BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, maka simpulan hasil penelitian sebagai berikut: Pengkajian perwatakan novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari dilakukan berdasarkan kedudukan tokoh tersebut dalam cerita. Berdasarkan analisis yang dilakukan ditemukan dua tokoh sentral dalam novel tersebut yaitu Pambudi dan Pak Dirga. Selain tokoh sentral, ditemukan dua tokoh utama yaitu Sanis dan Mulyani. Keempat tokoh tersebut keberadaannya sangat berpengaruh terhadap jalannya cerita, karena seringnya muncul dalam setiap bagian pada novel tersebut. Perwatakan tersebut dianalisis secara langsung maupun tidak langsung berdasarkan kutipan dan dialog dalam novel tersebut. Kepribadian tokoh-tokoh utama dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari dilakukan berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Sigmund Freud yang meliputi kajian id, ego, dan superego. Kepribadian atau karakter tokoh Pambudi dapat dilihat dari karakternya yang jujur, gigih, cerdas, inisiatif, cakap, sabar, dan selalu peduli dengan sesama. Tokoh Pambudi dalam cerita memiliki kepribadian yang baik. Diceritakan Pambudi memiliki konflik dengan Pak Dirga sejak awal terpilihnya menjadi seorang lurah. Selain itu konflik percintaannya dengan Sanis yang akhirnya kandas dan dengan Mulyani yang masih menggantung statusnya. Pak dirga digambarkan sebagai tokoh yang memiliki kepribadian yang kurang baik. Hal tersebut dapat dilihat melalui karakter yang dimiliki oleh Pak Dirga, yang memiliki sifat bajul, pandai berjudi, culas, dan sering berganti istri. Karakter tokoh Sanis diceritakan memiliki kepribadian yang masih belum stabil. Hal tersebut dapat dilihat dari usianya yang masih cukup muda, menjadikan kepribadian utamanya belum cukup terlihat. Sanis digambarkan sebagai seorang tokoh yang pemalu dan pendiam. Dalam cerita Sanis diceritakan memiliki konflik dengan Pambudi, Sanis lebih memilih Pak Dirga dibanding Pambudi yang selama ini mencintainya. Sedangkan karakter tokoh Mulyani dalam cerita digambarkan 110
111
sebagai seorang gadis yang memiliki sikap mudah merajuk bila keinginannya tidak dituruti. Berdasarkan analisis yang dilakukan, novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari ini juga banyak mengandung nilai-nilai pendidikan karakter. Nilainilai pendidikan karakter ditemukan berdasarkan analisis tokoh-tokoh dalam novel tersebut. Nilai-nilai pendidikan karakter yang ditemukan sepuluh nilai karakter yang dominan pada novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari diantaranya yaitu nilai karakter (1) jujur, (2) peduli sesama, (3) gigih, (4) inisiatif, (5) kerja keras, (6) tanggung jawab, (7) rela berkorban, (8) religius/ taat kepada Tuhan Yang Maha Esa, (9) cerdas, dan (10) sabar. Hasil dari pengkajian novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari kemudian direlevansikan pada pembelajaran sastra di SMA. Terkait dengan pembelajaran sastra di SMA, pengkajian novel dilakukan di kelas XII SMA. Hal itu sesuai dengan kurikulum yang berlaku yaitu Kurikulum 2013 kurikulum 2013 yaitu di kelas XII dengan Kompetensi Dasar: Memahami struktur, menganalisis, dan mengintepretasi kaidah teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel baik melalui lisan maupun tulisan. Kegiatan pembelajaran dilakukan adalah menganalisis unsur-unsur intrinsik. Salah satunya menganalisis perwatakan tokoh dalam suatu novel. Peran psikologi sastra dalam pengkajian novel adalah untuk mengungkapkan watak tokoh, menilai kelayakan novel tersebut sebagai bahan bacaan siswa tingkat SMA., serta mengenal secara lebih mendalam terhadap seorang pengarang. Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan, novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari sesuai atau relevan untuk dijadikan materi bahan ajar siswa SMA. Hal itu dikarenakan novel tersebut mengandung nilai-nilai positif yang dapat memotivasi dan dijadikan contoh oleh siswa.
B. Implikasi Novel memiliki implikasi dalam dunia pendidikan. Hal tersebut terlihat adanya fenomena yang dapat direalisasikan pemanfaatan novel dalam dunia pendidikan. Sastra kini dapat disebut telah menjadi bagian integral dalam proses
112
membentuk individu di sekolah. Kehadiran sastra bertujuan akan mampu membuka wawasan manusia untuk memiliki kepekaan empati, perasaan, jiwa jika dibaca dengan penuh saksama dan pemahaman. Sebab, sastra merupakan bentuk refleksi kehidupan yang sesungguhnya banyak dialami oleh pembaca itu sendiri. Hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan untuk memperkaya masalah telaah sastra dan menjadi satu langkah awal untuk ppenelitian lebih lanjut mengenai pengkajian berbagai faktor kejiwaan tokoh yang terdapat dalam suatu karya sastra. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekata psikologi sastra untuk mengetahui kepribadian tokoh utama dan nilai-nilai pendidikan karakter yang tercermin pada tokoh-tokoh yang ada dalam suatu karya sastra berupa novel. Pengkajian yang dilakukan dengan pendekatan psikologi sastra, akan menganalisis lebih mendalam dengan memadukan realitas kehidupan yang ada dalam fiksi dengan realitas dunia nyata saat ini. a. Implikasi Teoretis Sastra dapat dikaji dengan berbagai pendekatan namun untuk memahami tokoh, pendekatan psikologi adalah pendekatan yang mengulasnya secara mendalam. Psikologi sastra yang diungkapkan dalam penelitian ini adalah teori psikoanalisis Sigmund Freud. Hasil penelitian ini berimplikasi terhadap perkembangan teori sastra khususnya pada teori psikologi sastra. Pendekatan psikologi diawali dengan menganalisis perwatakan dan karakter tokoh dengan metode langsung maupun secara tidak langsung. Penerapan pendekatan psikologi sastra berimplikasi juga pada pendalaman teori psikologi sastra. Penelitian ini dapat membantu dalam pengembangan teori kritik sastra. Novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari ini dapat memberikan gambaran kepada kita tentang kehidupan seorang Pemuda yang memperjuangkan kebenaran, dan sarat dengan ajaran-ajaran moral yang mendidik. Karakter tokoh Pambudi
memcerminkan
pribadi
yang
kuat
dalam
menghadapi
setiap
permasalahan hidup. Selain itu, banyak teladan yang dapat diambil dari kisah novel ini, terutama mengenai nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya. Pada aspek pendidikan karekter, hasil penelitian ini dapat diimpikasikan menjadi alternatif bagi guru dalam menumbuhkan karakter siswa. Nilai-nilai
113
karakter yang ditemukan dalam novel tersebut dapat dijadikan contoh dan diselipkan dalam pembelajaran. Selain meningkatkan apresiasi siswa terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra, apresiasi sastra dapat mejadikan siswa lebih peka terhadap gejala-kejiwaan yang ditemui dalam kehidupan. Guru dituntut
mampu
meyajikan
pembelajaran
yang
menyenangkan
serta
pendampingan kepada siswa untuk membentuk kepribadian dan moral siswa. Hal ini dikarenakan pembentukan watak, moral, dan kepribadian siswa juga merupakan salah satu tugas seorang guru. b. Implikasi Praktis Hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan minat dalam mengapresiasi suatu karya sastra dalam hal ini novel. Proses pembelajaran apresiasi sastra seharusnya tidak hanya dilakukan dengan memberikan teori saja. Pembelajaran yang dilakukan harus mampu mendorong siswa agar dapat mengapresiasi, mengkritik, dan berkreasi lebih mendalam terhadap suatu karya sastra khususnya novel. Pembelajaran apresiasi novel secara umum dapat memberikan sumbangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Aspek kognitif diperoleh siswa dari apresiasi novel berupa pengetahuan siswa terhadap sastra meningkat sehingga dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi. Aspek afektif dapat meningkatkan perasaan siswa terhadap sastra. Sedangkan aspek psikomotorik dapat menjadikan siswa produktif dalam menciptakan suatu karya sastra dengan imajinasi yang berkembang. Novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Aqhad Tohari ini dapat dijadikan sebagai bahann bacaan yang baik bagi penikmat novel. Pembaca dapat mengambil nilai-nilai positif yang terkandung dalam novel tersebut. novel ini juga dapat dijadikan sebagai bahan ajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di jenjang SMA dan perguruan tinggi. Diharapkan siswa dapat memilih dan memilah, mana yang baik, mana yang buruk, mana yang patut ditiru, mana yang tidak patut ditiru, mana yang harus diambil, serta mana yang harus dibuang dari novel tersebut. Apabila hal tersebut dapat dilaksanakan oleh siswa, sastra sesuatu yang bersifat dulce et utile, indah dan bermanfaat memang benar.
114
C. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, penulis memberikan saran sebagai berikut. 1. Kepada guru Bahasa Indonesia, novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari merupakan novel yang baik untuk dijadikan bahan pengajaran Bahasa Indonesia karena novel ini sarat dengan nilai pendidikan, khususnya pendidikan karakter. 2. Kepada para siswa yang membaca dan pembaca novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari yang lain, hendaknya dapat mengambil nilai-nilai positif dan dapat menghindari nilai-nilai negatif baik yang tersurat maupun yang tersirat dalam cerita. Melalui pemahaman yang mendalam terhadap nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam kedua novel, ajaran tentang kebaikan tersebut dapat diambil sebagai contoh dan sebagai cermin bagi kehidupan kita. Sementara itu, nilai negatif yang terkandung dalam kedua novel ini sedapat mungkin dihindari. 3. Kepada sekolah diharapkan menjadikan novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari sebagai alternatif bacaan khususnya di jenjang SMA dan Perguruan Tinggi. 4. Kepada pembaca Di Kaki Bukit Cibalak diharapkan mampu mengambil nilainilai positif dan mencermati nilai-nilai negatif yang terkandung dalam novel tersebut. nilai-nilai positif dalam novel tersebut diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam menhadapi berbagai problematika hidup. Sedangkan nilai negaif diharapkan dapat menjadi pelajaran bahwa tindakan buruk akan mendapatkan ganjaran yang tidak baik pula. 5. Kepada peneliti lain yang meneliti kedua novel ini, hendaknya dapat mengambil cakupan permasalahan yang lebih luas lagi, agar kajian penelitian dapat lebih mendalam dan berarti, khususnya dalam dunia pendidikan. 6. Kepada penulis novel diharapkan dapat menciptakan lagi novel-novel dengan konflik batin yang lebih baik dan mendalam lagi. Agar semakin banyak peneliti-peneliti yang mengkaji novel dengan pendekatan psikologi sastra.
115
7. Kepada penerbit, penulis mengharapkan agar penerbi lebih teliti dan hati-hati dalam menerbitkan suati karya sastra khususnya novel. Agar dalam novel tidak ditemukan lagi kesalahan-kesalahan penulisan atau tata bahasa.