PEMERINTAH KU
TE
TA
UD A
G YA W A N
BOGOR
BADAN PERIZINAN TERPADU
SA
GA R B ER IMAN
KABUPATEN
JALAN TEGAR BERIMAN No. 40 TELP. (021) 8751090 FAX. (021) 8750871 CIBINONG – 16914
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOGOR Nomor
: ……………………..
Lampiran
: 1 (satu) dokumen
TENTANG PENETAPAN RENCANA STRATEGIS BADAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018
Menimbang
:
a.
bahwa berdasarkan Pasal 89 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018;
b.
bahwa berdasarkan Pasal 97 ayat (6) Peraturan Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Kepala SKPD menetapkan Renstra SKPD menjadi pedoman unit kerja dalam menyusun rancangan Rencana Kerja (Renja) SKPD;
Mengingat
:
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, dipandang perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan Perizinan Terpadu (BPT) Kabupaten Bogor tentang Penetapan Renstra BPT Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 sebagai pedoman dalam menyusun rancangan Renja BPT Kabupaten Bogor.
1.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tahun 1950 Nomor 8) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah UndangUndang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);
2.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3815);
3.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
2
5.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
8.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
9.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4385);
10. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589);
3
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Reublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741): 15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Repblik Indonesia Nomor 4817); 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Tahun 2011 Nomor 310);
4
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Tahun 2010 Nomor 517); 18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri E) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 25 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 88); 19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 64); 20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 Nomor 25 Seri E); 21. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 200 Nomor 7);
5
22. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan dan Kedudukan Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 37); 23. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Nomor 12 Tahun 2008); 24. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 19 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 36); 25. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 27 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 27); 26. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 8 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2009 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 37); 27. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2014 Nomor 5); MEMUTUSKAN Menetapkan KESATU
: :
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini;
6
KEDUA
:
KETIGA
:
KEEMPAT
:
Renstra sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU merupakan penjabaran dari RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 dan menjadi pedoman dalam menyusun rancangan Renja Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor sampai tahun 2018; Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya keputusan ini dibebankan kepada Anggaran Pedapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bogor; Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Pada Tanggal
: Cibinong : Desember 2014
Plt. KEPALA BADAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOGOR,
Drs. BURHANUDIN, M.Si Pembina Utama Muda NIP. 196404181985031015
7
Rencana Strategis Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013 - 2018
BADAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014 Pemerintah Kabupaten Bogor Jl.Tegar Beriman No.40 Telp. (021) 8751090 Cibinong – 16914 Tahun 2011
KATA PENGANTAR
Puji
dan
tersusunnya
syukur
kami
panjatkan
ke
hadirat
Allah
SWT
atas
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun
2013 – 2018. Renstra ini merupakan penjabaran dari RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013 – 2018 sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Badan Perizinan Terpadu. Renstra memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Program dan Kegiatan Badan Perizinan Terpadu tahun 2013 – 2018. Dalam Renstra juga memuat sasaran kegiatan berupa indikator output kegiatan sebagai upaya untuk menyusun suatu perencanaan yang terpadu dan berorientasi hasil. Penyusunan Renstra ini secara teknis berpedoman pada Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ tertanggal 11 Agustus 2005 tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah. Demikian Renstra Badan Perizinan Terpadu disusun sebagai acuan bagi pelaksana tugas di Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor.
Cibinong,
Desember
2014
Plt. Kepala Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor,
Drs. BURHANUDIN, M.Si Pembina Utama Muda NIP. 196404181985031015
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
DAFTAR ISI Kata Pengantar
i
Daftar Isi
ii
Daftar Tabel
Iv
Daftar Gambar
vi
BAB
I
1
1.1
Latar Belakang ……………………………………………………………..
1
1.2
Landasan Hukum …………………………………………………………
2
1.3
Maksud dan Tujuan ……………………………………………….………
5
1.4
Sistematika Penulisan …………………………………………………….
6
BAB
II
8
Pendahuluan
Gambaran Pelayanan Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor
2.1
Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Badan Perizinan
8
Terpadu Kabupaten Bogor..……………………………………………… 2.2
Sumber Daya Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor.………
15
2.3
Kinerja Pelayanan Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor…
20
2.4
Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Badan
23
Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor………………..………………… BAB
III
Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
3.1
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
25 25
Pelayanan SKPD……………………………………………………………. 3.2
Telaahan Visi, Misi dan Program Kerja Bupati dan Wakil Bupati
25
Terpilih....................................................................................... 3.3
Telaahan Renstra Kementrian dan Lembaga (K/L) dan Renstra
32
Provinsi……………………………………………………………………….. 3.4
Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
34
Hidup Strategis……………………………………………………………… 3.5
Penentuan Isu-isu Strategis………………………...……………………
36
BAB
IV
Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
40
4.1
Visi dan Misi Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor……..…
40
4.2
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah………………………….……
43
4.3
Strategi dan Kebijakan………………………………….…………………
44
BAB V
Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja,
46
Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif………………..
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
ii
BAB VI
Indikator Kinerja BPT Yang Mengacu Pada Tujuan dan
47
Sasaran RPJMD ……………………………………………………… BAB VII
PENUTUP ...……………………………………………………………
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
48
iii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1
Pencapaian Kinerja Pelayanan pada BPT Kabupaten Bogor 2009-2013
Tabel 2.2
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Badan Perizinan Terpadu
Tabel 2.a
Jumlah Pegawai Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2014
Tabel 2.b
Jumlah Pegawai berdasarkan Pendidikan
Tabel 2.c
Jumlah Pegawai Negeri Sipil berdasarkan jabatan
Tabel 2.d
Jumlah Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Golongan/ Pangkat
Tabel 2.e
Anggaran dan Realisasi Tahun 2009-2013
Tabel 2.f
Tanah dan Bangunan Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor
Tabel 2.g
Sarana dan Prasarana Badan
Tabel 2.h
Kendaraan Operasional Badan Perizinan Terpadu
Tabel 2.3.1
Rekapitulasi izin tahun 2009-2012
Tabel 2.3.2
Rekapitulasi investasi penanaman modal tahun 2009-2012
Tabel 2.3.3
Rekapitulasi investasi penanaman modal tahun 2009-2012
Tabel 3
Faktor
Penghambat
dan
Pendorong
Pelayanan
Badan
Perizinan Terpadu Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati Tabel 4.2
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Badan Perizinan Terpadu
Tabel 5.1
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran Dan Pendanaan Indikatif Bpt Kabupaten Bogor
Tabel 6.1
Indikator Kinerja SKPD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
iv
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Struktur Organisasi Badan Perizinan Terpadu
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
v
LAMPIRAN
KEPUTUSAN BUPATI BOGOR NOMOR : TANGGAL :
RENCANA STRATEGIS BADAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1
LATAR BELAKANG Berkenaan dengan RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 05 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 sejalan dengan Pasal 7 Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2004 dan Pasal 151 Undang-
undang Nomor 32 Tahun 2004, bahwa setiap satuan kerja perangkat daerah
diwajibkan
menyusun
Rencana
Strategis
Satuan
Kerja
Perangkat Daerah (Renstra SKPD). Renstra-SKPD dimaksud memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya dengan berpedoman pada RPJMD yang disertai dengan target indikator kinerja dan pendanaannya yang bersifat indikatif. Selain itu, ketentuan mengenai tatacara penyusunan Rencana Strategis SKPD telah diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, yang merupakan pedoman pelaksanaan yang wajib diacu oleh seluruh SKPD dalam menyusun Renstra SKPD. Dalam ketentuan lainnya yaitu Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah disebutkan bahwa perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional dan global serta tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.Dokumen Rencana Strategis setidaknya memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi (cara mencapai tujuan dan sasaran), yang memuat kebijakan, program dan kegiatan. Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
I- 1
Sesuai
dengan
ketentuan-ketentuan
di
atas,
maka
Badan
Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor perlu menyusun dan menetapkan Rencana Strategis (Renstra) Badan Perizinan Terpadu Tahun 20132018
sebagai
penjabaran
dari
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018. Renstra
Badan
Perizinan
Terpadu
ini
merupakan
dokumen
perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun yang akan datang dan dirumuskan
secara
sistematis
dan
berkesinambungan
dengan
memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. 1.2
LANDASAN HUKUM Penyusunan Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 didasarkan kepada : 1.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tahun 1950 Nomor 8) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan
Daerah-daerah
Kabupaten
Dalam
Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 2.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3815);
3.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4.
Undang-Undang
Nomor
25
Tahun
2004
tentang
Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
I- 2
Indonesia tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 5.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Undang-Undang
Nomor
32
tahun
2004
tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7.
Undang-Undang
Nomor
17
Tahun
2007
tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 8.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
9.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Reublik Indonesia Tahun 2005
Nomor
140,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Nomor 4578); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741):
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
I- 3
12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Repblik Indonesia Nomor 4817); 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana
telah
beberapa
kali
diubah,
terakhir
dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Tahun 2011 Nomor 310); 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun
2008
tentang
Tahapan,
Tata
Cara
Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Tahun 2010 Nomor 517); 15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri E) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 25 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 88); 16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 64); 17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 Nomor 25 Seri E); 18. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
I- 4
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 200 Nomor 7); 19. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan
dan
Kedudukan
Organisasi
Perangkat
Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 37); 20. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Nomor 12 Tahun 2008); 21. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 19 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 36); 22. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 27 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Bogor
Tahun
2005-2025
(Lembaran
Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 27); 23. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 8 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2009 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 37); 24. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 05 Tahun 2014 tentang
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
(RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018. 25. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pembentukan Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor. 1.3
MAKSUD DAN TUJUAN Rencana Strategis (Renstra) Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor tahun 2013-2018 dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan jangka menengah yang menjabarkan RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
sesuai
Kabupaten
Bogor
tugas
dan
sebagaimana
fungsi
Badan
diatur
dalam
Perizinan Peraturan
Terpadu Daerah
Kabupaten Bogor Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pembentukan Badan Perizinan Terpadu. Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
I- 5
Tujuan Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 adalah untuk dijadikan landasan/ pedoman/acuan dalam penyusunan Renja Badan Perizinan Terpadu, penguatan peran para stakeholder dalam pelaksanaan Renja Badan Perizinan Terpadu, serta sebagai dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima tahunan Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor. 1.4
SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika
penulisan
Renstra
Badan
Perizinan
Terpadu
Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Pada
bab
ini
menjelaskan
mengenai
latar
belakang,
landasan hukum, maksud dan tujuan dan sitematika penulisan. BAB II
GAMBARAN PELAYANAN SKPD Pada bab ini menjelaskan mengenai Struktur
Organisasi,
Sumber
Daya
Tugas, Fungsi dan Badan
Perizinan
Terpadu, Kinerja Pelayanan Badan Perizinan Terpadu dan Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Badan Perizinan Terpadu. BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Pada
bab
ini
menjelaskan
mengenai
Identifikasi
permasalahan berdasarkan Tugas dan fungsi Pelayanan Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor, Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih,
Telaahan
Renstra
K/L,
Telaahan
RTRW
dan
Penentuan Isu-isu Strategis. BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Pada bab ini menjelaskan mengenai pernyataan Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah serta Strategi dan Kebijakan Badan Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor.
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
I- 6
BAB V
RENCANA
PROGRAM
KINERJA,
KELOMPOK
DAN
KEGIATAN,
SASARAN
DAN
INDIKATOR PENDANAAN
INDIKATIF Pada bab ini menjelaskan mengenai rencana program dan kegiatan,
indikator
kinerja,
kelompok,
sasaran
dan
pendanaan indikatif. BAB VI
INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
BAB VII
PENUTUP Menjelaskan
ringkasan
Renstra
langkah-langkah
yang
akan
dilaksanakan BPT kabupaten Bogor dalam mengimplementasikan Renstra.
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
I- 7
BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOGOR
2.1
TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOGOR Badan Perizinan Terpadu (BPT) Kabupaten Bogor mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perizinan dan penanaman modal daerah.
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Badan
Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor mempunyai fungsi, sebagai berikut : a.
perumusan kebijakan teknis di bidang perizinan dan penanaman modal;
b.
pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang perizinan dan penanaman modal;
c.
pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perizinan dan penanaman modal;
d.
penyelenggaraan pelayanan administrasi perizinan;
e.
pelaksanaan koordinasi pelayanan perizinan;
f.
pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan perizinan; dan
g.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.1.1 Tugas Fungsi Adapun tugas dan fungsi dari masing-masing Kepala Badan, Sekretariat Badan dan Bidang-bidang adalah sebagai berikut : 1.
Kepala Badan Kepala Badan mempunyai tugas membantu Bupati dalam memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan kebijakan teknis
Badan
sesuai
lingkup
tugasnya.
Untuk
menyelenggarakan tugas tersebut, Kepala Badan mempunyai fungsi : a. Penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
II- 8
teknis
sesuai
dengan
kebijakaan
umum
pelayanan
perizinan; b. Penyelenggaraan
penetapan
Program
kerja
dan
Perencanaan kegiatan Pelayanan Perizinan; c. Penyelenggaraan fasilitas pelayan perizinan; d. Penyelenggaraan
pembinaan
ketatausahaan
Badan
meliputi program,keuangan dan umum. 2.
Sekretariat Badan Sekretariat bertanggung
Badan jawab
mempunyai kepada
tugas Kepala
membantu Badan
dan
dalam
melaksanakan pengelolaan ketatausahaan Badan. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Sekretariat mempunyai fungsi : a. pengkoordinasian penyusunan program dan pelaporan Badan; b. pengumpulan, pengolahan dan analisis data Badan; c. pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian Badan; d. pengelolaan administrasi keuangan Badan; e. pengelolaan situs web Badan; dan f. pelaksaaan
monitoring,
evaluasi
dan
penyusunan
pelaporan kinerja Badan. Dalam melaksanakan tugas Sekretariat dibantu oleh Sub Bagian Program dan Pelaporan, Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dan Sub Bagian Keuangan. Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas membantu penyusunan
Sekretaris program
dalam dan
melaksanakan pelaporan
pengelolaan
Badan.
Untuk
menyelenggarakan tugas tersebut, Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai fungsi : a. penyiapan bahan pengkoordinasian penyusunan program Badan; b. pengumpulan, pengolahan dan analisis data Badan; c. pelaksanaan pembinaan hubungan masyarakat; d. pelaksanaan pengelolaan situs web Badan; dan
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
II- 9
e. pelaksanaan
monitoring,
evaluasi
dan
penyusunan
pelaporan kinerja Badan. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas membantu Sekretariat dalam melaksanakan pengelolaan administrasi
umum
dan
kepegawaian
Badan.
Untuk
menyelenggarakan tugas tersebut, Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi: a. pelaksanaan
pengelolaan
administrasi
umum,
urusan
rumah tangga, surat menyurat, kearsipan dan perjalanan dinas; b. pengadaan, pemeliharaan dan inventarisasi perlengkapan; c. penyiapan materi hukum dan ketatalaksanaan; dan d. pengelolaan administrasi kepegawaian Badan. Sub
Bagian
Sekretariat
Keuangan
melaksanakan
mempunyai
tugas
membantu
penyusunan
dan
pengelolaan
administrasi keuangan Badan. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi: a. pengelolaan administrasi keuangan Badan; b. pengelolaan administrasi penyusunan anggaran Badan; dan c. pengelolaan
pengendalian
dan
pertanggungjawaban
administrasi keuangan Badan. 3.
Bidang Pelayanan Perizinan Bidang Pelayanan Perizinan mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam melaksanakan pelayanan perizinan. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Bidang Pelayanan Perizinan mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan dan pengkoordinasian pelayanan perizinan usaha; b. perumusan kebijakan dan pengkoordinasian pelayanan perizinan non usaha. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Bidang Pelayanan Perizinan dibantu
oleh Sub Bidang Perizinan
Usaha dan Sub Bidang Non Perizinan Usaha.
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
II- 10
Sub Bidang Perizinan Usaha mempunyai tugas membantu Bidang Pelayanan Perizinan dalam melaksanakan pengelolaan pelayanan perizinan usaha. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Sub Bidang Perizinan Usaha mempunyai fungsi : a. penyusunan
petunjuk
teknis
pelayanan
administrasi
dokumen perizinan usaha; b. pelaksanaan penelitian lapangan dan teknis perizinan bidang usaha dengan Tim Teknis; dan c. pelayanan proses penerbitan dokumen perizinan usaha. Sub
Bidang
Perizinan
Non
Usaha mempunyai
tugas
membantu Bidang Pelayanan Perizinan dalam melaksanakan perumusan kebijakan pelayanan perizinan non usaha. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Sub Bidang Perizinan Non Usaha mempunyai fungsi: a. penyusunan
petunjuk
teknis
pelayanan
administrasi
dokumen perizinan non usaha; b. pelaksanaan penelitian lapangan dan teknis perizinan non usaha dengan Tim Teknis; dan c. pelayanan proses penerbitan dokumen perizinan non usaha. 4.
Bidang Penanaman Modal Bidang Penanaman Modal mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam melaksanakan pengelolaan penanaman modal daerah. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Bidang Penanaman Modal mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan pengembangan penanaman modal daerah; dan b. perumusan kebijakan promosi dan kerjasama penanaman modal daerah. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Bidang Penanaman Modal dibantu oleh Sub Bidang Pengembangan Penanaman Modal; dan Sub Bidang Promosi dan Kerjasama. Sub Bidang Pengembangan Penanaman Modal mempunyai tugas
membantu
melaksanakan
Bidang
Penanaman
penyelenggaraan
kebijakan
Modal
dalam
pengembangan
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
II- 11
penanaman modal daerah. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Sub Bidang Pengembangan Penanaman Modal mempunyai fungsi: a. pelaksanaan
penyusunan
kebijakan
pengembangan
penanaman modal daerah dalam bentuk rencana umum dan rencana strategis; b. perumusan kebijakan regulasi penanaman modal; c. penyusunan peta investasi daerah dan identifikasi potensi sumber daya daerah; d. penyusunan kebijakan pemberian insentif penanaman modal diluar fasilitas fiskal dan non fiskal nasional yang menjadi kewenangan daerah; e. pemaduserasian dan/atau pengkoordinasian
penanaman
modal dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah; f. penelitian dan pengkajian potensi-potensi pengembangan penanaman modal; g. identifikasi
sumber-sumber
potensi
daerah
untuk
kepentingan perencanaan perizinan dan penanaman modal; dan h. Pelaksanaan
pengkajian,
penilaian,
pengawasan
dan
evaluasi kebijakan pengembangan penanaman modal. Sub Bidang Promosi dan Kerjasama mempunyai tugas membantu Bidang Penanaman Modal dalam melaksanakan penyelenggaraan
kebijakan
promosi
dan
kerjasama
penanaman modal. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Sub Bidang Promosi dan Kerjasama mempunyai fungsi : a. penyusunan
petunjuk
teknis
promosi
dan
kerjasama
penanaman modal daerah; b. perumusan bahan hubungan kerja dan investasi, baik hubungan antar Pemerintah maupun swasta; c. pengajuan usulan dan penyiapan materi serta fasilitasi kerjasama
dan
promosi
dengan
hubungan
antar
Kabupaten/Kota, Provinsi, Pusat, Luar Negeri dan dunia usaha
serta
memproses
SP
PMA/PMDN
di
bidang
penanaman modal; dan Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
II- 12
d. pelaksanaan promosi penanaman modal daerah baik di dalam negeri maupun ke luar negeri 5.
Bidang Data dan Pengendalian Bidang
Data
dan
Pengendalian
mempunyai
tugas
membantu Kepala Badan dalam melaksanakan pengelolaan data dan pengendalian perizinan dan penanaman modal. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Bidang Data dan Pengendalian mempunyai fungsi : a. perumusan
kebijakan
pengelolaan
data
dan
sistem
informasi perizinan dan penanaman modal; dan b. pelaksanaan
perumusan
pengendalian
perizinan
dan
penanaman modal. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi terebut, Bidang Data dan Pengendalian dibantu oleh Sub Bidang Data; dan Sub Bidang Pengendalian. Sub Bidang Data mempunyai tugas membantu Bidang Data dan Pengendalian dalam melaksanakan penyelengaraan pengelolaan data perizinan dan penanaman modal. Untuk menyelenggarakan
tugas
tersebut,
Sub
Bidang
Data
mempunyai fungsi : a. penyusunan petunjuk teknis pengelolaan data perizinan, kearsipan dan sistem informasi perizinan; b. pelaksanaan pengumpulan, pengolahan dan pemutakhiran data perizinan dan penanaman modal; c. pelaksanaan manajemen kearsipan dokumen perizinan dan penanaman modal; dan d. pelaksanaan pembangunan dan pengembangan sistem informasi pelayanan perizinan dan penanaman modal. Sub Bidang Pengendalian mempunyai tugas membantu Bidang
Data
dan
Pengendalian
dalam
melaksanakan
penyelenggaraan pengendalian perizinan dan pengaduan. Untuk
menyelenggarakan
tugas
tersebut,
Sub
Bidang
Pengendalian mempunyai fungsi: a. penyusunan petunjuk teknis pengendalian perizinan dan pengaduan atas kinerja pelayanan perizinan; Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
II- 13
b. pengendalian proses pelayanan perizinan dan dokumen non perizinan; dan c. pelaksanaan
pengkoordinasian
penanganan
pengaduan
dalam pelayanan perizinan dan dan pelayanan penanaman modal. 2.1.2. Struktur Organisasi Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pembentukan Badan Perizinan Terpadu. Badan Perizinan Terpadu merupakan perangkat daerah sebagai unsur
pelaksana
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah,
dipimpin oleh Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Kepala Badan Perizinan Terpadu dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 1 (satu) Sekretariat, 3 (tiga) Sub Bagian, 3 (tiga) Bidang dan 6 (enam) Sub Bidang. Susunan organisasi Badan Perizinan Terpadu adalah sebagai berikut: a. Kepala Badan; b. Sekretariat, membawahkan : 1. Sub Bagian Program dan Pelaporan; 2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan 3. Sub Bagian Keuangan. c. Bidang Pelayanan Perizinan, membawahkan : 1. Sub Bidang Pelayanan Perizinan Usaha; dan 2. Sub Bidang Pelayanan Perizinan Non Usaha. d. Bidang Penanaman Modal, membawahkan : 1. Sub Bidang Pengembangan Penanaman Modal; dan 2. Sub Bidang Promosi dan Kerjasama. e. Bidang Data dan Pengendalian, membawahkan : 1. Sub Bidang Data; dan 2. Sub Bidang Pengaduan dan Pengendalian.
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
II- 14
Secara lengkap Struktur Organisasi Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor, disajikan dalam Gambar 2.1.
KEPALA BADAN Kelompok Jabatan Fungsional
Sekretariat
Sub Bagian Program dan Pelaporan
Bidang Penanaman Modal
Bidang Pelayanan Perizinan
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian n
Sub Bagian Keuangan
Bidang Data dan Pengendalian
Sub Bidang Pengembangan Penanaman Modal
Sub Bidang Pelayanan Perizinan Usaha
Sub Bidang Data
Sub Bidang Promosi dan Kerjasama
Sub Bidang Pelayanan Perizinan Non Usaha
Sub Bidang Pengaduan dan Pengendalian
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Badan Perizinan Terpadu
2.2 SUMBER DAYA BADAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOGOR 1.
Kondisi Umum Pegawai Jumlah pegawai keseluruhan yang ada di Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor sebanyak 137 orang yang terdiri dari PNS 89 Orang, Outsourching 25 Orang, tenaga keamanan 12 Orang. Untuk selengkapnya dapat dilihat tabel berikut :
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
II- 15
Tabel 2.a Jumlah Pegawai Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2014 No
PEGAWAI
JUMLAH (
%
ORANG) 1.
PNS
89
64.8
2.
Outsorching
25
18.1
3.
Petugas Keamanan
12
8.6
4.
Petugas Kebersihan
9
6.3
5.
Petugas Mekanik
2
1.2
137
100
JUMLAH
Tabel 2.b Jumlah Pegawai berdasarkan Pendidikan N0
Pendidikan
Jumlah (orang)
%
Strata-3 ( S3 )
1
0.7
2
Strata-2 ( S2 )
19
13.9
3
Strata-1 ( S1 )
50
36.6
4
Diploma 3
4
2.9
5
SLTA/SMK
15
10.9
B
Outsourching
1
Strata-1 ( S1 )
14
10.4
2
Diploma 3
8
5.7
3
SLTA/SMK
3
2.2
C
Petugas Keamanan
1
SLTA/SMK
12
8.5
D
Petugas Kebersihan
1
SLTA/SMK
3
2.2
2
SLTP/SMP
6
4.5
E
Petugas Mekanik
1
SLTA/SMK
1
0.7
2
SLTP/SMP
1
0.7
137
100
A
PNS
1
Jumlah
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
II- 16
Tabel 2.c Jumlah Pegawai Negeri Sipil berdasarkan jabatan. N0
Jabatan/Staf
Jumlah (orang )
%
1.
Eselon II
1
1.1
2.
Eselon III
4
4.5
3.
Eselon IV
9
10.2
4
Fungsional
1
1.1
5
Staf / Pelaksana
74
83.1
89
100.00
Jumlah
Tabel 2. d Jumlah Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Golongan/ Pangkat Golongan
N0
PNS
Jumlah (orang )
%
1.
IV
5
5,6
2.
III
62
69.7
3.
II
21
23,6
4
I
1
1,1
89
100
JUMLAH 1. Kondisi Umum Anggaran
Anggaran Belanja Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor tahun 2009-2013 telah
ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bogor, dan dituangkan lebih lanjut dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). Perkembangan anggaran dan realisasi belanja daerah menurut kelompok belanja dari tahun 2009-2013, sebagai berikut : Tabel 2.e Anggaran dan Realisasi Tahun 2009-2013 Tahun
Anggaran ( Rp .)
Realisasi
%
2009
17.960.009.000
15.174.720.285
84,49
2010
17.765.626.000
16.559.340.066
93,21
2011
15.017.098.000
14.311.382.505
95,30
2012
15.410.321.000
14.606.843.486
94,79
2013
18.633.900.000
17.151.478.561
92,04
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
II- 17
2. Kondisi Umum Sarana Kerja. Sarana dan prasarana Badan Perizinan Terpadu tahun 2013, dapat diuraikan sebagai berikut: Tabel 2.f Tanah dan Bangunan Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor No
Uraian
Jumlah
Satuan
1
Tanah
1
1.579 m2
2
Gedung A dan Gedung B
2
Unit Gedung A. -.Lantai 1: 370 m2 .Lantai 2:175 m2. Gedung B. -. Lantai 1 : 243,75 m2 -. Lantai 2 : 243,75 m2 -. Lantai 3 : 243,75 m2.
3
Listrik
1
Jaringan
4
Air
1
Jaringan
5
Telpon
2
Jaringan
6
Area Parkir
1
m2
7
Ruang Rapat
1
8
Ruang Arsip
1
9
Koperasi
1
10
Taman Luar
1
11
Kantin
1
m2
Tabel 2.g Sarana dan Prasarana Badan. No
Uraian
Jumlah
Satuan
1
Lemari Buku
5
Unit
2
Lemari Besi
47
Unit
3
Kursi Tamu (sofa)
7
Buah
4
Kursi Rapat
22
Buah
5
Kursi putar
19
Buah
6
Kursi Kerja
93
Buah
7
Meja Kerja1/2 biro
91
Buah
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
II- 18
8
Filling Cabinet
14
Unit
9
Air Conditioner
39
Unit
10
Mesin Tik
15
Buah
11
White Board
5
Buah
12
Komputer
59
Unit
13
Kalkulator
2
Buah
14
Printer
34
Buah
15
Mesin Fax
1
Buah
16
Kursi Lipat
36
Buah
17
Alat Pemadam Kebakaran
7
Buah
18
Brangkas
1
Buah
19
OHP +layar
3
Buah
20
Wireless
2
Buah
21
Rak Arsip
25
Unit
22
Sound System
1
Unit
23
Pesawat Telepon
6
Unit
23
Mesin Potong Rumput
4
Buah
24
Scanner
4
Buah
25
Handycam
4
Buah
26
Pesawat Televisi
3
Buah
27
Lemari Es/Kulkas
2
Buah
28
Lemari Makan
8
Buah
29
Laptop
7
Buah
30
Vacum Cleaner
2
Buah
31
Meja Rapat
2
Buah
Tabel 2.h Kendaraan Operasional Badan Perizinan Terpadu No 1
Uraian Kendaraan roda 4
Jumlah 12
Keterangan 1
Unit Tahun 1996
1
Unit Tahun 2004
1
Unit Tahun 2005
1
Unit Tahun 2007
1
Unit Tahun 2009.
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
II- 19
2
2.3
Kendaraan roda 2
10
3
Unit Tahun 2010.
2
Unit Tahun 2011
1
Unit Tahun 2012
1
Unit Tahun 2013
2
Unit Tahun 2009
3
Unit Tahun 2005
5
Unit Tahun 2013
KINERJA PELAYANAN BADAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOGOR Kewenangan
BPT
dalam
menyelenggarakan
pelayan
perizinan
mengacu Kepada Peraturan Daerah Nomor 23 tahun 2008 tentang Pembentukan Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor, dimana dalam peraturan Daerah tersebut dijelaskan bahwa Badan Perizinan Terpadu
mempunyai
kewenangan
untuk
memberikan
pelayanan
perizinan kepada masyarakat dalam memperoleh izin. Pelayanan kinerja yang telah dicapai yang berkaitan dengan Perizinan dan Penanaman Modal adalah sebagai berikut (telampir dalam tabel 2.1 dan tabel 2.2).
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
II- 20
Sampai dengan tahun 2014 dalam menyelenggarakan pelayanan perizinan BPT Kabupaten Bogor telah menangani 71 jenis pelayanan perizinan sesuai dengan Peraturan Bupati Bogor Nomor 11 Tahun 2014 tentang
Pendelegasian
Kewenangan
Penandatanganan
Dokumen
Administrasi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan Kepada Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang terdiri dari; 1. Izin Lokasi; 2. Izin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT); 3. Izin Mendirikan Bangunan Gedung (IMBG); 4. Izin Gangguan (HO); 5. Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi; 6. Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi; 7. Tanda Daftar Usaha Daya Tarik Wisata; 8. Tanda Daftar Usaha Kawasan Pariwisata; 9. Tanda Daftar Usaha Jasa Transportasi Wisata; 10. Tanda Daftar Usaha Perjalanan Wisata; 11. Tanda Daftar Usaha Jasa Makanan dan Minuman; 12. Tanda Daftar Usaha Penyediaan Akomodasi; 13. Tanda Daftar Usaha Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi; 14. Tanda
Daftar
Usaha
Penyelenggaraan
Pertemuan,
Perjalanan
Insentif, Konfrensi dan Pameran; 15. Tanda Daftar Usaha Jasa Informasi Pariwisata; 16. Tanda Daftar Usaha Jasa Konsultan Pariwisata; 17. Tanda Daftar Usaha Jasa Pramuwisata; 18. Tanda Daftar Usaha Wisata Tirta; dan 19. Tanda Daftar Usaha Spa. 20. Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK); 21. Izin Penyelenggaraan Reklame; 22. Izin Pembuangan Air Limbah (IPAL); 23. Persetujuan Prinsip Industri; 24. Izin Usaha Industri (IUI); 25. Tanda Daftar Industri (TDI); 26. Tanda Daftar Perusahaan (TDP); 27. Tanda Daftar Gudang (TDG); 28. Izin Perluasan Industri; Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
II- 21
29. Persetujuan Prinsip Kawasan Industri; 30. Izin Usaha Kawasan Industri; 31. Izin Perluasan Kawasan Industri; 32. Izin Usaha Perdagangan (SIUP); 33. Izin Usaha Toko Modern (IUTM); 34. Izin Usaha Pusat Perbelanjaan; 35. Izin Usaha Pengelolaan Pasar Tradisional; 36. Izin Pemakaian Air Tanah (IPk); 37. Izin Pengusahaan Air Tanah (IPh); 38. Izin Pemakaian Air Tanah Eksplorasi (IPk-E); 39. Izin Pengusahaan Air Tanah-Eksplorasi (IPh-E) 40. Izin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA); 41. Izin Salon Type C dan D; 42. Izin Laboratorium Kesehatan Swasta; 43. Izin Toko Obat; 44. Izin Mendirikan Klinik; 45. Izin Operasional Klinik; 46. Izin Apotek; 47. Izin Klinik Kecantikan Estetika; 48. Izin Usaha Rumah Potong Hewan (RPH) 49. Usaha Budidaya Ternak; dan 50. Usaha Pembibitan. 51. Usaha Budidaya Ikan di Perairan Umum; 52. Usaha Budidaya Kolam Air Deras; 53. Usaha Budidaya Ikan Kolam Air Tenang; 54. Usaha Budidaya Ikan Hias; dan 55. Usaha Penampungan Ikan. 56. Izin Pemakaian Tanah Daerah Milik Jalan (Damija); 57. Izin Pemakaian Tanah Daerah Manfaat Jalan (Damaja); 58. Izin Pemakaian Tanah Daerah Pengawasan Jalan (Dawasja); 59. Izin Usaha Obat Hewan; 60. Izin Pemakaian Instalasi Penangkal Petir; 61. Izin Optikal; 62. Izin Klinik Radiologi; 63. Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal; 64. Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal;dan Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
II- 22
65. Izin Usaha Penggabungan (merger) Penanaman Modal. Non Perizinan, terdiri atas : 1. Surat Keterangan Penyimpanan Barang; 2. Surat Pengantar Pengalihan Kepemilikan Asing; 3. Surat Terdaftar Pengobatan Tradisional (STPT); 4. Sertifikat Laik Sehat Depot Air Minum Isi Ulang; 5. Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Jasa Boga; dan 6. Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran. 2.4
TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN BADAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOGOR. Sebagai
Lembaga
yang
menangani
administrasi
Perizinan
di
Kabupaten Bogor, tentunya terdapat beberapa tantangan dalam melaksanakan menjadikan
tugas
dan
penghambat
fungsinya,
dalam
tantangan
melaksanakan
tersebut
pelayanan
tidak publik
namun harus dapat dieliminalisir.demikian pula dengan peluang yang ada harus dapat dikembangkan sebagai perbaikan-perbaikan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam reformasi birokrasi. Berdasarkan
kondisi
lingkungan
Terpadu, maka untuk menyusun diperlukan
analisis
strategis Badan Perizinan
strategi pencapaian visi dan misi,
lingkungan internal dan eksternal
(SWOT
Analisis). Lingkungan internal meliputi Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses). Lingkungan eksternal meliputi Peluang (Oppurtunity)
dan
Ancaman
(Threaths).
Masing-masing
kondisi
lingkungan internal dan eksternal sebagai berikut : 1. Lingkungan Internal KEKUATAN (S): 1).
Adanya Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pembentukan Badan Perizinan Terpadu;
2).
Kerjasama SDM cukup baik;
3).
Telah tersusunnya Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Grand Design Pelayanan Perizinan;
4).
Koordinasi dalam perencanaan penanaman modal dengan aparat kecamatan telah terjalin;
5).
Tingginya komitmen pimpinan untuk meningkatkan pelayanan. Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
II- 23
KELEMAHAN (W): 1).
Kuantitas dan kualitas SDM masih kurang;
2).
Sarana prasarana kerja belum memadai;
3).
Belum tersedianya data base potensi investasi dan perizinan daerah;
4).
Kebijakan penanaman modal masih ditangani pusat;
5).
Regulasi di bidang perizinan dan penanaman modal masih tumpang tindih.
2.
Lingkungan Eksternal PELUANG (O): 1).
Tersedianya potensi investasi di Kabupaten Bogor;
2).
Teknologi infomasi berkembang pesat;
3).
Tersedianya Perda 19 Tahun 2008 tentang RTRW Kabupaten Bogor;
4).
Operasionalisasi
pelayanan
perizinan
di
Badan
Perizinan
Terpadu sangat diharapkan oleh masyarakat; 5).
Dukungan Pemerintah Pusat dalam mewujudkan pelayanan prima.
ANCAMAN (T): 1).
Adanya persaingan pelayanan investasi dengan daerah lain;
2).
Koordinasi antar instansi dalam penyelanggaraan penanaman modal di daerah belum optimal;
3).
Masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya keberadaan investor di Kabupaten Bogor;
4).
Wilayah Kabupaten Bogor yang luas, rentang kendali pelayanan perizinan dan pengawasan serta pengendalian penanaman modal;
5).
Peraturan tingkat pusat sering berganti dan tidak konsisten.
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
II- 24
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN BADAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOGOR Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi, permasalahan tersebut antara lain : 1.
Kuantitas dan kualitas SDM masih kurang;
2.
Sarana prasarana kerja belum memadai;
3.
Belum tersedianya data base potensi investasi dan perizinan daerah;
4.
Kebijakan penanaman modal masih ditangani pusat;
5.
Regulasi di bidang perizinan dan penanaman modal masih tumpang tindih;
6.
Adanya persaingan pelayanan investasi dengan daerah lain;
7.
Koordinasi antar instansi dalam penyelanggaraan penanaman modal di daerah belum optimal;
8.
Masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya keberadaan investor di Kabupaten Bogor;
9.
Wilayah Kabupaten Bogor yang luas, rentang kendali pelayanan perizinan dan pengawasan serta pengendalian penanaman modal;
10. Peraturan tingkat pusat sering berganti dan tidak konsisten. 3.2
TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KERJA BUPATI DAN WAKIL BUPATI TERPILIH Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu organisasi harus dibawa berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif dan produktif. Visi dapat membantu organisasi untuk mendefinisikan kemana organisasi akan dibawa dan membantu mendefinisikan bagaimana pelayanan harus dilaksanakan. Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Visi adalah rumusan
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
III- 25
umum
mengenai
keadaan
yang
diinginkan
pada
akhir
periode
perencanaan. Sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 05 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018. Visi Pemerintah Kabupaten Bogor untuk periode tahun 2013-2018 adalah : “Kabupaten Bogor Menjadi Kabupaten Termaju di Indonesia” Makna pernyataan Visi Pemerintah Kabupaten Bogor di atas adalah : 1. Kabupaten Bogor adalah batas adminsitrasi Kabupaten Bogor di Provinsi Jawa Barat yang di dalamnya berkumpul sejumlah manusia atau masyarakat dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. 2. Termaju adalah
bahwa Kabupaten Bogor telah mencapai atau
berada pada tingkat kemajuan yang lebih tinggi atau masyarakat telah menuju ke arah yang lebih baik maupun berkembang ke arah yang lebih baik. termaju juga berarti bahwa Kabupaten Bogor sebagai suatu wilayah terus melakukan pengembangan diri untuk menyesuaikan diri
terhadap perubahan yang terjadi di dalam
maupun di luar. 3. Indonesia adalah negara kesatuan yang berdaulat dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) . Kondisi termaju di Indonesia pencapaiannya dapat diukur dengan melihat beberapa indikator sebagai berikut : 1. Indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM); 2. Indikator Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE); 3. Indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Harga Berlaku; 4. Indikator Pendapatan Asli Daerah (PAD); 5. Indikator Kesalehan Sosial
: Zakat, Infak dan Sodakoh (ZIS),
Keamanan dan Ketertiban.
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
III- 26
Pernyataan Misi Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak
yang
mengenal
berkepentingan
keberadaan
(stakeholders)
dan
peran
penyelenggaraan pemerintahan.
dapat
instansi
mengetahui
pemerintah
dan
dalam
Misi suatu instansi harus jelas dan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Misi juga terkait dengan kewenangan yang dimiliki oleh instansi pemerintah, sedangkan menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN), Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Pernyataan misi sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor
05
Tahun
2014
tentang
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018. Dalam rangka pencapaian visi tersebut di atas dengan tetap memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada serta tantangan ke depan, dan memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka ditetapkan 5 (lima) misi sebagai berikut: 1. Meningkatkan kesalehan sosial dan kesejahteraan masyarakat. 2. Meningkatkan
daya
saing
perekonomian
masyarakat
dan
pengembangan usaha berbasis sumberdaya alam dan pariwisata. 3. Meningkatkan
integrasi,
koneksitas,
kualitas
dan
kuantitas
infrastruktur wilayah dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan. 4. Meningkatkan
aksesibilitas
dan
kualitas
penyelenggaraan
pendidikan dan pelayanan kesehatan. 5. Meningkatkan
kinerja
penyelenggaraan
pemerintahan
dan
kerjasama antar daerah dalam kerangka tata kelola pemerintahan yang baik. Penjelasan yang terkandung di dalam rumusan kelima misi Pemerintah Kabupaten Bogor tersebut di atas serta keseselarasannya dengan rumusan misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut:
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
III- 27
1. Misi Pertama, yaitu Meningkatkan kesalehan dan kesejahteraan sosial
masyarakat.
Misi
ini
merupakan
upaya
Pemerintah
Kabupaten Bogor untuk menjaga keharmonisan dalam kehidupan sosial dan keagamaan dengan menjamin sepenuhnya hak-hak dasar masyarakat. Misi ini Provinsi
Jawa
Barat,
terkait dengan Misi Kelima Pemerintah
yaitu
Mengokohkan
Kehidupan
Sosial
Kemasyarakatan melalui Peningkatan Peran Pemuda, Olah Raga, Seni, Budaya dan Pariwisata dalam Bingkai Kearifan Lokal. 2. Misi
Kedua,
yaitu
Meningkatkan
daya
saing
perekonomian
masyarakat dan pengembangan usaha berbasis sumberdaya alam dan pariwisata. Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Bogor dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat terutama kesejahteraan pertumbuhan
di
bidang
ekonomi
ekonomi
yang
stabil
yang dan
dicapai
melalui
berkelanjutan
serta
meningkatkan kemandirian yang berlandaskan persaingan sehat serta memperhatikan nilai-nilai keadilan, kepentingan sosial, dan berwawasan lingkungan.
Misi ini terkait dengan Misi Kedua
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yaitu Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan. 3. Misi Ketiga, yaitu Meningkatkan integrasi, koneksitas, kualitas dan kuatitas infrastruktur wilayah dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
Misi ini merupakan upaya Kabupaten Bogor
dalam rangka menyediakan sarana dan prasarana, pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang mantap guna mendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan mendorong peningkatan
swadaya
masyarakat
dalam
memelihara
dan
membangun kualitas sarana dan prasarana publik. Misi ini terkait dengan Misi Keempat Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yaitu Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dengan Pembangunan Infrastruktur Strategis yang Berkelanjutan. 4. Misi Keempat yaitu Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan
pelayanan kesehatan.
Misi ini
merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Bogor dalam membangun sumberdaya manusia yang sehat dan cerdas yang pada gilirannya akan menjadi manusia yang produktif, kompetitif, dan dilandasi Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
III- 28
akhlak mulia sebagai kunci dari keberhasilan pelaksanaan misi yang lainnya. Misi ini terkait dengan Misi Pertama Pemerintah Provinsi
Jawa
Barat,
yaitu
Membangun
Masyarakat
yang
Berkualitas dan Berdaya Saing. 5. Misi
Kelima,
yaitu
Meningkatkan
kinerja
penyelenggaraan
pemerintahan dan kerjasama antar daerah dalam kerangka tata kelola pemerintahan yang baik.
Misi ini merupakan upaya
Pemerintah Kabupaten Bogor dalam terus menjaga cita-cita dalam pelaksanaan
pemerintahan
dan
pembangunan
yang
mengedepankan partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas, serta berorientasi pada penegakan supremasi hukum sebagai sarana untuk menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat. Misi ini terkait dengan Misi Ketiga Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yaitu Meningkatkan Kinerja Pemerintahan melalui Profesionalisme Tata Kelola dan Perluasan Partisipasi Publik. Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor sesuai tugasnya yaitu membantu Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
daerah
di
bidang
perizinan
dan
penanaman
modal
daerah,dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor mempunyai fungsi, sebagai berikut : a. perumusan kebijakan teknis di bidang perizinan dan penanaman modal; b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang perizinan dan penanaman modal; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perizinan dan penanaman modal; d. penyelenggaraan pelayanan administrasi perizinan; e. pelaksanaan koordinasi pelayanan perizinan; f.
pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan perizinan; dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Ditinjau dari sisi tugas penanaman modal, secara umum tugas BPT terkait dengan pencapaian visi dan seluruh misi Bupati dan Wakil Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
III- 29
Bupati, namun secara khusus, tugas dan fungsi BPT berkontribusi langsung dalam mendukung pencapaian misi ke 2 yaitu Meningkatkan daya
saing
perekonomian
masyarakat
dan
pengembangan
usaha
berbasis sumberdaya alam dan pariwisata dan misi ke 5 yaitu Meningkatkan kinerja penyelenggaraan Pemerintahan dan kerjasama antar daerah dalam kerangka tatakelola Pemerintahan yang baik. Dalam mencapai Visi, Misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih terdapat
faktor
pendorong
dan
penghambat
pelayanan
BPT
selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3. Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Badan Perizinan Terpadu Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati Visi : “Kabupaten Bogor menjadi Kabupaten Termaju di Indonesia”
No (1) 1.
Faktor
Misi dan Program KDH dan Wakil KDH terpilih
Permasalahan Pelayanan OPD
Penghambat
Pendorong
(2)
(3)
(4)
(5)
Misi 2 Meningkatkan daya saing ekonomi masyarakat dan pengembangan
usaha
berbasis sumberdaya alam dan pariwisata Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
Terwujudnya peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi
1.Kuantitas
1.Adanya
dan kualitas Peraturan SDM
masih Daerah
kurang;
Kabupaten
2.Sarana
Bogor
Nomor
prasarana
23
Tahun
kerja
belum 2008 tentang
memadai;
Pembentukan
3.Belum
Badan
tersedianya data
Perizinan
base Terpadu;
potensi
2.Koordinasi
investasi
dalam
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
III- 30
dan
perencanaan
perizinan
penanaman
daerah;
modal dengan
4.Kebijakan
aparat
penanaman
kecamatan
modal
telah terjalin;
masih
3.Tingginya
ditangani
komitmen
pusat;
pimpinan untuk
5.Regulasi di
meningkatk
bidang
an
perizinan
pelayanan.
dan penanaman
4.Kerjasama
modal
SDM cukup
masih
baik;
tumpang tindih.
5.Standar Operasional Prosedur (SOP)
dan
Grand Design Pelayanan Perizinan; 2.
Misi 5 Meningkatkan kinerja penyelenggaraan Pemerintahan
dan
kerjasama antar daerah dalam
kerangka
tatakelola pemerintahan yang baik Mewujudkan perangkat daerah yang berorientasi terhadap pelayanan publik;
Belum Optimalnya Pengelolaan Informasi
Belum tersedianya data base potensi
Standar Operasional
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
III- 31
Perizinan
investasi dan perizinan daerah;
Prosedur (SOP)
dan
Grand Design Pelayanan Perizinan;
3.3. TELAAHAN RENSTRA K/L DAN RENSTRA SKPD PROVINSI Dalam Renstra Badan Pelayanan Perizinan (BPPT) Provinsi Jawa Barat bahwa salah satu permasalahan yang menjadi kendala bagi perkembangan usaha di Indonesia adalah birokrasi perizinan. Kondisi pelayanan perizinan masih dihadapkan pada sistem yang belum efektif dan
efisien
serta
belum
sesuai
dengan
tuntutan
dan
harapan
masyarakat, terlihat dari banyaknya keluhan dari masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung mengenai kinerja aparatur. Banyaknya peraturan yang tumpang tindih, prosedur yang berbelit-belit, tidak ada kepastian jangka waktu penyelesaian, tingginya biaya yang harus dikeluarkan, banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi, sikap petugas yang kurang responsif, sarana yang kurang menunjang dan lain-lain menimbulkan citra kurang baik terhadap kinerja Pemerintah Daerah. Kebijakan pengembangan dan penyelenggaraan pelayanan perizinan terpadu di Provinsi Jawa Barat pada hakekatnya merupakan salah satu upaya perbaikan kualitas pelayanan perizinan untuk memberikan
pelayanan
prima
kepada
masyarakat
secara
berkesinambungan, yang dilaksanakan melalui pembenahan sistem pelayanan perizinan secara menyeluruh, dan terintegrasi dengan strategi maupun kebijakan nasional. Sejalan dengan kebijakan nasional dan provinsi tersebut, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD Pemerintah Kabupaten Bogor 2013-2018), prioritas pembangunan Kabupaten Bogor diarahkan pada: 1. Meningkatkan Kesalehan Sosial dan Kesejahteraan Masyarakat 2. Meningkatkan daya saing ekonomi masyarakat dan pengembangan usaha berbasis sumberdaya alam dan pariwisata
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
III- 32
3. Meningkatkan
integrasi,
koneksitas,
kualitas
dan
kuantitas
infrastruktur wilayah dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan 4. Meningkatkan
aksesibilitas
dan
kualitas
penyelenggaraan
pendidikan dan pelayanan kesehatan 5. Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan kerjasama antar daerah dalam kerangka tatakelola pemerintahan yang baik Kebijakan berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan tindakantindakan tertentu untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi, sesuai dengan hasil analisa SWOT, dimana Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Provinsi
Jawa
Barat
perlu
mengambil
strategi
dan
memunculkan kebijakan yang bersifat diversifikasi dalam melaksanakan Tugas, Fungsi pada organisasi untuk mendukung terhadap tujuan dan sasaran organisasi, maka kebijakan yang akan diambil yaitu : 1. Meningkatkan kinerja aparatur menjadi aparatur di bidang pelayanan perizinan yang handal dan professional. 2. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pelayanan perizinan yang memadai untuk mencapai SPM sesuai dengan alokasi anggaran yang tersedia. 3. Mengoptimalkan fungsi pemusatan database perizinan kewenangan provinsi Jawa Barat selain digunakan untuk kepentingan pelayanan perizinan juga digunakan sebagai alat pengendalian dan pembinaan oleh pemangku kepentingan di Jawa Barat. 4. Menerapkan prosedur yang jelas dan meningkatkan standard mutu dalam
pengelolaan
pelayanan
perizinan
guna
menciptakan
transparasi dan menghindari terjadinya KKN. 5. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pelayanan perizinan melalui koordinasi dan sinergitas pelayanan dengan OPD teknis. 6. Menciptakan kesadaran terpadu
peran
untuk
agar
aktif
masyarakat
mengoptimalkan
budaya
izin
sesuai
dalam
fungsi
menumbuhkan
pelayanan
tuntutan
dan
perizinan
kepentingan
masyarakat. 7. Meningkatkan pengolahan informasi perizinan untuk kepentingan publik Sejalan dengan kebijakan nasional dan provinsi tersebut, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD Pemerintah Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
III- 33
Kabupaten Bogor 2013-2018), prioritas pembangunan Kabupaten Bogor diarahkan pada: 1. Meningkatkan Kesalehan Sosial dan Kesejahteraan Masyarakat 2. Meningkatkan daya saing ekonomi masyarakat dan pengembangan usaha berbasis sumberdaya alam dan pariwisata 3. Meningkatkan
integrasi,
koneksitas,
kualitas
dan
kuantitas
infrastruktur wilayah dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan 4. Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kesehatan 5. Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan kerjasama antar daerah dalam kerangka tatakelola pemerintahan yang baik 3.4. TELAHAAN
RENCANA
TATA
RUANG
WILAYAH
DAN
KAJIAN
LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS Dalam Peraturan Daerah Nomor 19 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor tahun 2005-2025, disebutkan bahwa tujuan penataan ruang adalah
untuk mewujudkan : (a)
terselenggaranya pemanfaatan ruang wilayah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai dengan kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang selektif, efektif dan efisien, melalui pemberian Building Coverage Ratio (BCR) yang rendah pada kawasan yang memiliki nilai konservasi;(b) meningkatkan kualitas lingkungan pada kawasan lindung sebagai kawasan konservasi air dan tanah, melalui program rehabilitasi lahan, dengan kegiatan vegetatif dan sipil teknis serta kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak dapat mengganggu infrastruktur
fungsi yang
kawasan;
dapat
(c)
tercapainya
mendorong
perkembangan
pembangunan wilayah
dan
perekonomian masyarakat khususnya pada daerah-daerah tertinggal dan terisolasi guna menekan migrasi dari desa ke kota dengan pengembangan pengembangan
desa–desa perkotaan
potensial; berhirarkis
(d) yang
pembangunan dibentuk
oleh
dan sistem
jaringan antara kegiatan perdesaan dan perkotaan internal daerah dan eksternal Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, dan Cianjur (Jabodetabekpunjur); dan (e) terwujudnya rencana tata ruang
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
III- 34
yang lebih rinci sebagai arahan pengendalian, pengawasan, dan pelaksanaan pembangunan dalam mewujudkan sistem kota-kota. Selanjutnya
dalam
RTRW
juga
telah
ditetapkan
kebijakan
pengembangan struktur ruang; dan kebijakan pengembangan pola ruang.Kebijakan
pengembangan
struktur
ruang
meliputi
:
(a)
peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhirarki; dan; (b) peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah Daerah. Selanjutnya kebijakan pengembangan pola ruang meliputi : (a) kebijakan pengembangan kawasan lindung, dalam rangka pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup; (b) kebijakan pengembangan kawasan budi daya, dalam rangka perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budi daya; dan pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya
dukung
dan
daya
tampung
lingkungan;
(c)
kebijakan
pengembangan kawasan strategis, yang meliputi : pengembangan kawasan strategis Puncak sebagai kawasan strategis lingkungan hidup yang berperan sebagai kawasan andalan pariwisata melalui pembatasan pemanfaatan ruang yang lebih selektif dan efisien; pengembangan kawasan strategis industri sebagai kawasan strategis sosial ekonomi melalui penataan dan pemanfaatan ruang serta pembangunan jaringan infrastruktur yang mendorong perkembangan kawasan; pengembangan kawasan strategis pertambangan sebagai kawasan strategis lingkungan hidup yang berperan sebagai kawasan andalan sumber daya alam melalui konservasi bahan galian; dan pengembangan kawasan strategis lintas administrasi kabupaten sebagai kawasan strategis sosial ekonomi melalui sinkronisasi sistem jaringan Lebih lanjut dikemukakan strategi untuk mewujudkan kebijakan penataan ruang wilayah meliputi : (a) strategi
pengembangan
struktur
ruang
wilayah;
(b)
strategi
pengembangan kawasan perdesaan dan kawasan perkotaan; (c) strategi pengembangan sistem pusat permukiman perdesaan dan perkotaan; (d) strategi
pengembangan
sistem
prasarana
wilayah;
(e)
strategi
pengembangan pola ruang wilayah; (f) strategi penatagunaan tanah, Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
III- 35
penatagunaan air, penatagunaan udara, dan penatagunaan sumberdaya alam lainnya.
3.5. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS Perumusan Isu-Isu strategis sebagaimana tertuang dalam RPJPD Kabupaten Bogor 2005-2025, maka RPJM Daerah tahap ketiga (periode 2013-2018) ditujukan untuk merealisasikan visi pembangunan daerah hingga tahun 2025, yaitu “Kabupaten Bogor menjadi Kabupaten termaju di Indonesia”. Sasaran pokok pembangunan yang ingin dicapai meliputi: 1. Tuntasnya ketersediaan listrik di seluruh desa. 2. Kunjungan wisata termasuk tertinggi di Indonesia. 3. Seluruh perijinan berstandar ISO. 4. Tuntas Angka Melek Huruf (AMH) bagi penduduk berusia 15-65 tahun. 5. Seluruh masyarakat mempunyai KTP elektronik (e-KTP). 6. Tidak ada daerah terisolir. 7. Bebas Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). 8. Seluruh masyarakat memiliki jaminan kesehatan. 9. Pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten tertinggi di Indonesia. 10. Seluruh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) sudah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan seluruh Puskesmas terakreditasi. 11. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Bogor melebihi LPE provinsi dan nasional. 12. Penduduk miskin turun menjadi 5 (lima) persen. 13. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Harga Berlaku termasuk tertinggi di Indonesia. 14. Terbangunnya mesjid raya di setiap kecamatan. 15. Mencapai predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). 16. Produksi benih ikan hias dan benih ikan konsumsi terbanyak di Indonesia. 17. Tuntasnya pembangunan stadion olahraga berskala internasional. 18. Angka Harapan Hidup (AHH) termasuk tertinggi di Indonesia. 19. Tuntasnya pembangunan poros utara-tengah-timur. 20. Mendorong terbangunnya Cibinong Raya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
III- 36
21. Tersedianya jaringan intranet/internet di seluruh kecamatan. Prioritas
dan
fokus
pembangunan
daerah
tahun
2015
harus
diarahkan untuk mendukung tercapainya seluruh target penciri termaju di Kabupaten Bogor dengan sinergi sebagai berikut : 1. Prioritas
pertama
diarahkan
untuk
mendukung
tercapainya
mendukung
tercapainya
mendukung
tercapainya
mendukung
tercapainya
untuk
mendukung
tercapainya
untuk
mendukung
tercapainya
mendukung
tercapainya
indikator penciri termaju ke-14 dan 17. 2. Prioritas
kedua
diarahkan
untuk
indikator termaju ke-1 dan ke-2. 3. Prioritas
ketiga
diarahkan
untuk
indikator termaju ke-12 4. Prioritas
keempat
diarahkan
untuk
indikator termaju ke-6, 7, dan 19. 5. Prioritas
kelima
diarahkan
indikator termaju ke-20. 6. Prioritas
keenam
diarahkan
indikator termaju ke-4, 8, 10, dan 18. 7. Prioritas
ketujuh
diarahkan
untuk
indikator termaju ke-3, 5, 9, 11, 13, 15, dan 21. 8. Prioritas kedelapan diarahkan untuk mendukung tercapainya indikator termaju ke-16. Jika dicermati pencapaiannya sampai saat ini, maka seluruh sasaran tersebut di atas perlu dicapai secara optimal. Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis faktor internal (strengths, weakness) dan faktor eksternal (opportunities, threats). Oleh karena itu dalam upaya melaksanakan Tugas dan Fungsi Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor tersebut, aparatur BPT harus berkemampuan tinggi dan Profesional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, terbebas dari unsur KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) dan transparan dalam melakukan segala sesuatu kegiatan. Beberapa isu yang berkaitan dengan pencapaian Visi dan Misi BPT, baik yang bersifat internal maupun eksternal harus dapat dicarikan cara untuk menyelesaikannya sehingga tercipta satu strategi yang tepat dalam mewujudkannya.
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
III- 37
Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal tersebut di atas diperoleh strategi umum (indikasi program) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebagai berikut : 1. Strategi S-O
1).
Meningkatkan peran BPT dalam pengembangan potensi investasi di Kabupaten Bogor;
2).
Memanfaatkan
teknologi
informasi
dalam
melaksanakan
pelayanan perizinan terpadu satu pintu; 3).
Pelayanan perizinan terpadu satu pintu dilakukan secara pofesional berdasarkan SOP, grand design serta berpedoman kepada RTRW Kabupaten Bogor;
4).
Operasionalisasi pelayanan perizinan terpadu satu pintu segera dilaksanakan;
5).
Dukungan Pemerintah Pusat maupun komitmen pimpinan daerah sebagai pendorong untuk segera melaksanakan perizinan terpadu satu pintu.
2. Strategi W-O
1).
Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM aparatur dalam merencanakan pengembangan penanaman modal berdasarkan potensi investasi di Kabupaten Bogor;
2).
Meningkatkan penyediaan sarana prasarana BPT sehingga dapat mengikuti perkembangan teknologi informasi yang ada;
3).
Menyiapkan data based potensi investasi dan perizinan daerah yang disinergikan dengan RTRW Kabupaten Bogor;
4).
Pelayanan perizinan dilaksanakan dengan sistem pelayanan terpadu satu pintu dengan tetap memperhatikan kebijakan pusat;
5).
Mengkaji
regulasi
perizinan
dan
penanaman
modal
yang
tumpang tindih dengan memperhatikan peraturan diatasnya. 3. Strategi S-T
1)
Meningkatkan profesionalisme aparat BPT guna menghadapi persaingan pelayanan investasi dengan daerah lain; Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
III- 38
2)
Meningkatkan koordinasi dan meningkatkan pelibatan instansi terkait dalam penyelenggaraan penanaman modal di daerah;
3)
Meningkatkan
sosialisasi
kepada
masyarakat
tentang
arti
pentingnya keberadaan investor di daerah dengan melibatkan seluruh aparat BPT; 4)
Meningkatkan koordinasi dengan SKPD terkait dalam perizinan dan pengawasan serta pengendalian penanaman modal;
5)
Dukungan komitmen pimpinan untuk meningkatkan pelayanan perizinan diperkuat dengan pengkajian peraturanperundangan terkait.
4. Strategi W-T
1).
Meningkatkan
kualitas
SDM
aparatur
dalam
pelayanan
penanaman modal; 2).
Menyediakan data based potensi investasi daerah dalam rangka menunjang
koordinasi
dengan
instansi
terkait
dalam
penyelenggaraan penanaman modal di daerah; 3).
Mengkaji peraturan perundangan pelayanan perizinan yang berlaku;
4).
Meningkatkan
penyediaan
sarana
prasarana
BPT
guna
meningkatkan pemahaman investasi kepada instansi terkait mapun kepada masyarakat.
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
III- 39
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1
VISI DAN MISI BADAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOGOR 4.1.1 Visi Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan
Pembangunan
Nasional,
Visi
adalah
rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 05 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018, Visi
Kabupaten
Bogor
adalah
”Kabupaten
Bogor
menjadi
Kabupaten termaju di Indonesia ”. Dalam rangka mendukung dan mewujudkan, Visi Kabupaten Bogor dan Program-Program yang sedang dilaksanakan,maka Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor menetapkan Visi : “Terwujudnya Iklim Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu yang Terbaik di Indonesia”
Makna Visi ini adalah sebagai berikut : Terwujudnya
iklim
adalah
terlaksananya
kondisi
stabilitas
ekonomi pada suatu daerah. penanaman modal : adalah kondisi internal maupun eksternal yang mempengaruhi kegiatan penanaman modal. Pelayanan perizinan terpadu satu pintu. Pelayanan
Perizinan
Terpadu
Satu
Pintu:
adalah
untuk
menyelenggarakan pelayanan perizinan kepada masyarakat yang prima, sehingga hal tersebut dapat mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi penanaman modal dan investasi dalam rangka memberdayakan ekonomi masyarakat. Terbaik di Indonesia : adalah pelayanan perizinan yang paling baik di Indonesia. Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
IV- 40
4.1.2 Misi Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan (stakeholders) dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran instansi pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Misi suatu
instansi harus jelas dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Misi juga terkait dengan kewenangan yang dimiliki oleh instansi pemerintah. Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun
2004
tentang
Sistem
Perencanaan
Pembangunan
Nasional (SPPN), Misi adalah rumusan umum mengenai upayaupaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi Kabupaten Bogor adalah :
Misi Pertama : Meningkatkan
kesalehan
dan
kesejahteraan
sosial
masyarakat.
Misi Kedua : Meningkatkan daya saing perekonomian masyarakat dan pengembangan
usaha
berbasis
sumberdaya
alam
dan
pariwisata.
Misi Ketiga : Meningkatkan
integrasi,
koneksitas
dan
kualitas
infrastruktur wilayah dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
Misi Keempat Meningkatkan
derajat
pendidikan
dan
kesehatan
masyarakat melalui peningkatan aksesibilitas dan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kesehatan.
Misi Kelima Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan kerjasama
antar
daerah
dalam
kerangka
tatakelola
pemerintahan yang baik.
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
IV- 41
Badan Perizinan Terpadu mendukung misi Kabupaten Bogor secara khusus misi ke 2 yaitu Meningkatkan daya saing perekonomian masyarakat dan pengembangan usaha berbasis sumberdaya Meningkatkan
alam
dan
kinerja
pariwisata.dan penyelenggaraan
misi
ke
5
pemerintahan
yaitu dan
kerjasama antar daerah dalam kerangka tatakelola pemerintahan yang baik. Berdasarkan Visi dan Misi Kabupaten Bogor Tahun 20132018 dan Visi Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor, tugas dan fungsi Badan Perizinan Terpadu serta masukan-masukan dari pihak yang berkepentingan (stakeholders), maka ditetapkan Misi Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor sebagai berikut:
Misi Pertama ”Meningkatkan Potensi, Promosi dan Kerjasama Penanaman Modal’’ Misi 1 mengandung makna mengandung makna Bahwa perlunya meningkatkan Iklim investasi di Kabupaten Bogor. Misi Kedua ”Mengembangkan Kualitas Sistem Informasi penanaman modal dan pelayanan perizinan”. Misi 2 mengandung makna bahwa perlunya meningkatkan kerjasama investasi dengan dunia usaha,antar daerah maupun Luar Negeri. Misi Ketiga ”Meningkatkan Profesionalisme Pelayanan Perizinan” Misi 3 mengandung makna bahwa perlunya meningkatkan Kualitas dan Profesionalisme dalam Pelayanan Perizinan. Misi Keempat ”Meningkatkan kualitas Aparatur, sarana prasarana dan tertib administrasi” Misi 4 mengandung makna bahwa perlunya meningkatkan Kualitas dan Profesionalisme dalam Pelayanan Perizinan. Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
IV- 42
4.2
Tujuan Dan Sasaran Jangka Menengah Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis lingkungan strategis. Tujuan mengarahkan perumusan strategi, kebijakan, program, dan kegiatan dalam rangka merealisasikan Misi dan Visi. Berdasarkan tujuan yang ditetapkan,
Badan
Perizinan
Terpadu
Kabupaten
Bogor
akan
mengetahui hal-hal yang harus dicapai dalam kurun waktu satu sampai lima tahun ke depan dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki, serta faktor lingkungan
yang
mempengaruhinya. Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh lembaga dalam jangka waktu tahunan,
semesteran,
triwulanan
atau
bulanan.
Sasaran
menggambarkan hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan. Sasaran memberikan
fokus pada penyusunan kegiatan sehingga bersifat spesifik, terinci, dapat dicapai, dan diupayakan dalam bentuk kuantitatif sehingga dapat diukur. Sasaran-sasaran Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor adalah sesuatu dasar di dalam penilaian dan pemantauan kinerja sehingga merupakan alat pemicu bagi organisasi akan sesuatu yang harus dicapai, dan untuk itulah Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor
telah
merumuskan
sasasan-sasaran
berikut
indikator
keberhasilannya. Perumusan tujuan strategis Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor tahun 2013-2018 sesuai dengan Visi dan Misi yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut; Misi Pertama ”Meningkatkan Potensi, Promosi dan Kerjasama Penanaman Modal’’ Tujuan : Meningkatkan investasi di Kabupaten Bogor. Sasaran : Meningkatnya pertumbuhan investasi. Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
IV- 43
Misi Kedua ”Mengembangkan Kualitas Sistem Informasi penanaman modal dan pelayanan perizinan”. Tujuan : Meningkatnya
kerjasama
investasi
dengan
dunia
usaha,antar
daerah maupun Luar Negeri. Sasaran : 1. Meningkatkan kerjasama investasi 2. Meningkatkan kualitas data,informasi dan promosi. Misi Ketiga ”Meningkatkan Profesionalisme Pelayanan Perizinan” Tujuan : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Perizinan. Sasaran : 1. Terlaksananya program peningkatan hasil kerja dan kualitas kerja Sumber Daya Manusia pelayanan perizinan; 2. Terbangunnya jaringan kerja pelayanan perizinan; 3. Terlaksananya peningkatan Sumber Daya Manusia yang prima dalam pelayanan perizinan.. Misi Keempat ”Meningkatkan kualitas Aparatur,
sarana prasarana dan
tertib
administrasi” Tujuan
:
Meningkatkan
Administrasi
dan
Kerumahtanggaan
Kantor. Sasaran : 1.
Meningkatnya pelayanan administrasi perkantoran
2. Meningkatnya sapras dan pemeliharaan sapras kantor 3. Meningkatnya disiplin pegawai BPT 4. Meningkatnya akuntabilitas kinerja kantor 4.3
Strategi Dan Kebijakan Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman/ pegangan/ petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan, serta visi dan misi instansi Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
IV- 44
pemerintah. Kebijakan
Menurut adalah
Undang-undang
arah/tindakan
yang
Nomor diambil
25
Tahun
oleh
2004,
Pemerintah
Pusat/Daerah untuk mencapai tujuan. Merujuk pada tujuan dan sasaran tersebut diatas maka rumusan strategi dan kebijakan pada Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut : Strategi
1:
Meningkatkan upaya-upaya menarik minat investor ditekankan pada dua hal, yaitu: (1) penciptaan iklim investasi yang kondusif bagi investor dalam bentuk penyediaan sarana, prasarana, pemberian pelayanan perijinan secara profesional, transparan dan tepat waktu; serta (2) peningkatan kualitas sistem informasi, promosi dan kerjasama investasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
daerah.
Arah
kebijakan
dan
pelaksanaan
strategi ini termasuk ke dalam urusan penanaman modal. Strategi 2 :
Meningkatkan diprioritaskan
kualitas pada
pelayanan
perwujudan
perizinan
pelayanan
prima
perizinan yang sesuai dengan ketentuan, cepat dan terjangkau masyarakat. Arah kebijakan dan pelaksanaan strategi ini termasuk ke dalam urusan otonomi daerah (penanaman modal). Strategi dan kebjakan tersebut dirumuskan dalam kerangka mewujudkan pernyataan yang terkandung dalam visi dan misi Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor.
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
IV- 45
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah. Dalam Renstra BPT Kabupaten Bogor tahun 2013-2018, program dan kegiatan dikategorikan ke dalam Program/Kegiatan lokalitas SKPD, Program/ Kegiatan Lintas SKPD dan Program/kegiatan Kewilayahan. Berikut disajikan Program dan Kegiatan BPT Kabupaten Bogor tahun 2013-2018. Program/ kegiatan SKPD adalah sekumpulan rencana kerja suatu SKPD. Program Lintas SKPD adalah sekumpulan rencana kerja beberapa SKPD. Program Kewilayahan dan Lintas Wilayah adalah sekumpulan rencana kerja terpadu antar-Kementerian/Lembaga dan SKPD mengenai suatu atau beberapa wilayah, Daerah, atau kawasan. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif BPT Kabupaten Bogor 2013-2018, lebih lengkapnya sebagaimana yang tercantum dalam tabel 5.1 (terlampir).
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
V- 46
BAB VI INDIKATOR KINERJA BADAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOGOR YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Peran perizinan dan penanaman modal dalam pembangunan sangatlah penting, untuk itu, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor harus berkontribusi secara langsung dalam rangka mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD yang ditunjukan dengan indikator kinerja sebagai berikut ( Data Terlampir pada tabel 6).
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
VI- 47
BAB VII PENUTUP
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 ini merupakan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Kerja Anggaran (RKA) Badan Perizinan Terpadu, penyusunan program kerja bagi pejabat eselon III dan IV dan staf,
penguatan peran
stakeholders Badan Perizinan Terpadu maupun Pemerintah Kabupaten Bogor; serta merupakan dasar dalam evaluasi dan pelaporan kinerja tahunan maupun lima tahunan Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor. Dengan tersusunnya Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 ini akan meningkatkan kinerja Badan Perizinan Terpadu
dalam
melaksanakan
tugas
dan
fungsi
Badan
dalam
pengembangan penanaman modal dan pelayanan perizinan, monitoring dan evaluasi penanaman modal di Kabupaten Bogor.
BUPATI BOGOR WAKIL,
Hj. NURHAYANTI
Renstra Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
VI- 48
Tabel 6.1 Indikator Kinerja SKPD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
NO
INDIKATOR
1
2 1 Jenis perizinan yang ditangani: Perizinan Usaha Perizinan Non Usaha
KONDISI KINERJA PADA AWAL PERIODE RPJMD
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
KONDISI KINERJA PADA AKHIR PERIODE RPJMD
Tahun 0
Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Tahun 4
Tahun 5
3 67
4 84
5 101
6 119
7 137
8
9
154
154
62 5
79 5
96 5
114 5
132 5
149 5
149 5
74,51
74,7
74,89
75,08
75,27
75,46
75,46
2
Tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan perizinan
3
Perizinan yang tersertifikasi ISO 2008-9001
20
28
35
42
49
58
58
4
Terselenggaranya outlet pelayanan perizinan
5
5
-
-
-
-
-
5
Terselenggaranya safari pelayanan perizinan
8
10
10
10
10
10
10
20
25
30
35
40
45
45
Tabel 2.3.1 REKAPITULASI IZIN TAHUN 2009-2012 Jenis izin Izin Lokasi (ILOK) Izin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT) IMBG Surat Izin Tempat Usaha (SITU) Undang-Undang Gangguan (HO) Salon Type C & D Izin Penyelenggaraan Reklame (IPR) Izin Usaha Kepariwisataan (IUK) / TDUP Izin Pemakaian Tanah Daerah Milik Jalan (DAMIJA) Izin Pemakaian Tanah Daerah Manfaat Jalan (DAMAJA) Izin Pemakaian Tanah Daerah Pengawasan Jalan (DAWASJA) Izin Optikal Izin Klinik Radiologi Izin Pemakaian Instalasi Penangkal Petir Sertifikat laik Sehat Depo Air Isi Ulang Sertifikat Kesehatan Makanan Jasa Boga dan Catering Sertifikat Laik Sehat Rumah Makan Tanda Daftar Industri (TDI) Tanda Daftar Gudang (TDG) Izin Usaha Industri (IUI) Persetujuan Prinsip Industri (PPI) Izin Perluasan Industri (IPI) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Persetujuan Prinsip Kawasan Industri (PPKI) Izin Usaha Kawasan Industri (IUKI) Izin Perluasan Kawasan Industri (IPKI) Surat Keterangan Penyimpanan Barang Izin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA) Izin Pembuangan Air Limbah (IPAL) Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) Izin Pemakaian Air Tanah (IPk) / IUPPABT Izin Pengusahaan Air Tanah (IPh) / ABT Izin Pemakaian Air Tanah Eksplorasi (IPk-E) Izin Pengusahaan Air Tanah Eksplorasi (IPh-E) Izin Usaha Budidaya Ikan di Perairan Umum Izin Usaha Budidaya Kolam Air Deras Izin Usaha Budidaya Ikan Kolam Air Tenang Izin Usaha Budidaya Ikan Hias
2009 Berkas Masuk izin Tebit 34 720 11123 403 669 46
2010 Berkas Masuk izin Tebit 129 1671 21649 117 567 7672 78
2011 Berkas Masuk izin Tebit 988 127 23006 113 679 2483 119
2012 Berkas Masuk izin Tebit 699 111 18734 106 650 2469 144 216
321
23
124
52 24 8 1894 2193
76 39 15 3406 3104
35 85
65 109
102 5 67 39 12 3423 3613
68 10 75 40 8 2460 3745
62 49 285 1
248 37 149
1
1
Izin Usaha Penampungan Ikan Izin Usaha Budidaya Ternak Izin Usaha Pembibitan Rumah Potong Hewan (RPH) izin Laboratorium Klinik Swasta Izin Toko Obat Izin Usaha Obat Hewan Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal Izin Usaha Penggabungan (merger) Penanaman Modal Surat Pengantar Pengalihan Kepemilikan Asing Izin Pengambilan Air Bawah Tanah Izin Pengeboran Air Bawah Tanah Izin Klinik Izin Apotek Sertifikat laik Sehat Depot Air Minum Isi Ulang Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Jasa Boga dan Catering Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran Surat Keterangan Penyimpanan Barang Surat Pengantar Pengalihan Kepemilikan Asing Surat Terdaftar Pengobatan Tradisional (STPT)/BATRA
9
4 3 1
6 10
404 47
448 78
343 65
2013 Berkas Masuk izin Tebit 123 874 15827 52 747 5104 70 256
2 1 1
59 14 54 42 5 3297 3575
295 65 113 1 206
1
7 4
5
4 12 8
21
Tabel 2.3.2 REKAPITULASI INVESTASI PENANAMAN MODAL TAHUN 2009-2012
Total Nilai Investasi PMA (Rupiah)
Total Nilai Investasi PMDN (Rupiah)
Jumlah Investasi (PMA + PMDN)
2009
857.230.000.000
673.377.000.000
2010
968.410.000.000
2011
Tahun
Jumlah Tenaga Kerja (Orang) PMA
PMDN
1.530.607.000.000
7,419
4,9
460.211.000.000
1.428.621.000.000
4,254
2,845
1.741.940.000.000
1.733.851.000.000
3.475.791.000.000
2,731
8,162
2012
1.784.510.000.000
628.810.000.000
2.411.320.000.000
7,929
4,147
2013
5.311.970.000.000
2.902.877.000.000
8.214.847.000.000
27,946
11,304
2009 s/d 2013
10.664.060.000.000
6.397.126.000.000
17.061.186.000.000
50,279
31,358
Jumlah Tenaga Kerja (Orang) (PMA + PMDN) 12,319 7,099 10,893 12,076 39,25 81,637
Tabel 2.3.3 REKAPITULASI INVESTASI PENANAMAN MODAL TAHUN 2009-2012
NO JENIS IZIN
JUMLAH PERUSAHAAN
2009 TENAGA KERJA
NILAI INVESTASI
JUMLAH PERUSAHAAN
2010 TENAGA KERJA
NILAI INVESTASI
JUMLAH PERUSAHAAN
2011 TENAGA KERJA
2.428.728.150
58
NILAI INVESTASI
JUMLAH PERUSAHAAN
2012 TENAGA KERJA
589
4.211.734.750
134
1.299
11.967.124.050
101
2.626
1 TDI
32
2 IUI
39
3.617
114.363.234.043
31
2.460
73.786.987.600
89
9.427
239.777.064.362
101
2.626
3 IPI
5
485
22.862.300.841
6
575
20.849.613.700
10
1.343
44.749.613.000
9
234
4 PPI
10
406
13.649.376.000
19
702
55.733.391.000
48
2.959
142.613.484.220
43
1.118
3.461
34.610
3.368.604.573.058
3.288
32.880
2.604.128.941.148
3.593
93.418
3.575
38.936
3.523.186.300.108
3.569
47.908
3.043.236.226.780
3.847
100.022
5 SIUP JUMLAH
86
4.508
153.303.639.034
Catatan : untuk izin TDI, IUI, IPI dan PPI tahun 2010 hanya sampai bulan juni.
2012 NILAI INVESTASI 6.751.954.854 295.659.494.240 121.705.547.688 141.171.623.000
3.051.168.764.078 3.616.457.383.860