21
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1
Bahan Penelitian
3.1.1 Ayam Broiler Ayam yang digunakan adalah broiler strain cobb sebanyak 200 ekor yang memiliki bobot badan 750 ± 50 gram pada umur 18 hari yang telah divaksin ND + IB live, ND kill, dan IBD. Ayam dengan bobot tersebut diseleksi dari 5.000 ekor broiler yang ada di peternakan yang dipelihara secara koloni. 3.1.2 Ransum yang Digunakan Ransum yang digunakan pada saat ayam umur satu sampai 7 hari adalah ransum produksi Charoen Pokhpand dengan merek dagang S10 yang memiliki kandungan protein 22,5-23,5 persen dengan energi metabolis sebesar 3.125-3.225 Kkal/kg. Pada saat ayam memasuki umur 8 hari ransum yang digunakan adalah S11 dengan kandungan protein 21,5-22,5 persen dengan energi metabolis sebesar 3.125-3.225 Kkal/kg. Pada saat ayam berumur 18 hari ransum yang digunakan adalah ransum S12 yang memiliki komposisi: •
Kadar air : 13%
•
Protein
: 19,5-21,5%
•
Lemak
: 5%
•
Serat
: 5%
•
Abu
: 7%
•
Kalsium : 0,9%
•
Fosfor
: 0,6%
•
E.M
: 3.125-3.225 Kcal/Kg
22
3.1.3 Kandang yang Digunakan Kandang utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang panggung dengan ukuran 9 x 57 m. Lantai kandang terbuat dari bilah bambu dengan jarak 1,5-2 cm. Jarak lantai dengan tanah adalah 1,75 meter. Pada saat awal pemeliharaan lantai kandang menggunakan tipe rapat yang dilapisi terpal dan di atasnya ditaburi litter, bahan litter yang digunakan adalah sekam. Kandang yang digunakan untuk percobaan menggunakan sistem multiple cages dengan ukuran 1 x 1 meter yang dibuat di dalam kandang utama. 3.2
Peralatan Penelitian Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah:
1. Timbangan digital dengan deviasi ± 10 gram, digunakan untuk menimbang pertambahan bobot badan dan konsumsi ransum. 2. Tempat ransum (tube feeder) kapasitas 5 kilogram, digunakan untuk tempat ransum pada penelitian. 3. Tempat minum galon kapasitas 5 liter, digunakan untuk tempat minum ayam selama penelitian. 4. Terpal, digunakan untuk alas kandang. 5. Sekam, digunakan sebagai litter pada saat penelitian. 6. Termometer ruangan merek Corona, digunakan untuk mengukur suhu litter pada kandang percobaan.
23
3.3
Metode Penelitian
3.3.1 Prosedur Penelitian A.
Pembuatan Kandang Prcobaan
1.
Ukuran kandang percobaan adalah 1 x 1 m persegi.
2.
Kandang percobaan disekat di dalam kandang utama (kandang panggung) di bagian selatan.
3.
Kandang percobaan dibuat dua baris, jarak antara baris pertama dan kedua adalah 0,5 m.
4.
Masing-masing baris dibuat 10 kotak sehingga total kandang percobaan menjadi 20 kotak, pembagian kotak dilakukan dengan cara disekat menggunakan bilik bambu, pemilihan bilik bambu dilakukan supaya tidak ada interaksi udara langsung antara masing-masing unit percobaan.
5.
Dilakukan
pengacakan
untuk
menentukan
unit
percobaan
dengan
menggunakan tabel angka acak, terlebih dahulu menentukan nomor 1 sampai 20 pada satuan percobaan yang sesuai. 6.
Mengundi angka yang telah dibuat terlebih dahulu dengan menggabungkan perlakuan dengan pengulangan.
7.
Melalui prosedur pengacakan di atas, maka dibuat tata letak kandang percobaan Rancangan Acak Lengkap yang disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Tata Letak Percobaan P1U1 P4U2 P4U4 P5U2 P1U4 P1U2 P5U3 P1U3 P5U1 P4U1 P3U4 P4U3 P5U4 P2U1 P2U3 P2U2 P2U4 P3U1 P3U2 P3U3 Keterangan: P 1 = Penggunaan litter sampai umur 18 hari P 2 = Penggunaan litter sampai umur 21 hari P 3 = Penggunaan litter sampai umur 24 hari P 4 = Penggunaan litter sampai umur 27 hari
24
P 5 = Penggunaan litter sampai umur 30 hari U1 = Ulangan ke-1 U2 = Ulangan ke-2 U3 = Ulangan ke-3 U4 = Ulangan ke-4 B. 1.
Seleksi Ayam Penelitian Seleksi mulai dilakukan pada saat ayam yang dipelihara menggunakan alas litter memasuki umur 17 hari.
2.
Seleksi dilakukan pada malam hari, hal ini dilakukan untuk menghindari stres yang berlebih.
3.
Sebanyak 250 ekor ayam broiler yang diperkirakan memiliki bobot badan 750 ± 50 gram dipisahkan pada kandang isolasi.
4.
Memasuki umur 18 hari, pada pukul 03.00 WIB ayam dipuasakan selama 3 jam sampai pukul 06.00 WIB.
5.
Setelah itu ayam ditimbang kembali dan yang memiliki bobot badan 750 ± 50 dimasukkan pada kandang percobaan, masing-masing unit kandang percobaan berisi 10 ekor ayam.
C.
Pelaksanaan Penelitian
1.
Pada saat umur ayam memasuki 18 hari penelitian mulai dilakukan.
2.
Ayam yang telah diseleksi dimasukkan ke dalam unit kandang percobaan untuk diberi perlakuan.
3.
Pada perlakuan P1 pada saat ayam dimasukkan, litter pada kandang tersebut sudah diangkat sehingga lantai kandang berbentuk slatt.
4.
Pada perlakuan P2 pengangkatan litter dilakukan pada umur 21 hari, P3 = 24 hari, P4 = 27 hari, dan pada perlakuan P5 tidak dilakukan pengangkatan litter sampai ayam dipanen (umur 30 hari).
25
5.
Penimbangan ransum dilakukan setiap hari pada pukul 08.00 WIB dan ransum yang dikonsumsi oleh ayam pada masing-masing unit percobaan dicatat secara periodik.
6.
Pada kandang penelitian diletakkan termometer dengan ujung dari termometer menyentuh lantai kandang.
7.
Pencatatan suhu dalam sehari dilakukan dua kali yaitu pada pukul 03.00 WIB dan pukul 13.00 WIB.
8.
Guna menjaga agar litter tidak terlalu lembab dilakukan penambahan litter, penambahan litter dilakukan 4 hari sekali dengan ketebalan ± 1 cm (hanya pada kandang yang masih menggunakan litter).
9.
Pada saat akhir pemeliharaan (umur 30 hari) timbang bobot badan ayam kemudian dikurangi dengan bobot pada saat ayam umur 18 hari, maka didapat pertambahan bobot badan ayam selama penelitian.
3.3.2 Peubah yang Diamati dan Cara Pengukurannya Peubah dalam penelitian ini adalah: 1.
Konsumsi Ransum Konsumsi ransum diketahui melalui penimbangan jumlah ransum yang diberikan pada tiap kandang percobaan dikurangi jumlah ransum yang tersisa.
2.
Pertambahan Bobot Badan Pertambahan bobot badan diketahui melalui penimbangan bobot pada akhir pemeliharaan (umur ayam 30 hari) dikurangi bobot badan pada awal pengamatan (umur ayam 18 hari).
26
3.
Konversi Ransum (FCR) Konversi ransum diketahui melalui pembagian jumlah ransum yang dikonsumsi dengan
jumlah pertambahan bobot badan selama 13 hari
pengamatan. Konversi Ransum =
!"#$%! !"#"$ !"#$ !"#$%&'(! !"#$%&'%!!" !"#"$ !"#"$
3.3.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Statistik Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan yaitu : P1 = Penggunaan litter sampai umur 18 hari P2 = Penggunaan litter sampai umur 21 hari P3 = Penggunaan litter sampai umur 24 hari P4 = Penggunaan litter sampai umur 27 hari P5 = Penggunaan litter sampai umur 30 hari Masing-masing perlakuan diulang 4 kali, sehingga diperoleh 20 unit percobaan. Model matematik yang digunakan adalah sebagai berikut: Yij = µ + αi + εij Keterangan : Yij µ αi εij i j
= Respon hasil pengamatan akibat perlakuan ke-i dan ulangan ke-j = Rataan umum = Pengaruh perlakuan ke-i = Pengaruh komponen galat dari perlakuan ke-i ulangan ke-j = 1, 2, 3, 4, 5 (perlakuan) = 1, 2, 3, 4 (ulangan)
Asumsi : 1. Nilai εij menyebar normal satu sama lain 2. Nilai harapan dari εij = 0
27
3. Ragam dari εij = σ 2 sehingga εij ≈ NID (0, σ 2 ) Tabel 4. Daftar Sidik Ragam Sumber Keragaman Perlakuan Galat Total Keterangan: DB = Derajat Bebas JK = Jumlah Kuadrat KT = Kuadrat Tengah
DB
JK
KT
4
JKP
KTP
15 19
JKG JKT
KTG
Fhit KTP KTG
Hipotesis yang diuji adalah : H0
: P1 = P2 = P3 = P4 = P5
H1
: P1 ≠ P2 ≠ P3 ≠ P4 ≠ P5 atau paling sedikit ada sepasang perlakuan yang tidak sama.
Kaidah Keputusan: 1. Jika F hitung ≤ F0,05 artinya perlakuan tidak berpengaruh nyata (non significant), terima H0 dan tolak H1. 2. Jika F hitung > F0,05 artinya perlakuan berpengaruh nyata (significant), tolak H0 dan terima H1. Apabila hasil yang diperoleh berbeda, maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Jarak Berganda Duncan dengan rumus : 𝐿𝑆𝑅 = 𝑆𝑆𝑅×𝑆! Keterangan : 𝑆! = Standard error r = Ulangan KTG = Kuadrat Tengah Galat LSR = Least significant range test SSR = Studentized significant range
28
Selisih antar perlakuan (d) dibandingkan dengan LSR d ≤ LSR, maka tidak berbeda nyata d > LSR, maka berbeda nyata.