perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas mengenai kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi fungsi ditinjau dari tingkat kecemasan siswa, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1.
Dari klasifikasi tingkat kecemasan yang dimiliki oleh enam siswa kelas VIII-E SMP Negeri 3 Mojolaban yang dipilih sebagai subjek penelitian, jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa tersebut ditinjau dari tingkat kecemasan siswa adalah a. Siswa dengan klasifikasi tingkat kecemasan berat melakukan semua jenis kesalahan menurut Lerner yaitu kesalahan tipe I (aspek pengetahuan tentang simbol), kesalahan tipe II (aspek kesalahan dalam memahami data), kesalahan tipe III (aspek kesalahan dalam menggunakan proses yang keliru), kesalahan tipe IV (aspek kesalahan dalam perhitungan), kesalahan tipe V (aspek kesalahan dalam penulisan). b. Siswa dengan klasifikasi tingkat kecemasan sedang melakukan beberapa jenis kesalahan Lerner yaitu kesalahan tipe II (aspek kesalahan dalam memahami data), kesalahan tipe III (aspek kesalahan dalam menggunakan proses yang keliru), kesalahan tipe IV (aspek kesalahan dalam perhitungan), kesalahan tipe V (aspek kesalahan dalam penulisan). c. Siswa dengan klasifikasi tigat kecemasan ringan hanya melakukan beberapa jenis kesalahan menurut Lerner yaitu tipe II (aspek kesalahan dalam memahami data), kesalahan tipe III (aspek kesalahan dalam menggunakan proses yang keliru), kesalahan tipe V (aspek kesalahan dalam penulisan).
2.
Faktor penyebab kesalahan yang dilakukan oleh enam siswa kelas VIII-E SMP Negeri 3 Mojolaban dalam menyelesaikan soal ulangan harian pada materi fungsi commit to user 190
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 191
setelah pembelajaran remidial ditinjau dari tingkat kecemasan siswa adalah sebagai berikut. a.
Untuk siswa yang melakukan jenis kesalahan tipe I (aspek pengetahuan tentang simbol) penyebabnya adalah sebagai berikut. 1) Siswa dengan klasifikasi tingkat kecemasan berat yaitu siswa tidak dapat menafsirkan kalimat matematika ke bentuk model matematika yang terkait.
b.
Untuk siswa yang melakukan jenis kesalahan tipe II (aspek kesalahan dalam memahami data) penyebabnya adalah sebagai berikut. 1) Siswa dengan klasifikasi tingkat kecemasan berat yaitu siswa kurang memahami konsep relasi dan fungsi, kurang memahami konsep dalam menggambar grafik pada diagram Cartesius, siswa kurang memahami maksud dari perintah soal dalam menentukan 𝑓 −2 − 𝑓(0), serta siswa kurang memahami data pada soal yaitu 𝑓 𝑎 = 3. 2) Siswa dengan klasifikasi tingkat kecemasan sedang yaitu siswa kurang memahami konsep relasi dan fungsi, siswa tidak memahami data pada soal serta konsep penyelesaiannya dalam menentukan nilai 𝑎, rumus 𝑓(𝑥), dan menyelesaikan soal cerita, siswa bingung dalam menentukan nilai 𝑓 −2
dan 𝑓 0 , kurang memahami materi prasyarat tentang
bilangan, siswa kurang memahami konsep mengenai bentuk grafik fungsi 𝑓(𝑥) dengan daerah asal anggota himpunan bilangan cacah serta siswa kurang teliti dalam menentukan koordinat titiknya. 3) Siswa dengan klasifikasi tingkat kecemasan ringan yaitu siswa kurang memahami konsep relasi dan fungsi, siswa menggunakan konsep yang keliru dalam menentukan 𝑓(0), siswa kurang memahami data pada soal yaitu 𝑓 𝑎 = 3, siswa kurang memahami materi prasyarat tentang bilangan, siswa kurang memahami bagaimana menentukan bentuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 192
grafik fungsi 𝑓, siswa tidak mengerti konsep untuk mengerjakan 𝑓(2𝑥 − 1). c.
Untuk siswa yang melakukan kesalahan tipe III (aspek kesalahan dalam mengggunakan proses yang keliru) penyebabnya adalah sebagai berikut. 1) Siswa dengan klasifikasi tingkat kecemasan berat yaitu siswa tidak mengetahui prosedur pengerjaan dalam menentukan rumus 𝑓(𝑥), dan siswa tidak mengetahui prosedur yang tepat untuk menyelesaiakan persoalan dalam menentukan bentuk fungsi 𝑓 dalam 𝑥. 2) Siswa dengan klasifikasi tingkat kecemasan sedang yaitu siswa tidak mengetahui prosedur yang tepat untuk menyelesaiakan persoalan dalam menentukan bentuk fungsi 𝑓 dalam 𝑥. 3) Siswa dengan klasifikasi tingkat kecemasan ringan yaitu siswa kurang teliti dalam memilih prosedur untuk melakukan operasi matematika saat menentukan 𝑓 −2 − 𝑓 0 , siswa kurang teliti saat melakukan proses penyelesaian untuk menentukan nilai 𝑝, siswa terburu-buru saat menentukan rumus fungsi 𝑓, tidak mengetahui cara atau prosedur untuk menyelesaikan soal yaitu menentukan 𝑓 −2 , rumus 𝑓(𝑥), dan 𝑓(2𝑥 − 1).
d.
Untuk siswa yang melakukan kesalahan tipe IV (aspek kesalahan dalam perhitungan) penyebabnya adalah sebagai berikut. 1) Siswa dengan klasifikasi tingkat kecemasan berat yaitu siswa kurang teliti dalam melakukan operasi matematika. 2) Siswa dengan klasifikasi tingkat kecemasan sedang yaitu siswa kurang teliti dalam melakukan perhitungan, dan siswa kurang teliti serta kurang memahami dalam menyederhanakan operasi pada bentuk aljabar.
e.
Untuk siswa yang melakukan kesalahan tipe V (aspek kesalahan dalam penulisan) penyebabnya adalah sebagai berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 193
1) Siswa dengan klasifikasi tingkat kecemasan berat yaitu siswa kurang tepat dalam memilih kata-kata untuk memaparkan jawaban yang dimaksud, dan siswa kurang teliti dalam penulisannya. Untuk siswa dengan
klasifikasi
tingkat
kecemasan
sedang
maupun
ringan
mempunyai penyebab yang sama dengan siswa pada tingkat kecemasan berat. Selain itu, pada siswa dengan klasifikasi tingkat kecemasan ringan juga mempunyai faktor penyebab lain yaitu siswa ingin mempersingkat langkah perhitungan, serta siswa kurang teliti dalam menggambar grafik.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian mengenai kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal ulangan harian
pada materi fungsi setelah
pembelajaran remidial ditinjau dari tingkat kecemasan siswa, dapat dikemukakan implikasi teoritis dan implikasi praktis sebagai berikut. 1.
Implikasi Teoritis Berdasarkan kajian teori, dalam rancangan penilaian tes dilakukan secara berkesinambungan melalui berbagai macam ulangan. Pada prinsipnya ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk perbaikan pembelajaran, memantau kemajuan dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Selain itu, terdapat kelemahan tes menurut pernyataan Gilbert Sax dalam (Arikunto, 2006: 56) yaitu salah satu kelemahan tes adalah tes dapat menimbulkan kecemasan sehingga mempengaruhi belajar siswa. Kecemasan dan kekhawatiran yang sangat kuat dan bersifat negatif dapat menimbulkan gangguan baik secara psikis maupun fisik (Sukmadinata, 2009: 84). Gangguan tersebut dapat menyebabkan kegagalan-kegagalan pada siswa yaitu menjadi pesimis, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 194
mempunyai harga diri kurang, putus asa, frustasi, tak dapat bertindak efektif dan tidak dapat mencapai prestasi optimal. Kecemasan dalam menghadapi tes menjadi persoalan yang penting karena memiliki akibat luas, salah satunya adalah kesalahan dalam penyelesaian soal. Kesalahan yang terlalu banyak dilakukan siswa dalam mengerjakan soal, tentunya akan berdampak tidak baik pada akademik siswa. Adapun jenis-jenis kesalahan menurut Lerner adalah kesalahan tipe I (kesalahan pada aspek pengetahuan tentang symbol), kesalahan tipe II (aspek kesalahan dalam memahami data), kesalahan tipe III (aspek kesalahan dalam menggunakan proses yang keliru), kesalahan tipe IV (aspek kesalahan dalam perhitungan), dan kesalahan tipe V (aspek kesalahan dalam penulisan). Meskipun kecemasan tersebut dapat mengakibatkan kesalahan dalam penyelesaian soal. Akan tetapi beberapa kajian teori tentang kecemasan tersebut belum kuat untuk menghubungkan antara analisis kesalahan yang dilakukan pada siswa dengan tingkat kecemasan. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dikembangkan lebih lanjut untuk mengetahui hubungan antara analisis kesalahan dengan tingkat kecemasan. 2.
Implikasi Praktis Secara praktis berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh adanya perbedaan kesalahan siswa dari masing-masing klasifikasi tingkat kecemasan yaitu pada siswa dengan tingkat kecemasan berat melakukan semua jenis kesalahan menurut Lerner tersebut. Selanjutnya untuk siswa dengan tingkat kecamasan sedang melakukan jenis kesalahan menurut Lerner kecuali kesalahan tipe I, dan untuk siswa dengan tingkat kecemasan ringan hanya melakukan beberapa jenis kesalahan Lerner yang meliputi kesalahan tipe II, kesalahan tipe III, serta kesalahan tipe V. Hal ini menunjukkan bahwa siswa di setiap klasifikasi tingkat kecemasan yang telah mengikuti pembelajaran remidial masih mengalami hambatan dalam menyelesaikan soal remidial pada pokok bahasan fungsi. Padahal pada pokok bahasan fungsi merupakan materi yang tergolong mudah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 195
dan mempunyai tingkat kesulitan rendah. Oleh karena itu, menganalisis kesalahan pada siswa ditinjau dari tingkat kecemasan diperlukan dalam upaya mengatasi kesalahan-kesalahan agar tidak dilakukan kembali.
C. Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dari penelitian ini, maka peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut. 1.
Bagi Guru a.
Guru wali sebaiknya mengkomunikasikan kepada wali murid mengenai tingkat kecemasan siswa yang mempunyai intensitas kuat dan bersifat negatif agar dapat memberi penanganan yang sesuai sehingga siswa dapat mengurangi tingkat kecemasan yang dimiliki.
b.
Berdasarkan temuan kesalahan dan penyebab kesalahan pada siswa, Guru mapel hendaknya menggunakan pendekatan dan metode pembelajaran yang sesuai sehubungan dengan upaya untuk meminimalisir kesalahan terjadi serta mencegah dan mengurangi tingkat kecemasan siswa yang mempunyai intensitas kuat dan bersifat negatif.
c.
Konselor Sekolah hendaknya memberikan bimbingan serta perlakuan khusus kepada siswa yang memiliki tingkat kecemasan dengan intensitas kuat dan bersifat negatif agar siswa dapat mengurangi kesalahan belajar yang terjadi sehingga siswa dapat mencapai prestasi yang optimal.
2.
Bagi Siswa a.
Siswa hendaknya lebih berkonsentrasi dan teliti dalam menyelesaikan operasi hitung matematika.
b.
Siswa sebaiknya memahami potensi yang dimiliki serta berfikir positif untuk mengurangi tingkat kecemasan dalam menghadapi ulangan atau tes sehingga siswa secara tepat menggunakan konsep materi terkait untuk melengkapi jawaban. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 196
c.
Siswa sebaiknya mengetahui tingkat kecemasan yang mereka miliki, apakah siswa tersebut diklasifikasikan pada tingkat kecemasan berat, sedang, maupun ringan. Hal ini bertujuan agar siswa dapat menyiasati bagaimana upaya terbaik dalam mengurangi kecemasan yang ada sehingga dapat meminimalisir kesalahan dalam belajar.
d.
Siswa sebaiknya melakukan kegiatan yang positif dan melatih kepercayaan diri untuk mengurangi tingkat kecemasan siswa.
3.
Bagi Peneliti Lain Dari penelitian diperoleh hasil bahwa meski telah diberikan pembelajaran remidial bagi siswa yang belum mencapai ketuntasan, baik siswa dengan tingkat kecemasan berat, sedang maupun ringan masih banyak melakukan kesalahan saat menyelesaikan ulangan remidial. Oleh karena itu, penelitian tentang kesalahan penting dilakukan untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dialami oleh siswa. Berdasarkan dari penelitian tentang analisis kesalahan siswa ditinjau dari tingkat kecemasan ini, peneliti lain dapat mengembangkan lebih lanjut berkenaan dengan penelitian ini. Diantaranya adalah meneliti analisis kesalahan dengan peninjauan dan materi yang berbeda, meneliti bagaimana dampak kesalahan siswa terhadap hasil belajar ditinjau dari tingkat kecemasan siswa, serta melakukan penelitian semi kuantitatif pada penelitian ini.
commit to user