BAB V PENUTUP
Sesuai dengan tujuan penulisan penelitian yaitu ingin mengetahui gambaran pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran dalam membangun city branding Kota Solo melalu event SIPA (Solo International Performing Arts), maka peneliti berusaha untuk membuat beberapa kesimpulan. Setelah dilakukan analisis dan interpretasi hasil penelitian, berikut ini adalah kesimpulan yang dapat ditarik secara berurutan sesuai dengan pertanyaan penelitian serta rekomendasi yang merupakan tindak lanjut dari penelitian ini.
A. Kesimpulan Pemerintah Kota Solo melalui event SIPA yang digarap oleh panitia event SIPA atau biasa yang disebut dengan SIPA community melakukan lima langkah strategi komunikasi pemasaran yang dirangkum sebagai berikut: Identifying the target audience, target pasar sesuai dengan definisi kotler & armstrong, peneliti mendapati temuan bahwa target pasar juga mencakup seniman-seniman lokal, seniman nasional, dan seniman internasional yang sengaja diundang untuk terlibat dalam kegiatan SIPA 2014. Selain itu juga pendukung pariwisata mulai dari biro travel, perhotelan hingga penerbagangan asing serta berbagai perusahaan yang selalu diharapkan SIPA untuk turut bekerjasama pada setiap pagelaran SIPA.Sedangkan mengenai segmentasi pasar yang merupakan langkah dari target pasar, panitia SIPA belum melakukan segmentasi pasar sesuai dengan yang dikemukakan oleh makens secara keseluruhan. Hanya kategori demographic segmentation berdasarkan umur yaitu mencakup anak muda SMP, SMA, dan usia 30 tahun keatas yang dipaparkan secara jelas. Sedangkan kategori geographic, psychographic, dan behavioral belum di segmentasikan secara jelas. Specifying promotion objectives, tujuan SIPA yaitu mengenalkan icon Kota Solo seperti tempat bersejarahnya yang melambangkan nilai-nilai sejarah budaya Kota Solo serta mengenalkan tradisi kebudayaan-kebudayaan lokal dari
144
seluruh kota dan dunia yang masih murni dengan diselimuti berbagai tradisi sekaligus mengenalkan berbagai kebudayaan lokal yang sudah dipadupadankan dengan budaya modern. SIPA community berharap dapat mengajak seluruh msyarakat dengan berbagai aliran, aliran tradisional maupun modern sehingga dapat menjangkau para wisatawan dengan berbagai macam selera seni. Melihat di Kota Solo banyak event yang hanya konsen dengan tradisi dan tidak terpisahkan dengan unsur budaya jawa yang melekat. Setting the promotion budget, setelah ditelisik dari empat metode umum dalam memutuskan besarnya anggaran, SIPA community memutuskan besarnya anggaran menggunakan metode yang dikemukakan oleh Kotler dan Arsmstrong (2001) sesuai kemampuan (afford able method) yaitu metode menetapkan anggaran promosi pada level yang dianggap oleh manajemen mampu dikeluarkan oleh suatu organisasi. Persoalan dana yang sangat berpengaruh terhadap segala hal tertutama pada bagian komunikasi pemasaran. Tanpa adanya dana, komunikasi tidak akan berjalan sesuai yang diharapkan. Persoalan dana ini tentunya akan berkaitan dengan pihak sponsor seperti perusahaan, pemerintah maupun terhadap media. Selecting the right promotional tools,alat komunikasi pemasaran yang dijalankan meliputi penggunaan poster, leafet, flayer, baliho, dan videotron. Selain itu panitia juga menjalin hubungan baik dengan masyarakat (volunteer dan pengunjung), pers, perusahaan yang ikut mensponsori, pemerintah, dan delegasi. Berbagai bentuk promosi juga dilakukan dengan lomba fotografi dan pentas pra event. Mencakup juga alat komunikasi pemasaran yang menjadi primadona karena dianggap dapat menggaet target pasar secara lebih luas yaitu personal selling seperti word of mouth dan media internet seperti twiiter, facebook, maupun website. Designing the promotion, pada langkah ini SIPAmerancang sebuah desain pesan yang pas agar lebih menonjolkan maksud yang diharapkan sehingga dapat mempengarui serta membujuk masyarakat untuk tertarik menyaksikan event SIPA. Seperti iklan di radio yang dikonsep dengan sebuah rekaman suara mengenai sajian SIPA dengan dipilihnya sebuah kata-kata, kualitas suara dan
145
vokalisasi yang tepat untuk memberitakan SIPA kepada khalayak luas. Televisi seperti di TATV dengan bahasa tubuh yang diatur dengan cermat. Brosur yang dibuat dengan desain menarik dan isinya jelas.Selain itu pada surat kabar juga didesain sedemikian rupa dalam menyusun konten yang sesuai dengan maksud penulis berita. Contohnya pemberitaan di surat kabar yang berisi mengenai spektakulernya penampilan para delegasi seni, kedatangan Presiden Jokowi pada event SIPA 2014, dan pemberitaan mengenai pentas pra event maupun pasca event. Selain pemberitaan yang positif, beberapa surat kabar juga tidak luput dari memberitakan suatu yang negatif. Seperti joglosemar, solopos, dan koran-o yang memuat pemberitaan negatif mengenai insiden yang terjadi pada saat gladi bersih sabtu sore yang menimpa pemain keyboard dari harmonia orkestra, Aventina. Scheduling the promotion, dalam hal penjadwalan peneliti mengambil kesimpulan bahwa beberapa perencanaan yang disusun sudah rapi dan jelas sehingga tidak ada kebingungan pada praktekkannya. Seperti pada saat akan menjalin kerjasama dengan pihak sponsor atau pada saat akan diadakannya press conference.Pada langkah ini panitia meyadari pentingnya rencana aksi dalam melakukan penjadwalan agar rencana yang lebih jelas dan terukur dapat memperlancar rangkaian event SIPA. Peneliti menarik kesimpulan bahwa srategi komunikasi pemasaran yang dilakukan SIPA community yaitu membantu Pemerintah Kota Solo dalam menyuarakan Kota Solo sebagai kota budaya dan menjadikan Kota Solo pusat kebudayaan dunia. Sebagaimana sesuai dengan tahap dari city branding yaitu blue printyang didapat dari hasil mapping survey dan competitive analysis. Dalam penelitian ini faktor kesuksesan strategi pemasaran tidak luput dari salah satu faktor place marketing yang dikemukakan oleh rainistoyaitu self action factor, yaitu faktor kesuksesan place marketing yang tergantung dari tim perencana atau tim perancang place marketing itu sendiri, baik secara konseptual maupun praktikal atau tindakan. Berbagai langkah strategi komunikasi pemasaran terbukti berperan dalam mewujudkan image kota Solo sebagai kota budaya melalui event SIPA. Walaupun realitasnya, pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran untuk membangun city
146
branding sebagai kota budaya, belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Namun begitu dengan kendala-kendala yang berarti, Solo bisa dikatakan berhasil dalam menerapkan city branding. Perbedaan yang mendasar pada penerapan city branding di Kota Solo adalah terdapat sinergi antara city branding dengan program pemerintah. Program untuk pariwisata mencapai tahap penataan dan pencitraan kota. Pemerintah secara berkesinambungan melakukan revitalisasi dan secara rutin mengadakan cultural event untuk menunjang pariwisata Kota Solo.
B. Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian, analisis serta pembahasan, maka peneliti merasa perlu memberikan rekomendasi demi peningkatan ilmu komunikasi dan penelitian selanjutnya. Adapun rekomendasi yang bisa diberikan sebagai berikut:
1. Bagi Pemerintah Kota Solo Kota Solo perlu melakukan mapping survey, competitive analysis, blue print dan implementation yang menunjukkan identitasnya secara jelas. Sehingga dapat membuat perbedaan dan deferensiasi dengan kota-kota lainnya serta dapat menjadi pemasukan yang sangat besar bagi kota Solo terutama bagi DISBUDPAR dan DEPKOMINFO yang bertanggung jawab dengan proses city branding Kota Solo. Dalam hal pendanaan, Pemerintah Kota Solo masih kurang dalam meningkatkan anggaran dana untuk event. Khususnya dalam hal promosi melalui media massa maupun media cetak event SIPA (Solo Internasional Performing Arts). Maka dari itu, Kota Solo perlu menjalin hubungan yang baik dengan berbagai media di Indonesia bahkan diluar negeri sehingga diharapkan berbagai event khususnya SIPA mudah untuk mempromosikan melalui berbagai media tanpa susah-susah memikirkan biaya untuk berbagai media, terlebih dengan biaya pajak yang tidak sedikit. Selainitu Pemerintah Kota Solo juga perlu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih mencintai event-event yang diadakan di kota Solo untuk ikut berpartisipasi terhadap acara dan meyakinkan masyarakat, salah satunya ikut
147
membantu mempromosikan event Kota Solo kepada kota lain atau negara lain. Karena pada hakekatnya, event budaya kota Solo ini selain bisa meningkatkan rasa cinta dan penduli masyarakat terhadap kesenian budaya Kota Surakarta, juga meningkatkan citra positif di mata wisatawan. Kegiatan komunikasi pemasaran pariwisata
Kota
Surakarta
sudah
dalam
tahap
berkembang,
sehingga
membutuhkan kerjasama yang sinergis antara pemerintah, masyarakat, dan calon wisatawan demi lebih memajukan pariwisata kota Surakarta yang memiliki nilai luhur budaya tinggi.
2. Bagi SIPA Community Panitia SIPA atau yang biasa disebut dengan SIPA community perlu melakukan riset pasar agar dapat mengetahui alat komunikasi apa yang pas untuk target pasar. SIPA community dituntut untuk jeli, kreatif, dan inovatif dalam menerapkan marketing communication strategy dengan memahami apa yang diinginkan dan diharapkan pelanggannya, sehingga akan mempunyai keunggulan kompetitif. Pada
dasarnya
penampilan
yang
spektakuler
dengan
suguhan
keanekaragaman kesenian seperti SIPA dengan delegasi dari berbagai kota dan negara jika tidak disertai dengan kegiatan promosi yang optimal, maka akan sama saja tidak akan dikenal secara luas oleh berbagai kalangan maupun target pasar. Promosi harus lebih ditingkatkan lagi, karena promosi adalah hal pokok dan penting dalam kegiatan komunikasi pemasaran. Hal ini bisa dilakukan melalui kerjasama dengan berbagai macam media, perusahaan dan dinas terkait agar lebih meningkatkan promosi wisata, menambah leafet, radio, dan media pemasaran lainnya. Misalnya, memperbaiki kualitas leaflet dengan mengatur penempatan gambar dibuat lebih menarik dan rapi sehingga enak dilihat dan tidak membingungkan. SIPA communitysebaiknya berusaha mencari alternatif pendanaan sehingga tidak selalu bergantung kepada alokasi anggaran dari pemerintah. Berusaha membangun kerjasama yang baik dengan pihak swasta dan masyarakat untuk mendapatkan sumber-sumber pendanaan baru. Selain itu, keterbatasan
148
sumber daya tarik bagi wisatawan diharapkan bisa dijadikan sebagai titik awal untuk bisa memaksimalkan sumber daya jual yang telah ada.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian ini dilakukan di Kota Solo untuk melihat pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran terhadap city banding dalam rangka menarik kunjungan wisatawan. Penggunaan metode studi kasus yang aplikasinya terbatas pada obyek penelitian yang dipilih. Penelitian ini hanya dapat diterapkan pada kota atau daerah sejenis yaitu city branding yang dilakukan oleh suatu kota untuk menarik kunjungan wisatawan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan penelitian selanjutnya baik penelitian kualitatif maupun kuantitatif. Beberapa penelitian lanjutan bisa direkomendasikan peneliti, seperti strategi komunikasi pemasaran hubungannya dengan city branding melalui kuliner, produk, obyek wisata maupun lain sebagainya.
149