BAB V RENCANA AKSI Bab ini menjelaskan mengenai rencana untuk merealisasikan rancangan model bisnis baru untuk Gamatechno Campus Suite, meliputi kegiatan, waktu pelaksanaan setiap kegiatan, penanggung jawab dan indikator kinerja. 5.1 Kegiatan, Durasi, dan Biaya Rancangan baru model bisnis Gamatechno Campus Suite ini, dari perspektif segmen pelanggan dan kaitannya dengan proposisi nilai pada aspek solusi perangkat lunak, sebenarnya adalah reduksi dari ruang lingkup kegiatan bisnis yang dijalani sekarang. Rancangan baru ini tersegmentasi untuk segmen sekolah tinggi, dan fokus pada kompetensi inti hanya pada solusi Academic Management System dan integrasi ke perangkat lunak Feeder DIKTI. Aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan untuk merealisasikan 2 (dua) model bisnis baru ini dibagi menjadi 3 domain yaitu: 1. Kemitraan. Dalam model bisnis Gamatechno Campus Suite yang baru, salah satu nilai dalam blok Kemitraan Kunci adalah kemitraan dengan Kopertis dan Kopertais. Kopertis terbagi menjadi 14 wilayah (Kopertis Wilayah XIII, 2016) yang mencakup 34 provinsi yaitu: a. Kopertis I, wilayah kerjanya meliputi Sumatera Utara; b. Kopertis II, wilayah kerjanya meliputi provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, dan Bangka Belitung;
69
c. Kopertis III, wilayah kerjanya meliputi provinsi DKI Jakarta; d. Kopertis IV, wilayah kerjanya meliputi provinsi Jawa Barat dan Banten; e. Kopertis V, wilayah kerjanya meliputi provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta f. Kopertis VI, wilayah kerjanya meliputi provinsi Jawa Tengah; g. Kopertis VII, wilayah kerjanya meliputi provinsi Jawa Timur; h. Kopertis VIII, wilayah kerjanya meliputi provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur; i. Kopertis IX, wilayah kerjanya meliputi provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, dan Gorontalo. j. Kopertis X, wilayah kerjanya meliputi provinsi Sumatera Barat, Riau, Jambi, dan Kepulauan Riau; k. Kopertis XI, wilayah kerjanya meliputi provinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Utara; l. Kopertis XII, wilayah kerjanya meliputi provinsi Maluku dan Maluku Utara; m. Kopertis XIII, wilayah kerjanya meliputi provinsi Nangroe Aceh Darussalam; n. Kopertis XIV, wilayah kerjanya meliputi provinsi Papua dan Papua Barat.
70
Sementara itu, Kopertais yang ditugaskan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama RI untuk mengkoordinasikan sekolah tinggi Islam swasta ini terbagi menjadi 12 wilayah (Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI, 2016), yaitu: a. Kopertais Wilayah I, dengan wilayah kerja DKI Jakarta; b. Kopertais Wilayah II, dengan wilayah kerja Jawa Barat; c. Kopertais Wilayah III, dengan wilayah kerja D.I. Yogyakarta; d. Kopertais Wilayah IV, dengan wilayah kerja Jawa Timur; e. Kopertais Wilayah V, dengan wilayah kerja Nangroe Aceh Darussalam; f. Kopertais Wilayah VI, dengan wilayah kerja Sumatra Barat; g. Kopertais Wilayah VII, dengan wilayah kerja Sumatra Selatan dan Jambi; h. Kopertais Wilayah VIII, dengan wilayah kerja Sulawesi Selatan; i. Kopertais Wilayah IX dengan wilayah kerja Sumatra Utara; j. Kopertais Wilayah X dengan wilayah kerja Jawa Tengah; k. Kopertais Wilayah XI, dengan wilayah kerja Pulau Kalimantan; l. Kopertais Wilayah XII, dengan wilayah kerja Riau. Aktivitas pengembangan kemitraan akan difokuskan untuk menyasar 14 Kopertis ini untuk paruh tahun pertama. Pada paruh tahun kedua, pengembangan kemitraan akan diperluas ke simpul jejaring yang menaungi sekolah tinggi-sekolah tinggi di bawah
71
Kementrian Agama ini (12 Kopertais). Jumlah sekolah tinggi di bawah koordinasi Kementrian Agama berjumlah 982 atau 40% dari total sekolah tinggi di Indonesia. Bentuk dari penawaran kemitraan yang dapat dikomunikasikan dengan Kopertis dan Kopertais ini ada dua macam yaitu: a. Penawaran sponsorship untuk kegiatan-kegiatan Kopertis dan Kopertais terutama yang melibatkan para operator akademik atau stakeholder anggotanya; b. Program penjualan khusus untuk anggota Kopertis dan Kopertais. Tugas pengembangan kemitraan ini akan dijalankan oleh 2 Staf divisi Business Development, dibantu oleh para account manager divisi Academic Software. 2. Customer Engagement Program promosi dan penjualan yang akan dijalankan oleh Account Manager akan difokuskan ke basis sekolah tinggi yang serumpun dengan pengguna Gamatechno Campus Suite dari segmen yang
sama.
Sejauh
ini
Gamatechno
Campus
Suite
telah
diimplementasikan ke 6 (enam) jenis sekolah tinggi. Mengacu pada basis data nasional perguruan tinggi (Pangkalan Data Pendidikan Tinggi, 2016), sekolah tinggi yang masuk dalam kriteria ini adalah: a. Sekolah Tinggi Agama Islam, berjumlah 552 sekolah tinggi; b. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, berjumlah 306 sekolah tinggi;
72
c. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, berjumlah 125 sekolah tinggi; d. Sekolah Tinggi Teknik, berjumlah 25 sekolah tinggi; e. Sekolah Tinggi Pariwisata, berjumlah 23 sekolah tinggi; f. Sekolah Tinggi Manajemen Ilmu Komputer, berjumlah 149 sekolah tinggi. Total ada 1180 sekolah tinggi yang akan menjadi pipeline para account manager Academic Software untuk ditindaklanjuti via kanalkanal perantara yang telah didefinisikan di kanvas model bisnis, dibantu oleh staf Marketing Support untuk menyediaan materi proposal, harga, dan informasi kontak pelanggan. 3. Produksi Dari sisi persiapan tim produksi di divisi Academic Software PT. Gamatechno Indonesia, terdapat 4 (empat) hal yang perlu dilakukan untuk menyesuaikan proposisi nilai baru yang didefinisikan untuk Gamatechno Campus Suite yaitu: a. Pembuatan artefak video dan dokumen FAQ (Frequently Asked Questions) untuk academic management system, sampai titik integrasi dengan perangkat lunak feeder DIKTI; b. Pembuatan Portal Pelanggan untuk memfasilitasi pelanggan melaporkan secara mandiri keluhannya, sekaligus dapat melihat sendiri perkembangan pengerjaan solusinya; c. Transfer of knowledge dari tim academic management system
73
ke tim resource management. Dikondisikan semua tim produksi segera beralih fokus ke solusi academic management system; d. Membentuk organ customer service dan mendefinisikan SOP pelayanan pelanggan, kaitannya dengan peningkatan layanan ke pelanggan
untuk
pendampingan
implementasi
Academic
Management System dan layanan integrasi ke perangkat lunak Feeder DIKTI; e. Riset dan penyempurnaan produk academic management system, baik dari sisi kelengkapan dan pengayaan fitur, serta kemudahan dan kenyamanan penggunaan. Tugas-tugas ini akan dikoordinasikan oleh manajer divisi Academic Software ke para Application Support dan Web Developer di internal divisi. Ilustrasi kebutuhan biaya untuk penyelenggaraan ketiga aktivitas ini seperti terlihat pada Tabel 5.1 berikut ini:
74
Tabel 5.1 Estimasi Biaya
Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2016 5.2 Ukuran Kinerja Anthony dan Govindarajan (2011) menyampaikan bahwa perusahaan perlu melakukan pengukuran kinerja untuk memastikan terimplementasinya strategi. Ukuran kinerja untuk mengukur kesuksesan penerapan model bisnis Gamatechno Campus Suite yang baru ini akan dilihat dari beberapa faktor, yaitu: a. Pertumbuhan Pelanggan Indikator pertama adalah penambahan jumlah pelanggan dari segmen sekolah tinggi sejumlah minimal 70 perguruan tinggi pada tahun 2016, atau tahun pertama implementasi. Selanjutnya untuk tahun kedua
75
hingga tahun keempat implementasi (2017-2019), terjadi penambahan jumlah pelanggan minimal 120 pelanggan baru per tahunnya. b. Kecacatan Produk Dari sisi kecacatan produk yang dilaporkan pelanggan, ditetapkan maksimal hanya 5 errors/bugs yang dikeluhkan dari setiap pelanggan. Sangat penting untuk mengetahui kecatatan produk tersebut ketika proses internal user acceptance test sebelum ditemukan oleh pelanggan ketika implementasi. c. Tingkat Kepuasan Pelanggan, dari layanan pendampingan. Indikatornya adalah tidak ada pelanggan yang merasa tidak puas dengan layanan pendampingan dari Gamatechno untuk Gamatechno Campus Suite.
76