BAB I PENDAHULUAN
RENCANA AKSI KEGIATAN
POLTEKKES KEMENKES RIAU
REVISI
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Riau (Poltekkes Kemenkes Riau) adalah institusi pendidikan tinggi kesehatan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (Badan PPSDM) Kesehatan. Visi Badan PPSDM Kesehatan adalah Penggerak terwujudnya Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Profesional Agar Masyarakat Mandiri Dalam Hidup Sehat. Poltekkes Kemenkes Riau dalam menentukan visi, misi dan kebijakan merujuk kepada Visi Badan PPSDM Kesehatan tersebut dan undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengisyaratkan perubahan atau penataan pengelolaan institusi pendidikan di Indonesia termasuk pendidikan tinggi kesehatan di lingkungan Kementerian Kesehatan. Pada dasarnya perubahan dan penataan pengelolaan di Poltekkes Kemenkes Riau bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu lulusan yang dihasilkan. Sejalan dengan pemberlakuan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tersebut juga telah diberlakukan Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa setiap Guru dan Dosen harus mempunyai sejumlah kompetensi untuk menjaga penyelenggaraan pendidikan agar terus menerus meningkat mutunya. Kedua undang-undang tersebut pada dasarnya bertujuan meningkatkan mutu pelayanan pendidikan. Poltekkes Kemenkes Riau dalam hal ini telah berupaya terus menerus untuk
menjalankan
kebijakan-kebijakan
yang ditetapkan
terkait
dengan
implementasi kedua undang-undang tersebut. Produktifitas kinerja dan mutu pelayanan pendidikan di Poltekkes Kemenkes Riau diharapkan terus meningkat melalui pengelolaan yang efektif dan efisien. Sesuai dengan UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional telah ditetapkan arah RPJMN Tahap II adalah perlunya
2
memantapkan penataan kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), membangun kemampuan IPTEK serta memperkuat daya saing perekonomian. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJPK) 2005-2025 dalam tahapan ke 2 (2010-2014)
kondisi
pembangunan
kesehatan
diharapkan
telah
mampu
mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan dengan membaiknya berbagai indikator pembangunan Sumber Daya Manusia. Pembangunan kesehatan dapat dilaksanakan melalui peningkatan Sumber daya manusia kesehatan. Penekanan diberikan pada peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat serta upaya promotif dan preventif. Pembangunan Nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu setiap kebijakan publik selalu memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010 – 2014, telah ditetapkan dengan PP Nomor 5 Tahun 2010. Pembangunan kesehatan sebagai bagian integral dari Pembangunan Nasional tercantum dalam Bab II RPJMN, dalam bidang pembangunan Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama. Hasil evaluasi Rencana Aksi Kegiatan 2005-2009 menunjukkan ada beberapa sasaran, target dan indikator kinerja yang capaiannya telah melampaui atau kurang dari rencana yang telah ditetapkan. Karena itu perlu dilakukan perencanaan selanjutnya terhadap sasaran, target dan indikator kinerja yang akan dicapai pada tahun 2010-2014. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional, maka sebagai salah satu pelaku pembangunan kesehatan, Poltekkes Kemenkes Riau telah menyusun Rencana Aksi Kegiatan Poltekkes Kemenkes Riau tahun 2010-2014. Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Poltekkes Kemenkes Riau tahun 20102014 ini didasarkan pada perubahan struktur organisasi dan tatalaksana politeknik kesehatan yang memberikan penekanan pada pencapaian sasaran peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) kesehatan yang dihasilkan oleh institusi pendidikan tenaga kesehatan yang bermutu melalui peningkatan kualitas manajemen institusi pendidikan. Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Poltekkes Kemenkes Riau 2010 – 2014 yang sudah disahkan berdasarkan surat keputusan Direktur Poltekkes Kemenkes
3
Riau No.KP.01.03.11.2009.1/2010 tanggal 13 November 2010, harus direvisi menyesuaikan
dengan
peraturan
perundangan
dan
hasil
evaluasi
atas
Akuntabilitas Kinerja Institusi Poltekkes Kemenkes Riau. Revisi kedua dilaksanakan pertengahan program pada tahun 2012 dan revisi ketiga dilakukan pada akhir program empat tahunan yaitu tahun 2014, Hal ini antara lain disebabkan oleh : 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. SK.1988/MENKES/PER/IX/2011 tanggal 27 September 2011 tentang pemisahan Poltekkes Kemenkes Riau dengan Poltekkes Kemenkes Kepri 2. Adanya perundangan sertifikasi dosen 3. Diberlakukannya uji kompetensi lulusan 4. persiapan alih bina dan akreditasi BAN PT Adapun fokus implementasi diarahkan kepada peningkatan kualifikasi pendidikan dosen dan Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN – PT). Rencana Aksi Kegiatan Poltekkes Kemenkes Riau tahun 2010-2014 menjadi pedoman bagi semua unsur pengelola pendidikan dalam merencanakan dan melaksanakan serta mengevaluasi program pendidikan di Poltekkes Kemenkes Riau.
1.2. Landasan Hukum Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan 1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara 2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga. 5. Undang
–
undang
Nomor
17
Tahun
2007
tentang
Rencana
Pengembangan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025. 6. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
4
7. Peraturan
Presiden
Nomor
5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014. 8. Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
855/MENKES/SK/IX/2009 tentang Susunan dan Uraian Jabatan serta Tata Hubungan Kerja Politeknik Kesehatan. 9. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor:
HK.03.05/1.2/03086/2012 tentang Petunjuk Teknis Organisasi dan Tata Laksana Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan.
1.3. Sistematika Penulisan Rencana Aksi Kegiatan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut : BAB I
Pendahuluan
BAB II
Gambaran Umum Poltekkes Kemenkes Riau
BAB III
Visi, Misi, Tujuan, Nilai, Sasaran dan Program Poltekkes Kemenkes
Riau BAB IV Arah Kebijakan dan Strategi Poltekkes Kemenkes Riau BAB V
Rencana Kerja Poltekkes Kemenkes Riau Tahun 2010 - 2014
BAB VI Penutup
5
BAB II Gambaran Umum Poltekkes Kemenkes Riau
RENCANA AKSI KEGIATAN
POLTEKKES KEMENKES RIAU
REVISI
6
BAB II GAMBARAN UMUM POLTEKKES KEMENKES RIAU
2.1. Sejarah Poltekkes Kemenkes Riau Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Kementerian Kesehatan
yang berada di bawah Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kementerian Kesehatan
RI.
Berdasarkan
Surat
Keputusan
Menteri
Kesehatan
dan
Kesejahteraan Sosial RI Nomor 298/ MENKES – KESOS/ SK/ IV/ 2001 tanggal 16 April 2001, maka ditetapkan berdirinya Poltekkes Kemenkes Riau, yang merupakan penggabungan Akademi Keperawatan Tanjungpinang dan Akademi Kebidanan Pekanbaru. Sampai awal dekade tahun 2000, Propinsi Riau hanya memiliki 2 (dua) unit jenjang pendidikan menengah di bidang kesehatan yaitu Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) Pekanbaru dan SPK Tanjungpinang. Sejalan dengan perkembangan zaman dan tingginya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan dan kebidanan maka dibukanya Akademi Keperawatan (Akper), Akademi Kebidanan (Akbid), Akademi Gizi (Akzi), dan Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL) yang merupakan keputusan yang tepat dan strategis. Akademi Keperawatan mulai berdiri pada tahun 1997 yang bergabung dengan manajemen SPK Pekanbaru, yang selanjutnya pada tahun 1998 dipindah dan bergabung dengan manajemen SPK Tanjungpinang. Akademi Kebidanan (Akbid) di mulai pada tahun 1998 yang bergabung dengan manajemen SPK Pekanbaru. Dengan adanya perubahan status dari jenjang pendidikan menengah ke jenjang pendidikan tinggi, serta diikuti juga dengan perubahan disetiap komponen sistem pendidikan terutama pilar kependidikan yang berubah kepada penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Akademi Kesehatan Pemerintah yang hanya memiliki 2 (dua) jurusan tersebut,
belum
memenuhi
standar
pembentukan
Politeknik
Kesehatan
(Poltekkes), maka pengembangan Jurusan merupakan rencana yang telah
7
dicanangkan sejak awal berdirinya Poltekkes. Pada tahun 2004 melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.00.06.1.4.2.02226 tanggal I Juli 2004 tentang penataan lokasi pelaksanaan program studi pada beberapa Jurusan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau, Bengkulu, Samarinda, Palangkaraya dan Ternate, maka dibuka program studi yang baru yaitu: 1. Program studi Gizi di Pekanbaru 2. Program studi Keperawatan di Pekanbaru 3. Program studi Kebidanan di Tanjungpinang. Pada saat ini Poltekkes Kemenkes Riau mempunyai 3 (tiga) jurusan dan 2 (dua) program studi yaitu 3 (tiga) jurusan berada di Pekanbaru adalah Jurusan kebidanan, jurusan keperawatan, jurusan gizi dan 2 (dua) program studi berada di Tanjung
Pinang
perkembangan kedudukan
adalah
prodi
selanjutnya,
manajemen
kebidanan,
Politeknik
berpusat
di
prodi
Kesehatan Pekanbaru,
keperawatan. Kemenkes
menyulitkan
Riau
Dalam yang
koordinasi
managemen keuangan, kepegawaian, akademik bagi program studi yang berada di Tanjungpinang, dengan jarak yang cukup jauh dan sarana dan prasarana yang terbatas, pelaksanaan kegiatan managemen di Tanjungpinang seringkali terlambat, sehingga sejak tahun 2009, timbullah rencana pemisahan managemen Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau dengan managemen Tanjungpinang untuk membentuk Poltekkes Tanjungpinang. Dengan adanya rencana tersebut memberikan masukan bagi pembentukan satu jurusan, guna memenuhi standar Politeknik Kesehatan di Tanjung Pinang. Pemilihan jurusan, didasarkan akan kebutuhan SDM dari stake holder di Tanjungpinang. Banyaknya permintaan dari stake holder khususnya sumber daya manusia yang ahli dalam kesehatan lingkungan. Dengan telah terpenuhinya kebutuhan tersebut, memberikan andil bagi pembentukan Jurusan Kesehatan Lingkungan di Tanjungpinang, sehingga sejak tanggal 31 Agustus 2009 sesuai dengan
Surat
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
HK.03.05.I/II/4/5019.1/2008 tanggal 11 November 2008 maka dibentuklah Jurusan Kesehatan Lingkungan yang berada di Tanjungpinang.
8
Seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi, serta pesatnya tuntutan akan profesionalitas suatu profesi dan sejalan dengan tuntutan masyarakat akan pentingnya pelayanan kesehatan yang berkualitas dan merata, ditambah dengan tingginya kebutuhan akan sumber daya manusia dalam bidang kesehatan di Tanjungpinang khususnya, maka saat ini Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau memiliki tiga jurusan dan tiga program studi yang meliputi: 1. Jurusan DIII Kebidanan Pekanbaru 2. Jurusan DIII Keperawatan Pekanbaru 3. Jurusan DIII Gizi Pekanbaru 4. Jurusan DIII Kesehatan Lingkungan Tanjungpinang 5. Program Studi DIV Kebidanan Pekanbaru 6. Program Studi DIII Kebidanan Tanjungpinang 7. Program Studi Keperawatan Tanjungpinang Jurusan dan program studi tersebut diatas dikelola dengan managemen yang dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. SK.1988/MENKES/PER/IX/2011 tanggal 27 September 2011 tentang pemisahan Poltekkes Kepri resmi berpisah dengan Poltekkes Riau, sehingga Poltekkes Riau saat ini memiliki tiga juruan yaitu jurusan Kebidanan, Jurusan Keperawatan, Jurusan Gizi dan lima Program Studi yaitu : 1. Prodi DIII Kebidanan 2. Prodi DIII Keperawatan 3.
Prodi DIII Gizi.
4. Prodi DIV Kebidanan 5.
Prodi DIV Keperawatan
2.2 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Organisasi Politeknik Kesehatan 2.2.1 Kedudukan Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 890/Menkes/Per/VIII/2007 tanggal 2 Agustus
2007,
Politeknik Kesehatan Riau adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan RI, berada di bawah dan 9
bertanggung jawab kepada Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PPSDM) dan dipimpin oleh seorang Direktur.
Direktur Poltekkes Kementerian Kesehatan dalam melaksanakan tugasnya secara teknis fungsional dibina oleh Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, secara teknis administratif kepada Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan 2.2.2 Tugas Sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 890/ MENKES/PER/VIII/2007 tentang Organisasi dan Tata Laksana Politeknik
Kesehatan,
Politeknik
Kesehatan
Kemenkes
Riau
mempunyai tugas melaksanakan pendidikan profesional dalam bentuk program Diploma III dan atau program Diploma IV sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. 2.2.3 Fungsi Untuk melaksanakan tugas pokoknya Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau memiliki fungsi sebagai berikut: 1.
Pelaksanaan
pengembangan
pendidikan
profesional
dari
berbagai keahlian di bidang kesehatan 2.
Pelaksanaan penelitian di bidang pendidikan profesional dan kesehatan
3.
Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan bidang yang menjadi tugas dan tanggung jawab
4.
Pelaksanaan pembinaan civitas akademika dalam hubungannya dengan lingkungan
5.
Pelaksanaan kegiatan pelayanan administratif.
2.3 Landasan Filosofis Pendidikan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan Bhineka Tunggal Ika memberikan landasan filosofis serta berbagai prinsip dasar dalam pembangunan pendidikan dan kebudayaan. Landasan filosofis
10
tersebut, menempatkan manusia Indonesia sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan segala fitrahnya dengan tugas memimpin kehidupan yang berharkat dan bermartabat serta menjadi manusia yang bermoral, jujur, berbudi luhur, berakhlak mulia, mempunyai karakter dan jati diri bangsa, serta menghargai keragaman budaya. Pendidikan dan kebudayaan merupakan upaya menjadikan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu menjunjung tinggi dan memegang dengan teguh norma dan nilai sebagai berikut : 1. Norma agama dan kemanusian untuk menjalani kehidupan sehari-hari, baik sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, makhluk individu, maupun makhluk sosial. 2. Norma persatuan bangsa untuk membentuk karakter bangsa dalam rangka memelihara keutuhan bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia. 3. Norma kerakyatan dan demokrasi untuk membentuk manusia yang memahami dan menerapkan prinsip-prinsip kerakyatan dan demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 4. Nilai-nilai keadilan sosial untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang merata dan bermutu bagi seluruh bangsa serta menjamin penghapusan segala bentuk diskriminasi dan bias gender serta terlaksananya pendidikan untuk semua dalam rangka mewujudkan masyarakat berkeadilan sosial.
2.4 Pilar Strategis 1. Pengembangan dan pelaksanaan kurikululm berbasis kompetensi 2. Proses pembelajaran yang mendidik 3. Evaluasi, akreditasi dan sertifikasi pendidikan 4. Penyediaan sarana belajar yang kondusif 5. Pemberdayaan peran serta masyarakat 6. Melaksanakan fungsi pengawasan pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu lulusan
11
2.5 Analisis Lingkungan Lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) yang mempengaruhi keberhasilan atau ketidakberhasilan Poltekkes Kemenkes Riau, dapat diuraikan sebagai berikut : 2.5.1 Lingkungan Internal A. Kekuatan 1) Pelayanan a. Program Studi yang diselenggarakan terakreditasi B b. Pembelajaran terselenggara optimal c. Menyelenggarakan Program-program Khusus d. Poltekkes Kemenkes Riau telah dikenal masyarakat luas 2) Organisasi dan SDM a) Memiliki Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi b) Mayoritas dosen Sesuai Standar Dosen (S2) c) Rasio Dosen dengan mahasiswa memenuhi standar d) Adanya Jejaring kerja yang cukup luas (Organisasi Profesi, Institusi Pelayanan dll. 3) Keuangan a) Adanya pertanggungjawaban keuangan dengan SAI b) Adanya transparansi dan akuntabilitas c) Ada sistem perencanaan keuangan terpadu d) Memiliki Potensi pendapatan dari unit bisnis 4) Sarana dan Prasarana a) Kampus Mudah dijangkau b) Laboratorium terpadu c) Tersedia asrama mahasiswa di lingkungan kampus (dalam tahap persiapan)
12
B. Kelemahan 1) Pelayanan a) Sistem Informasi jejaring kerja belum tersedia b) Belum seluruh dosen menguasai Bahasa Inggris c) Perpustakaan Belum sistem Elektronik d) Pelayanan administrasi akademik belum sepenuhnya tepat waktu 2) Organisasi dan SDM a) Belum otonomi penuh b) Belum adanya dukungan untuk merealisasikan Grand Design pengembangan institusi c) Belum adanya tenaga akuntan d) Belum terealisasinya penilaian berbasis kinerja 3) Keuangan a) Masih adanya hambatan dalam penyetoran PNBP ke kas negara b) Penentuan biaya pendidikan belum berbasis Unit Cost c) Belum adanya standar institusional fee bagi pengguna jasa Poltekkes Kemenkes Riau 4) Sarana dan Prasarana a) Belum mantapnya pelaksanaan sistem informasi akademik dan kemahasiswaan secara terpadu b) Perencananaan
pengadaan
dan
pemeliharaan
alat
laboratorium sering tidak terealisasi
13
2.5.2 Lingkungan Eksternal A. Peluang 1) Pelayanan a) Pesatnya
perkembangan
IPTEK
membuka
peluang
peningkatan pelayanan pendidikan b) Kebutuhan tenaga Perawat, bidan dan gizi cukup besar c) Program prioritas Kemenkes dalam pembangunan kesehatan memerlukan tenaga bidan, perawat dan gizi. d) Animo masyarakat terhadap Program Diploma Kesehatan cukup tinggi e) Banyaknya sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit) baru v 2) Organisasi dan SDM a) Banyaknya Lembaga Swadaya Masyarakat yang ingin bekerjasama dalam pendidikan, penelitian, dan pengabmas. b) Kebutuhan tenaga kesehatan profesional di masa depan cukup besar. c) Terbukanya peluang jejaring kerjasama dengan institusi pendidikan lain untuk menjadi konsultan penyelenggaraan pendidikan tinggi kesehatan. d) Tingginya animo user untuk menyerap lulusan. 3) Keuangan a) PP 23 Tahun 2003 tentang BLU memberi peluang untuk kemandirian b) Adanya sumber keuangan dari masyarakat 4) Sarana dan Prasarana a) Pesatnya
perkembangan
multi
media
sebagai
sarana
pendidikan b) Tersedianya institusi lahan praktek klinik yang memadai di lingkungan c) Banyaknya perjanjian kerjasama dengan intitusi lain untuk menggunakan fasilitas yang dimilikinya
14
B. Ancaman 1) Pelayanan a) Belum adanya Undang-undang yang mengatur praktik keperawatan, kebidanan dan gizi. b) Banyaknya
jumlah
lulusan
tenaga
kesehatan
sejenis
(persaingan tinggi) c) Rendahnya formasi penerimaan pegawai negeri. 2) Organisasi dan SDM a) UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas (membatasi pendidikan vokasi) b) Belum adanya aturan yang jelas mengenai pengembangan institusi menjadi lembaga yang dapat menyelenggarakan program studi dengan strata lebih tinggi c) Banyaknya jumlah institusi pendidikan sejenis. 3) Keuangan a) Terbatasnya dana APBN b) DIPA turun tidak tepat waktu c) Biaya lahan praktek cenderung meningkat d) Belum adanya payung hukum untuk Dana partisipasi masyarakat. 4) Sarana dan Prasarana a) Adanya kebijakan lahan praktik klinik yang membatasi penggunaan alat canggih oleh mahasiswa. b) Harga peralatan teknologi yang menunjang penyelenggaraan pendidikan dirasakan mahal.
15
2.6. Identifikasi Posisi ANALISIS SWOT 1. KEKUATAN URAIAN
Faktor a
Rating b
0.2 0.3 0.2 0.1
4 4 4 3
0.2
4
Nilai axb
A PELAYANAN 1 Program Studi yang 2 3 4 5
diselenggarakan terakreditasi B Pembelajaran terselenggara optimal Menyelenggarakan Program Khusus Memiliki Jurnal dan Buletin Poltekkes Kemenkes Riau telah dikenal masyarakat luas Sub Jumlah
1
0.8 1.2 0.8 0.3 0.8 3.9
B ORGANISASI DAN SDM 1 Memiliki Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan 2 3 4
Tinggi Mayoritas dosen Sesuai Standar Dosen (S2) Rasio Dosen dengan mahasiswa memenuhi standar Adanya Jejaring kerja yang cukup luas (Organisasi Profesi, Institusi Pelayanan dll. sub Jumlah
0.25
4
1
0.25
4
1
0.25
4
1
0.25 1,00
4
1 4
0.25 0.25 0.25 0.25
4 4 4 4
1 1 1 1 4
0.25
4
1,00
Laboratorium terpadu Mempunyai Klinik Pelayanan Kesehatan Reproduksi
0.25
4
1,00
0.25
3
0.75
Tersedia asrama mahasiswa (Tahap persiapan) Sub Jumlah TOTAL JUMLAH
0.25
3
0.75 3.5 15.4
C KEUANGAN 1 2 3 4
Adanya pertanggungjawaban keuangan dengan SAI Adanya transparansi dan akuntabilitas Ada sistem perencanaan keuangan terpadu Memiliki Potensi pendapatan dari unit bisnis Sub Jumlah
D SARANA DAN PRASARANA 1 Kampus Mudah dijangkau 2 3 4
16
2 Kelemahan NO
A
URAIAN
Faktor Rating a b
PELAYANAN 1 Tersedia
Nilai axb
0.25
0.3
0.75
0.25 0.25
0.3 0.4
0.75 1,00
0.25
0.4
1,00 3.5
0.25
4
1,00
0.25 0.25
3 3
0.75 0.75
0.25
4
1,00 3.5
2 Belum seluruh dosen menguasai Bahasa
Inggris 3 Perpustakaan Belum sistem Elektronik 4 Pelayanan administrasi akademik belum
sepenuhnya tepat waktu Sub Jumlah B
ORGANISASI DAN SDM 1 Belum otonomi penuh 2 Belum adanya dukungan untuk merealisasikan
Grand Design pengembangan institusi 3 Belum adanya tenaga akuntan 4
Belum terealisasinya penilaian berbasis kinerja Sub Jumlah C. KEUANGAN 1 2 3
Masih adanya hambatan dalam penyetoran PNBP ke kas negara Penentuan biaya pendidikan belum berbasis Unit Cost Belum adanya standar institusional fee bagi pengguna jasa Poltekkes Kemenkes Riau Sub Jumlah
0.3
3
0.9
0.4
3
1.2
0.3
4
1.2 3.3
0.4
4
1.6
0.6
4
2.4 4 14.3
D. SARANA DAN PRASARANA 1 Belum mantapnya pelaksanaan sistem
informasi akademik dan kemahasiswaan secara terpadu 2 Perencananaan pengadaan dan pemeliharaan alat laboratorium sering tidak terealisasi Sub Jumlah TOTAL JUMLAH
17
ANALISIS SWOT 3. PELUANG Faktor Rating a b
URAIAN
Nilai Axb
PELAYANAN
A 1
2 3
4 5
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dan PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ada peluang pengembangan kelembagaan
0.2
4
0.8
PP No. 32 tentang tenaga kesehatan (Profesionalisasi tenaga Kesehatan)
0.2
3
0.6
Kebijakan Penambahan formasi dalam memenuhi Program Pemerintah tentang desa siaga
0.2
3
0.6
Kebijakan Otonomi Daerah memberi kesempatan kerjasama dengan berbagai pihak
0.2
4
0.8
Perkembangan teknologi membuka peluang peningkatan pelayanan pendidikan
0.2
4
0.8
Sub Jumlah
B 1 2 3 4 5
3.6
ORGANISASI DAN SDM Pengembangan menjadi Lembaga Pendidikan Tinggi
0.2
4
0.8
0.2
4
0.8
0.2
3
0.6
Meningkatkan kemitraan dg daerah dalam pengembangan SDM
0.2
4
0.8
Penerapan penjaminan mutu
0.2
3
0.6
Kebutuhan tenaga kesehatan di masa depan cukup besar Pasar bebas membuka peluang untuk berprestasi di tingkat Nasional dan Internasional
Sub Jumlah
3.6
KEUANGAN
C 1 2
PP 23 Tahun 2003 tentang BLU memberi peluang untuk kemandirian Hibah dari pihak ketiga dapat menambah aset
0.25 0.25
4 3
1 0.75
3
Kemitraan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pemberdayaan sumber daya
0.25
4
1
0.25
4
1
4
Adanya software sistem akuntansi instansi (SAI) Sub Jumlah
3.75
SARANA DAN PRASARANA
D 1
Perkembangan teknologi dapat mempercepat proses agar lebih cepat, akurat
0.3
4
1.2
18
2 3
Tersedianya lahan praktek diberbagai instansi Peluang hibah sarana dan prasarana dari pihak lain
0.4
4
1.6
0.3
3
0.9
Sub Jumlah
3.7
TOTAL JUMLAH 14.65
4. ANCAMAN URAIAN
Faktor a
Rating b
Nilai axb
0.3
3
0.9
0.4
4
1.6
0.3
3
0.9
A PELAYANAN 1 Belum adanya Undang-undang yang mengatur
praktik keperawatan, kebidanan dan analis kesehatan. 2 Banyaknya jumlah lulusan tenaga kesehatan sejenis (persaingan tinggi) Rendahnya formasi penerimaan pegawai 3 negeri. Sub Jumlah
3.4
B ORGANISASI DAN SDM 1 UU no. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas
(membatasi pendidikan vokasi)
0.3
4
1.2
0.3 0.4
4 3
1.2 1.2
2
Belum adanya aturan yang jelas mengenai pengembangan institusi menjadi lembaga yang dapat menyelenggarakan program studi dengan strata lebih tinggi 3 Banyaknya jumlah institusi pendidikan sejenis Sub Jumlah C KEUANGAN 1 Terbatasnya dana APBN 2 DIPA turun tidak tepat waktu 3 Biaya lahan praktek cenderung meningkat 4 Belum adanya payung hukum untuk Dana
partisipasi masyarakat
3.6
0.25 0.25 0.25
4 3 4
1,00 0.75 1,00
0.25
4
1,00 3.75
0.5
3
1.5
0.5
3
1.5 3
Sub Jumlah D SARANA DAN PRASARANA 1 Adanya kebijakan lahan praktik klinik yang
membatasi penggunaan alat canggih oleh mahasiswa. 2
Harga peralatan teknologi yang menunjang penyelenggaraan pendidikan dirasakan mahal. Sub Jumlah TOTAL JUMLAH
13.75
19
Rekapitulasi Analisis SWOT No Uraian 1 Pelayanan 2 Organisasi & SDM 3 Keuangan 4 Sarana &Prasarana Total
Kekuatan 3.9 4 4 3.5 15.4
Kelemahan 3.5 3.5 3.3 4 14.3
Peluang 3.6 3.6 3.75 3.7 14.65
Ancaman 3.4 3.6 3.7 3 13.75
Gambaran Posisi Kuadran Sumbu X (S-W) = 15.4 – 14.3 = +1.1 Sumbu Y (O-T ) = 14.65 – 13.75 = +0.9
Gambar : Matrik Posisi Organisasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau Y
(Peluang/O) (1.1,0.9) 0.9
Kuadran II Strategi Stabil
0.7 0.5
(Kelemahan/W)
Kuadran I Strategi Tumbuh
(Kekuatan/S) X
(-) 1
0.5
Kuadran III Strategi Bertahan
0.0
0.5
0.5
1.1(+)
Kuadran IV Strategi Diversifikasi
(Ancaman/T) 1 (-)
20
2.7 Permasalahan dan Tantangan 2.7.1. Permasalahan 1. Pengembangan dan penataan manajemen organisasi dilakukan secara komprehensif dan berkesinambungan. Kegiatan yang dilakukan adalah dengan: a. Menyusun pedoman dan standar Mutu Institusi pendidikan. Masalah : masih terbatasnya kompetensi SDM pengelola penjaminan mutu b. Menyusun penetapan kinerja Institusi Masalah : fokus sasaran strategis Poltekkes telah mengacu pada Rencana Aksi Kegiatan Kemenkes, namun pada proses pelaksanaan program belum sepenuhnya menggambarkan sasaran strategis yang dibuat, hal ini terkendala dengan terbatasnya SDM yang dimiliki c. Penataan organisasi, jabatan dan uraian jabatan dalam suatu Sistem Informasi Kepegawaian (SIMKA) Masalah : keterbatasan kompetensi SDM pengelola organisasi, jabatan dan SIMKA 2. Peningkatkan SDM baik kuantitas dan kualitas dilaksanakan melalui: a. Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil dibidang Pendidikan (Dosen) melalui seleksi CPNS. Masalah : Kompetensi pendidikan Dosen yang mengharuskan pendidikan dengan Strata 2 menyebabkan kebutuhan dosen yang tidak terpenuhi. Rata-rata pendidikan dengan kualifikasi khusus banyak lulusan dengan tingkat strata I (sarjana) b. Penerimaan Pegawai Negeri Sipil dibidang administrasi melalui Pegawal pindahan (Mutasi) dari Pemerintah Daerah dan Institusi dalam Kemenkes Masalah : masih terbatasnya jumlah tenaga administrasi yang berpendidikan Diploma atau Strata I c. Peningkatan Kompetensi Dosen dan Tenaga Kependidikan dengan pelatihan dan pertemuan Masalah : terbatasnya anggaran untuk peningkatan kompetensi Dosen dan tenaga Kependidikan melalui pelatihan 21
d. Peningkatan Kompetensi Dosen dan Tenaga Kependidikan dengan tugas belajar dan izin belajar Masalah : keterbatasan penganggaran untuk Tugas belajar bagi dosen dan tenaga kependidikan 3. Pengembangan sarana penunjang pendidikan dilakukan dengan proses pengadaan barang dan jasa untuk paket: a. Peralatan Laboratorium/Praktek/Pendidikan b. Peralatan Kantor c. Peralatan Meubelair d. Peralatan IT Masalah : terbatasnya pengelola Pengadaan barang dan Jasa yang bersertifikasi pengadaan barang dan Jasa 4. Peningkatan perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana IT dengan proses pengadaan barang dan jasa untuk paket pengolah data Sistem informasi Akademik dan Kemahasiswaan (SIAK) Masalah : Keterbatasan tenaga administrasi pengelola Sistem informasi Akademik dan Kemahasiswaan (SIAK) 5. Peningkatan pemeliharaan sarana dan prasarana dengan: a. pemeliharaan peralatan laboratonium b. Pemeliharaan gedung dan halaman kantor c. Perbaikan peralatan kantor dan peralatan pengolah data 6. Penyiapan registrasi dan sertifikasi dosen melalui program pengayaan Masalah : masih terbatasnya Dosen yang belum memiliki jabatan fungsional Dosen 7. Penyediaan pendanaan riset Masalah : ketersediaan pendanaan riset yang terbatas dalam penganggaran DIPA Poltekkes, belum didapatkannya bantuan riset dan instansi pemerintah ataupun swasta lainnya 8. Peningkatan kualifikasi jurnal Masalah : Penerbitan jumal masih menumpang pada institusi/ universitas lain. Poltekkes belum memiliki jumal sendiri
22
9. Penyediaan pendanaan untuk kegiatan pengabdian masyarakat. Masalah : ketersediaan pendanaan untuk kegiatan pengabdian masyarakat belum pernah ada dalam penganggaran DIPA Poltekkes, sehingga motivasi dosen untuk melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat kurang.
2.7.2. Tantangan 1. Peraturan Pemerintah Poltekkes Kemenkes Riau terus melakukan pembenahan untuk meningkatkan kinerjanya. Hal itu sejalan dengan Undang-undang No. 23 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan. Poltekkes Kemenkes Riau melakukan perbaikan kurikulum secara periodik, meningkatkan kompetensi dosen dan tenaga kependidikan serta meningkatkan sarana dan prasarana yang dimiliki Poltekkes Kemenkes Riau. Rencana pemerintah mengalokasikan dana APBN 20% untuk pendidikan merupakan peluang bagi Poltekkes Kemenkes Riau untuk meningkatkan kualitas kinerjanya menjadi lembaga pendidikan yang berkualitas. Kinerja akan meningkat jika didukung oleh program dan kegiatan yang jelas. Jadi kesempatan yang baik ini akan dipergunakan Poltekkes Kemenkes Riau untuk menjalankan peraturan pemerintah sesuai tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga pendidikan tinggi kesehatan. 2. Faktor Sosial Ekonomi Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan semakin tinggi. Masyarakat memahami bahwa sangat penting utuk memberikan kesempatan putra-putri mereka untuk sekolah sampai ke jenjang pendidikan tinggi. Hal itu dapat dilihat dengan tingginya minat lulusan SMU/sederajat untuk masuk ke Poltekkes Kemenkes Riau dengan tingkat
keketatan
persaingannya
sampai
32%.
Hal
itu
juga
menunjukkan bahwa Poltekkes Kemenkes Riau sebagai pendidikan
23
tinggi kesehatan menjadi pilihan lulusan SMU/sederajat untuk menuntut ilmu. Dengan
meningkatnya
kesejahteraan
masyarakat,
dan
membaiknya tingkat perekonomian masyarakat, maka masyarakat akan mampu menyekolahkan putra-putri mereka ke jenjang pendidikan tinggi. Namun demikian disisi lain globalisasi memberikan peluang masyarakat untuk memilih pendidikan sesuai kebutuhan dan kualitas yang diperlukan. 3. Persaingan Industri Perguruan Tinggi Poltekkes Kemenkes Riau saat ini menghadapi persaingan dengan pendidikan vokasi lainnya baik negeri maupun swasta. Pendidikan vokasi tersebut antara lain Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang menyelenggarakan program
diploma
III Kebidanan dan
Keperawatan, serta Akademi - akademi kesehatan di Propinsi Riau. Namun demikian minat lulusan SMA/sederajat terhadap pendidikan vokasi meningkat karena masyarakat masih menganggap lulusan pendidikan vokasi mudah mendapat pekerjaan. Oleh karena itu Poltekkes Kemenkes Riau harus dapat menunjukkan citranya sebagai lembaga pendidikan yang layak diminati. Kinerja menjadi bagian penting yang harus diutamakan. Persaingan antara perguruan tinggi yang sekarang terjadi, menjadi pemicu untuk menata pelayanan yang terbaik dan berkualitas. Hal itu merupakan tantangan yang harus dihadapi. Poltekkes Kemenkes Riau selain optimis, dapat menjadi agen pendidikan tinggi kesehatan yang berkualitas. 2.8. Jenis – Jenis Layanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau memberikan berbagai jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu: 2.8.1. Layanan Jasa Pendidikan Formal 1. Penyelenggaraan program pendidikan D III Kebidanan yang terdiri dari program reguler. Program reguler adalah program dengan input lulusan Sekolah Menengah Atas.
24
2. Penyelenggaraan program pendidikan D III Keperawatan yang terdiri dari program reguler dan program khusus. Program reguler adalah program dengan input lulusan Sekolah Menengah Atas dan program khusus adalah program yang dirancang khusus untuk memfasilitasi perawat lulusan sekolah perawat jenjang menengah (Lulusan Sekolah Perawat Kesehatan) yang sudah bekerja dan ingin meningkatkan kompetensinya sebagai perawat ahli madya. 3. Penyelenggaraan program DIII Gizi yang terdiri dari program reguler. Program reguler adalah program dengan
input lulusan
Sekolah Menengah Atas. 4. Penyelenggaraan program pendidikan D IV Kebidanan yang terdiri dari program reguler. Program reguler adalah program dengan input lulusan Sekolah Menengah Atas. Lulusan mampu menjadi tenaga bidan vokasional dengan sebutan Sarjana Sain Terapan (SST). 5. Penyelenggaraan program pendidikan D IV Keperawatan yang terdiri dari program reguler. Program reguler adalah program dengan input lulusan Sekolah Menengah Atas. Lulusan mampu menjadi tenaga perawat vocasional dengan sebutan Sarjana Sain Terapan (SST). 2.8.2. Layanan Jasa Pendidikan Informal 1. Penyelenggaraan pelatihan Instruktur Klinik bagi para perawat, bidan dan ahli gizi di tatanan pelayanan kesehatan untuk mendapatkan kompetensi sebagai pembimbing/instruktur di klinik. 2. Penyelenggaraan pelatihan teknis keperawatan bagi para perawat di pelayanan dengan bekerjasama dengan rumah sakit, puskesmas dan organisasi profesi Persatuan Perawat Nasional Indonesia 3. Penyelenggaraan pelatihan teknis kebidanan bagi para bidan di pelayanan dengan bekerjasama dengan rumah sakit, puskesmas dan organisasi profesi Ikatan Bidan Indonesia
25
4. Penyelenggaraan pelatihan teknis gizi bagi para ahli gizi di pelayanan dengan bekerjasama dengan rumah sakit, puskesmas dan organisasi profesi Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi). 5. Pelatihan pengembangan kurikulum bagi para pengampu mata kuliah 6. Pelatihan pengembangan modul pembelajaran bagi dosen D III dan D IV 7. Pelatihan penulisan artikel ilmiah bagi dosen / peneliti 8. Pelatihan Dasar Kepemimpinan bagi mahasiswa 9. Pelatihan sistem evaluasi proses dan hasil pendidikan 10. Pelatihan pengolahan dan analisa data dalam penelitian
2.8.3. Layanan Jasa Konsultasi Penyelenggaraan Pendidikan Tenaga Kesehatan D III dan D IV Poltekkes Kemenkes Riau yang sejarahnya berawal dari Akademi Kebidanan, Akademi Keperawatan dan Akademi Gizi memiliki banyak tenaga kependidikan senior yang memiliki pengalaman sebagai pengelola pendidikan, menyediakan jasa pelayanan konsultasi bagi akademi-akademi kesehatan lainnya dalam menyelenggarakan pendidikan tenaga kesehatan. 2.8.4. Jasa Pelayanan Kesehatan Kepada Masyarakat 1. Pelayanan kesehatan reproduksi di klinik kesehatan reproduksi kebidanan jurusan Kebidanan 2. Pelayanan asuhan keperawatan, asuhan kebidanan dan pemeriksaan laboratorium
pada masyarakat
di
wilayah
binaan jurusan
keperawatan. 3. Pelayanan asuhan gizi pada masyarakat di wilayah binaan jurusan gizi .
26
BAB III VISI, MISI, Tujuan Strategis, Nilai, Azas, Sasaran, Program Poltekkes Kemenkes Riau
RENCANA AKSI KEGIATAN
POLTEKKES KEMENKES RIAU
REVISI
27
BAB III VISI, MISI, TUJUAN, NILAI, AZAS SASARAN DAN PROGRAM POLTEKKES KEMENKES RIAU
Ketetapan MPR mengamanatkan perlu dilakukan pembaharuan melalui reformasi total kebijakan pembangunan dalam segala bidang. Untuk bidang kesehatan pembaharuan tersebut telah ditetapkan gerakan pembangunan berwawasan kesehatan sebagai strategi pembangunan nasional untuk mewujudkan visi kementerian kesehatan tahun 2010-2014 adalah “ masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan”. Visi tersebut akan dicapai melalui misi (1) meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat termasuk swasta dan masyarakat madani, (2) melindungi kesehatan mayarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan, (3) menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan dan (4) menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik. Dalam upaya mendukung misi kementerian kesehatan dan untuk mencapai visi badan PPSDM kesehatan, maka telah disusun misi badan PPSDM kesehatan sebagai berikut (1) memenuhi jumlah, jenis dan mutu SDM kesehatan sesuai dengan yang direncanakan dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan, (2) menyerasikan penggandaan SDM melalui pendidikan dan pelatihan dengan kebutuhan SDM kesehatan dalam mendukung pembangunan kesehatan, (3) menjamin pemerataan, pemanfaatan, dan pengembangan SDM kesehatan dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Untuk mewujudkan sumber daya manusia kesehatan yang professional dan kompeten di bidangnya, maka diperlukan suatu upaya guna menjamin mutu institusi pendidikan tenaga kesehatan. Salah satunya adalah menentukan kebijakan dan Rencana Aksi Kegiatan yang mengacu pada visi dan misi Poltekkes Kemenkes Riau.
28
3.1. Visi Poltekkes Kemenkes Riau
“Menjadikan pusat pendidikan vokasional bidang kesehatan di Propinsi Riau yang mampu bersaing di tingkat global” 3.2. Misi Poltekkes Kemenkes Riau Untuk mewujudkan VISI tersebut diatas, disusun beberapa MISI untuk menyelenggarakan pendidikan vokasional yaitu : 1. Menyelenggarakan pendidikan kesehatan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, beriman dan bertaqwa. 2. Melaksanakan penelitian terapan di bidang kesehatan yang berguna bagi masyarakat 3. Melaksanakan pengabdian masyarakat dan pemanfaatan iptek bidang kesehatan untuk perubahan perilaku hidup sehat
3.3.
Tujuan Strategis Poltekkes Kemenkes Riau Poltekkes Kemenkes Riau mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Menghasilkan tenaga kesehatan profesional yang berkualitas, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkepribadian mantap, mandiri, mampu serta siap bersaing di pasar tenaga kerja global. 2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau seni di bidang kesehatan berdasarkan hasil kajian-kajian ilmiah. Penyelengaraan kegiatan untuk mencapai tujuan Poltekkes Kemenkes Riau berpedoman kepada : 1.
Tujuan Pendidikan Nasional
2.
Kaidah, moral dan etika ilmu pengetahuan.
3.
Kepentingan masyarakat serta memperhatikan minat prakarsa pribadi.
4.
Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
29
3.4. Nilai (Value) 1. Beriman dan bertaqwa 2. Bersih 3. Disiplin 4. Akuntabel 5. Transparan
3.5. Azas Poltekkes Kemenkes Riau poltekkes kemenkes riau berazaskan pancasila dan undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1945 dan perubahannya.
3.6. Sasaran Mutu Akademik Poltekkes Kemenkes Riau Untuk keperluan pengukuran tercapainya tujuan strategis pendidikan tenaga kesehatan di Poltekkes Kemenkes Riau diperlukan sasaran strategis yang menggambarkan kondisi yang harus dicapai pada setiap tahun 1. Mahasiswa lulus tepat waktu (6 semester untuk D III, 8 semester untuk DIV dan 5 semester untuk program khusus) minimal 85% 2.
Indeks Prestasi kumulatif (IPK) lulusan > 2,75
3.
Seluruh lulusan mampu mengaplikasikan komputer dan berkomunikasi dengan menggunakan komputer.
4.
Jumlah penelitian oleh dosen pertahun minimal 10 judul
5.
Jumlah publikasi karya ilmiah pertahun minimal 10 judul
6.
Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat minimal 25 kali pertahun.
7.
Jumlah dosen yang berkualifikasi minimal S2 80% sesuai profesi dan mata ajar yang diampu
8.
Hasil angket mahasiswa terhadap kinerja dosen dengan nilai minimal 80 sebanyak 75%
9.
Kinerja tenaga non kependidikan (diluar DP3) hasil penilaian atasan langsung di lingkungan
Poltekkes Kemenkes Riau dengan nilai
minimal 80 sebanyak 75%
30
10. Hasil angket mahasiswa terhadap kepuasan pelayanan di lingkungan pendidikan poltekkes kemenkes riau dengan nilai minimal 80 11. Pengelolaan manajemen poltekkes kemenkes riau dilakukan secara transparan dan akuntabel yang dapat diakses melalui jaringan LAN (lokal area network) poltekkes kemenkes riau.
3.7. Program Poltekkes Kemenkes Riau Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut disusun program kerja : 1. Pengembangan Manajemen dan Penataan organisasi a. Merumuskan uraian tugas b. Melakukan koordinasi dengan lintas terkait c. Peningkatan sistim perencanaan d. Peningkatan Sistim informasi & Monitoring serta evaluasi 2. Pengembangan Tenaga a. Pengiriman Dosen tugas belajar b. Pengiriman staf administrasi Mengikuti pelatihan c. Mengembangkan Kompetensi Dosen terutama ketrampilan klinik 3. Peningkatan Sistem Belajar Mengajar a. Penyusunan Buku Modul dgn Metode KBK b. Pengembangan Metode Pembelajaran c. Pemantapan Supervisi Pendidikan d. Pengadaan ABBM 4. Pengabdian Pada Masyarakat a. Mengoptimalkan pelaksanaan praktek kerja nyata b. Meningkatkan kegiatan pengabdian pada masyarakat c. Menyelenggarakan seminar-seminar bagi kepentingan masyarakat d. Menjalin Kerjasama dengan Pemda Riau dalam Riset & Litbang Kesmas
31
5. Pengembangan sarana penunjang pendidikan : a. Pembenahan pengelolaan dan pemeliharaan alat inventaris penunjang pendidikan b. Mengembangkan sarana penunjang pendidikan seperti kepustakaan, laboratorium dsb c. Mengoptimalkan penggunaan penunjang pendidikan seperti laboratorium klinik dan perpustakaan 6. Pembinaan Civitas Akademis a. Menfasilitasi mahasiswa dalam mendapatkan beasiswa b. Pembinaan organisasi c. Memberikan penghargaan bagi siswa berprestasi d. Membantu mahasiswa dalam pengembangan bakat yang dimiliki e. Melengkapi sarana penunjang yang diperlukan oleh kegiatan mahasiswa f. Pembinaan hubungan yang kondusif antar mahasiswa 7. Menyelenggarakan Program Pendidikan D IV Keperawatan dan D IV kebidanan dari 0 tahun a. Mengadakan pengkajian kurikulum b. Melakukan koordinasi dan pembahasan SDM dan sarana dan penunjang yang dimiliki c. Menyusun perencanaan dan pengembangan d. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan BPPSDM Kesehatan 8. Penataan Kelembagaan sebagai politeknik kesehatan dengan paradigma baru dan sertifikasi institusi Perguruan Tinggi. 9. Menyusun Rencana Aksi Kegiatan dan menerapkan pada manajemen dan anggaran terpadu 10.Melakukan evaluasi diri terhadap Kemampuan Poltekkes dalam melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi serta komponen lainnya yang terkait
32
BAB IV Arah Kebijakan, Strategi dan Kinerja Poltekkes Kemenkes Riau
RENCANA AKSI KEGIATAN
POLTEKKES KEMENKES RIAU
REVISI
33
BAB IV ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI DAN KINERJA POLTEKKES KEMENKES RIAU
4.1. Arah Kebijakan Penetapan kinerja Poltekkes Kemenkes Riau dilaksanakan secara kolaboratif antara Direktur, Pudir I,II,III, Unit penjaminan Mutu, Subbag ADUM dan ADAK sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Pelaksanaan kinerja dilaksanakan oleh seluruh Civitas Akademik.
Akuntabilitas Kinerja
disusun dengan mengacu pada Rencana Aksi Kegiatan, RKT, Penetapan Kinerja, dan hasil pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja (PK) merupakan jembatan antara perencanaan strategis dengan pelaporan akuntabilitas. Pengukuran kinerja disusun dengan memperhatikan target kinerja pada tahun yang berlangsung. Tanpa adanya pengukuran kinerja sangat sulit dicari pembenaran yang logis atas pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan tingkat capaian target dari masing-masing indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan kinerja (RKT dan PK). Setiap akhir tahun, Poltekkes Kemenkes Riau melakukan pengukuran kinerja terhadap capaian sasaran melalui indikator-indikator dan targetnya sebagaimana ditetapkan pada dokumen penetapan kinerja, yang kemudian dituangkan dalam LAKIP. Dalam rangka
pengukuran kinerja dilakukan
monitoring setiap 6 (enam) bulan sekali dan setiap akhir tahun oleh tim Audit Mutu Internal. Pengukuran kinerja di Poltekkes Kemenkes Riau dilakukan dengan cara : 1. Pembandingan capaian kinerja nyata dengan target. 2. Pembandingan capaian kinerja tahun yang sedang berlangsung dengan capaian kinerja tahun lalu
34
4.2. Strategi Poltekkes Kemenkes Riau Strategi yang dilaksanakan oleh institusi Poltekkes tertuang dalam bentuk rencana kerja tahunan. Adapun Rencana Kinerja Tahunan Poltekkes Kemenkes Riau mengacu pada Visi dan Misi Poltekkes Kemenkes Riau.
Misi 1. Menyelenggarakan Pendidikan Kesehatan Untuk Menghasilkan Lulusan Yang Berkualitas, Beriman Dan Bertaqwa
SASARAN
ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR
TARGET
STRATEGIS 1. Persentase lulusan tepat waktu 2. Persentase lulusan dengan IPK ≥ 2,75 3. Persentase penyerapan lulusan di pasar kerja
1. Pengembangan dan penataan Manajemen Organisasi
Institusi 1. Pengelolaan Manajemen Poltekkes Kemenkes
1. 80 % Akses
2. Peningkatkan SDM baik
Riau dilakukan Secara Transparan dan
menggunakan jaringan
kuantitas dan kualitas
Akuntabel yang dapat di akses melalui
IT
3. Pengembangan sarana penunjang pendidikan 4. Peningkatan perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana IT 5. Peningkatan pemeliharaan sarana dan prasarana IT 6. Peningkatan monitoring evaluasi
jaringan /IT Poltekkes Kemenkes Riau 2. Institusi menyelenggarakan
2. minimal 1.. x /tahun
pelatihan/penyegaran dosen ssesuai bidang ilmu 3. menyelenggarakan pelatihan/penyegaran
3. minimal 1. x /tahun
administrasi sesuai bidang 4. Peningkatan Persentase dosen S2 sampai dengan tahun 2014
4. minimal mencapai 70 %
35
dalam pelaksanaan IT
5. Alat-alat bantu belajar mengajar mengacu
7. Peningkatkan sarana dan
pada standar nasional Pendidikan/TUK
prasarana PBM sesuai standar TUK
sertifikasi melalui program pengayaan
minimal mencapai 50 %
(Tempat Uji Kompetensi) 6. Jenis dan jumlah buku
8. Peningkatan pengadaan referensi 9. Penyiapan regristrasi dan
5.
6. memenuhi/ mendekati ratio 1: 10
Dosen
7. 80 %
7. Dosen mengikuti program pengembangan sesuai bidang keilmuan
8. 80 %
8. dosen memiliki kemampuan dalam penggunaan IT 9. Hasil angket mahasiswa terhadap kinerja dosen dengan
9. nilai minimal 80 sebanyak 75 % dari jlh dosen
Layanan Administrasi 10. layanan administrasi akademik ,
10. 80 % menggunakan IT
kemahasiswaan perencanaan, SI umum, keuangan dan kepegawaian menggunakan IT 11. tenaga administrasi terlatih dalam memberikan
11. 80 % tenaga terlatih
pelayanan yang berbasis IT 12. Hasil angket mahasiswa terhadap kepuasan pelayanan di lingkungan pendidikan Poltekkes
12. dengan nilai minimal 80
36
Kemenkes Riau 13. Kinerja tenaga non kependidikan (diluar DP3) hasil penilaian atasan langsung di lingkungan Poltekkkes Kemenkes Riau
13. dengan nilai minimal 80 sebanyak 75%
Mahasiswa 14. Mahasiswa lulus tepat waktu ( 6 semester untuk D III, 8 semester untuk D IV dan 5
14. minimal 90%
semester untuk Program khusus) 15. Semua lulusan disiapkan untuk mengikuti registrasi dan sertifikasi profesi
15. 100%
16. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) lulusan ≥ 2,75
16. 90 %
17. mahasiswa memiliki kemampuan dalam penggunaan IT
17. 80 %
18. Penyerapan lulusan di pasar kerja 18. 80 %
37
Misi 2. Melaksanakan Penelitian Terapan Di Bidang Kesehatan Yang Berguna Bagi Masyarakat
SASARAN STRATEGIS 1. Jumlah penelitian yang dilakukan dosen 2. Jumlah Publikasi karya ilmiah
ARAH KEBIJAKAN 1. Penyediaan pendanaan riset 2. Pengaturan kesempatan penelitian bagi setiap dosen 3. Peningkatan kerja sama dalam bidang penelitian dengan pihak luar 4. Peningkatan kualifikasi jurnal
INDIKATOR 1. Dosen melaksanakan penelitian 1 x
TARGET 1. 10 Penelitian
dalam setahun 2. hasil penelitian dipublikasikan dalam
2. 10 Naskah
jurnal Menyelenggarakan seminar penelitian ilmiah 1 x dalam setahun 3. dosen menulis modul, buku ajar,
3. 40 %
panduan praktek 4. dosen mengembangkan
4. 30 %
teknologi/media/model pembelajaran
38
Misi 3. Melaksanakan Pengabdian Masyarakat Dan Pemanfaatan Iptek Bidang Kesehatan Untuk Perubahan Perilaku Hidup Sehat
SASARAN STRATEGIS 1. Jumlah Kegiatan
ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR
Pembuatan MOU dengan stake holder
dosen melaksanakan pengabdian
pengabdian kepada
(daerah binaan)
masyarakat 1 x dalam satu semester
masyarakat
Pengimplementasian hasil penelitian
TARGET 25 Pengabmas
kepada masyarakat Penyelenggaraan seminar dan pelatihan kepada masyarakat Penyelenggaraan bakti social sesuai kebutuhan masyarakat
39
Strategi merupakan upaya yang sistematis untuk mencapai tujuan. Tiap strategi menjelaskan komponen –komponen penyelenggaraan layanan pendidikan yang harus disediakan untuk mencapai sasaran-sasaran strategis dari tiap tujuan strategis. Komponen-komponen tersebut antara lain meliputi pendidik, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, sistem pembelajaran, data dan informasi, dana, serta sistem dan prosedur yang bermutu. Setelah mencermati hasil analisis kekuatan, peluang, kelemahan dan ancaman serta posisi Poltekkes Kemenkes Riau, maka disusunlah Langkah strategis dengan pendekatan proses dalam rangka meningkatkan kinerja institusi yang dituangkan dalam skema berikut ini : Perubahan Pola Pikir QUALITY IMPROVEMENT
MANAJEMEN BY OBJECTIVE
Pelayanan Tridharma Perguruan Tinggi
Input
SDM (Dosen, Staf dan Mahasiswa)
SD Keuangan
SD Sarana dan prasarana
Soft Ware (kurikulum, kebijakan & standar)
Proses
Profesonalisme pelayanan Tri Dharna Perguruan Tinggi
Efisisensi dan efektifitas
Optimalisasi
Aplikasi Teknolgi pelayanan dan Metodologi
Output
Lulusan Bermutu & IPTEK Kes Berkembang
Peningkatan Kinerja
Peningkatan Produktivitas
Outcome
Serapan Lulusan Tinggi& kontribusi Mutu Pelayanan
Kepuasan Stake Holder
Peluang Bagi Masy Tinggi
Kepuasan Konsumen
Citra Poltekkes Oleh Mayarakat Baik
POLTEKKES KEMENKES RIAU POLTEKKES KEMENKES RIAU PERUBAHAN POLA PIKIR
40
Mencermati hasil analisis terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman serta posisi Poltekkes Kemenkes Riau pada saat ini, maka yang harus berubah semua sivitas akademika, adalah Pola Pikir (Mindset). Hal ini sangat diperlukan karena dalam institusi yang sehat diperlukan transparansi, dan akuntabilitas dengan mengedepankan aspek efisiensi dan efektifitas guna mencapai kinerja yang tinggi sehingga pada akhirnya produktifitas juga tinggi. Perubahan mindset tersebut diikuti sistem manajemen dengan pendekatan tujuan, (Management By Objective) dimana setiap program/kegiatan mempunyai tujuan yang jelas, terukur dan diikuti indikator pencapaian, agar seluruh aktifitas diketahui tingkat progresivitasnya. Dengan demikian setiap kegiatan harus direncanakan dengan tepat, mempunyai indikator dalam pencapaian tujuan serta terget yang akan dicapai. “Quality Improvement” dalam pengelolaan atau pelayanan pendidikan sangat diutamakan standarisasi setiap proses melalui berbagai upaya peningkatan standar terus menerus. Hal ini sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal sesuai dalam rangka memenuhi harapan pemangku kepentingan (Stakeholder). Kegiatan perbaikan mutu yang berkesinambungan di Poltekkes Kemenkes Riau telah dilaksanakan melalui penetapan Peraturan Akademik dan direvisi sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (SPMPT) melalui Audit Mutu Internal (AMI) dan Akreditasi dalam pengelolaan pendidikan sedang berjalan. Dengan demikian pengawalan terhadap mutu proses pendidikan telah dilaksanakan secara berkelanjutan dan berkesinambungan Poltekkes Kemenkes Riau merupakan institusi pendidikan tinggi kesehatan dengan tugas pokok memberikan pelayanan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. “Core Bussiness” di Poltekkes Kemenkes Riau adalah pelayanan pendidikan kepada mahasiswa dalam pelaksanaannya menggunakan pendekatan proses (Input-Proses-Output-Outcome).
Pendekatan
proses ini sangat tepat bagi Poltekkes Kemenkes Riau, karena output yang dihasilkan adalah lulusan tenaga kesehatan yang berkarya di Masyarakat. Poltekkes Kemenkes Riau sebagai sistem terbuka mempunyai berbagai komponen yang saling menunjang dalam menjalankan organisasi dengan baik, artinya setiap
41
komponen mempunyai pengaruh dalam kelancaran atau keberhasilan komponen yang lain, sehingga optimalisasi dan makasimalisasi sangat diperlukan untuk mencapai visi dan misi institusi. Dengan demikian, komponen input dan proses yang baik dan bermutu akan menghasilkan output (lulusan) yang baik dan bermutu pula. Input dalam proses pendidikan pada umumnya terdiri dari SDM (Dosen, Non Dosen dan Mahasiswa), Sumber Daya Keuangan, Sarana prasarana dan Soft Ware (Kurikulum, kebijakan/peraturan, dan Prosedur-prosedur yang telah diberlakukan). Keempat komponen ini perlu dikelola dan direncanakan dengan baik untuk menghasilkan proses yang optimal.
Jumlah dan mutu dosen
(kualifikasi pendidikan dan keahlian) sangat menentukan mutu proses pembelajaran yang dikelola. Demikian juga SDM non Dosen dari aspek jumlah dan kualifikasi pendidikan dan keahlian sesuai tupoksinya berperan dalam menunjang keberhasilan pendidikan. Rasio yang memadai dan kualifikasi SDM yang sesuai akan menghasilkan profesionalisme yang tinggi dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran. Row input (Mahasiswa) yang kompetitif dan selektif juga sangat mempengaruhi efisiensi dan efektifitas proses pendidikan, untuk itu penyelengaraan seleksi penerimaan mahasiswa harus dikelola dengan baik pula. Komponen Sumber daya keuangan yang mencukupi teramat dalam menjamin kelancaran proses.
penting
Pengelolaan keuangan yang efisien,
transparan serta akuntabel sangat diperlukan dalam pengelolaan pelayanan pendidikan. Untuk itu perencanaan keuangan perlu dilakukan secara tepat dengan mempertimbangkan aspek, sumber keuangan, target yang ditetapkan, prinsip indikator kinerja, “Cost setiap unit”, kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai upaya pencapaian program dan sasaran serta faktor lain yang memungkinkan terjadinya perubahan rencana keuangan. Guna menjamin penyelenggaran keuangan sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang ada, serta bagian dari akuntabilitas publik, perlu dilakukan pemeriksaan secara periodik oleh unit fungsional antara lain Satuan Pemeriksa Internal (SPI). Selain itu sebagai pertanggungjawaban terhadap publik atau stakeholder, Poltekkes Kemenkes Riau akan dilakukan Audit Keuangan Eksternal oleh Lembaga Auditor yang resmi.
42
Aspek sarana, prasarana dan Soft Ware (Kurikulum, kebijakan/peraturan dan standar) selalu dipertahankan optimalisasinya. Kecukupan dari jumlah, fungsi, pemanfaatan, dan pemeliharaan
sarana dan prasarana terhadap pelaksanaan
pendidikan harus dikelola dengan baik agar mendapatkan hasil yang terbaik. Kurikulum sebagai input dalam proses pembelajaran kepada mahasiswa selalu disesuaikan dengan kebutuhan stakeholder, untuk itu “review kurikulum” dan pengembangannya harus dilakukan secara berkala mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat dan IPTEK yang ada.
Pada saat ini dengan adanya
kemajuan IPTEK kesehatan dan teknologi komunikasi informatika serta berlakunya pasar bebas, akan berdampak pada tuntutan masayarakat yang semakin kritis terhadap kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan yang semakin tinggi. Dengan demikian upaya - upaya yang terarah perlu dilakukan. Kebijakan dan standarisasi merupakan salah satu komponen untuk menjaga agar setiap pelaku dan proses yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan kepentingan institusi. Selanjutnya setelah seluruh input dapat dikelola dengan baik sesuai standar yang ada diharapkan proses dapat berjalan dengan maksimal. Selama berlangsungnya proses, kegiatan monitoring atau supervisi, dan evaluasi harus dilakukan untuk mengetahui progresivitas pencapaian tujuan dengan melihat indikator - indikator yang ada. Pelaksanaan seluruh prosedur yang telah diberlakukan pada setiap aspek harus dijamin, agar kegiatan berada pada rel kebijakan dan tujuan yang ada. Hasil monitoring dan evaluasi dijadikan bahan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan mutu pada periode selanjutnya. Dengan demikian aspek efisiensi dan efektifitas dalam pengelolan pendidikan dapat tercapai dan pada akhirnya stakeholder akan merasa puas. Output merupakan hasil dari proses yang melibatkan seluruh komponen yang ada di Poltekkes Kemenkes Riau. Output Poltekkes Kemenkes Riau dapat berupa Lulusan yang bermutu, penelitian yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat profesi maupun pemberi dan penerima layanan kesehatan dan besarnya kontribusi Poltekkes Kemenkes Riau dalam membantu masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan dan meningkatkan kemandirian unuk hidup sehat melalui pengabdian masyarakat. Lulusan bermutu atau sesuai kebutuhan
43
stakeholder yang dihasilkan oleh Poltekkes Kemenkes Riau akan dapat memenangkan kompetisi pasar kerja dan pada akhirnya membuat citra Poltekkes Kemenkes menjadi lebih baik. Citra Poltekkes Kemenkes Riau yang baik akan berdampak pada masyarakat (Profesi kesehatan, penyelenggara pendidikan, pemberi layanan kesehatan). Setelah menguraikan semua komponen yang mempengaruhi pengelolaan pendidikan secara menyeluruh, maka strategi utama yang harus ditempuh melakukan pengembangan dan inovasi pelayanan Tridharma perguruan tinggi antara lain : 1.
Mengembangkan pengelolaan pendidikan yang bermutu sesuai Standar Pelayanan Minimal Poltekkes yang telah ditetapkan.
2.
Mengembangkan Proses Pembelajaran yang berbasis pada Kurikulum Up To Date dengan mengimplementasikan IT.
3.
Membuka program - program baru sesuai dengan kebutuhan stakeholder yang berorientasi nasional maupun internasional
4.
Mengembangkan jejaring kerja dengan Stake Holder dalam meningkatkan kinerja institusi.
Optimalisasi terhadap sumber daya Keuangan, Aset maupun potensi lain: 1.
Meningkatkan Kinerja SDM melalui pengelolaan uraian tugas yang proporsional dan sesuai dengan keahliannya
2.
Mengelola aset dalam rangka keterpaduan program dan utilisasinya.
3.
Melakukan pengelolaan keuangan yang efisien dan efektif
4.
Mengembangkan sistem
motivasi SDM dalam rangka
peningkatan
produktifitas institusi 5.
Meningkatkan Kualifikasi dan kompetensi SDM guna memenuhi standar yang ada agar terjadi profesionlisme dan efektifitas
6.
Meningkatkan kinerja SDM melalui pemberian remunerasi yang berbasis pada kinerja
7.
Memberikan berbagai peluang pada SDM untuk mengembangkan diri dan melakukan aktualisasi.
8.
Melakukan penjaminan Mutu berbasis ISO pada setiap bagian yang terlibat dalam pengelolaan pendidikan di Poltekkes Kemenkes Riau
9.
Mencapai dan melampui Standar Pelayanan Minimal yang telah ditetapkan
44
10. Melakukan Audit Mutu Internal secara berkesinambungan. 11. Mengembangkan sistem Management By Objective (MBO) dalam mengelola pendidikan. 12. Menyusun Rencana Aksi Kegiatan secara terpadu, realistis, dapat diukur dan prospektif serta antisipatif 13. Mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi dalam mengetahui tingkat progresivitas program dan kegiatan
4.3. Kinerja Poltekkes Kemenkes Riau
INDIKATOR KINERJA UTAMA POLTEKKES KEMENKES RIAU No 1
2
3
4
5
6
SASARAN STRATEGIS Persentase lulusan tepat Waktu Persentase lulusan dengan IPK > 2,75 Persentase penyerapan lulusan di pasar kerja Jumlah penelitian yang dilakukan dosen Jumlah publikasi karya ilmiah Jumlah kegiatan pengabdian kepada masyarakat
INDIKATOR KINERJA TUJUAN Persentase penyelesaian masa studi sesuai dengan program studi Persentase lulusan dengan perolehan IPK > 2,75 Persentase lulusan yanng memperoleh pekerjaan dengan masa tunggu kurang dari 6 bulan, dihitung dari kegiatan wisuda Jumlah penelitian yang dilakukan oleh dosen dalam 1 tahun Persentase karya ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal (terakreditasi) per tahun Jumlah kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan dosen per tahun
TARGET 90 % 90 %
80 %
10 Penelitian
10 Naskah
25 Pengabmas per program studi
45
INDIKATOR KINERJA UTAMA POLTEKKES KEMENKES RIAU No
1
2
3
4
5
6
Indikator Pelayanan Persentase lulusan tepat Waktu
Persentase lulusan dengan IPK > 2,75
Pengertian Persentase penyelesaian masa studi sesuai dengan program studi
Persentase lulusan dengan perolehan IPK> 2,75
Persentase penyerapan lulusan di pasar kerja
Persentase lulusan yanng memperoleh pekerjaan dengan masa tunggu kurang dari 6 bulan, dihitung dari kegiatan wisuda Jumlah penelitian Jumlah penelitian yang yang dilakukan dilakukan oleh dosen dosen dalam 1 tahun Jumlah publikasi Jumlah karya ilmiah yang karya ilmiah dipublikasikan dalam jurnal (terakreditasi) per tahun
Jumlah kegiatan pengabdian kepada masyarakat
Jumlah kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan dosen per tahun
Cara Menghitung Jumlah mahasiswa yang lulus sesuai program Jumlah mahasiswa yang masuk pada tahun yang sama Jumlah lulusan dengan IPK > 2,75 Jumlah semua lulusan pada tahun yang sama Jumlah lulusan yang memperoleh pekerjaan < 6 bulan Jumlah semua lulusan pada tahun yang sama Jumlah penelitian yang dilakukan oleh dosen dalam 1 tahun Jumlah karya ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal, seminar, buletin dan buku ajar / jumlah karya ilmiah per tahun Jumlah kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan dalam 1 tahun
Kinerja Poltekkes Kemenkes Riau dalam empat tahun terakhir ini terus membaik sejalan dengan upaya pencapaian visi dan misinya untuk menjadi Pendidikan Tinggi Kesehatan Rujukan. Poltekkes Kemenkes Riau terus melakukan upaya-upaya penjaminan mutu dan penyediaan sarana serta prasarana yang memadai. Pelayanan terhadap kebutuhan akademik dan administratif yang berkualitas dan cepat menjadi target program. Upaya meningkatkan mutu dan pengembangan penelitian menjadi bagian yang sangat penting dalam mencapai visi dan misi. Sementara itu kegiatan pengabdian kepada masyarakat juga terus ditingkatkan untuk menunjukkan sumbangsih Poltekkes Kemenkes Riau kepada masyarakat. 46
4.4 Kinerja Layanan Akademik Tri-Dharma Perguruan Tinggi mengemban 3 hal pokok yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk melaksanakan pelayanan akademik, Poltekkes Kemenkes Riau berorientasi pada peningkatan mutu proses layanan secara berkesinambungan yang berfokus pada kebutuhan konsumen. 1. Pendidikan dan Pengajaran A. Seleksi Calon Mahasiswa Sistem penerimaan mahasiswa baru (Sipenmaru) di Poltekkes Kemenkes Riau dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan program studi DIII Kebidanan, D III Keperawatan, D III Gizi, D IV Keperawatan dan DIV Kebidanan. Kegiatan sipenmaru melalui 3 jenis yaitu 1). jalur umum (Jalum) pesertanya dari lulusan SMA dan sederajat 2) jalur penelusuran minat dan prestasi (PMDP) dan 3) jalur keluarga miskin. Jumlah mahasiswa baru yang diterima sejak tahun 2012 - 2014 disajikan dalam tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 4.1. Tren Jumlah Pendaftar, Diterima dan Registrasi Di Tiap Jurusan Pada Poltekkes Kemenkes Riau Tahun 2012 – 2014 NO.
PRODI
TH. 2012
TH. 2013
TH.2014
P
D
R
P
D
R
P
D
R
1
DIII Kebidanan
185
80
80
160
50
50
168
40
40
2
DIII Keperawatan
427
80
80
81
40
39
102
40
40
3
DIII Gizi
286
80
80
150
80
80
229
80
78
4
DIV Kebidanan
0
0
0
155
40
40
197
40
40
5
DIV Keperawatan
0
0
0
75
40
40
90
40
40
898
240
240
621
250
249
786
240 238
JUMLAH
Keterangan : P = Pendaftar, D = Diterima, R = Registrasi
Keketatan persaingan masuk khususnya bagi lulusan SMA dan sederajat cukup baik antara 30.5 % sampai 40.3 %. Keadaan ini menunjukkan bahwa Poltekkes Kemenkes Riau termasuk Politeknik Kesehatan Negeri yang cukup banyak diminati. Jurusan Kebidanan merupakan jurusan paling diminati oleh
47
masyarakat seiring dengan gencarnya program pemerintah dalam membangun desa siaga. Tren kegiatan tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.2 di bawah ini. Tabel 4.2. Jumlah Pendaftar, Diterima dan Mendaftar Kembali di Poltekkes Kemenkes Riau Periode 2013– 2014
PENDAFTAR (orang)
DITERIMA (orang)
KEKETATAN PERSAINGAN (%)
2013
621
250
2014
786
240
TAHUN
MENDAFTAR KEMBALI orang
%
40.3%
249
99.6%
30.5%
238
99.2%
Tabel 4.3 Penerimaan Mahasiswa Baru Poltekkes Kemenkes Riau Tahun 2012- 2014 NO. 1 2 3 4 5
PRODI
TH. 2012
TH. 2013
TH.2014
DIII Kebidanan DIII Keperawatan DIII Gizi DIV Kebidanan DIV Keperawatan
185 427 286 0 0
160 81 150 155 75
168 102 229 197 90
JUMLAH
898
621
786
48
Grafik 4.1 Penerimaan Mahasiswa Baru Poltekkes Kemenkes Riau Tahun 2012 - 2014
Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa jumlah penerimaan mahasiswa jurusan gizi, mahasiswa jurusan kebidanan dan mahasiswa jurusan keperawatan mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena pada tahun 2013, Poltekkes Kemenkes Riau membuka program pendidikan Diploma IV Kebidanan dan DIV Keperawatan.
Selanjutnya,
Poltekkes
Kemenkes
Riau
tidak
melakukan
penerimaan mahasiswa baru untuk program studi yang ada di Tanjung Pinang sejak tahun 2012 karena di tahun 2012, Tanjung Pinang telah berdiri sendiri menjadi Poltekkes Kemenkes Kepulauan Riau (Kepri). B. Produktifitas Poltekkes Kemenkes Riau Berdasarkan jumlah mahasiswa yang ada ( terdaftar ), dan mahasiswa yang lulus, maka dapat dihitung produktifitas Poltekkes dalam menghasilkan ahli madya. Produktifitas Poltekkes Kemenkes Riau dari tahun 2011 ke tahun 2014 menunjukkan tren yang bervariasi dengan rata-rata produktifitas 40 % seperti yang digambarkan pada tabel 4.4. di bawah ini.
49
Tabel 4.4 Tren Produktivitas Poltekkes Kemenkes Riau Dalam Menghasilkan Lulusan Diploma III dan Diploma IV Tahun 2011 - 2014 JUMLAH MAHASISWA
TAHUN 2011 2012 2013 2014
TERDAFTAR
LULUS
879 773 780 783
377 390 224 275
PRODUKTIVITAS (%) 42.9% 50.5% 28.7% 35.1%
Kelulusan tepat waktu merupakan salah satu ukuran produktifitas Poltekkes Kemenkes Riau.
Sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2014
kelulusan tepat waktu sudah mencapai kisaran 86.1 %. Tabel 4.5 di bawah ini menunjukkan tren produktifitas berdasarkan IP Kumulatif lulusan di setiap jurusan dan tabel 4.5 menunjukkan tren produktifitas berdasarkan IP Kumulatif dari seluruh jurusan, sementara tabel 4.6. menunjukkan produktifitas berdasarkan ketepatan waktu menyelesaikan pendidikan yaitu 6 semester Tabel 4.5. Tren Produktifitas Poltekkes Kemenkes Riau Berdasarkan IP Kumulatif Lulusan Di Tiap Jurusan Tahun 2012 - 2014 Th 2012
Th.2013
Lulus IPK No
Jurusan
Jml Mhs
< 2.75
Th. 2014
Lulus IPK
≥ 2.75
N
%
N
%
Jml Mhs
Lulus IPK
≤ 2.75
> 2.75
n
%
n
%
Jml Mhs
≤ 2.75
> 2.75
N
%
n
%
1
Keperawatan
245
2
0,8
23
9,1
43
0
0
43
100
94
0
0
94
100
2
Kebidanan
101
7
6,9
94
93,0
139
2
1,4
137
98,6
103
0
0
103
100
3
Gizi
44
6
13,6
38
86,3
42
4
9,5
38
90,5
78
2
2,6
76
97,4
390
15
3,8
375
96,2 224
6
2,7
218
97,3
275
2
0,7 273
99,3
Jumlah
50
Tabel 4.6. Tren Produktifitas Lulusan Poltekkes Kemenkes Riau Tahun 2012- 2014 IPK < 2.75
Tahun
IPK > 2.75
Total Lulusan
Jumlah
%
Jumlah
%
2012
15
3,8
375
96,2
390
2013
6
2,7
218
97,3
224
2014
2
0,7
273
99,3
275
Tabel 4.7. Jumlah Lulusan Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Riau Tahun 2011- 2014 JURUSAN Kebidanan Keperawatan Gizi TOTAL
2011 173 147 57 377
TAHUN 2012 2013 245 139 101 43 44 42 390 224
2014 103 94 78 275
2011 173
2012 245
TAHUN 2013 139
2014 103
2011 147
TAHUN 2012 2013 101 43
2014 94
2011 57
2012 44
TAHUN 2013 42
2014 78
JURUSAN Kebidanan JURUSAN Keperawatan JURUSAN Gizi
51
Grafik 4.2 Jumlah Lulusan Poltekkes Kemenkes Riau Tahun 2011 - 2014
Grafik 4.3 Jumlah Lulusan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Riau Tahun 2011 - 2014
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa lulusan mahasiswa jurusan Kebidanan mengalami naik turun. Hal ini sesuai dengan jumlah penerimaan mahasiswa sejak tahun 2010-2013 yang juga mengalami naik turun. Adanya permintaan kerja sama dari pemerintah daerah untuk pendidikan program khusus kebidanan membuat jumlah mahasiswa kebidanan cenderung tidak menetap. Banyaknya jumlah mahasiswa, tergantung pada jumlah permintaan dari daerah yang melakukan kerja sama (disesuaikan dengan kemampuan Poltekkes Kemenkes Riau).
52
Grafik 4.4 Jumlah Luylusan Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Riau Tahun 2011 - 2014
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa lulusan mahasiswa jurusan Keperawatan mengalami penurunan yang cukup tajam pada tahun 2013, kemudian meningkat hingga tahun 2014. Hal ini sesuai dengan jumlah penerimaan mahasiswa sejak tahun 2010-2014. Adanya permintaan kerja sama dari pemerintah daerah untuk pendidikan program khusus keperawatan membuat jumlah mahasiswa keperawatan cenderung tidak menetap. Banyaknya jumlah mahasiswa, tergantung pada jumlah permintaan dari daerah yang melakukan kerja sama (disesuaikan dengan kemampuan Poltekkes Kemenkes Riau). Grafik 4.5 Jumlah Lulusan Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Riau Tahun 2011 - 2014
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa jumlah lulusan jurusan Diploma III Gizi terus mengalami peningkatan sejak tahun 2011 hingga tahun 2012, kemudian jumlah lulusan menurun pada tahun 2012 dan 2013. Tahun 2013 mengalami peningkatan ketahun 2014, Hal ini terjadi karena adanya tahapan proses pembangunan gedung pendidikan di Poltekkes Kemenkes Riau sejak tahun 2008 sehingga mempengaruhi daya tampung penerimaan mahasiswa.
53
C. Pencapaian Pembelajaran Proses belajar merupakan kegiatan interaktif antara dosen dengan mahasiswa dalam rangka pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Pencapaian pembelajaran dapat diukur dengan melihat pencapaian materi pembelajaran yang sesuai dengan program yang direncanakan dan jumlah pertemuan dosen sesuai jadwal. Pencapaian tersebut didukung oleh berbagai faktor, antara lain; tingginya kesadaran dosen terhadap tupoksinya, kesiapan dan kecukupan sarana prasarana serta dukungan kebijakan pimpinan Poltekkes Kemenkes Riau.
Jumlah minggu efektif dalam satu semester di Poltekkes
Kemenkes Riau adalah 18 minggu termasuk ujian/evaluasi. Sehingga jumlah pertemuan dalam 1 semester adalah 18 kali atau 36 kali dalam 1 tahun Tabel 4.8. Tren Pencapaian Pembelajaran Berdasarkan Jumlah Pertemuan Dosen-Mahasiswa di Poltekkes Kemenkes Riau Tahun 2011 – 2014 N o
Jurusan
1 Keperawatan 2 Kebidanan 3 Gizi
Target
36 36 36
Th. 2011
Rata-rata persentase Pencapain Pembelajaran Th. 2012 Th. 2013 Th. 2014
Rata2 jml Pertemuan
% pencapaian
Rata2 jml Pertemuan
% pencapaian
Rata2 jml Pertemuan
% pencapaian
Rata2 jml Pertemuan
% pencapaian
36 34 35
100 94 97.2
36 35 35
100 97 97.2
36 35 36
100 97 100
36 36 36
100 100 100
Tabel 4.9. Jumlah Mahasiswa Semester Ganjil Poltekkes Kemenkes Riau Tahun 2014 - 2015 NO 1 2 3 4 5
PRODI DIII Kebidanan DIII Keperawatan DIII Gizi DIV Kebidanan DIV Keperawatan JUMLAH
JUMLAH MAHASISWA 167 167 238 77 77 726
54
Grafik 4.6 Jumlah mahasiswa Semester Ganjil Poltekkes Kemenkes Riau Tahun Akademik 2014/2015
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihar bahwa: 1. jumlah mahasiswa tingkat I Program Studi Diploma III Kebidanan dan Diploma III Keperawatan paling sedikit karena pada tahun 2013 dibuka program pendidikan Diploma IV Kebidanan dan Diploma IV Keperawatan 2. jumlah mahasiswa tingkat II Program Studi Diploma III Kebidanan dan Diploma III Keperawatan paling banyak karena ada jumlah tersebut bergabung dengan jumlah mahasiswa program khusus. Tabel 4.10. Pencapaian Pembelajaran Berdasarkan Jumlah Pertemuan dalam Satu Tahun di Poltekkes Kemenkes Riau Tahun 2011 - 2014
2.
Tahun
Rata2 Jml Pertemuan
% Pencapaian
2011
36
100
2012
37
100
2013
36
100
2014
36
100
Penelitian Penelitian merupakan salah satu hal pokok dari Tri Dharma Perguruan
Tinggi yang harus dilaksanakan dan ditingkatkan oleh Poltekkes Kemenkes Riau. Anggaran penelitian terus ditingkatkan melalui APBN dalam bentuk Riset Pembinaan Tenaga Kesehatan (Risbinakes). Guna meningkatkan kualitas
55
penelitian dan meningkatkan kemampuan dosen dalam melakukan penelitian, telah dilakukan berbagai pelatihan yang terkait dengan penelitian, antara lain pelatihan rancangan penelitian, pengolahan data statistik, penulisan laporan penelitian dan pelatihan membuat naskah ilmiah.
A. Tren Proposal Dan Pelaksanaan Penelitian Tabel 4.11. Jumlah Proposal dan Pelaksanaan Penelitian oleh Dosen Berdasarkan Jurusan di Poltekkes Kemenkes Riau Tahun 2011 - 2014 Th. 2011 No
Th. 2012
Th. 2013
Th. 2014
Jurusan Proposal Penelitian Proposal Penelitian Proposal Penelitian Proposal Penelitian
1
Keperawatan
9
8
5
4
4
3
3
4
2
Kebidanan
5
4
1
1
6
5
8
5
3
Gizi
6
6
2
2
4
3
5
3
20
18
8
7
14
11
16
12
Jumlah
B. Publikasi Ilmiah Tabel 4.12. Tren Publikasi Ilmiah Poltekkes Kemenkes Riau Tahun 2011 - 2014 No
Publikasi
Th. 2012
Th. 2013
Th. 2014
1
Buku Teks
2
-
1
-
2
Karya Ilmiah di jurnal nasional
-
8
-
32
3
Seminar
-
-
10
-
2
8
11
32
Jumlah 3.
Th. 2011
Pengabdian Masyarakat Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang dilakukan Poltekkes
Kemenkes Riau meliputi kegiatan di bidang pelayanan kesehatan meliputi: pengembangan Desa Siaga, penyuluhan Kesehatan, Pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
56
Penyuluhan Kesehatan dilakukan pada berbagai kelompok khusus dan berisiko tinggi,
Pemeriksaan kesehatan pada kelompok khusus lansia dan
keluarga miskin secara rutin, dan berkontribusi dalam pengembangan masyarakat profesi terutama dalam up-dating keilmuan, partisipasi dalam menjalankan program pemerintah di bidang kesehatan, serta kegiatan kepramukaan dll.
Tabel 4.13. Tren Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Riau Tahun 2011 - 2014 No
Pengabmas
Th. 2011
Th. 2012
Th. 2013
Th. 2014
1
-
7
4
-
3
12
29
-
1
6
9
1
4
25
42
Jurusan Keperawatan Jurusan Kebidanan Jurusan Gizi
1 2 3
Jumlah 4. Kinerja Keuangan
Poltekkes Kemenkes Riau merupakan institusi pendidikan tinggi kesehatan milik Pemerintah (Kemenkes). Sebagai institusi milik pemerintah sumber anggaran yang diterima adalah dari APBN baik Rupiah murni maupun PNBP. Tabel 4.14. Realisasi dan Target Penerimaan Poltekkes Kemenkes Riau Tahun 2012 - 2013 SUMBE R
Tahun 2012 Realisasi
DIPA PNBP
Target
35.108.293.578 37.226.645.000 5.748.625.000
6.674.260.000
Tahun 2013 % 94,33% 86,13%
Realisasi
Target
34.057.648.514 37.799.634.000 4.529.365.003
5.380.469.500
% 90,10 84,18
5. Organisasi dan Sumber Daya Manusia A. Organisasi Organisasi Poltekkes Kemenkes Riau mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 890/Menkes/Per/VIII/2007 tanggal 2 Agustus 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Kesehatan.
57
B. Sumber Daya Manusia. 1) Pendidik dan Kependidikan Tabel 4.15. Jumlah SDM Berdasarkan Tempat Keberadaan Dan Kualifikasi Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Riau Tahun 2014 Jumlah Tenaga Menurut Kualifikasi Pendidikan No.
1. 2.
Tempat
Direktorat (Adum dan Adak) Jurusan Keperawatan
S3
S2
S1
D III
SLTA/ Lainnya
Tabel
Ibel
Jml
-
6
23
11
36
3
9
88
-
11
8
-
1
1
-
21
3.
Jurusan Kebidanan
-
16
1
-
4
2
2
25
4.
Jurusan Gizi
1
13
1
-
1
3
-
19
Poltekkes
1
46
33
11
42
9
11
153
a. Jumlah
Dosen
S2
Kesehatan/bidangnya
dengan
Jumlah
Dosen
Keseluruhan Dosen di Poltekkes Kemenkes Riau sebagian besar sudah memenuhi kualifikasi pendidikan Strata 2 (dua). Setiap tahunnya Poltekkes Kemenkes Riau telah mengirimkan Pendidikan (Tubel) ke Strata 2 bagi dosen yang berpendidikan Strata 1 di Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Andalas dll. Selain itu bagi Dosen yang tidak tertampung dalam Tugas Belajar atau anggaran APBN diberikan kesempatan meningkatkan pendidikan melalui izin belajar (Ibel). Selain mengikuti pendidikan berkelanjutan secara formal, para dosen juga telah diberikan pelatihan yang terkait dengan Tupoksinya sebagai Pengajar. Pelatihan tersebut antara lain : Pelatihan Mata Kuliah, Pelatihan pengelolaan pembelajaran (Rancangan dan Evaluasi pembelajaran).
58
Tabel 4.16. Jumlah Dosen Berdasarkan Pendidikan S2 Kesehatan/ di Poltekkes Kemenkes Riau Tahun 2014
No.
Jurusan /Prodi
Jml dosen S2
Jumlah dosen seluruhnya
1.
Keperawatan
11
21
2.
Kebidanan
16
21
3.
Gizi
13
18
Jumlah
40
60
Tabel 4.16 di atas menunjukkan bahwa jumlah dosen sebagian besar
belum
memenuhi kualifikasi pendidikan (S2). b. Persentase dosen dengan pengalaman mengajar ≥ 5 tahun Tabel 4.17. Jumlah Tenaga Pengajar Berdasarkan Pengalaman Kerja ≥ 5 Tahun Tahun 2014
No. 1. 2. 3.
Jurusan /Prodi Keperawatan Kebidanan Gizi Poltekkes
Jml dosen Pengalaman ≥ 5 tahun 20 21 13 54
Jumlah dosen seluruhnya 21 21 18 8360
% 95,24 100 72,22 90
c. Rasio dosen tetap dengan mahasiswa Perbandingan jumlah dosen dengan mahasiswa merupakan faktor penting dalam keberhasilan pencapaian kompetensi mahasiswa. Jumlah dosen di Poltekkes Kemenkes Riau dikembangkan sesuai dengan disiplin ilmu atau sesuai Mata Kuliah yang diampu. Dari tahun 2010 sampai tahun 2014 telah mengalami peningkatan jumlah maupun kualifikasinya
59
Tabel 4.18. Rasio Dosen Dibanding dengan Mahasiswa Berdasarkan Jurusan Poltekkes Kemenkes Riau Th. 2011 – 2014 Jurusan
No
Th. 2011
Th. 2012
Th. 2013
Th. 2014
1
Keperawatan
1:7
1:7
1 : 10
1:7
2
Kebidanan
1:9
1:9
1 : 11
1:9
3
Gizi
1 : 13
1 : 13
1:6
1:6
6. Kegiatan Kemitraan Poltekkes Kemenkes Riau telah menjalin kerja sama dengan berbagai institusi lain dalam rangka implementasi Tridharma Perguruan Tinggi. Kerjasama tersebut antara lain dengan: RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru maupun rumah sakit yang berada di luar kota pekanbaru untuk lahan praktik maupun penyerapan lulusan. Target kemitraan didasarkan atas rencana kegiatan praktik mahasiswa, kegiatan pengabdian masyarakat dan penelitian. Pencapaian target ternyata melebihi angka yang telah ditentukan, hal ini adanya pengembangan program atau kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi.
Tabel 4.19. Jumlah Kemitraan Berdasarkan Jurusan di Poltekkes Kemenkes Riau Tahun 2011 - 2014 No
Jurusan
Th. 2011
Th. 2012
Th. 2013
Th. 2014
1
Keperawatan
5
7
9
12
2
Kebidanan
10
12
18
20
3
Gizi
7
8
9
15
7. Kegiatan Pelatihan Kurikulum merupakan pedoman bagi dosen dan mahasiswa dalam pelaksanaan
pencapaian
kompetensi
mahasiswa.
Keberhasilan
proses
belajaran mengajar sangat ditentukan oleh kemampuan dosen dalam merancang dan melaksanakan rancangan tersebut, maka peningkatan kompetensi dosen dalam pengelolaan MK sangat diperlukan. Kurikulum 60
merupakan soft ware yang selalu berkembang dan perlu dipahami secara baik bagi seluruh komponen yang terlibat dalam proses pencapaian kompetensi Mhs, maka kegiatan pelatihan tentang kurikulum telah dilaksanakan secara periodik bagi dosen pengelola pembelajaran. Target ditentukan atas dasar anggaran yang tersedia dan proporsi jumlah dosen/pengampu mata kuliah.
Tabel 4.20. Jumlah Kegiatan Pelatihan Dosen Dan Tenaga Kependidikan di Poltekkes Kemenkes Riau Tahun 2011 - 2014 No
Jurusan
Th. 2011
Th. 2012
Th. 2013
Th. 2014
1
Keperawatan
10
8
10
15
2
Kebidanan
12
10
8
20
3
Gizi.
7
3
5
16
4
Direktorat
5
8
17
20
Kegiatan pelatihan dan penyegaran ilmu pengetahuan terutama untuk meningkatkan profesionalitas para dosen, instruktur dan pegawai telah dilakukan setiap tahun di setiap jurusan.
8. Penjaminan Mutu Kebutuhan sistem penjaminan mutu yang efektif di Poltekkes Kemenkes Riau semakin meningkat agar perbaikan yang berkelanjutan dapat terlaksana sekaligu meningkatkan daya saing institusi. Persaingan ditingkat nasional dan internasional saat ini semakin ketat, untuk itu upaya peningkatan mutu dilakukan secara berkelanjutan agar lulusan yang dihasilkan sesuai dengan tuntutan stakeholder. Poltekkes Kemenkes Riau telah berkomitmen untuk mewujudkan penididikan tinggi kesehatan yang berkualitas unggul dan diakui oleh pesaingnya dan Stakeholder. Untuk itu telah dibentuk Unit Penjaminan Mutu Poltekkes Kemenkes Riau yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari implementasi ketatakelolaan yang baik.
61
9. Sarana dan Prasarana A. Sarana Gedung Pelakasanaan kegiatan belajar dan mengajar (KBM) di lingkungan Poltekkes Kemenkes Riau perlu dukungan sarana gedung sebagai tempat proses belajar mengajar dan kegiatan admininistrasi. Tanah bangunan Poltekkes Kemenkes Riau + 16.480
M2
yang terletak di
tengah pusat kota Pekanbaru. Dengan luas tanah yang tersedia tersebut, lebih kurang 96% atau 15.944
M2
telah dipergunakan untuk bangunan gedung dan
fasilitas lainnya. Tabel 4.21. Jumlah dan Luas Bangunan Gedung Poltekkes Kemenkes Riau di Pekanbaru Periode Tahun 2011-2014
No
Luas Bangunan dan Sarana Penunjang
Ukuran P
L
Luas 2
Tahun
(M )
Bangun
Ket
Kondisi R
I
GEDUNG
1
Rumah Dinas / Rektorat
166
1990
2
Kantin
49,5
2005
3
Pos Jaga
10
1996
R
4
Gedung Aula
385
2002
R
- Luas Ruang
16
RR
RB
R
- KM/WC 5
Ruang Kelas Belajar Type A
627
1985
102,6
1995
- Luas Ruang
264
- Luas Selasar
80
R
RR RR RR
Type B - Luas Ruang - Luas Selasar 6
Garase
100
1996
7
Gedung Majelis Guru
288
1998
8
Labor Komputer
16
2001
- Luas Ruang
RB R RR
9
- Luas Selasar
62
9
Ruang Pratikum
196
- Luas Ruang
49
2002
- Luas Selasar 10
Pendopo
96
1987
Baik
11
Gedung Pustaka
80
2001
R
- Was Ruang
20
R
- Was Selasar 12
Musholla
86
1985
13
Ruang Dosen
120
1995
14
Labor Gizi
118
2000
15
Ruang Kemahasiswaan
54
1995
16
Labor Bahasa
75
1999
17
Rumah Dinas
61,75
1988
R
RR
Type 1
166
1988
R
RR
Type 2
154
1988
Type 3
65
1988
Balk RR
Baik
Type 4 18
Asrama Mahasiswa
477
1993
R
RR
A
156
1993
R
RR
- Was Ruang
528
- Was Selasar
168
Type
Type B - Was Ruang - Was Selasar 19
Dapur Mahasiswa
24
1993
RB
II
FASILITAS LAINNYA
I
Lapangan Upacara
90
70
6.330
2
Lapangan Volly
28
25
700
3
Lapangan Bulu tangkis
24
15
360
4
Areal Parkir
55
50
2.750
R
5
Taman Rektorat
35
20
700
R
6
Taman Pustaka
20
14,
298
R RR
RR
8 Jumlah
15.944
Catatan : RR = Rusak Ringan, R = Rusak, RB = Rusak Berat
63
Tabel 4.21 menunjukan luas lahan (tanah) Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau yang telah dipergunakan untuk pembangunan gedung dan fasilitas lainnya seluas 15.944
M2
sisanya 536
M2
merupakan lahan yang
dipergunakan untuk penghijauan dan saluran untuk pembuangan limbah (kesling). Keadaan bangunan saat ini yang rata-rata telah berumur antara 10 sampai dengan 25 tahun. B. Perpustakaan dan Pemanfaatannya Poltekkes Kemenkes Riau mempunyai 1 (satu) perpustakaan. Koleksi buku rujukan yang ada selalu mengikuti kebutuhan pembelajaran. Perpustakaan memberikan layanan setiap hari kerja dari pukul 8.00 hingga 15.30. Pengunjung perpustakaan sebagian besar adalah Mahasiswa, sehingga frekuensi kunjungan perpustakaan sangat dipengaruhi oleh Jumlah Mahasiswa.
Tabel 4.22. Bahan Pustaka yang terdapat di Perpustakaan Poltekkes Kemenkes Riau Tahun 2010-2014 No. 1. 2. 3. 4. 5.
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Judul Buku Jumlah Buku 296 876 452 7901 861 3025 1313 10.332 2199 23.197
Keterangan
Koleksi pustaka yang tersedia di jurusan dirasakan masih kurang dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa dan dosen, dan keadaan ini akan segera dibenahi. Koleksi yang tersedia di jurusan dapat diakses oleh pihak lain di luar Poltekkes Kemenkes Riau.
64
Tabel 4.23. Jumlah Kunjungan Mahasiswa Ke Perpustakaan Berdasarkan Jurusan di Poltekkes Kemenkes Riau Th. 2012 - 2014 No
Jurusan
Th. 2012
Th. 2013
Th. 2014
1
Keperawatan
1828
3315
4011
2
Kebidanan
1950
3864
3916
3
Gizi
2006
3337
2350
4
Karyawan
-
-
65
5
Umum
-
-
52
5784
10.516
10.394
JUMLAH
Tabel 4.23 di atas menunjukkan bahwa di Jurusan kebidanan tampak lebih tinggi dari dua jurusan lainnya karena jumlah mahasiswa di Jurusan tersebut lebih banyak. C. Laboratorium dan Pemanfaatannya Laboratorium melayani proses pembelajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Pengelolaan Laboratorium dilakukan oleh Unit Laboratorium dengan sub unit di jurusan dan di program studi sesuai dengan fungsinya masingmasing. Ketersediaan laboratorium ini sangat memadai untuk mendukung proses pembelajaran dan dapat mendukung praktikum untuk semua mata kuliah sesuai dengan tujuan mata kuliah masing-masing. Namun demikian ada beberapa peralatan yang tersedia berada dalam kondisi usang ditinjau dari sisi kecanggihannya dan beberapa telah diperbaharui. Stok bahan bahan habis pakai di laboratorium tersedia hanya cukup untuk melayani kebutuhan belajar, sementara untuk penelitian diusahakan sendiri oleh dosen peneliti, hal ini disebabkan karena keadaan dana yang sangat terbatas.
65
CARA MENGHITUNG PENCAPAIAN INDIKATOR No. 1.
Indikator Pelayanan Tingkat kehadiran dosen dalam proses pembelajaran
Pengertian % kehadiran dosen mata kuliah dalam melaksanakan proses pembelajaran (dalam 2 semester)
Cara Menghitung Jumlah kehadiran dosen mata kuliah dalam proses pembelajaran -----------------------Jumlah tatap muka yang seharusnya
2.
Persentase Jumlah diterima dari pendaftar
Jumlah pendaftar dibandingkan dengan jumlah yang diterima
3.
Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap proses pembelajaran
Tingkat kepuasan mahasiswa thd proses pembelajaran
4.
Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan administrasi akademik
5.
Tingkat penyerapan Lulusan di pasar kerja
tingkat kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan administrasi akademik yang dilakukan setiap akhir semester. % lulusan yang memperoleh pekerjaan dengan masa tunggu kurang dari 6 bulan, dihitung dari kegiatan wisuda
Jumlah yang diterima Jumlah pendaftar Skala kepuasan mahasiswa terhadap pencapaian proses pembelajaran (1-4) Skala kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan administrasi akademik
Jumlah lulusan yg memperoleh pekerjaan < 6 bln ---------------------------------------Jumlah lulusan pada tahun yang sama
6.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Frekuensi kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan per tahun
Jumlah kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan dalam 1 tahun
7.
Beasiswa mahasiswa.
Jumlah mahasiswa yang memperoleh beasiswa
Jumlah mahasiswa yang memperoleh beasiswa dalam 1 tahun
8.
Jumlah lulusan tepat waktu
Persentase Penyelesaian masa studi sesuai dengan program
Jumlah mahasiswa yang lulus sesuai program ----------------------Jumlah mahasiswa yang masuk pada tahun yang sama
9
Jumlah lulusan dengan IPK ≥ 2,75
lulusan dengan mendapatkan IPK≥ 2.75
Rasio tenaga dosen dan mahasiswa.
Perbandingan antara jumlah dosen dengan mahasiswa
Jumlah lulusan dengan IPK ≥ 2.75 -------------------------Jumlah semua lulusan pada tahun yang sama Jumlah tenaga dosen tetap dibanding dengan seluruh mahasiswa pada tahun yang sama.
Prosentase peningkatan jenjang pendidikan tenaga pendidik.
Jumlah tenaga pendidik yang melanjutkan pendidikannya dalam1 tahun.
Jumlah tenaga pendidik yang melanjutkan pendidikannya dalam periode 1 tahun
Sistem penerimaan mahasiswa baru.
Jenis sistem yang digunakan dalam penerimaan mahasiswa baru setiap tahun.
Jumlah jenis sistem yang digunakan dalam penerimaan mahasiswa baru
10.
11
12.
66
16
Pelayanan pendidikan dengan sistem komputer.
Jumlah sumber pendanaan yang diterima setiap tahun. Jumlah bidang usaha yang dijalankan setiap tahun. Jumlah institusi yang melakukan kerjasama. Jumlah pelayanan pendidikan yang sudah terkomputerisasi
16.
Realisasi penyerapan anggaran.
% realisasi penyerapan anggaran setiap tahun.
17.
Adanya review Kurikulum secara periodik
Review kurikulum dilakukan 5 tahun sekali
Ada hasil review kurikulum
18
Tersedianya GBPP dan silabus.
% tersedianya silabus setiap th
Jumlah silabus mata kuliah ----------------------------------Jumlah seluruh mata kuliah
19
Tersedianya SAP/ RPP.
% tersedianya SAP/ RPP setiap tahun.
20
Implementasi kalender akademik.
21
Pencapaian materi kuliah yang sesuai dengan RPP/SAP
22.
Produktivitas penyusunan bahan ajar
Jumlah bahan ajar yang disusun oleh dosen / tahun (modul/diktat, pedoman praktek)
Melakukan kegiatan penelitian.
Jumlah penelitian yang dilakukan oleh dosen dalam 1 tahun
13 14 15
23.
Sumber pendanaan. Bidang usaha. Kemitraan
24.
Publikasi karya ilmiah
25.
Kegiatan pengabdian masyarakat.
26.
Kunjungan rata-rata dosen ke perpustakaan
27.
Kunjungan rata-rata mahasiswa ke perpustakaan
28.
Dosen yang mengikuti pelatihan
Jumlah sumber pendanaan yang diterima Jumlah bidang usaha yang dijalankan Jumlah kerjasama yang dilakukan dalam 1 tahun Jumlah pelayanan pendidikan yang terkomputerisasi dibandingkan dengan seluruh pelayanan yang tersedia. Jumlah realisasi anggaran Jumah anggaran yang tersedia
Jumlah SAP/RPP mata kuliah --------------------------------------Jumlah seluruh mata kuliah
Kesesuaian antara kegiatan dengan kalender akademik.
Jumlah komponen yang sesuai --------------------------------------Jumlah seluruh komponen.
Prosentase Jumlah materi kuliah yang sesuai dengan RPP/SAP
Jumlah materi kuliah yang sesuai dengan RPP/SAP --------------------------------------Jumlah seluruh materi kuliah yang direncanakan.
Jumlah karya ilmiah yang dipublikasi dalam jurnal yang terakreditasi per tahun Frekuensi kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan. Rata-rata kunjungan dosen per tahun ke perpustakaan
Jumlah bahan ajar yang disusun oleh dosen
Jumlah kegiatan penelitian yang dilakukan oleh dosen dalam 1 tahun Jumlah karya ilmiah yang di publikasi dalam jurnal, seminar, buletin dan buku ajar.per tahun Jumlah kegiatan pengabdian masyarakat per tahun Jumlah rata-rata kunjungan dosen ke perpustakaan per tahun
Rata-rata kunjungan mahasiswa per tahun ke perpustakaan
Jumlah rata-rata kunjungan Mhs ke perpustakaan per tahun
Jumlah dosen yang mengikuti pelatihan dalam periode 1 tahun
Jumlah dosen yang mengikuti pelatihan dalam periode 1 tahun
67
BAB V Program Kerja Poltekkes Kemenkes Riau Tahun 2010 - 2014
RENCANA AKSI KEGIATAN
POLTEKKES KEMENKES RIAU
REVISI
RE
68
BAB V PROGRAM KERJA POLTEKKES KEMENKES RIAU TAHUN 2010-2014
5.1 Rencana Kerja Poltekkes Kemenkes Riau Setelah mencermati hasil analisis kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman dan “Grand Strategies”, maka berikut ini akan diuangkapkan Rencana Aksi Kegiatan bisnis untuk meningkatkan kinerja institusi, dengan menggunakan peluang sebaik baiknya dan memandang ancaman sebagai tantangan. Program kerja Poltekkes empat (empat) tahun kedepan, merupakan kegiatan untuk mencapai visi dan menjadi Rencana Aksi Kegiatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau tahun 2010-2014 sebagai berikut : A. Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Sasaran, Kebijakan, Program dan Kegiatan 1. Misi 1 Menyelenggarakan pendidikan kesehatan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, beriman dan bertaqwa a. Tujuan 1 Meningkatkan kualitas dan kuantitas Pendidikan 1) Sasaran 1 Terwujudnya Profesionalisme SDM pengelolaan Pendidikan a) Indikator Sasaran Target No. 1 2 3
4 5 6 7
Indikator Sasaran Pendidik berkualifikasi S2 Pendidik Berkualifikasi S3 Tenaga Non Pendidik mengikuti Tubel bergelar Pendidik Mengikuti Pelatihan Pegawai Baru sesuai kebutuhan dan standar Pendidik yang tersertifikasi Pendidik dgn Toefl > 500
2010
2011
2012
2013
2014
20
30
35
37
40
-
-
-
2
2
-
1
2
3
4
15
20
25
30
35
5
7
7
9
11
6
4
8
3
3
5
10
15
20
30
69
b) Kebijakan Mendorong
dan
menfasilitasi
SDM
untuk
meningkatkan
kompetensi dan standarisasi jumlah SDM Program : 1 Peningkatan Kompetensi Pendidik Kegiatan : 1) Pemetaan Profil Pendidik 2) Penyusunan Program pengembangan Kompetensi Pendidik 3) Pelaksanaan
Tubel
Pendidik
bergelar
sesuai
bidang
keilmuannya 4) Pelatihan Mata Kuliah bagi Pendidik. 5) Pelatihan ESQ bagi pendidik. 6) Pelatihan Bahasa Inggris bagi Pendidik 7) Test Toefel Bagi Pendidik Program : 2 Peningkatan Kompetensi Tenaga Kependidikan Kegiatan: 1) Pelaksanaan Tubel Tenaga Administrasi dan Laboran untuk meningkatan pendidikan Strata satu 2) Tubel untuk Pustakawan . 3) Pelatihan Perbendaharan BLU. 4) Pelatihan Kepegawaian. 5) Pelatihan Pengelolaan BLU. Program : 3 Standarisasi Pendidik Kegiatan : 1) Rekrutmen Pendidik sesuai dengan kualifikasi 2) Sertifikasi Dosen
70
2) Sasaran 2 Terwujudnya pengelolaan pendidikan yang terstandar. a) Indikator Sasaran
No
Target
Indikator Sasaran 2010
2011
2012
2013
2014
Dokumen Penjaminan mutu
5
7
10
13
15
2
Sertifikat ISO 9001:2008
-
-
-
3
4
3
Akreditasi BAN PT B
-
-
-
-
-
4
Laporan Hasil AMI.
1
1
1
2
2
5
Tingkat Kepuasan Stakeholder (Non Mahasiswa) Kepuasan Mahasiswa
75%
80%
85%
90%
95%
75%
80%
85%
90%
95%
1
6
b) Kebijakan: Meningkatkan mutu pengelolaan pendidikan melalui penjaminan mutu dan Akreditasi, ISO dan AMAI serta survey kepuasan stakeholder. Program: Peningkatan Mutu seluruh proses pengelolaan pendidikan melalui Akreditasi, ISO dan AMI serta survey kepuasan stakeholder c) Kegiatan: 1) Perencanaan penjaminan Mutu 2) Pendampingan penjaminan mutu oleh konsultan 3) Pelalsanaan Sertifikasi ISO 9001 : 2008 4) Supervisi Sertifikasi 5) Persipan Akreditasi 6) Akreditasi BAN PT 7) Pelaksanaan Audit Mutu Akademik Internal. 8) Membuka Kotak dan tindak lanjut 9) Survey kepuasan pelanggan 10) Studi Banding dengan PT yang lebih Maju
71
b. Tujuan 2 Meningkatkan kualitas dan kuantitas lulusan sesuai dengan kebutuhan Stakeholder 1) Sasaran 1 Terciptanya jumlah dan mutu lulusan yang sesuai kebutuhan stakeholder dan mampu menghadapi persaingan global. a) Indikator Sasaran Target No
Indikator Sasaran
1
Pengembangan program studi Baru
2
Kurikulum yang telah direview bersama stakeholder
3
Persentase Mahasiswa dengan Nilai IPK ≥ 2.9
4
Rasio peminat dengan yang diterima.
5
Mahasiswa dgn Toefl >= 450
6
Sistem informasi akademik yang berbasis pada teknologi informasi
2010
2011
2012
2013
2014
-
-
-
-
-
-
3
3
3
3
75
80
80
80
85
1:4
1:5
1:6
1:6
1:6
10
15
25
50
50
-
-
Tersedia
Tersedia
Tersedia
SIAK
SIAK
SIAK
b) Kebijakan: Meningkatkan mutu dan jumlah lulusan yang dihasilkan oleh Poltekkes Kemenkes Riau melalaui proses pendidikan yang terstandar. Program: Peningkatan mutu dan Jumlah lulusan yang dihasilkan oleh Poltekkes Kemenkes Riau
c) Kegiatan: 1) Penyusunan pengembangan program studi 2) Membuka program studi baru 3) Peningkatan kuota mahasiswa 4) Standarisasi PBM Mahasiswa. 5) Penambahan SKS Bahasa Inggris bagi Mahasiswa. 6) Pertemuan secara berkala dengan stakeholder 7) Review kurikulum prodi secara periodik
72
8) Tracer Study 9) Pembuatan bahan ajar yang up to date (Modul) 10) Pengadaan Media pembelajaran yang berbasis pada IT 11) Pengembangan sistem informasi akademik dan perpustakaan (SIAK) 12) Perawatan SIAK. 13) Pengadaan buku rujukan
dan Pengadaan sistem komputerisasi dalam
perpustakaan. 14) Perawatan sistem electric Library 15) Promosi melalui berbagai kegiatan.
2) Sasaran 2 Terwujudnya peran serta stake holder dalam peningkatan dan pengembangan pendidikan di Poltekkes Kemenkes Riau a) Indikator Sasaran Target No
Indikator Sasaran 2010
2011
2012
2013
2014
1
MoU dengan stakeholder
12
15
16
18
20
2
CI di Lahan Praktik sesuai standar kualifikasi
1:6
1:6
1:5
1:5
1:5
b) Kebijakan: Meningkatkan Peran sertastakholder dalam peningkatan mutu pendidikan c) Program: Peningkatan Peran sertastakholder dalam peningkatan mutu pendidikan d) Kegiatan: 1) Pertemuan secara berkala dengan stakeholder 2) Pembuatan naskah kerjasama dengan stakeholder 3) Pelatihan CI yang ada dilahan praktik 4) Sosialisasi Prosedur PBM (standar PBM) pada Stakeholder. 5) Pembentukan Ikatan Alumni 6) Pembentukan model Lahan praktik untuk mahasiswa
73
2.
MISI 2 Melaksanakan penelitian terapan di bidang kesehatan yang berguna bagi masyarakat.
1. Tujuan 1 Menghasilkan metode/model baru dalam pelayanan bidang kesehatan (keperawatan, kebidanan dan gizi) melalui penelitian yang berkesinambungan 1) Sasaran 1 Terciptanya metode baru dalam bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan tenaga kesehatan (keperawatan, kebidanan dan gizi) a) Indikator Sasaran Indikator Sasaran
No 1
2 3
4
Pelatihan Pendidik mengenai penelitian Proposal Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh Pendidik MoU dengan instansi terkait
Target 2010
2011
2012
2013
2014
3
5
5
7
10
5
8
10
10
10
5
15
15
10
10
-
1
1
1
2
b) Kebijakan: Mendorong dan memfasilitasi penelitian keperawatan, kebidanan dan gizi untuk menemukan metode baru dibidang kesehatan. c) Program: Peningkatan jumlah dan kualitas penelitian keperawatan, kebidanan dan gizi guna menemukan metode baru dibidang kesehatan. d) Kegiatan: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Penyusunan Program pengembangan penelitian Penyediaan anggaran untuk penelitian Kerjasama dengan lembaga penelitian terakreditasi Kerjasama dengan institusi lain menjadi mitra bestari Pelatihan Rancangan penelitian Pelatihan Menulis Laporan Penelitian Pelatihan Pengolahan Data
74
8) Peningkatan kelengkapan lab. untuk penelitian 2) Sasaran 2 Terwujudnya penambahan kasanah keilmuan bidang keperawatan, kebidanan dan gizi dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Target No 1 2 3
Indikator Sasaran Jumlah penelitian yang diaplikasi kan Kerja sama dengan intitusi pelayanan kesehatan Program pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh Poltekkes Kemenkes Riau
2010
2011
2012
2013
2014
1
1
2
2
3
1
1
2
2
2
2
3
4
4
5
a) Indikator Sasaran
b) Kebijakan Mendorong Pendidik untuk melakukan penelitian sesuai bidang keilmuannya guna menambah kasanah keilmuan dan dapat dimanfaatkan masyarakat. c) Program Peningkatan jumlah penelitian oleh Pendidik yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. d) Kegiatan 1) Memfasilitisi Pendidik untuk memilih topik-topik penelitian yang bermanfaat untuk pelayananan kesehatan 2) Mewaijibkan peneliti (Pendidik) untuk mengimplementasikan hasil penelitian 3) Membuka akses bagi pemberi pelayanan kesehatan untuk menggunakan hasil penelitian
75
3) Sasaran 3 Terwujudnya penyebarluasan dimanfaatkan oleh masyarakat
(desiminasi)
hasil
penelitian
untuk
a) Indikator Sasaran
Target No 1 2 3
Indikator Sasaran 2010
2011
2012
2013
2014
-
-
2
3
3
1
1
1
1
2
-
-
1
1
2
Jumlah (frekuensi) desiminasi hasil penelitian Jenis Desiminasi Program peningkatan kompetensi peneliti dalam melakukan desiminasi
b) Kebijakan Mendorong Pendidik untuk mendesiminasikan hasil penelitian guna dimanfaatkan oleh masyarakat c) Program Peningkatan frekuensi desiminasi hasil penelitian untuk dimanfaatkan oleh masyarakat. d) Kegiatan 1) Penerbitan Jurnal penelitian 2) Publikasi penelitian melalui seminar 3) Publikasi penelitian melalui internet. 4) Pelatihan penulisan naskah ilmiah 5) Kerjasama dengan penerbit karya ilmiah 6) Kerjasama dengan LitbangKes.
B. MISI 3 Melaksanakan pengabdian masyarakat dan pemanfaatan iptek bidang kesehatan untuk perubahan perilaku hidup sehat.
76
1.
Tujuan 1
Meningkatkan
peran
serta
aktif
Poltekkes
Kemenkes
Riau
untuk
memberdayakan potensi masyarakat dan membantu masyarakat agar dapat mandiri untuk menolong dirinya sendiri dalam hidup sehat. 1) Sasaran 1 Terwujudnya peran serta Poltekkes dalam memberdayakan potensi masyarakat dan membantu masyarakat agar mandiri untuk menolong dirinya sendiri dalam hidup sehat a) Indikator Sasaran Target No 1 2 3
Indikator Sasaran 2010
2011
2012
2013
2014
-
-
2
2
3
-
-
1
1
1
-
1
1
1
1
Pelatihan pengabmas bagi Pendidik Satgas penanggulangan bencana di Poltekkes Kemenkes Riau Desa Siaga
b) Kebijakan Mendorong peningkatan peran serta Poltekkes Kemenkes Riau untuk memberdayakan potensi masyarakat dan membantu masyarakat agar dapat mandiri untuk menolong dirinya sendiri dalam hidup sehat. c) Program Peningkatan peran serta Poltekkes Kemenkes Riau untuk memberdayakan potensi masyarakat dan membantu masyarakat agar dapat mandiri untuk menolong dirinya sendiri dalam hidup sehat. d) Kegiatan: 1) Penyusunan dan pelaksanaan Program pengabmas 2) Pelatihan Pendidik dalam penanggulangan bencana 3) Pembentukan Satgas Penanggulangan bencana 4) Pelatihan Kepemimpinan Dasar 5) Pembinaan kesehatan di Wilayah Propinsi Riau melalui Desa Siaga 6) Penyuluhan kesehatan di daerah binaan 7) Pelayanan kesehatan masyarakat.
77
1. Proyeksi Keuangan Tahun 2010 – 2014 Proyeksi Pendapatan dan Belanja disusun dengan memperhitungkan semua potensi pendapatan yang dapat dihasilkan dan pengeluaran Poltekkes Kemenkes Riau disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 5.1 Proyeksi Pendapatan dan Belanja Tahun 2010 - 2014 No
Laporan Proyeksi Pendapatan dan Realisasi Anggaran (Rp.)
URAIAN
2 1 A PENDAPATAN DARI PNBP DAN LAINNYA 1. Pendapatan Jasa Layanan 2. Pendapatan Jasa Usaha Lainnya 3. Hibah JUMLAH PNBP dan Lainnya B PENDAPATAN DARI APBN 1. Operasional 2. Investasi (Belanja Modal) JUMLAH APBN TOTAL JUMLAH PENDAPATAN C BELANJA Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Pembayaran Bunga Utang Subsidi Hibah Bantuan Sosial Bantuan Lain-lain JUMLAH BELANJA
2010
2011
2012
2013
2014
4
5
6
7
8
6.867.000.000 335.300.000
7.210.350.000 379.600.000
7.570.867.500 436.600.000
7.949.410.875 452.000.000
8.346.881.418 462.000.000
7.202.300.000
7.589.950.000
8.007.467.500
8.401.410.875
8.808.881.418
15.740.550.000 1.363.713.750 17.104.263.750
16.527.577.500 1.431.899.437 17.959.476.937
17.353.956.375 1.503.494.408 18.857.450.783
18.221.654.193 1.578.669.128 19.800.323.321
19.132.736.902 1.657.602.584 20.790.339.486
5.567.961.000 15.677.526.900 1.363.713.750
5.846.359.050 16.461.402.345 1.431.899.437
6.138.677.000 17.284.472.462 1.503.494.408
6.445.610.850 18.148.696.085 1.578.669.128
6.767.891.392 19.056.130.889 1.657.602.584
22.609.201.650
23.739.660.832
24.926.643.870
26.172.976.063
27.481.624.865
Berdasarkan tabel di atas dapat dianalisis sebagai berikut : a. Hal mendasar yang membedakan laporan proyeksi pendapatan dan biaya tersebut adalah penerimaan (PNBP Non Akademik dan Pendapatan lainnya/Dana Masyarakat) dan sisi belanja (khususnya belanja modal untuk investasi). b. Penerimaan APBN dan PNBP Akademik diasumsikan tidak mengalami perubahan. c. Sumber penerimaan APBN diharapkan ke depan mengalami penurunan sejalan dengan kinerja Poltekkes Kemenkes Riau semakin efektif, efisien dan bertekad mengurangi beban pemerintah. d. Penerimaan PNBP dari SPI, PBM, PPSM dan UAP, BP3, Lab. Komputer, Asrama dan tidak mengalami perubahan tarif, namun perbedaan jumlah hanya disebabkan oleh kuota mahasiswa mengalami peningkatan pertahun.
78
Tabel 5.2 Alokasi Anggaran Untuk Pelaksanaan Kinerja 2010 - 2014
NO
ALOKASI ANGGARAN
KEGIATAN 2010
2011
2012
2013
2014
1
Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran
1.884.887.000
6.713.456.000
4.855.578.000
7.100.138.000
-
2
Belanja Meubelair
1.300.000.000
1.197.375.000
565.165.000
1.549.800.000
-
3
Program Perawatan dan Perbaikan Infrastruktur
630.365..000
-
-
-
-
4
Belanja Buku Rujukan
280.000.000
1.200.000.000
-
1.687.200.000
-
5
Pembangun Gedung Jurusan Keperawatan, Kebidanan, Gizi, Poliklinik, asrama mahasiswa serta infrastrukturnya
10.000.000.000
18.629.510.00 0
-
4.908.003.000
-
6
Penambahan alat laboratorium
-
1.800.000.000
-
5.861.000.000
217.700.000
7
Pelayanan pendidikan (MOU)
4.504.874.000
45.700.000
-
94.700.000
11.800.000
8
Sipenmaru
203.012.000
209.494.000
355.620.000
256.030.000
162.359.000
9
Dies natalis/wisuda
72.032.000
72.222.000
92.090.000
72.005.000
116.485.000
SBH
50.474.000
121.907.000
183.940.000
171.045.000
50.000.000
Kegiatan Kemahasiswaan
6.000.000
6.000.000
28.000.000
18.000.000
31.500.000
12
Pengembangan Program Studi
83.760.000
-
108.450.000
-
-
13
Pelatihan Tenaga Administrasi
15.594.000
194.850.000
40.920.000
32.180.000
28.300.000
14
Pengadaan ABBM
-
703.000.000
15.000.000.000
3.022.500.000
-
15
Penyusunan dokumen
-
-
487.825.000
216.984.000
-
16
Pertemuan Penyusunan Rencana dan Program Tahunan
118.677.000
605.435.000
196.950.000
101.457.000
84.015.000
17
Persiapan BLU
-
-
120.180.000
-
-
18
Workshop untuk Dosen
66.600.000
564.570.000
138.315.000
56.242.000
266.684.000
19
Sertifikasi Dosen
-
8.000.000
9.000.000
13.500.000
-
20
Evaluasi Kegiatan dan Realisasi Anggaran
-
242.000.000
107.170.000
100.860.000
-
21
Peningkatan Mutu
266.580.000
266.465.000
237.175.000
65.170.000
22
Pengadaan Fasilitas Kantor
-
-
555.190.000
-
-
23
Pengadaan Alat Pengolah data
-
447.500.000
183.220.000
1.044.000.000
-
24
Pelatihan Fungsional Dosen
300.000.000
229.482.000
264.630.000
411.053.000
389.400.000
25
Riset/Risbinakes
268.372.000
303.000.000
150.600.000
224.580.000
132.218.000
26
Tugas Belajar
644.970.000
710.500.000
635.900.000
449.570.000
285.140.000
27
PPSM
83.760.000
150.000.000
17.500.000
110.000.000
172.920.000
10 11
28
Proses Pendidikan 3 jurusan (KBM)
2.702.497.000
3.795.214.000
5.885.655.000
4.416.507.000
1.155.006.00 0
29
Praktek Kerja Nyata di Desa
392.100.000
356.100.000
362.780.000
296.410.000
371.471.000
30
Sistim Informasi
150.000.000
-
-
111.700.000
42.800.000
79
31
Pengabdian Masyarakat
32
Pertemuan CI Lahan Praktik dengan Pendidikan
33 34
-
-
-
63.950.000
52.510.000
42.000.000
118.300.000
28.000.000
32.000.000
-
Sertifikasi ISO
-
-
-
-
18.270.000
Persiapan Akreditasi/Alih Bina
-
-
-
-
83.475.000
JUMLAH
80
BAB VI Penutup
RENCANA AKSI KEGIATAN
POLTEKKES KEMENKES RIAU
REVISI
81
BAB VI PENUTUP
Rencana Aksi Kegiatan Poltekkes Kemenkes Riau 2010-2014 merupakan acuan dasar bagi pelaksanaan pengembangan Poltekkes Kemenkes Riau tahun 2010-2014. Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan ini sebagai upaya untuk mencapai Visi dan Misi Institusi seperti tertuang dalam Statuta Poltekkes Kemenkes Riau. Realisasi Rencana Aksi Kegiatan ini perlu dituangkan dalam berbagai bentuk program kerja atau proposal setiap bagian/unit kerja di Poltekkes Kemenkes Riau dengan menyesuaikan sumber pendapatan atau pagu yang tersedia. Perlu disadari bahwa belum seluruhnya program yang tertuang dalam Rencana Aksi Kegiatan
ini dapat terealisasi melalui pembiayaan yang telah
disediakan dalam Rupiah murni, oleh sebab itu berbagai upaya dari semua pihak yang berkepentingan untuk mengupayakan tersedianya pendanaan dari sumber lain yang tidak mengikat. Guna mencapai Visi, Misi dan tujuan Poltekkes Kemenkes Riau, semua sivitas akademika mempunyai komitmen yang tinggi, untuk mendukung realisasi dan kesuksesan pelaksanaan program yang telah tertuang dalam Rencana Aksi Kegiatan . Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan kekuatan kepada kita untuk dapat melaksanakan semua program yang telah dicanangkan.
82
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) POLTEKKES KEMENKES RIAU TAHUN 2010-2014
RENCANA AKSI KEGIATAN
POLTEKKES KEMENKES RIAU
REVISI
83