BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Pendidikan untuk anak usia dini adalah pendidikan yang diperuntukan bagi anak kalangan usia dini, dari lahir hingga usia enam tahun. Pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga formal dan nonformal bagi anak usia dini dengan tujuan membimbing anak untuk tumbuh kembang dengan segenap potensinya, sehingga anak dapat siap melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan dasar. Pendidikan untuk anak usia dini terdiri dari dua jenis yaitu formal dan nonformal, PAUD formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK) atau RA (Raudatul Athfal), sedangkan PAUD Nonformal berbentuk Tempat Pengasuhan Anak (TPA) dan Kelompok Belajar (KB). Pendidikan untuk anak usia dini memiliki berbagai jenis model program dan kurikulum, seperti High/Schope, Meontessori, Regio Emillia, Waldorf, dan Head Start, serta model Pendidikan untuk anak usia dini berbasis Pancasila yang dimiliki Indonesia. Model-model tersebut memiliki fitur utama yang menonjol, sehingga program dan kurikulum yang ditawarkan dapat diterima di masyarakat dengan diterapkannya model program dan kurikulum tersebut di sekolahsekolah PAUD, baik mengadopsi model tunggal maupun model gabungan.
112
2. Filsafat
Pendidikan
adalah
sebuah
tinjauan
filosofis
terhadap
pendidikan, untuk menemukan hakikat yang mendalam dalam pendidikan. Mencaritahu hakikat “keberadaan” pendidikan. Memahami konsep epistemologi pendidikan, dengan mengerti sumber pengetahuan pendidikan, serta memahami nilai dalam pendidikan. Pendidikan Progresif merupakan pendidikan modern yang menempatkan beberapa prinsip dasarnya dalam proses pendidikan. John Dewey merupakan salah satu pencetus aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme. Dewey memandang Pendidikan adalah kehidupan yang harus dijalani dengan aktualisasi diri, bukan sarana untuk mempersiapkan masa depan. Filsafat Pendidikan Dewey menekankan kepada beberapa katakunci, seperti: pengalaman, aktivitas, kerjasama, penemuan, dan kebebasan, pemecahan masalah. Prinsip dasar Pendidikan Progresif adalah Anak sebagai pribadi yang memiliki potensi dan minat yang khusus, sehingga pendidikan yang baik berlandaskan pada pengalaman anak. Progresivisme menekankan pada aspek kebebasan personal, aktivitas dan pengalaman, perkembangan psikologis anak, dan aspek sosiologis-kultural dalam kaitan dengan proses pendidikan. 3. Relasi antara Anak, Guru, dan Orangtua merupakan kunci dalam Pendidikan untuk anak usia dini. Hakikat perkembangan Anak usia dini adalah proses pematangan diri yang dinamis. Proses perkembangan sejalan dengan proses pendidikan, kedua aspek tersebut bersifat
113
fundamental dan tidak dapat dipisahkan. Anak menjadi pusat pendidikan, karena anak merupakan pribadi yang belum matang, sehingga pendidikan sebagai proses pematangan diri. Filsafat Pendidikan Progresivisme John Dewey menerjemahkan pengalaman anak menjadi dasar dalam pendidikan dalam lembaga formal
maupun
nonformal.
Maksud
pendidikan
adalah
untuk
mematangkan individu sejak dini dengan orientasi tatatertib sosial yang demokratis. Individu dididik sejak usia dini dengan menekankan aspekaspek yang menunjang nilai demokrasi. Anak merupakan sosok yang memiliki potensi untuk dididik dengan bimbingan berdasarkan pengalaman
pribadi
yang
melibatkan
dirinya.
Progresivisme
memandang bahwa anak harus dibiasakan menjadi pribadi yang aktif dan kreatif, demokratis serta peka terhadap lingkungan sosialnya. Hal tersebut dapat dipenuhi oleh anak melalui program dan kurikulum pendidikan yang mengandung penghargaan terhadap minat anak dan memiliki
landasan
nilai
demokrasi
dalam
pembelajaran
dan
pengasuhannya. Realitas Pendidikan untuk anak usia dini di Indonesia dilihat dalam
persepektif
Filsafat
Pendidikan
Progresivisme
terdapat
kesepadanan konsep. Asumsi mengenai landasan pembelajaran dan pengasuhan dalam proses pendidikan merupakan konsep mendasar yang ditemukan dalam Filsafat Pendidikan Progresivisme John Dewey. Pendidikan berlandaskan pengalaman anak sebagai konsep dasar yang
114
ada pada Progresivisme sepadan dengan konsep dasar Pendidikan untuk anak usia dini di Indonesia, dengan mengacu pada rumusan stadar PAUD dalam Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009. Konsep Pendidikan untuk anak usia dini di Indonesia menekankan pada anak sebagai individu yang harus dihargai berdasarkan dengan potensi perkembangannya. Pendidikan sejak dini mengharuskan standarisasi dalam empat elemen, seperti: tingkat pencapaan perkembangan; pendidik dan tenaga kependidikan; isi, proses, dan penelitian; sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.
Standar
tersebut
diupayakan
untuk
menunjang
keberhasilan luaran pendidikan. Permasalahan yang dihadapi dalam proses pendidikan untuk anak usia dini di Indonesia adalah terkait dengan tataran praktis dan kualitas sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana yang belum terpenuhi, serta masih rendahnya partisipasi orangtua dan masyarakat dalam mendukung keberhasilan Pendidikan untuk anak usia dini. Hal tersebut dapat dapat dilihat dalam beberapa indikator seperti, aktivitas pembelajaran di kelas yang tidak sesuai dengan standar pembelajaran, model pengasuhan anak di sekolah, hingga model penilaian kemajuan anak yang masih belum sesuai dengan standar penilaian yang telah ditetapkan dalam Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009.
115
Permasalahan yang terjadi dapat diselesaikan dengan cara perbaikan sistem pendidikan dari berbagai elemen, pemerintah sebagai pengambil kebijakan pendidikan dan pengawas pendidikan harus secara tegas konsisten menjalankan tugas legislasi dan pengawasannya. Sekolah sebagai tempat di mana proses pendidikan formal berlangsung, menjadi parameter bagi keberlangsungan pendidikan yang mengacu pada standard pendidikan yang telah ditetapkan. Keluarga dan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan yang sangat berpengaruh dalam proses pendidikan informal anak, sehingga diharuskan kooperatif dalam upaya mendukung secara aktif dan positif terhadap proses pendidikan. B. SARAN Penelitian terkait dengan Pendidikan untuk anak usia dini dalam perspektif Filsafat Pendidikan Progresivisme John Dewey tersebut adalah sebuah analisis konseptual. Pengkajian terhadap teori-teori pendidikan, kemudian merefleksikan terhadap permasalahan pendidikan yang ada di lapangan. Analisis terhadap konsep ideal pendidikan terebut dapat diaktualisasikan dalam proses pendidikan di Indonesia, sehingga penelitian dapat bermanfaat bagi masyarakat maupun ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut. 1.) Meski Indonesia memiliki landasan pendidikan sendiri, yakni pendidikan berbasis Pancasila. Namun, penerapan konsep Pendidikan Anak usia dini dalam perspektif Filsafat Pendidikan
116
Progresivisme John Dewey dapat diimplementasikan sebagai parameter pendidikan di Indonesia, karena konsep besarnya sejalan dengan filosofi pendidikan PAUD berdasarkan rumusan standar PAUD di Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009. 2.) Penelitian pendidikan
lebih
lanjut
terkait
mengenai
dengan
persoalan
manajemen
sekolah
kebijakan PAUD,
manajemen kurikulum, serta standarisasi pendidik dan tenaga kependidikan akan menambah wawasan mengenai persoalan seputar Pendidikan untuk anak usia dini, terutama bagi mahasiswa
program
studi
manajemen
pendidikan
dan
pendidikan PAUD. 3.) Penelitian dengan tema Pendidikan harus dikuatkan dalam metode analisisnya dengan menyesuaikan bidang studi, karena penelitian
tersebut
tidak
sangat
besar
kemungkinan
bersinggungan dengan bidang studi Pendidikan PAUD dan Ilmu Psikologi, dan Sosiologi. Oleh sebab itu, peneliti harus dapat menjabarkan secara sistematis pisau analisis yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah.