BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan dan analisis, penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Program KSN Borobudur dan Program Pembangunan Desa Program KSN Borobudur lebih berfokus pada bidang program yang mendukung pelestarian kawasan cagar budaya dan kurang memperhatikan program yang dibutuhkan oleh masyarakat setempat. Hal ini disebabkan tidak adanya partisipasi masyarakat dalam proses penyusunannya. Secara keseluruhan program KSN Borobudur terdiri dari sembilan bidang program, yaitu kebudayaan, koperasi dan UKM, lingkungan hidup, pariwisata, pekerjaan umum, pemberdayaan masyrakat, penataan ruang, pertanian, dan perumahan. Penentuan prioritas program KSN Borobudur dilakukan berdasarkan tahun pelaksanaannya. Bidang program yang akan dilaksanakan pada tahun 2014 antara lain kebudayaan, lingkungan hidup, pariwisata, pekerjaan umum dan penataan ruang. Disisi lain, program pembangunan desa di Kawasan Borobudur lebih berfokus pada penyelesaian masalah yang ada di desanya dan kurang memperhatikan pelestarian cagar budaya. Dalam proses penyusunannya program pembangunan desa melibatkan partisipasi masyarakat secara aktif untuk mentukan program prioritas yang paling dibutuhkan oleh masyarakatnya. Hasilnya menunjukkan bahwa prioritas program Desa Borobudur adalah bidang sosial terkait kegiatan pengadaan lapangan pekerjaan, prioritas program Desa Wanurejo adalah bidang pekerjaan umum terkait kegiatan pembangunan saluran irigasi serta prioritas program kelurahan mendut terkait kegiatan pembangunan saluran drainase. 2. Potensi Integrasi Program KSN Borobudur dan Program Pembangunan Desa Dalam menentukan potensi integrasi program KSN Borobudur dapat dilihat berdasarkan kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam program KSN Borobudur dan program pembangunan desa. Secara keseluruhan terdapat
143
karakteristik perencanaan yang berbeda antara perencanaan KSN Borobudur dan perencanaan pembangunan desa. Perencanaan KSN Borobudur menggunakan pendekatan proses perencanaan komperhensif yang kurang melibatkan partisipasi masyarakat dalam proses penyusunannya. Hal tersebut menjadi kekurangan dalam perencanaan KSN Borobudur karena program yang disusun belum menjadi kebutuhan masyarakat setempat karena kurangnya keterlibatan mereka dalam proses penyusunan. Bidang program tersebut antara lain penataan ruang dan pariwisata. Akan tetapi kelebihan yang dimiliki dari perencanaan KSN Borobudur adalah dana yang mendukung pelaksanaan program KSN Borobudur berasal dari APBN, APBD Provinsi Jawa Tengah dan APBD Kabupaten Magelang. Selain itu berdasarkan hasil analisis terdapat bidang program yang memiliki kesesuaian dengan program pembangunan desa yaitu, bidang program pekerjaan umum, lingkungan hidup dan kebudayaan. Disisi lain, perencanaan pembangunan desa yang tertuang dalam RPJM Desa disusun melalui pendekatan proses perencanaan strategis yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat setempat. Hal ini menjadi kelebihan dari perencanaan pembangunan desa karena program yang disusun merupakan kebutuhan dari masyarakat. akan tetapi dalam pelaksanaannya pemerintah desa mengalami kekurangan dari segi pendanaan. Program pembangunan desa hanya didukung oleh dana APBD Kabupaten Magelang dan APB Desa.
Dengan melihat kondisi, dapat disimpulkan program KSN
Borobudur dan program pembangunan desa berpotensi untuk diintegrasikan karena nantinya dalam implementasi keduanya dapat saling mendukung dan melengkapi, sehingga tercipta perencanaan Kawasan Borobudur yang menyeluruh. 3. Faktor yang diduga akan mempengaruhi implementasi program KSN Borobudur Berdasarkan hasil temuan dan analisis terdapat dua faktor yang diduga paling mempengaruhi implementasi program KSN Borobudur di tingkat desa, yaitu komunikasi dan kesesuaian program dengan kebutuhan masyarakat. komunikasi merupakan faktor utama yang dapat menentukan keberhasilan dan
144
kegagalan suatu kebijakan. Dalam hal ini komunikasi yang terjalin antara pemerintah pembuat kebijakan dengan masyarakat setempat masih sangat kurang. Kondisi tersebut disebabkan, selama proses penyusunan program KSN Borobudur masyarakat kurang ikut dilibatkan. Dengan begitu, program yang yang menjadi prioritas KSN Borobudur bukan berdasarkan kebutuhan masyarakat setempat. Oleh karena itu perlu adanya penyesuaian program KSN Borobudur dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu , faktor lainnya yang diduga akan mempengaruhi implementasi KSN Borobudur adalah sumber daya, struktur birokrasi, komunikasi dan disposisi. Dalam hal ini sumber daya terhadap implementasi program terbagi menjadi dua yaitu sumber daya manusia dan sumber daya keuangan. Sumber daya yang tersedia di Kawasan Borobudur berupa staff pemerintah desa dan ketersediaan anggaran. Staff pemerintah desa telah memenuhi kapasitas sebagai perangkat desa. Anggaran yang disediakan berasal dari APBN, APBD Provinsi Jawa Tengah dan APBD Kabupaten Magelang. Struktur birokrasi pemerintah Kawasan Borobudur memiliki SOP dalam instrumen regulasi seperti pemberian ijin diluar tugas rutinitas lainnya. Struktur pemerintah di Kawasan Borobudur sudah sesuai dengan prinsip orgranisasi. Jika struktur pemerintah yang ditetapkan telah sesuai, maka dapat mendukung sistem koordinasi yang baik. Pemerintah desa memiliki kesepakatan terhadap program KSN Borobudur dan bersedia mengimplementasikan program tersebut guna mewujudkan pelestarian kawasan Borobudur. 6.2 Rekomendasi Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, peneliti mengusulkan beberapa rekomendasi yang berkaitan dengan program pembangunan desa, program KSN Borobudur, integrasi program KSN Borobudur, implementasi program KSN Borobudur ditingkat desa dan penelitian selanjutnya: 1. Program Pembangunan Desa Program pembangunan desa yang dibuat oleh pemerintah dan masyarakat desa, kurang memperhatikan pengelolaan dan pengembangan terhadap potensi desa. Seharusnya program pembangunan desa bukan hanya dibuat sebagai solusi
145
terhadap permsalahan yang ada, tetapi juga sebagai pengelola dan pengembang dari potensi desa tersebut. Salah satu potensi yang masih belum di perhatikan oleh pemerintah Desa Borobudur, Desa Wanurejo dan Kelurahan Mendut adalah potensi desa wisata yang belum tekelola dengan baik. Keberdaan candi Borobudur, candi pawon dan candi mendut menjadikan kawasan tersebut banyak dikunjungi oleh wisatawan. Para wisatawan juga tertarik untuk mengunjungi desa – desa disekitar candi, karena kondisi pedesaan yang masih asri dan nilai – nilai kebudayaan yang masih kuat. Jika potensi tersebut dikelola dengan baik dan diintegrasikan dengan sektor lainnya maka akan mendatangkan keuntungan ekonomi bagi masyarakat setempat. 2. Program Kawasan Strategis Nasional Borobudur Program Kawasan Strategis Nasional Borobudur seharusnya tidak hanya berfokus pada pelestarian kawasan cagar budaya saja, tetapi juga harus memperhatikan
kebutuhan
masyarakat
setempat
untuk
meningkatkan
kesejahteraannya. Bidang program yang paling dibutuhkan oleh masyarakat setempat adalah sosial, kesehatan dan pendidikan. Pemerintah pembuat kebijakan seharusnya memasukkan program tersebut kedalam program KSN Borobudur dan menjadikannya program prioritas. Hal ini dikarenakan, upaya pelestarian kawasan cagar budaya tidak terlepas dari keterlibatan masyarakat didalamnya. Jika kebutuhan masyarakat telah terpenuhi, maka mereka akan terlibat aktif dalam pelaksanaan program pelestarian kawasan cagar budaya. 3. Integrasi program KSN Borobudur dengan program pembangunan desa Berdasarkan kesimpulan penelitian menyatakan bahwa program KSN Borobudur berpotensi diintegrasikan dengan program pembangunan desa. Untuk
mewujudkan
potensi
tersebut
diperlukan
beberapa
hal
agar
pelaksanaannya berjalan dengan baik yakni, kajian ulang terhadap program KSN Borobudur agar program yang disusun sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Dalam melakukan pengkajian tersebut perlu adanya koordinasi dengan pemerintah desa dan masyarakat setempat terkait rencana program KSN Borobudur. sebagai aspek pendukungnya, perlu adanya peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah desa dalam pelestarian kawasan cagar budaya. Hasil
146
dari pengkajian tersebut harus menghasilkan perencanaan jangka panjang yang dapat menyelesaikan permasalahan di Kawasan Borobudur dengan tetap melestarikan kawasan cagar budaya. 4. Implementasi KSN Borobudur Berdsarkan hasil kesimpulan penelitian terdapat dua faktor yang diduga akan mempengaruhi implementasi program KSN Borobudur, yaitu komunikasi dan kesesuaian program. Kedua faktor ini perlu diperhatikan oleh pemerintah pusat agar pelaksanaan program KSN Borobudur dapat berjalan dengan baik. Sebagai langkah awal perlu adanya komunikasi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah desa dan masyarakat setempat terkait tujuan dari kebijkan KSN Borobudur. Komunikasi tersebut dapat berupa sosialisasi secara berkala agar masyarakat paham dan merasa bertanggung jawab untuk mewujudkan tujuan tersebut. Selanjutnya dalam menyusun program yang dapat mendukung tujuan kebijakan KSN Borobudur perlu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat dengan melakukan pengkajian ulang. Pengkajian tersebut dapat dilakukan melalui Forum Group Discussion dengan pemerintah desa dan masyarakat setempat. Dari hasil FGD tersebut dapat ditentukan program – program yang dibutuhkan oleh masyarakat, sehingga pemerintah dapat menentukan strategi pelaksanaan yang tepat. 5. Jika program KSN Borobudur telah di implementasikan maka diperlukan beberapa penelitian lanjutan antara lain: a. Respon masyarakat mengenai program KSN Borobudur. Penelitian ini akan memberikan informasi kepada pemerintah pusat mengenai respon masyarakat terhadap implementasi program KSN Borobudur. penelitian ini adapat dilakukan melalui wawancara dengan masyarakat yang ada di Kawasan Borobudur. b. Evaluasi program KSN Borobudur terhadap pembangunan desa Penelitian ini dapat dilakukan setelah lima tahun pelaksanaan program KSN Borobudur. Dalam kurun waktu tersebut dapat terlihat bagaimana dampak dan pengaruh program KSN Borobudur terhadap pembangunan desa. Dari
147
hasil penelitian ini juga dapat diberikan saran dan rekomendasi untuk pelaksanaan program selanjutnya. c. Pengaruh program KSN Borobudur terhadap pengembangan desa wisata Dalam program KSN Borobudur terdapat bidang program pariwisata yang bertujuan mengembangkan potensi wisata di kawasan Borobudur. Setelah lima tahun program tersebut dilaksanakan akan terlihat pengaruhnya perkembangan potensi desa wisata di Kawasan Borobudur dan pengaruhnya dengan kesejahteraan masyarakat di Kawasan Borobudur. d. Faktor yang mempengaruhi implementasi program KSN Borobudur Berdasarkan hasil temuan dan analisis peneliti terdapat beberapa faktor yang diduga akan mempengaruhi implementasi KSN Borobudur. Dugaan tersebut dibuat berdasarkan implementasi program pembangunan desa yang telah berjalan. Jika nantinya program KSN Borobudur telah telaksana, dapat diketahui apakah dugaan – dugaan terebut terbukti benar atau terdapat dugaan lainnya.
148