BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Proses perencanaan program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh CSR Bank Indonesia KC Yogyakarta adalah menggunakan pendekatan kelompok. Pemilihan pada level kelompok dianggap merupakan basis dari kehidupan masyarakat yang paling mengetahui persoalan dan kebutuhan yang paling aktual. Selain itu, pendekatan berbasis kelompok ini dipilih oleh pihak CSR Bank Indonesia KC Yogyakarta karena manfaat dari pemberian program pengembangan klaster ikan air tawar dapat dirasakan tidak hanya oleh individu, tetapi dapat juga dirasakan bersama oleh anggota kelompok. Dengan begitu manfaat pemberian program dirasakan merata kepada semua anggota kelompok sehingga dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan dapat terjadi secara serempak. Sedangkan pemilihan kegiatan pada program dilakukan berdasarkan pendekatan klaster. Pendekatan ini mengembangkan keseluruhan kegiatan secara terintegrasi dari hulu hingga hilir, dari pokok permasalahan sampai bagaimana permasalahan
tersebut
dikelola
menjadi
sumber
potensi
yang
dapat
dikembangkan. Pendekatan ini juga bertujuan untuk memfasilitasi kelompok pembudidaya ikan sebagai pilot program untuk mendorong peningkatan kapasitas dan kompetensi pembudidaya ikan agar dapat mengelola kegiatan usahanya secara lebih ekonomis. Dalam melakukan proses perencanaan program pemberdayaan melalui pogram pengembangan klaster ikan air tawar, pihak CSR Bank Indonesia KC
125
Yogyakarta yang didampingi oleh tim pendamping Jurusan Perikanan UGM melakukan proses perencanaan program pemberdayaan sebagai berikut: 1) Tahap identifikasi masalah oleh pihak eksternal melalui observasi dan juga forum diskusi bersama dengan kelompok yang ditujukan untuk mengidentifikasi masalah kelompok, potensi kelompok serta kegiatankegiatan
yang
dilakukan
dalam
mengimplementasikan
program
pengembangan klaster ikan air tawar. Dalam hal ini ditemukan bahwa kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis memiliki keaktifan kelompok yang baik dan unggul pada budidaya ikan air tawar. Selain itu, kelompok ini juga sedang membutuhkan recovery akibat bencana erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010. 2) Tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan bersama oleh pihak esternal dan juga kelompok penerima bantuan program. Dalam hal ini pihak CSR Bank Indonesia bersama dengan tim pendamping Jurusan Perikanan UGM melakukan perencanaan kegiatan sesuai dengan hasil identifikasi masalah yang dimiliki oleh kelompok. Proses ini dapat berkembang dikarenakan oleh kesadaran individu dalam kelompok yang melakukan pertemuan rutin untuk menyampaikan aspirasi terkait dengan perencanaan kegiatan pada program pengembangan klaster ikan air tawar. Tahapan ini juga berupaya untuk menyadarkan kelompok akan potensi yang mereka miliki yang kedepannya akan berguna untuk dapat dikembangkan. Bagian terakhir dalam tahap ini adalah bagaimana kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis berperan langsung dalam pengambil keputusan. Dalam hal ini
126
ditemukan bahwa sesungguhnya setiap anggota memiliki kesadaran individu yang tinggi untuk terlibat dalam proses pemberdayaan. Anggota juga memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan atau memberikan gagasan. Akan tetapi tidak semua anggota memiliki kemampuan dalam menyampaikan pendapat di forum dan mengambil keputusan. Keputusan yang diambil dipercayakan oleh pengurus kelompok yang diyakini memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dengan bijak. 3) Tahap pelaksanaan program yang didasarkan oleh hasil identifikasi masalah dan perencanaan program yang sudah disepakati oleh dua belah pihak, yaitu pihak eksternal dan pihak penerima bantuan program. Dalam program pengembangan klaster ikan air tawar, dilakukan tiga tahapan, yaitu peningkatan kapasitas, pemberian penyuluhan dan peningkatan fasilitas. Dalam proses ini ditemukan bahwa peran pihak eksternal hanya sebatas sebagai pemberi stimulan. Keberlangsungan kegiatan pada setiap tahapan didasari oleh motivasi individu dalam kelompok tersebut. Pelaksanaan program pengembangan klaster ikan air tawar tidak sepenuhnya diikuti oleh angota kelompok, karena ada kegiatan seperti pelatihan administrasi yang hanya ditujukan untuk pengurus kelompok saja. Kebanyakan kegiatan penyuluhan pada program ini berikan pada malam hari. Hal ini dikarenakan aktivitas anggota pada pagi hingga sore hari sangat sibuk. Beberapa masalah kecil dalam proses pelaksanaan program pengembangan klaster ikan air tawar dapat diatasi dengan menyampaikan unek-unek tersebut di dalam forum diskusi.
127
4) Tahap evaluasi keberhasilan program pengembangan klaster ikan air tawar dilakukan dengan melihat perbandingan kondisi kelompok dari sebelum program masuk, ketika program masuk dan juga saat setelah program selesai dilaksanakan. Keberhasilan program pengembangan klaster ikan air tawar dapat dilihat dari meningkatnya taraf hidup dan kesejahteraan anggota karena peningkatan produksi dan peningkatan penjualan. Keberhasilan pemberdayan juga dapat dilihat dengan bertambahnya pengetahuan baru pada anggota kelompok dan kemandirian yang murni tanpa rasa bergantung kelompok terhadap bantuan dari pihak eksternal.
B. SARAN Berdasarkan hasil observasi, pengumpulan data, analisis dan beberapa penemuan fakta di lapangan, maka peneliti mencoba menyampaikan beberapa saran yang dibutuhkan dalam proses perencanaan program pemberdayaan melalui program pengembangan klaster ikan air tawar pada kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis, antara lain adalah: 1) Penguatan partisipasi aktif oleh seluruh anggota sangat diperlukan dalam proses pemberdayaan, sehingga setiap anggota memiliki peran dalam pengambilan keputusan. Hal ini agar tidak hanya pengurus saja yang hanya berpartisipasi aktif dalam forum dan mengambil keputusan di kelompok. Penguatan partisipsi pada anggota kelompok juga diperlukan agar tidak selamanya anggota menjadi bayang-bayang dari pengurus,
128
dalam artian selalu mengikuti gerak pengurus kelompok tanpa bisa membuat gerakannya sendiri. 2) Penyekatan kolam yang dilakukan oleh pihak CSR Bank Indonesia KC Yogyakarta seharusnya menyesuaikan dengan jumlah anggota kelompok sehingga semua anggota kelompok dapat memiliki kolam pribadi dan mendapatkan penghasilan tetap dari kolam tersebut. Hal ini dikarenakan jumlah kolam hanya 22 buah dan tidak sebanding dengan jumlah anggota yang sebayak 29 orang. Dampak dari hal ini adalah kolam diprioritaskan untuk pengurus kelompok yang secara ekonomi lebih mapan daripada anggota karena pengurus memiliki kolam lain di luar kelompok dan pengurus akan terus mendapatkan penghasilan pokok karena tidak akan pernah tidak mendapatkan kolam saat pengundian terjadi. Ketimpangan seperti ini yang harusnya diatasi agar menjadi adil bagi seluruh anggota kelompok. 3) Kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis memiliki anggota kelompok yang aktif dari sisi produksi dan organisasi dalam kelompok. Penjualan pada pasar ikan berjalan dengan lancar. Dua hal ini adalah peluang dalam mengembangkan sektor bisnis penjualan ikan konsumsi, yang mana peluang dapat diciptakan dengan mengikuti perkembangan teknologi sekarang. Pada era digital ini, seharusnya pemasaran dan penjualan ikan dapat dilakukan secara online. Ini akan membuat nama kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis menjadi terkenal, tidak hanya di Daerah istimewa Yogyakarta saja, melainkan dapat terkenal di daerah-daerah lain.
129
Pemasaran dan penjualan secara online tentu saja sulit dilakukan oleh anggota yang dominan sudah agak tua. Oleh karena itu, regenerasi kelompok nampaknya perlu dibicarakan. Kesuksesan kelompok Mina Kepis harus dapat diturunkan kepada generasi muda yang dapat berasal dari
anak
anggota
kelompok. Regenerasi
ini
diharapkan dapat
menciptakan inovasi penjualan ikan berbasis teknologi dengan sistem informasi yang lebih baik lagi. Penjualan secara online tentu dapat mengembangkan pasar Mina Kepis secara luas dan tentunya dapat menghasilkan keuntungan yang lebih untuk para anggota. 4) Kelompok pembudidaya ikan Mina Kepis harus bisa menjaga fasilitas sarana dan prasarana yang ada. Perlu diingat bahwa keberhasilan pelaksanaan
pemberdayaan
adalah
ketika
kegiatan pemberdayaan
masyarakat memiliki keberlanjutan dan memberikan manfaat untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Oleh karena itu, semua fasilitas harus benar-benar dimanfaatkan sebaik mungkin dan di rawat karena semua fasilitas yang diberikan dari pihak CSR Bank Indonesia KC Yogyakarta merupakan modal untuk dapat mengembangkan proses pembudidaya ikan.
130