BABV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran Pada tahun kedua penelitian ini dilakukan uji lapangan terhadap perangkat pembelajaran yang sudah divalidasi oleh validator pada tahun pertama, yang dilakukan untuk melihat praktikalitas (keterpakaian) perangkat pembelajaran oleh guru dan siswa di kelas. Uraian ringkas mengenai perangkat pembelajaran yang diujicobakan di kelas adalah sebagai berikut.
1. Silabus Silabus yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah silabus Kimia SMA Kelas I, II, dan III untuk semester 1 dan 2. Penyusunan silabus dilakukan dengan cara melakukan penjabaran dan penyesuaian Kompetensi Dasar tersebut kedalam bentuk rencana pembelajaran yang memuat materi setempat yang relevan. Kesesuaan silabus ditetapkan oleh pengembang dengan memperhatikan desain, pendekatan, ruang lingkup, organisasi pengalaman belajar, dan alokasi waktu yang sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi dan komponennya.
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini disusun untuk setiap pertemuan dengan waktu petemuan 2 x 45 menit. Pemilihan model
19
pembelajaran disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan diusahakan pembelajaran berpusat pada siswa. Langkah-langkah kegiatan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran ditulis dalam bentuk skenario kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran dengan rincian waktu yang telah ditentukan untuk setiap langkah kegiatan.
1. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Lembar kegiatan siswa yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah beberapa jenis seperti LKS percobaan atau pengamatan, LKS penemuan konsep, LKS penerapan konsep, LKS pengayaan, LKS penguatan, LKS berfikir kritis/pemecahan masalah, LKS Lab mini, LKS Sains Teknologi dan Masyarakat, LKS peta konsep, LKS Flex your brain dan LKS penimtun belajar. Setian lembar kerja siswa dilengkapi dengan panduan lembar kerja siswa. Panduan ini merupakan kunji jawaban dari lembar kerja siswa, sebagai pedoman bagi guru untuk membimbing siswa dalam mengerjakan lembar kerja siswa. Jenis LKS tergantung pada materi pelajaran yang sedang dipelajari dan model pembelajaran yang digunakan.
3. Lembar Penilaian Lembar penilaian yang dikembangkan dalam penelitian ini mencakup penilaian ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Penilaian untuk ranah afektif dan psikomotor digunakan lembar pengamatan, dimana aspck yang dinilai bisa berbeda tergantung pada materi pembelajaran yang sedang dipelajari dan model pembelajaran yang digunakan
20
sedangkan penilaian terhadap ranah kognitif ada yang berupa tes dan kinerja tergantung juga pada materi pelajaran yang sedang dipelajari dan model pembelajaran yang digunakan. Cakupan materi pada penilaian untuk ketiga ranah penilaian tergantung pada rumusan tujuan pembelajaran.
.
.
.
Perangkat pembelajaran yang disebutkan di atas, telah diujicobakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil ujicoba dan saran dari para pengamat dan guru, peneliti melakukan tindakan perbaikan terhadap perangkat pembelajaran yang telah dihasilkan. Uraian ringkas mengenai tindakan perbaikan perangkat pembelajaran tersebut diatas dirangkum dalam Tabel 2 berikut ini.
Tabel l.Rangkuman Tindakan Perbaikan Perangkat Pembelajaran No. 1
Tindakan Perbaikan
Perangkat Pembelajaran Silabus
Penggantian istilah-istilah, revisi kalimat, dan perbaikan salah cetak.
2
Rencana Pelaksanaan
Diperlukan petunjuk bagi an yang perlu di talis di papan
Pembelajaran (RPP)
tulis, sehingga tulisan di papan talis sistematis. Langkah-langkah gum melatihkan keterampilan perlu diperbaiki Urutan pertanyaan pertanyaan yang diajukan pada siswa diubah Mengurangi sebagian kegiatan penyelidikan Perbaikan rumusan kalimat, perubahan tata letak, dan
3
Lembar Kergiatan Siswa
penambahan LKS Penuntun Belajar Perbaikan petunjuk pengerjaan soal
4
Lembar Penilaian
Perbaikan rumusan kalimat Perbaikan pokok soal atau kunci jawaban.
21
B. Hasil Ujicoba Perangkat Pembelajaran di Sekolah Ujicoba perangkat pembelajaran dilaksanakan di SMA Negeri Plus Propinsi Riau dan SMA Swasta Babussalam Pekanbaru, imtuk sekolah berkualitas baik, untuk sekolah yang berkualitas sedang dipilih SMA Negeri I Kampar dan SMA Negeri 9 Pekanbaru serta sekolah yang berkualitas rendah adalah SMA Swata Darel Hikmah Pekanbaru dan SMA Swasta Muhammadyah Pekanbaru.. Penelitian ini dimulai dari bulan Januari sampai November 2008 sesuai dengan kalender sekolah. Untuk mendeskripsikan gambaran hasil pengamatan kegiatan pembelajaran dan tes hasil belajar berupa skor ratarata, proporsi, dan persentase digunakan teknik analisis statistik deskriptif. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ujicoba di sekolah dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Kemampuan Guru dalam Mengelola Kegiatan Pembelajaran Kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dinilai dengan menggunakan
Instrumen
1 (Lembar Pengamatan
Pengelolaan
Pembelajaran).
Berdasarkan hasil analisis data pengamatan, dapat diketahui bahwa rata-rata skor kemampuan gum dalam mengelola kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan dengan berbagai jenis model pembelajaran untuk masing aspek yang diamati berkisar antara 2,75 dan 3,75 (kategori penilaian baik sampai sangat baik). Diantara aspek-aspek yang diamati dalam penilaian kemampuan guru mengelola kegiatan pembelajaran, aspek menyampaikan tujuan pembelajaran, mengevaluasi langkah-langkah kegiatan, dan pengelolaan waktu mendapat skor terendah. Sedangkan aspek membimbing siswa melakukan penyelidikan dan membimbing siswa menerapkan konsep mendapat skor
22
tertinggi. Secara umum kemampuan gum mengelola pembelajaran yang dirancang untuk setiap pertemuan dapat dikategorikan baik.
"
•
2. Aktivitas Guru dan Siswa Selama Pembelajaran Pada waktu kegiatan pembelajaran, aktivitas gum dan siswa diamati oleh pengamat dengan menggunakan Instrumen 2 (Lembar Pengamatan Aktivitas gum dan siswa dalam pembelajaran). Hasil analisis frekuensi dan presentase aktivitas gum dan siswa menunjukkan siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari presentase aktivitas siswa melakukan penyelidikan, berdiskusi dengan teman, membaca LKS/buku, dan membuat rangkimian relatif besar. Jenis aktifitas ini dapat dikategorikan sebagai aktivitas siswa yang secara aktif mengkonstruksi pengetahun bagi dirinya sendiri. Jumlah rata-rata presentase aktivitas gum membimbing siswa melakukan penyelidikan, mengarahkan siswa melakukan penyelidikan, membimbing siswa menemukan konsep, mempresentasikan hasil penyelidikan, menerapkan konsep, dan membimbing siswa membuat rangkuman adalah besar. Sedangkan rata-rata presentase aktivitas gum menyampaikan informasi rendah. Hasil ini dapat diartikan bahwa kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa. Sedangkan gum membimbing siswa melakukan penyelidikan, menemukan konsep serta menerapkan konsep dalam kehidupan saherihari. Aktivitas gum dan siswa seperti ini sesuai dengan ciri kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa, di mana gum berperan aktif sebagai fasilitator bagi siswa untuk menemukan dan menerapkan konsep melalui kegiatan penyelidikan.
23
3. Respon Siswa dan Guru terhadap Kegiatan Pembelajaran Penilaian siswa terhadap perangkat pembelajaran dan kegiatan pembelajaran, diberikan dengan mengisi angket respon siswa (Instrumen 3), mehputi aspek: materi pelajaran, LKS, evaluasi, dan penyajian guru. Rata-rata penilaian siswa terhadap kelima aspek dapat diketahui dari persentase siswa yang menyatakan senang terhadap perangkat dan kegiatan pembelajaran sangat besar dan presentase siswa yang menyatakan perangkat dan kegiatan pembelajaran yang diikuti sebagai hal baru juga sangat besar (> 85%). Angka ini menunjukkan bahwa perangkat dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan merupakan hal baru bagi siswa dan disenangi oleh siswa. Respon siswa yang menyatakan berminat mengikuti pembelajaran dengan model-model pembelajaran yang inovatif sangat tinggi (>90%). Tingginya minat siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran ini dapat dilihat sebagai indikator bahwa perangkat pembelajaran dan kegiatan pembelajaran menarik bagi siswa, sehingga siswa berminat mengikuti pembelajaran. Respon guru tehadap perangkat pembelajaran dan kegiatan pembelajaran secara umum menunjukkan penilaian yang positif. Menurut penilaian guru, kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
C. Pembahasan I. Kemampuan Guru dalam Mengelola Kegiatan Pembelajaran Data hasil pengamatan
terhadap kemampuan guru mengelola kegiatan
pembelajaran menunjukkan bahwa kemampuan guru mengelola kegiatan pembelajaran
24
dapat dikategorikan baik. Di antara aspek-aspek yang diamati, aspek menyampaikan tujuan pembelajaran, mengevaluasi langkah-langkah kegiatan, dan pengelolaan waktu mendapat skor terendah. Rendahnya hasil penilaian untuk dua aspek yang pertama sangat mungkin disebabkan karena kegiatan ini merupakan hal baru bagi guru dan ini teriihat pada pertemuan-pertemuan selanjutnya keterampilan menyampaikan tujuan pembelajaran, mengevaluasi langkah-langkah kegiatan bertambah baik. Sedangkan rendahnya kemampuan guru mengelola waktu dikarenakan guru kurang dapat mengendalikan siswa yang berjumlah besar dan siswa tidak biasa melakukan kegiatan penyelidikan, menemukan konsep, mempresentasikan hasil penyelidikan dan sebagainya yang menuntut siswa aktif. Kemampuan guru mengendalikan kelas bertambah baik mulai pada pertemuan kedua sehingga pengelolaan waktunya juga bertambah baik.
2. Aktivitas Guru dan Siswa Selama Pembelajaran Berdasarkan data dan analisis data hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran siswa terlibat secara aktif Keterlibatan ini siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran ini dapat dilihat dari tingginya presentase aktivitas siswa sesuai dengan tuntutan skenario pembelajaran seperti melakukan kegiatan penyelidikan, berdiskusi dengan teman untuk menemukan konsep dan menerapkan konsep. Aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran, sebahagian besar adalah membimbing siswa melakukan penyelidikan, menemukan konsep, dan menerapkan konsep, sedangkan aktivitas guru yang bersifat menyampaikan informasi kepada siswa relatif kecil. Hal ini berarti dalam kegiatan pembelajaran siswa dibimbing untuk membentuk dan menemukan konsep-konsep yang baru bagi dirinya
25
sendiri melalui kegiatan penyelidikan. Pola pembelajaran yang demikian sejalan dengan pola pembelajaran yang direkomendasikan para pakar pembelajaran konstruktivis. Kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa temyata sangat disenangi para siswa. Temuan ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu (Syamsudin, 2001) bahwa kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran disukai siswa dan pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut kajian teori (Carin, 1993; Howe & Jones 1993), kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung akan meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan siswa dapat saling bekerja sama serta saling membantu menyelesaikan tugas-tugas belajar. Hasil-hasil penelitian (Ibrahim, 2001; dan Sutini, 2001) menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran yang menekankan pada pengalaman langsung dapat meningkatkan prestasi belajar, kemampuan bemalar, dan sikap siswa terhadap Sains.
26