M e w a r t a k a n
I m a n
d a n
K a s i h
BERITA U.K.I A P R I L
2 0 1 6 / N O . 2 8 6
W W W . U K I . C A
April, Damai Sertamu Mencintai Hingga Terluka Orangtua Asuh Bagi Anak Indonesia GEREJA St. Anselm’s Church,1 MacNaughton Rd. (Bayview & Millwood) Toronto ON M4G 3H3 Ph: (416) 485-1792 Subway Stn: Davisville Redaksi: Angelina Hanapie Julian Wibowo Randy Danurahardja Christine Budihardjo Novianus Handy Penasehat: Rm. J. Juliwan M. SCJ Alamat Redaksi: c/o Priests of the Sacred Heart 58 High Park Blvd. Toronto ON M6R 1M8 Bersambung ke halaman 10, Email:
[email protected]
Pastor Pamong Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ, (647) 532.1318
[email protected] Deacon Deacon Val Danukarjanto, (416) 497.2274
[email protected]
DEWAN PENGURUS UMAT KATOLIK INDONESIA Koordinator Damianus Indyarta, (416) 284.4707
[email protected] Sekretaris Christianita Kuswoyo, (647) 774.3801
[email protected] Bendahara Evy Patuwo, (647) 323.3525
[email protected] WILAYAH TIMUR Ketua Wilayah Harty Tantono-Doyle, (647) 533.6246
[email protected] Seksi Liturgi Gabriella Eufrasia Laniewati, (647) 345.3896
[email protected] Seksi Bina Iman Natalia Yurita Saputra, (647) 293-5338
[email protected] Seksi Sosial Lusia Lie
[email protected], (416) 903.9718 Seksi Rumah Tangga Isabella Iman, (416) 838.6282
[email protected] Usher Janto Dinoto, (416) 402.7106
[email protected] WILAYAH BARAT Ketua Wilayah Michael Karta Lanson, (416) 917.3888
[email protected] Seksi Liturgi Stephanus Limpi, (416)827.2800
[email protected] Seksi Bina Iman Sri Ratna Sari Djunaedi, (647) 404.8901
[email protected] Seksi Sosial Christine Tanuwijaya, (647) 818.2608
[email protected] Seksi Rumah Tangga Rica Hendra, (905) 542.1480
[email protected] Usher Diana Lucas, (416) 824.4069
[email protected] BIDANG KHUSUS Mudika, Felicia Wirahardja
[email protected] PELAKSANA KHUSUS Ketua Lektor Lilian Tjokro, (905) 887.9546
[email protected] Ketua Sakristan/Pembagi Komuni Hendry Wijaya, (416) 450.6536
[email protected] Ketua Altar Server Budiman Widjaja, (416) 453.6561
[email protected]
APRIL
HALAMAN
2016/NO.286
3
April
Damai
Sertamu Oleh Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ
ema Paskah Perayaan Agung Paskah masih bergema sampai sekarang. Inilah pusat dan puncak iman kita sebagai pengikut Kristus. Bahkan seluruh hidup dan iman kita berdasarkan pada iman akan Kebangkitan Yesus Kristus. Kebangkitan Yesus ini berarti pula kemenanganNya atas kuasa maut dan dosa. Yesus Kritus membawa pembebasan bagi semua manusia yang dikuasai oleh dosa. Inilah Karya Penebusan Allah yang telah terlaksana di dalam diri Yesus Kristus. Oleh sebab itulah, kita semua bersukacita dengan seruan Alleluia, sebagai pujian syukur kepada Tuhan. Tentu saja Gema Paskah ini akan terus kita gemakan dan kita teruskan sampai akhir jaman, sampai pada kedatangan Kristus kembali. Sekarang inilah bagian kita semua untuk meneruskan dan menjaga Gema Paskah ini. Memang kita mengalami sekarang ini, yakni semakin banyak tantangan yang dihadapi. Ini jelas karena kuasa jahat tidak pernah berhenti untuk menarik kembali manusia ke dalam dosa dan maut. Manusia telah dibebaskan dari kuasa dosa dan maut dengan Kebangkitan Kristus. Namun demikian penguasa maut, si setan tetap ada karena dialah penguasa kematian kekal. Oleh sebab itulah perjuangan kita di dunia ini harus lebih bersungguh-sungguh lagi.
G
Berbagai realita dunia dan malapetaka yang terjadi dengan berbagai kekejamannya, menyadarkan kita semua akan kuasa jahat yang masih bekerja. Ingatlah setiap Malam Paskah, kita kembali diajak untuk menyangkal setan dan meneguhkan kembali iman kita. Menyangkal setan harus dibuat setiap saat dengan semua godaannya. Memang tidak selalu mudah, namun jangan pernah menyerah. Kehadiran Yesus Setelah kebangkitanNya, Yesus selalu menampakkan diri kepada para muridNya. Para rasul dan murid lainnya merasa takut akan dibunuh juga setelah Yesus mati. Selain itu mereka juga belum sungguh percaya akan berita bahwa Yesus telah bangkit. Memang bisa dimengerti situasi dan keadaan para rasul dan murid Yesus yang ditinggalkan Sang Guru. Selama ini mereka merasakan kekuatan dari Yesus sendiri, namun sekarang kekuatan itu sudah hancur. Tampaklah bahwa para rasul Yesus masih melihat sisi lahirian penampilan Yesus walaupun berbagai mujijat telah terjadi. Yesus hanya dilihat sebagai orang hebat dan belum sampai mengalami secara penuh bahwa Yesus adalah yang Ilahi dan berasal dari Allah. Oleh sebab itu peristiwa dan kabar kebangkitan Yesus malah membingungkan
sebagian besar dari mereka, namun tidak semua. Sejak kebangkitanNya, Yesus beberapa kali menampakkan diri kepada pra rasul dan muridNya. Penampakan Yesus ini menjadi tanda nyata kehadiranNya di tengah para pengikutNya. Ternyata Yesus tidak meninggalkan mereka dalam kesendirian dan ketakutan. Selama 40 hari, Yesus menyertai mereka dengan kehadiran dan peneguhanNya. Yesus membuka kembali hati dan pikiran mereka akan pengajaran yang pernah diberikanNya kepada mereka. Sekaligus Yesus ingin memeguhkan iman mereka yang sudah ditanamkan Yesus selama Ia tinggal dan hidup bersama mereka. Yesus sangat mengenal para rasulNya, maka Ia tahu yang harus diperbuatNya bagi mereka semua. Dalam setiap perjumpaan dalam penampakkanNya, Yesus sekali mengajar dan meyakinkan mereka bahwa Ia sungguh hidup dalam kemuliaanNya, hidup abadi dan mulia. Kehadiran Yesus di tengah para rasulNya sesudah kebangkitan ini menjadi saat khusus bagi Yesus untuk mempersiapkan para rasulNya. Yesus ingin mempercayakan tugas perutusan bagi keselamatan manusia ini kepada para rasulNya. Yesus sungguh mempercayai mereka semua dan mereka tidak perlu takut, karena mereka berjuang bersama Yesus. Memang benar, para rasul yang Bersambung ke halaman 4,
APRIL
2016/NO.286
dipersiapkan Yesus ini, semua menjadi pewarta ke seluruh dunia dengan setia, hingga mereka semua meninggal dan sebagian mati sebagai martir. Membuka mata hati untuk percaya Kehadiran Yesus di tengah para rasul tidak hanya dilihat dengan mata manusiawi, namun juga dengan mata iman. Dengan jelas Yesus berpesan kepada Thomas, bahwa berbahagialan orang yang percaya walau tidak melihat diriNya. Setelah masa pendampingan Yesus selama 40 hari dengan penampakkanNya, Yesus tidak akan mereka lihat lagi dengan mata manusiawi. Oleh sebab itulah sejak awal pengajaranNya, Yesus sangat menekankan agar mereka percaya dan beriman. Yesus tahu persis bahwa inilah bagian penting dan sekaligus tidak mudah bagi banyak orang. Dalam peneguhanNya ini, Yesus sekali lagi ingin ketegasan mereka dalam beriman dan percaya. Kepercayaan dan iman memang tidaklah mudah jika kita hanya terus memikirkannya dengan pikiran kita.
Yesus menghendaki agar kita semua, seperti para rasul, membuka hati kita dan mengalami kehadiran Tuhan secara nyata. Keterbukaan hati inilah yang membuat setiap orang menjadi berani dan siap melangkah maju. Tantangan dan kesukitan yang akan dihadapi di kemudian hari membuat mereka semua tidak takut. Begitu pula dengan kita yang percaya dan mengandalkan kekuatan Tuhan, kita tidak takut dalam melangkah. Inilah yang diharapkam Yesus dalam meneruskan karya PenyelamatanNya. Inilah saatnya kita membuka hati lebih lebar bagi
HALAMAN
panggilan Tuhan untuk menjadi pengikutNya yang setia. Kitalah utusan Yesus di jaman modern ini, kitalah nabi cinta kasih di tengah dunia yang kekurangan kasih ini. Saatnyalah sekarang kita harus menggunakan seluruh pribadi kita dengan seimbang bagi kemuliaan Tuhan dan keselamatan semua manusia. Maka gunakanlah ‘head’ – ‘hand’ – ‘heart’ secara seimbang dan bersma-sama. ‘Head’ untuk berpikir, ‘hand’ untuk bertindak dan bekerja serta ‘heart’ untuk merenungkan dan beriman. Damai sebagai buah iman Setiap Yesus menampakkan diriNya kepada para rasulNya, ia menyampaikan Salam Damai. Dengan mengatakan ‘damai’, Yesus sedang memberikan diriNya kepada mereka, Ia sendiri adalah damai itu. Ketika kita menerima kedatangan dan kehadiran Tuhan Yesus, maka kita mengalami kedamaian dan tenang. Kepercayaan dan iman berkatian sangat erat dengan kedamaian di dalam kehidupan pribadi dan bsersama kita. Maka jika kita mau merenungkan keadaan dunai kita sekarang ini yang dicemari oleh banyaknya pertikaian, permusukan dan penghancuran, apa yang terjadi? Di mana damai itu berada? Jika kita bertanya, di mana damai itu berada, kita juga harus bertanya, di mana iman kita sekarang berada? Ingatlah sabda Yesus yang mengatakan bahwa jika Anak Manusia datang kembali, apakah Ia akan menemukan iman di bumi! Sebuah pesan sekaligus peringatan yang sangat jelas bagi kita semua. Jika tidak ada iman, maka tidak terjadi pula keselamatan dan yang ada adalah kehancuran. Inilah waktunya kita membuka mata hati kita lebih lebar
4
untuk mengalami kehadiran Tuhan Yesus yang bangkit mulia. Jangan pernah lupa bahwa peristiwa hidup, kematian dan kebangkitan Yesus, itu semua terjadi bagi keselamatan kita manusia. Tuhan telah melakukan yang terbesar bagi keselamatan kita. Sekarang kita diminta untuk menegaskan kembali iman kepercayan kita kepada Tuhan Yesus agar semakin kuat dan berani melangkah maju di tengah dunia ini dengan sukacita. Semua tantangan yang sedang dan akan ada, dihadapi dengan ketenangan seluruh diri. Dengan iman, kita menjadi tenang dan damai karena kita percaya bahwa Tuhan Yesus ada bersama kita semua. Marilah kita selalu membuka hati kita bagi kehadiran Tuhan yang selalu menyertai kita. Marilah kita sambut ‘damai’ yang Tuhan bawa kepada kita semua, yakni diriNya sendiri. Tuhan yang kita sambut akan tinggal di dalam diri kita masingmasing, maka damai itu akan menjadi bagian pula di dalam diri kita. Tuhan yang hadir menjadi kekuatan iman bagi kita dan membuat kita selalu melangkah dengan berani menghadapi berbagai relita dunia sekarang ini. Benarlah bahwa iman menyelamatkan dan membawa sukacita serta ketenangan bagi kita.□
APRIL
HALAMAN
2016/NO.286
5
Rapat Pleno 2016
ada hari Sabtu 9 April 2016, Romo Juliwan, Dewan Inti, beserta segenap jajaran pengurus UKI periode 20162019 yang baru dilantik satu bulan sebelumnya, mengadakan Rapat Pleno di Wisma Mega Indah, Mississauga. Rapat Pleno ini juga dihadiri oleh pengurus sebelumnya, ketua-ketua kelompok dan kegiatan kategorial, dan para senior UKI. Rapat ini merupakan rapat pertama bagi pengurus baru, sehingga isinya adalah perkenalan, membahas tugastugas per-seksi, serah terima tugas dari pengurus lama ke pengurus baru, serta membicarakan dan mencari jalan keluar akan permasalahanpermasalahan yang ada pada umumnya. Hal yang selalu muncul adalah mengenai masalah sampah setelah misa UKI di St.Anselm. Pengurus selalu berusaha untuk mengakomodir perihal sampah ini dan mengharapkan partisipasi aktif seluruh umat untuk turut serta menjaga kebersihan. Yang tak kalah pentingnya, adalah mengenai database warga UKI. Pengurus menghimbau agar umat senantiasa memberikan data terkini apabila berpindah alamat atau ada perubahan-perubahan lainnya. Hal ini
P
demi kelancaran pelayanan pengurus UKI, terutama berkenaan dengan pajak setiap tahunnya. Update data dan alamat dapat dikirim kepada sekretaris. Pertemuan ini diakhiri dengan
pembahasan kegiatan-kegiatan UKI untuk satu tahun mendatang. Proficiat dan selamat bekerja bagi pengurus baru UKI. Tuhan senantiasa memberkati langkah dan pelayanan anda semua.□ [Christianita Koeswoyo]
engantar Perayaan Paskah sudah diambang pintu, maka saatnya untuk mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin. Perayaan Paskah merupakan puncak dan pusat iman kita, karena dalam peristiwa itulah karya Keselamatan Allah bagi kita menjadi nyata. Selama Pekan Suci dan Trihari Suci, kita merenungkan misteri Penebusan kita yang dilakukan oleh Yesus karena KasihNya. Cinta dan Kasih Allah sungguh nyata di dalam diri kita sampai saat ini. Kita sering mendengarkan dan mengucapkan kata ‘cinta’, namun hanyalah sebatas kata tanpa makna yang sebenarnya terkandung di dalam kata cinta itu sendiri. Mencintai hingga terluka ingin membawa kita pada pengalaman akan Cinta yang mendalam sampai pada pemberian diri total. Tentu saja kenyataan itu hadir di dalam diri Yesus Kristus. Tema ini mengandung 3 dimensi, yakni love – readiness – sacrifice, semuanya membentuk satu saja, yakni Cinta dan Persembahan diri.
P
yakni supaya kita saling mengasihi seperti Ia yang telah mengasihi kita semua. Kasih dilambangkan pula dengan hati atau jantung. Ini menunjukkan keseluruhan pribadi manusia dengan totalitasnya. Dari hati ini mengalir kehidupan bagi kita dan sesama kita. Dengan cinta atau kasih,
sinilah terletak kesamaan semua manusia. Bahkan Yesus pun menjadi manusia dan sungguh manusia. Dari kasih inilah lahir belaskasih yang menjadi nyata di dalam tindakan. Dalam hidupNya, Yesus selalu tergerak hatiNya oleh belaskasih, maka Ia bertindak menunjukkan kasihNya kepada semua yang membutuhkan. Kasih menghantar kita kepada tindakan kasih dalam terang kasih itu, kita berbagi kasih dan berbelaskasih.
Mencintai
hingga
Terluka
Love = Cinta Kasih Santo Paulus menuliskan dalam suratnya bahwa ada 3 hal utama, yakni iman, pengharapan dan kasih. Namun demikian yang paling besar adalah kasih (1 Kor 13:13). Kasih menjadi yang terbesar karena Allah adalah Kasih dan Kasih itu memberi hidup kepada manusia. Kasih merupakan dasar bagi kehidupan manusia. Berbagai permasalahan muncul di dalam kehidupan kita, selalu berkaitan dengan kasih. Oleh karena itulah Yesus memberikan perintah baru,
Readiness = Kesiapsediaan “Sungguh Aku datang untuk melakukan kehendakMu” (Ibr. 10:9). Inilah sikap dasar Yesus, sikap kesiapsediaanNya. Tujuan Yesus hanya satu, yakni melakukan kehendak BapaNya bagi keselamatan manusia. Untuk keselamatan itulah, Yesus datang melakukan kehendak Bapa agar dapat terwujud. Kasih Yesus itulah yang menghantar Dia mempunyai sikap sedia, ready. Kasih telah mendorongNya kepada hidup dan bagi keselamatan manusia yang terancam. Kesiapan ini berarti membawa seluruh diri, totalitas dengan seluruh kepribadian. Yesus dalam menghidupi kesiapsediaanNya ini mengalami berbagai godaan dan tantangan, namun Yesus tetap melangkah. Kesiapsediaan membutuhkan kesetiaan terhadap kesediaan yang telah diberikan secara bebas. Inilah bentuk keterbukaan hati yang nyata, siap untuk memberikan
Oleh Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ
kita membuka hati bagi sesama. Yesus mengundang untuk datang kepadaNya, Ia akan memberikan kesegaran. Yesus memberikan diriNya sebagai air kehidupan, yang menyegarkan dan menghidupkan. Begitu pula semakin nyatalah bahwa Kasih itu memberi dan menerima karena hatiNya selalu terbuka. Yesus menekankan Perintah Kasih ini, yang di bagian keduanya mengatakan, kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Di
diri kepada yang lain. Begitu pula dengan Bunda Maria, ia pun menghidupi sikap siap sedia dengan total. Maria tidak banyak mengerti yang diatakan oleh Gabriel kepadanya. Namun yang dimengertinya adalah, Allah sedang berkarya dan ia diminta untuk mengambil bagian di dalamnya. Maka Maria menjawab Gabriel, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1:38). Perkataan dan jawaban Maria ini menunjukkan bagaimana kepribadiannya dan kesanggupannya walaupun ia tidak tahu semua yang akan terjadi padanya. Kesiapsediaan menyadarkan kita akan sebuah keyakinan bahwa kita mengandalkan akan kasih Tuhan yang menyertai dan menguatkan kita. Inilah yang perlu selalu kita sadari karena sikap siap sedia ini akan menghadapi berbagai tantangan
bahwa mengasihi dan juga berarti siap sedia mewujudkan kasih itu dalam tindakan.
dalam perjalanannya. Maka diperlukan untuk selalu kembali kepada dasarnya, yakni kasih dan mengandalkan kekuatan Tuhan. Dalam sikap ini sungguh tampak disposisi batin kita berhadapan dengan rencana dan panggilan Tuhan. Jika kita sungguh mencintai Tuhan, maka kehendakNyalah yang pertama akan kita lakukan. Kita siap menempatkan Tuhan di tempat pertama. Yesus bertanya kepada Petrus, apakah Petrus mencintai Yesus. Setelah menjawab ya dan benar, Yesus menyerahkan tugas penggembalaan dombaNya. Maka jawaban ya sekaligus bermakna
darah dan air. Peristiwa ini menunjukkan totalitas cinta Yesus sampai habis. Darah dan air menjadi tanda nyata penyerahan kehidupanNya kepada kita semua. Darah adalah hidup yang mengalir dari hatiNya, jantungNya, yakni dari seluruh pribadiNya. Dengan demikian manusia mendapat aliran kehidupan dari Yesus yang wafat. Begitupun air yang mengalir menjadi penyucian bagi semua manusia yang berdosa sehingga dibersihkan. Inilah yang dikatakan sebagai Cinta dan Pengorbanan. Cinta yang menjadi kekuatan dasar dan merupakan hidup itu sendiri sekarang
Sacrifice = Pengorbanan Dalam peristiwa Salib, Yesus menyelsaikan seluruh perjuanganNya di dunia ini. Di Salib itulah Yesus berkata, “Ya Bapa, ke dalam tanganMu, Kuserahkan nyawaku” (Luk 23:46). Sabda Yesus ini merupakan bentuk penyerahan diriNya secara total kepada BapaNya. Inilah pengorbanan hidupNya hingga tuntas. Kematian Yesus menjadi tanda nyata cintaNya kepada Bapa dan manusia. Semuanya ini mengingatkan kembali ajaranNya, yang mengatakan bahwa seorang sahabat adalah ia yang siap menyerahkan hidupnya bagi sesamanya. Ketika Yesus telah wafat, serdadu masih menikam lambungNya dengan tombak sehingga keluarlah
sungguh diberikan kepada Tuhan dan sesama. Cinta yang sejati menghantar juga pada sebuah pemberian diri secara utuh dalam pengorbanan. Maka pengorbanan itu sendiri menjadi bagian Cinta dan itu tidak terpisahkan, oleh sebab itu tidak ada cinta tanpa pengorbanan dan persembahan diri. Dalam cinta selalu terkandung dimensi pemberian diri dan pengorbanan. Sacrifice atau pengorbanan mempunyai unsur kesucian (sacer). Kesucian ini tampak dari pengobanan yang terjadi karena cinta, yang berasal dari Tuhan sendiri. Oleh
sebab itu pengorbanan ini sungguh mulia dan mendatangkan kebahagiaan dan kehdidupan. Dalam hal ini baiklah kita ingat akan Sabda Bahagia yang diucapkan Yesus dalam kotbahnya di bukit (Mat 5:112). Semua kebahagiaan itu dicapai melalui pengorbanan dengan dasar kasih. Jelaslah bahwa ‘mencintai hingga terluka’ itu sangat jelas. Kehidupan Yesus yang secara khusus kita renungkan dalam Pekan Suci ini menunjukkan itu. Yesus mencintai kita sampai terluka bahkan sampai memberikan nyawaNya. Maka pemberian diri Yesus ini sungguh Bersambung ke halaman 10,
APRIL
HALAMAN
2016/NO.286
8
Pesta Perak Imamat, MoTe
oTe……!!! Selamat Pesta Perak Imamat 1991 - 2016….. “MoTe” adalah panggilan kesayangan bagi Romo V. Teja Anthara, SCJ… nama yang tak asing buat telinga para senior UKI karena MoTe pernah menjadi pamong UKI periode 1995 – 1998, masa kepengurusan Koordinator Tante Meta Tan. Untuk masa sabbatical beliau di tahun 2009-2010 (saat itu MoTe sedang berkarya dan pelayanan di India) dipilihnya satu tahun kembali bersama UKI Toronto, melepas kangen dengan para oma, opa, om dan tante, sambil membantu Romo Pamong saat itu, Romo Aegi, mengisi acara renungan di kelompok the Golden, misa UKI, jadi juri lomba masak di Piknik Family Day UKI, dan lain-lain sampai membantu SCJ Toronto pindahan sementara dari High Park ke Loretto Abbey. Pada tanggal 12 April 2016 MoTe merayakan ulangtahun Imamat yang ke-25, bersama Romo L. Indra
M
Pamungkas, SCJ dan Romo Agus Setya Adji, SCJ di desa Sritejokencono, Kecamatan Kotagajah, Lampung Tengah. Fotofotonya seperti berikut ini (jangan kaget, MoTe terlihat lebih ganteng karena lebih kurus daripada saat datang ke Toronto di 2009).
penghiburan yang berlimpah bagimu di setiap hari yang engkau jalani. Amin. Selamat Pesta Perak Imamat, MoTe. Berkah Dalem…..
MoTe, kami warga UKI Toronto turut bersukacita atas Pesta Perak Imamatmu. Meski jauh dari pandangan mata kami, namun hati kami tetap bersatu dengan hatimu, MoTe…. Tuhan telah mengutusmu ke Toronto untuk menjadi salah satu gembala keluarga besar UKI, maka Tuhan pula yang akan selalu memimpin semua karya dan pelayananmu bagi DIA dan sesama dimanapun engkau diutus. Kami akan selalu berdoa agar Tuhan memberikan kesehatan yang baik, rahmat kekuatan dalam pelayanan, dan
“Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataan-Mu” (Lukas 1: 38) “Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: “Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Maka sahutku: “Inilah aku, utuslah aku!” (Yesaya 6: 8)□
Teriring salam hangat dan doa dari seluruh warga UKI – Toronto.
[Christine Budihardjo]
APRIL
HALAMAN
2016/NO.286
9
Orangtua Asuh Bagi Anak Indonesia EL EAST UKI Sel East UKI dibentuk pada tanggal 8 Desember 2000 sebagai tempat berkumpul para warga UKI wilayah East untuk belajar dan mendalami Firman Tuhan dan ajaran Gereja. Sesuai dengan namanya, Sel semestinya memang merupakan kelompok kecil namun dalam perjalanannya selama 15 tahun lebih, Sel East pernah beranggotakan 20-30 orang. Setelah kelompokkelompok Pendalaman Iman mulai dikembangkan sejak 2006, jumlah keanggotaan Sel East mulai menyusut. Bukan berarti semangat warga East menurun, melainkan para anggota bergabung dan mengembangkan kelompok Pendalaman Iman yang baru di UKI, ataupun di paroki lokal. Demikianlah Sel East tetap bertahan sebagai tempat persinggahan sementara ataupun tetap para warga East UKI yang ingin bertumbuh-kembang dalam ke-iman-an katolik.
S
PROGRAM SOSIAL: ANAK ASUH Bermula dari permintaan Sr. Winancy CP (Passionist) di bulan Juni 2012 yang menyampaikan kepada Pengurus UKI adanya kebutuhan untuk membiayai sekolah 2 orang anak di Indonesia. Orangtua mereka kurang mampu secara ekonomi
Choir Tarcisius
namun anak-anak tersebut berkeinginan untuk melanjutkan sekolah sampai selesai. Anak-anak ini adalah:
1. F.X.Parmono, mulai masuk STM Sanjaya di Muntilan di Magelang, Jawa Tengah Yuli Yunika, akan masuk kelas III SMPK Soegiyopranoto, Sanggau Kapuas Kalimantan Barat. Permohonan ini ditanggapi oleh kelompok Sel East, melalui Wies Danukarjanto yang kemudian menjadi penghubung antara kelompok Sel East dan kedua anak asuh yang diurusi dan diwakili oleh Sr. Kristina Nong CP (Provincial Suster CP – Indonesia, 2012) di Kalimantan. Pengiriman dana untuk biaya sekolah dilakukan setiap 3 bulan sekali dari Toronto ke Kalimantan. Setiap kenaikan kelas kedua anak akan mengirimkan raport mereka ke Toronto via mesin fax. Mereka berdua cukup cerdas dan rajin. Di tahun 2015 Parmono berhasil menyelesaikan sekolahnya, dan sudah bekerja. Sedangkan Yuli saat ini duduk di kelas 3 SMA, sebentar lagi akan selesai. Dana yang dikirimkan oleh Sel East
berasal dari usaha kelompok menjual makanan di Bazaar UKI, hadiah sebagai Juara Bible Quiz/Drama UKI, dan sumbangan dari hasil penjualan makanan kecil/kering yang dikelola oleh Irawan dan Clara. Awalnya dana ini akan digunakan untuk aksi sosial Sel East, seperti membantu St. Francis of Table, Toronto. Adanya usulan menjadi orangtua asuh bagi anak-anak di Indonesia dirasakan lebih mengena. Selain menerapkan Firman-Nya dalam kehidupan praktis, para anggota Sel East juga masih mengingat “keluarga” di tanah air. Bila dihitung secara materi, jumlah dana yang disumbangkan memang tidak besar….namun dari yang “kecil” ini Sel East ingin belajar bahwa kasih yang besar bukan karena ukuran, melainkan karena kita berikan kepada sesama (Intense love does not measure, it just gives. Mother Teresa)
Band Nusantara
APRIL
2016/NO.286
Sambungan dari halaman 7,
HALAMAN
10
besar dan tidak terbayangkan. Semuanya itu hanya mungkin terjadi karena Cinta dan Kesiapsediaan Yesus dalam melakukan kehendak BapaNya bagi manusia. Semuanya itu berkonsekuensi pada PengorbanNya di salib.
“Love and Mercy is the name of God! What is your name?”. Silakan Anda menuliskan, nama apa yang akan Anda berikan bagi diri Anda? Tuliskanlah apa yang akan lakukan sebagai wujud kasih dan belaskasih Anda kepada Tuhan dan sesama selama Pekan Suci ini dan
Refleksi kita Tentu saja kita tidak hanya merenungkan dan menyadari begitu luar biasanya kasih Tuhan untuk kita yang disertai pengorbanNya. Sekarang waktunya bagi kita untuk juga melihat ke dalam diri kita masing-masing. Inilah saat yang sungguh baik dalam membuka Pekan Suci dan merayakan Paskah.
dalam ‘Year of Mercy’ ini. Selamat mewujudkan Kasih dan Persembahan Diri Anda dalam merayakan Paskah dan Year of Mercy.□ Berkat Tuhan ... Rm. Juliwan SCJ 2 Tim 4: 7 "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman" Umat Katolik Indonesia di Toronto dan sekitarnya, menyatakan TURUT BERDUKA CITA atas berpulangnya:
Bp. Kodianto Soekor (84 thn)
7 April 2016, 11.30pm di Mississauga, Ontario Suami dari Susan Kieriwang Ng Ayah / Ayah mertua dari: Henry Soekor / Rina Dewi Lauren Dani / Sudjoko Dani Eddy Soekor / Akun Tjia Opa dari: Hannah Soekor, Albert Dani, Veronika Dani, Danica Soekor dan Jeanette Soekor
Ibu Josephine Untari (76 thn)
8 April 2016, 03.05am di Jakarta, Indonesia Istri dari Petrus Samuel Aries Asikin Ibu / Ibu mertua dari: Astrid Meity Asikin / Arnold M. Meta Asikin / Koes Ali Andreas Asikin / Fransisca Dewy Olga Asikin / Nc. Budi Indraatmadja Martin Asikin / Era Darmawan Erick Asikin ( ) Regina Asikin / Freddy Winarto Oma dari: Yvonne Octaviani M.(
), Ricky Jonas M.( ), Gabriela Vonny M., Angela Vonny M., Hazel Ali, Steven Ali, Michael Asikin, Moses Asikin, Karen Indraatmadja, Dionysius Indraatmadja, Kenneth Asikin, Brandon Asikin, Rendy Winarto, Natanael Winarto.
Ibu Lily Nurhayati (51 thn)
12 April 2016 di Jakarta, Indonesia Adik / adik ipar dari: Rudy Setiadi Budihartono / Maya Adisuria Tante dari: Natasha, Helena, dan Monika
Semoga Tuhan Yang Maha Rahim memberi keselamatan kekal dan tempat peristirahatan yang indah di surga, dan bagi keluarga yang ditinggalkan diberikan rahmat kekuatan, ketabahan serta penghiburan dari-Nya.
HALAMAN
11