e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
BELANJA MODAL DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP BELANJA PEMELIHARAAN DALAM REALISASI ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH (Study Kasus Pemkab Buleleng) 1
Gede Widiasa, 1Edy Sujana, 2Nyoman Ari Surya Darmawan
Jurusan Akuntansi Program S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Belanja Modal merupakan salah satu sumber pengeluaran Pemerintah Daerah selain Pendapatan Asli Daerah, namun masih ada beberapa daerah yang menggunakan Belanja Modal lebih boros untuk melakukan kegiatan Belanja Daerahnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaiman pengaruh Belanja Modal dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Pemeliharaan. Penelitian ini dilakukan pada Kantor Pemerintahan Kabupaten Buleleng dengan periode anggaran 2008 hingga 2012. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode dokumentasi. Populasi pada penelitian ini adalah laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Buleleng. Pada penelitian ini menggunakan teknik Sampel nonprobability sampling, yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Modal Kabupaten Buleleng tahun anggaran 2008-2012. Alat analisis pada penelitian ini menggunakan analisis korelasi ganda yang digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh Belanja Modal dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Pemeliharaan. Hasil penelitian ini menunjukan hasil (1)Belanja Modal berpengaruh terhadap Belanja Pemeliharaan, (2)Pendapatan Asli Daerah berpengaruh terhadap Belanja Pemeliharaan, (3) Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah berpengaruh terhadap Belanja Pemeliharaan. Kata Kunci : Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Pemeliharaan Abstract Capital expenditure is one of govement spending other than Local Revenue , but there are still some regencies that use more extravagant Capital Expenditures Spending to conduct terrain . The purpose of this study was to determine the effect of Capital Expenditure and Revenue Expenditure toward the Regional Maintenance expenditure. This research was conducted at the Government Office Buleleng with the budget period 2008 to 2012. The method used in this study was a documentation method. The population of this study is the report of Actual Budget of Buleleng regency . this study used nonprobability sampling technique, the sample of this study was the report Realized Capital Budget Buleleng on the fiscal year of 2008-2012. Analytical tool of this study was multiple correlation analysis used to determine the influence of Capital Expenditure and Revenue Expenditure of the Regional Maintenance expenditure . The results of this study showed that ( 1 ) Capital Expenditure affect the Maintenance Shop , ( 2 ) the original income effect on Maintenance Expenditure , ( 3 ) Capital Expenditure and Revenue Expenditure affect Regional maintenance expenditure Key Words : Capital Expenditure , Revenue and Regional Maintenance Expenditure
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) PENDAHULUAN Otonomi daerah adalah ketidak merataan pembangunan yang berjalan selama ini sehingga menyebabkan ketimpangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Selain itu campur tangan pemerintah pusat di masa lalu menyebabkan daerah mengalami gangguan dan terhambatnya pengembangan potensi yang dimiliki daerah, sehingga proses pembangunan dan kehidupan berdemokrasi di daerah tidak berjalan lancar. Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah daerah melakukan berbagai tindakan guna menunjang dan meningkatkan kemakmuran rakyat. Tindakan pemerintah untuk meningkatkan pendapatan daerah yang dapat mengatasi kemiskinan masyarakat dilakukan dan disesuaikan dengan otonomi pemerintah. Pemerintah pusat memberikan otonomi kepada daerah guna diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyararakat melalui peningkatan pelayanan publik, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Disamping itu melalui otonomi daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan, serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia, (Bernanda Gatot Tri Bawono, 2008 :1). Dengan adanya otonomi daerah berarti daerah dituntut untuk lebih mandiri, tak terkecuali dalam masalah financial. Meski begitu pemerintah daerah tidak lantas lepas tangan dan tetap memberikan dana bantuan berupa dana alokasi umum yang ditransfer kepada pemerintah daerah. Namun pada praktiknya dana yang ditransfer dari pusat merupakan sumber pendanaan utama untuk melaksanakan kegiatan daerah selain pendapatan asli daerah. Di Indonesia sendiri masih banyak pemerintah daerah yang menggunakan dana transfer dari pusat lebih dominan dari pada menggunakan pendapatan asli daerahnya sendiri. Seperti beberapa penelitian yang dilakukan oleh Mutiara Maemunah (2006) yang meneliti di Sumatra.
Pendapatan Asli Daerah sangat berpengaruh juga dengan belanja pemeliharaan, apabila pendapatan asli daerah meningkat maka sudah dipastikan belanja pemeliharaan pun juga akan meningkat. Penelitian sebelumnya seperti Septiana Asti Dwi (2007) yang meneliti pengaruh pendapatan asli daerah terhadap belanja modal dan pengaruh belanja modal terhadap belanja operasional dan pemeliharaan pada pemerintah kabupaten kota di Indonesia yang mengatakan bahwa belanja modal berpengaruh secara signifikan terhadap belanja oprasional dan pemeliharaan. Noni Puspita sari (2009) juga melakukan melakukan penelitian di riau yang memperoleh hasil yaitu PAD menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap belanja langsung. Sri hayati Br. Sembiring (2009), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa belanja modal secara individual berpengaruh terhadap belanja pemelihraan, selain itu hasil penelitin juga menunjukan PAD secara individual berpengaruh terhadap belanja pemeliharaan. Selain menunjukkan pengaruh secara individual hasil penelitiannya juga menunjukkan belanja modal dan PAD secara serempak berpengaruh terhadap belanja pemeliharaan. Dominannya transfer dari pusat menyebabkan kurang termotivasinya daerah untuk mengembangkan potensi daerahnya, hal tersebut dikarenakan transfer dari pusat memiliki sifat tak bersyarat dimana tiap tahunnya dana tersebut sudah di anggarkan untuk tiap daerah. Pada pemerintah Kabupaten Buleleng sendiri anggaran BM, PAD dan BP selalu mengalami peningkatan tiap tahunnya. Dari uraian di atas muncul pertanyaan bagaimana pengaruh BM terhadap BP pada Pemerintah Kabupaten Buleleng?, bagaimana pengaruh PAD terhadap BP pada Pemerintah Kabupaten Buleleng? Bagaimana pengaruh BM dan PAD terhadap BP pada Pemerintah Kabupaten Buleleng?
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Pengaruh Belanja Modal dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja pemeliharaan Pemerintah daerah harus menghasilkan belanja daerah secara adil dan merata agar relative dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi, khususnya dalam pemberian pelayanan umum. Oleh karena itu, untuk dapat mengendalikan tingkat efisiensi dan efektivitas anggaran, maka dalam perencanaan anggaran belanja perlu diperhatikan (1) Penetapan secara jelas tujuan dan sasaran, hasil dan manfaat, serta indicator kinerja yang ingin dicapai; (2) Penetapan prioritas kegiatan dan perhitungan beban kerja, serta penetapan harga satuan yang rasional. Studi tentang pengaruh pendapatan asli daerah (local own resources revenue) terhadap pengeluaran daerah sudah banyak dilakukan, sebagai contoh penelitian yang pernah dilakukan oleh Aziz et al (2000), Blackley (1986), Joulfaian & Mokeerjee (1990), Legrensi & Milas (2001), Von Fursten berg et al (1986), dalam Kesit Bambang Prakosa, 2004. Mereka menyatakan pendapatan (terutama pajak) akan mempegaruhi Anggaran Belanja Pemerintah Daerah dikenal dengan nama tax spend hyphotesis (Aziz et al, 2000; Doi (1998); Von Furstenberg et al (1998, dalam Kesit Bambang Prakosa, 2004)). Dalam hal ini pengeluaran Pemerintah daerah akan disesuaikan dengan perubahan dalam penerimaan pemerintah daerah atau perubahan pendapatan terjadi sebelum perubahan pengeluaran. Asset tetap merupakan persyaratan utama dalam memberikan pelayanan public oleh pemerintah daerah, untuk menambah asset tetap, pemerintah daerah memberikan dana dalam bentuk anggaran belanja modal dalam APBD. Anggaran belanja modal ini didasarkan pada kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana, baik untuk kelancaran pelaksanaan tugas pemerintah maupun untuk pasilitas public. Biasanya setiap tahun diadakan pengadaan asset tetap oleh pemerintah daerah, sesuai dengan prioritas anggaran dan pelayanan public
yang memberikan dampak jangka panjang secara financial. Belanja modal dimaksudkan untuk mendapatkan hasil tetap pemerintah daerah, yakni peralatan, bangunan, infrastruktur, dan harta tetap lainnya. Secara teoritis ada tiga cara untuk memperoleh hasil tetap lain, namun untuk kasus dipemerintahan, biasanya cara yang dilakukan adalah membangun sendiri atau membeli. Pada pemerintahan daerah, proses penyesuaian anggaran mencakup dua komponen belanja yang memiliki siklus berbeda, yakni siklus belanja pemeliharaan yang menghasilkan rencana keuangan bagi aktifitas pemerintahan yang berjalan terus menerus dan siklus belanja modal, yang merupakan perencanaan untuk mendapatkan peralatan, bangunan, infrastruktur, dan asset tetap lainnya (Bland & Nann, 2002). Meskipun kedua belanja memiliki tujuan yang sama, yakni meningkatkan layanan kepada public, namun terdapat beberapa perbedaan mendasar diantara keduanya. Keduanya relative independen satu sama lain, termasuk dalam format dukumen anggarannya. Penelitian terdahulu tentang pengaruh belanja modal dan pendapatan asli daerah telah banyak dikemukakan, salah satunya oleh Sri Hayati Br. Sembiring (2009), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa belanja modal secara individual berpengaruh terhadap belanja pemeliharaan, selain itu hasil penelitian juga menunjukkan PAD secara inividual berpengaruh terhadap belanja pemeliharaan. Selain menunjukkan pengaruh secara individual hasil penelitiannya juga menunjukkan belanja modal dan PAD secara serempak berpengaruh terhadap belanja pemeliharaan. Dari beberapa studi atau penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa Belanja Modal (BM) merupakan sumber pengeluaran penting bagi sebuah daerah dalam memenuhi belanjanya dan BM ini sekaligus dapat menujukan tingkat kemandirian suatu daerah. Semakin banyak BM yang dikeluarkan maka berarti daerah tersebut masih sangat tergantung
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) terhadap Pemerintah Pusat dalam memenuhi belanjanya, ini menandakan bahwa daerah tersebut belumlah mandiri, dan begitu juga sebaliknya. Sedangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber pendapatan yang sangat penting bagi sebuah daerah dalam membiayai belanjanya. PAD dapat menjadi tolak ukur kemandirian suatu daerah. Semakin besar pendapatan yang didapat suatu daerah maka sangat memungkinkan derah tersebut dapat memenuhi belanjanya tanpa harus bergantung terhadap bantuan dari pemerintah pusat. Berdasarkan pemaparan di atas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui belanja modal terhadap belanja pemeliharaan dalam realisasi anggaran pemerintah di kabupaten buleleng, (2) untuk mengetahui pendapatan asli daerah terhadap belanja pemeliharaan dalam realisasi anggaran pemerintah di kabupaten buleleng, (3) untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara belanja modal dan pendapatan asli daerah terhadap belanja pemeliharaan dalam realisasi anggaran pemerintah di kabupaten buleleng.
penelitian ini adalah laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Buleleng. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2010:81), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang imiliki oleh populasi tersebut”, dimana teknik yang digunakan yaitu purposive sampling atau pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan dengan pertimbangan tertentu. Berdasarkan pengertian sampel tersebut maka yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Buleleng tahun anggaran 2008-2012. Dalam penelitian ini tidak dilakukan uji signifikansi karena hasil dari penelitian ini tidak digeneralisasikan dan hipotesis hanya berlaku untuk Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng pada tahun anggaran yang diteliti, yaitu tahun 2008-2012 (5 tahun).
METODE
Uji Normalitas Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan uji satu sampel Kolmogorov-Smirnov. Pengolahan data ini menggunakan analisis komputer SPSS 19. Hasil analisis data ini dapat dilihat pada tabel 1.1 :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terajadi pengaruh atau tidak antara belanja modal dan pendapatan asli daerah terhadap belanja pemeliharaan pada Kabupaten Buleleng. populasi pada
HASIL DAN PEMBAHASAN Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Normalitas, Korelasi Product Moment, Korelasi Ganda dan Koefisien Determinasi dengan bantuan SPSS 19 untuk windows
Table 1.1 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Pendapatan Asli Daerah (X1) N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
5 8,8256E10 3,15430E10 ,184 ,184 -,146 ,411 ,996
Belanja Modal (X2) 5 8,7235E10 2,78381E10 ,190 ,129 -,190 ,424 ,994
Belanja Pemeliharaan (Y) 5 7,0663E9 4,97461E9 ,307 ,307 -,211 ,687 ,732
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
KolmogorovSmirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Predictors: (Constant), BM, PAD b. Dependent Variable: BP Dari output SPSS dapat dilihat pada tabel 1 bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dari BM,PAD dan BP adalah 0,996, 0,994 dan 0,732. normalitas data terpenuhi jika
signifikansi yang diperoleh > α (α = 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini berdistribusi normal karena signifikansinya >0,05
1.2 Pengujian Koefisien Korelasi Product Moment
Pendapatan Asli Daerah (X1)
Belanja Modal (X2)
Belanja (Y)
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Pemeliharaan Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Dari hasil perhitungan dengan bantuan SPSS 19 yang disajikan pada tabel 2, maka diperoleh nilai koefisien korelasi antara Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan Belanja Pemeliharaan (BP) sebesar 0,926. Berdasarkan tabel interpretasi koefisien korelasi, maka nilai tersebut menunjukan adanya hubungan yang sangat kuat antara Pendapatan Asli Daerah dengan Belanja Pemeliharaan. Kemudian koefisien korelasi antara Belanja Modal (BM) dengan Belanja Pemeliharaan (BP) diperoleh nilai sebesar 0,944. Berdasarkan tabel interpretasi koefisien korelasi, maka nilai tersebut menunjukan adanya hubungan yang sangat kuat antara Belanja Modal dengan Belanja Pemeliharaan.
Pendapatan Asli Daerah (X1) 1
Belanja Modal (X2) ,044
Belanja Pemeliharaan (Y) ,926*
,944
,024
5 ,044
5 1
5 ,125
,944 5
5
,842 5
,926*
,125
1
,024 5
,842 5
5
Kemudian yang terakhir ialah koefisien korelasi antara Belanja Modal dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Pemeliharaan memperoleh nilai 0,125. Berdasarkan tabel interpretasi koefisien korelasi, maka nilai tersebut menunjukan adanya hubungan yang sangat kuat antara Belanja Modal (BM) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Pemeliharaan (BP). Pengujian Korelasi Berganda Berdasarkan hasil pengujian korelasi berganda dengan menggunakan SPSS 19 yang disajikan pada tabel 3, menghasilkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,926. Maka berdasarkan tabel interpretasi koefisien
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) korelasi nilai tersebut menunjukan adanya hubungan yang sangat kuat secara bersamaan antara Dana Alokasi Umum,
Pendapatan Asli Daerah dana Belanja Daerah.
1.3 Uji Korelasi Berganda Model
R
R Adjusted R Square Square
1 ,926a ,985 ,970 Koefisien Determinasi Untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas dan variabel terikat, maka dilakukan perhitungan koefisien detrminasi sebagai berikut ini : 1. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Pemeliharaan KD = ×100% =0,926 ×100% = 85,7% 2. Pengaruh Belanja Modal terhadap Belanja Pemeliharaan KD = × 100% = 0,944 × 100% = 89,1% 3. Pengaruh Dana Alokasi Umum Pendapatan Asli Daerah KD = × 100% = 0,125 × 100% = 1,6% Pendapatan asli daerah (PAD) yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng selalu meningkat tiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat pada deskripsi data PAD dimana perolehan persentase rata-rata penerimaanya selama 5 tahun pada tahun anggaran 2008 hingga 2012 sebesar 1,30%. Kenaikan PAD pada Pemerintah Kabupaten Buleleng juga diikuti dengan meningkatnya Belanja Pemeliharaan pada periode tahun anggaran yang sama dengan persentase rata-rata kenaikan tiap tahunnya sebesar 1.22%. berdasarkan hasil anilisis statistic, PAD dan Belanja Pemeliharaan memiliki koefisien korelasi positif sebesar 0,926 dan pengaruh sebesar 85,7%. Hal ini berarti semakin besar PAD maka semakin besar pula belanja pemeliharaannya. Dengan demikian, Pendapatan Asli Daerah berpengaruh terhadap Belanja Pemeliharaan dapat diterima. Hasil ini
Std. Error of the Estimate
26057880732,05624 sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Hayati Br. Sembiring (2009) yang menemukan bahwa besarnya belanja modal secara individual berpengaruh terhadap belanja pemeliharaan dan PAD secara individual berpengaruh terhadap belanja pemeliharaan. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Buleleng juga terus mengalami peningkatan dengan persentase rata-rata kenaikan tiap tahunnya sebesar 1,30% pada tahun anggaran 2008 hingga 2012. Hal tersebut tidak terlepas dari usaha Pemerintah Kabupaten Buleleng untuk selalu berusaha meningkatkan pendapatan yang didorong oleh keinginan untuk melaksanakan otonomi daerah. Dengan meningkatnya pendapatan asli daerah tentu saja hal ini akan memicu meningkatnya belanja belanja pemeliharaan. Hal tersebut dapat terlihat dari persentase rata-rata kenaikan belanja pemeliiharaan tiap tahun dari tahun 2008 hingga 2012 sebesar 1,22%. Selain itu berdasarkan analisis statistik pendapatan asli daerah dengan belanja pemeliharaan mempunyai koefisien korelasi positif sebesar 0,926. Selain itu, berdasarkan perhitungan koefisien determinasi PAD mempunyai pengaruh sebesar 85,7% terhadap belanja pemeliharaan. Maka dapat disimpulkan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh positif terhadap belanja pemeliharaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Hayati Br. sembiring (2009) yang meneliti tentang Analisis Pengaruh Belanja Modal dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Pemeliharaan Dalam realisasi anggaran Pemerintah Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Penetapan belanja pemeliharaan (BP) tidak terlepas dari peran Pendapatan Asli Daerah (PAD), besarnya BP yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah berdasarkan pertimbangan potensi yang dimiliki oleh suatu daerah serta kebutuhan wilayah otonomi daerah tersebut. Berdasarkan pengujian korelasi, PAD terhadap BP mempunyai koefisien korelasi positif sebesar 0,926 dan pengaruh sebesar 85,7%. Dengan demikian, maka PAD berpengaruh positif terhadap BP dapat diterima. Pengaruh Belanja Modal terhadap belanja pemeliharaan maupun pendapatan asli daerah terhadap belanja pemeliharaan sangatlah besar. Hal ini dapat terlihat dari hasil analisis statistik sebelumnya, dimana pengaruh BM terhadap BP sebesar 89,1 % dengan kofisien korelasinya sebesar 0,944. Sedangkan pengaruh PAD terhadap BP sebesar 85,7% dengan koefisien korelasi sebesar 0,926. Dalam hal ini berarti jika BM maupun PAD meningkat maka BP pun akan ikut meningkat, begitu juga sebaliknya, jika BM maupun PAD menurun maka BP juga akan menurun. Secara simultan pengaruh BM dan PAD mempunyai koefisien korelasi positif sebesar 0,125 dan berpengaruh sebesar 1,6%. Dengan demikian BM dan PAD secara simultan berpengaruh positif terhadap belanja pemeliharaan juga diterima. Hal ini sejalan dengan peneliti terdahulu, yaitu Septiana Asti Dwi (2007), dari hasil penelitiannya bahwa pendapatan asli daerah terhadap belanja modal dan belanja modal terhadap belanja operasional dan pemeliharaan pada pemerintah kabupaten kota di indonesia. Berdasarkan pengujian statistik pengaruh Belanja modal terhadap belanja pemeliharaan di Kabupaten Buleleng selama 5 tahun terakhir yaitu tahun 2008 sampai dengan 2012 mempunyai koefisien korelasi sebesar 0,944, sedangkan masih dalam periode yang sama pengaruh PAD terhadap belanja pemeliharan mempunyai koefisien korelasi 0,926. Hal ini menunjukan bahwa koefisien korelasi yang dimiliki oleh belanja modal terhadap Belanja Pemeliharaan lebih besar daripada
koefisien korelasi yang dimiliki oleh PAD terhadap Belanja pemeliharaan. Dengan demikian, untuk periode anggaran tahun 2008 sampai dengan 2012 yang berarti bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng sudah tidak bergantung pada pemerintah pusat dalam membiayai belanja daerahnya dan bisa melaksanakan otonomi daerah dengan sepenuhnya. Hal ini tidak terlepas dari usaha Pemerintah Kabupaten Buleleng untuk terus meningkatkan Pendapatan Asli Daerah yang dimiliki, sehingga pendapatan yang didapat dari pajak daerah, retribusi daerah, pendapatan laba yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah, pada tahun anggaran 2008 hingga 2012 sebesar Rp 354.425.024.818,55. Pada dasarnya BM merupakan salah satu sumber pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah asset tetap/inventaris yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi selain PAD dalam melakukan kegiatan belanja daerah tiap tahunnya, namun terkadang transfer yang diberikan dari pemerintah pusat selalu digunakan secara berlebihan oleh pemerintah daerah padahal sebenarnya PAD yang dimiliki pemerintah daerah mungkin saja cukup untuk membiayai kegiatan belanjannya. Namun hal tersebut tidak terjadi pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng dimana semua kegiatan belanja masih bisa dipenuhi dengan menggunakan pendapatan daerahnya. Hal ini tidak terlepas dari usaha Pemerintah Kabupaten Bulelng yang terus berusaha meningkatkan kemampuan keuangan dalam rangka penyelenggaran otonomi daerah. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut : (1)PAD berpengaruh positf terhadap belanja pemeliharaan karena hubungan korelasi yang sangat kuat meskipun persentase rata-rata kenaikan tiap tahunnya lebih tinggi belanja pemeliharaan, (2)BM berpengaruh positif terhadap Belanja Pemeliharaan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,944, (3)PAD berpengaruh positif terhadap belanja pemeliharaan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,926, (4)secara simultan PAD dan BM berpengaruh positif terhadap belanja pemeliharaan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,125, (5)Dalam penelitian ini untuk periode tahun anggaran 2008 sampai dengan 2012 ditemukan adanya pengaruh yang kuat, yang berarti bahwa Pemerintah Kabupaten Buleleng sudah tidak terlalu bergantung bantuan transfer dari pusat dalam melakukan kegiatan belanja daerah dan sudah bisa melaksanakan otonomi daerah sepenuhnya karena pendapatan asli daerah yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten untuk tahun anggaran 2008 hingga 2012 cukup untuk membiayai kegiatan Pemerintah Kabupaten Buleleng tanpa harus menggunakan Pendapatan Asli Daerah secara berlebihan. Berdasarkan simpulan diatas maka disampaikan beberapa saran (1) Dapat dilihat bahwa pemerintah kabupaten buleleng telah berusaha mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan yang ada di derahnya. Hal ini harus terus dipertahankan agar Kabupaten buleleng tidak terlalu bergantung oleh transfer dana dari pusat dan dapat melaksanakan otonomi daerah. (2) pada penelitian ini, peneliti hanya menggunakan periode anggaran selama 5 tahun. Sehingga diharapkan untuk peneliti selanjutnya bias ditambahkn periode anggaran yang lebih banyak agar hasilnya lebih obyektif. (3) Pada penelitian selanjutnya agar menggunakan variabel lain yang dapat mempengaruhi belanja pemeliharaan (misalnya : Pendapatan Asli Daerah, Pajak Daerah,belanja modal dan lain-lain).
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Syukriy & Abdul Halim, “Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Pemerintah Daerah : Studi Kasus Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali”, Simposium Nasional Akuntansi VI , Surabaya, 16-17 Oktober, 2003
Gatot, Bernanda. 2008. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Pemerintah Daerah (Studi pada Kabupaten/Kota di Jawa Barat dan Banten). Skripsi Sarjana (dipublikasikan). Fakultas Ekonomi UII: Yogyakarta Handayani,Sri. 2011. Pengaruh Pendapatan asli Daerah dan Dana Alokasi Umum TerhadapBelanja Daerah : Analisis Flypapaer Effect di Kabupaten Cianjur. Skripsi. Jurusan Pendidikan Akuntansi, FPEB UPI. Hidayah, Khusnul. 2007. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan Publik di Indonesia (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ periode 2004-2005), Skripsi (tidak dipublikasikan), Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UII. Indah,Nur. 2010. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Alokasi Belanja Daerah (Studi pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah), Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro: Semarang Kuncoro, Haryo. 2007. Fenomena Flypaper Effect Pada Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota dan Kabupaten Di Indonesia. SNA X, Unhas Makassar 26-28 juli 2007. Maimunah, Mutiara. 2006.Flypaper Effect Pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Daerah Pada Kabupaten/Kota di Pulau Sumatra, SNA IΧ, Padang 23-26 Agustus 2006. Mardiasmo. 2002 Otonomi & Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Penerbit Andi.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
-------,
2002. Akuntansi Sektor Yogyakarta: Penerbit Andi.
Publik.
Paujiah,Sri Puji. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad) dan Dana Alokasi Umum (Dau) terhadap Belanja Modal: (Studi Kasus Pada Pemerintah Kota Tasikmalaya. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi. Perdananto, Arif. 2007. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Pemerintah Daerah (studi pada kabupaten/kota di Sulawesi), Skripsi (tidak dipublikasikan. Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta. Pratiwi, 2007. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Prediksi Belanja Daerah Pada Kabupaten/Kota di Indonesia. Skripsi Sarjana (dipublikasikan). Fakultas Ekonomi UII: Yogyakarta. Situngkir,Anggiat. 2009. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Anggaran Belanja Modal Pada Pemko/Pemkab Sumatera Utara. Studi Akuntansi Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara.
Setiawan, Anjar. 2010. Pengaruh Dana Alokasi Umun (DAU) Dan Pendapatam Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Daerah (Studi Kasus pada Provinsi Jawa Tengah). Skripsi Sarjana (dipublikasikan). Fakultas Ekonomi: Semarang. Suranta,
Sri dan Muhammad Syafiqurrahman, “Eksistensi Pajak Daerah melalui Pajak Parkir sebagai Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Surakarta”, Empirika Vol 18 No 1, Juni, 2005.
Tri Widodo, Pambudi, Flypaper Effect Pada Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Daerah Pada Kabupaten/Kota Di Bali (Studi Pada Kabupaten/Kota Di Bali) 2007 Wulan
Ndadari, Laras. 2008. Perilaku Asimetris Pemerintah Daerah Terhadap Transfer Pemerintah Pusat. The 2nd National Converence UKWMS Surabaya, 6 September 2008.
http://panetir.wordpress.com/2012/12/30/pe ngaruh-dana-alokasi-umum-dau-danpendapatan-asli-daerah-padterhadap-prediksi-belanja-modalstudi-empiris-pada-pemerintahankabupatenkota-di-provinsi-aceh-bab4/, diakses pada pukul 14.30 wita, tanggal 19 Juni 2013.