adalah karsinoma prostat dan karsinoma testis (Wilson, 2005 dan Purnomo 2011).
Secara rinci karsinoma prostat adalah sebuah keganasan pada kelenjar prostat
yang
tidak
memiliki
gejala
spesifik
pada
awal
perkembangannya. Namun gejala yang banyak didapatkan antara lain, kesulitan menahan rasa berkemih, disuria, sering berkemih, retensio
urin dan hematuria. Kankaer ini banyak terjadi pada usia diatas 50 tahun
(Purnomo,
2011).
Sedangkan
untuk
kanker
testikular
merupakan kanker yang relatif jarang terjadi, namun meskipun kanker ini jarang terjadi tapi merupakan kanker yang banyak muncul pada
usia muda. Usia puncak kejadian kanker ini adalah 15 hingga 35 tahun (Wilson, 2005). 9. Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS Penyakit Menular Seksual merupakan penyakit infeksi menular, yang penularannya melalui hubungan seksual. Beberapa penyakit yang
ada banyak ditemukan di Indonesia adalah: 1. Gonore Neisseria gonorrheae (diplococcus gram negatif) merupakan bakteri penyebab penyakit gonore. Gejala yang sering muncul pada pria yaitu, disuria, keluar sekret dari penis, dan pembengkakan pada penis, sedangkan pada wanita 60% tanpa gejala yang muncul
dan sisanya berupa servisitis (Malik et al, 2004).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
2. Sifilis Sifilis merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Treponema pallidum. Gejala yang muncul bertahap sesuai dengan tahapan primer, sekunder/laten, dan tersier. Gejala primer akan
muncul setelah masa inkubasi sekitar 2-6 minggu atau kadang sampai 13 minggu. Gejala yang muncul mulai dari benjolan tidak nyeri (tahap primer) sampai dengan kelainan saraf, pembuluh darah
dan jantung pada tahap tersier (Siagian dan Rinawati, 2003). 3. Herpes genitalis Virus Herpes Simpleks merupakan penyebab Herpes genitalis, terlebih khusus adalah Virus Herpes Simpleks tipe 2. Sebagian besar kasus ini terjadi karena kontak seksual secara orogenital. Setelah infeksi primer virus bisa dalam keadaan laten
namun sewaktu-waktu bisa reaktivasi kembali untuk menciptakan serangan berulang. Masa inkubasi virus ini antara 3-7 hari, namun terkadang bisa lebih dari itu. Bentuk lesi yang ditimbulkan dapat berupa vesikel, pustule, dan ulkus eritematosus, sembuh dalam
waktu 2-3 minggu. Gejala muncul pada gland penis untuk laki-laki dan vulva, perineum, vagina atau bokong pada wanita (Daili dan
Judanarso, 1999). 4. HIV/AIDS HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, target utamanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
adalah sel CD4 yang merupakan bagian dari Limfosit T. Sedangkan AIDS adalah kondisi terkumpulnya penyakit dalam tubuh manusia karena sistem kekebalan tubuh yang rendah, dan juga merupakan fase akhir dari infeksi HIV. Virus ini menular memalui cairan yang
disekresi atau dibentuk oleh tubuh seperti, sperma, air susu dan darah. Transmisi HIV paling sering melalui hubungan seksual, bergantian jarum suntik tidak steril, transfusi darah serta hubungan ibu dan anak dalam kandungan melalui plasenta, jalan lahir dan
pemberian air susu (Kasper et al, 2005). 10. Pengetahuan kesehatan reproduksi Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah penginderaan terhadap suatu hal. Dalam pengetahuan kognitif terdapat
beberapa tahapan, yaitu: a. Tahu (know), adalah proses mengingat sebuah materi yang telah dipelajari. Tahu adalah tingkat pengetahuan paling rendah. b. Memahami (comprehention), merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan kembali sebuah topik dengan baik dan benar. Kemampuan ini dapat diwujudkan dengan interpretasi atau
kesimpulan dari sebuah topik. c. Aplikasi (appplication), adalah kemampuan seseorang untuk menerapkan apa yang telah diketahui dan dipahami kedalam situasi
nyata atau sebuah fenomena.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
d. Analisis (analysis), adalah sebua kemampuan untuk menjelaskan sebuah objek ke dalam komponen tertentu yang saling berkaitan. e. Sintesis (syntesis), merupakan kemampuan untuk menghubungkan materi-materi yang telah dipelajari untuk membuat formulasi baru. f. Evaluasi (evaluation), adalah kemampuan untuk menilai suatu objek atau topik tertentu yang didapatkan dengan dasar kriteriakriteria tertentu yang telah ada (Notoatmodjo, 2003). Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap tingkat pengetahuan, terlebih khusus
tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja. Faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Usia Hubungan antara usia dengan tingkat pengetahuan, diasumsinya sejalan dengan pertambahan usia maka bertambah juga tingkat pengetahuan seseorang. Tingkat pengatahuan ini dilatarbelakangi
oleh meningkatnya pengalaman dan kematangan diri (Benita, 2012). 2. Tingkat pendidikan Dengan pendidikan seseorang akan mengalami peningkatan pengetahuan dan mendapatkan kemudahan untuk memperoleh pengetahuan yang lebih tinggi (Benita, 2012). Pendidikan yang
dimaksud mencakup pendidikan formal dan pendidikan non formal. Pendidikan non formal didapat dari keluaraga, organisasi,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
dan masyarakat, sedangkan pendidikan formal berupa pendidikan
yang didapatkan di sekolah (Purwanto et al, 2000). Pendidikan di sekolah bisa menjadi faktor protektif terhadap terjadinya hubungan seksual sebelum menikah, pernikahan usia muda, serta terjadinya kehamilan usia muda. Di lain pihak, pendidikan non formal berupa komunikasi dan informasi antara orang tua dengan anak terkait
kesehatan seksual juga sangat berpengaruh pada pengetahuan kesehatan reproduksi remaja. Hal ini juga berkaitan secara tidak langsung dengan pendidikan yang telah ditempuh orang tua. Semakin tinggi pendidikan orang tua, maka orang tua semakin bisa
menjelaskan dampak negatif hubungan seksual sebelum menikah dengan baik, hal ini sesuai dengan pendapat Farahani dalam Benita
(2012). 3. Sosial ekonomi Kondisi sosial dan ekonomi seseorang secara tidak langsung mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, karena kondisi
sosial ekonomi seseorang berpengaruh terhadap kesempatan seseorang untuk memperoleh sebuah pengetahuan (Purwanto et al, 2000). Remaja putri dengan status sosial ekonomi yang rendah lebih memiliki kecenderungan pernah melakukan hubungan
seksual sebelum menikah jika dibandingkan dengan kelompok remaja putri yang memiliki status sosial ekonomi lebih tinggi
(Samandari dan Speizer, 2010).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
4. Lingkungan pergaulan atau kelompok sebaya (peer group) Sikap, pembicaraan dan perilaku seseorang merupakan cerminan
pengaruh kelompok sebaya pada remaja (Benita, 2000). Adanya dukungan dari pergaulan menciptakan peluang bagi remaja untuk
memperlajari pola- pola perilaku, sehingga tercipta peningkatan pengetahuan (Purwanto et al, 2000). Pergaulan sebaya merupakan faktor protektif terhadap inisiasi seksual usia dini, dengan tidak mengabaikan adanya dampak negatif yang berlawanan dengan
pernyataan tersebut. 5. Paparan informasi Paparan informasi memiliki banyak pengaruh pada tingkat pengetahuan remaja, termasuk pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi. Informasi ini bisa didapat dalam berbagai bentuk dan metode, seperti media massa, konseling, penyuluhan dan internet
(Hindin dan Fatusi, 2009). 11. Penyuluhan
Kesehatan
Reproduksi
dan
Perilaku
Kesehatan
Reproduksi Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dibagi atas dua hal, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dalam Benita (2012), HL
Blum mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan menjadi empat bagian, yang besar pengaruhnya terhadap kesehatan yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
1. Lingkungan, yang meliputi lingkungan fisik, lingkungan sosial, lingkungan budaya, lingkungan politik, lingkungan ekonomi dan
lain-lain. 2. Perilaku. 3. Pelayanan Kesehatan. 4. Keturunan. Dalam upaya untuk pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perlu
dilakukan kegiatan yang disebut sebagai upaya kesehatan. Upaya kesehatan yang dimaksud dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat dengan saling terkait baik secara langsung maupun tidak langsung. Upaya kesehatan mencakup kuratif, rehabilitatif, preventif dan promotif.
Semua bentuk upaya kesehatan tersebut harus bisa mengarah pada keempat faktor yang ada (Notoatmodjo, 2003). Upaya untuk pemeliharaan dan peningkatan kesehatan ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti perbaikan gizi, pembangunan
sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan sanitasi lingkungan, pendidikan kesehatan dan lain-lain. Upaya intervensi terhadap faktor perilaku dapat dibagi menjadi dua, yaitu tekanan (enforcement) dan edukasi.
Upaya
intervensi
tekanan
diwujudkan
dalam
bentuk
pemebentukan aturan atau tata cara yang mengikat dan memaksa seseorang atau masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan ketetapan, sedangkang upaya intervensi edukasi yaitu upaya dengan persuasif,
memberi informasi, mengajak dan menghimbau. Intervensi dalam bentuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
tekanan memiliki kelebihan yaitu tercipta kondisi yang diharapkan dalam waktu relatif lebih singkat sedangkan bentuk edukasi memiliki ketahanan lebih lama dibandingkan dengan bentuk tekanan. Pendidikan adalah bentuk intervensi yang utama dalam modifikasi faktor perilaku
(Notoatmodjo, 2003). Pendidikan adalah sebuah proses yang telah direncanakan dan dirancang untuk mempengaruhi orang lain sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan dari proses pendidikan yang diberikan. Unsur yang
terdapat dalam pendidikan meliputi input yang merupakan sasaran pendidikan dan para pendidik, proses pendidikan dan output dalam bentuk perilaku sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelum
proses pendidikan (Notoatmodjo, 2003). Pendidikan kesehatan adalah upaya untuk mencipkan perilaku
sasaran pendidikan yang kondusif untuk kesehatan. Dalam proses pendidikan kesehatan, pada awalnya tujuan yang dicapai adalah membuat masyarakat sasaran mengetahu bagaimana cara memelihara kesehatan,
menghindari dan mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan dan lainlain. Pada tahap selanjutnya, kesadaran masyarakat tersebut berlanjut menjadi sebuah perilaku kesehatan. Hal yang perlu diingat selama proses pendidikan kesehatan adalah kesehatan tidak hanya untuk diketahui
tetapi untuk dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari (Notoatmodjo, 2003).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Setelah serangkaian proses pendidikan kesehatan yang dilakukan, hasil yang diharapkan adalah adanya perubahan perilaku. Dalam
perubahan perilaku terdapat beberapa dimensi, yaitu: 1. Perubahan perilaku, perubahan perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku yang sesuai dengan nilai kesehatan. 2. Pembinaan perilaku, pembinaan ini ditujukan kepada masyarakat yang telah berada dalam kondisi kondusif kesehatan, sehingga
perilaku yang baik bisa dipertahankan. 3. Pengembangan perilaku, pembentukan perilaku sejak usia dini pada anak-anak (Notoatmodjo, 2003).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
B. Kerangka Pemikiran Pubertas
Remaja
Penyuluh Media
Perubahan anatomi dan fisiologi organ reproduksi
Metode Penyuluhan (Informasi)
Sikap 1. 2. 3. 4.
Psikologis Ekonomi Sosial dan Budaya Kelompok Sebaya
Keterangan: v : Diteliti
Faktor Internal
Pengetahuan
1. Kecerdasan 2. Pendidikan 3. Usia
Kelakuan
Kesehatan Reproduksi Remaja
: Tidak Diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis Metode Focus Group Discussion merupakan metode yang lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap terkait Kesehatan Reproduksi Remaja.
commit to user