perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Motivasi Belajar a.
Pengertian Motivasi Motivasi merupakan faktor penggerak atau dorongan yang dapat memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu merubah tingkah laku manusia atau individu untuk melakukan hal yang lebih baik untuk dirinya sendiri. Thursan Hakim (2000:26) mengemukakan bahwa suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu
Mc. Donald dalam Sardiman (2004:73) mempunyai pendapat bahwa characterized by affective Motivasi merupakan sesuatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dari perumusan yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu: 1) motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, 2) motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan (affective arousal), 3) motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Lebih lengkap dijelaskan oleh Sudarwan Danim (2004:2) Motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Motivasi paling tidak memuat tiga unsur esensial, yakni : (1) faktor pendorong atau pembangkit motif, baik internal maupun eksternal, (2) tujuan yang ingin dicapai, (3) strategi yang diperlukan oleh individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian, motivasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan yang menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi sebagai
7 to user commit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 proses psikologis yang ditimbulkan oleh faktor di dalam diri seseorang itu sendiri (instrinsik) dan faktor di luar diri (ekstrinsik). b. Motivasi Belajar Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang berasal dari dalam dan dari luar diri peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar yang ditandai dengan perubahan tingkah lakunya sebagai hasil dari proses belajar, serta tercapainya tujuan belajar untuk selanjutnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. psikis yang bersifat non intelektual yang mempunyai peranan khas dalam hal
Motivasi belajar merupakan keadaan internal yang mendorong peserta didik untuk belajar. merupakan keadaan internal yang membangkitkan, mengarahkan, dan
merupakan keadaan internal individu yang membangkitkan, menggerakkan, ataupun menggairahkan peserta didik untuk belajar. Lebih lanjut, Winkel
penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan serta
Dari beberapa pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa, motivasi belajar merupakan seluruh dorongan yang berasal dari internal (intrinsik) maupun eksternal (ekstrinsik) yang membangkitkan, menggerakkan, ataupun menggairahkan peserta didik untuk merasa senang dan bersemangat untuk meningkatkan kualitas belajarnya dan diharapakan mencapai prestasi belajar yang optimal. c. Fungsi Motivasi Belajar Motivasi memiliki fungsi bagi manusia, karena motivasi dapat menjadikan manusia mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Motivasi belajar mempunyai fungsi yang sangat penting, karena menentukan intensitas belajar peserta didik. Sardiman (2004:85) menjelaskan:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 Fungsi motivasi meliputi: (1) mendorong manusia untuk berbuat, sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi, (2) menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang akan dicapai, (3) Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan mana yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Fungsi motivasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Mendorong manusia untuk berbuat Motivasi belajar berfungsi sebagai penggerak yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu. Dalam hal ini, motivasi menjadi penggerak bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar dengan usaha yang maksimal untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal. Seorang peserta didik akan tergerak apabila terdapat target tertentu yang ingin dicapai. Peserta didik mengerahkan seluruh kemampuannya, sehingga dapat berkembang dengan optimal 2) Menentukan arah perbuatan ke arah tujuan yang dicapai Motivasi dapat memberikan arah menuju tujuan yang ingin dicapai oleh peserta didik. Peserta didik yang mempunyai tujuan pasti akan memikirkan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan motivasi belajar yang dimiliki, peserta didik akan punya arah yang jelas untuk kehidupannya. 3) Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan mana yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut Peserta didik yang memiliki motivasi belajar akan dapat menentukan
perbuatan-perbuatan
yang
harus
di
kerjakan
serta
menghindari perbuatan-perbuatan yang harus ditinggalkan untuk mencapai tujuan. Selanjutnya, Hamzah B. Uno (2008: 17) menjelaskan bahwa fungsi motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut: 1) Mendorong manusia untuk melakukan suatu aktivitas yang didasarkan atas pemenuhan kebutuhan, 2) menentukan arah tujuan yang hendak dicapai, 3) menentukan perbuatan yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 harus dilakukan. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang tinggi dalam belajar akan menunjukkan hasil belajar yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar akan mencapai tujuannya yaitu prestasi belajar yang baik. Berdasarkan pendapat di atas, fungsi motivasi dalam belajar adalah untuk mendorong, menggerakan dan mengarahkan aktivitas-aktivitas peserta didik dalam belajar sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal. Dengan hal tersebut, peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh karena adanya motivasi belajar yang tinggi. d. Aspek-Aspek Motivasi Belajar Karakteristik atau ciri-ciri individu yang memiliki motivasi belajar ditunjukkan dengan sikap dan perilaku yang positif yang tercermin dalam beberapa aspek. Aspek-Aspek motivasi belajar dijelaskan oleh Sardiman (2004: 83) yang mengemukakan bahwa: Motivasi yang ada pada diri seseorang itu memiliki ciri-ciri tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak melepaskan hal yang diyakini, dan senang mencari dan memecahkan masalah. Aspek-aspek motivasi belajar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Tekun menghadapi tugas Tekun menghadapi tugas berarti rajin untuk mengerjakan tugastugas belajar yang diberikan. Tekun dalam mengerjakan tugas merupakan hal penting untuk mencapai keberhasilan belajar mengajar. Ketika peserta didik tekun mengerjakan tugas, berarti peserta didik memiliki motivasi belajar tinggi. 2) Ulet menghadapi kesulitan Ulet dalam menghadapi kesulitan berarti pantang menyerah dalam menghadapi tugas yang sulit. Hamalik (1992:178) menjelaskan bahwa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 merupakan sebuah faktor yang
bahwa peserta didik yang mempunyai motivasi belajar rendah akan mengalami masalah tingkah laku belajar ketika menghadapi tugas yang sulit. Sedangkan peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi akan bersikap ulet menghadapi tugas yang sulit. 3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah Motivasi belajar akan menimbulkan minat peserta didik untuk memecahkan berbagai masalah. Bermacam-macam masalah adalah hal yang menarik untuk dipecahkan dan dicari solusinya. 4) Lebih senang bekerja mandiri Peserta didik dituntut untuk menjalankan sendiri tugas-tugas individual. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi merasa senang mengerjakan tugas secara mandiri, karena mereka merasa percaya diri dan mempunyai semangat tinggi untuk mengerjakan tugas. 5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin Tugas yang terus menerus diberikan secara rutin tanpa variasi akan membuat peserta didik bosan. Sardiman (2004:84) menjelaskan bahwa
dengan baik dan memiliki motivasi belajar tinggi akan mudah bosan dengan hal yang di ulang-ulang, dan tertarik dengan hal yang variatif. 6) Dapat mempertahankan pendapatnya Mempertahankan pendapat merupakan hal yang penting dalam belajar. Margaret (1991:1) menjelaskan bahwa proses seseorang memperoleh berbagai kecakapan, ketrampilan, dan
mendapatkan berbagai kecakapan, ketrampilan, maupun sikap. Termasuk didalamnya ketrampilan untuk memahami pelajaran dan kecakapan untuk mempertahankan pendapatnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini Dalam proses belajar, peserta didik akan belajar memahami suatu hal, kemudian peserta didik akan memiliki sebuah keyakinan terhadap suatu hal tersebut. Hal yang diyakini tersebut kemudian menjadi sebuah prinsip dalam diri peserta didik. Sikap tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakini hanya dimiliki oleh peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar rendah tidak bisa memegang erat hal yang diyakini, sehingga mudah melepaskannya. 8) Senang mencari dan memecahkan soal-soal Soal-soal yang sulit akan menimbulkan semangat yang tinggi, karena peserta didik merasa tertantang untuk mengerjakan soal yang sulit. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi akan senang mencaricari soal tambahan dan memecahkan soal-soal tersebut. Mencari dan memecahkan soal membuat peserta didik berlatih memecahkan soal yang sulit. Jika delapan ciri-ciri tersebut terdapat pada seorang peserta didik berarti peserta didik tersebut memiliki motivasi tinggi yang dibutuhkan dalam aktifitas belajarnya. e. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan oleh seorang guru untuk meningkatkan motivasi belajar. Menurut Fathurrohman dan Sutikno (2007:20) motivasi
belajar
dapat
ditumbuhkan
melalui
beberapa
cara
yaitu:
peserta didik, hadiah, saingan, pujian, hukuman, membangkitkan dorongan peserta didik untuk belajar, membentuk kebiasaan belajar yang baik, dan membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual atau kelomp Cara meningkatkan motivasi belajar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Menjelaskan tujuan kepada peserta didik. Setiap permulaan belajar mengajar sebaiknya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai tujuan belajar yang akan dicapai kepada peserta didik. Sehingga, semakin
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 jelas tujuan yang disampaikan guru kepada peserta didik, maka semakin besar pula motivasi peserta didi dalam belajar untuk mencapai tujuan tersebut. 2) Hadiah. Hadiah akan mendorong peserta didik untuk bisa belajar lebih giat lagi. Hadiah diberikan kepada peserta didik yang berprestasi, sehingga peserta didik yang belum berprestasi akan termotivasi untuk belajar agar dapat berprestasi dan mendapat hadiah. 3) Saingan atau kompetisi. Seorang guru sebaiknya mengadakan persaingan di antara peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Peserta didik akan termotivasi untuk berkompetisi dalam meraih prestasi. 4) Pujian. Sudah sewajarnya seorang guru memberikan pujian kepada peserta didik yang memiliki prestasi. Pujian yang diberikan bersifat membangun akan membuat peserta didik lebih termotivasi untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik lagi. 5) Hukuman. Hukuman diberikan kepada peserta didik yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman diberikan dengan harapan agar peserta didik berusaha merubah diri dan berusaha meningkatkan motivasi belajarnya. Bentuk hukuman yang diberikan kepada peserta didik berupa hukuman yang bersifat. 6) Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar. Hal yang bisa dilakukan oleh guru adalah dengan memberikan perhatian maksimal kepada peserta didik. Selain itu, guru juga dapat membuat peserta didik tertarik dengan materi yang disampaikan dengan cara menggunakan metode yang menyenangkan dan mudah dipahami. 7) Membentuk kebiasaan belajar yang baik. Kebiasaan belajar yang baik dapat dibentuk dengan cara membuat jadwal belajar yang terstruktur dan menaati jadwal yang sudah dibuat. 8) Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun kelompok. Membantu kesulitan peserta didik dapat dilakukan dengan cara memperhatikan proses dan hasil belajar peserta didik. Bantuan yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 diberikan kepada peserta didik dapat diberikan secara kelompok maupun individual sesuai kebutuhan. 9) Menggunakan metode yang bervariasi. Dalam proses belajar terdapat beberapa unsur yang perlu diperhatikan, salah satunya yaitu penggunaan metode untuk mennyampaikan materi kepada peserta didik. Metode yang digunakan sebaiknya metode yang menarik dan menyenangkan. 10) Menggunakan media pembelajaran yang baik, serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar harus menarik. Akan tetapi, yang lebih perlu di perhatikan adalah kesesuaian media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran. Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan berbagai cara, antara lain menjelaskan tujuan belajar kepada peserta didik, hadiah, saingan, pujian, hukuman, membangkitkan dorongan peserta didik untuk belajar, membentuk kebiasaan belajar yang baik, dan membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual atau kelompok. Beberapa cara tersebut dapat diimplikasikan oleh seorang mentor dalam dalam bimbingan kelompok dengan memaksimalkan peran dinamika kelompok. Dinamika Kelompok merupakan sebuah konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah. Dinamika kelompok merupakan sinergi dari semua faktor yang ada dalam suatu kelompok, artinya merupakan pengerahan secara serentak semua faktor yang dapat digerakkan dalam kelompok itu. Dengan demikian, dinamika kelompok merupakan jiwa yang menghidupkan dan menghidupi suatu kelompok. Dinamika kelompok digunakan untuk menyebut sejumlah teknik seperti permainan peran, diskusi kelompok, ataupun model halaqah. Dinamika kelompok erat kaitannya dengan kegiatan bimbingan, menurut Shertzer dan stone (dalam tatiek, 1989: 36) mengemukakan dinamika kelompok adalah kekuatan-kekuatan yang berinteraksi dalam kelompok pada waktu kelompok melakukan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 Prayitno (1995:22) mengemukakan bahwa kelompok yang baik ialah apabila kelompok itu diwarnai oleh semangat yang tinggi, kerjasama yang lancar dan mantap serta adanya saling mempercayai diantara anggota-anggotanya. Kelompok yang baik seperti itu akan terwujud apabila para anggotanya saling bersikap sebagai kawan dalam arti yang sebenarnya, mengerti dan menerima secara positif tujuan bersama, dengan kuat merasa setia kepada kelompok, serta mau bekerja keras atau bahkan berkorban untuk kelompok. Berbagai kualitas
mendorong kehidupan kelompok. Kekuatan yang mendorong kehidupan kelompok itu dikenal sebagai dinamika kelompok. Dinamika kelompok dalam model halaqah untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dapat menunjang pencapaian tujuan bimbingan yaitu. Dinamika kelompok dalam halaqah terjadi saat kelompok halaqah terbentuk dan terjadi interaksi antar anggota dan mentor dalam kelompok tersebut. Seorang mentor akan melakukan beberapa hal untuk meningkatkan motivasi peserta didik, antara lain menjelaskan tujuan belajar kepada peserta didik, hadiah, saingan, pujian, hukuman, membangkitkan dorongan peserta didik untuk belajar, membentuk kebiasaan belajar yang baik, dan membantu kesulitan belajar peserta didik. Setiap anggota kelompok akan saling berinteraksi, menginspirasi, dan memotivasi satu sama lain. Mereka akan saling melihat prestasi pencapaian target belajar antar anggota kelompok. Peserta didik yang masih tertinggal dalam pencapaian target belajarnya akan cenderung melihat dan meneladani anggota kelompok lain yang sudah mampu mencapai target belajarnya. sebaliknya, peserta didik yang sudah mencapai target belajarnya akan memotivasi anggota lain agar bisa mencapai target belajarnya. 2. Tinjauan Tentang Halaqah a. Pengertian Halaqah Halaqah merupakan sebuah cara model pembelajaran dengan formasi duduk melingkar.
Halaqah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 adalah cara belajar atau mengajar dengan duduk di atas tikar dengan posisi
Secara etimologi (http://en.wiktionary.org/wiki/), berasal dan bahasa ring) lingkaran (circle), misalnya dalam
Dimaknai demikian karena pembelajaran ini dilakukan oleh sekumpulan orang dengan posisi duduk mereka menyerupai lingkaran atau model cincin, yang mana guru dan murid menyatu dalam sebuah formasi lingkaran tersebut. Satria Hadi Lubis (2010: 16) mengemukakan bahwa Halaqah merupakan sekumpulan orang yang ingin mempelajari dan mengamalkan Islam secara serius. Biasanya terbentuk karena kesadaran mereka sendiri untuk mempelajari dan mengamalkan Islam secara bersama-sama Kesadaran itu muncul setelah mereka menerima dakwah dari orang-orang yang telah mengikuti halaqah/usrah terlebih dahulu, baik melalui forum-forum umum, seperti tabligh, seminar, pelatihan ataupun karena dakwah interpersonal. Ali Said Damanik (2002: 125) menyebutkan halaqah juga sering disebut liqo
i
sebuah program pertemuan rutin-biasanya satu pekan sekali di mana kegiatan pengkajian nilaiSecara istilah, halaqah adalah sarana utama tarbiyah (pendidikan) dalam dinamika kelompok dengan jumlah anggota maksimal 12 orang. Abdul halaqah merupakan sarana utama pendidikan iman dan pengetahuan dalam dinamika kelompok dengan jumlah anggota maksimal 12 ora
Pembatasan jumlah peserta halaqah hingga 12
orang sebenarnya didasari oleh pertimbangan keefektifan proses pembelajaran di dalam halaqah dan pengawasan dan kontrol aktivitas belajar di luar halaqah. Meskipun demikian, angka ini bukan jumlah mutlak, karena yang terpenting adalah bagaimana pendidik menjamin terpenuhinya kebutuhan belajar peserta halaqah, baik dalam maupun di luar halaqah. Dengan demikian, jumlah 12 dapat saja ditambah sesuai dengan kebutuhan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 Halaqah juga sering disebut usrah. Al-
ah Al-Arabiyah Al-
Muyassarah dalam Ali Abdul Halim Mahmud (1999:126) Bangsa Romawi menyatakan usrah berarti kumpulan keluarga. Beberapa bangsa lain menyebutnya sebagai kerabat, yang para anggotanya bernasabkan kepada itu, nama kakek selalu diikutkan dibelakang namanya dan sekan-akan mereka mengkultuskannya. Menjalin pernikahan dengan sesama kerabat tidak mereka sukai. Dalam sosiologi Usrah seseorang itu terdiri dari kerabat dan istri.Ikatan usrah menyebabkan lahirnya hak dan kewajiban, baik yang bersifat materi ahmud, 1999:126). Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa halaqah merupakan sebuah pertemuan kecil yang dinamis dengan jumlah peserta maksimal 12 orang dan posisi duduk melingkar dan terjalin hubungan kekeluargaan yang harmonis antar anggota kelompok serta pembina. Dalam halaqah terdapat seorang guru/pembina/murobi, yang di dalamnya dilakukan pembinaan kepribadian atau karakter bagi para anggotanya/mutarabbi, yang dilakukan secara kontinyu dan sistematis. b. Halaqah dalam dunia pendidikan Halaqah merupakan istilah yang berhubungan dengan pendidikan, khusunya pendidikan Islam (Tarbiyah Islamiyah). Musyafa A. Rahim dalam Satria Hadi Lubis (2003: vii) menjelaskan sebagai berikut, Halaqah merupakan benih awal Islam. Atau dengan kata lain, agama Islam berawal dari halaqah, halaqah ar-ridwan, halaqah antara nabi kita Muhammad dengan malaikat Jibril -salam, halaqah dengan murabbi malaikat jibril -salam dan mutarobi Nabi Muhammad , dan bertempat di gua Hira, halaqahdalam suasana (penuh suasana peribadatan), halaqah halaqah dengan iklim talaqqi (penerimaan materi) dan takwini (pembentukan kepribadian) Istilah halaqah sudah dikenal sejak kehadiran Islam di tanah Arab. Pada saat itu, halaqah digunakan untuk menamai pertemuan-pertemuan zikir,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 taklim, dan hal-hal lain yang terkait dengan proses pendidikan. Muhammad Sajirun (2011:6) mengemukakan bahwa
halaqah merupakan pendidikan
informal yang diawali oleh Rosululloh SAW dirumah para sahabat. Pendidikan ini berkaitan dengan upaya dakwah yang menanamkan aqidah Islam serta pembebasan manusia dari segala bentuk pembebasan. Setelah masyarakat Islam terbentuk, kemudian halaqah dilaksanakan di masjid, kemudian semakin berkembangnya waktu, halaqah menjadi pendidikan formal yang disebut madrasah. Hal ini menunjukkan bahwa halaqah adalah cikal bakal dari pendidikan. Awalnya pendidikan informal, dan semakin berkembangnya waktu, kemudian halaqah bisa menumbuhkan pendidikan formal berupa madrasah. Di Indonesia, pemakaian istilah halaqah terkenal di kalangan pesantren. Ketika mengemukakan model pengajaran yang digunakan di pesantren, Juwariyah
(http://uin.suka.info/ejurnal)
mengemukakan
bahwa,
model
pengajaran yang lazim dipergunakan di pesantren meliputi (1) wetonan, dinamakan demikian karena pelajaran itu diberikan pada waktu-waktu tertentu. Metode ini sering juga disebut dengan bendongan atau halaqah, (2) sorogan, yaitu dengan cara seorang santri menghadap guru satu per satu dengan membawa kitab yang akan dikaji. Dari ungkapan di atas, dapat disimpulkan bahwa di Indonesia, halaqah sudah digunakan sejak pembelajaran di pesantren. Berdasarkan keterangan di atas, secara historis, eksistensi halaqah sudah ada sejak tahun awal kenabian Muhammad SAW. Halaqah merupakan sebuah model pembelajaran dalam sistem pendidikan Islam (tarbiyah Islamiyah) yang pada umumnya dilaksanakan di masjid-masjid atau di rumahrumah kaum muslimin. Konsep pendidikan tersebut mengkaji berbagai sisi kehidupan. Hal tersebut berkaitan dengan konsep Islam yang syamil (menyeluruh). Dalam perjalanan panjang sejarah pendidikan Islam, halaqah pernah menjadi sarana utama dalam sistem pembelajaran untuk membentuk kepribadian Islami dan pembekalan berbagai jenis keilmuan. Model halaqah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 ini selanjutnya menyebar ke seluruh dunia bersama penyebaran Islam. Bisa dikatakan bahwa di mana ada Islam, di sana ada halaqah-halaqah. Hanya saja, dalam
perkembangan
selanjutnya,
pembelajaran
dengan
halaqah
ini
mengalami degradasi sesuai dengan kebutuhan. c. Tujuan Halaqah Halaqah merupakan sistem pendidikan Islam yang mempunyai tujuan Tujuan dalam halaqah sebagai berikut: (1) Tercapainya muwashafat (karakter pribadi muslim), (2) tercapainya pembentukan murabi (pembimbing), (3) tercapainya
Selanjutnya dijelaskan bahwa tujuan tersebut memiliki empat fungsi dalam perjalanan halaqah, antara lain yaitu (1) memberikan arahan perjalanan halaqah, (2) memfokuskan program dan kegiatan halaqah, (3) pedoman dalam pengambilan keputusan, (4) mengontrol perjalanan halaqah. Ali Abdul Halim Mahmud (dalam Satria Hadi Lubis, 2010: 63) mengemukakan bahwa Tujuan usrah adalah menyiapkan orang-orang pilihan
Usrah mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus bagi anggotanya. Tujuan tersebut pada umumnya mempunyai dampak atau sasaran kepada pembentukan diri anggotanya. Kemudian setelah itu pembentukan diri tersebut menjadi modal awal dalam hidup bermasyarakat. Tujuan umum usrah secara ringkas yang disebutkan oleh Ali Abdul Halim Mahmud (1999:144) yaitu, membentuk kepribadian muslim, mengukuhkan ikatan bersama, mengukuhkan ikatan ant arus nilai, baik yang mendukung/memusuhi gerakan Islam, menanggulangi unsur-unsur destruktif negatif pada diri anggota, mewujudkan hakekat kebanggaan kepada Islam dan membangun komitmen kepada etika dan akhlak,
tujuannya, mengkaji problem dan kendala yang dihadapi anggota demi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 tegaknya agama Islam, memperdalam pemahaman dakwah, memperdalam ketrampilan dan managerial dan keorganisasian. Lebih lanjut, dikemukakan tujuan khusus usrah
usrah
berkaitan dengan individu, tujuan usrah untuk rumah tangga, tujuan usrah untuk masyarakat, dan tujuan usrah untuk jamaah.
Target usrah yang
berkaitan dengan individu merupakan pelaksanaan dari tujuan umum yang telah disebutkan di atas. Tujuan usrah untuk rumah tangga antara lain meliputi: menghantarkan anggota pandai memilih istri, memformat rumah tangga muslim dengan format Islam, etika rumah tangga muslim, anak-anak rumah tangga muslim. Kemudian tujuan usrah untuk masyarakat adalah membentuk masyarakat yang diwarnai nilai-nilai Islam, berhukum Islam dan dipimpin oleh idiologi Islam. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa halaqah mempunyai tujuan yang bersifat internal yaitu terhadap individu seperti membentuk kepribadian, menambah kokoh persaudaraan, melatih ketrampilan serta menggali potensi para anggotanya. Selain itu, ada tujuan yang bersifat eksternal yaitu membentuk keluarga dan masyarakat yang di dalamnya hidup nilai-nilai Islam. Dalam bimbingan kelompok dengan model halaqah untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, tujuan halaqah adalah untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. d. Bimbingan kelompok dengan model halaqah untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik Model halaqoh yang diterapkan dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik adalah sebuah model bimbingan yang dilakukan dengan duduk melingkar. Hal ini dapat memfasilitasi peserta didik untuk bebas berpendapat dan berinteraksi dengan pembimbing. Hubungan komunikasi antara peserta maupun pembimbing menjadi lebih dekat. Jumlah maksimal 12 orang setiap kelompok juga membantu pengontrolan dalam penumbuhan motivasi belajar peserta didik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 Dalam sebuah kelompok halaqah, terdapat seorang murabbi (guru atau pembina). Bimbingan kelompok dengan model halaqah dalam peneltian ini murabbi adalah mentor yang terdiri dari mahapeserta didik bimbingan dan konseling. Selain itu, mutarabbi atau peserta halaqah dalam bimbingan kelompok dengan model halaqah untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik ini adalah peserta didik kelas VIII MTs Negeri Mlinjin Filial Trucuk yang memiliki motivasi belajar rendah. Dalam model halaqah, dinamika yang terjadi dalam kelompok dapat menunjang peningkatan motivasi belajar peserta didik. Peserta didik akan saling meneladani teman yang sama-sama menetapkan target belajar dan ingin mencapai target belajarnya. Selain itu, aktivitas atau susunan kegiatan dalam bimbingan kelompok dengan model halaqah disusun agar dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Aktivitas halaqah atau baramij halaqah adalah sesuatu yang harus dirancang dan direncanakan dengan matang dan seksama agar bisa berjalan secara efektif dan mencapai tujuan yang diinginkan. Aktivitas halaqah dipimpin oleh murabbi (guru/pembimbing), dan disesuaikan dengan kebutuhan halaqah. Aktivitas atau baramij dalam halaqah secara umum diterangkan dalam web http://merulalia.wordpress.com sebagai berikut: 1) Iftitah 2) Tilawah dan tadabbur. (disediakan oleh guru, ayat yang sesuai dengan tema, kemudian merenungi arti ayat tersebut) 3) Kalimat Murabbi:arahan singkat murabbi kepada peserta halaqah 4) Talaqqi maddah (penyampaian materi) 5) Ta Penyampaian informasi, pengumuman, penugasan, dsb 6) Mutabaah (evaluasi) 7) Ikhtitam (penutup) a penutup majelis Aktivitas halaqah secara umum ini kemudian ditransformasikan menjadi aktivitas halaqah dalam bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar. Sehingga
dapat
menjadi
model
bimbingan
commit to user
yang
digunakan
untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Susunan aktivitas halaqah untuk meningkatkan motivsi belajar sebagai beikut: 1) Iftitah (pembukaan) Halaqah d
kemudian murabbi atau mentor
menanyakan kabar mutarabbi dan menjalin hubungan komunikasi yang baik 2) Tilawah dan tadabur Murabbi menunjuk salah satu mutarabbi untuk membaca salah satu ayat Al Q
yang
sudah dipilihkan oleh murabbi. kemudian dilanjutkan merenungi makna . 3) Penyampaian materi Murabbi menyampaikan materi tentang motivasi belajar kepada mutarabbi. Materi diberikan dalam bentuk ceramah, permainan, video yang berkaitan dengan motivasi belajar, serta kisah teladan orang-orang yang mempunyai motivasi belajar tinggi. 4) Diskusi dan penugasan Murabbi memberikan penugasan atau pertanyaan-pertanyaan terkait dengan materi yang telah disampaikan kepada mutarabbi. Murabbi juga dapat memberikan tugas diskusi yang berkaitan dengan materi halaqah. Cerita permasalahan belajar peserta didik: mutarabbi menceritakan permasalahan belajar masing-masing. sehingga setiap mutarabbi bisa belajar dari permasalahan belajar yang dihadapi teman sekelompoknya. Penetapan target belajar peserta didik: mutarabbi menetapkan target belajar
dengan menuliskannya dalam kertas yang sudah
disediakan, kemudian membacakan di depan anggota kelompok yang lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 5) Evaluasi Murabbi memimpin mutarabbi untuk mengevaluasi keberjalanan halaqah dan mengevaluasi target belajar yang telah ditetapkan peserta didik dalam pertemuan sebelumnya. Murabbi bertanya kepada satu per satu mutarabbi tentang ketercapaian target belajar mereka. Murabbi dapat memberikan pujian kepada mutarabbi yang berhasil mencapai targetnya. 6) Penutup Murabbi memberikan pesan kepada peserta didik yang isinya mendorong peserta didik untuk meningkatkan motivasi belajarnya, kemudian murabbi
halaqah dengan
salam. Bimbingan kelompok dengan model halaqah yang diberikan kepada peserta didik merupakan model halaqah yang sudah ditransformasikan dalam bimbingan. Beberapa hal yang menjadi keunggulan model halaqah seperti pola komunikasi yang baik antara mentor dan peserta didik, dinamika kelompok yang baik, aktivitas dan materi halaqah yang terstruktur, serta evaluasi target belajar peserta didik dapat mendukung terjadinya peningkatan motivasi belajar peserta didik.
3. Tinjauan tentang Peserta Didik Didik Sekolah Menengah Pertama Peserta didik Sekolah Menengah Pertama berada pada fase usia remaja karena pada umumnya peserta didik SMP berusia antara 12 tahun hingga 15 tahun. Selayaknya remaja awal, peserta didik SMP memiliki karakteristik berupa tidak stabilnya emosi, status yang membingungkan, dan banyaknya masalah yang berpotensi menyebabkan rendahnya motivasi bejajar apabila kurang mendapat perhatian dan bimbingan. Tugas perkembangan yang sangat sulit dicapai oleh remaja adalah mencapai kematangan emosi. Granville Stanley Hall (dalam Muhammad AlMighwar, 2006) menyatakan bahwa perasaan remaja sangatlah peka yaitu emosi yang laksana hembusan badai topan. Pernyataan tersebut mempunyai maksud
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 bahwa suasana hati peserta didik SMP sangat mudah berubah. Apabila peserta didik menuruti suasana hati yang mudah berubah, maka peserta didik akan memiliki sikap belajar yang tidak ulet dan kurang tekun dan cenderung memiliki motivasi belajar rendah. Masa remaja disebut juga dengan masa pubertas. Pada masa puber terdapat perubahan sikap dan tingkah laku dari masa kanak-kanak. Perubahan yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar adalah adanya rasa jemu. Muhammad Al-Mighwar (2006) menjelaskan bahwa remaja merasa jemu pada tugas-tugas sekolah, aktifitas sosial, dan kehidupan lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa SMP atau masa remaja menunjukkan sikap yang mudah jemu pada banyak hal, termasuk pada tugas sekolah. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi peserta didik SMP atau masa remaja awal menunjukkan emosi yang sangat labil, keinginannya mudah berubah-ubah, dan mudah terpengaruhi oleh orang lain. Hal ini memungkinkan peserta didik cenderung susah konsentrasi, mudah bosan, dan kurang tekun belajar. Bantuan berupa bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik sangat diperlukan. Sehingga Peserta didik dapat mengendalikan emosi untuk mendukung aktivitas belajarnya. 4. Penelitian yang Relevan Berdasarkan hasil penelitian dari Emi Sulasmi, Adelina Hasyim, dan Syarifuddin Dahlan (Jurnal Teknologi Informasi Komunikasi Pendidikan Volume 1 Nomor 4, 2014) menunjukkan bahwa motivasi belajar peserta didik meningkat setelah diberikan bimbingan kelompok berupa permainan tebak kata. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis : (1) perbedaan motivasi peserta didik sebelum dan sesudah
layanan bimbingan kelompok. (2)
perbedaan motivasi peserta didik sebelum dan sesudah layanan bimbingan kelompok dengan permainan tebak kata dan (3) perbedaan motivasi peserta didik yang diberi layanan bimbingan kelompok dan peserta didik yang diberi layanan bimbingan kelompok dengan permainan tebak kata. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 5 Natar Lampung Selatan tahun pelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 2012/2013.Populasi penelitian ini adalah kelas VII, sedangkan sampel penelitian ini adalah kelas VII A dan Kelas VII D. Hasil penelitian disimpulkan (1) Ada perbedaan motivasi peserta didik sebelum dan setelah diberi layanan bimbingan kelompok. (2) ada perbedaan motivasi peserta didik sebelum dan setelah diberi layanan bimbingan kelompok menggunakan permainan tebak kata. (3) ada perbedaan motivasi peserta didik yang diberi layanan kelompok dengan peserta didik yang diberi layanan bimbingan kelompok menggunakan permainan tebak kata. Sejalan dengan penelitian tersebut, sebuah penelitian dari Endang Sampurnawati
Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui
Bimbingan Kelompok Pada Peserta didik Mahapeserta didik Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang Motivasi merupakan faktor yang penting dalam kegiatan belajar. Motivasi akan membuat peserta didik belajar dengan giat. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik di SMK Perintis 29 Semarang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan bimbingan dan konseling (PTBK). Hasil prasurvey menunjukan bahwa: (1) layanan bimbingan kelompok di SMK Perintis 29 Semarang belum sesuai dengan ketentuan formal pelaksanaan layanan; (2) tingkat motivasi belajar beberapa peserta didik di SMK Perintis 29 Semarang masih rendah. Oleh karena itu diperlukan strategi khusus dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik melalui pelaksanaan layanan bimbingan kelompok secara ideal sesuai dengan ketentuan formal pelaksanaan layanan.Hasil pelaksanaan tindakan menunjukan motivasi belajar peserta didik mengalami peningkatan. Rata-rata skor sebelum pelaksanaan tindakan adalah 56% (kategori rendah), pasca siklus 1 adalah 74% (kategori tinggi), dan pasca siklus 2 adalah 84 (kategori tinggi). Peningkatan skor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 tersebut membuktikan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik di SMK Perintis 29 Semarang. Berdasarkan penelitian relevan diatas diperoleh kesimpulan bahwa layanan bimbingan kelompok bila dipadukan dengan media atau model pembelajaran maka dapat meningkatkan motivasi belajar. B.
Kerangka Berpikir
Motivasi merupakan salah satu faktor yang penting dalam mencapai hasil belajar yang baik. Apabila motivasi belajar peserta didik rendah dan tidak diberikan bantuan, maka prestasi belajar akan sulit untuk ditingkatkan. Halaqah adalah sebuah model pembelajaran yang dilakukan dengan duduk melingkar untuk mempelajari ajaran Islam yang bertujuan untuk membina pribadi muslim. Model halaqah ini kemudian ditransformasikan sebagai salah satu model dalam bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok dengan model halaqah terdiri dari seorang pembina dan anggota dengan jumlah maksimal 12 orang setiap kelompok. Pembatasan jumlah ini membantu pengontrolan dalam upaya peningkatan motivasi belajar peserta didik. Model halaqah dalam bimbingan klompok untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik adalah model halaqah yang langkah-langkah dan tujuannya sudah disesuaikan dengan kebutuhan. Halaqah diimplementasikan dalam bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik ini diharapkan mampu mencapai tujuannya, yaitu meningkatkan motivasi belajar peserta didik Motivasi belajar tinggi Peserta didik kelas VIII MTs N Mlinjon Filial
Layanan bimbingan kelompok dengan model halaqah
Motivasi belajar rendah
Skema 2.1 : Kerangka Pemikiran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
C. Hipotesis Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian hingga terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah : layanan bimbingan kelompok dengan model halaqah efektif untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas VIII MTs. Negeri Mlinjon Filial Trucuk Klaten tahun pelajaran 2013/2014.
commit to user