BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Perkembangan daerah dalam aspek ekonomi kabupaten/kota di Jawa Tengah disimpulkan : a) Kinerja ekonomi daerah dalam periode tahun penelitian menunjukkan perbaikan.
Kabupaten/kota
di
Jawa
Tengah
berusaha
untuk
memperbaiki kinerja ekonomi daerahnya dalam memanfaatkan potensi daerahnya masing-masing. Konsisi tersebut tercermin dari laju pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat diiringi dengan peningkatan pendapatan perkapita dan penurunan penduduk miskin. b) Secara umum wilayah administrasi kota memiliki kinerja yang lebih baik dibanding kabupaten. Hal ini dipengaruhi oleh faktor jumlah penduduk yang lebih besar dan kontribusi dalam perekonomian Jawa Tengah
cenderung
stagnan.
Kontribusi
kabupaten/kota
tidak
mengalami perubahan. c) Kota Semarang merupakan kota dengan kinerja ekonomi paling stabil diantara kabupaten/kota yang ada di Jawa Tengah. Kondisi tersebut di tengarai perekonomian di Kota Semarang tidak didominasi oleh satu sektor saja.
118
d) Kinerja ekonomi kabupaten/kota yang terus membaik ternyata belum mampu mengurangi ketimpangan pembangunan antar kabupaten/kota. Hal tersebut terlihat dari Indeks Williamson selama periode penelitian masih tinggi di kisaran 0,69. 2. Analisis keterkaitan kinerja ekonomi daerah, rasio ketergantungan, ketenagakerjaan, dan desentralisasi fiskal terhadap kesejahteraan di Jawa memberikan beberap simpulan : a) Model regresi yang terbaik untuk analisis adalah adalah model fixed effect : IPMit =
72,82155 + 0,278559IKE1it + 0,022743DRmuda + 0,007709DRtua + 0,010664 Tind - 2,830820Ttani + 2,422754DFF1it - 1,216373DFF2it - 13,63182DFF3it 4,399037DFF4it + εit
Kesembilan variabel bebas yang tercakup dalam persamaan mampu menjelaskan
variasi
IPM
atau
secara
keseluruhan
pengaruh
kesembilan variabel bebas terhadap kesejahteraan sebesar
99,49
persen. Sisanya sebesar 0,51 persen lainnya dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain di luar model. b) Dari sembilan variabel bebas dalam model enam variabel diantaranya berpengaruh signifikan dengan kesejahteraan. Variabel yang memiliki hubungan positif dan signifikan hanya kinerja ekonomi daerah dan desentralisasi fiskal PAD sedangkan empat variabel lainnya yaitu tenaga kerja di sektor pertanian, desentralisasi fiskal DAU,
119
desentralisasi fiskal DAK, dan desentralisasi fiskal DBH memiliki hubungan negatif dan signifikan terhadap kesejahteraan.
B. Saran 1. Pemerintah perlu melakukan pengkajian ulang kebijakan kependudukan yang selaras dengan kebijakan di bidang perekonomian dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah daerah tidak hanya mengejar laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi saja, akan tetapi lebih menitik beratkan pada pembangunan berbasis manusia. Peningkatan kualitas manusia melalui peningkatan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi dilakukan secara seimbang. 2. Kerjasama pemerintah daerah kabupaten/kota maju dan terbelakang dalam peningkatan ekonomi regional dan kependudukan lebih ditingkatkan lagi untuk mempersempit ketimpangan pembanguan dan ketimpangan pendapatan antar daerah. 3. Perlunya revitalisasi pertanian dari hulu sampai hilir untuk kabupaten/kota yang basis perekonomiannya di sektor pertanian
dalam rangka
peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan kemiskinan, dan peningkatan kesejahteraan. 4. Memacu peningkatan UMKM dalam rangka peningkatan penciptaan lapangan kerja dan membantu pemasaran produk UMKM dan pemasaran hasil-hasil pertanian. Perlunya pendampingan bagi usaha rakyat sehingga ekonomi rakyat akan lebih maju.
120
5. Kemandirian pembangunan daerah harus lebih ditingkatkan sehingga perekonomian tidak tergantung pada ekonomi global (tergantung dengan barang impor) akan tetapi kemandirian dalam peningkatan kapasitas produksi. Proses pemanfaat sumber daya alam untuk peningkatan kapasitas produksi dalam rangka peningkatan PAD perlu menekankan pada keberlangsungan dan kelestarian sumber daya alam yang ada. 6. Pelaksanaan otonomi dilihat hasil capaian kinerja ekonomi daerah belum menunjukkan hasil yang optimal dimana banyak kabupaten di Jawa Tengah belum siap sepenuhnya dalam pelaksanaannya. Pemerintah daerah kabupaten/kota harus mengarahkan pengembangan wilayah yang ideal sesuai dengan karakteristik utamanya untuk mengurangi ketergantungan anggaran pada pemerintah pusat, sehingga keterbatasan anggaran pusat bukan lagi menjadi kendala utama proses pembangunan. Kabupaten/kota dengan karakteristik kaya sumber daya dan perekonomian yang baik hendaknya mengarahkan pada peningkatan investasi untuk melayani permintaan dari laju pertumbuhan yang tinggi. Kabupaten/kota yang kaya sumber daya akan tetapi laju perekonomian biasa saja diarahkan pada peningkatan investasi penciptaan pasar baru bagi produk yang dihasilkan oleh kabupaten/kota masing-masing. Kabupaten/kota dengan karakteristik berkembang diarahkan pada peningkatan investasi untuk meningkatkan PDRB, dan untuk kabupaten/kota dengan karakteristik terbelakang investasi diarahkan pada diversifikasi hasil produksi.
121
7. Keterpaduan, konsistensi, sinkronisasi antara perencanaan pembangunan dengan pendanaan, dan antar Satuan Kerja Pemerintah Daerah dimana bentuk pertanggungjawaban kinerja pemerintah daerah didasarkan pada indikator dan mekanisme yang jelas bukan sekedar normatif.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Priyo Hari. 2005. Dampak Desentralisasi Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi : Studi pada Kabupaten dan Kota se Jawa – Bali. Jurnal Interdidipliner Kritis, Vol. XVII, No. 1, hal. 1 – 20. Ajija, Shochrul R., et al. 2011. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Salemba Empat : Jakarta Anonim. 2000. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah, Jakarta. Anonim. 2000. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah, Jakarta Anonim. 2014. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah, Jakarta. Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan Edisi ke 5. Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN. Yogyakarta. Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional. 2011. Pembangunan Kualitas Penduduk Menuju Bonus Demografi 2015 – 2040 (Perubahan Komposisi Penduduk dan Kebutuhan Pembiayaan Pendidikan). BKKBN : Jakarta. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan United Nations Development Programme. 2008. Studi Evaluasi Dampak Pemekaran Daerah 2001 – 2007, Building and Reinventing Decentralised Governance. BAPPENAS. Jakarta. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2013, Analisis Kesenjangan Antar Daerah 2013. BAPPENAS. Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2008. Analisis dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan 2008. Badan Pusat Statistik. Jakarta. ............2013. Indeks Pembangunan Manusia 2013, Badan Pusat Statistik. Jakarta. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. 2009. Jawa Tengah Dalam Angka 2009. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Semarang. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. 2010. Jawa Tengah Dalam Angka 2010. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Semarang.
............2011. Jawa Tengah Dalam Angka 2011. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Semarang. ............2012. Jawa Tengah Dalam Angka 2012. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Semarang. ............2013. Jawa Tengah Dalam Angka 2013. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Semarang. ............2014. Jawa Tengah Dalam Angka 2014. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Semarang. ............2009. Keadaan Angkatan Kerja di Jawa Tengah Tahun 2009. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Semarang. ............2010, Keadaan Angkatan Kerja di Jawa Tengah Tahun 2010. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Semarang. ............2011. Keadaan Angkatan Kerja di Jawa Tengah Tahun 2011. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Semarang. ............2012. Keadaan Angkatan Kerja di Jawa Tengah Tahun 2012. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Semarang. ............2013. Keadaan Angkatan Kerja di Jawa Tengah Tahun 2013. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Semarang. ............2014. Keadaan Angkatan Kerja di Jawa Tengah Tahun 2014. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Semarang. ............2014. Pemerataan Pendapatan dan Pola Konsumsi Penduduk Jawa Tengah Tahun 2012. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Semarang. Badrudin, Rudi. 2011. Pengaruh Belanja Modal dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Akutansi & Manajemen, Vol. 22, No. 1, hal 39 -66. Badrudin, Rudi. 2012. Evaluasi terhadap Implementasi Otonomi Daerah : Tinjauan Empiris di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Prosiding Kongres ISEI XVIII). PP-ISEI : Yogyakarta.
Bashir, Abdul dan Syamsurijal. 2012. Potret Perekonomian Daerah setelah Desentralisasi Fiskal di Provinsi Sumatera Selatan (Prosiding Kongres ISEI XVIII). PP-ISEI : Yogyakarta. Boediono. (1985). Teori Pertumbuhan Ekonomi. BPFE : Yogyakarta.
123
Boediono. (2009). Teori Pertumbuhan Ekonomi. BPFE : Yogyakarta. Daldjonie,N. 1987. Geogrqft Kesejahteraan I (Peradaban Dunia). P.T. Alumni : Bandung ............1996. Geogrqfi Kota dan Desa. P.T. Alumni: Bandung Dao, Minh Quang. 2012. Population and Economic Growth in Developing Countries. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, 2(1) Ehtisham, Ahmad., Jun Ma, Bob Searle dan Stefano Piperno. 2002. Intergovernmental Grant System : Application on General Framework to Indonesia. IMF Working Paper No. WP/02/128. IMF : Washington DC Firmansyah. 2009. Modul Regresi Data Panel : Aplikasi dengan Eviews 6.0. LSKE Undip : Semarang. Ghozali, Imam. 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 (Edisi 5). Badan Penerbit Undip : Semarang Greene, H. William. 1997. Econometric Analysis (Third Edition). Prentice Hall : New Jersey. Gilarso, T. 2004. Pengatar Ilmu Ekonomi Makro. Kanisius : Yogyakarta. Gujarati, D. 2003, Ekonometrika Dasar (dalam Sumarno Zein). Erlangga : Jakarta. Hariadi, Pramono. 2010. Dampak Pelaksanaan Otonomi Daerah terhadap Kesejahteraan Masyarakat Jawa Tengah. Trikonometrika, Vol. 9 No. 2, hal 72 – 77. J. Supranto. 2000. Teknik Sampling untuk Survei dan Eksperimen. PT. Rineka Cipta : Jakarta. Jhingan, M.L. 1996. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta. Judge, George., Carter R. Hill, William E. Griffiths, Helmut Lutketphol, dan Tsoung-Chao Lee. 1980. Introduction to The Theory and Practice of Econometrics. John Wiley & Son : New York. Kartasasmita, Ginandjar . 1996. Pembangunan Untuk Rakyat. Cides : Jakarta. Kemitraan. 2011, Pelatihan Perencanaan Pembangunan yang Berbasis MDGs Kota Surakarta, Modul Pelatihan Pelatihan Perencanaan Pembangunan yang Berbasis MDGs.Yogyakarta.
124
Koromath, Johanes Paulus, 2012, Analisis Dampak Belanja Modal dan Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun2007 - 2010(Prosiding Kongres ISEI XVIII). PP-ISEI : Yogyakarta.
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Ekonomi Pembangunan Teori, Masalah dan Kebijakan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. ...........2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Edisi 3. Jakarta : Penerbit Erlangga. Kutner, M.H., Nachtsheim, C.J. dan Neter, J. 2004. Applied Linear Regression Models Fourth Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc. : NewYork. Lia Amalia. 2007. Ekonomi Internasional, Edisi Pertama, Graha Ilmu : Yogyakarta. Lucas, David & Peter McDonald, Elisabeth Young, Christabel Young. 1982. Pengantar Kependudukan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. ANDI : Yogyakarta.
Mantra, Ida Bagus. 2000. Demografi Umum. Pustaka Pelajar : Jakarta. Minh Quang Dao. 2012. Population and Economic Growth in Developing Countries, International. Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, Vol. 2, No. 1 Multifiah. 2011. Telaah Kritis Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan dalam Tinjauan Konstitusi. Jurnal of Indonesian Applied Economics Volume 5 No. 1, Mei 2011 Mulyadi S. 2004. Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Pembangunan. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta. Musgrace, Richard A., Peggy B. Musgrave. 1985. Public Finance in Theory and Practice (Fourth Edition). McGraw Hill : New York. Nabuo, Akai dan Masyo, Sakata. 2001. Fiscal Decentralization Contributes to economic growth : Evidence from State-Level and Cross-Section Data for the United States, Journal of Urban Economics 52, 2002, 93 – 108 Nasution, Ade P. 2007. Peran dan Kompetensi Kemampuan Pemerintah terhadap Perkembangan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat di Kota Batam, Nazir, Muhammad. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia : Jakarta.
125
Pratowo, Nur Isa. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Jurnal Studi Ekonomi Indonesia, Vol 1, hal 15 - 31 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 32 tahun Pemerintahan Daerah, Pustaka Yustisia : Jakarta
2004
Tentang
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, Pustaka Yustisia : Jakarta. Rodriquez - Pose, Andres dan Ezcurra, Roberto. 2011, Is Fiscal Decentralization Harmful for Economic Growth? Evidence from tehe OECD Countries, Journal of Economic Geography, Issue 11, pp. 619 – 643 Ross,
John. 2004. Understanding the Demographic Dividend. http://www.policyproject.com/pubs/generalreport/demo_div.pdf. Tanggal Akses 1 Desember 2015.
Rostow, W.W. 1960. The Stages of Economic Growth : A Non – Communist Manifesto, Mac Millan, London Sukirno , Sadono. 1985. Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah, dan Dasar Kebijaksanaan. Lembaga Penerbit FE UI dan Bima Grafika : Jakarta. Sukirno , Sadono. 1994. Pengantar Teori Ekonomi Makro. Penerbit Raja Grafindo : Jakarta Sukirno , Sadono. 2000. Makro Ekonomi Modern : Perkembangan Pemikiran dari Klasik Hingga Keynesian Baru. PT Raja Grafindo Pustaka : Jakarta. Said, Mas’ud. 2008. Arah Baru Otonomi Daerah di Indonesia. UPT Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang : Malang. Saragih, Juli Panglima. 2003. Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah dalam Otonomi. Ghalia Indonesia : Jakarta. Sasana, Hadi. 2006. Analisis Dampak Desentralisasi Fiskal Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah, Dinamika Pembangunan, Vol. 3 No. 2, hal 145 – 170. Sasana, Hadi. 2009. Peran Desentralisasi Fiskal terhadap Kinerja Ekonomi di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah, Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol.10, No. 1, Juni 2009, hal 103 – 124 Sirojuzilam. 2008. Disparitas Ekonomi dan Perencanaan Regional : Ketimpangan Ekonomi Wilayah Barat dan Wilayah Timur Provinsi Sumatera Utara. Pustaka Bangsa : Medan
126
Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi, Niaga Swadaya : Padang. Slinko, Irina. 2002. Fiscal Decentralization on The Budget Revenue Inequality among Munipacalities and Growth Russian Region. EERC Working Paper Series. Russia & CIS : Moscow. Tarigan, M.R.P. Robinson. 2005. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. PT Bumi Aksara : Jakarta. Todaro, Michael P. dan Smith, Stephen C. 2006, Pembangunan Ekonomi, Jilid I. Erlangga : Jakarta. Trabold-Nebler, Harald. (1991). The Human Development Index - A New Development Indicator?. Intereconomics, Vol. September/October 1991, hal 236 – 243. Vasquez, Martinez dan Robert, M Mc Nab. 2001. Fiscal Decentralization and Economic Growth, International Studies Program working Paper, Georgia State University Ven, Rutger Van der dan Smits, Jeroen. 2011. The Demographic Window of Opportunity: Age Structure and Sub-national Economic Growth in Developing Countries, Working Papper, NiCE, 11-102 Vijayakumar, Sinnathurai. 2013. An Empirical Study on the Nexus of Poverty,GDP Growth, Dependency Ratio and Employment in Developing Countries, Journal of Competitiveness, Vol. 5, Issue 2, pp. 67-82 Wibisono, Yusuf. 2005. Metode Statistika. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta Witjaksono, Mit. 2009. Pembangunan Ekonomi dan Ekonomi Pembangunan : Telaah Istilah dan Orientasi dalam Konteks Studi Pembangunan. JESP Vol. 1, No. 1, Hal. 3 – 12. Widarjono, Agus. 2007. Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis (Edisi kedua). Ekonisia FE UII : Yogyakarta. Widhiyanto, Imam. 2008. Fiscal Decentralization and Indonesia Regional Income Disparity 1994 - 2004. Jurnal Keuangan, Vol. 5, No. 1, hal. 19 – 53. Winarno, Wing Wahyu. 2007. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. UPP STIM YKPN : Yogyakarta. World Bank. 2003 World Development Report 2003. 1818 H Street NW : Washington, D.C.
127
LAMPIRAN A
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
LAMPIRAN B
DATA HASIL PENELITAN
145
146
147
148
LAMPIRAN C
PENGHITUNGAN INDEKS KINERJA EKONOMI DAERAH
150
151
152
153
LAMPIRAN D
PENGHITUNGAN INDEKS WILLIAMSONS ADHB
155
156
157
PENGHITUNGAN INDEKS WILLIAMSONS ADHK
158
159
160
LAMPIRAN E
162
163
164
165
LAMPIRAN F
166
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
A. Model Regresi 1. Common Effect Model Tabel
Common Effect Model
Dependent Variable: IPM? Method: Pooled EGLS (Cross-section weights) Date: 01/30/16 Time: 00:35 Sample: 2010 2013 Included observations: 4 Cross-sections included: 35 Total pool (balanced) observations: 140 Linear estimation after one-step weighting matrix Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C IKE? DRYOUNG? DROLD? TKIND? TKTANI? DFF1? DFF2? DFF3? DFF4?
82.16821 0.053490 -0.224888 0.077399 1.264753 -4.827436 11.87268 -0.464218 -5.467751 -10.59967
1.368172 0.032080 0.014765 0.025725 0.797096 0.597190 2.303208 1.536756 5.101295 2.808908
60.05692 1.667375 -15.23120 3.008739 1.586701 -8.083579 5.154846 -0.302077 -1.071836 -3.773593
0.0000 0.0978 0.0000 0.0032 0.1150 0.0000 0.0000 0.7631 0.2858 0.0002
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.914781 0.908882 0.980983 155.0544 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
109.4266 67.51500 125.1025 0.599204
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.789709 139.0928
Mean dependent var Durbin-Watson stat
Sumber : Hasil output data panel Eviews 7
167
73.15086 0.254904
2. Fixed Effect Model Tabel
Fixed Effect Model
Dependent Variable: IPM? Method: Pooled EGLS (Cross-section weights) Date: 01/30/16 Time: 01:07 Sample: 2010 2013 Included observations: 4 Cross-sections included: 35 Total pool (balanced) observations: 140 Linear estimation after one-step weighting matrix White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected) Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C IKE? DRYOUNG? DROLD? TKIND? TKTANI? DFF1? DFF2? DFF3? DFF4? Fixed Effects (Cross) _CILACAP--C _BANYUMAS--C _PURBALINGGA--C _BANJARNEGARA--C _KEBUMEN--C _PURWOREJO--C _WONOSOBO--C _MAGELANG--C _BOYOLALI--C _KLATEN--C _SUKOHARJO--C _WONOGIRI--C _KARANGANYAR--C _SRAGEN--C _GROBOGAN--C _BLORA--C _REMBANG--C _PATI--C _KUDUS--C _JEPARA--C _DEMAK--C _SEMARANG--C _TEMANGGUNG--C _KENDAL--C _BATANG--C _PEKALONGAN--C _PEMALANG--C
72.82155 0.278559 0.022743 0.007709 0.010664 -2.830820 2.422754 -1.216373 -13.63182 -4.399037
0.724269 0.045503 0.003852 0.015423 0.433844 0.181637 0.911160 0.782544 1.585091 0.699842
100.5449 6.121718 5.904787 0.499839 0.024581 -15.58503 2.658978 -1.554383 -8.600025 -6.285757
0.0000 0.0000 0.0000 0.6183 0.9804 0.0000 0.0092 0.1234 0.0000 0.0000
-2.031953 0.070955 -0.014155 -1.631845 -0.641082 0.633649 -0.513061 0.716649 -1.621730 1.206091 0.335606 0.475949 0.915978 -1.141850 -0.027607 -0.092276 0.658466 1.132330 -2.897708 0.130236 1.031009 1.603567 2.535735 -1.702497 -1.373955 -0.913390 -1.938485
168
_TEGAL--C _BREBES--C _KMAGELANG--C _KSURAKARTA--C _KSALATIGA--C _KSEMARANG--C _KPEKALONGAN--C _KTEGAL--C
-1.420775 -3.576625 2.086382 2.962159 3.031921 1.048670 0.741760 0.221883 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.996484 0.994909 0.225375 632.6615 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
93.48845 45.92603 4.876231 1.890420
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.992511 4.953209
Mean dependent var Durbin-Watson stat
Sumber : Hasil output data panel Eviews 7
169
73.15086 1.800331
3. Random Effect Model Tabel
Random Effect Model
Dependent Variable: IPM? Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 01/30/16 Time: 00:48 Sample: 2010 2013 Included observations: 4 Cross-sections included: 35 Total pool (balanced) observations: 140 Swamy and Arora estimator of component variances White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected) Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C IKE? DRYOUNG? DROLD? TKIND? TKTANI? DFF1? DFF2? DFF3? DFF4? Random Effects (Cross) _CILACAP--C _BANYUMAS--C _PURBALINGGA--C _BANJARNEGARA--C _KEBUMEN--C _PURWOREJO--C _WONOSOBO--C _MAGELANG--C _BOYOLALI--C _KLATEN--C _SUKOHARJO--C _WONOGIRI--C _KARANGANYAR--C _SRAGEN--C _GROBOGAN--C _BLORA--C _REMBANG--C _PATI--C _KUDUS--C _JEPARA--C _DEMAK--C _SEMARANG--C _TEMANGGUNG--C _KENDAL--C _BATANG--C _PEKALONGAN--C _PEMALANG--C
74.73681 0.214843 -0.017024 0.037360 0.092988 -3.506786 4.952999 -1.881777 -12.60149 -4.033559
1.270144 0.068857 0.010268 0.027020 0.566614 0.398860 2.172278 0.855290 3.359401 1.409094
58.84119 3.120139 -1.658020 1.382680 0.164112 -8.792032 2.280094 -2.200163 -3.751112 -2.862519
0.0000 0.0022 0.0997 0.1691 0.8699 0.0000 0.0242 0.0296 0.0003 0.0049
-1.468516 -0.153252 0.035111 -1.360589 -0.462492 0.631378 -0.276409 0.716051 -1.681482 0.992898 0.139822 0.247111 0.898235 -1.176063 0.198624 -0.124253 0.586341 0.972791 -2.391094 0.128021 1.196428 1.482496 2.518635 -1.510745 -1.317575 -0.782741 -1.610127
170
_TEGAL--C _BREBES--C _KMAGELANG--C _KSURAKARTA--C _KSALATIGA--C _KSEMARANG--C _KPEKALONGAN--C _KTEGAL--C
-1.165452 -3.068465 1.741950 2.492287 2.527206 0.640860 0.645782 -0.242774 Effects Specification S.D.
Cross-section random Idiosyncratic random
1.014698 0.226573
Rho 0.9525 0.0475
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.821745 0.809404 0.255228 66.58804 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
8.116542 0.584617 8.468361 1.232724
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.602153 263.1480
Mean dependent var Durbin-Watson stat
Sumber : Hasil output data panel Eviews 7
171
73.15086 0.039670
B. Pemilihan Model Terbaik 1. Common dan Fixed Effect Model H0
: Common Effect Model lebih baik
H1
: Fixed Effect Model lebih baik
Tabel
Uji Redudant Fixed Effects – Likelihood Ratio
Redundant Fixed Effects Tests Pool: FIXED_COMMON Test cross-section fixed effects Effects Test
Statistic
Cross-section F
168.248844
d.f.
Prob.
(34,96)
0.0000
Sumber : Hasil output data panel Eviews 7 Hasil output menunjukkan p-value = 0.0000 < α (0.05), kesimpulannya H0 ditolak sehingga Fixed Effect Model lebih baik
2. Random dan Fixed Effect Model H0
: Random Effect Model lebih baik
H1
: Fixed Effect Model lebih baik
Tabel
Uji Correlated Random Effects – Hausman Test
Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: RANDOM_FIXED Test cross-section random effects
Test Summary Cross-section random
172
Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob.
43.961625
9
0.0000
Cross-section random effects test comparisons: Variable IKE DRYOUNG DROLD TKIND TKTANI DFF1 DFF2 DFF3 DFF4
Fixed 0.274165 0.015855 0.010536 -0.008479 -2.832094 2.330472 -1.710551 -13.183070 -4.442020
Random
Var(Diff.)
Prob.
0.214843 -0.017024 0.037360 0.092988 -3.506786 4.952999 -1.881777 -12.601491 -4.033559
0.001471 0.000034 0.000148 0.070381 0.046401 0.801841 0.040282 0.625886 1.677633
0.1220 0.0000 0.0272 0.7021 0.0017 0.0034 0.3936 0.4623 0.7525
Sumber : Hasil output data panel Eviews 7 Hasil output menunjukkan p-value = 0.0000 < α (0.05), kesimpulannya H0 ditolak sehingga Fixed Effect Model lebih baik
Hasil pengujian model terbaik menunjukkan bahwa model terbaik adalah model Fixed Effect.
173
UJI ASUMSI KLASIK A. Uji Multikolinieritas Tabel
Correlation Matrix antar Variabel Idependent
Sumber : Hasil output data panel Eviews 7 Tabel di atas memperlihatkan bahwa tidak terdapat hubungan variabel bebas dengan nilai lebih dari 0,8, sehingga dapat disimpulkan bahwa antar variabel bebas tidak terdapat multikolinieritas. Data dikatakan teridentifikasi multikolinieritas apabila koefisien korelasi antar variabel independen lebih dari atau sama dengan 0,8 (Gujarati, 2003) Tabel
Nilai Tolerance dan VIF
Sumber : Hasil output data panel SPSS 17
174
Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2011;106). Hasil output menunjukkan semua variabel memiliki nilai Tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10 disimpulkan tidak ada multikolinieritas.
B. Uji Heteroskedastisitas Tabel
Uji Heteroskedastisitas dengan White Test
Heteroskedasticity Test: White F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS
0.650427 6.032497 4.306378
Prob. F(9,130) Prob. Chi-Square(9) Prob. Chi-Square(9)
0.7520 0.7367 0.8901
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 01/30/16 Time: 22:32 Sample: 1 140 Included observations: 140 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C IKE^2 DRYOUNG^2 DROLD^2 TKIND^2 TKTANI^2 DFF1^2 DFF2^2 DFF3^2 DFF4^2
2.418031 -0.001995 -0.000287 -0.002391 -3.543412 0.288430 -6.512173 -0.890658 -7.663318 -17.33551
1.266937 0.003042 0.000407 0.002078 3.126379 1.499010 11.23755 2.715669 77.99738 32.03506
1.908565 -0.655964 -0.704937 -1.150566 -1.133392 0.192413 -0.579501 -0.327970 -0.098251 -0.541142
0.0585 0.5130 0.4821 0.2520 0.2591 0.8477 0.5633 0.7435 0.9219 0.5893
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.043089 -0.023158 1.260315 206.4912 -225.8545 0.650427 0.752024
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Sumber : Hasil output data panel Eviews 7
175
0.964815 1.245970 3.369350 3.579467 3.454735 1.154426
H0
: Tidak terjadi heteroskedasitas
H1
: Terjadi heteroskedasitas
Hasil output menunjukkan Obs*R-squared = 6,032497 <
= 9,34182 atau
p-value Obs*R-squared = 0,7367 > α (0,05) sehingga disimpulkan H0 tidak ditolak sehingga tidak terjadi heteroskedasitas
C. Uji Autokorelasi Tabel
Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.996484 0.994909 0.225375 632.6615 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
93.48845 45.92603 4.876231 1.890420
Sumber : Hasil output data panel Eviews 7 Nilai Durbin-Watson hasil output sebesar 1,890420 berada di antara du (1,874) dan 4-du (2,126) sehingga disimpulkan tidak ada autokorelasi.
D. Uji Normalitas Gambar
Uji Normalitas
Sumber : Hasil output data panel Eviews 7 176
H0 : error term terdistribusi normal H1 : error term tidak terdistribusi normal Hasil output menunjukkan p-value = 0,6974 > α (0,05) Kesimpulan H0 tidak ditolak sehingga error term terdistribusi normal.
177