2
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga Agustus 2009 di Kebun Karet Rakyat di Desa Sebapo, Kabupaten Muaro Jambi. Lokasi penelitian yang digunakan merupakan milik petani binaan BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) Kota Jambi. Bahan dan Alat Bahan tanaman yang digunakan adalah 10 galur kedelai toleran naungan, yaitu CG-22-10, GC-22-10, PG-57-1, SC-1-8, SC-21-5, SC-39-1, SC-54-1, SC56-3, SC-68-2, SP-30-4 dan 4 varietas pembanding, yaitu Ceneng dan Pangrango sebagai pembanding toleran naungan serta Sibayak dan Tanggamus sebagai pembanding toleran tanah kering masam. Pupuk yang digunakan adalah Urea, SP-36, dan KCl dengan dosis masing-masing 100 kg/ha, 200 kg/ha, 150 kg/ha, dan insektisida karbofuran 3G dengan dosis 2 kg/ha sebagai perlakuan benih. Insektisida Deltametrin 25 EC digunakan untuk pengendalian hama perusak daun dan polong. Aplikasi pupuk kandang dan kapur pertanian (kaptan) dengan dosis masing-masing 3 ton/ha.
Gambar 1. Keragaan Benih Galur-galur Kedelai Toleran Naungan
2
Rancangan Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan tiga ulangan. Sebagai perlakuan adalah galur harapan kedelai yang terdiri dari 10 galur kedelai dan 4 varietas pembanding, yaitu Ceneng dan Pangrango sebagai pembanding toleran naungan (Sopandie et al., 2006) serta Sibayak dan Tanggamus sebagai pembanding toleran lahan kering masam (Arsyad dan Nur, 2006) sehingga terdapat 42 satuan percobaan. Penanaman dilakukan pada petak berukuran 4 m x 4.8 m dengan jarak tanam 40 cm x 15 cm di bawah tegakan karet TBM berumur tiga tahun. Model adiptif linier rancangan percobaan yang digunakan adalah sebagai berikut : Yij = µ + αi + ßj + εij Keterangan : Yij
= Nilai pengamatan galur ke-i, ulangan ke-j
µ
= Nilai rataan umum
αi
= Pengaruh adaptif perlakuan ke-i (i = 1, 2, 3, .....24)
ßj
= Pengaruh kelompok ke-j (j = 1, 2, 3)
εij
= Pengaruh galat percobaan adaptif galur ke-i, ulangan ke-j Pelaksanaan Penelitian Penelitian diawali dengan persiapan lahan. Persiapan lahan dimulai
dengan pembersihan lahan dari gulma dan pengolahan tanah. Kemudian penebaran kapur pertanian pada lahan dilakukan dengan dosis 3 ton/ha dan diinkubasi selama 2 minggu. Setelah itu, pupuk kandang diberikan dengan dosis 3 ton/ha dan dibiarkan selama satu minggu. Petak percobaan sebanyak 42 petak berukuran 4 m x 4.8 m dibuat untuk tiga ulangan. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan lubang tanam serta penanaman galur-galur kedelai toleran naungan dengan jarak tanam yang telah ditentukan, yaitu 40 cm x 15 cm. Galur-galur kedelai tersebut ditanam sebanyak 2 benih per lubang diikuti dengan aplikasi karbofuran 3G dengan dosis 2 kg/ha. Pemupukan dengan Urea, SP-36, dan KCl dengan dosis masing-masing 100 kg/ha, 200 kg/ha, 150 kg/ha dilakukan satu minggu setelah tanam. Pupuk
2
diberikan dalam alur yang dibuat di antara barisan galur-galur kedelai toleran naungan. Kegiatan penyulaman dilakukan satu minggu setelah tanam (MST). Pemeliharaan tanaman meliputi pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) di lapang yang dilakukan secara manual, mekanis dan kimiawi. Pengamatan fase pertumbuhan tanaman dilakukan sejak awal tanam sampai panen. Tanaman dipanen bila 80% telah masak polong. Pengambilan tanaman sampel sebanyak 10 tanaman dilakukan sebelum tanaman di dalam petakan dipanen. Kegiatan selanjutnya adalah penjemuran brangkasan di bawah sinar matahari, perontokan biji kedelai dari brangkasannya, penimbangan bobot biji per petak, bobot biji per tanaman serta bobot 100 biji. Data hasil pengamatan kemudian diolah dan dianalisis.
Pengamatan Penelitian Pengamatan yang dilakukan meliputi fase pertumbuhan tanaman dan keragaan karakter agronomi serta hasil. Pengamatan terhadap fase vegetatif dilakukan dengan mengamati pertumbuhan tanaman pada setiap satuan percobaan. sedangkan pengamatan terhadap keragaan karakter agronomi dan hasil dilakukan pada 10 tanaman sampel di masing-masing satuan percobaan. Peubah-peubah yang diamati adalah sebagai berikut: 1. Fase Pertumbuhan Vegetatif dan Generatif Fase pertumbuhan vegetatif dan generatif kedelai diarahkan dengan mengikuti pedoman yang terdapat pada Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 2. Fase Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Kedelai Fase VE
Tingkatan Fase Tumbuh Fase pemunculan
VC
Fase kotiledon
V1
Fase buku pertama
V2
Fase buku kedua
V3
Fase buku ketiga
Vn
Fase buku ke-n Sumber : Hidajat (1986)
Uraian Kotiledon muncul dari dalam tanah Daun unifoliat berkembang, tepi daun tidak menyentuh Daun berkembang penuh pada buku unifoliat Daun trifoliat berkembang penuh pada buku diatas buku unifoliat Tiga buah buku pada batang utama dengan daun berkembang penuh, terhitung mulai buku unifoliat n buah buku pada batang utama dengan daun berkembang penuh, terhitung mulai buku unifoliat
2
Tabel 3. Fase Pertumbuhan Reproduktif Tanaman Kedelai Fase
Tingkatan Fase Tumbuh
R1
Mulai berbunga
R2
Berbunga penuh
R3
Mulai berpolong
R4
Berpolong penuh
R5
Mulai berbiji
R6
Berbiji penuh
R7
Mulai masak
R8
Masak penuh Sumber : Hidajat (1986)
Uraian Bunga pertama berkembang pada buku manapun pada batang utama Bunga berkembang pada satu dari dua buku teratas pada batang utama dengan daun berkembang penuh Polong sepanjang 5 mm pada salah satu di antara 4 buku teratas pada batang utama dengan daun berkembang penuh Polong sepanjang 2 cm pada salah satu dari 4 buku teratas pada batang utama dengan daun berkembang penuh Biji sebesar 3 mm dalam polong pada salah satu dari 4 buku teratas dengan daun berkembang penuh Polong berisikan satu biji hijau yang mengisi rongga batang utama dengan daun berkembang penuh Satu polong pada batang utama telah mencapai warna polong masak 95% dari polong mencapai warna polong masak
2. Keragaan Karakter Agronomi dan Hasil Tanaman Kedelai a. Tinggi Tanaman (cm) Tinggi tanaman diukur dari buku pertama sampai dengan titik tumbuh setelah panen. b. Umur Berbunga (HST) Umur berbunga diketahui dengan mengamati petakan dalam setiap satuan percobaan, yaitu apabila tanaman dalam petakan ± 80% telah berbunga. c. Umur Panen (HST) Pemanenan dilakukan apabila 80% tanaman pada setiap satuan percobaan telah menunjukkan masak polong disertai dengan daun yang menguning dan gugur. d. Jumlah Cabang Produktif Jumlah cabang produktif diketahui dengan menghitung jumlah cabang yang menghasilkan polong.
2
e. Jumlah Buku Produktif Jumlah buku produktif diamati dengan menghitung jumlah buku yang menghasilkan polong. f. Jumlah Polong Bernas Jumlah polong bernas diketahui dengan menghitung seluruh polong yang menghasilkan biji. g. Jumlah Polong Hampa Jumlah polong hampa diketahui dengan menghitung seluruh polong yang tidak menghasilkan biji. h. Jumlah Polong Total Jumlah polong total dihitung dengan menjumlahkan polong bernas dengan polong hampa. i.
Persentase Polong Isi Persentase polong isi dihitung dengan membandingkan jumlah polong yang menghasilkan biji dengan jumlah polong total dikalikan 100%.
j.
Bobot 100 Biji (gram) Bobot 100 biji dihitung dengan menimbang 100 biji kedelai
k. Bobot Biji per Tanaman Bobot biji per tanaman dihitung dengan menimbang biji yang dihasilkan setiap tanaman sampel. l.
Bobot Biji per Petak Bobot biji per petak diketahui dengan menimbang bobot biji setiap petakan.
Analisis Data Analisis data diawali dengan melakukan uji normalitas terhadap data. Data yang diolah adalah data dari setiap satuan percobaan dalam setiap ulangan. Apabila data menyebar normal, maka dilanjutkan dengan analisis sidik ragam. Data yang menyebar tidak normal ditransformasi terlebih dahulu dan kemudian dilanjutkan dengan analisis sidik ragam. Apabila hasil sidik ragam menunjukkan berbeda nyata untuk karakter yang diuji, maka dilanjutkan dengan uji lanjut kontras ortogonal.
2
Tabel 4. Sidik Ragam dan Komponen Pendugaan Ragam (Sings dan Chaudhary, 1977) SK
db
KT
E (KT) 2
Ulangan
r-1
N1
σ e + r σ2 g
Galur
g-1
N2
σ2e + gσ2r
Galat Total
(r-1)(g-1) (r)(g)
N3
σ2 e
Keterangan : r = jumlah ulangan, g = jumlah perlakuan (galur), σ 2g = ragam galur untuk, σ2e = ragam lingkungan
Nilai F hitung pada uji lanjut kontras ortogonal diketahui dengan menghitung menggunakan rumus (Gomez dan Gomez, 1995) : F hitung = {JK (M) / (s – 1)} / N3 Keterangan : JK (M) = Jumlah Kuadrat pembandingan grup yang diharapkan s
= Banyaknya jumlah grup yang dibandingkan
N3
= KT Galat Koefisien korelasi Pearson dihitung dengan rumus (Sings dan Chaudhary,
1977) : r(xy)
= cov (xy) / √(var (x).var (y))
Keterangan : r (xy)
= koefisien korelasi peubah x dan y
cov (xy)
= peragam antara sifat x dan y
var (x)
= ragam sifat x
var (y)
= ragam sifat y