BUPATI TEMANGGUNG SAMBUTAN Assalamu „alaikum Wr. Wb. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, saya menyambut gembira atas terbitnya buku Gambaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2014 yang merupakan salah satu informasi perkembangan perekonomian Kabupaten Temanggung tahun 2014. Hal ini merupakan satu sumbangan bahan pemikiran yang cukup berarti dalam menentukan arah pembangunan yang akan datang. Dari angka-angka PDRB dapat digunakan untuk pengambilan kebijakan, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, sehingga pembangunan yang dilaksanakan tepat sasaran dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Temanggung. Saya berharap agar buku Gambaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat diterbitkan secara berkala. Untuk itu kepada semua Dinas/Instansi/Lembaga baik pemerintah maupun swasta di Kabupaten Temanggung diminta kesediaannya membantu penyusunan PDRB dengan cara memberikan/menyediakan data pendukung penghitungan sebagaimana mestinya. Semoga buku Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun 2014 ini bermanfaat bagi pemerintah daerah maupun masyarakat yang memerlukannya. Wassalamu „ alaikum Wr. Wb.
Temanggung, 20 Juli 2015 BUPATI TEMANGGUNG
Drs. H. M. BAMBANG SUKARNO
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr. Wb. Pelaksanaan Pembangunan Daerah secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai bagian integral dari Pembangunan Nasional merupakan komitmen dari Pemerintah Kabupaten Temanggung, dengan tujuan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang bermuara kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Temanggung secara menyeluruh. Untuk mengukur sejauh mana hasil-hasil pembangunan daerah tersebut secara luas dan nyata mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah maka disusun buku Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun 2014, yang diharapkan dapat menjadi salah satu parameter/alat ukur tingkat keberhasilan pembangunan daerah setiap tahunnya, sekaligus sebagai bahan untuk mengevaluasi pelaksanaan pembangunan dalam satu tahun dan untuk perencanaan pembangunan tahun mendatang. Dengan diterbitkannya buku Gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun 2014 ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunannya. Semoga buku ini bermanfaat bagi peningkatan keberhasilan pembangunan daerah ke depan. Wassalamu „ alaikum Wr. Wb.
Temanggung, 20 Juli 2015 KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG
Ir. BAMBANG DEWANTORO NIP. 19581023 198503 1 005
DAFTAR ISI Hal. SAMBUTAN ................................................................................................................................. i KATA PENGANTAR .................................................................................................................. ii DAFTAR ISI ................................................................................................................................. iii BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1 1.1 Umum .................................................................................................................. 1.2 Pengelompokan Sektor Lapangan Usaha ............................................................. 1.3 Analisa dan Kegunaan Data PDRB ...................................................................... 1.4 Sistematika Laporan ............................................................................................ KONSEP DAN DEFINISI ..........................................................................................
1 1 6 10 11
2.1 Domestik dan Regional ........................................................................................ 2.2 Produk Domestik dan Produk Regional ................................................................ 2.3 Agregat PDRB Atas Dasar Harga Berlaku ........................................................... 2.4 Agregat PDRB Atas Dasar Harga Konstan ........................................................... BAB III. METODE PENGHITUNGAN PENDAPATAN REGIONAL ...............................
11 11 12 15 19
3.1 Metode Pendekatan Produksi ............................................................................... 3.2 Pendekatan Pendapatan ........................................................................................ 3.3 Pendekatan Pengeluaran ....................................................................................... 3.4 Metode Alokasi ................................................................................................... BAB IV. ULASAN SINGKAT PENDAPATAN REGIONAL
19 20 20 21
KABUPATEN TEMANGGUNG .............................................................................. 4.1 Pertumbuhan PDRB Tahun 2014 .......................................................................... 4.2 Distribusi PDRB / Struktur Ekonomi ................................................................... 4.3 PDRB Perkapita ................................................................................................... 4.4 Indeks Perkembangan .......................................................................................... 4.5 Indeks Berantai ..................................................................................................... 4.6 Inflasi .................................................................................................................... 4.7 Perkembangan PDRB Sektoral ............................................................................
23 23 26 30 32 33 34 35
BAB II.
LAMPIRAN : TABEL-TABEL PENDAPATAN REGIONAL KABUPATEN TEMANGGUNG Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5.
PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun 2010 - 2014 (Juta Rupiah) ........................................
55
PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2010 - 2014 (Juta Rupiah) ........................................
56
Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun 2010 - 2014 (Persen) .................................................
57
Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2010 - 2014 (Persen) .................................................
58
Indeks Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun 2010 - 2014 ( Tahun 2000 = 100 ) ...........................
Tabel 6.
59
Indeks Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2010 - 2014 ( Tahun 2000 = 100 ) ..........................
60
Tabel 7.
Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun 2010 - 2014 (Persen) .................................................
61
Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2010 - 2014 (Persen) ................................................
62
Indeks Berantai PDRB Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 - 2014 ( Tahun sebelumnya = 100 ) .........................................................
63
Indeks Berantai PDRB Kabupaten Temanggung Atas dasar harga Konstan Tahun 2010 - 2014 ( Tahun sebelumnya = 100 ) .........................................................
64
Tabel 11. Indeks Implisit PDRB Kabupaten Temanggung Tahun 2010 - 2014 (Tahun 2000 = 100) ......................................................................................................
65
Tabel 12. Inflasi PDRB Kabupaten Temanggung Tahun 2010 - 2014 ......................................
66
Tabel 13. Beberapa Agregat PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2010 - 2014 .............................
67
Tabel 14. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2010 – 2014 (Juta Rupiah) ........................................
68
Tabel 15. Distribusi Persentase PDRB Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2010 – 2014 (Persen) ...............................................
69
Tabel 16. Indeks Perkembangan Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2010 – 2014 ( Tahun 2000 = 100 ) ...........................
70
Tabel 17. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2010 – 2014 (Persen) ............................................
71
Tabel 18. Indeks Berantai PDRB Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2010 – 2014 ( Tahun Sebelumnya = 100 ) .........................................................
72
Tabel 19. Indeks Implisit Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2010 – 2014 ( Tahun 2000 = 100 ).. ..................... .............................................
73
Tabel 20. Inflasi Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2010 – 2014 ..............................................................
74
Tabel 8. Tabel 9. Tabe 10.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Umum Pembangunan pada hakekatnya dilaksanakan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan
masyarakat baik dari aspek kualitas maupun kuantitasnya. Demikian juga halnya dalam hal pembangunan di bidang ekonomi. Dengan adanya pembangunan di bidang ekonomi, maka diharapkan taraf kehidupan masyarakat menjadi lebih baik, tingkat kemakmuran semakin tinggi, ketimpangan pendapatan terus berkurang, kesempatan kerja semakin luas dan juga kualitas sumber daya manusia terus membaik. Untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi yang telah dilaksanakan maka diperlukan adanya alat bantu statistik yang dapat memberikan gambaran tingkat keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi tersebut. Salah satu tolok ukur untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi yang sudah dilaksanakan adalah tersedianya data statistik Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dengan menggunakan data tersebut akan dapat diketahui tingkat pertumbuhan ekonomi, struktur perekonomian daerah dan juga tingkat kemakmuran penduduk. Selain itu bagi para pengambil keputusan sebelum menentukan kebijakan lebih lanjut,
data PDRB
dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran pembangunan di masa mendatang sehingga dapat berdaya guna dan tepat guna bagi masyarakat luas . 1.2
Pengelompokan Sektor Lapangan Usaha
1.2.1. Kelompok Sektor Pada hakekatnya, pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan pekerjaan, meratakan
pendapatan masyarakat,
meningkatkan
hubungan
ekonomi
regional
dan
mengoptimalisasikan kegiatan ekonomi yang ada baik dari kelompok sektor, sektor dominan maupun sektor produktif/potensial yang ada. Sedangkan yang dimaksud kelompok sektor tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kelompok Sektor Primer a.
Sektor pertanian
b.
Sektor pertambangan dan penggalian
2. Kelompok Sektor Sekunder a.
Sektor industri pengolahan
b.
Sektor listrik, gas dan air bersih
c.
Sektor bangunan/konstruksi
3. Kelompok Sektor Tersier a.
Sektor perdagangan, hotel dan restoran
b.
Sektor pengangkutan dan komunikasi
c.
Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
d.
Sektor Jasa-jasa
1.2.2. Pengelompokan Lapangan Usaha (Sektor). Dalam PDRB, sektor ekonomi dikelompokkan menjadi 9 sektor. Pengelompokan sektor tersebut didasarkan pada : 1.
Klasifikasi rekomendasi System of National Account (SNA) Klasifikasi ini lebih umum dan bermanfaat membandingkan data PDRB dari suatu negara dengan negara lainnya baik secara total maupun sektoral.
2.
Klasifikasi baru dimana pada umumnya lebih terinci sektornya, dengan tujuan agar lebih berorientasi pada kemudahan bagi pengguna data. Pengelompokan sektor secara rinci adalah sebagai berikut :
1.
Sektor Pertanian, meliputi subsektor : 1.1. Pertanian Tanaman Bahan Makanan Sub-sektor
ini
mencakup
komoditi
bahan
makanan
seperti
padi,
jagung,
ketela pohon, ketela rambat, umbi-umbian, kacang tanah, kacang kedele, kacang-kacangan lainnya; sayur-sayuran, buah-buahan, padi-padian serta bahan makanan lainnya 1.2. Pertanian Tanaman Perkebunan Sub-sektor ini mencakup semua jenis kegiatan tanaman perkebunan yang diusahakan
baik
oleh
rakyat
yang berbadan hukum. Komoditi
maupun
yang
oleh
dicakup
perusahaan
antara
lain
perkebunan
cengkeh,
jahe,
jambu
mete, jarak, kakao, karet, kapas, kapok, kayu manis, kelapa, kelapa
sawit,
kemiri, kina,
kopi,
lada,
pala,
panili,
tembakau, teh serta tanaman perkebunan lainnya.
serat
karung,
tebu,
1.3. Peternakan dan Hasil-hasilnya Sub-sektor ini mencakup semua kegiatan pembibitan dan budidaya segala jenis
ternak
dan
dibesarkan, dipotong
unggas
dengan
dan diambil
tujuan
hasilnya,
untuk baik
dikembangbiakkan,
yang dilakukan rakyat
maupun oleh perusahaan peternakan. Jenis ternak yang dicakup adalah : sapi, kerbau, kambing, babi, kuda, ayam, itik, telur dan susu sapi. 1.4. Kehutanan Sub sektor kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu yang dilakukan di wilayah hutan negara dan tanaman yang dikelola oleh rakyat serta pengambilan hasil hutan lainnya. Kegiatan penebangan kayu menghasilkan kayu gelondongan dan kayu bakar, sedangkan hasil kegiatan pengambilan hasil hutan lainnya berupa getah pinus, telur sutera alam dan sebagainya. 1.5. Perikanan Komoditi yang dicakup adalah semua hasil kegiatan perikanan darat yang meliputi perikanan kolam, mina padi, ikan sungai dan ikan waduk/cekdam. 2.
Sektor Pertambangan dan Penggalian, meliputi subsektor : 2.1. Pertambangan Migas 2.2. Pertambangan Bukan Migas 2.3. Penggalian Sub sektor ini mencakup penggalian dan pengambilan segala jenis barang galian seperti batu-batuan, pasir dan tanah yang pada umumnya berada pada permukaan bumi.
3.
Sektor Industri Pengolahan, terdiri dari sembilan sub sektor yaitu : 3.1. Industri Makanan, Minuman dan Tembakau. 3.2. Industri Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki. 3.3. Industri Barang dari Kayu dan Hasil Hutan. 3.4. Industri Kertas dan Barang Cetakan. 3.5. Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet. 3.6. Industri Semen dan Barang Galian Bukan Logam. 3.7. Industri Logam Dasar Besi dan Baja. 3.8. Industri Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya. 3.9. Industri Barang Lainnya.
4.
Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, meliputi subsektor : 4.1. Listrik Sub sektor ini mencakup produksi dan distribusi listrik, baik yang diusahakan oleh PT PLN (Persero), maupun listrik non PLN. Produksi listrik meliputi yang dijual, dipakai sendiri, hilang dalam transmisi dan listrik yang dicuri. 4.2. Air Bersih Sub sektor yang dicakup adalah kegiatan air minum yang diusahakan oleh Perusahaan Air Minum (PAM).
5.
Sektor Bangunan / Konstruksi Sektor Bangunan mencakup kegiatan pembangunan fisik konstruksi, berupa gedung, jembatan, jalan, terminal, pelabuhan, dam, irigasi, jaringan listrik, air, telepon dan sebagainya. Kegiatan bangunan/konstruksi mencakup kegiatan fisik yang dilakukan di Kabupaten Temanggung tanpa melihat asal kontraktor.
6.
Sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan meliputi subsektor : 6.1. Perdagangan Besar dan Eceran Sub sektor Perdagangan mencakup kegiatan membeli dan menjual barang, baik barang baru maupun bekas, untuk tujuan penyaluran/pendistribusian tanpa merubah bentuk barang tersebut. Sub sektor Perdagangan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : Perdagangan Besar dan Perdagangan Eceran. Perdagangan besar mencakup kegiatan pembelian dan penjualan kembali barang baru atau bekas oleh pedagang dari produsen atau importir ke pedagang besar lainnya, pedagang eceran, perusahaan, dan lembaga yang tidak mencari untung. Sedangkan perdagangan eceran mencakup kegiatan pedagang yang umumnya melayani konsumen perorangan atau rumah tangga tanpa merubah bentuk, baik barang baru maupun barang bekas. 6.2. Hotel Sub sektor ini mencakup semua hotel, baik berbintang, maupun tidak berbintang serta berbagai jenis penginapan lainnya. 6.3. Rumah Makan Sub sektor ini mencakup semua rumah makan dan restoran serta warung /kedai yang berusaha di wilayah Kabupaten Temanggung.
7.
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, meliputi subsektor : 7.1. Angkutan Sub sektor ini mencakup dua kegiatan yaitu angkutan jalan raya dan jasa penunjang angkutan. 7.2. Komunikasi Sub sektor ini mencakup dua kegiatan, yaitu : Pos & Giro dan Telekomunikasi
8.
Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, meliputi subsektor : 8.1. Bank Cakupan sub sektor bank selain kegiatan bank umum baik pemerintah maupun swasta, juga Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang berusaha di wilayah Kabupaten Temanggung. 8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank Sub sektor ini melakukan kegiatan di luar kegiatan bank, meliputi asuransi, koperasi simpan pinjam dan pegadaian. 8.3. Persewaan Bangunan Sub sektor ini meliputi usaha persewaan bangunan dan tanah, baik yang menyangkut bangunan tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal seperti perkantoran, pertokoan serta usaha persewaan tanah persil. Persewaan bangunan tempat tinggal mencakup semua kegiatan jasa atas penggunaan rumah/bangunan sebagai tempat tinggal oleh rumah tangga tanpa memperhatikan apakah rumah itu milik sendiri atau rumah yang disewa, dikontrak, sewa beli atau rumah dinas. Persewaan bangunan bukan tempat tinggal mencakup kegiatan usaha persewaan jual beli barang-barang tidak bergerak (bangunan dan tanah), termasuk agen real estate, broker dan makelar yang mengurus persewaan, pembelian, penjualan dan penaksiran nilai tanah/bangunan atas dasar balas jasa atau kontrak. 8.4. Jasa Perusahaan Cakupan kegiatan jasa perusahaan meliputi : advokat, notaris, konsultan, persewaan alat-alat pesta dan jasa perusahaan lainnya
9.
Sektor Jasa-Jasa, meliputi subsektor : 9.1. Administrasi Pemerintahan dan Pertahanan Sub sektor ini mencakup kegiatan pemerintahan dan pertahanan dalam menyediakan jasa pelayanan umum kepada masyarakat yang tidak dapat dinilai secara ekonomi,
misalnya dalam mengatur negara. Kegiatan pemerintah sebagian besar hasilnya digunakan oleh pemerintah sendiri sebagai konsumen akhir. 9.2. Jasa Sosial Kemasyarakatan Mencakup kegiatan jasa pendidikan dan jasa kesehatan swasta yang beroperasi di Kabupaten Temanggung. Jasa pendidikan swasta mulai dari Taman Kanak-kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi. 9.3. Jasa Hiburan Kegiatan yang dicakup dalam sub sektor ini meliputi kegiatan perusahaan swasta yang bergerak dalam jasa hiburan, rekreasi dan kebudayaan, seperti pertunjukan pentas, penyiaran radio, pemutaran film dan jasa hiburan lainnya. 9.4. Jasa Perorangan dan Rumah Tangga Sub sektor ini meliputi kegiatan jasa yang pada umumnya melayani perorangan dan rumah tangga seperti jasa perbengkelan/reparasi kendaraan, jasa reparasi lainnya, jasa pembantu rumah tangga dan jasa perorangan lainnya.
1.3
Analisa dan Kegunaan Data PDRB
1.3.1. Analisa Data PDRB : Analisa data pada dasarnya dapat diartikan sebagai penjabaran atas pengukuran data kuantitatif menjadi suatu bentuk penyajian yang lebih mudah untuk ditafsirkan, sehingga analisa dapat diartikan sebagai berikut : 1.
Menguraikan suatu masalah baik secara keseluruhan (general) ataupun secara sebagian (parsial).
2.
Memperhitungkan
besarnya
pengaruh
perubahan
suatu
kejadian terhadap kejadian
lainnya. Dalam kaitannya dengan perhitungan PDRB, analisa dapat dilakukan dengan menurunkan parameter yang merupakan beberapa indikator ekonomi makro, seperti: - Laju pertumbuhan ekonomi - Pendapatan per kapita - Tingkat inflasi dan sebagainya. Parameter-parameter tersebut dapat diturunkan melalui tabel agregasi PDRB yang berupa nilai nominal. Untuk memperoleh informasi mengenai parameter yang akan dianalisa dapat digunakan metode statistik seperti :
- Distribusi persentase - Indeks perkembangan - Indeks berantai, dan - Indeks implisit. Tujuan utama dari analisa ini adalah untuk menggambarkan hasil penghitungan PDRB ke dalam bentuk yang relatif sederhana, dengan menggunakan pendekatan metode statistik deskriptif. Selain dari tujuan tersebut, analisa data PDRB juga bertujuan untuk : 1.
Mempelajari pola ekonomi daerah.
2.
Menguraikan pengaruh dari suatu kejadian terhadap kejadian lainnya dalam suatu daerah dan dalam waktu yang sama.
3.
Melakukan perbandingan antar komponen dan relatifnya.
4.
Dasar evaluasi hasil pembangunan serta menentukan penyusunan kebijakan di masa mendatang.
1.3.2. Kegunaan Data PDRB Data PDRB dapat digunakan untuk mengetahui berbagai kebutuhan, antara lain : 1.
Pertumbuhan Ekonomi Laju
pertumbuhan
ekonomi
baik
regional
maupun
sektoral merupakan
suatu
indikator makro yang menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Untuk menghitung laju pertumbuhan (Rate of growth) biasanya dipakai formula sebagai berikut :
[
]
Dimana :
2.
G
: Laju pertumbuhan
Pt
: PDRB adhk tahun ke t
P t-1
: PDRB adhk tahun sebelum t
Tingkat Produktivitas Penduduk Suatu Daerah Tinggi rendahnya tingkat produktivitas penduduk
dengan besar kecilnya angka PDRB pendapatan berikut :
regional
dengan
suatu daerah biasanya diukur
per kapita yang diperoleh dari pembagian antara
jumlah penduduk pertengahan tahun, formulasinya sebagai
3.
Tingkat Perubahan Harga Agregat (Inflasi) PDRB pada dasarnya merupakan nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu
daerah dalam waktu (tahun) tertentu. PDRB ini dihitung atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Sedangkan perbandingan antara harga berlaku dan harga konstan merupakan angka indeks implisit, yang mana dapat digunakan untuk mengetahui adanya perubahan harga barang dan jasa secara keseluruhan. Indeks harga
implisit
dapat
diperoleh/dihitung dengan formula sebagai berikut :
Sedangkan inflasi berdasarkan perhitungan dari PDRB dapat di formulasikan sebagai berikut :
Dimana : = Indeks implisit = Indeks implisit tahun t = Indeks implisit tahun t-1 Inflasi merupakan gambaran tentang terjadinya perubahan harga di pasaran. Jika terjadi fluktuasi harga yang tinggi maka akan sangat berpengaruh terhadap daya beli konsumen dan dengan demikian maka konsumen akan merasakan pengaruhnya dimana akan terjadi ketidak seimbangan antara daya beli dengan pendapatan masyarakat.
4.
Siklus Kegiatan Ekonomi. Apabila diperhatikan secara seksama, transaksi ekonomi yang dilakukan oleh
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, secara sederhana dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu : 1.
Kelompok produsen
2.
Kelompok konsumen Kelompok produsen menggunakan faktor produksi yang berasal dari kelompok
konsumen dan digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Sebaliknya barang dan jasa yang dihasilkan produsen dibeli oleh konsumen dan digunakan untuk memenuhi kebutuhannya.
Transaksi dari kedua kelompok ini yang satu memakai barang dan jasa, dan satunya mengadakan barang dan jasa, sehingga berkesinambungan dan saling membutuhkan yang akhirnya membentuk suatu siklus perekonomian. Siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai berikut :
Skema Siklus Ekonomi Sederhana a. Faktor Produksi (Tanah, Tenaga, Modal, Skill)
b. Balas Jasa Faktor Produksi (Sewa tanah, Upah/gaji, Bunga, Keuntungan)
Rumah Tangga/ Investor
Perusahaan / Produsen
c. Pembelian untuk konsumsi/investasi (Arus uang)
d. Barang dan Jasa (Arus barang/jasa)
Kelompok konsumen memiliki : a.
Faktor
produksi
berupa
(tanah, tenaga, modal dan
kewiraswastaan/skill
yang
diberikan kepada perusahaan b.
Pengeluaran untuk membeli barang dan jasa dari produsen untuk dikonsumsi.
Sedangkan dari pihak produsen a.
Memberikan balas jasa kepada faktor produksi yang dimiliki oleh konsumen, berupa sewa tanah, upah/gaji, bunga dan keuntungan.
b.
Pengadaan barang dan jasa hasil produksi yang dikonsumsi oleh pihak konsumen.
1.4.
Sistematika Laporan Untuk kemudahan bagi para pembaca, sistematika publikasi PDRB disajikan dengan tata
urutan sebagai berikut : I. II.
Pendahuluan Konsep dan Definisi
III.
Metode Penghitungan Pendapatan Regional
IV.
Ulasan Singkat Pendapatan Regional Kabupaten Temanggung
V.
Penutup
Lampiran : Tabel-Tabel Pendapatan Regional Kabupaten Temanggung.
BAB II KONSEP DAN DEFINISI
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda perlu disampaikan beberapa pengertian dasar yang berkaitan dengan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). Secara umum PDRB dapat diartikan sebagai seluruh nilai produksi bruto/kotor atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh semua faktor produksi yang ada di suatu wilayah tertentu dan dihitung pada suatu periode tertentu (biasanya satu tahun).
2.1.
Domestik dan Regional Wilayah
perekonomian
yang
digunakan
sebagai
acuan
untuk membuat suatu
perhitungan nasional adalah suatu negara, sedang untuk perhitungan suatu regional adalah suatu
region
dari
suatu negara.
Pengertian
Region
disini
dapat
berupa
propinsi,
kabupaten/kota atau daerah administrasi lain yang lebih rendah.
2.2.
Produk Domestik dan Produk Regional
2.2.1. Produk Domestik Adalah seluruh produk barang dan jasa dari hasil kegiatan ekonomi yang diproduksi di suatu wilayah domestik, tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya berasal dari atau dimiliki oleh penduduk region tersebut atau tidak. Yang dimaksud wilayah Domestik suatu region adalah meliputi wilayah yang berada di dalam batas geografis region tersebut (provinsi, kabupaten/kota, ataupun kecamatan). 2.2.2. Produk Regional Adalah merupakan produk yang ditimbulkan oleh faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk suatu region atau produk domestik ditambah dengan pendapatan yang diterima dari luar daerah/luar negeri dikurangi dengan pendapatan yang dibayarkan ke luar daerah/luar negeri. 2.2.3. Penduduk Suatu Daerah Yang dimaksud dengan penduduk adalah orang per orang atau anggota rumah tangga yang bertempat tinggal secara menetap di wilayah domestik daerah tersebut. Kecuali :
1.
Wisatawan Asing (Wisman) dan Wisatawan Nusantara (Wisnus) yang tinggal di wilayah domestik daerah tersebut kurang dari 6 bulan atau yang bertujuan tidak menetap.
2.
Awak dari kapal laut dan awak kapal udara luar negeri atau luar region yang sedang masuk dok atau singgah di daerah region tersebut.
3.
Pengusaha asing dan pengusaha daerah lain yang berada di daerah tersebut kurang dari 6 bulan.
4.
Anggota Korps Diplomat, Konsulat, yang ditempatkan di wilayah domestik daerah tersebut.
5.
Pekerja musiman yang bekerja di wilayah domestik, yang bekerja sebagai pekerja musiman saja.
6.
Pegawai Badan Internasional/Nasional yang bukan penduduk daerah tersebut yang melakukan misi kurang dari 6 bulan.
Orang-orang tersebut di atas dianggap sebagai penduduk dari negara atau daerah di mana dia biasanya bertempat tinggal. 2.2.4. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun Yang dimaksud dengan jumlah penduduk pertengahan tahun adalah jumlah penduduk pada akhir bulan Juni atau didekati dari jumlah penduduk awal tahun ditambah penduduk akhir tahun dibagi dua. Dalam menghitung Pendapatan perkapita, pembagi dari produk domestik atau produk regional adalah jumlah penduduk pada pertengahan tahun, hal ini dilakukan sebab untuk menghindari kejadian vital (lahir, mati, datang dan pergi) yang fluktuatif tidak menentu sepanjang tahun, maka kita pakai penduduk pertengahan tahun dengan maksud agar jumlah penduduk tersebut betul-betul mencerminkan keadaan tahun tersebut. Juga karena PDRB dihitung dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun yang bersangkutan. 2.3.
Agregat PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
2.3.1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah (region). Yang dimaksud Nilai Tambah adalah nilai yang ditambahkan kepada barang dan jasa yang dihasilkan atas sebuah proses produksi yang terjadi di dalam suatu kegiatan ekonomi. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa atas ikut sertanya faktor produksi dalam proses produksi tersebut.
Nilai tambah Bruto (NTB) didapat dari Nilai Produksi (Output) dikurangi Biaya Antara (BA). Dengan formulasi sebagai berikut : NTB = Nilai Produksi (Output) – Biaya Antara a)
Komponen-komponen Nilai Tambah Bruto (NTB) antara lain : 1.
Faktor pendapatan, terdiri dari : - Upah dan Gaji sebagai balas jasa pegawai. - Bunga modal sebagai balas jasa modal. - Sewa tanah sebagai balas jasa tanah. - Keuntungan sebagai balas jasa kewirausahaan.
2.
Penyusutan barang modal tetap.
3.
Pajak tidak langsung netto.
b) Nilai Produksi (Output) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu. Barang dan jasa yang dihasilkan meliputi : 1.
Produksi Utama
2.
Produksi Ikutan, maupun
3.
Produksi Sampingan
c) Biaya Antara (BA) adalah
biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang/jasa yang
tidak tahan lama dan barang/jasa yang habis digunakan dalam proses produksi. Barang tidak tahan lama adalah barang yang mempunyai perkiraan umur penggunaan kurang dari 1 tahun. Contoh : - Barang baku dan penolong untuk menghasilkan output. - Peralatan dan perlengkapan kerja karyawan. - Pengeluaran jasa kesehatan, obat-obatan dan rekreasi. - Perbaikan kecil dan penggantian suku cadang yang aus. - Iklan, riset pemasaran dan hubungan masyarakat. - Biaya administrasi. 2.3.2. Produk Domestik Regional Netto (PDRN adhb) Perbedaan antara konsep Netto ini dan konsep Bruto di atas, ialah karena konsep bruto masih
ada
penyusutan
di
dalamnya,
dikeluarkan. Formulasinya sebagai berikut :
sedangkan untuk
nettonya
penyusutan
harus
PDRN adhb = PDRB adhb - Penyusutan Sedangkan Penyusutan yang dimaksud disini adalah nilai atas susutnya (ausnya) barang-barang modal yang terjadi selama barang modal tersebut ikut serta dalam proses produksi. 2.3.3. PDRN Atas Dasar Biaya Faktor (PDRN adbf) Adalah PDRN adhb dikurangi pajak tidak langsung netto. Pajak tidak langsung berupa pajak penjualan, bea ekspor/impor, cukai dan lain-lain pajak, kecuali pajak pendapatan dan pajak
perorangan. Biasanya pemerintah memberikan subsidi kepada unit-unit produksi,
yang akhirnya mengakibatkan penurunan harga (contoh subsidi Pupuk, BBM, Obat dan lain-lain). Karena ada subsidi tersebut maka pajak
tidak langsung netto merupakan pajak tidak
langsung dikurangi subsidi tersebut. PDRN adbf sebenarnya merupakan jumlah balas jasa faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah. Jadi PDRN adbf merupakan jumlah dari pendapatan yang berupa : - Upah dan Gaji sebagai balas jasa pegawai - Bunga modal sebagai balas jasa modal - Sewa tanah sebagai balas jasa tanah - Keuntungan sebagai balas jasa kewiraswastaan Akan tetapi pendapatan yang dihasilkan tersebut di atas, tidak seluruhnya menjadi milik/pendapatan penduduk region tersebut, sebab ada pendapatan yang diterima oleh penduduk region lain atas kepemilikan faktor produksi di region tersebut. 2.3.4. Pendapatan Regional Pendapatan Regional adalah PDRN adbf dikurangi dengan pendapatan yang mengalir keluar region dan ditambah dengan pendapatan yang masuk dari region lain (nett export). Dengan kata lain bahwa Produk Regional Netto (Pendapatan Regional) adalah jumlah pendapatan
yang
benar-benar
diterima
oleh
seluruh
penduduk
yang tinggal di
region/wilayah/daerah di mana dia berdomisili. 2.3.5. Pendapatan Perkapita (Income Per Capita) Bila pendapatan-pendapatan di atas dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun yang tinggal di daerah tersebut,maka akan diperoleh suatu pendapatan perkapita, di antaranya sebagai berikut :
a.
b.
c.
2.4.
Agregat PDRB Atas Dasar Harga Konstan (PDRB adhk) Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto adhk dari tahun ke tahun
menggambarkan perkembangan yang disebabkan oleh adanya perubahan dalam volume produksi barang dan jasa yang dihasilkan serta perubahan tingkat harganya. Sedangkan untuk dapat mengukur perubahan volume produk atau perkembangan produktifitas secara nyata, faktor pengaruh perubahan harga perlu dihilangkan yaitu dengan cara menghitung PDRB Atas Dasar Harga Konstan. Penghitungan atas dasar harga konstan
ini,
hasilnya
dapat dipergunakan
untuk
perencanaan ekonomi, proyeksi dan untuk menilai pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan maupun sektoral. Dalam penghitungan atas dasar harga konstan ini, selalu berkaitan dengan harga-harga pada tahun dasar. Sebab harga-harga pada tahun dasar tersebut digunakan untuk menentukan angka indeks dasar yang besarnya = 100%, dan difungsikan sebagai pembanding harga-harga pada tahun-tahun tertentu yang akan diselidiki. 2.4.1. Perubahan Tahun Dasar 1993 Menjadi 2000 Tahun dasar merupakan perangkat penting yang secara spesifik digunakan untuk penghitungan
PDRB. Tekanan tahun dasar adalah dalam penggunaan harga, yang dalam
penghitungan PDRB diistilahkan PDRB atas dasar harga konstan (adhk).
PDRB atas dasar
harga konstan menggambarkan perubahan nilai PDRB yang hanya dipengaruhi oleh volume atau kuantum. Secara total PDRB tersebut menggambarkan perubahan ekonomi secara “riil” di suatu wilayah. Menurut rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagaimana tertuang dalam buku Sistem Neraca Nasional dinyatakan bahwa estimasi PDRB/PDB atas dasar harga konstan sebaiknya dimutakhirkan secara periodik
dengan menggunakan tahun
referensi yang berakhiran “0” atau “5”. Hal itu dimasudkan agar besaran angka-angka
PDRB/PDB dapat saling diperbandingkan antar negara, wilayah dan antar waktu guna keperluan analisis kinerja perekonomian nasional atau wilayah. Perkembangan
teknologi
dan
ilmu
pengetahuan
adalah
dua
hal yang saling
mempengaruhi dan mengakibatkan perubahan struktur ekonomi secara terus menerus. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang pesat selama sepuluh tahun terakhir, telah memberikan dampak yang besar terhadap cara pandang dan konversi harga dalam pembangunan ekonomi. Penggunaan tahun dasar 1993 selama 10 tahun lebih dianggap tidak representatif lagi digunakan sebagai tahun dasar penghitungan PDRB atas dasar harga konstan. Perlu dilakukan perubahan tahun dasar dari tahun 1993 menjadi tahun dasar 2000. Untuk itu, pemutakhiran tahun dasar penghitungan PDRB/PDB dari tahun 1993 ke tahun dasar baru (tahun 2000) menjadi perlu dilakukan agar hasil estimasi PDRB/PDB akan menjadi lebih realistis, dalam pengertian mampu memberikan gambaran yang jelas terhadap fenomena pergeseran struktur produksi lintas sektor. Dalam penetapan tahun dasar penghitungan PDRB kondisinya haruslah representatif dengan memenuhi beberapa pertimbangan/persyaratan antara lain : - Kondisinya ekonomi relatif stabil (aspek riil dan moneter). - Awal dari suatu peristiwa besar dimana semua hasil pembangunan ekonomi akan dibandingkan dengan kondisi saat itu. - Kelengkapan data dasar cukup memadai. Tahun dasar yang dianggap representatif untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi adalah tahun 2000 karena tahun tersebut dianggap sebagai tahun yang relatif stabil. Demikian juga di tahun 2000 telah tersedia tabel I-O (input-Output) baik tingkat nasional maupun di tingkat provinsi. Di samping itu ketersediaan data dasar baik cakupan, harga maupun volume tahun 2000 tersedia secara rinci pada setiap sektor ekonomi. Dengan dukungan data yang lebih lengkap dan rinci diharapkan estimasi PDRB dengan tahun dasar 2000 dapat disusun lebih akurat dan konsisten. 2.4.2. Penghitungan Atas Dasar Harga Konstan Secara konsep nilai atas dasar harga konstan dapat
juga mencerminkan kuantum
Produksi pada tahun yang berjalan yang di nilai atas dasar harga pada tahun dasar. Dari segi metode statistik , suatu nilai atas dasar harga konstan dapat diperoleh dengan beberapa cara, sedangkan pemakaiannya sangat tergantung dari data yang tersedia di masing-masing sektor/sub sektornya.
Cara yang lazim digunakan antara lain :
a.
a.
Revaluasi
b.
Ekstrapolasi
c.
Deflasi
d.
Deflasi berganda
Revaluasi Revaluasi diartikan menilai kembali produksi (volume) tahun berjalan dikalikan
dengan harga tahun dasar, akan menghasilkan nilai produksi atas dasar harga konstan. NILAI PRODUKSI adhk =
x
Dimana : = Jumlah kuantum komoditi y pada tahun berjalan ( ) = Harga komoditi y pada tahun dasar ( )
b. Ekstrapolasi Yang
perlu
diperhatikan
dengan
cara
ini
ialah
penentuan ekstrapolatornya.
Ekstrapolator yang paling baik adalah jumlah produksi dari masing-masing sektor atau subsektor. Sedangkan nilai tambah adhk yang dihitung dengan ekstrapolasi diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks kuantum dibagi 100. Indeks kuantum yang dipakai adalah Indeks Laspeyres, yaitu : IK LASPEYRES = Nilai Tambah Bruto tahun berjalan ( ) adhk adalah sebagai berikut : NTB adhky = NTBoy X Dimana : NTB adhky = NTB komoditi y pada tahun berjalan ( )
c.
NTBoy
= NTB komoditi y pada tahun dasar ( )
IKny
= Indeks kuantum Laspeyres pada tahun berjalan ( )
Qn
= Jumlah/Kuantum pada tahun berjalan ( )
Qo
= Jumlah / Kuantum pada tahun berjalan ( )
Deflasi
NTB adhk yang diperoleh dengan cara ini ialah dengan mendeflate NTB adhb dengan indeks harga dari barang yang bersangkutan. Perlu
diketahui bahwa yang dimaksud
dengan mendeflate adalah membagi
nilai
tambah adhb dengan indeks harga dari masing-masing sektor atau subsektor. Sehingga NTB adhk tahun berjalan komoditi y adalah : NTB adhky =
x 100
Dimana : NTB adhk y = Nilai Tambah Bruto Atas dasar harga konstan komoditi y pada tahun berjalan ( ) = Nilai Tambah Bruto Atas dasar harga berlaku komoditi y pada tahun berjalan ( ) = Indeks Harga komoditi y pada tahun berjalan ( )
d. Deflasi Berganda Disebut ganda karena dilakukan deflasi dua kali, yaitu : 1.
Membagi nilai produksi atas dasar harga berlaku dengan indeks harga produksi.
2.
Membagi biaya antara atas dasar harga berlaku dengan indeks harga biaya antara. Selisih antara nomor 1 dan 2 di atas merupakan nilai tambah bruto atas dasar harga
konstan. Dengan formulasi sebagai berikut : =[
x 100
Atau : NTB adhkyn =NPky – NBAky Dimana : NTB adhkyn
= Nilai Tambah Bruto atas dasar harga konstan komoditi y pada tahun berjalan (tn).
NPky
= Nilai produksi atas dasar harga konstan komoditi y.
NBAky
= Nilai Biaya Antara atas dasar harga konstan komoditi y.
BAB III METODE PENGHITUNGAN PENDAPATAN REGIONAL
Di dalam penghitungan PDRB Kabupaten dapat dihitung melalui dua metode yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Yang dimaksud metode langsung adalah metode penghitungan dengan menggunakan data yang ada baik yang bersumber dari daerah sendiri maupun data dari wilayah yang lebih tinggi. Metode ini menggunakan 3 macam cara pendekatan yaitu :
1. Pendekatan Produksi (Production Approach). 2. Pendekatan Pendapatan (Income Approach). 3. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach). Penghitungan metode tidak langsung ini biasanya hanya ada satu metode yakni Metode alokasi (Allocation Approach). Metode penghitungan dengan cara alokasi dilakukan dengan mengalokasikan PDRB Provinsi untuk Kabupaten/Kota atau PDRB Kabupaten untuk Kecamatan dengan menggunakan variabel yang cocok sebagai alokatornya, seperti data produksi, jumlah penduduk, luas lahan, mata pencaharian, dan lain-lain. 3.1
Metode Pendekatan Produksi Pendekatan dari segi produksi adalah menghitung nilai tambah dari barang dan jasa yang diproduksi
oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan cara mengurangkan biaya antara dari masing-masing nilai produksi bruto tiap-tiap sektor atau subsektor. Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa yang dipakai oleh unit produksi dalam proses produksi sebagai input antara. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa faktor produksi atas keikutsertaannya dalam proses produksi. Barang dan jasa yang diproduksi dengan harga produsen, yaitu yang belum termasuk biaya transport dan keuntungan pemasaran. Penggunaan harga produsen ini bertujuan untuk mengetahui nilai tambah yang benarbenar diterima oleh produsen sedang biaya transport akan dihitung sebagai nilai tambah pada sektor transportasi dan keuntungan pemasaran akan dihitung pada sektor perdagangan. Nilai barang dan jasa pada harga produsen ini merupakan nilai produksi bruto, sebab masih terdapat biaya untuk memproduksi barang dan jasa yang dibeli dari sektor lain. Formulasi Nilai Tambah Bruto dengan pendekatan produksi adalah Nilai Tambah Bruto (NTB) = Nilai produksi bruto - Biaya antara Pendekatan
ini
banyak
digunakan
pada
produksi
yang
berbentuk barang,
seperti
sektor
pertanian,
pertambangan penggalian dan industri pengolahan. Sedangkan jika penyusutan dikeluarkan dari NTB maka akan diperoleh Nilai Tambah Netto. 3.2.
Pendekatan Pendapatan Dalam pendekatan dari segi Pendapatan, nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi dihitung dengan cara
menjumlahkan semua balas jasa faktor produksi, yang terdiri dari komponen-komponen diantaranya :
1.
Faktor pendapatan, terdiri dari : - Upah dan Gaji sebagai balas jasa pegawai. - Bunga modal sebagai balas jasa modal.
- Sewa tanah sebagai balas jasa tanah. - Keuntungan sebagai balas jasa kewirausahaan. 2.
Penyusutan barang modal tetap.
3.
Pajak tidak langsung netto. Untuk jasa pemerintahan dan usaha-usaha yang sifatnya tidak mencari keuntungan, surplus usaha tidak
diperhitungkan. Yang termasuk surplus usaha disini adalah bunga, sewa tanah dan keuntungan. Dari hasil penjumlahan seluruh balas jasa faktor produksi tersebut akan diperoleh Nilai Tambah Netto atas biaya faktor produksi. Sedangkan untuk memperoleh Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar harus ditambah dengan nilai penyusutan dan pajak tak langsung netto. Metode ini banyak dipakai pada sektor pemerintahan, bank/lembaga keuangan dan sektor jasa-jasa. 3.3. Pendekatan Pengeluaran Pendekatan dari segi pengeluaran bertitik tolak pada penggunaan akhir dari barang dan jasa yang diproduksi dalam wilayah kabupaten/kota. Jadi produk domestik regional dihitung dengan cara menghitung berbagai komponen pengeluaran akhir yang berbentuk produk domestik regional tersebut. Secara umum pendekatan pengeluaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut :
1.
Melalui pendekatan penawaran yang terdiri dari metode arus barang, metode penjualan eceran dan metode penilaian eceran.
2.
Melalui pendekatan permintaan yang terdiri dari pendekatan survei pendapatan dan pengeluaran rumah tangga, metode anggaran rumah tangga, metode balance sheet dan metode statistik perdagangan luar daerah/luar negeri. Pada prinsipnya kedua cara ini dimaksudkan untuk memperkirakan komponen-komponen permintaan akhir
seperti :
-
Konsumsi rumah tangga.
-
Konsumsi pemerintahan.
-
Konsumsi lembaga swasta non profit.
-
Perubahan stok.
-
Pembentukan modal bruto.
-
Perdagangan antar wilayah (termasuk eskpor dan impor). Dengan menghitung komponen-komponen ini kemudian menjumlahkannya akan diperoleh Produk
Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku/pasar.
3.4. Metode Alokasi Yang dimaksud dengan metode Alokasi PDRB adalah menghitung PDRB tingkat provinsi atau tingkat kabupaten dengan cara mengalokasikan angka PDRB dari tingkat yang lebih tinggi ke tingkat di bawahnya, dengan menggunakan alokator tertentu. Alokator yang dapat dipergunakan dapat didasarkan atas :
1.
Nilai produksi bruto dan netto.
2.
Jumlah produksi/output.
3.
Jumlah tenaga kerja.
4.
Penduduk.
5.
Alokator lain yang dianggap cocok untuk masing-masing daerah. Dengan menggunakan salah satu atau kombinasi dari alokator tersebut dapat diperhitungkan persentase
bagian masing-masing daerah yang mendapat alokasi terhadap nilai tambah setiap sektor atau subsektor. Metode alokasi dipakai jika dari ketiga metode sebelumnya sudah tidak mungkin lagi diterapkan. Suatu contoh bila suatu unit produksi yang mempunyai kantor pusat dan kantor cabang. Kantor pusat berlokasi di daerah lain, sedangkan kantor cabang ini tidak dapat mengetahui nilai tambah yang diperolehnya, oleh karena perhitungan neraca rugi/laba dilakukan oleh kantor pusat. Untuk mengatasi hal semacam itu, penghitungan nilai tambahnya terpaksa dilakukan dengan alokasi menggunakan indikator-indikator yang dapat menunjukkan peranan suatu cabang terhadap kantor pusat.
Dari keempat metode di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah pengeluaran/ permintaan akhir akan sama dengan produk akhir dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen. Demikian juga nilai tambah produk barang dan jasa akan sama pula dengan jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang terlibat. Selanjutnya produk
domestik regional bruto seperti yang dimaksudkan diatas disebut Produk
Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar. Tabel 3.1 di bawah ini akan diperlihatkan metode yang dipakai dalam penghitungan PDRB menurut sektor. Tabel 3.1 Metode Pendekatan Penghitungan PDRB Menurut Sektor
No.
Sektor
Metode Yang Dipakai
I.
Pertanian 1.1. Tanaman Bahan Makanan 1.2. Perkebunan 1.3. Peternakan 1.4. Kehutanan 1.5. Perikanan II Pertambangan / Penggalian III Industri Pengolahan 3.1. Industri Makanan, Minuman dan Tembakau. 3.2. Industri Tekstil, Barang dari Kayu. 3.3. Industri Barang dari Kayu dan Hasil Hutan. 3.4. Industri Kertas dan Barang Cetakan. 3.5. Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet. 3.6. Industri Semen dan Barang Galian Bukan Logam. 3.7. Industri Logam Dasar Besi dan Baja. 3.8. Industri Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya. 3.9. Industri Barang Lainnya. IV Listrik dan Air Bersih 4.1. Listrik 4.2. Air Bersih V Bangunan / Konstruksi VI Perdagangan, Hotel & Restoran 6.1. Perdagangan Besar & Eceran 6.2. Hotel 6.3. Restoran VII Pengangkutan dan Komunikasi 7.1. Pengangkutan 7.2. Komunikasi VIII Keuangan, Sewa Bangunan, Jasa Perusahaan 8.1. Bank 8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 8.3. Sewa Bangunan 8.4. Jasa Perusahaan IX Jasa-Jasa 9.1. Administrasi Pemerintah & Pertahanan 9.2. Jasa Sosial Kemasyarakatan 9.3. Jasa Hiburan & Rekreasi 9.4. Jasa Perorangan & rumah Tangga
Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Pendapatan Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendapatan Produksi Pendapatan Produksi Pendekatan Pendapatan Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi
BAB IV ULASAN SINGKAT PENDAPATAN REGIONAL KABUPATEN TEMANGGUNG
Penghitungan dan penyajian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Temanggung disajikan secara series sehingga diharapkan mampu memberikan gambaran kinerja ekonomi secara makro dari waktu ke waktu. Berdasarkan kondisi tersebut selanjutnya akan dijadikan sebagai bahan acuan oleh pengguna data untuk membuat alat monitoring, evaluasi, kajian, perencanaan serta keputusan yang lebih bermanfaat dan tepat sasaran. 4.1 Pertumbuhan PDRB Tahun 2014 Pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah perbandingan pencapaian kinerja perekonomian suatu daerah pada periode waktu tertentu terhadap periode waktu sebelumnya. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung dapat diketahui dari besaran PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dari tahun ke tahun baik menurut harga berlaku maupun menurut harga konstan. Di bawah ini
akan
diperlihatkan besarnya PDRB dan
laju pertumbuhan Kabupaten
Temanggung baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000 dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Tabel 4.1 PDRB dan Laju Pertumbuhan Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2014
Tahun (1)
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000
Nilai (Juta Rp)
Pertumbuhan %
Nilai (Juta Rp)
Pertumbuhan %
(2)
(3)
(4)
(5)
2010
5.069.020,30
12,58
2.409.386,40
4,31
2011
5.603.983,71
10,55
2.521.439,02
4,65
2012
6.198.351,81
10,61
2.648.488,46
5,04
2013
6.915.876,33
11,58
2.781.320,87
5,02
2014
7.679.241,74
11,04
2.917.973,80
4,91
Pada tahun 2014 besaran PDRB menurut harga berlaku di Kabupaten Temanggung secara agregat sebesar 7.679.241,74 juta rupiah. Dengan angka sebesar itu menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar 6.915.876,33 juta rupiah,
sehingga terjadi pertumbuhan sebesar 11,04 persen. Pertumbuhan PDRB adhb sebesar 11,04 persen tersebut sebenarnya belum mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya karena masih terpengaruh adanya faktor kenaikan harga (inflasi). Pertumbuhan ekonomi yang lebih mendekati keadaan riil atau telah menghilangkan pengaruh inflasi diperoleh dari pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan. Berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Temanggung untuk tahun 2014 sebesar 4,91 persen, lebih rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2013 yang tumbuh sebesar 5,02 persen. Dari Tabel di atas tampak bahwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir pertumbuhan tertinggi menurut harga berlaku adalah tahun 2010 yang mencapai 12,58 persen, sedangkan pertumbuhan terendah 10,55 persen terjadi pada tahun 2011.
Sedangkan untuk PDRB atas dasar harga
konstan tampak bahwa pertumbuhan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 terus mengalami kenaikan, namun pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung turun 0,02 persen dari tahun sebelumnya, dan di tahun 2014 pertumbuhannya kembali turun menjadi 4,91 persen. Tabel 4.2 Pertumbuhan Ekonomi Temanggung, Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2010 – 2014 Pertumbuhan Ekonomi (persen) Tahun
Ket. *) : tahun dasar 2010
Temanggung
Jawa Tengah
Nasional
(1)
(2)
(3)
2010
4,31
5,84
6,10
2011
4,65
6,01
6,46
2012
5,04
6,34
6,23
2013
5,02
5,81
5,78
2014
4,91
5,42*)
5,02*)
Tahun dasar yang digunakan Propinsi Jawa Tengah dan Nasional sudah menggunakan
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung pada tahun 2014 lebih rendah bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional yang sebesar 5,42 persen dan 5,02 persen. Hal ini disebabkan karena perekonomian Kabupaten Temanggung adalah perekonomian agraris. Sehingga bila kontribusi produksi pertanian turun secara signifikan, maka dimungkinkan pertumbuhan ekonominya juga akan mempunyai kecenderungan untuk turun.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah dan Nasional tahun 2010 2014 dapat dilihat pada tabel 4.2 diatas. Tabel 4.3 Pertumbuhan Ekonomi per Sektor di Kabupaten Temanggung Tahun 2010 – 2014 (persen) Sektor
Tahun 2010
2011
2012
2013
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Pertanian
3,66
0,70
5,11
2,48
2,49
2. Pertambangan dan Penggalian
-5,76
-6,58
-9,44
2,09
3,39
3. Industri Pengolahan
3,78
6,28
4,36
6,36
5,19
4. Listrik dan Air Bersih
8,86
5,76
9,14
7,42
4,87
5. Bangunan
2,80
5,31
8,21
5,23
5,43
6. Perdagangan, Hotel dan RM
3,74
4,74
4,50
7,03
7,58
7. Pengangkutan dan Komunikasi
6,20
9,72
4,92
5,61
5,68
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
4,10
7,37
5,75
9,75
7,51
9. Jasa-jasa
7,29
8,18
5,61
4,41
5,00
4,31
4,65
5,04
5,02
4,91
(1)
PDRB
Pada tabel 4.3 di atas diperlihatkan laju pertumbuhan seluruh sektor ekonomi atas dasar harga konstan tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Pada tahun 2014 semua sektor tumbuh positif. Dari sembilan sektor yang mengalami pertumbuhan positif tersebut, ada enam sektor yang mengalami pertumbuhan diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung yang sebesar 4,91 persen. Keenam sektor tersebut adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan yang mencapai 7,58 persen, sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan yang sebesar 7,51 persen, sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 5,68 persen, sektor Bangunan 5,43 persen, sektor Industri Pengolahan 5,19 persen dan sektor Jasa-jasa yang sebesar 5,00 persen. Untuk tiga sektor lainnya yang mengalami pertumbuhan di bawah rata- rata pertumbuhan kabupaten adalah sektor Listrik dan Air Bersih sebesar 4,87 persen, sektor Pertambangan dan Penggalian 3,39 persen dan sektor Pertanian yang tumbuh 2,49 persen. Sektor Pertanian pada tahun 2014 pertumbuhannya hampir sama dengan tahun 2013 yang tumbuh sebesar 2,48 persen. Di tahun 2014 semua sub sektor dalam sektor Pertanian mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sub sektor Peternakan dan hasilhasilnya yang tumbuh sebesar 4,97 persen sedangkan pertumbuhan terendah dialami oleh sub sektor Perikanan yang hanya tumbuh sebesar 1,69 persen. Pertumbuhan tertinggi berikutnya
adalah sub sektor Tanaman Bahan Makanan yang tumbuh sebesar 2,03 persen disusul kemudian sub sektor Kehutanan dan Tanaman Perkebunan masing-masing tumbuh sebesar 2,02 persen dan 1,80 persen. Grafik 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014
adhb
adhk
14 12
12,58 11,58
10
11,04
10,61
10,55
8 6 4
4,91
4,31
4,65
5,04
5,02
2011
2012
2013
2 0 2010
4.2
2014
Distribusi PDRB/Struktur Ekonomi Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menggambarkan struktur perekonomian
suatu daerah adalah distribusi sektoral terhadap PDRB secara keseluruhan. Distribusi sektoral ini juga menunjukkan komposisi atau susunan sektor-sektor ekonomi dalam suatu perekonomian. Sektor yang dominan atau diandalkan
mempunyai nilai yang paling besar dalam struktur
tersebut, dan dapat menjadikan ciri khas perekonomian di suatu daerah. Angka agregat PDRB terbentuk dari berbagai kegiatan sektor ekonomi,
mengikuti
perjalanan waktu dan adanya perubahan faktor internal maupun eksternal. Perubahan teknologi, keberadaan sumber daya alam dan sumber daya manusia, perubahan orientasi kebijakan pemerintah maupun perubahan ekonomi nasional dan internasional akan sangat berpengaruh terhadap kinerja tiap sektor ekonomi. Akibatnya, perkembangan output tiap sektor akan berbeda satu dengan yang lainnya sehingga distribusi sektor ekonomi dalam komposisi PDRB juga mengalami pergeseran atau perubahan. Dalam periode waktu lima tahun terakhir, sektor Pertanian dan sektor Industri Pengolahan masih merupakan sektor andalan bagi perekonomian Kabupaten Temanggung, karena keduanya memberikan kontribusi terbesar dalam penyusunan PDRB. Hal ini dapat
dilihat pada persentase distribusi PDRB menurut sektor baik menurut harga berlaku maupun harga konstan, dimana sektor Pertanian menyumbang di atas
30 persen dari nilai total
PDRB dan sektor Industri Pengolahan memberikan konstribusi lebih dari 18 persen. Tabel Struktur Ekonomi Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 – 2014 (persen) dapat dilihat pada tabel 4.4. Pada tahun 2014, sumbangan terbesar untuk PDRB atas dasar harga berlaku adalah dari sektor Pertanian sebesar 30,69 persen. Sehingga jika produksi Pertanian mengalami kenaikan secara signifikan maka dimungkinkan besaran PDRB juga akan mengalami kenaikan demikian juga apabila produksi sektor Pertanian mengalami penurunan maka besaran PDRB mempunyai kecenderungan untuk turun. Di tahun 2014 peranan sektor Pertanian yang sebesar 30,69 persen mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena di tahun 2013 sektor Pertanian memberikan kontribusi sebesar 32,03 persen. Perhatian yang
besar
pada sektor
Pertanian
ini sangat
diperlukan
demi
kesejahteraan
dan
kemakmuran, serta terjaminnya ketersediaan pangan bagi masyarakat Kabupaten Temanggung. Tabel 4.4 Struktur Ekonomi Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 - 2014 (persen) Sektor
Tahun 2010
2011
2012
2013
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
33,11
32,75
32,57
32,03
30,69
1,05
0,96
0,86
0,85
0,85
17,68
17,26
17,61
17,80
18,34
4. Listrik dan Air Bersih
1,05
1,05
1,06
1,09
1,09
5. Bangunan
5,60
5,52
5,60
5,61
5,67
16,64
16,63
16,63
16,78
17,17
7. Pengangkutan dan Komunikasi
5,23
5,28
5,16
5,20
5,33
8. Keuangan,Persewaan dan Jasa Perush.
4,11
4,23
4,19
4,38
4,52
15,53
16,32
16,32
16,26
16,34
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
(1) 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan
6. Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan
9. Jasa-Jasa PDRB
Kontribusi terbesar kedua diberikan oleh sektor Industri Pengolahan 18,34 persen dan diikuti oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan dengan memberikan andil sebesar 17,17 persen. Sedangkan sumbangan terkecil adalah dari sektor Pertambangan dan Penggalian yakni sebesar 0,85 persen.
Dari tabel 4.4 struktur ekonomi Kabupaten Temanggung di atas terlihat bahwa ke sembilan sektor selama lima tahun terakhir memperlihatkan peranannya dari waktu ke waktu terhadap total PDRB. Namun selama tiga tahun terakhir terlihat bahwa kontribusi sektor Pertanian memiliki kecenderungan menurun, sedangkan kontribusi sektor Industri Pengolahan, sektor Bangunan, sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan, sektor Pengangkutan dan Komunikasi serta sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan cenderung meningkat walaupun dengan peningkatan yang relatif kecil. Sektor yang mengalami kenaikan yang cukup signifikan dalam kontribusi PDRB Kabupaten Temanggung tahun 2014 adalah sektor Industri Pengolahan dengan
kenaikan kontribusi
sebesar 0,54 persen dari tahun sebelumnya. Secara keseluruhan dalam lima tahun terakhir tidak terjadi pergeseran struktur ekonomi yang berarti, masing-masing sektor masih dalam posisi yang sama. Grafik 4.2 Struktur Ekonomi Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2014
Keuangan, Persw & Js Perush.; 4,52 % Pengangkutan & Komunikasi; 5,33 %
Jasa-jasa; 16,34% Perdagangan, Hotel & RM; 17,17%
Pertanian; 30,69 % Industri Pengolahan; 18,34 %
Bangunan; 5,67 %
Pertambangan & Penggalian; 0,85 %
Listrik & Air Bersih; 1,09 %
Menurut harga konstan, andil terbesar pada PDRB tahun 2014 adalah sektor Pertanian sebesar 28,46 persen lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang memberikan sumbangan sebesar 29,13 persen. Andil terbesar kedua adalah sektor Industri Pengolahan yang memberikan sumbangan sebesar 20,26 persen. Sektor berikutnya adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan yang memberikan sumbangan sebesar 17,78 persen mengalami peningkatan 0,44 persen jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang memberikan andil sebesar 17,34 persen. Sedangkan andil terkecil diberikan oleh sektor Pertambangan dan Penggalian yang hanya memberikan kontribusi sebesar 0,65 persen.
Struktur ekonomi Kabupaten Temanggung atas dasar harga konstan 2000 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.5 Struktur Ekonomi Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2010 - 2014 (persen) Tahun
Sektor
2010
2011
2012
2013
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
31,00
29,83
29,85
29,13
28,46
0,89
0,79
0,68
0,66
0,65
19,78
20,09
19,96
20,21
20,26
4. Listrik dan Air Bersih
0,95
0,96
1,00
1,03
1,03
5. Bangunan
5,24
5,27
5,43
5,44
5,47
17,08
17,10
17,01
17,34
17,78
7. Pengangkutan dan Komunikasi
5,71
5,98
5,98
6,01
6,05
8. Keuangan,Persewaan dan Jasa Perush.
3,94
4,04
4,06
4,25
4,35
15,41
15,94
16,03
15,93
15,95
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
(1) 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan
6. Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan
9. Jasa-jasa PDRB
Bila kesembilan sektor tersebut dibagi menurut kelompok sektor primer, sekunder dan tersier, dengan rincian sebagai berikut : 1.
Kelompok Primer
: - Sektor Pertanian - Sektor Pertambangan dan Penggalian
2.
Kelompok Sekunder
: - Sektor Industri Pengolahan - Sektor Listrik dan Air Bersih, - Sektor Bangunan
3.
Kelompok Tersier
: - Sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan - Sektor Pengankutan dan Komunikasi - Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan - Sektor Jasa-jasa
Tabel di bawah ini memperlihatkan distribusi persentase menurut kelompok sektor PDRB : Tabel 4.6 Distribusi Persentase Kelompok Sektor PDRB Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 Sektor
Tahun
(1)
2010
2011
2012
2013
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
I. Atas Dasar Harga Berlaku 1. Kelompok Primer
34,16
33,71
33,43
32,88
31,54
2. Kelompok Sekunder
24,33
23,83
24,27
24,50
25,10
3. Kelompok Tersier
41,51
42,46
42,30
42,62
43,36
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
1. Kelompok Primer
31,89
30,62
30,53
29,79
29,11
2. Kelompok Sekunder
25,97
26,32
26,39
26,68
26,76
3. Kelompok Tersier
42,14
43,06
43,08
43,53
44,13
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
PDRB II. Atas Dasar Harga Konstan
PDRB
Dari ketiga kelompok sektor pada tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa jika dibandingkan antara tahun 2014 terhadap tahun 2013 baik menurut harga berlaku maupun harga konstan tidak banyak terjadi pergeseran kontribusi. Berdasarkan harga berlaku maupun harga konstan pada kelompok primer terjadi penurunan kontribusi. Untuk harga berlaku kontribusi kelompok ini turun sebesar 1,34 persen, dan untuk harga konstan turun sebesar 0,68 persen. Sedangkan kelompok tersier dan kelompok sekunder kontribusinya mengalami peningkatan. Berdasarkan harga berlaku kelompok sekunder meningkat sebesar 0,60 persen dan kelompok tersier meningkat sebesar 0,74 persen. Sedangkan berdasarkan harga konstan kelompok sekunder meningkat sebesar 0,08 persen dan kelompok tersier meningkat sebesar 0,60 persen. 4.3
PDRB Perkapita
Meskipun belum dapat mencerminkan tingkat pemerataan, PDRB perkapita dapat dijadikan salah satu tolok ukur guna melihat keberhasilan pembangunan perekonomian khususnya tingkat kemakmuran penduduk
pada suatu wilayah secara makro.
PDRB perkapita
menggambarkan rata-rata besarnya output barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap penduduk pada suatu daerah selama satu tahun. Semakin besar PDRB perkapita suatu daerah dapat menggambarkan semakin tingginya tingkat kemakmuran penduduk daerah tersebut. Perkembangan PDRB per kapita Kabupaten Temanggung dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.7 PDRB per Kapita Kabupaten Temanggung dan Pertumbuhannya Tahun 2010 – 2014
Tahun (1)
Atas Dasar Harga Berlaku
Atas dasar Harga Konstan 2000
Nilai (Rp)
Pertumbuhan (%)
Nilai (Rp)
Pertumbuhan (%)
(2)
(4)
(3)
(5)
2010
7.064.501,89
11,55
3.357.870,71
3,35
2011
7.738.502,63
9,54
3.481.837,83
3,69
2012
8.482.526,56
9,61
3.624.491,54
4,10
2013
9.381.988,23
10,60
3.773.103,86
4,10
2014
10.392.591,49
10,77
3.948.997,92
4,66
Menurut harga berlaku kenaikan harga dan output dari berbagai barang dan jasa dari beberapa sektor ekonomi telah meningkatkan PDRB perkapita. PDRB perkapita atas dasar harga berlaku selama ini selalu menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014 PDRB perkapita Kabupaten Temanggung tercatat sebesar 10.392.591,49 rupiah. Angka ini mengalami pertumbuhan sebesar 10,77 persen dibandingkan PDRB perkapita tahun 2013 yang sebesar 9.381.988,23 rupiah. Sedangkan menurut harga konstan, besarnya PDRB perkapita tahun 2014 tumbuh sebesar 4,66 persen sehingga mencapai 3.948.997,92 rupiah meningkat dari tahun 2013 yang tercatat sebesar 3.773.103,86 rupiah. Jika memperhatikan tabel dan grafik perkembangan PDRB perkapita dapat diketahui bahwa nilai PDRB perkapita selalu naik yang menandakan bahwa kemakmuran penduduk Kabupaten Temanggung semakin meningkat. Namun demikian data tersebut belum dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya, karena produk barang dan jasa yang dihasilkan di Kabupaten Temanggung tidak hanya dimiliki/dinikmati oleh warga Temanggung saja, akan tetapi ada juga yang dimiliki/dinikmati oleh penduduk dari luar Kabupaten Temanggung yang melakukan investasi di Kabupaten Temanggung. Grafik 4.3 di bawah ini menunjukkan PDRB per kapita Kabupaten Temanggung dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
Grafik 4.3 PDRB Perkapita Kabupaten Temanggung Tahun 2010 – 2014
10.392.591,49 9.381.988,23 8.482.526,56 7.738.502,63 7.064.501,89 adhk adhb
3.948.997,92 3.357.870,71
2010
4.4
3.481.837,83
2011
3.624.491,54
2012
3.773.103,86
2013
2014
Indeks Perkembangan
PDRB Kabupaten Temanggung pada tahun 2014 atas dasar
harga berlaku mencapai
7.679.241,74 juta rupiah dan PDRB atas dasar harga konstan sebesar 2.917.973,80 juta rupiah. Nilai indeks perkembangan PDRB atas dasar harga berlaku tercatat sebesar 461,83 persen dan atas dasar harga konstan tercatat 175,49 persen. Nilai Indeks Perkembangan menggambarkan perkembangan secara agregat PDRB tahun berjalan terhadap tahun dasar 2000. Hal ini berarti selama kurun waktu empat belas tahun terakhir nilai PDRB atas dasar harga berlaku secara agregat telah meningkat sebesar 461,83 persen atau meningkat 4,61 kali lipat PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2000. Demikian juga nilai PDRB atas dasar harga konstan selama kurun waktu empat belas tahun terakhir telah meningkat 175,49 persen atau meningkat 1,75 kali lipat nilai PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000. Untuk diketahui bahwa PDRB tahun 2000 baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan sebesar 1.662.794,54 juta rupiah.
Tabel 4.8 Perkembangan PDRB Kabupaten Temanggung
Tahun 2010 – 2014
Tahun
(1)
4.5
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000
Jumlah (Juta Rupiah)
Perkembangan (Persen)
Jumlah (Juta Rupiah)
Perkembangan (Persen)
(2)
(3)
(4)
(5)
2010
5.069.020,30
304,85
2.409.386,40
144,90
2011
5.603.983,71
337,02
2.521.439,02
151,64
2012
6.198.351,81
372,77
2.648.488,46
159,28
2013
6.915.876,33
415,92
2.781.320,87
167,27
2014
7.679.241,74
461,83
2.917.973,80
175,49
Indeks Berantai
Angka-angka PDRB juga dapat menunjukkan perkembangan per tahun baik secara agregat maupun per sektor yaitu dengan membuat tabel turunan yang berupa tabel indeks berantai baik menurut harga berlaku maupun menurut harga konstan. Secara umum nilai indeks berantai diperoleh dari perbandingan nilai PDRB tahun berjalan dengan PDRB tahun sebelumnya. Bila nilai indeks berantai ini dikurangi 100 akan diperoleh juga laju pertumbuhan. Indeks berantai menurut harga berlaku diperoleh dengan cara membagi NTB adhb tahun (t) dengan NTB adhb tahun (t-1) dikalikan 100. Nilai indeks berantai menurut harga berlaku ini menggambarkan besarnya perkembangan agregat atau sektoral yang dikarenakan oleh adanya perkembangan harga dan produksi. Sedangkan indeks berantai berdasarkan harga konstan diperoleh dengan cara membagi NTB adhk tahun (t) dengan NTB adhk tahun (t-1) dikalikan 100. Pergerakan indeks ini mencerminkan perkembangan nilai riil produksi masing-masing sektor, dengan demikian indeks berantai adalah juga merupakan
laju
pertumbuhan PDRB apabila indeks tersebut dikurangi 100. Dari hasil pengolahan PDRB tahun 2014 indeks berantai yang terjadi di Kabupaten Temanggung adalah sebesar 111,04 persen adhb dan 104,91 persen adhk. Indeks berantai tertinggi atas dasar harga berlaku menurut sektoral dicapai oleh sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar 114,63 persen dan terkecil adalah sektor Pertanian sebesar 106,39 persen. Sedangkan menurut harga konstan indeks berantai terkecil adalah sektor Pertanian sebesar 102,49 persen dan tertinggi adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan yakni sebesar 107,58 persen.
Grafik 4.4 Indeks Berantai PDRB Kabupaten Temanggung
Tahun 2010 – 2014 114 112,58
111,58
112
110,61
110,55
111,04
110 108 106 104
104,31
104,65
105,04
105,02
2012
2013
104,91
102 100 2010
2011 adhk
4.6
2014
adhb
Inflasi
Kondisi perekonomian makro suatu daerah dapat bergerak secara dinamis atau stagnan. Kondisi tersebut dapat terlihat secara umum
dari besaran inflasinya, hal ini sangat
berpengaruh terhadap perekonomian makro. Jika terjadi inflasi tinggi akan berpengaruh terhadap daya beli konsumen, yakni turunnya tingkat daya beli masyarakat, sebaliknya jika tidak ada inflasi bahkan terjadi deflasi, hal ini juga tidak menguntungkan bagi para pelaku ekonomi dan bila terjadi deflasi terus menerus akan menyebabkan terjadinya stagnasi ekonomi dan bahkan bisa menimbulkan resesi ekonomi. Inflasi dapat dihitung dengan menggunakan dua metode,
pertama metode Indeks Harga
Konsumen (IHK) dengan menggunakan sampel lebih kurang 322 komoditi, yang dihitung baik setiap bulan maupun setiap tahun, seperti yang telah dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung. Kedua, inflasi dihitung dengan memakai indek implisit PDRB. Dari kedua metode tersebut hasilnya tidak akan sama, sebab komoditi yang diamati jumlahnya berbeda serta metodologinya pun berlainan. Untuk penghitungan inflasi dengan metode implisit dari PDRB dilakukan dengan rumus membagi indeks implisit tahun t dengan indeks implisit tahun t-1 dikurangi satu dikalikan seratus persen.
Grafik 4.5 Inflasi PDRB Kabupaten Temanggung
Tahun 2010 – 2014 10,00 7,93
8,00
6,25
6,00 5,84
5,64
5,30
4,00 2,00 0,00 2010
2011
2012
2013
2014
Inflasi (%)
Dari hasil pengolahan indeks implisit PDRB, selama kurun waktu lima tahun terakhir perekonomian Kabupaten Temanggung terus mengalami inflasi dengan pergerakan yang cukup berfluktuasi pada kisaran 5,30 persen sampai 7,93 persen. Seperti terlihat pada grafik 4.5 diatas. Pada tahun 2010 inflasi tahunan tercatat sebesar 7,93 persen, kemudian turun menjadi 5,64 persen pada tahun 2011 kemudian turun lagi menjadi 5,30 persen pada tahun 2012. Namun pada tahun 2013 inflasi kembali naik menjadi sebesar 6,25 persen, lebih tinggi dibanding inflasi tahun 2014 yang sebesar 5,84 persen. Adanya inflasi yang besarannya masih satu digit selama kurun waktu tersebut menandakan perekonomian Kabupaten Temanggung bergerak secara dinamis dan memberikan ekspektasi yang mengembirakan bagi pelaku ekonomi, namun tidak memberatkan bagi para konsumen 4.7
Perkembangan PDRB Sektoral
4.7.1 Sektor Pertanian Sampai
saat
ini
sektor
pertanian
masih
merupakan
sektor
yang
dominan
dalam
memberikan sumbangannya terhadap PDRB Kabupaten Temanggung, terbukti dari cerminan persentase distribusi pertanian yang paling besar. Sektor pertanian yang terdiri dari beberapa sub sektor, yakni sub sektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan dan sub sektor perikanan. Pada tahun 2014 besarnya sumbangan sektor Pertanian dalam PDRB sebesar 30,69 persen adhb dan 28,46 persen adhk. Pertumbuhan sektor pertanian pada tahun 2014 sebesar 6,39 persen adhb dan 2,49 persen adhk. 4.7.1.1
Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan
Data produksi padi, palawija, buah dan sayur diperoleh dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung, sedangkan data harga bersumber pada data harga yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Tabel 4.9 berikut ini menyajikan produksi beberapa komoditi yang mempunyai nilai produksi terbesar. Tabel 4.9 Produksi Padi dan Palawija Utama Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 (Ton) Jenis Tanaman
2010
2011
2012
2013
2014
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Padi 2. Jagung 3. Ketela Pohon 4. Ketela Rambat 5. Kacang Tanah
176.389 154.642 96.470 4.667 1.749
161.086 111.080 85.164 5.639 1.401
159.689 139.395 56.521 1.784 936
150.288 111.327 61.554 3.586 699
162.121 104.493 52.639 4.324 281
Nilai Tambah Bruto (NTB) atas dasar harga berlaku diperoleh dengan pendekatan produksi yaitu dengan cara mengalikan kuantum produksi dari setiap jenis komoditi dengan harga masingmasing komoditi, kemudian hasilnya dikurangi dengan nilai biaya antara atas dasar harga berlaku. Rasio biaya antara diambil dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang telah di update. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi, yaitu mengalikan produksi pada tahun yang dihitung dengan harga pada tahun 2000. Kemudian dikurangi dengan biaya antara atas dasar harga konstan 2000. Tabel 4.10 memperlihatkan nilai tambah bruto padi dan beberapa jenis palawija atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000. Sub sektor tanaman bahan makanan memberikan andil sebesar 20,68 persen adhb dan 18,90 persen adhk. Pertumbuhan sub sektor tanaman bahan makanan tahun 2014 adhb mengalami penurunan jika dibanding dengan tahun 2013 sedangkan adhk mengalami kenaikan. Berdasarkan harga berlaku pada tahun 2014 mengalami pertumbuhan sebesar 6,17 persen, sedangkan pada tahun 2013 pertumbuhannya sebesar 9,16 persen. Sedangkan menurut adhk pada tahun 2013 sub sektor ini mengalami pertumbuhan 1,46 persen, pada tahun 2014 sub sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 2,03 persen.
Tabel 4.10 Nilai Tambah Bruto Padi dan Palawija Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)
Jenis Tanaman (1)
2010 (2)
2011 (3)
2012 (4)
2013 (5)
2014 (6)
adhb 1. Padi 2. Jagung 3. Ketela Pohon 4. Ketela Rambat 5. Kacang Tanah
508.671,64 285.971,43 72.431,37 2.581,31 14.193,02
488.396,56 259.694,03 73.475,81 4.229,60 15.649,99
511.704,56 332.499,86 69.383,61 1.605,28 11.680,09
539.976,52 365.478,23 78.453,23 3.497,41 11.282,65
592.158,79 366.412,53 70.247,76 4.364,94 10.475,77
adhk 1. Padi 2. Jagung 3. Ketela Pohon 4. Ketela Rambat 5. Kacang Tanah
204.904,51 126.035,41 27.119,39 1.161,59 10.398,25
189.673,93 92.840,13 24.335,61 1.384,23 8.391,68
188.029,12 116.505,42 16.150,88 437,80 5.604,03
185.711,75 115.551,19 18.017,97 880,47 5.387,80
196.839,09 108.502,57 15.408,96 1.060,79 5.055,91
4.7.1.2
Sub Sektor Tanaman Perkebunan
Sub sektor
Tanaman Perkebunan meliputi perkebunan rakyat dan perkebunan besar yang
diusahakan perusahaan berbadan hukum. Data produksi tanaman perkebunanan diperoleh dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung.
Adapun data harga
produsen diperoleh dari survei harga yang dilaksanakan oleh BPS. Produksi beberapa jenis tanaman perkebunan rakyat dapat dilihat pada tabel 4.11. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara pendekatan produksi. Rasio biaya antara menggunakan rasio Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi. Produksi dan Nilai Tambah Bruto beberapa jenis tanaman perkebunan rakyat atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000 dapat dilihat pada tabel 4.11 dan Tabel 4.12. Sub sektor tanaman perkebunan memberikan andil sebesar 4,01 persen adhb dan 3,90 persen adhk. Pertumbuhan sub sektor tanaman perkebunan tahun 2014 menurut harga konstan lebih rendah bila dibanding tahun 2013. Jika pada tahun 2013 sub sektor ini mengalami pertumbuhan 4,59 persen, di tahun 2014 sub sektor ini pertumbuhannya sebesar 1,80 persen. Jika dilihat menurut harga berlaku pada tahun 2014 sebesar 5,94 persen, lebih rendah dibandingkan tahun 2013 yang pertumbuhannya sebesar 10,98 persen.
Tabel 4.11 Produksi Beberapa Jenis Tanaman Perkebunan Rakyat Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 (Ton) Jenis Tanaman
2010
2011
2012
2013
2014
(1) 1. Tembakau 2. Randu 3. Kelapa (000 bt) 4. Kopi 5. Cengkeh 6. Panili 7. Lada 8. Aren 9. Kayu Manis 10. Jahe 11. Kemukus 12. Kapulogo 13. Kakao
(2) 6.373,99 3,60 5.030,00 5.434,71 163,11 28,28 7,87 1.044,04 28,39 256,45 50,56 1.949,90 61,44
(3) 9.126,38 1.94 1.046,53 3.045,54 67,38 11,93 8,33 730,63 14,73 129,62 41,48 1.310,96 73,47
(4) 9.978,50 4,83 1.150,85 3.396,64 74,21 13,68 9,14 922,06 23,30 374,94 34,51 1.135,58 181,14
(5) 7.146,12 1,70 1.193,23 8.415,9 167.14 6,39 8,54 877,62 21,42 722,62 35,82 1.259,43 46,12
(6) 6.922,92 1,36 1.784,30 11.560,27 203,78 5,32 7,44 1.054,39 24,59 1.204,52 38,86 1.373,99 40,50
Tabel 4.12 Nilai Tambah Bruto Beberapa Jenis Tanaman Perkebunan Rakyat Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah) Jenis Tanaman (1)
2010 (2)
2011 (3)
2012 (4)
2013 (5)
2014 (6)
adhb 1. Tembakau 2. Randu 3. Kelapa 4. Kopi 5. Cengkeh 6. Panili 7. Lada 8. Aren 9. Kayu Manis 10. Jahe 11. Kemukus 12. Kapulogo 13. Kakao
118.736,61 55,06 12.057,52 54.533,52 5.669,25 1.413,30 263,68 8.143,30 115,63 117,47 936,08 7.543,74 839,72
170.008,69 26,71 2.508,65 39.920,59 2.343,52 602,17 274,56 5.699,43 60,83 759,34 761,35 7.072,67 1.011,38
182.263,82 77,57 2.758,73 45.116,40 2.409,07 690,50 348,33 6.022,61 101,57 2.196,48 633,42 4.619,85 2.909,16
212.236,54 28,86 3.451,83 56.352,71 3.302,85 345,99 265,32 6.966,87 97,31 3.668,16 645,98 1.732,12 2.661,39
190.630,12 23,15 3.421,05 56.104,16 3.450,46 315,93 216,76 7.188,30 102,09 3.752,67 684,48 448,14 737,79
48.593,91 28,45 2.411,50 24.340,75 5.102,32 2.643,06 407,47 3.669,56 106,51 115,12 2.176,40 6.317,88 268,71
69.577,43 13,80 501,73 13.647,03 2.109,17 1.126,13 424,28 2.568,10 56,03 582,89 1.770,14 5.923,36 323,64
72.261,91 34,35 551,75 15.220,30 2.323,03 1.291,32 465,53 2.713,72 88,63 1.686,07 1.472,70 3.869,13 797,94
63.247,72 12,09 572,06 19.787,62 3.666,79 603,18 247,23 3.084,75 81,48 2.350,16 1.528,60 1.132,38 643,67
65.365,52 9,67 589,84 19.978,60 3.843,33 549,38 251,61 3.164,50 85,40 2.403,67 1.615,65 292,84 178,41
adhk 1. Tembakau 2. Randu 3. Kelapa 4. Kopi 5. Cengkeh 6. Panili 7. Lada 8. Aren 9. Kayu Manis 10. Jahe 11. Kemukus 12. Kapulogo 13. Kakao
4.7.1.3
Sub Sektor Peternakan dan Hasil-hasilnya
Data ternak, produksi susu dan telur diperoleh dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Temanggung, sedangkan data harga ternak diperoleh dari BPS. Nilai tambah atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara mengalikan nilai produksi dengan rasio nilai tambah berdasarkan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Sub sektor Peternakan dan Hasil-hasilnya memberikan andil sebesar 4,97 persen adhb dan 4,93 persen adhk. Pertumbuhan sub sektor ini berdasarkan adhb mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2013. Jika pada tahun 2013 sub sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 10,57 persen maka pada tahun 2014 mengalami pertumbuhan sebesar 7,72 persen. Demikian juga menurut adhk pertumbuhannya mengalami penurunan dari 5,17 persen pada tahun 2013 menjadi 4,97 persen di tahun 2014. Tabel 4.13, 4.14, dan 4.15 menyajikan data populasi beberapa jenis peternakan dan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000 di Kabupaten Temanggung. Tabel 4.13 Populasi Beberapa Jenis Peternakan Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 (Ekor) Rincian
2010
2011
2012
2013
2014
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Kuda 2. Sapi 3. Kerbau 4. Kambing/Domba 5. Babi 6. Ayam 7. Itik
439 36.191 2.363 307.230 231 2.305.930 101.067
439 40.518 1.355 307.948 215 2.320.535 101.575
444 43.762 1.392 329.229 209 2.337.687 101.805
447 27.546 1.411 351.853 83 2.339.860 101.942
451 29.384 1.426 356.100 84 2.543.896 102.147
Tabel 4.14 Nilai Tambah Bruto Beberapa Jenis Peternakan Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 Atas Dasar Harga Berlaku (Jutaan Rupiah) Rincian
2010
2011
(1) 1. Kuda 2. Sapi 3. Kerbau 4. Kambing/Domba 5. Babi 6. Ayam 7. Itik
(2)
(3)
0,00 17.749,93 107,78 11.323,76 3,10 159.604,98 286,61
0,00 43.954,06 5.457,70 12.288,92 10,21 174.997,58 319,60
2012 (4) 41,39 38.709,16 217,56 24.382,21 3,83 187.714,92 318,75
2013 (5) 393,91 49.518,26 408,95 32.191,38 8,97 199.174,44 459,74
2014 (6) 319,03 58.861,67 433,88 35.044,94 8,07 199.545,44 613,80
Tabel 4.15 Nilai Tambah Bruto Beberapa Jenis Peternakan Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)
Rincian
2010
2011
2012
(1) 1. Kuda 2. Sapi 3. Kerbau 4. Kambing/Domba 5. Babi 6. Ayam 7. Itik
(2)
(3)
(4)
4.1.7.4
0,00 6.149,08 35,35 5.284,42 0,89 69.542,17 77,11
0,00 13.323,57 1.398,54 5.376,40 2,37 76.248,94 96,31
2013
2014
(5) 71,97 14.295,45 100,40 12.518,87 1,93 75.935,26 129,88
7,66 11.378,15 53,74 10.535,52 0,89 76.337,40 93,55
(6) 56,66 16.792,89 104,64 14.430,27 1,78 79.040,73 171,24
Sub Sektor Kehutanan
Data produksi dan harga sub sektor ini diperoleh dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung dan dari Perum Perhutani KPH Kedu Utara. Nilai tambah bruto dihitung dengan menggunakan rasio yang diperoleh dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Beberapa produksi kehutanan tahun 2010- 2014 dapat dilihat pada tabel 4.16. Tabel 4.16
Produksi Beberapa Jenis Hasil Kehutanan Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014
Rincian
Sat
2010
2011
2012
2013
2014
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Kayu Jati Pertukangan 2. Kayu Mahoni Pertukangan 3. Kayu Rimba Pertukangan 4. Kayu Bakar 5. Getah Pinus 6. Telur Sutera Alam
M3 M3 M3 SM Ton Box
749,57 390,39 3.309,48 0,00 305,67 0,00
0,00 3.992,67 6.146,97 0,00 320,75 0,00
6,80 2.359,60 3.160,12 127,50 339,90 0,00
0,45 2.626,28 193,47 0,00 355,50 0,00
5,28 2.354,65 522,48 0,00 290,96 0,00
Output sub sektor kehutanan dihitung dengan mengalikan produksi dan harga setiap komoditi. Nilai tambah atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara mengalikan nilai produksi dengan rasio nilai tambah berdasarkan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000 diperlihatkan dalam Tabel 4.17.
Tabel 4.17 Nilai Tambah Bruto Beberapa Jenis Hasil Kehutanan Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)
Rincian (1) adhb 1. Kayu Jati Pertukangan 2. Kayu Mahoni Pertukangan 3. Kayu Rimba Pertukangan 4. Kayu Bakar 5. Getah Pinus adhk 1. Kayu Jati Pertukangan 2. Kayu Mahoni Pertukangan 3. Kayu Rimba Pertukangan 4. Kayu Bakar 5. Getah Pinus
2010 (3)
2011 (4)
2012 (5)
2013 (6)
2014 (7)
1.507,69 289,49 881,49 0,00 771,54
0,00 2.226,13 1.175,11 0,00 885,48
14,90 1.745,68 973,68 9,78 1.248,98
1,06 2.182,34 58,08 0,00 1.314,69
13,65 2.086,17 401,77 0,00 3.567,73
749,43 169,17 166,56 0,00 158,61
0,00 1.753,30 336,62 0,00 182,04
4,91 897,24 193,03 1,08 192,91
0,34 1.084,53 10,38 0,00 201,76
4,10 933,39 41,72 0,00 544,27
Sub sektor Kehutanan memberikan andil sebesar 0,66 persen adhb dan 0,39 persen adhk. Pertumbuhan sub sektor ini menurut adhb mengalami penurunan bila dibanding tahun 2013. Jika pada tahun 2013 sub sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 13,93 persen pada tahun 2014 turun menjadi 6,37 persen. Namun bila dilihat menurut adhk pertumbuhan sektor ini mengalami peningkatan, pada tahun 2013 pertumbuhannya tercatat sebesar 0,28 persen dan pada tahun 2014 pertumbuhannya sebesar 2,02 persen. 4.1.7.5
Sub Sektor Perikanan
Data mengenai produksi diperoleh dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Temanggung. Perhitungan nilai tambah bruto dilakukan dengan mengalikan rasio nilai tambah terhadap output, rasio nilai tambah itu diperoleh dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Besarnya Produksi dan Nilai Tambah Bruto sub sektor Perikanan dapat dilihat pada Tabel 4.18 dan Tabel 4.19 berikut ini : Tabel 4.18 Produksi Perikanan Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 (Ton) Rincian (1) 1. Ikan Kolam 2. Ikan Mina Padi 3. Ikan Sungai 4. Ikan Waduk/Cekdam
Tabel 4.19
2010
2011
2012
2013
(2) 1.086,62 876,56 46,87 7,29
(3) 1.314,70 1.060,80 67,77 11,74
(4) 1.864,08 1.151,68 104,51 16,78
(5) 2.302,15 1.469,26 156,76 25,42
2014 (6) 2.859,92 1.768,51 160,50 78,51
Nilai Tambah Bruto Perikanan Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014
Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000 (Jutaan Rupiah) Rincian (1) adhb 1. Ikan Kolam 2. Ikan Mina Padi 3. Ikan Sungai 4. Ikan Waduk/Cekdam adhk 1. Ikan Kolam 2. Ikan Mina Padi 3. Ikan Sungai 4. Ikan Waduk/Cekdam
2010
2011
2012
2013
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
9.578,27 9.130,11 494,03 70,99
11.470,18 10.950,39 574,36 88,18
12.935,88 11.233,06 721,99 113,92
12.933,06 12.910.55 843,33 131,24
12.858,73 14.200,32 1.216,21 183,33
4.548,85 3.614,62 229,71 37,63
4.935,59 3.957,83 248,94 39,95
5.511,17 3.845,86 292,83 49,50
5.445,04 4.004,14 307,47 52,51
5.512,01 4.091,83 314,75 55,94
Sub sektor Perikanan memberikan andil sebesar 0,37 persen adhb dan 0,34 persen adhk. Pertumbuhan sub sektor ini pada tahun 2014 tumbuh sebesar 6,12 persen adhb dan 1,69 persen adhk. Sedangkan di tahun 2013 sub sektor ini pertumbuhannya sebesar 7,25 persen adhb dan 1,13 persen adhk. 4.7.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian Data produksi dan harga diperoleh dari laporan data penunjang pendapatan regional yang dikumpulkan oleh Koordinator Statistik Kecamatan se Kabupaten Temanggung. diperoleh dari
Output
perkalian antara produksi dengan harga masing-masing komoditi. Perkiraan
output atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi. Biaya antara masingmasing komoditi diperoleh dengan menggunakan rasio biaya antara terhadap output hasil penyusunan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Tabel 4.20
Produksi Beberapa Jenis Penggalian di Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 (M3)
Rincian (1) 1. Tanah Liat 2. Batu 3. Kerikil 4. Pasir
2010 (2) 1.345.185 565.458 289.083 591.147
2011 (3) 1.117.363 469.691 240.124 491.030
2012 (4) 1.027.974 366.359 187.296 358.217
2013 (5) 1.130.772 406.659 189.169 394.038
2014 (6) 1.182.170 421.313 206.026 411.949
Perhitungan nilai tambah bruto dilakukan dengan mengalikan rasio nilai tambah terhadap output, rasio nilai tambah itu diperoleh dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Nilai tambah bruto sektor Penggalian baik adhb maupun adhk dapat dilihat pada tabel 4.21.
Tabel 4.21
Nilai Tambah Bruto Beberapa Jenis Penggalian Kabupaten Temanggung
Tahun 2010-2014 Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah) Rincian
2010
2011
2012
2013
2014
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
adhb 1. Tanah Liat 2. Batu 3. Kerikil 4. Pasir
9.732,66 10.703,70 6.323,34 17.406,62
9.165,37 12.842,42 7.575,60 17.763,44
10.594,22 12.636,94 7.248,33 16.575,23
11.032,53 14.540,19 7.559,54 19.890,27
13.923,84 15.064,16 8.233,16 22.527,24
adhk 1. Tanah Liat 2. Batu 3. Kerikil 4. Pasir
3.734,62 4.947,49 2.723,90 6.025,18
3.102,124 4.109,575 2.262,579 5.004,747
2.853,954 3.205,468 1.764,812 3.903,704
3.139,35 3.558,07 1.782,46 4.294,07
3.282,05 3.686,29 1.941,29 4.489,26
Sektor Penggalian memberikan andil sebesar 0,85 persen adhb dan 0,65 persen adhk. Sektor ini pertumbuhannya mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 9,92 persen adhb dan 2,09 persen adhk, tumbuh meningkat menjadi 11,46 persen adhb dan 3,39 persen adhk. 4.7.3 Sektor Industri Pengolahan Pengelompokan dari kegiatan industri dibuat berdasarkan jenis komoditi utama yang dihasilkan oleh
masing-masing
perusahaan.
Secara
garis
besarnya
sektor
Industri
Pengolahan
dikelompokkan menjadi sembilan sub sektor. Ruang lingkup dan metode penghitungan nilai tambah bruto industri pengolahan atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara pendekatan produksi yaitu dengan mengalikan rata-rata output per tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor Industri Pengolahan. Sedangkan nilai tambah diperoleh dengan cara mengalikan persentase nilai tambah
terhadap output
berdasarkan survei rutin dan khusus. Perhitungan atas dasar harga konstan 2000 dengan cara revaluasi. Khusus sub sektor Industri Logam Dasar Besi dan Baja tidak ada penghitungannya karena di Kabupaten Temanggung industri tersebut tidak ada. Nilai tambah bruto dari industri pengolahan dapat dilihat pada tabel 4.22.
Tabel 4.22 Nilai Tambah Bruto Industri Pengolahan Kabupaten Temanggung Tahun 2010 - 2014 Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah) Rincian (1) adhb 1. Makanan, Minuman & Tembakau 2. Tekstil, Brg Kulit & Alas Kaki 3. Brg. dr Kayu & Hasil Hutan Lainnya 4. Kertas & Brg. Cetakan 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 6. Semen & Brg. Lain Bukan Logam 7. Logam Dasar Besi & Baja 8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatan 9. Barang Lainnya adhk 1. Makanan, Minuman & Tembakau 2. Tekstil, Brg Kulit & Alas Kaki 3. Brg. dr Kayu & Hasil Hutan Lainnya 4. Kertas & Brg. Cetakan 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 6. Semen & Brg. Lain Bukan Logam 7. Logam Dasar Besi & Baja 8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatan 9. Barang Lainnya
2010 (2)
2011 (3)
2012 (4)
2013 (5)
2014 (6)
356.598,92 3.327,40 488.768,81 3.317,05 9.592,56 12.119,96 0,00 4.004,96 18.771,27
376.376,82 3.574,07 534.640,89 3.490,22 10.431,20 13.338,78 0,00 4.299,15 21.045,35
434.335,94 3.880,39 593.957,79 3.964,50 11.943,83 15.094,59 0,00 4.626,62 23.779,05
493.475,31 4.427,16 666.542,16 4.405,14 13.191,51 16.820,09 0,00 5.216,25 27.310,28
582.586,59 4.807,45 748.290,89 5.210,05 14.277,17 18.254,85 5.290,84 29.448,68
192.807,70 1.743,19 255.377,27 1.785,85 5.146,62 6.766,85 0,00 2.141,77 10.769,78
200.522,84 1.835,14 275.667,17 1.849,57 5.520,45 7.191,78 0,00 2.253,43 11.623,01
211.898,80 1.874,47 284.966,04 1.939,40 5.877,24 7.561,42 0,00 2.284,22 12.147,83
223.053,23 1.991,03 305.764,24 2.030,87 6.099,43 7.873,78 0,00 2.407,98 12.924,19
387.153,41 3.331,35 514.061,51 3.520,74 10.354,56 13.336,60 3.882,56 21.205,24
Pada tahun 2014 sektor Industri Pengolahan memberikan kontribusi terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Temanggung sebesar 18,34 persen atas dasar harga berlaku, peranan sektor ini meningkat dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 17,80 persen. Pada tahun 2014 sektor ini tumbuh sebesar 5,19 persen lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,36 persen. 4.7.4 Sektor Listrik dan Air Bersih 4.7.4.1
Listrik
Data produksi dan harga sub sektor Listrik diperoleh dari PT PLN Temanggung dan Parakan. Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari perkalian produksi dan harga berlaku. Output atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan revaluasi. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dan konstan 2000 menggunakan rasio Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang telah dilakukan update. 4.7.4.2
Air Minum
Data produksi dan harga sub sektor Air Minum diperoleh dari PDAM Kabupaten Temanggung. Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari perkalian produksi dan harga berlaku. Perhitungan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 menggunakan pendekatan revaluasi. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dan konstan 2000 menggunakan rasio Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang telah di update. Tabel 4.23 memperlihatkan kuantitas produksi dan tabel 4.24 memperlihatkan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000.
Tabel 4.23. Produksi Listrik dan Air Minum Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 Rincian (1) 1. Listrik 2. PDAM
Sat (2)
2010 (3)
2011 (4)
2012 (5)
2013 (6)
2014 (7)
Kwh
202.407.610
215.030.367
235.580.710
253.964.561
276.776.144
10.748.198
10.880.101
11.423.018
11.808.859
12.019.057
M
3
Tabel 4.24. Nilai Tambah Bruto Listrik dan Air Minum (PDAM) Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah) Rincian
2010
2011
2012
2013
2014
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
adhb 1. Listrik 2. PDAM
47.877,71 5.415,83
53.241,07 5.604,11
59.302,95 6.194,71
68.453,10 6.666,44
76.665,71 6.849,73
adhk 1. Listrik 2. PDAM
20.808,83 2.177,63
22.106,53 2.204,36
24.219,24 2.314,35
26.109,22 2.392,53
27.454,41 2.435,11
Kontribusi sektor Listrik dan Air Minum terhadap PDRB Kabupaten Temanggung tahun 2014 sebesar 1,09 persen adhb dan 1,03 persen adhk. Sedangkan untuk laju pertumbuhannya pada tahun 2014 sebesar 11,18 persen mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang besarannya mencapai 14,69 persen adhb. Demikian pula bila dilihat menurut adhk laju pertumbuhan sektor ini menurun dari 7,42 persen pada tahun 2013 menjadi 4,87 persen di tahun 2014. 4.7.5 Sektor Bangunan/Konstruksi Nilai tambah bruto diperoleh dari perkalian suatu rasio dengan output tahun berjalan. Rasio tersebut diperoleh dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan metode deflasi dengan IHPB Bangunan sebagai deflatornya. Nilai tambah bruto bangunan atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000 disajikan dalam tabel 4.25. Sektor Bangunan pada tahun 2014 pertumbuhannya mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di tahun 2013 pertumbuhan sektor ini sebesar 11,67 persen adhb dan 5,23 persen adhk, sedangkan pada tahun 2014 tumbuh sebesar 12,35 persen adhb dan 5,43 persen adhk. Kontribusi sektor Bangunan pada tahun 2014 sebesar 5,67 persen adhb dan 5,47 persen adhk, mengalami peningkatan sebesar 0,06 persen menurut adhb dan 0,03 persen adhk bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 5,61 persen adhb dan 5,44 persen adhk. Tabel 4.25
Nilai Tambah Bruto Bangunan Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014
Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah) Rincian
2010
2011
2012
2013
2014
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
adhb NTB Bangunan
283.801,44
309.408,43
347.255,69
387.782,34
435.682,78
126.300,37
133.002,63
143.920,69
151.447,74
159.669,15
adhk
NTB Bangunan
4.7.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan Sektor ini terdiri dari tiga sub sektor yaitu : 4.7.6.1
Perdagangan Besar dan Eceran
Penghitungan nilai tambah sub sektor Perdagangan Besar dan Eceran dilakukan dengan pendekatan arus barang yaitu dengan cara menghitung besarnya nilai komoditi pertanian, pertambangan dan penggalian, industri dan impor yang diperdagangkan. Berdasarkan nilai komoditi yang diperdagangkan dihitung nilai margin perdagangan. Margin perdagangan ini merupakan output perdagangan dan dipakai untuk menghitung nilai tambahnya. Rasio nilai barang-barang yang diperdagangkan, margin perdagangan, rasio nilai tambah menggunakan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan mengalikan rasio-rasio di atas, dengan output perdagangan atas dasar harga konstan 2000 dari barang-barang pertanian, pertambangan dan penggalian, industri dan barang-barang impor. 4.7.6.2
Hotel
Data mengenai jumlah kamar dan taripnya diperoleh dari hasil pengolahan Survei Hotel baik berbintang maupun non bintang di Kabupaten Temanggung. Sedangkan rasio nilai tambah didasarkan pada Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan metode revaluasi.
4.7.6.3
Rumah Makan
Data penghitungan sub sektor Rumah Makan/Restoran bersumber dari hasil inventarisasi data penunjang yang dikumpulkan oleh Koordinator Statistik Kecamatan, cakupan data meliputi jumlah tenaga kerja sub sektor Restoran/Rumah Makan.
Output tahun 2000 dihitung berdasarkan besarnya pemasukan Pajak Pembangunan I, apabila dibagi dengan banyaknya tenaga kerja maka akan menghasilkan rata-rata output per tenaga kerja. Penghitungan output digerakkan dengan IHK Kelompok Makanan. NTB diperoleh dengan cara mengalikan rasio NTB (Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000) terhadap output. NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan metode deflasi, sebagai deflatornya IHK Kelompok Makanan. Nilai tambah bruto per sub sektor dari sektor perdagangan, hotel dan rumah makan atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000 dapat dilihat pada tabel 4.24. Sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan merupakan sektor yang cukup potensial karena kontribusi yang diberikan sektor ini menduduki peringkat ketiga setelah sektor Pertanian dan Industri Pengolahan. Pada tahun 2014 kontribusi sektor ini dalam pembentukan PDRB sebesar 17,17 persen adhb dan 17,78 persen adhk. Pertumbuhan sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan tahun 2014 adalah 13,61 persen adhb dan 7,58 persen adhk. Tabel 4.26 Nilai Tambah Bruto Perdagangan Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah) Rincian
2010
2011
2012
2013
2014
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
adhb 1. Perd. Besar/Eceran 2. Hotel 3. Restoran/ RM
671.336,87 2.659,75 169.840,27
748.388,42 4.379,04 179.226,68
834.135,65 4.775,22 192.114,20
942.618,49 5.408,47 212.785,69
1.064.962,12 6.070,07 247.812,34
adhk 1. Perd. Besar/Eceran 2. Hotel 3. Restoran/ RM
328.496,55 1.093,45 81.989,03
345.492,01 1.117,41 84.475,92
362.627,95 1.139,89 86.733,98
388.944,49 1.188,56 92.060,59
419.288,56 1.258,21 98.208,92
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran yang terdiri dari tiga sub sektor, berdasarkan harga berlaku pertumbuhan sub sektor perdagangan sebesar 12,98 persen, sub sektor hotel sebesar 12,23 persen dan sub sektor rumah makan sebesar 16,46 persen. Menurut harga konstan 2000 sub sektor perdagangan mengalami pertumbuhan sebesar 7,80 persen, sub sektor hotel 5,86 persen sedangkan sub sektor rumah makan mengalami pertumbuhan sebesar 6,68 persen. 4.7.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor ini terdiri dari 2 (dua) sub sektor, yaitu : 4.7.7.1
Sub Sektor Pengangkutan
Sub sektor ini mencakup dua kegiatan yaitu : a.
Angkutan Jalan Raya.
Kegiatan ini mencakup angkutan umum yang meliputi kendaraan bermotor dan tidak bermotor. Sumber data dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Temanggung berupa data banyaknya populasi kendaraan angkutan bermotor meliputi kendaraan bus, truck/pick up dan mikrolet. Sedangkan data populasi ojek dan dokar didapat dari Data Penunjang Regional yang dikumpulkan Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung. Penghitungan nilai tambah bruto dengan Pendekatan Produksi, yaitu : pertama menghitung nilai produksi dengan mengalikan banyaknya armada dengan rata-rata output per armada untuk masing-masing jenis kendaraan. Rata-rata output per armada datanya diperoleh melalui Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR). Setelah nilai produksi dikurangi biaya antara diperoleh nilai tambah bruto. Rasio biaya antara dan penyusutan didasarkan pada Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan Metode deflasi dengan deflatornya IHK kelompok transport. b. Jasa Penunjang Angkutan. Mencakup kegiatan yang bersifat menunjang dan memperlancar usaha pengangkutan, yaitu : pelayanan jasa terminal dan parkir. Sumber data diperoleh dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Temanggung berupa data hasil pelayanan jasa terminal dan parkir. Dari pengolahan data diatas diperoleh output (nilai produksi) dari kegiatan jasa penunjang angkutan. Dari nilai produksi setelah dikurangi biaya antara didapatkan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku. Setelah dikurangi lagi dengan penyusutan maka akan diperoleh nilai tambah neto. Rasio biaya antara dan penyusutan berdasarkan Tabel Input Output Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Sedangkan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan Metode Deflasi dengan deflatornya Indeks Harga Konsumen (IHK) kelompok transport. 4.7.7.2
Sub Sektor Komunikasi
Sub sektor ini mencakup dua kegiatan, yaitu :
a.
Pos dan Giro
Kegiatan ini meliputi kegiatan pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal pengiriman surat, wesel, paket pos, jasa giro, jasa tabungan dan sebagainya. Penghitungan nilai tambah bruto dengan Metode Produksi melalui Pendekatan Perusahaan. Output (nilai produksi) atas dasar harga berlaku merupakan penjumlahan dari penerimaan atas kegiatan Pos dan Giro di wilayah Kabupaten Temanggung. Setelah output dikurangi dengan biaya antara didapatkan nilai tambah bruto. Rasio biaya antara berdasarkan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Nilai
tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 penghitungannya dengan Metode Deflasi sebagai deflatornya Indeks Harga Konsumen (IHK) Umum. b.
Telekomunikasi
Jenis kegiatan ini meliputi kegiatan pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal pengiriman berita melalui telepon, telex dan telegram serta kegiatan lainnya yang diusahakan oleh Perusahaan Telekomunikasi yang beroperasi di wilayah Kabupaten Temanggung. Penghitungan nilai tambah bruto, menggunakan Metode Produksi dengan pendekatan Perusahaan. Dari perusahaan-perusahaan komunikasi diperoleh data tentang jumlah penerimaan dari kegiatan telekomunikasi. Setelah dijumlahkan dari masing-masing perusahaan maka akan diperoleh output (nilai produksi) sub sektor telekomunikasi atas dasar harga berlaku. Rasio biaya antara berdasarkan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan Metode Deflasi sebagai deflatornya Indeks Harga Konsumen (IHK) Umum. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi memberikan kontribusi sebesar 5,33 persen adhb dan 6,05 persen adhk terhadap total PDRB, namun walaupun demikian sektor ini berperan cukup penting dalam kelancaran kegiatan perekonomian Kabupaten Temanggung untuk kelancaran distribusi barang dan jasa produsen ke konsumen. Tabel 4.27 di bawah ini menyajikan nilai tambah bruto Pengangkutan dan Komunikasi Kabupaten Temanggung. Sub sektor pengangkutan pada tahun 2014 mengalami pertumbuhannya positif yaitu masingmasing sebesar 13,35 persen adhb dan 2,54 persen adhk. Sedangkan kontribusinya terhadap PDRB sebesar 4,06 persen adhb dan 4,18 persen adhk. Sub sektor komunikasi pada tahun 2014 memberikan kontribusi sebesar 1,27 persen adhb dan 1,87 persen adhk. Sedangkan untuk pertumbuhannya sub sektor ini mengalami pertumbuhan positif yaitu sebesar 15,26 persen adhb dan 13,45 persen adhk. Tabel 4.27 Nilai Tambah Bruto Pengangkutan dan Komunikasi Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah) Rincian
2010
2011
2012
2013
2014
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
223.100,10 956,23 8.678,68 63.402,13
241.074,71 1.009,26 8.988,51 68.315,80
273.779,89 1.080,01 9.333,66 75.038,08
310.406,83 1.156,69 10.733,71 86.511,41
adhb 1. Angkutan Jalan Raya 2. Terminal dan Parkir 3. Pos dan Giro 4. Telkom adhk
197.727,85 941,91 6.727,65 59.763,30
1. Angkutan Jalan Raya 2. Terminal dan Parkir 3. Pos dan Giro 4. Telkom
97.272,05 521,89 3.698,95 35.991,15
107.365,53 524,68 4.771,65 38.182,56
112.654,99 542,66 4.749,64 40.315,24
118.376,36 558,31 4.792,98 43.413,98
121.375,52 574,40 5.377,49 49.312,30
4.7.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sektor ini meliputi empat sub sektor, yaitu : 4.7.8.1
Sub Sektor Bank
Angka nilai tambah bruto sub sektor bank atas dasar harga berlaku diperoleh dari Bank Indonesia. Cakupan sub sektor bank selain kegiatan bank umum baik pemerintah maupun swasta, juga bank perkreditan rakyat (BPR) yang berusaha di wilayah Kabupaten Temanggung. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara Deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) Umum sebagai deflatornya. 4.7.8.2
Sub Sektor Lembaga Keuangan Bukan Bank
Sub sektor ini melakukan kegiatan di luar kegiatan bank, meliputi asuransi, koperasi simpan pinjam dan pegadaian. a.
Asuransi
Nilai tambah kegiatan Asuransi dihitung dengan Pendekatan Produksi. Penghitungan output asuransi didapatkan dari jumlah premi yang masuk dikurangi klaim yang dibayarkan dari semua lembaga asuransi di seluruh wilayah Kabupaten Temanggung. Besarnya biaya antara diambil dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000. Setelah dikurangi biaya antara, didapatkan nilai tambah bruto. Nilai tambah bruto asuransi atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan menggunakan Metode Deflasi dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) Umum sebagai deflatornya. b. Koperasi Simpan Pinjam Untuk mendapatkan besarnya output diperoleh dari laporan Data Penunjang Pendapatan Regional yang dikumpulkan oleh Koordinator Statistik Kecamatan se-Kabupaten Temanggung dan dari Dinas Perindag, Koperasi dan UMKM Kabupaten Temanggung. Struktur biaya diambil dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Besarnya nilai tambah atas dasar harga konstan 2000, dihitung dengan cara Deflasi dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) Umum sebagai deflatornya. c.
Pegadaian
Data mengenai output pegadaian diperoleh dari Perum Pegadaian yang melakukan kegiatan usahanya di Kabupaten Temanggung. Nilai tambah bruto diperkirakan dari hasil perkalian rasio nilai tambah bruto terhadap output, sedangkan rasio tersebut diambil dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara Deflasi dengan deflatornya Indeks Harga Konsumen (IHK) Umum.
4.7.8.3
Sub Sektor Sewa Bangunan
Perkiraan nilai tambah bruto didasarkan pada laporan Data Penunjang Pendapatan Regional yang dikumpulkan oleh Koordinator Statistik Kecamatan se-Kabupaten Temanggung. Dari hasil pengolahan data tersebut didapatkan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperkirakan dengan cara deflasi dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) Umum sebagai deflatornya. 4.7.8.4
Sub Sektor Jasa Perusahaan
Cakupan kegiatan jasa perusahaan meliputi : advokat, notaris, konsultan, persewaan alat-alat pesta dan jasa perusahaan lainnya. Perkiraan output didasarkan dari tenaga kerja yang bersumber dari laporan Data Penunjang, sedangkan output per tenaga kerja didapatkan dari Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR). Besarnya biaya antara diambilkan dari Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Setelah biaya antara dikeluarkan dari output akan didapatkan nilai tambah bruto. Nilai tambah atas dasar konstan 2000 diperkirakan dengan cara ekstrapolasi dengan ekstrapolatornya Indeks Jumlah Tenaga Kerja. Pertumbuhan sektor ini pada tahun 2014 sebesar 14,63 persen adhb dan 7,51 persen adhk, dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami penurunan karena pada tahun 2013 tercatat sebesar 16,91 persen adhb dan 9,75 persen adhk. Kontribusi sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan terhadap PDRB Kabupaten Temanggung mengalami peningkatan baik menurut harga berlaku maupun harga konstan. Pada tahun 2013 kontribusi sektor ini tercatat 4,38 persen adhb dan 4,25 persen adhk meningkat menjadi sebesar 4,52 persen adhb dan 4,35 persen adhk di tahun 2014. Tabel 4.28 Nilai Tambah Bruto Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah) Rincian
2010
2011
2012
2013
2014
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
96.869,45 20.300,50 81.496,17 9.577,60
108.687,53 23.339,49 92.525,41 12.368,21
119.995,38 27.212,98 97.931,14 14.076,84
147.108,57 30.013,73 109.602,10 16.319,03
168.851,72 35.370,51 124.808,40 18.346,27
41.933,01 9.513,19 39.156,78 4.236,94
45.937,16 10.699,95 40.785,04 4.405,35
49.593,48 11.433,75 41.895,65 4.763,24
55.866,90 12.041,98 45.114,37 5.160,21
59.892,53 13.874,30 47.762,55 5.535,06
adhb 1. Bank 2. LK. Bukan Bank 3. Sewa Bangunan 4. Jasa Perusahaan adhk
1. Bank 2. LK. Bukan Bank 3. Sewa Bangunan 4. Jasa Perusahaan
4.7.9 Sektor Jasa-Jasa Sektor Jasa-jasa terbagi menjadi empat sub sektor, yaitu : 4.7.9.1
Sub Sektor Jasa Pemerintahan
Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dengan menggunakan Pendekatan Pendapatan, yaitu dengan cara menjumlahkan upah/gaji atau belanja pegawai Pemerintah Desa, Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Pusat serta Hankam yang benar-benar bekerja di wilayah Kabupaten Temanggung. Sumber data diperoleh dari Survei Statistik Keuangan Pemerintah Desa dan Pemerintah Kabupaten Temanggung serta survei lainnya. Dari penjumlahan belanja pegawai tersebut didapatkan nilai tambah neto. Untuk menjadi nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku ditambahkan penyusutan. Rasio penyusutan berdasarkan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Sedangkan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan Metode Deflasi dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) Umum sebagai deflatornya. Kontribusi yang diberikan oleh sub sektor ini pada tahun 2014 sebesar 13,48 persen adhb dan 12,55 persen adhk 2000. Sedangkan untuk pertumbuhannya sub sektor ini mengalami pertumbuhan positif yaitu sebesar 10,96 persen adhb dan 4,68 persen adhk 4.7.9.2
Sub Sektor Jasa Sosial Kemasyarakatan
Mencakup kegiatan jasa pendidikan dan jasa kesehatan swasta yang beroperasi di Kabupaten Temanggung. Jasa pendidikan swasta mulai dari Taman Kanak-kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi. Jasa Kesehatan mencakup segala macam lembaga kesahatan swasta seperti rumah sakit, rumah bersalin, poliklinik, dokter praktek swasta dan jasa kesehatan lainnya. Menghitung nilai tambahnya dengan Pendekatan Produksi. Sumber data untuk jasa pendidikan adalah jumlah murid dari Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung, sedangkan output per murid diperoleh dari hasil Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR). Dari hasil perkalian jumlah murid dengan output per murid didapatkan nilai produksi. Sedangkan untuk jasa kesehatan, jumlah pasien yang menikmati jasa pelayanan kesehatan dan tarip per pasien untuk masing-masing kegiatan. Sumbernya dari Data Penunjang dan Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR). Dari hasil perkalian jumlah pasien dan tarif per pasien maka diperoleh nilai produksi dari kegiatan jasa kesehatan. Setelah diperoleh nilai produksi kemudian dikurangi dengan biaya antara akan didapatkan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku.
Rasio biaya antara berdasarkan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan Metode Ekstrapolasi dengan ekstrapolatornya Indeks Jumlah Murid dan Pasien. Kontribusi yang diberikan oleh sub sektor ini pada tahun 2014 sebesar 1,59 persen adhb dan 2,12 persen adhk. Sedangkan untuk pertumbuhannya sub sektor ini mengalami pertumbuhan positif yaitu sebesar 12,67 persen adhb dan 6,45 persen adhk 4.7.9.3
Sub Sektor Jasa Hiburan
Kegiatan yang dicakup dalam sub sektor ini meliputi kegiatan perusahaan swasta yang bergerak dalam jasa hiburan, rekreasi dan kebudayaan, seperti pertunjukan pentas, penyiaran radio, pemutaran film dan jasa hiburan lainnya. Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dengan Pendekatan Produksi, yaitu menghitung dahulu nilai produksi dengan cara mengalikan banyaknya indikator produksi dengan output per indikator produksi. Data indikator produksi dan rata-rata output per indikator produksi diperoleh dari Data Penunjang dan Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR). Nilai tambah bruto diperoleh dengan mengurangkan biaya antara dari nilai produksinya. Rasio biaya antara berdasarkan Tabel I-O Jawa Tengah tahun 2000 yang di update. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan metode deflasi dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kelompok Pendidikan, rekreasi dan olah raga sebagai deflatornya. Kontribusi yang diberikan oleh sub sektor ini pada tahun 2014 hanya sebesar 0,02 persen baik adhb dan 0,03 persen adhk. Sedangkan untuk pertumbuhannya sub sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 11,89 persen adhb dan 7,26 persen adhk 4.7.9.4
Sub Sektor Jasa Perorangan dan Rumah Tangga.
Sub sektor ini meliputi kegiatan jasa yang pada umumnya melayani perorangan dan rumah tangga seperti misalnya tukang cukur, salon kecantikan, tukang sol sepatu, jasa pembantu rumah tangga dan jasa perorangan lainnya. Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku maupun konstan 2000 seperti pada penghitungan nilai tambah sub sektor jasa hiburan. Kontribusi yang diberikan oleh sub sektor ini pada tahun 2014 sebesar 1,25 persen baik adhb maupun
adhk dalam pembentukan PDRB Kabupaten Temanggung. Sedangkan untuk
pertumbuhannya sub sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 16,91 persen adhb dan 5,76 persen adhk. Tabel 4.27 di bawah ini memuat NTB atas dasar harga berlaku dan konstan 2000 untuk setiap sub sektor dari sektor Jasa-jasa. Tabel 4.29 NTB Jasa-jasa di Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)
Rincian
2010
2011
2012
2013
2014
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
adhb 1. Pemerintahan 2. Sosial Kemasyarakatan 3. Hiburan 4. Perorangan & RT
645.546,55 81.496,38 914,64 58.611,91
762.071,62 86.915,94 1.022,45 64.584,32
842.053,20 96.989,51 1.097,57 71.481,91
932.779,49 108.215,53 1.237,21 82.451,44
1.035.044,90 121.924,08 1.384,33 96.397,45
adhk 1. Pemerintahan 2. Sosial Kemasyarakatan 3. Hiburan 4. Perorangan & RT
292.327,38 48.683,64 549,37 29.885,74
318.936,92 51.899,73 571,73 30.436,37
337.357,59 54.437,63 586,15 32.022,10
349.878,36 58.063,69 639,02 34.550,50
366.236,45 61.809,63 685,41 36.542,04
Kontribusi yang diberikan oleh sektor Jasa-jasa pada tahun 2014 sebesar 16,34 persen adhb dan 15,95 persen adhk. Sumbangan yang diberikan dari sektor ini terhadap PDRB Kabupaten Temanggung tidak banyak mengalami pergeseran dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 sektor Jasa-jasa tumbuh sebesar 11,56 persen adhb dan 5,00 persen adhk. Dibanding tahun sebelumnya pertumbuhan sektor ini meningkat baik menurut harga berlaku maupun harga konstan karena pada tahun 2013 tercatat sebesar 11,18 persen adhb dan 4,41 persen adhk.
Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 ( Juta Rupiah)
Lapangan Usaha (1)
Tahun 2010
2011
2012
2013
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1.
Pertanian - Tanaman Bahan Makanan - Tanaman Perkebunan - Peternakan dan Hasil-hasilnya - Kehutanan - Perikanan
1.678.614,52 1.160.442,02 213.125,38 250.371,29 35.402,42 19.273,41
1.835.196,48 1.241.890,91 236.136,44 292.506,75 41.579,28 23.083,10
2.019.365,08 1.370.093,00 262.038,66 320.629,95 41.598,62 25.004,85
2.215.117,40 1.495.577,74 290.816,18 354.513,79 47.391,51 26.818,18
2.356.672,54 1.587.827,95 308.093,60 381.883,22 50.409,18 28.458,59
2.
Pertambangan dan Penggalian
52.999,07
53.690,89
53.398,79
58.697,76
65.423,63
3.
Industri Pengolahan - Makanan, Minuman & Tembakau - Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki - Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya - Kertas & Barang Cetakan - Pupuk, Kimia & Barang dr Karet - Semen & Brg Galian Bukan Logam - Logam Dasar Besi & Baja - Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya - Barang Lainnya
896.500,93 356.598,92 3.327,40 488.768,81 3.317,05 9.592,56 12.119,96 0,00 4.004,96 18.771,27
967.196,48 376.376,82 3.574,07 534.640,89 3.490,22 10.431,20 13.338,78 0,00 4.299,15 21.045,35
1.091.582,71 434.335,94 3.880,39 593.957,79 3.964,50 11.943,83 15.094,59 0,00 4.626,62 23.779,05
1.231.387,90 493.475,31 4.427,16 666.542,16 4.405,14 13.191,51 16.820,09 0,00 5.216,25 27.310,28
1.408.166,52 582.586,59 4.807,45 748.290,89 5.210,05 14.277,17 18.254,85 0,00 5.290,84 29.448,68
4.
Listrik dan Air Bersih - Listrik - Air Bersih
53.293,54 47.877,71 5.415,83
58.845,18 53.241,07 5.604,11
65.497,66 59.302,95 6.194,71
75.119,54 68.453,10 6.666,44
83.515,44 76.665,71 6.849,73
5.
Bangunan
283.801,44
309.408,43
347.255,69
387.782,34
435.682,78
6.
Perdagangan,Hotel & Rumah Makan - Perdagangan Besar & Eceran - Hotel - Rumah Makan
843.836,89 671.336,87 2.659,75 169.840,27
931.994,14 748.388,42 4.379,04 179.226,68
1.031.025,07 834.135,65 4.775,22 192.114,20
1.160.812,65 942.618,49 5.408,47 212.785,69
1.318.844,53 1.064.962,12 6.070,07 247.812,34
7.
Pengangkutan dan Komunikasi - Pengangkutan - Komunikasi
265.160,71 198.669,76 66.490,95
296.137,14 224.056,33 72.080,81
319.388,28 242.083,97 77.304,31
359.231,64 274.859,90 84.371,74
408.808,64 311.563,52 97.245,12
8.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan - Bank - Lembaga Keuangan Bukan Bank - Persewaan Bangunan - Jasa Perusahaan
208.243,72
236.920,64
259.216,34
303.043,43
347.376,90
96.869,45 20.300,50 81.496,17 9.577,60
108.687,53 23.339,49 92.525,41 12.368,21
119.995,38 27.212,98 97.931,14 14.076,84
147.108,57 30.013,73 109.602,10 16.319,03
168.851,72 35.370,51 124.808,40 18.346,27
Jasa - Adm. Pemerintahan & Pertahanan - Jasa Sosial Kemasyarakatan - Jasa Hiburan - Jasa Perorangan & Ruta
786.569,48 645.546,55 81.496,38 914,64 58.611,91
914.594,33 762.071,62 86.915,94 1.022,45 64.584,32
1.011.622,19 842.053,20 96.989,51 1.097,57 71.481,91
1.124.683,67 932.779,49 108.215,53 1.237,21 82.451,44
1.254.750,76 1.035.044,90 121.924,08 1.384,33 96.397,45
5.069.020,30
5.603.983,71
6.198.351,81
6.915.876,33
7.679.241,74
9.
PDRB
Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 ( Juta Rupiah )
Lapangan Usaha (1)
Tahun 2010
2011
2012
2013
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1.
Pertanian - Tanaman Bahan Makanan - Tanaman Perkebunan - Peternakan dan Hasil-hasilnya - Kehutanan - Perikanan
746.849,38 518.963,85 97.301,00 111.172,42 10.981,28 8.430,83
752.103,97 507.698,23 100.537,34 122.522,30 12.163,78 9.182,32
790.558,82 532.734,38 106.813,50 130.150,57 11.161,01 9.699,36
810.127,15 540.529,04 111.711,09 136.885,75 11.192,11 9.809,16
830.313,46 551.511,64 113.721,75 143.686,96 11.418,58 9.974,53
2.
Pertambangan dan Penggalian
21.362,04
19.956,13
18.072,00
18.449,18
19.074,12
3.
Industri Pengolahan - Makanan, Minuman & Tembakau - Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki - Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya - Kertas & Barang Cetakan - Pupuk, Kimia & Barang dr Karet - Semen & Brg Galian Bukan Logam - Logam Dasar Besi & Baja - Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya - Barang Lainnya
476.539,03 192.807,70 1.743,19 255.377,27 1.785,85 5.146,62 6.766,85 0,00 2.141,77 10.769,78
506.463,39 200.522,84 1.835,14 275.667,17 1.849,57 5.520,45 7.191,78 0,00 2.253,43 11.623,01
528.549,42 211.898,80 1.874,47 284.966,04 1.939,40 5.877,24 7.561,42 0,00 2.284,22 12.147,83
562.144,75 223.053,23 1.991,03 305.764,24 2.030,87 6.099,43 7.873,78 0,00 2.407,98 12.924,19
591.294,18 240.934,54 2.073,18 315.739,15 2.191,04 6.443,88 8.299,67 0,00 2.416,21 13.196,51
4.
Listrik dan Air Bersih - Listrik - Air Bersih
22.986,46 20.808,83 2.177,63
24.310,89 22.106,53 2.204,36
26.533,59 24.219,24 2.314,35
28.501,75 26.109,22 2.392,53
29.889,52 27.454,41 2.435,11
5.
Bangunan
126.300,37
133.002,63
143.920,69
151.447,74
159.669,15
6.
Perdagangan,Hotel & Rumah Makan - Perdagangan - Hotel - Rumah Makan
411.579,03 328.496,55 1.093,45 81.989,03
431.085,34 345.492,01 1.117,41 84.475,92
450.501,82 362.627,95 1.139,89 86.733,98
482.193,64 388.944,49 1.188,56 92.060,59
518.755,69 419.288,56 1.258,21 98.208,92
7.
Pengangkutan dan Komunikasi - Pengangkutan - Komunikasi
137.484,04 97.793,94 39.690,10
150.844,42 107.890,21 42.954,21
158.262,53 113.197,65 45.064,88
167.141,63 118.934,67 48.206,96
176.639,71 121.949,92 54.689,79
8.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan - Bank - Lembaga Keuangan Bukan Bank - Persewaan Bangunan - Jasa Perusahaan
94.839,92
101.827,50
107.686,12
118.183,46
127.064,44
41.933,01 9.513,19 39.156,78 4.236,94
45.937,16 10.699,95 40.785,04 4.405,35
49.593,48 11.433,75 41.895,65 4.763,24
55.866,90 12.041,98 45.114,37 5.160,21
59.892,53 13.874,30 47.762,55 5.535,06
Jasa - Adm. Pemerintahan & Pertahanan - Jasa Sosial Kemasyarakatan - Jasa Hiburan - Jasa Perorangan & Ruta
371.446,13 292.327,38 48.683,64 549,37 29.885,74
401.844,75 318.936,92 51.899,73 571,73 30.436,37
424.403,47 337.357,59 54.437,63 586,15 32.022,10
443.131,57 349.878,36 58.063,69 639,02 34.550,50
465.273,53 366.236,45 61.809,63 685,41 36.542,04
2.409.386,40
2.521.439,02
2.648.488,46
2.781.320,87
2.917.973,80
9.
PDRB
Tabel 3. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 (Persen)
Lapangan Usaha (1)
Tahun 2010
2011
2012
2013
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1.
Pertanian - Tanaman Bahan Makanan - Tanaman Perkebunan - Peternakan dan Hasil-hasilnya - Kehutanan - Perikanan
33,11 22,89 4,20 4,94 0,70 0,38
32,75 22,16 4,21 5,23 0,74 0,41
32,57 22,10 4,23 5,17 0,67 0,40
32,03 21,62 4,21 5,13 0,68 0,39
30,69 20,68 4,01 4,97 0,66 0,37
2.
Pertambangan dan Penggalian
1,05
0,96
0,86
0,85
0,85
3.
Industri Pengolahan - Makanan, Minuman & Tembakau - Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki - Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya - Kertas & Barang Cetakan - Pupuk, Kimia & Barang dr Karet - Semen & Brg Galian Bukan Logam - Logam Dasar Besi & Baja - Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya - Barang Lainnya
17,68 7,03 0,07 9,64 0,06 0,19 0,24 0,00 0,08 0,37
17,26 6,71 0,06 9,54 0,06 0,19 0,24 0,00 0,08 0,38
17,61 7,01 0,06 9,58 0,07 0,19 0,24 0,00 0,08 0,38
17,80 7,14 0,06 9,64 0,06 0,19 0,24 0,00 0,08 0,39
18,34 7,59 0,06 9,74 0,07 0,19 0,24 0,00 0,07 0,38
4.
Listrik dan Air Bersih - Listrik - Air Bersih
1,05 0,94 0,11
1,05 0,95 0,10
1,06 0,96 0,10
1,09 0,99 0,10
1,09 1,00 0,09
5.
Bangunan
5,60
5,52
5,60
5,61
5,67
6.
Perdagangan,Hotel & Rumah Makan - Perdagangan - Hotel - Rumah Makan
16,64 13,24 0,05 3,35
16,63 13,35 0,08 3,20
16,63 13,45 0,08 3,10
16,78 13,63 0,08 3,07
17,17 13,87 0,08 3,22
7.
Pengangkutan dan Komunikasi - Pengangkutan - Komunikasi
5,23 3,92 1,31
5,28 4,00 1,28
5,16 3,91 1,25
5,20 3,98 1,22
5,33 4,06 1,27
8.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan - Bank - Lembaga Keuangan Bukan Bank - Persewaan Bangunan - Jasa Perusahaan
4,11
4,23
4,19
4,38
4,52
1,91 0,40 1,61 0,19
1,94 0,42 1,65 0,22
1,94 0,44 1,58 0,23
2,13 0,43 1,58 0,24
2,20 0,46 1,62 0,24
Jasa - Adm. Pemerintahan & Pertahanan - Jasa Sosial Kemasyarakatan - Jasa Hiburan - Jasa Perorangan & Ruta
15,53 12,74 1,61 0,02 1,16
16,32 13,60 1,55 0,02 1,15
16,32 13,59 1,56 0,02 1,15
16,26 13,49 1,56 0,02 1,19
16,34 13,48 1,59 0,02 1,25
PDRB
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
9.
Tabel 4. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 (Persen)
Lapangan Usaha (1)
Tahun 2010
2011
2012
2013
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1.
Pertanian - Tanaman Bahan Makanan - Tanaman Perkebunan - Peternakan dan Hasil-hasilnya - Kehutanan - Perikanan
31,00 21,54 4,04 4,61 0,46 0,35
29,83 20,14 3,99 4,86 0,48 0,36
29,85 20,12 4,03 4,91 0,42 0,37
29,13 19,43 4,02 4,92 0,40 0,36
28,46 18,90 3,90 4,93 0,39 0,34
2.
Pertambangan dan Penggalian
0,89
0,79
0,68
0,66
0,65
3.
Industri Pengolahan - Makanan, Minuman & Tembakau - Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki - Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya - Kertas & Barang Cetakan - Pupuk, Kimia & Barang dr Karet - Semen & Brg Galian Bukan Logam - Logam Dasar Besi & Baja - Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya - Barang Lainnya
19,78 8,00 0,07 10,60 0,08 0,21 0,28 0,00 0,09 0,45
20,09 7,95 0,07 10,93 0,08 0,22 0,29 0,00 0,09 0,46
19,96 8,00 0,07 10,76 0,07 0,22 0,29 0,00 0,09 0,46
20,21 8,02 0,07 10,99 0,07 0,22 0,28 0,00 0,09 0,47
20,26 8,26 0,07 10,82 0,08 0,22 0,28 0,00 0,08 0,45
4.
Listrik dan Air Bersih - Listrik - Air Bersih
0,95 0,86 0,09
0,96 0,87 0,09
1,00 0,91 0,09
1,03 0,94 0,09
1,03 0,94 0,09
5.
Bangunan
5,24
5,27
5,43
5,44
5,47
6.
Perdagangan,Hotel & Rumah Makan - Perdagangan - Hotel - Rumah Makan
17,08 13,63 0,05 3,40
17,10 13,71 0,04 3,35
17,01 13,69 0,04 3,28
17,34 13,99 0,04 3,31
17,78 14,37 0,04 3,37
7.
Pengangkutan dan Komunikasi - Pengangkutan - Komunikasi
5,71 4,06 1,65
5,98 4,28 1,70
5,98 4,28 1,70
6,01 4,28 1,73
6,05 4,18 1,87
8.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan - Bank - Lembaga Keuangan Bukan Bank - Persewaan Bangunan - Jasa Perusahaan
3,94
4,04
4,06
4,25
4,35
1,74 0,39 1,63 0,18
1,82 0,43 1,62 0,17
1,87 0,43 1,58 0,18
2,01 0,43 1,62 0,19
2,05 0,47 1,64 0,19
Jasa - Adm. Pemerintahan & Pertahanan - Jasa Sosial Kemasyarakatan - Jasa Hiburan - Jasa Perorangan & Ruta
15,41 12,13 2,02 0,02 1,24
15,94 12,65 2,06 0,02 1,21
16,03 12,74 2,06 0,02 1,21
15,93 12,58 2,09 0,02 1,24
15,95 12,55 2,12 0,03 1,25
PDRB
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
9.
Tabel 5. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 ( Tahun 2000 = 100 ) Lapangan Usaha (1)
2010 (2)
2011 (3)
Tahun 2012 (4)
2013 (5)
2014 (6)
1.
Pertanian - Tanaman Bahan Makanan - Tanaman Perkebunan - Peternakan dan Hasil-hasilnya - Kehutanan - Perikanan
298,65 303,44 217,54 332,74 1.005,10 664,20
326,51 324,73 241,03 388,73 1.180,47 795,49
359,27 358,26 267,47 426,11 1.181,02 861,71
394,10 391,07 296,84 471,14 1.345,48 924,20
419,28 415,19 314,48 507,51 1.431,16 980,74
2.
Pertambangan dan Penggalian
301,27
305,21
303,55
333,67
371,90
3.
Industri Pengolahan - Makanan, Minuman & Tembakau - Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki - Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya - Kertas & Barang Cetakan - Pupuk, Kimia & Barang dr Karet - Semen & Brg Galian Bukan Logam - Logam Dasar Besi & Baja - Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya - Barang Lainnya
272,21 269,62 287,96 275,79 331,42 270,21 220,78 0,00 319,31 253,33
293,67 284,57 309,31 301,67 348,73 293,83 242,98 0,00 342,76 284,02
331,44 328,40 335,82 335,14 396,11 336,44 274,96 0,00 368,87 320,91
373,89 373,11 383,14 376,09 440,14 371,59 306,40 0,00 415,88 368,57
427,56 440,49 416,05 422,22 520,56 402,17 332,53 0,00 421,83 397,43
4.
Listrik dan Air Bersih - Listrik - Air Bersih
440,16 438,97 450,89
486,01 488,15 466,57
540,95 543,73 515,74
620,42 627,62 555,01
689,76 702,92 570,27
5.
Bangunan
339,65
370,30
415,59
464,10
521,42
6.
Perdagangan,Hotel & Rumah Makan - Perdagangan - Hotel - Rumah Makan
311,92 300,22 424,28 366,93
344,51 334,68 698,54 387,20
381,12 373,03 761,74 415,05
429,09 421,54 862,76 459,71
487,51 476,25 968,30 535,38
7.
Pengangkutan dan Komunikasi - Pengangkutan - Komunikasi
316,95 314,83 323,44
353,97 355,07 350,63
381,77 383,63 376,04
429,39 435,57 410,42
488,65 493,74 473,04
8.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan - Bank - Lembaga Keuangan Bukan Bank - Persewaan Bangunan - Jasa Perusahaan
311,60
354,51
387,87
453,45
519,79
345,79 401,69 264,64 322,74
387,98 461,82 300,46 416,78
428,34 538,46 318,01 474,36
525,13 593,88 355,91 549,92
602,74 699,88 405,29 618,23
Jasa - Adm. Pemerintahan & Pertahanan - Jasa Sosial Kemasyarakatan - Jasa Hiburan - Jasa Perorangan & Ruta
331,74 351,78 247,68 274,05 287,98
385,74 415,27 264,15 306,35 317,33
426,66 458,86 294,76 328,86 351,22
474,35 508,30 328,88 370,70 405,12
529,21 564,03 370,54 414,78 473,64
PDRB
304,85
337,02
372,77
415,92
461,83
9.
Tabel 6. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 ( Tahun 2000 = 100 ) Lapangan Usaha (1)
2010 (2)
2011 (3)
Tahun 2012 (4)
2013 (5)
2014 (6)
1.
Pertanian - Tanaman Bahan Makanan - Tanaman Perkebunan - Peternakan dan Hasil-hasilnya - Kehutanan - Perikanan
132,87 135,70 99,32 147,74 311,77 290,54
133,81 132,76 102,62 162,83 345,34 316,44
140,65 139,30 109,03 172,97 316,87 334,26
144,13 141,34 114,03 181,92 317,75 338,04
147,72 144,21 116,08 190,96 324,18 343,74
2.
Pertambangan dan Penggalian
121,43
113,44
102,73
104,87
108,43
3.
Industri Pengolahan - Makanan, Minuman & Tembakau - Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki - Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya - Kertas & Barang Cetakan - Pupuk, Kimia & Barang dr Karet - Semen & Brg Galian Bukan Logam - Logam Dasar Besi & Baja - Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya - Barang Lainnya
144,69 145,78 150,86 144,10 178,43 144,97 123,27 0,00 170,76 145,35
153,78 151,61 158,82 155,54 184,80 155,50 131,01 0,00 179,66 156,86
160,48 160,21 162,22 160,79 193,78 165,55 137,74 0,00 182,12 163,94
170,68 168,65 172,31 172,53 202,91 171,81 143,43 0,00 191,98 174,42
179,53 182,17 179,42 178,15 218,92 181,51 151,19 0,00 192,64 178,10
4.
Listrik dan Air Bersih - Listrik - Air Bersih
189,85 190,79 181,30
200,79 202,69 183,52
219,14 222,06 192,68
235,40 239,39 199,19
246,86 251,72 202,73
5.
Bangunan
151,16
159,18
172,24
181,25
191,09
6.
Perdagangan,Hotel & Rumah Makan - Perdagangan - Hotel - Rumah Makan
152,14 146,90 174,43 177,13
159,35 154,50 178,25 182,50
166,53 162,17 181,84 187,38
178,24 173,94 189,60 198,89
191,76 187,51 200,71 212,17
7.
Pengangkutan dan Komunikasi - Pengangkutan - Komunikasi
164,34 154,98 193,07
180,31 170,98 208,95
189,17 179,39 219,21
199,79 188,48 234,50
211,14 193,26 266,03
8.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan - Bank - Lembaga Keuangan Bukan Bank - Persewaan Bangunan - Jasa Perusahaan
141,91
152,37
161,13
176,84
190,13
149,69 188,24 127,15 142,78
163,98 211,72 132,44 148,45
177,03 226,24 136,05 160,51
199,43 238,27 146,50 173,89
213,80 274,53 155,10 186,52
Jasa - Adm. Pemerintahan & Pertahanan - Jasa Sosial Kemasyarakatan - Jasa Hiburan - Jasa Perorangan & Ruta
156,66 159,30 147,96 164,60 146,84
169,48 173,80 157,73 171,30 149,55
179,00 183,84 165,44 175,63 157,34
186,90 190,66 176,46 191,47 169,76
196,23 199,57 187,85 205,37 179,55
PDRB
144,90
151,64
159,28
167,27
175,49
9.
Tabel 7. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 (Persen)
Lapangan Usaha (1)
Tahun 2010
2011
2012
2013
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1.
Pertanian - Tanaman Bahan Makanan - Tanaman Perkebunan - Peternakan dan Hasil-hasilnya - Kehutanan - Perikanan
17,01 24,14 3,64 10,50 -29,56 11,45
9,33 7,02 10,80 16,83 17,45 19,77
10,04 10,32 10,97 9,61 0,05 8,33
9,69 9,16 10,98 10,57 13,93 7,25
6,39 6,17 5,94 7,72 6,37 6,12
2.
Pertambangan dan Penggalian
1,51
1.31
-0,54
9,92
11,46
3.
Industri Pengolahan - Makanan, Minuman & Tembakau - Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki - Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya - Kertas & Barang Cetakan - Pupuk, Kimia & Barang dr Karet - Semen & Brg Galian Bukan Logam - Logam Dasar Besi & Baja - Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya - Barang Lainnya
7,91 5,89 4,56 9,42 5,76 8,61 10,00 0,00 6,16 8,18
7,89 5,55 7,41 9,39 5,22 8,74 10,06 0,00 7,35 12,11
12,86 15,40 8,57 11,09 13,59 14,50 13,16 0,00 7,62 12,99
12,81 13,62 14,09 12,22 11,11 10,45 11,43 0,00 12,74 14,85
14,36 18,06 8,59 12,26 18,27 8,23 8,53 0,00 1,43 7,83
4.
Listrik dan Air Bersih - Listrik - Air Bersih
13,44 13,42 13,70
10,42 11,20 3,48
11,31 11,39 10,54
14,69 15,43 7,62
11,18 12,00 2,75
5.
Bangunan
9,29
9,02
12,23
11,67
12,35
6.
Perdagangan,Hotel & Rumah Makan - Perdagangan - Hotel - Rumah Makan
11,96 12,12 12,82 11,35
10,45 11,48 64,64 5,53
10,63 11,46 9,05 7,19
12,59 13,01 13,26 10,76
13,61 12,98 12,23 16,46
7.
Pengangkutan dan Komunikasi - Pengangkutan - Komunikasi
7,43 7,10 8,41
11,68 12,78 8,41
7,85 8,05 7,25
12,47 13,54 9,14
13,80 13,35 15,26
8.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan - Bank - Lembaga Keuangan Bukan Bank - Persewaan Bangunan - Jasa Perusahaan
11,19
13,77
9,41
16,91
14,63
12,10 15,00 9,16 11,84
12,20 14,97 13,53 29,14
10,40 16,60 5,84 13,81
22,60 10,29 11,92 15,93
14,78 17,85 13,87 12,42
Jasa - Adm. Pemerintahan & Pertahanan - Jasa Sosial Kemasyarakatan - Jasa Hiburan - Jasa Perorangan & Ruta
13,89 14,85 8,27 9,18 11,72
16,28 18,05 6,65 11,79 10,19
10,61 10,50 11,59 7,35 10,68
11,18 10,77 11,57 12,72 15,35
11,56 10,96 12,67 11,89 16,91
PDRB
12,58
10,55
10,61
11,58
11,04
9.
Tabel 8. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 (Persen) Lapangan Usaha (1)
2010 (2)
2011 (3)
Tahun 2012 (4)
2013 (5)
2014 (6)
1.
Pertanian - Tanaman Bahan Makanan - Tanaman Perkebunan - Peternakan dan Hasil-hasilnya - Kehutanan - Perikanan
3,66 7,16 -6,79 4,08 -35,99 7,24
0,70 -2,17 3,33 10,21 10,77 8,91
5,11 4,93 6,24 6,23 -8,24 5,63
2,48 1,46 4,59 5,17 0,28 1,13
2,49 2,03 1,80 4,97 2,02 1,69
2.
Pertambangan dan Penggalian
-5,76
-6,58
-9,44
2,09
3,39
3.
Industri Pengolahan - Makanan, Minuman & Tembakau - Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki - Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya - Kertas & Barang Cetakan - Pupuk, Kimia & Barang dr Karet - Semen & Brg Galian Bukan Logam - Logam Dasar Besi & Baja - Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya - Barang Lainnya
3,78 3,63 1,24 3,89 3,02 3,49 5,23 0,00 2,72 3,81
6,28 4,00 5,27 7,95 3,57 7,26 6,28 0,00 5,21 7,92
4,36 5,67 2,14 3,37 4,86 6,46 5,14 0,00 1,37 4,52
6,36 5,26 6,22 7,30 4,72 3,78 4,13 0,00 5,42 6,39
5,19 8,02 4,13 3,26 7,89 5,65 5,41 0,00 0,34 2,11
4.
Listrik dan Air Bersih - Listrik - Air Bersih
8,86 9,61 2,20
5,76 6,24 1,23
9,14 9,56 4,99
7,42 7,80 3,38
4,87 5,15 1,78
5.
Bangunan
2,80
5,31
8,21
5,23
5,43
6.
Perdagangan,Hotel & Rumah Makan - Perdagangan - Hotel - Rumah Makan
3,74 3,81 2,79 3,43
4,74 5,17 2,19 3,03
4,50 4,96 2,01 2,67
7,03 7,26 4,27 6,14
7,58 7,80 5,86 6,68
7.
Pengangkutan dan Komunikasi - Pengangkutan - Komunikasi
6,20 5,58 7,76
9,72 10,32 8,22
4,92 4,92 4,91
5,61 5,07 6,97
5,68 2,54 13,45
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan - Bank - Lembaga Keuangan Bukan Bank - Persewaan Bangunan - Jasa Perusahaan
4,10
7,37
5,75
9,75
7,51
5,32 7,92 1,87 5,08
9,55 12,47 4,16 3,97
7,96 6,86 2,72 8,12
12,65 5,32 7,68 8,33
7,21 15,22 5,87 7,26
9.
Jasa - Adm. Pemerintahan & Pertahanan - Jasa Sosial Kemasyarakatan - Jasa Hiburan - Jasa Perorangan & Ruta
7,29 7,90 4,44 6,71 6,17
8,18 9,10 6,61 4,07 1,84
5,61 5,78 4,89 2,52 5,21
4,41 3,71 6,66 9,02 7,90
5,00 4,68 6,45 7,26 5,76
PDRB
4,31
4,65
5,04
5,02
4,91
Tabel 9. Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2014 ( Tahun Sebelumnya = 100 ) Lapangan Usaha (1)
2010 (2)
2011 (3)
Tahun 2012 (4)
2013 (5)
2014 (6)
1.
Pertanian - Tanaman Bahan Makanan - Tanaman Perkebunan - Peternakan dan Hasil-hasilnya - Kehutanan - Perikanan
117,01 124,14 103,64 110,50 70,44 111,45
109,33 107,02 110,80 116,83 117,45 119,77
110,04 110,32 110,97 109,61 100,05 108,33
109,69 109,16 110,98 110,57 113,93 107,25
106,39 106,17 105,94 107,72 106,37 106,12
2.
Pertambangan dan Penggalian
101,51
101,31
99,46
109,92
111,46
3.
Industri Pengolahan - Makanan, Minuman & Tembakau - Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki - Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya - Kertas & Barang Cetakan - Pupuk, Kimia & Barang dr Karet - Semen & Brg Galian Bukan Logam - Logam Dasar Besi & Baja - Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya - Barang Lainnya
107,91 105,89 104,56 109,42 105,76 108,61 110,00 0,00 106,16 108,18
107,89 105,55 107,41 109,39 105,22 108,74 110,06 0,00 107,35 112,11
112,86 115,40 108,57 111,09 113,59 114,50 113,16 0,00 107,62 112,99
112,81 113,62 114,09 112,22 111,11 110,45 111,43 0,00 112,74 114,85
114,36 118,06 108,59 112,26 118,27 108,23 108,53 0,00 101,43 107,83
4.
Listrik dan Air Bersih - Listrik - Air Bersih
113,44 113,42 113,70
110,42 111,20 103,48
111,31 111,39 110,54
114,69 115,43 107,62
111,18 112,00 102,75
5.
Bangunan
109,29
109,02
112,23
111,67
112,35
6.
Perdagangan,Hotel & Rumah Makan - Perdagangan - Hotel - Rumah Makan
111,96 112,12 112,82 111,35
110,45 111,48 164,64 105,53
110,63 111,46 109,05 107,19
112,59 113,01 113,26 110,76
113,61 112,98 112,23 116,46
7.
Pengangkutan dan Komunikasi - Pengangkutan - Komunikasi
107,43 107,10 108,41
111,68 112,78 108,41
107,85 108,05 107,25
112,47 113,54 109,14
113,80 113,35 115,26
8.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan - Bank - Lembaga Keuangan Bukan Bank - Persewaan Bangunan - Jasa Perusahaan
111,19
113,77
109,41
116,91
114,63
112,10 115,00 109,16 111,84
112,20 114,97 113,53 129,14
110,40 116,60 105,84 113,81
122,60 110,29 111,92 115,93
114,78 117,85 113,87 112,42
Jasa - Adm. Pemerintahan & Pertahanan - Jasa Sosial Kemasyarakatan - Jasa Hiburan - Jasa Perorangan & Ruta
113,89 114,85 108,27 109,18 111,72
116,28 118,05 106,65 111,79 110,19
110,61 110,50 111,59 107,35 110,68
111,18 110,77 111,57 112,72 115,35
111,56 110,96 112,67 111,89 116,91
PDRB
112,58
110,55
110,61
111,58
111,04
9.
Tabel 10. Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2010-2014 ( Tahun Sebelumnya = 100 ) Lapangan Usaha (1)
2010 (2)
2011 (3)
Tahun 2012 (4)
2013 (5)
2014 (6)
1.
Pertanian - Tanaman Bahan Makanan - Tanaman Perkebunan - Peternakan dan Hasil-hasilnya - Kehutanan - Perikanan
103,66 107,16 93,21 104,08 64,01 107,24
100,70 97,83 103,33 100,21 100,77 108,91
105,11 104,93 106,24 106,23 91,76 105,63
102,48 101,46 104,59 105,17 100,28 101,13
102,49 102,03 101,80 104,97 102,02 101,69
2.
Pertambangan dan Penggalian
94,24
93,42
90,56
102,09
103,39
3.
Industri Pengolahan - Makanan, Minuman & Tembakau - Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki - Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya - Kertas & Barang Cetakan - Pupuk, Kimia & Barang dr Karet - Semen & Brg Galian Bukan Logam - Logam Dasar Besi & Baja - Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya - Barang Lainnya
103,78 103,63 101,24 103,89 103,02 103,49 105,23 0,00 102,72 103,81
106,28 104,00 105,27 107,95 103,57 107,26 106,28 0,00 105,21 107,92
104,36 105,67 102,14 103,37 104,86 106,46 105,14 0,00 101,37 104,52
106,36 105,26 106,22 107,30 104,72 103,78 104,13 0,00 105,42 106,39
105,19 108,02 104,13 103,26 107,89 105,65 105,41 0,00 100,34 102,11
4.
Listrik dan Air Bersih - Listrik - Air Bersih
108,86 109,61 102,20
105,76 106,24 101,23
109,14 109,56 104,99
107,42 107,80 103,38
104,87 105,15 101,78
5.
Bangunan
102,80
105,31
108,21
105,23
105,43
6.
Perdagangan,Hotel & Rumah Makan - Perdagangan - Hotel - Rumah Makan
103,74 103,81 102,79 103,43
104,74 105,17 102,19 103,03
104,50 104,96 102,01 102,67
107,03 107,26 104,27 106,14
107,58 107,80 105,86 106,68
7.
Pengangkutan dan Komunikasi - Pengangkutan - Komunikasi
106,20 105,58 107,76
109,72 110,32 108,22
104,92 104,92 104,91
105,61 105,07 106,97
105,68 102,54 113,45
8.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan - Bank - Lembaga Keuangan Bukan Bank - Persewaan Bangunan - Jasa Perusahaan
104,10
107,37
105,75
109,75
107,51
105,32 107,92 101,87 105,08
109,55 112,47 104,16 103,97
107,96 106,86 102,72 108,12
112,65 105,32 107,68 108,33
107,21 115,22 105,87 107,26
Jasa - Adm. Pemerintahan & Pertahanan - Jasa Sosial Kemasyarakatan - Jasa Hiburan - Jasa Perorangan & Ruta
107,29 107,90 104,44 106,71 106,17
108,18 109,10 106,61 104,07 101,84
105,61 105,78 104,89 102,52 105,21
104,41 103,71 106,66 109,02 107,90
105,00 104,68 106,45 107,26 105,76
PDRB
104,31
104,65
105,04
105,02
104,91
9.
Tabel 11. Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 ( Tahun 2000 = 100 ) Lapangan Usaha (1)
2010 (2)
2011 (3)
Tahun 2012 (4)
2013 (5)
2014 (6)
1.
Pertanian - Tanaman Bahan Makanan - Tanaman Perkebunan - Peternakan dan Hasil-hasilnya - Kehutanan - Perikanan
224,76 223,61 219,04 225,21 322,39 228,61
244,01 244,61 234,87 238,74 341,83 251,39
255,44 257,18 245,32 246,35 372,71 257,80
273,43 276,69 260,33 258,99 423,44 273,40
283,83 287,90 270,92 265,77 441,47 285,31
2.
Pertambangan dan Penggalian
248,10
269,04
295,48
318,16
343,00
3.
Industri Pengolahan - Makanan, Minuman & Tembakau - Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki - Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya - Kertas & Barang Cetakan - Pupuk, Kimia & Barang dr Karet - Semen & Brg Galian Bukan Logam - Logam Dasar Besi & Baja - Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya - Barang Lainnya
188,13 184,95 190,88 191,39 185,74 186,39 179,11 0,00 186,99 174,30
190,97 187,70 194,76 193,94 188,70 188,96 185,47 0,00 190,78 181,07
206,52 204,97 207,01 208,43 204,42 203,22 199,63 0,00 202,55 195,75
219,05 221,24 222,36 217,99 216,91 216,27 213,62 0,00 216,62 211,31
238,15 241,80 231,89 237,00 237,79 221,56 219,95 0,00 218,97 223,16
4.
Listrik dan Air Bersih - Listrik - Air Bersih
231,85 230,08 248,70
242,05 240,84 254,23
246,85 244,86 267,67
263,56 262,18 278,64
279,41 279,25 281,29
5.
Bangunan
224,70
232,63
241,28
256,05
272,87
6.
Perdagangan,Hotel & Rumah Makan - Perdagangan - Hotel - Rumah Makan
205,02 204,37 243,24 207,15
216,20 216,62 391,89 212,16
228,86 230,03 418,92 221,50
240,74 242,35 455,04 231,14
254,23 253,99 482,44 252,33
7.
Pengangkutan dan Komunikasi - Pengangkutan - Komunikasi
192,87 203,15 167,53
196,32 207,79 167,81
201,81 213,86 171,54
214,93 231,10 175,02
231,44 255,48 177,81
8.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan - Bank - Lembaga Keuangan Bukan Bank - Persewaan Bangunan - Jasa Perusahaan
219,57
232,67
240,71
256,42
273,39
231,01 213,39 208,13 226,05
236,60 218,13 226,86 280,75
241,96 238,01 233,75 295,53
263,32 249,24 242,94 316,25
281,92 254,94 261,31 331,46
Jasa - Adm. Pemerintahan & Pertahanan - Jasa Sosial Kemasyarakatan - Jasa Hiburan - Jasa Perorangan & Ruta
211,76 220,83 167,40 166,49 196,12
227,60 238,94 167,47 178,83 212,19
238,36 249,60 178,17 187,25 223,23
253,80 266,60 186,37 193,61 238,64
269,68 282,62 197,26 201,97 263,80
PDRB
210,39
222,25
234,03
248,65
263,17
9.
Tabel 12. Inflasi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 Lapangan Usaha (1)
2010 (2)
2011 (3)
Tahun 2012 (4)
2013 (5)
2014 (6)
1.
Pertanian - Tanaman Bahan Makanan - Tanaman Perkebunan - Peternakan dan Hasil-hasilnya - Kehutanan - Perikanan
12,88 15,84 11,20 6,17 10,05 3,93
8,56 9,39 7,23 6,01 6,03 9,96
4,68 5,14 4,45 3,19 9,03 2,55
7,04 7,58 6,12 5,13 13,61 6,05
3,80 4,05 4,07 2,62 4,26 4,36
2.
Pertambangan dan Penggalian
7,72
8,44
9,83
7,68
7,81
3.
Industri Pengolahan - Makanan, Minuman & Tembakau - Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki - Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya - Kertas & Barang Cetakan - Pupuk, Kimia & Barang dr Karet - Semen & Brg Galian Bukan Logam - Logam Dasar Besi & Baja - Alat Angkutan, Mesin & Peralatanya - Barang Lainnya
3,98 2,17 3,28 5,32 2,66 4,95 4,54 0,00 3,35 4,20
1,51 1,49 2,03 1,33 1,60 1,38 3,55 0,00 2,03 3,88
8,14 9,20 6,29 7,47 8,33 7,55 7,63 0,00 6,17 8,11
6,07 7,93 7,41 4,59 6,11 6,42 7,01 0,00 6,95 7,95
8,72 9,30 4,29 8,72 9,63 2,44 2,96 0,00 1,08 5,60
4.
Listrik dan Air Bersih - Listrik - Air Bersih
4,21 3,47 11,25
4,40 4,68 2,22
1,98 1,67 5,29
6,77 7,07 4,10
6,01 6,51 0,95
5.
Bangunan
6,31
3,53
3,72
6,12
6,57
6.
Perdagangan,Hotel & Rumah Makan - Perdagangan - Hotel - Rumah Makan
7,93 8,00 9,76 7,65
5,45 5,99 61,11 2,42
5,86 6,19 6,90 4,40
5,19 5,36 8,62 4,35
5,61 4,80 6,02 9,17
7.
Pengangkutan dan Komunikasi - Pengangkutan - Komunikasi
1,15 1,44 0,60
1,79 2,28 0,17
2,80 2,92 2,22
6,50 8,06 2,03
7,68 10,55 1,60
8.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan - Bank - Lembaga Keuangan Bukan Bank - Persewaan Bangunan - Jasa Perusahaan
6,81
5,97
3,46
6,52
6,62
6,44 6,56 7,16 6,44
2,42 2,22 9,00 24,20
2,27 9,11 3,04 5,26
8,83 4,72 3,93 7,01
7,07 2,28 7,56 4,81
Jasa - Adm. Pemerintahan & Pertahanan - Jasa Sosial Kemasyarakatan - Jasa Hiburan - Jasa Perorangan & Ruta
6,15 6,44 3,67 2,31 5,23
7,48 8,20 0,04 7,41 8,19
4,73 4,46 6,39 4,71 5,20
6,48 6,81 4,61 3,40 6,90
6,26 6,01 5,84 4,32 10,54
PDRB
7,93
5,64
5,30
6,25
5,84
9.
Tabel 13. Beberapa Agregat Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014
Lapangan Usaha (1)
Tahun 2010
2011
2012
2013
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
I. Atas Dasar Harga Berlaku a. PDRB (Juta Rp.)
5.069.020,30
5.603.983,71
6.198.351,81
6.915.876,33
7.679.241,74
349.583,18
381.630,44
447.987,06
501.763,77
570.710,23
c. PDRN Harga Pasar (Juta Rp.)
4.719.437,12
5.222.353,27
5.750.364,75
6.414.112,56
7.108.531,52
d. Penduduk Pertengahan Tahun.
717.534
724.169
730.720
737.144
738.915
7.064.501,89
7.738.502,63
8.482.526,56
9.381.988,23
10.392.591,49
2.409.386,40
2.521.439,02
2.648.488,46
2.781.320,87
2.917.973,80
172.475,71
184.159,96
205.929,04
218.639,85
233.451,52
c. PDRN Harga Pasar (Juta Rp.)
2.236.910,69
2.337.279,06
2.442.559,42
2.562.681,02
2.684.522,28
d. Penduduk Pertengahan Tahun.
717.534
724.169
730.720
737.144
738.915
3.357.870,71
3.481.837,83
3.624.491,54
3.773.103,86
3.948.997,92
b. Penyusutan (Juta Rp.)
e. PDRB Per kapita (Rp.)
II. Atas Dasar Harga Konstan a. PDRB (Juta Rp.) b. Penyusutan (Juta Rp.)
e. PDRB Per kapita (Rp.)
Tabel 14. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 ( Juta Rupiah )
Kelompok Sektor
Tahun 2010
2011
2012
2013
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Sektor Primer
1.731.613,59
1.888.887,37
2.072.763,87
2.273.815,16
2.422.096,17
2. Sektor Sekunder
1.233.595,91
1.335.450,09
1.504.336,06
1.694.289,78
1.927.364,74
3. Sektor Tersier
2.103.810,80
2.379.646,25
2.621.251,88
2.947.771,39
3.329.780,83
Produk Domestik Regional Bruto
5.069.020,30
5.603.983,71
6.198.351,81
6.915.876,33
7.679.241,74
1. Sektor Primer
768.211,42
772.060,10
808.630,82
828.576,33
849.387,58
2. Sektor Sekunder
625.825,86
663.776,91
699.003,70
742.094,24
780.852,85
3. Sektor Tersier
1.015.349,12
1.085.602,01
1.140.853,94
1.210.650,30
1.287.733,37
Produk Domestik Regional Bruto
2.409.386,40
2.521.439,02
2.648.488,46
2.781.320,87
2.917.973,80
(1)
I. Atas Dasar Harga Berlaku
II. Atas Dasar Harga Konstan
Keterangan : Sektor Primer
Sektor Sekunder
Sektor Tersier
:
:
:
-
Sektor Pertanian,
-
Sektor Pertambangan dan Penggalian
-
Sektor Industri Pengolahan,
-
Sektor Listrik dan Air Bersih,
-
Sektor Bangunan
-
Sektor Perdagangan,
-
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi,
-
Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
-
Sektor Jasa-jasa
Tabel 15. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 ( Persen ) Tahun
Kelompok Sektor (1)
2010
2011
2012
2013
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
I. Atas Dasar Harga Berlaku 1.
Sektor Primer
34,16
33,71
33,43
32,88
31,54
2.
Sektor Sekunder
24,33
23,83
24,27
24,50
25,10
3.
Sektor Tersier
41,51
42,46
42,30
42,62
43,36
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Produk Domestik Regional Bruto
II. Atas Dasar Harga Konstan 1.
Sektor Primer
31,89
30,62
30,53
29,79
29,11
2.
Sektor Sekunder
25,97
26,32
26,39
26,68
26,76
3.
Sektor Tersier
42,14
43,06
43,08
43,53
44,13
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Produk Domestik Regional Bruto
Tabel 16. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 ( Tahun 2000 = 100 )
Kelompok Sektor (1)
Tahun 2010
2011
2012
2013
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
I. Atas Dasar Harga Berlaku 1. Sektor Primer
298,73
325,86
357,58
392,26
417,84
2. Sektor Sekunder
290,25
314,21
353,95
398,65
453,48
3. Sektor Tersier
319,67
361,58
398,30
447,91
505,96
Produk Domestik Regional Bruto
304,85
337,02
372,77
415,92
461,83
1. Sektor Primer
132,53
133,19
139,50
142,94
146,53
2. Sektor Sekunder
147,25
156,18
164,47
174,61
183,72
3. Sektor Tersier
154,28
164,96
173,35
183,96
195,67
Produk Domestik Regional Bruto
144,90
151,64
159,28
167,27
175,49
II. Atas Dasar Harga Konstan
Tabel 17. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 ( Persen )
Kelompok Sektor (1)
Tahun 2010
2011
2012
2013
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
I. Atas Dasar Harga Berlaku 1. Sektor Primer
16,47
9,08
9,73
9,70
6,52
8,45
8,26
12,65
12,63
13,76
3. Sektor Tersier
12,00
13,11
10,15
12,46
12,96
Produk Domestik Regional Bruto
12,58
10,55
10,61
11,58
11,04
1. Sektor Primer
3,37
0,50
4,74
2,47
2,51
2. Sektor Sekunder
3,76
6,06
5,31
6,16
5,22
3. Sektor Tersier
5,38
6,92
5,09
6,12
6,37
Produk Domestik Regional Bruto
4,31
4,65
5,04
5,02
4,91
2. Sektor Sekunder
II. Atas Dasar Harga Konstan
Tabel 18. Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 (Tahun Sebelumnya = 100)
Kelompok Sektor (1)
Tahun 2010
2011
2012
2013
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
I. Atas Dasar Harga Berlaku 1. Sektor Primer
116,47
109,08
109,73
109,70
106,52
2. Sektor Sekunder
108,45
108,26
112,65
112,63
113,76
3. Sektor Tersier
112,00
113,11
110,15
112,46
112,96
Produk Domestik Regional Bruto
112,58
110,55
110,61
111,58
111,04
1. Sektor Primer
103,37
100,50
104,74
102,47
102,51
2. Sektor Sekunder
103,76
106,06
105,31
106,16
105,22
3. Sektor Tersier
105,38
106,92
105,09
106,12
106,37
Produk Domestik Regional Bruto
104,31
104,65
105,04
105,02
104,91
II. Atas Dasar Harga Konstan
Tabel 19. Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 ( Tahun 2000 = 100 )
Kelompok Sektor (1)
Tahun 2010
2011
2012
2013
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Sektor Primer
225,41
244,66
256,33
274,42
285,16
2. Sektor Sekunder
197,11
201,19
215,21
228,31
246,83
3. Sektor Tersier
207,20
219,20
229,76
243,49
258,58
Produk Domestik Regional Bruto
210,39
222,25
234,03
248,65
263,17
Tabel 20. Inflasi Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014
Kelompok Sektor (1)
1. Sektor Primer
Tahun 2010
2011
2012
2013
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
12,67
8,54
4,77
7,06
3,91
2. Sektor Sekunder
4,53
2,07
6,97
6,09
8,11
3. Sektor Tersier
6,28
5,79
4,82
5,97
6,20
Produk Domestik Regional Bruto
7,93
5,64
5,30
6,25
5,84