BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di dua tempat yaitu, di Laboratorium PKHT IPB, Baranangsiang untuk pengujian kadar air dan penyimpanan dengan perlakuan suhu kamar dan suhu rendah. Pengujian viabilitas dilakukan di Greenhouse, Kebun Percobaan Lewikopo, Departemen Agronomi dan Hortikultura. Penelitian dilakukan mulai bulan November 2011 sampai dengan Maret 2012.
Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tiga varietas pepaya yang diperoleh dari koleksi PKHT. Benih pepaya Varietas Sukma mewakili tipe buah besar dengan berat rata-rata 2 kg, Carisya mewakili tipe buah kecil dengan ratarata berat 1 kg dan Calina mewakili tipe buah sedang dengan rata-rata berat 1-2 kg (Gambar 1). Deskripsi untuk pepaya Varietas Sukma dilihat pada Lampiran 2, pepaya Varietas Carisya pada Lampiran 3, dan pepaya Varietas Calina pada Lampiran 4. Bahan lain yang digunakan yaitu air dan abu gosok untuk ekstraksi, garam pekat MgCl2 untuk pengeringan benih, pasir sebagai media tanam untuk perkecambahan, alumunium foil sebagai kemasan simpan serta label.
a
b
c
Gambar 1. Pepaya Varietas Sukma (a), Pepaya Varietas Carisya (b), dan Pepaya Varietas Calina (c). Alat-alat yang digunakan antara lain pisau, wadah penampungan benih dan saringan untuk ekstraksi, tuper ware, strimin, toples, tray semai, alat siram, dan seperangkat alat pengujian kadar air yang meliputi timbangan analitik dengan
10 empat digit, cawan, pencapit, desikator dan oven dengan suhu 103±20C, serta alat tulis. Metode Penelitian Penelitian terdiri atas tiga percobaan terpisah yang dilakukan berdasarkan varietas pepaya yang digunakan, yaitu : 1.
Percobaan I menggunakan Varietas Sukma, yang dikaji adalah pengaruh
periode simpan pada dua kondisi suhu simpan terhadap viabilitas benih. Percobaan ini terdiri atas dua faktor, faktor pertama (petak utama) adalah periode simpan yaitu : periode simpan 0 bulan (P0), periode simpan 1 bulan (P1), periode simpan 2 bulan (P2), dan periode simpan 3 bulan (P3). Faktor kedua (anak petak) adalah kondisi suhu simpan yang terdiri atas : ruang simpan dengan suhu kamar (25-280C) dan ruang simpan dengan suhu dingin (± -200C). Percobaan satu terdiri atas delapan kombinasi perlakuan dan masing-masing dengan tiga ulangan, sehingga terdapat 24 satun percobaan. 2.
Percobaan II menggunakan Varietas Carisya, yang dikaji adalah pengaruh
periode simpan pada dua kondisi suhu simpan yaitu, suhu kamar (25-280C) dan suhu dingin (± -200C) terhadap viabilitas benih. Percobaan ini menggunakan dua faktor yang sama dengan percobaan pertama yaitu percobaan simpan sebagai petak utama dan kondisi suhu simpan sebagai anak petak. Percobaan dua terdiri atas delapan kombinasi perlakuan dan masingmasing dengan tiga ulangan, sehingga terdapat 24 satuan percobaan. 3.
Percobaan III menggunakan Varietas Calina, yang dikaji adalah pengaruh
periode simpan pada kondisi suhu simpan yaitu, suhu kamar (25-280C) dan suhu dingin (± -200C) terhadap viabilitas benih. Percobaan ini menggunakan dua faktor yang sama dengan percobaan pertama dan kedua yaitu periode simpan sebagai petak utama dan kondisi suhu simpan sebagai anak petak. Percobaan tiga terdiri atas delapan kombinasi perlakuan dan masingmasing dengan tiga ulangan, sehingga terdapat 24 satuan percobaan. Semua percobaan ini menggunakan analisis Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design). Model rancangan yang digunakan adalah: Yijk = µ + Pi + εa + Kj + (PK)ij + εb ; i: 0, 1, 2, dan 3 bulan (periode simpan)
11 j: suhu rendah dan suhu kamar (suhu simpan) keterangan Yijk : Nilai pengamatan dari periode simpan ke-i, suhu simpan ke-j dan ulangan ke-k µ
: Nilai rataan umum
Pi
: pengaruh periode simpan ke-i
εa
: Galat
petak utama
Kj
: Pengaruh suhu simpan ke-j
(PK)ij
: Interaksi antara periode simpan ke-i dan suhu simpan ke-j
εb
: Galat umum Dalam analisis ragam, jika perlakuan menunjukkan pengaruh yang nyata
terhadap hasil pengamatan, dilakukan uji lanjut dengan menggunakan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5% (Gomez dan Gomez, 2007). Pelaksanaan Pelaksanaan percobaan pertama, kedua dan ketiga dilakukan pada masa panen yang berbeda. Alur kegiatan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4. Urutan penelitiannya adalah sebagai berikut : Pemanenan Buah Pepaya Buah pepaya Varietas Sukma, Carisya, dan Calina dipanen saat buah sudah 60-70% matang di pohon. Kemudian dilakukan pemeraman selama 3-4 hari untuk mendapatkan buah yang cukup matang dan berwarna kuning merata pada kulitnya. Persiapan dan Ekstraksi Benih Pepaya Buah pepaya dibelah dan dikumpulkan benihnya, bagian benih yang digunakan adalah sepertiga bagian tengah dengan tidak mengikutkan bagian ujung dan pangkal. Benih-benih tersebut diekstraksi dengan direndam dalam air selama 1-2 hari, setelah itu benih dibersihkan dari selaput lendir dengan menggunakan abu gosok dan dibilas di air yang mengalir hingga benih bersih dari sarkotesta dan sisa abu gosok, benih kemudian ditiriskan.
12 Pengeringan Benih Benih yang telah diekstraksi dikeringkan secara manual dengan penjemuran dengan sinar matahari selama 1 hari kemudian pengeringan dilanjutkan dengan menggunakan garam MgCl2 dengan RH 35-40%. Pengeringan dilakukan sampai kadar air mencapai 5-7% selama 14 hari. Benih kemudian dikemas dalam alumunium foil yang sesuai dengan perlakuan periode simpan. Benih dengan perlakuan periode simpan 0 bulan, langsung dikecambahkan dengan terlebih dahulu diberi perlakuan praperkecambahan yaitu perendaman dengan KNO3 10% selama 1 jam. Panen Ekstraksi Pengeringan Penyimpanan :
Pengujian awal :
Periode simpan 1, 2, dan 3 bulan
Kadar air dan viabilitas pada
pada suhu kamar dan suhu rendah
periode 0 bulan
Pengujian viabilitas dan pengukuran kadar air dilakukan setiap akhir bulan sampai periode simpan 3 bulan Pengamatan: 1. Kadar air 2. Daya Berkecambah 3. Potensi Tumbuh Maksimum 4. Indeks Vigor Gambar 4. Alur Penelitian
13 Penyimpanan Benih Benih yang telah dikemas dalam alumunium foil kemudian disimpan dalam dua kondisi ruang simpan yaitu, dalam freezer dengan suhu ± -200C, RH±45% dan disimpan dengan suhu kamar (laboratorium). Penyimpanan dilakukan sesuai dengan lama periode simpan 0, 1, 2, dan 3 bulan. Penyemaian Benih Benih yang telah disimpan menurut periode simpannya sebelum dikeluarkan dari kemasan, dilakukan aklimatisasi kondisi suhu dengan cara memindahkannya dari suhu dingin (±-200C) ke suhu yang lebih tinggi secara bertahap. Kemudian diberi perlakuan seperti perlakuan periode simpan 0 bulan (KNO3 10% selama 1 jam). Selanjutnya benih dikecambahkan pada tray yang telah diberi media pasir.
Pengamatan Pengamatan yang dilakukan pada tiga percobaan meliputi pengujian sebagai berikut: Viabilitas potensial dengan tolok ukur daya berkecambah (DB) Perhitungan daya berkecambah pepaya dilakukan secara dua kali, yaitu 14 HST dan 21 HST (BPMBTPH, 2004). Keragaan kecambah normal dapat dilihat pada Gambar 5. Perhitungan persentase DB dihitung menggunakan rumus :
DB
∑K
N
%
∑B
Gambar 5. Kecambah Normal
14 Viabilitas total dengan tolok ukur potensi tumbuh maksimum (PTM) Potensi Tumbuh Maksimum benih diperoleh dengan menghitung jumlah benih yang berkecambah dengan kriteria perkecambahan yang ditinjau dari aspek fisiologi. Berdasarkan tinjauan ini benih dinyatakan berkecambah walaupun embrio baru memunculkan radikula (calon akar) (BPMBTPH, 2004). Rumus PTM : PTM =
∑ Benih Tumbuh x 100 % ∑
Indeks Vigor (IV) Benih Indeks vigor benih diperoleh dari perhitungan jumlah kecambah normal pada 14 HST (perhitungan pertama daya berkecambah). Perhitungan persentase IV menggunkan rumus (BPMBTPH, 2004) : IV =
∑
100%
∑
Kadar Air (KA) Benih Kadar air benih diukur dengan metode langsung menggunakan oven dengan suhu 103±20C selama 17 jam. Tujuan pengukuran KA benih dilakukan setiap periode simpan untuk melihat perubahan KA benih selama penyimpanan. Hasil dari tolok ukur ini tidak ditampilkan namun tolok ukur KA dijadikan sebagai tolok ukur penanda bila terjadi kesalahan dalam proses pengemasan dan penyimpanan benih. Perhitungan KA menggunakan rumus sebagai berikut : (BPMBTPH, 2004) KA
100%
Keterangan : KA : Persentase kadar air M1
: Bobot cawan + tutup
M2
: Bobot cawan + tutup + benih sebelum dioven
M3
: Bobot cawan + tutup + benih setelah dioven