12
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada November 2011 sampai April 2012 dan bertempat di Kebun Manggis Cicantayan-Sukabumi dengan ketinggian tempat sekitar 500-700 m dpl (di atas permukaan laut), Laboratorium Pasca Panen Departemen Agronomi dan Hortikultura, serta Laboratorium Pusat Kajian Hortikultura Tropika Institut Pertanian Bogor.
Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 tanaman manggis yang berumur sekitar 20-25 tahun dengan jumlah buah contoh setiap tanaman sebanyak 36 buah manggis, pupuk Boron (dalam B2O3), pupuk NPK, KCl, pupuk kandang, serta bahan titrasi dan pengujian vitamin C. Peralatan yang digunakan antara lain adalah peralatan standar keamanan aplikasi pemupukan, jangka sorong, timbangan digital, hand refractometer, hand penetrometer, peralatan titrasi, serta alat-alat penunjang lainnya di laboratorium.
Metode Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak dengan satu faktor yaitu perlakuan dosis pupuk yang terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu 0, 15, 30, dan 45 gram B2O3/pohon. Setiap perlakuan dilakukan sebanyak 5 ulangan (pohon sebagai ulangan) sehingga terdapat 20 satuan percobaan. Jumlah buah yang digunakan sebagai sampel adalah 36 buah setiap pohonnya berdasarkan letak buah pada pohon (atas, tengah, bawah), dan arah mata angin (utara, selatan, barat, timur), dengan jumlah buah setiap letak dan arah mata angin sebanyak 3 buah. Total buah manggis yang diamati sebagai sampel sebanyak 720 buah manggis. Selain dilakukan pemupukan Boron, setiap pohon yang diamati mendapatkan masing-masing 40 kg pupuk kandang, 500 g pupuk NPK, 250 g pupuk KCl.
13
Adapun model linier statistik yang digunakan adalah sebagai berikut: Yij = μ + τi + βj + εij Yij
= respon pada pengaruh dosis pupuk Boron ke-i, dan kelompok ke-j
μ
= rataan umum
τi
= pengaruh dosis pupuk Boron ke-i
βj
= pengaruh kelompok ke-j
εij
= galat percobaan dosis pupuk Boron ke-i, dan kelompok ke-j Uji statistik yang digunakan adalah analisis ragam dan akan dilanjutkan
dengan uji lanjut DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) pada taraf 5% apabila perlakuan menunjukan hasil yang berbeda nyata. Pelaksanaan Penelitian Analisis Tanah dan Daun Analisis tanah dan daun dilakukan sebelum dan sesudah aplikasi pemupukan, dengan kedalaman tanah yang diambil sekitar 0-30 cm dari permukaan tanah dan pengambilan sampel tanah sekitar 50 cm dari batang tanaman. Pengambilan sampel daun dilakukan berdasarkan arah mata angin pada ketinggian sekitar ±150 cm dari permukaan tanah, serta merupakan daun ke-5 dari ujung pucuknya. Pemupukan Pemupukan dilakukan dengan menaburkan pupuk Boron, NPK, serta KCl di dalam lubang piringan di sekeliling batang. Jarak dari batang tanaman ke lubang piringan ± 100 cm dan kedalaman lubang sekitar 10-20 cm (Gambar 1). Pupuk kandang diaplikasikan pada jarak antara batang tanaman dengan lubang piringan.
Gambar 1. Larikan/lubang piringan pemupukan di sekeliling batang
14
Pelabelan Tanaman dan Buah Pelabelan tanaman dilakukan bersamaan dengan aplikasi pemupukan, sedangkan pelabelan buah dilakukan pada buah yang berumur ± 2 MSA (minggu setelah antesis/bunga mekar). Pelabelan dilakukan pada semua buah contoh yaitu 36 buah manggis setiap tanaman. Pemanenan Buah Manggis Buah manggis yang dipanen adalah buah yang berumur ±105 hari setelah antesis. Pemanenan dilakukan dengan cara memetik/memotong pangkal tangkai buah dengan alat bantu pisau yang tajam.
Pengamatan Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap buah manggis sebelum dan sesudah dilakukan pemanenan, yang meliputi pengamatan kuantitatif dan pengamatan kualitatif. Peubah yang diamati pada pengamatan kuantitatif adalah sebagai berikut: 1. Diameter buah dan ketebalan kulit buah (cm) Pengukuran diameter buah dilakukan menggunakan jangka sorong dengan arah horizontal melingkari buah (diameter transversal). Pengukuran diameter buah ini dilakukan setiap minggu (perkembangan buah sebelum panen) sampai buah tersebut dipetik (panen). Diameter buah juga diukur setelah dilakukan pemanenan (pasca panen) serta ketebalan kulit buah yang diukur menggunakan jangka sorong setelah buah dibuka. 2. Bobot buah dan susut bobot (gram) Bobot buah ditimbang menggunakan timbangan digital. Penimbangan ini meliputi bobot buah secara keseluruhan pada saat buah dipanen, bobot kulit, dan bobot daging buah beserta bijinya. Susut bobot dapat dihitung setelah penimbangan masing-masing bobot buah pada ± satu minggu setelah pemanenan buah yang terlebih dahulu disimpan pada suhu ruangan.
15
3. Kekerasan kulit buah (kg/det) Kekerasan kulit buah diukur dengan menggunakan alat hand penetrometer (Gambar 2). Pengukuran dilakukan dengan menusukkan jarum hand penetrometer tersebut pada kulit buah manggis, kemudian dapat dilihat skala yang tertera pada alat.
Gambar 2. Pengamatan kekerasan buah manggis pasca panen
4. Padatan terlarut total /PTT (derajat Brix) Pengukuran PTT ini dilakukan menggunakan hand refraktometer dengan cara memberikan beberapa tetesan cairan (sari) buah manggis di atas lensa alat tersebut, kemudian angka dapat terlihat pada layar hand refraktometer. Setiap akan melakukan pengukuran, lensa tersebut terlebih dahulu dikalibrasi menggunakan aquades dan dibersihkan dengan tisu. 5. Total asam tertitrasi Pengukuran kandungan total asam tertitrasi pada buah manggis ini dilakukan dengan metode titrasi, bahan (daging buah) yang telah dihancurkan diambil cairan buahnya lalu ditimbang sebanyak 25 gram dan dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dengan ditambahkan aquades hingga 100 ml. Selanjutnya diambil 25 ml filtrat dan ditambah empat tetes indikator fenolptalein (PP) lalu dititrasi dengan NaOH 0.1 N sampai larutan berwarna merah muda.
16
Penghitungan total asam tertitrasi dilakukan dengan rumus : % TAT = ml NaOH x N NaOH x fp x 40 x 100% mg contoh Keterangan : ml NaOH = volume NaOH yang terpakai pada titrasi N NaOH = normalitas NaOH (0.1 N) fp = faktor pengenceran (100/25) 6. Kandungan vitamin C Pengukuran kandungan vitamin C pada buah manggis ini dilakukan dengan metode titrasi, dimana bahan (daging buah) yang telah dihancurkan diambil cairan buahnya lalu ditimbang sebanyak 25 gram dan dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dengan ditambahkan aquades hingga 100 ml. Selanjutnya diambil 25 ml filtrat dan ditambah empat tetes amilum lalu dititrasi dengan iodin sampai larutan berwarna biru. Penghitungan kandungan vitamin C dilakukan dengan rumus : Kadar Vitamin C (mg/100 g sampel) = 0.88 x fp x ml titran Iodin x 100 25 g berat sampel 7. Jumlah buah terkena burik, serta getah kuning pada aril dan kulit buah Persentase jumlah buah yang bergetah kuning pada kulit maupun aril buah dan buah yang terkena burik dihitung berdasarkan jumlah buah terkena getah kuning dan burik terhadap keseluruhan jumlah buah contoh yang diamati. Pengamatan kualitatif terdiri dari persentase luasan kejadian getah kuning pada kulit dan daging buah serta persentase luasan burik yang ditentukan berdasarkan perbandingan luas permukaan buah yang terkena getah kuning dan burik terhadap seluruh permukaan masing-masing buah.