BUPATI BENGKAYANG SAMBUTAN
Salam Damai Sejahtera, Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka Jubata. Pertama-tama kami dan segenap masyarakat Kabupaten Bengkayang memanjatkan puji dan syukur kehadirat
Tuhan yang Maha Esa, karena atas Berkah, Rahmat
dan Karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan secara bersama-sama penyusunan ”Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang” dengan baik dan lancar. Pembangunan Daerah Kabupaten Bengkayang yang bertumpu pada pembangunan berkelanjutan yang berbasis pada kebutuhan masyarakat dalam koridor sistem kepemerintahan yang baik dan demokratis harus senantiasa menjaga harmonisasi antara pembangunan dan hasilhasilnya dengan kelestarian lingkungan, kesejahteraan masyarakatnya, keseimbangan hak dan kewajiban antara Pemerintah dan masyarakatnya. Kerangka prinsip pembangunan tersebut membangkitkan kesadaran tentang perlunya melakukan sesuatu terhadap lingkungan sebelum menjadi potensi masalah dan bencana, agar harmonisasi dapat senantiasa terjaga dan terpelihara dengan baik. Pengelolaan sanitasi sebagai bagian pengelolaan lingkungan merupakan salah satu jalan memelihara harmonisasi tersebut. Sebagaimana diketahui bersama pengelolaan sanitasi meliputi pengelolaan air bersih, sampah, limbah dan drainase lingkungan yang berkaitan langsung dengan kualitas lingkungan hidup dan kualitas kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, pengelolaan sanitasi secara baik sama dengan menjaga kelestrasian lingkungan hidup, memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Selanjutnya untuk membangun keseimbangan hak dan kewajiban Pemerintah dan Masyarakat, maka pengelolaan sanitasi harus didasarkan prinsip pembangunan partisipatif yakni pembangunan yang melibatkan semua pemangku kepentingan. Untuk dapat mengajak semua pihak berpartisipasi dalam pengelolaan sanitasi maka diperlukan kesamaan persepsi tentang apa sanitasi, bagaimana sanitasi di Kabupaten Bengkayang, siapa yang harus mengelola, bagaimana cara mengelola dan apa yang harus dilakukan oleh masing-masing pihak sesuai peran dan kedudukannya. Kami Bersyukur bahwa Buku Putih Sanitasi ini dapat tersusun, dengan
i
adanya Buku Putih sanitasi Kabupaten ini maka pemangku kepentingan dapat informasi yang berharga terutama dalam pertimbangan untuk menyusun langkah-langkah yang harus diambil dalam pengelolaan dan pembangunan sanitasi di daerah. Buku Putih Sanitasi ini nantinya akan menjadi dasar atau acuan dalam Penyusunan Rencana Strategis Rencana Pembangunan Sanitasi di Kabupaten Bengkayang. Buku Putih Sanitasi berdasarkan data sekunder, dan data Primer BERSUMBER DARI Puskesmas yang ada yang telah dilaksanakan oleh Tim POKJA PPSP untuk selanjutnya akan diperbaharui setiap 3 tahun dan menjadi dasar dalam perbaikan atau penyesuian Rencana Strategis Sanitasi Kabupaten Bengkayang, dan Setiap tahunnya akan di buat laporan sanitasi tahunan SKPD dan Status Proyek Sanitasi di Kabupaten Bengkayang. Akhirnya, Semoga Buku Putih Sanitasi ini dapat bermanfaat terutama sebagai informasi setiap SKPD dalam Penyusunan Rencana Strategis Sanitasi Kabupaten Bengkayang, dan Semoga Buku Putih ini dapat membantu dalam mewujudkan Visi Misi Kabupaten Bengkayang yang di pacu dengan motto “ Berbuat Untuk Membangun Indonesia, Sejahterakan, Ekonomi Budaya, Agama, Lakukan Oleh Ku/Mu ”
Bengkayang, November 2013 BUPATI BENGKAYANG,
SURYADMAN GIDOT, M.Pd
ii
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Kata Pengantar DenganMengucapkanPujidanSyukurkehadiratTuhan Yang MahaEsa, atassegalalimpahannikmatdankarunia Nya, Sehinggakamidapatmenyusun “BukuPutihSanitasiKabupatenBengkayang”.BukuPutihinidibuatdenganpertimbanganuntukme mberikaninformasiawal yang lengkaptentangsituasidankondisisanitasiKabupatenBengkayangsaatini, sehingganantinyadapatbermanfaatterutamasebagaidasaruntukmelakukanperencanaanpemb anguanansanitasi di masa yang akandatang. Padakesempataninitaklupa kami ucapkanterimakasihkepadasemuapihak yang telahmembantudalampenyusunanBukuPutihSanitasiini, khususnyakepada yang terhormat: 1. BapakBupatiBengkayang, Selaku Pembina, PengarahdanPengambilKebijakan, sehinggaKabupatenBengkayangdapatmengikuti Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP). 2. BapakSekretaris Daerah KabupatenBengkayang, selakuketua POKJA PPSP KabupatenBengkayang, yang telahbanyakmembantumemberimasukandalampenyusunanBukuPutihSanitasiKabupaten Bengkayang. 3. BapakAsisten II selakuSekretaris POKJA PPSP KabupatenBengkayang, yang telahbanyakmemberikanpemikirandan ide dalampenyusunanBukuPutihSanitasiKabupatenBengkayang. 4. Kepala BAPPEDA KabupatenBengkayangSelakuKoordinatorBidangPerencanaan, yang telahbanyakmemberikandukungansecaramorilmaupunmateril yang sangatmembantudalampenyusunanBukuPutihSanitasiKabupatenBengkayang. 5. KepalaDinas/Badan/Kantor/Instansi di LingkunganPemerintahKabupatenBengkayang yang telahmendukungdalampenyusunanbukuputihsanitasiKabupatenBengkayang. 6. Tim POKJA PPSP KabupatenBengkayang, yang telahmemberikansumbangsihbaik data, maupunpemikirandalampenyusunanBukuPutihSanitasiKabupatenBengkayang. Akhirnyadenganharapansemoga “BukuPutihSanitasiKabupatenBengkayang” dapatbermanfaatbagisemuapihak, terutamasebagaibahaninformasidanacuandalampembangunansanitasi di KabupatenBengkayang.
Bengkayang, November 2013 Tim PenyusunBukuPutihSanitasi Kabupaten Kabupaten,
TTD
POKJA PPSP KABUPATEN BENGKAYANG
POKJA PPSPKabupaten Bengkayang 2013
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Daftar Isi DAFTAR
HALAMAN
KATA SAMBUTAN………………………………………………………………................... KATA PENGANTAR ………………………………………………………………................ RINGKASAN EKSEKUTIF ………………………………………………………………...... DAFTAR ISI ………………………………………………………………............................. DAFTAR TABEL ………………………………………………………………...................... DAFTAR PETA ………………………………………………………………........................ DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………….................. DAFTAR ISTILAH ….…………………………………………………………….................. BAB I
BAB II
: PENDAHULUAN…………………………………………………………....... 1.1 Latar Belakang …………………………………………………….. 1.2 LandasanGerak …………………………………….................... 1.3 Maksud dan Tujuan ………………………………………………. 1.4 Metodologi …………………………………………...................... 1.5 Dasar HukumdanKaitannyaDenganDokumenPerencanaan lain ………………………………......................... : GAMBARAN UMUM WILAYAH ……………………………………............ 2.1 Kondisi Geografis, AdministerasidanFisikDaerah…………...... 2.1.1 Geografis …………………..................................................……. 2.1.2 Kondisi Fisik ………………………………………...…………........ 2.1.3 Administrasi …………………...………………………………........ 2.2 Demografi …………………………………...............................…. 2.3 KeuangandanPerekonomian Daerah ………………................. 2.3.1 PetaPerekonomianDaerah ………………………...................... 2.3.2 Komponen Pengeluaran Belanja Daearah …………………...… 2.4 Tata Ruang Wilayah ………………………………………………. Tujuan, 2.4.1 KebijakandanStrategiPenataanRuangKabupatenBengkayang ………………......................................................... 2.4.1.1 Tujuan ............................................................................................ 2.4.1.2 Kebijakan ........................................................................................ 2.4.1.3 Strategi ............................................................................................ 2.4.2 RencanaStrukturRuangKabupatenBengkayang …….....…… 2.4.2.1 Pusat Kegiatan …........................................................….....…… 2.4.2.2 RencanaSistem Jaringan Prasarana Wilayah ……...........…… 2.4.2.2. RencanaSistem Prasarana Utama …….....….......................…
i
- ii iii iii iv - v vi vii vii ix Hal. 1 Bab I Hal. 1 Bab I Hal. 4 Bab I Hal. 4 Bab I Hal. 5 Bab I
Hal. 1 Bab II Hal. 1 Bab II Hal. 1 Bab II Hal. 2 Bab II Hal. 6 Bab II Hal. 9 Bab II Hal. 9 Bab II Hal. 10 Bab II Hal. 16 Bab II Hal. 16 Bab II Hal. 16 Bab II Hal. 17 Bab II Hal. 17 Bab II Hal. 24 Bab II Hal. 25 Bab II Hal. 26 Bab II Hal. 26 Bab II
1 2.4.2.2. 2
RencanaSistem Prasarana Lingkungan …….....…...............…
Hal. 29 Bab II
2.4.3 2.4.3.1 2.4.3.2 2.5 2.5.1 2.5.1.1 2.5.1.2 2.5.2
Pola Ruang ………………………………………......................…. Rencana Pola RuangKawasan Lindung …………………….l…. Rencana Pola RuangKawasan Budidaya ………………………. Sosial dan Budaya ………............................................………… Sosial ……………................................................................…… Pendidikan ……………..........................................................….. Lingkungan dan Permukiman …………………………………… Budaya ……………….................................................................
Hal. 32 Bab II Hal. 32 Bab II Hal. 36 Bab II Hal. 44 Bab II Hal. 44 Bab II Hal. 44 Bab II Hal. 44 Bab II Hal. 48 Bab II
POKJA PPSPKabupaten Bengkayang 2013
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 2.6 2.6.1 BAB III
BAB IV
BAB V
2013
Hal. 48 Bab II KelembagaanPemerintah …..................................................... Kelembagaan ….......................................................................... Hal. 48 Bab II
: PROFIL SANITASI WILAYAH ….……..................................................... 3.1 Wilayah Kajian Sanitasi…… 3.2 Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Terkait Sanitasi ……. 3.2.1 Tatanan Rumah Tangga ……….....…………………………….... 3.2.2 Tatanan Rumah Sekolah ……….....…………………………….... 3.3 PengelolaanAir LimbahDomesti ………………………...………. 3.3.1 Kelembagaan ……………………………………………………..... 3.3.2 Sistem Dan CakupanPelayanan ……………………................... 3.3.3 Peran Serta Masyarakat …………………….........................…… 3.3.4 Komunikasi dan Media ………………...…………………..…….... 3.3.5 Peran Swasta …………………………................................…….. 3.3.6 PendanaandanPembiayaan …................................................. 3.3.6 Permasalahan Mendesak .......................................................... 3.4 PengelolaanPersampahan ……………........…………...………. 3.4.1 Kelembagaan ……………………………………………………..... 3.4.2 Sistem Dan CakupanPelayanan ……………………................... 3.4.3 Peran Serta Masyarakat ……………………….........................… 3.4.4 Komunikasi dan Media ………………...……………..………….... 3.4.5 Peran Swasta …………………………................................…….. 3.4.6 PendanaandanPembiayaan …................................................. 3.4.7 Permasalahan Mendesak .......................................................... 3.5 PengelolaanDrainase Perkotaan ………………………...…..…. 3.5.1 Kelembagaan ……………………………………………………..... 3.5.2 Sistem Dan CakupanPelayanan ……………………................... 3.5.3 Peran Serta Masyarakat …………………….........................…… 3.5.4 Komunikasi dan Media ………………...……………………….... 3.5.5 Peran Swasta …………………………..............................…….. 3.5.6 PendanaandanPembiayaan …................................................. 3.5.7 Permasalahan Mendesak ......................................................... 3.6 pengelolaanKomponen Terkait Sanitasi ………………………. 3.6.1 pengelolaanAir Bersih....... ………………………………………. 3.6.2 pengelolaanLimbahRumah Tangga ……………………………. 3.6.3 pengelolaanLimbahMedis ……………………………………….
Hal. 1 Bab III Hal. 5 Bab III Hal. 5 Bab III Hal. 12 Bab III Hal. 15 Bab III Hal. 16 Bab III Hal. 19 Bab III Hal. 21 Bab III Hal. 23 Bab III Hal. 24 Bab III Hal. 25 Bab III Hal. 26 Bab III Hal. 27 Bab III Hal. 27 Bab III Hal. 30 Bab III Hal. 27 Bab III Hal. 39 Bab III Hal. 39 Bab III Hal. 41 Bab III Hal. 42 Bab III Hal. 43 Bab III Hal. 43 Bab III Hal. 47 Bab III Hal. 49 Bab III Hal. 50 Bab III Hal. 51 Bab III Hal. 51 Bab III Hal. 52 Bab III Hal. 53 Bab III Hal. 53 Bab III Hal. 56 Bab III Hal. 56 Bab III
: PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN ………………………………………………………......... 4.1 PerilakuHidupBersihdanSehat (PHBS), Terkait Sanitasi… 4.2 PeningkatanPengelolaan Air LimbahDomestik………………. 4.3 PeningkatanPengelolaanPersampahan………………………. 4.4 PeningkatanPengelolaanDrainaseLingkungan……………… 4.5 PeningkatanKomponenTerkaitSanitasi……………………….
Hal. 1 Bab IV Hal. 3 Bab IV Hal. 3 Bab IV Hal. 5 Bab IV Hal. 9 Bab IV
AREA BERESIKO SANITASI …………………………….....……….......... 5.1 Area BerisikoSanitasi …………………………………………..
Hal. 1 Bab V
POKJA PPSPKabupaten Bengkayang 2013
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Daftar Peta HALAMAN BAB II Peta 2.1 Peta 2.2 Peta 2.3 Peta 2.4
Peta Administrasi Kabupaten Bengkayang………………… Peta DAS Kabnupaten Bengkayang......…………………... Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bengkayang ............ Rencana Pola Ruang Kabupaten Bengkayang ..................
Hal 4 BAB II Hal 5 BAB II Hal 31 BAB II Hal 43 BAB II
Hal 4 BAB III Hal ... BAB III
Peta 3.5
Wilayah Kajian Sanitasi ..................................................... Peta cakupan layanan pengelolaan air limbah domestik dan IPAL terpusat Peta Cakupan Layana Persampahan .................................. Peta Lokasi Infrastruktur Utama Pengelolaan Persampahan ...................................................................... Peta Cakupan Air Bersih ..............................................……
BAB V Peta 5.1 Peta 5.1 Peta 5.1
Peta Area Beresiko Air Limbah……………….……………… Hal 12 BAB V Peta Area Beresiko Persampahan………….……………… Hal 13 BAB V Peta Area Beresiko Drainase……………….………………… Hal 14 BAB V
BAB III Peta 3.1 Peta 3.2 Peta 3.3 Peta 3.4
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Hal 34 BAB III Hal 33 BAB III Hal 54 BAB III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Daftar Lampiran Lampiran I
:
Peta Administerasi Kabupaten Bengkayang
Lampiran II
:
Peta Wilayah Kajian Buku Putih Kabupaten Bengkayang
Lampiran III
:
Peta Rencana Pola Tata Ruang Kabupaten Bengkayang
Lampiran IV
:
Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bengkayang
Lampiran V
:
Peta
Cakupan
Layanan
Persampahan
Kabupaten
Bengkayang Lampiran VI
:
Peta Jaringan Air Bersih Kabupaten Bengkayang
Lampiran VII
:
Peta Rencana Jaringan Air Limbah Kabupaten Bengkayang
Lampiran VIII
:
Peta Rencana Jaringan Drainase Kabupaten Bengkayang
Lampiran IX
:
Peta Area Beresiko Sanitasi Kabupaten Bengkayang
Lampiran X
:
Peta Genangan Kabupaten Bengkayang
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman xiii daftar Lampiran
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Daftar Istilah ADB
: Asian Development Bank
BAPPEDA
: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
BAPPENAS
: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
BABS
: Buang Air Besar Sembarangan
BLH
: Badan Lingkungan Hidup
AMPL BODN
Air Minum dan Penyehatan Lingkungan : Biological Oxygen Demand, adalah kebutuhan oksigen biologis untuk memecah bahan buangan didalam air oleh Mikroorganisme
BPS
: Buku Putih Sanitasi
COD
: Chemical Oxygen Demand adalah kebutuhan oksigen kimia untuk reaksi oksidasi terhadap bahan buangan didalam air. : Adalah kondisi masyarakat disuatu wilayah/ desa/kalurahanan
Desa ODF
yang sudah terbebas dari buang air besar sembarangan. 100 % panduduk sudah akses ke jamban, tanpa melihat status kepemilikan Dinkes
: Dinas Kesehatan
DPU
: Dinas Pekerjaan Umum
EHRA
: Environmental Health Risk Assesment, survei yang dilakukan untuk mendukung data primer terkait fasilitas sanitasi dan perilaku Masyarakat. Hasil EHRA merupakan indikasi yang membantu dalam proses perencanaan
IPAL
: Instalasi Pengolahan Air Limbah
IPESATU
: Instalasi Pengolahan Sampah Tuntas
IPLT
: Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
ISSDP
: Indonesia Sanitation Sector Development Program
MCK
: Mandi Cuci Kakus
Musrenbang
: Musyawarah Perencanaan Pembangunan
ODF
: Open Defecated Free
Off Site Sistem
: sanitasi perpipaan dengan pengolahan dan pembuangan akhir
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
On Site Sistem
: sanitasi setempat; WC cemplung, WC sentor, WC sentor dengan peresapan, WC sentor dengan septic tank, MCK umum
PAMSIMAS
: Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat
DPAM
: Perusahaan Daerah Air Minum
PHBS
: Pola Hidup Bersih dan Sehat
PKMK
: Pemberdayaan Kecamatan dan Masyarakat Kelurahan
POSYANDU
: Pos Pelayanan Terpadu
POKJA
: Kelompok Kerja
PPSP
: Program Percepatan Pembangunan Sanitasi
PUSKESMAS
: Pusat Kesehatan Masyarakat
Renstra
: Rencana Strategis
RT
: Rukun Tetangga
RW
: Rukun Warga
RTRW
: Rencana Tata Ruang Wilayah
SANIMAS
: Sanitasi oleh Masyarakat
Sanitasi
: Upaya pengelolaan tinja, limbah padat , limbah cair dan komponen lingkungan fisik lainya agar lingkungan menjadi bersih dan sehat.
SKPD
: Satuan Kerja Perangkat Daerah
SLHD
: Standar Lingkungan Hidup Daerah
SSK
: Strategi Sanitasi Kabupaten
STBM
: Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Upaya mewujudkan lingkungan yang sehat secara mandiri (oleh, dari dan untuk masyarakat).
TPA
: Tempat Pembuangan Akhir (Sampah)
UKS
: Usaha Kesehatan Sekolah
USRI
: Urban Sanitasi and Rural Infrastructure
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Tahun 2013 berisi hasil pengkajian dan pemetaan sanitasi awal yang memotret kondisi sanitasi dari berbagai aspek, tidak terbatas pada aspek teknis semata,
juga analisis akar masalah yang sebenarnya
terjadi di bidang sanitasi. Selain itu juga Buku Putih Sanitasi merupakan baseline data tentang kondisi sanitasi saat ini (existing) di Kabupaten Bengkayang yang memberikan dasar atau justifikasi, mengapa diperlukan langkah-langkah perbaikan sanitasi. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Tahun 2013 ini merupakan Buku Putih Sanitasi pertama yang disusun berdasarkan data sekunder yang tersedia di masing-masing SKPD terkait. Untuk mendukung data sekunder tersebut, juga dilakukan beberapa survey pendukung seperti: Environmental Health Risk Assesment (EHRA). Buku Putih Sanitasi yang tersusun dari hasil kajian yang akurat serta lewat analisa yang terstruktur nantinya akan menjadi dasar yang kuat bagi pembahasan mengenai tahap, kebutuhan dan prioritas peningkatan pembangunan serta penanggulangan masalah sanitasi di Kabupaten Bengkayang. Buku Putih juga merupakan informasi awal yang diperlukan sebagai langkah menyusun Strategi Sanitasi
Kabupaten (SSK) dan
mekanisme monitoring dan evaluasi-nya.
1.2
Landasan Gerak Sanitasi dapat dipahami sebagai usaha pembuangan tinja, endapan air limbah (sullage) dan limbah padat dengan cara yang memperhatikan kesehatan untuk membuat lingkungan hidup di rumah dan lingkungan menjadi bersih dan sehat. Pengertian dasar Penanganan Sanitasi di Kabupaten Bengkayang adalah sebagai berikut: 1. Black water adalah limbah rumah tangga yang bersumber dari WC dan urinoir. 2. Grey water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang berasal dari kamar mandi, dapur (sisa makanan) dan tempat cuci. Penanganan Air Limbah Rumah Tangga yaitu pengolahan air limbah rumah tangga (domestik) dengan sistem : a. Pengolahan On Site menggunakan sistem septik-tank dengan peresapan ke tanah dalam penanganan limbah rumah tangga. b. Pengelolaan Of Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan secara terpusat.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 1 Bab I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
3. Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan lain sebagainya yang ditampung melalui TPS atau transfer ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). 4. Penanganan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase sebagai penggelontor air kota dan memutuskan air permukaan. 5. Penyediaan air bersih adalah upaya pemerintah Kabupaten Bengkayang untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat baik melalui jaringan PDAM maupun non PDAM yang bersumber dari air permukaan maupun sumur dalam. Selanjutnya dalam penyusunan buku putih Sanitasi dan SSK Kabupaten Bengkayang tahun 2013 ini, telah disepakati bersama Pokja PPSP dan Stake Holder terkait pada acara Lokalatih dan penyamaan persepsi program PPSP pada Tanggal 8 Mei 2013 tentang wilayah kajian. Dalam kegiatan lokalatih I tersebut telah disepakati bersama untuk wilayah kajian adalah sebelas kecamatan dari Tujuh Belas Kecamatan yang ada di Kabupaten Bengkayang yakni, Sungai Raya, Capkala, Monterado, Samalantan, Teriak, Bengkayang, Lumar, Ledo, Sanggau Ledo, Seluas dan Jagoi Babang. Dalam kaitanya dengan visi dan misi Kabupaten Bengkayang seperti yang termuat dalam RPJMD Kabupaten Bengkayang periode 2011-2015, bahwa
visi
Kabupaten Bengkayang 2011-2015 sebagai adalah: “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bengkayang yang Sejahtera, Cerdas, Sehat, Beriman, Demokratis, dan Mandiri dalam Keberagaman” Sejahtera adalah kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seharihari. Cerdas adalah kemampuan masyarakat untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam upaya persaingan global dengan menyediakan lembaga-lembaga pendidikan terpadu dan berkualitas. Sehat adalah kemampuan masyarakat untuk memahami akan pola hidup sehat dan menyiapkan jaminan kesehatan bagi masyarakat yang tidak mampu. Beriman adalah masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dan berakhlak mulia. Demokratis adalah kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan, musyawarah, dan mufakat serta kebebasan yang bertanggung jawab.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 2 Bab I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Mandiri adalah kemampuan masyarakat untuk mengelola potensi sumberdaya alam secara baik. Keberagamaan adalah penduduk yang beragam dan memiliki kemampuan untuk mengelola potensi sumberdaya alam secara baik untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Misi Dalam upaya mewujudkan visi pembangunan Bengkayang sebagai Kabupaten Perbatasan Negara, misi pembangunan Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut: (1)
Membangun dan meningkatkan infrastruktur dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup dan mitigasi bencana
(2)
Mempercepat pembangunan ekonomi yang berkeadilan melalui pengembangan sektor unggulan
(3)
Meningkatkan kualitas SDM, melalui peningkatan iman dan taqwa serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
(4)
Meningkatkan keamanan dan keharmonisan kehidupan masyarakat
(5)
Meningkatkan kapasitas aparatur pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan yang prima untuk mewujudkan pemerintahan yang baik
(6)
Meningkatkan partisipatif aktif masyarakat
Dan dalam penyusunan buku putih sanitasi dan SSK Kabupaten Bengkayang tahun 2013 ini juga tentu dengan memperhatikan keselarasan dengan visi dan misi Kabupaten Bengkayang tersebut serta dokumen-dokumen perencanaan lain yang sudah ada dan sejalan dengan visi dan misi Kabupaten yakni RTRW, Renja dan Renstra. Selanjut dalam kaitannya dengan pembangunan wilayah yang lebih konfrehensif, terarah dan terencana dengan baik, dalam dokumen RTRW Kabupaten Bengkayang periode 2011 – 2031 disebutkan bahwa tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Bengkayang adalah terwujudnya Kabupaten Bengkayang sebagai Kabupaten yang berbasis agropolitan, minapolitan, dan mitigasi bencana, meningkatkan pengelolaan potensi Kabupaten Bengkayang sebagai daerah pertanian, perkebunan dan perikanan di Kalimantan Barat yang berbasis pada peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Tujuan Penataan wilayah juga merupakan arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan datang. Dan tujuan penataan ruang wilayah kabupaten memiliki fungsi: POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 3 Bab I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 1)
2013
sebagai dasar untuk memformulasikan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;
2)
memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW
kabupaten; dan 3)
sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.
1.3
Maksud dan Tujuan Buku Putih Sanitasi Bengkayang merupakan dasar dan acuan dimulainya pekerjaan sanitasi yang lebih terintegrasi karena Buku Putih Sanitasi merupakan hasil kerja berbagai komponen dinas atau kelembagaan lain yang terkait dengan sanitasi. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang inilah yang menyediakan data dasar yang esensial mengenai struktur, situasi dan kebutuhan sanitasi Kabupaten Bengkayang, yang nantinya menjadi panduan kebijakan Pemerintah Kabupaten Bengkayang dalam menejemen kegiatan sanitasi.
1.4
Metodologi Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih ini secara menyeluruh, akan disajikan beberapa hal penting yang berkaitan dengan aspek metodologi yang digunakan dalam penulisan ini yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Sumber Data a. Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program masing-masing dinas/ kantor terkait, baik langsung maupun tidak langsung, misalnya yang berupa data statistik, proposal, laporan, foto dan peta. b. Badan Pusat Statistik (BPS). Selain data di SKPD terkait, tim Pokja PPSP juga mengumpulkan data sekunder 5 (lima tahun terakhir yang tersedia di Badan Pusat Statistik yang berkantor di Kabupaten Bengkayang. c. Narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan dengan tugas dinas/ kantor terkait untuk klarifikasi data-data, pihak swasta, masyarakat sipil, dan tokoh masyarakat.
Untuk mendukung data sekunder tersebut juga dilakukan beberapa survey terkait dengan pengelolaan sanitasi seperti: Enviromental Health Risk Assesment (EHRA), Survey peran media dalam perencanaan sanitasi, survey kelembagaan, survey POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 4 Bab I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan sanitasi, survey keuangan, survey priority setting area beresiko serta survey peran serta masyarakat dan gender. Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program masing-masing dinas/kantor terkait, baik langsung maupun tidak langsung, misalnya yang berupa data statistik, proposal, laporan, foto dan peta, narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan dengan tugas dinas/kantor terkait untuk klarifikasi data-data, pihak swasta, masyarakat sipil dan tokoh masyarakat. 2. Pengumpulan Data Proses seleksi dan kompilasi data sekunder berada dalam tahap ini. Teknik kajian dokumen dipergunakan tim untuk mengkaji data. Banyak dokumen kegiatan program yang mampu memberikan informasi mengenai apa yang terjadi di masa lampau yang erat kaitannya dengan kondisi yang terjadi pada masa kini. 3. Proses penulisan Dalam proses penulisan/dokumensi buku putih ini mengingat waktu yang tersedia sesuai jadwal dan target kesepakatan sangat terbatas, maka tim pokja PPSP sebagai penyusun Buku Putih Sanitasi melakukan penulisan juga secara bertahap sesuai data sekunder maupun primer yang diperoleh secara bertahap tersebut. Pertemuan rutin tiap dua minggu sekali juga dilakukan Pokja PPSP untuk membahas penyusunan draft Bab demi Bab yang telah ada sambil mensortir data yang terkumpul dari tiap kecamatan dan Stake Holder terkait serta validasi data .
1.5
Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain Didalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang berpijak pada beberapa peraturan perundang-undangan yang berlaku di tingkat nasional atau pusat, propinsi maupun daerah. Beberapa undang-undang sebagai pijakan baik di tingkat nasional, provinsi dan daerah yang dijadikan dasar penyusunan buku putih disusun terpisah dengan Bab I dan terdapat dalam lampiran. Dalam tata urusan perundangan serta dasar hukum di Republik Indonesia, maka di tingkat kabupaten / kota ada dua produk hukum yang diatur serta diakui dalam tata urutan perundangan yaitu berupa Peraturan daerah (Perda) yang ditetapkan bersama pihak eksekutif dan legislativ di daerah dan Surat Keputusan Kepala Daerah (SK Bupati) dan Peraturan Bupati yang dikeluarkan/ditandatangani kepala daerah. Perbub bersifat mengatur sedangkan surat keputusan (SK) bersifat menetapkan. Direncanakan dan sesuai desain disepakati bersama buku putih yang tersusun nantinya akan diusulkan untuk diperkuat dasar hukumnya lewat Peraturan Bupati/Perbub, sehingga buku putih nantinya akan menjadi salah satu dokumen perencanaan di daerah
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 5 Bab I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
yang memiliki dasar hokum sama seperti dokuman RPJMD, RTRW dan Renstra lima tahun SKPD. Secara ringkas kedudukan Buku Putih Sanisasi dalam kaitannya dengan dasar hukum dan dukumen yang lain seperti digambarkan dalam Gambar 1.1 .
Gambar.1.1. Bagan Dasar Hukum Buku Putih dan Dokumen Perencanaan Lainnya.
Undang-Undang Produk Pusat Undang-Undang Produk Provinsi
Undang-Undang Produk Kab/kota
Perda: RPJMD, RTRW
Perbub: Buku Putih, SSK
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
SK Bupati: -Tim Pokja, dll
Halaman 6 Bab I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1
Geografis, Kondisi Fisik dan Administratif
2.1.1 Geografis Kabupaten Bengkayang adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat. Ibu kota kabupaten terletak di Bengkayang. Sebelumnya tergabung dalam kesatuan wilayah Kabupaten Sambas, yang kemudian dimekarkan menjadi 3 daerah otonom, yakni Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, dan Kota Singkawang. Terletak di bagian utara Kalimantan Barat, Kabupaten ini di sebelah utara berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia Timur. Secara geografis, Kabupaten Bengkayang terletak di 00 33’00’’ Lintang Utara sampai 1030’00’’ Lintang utara dan 108039’00’’ Bujur Timur sampai 110010’00’’ Bujur Timur. Secara administratif wilayah Kabupaten Bengkayang berbatasan dengan : • Sebelah Utara
: Serawak-Malaysia Timur Kabupaten Sambas
• Sebelah Selatan
: Kabupaten Pontianak
• Sebelah Barat
: Laut Natuna dan Kota Singkawang
• Sebelah Timur
: Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Landak
2.1.2 Kondisi Fisik
Topografi Ada dua kondisi alam yang membedakan wilayah Kabupaten Bengkayang. Kondisi alam yang pertama adalah pesisir pantai. Keseluruhan wilayah pesisir ini termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan. Kondisi alam yang kedua adalah daratan dan perbukitan yang terdiri dari kecamatan Capkala, Monterado, Samalantan, Sungai Betung, Bengkayang, Teriak, Lumar, Ledo, Tujuh Belas, Suti Semarang, Sanggau Ledo, Seluas, Jagoi Babang, dan Siding.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 1 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Hidrologi Ada tiga Daerah Aliran Sungai (DAS) utama yang melintasi wilayah Kabupaten Bengkayang, yaitu : DAS Sambas, luas 722.500 Ha. DAS Sungai Raya, luas 50.000 Ha DAS Sungai Duri, luas 24.375 Ha. Secara garis besar Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat dilihat pada gambar 2.1. dan Tabel 2.1. Tabel 2.1. Daerah Aliran Sungai (Das) Di Wilayah Kabupaten Bengkayang
NO
NAMA
1.
Das Sambas
2. 3.
LUAS (HA)
DEBIT (M3 /DTK)
722.500
-*
Das Sungai Raya
50.000
-*
Das Sungai Duri
24.375
-*
Sumber : BPS, Kabupaten Dalam Angka, Tahun 2013.
=-* Perhitungan Debit Belum Pernah Dilakukan
2.1.3 Administrasi Luas Wilayah Kabupaten Bengkayang sebesar kurang lebih 53.963.000 Ha atau 3,68% dari luas Wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Luas wilayah laut Kabupaten Bengkayang sejauh 12 mil laut adalah 102.672 Ha dan luas wilayah laut sejauh 4 mil laut adalah 18.400 Ha. Panjang garis pantai Kabupaten Bengkayang dari Sungai Duri sampai ke Tanjung Gondol adalah sepanjang kurang lebih 68,5 km dan perbatasan Negara sepanjang 76,564 km. Wilayah Kabupaten Bengkayang semula terdiri dari 9 Kecamatan. Pasca dimekarkannya Kota Singkawang pada tahun 2001 serta pada saat penetapan RTRW Kabupaten Bengkayang Tahun 2001-2010 (yang akan direvisi), telah terjadi beberapa tambahan kecamatan baru hasil pemekaran, sehingga saat ini terdiri dari 17 kecamatan, yang terbentuk dari 2 kelurahan dan 122 desa yaitu (lihat tabel 2.2 dan lihat Gambar 2.2).
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 2 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Tabel 2.2. Kelurahan, Desa dan Dusun Menurut Kecamatan Kabupaten Bengkayang Tahun 2012 LUAS WILAYAH NO
KECAMATAN
IBUKOTA KECAMATAN
KELURAH AN
DESA
DUSUN
ADMINISTRASI
TERRBANGUN
Ha
(%) THD TOTAL
Ha
(%) THD TOTAL
1.
Sungai Raya
Sungai Duri
0
5
18
758.500
1,41
113.775
1,92
2.
Capkala Sungai Raya Kepulauan Samalantan
Capkala
0
6
8
463.500
0,86
46.350
0,78
Sungai Raya
0
5
18
3.940.000
7,30
394.000
6,65
Samalantan
0
7
28
4.205.000
7,79
630.750
10,65
Monterado
0
11
20
2.910.000
5,39
291.000
4,91
Tempapan
0
8
10
1.880.000
3,48
188.000
3,17
7.
Monterado Lembah Bawang Bengkayang
Bumi Emas
2
4
9
1.670.400
3,10
250.560
4,23
8.
Teriak
Bana
0
18
17
2.315.100
4,29
231.510
3,91
9.
Sungai Betung
Suka Maju
0
4
10
2.059.500
3,82
205.950
3,48
10.
Ledo
Lesabela
0
12
27
4.817.500
8,93
481.750
8,13
11.
Suti Semarang
Suti Semarang
0
8
10
2.808.400
5,20
280.840
4,74
12.
Lumar
Tiga Berkat
0
5
11
2.752.100
5,10
275.210
4,65
13.
Sanggau Ledo
Bange
0
4
13
3.925.000
7,27
588.750
9,94
14.
Tujuh Belas
Pisak
0
4
13
2.210.000
4,10
221.000
3,73
15.
Seluas
Seluas
0
6
23
5.065.000
9,39
506.500
8,55
16.
Jagoi Babang
Jagoi
0
6
14
6.550.000
12,14
655.000
11,06
17.
Siding
Sebujit
0
3. 4. 5. 6.
Jumlah 2 Sumber Data: KDA. Kabupaten Bengkayang, Tahun 2013.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
8
20
5.633.000
10,44
563.300
9,51
121
269
53.963.000
100
5.924.245
100
Halaman 3 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Peta 2.1. Peta Das Kabupaten Bengkayang
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 4 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Peta 2.2. Peta Administrasi Kabupaten Bengkayang
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 5 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 2.2
2013
Demografi Jumlah Penduduk Berdasarkan data BPS Jumlah penduduk wilayah Kabupaten Bengkayang mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Jumlah penduduk Kabupaten Bengkayang pada tahun 2013 adalah sebesar 224.407 jiwa yang tersebar di 17 kecamatan. Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah. Kepadatan kotor adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas keseluruhan. Jumlah penduduk pada tahun 2013 sebesar 224.407 jiwa dengan luas wilayah 5.396,30 Km2 sehingga pada tahun 2013 kepadatan kotor di wilayah perencanaan sebesar 42 jiwa/Km2. Jika jumlah penduduk dirinci menurut kecamatan maka jumlah penduduk yang paling besar berada di Kecamatan Bengkayang sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit berada di Kecamatan Suti Semarang. Namun demikian, dilihat dari sisi kepadatan penduduknya, Kecamatan Sungai Raya memiliki tingkat kepadatan paling tinggi, yaitu sebesar 245 jiwa per kilometer persegi sedangkan Kecamatan Siding memiliki tingkat kepadatan paling rendah, yaitu sebesar 11 jiwa per kilometer persegi. Jumlah dan kepadatan penduduk Kabupaten Bengkayang pada tahun 2011-2013 dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Rumus untuk menghitung Proyeksi Penduduk 5 Tahun : Pt = Po (1+r)t Keterangan: Pt
: jumlah penduduk pada tahun t
Po
: jumlah penduduk pada tahun awal
r
: angka pertumbuhan penduduk
t
: waktu (5)
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 6 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Tabel 2.3. Jumlah Penduduk dan Kepadatannya di Kabupaten Bengkayang 3 Tahun Terakhir NO
KECAMATAN
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH KK
TINGKAT PERTUMBUHAN
KEPADATAN PENDUDUK
TAHUN
TAHUN
TAHUN
TAHUN
LUAS WILAYAH 2011
2012
2013
2011
2012
2013
2011
2012
2013
2011
2012
2013
75,850 1
Sungai Raya
18.333
18.459
18.557
3.667
3.692
3.711
2
Capkala
46,350
7.579
7.733
7.871
1.516
1.547
1.574
3
Sungairaya Kepulauan
394,000 420,500
20.922
21.194
21.425
4.184
4.239
4.285
4
Samalantan
18.240
18.821
19.356
3.648
3.764
3.871
24.453
24.852
25.203
4.891
4.970
(9,57)
0,69
0,53
242
2,03
1,78
164
167
170
1,30
1,09
53
54
54
10,32
3,19
2,84
43
45
46
5.041
1,14
1,63
1,41
84
85
87
5,54 (6,45)
243
245
291,000 5
Monterado 188,000
6
Lembah Bawang
7
Bengkayang
167,040
5.191
5.356
5.509
1.038
1.071
1.102
11,46
3,18
2,86
28
28
29
23.764
24.925
26.019
4.753
4.985
5.204
2,26
4,89
4,39
142
149
156
12.464
12.744
12.997
2.493
2.549
2.599
6,68
2,25
1,99
54
55
56
8.919
9.089
9.238
1.784
1.818
1.848
0,67
1,91
1,64
43
44
45
11.076
11.001
10.922
2.215
2.200
2.184
(10,42)
23
23
23
4.579
4.652
4.716
916
930
943
9,96
5.764
5.869
5.964
1.153
1.174
1.193
11.198
11.400
11.580
2.240
2.280
2.316
11.216
11.388
11.538
2.243
2.278
17.051
17.741
18.385
3.410
8.277
8.569
8.836
6.251
6.274
215.277
220.067
231,510 8
Teriak 205,950
9
Sungai Betung 481,750
10
Ledo
(0,68)
(0,72)
280,840 11
Suti Semarang
1,59
1,38
16
17
17
1,82
1,62
21
21
22
0,44
1,80
1,58
29
29
30
2.308
4,67
1,53
1,32
51
52
52
3.548
3.677
17,76
4,05
3,63
34
35
36
1.655
1.714
1.767
15,90
3,53
3,12
13
13
13
6.291
1.250
1.255
1.258
0,37
0,27
11
11
11
224.407
43.055
44.013
44.881
2,23
1,97
40
41
42
275,210 12
Lumar
(1,82)
392,500 13
Sanggau Ledo 221,000
14
Tujuh Belas 506,500
15
Seluas 655,000
16
Jagoi Babang 563,300
17
Siding JUMLAH
5396,30
Sumber : BPS, Kabupaten Bengkayang Dalam Angka Tahun 2013.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 7 Bab II
(4,26) 100,00
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Saat Ini dan Proyeksi untuk 5 Tahun Menurut Kecamatan Di Kabupaten Bengkayang No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
KECAMATAN
Sungai Raya Capkala Sungairaya Kepulauan Samalantan Monterado Lembah Bawang Bengkayang Teriak Sungai Betung Ledo Suti Semarang Lumar Sanggau Ledo Tujuh Belas Seluas Jagoi Babang Siding JUMLAH
Data Dasar Tahun 2013
18.557 7.871 21.425 19.356 25.203 5.509 26.019 12.997 9.238 10.922 4.716 5.964 11.580 11.538 18.385 8.836 6.291 224.407
Pertumbuhan
0,53 1,78 1,09 2,84 1,41 2,86 4,39 1,99 1,64 0,27 1,38 1,62 1,58 1,32 3,63 3,12 0,27 1,97
2014 18.656 7.913 21.539 19.459 25.337 5.538 26.157 13.066 9.287 10.980 4.741 5.996 11.641 11.599 18.483 8.883 6.324 225.598
2015 18.755 7.955 21.653 19.562 25.471 5.568 26.296 13.135 9.336 11.038 4.766 6.027 11.703 11.661 18.581 8.930 6.358 226.796
Sumber : BPS, Kabupaten Bengkayang Dalam Angka Tahun 2013 dan Hasil Analisis Pokja PPSP Kab. Bengkayang
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 8 Bab II
JUMLAH PENDUDUK JIWA TAHUN 2016 2017 18.854 18.954 7.997 8.039 21.768 21.884 19.666 19.770 25.607 25.742 5.597 5.627 26.436 26.576 13.205 13.275 9.386 9.436 11.097 11.156 4.792 4.817 6.059 6.092 11.765 11.828 11.723 11.785 18.679 18.779 8.977 9.025 6.392 6.426 228.000 229.211
2018 19.055 8.082 22.000 19.875 25.879 5.657 26.717 13.346 9.486 11.215 4.843 6.124 11.891 11.848 18.878 9.073 6.460 230.428
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 2.3
2013
Keuangan dan Perekonomian Daerah
2.3.1. Peta Perekonomian Daerah Pendapatan daerah merupakan penerimaan uang melalui kas rekening kas umum daerah yang menambah ekuitas dana lancar sebagai hak pemerintah daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan daerah Kabupaten Bengkayang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan lain-lain PAD. Kondisi umum masing-masing sumber pendapatan daerah Kabupaten Bengkayang adalah sebagai berikut: a.
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bengkayang terdiri dari: 1)
Pajak daerah;
2)
Retribusi daerah;
3)
Hasil pengelolaan PERUSDA dan kekayaan daerah yang dipisahkan;
4)
Lain-lain PAD.
b.
Dana Perimbangan
Dana Perimbangan Kabupaten Bengkayang terdiri dari: 1)
Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak;
2)
Dana Alokasi Umum (DAU);
3)
Dana Alokasi Khusus (DAK);
c.
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Dana lain-lain pendapatan daerah yang sah terdiri dari: 1)
Pendapatan Hibah;
2)
Dana Darurat;
3)
Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya;
4)
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus;
5)
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya. Perkembangan pendapatan asli daerah Kabupaten Bengkayang disajikan pada tabel berikut ini. Selama 5 tahun terakhir
Pendapatan Daerah meningkat rata-rata
9,77%, Pendapatan Asli Daerah meningkat rata-rata 18,84%, Dana Perimbangan meningkat rata-rata 9,48% dan lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah meningkat rata-rata 35,87%.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 9 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
2.3.2. Komponen Pengeluaran Belanja Daerah
Belanja Daerah meliputi semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Daerah. Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangan kabupaten yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Belanja dalam rangka pelaksanaan urusan wajib digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Sedangkan pelaksanaan urusan yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi keunggulan daerah, seperti: perikanan, pertanian, perkebunan, kehutanan dan pariwisata. Belanja menurut kelompok belanja terdiri dari Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung. Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, seperti: a.
Belanja Pegawai;
b.
Bunga;
c.
Subsidi;
d.
Hibah;
e.
Bantuan Sosial;
f.
Belanja Bagi Hasil;
g.
Bantuan Keuangan;
h.
Bantuan Tidak Terduga. Sedangkan Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan
terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, seperti: a.
Belanja Pegawai;
b.
Belanja Barang dan Jasa;
c.
Belanja Modal.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 10 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
selama 5 tahun terakhir Belanja meningkat rata-rata 4,87%, Belanja Tidak Langsung
meningkat rata-rata
meningkat rata-rata
7,49% dan Belanja Langsung
3,61%. Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten
Bengkayang dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 11 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Tabel 2.5. Perkembangan realisasi pendapatan dan Belanja dalam lima tahun (2008 – 2012) TAHUN 2008 NO
TAHUN 2010
TAHUN 2011
TAHUN 2012
URAIAN
1
2
1 PENDAPATAN DAERAH 2 a b c d
Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
3 a b c
Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus
4 a b c
TAHUN 2009
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Hibah Dana Darurat Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya d Dana Penyesuaian dan Otononi Khusus e Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya Jumlah Pendapatan
SEBELUM
SETELAH
SEBELUM
SETELAH
SEBELUM
SETELAH
SEBELUM
SETELAH
SEBELUM
SETELAH
PERUBAHAN 6
PERUBAHAN 7
PERUBAHAN 9
PERUBAHAN 10
PERUBAHAN 12
PERUBAHAN 13
PERUBAHAN 12
PERUBAHAN 13
PERUBAHAN 12
PERUBAHAN 13
447.444.970.000,00 449.753.422.684,00 384.470.746.000,00 391.909.940.000,00 384.498.943.000,00 405.589.320.111,39 488.197.469.511,00 546.838.883.530,15 549.454.757.959,00 579.631.583.692,00 6.985.000.000,00 1.750.000.000,00 1.700.000.000,00 750.000.000,00 2.785.000.000,00
10.950.000.000,00 1.750.000.000,00 1.700.000.000,00 750.000.000,00 6.750.000.000,00
8.608.500.000,00 1.925.000.000,00 1.870.000.000,00 750.000.000,00 4.063.500.000,00
10.520.000.000,00 400.000.000,00 1.870.000.000,00 750.000.000,00 7.500.000.000,00
10.282.000.000,00 400.000.000,00 2.057.000.000,00 825.000.000,00 7.000.000.000,00
10.624.000.000,00 500.000.000,00 2.124.000.000,00 1.000.000.000,00 7.000.000.000,00
12.000.000.000,00 1.000.000.000,00 2.500.000.000,00 1.500.000.000,00 7.000.000.000,00
19.383.549.571,03 3.000.000.000,00 6.000.000.000,00 2.120.241.565,43 8.263.308.005,60
15.937.000.000,00 3.437.000.000,00 6.000.000.000,00 3.500.000.000,00 3.000.000.000,00
20.592.734.600,00 3.437.000.000,00 9.272.734.600,00 2.077.492.686,00 5.805.507.314,00
376.190.970.000,00 376.990.922.684,00 363.301.246.000,00 363.441.740.000,00 359.368.743.000,00 363.046.325.503,00 428.630.694.503,00 436.486.459.591,00 487.868.591.591,00 496.999.518.660,53 23.675.720.000,00 24.475.676.684,00 24.859.506.000,00 25.000.000.000,00 25.000.000.000,00 28.677.582.503,00 28.677.582.503,00 36.808.336.591,00 28.108.336.591,00 37.239.263.660,53 294.565.250.000,00 294.565.246.000,00 288.987.740.000,00 288.987.740.000,00 295.931.543.000,00 295.931.543.000,00 340.823.512.000,00 340.561.423.000,00 399.692.985.000,00 399.692.985.000,00 57.950.000.000,00 57.950.000.000,00 49.454.000.000,00 49.454.000.000,00 38.437.200.000,00 38.437.200.000,00 59.129.600.000,00 59.116.700.000,00 60.067.270.000,00 60.067.270.000,00 64.269.000.000,00 4.000.000.000,00 1.815.000.000,00
61.812.500.000,00 2.500.000.000,00 5.440.000.000,00
12.561.000.000,00 5.000.000.000,00
17.948.200.000,00 6.500.000.000,00
14.848.200.000,00 7.000.000.000,00
31.918.994.608,39 10.213.628.008,39
47.566.775.008,00 10.213.628.008,00
90.968.874.368,12 15.735.107.928,12
45.649.166.368,00 11.435.107.928,00
62.039.330.431,47 20.623.696.431,47
57.143.000.000,00 1.311.000.000,00
52.561.500.000,00 1.311.000.000,00
7.561.000.000,00
2.000.000.000,00 9.448.200.000,00
7.848.200.000,00
15.027.866.600,00 6.677.500.000,00
30.675.647.000,00 6.677.500.000,00
59.021.766.440,00 16.212.000.000,00
23.502.058.440,00 10.712.000.000,00
29.702.434.000,00 11.713.200.000,00
447.444.970.000,00 449.753.422.684,00 384.470.746.000,00 391.909.940.000,00 384.498.943.000,00 405.589.320.111,39 488.197.469.511,00 546.838.883.530,15 549.454.757.959,00 579.631.583.692,00
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 12 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG TAHUN 2008
NOMOR URUT
URAIAN
1
2
1 BELANJA DAERAH
SEBELUM PERUBAHAN 6
SETELAH PERUBAHAN 7
2013
TAHUN 2009 SEBELUM PERUBAHAN 9
TAHUN 2010
SETELAH PERUBAHAN 10
SEBELUM PERUBAHAN 12
SETELAH PERUBAHAN 13
TAHUN 2011 SEBELUM PERUBAHAN 12
SETELAH PERUBAHAN 13
TAHUN 2012 SEBELUM PERUBAHAN 12
SETELAH PERUBAHAN 13
539.297.974.050,00 601.608.825.359,67 498.610.069.849,00 542.419.533.666,97 473.159.610.992,00 481.392.553.479,39 528.916.468.639,00 580.794.642.651,15 555.975.012.087,00 602.933.441.005,00
2 a b c d e f
BELANJA TIDAK LANGSUNG 212.989.484.363,00 234.309.156.301,67 222.694.377.024,75 250.187.999.342,72 269.982.973.000,00 235.437.954.611,39 255.169.579.593,00 267.087.573.143,72 275.594.355.731,60 290.993.051.400,00 Belanja Pegaw ai 188.671.984.363,00 204.269.504.401,67 184.443.677.993,00 203.508.048.842,72 203.527.003.000,00 192.369.543.857,39 214.040.291.593,00 228.769.849.193,72 243.494.355.731,60 252.323.014.342,00 Belanja Bunga Belanja Subsidi 300.000.000,00 300.000.000,00 180.000.000,00 300.000.000,00 500.000.000,00 300.000.000,00 Belanja Hibah 8.780.000.000,00 10.344.333.300,00 6.125.000.000,00 23.375.000.000,00 38.102.531.263,00 21.116.610.754,00 16.029.288.000,00 17.039.288.000,00 9.825.000.000,00 15.466.650.000,00 Belanja Bantuan Sosial 2.470.000.000,00 2.502.000.000,00 13.765.637.869,00 9.200.000.000,00 12.817.438.737,00 8.715.800.000,00 7.000.000.000,00 5.775.000.000,00 3.400.000.000,00 4.178.000.000,00 Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahn Desa g Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/ 10.667.500.000,00 15.125.318.600,00 12.736.000.000,00 12.736.000.000,00 12.736.000.000,00 12.796.232.200,00 14.100.000.000,00 14.603.435.950,00 16.275.000.000,00 16.953.200.000,00 Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa h Belanja Tidak Terduga 2.100.000.000,00 2.068.000.000,00 5.324.061.162,75 1.188.950.500,00 2.500.000.000,00 439.767.800,00 3.500.000.000,00 900.000.000,00 2.300.000.000,00 2.072.187.058,00 3 a b c
BELANJA LANGSUNG Belanja Pegaw ai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal Jumlah Belanja
326.308.489.687,00 367.299.669.058,00 275.915.692.824,25 292.231.534.324,25 203.176.637.992,00 245.954.598.868,00 273.746.889.046,00 313.707.069.507,43 280.380.656.355,40 311.940.389.605,00 33.870.240.380,00 32.124.395.015,00 31.241.994.240,75 28.916.864.740,75 28.204.889.950,00 26.570.763.485,00 21.694.929.500,00 19.829.384.580,00 25.096.325.180,00 24.968.346.528,48 77.447.060.557,00 92.338.868.997,00 104.243.657.209,50 116.168.891.296,50 111.527.684.435,99 128.116.744.095,99 125.939.832.237,00 138.419.100.480,43 121.833.197.345,00 144.007.139.206,52 214.991.188.750,00 242.836.405.046,00 140.430.041.374,00 147.145.778.287,00 63.444.063.606,01 91.267.091.287,01 126.112.127.309,00 155.458.584.447,00 133.451.133.830,40 142.964.903.870,00 539.297.974.050,00 601.608.825.359,67 498.610.069.849,00 542.419.533.666,97 473.159.610.992,00 481.392.553.479,39 528.916.468.639,00 580.794.642.651,15 555.975.012.087,00 602.933.441.005,00
Sumber : DPKAD Kab Bengkayang 2013.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 13 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Bengkayang Tahun No
2009 1
PU-CK
2010
2011
2012
2013
3.167.125.500
1.687.023.800
2.165.202.600
2.879.205.000
1.533.658.000
1.968.366.000
287.920.500
153.365.800
196.836.600
727.100.000
810.370.000
1.089.858.000
1.405.349.000
661.000.000
736.700.000
990.780.000
1.277.590.000
-
-
1.a
Investasi
0
-
1.b
operasional/pemeliharaan (OM)
0
-
2
KLH
-
2.a
Investasi
0
2.b
operasional/pemeliharaan (OM)
0
3
Rata2 pertumbuhan
SKPD
Dinkes
-
66.100.000
73.670.000
99.078.000
-0,34 -0,34 -0,34 -0,58 -0,58 -0,58
127.759.000
-
-
-
-
0,00
3.a
Investasi
0
0
0
0
0
0,00
3.b
operasional/pemeliharaan (OM)
0
0
0
0
0
0,00
-
-
-
-
0,00
4
Bappeda
4.a
Investasi
0
0
0
0
0
0,00
4.b
operasional/pemeliharaan (OM)
0
0
0
0
0
0,00
-
-
-
-
0,00
0
0
0
0
0
0,00
0
0
0
0
0
0,00
727.100.000
3.977.495.500
2.776.881.800
3.570.551.600
661.000.000
3.615.905.000
2.524.438.000
3.245.956.000
361.590.500
252.443.800
324.595.600
1.454.200.000
7.954.991.000
5.553.763.600
7.141.103.200
0
0,5
0,5
0,5
0,5
0,00
0,91
0,91
0,91
0,91
0,91
0,00
0
0,09
0,09
0,09
0,09
0,00
5 5.a 5.b 8 9 10 11 12
13
14
Bapermas Investasi operasional/pemeliharaan (OM) Belanja Sanitasi (1+2+3+…n) Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+…na) Pendanaan OM (1b+2b+3b+…nb) Belanja Langsung Proporsi Belanja Sanitasi – Belanja Langsung(8/11) Proporsi Investasi Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (9/8) Proporsi OM Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (10/8)
-
-
0 0 0 0
66.100.000
-0,61 -0,61 -0,61 -0,61
Sumber : Realisasi APBD tahun 2009- 2013, diolah Pokja PPSP Kabupaten Bengkayang Keterangan : investasi termasuk di dalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan, pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan studi-studi yang terkait dengan sanitasi
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 14 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Tabel 2.7: Perhitungan Pendanaan Sanitasi Oleh APBD Kabupaten Bengkayang No 1 1.1 1.2 1.3 1.4 2 2.1.
Uraian Belanja Sanitasi Air Limbah Domestik Sampah Rumah Tangga Drainase Lingkungan
2009 0,00 0,00 0,00
2010
2011
2012
2013
1.034.512.000,00
2.879.205.000,00
1.533.658.000,00
1.968.366.000,00
550.300.000
856.460.000
861.808.000
1.147.366.000
119.000.000
480.200.000
200.100.000
821.000.000
365.212.000
1.542.545.000
471.750.000
-
84,56% 13,91% 214,76% 118,83%
PHBS
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00%
Dana Alokasi Khusus
0,00
1.216.300.000,00
1.515.300.000,00
1.774.240.000,00
2.320.590.000,00
24,26%
DAK Sanitasi
0,00
555.300.000
778.600.000
783.460.000
1.043.000.000
661.000.000
736.700.000
990.780.000
1.277.590.000
DAK Lingkungan Hidup DAK Perumahan 2.3. dan Permukiman Pinjaman / 3 Hibah Untuk Sanitasi Belanja APBD Murni Untuk Sanitasi Total Belanja Langsung Untuk Sanitasi % APBD Murni Terhadap Belanja Langsung 2.2.
Rata-Rata Pertumbuhan (%)
Belanja Sanitasi
0,00
-4,53% 21,59%
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00%
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00%
-
(181.788.000,00)
1.363.905.000,00
(240.582.000,00)
(352.224.000,00)
-
2.250.812.000,00
4.394.505.000,00
3.307.898.000,00
4.288.956.000,00
0,00%
-8,08%
31,04%
-7,27%
-8,21%
-442,94%
48,85%
-269,77%
Sumber : APBD, diolah Pokja PPSP Kabupaten Bengkayang
Tabel 2.8 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Bengkayang No
Deskripsi
1
Total Belanja Sanitasi Kab.
2
Jumlah Penduduk
Tahun 2009 -
2010
2011
1.337.930.000
205.675
209.927
1.666.830.000 215.277
2012 1.951.664.000 220.067
2013
Rata-rata
2.552.649.000 224.407
Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2) Sumber : APBD dan BPS, diolah Pokja PPSP Kabupaten Bengkayang
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 15 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Tabel 2.9 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Perkapita di Kabupaten Bengkayang No 1
2
3
Tahun
Deskripsi
2009
2010
2011
2012
2013
Rata-rata
Realisasi Air Limbah Realiasi Retribusi
-
-
-
-
-
-
Potensi Retribusi
-
-
-
-
-
-
Realiasi Retribusi
-
-
-
-
-
-
Potensi Retribusi
-
-
-
-
-
-
Realiasi Retribusi
-
-
-
-
-
-
Potensi Retribusi
-
-
-
-
-
-
Retribusi Sampah
Retribusi Drainase
Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2) Sumber : APBD dan BPS, diolah Pokja PPSP Kabupaten Bengkayang
Sampai dengan saat ini belum pernah ada retribusi di sektor Air Limbah, sampah maupun sektor drainase.
Tabel 2.10 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Bengkayng No
Tahun
Deskripsi
2009
1
PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.)
2
Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.)
2010
2011
2012
1.114.632.380.000
1.166.187.320.000
1.232.061.700.000
1.302.743.890.000
847.178,42
912.082,62
1.000.664,82
1.098.651,39
4,63
5,65
5,74
3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 4,50 Sumber : diolah Pokja PPSP Kabupaten Bengkayang
2.4
2013
Tata Ruang Wilayah
2.4.1 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Bengkayang 2.4.1.1 Tujuan Tujuan penataan ruang Kabupaten Bengkayang adalah :Terwujudnya Ruang
yang aman, nyaman, produktif, efisien dan berkelanjutan untuk
menjadikan Kabupaten Bengkayang sebagai lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Barat melalui pengembangan wilayah berbasis agropolitan, industri dan pariwisata serta pengembangan kawasan perbatasan Negara sebagai beranda depan Negara dengan tetap memperhatikan daya dukung lingkungan.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 16 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
2.4.1.2 Kebijakan Kebijakan penataan ruang Kabupaten Bengkayang terdiri atas : a. Pengembangan wilayah secara terpadu melalui penguatan fungsi pusat-pusat pelayanan dan pengembangan prasarana wilayah. b. Pengembangan wilayah-wilayah yang berbasis pertanian untuk mendukung Kabupaten Bengkayang sebagai lumbung pangan bagi provinsi Kalimantan Barat; c. Pengendalian pemanfaatan lahan pertanian; d. Penyelenggaraan penataan ruang untuk meningkatkan daya guna kawasan berfungsi lindung; e. Penyelenggaraan penataan ruang untuk percepatan pengembangan ekonomi dengan penataan pusat-pusat pertumbuhan wilayah berbasis agropolitan, industri dan pariwisata. f. Pengembangan sistem prasarana wilayah yang mendukung pemasaran hasil pertanian, industri dan pariwisata;dan g. Pelaksanaan penataan ruang untuk penguatan kawasan perbatasan, kawasan terisolir, kawasan terpencil dan kawasan tertinggal, dalam rangka peningkatan
pertahanan
dan
keamanan
Negara
serta
peningkatan
kesejahteraan masyarakat setempat. 2.4.1.3 Strategi Penataan Ruang Strategi pengembangan wilayah secara terpadu melalui penguatan fungsi pusat-pusat pelayanan dan pengembangan prasarana wilayah meliputi : a.
Mengembangkan sistem pusat kegiatan sesuai dengan fungsi dan perannya yang terdiri dari PKW yang berintegrasi dengan PKL dan PPK, serta interaksi desa-kota yang saling menguntungkan.
b.
Menciptakan keterkaitan antar pusat-pusat kegiatan dan mewujudkan keselarasan serta keterpaduan antara pusat-pusat kegiatan dengan sektorsektor kegiatan ekonomi masyarakat.
c.
Mengembangkan prasarana jaringan transportasi yang mampu secara efisien menciptakan keterkaitan antar sistem pusat kegiatan dan mewujudkan keselarasan serta keterpaduan antara pusat-pusat kegiatan dengan sektorsektor kegiatan ekonomi masyarakat.
d.
Mengembangkan jaringan prasarana wilayah yang hirarkis dan merata menjangkau seluruh wilayah kabupaten.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 17 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Strategi mengembangkan sistem pusat kegiatan sesuai dengan fungsi dan perannya yang terdiri dari PKW yang berintegrasi dengan PKL dan PPK, serta interaksi desa-kota yang saling menguntungkan dilakukan dengan: a.
Membagi wilayah Kabupaten Bengkayang menjadi
Enam Sub Wilayah
Pembangunan (SWP), yaitu SWP I Kec. Sungai Raya dan Kec. Sungai Raya Kepulauan,
SWP II Kec. Samalantan, Monterado dan Capkala, SWP III
adalah Kec. Bengkayang, Lembah Bawang, Lumar, Teriak, Sungai Betung SWP IV Suti Semarang, Ledo SWP V Kec. Sanggau Ledo, Tujuh Belas; dan SWP VI Kec. Jagoi Babang, Kec. Seluas, Kec. Siding. b.
Mendorong Bengkayang sebagai PKW hingga dapat berperan sebagai PKW yang didukung pengembangan sarana prasarana berskala pelayanan kabupaten dengan fungsi sebagai simpul utama transportasi wilayah kabupaten, pusat kegiatan ekonomi wilayah kabupaten, pusat pemukiman, pusat
pelayanan
fasilitas
sosial
skala
kabupaten,
pusat
kegiatan
pemerintahan kabupaten. Strategi pengembangan wilayah-wilayah yang berbasis pertanian untuk mendukung Kabupaten Bengkayang sebagai lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Barat meliputi : a.
Mengembangkan wilayah-wilayah dengan potensi unggulan pertanian.
b.
Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang kegiatan sektor pertanian
c.
menetapkan kawasan-kawasan yang merupakan lahan pertanian pangan berkelanjutan; Strategi pengendalian pemanfaatan lahan pertanian meliputi :
a.
Mempertahankan keberadaan penggunaan lahan sawah beririgasi teknis.
b.
Mengembangkan sawah baru pada kawasan potensial;
c.
Mengoptimalkan pemanfaatan kawasan pertanian lahan kering Strategi penyelenggaraan penataan ruang untuk meningkatkan daya guna
kawasan berfungsi lindung meliputi : a.
mempertahankan luas kawasan lindung;
b.
mencegah alih fungsi lahan dalam kawasan lindung;
c.
minimalisasi kerusakan kawasan lindung akibat aktivitas manusia dan alam;
d.
merehabilitasi dan konservasi kawasan lindung; Strategi untuk mempertahankan luas kawasan lindung meliputi:
a.
mengembalikan fungsi kawasan lindung yang telah terganggu secara bertahap;
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 18 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG b.
2013
mengupayakan agar kawasan lindung yang berada di wilayah yang berbatasan dengan daerah (kabupaten/propinsi) lain menjadi satu kesatuan yang serasi dan terpadu;
c.
mempertahankan luas kawasan lindung di darat maupun laut sesuai tata batas kawasan hutan dan kawasan konservasi laut;
d.
melaksanakan
berbagai
kegiatan
untuk
mengantisipasi
kerusakan
lingkungan; e.
mempertahankan agar luas kawasan hutan minimal 30% dari luas setiap Daerah Aliran Sungai (DAS);
f.
mengatur semua kegiatan budidaya dalam kawasan lindung;
g.
mpengembangkan kerja sama regional dalam penanganan penyelamatan hutan
h.
mengatur pemanfaatan kawasan sempadan pantai, sungai, sumber mata air dan sempadan jalan;
i.
Mengalokasikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan luas minimal 30% dari setiap kawasan perkotaan dengan sebaran yang proporsional. Strategi untuk mencegah alih fungsi lahan kawasan lindung meliputi:
a.
mencegah terjadinya peladangan liar;
b.
memberdayakan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar kawasan hutan;
c.
membuat tanda /tapal batas kawasan hutan;
d.
menetapkan luasan sawah berkelanjutan;
e.
memanfaatkan hutan produksi secara selektif dan berkelanjutan;
f.
mengembangkan kegiatan budidaya sesuai dengan kaedah dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku;
g.
melarang kegiatan budidaya dalam kawasan hutan lindung;
h.
meningkatkan upaya sosialisasi dan kesadaran pemerintah, swasta dan masyarakat untuk menghindari alih fungsi lahan kawasan lindung. Strategi untuk minimalisasi kerusakan kawasan lindung akibat aktivitas
manusia dan alam meliputi: a.
mereklamasi dan merehabilitasi lahan-lahan bekas pertambangan;
b.
memantau, mengawasi dan mengendalikan kegiatan pertambangan;
c.
melarang dan menghentikan kegiatan pertambangan tanpa ijin. Strategi untuk rehabilitasi dan konservasi kawasan lindung meliputi:
a.
merehabilitasi lahan-lahan kritis;
b.
merehabilitasi dan melindungi kawasan sumber mata air;
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 19 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG c.
2013
memelihara dan melestarikan sumberdaya alam pesisir, laut dan pulau-pulau kecil;
d.
meningkatkan upaya sosialisasi dan kesadaran kepada pemerintah, swasta dan masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup. Strategi
penyelenggaraan
penataan
ruang
untuk
percepatan
pengembangan ekonomi dengan penataan pusat-pusat pertumbuhan wilayah berbasis agropolitan, industri dan pariwisata meliputi : a.
Menetapkan hierarki simpul-simpul pertumbuhan ekonomi wilayah;
b.
Memantapkan fungsi simpul-simpul wilayah;
c.
Menetapkan wilayah untuk kegiatan agropolitan sesuai dengan potensi wilayahnya.
d.
mengembangakn kawasan industri untuk mengakomodir perkembangan industri manufaktur, pengolahan hasil hutan, perkebunan, hortikultura, pertanian, perikanan, peternakan, serta pengolahan bahan tambang dan galian;
e.
mengembangkan pariwisata secara terpadu sehingga terbentuk paket-paket wisata sesuai dengan keunggulan, kekhasan, dan kelengkapan jenis wisata dengan prioritas obyek-obyek wisata di kawasan-kawasan pariwisata potensial, yang telah ditunjang dengan keberadaan sarana dan prasarana pendukung yang memadai dan merupakan kekhasan daerah Kabupaten Bengkayang;
f.
Memantapkan keterkaitan antar simpul-simpul wilayah dan interaksi antara simpul wilayah dengan kawasan perdesaan sebagai hinterlandnya;
g.
Menjaga keterkaitan antar kawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan wilayah di sekitarnya;
h.
Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani oleh pusat pertumbuhan;
i.
Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitarnya; Strategi pengembangan sistem prasarana wilayah yang mendukung
pemasaran hasil pertanian, industri dan pariwisata meliputi : a.
Mengembangkan
sistem
jaringan
infrastruktur
dalam
mewujudkan
keterpaduan pelayanan transportasi darat, laut dan udara; b.
mengembangkan sistem jaringan prasarana transportasi darat yang dapat meningkatkan aksesibilitas antar pusat pengembangan dengan kawasan
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 20 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
sekitarnya secara terpadu agar terciptanya peningkatan hubungan eksternal wilayah tersebut ke wilayah lain di sekitarnya,terciptanya keterkaitan internal yang kuat antar dua pusat pengembangan berikut dengan subpusat-subpusat pengembangannya
serta
memacu
perkembangan
wilayah
secara
menyeluruh. c.
Memantapkan sistem prasarana dan peningkatan kualitas prasarana perhubungan laut dan sungai sesuai dengan fungsi yang ditetapkan terutama untuk meningkatkan pelayanan terhadap daerah kepulauan;
d.
mengembangkan sistim sarana dan prasarana transportasi udara;
e.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumber daya air;
f.
Mengembangkan akses jaringan jalan menuju kawasan pertanian, pariwisata, industri dan daerah terisolir;
g.
Mendorong pengembangan infrastruktur telekomunikasi dan informasi terutama di kawasan terisolir; dan
h.
Meningkatkan jaringan energi dengan memanfaatkan energi terbarukan dan tak terbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik.
i.
meningkatkan pelayanan air bersih pada pusat permukiman serta pusat-pusat permukiman potensial berkembang lainnya terutama desa-desa pusat pertumbuhan;
j.
mengembangkan fasilitas telekomunikasi diarahkan pada kawasan-kawasan yang akan menjadi pusat-pusat pengembangan wilayah, mendukung kawasan-kawasan yang sulit dijangkau sarana dan prasarana perhubungan serta terisolir.
k.
mengembangkan
fasilitas
pemasaran
serta
sarana
dan
prasarana
peningkatan produksi terutama pada pusat permukiman PKL serta pusatpusat permukiman di desa-desa pusat pertumbuhan; l.
mengembangkan jaringan irigasi terutama untuk pengembangan lahan pertanian di daerah pedalaman yang potensial dikembangkan untuk mendorong Kabupaten Bengkayang sebagai sentra produksi padi ; dan
m. Menyelenggarakan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air diselenggarakan secara terpadu dengan pendekatan ekosistem. Strategi
pelaksanaan
penataan
ruang
untuk
penguatan
kawasan
perbatasan meliputi :
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 21 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG a.
2013
meningkatkan keberpihakan pemerintah dalam pembangunan sarana dan prasarana, ekonomi serta peningkatan kualitas sumberdaya manusia di kawasan perbatasan;
b.
meningkatkan kemampuan kerja sama kegiatan ekonomi antar kawasan perbatasan dengan kawasan negara tetangga dalam rangka mewujudkan wilayah perbatasan sebagai pintu gerbang lintas negara;
c.
meningkatkan wawasan kebangsaan masyarakat; dan penegakan supremasi hukum serta aturan perundang-undangan terhadap setiap pelanggaran yang terjadi di wilayah perbatasan.
d.
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memelihara lingkungan;
e.
mengembangkan kawasan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi berbasis sumber daya alam lokal melalui pengembangan sektor-sektor unggulan; Strategi
penyelenggaraan
penataan
ruang
untuk
percepatan
pengembangan ekonomi dengan penataan pusat-pusat pertumbuhan wilayah berbasis agropolitan, industri dan pariwisata meliputi: a.
menetapkan hierarki simpul-simpul pertumbuhan ekonomi wilayah;
b.
memantapkan fungsi simpul-simpul wilayah;
c.
menetapkan wilayah untuk kegiatan agropolitan sesuai dengan potensi wilayahnya.
d.
mengembangkan kawasan industri untuk mengakomodir perkembangan industri manufaktur, pengolahan hasil hutan, perkebunan, hortikultura, pertanian, perikanan, peternakan, serta pengolahan bahan tambang dan galian;
e.
mengembangkan pariwisata secara terpadu sehingga terbentuk paket-paket wisata sesuai dengan keunggulan, kekhasan, dan kelengkapan jenis wisata dengan prioritas obyek-obyek wisata di kawasan-kawasan pariwisata potensial, yang telah ditunjang dengan keberadaan sarana dan prasarana pendukung yang memadai dan merupakan kekhasan daerah Kabupaten Bengkayang;
j.
memantapkan keterkaitan antar simpul-simpul wilayah dan interaksi antara simpul wilayah dengan kawasan perdesaan sebagai hinterlandnya;
k.
menjaga keterkaitan antar kawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan wilayah di sekitarnya;
l.
mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani oleh pusat pertumbuhan; dan
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 22 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
m. mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitarnya. Strategi pengembangan sistem prasarana wilayah yang mendukung pemasaran hasil pertanian, industri dan pariwisata meliputi : a.
mengembangkan
sistem
jaringan
infrastruktur
dalam
mewujudkan
keterpaduan pelayanan transportasi darat, laut, dan udara; b.
mengembangkan sistem jaringan prasarana transportasi darat yang dapat meningkatkan aksesibilitas antar pusat pengembangan dengan kawasan sekitarnya secara terpadu agar terciptanya peningkatan hubungan eksternal wilayah tersebut ke wilayah lain di sekitarnya,terciptanya keterkaitan internal yang kuat antar dua pusat pengembangan berikut dengan subpusat-subpusat pengembangannya
serta
memacu
perkembangan
wilayah
secara
menyeluruh; c.
memantapkan sistem prasarana dan peningkatan kualitas prasarana perhubungan laut dan sungai sesuai dengan fungsi yang ditetapkan terutama untuk meningkatkan pelayanan terhadap daerah kepulauan;
d.
mengembangkan sistim sarana dan prasarana transportasi udara;
e.
meningkatkan kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumber daya air;
f.
mengembangkan akses jaringan jalan menuju kawasan pertanian, priwisata, industri dan daerah terisolir;
g.
mendorong pengembangan infrastruktur telekomunikasi dan informasi terutama di kawasan terisolir;
h.
meningkatkan jaringan energi dengan memanfaatkan energi terbarukan dan tak terbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik;
i.
meningkatkan pelayanan air bersih pada pusat permukiman serta pusat-pusat permukiman potensial berkembang lainnya terutama desa-desa pusat pertumbuhan;
j.
mengembangkan fasilitas telekomunikasi diarahkan pada kawasan-kawasan yang akan menjadi pusat-pusat pengembangan wilayah, mendukung kawasan-kawasan yang sulit dijangkau sarana dan prasarana perhubungan serta terisolir;
k.
mengembangkan
fasilitas
pemasaran
serta
sarana
dan
prasarana
peningkatan produksi terutama pada pusat permukiman PKL serta pusatpusat permukiman di desa-desa pusat pertumbuhan; POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 23 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG l.
2013
mengembangkan jaringan irigasi terutama untuk pengembangan lahan pertanian di daerah pedalaman yang potensial dikembangkan untuk mendorong Kabupaten Bengkayang sebagai sentra produksi padi; dan
m. menyelenggarakan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air diselenggarakan secara terpadu dengan pendekatan ekosistem. Strategi
pelaksanaan
penataan
ruang
untuk
penguatan
kawasan
perbatasan, kawasan terisolir, kawasan terpencil dan kawasan tertinggal, dalam rangka peningkatan pertahanan dan keamanan negara serta peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat meliputi : a.
meningkatkan keberpihakan pemerintah dalam pembangunan sarana dan prasarana ekonomi serta peningkatan kualitas sumberdaya manusia di kawasan perbatasan, kawasan terisolir, kawasan terpencil dan kawasan tertinggal;
b.
meningkakan kemampuan kerja sama kegiatan ekonomi antar kawasan perbatasan dengan kawasan negara tetangga dalam rangka mewujudkan wilayah perbatasan sebagai pintu gerbang lintas negara;
c.
meningkatkan wawasan kebangsaan masyarakat; dan penegakan supremasi hukum serta aturan perundang-undangan terhadap setiap pelanggaran yang terjadi di wilayah perbatasan;
d.
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memelihara lingkungan; dan
e.
mengembangkan kawasan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi berbasis sumber daya alam lokal melalui pengembangan sektor-sektor unggulan;
f.
menyiapkan lahan peruntukan khusus untuk pertahanan dan keamanan di kawasan perbatasan; dan
g.
mengembangkan jaringan jalan yang mendukung kegiatan pertahanan dan keamanan di kawasan perbatasan.
2.4.2 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Bengkayang Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Bengkayang merupakan kerangka tata ruang wilayah kabupaten yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat yang berhirarki satu sama lain yang dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah terutama jaringan transportasi. Rencana struktur ruang wilayah meliputi : a. Pusat-pusat kegiatan; b. sistem jaringan prasarana utama; c. sistem jaringan prasarana lainnya.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 24 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
2.4.2.1 Pusat Kegiatan Pusat – pusat kegiatan di Kabupaten Bengkayang meliputi : a.
PKSN, yaitu Jagoi Babang
b.
PKWp, yaitu Kota Bengkayang;
c.
PKL, yaitu Kota Seluas, Ledo, Samalantan, Sungai Duri;
d.
PPK, yaitu Kota sungai Raya (Kec. Sungai Raya Kepulauan), Monterado, Lembang (Kec. Sanggau Ledo); dan
e.
PPL, yaitu Capkala, Pisak (Kec. TujuhBelas), Suti Semarang, Bana (Kec. Teriak), Suka Maju (Kec. Sungai Betung), Tempapan (Kec. Lembah Bawang), Tiga Berkat (Kec. Lumar), Sebujit (Kec. Siding). Pusat kegiatan di Kabupaten Bengkayang dibagi menjadi enam Sub
Wilayah Pembangunan (SWP) yaitu: a. SWP I : Kec. Sungai Raya dan Kec. Sungai Raya Kepulauan, b. SWP II: Kec. Samalantan, Monterado dan Capkala, c. SWP III : Kec. Bengkayang, Lembah Bawang, Lumar, Teriak, Sungai Betung, d. SWP IV : Kec. Suti Semarang, Ledo. e. SWP V : Kec. Sanggau Ledo, Tujuh Belas. f. SWP VI : Kec. Jagoi, Seluas, Siding Berdasarkan pembagian wilayah pengembangan maka rencana sistem pusat kegiatan
yang meliputi sistem permukiman perkotaan dan sistem
permukiman perdesaan. adalah : a. Pusat Pengembangan SWP I adalah Kota Sungai Duri (Kec.Sungai Raya) dan Karimunting (Kec.Sungai Raya Kepulauan). b. Pusat Pengembangan SWP II adalah Kota Samalantan, Monterado dan Capkala c. Pusat Pengembangan SWP III adalah Kota Bengkayang, Lembah Bawang, Lumar, Teriak, Sungai Betung dan Suti Semarang. d. Pusat Pengembangan SWP IV Ledo, Suti Semarang e. Pusat Pengembangan SWP V Pisak, Bange. f. Pusat Pengembangan SWP VI Kota Jagoi dan Sebujit. Pusat-pusat permukiman yang dikembangkan diutamakan pada yang dilintasi jalur antarsentra produksi dan antarpusat permukiman utama dalam rangka penyelarasan upaya peningkatan produksi dan produktivitas dengan upaya memperlancar pemasaran. Sistem pusat-pusat kegiatan dalam lingkup wilayah Kabupaten Bengkayang terdiri dari: POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 25 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
1) pusat kegiatan hirarki I: merupakan pusat pelayanan dengan skala pelayanan regional, dalam arti memiliki jangkauan pelayanan kabupaten; 2) pusat kegiatan hirarki II: merupakan pusat pelayanan dengan skala pelayanan subregional, yang skala pelayanannya mencakup beberapa kecamatan; 3) pusat kegiatan hirarki III: merupakan pusat pelayanan dengan skala pelayanan lokal, yang hanya melayani wilayah belakang dalam satu wilayah kecamatan; 2.4.2.2 Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Sistem prasarana wilayah di Kabupaten Bengkayang yang dikembangkan meliputi: a.
sistem jaringan transportasi
b.
sistem jaringan energi/kelistrikan
c.
sistem jaringan telekomunikasi
d.
sistem jaringan sumber daya air
e.
sistem jaringan prasarana lingkungan
2.4.2.2.1 Rencana Sistem Prasarana Utama Sistem jaringan prasarana utama di wilayah Kabupaten Bengkayang meliputi sistem jaringan transportasi darat, sistem jaringan transportasi laut, sistem jaringan transportasi udara., yang secara umum arah pengembangannya untuk
memacu
perkembangan
wilayah,
menunjang
pertumbuhan
dan
perkembangan ekonomi, pelayanan sosial, pengawasan dalam pemeliharaan kelestarian lingkungan dan pertahanan keamanan nasional. Sistem jaringan transportasi darat meliputi : a.
Sistem jaringan transportasi jalan yang terdiri jaringan jalan nasional, jaringan jalan provinsi dan jaringan jalan kabupaten.
b.
Sistem jaringan kereta api
c.
Sistem terminal penumpang dan barang serta stasiun kereta api.
d.
Sistem jaringan angkutan sungai dan penyeberangan
e.
Sistem jaringan transportasi udara. Pengembangan
tansportasi
darat
diarahkan
untuk
memperlancar
hubungan antara wilayah pedalaman dengan wilayah pesisir pantai untuk menciptakan sinergi wilayah.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 26 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Sistem jaringan prasarana transportasi terdiri atas jaringan arteri primer, jaringan jalan kolektor primer, dan jaringan jalan lokal primer. Rencana
pengembangan
sistem
jaringan
jalan
dalam
rangka
pengembangan wilayah Kabupaten Bengkayang terdiri dari: A. Peningkatan kualitas jalan arteri primer yaitu jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antarpusat kegiatan wilayah atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah; B. Peningkatan kualitas jalan kolektor primer yaitu jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antarpusat kegiatan wilayah atau menghubungkan antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal; dan C. Peningkatan kualitas jalan lokal primer yaitu jalan yang menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lingkungan atau pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lokal, pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lingkungan dan antarpusat kegiatan lingkungan. D. Peningkatan jalan lingkungan yang menghubungkan antar sub-sub pusat dalam kota.
2.4.2.2.1 Rencana Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air Sistem jaringan sumber daya air, terdiri atas : a. sistem jaringan sumber daya air nasional dan propinsi yang terkait dengan wilayah kabupaten; dan b. sistem jaringan sumber daya air kabupaten. Sistem jaringan prasarana sumber daya air meliputi : a. sistem jaringan sungai, yang mendukung WS dan DAS; b. daerah rawa; c. sistem pengendalian banjir; d. sistem jaringan irigasi, e. sistem jaringan air baku untuk air bersih; f. jaringan air bersih ke kelompok pengguna. Sistem jaringan prasarana sumber daya air direncanakan melalui pendekatan DAS dan cekungan air tanah serta keterpaduannya dengan pola ruang dengan memperhatikan keseimbangan pemanfaatan sumber daya air permukaan dan air tanah. Pengembangan penatagunaan air pada DAS untuk POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 27 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG Kabupaten Bengkayang
terutama pada sungai besar
2013 meliputi
Sungai
Kumba, Sungai Bengkayang Kecil, Sungai Sebalo, Sungai Duri, Sungai Raya,Sungai Sambas Kecil, Sungai Berabas, dan Sungai Tanggi yang termasuk dalam DAS Sambas, DAS Sungai Raya, DAS Sungai Duri. Jaringan sungai meliputi Sungai Kumba, Sungai Bengkayang Kecil, Sungai Sebalo, Sungai Teriak, Sungai Sambas Kecil, Sungai Berabas, Sungai Ledo, dan Sungai Tanggi. Daerah rawa meliputi; DR Sungai Raya, DR Sungai Pangkalan dan DR Sungai Baung. Sistem jaringan sungai memiliki fungsi sebagai sumber air untuk pertanian, sumber air permukiman, transportasi, dan pembangkit listrik. Rencana pengembangan sistem
prasarana jaringan
irigasi untuk
mendukung pengembangan kawasan budidaya pertanian lahan basah dimana Kabupaten Bengkayang ditetapkan sebagai sebagai sentra produksi tanaman
padi
yang
terletak
di
Kecamatan
Capkala,
Samalantan,
Monterado,Teriak, Lumar dan Sanggau Ledo. Sistem jaringan air baku di Kabupaten Bengkayang
terdiri atas
jaringan prasarana air baku untuk penyediaan air minum, jaringan prasarana air baku untuk industri, dan jaringan prasarana air baku untuk pertanian. Sistem jaringan air baku bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kegiatan domestik/rumah tangga, kegiatan sentra industri, kegiatan perkotaan, dan kegiatan pertanian. Rencana pengembangan prasarana air baku untuk air bersih meliputi: pengembangan intake air baku, jaringan pipa transmisi air baku untuk melayani kebutuhan air bersih kabupaten dan lintas kabupaten terdapat di Kecamatan
Lumar,
Kecamatan
Lembah
Bawang,
Kecamatan
Ledo,
Kecamatan Tujuh Belas dan Kecamatan Jagoi Babang. Antara lain: a. membangun instalasi air bersih untuk pusat-pusat permukiman yang merupakan pusat kegiatan lokal serta pusat-pusat permukiman yang jumlah penduduknya terbanyak, serta mengalami kesulitan mendapatkan air bersih di musim kemarau; b. mencari sumber-sumber air bersih baru untuk meningkatkan kapasitas air bersih yang sudah ada sekarang. Sistem jaringan pipa transmisi air bersih terdapat di Ibukota kabupaten dan seluruh Kecamatan.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 28 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Sistem pengendalian banjir di Kabupaten Bengkayang berfungsi untuk pengamanan kawasan rawan banjir di Kabupaten Bengkayang. Sistem pengendalian banjir terdiri atas sistem pengendalian banjir Sungai Kumba, Sungai Bengkayang Kecil, Sungai Sebalo, Sungai Duri dan Sungai Raya dan dikembangkan di daerah rawan banjir : a. normalisasi sungai; b. pembangunan kanal pengendali banjir apabila sungai yang ada tidak memungkinkan untuk diperbesar dimensi salurannya; c. pembuatan pintu pengatur air; dan/atau d. pembangunan tanggul dan bendungan pengendali.
2.4.2.2.1
Rencana Sistem Jaringan Prasarana Lingkungan Rencana pembangunan persampahan lokasi TPA di di Dusun Magmagan Desa Magmagan Karya Kecamatan Lumar. Sistem pengelolaan persampahan di wilayah Kabupaten Bengkayang
diselenggarakan untuk
meminimalkan volume sampah, memanfaatkan kembali sampah, mendaur ulang, dan mengolah sampah.Peta rencana struktur ruang tahun 2028 dapat dilihat pada Gambar 2.5. Sistem prasarana dan sarana persampahan meliputi : a. pengembangan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Kota Bengkayang di Magmagan, Kota Sanggau Ledo dan Kota Sungai Duri dengan sistem sanitary landfill; b. pengembangan TPS (tempat pembuangan sementara) untuk setiap Ibu Kota Kecamatan; c. Sistem pengelolaan sampah meliputi sistem pewadahan, pengumpulan, pengangkutan dan pengolahan; d. Sistem pengelolaan sampah secara lebih lanjut diatur dengan Peraturan Bupati. Sistem prasarana dan sarana sanitasi meliputi pengembangan sistem drainase, sistem pengolahan air limbah rumah tangga, dan sistem pengolahan air limbah industri. Pengembangan sistem drainase dikembangkan terutama di sepanjang jaringan jalan utama serta di kawasan perkotaan.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 29 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Sistem pengolahan air limbah rumah tangga dikembangkan dengan menggunakan onsite treatment dan offsite treatment di ibukota Kabupaten dan ibukota kecamatan di seluruh wilayah kabupaten. Sistem pengolahan air limbah industri dilakukan di setiap kawasan industri secara terpadu sesuai ketentuan teknis berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 30 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Peta 2.3. Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bengkayang
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 31 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
2.4.3 Pola Ruang Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Bengkayang meliputi : a.
Kawasan Lindung.
b.
Kawasan Budidaya. Penetapan kawasan lindung mengacu pada kawasan lindung yang telah
ditetapkan secara nasional dan memperhatikan kawasan lindung yang ditetapkan oleh nasional, provinsi dan kabupaten. Penetapan kawasan budidaya mengacu pada kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis nasional, serta memperhatikan kawasan budidaya provinsi dan kabupaten.
2.4.3.1 Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung Kawasan lindung di Kabupaten Bengkayang meliputi : a.
hutan lindung;
b.
kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;
c.
kawasan perlindungan setempat;
d.
kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya;
e.
kawasan rawan bencana alam;dan
f.
kawasan lindung lainnya.
a.
Hutan lindung terdapat di Kecamatan Monterado, Samalantan, Lembah Bawang, Sungai Betung, Bengkayang, Teriak, Lumar, Ledo, Seluas dan Siding yang meliputi Gunung Bawang, Penrinssen Sinjang, dan Pandan Puloh seluas kurang lebih 47.495 Ha. Kawasan hutan lindung ditetapkan dengan kriteria: – kawasan hutan dengan faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan yang jumlah hasil perkalian
bobotnya sama dengan 175 (seratus
tujuh puluh lima) atau lebih; – kawasan hutan yang mempunyai kemiringan lereng paling sedikit 40% (empat puluh persen); atau – kawasan hutan yang mempunyai ketinggian paling sedikit 2.000 (dua ribu) meter di atas permukaan laut. Kawasan hutan lindung di Kabupaten Bengkayang seluas 46.846 Ha atau 8,68 % dari luas keseluruhan kawasan lindung tersebar di Kecamatan Bengkayang, Sungai Betung, Lumar, Teriak, Suti Semarang, Tujuh Belas dan Siding. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 32 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG b.
2013
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yaitu kawasan hutan lindung adalah kawasan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitarnya maupun bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegahan banjir dan erosi serta menjaga fungsi hidrologis tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah,air tanah dan air permukaan. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya terdiri atas: – di Kecamatan Sungai Raya, Capkala, Sungai Raya Kepulauan, Samalantan, Monterado, Lembah Bawang, Seluas, Jagoi Babang dan Siding seluas kurang lebih 28.190 Ha. – Kawasan resapan air , terdapat di Gunung Bawang, Gunung Nyiut, Gunung Pandan Puloh, Gunung Penrinsen Sinjang, Gunung Raya Pasi dan Gunung Jalo seluas kurang lebih 110.000 Ha.
c.
Kawasan perlindungan setempat; Kawasan perlindungan setempat yaitu : Kawasan Sempadan Pantai adalah daratan sepanjang tepian (diluar kawasan pantai berhutan bakau) yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100 m kearah darat dihitung dari titik pasang tertinggi di Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan (termasuk pantai pulaupulau kecil). Kawasan Sempadan Sungai yaitu kawasan berupa jalur dengan lebar tertentu yang memanjang di sepanjang kanan kiri sungai, termasuk sungai buatan, kanal, dan saluran irigasi primer. Kawasan sempadan sungai terbagi menjadi dua yaitu sungai besar yaitu DAS Sambas, DAS Sungai Duri , DAS Sungai Raya dan sungai kecil Sungai Sebalo, Sungai Kumba, Sungai Tanggi. Kawasan sekitar danau/waduk adalah kawasan sepanjang tepian danaudanau/waduk yang lebarnya : – Untuk danau/waduk bertanggul adalah 20 meter dari batas luar tanggul; – Untuk danau/waduk tidak bertanggul dengan daerah tepian berkemiringan kurang dari 2% adalah 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat; – Untuk danau/waduk dengan daerah tepian berkemiringan lebih dari 2% adalah 50 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat terdapat di Kecamatan Bengkayang : Danau Sentagi, Kecamatan Samalantan : Danau
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 33 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Kayu Abok, Kecamatan Teriak : Danau Kara, Kecamatan Monterado : Danau Taipi dan Kacamtai, Kecamatan Lembah Bawang: Danau Papan Tambawang. dengan ketentuan : - daratan di sekeliling tepi danau/waduk dengan lebar minimal 20 meter dari batas luar tanggul untuk danau/waduk bertanggul; - daratan di sekeliling tepi danau/waduk dengan lebar minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi untuk danau/waduk tidak bertanggul dengan daerah tepian berkemiringan kurang dari 2 %; dan - daratan di sekeliling tepi danau/waduk dengan lebar minimal 50 meter dari titik
pasang
tertinggi
untuk
danau/waduk
dengan
daerah
tepian
berkemiringan lebih dari 2%. Kawasan sekitar mata air yang ditetapkan adalah sekitar mata air dengan radius minimal 200 meter. Kawasan sekitar mata air terdapat di Kecamatan Sungai Betung (Riam Pelayo, Sebawak, Into), Kecamatan Teriak (Riam Taruna, Melancar), Kecamatan Lumar (Riam Madi, Nangun Rasau, Dio Batu, Batu Timah, Ceret, Sentoro, Turah Insap, Baguruh, Makamok, Doyot), Kecamatan Ledo (Riam Benian, Banyi), Kecamatan Sanggau Ledo (Riam Jugan), Kecamatan Tujuh Belas (Riam Merasap, Menajur, Marum), Kecamatan Suti Semarang (Ampang, Abah), Kecamatan Seluas (Riam Berawan’t, Sebuluh, Bawek, Bangaram, Kadu, Abak, Stato), dan Kecamatan Jagoi Babang (Riam Seraum) dengan ketentuan daratan sekeliling mata air dengan radius minimal 200 meter dari titik tepi mata air. d.
Kawasan, pelestarian alam, suaka alam dan cagar budaya; Kawasan pelestarian alam,
suaka alam dan cagar budaya adalah
adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik didarat maupun diperairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya; Kawasan pelestarian alam, suaka alam dan cagar budaya meliputi : a. Kawasan cagar alam dan cagar alam laut Kawasan cagar alam dan cagar alam laut di Kab. Bengkayang yaitu cagar alam Niut-Penrissen. Gunung Raya Pasi di Kecamatan Monterado seluas kurang lebih 875 Ha. b. Kawasan pantai berhutan bakau
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 34 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Kawasan pantai berhutan yaitu kawasan pantai berhutan bakau, yaitu kawasan pesisir laut yang merupakan habitat alami hutan bakau (mangrove) yang berfungsi memberi perlindungan kepada perikehidupan pantai dan lautan; Kawasan pantai berhutan bakau terletak di Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan. Pulau Penata Besar dan pesisir pantai di Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan seluas kurang lebih 70 Ha. c. Kawasan Taman Nasional Kawasan taman nasional, terdapat di Gunung Nyiut di Kecamatan Ledo, Suti Semarang, Seluas dan Tujuh Belas seluas kurang lebih 43.800 Ha. d. Kawasan taman wisata alam dan taman wisata alam laut Kawasan taman wisata alam dan taman wisata alam laut yaitu Taman Wisata Alam Laut Bengkayang. e. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan. Merupakan kawasan hasil budaya manusia yang bernilai tinggi yang dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Kawasan ini terletak: a. di Kecamatan Samalantan ( Rumah Adat Panjang, Tugu Perdamaian, Makam Nek Dari, Kubu Pertahanan/Intai Belanda) b. di Kecamatan Siding (Rumah Adat Baluk) c. di Kecamatan Bengkayang (Goa Romo dan Gedung Pancasila) d. di Kecamatan Monterado (Salip Raksasa, Tiang Bendera Cina dan Makam Asisten Residen Australia) e. di jalur Singkawang Bengkayang Kecamatan Sungai Betung (Benteng Vandering) f. di Kecamatan Jagoi (Tugu Perbatasan Malindo). e.
Kawasan rawan bencana alam Kawasan rawan bencana alam, terdiri atas: a. kawasan rawan tanah longsor; b. kawasan rawan gelombang pasang; dan c. kawasan rawan banjir. Kawasan rawan tanah longsor tersebar di seluruh kecamatan pada daerah-daerah yang kondisi topografinya berupa perbukitan dan pegunungan.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 35 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Kawasan rawan gelombang pasang terdapat di Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan yang merupakan bagian dari wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kawasan rawan banjir tersebar di seluruh kecamatan pada daerah-daerah disekitar sungai besar dan kecil. f.
Kawasan Lindung Lainnya (1) Kawasan lindung lainnya terdiri atas : a. kawasan konservasi perairan laut daerah (KKLD); b. kawasan terumbu karang; dan c. kawasan pelestarian habitat populasi penyu. (2) Kawasan konservasi perairan laut daerah (KKLD) seluas kurang lebih 15.300 Ha di Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan. (3) Kawasan terumbu karang terdapat di Pulau Lemukutan, Randayan dan Kabung di Kecamatan Sungai Raya Kepulauan seluas 36 Ha. Kawasan pelestarian habitat populasi penyu
terdapat di Pulau Baru dan
Randayan 2.4.3.1 Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya a. Kawasan budidaya terdiri atas : 1.
Kawasan peruntukan hutan produksi
2.
kawasan peruntukan hutan rakyat;
3.
Kawasan peruntukan pertanian
4.
Kawasan peruntukan perikanan
5.
Kawasan peruntukan pertambangan
6.
Kawasan peruntukan industri
7.
Kawasan peruntukan pariwisata
8.
Kawasan peruntukan permukiman
9.
Kawasan peruntukan perkebunan
10. Kawasan peruntukan peternakan 11. Kawasan peruntukan lainnya. b. Kawasan peruntukan hutan produksi Kawasan peruntukan hutan produksi meliputi kawasan hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap dan hutan produksi yang dapat dikonversi. Alokasi luas kawasan hutan adalah : POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 36 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
– Kawasan hutan produksi terletak di Kecamatan Suti Semarang, Teriak, Siding, Lumar seluas 29.349 Ha. – Kawasan hutan produksi terletak di Kecamatan Siding atas seluas kurang lebih 35.290 Ha. – Kawasan hutan produksi konversi seluas kurang lebih 4.259 Ha. – Kawasan Hutan Adat dan Kawasan Hutan Hak yang terletak di setiap Kecamatan se Kabupaten Bengkayang. c. Kawasan peruntukan pertanian, Kawasan peruntukan pertanian, terdiri atas: a. kawasan budidaya pertanian tanaman pangan; b. kawasan budidaya pertanian hortikultura; c. kawasan budidaya perkebunan; dan d. kawasan budidaya peternakan. Kawasan peruntukan pertanian meliputi peruntukan : pertanian lahan basah, pertanian lahan kering dan holtikultura. Kabupaten Bengkayang dalam lingkup provinsi telah ditetapkan sebagai salah satu sentra produksi padi di Kalimantan Barat. Usaha budidaya pertanian lahan basah dikembangkan dengan usaha ekstensifikasi, pertanian lestari dan intensifikasi. Rencana pengembangan kawasan peruntukan pertanian lahan basah di Kabupaten Bengkayang
dikembangkan tersebar
di Kecamatan Sungai Raya,
Sungai Raya Kepulauan, Capkala, Monterado, Samalantan, Lembah Bawang, Sungai Betung, Teriak, Lumar, Ledo, Sanggau ledo, Tujuh Belas, Seluas dan Jagoi Babang dan Sanggau Ledo seluas kurang lebih 23.779 ha. Sedangkan
kawasan
pertanian
lahan
kering
direncanakan
pengembangannya seluas kurang lebih 136.352 Ha berdasarkan prioritas komoditas adalah sebagai berikut: a.
Padi ladang di prioritaskan di Kecamatan Siding, Seluas, Jagoi Babang, Sanggau Ledo, Ledo, Suti Semarang, dan Lembah Bawang.
b.
Jagung dan komoditas lainnya Kecamatan Sungai Raya, Samalantan, Lembah Bawang, Lumar, Sungai Betung, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas, Jagoi Babang, dan Siding,
c.
Kacang kedelai di prioritaskan di Kecamatan Sungai Raya, Sungai Raya Kepulauan dan Capkala.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 37 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG d.
2013
Kacang tanah di prioritaskan di Kecamatan Samalantan, Lembah Bawang, Lumar, Ledo dan Suti Semarang.
e.
Kacang hijau di prioritaskan di Kecamatan Suti Semarang, Seluas, Siding, Seluas dan Jagoi Babang.
f.
Ubi kayu dan ubi jalar pengembangannya di seluruh Kabupaten Bengkayang.
g.
Pisang di prioritaskan di Kecamatan Sungai Raya, Sungai Raya Kepulauan, Capkala, Monterado, Samalantan. Bengkayang, Ledo, Lumar dan Siding.
h.
Tanaman holtikultura (sayuran dan buah-buahan) di prioritaskan di Kecamatan Sungai Raya, Sungai Raya Kepulauan, Monterado, Samalantan, Sungai Betung, Bengkayang, Teriak dan Ledo.
d. Kawasan peruntukan perkebunan Kawasan perkebunan direncanakan pengembangannya seluas kurang lebih 241.210 Ha yang berdasarkan prioritas komoditasnya adalah sebagai berikut: a.
Karet di seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Bengkayang.
b.
Kelapa di Kecamatan Sungai Raya, Sungai Raya Kepulauan dan Capkala.
c.
Kelapa sawit di seluruh Kecamatan kecuali Kecamatan Siding.
d.
Lada di Kecamatan Seluas, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Bengkayang dan Lumar.
e.
Kopi di Kecamatan Lumar, Sanggau Ledo dan Teriak.
f.
Cengkeh di Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan.
g.
Kakao di Kecamatan Sungai Raya, Sungai Raya Kepulauan, Sanggau Ledo, Seluas, Jagoi Babang dan Siding.
h.
Jarak di Kecamatan Capkala dan Monterado.
i.
Kemiri di Kecamatan Sanggau Ledo, Teriak dan Lumar.
j.
Pinang di Kecamatan Samalantan, Lembah Bawang, Sungai Betung, Teriak dan Siding. Selain pada lahan yang direncanakan sebagai Kawasan Perkebunan,
kegiatan perkebunan berskala besar dapat dikembangkan pada lahan yang direncanakan sebagai Kawasan strategis atau kawasan Hutan Produksi Konversi (HPK). e. Kawasan peruntukan perikanan Kawasan budidaya perikanan meliputi : a.
kawasan budidaya perikanan laut di di Kecamatan Sungai Raya dan Kecamatan Sungai Raya Kepulauan dan secara khusus di sekitar Pulau Semesak, Lemukutan, Penata Besar dan Kecil serta Pulau Kabung;
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 38 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG b.
2013
kawasan budidaya perikanan payau di Kecamatan Sungai Raya dan Kecamatan Sungai Raya Kepulauan;
c.
kawasan budidaya perikanan air tawar di seluruh kecamatan pedalaman. dan secara khusus dapat dilakukan di aliran sungai Seluas, Sanggau Ledo, Ledo, Sungai Raya, Sungai Duri, Sungai Pangkalan, Sungai Keran. Kawasan perikanan dapat dikembangkan dengan mengkonversi kawasan
budidaya lainnya kecuali pada kawasan hutan lindung (HL), kawasan hutan produksi terbatas (HPT), kawasan hutan produksi tetap (HP), kawasan pariwisata, kawasan pertambangan, kawasan perkotaan, dan kawasan industri. f. Kawasan untuk peternakan Kawasan usaha peternakan direncanakan pengembangannya yang menurut komoditasnya adalah: – Jenis ternak besar (Sapi, Kerbau, dan Kuda) di kembangkan di Kecamatan Monterado, Samalantan, Lumar Sungai Betung, Sanggau Ledo, Tujuh Belas dan Bengkayang. – Jenis ternak kecil (Kambing, Domba dan Babi) di kembangkan di Kecamatan Seluas, Jagoi Babang, Ledo, Sanggau Ledo, Monterado, Samalantan, Teriak, Bengkayang dan Siding. – Jenis ternak unggas (Ayam Buras, Ayam Ras dan Itik) dikembangkan di Kecamatan Sungai Raya, Sungai Raya Kepulauan, Monterado, Samalantan, Bengkayang dan Sanggau Ledo Seluas. Kawasan usaha peternakan dapat dikembangkan dengan mengkonversi kawasan budidaya lainnya kecuali pada kawasan hutan lindung (HL), kawasan hutan produksi terbatas (HPT), kawasan hutan produksi tetap (HP), kawasan pariwisata, kawasan pertambangan, kawasan perkotaan, dan kawasan industri. g. Kawasan peruntukan industri Kawasan peruntukan industri meliputi : a. kawasan peruntukan industri pengolahan; b. kawasan peruntukan industri kecil dan menengah tersebar di seluruh Kabupaten Bengkayang. Kawasan peruntukan industri di Kabupaten Bengkayang terletak di Sungai Raya Kepulauan dan Ledo. h. Kawasan peruntukan pertambangan Kawasan peruntukan pertambangan ditetapkan dengan kriteria: a. Memiliki sumber daya bahan tambang berdasarkan peta/data geologi; POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 39 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
b. Merupakan wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk pemusatan kegiatan pertambangan secara berkelanjutan; dan/atau c. Merupakan bagian proses upaya merubah kekuatan ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil. Potensi pertambangan meliputi : a. Mineral Logam seperti Emas, Tembaga, Perak, Timbal, Timah, Mangan, Bauksit, Air Raksa, Besi, Galena, Zirkonium, Ilmenit dan Alumunium. b. Mineral Bukan Logam seperti Intan, Pasir Kuarsa, Belerang, Fosfat, Asbes, Mika, Magnesit, Oker, Ball Clay, Kaolin, Feldspar, Gypsum, Zircon, Tawas, Batu Kuarsa, Garam Batu, dan Batu Gamping. c. Batuan seperti Granit, Granodiorit, Andesit, Basalt, Tanah Liat, Tanah Urug, Batu Apung, Kristal Kuarsa, Giok, Sirtu Sungai. d. Batubara seperti Batubara dan Gambut Kawasan peruntukan pertambangan di Kabupaten Bengkayang seluas 2.275 Ha mencakup kawasan : a. Pertambangan Kaolin di Kecamatan Capkala, Monterado, dan Lumar; b. Pertambangan
Emas
di
Kecamatan
Capkala,
Samalantan,
Monterado,
Bengkayang dan Lumar; c. Pertambangan Batu Bara di Kecamatan Seluas dan Ledo; d. Pertambangan Granit di Kecamatan Sungai Raya dan Jagoi Babang; e. Pertambangan Antimoni di Kecamatan Bengkayang dan Ledo; f. Pertambangan Timah Hitam di Kecamatan Lumar dan Sungai Betung; g. Pertambangan Timah Putih di Kecamatan Monterado; h. Pertambangan Molibdenit di kecamatan Sungai Raya dan Bengkayang; i. Pertambangan Pasir Kuarsa di Sungai Raya j. Pertambangan Alluminium di kecamatan Sungai Raya k. Pertambangan Andesit di Kecamatan Sungai Raya, Samalantan dan Lumar; l. Pertambangan Diorit di Kecamatan Samalantan m. Pertambangan Perak di Kecamatan Monterado n. Pertambangan Bauksit di Kecamatan Bengkayang dan Seluas. i. Kawasan peruntukan pariwisata Kawasan peruntukan pariwisata di Kabupaten Bengkayang meliputi : a. kawasan peruntukan pariwisata budaya; b. kawasan peruntukan pariwisata alam; Kawasan peruntukan pariwisata ditetapkan dengan kriteria: a. memiliki objek dengan daya tarik wisata; dan/atau POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 40 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
b. mendukung upaya pelestarian budaya, keindahan alam, dan lingkungan. Kawasan peruntukan pariwisata budaya meliputi : a. Rumah Adat Panjang di Kec. Samalantan b. Rumah Adat di Kec Siding c. Kec.Bengkayang d. Kec.Monterado Kawasan peruntukan pariwisata alam terletak di a. Air Terjun di Kec.Bengkayang, Kec.Lumar, Suti Semarang, Sanggau Ledo, TujuhBelas, Siding. b. Air panas di Jagoi Babang c. Danau Taipi di Kec. Monterado d. Wisata bahari di Kec. Sungai Raya Kepulauan. j. Kawasan peruntukan permukiman Kawasan permukiman meliputi: a. kawasan permukiman perkotaan yang terdiri dari ibukota kabupaten, ibukota kecamatan,
dan
pusat
desa
yang
direncanakan
menjadi
ibukota
kecamatan.,yaitu di kota Bengkayang dan semua ibukota kecamatan. b. kawasan permukiman perdesaan yang terletak di semua desa termasuk di daerah transmigrasi kecuali yang berlokasi di kawasan lindung atau kawasan yang direncanakan menjadi kawasan perkotaan. c. Kegiatan pertanian yang bersifat produktif tidak diperkenankan dikembangkan di kawasan permukiman perkotaan d. Pembangunan jaringan irigasi diupayakan menjauhi dan tidak dilakukan di kawasan permukiman perkotaan. Kawasan peruntukan permukiman ditetapkan dengan kriteria: a. berada di luar kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana alam dan bencana alam buatan; b. memiliki akses menuju pusat kegiatan masyarakat di luar kawasan; dan/atau c. memiliki kelengkapan prasarana, sarana, dan utilitas pendukung. Rencana pengembangan kawasan permukiman yaitu : a. Rencana pengembangan peruntukan permukiman perkotaan adalah kawasan permukiman kota Bengkayang dan semua ibukota kecamatan b. Perluasan
kawasan
permukiman
perkotaan
dapat
dilakukan
dengan
mengkonversi lahan yang diperuntukan bagi kegiatan pertanian lahan kering dan tidak memanfaatkan kawasan lindung dan lahan irigasi teknis. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 41 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
c. Pengembangan kawasan perdesaan terhadap kawasan yang terpencil yaitu di Kec. Siding, Seluas,Jagoi Babang,Suti Semarang, Lembah Bawang dan Teriak. d. Untuk pengembangan Pembangunan Transmigrasi Baru (PTB) diarahkan di Kecamatan Samalantan dan Kecamatan Tujuh Belas. Sedangkan untuk Kota Terpadu Mandiri (KTM direncanakan di Kecamatan Sanggau Ledo dan Kecamatan Jagoi Babang.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 42 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Peta 2.4. Rencana Pola Ruang Kabupaten Bengkayang
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 43 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
2.5 Sosial dan Budaya 2.5.2 Sosial 2.5.2.1 Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu masalah penting yang menjadi perhatian pemerintah. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan masyarakat dapat dijadikan sebagai salah satu indikator yang menunjukkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada pada suatu bangsa. Apabila tingkat pendidikan semakin tinggi maka kualitas SDM yang ada juga akan semakin bagus. Pada tahun 2011, terdapat 245 SD, 6 MI, 65 SLTP, 6 MTs, 21 SLTA, 3 Aliyah, dan 5 SMK di Kabupa-ten Bengkayang. Pada tahun 2010, Sejumlah TK yang ada menampung 1.124 siswa dan 65 tenaga pengajar. Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa rasio guru dan murid untuk tingkat pendidikan TK pada tahun 2010 adalah sebesar 17. Artinya bahwa satu orang guru masih harus mengawasi 17 siswa. Rasio murid dan guru TK ini dapat menggambarkan ketersediaan tenaga pengajar terhadap sejumlah murid tertentu. Jika rasio murid terhadap guru kecil atau jumlah murid yang diawasi oleh seorang guru sedikit maka diharapkan dapat berakibat baik terhadap murid yang ada karena perkembangan siswa akan lebih dapat diperhatikan. Jumlah gedung sekolah SD yang ada di Kabupaten Bengkayang pada tahun 2011 sebanyak 245 bangunan (241 SD negeri dan 4 SD swasta), jumlah gedung MI sebanyak 6 bangunan (semuanya swasta), gedung SLTP sebanyak 65 bangunan (52 SLTP negeri dan 13 SLTP swasta), dan gedung MTs sebanyak 6 bangunan (semuanya swasta). dapat dilihat pada Tabel 2.11. 2.5.2.1 Lingkungan dan Permukiman Secara umum persentase kemiskinan Kabupaten Bengkayang mengalami penurunan namun garis kemiskinan terjadi peningkatan pada tahun 2008 sebesar 146825 (Rp/Kap/Bulan) hingga pada tahun 2012 mencapai 239006 (Rp/Kap/Bulan) . Sedangkan jumlah pen duduk miskin pada tahun 2008 sebesar 21100 jiwa mengalami penurunan pada tahun 2012 menjadi 14900 jiwa. Persentase kemiskinan di Kabupaten Bengkayang dari tahun 2008 sebesar 9,41% mengalami penurunan di tahun 2012 menjadi 6,74%. dapat dilihat pada Tabel 2.12.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 44 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Tabel 2.11. Banyaknya Sekolah, Guru, Dan Murid Di Kabupaten Bengkayang Menurut Jenis Sekolah Tahun 2011 JENIS SEKOLAH KIND OF SCHOOL
SEKOLAH SCHOOL
GURU TEACHER
MURID STUDENT
(1)
(2)
(3)
(4)
1. TK Negeri/Swasta *) State/Private Kindergarten
27
65
1.124
245
2.228
37.711
6
71
591
65
795
10.532
6
93
561
21
461
5.534
7. Aliyah Negeri/Swasta State/Private Islamic Senior High School
3
39
291
8. SMK Negeri/Swasta State/Private Vocational Senior High School
5
132
1.023
2. SD Negeri/Swasta State/Private Elementary School 3. MI Negeri/Swasta State/Private Islamic Elementary School 4. SLTP Negeri/Swasta State/Private Junior High School 5. MTs Negeri/Swasta State/Private Islamic Junior High School 6. SLTA Negeri/Swasta State/Private Senior High School
Sumber/Source: Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkayang
Tabel 2.12 Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin di Kabupaten Bengkayang Tahun 2008-2012
.
Tahun Year
(1)
Garis Kemiskinan (Rp/Kap/Bulan Poverty Line (Rp/Capita/Mo nth) (2)
Penduduk Miskin/ Poor Population Jumlah (000) Persentage Total Percentage (000) (3) (4)
2008
146 825
21,1
9,41
2009
168 633
17,9
7,86
2010
185 843
16,8
7,82
2011
210 755
15,8
7,25
2012
239 006
14,9
6,74
Sumber/Source: Badan Pusat Statitik Kabupaten Bengkayang
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 45 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Jumlah rumah tangga miskin menurut hasil pendataan Program Perlindungan Sosial (PP:S) Tahun 2011 dari BPS, jumlah rumah tangga miskin di Kabupaten Bengkayang berjumlah 18.837 Rumah Tangga. Jumlah Rumah Tangga miskin terbanyak terdapat di Kecamatan Monterado dengan 2.282 rumah tangga. Jumlah Rumah Tangga miskin terendah terdapat di Kecamatan Monterado dengan 374 rumah tangga. Lihat Tabel 2.13. Tabel 2.13 Jumlah Rumah Tangga Miskin Kabupaten Bengkayang
NO
NAMA KECAMATAN
JUMLAH JIWA
JUMLAH KK
(1)
(2)
(3)
(4)
JUMLAH RUMAH TANGGA MISKIN
(5)
1
SUNGAI RAYA
20.189
5.949
1.375
2
SUNGAI RAYA KEPULAUAN
18.371
4.616
2.081
3
CAPKALA
7.894
1.944
1298
4
MONTERADO
21.398
5.468
2.282
5
SAMALANTAN
15.272
3.922
933
4.460
1.734
617
3.012
917
1.190
6 7
LEMBAH BAWANG SUNGAI BETUNG
8
BENGKAYANG
19.864
5.533
1.032
9
TERIAK
13.785
3.635
1.642
10
LUMAR
5.577
2.210
374
11
LEDO
11.101
3.395
813
5.269
1.227
457
11.718
3.119
684
12 13
SUTI SEMARANG SANGGAU LEDO
14
TUJUH BELAS
11.135
3.203
799
15
SELUAS
15.009
3.656
1.320
16
JAGOI BABANG
6.915
1.692
855
17
SIDING
6.972
1.964
1.103
JUMLAH
197.941
54.184
18.837
Sumber : BPS, Kabupaten Dalam Angka, Tahun 2012.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 46 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Tabel 2.14 Jenis dan Jumlah Rumah Kabupaten Bengkayang JENIS RUMAH NO
NAMA KECAMATAN
(1)
(2)
1
SUNGAI RAYA
2
SUNGAI RAYA KEPULAUAN
3
CAPKALA
4
MONTERADO
5
SAMALANTAN
6 7
LEMBAH BAWANG SUNGAI BETUNG
8
BENGKAYANG
9
TERIAK
10
LUMAR
11
LEDO
12 13
SUTI SEMARANG SANGGAU LEDO
14
TUJUH BELAS
15
SELUAS
16
JAGOI BABANG
17
SIDING JUMLAH
JUMLAH JIWA
( KK )
JUMLAH KK BAMBU
KAYU
BETON
TIDAK PUNYA RUMAH
(5)
(6)
(7)
(8)
(3)
(4)
20.189
5.949
4
1.914
2.402
1.629
18.371
4.616
4
1.947
2.036
629
7.894
1.944
15
1.330
446
153
21.398
5.468
41
2.076
2.760
591
15.272
3.922
173
1.700
1.632
417
4.460
1.734
169
668
296
601
3.012
917
50
279
319
269
19.864
5.533
137
863
3.147
1.386
13.785
3.635
193
932
1.486
1.024
5.577
2.210
26
444
770
970
11.101
3.395
75
1.222
1.157
941
5.269
1.227
22
778
268
159
11.718
3.119
55
1.295
1.269
500
11.135
3.203
28
1.196
1.695
284
15.009
3.656
151
1.810
1.063
632
6.915
1.692
8
1.018
375
291
6.972
1.964
263
619
166
916
20.091
21.287
197.941
54.184
1.414
11.392
Sumber : BPS, Kabupaten Dalam Angka, Tahun 2012.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 47 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
2.5.2 Budaya Kondisi sosial kemasyarakatan di Kabupaten Bengkayang tidak bisa dilepaskan dari karakteristik lingkup budaya Dayak, Melayu dan Tionghoa, yang terpengaruh oleh tradisi Budaya Melayu sehingga sifat kegotong-royongan dalam
kehidupan sehari-hari
masyarakat sangat menonjol. Sebagai perwujudannya adalah media kesenian yang mencerminkan
budaya
masyarakat
Kabupaten
Bengkayang
antara
lain
Acara
Nyobeng dan Maka Dio, Cap Gomeh, dan lain lain.
Acara Adat Nyobeng 2.6 Kelembagaan dan Pemerintah 2.6.1 Kelembagaan Berdasarkan Peraturan Daerah nomor 10 tahun 2012 tentang Organisasi Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Bengkayang seperti yang tertera pada gambar 2.1 dan gambar 2.2.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 48 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bengkayang BUPATI WAKIL BUPATI
DPRD
Sekretaris Daerah Staf Ahli
Asisten I Pemerintahan dan Hukum
Bagian Pemerintahan
Bagian Hukum
Bagian Perekonomian & Pembangunan
Bagian Kesejahteraan Rakyat
Bagian Organisasi
Dinas Pendidikan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kantor Lingkungan hidup
Dinas Kesehatan
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Satuan Polisi Pamong Praja
Kecamatan
Bagian Humas & Protokol
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat
Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI
Bagian Umum
Inspektorat
Badan Pengelola Perbatasan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Asisten III Administrasi dan Umum
Asisten II Perekonomian dan Kesra
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
Kantor Perpustakaan, Arsip & Dokumentasi Daerah
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pertanian Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga
Dinas Kelautan dan Perikanan
Rumah Sakit Umum Daerah
Kelurahan
Keterangan: Garis komando Garis koordinasi Garis pertanggungjawaban
Dinas Pekerjaan Umum
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Halaman 49 Bab II
Dinas Pendapatan Daerah
Sekretaris DPRD
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Gambar 2.2 Struktur SKPD Yang Terkait Dalam Pembangunan Sanitasi Kabupaten Bengkayang
BUPATI
BAPPEDA
DINAS PU
Bidang Fisk dan Tata Ruang
Bidang Cipta Karya
DPKAD Bidang Penganggara n dan Pembiayaan
DINKES Bidang Pencegahan dan Penaggulang an Penyakit
KLH Kasi Dampak dan Hukum LH
BPMPDP2KAB Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Keterangan :
Mandat Tupoksi Langsung (Stakeholder Utama) Mandat Tupoksi Tidak Langsung (Stakeholder Mitra)
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 50 Bab II
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Bab 3 Profil Sanitasi Wilayah 3.1.
Wilayah Kajian Sanitasi Dalam penyusunan buku putih Sanitasi dan SSK Kabupaten Bengkayang tahun 2013
ini, telah disepakati bersama Pokja PPSP dan Stake Holder terkait pada acara Lokalatih dan penyamaan persepsi program PPSP pada Tanggal 8 Mei 2013 tentang wilayah kajian. Dalam kegiatan lokalatih I tersebut telah disepakati bersama untuk wilayah kajian adalah sebelas kecamatan dari Tujuh Belas Kecamatan yang ada di Kabupaten Bengkayang yakni, Sungai Raya, Capkala, Monterado, Samalantan, Teriak, Bengkayang, Lumar, Ledo, Sanggau Ledo, Seluas dan Jagoi Babang. Lihat di Gambar 1.1. Buku Putih sanitasi Kabupaten Bengkayang
ini merupakan gambaran yang
menjelaskan tentang kondisi sanitasi atau profil sanitasi di Kabupaten Bengkayang yang akan menjadi menjadi salah satu alat yang penting
dalam rangka promosi kesehatan dan
penyusunan strategi sanitasi kabupaten (SSK). Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang ini berisi tentang pendalaman kondisi sanitasi wilayah yakni tentang pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, pengelolaan drainase lingkungan dan pengelolaan komponen terkait lainnya seperti pengelolaan air bersih, pengelolaan air limbah domestik, industri dan limbah medis. Pembangunan bidang sanitasi di banyak daerah masih belum mendapatkan perhatian yang besar dan serius. Hal ini dikarenakan para pemangku kepentingan belum begitu memprioritaskan sektor ini. Kalau pun sudah mendapat perhatian seperti yang dilakukan di beberapa kota, maka penanganannya belum terintegrasi dengan baik. Sehingga masih tingginya penyakit yang diakibatkan oleh sanitasi yang buruk, dan rendahnya kualitas lingkungan hidup di masyarakat pemukiman. Pembangunan sanitasi merupakan kerja besar bersama yang tidak bisa diselesaikan dengan mudah dan dalam waktu singkat. Pembangunan sanitasi memerlukan data yang akurat untuk mengetahui permasalahan yang sesungguhnya guna merumuskan strategi penanganan yang tepat. Penangangan drainase lingkungan, air bersih, sampah lingkungan perumahan, pembuangan limbah cair dan padat dari rumah-rumah tangga, dan promosi perilaku hidup bersih dan sehat merupakan upaya yang harus dilaksanakan dan diusahakan oleh banyak pihak. Hal ini menyangkut perilaku hidup masyarakat, sarana dan prasarana yang harus disiapkan pemerintah, swasta dan juga mayarakat, dana yang harus dianggarkan, peraturan yang harus dibuat dan bahkan kemungkinan kelembagaan yang harus dibentuk dan dijalankan. Dari segi keuangan, belanja sanitasi daerah Kabupaten Bengkayang dapat digambarkan sebagaimana tabel dibawah ini : POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Halaman 1 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Gambar 3.1 Peta Wilayah Kajian Sanitasi
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Halaman 2 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Tabel 3.1 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Bengkayang Tahun 2009 – 2013 No 1 1.1 1.2 1.3 1.4 2 2.1.
Uraian Belanja Sanitasi Air Limbah Domestik Sampah Rumah Tangga Drainase Lingkungan
2009 0,00 0,00 0,00
2010
2011
2012
2013
1.034.512.000,00
2.879.205.000,00
1.533.658.000,00
1.968.366.000,00
550.300.000
856.460.000
861.808.000
1.147.366.000
119.000.000
480.200.000
200.100.000
821.000.000
365.212.000
1.542.545.000
471.750.000
-
84,56% 13,91% 214,76% 118,83%
PHBS
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00%
Dana Alokasi Khusus
0,00
1.216.300.000,00
1.515.300.000,00
1.774.240.000,00
2.320.590.000,00
24,26%
DAK Sanitasi
0,00
555.300.000
778.600.000
783.460.000
1.043.000.000
661.000.000
736.700.000
990.780.000
1.277.590.000
DAK Lingkungan Hidup DAK Perumahan 2.3. dan Permukiman Pinjaman / 3 Hibah Untuk Sanitasi Belanja APBD Murni Untuk Sanitasi Total Belanja Langsung Untuk Sanitasi % APBD Murni Terhadap Belanja Langsung 2.2.
Rata-Rata Pertumbuhan (%)
Belanja Sanitasi
0,00
-4,53% 21,59%
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00%
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00%
-
(181.788.000,00)
1.363.905.000,00
(240.582.000,00)
(352.224.000,00)
-
2.250.812.000,00
4.394.505.000,00
3.307.898.000,00
4.288.956.000,00
0,00%
-8,08%
31,04%
-7,27%
-8,21%
-442,94%
48,85%
-269,77%
Sumber : APBD tahun 2009 – 2013 diolah Tabel 3.2 Realisasi dan Potensi retribusi Sanitasi per Kapita No
SKPD
Retribusi Sanitasi Tahun (Rp)
Pertumbuh an (%)
2009
2010
2011
2012
2013
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1 1.a 1.b 2 2.a 2.b 3 3.a 3.b
Retribusi Air Limbah Realisasi retribusi Potensi retribusi Retribusi Sampah Realisasi retribusi Potensi retribusi Retribusi Drainase Realisasi retribusi Potensi retribusi
4
Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1a+2a+3a)
-
-
-
-
-
-
5
Total Potensi Retribusi Sanitasi (1b+2b+3b)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6 Proporsi Total Realisasi – Potensi Retribusi Sanitasi (4/5) Sumber : DPPKAD Kabupaten Bengkayang (Tidak ada Data)
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Halaman 1 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Secara umum kondisi sanitasi Kabupaten Bengkayang saat ini belum memberikan kepuasan yang memadai bagi banyak pihak. Sebagai salah satu indikator misalnya Kantor air, yang berfungsi sebagai penerima drainase permukaan dan limbah cair rumah tangga, pada beberapa kawasan kualitasnya cenderung menurun dari tahun ke tahun, dan sampai saat ini belum terlihat adanya upaya signifikan yang dapat memberikan keyakinan kepada kita semua bahwa kualitasnya sudah mengarah ke arah yang lebih baik. Kita ketahui bersama pula bahwa telah dilakukan upaya dan kegiatan-kegiatan pembangunan di bidang sanitasi di Kabupaten Bengkayang guna meningkatkan kualitas lingkungan, baik berupa kegiatan fisik maupun berupa upaya meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Perlu disadari bahwa derajat kesehatan masyarakat yang optimal tersebut dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, fisik, sosial, ekonomi dan budaya hidup masyarakat. Dikarenakan empat faktor tersebut selalu dinamis, maka derajat kesehatan masyarakat harus diupayakan secara terus-menerus, salah satunya melalui program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP).
Kondisi pengelolaan sanitasi yang telah
dilaksanakan di Kabupaten Bengkayang dapat dilihat pada uraian kegiatan Promosi higiene dan sanitasi yang berawal dari tatanan rumah tangga dan tatanan sekolah.
3.2. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Terkait Sanitasi Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Menolong diri sendiri artinya bahwa masyarakat mampu berperilaku mencegah timbulnya masalah-masalah dan gangguan kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan serta mampu pula berperilaku mengatasi apabila masalah gangguan kesehatan tersebut terlanjur terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Banyak masalah kesehatan yang ada di negeri kita Indonesia, termasuk timbulnya Kejadian Luar Biasa (KLB) yang erat kaitannya dengan perilaku masyarakat itu sendiri. Sebagai contoh KLB Diare dimana penyebab utamanya adalah rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat seperti kesadaran akan buang air besar yang belum benar (tidak di jamban), cuci tangan pakai sabun masih sangat terbatas, minum air yang tidak sehat, dan lain-lain. Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-upaya menfasilitasi perubahan perilaku. Dengan demikian promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan) baik di dalam masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, politik dan sebagainya). Atau dengan kata lain promosi kesehatan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (fisik dan non-fisik) dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Halaman 2 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 3.2.1
2013
Tatanan Rumah Tangga
Rumah merupakan kebutuhan utama bagi setiap manusia disamping sandang dan pangan, rumah dikatakan sehat apabila rumah tersebut memenuhi empat kriteria dasar sanitasi yang baik, yaitu memiliki jamban yang sehat, akses air bersih, sampah dan sarana pembuangan air limbah. Untuk mengetahui kondisi PHBS tatanan rumah tangga di Kabupaten Bengkayang dalam menciptakan lingkungan yang sehat mengacu kepada 5 (lima) pilar STBM, yaitu : 1. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) 2. Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) 3. Pengolahan Air Minum 4. Pengelolaan Sampah 5. Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL) Kondisi Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan rumah tangga di Kabupaten Bengkayang, dapat dilihat dari ketersediaan jamban yang sehat, saluran air limbah dan drainase lingkungan yang lancar, adanya akses air bersih dan tersedia setiap saat, dan ketersediaan prasarana dan sarana persampahan. Adapun PHBS di tatanan rumah tangga di Kabupaten Bengkayang adalah sebagai berikut: 1. Mencuci Tangan Pakai Sabun Bagian ini akan membahas prilaku hygiene/sehat yaitu dikaitkan dengan kebiasaan pemakaian sabun. Hal ini penting dikaji karena sabun adalah salah satu desinfektan yang dapat mencegah masuk dan berkembangnya kuman pathogen kedalam tubuh. Studi EHRA menanyakan kepada responden tentang pemakaian sabun hari ini atau kemarin. Kemudian juga penggunaan sabun untuk keperluan apa saja. Tempat cuci tangan dan waktu mencuci tangan bagi anggota keluarga juga menjadi perhatian disini. Berikut hasil studi selengkapnya. Ada 5 (lima) waktu penting mencuci tangan memakai sabun, yaitu setelah buang air besar/menceboki anak, sebelum makan, sebelum menyiapkan masakan, setelah memegang sesuatu/memegang hewan, dan sebelum menyuapi anak. Berdasarkan hasil studi, responden yang melakukan cuci tangan pakai sabun di Lima waktu penting hanya sebesar 8,4% dan yang tidak melakukan cuci tangan pakai sabun sebesar 91,6%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa perilaku cuci tangan pakai sabun masih sangat kurang sehingga perilaku masih sangat berisiko terjadinya berbagai penyakit berbasis lingkungan.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Halaman 3 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Gambar 3. 1. Diagram Kebiasaan pakai Sabun di hari ini maupun kemarin
Gambar 3. 2. Diagram Waktu Cuci Tangan Pakai Sabun
Berdasarkan hasil studi, responden yang mencuci tangan pakai sabun sebelum makan adalah 69,3%, setelah buang air besar 84,5%, setelah makan sebesar 74,8%, setelah memegang hewan sebesar 25,7%, setelah menceboki bayi/anak 67,3%, sebelum sholat sebesar 10%, sebelum menyiapkan POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Halaman 4 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
masakan 44,1%, sebelum memberi menyuapi anak 51,6%, sebelum ketoilet 40,9% dan lainnya sebesar 0,7%. Hal ini menunjukkan masih ada resiko kesehatan yang tinggi terkait kebiasaan mencuci tangan sebelum menyiapkan masakan, sebelum menyuapi anak dan setelah menceboki anak. Gambar 3. 3. Diagram Tempat Cuci tangan bagi anggota Keluarga
Tempat cuci tangan yang ideal adalah di tempat yang terdapat air mengalir dan sabun. Dari diagram 3.37 diatas dapat dilihat bahwa persentase terbesar responden mencuci tangan di sekitar penampungan,kamar mandi, di tempat cuci piring,sumur dan didapur. Keempat tempat tersebut besar kemungkinan terdapat air mengalir dan sabun. Tabel 3.1 Area Berisiko Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Berdasarkan Hasil Studi EHRA Katagori Area Berisiko Klaster Desa/Kelurahan Kurang Berisiko 3 dan 4 Bumi Emas, Sahan dan Jagoi Berisiko Sedang
1
Sungai Duri, Tiga Berkat Dan Lesabella
Risiko Tinggi
2
Risiko Sangat Tinggi
0
Samalantan, Mandor, Lembang Dan Gerantung Tubajur
Pada tabel diatas, menunjukkan bahwa are berisiko PHBS untuk sangat risiko sangat tinggi berada pada klaster 0 (Desa Tubajur), risiko tinggi berada pada klaster 2 yaitu Desa Samalantan, Mandor, POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Halaman 5 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Lembang Dan Gerantung, dan yang berisiko sedang berada pada klaster 1 yaitu Desa Sungai Duri, Tiga Berkat dan Lesabella. Sedangkan area kurang berisiko berada pada klaster 3 dan 4 yaitu Desa Bumi Emas, Sahan dan Jagoi. 2. Stop Buang Air Besar Sembarangan Kebiasaan buang air besar di tempat terbuka/sembarang tempat, harus dirubah menjadi kebiasaan buang kotoran di tempat yang benar dan aman sesuai dengan kaidah kesehatan lingkungan. Seandainya belum mempunyai jamban, dengan buang kotoran di tempat jauh dari sumber air dan ditutup dengan tanah sudah dapat mencegah terjadinya penularan penyakit. STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) adalah suatu pendekatan partisipatif yang mengajak masyarakat untuk mengalisa kondisi sanitasi mereka melalui suatu proses pemicuan, sehingga masyarakat dapat berpikir dan mengambil tindakan untuk meninggalkan kebiasaan buang air besar mereka yang masih di tempat terbuka dan sembarang tempat. Pendekatan yang dilakukan dalam STBM menyerang/menimbulkan rasa ngeri dan malu kepada masyarakat tentang kondisi lingkungannya. Melalui pendekatan ini kesadaran akan kondisi yang sangat tidak bersih dan tidak nyaman di timbulkan. Dari pendekatan ini juga ditimbulkan kesadaran bahwa sanitasi (kebisaan BAB disembarang tempat) adalah masalah bersama karena dapat berimplikasi kepada semua masyarakat sehingga pemecahannya juga harus dilakukan dan dipecahkan secara bersama. Dengan demikian, masyarakat akan secara sukarela membangun jamban secara swadaya tanpa tergantung sedikit pun dari proyek/pihak lain. Stop buang air besar sembarangan juga harus ditujukan pada anak-anak, baik balita maupun bayi. Hal ini disebabkan karena Penyakit diare sebagian besar menyerang pada kelompok anak-anak termasuk bayi. Dalam tinjanya mengandung bakteri dan virus penyebab penyakit diare. Sering masyarakat beranggapan bahwa tinja bayi dan anak-anak tidak berbahaya, perilaku ini juga harus dirubah. Oleh karena itu kebiasaan membuang tinja bayi dan balita di tempat terbuka harus dirubah menjadi kebiasaan membuang tinja di jamban. Untuk tatanan rumah tangga mengenai perilaku masyarakat buang air besar didapat berdasarkan Data Studi EHRA Secara umum digambarkan rumah tangga responden yang memiliki kepemilikan jamban keluarga di Kabupaten Bengkayang sebesar 38,4 % dan yang tidak memiliki Jamban keluarga sebesar 61,6 %.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Halaman 6 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Gambar 3.4. Diagram Kepemilikan Jamban Keluarga
Persentase Kepemilikan Jamban Keluarga Kabupaten Bengkayang Tahun 2014 38,4
Ya Memiliki
61,6
Tidak Memilik
Perlu diketahui bahwa kabupaten Bengkayang telah mencanangkan Stop Buang air besar sembarangan sampai tahun 2015 sebesar 17 Desa dan tahun 2014 belum ada tercapai Desa Stop Buang Air Besar (BABS) sembarangan berhubung kurangnya anggaran yang mendukung kegiatan. Gambar 3.5. Diagram Tempat Buang Air Besar
Persentase tempat Buang Air Besar Kabupaten Bengkayang Tahun 2014 100,0 80,0 60,0 40,0 20,0 ,0
88 95,7 38,4
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
2
4,5
2,3 2,7
2
Halaman 7 Bab III
2,7
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Dari data diatas, terlihat bahwa tempat buang air besar lebih banyak di kebun/pekarangan sebesar 95,7%, buang air besar kesungai/pantai/laut sebesar 88 %, MCK/WC umum sebesar 2 %, jamban pribadi 38,4 %, ke lubang galian sebesar 2,7 %. Dengan persentase buang air besar kesungai, ke kebun/pekarangan yang tinggi perlu dilakukan upaya menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya buang air besar di jamban yang sehat sehingga mampu menekan kejadian penyakit yang berbasis lingkungan. Gambar 3.6. Diagram Tempat Penyaluran Akhir Tinja
Dari data diatas, bahwa tempat penyaluran Akhir tinja lebih banyak tidak tahu yaitu sebesar 60,7% , pipa sewer sebesar 5%, cubluk/lubang tanah 10% ,kesungai/danau/pantai sebesar 3% dan langsung ke drainase 3%.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Halaman 8 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Gambar 3.7. Diagram Waktu Terakhir Pengurasan Tangki Septik
Dari data diatas dapat diketahui bahwa waktu terakhir pengurasan tangki septik lebih banyak responden mengatakan tidak pernah sebesar 94,5%, tidak tahu sebesar 2,6%, yang menguras 1- 5 tahun sebesar 1,6% yang lalu dan yang menguras 0-12 bulan yang lalu sebesar 1,3%. Gambar 3.8. Diagram Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Halaman 9 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Dari data diatas, bahwa tangki septik suspek aman sebesar 86,4 % dan tangki septik yang tidak aman sebesar 13,6 %. Dengan situasi tersebut perlu adanya upaya perbaikan sehingga limbah rumah tangga tidak mencemari lingkungan sekitarnya, dan berdampak terhadap kesehatan masyarakat terutama munculnya penyakit berbasis lingkungan. Gambar 3.9 Diagram Tangki Septik Suspek Aman & Tidak Aman
Dari data diatas, bahwa tangki septik suspek aman berada di cluster 0 sebesar 100 %, cluster 2 sebesar 99,4%. Tangki septik yang tidak aman berada di cluster 4 sebesar 45 % , cluster 3 sebesar 27,5% dan cluster 1 sebesar 15,8%. Tabel 6 Area Berisiko Air Limbah Domestik Berdasarkan Hasil Studi EHRA Katagori Area Berisiko Kurang Berisiko
Klaster 0
Desa/Kelurahan Tubajur
Berisiko Sedang
3 dan 4
Bumi Emas, Sahan dan Jagoi
Risiko Tinggi Risiko Sangat Tinggi
1 2
Sungai Duri, Tiga Berkat dan Lesabella Samalantan, Mandor, Lembang dan Gerantung
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Halaman 10 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
3. Pengamanan Air Minum dan makanan
Bagian ini menyajikan informasi mengenai kondisi akses sumber air untuk minum, masak, mencuci dan gosok gigi. Hal yang dicermati terdiri dari 2 ( dua) hal utama yakni sumber air yang digunakan rumah tangga dan pengolahan, penyimpanan dan pengamanan air yang baik dan higiene. Kedua aspek ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan tingkat risiko kesehatan bagi anggota didalam rumah tangga. Sehubungan dengan sumber air, studi EHRA mempelajari tentang jenis sumber air untuk keperluan minum, mandi, memasak dan gosok gigi. Yang menggunakan air ledeng atau PAM juga ditanyakan tentang penurunan volume air yang dialami dan penurunan kualitasnya. Sementara untuk yang menggunakan air sumur gali/sumur bor/sumur pompa akan ditanyakan jarak sumber air dengan tempat penampungan tinja. Sumber-sumber air ini memiliki tingkat keamanan yang berbeda-beda, misalnya air yang bersumber dari PAM atau ledeng, sumur gali/sumur bor/sumur pompa yang terlindungi dan berada pada jarak yang aman dari pembuangan tinja serta sumber mata air yang terlindungi, dianggap relatif aman. Sementara sumber air yang dianggap beresiko kesehatan antara lain air permukaan (air sungai/kali/danau), air dari sumuber mata air yang tidak terlindungi, dan air sumur yang tidak terlindungi. Suplai dan kualitas air yang memadai memiliki peran yang penting dalam mengurangi risiko terkena penyakit-penyakit yang berhubungan dengan sanitasi buruk, seperti diare. Sejumlah studi mengkonfirmasi bahwa mereka yang memiliki suplai air yang memadai cenderung memiliki resiko rendah untuk terkena diare karena kuantitas dan kualitas air yang memadai cenderung memudahkan kegiatan higinitas. Karenanya kelangkaan air dapat menjadi salah satu faktor resiko tidak langsung terjadinya penyakit seperti gejala diare. Lebih jauh studi EHRA juga memperhatikan penyimpanan air, tempat yang digunakan untuk menyimpan, cara mengambil air, pengolahan air sebelum diminum, cara pengolahannya, penyimpanan air setelah diolah, alat penyimpanan air setelah diolah, dan penggunaan air olahan selain untuk diminum.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Halaman 11 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Gambar 3.10 Diagram Sumber air mana yang biasa digunakan untuk minum
Presentase Sumber Air Minum Yang biasa digunakan Air botol kemasan Air isi ulang
0,2
11,6
1,6
10,9 11,4
8,9
Air Ledeng dari PDAM
3,6 9,3
Air hidran umum - PDA 27,7
9,5
Air kran umum -PDAM
Air sumur pompa tang 16,6
Air sumur gali terlindu
Air sumur gali tdk terl 100 1,6 0,2
Mata Air Terlindungi
Mata Air Tidak Terlind Air Hujan
Air Dari Sungai Dari jawaban responden terlihat bahwa sebagian besar responden telah mengkonsumsi air
yang memenuhi standar kesehatan untuk diminum yang berasal dari air botol kemasan, ledeng Airair Dari Waduk/Danau PAM, air isi ulang, air hidran umum PAM, air kran umum PAMSIMAS/PAM, airLainnya sumur gali terlindungi, mata air terlindungi, air sumur pompa tangan yaitu total persentasenya sebesar 90.4%, sementara yang menggunakan air dari sumber yang beresiko kesehatan adalah sebanyak 9,6% yaitu air yang bersumber dari sumur tidak terlindungi, mata air tidak terlindungi dan sumber lainnya. Gambar 3.11 Diagram Sumber air mana yang biasa digunakan untuk masak
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Halaman 12 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Untuk memasak, hasil studi menunjukkan bahwa responden menggunakan air dari sumber yang relatif aman adalah sebanyak 92,7% dan sisanya 7,3% menggunakan air dari sumur tidak terlindungi, mata air tidak terlindungi dan sumber lainnya.
Gambar 3.12 Diagram Sumber air yang biasa digunakan untuk cuci piring dan gelas
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Halaman 13 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Presentase Sumber air yang biasa digunakan untuk cuci piring dan gelas Berdasarkan Hasil Study EHRA Kab. Bengkayang 2014 Air botol kemasan 0,2 11,1
8,2
9,8
1,6 11,6
0,5
Air isi ulang
1,1
Air Ledeng dari PDAM
Air hidran umum - PDAM
26,6
Air kran umum -PDAM/P 11,6
Air sumur pompa tangan
18,4
Air sumur gali terlindung 100
3
0,2
Air sumur gali tdk terlind Mata Air Terlindungi
Mata Air Tidak Terlindun
Air Hujan89.8% Dengan kriteria jenis air yang sama dengan diagram sebelumnya, sebanyak Dari Sungai menggunakan sumber air dari sumber yang relatif aman untuk cuci piring dan gelasAir sisanya 11,2% menggunakan air dari sumber yang tidak aman yaitu air dari sumur tidak terlindungi, tidak Airmata DariairWaduk/Danau terlindungi dan sumber lainnya.
Gambar 3.13 Diagram Sumber air yang biasa digunakan untuk cuci pakaian POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Halaman 14 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Diagram diatas, memperlihatkan bahwa hanya 10,7% responden yang masih menggunakan air sungai untuk mencuci pakaian 3% menggunakan air dari mata air tidak terlindungi dan 15,2% air dari sumur gali tidak terlindungi. Hal ini mengindikasikan resiko kesehatan yang rendah dan relatif.
Gambar 3.14 Diagram Sumber air yang biasa digunakan untuk gosok gigi POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Halaman 15 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Untuk keperluan gosok gigi, responden yang menggunakan sumber air yang relatif aman juga sudah sangat baik yaitu mencapai 90,5%. Sedangkan yang menggunakan sumber air yang tidak aman sebesar 9,5%.
Gambar 3.15 Diagram Kejadian Lamanya mendapatkan Air untuk Kebutuhan sehari-hari POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Halaman 16 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Dari diagram dapat dilihat bahwa responden yang tidak pernah mengalami kesulitan air adalah sebanyak 34,1%. Sementara yang mengatakan beberapa jam sebesar 25,7%, 19,1% menyatakan kesulitan air satu sampai beberapa hari, 1.8% menyatakan mengalami penurunan pasokan satu minggu, lebih dari seminggu 9,1% dan 10,2 % menyatakan tidak tahu.
Gambar 3.16 Diagram Jarak sumber air ke tempat penampungan tinja
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Halaman 17 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Bagi responden yang menggunakan sumber air jenis sumur gali/pompa tangan/pompa mesin, jarak dengan sumber pencemar seperti tempat penampungan tinja. Jarak kurang dari 10 meter dianggap rawan tercemar. Hasil studi digambarkan pada diagram diatas yaitu 61,0% berjarak kurang dari 10 meter dan 11,5% menjawab lebih dari 10 meter. 27,5 % yang menjawab tidak tahu dari sumber pencemar. Hal ini masih mengindikasikan risiko sanitasi yang tinggi.
Gambar 3.17 Diagram Penyimpanan Air Sebelum Digunakan Untuk Minum,Masak,dll
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Halaman 18 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Diagram menunjukkan bahwa 51,4% responden tidak menyimpan air sebelum digunakan untuk masak, minum, dll, sementara sisanya yaitu 48,6% menyimpan terlebih dulu tapi langsung digunakan. Gambar 3.18 Diagram Tempat menyimpan air untuk minum
Diagram diatas menggambarkan bahwa sebagian besar responden menyimpan air untuk minum ditempat yang tertutup dan aman, yaitu dalam teko/ketel/ceret 44,9%, di dalam panci
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Halaman 19 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
tertutup 21.5%, 19,2% di gallon air isi ulang,dalam botol/termos sebesar 12,1%. 0,9% saja yang menyimpan air di dalam panci terbuka. Sementara terdapat responden yang menjawab lainnya 0,5%. Gambar 3.19 Diagram Cara mengolah Air sebelum Diminum
Lebih jauh, juga dikaji menggenai cara pengolahan air sebelum diminum. Sebagian besar responden yang mengolah air sebelum diminum, menyatakan mereka mengolah air dengan cara direbus yaitu sebanyak 94.4%. Sisanya 0,9% mengolah air dengan menggunakan filter keramik dan 1,4% menjawab lainnya. Tabel 8 Area Berisiko Sumber Air Berdasarkan Hasil Studi EHRA
Katagori Area Berisiko Kurang Berisiko
Klaster 0, 3 dan 4
Desa/Kelurahan Tubajur, Bumi Emas, Sahan dan Jagoi
Berisiko Sedang
1 dan 2
Risiko Tinggi Risiko Sangat Tinggi
-
Sungai Duri, Tiga Berkat, Lesabella, Samalantan, Mandor, Lembang Dan Gerantung -
Dari tabel diatas, risiko sangat tinggi dan resiko tinggi sumber air berdasarkan hasil studi EHRA tidak ada. Sedangkan yang berisiko kurang berada pada klaster 0, 3, dan 4 ,Area berisiko sedang berada pada klaster 1 dan 2.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Halaman 20 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
4. Pengelolaan Sampah Sampah merupakan produk
sampingan kegiatan di rumah tangga. Kebanyakan masyarakat
beranggapan bahwa sampah merupakan benda atau barang yang tidak berguna dan harus dibuang. Perkembangan dewasa ini ternyata bergeser, dimana sampah dapat juga dimanfaatkan kembali, melalui pendekatan yang disebut 3R (reduse, reuse dan recycle). Sampah organik seperti daun, bekas makanan dan lain-lain dapat dimanfaatkan kembali untuk bahan pupuk. Sampah an-organik dapat dipilah-pilah, dan kemudian dimanfaatkan sesuai dengan jenis dan kebutuhan. Sampah bila tidak dikelola dengan benar akan dapat merupakan perindukan vektor penyakit, yaitu Seranga dan binatang mengerat yang befungsi sebagai host penyakit menular .
Gambar 3.20 Diagram Pengelolaan Sampah Berdasarkan Cluster
Sumber : Data Primer
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Halaman 21 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Pada Diagram diatas menunjukkan bahwa pengelolaan sampah rumah tangga lebih banyak dibakar oleh masyarakat sebesar 84 % dan yang terendah adalah dikumpulkan kolektor informal, lainlain sebesar 0,22 %. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat masih belum mengetahui tentang Undang-Undang Nomor 18/2008 tentang larangan membuang yang tidak pada tempatnya atau di bakar. Untuk itu diharapkan adanya kampanye perbaikan perilaku membuang / mengelola sampah. Gambar 3.21 Diagram Pengelolaan Sampah Setempat Proporsi Pengelolaan Sampah Setempat Pada Studi EHRA Tahun 2014
Sumber : Data Primer Pengelolaan sampah merupakan perlakuan terhadap sampah untuk memperkecil atau menghilangkan masalah-masalah yang dalam kaitannya dengan lingkungan yang ditimbulkannya. Karena itu pengelolaan atau penanganan sampah dapat berbentuk semata-mata membuang sampah atau mengembalikan (Recycling) sampah menjadi bahan-bahan yang bermanfaat. Tahap pertama pengelolaan sampah adalah mengumpulkkan sampah dari berbagai tempat ke suatu lokasi pengumpulan, sesudah itu diadakan pemisahan komponen sampah menurut jenisnya (Hadiwiyoto, 1990). Dari data diatas menunjukkan bahwa pengolahan sampat setempat lebih banyak masyarakat tidak mengolah sampah daripada yang melakukan pengolahan, yang mengolah sampah sebesar 3,6% dan yang tidak mengolah sampah sebesar 96,3%.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Halaman 22 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Gambar 3.22 Diagram Pemilahan Sampah Rumah Tangga
33,3 Ya Memilah Sampah 66,7
Tidak melakukan pemilahan sampah
Sumber : Data Primer Diagram diatas menunjukkan bahwa Pemilahan sampah lebih banyak tidak dilakukan oleh responden dari pada yang melakukan pemilahan sampah. Responden yang melakukan pemilahan sampah sebesar 33,3 % dan yang tidak melakukan pemilahan sebesar 66,7%. Gambar 3.23 Diagram Pengolahan Sampah Setempat Perklaster 120 100
100 86,7
97,5
95
91,8
80 Tidak Diolah
60
Diolah 40 20
13,3
8,2
0
5
2,5
0 Klaster 0
Klaster 1
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Klaster 2
Klaster 3
Klaster 4
Halaman 23 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Pada Diagram diatas menunjukkan bahwa pengolahan sampah setempat perklaster, lebih banyak tidak diolah daripada diolah. Sampah yang tidak diolah lebih banyak terdapat pada klaster 0 dan klaster 4. Tabel 5 Area berisiko persampahan Berdasarkan Hasil Studi EHRA Katagori Area Klaster Desa/Kelurahan Berisiko Kurang Berisiko 2, 3 dan 4 Samalantan, Mandor,Lembang, Gerantung, Bumi Emas dan Jagoi Berisiko Sedang
-
Risiko Tinggi Risiko Sangat Tinggi
0 1
Tubajur Sungai Duri , Tiga Berkat, Lesabella
5. Sistem Pengelolaan Air Limbah Dengan banyaknya air yang tersedia di masyarakat, akibat suksesnya program penyediaan air bersih dan air minum bagi masyarakat akan menyebabkan jumlah limbah cair yang harus dibuang juga meningkat. Limbah cair yang dibuang tidak dengan benar akan menyebabkan turunnya keindahan dan kebersihan lingkungan dan juga sebagai tempat perindukan faktor penyakit menular. Dari data yang ada menggambarkan bahwa:
Berdasarkan karakteristiknya terdapat 2 (dua) jenis air limbah domestik, yaitu jenis black water yang berasal dari WC dan umumnya ditampung dalam septic-tank, sedangkan yang satunya adalah jenis grey water yang berasal dari kegiatan mencuci, mandi dan memasak, yang umumnya langsung dibuang ke saluran drainase maupun perairan umum. Walaupun air limbah jenis grey water sebagian besar merupakan bahan organik yang mudah terurai, namun secara kuantitas cenderung semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Dari berbagai literatur menyebutkan bahwa antara 60 % - 70 % air yang digunakan oleh masyarakat kota, akan terbuang sebagai air limbah, sedangkan air limbah tersebut akan masuk ke badan sungai tanpa ada upaya pengolahan terlebih dahulu. Berikut kondisi pengelolaan air limbah domestik berdasarkan hasil studi EHRA.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Halaman 24 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Gambar 3.24 Diagram Kepemilikan Jamban Keluarga
Presentasi Kepemilikan Jamban Keluarga Kabupaten Bengkayang Tahun 2014 38,4 Ya Memiliki
61,6
Tidak Memiliki
Dari data diatas, terlihat bahwa kepemilikan jamban keluarga di Kabupaten Bengkayang sebesar 38,4 % dan yang tidak memiliki Jamban keluarga sebesar 61,6 %. Perlu diketahui bahwa kabupaten Bengkayang telah mencanangkan Stop Buang air besar sembarangan sampai tahun 2015 sebesar 17 Desa dan tahun 2014 belum ada tercapai Desa Stop Buang Air Besar (BABS) sembarangan berhubung kurangnya anggaran yang mendukung kegiatan. Gambar 3.25 Diagram Tempat Buang Air Besar
Presentasi tempat Buang Air Besar Kabupaten Bengkayang Tahun 2014 95,7
100,0
88
90,0 80,0 70,0 60,0 50,0
38,4
40,0 30,0
20,0 10,0
2
4,5
2,3
2,7
2
,0
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Halaman 25 Bab III
2,7
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Dari data diatas, terlihat bahwa tempat buang air besar lebih banyak di kebun/pekarangan sebesar 95,7%, buang air besar kesungai/pantai/laut sebesar 88 %, MCK/WC umum sebesar 2 %, jamban pribadi 38,4 %, ke lubang galian sebesar 2,7 %. Dengan persentase buang air besar kesungai, ke kebun/pekarangan yang tinggi perlu dilakukan upaya menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya buang air besar di jamban yang sehat sehingga mampu menekan kejadian penyakit yang berbasis lingkungan. Gambar 3.26 Diagram Tempat Penyaluran Akhir Tinja
Tempat Penyaluran Akhir Tinja Kabupaten Bengkayang Tahun 2014 Tangki septik
22,5
Pipa sewer ,5
10,0 60,7
Cubluk/lobang tan
Langsung ke drain
Sungai/danau/pan 3,0
Tidak tahu
Dari data diatas, bahwa tempat penyaluran Akhir tinja lebih banyak tidak tahu yaitu sebesar 3,0 60,7% , pipa sewer sebesar 5%, cubluk/lubang tanah 10% ,kesungai/danau/pantai sebesar 3% dan langsung ke drainase 3%.
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Halaman 26 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Gambar 3.27 Diagram Waktu Terakhir Pengurasan Tangki Septik
Presentase Waktu Terakhir Pengurasan Tangki Septik Pada Studi EHRA Kab. Bengkayang Tahun 2014 1,03,0 1,0
1,0
4,0
0-12 bulan yang lalu 1-5 tahun yang lalu
Lebih dari 5-10 tahun y Lebih dari 10 tahun
90,0
Tidak pernah Tidak tahu
Dari data diatas dapat diketahui bahwa waktu terakhir pengurasan tangki septik lebih banyak responden mengatakan tidak pernah sebesar 94,5%, tidak tahu sebesar 2,6%, yang menguras 1- 5 tahun sebesar 1,6% yang lalu dan yang menguras 0-12 bulan yang lalu sebesar 1,3%. Gambar 3.28 Diagram Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Halaman 27 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Dari data diatas, bahwa tangki septik suspek aman sebesar 86,4 % dan tangki septik yang tidak aman sebesar 13,6 %. Dengan situasi tersebut perlu adanya upaya perbaikan sehingga limbah rumah tangga tidak mencemari lingkungan sekitarnya, dan berdampak terhadap kesehatan masyarakat terutama munculnya penyakit berbasis lingkungan. Gambar 3.29 Diagram Tangki Septik Suspek Aman & Tidak Aman
Dari data diatas, bahwa tangki septik suspek aman berada di cluster 0 sebesar 100 %, cluster 2 sebesar 99,4%. Tangki septik yang tidak aman berada di cluster 4 sebesar 45 % , cluster 3 sebesar 27,5% dan cluster 1 sebesar 15,8%. Tabel 6 Area Berisiko Air Limbah Domestik Berdasarkan Hasil Studi EHRA Katagori Area Berisiko Kurang Berisiko
Klaster 0
Desa/Kelurahan Tubajur
Berisiko Sedang
3 dan 4
Bumi Emas, Sahan dan Jagoi
Risiko Tinggi Risiko Sangat Tinggi
1 2
Sungai Duri, Tiga Berkat dan Lesabella Samalantan, Mandor, Lembang dan Gerantung
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Halaman 28 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
3.1.2. Tatanan Sekolah. Siswa sekolah merupakan komunitas besar dalam masyarakat, dalam wadah organisasi sekolah yang telah mapan, tersebar luas di pedesaan maupun perkotaan, serta telah ada program usaha kesehatan sekolah. Diharapkan setelah siswa sekolah mendapat pembelajaran perubahan perilaku di sekolah secara partisif, dapat mempengaruhi orang tua, keluarga lain serta tetangga dari siswa sekolah tersebut.Siswa sekolah dasar terutama kelas 3, 4 dan 5 merupakan kelompok umur yang mudah menerima inovasi baru dan mempunyai keinginan kuat untuk menyampaikan pengetahuan dan informasi yang mereka terima kepada orang lain. Program promosi kesehatan di sekolah harus diintegrasikan ke dalam program usaha kesehatan sekolah, melalui koordinasi dengan Tim Pembina UKS di tingkat Kecamatan, Kabupaten, Propinsi dan Pusat. Program promosi kesehatan di tempat ibadah dilakukan untuk menggalakan kegiatan promosi kesehatan dan melibatkan tokoh agama atau pemimpin tempat ibadah (imam masjid, pendeta, pastor, pedande atau biksu). Diharapkan dengan melibatkan tokoh dan pemimpin agama, perubahan perilaku kesehatan dapat segera terwujud. Seringkali terjadi jamban di sekolah hanya terdiri atas dua unit, yaitu satu unit untuk guru dan yang lain untuk murid. Sementara kondisi jamban murid sangat berbeda jauh dengan jamban guru. Di mana jamban murid sangat jauh dari kondisi bersih dan terpelihara atau tidak jarang dalam kondisi rusak. Akibatnya banyak murid yang kemudian buang air baik buang air kecil maupun buang air besar di halaman sekolah. Kebiasaan ini membuat sekolah menjadi bau dan sangat rentan untuk menjadi sarang penyakit. Selain itu, seringkali jamban di sekolah tidak dilengkapi dengan penerangan yang cukup. Murid yang masih duduk di kelas 1 atau 2 akan merasa takut untuk menggunakan jamban yang kondisinya gelap, berbau dan kotor. Kondisi seperti ini harus dihindari dengan cara membuat jamban dengan penerangan yang cukup baik dari lampu atau pun sinar matahari beserta ventilasi yang memadai. Sekolah harus memberikan pengajaran baik kepada guru maupun murid bagaimana cara memelihara jamban sekolah yang akan di bangun dan sarana cuci tangan. Misalnya seorang guru di serahkan tanggung jawab untuk pemeliharaan jamban. Ia akan mengkoordinasi murid dengan cara membuat “roster” atau jadwal membersihkan jamban dan sarana cuci tangan yang dibagi secara merata antara murid laki-laki dan murid perempuan. Selain program pembangunan fisik, program pendidikan kesehatan tentang hubungan antara air, jamban, perilaku dan kesehatan juga menjadi kegiatan yang penting dalam program kesehatan sekolah. Di antaranya adalah hubungan antara air - kondisi sanitasi dan penyakit; bagaimana sarana sanitasi dapat melindungi kesehatan kita; bagaimana penyakit dapat timbul dari kondisi sanitasi dan perilaku yang buruk; Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun; Pencegahan Penyakit Kecacingan; dan monitoring kualitas air. Adapun lingkup kegiatan yang termasuk dalam kegiatan Promosi Kesehatan Sekolah adalah sebagai berikut : a. Pembangunan sarana air bersih, sanitasi dan fasilitas cuci tangan termasuk pendidikan menjaga kebersihan jamban sekolah, b. Pendidikan pemakaian dan pemeliharaan jamban sekolah,
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Halaman 29 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
c. Penggalakan cuci tangan pakai sabun (CTPS), d. Pendidikan tentang hubungan air minum, jamban, praktek kesehatan individu, dan kesehatan masyarakat, e. Kampanye pemberantasan penyakit kecacingan, f. Pendidikan kebersihan saluran pembuangan/SPAL, g. Pelatihan guru dan murid tentang PHAST, h. Kampanye, “Sungai Bersih, Sungai Kita Semua”, i. Pengembangan tanggungjawab murid, guru dan pihak-pihak lain yang terlibat di sekolah, mencakup: • Pengorganisasian murid untuk pembagian tugas harian, pembagian tugas guru pembina dan Komite Sekolah • Meningkatkan peranan murid dalam mempengaruhi keluarganya Beberapa jenis kegiatan yang dapat di lakukan dalam Promosi Kesehatan Sekolah, adalah : • Penyuluhan kelompok di kelas, penyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman) • Pemutaran film/video • Penyuluhan dengan metode demonstrasi • Pemasangan poster, leaflet • Kunjungan/wisata pendidikan • Lomba kebersihan kelas Lomba membuat poster Lomba menggambar lingkungan sehat • Absensi jamban, Absensi CTPS • Kampanye kebersihan perorangan/murid • Lomba cepat tepat tentang kesehatan dan lingkungan sehat • Kegiatan pemeliharaan dan membersihkan jamban sekolah • Penyuluhan terhadap warung sekolah, pedagang sekitar sekolah • Pelatihan guru UKS • Pelatihan siswa/kader UKS
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014
Halaman 30 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Tabel 3.4: Kondisi sarana sanitasi di sekolah(SD/MI) (sumber air, toilet, SPAL dan tempat cuci tangan) Sumber Air Bersih Jumlah Siswa
Nama Sekolah
Desa Tubajur Desa Sui Jaga B Desa Lembah Bawang Desa Suti Semarang Desa Samalantan Desa Mandor Desa Pisak
Jumlah Guru L
PDAM
SPT
Jml Toilet/WC Guru
SGL
L
P
P
S
K
T
S
K
T
S
K
T
47
56
6
1
-
-
-
-
-
-
-
-
√
74
77
5
6
-
-
-
-
-
-
√
50
56
4
6
-
-
-
-
-
-
68
88
3
5
-
-
-
-
-
67
76
4
4
-
-
-
-
124
122
5
9
√
-
-
90
88
5
7
√
-
-
Dari Talan g
Dari Kamar mandi
Dari Air hujan
P
Perse diaan Sabun
Y
Siapa yang membersihkan Toilet
Sis wa
Gu ru
Pesur uh
T
Y
T
L
P
L P
L
P
1
-
-
-
-
√
-
√
-
√
-
-
- -
√
-
-
1
-
1
-
-
√
-
-
-
√
-
√
-
-
- -
√
-
-
-
1
-
1
-
-
√
-
-
-
√
-
√
-
-
- -
√
-
-
-
-
√
1
-
1
-
-
-
-
√
-
√
-
√
-
-
- -
√
-
-
-
-
-
√
1
-
1
-
-
-
√
-
-
√
-
√
-
-
- -
√
-
-
-
-
-
-
1
-
1
-
-
-
-
√
-
√
-
√
-
-
- -
√
-
-
-
-
-
-
1 1
-
1 1
-
-
-
-
√ √
-
√ √
-
√ √
-
-
- - -
√ √
-
-
-
1
-
1
-
-
-
√
-
-
√
-
√
-
-
- -
√
-
-
-
1 1
-
1 1
-
-
-
-
√ √
-
√ √
-
√ √
-
-
- - -
√ √
-
√ √
L
Dari Toile t
Fas. Cuci Tangan
-
√
P
Tempat Pembuangan Air Kotor
1
Desa 108 90 2 1 Gerantung 1 Kel. Bumi 89 98 4 8 √ Emas Desa Seluas 114 141 4 6 √ Desa 86 96 3 3 Kumba Keterangan: L = laki-laki; P = perempuan S = selalu tersedia air; K = kadang-kadang; T = tidak ada persediaan air Y = ya; T = tidak SPT = Sumur pompa tangan; SGL = Sumur gali
L
Jumlah Toilet/WC Murid
Tempat pembuangan air kotor sebutkan kemana salurannya: Toilet : Septik Tank, Cubluk, sungai, kolam, dll Talang : Saluran Pembuangan Air Limbah, Drainase Lingkungan, Halaman, Sungai, dll Dari Kamar Mandi : Saluran Pembuangan Air Limbah, halaman, sungai, dll Air Hujan : Saluran Pembuangan Air Kotor, Drainase lingkungan, halaman, dll
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 31 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Tabel 3.5: Kondisi sarana sanitasi sekolah (tingkat sekolah/setara: SD/MI) (pengelolaan sampah dan hygiene dan sanitasi)
Nama Sekolah
SDN 10 Desa Tubajur SDN 05 Desa Sui Jaga B Desa Lembah Bawang
Apakah pengetahuan ttg Higiene dan Sanitasi diberikan Ya, saat Ya, saat mata pertemuan / pelajaran Tidak penyuluhan PenJas di pernah tertentu kelas √ √ -
Apakah ada dana utk air bersih / sanitasi / pend. higiene
Cara Pengelolaan Sampah Dikumpul kan
Dipisahkan
Dibuat kompos
Kapan Tangki Septik Dikosongkan
Kondisi Higiene Sekolah
Rencana perbaikan sanitasi sekolah
Ya
Tidak
√
√ -
√ √
-
-
Tidak Pernah Tidak Pernah
Buruk Baik
Belum ada Belum ada
-
√
-
-
-
√
-
-
Tidak Pernah
Buruk
Belum ada
SemarangSDN 03 Desa Suti Desa Samalantan
√
-
-
-
√
√
-
-
Tidak Pernah
Buruk
Belum ada
-
√
-
-
-
√
-
-
Tidak Pernah
Buruk
Belum ada
SDN 01Desa Mandor
√
-
-
-
√
√
-
-
Tidak Pernah
Buruk
Belum ada
SDN 03 Dawar Desa Pisak SDN 15 Desa Gerantung
-
√
-
√
-
√
-
-
Tidak Pernah
Baik
Belum ada
√
-
-
-
√
√
-
-
Tidak Pernah
Buruk
Belum ada
Kel. Bumi Emas
-
√
-
-
-
√
-
-
Tidak Pernah
Baik
Belum ada
SDN 01 Desa Seluas
√
-
-
√
-
√
-
-
Tidak Pernah
Buruk
Belum ada
Desa Kumba
√
-
-
-
-
√
-
-
Tidak Pernah
Buruk
Belum ada
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 32 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
3.2. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK Pengelolaan sanitasi khususnya dalam pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Bengkayang pada saat ini belum tersedia sarana instalasi pengolahan air limbah (IPAL) domestik, khususnya untuk air limbah rumah tangga (grey water) dan air limpasan dibuang langsung ke sistem drainase. Sedangkan untuk limbah black water seperti limbah dari kamar mandi (tinja) menggunakan pengolahan setempat (on site system). Kelemahan dari kondisi ini adalah seringkali masyarakat tidak mengetahui standart teknis tangki septik yang aman dan juga standard kesehatan yang telah ditentukan. Salah satu syarat yang kurang diperhatikan oleh masyarakat saat membangun tangki septik adalah konstruksi yang tidak kedap air sehingga berpotensi mencemari air tanah dan juga jarak antar tangki septik dan sumber air/sumur gali kurang dari 10 meter, terutama di kawasan-kawasan permukiman dan perumahan padat penduduk. Estimasi jumlah timbulan air limbah domestik di Kabupaten Bengkayang berdasarkan data dari perhitungan asumsi SKPD LH Kabupaten Bengkayang adalah sebagai berikut : Tabel 3.12 Estimasi jumlah timbulan air limbah domestik di Kabupaten Bengkayang Estimasi total Air Limbah Domestik No. Tahun Jumlah Rumah Tangga (KK) (ltr/hari) 1 2010 68.598 2.057.940 2 2011 68.716 2.061.480 3 2012 80.062 2.401.860 Sumber : SKPD LH Kabupaten Bengkayang tahun 2013 3.2.1 Kelembagaan Untuk mengetahui kelembagaan dilingkungan pengelolaan air limbah rumah tangga, Pokja Sanitasi telah melakukan study kelembagaan, terkait dengan pengelolaan air limbah baik yang berasal dari rumah tangga/domestik dan industri menjadi tanggung jawab dari pemerintah daerah, khususnya Kantor Lingkungan Hidup dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bengkayang Nomor 13 Tahun 2011 tentang organisasi dan tata kerja lembaga teknis daerah dan satuan polisi pamong praja, Kantor Lingkungan Hidup merupakan institusi yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan lingkungan di Kabupaten Bengkayang, oleh karena itu BLH merupakan unsur pendukung tugas Bupati Bengkayang di bidang lingkungan hidup. Berdasarkan Perda tersebut di atas, struktur organisasi yang ada di BLH adalah sebagai berikut : Dalam pengelolaan air limbah rumah tangga, pembagian peran antar stakeholder, swasta dan masyarakat perlu untuk dilakukan, mengingat tidak semua kewajiban dibebankan kepada pemerintah. Dari pembahasan dalam study kelembagaan, teridentifikasi Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik di Kabupaten Bengkayang seperti tersaji dalam tabel berikut ini.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 33 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
2013
Halaman 34 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Dalam pengelolaan air limbah rumah domestik, pembagian peran antar stakeholder, swasta dan masyarakat perlu untuk dilakukan, mengingat tidak semua kewajiban dibebankan kepada pemerintah. Adapun daftar pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Bengkayang dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.6: Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI
Pemerintah Kabupaten Bengkayang
PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota
Swasta
√ √ √
Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestik
√ √
√
Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (Tangki Septik) Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT (truk tinja) Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor) Membangun sarana IPLT dan atau IPAL PENGELOLAAN Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja
√
Mengelola IPLT dan atau IPAL Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja
√
Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik, dan atau penyedotan air limbah domestik Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (pengangkutan, personil, peralatan, dll) Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestik MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air limbah domestik Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestic, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Masyarakat
√ √ √ √ √ √ √
Halaman 35 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013 PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI
Pemerintah Kabupaten Bengkayang
Swasta
Masyarakat
√
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik
Tabel 3.7: Daftar Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Bengkayang KETERSEDIAAN PERATURAN
ADA (SEBUTKAN)
AIR LIMBAH DOMESTIK Target capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di Kab/Kota ini Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestik
Kewajiban dan sanksi bagi industry rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha
√
Kewajiban penyedotan air limbah domestik untuk masyarakat, industri rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septik
√
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
PELAKSANAAN BELUM EFEKTIF DILAKSANAKAN
√
√
Retribusi penyedotan air limbah domestik
EFEKTIF DILAKSANAKAN
√
Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan Kantor usaha dalam pengelolaan air limbah domestik Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah
TIDAK ADA
√
√
√ √ Halaman 36 Bab III
TIDAK EFEKTIF DILAKSANAKAN
KETERANG AN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
KETERSEDIAAN PERATURAN
ADA (SEBUTKAN)
TIDAK ADA
EFEKTIF DILAKSANAKAN
PELAKSANAAN BELUM EFEKTIF DILAKSANAKAN
√
Tatacara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestik bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga, dan perkantoran
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 37 Bab III
TIDAK EFEKTIF DILAKSANAKAN
KETERANG AN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Gambar 3.9: Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja (Data dari Puskesmas)
Gambar 3.10: Grafik Presentase Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 38 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Peta 3.1: Peta cakupan layanan pengelolaan air limbah domestik
Keterangan: Tidak ada Data
Peta 3.2: Peta lokasi infrastruktur utama pengelolaan air limbah domestic (Keterangan: Tidak ada Data)
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 39 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
3.1.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan
Tabel 3.8: Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan air limbah domestic Kabupaten Bengkayang Input
User Interface
Pengumpulan dan Penampungan/Peng olahan Awal
Pengaliran
Pengolahan Akhir
Pembuangan/ Daur Ulang
Kode/Nama Aliran
Black Water
WC Sentor
Tangki Septik
Tangki Tinja
---
Sungai
Aliran Limbah AL1
Black Water
WC Sentor
Tangki Septik
-
Resapan
Sungai
Aliran Limbah AL2
Black Water
Jamban
-
-
-
Sungai
Aliran Limbah AL3
-
Saluran Drainase
-
Sungai
Aliran Limbah AL4
-
-
-
Sungai
Aliran Limbah AL5
Kamar mamndi, KM/WC, Tempat Cuci Kamar mamndi, KM/WC, Tempat Cuci
Grey Water Grey Water
Tabel 3.9: Sistem pengelolaan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Bengkayang Kelompok Fungsi
Teknologi yang digunakan
Jenis Data Sekunder
(Perkiraan) Nilai Data
Sumber Data
B
C Data kepemilikan Jamban Data kepemilikan jamban dengan leher angsa (puskesmas) Pengamatan (milik swasta)
D
E
A User Interface
WC Sentor
Pengumpulan dan Penampungan awal
Tangki Septik
Pengaliran/pengangkutan
Tangki Septik
Pengaliran Pengolahan akhir Pembuangan/Daur Ulang
11.800 WC
Dinas Kesehatan
11.800 KK
Dinas Kesehatan
0 Tangki
Persepsi SKPD
0
Persepsi SKPD
Drainase Bidang Resapan Sungai
Data bang. Fisik wc komunal terbangun data Sungai
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 40 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
3.1.1 Kesadaran Masyarakat dan PMHSJK
Secara umum kesadaran masyarakat masih belum terbangun secara optimal, untuk turut serta dalam pengelolaan limbah cair domestik. Penanganan sub sektor limbah domestik khususnya jamban keluarga menjadi urusan masing-masing individu atau keluarga. Selain itu kurangnya sosialisasi mengenai penanganan limbah domestik yang benar yaitu mengkondisikan pengelolaan air limbah domestik yang aman sebelum dibuang ke media lingkungan sebagai kewajiban. Pengelolaan sarana jamban keluarga yang dibangun oleh masing-masing rumah tangga di Kabupaten Bengkayang sudah cukup memadai, hal ini mengingat kemampuan finasial mereka yang tergolong masyarakat mampu. Sedangkan masyarakat yang tergolong miskin dan tidak mempunyai jamban pribadi memanfaatkan MCK umum yang dikelola secara berkelompok. Keterbatasan kemampuan finansial masyarakat miskin berdampak pada lemahnya pengelolaan MCK umum yang ada sehingga kondisi MCK umum tidak terawat dengan baik. Data pengelolaan sarana jamban dan pengolahan limbah oleh masyarakat dapat dilihat pada tabel berikut:
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 41 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Tabel 3.10: Pengelolaan sarana jamban keluarga dan MCK oleh Masyarakat Kecamatan Desa/Kelurahan Kec. Teriak Desa Tubajur Kec. Sui Raya Desa Sui Jaga B Kec. Lembah Bawang Desa Lembah Bawang Kec. Suti Semarang Desa Suti Semarang Kec. Capkala Desa Samalantan Desa Mandor Kec. Tujuh Belas Desa Pisak Kec. Monterado Desa Gerantung Kec. Bengkayang Kel. Bumi Emas Kec. Seluas Desa Seluas Kec. Jagoi Desa Kumba Kec. Samalantan Desa Samalantan
Jumlah
Jumlah Pddk miskin
Jamban Keluarga
Dikelola RT
Jumlah MCK Dikelola Dikelola RW CBO
Dikelola Lainnya
Tahun MCK dibangun
Dikelola RT
Jumlah Sanimas Dikelola Dikelola RW CBO
Dikelola Lainnya
Tahun Sanimas dibangun
RT
RW
2
2
106
7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
8
111
173
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
4
47
28
7
0
0
0
2007-2009
0
0
0
0
0
2
2
53
99
64
0
0
0
2003-2010
0
0
0
0
0
20 3
20 3
157 149
184 78
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
15
15
135
296
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
13
13
221
52
8
0
0
0
2007-1009
0
0
0
0
0
25
14
257
210
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
14
14
286
25
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
5
114
156
36
0
0
0
2001-2011
0
0
0
0
0
Sumber Data: Dinas kesehatan Kabupaten Bengkayang
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 42 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Tabel 3.11: Kondisi sarana MCK Jumlah Pemakai MCK
Lokasi MCK
No
Sumber Air PDAM
RT
RW
S
K
Desa Tubajur
0
0
0
0
0
0
Desa Sui Jaga B
0
0
0
0
0
7
0
219
183
64
0
306
0
0
Desa Mandor
0
Desa Pisak
T
Fas. Cuci Tangan
Persediaa n Sabun
Ada biaya pemakaia n MCK
L
L
Y
Y
Y
SGL T
S
K
T
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
0
Tdk pernah
0
0
0
0
64
0
Tdk Pernah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
8
0
0
0
0
0
0
8
0
Tidak Pernah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
36
36
0
0
0
0
0
0
0
0
36
0
Tidak Pernah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
3
3
0
0
0
7
7
7
7
0
7
0
644
30
30
4
0
0
0
0
0
0
64
64
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
8
942
932
1
7
0
0
0
0
0
0
0
8
8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Desa Seluas
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Desa Kumba
36
0
1155
890
0
0
0
6
2 5
5
0
0
0
P
P
Sumber Data: Dinas kesehatan Kabupaten Bengkayang S = selalu tersedia air T = tidak ada persediaan air K = kadang-kadang
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Y = ya T = tidak
Kapan tangki septik Dikosong kan
Cub luk
0
Keterangan: L = laki-laki P = perempuan
Tempat buangan air kotor Tangki Septik
K
Desa Gerantung Kel. Bumi Emas
P
Jml kmr mandi
S
Desa Lembah Bawang Desa Suti Semarang Desa Samalantan
L
SPT
Jml Toilet/WC
SPT = Sumur pompa tangan SGL = Sumur gali
Halaman 43 Bab III
T
T
T
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Tabel 3.12: Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat No
Komponen
Nama Program / Proyek / Layanan
Pelaksana/PJ
Tahun Mulai
Kondisi Sarana Saat ini Fungsi
Air Limbah Domestik: Onsite Individual
Keterangan: Tidak ada data Keterangan: PM = Pemberdayaan Masyarakat JDR = Jender MBR= Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 44 Bab III
Tidak Fungsi
Rusak
Aspek PMJK PM
JDR
MBR
Tabel 3.13 Kegiatan Komunikasi terkait komponen air limbah
Peran media dalam pengelolaan air limbah adalah sangat penting, karena sebagai salah satu bentuk kampanye kegiatan perilaku hidup bersih dan sehat kepada masyarakat di Kabupaten Bengkayang. Berdasarkan data, beberapa kegiatan komunikasi yang telah dilakukan di Kabupaten Bengkayang adalah sebagai berikut:
Tahun
Dinas Pelaksana
No
Kegiatan
1
Penyuluhan Penyakit Berbasis Lingkungan
2012-2013
Dinas Kesehatan
2
Klinik Sanitasi
2012-2013
Dinas Kesehatan
3
Praktik CTPS
2012-2013
Dinas Kesehatan
4
Pengolahan Keluarga
2012-2013
Dinas Kesehatan
Sampah
Tujuan Kegiatan
Khalayak Sasaran
Pesan Kunci
Untuk memberikan wacana atau pengetahuan mengenai penyakit berbasis lingkungan Untuk memberikan pengetahuan mengenai aspek sanitasi lingkungan Untuk menanamka n prilaku mencuci tangan menggunaka n sabun Untuk Mengelola Sampah Keluarga secara baik dan benar
Masyarakat
Stop BABS
CLTS
Masyarakat
Berantas Penyakit Malaria
Konsultasi
Anak sekolah
Berprilak u sehat dengan selalu CTPS sejak dini
Teori dan Praktek
Rumah Tangga
Buang sampah pada tempatny a
Teori dan Praktek
Pembelajaran
Tabel 3.14 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait komponen air limbah NO
JENIS MEDIA
KHALAYAK
PENDANAAN
ISU YANG DIANGKAT
PESAN KUNCI
EFEKTIVITAS
Keterangan: Tidak ada data
Dari survey pemetaan media terdapat beberapa akses media yang berpotensi untuk menjadi mitra pemerintah dalam menyampaikan pesan-pesan sanitasi, namun masih belum terkoordinir oleh pemerintah
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 45 Bab III
dengan baik. Sementara pesan-pesan sanitasi hampir tidak ada, ini menunjukkan bahwa peran media di bidang kesehatan masih sangat kurang . 3.1.1 Partisifasi Dunia Usaha
Pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Bengkayang, peran masyarakat masingmasing individu yang memiliki jamban masih sangat dominan. Bagi masyarakat yang secara financial mampu, secara pribadi mereka membuat membuat septic tank (system on-site) di rumah tangga masing-masing. Sementara itu partisifasi dunia usaha dalam pengelolaan air limbah domestik lebih banyak dilakukan oleh developer/pengembang yang membangun kawasan perumahan yang dilengkapi dengan septic tank. Sedangkan air limbah rumah tangga yang lain (dapur dan kamar mandi) disalurkan ke saluran drainase jalan lingkungan yang sekaligus berfungsi sebagai saluran air limbah rumah tangga. Selanjutnya air limbah perumahan disalurkan ke Kantor air yang berupa parit atau sungai tanpa adanya pengolahan air limbah terlebih dahulu. Tabel 3.15: Penyedia layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Bengkayang
Penyedia layanan air limbah domestik tidak ada di Kabupaten Bengkayang ini, karena belum ada bangunan IPLT atau IPAL, sehingga pemerintah juga tidak menyediakan jasa truk sedot tinja
NO
NAMA PROVIDER/MITRA POTENSIAL
TAHUN MULAI OPERASI/ BERKONTRIBUSI
JENIS KEGIATAN/ KONTRIBUSI TERHADAP SANITASI
POTENSI KERJASAMA
A
B
C
D
E
Komponen : Air Limbah
Keterangan: Tidak ada data
NO
3.16 Pendanaan dan Pembiayaan Tabel 3.16: Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi komponen air limbah domestik RATA BELANJA (RP) KOMPONEN 2009 2010 2011 2012 2013 RATA
1 1.a
Air Limbah (1a+1b) Pendanaan Investasi air limbah
1.b
Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD
PERTU MBUHA N (%)
1.c
Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun Keterangan: Tidak ada data
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 46 Bab III
Tabel 3.17 Realisasi dan Potensi Retribusi Air Limbah No 1 1.a 1.b
SKPD
RETRIBUSI SANITASI TAHUN (RP)
2009
2010
2011
2012
2013
PERTUM BUHAN (%)
Retribusi Air Limbah Realisasi retribusi Potensi retribusi
Keterangan: Tidak ada data
Tabel 3.18 Permasalahan mendesak dan Issue Strategis
PERMASALAHAN MENDESAK 1. Perlu adanya sosialisasi pembuatan septik yang aman dan seusuai standar teknis yang disyaratkan, karena 90% rumah tangga di kab. Bengkayang ini memilki septik yang tidak sesuai standar teknis. 2. Perlu adanya IPLT mengingat tingkat pertumbuhan
ISU STRATEGIS
Pencemaran air tanah akibat limbah septik yang merembes ke Kantor tanah karena bentuk konstruksi septik tidak kedap air. Belum adanya kesiapan dana untuk pembangunan
penduduk yang tinggi sehingga produksi limbah IPLT dan membutuhkan dana pendamping untuk rumah tangga juga semakin tinggi 3. Tidak adanya reward dan punishment bagi Kantor atau masyarakat yang membuang limbah baik itu dari grey water
maupun black water ke
pembuangan akhir dalam keadaan aman atau setelah proses peresapan melalui septik yang benar.
pembangunannya. Belum ada peraturan daerah untuk pembuangan limbah rumah tangga, dan sistem standard konstruksinya. Peraturan daerah yang ada hanya untuk pengelolaan limbah B3 untuk industri atau perusahaan besar saja.
4. Masih tingginya masyarakat yang buang air besar sembarangan dibeberapa wilayah kecamatan di Kab. Bengkayang ini.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Masyarakat belum mengerti pentingnya sanitasi bagi kualitas hidup mereka .
Halaman 47 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
3.3 Pengelolaan Persampahan
Sistem pengelolaan sampah akan diketegorikan manjadi dua jenis, yaitu dengan sistem penanganan komunal dan sistem penanganan individual. Sistem penanganan sampah di Kabupaten Bengkayang lebih banyak dilakukan secara komunal oleh masyarakat permukiman setempat. Pada fungsi-fungsi publik seperti pasar, sampah dikumpulkan ke sebuah container bin sebagai TPS yang akan diangkut dengan truk menuju TPA. Di lingkungan perumahan, sampah dikumpulan secara komunal oleh petugas setempat dengan gerobak dan dibawa ke Transfer Depo untuk diangkut dengan truk pengangkut sampah ke TPA. Sistem individual ditetapkan oleh sebagian penduduk dengan cara ditimbun dan dibakar. Sistem penanganan sampah di Kabupaten Bengkayang lebih banyak dilakukan secara individual oleh masyarakat permukiman setempat. Di lingkungan permukiman, sebagian besar sampah dikumpulan secara komunal oleh petugas setempat dengan gerobak dan dibawa ke Transfer Depo untuk diangkut dengan truk pengangkut sampah ke TPA. Sistem individual ditetapkan oleh sebagian penduduk dengan cara dibakar dan ditimbun. Utilitas sampah diasumsikan di Kabupaten Bengkayang bahwa tiap orang akan mengeluarkan sampah sebanyak 2,5 lt/org/hari, untuk sarana umum diasumsikan 100 lt/1.000 m2, untuk jasa komersil 500 lt/org/1.000 m2 3.3.1 Kelembangaan
Pengelolaan persampahan di Kabupaten Bengkayang dilaksanakan oleh
Dinas
Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya Seksi Kebersihan Pertamanan dan Perkuburan. Dalam pelaksanaan tugasnya seksi kebersihan mempunyai fungsi sbb: a. Penyusunan rencana kerja di bidang kebersihan dan pertamanan b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dibidang kebersihan dan pertamanan c. Penyiapan bahan koordinasi, fasilitasi dan pembinaan dibidang kebersihan dan pertamanan. d. Pengelolaan dan penataan kebersihan dan pertamanan e. Penyusunan bahan evaluasi, pengendalian dan pelaporan dibidang kebersihan dan pertamanan f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Dalam tata laksana pengelolaan persampahan selain dinas PU bidang Kebersihan Pertamanan dan Perkuburan yang mengelola persampahan ini, di Kantor LH juga memilki program persampahan dengan kegiatan penyediaan/pengadaan bak/tong2 sampah untuk masyarakat dan tempat umum di Kabupaten Bengkayang ini. Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam mengenai pengelolaan persampahan di Kabupaten Bengkayang, terutama untuk mengidentifikasi stakeholder yang bertanggung-jawab
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 48 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
terhadap pengelolaan persampahan, maka Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkayang melakukan study kelembagaan dan kebijakan dengan tujuan: a. Mendeskripsikan peran dan tanggungjawab pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan persampahan di Kabupaten Bengkayang b. Mendeskripsikan kelengkapan dan kondisi pelaksanaan kebijakan sanitasi di Kabupaten Bengkayang Pelayanan persampahan masih harus diperbaiki dimana sistem yang dilakukan masih sistem open dumping yang telah dilarang sesuai dengan peraturan pemerintah untuk tahun 2013. Namun karena keterbatasan pendanaan maka Kabupaten Bengkayang masih belum bisa menyediakan tapi telah dianggarkan untuk tahun 2014 kedepan. 3.2.1. Kelembagaan Tabel 3.19: Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan
FUNGSI PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan sampah skala kab/kota, Menyusun rencana program persampahan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS) Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Membangun sarana TPA Menyediakan sarana komposting PENGELOLAAN
PEMANGKU KEPENTINGAN PEMERINTAH KABUPATEN SWASTA MASYARAKAT BENGKAYANG √ √ √ √
√
√
√
√
√
√ √ √
Mengelola sampah di TPS Mengelola TPA
Memberikan izin usaha pengelolaan sampah PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll)
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
√
√ √ √
Melakukan pemilahan sampah* Melakukan penarikan retribusi sampah
√
√ √
Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS Mengangkut sampah dari TPS ke TPA
√
√ √ √
Halaman 49 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
PEMANGKU KEPENTINGAN PEMERINTAH KABUPATEN SWASTA MASYARAKAT BENGKAYANG
FUNGSI Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah MONITORING DAN EVALUASI
√
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan persampahan Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan
√
√
√ √
Tabel 3.20: Daftar Peraturan Persampahan Kabupaten Bengkayang PERATURAN PERSAMPAHAN Target capaian pelayanan pengelolaan persampahan di Kab/Kota ini Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan Kantor usaha dalam pengelolaan sampah Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit usaha di kawasan komersial / fasilitas social / fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah, dan membuang ke TPS Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA Kerjasama pemerintah kab/kota dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah Retribusi sampah atau kebersihan Perda No. 3 Tahun 2013 tentang retribusi pelayanan persampahan/kebersihan
KETERSEDIAAN ADA
TIDAK ADA
PELAKSANAAN EFEKTIF DILAKSANAKAN
BELUM EFEKTIF DILAKSANAKAN
TIDAK EFEKTIF DILAKSANAKAN
KET
√ √
√
√
√
√
√ √
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
√
Halaman 50 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
3.2.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan
Sumber sampah yang ada di Kabupaten Bengkayang berasal dari sampah rumah tangga, pertokoan, perkantoran, industri, fasiliatas pendidikan, pasar, jalan, taman, serta area-area publik lainnya. Dimana sampah dikelola hanya dari pihak pemerintah saja sementara pengangukutan sampah masyarat masih sangat bergantung dari pemerintah. Belum adanya kegiatan atau upaya pengurangan timbulan sampah baik dari upaya daur ulang maupun pemilahan sampah. Beberapa dari masyarakat melakukan pengurangan timbulan sampah dengan melakukan pembakaran dilahan masing-masing. Sedangkan pengelelolaan pemerintah di TPA pun masih bersifat open dumping. Namun dalam tahun ini telah dianggarkan untuk masterplan persampahan dan desain untuk pembuatan sanitary landfill yang telah dialokasikan di beberapa tempat . Sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Bengkayang ini dimulai dari sumber timbulan sampah, penganangkutan, penyimpanan sementara, pemrosesan akhir serta kegiatan di TPA adalah sebagai berikut : 3.2.2.1. User interface / pewadahan Adapun wadah yang disediakan oleh bidang kebersihan PU dalam upaya penampungan sampah sementara adalah sbb . Kapasitas Vol. No. Tempat sampah Jumlah (buah) (m3) 1. Bak2 sampah Terbuka 41 2 2. Bak2 sampah tertutup 136 0.17 3. Bak sampah tertutup dari bahan fiber 136 1,2 4. Bak Kontainer 25 6 Sumber : Laporan periodik sampah Bidang Kebersihan dan pertamanan Pola pengumpulan sampah dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu : 1. Pola Individual Proses pengumpulan sampah dengan cara mengumpulkan sampah dari sumber timbulan sampah dan diangkut langsung ke TPA tanpa proses pemindahan. Wilayah pelayanan pola individual ini meliputi hampir semua pemukiman yang berada di pinggir jalan raya dimana truk sampah dapat menjangkau daerah mereka dan langsung mengangkut sampah ke TPA . Daerah dengan pola individual ini termasuk pertokoan dipinggir jalan raya. 2. Pola komunal Sampah yang berasal dari permukiman dikumpulkan dengan menggunakan gerobak sampah/yang dikelola RT/RW setempat menuju tempat penampungan sementara (TPS) / kontainer terdekat. Sedangkan masyarakat yang bertempat tinggal di dekat TPS/kontainer dan belum mendapatkan pelayanan secara individu serta tidak melakukan penanganan on site (setempat) membuang sampah langsung ke TPS/kontainer terdekat. Dari TPS/kontainer, petugas kebersihan mengangkut sampah ke TPA. Daerah yang melakukan pola komunal dapat dilihat pada table di bawah ini. NO. 1
LOKASI PEMINDAHAN TPS Sungai Raya
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
LOKASI PENGUMPULAN Pasar sayur, pasar ikan dan pasar kelontong di daerah pasar Sungai Duri
Halaman 51 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 2.
TPS Sungai raya Kepulauan
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
TPS Capkala TPS Monterado TPS Samalantan TPS Lembah Bawang TPS Sungai Betung TPS Bengkayang TPS Teriak TPS Lumar TPS Ledo TPS Sanggau Ledo TPS Tujuh Belas TPS Seluas TPS Suti Semarang TPS Jagoi Babang TPS Siding
2013
Melayani sampah yang berasal dari kegiatan pelabuhan/Pasar didaerah Teluk Sua Karimunting Melayani sampah Pasar Melayani sampah Pasar Melayani sampah Pasar Melayani sampah Pasar Melayani sampah Pasar Melayani sampah Pasar Melayani sampah Pasar Melayani sampah Pasar Melayani sampah Pasar Melayani sampah Pasar Melayani sampah Pasar Melayani sampah Pasar Melayani sampah Pasar Melayani sampah Pasar Melayani sampah Pasar
3.3.2.3 Pemindahan Pemindahan sampah dari TPS/kontainer dibawa oleh alat pengangkut berupa dump truk atau arm roll ke TPA dengan 2 (dua) cara, yaitu : 1. Dump truk dengan muatan kosong lalu menaikkan sampah langsung dari TPS/kontainer. Cara ini dilakukan untuk memindahkan sampah yang ada di TPS/kontainer yang jaraknya relative jauh atau berada di luar kota. 2. Dump truk langsung mengangkut sampah yang ada di TPS / kontainer untuk dibawa ke TPA. Cara ini dilakukan untuk memindahkan sampah yang ada di TPS/kontainer yang jaraknya relative dekat atau berada di dalam kota. Alokasi TPS dan kontainer yang terdapat di Kabupaten Bengkayang dapat diihat pada tabel berikut. Tabel 3.30 Alokasi Kontainer Kabupaten Bengkayang Tahun 2012 NO. 1 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14
LOKASI TPS Sungai Raya TPS Sungai raya Kepulauan TPS Capkala TPS Monterado TPS Samalantan TPS Lembah Bawang TPS Sungai Betung TPS Bengkayang TPS Teriak TPS Lumar TPS Ledo TPS Sanggau Ledo TPS Tujuh Belas TPS Seluas
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
JUMLAH KONTAINER
VOLUME (M3)
2 2 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 1
12 12 6 6 6 6 6 42 6 6 6 6 6 6 Halaman 52 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
15. 16. 17.
TPS Suti Semarang 1 TPS Jagoi Babang 1 TPS Siding 1 Jumlah 25 Sumber : Bidang Kebersihan dan Pertamanan di DPU Kabupaten Bengkayang
6 6 6 60
3.3.2.4 Pengangkutan Pengangkutan sampah dilakukan dari kontainer maupun TPS ke TPA. Sarana pengangkutan yang dimiliki Bidang Kebersihan Pertamanan dan Perkuburan di DPU Kabupaten Bengkayang hingga tahun 2012 adalah sebanyak 12 unit, yang terdiri dari : 1. Dump Truck sebanyak 4 (empat ) unit Kendaraan pengangkut sampah dengan bak terbuka yang memiliki lengan hidrolis yang tersambung dengan bak truk, dengan kapasitas 8 m³, untuk mengangkut sampah beberapa TPS yang ada 2. Kendaraan roda tiga sebanyak 6 (enam) unit Kendaraan berkapasitas 1 m³ digunakan untuk melaksanakan operasional pengumpulan sampah dari bak-bak sampah yang ada di jalan protokol, pertokoan, pasar dan berbagai fasilitas umum dan operasional taman. 3. Gerobak sampah sebanyak 4 (empat) unit Alat pengangkutan berkapasitas 0,85 m³ ini banyak digunakan untuk mengangkut sampah dari permukiman, pasar maupun jalan ke TPS Adapun kondisi sarana armada persampahan yang ada dapat dilihat pada table berikut. Tabel 3.31 KAPASITAS RITASI NO JENIS UNIT (M3) (KALI) 1. Mini truck 0 0 0 2 Dump Truck 4 8 2 3 Motor sampah 6 1 2 4 Gerobak Sampah 4 1 2 Sumber : Bidang Kebersihan dan Pertamanan di DPU Kabupaten Bengkayang
MASIH BEROPERASI YA TIDAK 0 0 3 1 2 4 0 4
3.3.2.5 Pemrosesan Akhir Pemrosesan akhir sampah dilakukan di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) untuk memroses dan mengembalikan ke lingkungan secara aman. Kabupaten Bengkayang memiliki 2 TPA yang keduanya terletak di Kec. Magmagan Lumar. Namun hanya 1 TPA yang difungsikan sementara 1 TPA lain belum siap difungsikan. TPA Magmagan Lumar masih menggunakan sistem open dumping, dimana sampah dibuang begitu saja tanpa dibuat zona pembuangan. TPA ini digunakan untuk menampung pembuangan sampah dari 7 Kecamatan wilayah layanan. Profil TPA Magmagan Lumar terlihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.33 Profil TPA Magmagan Lumar
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 53 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG No.
Item
2013
Keterangan
1 Jenis Penimbunan Open dumping 2 Lokasi Kec. Lumar 3 Waktu rencana Umur TPA 20 tahun 4 Luas 5 Ha 5 Jarak dari pemukiman 5 km terdekat dan 90 km terjauh Sumber : Laporan periodik volume sampah harian TPA, DPU Kabupaten Bengkayang, 2013 Pengelolaan persampahan di Kabupaten Bengkayang secara teknis merupakan tanggung jawab Bidang Kebersihan dan Pertamanan pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang seksi Kebersihan. Saat ini, daerah pelayanan pengelolaan persampahan di Kabupaten Bengkayang baru meliputi 1 kecamatan dari 17 kecamatan yang ada. Adapun tingkat pelayanan persampahan disajikan dalam tabel berikut. Tabel 3.35 Tingkat Pelayanan Kebersihan Kabupaten PELAYANAN TINGKAT PELAYANAN
NO. 1 2
Luas darah pelayanan 16,704 Ha Jumlah penduduk terlayani terhadap jumlah 9,45 % penduduk kabupaten.
Sumber : Laporan periodik volume sampah harian TPA, DPU Kabupaten Bengkayang, 2013 Berdasarkan laporan periodik volume sampah harian TPA, Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Bengkayang tahun 2012, total timbunan sampah perkotaan sebesar 260 M³/hari atau 7800 M³/bulan, sedangkan kapasitas sampah terangkut ke TPA adalah sebesar 160 M³/hari atau 4800 M³/bulan. Data mengenai penanganan sampah disajikan dalam tabel berikut. Tabel 3.36 Penanganan Sampah NO.
PENANGANAN
VOLUME (M3/BULAN)
1. 2.
PROSENTASE (DARI TOTAL TIMBULAN SAMPAH) 75 %
Diangkut ke TPA 702 Diolah 1.Kompos 2. Daur Ulang 3. Lainnya 3. Dipilah/bank sampah 4. Tidak terangkut 234 25 % Sumber : Laporan periodik volume sampah harian TPA, DPU Kabupaten Bengkayang, 2013 Secara jelas, cakupan pelayanan pengelolaan sampah dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.37 Daerah Cakupan Pelayanan Pengelolaan Persampahan No. 1
Kecamatan Bengkayang
Daerah Layanan
Keterangan
1. Kelurahan Sebalo 2. Kelurahan Bumi Emas 3. Pasar Bengkayang
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 54 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
2013
4. Terminal Bengkayang 5. Jl. Basuki Rachmad 6. Jl. Sanggau Ledo 7. Jl Singkawang-Bengkayang Sungai duri dan sekitarnya Dermaga Teluk Sua dan sekitarnya Mandor dan sekitarnya Sekitar pusat kecamatan Monterado Sekitar pusat kecamatan Samalantan Sekitar pusat kecamatan Sekitar pusat kecamatan Ledo Sekitar pusat kecamatan Sgu Ledo Sekitar pusat kecamatan Seluas -
Sungai Raya Sungai raya Kepulauan Capkala Monterado Samalantan Lembah Bawang Sungai Betung Teriak Lumar Ledo Sanggau Ledo Tujuh Belas Seluas Suti Semarang Jagoi Babang Siding
Gambar 3.11 Grafik Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah Dikumpulkan dan dibuang ke TPS Dibakar Dalam lubang dan ditutup dengan tanah Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan
Klaster 0 .0
Klaster 1 0.0
15 0 0
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Klaster 2 .0
Klaster 3 6.2
Klaster 4 6.2
Total 5.8
20.8 0.0
7.5 .0
18.8 .0
17.5 .0
83.5 .3
2.5
15.6
.0
.0
.5
Halaman 55 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
tanah Dibuang ke sungai/kali/laut/danau Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk
15
58.3
21.9
45.0
77.5
2.2
70
35.0
69.4
17.5
5.0
7.7
Gambar 3.12 Grafik Praktek Pemilahan Sampah oleh Rumah Tangga
Sebelum dibuang Dipilah/ dipisahkan Tidak dipilah/ dipisahkan
Klaster 0
Klaster 1
Klaster 2
Klaster 3
Klaster 4
Total
10.0 90.0
10.0 90.0
10.7 89.3
10.0 90.0
10.0 90.0
10.5 89.5
Peta 3.3: Peta cakupan layanan persampahan
TPA
Pengangkutan reguler Daerah fokus peningkatan retribusi
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 56 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Peta 3.4: Peta lokasi infrastruktur utama pengelolaan persampahan
Tabel 3.21: Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan
Input
Sampah Pasar dan Ruko Sampah RT dan Ruko Sampah RT dan Ruko Sampah RT dan Ruko Sampah RT dan Ruko Sampah RT dan Ruko Sampah
Pengangkutan
(Semi) Pengolahan Akhir Terpusat
Daur Ulang/Pem buangan Akhir
Dump Truck
---
TPA
Aliran Limbah P1
Tong Sampah
Pengepul Kecil
---
TPA
Aliran Limbah P2
Tong Sampah
Dump Truck
TPA
Aliran Limbah P3
User Interface
Pengumpulan Setempat
Penampungan Sementara (TPS)
Tong Sampah
Gerobak Sampah
Container
Aliran Limbah P4
Sungai
Aliran Limbah P5
Drainase Dibakar /ditimbun Bak
---
Tempat
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Dump Truck
---
Kode/ Nama Aliran
Aliran Limbah P6 TPA
Aliran
Halaman 57 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG Perusahaa n/Pabrik
sampah
Sampah Plastik Sampah organik/ taman
Kantung Plastik
2013
Penampunga n Sementara (TPS) Pabrik Pemulung Kecil
Pengepul
Motor Roda 3
Container
Limbah P7
Dump Truck
Pencacah Plastik
-
Aliran Limbah P8
---
TPA
Aliran Limbah P9
Tabel 3.22: Sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Bengkayang KELOMPOK FUNGSI
TEKNOLOGI YANG DIGUNAKAN
JENIS DATA SEKUNDER
(PERKIRAAN) NILAI DATA
SUMBER DATA
B
C
D
E
A
Pembuangan /Daur
TPA
Jumlah
0
DPU
TPS
Jumlah
0
DPU
Penampungan awal
Kontainer
Jumlah
0
DPU
Pengangkutan
Dump truck
Jumlah
3
Pick Up
Jumlah
0
DPU
Motor Roda 3
Jumlah
2
DPU
Gerobak Sampah
Jumlah
0
DPU
Ulang Penampungan Sementara
Semi Pengolahan Daur Ulang
-
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 58 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
DIKELOLA OLEH SEKTOR FORMAL DI TINGKAT KELURAHAN/KECAMATAN
DIKELOLA OLEH MASYARAKAT JENIS KEGIATAN RT Pengumpulan sampah dari rumah Pemilahan sampah di TPS Pengangkutan Sampah ke TPS Pengangkutan sampah ke TPA Pemilahan sampah di TPA Para Penyapu Jalan
2013 DIKELOLA PIHAK SWASTA
KETERANGAN
RW
L
P
√ √
√ √
√
√
L
P
L
P
L
P
√
√
√
√
√
Tabel 3.23: Pengelolaan persampahan di tingkat kelurahan/kecamatan Tabel 3.24: Pengelolaan persampahan di tingkat Kabupaten Bengkayang DIKELOLA OLEH KABUPATEN BENGKAYANG L P
JENIS KEGIATAN Pengumpulan sampah dari rumah Pemilahan sampah di TPS Pengangkutan Sampah ke TPS Pengangkutan sampah ke TPA Pemilahan sampah di TPA Para Penyapu Jalan
√ √ √ √
DIKELOLA OLEH MASYARAKAT L
P
√
√
DIKELOLA OLEH SEKTOR FORMAL DI TINGKAT L
P
DIKELOLA PIHAK SWASTA L
P
√
√
√
√
Tabel 3.25: Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat No
Komponen
Nama Program / Proyek / Layanan
Pelaksana/PJ
Tahun Mulai
Kondisi Sarana Saat ini Fungsi
Persampahan Tidak Ada
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 59 Bab III
Tidak Fungsi
Rusak
Aspek PMJK PM
JDR
MBR
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
3.3.4 Pemetaan Media
Pemetaan media merupakan upaya pengumpulan dan analisis data primer dan sekunder untuk mendapatkan gambaran tingkat komunikasi di antara stakeholder dan peta media terkait pembangunan sanitasi. Kajian ini diperlukan untuk menyusun strategi kampanye dan komunikasi, di samping juga bermanfaat sebagai sarana advokasi program pembangunan sanitasi ditingkat kabupaten untuk stakeholder kunci, yakni pemerintah dan media massa. Study media dan komunikasi ini juga berfungsi untuk mengidentifikasi tentang pengalaman dan kapasitas Kabupaten Bengkayang dalam menjalankan kampanye/pemasaran sanitasi serta sejauh mana pemahaman mereka mengetahui peran media massa dalam mendukung pembangunan sanitasi. Pada akhirnya kajian ini harus mampu mengidentifikasi media yang efektif dan efisien dalam menjangkau target yang dituju. Hanya dengan cara demikian, kajian ini dapat membantu Kabupaten Bengkayang dalam menyusun perencanaan media yang baik. Adapun hasil dari kegiatan study media dan komunikasi yang dilaksanakan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkayang adalah sbb : Tabel 3.26 Kegiatan Komunikasi terkait komponen Persampahan TAHUN
DINAS PELAKSANA
Penyuluhan PHBS
2013
DINKES
Menanamkan perilaku bersih dan sehat kepada masyarakat
Stop BABS Anak sekolah dan masyarakat
Penyuluhan persampaha n/ Lingkungan RT
Rutin
RT setempat di Jungkat
Menjaga kebersihan lingkungan
Warga RT jungkat
NO
KEGIATAN
1
2
TUJUAN KEGIATAN
KHALAYAK SASARAN
PESAN KUNCI
PEMBELA JARAN CLTS
Sampah Teori dan menimbulkan praktek penyakit
Tabel 3.27 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait komponenPersampahan NO
JENIS MEDIA
KHALAYAK
PENDANAAN
ISU YANG DIANGKAT
PESAN KUNCI
EFEKTIVITAS
Keterangan: Tidak ada data
3.2.4 Partisifasi Dunia Usaha
Untuk memetakan tingkat partisipasi dunia usaha dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Bengkayang, dilakukan Survey Penyedia Layanan Sanitasi (Sanitation Supply Assessment/SSA). Survey ini dibutuhkan untuk mengetahui dengan jelas peta dan potensi penyedia layanan sanitasi di Kabupaten
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 60 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Bengkayang. Penyedia layana sanitasi mencakup beberapa stakeholder, di antaranya : (i) Pemerintah, (ii) Dunia Usaha terkait sanitasi, (iii) LSM/KSM terkait sanitasi, dan (iv) Dunia usaha pada umumnya. Lingkup peran penyedia layanan yang akan dilakukan survey mencakup di antaranya investasi pada pembangunan dan pengoperasian TPA, kontrak pekerjaan penyapuan jalan protokol dan pengangkutan sampah, pengelolaan atau daur ulang sampah 3R, dan lain-lain. Hasil dari survei SSA diharapkan dapat menggambarkan peta penyedia layanan sanitasi serta potensinya dalam pembangunan sanitasi di Kabupaten Bengkayang. Hal lain yang lebih penting adalah pada saat pelaksanaan survey akan terjadi proses advokasi kepada para responden. Selanjutnya dari hasil advokasi tersebut diharapkan ada tindak lanjut berupa usaha penggalangan sinergi atau partsipasi antara para penyedia layanan sanitasi tersebut dengan pihak pemerintah. Hingga saat ini, masyarakat dan dunia usaha masih belum banyak yang menggeluti bisnis dibidang persampahan. Padahal apabila dilihat secara lebih detail, sampah dapat menjadi potensi ekonomi yang cukup besar dimasa yang akan datang. Kondisi saat ini, dunia usaha yang menggeluti bidang persampahan adalah usaha pengumpul dan pengepul barang bekas yang berasal dari sampah. Karena belum adanya regulasi yang mengatur mengenai Kantor hukum usaha ini. Hal inilah yang membuat kekuatan hukum usaha dibidang ini masih lemah dan keberadaannya masih dipandang sebelah mata. Padahal dengan adanya usaha pengumpul dan pengepul sampah ini akan sangat mengurangi beban TPA sebagai tempat pemprosesan akhir sampah. Untuk dimasa yang akan datang, perlu dibuat regulasi yang mengatur tentang usaha dibidang persampahan, dikarenakan pelaku nantinya akan menangani sampah yang kemungkinan mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi MANUSIA DAN LINGKUNGAN, SEHINGGA HAL TERSEBUT PERLU DIATUR DAN DIBERIKAN PENGETAHUAN YANG CUKUP BAGI pelakunya. Adapun study SSA yang dilakukan pada pengepul sampah di Kabupaten Bengkayang adalah sbb : Tabel 3.28: Penyedia layanan pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Bengkayang
NO
NAMA PROVIDER/MITRA POTENSIAL
TAHUN MULAI OPERASI/ BERKONTRIBUSI
JENIS KEGIATAN/ KONTRIBUSI TERHADAP SANITASI
A
b
C
D
POTENSI KERJASAMA
Komponen : Persampahan 1.
Tidak Ada Data
2. 3. 4. Keterangan: Tidak ada data
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 61 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
3.2.5 Pendanaan dan Pembiayaan
Untuk mengetahui profil pendanaan dan pembiayaan APBD bidang sanitasi, Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkayang telah melakukan study keuangan dan perekonomian. Study ini diperlukan untuk mengetahui profil keuangan dan perekonomian di Kabupaten Bengkayang dalam mendukung pembangunan khususnya di sektor sanitasi serta pola penyerapannya untuk kemudian digunakan mendukung pembiayaan/pendanaan sanitasi di masa depan. Pemetaan keuangan diperlukan untuk mengukur ketepatan alokasi pendanaan/pembiayaan sanitasi dan kesinambungan pelayanan sanitasi di masa depan. Pemetaan keuangan dan perekonomian daerah mencakup di antaranya : APBD dan belanja sanitasi per SKPD, belanja sanitasi per sub sektor, belanja sanitasi perpenduduk, realisasi retribusi sanitasi per subsektor, ruang fiskal dan perekonomian Kabupaten. Khusus untuk penganggaran dibidang persampahan, mengalami fluktuasi yang cukup berarti,namun menunjukkan trend yang naik. Untuk dimasa yang akan datang, belanja sanitasi bidang persampahan harus semakin ditingkatkan, mengingat pelayanan bidang persampahan belum dapat mencakup semua wilayah di Kabupaten Bengkayang Tabel 3.29: Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Komponen persampahan
No
Subsektor
1 2
Air Limbah (1a+1b) Sampah (2a+2b)
2.a
Pendanaan Investasi air limbah
Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD Perkiraan biaya OM berdasarkan 2.c infrastruktur terbangun 3 Drainase (3a+3b) 4 Aspek Promosi Higiene dan Sanitasi Keterangan: Tidak ada data 2.b
Belanja (Rp) 2009 2010 2011 2012 2013
Ratarata
Pertumb uhan (%)
-
-
-
-
1.147. 366
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tabel 3.30 Realisasi dan Potensi Retribusi Sampah No
SKPD
1
Retribusi Air Limbah
2
Retribusi Sampah
2.a
Realisasi retribusi
2.b
Potensi retribusi
3
Retribusi Drainase
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Retribusi Sanitasi Tahun (Rp)
2009
2010
2011
2012
2013
Pertumbuhan (%)
Halaman 62 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Tabel 3.31 Permasalahan Mendesak dan Issue Strategis PERMASALAHAN MENDESAK
ISU STRATEGIS
Kapasitas Pengelolaan Sampah. Hal ini berkaitan dengan bertambah
Pengelolaan persampahan belum menjadi prioritas, dimana Tenaga ahli yang masih kurang, perencanaan dan fungsi
besarnya timbulan sampah setiap tahunnya yang tidak diikuti dengan ketersediaan prasarana dan sarana yang memadai.
pengawasan yang sangat lemah serta pendanaan yang tidak proporsional membuat pengelolaan persampahan sangat memprihatinkan dan kurang efisien Pengumpulan yang tidak memadai, dimulai pada tingkat individu
Meningkatnya pertumbuhan
masyarakat, rumah tangga, sampai wilayah terkecil, kemudian
penduduk dan konsumsi masyarakat
penanganan akhir dari semua produksi sampah yang ada masih
secara umum berdampak pada
kurang benar dan tidak maksimal, baik sampah perkotaan
perubahan komposisi dan
maupun jenis sampah lainnya bisa mengancam kesehatan
karakteristik sampah yang dihasilkan.
masyarakat, mengurangi keindahan dan kenyamanan kawasan perkotaan serta menurunkan derajad kebersihan lingkungan perkotaan.
Rendahnya
kualitas
dan
tingkat Salah satu masalah utama yang menjadi penghambat dalam
pelayanan pengelolaan persampahan pengelolaan persampahan di wilayah perkotaan adalah biaya yang disebabkan keterbatasan sarana pengelolaan yang tinggi, yang diperparah lagi oleh produktivitas dan prasarana, yang berimbas pada yang rendah mengakibatkan beban keuangan yang berat pada akses pelayanan bagi masyarakat pemerintah daerah. Situasi ini, akan semakin diperburuk lagi oleh yang kurang maksimal, seperti pola kurang efektifnya kebijakan dan strategi secara nasional untuk pengangkutan, proses pengolahan jangka pendek dan panjang dalam pengelolaan persampahan. dan pengelolaan TPA. Kemampuan kelembagaan yang ada saat
ini
dilaksanakan Kabupaten
hanya oleh Pinrang.
dikelola
dan
Dinas
KPK
Kemampuan
pembiayaan terhadap pengelolaan persampahan masih cukup rendah, hal ini terlihat dari jumlah pendanaan yang disediakan setiap tahunnya
Sebagai imbas dari kurang memadainya sarana dan prsarana pendukung
kegiatan
pengelolaan
persampahan,
yaitu
keterbatasan jumlah truk pengangkut sampah, mengakibatkan tidak maksimalnya pelayanan setiap harinya. Tidak hanya berimbas pada lamanya proses pengangkutan saja, tetapi juga mengakibatkan kurang maksimalnya sampah yang terangkut.
masih di bawah 0,58 % dari total anggaran APBD. Hal ini karena
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 63 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
kegiatan persampahan tidak termasuk program perioritas. Dari segi pengolahan sampah di TPA Magmagan Lumar, Peran serta masyarakat dan dunia
tumpukan sampah dari truk pengangkut sangat tidak teratur dan
usaha/swasata dalam bentuk
tidak merata disemua tempat. Hal ini disebabkan banyaknya
pengelolaan persampahan berbasis
tumpukan sampah sehingga akses masuk sangat untuk sulit
masyarakat (community base) masih
dilalui. Kondisi ini memerlukan alat untuk memindahkan, menggali
belum dilaksanakan secara optimal,
dan menimbun tumpukan sampah, sehingga memudahkan akses
sehingga berimbas pada tidak
masuk truk pengangkut sampah. Dan TPA Magmagan Lumar
terolahnya potensi sampah yang ada
belum memiliki alat berat untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Tidak adanya investasi dunia usaha/swasta dalam pengelolaan persampahan saat ini. Peraturan
perundangan
dan
lemahnya penegakan hukum dalam kegiatan kawasan
pengelolaan perkotaan,
kebersihan Melihat keberpihakan anggaran yang bersumber dari APBD II dimana terhadap kegiatan pengelolaan persampahan yang cukup minim,
Peraturan Daerah yang dikeluarkan maka sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja hanya mengatur jumlah dan besarnya pelayanan, mengingat kebutuhan sarana dan prasarana retribusi yang harus dibayarkan oleh penunjang yang tidak bisa terpenuhi karena jumlah pendanaan masyarakat, tanpa adanya aturan dan yang kurang ketentuan teknis dalam kegiatan kebersihan kota
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 64 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 3.4
2013
Pengelolaan Drainase Lingkungan
Drainase lingkungan di Kabupaten Bengkayang pada umumnya kondisinya sudah cukup baik, namun masih ada beberapa wilayah/kawasan yang masih rawan terjadi banjir khususnya pada musim hujan. Hal tersebut terjadi karena belum adanya saluran drainase dan kapasitas saluran tidak sebanding dengan debit air yang mengalir. Untuk mengatasinya perlu adanya pembangunan saluran drainase, normalisasi, dan memperbesar dimensi saluran drainase. Permasalahan prioritas yang di hadapi terkait pengelolaan drainase lingkungan antara lain; 1. Terbatasnya anggaran yang tersedia 2. Belum adanya master plan (DED) drainase Kabupaten Bengkayang
3.4.1 Kelembagaan Terkait dengan pengelolaan drainase lingkungan yang menjadi tanggung jawab dari pemerintah daerah, khususnya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bengkayang Nomor 10 Tahun 2010 tentang organisasi dan tata kerja lembaga teknis daerah dan satuan polisi pamong praja, Dinas Pekerjaan Umum merupakan institusi yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Bengkayang, oleh karena itu DPU merupakan unsur pendukung tugas Bupati Bengkayang di bidang lingkungan. Berdasarkan Perda tersebut di atas, yang menangani drainase lingkungan di bawah Bidang Tata Kota dan Perdesaan seksi Penyehatan Lingkungan. Adapun struktur organisasi yang ada di DPU adalah sebagai berikut : a. Kepala Dinas; b. Sekretariat, membawahkan : 1. Subbagian Renja dan Keuangan; 2. Subbagian Admibistrasi dan Umum. c. Bidang Cipta Karya, membawahi: 1. Seksi Tata Ruang dan Tata Bangunan; 2. Seksi Penyehatan Lingkungan Permukiman dan Air Bersih Perkotaan/perdesaan; dan 3. Seksi Kebersihan, Pertamanan dan Perkuburan. d. Bidang Bina Marga, membawahi: 1. Seksi Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan; 2. Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan; dan 3. Seksi Survey dan Pemetaan. e. Bidang Sumber Daya Air, membawahi: 1. Seksi Irigasi, Rawa dan Pantai; 2. Seksi Air Baku, Danau, Waduk dan sungai. f. Unit Pelaksana Teknis Dinas; dan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 65 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
g. Kelompok Jabatan Fungsional. (1) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Sekretaris yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. (2) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. (3) Subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris. (4) Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang. (5) Unit Pelaksana Teknis Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. (6) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh tenaga fungsional senior yang ditunjuk sebagai ketua kelompok dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. (7) Bagan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Untuk mendapatkan informasi yang baik mengenai kondisi pengelolaan drainase di Kabupaten Bengkayang, Pokja Sanitasi melakukan kajian kelembagaan dan kebijakan terhadap pengelolaan sub sektor sanitasi. Kajian ini perlu untuk dilakukan karena sangat dibutuhkan untuk mengetahui dengan jelas gambaran atau peta kondisi kelembagaan sub sektor drainase yang saat ini telah ada di Kabupaten Bengkayang. Dengan adanya peta kelembagaan ini, maka upaya penyusunan kerangka layanan drainase skala kota/kabupaten yang berkelanjutan dapat dikembangkan secara lebih realistis karena didasarkan pada kondisi dan potensi kelembagaan yang benar-benar nyata. Tujuan dilakukannya kajian kelembagaan dan kebijakan adalah : a. Mendeskripsikan peran dan tanggungjawab pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan drainase di Kabupaten Bengkayang. b. Mendeskripsikan kelengkapan dan kondisi pelaksanaan kebijakan drainase di Kabupaten Bengkayang. Lingkup kajian kelembagaan dan kebijakan mencakup di antaranya: pemetaan pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan sanitasi dan pemetaan kebijakan sanitasi Kabupaten Bengkayang. Hasil dari kajian ini diharapkan dapat menggambarkan peta kelembagaan dan kebijakan sub sektor drainase di Kabupaten Bengkayang. Adapun hasil dari kajian kelembagaan dan kebijakan di Kabupaten Bengkayang adalah sbb : Tabel 3.32: Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan FUNGSI
PEMANGKU KEPENTINGAN PEMERINTAH KABUPATEN SWASTA MASYARAKAT BENGKAYANG
PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan drainase lingkungan
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 66 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
FUNGSI skala kab/kota Menyusun rencana program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan / membangun sarana drainase lingkungan PENGELOLAAN Membersihkan saluran drainase lingkungan Memperbaiki saluran drainase lingkungan yang rusak Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun Memastikan integrasi sistem drainase lingkungan (sekunder) dengan sistem drainase sekunder dan primer Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan drainase lingkungan Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase lingkungan skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan drainase lingkungan Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase lingkungan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase lingkungan
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
2013
PEMANGKU KEPENTINGAN PEMERINTAH KABUPATEN SWASTA MASYARAKAT BENGKAYANG
√ √ √
√
√ √ √
√ √ √
√
Halaman 67 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Tabel 3.33: Daftar Peraturan Drainase Lingkungan Kabupaten Bengkayang KETERSEDIAAN PERATURAN
ADA (SEBUTKAN)
PELAKSANAAN TIDAK ADA
EFEKTIF DILAKSANAKAN
BELUM EFEKTIF DILAKSANAKAN
DRAINASE LINGKUNGAN
Target capaian pelayanan pengelolaan drainase lingkungan di Kab/Kota ini Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan drainase lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainase lingkungan, dan menghubungkannya dengan sistem drainase sekunder Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk memelihara sarana drainase lingkungan sebagai saluran pematusan air hujan
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
√
√
√
√
Halaman 68 Bab III
TIDAK EFEKTIF DILAKSANAKAN
KETERANGAN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
3.3.1 Sistem dan Cakupan Pelayanan
Guna memetakan kondisi riil mengenai sistem pengelolaan drainase dan teknologi yang digunakannya, maka Pokja Sanitasi melakukan identifikasi dengan menggunakan metode diagram sistem sanitasi. Diharapkan dengan menggunakan metode ini, dapat diketahui berbagai sistem yang saat ini masih digunakan oleh Pemda maupun masyarakat dalam pengelolaan drainase, sehingga nantinya dapat dijadikan rekomendasi perbaikan sistem pengelolaan drainase dimasa yang akan datang. Adapun hasil kajian menggunakan metode diagram sistem sanitasi adalah sbb : Tabel 3.34: Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan drainase lingkungan
INPUT
USER INTERFACE
PENGUMPULAN & PENAMPUNGAN/ PENGOLAHAN AWAL
PENGANGKUTA N/ PENGALIRAN
(SEMI) PENGOLAHAN AKHIR TERPUSAT
PEMBUANGA N AKHIR/ DAUR ULANG
KODE/NAMA ALIRAN
Got
---
---
Sungai
Aliran Limbah D1
pekarangan
-
Genangan
Saluran tersier/got Saluran tersier/got
Saluran sekunder
Grey water Grey water
Dapur Rumah Tangga Dapur Rumah Tangga Kamar mandi Kamar mandi
Air Hujan
Talang
Got
Saluran sekunder
Air Hujan
Talang
Got
---
Grey Water Grey Water
Aliran Limbah D2 Aliran Limbah D3 Aliran Limbah D4 Aliran Limbah D5 Aliran Limbah D6
Sungai Genangan Sungai Genangan
Sungai
Tabel 3.35: Sistem pengelolaan drainase yang ada di Kabupaten Bengkayang KELOMPOK FUNGSI
TEKNOLOGI YANG DIGUNAKAN
JENIS DATA SEKUNDER
(PERKIRAAN) NILAI DATA
B
C
D
A
Pembuangan/daur ulang Pengaliran Penampungan awal User interface
Sungai
Panjang
Saluran induk Saluran sekuder Saluran tersier Kamar mandi Dapur/cuci piring
Jumlah Panjang Panjang Panjang Jumlah rumah Jumlah rumah
SUMBER DATA E
Lap. Adipura LH DPU Dinkes Dinkes
Keterangan: Tidak ada data
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 69 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Gambar 3.8
Persentase Rumah Tangga Yang Pernah Mengalami Banjir
Berdasarkan Gambar 3.8, diketahui bahwa semua rumah tangga responden pada klaster II (dua) tidak pernah terkena banjir (100%). Rumah tangga klaster II (dua) dalam Data Dinas Kesehatan adalah rumah tangga yang bertempat tinggal di daerah perbukitan, tidak terkena banjir, dan hanya terdapat genangan air di sekitar rumah karena air hujan dan limbah domestik (Tabel 3.9). Rumah tangga pada klaster III (tiga) sebagian besar terkena banjir beberapa kali dalam setahun (67,8%), hanya ada 29% rumah tangga yang terkena banjir sekali dalam setahun, 2% sekali atau beberapa kali perbulan dan hanya 1,2% yang tidak pernah. Sedangkan pada rumah tangga klaster IV (empat) ada sebanyak 72,5% yang terkena banjir dalam setahun, dan hanyan 15% yang terkena banjir beberapa kali dalam setahun, 8,1% sekali atau beberapa kali dalam sebulan, dan 4,4% yang tidak pernah terkena banjir
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 70 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Gambar 3.9 Persentase Rumah Tangga Yang Mengalami Banjir Rutin
Gambar 3.9 menunjukkan bahwa sebagian besar responden bertempat tinggal di daerah yang mengalami banjir secara rutin (74,1%). Responden terbanyak yang bertempat tinggal di daerah yang mengalami banjir secara rutin adalah responden pada klaster 2 yaitu sebesar 80,6%, sedangkan pada klaster 4 sebesar 60,9%. Responden yang bertempat tinggal di daerah yang tidak terkena banjir secara rutin adalah responden yang bertempat tinggal di daratan yang perbukitan yaitu responden pada klaster 2. Gambar 3.10 Lama Air Menggenang Jika Terjadi Banjir
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 71 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Sebagian besar responden bertempat tinggal di daerah yang digenangi air jika terjadi banjir selama lebih dari 1 hari (41,2%). Tempat tinggal responden yang terbanyak mengalami genangan air jika terjadi hujan selama lebih dari 1 jam adalah tempat tinggal responden klaster 4 yaitu sebesar 50%, sedangkan pada klaster 3 sebesar 37,1% kecuali responden pada klaster 2 yang tidak mengalami genangan air jika terjadi banjir karena bertempat tinggal di daerah yang tidak terkena banjir. Gambar 3.12 Persentase Rumah Tangga Berdasarkan Kepemilikan SPAL
Dari Gambar 3.12 diketahui bahwa sebagian besar responden tidak memiliki saluran pembuangan air limbah (SPAL) di rumah tangga (89,4%), hanya sebagian kecil (10,6%) yang memiliki dan itupun belum tentu dapat berfungsi dengan baik jika tidak dirawat dari tumpukan sampah dan sedimentasi dari pasir atau tanah yang terbawa arus air. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 72 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Tabel 3.36: Kondisi drainase lingkungan di tingkat kecamatan/kelurahan/desa di Kabupaten Bengkayang Kondisi Drainase Saat Ini
Jumlah
Pembersihan Drainase
Kelurahan/Desa RT
RW
Lancar
Rutin
Mampet L
Desa Tubajur Desa Sui Jaga B Desa Lembah Bawang Desa Suti Semarang Desa Samalantan Desa Mandor Desa Pisak Desa Gerantung Kel. Bumi Emas Desa Seluas Desa Kumba
Pengelola oleh
Tidak Rutin P
L
P
Pemerintah Kota
Bangunan Di Atas Saluran
Masyarakat (RT /RW)
Kelurahan
L
Swasta
Ada
Tidak Ada
P
√ √
√
√
√ √ √ √ √ √ √
√
√
√ √
Tabel 3.37: Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat NO
NAMA PROGRAM / PROYEK / LAYANAN
KOMPONEN
SLBM
Pembangunan MCK +
PELAKSANA/ PJ Dinas PU
TAHUN MULAI 2012
KONDISI SARANA SAAT INI FUNGSI √
Keterangan: PM = Pemberdayaan Masyarakat JDR = Jender MBR= Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 73 Bab III
TIDAK FUNGSI
ASPEK PMJK
RUSAK
PM √
JDR
MBR
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Tabel 3.38 Kegiatan Komunikasi terkait komponen drainase lingkungan NO 1
KEGIATAN
TAHUN
DINAS PELAKSANA
TUJUAN KEGIATAN
KHALAYAK SASARAN
PESAN KUNCI
PEMBELAJARAN
Tidak Ada Data
2
Keterangan Tidak ada Data
Tabel 3.39 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait komponen drainase lingkungan NO 1.
JENIS MEDIA
KHALAYAK
ISU YANG DIANGKAT
PENDANAAN
PESAN KUNCI
EFEKTIVITAS
Tidak Ada Data
2. Keterangan Tidak ada Data
Tabel 3.40: Penyedia layanan pengelolaan drainase lingkungan yang ada di Kabupaten Bengkayang NO
NAMA PROVIDER/MITRA POTENSIAL
TAHUN MULAI OPERASI/ BERKONTRIBUSI
JENIS KEGIATAN/ KONTRIBUSI TERHADAP SANITASI
A
B
C
D
POTENSI KERJASAMA
Komponen : Drainase Lingkungan 1.
Tidak Ada Data
2. Keterangan Tidak ada Data
NO
Tabel 3.41: Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Komponen drainase lingkungan RATA BELANJA (RP) SUBSEKTOR 2009 2010 2011 2012 2013 RATA
1
Drainase (3a+3b)
1.a
Pendanaan Investasi air limbah
PERTUM BUHAN (%)
Tidak Ada Data
1.b
Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur 1.c terbangun Keterangan Tidak ada Data Tabel 3.42 Realisasi dan Potensi Retribusi Drainase Lingkungan NO
SKPD
1
Retribusi Drainase
1.a
Realisasi retribusi
1.b
Potensi retribusi
RETRIBUSI SANITASI TAHUN (RP)
2009
2010
2011
2012
2013
PERTUM BUHAN (%)
Tidak Ada Data
Keterangan Tidak ada Data
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 74 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
3.3.7 Permasalahan Mendesak dan Isu Strategis Adapun permasalahan mendesak dan isu strategis permasalahan pengelolaan persampahan adalah sebagai berikut: a. Kondisi geografis wilayah Kabupaten Bengkayang yang dipisahkan oleh perairan sehingga masih minimnya tersedianya sarana dan prasarana pengelolaan sampah yang memadai yang dapat mencakup pelayanan semua ibu kota kecamatan. b. Dana APBD untuk kebersihan/persampahan kecil. c. Kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya masih kurang. d. Disiplin masyarakat masih kurang dalam hal jadwal buang sampah di TPS. e. Kebiasaan masyarakat yang lebih suka membakar sampah serta membuang ke sungai ketimbang dibuang di TPS untuk diangkut truk sampah dapat mencemari udara. f. Tingginya pertumbuhan penduduk yang dapat menyebabkan tingginya pula timbulan sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga.
3.4 Pengelolaan Drainase Lingkungan Air bersih merupakan kebutuhan dasar (basic need) bagi penduduk, baik untuk memasak/minum, mencuci/mandi dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Bagi kebanyakan penduduk secara tradisional penggunaan air bersih bersumber dari air sungai dan air hujan. Sebagian besar kebutuhan air bersih di Kabupaten Bengkayang belum dilayani oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), sehingga kebutuhan air bersih masyarakat masih dilakukan dengan menampung air hujan, air tanah dan air permukaan. Kecamatan yang terlayani oleh PDAM Kabupaten Bengkayang adalah kecamatan Bengkayang. Pada tahun 2012, jumlah pelanggan PDAM mencapai 3.884 sambungan, yang terdiri dari Sosial Umum 3 sambungan, Sosial khusus 83 sambungan, Rumah Tangga 3.138 sambungan, Instansi Pemerintah 255 sambungan, Niaga kecil 260 sambungan, Niaga Besar 140 sambungan, Industri Kecil 1 sambungan, Industri Besar 1 sambungan dan Industri khusus 3 sambungan Kecilnya jangkauan pelayanan air bersih terhadap masyarakat yang di kelola PDAM terbatasnya dana yang tersedia, sehingga pengembangan perlu dilakukan secara bertahap untuk dapat menjangkau daerah lain yang belum terlayani. Secara keseluruhan wilayah Kabupaten Bengkayang terdiri dari dua karakteristik kondisi alam yang membedakan yaitu wilayah pesisir atau pantai dan wilayah daratan yang berbukit-bukit.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 75 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Peta 3.7 Peta cakupan layanan air bersih (atau peta jaringan PDAM)
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 76 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Gambar 3.11 : Grafik Akses terhadap Air Bersih/Sumber Air Minum dan Memasak
Tabel 3.44: Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Kabupaten Bengkayang NO
URAIAN
SATUAN
SISTEM PERPIPAAN
1
Pengelola
2
Tingkat Pelayanan
%
11,30
3
Kapasitas Produksi
Lt/detik
71,21
4
Kapasitas Terpasang
Lt/detik
1311
5
Jumlah Sambungan Rumah (Total)
Unit
3138
6
Jumlah Kran Air
Unit
7
Kehilangan Air (UFW)
%
6,30
8
Retribusi/Tarif (rumah tangga)
M3
1.332,26
9
Jumlah pelanggan per kecamatan
KETERANGAN
PDAM/ BPAM
- Kecamatan Lumar
Pelanggan
- Kecamatan Bengkayang
Pelanggan
- Kecamatan Sungai Betung
Pelanggan
- Kecamatan Ledo
Pelanggan
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
3884
Halaman 77 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
2013
Halaman 78 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Tabel 3.45: Pengelolaan limbah industri rumah tangga Kabupaten Bengkayang JENIS INDUSTRI RUMAH TANGGA
LOKASI
JUMLAH INDUSTRI RT
JENIS PENGOLAHAN
KAPASITAS (M3/HARI)
Keterangan: Tidak ada data
Tabel 3.46: Pengelolaan limbah medis di fasilitas-fasilitas kesehatan NAMA FASILITAS KESEHATAN
LOKASI
JENIS PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS
KAPASITAS (M3/HARI)
IPAL, INCENERATOR
100
IPAL
150
INCENERATOR
0
-
0 0
-
0 0
INCENERATOR
0 0
INCENERATOR
0
INCENERATOR
0
-
0
-
0
IPAL
125
INCENERATOR IPAL, INCENERATOR
0 0 1500
PUSKESMAS JAGOI KEC.JAGOI BABANG BABANG PUSKESMAS SELUAS KEC.SELUAS PUSKESMAS SIDING KEC.SIDING PUSKESMAS SANGGAU KEC.SANGGAU LEDO LEDO PUSKESMAS TUJUH BELAS KEC.TUJUH BELAS PUSKESMAS LEDO KEC.LEDO PUSKESMAS SUTI KEC.SUTI SEMARANG SEMARANG PUSKESMAS LUMAR KEC.LUMAR PUSKESMAS BENGKAYANG KEC.BENGKAYANG PUSKESMAS TERIAK KEC.TERIAK PUSKESMAS SUNGAI KEC.SUNGAI BETUNG BETUNG PUSKESMAS SAMALANTAN KEC.SAMALANTAN PUSKESMAS LEMBAH KEC.LEMBAH BAWANG BAWANG PUSKESMAS MONTERADO KEC.MONTERADO PUSKESMAS SUNGAI RAYA KEC.SUNGAI RAYA PUSKESMAS SUNGAI DURI KEC.SUNGAI RAYA PUSKESMAS CAPKALA KEC.CAPKALA RSUD BENGKAYANG KEC. BENGKAYANG RSU SERUKAM KEC. SAMALANTAN Sumber data: Dinas Kesehatan kabupaten Bengkayang
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 79 Bab III
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013 BAB 4
PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Sebagaimana tertuang dalam Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2005, bahawa strategi adalah langkah–langkah yang berisikan program–program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Selanjutnya program dimaksud adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan dilaksanakan oleh instansi pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran dan kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah. Strategi atau cara untuk mencapai sasaran merupakan faktor terpenting dalam proses perencanaan, karena strategi telah menetapkan cara untuk merealisasikan sasaran yang telah ditetapkan. Cara tersebut merupakan suatu rencana yang menyeluruh dan terpadu mengenai upaya–upaya dalam rangka mencapai sasaran untuk mewujudkan visi dan misi yang meliputi penetapan kebijakan, program operasional dan indikasi kegiatan atau aktivitas dengan memperhatikan ketersediaan sumberdaya dan keadaan lingkungan yang dihadapi. Kebijakan adalah merupakan kumpulan keputusan yang menentukan secara teliti tentang bagaimana strategi akan dilaksanakan, atau dengan kata lain kebijakan merupakan pedoman pelaksanaan tindakan atau kegiatan tertentu. Kebijakan juga merupakan keputusan yang mengatur suatu mekanisme tindakan lanjutan untuk pelaksanaan pencapaian tujuan. Berdasarkan makna kebijakan tersebut maka arahan kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Bengkayang dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan khususnya sanitasi disampaikan sebagai berikut:
4.1
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Terkait Sanitasi Pencemaran tinja/kotoran manusia (feces) adalah sumber utama dari virus, bakteri dan patogen lain
penyebab diare. Jalur pencemaran yang diketahui sehingga cemaran dapat sampai ke mulut manusia termasuk balita adalah melalui 4F (Wagner & Lanoix, 1958) yakni fluids (air), fields (tanah), flies (lalat),dan fingers (jari/tangan). Jalur ini memperlihatkan bahwa salah satu upaya prevensi cemaran yang sangat efektif dan efisien adalah perilaku manusia yang memblok jalur fingers. Ini bisa dilakukan dengan mempraktekkan cuci tangan pakai sabun di waktu-waktu yang tepat. Dalam meta-studinya, Curtis & Cairncross (2003) menemukan bahwa praktek cuci tangan dengan sabun dapat menurunkan risiko insiden diare sebanyak 4247%. Bila dikonversikan, langkah sederhana ini dapat menyelamatkan sekitar 1 juta anak-anak di dunia. Untuk konteks balita, waktu-waktu untuk cuci tangan pakai sabun yang perlu dilakukan Si Ibu/ Pengasuhnya untuk mengurangi risiko terkena penyakit-penyakit yang berhubungan dengan diare terdiri POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 1 Bab IV
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
dari 5 (lima) waktu penting yakni, 1) setelah buang air besar (BAB), 2) setelah menceboki pantat anak, 3) sebelum menyiapkan masakan, 4) sebelum makan, dan terakhir adalah 5) setelah memegang hewan. Sebagian waktu penting itu sebetulnya ditujukan bagi ibu-ibu rumah tangga secara umum semisal: waktu sesudah buang air besar, sebelum menyiapkan makanan, dan sebelum menyantap makanan. Sementara, waktu yang lebih khusus ditujukan bagi ibu atau pengasuh anak balita adalah sesudah menceboki pantat anak, dan sebelum menyuapi makan anak. Program dan kegiatan perilaku hidup bersih dan sehat yang direncanakan pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut : Tabel 4.1: Rencana program dan kegiatan Promosi Higiene dan Sanitasi tahun 2015-2016 Rencana Program dan Kegiatan Promosi Higiene dan Sanitasi Tahun 2015-2016 No
Nama progam/kegiatan
Satuan
Volume
Indikasi biaya (Rp)
Sumber pendanaan/ pembiayaan
SKPD penanggung jawab
Sumber dokumen perencanaan
Dinkes
DPA/RKA
APBD 2015,
1
Praktik CTPS di sekolah
kali
35
Rp. 10.500.000,-
BOK 2015, APBD 2016, BOK 2016
2 3
Kampanye Stop BABS CLTS
1
Rp. 10.000.000,-
APBD 2015
Dinkes
RKA
25
Rp. 35.000.000,-
APBD 2015, BOK 2015, APBD 2016, BOK 2016
Dinkes
DPA/RKA
Rp. 25.000.000,-
APBD 2015
Dinkes
RKA
Kali Kali
Praktik Pengolahan Kali 2 Sampah Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkayang 4
Sedangkan program dan kegiatan pengelolaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang sedang dilaksanakan pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2: Kegiatan Promosi Higiene dan Sanitasi yang sedang berjalan Kegiatan Promos Higiene dan Sanitasi Tahun 2013 NAMA PROGRAM/KEGIATAN
SATUAN
VOLUME
1
Pembinaan PHBS
kali
17
2
Pengadaan media promosi - Slogan - Leaflet - Spanduk
Buah Lembar lembar
20 1000 10
CLTS
Kali
8
NO
3
SUMBER DANA
LOKASI KEGIATAN
Pelaksana kegiatan
2.400.000
BOK 2013, APBD 2013
Seksi Promkes
8.500.000
APBD 2013
17 kecamatan Yg ada di Bengkayang 17 kecamatan Yg ada di Bengkayang
15.000.000
BOK 2013, APBD 2013
8 kecamatan
Seksi PL
BIAYA (RP)
Seksi Promkes
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkayang
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 2 Bab IV
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 4.2
2013
Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Program dan kegiatan pengelolaan air limbah domestik yang direncanaan untuk tahun 2013 yaitu
Pembangunan MCK++. Tabel 4.3: Rencana program dan kegiatan pengelolaan air limbah domestik tahun 2013-2014 Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2013-1014 No
1
Satuan
Volume
Indikasi biaya (Rp)
Sumber pendanaan/ pembiayaan
SKPD penanggung jawab
5
unit
1.200.000.000
DAK + Pendamping
DPU BC
Nama progam/kegiatan
Pembangunan MCK ++
Sumber dokumen perencanaan
APBD Kabupaten
Sumber : Dinas PU Bidang Cipta Karya Kabupaten Bengkayang
Sedangkan program dan kegiatan pengelolaan air limbah domestik yang sedang dilaksanakan pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut : Tabel 4.4: Kegiatan pengelolaan air limbah domestik yang sedang berjalan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2013 No 1 2 3
Nama program/kegiatan Pembangunan MCK ++ Desa Bani Amas Pembangunan MCK ++ Kelurahan Bumi emas Pembangunan MCK ++ Kelurahan Sebalo
4
Pembinaan PHBS
5
Pengadaan media promosi - Slogan - Leaflet - Spanduk
Satuan
Volume
Biaya (Rp)
1
unit
286.841.500
2
unit
286.841.500 286.841.500
1
unit
286.841.500
kali
Buah Lembar lembar
2
1000 3000 30
15.000.000
15.000.000
Sumber dana
Lokasi kegiatan
DAK & Pendamping DAK & Pendamping DAK & Pendamping
Kab. Bengkayang Kab. Bengkayang Kab. Bengkayang
APBD 2013
Desa Babane, Desa Pasti Jaya
APBD 2013
Seluruh kelurahan terkait (Situasional) /momentum kegiatan
Pelaksana kegiatan Pokmas Pokmas Pokmas Seksi Promkes dan Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Seksi Promkes Dinkes
Sumber : Dinas PU Bidang Cipta Karya dan Dinkes Kabupaten Bengkayang
4.3.
Peningkatan Pengelolaan Persampahan Peningkatan pengelolaan persampahan diperlukan guna mengatasi timbulan sampah yang semakin
banyak. Peningkatan pelayanan ini mencakup pembangunan fisik sarana dan prasarana dalam mengelola sampah dan pemberdayaan masyarakat. Program dan kegiatan pengelolaan persampahan yang direncanakan pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut : POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 3 Bab IV
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Tabel 4.5: Rencana program dan kegiatan pengelolaan persampahan saat ini Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan PersampahanTahun 2013/2014 No
Nama progam/kegiatan
Satuan
Volume
Indikasi biaya (Rp)
Sumber pendanaan/ pembiayaan
SKPD penanggung jawab
paket
-
2,016,000,000
APBD 2013
Dinas PU-BC
1
Operation & Maintenance Persampahan
2
Pengelolaan TPA (tanah urug)
m³
6363
350,000,000
APBD 2013
Dinas PU-BC
3
Pembenahan dan Perawatan Transfer Depo
unit
8
52,000,000
APBD 2013
Dinas PU-BC
4
Sosialisasi Kebersihan
paket
-
40,000,000
APBD 2013
Dinas PU-BC
5
Pengadaan Gerobak
unit
12
50,000,000
APBD 2013
Dinas PU-BC
APBD 2013
Dinas PU-BC
Pradesign Teknis Pengelolaan paket 1 300,000,000 Persampahan Sumber : Dinas PU Bidang Cipta Karya Kabupaten Bengkayang 6
Sumber dokumen perencanaan RENSTRA DPUCK Tahun 20092013 RENSTRA DPUCK Tahun 20092013 RENSTRA DPUCK Tahun 20092013 RENSTRA DPUCK Tahun 20092013 RENSTRA DPUCK Tahun 20092013 RENSTRA DPUCK Tahun 20092013
Sedangkan program dan kegiatan pengelolaan persampahan yang sedang dilaksanakan pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut : Tabel 4.6: Kegiatan pengelolaan persampahan yang sedang berjalan Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2013 NO 1 2 3 4
NAMA PROGRAM/KEGIATAN Operation & Maintenance Persampahan Pengelolaan TPA (tanah urug)
SATUAN
VOLUME
BIAYA (RP)
SUMBER DANA
paket
-
1,530,000,000
APBD 2012
m³
1,785
100,000,000
APBD 2012
16
200,000,000
BK 2012
500,000,000
BK 2012
Pemeliharaan Drainase /
ruas
Saluran
jalan
Normalisasi Drainase / Saluran
LOKASI KEGIATAN Bengkayang Bengkayang Bengkayang Bengkayang
INSTITUSI PELAKSANA Dinas PU-KC Dinas PU-KC Dinas PU-KC Dinas PU-KC
Sumber : Dinas PU Bidang Cipta Karya Kabupaten Bengkayang
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 4 Bab IV
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 4.4
2013
Peningkatan Pengelolaan Drainase Perkotaan Penanganan drainase perlu memperhatikan fungsi drainase perkotaan sebagai prasarana kota yang
dilandaskan pada konsep drainase yang berwawasan lingkungan. Berlainan dengan paradigma lama yang prinsipnya mengalirkan limpasan air hujan ke badan air penerima secepatnya, tetapi prinsipnya agar air hujan yang jatuh ditahan dulu agar lebih banyak yang meresap ke dalam tanah melalui bangunan resapan buatan/alamiah seperti kolam tandon, waduk lapangan, sumur-sumur resapan, penataan lansekap dan lainlain. Hal tersebut bertujuan memotong puncak banjir yang terjadi sehingga dimensi saluran lebih ekonomis, dapat juga membantu menambah sumber-sumber air baku. Penanganan drainase juga harus memakai pendekatan sistem, tidak secara parsial, parameter-parameter teknis ditentukan faktor alam setempat. Berdasarkan isu permasalahan strategis di bidang drainase, maka dirumuskan suatu sasaran kebijakan nasional sebagai arahan mendasar dari kondisi yang akan dicapai dan diwujudkan dalam pengembangan bidang drainase di masa yang akan datang. Sasaran kebijakan pengembangan drainase adalah sebagai berikut ini: 1.
Terlaksananya pengembangan sistem drainse yang terdesentralisasi, efisien, efektif dan terpadu.
2.
Terciptanya pola pembangunan drainase yang berkelanjutan melalui kewajiban konservasi air dan pembangunan yang berwawasan lingkungan.
3.
Terwujudnya upaya pengentasan kemiskinan perkotaan yang efektif dan ekonomis melalui minimalisasi resiko biaya sosial dan ekonomi serta biaya kesehatan akibat genangan dan bencana banjir.
4.
Terciptanya peningkatan koordinasi antara Kabupaten/Kota dalam penanganan sistem drainase. Berdasarkan permasalahan drainase di Kabupaten Bengkayang serta sasaran kebijakan yang ingin
dicapai maka diperlukan beberapa usulan proyek untuk mengatasi permasalahan drainase secara keseluruhan di Kabupaten Bengkayang. Proyek untuk mengatasi masalah drainase tersebut berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bengkayang. Dalam rangka persiapan pelaksanaan pembangunan prasarana pembangunan Kabupaten Bengkayang secara terpadu, untuk pekerjaan fisik salah satu pendekatan program yang dilaksanakan yaitu pembenahan system drainase. Sebagaimana diketahui bersama bahwa permasalahan banjir yang ada di kawasan kota Kabupaten Bengkayang, khususnya pada system drainase pada saluran wilayah Kecamatan Bengkayang di karenakan kondisi system drainase yang belum optimal, terjadinya perubahan land use (dari kawasan pertanian menjadi kawasan industri, perdagangan dan permukiman), serta kondisi topografi yang relative rendah dan datar. Masalah banjir timbul ketika lahan dataran banjir telah berkembang menjadi kawasan budidaya seperti untuk pemukiman, perkotaan, perdagangan, industri, pertanian dan sebagainya.Banjir bisa terjadi POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 5 Bab IV
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
kapan saja dengan kuantitas yang merupakan fungsi dari intensitas hujan dan karakteristik Daerah Pengaliran Sungai. Mengatasi masalah banjir, tidak cukup hanya dengan upaya yang bersifat struktur tapi juga perlu ditunjang dengan upaya yang bersifat non-struktur, sehingga membentuk upaya terpadu dan menyeluruh. Program dan kegiatan pengelolaan saluran drainase yang direncanakan pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut : Tabel 4.7: Rencana program dan kegiatan pengelolaan drainase lingkungan Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Drainase Lingkungan Tahun 2013-2014
No
Nama progam/kegiatan
1
Drainase kelilig kantor Camat Seluas
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Pembangunan Gorong-gorong Ds. Sentangau jaya Pembangunan Gorong-gorong Rt. 03-06 Ds. Pawangi Pembuatan parit baru Rt. 05 Ds. Pawangi Pembangunan Gorong-gorong Rt. 02,03,04. Ds. Sebandut Pembangunan Gorong - gorong Rt. 02 Dsn. Kinai Gorong-Gorong Desa Seren Selimbau Drainase Dsn Magmagan dan Dsn Doyot Gorong-Gorong Jln Nusa Indah Bangun Sari Gorong-gorong Jaku Bawah Drainase Jalan Sekip Lama, RT.04/RW.02 Drainase Jalan Basuki Rahmat, RT.19/RW.10 Drainase Jln Swadaya-Gereja Protestan Drainase Jalan Bukit Tinggi, SMKN RT.05
Satuan
m
Volume
200
Unit
10
Unit
16
Km
1,5
Unit
5
Unit
2
Unit m Unit Unit
5 1000
Indikasi biaya (Rp)
100.000.000 150.000.000 120.000.000 262.500.000 75.000.000 30.000.000 50.000.000 350.000.000
4
40.000.000
2
20.000.000
m
300
105.000.000
m
700
245.000.000
m
400
140.000.000
m
700
245.000.000
Drainase S.P Pacung RT.06
m
700
245.000.000
Drainase Jalan Sekayok RT.07
m
200
70.000.000
Drainase Jalan Tampe Bawah RT.09 Drainase Jln Nusa Indah, Bangun Sari RT.02
m
500
175.000.000
m
400
140.000.000
Drainase Sentagi Dalam Drainase Jln Bengkayang-Jirak, Lara Gunung Drainase Jln Bengkayang-Jirak, SP Sei durian-SMPN3
m
500
175.000.000
m
500
175.000.000
m
300
105.000.000
Drainase Pasar Nimah, Sebalo Drainase Jln Bengkayang-Jirak, SP Sengkabang
m
100
35.000.000
m
200
75.000.000
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Sumber pendanaan/ pembiayaan
SKPD penanggung jawab
Sumber dokumen perencanaan
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
Halaman 6 Bab IV
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 24 25 26 27 28
Pembangunan Drainase Rt. 02 Ds. Mandor Pembangunan Drainase Rt. 02-03 Ds. Sebandut Pembangunan Gorong-gorong Dsn. Lubuk Batu, Ds. Aris Pembangunan Gorong-gorong Rt. 02 Ds. Sebandut Pelebaran ( Buat Baru ) Parit Desa Sebandut
29
Drainase Puaje-Monterado ( 350 M )
26
Drainase Pasar Jahandung
27
Pemasangan Gorong-gorong Dsn. Melayu baru
28 29 26 27 28 29 26 27 29 26
Pemasangan Gorong-gorong dsn. Giri Raharja Perbaikan Gorong-gorong Rt. 02 Papak Ds. Suka Maju Perbaikan Gorong-gorong Rt. 03 Melikar Ds. Suka maju Pembuatan Saluran Air ( Parit ) Rt. 01 Ds. Suka Maju perbaikan gorong-Gorong Ds. Karya Bhakti Perbaikan Saluran Air Rt. 01 Semalat Ds. Cipta karya Pembuatan Saluran Drainase Dsn. Pangkalan pasar, Ds. Pangkalan II Pembuatan Saluran Drainase Dsn. Dharma Bhakti, Kec. Teriak Perbaikan Gorong-gorong Dsn. Sejadis, Kec. Ledo Rehab Gorong-gorong, Dsn. Lalang, Ds. Lesabela, kec. Ledo
Km
4
Km
2
Unit
2
Unit
3
Km
1,5
Km
7
m
1.000
Unit
10
Unit
10
Unit
1
Unit
1
m Unit m
1500 5 150
Unit
1
Unit
1
Titik
10
Unit
3
27
Drainase/Turap Papan Belian Desa Monterado
m
28
Gorong - gorong Merendeng - Hli Bui-siding-Tangguh
Unit
10
29
Gorong - gorong Tamong - Tawang Sungkung
Unit
19
26
gorong-gorong, Ds. Capkala
Unit
10
Unit
11
Unit
2
Unit
25
Km
1
Km
1
Paket
1
Paket
1
Paket
1
Paket
1
Paket
1
27 28 29 26 27 28 29 26 27 28
Perbaikan Gorong-Gorong Jalan Tumiang Desa Tumiang Pembuatan Gorong-Gorong Desa Marunsu Gorong-gorong Dsn. Kinai dan sarangan Pembuatan Drainase Jembatan Samsat Pembuatan Drainase Jl. Masuk Rumah Bupati Gorong - gorong Jalur Sibale Sangkinahu Drainase Lingkungan Desa Sake, Sabah, Pate, Padang Pembuatan Gorong-Gorong Sungai Sangko, Dsn. Sasak, Ds. Tumiang Pembuatan Drainase Dsn. Aping Ds. Pasti Jaya Pembuatan Drainase Dsn. Ketiat Ds. Cipta Karya
250
700.000.000 350.000.000 30.000.000 45.000.000 262.500.000 1.225.000.000 175.000.000 150.000.000 150.000.000 15.000.000 15.000.000 262.500.000 75.000.000 52.500.000 15.000.000 15.000.000 150.000.000 45.000.000 87.500.000
150.000.000 285.000.000 150.000.000 165.000.000 30.000.000 375.000.000 100.000.000 90.000.000 150.000.000 285.000.000 150.000.000 165.000.000 120.000.000
2013
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Dinas PU
Sumber : Dinas PU Bidang Cipta Karya Kabupaten Bengkayang
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 7 Bab IV
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Berkaitan dengan permasalahan di bidang drainase, maka dirumuskan suatu sasaran kebijakan nasional sebagai arahan mendasar dari kondisi yang akan dicapai dan diwujudkan dalam pengembangan bidang drainase di masa yang akan datang. Program pengelolaan saluran drainase lingkungan yang sudah dan sedang dilaksanakan tahun 2012 di Kabupaten Bengkayang antara lain dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8: Kegiatan pengelolaan drainase lingkungan yang sedang berjalan Kegiatan Pengelolaan Drainase Lingkungan Tahun 2013 No
Nama program/kegiatan
Satuan
Volume
Biaya (Rp)
Sumber dana
Lokasi kegiatan
Pelaksana kegiatan
1
Pembangunan Drainase Ruas Jalan Bangun Sari
m
400
100.000.000,00
DAU
Kec. Bengkayang
DPU-CK
2
Pembangunan Drainase Ruas Jalan Sebopet - Tampe
m
320
100.000.000,00
DAU
Kec. Bengkayang
DPU-CK
DAU
Kec. Bengkayang
DPU-CK
Pemeliharaan Rutin saluran drainase perkotaan dan m 1000 69.890.460,00 perdeaan Sumber : Dinas PU Bidang Cipta Karya Kabupaten Bengkayang 3
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 8 Bab IV
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 4.5
2013
Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi Program dan kegiatan untuk peningkatan Komponen terkait Sanitasi yang ada di Kabupaten
Bengkayang yang direncanakan pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut : Tabel 4.9: Rencana program dan kegiatan saat ini 2015-2016 Rencana Program dan Kegiatan Komponen Terkait Sanitasi Tahun 2015-2016 No 1 2
3 4 5
Nama progam/kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Fasilitasi Masyarakat Penyediaan Sarana Air Bersih
Pembangunan Sarana Perubahan Perilaku dan SAB Pengadaan Incenerator Pembuatan IPAL Puskesmas
Satuan
Volume
Indikasi biaya (Rp)
Sumber pendanaan/ pembiayaan
SKPD penanggung jawab
Sumber dokumen perencanaan
Paket
1
50.000.000
APBD/APBN
Dinkes
Dinkes
Paket
1
50.000.000
APBD
Dinkes
Dinkes
Paket
1
250.000.000
APBD/APBN
Dinkes
Dinkes
Paket
3
750.000.000
APBD/APBN
Dinkes
Dinkes
Paket
2
300.000.000
APBD/APBN
Dinkes
Dinkes
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkayang
Sedangkan untuk peningkatan Komponen terkait Sanitasi yang sedang dilaksanakan pada tahun 2012 yang ada di Kabupaten Bengkayang dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut : Tabel 4.10: Kegiatan yang sedang berjalan Kegiatan Terkait Sanitasi Tahun 2013 NO
NAMA PROGRAM/KEGIATAN
1
INDIKASI BIAYA (RP)
SATUAN
VOLUME
Pengawasan Jentik Berkala
Paket
1
30.000.000,-
2
Pertemuan STBM
Paket
1
30.000.000,-
3
Fasilitasi Kegaiatan Stimulan Sarana Air Bersih
PAket
1
45.000.000,-
4
CLTS
Paket
1
15.000.000,-
5
Pelatihan Pengolahan Sampah Keluarga
PAket
1
17.000.000,-
SUMBER DANA
LOKASI KEGIATAN
APBD
13 KECAMATAN
Agustus 2013
Bengkayang
September 2013
Jagoi babang
Nopember 2013
17 Dusun
JanuariDesember 2013
Samalantan
Desember 2013
APBD
PELAKSANA KEGIATAN
TP BOK APBD
Sumber Dinkes Kab. Bengkayang
POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 9 Bab IV
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
BAB 5 AREA BERESIKO SANITASI 5.1
Area Beresiko Sanitasi Penetapan area beresiko sanitasi ini sangat penting bagi Pokja Kabupaten untuk menetapkan prioritas wilayah pengembangan sanitasi, dan prioritas wilayah pengembangan sanitasi dan prioritas pengembangan per subsektornya. Prioritas ini akan menentukan arah pengembangan sanitasi kabupaten di masa mendatang. Milestone ini diawali dengan proses penetapan area beresiko. Ini merupakan proses klasifikasi dan pemetaan wilayah kabupaten berdasarkan tingkat/derajat resiko sanitasi yang dimiliki kawasan tersebut. Resiko dimaksud mencakup resiko: penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan/atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat. Kualitas hasil penetapan area beresiko ditentukan oleh kelengkapan data yang digunakan oleh Pokja. Ada dua sumber data yang bisa digunakan yakni: (1) data sekunder dan (2) data primer yang dihimpun dari Kader Puskesmas di setiap kecamatan dan penilaian SKPD tentang kualitas, kuantitas, kontinuitas sarana dan prasarana sanitasi, serta perilaku PHBS. Hasil penentuan area beresiko sanitasi akan disajikan dalam bentuk peta dan tabel untuk disepakati sebagai penetapan area beresiko. Output yang diharapkan dari kegiatan penetapan Area Beresiko Sanitasi adalah: 1.
Ditetapkannya peta area beresiko sanitasi Kabupaten Bengkayang;
2.
Dihasilkannya posisi pengelolaan sanitasi saat ini di Kabupaten Bengkayang.
Penetapan skor area beresiko sanitasi berdasarkan penilaian tentang kualitas, kuantitas, kontinuitas sarana dan prasarana sanitasi, serta perilaku PHBS. Yang ada di satu desa atau kelurahan. Desa atau kelurahan yang memiliki skor 4 berarti memilki resiko sanitasi yang sangat tinggi,selanjutnya yang memiliki skor 3 memiliki resiko sanitasi yang lebih rendah dan seterusnya, sampai skor 1 yang berarti kurang beresiko.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 1 Bab V
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
5.1.1 Penentuan Area Beresiko Tinggi Penentuan area beresiko dilakukan melalui penilaian dengan metode pemberian skor berdasarkan data sekunder yang telah tersedia. Indikator-indikator yang digunakan untuk menentukan prioritas skoring merupakan juga hasil kesepakatan yang diambil antar SKPD terkait, data sekunder dan Data Puskesmas. a)
Area Beresiko Menurut Data Sekunder Hasil an alisis data sekunder menunjukkan area beresiko pada tingkat Desa sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini : Di Kabupaten Bengkayang terdiri dari 17 Kecamatan yang ada, berdasarkan hasil kesepakatan, menetapkan seluruh Kecamatan dan seluruh Desa sebagai wilayah skoring berdasarkan data sekunder, terdapat 5 Desa yang menduduki wilayah resiko 4 atau resiko tinggi dan 4 Desa berada di resiko 3 atau resiko sedang.
b) Area Beresiko Menurut Persepsi SKPD Terdapat 4 SKPD terkait yang bertanggung jawab atas pengelolaan subsektor-subsektor sanitasi yaitu: Bappeda, Kantor Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, dan Dinas Pekerjaan Umum dan masing-masing SKPD melakukan skoring/penilaian terhadap tiaptiap desa berdasarkan kondisi sanitasi masing-masing desa. c)
Area Beresiko Menurut EHRA/Data Puskesmas Hasil Data Puskesmas yang telah dilakukan di wilayah kajian digunakan sebagai salah satu dasar dalam penentuan area beresiko di Kabupaten Bengkayang. Peta area beresiko Kabupaten Bengkayang dapat diklasifikasikan berdasarkan nilai skoring grade 1-4 dengan rincian sebagai-berikut : Skor 4
: Resiko Sangat Tinggi berwarna merah.
Skor 3
: Resiko Tinggi berwarna kuning.
Skor 2
: Resiko Sedang berwarna hijau.
Skor 1
: Resiko Rendah berwarna biru.
Hasil akhir penilaian terhadap area beresiko untuk Kabupaten Bengkayang telah ditetapkan oleh Kelompok Kerja (Pokja) PPSP Kabupaten Bengkayang berdasarkan skor penilaian terhadap data sekunder dan persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait sektor-sektor sanitasi serta melakukan serangkaian observasi dan kunjungan
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 2 Bab V
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
lapangan pada Desa dan Desa yang menjadi sampel survey Data Puskesmas. Area Beresiko Samnitasi dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 5.1 Area Beresiko Sanitasi Air Limbah Domestik No . 01 1 2
Desa/Kel/Kecamatan
Sungai Pangkalan I sungai jaga B Sungai Pangkalan II
4
Sungai Jaga A
02 1
KEC. CAPKALA Sebandut
2
Setandunk
3
Aris
4
Mandor
5
Pawangi
1
KEC. SUNGAI RAYA KEPULAUAN Pulau Lemukutan
2
Karimunting
04 1
Perkotaan/ Pedesaan
Kebutuhan Penanganan/ Penyebab Utama Resiko
KEC. SUNGAI RAYA
3
03
Tingkat Resiko
KEC. SAMALANTAN saba'u
2
Samalantan
3
Tumiang
4
pasti jaya
5
Marunsu
05 1 2
KEC. MENTERADO nek ginap Sendoreng
3
Serindu
4
Gerantung
Resiko Tinggi Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Perdesaan Perdesaan
Limbah Domestik Limbah Domestik
Perdesaan
Limbah Domestik
Perdesaan
Limbah Domestik
Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Perdesaan
Limbah Domestik Limbah Domestik
Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Perdesaan
Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Perdesaan
Resiko Tinggi Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Perdesaan Perdesaan
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan
Perdesaan
Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan
Perdesaan Perdesaan
Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik
Limbah Domestik Limbah Domestik
Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik
Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik
Halaman 3 Bab V
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 5
beringin baru
1 2 3 4
KEC. LEMBAH BAWANG Tempapan lembah bawang saka taru Janyat
5
Kinande
07 1
KEC. BENGKAYANG Tirta Kencana
2
bhakti mulya
3
bani amas
4
setia budi
5
Sebalo
08
KEC. TERIAK
1 2 3 4 5 6 8 9 10
sebetung menyala malo jelayan temia sio Benteng bangun sari Lulang sumber karya Telidik Tanjung
11
dharma bhakti
12
Sekaruh
13
Puteng
14
ampar banteng
15
Sebente
16
Teriak
17
setia jaya
06
Resiko Sangat Tinggi
Perdesaan
Resiko Tinggi Resiko Tinggi Resiko Tinggi Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan
Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Perkotaan
Resiko Tinggi Resiko Tinggi Resiko Tinggi Resiko Tinggi Resiko Tinggi Resiko Tinggi Resiko Tinggi Resiko Tinggi Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Perdesaan
Perkotaan Perkotaan Perkotaan Perkotaan
Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan
2013
Limbah Domestik
Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik
Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik
Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik
Halaman 4 Bab V
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 09
KEC. SUNGAI BETUNG
1
Karya Bhakti
2
Suka BAngun
10 1 2 3 4 5 6 7
KEC. LEDO Seles Sidai lomba karya Dayung suka jaya suka damai Lesabella
8
Jesape
9
Semangat
11 1 2 3 4 5
KEC. SUTI SEMARANG Tapen Kelayu Kiung Muhi Bersatu
6
Nangka
7
suka maju
12 1
KEC. LUMAR Tiga Berkat
2
magmagan karya
3
Belimbing
4
Lamolda
1 2
KEC. SANGGAU LEDO Bange Sango
3
Lembang
4
Danti
13
Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Perdesaan Perdesaan
2013
Limbah Domestik Limbah Domestik
Resiko Tinggi Resiko Tinggi Resiko Tinggi Resiko Tinggi Resiko Tinggi Resiko Tinggi Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan
Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik
Perdesaan
Limbah Domestik
Resiko Tinggi Resiko Tinggi
Perdesaan Perdesaan
Limbah Domestik Limbah Domestik
Resiko Tinggi Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Perdesaan Perdesaan Perdesaan
Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik
Perdesaan
Limbah Domestik
Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Perdesaan Perdesaan
Limbah Domestik Limbah Domestik
Perdesaan
Limbah Domestik
Perdesaan
Limbah Domestik
Resiko Tinggi Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Perdesaan Perdesaan Perdesaan
Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik
Perdesaan
Limbah Domestik
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 5 Bab V
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
14
KEC. TUJUH BELAS
1
Kamuh
Resiko Tinggi
Limbah Domestik
2
Bengkilu
Resiko Tinggi
Limbah Domestik
3
Pisak
Resiko Sangat Tinggi
Limbah Domestik
15
KEC. SELUAS
1
sentangau jaya
2
Mayak
3
Kalon
1 2
KEC. JAGOI BABANG Sekida' Kumba
17 1 2 3
KEC. SIDING Tamong Tawang Tangguh
4
sungkung I
5
Sungkung II
6
Sungkung III
7
Siding
8
Hli Buei
16
Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Limbah Domestik
Resiko Tinggi Resiko Tinggi
Limbah Domestik Limbah Domestik
Resiko Tinggi Resiko Tinggi Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Limbah Domestik Limbah Domestik
Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik
Halaman 6 Bab V
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Tabel 5.2 Area Beresiko Sanitasi Persampahan No. 01
Desa/Kel/Kecamatan
Sungai Pangkalan I
2
Sungai Jaga B
02
KEC. CAPKALA
1
Sebandut
03
KEC. SUNGAI RAYA KEPULAUAN
1
Pulau Lemukutan
2 05
Perkotaan/ Pedesaan
Kebutuhan Penanganan/ Penyebab Utama Resiko
KEC. SUNGAI RAYA
1
04 1
Tingkat Resiko
KEC. SAMALANTAN bukit serayan saba'u
Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Perdesaan Perdesaan
Resiko Sangat Tinggi
Perdesaan
Resiko Sangat Tinggi
Perdesaan
Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Perdesaan Perdesaan
Persampahan Persampahan
Persampahan
Persampahan
Persampahan Persampahan
KEC. MENTERADO
1
nek ginap
2
Sendoreng
06
KEC. LEMBAH BAWANG
1
Tempapan
2
lembah bawang
3
saka taru
4
Janyat
07
KEC. BENGKAYANG
1
Tirta Kencana
08 1
KEC. TERIAK Tubajur
2
sebetung menyala
Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Resiko Sangat Tinggi
Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Perdesaan Perdesaan
Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan
Perkotaan
Perdesaan Perdesaan
Persampahan Persampahan
Persampahan Persampahan Persampahan Persampahan
Persampahan
Persampahan Persampahan
Halaman 7 Bab V
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 3
malo jelayan
4
temia sio
5
Benteng
6
bangun sari
7
Lulang
8
sumber karya
9
Telidik
10
Tanjung
8 1 2 3 4
KEC. LEDO seren selimbau Serangkat Rodaya tebuah marong
5
Seles
6
Sidai
7
lomba karya
8
Dayung
9
suka jaya
10
suka damai
11
Lesabella
12
Tiga Berkat
9
KEC. SUTI SEMARANG
1
muhi bersatu
2
Kiung
3
Tapen
4
Kelayu
Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan
Resiko Tinggi Resiko Tinggi Resiko Tinggi Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan
Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Perdesaan Perdesaan
2013
Persampahan Persampahan Persampahan Persampahan Persampahan Persampahan Persampahan Persampahan
Persampahan Persampahan Persampahan Persampahan Persampahan Persampahan
Perdesaan
Persampahan
Perdesaan
Persampahan
Perdesaan
Persampahan
Perdesaan
Persampahan
Perdesaan
Persampahan
Perdesaan
Persampahan
Perdesaan
Persampahan
Perdesaan
Persampahan
Perdesaan
Persampahan
Perdesaan
Persampahan
Halaman 8 Bab V
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 10
KEC. SANGGAU LEDO
1
Bange
2
Sango
11
KEC. TUJUH BELAS
1
Kamuh
2
Bengkilu
12
Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Perdesaan
Persampahan
Perdesaan
Persampahan
Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Persampahan
Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Persampahan
Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Persampahan
2013
Persampahan
KEC. JAGOI BABANG
1
Kumba
2
Sekida’
13
KEC. SIDING
1
Tamong
2
Tawang
3
Tangguh
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Persampahan
Persampahan Persampahan
Halaman 9 Bab V
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Tabel 5.2 Area Beresiko Sanitasi Drainase No.
Desa/Kel/Kecamatan
1
KEC. SAMALANTAN
1
Samalantan
9
Tumiang
10
pasti jaya
11
Marunsu
12
bukit serayan
05
KEC. MENTERADO
6
Serindu
7
Gerantung
06
KEC. LEMBAH BAWANG
6
Kinande
07
KEC. BENGKAYANG
7
bhakti mulya
8
bani amas
9
setia budi
10
Sebalo
08
KEC. TERIAK
27
Tubajur
28
dharma bhakti
29
Sekaruh
30
Puteng
31
ampar banteng
32
Sebente
Tingkat Resiko
Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Resiko Sangat Tinggi
Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Perkotaan/ Pedesaan
Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan
Perdesaan Perdesaan
Perdesaan
Perkotaan Perkotaan Perkotaan Perkotaan
Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan
Kebutuhan Penanganan/ Penyebab Utama Resiko Genangan Air Genangan Air Genangan Air Genangan Air Genangan Air
Genangan Air Genangan Air
Genangan Air Genangan Air Genangan Air Genangan Air Genangan Air Genangan Air Genangan Air
Genangan Air Genangan Air Genangan Air Genangan Air Genangan Air Genangan Air
Halaman 10 Bab V
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 33
Teriak
34
setia jaya
09
KEC. SUNGAI BETUNG
4
Karya Bhakti
5
Suka BAngun
10
KEC. LEDO
22
Jesape
23
Semangat
24
Serangkat
25
Rodaya
26
tebuah marong
27
Seren Selimbau
12
KEC. LUMAR
5
magmagan karya
6
Belimbing
7
Lamolda
13
KEC. SANGGAU LEDO
5
Lembang
6
Danti
14
KEC. TUJUH BELAS
4
Pisak
Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Perdesaan Perdesaan
Perdesaan Perdesaan
Genangan Air Genangan Air
Genangan Air Genangan Air
Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Perdesaan
Genangan Air Genangan Air Genangan Air
Perdesaan
Genangan Air
Perdesaan
Genangan Air
Perdesaan
Genangan Air
Perdesaan
Genangan Air
Perdesaan
Genangan Air
Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Perdesaan
Genangan Air
Perdesaan
Genangan Air
Perdesaan
Genangan Air
Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Perdesaan
Genangan Air
Perdesaan
Genangan Air
Resiko Sangat Tinggi
2013
Genangan Air Genangan Air
15
KEC. SELUAS
4
sentangau jaya
5
Mayak
Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Genangan Air Genangan Air
Halaman 11 Bab V
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 6
Kalon
Resiko Sangat Tinggi
2013
Genangan Air Genangan Air
17
KEC. SIDING
9
sungkung I
10
Sungkung II
11
Sungkung III
12
Siding
13
Hli Buei
Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Genangan Air Genangan Air Genangan Air Genangan Air Genangan Air
Halaman 12 Bab V
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Peta 5.1 Area Berisiko Sanitasi Air Limbah Domestik
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 13 Bab V
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Peta 5.2 Area Berisiko Sanitasi Persampahan
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 14 Bab V
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
2013
Peta 5.3 Area Berisiko Sanitasi Drainase
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
Halaman 15 Bab V
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang 2013
2013
Halaman 16 Bab V