BAB VI KESIMPULAN, REKOMENDASI, DAN KETERBATASAN PENELITIAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dalam penelitian ini untuk menjawab dari pertanyaan penelitian yang diajukan. Kesimpulan dari penelitian ini terdiri antara lain 1. Terdapat perbedaan respon pada tahap attention (perhatian) pada foto profesional di dua komponen teknis (warna, angle) dan satu komponen eWOM (rating) sedangkan perbedaan respon foto turis terdapat di satu komponen eWOM (caption). 2. Terdapat perbedaan respon pada tahap interest (ketertarikan) pada foto profesional di keseluruhan komponen teknis (warna, pencahayaan, angle, komposisi) dan dua komponen eWOM (pengunggah, caption) sedangkan pada foto turis tidak terdapat perbedaan respon disemua komponen. 3. Terdapat perbedaan respon pada tahap desire (hasrat) pada foto profesional di keseluruhan komponen teknis (warna, pencahayaan, angle, komposisi) dan satu komponen eWOM (pengunggah) sedangkan pada foto turis tidak terdapat perbedaan respon disemua komponen. 4. Terdapat perbedaan respon pada tahap action (tindakan) pada foto profesional di satu komponen teknis (warna), sedangkan pada foto turis tidak terdapat perbedaan respon disemua komponen. 5. Foto profesional mendapatkan respon yang lebih baik secara keseluruhan dibandingkan dengan foto turis, karena mendapatkan respon yang baik
87
pada 15 komponen. Komponen teknis foto dan komponen eWOM yang menjadi mediator di hierarki respon AIDA antara lain; -
Tiga perbedaan respon pada warna, angle dan rating di tahap attention
-
Enam perbedaan respon pada warna, pencahayaan, angle, komposisi pengunggah dan caption ditahap interest.
-
Lima perbedaan respon pada warna, pencahayaan, angle, komposisi dan pengunggah ditahap desire.
-
Satu perbedaan respon pada warna di tahap action.
Komponen eWOM yang menjadi satu-satunya mediator pada foto turis adalah pada keterangan (caption) pada foto. 6.2 Rekomendasi Berdasarkan temuan dari penelitian ini, maka peneliti dapat merancang rekomendasi penelitian yang dapat digunakan untuk merancang strategi pemasaran pariwisata khususnya yang menggunakan foto dalam media sosial diantaranya; 1.
Foto professional merupakan pilihan terbaik dalam pemanfaatannya untuk promosi pariwisata di media sosial karena mendapatkan respon yang lebih baik pada komponen yang lebih banyak jika dibandingkan foto turis. Promosi objek wisata perlu dilakukan supaya calon wisatawan mengetahui dan tertarik untuk mendatangi destinasi tersebut. Oleh karena itu pengelola objek wisata bisa menggunakan jasa fotografer profesional untuk
88
mempromosikan destinasi wisata di media sosial sehingga keindahan objek wisata bisa tertangkap dalam frame foto dengan baik. 2.
Promosi menggunakan foto di media sosial merupakan pilihan yang cocok bila pengelola objek wisata ingin menargetkan segmen anak muda karena mereka dalam penelitian ini menggunakan media sosial untuk mencari informasi mengenai pariwisata dan informasi yang dicari sebagian besar merupakan foto-foto mengenai objek wisata.
3.
Pengelola objek wisata baiknya memperhatikan dan merawat lokasi wisata supaya kondisi kenyataan objek wisata dengan yang ada di media promosi foto tidak berbeda atau mirip. Sehingga pengunjung tidak merasa kecewa bila mendatangi objek wisata tersebut,
4.
Komponen teknis foto yaitu warna mendapatkan perbedaan respon di semua tahapan hierarki respon AIDA, sehingga warna foto yang perlu diperhatikan bila ingin mempromosikan objek wisata di media sosial. Banyaknya foto yang diunggah ke media sosial memerlukan ciri khas supaya terlihat menonjol dibandingkan dengan foto yang lainnya dengan cara diolah menggunakan software, sehingga didapatkan warna foto yang sesuai kebutuhan.
5.
Penelitian ini menemukan bahwa pengguna media sosial sebagian besar mengikuti akun pariwisata untuk mencari informasi mengenai pariwisata. Sehingga pengelola wisata bisa menggunakan jasa dari akun pariwisata tersebut untuk mengulas objek wisata yang ada, supaya pengguna media sosial bisa mendapatkan informasi mengenai hal tersebut.
89
6.
Instagram menjadi media sosial yang paling sering di akses pengguna media sosial di penelitian ini. Diperlukan foto yang menarik untuk mempromosikan dan mempengaruhi minat berwisata pengguna media sosial. Pengelola objek wisata bisa menggunakan Instagram sebagai media untuk mempromosikan objek wisatanya mengingat melalui media sosial penyebaran eWOM menjadi salah satu promosi yang efektif dan efisien dibandingkan tradisional WOM.
7. Pengguna media sosial dalam penelitian ini sebagian besar mengakses media sosial menggunakan smartphone, sehingga pengelola objek wisata perlu memperhatikan ketersediaan jaringan internet di objek wisata. 6.3 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam desain penelitian dan data yang didapatkan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen yang tidak mempertimbangkan adanya validitas eksternal karena mementingkan validitas internal sehingga kurang menggambarkan realitas yang sebenarnya. Dalam penelitian ini juga memiliki keterbatasan dalam mengetahui hal mana saja yang disukai dan yang tidak disukai. Penelitian ini menggunakan Facebook sebagai media sosialnya, tetapi komponen eWOM dalam Facebook banyak yang tidak memiliki perbedaan respon, hal ini dimungkinkan media sosial yang lainnya lebih cocok. Temuan dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa Instagram lebih banyak diakses dibandingkan Facebook menggambarkan bahwa pengguna media sosial sudah mulai bergeser ke platfom media sosial lainnya. Sehingga apabila penelitian
90
selanjutnya ingin meniliti mengenai foto di media sosial, dapat menggunakan platfom media sosial yang lain. Hasil penelitian ini tidak bisa digeneralisir bahwa nantinya di media sosial lainnya mempunyai hasil yang sama, hal tersebut dikarenakan media sosial yang satu dengan yang lain mempunyai karakteristik, komponen, dan user interface yang berbeda. Penelitian ini tidak meneliti proses eWOM secara keseluruhan, hanya meneliti perilaku media sosial sebelum mengambil keputusan untuk berwisata sehingga tidak dapat menilai perilaku setelah kunjungan (post purchase behavior). Penelitian selanjutnya apabila ingin memahami mengenai proses eWOm secara lebih lengkap dapat menggunakan pembaruan hieraki respon AIDA yaitu model AISDALSLove. Model AISDALSLove merupakan model lanjutan dari model AIDA dimana model tersebut menambahkan tahapan proses Search, Like/dislike, Share dan Love/hate yang menggambarkan perilaku pasca pembelian.
91