HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN K1 DAN K4 DI PUSKESMAS MOTOLING KABUPATEN MINAHASA SELATAN Jane M. Pangemanan, Nova H. Kapantow, Juniver H. Lumintang Bidang Minat Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT The scope of K1 is the of picture of the magnitude of the pregnant women that do the first visit to the Health care facilitation to get antenatal service. The re-visit inspection coverage rate of pregnant women (K4) is the pregnant women who gets the antenatal services according to the standard at least 4 times with the provision of distribution services at least 1 time in the first quarter, 1 time in the second quarter, and 2 times in the third quarter of the gestational age. to know the relationship between the characteristic of pregnant women (age, education, occupation) and the service utilization of K1 and K4 in the Health Center of Motoling in South Minahasa Regency. This kind of research is the analytical survey with cross sectional approach. This research conducted at The Health Center in the region of Motoling in South Minahasa regency on May-September 2014. The population in this research is all the pregnant women that check their pregnancy in the Health Center of Motoling. The number of samples is 45 pregnant women. The variables in this research are age, education, and occupation. The bivariate analysis that used in this research is jichi square (CI = 95%, α =0,05) with SPSS program. The results of these statistical tests showed that there is no relationship between the service utilization of K1 and K4 (p = 0,840), there is a relationship between Education and the service utilization of K1 and K4 (p = 0,000; OR = 0,038) as well as the variable of the occupation showed a significant relationship with the service utilization of K1 and K4 (p = 0,003; OR = 9,750). There is no relationship between age and the service utilization of K1 and K4. There is just a relationship between the education and occupation with the K1 and K4 service utilization in Health Center of Motoling in South Minahasa Regency. Keywords : Age, Education, Occupation, Service Utilization of K1 and K4 ABSTRAK Cakupan K1 merupakan gambaran besaran ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan, untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Angka cakupan kunjungan ulang pemeriksaan ibu hamil (K4) adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit 4 kali dengan distribusi pemberian pelayanan minimal 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua, dan 2kali pada triwulan ketiga umur kehamilan. Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik ibu hamil (umur, pendidikan, pekerjaan) dengan pemanfaatan pelayanan K1 dan K4 di Puskesmas Motoling Kabupaten Minahasa Selatan. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Motoling Kabupaten Minahasa Selatan pada bulan Mei – September 2014. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Puskesmas Motoling. Besar sampel yaitu 45 ibu hamil. Variabel yang diteliti adalah umur, pendidikan, dan pekerjaan. Analisis bivariat menggunakan uji chi square (CI = 95%, α =0,05) dengan program SPSS. Hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan antara umur dengan pemanfaatan pelayanan K1 dan K4 (p = 0,840), terdapat hubungan antara pendidikan dengan pemanfaatan pelayanan K1 dan K4 (p = 0,000; OR = 0,038) begitu juga dengan variabel pekerjaan menunjukkan hubungan yang bermakna dengan pemanfaatan pelayanan K1 dan K4 (p = 0,003; OR = 9,750). Tidak terdapat hubungan antara umur dengan pemanfaatan pelayanan K1 dan K4. Terdapat hubungan antara pendidikan dan pekerjaan dengan pemanfaatan pelayanan K1 dan K4 di Puskesmas Motoling Kabupaten Minahasa Selatan. Kata Kunci :Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Pemanfaatan Pelayanan K1 dan K.
PENDAHULUAN
tersebut dikenal dengan “Trias Klasik” yaitu
Berdasarkan kesepakatan global (Milenium
perdarahan (28%), eklamasi (24%), dan infeksi
Development Goals / MDGs 2000) pada tahun
(11%,). Sedangkan penyebab tidak langsung
2015 diharapkan angka kematian ibu (AKI)
kematian ibu antara lain kurang energy kronis
menurun sebesar tiga perempatnya dalam kurun
(KEK) sebesar 37% dan anemia (Hb < 11gr)
waktu 1990-2015 dan AKB menurun sebesar
sebesar 40% (Kumalasari & Andhyantoro,
dua pertiga dalam kurun waktu 1990-2015
2012).
(Prasetyawati, 2012). Namun, kesehatan ibu
Pemanfaatan pelayanaan antenatal care
dan bayi baru lahir di Indonesia masih jauh dari
oleh sejumlah ibu hamil di Indonesia belum
yang diharapkan karena masih besarnya jumlah
sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang diteta
ibu dan bayi yang mati. Angka kematian ibu
pkan. Hal ini cendeung menyulitkan tenaga
(AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan
kesehatan
ibu, saat ini masih tinggi di Indonesia bila
pemeliharaan kesehatan ibu hamil secara teratur
dibandingkan AKI di negara ASEAN lainnya.
dan menyeluruh, termasuk deteksi dini terhadap
Menurut data dari Survei Demografi Kesehatan
faktor resiko kehamilan yang penting untuk
Indonesia (SDKI) 2002-2003, AKI di Indonesia
segera ditangani (Riskesdas, 2013).
adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini
dalam
Antenatal
melakukan
care
pembinaan
(ANC)
adalah
berarti bahwa lebih dari 18.000 ibu meninggal
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
per tahun atau dua ibu meninggal tiap jam oleh
kesehatan untuk ibu selama kehamilannya dan
sebab yang berkaitan dengan kehamilan,
dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
persalinan,
angka
yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan
kematian bayi (AKB) sebesar 35 per 1.000
Kebidanan / SPK. Tenaga kesehatan yang
kelahiran hidup (Kumalasari & Andhyantoro,
dimaksud di atas adalah dokter spesialis
2012). Kemudian, survei Demografi Kesehatan
kebidanan dan kandungan, dokter umum, bidan
Indonesia
dan perawat (Riskesdas, 2013).
dan
(SDKI)
nifas,
sedangkan
2007-2012
melaporkan
terjadi peningkatan angka kematian ibu (AKI)
Cakupan K1 merupakan gambaran
menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup, dan
besaran ibu hamil yang melakukan kunjungan
terjadi penurunan angka kematian bayi (AKB)
pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan, untuk
menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup.
mendapatkan pelayanan antenatal.
Angka
Sebagian besar penyebab langsung
cakupan kunjungan ulang pemeriksaan ibu
kematian ibu (menurut Survei Kesehatan
hamil (K4) adalah ibu hamil yang mendapatkan
Rumah Tangga/SKRT 2001 sebesar 90%)
pelayanan pelayanan antenatal sesuai standar
adalah komplikasi yang terjadi pada saat
paling
persalinan dan setelah bersalin. Penyebab
pemberian pelayanan minimal 1 kali pada
sedikit
4
kali
dengan
distribusi
triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua,
Hasil
penelitian
berdasarkan
dan 2 kali pada triwulan ketiga umur kehamilan
karakteristik umur responden menunjukkan
(Kepmenkes RI, 2008).
bahwa paling banyak ibu termasuk pada kelompok umur 20-35 tahun dengan persentase
METODE
sebesar 71,1%. Penelitian yang sama dilakukan
Penelitian ini menggunakan metode survei
oleh Dewi dan Musfiroh (2013) di Rumah
analitik dengan pendekatan cross sectional
Bersalin Wikaden Imogiri Bantul menunjukkan
yang dilaksanakan di semua desa di wilayah
bahwa sebagian besar responden berusia 20-35
kerja Puskesmas Motoling pada bulan Mei
tahun dengan persentase sebesar 58%.
sampai September 2014. Populasi adalah seluruh
ibu
memeriksakan
besar responden memiliki tingkat pendidikan
kehamilan di Puskesmas Motoling selama 6
yang tinggi yaitu 64,4%, dimana dalam kategori
bulan terakhir yang berjumlah 45 ibu yang
yang dikatakan pendidikan tinggi adalah
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data
mereka yang melanjutkan pendidikan dari SMA
karakteristik dan pemanfaatan pelayanan K1
sampai perguruan tinggi. Penelitian yang
dan K4 diperoleh dengan cara wawancara yang
dilakukan
menggunakan kuesioner. Pengolahan data
menunjukan hasil yang sama yaitu persentase
meliputi Editing, Coding, Entry data, dan
tingkat pendidikan tinggi responden adalah
Cleaning. Analisis data menggunakan tabel
60,8%.
distribusi
hamil
yang
Dari segi tingkat pendidikan, sebagian
frekuensi
Murniati
(2007)
juga
memperoleh
Tingkat pendidikan ibu hamil juga
informasi secara umum mengenai karakteristik
sangat berperan dalam kualitas pelayanan
responden.
bivariat
bayinya. Informasi yang berhubungan dengan
menggunakan uji chi square pada tingkat
perawatan kehaamilan sangat dibutuhkan,
kemaknaan 95%.
sehingga akan meningkatkan pengetahuannya.
Sedangkan
untuk
oleh
analisis
Penguasaan pengetahuan erat kaitannya dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
tingkat
A. Karakteristik Ibu Hamil
menunjukan bahwa semakin tinggi pendidikan
Responden dalam penelitian ini merupakan ibu
seseorang,
hamil yang terdapat di wilayah kerja puskesmas
pengetahuannya tentang sesuatu. Pada ibu
Motoling yaitu 45 ibu hamil. Penelitian ini
hamil dengan tingkat pendidikan yang rendah
dilaksanakan selama satu bulan yaitu sepanjang
kadang ketika tidak mendapatkan cukup
bulan Juni 2014 dengan melakukan kunjungan
informasi mengenai kesehatannya, maka ia
rumah pada semua ibu hamil dan kunjungan
tidak tahu mengenai bagaimana cara melakukan
Posyandu yang ada di kecamatan Motoling.
pendidikan
maka
seseorang.
semakin
Penelitian
baik
pula
perawatan kehamilan yang baik (Sulistyawati,
B. Pemanfaatan Pelayanan K1 dan K4
2009).
Berdasarkan Berdasarkan
pekerjaan
responden,
kuesioner,
data
yang
sebagian
diperoleh
besar
dari
ibu
telah
sebagian besar ibu berstatus tidak bekerja atau
memanfaatkan pelayanan antenatal selama
hanya sebagai ibu rumah tangga (55,6%),
kehamilan.
sedangkan dalam kategori yang dikatakan
menunjukkan bahwa sebagian besar responden
bekerja adalah mereka yang melakukan suatu
(30 ibu hamil) dengan persentase 66,7%
kegiatan untuk mendapatkan nafkah bagi
melakukan pemeriksaan sesuai dengan anjuran
kehidupan pribadi maupun keluarga. Penelitian
dari WHO yakni sekali pada trimester 1 dan
yang dilakukan Dewi dan Musfiroh (2013),
trimester ke-2, dan minimal 2 kali kontak pada
menunjukkan
dengan
trimester ke-3. Penelitian yang dilakukan oleh
penelitian ini bahwa sebagian besar ibu (58%)
Wijayanti, dkk (2013) juga menunjukan hasil
adalah ibu rumah tangga atau berstatus tidak
yang sama yaitu sebanyak 25 ibu hamil (64,1%)
bekerja. Berdasarkan hasil penelitian dari
telah sesuai dalam melakukan pemeriksaan
Listiyaningsih, dkk (2012) mengenai distribusi
antenatal.
hasil
yang
sama
Hasil
penelitian
yang
ada
responden berdasarkan pekerjaan didapatkan
Pemanfaatan pelayanan antenatal perlu
jumlah responden yang menjadi ibu rumah
dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan
tangga atau tidak bekerja sebesar 73,4%.
kesehatan ibu saat kehamilan dan melahirkan.
Pekerjaan menggambarkan
seseorang aktivitas
dan
akan
Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap
tingkat
pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak
kesejahteraan ekonomi yang akan didapatkan.
pada
Tingkat
kehamilannya pada petugas kesehatan. Ibu yang
sosial
ekonomi
terbukti
sangat
ibu
hamil
tidak
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik
berpengetahuan
dan psikologis ibu hamil. Hasil penelitian juga
memanfaatkan pelayanan antenatal, hal ini
menunjukan
bekerja
disebabkan karena ibu yang berpengetahuan
mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih
baik peduli dengan kesehatannya dan terdapat
baik daripada ibu yang tidak bekerja, karena
perhatian terhadap keadaan kehamilannya.
pada ibu yang bekerja akan lebih banyak
Keinginan
memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan
tenaga kesehatan bisa disebabkan karena
orang lain, sehingga lebih mempunyai banyak
rendahnya pengetahuan dan pemahaman ibu
peluang juga untuk mendapatkan informasi
hamil
seputar keadaannya (Sulistyawati, 2009).
pemeriksaan
kehamilan.
kepada
hamil
bahwa
ibu
yang
dan
ibu
pemeriksaan
baik
memeriksakan
lebih
banyak
memeriksakan kehamilan
keluarga
tentang
dan
kehamilan
Perlu
ke
pentingnya diingatkan
keluarga
bahwa
bertujuan
untuk
mengetahui tanda-tanda bahaya sedini mungkin
Agustini, dkk (2013) menunjukkan adanya
dengan segera agar pertolongan dapat dicari
kecenderungan
bahwa
secepat mungkin bila tanda bahaya ditemukan
pengetahuannya
tinggi
(Yogaswara, 2011).
antenatal (55,1%), cenderung memiliki cakupan
Pada dilakukan
di
penelitian
sebelumnya
Puskesmas
Buleleng
ibu
yang
tentang
tingkat
pelayanan
yang
pelayanan antenatal yang lengkap daripada ibu
oleh
yang pengetahuannya rendah (44,9%).
C. Hubungan Antara Umur Dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan K1 Dan K4 Tabel 10. Hubungan Antara Karakteristik Ibu Hamil (Umur) Dengan Pemanfaatan Pelayanan K1 Dan K4 Pemanfaatan Pelayanan K1 & K4 Umur
Sesuai
Jumlah
Tidak Sesuai
ρ value
n
%
N
%
N
%
< 20 tahun
4
57,1
3
42,9
7
100
20-35 tahun
22
68,8
10
31,3
32
100
> 35 tahun
4
66,7
2
33,3
6
100
Total
30
66,7
15
33,3
45
100
hubungan
antara
0,840
Usia kehamilan yang aman pada ibu adalah usia
terdapat
antara 20 sampai 35 tahun, usia di bawah 20
pemanfaatan
tahun dan di atas 35 tahun merupakan usia
Puskesmas Motoling kecamatan Motoling
rawan bagi kehamilan. Kondisi fisik ibu hamil
tahun 2014.
pelayanan
umur
dengan
kesehatan
di
dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat
Hasil ini didukung oleh penelitian dari
menentukan proses kelahirannya. Hal ini pun
Murniati (2007) menunjukkan bahwa tidak ada
turut mempengaruhi kondisi janin. Pada proses
hubungan antara umur dengan pemanfaatan
pembuahan , kualitas sel telur wanita usia ini
pelayanan antenatal dengan nilai probabilitas
sudah menurun jika dibandingkan sel telur pada
sebesar 0,279, artinya nilai p lebih besar dari
wanita dengan usia reproduksi sehat yaitu 20-35
0,05. Hasil yang sama juga dilakukan oleh
tahun
Pongsibidang,
(Sulistyawati,
2009).
Berdasarkan
pengolahan data dengan menggunakan uji chi-
dkk
(2013)
dengan
nilai
probabilitas sebesar 0,472.
square menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0,840. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak
D. Hubungan Antara Pendidikan Dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan K1 Dan K4 Tabel 11. Hubungan Antara Karakteristik Ibu Hamil (Pendidikan) Dengan Pemanfaatan Pelayanan K1 Dan K4
Pemanfaatan Pelayanan K1 & K4 Pendidikan
Sesuai
Jumlah
Tidak Sesuai
N
%
n
%
n
%
Tinggi
26
89,7
3
10,3
29
100
Rendah
4
25,0
12
75,0
16
100
Total
30
66,7
15
33,3
45
100
ρ value
OR
0,000
0,038
Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi
pemanfaatan
bagaimana seseorang untuk bertindak dan
hubungan ini juga menghasilkan nilai Odds
mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya.
Ratio 0,038 dan hal ini berarti bahwa peluang
Orang yang berpendidikan tinggi biasanya akan
ibu yang memiliki pendidikan tinggi untuk
bertindak lebih rasional. Oleh karena itu orang
memanfaatkan pelayanan kesehatan 0,038 kali
yang
mudah
lebih besar dari pada ibu yang berpendidikan
memerima gagasan baru. Demikian halnya
rendah. Atau dengan kata lain, dapat dijelaskan
dengan ibu yang berpendidikan tinggi akan
bahwa ibu yang memiliki pendidikan tinggi
memeriksakan kehamilannya secara teratur
cenderung untuk memanfaatkan pelayanan
demi menjaga keadaan kesehatan dirinya dan
kesehatan K1 dan K4 selama kehamilan.
berpendidikan
akan
lebih
anak dalam kandungannya (Rohan dan Siyoto,
pelayanan
Berdasarkan
kesehatan.
hasil
penelitian
Uji
dari
hasil
Su’ong (2013) menunjukkan hubungan antara
pengolahan data dengan menggunakan uji chi-
pendidikan ibu hamil dengan kunjungan
square menghasilkan nilai probabilitas sebesar
antenatal care yang memiliki nilai probabilitas
0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa
sebesar 0,014.
2013).
Hal
ini
ditunjukkan
dari
terdapat hubungan antara pendidikan dan
E. Hubungan Antara Pekerjaan Dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan K1 dan K4 Tabel 12. Hubungan Antara Karakteristik Ibu Hamil (Pekerjaan) Dengan Pemanfaatan Pelayanan K1 Dan K4 Pemanfaatan Pelayanan K1 & K4 Pekerjaan
Sesuai
Jumlah
Tidak Sesuai
N
%
n
%
N
%
Bekerja
18
90,0
2
10.0
25
100
Tidak Bekerja
12
48.0
13
52,0
20
100
Total
30
66,7
15
33,3
45
100
Pekerjaan
bukanlah
penghambat
dalam
ρ value
OR
0,003
9,750
kesehatan, maka ibu akan berusaha untuk
bertindak bila ada kemauan ataupun ibu
melakukan
memiliki pengetahuan yang baik terhadap
memeriksakan
tindakan
dalam
kehamilannya
hal
ini
(Rohan
dan
Siyoto, 2013). Hal ini ditunjukkan dari hasil
sebanyak 55,6% dan ibu hamil yang bekerja
pengolahan data dengan menggunakan uji chi-
sebanyak 44,4%.
square menghasilkan nilai probabilitas sebesar
2. Ibu hamil yang memanfaatkan pelayanan
0,003. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kesehatan sesuai dengan anjuran WHO
terdapat
sebanyak 66,7%.
hubungan
antara
pekerjaan
dan
pemanfaatan pelayanan kesehatan K1 dan K4.
3.
a.
Tidak
terdapat
hubungan
antara
Uji hubungan ini juga menghasilkan nilai Odds
karakteristik ibu hamil (umur) dengan
Ratio sebesar 9,750.
pemanfaatan pelayanan kesehatan K1 dan K4, ρ value = 0,840 (ρ > 0,05).
Menurut Buhaeni, dkk pada tahun 2013 berdasarkan variabel status pekerjaan, dari 48 responden yang memanfaatkan antenatal terdapat
b. Terdapat hubungan antara karakteristik
pelayanan
62,9% responden
ibu
kurang memanfaatkan
antenatal terdapat
64,0% yang
(pendidikan)
dengan
pemanfaatan pelayanan K1 dan K4, ρ
yang
value = 0,000 (ρ < 0,05).
tidak bekerja sedangkan dari 39 responden yang
hamil
pelayanan
c. Terdapat hubungan antara karakteristik
bekerja.
ibu
hamil
(pekerjaan)
dengan
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,041,
pemanfaatan pelayanan K1 dan K4, ρ
karena nilai p < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
value = 0,003 (ρ < 0,05).
diterima yang berarti ada hubungan antara pekerjaan
dengan
pemanfaatan pelayanan
antenatal.
SARAN 1.
Bagi Puskesmas
Pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu hamil KESIMPULAN
dapat membantu menurunkan angka kematian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat
ibu dan bayi saat melakukan kunjungan
disimpulkan bahwa:
pemeriksaan kehamilan. Perlunya penjelasan
1. Ibu hamil yang memiliki umur kurang dari
lebih dari dokter, bidan atau tenaga kesehatan
20 tahun sebanyak 15,6%, responden yang
tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan
memiliki umur 20-35 tahun sebanyak
untuk mencegah komplikasi yang terjadi saat
71,1%, sedangkan responden yang memiliki
persalinan dan setelah bersalin.
umur lebih dari 35 tahun sebanyak 13,3%.
2.
Selanjutnya, ibu hamil dengan pendidikan
Mendukung kebijakan pemerintah tentang
tinggi sebanyak 64,4% sedangkan ibu hamil
kesehatan ibu dengan melakukan pemeriksaan
dengan pendidikan rendah sebanyak 35,6%.
kehamilan
Kemudian, ibu hamil yang tidak bekerja
menjaga kesehatan ibu selama masa kehamilan.
Bagi Ibu Hamil
pada
tenaga
kesehatan
untuk
Melakukan konseling dengan dokter, bidan atau
tenaga kesehatan yang ibu percayakan untuk merawat dan memeriksa kehamilan ibu hamil di masa kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA Agstini, N, N, M., Suryani, N., Murdani, P. 2013. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dan Dukungan Keluarga dengan Cakupan Pelayanan Antenatal di Wilayah kerja Puskesmas Buleleng I. Jurnal Magister Kedokteran Keluarga Vol 1, No 1, 2013 (hal 67-79). Burhaeni, S., Hakim, B, H., Ikhsan, M. 2013. Faktor Determinan Pemanfaatan Antenatal Di Wilayah Kerja Puskesmas Pampang Kecamatan Panakukang Kota Makasar Tahun 2013. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin Makassar Dewi, P, P., dan Musfiroh, M. 2013. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Antenatal Care Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care di Rumah Bersalin Wikaden Imogiri Bantul. Maternal Volume 8 Edisi April 2013. Hlm 73-89. Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan. Kumalasari I, Andhyantoro I. 2012. Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Listiyaningsih, R, D., Herniyatun., Indrayani, E. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Tanda Bahaya Kehamilan dan Persalinan dan Rencana Penolong Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Kebumen I. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 3, Oktober 2012. Hlm 130-140. Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. Pongsibidang, G, S., Abdullah, Z., Ansariadi. 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keteraturan Kunjungan Antenatal di Wilayah Kerja Puskesmas Kapala Pitu Kabupaten Toraja Utara.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Prasetyawati A.E. 2012. Kesehatan Ibu dan Anak dalam Millenium Development Goals (MDGs). Yogyakarta: Nuha Medika Rohan, H, H., Siyoto, H, S. 2013. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika. Su’ong, R, A. 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal Care di Puskesmas Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo. Survei Demografi Kesehatan Indondesia (SDKI), 2007-2012