LAPORAN TAHUNAN 2013 BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN VEKTOR DAN RESERVOIR PENYAKIT SALATIGA
BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN VEKTOR DAN RESERVOIR PENYAKIT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN R.I. 2014
KATA PENGANTAR
Laporan Tahunan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) tahun 2013, menyajikan informasi kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mencapai sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Penyusunan laporan tahunan dimaksudkan sebagai bahan evaluasi dan pertanggungjawaban tugas pokok dan fungsi serta kewenangan yang diemban, berdasarkan rencana strategis, rencana kinerja tahunan dan penetapan kinerja yang telah disepakati oleh Kepala B2P2VRP dengan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Laporan Tahunan ini dibagi dalam 4 bagian, yaitu bagian I tentang Analisa Situasi Awal Tahun, bagian II Tujuan dan Sasaran Kerja, bagian III Strategi Pelaksanaan dan bagian IV Hasil Kerja. Empat bagian tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Kami menyadari Laporan Tahunan 2013 ini masih belum sempurna, sehingga masukan dan koreksi dari berbagai pihak yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan pembuatan laporan di masa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat, khususnya untuk pengembangan program dan kegiatan B2P2VRP seterusnya. Kepada semua pihak yang telah membantu menyusun laporan dengan ini kami ucapkan terima kasih.
Salatiga, Maret 2014 Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit
Dr. Vivi Lisdawati, M.Si, Apt NIP. 196811181996032001
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................................................... ii Daftar Isi .............................................................................................................................. iii Daftar Tabel ....................................................................................................................... ..iv Daftar Gambar ...................................................................................................................... v BAB I. ANALISA SITUASI AWAL TAHUN ............................................................................. 1 A. Hambatan tahun lalu .............................................................................................. 1 B. Kelembagaan ......................................................................................................... 1 C. Sumber Daya ......................................................................................................... 8 BAB II. TUJUAN DAN SASARAN KERJA ........................................................................... 24 A. Dasar Hukum ....................................................................................................... 24 B. Tujuan, Sasaran dan Indikator .............................................................................. 25 BAB III. STRATEGI PELAKSANAAN .................................................................................. 27 A. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran............................................................. 27 B. Hambatan dalam Pelaksanaan Strategi ................................................................ 28 C. Terobosan yang Dilakukan ................................................................................... 29 BAB IV. Hasil Kerja ............................................................................................................. 31 A. Pencapaian Tujuan dan Sasaran .......................................................................... 31 B. Pencapaian Kinerja .............................................................................................. 33 C. Realisasi Anggaran .............................................................................................. 40 D. Penerimaan Hibah Luar Negeri Tahun 2013......................................................... . 43 E. Upaya Meraih WTP dan Reformasi Birokrasi ........................................................ 45 BAB V. Penutup .................................................................................................................. 48
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Pegawai B2P2VRP Menurut Tingkat Pendidikan tahun 2013 ............... 9
Tabel 2
Distribusi Pegawai B2P2VRP Menurut Kelompok Umur dan Golongan Tahun 2013 ...........................................................................9
Tabel 3
Jumlah Pegawai B2P2VRP Menurut Jabatan tahun 2013 .....................10
Tabel 4
Sumber Dana B2P2VRP Tahun 2013 ....................................................21
Tabel 5
Alokasi Anggaran B2P2VRP Tahun Anggaran 2013 Berdasarkan Indikator Kinerja .....................................................................................22
Tabel 6
Alokasi Anggaran B2P2VRP Tahun 2013 Berdasarkan Output RKA/KL ....23
Tabel 7
Alokasi Anggaran B2P2VRP Menurut Jenis Belanja Tahun 2013 ..........23
Tabel 8
Indikator Kinerja B2P2VRP Berdasarkan Rencana Strategis 2010 – 2014 ...........................................................................................25
Tabel 9
Pengukuran Kinerja B2P2VRP Tahun 2013 ...........................................33
Tabel 10 Out Put Kinerja dan judul Penelitian Yang Mendukung ..........................34 Tabel 11
Artikel Ilmiah Yang Dipublikasikan Dalam Media Cetak Nasional Tahun 2013.............................................................................................37
Tabel 12 Alokasi Anggaran awal, Alokasi Anggaran Akhir dan Realisasi Anggaran Menurut Out put Kegiatan B2P2VRP Tahun 2013 .................42 Tabel 13
Jenis dan Nilai Hibah Luar Negeri dalam bentuk uang di B2P2VRP Tahun 2013 .................................................................................................... 43
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi B2P2VRP ...........................................................6 Gambar 2 Persentase Pegawai B2P2VRP Menurut Status Kepegawaian Tahun 2013 .......................................................................................8 Gambar 3 Persentase Pegawai B2P2VRP Menurut Jenis Kelamin Tahun 2013 ........................................................................................8 Gambar 4 Perbandingan Capaian Kinerja Indikator Ke-1 B2P2VRP Tahun 2012-2013 ...............................................................................36 Gambar 5 Target dan Capaian Publikasi Ilmiah B2P2VRP Tahun 2012-2013 ...38 Gambar 6 Persentase Realisasi Anggaran B2P2VRP Tahun 2012-2013 ...........41
v
BAB I ANALISA SITUASI AWAL TAHUN A. HAMBATAN TAHUN LALU Situasi awal untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja (Satker) Balai Besar Penelitian Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) bertitik tolak dari permasalahan atau hambatan yang dihadapi pada tahun 2012. Hambatan pada tahun 2012 dalam pelaksanaan kegiatan di B2P2VRP adalah sebagai berikut: 1. Perubahan spesifikasi bahan laboratorium dari ketua pelaksana penelitian, mengakibatkan
proses
pengadaan
bahan
laboratorium
mengalami
keterlambatan. 2. Jadwal penerbitan jurnal “Vektora” selalu mengalami keterlambatan, hal tersebut disebabkan minimnya naskah publikasi dari peneliti atau penulis lain yang masuk untuk dipublikasikan. 3. Jumlah tenaga fungsional teknisi laboratorium berkurang, karena adanya 2 (dua) teknisi
senior
yang
purna
tugas
dan
tidak
ada
tenaga
baru
yang
menggantikannya. 4. Realisasi anggaran PHLN sampai akhir tahun anggaran 2012 hanya 74,16%, sehingga mempengaruhi serapan secara total dan tentunya ada kegiatan yang tidak terlaksana sesuai rencana awal. Hambatan yang ditemukan di atas diharapkan tidak ditemui kembali pada tahun 2013 dan menjadi masukan yang berharga dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi pada tahun mendatang.
B. KELEMBAGAAN Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) merupakan Unit Pelaksana Teknis Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan R.I, dengan tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan bidang vektor dan reservoir penyakit di seluruh wilayah Indonesia. Tugas pokok dan fungsi B2P2VRP sebagai Unit Eselon 2 berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1353/MENKES/PER/IX/2005 adalah sebagai berikut :
1
1. Berdasarkan Bab 1 Pasal 1 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi B2P2VRP adalah
Unit
Pelaksana
Teknis
di
lingkungan
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. B2P2VRP dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Dalam melaksanakan tugas secara teknis fungsional berkoordinasi dengan semua Pusat Penelitian dan Pengembangan di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dan secara teknis administrasi berkoordinasi dengan Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan. 2. Pasal 2 menjelaskan bahwa B2P2VRP mempunyai tugas melaksanakan perencanaan,
koordinasi,
pelaksanaan,
dan
evaluasi
penelitian
dan
pengembangan dalam penanggulangan penyakit tular vektor dan reservoir penyakit baik yang baru muncul maupun yang akan timbul kembali. 3. Pasal
3
menjelaskan
bahwa
B2P2VRP
memiliki
tugas
dalam
menyelenggarakan fungsi : a. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi penelitian vektor dan reservoir penyakit. b. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pengembangan metoda dan model pengendalian vektor dan reservoir penyakit. c. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelatihan teknis pengendalian vektor dan reservoir penyakit. d. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kajian dan pengembangan teknologi pengendalian vektor dan reservoir penyakit. e. Perencanaan,
pelaksanaan
dan
evaluasi
pelayanan
laboratorium
entomologi kesehatan rujukan. f.
Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan uji efikasi insektisida terhadap vektor penyakit.
g. Perencanaan,
pelaksanaan
dan
evaluasi
pengembangan
jejaring
kerjasama dan kemitraan di bidang pengendalian vektor dan reservoir penyakit.
2
h. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kajian dan diseminasi informasi hasil-hasil penelitian di bidang pengendalian vektor dan reservoir penyakit i.
Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Balai Besar
4. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2347/MENKES/PER/XI/2011 tentang
Perubahan
Atas
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1353/MENKES/PER/IX/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Di Salatiga Provinsi Jawa Tengah, dalam Bab I tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi berubah menjadi sebagai berikut : a.
Pasal 1 ayat 1 : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit yang selanjutnya disebut B2P2VRP adalah Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di bawah
dan
bertanggung
jawab
kepada
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan Kesehatan. b.
Pasal 1 ayat 2 : B2P2VRP dipimpin oleh seorang Kepala dan dalam melaksanakan secara tugas administratif dibina oleh Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dan secara teknis fungsional dibina oleh Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat.
5. Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Kepala
B2P2VRP dibantu
oleh: A. Panitia Pembina Ilmiah (PPI) : PPI memiliki tugas membantu Kepala B2P2VRP dalam melaksanakan Pembinaan Ilmiah kegiatan Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit melalui kegiatan : 1) Penyusunan
rencana
program
dan
kerjasama
penelitian
dan
pengembangan, serta peningkatan kemampuan institusi 2) Melakukan pembinaan dalam penyusunan proposal dan protokol penelitian 3) Melaksanakan seleksi, menilai dan memberi saran perbaikan usulan penelitian dan pengembangan dari dalam dan luar B2P2VRP, sesuai dengan kriteria/pedoman yang telah ditentukan
3
4) Melakukan pembinaan terhadap kegiatan penelitian dan pengembangan yang sedang berjalan dari tahap pembuatan protokol hingga penelitian berakhir 5) Menilai dan memberikan saran-saran perbaikan terhadap laporan hasil penelitian dan penyebaran hasil penelitian serta pengembangan baik sebagai informasi IPTEK dan pengembangan prototipe HaKI 6) Membina suasana ilmiah guna meningkatkan kemampuan peneliti melalui penyelenggaraan seminar, diskusi ilmiah, kursus/penataran, pertukaran ahli dan perumusan penelitian 7) Menyusun rumusan kebijakan dan rekomendasi hasil Litbang (policy paper/ brief/ memoranda/ option) 8) Melakukan tugas lain yang diminta Kepala B2P2VRP antara lain membantu menyusun prioritas penelitian dan pengembangan vektor dan reservoir 9) Susunan keanggotaan PPI periode 2013 adalah sebagai berikut : a) Ketua
: Dra. Blondine Ch. P., M.Kes
b) Wakil
: DR. Damar Tri Boewono, MS
c) Sekretaris
: Drs. Hadi Suwasono, MS
d) Anggota
: Drs. Hasan Boesri, M.Kes Dra. Widiarti, M.Kes Dra. Umi Widyastuti, M.Kes Drs. Ristiyanto, M.Kes Drs. Bambang Heriyanto, M.Kes.
B. Kelompok Jabatan Fungsional 1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi atas berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya. 2) Kelompok jabatan fungsional di B2P2VRP terdiri dari kelompok jabatan fungsional peneliti dan kelompok jabatan fungsional teknisi litkayasa yang secara struktur bertanggung jawab langsung kepada Kepala Balai Besar.
4
3) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. 4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
C. Instalasi 1) Instalasi merupakan fasilitas penunjang penyelenggaraan penelitian dan pengembangan di bidang pengendalian vektor dan reservoir penyakit. 2) Instalasi dipimpin oleh seorang kepala instalasi dalam jabatan non struktural. 3) Jenis instalasi disesuaikan dengan laboratorium dan kebutuhan untuk pengembangan pelayanan kepada masyarakat 4) Jumlah dan jenis instalasi ditetapkan oleh Kepala Balai Besar setelah mendapat persetujuan dari Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
6. Struktur Organisasi B2P2VRP Struktur organisasi B2P2VRP mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI, Nomor: 1353/MENKES/PER/IX/2005, tanggal 14 September 2005 tentang Organisasi dan Tata kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) di Salatiga Provinsi Jawa Tengah, sebagai berikut :
5
Kepala Dr.Vivi Lisdawati,MSi,Apt
Bagian Tata Usaha M.Choirul Hidajat,SKM,M.Kes
Subbagian Umum Akhid Darwin, SKM, M. Sc .
Bidang Program Kerjasama & Jaringan Informasi Dra. Umi Widyastuti, M. Kes
Subbidang Program & Evaluasi Wiwik Trapsilowati, SKM, M. Kes
Subbidang Kerjasama dan Jaringan Informasi dr. Bagus Febrianto,M.Sc
Subbagian Keuangan Dra. Suskamdani, M. Kes
Bidang Pelayanan Penelitian Drs. Ristiyanto,M.Kes
Subbidang Pelayanan Teknis -
Instalasi ( 10 Lab )
Kelompok Jabatan Fungsional (2 Kelompok)
Gambar 1. Struktur Organisasi B2P2VRP
6
Subbidang Sarana Penelitian & Pengujian Farida Dwi Handayani, S.Si, MS
Perubahan pada pejabat struktural di lingkungan B2P2VRP berlangsung di akhir tahun 2013. Pada bulan Oktober 2013 telah terjadi pergantian Kepala B2P2VRP, yaitu dari pejabat sebelumnya Drs. Bambang Heriyanto, M.Kes kepada Dr. Vivi Lisdawati, M.Si, Apt. Selain itu, posisi Kepala Subbidang Pelayanan Teknis sampai akhir Desember 2013 mengalami kekosongan karena pejabat sebelumnya, yaitu Dra. Retno Ambar Yuniarti, M.Kes telah meninggal
dunia
dalam
tugas
pada
waktu
melaksanakan
supervisi
pelaksanaan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 di Provinsi Bangka Belitung. Untuk pelaksanaan tugas selanjutnya telah ditunjuk Pelaksana Tugas Kepala Subbidang Pelayanan Teknis yaitu Maria Agustini, SKM, MPH. Posisi jabatan struktural lain masih tetap seperti sebelumnya.
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan tata usaha, kepegawaian, perlengkapan dan rumah tangga serta pengelolaan keuangan. Sub bagian yang berada dalam koordinasi Bagian Tata Usaha adalah Sub Bagian Umum yang bertugas melakukan urusan tata usaha, kepegawaian, perlengkapan dan rumah tangga, dan Sub Bagian Keuangan yang bertugas melakukan urusan verifikasi perbendaharaan serta akuntansi.
Bidang Program, Kerjasama dan Jaringan Informasi (PKS dan JI) mempunyai tugas melaksanakan penyusunan perencanaan, koordinasi, pelaksanaan dan evaluasi program dan anggaran, kerjasama dan kemitraan penelitian dan pengembangan, pengelolaan jaringan informasi ilmiah dan perpustakaan serta evaluasi dan pelaporan. Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Subbidang Program dan Evaluasi dan Subbidang Kerjasama dan Jaringan Informasi. Subbidang Program dan Evaluasi bertugas untuk melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana program dan anggaran, serta evaluasi dan pelaporan. Subbidang Kerjasama dan Jaringan Informasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan kerjasama dan kemitraan penelitian dan pengembangan di bidang pengendalian vektor dan reservoir penyakit serta
7
melakukan penyediaan dan diseminasi informasi hasil penelitian, serta pengelolaan jaringan informasi ilmiah dan perpustakaan.
Bidang Pelayanan Penelitian mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan penelitian, konsultasi dan pengujian
insektisida,
pelatihan
tenaga
teknis
penelitian
di
bidang
pengandalian vektor dan reservoir penyakit. Dalan melaksanakan tugas dibantu oleh Subbidang Pelayanan Teknis yang bertugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan teknis di bidang pengendalian vektor dan reservoir penyakit, dan Subbidang Sarana Penelitian dan Pengujian yang bertugas melakukan pengelolaan sarana penelitian dan penyiapan bahan pelaksanaan uji efikasi insektisida rumah tangga dan insektisida kebutuhan program. C. SUMBER DAYA 1. Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kekuatan pendukung B2P2VRP dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang menjadi tanggung jawab institusi. Kondisi SDM pada akhir tahun 2013 sebanyak 110 orang terdiri dari 85 (77,27%) PNS dan 25 (22,73%) tenaga kontrak.
Berdasarkan jenis kelamin, persentase pegawai B2P2VRP pada tahun 2013 adalah 54,12 persen pria dan 45,88 persen wanita. Gambaran SDM menurut status kepegawaian dan jenis kelamin tampak pada gambar 2 dan 3. 22.73 45.88
PNS
54.12
Kontrak
Pria Wanita
77.27
Gambar 2.Persentase Pegawai B2P2VRP Menurut Status Kepegawaian
Gambar 3. Persentase Pegawai B2P2VRP Menurut Jenis Kelamin
8
Pegawai yang berstatus PNS menurut tingkat pendidikan, persentase yang paling besar adalah berpendidikan S2 yaitu sebesar 25.88 persen dan yang terkecil adalah S3 dan D1 masing-masing 2,35 persen. Sedangkan tingkat pendidikan untuk tenaga kontrak yaitu terbesar adalah SLTA sebanyak 18 orang (72%) dan
terkecil SLTP 1 orang
(4,00%). Secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut :
Tabel 1. Pegawai B2P2VRP Menurut Tingkat pendidikan Tahun 2013
Pendidikan S3 S2 S1 D3 D1 SLTA SLTP SD Jumlah
PNS Jumlah 2 22 20 16 2 14 4 5 85
% 2.35 25.89 23.53 18.82 2.35 16.47 4.71 5.88 100.00
Pendidikan D3 SLTA SLTP SD
Jumlah
Kontrak Jumlah 2 18 1 4
25
% 8.00 72.00 4.00 16.00
100.00
Jumlah pegawai B2P2VRP menurut kelompok umur terbanyak adalah pada kelompok umur 31 – 40 tahun sebanyak 27 orang (31,6%). Sedangkan apabila dikelompokkan menurut golongan yang paling banyak adalah golongan III sebanyak 40 orang (47,06%). Secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 2, sebagai berikut :
Tabel 2. Distribusi Pegawai B2P2VRP Menurut Kelompok Umur dan Golongan Tahun 2013 Pegawai Menurut Kelompok Umur Pegawai Menurut Golongan Kelompok Umur Jumlah % Golongan Jumlah % < 30 Thn 20 23.53 IV 10 11.76 31 – 40 Thn 27 31.6 III 40 47.06 41 – 50 Thn 22 25.88 II 29 34.12 51 – 60 Thn 13 15.29 I 6 7.06 > 61 Thn 3 3.53 Jumlah 85 100.00 Jumlah 85 100.00
9
Pegawai B2P2VRP dikelompokkan dalam tiga jabatan, yaitu struktural, fungsional dan staf. Pada kelompok jabatan struktural, pada akhir Desember 2013 dari 9 (sembilan) orang yang menduduki jabatan struktural definitif, 7 (tujuh) diantaranya merangkap dalam jabatan fungsional sebagai peneliti. Kelompok jabatan fungsional peneliti terdiri dari empat tingkatan, yaitu peneliti utama, peneliti madya, peneliti muda dan peneliti pertama. Sedangkan kelompok jabatan fungsional teknisi litkayasa terdiri dari dua tingkatan, yaitu teknisi litkayasa penyelia dan teknisi
litkayasa
pelaksana
lanjutan.
Pegawai
pada
kelompok
staf/fungsional umum memiliki proporsi yang terbesar yaitu 38,82 persen. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3, sebagai berikut :
Tabel 3. Jumlah Pegawai B2P2VRP Menurut Jabatan Th 2013 No.
Jabatan
Absolut
%
Ket
1 Struktural Eselon 2 2 Struktural Eselon 3 3 Struktural Eselon 4
1 3 5
1,18 3,53 7,06
Merangkap fungsional peneliti Merangkap fungsional peneliti 4 orang merangkap fungsional peneliti
4 5 6 7
Peneliti Utama Peneliti Madya Peneliti Muda Peneliti Pertama
3 2 4 10
3,53 2,35 4,71 10,59
8 Litkayasa Penyelia
4
4,71
9 Litkayasa Pemula
12
14,12
7
8,24
1
1,18
33 85
38,82 100
10 Litkayasa Pelaksana Lanjutan 11 Analis kepegawaian pelaksana 12 Staf Jumlah
1 orang ditunjuk sebagai Plt. struktural
Adanya kebijakan moratorium pegawai Kementerian Kesehatan pada tahun 2012, berdampak juga pada kondisi kepegawaian B2P2VRP yaitu tidak ada penambahan jumlah calon pegawai negeri sipil (CPNS) pada tahun 2013. Pada awal tahun 2013, jumlah pegawai sebanyak 87 10
orang, dengan adanya 2 orang pegawai yang purna tugas, jumlah pegawai akhir tahun 2013 menjadi 85 orang.
2. Sarana dan Prasarana Kinerja B2P2VRP dapat tercapai dengan baik dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai, serta kemampuan SDM, baik kuantitas maupun kualitas yang dimilikinya. Pada tahun 2013, telah dilakukan upaya pengembangan prasarana yang ada saat ini guna meningkatkan kinerja pegawai. Sarana dan prasarana meliputi laboratorium beserta peralatan labotarorium yang mendukung, serta sarana dan prasarana lainnya. Adapun sarana yang dimiliki B2P2VRP adalah sebagai berikut : a. Laboratorium 1) Laboratorium Biologi Molekuler dan Imunologi Laboratorium tergolong laboratorium biosafety level 2 (BSL-2), memiliki kemampuan : a) Inkriminasi vektor Malaria secara ELISA. b) Uji resistensi vektor terhadap insektisida secara biokimia dan molekuler. c) Identifikasi pakan darah dengan teknik ELISA. d) Pengembangan
berbagai
metode
deteksi
Leptospira
patogenik secara molekuler dengan PCR, diantaranya dengan metode MLST, PCR single-step, PFGE dan MLVA. e) Identifikasi spesies kompleks pada Anopheles dengan PCR f) Deteksi virus Japanese enchepalities secara imunologi dan molekuler. g) Deteksi arbovirosis (JE, Dengue, dan Chikungunya) secara molekuler h) Deteksi Hanta virus secara molekuler i) Deteksi Pes secara molekuler j) Deteksi Ricketsia secara molekuler k) Deteksi Bacillus thuringiensis H-14 secara molekuler 11
Dikelola oleh 3 (tiga) orang S2 (biologi molekuler), 1 (orang) orang S1 Biologi dan 2 (dua) orang teknisi (Analis kesehatan). Laboratorium Biologi molekuler seluas ruangan 323 m 2 dan dilengkapi sarana utama
berupa : Elisa reader, Elisa washer,
motor pestle, multichannel pippet, micropippet, deepfreezer, electrophoresis, vortex mixer dan thermo cycler, PCR, Geldoc. Pada tahun 2013 ini telah ada penambahan alat-alat di Laboratorium Biologi molekuler yaitu kulkas dua pintu, satu buah komputer PC yang dilengkapi dengan printer dan scanner, Ice maker, dan ultra micropippet. Selain dari DIPA B2P2VRP juga terdapat alat – alat hibah dari luar negeri yaitu spektrofotometer sebanyak 1 (satu) unit, PCR sebanyak 1 (satu) unit dan micropipet sebanyak 1 (satu) set.
2) Laboratorium Bakteriologi dan Mikrobiologi Laboratorium tergolong laboratorium biosafety level 1 (BSL-1), memiliki kemampuan : a) Pengembangbiakan B. thuringingiensis H-14. b) Isolasi B. thuringingiensis H-14 galur lokal. c) Uji hayati pathogen terhadap jentik nyamuk vektor. d) Formulasi Bacillus thuringiensis H-14 galur lokal e) Enkapsulasi Bacillus thuringiensis H-14 f) Pengembangbiakan patogenik kultur bakteri Leptospira g) Melakukan
identifikasi
letospirosis
menggunakan
MAT
(Microscopic Agglusination Test) sebagai gold standar.
Dikelola oleh 2 (dua) orang S2 (epidemilogi klinis, dan mikrobiologi) dan 2 (dua) S1 biologi, 1 (satu) orang dokter hewan dan 2 (dua) orang teknisi. Laboratorium Bakteriologi menempati ruangan seluas 50 m2 dan 27 m2 (untuk kultur bakteri) serta dilengkapi sarana utama
berupa
:
fermenter,
12
shaker,
autoclave,
microscope
compound, refrigerator, mikropipet, hot plate, inkubator, centrifuge dan bio safety cabinet, mikroskop medan gelap.
3) Laboratorium Pengendalian Hayati Laboratorium memiliki kemampuan : a) Pengembangbiakan nematode Romanomermis iyengari b) Pengembangbiakan berbagai jenis ikan pemakan jentik seperti : Poecilia reticulate, Oreochromis niloticus (nila merah). c) Pengembangbiakan Mesocyclops aspericornis. d) Pengembangbiakan Toxorhynchites splendens. Dikelola oleh 1 (satu) orang S2 dan 2 (dua) orang teknisi. Laboratorium pengendalian hayati menempati ruangan seluas 24 m2 dan dilengkapi sarana utama berupa : microscope compound, pH meter, refrigerator, aquarium,
petridish, tray enamel dan
plastik, blender dan kandang nyamuk.
4) Laboratorium Reservoir Laboratorium reservoir memiliki kemampuan : a) Deskripsi bio-ekologi reservoir. b) Uji toksisitas pada rodensia. c) Pembuatan preparat rodensia, ektoparasit dan endoparasit. d) Kolonisasi ektoparasit (pinjal). e) Mempunyai kemampuan pemeriksaan histopatologi (tikus). Dikelola oleh 2 (dua) orang S2 (epidemiologi lapangan dan biologi molekuler ), 1 (satu) orang dokter hewan, dan 3 (tiga) orang teknisi (SKM, AKL dan SMA). Laboratorium reservoir menempati salah satu ruangan di laboratorium terpadu dan dilengkapi sarana utama berupa : microscope dissecting, microscope compound, timbangan digital, incubator, refrigerator, centrifuge, freezer, dan bio safety cabinet.
13
5) Laboratorium Parasitologi Laboratorium memiliki kemampuan : a) Pembuatan spesimen Plasmodium dan mikrofilaria b) Pemeriksaan jenis plasmodium malaria c) Pemeriksaan jenis mikrofilaria Dikelola oleh 1 (satu) orang dokter umum dan 1 (satu) orang teknisi (SMA). Laboratorium parasitologi menempati salah satu ruangan di laboratorium terpadu dan dilengkapi sarana utama berupa : microscope compound dan teaching microscope.
6) Laboratorium Pengujian Insektisida Laboratorium memiliki kemampuan : a) Pengujian efikasi insektisida pengendalian vektor untuk insektisida program pemerintah b) Pengujian efikasi insektisida rumah tangga. c) Pengujian berbagai bio-insektisida untuk melihat efektifitasnya terhadap pengendalian vektor. d) Uji susceptibility e) Uji bioassay kelambu berinsektisida f) Uji larvasida baik kimia maupun botani g) Uji
mosquito
food
(pengendalian
nyamuk
melalui
makanannya) Dikelola oleh 1 orang S2 (entomologi kesehatan), 1 orang teknisi litkayasa
pendidikan
S1
(SKM),
dan
1
orang
S1
kimia.
Laboratorium pengujian insektisida menempati ruangan seluas 40 m2 dan dilengkapi sarana utama berupa : swing fog,mesin ULV, aero dispenser, glass chamber, glass cylinder, peet grady chamber, susceptibility test kit dan bioassay test kit.
14
7) Laboratorium Koleksi Referensi Vektor dan Reservoir Laboratorium memiliki kemampuan : a) Pembuatan spesimen serangga vektor penyakit (pra dewasa dan dewasa) dan reservoir penyakit. b) Identifikasi serangga vektor dan reservoir penyakit. c) Identifikasi serangga vektor dan reservoir penyakit. d) Penyediaan dan pemeliharaan bahan koleksi & referensi untuk pelatihan dan DUVER (Dunia Vektor dan Reservoir). e) Pemanfaatan serangga referensi untuk membuat karya seni. (lukisan mozaik dari nyamuk, lalat, lipas, dll) Dikelola oleh 1 (satu) orang S3 (taksonomi dan entomologi), 1 orang S2 (biologi molekuler), 1 (satu) orang D3 (AKL) dan 1 (satu) orang teknisi (SMA). Laboratorium koleksi referensi vektor dan reservoir menempati salah satu ruangan di laboratorium terpadu dan dilengkapi sarana utama berupa : microscope dissecting, microscope compound, refraktometer, salinometer, punch point, sling phsycrometer, insect box dan aspirator, lemari penyimpanan specimen.
8) Laboratorium Manajemen Data, Epidemiologi dan Sistem Informasi Geografi (SIG) Laboratorium memiliki kemampuan : 1. Membuat analisis epidemiologi sebaran penyakit. 2. Analisis spatial distribusi vektor dan reservoir penyakit. 3. Membuat peta baik itu peta penyakit, maupun peta vektor dan reservoir penyakit. 4. Membuat peta resistensi serangga terhadap insektisida. Dikelola oleh satu (1) orang S2 (epidemiologi lapangan), satu (1) orang S1 (SKM) dan dua (2) orang teknisi. Laboratorium SIG menempati salah satu ruangan di laboratorium terpadu dan
15
dilengkapi sarana utama berupa : PC komputer, laptop, GPS (geographical positioning system) dan software SIG.
9) Laboratorium Promosi Kesehatan dan Perilaku Laboratorium memiliki kemampuan : a) Pembuatan leaflet, poster, film, banner. b) Kajian promosi dan perilaku serta kebijakan kesehatan. c) Pengembangan metode penyuluhan pengendalian vektor dan reservoir penyakit. d) Bahan penyuluhan pengendalian vektor dan reservoir penyakit. e) Menganalisis keberhasilan program pengendalian VRP. f)
Menganalisis pola penerimaan masyarakat terhadap berbagai kebijakan terkait pengendalian VRP.
g) Pengembangan model pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian penyakit tular vektor dan reservoir Dikelola oleh 2 (dua) orang S2 (kebijakan kesehatan, promosi dan perilaku), 2 (dua) orang S1 (1 (satu) orang Sarjana Sosial dan 1 (satu) orang Sarjana Antropologi). Laboratorium promosi dan perilaku berada di laboratorium terpadu dan dilengkapi sarana utama berupa : televisi, DVD player, tape recorder dan kamera digital.
10) Laboratorium Insektisida Botani Laboratorium memiliki kemampuan : 1. Melakukan ekstraksi berbagai tanaman yang disinyalir mengandung bahan insektisida 2. Melakukan penelusuran berbagai tanaman yang mempunyai kemampuan untuk mengendalikan vektor penyakit. Laboratorium sudah dilengkapi dengan peralatan ekstraktor mini. Saat ini laboratorium insektisida botani baru pada tahap pengembangan,
sehingga
16
belum
banyak
peralatan
yang
terdapat di dalam laboratorium. Adapun tenaga yang ada di laboratorium adalah 1(satu) orang S2, dan 1(satu) orang sarjana biologi.
11) Laboratorium Hewan Coba Laboratorium hewan coba merupakan bangunan yang didisain untuk pemeliharaan binatang-binatang yang dijadikan hewan percobaan. Laboratorium ini baru dioperasikan pada tahun 2013, dengan hewan uji yang dipelihara berupa mencit putih yang steril dan juga marmut. Laboratorium ini dikelola oleh 1 (satu) orang doter hewan dan 2 (dua) orang teknisi.
b. Insektarium Tugas utama adalah melakukan pemeliharaan dan kolonisasi serangga vektor penyakit seperti : nyamuk, lalat, lipas, pinjal yang digunakan
untuk
berbagai
penelitian
dan
evaluasi
insektisida baik untuk penelitian maupun pelatihan. 1) Insektarium Anopheline : Nyamuk Anopheles aconitus Nyamuk Anopheles maculatus Nyamuk Anopheles sinensis 2) Insektarium Culicinae : Nyamuk Aedes aegypti berbagai strain Nyamuk Culex quinquefasciatus 3) Insektarium Referensi Nyamuk Anopheles aconitus Nyamuk Anopheles maculatus Nyamuk Anopheles sinensis Nyamuk Aedes aegypti berbagai strain Nyamuk Culex quinquefasciatus
17
efektivitas
4) Insektarium Lalat dan Lipas :
Blatella germanica
Periplaneta americana
Supella longipalpa
Neostylopyga rhombifolia
Musca domestica (lalat rumah)
c. Pendukung Insektarium Pendukung insektarium bertugas untuk menyediakan hewan yang berguna untuk menyiapkan makanan bagi serangga yang dipelihara pada insektarium, seperti marmut dan ayam. Untuk pemeliharaannya disediakan
kandang
yang
menempati
lahan
seluas
20
m2.
Penangungjawab dari pendukung insektarium ini adalah teknisi di laboratorium insektarium beserta 1 (satu) orang tenaga kontrak, yang bertugas memberi makanan pada binatang di kandang tersebut.
d. Green house Green house merupakan bangunan yang di dalamnya digunakan sebagai lahan untuk menanam berbagai tanaman yang memiliki kandungan insektisida, maupun tumbuhan pengusir nyamuk vektor. Sampai saat ini ada beberapa jenis tanaman pengusir nyamuk seperti : Zodia (Evodia suaveolens), Geranium (Pelargonium citrosa), Serai wangi (Cymbopogon nardus), Lavender (Lavandula angustifolia), Rosemary (Rosmarinus officinalis) dan masih ada lagi beberapa jenis tanaman lainnya. Green house ini dikelola oleh 1 (satu) orang S2 dan 1 (satu) orang S1, serta 2 (dua) orang tenaga kebun.
e. Perpustakaan Perpustakaan
B2P2VRP
terus
dikembangkan
secara
berkesinambungan baik sarana maupun prasarananya. Perpustakaan dimanfaatkan oleh kalangan sendiri, mahasiswa dan instansi lain, 18
serta
peminat
pengendalian
vektor
dan
reservoir
penyakit.
Perpustakaan dikelola oleh 1 (satu) orang S1 (sarjana perpustakaan) dan 1 (satu) orang D3 (Teknologi Informatika). Jenis pelayanan yang disediakan oleh perpustakaan adalah : layanan sirkulasi, referensi, penelusuran informasi, baca dan layanan khusus bagi siswa dan mahasiswa yang magang, praktek kerja lapangan maupun kunjungan. Koleksi perpustakaan yang dimiliki antara lain : Buku teks Laporan penelitian Prosiding Jurnal kesehatan dan kedokteran dalam dan luar negeri Laporan magang, PKL, skripsi dan tesis. Kaset, CD room, VCD Jurnal elektronik bekerjasama dengan Badan Litbangkes Atlas Sarana utama pada perpustakaan berupa : ruang baca, layanan foto copy, printing dan scanner, internet (free hotspot), PC komputer untuk pelayanan dan pengunjung, laptop, detector barcode dan almari penyimpanan tas pengunjung.
f. Wahana Dunia Vektor dan Reservoir (DUVER) Wahana Duver merupakan pusat dokumentasi, informasi, specimen, serta display/peragaan ekobionomi pengendalian vektor dan reservoir di Indonesia. Tujuan di dirikannya Duver adalah
Menjadi pusat informasi, dokumentasi, dan peragaan eko-bionomi tentang pengendalian vektor dan reservoir penyakit.
Menjadi wahana wisata ilmiah guna memasyarakatkan cara pencegahan penyakit bersumber vektor dan reservoir penyakit.
Memacu kreativitas kalangan peneliti dan masyarakat untuk menciptakan dan mengembangkan metode inovatif pengendalian vektor dan reservoir penyakit. 19
Menu utama yang disajikan dalam Duver adalah :
Penayangan film profil kegiatan B2P2VRP
Display peta resistensi vektor terhadap insektisida
Display penyebaran vektor di Indonesia
Koleksi vektor dan reservoir penyakit
Visualisasi alat dan bahan penelitian
Pengendalian vektor dan reservoir penyakit
Diorama survei entomologi dan reservoir
Taman pengendalian hayati
Gerai Duver
g. Fasilitas Gedung 1) Gedung Aula dan Ruang Pelatihan Gedung aula dan ruang pelatihan memiliki kapasitas untuk 50 orang. Fasilitas yang tersedia meliputi full AC, sound system, laptop, LCD, ruang administrasi dan komputer. 2) Asrama Fasilitas penginapan dengan kapasitas 16 kamar, ruang makan dan ruang diskusi. 3) Gedung Administrasi Gedung administrasi merupakan tempat pengelolaan administrasi kerumah tanggaan B2P2VRP, terdiri atas ruang kepegawaian, keuangan dan pengadaan barang. 4) Gedung Kantor/Peneliti Gedung peneliti mempunyai luas 150 m 2, terdiri atas ruang-ruang peneliti dan aula.
h. Alat Transportasi Unit pelaksana teknis B2P2VRP mempunyai 9 unit kendaraan roda empat dan 9 unit kendaraan roda dua. Kendaraan digunakan untuk
20
melayani kegiatan administratif maupun teknis, termasuk kegiatan penelitian yang dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh B2P2VRP berdasarkan neraca barang
milik
negara
(BMN)
Rp.23.779.333.440,-
per
dengan
31 nilai
Desember
2013
penyusutan
sebesar sebesar
Rp.7.028.825.852,- dan nilai nettto BMN pada akhir 2013 sebesar Rp.16.750.507.588,-. BMN dengan nilai yang paling tinggi adalah gedung dan bangunan diikuti akun peralatan dan mesin, sedangkan untuk akun konstruksi dalam pengerjaan sebesar Rp. 0,- artinya pada 31 Desember 2013 sudah tidak ada lagi proses pengerjaan konstruksi bangunan
atau
semua
pembangunan
konstruksi
sudah
selesai
semuanya. Secara rinci neraca BMN dapat dilihat pada lampiran.
3. Anggaran Anggaran B2P2VRP pada tahun 2013 mengelola anggaran yang bersumber
dari
DIPA
No.0813/024-11.2.01/13/2012,
tanggal
9
Desember 2012. Jenis anggaran yang dikelola adalah anggaran rupiah murni, Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan hibah langsung luar negeri, adapun jumlah besaran anggaran masing-masing disajikan dalam Tabel 4, sebagai berikut : Tabel 4. Sumber Dana B2P2VRP Tahun 2013 No.
Alokasi (Rp)
Program
1.
Rupiah Murni
2. 3.
PNBP Hibah
41.959.125.000 27.919.000 315.533.000 Jumlah
42.302.577.000
Alokasi anggaran B2P2VRP pada tahun 2013 pada awalnya adalah Rp.42.837.231.000,-.
Namun 21
pada
pertengahan
tahun
terdapat
efisiensi untuk kompensasi BBM sebesar Rp.301.017.000,- sehingga pagu anggaran berubah menjadi Rp.42.536.214.000,-. Pada akhir tahun
terdapat
alokasi
dana
HIBAH
luar
negeri
sebesar
Rp.351.533.000,- sehingga pagu anggaran berubah lagi menjadi Rp.42.887.747.000,-. Pada bulan Desember 2013 dilakukan revisi untuk pengalihan anggaran ke Sekretariat Badan Litbang Kesehatan untuk
pembayaran
tunjangan
kinerja
tahun
2013
sebesar
Rp.549.170.000,- sehingga pagu akhir pada DIPA B2P2VRP sebesar Rp.42.302.577.000,- . Alokasi anggaran apabila dikelompokkan sesuai peruntukkan dalam pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Alokasi Anggaran B2P2VRP Tahun Anggaran 2013 Berdasarkan Indikator Kinerja No. 1.
Program/ Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit
Indikator Kinerja 1.Jumlah produk/model intervensi/ prototype/standar/formula dibidang vektor dan reservoir
Alokasi (Rp) 14.115.321.000
2.Jumlah publikasi ilmiah di bidang vektor dan reservoir penyakit pada media cetak dan elektronik nasional
266.680.000
3.Jumlah data status kesehatan masyarakat hasil riset Kesehatan Nasional Wilayah (V).
27.920.576.000
Alokasi anggaran menurut output RKAK/L B2P2VRP per 31 Desember 2013 dapat dilihat pada Tabel 6, sebagai berikut :
22
Tabel 6. Alokasi Anggaran B2P2VRP Tahun 2013 Berdasarkan Output RKAK/L Kode Output 4011.002 4011.005 4011.007 4011.008
4011.010 4011.011 4011.023 4011.025 4011.026 4011.027 4011.028 4011.029 4011.994 4011.996 4011.997
Output
Alokasi
Hasil Penelitian dan Pengembangan Bidang Vektor dan Reservoir Penyakit Dokumen perencanaan, program dan anggaran Laporan Kinerja Dokumen keuangan, kekayaan Negara dan tata usaha PNBP PHLN Gedung/bangunan laboratorium. Sarana prasarana lingkungan kantor Dokumen Informasi, Dokumentasi dan Desimenasi Peralatan Fasilitas Laboratorium Manajemen Laboratorium Dokumen hokum, organisasi dan kepegawaian Dokumen Bidang Ilmiah dan Etik Data Status Kesehatan Masyarakat Hasil Riset Kesehatan Nasional Wilayah V Layanan Perkantoran Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Total
1.598.270.000 178.563.000 66.465.000
93.620.000 27.919.000 315.533.000 3.500.000.000
120.000.000 231.180.000 391.570.000 281.180.000 423.055.000 35.500.000
27.920.576.000 6.786.606.000 147.675.000 184.865.000 42.302.577.000
Anggaran RKAK/L apabila dikelompokkan menurut jenis belanja terdiri dari tiga (3) jenis belanja yaitu belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal. Alokasi anggaran menurut jenis belanja pada tahun 2013 seperti pada Tabel 7 sebagai berikut :
Tabel 7. Alokasi Anggaran B2P2VRP Menurut Jenis Belanja Tahun 2013 No. 1.
Jenis Belanja Belanja Pegawai
Alokasi 4.986.009.000
Persentase Dari Total 11,79%
2.
Belanja Barang
32.912.458.000
77,80%
3.
Belanja Modal
4.404.110.000
10,41%
Total
42.302.577.000
100,00%
23
BAB II TUJUAN DAN SASARAN KERJA A. Dasar Hukum B2P2VRP Salatiga
dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator
mengacu pada : Keputusan Menteri Kesehatan No.1353 Tahun 2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja B2P2VRP di Salatiga Provinsi Jawa Tengah. Peraturan tentang
Menteri Kesehatan Perubahan
Atas
Nomor 2347/MENKES/PER/XI/2011
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1353/MENKES/PER/IX/2005. Peraturan Presiden No. 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014; Instruksi Presiden No. 3 tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan; Instruksi Presiden No. 9 tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2011; Instruksi Presiden No. 14 tahun 2011 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2011; Keputusan Menteri Kesehatan No. 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan; Keputusan Menteri Kesehatan No. 021/Menkes/SK/I/2011 tentang rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010 – 2014; Keputusan Menteri Kesehatan No. 1099/Menkes/SK/VI/2011 tentang Indikator Kinerja Utama Tingkat Kementerian Kesehatan Tahun 2010 – 2014; Rencana Kegiatan Tahunan B2P2VRP Tahun 2014.
24
B. Tujuan, Sasaran dan Indikator Visi Menjadi institusi rujukan (centre of excellence) pengendalian vektor dan reservoir penyakit. Misi 1)
Menjamin mutu litbang untuk pengendalian penyakit tular vektor dan reservoir
2)
Mendukung pelaksanaan program, pelayanan uji laboratorium dan ikut dalam pemberdayaan masyarakat.
3)
Meningkatkan kajian, evaluasi dan diseminasi informasi hasil litbang.
4)
Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi SDM untuk berkarya secara profesional.
1. Tujuan Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan B2P2VRP, maka ditetapkan tujuan sebagai berikut : terlaksananya penelitian dan pengembangan vektor dan reservoir penyakit yang berkualitas dan dapat dimanfaatkan oleh program dan masyarakat pengguna lainnya dalam pengendalian dan penanggulangan penyakit tular vektor dan reservoir.
2. Sasaran Sasaran yang ditetapkan B2P2VRP berdasarkan Rencana Kerja (Renja) tahun 2013 adalah meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang vektor dan reservoir penyakit.
3. Indikator Berdasarkan Rencana Strategi (Renstra) Badan Litbangkes yang telah direvisi, dari sasaran yang telah ditetapkan di atas, ditetapkan juga indikator
kinerja
untuk
menilai
keberhasilan
B2P2VRP
dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Indikator kinerja yang akan 25
dicapai selama 5 (lima) tahun (2010 - 2014), dapat dilihat pada Tabel 8 sebagai berikut :
Tabel 8. Indikator Kinerja B2P2VRP Berdasarkan Rencana Strategi 2010 – 2014 No. 1.
2.
3.
Indikator Kinerja Jumlah produk/ model intervensi/ prototipe/ standar/ formula di bidang vektor dan reservoir Jumlah publikasi ilmiah di bidang vektor dan reservoir penyakit pada media cetak dan elektronik nasional. Jumlah Laporan Status Kesehatan Masyarakat hasil Riset Kesehatan Nasional Wilayah V
26
2010 0
Target 2011 2012 2013 2014 4 3 3 3
0
5
5
5
5
0
0
0
6
0
BAB III STRATEGI PELAKSANAAN
A. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran 1. Penelitian dilaksanakan melalui pemanfaatan IPTEK sesuai standard nasional / internasional; 2. Pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan vektor dan reservoir penyakit dilakukan antara lain melalui bimbingan teknis kepada tenaga kesehatan dan tenaga lintas sektor lainnya; 3. Meningkatkan kemampuan baik fasilitas maupun kapasitas sumber daya manusia untuk menyiapkan laboratorium rujukan penyakit tular vektor dan reservoir; 4. Sosialisasi
hasil
litbang
vektor
dan
reservoir
penyakit
kepada
masyarakat melalui penyuluhan tentang pengendalian VRP, baik secara langsung maupun tidak langsung; 5. Mengembangkan metode pengendalian vektor dan reservoir yang rasional, efektif, efisien, berkesinambungan serta diterima masyarakat. 6. Memperluas jejaring kerja sama lintas sektor; 7. Meningkatkan publikasi ilmiah/diseminasi hasil litbang VRP secara berkala. 8. Melakukan dan meningkatkan reformasi birokrasi secara merata dan berkesinambungan peningkatan
kualitas
melalui
peningkatan
sumber
daya
fasilitas
manusia
serta
perkantoran, peningkatan
pelayanan kepada masyarakat, salah satunya peningkatan wisata ilmiah melalui dunia vektor dan reservoir (DUVER). 9. Meningkatkan
kemampuan
SDM
untuk
melaksanakan
kegiatan
pengelolaan administrasi dan logistik, terkait B2P2VRP sebagai Koordinator Wilayah V dalam pelaksanaan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013). 10. Melakukan proses pengadaan barang dan jasa (procurement) dengan lelang secara transparan dan terbuka melalui LPSE, untuk mewujudkan
27
pelaksanaan kegiatan yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
B. Hambatan Dalam Pelaksanaan Strategi Dalam melaksanakan tugas sehari-hari yang menjadi tanggungjawab B2P2VRP Salatiga baik untuk kegiatan administrasi perkantoran maupun kegiatan penelitian dan pengembangan guna mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh B2P2VRP pada tahun 2012 ini yang perlu mendapat perhatian, antara lain sebagai berikut : 1. Sumber Daya Manusia a. Jumlah
dan
kualitas fungsional peneliti berdasarkan
tingkat
pendidikan masih perlu ditingkatkan. b. Tenaga
peneliti
untuk
bidang-bidang
tertentu
masih
belum
mencukupi. c. Tenaga fungsional peneliti dan teknisi perlu ditingkatkan kualitasnya. d. Kualitas SDM khususnya keuangan masih perlu ditingkatkan kualitasnya. e. Kemampuan dan kemauan peneliti dalam menulis artikel untuk diterbitkan, khususnya pada jurnal milik B2P2VRP (Vektora), perlu ditingkatkan.
2. Sarana dan Prasarana a. Peralatan laboratorium memerlukan peningkatan, baik kualitas maupun kuantitasnya, untuk memperlancar kegiatan penelitian dan pengembangan bidang VRP sesuai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). b. Seluruh peralatan mekanik memerlukan perawatan berkala. c. Belum tersedianya Genset dengan kapasitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan daya listrik seluruh laboratorium.
28
d. Duver yang ada saat ini menempati ruang yang semula untuk pertemuan
sehingga diperlukan gedung khusus yang lebih
memadai e. Selasar atau koridor penghubung antar gedung belum tersedia di seluruh bangunan B2P2VRP yang saling terpisah
C. Terobosan Yang Dilakukan 1. Sumber Daya Manusia a. Untuk meningkatkan kualitas teknisi maupun peneliti, telah dilakukan beberapa kegiatan pelatihan maupun workshop, baik secara internal maupun eksternal. b. Memberikan refreshing bagi peneliti maupun teknisi, khususnya yang yunior oleh tenaga senior, dalam rangka kaderisasi dan peningkatan pengetahuan serta keterampilan. c. Sejak tahun 2012, B2P2VRP menerima dana hibah WHO berkolaborasi dengan USAID berupa IDENTIFY PROJECT, yaitu program peningkatan kapasitas laboratorium untuk memperkuat surveilans berbasis laboratorium, training dan uji laboratorium. Workshop untuk meningkatkan kualitas peneliti yaitu Waste Management dan Identify Project. d. Untuk memenuhi tenaga yang masih kurang khususnya teknisi. Beberapa tenaga kontrak telah diperbantukan di laboratorium.
2. Sarana dan prasarana Untuk
meningkatkan
sarana
dan
prasarana
baik
perkantoran,
laboratorium serta pendukung lainnya, maka pada tahun 2013 dilakukan pengadaan sarana dan prasarana antara lain : a. Pengadaan peralatan laboratorium untuk memenuhi kebutuhan yang ada di laboratorium terpadu, yang pada tahun 2013 telah selesai dibangun 2 (dua) lantai .
29
b. Membangun kerjasama dengan pihak luar (WHO) untuk menambah peralatan laboratorium sebagai pendamping dana DIPA. c. Pembangunan selasar untuk menghubungkan beberapa gedung. d. Menambah beberapa alat studio dan komunikasi untuk melengkapi kebutuhan sound system di ruang pertemuan. e. Merencanakan ulang untuk pembangunan gedung DUVER serta pengadaan genset.
30
BAB IV HASIL KERJA
A. Pencapaian Tujuan dan Sasaran Kegiatan utama yang dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran B2P2VRP adalah melakukan penelitian dan pengembangan di bidang vektor dan reservoir penyakit. Dari hasil penelitan dan pengembangan tersebut, pada tahun 2013 berhasil mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja (Tapja). a. Masukan (input) adalah digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan meliputi SDM, anggaran, sarana dan prasarana. Pada tahun 2013 jumlah SDM yang mendukung pencapaian tujuan dan sasaran sebanyak 85 PNS dan 25 orang tenaga kontrak. Dari 85 PNS tersebut, terdiri dari pejabat struktural, fungsional dan staf. Berbagai upaya untuk peningkatan kualitas SDM melalui pelatihan, refreshing maupun workshop telah dilakukan, mengingat secara kuantitas belum ada penambahan tenaga baru, sehingga tenaga yang ada harus mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsi B2P2VRP.
Jumlah anggaran pada tahun 2013 yang bersumber dari APBN yang tertuang dalam DIPA B2P2VRP sebesar Rp.42.302.577.000,- yang terbagi dalam 15 output kegiatan dalam RKAK/L. Dari total anggaran di atas sebesar Rp.315.533.000,- bersumber dari hibah langsung luar negeri dengan donor WHO. Sedangkan anggaran yang bersumber dari PNBP sebesar Rp.27.919.000,-.
Sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan
bidang
vektor
dan
reservoir,
maupun
sarana
pendukung lain, disesuaikan demi mencapai kondisi ruang perkantoran yang kondusif. Sedangkan inventaris, baik berupa alat, bangunan maupun kendaraan yang juga merupakan pendukung yang sangat
31
penting, telah dirawat secara rutin. Dari laporan barang milik negara di neraca per 31 desember 2013 tercatat bahwa nilai netto BMN yang dimiliki dan dikelola B2P2VRP sebesar Rp. 16.750.507.588,-. Dengan dukungan sarana dan prasarana yang ada diupayakan tugas pokok dan fungsi B2P2VRP dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan dapat mencapai target yang telah ditetapkan.
a.
Luaran (output) yang dicapai pada tahun 2013 merupakan hasil langsung dari pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang vektor dan reservoir penyakit yang terwujud dalam indikator kinerja sebagai berikut : 1) Jumlah produk/ model intervensi/ prototipe/ standar/ formula di bidang vektor dan reservoir penyakit, 2) Jumlah publikasi ilmiah di bidang vektor dan reservoir penyakit pada media cetak dan elektronik nasional. 3) Jumlah data status kesehatan masyarakat hasil Riset Kesehatan Nasional Wilayah V.
b.
Hasil (outcome) dari luaran yang telah dicapai adalah meningkatnya kualitas penelitian dan pengembangan di bidang vektor dan reservoir penyakit, sehingga dapat dimanfaatkan oleh pengguna baik program maupun pengguna lainnya.
c.
Manfaat (benefit) yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat pengguna adalah pengetahuan dan penerapan berbagai metode pengendalian vektor dan pencegahan penyakit yang ditularkan oleh vektor dan reservoir, serta hasil lainnya berupa data dasar yang dapat digunakan sebagai referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan bidang vektor dan reservoir penyakit.
32
d.
Dampak (impact) jangka panjang yang diharapkan dari peningkatan pengetahuan dan penerapan metode pengendalian vektor dan reservoir penyakit adalah terhindar dari penyakit, di mana hal tersebut akan berdampak pada peningkatan kondisi sosial ekonomi masyarakat, karena kondisi kesehatan yang optimal, seperti tidak terkena penyakit antara lain malaria, demam berdarah dengue, leptospirosis dan sebagainya, maka masyarakat akan tetap produktif.
B. Pencapaian Kinerja Pengukuran kinerja tahun 2013 bertumpu pada perjanjian kinerja yang telah dituangkan dalam dokumen Penetapan Kinerja (Tapja) B2P2VRP tahun 2013. Hasil capaian kinerja B2P2VRP pada tahun 2013 adalah sebagaimana tercantum dalam Tabel 9, sebagai berikut : Tabel 9. Pengukuran Kinerja B2P2VRP Tahun 2013 No
INDIKATOR
TARGET
CAPAIAN
%
1
Jumlah produk/ model intervensi/ prototipe/ standar/ formula di bidang vektor dan reservoir penyakit
5
5
100
2
Jumlah publikasi ilmiah di bidang vektor dan reservoir penyakit pada media cetak dan elektronik nasional.
5
6
120
3
Jumlah data status kesehatan masyarakat hasil Riset Kesehatan Nasional Wilayah V.
6
6
100
Untuk mencapai target yang telah ditetapkan, kegiatan utama yang dilakukan berdasarkan tugas pokok dan fungsi adalah dengan melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang vektor dan reservoir penyakit serta mempublikasikannya sebagai bentuk diseminasi informasi serta sebagai acuan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. B2P2VRP sebagai koordinator wilayah V untuk pelaksanaan Riset Kesehatan Dasar 33
(Riskesdas) tahun 2013, turut berperan dalam menyediakan data dasar berbasis komunitas yang dapat digunakan oleh program kesehatan baik di tingkat kabupaten/kota sampai tingkat nasional dalam perencanaan program lebih lanjut.
B.1 JUMLAH PRODUK/MODEL/PROTOTIPE/STANDAR/FORMULA DI BIDANG VEKTOR DAN RESERVOIR PENYAKIT
Indikator kinerja berupa jumlah produk/model/prototipe/standar/formula di bidang vektor dan reservoir penyakit pada tahun 2013 ditargetkan sebanyak 5 (lima) output kinerja dan sampai akhir Desember 2013 telah tercapai 5 (lima) output kinerja (100%). Adapun capaian indikator kinerja yang ke-1 ini diperoleh dari penelitian di bidang vektor dan reservoir penyakit yang disajikan pada Tabel 10, sebagai berikut : Tabel 10. Output Kinerja dan Judul Penelitian yang Mendukung No
OUTPUT
PENELITIAN
KETUA PELAKSANA
1
Standar kelambu yang efektif dalam mengendalikan malaria
2
Produk berupa metode surveilans leptospirosis
Model Surveilans Penyakit Tular Vektor dan Reservoir Spesifik Lokal di Indonesia
Drs. Ristiyanto, M.Kes
3
Formula bubuk/powder Bt-H14 Galur Lokal untuk pengendalian jentik vektor
Mikrokapsulasi Bacillus thuringiensis H-14 Galur Lokal Sebagai Agent Bioaktif Terhadap Jentik Nyamuk Anopheles maculatus”
Dra. Blondine Ch. P, M.Kes
4
Produk berupa buku tentang nyamuk Culicidae di Jawa
Nyamuk di jawa : Morfologi, sistematika, ekologi dan perannya Sebagai vektor penular penyakit
Tri Wibowo Ambar Garjito, S.Si, M.Kes
Efektivitas Aplikasi Kelambu Prof. DR. Damar Berinsektisida (Long Lasting Tri Boewono, MS Insecticide Nets/LLIN) dalam Program Pengendalian Vektor Daerah Endemis Malaria di Indonesia
34
No
OUTPUT
5
Produk berupa opsi kebijakan penanggulangan kedaruratan penyakit tular vektor dan reservoir di wilayah endemis
PENELITIAN
1. Assesment dan penanggulangan KLB penyakit tular reservoir 2. Assesment dan penanggulangan KLB penyakit tular vektor
KETUA PELAKSANA Kepala B2P2VRP
Penelitian dan pengembangan bidang VRP lainnya yang bersifat pembinaan atau riset pembinaan kesehatan (Risbinkes) ada 2 (dua) judul, dan pembiayaan Risbinkes tersebut dari DIPA Badan Litbang Kesehatan. Judul penelitian Risbinkes pada tahun 2013 adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh Ekstrak Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) Terhadap Daya Bunuh Bakteri Leptospira Sp, dengan ketua pelaksana Arief Nugroho, ST. 2. Uji Larvasida Ekstrak Tembakau (Nicotiana Tabacum L) Dari Tiga Lokasi Ketinggian Yang Berbeda Terhadap Aedes aegypti L, dengan ketua pelaksana Sri Wahyuni Handayani, ST.
Indikator berupa produk/model/prototipe/standar/formula di bidang vektor dan reservoir pada tahun 2013, apabila dibandingkan dengan tahun 2012 secara persentase mengalami penurunan dari 200 persen menjadi 100 persen. Akan tetapi apabila dilihat capaian absolutnya mengalami peningkatan dari 4 (empat) menjadi 5 (lima) output. Secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4, sebagai berikut :
35
5 5
5
4
4 3
2
Target
2
Capaian 1 0 Tahun 2012
Tahun 2013
Gambar 4. Perbandingan Capaian Kinerja Indikator Ke-1 B2P2VRP Tahun 2012 dan 2013
B.2 JUMLAH PUBLIKASI ILMIAH DI BIDANG VEKTOR DAN RESERVOIR PENYAKIT PADA MEDIA CETAK DAN ELEKTRONIK NASIONAL
Indikator kinerja ke-2 berupa jumlah publikasi ilmiah di bidang vektor dan reservoir penyakit pada media cetak dan elektronik nasional, sasaran pada tahun 2013 ditargetkan sebanyak lima (5) publikasi dan tercapai sebanyak enam (6) publikasi (120%). Publikasi hasil penelitian maupun review di bidang
vektor
dan
reservoir
penyakit
dilakukan
sebagai
bentuk
penyebarluasan informasi yang dapat digunakan sebagai masukan pengelola program kesehatan maupun referensi bagi pihak yang berkepentingan. Publikasi yang dilakukan oleh peneliti B2P2VRP yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah yang terakreditasi pada tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 11, sebagai berikut :
36
Tabel 11. Artikel Ilmiah Yang Dipublikasikan Dalam Media Cetak Nasional Tahun 2013 No
JUDUL ARTIKEL
NAMA PENULIS
MEDIA PUBLIKASI
Pengaruh Ketingian Habitat Kelapa (Cocos nucifera) Terhadap Pengembangbiakan Bacillus thuringiensis H-14 dan Toksisitasnya Terhadap Jentik Anopheles aconitus Kompetensi vektorial Anopheles maculates Theobalt di Kecamatan kokap, Kabupaten Kulonprogo
Lulus Susanti, Blondine Ch.P
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol. 23.No. 1, 2013.
Umi Widyastuti, Damar T, Widiarti, Supargiyono, dan Tri Baskoro, TS
Media Litbang Kesehatan Vol. 23 No. 2, 2013
3
Efektifitas Bacillus thuringiensis H-14 Strain lokal dalam Buah Kelapa Terhadap Larva Anopheles aconitus dan Culex sp di Kampung Laut Kabupaten Cilacap.
Blondine Ch.P dan Umi W
Media Litbang Kesehatan Vol. 23 No. 2, 2013
4
Faktor Risiko dan Pengetahuan, Sikap, Perilaku (PSP) Masyarakat Pada Kejadian Luar Biasa (KLB) Malaria di Kabupaten Purbalingga
Diana Andriyani.P, Bambang H, Wiwik T, Anggi S dan Widiarti
Buletin Penelitian Kesehatan Vol. 41. No.2, 2013.
5
Analisis Biplot Pada Data Kasus Penyakit di Beberapa Daerah di Indonesia Tahun 2009
Bambang H, Revi R.
6
Evaluasi Implementasi Penanggulangan Demam Dengue di Kabupaten Pati.
Wiwik Trapsilowati dan Widiarti
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 41 No. 2 Tahun 2013 Buletin Penelitian Sistem Kebijakan Vol 16, 3 Juli 2013
1
2
Kebijakan Berdarah
Hasil capaian indikator kinerja berupa jumlah publikasi ilmiah di bidang vektor dan reservoir penyakit pada media cetak dan elektronik nasional, apabila dibandingkan dengan 2012 secara persentase maupun absolut mengalami penurunan. Capaian indikator publikasi ilmiah pada tahun 2013 sebesar 120 persen, sedangkan pada tahun 2012 sebesar 180 persen. Sedangkan dari jumlah absolut turun dari sembilan (9) publikasi pada tahun 2012 menjadi enam (6) pada tahun 2013. Hal tersebut antara lain disebabkan kesibukan para peneliti dalam melaksanakan Riskesdas 2013, sehingga kesempatan untuk menulis berkurang. Secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 5, sebagai berikut :
37
9
10 8
6 5
6
5
Target Capaian
4 2 0 Tahun 2012
Tahun 2013
Gambar 5. Target dan Capaian Publikasi Ilmiah B2P2VRP Tahun 2012 dan 2013
B.3 JUMLAH DATA STATUS KESEHATAN MASYARAKAT HASIL RISET KESEHATAN NASIONAL WILAYAH V
Indikator ini merupakan indikator baru pada tahun 2013. Riset Kesehatan Nasional yang dilakukan pada tahun 2013 adalah Riset Kesehatan Dasar. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) merupakan survei berkala memantau indikator terkait derajat kesehatan masyarakat kesehatan masyarakat
dan indikator pelayanan
yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes). Riset ini didasarkan pada kebutuhan informasi dasar tentang berbagai indikator kesehatan utama seperti status kesehatan, status gizi, kesehatan lingkungan, perilaku kesehatan dan berbagai aspek pelayanan kesehatan. Data dasar ini, bukan saja berskala nasional, tetapi juga menggambarkan berbagai indikator kesehatan sampai ke tingkat Kabupaten/Kota.
Riskesdas
dilaksanakan
kabupaten/kota.
Data
di
yang
seluruh
provinsi
dikumpulkan
mencakup
meliputi
data
seluruh
kesehatan
masyarakat dan biomedis. Pengumpulan data Riskesdas dilakukan dengan berbagai cara yaitu wawancara, pengamatan, pengukuran, pemeriksaan,
38
pengambilan spesimen darah dan urin. Riskesdas dapat menghasilkan serangkaian informasi situasi kesehatan berbasis komunitas yang spesifik daerah, sehingga sangat bermanfaat bagi penyusunan perencanaan dan perumusan kebijakan serta intervensi yang lebih terarah, efektif dan efisien. Peran B2P2VRP dalam Riskesdas 2013 adalah sebagai koordinator wilayah (Korwil) V. Wilayah yang termasuk dalam Korwil V adalah Provinsi Papua Barat, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Gorontalo dan Sulawesi Tenggara. Dari 6 (enam) provinsi yang termasuk dalam Korwil V, masing-masing harus mengeluarkan output berupa Laporan Riskesdas Tingkat Provinsi. Hasil yang telah dicapai sampai akhir Desember 2013 adalah 100 persen dari target yang ditetapkan yaitu enam (6) output. Keberhasilan selain pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan, pada tahun 2013 B2P2VRP telah meraih beberapa prestasi, antara lain : a. Memperoleh sertifikat MURI sebagai penyelenggara wahana informasi dan dokumentasi vektor dan reservoir penyakit pertama di Indonesia. b. Memperoleh sertifikat MURI sebagai penyelenggara pembuatan lukisan mozaik dari serangga vektor penyakit. c. Launching buku Atlas Reservoir Penyakit di Indonesia oleh Menteri Kesehatan RI, pada bulan Januari 2013. d. Memperoleh sertifikat akreditasi ISO 17025-2008 untuk laboratorium uji insektisida dari Komisi Akreditasi Nasional (KAN) pada bulan Mei 2013. e. Proses scale-up dalam rangka persiapan mass production bioinsektisida Bacillus thuringiensis H-14 galur lokal dengan melakukan kerjasama dengan Biofarma. f.
Evaluasi jejaring zoonosis, di mana B2P2VRP disepakati akan menjadi top referral dalam jejaring tersebut. Evaluasi dilakukan dengan menyelenggarakan cross sectoral meeting yang melibatkan lintas sektor, baik lembaga di dalam maupun luar negeri. 39
g. Menjadi
koordinator
Kelompok
Kerja
(Pokja)
penelitian
dan
pengembangan dalam persiapan pembentukan ATM Plus Centre (AIDS, Tuberculosis dan Malaria, Plus DBD) Jawa Tengah di Salatiga. h. Juara III lomba Tata Ruang Kota Tingkat Nasional dengan tema pemanfaatan area publik dan hijau mewakili Kota Salatiga C. Realisasi Anggaran Kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi B2P2VRP tahun anggaran 2013, bersumber dari DIPA No.DIPA-02411.2.520607/2013. Pagu awal alokasi anggaran tahun 2013 sebesar Rp.42.837.231.000,-. Selama tahun 2013 telah 2 (dua) kali efisiensi, yaitu untuk efisiensi kompensasi bahan bakar minyak (BBM) dan efisiensi untuk pembayaran tunjangan kinerja. Setelah anggaran diefisiensi, alokasi akhir per 31 Desember 2013 sebesar Rp.42.302.577.000,-. Pencapaian/realisasi anggaran secara total sebesar Rp.39.911.439.025,-(94.35%). Jumlah output kegiatan berdasarkan RKAK/L sebanyak 15 (lima belas) output dan secara fisik kegiatan 100 persen output tersebut dapat direalisasikan atau dipertanggungjawabkan.
Capaian/realisasi
anggaran
tahun
2013
mengalami peningkatan dibandingkan realisasi pada tahun 2012 (93,80%). Realisasi anggaran tahun 2013 apabila tanpa realisasi hibah sebesar 96,30 persen, akan tetapi karena anggaran hibah terealisasi hanya sebesar 79,76 persen, sehingga mempengaruhi realisasi anggaran secara total. Secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 6, sebagai berikut :
40
P E R S E N T A S E
94.4 94.3
94.35
94.2 94.1 94.0 93.9 93.8 93.7
93.8
93.6 93.5 2012
2013 TAHUN
Gambar 6. Persentase Realisasi Anggaran B2P2VRP Tahun 2012 dan 2013 Alokasi anggaran awal dan alokasi anggaran terakhir serta realisasi anggaran menurut output RKAK/L B2P2VRP dapat dilihat pada Tabel 12 sebagai berikut :
41
Tabel 12. Alokasi Anggaran Awal, Alokasi Anggaran Akhir dan Realisasi Anggaran Menurut Output Kegiatan B2P2VRP Tahun 2013
No. 1.
2. 3. 4..
5. 6. 7.
8. 9. 10.
11. 12
13. 14. 15.
Output Hasil Penelitian dan Pengembangan Bidang Vektor dan Reservoir Penyakit Dokumen perencanaan, program dan anggaran Laporan Kinerja Dokumen keuangan, kekayaan Negara dan tata usaha Gedung/bangunan laboratorium. Sarana prasarana lingkungan kantor Dokumen Informasi, Dokumentasi dan Desimenasi Peralatan Fasilitas Laboratorium Manajemen Laboratorium Dokumen hukum, organisasi dan kepegawaian Dokumen Bidang Ilmiah dan Etik Data Status Kesehatan Masyarakat Hasil Riset Kesehatan Nasional Wilayah V Layanan Perkantoran Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Total
Alokasi Anggaran Awal
Alokasi Anggaran Akhir
Realisasi Anggaran (%)
Ket. -
2.000.000.000
1.598.270.000
98.47
223.730.000
178.563.000
82.51
104.940,000
66.465.000
159.179.000
93.620.000
69.56 97.84
-
3.500.000.000
3.500.000.000
97.07
-
120.000.000
120.000.000
99.21
258.470.000
231.180.000
90.96
394.570.000
391.570.000
99.14
-
281.180.000
281.180.000
99.82
-
460.530.000
423.055.000
92.50
-
49.300.000
35.500.000
97.49
-
28.265.762.000
27.920.576.000
92.84
-
6.684.500.000 148.940.000
6.786.606.000 147.675.000
98.73
-
99.19
-
186.130.000
184.865.000
98.84
-
42.837.231.000
42.302.577.000
94.35
-
42
D. Penerimaan Hibah Luar Negeri Tahun 2013 Jenis dan Nilai hibah Pada tahun 2013, B2P2VRP menerima hibah dalam bentuk uang dari pendonor WHO dengan total nilai hibah sebesar Rp 351.355.500,-. Dana hibah ini dipergunakan untuk membiayai 3 proyek yang mendukung peningkatan
keterampilan
SDM
B2P2VRP
(capacity
building)
yang
diharapkan dapat meningkatkan kualitas output indikator kinerja yang dihasilkan. Jenis dan nilai hibah langsung luar negeri dalam bentuk uang yang diterima langsung oleh B2P2VRP selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Jenis dan Nilai Hibah Luar Negeri dalam bentuk uang di B2P2VRP Tahun 2013
NO
NAMA PROYEK
HIBAH TERENCANA / HIBAH LANGSUNG
PERIODE PROYEK
NAMA DONOR
NILAI HIBAH (Rp)
WHO
25.230.000
HIBAH LANGSUNG
30 Mei 2013
27 May s/d 30 Sept 2013
31 Des 2013
WHO
118.060.000
HIBAH LANGSUNG
25 Mei 2013
27 May s/d 30 Sept 2013
31 Des 2013
WHO
208.065.500
HIBAH LANGSUNG
17 Juli 2013
22 Juli s/d 30 Sept 2013
31 Des 2013
TGL PENANDATANGANAN MOU / NPHLN
TGL EFEKTIF PROYEK
TGL PENUTUPAN PROYEK
Identify Project A
B
C
Strengthening Leptospira Surveillance Combining Serological and Molecular Techniques for Identifying and Typing of Leptospira (Sequencing sampel Leptospira) Strengthening Japanese Enchephalitis Laboratory Based Surveillance (Memperkuat survei JE di Indonesia) IVRCRD Capacity Building and Quality Improvement Laboratory Diagnosis (Untuk memperkuat pengawasan Leptospira di Indonesia, dengan menggabungkan teknik serologi dan molekuler handal)
351.355.500
43
Proyek pertama yaitu Identify Project Strengthening Leptospira Surveillance Combining Serological and Molecular Techniques for Identifying and Typing of Leptospira (Sequencing sampel Leptospira). Proyek pertama ini berupa pelatihan peningkatan kemampuan SDM dalam melakukan Sequencing sampel Leptospira. Sedangkan proyek ketiga yaitu IVRCRD Capacity Building and Quality Improvement
Laboratory
Diagnosis
(Untuk
memperkuat
pengawasan
Leptospira di Indonesia, dengan menggabungkan teknik serologi dan molekuler handal). Proyek ini berupa pelatihan SDM untuk meningkatkan kualitas diagnosis laboratorium khususnya diagnosis leptospirosis yang tepat dan akurat. Kedua proyek ini dillakukan atas dasar sulitnya pengembangan Laboratorium Kultur bakteri Leptospira untuk diagnosis penyakit Leptospirosis dengan metode MAT di Indonesia dan dibutuhkannya peningkatan kualitas SDM untuk mendukung B2P2VRP menjadi Top referral Leptospirosis di Indonesia. Proyek ini diharapkan dapat mendukung pengembangan indikator kinerja ke-1 khususnya mengenai pengendalian reservoir penyakit yang salah satunya sebagai faktor predisposing penyakit Leptospirosis. Proyek kedua Strengthening Japanese Enchephalitis (JE) Laboratory Based Surveillance (Memperkuat survei JE di Indonesia). Proyek ini turut mendukung pengembangan output kinerja indikator ke-1 pada tahun-tahun mendatang dalam mengatasi penyakit tular vektor di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan JE sebagai penyakit tular vektor yang tergolong sebagai neglected disease. Proyek ini dilakukan atas dasar antara lain : (1). Indonesia sebagai salah satu negara sumber penularan JE di dunia (dari beberapa referensi), (2). Sistem surveilans JE belum berjalan di Indonesia, serta (3). Laboratorium referensi JE belum ada di Indonesia.
Alokasi dan Realisasi Proyek Hibah Alokasi hibah langsung luar negeri pada pagu DIPA untuk proyek pertama yaitu sequencing sampel Leptospira, dana yang diterima sampai dengan akhir 44
Desember 2013 sebesar Rp 18.923.00,- dan realisasinya
terdapat pada
Triwulan III dan IV. Untuk proyek kedua yaitu memperkuat survei penyakit Japanese Encephalitis (JE), dana yang diterima sampai dengan akhir Desember 2013 sebesar Rp 88.545.000,- dan realisasinya pada triwulan ke IV. Sementara untuk proyek ketiga yaitu untuk memperkuat pengawasan Leptospira di Indonesia dengan menggabungkan teknik serologi dan molekuler handal, dana yang diterima sampai dengan akhir Desember 2013 sebesar Rp 159.049.125,- dan realisasinya terjadi pada triwulan ke III dan ke IV. Dalam pelaksanaan realisasi alokasi dana hibah langsung luar negeri tidak lepas dari permasalahan. Permasalahan yang ditemui adalah jadwal pelaksanaan (Time schedule) yang telah dibuat tidak dilaksanakan tepat waktu sehingga kegiatan baru diselesaikan pada bulan November tahun 2013.
E. Upaya Meraih WTP dan Reformasi Birokrasi Wajar Tanpa Pengecualian/WTP (Unqualified Opinion), adalah opini audit yang akan diterbitkan jika laporan keuangan dianggap memberikan informasi yang bebas dari salah saji material. Upaya dalam memperoleh WTP yang dilakukan oleh B2P2VRP adalah dengan melakukan monitoring dan evaluasi secara periodik pada manajemen keuangan dari tahap pengecekan
tanda
bukti
pertanggungjawaban
sampai
tahap
penandatanganan Surat Perintah Membayar (SPM) yang dilakukan oleh satker. Disamping itu kegiatan rekonsiliasi yang dilakukan setiap bulan oleh Satker dengan KPPN memberikan penilaian tersendiri terhadap kebenaran dalam penggunaan anggaran sesuai dengan output dan mata anggaran yang ada pada DIPA Satker. Dengan demikian apabila ditemukan kesalahan materi dalam pertanggungjawaban anggaran dapat segera dilakukan perbaikan yang memungkinkan. Hal tersebut tentunya sebagai kendali untuk pelaksanaan kegiatan dan anggaran pada tahap berikutnya. Upaya-upaya tersebut tercapai juga dengan melakukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan para pengelola keuangan secara mandiri dan terkoordinasi antar Bagian/Bidang di lingkungan B2P2VRP. 45
Upaya lain yang dilakukan B2P2VRP adalah melalui proses pengadaan barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dan transparan melalui internet atau secara elektronik (LPSE). Hal tersebut dilakukan untuk menghindari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dalam proses pengadaan barang dan jasa di lingkungan B2P2VRP.
Reformasi
Birokrasi
dilakukan
untuk
memperbaiki
kelembagaan,
tatalaksana atau proses pelayanan, peningkatan manajemen sumber daya manusia agar dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Upaya yang telah dilakukan berkaitan dengan reformasi birokrasi antara lain dengan meningkatkan manajemen kepegawaian dengan digitalisasi kepegawaian, peningkatan kompetensi SDM melalui pendidikan dan pelatihan baik administrasi maupun teknis. Tugas belajar kepada peneliti dan teknisi untuk pendidikan formal merupakan salah satu bentuk upaya peningkatan kompetensi SDM agar dapat memberikan kinerja dan pelayanan terbaik untuk masyarakat pengguna. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat juga dilakukan dengan upaya pelayanan publik yang diberikan secara prima melalui pelaksanaan prosedur operasional yang tertib, baik dalam birokrasi maupun yang bersifat teknis. Khususnya pelayanan teknis untuk laboratorium uji kaji insektisida, di mana penggunanya adalah program kesehatan serta perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang pengendalian vektor, maka B2P2VRP telah berhasil mengakreditasikan laboratorium khususnya laboratorium uji kaji insektisida dan telah memperoleh sertifikat ISO 17025-2008 dari KAN. Akreditasi laboratorium lainnya selanjutnya akan diupayakan untuk secara bertahap.
Dunia Vektor dan Reservoir (Duver) juga merupakan upaya B2P2VRP untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat umum, akademisi serta pemangku kepentingan lainnya dalam memperoleh referensi yang lengkap
46
dan aktual dalam aras vektor dan reservoir yang berkaitan dengan bionomi, penyebaran, penyakit yang ditimbulkan serta cara pengendalian vektor dan reservoirnya. Duver menyajikan referensi yang mudah diterima semua kalangan, dari siswa sekolah dasar sampai pada perguruan tinggi dan peminat lainnya.
47
BAB V PENUTUP Berbagai strategi pelaksanaan kegiatan telah dilakukan dan berhasil mencapai sasaran yang telah ditetapkan, yang terwujud dalam pencapaian indikator kinerja. Pada tahun 2013 B2P2VRP telah berhasil mencapai output indikator kinerja sebesar >100 persen dari target yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja (Tapja). Indikator yang dicapai pada tahun 2013 adalah : 1) Indikator berupa produk/model/prototipe/standar/formula di bidang vektor dan reservoir, yang tercapai sebanyak lima (5) indikator dari lima (5) indikator yang ditargetkan. 2) Jumlah publikasi ilmiah di bidang vektor dan reservoir penyakit pada media cetak dan elektronik nasional, tercapai enam (6) publikasi dari lima (5) yang ditargetkan 3) Jumlah data status kesehatan masyarakat hasil Riset Kesehatan Nasional Wilayah V tercapai 6 (enam) laporan Riskesdas Tingkat Provinsi dari enam (6) laporan yang ditargetkan. Indikator Riskesdas berdasarkan perencanaan Badan Litbang Kesehatan akan dilakukan setiap tiga (3) tahun sekali. Realisasi penyerapan anggaran DIPA pada tahun 2013 tercapai 94,35 persen secara keseluruhan, baik anggaran APBN maupun hibah luar negeri. Seadangkan realisasi anggaran tanpa dana hibah tercapai 96,30 persen. Realisasi fisik kegiatan tercapai 100 persen. Keberhasilan yang telah dicapai tentunya harus tetap dipertahankan dengan upaya yang lebih keras, agar kinerja di waktu mendatang dapat mencapai target yang ditetapkan dengan predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) yang didukung dengan reformasi birokrasi yang dilaksanakan dengan baik dan terprogram.
48