perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
dan
pembahasan
yang
telah
dipaparkan
sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Aksesibilitas Ibu Menyusui di Ruang Laktasi Solo Grand Mallmelalui Analisis Struktural Fungsional Aksesibilitas ibu menyusui di Kota Surakarta dapat digambarkan melalui aksesibilitas ibu menyusui di ruang laktasi Solo Grand Mall, di mana Solo Grand Mallmerupakan salah satu ruang publik dan pusat perbelanjaan ternama di Kota Surakarta. Aksesibilitas ibu menyusui di ruang laktasi Solo Grand Mall dilakukan melalui beberapa kegiatan, yaitu pemberian ASI pada anak, memompa ASI untuk anak, mengganti popok Anak, konseling terkait gizi dan kesehatan anak, rest area, dan penanganan dini terkait masalah gizi dan kesehatan anak. Aktor atau pengguna ruang laktasi di Solo Grand Mall terdiri dari beberapa kalangan, yaitu pengunjung, karyawan dan tenant Solo Grand Mall. Pengunjung Solo Grand Mallyang menggunakan ruang laktasi terdiri dari ibu-ibu menyusui, keluarga ibu tersebut yang berjenis kelamin perempuan, dan baby sitter. Sedangkan karyawan dan tenant Solo Grand Mallyang menggunakan ruang laktasi adalah mereka yang merupakan ibu-ibu dan masih menyusui anaknya, serta tenaga medis (perawat). Aksesibilitas terkait pemberian ASI eksklusif pada anak dan mengganti popok anak yang dilakukan oleh para ibu pengunjung di ruang laktasi Solo Grand Mall adalah bentuk gerak sosial yang mencakup aspek kepribadian dan termasuk dimensi goal attainment dalam skema analisis struktural fungsional. Aksesibiltas terkait memompa ASI untuk anak yang dilakukan oleh karyawan dan tenantSolo Grand Mall di ruang laktasi Solo Grand Mall adalah bentuk gerak sosial yang mencakup commit todimensi user goal attainment dalam skema aspek kepribadian dan termasuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
analisis struktural fungsional. Aksesibilitas terkait konseling dan penanganan dini gizi serta kesehatan anak yang dilakukan oleh pengunjung, karyawan, tenant, dan tenaga medis Solo Grand Mall adalah gerak sosial yang mencakup aspek budaya dan termasuk dimensi latent pattern maintenance dalam skema analisis struktural fungsional. Sedangkan Aksesibilitas yang dilakukan oleh pengunjung, karyawan, tenant, dan tenaga medis Solo Grand Mall terkait penggunaan ruang laktasi sebagai rest area merupakan aspek kepribadian dan termasuk dimensi goal attainment dalam skema analisis struktural fungsional. 2. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Aksesibilitas Ibu Menyusui di Ruang Publik Kota Surakarta Terdapat
berbagai
faktor
yang
menjadi
pendukung
dan
penghambat ibu menyusui dalam mengakses ruang laktasi di Solo Grand Mall sebagai ruang publik serta pusat perbelanjaan di Kota Surakarta. Faktor yang menjadi pendukung diantaranya yaitu fasilitas memadai, adanya tenaga medis, adanya alat medis, dan adanya dukungan sponsorship. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat diantaranya yaitu kurangnya kesadaran ibu dalam memberikan ASI eksklusif, jumlah ruang laktasi di Solo Grand Mall minim, intensitas tenaga medis yang kurang cukup, dan penyalahgunaan ruang laktasi oleh pengunjung.
B. Implikasi Berdasarkan hasil dan pembahasan terkait fokus penelitian di atas, maka dapat diuraikan implikasi-implikasinya sebagai berikut: 1. Implikasi Teoritis Implikasi teoritis dalam penelitian ini didasarkan pada teori yang digunakan dalam menggambarkan fokus penelitian terkait aksesibilitas ibu menyusui di ruang laktasi Solo Grand Mall. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural fungsional Talcott Parsons. Menurut teori ini, masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri commityang to user atas bagian-bagian atau elemen saling berkaitan dan saling menyatu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 92
dalam keseimbangan. Menurut Parsons ada empat fungsi atau kebutuhan fungsional yang harus dipenuhi agar seluruh sistem dapat hidup dan berlangsung. Keempat fungsi tersebut antara lain adaptation, goal attainment, integration, dan latent pattern maintenance yang dikenal dengan konsep AGIL. Konsep AGIL dalam Skema Parsons menunjukkan bahwa kebutuhan fungsional dari model sistem tebuka Parsons saling berhubungan. Menurut Parsons, fungsi adalah kumpulan kegiatan yang ditujukan ke arah pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem, maka dalam aksesibilitas ibu menyusui di ruang laktasi Solo Grand Mall, berbagai tindakan yang dilakukan oleh aktor digambarkan menggunakan teori struktural fungsional melalui skema AGIL. Keuntungan dengan menggunakan teori ini adalah bahwa penulis dapat melihat secara utuh gambaran mengenai hubungan antar skema adaptasi, tujuan, integrasi, dan pemeliharaan pola dalam aksesibilitas ibu menyusui dalam ruang publik di Kota Surakarta. Kelemahan penggunaan teori ini adalah gambaran yang didapatkan sangat luas serta hasilnya kurang begitu melihat potensi konflik (mengabaikan konflik) dalam berbagai tindakan tersebut. Teori struktural fungsional adalah teori yang lebih menekankan pada keteraturan dan mengabaikan konflik yang ada. Padahal dalam setiap struktur masyarakat sangat dimungkinkan munculnya konflik. Konflik yang muncul dapat mempengaruhi fungsi-fungsi AGIL yang sudah ada. Sehingga besar kemungkinan akan terjadi perubahan-perubahan dalam sebuah sistem yang sudah berjalan. Maka, lebih lanjut fokus masalah dalam Aksesibilitas Ibu Menyusui dalam Ruang Publik di Kota Surakarta memungkinkan dapat dikaji menggunakan teori struktural konflik misalnya. Sedangkan untuk memperoleh data lapangan membutuhkan waktu yang lama karena teori ini menggali banyak hal mengenai berbagai tindakan dalam aksesibilitas ibu menyusui dalam ruang publik to user dari sekian banyak aktor yang di Kota Surakarta. Hal commit ini dikarenakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
terlibat, informan yang diambil hanya beberapa saja yang dianggap memiliki relevansi terkait fokus penelitian. 2. Implikasi Metodologis Penelitian dengan fokus aksesibilitas ibu menyusui di ruang laktasi Solo Grand Mall ini merupakan penelitan deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Sehingga dalam penelitian ini peneliti mempelajari, menerangkan, atau menginterprestasi suatu kasus yaitu terkait Aksesibilitas Ibu Menyusui dalam Ruang Publik di Kota Surakarta. Peneliti dalam penelitian ini mengambil informan dengan teknik purposive dan data yang peneliti peroleh berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Namun, dalam menggali data di lapangan peneliti mengalami kesulitan ketika beberapa informan menjawab pertanyaan yang peneliti ajukan dengan jawaban yang pendek dan singkat sehingga peneliti merasa bingung dengan maksud jawaban dari informan tersebut. Sehingga peneliti harus berulangkali menggali lagi maksud dari jawaban beberapa informan tersebut. Selain itu, peneliti juga terbentur pada kurang maksimalnya intensitas bertemu serta terbatasnya akses untuk menemui informan pendukung lain di luar Solo Grand Mall seperti pihak relasi yang menjalin kerjasama dengan Solo Grand Mall, karena para informan tersebut mempunyai kesibukan yang padat dan informasi hanya dipercayakan kepada beberapa informan yang ada di lingkungan Solo Grand Mall. Penelitian ini secara metodologis di dalamnya juga terdapat kekurangan, di antaranya yaitu bahwa dalam penelitian ini hanya menggambarkan fokus penelitian seperti aksesibilitas ibu menyusui di ruang laktasi Solo Grand Mallyang dikonfigurasikan melalui keberadaan ruang laktasi yang ada di Solo Grand Mall saja, sementara di Kota Surakarta sendiri terdapat beberapa ruang laktasi yang memungkinkan dapat dijadikan sumber lokasi penelitiam, tetapi dengan beberapa alasan dan pertimbangan maka peneliti memilih ruang laktasi yang ada di Solo commit to user Grand Mall sebagai lokasi penelitian. Untuk melihat tingkat keberhasilan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 94
atau keefektifan keberadaan ruang laktasi di Solo Grand Mall tersebut, sebenarnya dapat digunakan metode evaluasi.
Dengan menggunakan
metode evaluasi, hasil capaian dimungkinkandapat teranalisa lebih rinci. Selain itu, penelitian ini juga dapat menggunakan teknik analisis data model komparatif dengan membandingkan keberadaan ruang laktasi di tempat lain seperti di luar Solo Grand Malldengan ruang laktasi yang ada di Solo Grand Malluntuk dimungkinkan dapat tergambarkan pola aksesibilitasnya dalam mendukung gerakan kepedulian akan pentingnya ASI di Kota Surakarta. Pemeriksaaan keabsahan data pada penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Peneliti mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber lain diluar sumber data yang terlah dipilih. Dengan cara ini Peneliti membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
yang
dilakukan
dengan
para
informan
dalam
penelitian.Selain itu peneliti juga membandingkan apa yang dikatakan informan dan responden di depan umum dengan apa yang dikatakan pada peneliti ketika wawancara dalam situasi yang santai (nonformal) serta membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Namun, di sisi lain triangulasi sumber memiliki kelemahan yaitu membutuhkan waktu yang lama. Walaupun begitu, triangulasi sumber tetap peneliti pilih karena prosesnya lebih fleksibel dalam meminimalisir adanya data yang terabaikan sehingga peneliti tidak perlu mengulang kembali proses analisis dari awal kembali, tentunya hal demikian ini dianggap lebih mempermudah proses penelitian jika dibandingkan dengan cara triangulasi yang lain. Dalam analisis data, peneliti menggunakan teknik analisis model interaktif. Teknik ini terdiri dari tiga komponen, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Peneliti melakukan reduksi data agar diperoleh data yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Setelah melakukan reduksi data, yang dilakukan commit tosetelah user dilakukan penyajian data, data adalah penyajian data. Apabila
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 95
dirasa kurang lengkap dan kurang sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan dari penelitian yang dilakukan, peneliti segera melakukan pencarian data kembali pada sumber data yang dianggap sesuai. Setelah penyajian
data,
yang
dilakukan
adalah
penarikan
kesimpulan.
Kesimpulan awal yang masih bersifat sementara harus diverifikasi pada informan, responden, dan sumber data lainnya agar dapat ditarik kesimpulan akhir yang datanya dapat dipertanggungjawabkan. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang dapat dipercaya. 3. Implikasi Empiris Aksesibilitas ibu menyusui di ruang laktasi Solo Grand Mall dalam penelitian ini hanya dikonfigurasikan melalui keberadaan ruang laktasi yang ada di salah satu pusat perbelanjaan modern di Kota Surakarta yaitu Solo Grand Mall.Hal ini tentunya kurang begitu mewakili keberadaan ruang publik yang ada di Kota Surakarta. Keberadaan ruang laktasi di Solo Grand Mall sendiri terbilang sudah bagus dalam hal fasilitasnya, namun yang menjadi perhatian dari peneliti adalah pengelolaan relasi serta distribusi penanganan jasa dari pihak Solo Grand Mall yang terkesan kurang memberikan perhatian untuk dilakukan pembangunan berkelanjutan. Meskipun
Solo
Grand
Mall
telah
mendapatkan piagam penghargaan dari Pemerintah Kota Surakarta sebagai pengelola Mall yang peduli akan gerakan pentingnya ASI bagi anak-anak di Kota Surakarta, namun pada kenyataannya ruang laktasi yang ada di Solo Grand Mall sangat minim disentuh pengelolaannya secara serius. Ruang laktasi di Solo Grand Mall tak ubahnya hanya seperti ruang rest area (istirahat) bagi para ibu-ibu muda yang menjalani aktivitas belanja di Solo Grand Mall. Walaupun terdapat tenaga medis to userterkait gizi dan kesehatan anak, yang dapat memberikancommit pelayanan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 96
namun intensitas keberadaannya yang kurang dirasa masih belum mencapai pelayanan yang maksimal. Maka dari itu, untuk implikasi empiris dalam penelitian ini hendaknya keberadaan ruang laktasi menjadi perhatian serius dari segala pihak agar nantinya aksesibilitas ibu menyusui di ruang laktasi Solo Grand Mall dapat seutuhnya terealisasi, sehingga ibu-ibu muda tetap dapat beraktivitas secara produktif serta dapat menjaga pemenuhan pola gizi bagi anak-anaknya melalui pemberian ASI yang dapat dilakukan saat beraktivitas tersebut.
C. Saran Berikut ini adalah saran yang dapat peneliti berikan sebagai bahan pertimbanganbagi pihak-pihak terkait: 1. Bagi Pengelola Solo Grand Mall, penelitian ini hendaknya dapat digunakan sebagai bahan evaluasi keberadaan ruang laktasi yang ada di Solo Grand Mall terkait keberadaannya sebagai fasilitas humanis yang mendukung gerakan pentingnya ASI bagi anak di Kota Surakarta. Ruang ini hendaknya dapat ditambahkan fasilitas pendukung lainnya seperti buku-buku pembelajaran kesehatan bagi ibu dan anak misalnya, agar dapat dimanfaatkan sesuai dengan tujuan yang semestinya. Dengan adanya hal demikian maka ruang laktasi akan menjadi satu ruang konselling bagi ibu-ibu muda ketika berada di tempat tersebut. 2. Bagi Relasi Terkait, penelitian ini dapat pula sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan relasi lebih lanjut ke depan seperti kerjasama penyediaan barang-barang relevan yang dapat diperjualbelikan di ruang laktasi tersebut seperti popok bayi hingga susu ataupun nutrisi bagi ibu-ibu menyusui. Dengan kata lain, jika dianalisis dengan baik, ruang laktasi ini juga dapat dijadikan ruang promosi produk-produk kesehatan bagi ibu dan bayi sebagai ruang bisnis baru yang lebih ramah cara promosinya terhadap para pengunjung. 3. Bagi Pemerintah Kota Surakarta dan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah, commit user hasil dari penelitian ini dapatto dijadikan bahan pertimbangan bagi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 97
penyusunan kebijakan terkait pengelolaan ruang laktasi khsusnya yang ada di Kota Surakarta demi mendukung gerakan pentingnya ASI bagi anak-anak di Kota Surakarta. Dengan adanya hasil penelitian ini, diharapkan pemerintah dapat lebih berperan aktif dalam menyediakan tenaga serta alat medis bagi ruang-ruang laktasi di Kota Surakarta agar penyediaan tenaga serta alat medis tersebut tidak hanya dilakukan pihak investor ataupun sponsorship yang dikhawatirkan dapat menjadikan ruang laktasi sebagai ruang komoditi persaingan bisnis. Tapi langkah ini bisa dijalankan oleh pihak CSR dari yang bersangkutan. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan referensi ataupun rujukan literasi dalam fokus aksesibilitas ibu menyusui pada ruang publik, sebab aksesbilitas ibu menyusui dalam ruang publik kota menjadi isu menarik, hal ini atas dasar bahwa ruang laktasi sebagai ruang privat bagi ibu-ibu muda yang keberadaannya berada di ruang publik, sehingga untuk penelitian lebih lanjut tentunya terdapat banyak hal celah yang dapat dipertajam sebagai fokus penelitian lainnya agar dapat melengkapi fokus penelitianterkait aksesibilitas ibu menyusui dalam ruang publik di Kota Surakarta ini.
commit to user