Bab V PENYARADAN Penyaradan atau Skidding adalah memindahkan produk pohon dari areal tebangan melalui lapangan yang diperbaiki ke tempat pengumpulan kayu atau tempat traktor sarad yang tidak diperbaiki ke tempat traktor sarad membongkar muatan. Kadang-kadang traktor sarad terpaksa membuat jalannya sendiri bila harus melalui topografi yang sangat sulit dan terhambat oleh rapatnya tumbuhan bawah. Apabila sebuah jalan sarad dipakai dalam waktu yang lama dan dipakai oleh banyak traktor, maka jalan itu bisa menjadi jalan angkutan sementara, walaupun pada jalan ini harus selalu diadakan pemeliharaan. Bila truk sebagai alat angkutan bisa lewat dijalan ini maka truk tersebut akan memuat kayunya di hutan, walaupun hanya kayu-kayu yang berukuran kecil. Ada kalanya truk ini hanya sampai dipinggir hutan, namun ada juga yang mengangkut sampai ditempat tujuan, misalnya di halaman pabrik atau suatu tempat penimbunan (log yard). Skidding sering juga disebut Yarding. Kedua istilah ini mengacu kepada pemindahan sebatang kayu atau sekumpulan batang dalam jarak dekat dari lokasi tunggak ke tempat pemuatan dimana kayu tersebut akan dimuat keatas kendaraan pengangkut. jarak ini bisa dari 500 meter sampai satu kilometer. Skidding atau penyaradan ini kadang dibagi menjadi dua tahap dengan dua cara yang berbeda, misalnya yang satu dengan sistem kabel dari daerah rawa atau dari lembah dan kemudian dengan traktor sampai tempat pemuatan. Pada keadaan ini penyaradan dengan sistem kabel disebut Yarding dan penyaradan dengan Traktor disebut Skidding. Untuk mengefisiensikan penyaradan, maka muatan sarad harus sebanyakbanyaknya (full). Apabila satu batang dirasa belum dirasa belum cukup satu muatan, maka muatan itu harus ditambah beberapa batang sehingga menjadi satu muatan penuh. Hal ini bisa terjadi dikarenakan kayu yang disarad itu kadang-kadang diameternya kecilkecil sedangkan traktor sarad yang dipunyainya bertenaga besar. Pengumpulan beberapa batang sehingga menjadi satu muatan sarad ini disebut Bunching. Bunching ini bisa dilakukan oleh alat lain, akan tetapi juga bisa oleh traktor sarad itu sendiri. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Penvaradan (Skidding) Perhitungan biaya adalah menjadi andalan pemilihan metode penyaradan sampai saat ini. Tetapi didalam praktek yang menentukan adalah pengalaman. Dengan pengalaman dapat ditentukan berapa tingkat keseimbangan antara biaya penyaradan Universitas Gadjah Mada
dan biaya pengangkutan. Berapa intensitas jalannya dan berapa panjang jarak rataratanya sehingga dicapai keseimbangan biaya antara biaya penyaradan dan biaya pengangkutannya. Faktor-faktor
yang
harus
dipertimbangkan
dalam
menentukan
prosedur
penyaradan yang paling baik antara lain: 1. Ukuran dan karakter kayu. Di hutan Jati di Jawa sampai sekarang penyaradannya masih menggunakan sapi, karena baik ukuran dan karakteristik kayunya memungkinkan untuk disarad dengan sapi. Tetapi diluar Jawa dimana ukuran kayunya sangat besar dan panjang, sapi tidak mungkin digunakan lagi untuk menyarad dan sebagai gantinya dipakai traktor sarad. 2. Topografi. Pada topografi yang sangat berat sehingga baik hewan maupun traktor tidak dapat digunakan, maka ada kalanya digunakan sistem kabel. 3. Sistem pengelolaan atau sistem silivikultur. Pada kebanyakan hutan yang dipanen kayunya, penyaradannya dengan traktor, akan tetapi berdasarkan pertimbangan silvikultur dan kebijaksanaan pengelolanya penyaradan dengan traktor dilarang karena dapat mematikan anakan dan juga mempersulit regenerasi. 4. Pertimbangan iklim. Traktor hanya tepat dipakai pada waktu musim kemarau, sebab bila dipakai dimusim penghujan akan cepat merusakkan tanah. Dalam hal ini penyaradan dengan hewan lebih fleksibel, bisa dipakai pada musim kemarau atau pada musim penghujan. 5. Jarak ke jalan angkutan.
Apabila jarak saradnya dirasa sangat jauh, maka
penyaradannya biasanya memakai dua sistem, mungkin traktor dengan kabel, mungkin traktor dengan hewan dan lain sebagainya. Bunching Bunching adalah menyiapkan kaplingan kayu yang akan disarad Pelaksanaan bunching bisa seperti dibawah ini: 1. Menurut pola penebangan. Pohon dapat ditebang menurut pola sedemikian rupa sehingga tidak perlu ada kegiatan bunching. Dalam mengarahkan arah rebah pohon bila keadaan lain memungkinkan, pohon dapat ditebang dalam suatu pola yang disebut sistem jalur (strip). Namun pola jalur ini biasanya hanya dapat dilakukan pada pohon yang kecil-kecil saja yang biasanya untuk bahan baku pabrik pulp. Dalam tebang strip ini pohon direbahkan ketengah jalur dan bila dikumpulkan maka cukup dengan tenaga manusia saja (tangan). Tetapi kadang-kadang pohon juga direbahkan kelompok per kelompok, hingga tidak perlu dibunching lagi.
Universitas Gadjah Mada
2. Dengan tangan. Produk yang kecil akan tidak ekonomis bila disarad satu demi satu. Apabila alat sarad tidak dilengkapi dengan alat pemuat, maka pengumpulan dan pemuatan kayunya bisa dilaksanakan dengan tangan. Khususnya produk yang diperuntukkan sebagai kayu pulp yang berukuran pendek dan dibagi-bagi didekat tebangan. Bila 1 lapangan mengijinkan maka truk dapat memuat dari tunggak ke tunggak. Bila hal ini dapat dilaksanakan maka akan sangat menguntungkan. 3. Dengan hewan. hewan seperti kuda, lembu, kerbau dan bahkan gajah dapat digunakan untuk mengumpulkan kayu-kayu ini. Di Indonesia hewan yang sering digunakan untuk membawa kayu (penyaradan) adalah sapi (lembu). Di Sulawesi Utara ada juga yang menggunakan kuda, di Sumatra dan Kalimantan ada yang menggunakan kerbau.
Dengan adanya sekolah gajah di Sumatra Selatan,
kemungkinan bisa dimanfaatkan untuk keperluan penyaradan kayu di Indonesia. Di Jawa digunakan sapi karena sapi cocok untuk bekerja di daerah panas, sedangkan untuk daerah yang basah yang lebih cocok adalah kerbau. Penggunaannya bisa secara seekor untuk bekerja akan tetapi juga bisa secara tim (beberapa ekor bekerja menjadi satu). Pada umumnya hewan yang dikerjakan kehutanan adalah disela-sela tidak ada waktu kerja di sawah. Kayu yang dibawa bisa langsung terkena tanah akan tetapi j uga ada yang diberi alas agar tidak rusak karena tergesek oleh tanah. Ada juga yang dinaikkan ke atas sebuah kendaraan beroda pompa sehingga sangat mengurangi beban. Tetapi alat penjepit kayu (tang) dan alat penyarad kayu (rantai ) harus selalu ada, baik disarad langsung maupun disarad diatas alas (kendaraan). 4. Dengan traktor. Bila volume kayu dan waktu kegiatan dirasa perlu dipakai trak -tor, maka traktor yang dipakai adalah traktor kecil yang biasa dipakai untuk para petani penggarap sawah dan ladangnya. Pemakaian traktor karena kendaraan dibanding dengan hewan lebih kuat, lebih cepat, lebih mobil, lebih tinggi hasilnya dan lebih sediki dalam menggunakan tenaga kerja. Skidding (Penyaradan) Kayu hasil tebangan biasanya dikumpulkan menjadi satu tempat yang disebut skidway atau landing. Kayu-kayu ini ditarik dari areal-aeal dimana pohon itu ditebang. Setelah terkumpul cukup banyak baru dimuat ke atas kendaraan pengangkut dibawa ketempat tebangan ke landing itulah yang disebut penyaradan.
Universitas Gadjah Mada
Karena penyaradan itu tidak melewati jalan yang sudah disiapkan lebih dahulu, maka penyaradan biayanya mahal. Oleh karena itu jarak penyaradan ini harus terbatas. Berapa jarak penyaradan yang paling menguntungkan? Jawabnya adalah tergantung pada banyak hal seperti: tipe kayu, topografi dan kondisi tanah dan juga keadaan jalan angkutan misalnya apakah air, rel atau mobil. Secara garis besar ada 3 tipe penyaradan, diklasifikasikan berdasarkan penggunaan tenaganya, adalah: 1. Binatang 2. Traktor 3. Cable yang ditarik oleh kekuatan mesin (yarder). 4. Forwarder Di Indonesia tipe 1 dan 2 yang banyak digunakan. Sedangkan tipe 3 dan 4 sampai sekarang masih belum banyak, bahkan sistem 3 dilarang penggunaannya karena (terutama di luar Jawa) sistem tebangannya adalah tebang pilih sehingga dikawatirkan penyaradannya dengan cable akan lebih merusakkan anakan pohon tinggal. Keuntungan pemakaian hewan dan traktor untuk penyaradan adalah karena mobilitasnya yang tinggi. Kedua tipe ini dengan mudah menghindari anakan yang tidak boleh rusak, dengan mudah mengambil kayu yang diinginkan dan dengan mudah membuat ilaran api dan lain-lain. Sedangkan penyaradan dengan sistem kabel karena jalan saradnya selalu dalam satu garis lurus, maka semua bends (termasuk anakan pohon dan tegakan tinggal) akan terlanda oleh kayu yang disarad dansebagai akibatnya pasti rusak dan bahklan bisa mati. Oleh karena itu sistem penyaradan dengan kabel biasanya hanya cocok untuk tebang habis dan tidak untuk tebang pilih, karena pohon-pohon yang akan direncanakan untuk produksi tebangan berikutnya sudah rusak oleh mekanisme penyaradan dengan kabel itu. Disamping itu untuk menggunakan sistem kabel yang canggih diperlukan teknik yang tinggi dan beaya yang sangat besar, sehingga dituntut produktivitas yang sangat tinggi per satuan waktunya, agar modal bisa kembali dalam waktu yang ditentukan. Penyaradan dengan Hewan Binatang yang dipakai. Di luar negeri yang banyak dipakai adalah kuda. Binatang ini mempunyai keuntungan dibandingkan lembu dan mules: a) lebih aktif, cepat, pandai dan mudah dikembalikan b) bisa menyesuaikan dengan keadaan yang berbeda-beda utamanya iklim
Universitas Gadjah Mada
c) mudah beradaptasi terhadap kondisi topografi seperti bekerja di daerah datar saja. Ada beberapa macam ukuran kuda menurut beratnya;
kuda yang kecil yang
dipakai untuk menyarad kayu yang kecil beratnya sekitar 700 kg. Sedangkan yang paling besar beratnya sekitar 1.000 Kg lebih. Berdasarkan pengalaman kuda yang paling baik adalah kuda yang beratnya sekitar 750 Kg sampai 900 Kg. Kuda yang dipakai untuk penyaradan kadang dipakai juga untuk beberapa pekerjaan kehutanan lainnya, misalnya: a) Mengangkut kendaraan salju pada musim salju b) Memuat kayu ke atas wagon atau lori dengan metode pemuatan yang disebut cross-hauT c) Memindah camp (camp kecil = camp kecil), hal ini disebabkan ada kekawatiran bila dipindah dengan truk perjalanannya terlalu cepat sehingga mudah rusak d) Membantu pembuatan hutan dengan menarik scraper atau wagon e) Menarik kabel pengulur (dalam penyaradan sistem kabel). Adapun lembu yang dipakai biasanya beratnya sekitar 500 Kg sampai 600 Kg. Keuntungan pemakaian Tembu adalah: a) Biaya pengadaannya rendah b) hidupnya tidak menuntut syarat yang tingggi, makannya sederhana, perhatian dan pemeliharaannya mudah c) perlengkapan yang dibutuhkan mudah didapat (dibuat) d) tidak memerlukan kondisi yang banyak air untuk mandi dll e) mudah dikendalikan pada keadaan tempat yang datar maupun yang bergununggunung. Binatang seperti juga mesin untuk mendapatkan tenaganya perlu adanya bahan bakar. Bahan bakar untuk binatang makanan yang biasanya lebih berupa rumput. Kadang-kadang rumput ini sulit dicari yang berkualitas dan tersedia banyak. Untuk ini, maka sebaiknya disamping hewan itu mencari makanannya sendiri, seharusnya ditetapkan beberapa Ha untuk areal penggembalaan dengan tanaman jenis rumput yang berkualitas. Seperti diketahui binatang itu setiap harinya membutuhkan makanan (rumput) sebanyak 1/10 dari berat badannya. Jadi untuk hewan yang rata-rata berbobot 400 kg perlu rumput 40 kg setiap harinya. Harus diusahakan agar perjalanan hewan daTam menyarad melalui suatu jalan yang mudah (tidak dihambat oleh tumbuhan bawah dan mendaki). Di Jawa biasanya
Universitas Gadjah Mada
jalan sarad melalui alur-alur yang cukup bersih sehingga perjalannya bisa cepat dan selalu Kekurangan binatang. Binatang tidak umum digunakan untuk menyarad atau mengangkut kayu-kayu yang berukuran besar, atau pada jarak jauh. karena sangat lambat berjalannya dibandingkan dengan traktor atau lebih cepat letih sehingga kecepatannya tidak bisa stabil khususnya pada perjalanan menaiki bukit. Kekurangan yang sangat nyata pemakaian binatang dapat digunakan dalam jangka waktu antara 5-7 tahun dan hidupnya bisa sampai 10 tahun. Dengan demikian biaya penyusutannya lebih besar dibandingkan dengan traktor. Tetapi karena alasan tingginya harga traktor dibandingkan dengan hewan (misalnya kuda) maka dibeberapa tempat kuda masih digunakan baik untuk menyarad maupun untuk mengangkut kayu, terutama pada kondisi mudah dan kayunya tidak berukuran demikian besar. Misalnya disuatu daerah dengan kondisi iklim dan kayunya maka lebih cocok bila digunakan kuda. Dinegara yang bersalju, kuda digunakan baik pada waktu musim summer(penyaradan) dan pada musim winter (pengangkutan). kelebihan hewan dinegara timur adalah dapat digunakan disetiap musim, baik pada musim kemarau atau musim penghujan. Penyaradan dengan Traktor Pada prinsipnya traktor yang digunakan untuk penyaradan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu traktor berban baja (crawled tractor) dan traktor berban pompa (wheeled tractor). Masing-masing jenis mempunyai keunggulan dan kekurangan sehingga yang penting adalah menempatkan keduanya di tempat dan situasi yang tepat sehingga bisa menghasilkan produksi yang tinggi. Traktor berban baja pada saat ini adalah jenis yang banyak digunakan dalam penyaradan, baik di negara barat maupun di negara timur, bila kondisi tanahnva mengijinkan. Traktor dapat dioperasikan pada kelerengan antara 50% - 60%. kadangkadang pemakaian traktor berban baja ini jug harus diperhitungkan terhadap kerusakan terhadap pemadatan tanah dan erosi, terutama pada lereng yang sangat curam. Traktor ini banyak disenangi karena disamping pekerjaan pokok menyarad kayu juga dapat dimanfatkan dalam pembuatan jalan angkutan, untuk kontruksi tempat pengumpulan (landing), dan juga alur sarad dan ilaran api. Mesinnya sangat kuat. Akan tetapi dilain fihak tarktor ini sangat berat dan jalannya lambat. Dengan demikian bila yang disarad itu kayu yang kecil-kecil maka tidak ekonomis.
Universitas Gadjah Mada
Traktor berban pompa adalah kendaraan yang juga bagus, akan tetapi tidak bisa menggantikan kedudukan traktor berban baja (rantai). Masing-masing mempunyai tempatnya sendiri-sendiri. Contohnya bila yang disarad begitu banyak kayunya diameternya besar-besar, maka traktor berban pompa adalah pilihan yang paling tepat karena lebih cepat jalannya dengan muatan yang ringan dan apalagi bila tanahnya relatif datar. Dalam prakteknya traktor berban pompa ini sangat jarang dipakai sebab tidak banyak bisa dimanfaatkan seperti traktor berban baja. Bagi pengusaha yang besar penggunaan traktor berban pompa selalu didampingi dengan traktor berban baja. Variabel variabel yang mempengaruhi penggunaan mesin Kerapatan tegakan. kerapatan tegakan adalah merupakan variabel kritis yang paling dipertimbangkan dalam memilih traktor apakah berban baja (selanjutnya disebut traktor (selanjutnya disebut skidder). Pada kerapatan tegakan yang rendah, kecepatan perjalanannya berambah, tetapi produksinya lebih rendah dari rata-rata, dan akibatnya biaya persatuan naik. Hubungan yang positip antara kerapatan tegakan dan biaya terli hat pada usahanya untuk menyarad kayu sebanyak-banyaknya. Usaha ini dimulai dari bunching yang dapat mempersingkat waktu penyaradan. Semakin besar jarak antar pohon semakin diperlukan bunching ini Lereng. Kelerengan adalah yariabel lain yang harus dipertimbangkan dalam menghitung produktivitas penyaradan. Pada kelerengan yang sangat curam dapat dioperasikan pada lereng yang lebih curam dibanding skidder, walaupun sebenarnya tidak direkomendasikan karena bisa merusak lingkungan antara lain erosi dan menyulitkan regenerasi. Kelerengan baik penyaradan ke arah bukit dapat berpengaruh kurang baik (tidak menguntungkan). Dalam aturannya penyaradan baiknya diarahkan sedapat mungkin menuruni bukit sehingga tempat pengumpulan itu terletak di bawah. Namun bila keadaan memaksa penyaradan bisa kearah menaiki bukit dengan konsekwensi muatannya dikurangi dari normal. Tumbuhan bawah. Dibawah kondisi normal, keadaan tumbuhan bawah tidak akan menyulitkan. Peralatan penyaradan dengan sendirinya akan dapat menyingkirkan hambatan yang ada antara jalan dari tunggak sampai ke tempat pengumpulan bila telah berkali-kali dilewatinya. Justru tumbuhan bawah ini berpengaruh terhadap kerja bunching dan menaruh choker (ujung kabel = tali baja). Lebih banyak waktu yang digunakan untuk memuat pada daerah yang lebat tumbuhan bawahnya. Kesulitan yang utama adalah kesulitan dalam mencari pohon
Universitas Gadjah Mada
yang telah ditebang. memang dalam penyaradan yang jaraknya jauh pengaruh ini sangat kecil, akan tetapi dalam penyaradan yang jaraknya hanya dekat pengaruh tumbuhan bawah sangat nyata. Tanah. Kondisi tanah, jika ternyata ada pengaruhnya terhadap kegiatan seluruhnya, juga dapat berpengaruh terhadap penyaradan. Pada kondisi lembek, basah dan tanahnya berlumpur harus dihindari. Harus dicari jalur lain atau kalau tidak ada harus menunggu kondisi tanahnya baik daripada traktornya terjerumus disuatu tempat sampai membuat lobang dan sulit ditarik keluar. Jadi kondisi tanah harus dipertimbangkan dalam memilih slur jalan sarad. Tahanan guling yang disebabkan oleh penetrasi ban pada permukaan tanah, akan bertambah besar pada tanah yang becek dan berlumpur. Karena tahanan gulingnya bertambah maka kekuatan menarik kayu traktor menjadi berkurang. Volume per pohon /per potong. Variabel kritis yang lainadalah volume per pohon. Alasannya sederhana saja, yakni semakin kecil pohon akan semakin kecil volumenya dan dengan demikian akan menaikkan biaya produksi per satuan yolume. Semakin besar pohon, semakin rendah biaya variabel operasionalnya. Karena waktu yang digunakan
untuk
kegiatan
akan
lebih
cepat
dibandingkan
dengan
harus
mengumpulkan pohon yang kecil-kecil. Hanya apabila pohon yang disarad itu berukuran sangat besar maka harus diadakan mesin yang lebih besar dayanya hingga kemungkinan harganya lebih mahal. Penggunaan traktor Penggunaan traktor berban baja dapat diringkaskan sebagai berikut: 1. Pengguanaan utama untuk membawa kayu dengan cara a) Penyaradan dengan alat bantu arch dan sulky b) Penyaradan langsung diatas tanah c) Menarik wagon kayu d) Penyaradan kayu dengan diletakkan diatas papan e) Penyaradan/pengangkutan dengan winch, baik dengansatu drum maupun dobel drum 2. Dibantukan pada pekerjaan: a) Konstruksidan pemeliharaan jalan b) Memuat ke atas wagon, kereta atau trek c) Pekerjaan penghutanan kembali
Universitas Gadjah Mada
d) Pemindahan camp e) Pembuatan aliran api f) Menghilangkan dan mencegah salju dijalan angkutan g) Menarik perbekalan h) Sumber tenaga gergaji potong Penvaradan langsung dengan tanah. Apabila kayu disarad dalam jarak dekat hanya sampai sejauh 400 feet saja, maka cara yang paling, ekonomis adalah menyarad kayu itu langsung kena dengan tanah, bila tanahnya berawa hingga traktor sulit berjalan maka lebih baik memakai cara lain, tetapi sepanjang kondisi tanahnya memungkinkan cara ini yang dianjurkan. Di Indonesia (Luar Jawa) cara inilah yang banyak digunakan. Di lereng gunung muatan yang lebih banyak dapat disarad dengan cara menuruni lereng dan juga jarak sarad dapat ditambah mungkin sajauh 1 mil bila terpaksa. Suatu keuntungan metode ini dibanding dengan metode yang adalah bahwa traktor ini tidak menarik kendaraan lain yang dapat merintangi pada saat melewati jalan yang banyak tumbuhan bawahnya. Inilah yang membuat cara ini merupakan cara atau sistem yang baik dibandingkan dengan hares menarik wagon dll. Dalam penyaradan langsung ini, penjepit atau choker kabel ditempatkan melingkar kayu yang akan disarad dan ujungnya yang lain langsung diikatkan pada tempat ikatan ditraktor. kabel yang digunakan ukurannya tergantung kepada besar kecilnya kayu yang disarad. Bila yang disarad kayunya kecil dapat dipakai kabel berukuran 1/2 inci sampai 5/8 inci, namun bila yang ditarik kayunya besar-besar digunakan kabel dengan ukuran 3/4 inci hingga 1 inci. Bila kayu yang disarad kecil-kecilnya dan traktor yang dipunyai cukup berdaya mesin besar maka dalam satu kali jalan dapat menyarad beberapa potong kayu dengan satu kabel induk besar dan kemudian dibagi beberapa kabel kecil (lihat Gambar 41). Tujuan dipakainya alas papan besi ini adalah agar bagian depan kayu yang disarad itu tidak terkena tanah. Dengan demikian maka kayu tidak membuat lobang ditayang dilalui dan kayu yang disarad menjadi utuh tidak rusak akibat gesekan dengan tanah. Apabila tidak dipakai papan. ada kemungkinan kayu yang rusak mencapai 30%. Dalam pengoperasiannya papan ini dikaitkan secara permanen dengan body traktor. kayu dengan kabel pengikutnya menggantung di body traktor dan kemudian traktor menariknya. Dengan cara ini kayu menjadi berguling dipapan dengan kedudukan yang pantap. Salah satu kelemahannya adalah sulitnya pergerakan
Universitas Gadjah Mada
papannya hingga jalannya traktor kelihatan kaku. Namun untungnya adalah kayu yang disarad menjadi sehingga akan memudahkan dalam penggergajiannya. Arches. Untuk meningkatkan produktivitas penyaradan pada saat ini banyak pengusaha hutan yang memberikan alat tambahan pada traktor sarad yang digandengkan di belakang yang disebut arch. Gandengan merupakan rangka yang diberi ban Baja (rantai). Pada rangka yang merupakan bentuk A itu pada bagian atasnya diberi lobang yang diisi kerekan yang digunakan untuk jalan kabel induk yang keluar dari winch (main line). karena kabel induk itu melewati rangka sebelah atas maka kayu yang diikat oleh kabel itu menggantung sehingga bersih dari gesekan tanah dan juga meringankan beban. Keuntungan pemakaian arch adalah: a) bebas dari tahanan gesekan. Berdasarkan pengalaman traktor yang dilengkapi arch dapat menarik dua kali lipat dibandingkan dengan tanpa arch. b) Dapat dikombinasikan antara bunching, pengangkutan dan pembongkaran. kabel yang keluar dari arch itu juga dapat difungsikan untuk bunching pada jarak tertentu. misalnya pada jarak 75 feet hingga 100 feet. Winch traktor akan mengulur kabel sepanang 300 feet hingga 400 feet tergantung modelnya. kabel penarik winch lebih besar dibandingkan dengan kabel penarik traktor. Dengan demikian dapat menarik lebih banyak kayu. kayu-kayu itu setelah dibunching kemudian ditarik oleh winch dan akhirnya posisinya menggantung. Sebuah arah dengan tracknya yang lebar (sepatunya lebar), dapat mengangkut melalui kondisi tanah yang sangat lembek tanpa kayunya kena Lumpur. Dengan dasar body yang lebar maka pada pegunungan dan lapangan yang terjal tetap bisa berjalan tanpa terbalik. Cara membongkarnya muatan adalah dengan memainkan kabel winch secara tiba-tiba, sehingga kayu jatuh ke tanah dan terlepas dengan sendirinya dengan kabel, sehingga winch tinggal menarik kabel yang sudah tanpa muatan tersebut. c) Meningkatkan kecepatan penngangkutan. karena tidak ada tahanan dengan tanah maka traktor dapat berjalan dengan lebih cepat. Jika traktor tanpa arch biasanya berjalan dengan percepatan ke 1 atau ke 2, maka dengan arch traktor dapat berjalan dengan percepatan ke 3 dengan muatan penuh. d) Kayu lebih bersih. karena ujung kayu yang disarad tidak terkena tanah maka praktis kayunya lebih bersih sehingga dapat mengirim kayu ke penggergajian dengan kondisi yang lebih bersih.
Universitas Gadjah Mada
e) Mengurangi tegangan pada traktor dan kabel. Pemakaian arch dapat mengurangi pemakaian kabel dan ketegangan pada kabel dengan cara mengangkat muatan diatas tanah. Dengan begitu maka tegangan kabel oleh kayu menjadi kecil. Dapat mengangkut kayu panjang. Dengan kemampuan traktor menyarad beban yang lebih besar maka dimungkinkan untuk dapat mengangkut kayu dengan panjang lebih dari 10 meter. Pabrik selalu senang menerima kayu yang panjang dalam satu batang, maka biayanya bisa berkurang. g) Dapat diaplikasikan baik untuk pengangkutan jarak dekat maupun jarak jauh. Untuk mendapatkan keuntungan arch sebaiknya dipakai pada jarak 300 feet. Arch agak susah untuk mengadakan pergerakannya tetapi dikompensi dengan banyaknya kayu yang diangkut dalam setiap tripnya. Pengangkutan sejauh 2 mil dapat disarankan walaupun dengan membawa banyak muatan. h) Penggunaan arch dapat mengurangi kerusakan anakan. Karena salah satu ujung terangkat maka daerah yang rusak lebih sedikit dibandingkan dengan penyaradan langsung. Sulkies. Sulki adalah sama dengan arch hanya bannya terbuat dari ban pompa. Biasanya digandengkan dengan traktor yang lebih kecil dibanding dengan arch. Sulki memakai ban berkenaan rendah agar dapat mengampung pada tanah yan kondisinya lemah (lembek); namun sebenarnya sulki memang tidak untuk tempat yang demikian. Daerah yang demikian seharusnya dipakai arch. Sulki hanya digandengkan dengan traktor berkekuatan 45 HP sedangkan arch lebih dari itu. Pembangunan jalan. Pada waktu tertentu traktor berban baja selalu dikerjakan untuk membuat jalan angkutan. Itulah sebabnya traktor itu di bagian belakang diberi winch sedangkan dibagian depan diberi tambahan blade (pisau). jalan angkutan yang lebih baik akan menghasilkan trek dapat berjalan lebih cepat dan mengangkut lebih banyak muatan dan lebih jauh jaraknya. Blade yang dipasang di bagian depan dapat disetel baik secara horisontal maupun dengan sudut tertentu, tergantung pada keadaan yang dihadapinya. Traktor yang dipakai untuk pembangunan jalan itu disebut bulldozer, yaitu suatu dozer yang lain adalah shoveldozer yang dasar kekuatannya adalah naik dan turun (vertical), contohnya adalah adalah traktor yang dipakai untuk memuat (loader). Bulldozer selain untuk membangun .jalan angkutan juga untuk membuat lapangan pengupulan (landing), pembuatan alur jalan arch dan lain-lain. Pemuatan dengan traktor. Traktor dapat memuat dengan berbagai macam cara. Salah satu yang banyak dilakuakn dan paling sederhana adalah dengan cara cross
Universitas Gadjah Mada
hauk method. Tugas traktor adalah menarik kabel dari seberang sisi dari kayu yang dimuat. Dengan pertolongan kayu tiang yang disandarkan pada salah satu sisi truk maka kayu tiang dinaikkan diatas truk dengan cara kabel yang dikaitkan pada kayu tersebut ditarik dari sisi sebelah truk oleh traktor. Kayu dapat dengan mudah ditarik keatas trailer karena kayu itu bulat hingga mudah menggelinding ke atas. Cara pemuatan ini cukup lama dannempak primitip. namun sampai sekarang masih banyak yang menggunakan karena praktisnya dan dapat dilaksanakan tanpa bantuan alat yang sukar didapat cukup oleh traktor yang biasa dig.unakan untuk penyaradan. Traktor juga dapat memuat dengan cara menarik kabel winchnya yang dipasang diantara dua pohon. Pohon yang dipakai harus dipilih yang terkuat sehingga mampu menahan berat kayu yang dimuat. Diantaranya dua pohon tadi dipasang. kerekan (block) dimana kabel akan dilewatkan. Apabila sudah siap maka segera truk yang akan dimuati ditaruh dibawah kerekan tadi. Ujung kerekan kemudian dikaitkan pada kayu yang dimuat dan ujung yang lain ditarik oleh traktor. Demikianlah sehinggga kayu dapat berada tepat diatas kendaraan dan setelah itu ikatannya dilepas untuk kemudian kabel tadi mencari kayu yang lainnya. Pada saat sekarang banyak macam crane (semacam tangan dari besi) yang dipasang dibagian muka sebuah traktor. Crane inilah yang berfungsi mengambil kayu dan kemudian memuatnya ke atas sebuah truk. Crane dapat dilepas dengan mudah dari traktornya bila traktor itu akan melaksanakan penyaradan. Itulah salah satu keuntungan dibandingkan dengan alat spesial pemuat. Shuttle skidding Dalam kegiatan penyaradan kadang-kadang perlu diadakan bunching lebih dahulu, atau kadang tidak perlu tergantung jenis traktornya dan karakteristik kayunya. Kalau diadakan bunching. maka kegiatan ini bisa dilakukan lebih baik oleh traktor yang dipakai untuk menyarad. atau bisa juga oleh traktor yang lain pada umumnya lebih kecil. Sedangkan tumpukan yang sudah banyak ini kemudian akan dibawa kelanding oleh traktor yang lebih besar. Kegiatan yang demikianlah yang disebut dengan istilah Shuttle skidding. Dengan shuttle skidding diharapkan dapat mengurangi waktu putaran total, menambah muatan dan pada akhirnya dapat menekan biaya. Hal ini juga akan memberikan proporsi yang sebenarnya terhadap mesin yang dipunyai; yaknimesin yang besar kerjanya harus lebih berat dibanding dengan mesin yang lebih kecil.
Universitas Gadjah Mada
Choker setting. Istilah ini berarti kegiatan yang diperlukan oleh Hooker untuk menyetel menyetel tali pengikat (ujung kabel atau sling) sehingga yang akan disarad siap ditarik oleh traktor. Untuk itu maka dipilih kayu yang letaknya diperkirakan mudah untuk disarad. tanpa banyak pergerakan traktor dan sesuai dengan arah jalan sarad ke landing. Yang harus diperhatikan juga meliputi rintangan yang ada misalnya tunggak pohon, batu atau akarakaran yang menonjol. Pada akhirnya seorang hooker harus memperhatikan agar penyaradan tersebut tidak merusakkan jalan angkutan dan tidak merusak anakan pohon (dalam tebang pilih). Waktu yang lama berarti menambah waktu bunching dan akhirnya menambah waktu yang hilang dalam penyaradan. karena itu hooker juga dipilih yang cekatan. Choker yang sederhana hanya terdiri atas satu utas tali baja dengan diameter 5/8 sampai 1 inci. Untuk penyaradan sling _yang digunakan lebih kecil dibandingkan dengan penyaradan dengan sistem cable. Panjang sling hanya sekitar 8 sampai 10 meter saja. Choker diikatkan pada salah satu ujung kayu dan ikatannya dimatikan dengan Bardon hook atau Bell. Sehingga menjadi kuat dan kayunya bisa ditarik tanpa lepas. Menggantung. Ada kalanya kayu yang disarad menabrak tunggak, bila tunggak itu bisa dihindari maka tidak akan menjadi masalah. Tetapi bila harus dilewati maka terpaksa dicari jalan bagaimana supaya kayu yang disarad itu dengan mudah dapat lobos dari rintangan. Ada tiga cara untuk mengatasi hal ini, yaitu melompat, menendang dan berguling. Tergantung kondisi menggantungnya kayu maka dapat dipilih cara mana yang paling cocok diantara ketiganya. Jalan sarad dengan belokan yang banyak sangat berbahaya, khususnya skidder yang titik beratnya ditengah body tidak seperti traktor yang relatif dibawah. Skidder harus sangat hati-hati untuk melewati belokannya menurun. Bila demikian maka harus dikurangi kecepatannya. Rute jalan sarad dapat diletakkan dalam berbagai pola. bahkan ada yang secara acak saja, namun pola ini jelas efisiensinya terkecil. Lainnya mengikuti pola penebangan secara sistematis. Pola ini lebih efisien sehingga inilah yang dikembangkan. Perencana pemanenan akan menggambar rute jalan sarad ini sebelum dilaksanakan penebangan sehingga arah rebah pohon akan dijatuhkan berdasarkan arah penyaradan hingga waktu penyaradannya menjadi sedikit
Universitas Gadjah Mada
Grapple skidding Penyaradan ini tanpa choker yang biasa dilengkapkan pada ground skidding. Grapple atau pengait yang digunakan merupakan sebuah rahang yang membuka dan menutupnya secara hidraulis. Kavu yang akan disarad diambil oleh pengait tadi tanpa sling dan kemudian dibawa oleh traktor tersebut. Ada 3 tipe grapple yang digunakan. Tipe pertama adalah yang dipandang pada papan yang_ dapat bergerak 1800 sedang grapplenya dapat berotasi sampai 360' . Dengan demikian mempunyai keuntungann pergerakannya lebih bebas. la dengan mudah dapat melakukan penumpukkan kayu, dapat mengambil dan menurunkan muatan didinding jalan dan sebagainya. Tipe kedua ialah hampir sama dengan tipe ke 1, namun papannya hari a dapat bergerak naik dan turun. Jadi pergerakkannya tidak sebebas dengan tipe yang pertama. Tipe ke 3 adalah grapplenya dipasang pada papan yang tidak bisa bergerak, jadi terbatas pergerakannya. Kerja grapple skidding tidak jauh berbeda dengan traktor biasa yang dilengkapi dengan choker. karena metode grapple tidak ada choker, mak tidak ada choker time, sehingga wajktu penyaradan total lebih sedikit. Ada satu kelebihan metode grapple ialah bila truk pengangkut sudah datang sementara alat muat belum ada maka ia dapat langsung memuatnya ke atas kendaraan. Disamping itu keuntungan diperoleh dari dengan tiadanya pemasangan choker sehingga mengakibatkan waktu keseluruhan menjadi berkurang, dan juga tidak perlu ada bunching karena metode ini langsung melaksanakan bunching sendiri. Forwarding. Selama proses penyaradan kadang masih tertinggal potongan pohon atau batang yang kecil. Forwarding atau bisa disebut prehauling, adalah fungsi pengangkutan perantara yang biasanya mengangkut potongan batang dengan tanpa bergesekan dengan tanah. Forwarding dilaksanakan oleh beberapa kendaraan termasuk skidder yang dilengkapi dengan trailer atau bak dan alat pemuat. Dengan demikian forwarding sebenarnya merupakan suatu sistem tersendiri dimana ia hanya mengangkut muatan sampai ke landing dan seterusnya dimuat ke atas kendaraan pengangkut untuk dibawa ketempat lain yang lebih jauh.
Universitas Gadjah Mada
Pada umumnya ada beberapa keuntungan dengan sistem forwarding: 1. Sistem ini menjamin muatan penuh dan dengan demikian mengurangi saat menunggu dan mesinnya dapat dikerjakan secara maximum. 2. Jarak penyaradan bisa lebih jauh dan biasanya jaraknya mencapai lebih dari setengah jam. 3. Lebih sedikit merusak tegakan tinggal dibanding dengan grapple skidding atau yang konyensional. 4. Karena lebih aman, maka ia dapat dikerjakan untuk pekerjaan penjaringan. 5. Forwader dapat dapat melewati jalan yang tidak dapat dilewati oleh skidder. 6. Produksi dan biaya tidak begitu dipengaruhi oleh ukuran pohon sebab muatannya ukurannya konsisten. 7. Bila diperlengkapi dengan mesin pemuat, forwarder dapat berfungsi sebagai pengangkutan. Walaupun forwarder sangat banyak kelebihannya namun bukan berarti forwader tidak mempunyai kekurangan. Dibawah ini beberapa diantaranya: 1. Penggunaan sistem ini relatif memerlukan biaya kapital yang lebih tinggi dari sistem lainnya. 2. Untuk mengoptimalkan kerjanya kayunya harus dikumpulkan lebih dahulu. 3. Panjang kayu yang bisa dibawa dengan mesin forwarding terbatas hanya sepanjang 20 feet. 4. Karena mesinnya terbatas, maka bila akan memproduksi secara integrates (terpadu) misalnya untuk kayu lapis, juga untuk kayu gergajian, juga untuk kayu pulp dll, tidak bisa dilaksanakan. 5. Biaya persatuan memperlihatkan lebih tinggi 6. Diperlukan tenaga kerja yang lebih pandai sehingga meminta upah yang lebih besar. 7. Metode forwarding tidak semudah seperti metode konyensional, karena itu penggunaannya terbatas.
Universitas Gadjah Mada
The bobtail system. Sistem bobtail, yang merupakan salah satu variasi dari sistem forwarder, adalah sistem yang lain yang banyak digunan terutama dipemanenan kayu pulp. Dalam sistem ini menggunakan truk yang berbak pendek, gergaji mesin, dan satu sampai tiga orang tenaga. Dalam sistem dua orang, tenaga yang satu menebang kayu sedangkan yang satunya memuat dan kemudian mengangkutnya dengan truk. Pada umumnya dikatakan bahwa dalam sistem ini biaya per satuannya paling sedikit, tetapi produktivitasnya juga rendah. Pembuatan kayu pendek di hutan mengakibatkan sistem ini tidak bisa memberikan bahan Baku industri gergajian. Truk yang digunakan biasanya truk yang bukan dobel garden dan dapat masuk kedalam hutan hingga dapat memuat dari tunggak ke tunggak. Karena ukrah kayunya kecil-kecil maka pemuatan paling banyak dilakukan hanya dengan tangan. Namur begitu jugs ada truk-truk yang dilengkapi dengan alat pemuat baik dengan sistem tuas maupun dengan winch. Perbedaan antara forwarder dengan sistem bobtail ialah kalau forwarder mengangkut kayu seperti sistem pemanenan pada umumya yakni hanya sampai ke landing tetapi kalau sistem bobtail mengangkut kayu sampai ke tempat penimbunan terakhir. Penaksiran ukuran muatan Dalam teori, keluaran (out put) dapat diperoleh terutama bergantung kepada ukuran muatan. Dalam prakteknya ukuran muatan yang kecil (sedikit) namun dapat dikompensasi dengan kecepatan waktu perjalanannya, sehingga out putnya sering tidak kalah dengan muatan yang berukuran besar akan tetapi waktu perjalanannya lambat. Cara menghitung muatan traktor Beberapa rumus untuk menaksir/ menghitung muatan sarad diambil dari "Pemungutan Hasil Hutan (Juta, 1954) dan dari "Logging (Brown, 1961)". Menurut Juta banyaknya kayu yang dapat disarad terletak pada gaya penarik yang ada pada trait sebuah traktor, baik berban baja maupun traktor berban pompa. Besarnya gaya penarik ini dipengaruhi oleh: Tahanan gesekan putar. Yang dimaksud adalah traktor itu dapat bergerak majubila dapat mengatasi tahanan oleh tempat traktor berpijak (kondisi tanah) terhadap berputarnya roda. Tetapi sebaliknya traktor yang tidak mendapatkan tahanan sama sekali juga tidak dapat maju, hanya berputaran di tempat. Gaya yang dapat digunakan untuk mengatasi tahanan itu biasanya dinyatakan dalam berapa Kg untuk
Universitas Gadjah Mada
setiap Ton berat traktor. Tentu saja untuk keadaan sifat dan bentuk tanah akan sangat berbeda-beda Tinggi tempat. Yang dimaksud adalah bahwa suatu tempat dengan ketinggian tertentu dari permukaan air laut mempunyai derajad panas yang berbeda-beda. Semakin tinggi tempat traktor beroperasi dan semakin panas, maka daya traktornya akan semakin menurun. Angka-angka yang dicantumkan pada Tabel 25 di atas adalah angka dari tempat yang tingginya nol dari permukaan air laut dan derajat panasnya 15°C. Pada saat sekarang telah ada mesin yang dilengkapi dengan mesin "turbo charger" yakni untuk mengembalikan daya mesin bila beroperasi ditempat tinggi dan di daerah yang panas. Di katulistiwa bila beroperasi di tempat dengan ketinggian 1.500 m dari permukaan air laut dan mempunyai derajat panas 35°C, maka daya yang ada diperkirakan tinggal 80%. Ditempat yang tingginya sama tetapi panasnya lebih rendah yaitu 30°C, tenaganya tinggal 97%. Ditempat dengan panas 35°C dan ketinggiannya 600 m, dayanya tinggal 91%. Tetapi traktor yang dilengkapi turbo charger tidak begitu berpengaruh baik dengan adanya tinggi tempat maupun panas. Keadaan peralatan. kalau ada tabel mengenai besarnya daya mesin sebuah traktor untuk beberapa merk yang berlainan, maka angka-angka yang dicantumkan adalah angka pada peralatan traktor yang baru. Semakin lama traktor dipakai dayanya akan semakin menurun, lebihlebih bila operatornya kurang ahli, maka akan mempercepat penurunan dayanya. Kehausan, pemeliharaan yang buruk, bahan bakar yang tidak baik akan sangat berpengaruh terhadap daya motornya. Untuk negara yang baru saja menggunakan traktor sebaiknya daya yang ada masih perlu dikurangi dengan 10%nya Lereng.
Setiap
kendaraan
yang
berjalan
menaiki
bukit
maka
akan
kekurangan/kehilangan daya, karena dapat diperhitungkan bahwa setiap kenaikan lereng sebesar 1%, pengurangannya adalah 10 Kg setiap Ton berat traktor. Menurut Brown angka pengurangan ini sebesar 20 Lb. Dengan adanya pengurangan daya penarik pada kait, maka muatan yang bisa ditarik juga berkurang. Sebaliknya bila traktor berjalan menuruni bukit muatan yang bisa ditarik akan bisa lebih banyak. Dengan demikian ada perbandingan besarnya muatan yang bisa ditarik pada keadaan datar, menaik dan menuruni bukitBerdasarkan "Caterpillar Performance handbook" (1980) sekarang telah dikeluarkan beberapa
Universitas Gadjah Mada
model, baik yang bertipe "track" maupun bertipe "wheel". Model track misalnya: D3B (65 HP), D4E (75 HP), D5B (105 HP), D6D (140 HP), D7G (200 HP), D8K (300 HP), D9H (410 JHP), D10 (700 HP). Yang banyak dipakai di Indonesia adalah tipe D7G (200 HP), hanya untuuk pekerjaan yang sangat berat saja digunakan D8K (300 Dengan modifikasi daya motor yang dirubah maka muatan yang_ bisa ditarik akan menjadi lebih besar. Lebih-lebih kalau penyaradannya berjalan menuruni bukit maka muatannya bisa ditambah dan jarak saradnya bisa lebih panjang. Besarnya muatan yang disarad Jumlah muatan yang dapat ditarik oleh sebuah traktor, dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: 1. Jenis traktor yang digunakan. Traktor berban Baja dapat dikatakan daya penariknya lebih besar dibandingkan dengan traktor berban karet. Atau traktor yang_ HP-nya lebih besar akan dapat menyarad kayu lebih banyak. 2. Besar gaya tank pada pengait yang dipengaruhi oleh: (a) sifat dan bentuknya tanah (gesekan putar); (b) keadaan traktor dan (c) mendaki atau menurun. 3. Ada tidaknya peralatan pembantu. Misalnya apakah dengan pan penyaradan, arch atau sulky dll. 4. Potensi tegakan per Ha. 5. Sifat kayu yang disarad misalnya lurus atau bengkok, panjangnya, diameternya, beratnya dll. 6. Besarnya gesekan gelincir. Juta (1954) memberikan satu contoh perhitungan besarnya muatan sarad sbb. : Contoh: Untukpekerjaan penyaradan disediakan Caterpillar D7 dengan peralatan pemabntu berupa sebuah arch. Berat kotor D7 = 14 ton, daya pengait = 81 pk. Penyaradan dilakukan dalam kecepatan kedua yakni 3,52 km per jam. Berat archnya 4,5 ton. Bekerja di daerah katulistiwa dengan arah perjalanan menaik dengan kelerengan rata-rata 5% dengan tahanan gesekan putar sebesar 80 Kg setiap ton berat. Tahanan sarad dari bagian kayu yang bergesekan dengan tanah sebesar 730 kg setiap ton berat kayu. Berapakah besarnya muatan saradnya? Hitungannya. Dalam keadaan pangs (katulistiwa) dapat dianggap bahwa daya yang dapat dipakai hanya sebesar 95%-nya daya yang tercatat, jadi tinggal= 95/100 x 81 pk = 77 pk. Untuk kehati-hatiaan, _yang disebabkan perawatan yang kurang memadai,
Universitas Gadjah Mada
operator yang belum ahli dan lain-lain, maka dianggap tenaga yang betul-betul tersedia tinggal: 90%, jadi sekarang tinggal: 90/100 x 77 pk = 69 pk. Gaya tarik pada trait _yang tersedia menurut rumus adalah T x V = 270N, dimana T Gaya Tarik (Kg), V = kecepatan (Km/jam), N = Jumlah pk. Jadi T = (270 x 69): 3.52 Kg ..................................... 5283 Kg Gaya ini harus dikurangi dengan tahanan:
a) Tahanan gesekan putar untuk traktor =14 (80-55) ............................................. 50 Kg
b) Tahanan lereng untuk traktor =14 x 5 x 10 kg ...................................... 700 Kg
c) Tahanan gesekan untuk arch =4,5 x 80 kg ........................................... 360 Kg
d) Tahanan lereng untuk arch =4,5 x 5 x 10 kg ...................................... 225 Kg Jumlah 1635Kg Sisa
3648 Kg
Menurut Brown dalam Juta (1954) bilamana memakai arch maka 550/0 dari berat kayu yang disarad dipikul oleh arch dan sisanya yang 45% berada di tanah. Dalam hal ini maka gaya penarik juga untuk mengatasi tahanan kayu, baik tahanan kelerengan, tahanan gesekan berputar dan tahanan gelincir, yang besarnya masing-masing adalah:
1. Tahanan kelerengan yang dilakukan oleh X ton kayu
50x K
=Xx 5 x 10kg ........................................................
2. Tahanan gesekan berputar oleh arch (55%)
44 x k
=55%X x 80 .........................................................
3. Gesekan gelincir (45%) kayu diatas tanah
315 Kg
=45%X x 730 Kg .................................................. Jumlah
409x K
Persamaan: 3648 Kg = 409 x kg X= 9 Ton (dibulatkan) Untuk mengetahui berapa M3 volume kayu yang bisa disarad, maka harus diketahui lebih dahulu berapa berat jenisnya. misalnya kita ambil rata-rata = 0,85 maka
Universitas Gadjah Mada
volume kayu yang bisa disarad = berat: brat jenis, dalam hal ini volumenya = 9 x 100/85 = 10,6 m3 Bila setiap batang yang disarad berukuran 3,5 m x 40 cm yang berarti volumenya = 0,46 m' = 23 batang. Karena batanngnya terlalu banyak maka hal ini berarti traktor yang digunakan terlalu besar hingga terlalu banyak membuang modal. Penyaradan Dengan Kabel Elemen-Elemen Umum Semua sistem kabel mempunyai elemen umum yang mungkin berbeda namanya untuk sistem yang berbeda. Juga untuk tempat yang berbeda (daerah atau wilayah) nama-nama dari suatu elemen yang ujudnya sama namanya bisa berbeda. Satu macam elemen yang pada umumya dipunyai oleh sistem yarding adalah Yarder. Yarder merupakan satu-satunya sumber tenaga dalam sistem ini. Yarder pada umumnya bermesin diesel. dengan kekuatan mesin dari 90 hingga 700 HP. Sebuah yarder harus dilengkapi paling sedikit satu drum dan bisa sampai empat buah tergantung bagaimana penggunaan mesin tersebut. Berat sebuah Yarder sangat bervariasi, mulai dari beberapa ratus pon dimana hanya mempunyai satu drum saja, sampai 100.000 pon yarder yang mempunyai drum empat buah. Pada mesin yang dipakai masih merupakan skidder, beratnya telah mencapai 200.000 pon. Mesin ini ditarik dengan lewat jalan rel. Pada saat sekarang terdapat Yarder dimana mesinnya dapat ditarik oleh traktor, oleh truk atau bahkan dapat berjalan sendiri (sel propelled). Kekuatan menarik mesin Yarder disalurkan ke kabel, lewat drum tersebut. Drum inilah yang mengatur kekuatan pada kabel itu. Pada umumnya sebuah Yarder dilengkapi dengan tiga buah drum, hanya pada sistem slackline dan skyline drumnya berjumlah empat buah. Drum-drum itu diberi nama sesuai dengan fungsi kabel yang diaturnya. Misalnya ada drum untuk mainline, ada drum untuk haulblackline dan ada drum untuk styawline. Dalam pemanenan yang menggunakan sistem highlead, dimana hanya ada dua macam kabel yakni kabel utama dan kabel pengulur, keduanya dihubungkan dengan butt rigging. Butt rigging yang dibuat dengan rangkaian rantai baja yang kuat, tidak hanya menghubungka kabel utama dan kabel pengulur, tetapi juga disini diikatkan sebuah choker. Bila sistem yang dipakai adalah skyline maka yang menghubungkan kedua macam kabel tersebut adalah carriage. Carriage inilah yang mengatur kabel skyline dengan gerakan ke atas dan menurun sesuai dengan maksudnya. Carriage ini diberi roda baja yang dipasang pada skyline. Roda ini disebut sheaves. Carriage juga
Universitas Gadjah Mada
dilengkapi dengan choker, dan kabel utama ditarik oleh kabel pengulur. Kabel utama menarik kabel pengulur, carriage dan muatan kayu ke landing. Bila sistem skyline diterapkan menarik kayu ke atas lereng landingnya ada disebelah atas bukit, kabel pengulur tidak diperlukan. Carriage akan meluncur ke bawah dengan sendirinya karena gaya beratnya sendiri. Dalam kondisi yang demikian. kabel utama berfungsi sebagai pengontrol kecepatan dan posisi carriage sepanjang skyline. Kabel ini juga berfungsi sebagai kabel penarik. Keseluruhan sistem ini disebut grafity feed atau shotgun system. Elemen lain yang juga penting disebut spar (tiang). Karena dengan tiang itu sistem kabel dapat berfungsi dengan baik, maka pemilihan tiang harus diperhatikan benar-benar. Pertama kali dulu tiang yang digunakan adalah dari pohon, maka disebut spar tree. Baru setelah tahun 1960-an ke atas pabrik mesin yarder juga membuat tiang dari baja yang berbentuk belimbingan atau bulat. Steel spar ini sekarang yang banyak digunakan dan disebut tower. Banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari penggunaan steel spar ini, antara lain: tidak perlu mencari pohon yang sangat kuat dan paling tinggi. dapat dipasang disembarang tempat dengan cepat dan mudah, dapat dipakai berulang-ulang dan terns menerus, dapat digunakan dengan selalu siap sehingga mempermudah dan memperlancar pekerjaan penyaradan dengan kabel. Tinggi tiang baik itu dibuat dari kayu maupun dari baja tingginya beryariasi dari 90 hingga 120 feet dan supaya berdirinya kokoh maka harus didukung oleh guyline. Guyline adalah kabel semacam kabel utama atau pengulur yang diameternya dari 7;8 sampai 1 1/4 inci, tergantung pada sistem yang digunakan. Lintasan kabel. baik kabel utama maupun kabel pengulur adalah drum yang berada di Yarder, naik ke atas lewat suatu block (kerekan) yang dipasang pada bagian atas tiang, dan kemudian menjulur kebawah sampai tempat dimana kayu yang disarad terletak. Bila menggunakan sistem skyline, tiang yang dipasang dekat dengan Yarder desebut headspar. Skyline digantung dari head spar ini ke tiang yang lain yang disebut tail spar (yang jauhnya dari 1200 feet hingga 5000 feet). Elevasi dari garis lintasan kabel tergantung dari sitem yang digunakan. Dalam highlead yarding untuk menciptakan garis lintasan kabel ini diperlukan kekuatan, yaitu satu kekuatan untuk mengangkat kabel supaya tidak bergesekan dengan tanah dan satu kekuatan lain untuk menarik secara horisontal agar kayu dapat berjalan. Perbedaan antara cable yarding dan ground skidding
Universitas Gadjah Mada
Sebenarnya antara kedua sistem ini sulit diperbandingkan mengingat keduanya mempunyai karakteristik sendiri-sendiri sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Tetapi yang jelas cable yarding mampu melaksanakan tugas penyaradan dimana skidding tidak mampu melaksanakannya. Pada umumnya kelerengan tidak menjadi masalah dalam pelaksanaan sistem kabel. Sedangkan dalam penyaradan dengan traktor kelerengan 50%. Jadi penyaradan dengan sistem kabel dapat dilaksanakan baik pada tanah yang datar maupun tanah yang berjurang-jurang, baik pada kondisi tanah yang jelek maupun pada kondisi tanah yang buruk, karena kayu yang disarad tidak seluruhnya kena tanah. Disamping itu rute jalan sarad dalam sistem kabel tidak perlu direncanakan dengan sangat teliti, karena dapat melewati disembarang tempat dan kondisi, tidak seperti penyaradan dengan traktor. harus dipilih Yang tidak banyak tanjakan. tidak berbelok-belok, tidak banyak Lumpur dan lain sebagai nya. Beberapa tipe sistem penyaradan dengan kabel Jika semua mesin dan peralatan yang dibuat dalam berbagai model untuk yarding, misalnya mesin yarder, portable spar, carriage, grapple dan perlengkapan lainnya dikombinasikan dengan semua variabel external, misalnya keadaan lapangan, topografi, kerapatan tegakan, keadaan tanahnya. musim, cuaca dan lain-lain maka dapat dipastikan tipe penyaradan dengan kabel jumlahnya hampir tak terbatas. Maka untuk menyederhanakan pembicaraan semua tipe yang sangat banyak itu bisa dikembalikan hanya kepada dua tipe saja, yakni tipe highlead dan tipe skyline. Dari kedua sitem (tipa) yang utama itu, sistem highlead sudah banyak ditinggalkan orang, karena sangat sederhana dan hasilnya kurang memuaskan, sehingga yang banyak dipakai sekarang adalah sistem skyline. Oleh karena itu dalam perkembangan selanjutnya didapati modifikasi dan yariasinya, misalnya slack line. tight skyline, live skyline dan running skyline. High lead. Sistem highlead secara skematis dapat dilihat pada gambar 53. Dad layout sistem tersebut nampak seolah-olah merupakan kegiatan yang berbentuk bidang segitiga. Dua sisi dari segitiga tersebut merupakan kabel utama (main line) dan kabel pengulur (haulback line). Adapun sisi ketiga yang merupakan dasar sisi, berupa lanjutan dari haulback line yang melintang dari kerekan terakhir (tail block) sampai ke
Universitas Gadjah Mada
kerekan sudut (corner block) yang selanjutnya kabel tersebut melintang terus sampai ke puncak tower yang berupa pohon atau tiang baja. Dalam operasionalnya, seorang operator Yarder pertama kali melepas rem pada mainline drum dan menyalurkan tenaga pada drum haulback line. Dengan demikian maka kabel utama bersama chokernya akan berjalan menuju Re kayu Yang akan disarad. Kemudian oleh seorang tenaga, choker ditarik dan diikatkan ke kayu yang disarad, dengan cara persis seperti pada penyaradan dengan traktor. Tenaga disini disebut chokerman. Bila pengaitan kayu sudah selesai dan kayu sudah siap ditarik, maka chokerman memberi tanda kepada operator Yarder agar segera menarik muatan ini ke landing. Caranya adalah berlawanan dengan pada waktu mengulur kabel utama, yakni tenaga sekarang diberikan ke kabel utama (mainline) untuk menarik kayu. Areal dimana kabel utama beroperasi dan dimana kayu-kayu dapat disarad disebut roadline. Sedangkan sisi dari segitga dimana haulback line melintang disebut backline. Garis diantara dua corner block disebut waste line. Mekanisme kerja roadline bisa dilihat pada gambar. Apabila tiang (spar) tetap ditempat yang berarti dibuat dad pohon, dan road line pergerakkannya berputar melingkar maka pola yang demikian disebut bentuk fan-shaped. Jarak penyaradan dengan mesin ini biasanya lebih pendek bila dibandingkan dengan penyaradan tipe highlead pada umumnya, walaupun jenis kabel, diameter kabel dan layoutnya sama. Jarak yang pendek itu disebabkan karena panjang kabel yang ada pada drum sangat terbatas. Ada tipe lain untuk penyaradan dengan tipe highlead ini yaitu yang disebut Yarding-crane. Mesin ini lebih spesial daripada Yarder-loader. Keistimewaannya adalah kalau yarder-loader disamping untuk yarding juga untuk pemuatan. maka mesin ini khusus untuk yarding saja. Dengan demikian jaraknya bisa sejauh 700 sampai 800 feet. Di daerah pegunungan ada tipe highlead yarding, yang disebut Jammer. Mesinnya cukup ditempelkan pada sebuah trek dan tiangnya dipakai pohon saja. Jarak penyaradannya hanya kira-kira 400 feet saja. Mesin ini dilengkapi dengan dua buah drum, satu untuk mainline dan satunya untuk haulbackline. Landingnya diletakkan sepanjang jalan angkutan sehingga bisa beberapa buah jumlahnya. Jarak antar landing antara 49 sampai 60 fit. Skyline Yarding. Sistem Skyline adalah suatu istilah dalam yarding dimana suatu kabel (wire rope = sling) digantungkan melintang diantara dua atau lebih dari tiang penggantung. Tiang penggantung ini bisa berupa semuanya pohon atau berupa pohon
Universitas Gadjah Mada
dan tonggak. Dalam sistem skyline ini memasukkan alat yang disebut Carriage (kereta) yang membawa kayu yang disarad secara lateral disepanjang kabel yang selalu tergantung. Kedudukan kayu dari tanah bisa sangat tinggi tergantung kondisi tanah. Sebagian besar perlengkapan skyline system sama dengan sistem highlead, in ungkin yang berbeda adalah kedudukan mainline dan haulback line. Mesin yarder yang dipakai juga sama dengan Yarder yang dipakai dalam sistem highline, cuma mungkin ukurannya yang berbeda. Itupun juga bergantung kepada macam sistem dan tipenya. Yang unik adalah Skyline ada alat yang disebut Carriage. Choker yang dipakai juga sama dengan semua choker pada sistem yarding. Karena skyline itu tergantung diantara dua atau lebih tiang maka ada istilah yang disebut Span, yaitu jarak antara tiang pendukung yang dipakai untuk menggantung. Pada tipe tight skyline (kabel kencang), kabel itu pada kedua ujungnya dipasang kuat-kuat pada tunggak-tunggak, sedangkan pada tipe slack kerekan skyline (kabel kendor) hanya satu ujung. Ujung yang lain melalui sebuah kerekan (block) yang dipasang di head spar yang kemudian dilanjutkan ke drum di mesin Yarder, sehingga kabel ini dapat luwes ditarik kencang-kencang atau dapat diulur agak kendor. Jarak penyaradan (yarding distance) ditetapkan pula oleh besarnya deflection. Deflection adalah jarak vertikal antara kabel yang melengkung dan garis mays yang ditarik dari kedua tiang. Jarak lengkung ini biasanya ditetapkan sebesar 5% dari yarding distance. Dengan kenyataan dilapangan maka terdapatlah beberapa hubungan diantara: 1. Jarak antara head spar dan tail spar 2. Ukuran diameter kabel dan tekanan yang diperbolehkan 3. Kelerengan lapangan, sehingga tekanan dalam kabel bertambah besar karena gaya beratnya sendiri. Sebuah sistem skyline yang tidak ada deflectionnya tidak mempunyai daya dukung muatan. Dalam praktiknya deflection itu terjadi dengan sendirinya baik ketika dimuati maupun tidak. Karena itu daya dukung muatannya akan semakin meningkat sesuai dengan bertambahnya deflection. Bila deflection berkurang maka aka menambah ketegangan kabelnya dan dapat menurunkan daya dukung muatannya. Berapa besarnya deflection yang dibutuhkan tergantung dari panjang span, ukuran kabel, kelerengan dan ukuran tinggi tiang atau pendukung. Jika dianggap deflection yang ada kurang cukup, maka spannya harus dikurangi atau tiang kedua posisinya diletakkan pada tempat yang lebih tinggi.
Universitas Gadjah Mada
Ada dua tipe profil tanah yang dapat mendukung pelaksanaan sistem single span. Yaitu concaye (cekung) dan coconstant (rata). Profil concay bisa dilihat pada Gambar 57a. Landingnya diletakkan pada puncak dari salah satu bukit dan tiang akhirnya diletakkan pada puncak bukit di sebelahnya. profil yang demikian biasanya memerlukan deflection yang cukup besar. Dalam profil lereng konstan (Gambar 57 b), juga dapat digunakan span singel sistem skyline walaupun tidak sebaik dan selancar tipe profil concay. Dalam profil konstan tail tree didirikan untuk menambah deflection. Profil ketiga disebut profil convex (cembung). Profil ini sebenarnya juga profil convav namun ada lereng disebaliknya. Pada profil convex sebenarnya dapat dilaksanakan penyaradan dan tipe highlead namun juga dapat dilakukan multiple span skyline (lihat gambar 57 c). Carriage. Banyak sekali model carriage yang dibuat baik untuk running skyline maupun untuk sistem gravity. Carriage dibuat dalam berbagai model dari yang paling sederhana sampai sangat canggih yang menggunakan radio control yang mengatur teromolnya dengan mesin disel. Hampir semua carriage dibuat sangat kuat, konstruksinya kasar, dan mudah dioperasikan. Baik choker yang menggantung dicarriage atau yang dipasang dikabel sarad, dapat ditarik dengan tangan atau dengan alat yang lain. tetapi hampir semuanya ditarik dengan tangan. Sebuah carriage yang tidak diberi motor beratnya bervariasi dari 600 sampai 3800 pon, tergantung kepada banyak hal. Carriage yang mempunyai Jaya dukung lateral disebut skyline crane. Pada umumnya digunakan dengan standing skyline. Kabelnya bisa ditarik baik dengan tangan maupun dengan alat semacam penarik slack. Bergantung kepada tipe carriagenya long yang ditarik bisa sepanjang 250 feet. Kayu yang bisa diambil dikiri kabel hanya sekitar 75 sampai 100 feet saja.
Universitas Gadjah Mada