Bab5 LaporanKeuanganBank.
1. PENGANTAR Baik untuk memenuhi ketentuan hukum maupun untuk,sarana pengambilan keputusan manajerial danjuga untuk sarana kegiatan pere ncanaan dan pengawasan, semua badan usaha menyelenggarakan sistem akuntansi. Sistem akuntansi tersebut, paling tidak pada setiap tahun \juku menghasilkan laporan keuangan, minimal terdiri dm;ineraca dan laporan rU8ilaba. Seperti telah disebut-sebut di depan, teristimewa dalam bidaog usaha perbankan, Bank Indonesia, cq. Pemerintah, di samping banyak melaksanakan pengawasanjuga memberikan bimbingan kepada lembaga-Iembaga keuangan pada umumnya dan lembaga-Iembaga bank pada khususnya. Salah satu unsur yang sangat diperhatikan oleh bank ialah masalah tingkat kesehatan bank. Mengenai tingkat kesehatan bank, beberapa komponen kriteria yang penerapannya memerlukan data akuntansi ialah tingkat likuiditas, tingkat solvabilitas dan tingkat rentabilitas:dari masing-masing bank. Dengan menguasai pengetahuan mengenai neraca dan laporan rugi-Iaba bank akan memudahkan kita dalam menyelami berbagai kebijakan bank, oleh karena di samping semua transaksi finansial bank, yang untuk masing-masing kelompok secara kolektif membentuk pos-pos laporan rugi-Iaba dan neracabank, juga mengingat bahwa ukuran-ukuran tingkat likuiditas, tingkat solvabilitas dan tingkat rentabilitas seperti dimaksudkan di atas, dalam menghitung nilai-nilainya digunakan data pos-pos neraca dan laporan rugi-Iaba bank. Dalam bab ini akan dicoba diungkapkan dan ditelaah pos-pos yang membentuk neraca dan laporan rugi-Iaba. Sedangkan uraian mengenai tingkat kesehatan bank akan disajikan dalam bab berikutnya.
2. GAMBARAN UMUM LAPORAN KEUANGAN Semua badan yang melaksanakan kegi~tanusah~,baik karena kebutuhan perusahaan itu sendiriuntuk memungkinkan pimpinannyadalam mengambilkeputusan-keputusanbisnisny~ dengaflmudah dan dengan biaya ringan dapat memperoleh data-data keuangan yang akurat, maupun juga dengan tujuan untuk memenuhi tuntutan dari fihak-fihak ketiga, terutama tuntutan yang berasal dari para pemilik perusahaan dan juga yang berasal dari ketentuan58
ketentuan peraturan hukum yang berlaku, menyelenggarakansistem akuntansil 'accounting system' yang kadang-kadang disebut juga sistem pembukuan. Sistem akuntansi setiap harinya merekam semua transaksi ekonomi yang diadakan oleh badan usaha bersangkutan. Paling tidak setahun sekali, yaitu pada akhir tahun akuntansi, akumulasi data akuntansi tersebut "disalurkan" ke dalam apayang disebutneraca lajur.Dengan memasukkandata stok pos-pos pembentuk neraca, data akuntansi yang terkumpul dalam neraca lajur tersebut kemudian diolah dengan jalan mengklasifikasikan dan menyusunnya secara sistematik ke dalam bentuk laporan keuangan. Perlu kiranya dimintakan perhatian, bahwa ada perbedaan yang mendasar antara data akuntansi ~ang membentuk pos-pos neraca dengan data akuntansi yang membentuk laporan rugi-Iaba. Kalau data akuntansi yang membentuk neraca semuanya merupakan data stok, yaitu karena masing-masing angka pos-posnya menunjukkan keadaan pada suatu saat mengenai aktiva, hutang dan modal sendiri, sedangkan data akuntansi yang membentuk laporan rugi-laba semuanya merupakan data aliran, mengingat bahwa masing-masing nilai pos-posnya menunjukkan nilai kejadian (termasuk di dalamnya transaksi keuangan) yang merubah nilai dan atau susunan nilai-nilai stok aktiva, hutang dan atau modal perusahaan. Oleh karena itu unsUfwaktu yang dicantumkan pada bagian judul/'caption' untuk neraca selalu menunjukkan saat atau tanggal tertentu, misalnya 31 Desember 19XX, sedangkan untuk laporan rugi-Iaba selalu menunjukkan kurun waktu (/periode) pembukuan, misalnya tahun buku 19XX. Bagi setiap bank keharusan menyelenggarakan pembukuan berlaku juga, selain untuk bank swasta sebagai sebuah perseroan terbatas ataupun untuk bank koperasi sebagai sebuah koperasi, juga keharusan tersebut timbul sebagai konsekuensi dari kenyataan bahwa bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan. Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia) laporan keuangan meliputi neraca,perhitungan rugi-laba,laporanperubahanposisi keuangandancatatanataslaporankeuangan.Mengingat bahwa dari keempat unsur laporan keuangan tersebut pada umumnya laporan perubahan posisi keuangan bisa diturunkan dari Neraca Awal, Neraca Akhir dan Lap oran Rugi-Laba, dan catatan atas laporan keuangan pada azasnya merupakan pemandu bagi pembaca laporan keuangan dalam usaha menyelami makna dari angka-angka yang tersurat dalam setiap pos dalam laporan keuangan, maka dapat dikatakan, bahwa dari semuanya itu, neraca dan laporan rugi-laba,merupakan unSUf-unsurlaporan keuangan yang paling pokok. Selanjutnya perlu kiranya dimintakan perhatian di sini, bahwa dalam uraian-uraian selanjutnya apa yang dimaksud dengan istilah laporan keuangan, bisa neraca dan laporan rugi-Iaba, neraca saja ataupun laporan rugi-Iaba saja. Dalam sub-bab 3 akan diuraikan secara singkat mengenai neraca pada umumnya, sedangkan sub-bab 4 akan menguraikan laporan rugi-laba pada umumnya. Untuk perusahaan-perusahaan di bidang manufaktur dan perdagangan misalnya, uraian yang bersifat umum mengenai laporan keuangan tersebut dapat dikatakan berlaku sepenuhnya. 'PAI,1984: hal.9.
59
WI
Akan tetapi untuk perusahaan di bidangjasa keuangan, terutama bank, tetapijuga lembagalembaga keuangan selain bank, uraian-uraian khusus sangat diperlukan. Untuk ini sub-bab 5 akan menguraikan Neraca bank, sedangkan sub-bab 6 akan menguraikan tentang Laporan Rugi-Laba bank.
3. NERACA: SEBUAH GAMBARAN UMUM Yang disebut neraca, 'balance sheet', 'statement of finanCial position' atau 'statement of financial cpndition' adalah laporan' dalam bentOk daftar yang disusun secara sistematik yang mengikhtisarkan nilai dan susunan aktiva, hutang dan modal sebuah perusah aan pada suatu saat atau tanggal tertentu. Neraca dapat disusun dalam bentuk stafel,yang biasa juga disebut bentuk 'report' dan dapat pula disusun dalam bentuk skontro , yang biasa juga di,sebut bentuk T-account. Neraca yang disusun dalam bentuk skontro, bagian sebelah debit neraca memuat semua aktiva peiusahaan, sedangkan bagian kreditnya memuat hutang dan modal sendiri
perusahaan. ' Oalam bentuk stafel, neraca disusun dari atas ke bawah, dimulai dari atas dicatat aktiva-aktiva perusahaan, setelah itu di bawahnya kita catat hutang-hutang perusahaan, sedangkan paling bawah dimuat modal sendiri perusahaan. Kebaikan bentuk stafel tersebut ialah lebih mudahnya penyusunan neraca banding, yang disebut pula neraca komparatif atau 'comparative balance sheet' , yaitu neraca yang memuat data lebih dari satu tanggal. Oi negara-negara maju sudah merupakan kebiasaan bagi perusahaan-perusahaan dalam laporan tahunan yang disajikannya kepada para pemegang saham memuat laporan keuangan' komparatif atau 'comparative financial statement', yang memuat data keuangan untuk beberapa tahun sebelu.mnya.Bahkan tidak sedikit yang bahkan memuat data sampai lebih dari sepuluh tahun. Berbicara mengenai isi neraca pactaumumnya, PAl menggolong-golongkan komponenkomponen neraca sebagai berikut2: .
AKTIV A: A. Aktiva Lancar B. Investasi (Penyertaan) C. Aktiva Tetap O. Aktiva Tidak Berwujud E. Aktiva Lain-lain KEW AJIBAN: F. ,G.
Kewajiban Lancar (Jangka Pendek) Kewajiban Jangka Panjang
H. . Kewajiban Lain-lain 2PAI, 1984, hal. 9-10.
60
-
MODAL: I. Modal Saham J. Agio Saham K. . Laba Yang Ditahan 4.
LAPORAN
RUGI-LABA:
SEBUAH GAMBARAN UMUM
Istilah PAl untuk laporan rugi-laba atau 'income statement' atau 'profit and loss statement' ialah perhitungan rugi -laba. Di depan telah diuraikan bagaimana data akuntansi melalui neraca lajur diolah sedemikian rupa sehingga tersusun laporan-Iaporan keuangan umum berupa laporan rugi-Iaba, neraca dan laporan perubahan posisi keuangan. Laporan rugi-Iaba merupakan ikhtisar yang disusun secara sistematik berisikan di dalamnya data transaksi keuangan yang mencakup seluruh pendapatan atau 'revenue' perusahaan dan seluruh beban perusahaan untuk tahun buku bersangkutan. Selanjutnya, mengenai cara penyajian perhitungan rugi-Iaba, PAl memberikan pedoman sebagai berikue : I. 2. 3.
Harus memuat secara terperinci unsur-unsur pendapatan dan beban. Seyogyanya disusun dalam bentuk urutan ke bawah (stafel). Harus dipisahkan antara hasil dari bidang usaha lain serta pos luar biasa. Meskipun mungkin sekali perhitungan rugi-Iabaperusahaan yang satu berbeda dengan perusahaan yang lain, namun pada garis besarnya pos-pos unsur pembentuknya serta susumlnnya tidak banyak berbeda; yaitu seperti di bawah ini: PENJUALAN KOTOR PENGURANGAN PENJUALAN
=
PENJUALAN BERSIH HARGA POKOK PENJUALAN
=
LABA BRUTO BEBAN US AHA
=
LABA USAHA
+
PENDAPATAN LAIN-LAIN BEBAN LAIN-LAIN
=
LABA SEBELUM P~S LUAR BIASA
:t
PENGARUH KUMULA TIF PERUBAHAN PRINSIP AKUNT ANSI
61
=
=
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN . PAJAK PENGHASILAN LABA BERSIH SESUDAH PAJAK
5. NERACA. BANK Seperti halnya dengan perusahaan-perusahaan lain pada umumnya, bank juga mengenal dua macarn laporan keuangan pokok, yaitu neraca dan laporanlperhitungan rugi-Iaba. Neraca sebuah bankdapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu aktiva dan pasiva. Selanjutnya pasiva sebuah bank terdiri dari hutang dan modal. Pada dasarnya isi dan bentuk neraca sebuah bank tidak berbeda dengan neraca perusahaanperusahaan di bidang lainnya. Yaitu mengenai isin~ terdiri daTi aktiva, hutang dan modal sendiri. Mengenai bentuknya, atau biasa disebutjugasusunannya,juga bisa dibedakan antara bentuk skontro dan bentuk stafellbentuk lciporan. Dalam bentuk skontro pos-pos aktiva dicatat di sebelah debit/kiri, sedangkan pos-pos hutang dan modal sendiri dicatat pada bagian kreditlkanan.
Dengan demikian, kemudian apa bedanya antara laporan keuangan bank dengan laporan keuangan bukan bank? Perbedaanya terletak pada bentuk-bentuk aktiva, bentukbentuk hutang, bentuk-bentuk penerimaan dan biaya serta unsur-unsur laba dan unsurunsur rugi yang membentuk neraca dan laporan keuangan bank. Semuanya ini kiranya mudah difahami kalau diingat bahwa bermula dari adanya perbedaan kegiatan-kegiatan baik kegiatan-kegiatan utama maupun kegiatan-kegiatan penunjang_ yang membawa akibat berbedanya transaksi-transaksidi antara berbagai macam bidang usaha tersebut. Perbedaan kegiatan utama, yang dengan sendirinya mengakibatkan perbedaan pada benda yang ditangani oleh kegiatan perencanaan,.kegiatan k09rdinasi, kegiatan pemasaran, dan sebagainya dan sebagainya, maka berarti bahwa kebijakan-kebijakan manajerial yang tepat untuk bidang usaha yang satu bisa sarna sekali tidak dapat diterapkan untuk bidC!Jlg usaha yang lain. Mengenai kegiatan bidang akuntansi pemyataan di atas berlaku juga. Mengingat kenyataan b:,lhwamacam ragam serta sifat-sifattransaksi bisnis perbankan sangat berbeda dengan keghitan-kegiatan bisnis lainnya, maka tidak mengherankan kalau sistem akuntansi yang tepat dipergunakan di bidang manufaktur atau di bidang jasa perdagangan misalnya, bisa sarna sekali tidak dapat digunakan. untuk bidang usaha perbankan. Kalau misalnya konsep dan ukuran tingkat likuiditas yang banyak dipergunakan dengan sangat memuaskan di bidang usaha mariufakturdanjasa perdagangan diterapkan begitu saja dalarnbidang usaha perbankansarnasekalitanpa penyesuaian,bisadiramalkanbankyang mendasarkananalisisnya seperti itu tidak akan bisa bertahan lebih dari satu triwulan. Susunan neraca seperti di bawah ini banyak dijumpai pada berbagai peraturan hukum perbankan.
62
.NERACA BANK ...................
(Dalam jutaan rupiah) Akti\a
Pasha
Kewajiban-kewajiban kontinjen: 1. Posisi penjualan berjangka valas yang masih berjal~ 2. UC yang masih berjalan 3. Akseptasi wesel imporatas dasar UC berjangka 4. Pemberian jaminan Bank 5. Komitmen clankewajiban kontinjen'lainnya *) Pengertian dari pos-pos neraca ini, sesuai dengan SE. BI. NO 17/17/uPPB tanggal 23 Juti 1984 SUMBER: Lampll'aD5, Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 1062/KMK . 00/1988, Tanggal: 27 Oktober 1988, dengan beberapa penyesuaian.
63
AKTIV A: 1. Kas. Yang tercakup dalam pos ini pada pokoknya meliputi niatauang dalam negeri ataupim mata uang negara lainyang mempunyai catatan di Bank Indonesia. Matauimgmatauang tersebut dapat berupa uang kertas dan\dapat pula berupa uang logam. 2. Girp pada B3{1kIndonesia. Besarnya angka pada pos ini menunjukkan besarnya simpanan milik bank bersangkutan yang ada di Bank Indonesia. 3. Giro pada bank lain. Besarnya angka pada pos ini menunjukkan besarnya selisih antara simpanan milik bank bersangkutan pada bank-bank lain selain Bank Indonesia dengan
bes~rnya sifupanan milik bank-bank lainnya selainI Bank Indonesia pada -Dank
bersangkutan. 4. Wesel-wesel, cek-cek dan tagihanjangka pendek lainnya. Yang dicatat pada pos ini adalah semua tagihan kepada bank yang bisa tertagih dalam jangka waktu paling lama satu tahun. Mengenai bentuk surat tagihan bisa berupa cek, bilyet giro, surat wesel dan sebagainya. 5. Surat-surat berharga yang diperdagangkan. Ini meliputi antara lain surat obligasi, SBI, saham'dan sebagainya. 6. Simpanan berjangka. Angka pada pos ini menunjukkan besarnya simpanan.berjangka yang dim'ilikioleh bank pada bank lain. 7. Pinjaman. Angka pada pos ini menunjukkan besarnya pinja)11annasabah kepada bank. Dapat dikatakan bahwa hampir senantiasa pos ini memiliki porsi terbesar di antara posI pos aktiva pada neraca setiap bank. Semakin besar nilai pos ini semakin besar pula nilai pos hasil penerimaan pada laporan rugi-lababank yang berasal darikegiatan utama bank. Dalam neraca bisa dibedakan antara nilai pinjaman yang diberikan neto dalLnilai pinjaman yang diberikan brtlto. Pada angka bruto, nilai yang ditunjukkan adalah nilai nominal seluruh piutaJ1gyangdiberikan oleh bank. Sedangkan nilai netonya merupakan nilai bruto sesudah dikurangi dengan cadangan piutang ragu-ragu. 8. Penyertaan. Menurutketentuan yang berlaku, dengan dipenuhinya persyaratan tertentu, yang antara lain ialah ijin dari PemerintahiBank Indonesia, bank boleh menanamkan sebagian dananya dalam perusahaan lain. Nilai pos ini menunjukkan besarnya modal penyertaan milik bank bersangkutan pada perusahaan-perusaha1!.nlain. Dengan melihat sifatnya, maka pos ini bisa dikategorikan sebagai penanaman modal permanen atau 'permanent investment'. ': 9. Aktiva tetap dan inventaris. Untuk menjalankan usahanya bank memerlukan tempat dan peralatan untuk melayani nasabah, tempat dan peralatan bagi para petugas untuk melaksanakan tugasnya, baik tugas pelayanan langsung para nasabah ataupun tugastugas administrasi, kegiatan penyimpanan dan sebagainya. Dengan kata lain, untuk menjalankan usahanya diperlukan berbagai macam aktiva tetap/'fixed assets' seperti misalnya tanah, bangunan, komputer, mesin kasir otomatis, alat penghitung lembar uang, pesawat telepon, pesawat telex, pesawat fasimil, dan berbagai m'dcam 'office supplies' seperti niisalnya berbagai macam formulir pelayanan nasabah, kertas, di ske.t komputer, dan sampai juga pada barang-barang yang harganya sangat rendah seperti niisalnya jepit kertas dan perekat. 64
Seperti halnya dengan pos pinjaman yang diberikan. pos ini mengenal nilai bruto yang menunjukkan harga beli dan nilai neto yang merupakan hasil pengurangan akumulasi penyusutan terhadap nilai brutonya. 10. Rupa-rupa aktiva. Demikian banyak macam aktiva yang diperlukan oleh bank untuk melaksanakan misi yang diembannya. Untuk aktiva-aktiva lainnya yang dengan menggunakan ukuran prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum tidak dapat dimasukkan ke dalam salah satu di antara kesepuluh macam aktiva tersebut di atas, bisa dimasukkan ke dalam pos rupa-rupa aktiva ini. PASIVA: 11. Giro.' Giro adalah simpanan dari fihak ketiga kepada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap waktudengan mempergunakancek, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. 12. Kewajiban-kewajiban lain yang harus segera dibayar. Selain simpanan dari fihak ketiga kepada bank dalam bentuk-bentukgiro, deposito dan tabungan,bank mempunyai kewajiban membayar dalam bentuk-bentuk lainnya, misalnya dalam bentuk kewajiban membayar kepada penerima uang kiriman/transfer,hutang sewa, hutang pajak, hutang pembayaran dividen dalam hal rapat pemegang saham telah memutuskan mengenai pembagiandividentetapipelaksanaannyabelumsepenuhnyadilaksanakan,dansebagainya. 13. Tabungan. Tabungan adalah simpanandari fihakketiga yang penarikannyahanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu . Ketentuan-ketentuan yang berlaku antara lain: a. penarikan hanyadapat dilakukan dengan mendatangibank atau alat yang disediakan untuk keperluan tersebut, misalnya mesin kasir otomatis (ATM, 'automatic teller machine'). b. penarikan tabungan tidak dapat dilakukan dengan menggunakan cek, bilyet giro, sumt-surat perintah pembayaran lain yang sejenis. c. bank pehyelenggara tabungan diperkenankan untuk menetapkan sendiri: 1. cara pelayanan, sistem administrasi,setoran, frekuensi pengambilan, tabungan pasif, dan persyaratan lainnya. 2. besarnya sukubunga,cara perhitungan dan pembayaranbunga sertapemberian insentif termasuk undian. 3. nama tabungan yang diselenggarakan. 4. tabungan tidak dijamin oleh Bank Indonesia. Untuk dapat memelihara kepercayaan masyarakat terhadap tabungan yang diselenggarakan, bank-bank hendaknya dapat memelihara kesehatannya dengan baik. 14. Simpanan berjangka atau deposito. Deposito adalah simpanandari fihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut . perjanjian antara fihak ketiga dan bank yang bersangkutan. Sertifikat deposito adalah surat berharga atas unjuk dalam l11piahyang merupilkan
suratpengakuanhutangpihakbank atau LKBByangdapat diperjualbelikandalam . pasar uang. 65
-
15.
16.
17.
18.
Deposit on Call adatah simpananatas nama bank atau fihak ketiga bukan bank yang penarikannya hanya dapat dilaksanakan dengan syarat pemberitahuan sebelumnya. Pinjaman yang diterima. Yang dimasu14<:an ke da,lampos ini adalah saldo pinjaman yang diterima termasuk cerukan I' overdraft' , pinjaman yang diterima dari dalam negeri, baik dari bank maupun bukan dari bank, dan pinjaman yan g diterima dari luar negeri baik dari bank maupun juga bukan daribank. Setoranjaminan. Ada tiga macam setoranjaminan, yaitu: 1. Setoran jaminan UC luar negeri adalah setoran jaminan dari fihak lain yang diterima oleh suatu bank dalam rangka pelaksanaan pembukaan LlC luar negeri. 2. .5etoranjaminan UC dalam negeri adalah setoran jaminan dari fihak lain yang diterima oleh suatu bank dalam rangka pelaksanaan pembukaan LlC dalam negeri. 3. Setoran jaminan garansi bank. Dalam rangka, pengeluaran bank garansi, bank diperkenankan meminta sejumlah uang setoran untuk diblokir. Besarnya uang setoran jaminan yang diterima oleh bank daiam rangka pemberian bank garansi tersebut diserahkan kepada masing- masing bank. Rupa-rupa pasiva. Tidak ada bedanya deng~n pos rupa-rupa aktiva, pos rupa-rupa pasiva merupakan pos neraca bank di sisi pasiva yang juga bertungsi tintuk digunakan sebagai tempat penampungan kewajiban~kewajibanbank yang dengan.u-furan terten~.u dianggap tidak bisa dimasukkan}(edalam pos atau pos-pos pasiva l;Jiimyadalam neraca. Modal. Yang dicatat dalam pos ini ialah nilai 'net worth'/modill sandiri perusahaan;~Oleh karena bentuk yuridis bank umum swasta nasional adalah perseroan terbatas, maka' susunan pos modal bank terlihat sebagai di bawah ini. MODAL: a. b.
modal disetQr Dana setoran modal Cadangan umum Sisa laba/rugi tahun,
tahun yang lalu
Labatrugi tahun berjalan MODAL AKHIR TAHUN "
6. LAPORAN RUGI-LABA BANK Seperti telah diketahui bahwa dari segi kepemilikan di Indonesia dijumpai empat macam bank, yaitu bank swasta nasional, bank koperasi, bank milik negara dan bank campuran. Untuk bank swasta nasioIial dan bank campuran,jelas bahwa salah satu tujuan pemilik saham menanamkan modalnya pada bank bersangkutan adalah untuk memperoleh penghasilan berupa dividen dan atau meningkatnya harga pasar saham'yang dimilikinya. Baik tingginya dividen maupun tingginya harga saham di pasar sang~t ditentukan oleh tingginY3 rentabilitas yang dicapai oleh perusahaan. Olehkarena itu, kiranya cukup beralasan kalau dalatn
66
perbincangan mengenai manajemen bank nanti kita selalu menggunakan asumsi bahwa bank mempunyai tujuan untuk inemaksimumkan laba jangka panjang. Untuk bank koperasi, pada azasnya juga tidak berbeda. Para anggotanya mengharapkan bahwa dari modal yang mereka tanam dalam koperasi, yaitu terutama dalam bentuk simpanan wajib, simpanan pokok clan sisa hasil usaha yang ditanam lagi dalam koperasi, mereka akan memperoleh penghasilan dari pembagian sisa hasil usaha yang berhasil mereka kumpulkan. Selanjutnya untuk bank-bank milik negara, peranan laba yang dihasilkan oleh;bank pada azasnya sehamsnya juga tidak banyak berbeda denganbank-bank swata dan bank koperasi. Agar supaya negara dan rakyat bisa memanfaatkan jasa pelayanan bank-bank milik negara untuk jangka panjang secara maksimal, baik dari segi pemanfaatkan jasa-jasa bank yang disajikan dan dihasilkan maupun dari segi pemanfaatan laba atau sisa hasil usaha yang .berhasil dihasilkan oleh bank, maka bank milik pegarapun seyogyanya juga berusaha memaksimumkan laba jangka panjang juga. Asumsi bahwa salah satu tujuan utama bank ialah memaksimumkan laba jangka panjang akan mendasari semua uraian dalarn buku ini. Oleh karena laba atau sisa hasil usaha merupakan hasil pengurangan nilai total biaya terhadap nilai total penerimaan, maka untuk mencapai tujuan perolehan laba tersebut bank hams setiap tahunnya memperoleh penerimaan atau 'revenue'denganjumlah cukup besar. Penerimaan sebuah bank terutarna berasal dari pendapatan bunga yang berasal dari kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabah dalam berbagai bentuknya. Di samping berasal dari bung a atas kredit yang diberikan kepada nasabah, bank pada umumnya memperoleh penerimaan yang berasal dari transaksi 'investasi' berbentuk surat berharga, dati. penunaian jasa perbankan, seperti misalnya jasa transfer uang dalam dan luar negeri, pendiskontoan surat-surat tagihan, jualbeli valuta asing, jasa titipan surat-surat berharga, dan jasa-jasa perbankan lainnya seperti yang telah diuraikan secara cukup terinci pada bab-bab sebelumnya. Biaya yang merupakan beban bank terdiri dari biaya bunga atas semua pos-pos pasiva neraca bank, kecuali bagian deposito yang tidak diberlakukannya jasa giro dan semua komponen pos modal sendiri, biaya-biaya operasional seperti 'misalnya gaji, upah dan berbagai un sur pendapatan karyawan lainnya, biaya sew a bangunan, biaya perawatan bangunan dan berbagai macarn peralatan, pajak kekayaan, biaya penyusutan aktiva tetap, biaya iklan dan biaya promosi jenis lainnya, dan lain-lainnya lagi. Setelah diketahui nilai hasil penerimaan secara keseluruhan dan nilai beban biaya secara keseluruhan, angka sisahasil usaha dapat ditemukan. Apabila nilai total penerimaan melebihi besarnya nilai total beban biaya untuk kurun waktu yang sarna, maka dikatakan bahwa bank berberhasil menciptakan laba. Sebaliknya, apabila angka pengurangnya yang lebih besar, maka dikatakan bahwa bank menderita rugi. Berbedadengan neraca bank, laporan rugi-Iaba sangatjarang dijadikan obyek pengaturan oleh PemerintahlBank Sentral. Laporan rugi-Iaba yang disajikan di bawah ini disarikan dari Augustus R. Southworth, Jr. clan F. Lee Jacquette "Accounting Systems in Banking" 4 'Baughn dan Walker, 1972: haI.200-202.
67
- ---
--
LAPORAN RUGI.LABA BANK
,PENERIMAAN OPERASIONAL: 1. bunga atas kredit nasabah 2. bunga dan dividen atas surat-surat berharga 3. penerimaan'trust'department' 4. beban biaya'administrasi r~kening-rekening simpanan 5.. penerimaan operasionallain-Iainnya. Penerimaan Operasional Total
Rp...... Rp...... Rp...... Rp. ..... Rp. ..... Rp. .....
BIA Y A OPERASIONAL:
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Rp...... Rp. ..... Rp...... Rp...... Rp...... Rp...... Rp..... ~p......
gaji dan upah bonus dan jasa produksi tunjangan hari tua, dsb. bunga atas simpanan bunga atas pinjaman bank biaya perawatan bangunan biaya peralatan (termasuk penyusutan5 biaya-biaya operasionallainnya (+)
BIA YA OPERASIONAL TOTAL LAB A OPERASIONAL SEBELUM PAJAK Perkiraan pajak pendapatan LAB A OPERASIONAL
NETO SESUDAH PAJAK
(-)
Rp;
:
(-)
Rp. ..... Rp. ..... Rp. .....
7. RANGKUMAN Oi samping ada keharusan yuridis bagi perseroan terbatas untuk paling tidak setahun sekali menyusun laporan keuangannya, dan juga ~eharusan yuridis bagi setiap bank untuk menyusun laporang keuangan juga, dari segi kebutuhan manajer bank, laporan ke uangan yang harus disusunnya paling tidak setahun sekali itupun besar sekali manfaatnya. Laporan keuangan pada dasarnya terdiri dari dua macam laporan. Yang satu berupa neraca, yang satu lagi berupa lapor an rugi-Iaba, yang biasa disebut juga 'pdhitungan rugilaba'. Neraca mengikhtisarkan data-data stok harta kekayaan, utandan modal, sedangkan laporan rugi-Iabamengikhtisarkan seluruh penerimaan dan seluruh biaya yang terjadi dalam kurun waktu pembukuan, untuk ke mudian diperoleh angka laha yang diperoleh dalam periode akuntansi bersangkutan. Kalau neraca untuk perusahaan-perusahaan di bidang industri dan perdagangan, pembedaan bagian aktiva lancar ke dalam Dang Tunai, Piutang Oagang, Investasi temporer 68
andaikan ada, dan Persediaan, untuk lembaga perbankan pembedaan sangat relevan ialah pembedaan antara aktiva cadangan primer (termasuk di dalamnya alat likuid), aktiva cadangan sekunder, aktiva kredit dan aktiva investasi. Sedangkan untuk pasivanya, yang sangat relev~ ialah pembedaan antara dana giro, dana deposito dan dana tabungan, yang hasil totalitasnya biasa disebut dana simpanan atau dana pihak ketiga. Kalau kita berorientasi dari segi laporan keuangan sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan, maka beberapa komentar terhadap pendapat Southworthdan Lee di atas ada manfaatnya untuk kita pertimbangkan. Yang dirasakan sangat relevan untuk diketengahkan di sini ialah pos-pos laporan rugi-Iaba berikut: Rp. ..... Rp. .....
9. bunga atas simpanan 10. bunga atas pinjaman bank
Adapun pertimbangannya ialah bahwa kedua macam biaya ini adalah merupakan imbalanyangdiberikankepadapemilikdana simpanandan kepadabanklainyang memberikan pinjaman dana yang oleh karenanya dapat kita sebut sebagai biaya dana. Dengan demikian dapat diduga, bahwa besarnya biaya tersebut besar-kecilnya sangat tergantung pada besarkecilnya pasiva berbentuk dana simpanan fihak ketiga dan pinjaman kepada bank lain. Sebagai konsekuensi logis uraian di atas, maka dapat disarankan bahwa kedua pos tersebut ada baiknya untuk langsung dikurangkan pada Penerimaan Operasional Total. Sedang selisihnya cukup beralasan untuk disebut sebagai 'contribution margin (bank)'. Untuk singkatnya, susunan neraca sebuah bank yc;lngmemenuhi pertimbanganpertimbangan tersebut akan nampak seperti be rikut: LAPORAN RUGI-LABA
BANK
PENERIMAAN OPERASIONAL: 1. bunga atas kredit nasabah 2. bunga dan dividen atas surat-surat berharga 3. penerimaan trust department' 4. beban biaya administrasi rekening-rekening simpanan 5. penerimaan operasionallain-Iainnya.
Rp...... Rp....... Rp. ..... Rp. ...;. Rp. ..... Rp. ..... Rp. .....
Penerimaan Operasional Total BIA Y A DANA:
6. 7.
bunga atas simpanan bunga atas pinjaman bank
Rp. ..... Rp. ..... Rp. ..... Rp. ..... 69
MARjIN KONTRIBUSI BIAYA OPERASIONAL: 8. gaji dan upah 9. bonus dan jasa produksi 10. tunjangan hari tua, dsb. 11. biaya perawatan bangunall 12. biaya peralatan (termasuk penyusutan) 1,3. biaya-biaya operasionallainnya
Rp. ..... Rp...... Rp...... Rp...... Rp...... Rp...... Rp...... (+)
BIAYA OPERASIONAL TOTAL LABA OPERASIONAL SEBELUM PAJAK Perkiraan pajak pendapatan LABA OPERASIONAL NETO SESUDAH PAJAK
(-)
Rp. .....
(-)
Rp. ..... Rp. ..... Rp. .....
Selanjutnya dapat diketengahkan, bahwa tingginya angka marji n kontribusi dinyatakan dalambentukpersentaseterhadappenerimaanoperasionaltotalsedikitbanyakmenggambarkan tinggi-rendahnya 'spread'. Ini berarti bahwa angka marjin konwibusi yang tinggi sebuah bank pada umumnya menunjukkan keadaan yang menguntungkan. SOAL LA TIHAN Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Anda paling tepat dengan memberikan tanda silang (X) pada huruE A, B, atau C. . 1. Laporam keuangan perusahaan terdiri dari: a. Jumal, buku besar dan neraca b. Neraca lajur, buku besar dan buku harian c. Perhitungan rugi-Iaba, neraca, laporan peJ;Ubahanposisi ke~angan dan catatan atas laporan keuangan d. Jawab a, b dan c semuanya salah. 2.
Yang betul ialah: a. bahwa neraca bank yang beroperasi, nilai aktiva totalnya pasti lebih besar dibandingkan.dengan jumlah kewajiban totalnya. b. pada azasnya neraca tidak memuat data transaksi. c. Jawab a dan b kedua-duanya betul. d. Jawab a dan b kedua-duanya salah.
3.
Yang tidak dijumpai dalam neraca bag,ianpasiv~ ialah: a. ..biaya bunga deposito b. penerimaan pembayaran bunga atas kredit yang diberikan oleh bank,
70
c. d.
Jawab a dan b kedua-duanya salah Jawab a dan b kedua-duanya betul.
4.
Yang tercatat dalam neraca ialah: a. data stok mengenai nilai transaksi keuangan perusahaan b. data aliran nilai harta benda hutang dan modal sendiri c. data stok harta benda milik perusahaan, hutang dan modal perusahaan. d. Jawab a, b, dan c tidak ada yang betul.
5.
Isilahpada kolom 3 dengan salahdi antarakata neracaatau RfL(untuklaporanrugi-Iaba) dan kolom 4 dengan salah satudiantarakata-kata aktiva,hutang, modal, penerimaan ope rasional atau biaya operasional yang menurut pendapat Anda paling tepat dihubungkan dengan judul pos laporan keuangan pada kolom sebelumnya.
No. judul pos (I)
I 2 3 4 5 6 7 8 9 10
.
(2)
Giro Giro pada Bank Indonesia. Deposito P sertaan pada bank lain Laba sebelum pajak Bunga deposito Jasa giro Laba ditahanl'retained earnings' Bunga atas kredit nasabah Bunga atas tabungan nasabah
untuk diisi
untuk diisi
(3)
(4)
/
o
71