Bertemu TUHAN di dunia Teknologi Informasi Himpunan Boolean adalah himpunan yang beranggotakan hanya 2 entitas, yakni 0 dan 1. Terhadapnya berlaku operasi aljabar Boolean yang tunduk pada hukum dualitas yang diantaranya adalah 1+1 =1. Komputer yang menjadi tumpuan teknologi informasi bekerja diatas konsep aljabar boolean untuk proses komputasi dan himpunan boolean untuk representasi. Bilangan biner, begitulah sebutan yang terkenal untuk representasi. Bit, Byte, double, word adalah satuan yang merefer pada banyaknya bit 0/1 yang diuntai untuk merepresentasikan sesuatu di dunia nyata di dalam komputer. Seiring dengan berlipatnya kapasitas hardware dan s/w, komputer saat ini mampu menampilkan sajian multimedia yang hampir sempurna. Virtual reality memberikan pengalaman baru yang makin mempesona. Dipadu dengan kreativitas yang tertuang dalam aplikasi game, banyak manusia yang tertawan oleh keasyikan tantangan demi tantangan yang ditawarkan dengan interface yang makin mendekati kenyataan. Kebutuhan sosial manusia untuk bermain dalam kelompok pun saat ini diakomodasi dengan apik di beberapa aplikasi game berjaringan. Tidakkah kehidupan dunia ini ibarat permainan dalam game-game itu? Seperti yang dikatakan Tuhan dalam Al-Quran “ Dan tidaklah kehidupan dunia itu kecuali permainan yang melalaikan” Lalu Apa keistimewaan Boolean ….. Dibalik 256 macam warna yang direpresentasikan oleh sistem RGB atau CMYK 8 bit, dibalik aneka nada yang sudah bisa ditiru dengan oleh card audio, dibalik ribuan variasi bentuk dan gerak yang terpadu rumit dan menarik dalam raturan frame per detik, semua itu berawal hanya dari dua entitas, yakni 0 dan 1. Untaian variasi 0 dan 1 dikomputasi oleh berbagai operasi mampu memunculkan variasi object yang hampir tak berhingga. Tuhan…….aku menemukanMu di duniaku di balik segala tampilan dunia yang membuat mataku sering nanar dan terpana, dibalik tak berhingganya gerak manusia dengan segala objek yang berelasi dengannya, dibalik segala hiruk – pikuk kehidupan yang tengah dicari bentuk fungsi integral dan hukum universalnya oleh para filosof, pada intinya hanya ada dua entitas, yakni Engkau (1) sebagai Sang Khalik dan kami (0) sebagai makhlukMu
Jika dicermati, berartikah bit 0 jika diuntai dalam byte atau word tanpa adanya bit 1. Angka 0000 tidak akan berbeda maknanya dengan 00000000 atau dengan 00000000000000… . Berbeda halnya jika 1000 dengan 10000000 dengan 10000000000000. 11 berbeda nilainya dengan 1111 berbeda dengan 1111111. Maka komputer tidak akan pernah bisa merepresentasikan sesuatu dan melakukan komputasi jika tidak ada peran bit 1. Maka tanpa keberadaan Tuhan, alam semesta ini pun tidak akan pernah ada. Tanpa campur tangan Tuhan, dinamika kehidupan tidak akan pernah terjadi. Tuhan satu(1) tetapi ada di mana-mana, seperti halnya bit 1 yang pasti hadir dalam setiap elemen yang ada atau tampil di sistem komputer. Harun Yahya dalam serinya “Kejaiban di balik Materi “, mengungkapkan bahwa materi tidaklah absolute. Matahari, ruang angkasa beserta planet-planetnya,bumi, tumbuhan yang kita pandangi, angin pantai yang kita rasai, tangan dan kaki manusia, bahkan otak manusia adalah penampakan terhadap Ruh. Mimpi kita anggap sebagai bayangan dan hidup sebagai kenyataan, itu hanya karena kebiasaan kita. Saat seorang manusia meninggal dia akan merasa terbangun dari mimpi panjangnya yaitu hidup di dunia. Kehidupan yang dialami oleh Ruh dapat diibaratkan seperti siaran televisi . Atau seperti sebuah system dengan interaksi virtual reality yang diinteraksikan dengan RUH. Jika sistem bervirtual reality yang diinstall adalah kehidupan dunia, maka Ruh tersebut sedang mengalami kehidupan dunia. Kematian, akhirat, surga, dan neraka akan diciptakan dengan cara yang sama. Merefer pada pendapat Harun Yahya yang antirealis tersebut, maka Res Cogitans(subjek yang berkesadaran) yang dimaksud oleh Rene Descartes adalah Ruh, dan Res Extensa (materi yang berkeluasan) adalah penampakan yang diciptakan Tuhan untuk diperlihatkan kepada Ruh. Penampakan tersebut dalam dunia Teknologi Iformasi dapat dibayangkan dikendalikan oleh seperti sistem berbasis pengetahuan yang maha kompleks dilengkapi dengan interaksi virtual reality. Ada tak berhingga animasi yang secara konseptual merepresentasikan tak berhingga event, tak berhingga object, dengan scheduler yang luar biasa canggih. Dimana event-event yang ditampilkan di drive oleh kategori kombinasi event yang telah diputuskan Tuhan untuk satu Ruh dan pilihan yang dilakukan oleh Res Cognitant atas event yang disajikan kepadanya. Apakah kebahagiaan atau penderitaan, apakah pertemuan atau perpisahan, apakah pemberian atau pengambilan diputuskan oleh sebuah sistem berbasis pengetahuan.
Ilustrasi Sistem Berbasis Pengetahuan Rule di dalam basis pengetahuan disebut SUNATULLAH atau TAKDIR dalam bahasa agama. Sistem Basis data akhirat dapat dipahami sebagai tugasnya Malaikat Rokib dan Atid, yang mengelola log event pilihan manusia dan menginferensi pilihan tersebut sebagai kebaikan atau keburukan berdasarkan SUNATULLAH. Malaikat Mikail menginferensi SUNATULLAH dan fakta pilihan Ruh yang dicatat dalam sistem basis akhirat menentukan rezeki seseorang. Sistem Basis Data akhirat tercantum dalam Al-Quran surat Yunus 61, yang artinya : “Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Qur'an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)” Sistem Penentuan Rezeki malaikat Mikail tercantum Ibrahim 51, yang artinya
diantaranya dalam surat
“Agar Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia usahakan. Sesungguhnya Allah Maha cepat hisab-Nya.” Profesor Stephen Hawking dalam buku hebohnya “Grand Design “ yang dipahami oleh banyak orang sebagai pernyataan atheisnya karena menyatakan bahwa Tuhan tidak perlu campur tangan dalam proses terciptanya alam semesta, karena ada sebuah hukum alam yang inherent di dalam zat sebelum terjadinya bigbang. Terhadap pernyataan itu, saya berprasangka baik pada Sang Profesor, mungkin yang dimaksud adalah beliau menemukan kehebatan luar biasa dari Tuhan dalam membuat sebuah sistem penciptaan yang begitu rinci dan bisa berjalan
autonomous secara sempurna. Penulis beliau saja yang mungkin haus sensasi atau sekedar salah memahami ucapan Professor. Uraian saya tentang sistem berbasis pengetahuan yang mengendalikan kehidupan yang tampak bagi kita sekarang, bukan bermaksud meniadakan peran Tuhan dalam kehidupan manusia, bukan bermaksud merendahkah derajat para Malaikat. Justru sebaliknya dengan memahami sistem Tuhan dari sudut pandang ilmu TIK, saya menjadi yakin dengan seyakin-yakinnya adalah sebuah keniscayaan bahwa sistem monitoring TUHAN benar-benar akurat dan Tuhan tidak lalai sedikitpun dalam memberikan balasan dari kebaikan maupun kejahatan yang kita lakukan. Yang paling penting, semua itu bisa dilakukan dengan mudah. Manusia saja sudah diberi kemampuan menciptakan sistem monitoring dengan GPS yang presisi, tidak hanya terhadap benda-benda yang ada dipermukaan bumi bahkan terhadap benda yang ada di dalam perut bumi, maka laisa kamitslihi syaiun, sistem Tuhan pasti jauh lebih canggih dan sempurna. Semoga Anda yang membaca pun mampu menangkap keindahan yang saya maksudkan. Tuhan…….aku menemukanMu di duniaku Engkau mengatakan bahwa “ Aku lebih dekat dari urat lehermu sendiri” Jika aku adalah res cogitans Dan alam kehidupan ini hanyalah penampakan Bisa jadi res cogitans tidak pernah beranjak dari sisimu Urat leherku adalah res extensa dan dia adalah seperti virtual reality bagiku Jauh karena sebenarnya tidak ada …… virtual …..tapi terlihat nyata Kembali ke representasi dari berbagai object atau kejadian di alam semesta ini, jika kita bayangkan saat ini ruh kita sedang berinteraksi dengan sistem virtual reality, maka res extensa adalah bisa dibayangkan sebagai untaian bit 0 dan 1 yang panjang, lebar dan polanya bervariasi sedemikian hingga object-object alam tunduk pada hukum fisika , hukum kimia, atau hukum biologi yang kita percayai saat ini. Bit 0 dan 1 ini adalah tafsir dari AL-Ma’ dalam surat AL ANBIYA Ayat 30 dari sudut pandang TIK. Yang menyatakan bahwa Tuhan menciptakan alam semesta pada awalnya dari sebuah zat yang dalam bahasa Alquran di sebut Al Ma’, ada yang menafsirkan sebagai air (tetapi apakah H2O yang dimaksudkan), ada yang menafsirkan sebagai zat yang punya sifat positif negative. Jika tafsir kedua yang dipakai, maka itu sangat dekat dengan bilangan 0 dan 1. Jadi, dapat dibayangkan elemen dasar pembentuk gunung, pohon, binatang, dan manusia adalah sama yakni bit 0 dan 1. Namun struktur dan pola bit nya pasti tidaklah sama. Dalam Al Quran disebutkan bahwa kerumitan sistem manusia menyamai kerumitan seluruh alam semesta. Ketika jasad manusia telah di-binding dengan Ruh, Tuhan menyebutnya sebagai KHALQAN AKHOR yang artinya adalah makhluk yang mutakhir. Tuhan telah mempersiapkan infrastruktur yang cukup untuk res cogitans melaksanakan tugas sebagai pengelola alam semesta dan membangun budaya luhur di dalamnya. Kata “dibayangkan” dalam paragraph ini ingin
menegaskan bahwa pasti bit untuk alam semesta ini berbeda dengan bit yang secara fisik digunakan dalam sistem komputer.
Pernyataan Stephen Wolfram penemu celluler automata memperkuat pandangan tentang representasi alam mirip dengan bit 0 dan 1. Wolfram menyatakan bahwa alam adalah seperti komputer raksasa. Dalam pencariannya, Wolfram menemukan sebuah sistem celluler automata yang bisa membangkitkan fraktal garis seperti bentuk pantai di salah satu bagian Negara Inggris. Kulit kerang pun bisa dibangkitkan dari celluler automata satu dimensi. Maka apakah ada bentuk seluler automata yang menentukan kemunculan bentuk dari hidung dan mata kita? Di dalam sebuah celluler automata diperlukan parameter input , yang mana nilai input ini akan menentukan pola yang dimunculkan. Siapakah yang mengisi parameter input ini? Prerogatif Tuhankah ? atau Tuhan telah menyerahkannya pada sistem yang Dia buat? Apakah doa kita bisa merubah nilai paremeter tersebut ? Tuhan…….aku menemukanMu di duniaku Bagaimana dari sebuah benda yang engkau sebut Al Ma’ (alif, lam, mim, alif, hamzah) Bisa tercipta segala sesuatu , hitam putih atau berwarna , diam atau bergerak, bisu atau bersuara ibarat dari nol dan satu dengan operasi aljabar Boolean itu Pada setiap materi ada tandamu (1) Pada setiap gerakan ada tandamu(1) Kemanapun kami menghadap …. Ada DiriMu
Tingginya ilmu seseorang, dari bidang apa pun ia berpetualang, perjalanan itu seharusnya mengantarnya pada kesadaran bahwa we are nothing dibandingkan dengan kehebatan Tuhan pengelola jagad raya. Kesadaran tersebut seharusnya membuatnya lebih teguh dalam memegang agama, karena jika sebelumnya hanya sebagai warisan yang dogmatis bergeser menjadi kerelaan yang didasarkan pada pilihan yang dipahami dengan kesadaran penuh. Keteguhan dalam memegang agama seharusnya mengantarkan pada pemahaman bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya untuk manusia lain. Akhirnya pemahaman itu seharusnya membuatnya gigih dalam berkarya membangun peradaban luhur manusia. Mungkin itulah makna dari motto luhung elmuna, pengkuh agamana, jembar budayana