M e w a r t a k a n
I m a n
d a n
K a s i h
BERITA U.K.I
H T T P : / / W W W . U K I . C A
KEGIATAN DI BULAN
M A R E T
2 0 1 0 / N O . 2 1 5
Masa Puasa dan Pantang: Keadilan
DEPAN •
MISA PASKA, 4 April 2010
•
MISA MINGGU II, 11 April 2010 (Pelantikan Ketua Wilayah & Bendahara)
•
MISA MINGGU IV, 25 April 2010
GEREJA St. Anselm’s Church 1 MacNaughton Rd. (Bayview & Millwood)
Toronto ON M4G 3H3 Ph: (416) 485-1792 Subway Stn: Davisville Redaksi: Angelina Hanapie
[email protected]
Yusup
[email protected]
Julian Wibowo
[email protected]
Penasehat: Rm. Aegi SCJ Alamat Redaksi: c/o Priests of the Sacred Heart 58 High Park Blvd. Toronto ON M6R 1M8
M
ulai 17 February yang lalu sampai dengan 4 April 2010, Gereja Katolik mengadakan Puasa dan Pantang. Sasaran yang hendak dicapai melalui Puasa dan Pantang ini adalah suatu pertobatan dan pembaharuan hidup sebagai seorang murid Yesus. Hidup baru telah diberikan oleh Allah melalui peristiwa kebangkitan Yesus dari kubur. Oleh karena itu, Paska menjadi hari yang tepat untuk mewujudkan sasaran dari Puasa dan Pantang yang kita lakukan selama 40 hari ini. Ada banyak hal yang pantas kita refleksikan dan olah selama kita mengadakan Puasa dan Pantang. Salah satunya adalah sebagaimana ditegaskan Paus Benedictus XVI, dalam surat Gembala Pra-Paska 2010, yang mengajak semua orang Katolik untuk merenungkan tentang Keadilan, dengan
bertitik-tolak pada penegasan St. Paulus ini: ”Kebenaran Allah telah dinyatakan karena iman dalam Yesus Kristus”(Roma 3:21-22). Mengapa tema keadilan dipilih oleh Paus sebagai salah satu pertobatan dan pembaharuan hidup yang hendak dicapai melalui Puasa dan Pantang ini? Saya pribadi, setuju dengan tema Keadilan menjadi pusat permenungan selama masa Pra-Paska ini. Sadar atau tidak kita sebenarnya adalah pelakupelaku ketidak-adilan dalam hidup ini. Egoisme yang mengakar dalam diri kita telah menyebabkan kita selalu menuntut apa yang menjadi hak kita kepada orang lain, sehingga melihat orang lain lebih sebagai pihak yang merugikan,menghalangi, menghambat, dan mempersulit usaha kita untuk memenuhi apa saja yang menjadi kebutuhan, kebahagiaan, dan kesenangan yang kita kejar dalam hidup ini. Pola pikir dan cara hidup yang demikian pada akhirnya menciptakan sebuah ketidakadilan dalam diri orang lain. Tanpa kita sadari, kita menciptakan suatu kondisi yang menyebabkan orang lain pada pihak yang dirugikan karena selalu harus
memberikan apa saja yang kita butuhkan. Ulpianus, seorang ahli hukum Roma pada abad ketiga, merumuskan keadilan sebagai: “memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi hak nya.” Definisi ini menimbulkan sedikit persoalan yaitu: hak apa yang harus diberikan kepada orang lain dan siapa yang bisa memberikannya? Kebutuhan pokok yang diidam-idamkan semua orang adalah hidup yang bahagia, damai, dan kudus. Berdasarkan hal ini, Paus dalam surat gembalanya menegaskan kepada kita bahwa hanya Allah sajalah yang menjadi pelaku keadilan, yaitu dengan memberikan Putera-Nya sendiri untuk menderita sengsara dan wafat di kayu salib sebagai tebusan dosa-dosa manusia. Hanya dengan cara inilah dosa, yang selalu menjadi penghambat manusia untuk memperoleh sukacita, kedamaian, kebahagiaan, dan kekudusan, dapat dikalahkan oleh penyerahan diri Yesus yang total di puncak Kalvari. Dalam konteks inilah kita harus bersyukur betapa Allah sungguh mencintai kita dan telah memberikan apa yang menjadi hak atau kebutuhan pokok yang sungguh kita semua butuhkan. Kesadaran akan cinta Allah ini semesti nya mendorong kita untuk Bersambung ke hal 3
1
Pastor Pamong
: Rm. Aegidius Warsito SCJ (416) 879 5944
[email protected]
Deacon
: Deacon Val Danukarjanto
[email protected]
(416) 497 2274
DEWAN PENGURUS UMAT KATOLIK INDONESIA PERIODE 2007 - 2010 Koordinator
: Rudy S. Budi Hartono
[email protected]
Sekretaris
: Angelina Hanapie (905) 814-5644
[email protected]
Bendahara
: Lanny Hidajat
[email protected]
(905) 819-8697
Ketua Wilayah
: Christine Budihardjo
[email protected]
(647) 895-7089
Seksi Liturgi
: Catherine Hartono
[email protected]
(416) 756-9555
Seksi Bina Iman
: Hendry Wijaya (905) 887-9546
[email protected]
Seksi Sosial
: Janto Solichin
[email protected]
(905) 948-9251
Seksi Rumah Tangga
: Marina Sardjono
[email protected]
(416) 284-4707
Ketua Wilayah
: Albert Tee
[email protected]
(905) 824-1168
Seksi Liturgi
: Lenny Adisuria
[email protected]
(905) 821-3385
Seksi Bina Iman
: Christine Tanuwijaya
[email protected]
(905) 819-9077
Seksi Sosial
: Angela Tedjo
[email protected]
(905) 816-0765
Seksi Rumah Tangga
: Sari Djunaedi
[email protected]
(647) 722-2272
Seksi Kesenian
: Bambang Micha Djaja
[email protected]
(416) 733-7989
Mudika
: Anthony Renditya
(905) 948-9251
Total penerimaan Kolekte Iklan
$ 7,320.99 $ 7,152.99 $ 168.00
(905) 814 8475
Wilayah Timur
Wilayah Barat
Pengeluaran Rent St Anselm's Church Biaya Rumah Tangga SCJ / Romo/ Stipendium Seksi Skretariat Perayaan Misa Agung 30 TH UKI (Stipendium, Dekorasi, Snack
$
600.00
$
907,89
$
282.49
$ 3,684.30
Total pengeluaran
$ 5,474.68
SURPLUS
$ 1,846.31
UMAT KATOLIK INDONESIA: Terbuka bagi siapa saja, Pendatang Baru / New Immigrant, Students, Pemegang Work Permit, dll yang memerlukan bantuan untuk memfile Income Tax, UKI akan memberikan pelayanan:
“Professional and Confidential Income Tax Preparation” tanpa dipungut biaya, Di Gereja St. Anselm sesudah misa pada tanggal:
28 Maret 2010
Bidang Khusus
[email protected]
Pelaksana Khusus Altar Server
: Rudy Oentoro (416) 524-7839
[email protected]
Usher
: Samsudin Tjokro
[email protected]
(905) 770-3878
Persekutuan Doa West
: Siu Yang Tjio
[email protected]
(905) 858- 4658
Persekutuan Doa East
: Pauline Susanto
(647) 669-7524
S el KTM
: Veronica Foe
[email protected]
[email protected]
Laporan Keuangan Bulan Februari 2010
(905) 763-1522
Untuk persiapan dan keterangan lebih lanjut harap menghubungi Damianus Indyarta (416) 284-4707
[email protected] ͑
nday u S m l a P
PLEASE NOTE! March 28, 2010 Mass begins at 2:00 PM Start from the Church Hall in the Basement. 2
PEMILIHAN UMUM U.K.I Masa
Taufik Abadi Ketua Wilayah East
Iwan Hidajat Ketua Wilayah West
Lilian Tjokro Bendahara
jabatan pengabdian Ketua Wilayah Barat dibawah pimpinan Albert Tee dan Ketua Wilayah Timur dibawah pimpinan Christine Budihardjo serta Bendahara UKI, Lanny Hidajat segera berakhir. Pamong UKI, Rm. Aegi dalam pertemuan-pertemuan kelompok selalu menghimbau umat untuk mulai memikirkan bersama. Setelah proses penyadaran ini cukup, lalu dia meminta supaya mereka mulai mengusulkan namanama yang bisa dicalonkan sebagai ketua dan bendara itu. Proses ini berjalan begitu indah dan lancar. Setelah nama terpilih, lalu diadakan pendekatan dan peneguhan, lalu diusulkan sebagai ‘calon’ yang layak untuk di pilih. Tanggal 28 Februari 2010 adalah hari pelaksanaan pemilihan. Bertempat di Gereja St. Anselm setelah perayaan Ekaristi para calonc a l o n i n i diperkenalkan. Dibawah panduan Kelompok Bible Study Ferry yang ditunjuk sebagai panita Pemilu dan dipimpin oleh Herman Katopo, calon dipanggil
untuk tampil memperkenal diri dan menyampaikan ‘motto’nya. Calon dari wilayah barat yang tampil sebagai calon ketua wilayah adalah Raymond Wirahardja, Iwan Hidayat dan Freddy Sutjiawan. Sedangkan calon dari wilayah timur adalah Damianus Indyarta dan Taufik Abadi. Untuk calon bendara UKI yang dicalonkan adalah Evy Patuwo dan Lilian Tjokro. Rm. Teja dalam kotbahnya hari itu, mengajak umat untuk mendengarkan dengan baik panggilan Tuhan untuk pelayanan ini. Dan sekaligus untuk mencoba menjawab panggilan itu sebagai bentuk pengabdian. Pilihlah calon yang sungguh mau menjadi pelayan demi kemuliaanNya dalam Gereja UKI ini. Pemilihan menjadi hidup dan menarik ketika para calon tampil dimimbar dan menyampaikan motivasi pelayanan mereka. Motto pelayanan dari para calon ketua wilayah dimulai dari Raymond Wirahardja adalah Bekerja untuk Tuhan, terjadilah apa yang Tuhan kehendaki. Iwan Hidajat mengatakan: Mengembangkan kegiatan Rohani, Sosial, dan Olah Raga bagi semua anggota UKI. Freddy Sutjiawan juga mempunyai motto yang kuat yaitu Bekerja sama dengan semua umat. Taufik Abadi mempunyai motto yang sederhana namun sangat powerful yaitu Together we are better. Damianus Indyarta mengatakan Meningkatkan Kekompakan. Para calon bendaharapun mempunyai motto masing-masing dalam melandaskan cara kerja mereka. Evy Patuwo mengatakan Mari bersama-sama bekerja di ladang Tuhan untuk membesarkan UKI, dan Lilian Tjokro mengatakan Ora Et Labora. Akhirnya setelah selesai ‘sharing’ kesediaan atas panggilan pelayanan ini, umat diminta untuk memilih calon berdasarkan wilayah, dan semua untuk calon bendahara UKI. Setelah diadakan penghitungan suara akhirnya terpilih ketua wilayah dan bendara UKI sebagai berikut. Dari tiga calon ketua wilayah barat terpilih Sdr. Iwan Hidayat sebagai ketua, sedangkan untuk wilayah timur adalah Taufik Abadi. Sedangkan untuk bendara UKI dipercayakan kepada Lilian Tjokro. Mereka akan mengabdi untuk pelayanan UKI untuk periode 2010 sampai 2013. Selamat dan terima kasih kepada para ketua dan bendahara UKI terpilih. Semoga pengabdianmu menjadi berkat bagi banyak orang untuk melihat kebaikan dan kasihNya. Selamat berkarya dan mengabdi. Tuhan memberkati. [MoTe] Sambungan dari halaman 1 (Keadilan) menjadi orang-orang yang rendah hati dan percaya kepada-Nya bahwa tanpa Dia kita tidak akan memperoleh apa yang kita butuhkan. Ungkapan kerendahan hati dan kepercayaan kita itu diwujudkan dalam sikap siap sedia untuk berbagi kasih kepada orang lain sebagaimana dikatakan Paulus kepada jemaatnya di Galatia (5:1-15). Itulah keadilan yang hendak dikembangkan melalui masa Pra-Paska ini. Suatu tindakan yang dilakukan dengan kesadaran bahwa kita telah menerima apa yang paling kita butuhkan dari Tuhan, dan sekarang tibalah saatnya bagi kita untuk memberikan dan membagikan apa yang kita punya kepada orang lain. Semoga masa Pra-Paska ini dapat kita isi dengan sebaik mungkin sehingga kita bisa berkembang dalam hal keadilan dan juga dalam penghayatan dan pengamalan hidup beriman akan Yesus. Selamat menjalani masa pantang dan puasa. Salam dan berkatku, Rm Aegi SCJ 3
Salam Umat Katolik di Kanada dan di Indonesia, A
fter the 30th anniversary celebration of the Eucharist, I went downstairs for the cutting of the cake. I had an opportunity of speaking with Archbishop Thomas Colin. I told him that we were celebrating not only 30 years for the founding of the Indonesian community within the Toronto Archdiocese but also the 100th anniversary for the arrival of the SCJs in Canada from France. On July 4, 1910, Fathers Edmund Gaborit, Joseph Steinmetz, Gaston Carpentier and Brother Gabriel Legrigny sailed for Canada. Fathers Gaborit and Carpentier proceeded to Wainwright, Alberta within the Diocese of St. Albert and they arrived on July 26, 1910. During the months of August and of September 1910, Venerable Leo John Dehon, the Founder for the Priests of the Sacred Heart of Jesus visited the United States of America and Canada. From September 6-11, 1910, he attended the Eucharistic Congress in Montreal. Afterwards, he travelled by train for a pastoral visit with the SCJs in Alberta. Venerable Leo John Dehon knew Bishop Legal, the Bishop of St. Albert whom he met at the Eucharistic Congress. Bishop Legal had invited the Congregation to his diocese and had given to the first two SCJs Wainwright, a rural community along the Grand Pacific Trunk Railroad as a center for their pastoral ministry. The Fathers rented a modest house where they set up a bed in the dining room for the Founder throughout his visit. The Founder continued his journey to the Orient with stops in Japan, Korea, China, the Philippines, Indonesia and India. Upon his return to France, the Founder began to correspond with Cardinal William van Rossum, the Prefect for the Propagation of the Faith and the Dutch Provincial, Lambertus van Halbeek about a SCJ presence in Indonesia. Unfortunately, the outbreak of World War I delayed any further development. On July 5, 1919, Cardinal van Rossum began discussions about dividing the island of Sumatra into new apostolic prefectures. On December 27, 1923, the Vatican issued the decree that the area of Bengkulu, Lampung, Palembang and Jambi become the Apostolic Prefecture of Bengkulu under the jurisdiction of the Priests of the Sacred Heart of Jesus, that the island of Bangka, Belitung
and the island of Riau become the Apostolic Prefecture of Bangka and Belitung under the jurisdiction of the Congregation of the Sacred Hearts of Jesus and of Mary and that the Apostolic Prefecture of Sumatra become the Apostolic Prefecture of Padang under the jurisdiction of the Capuchins. Tanjung Sakti became the cradle for the Congregation in South Sumatra. The years 1910 and 2010 are very special! The SCJs were welcomed by Bishop Legal to the St. Albert Diocese. On November 30, 1912 it was elevated to an archdiocese with a name change to the Edmonton Archdiocese. Archbishop Thomas Colin, the former Edmonton Archbishop, presided at our 30th anniversary Eucharistic liturgy. How marvelous it was for me that Venerable Leo John Dehon responded to the needs of the local church in Canada and in Indonesia by sending SCJs to our countries. May the reign of the Heart of Jesus continue to burn brightly in hearts and in societies. (Fr. Wayne Jenkins, SCJ)
F riends Forum
, a new magazine for expatriates and global friends of Indonesia has just been launched. The Editor and publisher of this magazine is Giok Liong Tan who has a mission that Friends Forum aims to publish a periodical (quarterly) with articles collected from the four corners of the world, with positive thoughts and ideas which will hopefully entertain, enlighten and enliven. He said, it has been more than 60 years now since the first wave of immigration began, and during that time many of our contemporaries have gone before us. But they have left in their wake a legacy for others to build on and flourish. This is the reason behind the publication of this new magazine, to aim for as many people as possible to be involved in this venture. The magazine is available through subscription. To subscribe and for more information please contact Friends Forum, Giok Liong Tan at
[email protected], phone (416) 493-0045. 4
L
AKUKANLAH INI sebagai
KENANGAN AKAN DAKU
Menanggapi
terbitan Berita UKI edisi Februari , tiada kata y a n g p a l i n g p a s nampaknya selain Allahuakbar, ya benar sekali ...Allah Maha Besar. Luar biasa Karya TanganNya . Foto – foto yang ditayangkan pasti hanyalah sepercik dari hamparan foto yang mengabadikan betapa Steven Madyo Sukarto dahsyatnya buah Karya Tangan Tuhan terhadap Umat Katolik Indonesia di Toronto. Tiga dasa warsa, panjang sekali ya....... dan sepanjang perjalanan UKI itu hal yang begitu kuat terlukiskan adalah bahwa melalui performance masing-masing fungsi, dengan segala kekhasan dan keunikannya, ambil bagian nyata dalam memelihara dan menjaga komunitas umat beriman Kristiani yang bernama Umat Katolik Indonesia itu, sejak ia dilahirkan sampai pada usianya yang ke 30, meliputi aspek iman – sosial dan organisasi. Begitu banyak anggota yang dengan sukarela memerankan Martha dan tidak sedikit juga yang memerankan Maria. Berbeda memang, tetapi tidak tampil sebagai dichotomi yang berseberangan, namun justru saling melengkapi. Pergumulan awal memang tidak ringan, yakni untuk melihat antara iman dan perbuatan sosial bukan sesuatu yang ditempatkan berseberangan, memang tidak ringan. Namun kita berhasil. Iman itu memang harus juga menjadi nyata dalam pelayanan sosial , selain yang bersifat agamawi. Pertumbuhan komunitas umat beriman memang umumnya ditandai juga oleh adanya salah satu dari antara anggota yang merelakan diri secara penuh untuk berperan sebagai Hamba Tuhan, entah sebagai imam atau suster. UKI, dalam umurnya yang ke 30 memang belum ada, namun kita tidak bisa ignore bahwa saudara kita Val Danukarjanto dalam kapasitasnya sebagai Deacon telah menjadi warna dan tanda khusus
pencapaian tersendiri UKI sebagai komunitas umat beriman. Deacon Val, dengan kerelaan dan pelayanannya yang tanpa henti di jalur pendalaman iman, telah ikut ambil bagian nyata menjadikan UKI memiliki kekhasan tersendiri. Kalau kita perhatikan dalam foto yang ditayangkan, Ia, Deacon Val, berdampingan dengan Uskup Agung Toronto mengangkat piala, sebuah tanda hidup dan nyata yang mengekpresikan kehendak Tuhan yang dinyatakan kepada para Rasul menjelang sengasaraNya , “ LAKUKANLAH INI SEBAGAI KENANGAN AKAN DAKU “. Dengan tak mengurangi makna dari begitu banyak bentuk pelayanan UKI yang lainnya, seperti retret, rekoleksi, bible study, pendalaman iman, aktivitas sosial yang lainnya, EKARISTI memang adalah puncak dan sekaligus sumber dari hakekat UKI sebagai komunitas beriman, yang dikehendaki oleh Tuhan, melalui berbagai cara yang telah dilakukan oleh UKI, untuk tetap dijaga dan dipelihara. Selamat Ulang Tahun ke 30, UKI yang kucintai, yang didalamnya aku pernah merasakan kekuatannya dan yang akan tetap kucintai . Selamat merayakan misa Agung yang berikutnya, dan hendaknya setiap perayaan Ekaristi yang dirayakan UKI adalah perayaan Agung, karena didalamnya dirayakan keagungan dari cinta Tuhan kepada kita. Allahuakbar!!! (Steven Madyo Sukarto, Mantan Pastor yang pernah melayani UKI pada tahun 1984-1986) Yoh. 5:24: Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barang siapa mendengar perkataanKu dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal. Umat Katolik Indonesia di Toronto dan sekitarnya, dengan ini mengucapkan: TURUT BERDUKA CITA, atas berpulangnya:
Bertha Anastasia (Lim Suk Men), 50 thn Pada tanggal 26 Februari 2010, 7:45 AM Di Humber River Regional Hospital, Ajax Almarhumah adalah istri tercinta dari Sioe Soewarno Ibu terkasih dari Jennifer Martha Sioe Soewarno Jonathan Matthew Sioe Soewarno Semoga Tuhan Yang Maha Rahim memberi keselamatan kekal dan tempat peristirahatan yang indah di rumah Bapa di sorga. Dan bagi keluarga yang ditinggalkan diberi rahmat, kekuatan, ketabahan serta penghiburan dariNya.
5
REKOLEKSI Pra-PASKA 6 Maret 2010. St. Anselm’s Church
Rm Teja Anthara, SCJ - Pembicara Pertama, Darahmu Yesus Sucikan Aku
Cale Clark, Director of FX: The Faith Explained Catholic Seminar
Rm Aegidius Warstito, SCJ - Pembicara Kedua, Darahmu Yesus Bebaskan Aku
Mudika UKI mendengarkan seminar Theology of The Body yang dibawakan oleh Cale Clarke.
Team Konsumsi dari Kelompok PI Ursula dengan suguhan Mie Bakso-nya yang sangat yummy dan dessert es buah yang mengundang selera, sehingga para peserta rekoleksi dapat berkonsentrasi penuh satu hari tanpa merasa lapar.
Lilian, Felicia, Lina, Lily
6
K
ita telah mendengar yang difirmankan kepada nenek “ moyang kita: Jangan membunuh, siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum. Siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! Harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! Harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu OLEH: RM AEGI SCJ sampai lunas.” Matius 5:21-26
POJOK KATEKESE BAB 37: PERINTAH KELIMA
Sebagai anggota keluarga Allah kita harus memperlakukan semua orang sebagai saudara dan saudari kita dalam Kristus dan membantu mereka dalam perjalanan hidup mereka kembali kepada Bapa. Oleh karena itu, kita harus menghormati hak-hak tiap pribadi. Perintah kelima mengingatkan bahwa kita harus menghayati hidup kasih dan kepedulian kristiani dalam keluarga Allah dan tidak boleh merugikan baik tubuh maupun jiwa sesama kita. Perintah kelima juga mengingatkan bahwa kita harus mengakui bahwa hidup kita ini adalah milik Tuhan dan kita harus menjaga kesehatan, kesejahteraan kita, dan tidak membahayakannya dengan terburu nafsu atau hal-hal yang tidak perlu. Apakah isi Perintah Kelima itu? “Jangan membunuh”- Keluaran 20:13. Kita menjaga perintah kelima dengan menjaga hidup kita sendiri dan menghormati hak hidup sesama kita. Dasar dari perintah ini adalah kenyataan bahwa Allah adalah sumber dan tujuan hidup manusia. Karena itu, semua hidup manusia adalah suci. Oleh karena alasan inilah, maka kita berdosa bila secara langsung merugikan hidup atau kesehatan orang lain. Apakah dosa melawan perintah kelima? Dosa melawan perintah kelima ialah: pembunuhan; abortus atau pengguguran; euthanasia (membunuh orang lain karena belas kasih); bunuh diri; melukai tubuh seseorang; membahayakan hidup seseorang tanpa alasan yang cukup; makan dan minum yang berlebihan (rakus); kemarahan yang tidak semestinya – yang menimbulkan kebencian, balas
dendam, perkelahian, dan perselisihan; menyalahgunakan tubuh dan pikiran dengan narkotika atau minuman keras atau alkohol. Apakah diizinkan mengambil hidup seseorang? Membunuh dalam pembelaan diri yang sah adalah tak berdosa. Mengapa abortus dan euthanasia melawan perintah kelima? Gereja dengan jelas mengajarkan bahwa sejak saat dikandung, hak-hak seorang pribadi yang belum dilahirkan, lebih-lebih hak untuk hidup itu sendiri, haruslah dihormati. Hal ini juga berlaku untuk mereka yang sakit, lemah, tua, cacat, atau akan meninggal dunia. Maka sebagai konsekwensinya, segala bentuk pengguguran, euthanasia, dan bunuh diri yang dibantu, secara moral tidak dapat diterima. Masyarakat sipil dan pemerintah, maupun individu-individu, harus menghormati dan mengakui hak-hak ini. Bagaimanakah kita diwajibkan untuk menjaga hidup kita dan kesehatan kita sendiri? Karena baik hidup jasmani maupun kesehatan kita telah diberikan kepada kita oleh Allah sebagai karunia, maka kita diwajibkan untuk menggunakan setiap sarana dalam menjaganya. Oleh karena itu, kita tidak boleh membahayakan hidup kita, kecuali dengan alasan yang cukup, misalnya untuk membebaskan orang lain dari bahaya. Kita juga tidak boleh membiarkan tubuh kita disakiti atau salah satu fungsi tubuh yang penting diambil, kecuali bila diperlukan untuk menyelamatkan tubuh itu sendiri, misalnya suatu amputasi atau hysterectomi bagi penderita penyakit kanker. Di lain pihak, kita tidak dituntut untuk menggunakan sarana-sarana yang luar biasa untuk mempertahankan hidup, bila sarana-sarana itu akan sia-sia atau terlalu memberatkan. Namun keputusan untuk menolak bantuan medis bagi diri sendiri atau orang yang kita kasihi dalam situasi semacam ini harus dilakukan setelah melakukan banyak doa, refleksi, dan konsultasi dengan orang-orang lain. Sebarapa besarkah dosa bila melukai tubuh tanpa perlu, atau menguranginya dari salah satu fungsinya yang penting, atau memperpendek hidup seseorang? Sterilisasi atau pemandulan, kecuali dalam kasus di mana secara sah salah satu organ tubuh yang sakit diambil, adalah sangat salah karena hal itu menutup kemungkinan untuk membentuk hidup baru. Menggunakan atau memperdagangkan narkotika secara tidak sah, secara moral tidak diperbolehkan karena menimbulkan kerugian besar baik diri sendiri maupun pada orang lain. Bunuh diri atau memperpendek hidup seseorang secara sadar dapat merupakan dosa besar. Apakah diperbolehkan ikut ambil bagian dalam percobaan medis atau mengembangkan organ-organ tubuh? Jika percobaan medis ikut menyumbang dalam penyembuhan perorangan dan mengembangkan kesehatan umum, jika hal itu tidak membawa bahaya yang tidak sebanding atau tidak dapat dihindari bagi yang bersangkutan, dan orang jika yang bersangkutan telah memberi persetujuan secara sadar dan tahu, maka tindakan itu secara moral dapat diterima. Hal ini juga berlaku dalam hal menyumbangkan organ tubuhnya pada orang lain. Apakah kebencian itu? Kebencian adalah menginginkan yang jahat bagi orang lain. Hal ini berkaitan dengan kehendak, bukan perasaan. Kita tidak berdosa kalau kita merasa enggan atau segan kepada orang tertentu, sejauh kita tidak mengembangkan atau menampakkan perasaan semacam itu. 7
Kita diwajibkan untuk mengasihi sesama kita, tidak untuk menyukainya. Menyukai adalah soal perasaan dan tidak selalu di bawah kekuasaan kehendak. Lagi pula ketidakmampuan untuk menyukai seseorang tidaklah sama dengan mengasihi orang tadi. Apakah perang dapat diterima secara moral? Damai adalah konteks yang perlu bagi martabat pribadi manusia dan masyarakat, agar dihormati dan dikembangkan. Agar damai tetap ada, maka tuntutan keadilan harus terpenuhi. Karena adanya keburukan-keburukan yang terkait dengan peperangan, maka kita diwajibkan untuk bekerja demi perdamaian. Namun setelah segala usaha untuk mendapatkan perdamaian telah dicurahkan, maka dimungkinkan bagi suatu pemerintahan untuk terlibat dalam pembelaan negara yang sah, dengan menggunakan kekuatan militer. Syarat-syarat yang perlu untuk menggunakan kekuatan militer tercantum dalam apa yang disebut teori “perang yang adil”. Menurut teori ini, maka yang harus serentak terpenuhi: 1. kerugian yang diakibatkan oleh penyerang atas bangsa itu atau sekelompok bangsa harus diketahui dengan pasti, berlangsung lama dan bersifat berat. 2. semua sarana lain untuk mengakhirinya terbukti tidak praktis atau tidak efektif. 3. semua syarat yang serius untuk berhasil harus ada. 4. penggunaan senjata tidak boleh mendatangkan kerugiaan dan kekacauan yang lebih buruk daripada kejahatan yang harus dielakkan. Sekali perang dimulai, maka hukum moral, termasuk perintah kelima, tetap berlaku dan harus dipenuhi. Apakah seorang Nasrani wajib berdinas militer? Negara, untuk melindungi kesejahteraan umum bangsa dan menjamin perdamaian, dapat memberikan kewajiban kepada para warga negaranya untuk berdinas dalam wajib militer. Namun perlu diperhatikan, yang karena alasan hati nuraninya, menyatakan bahwa mereka tidak dapat memikul senjata. Namun bagi mereka, yang menyatakan keberatan, harus mengabdi kepada negara dengan jalan lain. Apakah prasangka keagamaan dan rasial bertentangan dengan perintah kelima? Prasangka adalah suatu perasaan yang tidak masuk akal dan selalu bertentangan dengan cinta-kasih. Menghakimi dan menghukum seseorang hanya karena orang itu kebetulan menjadi anggota suatu kelompok agama tertentu, bangsa atau ras tertentu, adalah merugikan orang tersebut. Menampakkan prasangka dengan perbuatan-perbuatan kita, melukai perasaan sesama kita dan karena itu merupakan dosa melawan kasih. Mengingkari hak seseorang adalah dosa melawan keadilan maupun cinta-kasih. Hal ini secara khusus terjadi kalau seseorang bergabung dalam kelompok (seperti: Nazi, Ku Klux Khan) yang mengembangkan kebencian rasial, etnis, dan agama. Bolehkah kita membalas dendam atau menolak mengampuni ketidak-adilan yang kita alami? Yesus menegaskan bahwa dosa-dosa kita tidak akan diampuni oleh Allah, kecuali kalau kita mengampuni kesalahankesalahan orang lain kepada kita. “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”(Matius 6:14-15) Apakah skandal itu? Skandal adalah suatu perbuatuan jahat, atau suatu perbuatan yang kelihatan jahat, yang merugikan orang lain
secara rohani. Teladan yang buruk kerap kali merupakan skandal karena hal itu dengan mudah dapat menyebabkan orang lain jatuh ke dalam dosa yang sama. Skandal yang diberikan kepada kaum muda sangatlah serius. “Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut.”(Markus 9:42) Seberapa beratnya dosa-dosa kebencian, skandal, kerjasama dalam hal dosa dan kata-kata serta perbuatan yang tidak mengandung kasih kepada orang lain? Beratnya dosa-dosa semacam ini ditentukan oleh besarnya kerugian yang ditimpakan pada sesama kita. Menginginkan kejahatan yang berat pada orang lain, bekerja sama dengan orang lain dalam suatu dosa berat, menimbulkan skandal atau berbicara dan bertindak melawan sesama kita sedemikian rupa sehingga merugikan seseorang secara serius dapat merupakan dosa berat melawan perintah yang kelima. bersambung
Rekoleksi Pra-Paska untuk kelompok anak-anak dipimpin oleh Christine Tanuwidjaja dan Vonny Rorong. Christine sedang memandu pembuatan poster 3 dimensi dari topik cerita tentang Lazarus yang telah dijelaskan sebelumnya.
8
High Park Open House 58 High Park Boulevard, Toronto
R
encana ‘renovasi’ rumah itu telah dibicarakan begitu lama. Ada rasa enggan untuk segera dilaksanakan. Hal ini bisa dimengerti karena kita harus mengosongkan rumah itu secara total. Barang-barangnya harus dikeluarkan, dan penghuninya harus pindah. Tidak untuk beberapa hari, tetapi untuk kurang lebih selama 4 bulan. Mengeluarkan barang-barang yang sudah puluhan tahun menjadi isi rumah itu, tidaklah pekerjaan yang gampang. Selain membutuhkan tenaga, waktu tetapi juga koordinasi yang tepat. Kehadiran beberapa warga UKI dalam proses ‘renovasi’ sungguh sangat membantu komunitas. Mulai dari mengeluarkan Sebagian dari para volunteer yang belum pulang diakhir acara barang dan mengembalikan lagi setelah renovasi itulah yang telah berfoto bersama diruang makan dilakukan. Bukan hal yang ringan, mengosongkan dan mengisi, mengangkat dan menurunkan isi seluruh rumah yang mempunyai 9 kamar dikerjakan dengan begitu luar biasa. Maka pada tgl 21 Februari 2010 yang lalu, komunitas SCJ mengadakan acara ‘aprisiasi’ kepada para relawan yang telah membantu proses renovasi ini. Kami mengundang mereka untuk acara ‘open house’ sebagai ucapan terima kasih dari pihak para romo SCJ. Dalam sambutan selamat datang kepada para relawan, Fr. James Casper mengungkapkan rasa terima kasihnya yang tak terhingga kepada para relawan. Dia mengatakan betapa bantuan itu sungguh luar biasa, kata ‘terima kasih’ tidak cukup untuk mengungkap rasa syukur kami. Kami mempersilahkan para tamu kami yang berjumlah kurang lebih 50 orang itu untuk melihat lekuk-liku dari sudut-sudut kamar kami dari ‘basement’ sampati ke lantai tiga. Bahkan ada seorang anak yang datang bersama dengan orang tuanya mengatakan secara spontan: ‘wuah ini rumah baru, begitu bagus dan bersih, aku pingin jadi romo deh kalau begitu’. Setelah itu kami mendapat sajian sederhana berupa makanan ringan dari Indonesia. Suasana kekeluargaan terasa sekali dalam kebersamaan ini. Team Redaksi BU mengunjungi kamar Rm. Aegi. Kegembiraan kami terasa lengkap dengan suasana penuh keakraban. Pujian (Angie , Yusup, Rm. Aegi, Julian ) dan kekaguman kami atas kerelaan dan kedermawaan para relawan terkesan mendalam dalam hati para romo kami. Akhirnya setelah puas bercanda, bergembira bersama sambil menghabiskan hidangan ‘heavy snack’, kurang lebih pukul 04.30 para tamu meninggalkan rumah kami. Terima kasih umat sekalian atas segala dukungan dan bantuan anda. Tuhan memberkati keluarga dan segala usaha dan hidup anda sekalian. [MoTe] 9
2.
S E G N LE CHAL
3.
4.
T
he Japanese have always loved fresh fish. But the waters close to Japan have not held many fish for decades. So to feed the Japanese population, fishing boats got bigger and went farther than ever. The farther the fishermen went, the longer it took to bring in the fish. If the return trip took more than a few days, the fish were not fresh. The Japanese did not like the taste. To solve this problem, fishing companies installed freezers on their boats. They would catch the fish and freeze them at sea. Freezers allowed the boats to go farther and stay longer. However, the Japanese could taste the difference between fresh and frozen and they did not like frozen fish. The frozen fish brought a lower price. So fishing companies installed fish tanks. They would catch the fish and stuff them in the tanks. After a little thrashing around, the fish stopped moving. They were tired and dull, but alive. Unfortunately, the Japanese could still taste the difference. Because the fish did not move for days, they lost their fresh-fish taste. The Japanese preferred the lively taste of fresh fish, not sluggish fish. So how did Japanese fishing companies solve this problem? How do they get fresh-tasting fish to Japan? How Japanese managed to keep the fish fresh? To keep the fish tasting fresh, the Japanese fishing companies still put the fish in the tanks. But now they add a small shark to each tank. The shark eats a few fish, but most of the fish arrive in a very lively state. The fish are challenged. Have you realized that some of us are also living in a pond but most of the time tired & dull, so we need a Shark in our life to keep us awake and moving? Basically in our lives Sharks are new challenges to keep us active and taste better….. The more intelligent, persistent and competent you are, the more you enjoy a challenge. If your challenges are the correct size, and if you are steadily conquering those challenges, you are Conqueror.. You think of your challenges and get energized. You are excited to try new solutions. You have fun. You are alive! R e c o m m e n d a t i o n s 1.
f o r
u s :
Instead of avoiding challenges, jump into them. Beat the heck out of them. Enjoy the game. If your challenges are too large or too numerous, do not give up. Failing makes you tired. Instead, reorganize. Find more determination, more knowledge, more help.
5.
God didn’t promise days without pain, laughter without sorrow, sun without rain, but He did promise strength for the day, comfort for the tears and light for the way. Disappointments are like road bumps, they slow you down a bit but you enjoy the smooth road afterwards.. Don’t stay on the bumps too long. Move on! When you feel down because you didn’t get what you want, just sit tight and be happy, because God has thought of something better to give you. W h e n something happens to you, good or bad, consider what it means. There’s a purpose to life’s events, to teach you how to laugh more or not to cry too hard. No one can go back and make a brand new start. But anyone can start from now and make a brand new ending.
PERTANDINGAN OLAH RAGA BADMINTON Sabtu, 27 Maret 2010 Suria Badminton Centre 60 Spy Court Unit 2 Markham, L3R 5H6 10:00 AM-16:00 PM Mari kita ramaikan dan sukseskan penutupan rangkaian acara kegiatan lomba HUT 30th UKI dengan Pertandingan Olah Raga Badminton. DATANGLAH untuk
Bertanding Menang serta Membawa Pulang Hadiah 1st Prize, $ 40.00 Gift Card 2nd Prize, $ 30.00 Gift Card 3rd Prize, $ 20.00 Gift Card
atau DATANGLAH sebagai
Supporter “ATHELETE” Favourite anda diantaranya Rm. Aegidius Warsito SCJ Romo Teja Anthara SCJ Daftarkan segera nama anda kepada Panitia Pertandingan OR Badminton: Yusup, 416.318.6099,
[email protected] Jeffrey Chow, 647.880.2453,
[email protected]
10