PRODUKSI KARKAS GIBLET DAN LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER STRAIN COBB DAN STRAIN LOHMANN YANG DIBERI PAKAN BERBEDA SKRIPSI
Oleh
:
MELLY PRATIWI S NIM. L1A112083
JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
i
PRODUKSI KARKAS GIBLET DAN LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER STRAIN COBB DAN STRAIN LOHMANN YANG DIBERI PAKAN BERBEDA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Peternakan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Peternakan
Oleh
:
MELLY PRATIWI S NIM. L1A112083
JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
ii
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANA PUN. APABILA DIKEMUDIAN HARI TERBUKTI ATAU DAPAT DIBUKTIKAN BAHWA SKRIPSI INI HASIL JIPLAKAN MAKA SAYA BERSEDIA MENERIMA SANKSI SESUAI PERATURAN YANG BERLAKU.
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul
: Produksi Karkas Giblet dan Lemak Abdominal Ayam Broiler Strain Cobb dan Strain Lohmann yang Diberi Pakan Berbeda
Nama
: Melly Pratiwi S
Stambuk
: L1A1 12 083
Jurusan
: Peternakan
Menyetujui :
iv
HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA UJIAN
Judul
: Produksi Karkas Giblet dan Lemak Abdominal Ayam Broiler Strain Cobb dan Strain Lohmann yang Diberi Pakan Berbeda
Nama
: Melly Pratiwi S
Stambuk
: L1A1 12 083
Jurusan
: Peternakan
Telah diujikan di depan Tim Penguji Skripsi dan telah diperbaiki sesuai saran-saran saat ujian.
Kendari, April 2016
v
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Melly Pratiwi S dilahirkan di desa Puday, Kecamatan Wenggeduku Barat Kabupatan Konawe pada tanggal 4 Mei 1994, Putri pertama dari pasangan Bapak Suwardi, S.Pt, M.Si dan Ibu Hasbiana. Menyelesaikan pendidikan formal Sekolah Dasar Negeri 1 Lapoa pada Tahun 2006, SMPN 1 Tinanggea pada Tahun 2009 dan SMAN 2 Kendari pada Tahun 2012. Pada tahun yang sama, penulis diterima di Universitas Halu Oleo Fakultas Peternakan Jurusan Peternakan melalui jalur SNMPTN. Selain itu, penulis juga aktif dalam Komunitas Protegno Jurusan Peternakan, Organisasi LISPIKTER Fakultas Peternakan pada tahun 2012, anggota Minat dan Bakat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Peternakan pada Tahun 2013 dan wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Peternakan Universitas Halu Oleo periode 2013-2015. Penulis juga pernah menjadi peserta program mahasiswa kewirausahaan (PMW) Universitas Halu Oleo pada tahun 2014 kemudian mengikuti program Bakti Amal Mahasiswa Peternakan Seluruh Indonesia (BAMPI) di Universitas Jendral Soedirman Purwokerto Jawa Tengah pada tahun 2014 dan panitia Liaison Officer Pimnas Ke-28 di Universitas Halu Oleo pada tahun 2015. Selama menempuh pendidikan di UHO penulis menerima beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) sejak semester II sampai semester VII. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Dasar Genetika Ternak, Ilmu Lingkungan Ternak, Ilmu Pemulian Ternak, Ilmu Ternak Potong, Nutrisi Ternak Dasar, Ilmu Tanaman dan Makanan Ternak, Ilmu Ternak Perah dan Ilmu Tilik dan Tingkah Laku Ternak.
vi
ABSTRAK
Melly Pratiwi S (L1A11283). Produksi karkas, giblet dan lemak abdominal ayam broiler strain Cobb dan strain Lohmann yang diberi pakan berbeda. Dibimbing oleh Muh. Amrullah Pagala sebagai pembimbing I dan Achmad Selamet Aku sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana produksi karkas, giblet dan lemak abdominal ayam broiler strain Cobb dan Strain Lohmann yang diberi pakan berbeda. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 90 ekor ayam broiler yang dipelihara selama lima minggu. Ayam penelitian dibagi dalam 18 petak kandang yang masing-masing petak diisi dengan 5 ekor ayam percobaan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial 2x3 dengan dan 3 ulangan. Faktor A adalah strain ayam broiler (Cobb dan Lohman) dan faktor B pakan ayam broiler (pakan formulasi sendiri, pakan komersil BP 11-Bravo, dan pakan komersil BR-1). Parameter yang diamati adalah presentase karkas, giblet dan lemak abdominal. Data yang diperoleh disusun dan dianalisis berdasarkan analisis ragam. Jika perlakuan berbeda nyata dilakukan uji lanjut menggunakan Duncan’s Multiple Range Test. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tidak terjadi interaksi antara strain dan pakan (P>0,05) terhadap produksi karkas, giblet, dan lemak abdominal ayam broiler. Strain berbeda tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap produksi karkas, giblet, dan lemak abdominal ayam broiler, namun pemberian pakan berbeda berpengaruh (P<0,01) terhadap produksi karkas, giblet, dan lemak abdominal ayam broiler.
Kata kunci: Ayam Broiler, Strain, pakan, karkas, giblet, lemak abdominal
vii
ABSTRACT Melly Pratiwi S (L1A11283). The production of carcass, giblet and abdominal fat broiler chiken Cobb strain and Lohmann strain in give different feed by Muh. Amrullah Pagala as Primary supervisor and Achmad Selamet Aku as Secondary Supervisor. This study aimed to determine the production of carcass, giblet and abdominal fat broiler chiken Cobb strain and Lohmann strain in give different feed. Experimental material was used to this study were ninety broiler chicken for five weeks. Chickens were divided into 18 plots cage each plot is filled with five chickens trial. This study used 2x3 factorial completely randomized design with 3 replications. ”A” factor was broiler strain (Cobb and Lohman) and “B” faktor was broiler feed (Manual formulation feed, Commercial feed BP 11-Bravo and Commercial feed BR1). Parameters measured were the percentage of carcass, giblet and abdominal fat. The data obtained was analyzed using variance analysis and continued using Duncan Multiple Range tests. The result showed that the interactions between different broiler strains and different feed did not give significant effect (P>0.05) on carcass percentage, giblet and abdominal fat broiler chicken. Different broiler strain did not give significant effect (P>0.05) on carcass percentage, giblet and abdominal fat broiler chicken. But Different feed gave significant effect (P<0.01) on carcass percentage, giblet and abdominal fat broiler chicken.
Key words: Chicken Broiler, strain, carcass, , giblet, abdominal fat.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘Alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Produksi Karkas Giblet Dan Lemak Abdominal Ayam Broiler Strain Cobb Dan Strain Lohmann yang Diberi Pakan Berbeda” Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo, Kendari. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW. beserta keluarga, para sahabat, dan umatnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Muh. Amrullah Pagala, S.Pt., M.Si. selaku pembimbing I dan Bapak Achmad Selamet Aku, S.Pt., M.Si. selaku pembimbing II, yang telah meluangkan waktunya memberikan bimbingan, petunjuk dan arahan yang sangat berarti sejak persiapan penulisan hingga selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih dengan penuh rasa hormat, cinta, dan kasih sayang penulis persembahkan kepada Ayahanda tercinta Suwardi S.Pt., M.Si. dan Ibunda tercinta Hasbiana atas segala cinta, kasih sayang, perhatian, kesabaran, doa, dan pengorbanan yang tidak dapat penulis balas sampai kapan pun dan dengan apapun. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Usman Rianse, M.S. selaku Rektor Universitas Halu Oleo, Bapak Prof. Dr. Ir. Takdir Saili, M.Si. selaku Dekan Fakultas Peternakan, Bapak Dr. Ir. La Ode Nafiu, M.Si. selaku Wakil Dekan I Fakultas Peternakan, Bapak La Ode Arsad Sani, S.Pt., M.Sc. selaku Ketua Jurusan Fakultas Peternakan yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan di Universitas Halu Oleo.
ix
2. Bapak Dr. Ir. La Ode Nafiu, M.Si. Ibu Dian Agustina, S.Pt., M.Si. dan Bapak Hamdan Has, S.Pt., M.Si. selaku dosen penguji atas kesediaannya menguji, memberikan saran, dan koreksinya kepada penulis. 3. Bapak Achmad Selamet Aku, S.Pt., M.Si. selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah memberikan pengarahan dan motivasi yang sangat bermanfaat bagi penulis. 4. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat bermanfaat bagi penulis serta seluruh staf Fakultas Peternakan yang telah membantu dalam kelancaran proses administrasi. 5. Saudaraku Alfrida Fitrah Amalia atas segala cinta, kasih sayang, dukungan, doa dan bantuannya untuk penulis. 6. Sahabat sekaligus saudaraku Darmadi, S.Kom atas segala motivasi, dukungan, doa dan bantuannya untuk penulis. 7. Sahabat-sahabatku sekaligus teman sepenelitian Hikmawati, Sri Novianti, Gatra dan Elfia terima kasih atas semua canda, tawa, suka, duka selama penelitian. 8. Sahabat-sahabatku Angkatan 2012 Nur Aenih, Ajeng Kurniasih, Ficca, Taufik, Wahyuni, S.Pt, La Atri, S.Pt, Linda, Nia, Gatra, Asis, Juna, Budiman, Vidya, Salmi, La Zizet, Muh. Asis, Imha, Ramadhan, Darsin, Yuliana, Inal, Darmin, Sumran, Vivin, Amlia, Nuriadin, Eni, Nela, Andi, Sitti Isyqzamiyah Assambo,S.Pt., Rahmita Dewi, S.Pt., Indra, Awang, Kabul, Ana, Riska, Icha, Ros, Serli, Minayanti, Jumi, Ana, Vidya, Zainuddin, S.Pt., Surya, Fardi, Ilul, Idi, Dimas, Ikbal, Nafar, Danang, Ardi, Febi, S.Pt. dan teman-teman yang lain yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu, atas semua canda, tawa, suka, duka, dukungan, dan perhatiannya. Semoga keakraban kita tetap terjaga. 9. Teman-teman Praktek Kerja Lapang (PKL) di Kolaka: Hikma, Novi, Eni, Nela, Elfia, La Atri S.Pt, Wahyuni, S.Pt., Sumran, Gatra, Andi terima kasih atas kerja sama, canda, tawa, suka, duka, dan kebersamaan singkat yang tidak akan terlupakan. Semoga keakraban kita tetap terjaga.
x
10. Teman-teman KKN Tematik 2015 Desa Tambosupa: Hikmawati, Ficca Shela Ananda, Devi Chairina Pratiwi, Laode Mahafardi, Riska Marsandi, Dimas, Sufardiman, Surya, Taufik, Laode Gatra terima kasih atas kerja sama, canda, tawa, suka, duka, dan kebersamaan singkat yang tidak akan terlupakan. Semoga keakraban kita tetap terjaga. 11. Senior-seniorku angkatan 09, 010, 011, Muh. Dzikrullah, S.Pt., Sumarni, S.Pt., Fitri, S.Pt., Novi, S.Pt., Fakhrul, S.Pt., Kresno, S.Pt., Mahfud, S.Pt., Iva, S.Pt., Astrid, S.Pt., Mugni Noor, S.Pt., Juita, S.Pt., Siti Maulidiyah, S.Pt., Lija, S.Pt., Wiwin Malvina, S.Pt., Andi Alif Abdussalam, S.Pt., Elvan, S.Pt., Reza Harjanto, S.Pt., Hidra, S.Pt., Wiwik Rahayu, S.Pt., Dizka Bintayani, S.Pt., Edris, S.Pt., Adi Saputro, Eki Suarlan, Gerson, Jandi, S.Pt. Marniati serta seluruh senior yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu. 12. Junior-juniorku angkatan 013, 014 dan 015 Akram, Boys, Ashar, Tono, Rabi, Ade, Neli, Euis, Yana, Fifi, Darni, Manto, Tiris, Irwan, Irfan, April, Liling, Chaca, Mita, Arman serta seluruh junior yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu terima kasih atas kerjasama selama ini, terus semangat menempuh pendidikan di Fakultas Peternakan. 13. Semua pihak yang terlibat dalam bentuk apapun yang tidak dapat ditulis satu persatu, dengan tulus penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Allah SWT. memberi balasan yang sesuai. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dan semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT.
Kendari, April 2016
Penulis
xi
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i PERNYATAAN .......................................................................................... …… iii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA UJIAN ............................................ v RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vi ABSTRAK ........................................................................................................... vii ABSTRACT ......................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 3 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori .......................................................................................... 4 1. Ayam Pedaging (Broiler) ................................................................... 4 2. Pertumbuhan Ayam Broiler ................................................................ 6 3. Strain Ayam Broiler………………………………...…………..…. .. 7 4. Presentase Karkas Ayam Broiler ........................................................ 11 5. Giblet .................................................................................................. 12 a. Rempela ........................................................................................ 12 b. Hati ............................................................................................... 13 c. Jantung ......................................................................................... 14 6. Lemak Abdominal .............................................................................. 14 B. Kerangka Pikir ........................................................................................ 15 C. Hipotesis.................................................................................................... 17 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat .................................................................................... 19 B. Materi Penelitian ...................................................................................... 19 C. Peralatan Penelitian………………………………………..…………… . 21 D. Prosedur Penelitian.................................................................................... 21
xii
E. Rancangan Penelitian ............................................................................... F. Variabel Penelitian ................................................................................... G. Analisis Data ............................................................................................ IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Presentase Karkas...................................................................................... B. Presentase Giblet ....................................................................................... 1. Presentase Rempela ............................................................................ 2. Presentase Hati .................................................................................... 3. Presentase Jantung .............................................................................. C. Presentase Lemak Abdominal ................................................................... V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan................................................................................................ B. Saran .......................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... LAMPIRAN .........................................................................................................
xiii
23 23 25 26 29 29 31 34 36 40 41 42 44
DAFTAR TABEL
Nomor 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Teks
Halaman
Kebutuhan Nutrien Broiler (High Nutrient Density Diet)………………….. Karakteristik Produksi Strain Cobb 500 .............................................. ……. Karakteristik Produksi Strain Lohmann……………………………………. Komposisi Kandungan Nutrien Pakan BR-1………………………………. Komposisi Kandungan Nutrien Pakan BP 11- Bravo……………………… Kandungan Nutrient Bahan Pakan yang akan diformulasi…………………. Susunan Pakan Formula Sendiri Yang Diberikan Pada Ayam Broiler ......... Rataan Persentase Bobot Karkas dari Masing-Masing Perlakuan….. ........... Rataan Persentase Bobot Rempela dari Masing-Masing Perlakuan………… Rataan Persentase Bobot Hati dari Masing-Masing Perlakuan……………… Rataan Persentase Bobot Jantung dari Masing-Masing Perlakuan………….. Rataan Persentase Lemak Abdominal Ayam Broiler dari Masing-Masing Perlakua……………………………………………………
xiv
6 9 10 19 20 20 20 26 29 31 34 36
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Teks
Halaman 1. 2.
Skema Kerangka Pikir Penelitian ................................................................ 17 Pengacakan Kandang Berdasarkan Perlakuan ............................................. 23
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Teks
1. Analisis Ragam Variabel Penelitian.............................................. . 2. Dokumentasi Penelitian……………………………………………
xvi
Halaman 45 5
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Ayam broiler dapat digolongkan kedalam kelompok unggas penghasil daging dalam jangka waktu yang cukup cepat artinya dipelihara khusus untuk menghasilkan daging. Ayam broiler masih menjadi prioritas utama untuk memenuhi kebutuhan protein hewani manusia. Mengingat sifat-sifat unggulnya yaitu tidak memerlukan tempat luas dalam pemeliharaan, bergizi tinggi, pertumbuhan cepat dan efisien mengkonversikan makanan menjadi daging sehingga cepat mencapai usia berat jual dengan bobot badan yang tinggi. Pertumbuhan ayam broiler dipengaruhi oleh dua faktor yaitu genetik dan lingkungan. Salah satu faktor genetik yang mempengaruhi tersebut adalah strain sedangkan dari faktor lingkungan yang memberikan pengaruh paling besar adalah pakan. Usaha peternakan ayam broiler saat ini semakin diminati, sehingga strain yang ada di pasaran semakin beragam. Strain merupakan istilah yang digunakan untuk jenis ayam yang telah mengalami persilangan dari bermacam-macam bangsa sehingga tercipta jenis ayam baru dengan produksi tinggi dan bersifat turun temurun. Masing-masing strain memiliki karakteristik yang berbeda serta memiliki keunggulan dan kelemahan. Strain yang sering dipelihara oleh peternak broiler di Kota Kendari umumnya adalah Cobb dan Lohmann. Berdasarkan kedua strain ayam tersebut terdapat
xvii
2 perbedaan mutu genetik yang menyebabkan adanya perbedaan kemampuan dalam merespon faktor lingkungan sehingga terdapat perbedaan dalam kecepatan pertumbuhan (Risnajati, 2012). Faktor lingkungan yang meberikan pengaruh paling besar pada pertumbuhan ayam broiler adalah pakan. Pakan berkualitas adalah pakan yang mampu memberikan seluruh nutrien secara tepat, baik jenis, jumlah, serta imbangan nutrien tersebut bagi ternak. Pakan memberikan peranan sekitar 70-80% dari total biaya produksi. Setiap pakan memiliki presentase kandungan nutrien dan bahan penyusun yang berbeda menyebabkan respon pertumbuhan pada ayam broiler akan berbeda. Pakan yang biasa diberikan oleh peternak broiler adalah pakan komersil yang merupakan campuran beberapa bahan disusun dengan formulasi tertentu dimana setiap perusahaan penyuplai pakan memiliki formulasi ransum dan sumber bahan penyusun ransum berbeda yang merupakan rahasia dari perusahaan, sehingga kemungkinan terdapat perbedaan respon pertumbuhan. Selain pakan komersil peternak juga biasa memberikan pakan yang diformulasi sendiri tetapi belum diketahui apakah pakan tersebut memiliki kualitas yang sama dengan pakan komersil. Pakan yang diberikan diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan sehingga bobot karkas yang dihasilkan tinggi tetapi tidak disertai dengan peningkatan bobot non karkas seperti rempela, hati, jantung dan lemak abdominal. Oleh karena itu, peternak hendaknya memahami karakteristik tiap strain dan mengetahui bagaimana respon terhadap pakan yang diberikan sehingga dapat diketahui jenis strain dan pakan apa
xviii
3 yang paling baik digunakan, namun saat ini belum banyak informasi yang diketahui mengenai hal tersebut. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik melakukan penelitian tentang produksi karkas, giblet dan lemak abdominal ayam broiler strain Cobb dan Lohmann yang diberi pakan berbeda.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1.
Bagaimana interaksi antara strain berbeda dan pakan berbeda terhadap produksi karkas, giblet dan lemak abdominal ayam broiler?
2.
Bagaimana pengaruh strain berbeda terhadap produksi karkas, giblet dan lemak abdominal ayam broiler?
3.
Bagaimana pengaruh pakan berbeda terhadap produksi karkas, giblet dan lemak abdominal ayam broiler?
C. Tujuan dan Manfaat Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana interaksi antara strain berbeda dan pakan berbeda terhadap produksi karkas, giblet dan lemak abdominal ayam broiler? 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh strain berbeda terhadap produksi karkas, giblet dan lemak abdominal ayam broiler?
xix
4 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pakan berbeda terhadap produksi karkas, giblet dan lemak abdominal ayam broiler? Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dapat menjadi informasi tentang pengaruh interaksi antara strain berbeda dan pakan berbeda terhadap produksi karkas, giblet dan lemak abdominal ayam broiler? 2. Dapat menjadi informasi tentang pengaruh strain berbeda terhadap produksi karkas, giblet dan lemak abdominal ayam broiler? 3. Dapat menjadi informasi tentang pengaruh pakan berbeda terhadap produksi karkas, giblet dan lemak abdominal ayam broiler?
xx
5 II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Ayam Pedaging (Ayam Broiler) Ayam pedaging adalah ayam jantan dan betina muda yang berumur dibawah 8 minggu ketika dijual dengan bobot tubuh tertentu, mempunyai pertumbuhan yang cepat serta mempunyai dada yang lebar dengan timbunandaging yang baik dan banyak (Rasyaf, 2006). Ayam broiler adalah ayam yang mempunyai sifat tenang, bentuk tubuh besar, pertumbuhan cepat, bulu merapat ketubuh, kulit putih dan produksi telur rendah. Ayam Broiler dalam klasifikasi ekonomi memiliki sifat-sifat antara lain: ukuran badan besar, penuh daging yang berlemak, temperamen tenang, pertumbuhan badan cepat serta efisiensi penggunaan ransum tinggi (Suprijatna dkk., 2005) Broiler merupakan salah satu ternak alternatif untuk memenuhi permintaan masyarakat akan daging dan telah banyak diusahakan baik dalam skala kecil maupun besar. Broiler memiliki karakteristik dengan ciri khas pertumbuhan cepat, efesiensi dalam penggunaan ransum, masa panen pendek, menghasilkan daging berserat lunak, timbunan daging baik, serta kulit yang licin (Setiadi dkk., 2012). Broiler menempati urutan teratas sebagai ayam yang ketersediannya cukup banyak, disusul ayam kampung dan kemudian ayam petelur afkir (Nuroso, 2009).
xxi
6 2.
Pertumbuhan Ayam Broiler Pertumbuhan terjadi pada bentuk yang paling kecil yaitu sel, dimana sel akan
membelah dari 1 sel menjadi 2 kemudian dari dua menjadi 4 dan seterusnya namun dalam proses pembelahan tidak terjadi secara kontinu dan menentu Ayam broiler dalam pembentukan jaringan tubuh membutuhkan nutrisi dan zat makanan untuk dapat tumbuh dengan baik (Suprijatna dkk., 2005). Ayam broiler mampu menghasilkan bobot badan 1,5-1,9 kg/ekor pada usia 5-6 minggu (Amrullah, 2004). Standar kebutuhan nutrien broiler disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Kebutuhan Nutrien Broiler (High Nutrient Density Diet) Starter Grower Komponen (0-3 minggu) (4-5 minggu) Protein Kasar (%) 22 20 Energi Metabolis (kkal/kg) 3050 3100 Kalsium (%) 0,95 0,92 Phospor Tersedia (%) 0,45 0,41 Methionin (%) 0,50 0,44 Methionin + Sistin (%) 0,95 0,88 Lysin (%) 1,30 1,15 Sumber: Lesson dan Summers (2005)
Finisher (6-7 minggu) 18 3150 0,89 0,38 0,38 0,75 1,00
Pakan ayam broiler harus mengandung energi yang cukup untuk membantu reaksi-reaksi metabolik, menyokong pertumbuhan dan mempertahankan suhu tubuh, selain itu ayam membutuhkan protein yang seimbang, fosfor, kalsium dan vitamin yang memiliki peran penting selama tahap permulaan hidupnya (Wahju,2004) Ransum yang berkualitas baik yaitu apabila bisa memenuhi kebutuhan zat-zat makanan secara tepat bagi ternak. Penggunaan ransum komersil ayam pedaging
xxii
7 banyak keuntungannya selain mudah didapat, ransum komersil juga mengandung zatzat makanan seperti : protein, kabohidrat, lemak, mineral, vitamin, yang dibutuhkan oleh ayam pedaging (Sondakh dkk., 2015).
3. Strain Ayam Broiler Ayam pedaging (broiler) memiliki banyak strain, strain adalah istilah yang digunakan untuk jenis ayam yang telah mengalami penyilangan dari bermacammacam bangsa sehingga tercipta jenis ayam baru dengan produksi tinggi dan bersifat turun temurun (Santoso dan Sudaryani, 2009). Usaha untuk meningkatkan mutu genetik broiler telah banyak dilakukan oleh Para pengusaha pembibitan dalam kurun waktu yang cukup lama. Tujuan dari peningkatan mutu genetik tersebut untuk memperbaiki penampilan broiler, dicirikan dengan laju pertumbuhan yang semakin cepat sehingga lebih efisien dalam waktu pemeliharaan dan penggunaan ransum. Usaha tersebut ditempuh dengan cara melakukan persilangan - persilangan antar bangsa ternak maupun antar galur dalam satu bangsa, yang hasilnya dinamakan strain (Risnajati, 2012) Strain ayam broiler yang beredar di Indonesia merupakan hasil proses seleksi pembibitan yang kompleks dan memerlukan beberapa disiplin ilmu pengetahuan. Perusahaan di Indonesia dalam memproduksi bibit ayam broiler final stock bekerja sama dengan perusahaan induk dari luar negeri yang menyediakan bibit grand parent stock (Gatot, 2005).
xxiii
8 Pemberian nama strain biasanya dilakukan oleh pembibit penciptanya (breeding farm). Adapun jenis strain ayam pedaging (broiler) yang saat ini popular di Indonesia diantaranya Cobb, Ross, Lohmann, Hubbard, Hybro dan AA+ (Santoso dan Sudaryani, 2009). Strain yang paling banyak dikembangkan oleh breeder (perusahaan pembibitan) di Indonesia untuk ayam broiler antara lain Cobb, Lohmann, Ross dan Hubbard. Biasanya, karakteristik yang membedakan adalah kecepatan pertumbuhan, daya tahan terhadap penyakit, daya adaptasi terhadap lingkungan dan kualitas daging (Tilman, 2012). Broiler strain Cobb memiliki keunggulan dan karakteristik tersendiri yaitu titik tekan pada perbaikan Feed Convertion Ratio (FCR), dan pengembangan genetik diarahkan pada pembentukan daging dada (Charoen Pokphand, 2004). Broiler strain Lohmann memiliki ciri-ciri yaitu warna bulu putih, kulit kuning, jengger merah terang serta berkaki pendek dan besar. Pemeliharaan dalam waktu sekitar 5 minggu dapat mencapai bobot badan hidup 1,7 kg/ekor (Anonimus, 2008). Standar pertumbuhan strain Cobb dan Lohmann disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3.
xxiv
9 Tabel 2. Karakteristik Produksi Strain Cobb 500 Umur Konsumsi Pakan Bobot Badan (hari) (gr/hari/ekor) (gr/ekor) 0 42 1 13 56 2 17 72 3 21 89 4 23 109 5 27 131 6 31 157 7 35 185 8 39 215 9 44 247 10 48 283 11 54 321 12 58 364 13 64 412 14 68 465 15 75 524 16 81 586 17 87 651 18 93 719 19 98 790 20 105 865 21 111 943 22 117 1023 23 123 1104 24 130 1186 25 134 1269 26 141 1353 27 148 1438 28 152 1524 29 158 1613 30 163 1705 31 169 1799 32 174 1895 33 180 1993 34 182 2092 35 189 2191 Sumber: Aninomous, (2015).
xxv
FCR (%) 0.23 0.41 0.57 0.67 0.77 0.84 0.90 0.95 1.01 1.05 1.09 1.12 1.15 1.16 1.17 1.19 1.20 1.22 1.23 1.25 1.26 1.28 1.30 1.32 1.33 1.35 1.37 1.40 1.42 1.44 1.46 1.47 1.49 1.51 1.53
10 Tabel 3. Karakteristik Produksi Strain Lohmann Umur Konsumsi Pakan Bobot Badan (hari) (gr/hari/ekor) (gr/ekor) 0 3 42 1 5 53 2 8 66 3 11 81 4 14 97 5 18 116 6 21 136 7 24 159 8 28 185 9 32 213 10 37 244 11 41 278 12 48 314 13 52 354 14 59 396 15 63 441 16 71 489 17 75 540 18 81 595 19 87 652 20 91 711 21 97 773 22 103 838 23 109 905 24 115 974 25 120 1045 26 127 1119 27 131 1193 28 137 1270 29 143 1348 30 147 1428 31 153 1509 32 157 1590 33 161 1673 34 165 1756 35 170 1839 Sumber: PT. Japfa Comfeed Indonesia, (2008).
xxvi
FCR (%) 0,23 0,41 0,55 0,66 0,76 0,83 0,89 0,91 0,94 0,98 1,01 1,04 1,07 1,11 1,14 1,17 1,20 1,22 1,25 1,27 1,30 1,32 1,34 1,37 1,39 1,41 1,43 1,45 1,48 1,50 1,52 1,54 1,56 1,58 1,60
11 Berdasarkan hasil penelitian Gatot (2005) ayam broiler strain Cobb dan strain Lohmann yang dipelihara sampai umur 35 hari tumbuh optimum, tetapi pada umur lebih dari 35 hari bobot badan strain Cobb lebih baik dibanding strain Lohmann. Selain itu strain Cobb lebih tahan panas dibanding strain Lohmann terlihat dari ratarata bobot hidup strain Cobb yang lebih tinggi dibanding strain Lohmann pada pemeliharaan ayam broiler dengan suhu yang berbeda.
4. Presentase Karkas Ayam Broiler Presentase karkas diperoleh dengan menimbang
bobot ayam tanpa bulu,
darah, kepala, kaki dan organ dalam (gram) dengan bobot hidup (gram) dikalikan 100. Persentase karkas bagian tubuh ayam broiler berkisar antara 65-75% dari bobot hidup (Salam dkk., 2013). Presentase karkas seekor ayam erat hubungannya dengan bobot hidup ayam waktu panen. Selain itu, bagian dari ransum yang sangat berpengaruh untuk pembentukan karkas adalah kandungan protein ransum. Tingkat protein ransum sangat berpengaruh terhadap pencapaian bobot badan ternak. Hal ini menunjukkan bahwa protein berperan penting dalam pencapaian bobot karkas yang diinginkan (Setiadi dkk., 2011). Karkas sebenarnya terdiri dari urat daging (jaringan otot) dan jaringan lemak, tulang dan residu yang terdiri dari tendon, dan jaringan pengikat lainnya, pembuluh darah besar dan lain-lain. Persentase karkas terhadap berat hidup biasanya meningkat sesuai dengan peningkatan berat hidup, tetapi persentase non karkas seperti kulit, darah, lambung, usus kecil, rempela dan hati menurun (Soeparno, 2009). Umur
xxvii
12 berpengaruh terhadap berat karkas yang disebabkan oleh adanya perubahan alat-alat tubuh terutama penambahan dari lemak karkas (Tombuku dkk., 2014).
5.
Presentase Giblet Giblet bagian tubuh unggas yang terdiri dari tiga bagian yaitu gizzard,
hati,dan jantung (Septinova dkk., 2009). Menurut Soeparno (2009) saat ransum masuk kedalam tubuh akan terjadi proses metabolisme. Proses metabolisme ini akan memengaruhi aktivitas kerja gizzard, hati, dan jantung. Unggas akan meningkatkan kemampuan metabolismenya untuk mencerna serat kasar sehingga meningkatkan ukuran gizzard, hati, dan jantung (Hetland dkk., 2005) a. Rempela (Gizzard) Rempela merupakan organ tubuh terbesar dalam sistem pencernaan unggas yang berfungsi untuk menggiling dan menghancurkan makanan yang kasar sebelum masuk kedalam usus. Bobot rempela berkisar antara 1,81-2,10 % dari bobot tubuh (Resnawati, 2004) Berat gizzard dipengaruhi oleh kadar serat kasar ransum, semakin tinggi kadar serat kasar ransum, maka aktifitas gizzard juga semakin tinggi, sehingga beratnya juga semakin besar (Saputra dkk., 2015). Persentase gizzard dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, bobot badan dan pakan. Pemberian makanan yang lebih banyak serat kasar akan mengakibatkan beban gizzard lebih besar untuk
xxviii
13 mencerna makan, akibatnya urat daging rempela akan lebih tebal sehingga memperbesar ukuran gizzard (Suyanto dkk., 2013).
b.
Hati Hati merupakan organ terbesar di dalam tubuh. Hati memiliki beberapa fungsi
yaitu pertukaran zat dari protein, lemak, sekresi empedu, detoksifikasi senyawasenyawa yang beracun dan ekskresi senyawa-senyawa metabolit yang tidak berguna lagi bagi tubuh (Amrullah, 2004). Hati menerima aliran darah yang mengandung zat makanan dari arteri hapatik yaitu suatu cabang arteri celiac yang masuk kedalam porta hati. Aliran darah yang masuk kedalam hati kemungkinan membawa zat-zat toksik termasuk tumbuhan, fungsi dan produk bakteri serta logam yang dapat merusak hati (Sumarni, 2015). Fungsi fisiologis hati yaitu sekresi empedu untuk mengemulsi lemak, penetralisir lemak, penetralisir racun, tempat penyimpanan energi yang siap untuk dipakai glikogen serta menguraikan hasil sisa protein menjadi asam urat untuk dikeluarkan oleh ginjal. Senyawa beracun akan mengalami proses detoksifikasi dalam hati. Senyawa beracun yang berlebihan tentu saja tidak dapat didoktifikasi seluruhnya. Hal inilah yang dapat mengakibatkan kerusakan dan pembengkakan hat. Presentase hati ayam broiler yaitu 2,16% dari bobot badan (Suyanto dkk.,2013).
xxix
14 c.
Jantung Jantung adalah suatu struktur muscular berongga yang bentuknya menyerupai
kerucut yang berfungsi memompakan darah ke dalam bilik-bilik atrial dan kemudian memompakan darah tersebut dari ventrikel menuju ke jaringan dan kembali lagi. Katup-katup jaringan terbuka dan tertutup mengikuti urutan yang tepat agar darah mengalir. Organ ini memungkinkan terjadinya peredaran darah secara efisien kedalam paru-paru untuk pergantian O2 dan CO2 dalam menyokong proses metabolisme (Setiadi dkk., 2012). Ressang (1984) menyatakan bahwa pembesaran ukuran jantung biasanya diakibatkan oleh adanya penambahan jaringan otot jantung, pada dinding jantung terjadi penebalan, sedangkan volume ventrikel relatif menyempit apabila otot menyesuaikan diri pada kontraksi berlebihan. Presentase jantung ayam broiler yaitu 0,47% dari bobot hidup (Suyanto dkk., 2013). 6.
Lemak Abdominal Lemak abdominal adalah lemak yang terletak diantara proventiculus, gizzard,
duodenum dan disekitar kloaka (Setiawan dkk., 2010). Bobot lemak abdominal broiler dipengaruhi oleh bobot hidupnya. Hal ini sesuai dengan siklus pertumbuhan broiler yang dimulai dari pertumbuhan tulang, otot, dan lemak. Lemak merupakan bagian yang paling akhir terbentuk setelah tulang dan otot. Tulang dan otot adalah bagian yang paling besar porsinya terhadap bobot hidup broiler. Oleh sebab itu, lemak abdominal terbentuk seiring meningkatnya bobot hidup broiler. Bobot lemak
xxx
15 yang tidak berpengaruh nyata disebabkan oleh bobot hidup yang tidak berbeda pula (Saputra dkk., 2015). Faktor yang mempengaruhi kandungan lemak tubuh adalah komposisi ransum. Pembentukan lemak tubuh terjadi karena adanya kelebihan energi yang dikomsumsi (Setiawan dkk., 2010). Persentase lemak abdomen ayam pedaging 2,6–3,6%. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan strain dan kandungan nutrisi ransum, tingkat energi dan asam amino pada ransum nyata mempengaruhi lemak abdomen. Bertambahnya umur ayam pedaging dan meningkatnya energi dalam ransum makin meningkatkan lemak abdomen. Perbedaan strain nyata mempengaruhi bobot lemak abdomen (Resnawati, 2004). Kelebihan energi dalam tubuh ayam akan disimpan dalam bentuk lemak, sedangkan metabolisme pembentukan lemak tersebut membutuhkan banyak energi, maka secara tidak langsung terjadi pemborosan energi ransum. Sedangkan penimbunan
lemak
abdomen
termasuk
kedalam
hasil
ikutan,
merupakan
penghamburan energi dan pengurangan berat karkas, karena lemak tersebut dibuang pada waktu pengolahan. Lemak abdomen merupakan salah satu komponen lemak tubuh, yang terdapat dalam rongga perut (Sumarni, 2015).
B. Kerangka Pikir Ayam broiler dapat digolongkan kedalam kelompok unggas penghasil daging dalam jangka waktu yang cukup cepat artinya dipelihara khusus untuk menghasilkan daging. Pertumbuhan peternakan ayam broiler dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
xxxi
16 genetik dan lingkungan. Salah satu faktor genetik yang memengaruhi tersebut adalah strain. Strain yang sering dipelihara oleh peternak broiler di Kota Kendari adalah Cobb dan Lohmann. Berdasarkan strain ayam tersebut terdapat perbedaan mutu genetik yang dimiliki oleh masing-masing strain yang menyebabkan adanya perbedaan kemampuan dalam merespon lingkungan sehingga terdapat perbedaan dalam kecepatan pertumbuhan. Sedangkan dari faktor lingkungan yang memberikan pengaruh paling besar adalah pakan. Pakan berkualitas adalah pakan yang mampu memberikan seluruh nutrien secara tepat, baik jenis, jumlah, serta imbangan nutrien tersebut bagi ternak. Setiap pakan memiliki presentase kandungan nutrien dan bahan penyusun yang berbeda sehingga respon pertumbuhan broiler pada setiap jenis pakan akan berbeda pula. Respon pertumbuhan tersebut memberikan pengaruh berbeda terhadap presentase karkas, giblet dan lemak abdominal. Kerangka fikir pendekatan masalah dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 1.
xxxii
17 Ayam Broiler
Kondisi ayam broiler saat ini Produksi tinggi Pertumbuhan cepat
Genetik
Lingkungan
Strain
Pakan
Perbedaan kandungan dan penyusun bahan pakan
Perbedaan Mutu Genetik
Respon Pertumbuhan yang Berbeda
Persentase Karkas
Giblet
Lemak Abdominal
Gambar 1 . Skema Kerangka Pikir Penelitian C. Hipotesis 1. Diduga terdapat interaksi antara faktor strain berbeda dan faktor pakan berbeda terhadap produksi karkas, giblet dan lemak abdominal ayam broiler?
xxxiii
18 2. Diduga faktor strain berbeda berpengaruh terhadap produksi karkas, giblet dan lemak abdominal ayam broiler? 3. Diduga faktor pakan berbeda terhadap berpengaruh terhadap produksi karkas, giblet dan lemak abdominal ayam broiler?
xxxiv
III. METODE PENELITIAN
A.
Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai februari 2016
bertempat di Kandang Ayam Broiler Fakultas Peternakan, Universitas Haluoleo, Kendari.
B. Materi Penelitian Ayam Broiler yang digunakan dalam penelitian ini adalah strain Cobb dan Lohmann sebanyak masing-masing 45 ekor yang tidak dibedakan jenis kelaminya (unsex). Ransum yang digunakan dalam penelitian ini adalah ransum komersil jenis BP 11- Bravo yang diproduksi oleh PT. Charoen Pokphan Indonesia Tbk, ransum BR-1 yang berasal dari PT. Perkasa Agung Sejati dan pakan formula sendiri yang yang terdiri dari campuran jagung, dedak padi dan konsentrat. Tabel 4. Komposisi Nutrisi Ransum Ayam Broiler Merek BP 11- Bravo. Kadar Nutrien Kisaran Kadar Kadar air Maksimal 13 % Protein Kisaran 21 %- 23 % Lemak Minimal 5% Serat Maksimal 5% Abu Maksimal 7% Kalsium Minimal 0,9 % Phospor Minimal 0,6 % Sumber : Charoen Pokphan (2014)
xxxv
20
Tabel 5. Komposisi Nutrisi Ransum Ayam Broiler Merek BR-1 Kadar Nutrien Kisaran Kadar air Maksimal Protein Kisaran Lemak Minimal Serat Maksimal Abu Maksimal Kalsium Minimal Phospor Minimal Sumber : PT. Perkasa Agung Sejati (2014)
Kadar 12 % 21 % 5% 5% 6.5 % 0,9-1,1% 0,7-0,9%
Tabel 6. Kandungan Nutrient Bahan Pakan yang Akan Diformulasi Bahan EM PK LK SK Ca pakan (Kkal) (%) (%) (%) (%) 4) 4) 3) 3) Konsentrat 3300 35 83 3 10 3) Jagung 33201) 8,51) 2,51) 3,81) 0,021) 2) 2) 2) 2) Dedak 2100 12,90 13.00 11,40 0,072)
P (%) 1,13) 0,11) 0,212)
Sumber :(1) Anggrodi (1985). (2) NRC (1994). (3) Kandungan Konsentrat RK24 untuk Ayam Petelur PT. Charoen Pokphand Indonesia. (4) Hasil Analisis Laboratorium Kimia Makanan Ternak Fakultas Perternakan Universitas Hasanudddin, 2013.
Susunan pakan yang diformulasi sendiri dapat disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Susunan Pakan Formulasi Sendiri (PFS) yang Diberikan Pada Ayam Broiler. Bahan pakan Persentase Bahan (%) PK (%) EM (Kkal) LK (%) SK (%) Konsentrat RK 24 50 17,5 1660 4 1,5 Jagung 35 2,9 1172,5 0,87 1,33 Dedak 15 1,93 315 1,95 1,71 Total 100 22,33 3147,5 6,82 4,54 Sumber: Disusun berdasarkan hasil perhitungan yang mengacu pada NRC.
xxxvi
21
C. Peralatan penelitian Kandang yang digunakan pada penelitian ini berbentuk kotak persegi panjang sebanyak 18 petak dengan ukuran 1 x 1 x 0,8 (m3). Kandang dialasi dengan sekam padi setebal 10 cm, juga dilengkapi tempat pakan dan tempat minum dari plastik serta lampu pijar 15 Watt sebagai penerang. Pengukuran pertambahan bobot badan, berat karkas, giblet dan lemak abdominal ayam broiler digunakan timbangan digital dengan kapasitas 2 kg merek O-Hause, kamera dan alat tulis menulis. Adapun peralatan lainnya yaitu baskom, pisau, panci, dan talenan. D. Prosedur Penelitian 1. Persiapan kandang Sebelum digunakan, kandang dan peralatan lainnya terlebih dahulu disucihamakan dengan menggunakan desinfektan Glutacap produksi Sanbe untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme parasit. Selanjutnya lantai kandang ditaburi kapur dan diberikan sekam padi yang baru setebal 10 cm. 2. Penempatan Ayam Percobaan Ayam penelitian sebanyak 90 ekor terdiri dari strain Cobb 45 ekor dan strain Lohmann 45 ekor ditempatkan pada petak-petak kandang sebanyak 18 petak. Setiap petak berisi 5 ekor ayam yang diambil secara acak tiap strainnya dan masing-masing petak diberi kode yang disusun secara acak.
xxxvii
22 3. Pemeliharaan, Pemberian Pakan dan Air Minum Ayam Broiler Ayam broiler dipelihara dari DOC sampai umur lima minggu. DOC yang baru tiba terlebih dahulu diberikan air gula sebagai pengganti energi dan mengatasi stres akibat pengangkutan. Pemberian pakan dan pemberian air minum dilakukan secara ad libitum.
4. Koleksi Karkas, Giblet dan Lemak Abdominal Pengamatan terhadap bobot potong, karkas, giblet, dan lemak abdominal dilakukan saat ayam berumur 5 minggu. Jumlah ayam yang dipotong adalah 36 ekor yang diambil masing-masing 2 ekor dari setiap petak kandang secara acak. Sebelum dipotong ayam dipuasakan selama 6 jam. Selanjutnya dilakukan koleksi karkas dengan cara menimbang bobot hidup kemudian ayam disembelih pada leher hingga terpotong saluran pernapasan, pencernaan dan pembuluh darah. Setelah ayam benarbenar mati, maka dilakukanlah pencabutan bulu ayam. Selanjutnya kepala dan kedua kaki sampai lutut dipotong serta dikeluarkan isi dalam ayam dan lemak yang masih menempel pada bagian rongga perut ayam, kemudian ditimbang karkasnya. Penimbangan bobot lemak abdominal diperoleh dari rongga perut yaitu lemak yang menempel pada organ pencernaan seperti rempela, usus, kloaka dan sedikit terdapat pada jantung. Sedangkan bobot giblet terdiri dari jantung, hati dan rempela (isi dalamnya dibuang) kemudian dilakukan penimbangan masing-masing giblet.
xxxviii
23 E. Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola faktorial (faktor A dan faktor B) 2x3 dengan 3 ulangan dengan faktor A adalah strain ayam broiler berbeda (Strain Cobb dan Lohmann) faktor B pakan ayam broiler yang berbeda (Pakan Formula Sendiri, BP 11- Bravo dan BR-1). Kombinasi perlakuan faktor A (strain) dan faktor B (pakan berbeda) adalah: Tabel 8. Kombinasi Perlakuan dalam Penelitian StrainAyam Pakan berbeda (B) Broiler No (B1) (B2) (A) PFS BP 11-Bravo 1 (A1) Cobb A1B1 A1B2 2 (A2) Lohmann A2B1 A2B2
(B3) BR-1 A1B3 A2B3
Pengacakan kandang berdasarkan perlakuan disajikan pada gambar berikut: A2B22
A1B13
A1B21
A2B12
A2B32
A2B33
A1B32
A1B12
A1B11
A1B22
A2B23
A2B11
A2B21
A1B33
A2B13
A1B31
A2B23
A2B31
Gambar 2. Pengacakan kandang
F.
Variabel Penelitian Persentase bobot karkas (gram) didapat dari hasil penimbangan ayam tanpa
darah, bulu, kepala sampai batas pangkal leher, kaki sampai batas lutut, dan organ dalam. Persentase bobot karkas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
xxxix
24 Bobot giblet dihitung dengan cara menimbang hati, jantung, dan rempela (gizzard) secara terpisah. Persentase hati dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Persentase jantung dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Persentase rempela dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Bobot lemak abdominal dihtung dengan cara menimbang bobot lemak yang melekat di dalam rongga perut (abdomen) ayam dan banyak terletak di sekeliling gizzard dan sedikit di jantung serta pada bagian kloaka. Rumus persentase lemak abdominal yaitu :
xl
25 G. Analisis Data Analisis data data dilakukan dengan menggunakan analisis ragam, berdasarkan RAL pola faktorial menurut petunjuk Mattjik dan Sumertajaya (2013) dengan model matematika yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Yijk = μ + αi +ßj + (αß)ij + εijk dengan: Yijk
= Hasil pengamatan untuk faktor A (strain) taraf ke-i, faktor B (pakan berbeda) taraf ke-j dan pada ulangan ke-k
μ
= Nilai tengah umum
αi = Pengaruh faktor A (strain) pada taraf ke-i ßj
= Pengaruh faktor B (pakan berbeda) pada taraf ke-j
(aß)ij = Pengaruh interaksi faktor AB pada taraf ke-i dari faktor A (strain), dan taraf ke-j dari faktor ke B (pakan berbeda) Ԑijk = Pengaruh acak (galat percobaan) pada taraf ke-i faktor A (strain), taraf ke-j faktor B (pakan berbeda),
interaksi AB yang ke-i dan
ke-j, dan pada ulangan ke-k Jika perlakuan menunjukkan pengaruh yang nyata, maka dilanjutkan dengan uji wilayah berganda duncan (Duncan Multiple Range Test).
xli
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Persentase Karkas Bobot karkas didiperoleh dari hasil penimbangan ayam tanpa darah, bulu, kepala sampai batas pangkal leher, kaki sampai batas lutut, dan organ dalam (jeroan). Rataan dari persentase karkas dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Rataan Persentase (%) Karkas Masing-Masing kombinasi Perlakuan Strain Ayam Pakan berbeda (B) Rataan Broiler (A) (B1) PFS (B2) BP 11- Bravo (B3) BR-1 (A1) Cobb 69,99±2,34 74,91±1,34 73,05±1,32 72,38±2,92 (A2) Lohmann 66,70±0,79 74,11±0,35 72,86±2,49 70,89±3,64 b a Rataan 67,95± 1,76 74,51±1,13 72,86±0,27ab 71,64±2,36 Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukan pengaruh perlakuan berbeda nyata (P>0.01)
Berdasarkan hasil penelitian secara umum rataan persentase karkas yang diperoleh yaitu 71,64% dari bobot badan. Presentase tertinggi diperoleh dari perlakuan ayam broiler strain Cobb yang diberi pakan komersil BP 11- Bravo (74,91%) sedangkan presentase karkas terendah diperoleh dari perlakuan ayam broiler strain Lohmann yang diberi pakan formulasi sendiri (66,70%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Salam dkk. (2013) bahwa persentase karkas bagian tubuh ayam broiler berkisar antara 65-75% dari bobot hidup. Hasil analisis ragam menunjukan bahwa tidak terdapat interaksi (P<0,05) antara faktor A (strain) dan faktor B (pakan berbeda) terhadap presesntase karkas. Artinya bahwa, faktor A (strain) tidak berpengaruh terhadap faktor B (pakan berbeda) begitupula sebaliknya faktor B (pakan berbeda) tidak berpengaruh terhadap faktor A
xlii
27 (strain) sehingga kedua faktor tersebut tidak saling mempengaruhi dalam menentukan presentase karkas ayam broiler. Berdasarkan hasil analisis ragam diketahui bahwa faktor A (strain) tidak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap presentase karkas. Hal ini menunjukan bahwa kedua strain memiliki rataan presentase karkas yang relatif sama. Rataan presentase karkas tertinggi diperoleh pada perlakuan ayam broiler strain Cobb (72,62%) dan terendah pada perlakuan ayam broiler strain Lohmann (70,89%). Penelitian ini sejalan dengan Risnajati (2012) yang menyatakan bahwa strain memberikan pengaruh yang tidak bermakna terhadap presentase karkas ayam broiler. Presentase karkas ayam broiler strain Cobb pada penelitian ini lebih tinggi dibanding Risnajati (2012) dimana presentase karkas ayam broiler strain Cobb sebesar 69,16%. Sedangkan presentase karkas ayam broiler strain lohmann pada penelitian ini juga lebih tinggi dari yang dilaporkan Suyanto dkk. (2013) bahwa presentase karkas ayam broiler strain Lohmann sebesar 67-68%. Berdasarkan analisis ragam menunjukan bahwa faktor B (pakan berbeda) berpengaruh sangat nyata (P>0,01) terhadap presentase karkas. Rataan tertinggi presentase karkas diperoleh pada perlakuan pemberian pakan BP 11-Bravo (74,51%) sedangkan rataan presentase karkas terendah diperoleh pada perlakuan pemberian pakan formulasi sendiri (68,3%). Hasil uji lanjut menunjukan pengaruh pemberian pakan formulasi sendiri berbeda nyata dengan pakan komersil BP 11-Bravo. Pemberian pakan komersil BP 11- Bravo tidak berbeda nyata dengan pakan komersil BR-1, tetapi keduanya nyata xliii
28 lebih tinggi dibanding pakan formulasi sendiri. Sedangkan pemberian pakan formulasi sendiri tidak berbeda nyata dengan pakan komersil BR-1. Rendahnya presentase karkas pada perlakuan B1 (pakan formulasi sendiri) dikarenakan bobot tubuh pada ayam broiler yang diberi pakan B1 (pakan formulasi sendiri) tidak sama dengan ayam broiler yang diberi pakan B2 (BP 11-Bravo) dan B3 (BR-1). Setiadi dkk. (2011) melaporkan bahwa presentase karkas seekor ayam erat hubungannya dengan bobot badan ayam waktu panen. Salah satu faktor yang mempengaruhi bobot badan ayam broiler adalah konsumsi ransum. Konsumsi ransum merupakan jumlah ransum yang dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Alyani (2002) menyatakan bahwa bobot hidup ayam broiler dipengaruhi oleh konsumsi pakan, kualitas pakan, lama pemeliharaan dan aktivitas. Rataan konsumsi ransum pada penelitian ini yaitu pakan formulasi sendiri (88,33 g/ekor/hari), pakan BP11-Bravo (98,05 g/ekor/hari) dan pakan komersil BR-1 (98,06 g/ekor/hari). Konsumsi ransum pada pakan komersil BP 11-Bravo dan BR-1 lebih tinggi dibanding pakan yang diformulasi sendiri sehingga bobot akhir yang diperoleh cukup rendah. Penurunan konsumsi ransum menyebabkan menurunnya konsumsi zat-zat nutrien yang dibutuhakan oleh tubuh sehingga bobot tubuh yang dicapai rendah. North (1990) menyatakan apabila makanan cukup dan seimbang kandungan zat-zat di dalamnya maka pertumbuhan akan cepat dan ternak akan mencapai bobot tertentu lebih awal, tetapi dengan penurunan jumlah konsumsi akan mempengaruhi bobot badan Demikian pula dengan Indarto (2010) menyatakan bahwa untuk mencapai
xliv
29 pertumbuhan yang baik dalam produksi ayam pedaging, ransum harus mengandung semua zat-zat makanan yang diperlukan oleh tubuh dengan kualitas yang baik dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. B. Persentase Giblet 1. Presentase Rempela Rempela terdiri atas otot merah, tebal, dan kuat serta berfungsi untuk menghancurkan butir-butir makanan menjadi partikel yang lebih
kecil sebelum
masuk ke dalam usus halus serta otot rempela akan berkontraksi apabila ada makanan yang masuk ke dalamnya. Rataan persentase bobot rempela hasil penelitian disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Rataan Persentase (%) Rempela Masing-Masing Kombinasi Perlakuan Pakan berbeda (B) Rataan (B PFS (B2) BP 11-Bravo (B3) BR-1 Strain (A) 1) (A1) Cobb 2,42±0,16 1,4±0,08 1,66±0,08 1,83±0,53 (A2) Lohmann 2,23±0,12 1,26±0,12 1,65±0,10 1,71±0,49 a b ab Rataan 2.33±0,13 1,33±0,02 1,66±0,05 1,77±0,36 Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukan pengaruh perlakuan berbeda nyata (P>0.01)
Berdasarkan hasil penelitian presentase rempela
tertinggi diperoleh dari
perlakuan ayam broiler strain Cobb yang diberi pakan formulasi sendiri (2,42%). Sedangkan presentase rempela terendah diperoleh dari perlakuan ayam broiler strain Lohmann yang diberi pakan komersil BP 11- Bravo (1,26%). Presentase rampela pada penelitian masih dalam taraf normal tidak jauh berbeda dari yang dilaporkan Resnawati (2004) bahwa bobot rempela berkisar antara 1,81-2,10 % dari bobot tubuh.
xlv
30
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi antara faktor A (strain) dan faktor B (pakan berbeda) tidak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap persentase rempela. Hal ini berarti bahwa faktor A (strain) tidak berpengaruh terhadap faktor B (pakan berbeda) begitupula sebaliknya faktor B (pakan berbeda) tidak berpengaruh terhadap faktor A (strain) sehingga kedua faktor tersebut tidak saling mempengaruhi dalam menentukan presentase rempela ayam broiler. Hasil analisis ragam diketahui bahwa faktor A (strain) tidak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap presentase rempela. Hal ini menunjukan bahwa kedua strain memiliki rataan presentase rempela yang relatif sama. Suyanto dkk. (2013) melaporkan persentase rempela dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, bobot badan dan pakan. Berdasarkan analisis ragam menunjukan bahwa faktor B (pakan berbeda) berpengaruh sangat nyata (P>0,01) terhadap presentase rempela. Rataan tertinggi presentase rampela diperoleh pada perlakuan pemberian pakan formulasi sendiri (2,33%) sedangkan rataan presentase rempela terendah diperoleh pada perlakuan pemberian pakan komersil BP 11-Bravo (1,33%). Hasil uji lanjut diketahui pengaruh pemberian pakan formulasi sendiri berbeda nyata dengan pakan komersil BP 11Bravo. Pengaruh pemberian pakan PFS tidak berbeda nyata tetapi presentase rampela lebih tinggi dibanding pemberian pakan komersil BR-1. Pengaruh pemberian pakan komersil BP 11-Bravo tidak berbeda nyata dengan pemberian pakan komersil BR-1. Presentase rempela pada perlakuan pemberian pakan formulasi sendiri lebih tinggi dibanding dengan presentase rampela ayam broiler yang diberi pakan komersil xlvi
31 BP 11-Bravo dan BR-1 mungkin disebabkan karena perbedaan bobot hidup ayam broiler. Pada penelitian ini bobot hidup ayam broiler yang diberi pakan formulasi sendiri lebih rendah dari bobot hidup ayam broiler yang diberi pakan komersil BP 11Bravo dan BR-1. Bobot hidup yang rendah menyebabkan presentase rempela yang dihasilkan pada ayam broiler yang diberi pakan formulasi sendiri lebih tinggi. Menurut Soeparno (2009) berat hidup yang meningkat biasanya diiringi dengan peningkatan presentase karkas, tetapi persentase non karkas seperti kulit, darah, lambung, usus kecil, rempela dan hati menurun. Hal ini mengindikasi bahwa penurunan bobot hidup ayam broiler dapat meningkatkan presentase non karkas ayam broiler seperti rempela dan hati namun cenderung menurunkan presentase karkas. Suyanto dkk. (2013) melaporkan bahwa persentase rempela dipengaruhi oleh faktor bobot badan. Maya (2002) menyebutkan bahwa persentase rempela dipengaruhi oleh umur, berat badan dan makan. Hal ini dikarenakan presentase rempela merupakan perbandingan antara bobot hidup dan bobot rempela. 2. Persentase Hati Hati merupakan organ terbesar didalam tubuh. Hati memiliki beberapa fungsi yaitu pertukaran zat dari protein, lemak, sekresi empedu, detoksifikasi senyawasenyawa yang beracun dan ekskresi senyawa-senyawa metabolit yang tidak berguna lagi bagi. Hasil penelitian rataan persentase bobot hati ayam broiler dari masingmasing perlakuan disajikan pada Tabel 11.
xlvii
32 Tabel 11. Rataan Persentase (%) Hati Masing-Masing Kombinasi Perlakuan Pakan berbeda (B) Rataan Strain (A) (B1) PFS (B2) BP 11-Bravo (B3) BR-1 Cobb (A1) 3,06±0, 24 2,08± 0,23 2,32± 0,25 2,49± 0,51 Lohmann (A2) 3,17±0,42 2,31± 0, 37 2,74± 0,19 2,74± 0,43 a b ab Rataan 3,12± 0,08 2,20± 0, 16 2,53± 0,29 2,61±0,34 Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukan pengaruh perlakuan berbeda nyata (P>0.01)
Tabel 11 menunjukan rataan persentase bobot hati secara umum pada penelitian ini yaitu 2,61% dari bobot tubuh. Presentase hati tertinggi diperoleh dari ayam broiler strain Lohmann yang diberi pakan formulasi sendiri dengan presentase hati sebesar 3,17% sedangkan presentase hati terendah diperoleh dari ayam broiler strain Cobb yang diberi pakan komersil BP 11-Bravo dengan presentase hati sebesar 2,08%. Presentase ini lebih tinggi dibanding penelitian Sumarni (2015) rata-rata persentase hati berkisar antara 1,88-2,14% dari bobot hidup. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi antara faktor A (strain) dan faktor B (pakan berbeda) tidak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap presentase hati ayam broiler. Hal ini berarti bahwa faktor A (strain) tidak berpengaruh terhadap faktor B (pakan berbeda) begitupula sebaliknya faktor B (pakan berbeda) tidak berpengaruh terhadap faktor A (strain) sehingga kedua faktor tersebut tidak saling mempengaruhi dalam menentukan presentase hati ayam broiler. Hasil analisis ragam diketahui bahwa faktor A (strain) tidak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap presentase hati ayam broiler. Hal ini menunjukan bahwa presentase rempela ayam broiler tidak dipengaruhi oleh strain. Presentase hati tertinggi diperoleh dari ayam broiler strain Lohmann (2,74%) sedangkan presentase xlviii
33 hati terendah diperoleh dari ayam broiler strain Cobb (2,49 %). Pertumbuhan yang sama pada kedua strain ayam broiler mengakibatkan bobot hidup yang dihasilkan relatif sama. Bobot tubuh yang tidak berbeda pada kedua strain ini menghasilkan bobot hati yang tidak berbeda secara signifikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Amrullah (2004) bahwa faktor yang mempengaruhi bobot hati adalah bobot tubuh, spesies, jenis kelamin, umur dan bakteri pathogen. Hasil analisis ragam menunjukan bahwa faktor B (pakan berbeda) berpengaruh sangat nyata (P>0,01) terhadap presentase hati ayam broiler. Rataan presentase hati ayam broiler diperoleh pada perlakuan ini berturut-turut yaitu pemberian pakan formulasi sendiri
(3,12%), pakan komersil BR-1 (2,53%) dan
pakan komersil BP 11-Bravo (2,20%). Hasil uji lanjut menunjukan pemberian pakan formulasi sendiri presentase rempela berbeda nyata dengan pakan BP 11-Bravo. Pemberian pakan PFS tidak berbeda nyata dibanding pakan komersil BR-1. Pemberian pakan komersil BP 11-Bravo tidak berbeda nyata dengan pakan komersil BR-1, tetapi keduanya nyata lebih rendah dibanding dengan pakan formulasi sendiri. Tingginya presentase hati pada perlakuan pemberian pakan formulasi sendiri ini disebabkan karena bobot hidup ayam broiler yang diberi pakan formulasi sendiri berbeda dibanding ayam broiler yang diberi pakan komersil BP 11-Bravo dan BR-1. Bobot hidup pada ayam broiler yang diberi pakan formulasi sendiri lebih rendah dibanding ayam broiler yang diberi pakan komersil BP 11-Bravo dan BR-1 sehingga menyebabkan presentase rempela menjadi lebih tinggi.
xlix
34 Soeparno (2009) menyatakan berat hidup yang meningkat biasanya diiringi dengan peningkatan presentase karkas, tetapi persentase non karkas seperti kulit, darah, lambung, usus kecil, rempela dan hati menurun. Artinya, bahwa bobot hidup yang rendah dapat menyebabkan penurunan presentase karkas sehingga presentase non karkas salah satunya presentase hati cenderung meningkat. Hasil ini dapat terjadi karena presentase hati merupakan perbandingan antara bobot hati dan bobot hidup sehingga bobot hidup mempengaruhi presentase hati ayam broiler. Penelitian Sumarni (2015) mengindikasi bahwa presentase hati dipengaruhi oleh bobot hidup, bobot hidup yang sama pada ayam broiler menyebabkan presentase hati yang diperoleh relatif sama.
3. Presentase Jantung Jantung adalah suatu struktur muscular berongga yang bentuknya menyerupai kerucut yang berfungsi memompakan darah ke dalam bilik-bilik atrial dan kemudian memompakan darah tersebut dari ventrikel menuju ke jaringan dan kembali lagi. Rataan persentase bobot jantung dari hasil penelitian disajikan pada Tabel 12. Tabel 12. Rataan Persentase (%) Jantung Masing-Masing Kombinasi Perlakuan Pakan berbeda (B) Rataan (B1) PFS (B2) BP 11-Bravo (B3) BR-1 Strain (A) Cobb (A1) 0,64± 0, 07 0,37±0,02 0,42±0,01 0,48±0,15 Lohmann (A2) 0,71± 0,04 0,38±0,03 0,38±0,03 0,49± 0,19 a b b Rataan 0,68±0,04 0,375±0,01 0,40±0,03 0,52±0.12 Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukan pengaruh perlakuan berbeda nyata (P>0.01)
l
35 Berdasarkan hasil penelitian ini rataan persentase jantung secara keseluruhan yaitu 0,52% dari bobot tubuh. Presentase jantung yang diperoleh cukup memenuhi standar. Hasil penelitian Suyanto dkk. (2013) melaporkan bahwa persentase jantung ayam broiler yaitu 0,46-0,50%, dengan rataan 0,47% dari bobot badan. Presentase jantung tertinggi diperoleh ayam broiler strain Lohmann yang diberi pakan formulasi sendiri (0,71%) sedangkan presentase jantung terendah yaitu ayam broiler strain Cobb yang diberi pakan komersil BP 11-Bravo (0,37%) Hasil analisis ragam menunjukan bahwa tidak terdapat interaksi (P<0,05) antara faktor A (strain) dan faktor B (pakan berbeda). Hal ini berarti bahwa faktor A (strain) tidak berpengaruh terhadap faktor B (pakan berbeda) begitupula sebaliknya faktor B (pakan berbeda) tidak berpengaruh terhadap faktor A (strain) sehingga kedua faktor tersebut tidak saling mempengaruhi dalam menentukan presentase jantung ayam broiler. Hasil analisis ragam diketahui bahwa faktor A (strain) tidak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap presentase jantung. Hal ini menunjukan bahwa kedua strain memiliki rataan presentase jantung yang relatif sama, rataan presentase jantung tertinggi diperoleh pada perlakuan ayam broiler strain Lohmann (0,49%) dan terendah pada perlakuan ayam broiler strain Cobb (0,48%). Faktor yang mempengaruhi persentase jantung yaitu jenis, umur, serta aktivitas ternak tersebut. Semakin berat jantung maka aliran darah yang masuk maupun keluar semakin lancar, dan berdampak pada metabolisme yang ada di dalam tubuh ternak (Ressang, 1998).
li
36 Berdasarkan analisis data
menunjukan bahwa faktor B (pakan berbeda)
berpengaruh sangat nyata (P>0,01) terhadap presentase jantung ayam broiler. Presentase jantung dari tertinggi sampai terendah yaitu perlakuan pemberian pakan formulasi sendiri (0,68 %), pakan komersil BR-1 (0,40%) dan pakan komersil BP 11- Bravo (0,375%). Hasil uji lanjut menunjukan pengaruh pemberian pakan PFS berbeda nyata lebih tinggi dibanding pakan komersil BR-1 dan BP 11-Bravo. Sedangkan pemberian pakan komersil BP 11-Bravo tidak berbeda nyata dengan pakan komersil BR-1, Perbedaan presentase jantung kemungkinan karena perbedaan aktivitas pada masing-masing perlakuan. Hal ini sejalan dengan penelitian Mia (2008) yaitu ayam broiler yang diberi ransum basal perekat onggok, bentonit dan tapioka memiliki presentase jantung lebih tinggi dibanding ransum komersial hal ini diduga karena perbedaan aktivitas pada masing-masing perlakuan. Ressang (1998) menyatakan bahwa pembesaran ukuran jantung diakibatkan oleh adanya penambahan jaringan otot jantung, pada dinding jantung terjadi penebalan, sedangkan volume ventrikel relatif menyempit apabila otot menyesuaikan diri pada kontraksi berlebihan
C. Persentase Lemak Abdominal Lemak abdominal adalah lemak yang terletak diantara gizzard, usus dan disekitar kloaka. Rataan persentase lemak abdominal selama penelitian disajikan pada Tabel 13.
lii
37 Tabel 13. Rataan Persentase (%) Lemak Abdominal Ayam Broiler Masing-Masing Kombinasi Perlakuan Pakan berbeda (B) Strain (A) Rataan (B1) PFS (B2) BP11- Bravo (B3) BR1 Cobb (A1) 0,64±0,38 1,93±0,05 1,96±0,24 1,51±0,75 Lohmann (A2) 0,57±0,44 2,07±0,42 1,96±0,52 1,53±0,83 b a a Rataan 0,61±0,04 2,00±0,09 1.96±0 1.52±0.56 Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukan pengaruh perlakuan berbeda nyata (P>0.01)
Berdasarkan Tabel 13 rataan persentase lemak abdominal broiler tertinggi diperoleh dari ayam broiler strain Lohmann yang diberi pakan BP 11-Bravo (2,07%) sedangkan presentase lemak abdominal terendah diperoleh dari perlakuan pemberian pakan formulasi sendiri pada ayam broiler strain Lohmann (0,57%). Rataan persentase lemak abdominal hasil penelitian ini secara keseluruhan yaitu 1,52%. Hasil penelitian ini diperoleh persentase lemak abdominal lebih rendah dari yang dikemukakan oleh Setiawan dan Sujana (2010) bahwa rataan persentase lemak abdominal berkisar 2,24-3,90%. Hasil analisis ragam menunjukan bahwa tidak terdapat interaksi (P>0,05) antara faktor A (strain) dan faktor B (pakan berbeda) terhadap presentase lemak abdominal. Artinya bahwa faktor A (strain) tidak berpengaruh terhadap faktor B (pakan berbeda) begitupula sebaliknya faktor B (pakan berbeda) tidak berpengaruh terhadap faktor A (strain) sehingga kedua faktor tersebut tidak saling mempengaruhi dalam menentukan presentase lemak abdominal ayam broiler Hasil analisis ragam diketahui bahwa faktor A (strain) tidak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap presentase lemak abdominal. Hal ini menunjukan bahwa
liii
38 kedua strain memiliki rataan presentase lemak abdominal yang relatif sama. Rataan presentase lemak abdominal tertinggi diperoleh pada perlakuan ayam broiler strain Lohmann (1,53%) dan terendah pada perlakuan ayam broiler strain Cobb (1,51%). Penelitian ini berbeda dari pendapat Resnawati (2004) bahwa strain berpengaruh nyata terhadap lemak abdominal. Berkaitan dengan presentase lemak abdominal yang tidak berpengaruh nyata (P>0,05) hal ini kemungkinan disebabkan oleh konsumsi energi pada kedua strain ayam broiler relatif sama belum menimbulkan kelebihan yang melebihi kebutuhan energi hidup pokok. Setiawan dan Sujana (2010) melaporkan bahwa pembentukan lemak tubuh terjadi karena adanya kelebihan energi yang dikonsumsi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa faktor B (pakan berbeda) berpengaruh sangat nyata (P>0,01) terhadap presentase lemak abdominal ayam broiler. Presentase lemak abdominal dari tertinggi sampai terendah diperoleh dari perlakuan pemberian pakan BP 11-Bravo (2,00%), pakan BR-1 (1,96%) dan pakan formulasi sendiri (0,61%). Presentase lemak abdominal pada ketiga perlakuan masih dalam taraf yang normal. Resnawati (2004) menyatakan bahwa presentase lemak abdominal ayam broiler 2,6–3,6%. Hal ini antara lain disebabkan oleh kandungan nutrisi ransum, tingkat energi dan asam amino. Hasil uji lanjut menunjukan pemberian pakan formulasi sendiri berbeda nyata dengan pakan komersil BR-1 dan BP 11-Bravo. Sedangkan pengaruh pemberian pakan komersil BP 11-Bravo tidak berbeda nyata dibanding pakan komersil BR-1.
liv
39 Rendahnya presentase lemak abdominal pada perlakuan pakan formulasi sendiri dikarenakan bobot hidup dari ayam broiler yang diberi pakan formulasi sendiri ini lebih rendah dibanding dengan ayam broiler yang diberi pakan BP 11Bravo dan BR-1. Bobot hidup yang rendah ini belum menyebabkan peningkatan bobot lemak karena lemak merupakan bagian paling akhir terbentuk. Kandungan nutrient pada pakan yang dikomsumsi lebih diarahkan pada pembentukan tulang dan otot ayam broiler. Hal ini sejalan dengan pendapat Saputra dkk. (2015) bahwa bobot lemak abdominal broiler dipengaruhi oleh bobot hidupnya, ini karena siklus pertumbuhan ayam broiler yang dimulai dari pertumbuhan tulang, otot, dan lemak. Lemak merupakan bagian yang paling akhir terbentuk setelah tulang dan otot. Tulang dan otot adalah bagian yang paling besar porsinya terhadap bobot hidup broiler. Surmani (2015) melaporkan bahwa kelebihan energi yang ada pada tubuh ayam akan disimpan dalam bentuk lemak abdominal. Sedangkat menurut Salam dkk. (2013) Energi yang berlebih akan disimpan dalam bentuk lemak dalam jaringan-jaringan. Salah satu bagian tubuh yang digunakan untuk menyimpan lemak oleh ayam adalah bagian sekitar perut (abdomen).
lv
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Keimpulan Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa interaksi antara faktor strain dan faktor pakan berbeda tidak berpengaruh terhadap produksi karkas, giblet, dan lemak abdominal ayam broiler. Strain berbeda tidak berpengaruh terhadap produksi karkas, giblet, dan lemak abdominal ayam broiler, namun pemberian pakan berbeda berpengaruh terhadap produksi karkas, giblet, dan lemak abdominal ayam broiler. B. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai analisis ekonomi pada pemeliharaan ayam broiler pada strain berbeda dengan pemberian pakan berbeda pula untuk mengetahui nilai ekonomisnya.
lvi
DAFTAR PUSTAKA
Aninomous. 2008. Lohmann Meat Broiler Stock Performance Objectives. http://www.aviagen.com. (28 Januari 2016) Amrullah, I. K. 2004. Nutrisi Ayam Broiler. Lembaga Satu Gunung Budi. Bogor. Alyani. 2002. Presentase karkas dan organ dalam ayam broiler yang diberi tepung daunt alas (Colocaisa esculenta (L) Schoot) dalam ransum. Skripsi. Fakultas Peternakan. Insitus Pertanian Bogor. Bogor Charoen Pokphand Indonesia. 2004. Feed and Nutrition In Broiler Management. Stadium General Charoen Pokphand, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Gatot, A. 2005. Penampilan dan laju pertumbuhan relative karkas dan komponen karkas dua strain ayam broiler fase finisher (21-42 hari) dalam berbagai suhu pemeliharaan. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang. Hetland, H., B. Svihus and M. Choctt. 2005. “Role of Insoluble Fiber on Gizzard Activity In Layers”. J. Apply. Poultry Res. 14: 38-46. p Indarto, N. 2010. Sukses dan Untung Besar Beternak Ayam Broiler. Lumine Books. Yogyakarta Kumorojati, B. 2011. Menjadi Kaya Beternak Ayam Broiler. Arta Pustaka. Jakarta Lesson, S. & J. Summers. 2005. Commercial Poultry Nutrition. 3rd Ed. Ontario, Canada Mattjik, A. H. dan Sumertajaya. I. M. 2013. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. IPB Press. Bogor. Maya. 2002. Pengaruh Penggunaan Medium Ganoderma lucidum Dalam Ransum Ayam Pedaging Terhadap Kandungan Lemak Dan Kolesterol Daging Serta Organ Dalam. Skripsi. Universitas Padjajaran. Bandung Mia,
N. W. 2008. Persentase organ dalam broiler yang diberi ransum crumble berperekat onggok, bentonit dan tapioka. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor
lvii
42 National Research Council. 1994. Nutrient Requirement of Poultry. 9th Revised ed. National Academy Press. Washington, D.C. North, M.O. 1990. Commercial Chieckens Production Manual, 3rd Ed. The Avi Publishing Company Inc. West port Connecticus. New York. Nuroso. 2009. Panen Ayam Broiler. Penebar Swadaya. Jakarta Rasyaf. 2006. Beternak Ayam Pedaging. PT. Penebar Swadaya, Jakarta Resnawati, H. 2004. Bobot potong karkas dan lemak abdomen ayam ras pedaging yang diberi ransum mengandung tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus). Di dalam, Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor. Resnawati, H. 2010. Bobot organ-organ tubuh pada ayam pedaging yang diberi pakan mengandung minyak biji saga (Adenanthera Pavonina L.) Di dalam, Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor. Ressang, A. A. 1998. Patologi Khusus Veteriner. Edisi ke-2. Bali. Risnajati, D. 2012. Perbandingan bobot akhir, bobot karkas dan persentase karkas berbagai strain broiler. Sains Peternakan. 10 (1):11-14 Salam, S., A. Fatahilah., D. Sunarti dan Isroli. 2013. Berat karkas dan lemak abdominal ayam broiler yang diberi tepung jintan hitam (Nigella sativa) dalam ransum selama musim panas. Sains Peternakan. 11(2):84-89 Saputra, H. T., N. Khaira Dan S. Dian. 2015. Pengaruh penggunaan berbagai jenis litter terhadap bobot hidup, karkas, giblet, dan lemak abdominal broiler fase finisher di closed house. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. 3(1):38-44. Santoso, H dan T. Sudaryani. 2009. Pembesaran Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta. Setiadi, D., N. Khaira dan T. Syahrio. 2012. Perbandingan bobot hidup, karkas, giblet, dan lemak abdominal ayam jantan tipe medium dengan strain berbeda yang diberi ransum komersial broiler. Skripsi. Jurusan Peternakan. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Lampung.
lviii
43 Setiawan, A. dan E. Sujana. 2010. Bobot akhir, persentase karkas dan lemak abdominal ayam broiler yang dipanen pada umur yang berbeda. Seminar Nasional Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran. Bandung. Septinova, D., T. Kurtini, N. Purwaningsih dan Riyanti. 2009. Pemanfaatan limbah udang terolah dalam ransum terhadap bobot hidup, karkas, giblet dan lemak abdominal broiler. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. 3(1): 85-91. Soeparno. 2009. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Sondakh, E. I., M. Najoan., L. Tangkau dan W. Utiah. Pengaruh tiga macam ransum komersial dan sistem alas kandang yang berbeda terhadap performans ayam pedaging. Jurnal Zootek. 35(1):10-20 Sulandari, S., M. S. A. Zein, S. Paryati, T. Sartika, J. H. P. Sidadolog, M. Astuti,. Widjastuti, E. Sujana, S. Darana, I. Setiawan, D. Garnida, S. Iskandar, D. Zainudin, T. Herawati dan I.W.T. Wibawan. 2007. Keanekaragaman Sumber Daya Hayati Ayam Lokal Indonesia: Manfaat dan Potensi. Pusat Penelitian Biologi, LIPI. Sumarni. 2015. Pengaruh kuantitas ransum terhadap persentase karkas, giblet dan lemak abdominal ayam broiler. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Halu Oleo. Kendari. Suprijatna, E., U. Atmomarsono dan R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta. Suyanto, D., Achmanu dan Muharlien. 2013. Penggunaan tepung kemangi (ocimum basilicum) dalam pakan terhadap bobot karkas, presentase organ dalam dan kolesterol daging pada ayam pedaging. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang. Tombuku, A. T., R. Vonny., M. Martina dan P. Zulkifli. 2014. Pengaruh berbagai macam ransum komersial dengan menggunakan sistem kandang yang berbeda terhadap kualitas karkas ayam pedaging. Jurnal zootek. 34 (Edisi Khusus) : 76–84. Wahju, J. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
lix
lx
LAMPIRAN 1
Analisis Ragam Variabel Penelitian 1.1. Analisis ragam persentase bobot karkas ayam broiler Strain Ayam Broiler (A)
Ulangan
(A1) Cobb
1 2 3
Sub Total Rata-rata 3 1 2 3
(A2) Lohmann
Pemberian Pakan (B) BP11-Bravo PFS (B1) BR1(B3) (B2) 67,57 73,88 73,85 68,13 76,42 71,53 71,88 74,43 73,77 207,58 224,73 219,15 69,19 74,91 73,05 65,97 66,6 67,54 200,11 66,70 407,69 67,95
Sub Total Ratatan Total umum Rataan Total
73,57 72,92 73,45 219,94 73.31 444,67 74,11
75,41 70,57 72,01 217,99 72,66 437,14 72,86
= (r x a x b) – 1
= 3 x 2 x 3 – 1 = 17
DB perlakuan
= (axb) -1
= (2 x 3) -1
=5
DB Faktor A
= (a-1)
= (2-1)
=1
DB Faktor B
= (b-1)
= (3-1)
=2
DB Interaksi AB = (a-1) (b-1) DB Galat
= (2-1) x (3-1)= 2
= DB Tota l- DB Perlakuan = 17-5
2. Jumlah kuadrat (JK) FK
=
lxi
=12
Rataan
651,46
72,38
638,04
70,89
1289,50
1. Derajat Bebas (DB) DB Total
Total
= = JK Total
= 92378,35 – FK
=
= ( 67,572 + ……+ 72,012 ) - 92378,35 = 92550,87 - 92378,35 = 172,52
JK Perlakuan
– FK
=
– 92378,35
= = 140,66
= JK Total – JK Perlakuan
JK Galat
= 172,52 - 140,66 = 31,87
JK A
=
- FK =
- 92378,35
= 92388,3526 - 92378,35 = 10,0054 JK B
=
- FK
=
- 92378,35
= 92505,6541 - 92378,35 = 127,3069
lxii
JK (AB)
= JK Perlakuan – JK (A) - JK (B) = 140,66 - 10,0054 - 127,3069 = 3.34
SK
DB
P A B AB Keterangan **)
5 1 2 2 =
Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah 140,66 28,13 10,0054 10,01 127,3069 63,65 3,34 17,6 berpengaruh sangat nyata
F Hitung
F Tabel 0,05 0,01
3,77 23,97** 0,63
4,75 3,89 3,89
Uji Lanjut Duncan Untuk Perlakuan Pakan Terhadap Bobot Karkas Galat Baku = =
= 0,941
Hasil Uji Jarak Duncan Pada Perlakuan Pakan PFS 67,95a
BP 11-Bravo 74,11b
BR-1 72,86ab
lxiii
9,33 6,93 6,93
1.2 Analisis Ragam Persentase Bobot Rempela Ayam Broiler
Strain Ayam Broiler (A) (A1) Cobb
Ulangan 1 2 3
Total Rata-rata (A2) Lohmann
1 2 3
Total Rata-rata Total Umum Rataan Umum
Pemberian Pakan (B) BP11-Bravo PFS (B1) (B2) BR1(B3) 2,43 1,35 1,58 2,26 1,35 1,8 2,58 1,51 1,6 7,27 4,21 4,98 2,42 1,40 1,66 2,31 1,27 1,7 2,09 1,15 1,6 2,3 1,36 1,64 6,70 3,78 4,94 2,23 1,26 1,65 13,97 7,99 9,92 2,33 1,33 1,65
1. Derajat Bebas (DB) = (r x a x b) – 1
DB Total
= 3 x 2 x 3 – 1 = 17
DB perlakuan
= (axb) -1
= (2 x 3) -1
=5
DB Faktor A
= (a-1)
= (2-1)
=1
DB Faktor B
= (b-1)
= (3-1)
=2
DB Interaksi AB = (a-1) (b-1) DB Galat 2.
= (2-1) (3-1) = 2
= DB Tota l- DB Perlakuan = 17-5
Jumlah kuadrat (JK) FK
= =
JK Total
=
= 56,46
=
– FK
lxiv
=12
Total
Rataan
16,46
1,83
15,42
1,71
31,88
Yijk2 - F
=
= ( 2,432 + ……+ 1,642 ) - 56,46 = 59,8092- 56,46 = 3.35
JK Perlakuan
– FK
= =
- 56,46
= 3,19 = JK Total – JK Perlakuan
JK Galat
= 3,35- 3,19 = 0,16
JK A
=
- FK =
- 56,46
= 0,06
JK B
=
- FK =
- 56,46
= 3,10
JK (AB)
= JK Perlakuan – JK (A) - JK (B) = 3,19- 0,06 - 3,10 = 0,025 lxv
Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah P 5 3,19 0,64 A 1 0,06 0,06 B 2 3,10 1,55 AB 2 0,025 0,0126 Keterangan **) = Berpengaruh sangat nyata SK
DB
F Hitung
F tabel 0,05 0,01
4,62 119,37** 0,97
4,75 3,89 3,89
9,33 6,93 6,93
Uji Lanjut Duncan Untuk Perlakuan Pakan terhadap Bobot Rampela Galat Baku = =
x 100%
0,065842
Hasil Uji Jarak Berganda Duncan Pada Perlakuan PFS 2,33a
BP 11-Bravo 1,33ab
BR-1 1,66b
1.3 Analisis Ragam Persentase Bobot Hati Ayam Broiler
Strain Ayam Broiler (A) (A1) Cobb
Total Rata-rata (A2) Lohmann
Total Rata-rata Total Umum Rataan Umum
Ulangan 1 2 3
1 2 3
Pemberian Pakan (B) PFS BP 11-Bravo (B1) (B2) 2,79 2,35 3,16 1,94 3.24 1,95 9,19 6,24 3,06 2,08 2,97 1,89 3,65 2,48 2,89 2,56 9,51 6,93 3,17 2,31 18,70 13,15 3,12 2,20
lxvi
BR-1 (B3) 2,24 2,6 2,13 6,97 2,32 2,52 2,87 2,83 8,22 2,74 15,19 2,53
Total
Rataan
22,4
2,49
24,66
2,74
47,04
1. Derajat Bebas (DB) = (r x a x b) – 1
DB Total
= 3 x 2 x 3 – 1 = 17
DB perlakuan
= (axb) -1
= (2 x 3) -1
=5
DB Faktor A
= (a-1)
= (2-1)
=1
DB Faktor B
= (b-1)
= (3-1)
=2
DB Interaksi AB = (a-1) (b-1) DB Galat
= (2-1) (3-1) = 2
= DB Tota l- DB Perlakuan = 17-5
2. Jumlah kuadrat (JK) FK
= = =
JK Total
= 122,9312 – FK
=
= ( 2,432 + ……+ 1,642 ) - 122,9312 = 127,0382 - 122,9312 = 4,1070 JK Perlakuan
– FK
= =
- 122,9312
= 126,0027 - 122,9312 = 3,0715 JK Galat
= JK Total – JK Perlakuan = 4,1070 - 3,0715 = 1,0355
JK A
=
- FK
lxvii
=12
=
- 122,9312
= 123.3195 - 122,9312 = 0,3883
JK B
=
- FK =
- 122,9312
= 125,5581 - 122, 9312 = 2,6269 = JK Perlakuan – JK (A) - JK (B)
JK (AB)
= 3,0715- 0,3883 - 2,6269 = 0,0563
SK
DB
P 5 A 1 B 2 AB 2 Keterangan **)
Jumlah Kuadrat F Hitung Kuadrat Tengah 3,0715 0,61 0,3883 0,39 4,50 tn 2,6269 1,31 15,22** 0,0563 0,03 0,33 tn = berpengaruh sangat nyata
Uji Lanjut Duncan Untuk Perlakuan Pakan Terhadap Hati Galat Baku = =
= 0,173
Hasil Uji Jarak Berganda Pada Perlakuan Pakan PFS 3,12a
BP 11-Bravo 2,19b
BR-1 2,53ab
lxviii
F Tabel 0,05
0,01
4,75 3,89 3,89
9,33 6,93 6,93
1.4 Analisis ragam persentase bobot Jantung ayam broiler Strain Ayam Broiler (A) (A1) Cobb
Ulangan 1 2 3
Total Rata-rata (A2) Lohmann
1 2 3
Total Rata-rata Total Umum Rataan Umum 1.
Pemberian Pakan (B) PFS (B1) BP11-Bravo (B2) BR1(B3) 0,58 0,37 0,43 0,71 0,35 0,41 0,64 0,38 0,43 1,93 1,1 1,27 0,64 0,37 0,42 0,71 0,34 0,4 0,74 0,4 0,39 0,67 0,4 0,35 2,12 1,14 1,14 0,71 0,38 0,38 4,05 2,24 2,41 0,68 0,37 0,40
Derajat Bebas (DB) = (r x a x b) – 1
DB Total
= 3 x 2 x 3 – 1 = 17
DB perlakuan
= (axb) -1
= (2 x 3) -1
=5
DB Faktor A
= (a-1)
= (2-1)
=1
DB Faktor B
= (b-1)
= (3-1)
=2
DB Interaksi AB = (a-1) (b-1) DB Galat
= (2-1) (3-1) = 2
= DB Tota l- DB Perlakuan = 17-5
2. Jumlah kuadrat (JK) FK
= = = 4,205
lxix
=12
Total
Rataan
4,3
0,48
4,40
0,49
8,70
JK Total
– FK
=
= (0,582 + ……+ 0,432) - 4,205 = 4,56 - 4,205 = 0,36
JK Perlakuan
– FK
= =
- 4,205
= 4,55 – 4,205 = 0,34
JK Galat
= JK Total – JK Perlakuan = 0,36 – 0,34858 = 0,0155
JK A
=
- FK
=
- 4,205
= 4,20556 - 4,205 = 0,00056 JK B
=
- FK =
- 4,205
= 4,54 - 4,205 = 0,33303
JK (AB)
= JK Perlakuan – JK (A) - JK (B) = 0,34858 - 0,00056 - 0,33303 = 0,0085 lxx
DB
SK
P 5 A 1 B 2 AB 2 Keterangan ** )
Jumlah Kuadrat F Hitung Kuadrat Tengah 0,34213 0,9094 0,00056 0,000556 0,431 0,33303 0,1665 129,194** 0,0085 0,0043 3.315 = Berpengaruh sangat nyata
F Tabel 0,05 0,01 4,75 3,89 3,89
9,33 6,93 6,93
Uji Lanjut Duncan Untuk Perlakuan Pakan terhadap Bobot Jantung Galat Baku = =
0,02073
Hasil Uji jarak Berganda Duncan Pada Perlakuan Pakan PFS 0,68a
BP 11-Bravo 0,38b
BR-1 0,40ab
1.5 Analisis Ragam Persentase Lemak Abdominal Ayam Broiler Strain Ayam Broiler (A) (A1) Cobb
Total Rata-rata (A2) Lohmann
Total Rata-rata Total Umum Rataan Umum
Ulangan 1 2 3
1 2 3
Pemberian Pakan (B) PFS (B1) BP11-Bravo(B2) BR1(B3) 0,36 1,9 2,16 1,08 2 2,04 0,48 1,9 1,69 1,92 5,8 5,89 0,64 1,93 1,96 0,30 2,51 2,15 0,33 2,03 1,36 1,09 1,67 2,35 1,72 6,21 5,86 0,57 2,07 1,95 3,64 12,01 11,75 0,61 2,00 1,96
lxxi
Total
Rataan
4,42
13,61
1,51
13,79
1,53
27,40
1. Derajat Bebas = (r x a x b) – 1
DB Total
= 3 x 2 x 3 – 1 = 17
DB perlakuan
= (axb) -1
= (2 x 3) -1
=5
DB Faktor A
= (a-1)
= (2-1)
=1
DB Faktor B
= (b-1)
= (3-1)
=2
DB Interaksi AB = (a-1) (b-1) DB Galat
= (2-1) (3-1) = 2
= DB Tota l- DB Perlakuan = 17-5
3. Jumlah kuadrat (JK) FK
= = = 41,70889
JK Total
=
Yijk2 - FK
= (0,362 + ……+ 2,352) - 41,70889 = 51,0212 - 41,70889 = 9,312311
JK Perlakuan
= =
– FK - 41,70889
= 49,29353- 41,70889 = 7,584644
JK Galat
= JK Total – JK Perlakuan = 9,312311 - 7,584644 = 1,727667
lxxii
=12
JK A
=
- FK =
- 41,70889
= 49,2587- 41,70889 = 7,549811 = JK Perlakuan – JK (A) - JK (B)
JK (AB)
= 7,584644 - 0,0018 - 7,549811 = 0,033033
SK
DB
P A B AB
5 1 2 2
Keterangan **)
Jumlah Kuadrat 7,584644 0,0018 7,549811 0,033033
Kuadrat Tengah 1,516929 0,0018 3,774906 0,016517
F Hitung
0,012502tn 26,21968** 0,114721tn
F Tabel 0,05 0,01 4,75 3,89 3,89
= Berpengaruh sangat nyata
Uji Lanjut Duncan Untuk Perlakuan Pakan terhadap Bobot Lemak Abdominal Galat Baku = =
0,21907
Hasil Uji jarak Berganda Duncan Pada Perlakuan Pakan PFS 0,61b
BP 11-Bravo 2,00a
BR-1 1,965a
lxxiii
9,33 6,93 6,93
Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Persiapan Kandang
Gambar 2. Persiapan Kandang
Gambar 3. Ayam Broiler Strain Cobb
Gambar 4. Ayam Broiler Strain Lohmann
Gambar 5. Pakan Komersil BR-1 lxxiv
Gambar 6. Pakan Komersil BPII
Gambar 7. Penyusunan Pakan Formulasi Sendiri
Gambar 8. Penimbangan Ayam Broiler
Gambar 9. Pemberian Pakan
Gambar10. Penimbangan Bobot Akhir
Gambar 11. Pemotongan Ayam Broiler
Gambar 12. Pencabutan Bulu Ayam Broiler lxxv
Gambar 13. Penimbangan Bobot Ayam Broiler
Karkas
Gambar 14. Penimbangan Bobot Hati
Gambar 15. Penimbangan Bobot Jantung
Gambar 16. Penimbangan Bobot Rempela
Gambar 17. Penimbangan Lemak Abdominal lxxvi