M e w a r t a k a n
I m a n
d a n
K a s i h
BERITA U.K.I H T T P : / / W W W . U K I . C A
KEGIATAN DI BULAN JANUARI 2012
MISA MINGGU II, 8 Januari 2012
Perayaan Natal bersama Gerejagereja Kristen Indonesia, 14 Januari 2012
MISA MINGGU IV, 22 Januari 2012
GEREJA St. Anselm’s Church 1 MacNaughton Rd. (Bayview & Millwood)
Toronto ON M4G 3H3 Ph: (416) 485-1792 Subway Stn: Davisville Redaksi: Angelina Hanapie Yusup Yusup Julian Wibowo Penasehat: Rm. Aegi SCJ Alamat Redaksi: c/o Priests of the Sacred Heart 58 High Park Blvd. Toronto ON M6R 1M8 Email:
[email protected]
ada suatu hari ada seseorang yang berkata demikian: “Romo, saya sungguh baru bisa merasakan suasana dan kemegahan Natal justru di Canada ini. Alasannya: satu bulan sebelum Natal di manamana kita akan bisa mendengarkan lagu-lagu Natal dikumandangkan, banyak rumah yang dihiasi dengan dekorasi Natal baik yang ada di dalam rumah maupun di luar rumah, hampir semua orang sibuk berbelanja untuk bisa memberikan hadiah Natal kepada orang-orang yang dicintainya, gereja-gereja dipenuhi dengan orang yang datang untuk menerima sakramen tobat, dan puncaknya pada hari Natal banyak gerejagereja yang didatangi oleh umat untuk mengikuti Misa yang kemudian dilanjutkan dengan makan bersama dengan keluarga. Suasana yang semacam ini mungkin tidak begitu kelihatan di beberapa tempat di Indonesia” katanya. Pendapat yang demikian mungkin ada benarnya, karena Canada adalah negara
P
D E S E M B
“Kristiani”. Saya pribadi (setelah 6 tahun tinggal di Toronto) mempunyai kesan bahwa Natal adalah masa atau hari yang paling ditunggu oleh banyak orang dari segala lapisan masyarakat, hanya saja saya melihat kemeriahan dan keceriaan Natal itu lebih diarahkan kepada hal-hal yang berbau komersial dan party. Orang sibuk mempersiapkan Natal dengan berbelanja dan berbagi hadiah, tidak peduli berapa hutang yang diambil sebagai ongkos dari perayaan Natal itu. Berangkat dari kenyataan ini (mungkin pengamatannya kurang tepat), timbul dalam diri saya sebuah pertanyaan: apakah yang mesti kita lakukan dalam merayakan Natal? Untuk menjawab pertanyaan itu mungkin kita harus melihat apa yang sebenarnya terjadi dalam peristiwa Natal itu sendiri. Dalam peristiwa Natal itu, Yesus (yang adalah Mesias) lahir di sebuah kandang hewan (Lukas 2:6-7). Dia, yang kedatangan-Nya telah dinubuatkan oleh Yesaya 600 th. sebelumnya dan yang diakui sebagai Mesias (Yesaya 7:14 dan Lukas 1:35), hadir dalam kesederhanaan. Tidak ada tanda kemegahan yang muncul dalam
E R
2 0 1 1 / N O . 2 3 6
kehadiran sang Mesias ini. Orang-orang pertama yang hadir dan menyambut kehadiran-Nya di dunia ini justru para gembala, yang kita semua tahu bahwa mereka adalah kelompok orang-orang yang biasa dan sederhana (Lukas 2:8-20). Yesus sendiri menampilkan diri-Nya dalam sosok orang biasa (Markus 6:23). Lalu apakah cara kita merayakan Natal selama ini sudah tepat? Kemeriahan dan kemegahan perayaan Natal yang selama ini kita rayakan sering jatuh pada hal-hal yang nampak dibagian luarnya dan sering tidak menyentuh pada bagian terdalam dari perayaan Natal itu sendiri. Sebagaimana yang dapat kita lihat dan rasakan sindiri, segala kemegahan Natal seakan-akan hilang begitu saja setelah
KESEDERHANAAN
aatal tanggal 25 Desember. Bukankah ini bisa menjadi bahan refleksi yang bagus untuk direnungkan bersama dalam konteks bagaimana merayakan Natal? Kesederhanaan yang nampak dalam sosok sang Immanuel ini tentunya Bersambung ke hal 4
1
Pastor Pamong Rm. Aegidius Warsito SCJ (416)879.5944
[email protected] Deacon Deacon Val Danukarjanto, (416) 497.2274
[email protected]
DEWAN PENGURUS UMAT KATOLIK INDONESIA PERIODE 2010-2013
Kepada yang terkasih, Seluruh warga UKI Toronto, Rm. Aegidius Warsito SCJ, Deacon Val Danukarjanto
Koordinator Rudy S B Hartono, (905) 814.8475
[email protected] Sekretaris Kiki Hermyana
[email protected] Bendahara Lilian Tjokro, (905) 887.9546
[email protected]
Selamat Natal 2011 & TAHUN BARU 2012
WILAYAH TIMUR Ketua Wilayah Taufik Abadi, (905) 264.3499
[email protected] Seksi Liturgi Lusia Lie, (416) 903.9718
[email protected] Usher Budiman Widjaja, (416) 250.1655
[email protected] Seksi Bina Iman Mikiwaty Sujitno, (416) 386.9882
[email protected] Seksi Sosial Damianus Indy, (416) 284.4707
[email protected] Seksi Rumah Tangga Felicia Widjaja, (647) 892.6714
[email protected] WILAYAH BARAT Ketua Wilayah Iwan Hidajat, (905) 819.8697
[email protected] Seksi Liturgi Tiny Tjongson, (905) 567.7841
[email protected] Usher Genalia Weyner (905) 814.3069
[email protected] Seksi Bina Iman Christine Tanuwijaya, (905) 819.9077
[email protected] Seksi Sosial Freddy Sutjiawan, (416) 838.4858
[email protected] Seksi Rumah Tangga Ellyawati Wibisana, (905) 821.7339
[email protected] BIDANG KHUSUS Seksi Kesenian Sardjono Salib, (416) 438.0916
[email protected] Mudika Yoanitha
[email protected] PELAKSANA KHUSUS Altar Server Hendry Wijaya Persekutuan Doa East: Pauline Susanto
[email protected] West: Siu Yang Tjio, (905) 814.5462
[email protected] Sel KTM Yola, (647) 547.2240
[email protected]
Semoga damai sukacita dalam Tuhan merajai hati kita.
Dewan Pengurus UKI.
LAPORAN KEUANGAN NOPEMBER 2011 TOTAL PENERIMAAN Kolekte
$ 3,428.22 3,428.22
PENGELUARAN Rent St. Anselm Church
700.00
Biaya RT SCJ/Romo/Stipendium
749.11
Biaya UKI-Wilayah East & West
571.00
Seksi Liturgi
713.00
Seksi Majalah
130.00
Seksi Sosial
868.15
TOTAL PENGELUARAN
$ 3,731.26
DEFISIT
$ (303.04)
Note: Hasil kolekte II, tanggal 27 Nopember sebesar $ 800 disumbangkan bagi karya sosial Francis Table 2
UKI 2011 dan Menyongsong 2012
Rudy SB Hartono Koordinator
uji dan syukur kepada Bapa yang Maha Kasih atas keberadaan kita (UKI) saat ini. Memang tak terasa bahwa kita sudah diujung tahun 2011 dan menyongsong 2012. Tahun 2011 boleh kita lalui dengan penuh berkat, kita sungguh bersyukur karena boleh melihat dan merasakan penyertaan Tuhan dalam perjalanan UKI sepanjang tahun ini. Iman kita boleh diperkaya oleh beberapa tamu yang datang mengunjungi UKI, para Suster dari Putri Karmel, Romo Antonius Galih PR maupun kebersamaan selama tujuh bulan dengan Romo Alex Sapto SCJ. Berbagai aktifitas yang terlaksana sepanjang tahun 2011 sangat mempererat tali persaudaraan seluruh umat serta memperkuatdan meneguhkan iman yang kita yakini. Ziarah ke Our Lady of Grace Shrine Marylake di King City, family day dan piknik bersama kawan kawan UKI Montreal di High Park Toronto, camping di Charleston Lake, ziarah ke Fatima & Lourdes, thanksgiving potluck, rekoleksi pra paska dan adven. Kegiatan Bible Contest yang pertama kali diadakan, ternyata mendapat tanggapan yang sangat positif. Baik peserta maupun pemirsa dari semua golongan umur terlihat sangat antusias dalam mempersiapkan dan memperagakannya. Pesan dan makna injil boleh diwujudkan dalam peragaan yang menggambarkan kehidupan sehari-hari. Banyak kreativitas yang muncul. Pesan iman dan moral juga menyentuh peserta maupun pemirsa. Acara sosial yang ditujukan kepada para senior di pertemuan bulanan kelompok Golden Age juga semakin berkembang dan lebih berarti dari
P
setiap pertemuan yang diadakan. Selain diisi untuk pendalaman iman, acara pertemuan ini juga menjadi ajang dan sarana informasi tentang kesehatan yang banyak dihadapi para senior. Pada acara Senior Day, UKI menerbitkan buku Kasih Tuhan tak pernah berakhir, sebuah buku renungan yang ditulis oleh almarhum Njoo Tik Poen. Buku ini dibagikan gratis sebagai apresiasi untuk para senior kita. Terimakasih kepada Christine Budihardjo dan Romo Aegidius Warsito SCJ atas jerih payahnya untuk menerjemahkan dan merangkumkan dalam bahasa Indonesia. Aktifnya para senior dalam setiap kegiatan tidak terlepas dari bantuan semua pihak yang selalu setia dan bersedia menjemput dan mengantar kembali para sepuh kita dalam berbagai acara. Terimakasih kepada Romo Aegi, Romo Sapto, Deacon Val dalam melayani, mengunjungi para senior dan yang sedang menderita sakit. Keberadaan voluntir sungguh sangat berarti dan menjunjang dinamika kegiatan di UKI, terutama seluruh umat yang selalu ringan tangan menyediakan waktu dan tenaga untuk mensukseskan setiap kegiatan yang dilaksanakan. Juga kepada seluruh anggota Dewan Pengurus UKI yang dengan sepenuh hati dan bekerja secara professional rela untuk mengorbankan waktu, tenaga serta pikiran bagi UKI. Mudika UKI, merupakan kelompok yang akan mencerminkan generasi mendatang Umat Katolik Indonesia. Terimakasih kepada pengurus Mudika yang lama dan selamat menjalankan tugas bagi pengurus Mudika yang baru. Kita perlu mendukung setiap kegiatan Mudika terutama dalam hal menumbuh kembangkan perjalanan iman mereka sesuai dengan ajaran Yesus Kristus. Himbauan kami kepada para orang tua untuk selalu memberikan dorongan kepada putra putri remaja anda untuk bergabung aktif dikelompok Mudika UKI. Tahun 2013 Mudika berencana untuk dapat bersama-sama menghadiri World Youth Day di Rio deJaneiro. Mari kita dukung aktivitas Mudika UKI ini dan kiranya semua Mudika UKI dapat berkesempatan untuk mengikuti acara tersebut. Hal yang tidak dapat kami lupakan, “last but not the least” adalah ucapan terimakasih kami kepada para donatur yang menyumbangkan dana maupun materi secara sukarela sepanjang tahun 2011. Mengawali tahun 2012, UKI akan ikut serta bersama dengan Gereja-gereja Kristen Indonesia yang berada di GTA untuk mengadakan perayaan Natal bersama. Mari kita galang kebersamaan antar umat kristiani untuk kemuliaan Yesus Kristus sumber kesatuan umat kristiani. Kami menghimbau dan mengharapkan kehadiran dan partisipasi anda. Tahun 2012, UKI akan memperbaharui database umat, sehingga memudahkan tertib administrasi. Kami mohon bantuan setiap warga UKI untuk membantu dan mendukung usaha ini. Demikian juga masa jabatan Koordinator UKI yang akan berakhir di awal tahun 2012, harapan kami kiranya anda mengambil bagian secara aktif mengajukan calon calon anda kepada Romo Aegi. Tuhan memberkati kita semua, Selamat Natal 2011 dan Tahun Baru 2012.□
3
Sambungan dari hal 1, bukanlah sebuah kebetulan. Ia sengaja memilih untuk hadir dalam sosok yang demikian karena Ia ingin hadir dalam diri semua orang dari segala lapisan masyarakat. Kesederhanaan menghapuskan sekat-sekat dalam membangun relasi dengan orang lain(tua-muda-anak-anak, kaya-miskin, orang baik-baikorang berdosa). Kesederhanaan menjadikan Ia lebih mudah untuk melakukan apa yang Allah Bapa kehendaki dengan ketaatan mutlak kepada-Nya. Kesederhanaan-Nya menjadikan banyak orang lebih mudah melihat kehadiran Allah yang nyata dalam apa yang diperbuat dan diajarkan, serta di dalam seluruh hidup-Nya. Kesederhanaan menjadikan Yesus lebih mudah membangun relasi dengan Allah Bapa lewat doa yang dipanjatkan-Nya. Kesederhanaan menjadikan segala sesuatu menjadi lebih mudah bagi Yesus mempraktekkan ajaran-Nya tentang mengasihi dan mengampuni orang lain (misalnya: dalam hal mengampuni orang-orang yang membenci, menghukum, memfitnah, menganiaya, dan membunuh-Nya). Dalam kesempatan yang baik ini saya mengajak kita semua untuk melihat kesederhanaan sebagai pola hidup di dalam merayakan Natal. Mari kita belajar dari sang Mesias yang kehadiran-Nya kita rayakan pada hari ini. Kesederhanaan hidup yang dipilih-Nya telah mendatangkan berkat dan jaminan keselamatan bagi kita semua. Oleh karena itu tidak salahlah kalau kita memakai pola hidup ini sebagai pola hidup kita sehari-hari juga, sehingga diri kita pun dapat mendatangkan keselamatan dan berkat baik bagi diri kita sendiri maupun orang–orang yang kita jumpai setiap hari. Pada kesempatan yang baik ini juga, saya ingin mengucapkan: Selamat Natal bagi semua warga dan simpatisan UKI-Toronto dan sekitarnya. Semoga Natal tahun ini sungguh membawa damai, sukacita, dan kebahagiaan bagi Anda sekalian. Selamat memasuki tahun baru 2012 dengan iringan doa dan berkatku, sehingga tahun 2012 nanti menjadi tahun
KOOR
DINATOR
UKI 2012-2015 AJUKAN NAMA CALON YANG ANDA PILIH
yang penuh rahmat. Saya juga ingin mengucapkan banyak terimakasih atas kerjasama yang terjadi selama ini kepada: Dewan Inti UKI beserta Seksi-seksinya, para Voluntir, para Donatur dan semua warga dan simpatisan UKI-Toronto dan sekitarnya. Tanpa partisipasi, pengorbanan, dan kerjasama yang terjadi selama ini maka UKI tidak akan berkembang seperti sekarang ini. Mohon maaf bila ada kesalahan dan kurangnya perhatian dari pihak saya selama ini kepada Anda sekalian. Mari kita menyatukan hati, tangan, tekad, tujuan, dan semangat kita untuk menjadikan Gereja UKI-Toronto sebagai Gereja yang terus tumbuh dan berkembang dalam menghadirkan Tuhan. Salam dan berkatku, Rm. Aegi SCJ.
FE gt{âÇ
ZxÜx}t UKI
^tÅ| ÅxÇzâÇwtÇz áxÄâÜâ{ jtÜzt h^\ âÇàâ~ ÅxÇz{tw|Ü| `|át ^âwâá çtÇz w| Ñ|ÅÑ|Ç ÉÄx{M
U|á{ÉÑ j|ÄÄ|tÅ `vZÜtààtÇ wtÇ ÑxÜtçttÇ FE àt{âÇ h^\ Ñtwt àtÇzztÄM
EI cxuÜâtÜ| ECDE ]tÅ EMCC á|tÇz UxÜàxÅÑtà w| ZxÜx}t fàA TÇáxÄÅ D `tvatâz{àÉÇ ew gÉÜÉÇàÉ
"Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya" [Lukas 19:26b] Bagi Tuhan, persoalannya bukan banyak atau sedikit talenta yang diberikan-Nya, tetapi bagaimana kita yang mendapatkan talenta itu mengembangkannya. Diberi banyak tetapi tidak dikembangkan akan percuma. Sebaliknya, meskipun diberi sedikit, tetapi dikembangkan dengan luar biasa, pastilah akan menghasilkan buah yang berlimpah-limpah. Kemampuan dan ketrampilan bukanlah menjadi kunci kesuksesan dalam panggilan, melainkan keterbukaan dan kesiapsediaan orang untuk hidup berakar dalam Kristus. UKI adalah karya kasih Tuhan. Anda dipanggil untuk meneruskan karya-Nya. Bersediakah Anda menjawab panggilan-Nya? Calonkan diri Anda sebagai Koordinator UKI 2012-2015, jadikan diri Anda sebagai pelayan Tuhan!! Anda dapat pula mengajukan nama calon yang Anda anggap pantas menjadi pelayan Tuhan.
EMAIL:
[email protected] » Rm Aegidius Warsito SCJ 4
Saudara/Saudari
Deacon Val Danukarjanto and wife, Wies Danukarjanto
PESAN NATAL
2011
terkasih
dalam Kristus, Sewaktu malaikat Gabriel menyampaikan kabar gembira kepada Maria, dia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." (Lukas 1.28) Mendapat penunjukan untuk menjadi Ibu Yesus melalui malaikat, Maria terkejut. Tetapi setelah diberi penjelasan bahwa Roh Kudus akan turun atasnya dan menaunginya, Maria menjawab, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." (Lukas 1.38) Banyak diantara kita merayakan Natal sekedar untuk memperingati kejadian lebih dari 2000 tahun yang lalu, pada waktu mana Perawan Maria melahirkan Yesus sang Penebus di kandang ternak, diberitakan oleh para malaikat, dikelilingi oleh para gembala, dan dikunjungi oleh orang-orang majus dari Timur. Tetapi perayaan Natal bukan hanya itu. Cerita Natal adalah untuk kita semua sekarang ini pada tahun 2011, karena kita semua adalah orang-orang yang dikaruniai Tuhan, dan kita ditunjuk dan diutus untuk “melahirkan” Yesus melalui hidup kita.
Dalam terjemahan Roman Missal yang baru dalam bahasa Inggeris, sesudah berkat terakhir dalam Misa, kita semua diutus dengan pesan: Go and announce the Gospel of the Lord – Pergilah dan wartakanlah Injil Tuhan; atau: Go in peace, glorifying the Lord by your life – Pergilah dalam damai, muliakanlah Tuhan dengan hidupmu. Kita semua, anda dan saya, diutus untuk mewartakan Injil Tuhan dengan hidup kita. Sebentar lagi akan ada pemilihan pengurus UKI yang baru. Kita semua adalah orang-orang terpilih dan dikaruniai Tuhan. Kalau anda merasa terpanggil, jangan ragu-ragu lagi. Kita tidak usah takut, karena Roh Kudus akan menaungi dan membantu kita dalam melakukan tugas-tugas yang diberikan kepada kita. Semoga dalam perayaan Natal 2011 ini kita diberi keberanian untuk menjawab seperti Maria, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Selamat Natal 2011 dan Tahun Baru 2012. Berkat Tuhan menyertai kita semua, Deacon Val Danukarjanto
Sing along with the seniors at The Gibson Retirement Residence, North York on Friday, December 9th, 2011 5
KEJUJURAN Kejujuran sebuah kata yang sangat sederhana tapi sekarang menjadi barang langka dan sangat mahal harganya. YOU ARE ONLY AS HONORABLE AS WHAT YOU DO Buntoro Sutanto emang ketika kita merasa senang dan segalanya berjalan lancar, mengamalkan kejujuran secara konsisten tidaklah sulit, tetapi pada saat sebuah nilai kejujuran yang kita pegang berbenturan dengan perasaan, kita mulai tergoncang apakah tetap memegangnya, atau kita biarkan tergilas oleh keadaan. Sebuah kisah kejujuran yang sangat menyentuh hati, dua orang anak kecil menjajakan tisu di pinggir jalan. Membuat kita mesti belajar banyak tentang arti sebuah kejujuran. Siang ini, tanpa sengaja, saya bertemu dua manusia super. Mereka makhlukmakhluk kecil, kurus, kumal berbasuh keringat. Tepatnya di atas jembatan penyeberangan Setia Budi, dua sosok kecil berumur kira-kira delapan tahun menjajakan tissue dengan wadah kantong plastik hitam. Saat menyeberang untuk makan siang mereka menawari saya tissue di ujung jembatan, dengan keangkuhan khas penduduk Jakarta saya hanya mengangkat tangan lebar-lebar tanpa tersenyum yang dibalas dengan sopannya oleh mereka dengan ucapan, “Terima kasih Oom!” Saya masih tak menyadari kemuliaan mereka dan cuma mulai membuka sedikit senyum seraya mengangguk ke arah mereka. Kaki-kaki kecil mereka menjelajah lajur lain di atas jembatan, menyapa seorang laki laki lain dengan tetap berpolah seorang anak kecil yang penuh keceriaan, laki-laki itu pun menolak dengan gaya yang sama dengan saya, lagi-lagi sayup-sayup saya mendengar ucapan terima kasih dari mulut kecil mereka. Kantong hitam tempat stok tissue dagangan
M
mereka tetap teronggok di sudut jembatan tertabrak derai angin Jakarta. Saya melewatinya dengan lirikan kearah dalam kantong itu, dua pertiga terisi tissue putih berbalut plastik transparan. Setengah jam kemudian saya melewati tempat yang sama dan mendapati mereka tengah mendapatkan pembeli seorang wanita, senyum di wajah mereka terlihat berkembang seolah memecah mendung yang sedang menggayuti langit Jakarta. “Terima kasih ya mbak … semuanya dua ribu lima ratus rupiah!” tukas mereka, tak lama si wanita merogoh tasnya dan mengeluarkan uang sejumlah sepuluh ribu rupiah. “Maaf, nggak ada kembaliannya … ada uang pas nggak mbak?” mereka menyodorkan kembali uang tersebut. Si wanita menggeleng, lalu dengan sigapnya anak yang bertubuh lebih kecil menghampiri saya yang tengah mengamati mereka bertiga pada jarak empat meter. “Oom boleh tukar uang nggak, receh sepuluh ribuan?” suaranya mengingatkan kepada anak lelaki saya yang seusia mereka. Sedikit terhenyak saya merogoh saku celana dan hanya menemukan uang sisa kembalian food court sebesar empat ribu rupiah. “Nggak punya!”, tukas saya. Lalu tak lama si wanita berkata “Ambil saja kembaliannya, dik!” sambil berbalik badan dan meneruskan langkahnya ke arah ujung sebelah timur. Anak ini terkesiap, ia menyambar uang empat ribuan saya dan menukarnya dengan uang sepuluh ribuan tersebut dan meletakkannya kegenggaman saya yang masih tetap berhenti, lalu ia mengejar wanita tersebut untuk memberikan uang empat ribu rupiah tadi. Si wanita kaget, setengah berteriak ia bilang “Sudah buat kamu saja, nggak apa..apa ambil saja!”, namun mereka berkeras mengembalikan uang tersebut. “Maaf mbak, cuma ada empat ribu, nanti kalau lewat sini lagi saya kembalikan !” Akhirnya uang itu diterima si wanita karena si kecil pergi meninggalkannya. Tinggallah episode saya dan mereka. Uang sepuluh ribu digenggaman saya tentu bukan sepenuhnya milik saya. Mereka menghampiri saya dan berujar “Om, bisa tunggu ya, saya ke bawah dulu untuk tukar uang ke tukang ojek!” “Eeh … nggak usah … nggak usah … biar aja … nih!” saya kasih
uang itu ke si kecil, ia menerimanya, tapi terus berlari ke bawah jembatan menuruni tangga yang cukup curam menuju ke kumpulan tukang ojek. Saya hendak meneruskan langkah tapi dihentikan oleh anak yang satunya, “Nanti dulu Om, biar ditukar dulu … sebentar.” “Nggak apa apa, itu buat kalian” lanjut saya. “Jangan … jangan oom, itu uang oom sama mbak yang tadi juga” anak itu bersikeras. “Sudah … saya ikhlas, mbak tadi juga pasti ikhlas !”, saya berusaha membargain, namun ia menghalangi saya sejenak dan berlari ke ujung jembatan berteriak memanggil temannya untuk segera cepat. Secepat kilat juga ia meraih kantong plastik hitamnya dan berlari ke arah saya. “Ini deh om, kalau kelamaan, maaf ..”. Ia memberi saya delapan pack tissue. “Buat apa?”, saya terbengong “Habis teman saya lama sih oom, maaf, tukar pakai tissue aja dulu”. Walau dikembalikan ia tetap menolak. Saya tatap wajahnya, perasaan bersalah muncul pada rona mukanya. Saya kalah set, ia tetap kukuh menutup rapat tas plastik hitam tissuenya. Beberapa saat saya mematung di sana, sampai si kecil telah kembali dengan genggaman uang receh sepuluh ribu, dan mengambil tissue dari tangan saya serta memberikan uang empat ribu rupiah. “Terima kasih Om!”..mereka kembali ke ujung jembatan sambil sayup sayup terdengar percakapan, “Duit mbak tadi gimana ..?” suara kecil yang lain menyahut, “Lu hafal kan orangnya, kali aja ketemu lagi ntar kita kasihin …….”. Percakapan itu sayup sayup menghilang, saya terhenyak dan kembali ke kantor dengan seribu perasaan. Tuhan, hari ini saya belajar dari dua manusia super, kekuatan kepribadian mereka menaklukan Jakarta membuat saya trenyuh, mereka berbalut baju lusuh tapi hati dan kemuliaannya sehalus sutra, mereka tahu hak mereka dan hak orang lain, mereka berusaha tak meminta minta dengan berdagang tissue. Dua anak kecil yang bahkan belum balig, memiliki kemuliaan di umur mereka yang begitu belia. Kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimana-mana. Apa yang bukan milik kita, pantang untuk kita ambil.□
6
Kesan dan
Pesan Romo Sapto SCJ Mantan Lurah SCJ selama 6 tahun ebetulnya kami sudah mengenal beliau (Romo Alexander Sapta Dwi Handoko SCJ) sejak tahun 2005 yaitu pada waktu Perayaan HUT UKI ke-25. Beliau memerlukan datang ke Toronto untuk melihat bagaimana keadaan UKI dalam kenyataannya; bukan hanya sekedar mendengar laporan dari para Gembala yang diutus oleh SCJ Indonesia untuk membantu Misi SCJ di Canada. Kemudian sekali lagi kami berjumpa dengan beliau pada Perayaan HUT UKI ke -30 pada tahun 2010. Beliau melihat betapa pesat perkembangan UKI dalam lima tahun belakangan itu. Umat bertambah banyak dan ikut aktif ambil bagian dalam hampir semua kegiatan yang diselenggarakan. Setelah menyelesaikan masa jabatan ( dua term ) sebagai Superior SCJ
S
Indonesia, pada bulan Maret 2011 beliau datang lagi ke Toronto, sekarang sebagai “student” katanya; entah apa yang mendorong beliau untuk menjatuhkan pilihannya pada Toronto. Mula-mula kami mendengar bahwa beliau akan menuntut ilmu di Perguruan Tinggi di Toronto selama kira-kira tiga tahun! Dengan penuh sukacita kami menyambut kedatangan beliau; kami undang beliau pada setiap kegiatan dan setiap pertemuan, tapi tentu saja beliau tidak selalu dapat hadir, karena harus “masuk sekolah” . . . . .tapi pada saat-saat beliau tidak berhalangan, dengan gembira dan penuh semangat beliau ikut ambil bagian, lebih-lebih pada kegiatan olah raga, misalnya bulu tangkis, volley ball dan terutama bersepeda : suatu sarana pemelihara kesehatan yang murah – meriah , demikianlah anjuran beliau ! Mendadak dalam bulan Oktober 2011 kami mendengar, bahwa beliau akan pulang ke Indonesia; tidak jadi melanjutkan belajar di Toronto. Tentu saja kami kecewa, namun kami juga merasa bersyukur, karena beliau akan memangku jabatan yang penting di Tanah Air nanti. Dalam hidup memang tak ada yang kekal; ada saat bertemu dan ada pula saat berpisah. Pada pertemuan terakhir ketika beliau membawakan renungan di Kelompok Pendalaman Iman kami, ada salah seorang peserta yang bertanya “Apa kesan-kesan Romo mengenai UKI ?” Romo Sapta sangat terkesan pada semangat kekeluargaan yang ada di UKI; ketekunan umat dalam “keinginan belajar” lebih-lebih pada Kelompok Senior yang sudah berlangsung hampir 20 tahun itu sungguh menimbulkan kekaguman beliau. Karena tidak semua peserta memiliki kendaraan pribadi, maka ada beberapa peserta yang dengan setia menjemput teman-temannya dan saling membantu dengan penuh kasih, tanpa pamrih. Beliau juga bersyukur melihat banyaknya umat di UKI yang mau bergabung dalam kelompok-kelompok , walaupun beliau menyadari semua warga UKI sangat sibuk sehari-harinya, karena semua pekerjaan rumah tangga harus dikerjakan sendiri; tak ada pembantu rumah tangga, walaupun demikian, umat masih rela menyisihkan waktu untuk ambil bagian dalam macammacam kegiatan yang tidak selalu menguntungkan bagi yang bersangkutan, bahkan seringkali harus berkorban waktu dan juga materi (paling sedikit ongkos bensin yang tidak murah). Tiada gading yang tak retak, maka timbul pula pertanyaan : “Apa kiranya yang masih perlu diperbaiki di UKI ?” Beliau berharap UKI dapat lebih berdisiplin, lebih tepat waktu, pada semua pertemuan, lebihlebih pada Perayaan Ekaristi! Misa Kudus
dimulai dari Lagu Pembukaan dan diakhiri pada Lagu Penutup, maka diharapkan umat ambil bagian penuh dalam Perayaan Ekaristi. Dari belakang Altar beliau melihat masih banyak tempat yang kosong dalam gereja pada Lagu Pembukaan; lambat laun gereja makin penuh dan pada waktu Komuni maka umat sudah memenuhi gereja! Demikianlah pesan Romo Sapta SCJ pada umat UKI di Toronto. Terima kasih Romo atas kerelaannya untuk menyampaikannya pada kami. Terima kasih pula atas kehadiran Romo di tengah-tengah kami walau hanya singkat namun cukup berbobot. Mari kita saling mendoakan. Semoga Tuhan melimpahkan berkat-Nya pada karya serta pelayanan Romo di mana pun Anda ditugaskan. Kiriman dari M.L.U. Seluruh warga UKI yang saya kasihi, Hari Jumat, 16 Desember 2011 pukul 13.15 saya telah mendarat dengan selamat dan sukacita di Jakarta. Perbedaan iklim antara Toronto-Jakarta tidak menjadi masalah bagi saya. Syukurlah saya bisa cukup beristirahat selama perjalanan panjang dari Toronto ke Jakarta sehingga segera saya bisa mengikuti irama hidup di Indonesia. Hari pertama berada di Jakarta telah banyak acara saya lalui: berkunjung ke Mamanya Rudy yang sedang terbaring di RS Mitra Keluarga Bekasi Timur, bertemu dengan beberapa teman UKI yang sedang berada di Jakarta........wah rasanya tetap berada di tengah-tengah UKI.....masih pergi ke RS untuk menerimakan sakramen pengurapan orang sakit. Apa yang pernah saya pikirkan untuk membuat "UKI cabang Jakarta" kiranya perlu ditindaklanjuti untuk membangun silahturahmi yang berkelanjutan di antara kita dan lebih dari itu kita masih bisa terus saling membantu bila mana itu diperlukan. Sementara waktu saya akan berada di Jakarta untuk kemudian ke Yogyakarta dan akhirnya kembali ke Palembang untuk menunaikan tugas saya di sana. Pada kesempatan ini perkenankanlah saya mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian, kasih, dukungan, sumbangan, ilmu, pengalaman, dlsb yang telah boleh saya timba dan alami selama saya berada di Toronto. Dan pula saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas semua hal yang telah saya perbuat yang tidak atau kurang berkenan di hati Anda semua. Saya sangat mengagumi semangat persaudaraan di antara warga UKI.......jadilah garam dan ragi bagi masyarakat. Hidup UKI Toronto. Marilah Kita saling mendoakan. Jakarta, 18 Desember 2011 pkl. 00.39
7
Fr. Bill More dies Dec 8th, 2011 | By Sacred Heart |
Long time minister to the divorced and separated dies Just weeks after celebrating his 85th birthday, Fr. Bill More, SCJ, a member of the Canadian Region, died on December 8. Originally from the Netherlands, Fr. Bill came to Canada in the mid-1950s to teach at the SCJs’ minor seminary in Delaware, Ont. He prepared for the task by first earning a degree at the University of Ottawa. Much of his work was with those preparing for marriage, but after some time with the office he realized a need for ministry to the separated and divorced. “For those dealing with divorce Fr. Bill was a voice of a loving and merciful God,” said a member of his Ottawa community. Fr. Bill made his first profession with the Priests of the Sacred Heart in 1949 and was ordained to the priesthood in 1955.
In Memoriam of Fr. Bill More SCJ (Diterjemahkan dari 'Remarriage: A Viable Option?' oleh Bill More SCJ, konselor pernikahan dari Ottawa, Kanada)
Apakah hal-hal yang Mungkinkah terpenting bagi seseorang Saya Menikah sebelum secara serius memikirkan untuk menikah Kembali? kembali? Pertama-tama perlu diketahui bahwa angka perceraian di antara pasangan yang menikah kembali lebih tinggi dari pasangan yang menikah pertama kali. Salah satu sebab adalah karena singkatnya waktu antara perceraian dan pernikahan kembali itu. Mereka yang menikah kembali setelah baru setahun bercerai memiliki risiko yang tinggi untuk bercerai lagi. Orang yang ingin menikah kembali harus menyediakan waktu yang cukup bagi persiapannya. Bila persiapan hidup pernikahan perlu bagi yang akan menikah untuk pertama kali, lebih perlu lagi bagi mereka yang ingin menikah kembali. Lalu apa saja yang perlu diperhatikan sebelum menikah kembali! Hal yang pertama adalah hal yang seharusnya dilakukan pertama kali sebelum pernikahan pertama: suatu pengkajian, pemeriksaan mengenai keluarga kita sendiri, keluarga dimana kita dibesarkan. Pertanyaan seperti, "Apa yang terjadi di keluarga saya?", "Apa peranan saya di dalam keluarga?", dan "Apa yang telah terjadi di dalam keluarga saya yang mempengaruhi saya?", adalah pertanyaan yang penting yang memberikan jawaban seperti apa saya ini. Sangat penting bagi diri sendiri dan bagi diri orang lain untuk mengenal saya.
Merupakan suatu yang realistis untuk mengetahui siapa orang tersebut, apa yang membentuk dia, apa kekuatan dan kelemahannya, apa yang mempengaruhinya. Kemudian, karena suatu proyek kehidupan yang sangat penting telah gagal, perlu dikaji apa yang menyebabkan pernikahan itu gagal. Perlu untuk diketahui apakah ada hal yang masih belum terselesaikan yang harus dibereskan, apapun sifatnya, sehingga hal tak terselesaikan ini tidak dibawa ke hubungan yang baru dengan kemungkinan malapetaka. Harga diri ======= Salah satu akibat yang sangat merusak di dalam suatu perceraian adalah hilangnya rasa harga diri. Kecuali yang bersangkutan mulai lagi membentuk harga dirinya, suatu hal yang tidak mudah dan memerlukan ketekunan, hubungan yang baru mempunyai kemungkinan kecil atau nol untuk tumbuh subur. Orang kerap melupakan bahwa rasa harga diri dan cinta akan diri sendiri yang benar adalah batu sendi dari bangunan kokoh dan abadi pernikahan. Jika seorang hampir setiap waktu merasa rendah diri atau tidak suka akan dirinya sendiri, bagaimana ia dapat mengharapkan orang lain menghargainya? Namun demikian banyak orang yangmerasa rendah diri seperti itu, mengharapkan nun disana akan ada orang yang menaruh belas kasih kepadanya dan menjadi isteri/suami yang berikutnya. Tak perlu dikatakan sebetulnya bahwa hubungan seperti itu tidak sehat dan terkadang tidak berlangsung lama. Yang terjadi adalah si isteri/suami baru memanggul beban ganda, beban dirinya dan diri pasangannya, sedang sang pasangan dapat menjadi orang yang tidak bertanggung-jawab. Bila seseorang sangat butuh untuk menikah kembali sampai kepada tahap putus asa, kemungkinan akan hubungan pernikahan yang sehat menjadi sangat kecil atau tidak ada sama sekali. Seseorang yang kerap berkata kepada dirinya sendiri, "Aku tak bisa hidup sendirian, aku harus hidup bersama seseorang, aku harus menikah," bukanlah calon pengantin yang baik. Kemungkinannya menjadi lebih baik bila seseorang dengan jujur dapat berkata, "Saya senang dengan diri saya sendiri, saya dapat berdikari, saya tak akan tenggelam bila harus hidup sendirian, tetapi saya lebih senang hidup menikah," terutama bila ia menjumpai pasangan yang seperti itu juga. Karena dasar dari pernikahan yang kokoh adalah hubungan dua insan yang lengkap dalam persatuan didasari kasih. Kembali, orang harus mampu lebih dahulu mencintai dirinya sendiri sebelum mampu mencintai manusia lain. Seorang terapis yang terkenal suatu ketika bercerita sebagai berikut, ketika ia sedang berpacaran, suatu ketika ia berkata, "Saya membutuhkan engkau." Si gadis memandangnya dan berkata bahwa sebaiknya ia berpikir lagi mengenai ucapannya itu sebelum mereka berdiskusi lebih lanjut. Ia pulang dan memikirkannya. Keesokan harinya ia berkata kepada si gadis, "Saya ingin mengubah apa yang saya ucapkan tadi malam. Tadi malam saya berkata, 'Saya membutuhkan engkau'. Maksud saya, 'Saya menginginkan engkau'." Si gadis menjawab, "Baiklah, mari kita berdiskusi." Ada banyak hal dalam hidup ini yang tidak kita butuhkan, melainkan kita inginkan. Kita semua tahu bahwa tidak selamanya kita selalu mendapatkan apa yang kita ingini. Dalam hal pernikahan (kembali) kita perlu ingat juga bahwa pernikahan (kembali) bukanlah suatu keharusan tetapi suatu 8
pilihan. Menjadi semakin jelas bagi saya lewat pengalaman bertahun-tahun membantu persiapan mereka yang ingin menikah kembali bahwa hal itu tidaklah mudah. Juga menjadi jelas bahwa menikah kembali tidak untuk semua orang. Banyak yang datang ke persiapan pernikahan kembali, menjadi sadar untuk tidak menikah dengan calon pasangannya, tidak menikah kembali karena mereka belum siap, atau tidak menikah kembali tok. Perlu selalu diingat ada penyebab terjadinya kehancuran pernikahan. Sebabnya mungkin salah satu pihak tidak cocok untuk hidup menikah, belum tentu karena kesalahannya, hanya karena memang demikian. Bila keadaan ini terus berlangsung, kembali belum tentu karena kesalahannya, dapat dilihat dengan mudah adanya dilemma dalam hal pernikahan kembali. Anak-anak ======== Persoalan pernikahan kembali diperbesar dengan adanya anakanak dari pernikahan yang lalu. Anak-anak perlu untuk juga keluar dari proses dukalara mereka dan dalam cara mereka mengalami penyembuhan. Jadi perlu agar orang tua mereka membantu meskipun tinggal di tempat yang berlainan. Kehadiran ayah lain yang bukan ayah sebenarnya atau ibu lain yang bukan ibu sebenarnya dapat membuat mereka menjadi traumatis. Tergantung usia mereka, dialog yang terbuka umumnya yang terbaik. Perceraian adalah pengalaman merusak. Sama seperti malapetaka, mereka yang mengalaminya membutuhkan dukungan dari komunitasnya. Terkadang warga komunitas ini tak tahu harus berbuat apa. Meskipun seperti itu, warga komunitas dapat menganjurkan mereka yang bercerai untuk bergabung dalam kelompok pendukung (support group) atau membantu menciptakan kelompok itu bila belum ada. Bukan main hebatnya bantuan yang dapat diberikan oleh suatu kelompok pendukung yang baik bagi mereka yang mengalami proses perceraian. Kelompok pendukung, bila dibina dengan baik, dapat membantu membuat yang bersangkutan berkembang di dalam proses dukalara dan penyembuhannya. Dibutuhkan waktu dan kerja keras tetapi tak akan sia-sia. Inilah langkah awal untuk dapat menjadi manusia utuh kembali. Dibutuhkan waktu bertahun-tahun (dan saya tak mau menyebutkan berapa tahun) sebelum seseorang dapat mengatasi goncangan dan segala akibat kemudian dari malapetaka yang bernama perceraian. Sebagian tak dapat hilang tetapi sikap yang bersangkutan terhadapnya mungkin berubah. Pintu mungkin tak akan pernah tertutup, selalu terbuka, tetapi sikap kita terhadap apa yang kita lihat berubah. Sekali seseorang merasakan manfaat kelompok pendukung dan ingin mengetahui apakah pernikahan kembali merupakan langkah berikutnya, ia harus berjalan perlahan-lahan. Pertanyaan pertama adalah, "Apakah saya sudah selesai mengurusi semua hal dari pernikahan saya sebelumnya, atau apakah masih ada yang terbengkalai?" Pada saat itu, berkonsultasi dengan seorang konselor yang baik dapat sangat bermanfaat. Di dalam konseling seseorang dapat mengenal dirinya lebih baik dan itu adalah hal yang penting bagi mereka yang ingin memasuki hubungan sehat dengan manusia lainnya. Suatu jalan yang panjang dan sukar perlu ditempuh sebelum pernikahan kembali menjadi suatu pilihan yang baik. Bila hal ini sepertinya pandangan yang suram, saya
ingin mengatakan bahwa itu adalah pandangan yang realistis berdasarkan 20 tahun pengalaman saya berkarya di antara pasangan yang ingin mengetahui apakah menikah kembali tepat bagi mereka. Saya ingin membuat kesimpulan dengan sesuatu yang pernah saya katakana beberapa tahun lalu. Dalam bukunya, 'Learning To Love Again', Mel Krantzler berkata, "Kita menikah untuk saling membagikan siapa kita, bukannya apa yang kita miliki." Pernyataan ini didasarkan pengandaian bahwa saya tahu siapa saya sebelum saya dapat membagikan siapa saya dengan orang lain. Bila saya mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai itu dan tahu ingin kemana saya dalam hidup ini, bila saya bersikap bahwa hidup saya setiap hari adalah tantangan agar dapat terus berkembang dan mendapat kesempatan baru, bila saya memakai bagian yang hancur dari masa lampau saya untuk membangun masa depan saya, dan bila saya ingin membagikan siapa saya dengan orang lain yang bersikap sama, kemungkinannya adalah pernikahan kembali akan merupakan pengalaman yang menyenangkan. Tentunya bila hubungan terus dikaji dan dipelihara kedua belah pihak. Barulah pernikahan kembali mempunyai kemungkinan besar untuk selamat dari tantangan dunia. Jadi, masih banyak hal yang perlu dilakukan sebelum seseorang dapat dengan tenang mengarungi samudera pernikahan kembali. Jusni Hilwan Email ID:
[email protected] Blog: http://blog.hilwan.com Jeha Outfitter Experience: http://jho.hilwan.com Toronto, Canada
Yoh. 5:24: Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barang siapa mendengar perkataanKu dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal.
Umat Katolik Indonesia di Toronto dan sekitarnya, TURUT BERDUKA CITA, atas berpulangnya: Bapak John Paul Sugijoto Tjhong (77 th) meninggal pada tanggal 13 Desember 2011, jam 09:00 pm di Toronto Suami tercinta dari Sri Suhartini Ayah/Ayah Mertua terkasih dari: Titik Yulianti & Herman Susanto (Surabaya) Titik Rahayu Linaksita & Lee Linaksita (Toronto) Veronica Titik Lerstari Foe & Cindra Foe (Toronto) Tjandra Sugijoto & Julia Rachmadewi (Surabaya) Tjipto Sugijoto & Caecilia Setiawan (San Fransisco) Ratna Sugijoto & Tonny Yong Santosa (Toronto) Titik Sugijoto (Toronto) Opa dari Pauline Susanto, Steven Susanto, Brandon Lee Linaksita, Brian Lee Linaksita, Gabriella Foe, Michael Foe, Kevin Alfredo Sugijoto, Bellinda Erawaty Sugijoto, Vannessa Adrienne Sugijoto, Amanda Sugijoto, William Sugijoto, Jonathan Sugijoto
Semoga Tuhan Yang Maha Rahim memberi keselamatan kekal dan tempat peristirahatan yang indah di rumah Bapa di sorga. Dan bagi keluarga yang ditinggalkan diberi rahmat, kekuatan, ketabahan serta penghiburan dariNya.
9
Kasih Tuhan tak pernah berakhir
Seniors’ Appreciation Day 2011 Umat Katolik Indonesia Toronto dan sekitarnya
Devotional Readings by Njoo Tik Poen eorang anak kecil yang berlari-lari menuju ibunya yang berada di atas bukit. Karena kerinduan yang mendalam, sang anak berlari, ter-
S
jatuh, terjerembab untuk sampai pada pelukan ibunya. Sedangkan sang ibu bisa tertawa bangga melihat anaknya berlari, dan ia ikut menjerit ketika anaknya jatuh terjerembab. Tapi, ia tidak berlari menghampiri anaknya karena ia tahu anaknya akan bangkit berdiri dan berlari lagi. Ia memberi semangat dan dorongan kepada sang anak sampai ia bisa meraihnya dalam dekapan. Seperti kerinduan sang ibu itulah kerinduan Tuhan menanti kita, anak-anak-Nya, untuk berlari dan datang ke dalam pelukan-Nya. Dia tak pernah melepas pandangan dan perhatian-Nya kepada anak-anak-Nya. (Disadur dari “Saat Tuhan Tiada”, Romo A. Setyawan, SJ.) Banyak jalan bagi kita untuk berlari meraih dekapan Tuhan dan untuk merasakan curahan kasih-Nya. Sejak kita dibaptis sebagai anak-Nya, Tuhan mau hidup kita menjadi terang bagi orang-orang di sekitar kita. Tuhan mau kita menyampaikan warta gembira bagi semua orang agar mereka dapat menemukan keselamatan yang sesungguhnya. Saya mempersembahkan buku ini untuk Anda bukan untuk menggantikan kitab suci melainkan sebagai salah satu sarana
agar kita makin rajin membaca kitab suci dan memahami kehendak Tuhan. Saya memadukan tulisan Alm. Om Poen dengan renungan berbahasa Indonesia yang saya yakin akan menambah wawasan kita tentang warta gembira. Dia yang selalu memperhatikan kita, menantikan kedatangan kita dalam pelukan-Nya. Saya merasakan kasih dan pengampunan-Nya yang terus mengalir dalam kehidupan kita tanpa kita sadari. Saya makin menyadari betapa agung karya-karya-Nya yang Dia penuhi lewat kehadiran kawan ataupun musuh kita. Saya tidak ingin kasih Tuhan berakhir di saat Om Poen berpulang ke rumah Bapa, ataupun berhenti di tangan saya. Saya ingin Anda juga merasakan dan mendapatkan kasih Tuhan, dan nantinya Anda juga dapat meneruskan kasih itu kepada teman atau kerabat atau siapa saja yang Anda temui setiap hari. Mari kita menjadi lidah, tangan dan kaki Tuhan, kita wartakan keselamatan dari-Nya, kita sebarkan kasih-Nya untuk kedamaian hidup ini. Semoga Tuhan selalu menyertai kita. Christine Budihardjo (Jeng Putri) Kumpulan renungan yang sangat menarik, buku ini dibagikan pada acara Senior Day UKI, bagi yang belum memiliki silahkan menghubungi Christine Budiharjdo, email :
[email protected]
REKOLEKSI ADVEN, 3 DESEMBER 2011
“ Sediakan Tempat Bagi Dia” Pembicara, Romo Alex Sapta SCJ
10
11
12