BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil temuan penelitian dan analisis data mengenai struktur, nilai pendidikan karakter, dan relevansinya terhadap materi pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut. 1.
Struktur Novel Pukat karya Tere Liye dapat dideskripsikan sebagai berikut. Terdapat keterjalinan antarunsur yaitu antara tema mayor dengan penokohan
dalam tokoh utama. Selain itu, latar sosial juga masih berhubungan dengan latar tempat, latar waktu, serta penokohan baik dalam tokoh utama maupun tokoh tambahan. a. Tema Ada dua tema dalam novel Pukat, yaitu tema mayor dan tema minor. Tema mayor yang diangkat adalah mengenai kesederhanaan hidup. Sedangkan tema minor yang diangkat dalam novel ini adalah kejujuran, kasih sayang orangtua, dan persahabatan. b. Alur Alur yang digunakan dalam novel Pukat adalah alur campuran. Nurgiyantoro menyebutkan ada 5 tahap dalam alur. Tahap yang pertama adalah penyituasian. Tahap ini berisi pengenalan tokoh-tokoh yang ada di novel Pukat. Tahap kedua adalah tahap pemunculan konflik. Dalam novel Pukat, tahap ini diceritakan bahwa Pukat dan Raju mengalami pertengkaran hingga dua bulan tidak saling menyapa. Tahap selanjutnya adalah tahap peningkatan konflik. Tahap ini menceritakan Pukat yang dihukum oleh Mamak akibat tidak menuruti perintah Mamak. Karena hukuman inilah Pukat menganggap bahwa Mamak membencinya. Tahap peningkatan konflik ini juga menceritakan teka-teki Wak Yati yang tidak bisa Pukat jawab selama bertahun-tahun. Tahap keempat adalah klimaks. Klimaks yang ada dalam novel ini terjadi ketika Pukat hampir kehilangan
123
124
nyawanya akibat terjebak di dalam lokasi pembakaran untuk proses membuka hutan. Tahap terakhir adalah tahap penyelesaian. Empat belas tahun
kemudian
Pukat
diceritakan
tengah
menempuh
program
doktoralnya di Amsterdam. Ketika ia mendapat surat dari Burlian, ia baru mengetahui jawaban dari teka-teki Wak Yati yang belum sempat ia jawab. Karena janjinya kepada Wak Yati, ia langsung bergegas memesan tiket pesawat untuk pulang ke kampung dan menepati janjinya. c. Penokohan Tokoh dalam novel Pukat dibagi menjadi dua, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama dalam novel tersebut adalah Pukat. Sedangkan tokoh tambahannya adalah Bapak, Mamak, Burlian, Amelia, Ayuk Eli, Wak Yati, Wak Lihan, Raju, Pak Bin, Saleha, dan Lamsari. d. Latar Terdapat tiga latar dalam novel Pukat, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar terjadi di dapur rumah Pukat, balai kampung, pasar, ruang kelas, warung Ibu Ahmad, gerbong kereta, hutan, ladang, sungai, Amsterdam dan Jakarta. Latar waktu yang disebutkan adalah pagi, siang, sore, malam, minggu, esok-lusa, dan bulan. Latar sosial yang ada di novel Pukat ini juga dibagi menjadi dua, yaitu kebiasaan hidup dan tradisi. Kebiasaan hidupnya adalah gotong royong merenovasi masjid, gotong royong membuka hutan, memanfaatkan sungai, serta bermusyawah di balai kampung. Sedangkan tradisinya adalah upacara pernikahan khas Sumatra. e. Sudut pandang Sudut pandang yang digunakan dalam novel Pukat ini adalah sudut pandang persona pertama “aku” sebagai tokoh utama. f. Gaya bahasa Terdapat empat gaya bahasa yang sering digunakan pengarang dalam menuliskan jalan cerita pada novel Pukat. Gaya bahasa tersebut adalah simile, personifikasi, metafora, dan hiperbola.
125
g. Amanat Ada lima amanat yang dapat diambil setelah membaca novel Pukat. Amanat-amanat tersebut adalah kejujuran itu bagai menggenggam seluruh kebahagiaan di dunia, janganlah berburuk sangka terhadap orangtua sendiri, kerja keras yang diimbangi denngan doa pasti akan membuahkan hasil, lubang pembuangan terkotor adalah mulut kita sendiri, serta janganlah berdiam-diaman dengan saudara dalam kurun waktu lebih dari tiga hari. 2. Nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel Pukat dan dimiliki oleh hampir seluruh tokoh-tokoh novel tersebut adalah peduli sosial, disiplin, kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu, bersahabat/komunikatif, gemar membaca, religius, jujur, mandiri, peduli lingkungan, serta tanggung jawab. 3.
Novel Pukat karya Tere Liye dapat dijadikan sebagai materi pembelajaran bahasa Indonesia di SMA karena nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalamnya. Nilai pendidikan karakter sangat penting ditanamkan pada siswa agar dapat memiliki karakter yang positif dan kuat.
B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian terhadap novel Pukat karya Tere Liye ini, terdapat unsur-unsur intrinsik yang berkesinambungan sehingga menghasilkan struktur yang kuat hingga dapat membentuk novel. Unsur-unsur tersebut yaitu tema, alur, penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Unsur intrinsik tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA) yang sesuai dengan kurikulum 2013, yaitu mengenai struktur novel. Selain mengandung unsur intrinsik yang lengkap, Tere Liye juga mampu menghadirkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Pukat. Nilai pendidikan karakter yang ada dalam novel Pukat ini diharapkan dapat memotivasi pembaca agar bisa membangun karakter yang kuat di dalam diri. Novel ini disukai bukan hanya dari nilai pendidikan karakter yang dimuat, tetapi juga karena ceritanya yang menarik dan sesuai dibaca untuk semua umur.
126
Berdasarkan analisis dan wawancara dengan beberapa informan mengenai materi pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran novel maka dapat disimpulkan jika novel Pukat karya Tere Liye ini dapat dijadikan sebagai materi pembelajaran novel pada siswa kelas XII SMA. Alasan dari novel Pukat dapat dijadikan materi pembelajaran novel di kelas XII SMA ini karena adanya kesesuaian dengan Kompetensi Dasar yang ada di silabus Kurikulum 2013. Tidak hanya itu, alasan dijadikannya novel Pukat sebagai materi pembelajaran ini karena isi cerita novel sesuai dengan usia siswa kelas XII. Cerita dalam novel Pukat juga mengangkat tema dalam kehidupan sehari-hari, seperti bersekolah, membantu orangtua, bermain bersama teman, hingga diomeli orangtua. Penggambaran watak tokoh yang jelas mampu membuat novel ini menjadi menarik. Selain itu, banyaknya nilai pendidikan karakter yang diceritakan dan sesuai dengan kehidupan seharihari juga mampu menarik hati pembacanya.
C. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dijelaskan di atas, peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut. 1.
Bagi Guru Novel Pukat karya Tere Liye ini dapat dijadikan alternatif sebagai materi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XII Sekolah Menengah Atas karena sesuai dengan Kompetensi Dasar yang tercantum dalam silabus. Kajian struktural dan nilai pendidikan karakter yang diangkat dalam novel ini mampu membantu guru untuk membuat materi pembelajaran yang berkaitan dengan struktur novel.
2.
Bagi Pembaca Pembaca diharapkan agar lebih tertarik untuk membaca novel yang mengandung nilai pendidikan karakter. Pembaca juga diharapkan agar dapat mengambil sisi positif yang ada di dalam novel dan meninggalkan nilai-nilai negatifnya. Nilai-nilai positif tersebut dapat diterapkan di kehidupan seharihari.
127
3. Bagi Peneliti Lain Novel Pukat merupakan novel yang menarik karena nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalamnya. Melalui hasil penelitian ini, diharapkan agar peneliti-peneliti lain mampu melanjutkan maupun memulai penelitian sastra baru terkait dengan penelitian tentang novel.