Aksara, Vol. 1 no. 1
January 2016
Bertemu Ojeng di Nusakambangan Eddy Pranata PNP
rimba belantara nusakambangan kuteruka, menuju mercusuar cimiring sisi selatan pantai berkarang runcing, keringat membasahi sekujur tubuh di puncak bukit kempis aku menyelonjorkan kaki sesaat akar pepohon yang menjulang menjulur jauh ke tebing curam burung-burung berkicau di kejauahan, seekor macan melintas di jalan setapak kijang berlompatan berlari menjauh ke semak-rimba telapak kakiku melepuh begitu sampai di ujung selatan nusakambangan aku mandi-mandi, aku berteriak-teriak menyebut-nyebut namamu, chin! hidup terkadang begitu mencengangkan di pinggir pantai ini ada sebuah gubug beratap ilalang ou, seorang lelaki paruh baya, ‘ojeng’ namanya tengah menganyam helai-sunyi-keras hidupnya, si ojeng berjalan ke sela bebatuan karang merayap, lalu menyelam, beberapa saat lobster merah ada di tangannya merayap lagi, menyelam lagi, beberapa saat lobster hijau ada di tangannya mata ojeng berkilat-kilat; dia tersenyum kepadaku ojeng kembali merayap, menyelam, dan sejumlah lobster kembali digenggamnya ojeng berjalan terhuyung ke arahku di depan gubug kami bercengkerama ojeng sudah bertahun-tahun hidup sendirian, di pinggir pantai jauh dari keramaian, jauh dari manusia-manusia ojeng bisa hidup berhari-hari dengan ikan yang ditangkapnya atau tidak jarang pula ojeng naik ke bukit, mengendus rimba, menangkap kijang atau sesekali babi hutan matahari merendah di ufuk barat, ojeng hendak ke kota pelabuhan kami berjalan berdua menuju cilacap lebih empat kilogram lobster dalam tas ojeng hendak disetor ke toke kami menyeberangi segara anakan puluhan burung camar melintas perahu dilambung-lambung ombak yang mengalun perlahan aku seperti keluar dari dunia misteri, aku melihat langit biru muda aku ingat dirimu, chin! Nusakambangan, 26 Agustus 2015
ISSN - 2206-0596 (Online)
83
Pranata – Bertemu Ojeng di Nusakambangan dll
Lorong yang Sangat Panjang Berliku --debu, terik matahari, sebuah lorong-- aku masuk ke dalam lorong menyusuri lorong yang sangat panjang berliku taram-temaram, di sana sini dinding menawarkan senyap basah sesekali kelelawar bercericit serupa suara bisik maut aku ingin tidak perduli; akan dan pada apa pun melangkah saja perlahan sejauh-jauhnya sampai ke ujung lorong ini: kerjap dan binar matamu, chin! Cirebah, 16 Oktober 2015
Senja Basah dan Rindu Membuncah pèristiwa yang sangat menyenangkan adalah ketika tak sengaja aku melihat seorang perempuan mengulurkan tangannya saat mendaki borobudur matanya berbinar dan lelaki itu menyambut dengan dada berdebar lalu mereka mengelilingi seluruh lekuk candi, mengabadikannya tetapi tiba-tiba gerimis turun kian lebat senja basah dan kini rindu membuncah, chin! Cirebah, 14 Oktober 2015
Aku Suka Keseharianmu yang Berkeringat --dan tidak pada panggung yang mementaskan kisah cinta dan hidupmu yang gemerlap aku suka-sama sekali tidak, aku suka keseharianmu yang berkeringat yang melakukan hal kecil seperti merapikan tempat tidur menyapu rumah, menyiram bunga, memasak sayur dan membuka jendela setiap pagi, tersenyum seperti matahari. Cirebah, 14 Oktober 2015
Aku Melihatmu Berdiri di Pinggir Laut aku hanya melihatmu berdiri di pinggir laut di atas sebongkah karang matamu berkaca-kaca, dan ketika sampan kukayuh meninggalkan selat dirimu membalikkan badan, tanpa melambaikan tangan aku melihat punggungmu menghilang di balik bongkah batu karang ISSN - 2206-0596 (Online)
84
Aksara, Vol. 1 no. 1
January 2016
aku terus melanjutkan mengayuh sampan, dengan hati kosong “jangan kautanyakan kepadaku tentang sepotong senja yang jatuh di sebongkah karang.” Cirebah, 12 Oktober 2015
Bila Benar Ingin Berumah di dalam Perahu bila benar ingin berumah di tepi laut-- kenapa takut diterjang ombak engkau pun menggeleng, rambutmu berkibar-kibar diterpa angin dan kau pun berujar; aku lebih ingin berumah di dalam perahu melayari selat, menembus kabut bila benar ingin berumah di dalam perahu-- hilangkan rasa mualmu karena angin laut dan debur ombak senantiasa memelukmu dengan begitu lembut. Cirebah, 09 Oktober 2015
Patung Kahlil Gibran keinginanmu bisa membuat patung yang menyerupai sosok kahlil gibran tidaklah berlebihan, kau punya batu mengkilat sekeras besi pahat dalam segala ukuran dan keringat yang siap menetes juga kebiasaanmu tak mudah tidur sampai berhari-hari sebisaku aku akan menemanimu membuat patung sambil menulis puisi dan sesekali mengecup kening dan bibirmu! Cilacap, 03 Oktober 2015
Kunyah-Kunyah Batu Karang kukunyah-kunyah batu karang, kuminum air-laut darahku menggelegak, kata-kata berloncatan menderas dari pori-pori membasahi pasir sepanjang pantai, sepanjang derai! Cilacap, 22 September 2015
ISSN - 2206-0596 (Online)
85
Pranata – Bertemu Ojeng di Nusakambangan dll
Anggrek Ungu tanpa kusadari setiap kutulis sajak-sajak pendekku mengalir darah cintamu juga benci dan rindumu, tapi selalu saja kutemui dirimu adalah anggrek ungu yang sangat setia memelihara gelora sunyimu. Cilacap, 20 September 2015
Aku Hanya Akan Berbicara Dengan Abu setahuku bila api tengah menyala pada kayu yang kering akhirnya menjadi abu juga asapnya tentu juga sudah tiada dan aku hanya akan berbicara dengan abu, tidak dengan asap, tidak dengan api : akan kukatakan apa adanya; bahwa laut, karang, pasir dan buih sekalipun ada dalam tubuhku, bercahaya-- suatu saat siapa pun akan tahu tubuhku begitu menyukai langit yang biru angin yang berkesiur dan wangi rembulan dan puisi-hati! Cilacap, 12 September 2015
Ruang Penuh Debu dan Sarang Laba-Laba sudah lama dihimpit beratus-ratus buku catatan kekalahan dalam ruang ini, ruang yang penuh debu dan sarang laba-laba jauh dari dirimu— jauh dari segala bunyi yang gaduh kulit tubuhku meruyak jamur, jemariku berkerinyut penuh lendir dengan susah-payah kutulis sepatah dua patah kata sebagai kenangan yang getir dan kunikmati walau selalu tidak mudah untuk tidur berhari-hari aku tidak lapar tidak haus tetapi aku begitu ingin terus bertahan di ruang ini mengiris helai sunyi. Cilacap, 08 September 2015
Siul yang Sangat Indah - bang abrar yusra entah itu pagi entah itu siang atau sore di rumahmu aku dengar suara siulmu ISSN - 2206-0596 (Online)
86
Aksara, Vol. 1 no. 1
January 2016
berhari-hari, berminggu-minggu, bertahun-tahun aku menerjemahkan siulmu adalah semangat hidup kadang serupa elegi, serupa dendang kehidupan aku mulai belajar arti keringat pada sajak engkau memberiku ribuan buku di rak-rak memberiku nasi, rendang, telor dadar, ikan asin memberiku teka-teki, mesin tik aku tulis puisi-puisi dan minta penilaian engkau tersenyum, hanya tersenyum dan bersiul siul yang indah! dari siteba lalu kami ke jalan air sirah ke jalan veteran, ke jalan diponegoro aku menjadi pendengar, menjadi penonton sampai suatu hari aku membacakan puisiku di taman budaya dengan tangan gemetar dan tubuh bercucur peluh dingin engkau tersenyum, dingin, sedingin hatimu yang liat aku sering terpincang-pincang mengikuti langkahmu yang deras bahkan ketika ke puncak singgalang, aku kalah langkah aku bacakan puisi 1970-an di sisi telaga dewi ..... Dan hah, ku makan kamu! aku malu aku hanya seujung kuku! Cilacap, 28 Agustus 2015
Zikir Cinta langit dalamku, laut luasku tempat zikir cintaku padaMu. Cilacap, 27 Agustus 2015 Eddy Pranata PNP, sekarang tinggal di Cirebah --sebuah dusun di pinggiran barat Banyumas, Jawa Tengah. Lahir 31 Agustus 1963 di Padang Panjang, Sumatra Barat. Seharihari beraktivitas di Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap. Buku antologi puisi tunggalnya: Improvisasi Sunyi (1997), Sajak-sajak Perih Berhamburan di Udara (2012), dan Bila ISSN - 2206-0596 (Online)
87
Pranata – Bertemu Ojeng di Nusakambangan dll
Jasadku Kaumasukkan ke Liang Kubur (2015). Puisinya juga terhimpun dalam sejumlah antologi: Rantak-8 (1991), Sahayun (1994), Mimbar Penyair Abad 21 (1996), Antologi Puisi Indonesia (1997), Puisi Sumatera Barat (1999), Pinangan (2012), Akulah Musi (2012), Negeri Langit (2014), Bersepeda ke Bulan (2014), Sang Peneroka (2014), Metamorfosis (2015), Patah Tumbuh Hilang Berganti (2015) dan lain-lain. Puisi-puisinya juga dipublikasikan di Horison, Indo Pos, Suara Merdeka, Padang Ekspres, Riau Pos, Kedaulatan Rakyat, Fajar Sumatera, Harian Rakyat Sumbar, Singgalang, Haluan, Satelit Pos dan lain-lain.
ISSN - 2206-0596 (Online)
88