7
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilaksanakan selama tiga bulan dari 13 Februari hingga 13 Mei 2012 bertempat di Tambusai Estate, Kec. Tambusai Utara, Kab. Rokan Hulu, Riau. Tambusai Estate merupakan salah satu anak perkebunan dari group First Resources. Perkebunan ini milik swasta asing asal Singapura. First Resources didirikan tahun 1992 dengan 9 perkebunan di Indonesia, dan terdaftar di bursa efek Singapura pada tahun 2007. First Resources merupakan salah satu perusahaan produsen kelapa sawit yang memiliki perkembangan tercepat di Asia Pasifik. Kegiatan utama yang dilakukan di perkebunan Tambusai Estate yaitu kegiatan agronomis meliputi pemeliharaan (pengendalian gulma, dan hama penyakit), pemupukan, pemanenan, dan pemeliharaan jalan. Peta perkebunan Tambusai Estate dapat dilihat pada Lampiran 1.
Metode Pelaksanaan Selama magang, penulis turut aktif dalam pelaksanaan kegiatan teknis lapangan dibimbing asisten divisi, serta wawancara dan diskusi terkait pengelolaan kebun. Data pendukung berupa laporan bulanan, laporan tahunan, dan arsip kebun diperoleh dengan meminta izin manajer kebun. Penulis melaksanakan aspek teknis dan manajerial pada berbagai tingkat pekerjaan. Kegiatan yang dilakuan di lapang adalah menjadi kerja harian lepas (KHL), pendamping mandor, dan pendamping asisten. Jurnal kegiatan selama magang dapat dilihat di Lampiran 2, 3, dan 4. Kegiatan penulis pada satu bulan pertama adalah sebagai kerja harian lepas (KHL). Penulis melaksanakan kegiatan di lapangan sesuai dengan aktivitas kebun yaitu, pemupukan, pengendalian gulma, kastrasi, penunasan, pengimpusan, pengendalian hama penyakit, aplikasi limbah pabrik, perawatan jalan dan jembatan, sensus pohon dan pemanenan. Kegiatan yang dilakukan penulis selain kegiatan lapang KHL adalah survei lapang untuk aspek khusus terkait dengan status gulma. Perbedaan gulma pada tingkat kanopi berbeda pada tanaman sawit
7
8
digunakan untuk membandingkan dominansi gulma yang ada di tanaman sawit pada tahun tanam yang berbeda (umur tanaman) ataupun menganalisis faktor yang mempengaruhi serangan gulma pada agroekologi yang berbeda. Selain itu, penulis meneliti efektivitas pengendalian gulma Asystasia intrusa (Forssk.) Blume. dan Centotheca lappacea (L.) Desv., serta efisiensi upah perawatan KHL. Bulan kedua, penulis melaksanakan kegiatan sebagai pendamping mandor dalam melaksanakan aspek manajerial. Pada saat menjadi pendamping mandor, penulis turut bertugas memberikan pengarahan kerja kepada karyawan, mengatur dan mengawasi pekerjaan karyawan, melakukan check roll dan mengisi buku kerja mandor (BKM). Selain melakukan kerja mandor penulis juga membuat laporan. Pada saat menjadi mandor, penulis juga melakukan grading buah di TPH (Tempat Pengumpulan Hasil), pengecekan APD (Alat Pelindung Diri), kalibrasi alat penyemprotan, dan juga pemetaan tapal batas. Pada bulan ketiga, penulis melakukan kegiatan sebagai pendamping asisten, dengan tugas melakukan kontrol lapangan, mempelajari aspek
manajerial dan administrasi tingkat divisi dan
kebun, serta mengisi buku harian asisten. Penulis melakukan pengamatan ke pabrik dan mempelajari cara memperoleh rendemen maupun ALB (Asam Lemak Bebas) di laboratorium. Selain kegiatan utama, penulis juga melakukan kegiatan untuk melengkapi kelengkapan data magang seperti, analisis vegetasi, pengendalian Asystasia intrusa dan menghitung efektivitas penyemprotan. Kegiatan khusus magang adalah melakukan studi pengelolaan gulma, menganalisis vegetasi gulma, menganalisis faktor yang mempengaruhi serangan gulma, menganalisis efisiensi upah pemeliharaan gulma serta melakukan pengamatan pada gulma Asystasia intrusa (Forssk.) Blume. dan Centotheca lappacea (L.) Desv. Kegiatan studi pengelolaan gulma dilakukan dengan melakukan kerja di lapangan, wawancara dan menganalisis RKT (Rencana Kerja Tahunan) serta laporan kerja harian. Sampel gulma diambil secara acak dari 15 afdeling. Setiap afdeling diambil 3 blok, dan pada masing-masing blok diambil 6 petak contoh. Pengambilan petak contoh ini berdasarkan tahun tanam kelapa sawit. Pengamatan Asystasia intrusa (Forssk.) Blume. dan Centotheca lappacea (L.) Desv. dilakukan dengan
8
9
mengamati tingkat kematian dan pertumbuhan kembali gulma-gulma tersebut setelah penyemprotan.
Pengamatan dan Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan oleh penulis secara langsung (primer) maupun tidak langsung (sekunder). Data secara langsung diperoleh melalui pengamatan pada saat bekerja di lapangan melalui prinsip 5 tepat pengendalian gulma (dosis, waktu, jenis, cara, dan konsentrasi). Pengamatan tersebut mengamati 5 penyemprot dan juga kalibrasi alat semprot. Selanjutnya, penilaian efektivitas pengendalian dilakukan dengan cara pengambilan sampel gulma. Sampel gulma diambil secara sampling bertingkat pada blok berdasarkan tahun tanam. Pengambilan sampel gulma menggunakan kuadran 1 m x 1 m yang diambil pada gawangan mati. Jumlah sampel yang diambil 264 buah sampel. Data sebaran pengambilan sampel gulma ditampilkan pada Tabel 1. Peta blok pengambilan sampel gulma ditampilkan pada Gambar 1.
Warna Tahun Tanam
2002
2003
1999
2004
1997
1998
1995
2006
2005
1996
1991
1990
Gambar 1. Peta posisi pengambilan gulma di Tambusai Estate
9
10
Tabel 1. Sebaran pengambilan sampel gulma di Tambusai Estate Tahun Tanam
Blok
Luas Lahan (ha)
10% Luas lahan (ha)
Jumlah Sampel
1990 1991
F E E F G B C F B C E G I K L M N U R S T U P V G O Q N T M R S O V K X
24.90 23.48 23.19 23.47 25.02 35.94 63.65 60.61 39.22 29.14 27.66 92.49 30.18 61.46 27.20 25.73 34.26 30.48 28.17 39.89 30.70 29.14 53.75 27.75 16.75 52.49 28.03 27.62 29.66 27.19 37.87 29.70 32.39 29.85 27.21 24.09
2.49 2.35 2.32 2.35 2.50 3.59 6.37 6.06 3.92 2.91 2.77 9.25 3.02 6.15 2.72 2.57 3.43 3.05 2.82 3.99 3.07 2.91 5.38 2.78 1.68 5.25 2.80 2.76 2.97 2.72 3.79 2.97 3.24 2.99 2.72 2.41
6 6 6 6 6 6 12 12 12 6 6 18 6 12 6 6 6 6 6 6 6 6 12 6 6 12 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
1995 1996
1997
1998 1999 2002 2003 2004 2005 2006
Jumlah Sampel Blok 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Analisis Data Analisis dilakukan secara analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan cara melakukan pengamatan terhadap kematian dan tumbuh kembalinya (regrowth) gulma Asystasia intrusa dan Centotheca
10
11
lappacea. Analisis kuantitatif yang dilakukan disajikan dengan statistika sederhana yaitu rataan dan persentase. Data gulma diolah untuk memperoleh NJD (Nisbah Jumlah Dominan) atau summed dominance ratio (SDR). Nilai SDR menunjukan dominansi suatu gulma yang ada. Jika nilai SDR gulma tinggi maka dominansi gulma di areal tersebut tinggi, begitupula sebaliknya makin rendah SDR dominansi gulma semakin rendah. Data juga diolah dengan metode skoring dan diuji dengan multivariate cluster analysis untuk mengetahui pengelompokan gulma. Adapun rumus perhitungan SDR menurut Moenandir (1993) adalah: •
Kerapatan mutlak (KM) KM :
•
Jumlah individu spesies gulma tertentu dalam petak contoh.
Kerapatan nisbi (KN) KN :
KM spesies tertentu
x 100%
Jumlah KM semua spesies •
Bahan kering mutlak (BKM) BKM : Berat kering total spesies tertentu dalam petak contoh, diperoleh dengan cara dioven
•
Berat kering nisbi (BKN) BKN : Berat Spesies tertentu
x 100%
Total BKM semua spesies •
Frekuensi mutlak (FM) FM :
•
Jumlah petak contoh yang berisi spesies tertentu
Frekuensi nisbi (FN) FN :
FM spesies tertentu x 100% Total FM semua spesies
•
Nilai penting (NP) NP :
•
KN + BKN + FN
Nisbah jumlah dominansi (NJD) NJD :
KN + BKN + FN
11