M e w a r t a k a n
I m a n
d a n
K a s i h
BERITA U.K.I M A Y
KEGIATAN DI BULAN JUNI
Misa Minggu II, 8 Juni 2014
Retreat Bersama Suster Putri Karmel, 14-15 Juni 2014
Misa Minggu IV, 22 Juni 2014
GEREJA St. Anselm’s Church 1 MacNaughton Rd. (Bayview & Millwood)
Toronto ON M4G 3H3 Ph: (416) 485-1792 Subway Stn: Davisville Redaksi: Angelina Hanapie Julian Wibowo Novius Handy Randy Danurahardja Yusup Yusup Penasehat: Rm. A. Purwono SCJ Alamat Redaksi: c/o Priests of the Sacred Heart 58 High Park Blvd. Toronto ON M6R 1M8 Email:
[email protected]
2 0 1 4 / N O . 2 6 4
W W W . U K I . C A
anya dalam Injil Lukas (1: 26-38) dikisahkan bahwa, pada bulan keenam, Allah mengutus malaikat Gabriel untuk pergi ke sebuah kota di Galilea, kota itu bernama Nazaret. Di situlah tinggal seorang perawan. Perawan itu sedang bertunangan dengan Yusuf, keturunan Daud. Perawan itu adalah Maria. Lukas tidak menceritakan apakah yang sedang dilakukan Maria, saat Gabriel masuk rumahnya, dan memberi salam, ia sedang masak, atau bersih-bersih rumah. Yang diceritakan Lukas hanyalah Maria terkejut. Dan saya yakin, ia terkejut bukan seperti orang yang sedang asyik sendiri, tiba-tiba terkejut oleh kehadiran orang lain secara tiba-tiba. Maria terkejut mendengar perkataan malaikat Gabriel, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau?” (ay. 28) Bisa jadi Maria terkejut dan bertanya dalam hati; dikaruniai? Karunia apa? Rejeki? Kesehatan? Kesejahteraan? Aku hidup sederhana dan cukup. Aku bersyukur atas
H
itu semua. Tuhan menyertai? Aku tahu itu. Aku berusaha menjadi orang yang saleh karenanya, wajar Tuhan menyertaiku. Maria terkejut, namun keterkejutannya tidak menimbulkan pongah dan kesombongan dengan pertanyaan-pertanyaan menelisik seperti itu. Ia adalah wanita saleh, maka ia akan menunjukkan kesalehan itu justru dalam kerendahan hati. Maria tahu, salam itu pastilah mengandung sebuah makna, lebih dari sekedar salam. Maka dia bertanya dalam hatinya; “apa arti salam itu?” (ay.29). Malaikat tampaknya paham ketakutan Maria akan konsekwensi dari salam itu, maka mengatakan; “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. (ay 30-31). Dialog berakhir dengan kata Maria yang
Maria bukan “ Obat Tidur” Ia Pendoa Yang Tak Pernah Tidur | Oleh Romo Antonius Purwono SCJ |
mengungkapkan kualitas hidupnya: “sesungguhnya aku ini adalah hambaTuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu”. Dari situ, Maria sungguh sadar siapakah dirinya di hadapan Allah. bahwa dia adalah seorang hamba yang siap melaksanakan segalanya demi rencana Tuhan atas kehidupannya. Lebih dari itu, kata-kata MaBersambung ke halaman 5,
Pastor Pamong Rm. Antonius Purwono SCJ, (647) 828.0088
[email protected] Deacon Deacon Val Danukarjanto, (416) 497.2274
[email protected]
DEWAN PENGURUS UMAT KATOLIK INDONESIA Koordinator Christine Budihardjo, (647) 895.7089
[email protected] Wakil Koordinator Albert Tee, (905) 824.1168
[email protected] Sekretaris Christianita Kuswoyo, (647) 774.3801
[email protected] Bendahara Janto Solichin, (416) 587.2362
[email protected] WILAYAH TIMUR Ketua Wilayah
[email protected] Seksi Liturgi Jeffrey Susilo, (416) 388.6169
[email protected] Seksi Bina Iman Reza Aguswidjaya, (647) 863.0030
[email protected] Seksi Sosial Sofjan “Chopi” Suhadi, (416) 949.3900
[email protected] Seksi Rumah Tangga Selvie Widjaja, (647) 896.6121
[email protected] Usher Harty Doyle, (647) 533.6246
[email protected] WILAYAH BARAT Ketua Wilayah Ben Dijong, (905) 997.5765
[email protected] Seksi Liturgi Raymond Wirahardja, (905) 812.9491
[email protected] Seksi Bina Iman Maya Adisuria, (905) 814.8475
[email protected] Seksi Sosial Lucas Noegroho, (416) 859.0222
[email protected] Seksi Rumah Tangga Ribkah Mesach, (905) 286.9081
[email protected] Usher Joyo Sudardi, (905) 785.6379
[email protected] BIDANG KHUSUS Mudika, Yoanitha
[email protected] PELAKSANA KHUSUS Ketua Lektor Lilian Tjokro, (905) 887.9546
[email protected] Ketua Sakristan/Eucharist Ministry Hendry Wijaya, (416) 450.6536
[email protected]
MAY
2014/NO.264
HALAMAN
Hari ke II bersama Louis Olympia Cruise: apal Louis Olympia Cruise meninggalkan Kusadasi-Ephesus jam 12 siang untuk melanjutkan perjalanan ke pulau Patmos (milik Yunani). Perjalanan dari Kusadisi ke pulau Patmos ini hanya memakan waktu 3,5 jam. Dermaga di Patmos tidak bisa disandari kapal seukuran kapal Louis Olympia Cruise. Untuk bisa sampai di dermaga Patmos, kapal pesiar yang kami tumpangi berhenti di tengah lautan dan para penumpang dijemput dengan kapalkapal kecil (yang hanya bisa mengangkut 40 orang). Dari dermaga Patmos kami dibawa dengan bus dan seorang guide local untuk mengunjungi Cave of the Apocalypse dan Monastery of St. John. Patmos adalah salah satu pulau kecil di laut Aegea-Yunani. Jumlah penduduk (sensus 2011) hanya 3,047 jiwa. Ibukota dari pulau ini adalah Chora, dan satu-satunya pelabuhan yang mereka punya berada di Skala, di samping itu pulau ini mempunyai 2 perkampungan yang lain, yaitu Grikau dan Kampos. Penduduk di pulau ini mayoritas beragama Kristen Ortodoks Timur. Walaupun jumlah penduduk tidak banyak dan merupakan pulau kecil, akan tetapi ada lebih dari 100 gereja di dirikan di pulau ini. Patmian adalah sebuah sekolah Seminari yang amat terkenal di Yunani dan berlokasi di pulai ini. Pada th. 1999 UNESCO menetapkan Cave of the Apocalypse dan Monastery of St.
K
1.
2
3.
4 1. Kapal kecil menjemput penumpang Olympia Cruise di tengah laut, 2. Patmos di lihat dari atas bukit, 3. Rombongan UKI masuk ke Cave of the Apocalypse, 4.Bagian dalam dari Cave tempat Yohanes Rasul menerima Perwahyuan.
3
Patmos | Oleh Rm Aegidius Warsito SCJ |
John sebagai bangunan bersejarah milik dunia yang wajib dilindungi dan dilestarikan. Cave of the Apocalypse berada di perbukitan yang cukup tinggi di tengah-tengah antara kota kecil Skala dan Hara. Pada kurang lebih th 95 sebelum Masehi, Yohanes dibuang ke pulau Patmos oleh kaisar Romawi Domitianus. Di pulau ini, Yohanes tinggal di sebuah gua dan menerima perwahyuan dari Tuhan melalui suara dari celah-celah batu yang ada di dalam gua tempat dia bersembunyi. Perwahyuan Tuhan ini oleh Yohanes kemudian dituliskan ke dalam sebuah buku, yang kita kenal dengan Kitab Wahyu. Setelah Yohanes meninggal dunia, di gua ini kemudian dibangun sebuah Sanctuary dan sebuah Biara Perwahyuan. Untuk bisa sampai ke gua ini, orang harus menuruni tangga yang curam dan sempit di luar Biara Perwahyuan. Di depan pintu masuk gua kita akan melihat sebuah mosaic yang menggambarkan perwahyuan Yohanes, sementara di dalamnya kita akan melihat tempat Yohanes meletakkan kepalanya saat beristirahat dan mendapatkan perwahyuan dari Tuhan, tempat ini kemudian diberi pagar dan sekelilingnya diberi ornamik lukisan perwahyuan, Bunda Maria, dllnya dalam model khas Gereja Ortodoks dari bahan perak. Dari Cave of the Apocalypse, kami dibawa oleh tour guide untuk mengunjungi Monastery of St. John. Bersambung ke halaman 7,
MAY
HALAMAN
2014/NO.264
Together
4
(Copied from anitapoems.com)
The day we both walked down our wedding isle. I couldn't help but joyously smile. My tears of happiness were so hard to suppress. My whole life lit up, the moment you said yes. We've been through, so much together. We can outlast the harshest cold weather. I will always love you, and show you respect. It's our wedding anniversary. Let's spend time and connect. My smile is peaceful and calm, while I look straight ahead. As long as we have each other, our hearts shall be fed. Thank you for loving me, with your heart and soul. When we are together, I feel completely whole.
Tuhan selalu penuh dengan cinta…bagai air yang mengalir tiada henti. Cinta-Nya yang setia mendampingi sepasang insan yang telah mengikat janji sejak 60 tahun yang lalu. Syukur kepada-Mu, Bapa… HAPPY 60TH WEDDING ANNIVERSARY OM ANTON and TANTE SUZANNE KWEE! Surprise kecil bagi Om Anton dan Tante Suzanne Kwee, yang merayakan the 60th Wedding Anniversary pada tanggal 10 April 2014. Dengan alasan akan membuat foto keluarga, Om dan Tante berdandan rapi dan berhasil diboyong ke rumah Roy dan Evi. Om dan Tante sempat kaget sedikit namun kemudian senyum sumringah menghiasi wajah mereka sambil menerima ucapan selamat dan pelukan dari teman-teman yang hadir saat itu. Pasangan berbahagia ini berasal dari Jawa Timur. Om Anton dari kota kecil, Tuban, sedangkan Tante Suz dari Surabaya. Pandangan pertama mereka bertubrukan di pesta perkawinan kakak perempuan Om Anton, saat itu Tante Suz berperan sebagai bruidmeisje. Ketika ditanya apa yang membuat Om Anton falling in love, jawabnya “kesabaran Tante”. Tuhan mengkaruniakan kepada mereka:
Om Anton dan Tante Suzanne bersama Roy Kwee & Evi (anak2: Jaqueline dan Francine) serta Joyce Kwee & Haryanto Solichin (anak2: Alexander, Frederick, dan William)
Roy, alm. Danny (meninggal di usia delapan belas tahun karena kecelakaan di Indonesia), dan Joyce, serta lima cucu-cucu yang sudah beranjak dewasa. Bagi Roy, selain kasih, kesetiaan dan pengurbanan kedua orangtuanya bagi keluarga yang berkesan mendalam, juga petuah (ajaran) yang diberikan sang Ayah untuk selalu helping others mendorong dia untuk berkarier sebagai dokter ER, dengan resiko kehilangan waktu bersantai. Keramahan Om Anton dan Tante Suzanne sudah tak asing lagi bagi warga UKI baik yang senior maupun yang muda. Keterlibatan beliau hampir di setiap acara UKI sepertinya sudah dimulai sejak UKI lahir, kehausan mereka untuk mengikuti Kristus membuat mereka terus aktif di kelompok Bible Group Senior East dan PI Ursula hingga hari ini. Semoga cinta-Nya selalu menyertai perjalanan hidup dan kebersamaan Om Anton dan Tante Suzanne serta seluruh keluarga besar Kwee. (Kasih dan doa dari UKI)
MAY
2014/NO.264
Sambungan dari halaman 1,
HALAMAN
5
ria, “terjadilah padaku menurut perkataanmu itu” mau menegaskan bahwa dia mau hidup sebagai orang yang memperoleh kasih karunia Allah. Ia bersedia menyalurkan kasih karunia Allah itu bagi banyak orang. Hingga kini, ia terus menjadi penyalur rahmat Allah bagi banyak orang lewat doa doanya. Bulan Mei, dikhususkan sebagai bulan untuk berdevosi kepada Maria maka juga disebut sebagai bulan Maria. Di beberapa tempat (di Indonesia) doa rosario diadakan setiap malam. Bergiliran dari rumah ke rumah. Juga secara pribadi banyak orang berdoa rosario setiap hari. Semuanya hendak mengungkapkan cintanya ke Maria. Bukan hanya itu, pada bulan inipun banyak orang pasang status di FB, BB atau media yang lain dengan gambar Maria atau rosario, sebagai ungkapan kesadaran akan cintanya pada Maria. Sampaisampai ada sebuah pertanyaan yang menggelitik. “Romo, pada bulan Mei ini, saya mencoba rosario setiap hari menjelang tidur, tapi sering kali,
belum selesai sudah tertidur. Salah ndak bila saya rosario seperti itu Mo?” saya tidak menjawab benar atau salahnya, saya menjawab sambil bercanda; “baguslah..rosario bisa jadi obat tidur yang manjur. Saya kira Maria sadar betul dengan katakatanya ketika dia mengatakan, aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu. Salah satu konsekwensinya adalah ia siap menjadi penghantar tidur bagi orang-orang yang sulit tidur..lol” Tentu, devosi kepada Maria dengan berdoa rosario tidak hanya sebatas karena butuh sesuatu, atau sedang menghadapi masalah tertentu dan ingin supaya Maria membantu. Lebih dari itu, berdevosi kepada Maria, berarti juga mau berjalan seiring dengannya dalam hidup, hingga akhirnya memiliki sikap dan semangat sepertinya. Rela menjadi hamba, bukan hamba atas keinginan diri tapi hamba ilahi. Sebagai hamba ilahi, Maria bisa menyimpan segala perkara hidup dalam hatinya. Ini bukan seperti orang yang menyimpan
dalam hati dan memendamnya karena tidak mau menceritakan kepada orang lain. Tapi, ini adalah sikap hidup yang reflektif. Segala sesuatu mampu diendapkan sampai pada kekuatan untuk memilah, memilih dan berkesimpulan “ini lho kehendak Tuhan”. Dengan demikian, relasi dengan Maria tidak hanya sebatas relasi ”obat tidur”, Maria bukanlah obat tidur. Ia adalah pendoa yang tak pernah tidur. Ia selalu mendengarkan siapapun yang siang malam menyatukan doa dengannya. Ia adalah sahabat perziarahan hidup. Ia model yang mesti diambil, di tengah dunia dijejali dan dipenuhi dengan model-model lain. Terus berdoa bersamanya tentu menimbulkan suka. Sukacita bukan hanya karena kita menerima berkatNya, melainkan karena kita mampu bergembira, baik dalam suka maupun duka. Dan kata-kata Maria menjadi milik dan sikap hidup: “aku ini adalah hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu”□
The Catholic Charismatic Renewal Council (CCRC) of the Archdiocese of Toronto
Speaker & Presider: Rev. Fr. Joby Kachappilly VC Brebeuf College School 211 Steeles Ave. E. Toronto, ON. M2M3Y6 Adult: $15/Youth (13-18): $5 Tickets are available from: Pauline Susanto
[email protected] or 647-669-7524 William Bong
[email protected] or 416-833-1871 Steven Susanto
[email protected] or 416-880-5764
flyer and schedule or check the CCRC website.
invites you to attend the
PENTECOST RALLY SATURDAY, JUNE 7, 2014 * 8:30 AM to 6:00 PM
*There are also Holy Spirit Novenas throughout many churches in the GTA in the days preceding the Rally. For more information, please see attached
Thank you & God bless, William Bong CCRC Indonesian Councilor Steven Susanto Assistant to Councilor Pauline Susanto CCRC Secretary
Selayang Pandang Bible Group Senior East 2014
HALAMAN
6
| Oleh Liduina Undyantara |
Dalam Buku Kenangan 30 tahun UKI, telah dimuat mengenai asal mula berdirinya kelompok Bible Group Senior ini. Secara singkat yaitu : Kelompok ini telah berdiri sejak November 1992, jadi sudah berjalan selama 22 tahun. Bermula dari keinginan beberapa orang anggota UKI yang mendambakan adanya suatu wadah / tempat untuk bertanya, belajar, saling bertukar pikiran dan berbagi pengalaman dalam perjalanan hidup beriman dalam suatu kelompok Katolik. Pada dasarnya group ini merupakan kelompok pendalaman iman, suatu persekutuan para lansia yang ingin lebih mengenal dan mendekatkan diri pada Yesus Juru Selamat kita; ingin belajar meresapi isi “surat cinta Tuhan pada kita”. Puji syukur pada Tuhan bahwa keluarga Wies & Deacon Val Danukarjanto bersedia membuka rumahnya untuk menampung kegiatan kelompok ini dan ternyata memang lokasi tempat tinggal keluarga Wies & Deacon Val di Scarborough ini sangat strategis; mudah dijangkau dengan kendaraan umum, juga bagi Romo Pamong yang mendampingi Bible Group ini. Setiap bulan kelompok ini berkumpul tiga kali yaitu pada Jumat pertama, kedua dan ketiga, dari pk. 10.00 – 12.00 dan pada umumnya dilanjutkan dengan makan siang bersama, karena hampir semua anggotanya terdiri dari para lansia di
atas 75 tahun! Ada yang harus makan lebih dahulu sebelum minum obat dan ada yang jauh rumahnya, di Richmond Hill, di Markham dan Romo Pamong kita di High Park (Toronto Barat). Acara makan siang bersama yang tampaknya sederhana, ternyata mampu menjadi alat pemersatu yang menggembirakan, lebih-lebih kalau ada salah seorang anggota yang berulang tahun atau merayakan Wedding Anniversary, maka makan siang itu menjadi suatu celebration! Dalam perjalanan selama sekitar dua puluh tahun itu mereka telah kehilangan banyak anggotanya, karena telah lebih dahulu menghadap Tuhan : Tante Tjian,Tante Mien Tio, Oom Poeng Surjapranata (ayah Wies), Tante Tien Terang, Tante Sandra Handojo, Oom Eddy Handojo, Oom Pudjowargono, Tante Paula Pudjowargono, Tante Nelly Murimboh, Oom Robert Hardy, Tante Rosa Kwee, Oom Keng Liem, Tante Gonda, Oom Tik Poen, Oom Piet, Tante Mies, Tante Ganda, Tante Lisa, Jane Wowor, Oom Sumadji, Oma Swanty (ibu dari Wies). Dulu, pada awal berdirinya Bible Group ini, beberapa anggota dari Wilayah West masih bergabung dengan kelompok di East ini, namun sejak 19 Juni 2008 telah terbentuk kelompok “Bible Group Senior West” yang berkumpul sebulan sekali. Oleh karena itu kelompok East menjadi lebih kecil; terdiri dari para pensiunan dan sebagian sudah berusia di atas 80 tahun, bahkan ada yang di atas 90
tahun! Walaupun demikian, kelompok yang kecil ini masih bertahan. Puji syukur pada Tuhan! Setahun sekali kelompok West dan East bergabung; biasanya untuk merayakan Tahun Baru. Pada 12 Januari 2012 kelompok gabungan berkumpul di suatu restoran yang menyediakan ruangan terpisah, sehingga mereka dapat ber-fellowship sebelum menikmati hidangan. Pada 13 Januari 2013 mereka berkumpul di rumah Wies-Deacon Val dan membuat foto bersama atas inisiatif Redaksi UKI. Tahun ini (2014) mereka tidak sempat bergabung, karena cuaca yang sangat tak menentu dan udara dingin yang berkepanjangan! Para Senior takut terpeleset, takut dingin dan angin! Ada yang mempertanyakan: Hasil apakah yang sudah dicapai oleh persekutuan lansia yang sudah berlanjut selama dua puluh tahun lebih ini? Tadinya mereka jarang / tidak teratur membaca Kitab Suci, sekarang paling sedikit seminggu sekali membuka Kitab Suci dan membaca. Dulu mereka takut untuk menyampaikan Doa Pembukaan; sekarang sebagian sudah bersedia diberi giliran. Dahulu kalau diminta untuk membaca suatu perikopa, membutuhkan waktu lama sebelum mereka menemukannya, sekarang sudah ada banyak kemajuan, namun di lain pihak karena penglihatan makin kabur dan jari-jari makin kurang terampil, maka Romo masih harus bersabar menunggu para Senior ini menemukan ayat-ayat yang Bersambung ke halaman 9,
HALAMAN
7
5.
5.
5. Lukisan peristiwa perwahyuan yang diterima Yohanes, 6. Salah satu ornament yang ada di Monastery of St. John, 7. Salah satu lukisan dinding di Monastery of St. John., 8. Memasuki pelataran Monastery of St. John dengan latar belakang Patmos, 9. Monastery of St. John-Patmos, 10. Bagian dalam dari Monastery of St. John.
Sambungan dari halaman 3,
Monastery ini berada di atas perbukitan di Chora yang juga ada di pulau Patmos. Biara ini dibangun untuk menghormati St.Yohanes pengarang Injil. Monastery ini untuk pertama kali dibangun pada tahun 300-350. Akan tetapi bangunan ini hancur pada masa Islam menguasai tempat ini pada abad ke 7 sampai 9. Baru pada abad 11, pada masa kekaisaran Bezantium, yaitu kaisar Alexios I Komnenos, biara ini dibangun kembali persis di atas bangunan yang lama oleh John Christodulos tepatnya pada th.1088 dan baru selesai pada th.1101. Di dalam bangunan Monastery ini ada 10 kapel kecil, dengan 4 di antaranya berada di halaman 6. utamanya. Di bagian utama biara ini, Katholicon, ada sebuah kapel, yang indah dan merupakan buah karya seni yang unik, dibuat pada th. 1829 oleh 12 pematung. Posisi Monastery of St. John yang ada di 7. atas bukit menyuguhkan pemandangan yang sangat indah, bahkan dari tempat ini kami bisa melihat kapal pesiar yang kami pakai. Kami memiliki cukup banyak waktu untuk melihat keindahan gereja Ortodoks yang 8. dipersembahkan khusus untuk menghormati St. Yohanes pengarang Injil ini. Bagi saya pribadi, kunjungang di kedua tempat ini memberikan wawasan baru bagaimana ritus yang ada di dalam gereja mereka, karena dari tata ruang dan ornament yang ada di gereja ini sangat berbeda dengan gereja Katolik. Saya juga mempunyai
9.
10
kesan, Gereja Ortodoks memiliki penghormatan yang amat besar kepada Bunda Maria. Jam 7.30 pm rombongan UKI dibawa pulang ke dermaga dan kapalkapal kecil sudah siap menghantar kami ke tengah lautan di
Bersambung ke halaman 11,
HALAMAN
8
Mukjizat Penyebab Kanonisasi Paus Yohanes XXIII Tanggal 27 April 2014
Paus Fransiskus memimpin Upacara Kanonisasi Paus Yohanes Paulus II dan Paus Yohanes XXIII. Jalan menuju kanonisasi dari kedua Paus ini menunjukkan kesamaan. Setelah kematian Paus Wojtyla begitu pula dengan Paus Roncalli, yang wafat akibat penyakit tumor pada tanggal 3 Juni 1963 di usia 82 tahun, umat beriman memohon bagi mereka dengan suara gempita: kekudusan. Tapi tidak banyak yang mengetahui mukjizat berkat perantaraan Paus Yohanes XXIII. Bagi sang "paus yang baik", penyebab kekudusan dirinya terjadi pada diri Sr. Caterina Capitani dari serikat Suster Puteri Kasih. Waktu itu rohaniwati itu berusia 23 tahun ketika ia mengalami pendarahan perut dan segera dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk kemudian menjalani beberapa operasi. Saat dinyatakan tidak ada lagi yang dapat dilakukan, suster Caterina yang masih muda itu berkenan dipindahkan ke Potenza, kota kelahirannya. Namun, setelah mengalami kondisi kesehatan yang memburuk, rohaniwati itu kembali dilarikan ke rumah sakit di Napoli yang dulu bernama "rumah sakit Marina". Dan "setelah karya medis dikerjakan, dimulailah pula karya iman", demikian yang dikisahkan oleh Sr. Adele, salah seorang saksi dari mukjizat. Di atas tubuh Sr. Caterina Capitani diletakkan relikwi dari Paus Yohanes XXIII di dekat luka yang menyebabkan penderitaan suster Caterina. Lalu, Paus Yohanes XXIII itu sendiri yang menampakkan
diri kepada Sr. Capitani berdiri di samping tempat tidurnya. Paus mengajak rohaniwati itu untuk bangun dengan berkata: "Engkau telah sering berdoa kepadaku, begitu pula dengan suster-suster lainnya secara khusus. Sekarang, jangan takut, semua sudah berakhir. Engkau sekarang sehat, engkau tidak lagi sakit apapun". Setelah peristiwa itu terjadi, pada tanggal 25 Mei 1966, suster Caterina yang waktu itu dalam keadaan koma, terbangun dan sembuh. Pada bulan April 1999, Kongregasi bagi Penyebab Orang Kudus menyatakan bahwa kesembuhan Sr. Caterina Captani adalah suatu hal yang tak dapat dijelaskan secara ilmiah. Sr. Caterina Capitani memberikan kesaksiannya kepada surat kabar kota Bergamo dengan berkata: "Tentu aku selalu merasakan Paus Yohanes XXIII dekat denganku. Ia selalu menjadi pembimbingku. Mukjizat yang terjadi bukan hanya ditandai dengan kesembuhan diriku, tetapi terutama dalam berkelanjutan. Ia membantu aku setiap hari, aku tidak mungkin secara kemanusiaan menjalani hidupku yang sekarang dan memiliki aktivitas yang besar, dengan hidupku yang super normal, meskipun aku telah menjalani banyak operasi dan pengangkatan organorgan tubuh yang terpenting". Rohaniwati dari serikat Suster Puteri Kasih itu meninggal dunia beberapa tahun yang lalu pada usia 68 tahun. (Oleh: Shirley Hadisandjaja / Sumber berita dan foto: papagiovanni.com)
MAY
2014/NO.264
Sambungan dari halaman 6,
hendak dibaca. Dari luar memang tampak ada kemajuan, tetapi apakah mereka sekarang merasa lebih dekat pada Tuhan? Apakah mereka lebih mencintai Yesus? Pertanyaanpertanyaan itu tentunya hanya dapat dijawab oleh masing-masing anggota. Karena tergabung dalam satu persekutuan, maka para anggota saling mengenal lebih akrab dan pada saat-saat seseorang membutuhkan bantuan, maka ada banyak sahabat yang memberikan support; sedikitnya mendukung dalam doa; saling mengunjungi kalau ada yang sakit. Pada akhir setiap pertemuan para manula ini tidak lupa berdoa bagi para Imam agar tetap setia dalam Panggilannya; berdoa bagi UKI, bagi Dewan Pengurus dan bagi semua
yang mohon didoakan. Semoga Tuhan melimpahkan berkat-Nya pada kelompok para Senior ini. (Catatan Redaksi: laporan ini ditulis oleh Tante Liduina Undyantara, yang menjadi “koordinator” Bible Group Senior East sejak kira-kira tahun 2004 sampai saat ini)
HALAMAN
9
We will one day be there too! Mazmur 90:10 “Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buruburu dan kami melayang lenyap”□
Sebagian dari anggota Kelompok Bible Group Senior East sedang berkumpul di acara perayaan 60 tahun perkawinan Om Anton dan Suzanne Kwee.
26 April 2014, dalam rangka peringatan Golden Jubilee St Thomas More Church, Romo Aegidius Warsito SCJ sebagai Pastor Paroki menggelar acara International Food Festival. Acara berlangsung dengan meriah, tiga puluh dua negara turut berpartisipasi menyuguhkan aneka hidangan makanan dan kesenian traditional dari negara masing-masing. Termasuk Romo Aegi dengan suara merdunya mendendangkan lagu Bengawan Solo dan warga UKI East menyuguhkan berbagai kue-kue khas jajanan pasar Indonesia.□ [Angie Hanapie]
HALAMAN
10
Here’s A Note from Mother…
“Every Precious Gift Comes From Above” (James 1:17)
Jacob Daniel Catallo April 6, 2014 at 8:03 pm, in Barrie, Ontario 6 lbs 15 0z, 20” Born to Wendy Danukarjanto & Dave Catallo Proud Grandparents Deacon Val & Wies Danukarjanto
Madilyn Lea Gunawan Before I was a Mom I slept as late as I wanted and never worried about how late I got into bed. I brushed my hair and my teeth everyday… Before I was a Mom I cleaned my house each day. I never tripped over toys or forgot words to a lullaby. I didn't worry whether or not my plants were poisonous. I never thought about immunizations… Before I was a Mom I had never been puked on - pooped on - spit on - chewed on, or peed on. I had complete control of my mind and my thoughts. I slept all night… Before I was a Mom I never held down a screaming child so that doctors could do tests...or give shots. I never looked into teary eyes and cried. I never got gloriously happy over a simple grin. I never sat up late hours at night watching a baby sleep… Before I was a Mom I never held a sleeping baby just because I didn't want to put it down. I never felt my heart break into a million pieces when I couldn't stop the hurt. I never knew that something so small could affect my life so much. I never knew that I could love someone so much. I never knew I would love being a Mom… Before I was a Mom I didn't know the feeling of having my heart outside my body. I didn't know how special it could feel to feed a hungry baby. I didn't know that bond between a mother and her child. I didn't know that something so small could make me feel so important… Before I was a Mom I had never gotten up in the middle of the night every 10 minutes to make sure all was okay. I had never known the warmth, the joy, the love, the heartache, the wonderment or the satisfaction of being a Mom. I didn't know I was capable of feeling so much before I was a Mom… “HAPPY MOTHER’S DAY, TO ONE FABULOUS MOTHER IN THE WORLD: OUR OWN MOM…” When mother prayed, she found sweet rest, When mother prayed, her soul was blest; Her heart and mind on Christ were stayed, And God was there when mother prayed! Our thanks, O God, for mothers who show, by word and deed, Commitment to Thy will and plan; And Thy commandments heed… A thousand men may build a city, but it takes a mother to make a home… | Kiriman dari Christianita Kuswoyo |
May 14, 2014 At 8:05 pm, at North York General Hospital Born to Julian and Ellen Gunawan Proud Grandparents Erik and Gloria Gunawan
Levi Eric Tee May 15, 2014, at 2:30 am Born to Erin and Daniel Tee Proud Grandparents Albert and Swan Hian Tee Rejoicing with you on the arrival of your precious baby boys and girl “ Umat Katolik Indonesia “
Selamat Kepada Para Pemenang Pertandingan Tenis Meja, 10 Mei 2014 The winner: Women singles : 1. Ibu Sarinah (KJRI) 2. emerentia muliadi (UKI) 3. Ames (Putri Bp & Ibu Konjen RI) Mens Singles : 1. Alim Harsono (UKI) 2. Damian Indyarta (UKI) 3. Daniel (UKI) Doubles: 1. Wiryawan/Jono (KJRI) 2. Alim/Indy (UKI) 3. Yohanes/Decky (KJRI)
Sambungan dari halaman 7,
mana kapal Louis Olympia Cruise sudah menunggu. Sebagian besar dari kami sudah merasa lapar, sehingga begitu masuk kapal langsung menuju ke kamar makan untuk menyantap hidangan yang telah disiapkan. Selasai makan ada yang langsung masuk kamar untuk mandi dan kemudian melihat live show, akan tetapi sebagian langsung tidur Cruise sedang menunggu rombongan dari (khususnya para Olympia kunjungan di Monastry of St. John senior) karena memang kegiatan hari ini sangat melelahkan.□
VOLLEY BALL PLAYERS The UKI West team is looking to recruit volleyball players for the tournament on August 9th, 2014. There are limited spaces and are at a first come first serve basis. If you are interested in playing, please email me directly at
[email protected] Thank you, Tyo Suwanda
WARGA UKI DAN INDONESIA HUBUNGI GREG ATAU SONELA HOXA TELEPHONE # 905-695-1745