BUPATI TEMANGGUNG SAMBUTAN Assalamu „alaikum Wr. Wb. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, saya menyambut gembira atas terbitnya buku Gambaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2013
yang
merupakan salah satu informasi perkembangan perekonomian Kabupaten Temanggung tahun 2013. Hal ini merupakan satu sumbangan bahan pemikiran yang cukup berarti dalam menentukan arah pembangunan yang akan datang. Dari angka-angka PDRB dapat digunakan untuk pengambilan kebijakan, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, sehingga pembangunan yang dilaksanakan tepat sasaran dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Temanggung. Saya berharap agar buku Gambaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat diterbitkan secara berkala. Untuk itu kepada semua Dinas/Instansi/Lembaga baik pemerintah maupun swasta di Kabupaten Temanggung diminta kesediaannya membantu penyusunan PDRB dengan cara memberikan/menyediakan data pendukung penghitungan sebagaimana mestinya. Semoga buku Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun 2013 ini bermanfaat bagi pemerintah daerah maupun masyarakat yang memerlukannya. Wassalamu „ alaikum Wr. Wb. Temanggung, Juni 2014 BUPATI TEMANGGUNG
Drs. H. M. BAMBANG SUKARNO
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr. Wb. Pelaksanaan Pembangunan Daerah secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai bagian integral dari Pembangunan Nasional merupakan komitmen dari Pemerintah Kabupaten Temanggung, dengan tujuan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang bermuara kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Temanggung secara menyeluruh. Untuk mengukur sejauh mana hasil-hasil pembangunan daerah tersebut secara luas dan nyata mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah maka disusun buku Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun 2013, yang diharapkan dapat menjadi salah satu parameter/alat ukur tingkat keberhasilan pembangunan daerah setiap tahunnya, sekaligus sebagai bahan untuk mengevaluasi pelaksanaan pembangunan dalam satu tahun dan untuk perencanaan pembangunan tahun mendatang. Dengan diterbitkannya buku Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun 2013 ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunannya. Semoga buku ini bermanfaat bagi peningkatan keberhasilan pembangunan daerah ke depan. Wassalamu „ alaikum Wr. Wb.
Temanggung,
Juni 2014
KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG
Ir. BAMBANG DEWANTORO NIP. 19581023 198503 1 005
DAFTAR ISI Hal. SAMBUTAN ................................................................................................................................. KATA PENGANTAR .................................................................................................................. DAFTAR ISI ................................................................................................................................. BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................................
i ii iii 1
1.1 Umum .................................................................................................................. 1.2 Pengelompokan Sektor Lapangan Usaha ............................................................. 1.3 Analisa dan Kegunaan Data PDRB ...................................................................... 1.4 Sistematika Laporan ............................................................................................ KONSEP DAN DEFINISI ..........................................................................................
1 1 6 10 11
2.1 Domestik dan Regional ........................................................................................ 2.2 Produk Domestik dan Produk Regional ................................................................ 2.3 Agregat PDRB Atas Dasar Harga Berlaku ........................................................... 2.4 Agregat PDRB Atas Dasar Harga Konstan ........................................................... BAB III. METODE PENGHITUNGAN PENDAPATAN REGIONAL ...............................
11 11 12 15 20
3.1 Metode Pendekatan Produksi ............................................................................... 3.2 Pendekatan Pendapatan ........................................................................................ 3.3 Pendekatan Pengeluaran ....................................................................................... 3.4 Metode Alokasi ................................................................................................... BAB IV. ULASAN SINGKAT PENDAPATAN REGIONAL
20 21 21 22
KABUPATEN TEMANGGUNG .............................................................................. 4.1 Pertumbuhan PDRB Tahun 2013 .......................................................................... 4.2 Distribusi PDRB / Struktur Ekonomi ................................................................... 4.3 PDRB Perkapita ................................................................................................... 4.4 Indeks Perkembangan .......................................................................................... 4.5 Indeks Berantai ..................................................................................................... 4.6 Inflasi .................................................................................................................... 4.7 Perkembangan PDRB Sektoral ............................................................................ PENUTUP ...................................................................................................................
25 25 29 33 35 36 37 39 60
BAB II.
BAB V.
LAMPIRAN : TABEL-TABEL PENDAPATAN REGIONAL KABUPATEN TEMANGGUNG Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5.
PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 (Juta Rupiah) ........................................
62
PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 (Juta Rupiah) ........................................
63
Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 (Persen) .................................................
64
Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 (Persen) .................................................
65
Indeks Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 ( Tahun 2000 = 100 ) ........................... Tabel 6.
66
Indeks Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 ( Tahun 2000 = 100 ) ..........................
67
Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 (Persen) .................................................
68
Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 (Persen) ................................................
69
Indeks Berantai PDRB Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009 - 2013 ( Tahun sebelumnya = 100 ) .........................................................
70
Indeks Berantai PDRB Kabupaten Temanggung Atas dasar harga Konstan Tahun 2009 - 2013 ( Tahun sebelumnya = 100 ) .........................................................
71
Tabel 11. Indeks Implisit PDRB Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 (Tahun 2000 = 100) ......................................................................................................
72
Tabel 12. Inflasi PDRB Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 ......................................
73
Tabel 13. Beberapa Agregat PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 .............................
74
Tabel 14. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 (Juta Rupiah) ........................................
75
Tabel 15. Distribusi Persentase PDRB Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 (Persen) ...............................................
76
Tabel 16. Indeks Perkembangan Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 ( Tahun 2000 = 100 ) ...........................
77
Tabel 17. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 (Persen) ............................................
78
Tabel 18. Indeks Berantai PDRB Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 ( Tahun Sebelumnya = 100 ) .........................................................
79
Tabel 19. Indeks Implisit Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 ( Tahun 2000 = 100 ).. ..................... .............................................
80
Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Tabe 10.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Umum Pembangunan pada hakekatnya dilaksanakan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan
masyarakat baik dari aspek kualitas maupun kuantitasnya. Demikian juga halnya dalam hal pembangunan di bidang ekonomi. Dengan adanya pembangunan di bidang ekonomi, maka diharapkan taraf kehidupan masyarakat menjadi lebih baik, tingkat kemakmuran semakin tinggi, ketimpangan pendapatan terus berkurang, kesempatan kerja semakin luas dan juga kualitas sumber daya manusia terus membaik. Untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi yang telah dilaksanakan maka diperlukan adanya alat bantu statistik yang dapat memberikan gambaran tingkat keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi tersebut. Salah satu tolok ukur untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi yang sudah dilaksanakan adalah tersedianya data statistik Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dengan menggunakan data tersebut akan dapat diketahui tingkat pertumbuhan ekonomi, struktur perekonomian daerah dan juga tingkat kemakmuran penduduk. Selain itu bagi para pengambil keputusan sebelum menentukan kebijakan lebih lanjut, dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan
data PDRB
perencanaan yang selanjutnya
akan bermanfaat untuk menentukan sasaran pembangunan di masa mendatang sehingga dapat berdaya guna dan tepat guna bagi masyarakat luas .
1.2
Pengelompokan Sektor Lapangan Usaha
1.2.1. Kelompok Sektor Pada hakekatnya, pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan pekerjaan, meratakan
pendapatan masyarakat,
meningkatkan
hubungan
ekonomi
regional
dan
mengoptimalisasikan kegiatan ekonomi yang ada baik dari kelompok sektor, sektor dominan maupun sektor produktif/potensial yang ada. Sedangkan yang dimaksud kelompok sektor tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kelompok Sektor Primer
a.
Sektor pertanian
b.
Sektor pertambangan dan penggalian
2. Kelompok Sektor Sekunder a.
Sektor industri pengolahan
b.
Sektor listrik, gas dan air bersih
c.
Sektor bangunan/konstruksi
3. Kelompok Sektor Tersier a.
Sektor perdagangan, hotel dan restoran
b.
Sektor pengangkutan dan komunikasi
c.
Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
d.
Sektor Jasa-jasa
1.2.2. Pengelompokan Lapangan Usaha (Sektor). Dalam PDRB, sektor ekonomi dikelompokkan menjadi 9 sektor. Pengelompokan sektor tersebut didasarkan pada : 1.
Klasifikasi rekomendasi System of National Account (SNA) Klasifikasi ini lebih umum dan bermanfaat membandingkan data PDRB dari suatu negara dengan negara lainnya baik secara total maupun sektoral.
2.
Klasifikasi baru dimana pada umumnya lebih terinci sektornya, dengan tujuan agar lebih berorientasi pada kemudahan bagi pengguna data. Pengelompokan sektor secara rinci adalah sebagai berikut :
1.
Sektor Pertanian, meliputi subsektor : 1.1. Pertanian Tanaman Bahan Makanan Sub-sektor ketela
ini
pohon,
mencakup ketela
kacang-kacangan
komoditi
rambat,
lainnya;
bahan
makanan
umbi-umbian,
sayur-sayuran,
kacang
buah-buahan,
seperti tanah,
padi,
jagung,
kacang
kedele,
padi-padian
serta bahan
makanan lainnya 1.2. Pertanian Tanaman Perkebunan Sub-sektor diusahakan
ini baik
mencakup oleh
berbadan hukum. Komoditi
semua rakyat yang
jenis
kegiatan
tanaman
maupun
oleh
perusahaan
dicakup
antara
lain
perkebunan
yang
perkebunan yang
cengkeh,
jahe,
jambu
mete, jarak, kemiri, kina,
kakao,
karet,
kapas,
kopi,
lada,
pala,
kapok, panili,
kayu serat
manis,
kelapa,
kelapa
sawit,
karung,
tebu,
tembakau,
teh
serta tanaman perkebunan lainnya. 1.3. Peternakan dan Hasil-hasilnya Sub-sektor ini mencakup semua kegiatan pembibitan dan budidaya segala jenis ternak
dan
dipotong perusahaan
unggas
dan diambil peternakan.
dengan
tujuan
hasilnya, Jenis
untuk
baik
ternak
dikembangbiakkan, dibesarkan,
yang dilakukan rakyat maupun oleh
yang
dicakup adalah
:
sapi,
kerbau,
kambing, babi, kuda, ayam, itik, telur dan susu sapi. 1.4. Kehutanan Sub sektor kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu yang dilakukan di wilayah hutan negara dan tanaman yang dikelola oleh rakyat serta pengambilan hasil hutan lainnya. Kegiatan penebangan kayu menghasilkan kayu gelondongan dan kayu bakar, sedangkan hasil kegiatan pengambilan hasil hutan lainnya berupa getah pinus, telur sutera alam dan sebagainya. 1.5. Perikanan Komoditi yang dicakup adalah semua hasil kegiatan perikanan darat yang meliputi perikanan kolam, mina padi, ikan sungai dan ikan waduk/cekdam. 2.
Sektor Pertambangan dan Penggalian, meliputi subsektor : 2.1. Pertambangan Migas 2.2. Pertambangan Bukan Migas 2.3. Penggalian Sub
sektor
ini
mencakup
penggalian
dan
pengambilan
segala
jenis
barang
galian seperti batu-batuan, pasir dan tanah yang pada umumnya berada pada permukaan bumi. 3.
Sektor Industri Pengolahan, terdiri dari sembilan sub sektor yaitu : 3.1. Industri Makanan, Minuman dan Tembakau. 3.2. Industri Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki. 3.3. Industri Barang dari Kayu dan Hasil Hutan. 3.4. Industri Kertas dan Barang Cetakan. 3.5. Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet.
3.6. Industri Semen dan Barang Galian Bukan Logam. 3.7. Industri Logam Dasar Besi dan Baja. 3.8. Industri Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya. 3.9. Industri Barang Lainnya. 4.
Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, meliputi subsektor : 4.1. Listrik Sub sektor ini mencakup produksi dan distribusi listrik, baik yang diusahakan oleh PT PLN (Persero), maupun listrik non PLN. Produksi listrik meliputi yang dijual, dipakai sendiri, hilang dalam transmisi dan listrik yang dicuri. 4.2. Air Bersih Sub sektor yang dicakup adalah kegiatan air minum yang diusahakan oleh Perusahaan Air Minum (PAM).
5.
Sektor Bangunan / Konstruksi Sektor Bangunan mencakup kegiatan pembangunan fisik konstruksi, berupa gedung, jembatan, jalan, terminal, pelabuhan, dam, irigasi, jaringan listrik, air, telepon dan sebagainya. Kegiatan bangunan/konstruksi mencakup kegiatan fisik yang dilakukan di Kabupaten Temanggung tanpa melihat asal kontraktor.
6.
Sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan meliputi subsektor : 6.1. Perdagangan Besar dan Eceran Sub sektor Perdagangan mencakup kegiatan membeli dan menjual barang, baik barang baru maupun bekas, untuk tujuan penyaluran/pendistribusian tanpa merubah bentuk barang tersebut. Sub sektor Perdagangan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : Perdagangan Besar dan Perdagangan Eceran. Perdagangan besar mencakup kegiatan pembelian dan penjualan kembali barang baru atau bekas oleh pedagang dari produsen atau importir ke pedagang besar lainnya, pedagang eceran, perusahaan, dan lembaga yang tidak mencari untung. Sedangkan perdagangan eceran mencakup kegiatan pedagang yang umumnya melayani konsumen perorangan atau rumah tangga tanpa merubah bentuk, baik barang baru maupun barang bekas.
6.2. Hotel
Sub sektor ini mencakup semua hotel, baik berbintang, maupun tidak berbintang serta berbagai jenis penginapan lainnya. 6.3. Rumah Makan Sub sektor ini mencakup semua rumah makan dan restoran serta warung /kedai yang berusaha di wilayah Kabupaten Temanggung. 7.
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, meliputi subsektor : 7.1. Angkutan Sub sektor ini mencakup dua kegiatan yaitu angkutan jalan raya dan jasa penunjang angkutan. 7.2. Komunikasi Sub sektor ini mencakup dua kegiatan, yaitu : Pos & Giro dan Telekomunikasi
8.
Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, meliputi subsektor : 8.1. Bank Cakupan sub sektor bank selain kegiatan bank umum baik pemerintah maupun swasta, juga bank perkreditan rakyat (BPR) yang berusaha di wilayah Kabupaten Temanggung. 8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank Sub sektor ini melakukan kegiatan di luar kegiatan bank, meliputi asuransi, koperasi simpan pinjam dan pegadaian. 8.3. Persewaan Bangunan Sub sektor ini meliputi usaha persewaan bangunan dan tanah, baik yang menyangkut bangunan tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal seperti perkantoran, pertokoan serta usaha persewaan tanah persil. Persewaan bangunan tempat tinggal mencakup semua kegiatan jasa atas penggunaan rumah/bangunan sebagai tempat tinggal oleh rumah tangga tanpa memperhatikan apakah rumah itu milik sendiri atau rumah yang disewa, dikontrak, sewa beli atau rumah dinas. Persewaan bangunan bukan tempat tinggal mencakup kegiatan usaha persewaan jual beli barang-barang tidak bergerak (bangunan dan tanah), termasuk agen real estate, broker dan makelar yang mengurus persewaan, pembelian, penjualan dan penaksiran nilai tanah/bangunan atas dasar balas jasa atau kontrak. 8.4. Jasa Perusahaan Cakupan kegiatan jasa perusahaan meliputi : advokat, notaris, konsultan, persewaan alat-
alat pesta dan jasa perusahaan lainnya 9.
Sektor Jasa-Jasa, meliputi subsektor : 9.1. Administrasi Pemerintahan dan Pertahanan Sub sektor ini mencakup kegiatan pemerintahan dan pertahanan dalam menyediakan jasa pelayanan umum kepada masyarakat yang tidak dapat dinilai secara ekonomi, misalnya dalam mengatur negara. Kegiatan pemerintah sebagian besar hasilnya digunakan oleh pemerintah sendiri sebagai konsumen akhir. 9.2. Jasa Sosial Kemasyarakatan Mencakup kegiatan jasa pendidikan dan jasa kesehatan swasta yang beroperasi di Kabupaten Temanggung. Jasa pendidikan swasta mulai dari Taman Kanak-kanak(TK) sampai Perguruan Tinggi. 9.3. Jasa Hiburan Kegiatan yang dicakup dalam sub sektor ini meliputi kegiatan perusahaan swasta yang bergerak dalam jasa hiburan, rekreasi dan kebudayaan, seperti pertunjukan pentas, penyiaran radio, pemutaran film dan jasa hiburan lainnya. 9.4. Jasa Perorangan dan Rumah Tangga Sub sektor ini meliputi kegiatan jasa yang pada umumnya melayani perorangan dan rumah tangga seperti jasa perbengkelan/reparasi kendaraan, jasa reparasi lainnya, jasa pembantu rumah tangga dan jasa perorangan lainnya.
1.3
Analisa dan Kegunaan Data PDRB
1.3.1. Analisa Data PDRB : Analisa data pada dasarnya dapat diartikan sebagai penjabaran atas pengukuran data kuantitatif menjadi suatu bentuk penyajian yang lebih mudah untuk ditafsirkan, sehingga analisa dapat diartikan sebagai berikut : 1.
Menguraikan suatu masalah baik secara keseluruhan (general) ataupun secara sebagian (parsial).
2.
Memperhitungkan besarnya pengaruh perubahan suatu kejadian terhadap kejadian lainnya.
Dalam
kaitannya
dengan
perhitungan
PDRB,
analisa
dapat dilakukan
menurunkan parameter yang merupakan beberapa indikator ekonomi makro, seperti:
dengan
- Laju pertumbuhan ekonomi - Pendapatan per kapita - Tingkat inflasi dan sebagainya. Parameter-parameter tersebut dapat diturunkan melalui tabel agregasi PDRB yang berupa nilai nominal. Untuk memperoleh informasi mengenai parameter yang akan dianalisa dapat digunakan metode statistik seperti : - Distribusi persentase - Indeks perkembangan - Indeks berantai, dan - Indeks implisit. Tujuan utama dari analisa ini adalah untuk menggambarkan hasil penghitungan PDRB ke dalam bentuk yang relatif sederhana, dengan menggunakan pendekatan metode statistik deskriptif. Selain dari tujuan tersebut, analisa data PDRB juga bertujuan untuk : 1.
Mempelajari pola ekonomi daerah.
2.
Menguraikan pengaruh dari suatu kejadian terhadap kejadian lainnya dalam suatu daerah dan dalam waktu yang sama.
3.
Melakukan perbandingan antar komponen dan relatifnya.
4.
Dasar evaluasi hasil pembangunan serta menentukan penyusunan kebijakan di masa mendatang.
1.3.2. Kegunaan Data PDRB Data PDRB dapat digunakan untuk mengetahui berbagai kebutuhan, antara lain : 1.
Pertumbuhan Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi baik regional maupun sektoral merupakan suatu indikator
makro
yang
menggambarkan
tingkat pertumbuhan
ekonomi.
Untuk
pertumbuhan (Rate of growth) biasanya dipakai formula sebagai berikut :
Dimana : G
: Laju pertumbuhan
menghitung
laju
2.
Pt
: PDRB Adhk tahun ke t
P t-1
: PDRB Adhk tahun sebelum t
Tingkat Produktivitas Penduduk Suatu Daerah Tinggi rendahnya tingkat produktivitas penduduk suatu daerah biasanya diukur dengan
besar kecilnya angka PDRB
per kapita yang diperoleh dari pembagian antara pendapatan
regional dengan jumlah penduduk pertengahan tahun, formulasinya sebagai berikut :
3.
Tingkat Perubahan Harga Agregat (Inflasi) PDRB pada dasarnya merupakan nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu
daerah dalam waktu (tahun) tertentu. PDRB ini dihitung atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Sedangkan perbandingan antara harga berlaku dan harga konstan merupakan angka indeks implisit, yang mana dapat digunakan untuk mengetahui adanya perubahan
harga
barang
dan
jasa
secara keseluruhan.
Indeks
harga
implisit
dapat
diperoleh/dihitung dengan formula sebagai berikut :
Sedangkan inflasi berdasarkan perhitungan dari PDRB dapat di formulasikan sebagai berikut :
Dimana : = Indeks implisit = Indeks implisit tahun t = Indeks implisit tahun t-1
Inflasi merupakan gambaran tentang terjadinya perubahan harga di pasaran. Jika terjadi fluktuasi harga yang tinggi maka akan sangat berpengaruh terhadap daya beli konsumen dan dengan demikian maka konsumen akan merasakan pengaruhnya dimana akan terjadi ketidak
seimbangan antara daya beli dengan pendapatan masyarakat.
4.
Siklus Kegiatan Ekonomi. Apabila diperhatikan secara seksama, transaksi ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari, secara sederhana dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu : 1.
Kelompok produsen
2.
Kelompok konsumen Kelompok produsen menggunakan faktor produksi yang berasal dari kelompok konsumen
dan digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Sebaliknya barang dan jasa yang dihasilkan produsen dibeli oleh konsumen dan digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Transaksi dari kedua kelompok ini yang satu memakai barang dan jasa, dan satunya mengadakan barang dan jasa, sehingga berkesinambungan dan saling membutuhkan yang akhirnya membentuk suatu siklus perekonomian. Siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai berikut : Skema Siklus Ekonomi Sederhana a. Faktor Produksi (Tanah, Tenaga, Modal, Skill) b. Balas Jasa Faktor Produksi (Sewa tanah, Upah/gaji, Bunga, Keuntungan)
Rumah Tangga/ Investor
Perusahaan / Produsen
c. Pembelian untuk konsumsi/investasi (Arus uang) d. Barang dan Jasa Arus barang/jasa
Kelompok konsumen memiliki : a.
Faktor produksi berupa (tanah, tenaga, modal dan kewiraswastaan/skill) yang diberikan kepada perusahaan
b.
Pengeluaran untuk membeli barang dan jasa dari produsen untuk dikonsumsi.
Sedangkan dari pihak produsen a.
Memberikan balas jasa kepada faktor produksi yang dimiliki oleh konsumen, berupa sewa tanah, upah/gaji, bunga dan keuntungan.
b.
1.4.
Pengadaan barang dan jasa hasil produksi yang dikonsumsi oleh pihak konsumen.
Sistematika Laporan Untuk kemudahan bagi para pembaca, sistematika publikasi PDRB disajikan dengan tata
urutan sebagai berikut : I. II.
Pendahuluan Konsep dan Definisi
III.
Metode Penghitungan Pendapatan Regional
IV.
Ulasan Singkat Pendapatan Regional Kabupaten Temanggung
V.
Penutup
Lampiran : Tabel-Tabel Pendapatan Regional Kabupaten Temanggung.
BAB II KONSEP DAN DEFINISI
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda perlu disampaikan beberapa pengertian dasar yang berkaitan dengan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). Secara umum PDRB dapat diartikan sebagai seluruh nilai produksi bruto/kotor atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh semua faktor produksi yang ada di suatu wilayah tertentu dan dihitung pada suatu periode tertentu (biasanya satu tahun).
2.1.
Domestik dan Regional Wilayah perekonomian yang digunakan sebagai acuan untuk membuat suatu perhitungan
nasional adalah suatu negara, sedang untuk perhitungan suatu regional adalah suatu region dari suatu negara. Pengertian Region disini dapat berupa propinsi, kabupaten/kota atau daerah administrasi lain yang lebih rendah.
2.2.
Produk Domestik dan Produk Regional
2.2.1. Produk Domestik Adalah seluruh produk barang dan jasa dari hasil kegiatan ekonomi yang diproduksi di suatu wilayah domestik, tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya berasal dari atau dimiliki oleh penduduk region tersebut atau tidak. Yang dimaksud wilayah Domestik suatu region adalah meliputi wilayah yang berada di dalam batas geografis region tersebut (propinsi, kabupaten/kota, ataupun kecamatan). 2.2.2. Produk Regional Adalah merupakan produk yang ditimbulkan oleh faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk suatu region atau produk domestik ditambah dengan pendapatan yang diterima dari luar daerah/luar negeri dikurangi dengan pendapatan yang dibayarkan ke luar daerah/luar negeri. 2.2.3. Penduduk Suatu Daerah Yang dimaksud dengan penduduk adalah orang per orang atau anggota rumah tangga yang bertempat tinggal secara menetap di wilayah domestik daerah tersebut.
Kecuali :
1.
Wisatawan Asing (Wisman) dan Wisatawan Nusantara (Wisnus) yang tinggal di wilayah domestik daerah tersebut kurang dari 6 bulan atau yang bertujuan tidak menetap.
2.
Awak dari kapal laut dan awak kapal udara luar negeri atau luar region yang sedang masuk dok atau singgah di daerah region tersebut.
3.
Pengusaha asing dan pengusaha daerah lain yang berada di daerah tersebut kurang dari 6 bulan.
4.
Anggota Korps Diplomat, Konsulat, yang ditempatkan di wilayah domestik daerah tersebut.
5.
Pekerja musiman yang bekerja di wilayah domestik, yang bekerja sebagai pekerja musiman saja.
6.
Pegawai Badan Internasional/Nasional yang bukan penduduk daerah tersebut yang melakukan misi kurang dari 6 bulan.
Orang-orang tersebut di atas dianggap sebagai penduduk dari negara atau daerah di mana dia biasanya bertempat tinggal. 2.2.4. Penduduk Pertengahan Tahun Yang dimaksud dengan penduduk pertengahan tahun adalah jumlah penduduk
pada
akhir bulan Juni atau didekati dari jumlah penduduk awal tahun ditambah penduduk akhir tahun dibagi dua. Dalam menghitung Pendapatan perkapita, pembagi dari produk domestik atau produk regional adalah jumlah penduduk pada pertengahan tahun, hal ini dilakukan sebab untuk menghindari kejadian vital (lahir, mati, datang dan pergi) yang fluktuatif tidak menentu sepanjang tahun, maka kita pakai penduduk pertengahan tahun dengan maksud agar jumlah penduduk tersebut betul-betul mencerminkan keadaan tahun tersebut. Juga karena PDRB dihitung dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun yang bersangkutan. 2.3.
Agregat PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
2.3.1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah (region). Yang dimaksud Nilai Tambah adalah nilai yang ditambahkan kepada barang dan jasa yang dihasilkan atas sebuah proses produksi yang terjadi di dalam suatu kegiatan ekonomi. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa atas ikut sertanya faktor produksi dalam proses produksi tersebut.
Nilai tambah Bruto (NTB) didapat dari Nilai Produksi (Output) dikurangi Biaya Antara (BA). Dengan formulasi sebagai berikut : NTB = Nilai Produksi (Output) – Biaya Antara a)
Komponen-komponen Nilai Tambah Bruto (NTB) antara lain : 1.
Faktor pendapatan, terdiri dari : - Upah dan Gaji sebagai balas jasa pegawai. - Bunga modal sebagai balas jasa modal. - Sewa tanah sebagai balas jasa tanah. - Keuntungan sebagai balas jasa kewirausahaan.
2.
Penyusutan barang modal tetap.
3.
Pajak tidak langsung netto.
b) Nilai Produksi (Output) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu. Barang dan jasa yang dihasilkan meliputi : 1.
Produksi Utama
2.
Produksi Ikutan, maupun
3.
Produksi Sampingan
c) Biaya Antara (BA) adalah
biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang/jasa yang tidak
tahan lama dan barang/jasa yang habis digunakan dalam proses produksi. Barang tidak tahan lama adalah barang yang mempunyai perkiraan umur penggunaan kurang dari 1 tahun. Contoh : - Barang baku dan penolong untuk menghasilkan output. - Peralatan dan perlengkapan kerja karyawan. - Pengeluaran jasa kesehatan, obat-obatan dan rekreasi. - Perbaikan kecil dan penggantian suku cadang yang aus. - Iklan, riset pemasaran dan hubungan masyarakat. - Biaya administrasi.
2.3.2. Produk Domestik Regional Netto (PDRN Adhb) Perbedaan antara konsep Netto ini dan konsep Bruto di atas, ialah karena konsep bruto masih ada penyusutan di dalamnya, sedangkan untuk nettonya penyusutan harus dikeluarkan. Formulasinya sebagai berikut : PDRN Adhb = PDRB Adhb - Penyusutan Sedangkan Penyusutan yang dimaksud disini adalah nilai atas susutnya (ausnya) barangbarang modal yang terjadi selama barang modal tersebut ikut serta dalam proses produksi. 2.3.3. PDRN Atas Dasar Biaya Faktor (PDRN Adbf) Adalah PDRN Adhb dikurangi pajak tidak langsung netto. Pajak tidak langsung berupa pajak penjualan, bea ekspor/impor, cukai dan lain-lain pajak, kecuali pajak pendapatan dan pajak perorangan. Biasanya pemerintah memberikan subsidi kepada unit-unit produksi, yang akhirnya mengakibatkan penurunan harga (contoh subsidi Pupuk, BBM, Obat dan lain-lain). Karena ada subsidi tersebut maka pajak
tidak langsung netto merupakan pajak tidak langsung dikurangi
subsidi tersebut. PDRN Adbf sebenarnya merupakan jumlah balas jasa faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah. Jadi PDRN Adbf merupakan jumlah dari pendapatan yang berupa : - Upah dan Gaji sebagai balas jasa pegawai - Bunga modal sebagai balas jasa modal - Sewa tanah sebagai balas jasa tanah - Keuntungan sebagai balas jasa kewiraswastaan Akan tetapi pendapatan yang dihasilkan tersebut di atas, tidak seluruhnya menjadi milik/pendapatan penduduk region tersebut, sebab ada pendapatan yang diterima oleh penduduk region lain atas kepemilikan faktor produksi di region tersebut. 2.3.4. Pendapatan Regional Pendapatan Regional adalah PDRN Adbf dikurangi dengan pendapatan yang mengalir keluar region dan ditambah dengan pendapatan yang masuk dari region lain (nett export). Dengan kata lain bahwa pendapatan
yang
Produk
Regional
Netto
benar-benar
diterima
oleh
region/wilayah/daerah di mana dia berdomisili.
(Pendapatan seluruh
Regional) penduduk
adalah
jumlah
yang tinggal di
2.3.5. Pendapatan Perkapita (Income Per Capita) Bila pendapatan-pendapatan di atas dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun yang tinggal di daerah tersebut,maka akan diperoleh suatu pendapatan perkapita, di antaranya sebagai berikut : a.
b.
c.
2.4.
Agregat PDRB Atas Dasar Harga Konstan (PDRB Adhk) Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Adhk dari tahun ke tahun menggambarkan
perkembangan yang disebabkan oleh adanya perubahan dalam volume produksi barang dan jasa yang dihasilkan serta perubahan tingkat harganya. Sedangkan untuk dapat mengukur perubahan volume produk atau perkembangan produktifitas secara nyata, faktor pengaruh perubahan harga perlu dihilangkan yaitu dengan cara menghitung PDRB Atas Dasar Harga Konstan. Penghitungan atas dasar harga konstan ini, hasilnya dapat dipergunakan untuk perencanaan ekonomi, proyeksi dan untuk menilai pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan maupun sektoral. Dalam penghitungan atas dasar harga konstan ini, selalu berkaitan dengan harga-harga pada tahun dasar. Sebab harga-harga pada tahun dasar tersebut digunakan untuk menentukan angka indeks dasar yang besarnya = 100%, dan difungsikan sebagai pembanding harga-harga pada tahun-tahun tertentu yang akan diselidiki. 2.4.1. Perubahan Tahun Dasar 1993 Menjadi 2000 Tahun dasar merupakan perangkat penting yang secara spesifik digunakan untuk penghitungan
PDRB. Tekanan tahun dasar adalah dalam penggunaan harga, yang dalam
penghitungan PDRB diistilahkan PDRB atas dasar harga konstan (Adhk).
PDRB atas dasar
harga konstan menggambarkan perubahan nilai PDRB yang hanya dipengaruhi oleh volume atau kuantum. Secara total PDRB tersebut menggambarkan perubahan ekonomi secara “riil” di suatu wilayah.
Menurut rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagaimana tertuang dalam buku Sistem Neraca Nasional dinyatakan bahwa estimasi PDRB/PDB atas dasar harga konstan sebaiknya dimutakhirkan secara periodik dengan menggunakan tahun referensi yang berakhiran “0” atau “5”. Hal itu dimasudkan agar besaran angka-angka PDRB/PDB dapat saling diperbandingkan antar negara, wilayah dan antar waktu guna keperluan analisis kinerja perekonomian nasional atau wilayah. Perkembangan
teknologi
dan
ilmu
pengetahuan
adalah
dua
hal yang saling
mempengaruhi dan mengakibatkan perubahan struktur ekonomi secara terus menerus. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang pesat selama sepuluh tahun terakhir, telah memberikan dampak yang besar terhadap cara pandang dan konversi harga dalam pembangunan ekonomi. Penggunaan tahun dasar 1993 selama 10 tahun lebih dianggap tidak representatif lagi digunakan sebagai tahun dasar penghitungan PDRB atas dasar harga konstan. Perlu dilakukan perubahan tahun dasar dari tahun 1993 menjadi tahun dasar 2000. Untuk itu, pemutakhiran tahun dasar penghitungan PDRB/PDB dari tahun 1993 ke tahun dasar baru (tahun 2000) menjadi perlu dilakukan agar hasil estimasi PDRB/PDB akan menjadi lebih realistis, dalam pengertian mampu memberikan gambaran yang jelas terhadap fenomena pergeseran struktur produksi lintas sektor. Dalam penetapan tahun dasar penghitungan PDRB kondisinya haruslah representatif dengan memenuhi beberapa pertimbangan/persyaratan antara lain : - Kondisinya ekonomi relatif stabil (aspek riil dan moneter). - Awal dari suatu peristiwa besar dimana semua hasil pembangunan ekonomi akan dibandingkan dengan kondisi saat itu. - Kelengkapan data dasar cukup memadai. Tahun dasar yang dianggap representatif untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi adalah tahun 2000 karena tahun tersebut dianggap sebagai tahun yang relatif stabil. Demikian juga di tahun 2000 telah tersedia tabel I-O (input-Output) baik tingkat nasional maupun di tingkat propinsi. Di samping itu ketersediaan data dasar baik cakupan, harga maupun volume tahun 2000 tersedia secara rinci pada setiap sektor ekonomi. Dengan dukungan data yang lebih lengkap dan rinci diharapkan estimasi PDRB dengan tahun dasar 2000 dapat disusun lebih akurat dan konsisten. 2.4.2. Penghitungan Atas Dasar Harga Konstan
Secara konsep nilai atas dasar harga konstan dapat
juga mencerminkan kuantum
Produksi pada tahun yang berjalan yang di nilai atas dasar harga pada tahun dasar. Dari segi metode statistik , suatu nilai atas dasar harga konstan dapat diperoleh dengan beberapa cara, sedangkan pemakaiannya sangat tergantung dari data yang tersedia di masing-masing sektor/sub sektornya. Cara yang lazim digunakan antara lain :
a.
a.
Revaluasi
b.
Ekstrapolasi
c.
Deflasi
d.
Deflasi berganda
Revaluasi Revaluasi diartikan menilai kembali produksi (volume) tahun berjalan dikalikan dengan
harga tahun dasar, akan menghasilkan nilai produksi atas dasar harga konstan. NILAI PRODUKSI ADHK =
x
Dimana : = Jumlah kuantum komoditi y pada tahun berjalan ( ) = Harga komoditi y pada tahun dasar ( )
b. Ekstrapolasi Yang perlu diperhatikan dengan cara ini ialah penentuan ekstrapolatornya. Ekstrapolator yang paling baik adalah jumlah produksi dari masing-masing sektor atau subsektor. Sedangkan nilai tambah Adhk yang dihitung dengan ekstrapolasi diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks kuantum dibagi 100. Indeks kuantum yang dipakai adalah Indeks Laspeyres, yaitu : IK LASPEYRES =
Nilai Tambah Bruto tahun berjalan ( ) Adhk adalah sebagai berikut : NTB Adhky = NTBoy X Dimana :
NTB Adhky = NTB komoditi y pada tahun berjalan ( )
c.
NTBoy
= NTB komoditi y pada tahun dasar ( )
IKny
= Indeks kuantum Laspeyres pada tahun berjalan ( )
Qn
= Jumlah/Kuantum pada tahun berjalan ( )
Qo
= Jumlah / Kuantum pada tahun berjalan ( )
Deflasi NTB Adhk yang diperoleh dengan cara ini ialah dengan mendeflate NTB Adhb dengan
indeks harga dari barang yang bersangkutan. Perlu diketahui bahwa yang dimaksud dengan mendeflate adalah membagi nilai tambah Adhb dengan indeks harga dari masing-masing sektor atau subsektor. Sehingga NTB Adhk tahun berjalan komoditi y adalah : NTB Adhky =
x 100
Dimana : NTB Adhk y = Nilai Tambah Bruto Atas dasar harga konstan komoditi y pada tahun berjalan ( ) = Nilai Tambah Bruto Atas dasar harga berlaku komoditi
y pada tahun
berjalan ( ) = Indeks Harga komoditi y pada tahun berjalan ( )
d. Deflasi Berganda Disebut ganda karena dilakukan deflasi dua kali, yaitu : 1.
Membagi nilai produksi atas dasar harga berlaku dengan indeks harga produksi.
2.
Membagi biaya antara atas dasar harga berlaku dengan indeks harga biaya antara. Selisih antara nomor 1 dan 2 di atas merupakan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan.
Dengan formulasi sebagai berikut : =[ Atau : NTB Adhkyn =NPky – NBAky
x 100
Dimana : NTB Adhkyn
= Nilai Tambah Bruto Atas dasar harga konstan komoditi y pada tahun berjalan (tn).
NPky
= Nilai produksi Atas dasar harga konstan komoditi y.
NBAky
= Nilai Biaya Antara Atas dasar harga k onstan komoditi y.
BAB III METODE PENGHITUNGAN PENDAPATAN REGIONAL
Di dalam penghitungan PDRB Kabupaten dapat dihitung melalui dua metode yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Yang dimaksud metode langsung adalah metode penghitungan dengan menggunakan data yang ada baik yang bersumber dari daerah sendiri maupun data dari wilayah yang lebih tinggi. Metode ini menggunakan 3 macam cara pendekatan yaitu : 1. Pendekatan Produksi (Production Approach). 2. Pendekatan Pendapatan (Income Approach). 3. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach). Penghitungan metode tidak langsung ini biasanya hanya ada satu metode yakni Metode alokasi (Allocation Approach). Metode penghitungan dengan cara alokasi dilakukan dengan mengalokasikan PDRB Propinsi untuk Kabupaten/Kota atau PDRB Kabupaten untuk Kecamatan dengan menggunakan variabel yang cocok sebagai alokatornya, seperti data produksi, jumlah penduduk, luas lahan, mata pencaharian, dan lain-lain.
3.1
Metode Pendekatan Produksi Pendekatan dari segi produksi adalah menghitung nilai tambah dari barang dan jasa
yang diproduksi oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan cara mengurangkan biaya antara dari masing-masing nilai produksi bruto tiap-tiap sektor atau subsektor. Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa yang dipakai oleh unit produksi dalam proses produksi sebagai input antara. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa faktor produksi atas keikutsertaannya dalam proses produksi. Barang dan jasa yang diproduksi dengan harga produsen, yaitu yang belum termasuk biaya transport dan keuntungan pemasaran. Penggunaan harga produsen ini bertujuan untuk mengetahui nilai tambah yang benar-benar diterima oleh produsen sedang biaya transport akan dihitung sebagai nilai tambah pada sektor transportasi dan keuntungan pemasaran akan dihitung pada sektor perdagangan. Nilai barang dan jasa pada harga produsen ini merupakan nilai produksi bruto, sebab masih terdapat biaya untuk memproduksi barang dan jasa yang dibeli dari sektor lain.
Formulasi Nilai Tambah Bruto dengan pendekatan produksi adalah Nilai Tambah Bruto (NTB) = Nilai produksi bruto - Biaya antara Pendekatan ini banyak digunakan pada produksi yang berbentuk barang, seperti sektor pertanian, pertambangan penggalian dan industri pengolahan. Sedangkan jika penyusutan dikeluarkan dari NTB maka akan diperoleh Nilai Tambah Netto.
3.2.
Pendekatan Pendapatan Dalam pendekatan dari segi Pendapatan, nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi
dihitung dengan cara menjumlahkan semua balas jasa faktor produksi, yang terdiri dari komponenkomponen diantaranya : 1.
Faktor pendapatan, terdiri dari : - Upah dan Gaji sebagai balas jasa pegawai. - Bunga modal sebagai balas jasa modal. - Sewa tanah sebagai balas jasa tanah. - Keuntungan sebagai balas jasa kewirausahaan.
2.
Penyusutan barang modal tetap.
3.
Pajak tidak langsung netto. Untuk jasa pemerintahan dan usaha-usaha yang sifatnya tidak mencari keuntungan, surplus
usaha tidak diperhitungkan. Yang termasuk surplus usaha disini adalah bunga, sewa tanah dan keuntungan. Dari hasil penjumlahan seluruh balas jasa faktor produksi tersebut akan diperoleh Nilai Tambah Netto atas biaya faktor produksi. Sedangkan untuk memperoleh Produk Domestik Regional Bruto Atas dasar harga pasar harus ditambah dengan nilai penyusutan dan pajak tak langsung netto. Metode ini banyak dipakai pada sektor pemerintahan, bank/lembaga keuangan dan sektor jasa-jasa.
3.3. Pendekatan Pengeluaran Pendekatan dari segi pengeluaran bertitik tolak pada penggunaan akhir dari barang dan jasa yang diproduksi dalam wilayah kabupaten/kota. Jadi produk domestik regional dihitung dengan cara menghitung berbagai komponen pengeluaran akhir yang berbentuk produk
domestik regional tersebut. Secara umum pendekatan pengeluaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut : 1.
Melalui pendekatan penawaran yang terdiri dari metode arus barang, metode penjualan eceran dan metode penilaian eceran.
2.
Melalui pendekatan permintaan yang terdiri dari pendekatan survei pendapatan dan pengeluaran rumah tangga, metode anggaran rumah tangga, metode balance sheet dan metode statistik perdagangan luar daerah/luar negeri. Pada prinsipnya kedua cara ini dimaksudkan untuk memperkirakan komponen-komponen
permintaan akhir seperti : -
Konsumsi rumah tangga.
-
Konsumsi pemerintahan.
-
Konsumsi lembaga swasta non profit.
-
Perubahan stok.
-
Pembentukan modal bruto.
-
Perdagangan antar wilayah (termasuk eskpor dan impor). Dengan
menghitung
komponen-komponen
ini
kemudian menjumlahkannya
akan
diperoleh Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku/pasar.
3.4. Metode Alokasi Yang dimaksud dengan metode Alokasi PDRB adalah menghitung PDRB tingkat propinsi atau tingkat kabupaten dengan cara mengalokir angka PDRB dari tingkat yang lebih tinggi ke tingkat di bawahnya, dengan menggunakan alokator tertentu. Alokator yang dapat dipergunakan dapat didasarkan atas : 1.
Nilai produksi bruto dan netto.
2.
Jumlah produksi/output.
3.
Jumlah tenaga kerja.
4.
Penduduk.
5.
Alokator lain yang dianggap cocok untuk masing-masing daerah. Dengan
menggunakan
salah
satu
atau
kombinasi
dari alokator tersebut dapat
diperhitungkan persentase bagian masing-masing daerah yang mendapat alokasi terhadap nilai tambah setiap sektor atau subsektor.
Metode alokasi dipakai jika dari ketiga metode sebelumnya sudah tidak mungkin lagi diterapkan. Suatu contoh bila suatu unit produksi yang mempunyai kantor pusat dan kantor cabang. Kantor pusat berlokasi
di daerah lain, sedangkan kantor cabang ini tidak dapat
mengetahui nilai tambah yang diperolehnya, oleh karena perhitungan neraca rugi/laba dilakukan oleh kantor pusat. Untuk mengatasi hal semacam itu, penghitungan nilai tambahnya terpaksa dilakukan dengan alokasi menggunakan indikator-indikator yang dapat menunjukkan peranan suatu cabang terhadap kantor pusat. Dari keempat metode di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah pengeluaran/permintaan akhir akan sama dengan produk akhir dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen. Demikian juga nilai tambah produk barang dan jasa akan sama pula dengan jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang terlibat. Selanjutnya produk domestik regional bruto seperti yang dimaksudkan diatas disebut Produk Domestik Regional Bruto Atas dasar harga pasar. Tabel 3.1 di bawah ini akan diperlihatkan metode yang dipakai dalam penghitungan PDRB menurut sektor.
Tabel 3.1 Metode Pendekatan Penghitungan PDRB Menurut Sektor No. I.
Sektor
Pertanian 1.1. Tanaman Bahan Makanan 1.2. Perkebunan 1.3. Peternakan 1.4. Kehutanan 1.5. Perikanan II Pertambangan / Penggalian III Industri Pengolahan 3.1. Industri Makanan, Minuman dan Tembakau. 3.2. Industri Tekstil, Barang dari Kayu. 3.3. Industri Barang dari Kayu dan Hasil Hutan. 3.4. Industri Kertas dan Barang Cetakan. 3.5. Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet. 3.6. Industri Semen dan Barang Galian Bukan Logam. 3.7. Industri Logam Dasar Besi dan Baja. 3.8. Industri Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya. 3.9. Industri Barang Lainnya. IV Listrik dan Air Bersih 4.1. Listrik 4.2. Air Bersih V Bangunan / Konstruksi VI Perdagangan, Hotel & Restoran 6.1. Perdagangan Besar & Eceran 6.2. Hotel 6.3. Restoran VII Pengangkutan dan Komunikasi 7.1. Pengangkutan 7.2. Komunikasi VIII Keuangan, Sewa Bangunan, Jasa Perusahaan 8.1. Bank 8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 8.3. Sewa Bangunan 8.4. Jasa Perusahaan IX Jasa-Jasa 9.1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 9.2. Jasa Sosial Kemasyarakatan 9.3. Jasa Hiburan & Rekreasi 9.4. Jasa Perorangan & rumah Tangga
Metode Yang Dipakai Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Pendapatan Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendapatan Produksi Pendapatan Produksi Pendekatan Pendapatan Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi
BAB IV ULASAN SINGKAT PENDAPATAN REGIONAL KABUPATEN TEMANGGUNG
Penghitungan dan penyajian Produk
Domestik
Regional
Bruto
(PDRB)
di
Kabupaten
Temanggung disajikan secara series sehingga diharapkan mampu memberikan gambaran kinerja ekonomi secara makro dari waktu ke waktu. Berdasarkan kondisi tersebut selanjutnya akan dijadikan sebagai bahan acuan oleh pengguna data untuk membuat alat monitoring, evaluasi, kajian, perencanaan serta keputusan yang lebih bermanfaat dan tepat sasaran. 4.1 Pertumbuhan PDRB Tahun 2013 Pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah perbandingan pencapaian kinerja perekonomian suatu daerah pada periode waktu tertentu terhadap periode waktu sebelumnya. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung dapat diketahui dari besaran PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dari tahun ke tahun baik menurut harga berlaku maupun menurut harga konstan. Di bawah ini akan diperlihatkan besarnya PDRB dan laju pertumbuhan Kabupaten Temanggung baik Atas dasar harga berlaku maupun Atas dasar harga konstan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Tabel 4.1 PDRB dan Laju Pertumbuhan Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2009-2013
Tahun (1)
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
PDRB Atas Dasar Harga Konstan
Nilai (Juta Rp)
Pertumbuhan %
Nilai (Juta Rp)
Pertumbuhan %
(2)
(3)
(4)
(5)
2009
4.502.652,25
9,13
2.309.841,53
4,09
2010
5.069.020,30
12,58
2.409.386,40
4,31
2011
5.603.983,71
10,55
2.521.439,02
4,65
2012
6.198.351,81
10,61
2.648.488,46
5,04
2013
6.915.876,33
11,58
2.781.320,87
5,02
Pada tahun 2013 besaran PDRB menurut harga berlaku di Kabupaten Temanggung secara agregat sebesar 6.915.876,33 juta rupiah, menempati peringkat ke-28 dari 35 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Jawa Tengah. Dengan angka sebesar itu menunjukkan
adanya peningkatan jika
dibandingkan dengan tahun 2012 yang sebesar 6.198.351,81 juta rupiah, sehingga terjadi pertumbuhan sebesar 11,58 persen.
Pertumbuhan PDRB Adhb sebesar
11,58 persen tersebut
sebenarnya belum mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya karena masih terpengaruh adanya faktor kenaikan harga (inflasi). Pertumbuhan ekonomi yang lebih mendekati keadaan riil atau telah menghilangkan pengaruh inflasi diperoleh dari pertumbuhan PDRB Atas dasar harga konstan tahun 2000. Berdasarkan PDRB Atas dasar harga konstan, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Temanggung untuk tahun 2013 sebesar 5,02 persen, lebih rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2012 yang tumbuh sebesar 5,04 persen. Dari Tabel di atas tampak bahwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir pertumbuhan tertinggi menurut harga berlaku adalah tahun 2010 yang mencapai 12,58 persen, sedangkan pertumbuhan terendah 9,13 persen terjadi pada tahun 2009. Sedangkan untuk PDRB Atas dasar harga konstan tampak bahwa pertumbuhan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 terus mengalami kenaikan, hanya pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung turun 0,02 persen dari tahun sebelumnya. Tabel 4.2 Pertumbuhan Ekonomi Temanggung, Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2009 – 2013 Pertumbuhan Ekonomi (persen) Tahun Temanggung
Jawa Tengah
Nasional
(1)
(2)
(3)
2009
4,09
5,14
4,58
2010
4,31
5,84
6,10
2011
4,65
6,01
6,46
2012
5,04
6,34
6,23
2013
5,02
5,81
5,78
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung pada tahun 2013 lebih rendah bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Tengah yang sebesar 5,81 persen. Demikian juga bila
dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,78 persen pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temangung masih lebih rendah. Kabupaten Temanggung
Hal ini terjadi karena perekonomian
adalah perekonomian agraris. Sehingga
jika
kontribusi produksi
pertanian turun secara signifikan maka dimungkinkan pertumbuhan ekonominya juga akan mempunyai kecenderungan untuk turun. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung, Propinsi Jawa Tengah dan Nasional tahun 2009 – 2013 dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.3 Pertumbuhan Ekonomi per Sektor di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 (persen) Sektor
Tahun 2009
2010
2011
2012
2013
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Pertanian
6,14
3,66
0,70
5,11
2,48
2. Pertambangan dan Penggalian
0,38
-5,76
-6,58
-9,44
2,09
3. Industri Pengolahan
2,03
3,78
6,28
4,36
6,36
4. Listrik dan Air Bersih
4,35
8,86
5,76
9,14
7,42
5. Bangunan
2,91
2,80
5,31
8,21
5,23
6. Perdagangan, Hotel dan RM
3,72
3,74
4,74
4,50
7,03
7. Pengangkutan dan Komunikasi
4,26
6,20
9,72
4,92
5,61
8. Keuangan, Persw. dan Jasa Perusahaan
3,66
4,10
7,37
5,75
9,75
9. Jasa-jasa
3,81
7,29
8,18
5,61
4,41
4,09
4,31
4,65
5,04
5,02
(1)
PDRB
Pada tabel 4.3 di atas diperlihatkan laju pertumbuhan seluruh sektor ekonomi Atas dasar harga konstan tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Pada tahun 2013 semua sektor tumbuh positif. Dari sembilan sektor yang mengalami pertumbuhan positif, ada enam sektor yang
mengalami
pertumbuhan diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung yang sebesar 5,02 Persen. Keenam sektor tersebut adalah sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan yang mencapai 9,75 persen, sektor Listrik dan Air Bersih sebesar 7,42 persen, sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan sebesar 7,03 persen, Industri pengolahan sebesar 6,36 persen, sektor Pengangkutan dan Komunikasi 5,61 persen dan sektor Bangunan sebesar 5,23 persen. Untuk tiga sektor lainnya yang mengalami pertumbuhan di bawah rata- rata pertumbuhan kabupaten adalah
sektor Jasa-jasa sebesar 4,41 persen, sektor Pertanian 2,48 persen dan sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 2,09 persen. Sektor Pertanian pada tahun 2013 tumbuh sebesar 2,48 persen lebih rendah daripada tahun 2012 yang tumbuh sebesar 5,11 persen. Turunnya pertumbuhan sektor Pertanian ini mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung, karena sektor ini memberikan kontribusi terbesar sebanyak
32,03 persen. Di tahun 2013 semua sub sektor dalam sektor Pertanian mengalami
pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sub sektor Peternakan dan hasil-hasilnya yang tumbuh sebesar 5,17 persen sedangkan pertumbuhan terendah dialami oleh sub sektor Kehutanan yang hanya tumbuh sebesar 0,28 persen. Pertumbuhan tertinggi berikutnya adalah sub sektor Tanaman Perkebunan yang tumbuh sebesar 4,59 persen
disusul kemudian sub sektor
Tanaman Bahan Makanan dan Perikanan masing-masing tumbuh sebesar 1,46 persen dan 1,13 persen. Sektor Pertambangan dan Penggalian mampu tumbuh sebesar 2,09 persen selama tahun 2013 dan meningkat bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mengalami pertumbuhan minus 9,44 persen. Grafik 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013
ADHB
ADHK
14 12 10
12,58
11,58
10,55 10,61
9,13
8 6
5,02 4 4,09
4,31
4,65
2010
2011
5,04
2 0 2009
4.2
Distribusi PDRB/Struktur Ekonomi
2012
2013
Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menggambarkan struktur perekonomian suatu daerah adalah distribusi sektoral terhadap PDRB secara keseluruhan. Distribusi sektoral ini juga menunjukkan komposisi atau susunan sektor-sektor ekonomi dalam suatu perekonomian. Sektor yang dominan atau diandalkan mempunyai nilai yang paling besar dalam struktur tersebut, dan dapat menjadikan ciri khas perekonomian di suatu daerah. Angka agregat PDRB terbentuk dari berbagai kegiatan sektor ekonomi, waktu dan adanya perubahan
faktor internal
mengikuti perjalanan
maupun eksternal. Perubahan teknologi,
keberadaan sumber daya alam dan sumber daya manusia, perubahan orientasi kebijakan pemerintah maupun perubahan ekonomi nasional dan internasional akan sangat
berpengaruh
terhadap kinerja tiap sektor ekonomi. Akibatnya, perkembangan output tiap sektor akan berbeda satu dengan yang lainnya sehingga distribusi sektor ekonomi dalam komposisi PDRB juga mengalami pergeseran atau perubahan. Dalam
periode
waktu
lima
tahun
terakhir,
sektor
Pertanian dan sektor Industri
Pengolahan masih merupakan sektor andalan bagi perekonomian Kabupaten Temanggung, karena keduanya memberikan kontribusi terbesar dalam penyusunan PDRB. Hal ini dapat dilihat pada persentase distribusi PDRB menurut sektor baik menurut harga berlaku maupun harga konstan, dimana sektor Pertanian menyumbang di atas
30 persen dari nilai total PDRB dan sektor
Industri Pengolahan memberikan konstribusi lebih dari 17 persen. Tabel Struktur Ekonomi Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009 – 2013 (persen) dapat dilihat pada tabel 4.4. Pada tahun 2013, sumbangan terbesar untuk PDRB atas dasar harga berlaku adalah dari sektor Pertanian sebesar 32,03 persen. Sehingga jika produksi Pertanian mengalami kenaikan secara signifikan maka dimungkinkan besaran PDRB juga akan mengalami kenaikan demikian juga apabila produksi sektor Pertanian mengalami penurunan maka besaran PDRB mempunyai kecenderungan untuk turun. Di tahun 2013 peranan sektor Pertanian yang sebesar 32,03 persen mengalami penurunan jika dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya karena di tahun 2011 sektor Pertanian memberikan kontribusi sebesar 33,11 persen dan di tahun 2012 sebesar 32,75 persen. Perhatian yang besar pada sektor Pertanian ini sangat diperlukan demi kesejahteraan dan kemakmuran, serta terjaminnya ketersediaan pangan bagi masyarakat Kabupaten Temanggung.
Tabel 4.4 Struktur Ekonomi Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2009 - 2013 (persen) Sektor
Tahun 2009
2010
2011
2012
2013
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
31,86
33,11
32,75
32,57
32,03
1,16
1,05
0,96
0,86
0,85
18,45
17,68
17,26
17,61
17,80
4. Listrik dan Air Bersih
1,04
1,05
1,05
1,06
1,09
5. Bangunan
5,77
5,60
5,52
5,60
5,61
16,74
16,64
16,63
16,63
16,78
7. Pengangkutan dan Komunikasi
5,48
5,23
5,28
5,16
5,20
8. Keuangan,Persewaan dan Jasa Perush.
4,16
4,11
4,23
4,19
4,38
15,34
15,53
16,32
16,32
16,26
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
(1)
1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan
6. Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan
9. Jasa-Jasa PDRB
Kontribusi terbesar kedua diberikan oleh sektor Industri Pengolahan 17,80 persen dan diikuti oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan dengan memberikan andil sebesar 16,78 persen. Sedangkan sumbangan terkecil adalah dari sektor Pertambangan dan Penggalian
yakni
sebesar 0,85 persen. Dari tabel 4.4 struktur ekonomi Kabupaten Temanggung di atas terlihat bahwa ke sembilan sektor selama lima tahun terakhir memperlihatkan peranannya dari waktu ke waktu
terhadap total
PDRB. Namun selama dua tahun terakhir kontribusi sektor Pertanian, sektor Pertambangan dan Penggalian serta sektor Jasa-Jasa memiliki kecenderungan menurun sedangkan kontribusi sektor Industri Pengolahan, sektor Listrik dan Air Bersih, sektor Bangunan, sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan, sektor Pengangkutan dan Komunikasi serta sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan cenderung meningkat walaupun dengan peningkatan yang relatif kecil.
Secara keseluruhan dalam lima tahun terakhir tidak terjadi pergeseran struktur ekonomi yang berarti, masing-masing sektor masih dalam posisi yang sama.
Grafik 4.2 Struktur Ekonomi Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013
Keuangan, Persw & Js Perush.; 4,38 % Pengangkutan & Komunikasi; 5,20 %
Jasa-jasa; 16,26% Perdagangan, Hotel & RM; 16,78 %
Pertanian; 32,03 % Industri Pengolahan; 17,80 % Pertambangan & Penggalian; 0,85 %
Bangunan; 5,61 % Listrik & Air Bersih; 1,09 %
Menurut harga konstan, andil terbesar pada PDRB tahun 2013 adalah sektor Pertanian sebesar 29,13 persen lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang memberikan sumbangan sebesar 29,85 persen. Andil terbesar kedua adalah sektor Industri Pengolahan yang memberikan sumbangan sebesar 20,21 persen lebih tinggi jika dibandingkan tahun 2012 yang besarnya 19,96 persen. Berikutnya adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan yang memberikan sumbangan sebesar
17,34 persen mengalami peningkatan 0,33 persen jika dibandingkan dengan
tahun 2012 yang memberikan andil sebesar 17,01 persen. Sedangkan andil terkecil diberikan oleh sektor Pertambangan dan Penggalian yang hanya memberikan sumbangan sebesar 0,69 persen. Struktur ekonomi Kabupaten Temanggung Atas dasar harga konstan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.5 Struktur Ekonomi Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2009 - 2013 (persen) Sektor
Tahun 2009
2010
2011
2012
2013
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
31,19
31,00
29,83
29,85
29,13
0,98
0,89
0,79
0,68
0,66
19,88
19,78
20,09
19,96
20,21
4. Listrik dan Air Bersih
0,91
0,95
0,96
1,00
1,03
5. Bangunan
5,32
5,24
5,27
5,43
5,44
17,18
17,08
17,10
17,01
17,34
7. Pengangkutan dan Komunikasi
5,61
5,71
5,98
5,98
6,01
8. Keuangan,Persewaan dan Jasa Perush.
3,94
3,94
4,04
4,06
4,25
14,99
15,41
15,94
16,03
15,93
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan
6. Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan
9. Jasa-jasa PDRB
Bila kesembilan sektor tersebut dibagi menurut kelompok sektor primer, sekunder dan tersier, dengan rincian sebagai berikut : 1.
Kelompok Primer
: - Sektor Pertanian - Sektor Pertambangan dan Penggalian
2.
Kelompok Sekunder
: - Sektor Industri Pengolahan - Sektor Listrik dan Air Bersih, - Sektor Bangunan
3.
Kelompok Tersier
: - Sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan - Sektor Pengankutan dan Komunikasi - Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan - Sektor Jasa-jasa
maka tabel di bawah ini memperlihatkan distribusi persentase menurut kelompok sektor PDRB :
Tabel 4.6 Distribusi Persentase Kelompok Sektor PDRB Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013 Tahun
Sektor
2009
2010
2011
2012
2013
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Kelompok Primer
33,02
34,16
33,71
33,43
32,88
2. Kelompok Sekunder
25,26
24,33
23,83
24,27
24,50
3. Kelompok Tersier
41,72
41,51
42,46
42,30
42,62
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
1. Kelompok Primer
32,17
31,89
30,62
30,53
29,79
2. Kelompok Sekunder
26,11
25,97
26,32
26,39
26,68
3. Kelompok Tersier
41,72
42,14
43,06
43,08
43,53
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
(1)
I. Atas Dasar Harga Berlaku
PDRB II. Atas Dasar Harga Konstan
PDRB
Dari ketiga kelompok sektor pada tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa jika dibandingkan antara tahun 2013 terhadap tahun 2012 baik menurut harga berlaku maupun harga konstan tidak terjadi pergeseran kontribusi yang berarti. Berdasarkan harga berlaku maupun harga konstan
pada
kelompok primer terjadi penurunan kontribusi. Untuk harga berlaku kontribusi kelompok ini turun sebesar 0,56 persen, dan untuk harga konstan turun sebesar 0,74 persen. Sedangkan kelompok tersier dan kelompok sekunder kontribusinya mengalami peningkatan. Berdasarkan harga berlaku kelompok sekunder meningkat sebesar 0,23 persen dan kelompok tersier meningkat sebesar 0,32 persen. Sedangkan berdasarkan harga konstan kelompok sekunder meningkat sebesar 0,29 persen dan kelompok tersier meningkat sebesar 0,45 persen.
4.3
PDRB Perkapita
Meskipun belum dapat mencerminkan tingkat pemerataan, PDRB perkapita dapat dijadikan salah satu tolok ukur guna melihat keberhasilan pembangunan perekonomian khususnya tingkat kemakmuran penduduk
pada suatu wilayah secara makro. PDRB perkapita menggambarkan
rata-rata besarnya output barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap penduduk pada suatu daerah selama satu tahun. Semakin besar PDRB perkapita suatu daerah dapat menggambarkan semakin tingginya tingkat kemakmuran penduduk
daerah tersebut. Perkembangan PDRB per
kapita Kabupaten Temanggung dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.7 PDRB per Kapita Kabupaten Temanggung dan Pertumbuhannya Tahun 2009 – 2013
Tahun (1)
Atas Dasar Harga Berlaku
Atas dasar Harga Konstan
Nilai (Rp)
Pertumbuhan (%)
Nilai (Rp)
Pertumbuhan (%)
(2)
(4)
(3)
(5)
2009
6.333.191,62
8,12
3.248.900,47
3,13
2010
7.064.501,89
11,55
3.357.870,71
3,35
2011
7.738.502,63
9,54
3.481.837,83
3,69
2012
8.482.526,56
9,61
3.624.491,54
4,10
2013
9.381.988,23
10,60
3.773.103,86
4,10
Menurut harga berlaku kenaikan harga dan output dari berbagai barang dan jasa dari beberapa sektor ekonomi telah meningkatkan PDRB perkapita. PDRB perkapita atas dasar harga berlaku selama ini selalu menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 PDRB perkapita Kabupaten Temanggung tercatat sebesar 9.381.988,23 rupiah. Angka ini mengalami pertumbuhan sebesar 10,60 persen dibandingkan PDRB perkapita tahun 2012 yang sebesar 8.482.526,56 rupiah dan menempati peringkat ke-24 dari 35 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan menurut harga konstan, besarnya PDRB perkapita tahun 2013 tumbuh sebesar 4,10 persen sehingga mencapai 3.773.103,86 rupiah meningkat dari tahun 2012 yang tercatat sebesar 3.624.491,54 rupiah. Jika memperhatikan tabel dan grafik perkembangan PDRB perkapita dapat diketahui bahwa nilai PDRB perkapita selalu naik yang menandakan bahwa kemakmuran penduduk Kabupaten Temanggung semakin meningkat. Namun demikian data tersebut belum dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya, karena produk barang dan jasa yang dihasilkan di Kabupaten Temanggung tidak hanya dimiliki/dinikmati oleh warga Temanggung saja, akan tetapi ada juga yang
dimiliki/dinikmati oleh penduduk dari luar Kabupaten Temanggung yang melakukan investasi di Kabupaten Temanggung. Grafik 4.3 PDRB Perkapita Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 9.381.988 7.738.503
8.482.527
7.064.502 6.333.192 ADHK ADHB 3.773.104 3.248.900
2009
4.4
3.357.871
2010
3.481.838
3.624.492
2011
2012
2013
Indeks Perkembangan
PDRB Kabupaten Temanggung pada tahun 2013 atas dasar harga berlaku mencapai 6.915.876,33 juta rupiah dan PDRB atas dasar harga konstan sebesar 2.781.320,87 juta rupiah. Nilai indeks perkembangan PDRB atas dasar harga berlaku tercatat sebesar 415,92 persen dan atas dasar harga konstan tercatat 167,27 persen. Nilai Indeks Perkembangan menggambarkan perkembangan secara agregat PDRB tahun berjalan terhadap tahun dasar 2000. Hal ini berarti selama kurun waktu tiga belas tahun terakhir nilai PDRB atas dasar harga berlaku secara agregat telah meningkat sebesar 415,92 persen atau meningkat 4,15 kali lipat PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2000. Demikian juga nilai PDRB atas dasar harga konstan selama kurun waktu tiga belas tahun terakhir telah meningkat 167,27 persen atau meningkat 1,67 kali lipat nilai PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000. Untuk diketahui bahwa PDRB tahun 2000 baik Atas dasar harga berlaku maupun Atas dasar harga konstan sebesar 1.662.794,54 juta rupiah.
Tabel 4.8 Perkembangan PDRB Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun
(1)
4.5
PDRB Atas Dasar Harga Konstan
Jumlah (Juta Rupiah)
Perkembangan (Persen)
Jumlah (Juta Rupiah)
Perkembangan (Persen)
(2)
(3)
(4)
(5)
2009
4.502.652,25
270,79
2.309.841,53
138,91
2010
5.069.020,30
304,85
2.409.386,40
144,90
2011
5.603.983,71
337,02
2.521.439,02
151,64
2012
6.198.351,81
372,77
2.648.488,46
159,28
2013
6.915.876,33
415,92
2.781.320,87
167,27
Indeks Berantai
Angka-angka PDRB juga dapat menunjukkan perkembangan per tahun baik secara agregat maupun per sektor yaitu dengan membuat tabel turunan yang berupa tabel indeks berantai baik menurut harga berlaku maupun menurut harga konstan. Secara umum nilai indeks berantai
diperoleh dari
perbandingan nilai
PDRB
tahun
berjalan
dengan PDRB tahun
sebelumnya. Bila nilai indeks berantai ini dikurangi 100 akan diperoleh juga laju pertumbuhan. Indeks berantai menurut harga berlaku diperoleh dengan cara membagi NTB Adhb tahun (t) dengan NTB adhb tahun (t-1) dikalikan 100. Nilai indeks berantai menurut harga berlaku ini menggambarkan besarnya perkembangan agregat atau sektoral yang dikarenakan oleh adanya perkembangan harga dan produksi. Sedangkan Indeks berantai berdasarkan harga konstan diperoleh dengan cara membagi NTB Adhk tahun (t) dengan NTB adhk tahun (t-1) dikalikan 100. Pergerakan indeks ini mencerminkan perkembangan nilai riil produksi masing-masing sektor, dengan demikian indeks berantai adalah juga merupakan
laju pertumbuhan PDRB
apabila indeks tersebut dikurangi 100. Dari hasil pengolahan PDRB tahun 2013 indeks berantai yang terjadi di Kabupaten Temanggung adalah sebesar 111,58 persen Adhb dan 105,02 persen Adhk. Indeks berantai tertinggi Atas dasar harga berlaku menurut sektoral dicapai oleh sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan yakni sebesar 116,91 persen dan terkecil adalah sektor Pertanian sebesar 109,69
persen. Sedangkan menurut harga konstan indeks berantai terkecil adalah sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 102,09 persen dan tertinggi adalah sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan yakni sebesar 109,75 persen. Grafik 4.4 Indeks Berantai PDRB Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 114
112,58
111,58
112
110,55
110,61
110 109,13
108 106
105,02
104 104,09
104,31
104,65
105,04
2011
2012
102 100 98 2009
2010 ADHK
4.6
2013
ADHB
Inflasi
Kondisi perekonomian makro suatu daerah dapat bergerak secara dinamis atau stagnan. Kondisi tersebut dapat terlihat secara umum
dari besaran inflasinya, hal ini sangat berpengaruh
terhadap perekonomian makro. Jika terjadi inflasi tinggi akan berpengaruh terhadap daya beli konsumen, yakni turunnya tingkat daya beli masyarakat, sebaliknya jika tidak ada inflasi bahkan terjadi deflasi, hal ini juga tidak menguntungkan bagi para pelaku ekonomi dan bila terjadi deflasi terus menerus akan menyebabkan terjadinya stagnasi ekonomi dan bahkan bisa menimbulkan resesi ekonomi. Inflasi dapat dihitung dengan menggunakan dua metode, Konsumen (IHK) dengan menggunakan
pertama metode Indeks Harga
sampel lebih kurang 322 komoditi, yang dihitung baik
setiap bulan maupun setiap tahun, seperti yang telah dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung. Kedua, inflasi dihitung dengan memakai indek implisit PDRB.
Dari kedua metode tersebut hasilnya tidak akan sama, sebab komoditi yang diamati jumlahnya berbeda serta metodologinya pun berlainan. Untuk penghitungan inflasi dengan metode implisit dari PDRB dilakukan dengan rumus membagi indeks implisit tahun t dengan indeks implisit tahun t-1 dikurangi satu dikalikan seratus persen. Grafik 4.5 Inflasi PDRB Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 10
8 7,93 6,25
6 5,64
4,85
4
5,3
2 0 2009
2010
2011
2012
2013
Inflasi (%)
Dari hasil pengolahan indeks implisit PDRB, selama kurun waktu lima tahun terakhir perekonomian Kabupaten Temanggung terus mengalami inflasi dengan pergerakan yang cukup berfluktuasi pada kisaran 4,85 persen sampai 7,93 persen. Seperti terlihat pada grafik 4.5 diatas. Pada tahun 2009 inflasi tahunan tercatat sebesar 4,85 persen, kemudian naik menjadi 7,93 persen pada tahun 2010 kemudian turun menjadi 5,64 persen pada tahun 2011. Demikian juga inflasi tahunan pada tahun 2013 yang sebesar 6,25 persen, lebih tinggi dibanding inflasi tahun 2012 yang sebesar 5,3 persen. Adanya inflasi yang besarannya masih satu digit selama kurun waktu tersebut menandakan perekonomian Kabupaten Temanggung bergerak secara dinamis dan memberikan ekspektasi yang mengembirakan bagi pelaku ekonomi, namun tidak memberatkan bagi para konsumen
4.7
Perkembangan PDRB Sektoral
4.7.1 Sektor Pertanian Sampai saat ini sektor pertanian masih merupakan faktor yang dominan dalam memberikan sumbangannya terhadap PDRB Kabupaten Temanggung, terbukti dari cerminan persentase distribusi pertanian yang paling besar. Sektor pertanian yang terdiri dari beberapa sub sektor, yakni sub sektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan dan sub sektor perikanan. Pada tahun 2013 besarnya sumbangan sektor pertanian dalam PDRB sebesar 32,03 persen Adhb dan 29,13 persen Adhk. Pertumbuhan sektor pertanian pada tahun 2013 sebesar 9,69 persen Adhb dan 2,48 persen Adhk. 4.7.1.1
Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan
Data produksi padi, palawija, buah dan sayur diperoleh dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung, sedangkan data harga bersumber pada data harga yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Tabel 4.9 berikut ini menyajikan produksi beberapa komoditi yang mempunyai nilai produksi terbesar. Tabel 4.9 Produksi Padi dan Palawija Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013 (Ton) Jenis Tanaman
2009
2010
2011
2012
2013
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Padi 2. Jagung 3. Ketela Pohon 4. Ketela Rambat 5. Kacang Tanah
137.027 136.057 95.371 7.075 1.560
176.389 154.642 96.470 4.667 1.749
161.086 111.080 85.164 5.639 1.401
159.689 139.395 56.521 1.784 936
150.288 111.327 61.554 3.586 699
Nilai Tambah Bruto (NTB) atas dasar harga berlaku diperoleh dengan pendekatan produksi yaitu dengan cara mengalikan kuantum produksi dari setiap jenis komoditi dengan harga masingmasing komoditi, kemudian hasilnya dikurangi dengan nilai biaya antara atas dasar harga berlaku. Rasio biaya antara diambil dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang telah di update. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi, yaitu mengalikan produksi pada tahun yang dihitung dengan harga pada tahun 2000. Kemudian dikurangi dengan biaya antara atas dasar harga konstan 2000. Tabel 4.10 memperlihatkan nilai produksi padi dan beberapa jenis palawija atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.10 Output Padi dan Palawija Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013 Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000 (Jutaan Rupiah) Jenis Tanaman (1)
2009 (2)
2010 (3)
2011 (4)
2012 (5)
2013 (6)
ADHB 1. Padi 2. Jagung 3. Ketela Pohon 4. Ketela Rambat 5. Kacang Tanah
458.696,20 258.242,47 78.764,04 6.907,45 19.458,90
530.998,98 331.753,40 76.043,43 4.732,00 16.492,00
510.149,79 273.881,07 70.127,23 7.048,75 16.531,80
586.682,61 385.730,70 72.843,68 2.942,78 13.572,03
619.097,16 423.988,67 82.365,60 6.411,39 13.110,21
ADHK 1. Padi 2. Jagung 3. Ketela Pohon 4. Ketela Rambat 5. Kacang Tanah
233.583,75 115.922,18 31.435,62 3.271,95 15.048,22
234.928,35 146.212,77 28.471,80 2.129,40 12.082,56
217.466,10 107.703,17 25.549,20 2.537,55 9.750,96
215.580,29 135.157,10 16.956,30 802,58 6.511,78
212.923,35 134.050,11 18.916,50 1.614,06 6.260,52
Sub sektor tanaman bahan makanan memberikan andil sebesar 21,62 persen Adhb dan 19,43 persen Adhk. Pertumbuhan sub sektor tanaman bahan makanan tahun 2013 mengalami penurunan jika dibanding dengan tahun 2012 baik Adhb maupun Adhk. Jika pada tahun 2012 sub sektor ini mengalami pertumbuhan 4,93 persen, pada tahun 2013 sub sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 1,46 persen Adhk. Menurut harga berlaku pada tahun 2013 mengalami pertumbuhan sebesar 9,16 persen, sedangkan pada tahun 2012 pertumbuhannya sebesar 10,32 persen. 4.7.1.2
Sub Sektor Tanaman Perkebunan
Sub sektor
Tanaman Perkebunan meliputi perkebunan rakyat dan perkebunan besar yang
diusahakan perusahaan berbadan hukum. Data produksi tanaman perkebunanan diperoleh dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung.
Adapun data harga
produsen diperoleh dari survei harga yang dilaksanakan oleh BPS. Produksi beberapa jenis tanaman perkebunan rakyat dapat dilihat pada tabel 4.11 .Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara pendekatan produksi. Rasio biaya antara menggunakan rasio Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi. Produksi dan Output beberapa jenis tanaman perkebunan rakyat atas dasar harga berlaku disajikan dalam Tabel 4.11 dan Tabel 4.12 di bawah ini :
Tabel 4.11 Produksi Beberapa Jenis Tanaman Perkebunan Rakyat
Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013 (Ton) Jenis Tanaman (1) 1. Tembakau 2. Randu 3. Kelapa (000 bt) 4. Kopi 5. Cengkeh 6. Panili 7. Lada 8. Aren 9. Kayu Manis 10. Jahe 11. Kemukus 12. Kapulogo 13. Kakao
2009 (2) 6.786,64 4,46 4.593,00 6.417,34 156,27 28,07 9,84 1.037,28 13,24 25,03 52,00 273,44 55,86
2010 (3) 6.373,99 3,60 5.030,00 5.434,71 163,11 28,28 7,87 1.044,04 28,39 256,45 50,56 274,24 61,44
2011 (4) 9.126,38 1.94 1.046,53 3.045,54 67,38 11,93 8,33 730,63 14,73 129,62 41,48 256,89 73,47
2012 (5) 9.978,50 4,83 1.150,85 3.396,64 74,21 13,68 9,14 922,06 23,30 374,94 34,51 167,80 181,14
2013 (6) 7.146,12 1,70 1.193,23 8.415,9 167.14 6,39 8,54 877,62 21,42 722,62 35,82 49,11 46,12
Tabel 4.12 Output Beberapa Jenis Tanaman Perkebunan Rakyat Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013 Atas Dasar Harga Berlaku (Jutaan Rupiah) Jenis Tanaman (1) 1. Tembakau 2. Randu 3. Kelapa 4. Kopi 5. Cengkeh 6. Panili 7. Lada 8. Aren 9. Kayu Manis 10. Jahe 11. Kemukus 12. Kapulogo 13. Kakao
2009 (2) 190.568,85 59,72 9.571,81 89.997,89 5.480,35 1.533,52 304,06 8.012,99 54,55 116,01 1.124,76 9.012,58 805,50
2010 (3) 205.497,76 61,80 13.103,15 81.126,92 6.369,23 1.586,20 263,68 9.140,22 129,78 131,84 1.050,60 8.466,60 942,45
2011 (4) 294.234,49 29,97 2.726,20 59.387,97 2.632,87 675,83 274,56 6.396,67 68,27 852,23 854,49 7.937,90 1.135,11
2012 (5) 315.444,48 87,06 2.997,96 67.117,52 2.706,51 774,97 348,33 6.759,39 114,00 2.465,18 710,91 5.185,02 3.265,05
2013 (6) 367.318,35 32,39 3.751,17 83.833,25 3.710,65 388,32 265,32 7.819,16 109,21 4.116,91 725,01 1.944,02 2.986,97
Sub sektor tanaman perkebunan memberikan andil sebesar 4,21 persen Adhb dan 4,02 persen Adhk. Pertumbuhan sub sektor tanaman perkebunan tahun 2013 menurut harga konstan lebih rendah bila dibanding tahun 2012. Jika pada tahun 2012 sub sektor ini mengalami pertumbuhan 6,24 persen, di tahun 2013 sub sektor ini pertumbuhannya sebesar 4,59 persen. Pertumbuhan menurut harga berlaku pada tahun 2013 sebesar 10,98 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan tahun pertumbuhannya sebesar 10,97 persen.
2012 yang
4.7.1.3
Sub Sektor Peternakan dan Hasil-hasilnya
Data ternak, produksi susu dan telur diperoleh dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Temanggung, sedangkan data harga ternak diperoleh dari BPS. Nilai tambah atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara mengalikan nilai produksi dengan rasio nilai tambah berdasarkan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Sub sektor Peternakan dan Hasil-hasilnya memberikan andil sebesar 5,13 persen Adhb dan 4,92 persen Adhk. Pertumbuhan sub sektor ini berdasarkan Adhb mengalami kenaikan dibanding tahun 2012. Jika pada tahun 2012 sub sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 9,61 persen maka pada tahun 2013 mengalami pertumbuhan sebesar 10,57 persen. Sedangkan menurut Adhk pertumbuhannya mengalami penurunan dari 6,23 persen pada tahun 2012 menjadi 5,17 persen di tahun 2013. Tabel 4.13 dan 4.14 menyajikan data output atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000. Tabel 4.13 Output Peternakan Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013 Atas Dasar Harga Berlaku (Jutaan Rupiah) Rincian (1) 1. Kuda 2. Sapi 3. Kerbau 4. Kambing/Domba 5. Babi 6. Ayam 7. Itik 8. Telur 9. Susu
2009 (2) 11,00 45.058,00 204,00 36.501,50 0,00 168.973,31 1.128,92 70.092,21 1.090,57
2010
2011
(3)
(4)
0,00 25.732,00 156,25 16.416,00 4,50 235.266,78 422,48 86.999,15 1.831,23
0,00 63.720,00 7.912,00 17.815,20 14,80 257.956,34 471,11 76.340,63 3.948,22
2012 (5) 60,00 56.116,50 315,40 35.346,78 5,55 276.702,41 469,85 96.856,04 5.111,79
2013 (6) 571,05 71.786,40 592,85 46.667,70 13,00 293.594,40 677,68 109.852,54 5.163,82
Tabel 4.14 Output Peternakan Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013 Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)
Rincian (1) 1. Kuda 2. Sapi 3. Kerbau 4. Kambing/Domba 5. Babi 6. Ayam 7. Itik 8. Telur 9. Susu
4.1.7.4
2009
2010
2011
(2)
(3)
(4)
4,44 16.810,10 69,70 18.250,75 0,00 80.526,34 318,92 36.059,49 369,12
0,00 8.914,30 51,25 7.660,80 1,29 102.509,10 113,67 42.975,03 601,30
2012
0,00 19.315,13 2.027,45 7.794,15 3.44 112.395,26 141,96 36.490,38 1.240,87
2013
(5) 11,10 16.494,85 77,90 15.273,30 1,29 112.525,65 137,91 45.147,01 1.606,56
(6) 104,34 20.724,05 145,55 18.148,55 2,80 111.932,87 191,44 46.435,20 1.622,91
Sub Sektor Kehutanan
Data produksi dan harga sub sektor ini diperoleh dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung dan dari Perum Perhutani KPH Kedu Utara. Nilai tambah bruto dihitung dengan menggunakan rasio yang diperoleh dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Beberapa produksi kehutanan tahun 2009- 2013 dapat dilihat pada tabel 4.15. Tabel 4.15
Produksi Kehutanan Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013
Rincian
Sat
2009
2010
2011
2012
2013
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
M3 M3 M3 SM Ton Box
2.909,79 8.846,36 82.739,53 11,80 313,32 0,00
1. Kayu Jati Pertukangan 2. Kayu Mahoni Pertukangan 3. Kayu Rimba Pertukangan 4. Kayu Bakar 5. Getah Pinus 6. Telur Sutera Alam
749,57 390,39 3.309,48 0,00 305,67 0,00
0,00 3.992,67 6.146,97 0,00 320,75 0,00
6,80 2.359,60 3.160,12 127,50 339,90 0,00
0,45 2.626,28 193,47 0,00 355,50 0,00
Output sub sektor kehutanan dihitung dengan mengalikan produksi dan harga setiap komoditi. Output atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000 diperlihatkan dalam Tabel Tabel 4.17.
4.16 dan
Tabel 4.16
Output Kehutanan Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013 Atas Dasar Harga Berlaku (Jutaan Rupiah)
Rincian (1) 1. Kayu Jati Pertukangan 2. Kayu Mahoni Pertukangan 3. Kayu Rimba Pertukangan 4. Kayu Bakar 5. Getah Pinus 6. Telur Sutera Alam Tabel 4.17
2010 (4) 1.763,78 338,67 1.031,23 0,00 897,24 0,00
2011 (5) 0,00 2.604,27 1.374,72 0,00 1.029,75 0,00
2012 (6) 17,44 2.042,21 1.143,02 1.731,36 1.452,47 0,00
2013 (7) 1,23 2.553,04 67,95 0,00 1.528,88 0,00
Output Kehutanan Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013 Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)
Rincian (1)
1. Kayu Jati Pertukangan 2. Kayu Mahoni Pertukangan 3. Kayu Rimba Pertukangan 4. Kayu Bakar 5. Getah Pinus 6. Telur Sutera Alam
Sub sektor Kehutanan
2009 (3) 7.779,02 8.715,05 41.850,10 0,85 452,12 0,00
2009 (3) 3.204,24 3.930,74 12.728,06 0,13 206,79 0,00
memberikan
2010 (4) 876,72 197,90 194,85 0,00 184,46 0,00
2011 (5) 0,00 2.051,12 393,80 0,00 211,70 0,00
2012 (6) 5,75 1.049,64 225,82 1,26 224,34 0,00
2013 (7) 0,39 1.268,75 12,15 0,00 234,63 0,00
andil sebesar 0,68 persen Adhb dan 0,40 persen Adhk.
Pertumbuhan sub sektor ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2012. Jika pada tahun 2012 sub sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 0,05 persen Adhb dan minus 8,24 persen Adhk, pada tahun 2013 sub sektor ini pertumbuhannya sebesar 13,93 persen Adhb dan 0,28 persen Adhk. 4.1.7.5
Sub Sektor Perikanan
Data mengenai produksi diperoleh dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Temanggung. Perhitungan nilai tambah bruto dilakukan dengan mengalikan rasio nilai tambah terhadap output, rasio nilai tambah itu diperoleh dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Besarnya output dan NTB sub sektor Perikanan dapat dilihat pada Tabel 4.18 sampai dengan Tabel 4.21 berikut ini :
Tabel 4.18
Output Perikanan Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013 Atas Dasar Harga Berlaku (Jutaan Rupiah)
Rincian (1) 1. Ikan Kolam 2. Ikan Mina Padi 3. Ikan Sungai 4. Ikan Waduk/Cekdam Tabel 4.19
2009
2010
(2) 10.421,47 10.635,78 558,56 80,12
(3) 12.016,40 11.454,16 619,79 89,06
2011 (4) 14.389,89 13.737,79 720,56 110,62
2012 (5) 16.228,68 14.092,41 905,77 142,92
2013 (6) 16.225,13 16.196,90 1.058,00 164,65
Output Perikanan Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013 Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)
Rincian (1) 1. Ikan Kolam 2. Ikan Mina Padi 3. Ikan Sungai 4. Ikan Waduk/Cekdam Tabel 4.20
2009
2010
2011
2012
2013
(2) 5.174,23 4.373,46 271,33 43,99
(3) 5.706,76 4.534,71 288,19 47,21
(4) 6.191,94 4.965,29 312,32 50,12
(5) 6.914,03 4.824,82 367,37 62,10
(6) 6.831,06 5.023,39 385,72 65,87
NTB Perikanan Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013 Atas Dasar Harga Berlaku (Jutaan Rupiah)
Rincian (1) 1. Ikan Kolam 2. Ikan Mina Padi 3. Ikan Sungai 4. Ikan Waduk/Cekdam Tabel 4.21
2009
2010
(2) 8.306,95 8.477,78 445,23 63,86
(3) 9.578,27 9.130,11 494,03 70,99
2011 (4) 11.470,18 10.950,39 574,36 88,18
2012 (5) 12.935,88 11.233,06 721,99 113,92
2013 (6) 12.933,06 12.910.55 843,33 131,24
NTB Perikanan Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013 Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)
Rincian (1) 1. Ikan Kolam 2. Ikan Mina Padi 3. Ikan Sungai 4. Ikan Waduk/Cekdam
Sub sektor Perikanan
2009
2010
2011
2012
2013
(2) 4.124,38 3.486,08 216,27 35,06
(3) 4.548,85 3.614,62 229,71 37,63
(4) 4.935,59 3.957,83 248,94 39,95
(5) 5.511,17 3.845,86 292,83 49,50
(6) 5.445,04 4.004,14 307,47 52,51
memberikan
andil sebesar 0,39 persen Adhb dan 0,36 persen Adhk.
Pertumbuhan sub sektor ini mengalami penurunan dibanding tahun 2012. Jika pada tahun 2012 sub
sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 8,33 persen Adhb dan 5,63 persen Adhk, di tahun 2013 sub sektor ini pertumbuhannya sebesar 7,25 persen Adhb dan 1,13 persen Adhk. 4.7.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian Data produksi dan harga diperoleh dari laporan data penunjang pendapatan regional yang dikumpulkan oleh Koordinator Statistik Kecamatan se Kabupaten Temanggung. Output diperoleh dari perkalian antara produksi dengan harga masing-masing komoditi. Output Pertambangan dan Penggalian Atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000 disajikan pada tabel 4.22 Perkiraan output atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi. Biaya antara masingmasing komoditi diperoleh dengan menggunakan rasio biaya antara terhadap output hasil penyusunan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Tabel 4.22
Output Penggalian Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013
Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah) Rincian
2009
2010
2011
2012
2013
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
ADHB 1. Tanah Liat 2. Batu 3. Kerikil 4. Pasir 5. Tanah Urug
11.591,49 12.331,82 7.407,77 21.121,88 9.606,49
11.568,59 12.722,80 7.516,15 20.690,14 10.498,94
10.894,29 15.264,97 9.004,64 21.114,28 7.540,78
12.592,68 15.020,73 8.615,63 21.065,18 7.540,78
14.304,26 17.283,00 8.985,55 23.642,31 6.745,78
ADHK 1. Tanah Liat 2. Batu 3. Kerikil 4. Pasir 5. Tanah Urug
4.722,46 6.256,14 3.372,64 8.046,90 4.545,13
4.439,11 5.880,76 3.237,73 7.161,75 4.672,35
3.687,30 4.884,79 2.689,39 5.948,83 6.510,29
3.392,31 3.810,14 2.097,72 4.640,08 7.540,78
3.731,55 4.229,25 2.118,70 5.104,09 6.745,78
Sektor Penggalian memberikan andil sebesar 0,85 persen Adhb dan 0,66 persen Adhk. Sektor ini pertumbuhannya mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tumbuh negatif dari minus 0,54 persen Adhb dan minus 9,44 pesen Adbk, tumbuh meningkat menjadi 9,92 persen Adhb dan 2,09 persen Adhk.
4.7.3 Sektor Industri Pengolahan
Pengelompokan dari kegiatan industri dibuat berdasarkan jenis komoditi utama yang dihasilkan oleh masing-masing perusahaan. Secara garis besarnya sektor Industri Pengolahan dikelompokkan menjadi sembilan sub sektor. Ruang lingkup dan metode penghitungan nilai tambah bruto industri pengolahan Atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara pendekatan produksi yaitu dengan mengalikan rata-rata output per tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor Industri Pengolahan. Sedangkan nilai tambah diperoleh dengan cara mengalikan persentase nilai tambah terhadap output berdasarkan survei rutin dan khusus. Perhitungan Atas dasar harga konstan 2000 dengan cara revaluasi. Khusus sub sektor Industri Logam Dasar Besi dan Baja tidak ada penghitungannya karena di Kabupaten Temanggung industri tersebut tidak ada. Pada tahun 2013 sektor Industri Pengolahan memberikan kontribusi terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Temanggung
sebesar 17,80 persen
Atas dasar harga berlaku, peranan sektor ini
meningkat dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 17,61 persen. Pada tahun 2013 sektor ini mampu tumbuh sebesar 6,36 persen lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,36 persen. Grafik 4.6 Persentase Distribusi Sub Sektor Industri Pengolahan Terhadap Sektor Industri Pengolahan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013
Alat Angkutan, Mesin & Peralatannya, 0,45%
Barang Lainnya, 2,19%
Logam Dasar Besi & Baja, 0% Semen & Brg Galian Bukan Logam, 1,35% Pupuk, Kimia & Brg dr Karet, 1,07% Kertas & Brg Cetakan, 0,34%
4.7.4 Sektor Listrik dan Air Bersih 4.7.4.1
Listrik
Makanan, Minuman & Tembakau, 40,11%
Brg Kayu & Hasil Hutan Lainnya, 54,16%
Tekstil, Brg Kulit & Alas Kaki, 0,33%
Data produksi dan harga sub sektor Listrik diperoleh dari PT PLN Temanggung dan Parakan. Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari perkalian produksi dan harga berlaku. Output Atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan revaluasi. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dan konstan 2000 menggunakan rasio Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang telah dilakukan up date. 4.7.4.2
Air Minum
Data produksi dan harga sub sektor Air Minum diperoleh dari PDAM Kabupaten Temanggung. Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari perkalian produksi dan harga berlaku. Perhitungan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 menggunakan pendekatan revaluasi. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dan konstan 2000 menggunakan rasio Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang telah di update. Tabel 4.23 memperlihatkan kuantitas produksi dan tabel 4.24 memperlihatkan output atas dasar harga berlaku dan konstan 2000. Tabel 4.23 Produksi Listrik dan Air Minum Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013 Rincian (1)
Sat (2)
2009 (3)
2010 (4)
2011 (5)
2012 (6)
2013 (7)
1. Listrik
Kwh
184.662.709
202.407.610
215.030.367
235.580.710
253.964.561
2. PDAM
M3
10.516.828
10.748.198
10.880.101
11.423.018
11.808.859
Tabel 4.24 Output Listrik dan Air Minum (PDAM) Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013 Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah) Rincian
2009
2010
2011
2012
2013
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
ADHB 1. Listrik 2. PDAM
97.381,92 8.347,80
104.387,98 11.778,85
118.391,97 13.392,25
131.654,48 13.857,84
169.270,76 16.484,77
ADHK 1. Listrik 45.008,42 46.944,95 51.456,06 54.665,02 64.562,87 2. PDAM 5.026,74 5.268,93 5.384,85 5.450,93 5.916,24 Kontribusi sektor Listrik dan Air Minum terhadap PDRB Kabupaten Temanggung tahun 2013 mengalami sedikit peningkatan baik menurut harga berlaku maupun menurut harga konstan. Kontribusi sektor ini sebesar 1,09 persen Adhb dan 1,03 persen Adhk. Sedangkan untuk laju
pertumbuhannya pada tahun 2013 sebesar 7,42 persen mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang besarannya mencapai 9,14 persen Adhk. Namun bila dilihat menurut Adhb laju pertumbuhan sektor ini meningkat dari 11,31 persen pada tahun 2012 menjadi 14,69 persen di tahun 2013. 4.7.5 Sektor Bangunan/Konstruksi Nilai tambah bruto diperoleh dari perkalian suatu rasio dengan output tahun berjalan. Rasio tersebut diperoleh dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan metode deflasi dan deflatornya adalah IHPB Bangunan. Output bangunan atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000 disajikan dalam tabel 4.25. Tabel 4.25
Output Bangunan Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013
Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah) Rincian
2009
2010
2011
2012
2013
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
ADHB Output Bangunan
604.181,90
660.310,47
374.263,20
495.704,35
521.629,69
285.857,20
293.858,47
309.452,37
334.855,02
352.367,64
ADHK
Output Bangunan
Sektor Bangunan pada tahun 2013 pertumbuhannya mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di tahun 2013 pertumbuhan sektor ini sebesar 11,67 persen Adhb dan 5,23 persen Adhk, sedangkan pada tahun 2012 tercatat sebesar 12,23 persen Adhb dan 8,21 persen Adhk. Kontribusi sektor Bangunan pada tahun 2013 sebesar 5,61 persen Adhb dan 5,44 persen Adhk, mengalami peningkatan sebesar 0,01 persen baik menurut Adhb maupun Adhk bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 5,60 persen Adhb dan 5,43 persen Adhk.
4.7.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan Sektor ini terdiri dari tiga sub sektor yaitu : 4.7.6.1
Perdagangan Besar dan Eceran
Penghitungan nilai tambah sub sektor Perdagangan Besar dan Eceran dilakukan dengan pendekatan arus barang yaitu dengan cara menghitung besarnya nilai komoditi pertanian, pertambangan dan penggalian, industri dan impor yang diperdagangkan. Berdasarkan nilai komoditi yang diperdagangkan dihitung nilai margin perdagangan. Margin perdagangan ini merupakan output perdagangan dan dipakai untuk menghitung nilai tambahnya. Rasio nilai barang-barang yang diperdagangkan, margin perdagangan, rasio nilai tambah menggunakan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan mengalikan rasio-rasio di atas, dengan output perdagangan atas dasar harga konstan 2000 dari barang-barang pertanian, pertambangan dan penggalian, industri dan barangbarang impor. 4.7.6.2
Hotel
Data mengenai jumlah kamar dan taripnya diperoleh dari hasil pengolahan Survei Hotel baik berbintang maupun non bintang di Kabupaten Temanggung. Sedangkan rasio nilai tambah didasarkan pada Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan metode revaluasi. 4.7.6.3
Rumah Makan
Data penghitungan sub sektor Rumah Makan/Restoran bersumber dari hasil inventarisasi data penunjang yang dikumpulkan oleh Koordinator Statistik Kecamatan, cakupan data meliputi jumlah tenaga kerja sub sektor Restoran/Rumah Makan. Output tahun 2000 dihitung berdasarkan besarnya pemasukan Pajak Pembangunan I, apabila dibagi dengan banyaknya tenaga kerja maka akan menghasilkan rata-rata output per tenaga kerja. Penghitungan output digerakkan dengan IHK Kelompok Makanan. NTB diperoleh dengan cara mengalikan rasio NTB (Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000) terhadap output. NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan metode deflasi, sebagai deflatornya IHK Kelompok Makanan. Output per sub sektor dari sektor perdagangan, hotel dan rumah makan Atas dasar harga berlaku dan Atas dasar harga konstan 2000 dapat dilihat pada tabel 4.26.
Tabel 4.26 Output Perdagangan Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013 Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah) Rincian
2009
2010
2011
2012
2013
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
ADHB 1. Perd. Besar/Eceran 2. Hotel 3. Restoran/ RM
763.259,88 3.817,35 335.237,31
844.740,31 4.306,59 373.275,32
953.968,67 7.090,41 393.904,78
1.043.904,23 7.731,90 422.229,02
1.205.311,99 8.757,24 467.660,86
404.349,66 1.722,46 174.212,62
418.733,07 1.770,49 180.195,66
440.397,72 1.809,28 185.661,37
456.096,39 1.845,68 190.624,13
495.793,65 1.924,49 202.330,96
ADHK
1. Perd. Besar/Eceran 2. Hotel 3. Restoran/ RM
Sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan merupakan sektor yang cukup potensial karena kontribusi yang diberikan sektor ini menduduki peringkat ketiga setelah sektor Pertanian dan Industri Pengolahan. Kontribusi dalam PDRB sebesar 16,78 persen Adhb dan 17,34 persen Adhk. Pertumbuhan sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan tahun 2013 adalah 12,59 persen Adhb dan 7,03 persen Adhk. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran yang
terdiri dari tiga sub sektor, berdasarkan Adhb
pertumbuhan sub sektor perdagangan sebesar 13,01 persen, sub sektor hotel sebesar 13,26 persen dan sub sektor rumah makan sebesar 10,76 persen. Menurut harga konstan sub sektor perdagangan mengalami pertumbuhan sebesar 7,26 persen, sub sektor hotel 4,27 persen sedangkan sub sektor rumah makan mengalami pertumbuhan sebesar 6,14 persen.
4.7.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor ini terdiri dari 2 (dua) sub sektor, yaitu : 4.7.7.1
Sub Sektor Pengangkutan
Sub sektor ini mencakup dua kegiatan yaitu : a.
Angkutan Jalan Raya.
Kegiatan ini mencakup angkutan umum yang meliputi kendaraan bermotor dan tidak bermotor. Sumber data dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Temanggung berupa data banyaknya populasi kendaraan angkutan bermotor meliputi kendaraan bus, truck/pick up dan
mikrolet. Sedangkan data populasi ojek dan dokar didapat dari Data Penunjang Regional yang dikumpulkan Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung. Penghitungan nilai tambah bruto dengan Pendekatan Produksi, yaitu : pertama menghitung nilai produksi dengan mengalikan banyaknya armada dengan rata-rata output per armada untuk masingmasing jenis kendaraan. Rata-rata output per armada datanya diperoleh melalui Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR). Setelah nilai produksi dikurangi biaya antara diperoleh nilai tambah bruto. Rasio biaya antara dan penyusutan didasarkan pada Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan Metode deflasi dengan deflatornya IHK kelompok transport. b. Jasa Penunjang Angkutan. Mencakup kegiatan yang bersifat menunjang dan memperlancar usaha pengangkutan, yaitu : pelayanan jasa terminal dan parkir. Sumber data diperoleh dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Temanggung berupa data hasil pelayanan jasa terminal dan parkir. Dari pengolahan data diatas diperoleh output (nilai produksi) dari kegiatan jasa penunjang angkutan. Dari nilai produksi setelah dikurangi biaya antara didapatkan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku. Setelah dikurangi lagi dengan penyusutan maka akan diperoleh nilai tambah neto. Rasio biaya antara dan penyusutan berdasarkan Tabel Input Output Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Sedangkan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan Metode Deflasi dengan deflatornya Indeks Harga Konsumen (IHK) kelompok transport. 4.7.7.2
Sub Sektor Komunikasi
Sub sektor ini mencakup dua kegiatan, yaitu : a.
Pos dan Giro
Kegiatan ini meliputi kegiatan pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal pengiriman surat, wesel, paket pos, jasa giro, jasa tabungan dan sebagainya. Penghitungan nilai tambah bruto dengan Metode Produksi melalui Pendekatan Perusahaan. Output (nilai produksi) atas dasar harga berlaku merupakan
penjumlahan dari penerimaan atas kegiatan Pos dan Giro di wilayah Kabupaten
Temanggung. Setelah output dikurangi dengan biaya antara didapatkan nilai tambah bruto. Rasio biaya antara berdasarkan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 penghitungannya dengan Metode Deflasi sebagai deflatornya Indeks Harga Konsumen (IHK) Umum. b.
Telekomunikasi
Jenis kegiatan ini meliputi kegiatan pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal pengiriman berita melalui telepon, telex dan telegram serta kegiatan lainnya yang diusahakan oleh Perusahaan Telekomunikasi yang beroperasi di wilayah Kabupaten Temanggung. Penghitungan nilai tambah bruto, menggunakan Metode Produksi dengan pendekatan Perusahaan. Dari perusahaan-perusahaan komunikasi diperoleh data tentang jumlah penerimaan dari kegiatan telekomunikasi. Setelah dijumlahkan dari masing-masing perusahaan maka akan diperoleh output (nilai produksi) sub sektor telekomunikasi atas dasar harga berlaku. Rasio biaya antara berdasarkan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan Metode Deflasi sebagai deflatornya Indeks Harga Konsumen (IHK) Umum. Berikut ini disajikan Tabel 4.27 mengenai output Pengangkutan dan
Komunikasi Kabupaten
Temanggung. Tabel 4.27 Output Pengangkutan dan Komunikasi Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013 Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah) Rincian
2009
2010
2011
2012
2013
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
ADHB 1. Angkutan Jalan Raya 2. Terminal dan Parkir 3. Pos dan Giro 4. Telkom
290.687,54 1.153,52 8.415,56 74.246,44
311.235,40 1.482,62 9.066,92 80.543,53
351.172,83 1.505,16 11.696,33 85.447,62
379.465,94 1.533,15 12.113,89 92.069,82
430.945,84 1.640,63 12.579,06 101.129,49
145.068,63 648,46 4.924,84 49.638,14
153.111,98 821,49 4.985,11 48.505,59
168.999,72 825,93 6.430,80 51.458,97
177.325,64 841,29 6.401,13 54.333,21
186.331,42 865,56 6.459,54 58.509,41
ADHK
1. Angkutan Jalan Raya 2. Terminal dan Parkir 3. Pos dan Giro 4. Telkom
Sub sektor pengangkutan pada tahun 2013 mengalami pertumbuhan positif yaitu masing-masing sebesar 13,54 persen Adhb dan 5,07 persen Adhk. Sedangkan kontribusinya terhadap PDRB sebesar 3,98 persen Adhb dan 4,28 persen Adhk. Sub sektor komunikasi pada tahun 2013 memberikan kontribusi sebesar 1,22 persen Adhb dan 1,73 persen Adhk. Sedangkan untuk pertumbuhannya sub sektor ini mengalami pertumbuhan positif yaitu sebesar 9,14 persen Adhb dan 6,97 Adhk. Meskipun sektor pengangkutan dan komunikasi memberikan kontribusi sebesar 5,20 persen Adhb dan 6,01 persen Adhk terhadap total PDRB, namun berperan cukup penting dalam kelancaran
kegiatan perekonomian Kabupaten Temanggung untuk kelancaran distribusi barang dan jasa produsen ke konsumen. 4.7.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sektor ini meliputi empat sub sektor, yaitu : 4.7.8.1
Sub Sektor Bank
Angka nilai tambah bruto sub sektor bank atas dasar harga berlaku diperoleh dari Bank Indonesia. Cakupan sub sektor bank selain kegiatan bank umum baik pemerintah maupun swasta, juga bank perkreditan rakyat (BPR) yang berusaha di wilayah Kabupaten Temanggung. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara Deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) Umum sebagai deflatornya. 4.7.8.2
Sub Sektor Lembaga Keuangan Bukan Bank
Sub sektor ini melakukan kegiatan di luar kegiatan bank, meliputi asuransi, koperasi simpan pinjam dan pegadaian. a.
Asuransi
Nilai tambah kegiatan Asuransi dihitung dengan Pendekatan Produksi. Penghitungan output asuransi didapatkan dari jumlah premi yang masuk dikurangi klaim yang dibayarkan dari semua lembaga asuransi di seluruh wilayah Kabupaten Temanggung. Besarnya biaya antara diambil dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000. Setelah dikurangi biaya antara, didapatkan nilai tambah bruto. Nilai tambah bruto asuransi atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan menggunakan Metode Deflasi dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) Umum sebagai deflatornya.
b. Koperasi Simpan Pinjam Koperasi Simpan Pinjam adalah suatu bentuk usaha lembaga keuangan yang bergerak di bidang perkreditan di luar bank. Untuk mendapatkan besarnya output diperoleh dari laporan Data Penunjang Pendapatan Regional yang dikumpulkan oleh Koordinator Statistik Kecamatan seKabupaten Temanggung dan dari Dinas Perindag, Koperasi dan UMKM Kabupaten Temanggung. Struktur biaya diambil dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Besarnya nilai tambah atas dasar harga konstan 2000, dihitung dengan cara Deflasi dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) Umum sebagai deflatornya. c.
Pegadaian
Data mengenai output pegadaian diperoleh dari seluruh Perum Pegadaian yang melakukan kegiatan usahanya di Kabupaten Temanggung. Nilai tambah bruto diperkirakan dari hasil perkalian rasio nilai tambah bruto terhadap output, sedangkan rasio tersebut diambil dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara Deflasi dengan deflatornya Indeks Harga Konsumen (IHK) Umum. 4.7.8.3
Sub Sektor Sewa Bangunan
Mencakup semua kegiatan jasa atas penggunaan bangunan/rumah sebagai tempat tinggal oleh rumah tangga tanpa memperhatikan apakah rumah itu milik sendiri atau rumah yang disewa. Perkiraan nilai tambah bruto didasarkan pada laporan Data Penunjang Pendapatan Regional yang dikumpulkan oleh Koordinator Statistik Kecamatan se-Kabupaten Temanggung. Dari hasil pengolahan data tersebut didapatkan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperkirakan dengan cara deflasi dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) Umum sebagai deflatornya. 4.7.8.4
Sub Sektor Jasa Perusahaan
Cakupan kegiatan jasa perusahaan meliputi : advokat, notaris, konsultan, persewaan alat-alat pesta dan jasa perusahaan lainnya. Perkiraan output didasarkan dari tenaga kerja yang bersumber dari laporan Data Penunjang, sedangkan output per tenaga kerja didapatkan dai Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR). Besarnya biaya antara diambilkan dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Setelah biaya antara dikeluarkan dari output akan didapatkan nilai tambah bruto. Nilai tambah atas dasar konstan 2000 diperkirakan dengan cara ekstrapolasi dengan ekstrapolatornya Indeks Jumlah Tenaga Kerja. Tabel 4.28 Output Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Kabupaten Temanggung Tahun 2009-2013 Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah) Rincian
2009
2010
2011
2012
2013
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
ADHB 1. Bank 2. LK. Bukan Bank 3. Sewa Bangunan 4. Jasa Perusahaan
108.722,56
121.879,03
136.748,27
160.547,94
185.088,79
21.042,85 87.306,12 10.014,61
24.198,96 95.306,01 11.200,55
27.821,54 108.204,20 14.464,05
33.370,10 124.051,76 16.462,22
35.777,48 128.174,61 19.084,35
50.095,64
52.759,20
57.797,13
62.397,44
70.290,51
ADHK
1. Bank
2. LK. Bukan Bank 3. Sewa Bangunan 4. Jasa Perusahaan
10.637,37 44.952,75 4.715,42
11.492,67 45.792,05 4.954,90
12.900,91 47.696,22 5.151,86
13.892,80 48.584,10 5.570,39
14.640,30 52.759,17 6.034,63
Pertumbuhan sektor ini pada tahun 2013 sebesar 16,91 persen Adhb dan 9,75 persen Adhk, dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami peningkatan karena pada tahun 2012 tercatat sebesar 9,41 persen Adhb dan 5,75 persen Adhk. Kontribusi sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan terhadap PDRB Kabupaten Temanggung mengalami peningkatan baik menurut harga berlaku maupun harga konstan. Pada tahun 2012 kontribusi sektor ini tercatat 4,19 persen Adhb dan 4,06 persen Adhk meningkat menjadi sebesar 4,38 persen Adhb dan 4,25 persen Adhk di tahun 2013. 4.7.9 Sektor Jasa-Jasa Sektor Jasa-jasa terbagi menjadi empat sub sektor, yaitu : 4.7.9.1
Sub Sektor Jasa Pemerintahan
Sub sektor ini mencakup kegiatan pemerintahan dan pertahanan dalam menyediakan jasa pelayanan umum kepada masyarakat yang tidak dapat dinilai secara ekonomi, misalnya dalam mengatur negara. Kegiatan pemerintah sebagian besar hasilnya digunakan oleh pemerintah sendiri sebagai konsumen akhir. Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dengan menggunakan Pendekatan Pendapatan, yaitu dengan cara menjumlahkan upah/gaji atau belanja pegawai Pemerintah Desa, Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Pusat serta Hankam yang benar-benar bekerja di wilayah Kabupaten Temanggung. Sumber data diperoleh dari Survei Statistik Keuangan Pemerintah Desa dan Pemerintah Kabupaten Temanggung serta survei lainnya. Dari penjumlahan belanja pegawai tersebut didapatkan nilai tambah neto. Untuk menjadi nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku ditambahkan penyusutan. Rasio penyusutan berdasarkan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Sedangkan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan Metode Deflasi dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) Umum sebagai deflatornya. 4.7.9.2
Sub Sektor Jasa Sosial Kemasyarakatan
Mencakup kegiatan jasa pendidikan dan jasa kesehatan swasta yang beroperasi di Kabupaten Temanggung. Jasa pendidikan swasta mulai dari Taman Kanak-kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi. Jasa Kesehatan mencakup segala macam lembaga kesahatan swasta seperti rumah sakit, rumah bersalin, poliklinik, dokter praktek swasta dan jasa kesehatan lainnya. Menghitung nilai tambahnya dengan Pendekatan Produksi. Sumber data untuk jasa pendidikan adalah jumlah murid dari Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung, sedangkan output per murid diperoleh dari hasil Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR). Dari hasil perkalian jumlah murid dengan output per murid didapatkan nilai produksi. Sedangkan untuk jasa kesehatan, jumlah pasien yang menikmati jasa pelayanan kesehatan dan tarip per pasien untuk masing-masing kegiatan. Sumbernya dari Data Penunjang dan Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR). Dari hasil perkalian jumlah pasien dan tarip per pasien maka diperoleh nilai produksi dari kegiatan jasa kesehatan. Setelah diperoleh nilai produksi kemudian dikurangi dengan biaya antara akan didapatkan nilia tambah bruto atas dasar harga berlaku. Rasio biaya antara berdasarkan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan Metode Ekstrapolasi dengan ekstrapolatornya Indeks Jumlah Murid dan Pasien.
4.7.9.3
Sub Sektor Jasa Hiburan
Kegiatan yang dicakup dalam sub sektor ini meliputi kegiatan perusahaan swasta yang bergerak dalam jasa hiburan, rekreasi dan kebudayaan, seperti pertunjukan pentas, penyiaran radio, pemutaran film dan jasa hiburan lainnya. Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dengan Pendekatan Produksi, yaitu menghitung dahulu nilai produksi dengan cara mengalikan banyaknya indikator produksi dengan output per indikator produksi. Data indikator produksi dan rata-rata output per indikator produksi diperoleh dari Data Penunjang dan Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR). Nilai tambah bruto diperoleh dengan mengurangkan biaya antara dari nilai produksinya. Rasio biaya antara berdasarkan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan metode deflasi dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kelompok Pendidikan, rekreasi dan olah raga sebagai deflatornya.
4.7.9.4
Sub Sektor Jasa Perorangan dan Rumah Tangga.
Sub sektor ini meliputi kegiatan jasa yang pada umumnya melayani perorangan dan rumah tangga seperti jasa perbengkelan/reparasi kendaraan, jasa reparasi lainnya, jasa pembantu rumah tangga dan jasa perorangan lainnya. Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku maupun konstan 2000 seperti pada penghitungan nilai tambah sub sektor jasa hiburan. Berikut ini disajikan Tabel 4.29 memuat NTB atas dasar harga berlaku dan konstan 2000 untuk setiap subsektor Jasa-jasa. Tabel 4.29 NTB Jasa-jasa di Temanggung Tahun 2009-2013 Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah) Rincian
2009
2010
2011
2012
2013
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
ADHB 1. Pemerintahan 2. Sosial Kemasyarakatan 3. Hiburan 4. Perorangan & RT
562.092,16 75.270,77 837,77 52.463,80
645.546,55 81.496,38 914,64 58.611,91
762.071,62 86.915,94 1.022,45 64.584,31
842.053,20 96.989,51 1.097,57 71.481,91
932.779,49 108.215,53 1.237,21 82.451,44
ADHK 270.926,96 292.327,38 345.094,25 337.357,59 349.878,36 1. Pemerintahan 46.615,48 48.683,64 51.899,73 54.437,63 58.063,69 2. Sosial Kemasyarakatan 514,82 549,37 571,73 586,15 639,02 3. Hiburan 28.148,84 29.885,74 30.436,37 32.022,10 34.550,50 4. Perorangan & RT Kontribusi yang diberikan oleh sektor Jasa-jasa pada tahun 2013 tercatat sebesar 16,26 persen Adhb
dan 15,93 persen Adhk. Sumbangan yang diberikan dari sektor ini terhadap PDRB Kabupaten Temanggung tidak mengalami pergeseran yang berarti dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 sektor Jasa-jasa tumbuh sebesar 11,18 persen Adhb dan 4,41 persen Adhk. Dibanding tahun sebelumnya pertumbuhan sektor ini meningkat menurut harga berlaku dan mengalami penurunan menurut harga konstan karena pada tahun 2012 tercatat sebesar 10,61 persen Adhb dan 5,61 persen Adhk.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Dari hasil perhitungan Produk Domestik Kabupaten Temanggung tahun 2013, nilai tambah Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung tahun 2013 menurut harga berlaku sebesar 6.915.876,33 juta rupiah naik dari 6.198.351,81 juta rupiah di tahun 2012. Menurut harga konstan nilai tambah tersebut juga mengalami kenaikan dari 2.648.488,46 juta rupiah pada tahun 2012 menjadi 2.781.320,87 juta rupiah. 2. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung Tahun 2013 sebesar 5,02 persen, lebih rendah dari tahun 2012 yang tercatat sebesar 5,04 persen. 3. Potensi utama dari perekonomian Kabupaten Temanggung
pada tahun 2013 masih
didominasi oleh sektor pertanian yaitu sebesar 32,03 persen dari total PDRB yang sebesar 6.915.876,33 juta rupiah. 4. Produk Domestik Regional Bruto Perkapita Kabupaten Temanggung tahun 2013 adalah sebesar 9.381.988,23 rupiah naik dari 8.482.526,56 rupiah tahun 2012. 5. Pada tingkat Propinsi Jawa Tengah Kabupaten Temanggung memberikan kontribusi terhadap total PDRB Jawa Tengah sebesar 1,29 persen dan menempati peringkat ke-28 dari 35 kabupaten/kota yang ada di Jawa Tengah.
B. Saran Dari data dan informasi di atas sebenarnya Kabupaten Temanggung mempunyai potensi yang masih dapat untuk dikembangkan dan bersaing dalam peningkatan kemajuan ekonomi baik di tingkat lokal, regional maupun nasional. 1. Pada Sektor Pertanian yang menjadi sektor dominan dalam pembentukan PDRB Kabupaten Temanggung perlu mendapatkan perhatian yang serius terutama sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perkebunan demi
kesejahteraan
dan kemakmuran,
serta
terjaminnya ketersediaan pangan bagi masyarakat Kabupaten Temanggung. 2. Sektor Industri Pengolahan agar lebih ditingkatkan dan dipertahankan keberadaannya di Kabupaten Temanggung, karena dari sektor inilah dapat diketahui arah pengembangan pembangunan yang akan dilaksanakan, karena sektor ini akan menggerakkan setiap sektor–
sektor ekonomi yang ada. Bila sektor industrinya maju dengan sendirinya sektor-sektor lain akan mengikuti pergerakan sektor industri tersebut. 3. Potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Temanggung hendaknya dapat terus dikembangkan lagi, karena dengan demikian maka sektor-sektor yang lain juga akan ikut berkembang seperti hotel, restoran, perdagangan dan juga angkutan.
Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun 2009- 2013 ( Juta Rupiah)
Lapangan Usaha (1)
Tahun 2009
2010
2011
2012
2013
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1.
Pertanian - Tanaman Bahan Makanan - Tanaman Perkebunan - Peternakan dan Hasil-hasilnya - Kehutanan - Perikanan
1.434.561,54 934.792,83 205.634,03 226.578,66 50.262,19 17.293,83
1.678.614,52 1.160.442,02 213.125,38 250.371,29 35.402,42 19.273,41
1.835.196,48 1.241.890,91 236.136,44 292.506,75 41.579,28 23.083,10
2.019.365,08 1.370.093,00 262.038,66 320.629,95 41.598,62 25.004,85
2.215.117,40 1.495.577,74 290.816,18 354.513,79 47.391,51 26.818,18
2.
Pertambangan dan Penggalian
52.210,61
52.999,07
53.690,89
53.398,79
58.697,76
3.
Industri Pengolahan - Makanan, Minuman & Tembakau - Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki - Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya - Kertas & Barang Cetakan - Pupuk, Kimia & Barang dr Karet - Semen & Brg Galian Bukan Logam - Logam Dasar Besi & Baja - Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya - Barang Lainnya
830.775,87 336.774,89 3.182,35 446.707,38 3.136,30 8.831,74 11.018,02 0,00 3.772,51 17.352,68
896.500,93 356.598,92 3.327,40 488.768,81 3.317,05 9.592,56 12.119,96 0,00 4.004,96 18.771,27
967.196,48 376.376,82 3.574,07 534.640,89 3.490,22 10.431,20 13.338,78 0,00 4.299,15 21.045,35
1.091.582,71 434.335,94 3.880,39 593.957,79 3.964,50 11.943,83 15.094,59 0,00 4.626,62 23.779,05
1.231.387,90 493.475,31 4.427,16 666.542,16 4.405,14 13.191,51 16.820,09 0,00 5.216,25 27.310,28
4.
Listrik dan Air Bersih - Listrik - Air Bersih
46.977,87 42.214,50 4.763,37
53.293,54 47.877,71 5.415,83
58.845,18 53.241,07 5.604,11
65.497,66 59.302,95 6.194,71
75.119,54 68.453,10 6.666,44
5.
Bangunan
259.677,38
283.801,44
309.408,43
347.255,69
387.782,34
6.
Perdagangan,Hotel & Rumah Makan - Perdagangan Besar & Eceran - Hotel - Rumah Makan
753.667,95 598.777,37 2.357,60 152.532,98
843.836,89 671.336,87 2.659,75 169.840,27
931.994,14 748.388,42 4.379,04 179.226,68
1.031.025,07 834.135,65 4.775,22 192.114,20
1.160.812,65 942.618,49 5.408,47 212.785,69
7.
Pengangkutan dan Komunikasi - Pengangkutan - Komunikasi
246.832,04 185.496,84 61.335,20
265.160,71 198.669,76 66.490,95
296.137,14 224.056,33 72.080,81
319.388,28 242.083,97 77.304,31
359.231,64 274.859,90 84.371,74
8.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan - Bank - Lembaga Keuangan Bukan Bank - Persewaan Bangunan - Jasa Perusahaan
187.284,49
208.243,72
236.920,64
259.216,34
303.043,43
86.412,69 17.652,85 74.655,46 8.563,49
96.869,45 20.300,50 81.496,17 9.577,60
108.687,53 23.339,49 92.525,41 12.368,21
119.995,38 27.212,98 97.931,14 14.076,84
147.108,57 30.013,73 109.602,10 16.319,03
Jasa - Adm. Pemerintahan & Pertahanan - Jasa Sosial Kemasyarakatan - Jasa Hiburan - Jasa Perorangan & Ruta
690.664,50 562.092,16 75.270,77 837,77 52.463,80
786.569,48 645.546,55 81.496,38 914,64 58.611,91
914.594,33 762.071,62 86.915,94 1.022,45 64.584,32
1.011.622,19 842.053,20 96.989,51 1.097,57 71.481,91
1.124.683,67 932.779,49 108.215,53 1.237,21 82.451,44
4.502.652,25
5.069.020,30
5.603.983,71
6.198.351,81
6.915.876,33
9.
PDRB
Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 ( Juta Rupiah )
Lapangan Usaha (1)
Tahun 2009
2010
2011
2012
2013
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1.
Pertanian - Tanaman Bahan Makanan - Tanaman Perkebunan - Peternakan dan Hasil-hasilnya - Kehutanan - Perikanan
720.499,20 484.272,98 104.394,55 106.812,99 17.156,88 7.861,80
746.849,38 518.963,85 97.301,00 111.172,42 10.981,28 8.430,83
752.103,97 507.698,23 100.537,34 122.522,30 12.163,78 9.182,32
790.558,82 532.734,38 106.813,50 130.150,57 11.161,01 9.699,36
810.127,15 540.529,04 111.711,09 136.885,75 11.192,11 9.809,16
2.
Pertambangan dan Penggalian
22.667,38
21.362,04
19.956,13
18.072,00
18.449,18
3.
Industri Pengolahan - Makanan, Minuman & Tembakau - Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki - Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya - Kertas & Barang Cetakan - Pupuk, Kimia & Barang dr Karet - Semen & Brg Galian Bukan Logam - Logam Dasar Besi & Baja - Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya - Barang Lainnya
459.175,28 186.045,86 1.721,92 245.810,97 1.733,45 4.973,20 6.430,71 0,00 2.085,09 10.374,08
476.539,03 192.807,70 1.743,19 255.377,27 1.785,85 5.146,62 6.766,85 0,00 2.141,77 10.769,78
506.463,39 200.522,84 1.835,14 275.667,17 1.849,57 5.520,45 7.191,78 0,00 2.253,43 11.623,01
528.549,42 211.898,80 1.874,47 284.966,04 1.939,40 5.877,24 7.561,42 0,00 2.284,22 12.147,83
562.144,75 223.053,23 1.991,03 305.764,24 2.030,87 6.099,43 7.873,78 0,00 2.407,98 12.924,19
4.
Listrik dan Air Bersih - Listrik - Air Bersih
21.115,30 18.984,54 2.130,76
22.986,46 20.808,83 2.177,63
24.310,89 22.106,53 2.204,36
26.533,59 24.219,24 2.314,35
28.501,75 26.109,22 2.392,53
5.
Bangunan
122.861,42
126.300,37
133.002,63
143.920,69
151.447,74
6.
Perdagangan,Hotel & Rumah Makan - Perdagangan - Hotel - Rumah Makan
396.758,34 316.427,81 1.063,79 79.266,74
411.579,03 328.496,55 1.093,45 81.989,03
431.085,34 345.492,01 1.117,41 84.475,92
450.501,82 362.627,95 1.139,89 86.733,98
482.193,64 388.944,49 1.188,56 92.060,59
7.
Pengangkutan dan Komunikasi - Pengangkutan - Komunikasi
129.456,27 92.624,77 36.831,50
137.484,04 97.793,94 39.690,10
150.844,42 107.890,21 42.954,21
158.262,53 113.197,65 45.064,88
167.141,63 118.934,67 48.206,96
8.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan - Bank - Lembaga Keuangan Bukan Bank - Persewaan Bangunan - Jasa Perusahaan
91.102,23
94.839,92
101.827,50
107.686,12
118.183,46
39.816,01 8.814,96 38.439,10 4.032,16
41.933,01 9.513,19 39.156,78 4.236,94
45.937,16 10.699,95 40.785,04 4.405,35
49.593,48 11.433,75 41.895,65 4.763,24
55.866,90 12.041,98 45.114,37 5.160,21
Jasa - Adm. Pemerintahan & Pertahanan - Jasa Sosial Kemasyarakatan - Jasa Hiburan - Jasa Perorangan & Ruta
346.206,11 270.926,96 46.615,49 514,82 28.148,84
371.446,13 292.327,38 48.683,64 549,37 29.885,74
401.844,75 318.936,92 51.899,73 571,73 30.436,37
424.403,47 337.357,59 54.437,63 586,15 32.022,10
443.131,57 349.878,36 58.063,69 639,02 34.550,50
2.309.841,53
2.409.386,40
2.521.439,02
2.648.488,46
2.781.320,87
9.
PDRB
Tabel 3. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 (Persen)
Lapangan Usaha (1)
Tahun 2009
2010
2011
2012
2013
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1.
Pertanian - Tanaman Bahan Makanan - Tanaman Perkebunan - Peternakan dan Hasil-hasilnya - Kehutanan - Perikanan
31,86 20,76 4,57 5,03 1,12 0,38
33,11 22,89 4,20 4,94 0,70 0,38
32,75 22,16 4,21 5,23 0,74 0,41
32,57 22,10 4,23 5,17 0,67 0,40
32,03 21,62 4,21 5,13 0,68 0,39
2.
Pertambangan dan Penggalian
1,16
1,05
0,96
0,86
0,85
3.
Industri Pengolahan - Makanan, Minuman & Tembakau - Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki - Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya - Kertas & Barang Cetakan - Pupuk, Kimia & Barang dr Karet - Semen & Brg Galian Bukan Logam - Logam Dasar Besi & Baja - Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya - Barang Lainnya
18,45 7,48 0,07 9,92 0,07 0,20 0,24 0,00 0,08 0,39
17,68 7,03 0,07 9,64 0,06 0,19 0,24 0,00 0,08 0,37
17,26 6,71 0,06 9,54 0,06 0,19 0,24 0,00 0,08 0,38
17,61 7,01 0,06 9,58 0,07 0,19 0,24 0,00 0,08 0,38
17,80 7,14 0,06 9,64 0,06 0,19 0,24 0,00 0,08 0,39
4.
Listrik dan Air Bersih - Listrik - Air Bersih
1,04 0,94 0,10
1,05 0,94 0,11
1,05 0,95 0,10
1,06 0,96 0,10
1,09 0,99 0,10
5.
Bangunan
5,77
5,60
5,52
5,60
5,61
6.
Perdagangan,Hotel & Rumah Makan - Perdagangan - Hotel - Rumah Makan
16,74 13,30 0,05 3,39
16,64 13,24 0,05 3,35
16,63 13,35 0,08 3,20
16,63 13,45 0,08 3,10
16,78 13,63 0,08 3,07
7.
Pengangkutan dan Komunikasi - Pengangkutan - Komunikasi
5,48 4,12 1,36
5,23 3,92 1,31
5,28 4,00 1,28
5,16 3,91 1,25
5,20 3,98 1,22
8.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan - Bank - Lembaga Keuangan Bukan Bank - Persewaan Bangunan - Jasa Perusahaan
4,16
4,11
4,23
4,19
4,38
1,92 0,39 1,66 0,19
1,91 0,40 1,61 0,19
1,94 0,42 1,65 0,22
1,94 0,44 1,58 0,23
2,13 0,43 1,58 0,24
Jasa - Adm. Pemerintahan & Pertahanan - Jasa Sosial Kemasyarakatan - Jasa Hiburan - Jasa Perorangan & Ruta
15,34 12,48 1,67 0,02 1,17
15,53 12,74 1,61 0,02 1,16
16,32 13,60 1,55 0,02 1,15
16,32 13,59 1,56 0,02 1,15
16,26 13,49 1,56 0,02 1,19
PDRB
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
9.
Tabel 4. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 (Persen)
Lapangan Usaha (1)
Tahun 2009
2010
2011
2012
2013
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1.
Pertanian - Tanaman Bahan Makanan - Tanaman Perkebunan - Peternakan dan Hasil-hasilnya - Kehutanan - Perikanan
31,19 20,97 4,52 4,62 0,74 0,34
31,00 21,54 4,04 4,61 0,46 0,35
29,83 20,14 3,99 4,86 0,48 0,36
29,85 20,12 4,03 4,91 0,42 0,37
29,13 19,43 4,02 4,92 0,40 0,36
2.
Pertambangan dan Penggalian
0,98
0,89
0,79
0,68
0,66
3.
Industri Pengolahan - Makanan, Minuman & Tembakau - Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki - Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya - Kertas & Barang Cetakan - Pupuk, Kimia & Barang dr Karet - Semen & Brg Galian Bukan Logam - Logam Dasar Besi & Baja - Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya - Barang Lainnya
19,88 8,05 0,07 10,64 0,08 0,22 0,28 0,00 0,09 0,45
19,78 8,00 0,07 10,60 0,08 0,21 0,28 0,00 0,09 0,45
20,09 7,95 0,07 10,93 0,08 0,22 0,29 0,00 0,09 0,46
19,96 8,00 0,07 10,76 0,07 0,22 0,29 0,00 0,09 0,46
20,21 8,02 0,07 10,99 0,07 0,22 0,28 0,00 0,09 0,47
4.
Listrik dan Air Bersih - Listrik - Air Bersih
0,91 0,82 0,09
0,95 0,86 0,09
0,96 0,87 0,09
1,00 0,91 0,09
1,03 0,94 0,09
5.
Bangunan
5,32
5,24
5,27
5,43
5,44
6.
Perdagangan,Hotel & Rumah Makan - Perdagangan - Hotel - Rumah Makan
17,18 13,70 0,05 3,43
17,08 13,63 0,05 3,40
17,10 13,71 0,04 3,35
17,01 13,69 0,04 3,28
17,34 13,99 0,04 3,31
7.
Pengangkutan dan Komunikasi - Pengangkutan - Komunikasi
5,61 4,01 1,60
5,71 4,06 1,65
5,98 4,28 1,70
5,98 4,28 1,70
6,01 4,28 1,73
8.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan - Bank - Lembaga Keuangan Bukan Bank - Persewaan Bangunan - Jasa Perusahaan
3,94
3,94
4,04
4,06
4,25
1,72 0,38 1,66 0,18
1,74 0,39 1,63 0,18
1,82 0,43 1,62 0,17
1,87 0,43 1,58 0,18
2,01 0,43 1,62 0,19
Jasa - Adm. Pemerintahan & Pertahanan - Jasa Sosial Kemasyarakatan - Jasa Hiburan - Jasa Perorangan & Ruta
14,99 11,73 2,02 0,02 1,22
15,41 12,13 2,02 0,02 1,24
15,94 12,65 2,06 0,02 1,21
16,03 12,74 2,06 0,02 1,21
15,93 12,58 2,09 0,02 1,24
PDRB
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
9.
Tabel 5. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 ( Tahun 2000 = 100 ) Lapangan Usaha (1)
2009 (2)
2010 (3)
Tahun 2011 (4)
2012 (5)
2013 (6)
1.
Pertanian - Tanaman Bahan Makanan - Tanaman Perkebunan - Peternakan dan Hasil-hasilnya - Kehutanan - Perikanan
255,23 244,43 209,89 301,12 1.426,98 595,98
298,65 303,44 217,54 332,74 1.005,10 664,20
326,51 324,73 241,03 388,73 1.180,47 795,49
359,27 358,26 267,47 426,11 1.181,02 861,71
394,10 391,07 296,84 471,14 1.345,48 924,20
2.
Pertambangan dan Penggalian
296,79
301,27
305,21
303,55
333,67
3.
Industri Pengolahan - Makanan, Minuman & Tembakau - Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki - Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya - Kertas & Barang Cetakan - Pupuk, Kimia & Barang dr Karet - Semen & Brg Galian Bukan Logam - Logam Dasar Besi & Baja - Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya - Barang Lainnya
252,25 254,63 275,41 252,05 313,36 248,78 200,70 0,00 300,77 234,19
272,21 269,62 287,96 275,79 331,42 270,21 220,78 0,00 319,31 253,33
293,67 284,57 309,31 301,67 348,73 293,83 242,98 0,00 342,76 284,02
331,44 328,40 335,82 335,14 396,11 336,44 274,96 0,00 368,87 320,91
373,89 373,11 383,14 376,09 440,14 371,59 306,40 0,00 415,88 368,57
4.
Listrik dan Air Bersih - Listrik - Air Bersih
387,99 387,05 396,57
440,16 438,97 450,89
486,01 488,15 466,57
540,95 543,73 515,74
620,42 627,62 555,01
5.
Bangunan
310,78
339,65
370,30
415,59
464,10
6.
Perdagangan,Hotel & Rumah Makan - Perdagangan - Hotel - Rumah Makan
278,59 267,77 376,08 329,53
311,92 300,22 424,28 366,93
344,51 334,68 698,54 387,20
381,12 373,03 761,74 415,05
429,09 421,54 862,76 459,71
7.
Pengangkutan dan Komunikasi - Pengangkutan - Komunikasi
295,04 293,96 298,36
316,95 314,83 323,44
353,97 355,07 350,63
381,77 383,63 376,04
429,39 435,57 410,42
8.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan - Bank - Lembaga Keuangan Bukan Bank - Persewaan Bangunan - Jasa Perusahaan
280,24
311,60
354,51
387,87
453,45
308,46 349,30 242,43 288,57
345,79 401,69 264,64 322,74
387,98 461,82 300,46 416,78
428,34 538,46 318,01 474,36
525,13 593,88 355,91 549,92
Jasa - Adm. Pemerintahan & Pertahanan - Jasa Sosial Kemasyarakatan - Jasa Hiburan - Jasa Perorangan & Ruta
291,30 306,30 228,76 251,01 257,77
331,74 351,78 247,68 274,05 287,98
385,74 415,27 264,15 306,35 317,33
426,66 458,86 294,76 328,86 351,22
474,35 508,30 328,88 370,70 405,12
PDRB
270,79
304,85
337,02
372,77
415,92
9.
Tabel 6. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 ( Tahun 2000 = 100 ) Lapangan Usaha (1)
2009 (2)
2010 (3)
Tahun 2011 (4)
2012 (5)
2013 (6)
1.
Pertanian - Tanaman Bahan Makanan - Tanaman Perkebunan - Peternakan dan Hasil-hasilnya - Kehutanan - Perikanan
128,19 126,63 106,56 141,95 487,10 270,93
132,87 135,70 99,32 147,74 311,77 290,54
133,81 132,76 102,62 162,83 345,34 316,44
140,65 139,30 109,03 172,97 316,87 334,26
144,13 141,34 114,03 181,92 317,75 338,04
2.
Pertambangan dan Penggalian
128,85
121,43
113,44
102,73
104,87
3.
Industri Pengolahan - Makanan, Minuman & Tembakau - Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki - Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya - Kertas & Barang Cetakan - Pupuk, Kimia & Barang dr Karet - Semen & Brg Galian Bukan Logam - Logam Dasar Besi & Baja - Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya - Barang Lainnya
139,42 140,67 149,02 138,70 173,20 140,09 117,14 0,00 166,24 140,01
144,69 145,78 150,86 144,10 178,43 144,97 123,27 0,00 170,76 145,35
153,78 151,61 158,82 155,54 184,80 155,50 131,01 0,00 179,66 156,86
160,48 160,21 162,22 160,79 193,78 165,55 137,74 0,00 182,12 163,94
170,68 168,65 172,31 172,53 202,91 171,81 143,43 0,00 191,98 174,42
4.
Listrik dan Air Bersih - Listrik - Air Bersih
174,39 174,06 177,40
189,85 190,79 181,30
200,79 202,69 183,52
219,14 222,06 192,68
235,40 239,39 199,19
5.
Bangunan
147,04
151,16
159,18
172,24
181,25
6.
Perdagangan,Hotel & Rumah Makan - Perdagangan - Hotel - Rumah Makan
146,66 141,51 169,70 171,25
152,14 146,90 174,43 177,13
159,35 154,50 178,25 182,50
166,53 162,17 181,84 187,38
178,24 173,94 189,60 198,89
7.
Pengangkutan dan Komunikasi - Pengangkutan - Komunikasi
154,74 146,78 179,16
164,34 154,98 193,07
180,31 170,98 208,95
189,17 179,39 219,21
199,79 188,48 234,50
8.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan - Bank - Lembaga Keuangan Bukan Bank - Persewaan Bangunan - Jasa Perusahaan
136,32
141,91
152,37
161,13
176,84
142,13 174,42 124,82 135,87
149,69 188,24 127,15 142,78
163,98 211,72 132,44 148,45
177,03 226,24 136,05 160,51
199,43 238,27 146,50 173,89
Jasa - Adm. Pemerintahan & Pertahanan - Jasa Sosial Kemasyarakatan - Jasa Hiburan - Jasa Perorangan & Ruta
146,02 147,64 141,67 154,25 138,31
156,66 159,30 147,96 164,60 146,84
169,48 173,80 157,73 171,30 149,55
179,00 183,84 165,44 175,63 157,34
186,90 190,66 176,46 191,47 169,76
PDRB
138,91
144,90
151,64
159,28
167,27
9.
Tabel 7. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 (Persen)
Lapangan Usaha (1)
Tahun 2009
2010
2011
2012
2013
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1.
Pertanian - Tanaman Bahan Makanan - Tanaman Perkebunan - Peternakan dan Hasil-hasilnya - Kehutanan - Perikanan
12,82 10,82 16,43 11,78 47,34 17,90
17,01 24,14 3,64 10,50 -29,56 11,45
9,33 7,02 10,80 16,83 17,45 19,77
10,04 10,32 10,97 9,61 0,05 8,33
9,69 9,16 10,98 10,57 13,93 7,25
2.
Pertambangan dan Penggalian
6,32
1,51
1.31
-0,54
9,92
3.
Industri Pengolahan - Makanan, Minuman & Tembakau - Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki - Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya - Kertas & Barang Cetakan - Pupuk, Kimia & Barang dr Karet - Semen & Brg Galian Bukan Logam - Logam Dasar Besi & Baja - Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya - Barang Lainnya
5,34 6,50 6,19 4,44 5,67 7,10 6,03 0,00 3,99 5,42
7,91 5,89 4,56 9,42 5,76 8,61 10,00 0,00 6,16 8,18
7,89 5,55 7,41 9,39 5,22 8,74 10,06 0,00 7,35 12,11
12,86 15,40 8,57 11,09 13,59 14,50 13,16 0,00 7,62 12,99
12,81 13,62 14,09 12,22 11,11 10,45 11,43 0,00 12,74 14,85
4.
Listrik dan Air Bersih - Listrik - Air Bersih
9,87 7,19 41,10
13,44 13,42 13,70
10,42 11,20 3,48
11,31 11,39 10,54
14,69 15,43 7,62
5.
Bangunan
8,33
9,29
9,02
12,23
11,67
6.
Perdagangan,Hotel & Rumah Makan - Perdagangan - Hotel - Rumah Makan
8,83 8,77 9,82 9,07
11,96 12,12 12,82 11,35
10,45 11,48 64,64 5,53
10,63 11,46 9,05 7,19
12,59 13,01 13,26 10,76
7.
Pengangkutan dan Komunikasi - Pengangkutan - Komunikasi
5,59 5,03 7,30
7,43 7,10 8,41
11,68 12,78 8,41
7,85 8,05 7,25
12,47 13,54 9,14
8.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan - Bank - Lembaga Keuangan Bukan Bank - Persewaan Bangunan - Jasa Perusahaan
6,89
11,19
13,77
9,41
16,91
8,73 9,68 3,97 9,27
12,10 15,00 9,16 11,84
12,20 14,97 13,53 29,14
10,40 16,60 5,84 13,81
22,60 10,29 11,92 15,93
Jasa - Adm. Pemerintahan & Pertahanan - Jasa Sosial Kemasyarakatan - Jasa Hiburan - Jasa Perorangan & Ruta
9,17 9,35 8,53 13,96 8,06
13,89 14,85 8,27 9,18 11,72
16,28 18,05 6,65 11,79 10,19
10,61 10,50 11,59 7,35 10,68
11,18 10,77 11,57 12,72 15,35
PDRB
9,13
12,58
10,55
10,61
11,58
9.
Tabel 8. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 (Persen) Lapangan Usaha (1)
2009 (2)
2010 (3)
Tahun 2011 (4)
2012 (5)
2013 (6)
1.
Pertanian - Tanaman Bahan Makanan - Tanaman Perkebunan - Peternakan dan Hasil-hasilnya - Kehutanan - Perikanan
6,14 5,51 7,50 3,45 36,96 12,81
3,66 7,16 -6,79 4,08 -35,99 7,24
0,70 -2,17 3,33 10,21 10,77 8,91
5,11 4,93 6,24 6,23 -8,24 5,63
2,48 1,46 4,59 5,17 0,28 1,13
2.
Pertambangan dan Penggalian
0,38
-5,76
-6,58
-9,44
2,09
3.
Industri Pengolahan - Makanan, Minuman & Tembakau - Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki - Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya - Kertas & Barang Cetakan - Pupuk, Kimia & Barang dr Karet - Semen & Brg Galian Bukan Logam - Logam Dasar Besi & Baja - Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya - Barang Lainnya
2,03 3,15 0,69 1,30 1,37 2,32 0,63 0,00 0,72 1,11
3,78 3,63 1,24 3,89 3,02 3,49 5,23 0,00 2,72 3,81
6,28 4,00 5,27 7,95 3,57 7,26 6,28 0,00 5,21 7,92
4,36 5,67 2,14 3,37 4,86 6,46 5,14 0,00 1,37 4,52
6,36 5,26 6,22 7,30 4,72 3,78 4,13 0,00 5,42 6,39
4.
Listrik dan Air Bersih - Listrik - Air Bersih
4,35 4,30 4,82
8,86 9,61 2,20
5,76 6,24 1,23
9,14 9,56 4,99
7,42 7,80 3,38
5.
Bangunan
2,91
2,80
5,31
8,21
5,23
6.
Perdagangan,Hotel & Rumah Makan - Perdagangan - Hotel - Rumah Makan
3,72 3,89 5,80 3,03
3,74 3,81 2,79 3,43
4,74 5,17 2,19 3,03
4,50 4,96 2,01 2,67
7,03 7,26 4,27 6,14
7.
Pengangkutan dan Komunikasi - Pengangkutan - Komunikasi
4,26 3,55 6,08
6,20 5,58 7,76
9,72 10,32 8,22
4,92 4,92 4,91
5,61 5,07 6,97
3,66
4,10
7,37
5,75
9,75
3,26 4,13 3,95 3,77
5,32 7,92 1,87 5,08
9,55 12,47 4,16 3,97
7,96 6,86 2,72 8,12
12,65 5,32 7,68 8,33
Jasa - Adm. Pemerintahan & Pertahanan - Jasa Sosial Kemasyarakatan - Jasa Hiburan - Jasa Perorangan & Ruta
3,81 3,85 3,49 10,17 3,80
7,29 7,90 4,44 6,71 6,17
8,18 9,10 6,61 4,07 1,84
5,61 5,78 4,89 2,52 5,21
4,41 3,71 6,66 9,02 7,90
PDRB
4,09
4,31
4,65
5,04
5,02
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan - Bank - Lembaga Keuangan Bukan Bank - Persewaan Bangunan - Jasa Perusahaan 9.
Tabel 9. Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009 - 2013 ( Tahun Sebelumnya = 100 ) Lapangan Usaha (1)
2009 (2)
2010 (3)
Tahun 2011 (4)
2012 (5)
2013 (6)
1.
Pertanian - Tanaman Bahan Makanan - Tanaman Perkebunan - Peternakan dan Hasil-hasilnya - Kehutanan - Perikanan
112,82 110,82 116,43 111,78 147,34 117,90
117,01 124,14 103,64 110,50 70,44 111,45
109,33 107,02 110,80 116,83 117,45 119,77
110,04 110,32 110,97 109,61 100,05 108,33
109,69 109,16 110,98 110,57 113,93 107,25
2.
Pertambangan dan Penggalian
106,32
101,51
101,31
99,46
109,92
3.
Industri Pengolahan - Makanan, Minuman & Tembakau - Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki - Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya - Kertas & Barang Cetakan - Pupuk, Kimia & Barang dr Karet - Semen & Brg Galian Bukan Logam - Logam Dasar Besi & Baja - Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya - Barang Lainnya
105,34 106,50 106,19 104,44 105,67 107,10 106,03 0,00 103,99 105,42
107,91 105,89 104,56 109,42 105,76 108,61 110,00 0,00 106,16 108,18
107,89 105,55 107,41 109,39 105,22 108,74 110,06 0,00 107,35 112,11
112,86 115,40 108,57 111,09 113,59 114,50 113,16 0,00 107,62 112,99
112,81 113,62 114,09 112,22 111,11 110,45 111,43 0,00 112,74 114,85
4.
Listrik dan Air Bersih - Listrik - Air Bersih
109,87 107,19 141,10
113,44 113,42 113,70
110,42 111,20 103,48
111,31 111,39 110,54
114,69 115,43 107,62
5.
Bangunan
108,33
109,29
109,02
112,23
111,67
6.
Perdagangan,Hotel & Rumah Makan - Perdagangan - Hotel - Rumah Makan
108,83 108,77 109,82 109,07
111,96 112,12 112,82 111,35
110,45 111,48 164,64 105,53
110,63 111,46 109,05 107,19
112,59 113,01 113,26 110,76
7.
Pengangkutan dan Komunikasi - Pengangkutan - Komunikasi
105,59 105,03 107,30
107,43 107,10 108,41
111,68 112,78 108,41
107,85 108,05 107,25
112,47 113,54 109,14
8.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan - Bank - Lembaga Keuangan Bukan Bank - Persewaan Bangunan - Jasa Perusahaan
106,89
111,19
113,77
109,41
116,91
108,73 109,68 103,97 109,27
112,10 115,00 109,16 111,84
112,20 114,97 113,53 129,14
110,40 116,60 105,84 113,81
122,60 110,29 111,92 115,93
Jasa - Adm. Pemerintahan & Pertahanan - Jasa Sosial Kemasyarakatan - Jasa Hiburan - Jasa Perorangan & Ruta
109,17 109,35 108,53 113,96 108,06
113,89 114,85 108,27 109,18 111,72
116,28 118,05 106,65 111,79 110,19
110,61 110,50 111,59 107,35 110,68
111,18 110,77 111,57 112,72 115,35
PDRB
109,13
112,58
110,55
110,61
111,58
9.
Tabel 10. Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008 - 2012 ( Tahun Sebelumnya = 100 ) Lapangan Usaha (1)
2009 (2)
2010 (3)
Tahun 2011 (4)
2012 (5)
2013 (6)
1.
Pertanian - Tanaman Bahan Makanan - Tanaman Perkebunan - Peternakan dan Hasil-hasilnya - Kehutanan - Perikanan
106,14 105,51 107,50 103,45 136,96 112,81
103,66 107,16 93,21 104,08 64,01 107,24
100,70 97,83 103,33 100,21 100,77 108,91
105,11 104,93 106,24 106,23 91,76 105,63
102,48 101,46 104,59 105,17 100,28 101,13
2.
Pertambangan dan Penggalian
100,38
94,24
93,42
90,56
102,09
3.
Industri Pengolahan - Makanan, Minuman & Tembakau - Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki - Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya - Kertas & Barang Cetakan - Pupuk, Kimia & Barang dr Karet - Semen & Brg Galian Bukan Logam - Logam Dasar Besi & Baja - Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya - Barang Lainnya
102,03 103,15 100,69 101,30 101,37 102,32 100,63 0,00 100,72 101,11
103,78 103,63 101,24 103,89 103,02 103,49 105,23 0,00 102,72 103,81
106,28 104,00 105,27 107,95 103,57 107,26 106,28 0,00 105,21 107,92
104,36 105,67 102,14 103,37 104,86 106,46 105,14 0,00 101,37 104,52
106,36 105,26 106,22 107,30 104,72 103,78 104,13 0,00 105,42 106,39
4.
Listrik dan Air Bersih - Listrik - Air Bersih
104,35 104,30 104,82
108,86 109,61 102,20
105,76 106,24 101,23
109,14 109,56 104,99
107,42 107,80 103,38
5.
Bangunan
102,91
102,80
105,31
108,21
105,23
6.
Perdagangan,Hotel & Rumah Makan - Perdagangan - Hotel - Rumah Makan
103,72 103,89 105,80 103,03
103,74 103,81 102,79 103,43
104,74 105,17 102,19 103,03
104,50 104,96 102,01 102,67
107,03 107,26 104,27 106,14
7.
Pengangkutan dan Komunikasi - Pengangkutan - Komunikasi
104,26 103,55 106,08
106,20 105,58 107,76
109,72 110,32 108,22
104,92 104,92 104,91
105,61 105,07 106,97
8.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan - Bank - Lembaga Keuangan Bukan Bank - Persewaan Bangunan - Jasa Perusahaan
103,66
104,10
107,37
105,75
109,75
103,26 104,13 103,95 103,77
105,32 107,92 101,87 105,08
109,55 112,47 104,16 103,97
107,96 106,86 102,72 108,12
112,65 105,32 107,68 108,33
Jasa - Adm. Pemerintahan & Pertahanan - Jasa Sosial Kemasyarakatan - Jasa Hiburan - Jasa Perorangan & Ruta
103,81 103,85 103,49 110,17 103,80
107,29 107,90 104,44 106,71 106,17
108,18 109,10 106,61 104,07 101,84
105,61 105,78 104,89 102,52 105,21
104,41 103,71 106,66 109,02 107,90
PDRB
104,09
104,31
104,65
105,04
105,02
9.
Tabel 11. Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013
( Tahun 2000 = 100 ) Lapangan Usaha (1)
2009 (2)
2010 (3)
Tahun 2011 (4)
2012 (5)
2013 (6)
1.
Pertanian - Tanaman Bahan Makanan - Tanaman Perkebunan - Peternakan dan Hasil-hasilnya - Kehutanan - Perikanan
199,11 193,03 196,98 212,13 292,96 219,97
224,76 223,61 219,04 225,21 322,39 228,61
244,01 244,61 234,87 238,74 341,83 251,39
255,44 257,18 245,32 246,35 372,71 257,80
273,43 276,69 260,33 258,99 423,44 273,40
2.
Pertambangan dan Penggalian
230,33
248,10
269,04
295,48
318,16
3.
Industri Pengolahan - Makanan, Minuman & Tembakau - Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki - Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya - Kertas & Barang Cetakan - Pupuk, Kimia & Barang dr Karet - Semen & Brg Galian Bukan Logam - Logam Dasar Besi & Baja - Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya - Barang Lainnya
180,93 181,02 184,81 181,73 180,93 177,59 171,33 0,00 180,93 167,27
188,13 184,95 190,88 191,39 185,74 186,39 179,11 0,00 186,99 174,30
190,97 187,70 194,76 193,94 188,70 188,96 185,47 0,00 190,78 181,07
206,52 204,97 207,01 208,43 204,42 203,22 199,63 0,00 202,55 195,75
219,05 221,24 222,36 217,99 216,91 216,27 213,62 0,00 216,62 211,31
4.
Listrik dan Air Bersih - Listrik - Air Bersih
222,48 222,36 223,55
231,85 230,08 248,70
242,05 240,84 254,23
246,85 244,86 267,67
263,56 262,18 278,64
5.
Bangunan
211,36
224,70
232,63
241,28
256,05
6.
Perdagangan,Hotel & Rumah Makan - Perdagangan - Hotel - Rumah Makan
189,96 189,23 221,62 192,43
205,02 204,37 243,24 207,15
216,20 216,62 391,89 212,16
228,86 230,03 418,92 221,50
240,74 242,35 455,04 231,14
7.
Pengangkutan dan Komunikasi - Pengangkutan - Komunikasi
190,67 200,27 166,53
192,87 203,15 167,53
196,32 207,79 167,81
201,81 213,86 171,54
214,93 231,10 175,02
8.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan - Bank - Lembaga Keuangan Bukan Bank - Persewaan Bangunan - Jasa Perusahaan
205,58
219,57
232,67
240,71
256,42
217,03 200,26 194,22 212,38
231,01 213,39 208,13 226,05
236,60 218,13 226,86 280,75
241,96 238,01 233,75 295,53
263,32 249,24 242,94 316,25
Jasa - Adm. Pemerintahan & Pertahanan - Jasa Sosial Kemasyarakatan - Jasa Hiburan - Jasa Perorangan & Ruta
199,50 207,47 161,47 162,73 186,38
211,76 220,83 167,40 166,49 196,12
227,60 238,94 167,47 178,83 212,19
238,36 249,60 178,17 187,25 223,23
253,80 266,60 186,37 193,61 238,64
PDRB
194,93
210,39
222,25
234,03
248,65
9.
Tabel 12. Inflasi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013
Lapangan Usaha (1)
2009 (2)
2010 (3)
Tahun 2011 (4)
2012 (5)
2013 (6)
1.
Pertanian - Tanaman Bahan Makanan - Tanaman Perkebunan - Peternakan dan Hasil-hasilnya - Kehutanan - Perikanan
6,29 5,03 8,31 8,05 7,58 4,51
12,88 15,84 11,20 6,17 10,05 3,93
8,56 9,39 7,23 6,01 6,03 9,96
4,68 5,14 4,45 3,19 9,03 2,55
7,04 7,58 6,12 5,13 13,61 6,05
2.
Pertambangan dan Penggalian
5,92
7,72
8,44
9,83
7,68
3.
Industri Pengolahan - Makanan, Minuman & Tembakau - Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki - Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya - Kertas & Barang Cetakan - Pupuk, Kimia & Barang dr Karet - Semen & Brg Galian Bukan Logam - Logam Dasar Besi & Baja - Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya - Barang Lainnya
3,25 3,25 5,46 3,09 4,25 4,67 5,37 0,00 3,24 4,27
3,98 2,17 3,28 5,32 2,66 4,95 4,54 0,00 3,35 4,20
1,51 1,49 2,03 1,33 1,60 1,38 3,55 0,00 2,03 3,88
8,14 9,20 6,29 7,47 8,33 7,55 7,63 0,00 6,17 8,11
6,07 7,93 7,41 4,59 6,11 6,42 7,01 0,00 6,95 7,95
4.
Listrik dan Air Bersih - Listrik - Air Bersih
5,29 2,77 34,61
4,21 3,47 11,25
4,40 4,68 2,22
1,98 1,67 5,29
6,77 7,07 4,10
5.
Bangunan
5,26
6,31
3,53
3,72
6,12
6.
Perdagangan,Hotel & Rumah Makan - Perdagangan - Hotel - Rumah Makan
4,93 4,70 3,80 5,86
7,93 8,00 9,76 7,65
5,45 5,99 61,11 2,42
5,86 6,19 6,90 4,40
5,19 5,36 8,62 4,35
7.
Pengangkutan dan Komunikasi - Pengangkutan - Komunikasi
1,28 1,44 1,15
1,15 1,44 0,60
1,79 2,28 0,17
2,80 2,92 2,22
6,50 8,06 2,03
8.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan - Bank - Lembaga Keuangan Bukan Bank - Persewaan Bangunan - Jasa Perusahaan
3,12
6,81
5,97
3,46
6,52
5,30 5,33 0,02 5,30
6,44 6,56 7,16 6,44
2,42 2,22 9,00 24,20
2,27 9,11 3,04 5,26
8,83 4,72 3,93 7,01
Jasa - Adm. Pemerintahan & Pertahanan - Jasa Sosial Kemasyarakatan - Jasa Hiburan - Jasa Perorangan & Ruta
5,17 5,30 4,87 3,44 4,10
6,15 6,44 3,67 2,31 5,23
7,48 8,20 0,04 7,41 8,19
4,73 4,46 6,39 4,71 5,20
6,48 6,81 4,61 3,40 6,90
PDRB
4,85
7,93
5,64
5,30
6,25
9.
Tabel 13. Beberapa Agregat Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013
Lapangan Usaha
Tahun 2009
2010
2011
2012
2013
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
4.502.652,25
5.069.020,30
5.603.983,71
6.198.351,81
6.915.876,33
319.698,51
349.583,18
381.630,44
447.987,06
501.763,77
4.182.953,74
4.719.437,12
5.222.353,27
5.750.364,75
6.414.112,56
305.730,09
325.938,01
368.742,13
406.877,95
453.978,36
3.877.223,65
4.393.499,11
4.853.611,14
5.343.486,80
5.960.134,20
710.961
717.534
724.169
730.720
737.144
g. Pendapatan Regional Perkapita (Rp.)
5.453.496,96
6.123.053,56
6.702.318,30
7.312.632,47
8.085.440,84
h. PDRB Per kapita (Rp.)
6.333.191,62
7.064.501,89
7.738.502,63
8.482.526,56
9.381.988,23
2.309.841,53
2.409.386,40
2.521.439,02
2.648.488,46
2.781.320,87
165.627,43
172.475,71
184.159,96
205.929,04
218.639,85
2.144.214,10
2.236.910,69
2.337.279,06
2.442.559,42
2.562.681,02
146.303,34
145.293,99
177.005,02
181.686,31
190.798,61
1.997.910,76
2.091.616,70
2.160.274,04
2.260.873,11
2.371.882,41
710.961
717.534
724.169
730.720
737.144
g. Pendapatan Regional Perkapita (Rp.)
2.810.155,21
2.915.007,09
2.983.107,59
3.094.034,80
3.217.664,94
h. PDRB Per kapita (Rp.)
3.248.900,47
3.357.870,71
3.481.837,83
3.624.491,54
3.773.103,86
(1)
I. Atas Dasar Harga Berlaku a. PDRB (Juta Rp.) b. Penyusutan (Juta Rp.) c. PDRN Harga Pasar (Juta Rp.) d. Pajak Tak Langsung Netto (Juta Rp.) e. PDRN adbf / Pendapatan Regional (Juta Rp.) f. Penduduk Pertengahan Tahun.
II. Atas Dasar Harga Konstan a. PDRB (Juta Rp.) b. Penyusutan (Juta Rp.) c. PDRN Harga Pasar (Juta Rp.) d. Pajak Tak Langsung Netto (Juta Rp.) e. PDRN adbf / Pendapatan Regional (Juta Rp.) f. Penduduk Pertengahan Tahun.
Tabel 14. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 ( Juta Rupiah )
Kelompok Sektor
Tahun 2009
2010
2011
2012
2013
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Sektor Primer
1.486.772,15
1.731.613,59
1.888.887,37
2.072.763,87
2.273.815,16
2. Sektor Sekunder
1.137.431,12
1.233.595,91
1.335.450,09
1.504.336,06
1.694.289,78
3. Sektor Tersier
1.878.448,98
2.103.810,80
2.379.646,25
2.621.251,88
2.947.771,39
Produk Domestik Regional Bruto
4.502.652,25
5.069.020,30
5.603.983,71
6.198.351,81
6.915.876,33
1. Sektor Primer
743.166,58
768.211,42
772.060,10
808.630,82
828.576,33
2. Sektor Sekunder
603.152,00
625.825,86
663.776,91
699.003,70
742.094,24
3. Sektor Tersier
963.522,95
1.015.349,12
1.085.602,01
1.140.853,94
1.210.650,30
2.309.841,53
2.409.386,40
2.521.439,02
2.648.488,46
2.781.320,87
(1)
I. Atas Dasar Harga Berlaku
II. Atas Dasar Harga Konstan
Produk Domestik Regional Bruto
Keterangan : Sektor Primer
:
Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor Sekunder
:
Sektor Industri Pengolahan, Sektor Listrik dan Air Bersih, Sektor Bangunan
Sektor Tersier
:
Sektor Perdagangan, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, Sektor Keuangan,
Persewaan dan Jasa Perusahaan, Sektor Jasa-jasa
Tabel 15. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 ( Persen )
Kelompok Sektor (1)
Tahun 2009
2010
2011
2012
2013
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
I. Atas Dasar Harga Berlaku 1.
Sektor Primer
33,02
34,16
33,71
33,44
32,88
2.
Sektor Sekunder
25,26
24,34
23,83
24,27
24,50
3.
Sektor Tersier
41,72
41,50
42,46
42,31
42,62
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Produk Domestik Regional Bruto
II. Atas Dasar Harga Konstan 1.
Sektor Primer
32,18
31,88
30,62
30,53
29,79
2.
Sektor Sekunder
26,11
25,98
26,33
26,39
26,68
3.
Sektor Tersier
41,71
42,14
43,05
43,08
43,53
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Produk Domestik Regional Bruto
Tabel 16. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 ( Tahun 2000 = 100 )
Kelompok Sektor (1)
Tahun 2009
2010
2011
2012
2013
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
I. Atas Dasar Harga Berlaku 1. Sektor Primer
256,49
298,73
325,86
357,58
392,26
2. Sektor Sekunder
267,62
290,25
314,21
353,95
398,65
3. Sektor Tersier
285,43
319,67
361,58
398,30
447,91
Produk Domestik Regional Bruto
270,79
304,85
337,02
372,77
415,92
1. Sektor Primer
128,21
132,53
133,19
139,50
142,94
2. Sektor Sekunder
141,91
147,25
156,18
164,47
174,61
3. Sektor Tersier
146,41
154,28
164,96
173,35
183,96
Produk Domestik Regional Bruto
138,91
144,90
151,64
159,28
167,27
II. Atas Dasar Harga Konstan
Tabel 17. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 ( Persen )
Kelompok Sektor
Tahun 2009
2010
2011
2012
2013
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
12,57
16,47
9,08
9,73
9,70
2. Sektor Sekunder
6,19
8,45
8,26
12,65
12,63
3. Sektor Tersier
8,32
12,00
13,11
10,15
12,46
Produk Domestik Regional Bruto
9,13
12,58
10,55
10,61
11,58
1. Sektor Primer
5,95
3,37
0,50
4,74
2,47
2. Sektor Sekunder
2,29
3,76
6,06
5,31
6,16
3. Sektor Tersier
3,82
5,38
6,92
5,09
6,12
Produk Domestik Regional Bruto
4,09
4,31
4,65
5,04
5,02
(1)
I. Atas Dasar Harga Berlaku 1. Sektor Primer
II. Atas Dasar Harga Konstan
Tabel 18. Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 (Tahun Sebelumnya = 100)
Kelompok Sektor (1)
Tahun 2009
2010
2011
2012
2012
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
I. Atas Dasar Harga Berlaku 1. Sektor Primer
112,57
116,47
109,08
109,73
109,70
2. Sektor Sekunder
106,19
108,45
108,26
112,65
112,63
3. Sektor Tersier
108,32
112,00
113,11
110,15
112,46
Produk Domestik Regional Bruto
109,13
112,58
110,55
110,61
111,58
1. Sektor Primer
105,95
103,37
100,50
104,74
102,47
2. Sektor Sekunder
102,29
103,76
106,06
105,31
106,16
3. Sektor Tersier
103,82
105,38
106,92
105,09
106,12
Produk Domestik Regional Bruto
104,09
104,31
104,65
105,04
105,02
II. Atas Dasar Harga Konstan
Tabel 19. Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 ( Tahun 2000 = 100 )
Kelompok Sektor (1)
Tahun 2009
2010
2011
2012
2013
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Sektor Primer
200,06
225,41
244,66
256,33
274,42
2. Sektor Sekunder
188,58
197,11
201,19
215,21
228,31
3. Sektor Tersier
194,96
207,20
219,20
229,76
243,49
Produk Domestik Regional Bruto
194,93
210,39
222,25
234,03
248,65
Tabel 20. Inflasi Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013
Kelompok Sektor (1)
Tahun 2009
2010
2011
2012
2013
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Sektor Primer
6,25
12,67
8,54
4,77
7,06
2. Sektor Sekunder
3,81
4,53
2,07
6,97
6,09
3. Sektor Tersier
4,34
6,28
5,79
4,82
5,97
Produk Domestik Regional Bruto
4,85
7,93
5,64
5,30
6,25