perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. SIMPULAN Berdasarkan hasil temuan data dan pembahasan data penelitian mengenai analisis kesalahan berbahasa terhadap karangan eksposisi berbahasa Jawa siswa kelas XI SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2014/2015 dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Bentuk kesalahan berbahasa yang terdapat dalam karangan eksposisi berbahasa Jawa siswa dibedakan menjadi tiga aspek, yaitu kesalahan pada tataran ejaan, diksi/kata, dan kalimat. Frekuensi kesalahan pada tataran ejaan sebesar 50,92%, kesalahan pada tataran diksi/kata sebesar 33,60%, dan kesalahan berbahasa pada tataran kalimat adalah sebesar 15,48%. Frekuensi kesalahan berbahasa terbesar adalah kesalahan berbahasa pada tataran ejaan. 2. Faktor penyebab kesalahan berbahasa dalam karangan eksposisi berbahasa Jawa siswa meliputi: kurangnya contoh dari guru, penguasaan kaidah bahasa Jawa siswa yang kurang memadai, adanya pengaruh bahasa ibu, kurangnya latihan menulis karangan berbahasa Jawa, kurangnya waktu menulis karangan, dan siswa kurang teliti ketika membuat karangan. 3. Adapun upaya yang dilakukan guru dan siswa untuk mengurangi kesalahan berbahasa dalam karangan eksposisi berbahasa Jawa diantaranya: memberi contoh terlebih dahulu, meningkatkan penguasaan kompetensi kaidah bahasa Jawa siswa, meningkatkan penggunaan bahasa Jawa Krama di kehidupan sehari-hari, memperbanyak latihan menulis atau mengarang karangan berbahasa Jawa, memberi waktu yang cukup kepada siswa saat membuat karangan, serta menerapkan teknik koreksi yang tepat. Diharapkan dengan upaya tersebut, kesalahan berbahasa pada karangan eksposisi bahasa Jawa siswa pada pembelajaran selanjutnya dapat dihindari. commit to user 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
145
B. IMPLIKASI Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah dikemukakan, maka penelitian ini memiliki implikasi terhadap kegiatan belajar mengajar mata pelajaran bahasa Jawa baik di kelas maupun di luar kelas. Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa frekuensi kesalahan berbahasa terbesar dalam karangan eksposisi berbahasa Jawa siswa kelas XI SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2014/2015 adalah kesalahan berbahasa pada tataran ejaan. Diketahuinya kesalahan tersebut memberi langkah bagi guru dan siswa untuk meningkatkan penguasaan tentang tata bahasa dan kaidah bahasa Jawa yang baik dan benar khususnya pada kaidah penulisan ejaan berbahasa Jawa dengan cara rajin membaca buku berbahasa Jawa. Kesalahan berbahasa dalam karangan siswa yang terbanyak kedua yaitu kesalahan pada tataran kata. Kesalahan tersebut dapat diatasi dengan cara guru hendaknya sering memberi latihan atau gladhen kepada siswa sebagai langkah meningkatkan penguasaan kata berbahasa Jawa mereka. Adapun kesalahan berbahasa yang terakhir yaitu kesalahan pada tataran kalimat. Oleh karena adanya kesalahan kalimat tersebut, guru dan siswa hendaknya saling berinteraksi secara komunikatif saat pembelajaran atau di luar jam pelajaran dengan menggunakan bahasa Jawa Krama. Guru dan siswa secara tidak langsung berkesempatan aktif menganalisis dan membenarkan saat kesalahan berbahasa terjadi. Hal tersebut akan berpengaruh pula pada penguasaan siswa tentang kaidah bahasa Jawa Krama pada ragam tulis, sehingga dapat membantu siswa menghasilkan karangan yang berkualitas di pembelajaran selanjutnya. Kesalahan berbahasa yang terjadi dalam karangan eksposisi bahasa Jawa siswa tentunya disebabkan oleh beberapa faktor baik dari siswa, guru, maupun lingkungan sekitar. Penyebab tersebut dapat dikurangi dan diatasi dengan beberapa upaya yang hendaknya dilakukan guru dan siswa baik saat pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Kurangnya contoh dari guru dapat commitcontoh to userterlebih dahulu sebelum memberi diatasi dengan jalan guru memberi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
146
tugas pada siswa. Faktor penguasaan kaidah bahasa Jawa siswa yang kurang memadai juga dapat diatasi dengan cara siswa harus rajin membaca buku yang berkaitan dengan kaidah bahasa Jawa guna meningkatkan penguasaan kaidah bahasa Jawa mereka. Adanya pengaruh bahasa ibu diatasi dengan meningkatkan penggunaan bahasa Jawa Krama siswa di kehidupan sehari-hari. Kurangnya latihan menulis karangan berbahasa Jawa pada siswa dapat diatasi dengan cara siswa memperbanyak latihan menulis atau mengarang karangan berbahasa Jawa, bukan hanya saat diberi tugas saja tetapi bisa di luar jam pelajaran. Selain kurangnya latihan, kurangnya waktu menulis karangan juga diatasi dengan cara guru sebaiknya memberi waktu yang cukup kepada siswa saat membuat karangan. Adapun siswa yang kurang teliti ketika membuat karangan dapat diatasi dengan cara menerapkan teknik koreksi yang tepat. Salah satu teknik koreksi yang tepat yaitu teknik peer corection (koreksi antar teman), walaupun dalam hal ini guru wajib mengoreksi ulang karangan siswa. Dengan demikian, melalui upaya-upaya tersebut diharapkan keterampilan menulis siswa baik mengarang eksposisi berbahasa Jawa maupun mengarang secara umum dapat ditingkatkan. Melalui temuan penelitian ini diharapkan tidak hanya dapat digunakan sebagai acuan dalam kegiatan belajar mengajar khususnya mengarang karangan eksposisi berbahasa Jawa tetapi juga sebagai salah satu langkah pengembangan dan pembinaan bahasa Jawa di sekolah. Selain itu, penelitian ini dapat membuka wawasan yang berkaitan dengan analisis kesalahan berbahasa Jawa, khususnya berdasarkan taksonomi kategori linguistik serta membuka peluang dilakukannya penelitian lain yang sejenis tentang kesalahan penulisan karangan berbahasa Jawa beserta faktor penyebab dan upaya penanggulangannya. Pemaparan hasil penelitian yang meliputi jenis-jenis tataran kesalahan berbahasa, faktor penyebab, dan upaya mengatasinya dapat menambah commit tosiswa user akan lebih berhati-hati dalam pengetahuan siswa dan selanjutnya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
147
mengarang. Selain itu, penelitian ini juga dapat digunakan sebagai contoh konkret bahwa penguasaan kaidah bahasa Jawa merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh penulis (pengarang) dalam pembelajaran bahasa Jawa. Dengan demikian, baik penulis (siswa) maupun guru diharapkan dapat memperkaya pengetahuan tentang kebahasaan serta memahami penerapan kaidah bahasa Jawa yang baik dan benar. Selama proses pembelajaran, guru hendaknya tetap memperhatikan kaidah bahasa Jawa yang baik dan benar. Pada proses pelaksanaan pembelajaran selanjutnya, hendaknya menggunakan pendekatan komunikatif sehingga baik guru maupun siswa berkesempatan untuk aktif dalam menganalisis dan membahas kesalahan berbahasa dalam karangan. Adapun untuk tahap evaluasinya, akan sangat baik jika penilaian yang digunakan lebih objektif. Dengan demikian, melalui tahapan-tahapan tersebut mulai dari perencanaan hingga evaluasi dan pemberian feedback diharapkan keterampilan menulis siswa baik mengarang eksposisi berbahasa Jawa maupun mengarang secara umum dapat ditingkatkan. Hal tersebut harus menjadi perhatian bersama, karena menulis merupakan kegiatan yang berkelanjutan baik di dunia pendidikan maupun dunia kerja.
C. SARAN Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, maka saran dari peneliti sebagai berikut. 1.
Saran untuk Siswa Kesalahan berbahasa dalam tataran ejaan, diksi/kata, dan kalimat dapat dicegah supaya tidak terjadi lagi, untuk itu siswa hendaknya: a.
Memperluas pengetahuan tentang tata bahasa dan pemakaian bahasa Jawa yang sesuai kaidah. Untuk memperluas pengetahuan tentang penggunaan ejaan, diksi, maupun kalimat, siswa dapat mencari dengan cara membaca berbagai sumber pustaka baik sumber buku commit user sebagai acuan. atau sumber dari internet yangtoterkait
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
148
b.
Menulis tidak hanya sekedar menuangkan bahasa lisan ke dalam ragam tulisan. Oleh karena itu, dalam tata penulisan, pemilihan kata, dan penyusunan kalimat yang digunakan juga harus diperhatikan dan diteliti dengan baik, agar ketika orang lain membacanya tidak menimbulkan persepsi lain.
c.
Jika siswa belum paham atau mengalami kesulitan saat menulis, hendaknya siswa bertanya kepada guru yang bersangkutan agar lebih paham dan jelas.
d.
Meningkatkan
frekuensi
latihan
menulis/mengarang
karangan
berbahasa Jawa sehingga siswa lebih mampu dalam menyusun berbagai karangan berbahasa Jawa berdasarkan sifat, isi, maupun tujuannya dengan sedikit kesalahan berbahasa. 2.
Saran untuk Guru Pembelajaran menulis atau mengarang dapat dikatakan berhasil jika sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, untuk itu guru bahasa Jawa hendaknya: a.
Memberikan pengetahuan tentang kaidah pemakaian bahasa Jawa yang baik dan benar kepada siswa di setiap proses pembelajaran bahasa Jawa khususnya di saat sebelum mengarang karangan eksposisi berbahasa Jawa. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan pendekatan proses dalam pembelajaran menulis.
b.
Guru hendaknya dapat menyesuaikan waktu pembelajaran dengan tepat sebagai upaya memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk membuat karangan yang baik dan benar sehingga kesulitan belajar dan kesalahan berbahasa siswa dapat diatasi.
c.
Penerapan teknik koreksi yang tepat sangat perlu diterapkan guru sebagai sarana melatih keaktifan siswa. Selain itu, adanya umpan balik dari guru juga sangat perlu sehingga siswa dan guru bersamasama dapat mengoreksi dan membenarkan kesalahan berbahasa Jawa yang ada.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
149
d.
Guru sebagai pilar teladan berbahasa Jawa yang baik dan benar bagi siswanya hendaknya senantiasa memperluas kosa kata dan selalu memberi contoh terkait dengan penggunaan bahasa Jawa yang baik dan benar baik secara lisan maupun tertulis. Dengan demikian, siswa pun akan termotivasi untuk menulis karangan yang baik pula.
3.
Saran untuk Sekolah Keberhasilan pembelajaran bahasa Jawa juga bergantung pada pihak sekolah. Maka pihak sekolah hendaknya: a.
Menyediakan sumber pustaka yang memadai seperti kamus bahasa Jawa Baoesastra, buku-buku seputar karang-mengarang, EYD, media massa, dan sebagainya. Buku-buku tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai sumber acuan dan dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa untuk memperkaya pengetahuan dan keterampilannya dalam mengarang.
b.
Kelengkapan media pembelajaran lain selain buku, misalnya e-book, artikel online, dan internet juga perlu ditingkatkan lagi.
c.
Pihak sekolah beserta Dinas Pendidikan setempat diharapkan bekerja sama mengadakan berbagai kegiatan perlombaan yang berkaitan dengan menulis karangan berbahasa Jawa, sehingga siswa akan termotivasi untuk berlatih menulis karangan bahasa Jawa yang baik dan benar.
d.
Pihak sekolah dalam setiap menerbitkan pengumuman maupun suratsurat lain berbahasa Jawa di sekolah sebaiknya juga tetap menerapkan dan memperhatikan penulisan yang sesuai dengan kaidah bahasa Jawa. Dengan demikian, menunjukkan bahwa pihak sekolah pun juga bertanggung jawab terhadap pembinaan dan pengembangan bahasa Jawa di sekolah.
commit to user